Vol 2, No 2 (2021) h.12-24 - Jurnal Untan
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
Transcript of Vol 2, No 2 (2021) h.12-24 - Jurnal Untan
12
Vol 2, No 2 (2021) h.12-24
Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika
PENGARUH MEDIA POWTOON TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL
BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI MINYAK BUMI
Anggie Sakhia1, A. Ifriany Harun
2, Rody Putra Sartika3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak
Email: [email protected]
Abstract
This study aims to find out 1). Differences in student learning outcomes using
powtoon-based learning media and using powerpoint media in class X students of
SMK PGRI Pontianak. 2). Motivation of students after using powtoon-based learning
media and using powerpoint 3). the effect of powtoon-based learning media on
student learning motivation in petroleum material at SMK PGRI Pontianak. The form
of this research is quasi-experimental research with a non equivalent control group
design. The sample of this study were students of class X TKR as an experimental
class and class X TSM as a control class. Data collection tools used in this study
were test results in the form of essays, motivational questionnaires, student
observation sheets and interviews. Learning outcomes were analyzed using the U-
Mann Whitney test. The results of data analysis showed that there were differences
between the learning outcomes of students who were taught using powtoon-based
learning media and those who used conventional learning namely powerpoint.
Learning with powtoon-based learning media gives an effect of 24.59% to the
improvement of student learning outcomes. This is supported by a student motivation
questionnaire towards learning with a powtoon of 93% and with a powerpoint of
73.2%.
Keywords: Learning outcomes, motivation, crude oil
Vol 2, No 2 (2021) h.12-24
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/EduChem
Received :
Revised :
Accepted :
Pengaruh Media Powtoon Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Minyak Bumi
13
Vol 2, No 2 (2021) h.12-24
Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika
Pendidikan merupakan salah satu pondasi yang sangat penting dan
berpengaruh bagi pembangunan dan kemajuan suatu negara. Menurut Sari (2016),
proses pembelajaran memerlukan daya pendukung berupa ketersediaan sarana
pembelajaran yang meliputi media pendidikan dan sumber belajar lainnya secara
lengkap untuk menunjang proses pembelajaran di dalam kelas. Seiring dengan
berkembangnya kurikulum, guru harus memiliki kompetensi dalam proses
pembelajaran sehingga dapat mengembangkan bahan pembelajaran yang inovatif,
seperti dalam bentuk berupa audio, bahan ajar, atau metode pembelajaran yang
lebih interaktif sejalan dengan perkembangan siswa dan teknologi informasi.
Menurut Sardiman (2011) hasil belajar akan optimal jika ada motivasi untuk
belajar. Salah satu penyebab rendahnya prestasi akademik adalah kurangnya
kesenangan dalam belajar kimia.
Proses pembelajaran yang berlangsung cenderung ceramah dan terkadang
menggunakan media powerpoint dikarenakan lebih mudah untuk mengejar materi
dan juga mencatat sehingga peserta didik tidak begitu paham dengan materi
pembelajaran tersebut, hal ini menyebabkan rendahnya motivasi peserta didik
sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada hari senin tanggal 29
Agustus 2018 dengan 6 peserta didik di SMK PGRI Pontianak, didapatlah hampir
semua peserta didik mengatakan proses pembelajaran yang berlangsung
membosankan, monoton, tidak menarik, sulit dipahami, dan hanya mencatat.
Peserta didik juga mengatakan bahwa materi yang sulit adalah materi hafalan,
teori dan hitungan. Materi hafalan ternyata membingungkan dan juga sulit. Lalu 6
orang peserta didik juga mengatakan media pembelajaran yang guru gunakan
hanya berupa papan tulis dan powerpoint biasa. Mereka juga
mengatakanpembelajaran menggunakan video pembelajaran dapat memotivasi
peserta didik untuk belajar karena video tersebut bervariasi.
Wawancara yang dilakukan peneliti kepada peserta didik, dimana peneliti
memilih 6 orang peserta didik dari 2 kelas yang akan diteliti yaitu kelas X TSM
dan X TKR. Sampel yang dipilih berjumlah 6 orang, 3 dari kelas X TSM dan 3
dari kelas X TKR. Berdasarkan dari nilai-nilai peserta didik pada materi dan
pemisahan campuran dan hukum dasar kimia, materi hafalan seperti materi dan
pemisahan campuran cenderung sulit untuk mereka pahami dikarenakan materi
tersebut lebih banyak menghafal. Materi hukum dasar kimia mereka cukup bisa
untuk memahami dikarenakan ada perhitungan sehingga tidak hanya hafalan.
