The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology: Usage Survey of Handphone Internet Packages...
Transcript of The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology: Usage Survey of Handphone Internet Packages...
73
THE UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF
TECHNOLOGY: SURVEI PENGGUNAAN PAKET INTERNET
HANDPHONE DI KOTA MANADO
THE UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF
TECHNOLOGY: USAGE SURVEY OF HANDPHONE INTERNET
PACKAGES IN MANADO
Riva’atul Adaniah Wahab
Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Manado
Jl. Pomorow No. 76 Manado 95127, Sulawesi Utara, Indonesia
e-mail: [email protected]
(Naskah diterima: 1 Februari 2013 - Disetujui terbit: 20 Maret 2013)
Abstrak
Seiring pertumbuhan pengguna Internet, operator seluler atau provider akhirnya mengadopsi
bisnis Internet dengan meluncurkan produk akses Internet handphone yang lebih dikenal dengan paket
Internet handphone. Ketatnya persaingan produk telekomunikasi di kalangan provider, mendorong
bermunculannya inovasi di sektor industri telekomunikasi dan menjadi fokus pengamatan tersendiri.
Keputusan calon pelanggan dalam memilih paket Internet yang akan digunakan terkadang melalui
berbagai pertimbangan dengan mengedepankan berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan paket Internet handphone.
Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, metode pengumpulan data primer dengan kuesioner,
dan analisis data dengan Partial Least Square, hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor harapan
upaya dan pengaruh sosial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap munculnya niat perilaku
untuk menggunakan paket Internet handphone, demikian pula faktor niat perilaku terhadap perilaku
penggunaan paket Internet handphone. Berbeda halnya dengan faktor harapan kinerja terhadap niat
perilaku menggunakana paket Internet handphone dan memfasilitasi kondisi terhadap perilaku
menggunakan paket Internet handphone yang memang memiliki pengaruh positif namun tidak
signifikan dalam mendorong penggunaan paket Internet handphone. Oleh karena itu, provider
disarankan untuk terus membuat inovasi paket Internet handphone dengan harga relatif murah namun
tetap dapat memberi kepuasan masyarakat akan layanan akses Internet selain itu promosi melalui
media elektronik seperti TV dan radio.
Kata Kunci: paket Internet, UTAUT.
Abstract
As there is an increase in the growth of Internet users, mobile operators or providers eventu-
ally adopt Internet business by launching handphone Internet access that is better known as
handphone Internet package. Intense competition among providers of telecommunications products,
encourage the emergence of innovation in the telecommunications industry and the focus of a sepa-
rate observation. Prospective customer’s decision in selecting Internet package that will be used
needs various considerations about many factors. This study aims to determine the factors that influ-
ence consumers to use the handphone Internet package. By using a quantitative approach, primary
data collection method with quetionnaire, and data analysis with Partial Least Square, the results
showed that the factors of social influence and efforts expectacy have positive and significant impact
on the emergence of behavioral intention to use handphone Internet package, as well as behavioral
intention factor for the use behavior of handphone Internet package. By contrast, the factor of per-
formance expectations for behavioral intentions using current handphone Internet package and facili-
tating conditions on the use behavior of handphone Internet package that does have a positive but not
significant effect in encouraging the use behavior of handphone Internet package. Therefore, provid-
ers are required to continue to create innovative handphone Internet package with relatively cheap
prices while still satisfying the community service Internet access in addition to the campaign through
electronic media such as TV and radio.
Keywords: Internet package, UTAUT.
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 17 No. 1, April 2013: 73-94
74
PENDAHULUAN
Hakikat manusia sebagai makhluk
sosial mendorongnya untuk selalu
berhubungan dan berkomunikasi dengan
manusia lainnya. Berkolaborasi dengan
kemajuan teknologi, hakikat ini kemudian
menjadi dasar muncul dan berkembangnya
teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Teknologi informasi dan komunikasi terus
menunjukkan dinamika perkembangan,
termasuk bidang telekomunikasi.
Kebutuhan untuk terus mengeksplorasi
aktivitas komunikasi menjadi titik balik
munculnya teknologi-teknologi yang
mampu memfasilitasi manusia untuk
berkomunikasi secara lebih luas. Salah
satu produk kemajuan TIK yang saat ini
sering digunakan adalah Internet. Internet
hadir sebagai respon terhadap ketersediaan
informasi dengan cepat dan mudah.
Dinamika perkembangan teknologi ini
terus meningkat yang pada akhirnya
mampu menyatukan manusia dalam suatu
masyarakat global, karena masyarakat
tidak hanya mampu berinteraksi
antardaerah dalam satu negara melainkan
telah mampu berinteraksi antarnegara
tanpa dibatasi dimensi ruang dan waktu.
Sejak awal kemunculannya di Indonesia
pada tahun 1990-an hingga saat ini,
berbagai cara ditempuh untuk dapat
menyediakan akses Internet yang dapat
digunakan oleh masyarakat luas. Awalnya
akses Internet hanya disediakan oleh
Penyedia Jasa Internet (PJI) atau lebih
dikenal di negara luar dengan istilah
Internet Service Provider (ISP) melalui
jaringan fixed line-dial up seperti yang
telah dilakukan oleh Ipteknet dan IndoNet
di tahun 1994, yang kemudian diikuti oleh
ISP lainnya yang jumlahnya terus
mengalami pertumbuhan dari tahun ke
tahun (Raharjo 2012). Seiiring dengan
pertumbuhan pengguna Internet,
perusahaan telepon atau operator seluler
juga akhirnya mengadopsi bisnis Internet
dengan meluncurkan produk akses Internet
yang lebih dikenal dengan paket Internet.
Paket Internet ini memberikan kemudahan
bagi pelanggan untuk dapat mengakses
jaringan Internet secara mobile via
handphone/smartphone dengan hanya
membeli kartu seluler yang diluncurkan
oleh operator kemudian mendaftar, baik
untuk penggunaan accidental maupun
berlangganan, paket Internet yang
ditawarkan operator kartu seluler. Paket
yang ditawarkan oleh provider juga
beraneka ragam dilihat dari sisi tarif/harga,
kecepatan akses, kuota, sampai pada masa
aktif paket.
Tabel 1. Daftar nama paket Internet operator
Sumber: Diolah penulis dari berbagai sumber
The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology:
Survei Penggunaan Paket Internet Handphone di Kota Manado
Riva’atul Adaniah Wahab
75
Fleksibilitas akses yang semakin
tinggi menjadikan paket Internet sebagai
salah satu solusi dalam rangka
mempercepat peningkatan pertumbuhan
penetrasi Internet, yang jumlahnya saat ini
di Indonesia baru mencapai 55 juta atau
22,10 % berdasarkan data Internet World
Stats per 30 Juni 2012 (Miniwatts
Marketing Group 2012).
Tabel 2. Pengguna Internet, data populasi, dan statistik facebook di Asia
(Miniwatts Marketing Group 2012)
Upaya peningkatan penetrasi
Internet melalui handphone/smartphone
juga didukung oleh jumlah pengguna
handphone/smartphone dunia, khususnya
di Indonesia, yang semakin bertambah tiap
tahunnya. Berdasarkan data Wireless
Intelligent, Indonesia berada pada urutan
ke-6 pengguna ponsel terbanyak di dunia.
