KAJIAN SEMIOTIKA: NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN KONTRIBUSINYA
TERHADAP PENGAJARAN BAHASA INDONESIA
(Semiotic Study: Character Education Value in the Novel Titled Rindu Written by Tere Liye and the
Contribution Toward Indonesian Learning)
FITRIANI
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan wujud ikon, indeks, dan simbol penanda nilai pendidikan karakter serta mendeskripsikan kontribusi nilai pendidikan karakter dalam novel Rindu karya Tere Liye terhadap pengajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanda nilai pendidikan karakter dalam novel Rindu karya Tere Liye: (1) ikon yang terdiri atas tiga jenis, yaitu (a) ikon topologis berwujud penanda verbal cakapan tokoh dengan tokoh lain dan penanda nonverbal judul novel dan latar tempat; (b) ikon diagramatik berwujud penanda verbal cakapan tokoh dengan diri sendiri dan cakapan tokoh dengan tokoh lain serta penanda nonverbal gerakan tubuh/ ekspresi, aktivitas/ kegiatan tokoh, latar keadaan, dan reaksi tokoh; dan (c) ikon metafora berwujud penanda verbal berupa cakapan tokoh tentang tokoh lain dan penanda nonverbal berupa aktivitas atau kegiatan tokoh, latar waktu, dan reaksi tokoh. (2) Indeks berwujud penanda verbal cakapan tokoh dengan tokoh lain dan cakapan tentang tokoh lain serta penanda nonverbal berwujud gerakan tubuh/ ekspresi, aktivitas atau kegiatan tokoh, ciri fisik tokoh, latar, pikiran atau perasaan tokoh, dan reaksi tokoh. (3) Simbol yang terdiri atas tiga jenis, yaitu: (a) simbol konvensional berwujud penanda nonverbal aktivitas/ kegiatan tokoh, atribut yang dikenakan tokoh, nama atau sapaan tokoh, latar, dan suara/ bunyi; (b) simbol aksidental berwujud penanda nonverbal berupa gerakan tubuh/ ekspresi, nama atau sapaan tokoh, dan latar tempat; dan (c) simbol universal berwujud penanda verbal berupa cakapan tokoh dengan tokoh lain dan cakapan tentang tokoh lain serta penanda nonverbal berupa gerakan tubuh/ ekspresi tokoh dan atribut yang dikenakan tokoh. (4) Kontribusi novel Rindu karya Tere Liye pada pengajaran bahasa Indonesia adalah pemanfaatan novel sebagai media untuk mengembangkan nilai karakter budaya bangsa di sekolah terutama pada pembelajaran teks novel di kelas XII.
ABSTRACT
The research aimed to describe icon form, index, and symbol of character education value marker and describe the contribution of character education value in novel titled Rindu written by Tere Liye toward Indonesian Learning. The research was qualitative descriptive. The results of the research showed that character education value markers in novel titled Rindu written by Tere Liye: (1) icon which consisted of three kinds, namely (a) topology icon in a form of verbal marker of the charcter conversation with another character and nonverbal marker of novel title and background of place; (b) diagrammatic icon in a form of verbal marker of character conversation with him/herself and character conversation with another character and also nonverbal marker of body movement/expression, character activity, background, and character reaction; and (c) metaphor icon in a form of marker of the character conversation with another character and nonverbal marker in a form of character activity, background of time, and character reaction; (2) index in a form of verbal marker of character conversation with another character and conversation on other character activity, character physical characteristic, background, character feeling and thinking, and character reaction; (3) symbol which consisted of three kinds, namely: (a) conventional symbol in a form of nonverbal activity/character activity, character attribute, character name, background, and sound; (b) accidental symbol in form of nonverbal marker, namely body movement/ expression, character name, and background of place; and (c) universal symbol in a form of verbal marker, namely character conversation with another character and conversation on another character and nonverbal marker in a form of character body movement/expression and character attribute; (4) contribution of novel titled Rindu written by Tere Liye toward Indonesian learning was the using of novel titled Rindu as media to improve nation cultural character value in school, particularly in the learning of novel text in class XII.
Pendahuluan
Semiotika adalah ilmu tentang tanda yang meliputi segenap aspek kehidupan
manusia yang dipandang sebagai tanda, seperti kata, gerak isyarat, lampu lalu lintas,
bendera, nyanyian, gerak-gerik, dan sebagainya yang mewakili sesuatu yang lain.
