tahun 2021 - Sekretariat Kabinet

298
SEKRETARIAT KABINET 2022 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

Transcript of tahun 2021 - Sekretariat Kabinet

SEKRETARIAT KABINET 2022

LAPORAN KINERJASEKRETARIAT KABINET

TAHUN 2021

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KINERJA

SEKRETARIAT KABINET

TAHUN 2021

SEKRETARIAT KABINET

2022

i i i i i i i i LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 KATA PENGANTAR

i i

i

Puji dan syukur pada Tuhan Yang

Maha Esa, Laporan Kinerja (LKj)

Sekretariat Kabinet Tahun 2021 telah

selesai disusun sebagai wujud

pertanggungjawaban Sekretariat

Kabinet kepada stakeholders atas

pelaksanaan tugas dan fungsi selama

tahun 2021. LKj disusun sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan berdasarkan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang

Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah.

LKj ini disusun dengan berpedoman pada Rencana Strategis (Renstra)

Sekretariat Kabinet Tahun 2020—2024 dan menyajikan analisis capaian indikator kinerja

yang telah diperjanjikan di awal tahun 2021, serta perkembangan capaian kinerja

Sekretariat Kabinet selama 2 tahun terakhir di era Kabinet Indonesia Maju sesuai tugas

dan fungsi yang diemban oleh Sekretariat Kabinet berdasarkan Peraturan Presiden

Nomor 55 Tahun 2020 tentang Sekretariat Kabinet.

Dalam situasi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang belum berakhir,

Sekretariat Kabinet tetap optimal dalam bekerja untuk berkontribusi memberikan yang

terbaik bagi bangsa dan negara. Terobosan teknologi membantu kerja birokrasi

sehingga lebih mudah dan efisien. Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja dari

rumah/work from home dituntut memenuhi tanggung jawab pekerjaan yang diemban

dengan memanfaatkan teknologi digitalisasi dan otomatisasi.

Seluruh ASN Sekretariat Kabinet juga wajib mengimplementasikan Core Values

ASN “BerAKHLAK” dan Employer Branding “Bangga Melayani Bangsa” yang telah

diluncurkan oleh Presiden RI Joko Widodo pada tanggal 27 Juli 2021, sebagai panduan

dalam berpikir, bertutur, dan berperilaku, serta sebagai fondasi yang mendorong

keberhasilan kinerja organisasi dalam jangka panjang.

Sekretariat Kabinet mendukung berjalannya Sidang Kabinet, Rapat Terbatas, dan

pertemuan lainnya yang dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden secara aman dengan

KATA PENGANTAR

SEKRETARIS KABINET

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 KATA PENGANTAR ii

memberikan dukungan pelaksanaan secara virtual dan tatap muka dengan menerapkan

protokol kesehatan. Selain itu, Sekretariat Kabinet berupaya memberikan rekomendasi

terbaik untuk memecahkan permasalahan kebangsaan dan terlibat dalam setiap

penyusunan dan pembahasan kebijakan yang bersifat strategis dan mempunyai dampak

luas bagi masyarakat. Dukungan dan sinergi yang telah terbangun dengan segenap

mitra pemangku kepentingan diharapkan dapat bekesinambungan untuk perbaikan

pelaksanaan program dan kebijakan pemerintah.

Secara umum target pada setiap indikator kinerja Sekretariat Kabinet dalam

sasaran strategis telah tercapai dengan baik, yang ditunjukkan dengan hasil penilaian

Reformasi Birokrasi Sekretariat Kabinet pada tahun 2020 dengan kategori Memuaskan

dan Akuntabilitas Kinerja dengan kategori Sangat Baik, serta mampu mempertahankan

predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas hasil pemeriksaan Laporan Keuangan

Sekretariat Kabinet, yang telah berhasil diraih sembilan kali berturut-turut sejak tahun

2012.

Segala hal yang termuat dalam laporan ini kiranya dapat memberi manfaat dalam

pertimbangan dan keberlanjutan kebijakan Sekretariat Kabinet untuk tetap berorientasi

pada peningkatan efektivitas penyelenggaraan manajemen kabinet Pemerintah

Indonesia. Masukan dan saran perbaikan yang bersifat membangun kami harapkan

untuk peningkatan kinerja Sekretariat Kabinet dalam rangka pengelolaan manajemen

kabinet. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi

dalam penyusunan laporan ini dan berharap laporan ini memenuhi harapan dan

bermanfaat bagi stakeholders.

Jakarta, Februari 2022

Pramono Anung

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 DAFTAR ISI iii

Kata Pengantar ........................................................................................................................... i

Daftar Isi ...................................................................................................................................... iii

Daftar Tabel ................................................................................................................................. iv

Daftar Gambar ............................................................................................................................. v

Pernyataan Telah Direviu ............................................................................................................ ix

Ikhtisar Eksekutif ....................................................................................................................... x

1.1. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

1.2. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi ........................................................................................... 4

1.3. Struktur Organisasi ............................................................................................................. 5

1.4. Potensi dan Permasalahan Strategis.................................................................................. 8

1.4.1. Potensi Strategis ........................................................................................................ 8

1.4.2. Permasalahan Strategis ............................................................................................. 16

1.5. Sistematika Penyajian Laporan....................................... ................................................... 22

................................................................................................... 23

2.1. Rencana Strategis Sekretariat Kabinet Tahun 2020-2024 ................................................ 23

2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2021................................................................ ............................. 30

.................................................................................................. 37

3.1. Capaian Kinerja Sekretariat Kabinet................................................................................... 43

3.1.1. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Jangka Menengah ....................................... 45

3.1.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun 2021 ................................................... 47

3.2. Analis Penggunaan Sumber Daya ....................................................................................... 189

3.2.1. Realisasi Anggaran.. ................................................................................................... 189

3.2.2. Sumber Daya Manusia.. ............................................................................................. 192

3.2.3. Sarana Prasarana ....................................................................................................... 193

........................................................................................................................... 197

Lampiran 1 Perjanjian Kinerja Sekretariat Kabinet Tahun 2021

Lampiran 2 Matriks Capaian Kinerja Sekretariat Kabinet Tahun 2021

Lampiran 3 Realisasi Anggaran Sekretariat Kabinet Tahun 2021

Lampiran 4 Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Sekretariat Kabinet Tahun 2021

Lampiran 5 Peningkatan Kemampuan Analis Kebijakan Sekretariat Kabinet Tahun 2021

Lampiran 6 Perincian Jumlah Aset Komputer Tahun 2021

Lampiran 7 Penilaian Reformasi Birokrasi Tahun 2021

Lampiran 8 Beberapa Rekomendasi Kebijakan yang Dihasilkan Sekretariat Kabinet Tahun 2021

Lampiran 9 Beberapa Hasil Pengawasan Tindak Lanjut Arahan Presiden Tahun 2021

Lampiran 10 Rekapitulasi Keputusan Presiden Tim Penilai Akhir Sekretariat Kabinet Tahun 2021

Lampiran 11 Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia Aparat Pengawasan Internal

Pemerintah Tahun 2021

Lampiran 12 Kuesioner Survei Kepuasan Peserta Sidang Kabinet terhadap Pengelolaan Sidang

Kabinet Tahun 2021

DAFTAR ISI

iv LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Sekretariat Kabinet Tahun 2021 ........................................................... 30

Tabel 3.1 Jumlah Rekapitulasi Tindak Lanjut Arahan Presiden ....................................................... 45

Tabel 3.2 Capaian Kinerja Jangka Menengah Sekretariat Kabinet ................................................. 46

Tabel 3.3 Capaian IKU 1 Sasaran Strategis 1 per Bidang .................................................................. 52

Tabel 3.4 Persentase realisasi IKU 2 Sasaran Strategis 1 per-bidang .............................................. 83

Tabel 3.5 Daftar Permen di Bidang Pengembangan Usaha dan Wilayah selama Tahun 2021 ...... 88

Tabel 3.6 Persentase Realisasi IKU 1 Sasaran Strategis 2 per Bidang ............................................. 106

Tabel 3.7 Persentase realisasi IKU 2 Sasaran Strategis 2 per-kedeputian ...................................... 120

Tabel 3.8 Lokasi pembangunan pasar rakyat .................................................................................. 126

Tabel 3.9 Kendala dan Upaya Penyelesaian .................................................................................... 135

Tabel 3.10 Jumlah Penyelenggaraan Persidangan Kabinet Periode Januari-Desember 2021 ....... 140

Tabel 3.11 Predikat Hasil Survei Kepuasan ....................................................................................... 142

Tabel 3.12 Hasil Survei Kepuasan Peserta Sidang Kabinet terhadap Pengelolaan

Sidang Kabinet Tahun 2021 ............................................................................................ 143

Tabel 3.13 Saran dan Masukan Survei Kepuasan Peserta Sidang Kabinet terhadap

Pengelolaan Sidang Kabinet Tahun 2020 serta Tindak Lanjut Tahun 2021 .................. 146

Tabel 3.14 Kendala dan Upaya Penyelesaian ................................................................................... 148

Tabel 3.15 Tindak Lanjut Saran dan Masukan Survei 2020 Pada Tahun 2021 ................................. 160

Tabel 3.16 Interpretasi Indeks Kepuasan Survei Kepuasan Layanan Pembinaan JFP ................... 163

Tabel 3.17 Rekapitulasi Hasil Survei Kepuasan Layanan Pembinaan JFP ....................................... 165

Tabel 3.18 Perbandingan Komponen Penilaian dan Pengungkit .................................................... 169

Tabel 3.19 Hasil Penilaian Reformasi Birokrasi Tahun 2020 ............................................................ 169

Tabel 3.20 Hasil Antara ..................................................................................................................... 170

Tabel 3.21 Persentase Realisasi Berdasarkan Opini BPK ................................................................. 180

Tabel 3.22 Jumlah Respoden SKM Penyebarluasan Informasi terkait Kegiatan Kabinet ............ 183

Tabel 3.23 Realisasi IKU 5 Sasaran Strategis Keempat Sekretariat Kabinet Tahun 2021 .............. 183

Tabel 3.24 Saran dan Masukan Survei Kepuasan Penyebarluasan Informasi terkait Kegiatan

Kabinet dan Sekretariat Kabinet Tahun 2021................................................................. 184

Tabel 3.25 Pertumbuhan Media Daring Sekretariat Kabinet Tahun 2020-2021 .............................. 188

Tabel 3.26 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2021 .............................................................. 190

DAFTAR TABEL

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 DAFTAR GAMBAR v

Gambar 1.1 Manajemen Kabinet ....................................................................................................... 1

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Sekretariat Kabinet ....................................................................... 7

Gambar 1.3 SWOT Analysis Sekretariat Kabinet ............................................................................... 8

Gambar 1.4 Tampilan SIPPERMEN dan SITTAP ................................................................................ 14

Gambar 1.5 Tampilan Situs setkab.go.id........................................................................................... 15

Gambar 1.6 Jumlah Followers/fans/subscribers Media Sosial Sekretariat Kabinet

Tahun 2017—2021 ......................................................................................................... 16

Gambar 2.1 Skema Perumusan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Sekretariat Kabinet

Tahun 2020-2024 ........................................................................................................... 24

Gambar 2.2 Penjabaran Misi Sekretariat Kabinet ............................................................................ 25

Gambar 2.3 Tujuan Strategis, Indikator Tujuan, dan Target............................................................ 27

Gambar 2.4 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran ......................................................... 28

Gambar 2.5 IKU Sekretariat Kabinet 2020-2024 ............................................................................... 29

Gambar 3.1 Lirik Lagu Mars Sekretariat Kabinet .............................................................................. 39

Gambar 3.2 PIC Manajemen Kinerja .................................................................................................. 40

Gambar 3.3 Perubahan Tampilan SIKT ke SIKT Versi 2 .................................................................... 41

Gambar 3.4 Perubahan Tampilan Menu SIKT ke SIKT Versi 2 ......................................................... 41

Gambar 3.5 Dashboard SIKT2 Capaian Sekretariat Kabinet Tahun 2021 ......................................... 42

Gambar 3.6 Indikator Warna Kategori Capaian Kinerja .................................................................. 43

Gambar 3.7 Grafik Perbandingan Capaian Kinerja Sekretariat Kabinet Tahun 2020

dan Tahun 2021 .............................................................................................................. 47

Gambar 3.8 Output, Fungsi, dan Indikator KinerjaSasaran Pertama Sekretariat Kabinet ............. 48

Gambar 3.9 Kriteria Pemanfaatan Output Sasaran ......................................................................... 49

Gambar 3.10 Grafik Target, Realisasi, Capaian Output, dan Outcome Sasaran Strategis 1

Sekretariat Kabinet Tahun 2021 ................................................................................. 50

Gambar 3.11 Grafik Perbandingan Capaian IKU 1 Sasaran Strategis 1 Tahun 2020

dan Tahun 2021 ........................................................................................................... 52

Gambar 3.12 Infografis Ratas Pembahasan Penanganan Covid-19 ................................................. 54

Gambar 3.13 Surat Sekretaris Kabinet Kepada Menteri Luar Negeri dan Menteri Keuangan ....... 55

Gambar 3.14 Inforgrafis Bahan Sidang KKIP Tahun 2021 Dipimpin oleh Presiden ......................... 55

Gambar 3.15 Video Message Presiden RI Pada Acara Roll-Out Ceremony Pesawat Tempur

KF-X/IF-X tanggal 9 April di Korea Selatan ................................................................ 56

DAFTAR GAMBAR

vi LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.16 Surat Setkab Kepada Dewan Pengawas INA/Menteri Keuangan Tentang

Persetujuan Presiden Atas Pemenuhan Model INA ................................................. 56

Gambar 3.17 Rapat Koordinasi Pra-Ratas Percepatan Pelaksanaan PSN 21 Juni 2021 ................... 59

Gambar 3.18 Kegiatan Rapat Koordinasi di Jawa Barat .................................................................. 59

Gambar 3.19 Rapat Koordinasi via Zoom di Sekretraiat Kabinet 10 Februari 2021 ......................... 62

Gambar 3.20 Surat Seskab Nomor B.46/Seskab/Ekon/ 02/2021 tanggal 16 Februari 2021 ............. 62

Gambar 3.21 Rakor Tingkat Es. I, 8 Juli 2021 Sekretariat Kabinet .................................................... 72

Gambar 3.22 Rakor Tingkat Es. I, 9 Juli 2021 Sekretariat Kabinet ................................................... 72

Gambar 3.23 Realisasi Penyaluran Bantuan CBP per 8 Agustus 2021 ............................................. 73

Gambar 3.24 Presiden Joko Widodo saat mengunjungi Paviliun Indonesia dan menghadiri

National Day Expo 2020 Dubai, 4 November 2021 di Persatuan Emirat Arab .......... 78

Gambar 3.25 Tampilan Dashboard Laporan SIPPERMEN ................................................................ 83

Gambar 3.26 Grafik Perbandingan Capaian IKU 2 Sasaran Strategis 1 Tahun 2020 dan

Tahun 2021 .................................................................................................................. 84

Gambar 3.27 Surat Sekretaris Kabinet kepada Menteri Dalam Negeri perihal Persetujuan

Presiden terhadap RPermendagri tentang DPMPTSP ............................................. 85

Gambar 3.28 Rapat Pembahasan RPMK BLU Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit

pada Kemenkeu.......................................................................................................... 86

Gambar 3.29 Rapat Pembahasan Rancangan Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir

tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk via Zoom, 5 Maret 2021 ................... 91

Gambar 3.30 Surat Seskab Nomor: B.0364/Seskab/Polhukam/10/2021, 27 Oktober 2021 ............. 96

Gambar 3.31 Surat Seskab Nomor: B.0385/Seskab/Polhukam/11/2021, 9 November 2021 ............. 97

Gambar 3.32 Surat Sekretaris Kabinet Nomor B-0359/Seskab/Ekon/10/2021 tanggal

25 Oktober 2021 .......................................................................................................... 101

Gambar 3.33 Output, Fungsi, dan Indikator Kinerja Sasaran Kedua Sekretariat Kabinet .............. 102

Gambar 3.34 Kriteria Pemanfaatan Output Sasaran Kedua ............................................................ 103

Gambar 3.35 Grafik Target, Realisasi, Capaian, Output, dan Outcome Sasaran Strategis 2

Sekretariat Kabinet Tahun 2021 ................................................................................. 104

Gambar 3.36 Grafik Perbandingan Capaian IKU 1 Sasaran Strategis 2 Tahun 2020 dan

Tahun 2021 .................................................................................................................. 106

Gambar 3.37 Rakor Penyiapan Kegiatan Bersama atas TL Arahan Presiden mengenai Kebun

Pembibitan, Kamis 28 Januari 2021 ........................................................................... 112

Gambar 3.38 Peninjauan Lapangan ke Kebun Entres Jambu Mete di Balai Penelitian Tanaman

Rempah & Obat Cikampek Jawa Barat, 20-22Oktober 2021 .................................... 118

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 DAFTAR GAMBAR vii

Gambar 3.39 Grafik Perbandingan Capaian IKU 2 Sasaran Strategis 2 Tahun 2020 dan

Tahun 2021 .................................................................................................................. 120

Gambar 3.40 Surat Sekretaris Kabinet kepada Kepala BPKP perihal Intergasi Sistem Informasi

Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan Daerah................................................ 121

Gambar 3.41 Infografis Perkembangan Indikator Ekonomi pada bulan Mei 2021 yang

disampaikan pada bulan Juni 2021 ............................................................................ 124

Gambar 3.42 Infografis Realisasi Investasi pada Triwulan I-2021 yang disarikan dari laporan

BKPM, disampaikan pada bulan April 2021 ............................................................... 124

Gambar 3.43 Surat Seskab kepada Menteri Keuangan tentang Percepatan Capaian Penataan

Ekosistem Logistik Nasional April 2021 ..................................................................... 134

Gambar 3.44 Output, Fungsi, dan IKU Sasaran Strategis Ketiga Sekretariat Kabinet ................... 139

Gambar 3.45 Grafik Target, Realisasi, Capaian, Output, dan Outcome Sasaran Strategis 3

Sekretariat Kabinet Tahun 2021 ................................................................................. 140

Gambar 3.46 Capaian Kinerja IKU 1 Sasaran Strategis Ketiga ......................................................... 145

Gambar 3.47 Perbandingan Capaian IKU 1 Sasaran Ketiga Tahun 2020—2021 .............................. 145

Gambar 3.48 Capaian Kinerja IKU 2 Sasaran Strategis 3 Tahun 2021 .............................................. 151

Gambar 3.49 Perbandingan Capaian IKU 2 Sasaran Ketiga Tahun 2020 dan Tahun 2021 .............. 152

Gambar 3.50 Output, Fungsi, dan Indikator Kinerja Sasaran Keempat Sekretariat Kabinet ......... 155

Gambar 3.51 Grafik Target, Realisasi, dan Capaian Sasaran Keempat Sekretariat Kabinet

Tahun 2021 .................................................................................................................. 156

Gambar 3.52 Tampilan Web EJFP ..................................................................................................... 158

Gambar 3.53 Capaian Kinerja IKU 2 Sasaran Strategis 4 Tahun 2021 .............................................. 164

Gambar 3.54 Perbandingan Capaian IKU 2 Sasaran Keempat Tahun 2020 dan Tahun 2021 ......... 164

Gambar 3.55 Model Penilaian Mandiri Pelaksanaan RB .................................................................. 168

Gambar 3.56 Capaian Kinerja Reformasi Birokrasi Tahun 2021 ....................................................... 170

Gambar 3.57 Perbandingan Capaian IKU 3 Sasaran Keempat Tahun 2020 dan Tahun 2021 .......... 171

Gambar 3.58 SKP online 2 .................................................................................................................. 176

Gambar 3.59 Deputi DKK Thanon Aria Dewangga mewakili Seskab menerima penghargaan

Pembina Pelayanan Publik Kategori “Pelayanan Prima” Tahun 2020 dari

Kementerian PANRB yang diserahkan oleh Menteri PANRB Tjahjo Kumolo,

Selasa (09/03/2021), di Jakarta online 2 ..................................................................... 178

Gambar 3.60 Capaian Kinerja IKU 4 Sasaran Strategis Keempat .................................................... 180

Gambar 3.61 Sertifikat dan Piagam Penghargaan AMH Tahun 2021, serta Piagam Badan Publik

“Informatif” Tahun 2021 ............................................................................................... 182

viii LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.62 Capaian Kinerja IKU 5 Sasaran Strategis Keempat Tahun 2021 ................................. 184

Gambar 3.63 Perbandingan Capaian IKU 5 Sasaran Keempat Tahun 2020 dan Tahun 2021 ......... 184

Gambar 3.64 Tampilan Newsletter Sekretariat Kabinet .................................................................. 187

Gambar 3.65 Beragam Konten yang Disajikan untuk Diseminasi Informasi sekaligus

Meningkatkan Citra Sekretariat Kabinet .................................................................. 188

Gambar 3.66 Infografis Alokasi dan Realisasi Anggaran Tahun 2021 ............................................. 189

Gambar 3.67 Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2020—2021 .............................. 190

Gambar 3.68 Perbandingan Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan Tahun 2020—2021 ......... 192

Gambar 3.69 Perbandingan Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2020—2021 ..... 192

Gambar 3.70 Perbandingan Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Tahun 2020—2021 ............ 192

Gambar 3.71 Perbandingan Jumlah Pegawai Berdasarkan Eselon Tahun 2020—2021 .................. 192

Gambar 3.72 Renovasi Tahun 2021 Lantai 1 Sayap Kiri ..................................................................... 194

Gambar 3.73 Renovasi Tahun 2021 Lantai 1 Sayap Kanan ................................................................ 194

Gambar 3.74 Renovasi Tahun 2021 Lantai Basement ....................................................................... 194

SEKRETARIAT KABINET

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 PERNYATAAN HASIL REVIU ix

PERNYATAAN HASIL REVIU

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 IKHTISAR EKSEKUTIF x

Visi Sekretariat Kabinet tahun 2020—2024 sejalan dengan visi Presiden yaitu

“Sekretariat Kabinet yang berwibawa dan andal dalam membantu Presiden dan Wakil

Presiden mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian

berlandaskan gotong royong”. Sekretariat Kabinet memiliki peran strategis

sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2020 yaitu sebagai

pemberi dukungan manajemen kabinet kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam

penyelenggaraan pemerintahan.

Laporan Kinerja (LKj) Sekretariat Kabinet Tahun 2021 menyajikan berbagai

keberhasilan capaian sasaran strategis Sekretariat Kabinet yang mendukung

pencapaian visi Pemerintah dan analisis terhadap berbagai kendala dan upaya perbaikan

kinerja di masa mendatang sebagai feedback dalam pelaksanaan rencana strategis

di periode selanjutnya. Capaian sasaran strategis tercermin dalam capaian Indikator

Kinerja Utama (IKU) maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran.

Pada tahun 2021, Sekretariat Kabinet memiliki 4 (empat) sasaran strategis yang

keberhasilan capaiannya diukur melalui 11 (sebelas) IKU. Secara keseluruhan, rata-rata

capaian kinerja Sekretariat Kabinet Tahun 2021 sebesar 103,8% masuk dalam kategori

“Memuaskan”. Jika disandingkan dengan capaian kinerja tahun 2020, capaian kinerja

di tahun 2021 memang terlihat mengalami penurunan, namun hal ini disebabkan adanya

kenaikan target yang ditetapkan untuk tahun 2021. Perolehan capaian kinerja sasaran

strategis pertama dan kedua sebesar 109,89%, capaian kinerja sasaran strategis ketiga

sebesar 97,22%, dan capaian kinerja sasaran strategis keempat sebesar 98,18%.

Perbandingan capaian kinerja Sekretariat Kabinet tahun 2021 dengan tahun sebelumnya

dapat dilihat pada gambar berikut ini.

IKHTISAR EKSEKUTIF

xi xi xi xi xi xi xi xi LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 IKHTISAR EKSEKUTIF

xi xi

xi

CAPAIAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

103.8%

Terwujudnya hasil

pengendalian

penyelenggaraan

pemerintahan yang

berkualitas

Persentase alternatif penyelesaian masalah

atas pelaksanaan kebijakan dan program

pemerintah yang mengalami hambatan yang

ditindaklanjuti

111.11% 109.89%

Persentase hasil pemantauan, evaluasi, dan

pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan

program pemerintah yang ditindaklanjuti 111.11% 109.89%

2nd Sasaran

Terwujudnya

penyelenggaraan dukungan

kerja kabinet yang

berkualitas

Persentase tingkat kepuasan pengelolaan

sidang kabinet, rapat, atau pertemuan yang

dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden

dan/atau Wakil Presiden

97.26% 94.43%

Persentase naskah kepresidenan yang

dimanfaatkan 100% 100%

3rd Sasaran

Persentase tingkat kepuasan K/L (instansi

pengusul) atas pelayanan penyelesaian

administrasi terkait pengangkatan,

pemindahan, dan pemberhentian Jabatan

Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan

Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya hasil

sidang Tim Penilai Akhir

Terwujudnya tata kelola

pemerintahan yang baik di

lingkungan Sekretariat

Kabinet

N/A N/A

Persentase tingkat kepuasan pada layanan

pembinaan jabatan fungsional penerjemah 96.15% 98.81%

Indeks Reformasi Birokrasi 99.95% 100.95%

Opini Badan Pemeriksa Keuangan terhadap

laporan keuangan 100% 100%

Persentase tingkat kepuasan penyebarluasan

informasi terkait kegiatan kabinet 91.60% 92.95%

4th Sasaran

Persentase rekomendasi atas rencana

kebijakan dan program pemerintah yang

dimanfaatkan Terwujudnya rekomendasi

kebijakan pemerintah

yang berkualitas

111.11% 109.89%

Persentase rekomendasi atas rencana

kebijakan kementerian/lembaga dalam

bentuk peraturan menteri/kepala lembaga

yang perlu mendapatkan persetujuan

Presiden yang ditindaklanjuti

111.11% 109.89%

1st Sasaran

INDIKATOR CAPAIAN 2020 2021

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 IKHTISAR EKSEKUTIF xii

Sekretariat Kabinet perlu mendorong inovasi dalam pemantauan pemanfaatan

rekomendasi yang telah disampaikan Sekretariat Kabinet. Komitmen terhadap

peningkatan kinerja dari seluruh pihak ditunjukkan dengan perumusan sasaran strategi

dan indikator yang lebih baik dan cascading kinerja yang lebih baik. Pelaksanaan

reformasi birokrasi di Sekretariat Kabinet juga didukung oleh segenap jajaran pimpinan,

serta rekomendasi yang disampaikan oleh pihak evaluator eksternal senantiasa

ditindaklanjuti, hal ini tercermin dari berbagai peningkatan nilai/indeks hasil evaluasi

yang didapatkan Sekretariat Kabinet. Komitmen ini menjadikan Sekretariat Kabinet

lebih profesional dan andal yakni mampu menjadi mitra seluruh Kabinet dalam

menyukseskan program-program Pemerintah demi sebaik-baiknya kebutuhan

masyarakat.

Dari sisi pencapaian realisasi anggaran, penyerapan anggaran Sekretariat Kabinet

sampai dengan 31 Desember 2021 sebesar Rp286.644.904.219,00 atau 96,30% dari pagu

setelah revisi terakhir Rp297.668.676.000,00 anggaran ini di luar anggaran SKP dan

SKWP yang secara administrasi dikelola Sekretariat Kabinet. Dengan dukungan

anggaran tersebut, Sekretariat Kabinet telah berhasil melaksanakan berbagai kegiatan

dengan efektif dan efisien. Di tengah pandemi Covid-19, Sekretariat Kabinet mampu

menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dan memberikan dukungan penuh

kepada Presiden serta Wakil Presiden dalam memberikan rekomendasi kebijakan serta

penyelenggaraan Sidang Kabinet dan Rapat Terbatas dengan protokol kesehatan yang

ketat dan mampu beradaptasi dengan memanfaatkan teknologi informasi. Berbagai

capaian disampaikan melalui LKj ini dan beberapa contoh rekomendasi dapat dilihat

pada Lampiran 8 dan 9 di akhir laporan ini.

BAB I PENDAHULUAN

1 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 LATAR BELAKANG

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2020 tentang Sekretariat Kabinet

(Perpres Nomor 55 Tahun 2020), Sekretariat Kabinet mengemban tugas memberikan

dukungan manajemen kabinet kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam

penyelenggaraan pemerintahan melalui pelaksanaan tugas (core business), diantaranya

melakukan pengkajian dan pemberian rekomendasi kebijakan atas rencana kebijakan dan

program pemerintah (termasuk rencana kebijakan dalam bentuk peraturan menteri/kepala

lembaga yang perlu mendapat persetujuan Presiden), penyelesaian masalah atas

pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang mengalami hambatan

(debottlenecking), serta pengkajian dan pemberian rekomendasi terkait dengan hasil

pemantauan, evaluasi dan pengendalian, dan hasil pengamatan dan penyerapan

pandangan terhadap perkembangan umum untuk memastikan bahwa pelaksanaan

kebijakan dan program pemerintah yang telah diarahkan dan ditetapkan dapat

terselenggara dengan baik.

PENDAHULUAN

Gambar 1.1. Manajemen Kabinet

2 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN

Penyelenggaraan manajemen kabinet merupakan kontribusi Sekretariat Kabinet

dalam pencapaian visi, misi pembangunan, dan agenda prioritas kabinet kerja (Nawacita

Kedua), melalui pelaksanaan fungsi Sekretariat Kabinet yaitu perencanaan,

pengoordinasian, dan pengendalian proses manajemen kabinet dan kebijakan pemerintah.

Sekretariat Kabinet terlibat aktif dalam keseluruhan siklus manajemen kabinet dari

formulasi (ex-ante policy making), implementasi, evaluasi, sampai dengan

reformulasi/terminasi kebijakan (ex-post policy making) dan berupaya menyampaikan

informasi yang lurus mengenai kebijakan yang diambil Pemerintah, dan menjadi problem

solver atas persoalan-persoalan kebangsaan, sesuai dengan fungsi dan kewenangan yang

dimiliki Sekretariat Kabinet melalui pemberian rekomendasi yang baik. Peran tersebut

dipertegas dengan diterbitkannya Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2017 tentang

Pengambilan, Pengawasan, dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan di Tingkat

Kementerian Negara dan Lembaga Pemerintah (Inpres Nomor 7 Tahun 2017). Selanjutnya

Sekretariat Kabinet memastikan bahwa pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah

yang telah ditetapkan dapat terselenggara dengan baik dengan melakukan pengawasan,

monitoring dan evaluasi (monev), serta pengendalian.

