USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA RANCANG BANGUN PERANGKAT TOMOGRAFI ULTRASONIK SEBAGAI UJI TAK...

27
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA RANCANG BANGUN PERANGKAT TOMOGRAFI ULTRASONIK SEBAGAI UJI TAK MERUSAK UNTUK INSPEKSI KESEHATAN DAN DETEKSI DINI PELAPUKAN BATANG POHON DI KOTA BANDUNG BIDANG KEGIATAN: PKM Penerapan Teknologi Diusulkan oleh: Ibnu Wiyatmoko 13311057 2011 Kumowarih Trisno Aji 13310042 2010 Zeffantri 13310072 2010 Rahmawati Ihsani Wetadewi 10610021 2010 Arkanty Septyvergy 13311055 2011 INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2013

Transcript of USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA RANCANG BANGUN PERANGKAT TOMOGRAFI ULTRASONIK SEBAGAI UJI TAK...

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

RANCANG BANGUN PERANGKAT TOMOGRAFI ULTRASONIK SEBAGAI UJI TAK MERUSAK UNTUK INSPEKSI KESEHATAN DAN DETEKSI DINI PELAPUKAN

BATANG POHON DI KOTA BANDUNG

BIDANG KEGIATAN:

PKM Penerapan Teknologi

Diusulkan oleh:

Ibnu Wiyatmoko 13311057 2011 Kumowarih Trisno Aji 13310042 2010 Zeffantri 13310072 2010

Rahmawati Ihsani Wetadewi 10610021 2010 Arkanty Septyvergy 13311055 2011

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG

2013

ii

DAFTAR ISI Halaman Pengesahan ..................................................................................... i

Daftar Isi ........................................................................................................ ii

Ringkasan ....................................................................................................... iii

Bab I - Pendahuluan ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 3

1.3 Tujuan ........................................................................................... 3

1.4 Manfaat ......................................................................................... 3

Bab II – Tinjauan Pustaka .............................................................................. 4

2.1 Kekuatan Pohon ........................................................................... 4

2.2 Gelombang Ultrasonik ................................................................. 4

2.3 Tomografi Ultrasonik ................................................................... 5

2.4 Rekonstruksi Citra ........................................................................ 5

2.5 Cara Kerja Alat ............................................................................. 7

Bab III – Metode Pelaksanaan ....................................................................... 8

3.1 Diagram Alir Kerja ....................................................................... 8

3.2 Penjelasan Diagram Alir dan Parameter Keberhasilan ................ 9

Bab IV – Biaya dan Jadwal Kegiatan ............................................................ 10

4.1 Anggaran Biaya .......................................................................... 10

4.2 Jadwal Kegiatan ......................................................................... 10

Daftar Pustaka

Lampiran-Lampiran

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

Lampiran 5. Nota Kesepahaman MOU atau Pernyataan Kesediaan dari Mitra

Lampiran 6. Gambaran Teknologi yang Hendak Diterapkembangkan

Lampiran 7. Denah Lokasi Mitra Kerja

iii

RINGKASAN Pohon di lingkungan perkotaan memiliki nilai baik secara estetika, ekonomi, sosial, dan ekologi. Selain mempunyai manfaat, ukuran masif pohon juga memberikan ancaman. Kasus pohon tumbang di perkotaan merenggut korban dari mulai kendaraan, fasilitas publik, properti bisnis, hingga nyawa manusia. Faktor penentu tumbangnya pohon berada pada kekuatan batangnya. Hal ini karena batang merupakan struktur penopang utama dari pohon. Inspeksi pohon merupakan pengujian secara menyeluruh kondisi pohon mulai daari akar, batang, dan percabangan untuk menentukan status kesehatan pohon tersebut. Tujuan dari inspeksi pohon adalah untuk melakukan tindakan preventif terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh pohon. Saat ini metode yang populer untuk inspeksi bagian batang pohon menggunakan metode yang merusak batang pohon. Tomografi merupakan uji tak merusak yang memanfaatkan sifat berkas iluminator pada beda parameter fisik yang dimiliki benda. Tomografi ultrasonik merupakan tomografi yang memanfaatkan gelombang akustik ultrasonik sebagai ilumniatornya. Tahap akhir dari proses tomografi adalah rekonstruksi citra, salah saatu metode yang akurat dalam melakukan rekonstruksi citra tomografi ultrasonik adalah simultanoeus algebraic reconstruction technique (SART). Kata kunci: tomografi ultrasonik, inspeksi pohon, simultanoeus algebraic reconstruction technique

