library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewDiagram juga...
Transcript of library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-1... · Web viewDiagram juga...
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Strategi
Menurut Ward dan Peppard (2002,p69) strategi adalah kumpulan dari beberapa
tindakan yang terintegrasi yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan jangka
panjang lebih baik dan juga meningkatkan kekuatan secara relatif antara beberapa
perusahaan dengan kompetitor.
Menurut Wheelen dan Hunger (2008,p14) strategi adalah perencanaan lengkap
yang menyimpulkan bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya.
Dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian dari Strategi adalah proses penentuan
rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang
organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan
tersebut dapat dicapai.
2.2 Pengertian Bisnis
Menurut Allan Afuah (2004), bisnis merupakan sekumpulan aktivitas yang
dilakukan untuk menciptakan dengan cara mengembangkan dan
mentransformasikan berbagai sumber daya menjadi barang atau jasa yang
diinginkan konsumen.
Dapat diambil kesimpulan bahwa Bisnis adalah suatu organisasi yang
menghasilkan dan menjual product atau jasayang dibutuhkan konsumen pada
tingkat keuntungan tertentu.
9
10
2.3 Pengertian Teknologi
Menurut richard C. Dorf dan Thomas H. Byers dalam Technology Ventues from
Idea to Entreprise (2008, p8) teknologi termasuk perangkat, artefak, proses,
peralatan, metode, dan bahan-bahan yang dapat diterapkan untuk industri dan
komersial.
Dapat diambil kesimpulan bahwa Teknologi adalah keseluruhan metode yang
secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan
manusia.
2.4 Pengertian Enterprise
Menurut Bernard (2005, p55), enterprise adalah area dari aktivitas dan tujuan
umum dalam sebuah organisasi, dimana informasi dan sumber daya lainnya yang di
pertukarkan. Enterprise biasanya terdiri dari komponen vertical, horizontal, dan
extended. Komponen vertikal (juga dikenal sebagai Line of bussiness atau
segments) adalah daerah kegiatan yang khusus untuk satu baris bisnis (misalnya,
penelitian dan pengembangan). Komponen horizontal (juga dikenal sebagai
crosscutting enterprise) adalah daerah yang lebih umum dari aktivitas yang
melayani beberapa baris bisnis. Extended components terdiri lebih dari satu
organisasi (misalnya, extranets dan supply chain).
Dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian dari Enterprise adalah sebuah sistem
usaha bisnis dalam lingkungan bisnis tertentu.
11
2.4.1 Enterprise Architecture
Enterprise Architecture menurut Bernard (2005, p31), merupakan suatu
pekerjaan dan praktek manajemen yang didedikasikan untuk meningkatkan
kinerja dari suatu Enterprise yaitu dengan cara membuat perusahaan tersebut
agar mampu secara keseluruhan dalam mengintegrasikan strategi, praktek-
praktek bisnisnya, alur-slur informasinya, dan sumber daya teknologi yang
digunakannya.
Dengan mengembangkan pandangan yang terintegrasi dari versi sekarang dan
masa depan, perusahaan dapat lebih baik mengelola transisi mencakup
identifikasi tujuan-tujuan baru, kegiatan, dan semua sumber daya modal dan
manusia (termasuk teknologi informasi) yang akan meningkatkan keuangan
baris bawah dan misi kinerja.
Komponen Enterprise Architecture : EA = S + B + T
Enterprise Architecture = Strategy + Bussiness + Technology
2.4.2 Menghubungkan Enterprise Architecture dan Strategi
Menurut Bernard (2005, p72), kerangka dan metodologi enterprise
architecture mengatur dokumentasi enterprise architecture dengan cara
mengijinkan strategi yang berpengaruh pada perencanaan bisnis dan
teknologi, serta pengambilan keputusan. Ini penting khususnya didalam
dokumentasi dari gambaran dari masa depan enterprise architecture.
12
Pertama, mengidentifikasi apa yang akan dirubah dan diantisipasi didalam
sasaran dan inisiatif strategi, dokumentasi yang berikutnya dari aktivitas
bisnis dan sumberdaya teknologi dapat diselesaikan dengan cara
mempromosikan keselarasan, efisien, dan efektif. Strategi dokumentasi
melibatkan identifikasi dari sasaran (goals), inisiatif (initiatives), dan ukuran
hasil (outcome measures).
2.4.3 Menghubungkan Enterprise Architecture dan Perencanaan Bisnis
Menurut Bernard (2005, p73), seperti yang tercermin dalam desain dari
enterprise architecture framework dalam membuat strategi, persyaratan
bisnis, dan dukungan solusi untuk memenuhi kebutuhan teknologi.
Dokumen Enterprise Architecture terdiri dari 3 masalah utama pada tingkatan
bisnis yaitu :
Dukungan sasaran strategi (Supporting strategic goals).
Sasaran utama dari perusahaan. Tujuan strategi biasanya membutuhkan
beberapa tahun untuk selesai. Perubahan didalam tujuan strategi dibentuk
sebagai reaksi atas internal dan eksternal bisnis serta arahan teknologi
dan atau didalam hukum dan regulasi.
Dokumentasi dari aktivitas bisnis (Documentation of Business Activity).
Aktivitas dari bisnis dan teknologi, program, dan proyek yang
memungkinkan tercapainya tujuan strategi, sehingga mereka dapat
memberikan pengaruh arahan fundamental kepada perusahaan.
13
Identifikasi dukungan teknologi (identifiying supporting technologies).
Hasil tindakan yang teridentifikasi ketika inisiatif strategi telah sukses
mencapai tujuan strategi. Hasil tujuan terjelaskan ketika perusahaan telah
menyelesaikan misinya.. ketika ia ‘menang’.
2.5 Enterprise Architecture Sebagai Program Manajemen
Menurut Bernard (2005, p34), EA mendukung perencanaan strategi dan proses
perencanaan sumber daya operasional melalui pandangan dari makro dan mikro
tentang bagaimana sumber daya dapat mendukung tercapainya tujuan perusahaan.
EA membantu memaksimalkan efesiensi dan efektivitas dari sumber daya
perusahaan yang dapat membantu untuk menunjukkan kemampuan kompetitif
perusahaan.
EA sebagai Program Management terdiri dari :
2.5.1 Resource Alignment
Pada Gambar 2.1 ditunjukkan bagaimana IT project (penghubung
sumberdaya) yang sejalan dengan tujuan dan inisiatif per bagian perusahaan
maupun tujuan dan inisiatif utama perusahaan. Serta apakah sumber daya
yang digunakan suatu perusahaan sudah efektif dan efisien dalam mendukung
strategi perusahaan.
14
Gambar 2.1 Resource Aligment
Sumber : Bernard (2005, p34)
2.5.2 Standarized Policy
EA mendukung implementasi kebijakan manajemen yang
terstandar yang berhubungan dengan pengembangan dan utilisasi
teknologi informasi dan sumber daya lainnya. Dengan menyediakan
sebuah pandangan holistic dan hirarkis dari sumber daya saat ini
dan masa yang akan datang, EA mendukung penetapan kebijakan untuk:
Mengidentifikasi kebutuhan strategis dan operasional
Menentukan arah strategis dari aktivitas dan sumber daya
Mengembangkan bisnis dan sumber daya teknologi perusahaan secara
keseluruhan
Memprioritaskan pendanaan terhadap program dan proyek
Mengawasi pengelolaan program dan proyek
15
Mengidentifikasi performa metric untuk program dan proyek
Mengidentifikasi dan menegakkan standar dan manajemen konfigurasi
Dokumen kebijakan termasuk hal yang bisa dikategorikan sebagai
panduan umum, panduan program yang spesifik, dan panduan secara
proses. Dengan menggunakan kategori hirarkis dari dokumen ini,
kebijakan yang ringkas dan memiliki arti dibuat. Hal ini dilakukan karena
untuk memastikan bahwa tidak ada sebuah dokumen kebijakan
yang terlalu panjang dan sulit untuk dibaca. Merupakan hal yang
penting untuk mengerti bagaimana berbagai area kebijakan saling
berhubungan sehingga implementasi program tersebut
terkoordinasi di seluruh perusahaan. Kebijakan EA harus terintegrasi
dengan kebijakan lain di dalam semua area kepemimpinan, sehingga
menciptakan manajemen sumber daya yang efektif secara
keseluruhan dan kemampuan untuk mengawasi.
2.5.3 Decision Support
EA menyediakan dukungan untuk pengambilan keputusan sumber daya
teknologi informasi bagi prusahaan ditingkat eksekutif, manajemen dan staff.
Pada tingkat eksekutif, EA menyediakan kemampuan penglihatan untuk
inisiatif teknologi informasi yang besar dan mendukung penentuan arah
strategis. Pada tingkat manajemen, EA mendukung desain dan pengaturan
keputusan manajemen, serta penyelarasan inisiatif teknologi informasi
dengan standar teknikal untuk suara, data, video dan keamanan. Pada tingkat
staff, EA mendukung keputusan yang berhubungan dengan operasi,
16
perawatan, dan pengembangan sumber daya dan pelayanan teknologi
informasi.
2.5.4 Resource Development
Menggambarkan seberapa jauh perusahaan mengembangkan atau
meningkatkan sumber daya yang ada di dalam perusahaan.
2.6 Enterprise Architecture Sebagai Metode Dokumentasi
Menurut Bernard (2005, p37) dokumentasi EA dicapai melalui 6 elemen utama :
Gambar 2.2 Elemen Dokumentasi Enterprise Architecture
Sumber : Bernard (2005, p37)
17
2.6.1 Enterprise Architecture Documentation Framework
Kerangka dokumentasi EA mengidentifikasi ruang lingkup arsitektur untuk di
dokumentasikan dan menetapkan hubungan antara area arsitektur.
Gambar 2.3 EA3 Cube Documentation Framework
Sumber : Bernard (2005, p38)
Goals and initiatives. Ini adalah kekuatan pendorong dibalik arsitektur.