Core values ASN “Berorientasi Pelayanan,

Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,

Kolaboratif (BerAKHLAK)” dan Employer Branding

“bangga melayani bangsa” yang telah diluncurkan secara

resmi oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 27 Juli 2021

menjadi titik tonggak penguatan budaya kerja yang telah

dimiliki oleh Sekretariat Kabinet. Nilai-

nilai dasar yang telah ditetapkan

merupakan penyederhanaan dan

penggabungan dari beragam nilai-nilai

yang dimiliki oleh masing-masing

instansi pemerintah sebagai panduan

berpikir, bertutur, dan berperilaku, serta dapat menjadi

fondasi yang mendorong pencapaian kinerja organisasi dalam jangka panjang. Upaya

internalisasi core values serta employer branding tersebut dilaksanakan dengan

mengadakan kegiatan sosialisasi serta seluruh pejabat/pegawai dihimbau menggunakan

virtual meeting background yang telah disediakan pada kesempatan rapat dalam

jaringan/online meeting. Selain itu, semangat nasionalisme seluruh pejabat dan pegawai

Sekretariat Kabinet dipupuk dengan ditetapkannya Surat Edaran Sekretaris Kabinet Nomor

1 Tahun 2021 tentang Himbauan Melaksanakan Kegiatan Apel dan Mendengarkan Lagu

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN 3

Indonesia Raya, Mars Sekretariat Kabinet, dan Naskah Pancasila di Lingkungan Sekretariat

Kabinet.

Pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat Kabinet didukung dengan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam rangka mempertanggungjawabkan

penggunaan APBN selama satu periode, Sekretariat Kabinet mempunyai kewajiban untuk

menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja (LKj) sebagaimana

diamanatkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara jo.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Instansi Pemerintah.

Laporan Keuangan berguna untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan

keuangan negara/daerah selama satu periode. Sedangkan LKj merupakan informasi

tambahan yang penting untuk mengungkapkan prestasi yang berhasil dicapai oleh

pengguna anggaran sehubungan dengan anggaran yang telah digunakan. LKj disusun

dalam bentuk ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian

kinerja berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan APBN.

Selain itu, dalam rangka

mempertanggungjawabkan pencapaian

misi, tujuan, dan sasaran organisasi,

Sekretariat Kabinet berkewajiban

melaporkan pelaksanaan akuntabilitas

kinerjanya dengan menyampaikan LKj

kepada Presiden melalui Kementerian

PANRB dengan berpedoman kepada

ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29

Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

(Permen PANRB Nomor 53 Tahun 2014). LKj berguna untuk menyampaikan

pertanggungjawaban kinerja Sekretariat Kabinet kepada pemangku kepentingan

(stakeholders) dan hasil analisis atas capaian kinerja menghasilkan rekomendasi guna

pengendalian dan pemacu peningkatan kinerja setiap unit organisasi di lingkungan

Sekretariat Kabinet serta peningkatan upaya perbaikan sistem manajemen kinerja dari

proses perencanaan kinerja sampai dengan evaluasi kinerja.

4 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN

1.2 KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Landasan organisasi Sekretariat Kabinet adalah Perpres Nomor 55 Tahun 2020 tentang

Sekretariat Kabinet dan peraturan pelaksanaannya yaitu Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1

Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet (Perseskab Nomor 1 Tahun 2020).

Berikut ini kedudukan, tugas, dan fungsi Sekretariat Kabinet.

a. Kedudukan

Sekretariat Kabinet adalah lembaga pemerintah yang dipimpin oleh Sekretaris Kabinet,

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

b. Tugas

Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan manajemen kabinet

kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam penyelenggaraan pemerintahan.

c. Fungsi

Pelaksanaan tugas dimaksud didukung oleh fungsi yang diselenggarakan oleh

Sekretariat Kabinet, meliputi:

1) Pengkajian dan pemberian rekomendasi atas rencana kebijakan dan program

pemerintah;

2) Penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang

mengalami hambatan;

3) Pemantauan, evaluasi, dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program

pemerintah;

4) Pengkajian dan pemberian rekomendasi atas rencana kebijakan

kementerian/lembaga dalam bentuk peraturan menteri/kepala lembaga yang perlu

mendapatkan persetujuan Presiden;

5) Penyampaian rekomendasi atas hasil pengamatan dan penyerapan pandangan

terhadap perkembangan umum;

6) Penyiapan, pengadministrasian, penyelenggaraan, dan pengelolaan sidang kabinet,

rapat, atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil

Presiden, penyiapan naskah bagi Presiden dan/atau Wakil Presiden, pelaksanaan

penerjemahan, serta penyelenggaraan hubungan kemasyarakatan dan

keprotokolan;

7) Pemberian dukungan pemikiran, teknis, dan administrasi dalam pengangkatan,

pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan

Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya kepada Tim Penilai Akhir;

8) Penyelenggaraan pembinaan jabatan fungsional penerjemah;

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN 5

9) Pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia di lingkungan Sekretariat

Kabinet;

10) Pemberian pelayanan dan dukungan administrasi perencanaan, keuangan,

penyediaan sarana dan prasarana, pengelolaan barang milik negara, serta

pelayanan dan dukungan administrasi lainnya di lingkungan Sekretariat Kabinet;

11) Pengumpulan, pengolahan, dan pemberian dukungan data dan informasi serta

penyediaan sarana dan prasarana pengembangan teknologi informasi

di lingkungan Sekretariat Kabinet;

12) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Sekretariat Kabinet; dan

13) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Presiden dan/atau wakil Presiden.

1.3 STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi Sekretariat Kabinet dalam pemberian dukungan manajemen

kabinet, khususnya terkait dengan pemberian rekomendasi kebijakan, pelaksanaannya

dibagi dalam pembidangan melalui pendekatan sektoral, mirroring dengan fungsi

pengoordinasian penyelenggaraan pemerintahan, yaitu bidang politik, hukum dan

keamanan, bidang perekonomian, bidang pembangunan manusia dan kebudayaan, serta

bidang kemaritiman dan investasi. Selengkapnya struktur organisasi Sekretariat Kabinet

berdasarkan Perseskab Nomor 1 Tahun 2020 terdiri dari:

1. Wakil Sekretaris Kabinet

2. Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, terdiri atas:

a. Asisten Deputi Bidang Pemerintahan Dalam Negeri;

b. Asisten Deputi Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Aparatur Negara;

c. Asisten Deputi Bidang Hubungan Internasional; dan

d. Asisten Deputi Bidang Pertahanan, Keamanan, Komunikasi, dan Informatika.

3. Deputi Bidang Perekonomian, terdiri atas:

a. Asisten Deputi Bidang Ekonomi Makro, Perencanaan Pembangunan, dan

Pengembangan Iklim Usaha;

b. Asisten Deputi Bidang Perdagangan, Perindustrian, dan Ketenagakerjaan;

c. Asisten Deputi Bidang Pengembangan Usaha dan Wilayah; dan

d. Asisten Deputi Bidang Pertanian, Ketahanan Pangan, Riset, dan Teknologi.

4. Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, terdiri atas:

a. Asisten Deputi Bidang Agama, Kesehatan, Pemuda, dan Olahraga;

b. Asisten Deputi Bidang Pendidikan dan Kebudayaan;

c. Asisten Deputi Bidang Sosial, Kebencanaan, Pemberdayaan Perempuan, dan

Perlindungan Anak; dan

6 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN

d. Asisten Deputi Bidang Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

5. Deputi Bidang Kemaritiman dan Investasi, terdiri atas:

a. Asisten Deputi Bidang Kelautan, Perikanan, dan Kehutanan;

b. Asisten Deputi Bidang Sumber Daya Mineral dan Lingkungan Hidup;

c. Asisten Deputi Bidang Perhubungan dan Pekerjaan Umum; dan

d. Asisten Deputi Bidang Penanaman Modal dan Kepariwisataan.

6. Deputi Bidang Dukungan Kerja Kabinet, terdiri atas:

a. Asisten Deputi Bidang Penyelenggaraan Persidangan;

b. Asisten Deputi Bidang Pelaporan Persidangan;

c. Asisten Deputi Bidang Hubungan Kemasyarakatan dan Protokol; dan

d. Asisten Deputi Bidang Naskah dan Penerjemahan.

7. Deputi Bidang Administrasi, terdiri atas:

a. Biro Perencanaan dan Keuangan;

b. Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi, dan Tata Laksana;

c. Biro Akuntabilitas Kinerja dan Reformasi Birokrasi; dan

d. Biro Umum.

8. Staf Ahli Sekretariat Kabinet, terdiri atas:

a. Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat;

b. Staf Ahli Bidang Politik dan Hukum;

c. Staf Ahli Bidang Komunikasi;

d. Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi; dan

e. Staf Ahli Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Hubungan Internasional.

9. Inspektorat

10. Pusat Data dan Teknologi Informasi

11. Pusat Pembinaan Penerjemah

7 7 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN 7

Gambar 1.2. Struktur Organisasi Sekretariat Kabinet

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN 8

1.4 POTENSI DAN PERMASALAHAN STRATEGIS

Dalam rangka mencapai tujuan, salah satu hal penting adalah mementukan strategi

dengan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi

organisasi. Salah satu metode analisis dalam penentuan strategi adalah analisis SWOT

yakni dengan memetakan kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang

(opportunities), dan ancaman/tantangan (threats). Kekuatan dan kelemahan berasal dari

internal organisasi, sedangkan peluang dan ancaman berasal dari luar organisasi atau hal-

hal yang terjadi di luar organisasi yang mempengaruhi tercapainya tujuan organisasi.

Berdasarkan analisis SWOT, maka organisasi dapat menentukan potensi dan

permasalahan strategis yang dihadapi.

Gambar berikut ini merupakan SWOT Sekretariat Kabinet sebagaimana tertuang

dalam Rencana Strategis Sekretariat Kabinet Tahun 2020—2024 yang ditetapkan dengan

Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 2 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Sekretariat

Kabinet Tahun 2020—2024.

1.4.1 POTENSI STRATEGIS

Kekuatan dan peluang yang dimiliki Sekretariat Kabinet dapat menjadi penentu

potensi strategis Sekretariat Kabinet yang tidak terlepas dari peran serta tugas dalam

memberikan dukungan manajemen kabinet kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam

penyelenggaraan pemerintahan. Peran strategis Sekretariat Kabinet dalam pemberian

dukungan manajemen kabinet dipertegas dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun

Gambar 1.3. SWOT Analysis Sekretariat Kabinet

9 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN

2019, pada Pasal 1 Ayat (2) bahwa, Kabinet Indonesia Maju didukung oleh Sekretariat

Kabinet yang dipimpin oleh Sekretaris Kabinet.

Dalam menyelenggarakan manajemen kabinet, selain memberikan masukan dan

saran kebijakan baik secara tertulis maupun tidak tertulis kepada Presiden untuk hal-hal

yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan, Sekretariat Kabinet juga

berperan untuk memastikan bahwa kebijakan, pengarahan, keputusan ataupun instruksi

Presiden dapat dilaksanakan dengan baik oleh para anggota kabinet. Sekretariat Kabinet

mengelola pelaksanaan sidang kabinet maupun rapat terbatas yang dipimpin Presiden

dan/ atau Wakil Presiden. Sekretariat Kabinet dapat mengusulkan agenda Sidang Kabinet

atau Rapat Terbatas guna membahas isu-isu strategis dan berdampak luas secara nasional

yang memerlukan keputusan Presiden. Sekretariat Kabinet memiliki peran vital karena

mengelola semua persidangan, baik Rapat Terbatas, Sidang Kabinet Paripurna, Rapat

Intern Presiden, maupun turunan dari keputusan yang ada.

Tugas tersebut dipertegas dengan ditetapkannya Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun

2017 pada tanggal 1 November 2017. Inpres Nomor 7 Tahun 2017 diterbitkan guna

menggantikan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2004 tentang Pengambilan Kebijakan

di Tingkat Kementerian Negara dan Lembaga Pemerintah Non Departemen, untuk lebih

meningkatkan efektivitas pengambilan kebijakan, meliputi perumusan, penetapan, dan

pelaksanaan kebijakan di tingkat Kementerian Negara dan Lembaga Pemerintah,

termasuk pengambilan kebijakan yang harus diputuskan dalam sidang kabinet atau rapat

terbatas. Sekretariat Kabinet juga diberikan wewenang untuk melakukan pengawasan

pelaksanaan arahan-arahan Presiden yang telah diputuskan pada sidang kabinet dan rapat

terbatas.

Dalam Instruksi Presiden ini, Sekretariat Kabinet mendapat mandat untuk

melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan arahan Presiden dalam Sidang Kabinet

Paripurna atau Rapat Terbatas. Selain itu, pelaksanaan pengawasan juga dimaksudkan

untuk Sekretariat Kabinet ikut memastikan bahwa kebijakan dan program Presiden tidak

hanya terkirim (sent) tetapi diterima dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat (making

delivered).

Periode jangka menengah tahun 2020—2024, Sekretariat Kabinet mengemban

tugas mereviu, menguatkan, memperjelas arah kebijakan Presiden dan Wakil Presiden

yang dijabarkan oleh peraturan-peraturan Menteri. Dalam melaksanakan tugas tersebut

Sekretariat Kabinet harus bisa membantu dan memberikan solusi, tidak menghambat dan

menciptakan birokrasi baru. Tugas ini dipertegas dengan ditetapkannya Peraturan

10 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN

Presiden Nomor 68 Tahun 2021 tentang Pemberian Persetujuan Presiden terhadap

Rancangan Peraturan Menteri/Kepala Lembaga.

Tugas dan fungsi Sekretariat Kabinet terkait dengan pemberian rekomendasi

kebijakan atas Peraturan Menteri/Kepala Lembaga (Permen/Perka L) yang perlu

persetujuan Presiden semakin memperjelas keterlibatan posisi Sekretariat Kabinet dalam

pemerintahan. Pembahasan rancangan peraturan Menteri di Sekretariat Kabinet sebelum

disampaikan kepada Presiden untuk mendapat persetujuan dimaksudkan sebagai

screening untuk menyelaraskan kebijakan dan program pemerintah agar kebijakan yang

dibuat tidak membebani masyarakat dan memudahkan penerapannya. K/L cenderung

membuat kebijakan dan program yang mengedepankan kepentingan sektornya masing-

masing dan mengabaikan kepentingan sektor lain. Selain itu, kebijakan K/L yang dibuat

tanpa pembahasan yang mencukupi akan berpotensi membebani masyarakat dan dunia

usaha dalam melaksanakan kegiatannya.

Disamping terlibat aktif dalam siklus kebijakan, Sekretariat Kabinet juga

mengemban amanat untuk menyiapkan naskah kenegaraan, dan mengelola data dan

informasi guna dilakukan diseminasi informasi yang akurat dan berimbang terkait kegiatan

Presiden dan Wakil Presiden dan kegiatan kabinet.

Peran strategis sebagai Instansi Pembina Pejabat Fungsional Penerjemah (PFP)

diseluruh Indonesia juga sangat berpengaruh dalam pengembangan dan peningkatan

eksistensi PFP yang sebelumnya masih kurang populer di masyarakat luas. Kiprah PFP saat

ini semakin meningkat berkat kontribusi di berbagai konferensi atau forum internasional

dan keterlibatan dalam berbagai proyek strategis nasional. Terobosan yang dilakukan agar

peran PFP makin dikenal oleh masyarakat juga telah dilakukan oleh Sekretariat Kabinet

dengan mendorong para PFP untuk memperluas kiprahnya tidak hanya terbatas dalam

tugas-tugas penerjemahan sehari-hari, namun juga dapat berperan besar dalam

mendukung pemerintah dalam kerangka diplomasi ekonomi dengan negara-negara

sahabat atau mitra pembangunan.

Sekretariat Kabinet selaku Sekretaris Tim Penilai Akhir (TPA) dalam penyiapan

administrasi pemberhentian dan pengangkatan jabatan pimpinan tinggi utama, turut

berperan dalam pemberian penilaian dan masukan kepada Presiden untuk penetapan

pengangkatan. Perubahan mendasar yang dilakukan dalam TPA adalah mekanisme

penyiapan Keputusan Presiden (Keppres) pemberhentian dan pengangkatan pimpinan

tinggi utama. Melalui mekanisme baru, Keppres semakin cepat dikeluarkan, yang

sebelumnya membutuhkan waktu 3 s.d. 6 bulan menjadi maksimal 2 (dua) hari setelah

sidang TPA.

11 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN

Arahan Sekretaris Kabinet kepada seluruh pegawai Sekretariat Kabinet untuk tidak

menciptakan birokrasi baru serta berkomitmen untuk memberikan pelayanan prima

didukung oleh seluruh jajaran pimpinan Eselon I dan II di lingkungan Sekretariat Kabinet,

hal tersebut menunjukkan komitmen yang tinggi dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi

(RB).

Komitmen pimpinan tertinggi (Sekretaris Kabinet) dan seluruh jajaran pimpinan

Eselon I di lingkungan Sekretariat Kabinet tergambar juga dalam keterlibatan aktif

pimpinan dalam mendukung pelaksanaan RB melalui pelaksanaan program dan kegiatan

untuk penataan/penyempurnaan/peningkatan 8 (delapan) area perubahan RB, yakni

peraturan perundang-undangan (internal), organisasi, tata laksana, sumber daya manusia,

pengawasan, akuntabilitas, pelayanan publik, dan area yang mendasari semua perubahan,

yakni perubahan pola pikir dan paradigma (manajemen perubahan), serta pelaksanaan

percepatan RB dengan menetapkan dan melaksanakan program dan kegiatan quick wins

RB.

Pencapaian RB Sekretariat Kabinet yang telah memperoleh nilai 82,18 dengan

kategori A (Sangat Baik) menunjukkan Sekretariat Kabinet dapat menjadi role model

pelaksanaan RB bagi instansi-instansi lain. Perolehan tersebut mencerminkan bahwa tata

kelola pemerintahan di Sekretariat Kabinet telah berjalan dengan sangat baik, Sekretariat

Kabinet akan mampu melayani stakeholder dengan sangat baik.

Selain peran strategis dan komitmen pimpinan, Sekretariat Kabinet memiliki

kekuatan dalam pelaksanaan sistem pengendalian internal dengan menerapkan

manajemen risiko. Pada era globalisasi dan digital, perubahan terjadi sangat cepat.

Kebijakan-kebijakan yang diambil Pemerintah dalam hal ini juga turut dipengaruhi oleh

perubahan situasi yang cepat tersebut, sehingga Pemerintah perlu bersifat dinamis, cepat

dan tanggap dalam menyikapi perubahan-perubahan yang awalnya tidak bisa diprediksi.

Penerapan Manajemen Risiko menjadi salah satu cara organisasi untuk mengantisipasi

ketidakpastian sehingga organisasi akan selalu siap dalam menghadapi tantangan-

tantangan yang mungkin akan terjadi di masa depan.

Sejak tahun 2018 Sekretariat Kabinet telah menerapkan manajemen risiko dengan

disusunnya Daftar Risiko (Risk Register), Peta Risiko, dan Rencana Penanganan Risiko yang

dihadapi dan perlu dilakukan seluruh unit kerja Eselon II. Dalam penyusunan tersebut,

dilakukan diskusi bersama Pejabat/Pegawai, wakil dari setiap Eselon II yang dipandu oleh

narasumber dan guna efektivitas penerapan manajemen risiko, maka dalam tahap akhir

penyusunan dokumen Daftar Risiko, Peta Risiko dan Rencana Penanganan Risiko, setiap

pimpinan unit kerja memberikan pernyataan komitmen manajemen risiko.

12 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN

Guna meningkatkan efektivitas penerapan manajemen risiko, setiap tahunnya

dilakukan penilaian atas rencana penanganan risiko yang telah ditetapkan yang

dituangkan dalam laporan pelaksanaan penanganan risiko, serta melakukan pemutakhiran

dokumennya dengan mengacu pada Pedoman Penilaian Risiko di lingkungan Sekretariat

Kabinet yang telah ditetapkan dengan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2019

pada tanggal 1 Februari 2019.

Nilai maturitas SPIP Sekretariat Kabinet telah berada pada level 3 yaitu sebesar 3,17,

mencerminkan bahwa Sekretariat Kabinet telah melaksanakan praktik pengendalian

intern dan terdokumentasikan dengan baik. Dengan adanya kesadaran dalam

mengidentifikasi risiko yang dihadapi dalam pencapaian tujuan, diharapkan setiap unit

kerja dapat mengembangkan strategi untuk melakukan mitigasi risiko melalui

pemberdayaan sumber daya yang dimiliki sesuai pernyataan komitmen setiap pimpinan

unit kerja (Eselon II) untuk menerapkan manajemen risiko.

Peluang yang dapat dimanfaatkan Sekretariat Kabinet untuk tetap eksis atau

menjaga sustainability keberadaan Sekretariat Kabinet antara lain harapan stakeholders

dalam manajemen kabinet, kebijakan making Indonesia 4.0, dan kebijakan debirokratisasi.

Tuntutan stakeholders untuk Sekretariat Kabinet menjalankan fungsi perencanaan,

pengorganisasian, koordinasi, dan pengendalian dalam proses manajemen kabinet dan

kebijakan pemerintah bertolak dari kedudukan dan kewenangan yang diberikan.

Sekretariat Kabinet dilibatkan dalam penyusunan dan pembahasan kebijakan, Menteri

Koordinator melaporkan tindak lanjut hasil Rapat Koordinasi, Sidang Kabinet Paripurna

atau Rapat Terbatas kepada Presiden melalui Sekretaris Kabinet setiap 3 (tiga) bulan atau

sewaktu-waktu apabila diperlukan.

Berdasar harapan stakeholders, Sekretariat Kabinet mempunyai tugas untuk

mendukung Kabinet Indonesia Maju. Sekretariat Kabinet diharapkan mampu mengatasi

masalah pemerintahan yang tersekat, kurang koordinasi dan kerja sama baik antar K/L/I

dan antar Pemerintah Pusat dan Daerah (fragmented government), dan masalah ego

sektor dan tumpang tindih atau saling menegasikan antar kebijakan dan program

pemerintah. Dengan peluang tersebut, pelaksanaan peran perlu ditunjukkan dengan

memberikan pelayanan prima.

Perkembangan industri di dunia telah memasuki tahap revolusi industri 4.0, yang

merupakan lompatan besar bagi sektor industri dengan memanfaatkan sepenuhnya

teknologi informasi dan komunikasi guna meminimalkan kesalahan kerja, menciptakan

efisiensi, mengurangi waktu dan biaya, dan peningkatan akurasi dan kualitas produk.

Proses produksi telah berkembang dari teknologi komputer dan otomasi menuju sistem

13 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN

siber-fisik dengan memanfaatkan Internet of Things (IoT). Lewat IoT, sistem siber-fisik

berkomunikasi dan bekerja sama dengan satu sama lain dan manusia secara bersamaan.

Revolusi industri 4.0 yang dapat menjadi salah satu peluang untuk mempercepat

pencapaian Visi Indonesia untuk menjadi 10 ekonomi terbesar di dunia, guna

mengimplementasikannya disusun inisiatif “Making Indonesia 4.0” dalam peta jalan

berdasar Proyek Prioritas Strategis (Major Project) yang ditetapkan dalam RPJMN 2020 –

2024 (Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020) yang melibatkan berbagai pemangku

kepentingan termasuk Instansi Pemerintah dengan 10 inisiatif nasional yang bersifat lintas

sektoral untuk mempercepat perkembangan industri manufaktur di Indonesia dapat

dilaksanakan. Pelaksanaan inisiatif tersebut, khususnya harmonisasi aturan dan kebijakan

Indonesia untuk mendukung daya saing industri dan memastikan koordinasi pembuat

kebijakan yang erat antara K/L terkait dengan Pemerintah Daerah, merupakan peluang

bagi Sekretariat Kabinet dalam melaksanakan peran manajemen kabinet untuk

mendukung Presiden dan Kabinet Indonesia Maju menyelenggarakan pemerintahan.

Sekretariat Kabinet dapat memberikan kontribusi dalam menyediakan alternatif

rekomendasi kebijakan yang sesuai tuntutan kebutuhan mewujudkan Making Indonesia

4.0. khususnya dalam pemberian kajian dan rekomendasi atas kebijakan dalam bentuk

peraturan menteri yang perlu mendapat persetujuan Presiden, dan melakukan

pemantauan, evaluasi dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan guna dapat dirasakan

manfaatnya oleh kalangan industrial bahkan masyarakat pada umumnya.

Begitu pula dengan cara kerja

Sekretariat Kabinet, penerapan

teknologi informasi penting untuk

memberikan pelayanan publik yang

lebih baik. Komitmen Sekretariat

Kabinet dalam menggelorakan

semangat keterbukaan dan

akuntabilitas informasi, serta

membuka diri atas kritik, saran, dan

masukan dari masyarakat, bertujuan

untuk membangun kepercayaan dan

dukungan masyarakat dalam mengukuhkan semangat bernegara dan kebangsaan yang

demokratis. Hal ini tercermin dengan diraihnya penghargaan sebagai lembaga negara dan

Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dengan kategori “Informatif” pada

Penganugerahan Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2021.

14 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN

Sekretariat Kabinet telah membangun aplikasi e-cabinet yang saat ini sedang dalam

tahap ujicoba guna lebih mempermudah pekerjaan K/L, termasuk Sekretariat Negara,

Kantor Staf Kepresidenan, maupun Sekretariat Kabinet sendiri agar informasi Sidang

Kabinet dan Rapat Terbatas tidak lagi berbasis paper tetapi akan berbasis pada aplikasi.

Diharapkan ke depan penyampaian informasi akan lebih cepat dan dapat melihat hasil-hasil

dari Sidang Kabinet maupun Rapat Terbatas dalam satu gadget.

Pelaksanaan pemantauan atas arahan Presiden dan pemberian rekomendasi atas

rencana kebijakan kementerian/lembaga dalam bentuk peraturan menteri/kepala lembaga

yang perlu mendapatkan persetujuan Presiden dibantu dengan sistem teknologi informasi

yaitu Sistem Informasi Tindak Lanjut Arahan Presiden (SITAP) dan Sistem Informasi

Pemantauan Persetujuan Peraturan Menteri/Peraturan Kepala Lembaga (SIPPERMEN).

Berikut ini merupakan tampilan sistem informasi tersebut.

Dalam rangka penyederhanaan birokrasi K/L, Presiden Joko Widodo memastikan

akan menyederhanakan dan memangkas birokrasi dengan penghapusan Eselon III dan IV

guna birokrasi dapat melakukan perubahan di tengah cepatnya perkembangan global.

Tekad Presiden tersebut selanjutnya dijadikan salah satu arahan sebagai strategi Presiden,

yakni “Penyederhanaan Birokrasi” dengan memangkas prosedur dan birokrasi yang

panjang, dan menyederhanakan eselonisasi. Penyederhanaan birokrasi, sebagai salah satu

dari 5 (lima) strategi Presiden dalam pelaksanaan misi Nawacita dan pencapaian sasaran

Visi Indonesia 2045 diatur dan ditetapkan dalam RPJMN Tahun 2020—2024 (Peraturan

Presiden Nomor 18 Tahun 2020).

Gambar 1.3.

Tampilan SIPPERMEN dan SITAP Gambar 1.4.

Tampilan SIPPERMEN dan SITAP

15 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN

Penyederhanaan birokrasi atau debirokratisasi yang merupakan tindakan atau

proses mengurangi tata kerja yang serba lamban dan rumit agar tercapai hasil dengan lebih

cepat, menjadi peluang untuk Sekretariat Kabinet berperan di dalamnya, melalui

keterlibatan aktif Sekretariat Kabinet dalam siklus kebijakan dengan memastikan tindak

lanjut atas arahan (strategi) Presiden tersebut, mulai dari perencanaan, implementasi,

serta pengawasan dan monevnya yang dalam keseluruhan proses tersebut Sekretariat

Kabinet menganalisis dan merumuskan alternatif kebijakan guna mendukung Presiden

dalam pengambilan keputusan kebijakan. Di internal Sekretariat Kabinet, Sekretariat

Kabinet berperan aktif turut serta melakukan penyederhanaan eselonisasi sesuai arahan

atau strategi Presiden untuk membangun sistem birokrasi yang dinamis, bukan birokrasi

yang hierarkis. Dialihkannya jabatan struktural Eselon III dan IV ke fungsional akan

menjadikan organisasi lebih fleksibel, memiliki kapabilitas baik, dan mampu mengadaptasi

perubahan dengan cepat.

Inovasi berbasis digital diperlukan

seiring dengan peningkatan partisipasi

masyarakat di ruang digital. Komunikasi

publik dan kehumasan pemerintah

merupakan instrument vital untuk

mendiseminasikan informasi kebijakan serta

program-program pemerintah.

Media sosial Sekretariat Kabinet

meraih Predikat Tebaik I untuk

Kementerian/Lembaga, Badan Usaha Milik

Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan

Perguruan Tinggi di ajang Anugerah Media

Humas (AMH) Tahun 2021. Dengan diraihnya

anugerah ini, memacu Sekretariat Kabinet

untuk semakin berperan aktif dalam

menyebarluaskan informasi tentang kinerja

pemerintah dan informasi kebijakan

pemerintah yang benar dan berimbang,

serta mencegah hoaks dengan

memaksimalkan pemanfaatan situs

Setkab.go.id dan berbagai media sosial yang

dimiliki Sekretariat Kabinet. Berikut ini

Gambar 1.5. Tampilan Situs Setkab.go.id

16 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN

gambaran perkembangan jumlah followers/fans/subscribers media sosial Sekretariat

Kabinet dari tahun 2017—2021.

1.4.2 PERMASALAHAN STRATEGIS

Permasalahan strategis Sekretariat Kabinet dapat dianalisis dari kelemahan dan

ancaman yang dihadapi Sekretariat Kabinet. Permasalahan strategis dari sisi internal

Sekretariat Kabinet dapat diidentifikasi dari kelemahan organisasi sebagaimana hasil

analisis SWOT yaitu belum optimalnya pemanfaatan sistem dan teknologi informasi (TI),

belum optimalnya kapasitas dan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), dan belum

optimalnya mekanisme (tools) pemantauan, evaluasi dan pengendalian penyelenggaraan

pemerintahan.

Dalam pengelolaan tugas dan fungsi manajemen kabinet, Sekretariat Kabinet selalu

mengikuti perkembangan teknologi. Sebagai upaya penerapan Sistem Pemerintahan

Berbasis Elektronik (SPBE) atau e-government, Sekretariat Kabinet telah membangun dan

mengembangkan beberapa sistem dan TI guna mendukung proses bisnis utama dan

pendukung. Untuk proses bisnis utama, di antaranya SITAP, SIPPERMEN, Sistem Informasi

Sidang Kabinet (SISKAB) yang telah dikembangkan menjadi e-cabinet (sedang dalam tahap

ujicoba), Sistem Informasi Perundang-Undangan (SIPUU/JDIH Sekretariat Kabinet), situs

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), serta situs Setkab.go.id. Untuk

proses bisnis pendukung, diantaranya Sistem Informasi Persuratan Terpadu (SIPT), Sistem

Informasi Kinerja Terpadu (SIKT), sistem aplikasi penetapan dan penilaian Sasaran Kerja

Pegawai (SKPonline), Sistem Informasi Keuangan (SISKA), Sistem Informasi Kepegawaian

(SIMPEG), serta penyediaan email dinas. Pada masa pandemi Covid-19 yang sampai saat ini

belum berakhir, Sekretariat Kabinet melaksanakan pengaturan jumlah pegawai yang

bekerja di kantor dan sebagian pegawai melaksanakan tugas fungsi secara Work From

Home (WFH), untuk pencatatan kehadiran pegawai dilaksanakan dengan sistem presensi

online yang dapat di akses melalui URL presensi.setkab.go.id.

