Visual Evoked Response Dan Pemeriksaannya

35
JJ.. L - oleh : Dl" RATNA DOEll-LILAH pembimbing : Dr, WISNUJONO SOEWONO IJIOAC AI{f\11 PA()A TAI;GGAL 1 PE8RU ARI 1991 .. ; L RDORo.r.nIIlU ' UPF ILuII unT n .';U H I un.liiY :/ iYlU L. M i\1 l 'f IH 1"". FAKULTAS KEDOKTERAN UNI VERSITAS AiRLANGGAI RUMAH S/l, !(IT Utv UM DAERIl.H Dr. S ETO MO _ L 1 , 'I IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

Transcript of Visual Evoked Response Dan Pemeriksaannya

JJ.. L

-

oleh :

Dl" RATNA DOEll-LILAH

pembimbing :

Dr, WISNUJONO SOEWONO

IJIOACAI{f\11 PA()A TAI;GGAL 1 PE8RUARI 199 1

.. ;

L RDORo.r.nIIlU ' UPF ILuII PC~J\{Rl"T unT n .';U H I un.liiY:/ • iYlU L. M i\1 l 'f IH 1"".

FAKUL TAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AiRLANGGAI RUMAH S/l,!(IT Utv UM DAERIl.H Dr. S ETOMO

SURA!3 .~ YA

_ L 1

, 'I

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

't E\I K-r D 01 f I \"\ L J , \I ' "U L

'Y"~'\ r\ I [)

~(, f/LP / PUA-/ H /9!·

Tiniauan kepustakaan

oleh :

Dt" RATNA DOElVIILA .. T-f

pembimbing :

Dr. W1SNUJONO SOEt\rONO

D!BACAKAH PADA TAHGGAL 1 PEBRUARI 1991

L "Oi"onft,(\nll'" ,IIPF IL"U PE~I\{Av', ""TA MUVOM I \JniUiYII U IVI .'t 1\1 I IViM

F AKUL T AS KEDOKTERAN UNiVERSiTAS AiRLANGGAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO

SURABAYA

1011 .7 15 .:l,7

\)u fY) .

t

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

..

- ; -

"VISUAL EVOKED RESPONSE dan PEMERIKSAANNYA" ,

DAFTAR lSI, halaman

I, PEN D A H U L U A N ... . " .. , .. .... . .. .

II. PENGERTIAN VISUAL EVOKED RESPONSE . ...... 2 2.1. DEFINISI ..... ... .. ..... . . ... . . . . ... 2 2.2. ISTILAH .. , .... ... , ... .... ...... ".. 3 2.3. MACAM VER/VEP ....... , ...... ,. .. ... . 3

III. DASAR PEMERIKSAAN. .... ... . . .. . .... .. .... 5 3 . 1. ANATOMI RETINA...... ... .... .... . ... 5 3.2. FISIOLOGI RANGSANGAN CAHAYA ...... . . 7 3.3 . LINTASAN PENGLIHATAN ... .... . . .... .. 8

IV. ALAT UNTUK PEMERIKSAAN VER . ..,. . .. . ..... 9 4. 1 . ELEKTRODA ........ .. .. . ........... . . 10 4 . 2. ALAT PENIMBUL RANGSANGAN . ... ,...... 11 4 . 3 . ALAT PRE AMPLIFIER & AMPLIFIER..... 13 4.4. PERALATAN KOMPUTER .... .. . .... . ..... 14

V. CARA PEMERIKSAAN ...... . .. .... .. . . , . , ... . 14 5 . 1 . HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

SEBELUM PEMERIKSAAN ...... . ... .. ... . 14 ' 5 . 2 . PELAKSANAAN PEMERIKSAAN ..... .. ..... 19

VI. GAMBARAN HASIL PENCATATAN VER PADA ORANG NORMA L . , .. ................ .. .. . ... 21 6.1 . GAMBAR GRAFIK GELOMBANG VER . . , . .... 21 6.2 , ISTILAH YANG DIPAKAI . .. . . ... ....... 22 6.3. CARA PENGUKUR AN PERIODE LATEN

DAN"" AMPLITUDO ...................... 22 6.4. PENENTUAN HARGA NORMAL . .. .. ... .... . 23 6.5 . FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PEMERIKSAAN VER .................... 23

VII . INDIKASI PEME RI KSAAN VER. . . . . . . ... . ,.. .. 25

VIII. R I N G K A SAN . ...................... 25

IX. PEN U T UP. .......................... 26

X. DAFTAR KEPUSTAKAAN. .... . .. .. .. . ......... 27

- --- - - - - ----------- ---

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

- i 1 -

DAFTAR GAMB,tR.

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

Gambar

1. Macam-macam Rangsangan, (Disalin dari : Manual Evoked Potensial, hal. 18b, Ophthalmic Electrodiagnose, Kumpulan Maka-lah Perdami III).. . . . .......... .... .... . 3

2. Bentuk Gelombang tipe Transient, (Disa lin dari: Evoked Potential Primer, 98 ... ... ...... .. . . ........ . ..... ...... .

3. Bentuk Gelombang t ipe Steady Sta te, (Disalin dari : Evoked Potential Pr imer, 148 ......... . ........ ......... .. .. .... .

4. Penampang vertikal dari Retina ,

ha 1. 4

ha 1. 4

(Disalin dari Warwick R, eugene anatomy of the eye and orbit) . . ... .. .. . .

wolff's 5

5. Distribusi Kepadatan Foto reseptor, (Disa l in dar i : Kumpulan Makalah Perdami hal. 1107 ........... . .... . . .. . . .... . . . .

6. L~ntasan penglihatan,

III , 7

(Disal in dari : Vaughan D. , General Opththal mology, hal. 242)... . . .... .. .. ... . ..... 9

7. Macam Elektroda, (Disalin dari : Current Practice of Clinical El ectromyography, hal. 4 1 ). .. . . . .... .... 11

8. Elektroda Bentuk Jarum, (D isa li n dari: Current Practice of Clinical Electromyography, hal. 42)..... . ... . . ... 11

~

9 . Skema Diagram dari VER dengan rangsangan kilatan sinar terang,

(Disalin dari Clinical Ophthalmology Duane T. D., ha 1. 12) ........ .. ...... .. . .

from 1 2

10. Skema diagram a lat perekam VER dengan r an g­sangan papan catur,

(Di salin dari : Ophthalmology clinics of America, vol 2/no. 3 - ha l. 501) . .... .

North 13

11. Gambaran hubungan macam rangsangan dengan area makula,

(Disa lin dari Electroophthalmology for ha 1.

13 cli ni c ian, Japan journal of ophthalmology, 274 ) ....... . ..... ...... .. ........... ... .

12 . Denah Ruang an Pemeriksaan, (Di salin dari Galloway ophtha lmic d iagnoses, ha 1 . 47) .................. . .

13. Penempatan Elektroda pada elektroda pasif dan arde ,

ku l it

El ectro 15

kepala,

(Disalin dar i : Ophthalmology clinics of North 16 America, vo l 2/no . 3 - ha l. 40) .. ... ... .

