Download - 1. Kuliah Gizi Gangguan Saluran Cerna & en PN

Transcript
  • Nutrisi GANGGUAN SALURAN

    Pencernaan

    Dr Taufik Rahmadi M.Gizi, Sp.GK

    Kuliah Gizi FK Unlam

    Februari 2015

  • Organ Pencernaan

    1. Saluran pencernaan :

    tabung otot : Mulut, Faring,

    Esofagus, Gaster, Usus

    Halus (duodenum, jejenum,

    ileum), kolon dan anus.

    2. Organ pendukung proses

    pencernaan:

    Hati, kantung empedu, dan

    pankreas

    Pendahuluan

  • Sistem pencernaan

    Proses pencernaan terbagi 3 bagian

    1. Digesti : Makanan nutrien; mulut hingga lambung.

    2. Absorpsi : penyerapan makronutrien, mikronutrien & air di sepanjang saluran cerna /usus.

    3. Eksresi : pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.

    Status Gizi baik struktur & fungsi saluran cerna baik

  • FUNGSI SISTEM CERNA BAIK:

    Seluruh komponen sistem (mulut, gigi geligi, esofagus, lambung, duodenum, jejunum, ileum, colon, rectum, anus) baik

    Mukosa intact (mukosa, submukosa, serosa)

    Peristaltik : baik (otot, saraf otonom/sphincter) berfungsi baik

    Sekresi hormon, enzim pencernaan dan cairan bakteriostatik

  • Stomach Mechanicall digestion

    Duodenum Enzimatic digestion Vitamin Larut Air (Vit B, C), Fe, Mn, Mg, Ca, Folate

    Jejunum

    High permeability and

    ABSORPTION: Monosakarida, Asam Amino, Asam Lemak,

    Vitamin Larut Lemak (ADEK), Air, Cl, Mg, Ca

    Ileum ABSORPTION :

    Monosakarida, Asam Lemak, Vit. ADEK, Air,

    Garam Empedu, vit. B12, Na, K, Cl

    Ileo caecal Protects small bowel from infection

    Controlls small bowel emptying

    Colon ABSORPTION : Water and Na absorption,

    Amonia, K and bicarbonate secretion

    Fungsi Saluran Cerna

  • Fungsi Lain Sal.Cerna

    Fs pertahanan (imunologis) :

    Bakteriostatik/bateriosit (Cairan pencernaan)

    Gut Associated Lymphoid Tissue/ GALT (Limfosit & makrofag pada mukosa sal cerna)

    Keseimbangan ekosistem sal cerna (pre dan probiotik)

  • Gangguan saluran pencernaan

    tak tersedianya zat-zat gizi secara optimal

    (kwalitas dan kwantitas)

    Gizi kurang buruk (Malnutrisi)

  • Masalah saluran cerna

    Blocked GI Too short Inflamed Impaired

    Mechanical

    obstruction

    Paralytic ileus

    Pseudo

    obstruction

    Massive

    resection

    Internal or

    external

    fistulas

    Inflammatory

    bowel disease

    Severe

    enteritis

    Radiotherapy

    Chemotherapy

    Intra-

    abdominal

    sepsis

    MOF

    Acute

    pancreatitis

    Nightingale J. Intestinal Failure. Greenwich Medical Media, London, 2001

  • Masalah Saluran Cerna

    Esofagus : Disfagia

    Lambung : Sindrom dispepsia, ulkus peptik

    Usus Halus : tifoid,

    Usus Besar : penyakit usus inflamasi (IBD,

    Chrons Disease), divertikulitis

    Perdarahan saluran cerna (hematemesis,

    melena)

    Obstruksi : Tumor/massa

    Pasca bedah saluran cerna

  • Fungsi esofagus : menelan dan

    propulsi (Wkt transit > 6 10 detik)

  • Gangguan Esofagus

    Disfagia

    gangguan transpor makanan dari faring ke

    lambung.

    Gejala : rasa tidak nyaman hingga sulit menelan

    (disfagia orofaringeal & disfagia esofagial)

    Intermiten atau persisten

    Kausal ;

    1. benda asing (termasuk bolus makanan)

    2. Striktura, karsinoma, achalasia dll

  • Tujuan terapi nutrisi Gangguan

    Esofagus:

    Memperbaiki gangguan fungsi menelan medikamentosa, bedah

    replacement makan cair lunak (latihan menelan)

    Mencegah iritasi : hindari makanan merangsang produksi asam

    Menurunkan sekresi asam lambung & mencegah refluks hindari tinggi lemak, kopi, coklat, alkohol hasil fermentasi

    tidak berbaring setelah makan

  • LAMBUNG:

    Kapasitas kosong 50 ml, Sekresi 1-3 L/hari

    3 jenis sel dengan fungsi berbeda

    - sel leher memproduksi mukus

    - sel peptik memproduksi pepsinogen

    - sel parietal memproduksi HCl

    Di pengaruh sistem saraf PS & S

    Fungsi

    untuk menghancurkan/mencerna makanan

    (dibantu enzim)

    menyerap sari atau nutrisi makanan

  • Gangguan Lambung

    Jenis gangguan lambung al

    Gastritis (akut, konik)

