3. INFORMASI INDIKATOR KINERJA DIREKTORAT PENANGANAN PELANGGARAN 2018
IKU 1 : Persentase penyelesaian tindak pidana kelautan dan perikanan tingkat pemilik/korporasi yang disidik secara akuntabel
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
1 PERPEKTIF Customer
2 SASARAN STRATEGIS Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan
3 DEFINISI Penyelesaian perkara tindak pidana kelautan dan perikanan terhadap pemilik/korporasi yaitu sampai dengan tahap P-21 (berkas perkara dinyatakan lengkap)
4 FORMULA
PENGHITUNGAN/PENGUKURAN
xtpkp = Persentase perkara terhadap pemilik/korporasi yang selesai disidik secara
akuntabel (%)
a = Jumlah perkara terhadap pemilik/korporasi yang telah selesai ditangani (P-12)
b n-1 = Jumlah perkara terhadap pemilik/korporasi yang terjadi s/d 1 bulan sebelum bulan
berjalan, yang telah diterbitkan SPDP dan Sprindik (kasus).
Penjelasan :
Penyelesaian perkara tindak pidana kelautan dan perikanan yaitu sampai dengan tahap P-21 [berkas perkara dinyatakan lengkap]
5 SATUAN PENGUKURAN % (persen)
Xtpkp = a x 100% b n-1
6 VALIDITAS Lag output
7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG
JAWAB
Dit. Penanganan Pelanggaran
8 SUMBER DATA Dit. Penanganan Pelanggaran
9 JENIS KONSOLIDASI Rata-rata
10 METODE CASCADING Buat baru
11 KLASIFIKASI Maximize
12 PERIODE LAPORAN Bulanan
IKU 2 : Persentase perkara tindak pidana kelautan dan perikanan yang disidik secara akuntabel
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
1 PERPEKTIF Internal Process
2 SASARAN STRATEGIS Terselenggaranya penanganan pelanggaran secara professional dan efekif
3 DEFINISI Penyelesaian perkara tindak pidana kelautan dan perikanan sampai dengan P-21 (berkas perkara dinyatakan lengkap)
4 FORMULA
PENGHITUNGAN/PENGUKURAN
Xtpkp = Xtpk + Xtpp
2
xtpkp = Persentase perkara tindak pidana kelautan dan perikanan yang selesai disidik secara
akuntabel (%)
xtpk = Persentase perkara tindak pidana kelautan yang selesai disidik secara akuntabel (%)
xtpp = Persentase perkara tindak pidana perikanan yang selesai disidik secara akuntabel
(%)
dimana;
𝑥𝑡𝑝𝑘 = a
b𝑛−1 × 100%
xtpk = Persentase perkara tindak pidana kelautan yang selesai disidik secara akuntabel (%)
a = Jumlah perkara tindak pidana kelautan yang telah selesai ditangani (P-12)
bn-1 = Jumlah perkara tingkat tindak pidana kelautan yang terjadi s/d 1 bulan sebelum bulan
berjalan, yang telah diterbitkan SPDP dan Sprindik (kasus)
𝑥𝑡𝑝𝑝 = a
b𝑛−1 × 100%
xtpp = Persentase perkara tindak pidana perikanan yang selesai disidik secara akuntabel (%)
a = Jumlah perkara tindak pidana kelautan yang telah selesai ditangani (P-12)
bn-1 = Jumlah perkara tingkat tindak pidana kelautan yang terjadi s/d 1 bulan sebelum bulan
berjalan, yang telah diterbitkan SPDP dan Sprindik (kasus)
5 SATUAN PENGUKURAN % (persen)
6 VALIDITAS Lag output
7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG
JAWAB
Dit. Penanganan Pelanggaran
8 SUMBER DATA Dit. Penanganan Pelanggaran
9 JENIS KONSOLIDASI Nilai Posisi Akhir
10 METODE CASCADING Adopsi Langsung
11 KLASIFIKASI Maximize
12 PERIODE LAPORAN Bulanan
IKU 3 : Persentase Barang Bukti dan Awak kapal yang selesai ditangani secara akuntabel
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
1 PERPEKTIF Internal Process
2 SASARAN STRATEGIS Terselenggaranya penanganan pelanggaran secara professional dan efekif
3 DEFINISI
1. Barang bukti yang selesai ditangani adalah barang bukti yang sudah diserahkan ke JPU (Jaksa Penunut Umum)
2. Awak kapal yang selesai ditangani adalah awak kapal yang sudah dipulangkan ke negara/daerah asal, atau yang sudah diserahkan ke pihak/instansi terkait.