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

Gambar

Gambar

- i 1 i -

'" 14. Skema da ri transient VER dengan rangsangan seluruh luas papan catur normal,

(Disalin dari: Evoked Potensial primer, 194 ) . . .............. .. ...... . .......... .

ha 1. 21

15 .. Cara-cara pengukuran amp l itudo dan periode laten pada VER tipe trans ient ,

(Disa l in da r i : Manual Evoked Potential a tical guide to cl inical apl ication, hal. .. . . .. ........ . ..... .. . . .. .. .. .. .. . . . ...

prac-56).

23

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

- iv -

U~PAN TERIMA KASIH kami sampaikan kepada yang

t erhormat ;

1. Dr. Wisnujono Soewono , sebagai pembimbing dan Ke pala

Lab/UPF Ilmu Penyakit Mata, yang te lah memberikan

bimbingan dari awal sampai selesainya makalah ini.

2. Dr. Moest idj ab, sebagai staf ahli ya ng t el ah memberi kan

kore ksi, saran dan perbaikan dalam penyusunan makalah

i n i .

3. Dr. Diany Yogiantoro, sebagai staf a hl i dan Ketua

Program Studi Ilmu Penyakit Mata yang t e l ah memberikan

pengarahan serta dorongan sehingga maka lah ini bisa

te rselesaikan.

4. Dr. Hamidah M. Ali ; sebagai ibu-asuh yang telah membe-

rika n dorongan d?n saran dalam penyusunan makalah ini.

5 . Seluruh staf La b/UPF Ilmu Penyakit Mata yang i kut

membantu dalam penyusunan maka l ah ini.

6. Teman-teman sejawat peserta PPDS- I yang telah mem-

be rikan bantuannya pad a penyusunan makalah ini .

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

I. PENDAHULUAN. "!

- 1 -

Elektrofisiologi Okuler adalah ilmu yang menilai

fungsi penglihatan dengan mengukur aktivitas listrlk dar i

sistim penglihatan mulai epitel pigmen sampal korteks

serebri (10).

Salah satu Elektrofisio logi okuler yang menilai fungsi

serabut saraf dari nervus optikus sampai korteks serebri

disebut "Visual Evoked Potenti al" atau ··Visual Evoked

Response·· (V EP /VER) (11, 14) .

VEP/VER menggambarkan aktlvitas l istrik korteks

serebri (korteks visual) yang berasal dari sel-sel kerucut

di daerah makula seluas 20· (5, 10, 14), aktivitas terse-

but ditimbulkan oleh rangsangan cahaya pada mata.

Oleh fotoreseptor di retina, rangsangan cahaya ini

akan diubah menjadi energi listrik kemudian dlsalurkan me-

lalui lintasan penglihatan ke korteks visual. Aktivitas

listrik dari korteks visual dapat direkam oleh elektroda-

elektroda yang diletakkan pada kulit kepala bagian oksi-

pital (4,11,14,15). Yang mana elektroda tersebut di hu-

bungkan dengan seperangkat alat komputer sehingga hasil

rekaman dapat dilihat.

Tahun 1849, Dubois Reymond memberi bukti nyata ten-

tang adanya aktivitas listrik dari otak dan retina . Tahun

1934, Adrian dan Metthews mendeteksi adanya respon lis-

trik dari otak dan di tahun 1941 kembali Adrian melengkapi

penemuan pertamanya tentang VER/VEP dan diselesaikan oleh

Dawson di awal tahun 1950 (4, 6, 14).

Karena sulitnya memisahkan signal VER dari EEG dan gan~-

guan elektrikal maka tahun 1960 para peneliti mengharapkan

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

- 2 -

perkembanga~laboratorium dengan komputer untuk memudahkan

pemeriksaan VER.

Tahun 1961, ~iganek memberi kan gambaran skema dan uraian

yang baik dari VER/VEP dimana secara nyata dapat menun­

jukkan r espon yang dominan dari Fovea (6, 16).

Rangsangan cahaya yang dapat diberikan pada mata

untuk pemeriksaan VER/VEP hanya berbentuk kilatan sinar

terang dan ini digunakan pad a awal tahun 60 an.

Rangsangan dengan bentuk tertentu dimana terdapat bagian

yang gelap dan terang dengan batas yang jelas, diperke­

nalkan oleh Halliday dan kawan-kawan sejak tahu~ 1972 dan

masi h di pergunakan sampa i sekaran9 (5, 6, 11, 13).

Pad a 15 tahun terakhir in i, VER merupakan pemerik­

saan klinik standar untu k pemeriksaan fungsi penglihatan

di rumah sakit-rumah sakit, dan dapat digunakan untuk

evaluasi kemampuan lintasan penglihatan dari retina ke

korteks serebri (6, 7, 14 ).

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menge­

nal tentang "Vi sual Evoked Response" dan cara-cara peme­

riksaannya sesuai dengan kemajuan teknologi di bidang ilmu

kedokteran klinik, sehingga dapat menunjang penentuan

d iagnosa dibidang ilmu penyakit Mata terutama di bidang

Neurooftalmologi.

II. PENGERTIAN "VISUAL EVOKED RESPONSE".

2 , 1. DE FIN I SI :

"Visual Evoked Response" adalah suatu res po n yang

dihasilkan oleh aktivitas li strik di Korteks Visual seba­

gai respon terhadap rangsangan cahaya pada mata.

Aktivitas li strik ini dapat direkam dengan menggunakan

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

- 3 -

elektroda ~ang diletak kan di kulit kepala bagian oksipital

(4,5,6 , 11 , 15, 16) .

2.2. ISTI LA~ :

"Vis ual Evoked Response" (VER) Juga dikenal sebagai

"V isua l Evoked Potentials" (VEP), atau "Visual Evoked

Cortica l Potent i a l s" (VECPs). Jika menggunakan rangsangan

dengan bentuk tertentu (pattern stimuliti on), dapat dise-

but sebagai "Patte rn Shift Evoked Potentia l s" (PSEPs) dan

istilah yang pada saat in i dipa kai adalah VER /V EP (14).

2.3. MACAM VER/VEP :

VER dibagi be r dasarkan

2.3.1. Macam Rang s ang an yang Dipi l i h : (3, 13 , 16).

1. VER yang d ibentuk oleh rangsangan dengan k il atan

s;nar terang ,

2. VER yang dibentuk oleh rangsangan dengan bentuk

tertentu, yaitu bentuk papan catur (ckecker

board), terdi ri dari kotak-kotak ge l ap dan te-

rang dengan ba t as yang jelas.