Media Sosial Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Followers

883.912 913.333 1.016.691 1.101.981 1.204.061

Fans

363.041 372.980 386.493 393.717 418.797

Followers

126.252 186.310 300.203 407.806 408.624

Subscribers

2.770 6.104 15.900 26.628 34.139

Gambar 1.6. Jumlah Followers/fans/subscribers Media Sosial Sekretariat Kabinet Tahun 2017—2021

17 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN

Walaupun upaya dalam pembangunan dan pengembangan sistem dan TI terus

ditingkatkan sebagai bentuk penerapan e-government, namun demikian masih dirasa

bahwa pemanfaatan sistem dan TI belum optimal. Kelemahan tersebut tercermin dari

aspek kebijakan dan tata kelola yang ada, yakni Grand Design Pembangunan dan

Pengembangan Sistem dan Teknologi Informasi di Lingkungan Sekretariat Kabinet masih

berdasarkan Keputusan Sekretaris Kabinet Nomor 56 Tahun 2012 tentang Grand Design

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Tahun 2011-2014 yang mengacu pada proses

bisnis atau SOTK lama (Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat

Kabinet) yang kurang sesuai dengan kondisi SOTK existing.

Dengan kondisi demikian, beberapa pembangunan dan pengembangan sistem dan

TI tidak dapat mengacu pada grand design tersebut, sehingga pembangunan dan

pengembangan yang ada bersifat spontan (tidak terencana) dan sporadis, serta tidak

terintegrasi. Hal tersebut menyebabkan manfaat TI dalam pengelolaan data untuk menjadi

informasi yang mendukung pengambilan keputusan menjadi kurang maksimal. Saat ini

Sekretariat Kabinet sedang menyusun Rencana Induk Sistem dan Teknologi Informasi

Pemerintahan Berbasis Elektronik Sekretariat Kabinet 2020—2024. Dengan perencanaan

yang matang dalam pembangunan dan pengembangan sistem dan TI, diharapkan ke

depan Sekretariat Kabinet mampu mengatasi kelemahan, dengan menjadikan rencana

induk tersebut sebagai dasar dan pedoman untuk pembangunan dan pengembangan

sistem dan teknologi informasi yang terintegrasi. Selain itu perlu untuk mendorong

seluruh pegawai di lingkungan Sekretariat Kabinet memanfaatkan sistem dan TI yang

sudah dibangun/dikembangkan dan disediakan dengan menerapkan dan

menggunakannya dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sesuai kebijakan dan tata kelola

yang formal berlaku.

Kelemahan kedua berkaitan dengan kapasitas dan kompetensi SDM. SDM

merupakan unsur terpenting dalam setiap organisasi karena merupakan penggerak dan

pengelola sumber daya lainnya. Pengembangan kapasitas dalam rangka meningkatkan

kompetensi SDM yang proporsional dengan kebutuhan kerja perlu dilakukan

di Sekretariat Kabinet agar dapat menciptakan pelaksanaan pekerjaan yang cepat,

inovatif, kreatif, dan adaptif yang dapat mendorong efektivitas dan efisiensi pelaksanaan

tugas Sekretariat Kabinet dalam memberikan dukungan manajemen kabinet kepada

Presiden dan Wakil Presiden dalam penyelenggaraan Pemerintahan.

Sekretariat Kabinet telah melaksanakan uji kompetensi untuk seluruh pegawainya,

dari hasil uji kompetensi tersebut disusun analisis kebutuhan pengembangan dari masing-

masing individu. Perbaikan yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kualitas agar tepat

18 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN

sasaran dari pendidikan dan pelatihan (diklat) yang direncanakan dengan kebutuhan

pegawai, serta tepat sasaran peserta yang mengikuti diklat. Kendala yang dihadapi juga

berasal dari pegawai yang memiliki motivasi rendah untuk mengikuti diklat, sehingga perlu

ditingkatkan. Selain itu, terdapat permasalahan dari sisi kuantitas, yakni jumlah SDM yang

ada belum sesuai beban kerja. Kekurangan SDM akan berpengaruh kepada peluang

pegawai dengan beban kerja tinggi tidak dapat mengikuti diklat karena kesulitan

menyisihkan waktu untuk mengikuti diklat serta fokus pada saat diklat.

Sekretariat Kabinet juga sedang menyusun talent pool dan talent map. Ke depan

manajemen SDM perlu terus dioptimalkan khususnya penerapan prinsip the right man in

the right place atau menempatkan orang sesuai keahliannya. Perencanaan pengembangan

pegawai saat ini belum berdasarkan gap analysis kompetensi pegawai yang menyeluruh

dan tunjangan kinerja masih berbasis absensi dan belum berbasis kinerja individu.

Selanjutnya, dari hasil evaluasi SAKIP tahun 2020, memberikan informasi diantaranya

bahwa, adanya ketidaksetaraan beban kerja terhadap struktur organisasi yang ada, serta

ketidaksesuaian terhadap pemberian rewards and punishment yang seharusnya sudah

mengacu pada ukuran kinerja individu.

Kelemahan ketiga belum optimalnya mekanisme (tools) pemantauan, evaluasi dan

pengendalian penyelenggaraan pemerintahan. Sekretariat Kabinet berperan memberikan

rekomendasi kebijakan selain guna mendukung pengambilan keputusan Presiden, juga

mendukung K/L tidak hanya berupa masukan tetapi rekomendasi yang perlu

ditindaklanjuti oleh K/L. Arahan Presiden juga merupakan suatu kebijakan yang perlu

dipantau tindaklanjutnya. Kemudian tugas Sekretariat Kabinet terkait analisis terhadap

Permen/Perka L yang perlu mendapat persetujuan Presiden perlu dikawal dengan baik.

Seluruhnya membutuhkan sistem teknologi informasi yang dapat memudahkan

pemantauan, evaluasi dan pengendalian. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya,

Sekretariat Kabinet memiliki aplikasi SITAP dan SIPPERMEN. Aplikasi SITAP telah

digunakan sejak tahun 2014 dengan terus disempurnakan saat ini versi 3.0, namun aplikasi

ini masih menggunakan jaringan intranet untuk aksesnya harus dengan Virtual Private

Network (VPN). SITAP merupakan sistem utama Sekretariat Kabinet dalam pengawasan

tindak lanjut arahan Presiden dimana saat ini bisa diakses terbatas oleh Kementerian

Koordinator (Kemenko) belum menjangkau K/L lainnya, dengan adanya tuntutan

kemudahan pelaporan dari K/L maka perlu dibuat sistem berbasis internet yang

memungkinkan K/L melakukan follow up secara online langsung ke sistem dalam jaringan

yang aman. Oleh karena itu faktor keamanan jaringan juga perlu ditingkatkan dengan

sistem firewall yang memadai.

19 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN

SIPPERMEN yang digunakan untuk memantau proses pengkajian Permen/Perka L

yang perlu mendapat persetujuan Presiden sedang dalam tahap pengembangan, aplikasi

ini juga masih menggunakan jaringan intranet dan masih untuk keperluan internal

memantau, ke depan perlu terus diperbaiki supaya dapat digunakan K/L pengusul untuk

memantau sejauh mana proses penanganan Permen/Perka L yang dilaksanakan

Sekretariat Kabinet.

Dengan menganalisis kondisi eksternal Sekretariat Kabinet ditemukan beberapa

ancaman/tantangan yang dihadapi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi yaitu: belum

optimalnya kerja sama/kolaborasi beberapa K/L atau Instansi lain dengan Sekretariat

Kabinet, dampak negatif perkembangan teknologi informasi yang cepat, perkembangan

dunia yang mengarah pada kondisi Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity

(VUCA).

Keberhasilan dan kualitas peran aktif dan kontribusi Sekretariat Kabinet dalam

keseluruhan siklus kebijakan, tidak berdiri sendiri namun sebagai hasil kerja

sama/kolaborasi antara Sekretariat Kabinet dan K/L, selaku mitra kerja. Kerja

sama/kolaborasi para stakeholders, dalam hal ini seluruh jajaran Kabinet Indonesia Maju

dilakukan dengan mengedepankan kepentingan masyarakat, bahkan negara dan bangsa.

Berdasar tugas yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2020, dan

kebijakan lainnya, seperti Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2017, Peraturan Presiden

Nomor 67 Tahun 2019, dan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2021, Sekretariat Kabinet

memiliki peran dan kedudukan yang sangat strategis, yaitu memberikan dukungan

manajemen kabinet, dalam mendukung Presiden dan Wakil Presiden, dan Kabinetnya

dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Penyelenggaraan manajemen kabinet, secara keseeluruhan melibatkan pihak-pihak

atau pemangku kepentingan terkait. Apabila beberapa K/L (stakeholders) sebagai mitra

kerja masih kurang mendukung, kurang optimal berkolaborasi/bekerja bersama sesuai

ketentuan dan kebijakan yang dimanatkan dan masih bertindak “ego sectoral”, hal

tersebut tentunya dapat menjadi tantangan bahkan ancaman bagi tugas pemberian

dukungan manajemen kabinet bahkan bagi keberadaan Sekretariat Kabinet sebagai

pendukung Kabinet Indonesia Maju.

Sekretariat Kabinet tidak dapat hanya mengandalkan kapasitas internal dalam

memberikan dukungan manajemen kebijakan dan rekomendasi kebijakan. Keterbatasan

kemampuan, sumber daya maupun jaringan dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan

mendorong Sekretariat Kabinet untuk melakukan kolaborasi dengan K/L atau stakeholders

untuk mencapai tujuan bersama yang telah disepakati. Selama ini dinamika kolaborasi

20 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN

antara K/L atau stakeholders dan Sekretariat Kabinet menunjukkan fluktuasi tergantung

kebutuhan dan kepentingan yang sifatnya sektoral. Untuk itu perlu upaya penguatan

kolaborasi/kerja sama yang dapat menciptakan kepercayaan dan pemahaman yang sama

di antara stakeholders dalam perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan.

Tantangan kolaborasi/kerja sama ini terlebih dalam menyesuaikan dinamika

kebijakan Presiden, perlu disikapi dengan upaya peningkatan efektivitas kolaborasi

dengan penetapan kebijakan mengenai manajemen kabinet sebagai legal authority yang

daya jangkaunya lebih luas, seperti Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah. Selain itu,

secara teknis operasional perlu memantapkan proses bisnis antara K/L dan Sekretariat

Kabinet serta membuat kesepakatan dengan penetapan MoU antara Sekretariat Kabinet

dan K/L atau stakeholders, selaku para pihak yang terlibat dan berkontribusi dalam

mewujudkan manajemen kabinet yang mendukung Presiden dan Wakil Presiden dalam

penyelenggaraan pemerintahan.

Ancaman kedua adalah dampak negatif perkembangan teknologi informasi yang

cepat. Era digital dan internet menghadirkan berbagai kemudahan yang mampu

menjawab kebutuhan masyarakat akan informasi maupun pemanfaatan untuk

kepentingan sosial ekonomi. Namun, dampak lain kehadiran internet membuka ruang

lebar bagi kehadiran informasi atau berita-berita bohong (hoax) tentang suatu peristiwa

yang meresahkan publik. Berita bohong juga menjadi perhatian pemerintah mengingat

dampak negatif yang ditimbulkan tidak kecil. Namun, pemerintah mengalami kesulitan jika

harus memblokir atau membekukan situs berita palsu yang jumlahnya begitu banyak. Yang

dapat dilakukan pemerintah untuk meng-counter berita bohong adalah dengan segera

mengklarifikasi berita bohong tersebut atau dengan kata lain, informasi harus dilawan

dengan informasi.

Sekretariat Kabinet melalui situs setkab.go.id dan medsos selama ini telah menjadi

acuan utama bagi publik untuk mendapatkan informasi terkait kebijakan-kebijakan yang

diambil pemerintah dan Presiden maupun dalam mengklarifikasi berita-berita yang

beredar di masyarakat. Untuk itu, Sekretariat Kabinet perlu memperkuat perannya sebagai

salah satu corong pemerintah dalam melawan dan meredam ancaman penyebaran hoaks

yang semakin masif di masyarakat.

Selain berita bohong (hoax), ancaman serangan siber/cyber attacks menjadi

tantangan besar bagi Sekretariat Kabinet dalam menyelenggarakan manajemen kabinet,

terlebih lagi keseluruhan aktivitas dalam penyelenggaraan tersebut sebagian besar

bahkan hampir seluruhnya terkait dengan data dan informasi serta dokumen yang sifatnya

rahasia dan belum saatnya di-publish karena masih perlu mempertimbangkan seluruh

21 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN

kepentingan yang apabila “dapat diakses” publik “yang tidak bertanggung jawab” dapat

menimbulkan kekacauan (chaos). Ancaman serangan siber melalui virus/malware

(program jahat) yang dapat mencuri/menghapus data di server dan kemungkinan terjadi

kesalahan sistem sehingga aplikasi tidak berjalan sebagaimana mestinya, perlu diwaspadai

Sekretariat Kabinet mengingat ancaman serangan siber pernah terjadi pada tahun 2015

dimana situs Setkab.go.id sempat dibobol hacker, yakni laman utamanya di-deface atau

diganti tampilan, dan pada tahun 2019 kembali terdapat percobaan untuk membobol situs.

Indeks Keamanan Informasi (KAMI) Sekretariat Kabinet baru mendapat nilai 229 (Predikat

Tidak Layak), sehingga merupakan tantangan Sekretariat Kabinet untuk meningkatkan

keamanan siber. Sekretariat Kabinet perlu mengupayakan program dan kegiatan terkait

dengan kebijakan, tata kelola dan teknis pelaksanaannya melalui penyediaan sumber daya

terkait keamanan informasi (sistem dan teknologi informasi dan komunikasi) yang dapat

mengantisipasi dan menangkal ancaman serangan siber.

Ancaman ketiga adalah perkembangan dunia yang mengarah pada kondisi

Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity (VUCA). Istilah VUCA merefleksikan

Volatility (bergejolak), yaitu sebuah perubahan dinamika yang sangat cepat dalam

berbagai hal seperti sosial, ekonomi dan politik; Uncertainty (ketidakpastian), bermakna

sulitnya memprediksi isu dan peristiwa yang saat ini sedang terjadi; Complexity

(kompleksitas), mengandung makna adanya gangguan dan kekacauan yang mengelilingi

setiap organisasi; dan Ambiguity (ketidakjelasan), didefinisikan sebagai beban berat

realitas dan makna yang berbaur dari berbagai kondisi yang ada atau sebuah keadaan yang

terasa mengambang dan kejelasannya masih dipertanyakan.

VUCA menjadi permasalahan strategis karena hal tersebut berpengaruh secara

signifikan pada sumber daya manusia. Kesiapan dalam menghadapi VUCA bukan hanya

beban satu orang saja, tetapi seluruh SDM di dalam organisasi. VUCA tidak akan

membahayakan organisasi bila dihadapi dengan cara yang tepat dan akurat. Menurut Bob

Johansen, dalam bukunya Leaders Make the Future: Ten New Leadership Skills for Uncertain

World (San Fransisco, 2009), dalam menghadapi VUCA pimpinan organisasi perlu memiliki

Vision, Understanding, Clarity, dan Agility. Dengan memiliki visi, dapat menguatkan dan

memberikan navigasi bagi anggota organisasi untuk dapat melangkah ke depan walau

terjadi turbulensi. Dengan visi, akan dapat membangun “uncertainty” menjadi

“understanding” karena dalam visi terkandung elemen-elemen kunci, termasuk nilai-nilai

inti dan strategi, dan ukuran keberhasilan yang dikomunikasikan. Selanjutnya,

kompleksitas dapat diatasi dengan dibangunnya “clarity” (kejelasan) melalui

pembangunan kedisiplinan pada hal-hal inti dan mendasar, mencegah organisasi

melaksanakan kegiatan yang tidak bernilai tambah, serta bersikap tulus dan mau

22 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN

menerima masukan baik dari stakeholders internal maupun eksternal. Sedangkan untuk

mengatasi “ambiguity”, perlu “agility” (kelincahan) dari (jajaran) pimpinan organisasi

dalam merespon setiap perubahan yang begitu cepat, kalau tidak organisasi akan

terlambat bertindak, terlambat berubah, serta menjadi kehilangan arah, keputusan dan

tindakan yang diambil menjadi tidak kontekstual dengan perubahan yang dihadapi. Oleh

karena itu penting untuk Sekretariat Kabinet membina SDM yang ada untuk menjadi bibit-

bibit pemimpin yang transformasional.

1.5 SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN

Berdasarkan Permen PANRB Nomor 53 Tahun 2014, LKj Sekretariat Kabinet Tahun

2021 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, berisikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada

aspek strategis organisasi serta permasalahan utama yang sedang dihadapi organisasi, dan

sistematika penyajian laporan.

Bab II Perencanaan Kinerja, menyajikan gambaran singkat Rencana Strategis

Sekretariat Kabinet 2020-2024 dan Perjanjian Kinerja (PK) Sekretariat Kabinet Tahun 2021.

Bab III Akuntabilitas Kinerja, memuat hasil pengukuran kinerja, analisis disertai dengan

perbandingan capaian kinerja tahun ini dengan tahun sebelumnya, evaluasi capaian

kinerja, serta akuntabilitas keuangan Sekretariat Kabinet tahun 2021.

Bab IV Penutup, berisi kesimpulan menyeluruh dari LKj Sekretariat Kabinet dan

rekomendasi perbaikan kedepan untuk meningkatkan kinerja.

BAB II PERENCANAAN KINERJA

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 23

2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2020—2024

Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Kabinet Tahun 2020—2024 merupakan

panduan pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat Kabinet pada periode 2020—2024 yang

disusun berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan Renstra Sekretariat Kabinet

Tahun 2015—2019, analisis terhadap dinamika perubahan lingkungan strategis baik global

maupun nasional, harapan dan tuntutan stakeholder (pemangku kepentingan), serta

rencana reformasi birokrasi Sekretariat Kabinet. Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2020–

2024 disusun dengan berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2020—2024 dan memperhatikan keselarasan untuk mewujudkan visi

dan misi Presiden.

Renstra Sekretariat Kabinet periode

2020—2024 telah ditetapkan melalui Peraturan

Sekretaris Kabinet (Perseskab) Nomor 2 Tahun

2020 pada tanggal 10 Juli 2020, yang

penyusunannya belum mengakomodir

perubahan struktur organisasi berdasarkan

Perseskab Nomor 1 Tahun 2020 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet.

Sebagai tindak lanjut restrukturisasi organisasi

sesuai Perseskab Nomor 1 Tahun 2020 serta

konsep Redesain Sistem Perencanaan dan

Penganggaran sesuai Surat Edaran Bersama

Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan dan

Direktur Jenderal Anggaran Nomor: S-

122/MK.02/2020 dan B-517M.PPN/D.8/PP.04.03/05/2020, tanggal 24 Juni 2020 perihal

Pedoman Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran, maka Sekretariat Kabinet

melakukan perubahan Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2020—2024 yang selanjutnya

ditetapkan melalui Perseskab Nomor 4 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan

Sekretaris Kabinet Nomor 2 Tahun 2021 Tentang Rencana Strategis Sekretariat Kabinet

Tahun 2020-2024.

PERENCANAAN KINERJA

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 24

Tugas Sekretariat Kabinet adalah memberikan dukungan manajemen kabinet

kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam penyelenggaraan pemerintah. Presiden Joko

Widodo menegaskan bahwa tidak ada visi dan misi Menteri, seluruh K/L harus mengacu

kepada RPJMN sebagai penuangan visi dan misi Presiden. Melalui pengelolaan manajemen

kabinet, Sekretariat Kabinet berupaya memberikan kontribusi kepada pencapaian visi

Presiden dan 9 (sembilan) misinya yang dikenal sebagai Nawacita Kedua yang ditetapkan

dalam RPJMN 2020—2024. Untuk itu, Sekretariat Kabinet menetapkan visi dan misi yang

sejalan dengan visi dan misi Presiden sebagaimana ditetapkan dalam Renstra Sekretariat

Kabinet Tahun 2020—2024. Berikut ini gambaran visi, misi, tujuan, dan sasaran Sekretariat

Kabinet yang dituangkan dari visi dan misi Presiden.

Gambar 2.1

Skema Perumusan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Sekretariat Kabinet Tahun 2020-2024

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 25

Visi Sekretariat Kabinet Tahun 2020-2024 menjadi institusi yang berwibawa dan

andal, berwibawa berarti Sekretariat Kabinet menjadi institusi yang berpengaruh dan

dihormati oleh segenap kementerian dalam kabinet, sehingga keputusan dan arahannya

akan dijalankan dengan sungguh-sungguh. Kewibawaan ini penting untuk mendukung

tugas Sekretariat Kabinet sebagai manajer kabinet yang memiliki fungsi menyampaikan

kebijakan dan arahan Presiden dan membantu Presiden mengendalikan jalannya

pemerintahan. Kewibawaan dibangun dengan meningkatkan kualitas rekomendasi

kebijakan yang dihasilkan sehingga digunakan sebagai acuan pengambilan kebijakan oleh

Presiden serta kementerian dan lembaga. Kewibawaan juga dibangun melalui pemberian

dukungan pelayanan yang prima dan menentukan pada pelaksanaan tugas-tugas kabinet.

Andal berarti Sekretariat Kabinet menjadi institusi yang mampu dan konsisten

menghasilkan kinerja dengan kualitas tinggi. Keandalan diperlukan untuk menjawab

tuntutan peningkatan kontribusi Sekretariat Kabinet dalam penyelenggaraan

pemerintahan.

Sekretariat Kabinet melaksanakan misi Presiden dan Wakil Presiden dengan

memberikan dukungan manajemen kabinet yang berkualitas melalui pemberian

rekomendasi yang tepat, cepat, dan aman atas penyelenggaraan pemerintahan,

pemberian dukungan kerja kabinet yang efektif, efisien, dan responsif, serta peningkatan

Gambar 2.2

Penjabaran Misi Sekretariat Kabinet

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 26

kualitas pelayanan administrasi, sumber daya manusia dan sarana/prasarana di lingkungan

sekretariat kabinet.

Visi dan misi Sekretariat Kabinet diwujudkan melalui peran manajerial kabinet,

dengan tugas utama Sekretariat Kabinet adalah memberikan hasil analisis berupa saran

dan rekomendasi kebijakan yang bersifat second opinion dan menyelenggarakan Sidang

Kabinet serta Rapat Terbatas (Ratas). Sekretariat Kabinet terlibat dalam semua keputusan

dan kebijakan yang diambil Presiden yang bersifat penting dan berdampak luas pada

masyarakat, memberikan alternatif-alternatif kebijakan yang dapat digunakan oleh

Presiden dalam mengambil keputusan pada setiap Sidang Kabinet dan Ratas. Selain itu

terdapat tugas baru yaitu pengkajian dan pemberian rekomendasi atas rencana kebijakan

K/L dalam bentuk Permen/Perka L yang perlu mendapatkan persetujuan Presiden. Peran

baru ini merupakan peran penting Sekretariat Kabinet dalam memberikan dukungan

kepada Presiden untuk memastikan Permen/Perka L yang menyangkut hajat hidup rakyat

atau bersifat strategis sejalan dengan kebijakan Presiden. Presiden dapat mengetahui

sejauh mana kebijakan yang dikeluarkan bawahannya serta mencegah Permen/Perka L

yang tidak sejalan dengan kebijakan Presiden. Dukungan Sekretariat Kabinet bertujuan

untuk membantu Presiden dalam mengambil kebijakan secara efektif, tepat dan dapat

diimplementasikan.

Pengelolaan Sidang Kabinet dan tindak lanjut hasil Sidang Kabinet menjadi bagian

dari manajemen kabinet karena kebijakan dan arahan Presiden yang diputuskan dalam

Sidang Kabinet merupakan kebijakan nasional yang akan berdampak luas kepada

masyarakat maka dalam pengelolaan Sidang Kabinet perlu disiapkan dengan baik terkait

perumusan masalah serta alternatif pemecahannya guna mendukung Presiden dalam

pengambilan keputusan dan memberikan arah kebijakan dalam Sidang Kabinet.

Sedangkan tindak lanjut hasil Sidang Kabinet perlu diawasi, dikawal, dimonitoring dan

dievaluasi guna tindak lanjut dilaksanakan dengan efektif dan sesuai arahan Presiden.

Penyampaian informasi kebijakan pemerintah yang benar dan berimbang

merupakan salah satu aspek yang penting dalam pelaksanaan manajemen kabinet, semua

hasil Sidang Kabinet dan Ratas dipublikasikan pada hari yang sama sehingga publik dapat

ikut serta mengawasi implementasi keputusan Presiden. Melalui media situs Setkab.go.id

dan berbagai media sosial, Sekretariat Kabinet berupaya menyampaikan berbagai

informasi kebijakan pemerintah guna mencegah hoax, tidak hanya hasil Sidang Kabinet

dan Ratas tetapi juga berbagai kunjungan atau audiensi Presiden, pesan serta janji Presiden

disampaikan kepada publik.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 27

Guna memastikan seluruh arahan, instruksi, keputusan dan kebijakan Presiden

dapat dilaksanakan dengan baik oleh anggota kabinet dan pimpinan lembaga

pemerintahan, Sekretariat Kabinet berperan mengawasi jalannya program kegiatan

kinerja K/L, dan menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat atas kebijakan

pemerintah dan pelaksanaan kebijakan tersebut. Selain memonitor terlaksananya arahan

Presiden, Sekretariat Kabinet juga memonitor pelaksanaan dan realisasi janji-janji Presiden

yang disampaikan Presiden kepada masyarakat pada berbagai kegiatan yang dikunjungi

Presiden.

Target tujuan strategis merupakan target pada akhir periode Renstra. Guna

mencapai tujuan tersebut Sekretariat Kabinet menetapkan 4 (empat) buah sasaran

strategis di dalam Renstra beserta indikator keberhasilan sebagai berikut.

Gambar 2.3. Tujuan Strategis, Indikator Tujuan, dan Target

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 28

Pada tahun 2020, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bersinergi dengan Kementerian

Keuangan merumuskan Pedoman Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran

(RSPP). RSPP merupakan upaya pemerintah dalam mewujudkan reformasi belanja negara

dalam rangka penguatan efisiensi untuk belanja kebutuhan dasar, efektivitas belanja

prioritas dengan penekanan pada pelaksanaan anggaran berbasis pada hasil (result based).

RSPP telah berlaku efektif di Tahun Anggaran 2021. Menindaklanjuti Surat Edaran Bersama

Menteri PPN dan Menteri Keuangan nomor: S-122/MK.2/2020 dan

B-517/M.PPN/D.8/PP.04.03/05/2020, tanggal 24 Juni 2020, hal Pedoman Redesain Sistem

Perencanaan dan Penganggaran (RSPP), Sekretariat Kabinet melakukan proses perubahan

Gambar 2.4. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 29

informasi kinerja dan telah selesai pada bulan November 2020, kemudian dituangkan

dalam perubahan atas Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2020—2024 yang ditetapkan

dengan Perseskab Nomor 4 Tahun 2021.

Dengan adanya proses perubahan informasi kinerja, maka Sekretariat Kabinet juga

melakukan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) baru yang telah ditetapkan melalui

Perseskab Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan

Sekretariat Kabinet, selaras dengan yang tertuang dalam Renstra Sekretariat Kabinet

Tahun 2020—2024. Berikut ini sandingan antara IKU lama yang ditetapkan dengan

Perseskab Nomor 1 Tahun 2017 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan

Sekretariat Kabinet pada tanggal 10 Januari 2017 dengan IKU baru yang telah ditetapkan.

Gambar 2.5. IKU Sekretariat Kabinet 2020-2024

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 30

Gambar di atas menunjukkan perubahan pada sasaran strategis IKU. Pada periode

sebelumnya terdapat 2 (dua) sasaran strategis, pada IKU baru berubah menjadi 4 (empat)

sasaran strategis. Perbaikan terhadap rumusan sasaran dan indikator kinerja utama

tersebut di atas memperlihatkan komitmen Sekretariat Kabinet untuk meningkatkan

pelayanannya terhadap stakeholders serta komitmen terhadap pelaksanaan program

reformasi birokrasi guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.

2.2. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2021

Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen pernyataan/kesepakatan antara

atasan dan bawahan untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan. Dokumen ini memuat

sasaran strategis, indikator kinerja beserta target kinerja dan anggaran. PK Sekretariat

Kabinet memuat seluruh IKU yang tercantum dalam Perseskab Nomor 5 Tahun 2021 dan

tidak terdapat indikator kinerja tambahan, serta penyusunannya mengacu pula pada

informasi kinerja dalam Renstra perubahan Sekretariat Kabinet Tahun 2020—2024 yang

ditetapkan melalui Perseskab Nomor 4 Tahun 2021. Sebagian besar target kinerja

Sekretariat Kabinet tahun 2021 ditetapkan meningkat jika dibandingkan dengan target

kinerja tahun 2020, sebagai upaya meningkatkan kinerja organisasi secara

berkesinambungan. Target kinerja yang telah maksimal ditetapkan sama seperti tahun

sebelumnya untuk tetap maksimal yaitu 100%. Dokumen PK Sekretariat Kabinet tahun 2021

adalah sebagai berikut:

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Terwujudnya Rekomendasi Kebijakan Pemerintah yang Berkualitas

Persentase rekomendasi atas rencana kebijakan dan program pemerintah yang dimanfaatkan

91%

Persentase rekomendasi atas rencana kebijakan kementerian/lembaga dalam bentuk Permen/Perka L yang perlu mendapat persetujuan Presiden yang ditindaklanjuti

91%

Terwujudnya Hasil Pengendalian Penyelenggaraan Pemerintahan yang Berkualitas

Persentase alternatif penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang mengalami hambatan yang ditindaklanjuti

91%

Persentase hasil pemantauan, evaluasi, dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang ditindaklanjuti

91%

Tabel 2.1. PK Sekretariat Kabinet Tahun 2021

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 31

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Terwujudnya Penyelenggaraan Dukungan Kerja Kabinet yang Berkualitas

Persentase tingkat kepuasan pengelolaan sidang kabinet, rapat, atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden

91%

Persentase naskah kepresidenan yang dimanfaatkan

100%

Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik di Lingkungan Sekretariat Kabinet

Persentase tingkat kepuasan K/L (Instansi pengusul) atas pelayanan penyelesaian administrasi terkait pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya hasil sidang Tim Penilai Akhir

92%

Persentase tingkat kepuasan pada layanan pembinaan jabatan fungsional penerjemah

90%

Indeks Reformasi Birokrasi A (81,40)

Opini Badan Pemeriksa Keuangan terhadap laporan keuangan

WTP

Persentase tingkat kepuasan penyebarluasan informasi terkait kegiatan kabinet

91%

Sebagai upaya memperbaiki akuntabilitas kinerja serta mengendalikan capaian

kinerja Sekretariat Kabinet agar tetap optimal, maka sasaran strategis terkait pemberian

rekomendasi kebijakan yang di periode renstra sebelumnya hanya terdapat 1 (satu) buah

sasaran, di periode renstra saat ini dipecah menjadi 2 (dua) sasaran. Sasaran pertama fokus

pada pencapaian tusi pengkajian dan pemberian rekomendasi atas rencana kebijakan dan

program pemerintah, pengkajian dan pemberian rekomendasi atas rencana kebijakan K/L

dalam bentuk Permen/Perka L yang perlu mendapatkan persetujuan Presiden, dan

penyampaian rekomendasi atas hasil pengamatan dan penyerapan pandangan terhadap

perkembangan umum. Sasaran kedua fokus pada pencapaian tusi penyelesaian masalah

atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang mengalami hambatan dan

pemantauan, evaluasi, dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program

pemerintah. Sasaran ketiga fokus pada pencapaian tusi penyiapan, pengadministrasian,

penyelenggaraan, dan pengelolaan sidang kabinet, rapat, atau pertemuan yang dipimpin

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 32

dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden, penyiapan naskah bagi Presiden

dan/atau Wakil Presiden, pelaksanaan penerjemahan, serta penyelenggaraan hubungan

kemasyarakatan dan keprotokolan. Sasaran keempat fokus pada pencapaian tusi

pemberian dukungan pemikiran, teknis, dan administrasi dalam pengangkatan,

pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Utama, JPT Madya, dan

Pejabat lainnya kepada Tim Penilai Akhir (TPA), penyelenggaraan pembinaan jabatan

fungsional penerjemah, pengelolaan dan pengembangan SDM di lingkungan Sekretariat

Kabinet, pemberian pelayanan dan dukungan administrasi perencanaan, keuangan,

penyediaan sarana dan prasarana, pengelolaan barang milik negara, serta pelayanan dan

dukungan administrasi lainnya di lingkungan Sekretariat Kabinet, pengumpulan,

pengolahan, dan pemberian dukungan data dan informasi serta penyediaan sarana dan

prasarana pengembangan teknoiogi informasi di lingkungan Sekretariat Kabinet, dan

pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Sekretariat Kabinet.