Sobur (2006: 63) mengatakan bahwa sebuah teks merupakan suatu tanda yang dapat
dilihat dalam suatu aktivitas penanda, yaitu proses signifikasi yang menggunakan
tanda sebagai penghubung objek dengan interpretasi. Kata sebagai pembentuk teks
merupakan sebuah struktur tanda-tanda bermakna yang tidak hanya memuat tanda
tetapi juga memuat makna. Makna sebuah karya sastra khususnya novel tidak dapat
dimengerti secara optimal tanpa memperhatikan sistem tanda, tanda dan maknanya,
serta konvensi tanda.
Pendekatan semiotika digunakan pada penelitian ini dengan asumsi bahwa
semiotika dapat digunakan untuk membantu upaya pemahaman terhadap teks yang
berisi pengalaman untuk menemukan oposisi-oposisi, kategori-kategori, dan struktur
kebahasaan sebuah teks (Denzin & Lincoln, 2009: 498). Novel sebagai salah satu teks
yang berisi pengalaman yang dapat dibaca atau dipahami sebagai wujud karya sastra
adalah fakta yang harus direkonstruksikan pembaca sejalan dengan pengalaman dan
pengetahuan. Pengalaman dan pengetahuan yang dimaksudkan pada penelitian ini
berkaitan dengan pemaknaan tanda-tanda yang menunjukkan nilai pendidikan
karakter dalam novel Rindu. Penelitian ini berjudul “Kajian Semiotika: Nilai
Pendidikan Karakter dalam Novel Rindu Karya Tere Liye dan Kontribusinya
terhadap Pengajaran Bahasa Indonesia”. Penanda nilai pendidikan karakter tokoh
dalam novel Rindu dikaji dengan tiga fokus yaitu ikon, indeks, dan simbol
berdasarkan teori semiotika Charles Sanders Peirce. Ketiga aspek tanda ini dijadikan
acuan penelitian karena ketiganya tidak sekadar melihat sifat dasar atau latar tanda
agar tanda dapat berfungsi seperti qualisigns, sinsigns, dan legisigns tetapi melihat
hubungan antara tanda dengan acuan. Teori ini dijadikan patokan karena Peirce
adalah seorang ahli filsafat (logika) yang memungkinkannya dapat melihat dunia di
luar struktur sebagai struktur bermakna.
Novel Rindu dijadikan objek penelitian karena pada novel tersebut disajikan
sebuah tema kehidupan manusia yang sarat akan nilai pendidikan karakter yang
digambarkan melalui karakter masing-masing tokoh. Penggambaran tokoh-tokoh
pada novel Rindu dilakukan melalui teknik langsung dan teknik tidak langsung.
Teknik langsung memudahkan pembaca menentukan karakter tokoh sedangkan
teknik tidak langsung menyulitkan pembaca sehingga dibutuhkan analisis mendalam
mengenai tanda-tanda yang digunakan. Untuk itu, pengetahuan filsafat serta
pengetahuan psikologis yang mendalam dibutuhkan oleh pembaca untuk memahami
karakter yang dimunculkan melalui tanda-tanda bermakna sehingga novel Rindu
dapat dikaji dengan pendekatan kajian semiotika.
Temuan nilai pendidikan karakter tokoh dalam novel Rindu dikontribusikan
pada pengajaran bahasa Indonesia aspek afektif. Pada kurikulum 2013 aspek afektif
dijabarkan dalam sikap spiritual (kompetensi inti 1) dan sikap sosial (kompetensi inti
2). Pengajaran novel terdapat dalam kurikulum 2013 untuk jenjang SMA kelas XII
dan novel Rindu karya Tere Liye dipandang cocok untuk pembaca usia SMA
dibandingkan usia SMP dan SD. Kandungan nilai-nilai dalam novel bersinergi
dengan sistem pendidikan di Indonesia yang bertujuan untuk membangun identitas
bangsa Indonesia yang berbudaya dan beradab serta menjunjung tinggi nilai-nilai
moral yang tumbuh di Indonesia. Pendidikan melalui sekolah formal merupakan
upaya pembentukan manusia yang potensial secara intelektual sekaligus
berkepribadian baik. Pembentukan kepribadian peserta didik di sekolah dilakukan
melalui peningkatan intensitas penanaman nilai pendidikan karakter yang salah
satunya dapat dilaksanakan melalui pembelajaran novel karena kandungan pesan atau
nilai-nilai dalam novel mampu mempengaruhi perilaku seseorang. Novel dapat
dijadikan sebagai sarana pembelajaran berbagai keperluan hidup, pemberian ajaran
moral, etika kehidupan, semangat perjuangan, pandangan hidup, dan nilai-nilai yang
diyakini kebenarannya oleh masyarakat sekaligus mempertahankan eksistensi bangsa.