    Ulkus peptik

    Paska operasi tumor lambung dengan Dumping

    syndrome

    Gejala : sindrom dispepsia

    Mual, muntah, kembung, nyeri epigastrik, rasa

    cepat kenyang, nafsu makan menurun

  • Diet Lambung

    Tujuan :

    Memenuhi kecukupan nutrisi dan cairan

    Mencegah sekresi asam lambung berlebih

    Terapi diet

    Komposisi dan jumlah sesuai kondisi

    Bentuk mudah dicerna, bertahap, sesuai kemampuan

    pasien (cair penuh / kental saringlunak/biasa).

    Hindari cair jernih, merangsang asam lambung aspirasi

    Oral/selang (sonde/NGT)

    Porsi kecil, sering

  • Diet Perdarahan Sal Cerna

    (Hematemesis Melena)

    Tujuan : Memenuhi kecukupan nutrisi

    Mengurangi risiko perdarahan ulang

    Mencegah aspirasi

    Komponen Diet:

    Fase akut perdarahan : 24-48 jam dipuasakan, gut

    feeding, parenteral

    Tidak merangsang asam lambung

    Tanpa serat/tanpa sisa cair jernih, tiap 2-3 jam, singkat 1-2 hari saring

  • respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan

    lokal.

    sering ditemukan, jinak, dan merupakan penyakit

    yang dapat sembuh sendiri biasanya menghilang

    bila agen penyebabnya dihilangkan

    Gejala : Sindrom dispepsia

    Mual, muntah, nyeri perut, perih lambung, begah

    Gastritis Superfisal Akut

  • Tatalaksana

    Makanan dan cairan sebaiknya tidak diberikan sampai peradangan dan muntah-muntah mereda.

    Bila muntah menetap : cairan dan elektrolit intravena

    Obat-obatan

    Antiemetik

    Antispasmodik

    Antasida

  • Gastritis Atrofik Kronik

    Tanda :

    atrofi progresif epitel kelenjar disertai kehilangan sel parietal dan chief cell.

    penurunan pembentukan asam klorida, pepsin, dan faktor intrinsik

    Pengobatan

    Hindari makanan pengiritasi mukosa lambung Caffein,

    Alkohol dan obat-obatan (NSAIDS), lunak, protein

    terhidrolisa

    Koreksi Anemia defisiensi besi (disebabkan karena

    perdarahan kronik)

    makanan tinggi fe

    Suplemen zat besi, asam folat, vit B12

  • Usus halus

    bagian saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar, terdiri dari tiga bagian

    1. usus dua belas jari (duodenum)

    2. usus kosong (jejunum),

    3. usus penyerapan (ileum).

    Pada usus dua belas jari

    terdapat dua muara saluran (pankreas dan kantung empedu

    tempat pencernaan makanan dengan bantuan getah pankreas yang mengandung enzim-enzim

  • Duodenum

    Panjang 25 30 cm Makanan duodenum (beberapa menit - 5

    jam)

    Muara duktus pankreatikus :

    garam empedu melarutkan lemak getah pankreas :

    Amilase memecah KH Lipase memecah lemak Tripsin memecah protein Absorpsi Fe, Ca, dan Mg

  • Jejenum dan Ileum

    Panjang 300 400 cm (jejenum 160 200 cm)

    Jumlah cairan yang disekresi 8-9 ltr, 7-7,5 ltr direabsorpsi, 1,5 diteruskan melalui

    katup ileo sekal.

    Waktu transit makanan 1 6 jam

    Merupakan tempat abs. sebagian besar nutr.,

    air, elektrolit, garm empedu, asam lemak,

    dan vit B12 (ileum distal.

  • GANGGUAN-GANGGUAN USUS HALUS

    Malabsorpsi

    suatu kondisi gangguan absorpsi satu / banyak

    zat gizi/nutrien akibat kerusakan mukosa usus,

    Maldigesti

    gangguan sekresi atau fungsi pencernaan yang

    tidak adekuat sehingga mengakibatkan

    dikeluarkannya nutrien tersebut ke feses (misal

    stetorhea)

    Contoh : Nontropikal Sprue (Penyakit Celiac)

  • Pengaturan Nutrisi :

    Pemberian / pengaturan secara bertahap.

    Tahap awal

    makanan enteral (Hospital based atau formula)

    frequensi pemberian sering dan porsi kecil

    Tahap selanjutnya :

    makanan cair RS sampai lunak.