Sejak tahun tahun 2019, Sekretariat Kabinet telah menetapkan PK sampai dengan

level Staf. Selain itu, Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang sebelumnya pengisian Kegiatan

Tugas Jabatan (KTJ) berorientasi kepada aktivitas dan output, mulai tahun 2019 seluruh

pegawai dihimbau untuk memasukkan indikator kinerja pada PK yang sudah didorong ke

arah outcome untuk dituangkan sebagai KTJ pada SKP. Hal ini dilakukan sebagai wujud

implementasi dalam rangka lebih mengefektifkan penerapan budaya kinerja dan

implementasi manajemen berbasis kinerja sesuai dengan hasil evaluasi dari Kementerian

PAN dan RB yang disampaikan melalui Surat Menteri PANRB Nomor B/813/M.AA.05/ 2018

hal Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2018, pada poin

pertama bahwa Sekretariat Kabinet perlu melakukan penyempurnaan pada penjabaran

(cascade down) kinerja, dengan menitikberatkan pada keselarasan tujuan dan sasaran

strategis dari level paling atas sampai level yang terendah.

Setelah evaluasi tahun 2019 masih terdapat temuan terkait cascading, sebagaimana

tertuang dalam Surat Menteri PANRB Nomor B/128/M.AA.05/ 2019 hal Hasil Evaluasi atas

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 yaitu cascading yang ada belum

dapat memberikan pemahaman yang utuh mengenai keterkaitan kinerja dari level

Lembaga dengan level unit-unit kerja yang ada dalam struktur organisasi Sekretariat

Kabinet. Rekomendasi yang disampaikan Kementerian PANRB selain masih perlu

dilakukannya penyempurnaan kualitas cascading, juga perlu diikuti dengan evaluasi untuk

menentukan kesesuaian proses bisnis dan struktur organisasi dengan kinerja yang

diharapkan.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 33

Upaya yang dilakukan dalam memperbaiki cascading diantaranya dengan

meningkatkan level pencapaian di unit organisasi dan unit kerja, sebagai contoh indikator

kinerja di level K/L mengukur kemanfaatan dari suatu rekomendasi, outcome K/L tercapai

jika rekomendasi yang disampaikan kepada stakeholders dimanfaatkan atau

ditindaklanjuti, jika sebelumnya di tingkat Eselon I menggunakan ukuran outcome berupa

rekomendasi yang disetujui Sekretaris Kabinet untuk disampaikan kepada stakeholders,

pada dokumen IKU yang baru sudah diubah menjadi ukuran kemanfaatan dari

rekomendasi yang disampaikan kepada stakeholders sesuai bidangnya masing-masing.

Selanjutnya pada Eselon II yang sebelumnya outcome diukur berdasarkan rekomendasi

yang disetujui Deputi (Eselon I) untuk disampaikan kepada Sekretaris Kabinet, pada

dokumen IKU yang baru telah diubah outcome-nya menjadi rekomendasi yang disetujui

Sekretaris Kabinet untuk disampaikan kepada stakeholders. Ukuran kinerja pada Eselon II

ditingkatkan outcome-nya benar-benar yang disampaikan Sekretariat Kabinet kepada

stakeholders, yang pada indikator kinerja sebelumnya megukur kinerja level Eselon I.

Oleh karena adanya peningkatan kualitas cara pengukuran kinerja yang semula

penghitungan “outcome rasa output” menjadi “outcome rasa impact”, serta

mempertimbangkan adanya risiko tidak semua rekomendasi akan dimanfaatkan atau

ditindaklanjuti stakeholder maka target pada tahun kedua periode Renstra ditetapkan 91%

naik sebesar 1% dari target tahun sebelumnya, dengan rencana peningkatan target pula

pada tahun-tahun mendatang. Target kinerja 91% tersebut cukup menantang untuk

diwujudkan karena tidak mudah dicapai tetapi masih memungkinkan untuk dicapai.

Sasaran strategis yang sebelumnya “Terwujudnya Pengelolaan Persidangan

Kabinet yang Berkualitas” disempurnakan menjadi “Terwujudnya Penyelenggaraan

Dukungan Kerja Kabinet yang Berkualitas” karena dukungan kerja kabinet lebih luas dari

pada pengelolaan persidangan kabinet, Sekretariat Kabinet selain mendukung Presiden

dalam pelaksanaan persidangan kabinet juga memberikan pelayanan penyiapan naskah

kepresidenan.

Penambahan sasaran strategis “Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

di Lingkungan Sekretariat Kabinet” merupakan wujud komitmen Sekretariat Kabinet

untuk mendukung pencapaian misi Presiden yaitu pengelolaan pemerintahan yang bersih,

efektif, dan terpercaya. Sasaran ini akan diukur keberhasilannya dengan 4 (empat) buah

indikator selain indeks RB dan opini BPK atas Laporan Keuangan Sekretariat Kabinet

terdapat 2 (dua) buah indikator yang merupakan layanan Sekretariat Kabinet kepada pihak

eksternal. Indikator “Persentase tingkat kepuasan K/L (Instansi pengusul) atas pelayanan

penyelesaian administrasi terkait pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian JPT

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 34

Utama, JPT Madya, dan Pejabat lainnya hasil sidang TPA” merupakan wujud dukungan

Sekretariat Kabinet Presiden untuk menempatkan orang-orang terbaik pada JPT Utama,

JPT Madya, dan Pejabat lainnya yang dipilih melalui hasil sidang TPA.

Indikator “Persentase tingkat kepuasan pada layanan pembinaan jabatan

fungsional penerjemah” mengukur kinerja Sekretariat Kabinet sebagai Instansi pembina

Pejabat Fungsional Penerjemah di seluruh Indonesia, pada struktur organisasi baru

dibentuk 1 (satu) unit kerja Eselon II mandiri yaitu Pusat Pembinaan Penerjemah

(Pusbinter) yang sebelumnya tugas dan fungsinya berada di level Eselon III di bawah

Deputi Bidang Dukungan Kerja Kabinet.

Pencapaian tujuan dan sasaran organisasi perlu didukung arah kebijakan dan

strategi yang memuat langkah-langkah berupa program-program indikatif untuk

memecahkan permasalahan yang penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam

kurun waktu tertentu.

Program merupakan alat kebijakan (policy tool) yang dimiliki oleh K/L dalam

menjabarkan tugas dan fungsi sesuai visi dan misi Presiden, yang dilaksanakan oleh satu

atau lebih Satuan Organisasi. Dengan adanya redesain kegiatan K/L, kegiatan saat ini tidak

lagi mencerminkan tugas dan fungsi Unit Kerja atau Satuan Kerja vertikal dari K/L, sehingga

memungkinkan kegiatan tersebut dilaksanakan lebih dari 1 (satu) Unit Kerja. Hal tersebut

diharapkan dapat mencerminkan kegiatan sebagai suatu aktivitas yang dilaksanakan oleh

K/L untuk menghasilkan keluaran (output) dalam rangka mendukung terwujudnya sasaran

pembangunan.

Sasaran strategis Sekretariat Kabinet dicapai dengan melaksanakan 2 (dua) buah

program, yakni Program Teknis dan Program Generik. Pengimplementasian RSPP

mengakibatkan adanya penyesuaian nomenklatur program teknis yang semula

“Dukungan Pengelolaan Manajemen Kabinet kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam

Penyelenggaraan Pemerintahan” menjadi “Penyelenggaraan Layanan kepada Presiden

dan Wakil Presiden”, dan program generik yang semula “Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Kabinet” menjadi “Dukungan Manajemen”.

Program pertama merupakan program teknis yaitu “Penyelenggaraan Layanan

kepada Presiden dan Wakil Presiden”, yang ditetapkan untuk mendukung terwujudnya

pencapaian visi, misi, dan sasaran strategis Sekretariat Kabinet. Sasaran, indikator, dan

Penyelenggaraan Layanan Kepada Presiden dan Wakil Presiden

1

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 35

target pada Renstra untuk tahun kedua selaras dengan Renja dan RKA tahun 2022.

Berdasarkan data Laporan Realisasi Anggaran Belanja Tingkat K/L anggaran awal, untuk

program teknis Penyelenggaraan Layanan kepada Presiden dan Wakil Presiden adalah

sebesar Rp.37.451.201.000,00 di dalamnya termasuk anggaran Staf Khusus Presiden (SKP)

dan Staf Khusus Wakil Presiden (SKWP) sebesar Rp.11.550.000.000,00,00. Seluruh

anggaran program teknis diperjanjikan dalam PK Awal Sekretariat Kabinet.

Dalam rangka penanganan Covid-19, pemerintah melakukan refocusing anggaran,

anggaran program teknis Sekretariat Kabinet setelah pemotongan adalah

Rp.42.086.466.000,00 atau sebesar 12,4% yang di dalamnya terdapat anggaran SKP dan

SKWP sebesar Rp7.271.771.000,00 sehingga anggaran yang tersedia untuk pencapaian

sasaran strategis Sekretariat Kabinet totalnya sebesar Rp.20.504.138.000,00. Untuk

mencapai sasaran strategis terkait pemberian rekomendasi dan pemantauan pelaksanaan

kebijakan dan program pemerintah di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan,

Perekonomian, Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, serta Kemaritiman dan investasi,

memiliki anggaran sebesar Rp.8.436.402.000,00 yang diwujudkan melalui pelaksanaan

kegiatan sebagai berikut:

a. Pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka penyusunan rekomendasi

kebijakan;

b. Menghadiri Rakor/Seminar/FGD yang diselenggarakan oleh K/L atau Instansi

Pemerintah (IP), pihak swasta, organisasi masyarakat lainnya dalam rangka

penyusunan rekomendasi kebijakan pemerintah;

c. Menyelenggarakan rapat koordinasi/ FGD/kegiatan sejenis dalam rangka penyusunan

rekomendasi kebijakan;

d. Penyusunan kajian kebijakan pemerintah; dan

e. Penanganan berkas masuk dari pemangku kepentingan, K/L dan masyarakat dalam

rangka penyusunan rekomendasi kebijakan.

Sasaran terkait penyelenggaraan dukungan kerja kabinet disokong dengan

anggaran sebesar Rp.4.795.965.000,00 untuk melaksanakan kegiatan dukungan

penyelenggaraan teknis dan administrasi penyiapan bahan-bahan dan pelaporan Sidang

Kabinet maupun rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau

Wakil Presiden. Rincian kegiatan yang dilakukan, sebagai berikut:

a. Perencanaan sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau

dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden;

b. Pelaksanaan dan perlengkapan sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan yang

dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden;

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 36

c. Penyiapan bahan sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan yang dipimpin

dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden;

d. Pelaksanaan perekaman dan transkripsi sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan

yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden;

e. Penyusunan risalah dan arahan Presiden dalam sidang kabinet maupun rapat atau

pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden;

f. Penyiapan naskah dokumen kepresidenan dan kenegaraan;

g. Penerjemahan bagi Presiden dan/atau Wakil Presiden, serta di lingkungan Sekretariat

Kabinet; dan

h. Penyelenggaraan hubungan kemasyarakatan serta koordinasi dan keprotokolan rapat

atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Sekretaris Kabinet.

Program kedua merupakan program generik “Dukungan Manajemen” yakni

program penunjang bagi pelaksanaan program Penyelenggaraan Layanan Kepada

Presiden dan Wakil Presiden. Program dukungan manajemen merupakan motor

penggerak kinerja Sekretariat Kabinet yang terdiri dari: pengelolaan sumber daya manusia,

organisasi dan tata laksana; pengelolaan perencanaan dan keuangan; pengelolaan barang

milik negara, dan pelayanan umum; pengelolaan data, teknologi informasi, kearsipan, dan

perpustakaan; penyelenggaraan pengawasan internal; pengelolaan kinerja organisasi,

reformasi birokrasi, dan ketatausahaan; pengelolaan komunikasi dan informasi publik

serta keprotokolan, dan; penyelenggaraan layanan fasilitasi operasional dan layanan tata

usaha pusat pembinaan penerjemah. Dalam rangka penanganan Covid-19 anggaran

dukungan manajemen difokuskan pula untuk penyediaan vitamin, masker, hand sanitizer,

pelaksanaan disinfektan kantor, rapid test, swab dan penanganan pegawai yang terinfeksi

virus Covid-19.

Berdasarkan data Laporan Realisasi Anggaran Belanja Tingkat K/L anggaran awal

untuk program Dukungan Manajemen adalah sebesar Rp.302.303.941.000,00 dan setelah

revisi menjadi Rp.274.375.330.000,00 dengan alokasi terbesar ada pada belanja pegawai

sebesar Rp.170.361.392.000,00.

Dukungan Manajemen

2

BAB III AKUNTABILITAS

KINERJA

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 37

Tahun 2021 merupakan tahun kedua dari periode ketiga atau periode terakhir Grand

Design Reformasi Birokrasi 2010—2025. Pada tahap akhir ini, Reformasi Birokrasi (RB)

diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia (world class bureaucracy)

yang dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik yang semakin berkualitas dan

tata kelola yang semakin efektif dan efisien. Guna mewujudkan visi tersebut, dalam Road

Map RB Nasional ditetapkan 3 (tiga) sasaran, yaitu birokrasi yang bersih dan akuntabel,

birokrasi yang kapabel, dan pelayanan publik yang prima. Ketiga sasaran tersebut

merupakan pengungkit utama dari pencapaian tujuan pemerintahan yang baik dan bersih.

Pelaporan kinerja merupakan salah satu media yang digunakan untuk menyokong

pencapaian sasaran RB di mana sebelum dilaksanakan suatu pelaporan kinerja maka

terlebih dahulu terdapat tahapan evaluasi terhadap kinerja. Hasil dari evaluasi kinerja

tersebut yang akan dituangkan dalam suatu pelaporan kinerja, yakni dengan

mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran untuk mencapai sasaran dan target

kinerja K/L serta perangkat unit organisasi dan unit kerja di bawahnya yang telah ditetapkan

di dalam PK, menganalisis berbagai kendala dan hambatan yang dihadapi, serta

memperoleh rekomendasi perbaikan kinerja ke depannya.

Tahun 2021 merupakan tahun kedua masa RPJMN Tahun 2020—2024, Sekretariat

Kabinet sudah sepenuhnya menjalankan perannya sesuai dengan Peraturan Presiden

Nomor 55 Tahun 2020 tentang Sekretariat Kabinet dan Peraturan Sekretaris Kabinet

Nomor 1 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet. Sekretariat

Kabinet tahun 2020—2024 tidak lagi menjalankan tugas pemberian persetujuan kepada

Menteri Sekretaris Negara atas permohonan izin prakarsa penyusunan rancangan

peraturan perundang-undangan dan atas substansi rancangan peraturan perundang-

undangan. Sekretariat Kabinet diberikan tugas baru yaitu: pengkajian dan pemberian

rekomendasi atas rencana kebijakan kementerian/lembaga dalam bentuk peraturan

menteri/kepala lembaga yang perlu mendapatkan persetujuan Presiden; pemberian

dukungan pemikiran, teknis, dan administrasi dalam pengangkatan, pemindahan, dan

pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, dan

Pejabat lainnya kepada Tim Penilai Akhir; dan penyelenggaraan pembinaan jabatan

fungsional penerjemah. Sedangkan tugas pengawasan pelaksanaan kebijakan dan

AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 38

program pemerintah dielaborasi menjadi penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan

dan program pemerintah yang mengalami hambatan dan pemantauan, evaluasi, dan

pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah. Perubahan ini

tentunya berdampak pula pada rumusan sasaran, program, dan kegiatan Sekretariat

Kabinet tahun 2020—2024.

Sekretariat Kabinet telah melakukan upaya perbaikan perencanaan berbasis kinerja

dengan memastikan program-program yang direncanakan sesuai dengan tujuan dan

sasaran pembangunan nasional. Perubahan mindset dan budaya penyelenggaraan

birokrasi yang semula berorientasi kerja (output) menjadi berorientasi kinerja (outcome)

merupakan titik berat dalam konsep akuntabilitas kinerja. Pemerintahan yang berorientasi

pada kinerja berupaya merencanakan dan melaksanakan segala program dan kegiatan

yang memiliki hasil dan dampak yang jelas bagi perbaikan pelayanan publik. Dengan adanya

RSPP yang diinisiasi Bappenas dan Kementerian Keuangan, perumusan kegiatan mengacu

pada output akhir yang akan dirasakan stakeholders.

Sekretariat Kabinet juga memperbaiki sasaran dan ukuran kinerja outcome di setiap

program dan kegiatan. Di level program, Eselon I yang sebelumnya pengukuran hasil

rekomendasi berdasarkan persetujuan Sekretaris Kabinet, di ubah menjadi pemanfaatan

rekomendasi oleh stakeholders, sehingga capaian eselon I akan menopang capaian

Sekretariat Kabinet, begitu juga dengan sasaran kegiatan eselon II diukur oucome-nya

berdasar hasil rekomendasi yang disampaikan kepada stakeholders, tidak lagi berdasar

rekomendasi yang disetujui Deputi. Hasil RSPP ini telah berlaku efektif di tahun 2021.

Selain itu sejak tahun 2019, penyusunan PK dan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) seluruh

pegawai dihimbau untuk menggunakan indikator kinerja outcome, yang sebelumnya

mayoritas menggunakan indikator kinerja output diubah menjadi indikator kinerja

outcome. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 8 Tahun 2021 tentang Sistem Manajemen Kinerja Pegawai Negeri Sipil (Permen

PANRB Nomor 8 Tahun 2021) telah diterapkan di Sekretariat Kabinet sesuai Surat Edaran

Menteri PANRB Nomor 3 Tahun 2021 tentang Penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai dan

Penilaian Kinerja PNS Tahun 2021.

Salah satu sasaran program dari birokrasi yang bersih dan akuntabel adalah

menguatnya integritas dan budaya anti korupsi dalam birokrasi. Upaya penguatan

integritas ASN Sekretariat Kabinet dilaksanakan melalui kegiatan berikut: (1) Setiap acara

dan kegiatan yang diselenggarakan Sekretariat Kabinet wajib untuk menyanyikan lagu

Mars Sekretariat Kabinet, himbauan ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Kabinet

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 39

Nomor 62 Tahun 2018. Lirik Mars

Sekretariat Kabinet dapat dilihat pada gambar 3.1.

sebagai wujud semangat ASN Sekretariat Kabinet

mengabdi pada bangsa dan negara; (2)

Pelaksanaan kegiatan apel dan mendengarkan

lagu Indonesia Raya, Mars Sekretariat Kabinet, dan

Naskah Pancasila secara rutin sesuai jadwal yang

telah ditentukan sesuai Surat Edaran Sekretaris

Kabinet Nomor 1 Tahun 2021, yang merupakan

tindak lanjut dari himbauan Kementerian PANRB

Nomor: B/75/M.KT.00/2021. Kegiatan ini bertujuan

untuk memelihara dan meningkatkan rasa

kebangsaan dan cinta tanah air, pengabdian

terhadap negara dan rakyat Indonesia, serta

ketaatan terhadap ideologi Pancasila dan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan (3) Sosialisasi

Internalisasi Core Values “BerAKHLAK” dan Employer Branding “Bangga Melayani Bangsa”

di Lingkungan Sekretariat Kabinet sebagai wujud komitmen dalam

mengimplementasikan core values dan employer branding ASN yang telah diluncurkan

Presiden RI Joko Widodo pada tanggal 27 Juli 2021, sebagai panduan dalam berpikir,

bertutur, dan berperilaku bagi ASN di Sekretariat Kabinet.

Instrumen yang digunakan untuk memastikan akuntabilitas kinerja organisasi publik

adalah Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). SAKIP meliputi tahap

penetapan perencanaan strategis, perencanaan kinerja, dan penetapan rencana kerja,

pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, dan pemanfaatan informasi kinerja untuk perbaikan

kinerja berikutnya secara berkesinambungan. Fungsi SAKIP sebagai sistem manajemen

kinerja instansi pemerintah merupakan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara untuk mengintegrasikan informasi keuangan dan kinerja dalam

sebuah sistem dalam rangka mendorong terciptanya anggaran berbasis kinerja yang

diyakini sebagai bentuk pengelolaan keuangan yang paling efektif untuk mendorong

terciptanya pemerintahan yang berkinerja tinggi.

Dalam rangka penguatan pelaksanaan SAKIP, di dalam struktur organisasi

Sekretariat Kabinet, pada setiap kedeputian terdapat unit kerja Bagian Fasilitasi

Operasional (FO) yang menyelengarakan fungsi:

Gambar 3.1. Lirik Lagu Mars Sekretariat Kabinet

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 40

a. pengoordinasian penyusunan rencana, program, dan anggaran;

b. pengoordinasian pelaksanaan sistem akuntabilitas kinerja dan penyusunan laporan

akuntabilitas kinerja;

c. pengoordinasian pemberian dukungan penatausahaan, teknis, dan administrasi;

d. pengoordinasian dan penyusunan laporan pelaksanaan reformasi birokrasi;

e. pengumpulan dan penyiapan data manajemen kinerja; dan

f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Deputi.

Berdasarkan tugas dan fungsi di atas maka FO berperan sebagai Person in Charge

(PIC) Manajemen Kinerja di setiap kedeputian tercermin dari sasaran eselon II yang diberi

amanat untuk mengoordinasikan pelaksanaan SAKIP dan RB yaitu “Meningkatnya kualitas

pengelolaan program dan anggaran, akuntabilitas kinerja serta reformasi birokrasi di

lingkungan Sekretariat Kabinet”, sedangkan Deputi Bidang Administrasi c.q. Biro

Akuntabilitas Kinerja dan Reformasi Birokrasi berperan sebagai koordinator seluruh PIC

Manajemen Kinerja di lingkungan Sekretariat Kabinet. Berikut ini gambaran PIC Manajemen

Kinerja.

Sejak tahun 2015, proses pengendalian dan monitoring pencapaian kinerja di

Sekretariat Kabinet telah menggunakan aplikasi Sistem Monitoring Capaian Kinerja

(SIMONJA) yang terus menerus disempurnakan. Pada tahun 2017, aplikasi SIMONJA

dikembangkan menjadi aplikasi terintegrasi dengan Sistem Informasi Keuangan (SISKA)

dan Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) dan diubah namanya menjadi Sistem

Informasi Kinerja Terpadu (SIKT). SIKT merupakan alat monitoring pencapaian PK secara

periodik.

Gambar 3.2 PIC Manajemen Kinerja

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 41

Melalui SIKT realisasi capaian kinerja beserta data dukungnya di-input setiap

triwulan, guna seluruh pejabat dan pegawai dapat memonitor capaian kinerjanya secara

periodik dan sebagai early warning bagi Pimpinan sehingga dapat melaksanakan

pengendalian atas pencapaian kinerja. Penyempurnaan terus dilaksanakan dari

sebelumnya SIKT menjadi SIKT versi 2.

PK dicetak dengan menu Perjanjian Kinerja dan fitur sync anggaran yang digunakan

untuk meng-update data anggaran. Setiap triwulannya PIC Manajemen Kinerja membantu

memastikan realisasi output, outcome, serta data dukung telah diunggah di SIKT. Biro AKRB

melakukan verifikasi dan mengoordinasikan capaian level K/L.

Gambar 3.3. Perubahan Tampilan SIKT ke SIKT Versi 2

Gambar 3.4. Perubahan Tampilan Menu SIKT ke SIKT Versi 2

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 42

Berikut ini tampilan menu monitoring SIKT untuk capaian PK Sekretariat Kabinet

tahun 2021 yang diukur sampai dengan triwulan keempat.

Gambar 3.5 Dashboard SIKT2 Capaian Sekretariat Kabinet Tahun 2021

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 43

Rencana pengembangan yang sedang berlangsung antara lain penambahan fitur

komunikasi antara atasan dan bawahan, fitur rekap data perbandingan capaian antar unit

kerja untuk memudahkan monitoring capaian secara keseluruhan, serta diagram pohon

kinerja. Upaya pengintegrasian ke SKPOnline juga sedang diupayakan namun

mempertimbangkan sistem informasi nasional yang akan dikembangkan Badan

Kepegawaian Negara (BKN) yaitu Sistem Informasi Kepegawaian Nasional (SIMPEGNAS)

Modul Kinerja maka pada tahun 2021 Sekretariat Kabinet menggunakan Tool Kit SKP dari

BKN yang merupakan prototype dari SIMPEGNAS Modul Kinerja.

LKj Sekretariat Kabinet akan menggunakan 5 (lima) Indikator warna untuk

menentukan interval capaian kinerja yaitu dengan interpretasi “memuaskan” dengan

indikator warna biru apabila persentase capaian ≥100%, “sangat baik” dengan indikator

warna hijau apabila persentase capaian berada pada rentang 85%-<100%, “baik” dengan

indikator warna oranye apabila persentase capaian berada pada rentang 70%-<85%,

“cukup” dengan indikator warna kuning apabila persentase capaian berada pada rentang

55%-<70%, dan “kurang baik” dengan indikator warna merah apabila persentase capaian

berada pada rentang ≤55%.

3.1. CAPAIAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET

Mandat Presiden RI kepada Sekretariat Kabinet dalam Perpres 55 tahun 2020 yaitu

memberikan dukungan manajemen kabinet sehingga stakeholders utama Sekretariat

Kabinet adalah Presiden dan Wakil Presiden. Pelaksanaan manajemen kabinet tidak

terlepas juga kepada pelayanan kepada K/L yang merupakan perangkat penyelenggaraan

pemerintahan RI.

Sekretariat Kabinet berupaya memberikan pelayanan prima kepada stakeholders

dengan menetapkan sasaran strategis sebagaimana telah dijelaskan di Bab II yaitu: (1)

Terwujudnya rekomendasi kebijakan pemerintah yang berkualitas; (2) Terwujudnya hasil

pengendalian penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas; (3) Terwujudnya

penyelenggaraan dukungan kerja kabinet yang berkualitas; dan (4) Terwujudnya tata

kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Sekretariat Kabinet. Peran Sekretariat

Kabinet dalam mengawal pelaksanaan kebijakan Pemerintah diperkuat dengan

ditetapkannya Inpres Nomor 7 tahun 2017 tentang Pengambilan, Pengawasan, dan

Gambar 3.6. Indikator Warna Kategori Capaian Kinerja

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 44

Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan di Tingkat Kementerian Negara dan Lembaga

Pemerintah (Inpres Nomor 7 Tahun 2017).

Sekretariat Kabinet berperan memberikan dukungan kerja kabinet dalam persiapan,

pelaksanaan dan pasca sidang kabinet atau rapat terbatas. Pada proses persiapan,

Sekretariat Kabinet memastikan usulan pelaksanaan Sidang Kabinet atau Rapat Terbatas

dan penyediaan alternatif kebijakan serta rekomendasi kebijakannya. Pada proses

pelaksanaan, Sekretariat Kabinet memastikan penyelenggaraan berlangsung dengan

lancar, baik, dan aman. Kebijakan atau keputusan strategis pemerintah yang dihasilkan

melalui Sidang Kabinet maupun Rapat Terbatas, salah satunya adalah Arahan Presiden

(Apres). Pasca Sidang Kabinet atau Rapat Terbatas, Sekretariat Kabinet mendukung

pengendalian atas pelaksanaan tindak lanjut hasil Sidang Kabinet Paripurna atau Rapat

Terbatas dengan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Apres dan melaporkan

hasil pengawasan kepada Presiden disertai rekomendasi. Pada proses tersebut terlihat

hubungan antara tiap sasaran di mana output dukungan kerja kabinet menghasilkan input

untuk kinerja sasaran rekomendasi kebijakan pemerintah dan pengendalian

penyelenggaraan pemerintahan.

Guna meningkatkan efektivitas pengambilan kebijakan melalui Sidang Kabinet,

serta memastikan keselarasan tindak lanjutnya, Sekretariat Kabinet telah mengeluarkan

Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pedoman Persiapan,

Pelaksanaan, dan Tindak Lanjut Hasil Sidang Kabinet. Pada Pasal 16 Perseskab Nomor 1

Tahun 2018 disebutkan bahwa Sekretariat Kabinet melakukan pengawasan atas

pelaksanaan hasil Sidang Kabinet untuk keselarasannya dengan arahan Presiden dan

melaporkannya kepada Presiden disertai dengan rekomendasi, Sekretariat Kabinet

melaporkan status tindak lanjut arahan Presiden, apabila belum ditindaklanjuti Sekretaris

Kabinet melaporkan kepada Presiden disertai dengan rekomendasi.

