Vol 2, No 2 (2021) h.12-24 - Jurnal Untan

13
12 Vol 2, No 2 (2021) h.12-24 Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika PENGARUH MEDIA POWTOON TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI MINYAK BUMI Anggie Sakhia 1 , A. Ifriany Harun 2 , Rody Putra Sartika 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak Email: [email protected] Abstract This study aims to find out 1). Differences in student learning outcomes using powtoon-based learning media and using powerpoint media in class X students of SMK PGRI Pontianak. 2). Motivation of students after using powtoon-based learning media and using powerpoint 3). the effect of powtoon-based learning media on student learning motivation in petroleum material at SMK PGRI Pontianak. The form of this research is quasi -experimental research with a non equivalent control group design. The sample of this study were students of class X TKR as an experimental class and class X TSM as a control class. Data collection tools used in this study were test results in the form of essays, motivational questionnaires, student observation sheets and interviews. Learning outcomes were analyzed using the U- Mann Whitney test. The results of data analysis showed that there were differences between the learning outcomes of students who were taught using powtoon-based learning media and those who used conventional learning namely powerpoint. Learning with powtoon-based learning media gives an effect of 24.59% to the improvement of student learning outcomes. This is supported by a student motivation questionnaire towards learning with a powtoon of 93% and with a powerpoint of 73.2%. Keywords: Learning outcomes, motivation, crude oil Vol 2, No 2 (2021) h.12-24 http://jurnal.untan.ac.id/index.php/EduChem Received : Revised : Accepted :

Transcript of Vol 2, No 2 (2021) h.12-24 - Jurnal Untan

12

Vol 2, No 2 (2021) h.12-24

Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika

PENGARUH MEDIA POWTOON TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL

BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI MINYAK BUMI

Anggie Sakhia1, A. Ifriany Harun

2, Rody Putra Sartika3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak

Email: [email protected]

Abstract

This study aims to find out 1). Differences in student learning outcomes using

powtoon-based learning media and using powerpoint media in class X students of

SMK PGRI Pontianak. 2). Motivation of students after using powtoon-based learning

media and using powerpoint 3). the effect of powtoon-based learning media on

student learning motivation in petroleum material at SMK PGRI Pontianak. The form

of this research is quasi-experimental research with a non equivalent control group

design. The sample of this study were students of class X TKR as an experimental

class and class X TSM as a control class. Data collection tools used in this study

were test results in the form of essays, motivational questionnaires, student

observation sheets and interviews. Learning outcomes were analyzed using the U-

Mann Whitney test. The results of data analysis showed that there were differences

between the learning outcomes of students who were taught using powtoon-based

learning media and those who used conventional learning namely powerpoint.

Learning with powtoon-based learning media gives an effect of 24.59% to the

improvement of student learning outcomes. This is supported by a student motivation

questionnaire towards learning with a powtoon of 93% and with a powerpoint of

73.2%.

Keywords: Learning outcomes, motivation, crude oil

Vol 2, No 2 (2021) h.12-24

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/EduChem

Received :

Revised :

Accepted :

Pengaruh Media Powtoon Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Minyak Bumi

13

Vol 2, No 2 (2021) h.12-24

Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika

Pendidikan merupakan salah satu pondasi yang sangat penting dan

berpengaruh bagi pembangunan dan kemajuan suatu negara. Menurut Sari (2016),

proses pembelajaran memerlukan daya pendukung berupa ketersediaan sarana

pembelajaran yang meliputi media pendidikan dan sumber belajar lainnya secara

lengkap untuk menunjang proses pembelajaran di dalam kelas. Seiring dengan

berkembangnya kurikulum, guru harus memiliki kompetensi dalam proses

pembelajaran sehingga dapat mengembangkan bahan pembelajaran yang inovatif,

seperti dalam bentuk berupa audio, bahan ajar, atau metode pembelajaran yang

lebih interaktif sejalan dengan perkembangan siswa dan teknologi informasi.

Menurut Sardiman (2011) hasil belajar akan optimal jika ada motivasi untuk

belajar. Salah satu penyebab rendahnya prestasi akademik adalah kurangnya

kesenangan dalam belajar kimia.

Proses pembelajaran yang berlangsung cenderung ceramah dan terkadang

menggunakan media powerpoint dikarenakan lebih mudah untuk mengejar materi

dan juga mencatat sehingga peserta didik tidak begitu paham dengan materi

pembelajaran tersebut, hal ini menyebabkan rendahnya motivasi peserta didik

sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada hari senin tanggal 29

Agustus 2018 dengan 6 peserta didik di SMK PGRI Pontianak, didapatlah hampir

semua peserta didik mengatakan proses pembelajaran yang berlangsung

membosankan, monoton, tidak menarik, sulit dipahami, dan hanya mencatat.