Bentuk Modifikasi Pap an Catur, antara la i n

a. Bentuk sinusoida l (sine wavegrating ) , terdir;

dar ; kotak- kot a k yang berisi gar is-garis gelap

dan te r ang yang berbeda pancaran sinarnya.

b . Bentuk-bentuk yang lain, yaitu ; Dart board.

~~~ .II Pott Hn fe vH'5 ol (chec ker board)

~

2 SInusoidal ,modu\o ted

Gambar : 1. Macam-macam Rangsangan. (Disa l i n dar i : Manual Evoked Potential, hal 180,

Ophthalmic Electrodiagnose , Ku m­pulan maka l ah Perdami III)

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

- 4 -

, 2.3.2. Frek~ensi rangsangan :

- "Transient VER " , bi 1 a frekwen s i ra ngsangan t - 2

x/detik (13) atau ± 2 Hz (14).

50 IN:) ISc) .2..00 M~

Gambar : 2. BentuK Gelombang tipe Transient. (Disal in dari : Evoked Potential Primer, hal. 98)

- "S teady state VER", bll a f rekwens i rangsangan

mencapa i 4 - 1 n H 7 (13 , t 4 ) .

Gambar : 3. Bentuk Ge l ombang tipe Steady state . (Disalin dari : Evoked Potential Primer , hal . 148)

2.3.3. Cara pemberian rangsangan : ( 11, 14, 16)

a. Untu k rangsangan kilatan sinar terang adalah

. '" kllatan cahaya dengan frekwensi da n intensitas

tertentu (sistim kedip/f l iker).

"T ransient VER" dengan rangsangan kilatan sinar te-

rang dapat digunakan untuk pemeriksaan pasien yang

tidak dapat memfokus sumber rangsangan dan tidak

kooperatif, terutama bayi dan anak, penderita de-

ngan tajam penglihatan j e le k seperti kekeruhan me-

dia opt ik (katarak, kekeruhan ko rnea) (13, 14).

b. Untuk rangsangan dengan bentuk papan catur ;

1. dengan cahaya ya ng be rpulsa (intermitten/

patterned stimulation) .

2 . dengan merubah warna kotak-kotak gelap dan

menjadi kotak terang secara bergantian

(pattern reversa l / alternating pattern).

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

- 5 -

'" 3 . bentuk tampak dan tidak tampak (appearence-

disappearance) dihasilkan melalui penggam-

baran alternating pattern, dimana permulaan

atau akhir dari bentuk gambaran in; dipakai

sebagai rang sangan.

VER yang sering digunakan di klinik adalah "tran-

sient VER" dengan rangsangan papan catur tipe

"reversal" (4,1 3,14,16) . Umumnya dipakai untuk

penderita dengan tajam penglihatan yang masih baik

dan kooperatif. Secara statistik tipe ini paling

peka untuk mendeteksi ke lainan pada lintasan

penglihatan (13)

I II. DASAR PEMERIKSAAN.

3.1. ANATOMI RETINA:

~'G"'I'NT ."TIIllIU",_

- 'n.os " "'0 CON • •

OUle ll "I.,,'" un ... L ... ·ln

C;ON C "I. OI(;l • • _ ;~i~[i~~~~~~~~i::;; " "0.'" .'.'0., - O~,~~::J~ L _ - , ......... ue ll .... L ... . .., ..

......... Cll ..... ""UnO"'I_

".rIU.NT G"''''OL.IOH C:lU.

"""'L~CI[O G~"(lLIO"

, .... ," ''-1[· .... 0' .. ·• -L"fllt

IIII:~";;"" 0' .'.GCOO.

elLll

_ c .... 'I..1 . ... n

_"""VI flili U 1. ... ' 111

' .. 'I ...... I..I.' ... 'T' .. O ,.,

. Gambar 4. Penampang vertikal dari Retina, (D isalin dar i : Warwick R, eugene wolff's anatomy of the eye and orbit).

,

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

- 6 -

Retina te rdvi dari 10 lapisan jaringan saraf (B, 9, 11,

15, 1B) , yang terdiri dari

1. Lapisan efitel pigmen ,

2. Lapisan Foto Reseptor segmen luar dan dalam (batang

dan kerucut).

3. Lapisan batas luar (membrana limitan luar), merupakan

kompleks sambungan antara sel mOller dengan batang dan

kerucut .

4. Lapisan nukleus Luar bad an se l dan serabut-serabut

batang serta kerucut.

5. Lapisan plexiform luar a xon f oto reseptor dan ujung

foto reseptor.

6. Lapisan nukleus dalam, terdiri dari bad an sel

bipoler, sel horizontal, sel amakrine, sel mOller.

7 . Lapisan plexiform dalam; s inaps antara se l bipolar,

sel amakrine dan se l ganglion.

B. Lapisan sel ganglion ' ; bad an sel ganglion dan sinaps-

sinaps seperti dalam lapisan plexiform dalam.

9. Lapisan serabut saraf : akson-akson ganglion . •

10. Lap isan batas dalam (membrana limitan da lam) komp l eks

sambungan ujung-ujung sel mOller yang meluas pada per-

mukaan vitreus.

Lapisan Foto Reseptor Retina:

Lapisan fotoreseptor dibentuk oleh segmen luar dan

dalam sel-sel batang dan kerucut, dimana sel-sel foto

reseptor ini mengandung molekul pigmen yang disebut

rhodopsin, bilamana ada cahaya masuk kedalam mata, maka

akan merubah molekul pigmen tersebut menjadi suatu energi

li str ik, proses ini disebut transduksi (9, 11 ) . Bag i an

fotoreseptor yang peka terhadap cahaya adalah segmen luar

( 11) .

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

- 7 -

Lokasi I

Kerucut/mm2Batang/mm2

o A .B ; C -:D :E .:,.F

Foveola 1 3 3 - 6 6 10

10 15 15 20

·150.000 30.000 20.000 10.000 7.000 2 . 000

40.000 . 75.000 100 . 000 1.24.000 130 . 000

Gambar . 5. Distribusi Kepadatan Fotoreseptor. (Disalin dari : Kumpulan Makalah Perdami, hal. 1107)

3 . 2 . FISIOLOGI RANGSANGAN CAHAYA :

Fungsi retina adalah menerima bayangan penglihatan,

menganalisa , mengubah informasi dan informasi ini berjalan

melalui lintasan penglihatan sampai ke ko r teks visual se-

hi ngga dapat d i menge rt i, 01 eh otak, ha 1 in i d i 1 aksanakan

oleh sel-sel foto reseptor retina (8, 9, 11).

Bila suatu berkas cahaya (photon) di absorsi oleh suatu ,

molekul Rhodopsin akan mengubah 11 Cis Retinaldehid men-

jadi bentuk konfigurasi semua trans Retinal dan opsin (15)

serta terjadi hiperpolarisasi membran plasma segmen luar

sel fotoreseptor sehingga a l iran natriumnya terganggu (10,

1 1 ) •

Akibat reaksi k imia yang mengikuti isomerisasi dari 11 Cis

Retina l dehid dan hiperpolarisasi tersebut akan menghasil-

kan s~atu energi listrik yang akan disa lurkan ke se luruh

axon melalui serabut-serabut sel horizontal dan sel-sel