4 FORMULA
PENGHITUNGAN/PENGUKURAN
Xbbak = Persentase barang bukti dan awak kapal yang selesai ditangani secara akuntabel (%)
Xbb = Persentase barang bukti yang selesai ditangani secara akuntabel (%)
Xak = Persentase awak kapal yang selesai ditangani secara akuntabel (%)
Dimana;
Xbb = Persentase barang bukti yang selesai ditangani secara akuntabel (%)
a = Jumlah barang bukti yang selesai ditangani (kasus)
b = Jumlah barang bukti tindak pidana perikanan yang terjadi (kasus)
Xbb = a x 100% b
Xbbak = Xbb + xak
2
Xak= Persentase awak kapal yang selesai ditangani secara akuntabel (%)
a = Jumlah awak yang selesai ditangani (kasus)
b = Jumlah awak kapal yang ditangani (kasus)
5 SATUAN PENGUKURAN % (persen)
6 VALIDITAS Lag output
7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG
JAWAB
Dit. Penanganan Pelanggaran
8 SUMBER DATA Dit. Penanganan Pelanggaran
9 JENIS KONSOLIDASI Nilai Posisi Akhir
10 METODE CASCADING Buat baru
11 KLASIFIKASI Maximize
12 PERIODE LAPORAN Bulanan
Xak = a x 100% b
IKU 4 : Persentase Tindak Pidana Kelautan dan Perikanan yang ditangani PPNS Perikanan yang terdokumentasikan perkembangan tindak lanjutnya
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
1 PERPEKTIF Internal Process
2 SASARAN STRATEGIS Terselenggaranya penanganan pelanggaran secara professional dan efekif
3 DEFINISI
Jumlah TPKP yang terdokumentasikan perkembangan tindaklanjutnya dibandingkan dengan jumlah TPKP yang diterimas/masuk dalam data base
4 FORMULA
PENGHITUNGAN/PENGUKURAN
X = Persentase jumlah kasus TPKP yang ditangani PPNS yang terdokumentasikan (%)
a = Jumlah TPKP yang terdokumentasikan perkembangan tindak lanjutnya (kasus)
b = Jumlah TPKP yang diterima/masuk dalam database (kasus)
5 SATUAN PENGUKURAN % (persen)
6 VALIDITAS Lag output
7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG
JAWAB
Dit. Penanganan Pelanggaran
8 SUMBER DATA Dit. Penanganan Pelanggaran
9 JENIS KONSOLIDASI Rata-rata
X = a X 100% b
IKU 5 : Forum Koordinasi Penanganan Tindak Pidana di Bidang Perikanan yang terbentuk dan terselenggara
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
1 PERPEKTIF Internal Process
2 SASARAN STRATEGIS Terselenggaranya penanganan pelanggaran secara professional dan efekif
3 DEFINISI
Pembentukan Forum Koordinasi Penanganan Tindak PIdana Perikanan mengacu pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomoor PER.13/MEN/2005 sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.18/MEN/2011.