Selain itu, menguatkan tata laksana penanganan Apres telah ditetapkan Keputusan

Sekretaris Kabinet Nomor 40 Tahun 2019 tentang Standar Operasional Prosedur

Pelaksanaan Tindak Lanjut Arahan Presiden melalui Sistem Informasi Tindak Lanjut Arahan

Presiden di Lingkungan Sekretariat Kabinet pada tanggal 14 Juni 2019. Sebagaimana telah

digambarkan pada Bab I dalam rangka monitoring Apres, Sekretariat Kabinet

menggunakan aplikasi Sistem Informasi Tindak Lanjut Arahan Presiden (SITAP) yang dapat

diakses oleh Kementerian Koordinator.

Berikut ini tabel perkembangan penanganan arahan Presiden sejak tahun 2014

sampai dengan tahun 2021.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 45

Tabel 3.1 Jumlah Rekapitulasi Tindak Lanjut Arahan Presiden

TAHUN JUMLAH

RATAS/SKP

KEGIATAN

TINDAK

LANJUT

LAPORAN

TINDAK

LANJUT

INDIKATOR TINDAK LANJUT

HIJAU KUNING MERAH

2014 24 30 30 28 1 1

2015 60 75 75 67 8 0

2016 68 107 107 93 13 1

2017 139 237 237 185 52 0

2018 101 282 282 254 28 0

2019 80 224 224 190 27 7

2020 124 228 212 167 43 2

2021 84 308 309 269 40 0

JUMLAH 680 1.491 1.476 1.253 212 11

Sejak tahun 2014 sudah sebanyak 1491 Apres yang dikelola dan Sekretariat Kabinet

menghasilkan 1476 laporan tindak lanjut yang berdasarkan indikator warna yang telah

selesai atau progress on track sebanyak 1253 Apres (indikator warna hijau), perlu kerja keras

sebanyak 212 Apres (indikator warna kuning), dan sulit terwujud sebanyak 11 Apres

(indikator warna merah). Pada tahun 2021 ini jumlah Apres yang telah selesai atau progress

on track sebanyak 269 Apres dan 40 Apres masih perlu kerja keras. Beberapa contoh Apres

beserta tindak lanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 9.

Pengawasan terhadap tindak lanjut Apres adalah salah satu peran pengendalian

yang dilaksanakan Sekretariat Kabinet, selanjutnya akan dijabarkan analisis dan evaluasi

atas capaian kinerja Sekretariat Kabinet selengkapnya yakni capaian kinerja jangka pendek

atau tahunan dan jangka menengah.

3.1.1. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA JANGKA MENENGAH

Sekretariat Kabinet memiliki 4 (empat) tujuan strategis, sebagaimana tercantum

dalam Renstra Sekretariat Kabinet tahun 2020—2024. Analisis terhadap capaian kinerja

jangka menengah bertujuan untuk mengetahui progress pencapaian tujuan strategis yang

targetnya harus dicapai di tahun terakhir masa Renstra yakni tahun 2024. Apabila terdapat

gap pencapaian yang memungkinkan tidak tercapainya target tujuan strategis maka dapat

segera menyusun strategi inisiatif untuk mengatasinya. Capaian kinerja jangka menengah

membandingkan capaian indikator tujuan strategis di tahun berjalan dengan target yang

ingin dicapai di tahun kelima. Tabel berikut ini memberikan gambaran capaian kinerja

jangka menengah Sekretariat Kabinet.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 46

Tabel 3.2 Capaian Kinerja Jangka Menengah Sekretariat Kabinet

Tujuan Strategis Target* Realisasi Capaian

Indikator Tujuan Strategis

1. Peningkatan kualitas rekomendasi kebijakan pemerintah

Persentase rekomendasi kebijakan pemerintah yang berkualitas

100% 100% 100%

2. Peningkatan kualitas hasil pengendalian penyelenggaraan pemerintahan

Persentase hasil pengendalian penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas

100% 100% 100%

3. Peningkatan kualitas penyelenggaraan dukungan kerja kabinet

Persentase penyelenggaraan dukungan kerja kabinet yang berkualitas

97% 92,97% 95,84%

4. Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Sekretariat Kabinet

Indeks Reformasi Birokrasi 81,70 82,18 100,59%

* target tahun 2024.

Formulasi pengukuran indikator tujuan strategis pertama sampai dengan ketiga

dihitung berdasarkan rata-rata realisasi indikator kinerja sasaran strategisnya di mana

tujuan tersebut masing-masing terdiri dari 1 (satu) sasaran strategis yang memiliki 2 (dua)

buah indikator kinerja sasaran strategis. Sedangkan tujuan strategis ketiga hanya diukur

berdasarkan Indeks RB Sekretariat Kabinet yang mencerminkan kualitas tata kelola

pemerintahan yang baik, walaupun di sasaran strategisnya terdapat 5 (lima) indikator

sasaran strategis.

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa dari 4 (empat) tujuan strategis, ada

sebanyak 3 (tiga) tujuan strategis yang sudah dicapai targetnya. Melihat rumusan dari

indikator yang merupakan rata-rata dari indikator kinerja sasaran, dan sasaran strategis dari

masing-masing tujuan tersebut hanya 1 (satu) maka perlu dikaji kembali rumusan dari

tujuan dan indikator tujuannya. Pada tujuan strategis pertama dan kedua, sepanjang

seluruh rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dimanfaatkan atau ditindaklanjuti oleh

stakeholders maka target akan tercapai sehingga fungsi early warning dari indikator ini

masih belum optimal. Oleh karena itu, pada tahun 2021 Sekretariat Kabinet mulai

menginisiasi penyempurnaan pohon kinerja dengan merumuskan tujuan dan sasaran serta

critical success factor dari setiap tujuan. Perubahan tujuannya mengarah kepada

“Meningkatnya efektivitas kebijakan dan program prioritas pemerintah”, akan tetapi guna

mengukur efektivitas tersebut perlu dipersiapkan terlebih dahulu instrumen

pengukurannya.

Tujuan strategis ketiga representasi dari tingkat kepuasan peserta Sidang Kabinet

terhadap pengelolaan Sidang Kabinet dan pemanfaatan dokumen naskah kepresidenan.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 47

Dari sisi tingkat kepuasan peserta sidang, target tahun 2024 adalah 94% yang

mendekati sempurna, sehingga Sekretariat Kabinet perlu terus meningkatkan kualitas tata

laksana penyelenggaraan dukungan kerja kabinet.

Target tujuan strategis keempat sudah tercapai juga di tahun 2021, dengan tujuan

peningkatan kualitas maka akan tercermin jika ada peningkatan target. Karena target

tahun 2024 sudah tercapai, dipandang perlu untuk menyesuaikan target tahun-tahun

berikutnya serta target tujuan guna mencerminkan suatu peningkatan kualitas. Namun,

mempertimbangkan dinamika pelaksanaan evaluasi RB yang kualitasnya semakin

meningkat dengan diterbitkannya pedoman baru yakni Peraturan Menteri PANRB Nomor

26 Tahun 2020 tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (Permen

PANRB Nomor 26 Tahun 2020) di mana evaluasi terhadap setiap area perubahan

mempertimbangkan 3 (tiga) aspek yaitu aspek pemenuhan, aspek hasil antara, dan aspek

reform maka perlu kerja keras untuk mempertahankan nilai yang sudah dicapai.

3.1.2. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2021

PK Tahun 2021 memperjanjikan 4 (empat) sasaran strategis dengan indikator kinerja

sasaran sebanyak 11 (sebelas) indikator sebagaimana tergambar pada dashboard SIKT pada

gambar 3.5 di atas dan sesuai dengan informasi kinerja dalam Renstra Sekretariat Kabinet

Tahun 2020—2024 yang ditetapkan dengan Perseskab Nomor 2 Tahun 2020. Selama tahun

2021 Sekretariat Kabinet berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya. Guna melihat

perkembangan capaian kinerja Sekretariat Kabinet, berikut ini perbandingan capaian

kinerja Sekretariat Kabinet tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2021 dengan angka

capaian kinerja dari masing-masing sasaran didapatkan dari rata-rata capaian IKU masing-

masing sasaran.

Gambar 3.7 Grafik Perbandingan Capaian Kinerja

Sekretariat Kabinet Tahun 2020 dan 2021

Sasaran 1: Terwujudnya Rekomendasi

Kebijakan Pemerintah yang Berkualitas

Sasaran 2: Terwujudnya Hasil

Pengendalian Penyelenggaraan

Pemerintahan yang Berkualitas

Sasaran 3: Terwujudnya

Penyelenggaraan Dukungan Kerja

Kabinet yang Berkualitas

Sasaran 4: Terwujudnya Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik di Lingkungan

Sekretariat Kabinet

11

1%

10

9.8

9%

11

1%

10

9.8

9%

95

.44

%

97

.22

%

98

.70

%

98

.18

%

2 0 2 0 2 0 2 1

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 48

Berdasarkan grafik di atas, pada sasaran pertama dan kedua nampak seolah-olah

terjadi penurunan capaian kinerja dari 111% menjadi 109,89%, tetapi hal tersebut terjadi

karena adanya peningkatan target, pada tahun 2020 ditargetkan 90% dan di tahun 2021

target meningkat menjadi 91% di mana realisasi konstan 100%. Penjelasan serta analisis lebih

mendalam terhadap pencapaian sasaran strategis Sekretariat Kabinet tahun 2021 akan

diuraikan lebih lanjut berdasarkan indikator kinerja masing-masing sasaran strategis.

Sasaran strategis pertama yaitu “Terwujudnya rekomendasi kebijakan yang

berkualitas”, diwujudkan melalui pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat Kabinet sesuai

Perseskab Nomor 1 Tahun 2020 di antaranya: 1) pengkajian dan pemberian rekomendasi

atas rencana kebijakan dan program pemerintah; 2) pengkajian dan pemberian

rekomendasi atas rencana kebijakan kementerian/lembaga dalam bentuk peraturan

menteri/kepala lembaga yang perlu mendapatkan persetujuan Presiden; dan 3)

penyampaian rekomendasi atas hasil pengamatan dan penyerapan pandangan terhadap

perkembangan umum. Sasaran ini diukur keberhasilannya dengan menggunakan 2 (dua)

buah indikator kinerja yang telah

ditetapkan menjadi IKU. Berikut

ini gambaran output yang

dihasilkan dari setiap fungsi,

beserta IKU yang digunakan

untuk mengukur capaian kinerja

Sasaran pertama.

Gambar di samping

menunjukkan output yang

dihasilkan, dan sesuai dengan

bidang Kementerian Koordinator,

Sekretariat Kabinet menangani 4

(empat) bidang yaitu 1) bidang

politik, hukum, dan keamanan; 2)

bidang perekonomian; 3) bidang

Gambar 3.8 Output, Fungsi, dan Indikator Kinerja Sasaran

Pertama Sekretariat Kabinet

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 49

pembangunan manusia dan kebudayaan; dan 4) bidang kemaritiman dan investasi.

Perubahan nomenklatur pada Kementerian Koordinator mempengaruhi struktur

organisasi Sekretariat Kabinet yang sebelumnya investasi ditangani di bidang

perekonomian dialihkan ke bidang kemaritiman. Sekretariat Kabinet menyesuaikan

struktur organisasi dengan menyesuaikan nomenklatur Eselon I yang sebelumnya Deputi

Bidang Kemaritiman menjadi Deputi Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Indikator pertama “Persentase rekomendasi atas rencana kebijakan dan program

pemerintah yang dimanfaatkan” mengukur keberhasilan pelaksanaan tugas fungsi nomor

1 dan 3 tersebut di atas. Indikator kedua “Persentase rekomendasi atas rencana kebijakan

kementerian/lembaga dalam bentuk peraturan menteri/kepala lembaga yang perlu

mendapatkan persetujuan Presiden yang ditindaklanjuti” mengukur keberhasilan tugas

dan fungsi nomor 2 tersebut di atas.

Rumusan dari indikator pertama sasaran pertama memperlihatkan bahwa output

rekomendasi yang berkualitas adalah rekomendasi yang dimanfaatkan, rekomendasi yang

dapat digunakan oleh Pemerintah sebagai stakeholder Sekretariat Kabinet dalam

mengambil keputusan atau kebijakan, sedangkan indikator kedua mengukur outcome dari

output kedua berdasarkan tindak lanjut dari rekomendasi yang telah disampaikan

Sekretariat Kabinet. Kriteria yang digunakan untuk menetapkan suatu rekomendasi telah

dimanfaatkan atau ditindaklanjuti untuk masing-masing jenis output, yaitu:

Gambar 3.9 Kriteria Pemanfaatan Output Sasaran

Pertama

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 50

Indikator “Persentase rekomendasi atas rencana kebijakan dan program

pemerintah yang dimanfaatkan” dan “Persentase rekomendasi atas rencana kebijakan

kementerian/lembaga dalam bentuk peraturan menteri/kepala lembaga yang perlu

mendapatkan persetujuan Presiden yang ditindaklanjuti”, sesuai PK yang ditetapkan pada

awal tahun 2021 dan selaras pula dengan target yang ditetapkan pada Renstra, keduanya

memiliki target 91%. Berikut ini gambaran pencapaian indikator pertama dan kedua sasaran

pertama.

Grafik di atas menunjukkan bahwa selama tahun 2021 terdapat sebanyak 501 output

rekomendasi atas rencana kebijakan dan program pemerintah yang dihasilkan dan

seluruhnya dimanfaatkan, sedangkan output rekomendasi atas rencana kebijakan

kementerian/lembaga dalam bentuk peraturan menteri/kepala lembaga yang perlu

mendapatkan persetujuan Presiden ada sebanyak 274 rekomendasi yang seluruhnya

ditindaklanjuti stakeholders. Dengan realisasi sebesar 100% dibandingkan target sebesar

91% maka capaian sasaran pertama adalah 109,89% masuk dalam kategori memuaskan.

Gambar 3.10 Grafik Target, Realisasi,

Capaian, Output, dan Outcome Sasaran

Strategis 1 Sekretariat Kabinet Tahun 2021

91%91%

100.00% 100.00%109.89% 109.89%

501

274

501

274

100

200

300

400

500

600

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

2021IKU 1

2021IKU 2

Pe

rse

n

Target

Realisasi

Capaian

Output

OutcomeJum

lah

Output

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 51

Analisis lebih lanjut atas pencapaian kinerja sasaran strategis pertama akan

dijabarkan berdasarkan masing-masing IKU.

Sebagaimana tertuang di dalam Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2020—2024 dan

Perseskab 5 Tahun 2021 tentang Penetapan IKU di Lingkungan Sekretariat Kabinet,

rekomendasi atas rencana kebijakan dan program pemerintah dapat berupa:

a. Rekomendasi berdasarkan berkas masuk, baik yang berasal dari instansi pemerintah

maupun dari pengaduan masyarakat;

b. Rekomendasi berdasarkan permintaan langsung dan segera dari Presiden;

c. Rekomendasi berdasarkan tugas khusus yang diberikan Presiden;

d. Rekomendasi atas hasil pengamatan dan penyerapan pandangan terhadap

perkembangan umum;

e. Rekomendasi atas masalah yang muncul secara spontan;

f. Rekomendasi berdasarkan kajian akademik;

g. Rekomendasi dalam penyiapan materi sidang kabinet.

Jika dikaitkan dengan tugas dan fungsi pada level eselon I kedeputian substansi di

dalam Perseskab Nomor 1 Tahun 2020 maka indikator kinerja pertama ini menunjukkan

pencapaian kinerja Sekretariat Kabinet yang spesifik, relevan, dapat dicapai, dikuantifikasi

dan diukur melalui pengukuran kualitas rekomendasi kebijakan yang terkait dengan tugas

dan fungsi Sekretariat Kabinet, yaitu: (1) pengkajian dan pemberian rekomendasi atas

rencana kebijakan dan program pemerintah; (2) penyampaian rekomendasi atas hasil

pengamatan dan penyerapan pandangan terhadap perkembangan umum; dan (3)

penyiapan bahan substansi sidang kabinet, rapat, atau pertemuan yang dipimpin dan/atau

dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden di bidang politik, hukum, keamanan,

perekonomian, pembangunan manusia dan kebudayaan, serta kemaritiman dan investasi.

Definisi pemanfaatan dapat dilihat di gambar 3.9 di atas.

Pengukuran IKU menggunakan formulasi perhitungan:

Jumlah rekomendasi Sekretariat Kabinet atas rencana kebijakan dan program

pemerintah yang dimanfaatkan oleh Presiden/Menteri/Kepala Lembaga

Jumlah rekomendasi Sekretariat Kabinet atas rencana kebijakan dan program

pemerintah yang disampaikan kepada Presiden/Menteri/Kepala Lembaga

x 100%

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 52

Selama tahun 2021, Sekretariat Kabinet telah menghasilkan 501 rekomendasi atas

rencana kebijakan dan program pemerintah. Tabel berikut ini memperlihatkan output dan

outcome rekomendasi per bidang.

Tabel 3.3 Capaian IKU 1 Sasaran Strategis 1 per Bidang

Bidang Output Outcome % Realisasi Keterangan

Politik, Hukum, dan Keamanan

204 204 100% Seluruh rekomendasi

dimanfaatkan

Perekonomian 144 144 100% Seluruh rekomendasi

dimanfaatkan

Pembangunan

Manusia dan

Kebudayaan

102 102 100% Seluruh rekomendasi

dimanfaatkan

Kemaritiman

dan Investasi 51 51 100%

Seluruh rekomendasi

dimanfaatkan

Total 501 501 100%

Dari 501 output rekomendasi atas rencana kebijakan dan program pemerintah yang

dihasilkan, seluruhnya termanfaatkan sehingga realisasi dari IKU adalah 100%. Target IKU 1

Sasaran Strategis pertama di tahun 2021 adalah 91% meningkat dari tahun sebelumnya 90%.

Jika dibandingkan dengan target maka capaian IKU 1 Sasaran Strategis 1 adalah 109,98%.

Berikut ini perbandingan capaian tahun 2020 dengan tahun 2021.

Capaian kinerja IKU 1 di th 2021 adalah 109,89%, dengan realisasi yang sama yakni

100% rekomendasi termanfaatkan capaian kinerja terlihat turun dari tahun sebelumnya, hal

ini disebabkan karena target yang ditetapkan mengalami peningkatan dari 90% menjadi

Gambar 3.11 Grafik Perbandingan Capaian IKU 1 Sasaran Strategis 1 Tahun 2020 dan Tahun 2021

90%

91%

100.00%

100.00%

111.11%

109.89%

106

501

106

501

50

150

250

350

450

550

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

2020 2021

Pe

rse

n

Target

Realisasi

Capaian

OutputJum

lah

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 53

91%. Target ditetapkan mempertimbangkan risiko tidak termanfaatkannya suatu

rekomendasi namun berdasarkan pemantauan dan tracking surat ke K/L serta memo ke

Presiden tidak menunjukkan adanya penolakan dan rekomendasi yang diberikan

dimanfaatkan. Jumlah output nampak terdapat peningkatan tajam dari 106 rekomendasi

kebijakan menjadi 501 rekomendasi kebijakan, hal itu disebabkan pada tahun 2020

peralihan ke pengukuran sasaran dan indikator kinerja yang baru di mulai sejak triwulan ke

IV atau sejak bulan Oktober, setelah pelantikan pejabat untuk menempati nomenklatur

sesuai Perseskab 1 Tahun 2020. Sehingga output sebesar 106 rekomendasi kebijakan

merupakan kontribusi dari triwulan ke IV saja.

Sebagai gambaran pencapaian indikator pertama sasaran strategis 1, berikut ini

beberapa rekomendasi yang dihasilkan Sekretariat Kabinet dan telah dimanfaatkan

stakeholders.

Penyiapan infografis rapat Presiden bersama para Gubernur seluruh Indonesia

dalam pembahasan penanganan Coronavirus Disease (COVID-19) dan rencana

pelaksanaan vaksinasi.

Sekretariat Kabinet menyiapkan bahan Presiden berupa briefing sheet serta

infografis untuk digunakan dalam pertemuan Presiden bersama para Gubernur seluruh

Indonesia yang membahas tentang penanganan COVID-19 dan rencana pelaksanaan

vaksinasi, pada tanggal 6 Januari 2021. Sekretariat Kabinet menyampaikan beberapa

rekomendasi kebijakan kepada Presiden terkait pentingnya peran Gubernur dalam

penanganan Pandemi COVID-19 dan rencana pelaksanaan vaksinasi di daerah, antara lain:

1. Penanganan Pandemi COVID-19:

a. Para Gubernur perlu merencanakan dan melaksanakan program kegiatan daerah

agar sesuai dengan program penanganan COVID-19 nasional, termasuk penyediaan

fasilitas kesehatan di rumah sakit, Puskesmas, serta testing dengan tetap melakukan

optimalisasi dalam penyelenggaraan agenda pembangunan daerah prioritas; dan

b. Para Gubernur bersama pemerintah pusat agar melaksanakan fungsi pembinaan dan

pengawasan terhadap penanganan COVID-19 di kabupaten/kota pada wilayah

masing-masing, baik dari sisi anggaran, penerapan protokol kesehatan, penyaluran

bantuan sosial serta percepatan pemulihan ekonomi nasional.

2. Rencana pelaksanaan vaksinasi di daerah:

a. Mengoptimalkan dukungan, kinerja, dan sumber daya dalam hal distribusi vaksin

di wilayah yang telah ditentukan oleh Menteri Kesehatan serta melaksanakan

pemberian vaksin serentak pada tanggal 14 Januari 2021;

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 54

b. Melaksanakan vaksinasi bagi kelompok prioritas di daerah guna memberikan

kepercayaan dan rasa aman pada masyarakat; serta

c. Secara aktif dan inovatif memberikan berbagai pengetahuan dan informasi terkait

vaksinasi kepada masyakarat.

Surat Sekretaris Kabinet mengenai Penyampaian Arahan Presiden RI tentang

Permohonan Peralihan Peruntukan Bantuan Dana Hibah kepada Pemerintah Nauru.

Sesuai Perjanjian Hibah Indonesia-Nauru tahun 2019, Pemerintah Republik Nauru

telah menerima dana hibah dari Pemerintah Indonesia senilai AUD 3.681.987,41 untuk

pengadaan kapal pengangkut (tongkang) dan kapal tunda (tug boat). Namun demikian,

atas permohonan Presiden Nauru dan sebagaimana arahan Bapak Presiden RI pada bulan

Juni 2020, peruntukan dana hibah tersebut dialihkan menjadi pengadaan kapal pendarat

(landing craft). Pada perkembangannya, Presiden Nauru menyampaikan permohonan

kepada Presiden RI pada tanggal 9 November 2020, untuk mengubah kembali peruntukan

dana hibah Indonesia dari semula pengadaan kapal pendarat menjadi kapal kontainer

(general purpose container ship).

Mempertimbangkan waktu pengadaan dan pengiriman kapal pendarat serta

kondisi Nauru, peralihan peruntukan hibah Indonesia dari pengadaan kapal pendarat

menjadi kapal kontainer kiranya perlu ditanggapi secara positif untuk disetujui, sepanjang

tidak terdapat penambahan nilai hibah yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Hibah

Indonesia-Nauru. Teknis perjanjian peralihan hibah akan dibahas lebih lanjut dengan

Pemerintah Nauru.

Gambar 3.12 Infografis Ratas Pembahasan Penanganan COVID-19

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 55

Pemerintah RI juga telah melakukan rapat Pokja

Hibah tanggal 11 Desember 2020 dan dicapai

persetujuan peralihan peruntukan hibah untuk Nauru

tersebut. Pada tanggal 5 Maret 2021, Presiden

mengeluarkan arahan tertulis untuk ditindak lanjuti

sesuai aturan yang berlaku yang kemudian disampaikan

oleh Sekretaris Kabinet kepada Menteri Luar Negeri dan

Menteri Keuangan untuk diproses lebih lanjut melalui

surat nomor: B.0063/Seskab/Polhukam/03/2021 tanggal

8 Maret 2021 mengenai Penyampaian Arahan Presiden

RI tentang Permohonan Peralihan Peruntukan Bantuan

Dana Hibah kepada Pemerintah Nauru.

Permohonan Pelaksanaan Sidang Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP)

Tahun 2021

Pasal 17 Perpres No. 59/2013

tentang Organisasi dan Tata Kerja

Sekretariat KKIP jelas mengatur bahwa

perlu dilaksanakan Sidang KKIP paling

sedikit 6 bulan sekali atau sewaktu-

waktu apabila dipandang perlu dengan

dipimpin Presiden selaku Ketua KKIP.

Namun, sejak tahun 2017 hingga 2021

belum terselenggara sidang dimaksud.

Sekretariat Kabinet sejak tahun 2019

terus mendorong dan menyiapkan

bahan dalam rangka terselenggaranya

Sidang KKIP, termasuk di tahun 2021 ini.

Atas upaya tersebut, Presiden RI akhirnya pada tanggal 13 April 2021 menyelenggarakan

Sidang KKIP di Istana Bogor.

Gambar 3.13 Surat Sekretaris Kabinet

kepada Menteri Luar Negeri dan Menteri

Keuangan

Gambar 3.14 Infografis Bahan Sidang KKIP tahun 2021

dipimpin Presiden

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 56

Permohonan Video Message Presiden RI untuk Acara Roll-Out Ceremony KF-X/IF-X

tanggal 9 April 2021

Duta Besar Republik Korea untuk

RI melalui surat tanggal 31 Maret 2021

memohon agar Presiden RI berkenan

memberikan ucapan berupa video

singkat yang akan ditayangkan langsung

dalam Roll-out Ceremony Pesawat

Tempur KF-X/IF-X pada tanggal 9 April

2021 yang disaksikan oleh delegasi dari

beberapa negara yang hadir, sehingga

diharapkan dapat menunjukkan hubungan yang solid antara kedua kepala negara. Atas

permohonan tersebut, Sekretariat Kabinet berpendapat bahwa sejatinya ucapan selamat

dan sambutan Presiden RI cukup diwakili oleh Menteri Pertahanan. Namun apabila

Presiden tetap berkenan untuk memberikan video message, kami telah menyiapkan naskah

singkat untuk keperluan dimaksud.

Permohonan Persetujuan Rancangan Inpres tentang Percepatan Pembangunan

Ekonomi pada Kawasan Perbatasan Negara di Aruk , Motaain, dan Skouw

Presiden pada Rapat Internal tanggal 13 Mei

2020, pada prinsipnya telah menyetujui pembangunan

ekonomi pada kawasan perbatasan negara di Aruk,

Motaain, dan Skouw dan memberikan arahan kepada

pimpinan K/L untuk fokus pada penyempurnaan

regulasi, market intelligence, dan penyederhanaan

komoditas utama. Sebagai tidak lanjut arahan

tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

mengirimkan surat pada tanggal 19 Oktober 2020 guna

menyampaikan RInpres tentang Percepatan

Pembangunan Ekonomi Negara pada Kawasan

Perbatasan Negara di Aruk, Motaain, dan Skouw. Atas

RInpres tersebut, Sekretariat Kabinet

menyelenggarakan rapat finalisasi RInpres tersebut

pada tanggal 17 November 2020 dengan agenda

menyepakati batang tubuh dan lampiran RInpres yang

difokuskan pada potensi masing-masing kawasan

Gambar 3.15 Video message Presiden RI pada acara Roll-

Out Ceremony Pesawat Tempur KF-X/IF-X tanggal 9

April 2021 di Korea Selatan

Gambar 3.16 Surat Seskab kepada

Ketua Dewan Pengawas INA/Menteri

Keuangan tentang Persetujuan

Presiden atas Pemenuhan Modal INA

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 57

perbatasan negara, dengan hasil tersepakati 60 program pada RInpres yang akan

dilaksanakan dan diselesaikan paling lambat dua tahun terhitung sejak ditetapkan dan

rincian program dan fokus yaitu: a) Aruk: 21 program di bidang pertanian (padi) dan

perkebunan (lada, kelapa, serta jeruk); b) Motaain: 20 program di bidang peternakan (sapi

dan ayam); dan c) Skouw: 19 program di bidang perikanan dan pertanian (padi, jagung,

serta sagu).

Berdasarkan hal tersebut, melalui memorandum Seskab nomor:

M.009/Seskab/01/2021 tanggal 5 Januari 2021, Sekretaris Kabinet memohon agar naskah

RInpres beserta lampiran yang telah diparaf dan ditandangani Menko Bidang

Perekonomian, Menteri Dalam Negeri, Menteri PPN/Kepala Bappenas, dan Menteri PUPR

dapat disetujui Presiden untuk ditetapkan. Naskah RInpres tersebut disetujui Presiden

untuk ditetapkan tanggal 11 Januari 2021.

Pengkajian dan pemberian rekomendasi atas rencana kebijakan pembentukan

Indonesia Investment Authority

Dalam rangka terobosan baru pengembangan iklim investasi, Indonesia

membentuk Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yang selanjutnya disebut Indonesia

Investment Authority (INA) sebagai Badan Hukum yang sepenuhnya dimiliki oleh

Pemerintah Indonesia. INA dengan pendekatan model Sovereign Wealth Fund (SWF)

memiliki kewenangan khusus (sui generis) untuk melakukan pengelolaan investasi

pemerintah pusat guna meningkatkan dan mengoptimalkan nilai investasi secara jangka

panjang dan mendukung pembangunan secara berkelanjutan. Terobosan investasi melalui

lembaga dengan model SWF ini diperlukan mengingat rasio hutang terhadap PDB semakin

tinggi dan kapasitas pembiayaan BUMN juga semakin terbatas, namun kebutuhan investasi

masih tinggi dan minat investor luar negeri masih terjaga.

Modal INA bersumber dari penyertaan modal negara dan/atau sumber lainnya dan

bertanggung jawab kepada Presiden, dengan struktur organisasi INA terdiri atas: (1) Dewan

Pengawas (Menteri Keuangan sebagai Ketua merangkap anggota dan Menteri BUMN);

dan (2) 3 orang dari unsur profesional dan Dewan Direktur (berjumlah 5 orang unsur

profesional).

Dasar hukum pendirian INA yaitu 9 pasal (mandat) UU Cipta Kerja yang diturunkan

ke dalam pembentukan 3 (tiga) PP yaitu: (a) PP Nomor 74 Tahun 2020 tentang LPI; (b) PP

Nomor 73 Tahun 2020 tentang Modal Awal LPI; dan (c) PP Nomor 49 Tahun 2021 tentang

Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Yang Melibatkan LPI dan/atau Entitas yang

Dimilikinya. Peran Sekretariat Kabinet dalam pembentukan LPI: memberikan saran

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 58

masukan dan Apres dalam beberapa kali Rapat Terbatas terkait LPI yang dipimpin oleh

Presiden yaitu:

a. Rapat Internal tanggal 2 Oktober 2020, 19 Oktober 2020, 5 November 2020, dan 26

November 2020;

b. Pemberian saran, rekomendasi dan pertimbangan atas surat Ketua Dewan Pengawas

INA tanggal 28 April 2021 mengenai permohonan persetujuan pemenuhan modal INA di

Tahun 2021.