  • INTESTINAL

    FAILURE

    ACUTE CHRONIC

    Fistula/

    obstruction

    Small bowell

    dysfunction

    Ileus Enteritis

    Chemotherapy Infection Jejunum- colon

    Jejunostomy Irradiation Crohns disease

    Short bowell Gastrectomy Enteritis Dysmotility

    Gut resection Gut bypass Small bowell

    dysfucnction

    Klassifikasi dan Etiologi Intestinal Failure

    Akut : dapat reversibel setelah 6 bulan

  • Diet Penyakit Usus Inflamasi

    (Inflamatory Bowel Disease/IBD)

    Penyakit peradangan usus (ileum) dan kolon

    (kolitis ulseratif, chrons disease)

    Gejala : berminggu-minggu, bulanan

    diare disertai darah & lendir,

    BAB berlemak (steatore),

    nyeri perut,

    nafsu makan berkurang,

    BB turun

  • Diet Penyakit Usus Inflamasi

    (Inflamatory Bowel Disease/IBD)

    Tujuan Diet :

    Mengistirahakan usus fase akut

    Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut

    Memperbaiki dan menganti kehilangan nutrien, cairan, elektrolit

    Memperbaiki/mempertahankan status gizi

    Jenis Diet

    Komposisi nutrisi tinggi kalori-protein, lemak rantai sedang

    (MCT), vitamin (A, D, C, B12, asam folat, fe, magnesium, seng)

    Fase akut teratasi : (oral/enteral) diet cair rendah sisa/serat biasa (hindari pembentuk gas)

  • Usus besar/kolon

    fungsi:

    - kolon asendens: terutama fermentasi

    - kolon desendens: absorpsi air &

    elektrolit dan pembentukan feses

    - absorpsi asam lemak rantai pendek

    - perubahan urea menjadi amonia dan

    diabsorpsi

  • Diet Gangguan Kolon

    Penyakit Diverkulitis

    Peradangan akibat penumpukan sisa makanan

    di kantung-kantung kecil di dinding kolon

    (divertikular), terbentuk akibat tekanan

    intrakolon yang meningkat karena konstipasi

    kronik (usila, rendah serat)

    Gejala :

    Kram perut kiri bawah

    Dispepsia (mual, muntah, kembung)

    Konstipasi atau diare

    Demam, menggigil

  • Diet Penyakit Diverkulitis

    Tujuan :

    Mengistirahatkan usus cegah perforasi, efek laksan makanan tinggi serat : gut feeding, Parentral

    Komponen diet

    Komposisi seimbang

    Bila perdarahan : cair jernih/enteral bebas laktosa rendah sisa cair kental saring/lunak

    Hindari makanan berbiji kecil (tomat, strawberi, jambu

    biji, cabe)

  • Bedah digestif

    Tindakan medik pada sistem saluran cerna

    yang dilakukan untuk menangani kelainan

    Infeksi/inflamasi

    Trauma

    Keganasan

    Tindakan operasi dapat menyebabkan:

    1. short bowel syndrome

    2. Fistula entero kutan

  • PERUBAHAN PASCA BEDAH

    Penurunan berat badan

    Rasa letih pasca bedah ---inflamasi

    Lokasi tempat pembedahan

    Perubahan waktu transit bahan makanan

    Perubahan faali /fungsi dari bagian sistem saluran

    cerna yang di manipulasi pada saat pembedahan

  • Stomach Mechanicall digestion

    Duodenum Enzimatic digestion Vitamin Larut Air (Vit B, C), Fe, Mn, Mg, Ca, Folate

    Jejunum

    High permeability and

    ABSORPTION: Monosakarida, Asam Amino, Asam Lemak,

    Vitamin Larut Lemak (ADEK), Air, Cl, Mg, Ca

    Ileum ABSORPTION :

    Monosakarida, Asam Lemak, Vit. ADEK, Air,

    Garam Empedu, vit. B12, Na, K, Cl

    Ileo caecal Protects small bowel from infection

    Controlls small bowel emptying

    Colon ABSORPTION : Water and Na absorption,

    Amonia, K and bicarbonate secretion

    Fungsi Saluran Cerna

  • Masalah nutrisi pasien perioperatif

    bedah digestif

    Terjadi Disfungsi saluran cerna Malnutrisi

    Proses penyembuhan terhambat

    SIRS & MOF mortalitas

    Penyebab disfungsi al: Obstruksi Tumor

    Inflamasi IBD (Enteritis &Colitis), Divertikulitis dll

    Gangguan pasase nutrien: Maldigesti, malabsorpsi nutrien

    Fungsi barier saluran cerna & sistem imun terganggu

    Mekanisme pertahanan

  • Masalah nutrisi pasien perioperatif

    bedah digestif

    Pasca Tindakan operasi SBS, Fistula :

    Perubahan pasca operasi saluran cerna:

    - waktu transit makanan/nutrien :

    - luas usus absorpsi nutrien (surface area)

    - perubahan kolonisasi bakteria

    Gangguan fungsi sal. Cerna tergantung :

    - luas, Jenis dan teknis operasi

    - panjang usus < 60 cm atau 2 feet NPT

    - lokasi usus yang tersisa

  • Bedah Lambung (Reseksi Gaster)

    Jenis reseksi (dan komplikasi)