Pada materi dan pemisahan campuran, peserta didik cenderung merasa bosan
karena materi yang diberikan hanya berupa teori, sedangkan hukum dasar kimia
terdapat contoh-contoh soal yang cenderung diselesaikan dengan cara menghafal
rumus dan menghitung. Salah satu materi kimia lain yang cenderung menghafal
adalah materi minyak bumi. Materi minyak bumi umumnya cenderung
menghafal. Peserta didik cenderung sulit untuk menghapal karena mereka
cenderung malas untuk membaca sehingga guru harus lebih ekstra menjelaskan
materi tersebut agar konsep yang dijelaskan dapat dipahami oleh peserta didik.
Pada materi hidrokarbon dan minyak bumi, ketuntasan pada kelas X TKR
hanya 22,2% sedangkan pada kelas X TSM tidak ada peserta didik yang
mengalami ketuntasan. Menurut guru penyebab materi hidrokarbon dan minyak
Pengaruh Media Powtoon Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Minyak Bumi
14
Vol 2, No 2 (2021) h.12-24
Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika
bumi tidak tuntas karena peserta didik sulit untuk membayangkan bagaimana
proses pembentukan minyak bumi itu sendiri. Pada saat proses pembelajaran
peserta didik kurang memperhatikan karena media pembelajaran yang guru
gunakan hanya ceramah. Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat menimbulkan rangsangan dan motivasi yang baru terhadap
kegiatan belajar, bahkan memberikan pengaruh psikologis bagi siswa (Arsyad,
2013). Pemilihan bahan ajar untuk proses pembelajaran harus dikoordinasikan
antara tujuan pembelajaran dan sifat-sifat media tersebut.
Salah satu media yang dapat digunakan sebagai solusi dari masalah tersebut
adalah media powtoon. PowToon adalah aplikasi web berbasis komputer yang
dapat digunakan untuk membuat presentasi atau video animasi dengan mudah.
Media powtoon yang berisikan animasi yang dapat bergerak dan mengeluarkan
susara akan membantu peserta didik untuk memahami materi hafalan seperti
minyak bumi yang cenderung membosankan jika hanya dilihat melalui buku
ataupun powerpoint. Media powtoon mudah digunakan, seperti memasukkan
gambar, suara, animasi, transisi pada video, tulisan, dll.
Media powtoon dapat guru gunakan sebagai media interaktif dalam proses
pembelajaran sehingga guru dapat lebih mudah menyampaikan materi
pembelajaran yang sulit untuk peserta didik pahami seperti materi minyak bumi
yang cenderung berbentuk hafalan akan lebih mudah apabila penyampaian materi
menggunakan audio visual. Media powtoon juga dapat menggambarkan proses
pembentukan minyak bumi yang terjadi seperti animasi film agar peserta didik
dapat dengan mudah memahami alur dari proses pembentukan minyak bumi
tersebut.
Berdasarkan penelitian Ali (2009) bahwa media pembelajaran audio visual
berupa powtoon telah diterapkan pada mata kuliah medan elektromagnetik
diperoleh rata-rata yang menyatakan ketertarikannya untuk menggunakan media
pembelajaran ini dan menyatakan bahwa media media pembelajaran ini sangat
membantu mereka untuk belajar mandiri sebesar 81% dengan kategori baik ,
sehingga dapat dikatakan bahwa media pembelajaran powtoon dapat membantu
siswa untuk belajar mandiri karena telah dimotivasi oleh tersebut. Berdasarkan
uraian permasalahan di atas perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh media
pembelajaran berbasis powtoon terhadapmotivasi dan hasil belajar peserta didik
kelas X di SMK PGRI Pontianak pada materi minyak bumi. Media pembelajaran
powtoon diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik sebagai
salah satu sumber belajar mandiri peserta didik.
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) untuk menentukan perbedaan hasil
belajar peserta didik kelas X di SMK PGRI Pontianak pada materi minyak bumi
yang diajarkan dengan menggunakan media pembelajaran powtoon dibandingkan
tanpa menggunakan media powtoon, 2) untuk menentukan besarnya pengaruh
media pembelajaran powtoon terhadap hasil belajar peserta didik kelas X di SMK
PGRI Pontianak pada materi minyak bumi, 3) untuk mendeskripsikan perbedaan
motivasi peserta didik kelas X di SMK PGRI Pontianak pada materi minyak bumi
sesudah menggunakan media pembelajaran powtoon.
