The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology: Usage Survey of Handphone Internet Packages...

22
73 THE UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY: SURVEI PENGGUNAAN PAKET INTERNET HANDPHONE DI KOTA MANADO THE UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY: USAGE SURVEY OF HANDPHONE INTERNET PACKAGES IN MANADO Riva’atul Adaniah Wahab Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Manado Jl. Pomorow No. 76 Manado 95127, Sulawesi Utara, Indonesia e-mail: [email protected] (Naskah diterima: 1 Februari 2013 - Disetujui terbit: 20 Maret 2013) Abstrak Seiring pertumbuhan pengguna Internet, operator seluler atau provider akhirnya mengadopsi bisnis Internet dengan meluncurkan produk akses Internet handphone yang lebih dikenal dengan paket Internet handphone. Ketatnya persaingan produk telekomunikasi di kalangan provider, mendorong bermunculannya inovasi di sektor industri telekomunikasi dan menjadi fokus pengamatan tersendiri. Keputusan calon pelanggan dalam memilih paket Internet yang akan digunakan terkadang melalui berbagai pertimbangan dengan mengedepankan berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan paket Internet handphone. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, metode pengumpulan data primer dengan kuesioner, dan analisis data dengan Partial Least Square, hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor harapan upaya dan pengaruh sosial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap munculnya niat perilaku untuk menggunakan paket Internet handphone, demikian pula faktor niat perilaku terhadap perilaku penggunaan paket Internet handphone. Berbeda halnya dengan faktor harapan kinerja terhadap niat perilaku menggunakana paket Internet handphone dan memfasilitasi kondisi terhadap perilaku menggunakan paket Internet handphone yang memang memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan dalam mendorong penggunaan paket Internet handphone. Oleh karena itu, provider disarankan untuk terus membuat inovasi paket Internet handphone dengan harga relatif murah namun tetap dapat memberi kepuasan masyarakat akan layanan akses Internet selain itu promosi melalui media elektronik seperti TV dan radio. Kata Kunci: paket Internet, UTAUT. Abstract As there is an increase in the growth of Internet users, mobile operators or providers eventu- ally adopt Internet business by launching handphone Internet access that is better known as handphone Internet package. Intense competition among providers of telecommunications products, encourage the emergence of innovation in the telecommunications industry and the focus of a sepa- rate observation. Prospective customers decision in selecting Internet package that will be used needs various considerations about many factors. This study aims to determine the factors that influ- ence consumers to use the handphone Internet package. By using a quantitative approach, primary data collection method with quetionnaire, and data analysis with Partial Least Square, the results showed that the factors of social influence and efforts expectacy have positive and significant impact on the emergence of behavioral intention to use handphone Internet package, as well as behavioral intention factor for the use behavior of handphone Internet package. By contrast, the factor of per- formance expectations for behavioral intentions using current handphone Internet package and facili- tating conditions on the use behavior of handphone Internet package that does have a positive but not significant effect in encouraging the use behavior of handphone Internet package. Therefore, provid- ers are required to continue to create innovative handphone Internet package with relatively cheap prices while still satisfying the community service Internet access in addition to the campaign through electronic media such as TV and radio. Keywords: Internet package, UTAUT.

Transcript of The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology: Usage Survey of Handphone Internet Packages...

73

THE UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF

TECHNOLOGY: SURVEI PENGGUNAAN PAKET INTERNET

HANDPHONE DI KOTA MANADO

THE UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF

TECHNOLOGY: USAGE SURVEY OF HANDPHONE INTERNET

PACKAGES IN MANADO

Riva’atul Adaniah Wahab

Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Manado

Jl. Pomorow No. 76 Manado 95127, Sulawesi Utara, Indonesia

e-mail: [email protected]

(Naskah diterima: 1 Februari 2013 - Disetujui terbit: 20 Maret 2013)

Abstrak

Seiring pertumbuhan pengguna Internet, operator seluler atau provider akhirnya mengadopsi

bisnis Internet dengan meluncurkan produk akses Internet handphone yang lebih dikenal dengan paket

Internet handphone. Ketatnya persaingan produk telekomunikasi di kalangan provider, mendorong

bermunculannya inovasi di sektor industri telekomunikasi dan menjadi fokus pengamatan tersendiri.

Keputusan calon pelanggan dalam memilih paket Internet yang akan digunakan terkadang melalui

berbagai pertimbangan dengan mengedepankan berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan paket Internet handphone.

Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, metode pengumpulan data primer dengan kuesioner,

dan analisis data dengan Partial Least Square, hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor harapan

upaya dan pengaruh sosial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap munculnya niat perilaku

untuk menggunakan paket Internet handphone, demikian pula faktor niat perilaku terhadap perilaku

penggunaan paket Internet handphone. Berbeda halnya dengan faktor harapan kinerja terhadap niat

perilaku menggunakana paket Internet handphone dan memfasilitasi kondisi terhadap perilaku

menggunakan paket Internet handphone yang memang memiliki pengaruh positif namun tidak

signifikan dalam mendorong penggunaan paket Internet handphone. Oleh karena itu, provider

disarankan untuk terus membuat inovasi paket Internet handphone dengan harga relatif murah namun

tetap dapat memberi kepuasan masyarakat akan layanan akses Internet selain itu promosi melalui

media elektronik seperti TV dan radio.

Kata Kunci: paket Internet, UTAUT.

Abstract

As there is an increase in the growth of Internet users, mobile operators or providers eventu-

ally adopt Internet business by launching handphone Internet access that is better known as

handphone Internet package. Intense competition among providers of telecommunications products,

encourage the emergence of innovation in the telecommunications industry and the focus of a sepa-

rate observation. Prospective customer’s decision in selecting Internet package that will be used

needs various considerations about many factors. This study aims to determine the factors that influ-

ence consumers to use the handphone Internet package. By using a quantitative approach, primary

data collection method with quetionnaire, and data analysis with Partial Least Square, the results

showed that the factors of social influence and efforts expectacy have positive and significant impact

on the emergence of behavioral intention to use handphone Internet package, as well as behavioral

intention factor for the use behavior of handphone Internet package. By contrast, the factor of per-

formance expectations for behavioral intentions using current handphone Internet package and facili-

tating conditions on the use behavior of handphone Internet package that does have a positive but not

significant effect in encouraging the use behavior of handphone Internet package. Therefore, provid-

ers are required to continue to create innovative handphone Internet package with relatively cheap

prices while still satisfying the community service Internet access in addition to the campaign through

electronic media such as TV and radio.

Keywords: Internet package, UTAUT.

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 17 No. 1, April 2013: 73-94

74

PENDAHULUAN

Hakikat manusia sebagai makhluk

sosial mendorongnya untuk selalu

berhubungan dan berkomunikasi dengan

manusia lainnya. Berkolaborasi dengan

kemajuan teknologi, hakikat ini kemudian

menjadi dasar muncul dan berkembangnya

teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Teknologi informasi dan komunikasi terus

menunjukkan dinamika perkembangan,

termasuk bidang telekomunikasi.

Kebutuhan untuk terus mengeksplorasi

aktivitas komunikasi menjadi titik balik

munculnya teknologi-teknologi yang

mampu memfasilitasi manusia untuk

berkomunikasi secara lebih luas. Salah

satu produk kemajuan TIK yang saat ini

sering digunakan adalah Internet. Internet

hadir sebagai respon terhadap ketersediaan

informasi dengan cepat dan mudah.

Dinamika perkembangan teknologi ini

terus meningkat yang pada akhirnya

mampu menyatukan manusia dalam suatu

masyarakat global, karena masyarakat

tidak hanya mampu berinteraksi

antardaerah dalam satu negara melainkan

telah mampu berinteraksi antarnegara

tanpa dibatasi dimensi ruang dan waktu.

Sejak awal kemunculannya di Indonesia

pada tahun 1990-an hingga saat ini,

berbagai cara ditempuh untuk dapat

menyediakan akses Internet yang dapat

digunakan oleh masyarakat luas. Awalnya

akses Internet hanya disediakan oleh

Penyedia Jasa Internet (PJI) atau lebih

dikenal di negara luar dengan istilah

Internet Service Provider (ISP) melalui

jaringan fixed line-dial up seperti yang

telah dilakukan oleh Ipteknet dan IndoNet

di tahun 1994, yang kemudian diikuti oleh

ISP lainnya yang jumlahnya terus

mengalami pertumbuhan dari tahun ke

tahun (Raharjo 2012). Seiiring dengan

pertumbuhan pengguna Internet,

perusahaan telepon atau operator seluler

juga akhirnya mengadopsi bisnis Internet

dengan meluncurkan produk akses Internet

yang lebih dikenal dengan paket Internet.

Paket Internet ini memberikan kemudahan

bagi pelanggan untuk dapat mengakses

jaringan Internet secara mobile via

handphone/smartphone dengan hanya

membeli kartu seluler yang diluncurkan

oleh operator kemudian mendaftar, baik

untuk penggunaan accidental maupun

berlangganan, paket Internet yang

ditawarkan operator kartu seluler. Paket

yang ditawarkan oleh provider juga

beraneka ragam dilihat dari sisi tarif/harga,

kecepatan akses, kuota, sampai pada masa

aktif paket.

Tabel 1. Daftar nama paket Internet operator

Sumber: Diolah penulis dari berbagai sumber

The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology:

Survei Penggunaan Paket Internet Handphone di Kota Manado

Riva’atul Adaniah Wahab

75

Fleksibilitas akses yang semakin

tinggi menjadikan paket Internet sebagai

salah satu solusi dalam rangka

mempercepat peningkatan pertumbuhan

penetrasi Internet, yang jumlahnya saat ini

di Indonesia baru mencapai 55 juta atau

22,10 % berdasarkan data Internet World

Stats per 30 Juni 2012 (Miniwatts

Marketing Group 2012).

Tabel 2. Pengguna Internet, data populasi, dan statistik facebook di Asia

(Miniwatts Marketing Group 2012)

Upaya peningkatan penetrasi

Internet melalui handphone/smartphone

juga didukung oleh jumlah pengguna

handphone/smartphone dunia, khususnya

di Indonesia, yang semakin bertambah tiap

tahunnya. Berdasarkan data Wireless

Intelligent, Indonesia berada pada urutan

ke-6 pengguna ponsel terbanyak di dunia.

Jumlahnya diperkirakan mencapai ±250

juta ponsel dengan perbandingan 105, 28%

terhadap total penduduk Indonesia yang

mencapai 238 juta jiwa (Santoso 2012).

Ketatnya persaingan produk

telekomunikasi di kalangan operator

seluler, dalam kaitannya dengan

penyediaan jasa Internet kemudian dikenal

dengan istilah provider paket Internet,

mendorong bermunculannya berbagai

inovasi di sektor industri telekomunikasi.

Hal ini dilakukan dalam rangka menjaga

kepuasan dan loyalitas (customer

satisfaction and loyality) pelanggan

maupun menarik minat pelanggan baru

terhadap produk yang diluncurkan yang

merupakan faktor penting perkembangan

keberhasilan industri telekomunikasi. The

informed consumer atau pelanggan yang

memiliki pengetahuan luas mengenai suatu

produk karena kemajuan sarana informasi

yang tersedia, sebagai bagian era

globalisasi dan kecanggihan teknologi

(Nurhamida 2012, 1), menambah deretan

tantangan kemajuan bisnis operator seluler.

Tidak tanggung-tanggung promosi

berbiaya besar rela dilakukan demi

memenuhi misi tersebut. Paket Internet

yang menawarkan akses jaringan Internet

dimana saja dan kapan saja menjadi salah

satu produk yang sedang digemari segala

tingkat usia, anak-anak sampai orang tua.

Ketatnya persaingan produk

telekomunikasi ini menjadi fokus

pengamatan tersendiri. Gencarnya promosi

yang dilakukan oleh provider paket

Internet dapat dilihat dari maraknya iklan

di berbagai media, baik cetak maupun

elektronik, seperti surat kabar, majalah,

brosur, pamflet, billboard, radio, sampai

televisi yang memerlukan budget cukup

besar. Semua usaha tersebut dilakukan

tidak lain untuk menarik masyarakat

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 17 No. 1, April 2013: 73-94

76

sebagai konsumen pasar sebanyak-

banyaknya. Sayangnya, karakter calon

pelanggan tidak dapat diprediksi oleh

provider. Keputusan calon pelanggan

dalam memilih paket Internet yang akan

digunakan terkadang melalui berbagai

pertimbangan dengan mengedepankan

berbagai faktor misalnya kesenangan,

kepuasan, gratifikasi, pemenuhan,

kegunaan yang ada, dan lainnya. Survei

konsumen perlu dilakukan sebelum

provider meluncurkan produk ke pasaran

dalam rangka meningkatkan performansi

produk. Hal ini diperlukan agar produk

yang akan diluncurkan dapat sesuai dengan

selera dan kebutuhan konsumen sehingga

dapat unggul di tengah persaingan produk

serupa dari kompetitor lainnya.

Berdasarkan latar belakang di atas,

maka rumusan masalah dalam penelitian

ini yaitu faktor-faktor apa saja yang dapat

mempengaruhi masyarakat sebagai

konsumen untuk menggunakan paket

Internet. Adapun tujuan yang ingin dicapai

dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

masyarakat sebagai konsumen dalam

menggunakan paket Internet. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai informasi untuk dijadikan bahan

analisis dan pengambilan keputusan bagi

provider paket Internet terutama dari aspek

inovasi produk dan strategi pemasaran

dalam rangka menarik minat calon

konsumen. Semakin tingginya minat

masyarakat terhadap paket Internet akan

membuka peluang untuk peningkatan

penetrasi Internet masyarakat di Indonesia

yang menjadi salah satu target pemerintah

melalui Kementerian Komunikasi dan

Informatika RI untuk mewujudkan

“Masyarakat Informasi, Indonesia

Informative” di tahun 2015.

LANDASAN TEORI

Teknologi Akses Internet Melalui

Handphone

Perkembangan TIK menjadikan

fungsi handphone/smartphone menjadi

semakin kompleks. Fungsi

handphone/smartphone sebagai media

komunikasi kini telah diperkaya dengan

fungsi lainnya yaitu mengakses jaringan

Internet. Secara umum terdapat dua

teknologi yang digunakan untuk

mengakses Internet melalui

handphone/smartphone yaitu (Agusli

2008, 2-3):

a. Wireless Application Protocol (WAP).

Akses Internet via

handphone/smartphone dapat dilakukan

salah satunya jika

handphone/smartphone yang digunakan

mendukung layanan WAP. Layanan

WAP harus didukung oleh operator

seluler sebagai penyedia bearer agar

data dapat dikirim dan diterima. Bearer

adalah jaringan yang digunakan untuk

mentransmisikan data. Beberapa bearer

layanan WAP yang biasa digunakan

operator seluler antara lain Circuit

Switch Data (CSD), General Packet

Radio Service (GPRS), dan Code

Division Multiple Access (CDMA).

b. Modem-handphone. Penggunaan

handphone/smartphone untuk

mengakses Internet juga dapat

dilakukan dengan menggunakan

handphone/smartphone sebagai

modem. Modem adalah perangkat

perantara komputer dengan Internet.

Penggunaan handphone/smartphone

sebagai modem hanya terbatas pada

handphone/smartphone yang memiliki

bearer GPRS atau CDMA. Dalam

kondisi ini, dengan menggunakan

perantara kabel data, bluetooth, atau

The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology:

Survei Penggunaan Paket Internet Handphone di Kota Manado

Riva’atul Adaniah Wahab

77

infrared (IrDa) handphone/smartphone

dapat dihubungkan langsung ke laptop

atau Personal Computer (PC).

Paket Internet

Paket Internet adalah layanan yang

disediakan oleh operator

seluler/telekomunikasi atau data dimana

konsumen diharuskan untuk membayar

sejumlah nominal rupiah sebagai biaya

pemakaian Internet (data). Bila tidak

menggunakan paket Internet, pulsa telepon

pengguna seluler akan terambil setiap kali

melakukan koneksi Internet. Oleh karena

itu, disarankan untuk mendaftar paket

Internet jika ingin mengakses jaringan

Internet melalui handphone/smartphone

untuk menghemat biaya. Pada umumnya

pendaftaran dan penggunaan paket Internet

dapat dilakukan dengan prosedur sebagai

berikut:

a. Bagi pengguna prabayar: isi pulsa

terlebih dahulu sesuai dengan besarnya

paket internet yang ingin digunakan.

Bila ingin menggunakan paket internet

dengan biaya Rp.50.000, maka pastikan

pulsa yang tersimpan harus lebih besar

dari 50 ribu, setidaknya ada sebesar Rp.

60.000. Hal ini untuk mengantisipasi

biaya pajak.

b. Setelah pulsa terisi, lakukan

pendaftaran paket internet. Pada

umumnya pendaftaran bisa dilakukan

sendiri, misalnya dengan mengirimkan

SMS dengan format tertentu, dengan

menekan kode tertentu (*xxx#), atau

dengan cara mengunjungi gerai operator

seluler. Untuk informasi cara

pendaftaran paket internet lebih

detailnya beserta paket-paket yang

ditawarkan, silahkan menghubungi

layanan konsumen operator telepon

yang digunakan atau kunjungi website

resminya. Saya sengaja tidak menulis

caranya di website ini karena cara

pendaftaran paket internet bisa berubah

sewaktu-waktu.

c. Jika paket internet berhasil diaktivasi,

maka pulsa sebesar Rp.50.000 (+pajak)

akan langsung diambil (hilang).

d. Pastikan settingan internet yang

digunakan sudah sesuai.

e. Setelah paket internet aktif, setiap kali

Anda mendownload aplikasi, browsing

internet, streaming video, dll, pulsa

yang tersisa tidak akan terpotong

selama kuota paket internet masih ada.

Pendaftaran paket Internet

didasarkan batas pemakaian Internet yang

ditentukan oleh provider yang disebut

dengan kuota. Kuota atau perhitungan tarif

akses paket Internet yang ditawarkan

secara umum terdiri dari dua jenis yaitu:

a. Volume Based yang berdasarkan banyak

data/besarnya file yang diakses

(diunduh/download dan

diunggah/upload). Pada umumnya

dinyatakan dalam satuan megabyte atau

gigabyte. Untuk operator Global

Service Mobile (GSM) biasanya

menggunakan sistem volume based

untuk bearer GPRS.

b. Time Based yang berdasarkan jumlah

waktu/lamanya penggunaan paket

Internet. Pada umunya ditawarkan 1

hari, 7 hari/1 minggu, 14 hari, sampai

30 hari/1 bulan. Untuk operator Global

Service Mobile (GSM) biasanya

menggunakan sistem time based untuk

bearer CSD.

Selain jenis kuota paket Internet

tersebut, terdapat pula jenis paket Internet

yang disebut dengan paket Internet

unlimited. Jenis paket ini menawarkan

penggunaan koneksi Internet (data)

sepuasnya tanpa batas selama masih dalam

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 17 No. 1, April 2013: 73-94

78

masa aktif paket. Namun, masih terdapat

kondisi tertentu yang dipersyaratkan salah

satunya adalah persyaratan batas

pemakaian wajar/fair usage policy (FUP)

dimana kecepatan akses Internet akan

diturunkan jika pemakaian telah mencapai

batas tertentu (harga-hp.com 2012).

Unified Theory of Acceptance and Use of

Technology/UTAUT

Pemilihan teori yang akan

digunakan dalam sebuah penelitian

bergantung pada variabel yang akan

digunakan. Sebagai salah satu model

terbaru pengukuran adopsi teknologi,

model UTAUT merupakan penggabungan

adaptasi dari beberapa model sebelumnya

yaitu Theory of Reasoned Action/TRA,

Technology Acceptance Model/TAM, Mo-

tivational Model/MM, Theory of Planned

Behavior/TPB, A Combined Theory of

Planned Behavior/Technology Acceptance

Model, Model of PC Utilization/MPU, In-

novation Diffusion Theory/IDT dan Social

Cognitive Theory/SCT (Sedana dan

Wijaya 2009, 415-420). Teori ini

dikembangkan melalui kajian dan

konsolidasi konstruksi dari delapan model

penelitian yang sebelumnya telah

digunakan untuk menjelaskan perilaku

penggunaan teknologi. UTAUT bertujuan

menjelaskan niat pengguna untuk

menggunakan teknologi dan perilaku

penggunaan selanjutnya. Teori ini

menyatakan bahwa empat kunci konstruksi

(performance expectacy/kinerja harapan,

effort expectacy/harapan usaha, social

influence/pengaruh sosial, dan facilitating

conditions/memfasilitasi kondisi)

merupakan penentu langsung dari niat dan

perilaku penggunaan. Gender/jenis

kelamin, age/usia, experience/pengalaman,

dan voluntariness of use/kesukarelaan

penggunaan yang diandaikan untuk

memediasi dampak dari empat kunci

konstruksi pada niat dan perilaku

penggunaan (Venkatesh, et al. 2003).

Gambar 1. Skema model UTAUT (Venkatesh, et al. 2003, 447)

Konstruksi dasar UTAUT

merupakan adopsi dan pengembangan dari

kunci konstruksi model sebelumnya

(Wahab 2011, 253) yang terdiri dari:

a. Harapan kinerja (performance expec-

tacy) didefinisikan sebagai tingkat di-

mana seseorang percaya bahwa dengan

menggunakan teknologi akan mem-

bantu dia untuk mencapai keuntungan

dalam hal kinerja pekerjaan (Venkatesh,

et al. 2003, 447). Dari model yang ber-

beda, penulis mengidentifikasi 5 kon-

The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology:

Survei Penggunaan Paket Internet Handphone di Kota Manado

Riva’atul Adaniah Wahab

79

struksi yang dapat digunakan untuk

mengukur jenis harapan kinerja, yaitu

kegunaan yang dirasakan (TAM/TAM2

dan C-TAM-TPB), motivasi ekstrinsik

(MM), kesesuaian pekerjaan (MPCU),

keuntungan relatif (IDT), dan harapan

akan hasil (SCT). Dalam semua model,

harapan kinerja adalah prediktor terkuat

dari niat perilaku.

b. Harapan upaya (effort expectacy) dide-

finisikan sebagai tingkat kemudahan

yang berhubungan dengan penggunaan

system (Venkatesh, et al. 2003, 450).

Dalam perbandingan beberapa model,

tiga konstruksi mencerminkan gagasan

harapan usaha, yaitu kemudahan peng-

gunaan yang dirasakan (TAM/TAM2),

kompleksitas (MPCU), dan kemudahan

penggunaan (IDT). Seperti yang ditun-

jukkan pada penelitian sebelumnya,

harapan upaya memiliki berpengaruh

besar bagi niat perempuan dan pekerja

yang lebih tua untuk menggunakan sis-

tem.

c. Pengaruh sosial (social influence) dide-

finisikan sebagai tingkat dimana indi-

vidu merasa bahwa orang-orang yang

penting baginya percaya sebaiknya dia

menggunakan sistem baru (Venkatesh,

et al. 2003, 451). Konsep yang

menangkap pengaruh sosial sebagai

penentu langsung dari niat perilaku

adalah bagian dari TRA, TAM2, TPB /

DTPB, C-TAM-TPB, MPCU, dan IDT.

d. Memfasilitasi kondisi (facilitating con-

ditions) didefinisikan sebagai tingkat

kepercayaan seorang individu terhadap

ketersediaan infrastruktur teknik dan

organisasional ada untuk mendukung

penggunaan system (Venkatesh, et al.

2003, 453). Sehubungan dengan definisi

ini, model yang menggunakan gagasan

memfasilitasi kondisi antara lain: kon-

trol perilaku yang dirasakan (TPB /

DTPB, C-TAM-TPB), memfasilitasi

kondisi (MPCU), dan kompatibilitas

(IDT).

e. Niat perilaku (behavioral intention)

didefinisikan sebagai munculnya

keinginan untuk menggunakan sistem.

f. Perilaku menggunaan (use behavior)

didefinisikan sebagai penggunaan nyata

terhadap sistem.

Berbagai penelitian terkait

penggunaan UTAUT dalam adopsi

teknologi telah dilakukan diantaranya:

Koivumäki menggunakan konsep

UTAUT untuk mempelajari persepsi dari

243 orang di Finlandia Utara terhadap

layanan dan teknologi mobile. Hasil

penelitian menemukan bahwa waktu yang

dihabiskan menggunakan perangkat tidak

mempengaruhi persepsi konsumen, namun

keakraban dengan perangkat dan

keterampilan pengguna memiliki dampak

(Koivimäki, Ristola dan Kest 2008).

Eckhardt melalui model UTAUT

mencoba mempelajari pengaruh sosial dari

kelompok rujukan kerja (atasan, rekan)

pada niat untuk mengadopsi teknologi di

perusahaan 152 Jerman dan menemukan

dampak signifikan dari pengaruh sosial

dari rujukan kerja pada adopsi teknologi

informasi (Eckhardt, Laumer dan Weitzel

2009).

Penelitian oleh Curtis terhadap

adopsi media sosial di 409 organisasi

nirlaba Amerika Serikat. UTAUT

sebelumnya tidak pernah diterapkan pada

penggunaan media sosial di public relation

(PR). Hasil penelitian menemukan bahwa

organisasi yang memiliki departemen

hubungan masyarakat lebih cenderung

untuk mengadopsi teknologi media sosial

dan menggunakannya untuk mencapai

tujuan organisasi mereka. Perempuan yang

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 17 No. 1, April 2013: 73-94

80

menggunakan media sosial menjadi lebih

bermanfaat, dan laki-laki yang

memanfaatkan media sosial secara aktif

menunjukkan kepercayaan diri yang

meningkat (Curtis, et al. 2010).

Penelitian dengan konsep UTAUT

pernah penulis lakukan di tahun 2011

dengan mengangkat judul penggunaan e-

banking. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa faktor harapan kinerja/performace

expectacy (PE) dan harapan upaya/effort

expectacy (EE) memiliki pengaruh yang

sangat kuat dalam membangkitkan

motivasi menggunakan atau behavioral

intention (BI) e-banking Bank Mandiri

oleh Pegawai BPPKI Manado. Lain halnya

dengan faktor pengaruh sosial/social

influence (SI) yang memiliki pengaruh

lemah dan faktor memfasilitasi

kondisi/facilitating conditions (FC) yang

memiliki pengaruh cukup dalam

membangkitkan motivasi menggunakan e-

banking Bank Mandiri oleh Pegawai

BPPKI Manado. Namun demikian,

motivasi menggunakan ternyata memiliki

pengaruh sangat kuat terhadap perilaku

penggunaan atau use behaviour (UB)

menggunakan e-banking Bank Mandiri

oleh Pegawai BPPKI Manado (Wahab

2011, 243).

Berdasarkan model UTAUT dalam

adopsi teknologi, penelitian kali ini juga

akan menggunakan variabel yang

dijabarkan dalam model. Namun dalam

penelitian kali ini hanya akan melihat

pengaruh variabel performance expectacy,

effort expectacy, social influence terhadap

behavioral intention dan pengaruh faktor

facilitating conditions dan behavioral

intention terhadap use behavior tanpa

melihat pengaruh variabel moderating.

1. Pengaruh faktor harapan

kinerja/performance expectacy terhadap

niat perilaku /behavioral intention

menggunakan paket Internet

handphone.

Harapan kinerja dalam penelitian ini

merujuk pada kemudahan, kecepatan,

dan fleksibilitas (dimana saja dan kapan

saja) dalam melakukan akses ke

jaringan Internet untuk berkomunikasi

dan memperoleh informasi dengan

menggunakan paket Internet

handphone.

H1 : Harapan kinerja/performance

expectacy (PE) memiliki

pengaruh terhadap niat

perilaku/behavioral intention

(BI) menggunakan paket

Internet handphone.

2. Pengaruh faktor harapan upaya/effort

expectacy terhadap niat

perilaku/behavioral intention

menggunakan paket Internet

handphone.

Harapan upaya dalam penelitian ini

merujuk pada kemudahan dalam

penggunaan paket Internet handphone,

diukur dari aspek kemudahan

penggunaan, kemudahan dalam

mempelajari, dan kemudahan dalam

proses pendaftaran paketnya.

H2 : Harapan upaya/effort expectacy

(EE) memiliki pengaruh

terhadap niat

perilaku/behavioral intention

(BI) menggunakan paket

Internet handphone.

3. Pengaruh faktor pengaruh sosial/social

influence terhadap niat

perilaku/behavioral intention

menggunakan paket Internet

handphone.

Pengaruh sosial dalam penelitian ini

merujuk pada pengaruh orang-orang

dan lingkungan sekitar pengguna seperti

teman/tetangga, keluarga, atau sales

produk/iklan yang mempengaruhi

The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology:

Survei Penggunaan Paket Internet Handphone di Kota Manado

Riva’atul Adaniah Wahab

81

munculnya niat pengguna untuk

menggunakan paket Internet

handphone.

H3 : Pengaruh sosial/social influence

(SI) memiliki pengaruh terhadap

niat perilaku/behavioral

intention (BI) menggunakan

paket Internet handphone.

4. Pengaruh faktor memfasilitasi

kondisi/facilitating conditions terhadap

perilaku menggunakan/use behavior

paket Internet handphone.

Memfasilitas kondisi dalam penelitian

ini merujuk pada adanya tersedianya

infrastruktur atau organisasi pendukung

yang dapat mempengaruhi pengguna

untuk menggunakan paket Internet

handphone. Dalam penelitian ini

infrastruktur atau organisasi tersebut

berupa tempat/lokasi isi ulang, Call

Center, petunjuk pendaftaran,

operator/provider, infrastruktur

jaringan, dan harga paket Internet.

H4 : Memfasilitasi

kondisi/facilitating conditions

(FC) terhadap perilaku

menggunakan/use behavior

(UB) paket Internet handphone.

5. Pengaruh faktor niat

perilaku/behavioral intention terhadap

perilaku menggunakan/use behavior

paket Internet handphone.

Niat perilaku dalam penelitian ini

merujuk pada munculnya keinginan

pengguna untuk menggunakan paket

Internet handphone.

H5 : Niat perilaku/behavioral

intention (BI) memiliki

pengaruh terhadap perilaku

menggunakan/use behavior (BI)

paket Internet handphone.

Berdasarkan pendefinisian dan

hipotesis faktor-faktor yang diteliti, maka

model penelitian dapat digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 2. Model penelitian

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 17 No. 1, April 2013: 73-94

82

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Penelitian kali ini berlokasi di Kota

Manado dengan pengambilan data

dilakukan pada bulan Februari-Maret

2013. Kota ini merupakan salah satu kota

tujuan wisata yang banyak dikunjungi oleh

turis domestik maupun mancanegara. Hal

ini menjadikan informasi sebagai sebuah

kebutuhan penting terutama terkait dengan

tempat-tempat tujuan wisata. Salah satu

media yang dapat digunakan untuk

memperoleh informasi tersebut adalah

melalui jaringan Internet. Dengan adanya

paket Internet kartu seluler, wisatawan

lebih mudah untuk memperoleh informasi

terkait dengan obyek wisata di Kota

Manado karena fleksibilitas yang dapat

diperoleh.

Jenis/Paradigma Penelitian

Jenis penelitian dapat dilihat

menurut teknik sampling, timbulnya

variabel, model pengembangan atau

pertumbuhan, dan menurut rancangan

penelitian (Arikunto 2002, 75). Penelitian

ini dilakukan dengan menggunakan

pendekatan deskriptif kuantitatif dengan

tujuan untuk mengetahui pengaruh faktor

PE, EE, SI, dan FC terhadap preferensi

niat dan perilaku pelanggan dalam

menentukan paket Internet yang sedang

digunakan.

Populasi, Sampel, dan Teknik

Penarikan Sampel

Populasi dalam penelitian ini

masyarakat Kota Manado yang berjumlah

410.481 (BPS Provinsi Sulawesi Utara

2012, 54), sedangkan sampelnya adalah

masyarakat Kota Manado yang saat

dilakukan penelitian sedang menggunakan

atau berlangganan paket Internet via

handphone/smartphone. Penarikan sampel

dilakukan melalui teknik sampling

purposive dimana tidak berdasarkan

pemilihan acak tetapi kriteria tertentu

sesuai dengan tujuan penelitian (Teddlie

dan Yu 2007). Dalam penelitian ini,

sampel dipilih berdasarkan kriteria

masyarakat yang

menggunakan/berlangganan paket Internet

via handphone/smartphone. Jika populasi

penelitian diketahui, dapat digunakan

beberapa cara untuk menentukan besarnya

ukuran sampel, salah satunya adalah

dengan menggunakan Rumus Slovin

(Chamid, Renosori dan Wulandari 2012,

309-310). Dalam penggunaan rumus

tersebut, perlu ditentukan taraf signifikansi

yang akan digunakan. Taraf signifikansi

(α) dapat ditentukan antara 0,01 (1%), 0,05

(5%), atau 0,1 (10%). Semakin kecil tarap

signifikansi yang digunakan maka semakin

besar jumlah sampel minimum dari ukuran

populasi (N). Dengan jumlah populasi (N)

sebesar 410.481 dan taraf signifikansi (α)

adalah 0,1%, maka dengan menggunakan

Rumus Slovin diperoleh ukuran sampel (n)

sebagai berikut:

Dengan demikian berdasarkan hasil

rumus Slovin, diketahui jumlah minimum

pelanggan paket Internet yang dijadikan

responden adalah 100 orang.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan

data dilakukan dengan menggunakan dua

metode. Pengumpulan data primer

dilakukan melalui field research dengan

menggunakan angket (quetionnaire)

The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology:

Survei Penggunaan Paket Internet Handphone di Kota Manado

Riva’atul Adaniah Wahab

83

tertutup yang disebarkan kepada respoden.

Sedangkan data sekunder diperoleh dengan

teknik library research melalui literatur,

jurnal hasil penelitian, dan artikel terkait

dengan penggunaan paket Internet.

Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan

menggunakan Partial Least Square (PLS)

dengan Aplikasi smartPLS. PLS adalah

model persamaan struktural (SEM) yang

berbasis komponen atau varian (variance),

yang lebih bersifat predictive model

(Rahab 2009, 118). Penggunaan metode

PLS didasarkan pada pertimbangan

terdapat variabel laten yang dibentuk oleh

indikator formative dan terdapat pula

variabel laten yang dibentuk oleh indikator

refleksif (Ulum, Ghozali dan Chariri 2008,

10). Selain itu data tidak harus multivariate

berdistribusi normal yang artinya indikator

dengan skala kategori nominal, interval,

dan rasio dapat digunakan pada model

yang sama (Rahab 2009, 118). PLS dapat

digunakan untuk mengkonfirmasi teori

(theoritical testing) dimana teori yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

UTAUT.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Identitas Responden

Tabel 3. Identitas responden

Dari tabel tersebut terlihat bahwa

responden yang diambil hampir seimbang

antara laki-laki dan perempuan, dengan

usia responden paling dominan adalah 17-

22 tahun dengan frekuensi 40%. Usia ini

merupakan fase remaja akhir dengan

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 17 No. 1, April 2013: 73-94

84

karakteristiknya sudah mantap dan stabil.

Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin

hidup dengan pola hidup yang digariskan

sendiri dengan keberanian. Remaja sudah

mempunyai pendirian tertentu berdasarkan

satu pola yang jelas yang baru

ditemukannya (Mönks, Knoers dan

Haditono 2002). Bukti dominannya

pengguna paket Internet handphone dari

kalangan remaja dapat dilihat dari

persentase pendidikan terakhir/saat ini

responden yaitu SMA sederajat (57%) dan

pekerjaan saat ini yaitu pelajar/mahasiswa

(49%).

Tabel 4. Besarnya pemasukan dan pengeluaran bulanan responden

Rekapitulasi hasil pengisian angket

responden mengenai besarnya pemasukan

baik dalam bentuk uang jajan/uang saku

maupun penghasilan/pendapatan/gaji serta

pengeluaran untuk keperluan bulanan

dapat dilihat melalui Tabel 4. Dari tabel

tersebut dapat diketahui bahwa dominan

responden memiliki pemasukan sebesar

lebih dari Rp 250.000 (61%) namun yang

menjadi ketimpangan adalah jumlah

responden yang menjawab pengeluaran

lebih dari Rp 250.000 yaitu sebanyak 62

responden. Data tersebut menunjukkan

bahwa ada responden yang pengeluaran

tiap bulanannya lebih besar daripada

pemasukan. Sebagaimana pepatah “lebih

tinggi pasak daripada tiang”. Hal ini

semakin menambah panjang bukti bahwa

bangsa Indonesia memang terkenal dengan

karakter konsumtifnya.

Tabel 5. Besarnya pengeluaran pulsa handphone dan Internet bulanan responden

Berdasarkan analisis deskriptif

diperoleh data bahwa rata-rata biaya yang

dikeluarkan responden untuk penggunaan

pulsa handphone (komunikasi dan

Internet) adalah Rp 75.001-Rp 100.000

sedangkan rata-rata biaya untuk pulsa

Internet adalah sebesar Rp 50.001-Rp

75.000. Ini menunjukkan bahwa hampir

sebagian besar pengeluaran bulanan pulsa

responden adalah untuk pembelian paket

Internet handphone.

The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology:

Survei Penggunaan Paket Internet Handphone di Kota Manado

Riva’atul Adaniah Wahab

85

Tabel 6. Crosstabs penggunaan handphone dan paket Internet handphone

Hasil crosstabs Tabel 6.

menunjukkan bahwa responden yang telah

menggunakan handphone lebih dari 9

tahun dengan pengalaman menggunakan

paket Internet handphone selama lebih dari

9 bulan merupakan kriteria responden yang

paling tinggi dibandingkan dengan kriteria

lainnya. Data ini menunjukkan bahwa 27%

responden memiliki pengalaman yang

cukup lama baik dari penggunaan

handphone maupun dari penggunaan paket

Internet handphone nya.

Tabel 7. Crosstabs jumlah handphone yang dimiliki dan untuk paket Internet handphone

Hasil crosstabs Tabel 7.

menunjukkan bahwa jumlah responden

yang menggunakan 1 unit handphone

untuk paket Internet dengan jumlah unit

handphone yang dimiliki adalah 1 unit dan

2 unit hampir sama (34 dan 31 responden).

Bahkan ada yang memiliki tiga unit

handphone dan semuanya digunakan untuk

paket Internet. Data yang diperoleh juga

menunjukkan bahwa dominan responden

menggunakan satu jenis paket Internet

yaitu sebesar 60% dari total responden.

Bahkan ada yang hanya memiliki satu unit

handphone untuk Internet namun

menggunakan dua jenis paket Internet. Hal

ini dimungkinkan mengingat telah banyak

beredar jenis handphone yang dapat di-

insert dua kartu seluler sekaligus.

Handphone jenis ini merupakan inovasi

baru di bidang TIK. Namun perlu menjadi

perhatian bagi produsen handphone jenis

ini bahwa kepraktisan yang diberikan juga

perlu dibarengi dengan kualitas dan

performance produk yang baik.

Hasil penelitian juga menunjukkan

bahwa sebanyak 74 orang dari responden

sudah mengenal paket Internet dan

sebanyak 92% dari 74 responden tersebut

telah mampu mengakses jaringan Internet

melalui media lain seperti komputer di

warnet (36%), rumah (27%), kantor (22%),

sekolah/kampus (11%), dan kafe dengan

fasilitas Wi-Fi (4%) sebelum

menggunakan handphone sebagai media

aksesnya. Jumlah penetrasi jaringan

Internet ini perlu untuk ditingkatkan

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 17 No. 1, April 2013: 73-94

86

sebagai proses peningkatan literasi

masyarakat terhadap TIK. Harapan ke

depannya mereka yang dapat mengakses

Internet melalui handphone bukan saja

masyarakat yang telah terbiasa mengakses

jaringan Internet melalui media lain tetapi

juga berasal dari masyarakat yang

sebelumnya belum pernah atau dengan

kata lain handphone sebagai media untuk

memperkenalkan dan mengakrabkan

masyarakat dengan akses Internet sebagai

salah satu sumber informasi.

Grafik 1. Kartu seluler yang digunakan responden

Grafik 1. menunjukkan bahwa jenis

kartu seluler paket Internet handphone

yang dominan digunakan responden adalah

Three/3, sedangkan Kartu AS dari provider

Telkomsel menempati posisi kedua.

Meskipun Three/3 merupakan salah satu

“pemain baru” dalam industri

telekomunikasi, namun melalui Grafik 1.

di atas dapat dilihat bahwa provider ini

mampu menarik minat masyarakat

terutama untuk produk paket Internetnya.

Dalam hal ini provider lain, bukan hanya

Telkomsel yang dulu dikenal sebagai

“leader” provider telekomunikasi, harus

lebih gencar dan aktif lagi dalam membuat

inovasi produk terutama untuk paket

Internet handphone, sehingga dapat

menarik lebih banyak minat masyarakat

untuk menggunakan paket Internet

handphone yang diluncurkan.

Grafik 2. Aktivitas penggunaan paket Internet handphone responden

Grafik 2. menunjukkan bahwa

lebih dari 50% responden (57 orang)

menggunakan paket Internet handphone

untuk keperluan jejaring sosial. Oleh

karena itu, provider paket Internet dapat

membuat inovasi terutama penyediaan

paket Internet handphone yang dapat

mengakomodasi responden untuk

The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology:

Survei Penggunaan Paket Internet Handphone di Kota Manado

Riva’atul Adaniah Wahab

87

mengakses jejaring sosial. Meskipun saat

ini telah banyak paket Internet handphone

yang seperti itu, namun kompetisi

antarprovider juga ikut tumbuh. Oleh

sebab itu inovasi demi inovasi harus terus

ditumbuhkan oleh provider.

Dari aspek sumber informasi paket

Internet handphone, 49 reponden

menyatakan memperoleh informasi dari

media seperti TV, radio, majalah, dan

sebagainya. Sebanyak 35 responden dari

teman/keluarga, 8 responden dari keluarga,

6 responden dari sosialisasi, dan 2

responden dari pameran. Ini menunjukkan

bahwa media elektronik masih menjadi

media promosi paling menarik. Karena

media elektronik ini merupakan media

yang paling dekat dengan masyarakat.

Oleh karena itu provider harus lebih aktif

dan kreatif lagi dalam membuat

iklan/promosi melalui media elektronik

sehingga semakin banyak pelanggan yang

tertarik.

Adapun alasan responden

menggunakan paket Internet handphone

adalah 46% dari total responden

menyatakan sesuai kebutuhan, 24% coba-

coba, 14% pengaruh promosi/iklan, 10%

ajakan/mengikuti teman, 4%

ajakan/mengikuti keluarga, dan 2%

menyatakan karena alasan lainnya.

Adapun pertimbangan pemilihan

paket Internet handphone ternyata

didominasi oleh harga paket, selanjutnya

secara berturut-turut kecepatan, provider,

quota/kapasistas, kemudahan (daftar

paket), dan masa aktif dengan frekuensi

dapat dilihat pada Grafik 3.

Grafik 3. Pertimbangan pemilihan paket Internet handphone

Kompetisi provider dari aspek

harga produk memang telah lama terjadi.

Provider berlomba-lomba menawarkan

produk dengan harga murah. Ternyata hal

ini memang menjadi daya tarik produk

bagi masyarakat dan menjadi “pekerjaan

rumah” bagi provider untuk menciptakan

inovasi produk-produk dengan harga

murah namun dengan kualitas dan

performance yang tidak mengecewakan

pengguna.

Pengujian Model Pengukuran (Outer

Model)

Uji Validitas

Pengujian validitas terhadap

konstruk dinilai melalui validitas

konvergen (convergen validity) dan

validitas diskriminan (discriminant

validity). Validitas konvergen mengacu

pada adanya korelasi antara instrumen

yang berbeda yang mengukur konstruk

yang sama. Validitas konvergen untuk

indikator yang reflektif dinilai berdasarkan

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 17 No. 1, April 2013: 73-94

88

loading factor indikator-indikator yang

mengukur konstruk tersebut. Validitas

konvergen dilihat dari nilai loading

indikator, rata-rata variansi/Average

Variance Extracted (AVE) dan

communality. Chin (1998) dalam Ghozali

(2006) menyatakan ukuran validitas

konvergen dikatakan tinggi apabila

memiliki loading factor lebih besar dari

0,7 (Rahab 2009, 118). Namun demikian

nilai 0,5-0,6 dianggap cukup (Ariansyah

2012, 142).

Setelah dilakukan calculate

terhadap model awal, indikator SI3, FC2,

BI1, dan UB4 tidak memenuhi kriteria rule

of tumb tinggi maupun cukup dari

convergent validity dimana nilai loading

factor di bawah 0,5 (Rozandy, Santoso dan

Putri 2013, 153). Oleh karena itu, indikator

tersebut dikeluarkan dari model kemudian

dilakukan recalculate. Sehingga diperoleh

loading factor yang telah memenuhi

persyaratan konvergen seperti pada

Gambar 3.

Gambar 3. Loading factor model setelah recalculate

Selanjutnya pengukuran validitas

diskriminan yang dapat dilihat dari nilai

cross loading konstruk. Validitas

diskriminan dikatakan terpenuhi jika

korelasi instrumen dengan konstruk yang

diukur lebih tinggi dari korelasi instrumen

tersebut dengan konstruk lainnya (Rahab

2009, 119).

The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology:

Survei Penggunaan Paket Internet Handphone di Kota Manado

Riva’atul Adaniah Wahab

89

Tabel 8. Nilai cross loadings

Dari Tabel 8 di atas diketahui

bahwa korelasi instrumen dengan konstruk

yang diukur lebih tinggi dari korelasi

instrumen dengan konstruk lainnya

(validitas diskriminan terpenuhi). Selain

dengan menggunakan nilai cross loadings,

validitas diskriminan juga dapat diukur

dengan membandingkan akar kuadrat dari

AVE untuk setiap konstruk dengan

korelasi antara konstruk dengan konstruk

lainnya dalam model.

Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas terhadap

konstruk dinilai dari composite reliability

konstruk. Chin (1998) dalam Ghozali

(2006) menyatakan bahwa konstruk

memiliki reliabilitas yang baik jika nilai

composite reliability nya lebih dari 0,7.

Hasil uji reliabilitas konstruk dapat dilihat

dari Tabel 9.

Tabel 9. Nilai composite reliability

Dari Tabel 9. tersebut dapat dilihat

bahwa instrumen memiliki reliabilitas

yang baik untuk digunakan dalam

beberapa kali pengukuran.

Pengujian Model Struktural (Inner

Model)

Pengujian model struktural atau

inner model dilakukan untuk melihat

hubungan antarkonstruk. Evaluasi dapat

dilihat melalui nilai R-square untuk

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 17 No. 1, April 2013: 73-94

90

konstruk dependen dan nilai koefisien pada

path (β) untuk path, yang kemudian dinilai

signifikansinya melalui nilai T-values/T-

statistics setiap path (Rahab 2009, 119).

Semakin besar nilai R-square maka

semakin besar variabel independen

tersebut dapat menjelaskan variabel

dependen (Ulum, Ghozali dan Chariri

2008, 13-14). Dan hubungan antarvariabel

dikatakan signifikan pada 0,05 apabila

nilai T hitung lebih besar dari 1,98 dan

signifikan pada 0,10 apabila nilai T hitung

lebih besar dari 1,66.

Evaluasi Goodness of Fit

Evaluasi goodness of fit dilihat

melalui nilai R-square. Adapun kriteria

goodness of fit berdasarkan nilai R-square

yaitu model baik jika R-square 0,67,

model moderat jika R-square 0,33-0,66,

dan model lemah jika R-square sama

dengan atau kurang dari 0,19. Dari Tabel

10. dapat dilihat bahwa model yang dibuat

moderat untuk mengukur behavioral

intention sedangkan lemah untuk

mengukur use behavior.

Tabel 10. Nilai R-square

Nilai R-square menunjukkan

bahwa konstruk behavioral intention

dijelaskan oleh variabel performance

expectacy, effort expectacy, dan social

influence hanya sebesar 0,3821 atau

38,21%, sedangkan sisanya sebesar

61,79% dijelaskan oleh variabel lain di

luar model. Demikian pula halnya

konstruk use behavior hanya mampu

dijelaskan sebesar 0,2709 atau 27,09%

oleh variabel fasilitating conditions dan

behavioral intention.

Pengujian Hipotesis (resampling

bootstraping)

Untuk signifikansi model jalur

(path) antarkonstruk dalam model

struktural dapat dilihat dari nilai koefisien

jalur (β) atau T-value antarkonstruk

(Rahab 2009, 120). Niai koefisien jalur ini

juga dapat digunakan dalam uji hipotesis.

Pengujian hipotesis dilakukan untuk

mengetahui pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependennya yaitu

dengan melihat nilai T-value atau T-

statistics dari masing-masing jalur/path.

Sebagaimana diketahui hubungan

antarvariabel dikatakan signifikan pada

0,05 apabila nilai T hitung lebih besar dari

1,98 dan signifikan pada 0,10 apabila nilai

T hitung lebih besar dari 1,66. Dengan

melakukan bootstraping terhadap model

dapat diperoleh nilai T-statistics. Menurut

Ghozali (2006), pengujian dengan

bootstraping juga bertujuan untuk

meminimalkan masalah ketidaknormalam

data penelitian (Rozandy, Santoso dan

Putri 2013, 155). Sedangkan untuk melihat

pengaruhnya (positif atau negatif) dapat

melalui nilai original sample. Nilai

koefisien jalur dan hasil pengujian

hipotesis dapat dilihat pada Tabel 11.

The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology:

Survei Penggunaan Paket Internet Handphone di Kota Manado

Riva’atul Adaniah Wahab

91

Tabel 11. Hasil uji hipotesis

Berdasarkan Tabel 11. tersebut

diketahui bahwa hasil pengujian hipotesis

hanya memberikan dua kategori hasil yaitu

berpengaruh positif tetapi tidak signifikan

dan berpengaruh positif dan signifikan

pada 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%.

Effort expectacy (EE) terkait dengan

kemudahan yang dirasakan dalam

penggunaan teknologi. Hasil penelitian

yang diperoleh sama dengan hasil

penelitian UTAUT yang pernah dilakukan

di tahun 2011 dimana dalam penelitian

tersebut faktor EE memiliki pengaruh

sangat kuat dalam membangkitkan

motivasi menggunakan atau behavioral

intention (BI) e-banking Bank Mandiri

oleh pegawai BPPKI Manado. Kemudahan

memang patut diidamkan oleh pengguna

karena salah satu ciri dari teknologi adalah

efisiensi dalam setiap bidang kegiatan

manusia yang salah satunya dapat

diperoleh dari kemudahan penggunaan

teknologi tersebut (Mahdi 2012). Sama

halnya dengan EE, faktor social influence

(SI) juga memberikan pengaruh signifikan

terhadap BI. Manusia, dalam hal ini adalah

pengguna teknologi, sebagai makhluk

sosial senantiasa membutuhkan dan

melakukan komunikasi dengan orang-

orang di sekitarnya. Intensitas komunikasi

yang tinggi membuka peluang penyebaran

pengaruh, termasuk pengaruh untuk

mencoba dan menggunakan teknologi.