    1. Gastroduodenostomi (Billroth I)

    2. Gastrojejunostomi (Billroth II): Dumping syndrome

    3. Pemutusan Vagus : sekresi gastrin <

    4. Vagotomi truncus : anthrum pyloricum tidak

    berfungsi

  • Masalah nutrisi pasca

    gastrektomi

    Mual, anoreksia asupan nutrisi tdk adekuat

    Pencernan tdk sempurna:

    - lipase gaster <

    - pankreas dan insufisiensi bilier malabsorpsi steatorrhea & diare

    Toleransi laktose baik intolerans

    Waktu transit pendek Dumping Syndrome

    Anxietas, confusing dan stress takut makan ; habit makan porsi kecil

    BB sulit kembali normal

  • Penatalaksanaan

    nutrisi pasca reseksi gaster

    Puasa 3- 5 hari (?)

    Status Gizi kurang TPN

    Tes minum air hangat (sesuai suhu tubuh

    lebih baik dari air dingin) makanan Blender

    Makanan lunak padat bertahap

    Biasanya 5 7 hari makanan padat

  • Dumping Syndrome (1)

    Respons fisiologi yang kompleks terhadap sejumlah besar makanan belum dicerna, yang masuk jejunum/proksimal intestin

    Gejala ini dapat terjadi pada pemberian sejumlah besar glukosa kedalam jejunum

    Kausal terutama akibat reseksi > 2/3 gaster (total atau subtotal gastrektomi)

    Insiden 5% dan meningkat sampai > 40% pada total gastrektomi

  • Dumping Syndrome (2)

    Keluhan

    Rasa penuh & panas, nyeri abdomen (Kram)

    Lemah, pusing, denyut nadi meningkat, keringat dingin

    Takut makan karena makanan cepat masuk jejunum (10-15 menit), maka setelah makan 10 menit gejala

    Tanda-tanda:

    - hipoglikemia, malabsorpsi, dan anemia

  • Dumping Syndrome (3)

    Patogenesis (1) :

    Makan cepat jejunum isi jejunum hipertonik (hiperosmolar)

    Cairan plasma lumen

    Vol darah turun CO (jejunum dilatasi & CO ) respon simpatis : keringat dingin,lemas, takikardi dan perubahan EKG

    stimulasi produksi : Serotonin(vasokonstriksi), Kinin (vasoaktiv), histamin dan Prostaglandin kram, hipermotalitas, dan diare.

  • Dumping Syndrome (4)

    Patogenesis (2):

    Waktu transit pendek makanan cepat sampai jejunum, cepat digesti, dan absorpsi terutama glukosa hiperglikemia produksi Insulin 1-2 jam kemudian hipoglikemia

    Kira2 10% kasus steatorrhea (terutama pasca op B II) makanan tanpa lewat duodenum, shg stimulasi sekretin dan pankreozimin , sekresi cairan pankreas menurun pankreas fibrosis dan Atrofi.

    Anemia : perdarahan, HCL , defisien vit B12

  • Penatalaksanaan nutrisi

    Dumping Syndrome

    Tujuan utama :

    Memperbaiki status nutrisi dan mengatasi frustasi akibat makan

    Protein & lemak ditoleransi > baik KH

    KH simpleks (laktosa, sukrosa, dan dekstrosa) dibatasi. KH kompleks diabsorpsi > lama (tidak berlebih).

    Kurangi cairan (cepat sampai jejunum), pemberian bersama makan harus dibatasi.

    Pektin manfaat T/ synd ini

    Acarbose mengurangi absorpsi pati, sukrose.

  • Dasar Diit untuk

    Dumping Syndrome

    Tinggi protein (20%)

    Moderate Lemak (30% - 40%)

    Rendah KH simpleks

    Porsi kecil sering

    Dianjurkan penggunaan minyak MCT

    (steatorrhea).

  • Bedah/Reseksi Usus Halus

    (Duodenum, Jejunum, Ileum)

    Masalah pasca reseksi usus halus :

    Gagal absorpi nutrien (sesuai lokasi)

    Sirkulus entero-hepatik terganggu (ileum terminal) :

    pool garam empedu pbtkan misel absorpsi lemak Steatorrhea terutama pada reseksi ileum distal

    Jumlah garam empedu dalam kolon kolitis

    garam empedu dlm kolon + FA absorpsi Na & air < diare

  • Reseksi Usus Halus

    (duodenum, Jejunum, dan Ileum) Akibat reseksi usus halus

    Absorpsi nutrien tertentu

  • Adaptasi usus yang tersisa

    Kemampuan usus bagian distal ambil alih fungsi usus yang direseksi

    Waktu adaptasi tergantung panjang dan lokasi reseksi

    Proses adaptasi mulai berlangsung beberapa hari pasca reseksi (7 10 hari) secara :

    * Hiperplasi

    * Mempertinggi villi

    * Memperdalam kripta

    Adaptasi atau ambil alih fs oleh usus lebih distal setelah 5 6 bulan

  • Penatalaksanaan nutrisi: Gut feeding + TPN (beberapa minggu bulan);

    Home TPN

    Perubahan cara pemberian bertahap ;

    TPN PPN Formula enteral Free Lactose makanan biasa.