Pengaruh Media Powtoon Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Minyak Bumi
15
Vol 2, No 2 (2021) h.12-24
Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan bentuk penelitian
eksperimen. Jenis eksperimen yang digunakan adalah eksperimen semu
(Sugiyono, 2016). Rancangan penelitian yang digunakan adalah nonequivalent
control group design.
Tabel 1. Pola Nonequivalent Control Group Design
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
E O1 X O2
K O3 - O4
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMK PGRI yaitu
X TAV, X TSM dan X TKR tahun ajaran 2018/2019. Subyek dalam penelitian
ini adalah siswa kelas X TSM sebagai kelas kontrol dan X TKR ditetapkan
untuk kelas eksperimen SMK PGRI Pontianak. Alat pengumpul data yang
digunakan berupa tes esai, pedoman wawancara dan angket. Teknik yang
diimplementasikan dalam penelitian ini adalah teknik komunikasi tidak
langsung, teknik pengukuran, teknik observasi, dan teknik komunikasi
langsung. Pengolahan data hasil angket dan hasil belajar peserta didik
menggunakan SPSS for windows. Adapun rangkaian penelitian ini sebagai
berikut:
Tahap Persiapan
Tahap ini di awali dengan: 1) melakukan pra-riset di SMK PGRI Pontianak,
2) merumuskan masalah penelitian dari hasil observasi, 3) memberikan solusi, 4)
membuat RPP dan video, 5) membuat instrumen penelitian, antara lain membuat
ringkasan wawancara, angket motivasi belajar, soal posttest dan pretest 6)
Melakukan validasi RPP, video, dan instrumen penelitian, 7) uji coba instrument
penelitian, 8) menganalisis data hasil uji coba tes untuk mengetahui tingkat
reliabilitas.
Tahap Pelaksanaan
Berikut adalah rangkaiannya: 1) memprakarsai pretest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, 2) menggunakan media berbasis powtoon pada
kelas eksperimen dan pembelajaran tanpa menggunakan media berbasis powtoon
pada kelas kontrol, 3) menyajikan evaluasi posttest pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol untuk melihat hasil setelah diberi perlakuan.
Tahap Akhir
Langkah-langkah dalam tahap implementasi meliputi: 1) menganalisis
data yang diperoleh di kelas kontrol dan eksperimen menggunakan uji statistik
yang sesuai, 2) mengumpulkan data tambahan untuk mendukung analisis data
melalui wawancara dan angket motivasi, 3) mendiskusikan hasil pengolahan
data dan penarikan kesimpulan., 4) Menyusun laporan penelitian.
Pengaruh Media Powtoon Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Minyak Bumi
16
Vol 2, No 2 (2021) h.12-24
Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika
Pengolahan dilakukan dengan 2 tahap, yaitu menggunakan uji
normalitas, selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t data
berdistribusi normal dan uji U Mann-Whitney
Besar pengaruh media pembelajaran berbasis powtoon terhadap motivasi
dan hasil belajar peserta didik kelas X SMK PGRI Pontianak pada materi
minyak bumi, maka digunakan rumus effect size. Nilai tersebut dimasukkan
kedalam tabel luas dibawah lengkung normal standar O ke Z, kemudian
dikalikan 100% sehingga diperoleh nilai persentase peningkatan hasil belajar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil belajar peserta didik pada kelas kontrol dan kelas eksperimen,
persentase ketuntasan hasil pretest dan posttest dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Persentase Ketuntasan Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen.
Kelas Pretest Posttest Jumlah T % TT % T % TT %
Kontrol 0 0% 22 100% 3 13,6% 19 86,4% 22
Eksperimen 0 0% 22 100% 8 36,4% 14 63,6% 22
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 2, terdapat perbedaan hasil belajar
peserta didik. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas minyak control
dihitung menggunakan skor sebelum dan sesudah tes. Berdasarkan hasil
perhitungan rata-rata orang tercantik dan orang dengan tes terbaik di kedua kelas,
tidak ada perbedaan hasil belajar untuk yang tercantik dan ada perbedaan hasil
prestasi akademik pada tes berikut di antara siswa. dari kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Perbedaan kemampuan awal peserta didik pada kedua kelas tersebut
sebelum diberikan perlakuan dapat diperoleh dengan melakukan uji normalitas
nilai pretest menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan bantuan SPSS 16 for
Windows. Perbedaan kemampuan awal peserta didik pada kelas eksperimen
memiliki nilai sig sebesar 0,000 dan kelas kontrol memiliki sig sebesar 0,001.
Nilai sig test <0,05 sehingga data berdistribusi tidak normal.