Peserta didik juga mengatakan bahwa materi yang sulit adalah materi hafalan,

teori dan hitungan. Materi hafalan ternyata membingungkan dan juga sulit. Lalu 6

orang peserta didik juga mengatakan media pembelajaran yang guru gunakan

hanya berupa papan tulis dan powerpoint biasa. Mereka juga

mengatakanpembelajaran menggunakan video pembelajaran dapat memotivasi

peserta didik untuk belajar karena video tersebut bervariasi.

Wawancara yang dilakukan peneliti kepada peserta didik, dimana peneliti

memilih 6 orang peserta didik dari 2 kelas yang akan diteliti yaitu kelas X TSM

dan X TKR. Sampel yang dipilih berjumlah 6 orang, 3 dari kelas X TSM dan 3

dari kelas X TKR. Berdasarkan dari nilai-nilai peserta didik pada materi dan

pemisahan campuran dan hukum dasar kimia, materi hafalan seperti materi dan

pemisahan campuran cenderung sulit untuk mereka pahami dikarenakan materi

tersebut lebih banyak menghafal. Materi hukum dasar kimia mereka cukup bisa

untuk memahami dikarenakan ada perhitungan sehingga tidak hanya hafalan.

Pada materi dan pemisahan campuran, peserta didik cenderung merasa bosan

karena materi yang diberikan hanya berupa teori, sedangkan hukum dasar kimia

terdapat contoh-contoh soal yang cenderung diselesaikan dengan cara menghafal

rumus dan menghitung. Salah satu materi kimia lain yang cenderung menghafal

adalah materi minyak bumi. Materi minyak bumi umumnya cenderung

menghafal. Peserta didik cenderung sulit untuk menghapal karena mereka

cenderung malas untuk membaca sehingga guru harus lebih ekstra menjelaskan

materi tersebut agar konsep yang dijelaskan dapat dipahami oleh peserta didik.

Pada materi hidrokarbon dan minyak bumi, ketuntasan pada kelas X TKR

hanya 22,2% sedangkan pada kelas X TSM tidak ada peserta didik yang

mengalami ketuntasan. Menurut guru penyebab materi hidrokarbon dan minyak

Pengaruh Media Powtoon Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Minyak Bumi

14

Vol 2, No 2 (2021) h.12-24

Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika

bumi tidak tuntas karena peserta didik sulit untuk membayangkan bagaimana

proses pembentukan minyak bumi itu sendiri. Pada saat proses pembelajaran

peserta didik kurang memperhatikan karena media pembelajaran yang guru

gunakan hanya ceramah. Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar

mengajar dapat menimbulkan rangsangan dan motivasi yang baru terhadap

kegiatan belajar, bahkan memberikan pengaruh psikologis bagi siswa (Arsyad,

2013). Pemilihan bahan ajar untuk proses pembelajaran harus dikoordinasikan

antara tujuan pembelajaran dan sifat-sifat media tersebut.

Salah satu media yang dapat digunakan sebagai solusi dari masalah tersebut

adalah media powtoon. PowToon adalah aplikasi web berbasis komputer yang

dapat digunakan untuk membuat presentasi atau video animasi dengan mudah.

Media powtoon yang berisikan animasi yang dapat bergerak dan mengeluarkan

susara akan membantu peserta didik untuk memahami materi hafalan seperti

minyak bumi yang cenderung membosankan jika hanya dilihat melalui buku

ataupun powerpoint. Media powtoon mudah digunakan, seperti memasukkan

gambar, suara, animasi, transisi pada video, tulisan, dll.

Media powtoon dapat guru gunakan sebagai media interaktif dalam proses

pembelajaran sehingga guru dapat lebih mudah menyampaikan materi

pembelajaran yang sulit untuk peserta didik pahami seperti materi minyak bumi

yang cenderung berbentuk hafalan akan lebih mudah apabila penyampaian materi

menggunakan audio visual. Media powtoon juga dapat menggambarkan proses

pembentukan minyak bumi yang terjadi seperti animasi film agar peserta didik

dapat dengan mudah memahami alur dari proses pembentukan minyak bumi

tersebut.

Berdasarkan penelitian Ali (2009) bahwa media pembelajaran audio visual

berupa powtoon telah diterapkan pada mata kuliah medan elektromagnetik

diperoleh rata-rata yang menyatakan ketertarikannya untuk menggunakan media

pembelajaran ini dan menyatakan bahwa media media pembelajaran ini sangat

membantu mereka untuk belajar mandiri sebesar 81% dengan kategori baik ,

sehingga dapat dikatakan bahwa media pembelajaran powtoon dapat membantu

siswa untuk belajar mandiri karena telah dimotivasi oleh tersebut. Berdasarkan

uraian permasalahan di atas perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh media

pembelajaran berbasis powtoon terhadapmotivasi dan hasil belajar peserta didik

kelas X di SMK PGRI Pontianak pada materi minyak bumi. Media pembelajaran

powtoon diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik sebagai

salah satu sumber belajar mandiri peserta didik.