Tindak Lanjut Arahan Presiden tentang Kebijakan Ekspor (Mineral dan Batubara)

Dalam Rapat Internal Presiden tentang Kebijakan Peningkatan Ekspor pada tanggal

21 Januari 2021, Presiden memberikan arahan kepada Sekretaris Kabinet untuk:

a. membahas mengenai defisit neraca perdagangan di sektor minyak dan gas bumi (migas)

dan mineral dan batubara (minerba), yang memberikan sumbangan negatif dalam

neraca perdagangan komoditas;

b. melaporkan komoditas ekspor minerba yang akan direlaksasi, rencana kebijakan

relaksasi, serta mekanisme kontrol Pemerintah;

c. melaporkan data (kapasitas produksi dan kebutuhan bahan baku industri serta

konsumsi di dalam negeri) komoditas minerba yang konkret dan mengkalkulasikan total

nilai tambah ekspor komoditas dimaksud beserta turunannya.

Sehubungan dengan arahan Presiden dimaksud, Sekretariat Kabinet

mengoordinasikan rapat Tingkat Eselon I dengan hasil kesepakatan antara lain:

a. Prioritas pemberian relaksasi ekspor mineral batubara, yang memberikan peningkatan

nilai ekspor dan PNBP yang signifikan, dengan skema relaksasi peningkatan rencana

produksi dari 550 juta ton menjadi 625 juta ton.

Tindak lanjut yang diperlukan untuk pelaksanaan peningkatan rencana produksi

batubara yaitu melalui penyesuaian Permen ESDM.

b. Komoditas mineral lainnya yang menjadi prioritas untuk diberikan relaksasi ekspor yaitu

konsentrat besi dan bauksit, yang dapat meningkatkan nilai ekspor cukup signifikan

yaitu senilai Rp.8,61 triliun dan PNBP sebesar Rp.483,72 miliar.

Sedangkan untuk komoditas ilmenit, relaksasi diberikan dengan membuka peluang

ekspor bagi ilmenit, yang sebelumnya dilarang untuk ekspor. Hal tersebut selain

menambah nilai ekspor sebesar Rp.244,90 miliar, juga dapat memberikan dampak

positif bagi peningkatan pendapatan perusahaan tambang ilmenit.

c. Jangka waktu pemberian relaksasi ekspor komoditas minerba yang diusulkan dibatasi

hanya selama 1 (satu) tahun guna menjaga supply dan stabilitas harga komoditas

di dalam negeri.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 59

Sekretaris Kabinet kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

menyampaikan hasil kesepakatan rapat koordinasi Tingkat Eselon I pada tanggal

24 Februari 2021 di Sekretariat Kabinet, dan meminta agar Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian melakukan penajaman rencana relaksasi ekspor minerba bersama K/L

terkait sesuai arahan Presiden (surat Nomor: B.0068/Seskab/Ekon/03/2021, tanggal 9 Maret

2021).

Menindaklanjuti surat Sekretaris Kabinet, Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian mengoordinasikan hasil kesepakatan rapat, dan Menteri ESDM telah

menerbitkan 2 (dua) Keputusan Menteri ESDM, yaitu:

a. Keputusan Menteri ESDM Nomor 66.K/HK.02/MEM.B/2021 tentang Perubahan atas

Keputusan Menteri ESDM Nomor 255.K/30/MEM/2020 tentang Pemenuhan Kebutuhan

Batubara Dalam Negeri Tahun 2021; dan

b. Keputusan Menteri ESDM Nomor 67.K/HK.02/MEM.B/2021 tentang tentang Pemberian

Rekomendasi Penjualan ke Luar Negeri Produk Mineral Tertentu pada Masa Pandemi

COVID-19.

Kedua Kepmen ESDM mulai berlaku tanggal 6 April 2021 dan berakhir tanggal

31 Desember 2021. Dalam dua Keputusan Menteri ESDM tersebut, relaksasi ekspor minerba,

tetap dikenakan biaya keluar.

Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian melalui surat kepada Sekretaris Kabinet

menyampaikan usulan penyelenggaraan Rapat Terbatas yang dipimpin Presiden untuk

membahas sejumlah topik yang dinilai mendukung percepatan pemulihan ekonomi

nasional, peningkatan ekosistem investasi, dan percepatan pelaksanaan Proyek Strategis

Nasional (PSN) sehingga dapat mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi

nasional. Percepatan pelaksanaan PSN tersebut juga diharapkan dapat mengakselerasi

pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi COVID-19.

Gambar 3.17 Rapat Koordinasi Pra-Ratas Percepatan

Pelaksanaan PSN, 21 Juni 2021

Gambar 3.18 Kegiatan Rapat Koordinasi di Jawa Barat

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 60

Adapun sub topik yang akan dibahas antara lain adalah:

a. Perubahan daftar PSN;

b. Pemenuhan kebutuhan dana untuk pengadaan lahan proyek PSN sektor jalan tol;

c. Percepatan penyelesaian Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) melalui Bantuan Teknis

di Kementerian ATR/BPN; dan Payung hukum alternatif skema pembiayaan melalui Land

Value Capture (LVC).

Dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan Rapat Terbatas tersebut, Sekretariat

Kabinet telah melaksanakan Rapat Koordinasi Pra Ratas pada tanggal 21 Juni 2021 secara

daring dengan melibatkan Kemenko Bidang Perekonomian, Kementerian ATR/BPN, serta

DJA. Selain itu dalam rangka mengoordinasikan dan mengakselerasi pembangunan di Jawa

Barat, Sekretariat Kabinet beserta Kemenko Bidang Perekonomian telah menginventarisir

PSN di Jawa Barat yang selanjutnya akan disusun payung hukum guna mempercepat

implementasinya. Inventarisir dilakukan dengan peninjauan lapangan dan juga serangkaian

rapat koordinasi di Jawa Barat.

Mengawal Pengembangan Vaksin Merah Putih (VMP)

Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2021, Prioritas Nasional Ketiga

(PN3) yaitu Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Berdaya Saing, memiliki

arah kebijakan peningkatan kualitas SDM dalam rangka optimalisasi tingginya bonus

demografi yang dimiliki agar Indonesia dapat keluar dari middle income trap dengan

mencapai pertumbuhan negara di atas 5% dan menjadi negara maju pada tahun 2045.

Program Prioritas yang telah ditetapkan adalah Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan

Kesehatan dengan Kegiatan Prioritas yaitu Penguatan Sistem Kesehatan dan Pengawasan

Obat dan Makanan; dan Proyek Prioritas yaitu Pemenuhan dan Peningkatan Daya Saing

Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan dengan sasaran terlaksananya pemenuhan dan

peningkatan daya saing sediaan farmasi dan alat kesehatan.

Namun, adanya pandemi COVID-19 secara global sejak tahun 2020 menjadi

tantangan besar bagi pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM. Penyebaran COVID-

19 di Indonesia secara langsung berdampak pada kondisi perekonomian serta

mempengaruhi sasaran pembangunan SDM. Oleh karena itu, percepatan penanggulangan

pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional harus segera dilaksanakan

di antaranya adalah prioritas pengembangan Vaksin Merah Putih (VMP) sebagai wujud

kemandirian pengadaan vaksin dalam negeri.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin

dan Pelayanan Vaksin Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19 jo. Perpres No. 14

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 61

Tahun 2021 yang mengatur bahwa dalam rangka penanggulangan wabah/pandemi COVID-

19 dan menjaga kesehatan masyarakat, diperlukan percepatan dan kepastian pengadaan

vaksin dan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 sesuai dengan ketersediaan dan kebutuhan

yang ditetapkan oleh pemerintah. Cakupan pelaksanaan pengadaan vaksin dan

pelaksanaan vaksinasi COVID-19 tersebut sesuai dengan pasal 1 meliputi: (a) pengadaan

vaksin COVID-19; (b) pelaksanaan vaksinasi COVID-19; (c) pendanaan pengadaan vaksin

COVID-19 dan pelaksanaan vaksinasi COVID-19; dan (d) dukungan dan fasilitas kementerian,

lembaga, dan pemerintah daerah. Dengan demikian, percepatan pengadaan vaksin dan

vaksinasi COVID-19 memerlukan langkah-langkah yang luar biasa (extraordinary) dan

pengaturan khusus untuk pengadaan dan pelaksanaannya.

Dalam Rapat Terbatas tentang Rencana Pengadaan dan Pelaksanaan Vaksinasi pada

tanggal 26 Oktober 2020, Presiden memberikan arahan, yakni:

a. VMP siap diproduksi masal pada triwulan III tahun 2021;

b. Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN)

dan para pemimpin K/L terkait lainnya agar mendesain sejak awal untuk mengerem

pembelian vaksin dari luar negeri dan mendorong VMP untuk segera dapat masuk paling

tidak pada kuartal IV tahun 2021;

c. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (Kemen BUMN) agar mendorong Badan

Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Bio Farma dalam pengembangan vaksin

buatan dalam negeri, yaitu VMP yang diharapkan dapat selesai pada pertengahan tahun

2021;

d. VMP benar-benar dihitung dan didesain sehingga dapat segera masuk dan terlibat dalam

vaksinasi; dan

e. Pemerintah akan memberikan “panggung” kepada VMP pada saatnya nanti telah siap

untuk diproduksi masal. Hal yang sama juga berlaku untuk dukungan dana terhadap

pengembangan VMP.

Sebagai tindak lanjut atas Arahan Presiden tentang Pengembangan VMP,

Sekretariat Kabinet telah menyelenggarakan Rapat Koordinasi tanggal 10 Februari 2021

untuk menindaklanjuti arahan Presiden tersebut yang dihadiri oleh perwakilan dari: (i)

Kemenko Ekon; (ii) Kemenristek/BRIN; (iii) Kemen BUMN; (iv) BPOM; dan (v) Lembaga Bio

Molekuler Eijkman (LBM Eijkman), dengan kesepakatan:

a. Terdapat 6 (enam) institusi yang mengembangkan VMP, yaitu LBM Eijkman, Lembaga

Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada

(UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Airlangga (UNAIR);

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 62

b. Kemenko Ekon diharapkan segera menyusun roadmap penyelesaian dengan melibatkan

K/L terkait sebagai dasar awal dan upaya percepatan pengembangan target produksi

masal VMP untuk selanjutnya dilakukan monitoring bersama Sekretariat Kabinet.

Penyampaian kesepakatan hasil rakor tersebut

melalui surat Seskab Nomor B.46/Seskab/Ekon/02/2021

tanggal 16 Februari 2021 kepada Menteri Koordinator

Bidang Perekonomian perihal Percepatan Proses

Pengembangan Vaksin Merah Putih.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

telah menyelenggarakan Rapat Koordinasi yang

merupakan tindak lanjut surat dari Sekretaris Kabinet

dimaksud tanggal 22-23 Februari 2021 yang dipimpin oleh

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha BUMN,

Riset, dan Inovasi, Kemenko Ekon dan dihadiri oleh

perwakilan dari (i) Sekretariat Kabinet; (ii) BPOM; (iii)

LBM Eijkman; (iv) (LIPI); (v) Unair; (vi) PT Bio Farma

(Persero); dan (vii) PT Biotis Pharmaceutical Indonesia,

dengan hasil sebagai berikut:

a. Penghematan timeline akselerasi pengembangan VMP dengan menggunakan sel ragi

(yeast based) dari LBM Eijkman yang dilakukan oleh PT Bio Farma adalah optimasi proses

dimulai pada bulan Juni 2021 dan dilakukan selama 24 (dua puluh empat) minggu setelah

menerima seed vaccine, uji preklinik dan pembuatan clinical lot dilakukan selama

8 (delapan) minggu yang berakhir pada Desember 2021, ketiga tahapan uji klinik yang

akan dilakukan selama 8 (delapan) bulan, dan secara paralel memperoleh izin

penggunaan darurat pada bulan Juni 2022. Penghematan timeline sebagaimana

terlampir pada Lampiran II;

Gambar 3.20 Surat Seskab Nomor B.46/Seskab/Ekon/ 02/2021

tanggal 16 Februari 2021

Gambar 3.19 Rapat Koordinasi Koordinasi via Zoom di Sekretariat Kabinet, 10 Februari 2021

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 63

b. Perlu dilakukan strategi dan kebijakan dari pemerintah dalam penyiapan dan rekrutmen

relawan yang memenuhi kriteria dan penentuan wilayah uji klinis sedari awal (misalnya

dari tahap uji preklinik) mengingat saat ini proses vaksinasi sedang berjalan yang

dikhawatirkan dapat menciptakan herd immunity (sehingga tidak memenuhi kriteria)

dan mempertimbangkan bahwa kebutuhan sampel yang cukup banyak antara 5.000

sampai 20.000 orang;

c. Perlu dukungan lain dari pemerintah untuk mempermudah proses pengembangan VMP,

antara lain insentif fiskal, kemudahan pengiriman impor penyediaan sarana dan

prasarana, misalnya bioreaktor, serta jaminan penggunaan vaksin dari pelaku industri

(jika memenuhi standar dan berkualitas baik);

d. Pertemuan rutin akselerasi pengembangan VMP akan dilakukan 2 (dua) minggu sekali.

Selanjutnya, dilaksanakan kegiatan pemantauan bersama di 4 (empat) lokasi, yaitu:

(i) LBM Eijkman, Jakarta Pusat tanggal 13 April 2021; (ii) PT Bio Farma (Persero), Bandung,

Jawa Barat tanggal 22-24 April 2021; dan (iii) PT Biotis Pharmaceutical Indonesia, Bogor,

Jawa Barat tanggal 26-28 April 2021, dan; (iv) Unair, Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 27-

29 Mei 2021.

Tujuan dilakukannya kegiatan pemantauan bersama ke lokasi pengembangan VMP

adalah untuk mengidentifikasi: (i) kondisi eksisting, yaitu tahapan dan progres yang sedang

dan telah dilakukan; (ii) kendala atau permasalahan yang dihadapi; serta (iii) dukungan dari

K/L terkait atas pelaksanaan tindak lanjut arahan Presiden tentang pengembangan VMP,

yang dilakukan melalui kegiatan rapat koordinasi dan kunjungan ke lokasi pengembangan

VMP (lembaga penelitian dan industri) bersama dengan Kemenko Ekon, Kementerian

Kesehatan (Kemenkes), Kemenristek/BRIN, Kemen BUMN, BPOM, dan Sekretariat

Kabinet.

Identifikasi permasalahan umum yang dihadapi dalam pelaksanaan arahan Presiden

dimaksud, sebagai berikut:

a. ketidakpastian anggaran dan pendanaan yang berpotensi menghambat percepatan

pengembangan VMP dari sisi hulu dan hilir. Pada sisi hulu, ketidakpastian pencairan

anggaran yang akan digunakan untuk pemberian gaji para peneliti tenaga kontrak VMP

dapat memperlambat proses penelitian. Sementara pada sisi hilir, skema bantuan dari

pemerintah untuk mendampingi proses produksi masal sangat dibutuhkan oleh pelaku

industri mengingat kebutuhan jumlah vaksin yang sangat besar.

b. tantangan pada pelaksanaan uji klinik terkait kebutuhan sampel yang cukup banyak

sekitar 5.000 hingga 20.000 orang untuk uji klinik fase 1 s.d. 3, sementara proses

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 64

vaksinasi saat ini sedang berjalan sehingga hal tersebut berpotensi menciptakan herd

immunity dan jumlah relawan yang akan dijadikan sampel menjadi sangat terbatas.

c. masalah keterbatasan bahan baku dan peralatan pengembangan vaksin, baik hewan uji

makaka, mice, bahan baku seed vaccine seperti sel vero dan peralatan seperti reagen kit

yang mulai langka, tidak hanya di Indonesia, tetapi seluruh dunia sedang membutuhkan

bahan baku dan peralatan yang sama dalam pengembangan vaksin di masing-masing

negara, seperti India dan Amerika Serikat.

d. pengaturan regulasi terkait penggunaan VMP, perlu adanya dukungan dari Kemenkes

agar dapat mengubah Perpres sehingga dapat memasukkan VMP sebagai salah satu

vaksin yang dapat digunakan untuk vaksinasi. Di samping itu, perlu dilakukan persiapan

pendaftaran VMP ke World Health Organization (WHO).

Lebih lanjut, dalam Rapat Internal Presiden tentang Vaksin Bio Farma pada tanggal

5 Mei 2021, Presiden memberikan arahan lanjutan terkait pengembangan VMP, yaitu:

a. Menteri BUMN, laporkan terkait perkiraan perhitungan (kalkulasi) produksi VMP di

tahun 2022 diperkirakan total jumlah produksi vaksin baik oleh PT Bio Farma (Persero)

maupun PT Biotis Pharmaceutical Indonesia dapat mencapai 1 miliar dosis, terdiri dari

produksi oleh PT Bio Farma (Persero) sebesar 250 juta dosis dan PT Biotis

Pharmaceutical Indonesia sebesar 750 juta dosis;

b. Menteri BUMN dan Menteri Kesehatan, pastikan 1 miliar dosis vaksin tersebut hanya

ditujukan khusus untuk vaksin COVID-19;

c. Menteri Keuangan, Menteri BUMN, dan Menteri Kesehatan, pastikan tidak terdapat

masalah pada sisi anggaran terkait pengembangan VMP. Meski demikian, Menteri

BUMN menambahkan bahwa diperlukan kalkulasi lebih lanjut terkait skema

komersialisasi vaksin tersebut antara dibeli oleh Menteri Kesehatan atau dijual ke luar

negeri;

d. Perkiraan sementara harga VMP oleh Menteri BUMN dianggap telah bagus dan

kompetitif. Biaya produksi VMP diprediksi berkisar US$5 per dosis vaksin (disamakan

dengan harga vaksin AstraZeneca saat ini) sehingga penetapan harga untuk penjualan

ke luar negeri maupun harga yang diberlakukan di dalam negeri masih akan mengalami

penyesuaian;

e. Menteri Keuangan, pastikan anggaran untuk pengadaan vaksin di tahun 2022 sebesar

Rp.77 tiriliun tetap ada meskipun VMP mulai diproduksi pada Maret hingga Mei 2022;

f. Para pimpinan K/L terkait, tindak lanjuti berbagai skema kerja sama pengembangan VMP

baik di berbagai universitas, LBM Eijkman, BUMN, maupun pihak swasta. Jangan sampai

Indonesia memiliki ketergantungan yang sangat tinggi pada impor vaksin COVID-19.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 65

Terhadap permasalahan tersebut, Sekretaris Kabinet telah menyampaikan kepada

Menko Bidang Perekonomian melalui surat Nomor: B.0231/Seskab/Ekon/07/2021, tanggal

1 Juli 2021 perihal Percepatan Penyelesaian Vaksin Merah Putih, yang pada intinya

menyampaikan agar Menko Bidang Perekonomian dapat mengoordinasikan beberapa hal

guna percepatan tindak lanjut arahan Presiden tersebut, sebagai berikut:

1. Menteri Keuangan:

a. untuk dapat menindaklanjuti percepatan realokasi dan rencana anggaran kepada

BRIN sebesar Rp700 miliar, Kemenkes sebesar Rp257 miliar, dan anggaran terkait

penelitian dalam kerangka Pemulihan Ekonomi Nasional;

b. untuk melakukan kajian penghapusan Pajak Pertambahan Nilai dan Bea Masuk untuk

alat-alat penelitian;

2. Menteri BUMN bersama dengan Menteri Kesehatan untuk terus mengawasi, mengawal,

dan memberikan dukungan terkait produksi 1 miliar dosis VMP, yang terdiri dari 250 juta

dosis PT Bio Farma (Persero) dan 750 juta dosis PT Biotis Pharmaceutical Indonesia;

3. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan/atau Kepala BRIN untuk

memberikan kepastian dan kejelasan terkait Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 dan

pendanaan pengembangan VMP sehubungan dengan masa transisi dan atas

pelaksanaan Perpres No. 31 Tahun 2021 tentang Penataan Tugas dan Fungsi

Kemendikbudristek dan Kementerian Investasi/BKPM, Perpres No. 32 Tahun 2021

tentang Perubahan Atas Perpres No. 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian

Negara, Keppres No.72/P Tahun 2021, tentang Pembentukan dan Pengubahan

Kementerian Serta Pengangkatan Beberapa Menteri Negara, dan Keppres No.19/P

Tahun 2021 tentang Pengangkatan Kepala BRIN;

4. Kepala BPOM untuk terus memberikan pendampingan yang intensif dan relaksasi

persyaratan kepada pelaku industri untuk pemenuhan kualifikasi dan sertifikasi

pembuatan vaksin sesuai dengan GMP dan pembangunan fasilitas dan infrastruktur

sesuai dengan Cara Pembuatan Obat yang Baik.

Manajemen Talenta Nasional

Sesuai arahan Presiden pada Juli 2018 sewaktu menerima Lalu Zohri dan saat Pidato

Presiden Terpilih tentang “Visi Indonesia” pada 14 Juli 2019, Presiden secara spesifik

berbicara di publik tentang Manajemen Talenta Nasional (MTN). MTN akan diposisikan

sebagai kebijakan terobosan untuk memperbaiki ekosistem talenta SDM Indonesia sebagai

momentum menuju Indonesia Emas 2045.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 66

Beberapa rekomendasi terhadap Manajemen Talenta Nasional yang disampaikan

kepada Presiden melalui memorandum nomor: M.0219/Seskab/03/2021 pada tanggal

30 Maret 2021 adalah:

1. Perlu diperjelas tugas dan fungsi Lembaga Manajemen Talkenta Nasional (termasuk

Gugus Tugas MTN) dalam konteks pembangunan SDM, mengingat pelaksanaan

pengembangan SDM secara nasional telah diemban oleh K/L teknis.

2. Selanjutnya, MTN memerlukan pembenahan tata laksana berupa penguatan fungsi

koordinasi dan sinergi K/L terkait MTN. Perlu dikaji kembali apakah diperlukan

pembentukan Lembaga baru, mengingat Presiden telah membubarkan 10 (sepuluh)

lembaga non struktural melalui Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2020 tanggal

26 November 2020.

3. Sebagai salah satu alternatif adalah dilakukan pembenahan tata laksana penguatan

fungsi koordinasi dan sinergi K/L terkait MTN, dengan membentuk Project Management

Office (PMO). Namun perlu ditentukan PMO tersebut akan berada di bawah koordinasi

K/L mana, apakah berada di salah satu Kemenko.

4. Namun, apabila kelembagaan MTN akan tetap dibentuk, maka perlu dikaji pendirian

kelembagaan tersebut apakah berbentuk LNS atau bersifat independen. Alternatif lain

adalah dengan mengembangkan Pusat Prestasi Nasional yang sudah ada

di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai visi dan strategi yang ditetapkan

dalam MTN.

5. Selain itu susunan keanggotaan Tim Koordinasi MTN sebaiknya tidak hanya terdiri dari

perwakilan K/L, namun juga dapat diisi dari unsur perorangan/profesional dengan

keahlian masing-masing sesuai bidangnya.

Atas rekomendsi tersebut telah dilakukan tindaklanjut dengan diadakannya

beberapa kali Rapat Koordinasi bersama kementerian terkait untuk membahas MTN, Rapat

Terbatas tanggal 15 Maret 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) sebagai

salah satu bagian dari Manajemen Talenta Nasional di bidang olahraga, Rapat Terbatas

tanggal 30 Maret 2021 tentang Manajemen Talenta Nasional; dan Rapat Koordinasi tanggal

25 Juni 2021 tentang Penyelarasan Substansi Rencana RPerpres tentang DBON dan

RPerpres tentang Grand Design MTN.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 67

Peningkatan Budaya Literasi

Misi Presiden dalam Pembangunan Nasional 2020‒2024 yang ada dalam ranah

bidang pembangunan manusia dan kebudayaan yaitu peningkatan kualitas manusia

Indonesia, pembangunan yang merata dan berkeadilan, dan kemajuan budaya yang

mencerminkan kepribadiaan bangsa. Budaya literasi, inovasi, dan kreativitas menjadi salah

satu kegiatan prioritas nasional revolusi mental dan pembangunan kebudayaan.

Sekretariat Kabinet setelah terlibat dalam beberapa kali Rapat Koordinasi terkait

peningkatan budaya literasi menyampaikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Pemerintah Pusat perlu melakukan kerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk

meningkatkan indikator Budaya Literasi agar dapat mencapai target pada tahun 2024.

2. Pemerintah perlu mendukung peningkatan posisi Indonesia dalam berbagai indikator

global seperti Programme for International Student Assesment (PISA) dan indeks daya

saing global.

3. Pemerintah perlu segera menyusun Roadmap Peningkatan Budaya Literasi sebagai

wadah kolaborasi dan sinergi peran seluruh pemangku kepentingan dalam peningkatan

budaya literasi.

4. Pemerintah perlu melakukan upaya peningkatan nilai Dimensi Budaya Literasi agar

dapat mencapai target dengan melakukan upaya berikut: peningkatan akses dan

kualitas layanan literasi (perpustakaan umum provinsi/kabupaten/kota, perpustakaan

sekolah/madrasah, perpustakaan desa, dan taman bacaan masyarakat); peningkatan

ketersediaan konten literasi yang berkualitas dalam berbagai moda (buku, ebook, video,

dll); peningkatan budaya kegemaran membaca melalui sekolah, keluarga dan

masyarakat; dan peningkatan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi dalam

mendukung transformasi digital.

Atas rekomendasi tersebut telah dilakukan tindak lanjut berupa pelaksanaan Rapat

Koordinasi untuk membahas Penyusunan Peta Jalan Gerakan Literasi Nasional 2020—2024

yang diprakarsai oleh Kemenko Bidang PMK pada tanggal 25 Februari 2021; Rapat

Koordinasi untuk membahas Penyediaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM)/Perpustakaan

pada Setiap Desa yang diprakarsai Kemenko Bidang PMK pada tanggal 18 Februari 2021;

Rapat Koordinasi Pembahasan Peta Jalan Peningkatan Budaya Literasi yang diprakarsai

oleh Kemenko PMK pada tanggal 20 Mei 2021.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 68

Persiapan Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX dan Pekan

Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVI di Papua Tahun 2021

Penyelenggaraan PON XX di Papua akan diselenggarakan pada tanggal 2 s.d. 14

Oktober 2021 dengan mempertandingkan 37 cabang olahraga dan diikuti oleh 6.442 atlet.

Terdapat beberapa venue yang masih dalam proses pembangunan. Atas pengerjaan venue

tersebut khususnya di Kawasan Kampung Harapan dan Kawasan Doyo Baru, timbul

permasalahan terkait ganti rugi lahan masyarakat yang belum terselesaikan dan

menghambat pekerjaan penataan di kawasan tersebut. Permohonan pembentukan Unit

Pengelola Teknis Daerah (UPTD) dalam pengelolaan prasarana dan sarana yang diajukan

oleh Pemerintah Provinsi Papua, tidak mendapat persetujuan dari Kementerian Dalam

Negeri (Kemendagri). Sejalan dengan hal tersebut, perlu klarifikasi lebih lanjut mengenai

justifikasi penolakan dimaksud serta pembahasan terkait antisipasi dalam pengelolaan

prasarana dan sarana.

Berkenaan dengan persiapan penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI,

Sekretariat Kabinet menyampaikan rekomendasi kepada Presiden melalui memorandum

nomor: M.0175/Seskab/03/2021 tanggal 15 Maret 2021, yakni:

1. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) telah memberikan dukungan

anggaran sebesar Rp328 miliar guna mendukung penyelenggaraan PON XX dan

PEPARNAS XVI di Papua tahun 2021. Namun demikian, berdasarkan hasil verifikasi

dilapangan telah teridentifikasi bahwa masih diperlukan tambahan anggaran sebesar

Rp1,7 triliun. Sehubungan dengan pembentukan UPTD belum mendapat persetujuan

dari Kemendagri, maka perlu segera dipastikan pihak yang akan mengelola prasarana

dan sarana termasuk dukungan sumber alokasi anggarannya guna menjaga prasarana

dan sarana dimaksud tetap prima dan laik guna hingga pelaksanaan.

2. Dalam hal pembentukan lembaga pengelola prasarana dan sarana baik sebelum

maupun setelah penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI di Papua tahun 2021, perlu

dipertimbangkan dengan membentuk Badan Layanan Umum Daerah agar prasarana

dan sarana dapat dikelola dengan efektif, efisien, dan memiliki fleksibilitas dalam

penggunaan anggaran.

3. Selain itu, perlu diantisipasi efek yang timbul mengingat PON XX dan PEPARNAS XVI di

Papua tahun 2021 diselenggarakan di tengah pandemi COVID-19. Hal tersebut menjadi

penting karena Indonesia belum memiliki pengalaman dalam menyelenggarakan event

olahraga di tengah pandemi COVID-19, terlebih saat ini beberapa event olahraga telah

mengalami penundaan.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 69

4. Pemerintah Provinsi Papua segera mengajukan permohonan tambahan anggaran

penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI di Papua tahun 2021 kepada Presiden,

untuk selanjutnya dapat dilakukan reviu bersama Kemenpora dan Kementerian

Keuangan.

5. Persiapan penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI Papua Tahun 2021 perlu dibahas

dalam Rapat Terbatas untuk memperoleh arahan Presiden guna memastikan

penyelenggaraan PON Papua dapat berjalan dengan sukses.

Usulan rencana pembangunan di perbatasan Kalimantan Utara berbasis industri

kelautan dan perikanan melalui pembangunan pelabuhan ekspor dan Kawasan

Industri berbasis kelautan dan perikanan di Kota Tarakan

Usulan rencana pembangunan Kawasan Industri Perikanan dari Pemerintah Kota

Tarakan tersebut telah sesuai dengan Pasal 43 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Tarakan

Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tarakan Tahun 2012 - 2032,

di mana peruntukan kawasan budidaya perikanan (pengolahan hasil perikanan) berada di

Kelurahan Juata Laut dan Kelurahan Mamburungan. Rencana pembangunan Pelabuhan

Perikanan di Kelurahan Juata Laut belum diakomodir dalam Rencana Induk Pelabuhan

Perikanan Nasional/RIPPN (Kepmen KP 6/2018 tentang RIPPN) dan Rencana Induk

Pelabuhan Nasional/RIPN (Kepmenhub 432/2017 sebagaimana telah diubah dengan

Kepmenhub 30/2020 tentang RIPN). Namun demikian, berdasarkan RIPN, terdapat

Pelabuhan Kelas I Juwata Laut/Tarakan yang berfungsi sebagai pelabuhan penyeberangan

dan sudah beroperasi.

Kota Tarakan yang termasuk dalam WPP 716, tidak termasuk dalam lokasi proyek

prioritas strategis (integrasi Pelabuhan Perikanan dan Fish Market Bertaraf Internasional)

pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 (Sulawesi

Utara, Sumatera Utara/Riau, dan Maluku). Pembangunan industri perikanan di Juata Laut,

Kota Tarakan perlu dikaji ulang dengan memperhatikan RPJMN Tahun 2020-2024,

mengingat di lokasi terdekat sudah terdapat SKPT Sebatik. Sehingga, Pemerintah perlu

mengoptimalkan dan memperkuat SKPT Sebatik Nunukan yang berlokasi di Kalimantan

Utara yang telah berjalan dengan baik. Demikian rekomendasi yang disampaikan kepada

Presiden melalui memorandum nomor: M.0029/Seskab/01/2021 tanggal 13 Januari 2021.