Berdasarkan hasil hipotesis uji dengan U mann Withney memiliki nilai Sig
0,284, sehingga lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha di tolak. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara
peserta didik kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Pengaruh Media Powtoon Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Minyak Bumi
17
Vol 2, No 2 (2021) h.12-24
Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika
0%
20%
40%
0%
36,4%
0%
13,6%
Per
sen
tase
Pes
erta
Did
ik
Jumlah Peserta Didik yang Tuntas pada Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
PretestEksperimenPosttestEksperimenPretest Kontrol
Posttest Kontrol
Gambar 1. Jumlah Peserta Didik yang Tuntas pada Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pada Gambar 1 menunjukkan jumlah ketuntasan hasil belajar sebelum
diberikan perlakuan, yaitu tidak ada peserta didik di kelas kontrol dan eksperimen
yang mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata pretest 1,5 dan 1,77 untuk nilai
pretest atau kemampuan awal peserta didik. Kedua kelas tidak terdapat perbedaan
di pretest dikarenakan peserta didik belum pernah menerima materi minyak bumi.
Berdasarkan pengalaman pembelajaran, peserta didik tidak tertarik terhadap
proses pembelajaran karena media yang digunakan oleh guru monoton dan
membosankan. Terlihat pada saat mengerjakan pretest, peserta didik hanya
menuliskan nama saja pada lembar jawaban. Pada pretest, terlihat bahwa hasil
belajar peserta didik sangat rendah dan seluruh peserta didik tidak tuntas saat
menjawab soal pretest yang diberikan. Beberapa peserta didik terlihat hanya
menuliskan nama, hal tersebut menunjukkan bahwa mereka tidak termotivasi
untuk mempelajari pelajaran kimia. Hasil wawancara, bahwa mereka kurang
tertarik untuk mempelajari pelajaran kimia karena pelajaran kimia membosankan,
tidak menarik dan sulit untuk mereka pahami karena itu mereka tidak tertarik
untuk mengerjakan soal pretest tersebut, hal tersebut sesuai dengan hasil angket
motivasi nomor 2 bahwa pelajaran kimia tidak penting bagi kehidupan dengan
persentasi angket pada kelas eksperimen sebesar 91% tidak setuju sedangkan pada
kelas kontrol sebesar 84,7% tidak setuju.
Pada awal pembelajaran kedua kelas diberikan apersepsi dan motivasi.
Apersepsi diberikan untuk mengingat kembali materi-materi yang telah lalu agar
peserta didik dapat lebih mudah untuk melanjutkan pelajaran ke materi
selanjutnya, sesuai dengan teori Chatib (2016), menjelaskan apersepsi sebagai
stimulus khusus pada awal pembelajaran untuk menarik perhatian siswa sekaligus
memotivasinya agar siswa lebih semangat dan termotivasi untuk belajar. Menurut
Sardiman (2011), Motivasi adalah kemauan untuk terus bergerak dan menjadi
alasan dalam mencapai tujuan. Peserta didik termotivasi untuk belajar karena
pelajaran kimia dianggap penting untuk peserta didik sebab pada saat guru
menyampaikan apersepsi, guru mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari sehingga peserta didik tau bahwa belajar kimia itu penting dan banyak
sekali manfaatnya karena berkaitan langsung dengan kehidupan sehar-hari.
Menurut Hebart dalam (Nasution, 2012), apersepsi dapat ditafsirkan sebagai
proses menjalin hubungan antara jawaban baru dengan bantuan jawaban yang
Pengaruh Media Powtoon Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Minyak Bumi
18
Vol 2, No 2 (2021) h.12-24
Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika
sudah ada. Tanggapan yang dimaksud adalah kaitan materi dengan kehidupan
sehari-hari yang biasa dijalani. Hal ini sejalan dengan angket motivasi 2 yaitu
peserta didik menganggap pelajaran kimia tidak penting bagi kehidupan sehari-
hari, dikelas eksperimen sebesar 91% menyatakan tidak setuju sedangkan dikelas
kontrol sebesar 84,7% menyatakan bahwa mereka tidak setuju.
Perbedaan uji normalitas posttest kemampuan akhir kelas kontrol dan
eksperimen setelah diberikan perlakuan dapat diperoleh dengan melakukan uji
normalitas posttest menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan bantuan SPSS 16 for
Windows. Perbedaan kemampuan akhir pada kelas eksperimen memiliki nilai sig
sebesar 0,096 dan pada kelas kontrol sebesar 0,228. Nilai sig test >0,05 sehingga
data berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil hipotesis uji diatas dengan nilai Sig (2-tailed) kurang dari
0,05 atau sebesar 0,031 maka Ha diterima dan Ho di tolak. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara peserta didik kelas
eksperimen yang diajar menggunakan media powtoon dan kelas kontrol yang
diajar menggunakan metode konvensional. Hasil posttest, nilai rata-rata posttest di
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil posttest di kelas kontrol.