    Bila toleransi < kembali ke cara pemberian seblmnya.

    Porsi kecil sering (6 8 kali pemberian per hari)

    Medikamentosa : cimetidin, cholestyramine dll

    Penilaian status Ca, Mg, Zn, Fe, Vit ADEK dan B12

    (klinis atau Lab) suplementasi mikronutrien tsb.

  • Terima Kasih

  • Nutrisi Enteral dan

    Parenteral

    Dr Taufik Rahmadi M.Gizi, Sp.GK

    Kuliah Gizi FK Unlam

    Februari 2015

  • PENDAHULUAN Orang Sakit : risiko malnutrisi/KEP akibat :

    - Intake berkurang : Tdk dpt makan, Tdk mau makan, Tdk boleh makan

    - Kebutuhan meningkat

    - GGN Metabolisme & Malabsorbsi

    - Perubahan kinetik

    Perlunya dukungan nutrisi adekuat untuk

    - Mencegah KEP

    - Hari perawatan menurun

    - Mempercepat kesembuhan

    - Mortalitas & Morbiditas menurun

    INDIKASI PEMBERIAN DUKUNGAN NUTRISI :

    Asupan nutrien tdk adekuat selama 7 hari

    Atau terjadi penurunan BB 10 % X baru masuk

    Keadaan metabolik yg meningkat

  • PENENTUAN PEMBERIAN NUTRISI Kapasitas dan fungsi GI tract

    Kondisi kebutuhan metabolik berdasarkan klinis atau penyakit:

    Kebutuhan energi (kalori) basal dan total

    Kebutuhan protein

    Kebutuhan cairan

    Densitas kalori

    Kebutuhan Vitamin Minerals

    Conditionally essential nutrient

    Ketersediaan

    Lokasi & diameter feeding tube

    Metode Pemberian

  • Stomach Mechanicall digestion

    Duodenum Enzimatic digestion Vitamin Larut Air (Vit B, C), Fe, Mn, Mg, Ca, Folate

    Jejunum

    High permeability and

    ABSORPTION: Monosakarida, Asam Amino, Asam Lemak,

    Vitamin Larut Lemak (ADEK), Air, Cl, Mg, Ca

    Ileum ABSORPTION :

    Monosakarida, Asam Lemak, Vit. ADEK, Air,

    Garam Empedu, vit. B12, Na, K, Cl

    Ileo caecal Protects small bowel from infection

    Controlls small bowel emptying

    Colon ABSORPTION : Water and Na absorption,

    Amonia, K and bicarbonate secretion

    Fungsi Saluran Cerna

  • Ketersedian Bentuk Makanan

    Standar Rumah Sakit

    Makanan biasa (tidak

    memerlukan diet khusus)

    Makanan khusus (memerlukan diet khusus)

  • Makanan khusus

    makanan lunak, makanan saring, makanan cair, diet serat rendah & diet serat tinggi

    Perubahan konsistensi

    diet kalori rendah diet tinggi kalori

    Penambahan / pengurangan energi

    diet garam rendah, diet laktosa rendah, diet albumin tinggi

    Penambahan / pengurangan jenis makanan

    diet diabetes melitus, diet ketogenic, diet jantung, diet hati

    Perubahan komposisi zat gizi

    diet lambung & diet DM Perubahan jumlah dan

    frekuensi makan

    diet alergi, diet asma Penghilangan/pantangan

    makanan spesifik

  • Makanan biasa

    Makanan lunak

    Makanan saring

    Makanan cair

    enteral

    parenteral

    Berbasis

    nasi

  • Makanan / Nutrisi Enteral Metode pemberian/suplai zat gizi (kental dan/atau cair)

    melalui saluran pencernaan, biasanya menggunakan pipa

    makanan.

    Tujuan memacu sekresi enzim pencernaan, mencegah

    atrofi vili usus, menghambat pertumbuhan bakteri dan

    translokasi bakteri

    IF THE GUT WORKS, USE IT!

    Rute pemberian :

    a) Nasogastric, nasoduodenal

    b) Gastrostomi

    c) Jejunostomi

  • Nutrisi enteral pasien dewasa Panduan penggunaan enteral via pipa

    Syarat : Fungsi saluran cerna tidak terganggu (percernaan & kapasitas

    absorbsi)

    Indikasi al:

    Pasien KEP dengan asupan defisit 5 hari

    Asupan oral defisit (pasien tdk mau atau tdk bisa makan via oral ) > 7

    hari,

    Disfagia berat pada stroke, tumor otak, cedera kepala, reseksi usus

    halus.

    Kebutuhan meningkat : luka bakar berat, trauma, gagal hepar, gagal

    ginjal, radioterapi/ kemoterapi

    Kontra indikasi:

    Obstruksi saluran cerna, ileus, perdarahan saluran cerna berat, diare berat,

    enterokolitis berat.