Level atas dari kerangka kerja EA mengidentifikasi arahan strategi, tujuan
dan inisiatif dari perusahaan dan menyediakan penjelasan jelas kontribusi IT
terhadap pencapaian tujuan. Perencanaan strategis berawal dari pernyataan
yang jelas dari tujuan perusahaan dan atau misi, dilengkapi dengan
pernyataan singkat dari pendangan untuk sukses.
18
Products and Services. Sebuah arsitektur yang dimaksudkan sebagai area
pengaruh utama. Level kedua dari kerangka kerja EA mengidentifikasikan
pelayanan bisnis produk dari sebuah perusahaan dan kontribusi IT untuk
mendukung proses tersebut. Yang dimaksud “pelayanan bisnis” adalah
digunakan untuk mengartikan proses dan prosedur yang menyelesaikan misi
dan tujuan perusahaan.
Data and Information. Mengoptimalisasi data dan informasi adalah tujuan
kedua dari perusahaan. Level ketiga dari kerangka kerja EA ini
dimaksudkan untuk mengdokumentasikan bagaimana informasi yang
sekarang digunakan oleh perusahaan dan bagaimana alur informasi masa
depan dapat terlihat. Tingkatan ini dapat tercerminkan dari perencanaan
strategi dan atau perencanaan bisnis. Tujuan dari Strategi IT adalah untuk
menetapkan pendekatan tertinggi untuk pertemuan, penyimpanan,
perubahan dan menyebarkan informasi diseluruh perusahaan.
Systems and Application. Level keempat dari kerangka kerja EA ini
dimaksudkan untuk mengorganisasi dan mendokumentasi pengelompokan
sekarang dari sistem informasi dan aplikasi yang digunakan perusahaan
untuk mengirimkan kapabilitas IT.
Networks and Infrastructure. Ini adalah tulang punggung dari arsitektur.
Kelima dan level terakhir dari kerangka kerja EA ini dimaksudkan untuk
mengorganisasi dan dokumentasi dari pandangan sekarang dan masa depan
dari suara , data, dan video jaringan yang perusahaan gunakan untuk sistem
host, aplikasi, website dan database.
19
2.6.2 Enterprise Architecture Component
Tujuan, proses, standar dan sumber daya yang dapat diubah yang dapat
memperluas perusahaan Contoh komponennya terdiri dari Strategic Goal and
Initiatives; business product/services; information flows, knowledge
warehouses, and data objects; information systems, software applications,
enterprise resources program, and web sites (Bernard, 2005, p.40).
Gambar 2.4 Contoh EA Component
Sumber : Bernard (2005, p40)
2.6.3 Enterprise Architecture Current Architecture
Current architecture berisi komponen - komponen EA yang ada pada saat ini
pada suatu perusahaan pada tiap tingkatan dari kerangka. pandangan saat ini
dari EA berfungsi untuk membuat sebuah dasar inventaisasi dari sumberdaya
dan aktivitas saat ini yang didokumentasikan dengan cara yang konsisten
20
dengan pandangan masa depan EA sehingga analis dapat melihat kesenjangan
dalam kinerja antara rencana masa depan dan kemampuan saat ini. Pandangan
saat ini dari EA terdiri dari 'artifact' (document, diagaram, data, lembar kerja,
grafik.dll) pada tiap tingkatan kerangka, yang mana diarsipkan dalam
repositori on-line untuk membuat mereka bisa digunakan oleh berbagai
pemegang kepentingan EA.
2.6.4 Enterprise Architecture Future Architecture
Mendokumentasikan EA baru atau memodifikasi komponen yang dibutuhkan
oleh perusahaan untuk memperbaiki kinerja yang kurang baik atau
mendukung sebuah inisiatif strategi baru, kebutuhan operasional atau solusi
teknologi.
Gambar 2.5 Pendorong Perubahan
Sumber : Bernard (2005, p41)
Gambar tersebut menjelaskan future architecture didorong baik pada tingkat
strategis dan taktis dalam tiga cara : arah baru dan tujuan; prioritas bisnis
berubah; dan teknologi (Bernard, 2005, p.41).
21
2.6.5 Enterprise Architecture Management Plan
Menggambarkan arsitektur saat ini dan di masa yang akan datang dan
perencanaan secara berkala untuk mengelola perubahan bisnis atau teknologi
di masa yang akan datang. Bagaimana perusahaan akan terus bergerak dari
arsitektur saat ini ke arsitektur masa depan adalah perencanaan yang
signifikan dan tantangan manajemen, terutama jika sumber daya TI yang
mendukung fungsi bisnis utama sedang diganti atau ditingkatkan.
2.6.6 Enterprise Architecture Planning Threads
Dokumentasi enterprise architecture termasuk urutan dari aktivitas umum
yang hadir didalam semua tingkatan framework. Urutan itu termasuk TI yang
berhubungan dengan keamanan (security), standard, dan pertimbangan tenaga
kerja (workforce consideration).
Keamanan TI (IT Security)
Keamanan merupakan bagian integral dari program manajemen
enterprise architecture dan metodologi dokumentasi. Kompherensif
keamanan program teknologi informasi telah berfokus di beberapa area
termasuk informasi, orang, operasi, serta fasilitas.
Standard TI
Merupakan sesuatu fungsi yang paling penting dari enterprise
architecture yaitu menyediakan teknologi dengan stantar terkait pada
semua tingkatan dari framework enterprise architecture.
22
Tenaga kerja TI (IT workforce)
Kemungkinan sumber daya terbesar yang dimiliki suatu perusahaan yaitu
orang-orang. Karena itu penting untuk memastikan bahwa staff TI saling
berhubungan, memiliki keterampilan, dan persyaratan pelatihan yang
mendukung identifikasi untuk LOB (line of business) dan kegiatan
dukungan layanan. Di setiap tingkat pada kerangka enterprise
architecture dan solusi tepat yang tercermin untuk arsitektur saat ini dan
dimasa depan.
2.7 The Structure & Culture
Menurut Bernard (2012, p51), Structure and Culture cukup penting disertakan
dalam EAdengan maksud untuk secara akurat mencerminkan hakikat tujuan
organisasi, proses, dan stuktur informal yang mempengaruhi pandangan saat ini
dan masa depan arsitektur. Pemahaman structure dan culture dalam bekerjasama
dengan para stakeholders untuk mendapatkan dukungan dan mengelola ekspetasi
untuk pengembangan dan pelaksanaan program EA.
2.7.1 The Structure of Enterprise
Organisasi dan perusahaan adalah kedua jenis entitas social yang memiliki
budaya, struktur formal dan struktur informal, tujuan, kegiatan, dan
sumberdaya. Perbedaannya adalah bahwa perusahaan dapat diartikan sebagai
bagian dari suatu organisasi atau juga melibatkan beberapa organisasi lain.
Perusahaan biasanya terdiri dari sisi vertical dan horizontal dan sebuah
komponen yang diperluas. Komponen vertical atau biasa disebut Lines of
business atau segment adalah area aktifitas khusus dalam perusahaan.
23
Horizontal komponen juga dikenal sebagai crosscuttingkegiatan aktifitas
yang lebih umum dalam perusahaan.
Gambar 2.7 Relating Functional Teams to EA Lines Of Business
Sumber: Bernard, 2012, p58
Pandangan komponen vertical dari EA adalah arsitektur yang berdiri sendiri
dan berisikan domumentasi dari semua tingkat kerangka EA. Komponen
vertical ini juga disebut “segment”. Ketika segment vertical di
dokumentasikan menggunakan kerangka kerja EA yang sama, mereka dapat
dikumpulkan menjadi sebuah gambar arsitektur yang lebih besar dan dapat
menutupi beberapa lines of business. Ini mugkin cara yang lebih baik untuk
mengembangkan versi EA dari sebuah perusahaan, karena memungkinkan
mereka untuk melakukan lebih banyak pekerjaan yang dapat dikelola dan
mengurangi biaya awal. “segment approach”digunakan untuk
mendokumentasikan kesuluruhan kegiatan EA. Segment Approach juga
24
berguna dalam perusahaan besar atau desentralisasi dimana bagian dari
arsitektur perlu dikembangkan dan dipelihara oleh sejumlah kelompok yang
berbeda.
2.7.2 Understanding Culture
Memahami budaya perusahaan sangat penting untuk mengembangkan
pandangan yang realistis tentang bagaimana tujuan strategis ditetapkan,
bagaimana proses fungsi, dan bagaimana sumberdaya yang digunakan. Setiap
perusahaan berbeda dalam beberapa cara seperti vertical, horizontal atau sub-
enterprises. Hal ini disebabkan budaya perusahaan menjadi sebuah
penggabungan dari nilai-nilai, keyakinan, kebiasaan, dan preferensi dari
semua orang untuk keluar dari perusahaan atau sub-enterprises.
2.8 Enterprise Architecture Artefact
Menurut Bernard (2005, p112), EA Artifact adalah jenis dokumentasi yang
menggambarkan komponen, termasuk laporan, diagram, grafik, spreadsheet, file
video, dan jenis-jenis informasi yang dicatat. Tingkat tinggi (High-Level) pada EA
Artifact adalah teks dokumen atau diagram yang menggambarkan keseluruhan
strategi, program, dan hasil yang diinginkan. Tingkat menengah (Mid-Level) EA
Artifact adalah dokumen, diagram, grafik, spreadsheet, dan briefing yang
menjelaskan proses organisasi, proyek-proyek berkelanjutan, rantai pasokan, sistem
yang besar, arus informasi, jaringan, dan situs web. Tingkat rendah (Low-Level)
EA Artifact menggambarkan aplikasi khusus, kamus data, standar teknis, interface,
komponen jaringan, dan tanaman kabel. Ketika EA Artifact diselaraskan melalui
taksonomi penyelenggaraan kerangka EA (EA Framework), baru dan pandangan
25
yang lebih berguna tentang fungsi komponen EA yang dihasilkan. Ini adalah salah
satu nilai terbesar dari EA sebagai proses dokumentasi, penciptaan kemampuan
untuk melihat hirarki pandangan dari perusahaan yang dapat diperiksa dari
berbagai perspektif.