4 FORMULA
PENGHITUNGAN/PENGUKURAN
X = Jumlah forum koordinasi tindak pidana kelautan dan perikanan yang terbentuk dan
terselenggara
a = Forum koordinasi tindak pidana kelautan dan perikanan yang terbentuk dan
terselenggara
5 SATUAN PENGUKURAN Jumlah
6 VALIDITAS Lead process
7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG
JAWAB
Dit. Penanganan Pelanggaran
X = Ʃ a
8 SUMBER DATA Dit. Penanganan Pelanggaran
9 JENIS KONSOLIDASI Akumulasi
10 METODE CASCADING Buat baru
11 KLASIFIKASI Maximize
12 PERIODE LAPORAN Bulanan
IKU 6 : Persentase Fasilitasi Administrasi PPNS Perikanan yang terselesaikan
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
1 PERPEKTIF Internal Process
2 SASARAN STRATEGIS Terselenggaranya penanganan pelanggaran secara professional dan efekif
3 DEFINISI
Jumlah administrasi PPNS Perikanan yang diselesaikan dibandingkan dengan jumlah administrasi PPNS Perikanan yang diusulkan
4 FORMULA
PENGHITUNGAN/PENGUKURAN
X = Persentase fasilitasi administrasi PPNS Perikanan yang terselesaikan (%)
a = Jumlah perkdministrasi PPNS perikanan yang diselesaikan (orang)
b = Jumlah administrasi PPNS Perikanan yang diusulkan (orang)
5 SATUAN PENGUKURAN % (persen)
6 VALIDITAS Lag output
7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG
JAWAB
Dit. Penanganan Pelanggaran
8 SUMBER DATA Dit. Penanganan Pelanggaran
9 JENIS KONSOLIDASI Rata-rata
X = a x 100% b
IKU 7 : Tersedianya PPNS Perikanan/Aparat Penegak Hukum Kelautan dan Perikanan yang ditingkatkan kapasitasnya
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
1 PERPEKTIF Internal Process
2 SASARAN STRATEGIS Terselenggaranya penanganan pelanggaran secara professional dan efekif
3 DEFINISI Jumlah PPNS Perikanan/aparat penegak hukum di bidang kelautan dan perikanan yang ditingkatkan kapasitasnya
4 FORMULA
PENGHITUNGAN/PENGUKURAN
X = Jumlah PPNS Perikanan/aparat penegak hukum di bidang kelautan dan
perikanan yang ditingkatkan kapasitasnya
a = PPNS Perikanan/aparat penegak hukum di bidang kelautan dan
perikanan yang ditingkatkan kapasitasnya
5 SATUAN PENGUKURAN Jumlah (orang)
6 VALIDITAS Lead process
7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG
JAWAB
Dit. Penanganan Pelanggaran
X = Ʃ a
8 SUMBER DATA Dit. Penanganan Pelanggaran
9 JENIS KONSOLIDASI Akumulasi
10 METODE CASCADING Buat Baru
11 KLASIFIKASI Maximize
12 PERIODE LAPORAN Bulanan
IKU 8 : Persentase data dan informasi TPKP nasional yang terintegrasi dengan instansi terkait, akurat dan handal
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
1 PERPEKTIF Internal Process
2 SASARAN STRATEGIS Terselenggaranya penanganan pelanggaran secara professional dan efekif
3 DEFINISI Jumlah kasus P-21 yang telah dimasukan ke dalam aplikasi TPP Nasional dibandingkan dengan jumlah kasus P-21 yang ada
4 FORMULA
PENGHITUNGAN/PENGUKURAN
X = Persentase data dan informasi tindak pidana kelautan dan perikanan nasional yang
terintegrasi dengan instansi terkait, akurat dan handal (%)
a = Jumlah kasus P-21 yang telah dimasukan ke dalam aplikasi TPP Nasional
b = Jumlah kasus P-21 yang ada
5 SATUAN PENGUKURAN % (persen)
6 VALIDITAS Lead process
7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG
JAWAB
Dit. Penanganan Pelanggaran
8 SUMBER DATA Dit. Penanganan Pelanggaran
X = a x 100% b
9 JENIS KONSOLIDASI Rata-rata
10 METODE CASCADING Buat baru
11 KLASIFIKASI Maximize
12 PERIODE LAPORAN Bulanan
IKU 9 : Persentase fasilitasi pemulangan Nelayan Indonesia yang melakukan lintas batas dan pelanggaran bidang perikanan di negara lain
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
1 PERPEKTIF Internal Process
2 SASARAN STRATEGIS Terselenggaranya penanganan pelanggaran secara professional dan efekif
3 DEFINISI Jumlah nelayan WNI yang dipulangkan karena telah melakukan lintas batas dan pelanggaran bidang perikanan di negara lain
4 FORMULA
PENGHITUNGAN/PENGUKURAN
X = Persentase nelayan Indonesia yang difasilitasi pemulangannya (%)
a = Jumlah nelayan Indonesia yang dipulangkan atas permohonan dari perwakilan RI di
negara lain (negara penangkap)
b = Jumlah nelayan Indonesia yang dimohonkan oleh perwakilan RI di negera lain untuk
dipulangkan ke Indonesia
Penjelasan:
a = Jumlah nelayan Indonesia yang berhasil dipulangkan berdasarkan
informasi/permohonan dari perwakilan RI di negara lain
b = Jumlah nelayan Indonesia yang dimohonkan secara resmi (via surat) oleh perwakilan
RI di negara lain untuk dipulangkan ke Indonesia.