Pada kelas kontrol nilai rata-rata posttest sebesar 62,32, sedangkan pada kelas
eksperimen 70,32 dengan jumlah peserta didik yang tuntas pada kelas kontrol
sebanyak 3 orang dan kelas eksperimen 8 orang, hal ini dikarenakan kelas
eksperimen diberikan pembelajaran menggunakan media powtoon yang membuat
mereka tertarik untuk belajar kimia sehingga saat mengerjakan soal posttest
mereka sangat antusias mengerjakan dengan mengingat-ingat kembali video
powtoon yang telah ditayangkan sebelumnya. Pada kelas eksperimen, peserta
didik lebih termotivasi saat melihat berbagai animasi yang ditampilkan, mulai dari
gambar yang bergerak, orang yang seolah-olah sedang berbicara, mobil yang
berjalan, dsb, sedangkan pada powerpoint hanya terdapat animasi yang biasa saja
seperti efek tulisan yang muncul, tulisan yang bergeser, dsb, hal tersebut terlihat
pada saat peserta didik pada kelas eksperimen sangat antusias saat diberikan
penjelasan menggunakan powtoon pada bagian proses pembentukan minyak
bumi, sedangkan peserta didik pada kelas kontrol hanya beberapa yang
memperhatikan penjelasan guru melalui powerpoint yang tersedia.
Menurut Dwi (2015), Media pembelajaran penting untuk pembelajaran di
kelas yang berkesinambungan, pembelajaran yang kreatif, komunikatif dan
inovatif yang dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Pada kelas
kontrol, saat pembelajaran terlihat peserta didik juga tidak termotivasi untuk
mempelajari materi kimia karena hanya diberikan proses pembelajaran yang
monoton menggunakan powerpoint dan hanya dengan mencatat saja sehingga
peserta didik tidak menyukai pelajaran kimia, terlihat pada saat prariset, peserta
didik cenderung bosan untuk mendengarkan dan mencatat pelajaran yang guru
berikan.
Hasil motivasi belajar dilakukan perhitungan angket motivasi kelas kontrol.
Hasil angket motivasi belajar kelas kontrol disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Angket Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas
Kontrol No Pernyataan Positif Tanggapan Persentase Interpetasi
Pengaruh Media Powtoon Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Minyak Bumi
19
Vol 2, No 2 (2021) h.12-24
Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika
SS S TS STS Angket
Motivasi
Skor
1 Saya ingin belajar kimia
dengan sungguh-sungguh 7 13 2 0 94,4%
SANGAT
KUAT
3
Saya ingin memperoleh nilai
yang melebihi batas KKM
dalam pembelajaran kimia
19 1 1 1 96,3% SANGAT
KUAT
6
Saya ingin belajar kimia lebih
lanjut setelah diskusi dan
menggunakan media
powerpoint
6 10 6 0 81,8% SANGAT
KUAT
8
Saya ingin mendalami
pelajaran kimia demi meraih
cita-cita
11 10 1 0 97,4% SANGAT
KUAT
10 Saya senang belajar kimia
dengan diskusi yang tertib 13 8 1 0 97,4%
SANGAT
KUAT
No Pernyataan Negatif Tanggapan Persentase
Angket
Motivasi
Interpetasi
Skor SS S TS STS
2 Pelajaran kimia tidak penting
bagi kehidupan saya 5 2 10 5 84,7%
SANGAT
KUAT
4
Diskusi yang dilaksanakan
dengan kelompok sangat
mengganggu konsentrasi saya
2 11 7 1 51% CUKUP
5
Saya tidak ingin belajar kimia,
karena pembelajaran yang
diberikan tidak menarik
10 6 4 2 47,6% CUKUP
7
Saya tidak peduli dalam
mengamati media powerpoint
yang diberikan
11 7 2 2 35,9% LEMAH
9
Pembelajaran kimia
menggunkan media
powerpoint membuat saya
sulit memahami pelajaran
8 8 4 2 45,5% CUKUP
Rata-rata 73,2% KUAT
Berdasarkan data Tabel 3 dapat ditunjukkan bahwa rata-rata persentase
motivasi peserta didik terhadap angket motivasi belajar yang diberikan sebesar
73,2% dengan kategori kuat.