  • Nutrisi enteral anak INDIKASI: Kegagalan pemenuhan asupan via oral:

    a) Kebutuhan metabolik meningkat: luka bakar, sepsis, trauma, jantung bawaan

    b) Anoreksia karena penyakit kronik: kanker, liver, ginjal

    c) Gangguan psikologis anorexia nervosa

    d) Gangguan absorbsi & metabolisme: diare kronis, short bowel sindrome, reflux gastro-esofagus

    e) Gangguan neurologis: koma, cedera kepala, cerebral palsy

    f) Cedera mulut atau esofagus

  • Nutrisi Enteral ( Tube Feeding ) Melalui : Hidung Naso gaster, naso jejen, gaster / lambung

    Gastrotomy, duo denostomy, jejenastomy

    Pakai selang tertentu ukurannya dari silicone polyurethane

    Keuntungan Nutrisi Enteral : 1. Fisiologis makanan lewat GI Tract

    2. Lebih efektif BB cepat naik

    3. Komplikasi kurang

    4. Kalori tinggi bisa dicapai

    5. Teknik relatif mudah

    6. Biaya murah 10 20 x lebih murah dari nutrisi parenteral

  • Kontra Indikasi Nutrien Enteral :

    1. Ggn Cairan tubuh yg komplek

    2. Obstruksi intestinal

    3. Ileus paralitik

    4. Muntah muntah

    5. Perdarahan Git akut

    6. Peritonitis

  • PENENTUAN PEMBERIAN NUTRISI Kapasitas dan fungsi GI tract

    Kondisi kebutuhan metabolik berdasarkan klinis atau penyakit:

    Kebutuhan energi (kalori) basal dan total

    Kebutuhan protein

    Kebutuhan cairan

    Densitas kalori

    Kebutuhan Vitamin Minerals

    Conditionally essential nutrient

    Ketersediaan

    Lokasi & diameter feeding tube

    Metode Pemberian

  • Kebutuhan Kalori

    BMR + Indek stress

    - Pasca bedah : + 10 % BMR

    - Fraktur banyak : + 25 30 % BMR

    - Suhu meningkat 1C : + 10 % x BMR

    - Katabolik tinggi : + 30 100% x BMR

  • Komposisi Nutrisi Enteral 1. Kepadatan kalori tinggi 1 kcal / ml cairan

    2. Kandungan nutrisi seimbang

    3. Osmolaritas = cairan tubuh

    4. Mudah diabsorbsi

    5. Tanpa / kurang serat & laktosa

    6. Bebas dari purin & kolesterol

    7. Mengandung Glutamin Sel usus

    (gut feeding) Fibroblast

    Limbosit

  • Jenis Nutrisi Enteral : 1. Racikan (Home/Hospital Made) Natural Food :

    Makanan Blender 2. Formula Komersial

    a) Formula Polimerik : Makronutrien utuh (Protein, Lemak/ Trigliserida, KH)

    b) Formula Oligomerik/Monomerik/elemetal : Lebih gampang dicerna, dlm bentuk tercerna (Asam Amino,

    mono/disakarida, asam lemak)

    c) Formula disease spesifik/spesifik penyakit : untuk kebutuhan metabolik ttt ( gagal ginjal , gangguan hati, anak/inborn error of metabolisme )

    d) Lain-lain : Modular solutions : Ditambahkan, utk meningkatkan

    kalori, protein dsb Hydration solutions : Mineral, air Diet astronot

  • Formula Rumah Sakit (FRS) (Hospital Made)

    lambung, usus, kolon normal

    Dengan susu (whole cream)

    Memerlukan makanan tambahan

    Makanan blender

    Tidak tahan terhadap laktosa Rendah laktosa

    Tidak tahan protein susu Tanpa susu

  • Bahan makanan yang dianjurkan

    Jenis FRS Bahan makanan

    Dengan susu penuh /

    krim

    Susu penuh, maizena, telur ayam, margarin,

    minyak, gula, sari buah

    Makanan di blender Nasi tim, telur ayam, daging giling, ikan, tahu,

    tempe, wortel, labu kuning, sari buah

    Rendah laktosa Susu rendah laktosa, maizena, telur ayam,

    margarin, minyak, gula, sari buah

    Tanpa susu Kacang hijau, tahu, tempe, wortel, sari buah,

    telur, tepung serealia

  • Formula komersial (FK) Jenis FK Indikasi pemberian Contoh

    Rendah / bebas

    laktosa

    Tidak tahan laktosa Nutramigen, nutrilon low lactose

    Dengan MCT

    (as. Lemak rantai

    sedang)