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan pepohonan di perkotaan merupakan suatu aset

yang berharga. Pohon di lingkungan perkotaan memiliki nilai baik secara estetika, ekonomi,

sosial, dan ekologi. Secara sosial, ruang terbuka hijau memiliki fungsi sebagai tempat warga

untuk berinteraksi dengan warga lainnya. Pohon memiliki fungsi ekologi merupakan sebuah

kenicayaan karena selain berperan dalam ekosistem sebagai sumber primer rantai makanan

dan sumber oksigen. Pohon juga merupakan habitat beberapa jenis burung dan binatang lain

karena mampu memberikan perlindungan dari cuaca dan angin. Secara estetika, pohon

memberikan efek keindahan bagi jalanan dan taman kota.

Secara khusus keberadaan pepohonan di tepian jalan merupakan usaha untuk menekan

tingkat polusi udara sekaligus memperindah pemandangan. Selain mempunyai manfaat,

ukuran masif pohon juga memberikan ancaman. Kasus pohon tumbang di perkotaan

merenggut korban dari mulai kendaraan, fasilitas publik, properti bisnis, hingga nyawa

manusia. Faktor penentu tumbangnya pohon berada pada kekuatan batangnya. Hal ini karena

batang merupakan struktur penopang utama dari pohon.

Kota Bandung Merupakan salah satu kota yang memperhatikan kondisi penghijauan di ruang

kotanya. Akan tetapi berdasarkan hasil penelusuran ke Dinas Pertamanan dan Pemakaman

Kota Bandung, didapatkan bahwa inspeksi pohon yang dilakukan masih mengandalkan

pengamatan kasat mata atau dari laporan warga. Hal ini tentu saja tidak dapat

mengakomodasi tindakan preventif bahaya pohon mengingat hasil pengamatan inspeksi

pohon tidak menghasikan data yang kuantitatif.

Menurut hasil wawancara, hampir 20% pohon di kota Bandung rawan tumbang ketika

memasuki musim hujan. Beberapa tahun terakhir juga ditemukan kasus pohon tumbang di

kota Bandung yang memakan korban jiwa dan harta. Mengingat kota Bandung adalah tujuan

wisata dan kota paling besar di Jawa barat, sudah semestinya kondisi pohon diinspeksi secara

reguler dan direpresentasikan pada data kuantitatif potensi bahayanya.

Jika ditelusuri kasus pohon tumbang dapat terjadi karena dua faktor. Pertama, faktor dari luar.

Kondisi cuaca ekstrem membuat batang pohon dan bagian lain menjadi lapuk dan tidak kuat.

2

Selain cuaca, keberadaan angin juga sering memicu tumbangnya pepohonan. Faktor eksternal

lain adalah serangga. Ada banyak jenis serangga yang menjadikan batang pohon sebagai

habitatnya. Sebagian aktivitas dari serangga-serangga ini merusak struktur kayu

menakgpohon. Faktor kedua berasal dari dalam, pelapukan jaringan kayu membuat batang

menjadi tidak kuat.

Inspeksi pohon merupakan pengujian secara menyeluruh kondisi pohon mulai daari akar,

batang, dan percabangan untuk menentukan status kesehatan pohon tersebut. Tujuan dari

inspeksi pohon adalah untuk melakukan tindakan preventif terhadap bahaya yang dapat

ditimbulkan oleh pohon. Manfaat dari inspeksi ini adalah pohon dapat diatur pertumbuhan

dan masa tebangnya.