Hasil motivasi belajar dilakukan perhitungan angket motivasi kelas
eksperimen. Proses pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan media
pembelajaran berbasis powtoon. Hasil angket motivasi belajar kelas eksperimen
disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Angket Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas Eksperimen
Pengaruh Media Powtoon Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Minyak Bumi
20
Vol 2, No 2 (2021) h.12-24
Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika
No Pernyataan Positif Tanggapan Persentase
Angket
Motivasi
Interpetasi
Skor SS S TS STS
1 Saya ingin belajar kimia
dengan sungguh-sungguh 12 9 1 0 97%
SANGAT
KUAT
3
Saya ingin memperoleh nilai
yang melebihi batas KKM
dalam pembelajaran kimia
18 4 0 0 100% SANGAT
KUAT
6
Saya ingin belajar kimia lebih
lanjut setelah diskusi dan
menggunakan media video
powtoon
9 10 3 0 92% SANGAT
KUAT
8
Saya ingin mendalami
pelajaran kimia demi meraih
cita-cita
9 10 3 0 92% SANGAT
KUAT
10 Saya senang belajar kimia
dengan diskusi yang tertib
16 5 0 1 99%
SANGAT
KUAT
No Pernyataan Negatif
Tanggapan Persentase
Angket
Motivasi
Interpetasi
Skor SS S TS STS
2 Pelajaran kimia tidak penting
bagi kehidupan saya 2 2 10 8 91%
SANGAT
KUAT
4
Diskusi yang dilaksanakan
dengan kelompok sangat
mengganggu konsentrasi saya
3 3 14 2 85% SANGAT
KUAT
5
Saya tidak ingin belajar kimia,
karena pembelajaran yang
diberikan tidak menarik
4 2 12 4 87% SANGAT
KUAT
7
Saya tidak peduli dalam
mengamati media powtoon
yang diberikan
2 1 14 6 94% SANGAT
KUAT
9
Pembelajaran kimia
menggunkan media powtoon
membuat saya sulit memahami
pelajaran
0 2
10 10 95% SANGAT
KUAT
Rata-rata 93% SANGAT
KUAT
Berdasarkan data Tabel 4 dapat ditunjukkan bahwa rata-rata persentase
motivasi peserta didik terhadap angket motivasi belajar yang diberikan sebesar
93% dengan kriteria sangat kuat. Motivasi belajar peserta didik dikelas
eksperimen memiliki kategori sangat kuat sebesar 93% sedangkan dikelas kontrol
yang memiliki kategori kuat sebesar 73,2%, hal ini dapat dilihat pada angket
motivasi nomor 1, dimana pembelajaran yang terjadi pada kedua kelas sangat
bagus, yaitu peserta didik ingin belajar kimia dengan sungguh-sungguh. Kelas
Pengaruh Media Powtoon Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Minyak Bumi
21
Vol 2, No 2 (2021) h.12-24
Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika
eksperimen memiliki persentase lebih tinggi daripada kelas kontrol karena kelas
eksperimen sangat termotivasi untuk mempelajari materi kimia dengan bantuan
media powtoon. Media powtoon dapat membuat mereka paham terhadap materi-
materi yang sulit untuk dibayangkan sehingga dengan adanya powtoon mereka
lebih mudah untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan minyak bumi
yang sebenarnya terjadi melalui animasi-animasi yang telah disediakan. Media
powtoon terdapat animasi-animasi yang unik seperti orang berjalan, orang
berbicara, mobil bergerak, dsb, sedangkan pada powerpoint juga terdapat animasi
tetapi tidak ada animasi unik seperti yang dimiliki oleh powtoon. Peserta didik
memiliki rasa ingin tahu untuk belajar melalui berbagai animasi dari powtoon dan
suasana belajar yang menyenangkan merupakan aspek terciptanya motivasi
belajar yang tinggi, hal ini terlihat dari hasil belajar peserta didik setelah
mendapatkan pembelajaran. Hasil posttest kelas eksperimen dan kontrol juga
meningkat sehingga dibandingkan dengan pretest terjadi peningkatan hasil belajar
pada peserta didik, terlihat pada saat pembelajaran, peserta didik kelas eksperimen
sangat antusias mengerjakan soal latihan yang diberikan karena mereka lebih
mudah mengerjakan setelah melihat video pembelajaran powtoon daripada kelas
kontrol yang memperoleh materi pembelajaran menggunakan powerpoint yang
guru sajikan.