Jumlahnya diperkirakan mencapai ±250
juta ponsel dengan perbandingan 105, 28%
terhadap total penduduk Indonesia yang
mencapai 238 juta jiwa (Santoso 2012).
Ketatnya persaingan produk
telekomunikasi di kalangan operator
seluler, dalam kaitannya dengan
penyediaan jasa Internet kemudian dikenal
dengan istilah provider paket Internet,
mendorong bermunculannya berbagai
inovasi di sektor industri telekomunikasi.
Hal ini dilakukan dalam rangka menjaga
kepuasan dan loyalitas (customer
satisfaction and loyality) pelanggan
maupun menarik minat pelanggan baru
terhadap produk yang diluncurkan yang
merupakan faktor penting perkembangan
keberhasilan industri telekomunikasi. The
informed consumer atau pelanggan yang
memiliki pengetahuan luas mengenai suatu
produk karena kemajuan sarana informasi
yang tersedia, sebagai bagian era
globalisasi dan kecanggihan teknologi
(Nurhamida 2012, 1), menambah deretan
tantangan kemajuan bisnis operator seluler.
Tidak tanggung-tanggung promosi
berbiaya besar rela dilakukan demi
memenuhi misi tersebut. Paket Internet
yang menawarkan akses jaringan Internet
dimana saja dan kapan saja menjadi salah
satu produk yang sedang digemari segala
tingkat usia, anak-anak sampai orang tua.
Ketatnya persaingan produk
telekomunikasi ini menjadi fokus
pengamatan tersendiri. Gencarnya promosi
yang dilakukan oleh provider paket
Internet dapat dilihat dari maraknya iklan
di berbagai media, baik cetak maupun
elektronik, seperti surat kabar, majalah,
brosur, pamflet, billboard, radio, sampai
televisi yang memerlukan budget cukup
besar. Semua usaha tersebut dilakukan
tidak lain untuk menarik masyarakat
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 17 No. 1, April 2013: 73-94
76
sebagai konsumen pasar sebanyak-
banyaknya. Sayangnya, karakter calon
pelanggan tidak dapat diprediksi oleh
provider. Keputusan calon pelanggan
dalam memilih paket Internet yang akan
digunakan terkadang melalui berbagai
pertimbangan dengan mengedepankan
berbagai faktor misalnya kesenangan,
kepuasan, gratifikasi, pemenuhan,
kegunaan yang ada, dan lainnya. Survei
konsumen perlu dilakukan sebelum
provider meluncurkan produk ke pasaran
dalam rangka meningkatkan performansi
produk. Hal ini diperlukan agar produk
yang akan diluncurkan dapat sesuai dengan
selera dan kebutuhan konsumen sehingga
dapat unggul di tengah persaingan produk
serupa dari kompetitor lainnya.
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka rumusan masalah dalam penelitian
ini yaitu faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi masyarakat sebagai
konsumen untuk menggunakan paket
Internet. Adapun tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
masyarakat sebagai konsumen dalam
menggunakan paket Internet. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai informasi untuk dijadikan bahan
analisis dan pengambilan keputusan bagi
provider paket Internet terutama dari aspek
inovasi produk dan strategi pemasaran
dalam rangka menarik minat calon
konsumen. Semakin tingginya minat
masyarakat terhadap paket Internet akan
membuka peluang untuk peningkatan
penetrasi Internet masyarakat di Indonesia
yang menjadi salah satu target pemerintah
melalui Kementerian Komunikasi dan
Informatika RI untuk mewujudkan
“Masyarakat Informasi, Indonesia
Informative” di tahun 2015.
LANDASAN TEORI
Teknologi Akses Internet Melalui
Handphone
Perkembangan TIK menjadikan
fungsi handphone/smartphone menjadi
semakin kompleks. Fungsi
handphone/smartphone sebagai media
komunikasi kini telah diperkaya dengan
fungsi lainnya yaitu mengakses jaringan
Internet. Secara umum terdapat dua
teknologi yang digunakan untuk
mengakses Internet melalui
handphone/smartphone yaitu (Agusli
2008, 2-3):
a. Wireless Application Protocol (WAP).
Akses Internet via
handphone/smartphone dapat dilakukan
salah satunya jika
handphone/smartphone yang digunakan
mendukung layanan WAP. Layanan
WAP harus didukung oleh operator
seluler sebagai penyedia bearer agar
data dapat dikirim dan diterima. Bearer
adalah jaringan yang digunakan untuk
mentransmisikan data. Beberapa bearer
layanan WAP yang biasa digunakan
operator seluler antara lain Circuit
Switch Data (CSD), General Packet
Radio Service (GPRS), dan Code
Division Multiple Access (CDMA).
b. Modem-handphone. Penggunaan
handphone/smartphone untuk
mengakses Internet juga dapat
dilakukan dengan menggunakan
handphone/smartphone sebagai
modem. Modem adalah perangkat
perantara komputer dengan Internet.
Penggunaan handphone/smartphone
sebagai modem hanya terbatas pada
handphone/smartphone yang memiliki
bearer GPRS atau CDMA. Dalam
kondisi ini, dengan menggunakan
perantara kabel data, bluetooth, atau
The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology:
Survei Penggunaan Paket Internet Handphone di Kota Manado
Riva’atul Adaniah Wahab
77
infrared (IrDa) handphone/smartphone
dapat dihubungkan langsung ke laptop
atau Personal Computer (PC).
Paket Internet
Paket Internet adalah layanan yang
disediakan oleh operator
seluler/telekomunikasi atau data dimana
konsumen diharuskan untuk membayar
sejumlah nominal rupiah sebagai biaya
pemakaian Internet (data). Bila tidak
menggunakan paket Internet, pulsa telepon
pengguna seluler akan terambil setiap kali
melakukan koneksi Internet. Oleh karena
itu, disarankan untuk mendaftar paket
Internet jika ingin mengakses jaringan
Internet melalui handphone/smartphone
untuk menghemat biaya. Pada umumnya
pendaftaran dan penggunaan paket Internet
dapat dilakukan dengan prosedur sebagai
berikut:
a. Bagi pengguna prabayar: isi pulsa
terlebih dahulu sesuai dengan besarnya
paket internet yang ingin digunakan.
Bila ingin menggunakan paket internet
dengan biaya Rp.50.000, maka pastikan
pulsa yang tersimpan harus lebih besar
dari 50 ribu, setidaknya ada sebesar Rp.