Secara umum terdapat dua macam prinsip dalam melakukan inspeksi batang pohon. Pertama,

metode yang bersifat invasif, yakni dengan melukai batang pohon menggunakan analisis

getaran yang dihasilkan alat yang diinvasikan ke batang pohon.Contoh metode ini adalah

Virtual Tree Assesment (VTA). Metode kedua adalah dengan non-destructive test. Metode ini

tidak perlu melakukan pengrusakan kepada objek yang diuji. Contoh dari metode ini adalah

tomografi.

Di akhir program, diharapkan dapat dibuat satu unit perangkat tomografi ultrasonik yang siap

dipakai untuk menguji pohon-pohon di kota Bandung. Luaran dari Program yang diajukan ini

adalah usaha untuk membantu Dinas Petamanan dan Pemakaman Kota Bandung dalam

melakukan penggujian kesehatan pohon dan mendeteksi jika ada kerusakan struktur atau

kelapukan pada pohon menggunakan alat tomografi ultrasonik. Tomografi ultrasonik dipilih

karena bersifat tidak merusak objek yang diuji dan terbukti memiliki akurasi yang baik alam

mencitrakan penampang melintang batang pohon. Dengan adanya alat ini, Dinas Pertamanan

dan Pemakaman Kota Bandung nantinya punya data kuantitatif kesehatan dari semua kondisi

pohon di area publik dan pinggir jalan di kota Bandung. Adanya data tersebut membuat

Dinas Pertamanan dan Pemakaman kota Bandung mampu melakukan tindakan preventif serta

perawatan yang lebih maksimal di masa-masa mendatang.

3

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengetahui kualitas kekuatan suatu pohon sehingga kita mengetahui

apakah pohon tersebut menimbulkan bahaya atau tidak?

2. Bagaimana merancang alat yang mampu menguji kualitas pohon secara akurat tanpa

merusak strukturnya?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui seberapa kuat keadaan batang pada suatu pohon menggunakan perangkat

uji tak merusak tomografi ultrasonik.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Merancang perangkat tomografi ultrasonik untuk menentukan status kesehatan pohon

secara lebih akurat tanpa merusak objek pohon yang diuji.

2. Membantu Dinas Pertamanan dan Pemakaman kota Bandung dalam melakukan

inspeksi pohon menggunakan tomografi ultrasonik.

3. Menganalisa bahaya dari pohon yang telah di uji, khususnya di kota Bandung, ditinjau

dari struktur batang khususnya

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari program ini adalah sebagai berikut.

1. Dapat melakukan inspeksi pohon di kota Bandung secara lebih akurat.

2. Dapat melakukan inspeksi pohon tanpa merusak struktur pohon yang diuji.

3. Dapat memberikan informasi dan memprediksi bahaya pohon bagi masyarakat sekitar.

4. Dapat memberikan informasi masa tebang pohon ditinjau dari struktur batangnya.

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kekuatan Pohon

Pohon tumbang dapat menjadi ancaman bagi lingkungan di sekitarnya, termasuk makhluk

hidup seperti manusia. Faktor penentu tumbangnya pohon dapat berupa struktur dari pohon

itu sendiri atau pun faktor lingkungan. Kondisi batang dan akar pohon memiliki kaitan yang

erat dengan proses tumbangnya pohon. Batang merupakan salah satu struktur pohon yang

memiliki fungsi sebagai penopang dan akar memiliki fungsi untuk menjaga kestabilan pohon.

Struktur anatomi dan sifat kayu menjadi penting untuk diketahui untuk menentukan tingkat

kekuatan kayu. Struktur anatomi dan sifat kayu untuk setiap jenis pohon akan berbeda.

Komponen penyusun batang pohon dapat menjadi salah satu faktor yang perlu diketahui

untuk memprediksi tingkat kekuatan batang pohon. Pohon yang memiliki kerusakan pada

bagian dalam struktur batang dapat menjadi salah satu faktor penyebab tumbangnya pohon,

begitu juga dengan struktur percabangan pohon. Akar memiliki kaitan yang erat dengan

kondisi tanah. Distribusi akar pohon akan sangat dipengaruhi oleh tingkat kepadatan tanah,

ketersediaan nutrisi dalam tanah, ketersediaan udara dalam tanah, dan kemiringan tanah.