    Malabsorbsi lemak Portagen, pregestimil, nutrilon

    soya

    Dengan BCAA Sirosis hati Hepatosol

    Protein tinggi Katabolisme meningkat Peptisol

    Protein rendah Gangguan ginjal Nephron

    Protein terhidrolisa Alergi protein

    Tanpa susu Tidak tahan protein susu LLM

    Dengan serat Perlu suplemen serat Entramix

    Rendah sisa Reseksi usus Tanpa serat

    IG rendah DM Glucerna

  • Formula Polimerik Makronutrien utuh , perlu proses digesti

    Protein utuh/intak, KH utuh atau terdigesti (Polysaccharides, Dissaccharides, Monossacharides) Lemak utuh atau terdigesti (Polyunsaturated fatty acids/PUFA, Medium chain triglyserides/MCT)

    Densitas kalori & osmolaritas bervariasi

    Dengan atau tanpa serat/fiber

    Umumnya lactose dan gluten free

    Komposisi nutrien lengkap terbatas

    Syarat Pemberian GI tract berfungsi normal

    Normal digestion dan absorption

  • ENTERAL FORMULA SELECTION: POLYMERIC FORMULAS

    Commercial formulas

    Sterile Know nutritional

    content

    Low viscosity Lactose free

    Formula RS (Blenderized formulas)

    Unsterile,high bacterial count

    May contain pathogens High viscosities Day to day variability in

    nutrients

    Do not provide expected caloric density

  • Formula telah terdigesti yang siap cerna,, sehingga hanya sedikit merangsang sekresi enzim pankreas

    Diberikan terutama apabila nutrisi akan diberikan langsung melalui distal jejenum

    Mempersingkat pengosongan lambung Disebut juga formula elemental, semi-

    elemental, hydrolyzed, atau chemicaly difined

    Tujuan pemberian : Memberikan nutrien yang siap absopsi tanpa

    proses digesti untuk mencegah malabsorpsi dan maldigesti

    FORMULA OLIGOMERIK

  • KOMPONEN FORMULA

    OLIGOMERIC

    Components: Amino acids

    Peptides

    Monosaccharides

    Disaccharides

    Glucose polymers

    Polyunsaturated fatty acids

    Medium chain triglycerides ( MCTs)

    Vitamins, mineral

  • INDIKASI FORMULA OLIGOMERIK

    Indications: Critically ill

    Inflammatory bowel disease

    Pancreatic insufficiency

    Malabsorption

    Intolerance to polymeric feeding

    Short bowel syndrome

    Radiation enteritis

    Early enteral feeding

  • Formula Disease Specific Gangguan Paru : (COPD, ARDS)

    kalori densitas tinggi, tinggi lemak (MCT, omega 3), rendah KH

    Gangguan Glukosa/DM:

    Rendah KH, tinggi asam lemak, protein utuh, suplemen serat,

    polimer glukosa

    Gangguan Hati :

    Densitas kalori tinggi, tinggi BCAA, rendah Na, cukup Vit Bkomp,

    Zink, Potasium, magnesium

    Gangguan Ginjal :

    Densitas kalori tinggi, rendah protein, rendah elektrolit

    HIV/AIDS

    Tinggi protein, rendah lemak, serat, Beta carotene, Omega-3 fatty acids, tinggi

    vitamin E,C,B6, B12

    Stress Metabolik Meningkat : luka bakar, sepsis, pasca

    bedah/trauma

    Protein tinggi (utuh/terhidrolisa), asam amino spesifik, Glucose polymer, disaccharides, PUFAs,MCTs, omega-3 fatty acids, Antioxidants

  • Polymeric

    Oligomeric

    Polymeric

    Oligomeric

    Depend on clinical condition and

    digestive, absorptive capacity

  • Jenis Feeding tube (Sonde) Pemilihan sonde : silikon, poliuretan, diameter 2,5 mm

    Feeding tube diameter : Fr 8 , 10 , 12 ,14 ,16

    Memudahkan insersi

    Ukuran sonde berbeda tergantung jenis formula, lokasi

    pemasangan dan tehnik pemberian

    Tes ketepatan insersi sampai lambung

    Tes Lakmus : isap cairan + kertas lakmus

    Hasil : merah = lambung; biru = duodenum

    Objektif : pakai fiber endoskopi, radiologis, stetoskop

  • Lokasi Pemasangan Sonde Enteral

  • Teknik Pemberian

    Dulu bolus ,sekarang tetes

    Posisi duduk

    Infusion bag / botol plastik

    Mengatur ketepatan tetes portable pump

    Pengeceran hari I

    / hari II

    / hari III

    Vol. 1000 3000 ml/hr Kecepatan 50 60 tetes /menit

  • Metode pemberian

    Bolus: periode waktu pendek, toleransi tergantung fungsi usus,

    risiko aspirasi, berhubungan dengan tingginya komplikasi mual,

    muntah, diare, distensi abdomen

    Bolus intermiten: berdasarkan gravitasi, formula diberikan selama

    30 menit setiap 3-6 jam, toleransi dan komplikasi sama dengan

    bolus

    Continuous, jika bolus dan intermiten tidak dapat ditoleransi oleh

    pasien, menggunakan pompa, berhubungan dg penurunan: insiden

    residu (sisa lambung), refluks dan aspirasi, pemberian antara 10-25

    ml/jam setiap 8-24 jam.