60.000. Hal ini untuk mengantisipasi
biaya pajak.
b. Setelah pulsa terisi, lakukan
pendaftaran paket internet. Pada
umumnya pendaftaran bisa dilakukan
sendiri, misalnya dengan mengirimkan
SMS dengan format tertentu, dengan
menekan kode tertentu (*xxx#), atau
dengan cara mengunjungi gerai operator
seluler. Untuk informasi cara
pendaftaran paket internet lebih
detailnya beserta paket-paket yang
ditawarkan, silahkan menghubungi
layanan konsumen operator telepon
yang digunakan atau kunjungi website
resminya. Saya sengaja tidak menulis
caranya di website ini karena cara
pendaftaran paket internet bisa berubah
sewaktu-waktu.
c. Jika paket internet berhasil diaktivasi,
maka pulsa sebesar Rp.50.000 (+pajak)
akan langsung diambil (hilang).
d. Pastikan settingan internet yang
digunakan sudah sesuai.
e. Setelah paket internet aktif, setiap kali
Anda mendownload aplikasi, browsing
internet, streaming video, dll, pulsa
yang tersisa tidak akan terpotong
selama kuota paket internet masih ada.
Pendaftaran paket Internet
didasarkan batas pemakaian Internet yang
ditentukan oleh provider yang disebut
dengan kuota. Kuota atau perhitungan tarif
akses paket Internet yang ditawarkan
secara umum terdiri dari dua jenis yaitu:
a. Volume Based yang berdasarkan banyak
data/besarnya file yang diakses
(diunduh/download dan
diunggah/upload). Pada umumnya
dinyatakan dalam satuan megabyte atau
gigabyte. Untuk operator Global
Service Mobile (GSM) biasanya
menggunakan sistem volume based
untuk bearer GPRS.
b. Time Based yang berdasarkan jumlah
waktu/lamanya penggunaan paket
Internet. Pada umunya ditawarkan 1
hari, 7 hari/1 minggu, 14 hari, sampai
30 hari/1 bulan. Untuk operator Global
Service Mobile (GSM) biasanya
menggunakan sistem time based untuk
bearer CSD.
Selain jenis kuota paket Internet
tersebut, terdapat pula jenis paket Internet
yang disebut dengan paket Internet
unlimited. Jenis paket ini menawarkan
penggunaan koneksi Internet (data)
sepuasnya tanpa batas selama masih dalam
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 17 No. 1, April 2013: 73-94
78
masa aktif paket. Namun, masih terdapat
kondisi tertentu yang dipersyaratkan salah
satunya adalah persyaratan batas
pemakaian wajar/fair usage policy (FUP)
dimana kecepatan akses Internet akan
diturunkan jika pemakaian telah mencapai
batas tertentu (harga-hp.com 2012).
Unified Theory of Acceptance and Use of
Technology/UTAUT
Pemilihan teori yang akan
digunakan dalam sebuah penelitian
bergantung pada variabel yang akan
digunakan. Sebagai salah satu model
terbaru pengukuran adopsi teknologi,
model UTAUT merupakan penggabungan
adaptasi dari beberapa model sebelumnya
yaitu Theory of Reasoned Action/TRA,
Technology Acceptance Model/TAM, Mo-
tivational Model/MM, Theory of Planned
Behavior/TPB, A Combined Theory of
Planned Behavior/Technology Acceptance
Model, Model of PC Utilization/MPU, In-
novation Diffusion Theory/IDT dan Social
Cognitive Theory/SCT (Sedana dan
Wijaya 2009, 415-420). Teori ini
dikembangkan melalui kajian dan
konsolidasi konstruksi dari delapan model
penelitian yang sebelumnya telah
digunakan untuk menjelaskan perilaku
penggunaan teknologi. UTAUT bertujuan
menjelaskan niat pengguna untuk
menggunakan teknologi dan perilaku
penggunaan selanjutnya. Teori ini
menyatakan bahwa empat kunci konstruksi
(performance expectacy/kinerja harapan,
effort expectacy/harapan usaha, social
influence/pengaruh sosial, dan facilitating
conditions/memfasilitasi kondisi)
merupakan penentu langsung dari niat dan
perilaku penggunaan. Gender/jenis
kelamin, age/usia, experience/pengalaman,
dan voluntariness of use/kesukarelaan
penggunaan yang diandaikan untuk
memediasi dampak dari empat kunci
konstruksi pada niat dan perilaku
penggunaan (Venkatesh, et al. 2003).
Gambar 1. Skema model UTAUT (Venkatesh, et al. 2003, 447)
Konstruksi dasar UTAUT
merupakan adopsi dan pengembangan dari
kunci konstruksi model sebelumnya
(Wahab 2011, 253) yang terdiri dari:
a. Harapan kinerja (performance expec-
tacy) didefinisikan sebagai tingkat di-
mana seseorang percaya bahwa dengan
menggunakan teknologi akan mem-
bantu dia untuk mencapai keuntungan
dalam hal kinerja pekerjaan (Venkatesh,
et al. 2003, 447). Dari model yang ber-
beda, penulis mengidentifikasi 5 kon-
The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology:
Survei Penggunaan Paket Internet Handphone di Kota Manado
Riva’atul Adaniah Wahab
79
struksi yang dapat digunakan untuk
mengukur jenis harapan kinerja, yaitu
kegunaan yang dirasakan (TAM/TAM2
dan C-TAM-TPB), motivasi ekstrinsik
(MM), kesesuaian pekerjaan (MPCU),
keuntungan relatif (IDT), dan harapan
akan hasil (SCT). Dalam semua model,
harapan kinerja adalah prediktor terkuat
dari niat perilaku.
b. Harapan upaya (effort expectacy) dide-
finisikan sebagai tingkat kemudahan
yang berhubungan dengan penggunaan
system (Venkatesh, et al. 2003, 450).
Dalam perbandingan beberapa model,
tiga konstruksi mencerminkan gagasan
harapan usaha, yaitu kemudahan peng-
gunaan yang dirasakan (TAM/TAM2),
kompleksitas (MPCU), dan kemudahan
penggunaan (IDT). Seperti yang ditun-
jukkan pada penelitian sebelumnya,
harapan upaya memiliki berpengaruh
besar bagi niat perempuan dan pekerja
yang lebih tua untuk menggunakan sis-
tem.
c. Pengaruh sosial (social influence) dide-
finisikan sebagai tingkat dimana indi-
vidu merasa bahwa orang-orang yang
penting baginya percaya sebaiknya dia
menggunakan sistem baru (Venkatesh,
et al. 2003, 451). Konsep yang
menangkap pengaruh sosial sebagai
penentu langsung dari niat perilaku
adalah bagian dari TRA, TAM2, TPB /
DTPB, C-TAM-TPB, MPCU, dan IDT.
d. Memfasilitasi kondisi (facilitating con-
ditions) didefinisikan sebagai tingkat
kepercayaan seorang individu terhadap
ketersediaan infrastruktur teknik dan
organisasional ada untuk mendukung
penggunaan system (Venkatesh, et al.
2003, 453). Sehubungan dengan definisi
ini, model yang menggunakan gagasan
memfasilitasi kondisi antara lain: kon-
trol perilaku yang dirasakan (TPB /
DTPB, C-TAM-TPB), memfasilitasi
kondisi (MPCU), dan kompatibilitas
(IDT).
e. Niat perilaku (behavioral intention)
didefinisikan sebagai munculnya
keinginan untuk menggunakan sistem.
f. Perilaku menggunaan (use behavior)
didefinisikan sebagai penggunaan nyata
terhadap sistem.