Faktor lingkungan seperti tiupan angin menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Dampak

yang ditimbulkan akan berkaitan dengan kondisi batang dan akar pohon sehingga pohon

tumbang dapat terjadi.

2.2 Gelombang Ultrasonik

Gelombang ultrasonik merupakan gelombang akustik yang memiliki frekuensi di atas

ambang dengar manusia (20kHz). Gelombang ultrasonik termasuk gelombang mekanik,

sehingga membutuhkan medium untuk merambat. Cepat rambat gelombang ultrasonik

berbeda-beda tergantung medium perambantannya. Gelombang ultrasonik mempunyai sifat

memantul, diteruskan dan diserap oleh suatu medium/jaringan. Apabila gelombang ultrasonik

ini mengenai permukaan jaringan, maka sebagian dari gelombang ultrasonik ini akan

dipantulkan dan sebagian lagi akan diteruskan/ditransmisikan.

Ultrasonik digunakan dibanyak bidang teknik dari deteksi objek dan pengukuran jarak hingga

teknologi imaging dan testing. Di industri, ultrasonik digunakan dalam proses pembersihan,

pencampuran, dan percepatan proses. Binatang seperti kelelawar dan lumba-lumba

menggunakan ultrasonik untuk mendeteksi ruang dan berkomunikasi. Di bidang kedokteran,

5

frekuensi yang tinggi dari gelombang ultrasonik ini mempunyai daya tembus jaringan yang

sangat kuat, sehingga sering digunakan untuk diagnosis, penghancuran/destruktif, dan

pengobatan.

Transduser adalah suatu alat yang mengubah suatu energi ke dalam bentuk energi lainnya.

Transduser ultrasonik mengubah energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk suara

dan sebaliknya, transduser ultrasonik juga dapat mengubah energi mekanik seperti suara

menjadi energi listrik. Transduser terdiri dari dua jenis yaitu transduser pengirim

(transmitter) Tx dan transduser penerima (receiver) Rx.

2.3 Tomografi Ultrasonik

Tomografi merupakan istilah yang umum digunakan untuk prinsip pembentukan citra secara

tak langsung menggunakan berkas iluminator. Umumnya teknik ini dilakukan untuk

membuat citra dari suatu penampang yang tidak dapat dicitrakan dengan metode secara

langsung. Prinsip utama tomografi adalah merekam data proyeksi dari berkas iluminator yang

melewaati objek dengan parameter fisik tertentu yang berbeda-beda dari berbagai sudut dan

merekonstruksi hasil data proyeksi tersebut.

Tomografi yang memanfaatkan iluminator gelombang ultrasonik disebut tomografi

ultrasonik. Tomografi ultrasonik merupakan metode yang mampu mengkarakterisasi

jaringan. Metode ini tidak hanya dapat menampilkan informasi kuantitatif namun juga

menampilkan informasi diagnostik. Karena sifatnya yang merupakan gelombang mekanik,

transduser ultrasonik perlu ditempelkan pada kayu selama pengujian. Menurut Nicollo et all

(2003), perbandingan tiga teknik tomografi ( listrik , ultrasonik dan georadar) ultrasonik

terbukti merupakan metode yang sangat efektif untuk mendeteksi kerusakan internal, akurat

dalam menentukan posisi, bentuk, ukuran, dan karakteristik mekanik anomali.

2.4 Rekonstruksi Citra

Salah satu metode rekonstruksi citra yang akurat digunakan adalah metode rekonstruksi

aljabar simultan atau Simultaneous Algebraic Reconstruction Technique (SART). SART

merupakan metode dikenal memiliki akurasi yang baik dibandingkan dengan Filtered

Backpropagation Algorithm maupun Fourier Diffraction Theorm. SART membagi-bagi

objek seolah terdiri dari kumpulan kotak-kotak 2D. Tiap kota diasumsikan memiliki nilai

yang sama. Himpunan persamaan linier tiap proyeksi sinar dituliskan sebagai berikut.