Sebagai pembawa nilai dasar perilaku yang dijadikan acuan tata nilai interaksi
antarmanusia, karakter individu masyarakat suatu bangsa akan melahirkan nilai
karakter bangsa. Nilai tersebut adalah nilai luhur yang dijadikan pedoman hidup
untuk mencapai derajat kemanusiaan (solidaritas sesama manusia, menghormati
hakikat dan martabat manusia, kesetaraan dan tolong menolong, menghormati
perbedaan, dan menciptakan kedamaian) yang lebih tinggi, bermartabat, demi
kedamaian dan kebahagiaan.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif sehingga
penyusunan desain dirancang berdasarkan prinsip metode penelitian deskriptif
kualitatif yang mengumpulkan, mengolah, mereduksi, menganalisis, dan menyajikan
data secara objektif atau sesuai dengan fakta.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian disajikan berdasarkan empat rumusan masalah yang terdiri
atas (1) wujud ikon sebagai penanda nilai pendidikan karakter tokoh dalam novel
Rindu karya Tere Liye, (2) wujud indeks sebagai penanda nilai pendidikan karakter
tokoh dalam novel Rindu karya Tere Liye, (3) wujud simbol sebagai penanda nilai
pendidikan karakter tokoh dalam novel Rindu karya Tere Liye, dan (4) kontribusi
nilai pendidikan karakter tokoh dalam novel Rindu karya Tere Liye terhadap
pengajaran bahasa Indonesia.Wujud ikon penanda nilai pendidikan karakter tokoh
yang ditemukan dalam novel Rindu karya Tere Liye adalah ikon topologis, ikon
diagramatik, dan ikon metafora.
Wujud indeks penanda nilai pendidikan karakter tokoh yang ditemukan pada
teks novel Rindu karya Tere Liye diuraikan sebagai berikut.
(1) (2) “Papa kan, tidak mengenal mereka. Bagaimana kalau mereka tidak membawa tas kita naik ke atas kapal? Atau, tasnya tertukar? .... Kalau dicuri bagaimana? Anna berganti pakaian apa?” Si bungsu menjulurkan kepala semakin tinggi, memastikan di mana sekarang kuli yang mengangkut koper berwarna biru. .... “Tidak akan hilang, Anna.” Ayah mereka menengahi, berkata lembut, “Mereka akan membawa barang-barang kita naik ke atas kapal. Kuli angkut itu orang-orang Bugis yang jujur. ... (TL: 8-9) [KD 2]
Kutipan (1) dan (2) mengandung dua data indeks yang ditandai oleh kata (1)
menengahi dan (2) menjulurkan kepala semakin tinggi. Data (1) yang ditandai oleh
kata menengahi merupakan indeks berwujud reaksi tokoh Ayah (Daeng Andipati)
melerai kecurigaan tokoh Anna pada kuli angkut di pelabuhan. Tidak ada yang perlu
ditengahi jika tidak ada perbedaan yang dapat menimbulkan konflik yang berarti
bahwa tokoh yang menengahi memiliki karakter demokratis. Data (2) pada kutipan
merupakan indeks berwujud penanda nonverbal gerakan tubuh atau ekspresi tokoh
menjulurkan kepala semakin tinggi yang bermakna mencari tahu sesuatu yang dalam
teks kutipan berarti mengawasi aktivitas kuli angkut. Hal tersebut dilakukan oleh
tokoh Anna karena dorongan rasa ingin tahu yang cukup besar.
Berdasarkan hasil analisis data, pada teks novel Rindu karya Tere Liye
ditemukan simbol yang diuraikan yaitu simbol konvensional, simbol aksidental, dan
simbol universal.
Pada pengajaran bahasa Indonesia di SMA/ MA, materi tentang novel
dipelajari pada jenjang kelas XII berdasarkan kurikulum 2013 yang diberlakukan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013 tentang kompetensi inti dan
kompetensi dasar bahasa Indonesia di SMA/ MA. Sebagai salah karya sastra, novel
berperan sebagai pembawa pesan atau nilai-nilai yang dapat dipetik pembaca.