2.8.1 Goals and Initiatives
Menurut Bernard (2005, p106), Goals & Initiatives berada pada Level atas
dari EA3 Framework yang memperkenalkan perusahaan dalam menentukan
arah stategis (strategic direction), tujuan (goals), Initiatives, serta
memberikan penjelasan yang jelas mengenai kontribusi bahwa TI akan
membantu perusahaan dalam mencapai tujuan itu. Perencanaan strategis
dimulai dengan suatu pernyataan yang jelas dari tujuan dan/atau misi
perusahaan, pernyataan singkat dan jelas dari keberhasilan visi.
2.8.2 Product and Services
Menurut Bernard (2005, p122), kunci bisnis perusahaan dan dukungan proses
didokumentasikan pada tingkat bisnis dari EA framework. Komponen EA
pada tingkat ini meliputi dokumentasi proses bisnis dan perencanaan modal
TI portofolio yang berisi dokumentasi kasus bisnis pada setiap investasi di
bidang TI yang meliputi operasional dan keuangan. Hubungan antara peserta
dalam kegiatan E-Commerce dan E-Government ini sering disebut sebagai
"B" untuk bisnis, "G" untuk Government (pemerintah), dan "C" untuk citizen
(warga negara), sehingga akronim seperti B2B untuk business-to-business
dan G2C bagi Government-to-citizen.
26
Menurut Bernard (2005, p106), Product & Services berada pada level kedua
dari EA3 Framework yang mengidentifikasi bisnis produk dan jasa dari
Enterprise dan merupakan kontribusi dari dari teknologi yang mendukung
proses bisnis perusahaan. Istilah “Business Services” digunakan untuk proses
yang berarti dan prosedur untuk menyelesaikan misi dan tujuan dari
perusahaan, apakah itu untuk bersaing disektor swasta, menyediakan
pelayanan umum, edukasi, memberikan pelayanan medis, memberikan
kemampuan pertahanan. Perencanaan strategis membantu secara langsung
dan memprioritaskan berbagai layanan bisnis dan aktivitas pengiriman
produk didalam perusahaan untuk memastikan bahwa perusahaan bergerak
secara kolektif berdasarkan arah strategis yang sudah ditetapkan dalam
rencana strategis.
2.8.2.1 Business Plan
Menurut Bernard (2005, p122), Merupakan aktivitas bisnis
perusahaan yang secara langsung berkontribusi pada tercapainya misi
perusahaan. Contohnya layanan, menufaktur, pengiriman barang,
financial, akunting, adminstrasi, dll.
Business plan adalah deskripsi tingkat atas dari fungsi lini bisnis, dan
strategi finansial yang akan menyelesaikan strategic goals dan
initiatives.
Item berikut ini sering di temukan dalam rencana bisnis :
1. Business overview
2. Executive team profile
27
3. Relationship of business activities to strategic goals
4. Organizational structure
5. Market outlock and competitive strategy
6. Business cycles
7. Capitalization summary
8. Financial strategy
9. Current financial status summary
10. Business partnership and alliances
2.8.2.2 Business Process Diagram
Menurut Bernard (2005, p.300), Business Process Diagram
memperlihatkan detail dari rincian suatu kegiatan, termasuk
bagaimana setiap langkah dalam aktivitas berhubungan dengan yang
lain. Diagram digambarkan dengan model IDEF-0 untuk melihat
input, kontrol, output dan mekanisme dari masing-masing langkah di
dalam proses. Model aktivitas IDEF-0 cocok untuk dokumentasi
proses bisnis karena menyediakan dua pandangan konteks tingkat
tinggi dan pandangan yang lebih rinci dari setiap langkah dalam
format kegiatan yang dapat lebih diurai dan saling terkait dengan
proses lain untuk menunjukan keterkaitan. Diagram ini berguna dalam
menunjukan hubungan antara langkah-langkah dan pengaruh internal
atau eksternal, tapi mungkin tidak berdasarkan urutan waktu.
28
2.8.2.3 Swin Lane Process Diagram
Menurut Bernard (2005, p299), Swim Lane Process Diagram
merupakan suatu diagram aktivitas pemangku kepentingan
(Stackholder) dimana menunjukan kegiatan apa saja yang dilakukan
pemangku kepentingan (orang-orang dengan kepentingan dalam
perusahaan) yang terlibat dengan garis dari proses bisnis dan waktu
dari interaksi. Diagram menggunakan format dari “Swim Lane”
Stackholder diatur dalam baris, kerangka waktu (Timeframes) diatur
dalam kolom, lalu gambaran aktivitas digambarkan dengan simbol
flowchart.
Gambar 2.8 Swim Lane Diagram
Sumber : Bernard (2005, p299)
29
2.8.2.4 Use Case Narrative & Diagram
Menurut Bernard (2005, p302), Use Case Narrative mengikuti format
Unified Modeling Language (UML) untuk mengidentifikasi
persyaratan bisnis, konteks, Stackholder (Aktor), dan garis bisnis
untuk bertinteraksi dengan sistem, layanan, dan applikasi yang
diidentifikasi sebagai solusi yang membutuhkan perkembangan. Jadi
use case menjelaskan interaksi antara pengguna dengan sistem
applikasi.
Gambar 2.9 Use Case Narrative & Diagram
Sumber : Bernard (2005, p302)
Gambar 2.10 Contoh Use Case Narrative & Diagram
2.8.3 Data dan Informasi
30
Menurut Bernard (2005, p123), Data & Information adalah bagaimana suatu
perusahaan menggunakan data dan informasi untuk didokumentasikan di
Level ‘Data & Information’ pada EA3 framework. Komponen EA pada
tingkat ini meliputi dokumentasi pada desain, fungsi, dan pengelolaan sistem
informasi, database, gudang pengetahuan, dan data mart. Hal ini juga
termasuk dokumentasi rinci tentang struktur dan logika pengolahan data.
Menurut Bernard (2005, p106), Data & Information berada pada level ketiga
dari EA3 Framework merupakan maksud untuk mendokumentasikan
bagaimana informasi saat ini yang digunakan oleh perusahaan dan bagaimana
arus informasi masa depan akan terlihat. Tingkat ini dapat tercermin melalui
dokumen strategi teknologi informasi yang diikat kedalam perencanaan
strategi teknologi informasi atau perencanaan bisnis.
Tujuan strategi teknologi informasi adalah untuk membangun sebuah
pendekatan tingkat tinggi untuk mengumpulkan, menyimpan, mengubah dan
menyebarkan informasi ke seluruh perusahaan.
2.8.3.1 Object State Transition Diagram
Menurut Bernard (2005, p306), sebuah state transition diagram
menggunakan notasi Unified Modeling Language untuk
memperlihatkan bagaimana siklus hidup dari sebuah data objek secara
spesifik. Diagram ini memperlihatkan perubahan artibut, link, atau
behavior dari “on-line order” objek yang hasilnya dari sistem internal
atau eksternal yang memicu perubahan keadaan.
31
Menurut Satzinger (2005, p237), sebuah statechart diagram tersusun
dari oval-oval yang mewakili status dari sebuah objek dan panah yang
mewakili transisinya. Gambar 2.11 mengilustrasikan sebuah statechart
simpel dari sebuah printer. Selama mudah mempelajari statechart
dengan menggunakan item yang terlihat, ada baiknya memulainya
dengan beberapa contoh dari computer hardware. Ketika dasarnya
dijelaskan, kita akan mengilustrasikan pemodelan software objek di
dalam problem domain. Starting point dari statechart adalah dot hitam,
yang disebut pseudostate. oval pertama setelah dot hitam adalah state
pertama dari printer. Pada kasus ini, printer dimulai dengan keadaan
off state. Sebuah state diwakili oleh sebuah kotak dengan bagian tepi
bulat (seperti sebuah oval namun lebih persegi), dengan nama sebuah
state didalamnya.
Gambar 2.11 statechart sederhana untuk printer
Sumber : Satzinger (2005, p237)
Didefinisikan secara akurat, sebuah state dari sebuah objek adalah
suatu kondisi yang terjadi selama berlangsung ketika memenuhi
beberapa kriteria, melakukan beberapa tindakan, atau menunggu
untuk sebuah event. Setiap state yang unik memiliki nama yang unik.
State adalah sebuah semipermanen kondisi dari sebuah objek, seperti
On, Working, atau Loading Equipment. State dideskripsikan sebagai
kondisi semipermanen karena eksternal event dapat
32
menginterupsikannya. Sebuah objek akan tetap dalam sebuah state
selama beberapa event menyebabkan objek itu bergerak ke state
lainnya.
Ketentuan penamaan untuk kondisi status membantu mengidentidikasi
state secara valid. Sebuah state boleh memiliki nama dari sebuah
kondisi spesifik seperti On, atau In repair. State lainnya lebih aktif,
dengan nama terdiri dari gerund atau verb phrases (frase kata kerja)
seperti Being Shipped atau Working. Untuk contoh, sebuah objek
Order spesifik ada ketika seorang customer memesan sesuatu, tepat
setelah dibuatkan, objek tersebut di dalam state seperti Adding new
order items, kemudian Waiting for items to be shipped, dan akhirnya
order state selesai ketika semua item telah dikirim.
Seperti terlihat pada gambar 2.11, panah yang meninggalkan Off state
disebut transition. Pembuatan transition mengakibatkan objek untuk
meninggalkan Off state dan membuat sebuah transition ke On state.
Sebuah transitionadalah pergerakan dari sebuah objek dari satu state
ke state lainnya. Ini adalah mekanisme yang mengakibatkan sebuah
objek meninggalkan state dan berganti ke state baru. State adalah
kondisi semipermanen. State semipermanen karena transisi menyela
state dan menyebabkan state ke akhir kondisi. Pada umumnya, transisi
disadari singkat pada durasinya, dibandingkan dengan state, dan tidak
bisa diinterupsikan. Dengan kata lain, sekali transisi dimulai, akan
berjalan ke kompleksitas dari mengambil objek ke state baru, disebut
33
destination state. Sebuah transisi diwakili dengan panah dari sebuah
origin state-state yang lebih dulu ke transition-untuk sebuah destinasi
state dan pelabelan dengan sebuah string untuk menjelaskan
komponen dari transition.