bipoler. Kemudian oleh sel-sel cipoler energi list rik ini

dikirimkan ke lapisan plexiform dalam , dimana oleh sel-sel

gangl ion energi listrik tersebut diteruskan ke otak mela-

l ui lintasan penglihatan (12, 15) .

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

- 8 -

3.3. LINTA~N PENGLIHATAN :

Lintasan penglihatan merupakan lintasan yang dila­

lui impuls ~araf sejak dari terbentuknya bayangan di reti ­

na sampai kesadaran mengenai adanya obyek yang dilihat.

Akson sel ganglion termasuk dalam lapisan saraf

dari retina dan menyusun Stratum optikum dan papila saraf

optik. Akson-akson ini tidak bermielin, setelah menembus

lamina kribrosa mereka mendapat selubung mielin dan

dinamakan saraf optik (12, 15).

Saraf optik meninggalkan bola mata berjalan ke

posterior melalui Foramen optikum dan kanalis optikum

masuk ke rongga tengkorak.

&erabut saraf ~e dua saraf optik (kanan dan kiri) secara

sinambung dari retina menuju korpus Geniculatum laterale

dan kolikulus superior.

Serabut saraf optik kedua sisi saling bersilangan

dan menjadi satu, bagian ini disebut Kiasma optikum (12).

Dalam penggabungan saraf opt ik kanan dan kiri, kira-kira

53~ dari serabut-serabut tersebut menyilang garis tengah

dan 47~ sisanya tidak menyilang. Serabut-serabut yang me­

nyilang berasal dari retina belahan nasal dan dari belahan

temporal tidak menyilang.

Kemudian berpisah lagi dan menjadi dua berkas kembali,

yang dinamakan traktus optikus (12).

Traktus op tikus ini sebagian besar serabutnya menu­

ju ke posterior dan melengkung melalui permukaan pedun

kulus serebri ke permukaan dorsal batang otak untuk bera­

khir di Korpus genikulatum laterale.

Serabut-serabut yang berasal dari inti di korpus

genikulatum laterale berproyeksi pada kortek visual primer

at au area 17/area striata, serabut-serabut tersebut

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

- 9 -

dinamakan r~diasio optika atau serabut genikulokalkarina

(12). Area 17 ini merupakan terminal dari semua data vi-

sual yang di ~angkap oleh foto reseptor di retina, kemudian

data visual di integrasikan ke area 18 dan 19 (korteks

asosiasi visual) .

Sebag ian kecil dari serabut traktus optikus menuju

ke kolikulus supe rior melalui brakiumkolikuli s upe rioris.

Fungs i kolikulus super ior disini digunakan untuk menya-

l urkan r angsangan yang membangkitkan gerakan kepala, leher

dan ked ua bo l a mata secara konjugatif (12) .

Qlc.;)f if't

lree l

Gambar : 6. Lintasan Penglihatan.

(01;1\1

(Disal in dari : Vaughan D., General Ophthalmology, ha l 242).

IV. ALAT UNTUK PEMERIKSAAN VER.

Untuk pemeriksaan VER dibutuhkan beberapa pera-

latan, antara lain; elektroda, alat penimbul rangsangan ,

pre ampl if i er dan amp l ifier serta komputer.

Set'e 1 ah mata me ndapat rang sang an dar i a 1 at pen i mbul

rangsangan, maka signal VER akan terekam oleh el ekt r oda

yang telah dipasang pad a kulit kepa la bagian oksipital.

J

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

- 10 -

Dan sto~kontak elektroda tersebut berhubungan dengan pre

amplifier dan amplifier, yang kemudian meneruskan data ke

komputer, (sehingga signal VER dapat di lihat pada layar

monitor komp uier dalam bentuk grafik gelombang yang dapat

dibuat tertulis melalui alat plotter .

4.1. ELEKTRODA :

4 . 1 . 1. Macam Elektroda

- Elektroda yang d i pakai untuk pemer i ksaan EEG .

Elektroda yang dipakai untuk pemeriksaan

VER sama dengan e lektroda yang dipakai pada

pemeriksaan EEG (Electroencephalogram) (13,14) .

Elektroda ini terbuat dari besi berben-

tuk cawan dengan lubang ditengah dan tepinya da­

tar, mempunyai diameter 4 - 10 mm (13).

Permukaannya harus dilapisi bahan yang tidak me­

nimbulkan r~aksi dengan elekt rol it dari kulit ke­

pala atau kulit, dapat terbuat dari emas, timah,

platina atau perak (13, 14).

Bagian bela~ang dari cawan elektroda di hubung­

kan oleh kawat/kabel ke stop kontak penghubung.

- Elektroda dengan bentuk Jarum

Dipakai sebagai elektroda aktif terbuat

dari jarum yang berisi kabel dari stainless

stell, platina atau perak. J arum ini di i nse r-

sikan pada kulit kepala bagian sub kutan.

Elektroda ini ban yak d ipa kai di laboratorium-

laboratorium.

- Elektroda dengan bentuk Klip :

Dipakai sebagai elektroda pasif dan dipasang di

dau n telinga .

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

r!l~ \~ .. ~ .... ~ . t,'''.~~ '~'.:.-~.~:. F··~ ·-~·:':';".J;::;l';c;:, .. !::".

__ . ,I

~ f" , , ' . ';,'. '

V~·· :

I,:~ .,.. ' f"~" :'

t

. " ..

1 1

':-;~~~' .' ":,;';' .~"' .... , (, ..

', J.I(. Stllm' ex Imrk' of , urr.HX ck·clrt.dc:; (r'''ClI:~IIl!' ~k'.1 .IJeq;1, ,ilH'r 1..' li..'l.. l t'lo.k:-.: h. 1111 d~~·lIlltk ... ... IIII"1,.",\.I\cll I:E(; ,k".:I',>I.!..:": d. :-. Iaill lc", '11..-1..'1 pI'lIml -]" ',1', ' .11.' .... l l h ll1l' fj,,:nlt'll 1'1.111\1 rarlh ,h,,1,I. II

Gambar :

.•

7. Macam (Disali n Clinical

b

Elektroda, dari Current Practice of Electromyog raphy, hal 41).

·i I

I c d e

• •

Fig . J .Y, Sl>Ill,' '-'l.mlllll.,t}' I: ",'..I ty!"=lo or needle t'kC: lrllJ..: .. : :1, cu ncentric Ih;,,"dk c:k, t r\,JI.":': b. ilip<Jt. r ..... 1\ •

..... ·ulti .. • 1\<..'\'\110: ck'..:[t,)"k: C Tlh'nt'pnttr Ih..'edlt dt'\.·Ir~I."I': c.I. injection n\"l'Jk'~ :IIIJ I'lu¥ I.'tlllne"' ,;,' ns (in S" lIlh: r.d'k'r:lhlri .. ,s u:;.:d ;1;0. l1hllh'I"'1.,t Ih .... ·tlt...· l'k1.' lh"k .. ): c. singl.: film..' \,·ll ... ·tr.llk: f. ,,1:I lin ulII \\ in: :lIld ;111.11.:1' ,

Gambar

IHl'nl dip .. r, l r i!11 r:Ull U"CU;:I r \\ irl' c k~'1 r. II 1,.;<,

8. El ektroda be ntuk Jarum . (Disali n dari Current Practice of Clinical El ectromyography, hal 42).