Penelitian ini difokuskan pada nilai pendidikan karakter dalam novel Rindu karya
Tere Liye yang dikontribusikan dalam pengembangan kompetensi lulusan yang
berkenaan dengan sikap spiritual (KI 1) dan sikap sosial (KI 2). Kedua sikap ini
dikembangkan secara tidak langsung yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang
pengetahuan dan penerapan pengetahuan.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh hasil bahwa ikon menjadi salah satu
penanda nilai pendidikan karakter tokoh. Ikon ditandai oleh adanya hubungan
kemiripan yang didasarkan persamaan bentuk alamiah, persamaan ciri-ciri antara
tanda dan yang diwakilinya, serta kesamaan dalam beberapa kualitas (Ratna, 2007:
102). Ikon yang ditemukan dalam teks novel Rindu karya Tere Liye terdiri atas tiga,
yaitu: (1) ikon topologis; (2) ikon diagramatik; dan (3) ikon metafora yang masing-
masing diuraikan sebagai berikut.
Ikon Topologis
Ikon topologis adalah tanda yang didasarkan atas kemiripan yang menyangkut
sifat spasial (berkenaan dengan ruang atau tempat) dari tanda dan acuan. Deksripsi
yang menyimpulkan adanya tanda ikon mencakup istilah dalam wilayah makna
“spasialitas” (profil/garis bentuk) (Bense dalam Zoest, 1996: 14). Ikon topologis
ditandai oleh adanya kemiripan bentuk.
Proses pengidentifikasian data, penyeleksian data, dan pengklasifikasian data
pada tahap reduksi data menunjukkan bahwa pada teks novel Rindu karya Tere Liye
terdapat delapan ikon topologis. Data ikon topologis yang terseleksi berwujud
penanda verbal berupa cakapan tokoh dan tokoh lain sebagai suatu komunikasi
bahasa dan penanda nonverbal berwujud judul novel dan latar tempat.
Ikon diagramatik
Ikon diagramatik didasarkan atas kemiripan relasional atau hubungan antara
dua unsur tekstual dengan hubungan antara kedua unsur yang diacu. Ikon diagramatik
ditandai dengan adanya kemiripan tahapan seperti diagram (Zaimar: 2008: 5).
Dengan kata lain, terdapat hubungan antara gejala struktural yang diungkapkan oleh
tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh acuan dengan deskripsi kata yang termasuk
dalam wilayah makna “relasi” (Peirce dalam Zoest, 1996: 14). Ikon diagramatik
didasarkan oleh adanya hubungan kemiripan kronologis, tahapan, atau proses.
Data ikon diagramatik penanda nilai pendidikan karakter yang ditemukan
pada tahap pengidentifikasian data adalah enam puluh lima data. Namun, pada tahap
penyeleksian data dan pengklasifikasian data, ikon diagramatik yang terseleksi ada
delapan belas data yang dapat memberikan informasi untuk menjawab rumusan
masalah.
Ikon metafora
Ikon metafora (Peirce dalam Zoest, 1996: 18) ditandai dengan tidak adanya
kemiripan antara tanda dan acuan tetapi antara acuan langsung dan acuan tidak
langsung, keduanya diacu dengan tanda yang sama. Gejala-gejala tersebut terdapat
dalam teks-teks yang secara keseluruhan merupakan alegori atau parabel (yang
identik dengan kata ibarat). Ikon metafora muncul jika deskripsi yang dibuat untuk
menunjukkan ikon mengharuskan pemakaian metafora/majas.
Berdasarkan hasil analisis data, dapat dikatakan bahwa ikon metafora penanda
nilai pendidikan karakter tokoh yang ditemukan pada teks novel Rindu karya Tere
Liye berwujud penanda verbal berupa cakapan tokoh tentang tokoh lain serta penanda
nonverbal berupa aktivitas atau kegiatan tokoh, latar waktu, dan reaksi tokoh.
Indeks Penanda Nilai Pendidikan Karakter Tokoh dalam Novel Rindu Karya
Tere Liye. Ratna (2007: 102) mengatakan bahwa indeks ditandai dengan adanya
kedekatan eksistensi sekaligus menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda
dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat yang langsung mengacu
pada kenyataan. Kata-kata deiksis berfungsi dalam hubungan kedekatan dengan yang
diacu sehingga dimasukkan sebagai indeks. Indeks sebagai tanda yang hadir secara
asosiatif akibat terdapat hubungan ciri acuan yang bersifat tetap (Sobur, 2006: 159).
Indeks adalah tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Prodopo (2007: 225)
juga mengatakan bahwa indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan
alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat
yang memiliki keterkaitan eksistensial di antara representasemen dan objeknya.