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) untuk menentukan perbedaan hasil

belajar peserta didik kelas X di SMK PGRI Pontianak pada materi minyak bumi

yang diajarkan dengan menggunakan media pembelajaran powtoon dibandingkan

tanpa menggunakan media powtoon, 2) untuk menentukan besarnya pengaruh

media pembelajaran powtoon terhadap hasil belajar peserta didik kelas X di SMK

PGRI Pontianak pada materi minyak bumi, 3) untuk mendeskripsikan perbedaan

motivasi peserta didik kelas X di SMK PGRI Pontianak pada materi minyak bumi

sesudah menggunakan media pembelajaran powtoon.

Pengaruh Media Powtoon Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Minyak Bumi

15

Vol 2, No 2 (2021) h.12-24

Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan bentuk penelitian

eksperimen. Jenis eksperimen yang digunakan adalah eksperimen semu

(Sugiyono, 2016). Rancangan penelitian yang digunakan adalah nonequivalent

control group design.

Tabel 1. Pola Nonequivalent Control Group Design

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

E O1 X O2

K O3 - O4

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMK PGRI yaitu

X TAV, X TSM dan X TKR tahun ajaran 2018/2019. Subyek dalam penelitian

ini adalah siswa kelas X TSM sebagai kelas kontrol dan X TKR ditetapkan

untuk kelas eksperimen SMK PGRI Pontianak. Alat pengumpul data yang

digunakan berupa tes esai, pedoman wawancara dan angket. Teknik yang

diimplementasikan dalam penelitian ini adalah teknik komunikasi tidak

langsung, teknik pengukuran, teknik observasi, dan teknik komunikasi

langsung. Pengolahan data hasil angket dan hasil belajar peserta didik

menggunakan SPSS for windows. Adapun rangkaian penelitian ini sebagai

berikut:

Tahap Persiapan

Tahap ini di awali dengan: 1) melakukan pra-riset di SMK PGRI Pontianak,

2) merumuskan masalah penelitian dari hasil observasi, 3) memberikan solusi, 4)

membuat RPP dan video, 5) membuat instrumen penelitian, antara lain membuat

ringkasan wawancara, angket motivasi belajar, soal posttest dan pretest 6)

Melakukan validasi RPP, video, dan instrumen penelitian, 7) uji coba instrument

penelitian, 8) menganalisis data hasil uji coba tes untuk mengetahui tingkat

reliabilitas.

Tahap Pelaksanaan

Berikut adalah rangkaiannya: 1) memprakarsai pretest pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol, 2) menggunakan media berbasis powtoon pada

kelas eksperimen dan pembelajaran tanpa menggunakan media berbasis powtoon

pada kelas kontrol, 3) menyajikan evaluasi posttest pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol untuk melihat hasil setelah diberi perlakuan.

Tahap Akhir

Langkah-langkah dalam tahap implementasi meliputi: 1) menganalisis

data yang diperoleh di kelas kontrol dan eksperimen menggunakan uji statistik

yang sesuai, 2) mengumpulkan data tambahan untuk mendukung analisis data

melalui wawancara dan angket motivasi, 3) mendiskusikan hasil pengolahan

data dan penarikan kesimpulan., 4) Menyusun laporan penelitian.

Pengaruh Media Powtoon Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Minyak Bumi

16

Vol 2, No 2 (2021) h.12-24

Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika

Pengolahan dilakukan dengan 2 tahap, yaitu menggunakan uji

normalitas, selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t data

berdistribusi normal dan uji U Mann-Whitney

Besar pengaruh media pembelajaran berbasis powtoon terhadap motivasi

dan hasil belajar peserta didik kelas X SMK PGRI Pontianak pada materi

minyak bumi, maka digunakan rumus effect size. Nilai tersebut dimasukkan

kedalam tabel luas dibawah lengkung normal standar O ke Z, kemudian

dikalikan 100% sehingga diperoleh nilai persentase peningkatan hasil belajar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil belajar peserta didik pada kelas kontrol dan kelas eksperimen,

persentase ketuntasan hasil pretest dan posttest dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Persentase Ketuntasan Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen.