6

j=1

N

wij f j =pi ;i=1,2, .. . ,M

dimana p_i merupakan proyeksi berkas ke- i, dan w_ij merupakan fraksi wilayah sel j yang

diintersepsi oleh berkas ke-i, f_j adalah nilai rekonstruksi dari elemen grid, M adalah jumlah

berkas pada semua arah proyeksi, dan N adalah jumlah sel grid. Hubungan berikut ini

merupakan formulasi iterasi yang merupakan solusi persamaan (1) yang disebut SART.

f j(k+1)=f j

(k)+pi

l=1

N

f l(k )wil

l=1

N

w il2

wij ;i= 1,2, . . . ,M

Persamaan (2) dikenal dengan Algebraic Reconstruction Technique (ART) dimana komponen

kedua di kiri merupakan faktor koreksi berkas ke-i. Persamaan (2) digunakan untuk

memperbarui piksel ke-j pada tiap persamaan berkasnya. Modifikasi ART yang

mengasumsikan nilai j tidak berubah pada tiap persamaan berkasnya dan hanya

menambahkan koreksi di tiap akhir perhitungan berkas menggunakan faktor tertentu disebut

Simultaneous Iteration Reconstruction Technique (SIRT). SART merupakan algoritma

dengan kualitas lebih baik dan menggunakan lebih sedikit iterasi yang merupakan

pengembangan lanjut dari penggambungan ART dan SIRT. Formulasi untuk memperbarui

piksel ke-j pada rekonstruksi grid untuk iterasi ke (k+1) diberikan oleh persamaan berikut

dimana C_(phi) merupakan himpunan berkas pada proyeksi phi. Nilai piksel ke-j diperbarui

di tiap akhir proyeksi.

f j(k+1)=f j

(k)+

iEC (phi )

w ij

pil= 1

N

f l(k )wil

l=1

N

wil2

iEC phi

wij

Gambar 1. Metode Penyebaran Iluminator pada tomografi ultrasonik

7

2.5 Cara Kerja Alat

Pengambilan data proyeksi dilakukan dengan memasangkan transduser ultrasonik pada satu

sisi batang dan menempelkan sensor di sisi berlawanan. Transduser mengeluarkan sinyal

ultrasonik dan ditangkap oleh sensor. Setelah pemindaian liniear ini selesai, proyeksi

dilakukan kembali dengan merotasikan transduser dan sensor.

Gambar 2. Bagian Perangkat Tomografi

Ultrasonik

Gambar 3. Algoritma Rekonstruksi Citra Tomografi Ultrasonik

8

BAB III METODE PELAKSANAAN

3.1 Diagram Alir Kerja

Langkah dan metode pelaksanaan usulan program dapat dringkas dalam alur kerja berikut.

Gambar 4. Diagram Alir Kerja

9

3.2 Penjelasan Diagram Alir dan Parameter Keberhasilan

Adapun penjelasan, rincian kerja dan parameter jangka pendek dari tiap tahapan kerja adalah

sebagai berikut.

NO LANGKAH KERJA

KETERANGAN INDIKATOR KEBERHASILAN

1 Pencarian Literatur

1.Literatur teoritik berasal dari paper, internet, dan makalah ilmiah 2.Literatur alat berasal dari datasheet komponen yang digunakan

Terdapat minimal 3 sumber referensi dan datasheet ari tiap komponen yang digunakan

2 Tahap awal desain

Mengadakan semua komponen baik berupa peralatan, alat, objek uji, dan tempat pelaksanaan pembuatan perangkat tomografi.