Pada teks novel Rindu karya Tere Liye ditemukan 518 data indeks yang
mengandung nilai pendidikan karakter. Data tersebut dikategorikan sebagai indeks
karena memiliki ciri-ciri indeks sesuai dengan pendapat Pradopo (2007: 225) bahwa
indeks memiliki keterkaitan eksistensial antara representasemen dengan objek.
Namun, setelah dilakukan penyeleksian data dan pengklasifikasian data yang
dibutuhkan, terseleksi empat puluh tiga data yang dapat diinterpretasi untuk
mendapatkan informasi sesuai fokus penelitan. Empat puluh tiga data indeks yang
diinterpretasi mengandung tujuh belas nilai pendidikan karakter. Berdasarkan hasil
analisis data dan interpretasi yang telah dilakukan, dapat dikemukakan bahwa indeks
penanda nilai pendidikan karakter tokoh yang ditemukan dalam teks novel Rindu
karya Tere Liye berwujud penanda verbal dan penanda nonverbal.
Simbol Penanda Nilai Pendidikan Karakter Tokoh dalam Novel Rindu Karya
Tere Liye. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan tahap analisis
Huberman & Miles, diperoleh informasi bahwa simbol adalah salah satu penanda
nilai pendidikan karakter tokoh dalam teks novel Rindu karya Tere Liye. Hal ini
sesuai dengan pendapat Peirce dalam Sobur (2006: 156) yang mengartikan simbol
sebagai tanda yang mengacu pada objek tertentu di luar tanda itu sendiri yang bersifat
konvensional. Simbol hanya dipahami oleh manusia karena dibuat oleh manusia
untuk manusia. Adapun jenis simbol yang ditemukan pada teks novel Rindu karya
Tere Liye terdiri atas tiga sesuai dengan pendapat Berger (2000: 85) yang
mengklasifikasikan simbol-simbol menjadi: (1) simbol konvensional; (2) simbol
aksidental; dan (2) simbol universal.
Kontribusi Nilai Pendidikan Karakter Tokoh dalam Novel Rindu Karya Tere
Liye terhadap Pengajaran Bahasa Indonesia. Hasil analisis nilai pendidikan karakter
tokoh dalam novel Rindu karya Tere Liye menunjukkan bahwa novel tersebut
mengandung tujuh belas nilai pendidikan karakter dari delapan belas karakter budaya
bangsa Indonesia. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat dikatakan bahwa novel
Rindu sangat tepat digunakan sebagai bahan atau media untuk mengembangkan nilai
karakter budaya bangsa di sekolah. Hal ini didukung oleh pendapat Stanton (2012:
90) yang mengatakan bahwa novel mampu menghadirkan perkembangan satu
karakter, situasi sosial yang rumit, hubungan yang melibatkan banyak karakter dan
berbagai peristiwa rumit. Semi (1993: 32) juga mengatakan bahwa novel merupakan
karya fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan
disajikan dengan halus. Oleh karena itu, kandungan nilai pendidikan karakter dalam
novel Rindu karya Tere Liye dipandang bersinergi dengan tujuan pendidikan untuk
membangun identitas bangsa Indonesia yang berbudaya dan beradab serta
menjunjung tinggi nilai moral yang hidup di negara ini di tengah degradasi moral
yang terus terjadi.
Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 Pasal
1 butir 1 menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, hasil penelitian
ini dikontribusikan dalam pengajaran bahasa Indonesia khususnya pengajaran novel.
Hal penelitian dikaitkan dengan standar kompetensi lulusan pada kurikulum 2013
jenjang SMA kelas XII. Standar kompetensi lululusan yang dimaksud pada penelitian
ini adalah aspek sikap spiritual (KI 1) dan aspek sikap sosial (KI 2) yang harus
dimiliki peserta didik setelah menempuh pendidikan.
Nilai pendidikan karakter tokoh dalam novel Rindu karya Tere Liye yang
berkaitan dengan sikap spiritual (KI 1) dan sikap sosial (KI 2) pada kurikulum 2013
jenjang kelas XII SMA terdiri atas nilai pendidikan karakter religius, nilai pendidikan
karakter jujur, nilai pendidikan karakter toleransi, nilai pendidikan karakter disiplin,
nilai pendidikan karakter cinta tanah air, nilai pendidikan karakter bersahabat/
komunikatif tokoh, nilai pendidikan karakter cinta damai, nilai pendidikan karakter
peduli sosial, dan nilai pendidikan karakter tanggung jawab. Hal tersebut
menunjukkan bahwa nilai pendidikan karakter tokoh dalam novel Rindu karya Tere
Liye memiliki orientasi yang sama dengan karakter yang dikembangkan dalam
pengajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 jenjang SMA kelas XII.