Kelas Pretest Posttest Jumlah T % TT % T % TT %

Kontrol 0 0% 22 100% 3 13,6% 19 86,4% 22

Eksperimen 0 0% 22 100% 8 36,4% 14 63,6% 22

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 2, terdapat perbedaan hasil belajar

peserta didik. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas minyak control

dihitung menggunakan skor sebelum dan sesudah tes. Berdasarkan hasil

perhitungan rata-rata orang tercantik dan orang dengan tes terbaik di kedua kelas,

tidak ada perbedaan hasil belajar untuk yang tercantik dan ada perbedaan hasil

prestasi akademik pada tes berikut di antara siswa. dari kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Perbedaan kemampuan awal peserta didik pada kedua kelas tersebut

sebelum diberikan perlakuan dapat diperoleh dengan melakukan uji normalitas

nilai pretest menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan bantuan SPSS 16 for

Windows. Perbedaan kemampuan awal peserta didik pada kelas eksperimen

memiliki nilai sig sebesar 0,000 dan kelas kontrol memiliki sig sebesar 0,001.

Nilai sig test <0,05 sehingga data berdistribusi tidak normal.

Berdasarkan hasil hipotesis uji dengan U mann Withney memiliki nilai Sig

0,284, sehingga lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha di tolak. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara

peserta didik kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Pengaruh Media Powtoon Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Minyak Bumi

17

Vol 2, No 2 (2021) h.12-24

Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika

0%

20%

40%

0%

36,4%

0%

13,6%

Per

sen

tase

Pes

erta

Did

ik

Jumlah Peserta Didik yang Tuntas pada Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

PretestEksperimenPosttestEksperimenPretest Kontrol

Posttest Kontrol

Gambar 1. Jumlah Peserta Didik yang Tuntas pada Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Pada Gambar 1 menunjukkan jumlah ketuntasan hasil belajar sebelum

diberikan perlakuan, yaitu tidak ada peserta didik di kelas kontrol dan eksperimen

yang mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata pretest 1,5 dan 1,77 untuk nilai

pretest atau kemampuan awal peserta didik. Kedua kelas tidak terdapat perbedaan

di pretest dikarenakan peserta didik belum pernah menerima materi minyak bumi.

Berdasarkan pengalaman pembelajaran, peserta didik tidak tertarik terhadap

proses pembelajaran karena media yang digunakan oleh guru monoton dan

membosankan. Terlihat pada saat mengerjakan pretest, peserta didik hanya

menuliskan nama saja pada lembar jawaban. Pada pretest, terlihat bahwa hasil

belajar peserta didik sangat rendah dan seluruh peserta didik tidak tuntas saat

menjawab soal pretest yang diberikan. Beberapa peserta didik terlihat hanya

menuliskan nama, hal tersebut menunjukkan bahwa mereka tidak termotivasi

untuk mempelajari pelajaran kimia. Hasil wawancara, bahwa mereka kurang

tertarik untuk mempelajari pelajaran kimia karena pelajaran kimia membosankan,

tidak menarik dan sulit untuk mereka pahami karena itu mereka tidak tertarik

untuk mengerjakan soal pretest tersebut, hal tersebut sesuai dengan hasil angket

motivasi nomor 2 bahwa pelajaran kimia tidak penting bagi kehidupan dengan

persentasi angket pada kelas eksperimen sebesar 91% tidak setuju sedangkan pada

kelas kontrol sebesar 84,7% tidak setuju.

Pada awal pembelajaran kedua kelas diberikan apersepsi dan motivasi.

Apersepsi diberikan untuk mengingat kembali materi-materi yang telah lalu agar

peserta didik dapat lebih mudah untuk melanjutkan pelajaran ke materi

selanjutnya, sesuai dengan teori Chatib (2016), menjelaskan apersepsi sebagai

stimulus khusus pada awal pembelajaran untuk menarik perhatian siswa sekaligus

memotivasinya agar siswa lebih semangat dan termotivasi untuk belajar. Menurut

Sardiman (2011), Motivasi adalah kemauan untuk terus bergerak dan menjadi

alasan dalam mencapai tujuan. Peserta didik termotivasi untuk belajar karena

pelajaran kimia dianggap penting untuk peserta didik sebab pada saat guru

menyampaikan apersepsi, guru mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan

sehari-hari sehingga peserta didik tau bahwa belajar kimia itu penting dan banyak

sekali manfaatnya karena berkaitan langsung dengan kehidupan sehar-hari.

Menurut Hebart dalam (Nasution, 2012), apersepsi dapat ditafsirkan sebagai

proses menjalin hubungan antara jawaban baru dengan bantuan jawaban yang

Pengaruh Media Powtoon Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Minyak Bumi

18

Vol 2, No 2 (2021) h.12-24

Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika

sudah ada. Tanggapan yang dimaksud adalah kaitan materi dengan kehidupan

sehari-hari yang biasa dijalani. Hal ini sejalan dengan angket motivasi 2 yaitu

peserta didik menganggap pelajaran kimia tidak penting bagi kehidupan sehari-

hari, dikelas eksperimen sebesar 91% menyatakan tidak setuju sedangkan dikelas

kontrol sebesar 84,7% menyatakan bahwa mereka tidak setuju.