Pengaruh ini dapat berupa ajakan dari

teman maupun keluarga. Pengaruh, selain

dapat berasal langsung dari interferensi

orang lain, dapat pula berasal dari

keinginan sendiri yang timbul karena

adanya rangsangan dari luar, misalnya

munculnya keinginan mencoba dan

menggunakan teknologi karena

kepopuleran teknologi tersebut. Keinginan

(BI) yang timbul ternyata memberikan

pengaruh signifikan terhadap penggunaan

teknologi secara nyata (use behavior/UB).

PENUTUP

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa faktor harapan upaya dan pengaruh

sosial memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap munculnya niat

perilaku untuk menggunakan paket

Internet handphone, demikian pula faktor

niat perilaku terhadap perilaku penggunaan

paket Internet handphone. Berbeda halnya

dengan faktor harapan kinerja terhadap

niat perilaku menggunakan paket Internet

handphone dan memfasilitasi kondisi

terhadap perilaku menggunakan paket

Internet handphone yang memang

memiliki pengaruh positif namun tidak

signifikan dalam mendorong penggunaan

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 17 No. 1, April 2013: 73-94

92

paket Internet handphone. Kondisi ini

memang dimungkinkan melihat dari hasil

penelitian bahwa pertimbangan dalam

pemilihan paket Internet bukan lagi dari

aspek performansi tetapi lebih banyak

dipengaruhi oleh harga produk.

Rekomendasi

Dengan melihat faktor yang dapat

mempengaruhi penggunaan paket Internet,

provider wajib untuk terus membuat

inovasi-inovasi paket Internet handphone

dengan harga relatif murah namun tetap

dapat memberi kepuasan masyarakat akan

layanan akses Internet. Perlu pula untuk

meningkatkan promosi melalui media

elektronik seperti TV dan radio yang

memang sudah sangat akrab dengan

masyarakat. Terkait dengan hasil

pengujian instrumen, pemilihan indikator

atau butir pertanyaan perlu dilakukan

secara seksama agar dapat mengahasilkan

instrumen yang valid dan reliabel untuk

mengukur variabel dalam model

penelitian. Instrumen yang baik adalah

instrumen yang mampu mengukur variabel

dalam model penelitian dengan presentase

yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Agusli, Rachmat. Panduan praktis koneksi

Internet dengan handphone . Jakarta:

Mediakita, 2008.

Ariansyah, Kasmad. "Minat masyarakat

terhadap layanan Near Field

Communication (NFC) komersial di

Indonesia." Buletin Pos dan

Telekomunikasi 10, no. 2 (Juni 2012):

135-146.

Arikunto, S. Prosedur penelitian: Suatu

pendekatan praktek. Revisi V. Jakarta:

Rineke Cipta, 2002.

BPS Provinsi Sulawesi Utara. Sulawesi

Utara dalam angka 2011. Manado: BPS

Provinsi Sulawesi Utara, 2012, 54.

Chamid, Chusharini, Puti Renosori, and

Puput Tri Wulandari. "Sosialisasi resiko

paparan merkuri pada kesehatan wanita

di lingkungan Kampus Unisba."

Seminar Nasional Penelitian dan PKM:

Sains, Teknologi, dan Kesehatan.

Bandung, 2012. 307-314.

Curtis, L., et al. "Adoption of social media

for public relations by nonprofit

organizations." Public Relations Review

36, no. 1 (2010): 90-92.

Eckhardt, A., S. Laumer, and T. Weitzel.

"Who influences whom? Analyzing

workplace referents’ social influence on

IT adoption and non-adoption." Journal

of Information Technology 24, no. 1

(2009): 11-24.

harga-hp.com. Penjelasan paket Internet,

kuota, fair usage policy, time based dan

volume. 1 April 2012. http://harga-

hp.com/penjelasan-paket-internet-

kuota-fair-usage-policy-time-based-

dan-volume-based (diakses Januari 28,

2013).

Koivimäki, T., A. Ristola, and M. Kest.

"The perceptions towards mobile

services: An empirical analysis of the

role of use facilitators." Personal &

Ubiquitous Computing 12, no. 1 (2008):

67-75.

Mahdi, Zainal. Dampak teknologi dalam

kehidupan sehari-hari. Juni 21, 2012.

http://pta.kemenag.go.id/index.php/fron

tend/news/index/128 (accessed Januari

22, 2013).

Miniwatts Marketing Group. Asia Stats:

Internet usage in Asia. 30 Juni 2012.

http://www.internetworldstats.com/stats

3.htm (diakses Januari 28, 2013).

Mönks, Franz J., A.M.P. Knoers, and Siti

Rahayu Haditono. Psikologi

perkembangan: Pengantar dalam

berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press, 2002.

Nurhamida. Analisis kepuasan dan

loyalitas pengguna kartu internet

prabayar Telkomselflash. Thesis,

Bogor: IPB, 2012, 1.

Rahab. “Hubungan antara karakteristik

teknologi dengan kemungkinan usaha

The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology:

Survei Penggunaan Paket Internet Handphone di Kota Manado

Riva’atul Adaniah Wahab

93

kecil untuk mengadopsi TI.” Jurnal

Bisnis dan Ekonomi (JBE) 16, no. 2

(September 2009): 111-125.

Raharjo, Fadli. Perkembangan teknologi

telematika terkait ISP di Indonesia. 4

Desember 2012.

http://fadlypuccino.com/2012/12/perke

mbangan-teknologi-telematika-terkait-

isp-di-indonesia/#axzz2Jxtbzro0

(diakses Januari 4, 2013).

Rozandy, Rizki Aditya, Imam Santoso,

and Shyntia Atica Putri. "Analisis

variabel-variabel yang mempengaruhi

tingkat adopsi teknologi dengan metode

partial least square (Studi kasus pada

sentra industri tahu Desa Sendang, Kec.

Banyakan, Kediri)." Jurnal Industria 1,

no. 3 (2013): 147-158.

Santoso, Budi. Indonesia, negara

pengguna ponsel terbesar keenam di

dunia. 1 November 2012.

http://www.tnt-magz.com/berita-tekno-

out-of-topic/12674-indonesia-negara-

pengguna-ponsel-terbesar-keenam-di-

dunia (diakses Januari 28, 2013).

Sedana, and Wijaya. "Applying UTAUT

model to reach better understanding on

the acceptance and use of learning

management system case study:

Experiential e-learning of Sanata

Dharma University." Proceedings of

The International Conference On

Advance Computer Science and

Information Systems. 2009. 415-420.

Teddlie, Charles, dan Fen Yu. “Mixed

methods sampling: A typology with

examples.” Journal of Mixed Methods

Research 1, no. 1 (2007): 77-100.

Ulum, Ihyaul, Imam Ghozali, and Anis

Chariri. "Intellectual capital dan kinerja

keuangan perusahaan: Suatu analisis

dengan pendekatan partial least square

(PLS)." Simposium Nasional Akuntansi

11 (SNA 11). Pontianak: Universitas

Tanjung Pura, 2008. 1-31.

Venkatesh, V, M.G. Morris, F.D. Davis,

and G.B. Davis. "User acceptance of

information technology: Toward a

unified view." MIS Quarterly 27, no. 3

(2003): 425-478.

Wahab, Riva'atul Adaniah. "Analisis

motivasi dan penggunaan e-banking

Bank Mandiri oleh pegawai BPPKI

Manado dengan pendekatan The

Unified Theory of Acceptance and Use

of Technology (UTAUT)." JPKOP

(BPPKI Manado) 15 (Desember 2011):

243-270.

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 17 No. 1, April 2013: 73-94

94