Label transition terdiri dari tiga komponen :
Transition-name (parameters,...) [guard-condition] / action-
expression
Pada gambar 2.11, nama transisi di onButtenPhushed. Transisi seperti
trigger yang akan menembak atau sebuah event yang terjadi. Name
akan menggambarkan action dari triggering event. Pada gambar 2.11,
tidak ada parameter yang dikirim ke printer. Kondisi guard aman
tercover. Untuk melepaskan transition, guard harus benar. Slash depan
dibagi mekanisme firing dari action atau proses. Ekspresi action
mengindikasikan beberapa proses yang harus terjadi sebelum transisi
selesai dan objek tiba di dalam state tujuan. Pada kasus ini, printer
akan berjalan sebagai sebuah self-test sebelum beralih ke On state.
Nama transition adalah nama dari sebuah message event yang memicu
transition dan menyebabkan objek meninggalkan state aslinya.
Perhatikan bahwa format sangat mirip ke sebuah message dalam
sebuah sistem sequence diagram. Pada faktanya, kita akan
menemukan bahwa message names dan transition-names hampir
menggunakan syntax yang sama. Satu relationship lainnya ada
diantara messages dan transitions; transitions disebabkan oleh
34
messages datang ke objek. Porsi parameter dari message name datang
langsung dari message parameter.
Guard-condition adalah kualifikasi atau test pada transition, dan itu
adalah sebuah true/false kondisi yang simpel yang harus dipenuhi
sebelum transition bisa dinyalakan. Untuk sebuah transition ke dalam
keadaan menyala, pertama, trigger harus terjadi, dan kemudian guard
harus dievaluasi ke true. Terkadang transition hanya memiliki sebuah
guard-condition dan tidak ada triggering event. Pada kasus ini, trigger
secara terus-menerus menyala (firing), dan kapan saja ketika the
guard menjadi true, transition terjadi.
True/false kondisi ini adalah sebuah test pada sisi pengiriman dari
message. Dan sebelum message dapat dikirim, kondisi true/false harus
true. Pada perbedaannya, guard condition ada pada receiving side dari
message. Message bisa diterima, tapi transition fires hanya jika
guard-condition juga true. Kombinasi dari tests, messages, dan
transition memberikan fleksibilitas yang sangat luar biasa dalam
mendefinisikan behavior kompleks.
Action-expression adalah ekspresi procedural yang disahkan ketika
transition dilecutkan. Dengan kata lain, itu menjelaskan action
dilakukan. Beberapa dari tiga komponen-transition-name, guard-
condition, atau action-expression-mungkin kosong. Jika salah satu
dari transition-name atau guard-condition kosong, maka akan
35
otomatis dievaluasikan ke true. Salah satunya bisa berarti kompleks,
dengan AND atau OR konektifitas.
2.8.3.2 Logical Data Model
Menurut Bernard (2005, p308), Model data sematik yang dapat
dikembangkan dengan menggunakan metode dan simbologi
tradisional terstuktur (Entity Relationship Diagram), atau dapat
menggunakan metode berorientasi objek dan simbologi dari Unified
Modeling Language (UML), yang menghasilkan Class Diagram
dan/atau Object Diagram.
Notasi Domain Model Class Diagram
Menurut Satzinger (2005, p185-186), pada class diagram, kotak
mewakili classes, dan lines menghubungkan kotak memperlihatkan
suatu hubungan antarclasses. Gambar 2.15 menunjukkan suatu contoh
dari simbol untuk satu kelas: Customer. The class symbol adalah kotak
dengan tiga bagian. Bagian paling atas berisi nama dari class, bagian
tengah berisi attributes dari class, dan bagian bawah berisi methods
penting dari class. Methods tidak diperlihatkan pada domain model
class diagram. Faktanya, the class symbol sering diperlihatkan dengan
hanya terdiri dari dua bagian untuk menunjukkan bahwa itu adalah
domain model.
36
Gambar 2.12 UML class symbol dengan 3 bagian untuk nama,
attributes, dan methods
Sumber : Satzinger (2005, p185)
Gambar 2.12 memperlihatkan sebuah contoh dari sebuah domain
class diagram yang simpel dengan dua class, Customer dan Order.
Disini class symbol hanya terdapat dua bagian. UML membutuhkan
nama class agar dapat digunakan. Di dalam notasi diagram, kita
dapat melihat setiap Customer bisa berasosiasi dengan banyak Order,
dan setiap Order dihubungkan oleh satu Customer; asosiasinya dapat
digambarkan pada diagram agar lebih jelas, tapi itu sebuah opsional.
Multiplicity adalah one to many pada satu arah hubungan dan one to
one dalam arah hubungan lainnya. Notasi multiplicity, diperlihatkan
sebagai sebuah asterisk (bintang) pada garis setelah class Order,
menunjukkan “banyak” order. Lihat pada gambar 2.17 untuk
kesimpulan dari notasi multiplicity. Model pada gambar 2.16
menyatakan bahwa Customer terhubung ke minimum dari nol dan
maksimum dari banyak order (0..*). Pada arah hubungan lainnya,
class Order dinotasikan pada paling sedikit satu dan hanya satu
Customer. Notasi ini menjelaskan detil yang tepat tentang sebuah
system (Satzinger, 2005, p185-186).
37
Gambar 2.13 domain class diagram yang sederhana tetapi tidak
dengan attributes
Sumber : Satzinger (2005, p186)
Gambar 2.14 Multiplicity dari asosiasi
Sumber : Satzinger (2005, p186)
Gambar 2.14 menunjukkan model diperluas untuk mencakup
OrderItems-satu atau lebih item spesifik termasuk order di dalamnya.
Setiap order berisikan minimum dari satu dan maksimum dari banyak
item karena tidak akan ada sebuah order tanpa setidaknya satu item.
Sebagai contoh, sebuah order boleh berisi sebuah baju, sepasang
sepatu, dan tali pinggang, dan setiap item ini diasosiasikan dengan
order. Contoh ini juga menunjukkan beberapa tambahan UML notasi
class: sebuah atribut dimulai dengan lowercase letter.Customer
memiliki sebuah customer number (custNumber), nama (name),
billing address (billAddress), dan beberapa nomor telepon
(homePhone, officePhone). Setiap Order memiliki orderID,
orderDate, dan jumlah. Setiap orderItem memiliki itemID, quantity,
dan price. Atribut-atribut dari class tersebut tercantum dibawah nama
class di bagian bawah dari kotak class symbol, biasanya dengan key
identifier listed.
38
Gambar 2.15 class diagram yang menampilkan atributSumber :
Satzinger (2005, p187)
Gambar 2.15 memperlihatkan bagaimana objek-objek yang
sebenarnya di dalam beberapa transaksi yang mungkin terlihat. John
adalah customer yang menempatkan 2 order. Order pertama, terjadi
pada tanggal 4 februari, adalah 2 pasang kaos dan tali pinggang. Order
yang kedua, terjadi pada tanggal 29 maret, sepasang boots dan 2
pasang sandal. Mary adalah customer yang belum menempatkan
order. Customer boleh tidak menempatkan order (zero) atau boleh
lebih dari satu. Maka Mary tidak berasosiasi dengan order. Pada
akhirnya Sara meletakkan order pada 30 Maret untuk 3 pasang sandal.
Selama membuat model, analis sering memperbagus domain model
class diagram. Satu contoh pada proses refine adalah menganalisis
asosiasi many-to-many. Gambar 2.16 memperlihatkan sebuah contoh
dari many-to-many asosiasi. Dengan simbol asteriks pada tiap akhir
garis asosiasi. Di Universitas, pelajaran (course) ditawarkan sebagai
course section, dan pelajar mengikuti banyak course ini. Setiap course
section berisikan banyak murid. Maka, asosiasi antara course section
dan murid adalah many to many. Asosiasi many-to-many terjadi secara
natural, dan mereka dapat dimodelkan seperti yang terlihat, dengan
asteriks pada akhir dari garis asosiasi.
Pada analisis yang lebih jelas, namun, analis sering menemukan
many-to-many asosiasi melibatkan tambahan data yang harus dicatat.
39
Sebagai contoh, pada class diagram dalam gambar 2.16, dimana
grade yang setiap murid terima untuk catatan course. Ini adalah data
yang penting, dan walaupun model menunjukkan dimana course
section yang murid ambil, model ini tidak menaruh grade. Solusinya
adalah menambahkan sebuah class untuk mewakili asosiasi antara
murid dan course section, yang disebut association class. Association
class ini diberikan atribut yang hilang. Gambar 2.17 memperlihatkan
pelebaran class diagram dengan association class bernama Course
Pendaftaran, yang memiliki sebuag atribut untuk grade murid. Sebuah
association class terhubung untuk many-to-many asosiasi dengan
garis putus-putus (Satzinger, 2005, p.187).
40
Gambar 2.16 customers, orders, dan order items konsisten dengan
perluasan domain model class diagram
Sumber : Satzinger (2005, p188)
Gambar 2.17 sebuah domain model class diagram course
pendaftaran (enrollment) dengan asosiasi many-to-many
Sumber : Satzinger (2005, p188)
Gambar 2.18 sebuah domain model class diagram course
pendaftaran yang diperbagus dengan asosiasinya
Sumber : Satzinger (2005, p189)
Berdasarkan asosiasi pada gambar 2.18 dari kiri ke kanan, class
diagram menjelaskan bahwa satu course section memiliki banyak
course pendaftaran, tiap-tiapnya dengan grade miliknya masing-
masing, dan setiap course pendaftaran berlaku untuk satu murid
khusus. Jika dibaca dari kanan ke kiri, setiap course pendaftaran
berlaku untuk course section yang spesifik. Sebuah sistem
diimplementasikan pada dasar dari domain model ini akan dapat
memproduksi grade list yang memperlihatkan seluruh murid dan
grade mereka dalam setiap course section, serta grade transkrip
41
memperlihatkan seluruh grade-grade yang diperoleh dari setiap
murid.