Perbedaan uji normalitas posttest kemampuan akhir kelas kontrol dan

eksperimen setelah diberikan perlakuan dapat diperoleh dengan melakukan uji

normalitas posttest menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan bantuan SPSS 16 for

Windows. Perbedaan kemampuan akhir pada kelas eksperimen memiliki nilai sig

sebesar 0,096 dan pada kelas kontrol sebesar 0,228. Nilai sig test >0,05 sehingga

data berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil hipotesis uji diatas dengan nilai Sig (2-tailed) kurang dari

0,05 atau sebesar 0,031 maka Ha diterima dan Ho di tolak. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara peserta didik kelas

eksperimen yang diajar menggunakan media powtoon dan kelas kontrol yang

diajar menggunakan metode konvensional. Hasil posttest, nilai rata-rata posttest di

kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil posttest di kelas kontrol.

Pada kelas kontrol nilai rata-rata posttest sebesar 62,32, sedangkan pada kelas

eksperimen 70,32 dengan jumlah peserta didik yang tuntas pada kelas kontrol

sebanyak 3 orang dan kelas eksperimen 8 orang, hal ini dikarenakan kelas

eksperimen diberikan pembelajaran menggunakan media powtoon yang membuat

mereka tertarik untuk belajar kimia sehingga saat mengerjakan soal posttest

mereka sangat antusias mengerjakan dengan mengingat-ingat kembali video

powtoon yang telah ditayangkan sebelumnya. Pada kelas eksperimen, peserta

didik lebih termotivasi saat melihat berbagai animasi yang ditampilkan, mulai dari

gambar yang bergerak, orang yang seolah-olah sedang berbicara, mobil yang

berjalan, dsb, sedangkan pada powerpoint hanya terdapat animasi yang biasa saja

seperti efek tulisan yang muncul, tulisan yang bergeser, dsb, hal tersebut terlihat

pada saat peserta didik pada kelas eksperimen sangat antusias saat diberikan

penjelasan menggunakan powtoon pada bagian proses pembentukan minyak

bumi, sedangkan peserta didik pada kelas kontrol hanya beberapa yang

memperhatikan penjelasan guru melalui powerpoint yang tersedia.

Menurut Dwi (2015), Media pembelajaran penting untuk pembelajaran di

kelas yang berkesinambungan, pembelajaran yang kreatif, komunikatif dan

inovatif yang dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Pada kelas

kontrol, saat pembelajaran terlihat peserta didik juga tidak termotivasi untuk

mempelajari materi kimia karena hanya diberikan proses pembelajaran yang

monoton menggunakan powerpoint dan hanya dengan mencatat saja sehingga

peserta didik tidak menyukai pelajaran kimia, terlihat pada saat prariset, peserta

didik cenderung bosan untuk mendengarkan dan mencatat pelajaran yang guru

berikan.

Hasil motivasi belajar dilakukan perhitungan angket motivasi kelas kontrol.

Hasil angket motivasi belajar kelas kontrol disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Angket Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas

Kontrol No Pernyataan Positif Tanggapan Persentase Interpetasi

Pengaruh Media Powtoon Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Minyak Bumi

19

Vol 2, No 2 (2021) h.12-24

Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika

SS S TS STS Angket

Motivasi

Skor

1 Saya ingin belajar kimia

dengan sungguh-sungguh 7 13 2 0 94,4%

SANGAT

KUAT

3

Saya ingin memperoleh nilai

yang melebihi batas KKM

dalam pembelajaran kimia

19 1 1 1 96,3% SANGAT

KUAT

6

Saya ingin belajar kimia lebih

lanjut setelah diskusi dan

menggunakan media

powerpoint

6 10 6 0 81,8% SANGAT

KUAT

8

Saya ingin mendalami

pelajaran kimia demi meraih

cita-cita

11 10 1 0 97,4% SANGAT

KUAT

10 Saya senang belajar kimia

dengan diskusi yang tertib 13 8 1 0 97,4%

SANGAT

KUAT

No Pernyataan Negatif Tanggapan Persentase

Angket

Motivasi

Interpetasi

Skor SS S TS STS

2 Pelajaran kimia tidak penting

bagi kehidupan saya 5 2 10 5 84,7%

SANGAT

KUAT

4

Diskusi yang dilaksanakan

dengan kelompok sangat

mengganggu konsentrasi saya

2 11 7 1 51% CUKUP

5

Saya tidak ingin belajar kimia,

karena pembelajaran yang

diberikan tidak menarik

10 6 4 2 47,6% CUKUP

7

Saya tidak peduli dalam

mengamati media powerpoint

yang diberikan

11 7 2 2 35,9% LEMAH

9

Pembelajaran kimia

menggunkan media

powerpoint membuat saya

sulit memahami pelajaran

8 8 4 2 45,5% CUKUP

Rata-rata 73,2% KUAT

Berdasarkan data Tabel 3 dapat ditunjukkan bahwa rata-rata persentase

motivasi peserta didik terhadap angket motivasi belajar yang diberikan sebesar

73,2% dengan kategori kuat.