4.2. ALAT PENIMBUL RANGSANGAN

Alat penimbul rangsangan untuk pemeriksaan VER

ada 2 macam, yaitu

4.2 . 1. Untu k rangsangan dengan kilatan sinar terang

Dapat berupa suatu tabung xenon/strobos

kopik yang di nyalakan dengan fre kwensi serta

in tensitas tertentu '\ 11, 13, 1'4 .)

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

- 12 -

CRT

AMPLIFIER SIGNAL AVERAGER ~-'I X-Y PLDTTER I

scolp elec lrodes

subjecl

slrobe ligh l

COMPUTER

(eyes closed) L-____ L... __ lr_i_g:..-g:....e-lr PHOTD-

.~ i STIMULATDR

Gambar . 9. Skema diagram dari VER dengan rangsangan k i 1 ata.n s i nar terang.

(Disal i n dar; : Cl inica l Ophthalmology from Du ane T.D., hal. 12 ).

4.2 .2. Untuk rangsangan dengan bentuk papan catur :

Me nggunakan video monitor dengan bentuk

rangsangan papan catur (checkerboard st imul ation)

d i mana bagian ge lap dan terang mempunyai batas yang

jelas. Dan ini biasa dipergunakan serta menjadi

standar di klinik-k lini k (14, 16 ) .

Ukuran dari kotak-kotak pa pan catur yaitu kotak ge-

lap dan te rang s esua i dengan ukuran sudut pengl i -

hatan untuk ge l ap dan terang di retina ( 13) .

Kotak-kotak yang dihasilkan me mbentuk sudut pengli-

hatan yang bervarias i antara 10, 20, 40, 60 dan 80

menit dalam busur (1 1, 13, 14 ).

Besarn ya kotak papan catur ini me nun jukkan l o~asi

yang k ita periksa, semakin besar kotaknya maka

lokasinya makin ke retina bagian perifer, bi la

makin keci l kota knya maka akan mak in ke daerah

sent ra l/ fovea.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

- 13 -

STIMULUS

GENERATOR COMPUTER

] pnE­liMP

U .l lUI "I()OUDO(lUr J CJllI11 JlJI'JOO O I llll J OtJU Ulltj lJuuuu ur I ex XXOJc.oc:x::x-...r..J O"':':----xXJ

PRINTERI

XY PLOTTEn

Gambar - 10. Skema diagram alat perekam VER dengan rangsangan papan catur,

(D i salin dari : Oph thalmology clinics of North America, vol 2/no.3 - hal. 501 ) .

Gambar . 11. Gamba ran hubungan macam rang­sangan dengan area makula,

(D i sa l in da r i : Elect r oophthalmology for clini­c i an, Japan journal of ophthalmology, hal . 274).

4.3. ALAT PRE AMPLIFIER & AMPLIFIER:

Alat ini gunanya untuk menyaring dan memperbesar

signal yang direkam dari penderita melalui elektroda-

elektroda, karen a ukuran respon listrik dari VER lebih

keci 1 dari pemeriksaan Elektro fisiologi yang lain

(ERG/EOG) (1 , 11, 13, 14) .

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

- 14 -

4 . 4 . . lERALATAN KOMPUTER, yang terdiri dari

4.4.1. Alat Pengatur Signal:

Peralatan ini (

diper gunakan untuk menyin-

kronkan an tara signal dengan stimulator, disamping

itu untuk mengatur frekwensi rangsangan (1, 14).

4.4.2. Alat Perekam :

Merupakan sebuah CRT (Cathode Ray Tube) atau

video monitor untuk menunjukkan hasil rekaman (14).

4.4.3 . Sistem Penyi mpanan (a d isc storage system) :

Merupakan sistem untuk menyimpan data/hasil

yang ditunjukkan oleh alat perekam dan apabila

dibutuh kan pada saat lain dapat ditampilkan kembali

( 14) .

4.4.4 . Al at Pencatat (PRINTER) :

Alat pencatat ini dapat memakai x-y plotter

at au alat pencatat lainnya, dan dipergunakan untuk

mencatat hasil respon secara tertulis (14).

V. CARA PgMERIKSAAN.

5.1. HAL-HA L YANG PERLU OIPERHATIKAN SEBELUM PEMERIKSAAN

5 .1 . 1 . Rua ngan untuk Pemeriksaan :

Oiperlukan ruangan yang tenang dan red up,

jauh dari gangguan elektr i k disekitarnya, disamping

itu sebaiknya ber AC, mengingat ;

- dibutuhkannya ruang yang kedap suara dan sinar,

- menghindari pengaruh dari luar dan member i kan

suasana nyaman.

Bila memungkinkan areal pemeriksaan penderita harus

dipisahkan dari alat dan pemeriksa (4, 14).

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

EOe/,n<! ERG, ••• • •• • ", sllmulus .. .... v -.

- 15 -

Dental chairs

, , , 0:0

, / \ Was~ basin , '.

-- -VER sUmulus

f---- - ---- -- . Equipment bench Reporting

area room

L.c=l-1_c;J..:':':~:'c=+::J._JJ---- Filing cabinet

, i Oe'SK Stools Book shelves

".-•• Sliding door 'I ("

"'-'" ~Ight-proof curtain

"

Scale · L---....J 6 teet

FiJUrc 6.1. Suggested plan or nn ophlhahnlc clectrodil1gnostic clinic.

Gambar . 12. Denah Ruangan Pemeriksaan, (Disalin dari : Galloway ophthalmic Electrodiagnose, hal 47),

5.1 . 2. Penempatan El ektroda

a. Elektroda perekam (aktif) pemasangannya menggu-

nakan sistem 10-20 Internasional.

Pada pemer)ksaan VER elektroda aktifnya dipa-

sang 1-2 cm di atas Onion, sepanjang garis te-

ngah (mid line), posisi in i d i sebut OZ (1,2, 13,

14,16) dan merupakan tempat yang tepat untuk

mendeteksi aktifitas fovea yang dominan (1) .

Bila pemasangan elektroda aktif tidak tepat

dapat menimbulkan respon dari korteks yang l ai n

di otak sehingga dapat mengacaukan hasil rekaman

VER (13 ).

b. Elektroda "reference"/pasif dapat di letakkan

pad a bagian at as kepala sepanjang garis tengah

atau di atas dahi .

Disamping itu dapat juga dipasang pad a tulang

mastoid dibelakang telinga atau daun telinga

dengan memakai penjepit (13,14)

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

- 16 -

c . ~lektroda yang dipakai sebaga i arde (ground)

dapat diletakkan d imana saja asal berjauhan

dergan posisi elektroda yang lainnya, misalnya

pada daun telinga dan bisa juga di dagu (14) .

Selain itu ada beb~rapa hal yang harus diperhatikan

antara lain ;

- Impedan dari Elektroda :

Impedan ini untuk mengetahui berlangsung-

nya hubungan listrik yang baik antara elektroda

perekam dengan kulit kepala atau kulit, dan harus

sebesar 1 .000 - 5.000 ohms (13,14).

- Resistensi dari Elektroda :

Resisten ini untuk mengetahui adanya

aliran listrik pada elektroda perekam.