Terdapatnya komponen, alat, tempat, dan objek uji tomografi ultrasonik

3 Simulasi Membuat model teoritik dari desain sistem tomografi ultrasonik dan diujikan pada perangkat lunak (MATLAB)

Berhasil dirumuskannya model sistemdan algoritma kerja

4 Pembuatan Prototipe

Mengintegrasikan seluruh komponen yang diperlukan kedalam kesatuan model sistem berupa prototype

Terdapat prototipe yang dapat melakukan fungsi kerja yang baik

5 Pengujian dan evaluasi

1.Mengujikan prototipe pada objek nyata yang telah diketahui karateristik dan keadaannya (properties). 2.Hasil rekonstruksi prototipe di bandingkan dengan keadaan objek sebenarnya

1.Prototipe berhasil diujikan dan terdapat data hasil pengujian. 2. Data hasil komparasi diinterpretasikan menjadi perbaikan sistem

6 Penyempurnaan Alat

Tahap penyempurnaan konfigurasi komponen maupun algoritma perangkat lunak alat

Dilakukannya penyempurnaan sesuai hasil pengujian dan evaluasi.

7 Laporan Laporan pertanggung jawaban penggunanaan dana, proses , hasil kerja, dan saran.

Laporan berhasil dibuat sesuai dengan format yang ditentukan

10

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya Ringkasan anggaran biaya disusun sesuai dengan format pada Tabel 6.1. Tabel 6.1 Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-KC No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Peralatan penunjang, ditulis sesuai kebutuhan (20–30%). 2 Bahan habis pakai, ditulis sesuai dengan kebutuhan (30–40%). 3 Perjalanan, jelaskan kemana dan untuk tujuan apa (maks 15%). 4 Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, laporan, lainnya

sebutkan (Maks. 15%)

Jumlah 4.2 Jadwal Kegiatan No Jenis Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 1 Pencarian Literatur 2 Tahap awal desain 3 Simulasi 4 Pembuatan Prototipe 5 Pengujian dan evaluasi 6 Penyempurnaan Alat 7 Laporan

DAFTAR PUSTAKA

Cheng-Jun Lin et all. Application of An Ultrasonic Tomographic Technique for Detecting Defects in Standing Trees. Elsevier International Biedeterioration & Biodegradation 62 (2008) 434-441.

Luigi Sambuelli, Laura Valentina Socco, Alberto Godio.Ultrasonic, Electric and

Radar Measurements for Living Trees Assessment. Politecnico di Torino, 2003.

M.H. Fazalul Rahman, R. Abdul Rahim, Z.Zakaria. Design and Modelling of Ultrasonic Tomography for Two-Component High-Acoustic Impedance Mixture. Elsevier Sensors and Actuators A.147 (2008) 409-414.

Noorul Ikhsan Ahmad, Norhafzan Almuin, Fakhurazi Mohammad. Ultrasonic

Charaterization of Standing Tree.18th World Conference on Nondestructive Testing,

2012.

S.Taertulakarn, A.Romputtal, C.Pintavirooj, and W.Withayachumnankul. Algebraic

Reconstruction Technique for Ultrasonic Computed Tomography. King Mongkuk

Institut of Technology, 2000.

Xiping Wang et all. Acoustic Tomography for Decay Detection in Red Oak Trees. US

Departemen of Agriculture, 2007.

.

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. Peralatan penunjang

Material Justifikasi Pemakaian

Kuantitas Harga Satuan (Rp)

Keterangan

Osiloskop melihat gelombang sinyal

1 4000000

Generator Sinyal pembangkit sinyal

1 1000000

Piezoelektrik transduser Transmitter dan receiver

2 500000

Sensor Ultrasonik Sensor pendeteksi

2 250000

Busur Derajat Alat ukur perpindahan sudut

1 20000

Meteran Alat ukur panjang

1 30000

Multimeter Digital Alat ukur tegangan dan resitansi

1 250000

Dudukan Sensor dan Tranduser

Wahana sistem

1 500000

Solder Peleleh timah 2 50000 Tang Set Alat perkakas 1 200000 Obeng set Alat perkakas 1 200000 Gunting Alat potong

komponen 2 20000

SUB TOTAL (Rp) 7840000 2. Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi Pemakaian

Kuantitas Harga Satuan (Rp)

Keterangan

Batre (accu) Penyimpan energi

1 450000

Kabel Penyambung arus

10 m 2000

Timah Bahan solder 2 gulung 25000 SUB TOTAL (Rp) 520000

3. Perjalanan

Material Justifikasi Perjalanan

Kuantitas Harga Satuan (Rp)