5 SATUAN PENGUKURAN % (persen)
6 VALIDITAS Lag output
X = a x 100% b
7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG
JAWAB
Dit. Penanganan Pelanggaran
8 SUMBER DATA Dit. Penanganan Pelanggaran
9 JENIS KONSOLIDASI Nilai Posisi Akhir
10 METODE CASCADING Buat baru
11 KLASIFIKASI Maximize
12 PERIODE LAPORAN Bulanan
IKU 10: Indeks Kompetensi dan Integritas
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
1 PERSPEKTIF Learning and Growth
2 SASARAN STRATEGIS Terwujudnya Aparatur Sipil Negara Direktorat Penanganan Pelanggaran yang kompeten,
profesional dan berintegritas
3 DEFINISI Kompetensi adalah kemampuan utk melaksanakan tugas sesuai dgn kemampuan & pengetahuan
Integritas adalah kecendrungan untuk sikap yang patuh pada aturan dan norma Indeks Kompetensi dan Integritas dimaksud terdiri dari Kompetensi Hasil Asesmen,
Kehadiran Pegawai, Capaian Kinerja (SKP), LHKASN/LHKPN, terhadap Pejabat yang telah dilakukan Asesmen
4 FORMULA
PERHITUNGAN/PENGUKURAN
Keterangan:
KI : Indeks Kompetensi dan Integritas Direktorat Penanganan Pelanggaran KompAses : Dengan membandingkan kompetensi hasil rekomendasi penilaian
kompetensi/asesmen dari Asesor dengan jenis standar kompetensi yang dipersyaratkan sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 3A/KEPMEN-SJ/2014
KompSKP : Persentase capaian output pegawai pada SKP KompAbs : Persentase tingkat kehadiran pegawai KompLHKPN : LHKASN/LHKPN (jabatan fungsional umum atau seluruh staf)/LHKPN (PBJ,
KPA, Penandatangan SPM, Bendahara Pengeluaran/penerimaan, lihat di Permen 20 tahun 2013)
n : Jumlah variabel
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
5 SATUAN PENGUKURAN Indeks
6 VALIDITAS Lead input/Lag Output
7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB Direktorat Penanganan Pelanggaran
8 SUMBER DATA
Hasil rekomendasi penilaian kompetensi/asesmen terhadap pejabat yang telah mengikuti Assessment
SKP Pegawai Finger Print Absen LHKASN/LHKPN
9 JENIS KONSOLIDASI Nilai Posisi Akhir
10 METODE CASCADING Lingkup Dipersempit
11 KLASIFIKASI Maximize
12 PERIODE PELAPORAN Triwulanan
IKU 11: Persentase Unit Kerja yang menerapkan sistem Manajemen Pengetahuan yang terstandar lingkup
Direktorat Penanganan Pelanggaran
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
1 PERSPEKTIF Learning and Growth
2 SASARAN STRATEGIS Tersedianya manajemen pengetahuan Direktorat Penanganan Pelanggaran yang handal dan
mudah diakses
3 DEFINISI Sistem Manajemen Pengetahuan adalah suatu rangkaian yang memanfaatkan teknologi
informasi yang digunakan oleh instansi pemerintah ataupun swasta untuk mengidentifikasi,
menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali,
diketahui dan dipelajari.
Jumlah unit kerja yang tergabung dalam media yang menshared data sesuai dengan data yang
di distribusikan.