Kesimpulan
Wujud ikon penanda nilai pendidikan karakter dalam teks novel Rindu karya
Tere Liye: penanda ikon topologis terdiri atas penanda verbal berbentuk cakapan
tokoh dan tokoh lain serta penanda nonverbal berbentuk judul novel dan latar tempat;
penanda ikon diagramatik berwujud penanda verbal cakapan tokoh dengan diri
sendiri dan cakapan tokoh dengan tokoh lain serta penanda nonverbal gerakan tubuh/
ekspresi, aktivitas/ kegiatan tokoh, latar keadaan, dan reaksi tokoh; dan ikon metafora
berwujud penanda verbal berupa cakapan tokoh tentang tokoh lain dan penanda
nonverbal berupa aktivitas atau kegiatan tokoh, latar waktu, dan reaksi tokoh.
Wujud indeks penanda nilai pendidikan karakter dalam teks novel Rindu
karya Tere Liye ditandai oleh penanda verbal berwujud cakapan tokoh dengan tokoh
lain dan cakapan tentang tokoh lain serta penanda nonverbal berwujud gerakan tubuh/
ekspresi, aktivitas atau kegiatan tokoh, ciri fisik tokoh, latar, pikiran atau perasaan
tokoh, dan reaksi tokoh.
Wujud simbol penanda nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam teks
novel Rindu karya Tere Liye: penanda simbol konvensional ditandai oleh penanda
nonverbal aktivitas/ kegiatan tokoh, atribut yang dikenakan tokoh, nama atau sapaan
tokoh, latar, dan suara/ bunyi; penanda simbol aksidental ditandai oleh penanda
nonverbal berupa gerakan tubuh/ ekspresi, nama atau sapaan tokoh, dan latar tempat;
dan penanda simbol universal ditandai oleh penanda verbal berupa cakapan tokoh
dengan tokoh lain dan cakapan tentang tokoh lain serta penanda nonverbal berupa
gerakan tubuh/ ekspresi tokoh dan atribut yang dikenakan tokoh.
Kontribusi nilai pendidikan karakter tokoh dalam novel Rindu karya Tere
Liye pada pengajaran bahasa Indonesia adalah pemanfaatan novel sebagai bahan atau
media untuk mengembangkan nilai karakter budaya bangsa di sekolah terutama pada
pengajaran teks novel di kelas XII.
Saran
Analisis yang dilakukan terhadap teks novel Rindu karya Tere Liye hanya
sebagian kecil dari wilayah semiotika yaitu mendeskripsikan wujud penanda ikon,
indeks, dan simbol. Padahal, ruang lingkup kajian semiotika novel masih sangat luas
terutama yang berkaitan dengan aspek sintaksis, semantik, dan pragmatik. Untuk itu,
diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengkaji secara lebih mendalam dengan
memanfaatkan penelitian ini sebagai salah bahan pertimbangan.
Daftar Pustaka
Berger, Arthur Asa. 2000. Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer. Penerjemah M. Dwi Marianto dan Sunarto. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Denzin, Norman K. & Lincoln, Yvonna S. 2009. Handbook of Qualitative Research. Diterjemahkan oleh Dariyatno dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Liye, Tere. 2014. Rindu. Jakarta: Republika.
Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Edisi Kedua. Jakarta: Rineka Cipta.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Priyatni, Endah Tri. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Estetika Sastra dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rokhmansyah, Alfian. 2014. Studi dan Pengkajian Sastra: Perkenalan Awal Terhadap Ilmu Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Salahudin, Anas & Alkrienciehie, Irwanto. 2013. Pendidikan Karakter Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa. Bandung: Pustaka Setia.
Satori, Djam’an & Aan Komariah. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Semi, Atar. 1993. Anatomi sastra. Padang: Angkasa Raya.
Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Stanton, Robert. 2012. Teori Fiksi. Diterjemahkan oleh Sugihastuti & Rossi Abi Al Irsyad. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Zoest, Aart Van. 1996. Interpretasi dan Semiotika, dalam Panuti Sudjiman dan Aart
Van Zoest (Eds.), Serba-serbi Semiotika (hlm. 6). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Top Related