Soft Launching Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman, Purbalingga

Pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga, Jawa Tengah

merupakan kerjasama antara PT. Angkasa Pura II (Persero), Pemerintah Daerah Provinsi

Jawa Tengah, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga sebagai tindaklanjut Arahan

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 70

Presiden guna meningkatkan konektivitas nasional dan mendukung pertumbuhan

ekonomi khususnya di Kabupaten Purbalingga dan Provinsi Jawa Tengah secara umum.

Bandara Jenderal Besar Soedirman dibangun diatas lahan milik TNI AU dan memiliki

panjang runway 1.600 x 30 m serta apron yang dapat menampung 2 pesawat sejenis ATR-

72. Saat ini Bandara Jenderal Besar Soedirman memiliki terminal penumpang sementara

seluas ± 457 m2 (tahap 1) yang dapat melayani penumpang sebanyak ± 13.000 penumpang/

tahun.

Sekretariat Kabinet merekomendasikan agar Presiden berkenan melakukan soft

launching bandara tersebut dengan pertimbangan bahwa pembangunan bandara tersebut

merupakan tindak lanjut dari Arahan Presiden serta merupakan salah satu program yang

tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2019 tentang Percepatan

Pembangunan Ekonomi Kawasan Kendal -Semarang - Salatiga - Demak - Grobongan,

Kawasan Purworejo - Wonosobo - Magelang - Temanggung, dan Kawasan Brebes - Tegal –

Pemalang. Presiden menerima rekomendasi Sekretariat Kabinet dengan melakukan

peninjauan Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman pada 11 Juni 2021.

Penurunan jumlah kunjungan wisatawan di Bali pada tahun 2020 (penurunan

kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 82,96% secara YoY dan penurunan

kunjungan wisatawan nusantara sebesar 56,41% YoY).

Pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar -9,31% (YoY).

Penurunan realisasi penerimaan daerah Provinsi Bali sebesar 18,05% (yoy), konstraksi

dimaksud sangat mempengaruhi perekonomian Bali karena pariwisata berkontribusi sebesar

54% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Sekretariat Kabinet menyampaikan briefing sheet dan infografis Rapat Internal Upaya

Pemulihan Pariwisata Bali melalui memorandum Sekretaris Kabinet nomor:

M.0486/Seskab/06/2021 (Rapin dipimpin Presiden telah dilaksanakan tanggal 7 Juni 2021)

dengan rekomendasi:

1. perlu ditingkatkan rasa aman berwisata di Bali, antara lain melalui percepatan

pelaksanaan vaksinasi di Bali, optimalisasi penggunaan e-Hac, dan penerapan protokol

kesehatan yang ketat dalam pelaksanaan ritual keagamaan;

2. perlu upaya peningkatan minat wisatawan lokal, antara lain melalui promosi

membangkitkan kepercayaan wisatawan nusantara;

3. perlu upaya diversifikasi ekonomi Bali, antara lain melalui pengembangan sektor

produktif lainnya selain pariwisata, seperti sektor ekonomi kreatif (film, kriya, dan

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 71

fashion) dan pertanian mengingat sektor pertanian merupakan sektor penyumbang

pendapatan daerah terbesar kedua setelah pariwisata; dan

4. persiapan pembukaan Koridor Bali untuk Wisman, antara lain melalui kesiapan protokol

kesehatan di bandara, pelabuhan, dan moda trasnportasi lain; pelaksanaan vaksinasi; dan

penyediaan fasilitas kesehatan.

Tindak Lanjut Rapat Internal Mekanisme Pengaturan Cadangan Beras Pemerintah

(CBP)

Pada tanggal 7 Juli 2021, Presiden telah menyelenggarakan Rapat Internal tentang

Mekanisme Pengaturan Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Sekretariat Kabinet

menindaklanjuti penyelenggaraan Rapat Internal tersebut dengan menyiapkan bahan

berupa briefing sheet dan infografis yang telah disampaikan kepada Presiden melalui

memorandum Sekretaris Kabinet nomor M.0566/Seskab/07/2021 tanggal 7 Juli 2021.

Beberapa rekomendasi yang disampaikan oleh Sekretariat Kabinet diantaranya adalah

mencari cara agar mekanisme disposal stok dapat diimplementasikan, memanfaatkan stok

CBP yang masih banyak untuk bantuan sosial beras, serta percepatan pembentukan Badan

Pangan Nasional.

Dalam Rapat Internal tersebut, Presiden memberikan arahan dan persetujuan atas

usulan Menteri Keuangan terkait jumlah stok beras Perum BULOG yang akan disalurkan

melalui bansos sebesar 200 ribu ton dan diberikan kepada nama-nama penerima Program

Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Sosial Tunai (BST) sebanyak 20 juta Keluarga

Penerima Manfaat (KPM). Setiap KPM akan mendapatkan tambahan 10 kg beras. Berkaitan

dengan hal tersebut, Menteri Keuangan pastikan untuk:

a. Memberikan tambahan anggaran kepada Menteri Sosial sebagai Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA) agar dapat membeli beras ke Perum BULOG;

b. Bersama Menteri Sosial, Dirut Perum BULOG, dan para pimpinan K/L terkait, untuk

segera mengatur terkait mekanisme penyaluran stok beras tersebut sehingga dapat

terealisasi. Apabila memungkinkan, lakukan penyaluran beras tersebut dalam kurun

waktu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat ini;

c. Total kebutuhan anggaran Rp.2,3 triliun dihitung berdasarkan kebutuhan Perum BULOG

untuk menyerap 500 ribu ton gabah petani dengan harga Rp.4.250 per kg. Menteri

Keuangan menghitung kembali kebutuhan anggaran penyaluran stok beras Perum

BULOG sebanyak 200 ribu ton melalui bansos oleh Menteri Sosial.

Menindaklanjuti Apres tersebut, Sekretariat Kabinet telah menyelenggarakan

Rakor Tingkat Eselon I dengan mengundang K/L terkait (Kemenko Perekonomian,

Kementerian Keuangan, Kementerian Sosial, dan Perum BULOG) pada tanggal 8 Juli dan

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 72

9 Juli 2021 untuk mendetailkan program penyaluran/bantuan beras CBP tersebut agar

segera dapat dilaksankan di masa PPKM.

Rakor Eselon I tersebut menyepakati beberapa hal diantaranya adalah persetujuan

perubahan KPA dari Menteri Sosial menjadi Menteri Keuangan, selanjutnya K/L terkait

untuk segera merealisasikan program ini dengan tetap menjaga governance yang baik,

memenuhi aspek formil dan materil, serta persetujuan Presiden terhadap RPMK tentang

Perubahan atas PMK Nomor 88 Tahun 2019 dan RPermensos tentang Perubahan atas

Permensos Nomor 22 Tahun 2019 sebagai landasan hukum pelaksanaan penyaluran beras

dimaksud. Hasil kesepakatan rakor tersebut telah disampaikan oleh Sekretariat Kabinet

kepada K/L terkait (Kementerian Keuangan, Kementerian Sosial, dan Perum BULOG)

melalui surat Sekretaris Kabinet nomor B.0242/Seskab/Ekon/07/2021 tanggal 12 Juli 2021

perihal Arahan Presiden Terkait Penyaluran Beras Bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM)

Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Sosial Tunai (BST) Melalui Cadangan Beras

Pemerintah (CBP).

Selanjutnya, Sekretariat Kabinet juga terlibat dalam rapat/forum guna

menindaklanjuti hasil Rakor tanggal 8 dan 9 Juli 2021 serta surat Seskab tanggal 12 Juli 2021

yaitu Rapat Harmonisasi RPMK tentang Perubahan atas RPMK Nomor 88 Tahun 2019 (10

Juli 2021), Rapat Harmonisasi RPermensos tentang Perubahan atas RPermensos Nomor 22

Tahun 2019 (11 & 13 Juli 2021), serta beberapa penyelenggaraan Rakornis Tingkat Es. I oleh

Kemenko Perekonomian (10, 14, 15, & 30 Juli 2021). Menteri Keuangan juga telah

menerbitkan PMK Nomor 98 Tahun 2021 tentang Perubahan atas PMK Nomor 88 Tahun

2019 pada tanggal 28 Juli 2021.

Menindaklanjuti Arahan Presiden dan surat Sekretaris Kabinet, Perum BULOG telah

menyalurkan beras CBP tersebut kepada masyarakat pada masa PPKM dimulai pada

pertengahan Juli 2021 dan mencapai 100% sebesar 200.000 ton pada tanggal 8 Juli 2021.

Gambar 3.21 Rakor Tingkat Es. I, 8 Juli 2021 Sekretariat Kabinet

Gambar 3.22 Rakor Tingkat Es. I, 9 Juli 2021

Sekretariat Kabinet

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 73

Selanjutnya, pasca realisasi 100% penyaluran bantuan beras dimaksud, Sekretariat

Kabinet tetap terlibat aktif dalam kegiatan evaluasi terhadap program penyaluran bantuan

beras tersebut, yaitu dengan mengikuti FGD Evaluasi dan Rekonsiliasi Pelaksanaan

Pendistribusian BB-PPKM Tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Perum BULOG (27

Agustus 2021), serta melaksanakan kegiatan pemantauan (monitoring dan evaluasi)

bersama Perum BULOG ke Banyuwangi, Jawa Timur (16-18 September 2021) dan provinsi

Lampung (22-24 September 2021).

Hasil pelaksanaan kegiatan BB-PPKM Tahun 2021 yang telah mencapai 100 % dan

dilengkapi dengan kegiatan pemantauan ke Jawa Timur dan Lampung telah dilaporkan

kepada Presiden melalui memorandum Sekretaris Kabinet nomor M.0820/Seskab/09/2021

tanggal 29 September 2021.

Pengkajian dan pemberian rekomendasi atas rencana kebijakan dalam Rapat

Internal mengenai “Pembentukan Single Entity Gula (Sugar Co)”

Sejarah mencatat, Indonesia pernah berjaya sebagai negara produsen gula terbesar

di dunia, yang memiliki pabrik pengolahan mencapai 179 unit dan menjadikan Indonesa

sebagai negara eksportir ke-2 terbesar di dunia setelah Kuba. Berangkat dari catatan

tersebut, dalam RPJMN 2020-2024 peningkatan produksi Gula Kristal Putih (GKP) menjadi

target yang ditetapkan dalam mendukung tercapainya swasembada gula konsumsi.

Gambar 3.23 Realisasi Penyaluran Bantuan CBP per 8 Agustus 2021

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 74

Berdasarkan data Kementerian BUMN kebutuhan gula nasional diprediksi akan mengalami

peningkatan hingga mencapai 3,8 juta ton di tahun 2025 dan 4,4 juta ton di tahun 2030.

Namun demikian, hingga saat ini produksi komoditas gula ini belum menunjukkan

perbaikan yang signifikan. Kelangkaan komoditas gula dan tingginya harga di tingkat

konsumen merupakan permasalahan yang berulang kali terjadi.

Kementerian BUMN memiliki inisiatif untuk merestrukturisasi bisnis gula melalui

restrukturisasi PTPN Grup sebagai BUMN penghasil GKP dengan pembentukan Single Entity

Gula (Sugar Co).

Berdasarkan kajian Sekretariat Kabinet, beberapa permasalahan pada bisnis gula

PTPN Grup seperti tersebarnya portofolio di seluruh Indonesia, kegiatan operasional yang

belum terstandarisasi, produktifitas tebu yang hanya mencapai 50-85ton/ha (rata-rata

kompetitor 110-120 ton/ha), utilitas pabrik yang hanya mencapai 80-90% (rata-rata

kompetitor 90-92%), Harga Pokok Produksi (HPP) yang mencapai Rp9.899, serta

ketergantungan kepada petani rakyat dalam hal supply tebu menyebabkan kinerja

keuangan PTPN Group belum optimal. Sehubungan dengan hal tersebut, Sekretariat

Kabinet dalam Memo Sekretaris Kabinet M.0667/Seskab/08/2021 memberikan beberapa

rekomendasi:

a. Menteri BUMN agar memastikan dan menjamin bahwa restrukturisasi PTPN melalui

pembentukan Sugar Co. dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja bisnis gula PTPN,

serta untuk mendukung pemenuhan kebutuhan stok gula nasional, menjaga stabilitas

harga gula dalam negeri di tingkat konsumen, dan meningkatkan kesejahteraan petani

tebu.

b. Menteri BUMN agar memastikan setelah terbentuknya Sugar Co. segera dilakukan

revitaliasi pabrik gula melalui peremajaan mesin untuk mengembangkan kapasitas

giling dan menurukan HPP; revitalisasi tanaman tebu on-farm dengan pemilihan

tanaman tebu yang memiliki kandungan gula tinggi. Selain itu, PTPN dan Sugar Co. agar

dapat bersinergi mendukung ekosistem Holding Pangan. Menteri BUMN agar

mengkondisikan terhindarinya persaingan dan perebutan pangsa pasar antar BUMN.

c. Terkait rencana divestasi saham yang dilakukan Sugar Co. Menteri BUMN agar tetap

menjaga PTPN III sebagai pemegang saham mayoritas pada Sugar Co., dengan proporsi

minimal 51%. Sementara besaran proporsi saham investor pada Sugar Co. maksimal

sebesar 49%. Menteri BUMN juga agar memperhatikan bahwa gula merupakan barang

strategis ke-2 setelah beras yang menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat,

sehingga jika kepemilikan mayoritas adalah investor berpotensi menimbulkan gejolak

dan polemik publik.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 75

d. Menko Perekonomian dan Menteri Perindustrian agar dalam memberikan kuota impor

kepada BUMN, memperhatikan: (a) perhitungan besaran alokasi impor raw sugar

produk GKP telah memaksimalkan kecukupan produksi dalam negeri; (b) tidak

memberikan izin impor pada masa giling tebu; (c) mengkalkulasi jadwal kedatangan izin

impor; dan (d) mekanisme penentuan kuota impor sesuai Permendag 14/2020.

Menteri BUMN dan Menteri Keuangan diharapkan dapat terus mengawal proses

pembentukan Sugar Co. dan mengawasi dengan baik sehingga proses pembentukannya

tidak mengganggu pelaksanaan produksi gula. Mitigasi secara cermat potensi resiko yang

akan terjadi dan siapkan solusinya. Dalam hal ini, termasuk resiko penyelarasan kebijakan

dan target penyelesaian pembentukan Sugar Co pada 31 Desember 2021.

Penyesuaian Anggaran BP2MI Refocusing dan Realokasi Belanja K/L TA 2021

Tahap IV

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) kepada Presiden

mengajukan permohonan Apres terkait penyesuaian anggaran BP2MI, sebagai tindak

lanjut dari refocusing dan realokasi belanja K/L TA 2021 tahap IV, yaitu pemotongan Pagu

APBN BP2MI sebesar Rp 30.940.189.000, sebagaimana disampaikan Menteri Keuangan

melalui surat nomor S-629/MK.02/2021 tanggal 20 Juli 2021 perihal refocusing dan realokasi

belanja K/L TA 2021 tahap IV.

Refocusing anggaran tersebut dinilai akan berpengaruh pada pelaksanaan tata

kelola penempatan dan pelindungan PMI yang dilakukan oleh BP2MI, antara lain

dikarenakan:

a. Meningkatnya jumlah kepulangan PMI yang diakibatkan oleh kebijakan lockdown dari

negara penempatan, kebijakan amnesty khusus untuk overstayers di Arab Saudi,

kepulangan akibat deportasi, pemulangan reguler dan habis kontrak, termasuk rencana

memulangkan PMI Terkendala dari Malaysia sebanyak 7.300 orang. Kepulangan PMI

selanjutnya difasilitasi dan dibiayai oleh BP2MI mulai dari debarkasi sampai ke daerah

asal PMI tersebut. Hal tersebut akan meningkatkan pagu APBN BP2MI dengan jenis

Belanja Tidak Mengikat.

b. Antisipasi fasilitasi layanan proses penempatan PMI kembali apabila Covid-19 telah

berakhir.

Sehubungan dengan permohonan tersebut, Sekretariat Kabinet melaksanakan

Rapat Koordinasi pada tanggal 19 Agustus 2021 dengan hasil kesepakatan antara lain:

a. Pemerintah akan melakukan refocusing anggaran sebesar Rp 55,21 triliun untuk

memenuhi kebutuhan penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi yang

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 76

digunakan untuk penanganan Covid-19, untuk penanganan kesehatan yang menjadi

prioritas pemerintah dalam menekan laju kenaikan kasus Covid-19.

b. Refocusing dilaksanakan bersumber dari jenis belanja barang, belanja modal, dan

belanja pegawai yang berasal dari belanja barang operasional dan non operasional.

Kriteria refocusing K/L, antara lain sisa anggaran belanja K/L per 19 Juli 2021 yang belum

terserap di luar program pemulihan ekonomi nasional, tetapi dapat meliputi alokasi

program prioritas nasional dan anggaran multiyear contract yang dapat

direkomposisi/diluncurkan di tahun anggaran berikutnya, yang antara lain berasal

diantaranya dari belanja honorarium, perjalanan dinas, paket meeting, belanja jasa,

bantuan kepada masyarakat bukan arahan Presiden, pembangunan gedung, serta

belanja pegawai dan belanja operasional pada akhir tahun yang tidak akan terserap.

c. Sebagaimana yang telah diatur dalam surat Menteri Keuangan tersebut, refocusing

dapat dilakukan melalui jenis belanja barang, belanja modal, dan belanja pegawai yang

berasal dari belanja barang operasional dan non operasional (belanja yang produktif

sehingga kualitas belanja menjadi kunci). Oleh karena itu, BP2MI dapat melakukan

refocusing dan realokasi belanja K/L TA 2021 Tahap IV yang tidak hanya bersumber dari

Belanja Tidak Mengikat, namun berasal dari Belanja Mengikat APBN BP2MI.

Berdasarkan hasil Rapat Koordinasi tersebut, Sekretaris Kabinet melalui surat

Nomor B.0275/Seskab/Ekon/08/2021, tanggal 18 Agustus 2021 kepada Menteri Keuangan,

menyampaikan permohonan Kepala BP2MI tersebut.

Menindaklanjuti surat Sekretaris Kabinet, Menteri Keuangan melalui surat nomor

Nomor: S-222/MK.2/2021, tanggal 7 September 2021 menyampaikan Hasil Penyesuaian

Refocusing dan Realokasi Belanja Tahap IV BP2MI TA 2021, yang telah ditetapkan melalui

Surat Pengesahan Revisi Anggaran (SPRA) Nomor S-618/AG/AG.3/2021 tanggal 6 Agustus

2021 hal Pengesahan Revisi Anggaran Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia dalam

rangka Refocusing Belanja K/L Tahap IV TA 2021.

Percepatan Proses Pengadaan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)

Sidrap Ekspansi

Bupati Sidenreng Rappang (Sidrap), melalui surat Nomor 100/3616/Tapem tanggal

23 Juni 2021 mengutarakan permohonan kepada Presiden untuk membantu percepatan

proses pengadaan proyek PLTB Sidrap Ekspansi, mengingat PT UPC Sidrap Bayu Energi

selaku pengembang proyek PLTB Sidrap I telah mulai melakukan pengembangan proyek

PLTB Sidrap Ekspansi berkapasitas 60-70 MW yang berlokasi di sekitar proyek PLTB

Sidrap I.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 77

Sekretariat Kabinet berpandangan Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang dan

Pengembang PLTB Sidenreng Rappang Ekspansi perlu segera menyampaikan rencana

pembangunan PLTB Sidrap Ekspansi tersebut kepada Kementerian Energi dan Sumber

Daya Mineral (Kementerian ESDM), termasuk penyelesaian proses Perjanjian Jual Beli

Listrik (PJBL) antara PT PLN dengan PT UPC Sidrap Bayu Energi selaku pengembang.

Adapun permohonan Bupati Sidrap terkait percepatan proses pengadaan Proyek PLTB

Sidrap Ekspansi telah disampaikan ke Kementerian ESDM guna penelaahan lebih lanjut.

Pengkajian dan pemberian rekomendasi atas rencana kebijakan dalam Rapat

Internal mengenai ‘Regulasi Pinjaman Online”

Presiden mengadakan Rapat Internal dengan pokok pembahasan terkait masalah

pinjaman online pada tanggal 15 Oktober 2021 di Istana Merdeka Jakarta. Kondisi di

lapangan menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang menjadi korban terlilit hutang

akibat tingginya bunga pinjaman yang menjerat, bahkan ada yang mencapai 60% per tahun,

yang diibaratkan seperti rentenir online. Bunga yang melebihi batas wajar tersebut

umumnya diberikan oleh lembaga pinjaman online ilegal yang juga menjadi masalah

tersendiri. Regulasi yang ada harus lebih dipertegas agar pinjaman online ilegal tidak

menjamur dan tidak semakin meresahkan masyarakat.

Sekretariat Kabinet menyampaikan rekomendasi melalui briefing sheet untuk Rapat

Internal terkait yang antara lainnya adalah:

a. Agar seluruh pihak termasuk aparat keamanan secara keseluruhan bersinergi dan

berkoordinasi secara maksimal agar bisa terus mengawasi dan mengawal

perkembangan pinjaman online ilegal yang sudah meresahkan masyarakat, serta

menciptakan skema-skema mitigasi risikonya. Kunci utama dan paling efektif untuk

bisa memberantas fintech lending ilegal ialah dengan meningkatkan literasi keuangan

dari masyarakat.

b. OJK dan Kemenkominfo agar bisa menguatkan proses pembinaan, evaluasi, dan

verfikasi terhadap fintech maupun Koperasi Simpan Pinjam yang sudah ada maupun

yang baru terbentuk kedepannya. Proses tersebut harus dilakukan secara prosedural

bertahap mulai dari proses pendaftaran, penyertaan permodalan, hingga memastikan

adanya sistem teknologi yang reliabel dan aman secara maksimum.

Adapun tindak lanjut dan perkembangan dari Rapat Internal tersebut antara lain:

a. OJK akan melakukan moratorium untuk penerbitan izin fintech atas pinjaman online

legal yang baru dan Kemenkominfo juga akan melakukan moratorium penerbitan

penyelenggara sistem elektronik untuk pinjaman online yang baru.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 78

b. Per 22 Oktober 2021, Kepolisian telah menangani 13 kasus pinjaman online ilegal

dengan 57 tersangka yang terungkap serta tertangkap.

c. Per 16 Oktober 2021, Kemenkominfo telah melakukan penutupan terhadap 1.856

lembaga pinjaman online ilegal yang tersebar di website, Google Play Store, YouTube,

Facebook, dan Instagram, serta di file sharing.

Kehadiran Presiden dalam National Day pada Expo 2020 Dubai Expo

Menteri Perdagangan menyampaikan undangan dari Vice President and Prime

Minister and Ruler of Dubai untuk memohon kehadiran Presiden pada perhelatan National

Day pada Expo 2020 Dubai, yang akan diselenggarakan pada tanggal 4 November 2021 di

Dubai, Uni Emirat Arab.

Expo 2020 Dubai akan berlangsung pada tanggal 1 Oktober 2021 s.d. 31 Maret 2022

(182 hari) di Dubai, Persatuan Emirat Arab, yang diharapkan dapat menjadi platform bagi

Indonesia untuk menarik investasi, mempromosikan kerja sama perdagangan dan

pariwisata internasional, sekaligus momentum bangkitnya citra bangsa setelah pandemi.

Tema paviliun Indonesia adalah Transforming Future Civilization through Innovation and

Diversity dengan tagline Home of Diversity A Feeling of Tomorrow, dengan konsep

keberagaman budaya, kreativitas dan inovasi anak bangsa, serta pencapaian dan prestasi

Indonesia.

Sehubungan hal tersebut, Sekretariat Kabinet memberikan rekomendasi kepada

Presiden untuk kiranya dapat menghadiri acara dimaksud dengan pertimbangan:

a. Indonesia menjadi salah satu dari 200 negara dan organisasi internasional yang turut

berpartisipasi dalam Expo 2020 Dubai.

b. Expo 2020 Dubai merupakan kegiatan bergengsi dan terbesar kedua setelah Olimpiade

yang diadakan setelah adanya pandemi COVID-19.

Gambar 3.24 Presiden Joko Widodo saat mengunjungi Paviliun Indonesia dan menghadiri

National Day Expo 2020 Dubai, tanggal 4 November 2021 di Persatuan Emirat Arab

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 79

c. Kesempatan untuk meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Negara

Persatuan Emirat Arab dan Negara peserta Expo 2020 Dubai lainnya.

Rekomendasi tersebut telah disampaikan Sekretaris Kabinet melalui memorandum

Nomor M.736 Seskab/08/2021 tanggal 30 Agustus 2021. Berdasarkan hal tersebut, dan

sekaligus dalam rangka kunjungan kerja kenegaraan, Presiden dapat hadir dalam National

Day pada Expo 2020 Dubai di Persatuan Emirat Arab.

Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan

Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan

Penyusunan Perpres Nomor 87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan

Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan merupakan tindak lanjut Apres

pada Rapat Terbatas tentang Pengembangan Kawasan Bandar Udara Kertajati tanggal 29

Maret 2021. Sekretariat Kabinet mengawal penyusunan Perpres tersebut dan ikut dalam

pembahasan substansinya dalam sejumlah rapat dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat,

Kemenko Bidang Perekonomian, Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi,

Kemenkumham, dan K/L terkait lainnya.

Pokok-pokok isi Perpres Nomor 87 Tahun 2021 yaitu:

1. Percepatan pembangunan Kawasan Rebana dan Jawa Barat Bagian Selatan yang

dilakukan melalui penyediaan infrastruktur untuk menumbuhkan investasi yang

berdampak pada peningkatan ekonomi nasional yang terintegrasi dan berkelanjutan.

2. Percepatan pembangunan Kawasan Rebana dilakukan melalui pembangunan pada 7

(tujuh) kabupaten/kota, yaitu: Kabupaten Subang, Kabupaten Sumedang, Kabupaten

Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, dan Kabupaten

Kuningan.

3. Percepatan pembangunan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan dilakukan melalui

pembangunan pada 6 (enam) kabupaten, yaitu: Kabupaten Sukabumi, Kabupaten

Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten

Pangandaran.

4. Percepatan pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan

dilakukan secara terpadu dan terintegrasi dalam Rencana Induk Pembangunan Kawasan

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden.

5. Rencana Induk tersebut berfungsi sebagai:

a. pedoman bagi menteri dan kepala lembaga untuk menetapkan kebijakan sektoral

dalam rangka pelaksanaan percepatan pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan

Jawa Barat Bagian Selatan sesuai kewenangan, yang dituangkan dalam dokumen

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 80

rencana strategis masing-masing kementerian/lembaga sebagai bagian dari dokumen

perencanaan pembangunan; dan

b. pedoman bagi gubernur dan bupati/wali kota untuk penyusunan kebijakan

percepatan pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan

pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota terkait.

6. Ketentuan PUU yang mengatur percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional

(PSN) berlaku bagi pelaksanaan Perpres.

7. Dalam rangka melaksanakan percepatan pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan

Jawa Barat Bagian Selatan, K/L dan Pemda memberikan dukungan sesuai dengan

kewenangan berdasarkan ketentuan PUU.

8. Dalam rangka meningkatkan kemanfaatan pembangunan Kawasan Rebana dan

Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan, K/L dan/atau Pemda dapat melakukan kerja sama

dengan daerah lain maupun pihak ketiga sesuai dengan ketentuan PUU.

9. Pendanaan untuk pelaksanaan percepatan pembangunan Kawasan Rebana dan

Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan dapat bersumber dari:

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

c. kerja sama pemerintah dengan badan usaha; dan/atau

d. sumber pembiayaan lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

10. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah melakukan pengawasan atas tata kelola

percepatan pelaksanaan Rencana Induk sesuai dengan ketentuan PUU.

11. Dalam rangka mendukung pelaksanaan percepatan pembangunan Kawasan Rebana

dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan, Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur

Prioritas (KPPIP) yang dibentuk dengan Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2014

tentang Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Presiden Nomor 122 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan

Presiden Nomor 75 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas,

melaksanakan:

a. pendampingan atas ketersediaan dokumen perencanaan, penyiapan, dan

pelaksanaan Rencana Induk; dan

b. penyelesaian hambatan dan pengawasan percepatan pembangunan Kawasan

Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan.

12. Perubahan proyek dalam Rencana Induk, monitoring, evaluasi, dan pelaporan

pelaksanaan Perpres ini dilakukan sesuai dengan ketentuan PUU yang mengatur

mengenai PSN.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 81

13. Perubahan Rencana Induk dilakukan berdasarkan hasil evaluasi pembangunan Kawasan

Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan.

14. Pada saat Perpres mulai berlaku, menteri/kepala lembaga, gubernur, dan bupati/wali

kota wajib menyesuaikan dokumen perencanaan K/L dan Pemda dengan berpedoman

pada Perpres ini.

Pengkajian dan pemberian rekomendasi atas rencana kebijakan

kementerian/lembaga dalam bentuk peraturan menteri/kepala Lembaga (Permen/Perka L)

yang perlu mendapatkan persetujuan Presiden merupakan tugas dan fungsi baru yang

diemban Sekretariat Kabinet pada RPJMN 2020—2024. Dilihat dari hirarki PUU, semestinya

Permen bersifat teknis prosedural dan perlu ada harmonisasi terhadap Permen/Perka L di

satu Lembaga layaknya UU, PP, dan Perpres, dibuat satu pintu guna mencegah tumpang

tindih Permen satu dengan lainnya. Permen yang dapat diuji adalah yang didasarkan

delegasi dari UU yang lebih tinggi, memiliki validitas norma yang jelas, keabsahan validitas

norma merupakan faktor yang penting, tidak seperti saat ini K/L bisa membuat Permen

tanpa adanya validitas norma. Layanan kepada Presiden yang diberikan Sekretariat Kabinet

terkait Permen/Perka L adalah memastikan Presiden dapat mengetahui sejauh mana

kebijakan yang dikeluarkan perangkat pemerintahan di bawahnya, serta mencegah

tersanderanya kebijakan Presiden karena Permen/Perka L.