  • Rate and Method of Delivery*

    Bolus method = may give 300 to 400 ml rapid delivery via syringe several time a

    day (push is not desired)

    Intermittent method = 250 to 400 ml of feeding, 20 to 30 minutes

    given in several times/day (5 to 8 feedings per 24 hours) via gravity drip or syringe

    Continuous method = slow rate of 50 to 150 ml/hr for 12 to 24 hours

    Continuousvia gravity drip or infusion pump Cyclicvia pump usually at night

    *Determined by medical status, feeding route and volume, and nutritional goals

  • Monitor : Toleransi Pemberian

    Adakah gejala-gejala tidak toleran: Perubahan Kesadaran Respiratory distress (Aspirasi, nafas cepat, sesak,

    pCO2 ) Gangguan GI tract : Mual, muntah, diare, Konstipasi,

    kram/nyeri perut, abdominal distention (perut tegang)

    Keseimbangan cairan Perubahan BB Weight change Intoleransi laktosa Lab : fluktasi gula darah, keseimbangan nitrogen,

    trigliserida

  • Monitoring Evaluasi

    Ketepatan Jenis formula dan sonde

    Metode (bolus, drip, pump)

    Rate and water flush

    Intake energi dan protein

    Keseimbangan cairan & Elektrolit

    Perubahan antropometri (BB. Lingkar Lengan

    Atas)

    Toleransi, komplikasi, dan tindakan koreksi

    Perubahan Lab : Hb, Ht, Vol. urine, Serum

    glukosa, ureum, Albumin

    Komplikasi Enteral (Komplikasi mekanik, kimiawi,

    bakteriologik, metabolik)

    Edukasi Pasien & Keluarga

  • Monitoring Nutrisi Enteral

  • NUTRISI PARENTERAL

  • Nutrisi Parenteral (NPE)

    Pelaksanaan nutrisi parenteral 4 tepat & 1 W Tepat pasien

    Tepat indikasi

    Tepat subtrat

    Tepat waktu

    Waspada : Waspada efek samping

  • Indikasi Nutrisi Parenteral

    GI Tract tdk berfungsi normal radang (misal Acute pancreatitis)

    Sal cerna tersumbat (obstruksi) total

    Fistula GI Tract

    Sal cerna terlalu pendek (Short bowel syndrome)

    Pasien Malnutrisi (BB turun >10% -15 %) dengan penurunan asupan

    > 5 hari

    Kesadaran rendah

    Post operasi berat

    Kontra Indikasi :

    GI tract berfungsi baik

    Terminally ill

    Jangka pendek(

  • Nutrisi Parenteral Perifer (PPN)

    Jangka pendek ( 900

    mOsm/L) phlebitis; PPN

    osmolaritas < 800 mOsm/L

    Energi dan protein terbatas

    karena dekstrose dan asam amino

    meningkatkan

    Electrolytes juga meningkatkan

    osmolaritas

    Central or Total (TPN)

    Untuk jangka panjang

    Kadang perlu prosedur bedah

    dan harus steril

    Dapat digunakan untuk

    larutan osmolaritas tinggi

    lansung ke vena sentral

  • Venous Sites from Which the

    Superior Vena Cava May Be

    Accessed

  • Administration

    Start slowly

    (misal 1 L hari ke-1; 2 L hari ke-2, dst)

    Stop slowly

    (diturunkan pemberian separuh pemberian

    sebelumnya tiap 1-2 jam, atau diganti larutan

    dextrose IV)

    Cyclic : diberikan dalam 12-18 jam/hari

  • Komplikasi Parenteral

    PPN : Site irritation TPN

    1. Catheter sepsis 2. Placement problems 3. Hemodynamic stability

    4. Metabolik : Refeeding syndrome

    (Hipofosfatemia, Hiperglikemia, retensi cairan,

    Cardiac arrest)

  • Monitoring

    Hindari kelebihan kcal (> 40 kcal/kg) Max. Glukosa 0.36 g/kg BW/hr Kelebihan Glukosa : peningkatan

    minute ventilation produksi CO2 RQ konsumsi O2 Lipogenesis, dan gangguan fungsi hati

  • Monitor Parenteral

    Berat Badan : Harian

    Darah

    Harian : Electrolytes (Na+, K+, Cl-), Glucose, Acid-base

    3 x/minggu : BUN, Ca+, P

    2 x/ minggu : Ammonia, Mg, Plasma Transaminase

    Mingguan : Hb, Prothrombin time, Zn, Cu, Triglycerides Urin:

    Glucosa dan ketones (4-6/day) Specific gravity or osmolarity (2-4/day) Urinary urea nitrogen (weekly)

    Other: Volume infus (daily) Oral intake (daily) bila ada Urinary output (daily) Activity, temperature, respiration (daily) WBC dan differential serta kultur (as needed

  • Terima Kasih