Berbagai penelitian terkait
penggunaan UTAUT dalam adopsi
teknologi telah dilakukan diantaranya:
Koivumäki menggunakan konsep
UTAUT untuk mempelajari persepsi dari
243 orang di Finlandia Utara terhadap
layanan dan teknologi mobile. Hasil
penelitian menemukan bahwa waktu yang
dihabiskan menggunakan perangkat tidak
mempengaruhi persepsi konsumen, namun
keakraban dengan perangkat dan
keterampilan pengguna memiliki dampak
(Koivimäki, Ristola dan Kest 2008).
Eckhardt melalui model UTAUT
mencoba mempelajari pengaruh sosial dari
kelompok rujukan kerja (atasan, rekan)
pada niat untuk mengadopsi teknologi di
perusahaan 152 Jerman dan menemukan
dampak signifikan dari pengaruh sosial
dari rujukan kerja pada adopsi teknologi
informasi (Eckhardt, Laumer dan Weitzel
2009).
Penelitian oleh Curtis terhadap
adopsi media sosial di 409 organisasi
nirlaba Amerika Serikat. UTAUT
sebelumnya tidak pernah diterapkan pada
penggunaan media sosial di public relation
(PR). Hasil penelitian menemukan bahwa
organisasi yang memiliki departemen
hubungan masyarakat lebih cenderung
untuk mengadopsi teknologi media sosial
dan menggunakannya untuk mencapai
tujuan organisasi mereka. Perempuan yang
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 17 No. 1, April 2013: 73-94
80
menggunakan media sosial menjadi lebih
bermanfaat, dan laki-laki yang
memanfaatkan media sosial secara aktif
menunjukkan kepercayaan diri yang
meningkat (Curtis, et al. 2010).
Penelitian dengan konsep UTAUT
pernah penulis lakukan di tahun 2011
dengan mengangkat judul penggunaan e-
banking. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor harapan kinerja/performace
expectacy (PE) dan harapan upaya/effort
expectacy (EE) memiliki pengaruh yang
sangat kuat dalam membangkitkan
motivasi menggunakan atau behavioral
intention (BI) e-banking Bank Mandiri
oleh Pegawai BPPKI Manado. Lain halnya
dengan faktor pengaruh sosial/social
influence (SI) yang memiliki pengaruh
lemah dan faktor memfasilitasi
kondisi/facilitating conditions (FC) yang
memiliki pengaruh cukup dalam
membangkitkan motivasi menggunakan e-
banking Bank Mandiri oleh Pegawai
BPPKI Manado. Namun demikian,
motivasi menggunakan ternyata memiliki
pengaruh sangat kuat terhadap perilaku
penggunaan atau use behaviour (UB)
menggunakan e-banking Bank Mandiri
oleh Pegawai BPPKI Manado (Wahab
2011, 243).
Berdasarkan model UTAUT dalam
adopsi teknologi, penelitian kali ini juga
akan menggunakan variabel yang
dijabarkan dalam model. Namun dalam
penelitian kali ini hanya akan melihat
pengaruh variabel performance expectacy,
effort expectacy, social influence terhadap
behavioral intention dan pengaruh faktor
facilitating conditions dan behavioral
intention terhadap use behavior tanpa
melihat pengaruh variabel moderating.
1. Pengaruh faktor harapan
kinerja/performance expectacy terhadap
niat perilaku /behavioral intention
menggunakan paket Internet
handphone.
Harapan kinerja dalam penelitian ini
merujuk pada kemudahan, kecepatan,
dan fleksibilitas (dimana saja dan kapan
saja) dalam melakukan akses ke
jaringan Internet untuk berkomunikasi
dan memperoleh informasi dengan
menggunakan paket Internet
handphone.
H1 : Harapan kinerja/performance
expectacy (PE) memiliki
pengaruh terhadap niat
perilaku/behavioral intention
(BI) menggunakan paket
Internet handphone.
2. Pengaruh faktor harapan upaya/effort
expectacy terhadap niat
perilaku/behavioral intention
menggunakan paket Internet
handphone.
Harapan upaya dalam penelitian ini
merujuk pada kemudahan dalam
penggunaan paket Internet handphone,
diukur dari aspek kemudahan
penggunaan, kemudahan dalam
mempelajari, dan kemudahan dalam
proses pendaftaran paketnya.
H2 : Harapan upaya/effort expectacy
(EE) memiliki pengaruh
terhadap niat
perilaku/behavioral intention
(BI) menggunakan paket
Internet handphone.
3. Pengaruh faktor pengaruh sosial/social
influence terhadap niat
perilaku/behavioral intention
menggunakan paket Internet
handphone.
Pengaruh sosial dalam penelitian ini
merujuk pada pengaruh orang-orang
dan lingkungan sekitar pengguna seperti
teman/tetangga, keluarga, atau sales
produk/iklan yang mempengaruhi
The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology:
Survei Penggunaan Paket Internet Handphone di Kota Manado
Riva’atul Adaniah Wahab
81
munculnya niat pengguna untuk
menggunakan paket Internet
handphone.
H3 : Pengaruh sosial/social influence
(SI) memiliki pengaruh terhadap
niat perilaku/behavioral
intention (BI) menggunakan
paket Internet handphone.
4. Pengaruh faktor memfasilitasi
kondisi/facilitating conditions terhadap
perilaku menggunakan/use behavior
paket Internet handphone.
Memfasilitas kondisi dalam penelitian
ini merujuk pada adanya tersedianya
infrastruktur atau organisasi pendukung
yang dapat mempengaruhi pengguna
untuk menggunakan paket Internet
handphone. Dalam penelitian ini
infrastruktur atau organisasi tersebut
berupa tempat/lokasi isi ulang, Call
Center, petunjuk pendaftaran,
operator/provider, infrastruktur
jaringan, dan harga paket Internet.
H4 : Memfasilitasi
kondisi/facilitating conditions
(FC) terhadap perilaku
menggunakan/use behavior
(UB) paket Internet handphone.
5. Pengaruh faktor niat
perilaku/behavioral intention terhadap
perilaku menggunakan/use behavior
paket Internet handphone.
Niat perilaku dalam penelitian ini
merujuk pada munculnya keinginan
pengguna untuk menggunakan paket
Internet handphone.
H5 : Niat perilaku/behavioral
intention (BI) memiliki
pengaruh terhadap perilaku
menggunakan/use behavior (BI)
paket Internet handphone.
Berdasarkan pendefinisian dan
hipotesis faktor-faktor yang diteliti, maka
model penelitian dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 2. Model penelitian
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 17 No. 1, April 2013: 73-94
82
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian kali ini berlokasi di Kota
Manado dengan pengambilan data
dilakukan pada bulan Februari-Maret
2013. Kota ini merupakan salah satu kota
tujuan wisata yang banyak dikunjungi oleh
turis domestik maupun mancanegara. Hal
ini menjadikan informasi sebagai sebuah
kebutuhan penting terutama terkait dengan
tempat-tempat tujuan wisata. Salah satu
media yang dapat digunakan untuk
memperoleh informasi tersebut adalah
melalui jaringan Internet. Dengan adanya
paket Internet kartu seluler, wisatawan
lebih mudah untuk memperoleh informasi
terkait dengan obyek wisata di Kota
Manado karena fleksibilitas yang dapat
diperoleh.