Hirarki dalam Notasi Class Diagram
Ada 2 cara tambahan yang orang gunakan untuk menyusun
penyelesaian masalah pada class domain dalam dunia nyata:
generalisasi/spesialisasi hirarki dan seluruh bagian hirarki.
Notasi Generalisasi/Spesialisasi
Generalisasi/spesialisasi didasari dari ide yang orang kelompokkan
dalam suatu kesamaan dan perbedaan. Generalisasi
mempertimbangkan kelompok/grup yang memliki sesuatu yang sama;
sebagai contoh, ada banyak tipe dari kendaraan bermotor-mobil, truk,
traktor, dan sebagainya. Semua kendaraan bermotor sama-sama
memiliki karakteristik umum tertentu, jadi sebuah kendaraan bermotor
adalah general class yang banyak. Spesialisasi mempertimbangkan
perbedaan dalam suatu tipe katagori sebagai contoh, tipe khusus dari
mobil termasuk mobil sport, sedan, dan kendaraan sport lainnya. Tipe-
tipe mobil ini memiliki kesamaan dalam sudut pandang yang sama,
namun berbeda dalam sudut pandang lainnya. Maka mobil sport
adalah tipe khusus dari mobil.
Sebuah generalisasi/spesialisasi hirarki biasanya digunakan untuk
menstruktur atau mengurutkan masalah-masalah ini dari sifat yang
general yang lebih spesifik. Seperti yang telah didiskusikan,
42
klasifikasi atau pengelompokkan menunjukkan untuk mendefinisikan
class. Setiap class dari suatu masalah dalam sebuah hirarki boleh
memiliki general class yang lebih di atasnya, ini disebut superclass.
Pada waktu yang sama, sebuah class boleh memiliki banyak class
spesialisasi di bawahnya, ini disebut subclass. Pada gambar 2.19,
sebuah mobil memiliki 3 subclass (MotorVihicle). UML class
diagram notasi untuk sebuah superclass dan subclass adalah segitiga
kecil pada garis yang menunjuk ke superclasss (Satzinger, 2005,
p189).
Gambar 2.19 sebuah notasi hirarki generalisasi/spesialisasi dari
kendaraan bermotor
Sumber : Satzinger (2005, p190)
Orang akan mempelajari dari pengelompokkan yang telah mereka
buat dengan ringkas sebagai peta pengetahuan. Banker yang
berpengetahuan luas dapat berbicara banyak tentang tipe khusus dari
pinjaman dan Account deposito. Merchandiser yang berpengetahuan
luas seperti John Blankens pada Rocky Mountain Outfitters dapat
berbicara banyak tentang tipe-tipe khusus dari produk aktvitas outdoor
dan pakaian-pakaian. Maka ketika analis menanyakan user tentang
pekerjaan, dimana analis dapat menggambarkan sebuah
43
generalisasi/spesialisasi hirarki. Pada beberapa tingkatan, motivasi
untuk customer support system pada RMO dimulai dengan
pengenalan John bahwa Rocky Mountain Outfitters dapat menangani
banyak pesanan tipe khusus dengan sebuah sistem baru (Web,
telephone, dan mail order). Tipe-tipe khusus order ini dapat dilihat
pada gambar 2.20.
Inheritance memperbolehkan subclass-subclass untuk memiliki
karakteristik dari superclass mereka. Kembali pada gambar 2.19,
sebuah mobil adalah keseluruhan dari kendaraan bermotor lainnya
tapi juga sesuatu yang khusus. Sebuah mobil sport adalah semua dari
mobil lainnya dengan karakteristik khusus tambahan. Dari sudut
pandang ini, subclass “inherit (mewarisi)” karakteristik. Dalam
pendekatan object-oriented, inheritance adalah konsep kunci yang
mungkin yang disebabkan oleh generalisasi/spesifikasi hirarki.
Terkadang hirarki-hirarki ini disebut inheritance hierarchies
(Satzinger, 2005, p190).
Whole-part dari Sebuah Notasi Hirarki
Cara lain dalam menyusun informasi tentang suatu masalah adalah
dengan mendefinisikan masalah tersebut dalam batas-batas dari
bagian masalah itu. Sebagai contoh, jika mempelajari tentang sistem
komputer akan menyadari bahwa komputer sebenarnya adalah
kumpulan dari bagian-bagian processor, memory utama, keyboard,
disk storage, dan monitor. Sebuah keyboard bukan sebuah tipe khusus
44
dari komputer; hanya bagian dari sebuah komputer. Namun, itu adalah
suatu bagian yang terpisah dari komputer itu sendiri. Bagian lengkap
dari sebuah notasi hirarki menangkap sebuah relasi yang
diidentifikasikan ketika orang mempelajari untuk membuat suatu
asosiasi antara sebuah objek dan komponen-komponennya.
Gambar 2.20 sebuah hirarki generalisasi/spesialisasi dari Order
Sumber : Satzinger (2005, p191)
Ada 2 tipe dari bagian lengkap notasi hirarki; agregasi dan komposisi.
Batasan agregasi biasanya digunakan untuk menjelaskan seluruh
bagian asosiasi antara agregat (whole) dan komponen-komponennya
(parts) dimana parts dapat berwujud terpisah. Gambar 2.21
menjelaskan konsep dari agregasi pada sebuah sistem komputer,
menggunakan simbol diamond (mutiara) untuk mewakili agregasi.
Batasan composisi biasanya digunakan untuk menjelaskan whole-part
asosiasi yang lebih kuat, dimana parts, asosiasi sekali, tidak bisa
terpisah. Simbol diamond diisi untuk mewakili komposisi (tidak
diperlihatkan).
Whole-part hierarchies, agregasi dan komposisi, melayani untuk
mengizinkan analis untuk mengungkapkan perbedaan yang halus
tentang asosiasi diantara class. Selama dengan beberapa relasi
45
asosiasi, multiplicity dapat digunakan-sebagai contoh, ketika sebuah
komputer memiliki satu atau lebih disk storage divice.
Mendesain notasi class diagram
Contoh UML class diagram yang telah kita lihat sejauh ini adalah
domain model class diagram. Desain class diagram digunakan untuk
mewakili class software yang didalamnya ada sistem baru. Desain
class diagram sebenarnya lebih memperlihatkan tentang desain
software. Class diagam pada gambar 2.22 berisi beberapa method
untuk memperkuat ide atribut dan method yang class software miliki.
Gambar 2.22 memperlihatkan bagian dari sebuah desain class
diagram untuk sebuah sistem yang mempertahankan Account bank
dan berisikan class Customer software. Diagram ini tidak
memperlihatkan method dari class Customer karena cukup standart.
Beberapa class diasumsikan untuk mengetahui bagaimana
menambahkan sebuah instance baru, mengupdate values, dan
melaporkan informasi tentang itu sendiri. Class Account
mencantumkan satu pasang method karena method-method itu unik
untuk bank accounts dan central untuk memproses sistem. Termasuk
makeDeposit() dan makeWithdrawal() (Satzinger, 2005, p191).
46
Gambar 2.21 Whole-Part (agregasi) antara sebuah Computer dan
bagian-bagiannya
Sumber : Satzinger (2005, p192)
Sistem Bank Account berisikan sebuah generalisasi/spesialisasi
hirarki.; Account adalah superclass, dan Saving/Account dan
CheckingAccount adalah dua subclass. Simbol segitiga digambarkan
pada sebuah garis yang menghubungkan class yang menunjukkan
inheritance. Subclass mewarisi atribut-atribut dan behavior-behavior
dari superclass. Maka, CheckingAccount mewarisi dua method
ditambah seluruh atribut dari Account. Sama halnya, SavingsAccount
mewarisi method dan atribut yang sama. Tetapi SavingsAccount juga
mengetahui bagaimana untuk menghitung bunga; CheckingAccount
tidak. Hasilnya adalah beberapa atribut dan method yang umum untuk
dua tipe dari account. Tetapi atribut dan method lain tidak.
Pada contoh ini, inheritance berarti bahwa ketika sebuah
SavingAccount diciptakan (atau telah tersedia), akan membutuhkan
value (nilai) untuk 5 atribut. Objek CheckingAccount dapat untuk
membuat deposito, sama seperti objek SavingAccount. Objek
SavingAccount dapat menghitung bunga, tapi objek CheckingAccount
tidak. Setiap objek, atau instansi, mengurus informasi dan dapat
melibatkan satu method.
Class Customer dan class Account memiliki asosisasi. Setiap
customer dapat memiliki nol (0) atau lebih account. Perhatikan bahwa
47
diagram menunjukkan minimum dan maksimum multiplicity pada
garis yang menghubungkan class. Asteriks berarti “banyak”, jadi
multiplicity antara Customer dan Account adalah minimum dari nol
dan maksimum dari banyak (0..* biasanya hanya *). Untuk
menunjukkan relasi yang wajib, diagram harus akan diganti untuk
mengindikasi minimum dari 1 dan maksimum dari banyak (1..*). Pada
contoh ini setiap account dimiliki oleh satu atau hanya satu Customer
(1). Diagram bisa diganti untuk menunjukkan sebuah opsional asosiasi
one-to-one sebagai minimum dari nol dan maximum dari satu (0..1)
(Satzinger, 2005, p192).
Gambar 2.22 Desain class diagram sistem bank account (dengan
method)
Sumber : Satzinger (2005, p193)
Perhatikan juga class SavingAccount dan CheckingAccount mewarisi
asosiasi dengan Customer, jadi seorang customer sebenarnya
berasosiasi dengan sebuah checkin account atau saving account,
seperti yang seharusnya. Pada dasarnya bank tidak menawarkan
sesuatu seperti class Account yang simpel; class hanya ada untuk
memperbolehkan tipe khusus dari account untuk mewarisi attribut,
method, dan asosiasi. Class Account adalah abstract class,class itu
tidak dapat diinstansikan. Pada class diagram, abstract class memiliki
nama dengan huruf miring, seperti pada gambar 2.22.
48
CheckingAccount, SavingAccount, dan Customer adalah contoh dari
concrete class yang dapat diinstansikan.
Gambar 2.23 menunjukan contoh course pendaftaran sebagai desain
class diagram dengan method-method. Course memiliki method untuk
menambahkan course. Course Sections dapat dibuka untuk
pendaftaran dan kemudian ditutup. Seorang murid dapat diterima dan
kemudian menerima gelar. Sekali semester berakhir, sebuah course
pendaftaran dapat memposting grade.
Tidak ada generalisasi/spesialisasi yang diperlihatkan pada contoh ini,
tapi ada tipe khusus dari murid (undergraduate dan graduate) atau
tipe khusus courses (credit dan noncredit) pada sistem pendaftaran di
universitas. Gambar 2.24 memperlihatkan versi perluasan dari contoh
course pendaftaran. Semester ditambahkan, karena sebuah course
section ditawarkan dalam 1 semester khususnya. Diagram juga
menunjukkan generalisasi/ spesialisasi dari murid untuk
UnderGraduateStudent dan GraduateStudent. Sebagai contoh, setiap
objek yang UnderGraduateStudent adalah tipe khusus dari murid.
Spesialisasi class mewarisi semua atribut, asosiasi, dan method dari
generalisasi class. Tulisan murid sekarang bercetak miring sebab itu
adalah abstract class (Satzinger, 2005, p193).
Gambar 2.23 Desain class diagram course enrollment (pendaftaran)
dengan method
49
Sumber : Satzinger (2005, p194)
Beberapa notasi tambahan pada atribut juga diperlihatkan. Ketika
memodelkan class, penting untuk mengidentifikasikan primary key
field atau field-field. Pada UML, properti properti dari atribut-atribut
diperlihatkan dengan kurung kurawal, seperti terlihat pada
courseNumber {key} di dalam Course class. Class lainnya juga
memiliki key. Atribut numberOfSections digarisbawahi untuk
menunjukkan bahwa itu adalah class-level atribut. Biasanya sebuah
atribut memiliki value yang unik untuk setiap objek. Walaupun,
sebuah atribut class-level memiliki satu value yang berlaku untuk
semua objek dari class. Di dalam Java ini diimplementasikan sebagai
atribut static, dan di VB.NET ini diimplementasikan sebagai shared
atribut. Pada contoh ini, sistem perlu untuk menyimpan satu value
yang mewakili sejumlah course section. Setiap waktu additional
section ditambahkan, value bertambah satu (Satzinger, 2005, p194).
Gambar 2.24 perpanjangan course enrollment class diagram
(dengan methods)
Sumber : Satzinger (2005, p195)
50
2.8.3.3 Activity/Entity Matrix (CRUD)
Menurut Bernard (2005,p310) Activity/Entity Matrix dikembangkan
dengan pemetaan entitas data yang dipengaruhi dari hubungan bentuk
aktivitas bisnis. Sering disebut sebagai matriks ‘CRUD’ karena
teridentifikasi sebagai tipe dasar perubahan yang dilakukan data
(Create, Read, Update, Delete) melalui proses bisnis. Dibawah ini
adalah contoh yang menggambarkan Activity/Entity Matriks.
Gambar 2.25 Activity/Entity Matrix
Sumber: Scott A. Bernard, 2005, p310
51
2.8.4 Enterprise Architecture System and Application
Menurut Bernard (2005, p126), System & Applications yang digunakan
perusahaan untuk mendukung bisnis jasa, proses pengiriman produk, dan arus
informasi didokumentasikan di Level ‘System & Applications’ pada EA3
framework. Salah satu tujuan dari EA adalah untuk meningkatkan integrasi
dan efisiensi dukungan sistem dan aplikasi perangkat lunak di seluruh
perusahaan. Duplikasi fungsi dan kurangnya interoperabilitas dapat diatasi
melalui pembentukan standar teknis dan produk untuk perangkat lunak.
Komponen ini di berbagai tingkat dalam ukuran dan kompleksitas dari
multifungsi ERP yang diperluas di seluruh perusahaan untuk single-user yang
meningkatkan produktivitas.
Menurut (Bernard, 2005, p107), System & Applications berada pada level
keempat dari EA3 Framework dimaksudkan untuk mengatur dan
mendokumentasikan kelompok sistem informasi saat ini, dan applikasi yang
digunakan perusahaan dalam meningkatkan kemampuan TI tergantung pada
perubahan di tingkat atas dari EA3 Framework (Business Services atau
Information Flows) mungkin ada rencana perubahan pada sistem atau
aplikasi yang tercermin dalam arsitektur masa depan.
2.8.4.1 System Communication Description
Menurut Bernard (2005,p313) artifak S-2 memberikan diagram
antarmuka sistem S-1 dengan menyediakan penjelasan dari bagaimana
data terkomunikasi antara sistem diseluruh perusahaan, dan termasuk
spesifik mengenai hubungan, jalan, jaringan dan media.
52
Dibawah ini adalah contoh yang menggambarkan Sytem
Communication Description
Gambar 2.26 Sytem Communication Description
Sumber: Scott A. Bernard, 2005, p313
2.8.4.2 System Data Flow Diagram
Menurut Bernard (2005, p315), System Data Flow Diagram lebih
dikenal sebagai ‘Data Flow Diagram’ dimaksudkan untuk
menunjukan proses dalam sistem pertukaran data dan bagaimana
pertukaran itu terjadi. Langkah – langkah dalam membuat Data Flow
Diagram :
1. Menangkap dan menggambarkan fungsi sistem dan aliran data
antara mereka.
53
2. Sistem dokumen hieraki fungsional.
3. Tujuan utama adalah untuk :
Mengembangkan gambaran yang jelas dari arus data sistem
yang diperlukan yang di input dan output oleh masing-masing
sistem.
Memastikan konektivitas fungsional selesai.
Mendukung dari dekomposisi fungsional untuk detail tambahan.
2.8.5 Enterprise Architecture Network and Infrastructure
Menurut Bernard (2005, p129), Level Infrastruktur Teknologi pada fungsi
EA3 framework untuk mengintegrasikan dan menghubungkan sumber daya TI
perusahaan di level aplikasi dan informasi. Integrasi sumber daya suara, data,
video, dan transportasi (kabel/nirkabel) adalah salah satu kunci untuk
menciptakan infrastruktur TI yang efektif dan hemat biaya secara operasional.
Menurut (Bernard, 2005, p.107), Network & Infrastucture berada pada level
kelima dan merupakan level bawah dari EA3 Framework dimaksudkan untuk
mengatur dan mendokumentasikan pandangan saat ini dan masa depan dari
jaringan suara, data, dan video yang perusahaan gunakan untuk host sistem,
applikasi,website, dan database.
54
2.8.5.1 Network Connectivity Diagram
Menurut Bernard (2005,p321) Diagram konektivitas jaringan
menampilkan koneksi fisik antara suara, data, jaringan video
perusahaan. Termasuk eksternal Wide Area Networks (WANs) dan
Local Area Networks (LANs). Atau disebut juga dengan ‘extranets’
dan ‘intranets’
Gambar 2.27 Network Connectifity Diagram
Sumber: Scott A. Bernard, 2005, p321
55
2.9 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Bisnis Perusahaan
2.9.1 Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis
Analisis lingkungan eksternal bisnis perusahaan menelaah faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi kegiatan bisnis perusahaan, baik yang dapat
memberikan peluang pada perusahaan, maupun yang menjadi ancaman bagi
perusahaan. Analisis tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknik
analisis 5 Daya Persaingan Porter dan analisis PEST.
2.9.1.1 Analisis Lima Daya Porter
Lima Daya Persaingan Porter menurut Fred R. David (2006, p131)
adalah alat untuk menganalisis lingkungan persaingan industri.
Industri dapat didefinisikan sebagai kelompok perusahaan yang
memproduksi produk atau jasa yang sama atau barang pengganti
yang dekat.
56
Gambar 2.28 Lima Daya Persaingan Porter
Sumber : David (2006, p131)
Lima kekuatan persaingan tersebut adalah :
Persaingan diantara Perusahaan Sejenis
Persaingan antarperusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan
terbesar dalam 5 kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh
suatu perusahaan dapat berhasil hanya jika mereka memberikan
keunggulan kompetitif dibanding strategi yang dijalankan
perusahaan pesaing. Perubahan strategi oleh satu perusahaan
mungkin akan mendapat serangan balasan, seperti menurunkan
harga, meningkatkan kualitas, menambah feature, menyediakan
jasa, memperpanjang garansi, dan meningkatkan iklan.
57
Intensitas persaingan di antara perusahaan sejenis yang bersaing
cenderung meningkat karena jumlah pesaing semakin bertambah,
karena pesaing semakin seragam dalam hal ukuran dan kemampuan,
karena permintaan untuk produk industri menurun, dan karena
pemotongan harga menjadi semakin umum. Persaingan juga
meningkat ketika pelanggan dapat berpindah merek dengan mudah;
ketika hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi; ketika biaya tetap
tinggi; ketika produk mudah rusak; ketika perusahaan pesaing
berbeda strategi; tempat mereka berasal, dan budaya; serta ketika
merger dan akuisisi menjadi umum dalam suatu industri. Ketika
persaingan antarperusahaan sejenis semakin intensif, laba
perusahaan menurun, dalam beberapa kasus bahkan membuat suatu
industri menjadi sangat tidak menarik.
Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru
Ketika perusahaan baru dapat dengan dengan mudah masuk ke
dalam industri tertentu, intensitas persaingan antar perusahaan
meningkat. Tetapi, hambatan untuk masuk, dapat mencakup
kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi dengan cepat, kebutuhan
untuk mendapatkan teknologi dan pengetahuan khusus, kurangnya
pengalaman, tingginya kesetiaan pelanggan, kuatnya preferensi
merek, besarnya kebutuhan akan modal, kurangnya jalur distribusi
yang memadai, peraturan pemerintah, tarif, kurangnya akses
terhadap bahan mentah, kepemilikan paten, lokasi yang kurang
58
menguntungkan, serangan balasan dari perusahaan yang sudah
mapan, dan potensi kejenuhan pasar.