Penggunaan media dapat meningkatkan hasil belajar, hal tersebut sejalan
dengan Arsyad (2013), yaitu fungsi utama media pembelajaran, yakni sebagai alat
bantu mengajar yang turut mempengaruhi kondisi, iklim, dan lingkungan belajar
yang diatur dan dirancang oleh guru. Pembelajaran yang dilakukan di kelas
eksperimen berjalan lancar karena peserta didik sangat antusias terhadap video
powtoon yang ditayangkan. Peserta didik sangat tertarik karena powtoon tersebut
memiliki banyak animasi sehingga peserta didik tidak perlu lagi membayangkan
bagaimana proses pembentukan minyak bumi yang seharusnya terjadi. Media
powtoon memiliki karakteristik animasi yang memudahkan peserta didik untuk
mengetahui bagaimana proses pembentukan yang terjadi melalui animasi-animasi
yang powtoon miliki. Powtoon juga memiliki berbagai animasi yang dapat
bergerak, berjalan, berbicara, dan sebagainya. Menurut Noviyanto (2015),
keberhasilan belajar ditingkatkan melalui pemanfaatan teknologi informasi atau
video pembelajaran dari internet. Pada kelas kontrol menggunakan media
powerpoint, peserta didik terlihat tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran,
banyak peserta didik yang mengobrol, tidak perduli dan melakukan kegiatan lain
di luar pembelajaran. Media powtoon dapat menarik perhatian peserta didik
sehingga mereka menjadi termotivasi belajar karena animasi-animasi yang
ditampilkan pun membuat mereka lebih mudah untuk memahami materi yang
diajarkan, sedangkan powerpoint berupa tulisan dengan animasi yang tidak
semenarik powtoon sehingga peserta didik jenuh dan tidak termotivasi untuk
belajar menggunakan powerpoint yang isinya berupa tulisan saja.
Pembelajaran kimia di kelas eksperimen dan kontrol juga menggunakan
diskusi kelompok. Pada kelas kontrol sebagian dari peserta didik tidak menyukai
diskusi sedangkan pada kelas eksperimen peserta didik menyukai diskusi
kelompok, terlihat pada angket motivasi nomor 4. Berdasarkan hasil wawancara
di kelas eksperimen, penggunaan media powtoon membuat mereka termotivasi
Pengaruh Media Powtoon Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Minyak Bumi
22
Vol 2, No 2 (2021) h.12-24
Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika
untuk berdiskusi kelompok setelah menggunakan media powtoon berkat animasi-
animasi yang ditampilkan. Peserta didik juga lebih mudah untuk mengingat
proses-proses yang terjadi dalam pembentukan minyak bumi yang ditayangkan
menggunakan powtoon. Pada saat peserta didik mengerjakan soal latihan, terlihat
peserta didik sangat antusias untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru setelah
menerima pembelajaran melalui powtoon. Pada kelas kontrol, peserta didik
cenderung telah bosan karena yang digunakan berupa powerpoint. Peserta didik
tidak bersemangat untuk mengerjakan tugas secara diskusi kelompok karena
kurang memahami materi yang telah dijelaskan melalui media powerpoint
tersebut. Berdasarkan dengan angket motivasi nomor 5, peserta didik tidak ingin
belajar kimia karena pembelajaran yang digunakan tidak menarik, terlihat pada
hasil belajar pada kelas eksperimen 8 orang peserta didik (36,4%) mendapatkan
nilai tuntas setelah menggunakan media powtoon sedangkan pada kelas kontrol
hanya 3 orang peserta didik (13,6%) yang tuntas, lebih sedikit jika dibandingkan
dengan kelas eksperimen. Media pembelajaran dapat membuat peserta didik lebih
semangat dan termotivasi untuk belajar, sehingga ketika kelas eksperimen yang
menggunakan media powtoon mempengaruhi hasil belajar peserta didik lebih
meningkat daripada kelas kontrol yang menggunakan media powerpoint, hal
tersebut dapat dilihat dari nilai posttest peserta didik yang meningkat pada Tabel 3
bahwa media powtoon mempengaruhi hasil belajar peserta didik, sehingga peserta
didik sangat termotivasi untuk belajar ketika menggunakan media powtoon
daripada media powerpoint.
Berdasarkan hasil angket motivasi peserta didik nomor 6, sebagian besar
(92%) peserta didik ingin belajar kimia menggunakan powtoon pada kelas
eksperimen sedangkan pada kelas kontrol keinginan untuk belajar kimia
menggunakan powerpoint lebih kecil (81,8%) dibandingkan kelas eksperimen
yang menggunakan media powtoon. Peserta didik lebih tertarik untuk belajar
kimia melalui animasi-animasi yang ada di powtoon sehingga peserta didik dapat
lebih mudah memahami materi kimia yang dianggap sulit untuk mereka pahami.
Powtoon juga dapat memudahkan peserta didik dalam melihat proses secara nyata
sehingga peserta didik tidak kesulitan untuk membayangkan proses-proses yang
terjadi saat pembentukan minyak bumi, tidak seperti powerpoint yang
menampilkan tulisan dan gambar dengan animasi yang tidak sekreatif dan inovatif
powtoon.
Berdasarkan hasil wawancara, peserta didik menyukai media powtoon dan
ingin belajar materi kimia lainnya dengan menggunakan powtoon karena mereka
menganggap media powtoon dapat membuat mereka lebih bersemangat untuk
belajar agar hasil belajar mereka meningkat, sedangkan media powerpoint sudah
terlalu sering mereka gunakan sehingga mereka cenderung bosan dan tidak
termotivasi untuk belajar kimia lagi. Berdasarkan angket motivasi nomor 7, yaitu
peserta didik sebagian besar lebih peduli saat proses pembelajaran yang terjadi
menggunakan media powtoon daripada menggunakan media powerpoint.
Peserta didik juga mengakui bahwa mereka cenderung sulit untuk menerima
pelajaran dengan media powerpoint karena mereka harus membayangkan bentuk
dan proses-proses yang terjadi, dibandingkan dengan powtoon peserta didik
sebagian besar lebih memahami karena terdapat animasi-animasi yang dapat
Pengaruh Media Powtoon Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Minyak Bumi
23
Vol 2, No 2 (2021) h.12-24
Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika
menjelaskan bentuk dan proses-proses yang terjadi sehingga peserta didik dapat
melihat secara nyata bagaimana gambaran proses yang sebenarnya terjadi, hal ini
sesuai dengan angket motivasi nomor 9, peserta didik di kelas eksperimen (95%)
tidak mengalami kesulitan saat belajar dengan media powtoon sedangkan kelas
kontrol (45,5%) mengalami kesulitan saat belajar.
Pembelajaran menggunakan media powtoon memberikan pengaruh terhadap
hasil belajar peserta didik, untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya
dilakukan perhitungan effect size. Perolehan nilai effect size sebesar 0,69. Harga
effect size dikonversikan di bawah kurva lengkung normal standar dari O s/d Z,
maka diperoleh luas daerah sebesar 25,49%. Media powtoon memberikan
pengaruh sebesar 25,49% terhadap hasil belajar peserta didik kelas X TSM SMK
PGRI Pontianak pada materi minyak bumi.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1) terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik kelas X SMK PGRI Pontianak
terhadap peserta didik yang diberi pembelajaran menggunakan media
pembelajaran berbasis powtoon dan tanpa menggunakan media pembelajaran
berbasis powtoon pada materi minyak bumi, 2) motivasi peserta didik kelas
eksperimen yang telah diberi media pembelajaran berbasis powtoon berdasarkan
angket motivasi belajar sebesar 93% dengan interpretasi skor sangat kuat,
sedangkan peserta didik kelas kontrol yang telah diberi media pembelajaran
menggunakan powerpoint berdasarkan angket motivasi belajar sebesar 73,2%
dengan interpretasi skor kuat, 3) pembelajaran menggunakan media pembelajaran
berbasis powtoon memberikan pengaruh sebesar 25,49% terhadap hasil belajar
peserta didik pada materi minyak bumi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, terdapat saran yang dapat
peneliti berikan, yaitu: 1) powtoon sangat baik digunakan untuk peserta didik
karena dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik, 2) powtoon dapat
membuat peserta didik lebih bersemangat untuk belajar kimia, 3) powtoon
memiliki kelemahan yaitu harus terhubung internet dalam pembuatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. 2009. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Mata Kuliah Medan
Elektromagnetik. Jurnal Edukasi. 5(1) : 11-18.
Angkowo dan Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. PT. Grasindo:
Jakarta.
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Depok: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA.
Chatib, Munif. 2016. Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa.
Nasution. 2012. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sari, M., Suci, R. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran
Powtoon Sebagai Bahan Pengamatan dalam Implementasi
Pengaruh Media Powtoon Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Minyak Bumi
24
Vol 2, No 2 (2021) h.12-24
Anggie Sakhia, A. Ifriany Harun, Rody Putra Sartika
Pendekatan Saintifik Pembelajaran Dasar-Dasar Perbankan.
Jurnal Pendidikan Akuntansi. 4(2) : 1-6.
Sardiman A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar dan Mengajar, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.