Hasil motivasi belajar dilakukan perhitungan angket motivasi kelas

eksperimen. Proses pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan media

pembelajaran berbasis powtoon. Hasil angket motivasi belajar kelas eksperimen

disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Angket Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas Eksperimen

Pengaruh Media Powtoon Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Minyak Bumi

20

Vol 2, No 2 (2021) h.12-24

Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika

No Pernyataan Positif Tanggapan Persentase

Angket

Motivasi

Interpetasi

Skor SS S TS STS

1 Saya ingin belajar kimia

dengan sungguh-sungguh 12 9 1 0 97%

SANGAT

KUAT

3

Saya ingin memperoleh nilai

yang melebihi batas KKM

dalam pembelajaran kimia

18 4 0 0 100% SANGAT

KUAT

6

Saya ingin belajar kimia lebih

lanjut setelah diskusi dan

menggunakan media video

powtoon

9 10 3 0 92% SANGAT

KUAT

8

Saya ingin mendalami

pelajaran kimia demi meraih

cita-cita

9 10 3 0 92% SANGAT

KUAT

10 Saya senang belajar kimia

dengan diskusi yang tertib

16 5 0 1 99%

SANGAT

KUAT

No Pernyataan Negatif

Tanggapan Persentase

Angket

Motivasi

Interpetasi

Skor SS S TS STS

2 Pelajaran kimia tidak penting

bagi kehidupan saya 2 2 10 8 91%

SANGAT

KUAT

4

Diskusi yang dilaksanakan

dengan kelompok sangat

mengganggu konsentrasi saya

3 3 14 2 85% SANGAT

KUAT

5

Saya tidak ingin belajar kimia,

karena pembelajaran yang

diberikan tidak menarik

4 2 12 4 87% SANGAT

KUAT

7

Saya tidak peduli dalam

mengamati media powtoon

yang diberikan

2 1 14 6 94% SANGAT

KUAT

9

Pembelajaran kimia

menggunkan media powtoon

membuat saya sulit memahami

pelajaran

0 2

10 10 95% SANGAT

KUAT

Rata-rata 93% SANGAT

KUAT

Berdasarkan data Tabel 4 dapat ditunjukkan bahwa rata-rata persentase

motivasi peserta didik terhadap angket motivasi belajar yang diberikan sebesar

93% dengan kriteria sangat kuat. Motivasi belajar peserta didik dikelas

eksperimen memiliki kategori sangat kuat sebesar 93% sedangkan dikelas kontrol

yang memiliki kategori kuat sebesar 73,2%, hal ini dapat dilihat pada angket

motivasi nomor 1, dimana pembelajaran yang terjadi pada kedua kelas sangat

bagus, yaitu peserta didik ingin belajar kimia dengan sungguh-sungguh. Kelas

Pengaruh Media Powtoon Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Minyak Bumi

21

Vol 2, No 2 (2021) h.12-24

Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika

eksperimen memiliki persentase lebih tinggi daripada kelas kontrol karena kelas

eksperimen sangat termotivasi untuk mempelajari materi kimia dengan bantuan

media powtoon. Media powtoon dapat membuat mereka paham terhadap materi-

materi yang sulit untuk dibayangkan sehingga dengan adanya powtoon mereka

lebih mudah untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan minyak bumi

yang sebenarnya terjadi melalui animasi-animasi yang telah disediakan. Media

powtoon terdapat animasi-animasi yang unik seperti orang berjalan, orang

berbicara, mobil bergerak, dsb, sedangkan pada powerpoint juga terdapat animasi

tetapi tidak ada animasi unik seperti yang dimiliki oleh powtoon. Peserta didik

memiliki rasa ingin tahu untuk belajar melalui berbagai animasi dari powtoon dan

suasana belajar yang menyenangkan merupakan aspek terciptanya motivasi

belajar yang tinggi, hal ini terlihat dari hasil belajar peserta didik setelah

mendapatkan pembelajaran. Hasil posttest kelas eksperimen dan kontrol juga

meningkat sehingga dibandingkan dengan pretest terjadi peningkatan hasil belajar

pada peserta didik, terlihat pada saat pembelajaran, peserta didik kelas eksperimen

sangat antusias mengerjakan soal latihan yang diberikan karena mereka lebih

mudah mengerjakan setelah melihat video pembelajaran powtoon daripada kelas

kontrol yang memperoleh materi pembelajaran menggunakan powerpoint yang

guru sajikan.