Resisten ini tidak boleh lebih dari 2 ohm.

--- --

Gambar . 13. Penempatan Elel<troda Aktif pada kul it kepala, elektroda pasif dan arde.

(Disalin dari : Ophthalmology clinics of North America, vol 2/no. 3 - hal 460).

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

- 17 -

• 5.1.3.~Tajam Penglihatan :

Sebelum perekaman VER, dilakukan pemeriksaan

tajam penglihatan, karena hal ini merupakan para-

mete r yang penting untuk pemeriksaan VER dengan

rangsangan papan eatur .

Bi l amana ada • kelainan refraksi dengan tajam peng-

lihatan < 6/60 dapat menyebabkan kekaburan kontras

dari papan eatur ukuran keei l , ini akan menu run-

kan i ntensitas rangsangan seh ingga me nu ru nkan am-

plitudo dan mening katkan periode laten. Ha 1 in i

terjadi pula pada kelainan refraksi karena keke-

ruhan kornea dan katarak . Maka bila ada ke l ainan

refraksi perlu di adakan kore ksi terbaik. (4 , 6, 7,

10. 13. 16).

5.1 .4. Posisi Penderita

Penderita duduk dengan baik d ikursi bersan­

daran 1 ehe t" : atau menggunakan kursi untuk pemeri k-

saan gigi, disamping itu pende r ita harus kooperatif

dan melihat kesumber rangsangan dengan jarak ± 30

em untuk tipe r angsangan dengan kilatan sinar

t erang dan untuk tipe rangsanga n papan catur dengan

jarak 1 sid 1,50 m (2,3, 10, 13 ,1 4, 16) .

5.1 . 5. Pe r siapan Mental Penderita :

Sebelum melakukan pemeriksaan sebaiknya pen-

derita d ibe ri penerangan menge nai apa yang akan di-

l akukan terhadap penderita, hal ini untuk mengh in-

dari adanya gerakan-gerakan seperti bingung, takut

atau kejutan yang mana akan mempengaruhi hasil

peneatatan (10) .

5. 1 . 6. Lebar Pup; 1 :

Ukuran pupil ini merupakan pa r amete r pe nt i ng

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

- 18 -

u~uk pemeriksaan VER yang menggunakan tipe rang-

sangan dengan ki1atan sinar terang.

pUP(i 1 per1u di 1ebarkan dengan midriasi 1, agar pene­

rimaan cahaya oleh retina 1ebih luas sehingga akan

meningkatkan intensitas rangsangan (4,10,13,14,16) .

5.1.7. Tingkat Kesadaran & Ketepatan Fiksasi Rangsangan :

Untuk pemeriksaan VER diper1ukan perhatian

dan koordinasi penderita se rta konsentrasi fiksas;

yang baik, bi1a hal ini berja1an dengan baik maka

amplitudonya akan meningkat. Selain itu penderita

harus dal am keadaan bangun dan terjaga.

Untuk penderita yang t e rtidur dapat mengubah respon

VER yaitu dengan turunnya amplitudo (13, 16).

5. 1.8. Kontras dari Rangsangan :

Yang dimaksud kontras disini ada 1ah perbe-

daan warna ya~g je1as antara gelap dan terang pada

tipe rangsangan papan catur (13).

Ada 2 (dua) mac am kontras disini, yaitu :

1) Ketajaman kontras dari kotak papan catur 1

Kekaburan dari ketajaman kontras kotak

papan catur ini akan mempengaruhi has i l rekaman

VER.

Kekaburan ini mungkin karena kelainan refraksi

(tajam peng li hatan < 6/60). Tapi ketajaman

kontras ini juga tergantung pad a ukuran papan

catur yang dipakai (13).

2) Kontras dari perubahan warna kotak gelap dan

terang pada tipe "'reve rsal"' :

Apabila kontras ini menurun bisa me-

ningkatkan periode laten dan menurunkan ampli-

tudo dari VER, tapi faktor in i juga di pengaruhi

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

- 19 -

~ oleh faktor lain, yaitu intensitas dan ukuran

papan catur.

I Dalam klinik, kontras dari rangsangan dengan

bentuk papan catur sekurang-kur angnya 0,5 atau 3

: 1 (13).

5.2. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN

5.2.1. Adaptasi Ruangan :

Untuk mendapatkan aktivitas sel fotoresepto r

kerucut yang dominan, diperlukan adaptasi cahaya

(keadaan · terang).

Hasil penilaian VER pad a mata dalam keadaan gelap

jauh lebih kecil dari pada hasil adaptasi mata

dalam keadaan terang (11, 16) .

5.2.2. Cara Pemasangan Elektroda

Semua temp at pemasangan elektroda harus ,

dibersihkan terlebih dahulu dengan "abras ive

solution" atau pasta, dengan maksud untuk menu run-

kan tahanan 9ari permukaan kulit (14), bila bahan

tersebut tidak ada dapat memakai alkohol atau

aseton (1).

Permukaan elektroda tersebut juga diolesi dengan

krim elektroda agar terjadi hubungan konduksi yang

baik an tara elektroda dengan kulit pasien.

Elektroda-elektroda tersebut dilekatkan pada kulit

kepala dengan plester, gause (kawat kecil) atau

dengancaraoperasi (1, 13, 14).

5.2.3. Pemberian Rangsangan :

Cara pemberian rangsangan dibedakan at as :

a. Rangsangan kilatan sinar terang diberikan secara

sistim kedip (11, 14, 16).

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

- 20 -

b.~angsangan papan catur diberikan secara tipe

"reversal" (4, 13 , 14, 16).

Untuk rangsangan papan catur perlu ditentukan (

- Ukuran papan catur ;

Bodies-Wollner menyatakan, pentingnya

pemilihan ukuran papan catur ini agar dapat

menimbulkan respon yang optimal dari fovea,

Ukuran papan catur yang dapat menimbulkan res-

pon optimal dari fovea adalah 10-15 menit

dalam busur ( 14) ,

Makin kecil ukuran papan catur, akan mening-

katkan amplitudo dan periode 1 aten serta mem-

berikan rangsangan makin ke sentral retina

( 13) ,

- Lokasi rangsangan pad a retina;

Daerah makula yang terangsang, tergan-

tung pada ' jenis rangs angan yang diberikan,

pada rangsangan dengan kilata sinar terang

daerah yang dirangsang lebih luas bila diban-, dingkan dengan bentuk rangsangan papan catur.

Besar serta perubahan warna dari kotak-

kotak papan catur berbanding lurus dengan

daerah makula yang terangsang ( 10) ,

- Ukuran luasnya rangsangan papan catur

Ada 2 macam, yaitu

seluruh luas papan catur ( Full field

stimulation) dan setengah luas papan catur

(Half field stimulation),