4 FORMULA
PERHITUNGAN/PENGUKURAN
Keterangan:
ΣUnit Kerja : Unit Kerja Level 1 dan 2 yang Menerapkan Sistem MP
ΣTotal : Total Unit Kerja Level 1 dan 2 Keseluruhan
5 SATUAN PENGUKURAN Persen (%)
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
6 VALIDITAS Lead process/Lag Output
7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB Direktorat Penanganan Pelanggaran
8 SUMBER DATA www.sip.kkp.go.id dan www.djpsdkp.go.id
9 JENIS KONSOLIDASI Nilai Posisi Akhir
10 METODE CASCADING Lingkup Dipersempit
11 KLASIFIKASI Maximize
12 PERIODE PELAPORAN Triwulanan
IKU 12: Persentase pemenuhan dokumen Reformasi Birokrasi Direktorat Penanganan Pelanggaran
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
1 PERSPEKTIF Learning and Growth
2 SASARAN STRATEGIS Terwujudnya birokrasi Direktorat Penanganan Pelanggaran yang efektif, efisien dan
berorientasi pada layanan prima
3 DEFINISI Reformasi birokrasi adalah upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan
mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-
aspek: (a) kelembagaan atau organisasi; (b) ketatalaksanaan atau business process; dan
(c) sumber daya manusia aparatur. Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Tujuan reformasi birokrasi adalah membangun atau membentuk profil dan perilaku
aparatur negara dengan : (1) integritas tinggi; (2) produktivitas tinggi dan bertanggung
jawab; dan (3) kemampuan memberikan pelayanan yang prima. Pelayanan prima adalah
kepuasan yang dirasakan oleh publik sebagai dampak dari hasil kerja birokrasi yang
profesional.
Sasaran reformasi birokrasi adalah mengubah pola pikir (mindset) dan budaya kerja
(cultural set), serta sistem manajemen pemerintahan yang berfokus pada : (1)
kelembagaan (organisasi); (2) budaya organisasi; (3) ketatalaksanaan (sistem, proses,
prosedur kerja yang efisien dan efektif); (4) deregulasi birokrasi (regulasi yang lebih
tertib, tidak tumpang tindih, kondusif); (5) sumber daya manusia (SDM yang kompeten,
berintegritas, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera); (6) pengawasan internal
(akuntabilitas kinerja); dan (7) peningkatan kualitas pelayanan publik.
4 FORMULA
PERHITUNGAN/PENGUKURAN
Akan dilaksanakan oleh Tim Penilaian Mandiri Reformasi Birokrasi Ditjen. PSDKP dengan
menggunakan instrumen yang sudah dirumuskan oleh Tim Menpan RB.
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
5 SATUAN PENGUKURAN Nilai
6 VALIDITAS Lag Output
7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB Direktorat Penanganan Pelanggaran
8 SUMBER DATA Hasil penilaian lembar kerja evaluasi Kemenpan dan RB
9 JENIS KONSOLIDASI Nilai Posisi Akhir
10 METODE CASCADING Lingkup Dipersempit
11 KLASIFIKASI Maximize
12 PERIODE PELAPORAN Triwulanan
IKU 13: Level Maturitas SPIP Direktorat Penanganan Pelanggaran
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
1 PERSPEKTIF Learning and Growth
2 SASARAN STRATEGIS Terwujudnya birokrasi Direktorat Penanganan Pelanggaran yang efektif, efisien dan
berorientasi pada layanan prima
3 DEFINISI Tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP adalah tingkat kematangan/kesempurnaan
penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah dalam mencapai tujuan
pengendalian intern di lingkungan Direktorat Penanganan Pelanggaran.
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
4 FORMULA
PERHITUNGAN/PENGUKURAN
Berdasarkan hasil evaluasi tingkat maturitas SPIP oleh BPKP pada Eselon I Tahun 2017
dengan mengadopsi langsung dari hasil evaluasi oleh BPKP.
Dalam hal BPKP tidak melakukan evaluasi tingkat maturitas SPIP pada tingkatan Eselon I,
maka data capaian dapat diambil dari hasil pengukuran mandiri tim internal KKP
(Inspektorat Jenderal KKP) dengan menggunakan pedoman dari BPKP.