Penggunaan media dapat meningkatkan hasil belajar, hal tersebut sejalan

dengan Arsyad (2013), yaitu fungsi utama media pembelajaran, yakni sebagai alat

bantu mengajar yang turut mempengaruhi kondisi, iklim, dan lingkungan belajar

yang diatur dan dirancang oleh guru. Pembelajaran yang dilakukan di kelas

eksperimen berjalan lancar karena peserta didik sangat antusias terhadap video

powtoon yang ditayangkan. Peserta didik sangat tertarik karena powtoon tersebut

memiliki banyak animasi sehingga peserta didik tidak perlu lagi membayangkan

bagaimana proses pembentukan minyak bumi yang seharusnya terjadi. Media

powtoon memiliki karakteristik animasi yang memudahkan peserta didik untuk

mengetahui bagaimana proses pembentukan yang terjadi melalui animasi-animasi

yang powtoon miliki. Powtoon juga memiliki berbagai animasi yang dapat

bergerak, berjalan, berbicara, dan sebagainya. Menurut Noviyanto (2015),

keberhasilan belajar ditingkatkan melalui pemanfaatan teknologi informasi atau

video pembelajaran dari internet. Pada kelas kontrol menggunakan media

powerpoint, peserta didik terlihat tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran,

banyak peserta didik yang mengobrol, tidak perduli dan melakukan kegiatan lain

di luar pembelajaran. Media powtoon dapat menarik perhatian peserta didik

sehingga mereka menjadi termotivasi belajar karena animasi-animasi yang

ditampilkan pun membuat mereka lebih mudah untuk memahami materi yang

diajarkan, sedangkan powerpoint berupa tulisan dengan animasi yang tidak

semenarik powtoon sehingga peserta didik jenuh dan tidak termotivasi untuk

belajar menggunakan powerpoint yang isinya berupa tulisan saja.

Pembelajaran kimia di kelas eksperimen dan kontrol juga menggunakan

diskusi kelompok. Pada kelas kontrol sebagian dari peserta didik tidak menyukai

diskusi sedangkan pada kelas eksperimen peserta didik menyukai diskusi

kelompok, terlihat pada angket motivasi nomor 4. Berdasarkan hasil wawancara

di kelas eksperimen, penggunaan media powtoon membuat mereka termotivasi

Pengaruh Media Powtoon Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Minyak Bumi

22

Vol 2, No 2 (2021) h.12-24

Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika

untuk berdiskusi kelompok setelah menggunakan media powtoon berkat animasi-

animasi yang ditampilkan. Peserta didik juga lebih mudah untuk mengingat

proses-proses yang terjadi dalam pembentukan minyak bumi yang ditayangkan

menggunakan powtoon. Pada saat peserta didik mengerjakan soal latihan, terlihat

peserta didik sangat antusias untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru setelah

menerima pembelajaran melalui powtoon. Pada kelas kontrol, peserta didik

cenderung telah bosan karena yang digunakan berupa powerpoint. Peserta didik

tidak bersemangat untuk mengerjakan tugas secara diskusi kelompok karena

kurang memahami materi yang telah dijelaskan melalui media powerpoint

tersebut. Berdasarkan dengan angket motivasi nomor 5, peserta didik tidak ingin

belajar kimia karena pembelajaran yang digunakan tidak menarik, terlihat pada

hasil belajar pada kelas eksperimen 8 orang peserta didik (36,4%) mendapatkan

nilai tuntas setelah menggunakan media powtoon sedangkan pada kelas kontrol

hanya 3 orang peserta didik (13,6%) yang tuntas, lebih sedikit jika dibandingkan

dengan kelas eksperimen. Media pembelajaran dapat membuat peserta didik lebih

semangat dan termotivasi untuk belajar, sehingga ketika kelas eksperimen yang

menggunakan media powtoon mempengaruhi hasil belajar peserta didik lebih

meningkat daripada kelas kontrol yang menggunakan media powerpoint, hal

tersebut dapat dilihat dari nilai posttest peserta didik yang meningkat pada Tabel 3

bahwa media powtoon mempengaruhi hasil belajar peserta didik, sehingga peserta

didik sangat termotivasi untuk belajar ketika menggunakan media powtoon

daripada media powerpoint.