Jenis/Paradigma Penelitian
Jenis penelitian dapat dilihat
menurut teknik sampling, timbulnya
variabel, model pengembangan atau
pertumbuhan, dan menurut rancangan
penelitian (Arikunto 2002, 75). Penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan deskriptif kuantitatif dengan
tujuan untuk mengetahui pengaruh faktor
PE, EE, SI, dan FC terhadap preferensi
niat dan perilaku pelanggan dalam
menentukan paket Internet yang sedang
digunakan.
Populasi, Sampel, dan Teknik
Penarikan Sampel
Populasi dalam penelitian ini
masyarakat Kota Manado yang berjumlah
410.481 (BPS Provinsi Sulawesi Utara
2012, 54), sedangkan sampelnya adalah
masyarakat Kota Manado yang saat
dilakukan penelitian sedang menggunakan
atau berlangganan paket Internet via
handphone/smartphone. Penarikan sampel
dilakukan melalui teknik sampling
purposive dimana tidak berdasarkan
pemilihan acak tetapi kriteria tertentu
sesuai dengan tujuan penelitian (Teddlie
dan Yu 2007). Dalam penelitian ini,
sampel dipilih berdasarkan kriteria
masyarakat yang
menggunakan/berlangganan paket Internet
via handphone/smartphone. Jika populasi
penelitian diketahui, dapat digunakan
beberapa cara untuk menentukan besarnya
ukuran sampel, salah satunya adalah
dengan menggunakan Rumus Slovin
(Chamid, Renosori dan Wulandari 2012,
309-310). Dalam penggunaan rumus
tersebut, perlu ditentukan taraf signifikansi
yang akan digunakan. Taraf signifikansi
(α) dapat ditentukan antara 0,01 (1%), 0,05
(5%), atau 0,1 (10%). Semakin kecil tarap
signifikansi yang digunakan maka semakin
besar jumlah sampel minimum dari ukuran
populasi (N). Dengan jumlah populasi (N)
sebesar 410.481 dan taraf signifikansi (α)
adalah 0,1%, maka dengan menggunakan
Rumus Slovin diperoleh ukuran sampel (n)
sebagai berikut:
Dengan demikian berdasarkan hasil
rumus Slovin, diketahui jumlah minimum
pelanggan paket Internet yang dijadikan
responden adalah 100 orang.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan dua
metode. Pengumpulan data primer
dilakukan melalui field research dengan
menggunakan angket (quetionnaire)
The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology:
Survei Penggunaan Paket Internet Handphone di Kota Manado
Riva’atul Adaniah Wahab
83
tertutup yang disebarkan kepada respoden.
Sedangkan data sekunder diperoleh dengan
teknik library research melalui literatur,
jurnal hasil penelitian, dan artikel terkait
dengan penggunaan paket Internet.
Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan
menggunakan Partial Least Square (PLS)
dengan Aplikasi smartPLS. PLS adalah
model persamaan struktural (SEM) yang
berbasis komponen atau varian (variance),
yang lebih bersifat predictive model
(Rahab 2009, 118). Penggunaan metode
PLS didasarkan pada pertimbangan
terdapat variabel laten yang dibentuk oleh
indikator formative dan terdapat pula
variabel laten yang dibentuk oleh indikator
refleksif (Ulum, Ghozali dan Chariri 2008,
10). Selain itu data tidak harus multivariate
berdistribusi normal yang artinya indikator
dengan skala kategori nominal, interval,
dan rasio dapat digunakan pada model
yang sama (Rahab 2009, 118). PLS dapat
digunakan untuk mengkonfirmasi teori
(theoritical testing) dimana teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
UTAUT.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Identitas Responden
Tabel 3. Identitas responden
Dari tabel tersebut terlihat bahwa
responden yang diambil hampir seimbang
antara laki-laki dan perempuan, dengan
usia responden paling dominan adalah 17-
22 tahun dengan frekuensi 40%. Usia ini
merupakan fase remaja akhir dengan
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 17 No. 1, April 2013: 73-94
84
karakteristiknya sudah mantap dan stabil.
Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin
hidup dengan pola hidup yang digariskan
sendiri dengan keberanian. Remaja sudah
mempunyai pendirian tertentu berdasarkan
satu pola yang jelas yang baru
ditemukannya (Mönks, Knoers dan
Haditono 2002). Bukti dominannya
pengguna paket Internet handphone dari
kalangan remaja dapat dilihat dari
persentase pendidikan terakhir/saat ini
responden yaitu SMA sederajat (57%) dan
pekerjaan saat ini yaitu pelajar/mahasiswa
(49%).
Tabel 4. Besarnya pemasukan dan pengeluaran bulanan responden
Rekapitulasi hasil pengisian angket
responden mengenai besarnya pemasukan
baik dalam bentuk uang jajan/uang saku
maupun penghasilan/pendapatan/gaji serta
pengeluaran untuk keperluan bulanan
dapat dilihat melalui Tabel 4. Dari tabel
tersebut dapat diketahui bahwa dominan
responden memiliki pemasukan sebesar
lebih dari Rp 250.000 (61%) namun yang
menjadi ketimpangan adalah jumlah
responden yang menjawab pengeluaran
lebih dari Rp 250.000 yaitu sebanyak 62
responden. Data tersebut menunjukkan
bahwa ada responden yang pengeluaran
tiap bulanannya lebih besar daripada
pemasukan. Sebagaimana pepatah “lebih
tinggi pasak daripada tiang”. Hal ini
semakin menambah panjang bukti bahwa
bangsa Indonesia memang terkenal dengan
karakter konsumtifnya.
Tabel 5. Besarnya pengeluaran pulsa handphone dan Internet bulanan responden
Berdasarkan analisis deskriptif
diperoleh data bahwa rata-rata biaya yang
dikeluarkan responden untuk penggunaan
pulsa handphone (komunikasi dan
Internet) adalah Rp 75.001-Rp 100.000
sedangkan rata-rata biaya untuk pulsa
Internet adalah sebesar Rp 50.001-Rp
75.000. Ini menunjukkan bahwa hampir
sebagian besar pengeluaran bulanan pulsa
responden adalah untuk pembelian paket
Internet handphone.
The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology:
Survei Penggunaan Paket Internet Handphone di Kota Manado
Riva’atul Adaniah Wahab
85
Tabel 6. Crosstabs penggunaan handphone dan paket Internet handphone
Hasil crosstabs Tabel 6.
menunjukkan bahwa responden yang telah
menggunakan handphone lebih dari 9
tahun dengan pengalaman menggunakan
paket Internet handphone selama lebih dari
9 bulan merupakan kriteria responden yang
paling tinggi dibandingkan dengan kriteria
lainnya. Data ini menunjukkan bahwa 27%
responden memiliki pengalaman yang
cukup lama baik dari penggunaan
handphone maupun dari penggunaan paket
Internet handphone nya.
Tabel 7. Crosstabs jumlah handphone yang dimiliki dan untuk paket Internet handphone
Hasil crosstabs Tabel 7.
menunjukkan bahwa jumlah responden
yang menggunakan 1 unit handphone
untuk paket Internet dengan jumlah unit
handphone yang dimiliki adalah 1 unit dan
2 unit hampir sama (34 dan 31 responden).
Bahkan ada yang memiliki tiga unit
handphone dan semuanya digunakan untuk
paket Internet. Data yang diperoleh juga
menunjukkan bahwa dominan responden
menggunakan satu jenis paket Internet
yaitu sebesar 60% dari total responden.
Bahkan ada yang hanya memiliki satu unit
handphone untuk Internet namun
menggunakan dua jenis paket Internet. Hal
ini dimungkinkan mengingat telah banyak
beredar jenis handphone yang dapat di-
insert dua kartu seluler sekaligus.
Handphone jenis ini merupakan inovasi
baru di bidang TIK. Namun perlu menjadi
perhatian bagi produsen handphone jenis
ini bahwa kepraktisan yang diberikan juga
perlu dibarengi dengan kualitas dan
performance produk yang baik.
Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa sebanyak 74 orang dari responden
sudah mengenal paket Internet dan
sebanyak 92% dari 74 responden tersebut
telah mampu mengakses jaringan Internet
melalui media lain seperti komputer di
warnet (36%), rumah (27%), kantor (22%),
sekolah/kampus (11%), dan kafe dengan
fasilitas Wi-Fi (4%) sebelum
menggunakan handphone sebagai media
aksesnya. Jumlah penetrasi jaringan
Internet ini perlu untuk ditingkatkan
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 17 No. 1, April 2013: 73-94
86
sebagai proses peningkatan literasi
masyarakat terhadap TIK. Harapan ke
depannya mereka yang dapat mengakses
Internet melalui handphone bukan saja
masyarakat yang telah terbiasa mengakses
jaringan Internet melalui media lain tetapi
juga berasal dari masyarakat yang
sebelumnya belum pernah atau dengan
kata lain handphone sebagai media untuk
memperkenalkan dan mengakrabkan
masyarakat dengan akses Internet sebagai
salah satu sumber informasi.
Grafik 1. Kartu seluler yang digunakan responden
Grafik 1. menunjukkan bahwa jenis
kartu seluler paket Internet handphone
yang dominan digunakan responden adalah
Three/3, sedangkan Kartu AS dari provider
Telkomsel menempati posisi kedua.
Meskipun Three/3 merupakan salah satu
“pemain baru” dalam industri
telekomunikasi, namun melalui Grafik 1.
di atas dapat dilihat bahwa provider ini
mampu menarik minat masyarakat
terutama untuk produk paket Internetnya.
Dalam hal ini provider lain, bukan hanya
Telkomsel yang dulu dikenal sebagai
“leader” provider telekomunikasi, harus
lebih gencar dan aktif lagi dalam membuat
inovasi produk terutama untuk paket
Internet handphone, sehingga dapat
menarik lebih banyak minat masyarakat
untuk menggunakan paket Internet
handphone yang diluncurkan.
Grafik 2. Aktivitas penggunaan paket Internet handphone responden
Grafik 2. menunjukkan bahwa
lebih dari 50% responden (57 orang)
menggunakan paket Internet handphone
untuk keperluan jejaring sosial. Oleh
karena itu, provider paket Internet dapat
membuat inovasi terutama penyediaan
paket Internet handphone yang dapat
mengakomodasi responden untuk
The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology:
Survei Penggunaan Paket Internet Handphone di Kota Manado
Riva’atul Adaniah Wahab
87
mengakses jejaring sosial. Meskipun saat
ini telah banyak paket Internet handphone
yang seperti itu, namun kompetisi
antarprovider juga ikut tumbuh. Oleh
sebab itu inovasi demi inovasi harus terus
ditumbuhkan oleh provider.
Dari aspek sumber informasi paket
Internet handphone, 49 reponden
menyatakan memperoleh informasi dari
media seperti TV, radio, majalah, dan
sebagainya. Sebanyak 35 responden dari
teman/keluarga, 8 responden dari keluarga,
6 responden dari sosialisasi, dan 2
responden dari pameran. Ini menunjukkan
bahwa media elektronik masih menjadi
media promosi paling menarik. Karena
media elektronik ini merupakan media
yang paling dekat dengan masyarakat.
Oleh karena itu provider harus lebih aktif
dan kreatif lagi dalam membuat
iklan/promosi melalui media elektronik
sehingga semakin banyak pelanggan yang
tertarik.
Adapun alasan responden
menggunakan paket Internet handphone
adalah 46% dari total responden
menyatakan sesuai kebutuhan, 24% coba-
coba, 14% pengaruh promosi/iklan, 10%
ajakan/mengikuti teman, 4%
ajakan/mengikuti keluarga, dan 2%
menyatakan karena alasan lainnya.
Adapun pertimbangan pemilihan
paket Internet handphone ternyata
didominasi oleh harga paket, selanjutnya
secara berturut-turut kecepatan, provider,
quota/kapasistas, kemudahan (daftar
paket), dan masa aktif dengan frekuensi
dapat dilihat pada Grafik 3.
Grafik 3. Pertimbangan pemilihan paket Internet handphone
Kompetisi provider dari aspek
harga produk memang telah lama terjadi.
Provider berlomba-lomba menawarkan
produk dengan harga murah. Ternyata hal
ini memang menjadi daya tarik produk
bagi masyarakat dan menjadi “pekerjaan
rumah” bagi provider untuk menciptakan
inovasi produk-produk dengan harga
murah namun dengan kualitas dan
performance yang tidak mengecewakan
pengguna.
Pengujian Model Pengukuran (Outer
Model)
Uji Validitas
Pengujian validitas terhadap
konstruk dinilai melalui validitas
konvergen (convergen validity) dan
validitas diskriminan (discriminant
validity). Validitas konvergen mengacu
pada adanya korelasi antara instrumen
yang berbeda yang mengukur konstruk
yang sama. Validitas konvergen untuk
indikator yang reflektif dinilai berdasarkan
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 17 No. 1, April 2013: 73-94
88
loading factor indikator-indikator yang
mengukur konstruk tersebut. Validitas
konvergen dilihat dari nilai loading
indikator, rata-rata variansi/Average
Variance Extracted (AVE) dan
communality. Chin (1998) dalam Ghozali
(2006) menyatakan ukuran validitas
konvergen dikatakan tinggi apabila
memiliki loading factor lebih besar dari
0,7 (Rahab 2009, 118). Namun demikian
nilai 0,5-0,6 dianggap cukup (Ariansyah
2012, 142).
Setelah dilakukan calculate
terhadap model awal, indikator SI3, FC2,
BI1, dan UB4 tidak memenuhi kriteria rule
of tumb tinggi maupun cukup dari
convergent validity dimana nilai loading
factor di bawah 0,5 (Rozandy, Santoso dan
Putri 2013, 153). Oleh karena itu, indikator
tersebut dikeluarkan dari model kemudian
dilakukan recalculate. Sehingga diperoleh
loading factor yang telah memenuhi
persyaratan konvergen seperti pada
Gambar 3.
Gambar 3. Loading factor model setelah recalculate
Selanjutnya pengukuran validitas
diskriminan yang dapat dilihat dari nilai
cross loading konstruk. Validitas
diskriminan dikatakan terpenuhi jika
korelasi instrumen dengan konstruk yang
diukur lebih tinggi dari korelasi instrumen
tersebut dengan konstruk lainnya (Rahab
2009, 119).
The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology:
Survei Penggunaan Paket Internet Handphone di Kota Manado
Riva’atul Adaniah Wahab
89
Tabel 8. Nilai cross loadings
Dari Tabel 8 di atas diketahui
bahwa korelasi instrumen dengan konstruk
yang diukur lebih tinggi dari korelasi
instrumen dengan konstruk lainnya
(validitas diskriminan terpenuhi). Selain
dengan menggunakan nilai cross loadings,
validitas diskriminan juga dapat diukur
dengan membandingkan akar kuadrat dari
AVE untuk setiap konstruk dengan
korelasi antara konstruk dengan konstruk
lainnya dalam model.
Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas terhadap
konstruk dinilai dari composite reliability
konstruk. Chin (1998) dalam Ghozali
(2006) menyatakan bahwa konstruk
memiliki reliabilitas yang baik jika nilai
composite reliability nya lebih dari 0,7.
Hasil uji reliabilitas konstruk dapat dilihat
dari Tabel 9.
Tabel 9. Nilai composite reliability
Dari Tabel 9. tersebut dapat dilihat
bahwa instrumen memiliki reliabilitas
yang baik untuk digunakan dalam
beberapa kali pengukuran.
Pengujian Model Struktural (Inner
Model)
Pengujian model struktural atau
inner model dilakukan untuk melihat
hubungan antarkonstruk. Evaluasi dapat
dilihat melalui nilai R-square untuk
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 17 No. 1, April 2013: 73-94
90
konstruk dependen dan nilai koefisien pada
path (β) untuk path, yang kemudian dinilai
signifikansinya melalui nilai T-values/T-
statistics setiap path (Rahab 2009, 119).
Semakin besar nilai R-square maka
semakin besar variabel independen
tersebut dapat menjelaskan variabel
dependen (Ulum, Ghozali dan Chariri
2008, 13-14). Dan hubungan antarvariabel
dikatakan signifikan pada 0,05 apabila
nilai T hitung lebih besar dari 1,98 dan
signifikan pada 0,10 apabila nilai T hitung
lebih besar dari 1,66.
Evaluasi Goodness of Fit
Evaluasi goodness of fit dilihat
melalui nilai R-square. Adapun kriteria
goodness of fit berdasarkan nilai R-square
yaitu model baik jika R-square 0,67,
model moderat jika R-square 0,33-0,66,
dan model lemah jika R-square sama
dengan atau kurang dari 0,19. Dari Tabel
10. dapat dilihat bahwa model yang dibuat
moderat untuk mengukur behavioral
intention sedangkan lemah untuk
mengukur use behavior.
Tabel 10. Nilai R-square
Nilai R-square menunjukkan
bahwa konstruk behavioral intention
dijelaskan oleh variabel performance
expectacy, effort expectacy, dan social
influence hanya sebesar 0,3821 atau
38,21%, sedangkan sisanya sebesar
61,79% dijelaskan oleh variabel lain di
luar model. Demikian pula halnya
konstruk use behavior hanya mampu
dijelaskan sebesar 0,2709 atau 27,09%
oleh variabel fasilitating conditions dan
behavioral intention.
Pengujian Hipotesis (resampling
bootstraping)
Untuk signifikansi model jalur
(path) antarkonstruk dalam model
struktural dapat dilihat dari nilai koefisien
jalur (β) atau T-value antarkonstruk
(Rahab 2009, 120). Niai koefisien jalur ini
juga dapat digunakan dalam uji hipotesis.
Pengujian hipotesis dilakukan untuk
mengetahui pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependennya yaitu
dengan melihat nilai T-value atau T-
statistics dari masing-masing jalur/path.
Sebagaimana diketahui hubungan
antarvariabel dikatakan signifikan pada
0,05 apabila nilai T hitung lebih besar dari
1,98 dan signifikan pada 0,10 apabila nilai
T hitung lebih besar dari 1,66. Dengan
melakukan bootstraping terhadap model
dapat diperoleh nilai T-statistics. Menurut
Ghozali (2006), pengujian dengan
bootstraping juga bertujuan untuk
meminimalkan masalah ketidaknormalam
data penelitian (Rozandy, Santoso dan
Putri 2013, 155). Sedangkan untuk melihat
pengaruhnya (positif atau negatif) dapat
melalui nilai original sample. Nilai
koefisien jalur dan hasil pengujian
hipotesis dapat dilihat pada Tabel 11.
The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology:
Survei Penggunaan Paket Internet Handphone di Kota Manado
Riva’atul Adaniah Wahab
91
Tabel 11. Hasil uji hipotesis
Berdasarkan Tabel 11. tersebut
diketahui bahwa hasil pengujian hipotesis
hanya memberikan dua kategori hasil yaitu
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
dan berpengaruh positif dan signifikan
pada 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%.
Effort expectacy (EE) terkait dengan
kemudahan yang dirasakan dalam
penggunaan teknologi. Hasil penelitian
yang diperoleh sama dengan hasil
penelitian UTAUT yang pernah dilakukan
di tahun 2011 dimana dalam penelitian
tersebut faktor EE memiliki pengaruh
sangat kuat dalam membangkitkan
motivasi menggunakan atau behavioral
intention (BI) e-banking Bank Mandiri
oleh pegawai BPPKI Manado. Kemudahan
memang patut diidamkan oleh pengguna
karena salah satu ciri dari teknologi adalah
efisiensi dalam setiap bidang kegiatan
manusia yang salah satunya dapat
diperoleh dari kemudahan penggunaan
teknologi tersebut (Mahdi 2012). Sama
halnya dengan EE, faktor social influence
(SI) juga memberikan pengaruh signifikan
terhadap BI. Manusia, dalam hal ini adalah
pengguna teknologi, sebagai makhluk
sosial senantiasa membutuhkan dan
melakukan komunikasi dengan orang-
orang di sekitarnya. Intensitas komunikasi
yang tinggi membuka peluang penyebaran
pengaruh, termasuk pengaruh untuk
mencoba dan menggunakan teknologi.
Pengaruh ini dapat berupa ajakan dari
teman maupun keluarga. Pengaruh, selain
dapat berasal langsung dari interferensi
orang lain, dapat pula berasal dari
keinginan sendiri yang timbul karena
adanya rangsangan dari luar, misalnya
munculnya keinginan mencoba dan
menggunakan teknologi karena
kepopuleran teknologi tersebut. Keinginan
(BI) yang timbul ternyata memberikan
pengaruh signifikan terhadap penggunaan
teknologi secara nyata (use behavior/UB).