Keterangan

Perjalanan ke tempat / kota

Mobilisasi alat ke lab

5 10000 Transportasi Peralatan

Survey dan Pengujian Untuk membandingkan

3 20000 Pengujian dan pengambilan data pohon sekitar Bandung

SUB TOTAL (Rp) 110000

4. Lain-lain

Material Justifikasi Pemakaian

Kuantitas Harga Satuan (Rp)

Keterangan

Proposal Pengajuan dan cadangan proposal fisik

4 20000

Laporan Pelaporan kemajuan penelitian

8 15000

SUB TOTAL (Rp) 200000

Total Keseluruhan (Rp) 8670000

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No

Nama / NIM

Program

Studi

Bidang Ilmu

Alokasi Waktu

Uraian Tugas

1 Ibnu Widyatmoko /13311057

Teknik Fisika

Instrumentasi dan Kontrol

8 jam /minggu

Memastikan keberjalanan program.

Melakukan fungsi manajemen program

2 Kumowarih Trisno Aji /13310042

Teknik Fisika

Instrumentasi dan Kalibrasi

8 jam /minggu

Membuat daftar kebutuhan barang dan komponen alat yang dibutuhkan.

Membuat desain perangkat keras perangkat tomografi.

Pembuatan prototipe alat

Kalibrasi perangkat tomografi

3 Zeffantri/13310072

Teknik Fisika

Algoritma dan Akuisisi Data

8 jam /minggu

Melakukan pemodelan sistem perangkat tomografi.

Membuat sistem akuisisi data.

Membuat algoritma rekonstruksi objek

4 Arkanty Septyvergy /13311055

Teknik Fisika

Kontrol Kualitas dan Rantai Logistik

8 jam /minggu

Memastikan ketersediaan kebutuhan program.

Bertanggungjawab terhadap spesifikasi pengadaan barang

Pengujian dan Kontrol Kualitas

5 Rahmawati Ihsani Wetadewi /10610021

Biologi Ilmu Tumbuhan 8 jam /minggu

Bertanggungjawab terhadap survey

Interpretasi data citra rekonstruksi

Lampiran 6. Gambaran Teknologi yang Hendak Diterapkembangkan Teknologi Tomografi dinaksudkan untuk melihat potongan citra dari objek yang tidak dapat diambil citranya secara langsung. Aplikasi paling terkenal adalah CT-Scan atau MRI pada bidang kedokteran. Teknologi yang sama akan digunakan untuk mencitrakan kondisi penampang melintang pohon. Akan tetapi alih-alih menggunakan x-ray atau medan magnet, pada perancangan ini digunakan iluminator berupa gelombang ultrasonik. Teknologi Tomografi ultrasonik diharapkan mampu mengganti kegiatan inspeksi dengan ”mata telanjang” yang tidak dapat melihat secara pasti kondisi di dalam tubuh pohon. Teknologi tomografi ultrasonik juga mempunyai keunggulan berupa tidak merusak objek yang diuji. Ultrasonik dipilih sebgai ilumniator karena telah terbukti akurat melakukan pencitraan batang pohon sesuai hasil studi Cheng-Jun Ling et all(2008). Bagian utama dari perangkat ini adalah sebagai berikut.

1. Signal Generator sebagai sumber sinyal berfrekuensi tinggi. 2. Transduser ultrasonik sebagai sumber (Tx) dan sensor (Rx) iluminator sinyal

ultrasonik. 3. Osiloskop sebagai display sinyal dan pembanding dengan sinyal masukan. 4. Perangkat komputer sebagai akuisisi data dan pemroses citra rekonstruksi.

Gambar 5. Bagian Utama Perangkat Tomografi Ultrasonik

Gambar 6. Contoh Perbandingan Objek Uji dan Citra Rekonstruksi (Cheng-Jun Ling et All, 2008)

Lampiran 7. Denah Lokasi Mitra Kerja

Gambar 7. Denah Lokasi Kantor Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung