BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Pengertian Informasi
Menurut Romney dan Steinbart (2009: 26), ”Information is data that have
been organized and processed to provide meaning to a user”. Yang diterjemahkan;
”Informasi adalah data yang telah diorganisasikan dan diproses untuk memberikan
arti bagi suatu pengguna”.
Menurut Reynolds and Stair (2010: 5), ”Information is a collection of facts
organized so that they have additional value beyond the value of the individual
facts”. Yang diterjemahkan; ”Informasi adalah kumpulan fakta yang terorganisir
sehingga memiliki nilai tambahanmelampaui faktanya secara individual”.
Menurut Gelinas dan Dull (2012: 18), ”Information is data presented in a
form that is useful in a decision-making activity ”. Yang diterjemahkan ”Informasi
adalah data yang disajikan dalam sebuah formulir yang berguna dalam aktivitas
pembuatan keputusan”.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa informasi
adalah kumpulan data yang memiliki fakta-fakta spesifik yang bila disusun secara
terorganisir dapat memberikan nilai tambahan dan dapat dijadikan landasan dalam
pembuatan keputusan.
2.1.2 Karakteristik Informasi
Menurut Gelinas dan Dull (2012: 11), terdapat beberapa karakteristik
informasi yang berkualitas, seperti:
a. Effectiveness, berkaitan dengan informasi yang relevan dan berkaitan dengan
proses bisnis yang disampaikan dengan tepat waktu, benar, konsisten, dan
dapat digunakan.
b. Efficiency, menyangkut penyediaan informasi melalui penggunaan (paling
produktif dan ekonomis) yang optimal dari sumber daya.
c. Confidentially, menyangkut perlindungan sensitivitas informasi dari
pengungkapan yang tidak sah.
d. Integrity, berkaitan dengan keakuratan dan kelengkapan informasi serta
validitas sesuai dengan nilai-nilai bisnis dan harapan.
e. Availability, berkaitan dengan informasi yang tersedia pada saat diperlukan
oleh proses bisnis baik sekarang maupun di masa depan. Hal ini juga
menyangkut pengamanan sumber daya yang diperlukan dan kemampuan
yang terkait.
f. Compliance, berkaitan dengan mematuhi undang-undang: peraturan, dan
perjanjian kontrak di mana proses bisnis merupakan subjek.
g. Reliability, berkaitan dengan penyediaan informasi yang tepat bagi
manajemen untuk mengoperasikan entitas dan melaksanakan tanggung
jawab serta tata kelola.
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Reynolds and Stair (2010: 4), ” Information system is a set of
interrelated components that collect, manipulate, store, and disseminate data and
information and provide a feedback mechanism to meet an objective”. Yang
diterjemahkan;”Sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling
berhubungan dimana komponen tersebut mengumpulkan, memanipulasi,
menyimpan, dan menyebarkan data dan informasi serta menyediakan mekanisme
timbal balik sedemikian rupa untuk memenuhi suatu tujuan”.
Menurut Hall (2011: 780), ”Information system is set of formal procedures by
which data are collected, processed into information, and distributed to users”. Yang
diterjemahkan: “Sistem informasi adalah sekumpulan prosedur-prosedur yang sah
dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan disalurkan kepada
pengguna“.
Menurut Gelinas dan Dull (2012: 14), ”Information system is a man-made
system that generally consists of integrated set of computer-based components and
manual components established to collect, store, and manage data and to provide
output information to users ”. Yang diterjemahkan; ”Sistem informasi adalah sistem
buatan manusia yang pada umumnya terdiri dari sekumpulan komponen berbasis
komputer yang terintegrasi dan komponen manual yang dibangun untuk
mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan output
informasi kepada pengguna”.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi adalah suatu set komponen yang saling berhubungan, memiliki prosedur
yang formal dalam memenuhi menciptakan mekanisme dalam pengumpulan,
penyimpanan, dan pengelolaan data sehingga dapat memberikan output informasi
dan memenuhi tujuan bagi pengguna.
2.1.4 Komponen Sistem Informasi
Menurut Reynolds dan Stair (2010: 10), terdapat beberapa komponen dalam
sistem informasi:
Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi
Sumber : Reynolds dan Stair (2010: 5)
a. Input, aktivitas mengumpulkan dan memperleh data mentah.
b. Processing, mengkonversi atau mentransformasikan data menjasi output yang
bermanfaat.
c. Output, produksi dari informasi yang bermanfaat, biasanya dalam bentuk
dokumen dan laporan.
d. Feedback, output yang digunakan untuk membuat perubahan pada input atau
aktivitas pemrosesan.
2.1.5 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Hall (2011: 773), “Accounting information system is specialized
subset of information system that processes financial transaction”. Yang
Feedback
Input Processing Output
diterjemahkan; “ Sistem informasi akutansi adalah kumpulan dari sebagian informasi
sistem yang khusus yang dapat mengolah transaksi keuangan.”
Menurut Gelinas dan Dull (2012: 667), “Accounting information system is a
specialized subsystem of the IS that collects, processes, and reports information
related to the financial aspects of business events”. Yang diterjemahkan; “ Sistem
informasi akuntasi adalah sebuah subsistem khusus dari sistem informasi yang
mampu mengoleksi, memproses, dan melaporkan informasi yang berhubungan
dengan aspek keuangan dalam suatu peristiwa bisnis”.
Berdasarkan International Journal of Economics and Finance(Vol.4, No. 5,
2012: 136-145), “Accounting Information Systems (AIS) are a tool which, when
incorporated into the field of Information and Technology systems (IT), are designed
to help in the management and control of topics related to organization’s economic-
financial area.”Yang diterjemahkan; “ Sistem informasi akutansi adalah sebuah alat
yang tergabung dalam bidang sistem informasi dan teknologi, dirancang untuk
membantu dalam pengelolaan dan pengaturan topik-topik yang berhubungan dengan
bagian keuangan-ekonomi dalam suatu organisasi.”
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi akuntansi adalah Subsistem dari sistem informasi dan teknologi yang
dirancang secara khusus untuk menjalankan fungsi dalam mengumpulkan, mengolah,
dan melaporkan informasi keuangan yang terdapat didalam organisasi.
2.1.6 Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Amos
Kwary (2006: 6 - 7), terdapat 5 komponen dalam sistem informasi akuntansi, yaitu:
a. People, pihak yang mengoperasikan sistem.
b. Procedures and Instruction, baik manual maupun otomatisasi, termasuk
pengumpulan, pemrosesan dan penyimpanan data mengenai kegiatan
perusahaan.
c. Data mengenai organisasi dan proses bisnisnya.
d. Software yang digunakan untuk memproses data organisasi.
e. Information Technology Infrastructure, termasuk komputer: perangkat
tambahan dan perangkat jaringan komunikasi yang digunakan untuk
mengumpulkan, menyimpan, memproses, serta mengirim data dan
informasi.
2.1.7 Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Jones dan Rama (2008: 7), yang diterjemahkan oleh M. Slamet
Wibowo, ada 5 kegunaan Sistem Informasi Akuntansi, antara lain:
a. Membuat laporan eksternal.
Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan
laporan-laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi dari para
investor, kreditor, dinas pajak, badan-badan pemerintah, dan yang lainnya.
b. Mendukung aktivitas rutin.
Para manajer memerlukan satu sistem informasi akuntansi untuk menangani
aktivitas operasi rutin sepanjang siklus operasi perusahaan khususnya pada
penanganan transaksi-transaksi serta membahas siklus perolehan dan
pendapatan dengan lebih terinci.
c. Mendukung pengambilan keputusan.
Informasi juga diperlukan untuk pengambilan keputusan yang tidak rutin
pada semua tingkat dari suatu organisasi. Informasi sangat penting untuk
membantu dalam mengkomunikasikan pengiriman barang.
d. Perencanaan dan pengendalian.
Suatu sistem informasi juga diperlukan untuk aktivitas perencanaan dan
pengendalian. Informasi mengenai anggaran dan biaya standar disimpan
oleh sistem informasi, dan laporan dirancang untuk membandingkan angka
anggaran dengan jumlah aktual.
e. Menerapkan pengendalian internal.
Pengendalian internal mencakup kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur,
dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi aset-aset
perusahaan dari kerugian atau korupsi, dan memelihara keakuratan data
keuangan.
Berdasarkan International Journal of Information Science & Technology
(Vol.6, No.2, 2009: 25-43), “Effectiveness of accounting information system can be
analyzed on three bases: 1) information scope is considered as financial and non-
financial information, internal and external information that is useful in prediction of
future events, 2) timeliness quality is related to the ability of accounting information
system to satisfy information needs by providing systematic reports to the user, 3)
aggregation of information is considered as means of collecting and summarizing
information within a given time period.” Yang diterjemahkan, “ Efektivitas suatu
sistem informasi akuntansi dapat dianalisa melalui 3 pokok: 1) Cakupan informasi
yang dapat digolongkan meliputi informasi keuangan dan yang bukan keuangan,
informasi internal dan eksternal yang berguna dalam memprediksi kejadian di masa
depan, 2) Kualitas dari jadwal yang berhubungan dengan kemampuan sistem
informasi akuntansi untuk mencakupi informasi yang dibutuhkan dengan
menyediakan laporan sistematis kepada pengguna, 3) aggregat dari informasi dapat
diartikan sebagai pengumpulan dan peringkasan informasi di dalam suatu periode
yang telah ditentukan.”
2.1.8 Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Objek
2.1.8.1 Pengertian Object
Menurut Mathiassen(2000,p4) objectis“anentitywith identity, state and
behaviour”. Yang berarti entitas adalah sesuatu yang memiliki identitas, state dan
tingkah laku.
Menurut Briton dan Doake (2001,p14) object adalah“software unit
packaging together data and methods to manipulate that data”, yang berarti unit
software yang menyatukan data dan metode untuk memanipulasi data.
Jadi object secara umum adalah suatu entitas yang memiliki identitas, state,
dan tingkah laku yang merefleksikan kemampuan dari sistem untuk menjaga
informasi tentang sistem dan berinteraksi dengan sistem yang digunakan untuk
memanipulasi data.
2.1.8.2 Pengertian Object-Oriented Analysis
Menurut Satzinger (2009: 60), ”Object-oriented analysis (OOA) defines all of
the types of objects that do the work in the system and shows what user interaction,
called use case, are required to complete tasks.” yang diterjemahkan, “Object-
oriented analysismendeskripsikan semua bentuk dari obyek yang melakukan
pekerjaan di dalam sistem dan menunjukkan interaksi pengguna, disebut use case,
yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.”
2.1.8.3 Pengertian Object-Oriented Design
Menurut Satzinger (2009: 60), ”Object-oriented design (OOD) defines all of
the additional types of objects necessary to communicate with people and devices in
the system, shows how the objects interact to complete tasks, and refines the
definition of each type of object so it can be implemented with a specific language or
environtment .” yang diterjemahkan, ”Object-oriented analysis menjelaskan semua
dari bentuk tambahan obyek-obyek yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan
orang dan perangkat di dalam sistem, menunjukkan pula bagaimana obyek-obyek
berinteraksi untuk menyeleasikan suatu tugas, dan memperjelas definisi dari bentuk
masing-masing obyek sehingga dapat diterapkan bersama suatu bahasa atau
lingkungan yang khusus.”
2.1.8.4 Pengertian Analisis Sistem
Menurut Whitten dan Bentley (2009: 160), “System Analysis is a problem
solving technique that decomposes a system into its component pieces for the
purpose of studying how well those component parts work and interact to accomplish
their purpose.” Yang diterjemahkan; “Analis sistem adalah sebuah teknik pemecahan
masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi potongan-potongan komponen
berdasarkan tujuannya agar dapat dipelajari sejauh mana bagian komponen tersebut
bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuannya.”
Menurut Satzinger (2012: 5), “System Analysis is those activities that enable a
person to understand and specify what the new system should accomplish.” Yang
diterjemahkan; “ Analis sistem adalah aktivitas-aktivitas yang memungkinkan
seseorang untuk mengerti dan menentukan sistem baru seperti apa yang ingin
dicapai”.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis
sistem adalah sebuah proses untuk memahami dan memecahkan masalah yang terjadi
secara terperinci dengan membagi sistem menjadi beberapa komponen yang
kemudian dipelajari untuk mencapai tujuan.
2.1.8.5 Pengertian Perancangan Sistem
Menurut Satzinger (2012: 5), “System design is those activities that enable a
person to define and describe in detail the system that solves the need”. Yang
diterjemahkan; “Perancangan sistem adalah aktivitas-aktivitas yang memampukan
seseorang untuk mendefinisikan dan menjelaskan secara rinci suatu sistem yang
memenuhi kebutuhan.”
Menurut Whitten dan Bentley dan Bentley (2009: 160), “System design is a
complementary problem solving technique (to system analysis) that reassembles a
system’s component pieces back into a complete system – hopefully, an improved
system. This may involve adding, deleting, and changing pieces relative to the
original system”. Yang diterjemahkan “Perancangan sistem adalah suatu teknik
pemecahan masalah yang saling melengkapi (bagi analis sistem) dengan
mengumpulkan kembali bagian-bagian komponen suatu sistem kembali menjadi
sebuah sistem jadi – dan diharapkan, menjadi sebuah sistem yang lebih baik.
Aktivitas ini mungkin akan menyangkut penambahan, penghapusan, dan perubahan
bagian-bagian yang relatif terhadap sistem awal.”
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perancangan
sistem adalah sekumpulan aktivitas yang tersusun dalam teknik pemecahan masalah
yang saling mendukung satu komponen dengan yang lainnya, sehingga membentuk
satu kesatuan yang sistematis dan dapat memenuhi kebutuhan pengguna.
2.1.8.6 Pengertian Event Table
Menurut Mathiassen (2000: 334), ”Event table is a collection of classes that
identifies the events that are part of their behavioural patterns.” Yang
diterjemahkan; ”Event table adalah suatu kumpulan kelas yang mengidentifikasikan
peristiwa-peristiwa yang menjadi bagian dari pola perilakunya.”
2.1.8.7 Pengertian Event
Menurut Whitten dan Bentley (2009: 324), “Event is a logical unit of work
that must be completed as a whole.Sometimes called a transaction.” Yang
diterjemahkan “Event adalah suatu satuan secara logika mengenai pekerjaan yang
harus diselesakikan secara keseluruhan. Umumnya disebut sebagai transaksi.”
Menurut Jones dan Rama (2008: 18), yang diterjemahkan oleh M. Slamet
Wibowo, Kejadian (events)adalah aktivitas yang terjadi dalam suatu urutan
tertentu.Sebagai contoh, seorang pelanggan melakukan pemesanan, barang
dikirimkan, dan laporan penjualan dicetak.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa event
adalah aktivitas yang terjadi dalam suatu urutan tertentu secara menyeluruh.
2.1.8.8 Pedoman untuk MengenaliKejadian
Menurut Jones dan Rama (2008: 29), yang diterjemahkan oleh M. Slamet
Wibowo terdapat beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam menetapkan
kejadian:
1. Kenali kejadian pertama dalam suatu proses ketika seseorang atau suatu
departemen dalam sebuah organisasi menjadi bertanggung jawab terhadap
suatu aktivitas.
2. Mengabaikan aktivitas yang tidak melibatkan partisipasi dari agen internal.
3. Kenali suatu kejadian baru ketika suatu proses sudah disela/diinterupsi dan
dilanjutkan kemudian oleh agen internal yang sama. Setelah diinterupsi,
seseorang di luar organisasi atau proses situ mungkin memulai proses
tersebut. Sebagai alternatif,proses itu dapat dilanjutkan pada suatu waktu
yang sudah dijadwalkan.
4. Gunakan satu nama kejadian dan uraian yang mencerminkan sifat umum dari
kejadian itu.
2.1.8.9 Pengertian Rich Picture
Menurut Mathiassen (2000: 334), ”Richpicture is an overview of the people,
objects: processes, structures, and problems in the system’s problem and application
domains.” Yang diterjemahkan; ”Richpicture adalah gambaran menyeluruh dari
orang, objek, proses, struktur, dan masalah dalam system’s problem dan application
domain.”
2.1.8.10 Pengertian UML (Unified Modeling Language)
Menurut Whitten dan Bentley (2009: 371), ”UML is a set of modeling
conventions that is used to specify or describe a software system in terms of
objects.”Yang diterjemahkan; ”UML adalah sekumpulan kaidah pemodelan yang
digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan sebuah sistem software didalam
konteks obyek.”
Berdasarkan International Journal of Advanced Research in Computer
Science and Software Engineering(Vol.2, No.7, Juli 2012: 241), “UML is a standard
modeling that can be used to perform the task of analyzing , visualizing,
constructing, and documenting changes in business process and software ” Yang
diterjemahkan; “UML adalah suatu dasar permodelan yang dapat digunakan untuk
melaksanakan tugas berupa penganalisaan, visualisasi, konstruksi, dan dokumentasi
perubahan terhadap proses bisnis dan software
Berdasarkan International Journal of Computer Applications (Vol.1, No.1,
September 2012: 17), ”UML is a family of graphical notation, backed by a single
meta-model that help in describing the design software systems: articularly software
systems built using the object oriented style.” Yang diterjemahkan; ”UML adalah
sekelompok dari catatan grafis, didukung oleh meta-model tunggal yang membantu
dalam mendeskripsikan perancangan software sistem.”
Berdasarkan pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa UML
merupakan sekumpulan catatan grafis yang disusun berdasarkan kaidah pemodelan
yang digunakan untuk membantu dalam menjelaskan atau memdeskripsikan sebuah
sistem software didalam konteks obyek.
2.1.8.11 Activity Diagram
Menurut Jones dan Rama (2008: 79), yang diterjemahkan oleh M. Slamet
Wibowo, “Activity diagram adalah diagram yang memainkan peran seperti sebuah
“peta” dalam memahami proses bisnis dengan menunjukkan urutan aktvitas di
dalam proses.”
2.1.8.12 Notasi Activity Diagram
Menurut Jones dan Rama (2006: 82-84), terdapat beberapa notasi dalam
activity diagram:
Tabel 2.1 Notasi Activity Diagram
Bentuk Notasi Nama Keterangan
Initial state Menunjukkan titik mulainya
sebuah proses dalam activity
diagram.
State
Menunjukkan kejadian,
aktivitas, atau trigger.
Control flow
Menunjukkan urutan dari satu
kejadian atau aktivtas ke
kejadian atau aktivitas
berikutnya.
Object flowMenunjukkan aliran informasi
antar kejadian.
DocumentMenunjukkan dokumen
sumber atau laporan.
Decision Menunjukkan percabangan.
Table
Menunjukkan file komputer di
mana data dibaca atau dicatat
selama kejadian bisnis terjadi.
Note
Menunjukkan referensi bagi
pembaca ke diagram atau
dokumen lain untuk informasi
yang lebih rinci.
Final stateMenunjukkan titik akhir dari
sebuah proses.
Swimlane
Menunjukkan pemisahan
aktivitas atau kejadian
menurut orang atau
departemen yang bertanggung
jawab atas kejadian atau
aktivitas tertentu.
Sumber : Jones dan Rama (2008: 82-84)
2.1.8.13 Overview Activity Diagram
Menurut Jones dan Rama (2008: 79), yang diterjemahkan oleh M. Slamet
Wibowo,“Overview activity diagram adalah suatu pandangan tingkat tinggi dari
proses bisnis dengan mendokumentasikan kejadian-kejadian, dan aliran informasi
antar kejadian.”
2.1.8.14 Detailed Activity Diagram
Menurut Jones dan Rama (2008: 80), yang diterjemahkan oleh M. Slamet
Wibowo,“Detailed activity diagram adalah diagram yang menyediakan suatu
penyajian yang lebih detail dari aktivias yang berhubungan dengan satu atau dua
kejadian yang ditunjukkan pada overview activity diagram.”
2.1.8.15 Workflow Table
Menurut Jones dan Rama (2006: 87), “Workflow table is a two-column table
that identifies the actors and actions in a process.” Yang diterjemahkan;“Tabel arus
kerja adalah tabel dua kolom yang mengidentifikasikan aktor dan aksi di dalam
sebuah proses.”
2.1.8.16 Class Diagram
Menurut Satzinger (2012: 101), “Class diagram is a diagram consisting of
classes (i.e., sets of onjects) and associations among the classes.” Yang
diterjemahkan; “Class diagram adalah diagram yang terdiri dari kelas-kelas
(contohnya kumpulan objek) dan asosiasi di antara kelas.”
2.1.8.17 Notasi Class Diagram
Menurut Satzinger (2009: 187), sebuah domain class disimbolkan
dengan menggunakan bentuk persegi empat yang dibagi menjadi tiga bagian,
antara lain:
a. Bagian pertama, yang berisi namaclass dan informasi stereotype.
b. Bagian kedua, yang berisi nama atribut yang terdiri dari attribute visibility
(menunjukkan kemampuan objek yang dapat secara langsung mengakses
atribut; tanda + berarti atribut visible sedangkan tanda – berarti atribut tidak
visible), nama atribut, type expression (seperti character, string, integer,
number, currency, date), initial value, dan property.
c. Bagian ketiga, yang berisi method signature menunjukkan semua informasi
yang dibutuhkan untuk memanggil method.
Gambar 2.2 Notasi UML Class Diagram
Sumber : Satzinger (2009: 411)
2.1.8.18 Relationship
Menurut Satzinger (2009: 376) “Relationship is a naturally occurring
association among specific things, such as an order is placed by a customer and an
employee works in a department.It is important to understand the relationship in
both directions because sometimes it might seem more important for the system to
record the relationship in one direction than in the other” Yang diterjemahkan;
“Relationship adalah perkumpulan yang terjadi secara alami diantara obyek-obyek
tertentu, seperti misalnya pemesanan yang dipesan oleh pelanggan dan karyawan
bekerja di divisi. Penting untuk dimengerti hubungan tersebut dalam kedua sudut
pandang karena terkadang mereka akan terlihat lebih penting untuk sebuah sistem
untuk merekam hubungan tersebut dalam satu haluan daripada yang lain”.
Gambar 2.3 Ilustrasi Relationship
Sumber: Satzinger (2009: 178)
2.1.8.19 Multiplicity
Menurut Satzinger (2009: 190) “Multiplicity is the number of associations
that occur among specific things, such as a customer places many orders and an
employee works in one department.” Yang diterjemahkan; “Multiplicity adalah
sejumlah hubungan yang terjadi diantara obyek-obyek tertentu, seperti misalnya
pelanggan mungkin saja memesan order yang banyak dan seorang karyawan
bekerja di dalam satu divisi”.
Gambar 2.4 Multiplicity of Association
Sumber :Satzinger (2009: 188)
2.1.8.20 Generalization/Specialization Hierarchies
Menurut Satzinger (2009: 189) “Generalization/specialization hierarchies is a
hierarchies that structure or rank classes from the more general superclass to the
more specialized subclasses.” Yang diterjemahkan; “Hirarki generalisasi/spesialisasi
adalah sebuah struktur atau peringkat kelas dari yang superclass yang lebih umum
ke subsistem yang lebih khusus”.
Gambar 2.5 Hirarki Generalisasi/Spesialisasi Order
Sumber : Satzinger (2009: 191)
2.1.8.21 Whole-part Hierarchies
Menurut Satzinger (2009: 190) “Whole-part hierarchies is a hierarchies that
structure classes according to their associated components.” Yang diterjemahkan;
“Hirarki whole-part adalah hirarki yang terstruktur kelasnya berdasarkan komponen
– komponen yang terkait.”
2.1.8.22 Tipe-tipe Whole-part Hierarchies
Menurut Satzinger (2009: 190) terdapat dua tipe whole-part
hierarchiesantara lain:
a. Aggregation
Agregasi digunakan untuk menggambarkan bentuk asosiasi yang
menentukan hubungan whole-part antara agregat dan komponennya di
mana komponennya tidak terikat secara kuat dengan agregat dan dapat
dipisahkan.
Gambar 2.6 Aggregation Antara Komputer dan Komponennya
Sumber : Satzinger (2009: 191)
b. Composition
Composition digunakan untuk menggambarkan whole-part relationship
yang lebih kuat, di mana ketika komponen-komponen agregat
dihubungkan, maka agregat dan komponennya tidak dapat dipisahkan lagi.
Pada composition simbol diamond digambarkan secara filled.
2.1.8.23 Use-case Diagram
Menurut Satzinger (2012: 78) “Use-case diagram is the UML model used to
graphically show use cases and their relationship to actors.” Yang diterjemahkan;
“Use-case diagram adalah model UML yang digunakan untuk menunjukkan use-case
dan hubungannya dengan aktor secara grafis.”
2.1.8.24 Notasi Use-case Diagram
Tabel 2.2 Notasi Use Case Diagram
Notasi Nama Keterangan
Use case
Menunjukkan aktivitas yang
dilakukan oleh sistem,
biasanya sebagai respon
terhadap request dari user
terhadap sistem untuk
mencapai tujuan user.
Actor
Menunjukkan orang yang
secara aktual berinteraksi
dengan sistem komputer.
Connecting
line
Menghubungkan antara
aktor dan use case dan
mengindikasikan actor
tertentu yang berhubungan
use case tertentu.
Automation
boundary
and
organization
Menunjukkan batasan antara
lingkungan di mana actor
berada, dan komponen
internal dari sistem
komputer.
Sumber : Satzinger (2009: 242-244)
2.1.8.25 Entity relationship diagram
Menurut Whitten et al (2004, p295-307), entity relationship diagram
(ERD) adalah pemodelan data yang menggunakan beberapa notasi untuk
menggambarkan data yang berhubungan dengan entity dan relationshipyang
dideskripsikan oleh data tersebut.
Gambar 2.7.Contoh sebuah ERD sederhana (Mannino,2004,p15)
Ada beberapa konsep dasar bagi setiap model data :
a. Entity
Entity adalah sebuah class dari orang, tempat, objek, kejadian, atau konsep
mengenai apa yang diperlukan untuk mengambil dan menyimpan data. Entity
dilambangkan dengan sebuah lambang persegi.
Beberapa kategori dari entity adalah sebagai berikut :
• Orang : Vendor, pelanggan, karyawan, dan lain-lain.
• Tempat : Ruangan, kantor cabang, gedung, dan lain-lain.
• Objek : Produk, mesin, bahan dasar, dan lain-lain.
• Kejadian : Invoice, pemesanan, penjualan, dan lain-lain.
• Konsep : Stok, dana,account, kualifikasi, dan lain-lain
Gambar 2.8 Contoh Entity dalam ERD
b. Atribut
Menurut Mannino (2004,p147), attribute adalah sebuah properti dari
sebuah entity atau relasi (relationship). Setiap attribut memiliki tipe data yang
mendefinisikan nilai dari data tersebut.
Gambar 2.9 Contoh Atribut dalam ERD
c. Identifikasi (Identification)
Dengan banyaknya instance yang dimiliki oleh suatu entity maka diperlukan
suatu key yang unik untuk menngidentifikasikan setiap instance berdasarkan
data dari atribut. Yang dimaksud dengan key adalah suatu atribut atau
sekumpulan atribut yang mengasumsikan nilai yang unik dari setiap bagian
dari entity dan seringkali disebut identifier.
Candidate key adalah salah satu key yang memiliki kemungkinan untuk
dijadikan primary key. Primary key adalah candidate key yang unik dan
mengidentifikasikan sebuah bagian dari entity. Alternate key adalah candidate
key yang tidak dijadikan primary key.Notasi-notasi simbolik di dalam Entity
Relationship Diagram yang dapat digunakan adalah:
1. Persegi panjang, menyatakan himpunan entitas.
2. Lingkaran/elips, menyatakan atribut (atribut yang berfungsi sebagai
key digarisbawahi).
3. Belah ketupat, menyatakan himpunan relasi.
4. Garis, sebagai penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan
entitas dan himpunan entitas dengan atributnya.
5. Kardinalitas relasi dapat dinyatakan dengan banyaknya garis cabang
atau dengan pemakaian angka (1 dan 1 untuk relasi satu ke satu, 1 dan
N untuk relasi satu ke banyak atau N dan N untuk relasi banyak ke
banyak.
Tabel 2.3 Entity Relationship Diagram (ERD)
No Gambar Nama Keterangan
1 Atribut Menunjukkan
karateristik dari suatu
entitas.
2
Garis
Menunjukkan
penghubung antara
himpunan relasi
dengan himpunan
entitas dengan
atributnya.
3 Entitas/Entity Menunjukkan
himpunan (individu
yang mewakili sesuatu
yang nyata dan dapat
dibedakan dari sesuatu
yang lain.
Relationship Menunjukkan
himpunan relasi.
1. Relationship ERD
Relationship dari ERD adalah jumlah entitas yang berpartisipasi dalam
suatu relasi. Derajat relasi yang umum digunakan dalam ERD adalah
unary relationship, binary relationship dan ternary relationship.
Unary relationship adalah relasi dimana entitas yang terlibatnya hanya 1.
Gambar 2.10 Unary Relationship
Binary Relationship adalah relasi yang melibatkan 2 entitas.
Gambar 2.11 Binary Relationship
Ternary relationship adalah relasi tunggal yang menghubungkan 3 entitas
yang berbeda.
Gambar 2.12 Ternary Relationship
2. Kardinalitas Relasi dalam ERD
1. Hubungan satu-ke-satu. Diagram yang menunjukkan bahwa terdapat
hanya sebuah paket produk untuk setiap produk. Contoh hubungan
satu-ke-satu dalam ERD yang menggunakan derajat relasi Binary
Relationship.
Gambar 2.13 Hubungan 1:1
2. Hubungan satu-ke-banyak atau banyak-ke-satu
Gambar 2.14 Hubungan 1:M
3. Hubungan banyak ke banyak.
Gambar 2.15 HubunganM:N
3. Partisipasi Hubungan
Partisipasi atau keterlibatan tiap anggota entity dalam membentuk instan
hubungan dapat bersifat wajib (full participation) atau tidak wajib (partly
participation).Dalam ERD, jenis full participation digambarkan dengan
garis penuh pada garis hubungan antar entitas. Sedangkan pada partly
participation digambarkan dengan garis putus-putus.
Gambar 2.16 Partisipasi Hubungan
2.1.8.26 State Machine Diagram
Menurut Satzinger (2009: 242) “State machine diagram is diagram showing
the sequence the life of an object in states and transition A state machine diagram
are also used for some objects that identified in the class diagram that have state or
status condition that need to be tracked, and the process allowed for that object
depend on its status.” Yang diterjemahkan; “State machine diagramadalahdiagram
yang menunjukkan alur hidup dari suatu objek dalam states dan transition.State
machine diagrambiasanya digunakan pada obyek yang teridentifikasi dalam class
diagram ,memiliki kondisi status yang perlu dilacak, dan proses yang diperbolehkan
terhadap objek tergantung pada statusnya”
2.1.8.27 Komponen-komponen State Machine Diagram
Menurut Satzinger (2009: 260-262) terdapat beberapa komponen dalam
state machine diagram:
a. State, suatu kondisi dalam siklus hidup objek ketika objek tersebut memenuhi
beberapa kriteria, melakukan beberapa action, atau menunggu suatu event.
b. Transition, pergerakan objek dari suatu state ke state lainnya.
c. Pseudostate, titik awal dari state machine diagram yang diindikasikan dengan
menggunakan black dot.
d. Destination state, state untuk transisi khusus yang diperuntukkan bagi objek
yang berpindah setelah menyelesaikan suatu transition.
e. Origin state, state untuk transisi khusus yang menunjukkan original state dari
mana transisi terjadi.
f. Message event, memicu terjadinya suatu transisi yang menyebabkan objek
meninggalkan origin state.
g. Guard-condition, pengujian true/false untuk membuat kondisi mengenai
transisi mana yang akan terjadi.
h. Action-expression, deskripsi aktivitas-aktivitas yang dilakukan sebagai bagian
dari transisi.
i. Concurrency, or concurrent state, kondisi yang terjadi di lebih dari satu state
pada suatu waktu.
j. Path, kumpulan urutan dari state dan transition yang berkaitan.
k. Composite state, state yang berisi state dantransition lainnya.
Gambar 2.17 Notasi State Machine Diagram
Sumber: Satzinger (2009: 261)
2.1.8.28 Sequence Diagram
Menurut Mathiasen (2000: 340), ”A sequence diagram describes the
interaction among several objects over time. It supplements a class diagram, which
describes the general, static situation. A sequence diagram can retain details about a
complex, dynamic situation involving some of many objects generated from the
classes in the class diagram.” Yang diterjemahkan, ”Sequence diagram menjelaskan
tentang interaksi di antara beberapa objek dalam jangka waktu tertentu. Diagram
tersebut melengkapi fungsi class diagram yang hanya menjelaskan sesuatu yang
umum, situasi tetap. Suatu sequence diagram dapat mempertahankan details
mengenai situasi yang kompleks dan dinamis yang melibatkan beberapa dari obyek-
obyek yang dihasilkan dari kelas-kelas di dalam class diagram.”
2.1.8.29 Notasi Sequence Diagram
Tabel 2.4 Notasi Sequence Diagram
Notasi Nama Keterangan
Lifeline for an
object
Menunjukkan garis hidup selama
objek tersebut masih berinteraksi.
Recursive call
& return
Menunjukkan urutan interaksi yang
dilakukan berulang-ulang.
Message in
the form of
event
Menunjukkan pesan yang dikirim
dalam event.
Procedure
call
Menunjukkan urutan interaksi yang
dilakukan dengan konsisi tertentu.
ReturnMenunjukkan respon pesan
terhadap message yang dikirimkan.
Destrustion of
an object
Apabila objek di destroy.
Sumber : Mathiassen (2000: 340)
2.1.8.30 Navigation Diagram
Menurut Mathiassen (2000: 344) “Navigation diagram is a diagram that
focus only to the overall dynamics of the user interface and show the participating
windows and the transitions between them.” Yang diterjemahkan; “Navigation
diagram adalah sebuah diagram yang hanya terpusat pada dinamis diagram yang
hanya memfokuskan pada keseluruhan dinamika user interface dan menunjukkan
keterlibatan windows dan transisi di antara windows.”
2.1.9 Rancangan Database
2.1.9.1 Pengertian Database
Menurut Satzinger (2009: 488), “Database is an integrated collection of
stored data that is centrally managed and controlled.” Yang diterjemahkan;
“Database adalah kumpulan dari sebuah data terintegrasi yang telah disimpan
dimana data tersebut dikelola dan dikontral secara terpusat.”
Berdasarkan Journal The Winners (Vol.9, No.1, Maret 2008: 90), ”Database
adalah semua data yang dibutuhkan untuk mendukung operasi organisasi. Di
dalamnya meliputi aktivitas mengumpulkan,mengorganisasi, dan merawat secara
tersentralisasi”.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa database
adalah kumpulan data terintegrasi yang dibutuhkan perusahaan di mana data
tersebut dikumpulkan dan diolah secara terpusat.
Menurut Connolly, database adalah kumpulan koleksi data-data yang saling
berhubungan secara logika yang isinya didesain untuk memenuhi kebutuhan
informasi dari suatu perusahaan.Setiap database dapat berisi atau memiliki sejumlah
objek database, antara lain yaitu:
a. Field
Field adalah sekumpulan kecil dari kataatau sebuah deretan angka-
angka.
b. Record
Record adalah kumpulan dari field yang berelasi secara logis. Contohnya
nama, alamat, nomer telpon dan sebagainya.
c. File
File atau berkas adalah kumpulan dari record yang berelasi secara logis.
Contohnya berkas transaksi toko A yang mempunyai record tanggal, kode
barang dan harga.
d. Entity
Entity adalah orang, tempat, benda, atau kejadian yang berkaitan dengan
informasi yang disimpan. Contoh: pelanggan, pekerja dan sebagainya.
e. Attribute
Attribute adalah setiap karakteristik yang menjelaskan suatu entity. Contoh:
nama pelanggan, umur pekerja dan sebagainya.
f. Primary key
Primary key adalah sebuah field yang nilainya unik yang tidak sama antara
suatu record dengan record yang lain. Primary key digunakan sebagai tanda
pengenal dari suatu field.
g. Foreign key
Foreign key adalah sebuah field yang nilainya berguna untuk
menghubungan primary key lain yang berada pada tabel yang berbeda.
Untuk suatu perusahaan atau organisasi dapat mendapatkan keuntungan
dari suatudatabase, maka perusahaan atau organisasi tersebut harus memiliki sebuah
“Database Management System” yang baik.
2.1.9.2 Database Management System (DBMS)
Menurut Satzinger (2009: 448) “Database management system is a system
software that manages and controls access to database.” Yang diterjemahkan;
“Database management system adalah suatu software sistem yang mengelola dan
mengendalikan akses ke database”.
2.1.9.3 Relational Database Management System (RDBMS)
Menurut Satzinger (2009: 490) “Relational Database management system is
a database management system that organizes stored data into structures called
tables or relations.” Yang diterjemahkan; “Relational Database management system
adalah database management system yangmengorganisasikandata yang telah
tersimpandi dalam struktur yang disebut table atau relation.”
Berikut ini terdapat beberapa terminology mengenai relational database
management system:
a. Tables, struktur data dua dimensi yang berisi baris dan kolom, biasanya
disebut juga relation.
b. Row, bagian table yang berisi data yang menggambarkan satu entitas,
relationship, atau objek, biasanya disebut juga tuple atau record.
c. Field, kolom dari tabel relational database, biasanya disebut juga atribut.
d. Field value, nilai data yang disimpan dalam cell tunggal dari tabel relational
database, biasanya disebut juga nilai atribut atau elemen data.
e. Key, field yang berisi nilai yang unik dalam setiap baris dari tabel relational
database.
f. Primary key, key yang digunakan secara unik untuk mengidentifikasi sebuah
baris dari tabel relational database.
g. Foreign key, nilai field yang disimpan dalam sebuah tabel relational database
yang berperan sebagai primary key dalam tabel relational database yang lain.
2.1.9.4 Fase-fase Perancangan Database
Menurut Connoly dan Begg (2005: 281 - 282) perancangan database terdiri
dari tiga fase utama berikut:
a. Conceptual Database Design
Proses membangun sebuah model data yang digunakan dalam sebuah
perusahaan, namun independen terhadap semua pertimbangan fisik.
b. Logical Database Design
Proses membangun sebuah model data yang digunakan dalam sebuah
perusahaan berdasarkan pada model data khusus, namun independen
terhadap pertimbangan yang berkaitan dengan DBMS tertentu dan
pertimbangan fisik lainnya.
c. Physical Database Design
Proses memproduksi deskripsi implementasi databasepada media
penyimpanan kedua; yang mana menggambarkan base relation, file
organisasi, dan indeks yang digunakan untuk mencapai efisiensi akses
terhadap data dan tuntutan adanya integritas serta penilaian keamanan.
2.10 Rancangan Formulir
2.1.10.1 Pengertian Rancangan Formulir
Menurut Jones dan Rama yang diterjemahkan oleh M Slamet Wibowo
(2008,p354), “Formulir adalah dokumen terpola yang berisi field kosong yang dapat
diisi pengguna dengan data. Ketika formulir ditampilkan di layar komputer, data
yang dimasukkan di field kosong disimpan di suatu tabel data atau lebih.”
2.1.10.1.1 PengertianFormulir
Menurut Mulyadi (2001, p75), Formulir adalah secarik kertas yang
memilikiruang untukdiisi. Formulir sering disebut dengan dokumen. Menurut
Mulyadi (2001, p76), Formulir elektronik adalah ruang yang ditayangkan dalam
layar komputer yang digunakan untuk menangkap data yang telah diolah dalam
pengolahan data elektronik.
Menurut Jones dan Rama(2006,p288) “Formisa formatted document
containing blank fields that users can fillin with data”,yang berarti dokumen yang
terformat yang terdiri dari bagian yang kosong yang diisi oleh penggunanya.
2.1.10.1.2 Elemen Rancangan Formulir
Jones dan Rama (2006, p271-272) menyatakan bahwa elemen-elemen
penting dalam formulir terdiri dari :
1. Textboxes. Seringkali ditempatkan pada suatu formulir yang digunakan
untuk memasukkan informasi yang ditambahkan pada tabel atau untuk
menampilkan informasi yang dibaca dari tabel.
2. Labels. Digunakan untuk membantu user dalam memahami informasi
apa yang diperlukan untuk dimasukkan.
3. Look up feature . Sebuah daftar menu tarik atas pilihan yang sesuai saat
memasukkan data dalam suatu field kosong tertentu pada sebuah formulir.
4. Command buttons. Digunakan untuk menampilkan suatu tindakan.
Terkadang merupakan push button (tombol tekan), karena suatu tindakan
akan dilakukan jika dipilih oleh user.
5. Comboboxes.Dalam bentuk sebuah tombol yang terdapat dalam suatu
formulir elektronik yang memungkinkan user untuk memilih satu dari
beberapa set pilihan.
6. Checkboxes. Merupakan suatu antar muka grafis atau sebuah kotak pada
suatu formulir yang mengindikasikan apakah opsi tertentu telah dipilih.
2.1.10.3 Jenis-jenis Formulir Input
Menurut Jones dan Rama yang diterjemahkan oleh M Slamet Wibowo
(2008: 323-324), terdapat tiga jenis formulir input antara lain:
a. Formulir Entri Satu Record (Single Record Entry Form)
Formulir entri satu record hanya menampilkan satu record pada satu waktu.
Formulir ini digunakan untuk menambah, menghapus, atau memodifikasi
data di satu record satu tabel tertentu. Formulir seperti itu seringkali
digunakan untuk mengarsipkan data file induk.
b. Formulir Entri Bentuk Tabel (Tabular Entry Form)
Formulir entri bentuk tabel menyediakan desain seperti kertas kerja untuk
memasukkan banyak record di suatu tabel. Jenis formulir ini sering kali
digunakan untuk mencatat sekumpulan kejadian.
c. Formulir Entri Multitabel (Multitable Entry Form)
Formulir entri multitabel digunakan untuk menambahkan data ke lebih dari
satu tabel.
2.1.10.4 Manfaat Formulir
Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011: 70) terdapat beberapa manfaat
formulir dalam perusahaan antara lain:
a. Menetapkan tanggungjawab timbulnya transaksi bisnis perusahaan.
b. Merekam data transaksi bisnis perusahaan.
c. Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan menyatakan semua kejadian
dalam bentuk tulisan.
d. Menyampaikan informasi pokok dari satu orang ke orang lain di dalam
organisasi yang sama atau ke organisasi yang lain.
2.1.11 Rancangan Layar (User Interface)
2.1.11.1 Pengertian User Interface
Menurut Satzinger (2009: 531) “User interface is the part of an information
system requiring user interaction to create inputs and outputs.” Yang diterjemahkan
“User interface adalah bagian dari sistem informasi yang membutuhkan interaksi
pengguna untuk menciptakan inputs dan outputs.”
2.1.11.2 Elemem-elemen Rancangan Layar
Menurut Satzinger (2009: 551), elemen rancangan layar meliputi :
1. Text boxes
Input control yang menerima data entry dari keyboard, digunakan untuk
menambahkan keterangan deskriptif untuk mengidentifikasi hal apa saja yang
harus ditulis dalam text boxes.
2. List box
Input control yang berisi daftar yang terdiri dari acceptable entries yang sudah
ditentukan sebelumnya agar dapat dipilih oleh pengguna.
3. Spin box
Variasi dari list box yang menampilkan multiple entries dalam text box di mana
pengguna dapat menentukan pilihannya.
4. Combo box
Variasi lainnya dari list box yang mengijinkan pengguna untuk memasukkan
nilai baru ataupun memilih dari entries yang sudah ada.
5. Radio button
Input control yang memungkinkan pengguna memilih satu pilihan dari suatu
kelompok.
6. Check boxes
Input control yang memungkinkan pengguna memilih lebih dari satu pilihan
dari suatu kelompok.
2.1.12 Rancangan Laporan
2.1.12.1Deskripsi Mengenai Laporan
Menurut Satzinger (2009: 572) “Reports are produced and e-mailed to
recipients or printed and distributed, but the user is not interacting with the system
directly to obtain the output.” Yang diterjemahkan; “Laporan dihasilkan dan dikirim
melalui emailke penerima atau dicetak dan didistribusikan, tetapi pengguna tidak
berinteraksi dengan sistem secara langsung untuk memperoleh output.”
2.1.12.1.1 Elemen Rancangan Laporan
Jones dan Rama (2006, p214-215), menyatakan Layout laporan terdiri
dari:
1. Report header. Menampilkan informasi keseluruhan laporan,seperti nama
laporan dan perusahaan, tanggal laporan dan jumlah halaman informasi
yang bersifat umum tiap kelompok.
2. Group detail. Berisi daftar transaksi yang berkaitan dengan kelompok.
3. Group footer. Bisa digunakan untuk menyediakan informasi yang berguna
dalam kelompok laporan.
4. Pagefooter. Berada di bagian bawah setiap halaman dan biasanya termasuk
halaman laporan.
2.1.12.2 Tipe-tipe Laporan
Menurut Satzinger (2009: 585) terdapat empat tipe laporan yang dibutuhkan
oleh pengguna:
a. Detailed report, laporan yang berisi informasi spesifik dari transaksi bisnis,
pegawai dapat menggunakan laporan ini untuk meneliti kembali transaksi
yang telah terjadi sebelumnya.
b. Summary report, berisi ringkasan atau hasil rekap dari informasi yang detail
dalam suatu periode waktu tertentu dengan berdasarkan kategori tertentu,
biasanya digunakan middle manager untuk meninjau kinerja divisi atau
departemen.
c. Exception report, hanya berisi informasi yang bersifat nonstandard,
pengecualian, atau kondisi tertentu
d. Executive report, ringkasan laporan yang berasal dari berbagai macam sumber
informasi yang umumnya digunakan untuk membuat keputusan strategis.
2.1.12.3 Elemen-elemen Rancangan Laporan
Menurut Jones dan Rama (2008: 267)yang diterjemahkan oleh M. Slamet
Wibowo, terdapat lima elemen rancangan laporan:
a. Label box, menampilkan teks deskriptif dan tidak terpengaruh oleh data di
dalam tabel.
b. Text box, menampilkan data yang diambil dari tabel.
c. Grouping attribute, laporan yang dikelompokkan menurut sesuatu.
d. Group header, dapat digunakan untuk menyajikan informasi bagi kelompok
tersebut.
e. Group detail, berisi transaksi yang berkaitan dengan kelompok.
f. Group footer, dapat digunakan untuk memberikan informasi yang bermanfaat
di dalam laporan yang dikelompokkan.
2.2 Teori-teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang dibahas
2.2.1 Siklus Pendapatan
Menurut Jones dan Rama (2008: 165), yang diterjemahkan oleh M. Slamet
Wibowo, siklus pendapatan terdiri dari berbagai jenis organisasi yang berbeda adalah
sama dan meliputi beberapa atau semua operasi berikut ini:
a. Merespon pertanyaan pelanggan.
Pertanyaan pelanggan bisa ditangani oleh tenaga penjual. Tenaga penjual
memainkan peranan penting dalam membantu para pelanggan untuk
memahami suatu produk perusahaan dan memilih produk yang sesuai
untuknya.
b. Membuat perjanjian dengan para pelanggan untuk menyediakan barang dan
jasa di masa yang akan datang. Contoh dari perjanjian tersebut meliputi
pesanan pelanggan untuk produk atau jasa serta kontrak antara perusahaan
dengan pelanggan untuk penyerahan barang atau jasa di masa depan.
Karyawan penting di dalam fungsi ini adalah petugas pencatat pesanan dan
tenaga penjual.
c. Menyediakan jasa atau mengirim barang ke pelanggan.
Ini sangat penting dalam proses pendapatan. Untuk jasa, karyawan
pentingnya adalah para penyedia layanan.Untuk barang, petugas gudang
dan pengiriman memainkan peran yang aktif.
d. Mengakui klaim atas barang dan jasa yang disediakan.
Pada kejadian ini, perusahaan mengakui klaimnya terhadap pelanggan
dengan mencatat piutang dan menagih pelanggan.
e. Menerima kas.
Pada suatu waktu dalam siklus pendapatan, kas diperoleh dari pelanggan.
f. Menyetorkan kas ke bank.
Agen yang terlibat di sini adalah kasir dan bank.
g. Menyusun laporan.
Berbagai macam laporan mungkin dibuat untuk siklus pendapatan.Contohnya
mencakup daftar pesanan, daftarpengiriman, dan daftar penerimaan kas.
2.2.2 Penjualan
Menurut Widaningsih dan Rizal (2012:41), penjualan merupakan sumber
hidup perusahaan, karena melalui kegiatan penjualan perusahaan mendapatkan
keuntungan atau laba.
Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011: 165), ”Penjualan merupakan
aktivitas memperjualbelikan barang dan jasa kepada konsumen. Aktivitas penjualan
dalam perusahaan dapat dilakukan baik secara tunai ataupun kredit.”
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa penjualan
merupakan sumber utama penghasilan bagi perusahaan yang menjual barang atau
jasa untuk mendapat keuntungan.
2.2.3 Penjualan Tunai
Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011:165), ”Penjualan tunai merupakan
penjualan yamg dilakukan dengan cara menerima uang tunai/cash pada saat
barang diserahkan kepada pembeli.
2.2.3.1 Prosedur Penjualan Tunai
Menurut Widaningsih dan Rizal (2012: 10), beberapa prosedur operasi
standar administrasi transaksi penjualan tunai, yaitu :
1. Permintaan pembelian dibuktikan dengan surat permintaan (order) dari
calon pembeli.
2. Negosiasi transaksi.
3. Membuat dan menandatangani surat perjanjian sebagai bukti transaksi.
4. Membuat faktur dengan benar dan teliti, sehingga tidak merugikan kedua
belah pihak. Faktur dibuat beberapa rangkap untuk kepentingan
administrasi.
5. Memeriksa kesesuaian barang dengan pesanan pembeli. Bila sesuai,
barang dapat dikirimkan ke pembeli, namun bila tidak sesuai barang
dikembalikan ke gudang.
6. Mencocokan faktur asli dan rangkap. Bila sesuai, terima pembayaran
barang dan periksa jumlah uang yang dibayarkan.
7. Membuat bukti penerimaan uang (kwitansi) sesuai dengan jumlah yang
diterima.
8. Segera mengirimkan barang kepada pembeli sebagai bentuk pelayanan
yang prima.
2.2.4 Prinsip-prinsip pemberian kredit
Menurut Kasmir (2008), prinsip-prinsip pemberian kredit dengan
menggunkan analisis 5C, analisis 7P dan studi kelayakan. Prinsip pemberian kredit
dengan analisis 5C dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Prinsip pemberian kredit 5C
1. Character
Suatu Sifat atau watak seseorang dalam hal ini debitur
2. Capacity ( Capability )
Melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang
dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta
kemampuan memperoleh laba.
3. Capital
Untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah
terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.
4. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat
fisik maupun non fisik yang berfungsi sebagai pelindung bank dari resiko
kerugian.
5. Condition
Menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan
untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing.
2. Penilaian dengan prinsip 7P
1. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya
sehari-hari maupun masa lalunya.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta
karakternya.
3. Purpose
Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk
jenis kredit yang diinginkan nasabah.
4. Prospect
Untuk menilai usaha nasabah di mas ayang akan datang apakah
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek
atau sebaliknya.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit
yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk
pengembalian kredit yang diperolehnya.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana nasabah memperoleh laba.
7. Protection
Bertujuan untuk menjaga kredit yang dikucurkan namun melalui suatu
perlindungan yang dapat berupa barang atau orang atau jaminan
asuransi.
3. Adapun penilaian kredit dengan studi kelayakan meliputi :
1. Aspek hukum
Merupakan aspek untuk menilai keabsahan dan keaslian dokumen-
dokumen atau surat-surat yang dimiliki oleh calon debitur.
2. Aspek pasar dan pemasaran
Yaitu aspek untuk menilai prospek usaha nasabah sekarang dan di masa
yang akan datang.
3. Aspek keuangan
Merupakan aspek untuk menilai kemampuan calon nasabah dalam
membiayai dan mengelola usahanya.
4. Aspek operasi/teknis
Merupakan aspek untuk menilai tata letak ruangan, lokasi usaha dan
kapasitas produksi suatu usaha yang tercermin dari sarana dan
prasarana yang dimiliki.
5. Aspek manajemen
Merupakan aspek untuk menilai sumber daya manusia yang dimiliki oleh
perusahaan, baik dari segi kuantitas maupun segi kualitas.
6. Aspek ekonomi/sosial
Merupakan aspek untuk menilai dampak ekonomi dan sosial yang
ditimbulkan dengan adanya suatu usaha terutama terhadap masyarakat,
apakah lebih banyak benefit atau cost atau sebaliknya.
7. Aspek Amdal
Merupakan aspek yang menilai dampak lingkungan yang akan timbul
dengan adanya suatu usaha, dan cara-cara pencegahan atas dampak
tersebut.
2.2.5 Pengertian Piutang
Menurut Waluyo (2008, p.58) , Piutang adalah bagian dari asset lancar.Aset
lancar merupakan asset yang diharapkan akan direalisasi dalam siklus asset operasi
berjalan.Apabila ditinjau dari sumber terjadinya,piutang digolongkan menjadi 2
kategori antara lain :
1. Piutang Usaha
Piutang Usaha (Account Receivable) meliputi piutang yang timbul karena
adanya penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha
normal perusahaan.Piutang ini seharusnya dimasukkan kedalam asset
lancar,dengan syarat jangka waktu penagihannya kurang dari satu tahun atau
satu siklus usaha normal.
2. Piutang lain-lain
Piutang lain-lain (other receivables) timbul dari transaksi diluar kegiatan usaha
normal perusahaan.Piutang ini diharapkan akan direalisasikan dalam waktu
satu tahun.
2.2.6 Pengertian Analisis Umur Piutang
Menurut Warren, Reeve dan Fees ( 2005, p.324), “ In aging the receivables,
an aging schedule is prepared by classifying each receivable by its due date. The
number of days an account is past due is determined from the due date of the
account to the date the aging schedule is prepared.” yang dapat diterjemahkan Titik
awal dalam menentukan umur piutang adalah tanggal jatuh tempo tersebut. Jumlah
hari dinyatakan yang telah jatuh tempo adalah ditentukan dari tanggal jatuh tempo
sampai tanggal skedul umur piutang dibuat.
2.2.7 Penerimaan Kas
Menurut Gelinas dan Dull (2009: 375), ”Cash receipt process is an interacting
structure of people, equipment, methods, and controls designed to create
information flows and records that accomplish the following: support the repetitive
work routines of the credit department, the cashier, and the accounts receivable
department, support the problem solving processes of financial managers, and
assist in the preparation of internal and external reports.” Yang diterjemahkan,
”Proses penerimaan kas adalah sebuah interaksi struktur antara manusia,
perlengkapan, metode, dan kontrol yang dirancang untuk menciptakan alur
informasi dan arsip yang sesuai dengan berikut : menunjang pekerjaan rutin yang
berulang dari divisi kredit, kasir, dan divisi penerimaan kas, membantu dalam
proses pemecahan masalah dari managerkeuangan, dan membantu dalam
mempersiapkan laporan-laporan baik internal maupun eksternal.”
2.2.8 Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas
Menurut Widaningsih dan Rizal (2012:11), beberapa prosedur operasi standar
administrasi transaksi penerimaan kas, yaitu :
1. Penerimaan uang tunai dimulai dari terjadinya transaksi yang menyebabkan
penerimaan kas seperti penjualan tunai dan penerimaan pembayaran piutang.
2. Memeriksa bukti transaksi yang dikeluarkan oleh bagian penjualan dengan
teliti yang kemudian mencocokkan dengan rangkapnya.
3. Menghitung jumlah transaksi dengan benar.
4. Memeriksa uang yang diterima dan kemudian buat konfirmasi.
5. Membuat bukti transaksi penerimaan kas
2.2.9 Dokumen yang digunakan
Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011: 73), dokumen dapat digolongkan
berdasarkan siklus pengolahan transaksi berikut:
a. Dokumen yang digunakan dalam aktivitas penginputan pesanan adalah
Dokumen Pesanan atau Order Penjualan.
b. Dokumen yang digunakan dalam aktivitas pengiriman yaitu dokumen/surat
pengiriman barang atau delivery order, dan dokumen yang digunakan dalam
pengepakan adalah daftar pengepakan (bill of lading).
c. Dokumen yang digunakan dalam melakukan penagihan adalah faktur
penjualan atau invoice.
2.2.10 Fungsi yang Terkait
Menurut Mulyadi (2001:462), fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan
kas adalah :
1. Fungsi penjualan, bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli,
mengisi faktur penjualan, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli
untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas.
2. Fungsi kas, bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli.
3. Fungsi gudang, bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan
oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman.
4. Fungsi pengiriman, bertanggung jawab untuk membungkus barang dan
menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.
5. Fungsi akuntansi, bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan
dan penerimaan kas dan pembuatan laporan penjualan.
2.2.11 Internal Control
2.2.11.1 Internal Control System
Menurut Hall (2012: 127), ”Internal control system comprises policies,
practices, and procedures employed by the organization to achieve four board
objectives: to safeguard assets of the firm, ensure the accuracy and reliability of
accounting records and information: promote efficiency in firm’s operations and
measure compliance with management’s prescribed policies and procedures.” Yang
diterjemahkan, ”Sistem pengendalian internal meliputi kebijakan-kebijakan,
praktek-praktek, dan prosedur-prosedur yang dijalankan oleh organisasi untuk
mencapai four board objectives: untuk menjaga aset-aset dari perusahaan,
memastikan keakuratan dan realiability dari arsip dan informasi accounting:
meningkatkan keefektivitasan di dalam operasi-operasi perusahaan dalam
mengukur kesesuain dengan kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan management
dan prosedur-prosedur.”
2.2.11.2 Internal Control Structure
Menurut Hall (2012: 130-131) terdapat tiga stukktur internal control:
a. Preventive controls, teknik pasif yang dirancang untuk mengurangi frekuensi
terjadinya kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.
b. Detective controls, perangkat, teknik-teknik, dan prosedur yang dirancang
untuk mengidentifikasi dan menyingkapkan kejadian-kejadian yang tidak
diinginkan yang menghidari preventive controls.
c. Corrective controls, merupakan tindakan yang diambil untuk membalikkan
dampak dari eror-eror yang terdeteksi pada langkah sebelumnya. \
2.2.11.3 Komponen Pengendalian Internal
Menurut Hall (2011:132), berdasarkan SAS 78/COSO, terdapat 5 komponen
pengendalian internal:
1. Control environment yang merupakan dasar dari empat komponen
pengendalian lainnya.
2. Risk assessment untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola resiko-
resiko yang relevan dengan laporan keuangan.
3. Information and communication, dimana kualitas informasi dari sistem
informasi akuntansi (SIA) berdampak pada kemampuan manajemen untuk
mengambil tindakan dan membuat keputusan yang berhubungan dengan
operasional organisasi dan untuk menyiapkan laporan keuangan yang handal.
4. Monitoring, merupakan proses dimana kualitas rancangan pengendalian
internal dan pengoperasian dapat dinilai.
5. Control activities, merupakan kebijakan-kebijakan dan prosedur yang
digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat diambil untuk
menangani resiko-resiko organisasi yang telah teridentifikasi.
2.2.12 Jurnal
Menurut Hall (2011: 44), ”Journal is a record of a chronological entry. At
some point in the transaction process, when all relevant facts about the transaction
are known, the event is recorded in a journal in chronological order.” Yang
diterjemahkan, ”Jurnal merupakan catatan entri kronologis. Pada beberapa titik
dalam proses transaksi, ketika semua fakta yang relevan mengenai transaksi
diketahui, kejadian ini dicatat dalam sebuah jurnal dalam urutan kronologis.”
2.2.12.1 Jurnal Umum
Menurut Stice dan Stice (2010: 56), “A General journal is used to record all
transactions for which a special journal is not maintained. A general journal shows
the transaction date and the account affected and allows for a brief description of
each transaction.”Yang diterjemahkan, “Jurnal umum digunakan untuk mencatat
semua transaksi di mana jurnal khusus tidak didapat menyimpan. Sebuah jurnal
umum menunjukkan tanggal transaksi dan akun yang terpengaruh dan memampukan
untuk mendeskripsikan secara singkat dari masing-masing transaksi.”
2.2.12.2 Jurnal Penjualan Tunai
Menurut Reeve, Warren, dan Duchac (2012: 261), Perusahaan dapat menjual
barang dagangnya secara tunai. Penjualan tunai umumnya dimasukkan ke dalam
cash register dan dicatat dalam akun. Penjualan tunai umumnya dicatat sebagai
berikut.
Tabel 2.5 Tabel Jurnal Penjualan Tunai
Journal
Date Description Post.
Ref.
Debit Credit
Jan 3 Cash 1,800
Sales 1,800
To record cash
sales
Sumber: Reeve, Warren, dan Duchac (2012: 261)
Top Related