PENUTUP
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor harapan upaya dan pengaruh
sosial memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap munculnya niat
perilaku untuk menggunakan paket
Internet handphone, demikian pula faktor
niat perilaku terhadap perilaku penggunaan
paket Internet handphone. Berbeda halnya
dengan faktor harapan kinerja terhadap
niat perilaku menggunakan paket Internet
handphone dan memfasilitasi kondisi
terhadap perilaku menggunakan paket
Internet handphone yang memang
memiliki pengaruh positif namun tidak
signifikan dalam mendorong penggunaan
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 17 No. 1, April 2013: 73-94
92
paket Internet handphone. Kondisi ini
memang dimungkinkan melihat dari hasil
penelitian bahwa pertimbangan dalam
pemilihan paket Internet bukan lagi dari
aspek performansi tetapi lebih banyak
dipengaruhi oleh harga produk.
Rekomendasi
Dengan melihat faktor yang dapat
mempengaruhi penggunaan paket Internet,
provider wajib untuk terus membuat
inovasi-inovasi paket Internet handphone
dengan harga relatif murah namun tetap
dapat memberi kepuasan masyarakat akan
layanan akses Internet. Perlu pula untuk
meningkatkan promosi melalui media
elektronik seperti TV dan radio yang
memang sudah sangat akrab dengan
masyarakat. Terkait dengan hasil
pengujian instrumen, pemilihan indikator
atau butir pertanyaan perlu dilakukan
secara seksama agar dapat mengahasilkan
instrumen yang valid dan reliabel untuk
mengukur variabel dalam model
penelitian. Instrumen yang baik adalah
instrumen yang mampu mengukur variabel
dalam model penelitian dengan presentase
yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Agusli, Rachmat. Panduan praktis koneksi
Internet dengan handphone . Jakarta:
Mediakita, 2008.
Ariansyah, Kasmad. "Minat masyarakat
terhadap layanan Near Field
Communication (NFC) komersial di
Indonesia." Buletin Pos dan
Telekomunikasi 10, no. 2 (Juni 2012):
135-146.
Arikunto, S. Prosedur penelitian: Suatu
pendekatan praktek. Revisi V. Jakarta:
Rineke Cipta, 2002.
BPS Provinsi Sulawesi Utara. Sulawesi
Utara dalam angka 2011. Manado: BPS
Provinsi Sulawesi Utara, 2012, 54.
Chamid, Chusharini, Puti Renosori, and
Puput Tri Wulandari. "Sosialisasi resiko
paparan merkuri pada kesehatan wanita
di lingkungan Kampus Unisba."
Seminar Nasional Penelitian dan PKM:
Sains, Teknologi, dan Kesehatan.
Bandung, 2012. 307-314.
Curtis, L., et al. "Adoption of social media
for public relations by nonprofit
organizations." Public Relations Review
36, no. 1 (2010): 90-92.
Eckhardt, A., S. Laumer, and T. Weitzel.
"Who influences whom? Analyzing
workplace referents’ social influence on
IT adoption and non-adoption." Journal
of Information Technology 24, no. 1
(2009): 11-24.
harga-hp.com. Penjelasan paket Internet,
kuota, fair usage policy, time based dan
volume. 1 April 2012. http://harga-
hp.com/penjelasan-paket-internet-
kuota-fair-usage-policy-time-based-
dan-volume-based (diakses Januari 28,
2013).
Koivimäki, T., A. Ristola, and M. Kest.
"The perceptions towards mobile
services: An empirical analysis of the
role of use facilitators." Personal &
Ubiquitous Computing 12, no. 1 (2008):
67-75.
Mahdi, Zainal. Dampak teknologi dalam
kehidupan sehari-hari. Juni 21, 2012.
http://pta.kemenag.go.id/index.php/fron
tend/news/index/128 (accessed Januari
22, 2013).
Miniwatts Marketing Group. Asia Stats:
Internet usage in Asia. 30 Juni 2012.
http://www.internetworldstats.com/stats
3.htm (diakses Januari 28, 2013).
Mönks, Franz J., A.M.P. Knoers, and Siti
Rahayu Haditono. Psikologi
perkembangan: Pengantar dalam
berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, 2002.
Nurhamida. Analisis kepuasan dan
loyalitas pengguna kartu internet
prabayar Telkomselflash. Thesis,
Bogor: IPB, 2012, 1.
Rahab. “Hubungan antara karakteristik
teknologi dengan kemungkinan usaha
The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology:
Survei Penggunaan Paket Internet Handphone di Kota Manado
Riva’atul Adaniah Wahab
93
kecil untuk mengadopsi TI.” Jurnal
Bisnis dan Ekonomi (JBE) 16, no. 2
(September 2009): 111-125.
Raharjo, Fadli. Perkembangan teknologi
telematika terkait ISP di Indonesia. 4
Desember 2012.
http://fadlypuccino.com/2012/12/perke
mbangan-teknologi-telematika-terkait-
isp-di-indonesia/#axzz2Jxtbzro0
(diakses Januari 4, 2013).
Rozandy, Rizki Aditya, Imam Santoso,
and Shyntia Atica Putri. "Analisis
variabel-variabel yang mempengaruhi
tingkat adopsi teknologi dengan metode
partial least square (Studi kasus pada
sentra industri tahu Desa Sendang, Kec.
Banyakan, Kediri)." Jurnal Industria 1,
no. 3 (2013): 147-158.
Santoso, Budi. Indonesia, negara
pengguna ponsel terbesar keenam di
dunia. 1 November 2012.
http://www.tnt-magz.com/berita-tekno-
out-of-topic/12674-indonesia-negara-
pengguna-ponsel-terbesar-keenam-di-
dunia (diakses Januari 28, 2013).
Sedana, and Wijaya. "Applying UTAUT
model to reach better understanding on
the acceptance and use of learning
management system case study:
Experiential e-learning of Sanata
Dharma University." Proceedings of
The International Conference On
Advance Computer Science and
Information Systems. 2009. 415-420.
Teddlie, Charles, dan Fen Yu. “Mixed
methods sampling: A typology with
examples.” Journal of Mixed Methods
Research 1, no. 1 (2007): 77-100.
Ulum, Ihyaul, Imam Ghozali, and Anis
Chariri. "Intellectual capital dan kinerja
keuangan perusahaan: Suatu analisis
dengan pendekatan partial least square
(PLS)." Simposium Nasional Akuntansi
11 (SNA 11). Pontianak: Universitas
Tanjung Pura, 2008. 1-31.
Venkatesh, V, M.G. Morris, F.D. Davis,
and G.B. Davis. "User acceptance of
information technology: Toward a
unified view." MIS Quarterly 27, no. 3
(2003): 425-478.
Wahab, Riva'atul Adaniah. "Analisis
motivasi dan penggunaan e-banking
Bank Mandiri oleh pegawai BPPKI
Manado dengan pendekatan The
Unified Theory of Acceptance and Use
of Technology (UTAUT)." JPKOP
(BPPKI Manado) 15 (Desember 2011):
243-270.