Berdasarkan hasil angket motivasi peserta didik nomor 6, sebagian besar

(92%) peserta didik ingin belajar kimia menggunakan powtoon pada kelas

eksperimen sedangkan pada kelas kontrol keinginan untuk belajar kimia

menggunakan powerpoint lebih kecil (81,8%) dibandingkan kelas eksperimen

yang menggunakan media powtoon. Peserta didik lebih tertarik untuk belajar

kimia melalui animasi-animasi yang ada di powtoon sehingga peserta didik dapat

lebih mudah memahami materi kimia yang dianggap sulit untuk mereka pahami.

Powtoon juga dapat memudahkan peserta didik dalam melihat proses secara nyata

sehingga peserta didik tidak kesulitan untuk membayangkan proses-proses yang

terjadi saat pembentukan minyak bumi, tidak seperti powerpoint yang

menampilkan tulisan dan gambar dengan animasi yang tidak sekreatif dan inovatif

powtoon.

Berdasarkan hasil wawancara, peserta didik menyukai media powtoon dan

ingin belajar materi kimia lainnya dengan menggunakan powtoon karena mereka

menganggap media powtoon dapat membuat mereka lebih bersemangat untuk

belajar agar hasil belajar mereka meningkat, sedangkan media powerpoint sudah

terlalu sering mereka gunakan sehingga mereka cenderung bosan dan tidak

termotivasi untuk belajar kimia lagi. Berdasarkan angket motivasi nomor 7, yaitu

peserta didik sebagian besar lebih peduli saat proses pembelajaran yang terjadi

menggunakan media powtoon daripada menggunakan media powerpoint.

Peserta didik juga mengakui bahwa mereka cenderung sulit untuk menerima

pelajaran dengan media powerpoint karena mereka harus membayangkan bentuk

dan proses-proses yang terjadi, dibandingkan dengan powtoon peserta didik

sebagian besar lebih memahami karena terdapat animasi-animasi yang dapat

Pengaruh Media Powtoon Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Minyak Bumi

23

Vol 2, No 2 (2021) h.12-24

Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika

menjelaskan bentuk dan proses-proses yang terjadi sehingga peserta didik dapat

melihat secara nyata bagaimana gambaran proses yang sebenarnya terjadi, hal ini

sesuai dengan angket motivasi nomor 9, peserta didik di kelas eksperimen (95%)

tidak mengalami kesulitan saat belajar dengan media powtoon sedangkan kelas

kontrol (45,5%) mengalami kesulitan saat belajar.

Pembelajaran menggunakan media powtoon memberikan pengaruh terhadap

hasil belajar peserta didik, untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya

dilakukan perhitungan effect size. Perolehan nilai effect size sebesar 0,69. Harga

effect size dikonversikan di bawah kurva lengkung normal standar dari O s/d Z,

maka diperoleh luas daerah sebesar 25,49%. Media powtoon memberikan

pengaruh sebesar 25,49% terhadap hasil belajar peserta didik kelas X TSM SMK

PGRI Pontianak pada materi minyak bumi.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1) terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik kelas X SMK PGRI Pontianak

terhadap peserta didik yang diberi pembelajaran menggunakan media

pembelajaran berbasis powtoon dan tanpa menggunakan media pembelajaran

berbasis powtoon pada materi minyak bumi, 2) motivasi peserta didik kelas

eksperimen yang telah diberi media pembelajaran berbasis powtoon berdasarkan

angket motivasi belajar sebesar 93% dengan interpretasi skor sangat kuat,

sedangkan peserta didik kelas kontrol yang telah diberi media pembelajaran

menggunakan powerpoint berdasarkan angket motivasi belajar sebesar 73,2%

dengan interpretasi skor kuat, 3) pembelajaran menggunakan media pembelajaran

berbasis powtoon memberikan pengaruh sebesar 25,49% terhadap hasil belajar

peserta didik pada materi minyak bumi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, terdapat saran yang dapat

peneliti berikan, yaitu: 1) powtoon sangat baik digunakan untuk peserta didik

karena dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik, 2) powtoon dapat

membuat peserta didik lebih bersemangat untuk belajar kimia, 3) powtoon

memiliki kelemahan yaitu harus terhubung internet dalam pembuatannya.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 2009. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Mata Kuliah Medan

Elektromagnetik. Jurnal Edukasi. 5(1) : 11-18.

Angkowo dan Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. PT. Grasindo:

Jakarta.

Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Depok: PT RAJAGRAFINDO

PERSADA.

Chatib, Munif. 2016. Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa.

Nasution. 2012. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Sari, M., Suci, R. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran

Powtoon Sebagai Bahan Pengamatan dalam Implementasi

Pengaruh Media Powtoon Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Minyak Bumi

24

Vol 2, No 2 (2021) h.12-24

Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika

Pendekatan Saintifik Pembelajaran Dasar-Dasar Perbankan.

Jurnal Pendidikan Akuntansi. 4(2) : 1-6.

Sardiman A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar dan Mengajar, Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.