Disamping berbagai hambatan masuk, perusahaan baru kadang-
kadang memasuki suatu bisnis dengan produk berkualitas lebih
tinggi, harga lebih rendah, dan sumber daya pemasaran yang besar.
Dengan demikian, tugas penyusunan strategi adalah untuk
mengidentifikasi perusahaan yang berpotensi masuk ke pasar, untuk
memonitor strategi pesaing baru, untuk membuat serangan balasan
apabila dibutuhkan, serta untuk memanfaatkan kekuatan dan
peluang yang ada saat ini.
Potensi Pengembangan Produk Subtitusi
Dalam banyak industri perusahaan bersaing dekat dengan produsen
produk subtitusi dalam industri yang berbeda. Contohnya adalah
produsen container plastik berkompetisi dengan produsen kaca,
paperboard, dan kaleng almunium, dan produsen acetaminophen
bersaing denga produsen obat pengurang rasa sakit kepala dan nyeri.
Keberadaan produk subtitusi menciptakan batas harga tertinggi yang
dapat dibebankan sebelum konsumen beralih ke produk subtitusi.
Tekanan kompetisi yang berasal dari produk subtitusi meningkat
sejalan dengan menurunnya harga relatif dari produk subtitusi dan
sejalan dengan biaya kosumen untuk beralih ke produk lain
menurun. Cara terbaik untuk mengukur kekuatan kompetitif prosuk
subtitusi adalah dengan memantau pangsa pasar yang didapat oleh
59
produk-produk tersebut, juga dengan memantau rencanan
perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar.
Kekuatan Tawar - menawar penjual/ pemasok
Kekuatan tawar - menawar pemasok (bargaining power of supplier)
mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri,
khususnya ketika ada sejumlah besar pemasok, ketika hanya ada
sedikit barang substitusi yang cukup bagus, atau ketika biaya untuk
mengganti bahan baku sangat mahal. Sering kali kepentingan yang
dicari oleh pemasok dan produsen adalah saling memberikan harga
yang masuk akal, memperbaiki, kualitas, mengembangkan jasa baru,
pengiriman just-in-time, dan mengurangi biaya persediaan, dengan
demikian memperbaiki profitabilitas jangka panjang untuk semua
pihak.
Perusahaan dapat menjalankan strategi integrasi ke belakang
(Backward integration) untuk mendapatkan kendali atau
kepemilikan dari pemasok. Strategi ini efektif khususnya ketika
pemasok tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak mampu
memenuhi kebutuhan perusahaan secara konsisten. Perusahaan
umumnya dapat menegosiasikan syarat yang lebih menguntungkan
bagi pemasok ketika terintegrasi ke belakang merupakan strategi
yang digunakan secara umum di antara perusahaan – perusahaan
yang bersaing dalam suatu industri.
60
Kekuatan tawar – menawar pembeli/Konsumen
Ketika konsumen terkonsentrasi atau besar jumlahnya, atau membeli
dalam jumlah besar, kekuatan tawar – menawar mereka menjadi
kekuatan utama yang memengaruhi intensitas persaingan dalam
suatu industri. Perusahaan pesaing mungkin menawarkan garansi
yang lebih panjang atau jasa khusus untuk mendapatkan kesetiaan
pelanggan ketika kekuatan tawar – menawar konsumen (bargaining
power of consumer) cukup besar. Kekuatan tawar – menawar
konsumen juga lebih tinggi ketika yang dibeli adalah produk standar
atau tidak terdiferensiasi. Ketika kondisinya seperti ini, konsumen
sering kali dapat bernegosiasi tentang harga jual, cakupan garansi,
dan paket aksesori hingga ke tingkat yang lebih tinggi. Bagi
perusahaan besar sekalipun seperti Wal-Mart, peningkatan drastis
dalam kekuatan tawar menawar konsumen karena penggunaan
Internet merupakan ancaman eksternal yang besar.
2.9.1.2 Analisis PEST
Menurut Ward & Peppard (2002, p70), dalam melakukan
pengolahan suatu bisnis atau suatu badan usaha, terdapat cakupan
yang luas sekali jika ingin membahas faktor eksternalnya karena
terdapat enam faktor utama yang biasanya dianalisis oleh
perusahaan. Faktor - faktor tersebut, biasanya dipertimbangkan
bersamaan pada tingkat sejak dari pemikiran strategi, dengan
61
menggunakan metode pendekatan PEST (Politik, Ekonomi, Sosial,
Teknologi).
Dua pendekatan lainnya, yaitu faktor legal normalnya sudah
termasuk didalam faktor politik dan faktor ekonomi normalnya
sudah termasuk didalam faktor sosial. Dengan demikian faktor-
faktor tersebut dapat memberikan kesempatan bisnis yang lebih
signifikan agar dapat juga mengidentifikansikan ancaman-ancaman
yang mungkin terjadi, sehingga perusahaan dapat menyediakan
waktu dalam mengatasi aksi dan meminimalisasi dampak yang akan
terjadi.
Politik
Aspek politik dalam metode PEST menjelaskan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah terhadap proses
bisnis perusahaan. Faktor legal yang dapat digolongkan ke dalam
aspek politik merupakan hukum atau undang-undang yang berkaitan
dengan proses bisnis.
Ekonomi
Aspek ekonomi memberikan pengaruh terhadap proses bisnis
perusahaan, seperti kebijakan moneter, standar nilai inflasi dan
deflasi negara, serta keadaan ekonomi global.
62
Sosial
Aspek sosial juga ikut memberikan dampak terhadap strategi
perusahaan dalam menjalankan proses bisnis. Hal-hal yang
berkaitan dengan aspek sosial tersebut adalah kebudayaan, tenaga
kerja, lingkungan kerja, serta lingkungan hidup.
Teknologi
Aspek Teknologi yang terus berkembang juga memberikan
pengaruh pada perusahaan. Maka perusahaan berlomba-lomba
memanfaatkan teknologi dalam mengembangkan produk dan jasa
agar mendapatkan keuntungan yang banyak dalam waktu singkat.
2.9.2 Analisis Lingkungan Internal Bisnis
Segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu lembaga
organisasi atau perusahaan.
2.9.2.1 Analisis SWOT
Menurut Bernard (2005, p118), salah satu kegiatan awal perusahaan
adalah melakukan pengembangan strategic plan yaitu ‘Strength,
Weakness, Opportunity, Threat’ (SWOT) Analisis. Analisis ini
terlihat pada faktor internal dan eksternal untuk menentukan daerah
perusahaan yang harus difokuskan dalam meningkatkan
survivabilitas dan kesuksesan, serta daerah yang harus dihindari,
atau dikurangi. Hasil Analisis SWOT harus diringkas dalam
Strategic Plan, dan Analisis SWOT penuh diarsipkan dalam EA
63
Repository sebagai artefak sederhana yang terpisah. Gambar 2.8
memberikan contoh cara untuk meringkas dan menyajikan hasil
Analisis SWOT.
Gambar 2.29
Contoh Tabel Ringkasan Analisis SWOT
Sumber : Bernard (2005, p118)
Menurut Rangkuti (2004, p.20), ada 4 kuadran dalam diagram analisis
SWOT, berikut penjelasnnya :
64
Gambar 2.30 Diagram Analisis SWOT
Sumber : Rangkuti (2004, p19)
Kuadran I : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan .
Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada, Strategi yang harus diterapkan
dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (Growth oriented Strategy)
Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan
ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus
diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi
(Produk/pasar)
Kuadran III : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat
besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa
kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip
65
dengan Question Mark pada BCG matrik. Fokus strategi perusahaan
ini adalah meminimalkan masalah – masalah internal perusahaan
sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya,
Apple menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yang
dipergunakan dengan cara menawarkan produk – produk baru dalam
industry microcomputer.
Kuadran IV : Ini merupakan situasi yang sangat tidak
menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman
dan kelemahan internal.
2.9.2.1.1 Matrix SWOT
Menurut Fred. R. David (2006, p284) Matriks SWOT
adalah alat untuk mencocokkan yang penting untuk
membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi :
SO (Strengths-Opportunities), WO (Weakness-
Opportunities) ST (Strengths-Threats), WT
(Weaknesses-Threats). Mencocokkan faktor eksternal
dan internal adalah bagian yang paling sulit dalam
mengembangkan Matriks SWOT dan membutuhkan
penilaian yang baik dan tidak ada pencocokan yang
terbaik.
Menurut Rangkuti (2004, p31), matriks SWOT adalah
alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi
perusahaan. Matriks ini menggambarkan bagaimana
66
peluang dan ancaman. Eksternal yang dihadapi
perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki.
Tabel 2.1 Matrix SWOT
IFAS
EFAS
Strength ( S )
Tentukan 5-10 faktor-faktor
internal perusahaan
Weakness ( W )
Tentukan 5-10 faktor-faktor
eksternal perusahaan
Oppurtunity ( O )
Tentukan 5-10 faktor
peluang eksternal
Strategi SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang.
Strategi WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan
peluang.
Threats ( T )
Tentukan 5-10 faktor
ancaman ekternal
Strategi ST
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman.
Strategi WT
Ciptaakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman.
Sumber : Rangkuti (2004, p31)
67
Strategi SO
Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan
untuk memanfaatkan peluang eksternal. Semau manajer
akan lebih suka bila organisasi mereka berada pada
posisi di mana kekuatan internal dapat memanfaatkan
trend dan kejadian eksternal. Organisasi pada umumnya
akan menjalankan strategi WO, ST atau WT agar dapat
mencapai situasi dimana mereka dapat menerapkan
strategi SO. Ketika suatu perusahaan memiliki
kelemahan utama, Ia akan berusaha mengatasinya dan
menjadikannya kekuatan. Ketika sebuah orgganisasi
menghadapai ancaman utama, ia akan berusaha
menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluangnya
(David, 2006, p285).
Strategi WO
Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kekuatan
internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.
Kadang-kadang terdapat peluang eksternal kunci tetapi
perusahaan memiliki kekuatan internal yang
menghambatnya untuk mengeksploitasi peluang tersebut.
Sebagai contoh, mungkin ada permintaan yang tinggi
untuk alat elektronik guna mengontrol jumlah dan waktu
injeksi bahan bakar di mesin mobil (peluang), tetapi
68
manufaktur komponen mobil tertentu tidak memiliki
teknologi untuk yang dibutuhkan untuk memproduksi
alat tersebut (kelemahan). Satu strategi WO adalah
membeli teknologi ini dengan membentuk join venture
dengan perusahaan yan gmemiliki kompetensi dala area
ini. Alternatiff strategi WO adalah merekrut dan melatih
staf dengan kemampuan teknis yang dibutuhkan (David,
2006, p285).
Strategi ST
Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk
menghindari atau mengurnagi pengaruh dari ancaman
eksternal. Ini tidak berate bahwa organisasi yang kuat
harus selalu menghadapi ancaman di lingkungan
eksternalnya secara langsung. Contoh dari strategi ST
terjadi ketika Texas Instrumentsmenggunakan
departemen legal yang sanagat bagus (kekuatan) untuk
menagih hamper $700 juta untuk kerusakan dan royalty
dari Sembilan perusahaan Jepang dan Korea yang
melanggar paten untuk memory chip semikonduktor
(ancaman). Perusahaan pesaing yang meinru ide, inovasi,
dan produk yang dipatenkan adalah ancaman utama di
banyak industry. Hal ini masih menjadi masalah utama
69
perusahaan AS yang menjual produknya di Cina (David,
2006, p285).
Strategi WT
Strategi WT adalah taktif defensif yang diarahkan pada
pengurangan kelemahan internal dan menghindari
ancaman eksternal. Sebuah organisasi meghadapi
berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal akan
berada pada posisi tidak aman. Kenyataanya, perusahaan
seperti itu meungkin harus berusaha bertahan hidup,
bergabung, mengurangi ukuran, mendeklarasikan
kebangkrutan, atau memilih likuidasi (David, 2006,
p286).
2.9.2.1.2 Matrix EFAS
Menurut Rangkuti (2006,p22-23) sebelum membuat
matrik faktor strategi eksternal, terlebih dahulu kita perlu
mengetahui faktor strategi eksternal (EFAS). Tabel
susunan strategi eksternal digambarkan pada tabel
berikut
Tabel 2.2 EFAS
FAKTOR STRATEGI
EKSTERNAL
BOBOT RATING BOBOT X
RATING
KOMENTAR
70
PELUANG
Total Peluang
ANCAMAN
Total Ancaman
TOTAL EFAS
Sumber: Rangkuti, 2006, p24
Berikut ini adalah cara-cara penentuan Faktor Strategi
Eksternal (EFAS) :
a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang
ancaman).
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai
dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak
penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat
memberikan dampak terhadap faktor strategis.
c. Hitung rating (dalam kolom tiga) untuk masing-masing
faktor dengan memberikan skala mulai dari 4
(outsanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan
pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan
yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor
71
peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar
diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi nilai
+1). Pemberian nilai rating ancaman adalah
kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat
besar, rating adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya
sedikit ratingnya 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3,
untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.
Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing
faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0
(outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau
catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan
bagaimana skor pembobotannya dihitung. Jumlahkan
skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh
total skor bagi perusahaaan yang bersangkutan. Nilai
total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu
bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya.
Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan
perusahaan ini dengan kelompok industri yang sama.
2.9.2.1.3 Matrix IFAS
Menurut Rangkuti (2006,p24-25) setelah faktor-faktor
strategi internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu
72
tabel IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary)
disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis
internal tersebut dalam kerangka kekuatan dan
kelemahan perusahaan. Tabel susunan strategi internal
digambarkan pada tabel berikut
Tabel 2.3 IFAS
FAKTOR STRATEGI
INTERNAL
BOBOT RATING BOBOT X
RATING
KOMENTAR
KEKUATAN
Total Kekuatan
KELEMAHAN
Total Kelemahan
TOTAL IFAS
Sumber: Rangkuti, 2006, p25
Tahapnya adalah
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta
kelemahan perusahaan dalam kolom 1.
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala
mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak
73
penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut
terhadap posisi strategis perusahaan. (semua bobot
tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00)
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing
faktor dengan memberikan skala mulai dari 4
(outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan
pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan
yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua
variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai
mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan
membandingkannya dengan rata-rata industri atau
dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat
negatif, kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan
perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata
industri nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan
perusahaan dibawah rata-rata industri, nilainya adalah 4.
2.9.2.2 Value Network
Menurut Ward and Peppard (2002, p267), value network adalah
analisa bisnis yang menyediakanpertukaran dan sarana antara
pembeli dan penjual, memungkinkan adanya suatu hubungan atau
relasi yang harus di bangun dari awal.
74
2.9.2.4 Critical Success Factor (CSF) and Key Performance Indicator
(KPI)
Tabel 2.5 CSF & KPI
Sasaran Strategis
(Objectives)CSF KPI
Meningkatkan
Keuntungan
Menjadi mitra perusahaan
minyak yang ada dalam negeri
Jumlah pendapatan tiap
tahun
Meningkatkan
Penjualan
Memiliki reputasi perusahaan
yang baik
Jumlah Penjualan tiap
tahun
Memperluas Pangsa
Pasar
- Strategi promosi yang efektif
- Pemasaran yang ahli dalam
hal menawarkan produk ke
pelanggan
Jumlah pelanggan tiap
tahun
Memberikan
kepuasan kepada
pelanggan
- Ketepatan Waktu pengiriman
- Meningkatkan layanan
customer service
- Persentase
- Berkurangnya keluhan
pelanggan
- Banyaknya jumlah
keluhan yang
terselesaikan
- Lamanya waktu dalam
75
menyelesaikan keluhan
pelanggan
- Jumlah keluhan
pelanggan terhadap suatu
produk
Memilliki kualitas
produk yang baik
Menseleksi dengan tepat dan
ketat perusahaan distributor
sebagai pemasok
Standart Kualitas Pasokan
Barang
Meningkatkan
kinerja dan
kemampuan
perusahaan
- SDM yang berpengalaman
dalam bidang expor - impor
barang
- Pemanfaatan Teknologi
Informasi dalam
mempercepat penyampaian
informasi
Lamanya waktu dalam
pemrosesan suatu transaksi
Meningkatkan
Ketrampilan
Karyawan
Training secara periodik
kepada para karyawan.
Jumlah Training per
karyawan
2.9.2.5 CONOPS
2.9.2.5.1 CONOPS Scenario
76
Menurut Bernard (2005,p118-119) perusahaaan mungkin
merasa perlu untuk mengembangkan secara detail
skenario ‘Concept of Operations’ (CONOPS) yang
mencakup aktivitas operasi selama beberapa tahun, dan
yang memperhitungkan kombinasi yang berbeda dari
penggerak internal dan eksternal yang didentifikasi
didalam analisis SWOT. Didalam pengerjaannya,
perusahaan mengevaluasi asumsi perencanaan dan hasil
yang diharapkan di setiap skenario dan mengevaluasi
manfaat relatif dan bahaya dari mengejar tindakan
tertentu. Sebagai tambahan, perusahaan dapat
memperbaiki dan menjaga data yang sedang berlangsung
dari informasi dalam beberapa skenario yang paling
masuk akal agar dapat ‘menggolongkan’ berbagai strategi
dan tujuan yang cocok untuk kompetisi yang sukses.
2.9.2.5.2 CONOPS Diagram
Menurut Bernard (2005,p295) sebuah diagram CONOPS
adalah penggambaran tingkat tinggi dari bagaimana
fungsi sebuah perusahaan, atau kedalam area tertentu
yang menarik. Dibawah ini adalah contoh dari diagram
CONOPS yang menunjukkan pada tingkat tinggi
bagaimana sistem samaran yang disebut ‘Sistem Penanda
Badai’ yang misi utamanya adalah menyediakan
77
koordinat pengawasan cuaca dan melaporkan kapabilitas
berdasarkan tanah, laut, udara dan sumber berbasis luar
angkasa.
Gambar 2.32 Concepts of Operations Diagram
Sumber: Scott A. Bernard, 2005, p295
2.9.2.6 Strategic
2.9.2.6.1 Security Plan
Menurut Bernard (2005,p328) perencanaan keamanan
menyediakan baik tingkat tinggi dan penjelasan program
keamanan yang berpengaruh diseluruh bagian perusahaan.
Perencanaan ini termasuk fisik, data, personal serta
elemen keamanan operasional dan prosedur.
78
2.9.2.6.2 Technology Forecast
Menurut Bernard (2005,p334) peramalan teknologi
mendukung dan berhubungan dengan profil standar
teknologi ST-1. Dokumen peramalan teknologi
diharapkan menggantikan semua daftar standar didalam
artifak ST-1, dimana perubahan dimasa depan telihat akan
terjadi atau sebentar lagi terjadi. Dibawah ini adalah
contoh yang menjelaskan peramalan teknologi.
Gambar 2.33 Technology Forecast
Sumber: Scott A. Bernard, 2005, p334
2.9.2.6.3 Workforce Plan
79
Menurut Bernard (2005,p335) perencanaan tenaga kerja
menyediakan penjelasan tingkat tinggi mengenai
bagaimana pekerja dapat terorganisir diseluruh
perusahaan. Perencanaan tenaga kerja termasuk strategi
untuk memperkerjakan, menyimpan dan pengembangan
profesional pada eksekutif, manajemen dan tingkat staff
pada perusahaan.
2.9.2.6.4 Sequencing plan diagram
Menurut Bernard (2005,p335) sequencing plan diagram
menunjukkan evolusi sistem termasuk hubungan dan
waktu instalasi konsolidasi, upgrade, dan pensiun,
kadang-kadang menunjukkan dalam konteks perubahan
pada sistem lain, aplikasi, situs web, dan database.
Gambar 2.34 Sequencing Plan Diagram