5 SATUAN PENGUKURAN Nilai (level)
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
6 VALIDITAS Lead process/Lag Output
7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB Direktorat Penanganan Pelanggaran
8 SUMBER DATA BPKP dan Inspektorat Jenderal
9 JENIS KONSOLIDASI Nilai Posisi Akhir
10 METODE CASCADING Lingkup Dipersempit
11 KLASIFIKASI Maximize
12 PERIODE PELAPORAN Triwulanan
IKU 14: Persentase Tindak Lanjut Direktif Pimpinan
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
1 PERSPEKTIF Learning and Growth
2 SASARAN STRATEGIS Terwujudnya birokrasi Direktorat Penanganan Pelanggaran yang efektif, efisien dan
berorientasi pada layanan prima
3 DEFINISI Directive Pimpinan adalah arahan pimpinan dalam Rapat Pimpinan, Rapat Terbatas, Sidang Kabinet, dan Rapat Kerja
Pemantauan atas tindaklanjut Direktif pimpinan dilakukan menggunakan Sistem Aplikasi Directive Monitoring System (DMS). Alamat url aplikasi : http://kinerjaku.kkp.go.id/dms/
Arahan pimpinan dan informasi diinput oleh Biro Perencanaan KKP ke DMS dan secara otomatis masuk ke akun DMS Eselon I penanggung jawab arahan tersebut.
Tindaklanjut Eselon I adalah langkah/kegiatan yang dilakukan Eselon I dalam rangka menyelesaikan arahan pimpinan, yang diinput ke dalam sistem DMS.
Jangka waktu untuk menindaklanjuti arahan pimpinan adalah 2 minggu setelah arahan diinput ke sistem DMS. Diatas 2 minggu akan dinyatakan jatuh tempo/tidak selesai apabila tidak ditindaklanjuti.
Tindak lanjut arahan akan diverifikasi oleh Biro Perencanaan untuk dinyatakan “selesai” atau “Perlu koreksi/proses lebih lanjut”.
Status tindaklanjut akan ditampilkan pada dashboard sistem DMS.
4 FORMULA
PERHITUNGAN/PENGUKURAN
Periode 1 tahun yang dihitung yaitu arahan yang muncul triwulan IV tahun lalu dan
triwulan I, II, III berjalan.
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
Dihitung dari Persentase Arahan MKP yang ditindaklanjuti oleh Eselon I dalam status
“Selesai” dibanding total Arahan MKP ke Eselon I.
Persentase TDP=
Keterangan :
As = Arahan yang telah selesai ditindaklanjuti
AT = Total arahan menteri yang turun ke Eselon 1 (lingkup dipersempit)
TDP = Tindak lanjut arahan MKP ke Eselon I
5 SATUAN PENGUKURAN Persen (%)
6 VALIDITAS Lag Output
7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB Direktorat Penanganan Pelanggaran
8 SUMBER DATA Sistem Aplikasi Directive Monitoring System (DMS) , Biro Perencanaan Sekjen
9 JENIS KONSOLIDASI Nilai Posisi Akhir
10 METODE CASCADING Lingkup Dipersempit
11 KLASIFIKASI Maximize
12 PERIODE PELAPORAN Triwulanan
As
AT
X 100%
IKU 15: Persentase pemenuhan dokumen AKIP Direktorat Penanganan Pelanggaran
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
1 PERSPEKTIF Learning and Growth
2 SASARAN STRATEGIS Terwujudnya birokrasi Direktorat Penanganan Pelanggaran yang efektif, efisien dan
berorientasi pada layanan prima
3 DEFINISI SAKIP adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung
jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah
diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara
terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja
instansi pemerintah yang disusun secara periodik.
4 FORMULA
PERHITUNGAN/PENGUKURAN
Akan dilaksanakan oleh Itjen KKP dengan menggunakan instrumen sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan oleh KeMenpan RB
5 SATUAN PENGUKURAN Nilai
6 VALIDITAS Lag Outcome
7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB Direktorat Penanganan Pelanggaran
8 SUMBER DATA Hasil penilaian lembar kerja evaluasi Kemenpan dan RB
9 JENIS KONSOLIDASI Nilai Posisi Akhir
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
10 METODE CASCADING Lingkup Dipersempit
11 KLASIFIKASI Maximize
12 PERIODE PELAPORAN Triwulanan
IKU 16: Nilai Kinerja Anggaran Direktorat Penanganan Pelanggaran
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
1 PERSPEKTIF Learning and Growth
2 SASARAN STRATEGIS Terkelolanya anggaran Direktorat Penanganan Pelanggaran secara efisien dan akuntabel
3 DEFINISI Nilai Kinerja anggaran adalah proses menghasilkan suatu nilai capaian kinerja untuk setiap
indikator yg dilakukan dengan membandingkan data realisasi dengan target yang telah
direncanakan sebelumnya
4 FORMULA
PERHITUNGAN/PENGUKURAN
Menggunakan Peraturan Menteri Keuangan No.249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan
Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan RKA-K/L:
Nilai Kinerja aspek implementasi :
P : dilakukan dengan membandingkan antara akumulasi realisasi anggaran seluruh satker dengan akumulasi pagu anggaran seluruh satker (Bobot Penyerapan Anggaran (WP) =9,7%)
K : antara perencanaan dan implementasi, dilakukan berdasarkan rata-rata ketepatan waktu penyerapan anggaran setiap bulan yaitu dengan membandingkan antara akumulasi dan akumulasi realisasi anggaran bulanan seluruh satker rencana penarikan dana bulanan seluruh satker dengan jumlah bulan (Bobot Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi (WK)=18,2%)
PK : dilakukan dengan membandingkan antara rata-rata realisasi volume keluaran dengan target volume keluaran dan rata-rata realisasi Indikator kinerja keluaran dengan target indikator kinerja keluaran (Bobot Pencapaian Keluaran (WPK) =43,5%)
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
E : dilakukan berdasarkan rata-rata efisiensi untuk setiap jenis keluaran pada setiap satker, yang diperoleh dari hasil perbandingan antara realisasi anggaran per volume keluaran dengan pagu anggaran per volume keluaran (Bobot Efisiensi (WE) =28,6%)
5 SATUAN PENGUKURAN Nilai
6 VALIDITAS Lag Outcome
7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG
JAWAB
Direktorat Penanganan Pelanggaran
8 SUMBER DATA Sistem Monitoring Anggaran dan Kinerja Terpadu (SMART) Kementerian Keuangan
9 JENIS KONSOLIDASI Nilai Posisi Akhir
10 METODE CASCADING Lingkup Dipersempit
11 KLASIFIKASI Maximize
12 PERIODE PELAPORAN Triwulanan
IKU 17: Batas Tertinggi Persentase Nilai Temuan LHP BPK Atas LK Direktorat Penanganan Pelanggaran
dibandingkan Realisasi Anggaran Direktorat Penanganan Pelanggaran TA. 2017 (%)
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
1 PERSPEKTIF Learning and Growth
2 SASARAN STRATEGIS Terkelolanya anggaran Direktorat Penanganan Pelanggaran secara efisien dan
akuntabel
3 DEFINISI Nilai temuan atas laporan keuangan yang ditampilkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan
(LHP) BPK Atas LK Direktorat Penanganan Pelanggaran merupakan pernyataan
profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam
laporan keuangan yang didasarkan pada empat kriteria yakni kesesuaian dengan standar
akuntansi pemerintahan, kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas sistem pengendalian intern.
4 FORMULA
PERHITUNGAN/PENGUKURAN
Keterangan : Batas tertinggi jumlah nilai temuan atas laporan keuangan TA. 2017 (audited) tidak melebihi 1 %
Jumlah Nilai Temuan Atas Laporan
Keuangan TA.2017)
Realisasi Riil
Batas Tertinggi Persentase Nilai
Temuan LHP BPK Atas LK Dit. PP
dibandingkan Realisasi
Anggaran Dit. PP TA. 2017 = X 100%
INFORMASI INDIKATOR KINERJA URAIAN
5 SATUAN PENGUKURAN Persen (%)
6 VALIDITAS Lead Process & Lag Outcome
7 UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB Direktorat Penanganan Pelanggaran
8 SUMBER DATA Laporan Hasil Pemeriksaan BPK-RI
9 JENIS KONSOLIDASI Nilai Posisi Akhir
10 METODE CASCADING Lingkup Dipersempit
11 KLASIFIKASI Minimize
12 PERIODE PELAPORAN Tahunan
Top Related