Tapi VER kurang sensitip bila dibandingkan

dengan pemeriksaan perimetri dalam penentuan

luas lapang pandangan (4,6,7,13, 14),

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

- 21 -

~ Frekwensi pemberian rangsangan yang sering

dipakai adalah tipe "transient", yaitu 1-2 x/detik.

Lam~ rekaman VER + 15-30 menit, dimana tiap rang­

sangan diberikan selama 2 , menit ,dan dapat diulang

2-3 x perekaman.

Perekaman VER dilakukan satu mata secara bergantian

dan mata yang tidak diperiksa ditutup dengan penu-

tup mata (12,13,14,16) .

5.2.4. Yang pe r lu d;catat dan dianggap sebagai hasil VER

yang akurat

Yang dicatat adalah periode laten dari N75,

P100 serta amplitudo VER,

SebaiRnya rekaman VER dilakukan 3 kali pemeriksaan

kemudian hasil rekaman VER tersebut dirata-rata

dengan komputer dan hasilnya merupakan hasil yang

akurat,

VI. GAMBARAN HASIL PENCATATAN VER PADA ORANG NORMAL .

• 6.1. GAMBAR GRAFIK GELOMBANG VER

-~_,.o---"""

/k , ......... .

~C\/ .......... .

'-. r;)" •••••

'.

STIU

I

o I

100 I

200 (nsec I

Gambar . 14, Skema dari transient VER dengan rang-sanga n seluruh luas papan catur normal.

(Disalin dar; : Evoked potensial prime r , hal 104)

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

t - 22 -

6.2. IST.LAH YANG DIPAKAI (Nomen Klatur) :

Suatu gelombang VER yang normal mempunyai gelombang

positif ~an negatif yang diberi nama Pl , P2, P3 dan

seterusnya, Nl, N2, N3 dan seterusnya.

Bila puncak gelombang positip terbesar pad a VER terjad i

pada periode laten 100 milisekon maka disebut PlOD atau

Pl. Demikian juga dengan puncak gelombang negatip yang

terjadi sebelum atau sesudah Pl.

Polaritas gelombang positif dan negatif berbeda pada tiap

laboratorium dimana dapat terjadi gelombang positif ter-

gambar diatas dan gelombang negatif dibawah atau

se bal iknya.

Gamtiaran gelombang VER yang normal adalah N75 .Pl00,

N145 (13, 14, 16).

6.3. CARA PENGUKURAN PERIODE LATEN DAN AMPLITUDO

Pada pemeriksaan VER yang dinilai adalah :

1 . Waktu, yaitu periode laten yang dinyatakan da l am

milisekon.

2. Amplitudo, yang dinyatakan dalam mikrovolt (11).

Cara pengukuran :

- Periode laten di ukur sejak mUlainya rangsangan

diberikan sampai timbuln ya puncak gelombang posi­

tif!gelombang negatip yang tertinggi (16).

- Amplitudo ; diukur dari puncak gelombang ke puncak

gelombang, yaitu dari puncak gelombang positif

tertinggi ke puncak gelombang negatif sebelumnya

atau puncak gelombang negatif sesudahnya.

Pada saat sekarang untu k menen tukan amplitudo dan

periode laten dapat menggunakan komputer (14).

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

I - 23 -

..

1---- L,. --~

..

I~----- L",----.......,.~

t\,,, ...

Gambar 15. Cara-cara penguku r a n amp l itudo dan peri ode laten pada VER tipe transient,

(D i salin dari : Manual Evoked potential a practical guide to clinical aplication, hal . 56)

6.4. PE NE NTUAN HARGA NORMAL

Untuk menentukan standarisasi harga normal gelom-

bang VER perlu dilakukan pene litian dan percobaan peme-

riksaan VER terhadap ± 30-200 subyek manusia normal.

Setiap subyek dilakukan 2 kali pemeriksaan rekaman VER

dengan parameter dan frekwensi rangsangan yang berbeda.

Kemudian hasil rekaman VER yang didapat di ambil rata-

ratanya dengan komputer. Hasil yang di peroleh merupakan

harga normal standar.

Harga normal VER yang d idapat dari pemeriksaan tersebut

diatas tetap tergantung dari merk pera latan yang

dipergunakan, dengan demikian hasil standarisasi dapat

berbeda untuk setiap laboratorium (14) .

6.5. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPE NGAR UHI PEMERIKSAAN VER

6.5.1. Usia Pende rita :

Ellington ( 1960) dan Gastant-Regis

(1965) telah mempublikasikan bahwa usia mempe-

ngaruhi r espon VER.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

- 24 -

Kemudian oleh Dustman dan Beck (1969), Laqet

dan kawan-kawan (1976), Blom dan kawan-kawan

serta Barnet dan kawan-kawan (1980) menyatakan

bahwa pada bayi respon VERnya minimal hanya

ada satu gelomban9 negatif atau gelomban g

biphasik.

Umumnya peneliti-peneliti tersebut menyatakan

bahwa usia 5-6 tahun periode laten dan ampli­

tudo nilainya sama dengan orang dewasa.

Celesia dan Daly (1977) mempelajari ha­

sil rekaman orang usia 18-79 tah un, amplitudo­

nya tidak mengalami perubahan tetapi periode

laten akan meningkat.

Peningkatan periode laten ini sesuai dengan

peningkatan usia (13,16).

Pernah dilaporkan bahwa amplitudo menu­

run sampai usia dekade 4 atau sesuai dengan

peningkatan usia (13).

6 .5 .2 . In tens itas Ra ngsangan ( "l umina nce")

Intensitas rangsangan adalah kekuatan

pencahayaan atau kekuatan ki l atan cahaya dan

ini merupakan parameter yang penting untuk

tipe rangsangan dengan kilatan sinar terang,

karena rangsangan tipe ini cara kerjanya hanya

berdasarkan perubahan intensitas cahaya.

Be r beda dengan tipe rangsangan yang berbentuk

papan catur, karena intensitasnya membedakan

kekuatan pancaran dari kotak hitam dan putih .

Peningkatan intensitas pada rangsangan papan

catur aka n meningkatka n amplitudo dan menu run­

kan periode laten ( 13).

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

I - 25 -

Satuan intensltas adalah cd/m2

(candela/meter2 ). Umumn ya yang digunakan ada-

lah ± 10 cd/m2 untu k tipe rangsangan dengan

kilatan sinar terang dan ± 30 cd/m2 untuk tipe

papan catur (16).

Intensitas rangsangan ini berbeda-beda pada

setiap laboratorium, tergantung dari merk

peralatan yang dipergunakan ( 13).

VII. INDIKASI PEMERIKSAAN VER .

Pemeriksaan VER dapat digunakan untuk :

- Mengetahui gangguan fungsi lintasan penglihatan mulai

saraf optlk sampai dengan korteks visua l yang dlsebabkan

oleh berbagai penyakit.

- Mendeteksi kelainan refraksi untuk penderita yang tidak

koope r atif dengan pemeriksaan subyektif terutama unt uk

bayi dan anak, anak dengan gangguan neurologis dan •

mental retardas i , maupun orang dewasa.

- Untuk memonitor perkernbangan tajarn penglihatan pad a

keadaan kekeruhan kornea, katarak dan karena trauma ,

- Mendeteksl kelainan refraksi pad a penderita dengan

s i mu 1 as i ,

Untuk pemeriksaan tajam penglihatan 'dapat dilakukan

dengan jalan merubah ukuran papan catur, yang dapat

menghasilkan amplitudo maximum atau dengan' penentuan

ukuran papan catur terkecil yang dapat menimbulkan VER,

VIII. R' I N G K A SA N.

VER merupakan salah satu sarana penunjang diagnos-

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

- 26 -

tik yang~eni lai fungsi lintasan penglihatan dari saraf

optik sampa i korteks serebri.

VER merupakpn s ua tu respon yang dihasilkan oleh aktivitas

listrik di korteks visual sebagai respon rangsangan cahaya

pad a mata. Aktivitas listrik ini dapat dire kam dengan

menggunakan elektroda yang dllekatkan pad a kuli t ke pa la

bagian oksipital . Elektroda ini dihubungkan dengan pre

amp l ifier da n amplifier serta komputer .

Rangsangan c ahaya pada pemeriksaan VER dapat berupa

kilatan sinar terang atau dengan bentuk tertentu yaitu

bentuk papan ca tu r.

VER yang se r ing digunak an d i k lini k adalah transient VER

dengan rangsangan papan catur tipe reversal dengan

pemberian nama gelombang normal N 75, PlOD, N 145.

Harga normal dari VER tergantung dari hasil standarisasi

yan g berbeda pada s eti ap l aboratorium .

Pemeriksaan VER dapat dipakai untuk menilai fungsi

penglihatan

lihatan pada

dan mendeteksi adanya gangguan tajam peng­

penderita-pender ita yang tidak kooperat i f

terutama ·bay i, anak-a nak dan orang dewasa, pe nderita

dengan simulasi. Dan memonitor ta j am peng l ihatan pada

kekeruhan media optik da n untuk mengetahui kelainan­

ke lainan sara f optik sampa i deng an korteks serebri.

I X. P EN U T U P.

Telah dib icarakan mengenai Vis ual Evoked Re s ponse

( VER) dan pemeriksaannya yang meliputi pengertian VER ,

das ar pemeriksaan, a l at-a l at dan ca r a-cara pemeriksaan

serta apli kasi klini s VER . Semoga tinjauan ke pustakaan

i ni dapat bermanf aat bagi kita semu a .

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

- 27 -

X. DAFTA~ KEPUSTAKAAN.

1. Carr Ronald, Siegel Irwln; Visual Electrodiagnostic

Testing, a practical guide for the clinic ian Wllliams

& Wilkins Baltimo re-London Copy r ight 1982, p 38 - 42.

2. Friendly Os. et al; Pattern Reversal Visual Evoked

Potentials in The Diagnosis Amolypia in Children

Ame r ican jou r na l of op hthalmology , vol .

338, September 1986.

102, P : 329 -

3. Goor C. Mechelse et a l ; Current Practice of Clinical

Electromyography , El sevier, Amsterdam, New York,

Oxford, 1984, p : 41.

4. Ga ll oway; Ophthalmi c El ectrodiagnose, W.B. Saunders

Co. Ltd . , London, Philadelpia, Toronto 1975, p : 29 -

34 , 46 - 48, 54

5 . Henkes H.E; Electroophthalmology for The Clinician ,

Japan journal of ophtha lmology, vo l.

267 - 269.

25- 1981, p:

6. Le s sell 's, van Dalen J.T.W ; Current Neuroophthalmology

Year Book, Medical Publi s her Inc., vol . I - 1988, P :

305 - 313.

7. Lessell's, van Dalen. J.T.W ; Current Neuroophthalmology

Year Book, Medical Publisher Inc., vo l. II - 19 89 , P :

351 - 357.

8. Moses, Robert A Adler's Physiology of The Eye ,

Clinical Aplication 5th Edition, The CV. Mosby Company,

St. Loui s 1970, p : 414 - 453.

9. Munandar A. ; Anatomi Susunan Saraf Manusia, Prins ip-

prinsip Dasa r Neuro l ogy, Edisi 2 - 1983, Bab.

290 - 318.

12, ha 1

10 . Mustidjab Electro Retinography is a Supporting

Diagnostic in The Retinal Disease, Kumpulan makalah

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

- 28 -

Kongsres Nasional III Perdami, Semarang, 4 - 6 Juli

1988 .

SK. Elektrofisiologi 11. Rumita,

11 mi ah Perdami dan Seminar

Oku ler , Pertemuan

Neurooftalmologi,

Ujungpandang 1990, hal - 12.

12 . Sidharta dan Dewanto Anatomi Susunan Saraf Pusat

Manusia, PT. Dian Rakyat Jakarta, tho 1986, hal 300 -

309.

13. Spehlmann, R. Evoked Potential Primer, Butterworts

Publisher, Boston, London, Sydney, Wellington, Durban,

Toronto Copyright 1985, p : 85 - 159 .

14. Skarf, B. ; Clinical use of Visual Evoked Potential,

Ophthalmology Clinics of North America vol. 2/No . 3,

W. B. Saunders Company, September 1989, p : 460-466,

499-515.

15. Vaughan , D., Asburi T., Tabbara KF General

Ophthalmology 12 E d Edition, Appleton dan lange, 1989,

p : 9 - 10, 49 - 50, 165 - 166, 241 - 245.

16. Visser SL., Van Lith GHM., Thijssen 1M. Visual

Evoked Potentials, Manual Evoked Potential, A

practical guide to clinical application, Martinus NIJ.

Hoff Publ i sher, Boston, 1983, P : 165 - 231.

17. Weins tein G.W. ; Clinical Visual Electrophysiology,

Clinical Ophthalmology from Duane T. D. , vo I.

3/chapter 5, Harper & Row Publisher Philadelphia,

Revised 1985, p: 1 - 12.

18 . Warwich, R. Eugene Wolff's Anatomy of The Eye and

Orbit, seventh Ed it ion, HK . Lewis & Co. Ltd . , London

1976, p : 99 - 160.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN VISUAL EVOKED RESPONSEA... RATNA DOEMILAH

xx: 611.115 41 Dum

t

No.MHS

Df

,

~ •

Dum1lah, Batna. Tinjau.a.n kepWJtalraan

visual evoked response dan

NAMA PEMINJAM Tgl. Kembali

Ap.f] L . '( 4 rr rqCU

KARTU BUKU 261/r.;pjPUA/H/91

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIANVISUAL EVOKED RESPONSEA...RATNA DOEMILAH