Sekretariat Kabinet telah menetapkan Perseskab Nomor 1 Tahun 2021 tentang Tata

Cara Pengkajian dan Pemberian Rekomendasi Atas Rencana Kebijakan

Kementerian/Lembaga Dalam Bentuk Peraturan Menteri/Kepala Lembaga Yang Perlu

Mendapatkan Persetujuan Presiden pada tanggal 29 Januari 2021. Pada pasal 3 disebutkan

bahwa rencana kebijakan K/L dalam bentuk Permen/Perka L yang wajib dimintakan

persetujuan Presiden terlebih dahulu adalah yang memiliki kriteria: a) berdampak luas bagi

kehidupan masyarakat; b) bersifat strategis (antara lain berpengaruh pada program

prioritas Presiden, target yang ditetapkan Pemerintah dalam RPJM dan RKP, pertahanan

dan keamanan, serta keuangan negara); atau lintas sektor atau lintas K/L. Perseskab

tersebut mengatur teknis penanganan permohonan persetujuan dari pemrakarsa sampai

dengan penyampaian hasil persetujuan Presiden kepada pemrakarsa. Kemudian pada

tanggal 2 Agustus 2021 terbit Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2021 tentang Pemberian

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 82

Persetujuan Terhadap Rancangan Peraturan Menteri/Kepala Lembaga. Persetujuan

Presiden didefinisikan sebagai petunjuk atau Apres, baik yang diberikan secara lisan atau

tertulis maupun pemberian keputusan dalam sidang kabinet/rapat terbatas. Ditegaskan

dalam Perpres bahwa sebelum dimintakan Persetujuan Presiden, Rancangan

Permen/Perka L telah melalui pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi

yang dikoordinasikan oleh menteri atau kepala lembaga yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang pembentukan peraturan perundang-undangan.

IKU kedua ini mengukur keberhasilan kinerja Sekretariat Kabinet atas layanan

pemberian rekomendasi Permen/Perka L melalui proses pengkajian yang dilaksanakan

Sekretariat Kabinet. Berikut ini formulasi pengukuran IKU kedua sasaran strategis pertama:

Kriteria yang digunakan untuk menetapkan rekomendasi atas rencana kebijakan K/L

dalam bentuk Permen/Perka L yang perlu mendapatkan persetujuan Presiden yang

ditindaklanjuti dapat dilihat pada gambar 3.9., yakni 1) rekomendasi Sekretariat Kabinet

berupa ditetapkannya atau dibatalkannya suatu Permen/Perka L disetujui Presiden, 2) hasil

analisis atas substansi Permen/Perka L berupa usulan perbaikan kepada K/L pemrakarsa

ditindaklanjuti oleh K/L pemrakarsa

Sekretariat Kabinet telah membangun SIPPERMEN guna memantau proses

pelaksanaan pemberian rekomendasi atas rencana kebijakan K/L dalam bentuk

Permen/Perka L yang perlu mendapatkan persetujuan Presiden. Sistem menyediakan data

berapa jumlah Permen yang diusulkan, dan memperlihatkan status sedang dalam proses,

tidak sesuai kriteria, dikembalikan, serta disetujui disertai dengan indikator warna.

Indikator warna abu-abu menunjukkan jumlah usulan Permen/Perka L yang sedang dalam

proses reviu, warna kuning menunjukkan jumlah usulan Permen/Perka L yang dikembalikan

karena perlu disesuaikan atau diperbaiki terlebih dahulu oleh instansi pengusul sebelum

maju untuk persetujuan Presiden, warna merah menunjukkan jumlah usulan Permen/

Perka L yang tidak sesuai kriteria sehingga tidak perlu melalui persetujuan Presiden, dan

warna hijau menunjukkan jumlah usulan Permen/Perka L yang sudah mendapatkan

persetujuan Presiden. Berikut ini tampilan dashboard SIPPERMEN.

x 100%

Jumlah rekomendasi Sekretariat Kabinet atas rencana kebijakan kementerian/lembaga

dalam bentuk peraturan menteri/kepala lembaga yang perlu mendapatkan persetujuan

Presiden yang ditindaklanjuti oleh Presiden/Menteri/Kepala Lembaga

Jumlah rekomendasi Sekretariat Kabinet atas rencana kebijakan kementerian/lembaga

dalam bentuk peraturan menteri/kepala lembaga yang perlu mendapatkan persetujuan

Presiden yang disampaikan kepada Presiden/Menteri/Kepala Lembaga

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 83

Sampai dengan tahun 2021 jumlah usulan Permen yang telah ditangani Sekretariat

Kabinet sesuai data SIPPERMEN adalah sebanyak 315 usulan dan yang sesuai kriteria telah

dikaji Sekretariat Kabinet kemudian disampaikan kepada Presiden adalah sebanyak 274

rekomendasi yang seluruhnya telah ditindaklanjuti. Jumlah rekomendasi terkait

Permen/Perka L per-bidang beserta hasil tindaklanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Tabel 3.4 Persentase realisasi IKU 2 Sasaran Strategis 1 per-bidang

Bidang Output Outcome % Realisasi Keterangan

Politik, Hukum, dan Keamanan

40 40 100% Seluruh rekomendasi

dimanfaatkan

Perekonomian 132 132 100% Seluruh rekomendasi

dimanfaatkan

Pembangunan

Manusia dan

Kebudayaan

47 47 100% Seluruh rekomendasi

dimanfaatkan

Kemaritiman

dan Investasi 55 55 100%

Seluruh rekomendasi

dimanfaatkan

Total 274 274 100%

Gambar 3.25 Tampilan Dashboard Laporan SIPPERMEN

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 84

Target IKU 2 Sasaran Strategis pertama di tahun 2021 adalah 91% meningkat dari

tahun sebelumnya 90%, berikut ini perbandingan capaian tahun 2020 dengan tahun 2021.

Target yang ditetapkan pada IKU 2 sasaran strategis 1 tahun 2021 sebesar 91%, naik

dari target yang ditetapkan di tahun 2020 sebesar 90%. Pada tahun 2021 diperoleh realisasi

sebesar 100% dan capaian 109,98%. Sama seperti IKU pertama, output tahun 2020

menunjukkan data penanganan Permen/Perka selama triwulan ke IV sehingga baru

berjumlah 26 rekomendasi dan dikarenakan terdapat peningkatan target dari 90% menjadi

91% dengan realisasi 100% maka capaian kinerja tahun 2021 menjadi 109,89%.

Sebagai gambaran pencapaian IKU kedua sasaran strategis 1, berikut ini beberapa

rekomendasi yang dihasilkan Sekretariat Kabinet dan telah ditindaklanjuti stakeholders.

Persetujuan Presiden atas Rancangan Permendagri tentang Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kemendagri menyampaikan permohonan persetujuan tertulis atas Rancangan

Peraturan Menteri Dalam Negeri (RPermendagri) tentang Nomenklatur dan

Penyelenggaraan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Daerah

(DPMPTSP). Namun dalam perkembangannya, RPermendagri tersebut hanya mengatur

tentang nomenklatur DPMPTSP saja. RPermendagri tersebut disusun guna

menindaklanjuti Pasal 7 dan Pasal 38 PP Nomor 6 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan

Perizinan Berusaha di Daerah, yang merupakan amanat dari UU Cipta Kerja.

Mempertimbangkan kebijakan tersebut bersifat strategis dan termasuk dalam program

prioritas pemerintah, maka RPermendagri dimaksud memerlukan persetujuan tertulis

Presiden.

Gambar 3.26 Grafik Perbandingan Capaian IKU 2 Sasaran Strategis 1 Tahun 2020 dan Tahun 2021

90%91%

100.00%

100.00%

111.11%

109.89%

26

274

26

274

10

60

110

160

210

260

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

2020 2021

Pe

rse

n

Target

Realisasi

Capaian

Output

OutcomeJum

lah

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 85

Sekretariat Kabinet turut berpartisipasi dalam

diskusi informal maupun rapat harmonisasi akhir

terhadap RPermendagri tentang DPMPTSP yang

diselenggarakan oleh Kemendagri bersama dengan

Kemenkumham, guna pembulatan dan pemantapan

konsepsi, baik dari sisi substansi maupun prosedur

penyusunan PUU. Selanjutnya, RPermendagri

tersebut telah mendapat persetujuan tertulis dari

Presiden dan telah disampaikan kepada Mendagri,

melalui surat Sekretaris Kabinet Nomor

B.0153/Seskab/Polhukam/04/2021 tanggal 30 April

2021, dengan mempertimbangkan bahwa:

1. RPermendagri telah sejalan dengan UU Cipta

Kerja dan PP Nomor 6 Tahun 2021 tentang

Penyelenggaraan Perizinan Berusaha di Daerah.

2. Substansi RPermendagri telah sesuai dengan arahan Presiden terkait penyederhanaan

birokrasi melalui pemangkasan beberapa jabatan struktural dan mengalihkannya

menjadi jabatan fungsional.

3. RPermendagri tentang DPMPTSP akan menjadi pedoman bagi pemerintah daerah

dalam memperbarui dan menyeragamkan kelembagaan DPMPTSP agar pelaksanaan

tugasnya dapat berjalan optimal.

4. RPermendagri telah dibahas dan disepakati dengan instansi terkait serta telah melalui

proses harmonisasi.

Pengkajian dan pemberian rekomendasi atas Tarif BLU Badan Pengelola Dana

Perkebunan Kelapa Sawit pada Kementerian Keuangan

Presiden dalam Rapat Internal tentang Kebijakan Pungutan Ekspor dan Bea Keluar

Kelapa Sawit pada tanggal 12 April 2021 memberikan arahan yang intinya meminta agar tarif

Pungutan Ekspor (PE) dihitung kembali dengan mempertimbangkan daya saing produk

kelapa sawit, kesejahteraan petani, dan kelangsungan layanan BLU BPDPKS antara lain

insentif program Biodiesel B30 dan layanan Peremajaan Sawit Rakyat. Menindaklanjuti

arahan tersebut, Sekretariat Kabinet berperan aktif dalam mengawal penyusunan

RPermen Keuangan mengenai Perubahan Kedua PMK Nomor 57/PMK.05/2020 tentang

Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada

Kementerian Keuangan.

Gambar 3.27 Surat Sekretaris Kabinet kepada Menteri Dalam Negeri perihal

Persetujuan Presiden terhadap RPermendagri tentang DPMPTSP

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 86

Sekretariat Kabinet juga

melakukan pengkajian guna pemberian

rekomendasi kepada Presiden pada

saat pengajuan persetujuan Presiden

atas RPermen dimaksud dengan tujuan

untuk memastikan bahwa substansi

RPermen tidak berpotensi

menimbulkan polemik dan sesuai

dengan arahan Presiden dalam Rapat

Internal tersebut.

Sekretariat Kabinet telah

memberikan rekomendasi kepada Presiden untuk dapat memberikan persetujuan atas

penerbitan RPermen dimaksud. Persetujuan Presiden telah diberikan melalui surat Seskab

Nomor B.0212/Seskab/Ekon/06/2021 dan telah terbit PMK dengan Nomor 76/PMK.05/2021

yang mengatur tarif BLU Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada

Kementerian Keuangan.

Pengkajian dan Pemberian Rekomendasi atas Peraturan Menteri Perindustrian yang

Memerlukan Persetujuan Presiden

Dengan telah ditetapkannya UU Cipta Kerja, diharapkan terjadinya reformasi secara

struktural atas proses kemudahan berusaha yang berdampak pada peningkatan investasi,

penciptaan lapangan pekerjaan baru dan mencapai pertumbuhan ekonomi untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Undang-Undang tersebut mengamanatkan

teknis penyederhanaan perizinan berusaha kedalam peraturan pelaksana dalam bentuk PP,

Perpres, dan Permen.

Di bidang perindustrian, amanat UU Cipta Kerja diturunkan dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 28 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perindustrian, di mana

dalam PP ini diatur teknis pelaksanaan perizinan berusaha di bidang perindustrian dengan

semangat penyederhanaan proses dalam hal pengurusan perizinan berusaha dengan

menggunakan kriteria berbasis risiko. Lebih lanjut, teknis pelaksanaan amanat UU Cipta

Kerja jo. Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Bidang Perindustrian tersebut

diatur kedalam 7 (tujuh) Permen sebagai berikut:

a. Permen Perindustrian tentang Penetapan Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada

Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Perindustrian;

b. Permen Perindustrian tentang Pusat Penyedia Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong;

c. Permen Perindustrian tentang Standardisasi Industri;

Gambar 3.28 Rapat Pembahasan RPMK BLU Badan

Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada

Kemenkeu

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 87

d. Permen Perindustrian tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Bidang Perindustrian;

e. Permen Perindustrian tentang Tata Cara Pengawasan dan Pengendalian Industri;

f. Permen Perindustrian tentang Ketentuan Penjualan atau Pemindahtanganan Bahan

Baku dan/atau Bahan Penolong Sisa; dan

g. Permen Perindustrian tentang Pelaporan Perusahaan Industri Strategis yang Telah

Ditetapkan Jumlah Produksi, Distribusi, dan Harga Produknya.

Sekretariat Kabinet secara aktif melaksanakan pembahasan dan

pengharmonisasian atas substansi pengaturan dalam ketujuh rancangan Permen

perindustrian tersebut, di mana apabila tidak ada lagi permasalahan secara substantif atas

Permen tersebut, Sekretaris Kabinet akan mengeluarkan surat rekomendasi persetujuan

Presiden atas Permen tersebut agar bisa ditetapkan dan diundangkan.

Rancangan Permen Perindustrian tentang Penetapan Standar Kegiatan Usaha dan

Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Perindustrian

telah ditetapkan dan diundangkan pada tanggal 1 April 2021 menjadi Permen Perindustrian

Nomor 9 Tahun 2021. Sedangkan 6 (enam) Rancangan Permen Perindustrian lainnya masih

dalam proses harmonisasi di bawah koordinasi Kemenkumham.

Peraturan Menteri Pelaksana UU Cipta Kerja di Bidang Pengembangan Usaha dan

Wilayah

Pengembangan Usaha dan Wilayah merupakan fondasi dari pertumbuhan ekonomi

Indonesia. Serangkaian paket kebijakan diterbitkan guna mengakselerasi pertumbuhan

ekonomi, terlebih dalam rangka pemulihan perekonomian dari perlambatan pertumbuhan

yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19. Terobosan utama yang dilakukan dalam rangka

pengembangan usaha yaitu dengan diterbitkannya UU Cipta Kerja. Paket regulasi terkait

UU Cipta Kerja bertujuan menjadi payung hukum untuk mendorong penciptaan lapangan

kerja, memudahkan pembukaan usaha baru, sekaligus memulihkan perekonomian

pascapandemi.

Peraturan yang disusun tentunya harus bisa menjawab permasalahan yang ada di

lapangan serta permasalahan yang selama ini menjadi hambatan, utamanya dalam

pelaksanaan perizinan berusaha. Sekretariat Kabinet mengawal proses penyusunan aturan

pelaksana UU Cipta Kerja, termasuk substansi pengaturan Permen yang diamanatkan

dalam Peraturan Pemerintah pelaksana UU Cipta Kerja. Sekretariat Kabinet terlibat aktif

baik dalam proses penyusunan, proses harmonisasi serta perolehan persetutujuan

Presiden. Berikut ini Permen di Bidang Pengembangan Usaha dan Wilayah yang telah

diberikan persetujuan Presidennya selama Tahun 2021.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 88

Tabel 3.5 Daftar Permen di Bidang Pengembangan Usaha dan Wilayah selama Tahun 2021

No Judul Rancangan Peraturan Menteri Nomor Surat Persetujuan Presiden

1 RPermen Koperasi dan UKM tentang Perubahan atas Permen Koperasi dan UKM Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro Untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional Serta Penyelamatan Ekonomi Nasional Pada Masa Pandemi COVID-19

B.0078/Seskab/Ekon/03/2021

2 RPermenko tentang Perubahan kedua atas Permen Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 6 Tahun 2020 tentang perlakuan khusus bagi penerima Kredit Usaha Rakyat terdampak Pandemi COVID-19

B.0178/Seskab/Ekon/05/2021

3 RPermenko tentang Perubahan atas Permen Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR)

B.0178/Seskab/Ekon/05/2021

4 RPermen Koperasi dan UKM tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

B.0180/Seskab/Ekon/05/2021

5 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah

B.0220/Seskab/Ekon/06/2021

6 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Penegasan Tanah Musnah

B.0220/Seskab/Ekon/06/2021

7 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Perubahan Ketiga atas Permen Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah

B.0164/Seskab/Ekon/05/2021

8 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum

B.0164/Seskab/Ekon/05/2021

9 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang

B.0164/Seskab/Ekon/05/2021

10 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Pedoman Penyusunan, Peninjauan Kembali, dan Revisi Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan, Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional, dan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara

B.0164/Seskab/Ekon/05/2021

11 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Pedoman Penyusunan Basis Data dan Penyajian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota, serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota

B.0164/Seskab/Ekon/05/2021

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 89

No Judul Rancangan Peraturan Menteri Nomor Surat Persetujuan Presiden

12 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang dan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang

B.0164/Seskab/Ekon/05/2021

13 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Koordinasi Penyelenggaraan Penataan Ruang

B.0164/Seskab/Ekon/05/2021

14 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Pendidikan dan Pelatihan Bidang Penataan Ruang dan Pembinaan Profesi Perencana Tata Ruang

B.0164/Seskab/Ekon/05/2021

15 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah Telantar

B.0164/Seskab/Ekon/05/2021

16 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Pelaksanaan Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Pengawasan Penataan Ruang

B.0164/Seskab/Ekon/05/2021

17 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Pertimbangan Teknis Pertanahan

B.0164/Seskab/Ekon/05/2021

18 RPeraturan BIG tentang Pengusulan Penyelenggaraan Informasi Geospasial di Luar Rencana Aksi Penyelenggaraan Informasi Geospasial Nasional

B.0165/Seskab/Ekon/05/2021

19 RPeraturan BIG tentang Sistem Referensi Geospasial Indonesia

B.0189/Seskab/Ekon/05/2021

20 RPeraturan BIG tentang Tenaga Profesional yang Tersertifikasi di Bidang Informasi Geospasial

B.0189/Seskab/Ekon/05/2021

21 RPeraturan BIG tentang Tata Cara Pemberian Persetujuan Pengolahan Data Geospasial dan Informasi Geospasial di Luar Negeri Bidang Informasi Geospasial

B.0189/Seskab/Ekon/05/2021

22 RPeraturan BIG tentang Pelaksanaan Persetujuan Pengumpulan Data Geospasial

B.0189/Seskab/Ekon/05/2021

23 Rancangan Permen Keuangan tentang Perubahan atas Permen Keuangan Nomor 237/PMK.010/2020 tentang Perlakuan Perpajakan, Kepabeanan, dan Cukai pada KEK

B.0103/Seskab/Ekon/04/2021

24 Rancangan Permen Keuangan tentang Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari Kawasan yang Telah Ditetapkan Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas

B.0154/Seskab/Ekon/04/2021

Permen tersebut selain menjadi acuan teknis dalam implementasi tetapi juga

sebagai jawaban atas permasalahan yang selama ini menghambat pengembangan usaha

dan wilayah. Sebagai contoh, sebelum UU Cipta Kerja berlaku, Izin Lokasi dan

Pertimbangan Teknis Pertanahan menjadi syarat untuk kegiatan pemanfaatan ruang.

Penerbitan Izin Lokasi dan Pertimbangan Teknis Pertanahan dinilai lambat dengan

memerlukan waktu 22 hari. Namun, pada implementasinya pelaksanaan tersebut dapat

berlangsung lebih lama, terlebih apabila suatu kegiatan tidak terdapat dalam rencana tata

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 90

ruang maka izin lokasi tidak bisa diberikan. Hal tersebut tentunya menjadi hambatan dalam

kegiatan berusaha. Melalui UU Cipta Kerja, Pemerintah menghapus Izin Lokasi dan

mengubahnya menjadi pemberian Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang atau KKPR.

KKPR juga telah mencakup pertimbangan teknis pertanahan. Ketentuan detail mengenai

KKPR diatur dalam Permen Agraria dan Tata Ruang.

Sekretariat Kabinet dalam mengawal penyusunan aturan pelaksana tersebut,

memastikan bahwa prinsip utama untuk menyelesaikan permasalahan izin lokasi sudah

termuat dalam batang tubuh peraturan. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:

1. Dalam hal Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) sudah tersedia, terbit paling lambat 1

hari.

2. Dalam hal tidak tersedia RDTR, KKPR terbit paling lambat 20 hari dan berlaku fiktif

positif.

3. Bagi kegiatan usaha yang belum tercantum dalam rencana tata ruang dan merupakan

suatu kegiatan yang bersifat strategis nasional, kegiatan tersebut tetap dapat

dilakukan melalui mekanisme penerbitan rekomendasi KKPR oleh Menteri Agraria dan

Tata Ruang. Sehingga tidak ada lagi kegiatan yang terhambat hanya karena belum

tercantum dalam rencana tata ruang.

4. Selain itu, terdapat pula kemudahan bagi Usaha Kecil dan Menengah (UMK), kegiatan

pemanfaatan ruang yang dilakukan oleh pelaku usaha yang termasuk dalam kelompok

UMK tidak melalui proses penerbitan KKPR, melainkan cukup dengan membuat

pernyataan mandiri bahwa kegiatan usahanya telah sesuai dengan rencana tata ruang

yang dilakukan melalui Sistem OSS.

Peraturan Menteri Pelaksana UU Cipta Kerja di Bidang Pertanian, Riset dan

Teknologi

Terkait paket regulasi UU Cipta Kerja di bidang Pertanian, Sekretariat Kabinet telah

terlibat dalam mengawal proses penyusunan 7 (tujuh) Rancangan Permen Pertanian

sebagai pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang

Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dan Peraturan Pemerintah Nomor 6

Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Pertanian. Sekretariat Kabinet telah

memberikan rekomendasi kepada Presiden untuk dapat memberikan persetujuan atas

penerbitan RPermentan dimaksud dan telah dikeluarkan persetujuan Presiden melalui

surat Sekretaris Kabinet Nomor B.149/Seskab/ Ekon/4/2021, tanggal 26 April 2021 dan Surat

Sekretaris Kabinet Nomor B.163/Seskab/ Ekon/05/2021, tanggal 7 Mei 2021.

Untuk Bidang Riset dan Teknologi, Sekretariat Kabinet telah terlibat dalam

mengawal proses penyusunan Rancangan Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 91

tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha

Sektor Ketenaganukliran, dan telah memproses persetujuan Presiden atas substansi

Peraturan dimaksud dengan mengeluarkan Surat Sekretaris Kabinet Nomor B.116/Seskab/

Ekon/04/2021, tanggal 12 April 2021. Lebih lanjut, pada tanggal 31 Mei 2021 telah ditetapkan

Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 3 Tahun 2021 tentang Standar

Kegiatan Usaha dan Standar Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis

Risiko Sektor Ketenaganukliran.

Permohonan Persetujuan Presiden terhadap Rancangan Peraturan Menteri

Keuangan tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Layanan Uji

Validitas Rapid Diagnostic Test Antigen pada Kementerian Kesehatan (RPMK)

Menteri Keuangan menyampaikan urgensi permohonan persetujuan RPMK

tersebut, yakni:

1. dalam rangka penanggulangan COVID-19 melalui kegiatan Rapid Diagnostic Test (RDT)

Antigen guna pelacakan kontak, penegakan diagnosis dan skrining COVID-19, diperlukan

uji terhadap produk RDT Antigen guna menjamin validitas alat yang beredar di

masyarakat;

2. sesuai dengan ketentuan, biaya uji validitas ditanggung oleh pemilik produk RDT

Antigen dan saat ini belum terdapat pengaturan jenis dan tarif atas jenis Penerimaan

Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berasal dari layanan uji validitas RDT Antigen pada

Kemenkes; dan perlu segera ditetapkan pengaturan mengenai penetapan jenis dan tarif

atas jenis PNBP Layanan Uji Validitas RDT Antigen yang Berlaku pada Kemenkes sebagai

dasar hukum pungutan.

Sehubungan dengan permohonan Menteri Keuangan dimaksud dan berdasarkan

hasil pendalaman lebih lanjut atas materi substansi RPMK, Presiden dapat menyetujui

RPMK dengan pertimbangan:

Gambar 3.29 Rapat Pembahasan Rancangan Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir

tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk via Zoom, 5 Maret 2021

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 92

a. RPMK merupakan dasar hukum untuk ditetapkannya jenis dan tarif PNBP atas

pemberian layanan pengujian validitas produk RDT Antigen yang diperlukan untuk

memastikan terpenuhinya standar kualitas produk RDT Antigen dalam pelaksanaan

tracing dan screening COVID-19.

b. Penetapan jenis dan besaran tarif PNBP yang akan ditetapkan dalam RPMK terhadap

layanan uji validitas sebesar Rp694.000 (enam ratus sembilan puluh empat ribu Rupiah)

dan dalam hal terdapat pertimbangan tertentu tarif layanan tersebut dapat ditetapkan

sebesar Rp.0 (nol Rupiah) atau 0%.

Rancangan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Tata Cara

Pengenaan Sanksi Administratif terhadap Pelanggaran Perizinan Berusaha Sektor

Kebudayaan

Rpermen merupakan peraturan turunan dari UU Cipta Kerja dan merupakan

delegasi Pasal 455 Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Perizinan Berusaha

Berbasis Risiko (PP Nomor 5 Tahun 2021). Telah dilaksanakan rakor dan rapat harmonisasi

yang diprakarsai Kementerian Hukum dan HAM untuk membahas RPermen di maksud.

Terhadap beberapa permasalahan substansi RPermen tersebut, diputuskan bahwa:

a. RPermen dibentuk khusus membahas tata cara sanksi administratif terkait perizinan

berusaha perfilman, sedangkan untuk sanksi lain untuk perfilman di luar perizinan akan

di atur dalam Rancangan Peraturan Pemerintah yang saat ini sedang berproses di

Kementerian Sekretariat Negara.

b. untuk aturan terkait norma, standar, prosedur dan kriteria perizinan berusaha di bidang

perfilman sebagaimana yang diamanatkan oleh UU Nomor 11 Tahun 2020 tidak dibentuk

dalam suatu RPermen tertentu mengingat risiko berusaha adalah risiko rendah dan

hanya membutuhkan Nomor Izin Berusaha (NIB).

Sekretariat Kabinet mengajukan rekomendasi persetujuan kepada Presiden dan

hasilnya telah disampaikan persetujuan atas RPermen tersebut melalui Surat Sekretaris

Kabinet Nomor B.112/Seskab/PMK/04/2021 tanggal 8 April 2021 kepada Mendikbud, yang

kemudian telah ditetapkan Permendikbud Nomor 11 Tahun 2021 tentang Tata Cara

Pengenaan Sanksi Administratif terhadap Pelanggaran Perizinan Berusaha Sektor

Kebudayaan pada tanggal 31 Maret 2021.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 93

Permohonan Persetujuan dari Menteri Kelautan dan Perikanan kepada Presiden

guna menyisipkan Perizinan Berusaha membangun, membongkar, dan

memperpanjang pemanfaatan bangunan dan/atau instalasi di laut dalam Peraturan

Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) No. 10 Tahun 2021 tentang Standar

Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis

Risiko Sektor Kelautan dan Perikanan

Permohonan kepada Presiden untuk menyisipkan Perizinan Berusaha membangun,

membongkar, dan memperpanjang pemanfaatan bangunan dan/atau instalasi di laut tidak

tepat diatur dalam Permen KP No. 10 Tahun 2021, mengingat kewenangan Perizinan

Berusaha membangun, membongkar, dan memperpanjang pemanfaatan bangunan

dan/atau instalasi di laut sudah ditetapkan menjadi kewenangan Menteri Perhubungan

dalam PP No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.

Pengalihan kewenangan Menteri Perhubungan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan

akan dilaksanakan setelah dilakukan perubahan PUU terkait, antara lain PP No. 5 Tahun

2021, PP No. 27 Tahun 2021, PP No. 31 Tahun 2021, serta Permen KP No. 10 Tahun 2021.

Perubahan PUU tersebut perlu dilakukan untuk menghindari adanya permasalahan hukum

Perizinan Berusaha dikemudian hari. Untuk itu Kementerian KKP perlu menyiapkan sumber

daya manusia, prasarana, dan sarana untuk menerima pengalihan, agar pelayanan

perizinan berusaha tidak terganggu.

Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya

Mineral tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan

Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor ESDM

Sekretariat Kabinet menyampaikan kepada Presiden melalui memorandum nomor:

M.0319/Seskab/04/2021 pada tanggal 19 April 2021 dan telah mendapat persetujuan.

RPermen tersebut segera ditindaklanjuti penetapannya oleh Menteri ESDM sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan dengan ditetapkan menjadi Permen ESDM

Nomor 5 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan

Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Energi Sumber Daya Mineral.

Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Petunjuk Teknis

Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Dana Pelayanan Kepariwisataan

Pemberian persetujuan Presiden terhadap Rancangan Permen Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Petunjuk Teknis

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 94

Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Dana Pelayanan Kepariwisataan melalui

surat Seskab Nomor B.0066/Seskab/MARVES/03/2021:

1. RPermen merupakan amanat dari Pasal 5 ayat (6) Perpres Nomor 113 Tahun 2020 tentang

Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2021.

2. RPermen akan menjadi pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam penggunaan DAK

Nonfisik Dana Pelayanan Kepariwisataan, serta format pelaporan dan evaluasi secara

berkala.

3. RPermen pada intinya mengatur mengenai kegiatan yang dapat didanai menggunakan

DAK Nonfisik Dana Pelayanan Kepariwisataan, serta pelaporan, pemantauan, dan evaluasi

penggunaan DAK Nonfisik.

4. RPermen merupakan salah satu kebijakan untuk mendukung kelancaran

penyelenggaraan urusan daerah di bidang pelayanan kepariwisataan sebagaimana

tertuang dalam RPJMN 2020-2024.

Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Standar Kegiatan

Usaha Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Pariwisata

Pemberian persetujuan Presiden terhadap Rancangan Permen Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Standar Kegiatan

Usaha Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Pariwisata melalui

surat Seskab Nomor B.0125/Seskab/MARVES/04/2021:

1. RPermen merupakan amanat dari ketentuan Pasal 6 ayat (7) dan Pasal 142 ayat (4)

Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha

Berbasis Risiko.

2. RPermen akan menjadi pedoman bagi pemerintah dan pelaku usaha dalam perizinan

berusaha sektor pariwisata.

3. RPermen merupakan landasan hukum perizinan berusaha di sektor pariwisata yang

berbasis sistem Online Single Submission.

Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Pelaksanaan

Dekonsentrasi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Pemberian persetujuan Presiden terhadap Rancangan Permen Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Pelaksanaan

Dekonsentrasi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui surat Seskab Nomor

B.0173/Seskab/MARVES/05/2021:

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 95

1. RPermen diperlukan untuk mengganti Permen Pariwisata Nomor 22 Tahun 2015 tentang

Pelaksanaan Kegiatan Dekonsentrasi Kementerian Pariwisata, yang beberapa kali diubah

terakhir dengan Permen Pariwisata Nomor 13 Tahun 2017, yang sudah tidak sesuai lagi

dengan tugas dan fungsi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat ini.

2. Sebagai pedoman bagi Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat di daerah dalam

penyelenggaraan dekonsentrasi untuk mewujudkan penyelarasan dan pemerataan

pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif di seluruh provinsi dalam mendukung

pencapaian agenda prioritas pembangunan nasional.

3. RPermen pada intinya mengatur mengenai penyelenggaraan dekonsentrasi serta

pembinaan dan pengawasan.

Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Sanksi Administratif

Terhadap Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Pemberian persetujuan Presiden terhadap Rancangan Permen Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Sanksi Administratif

Terhadap Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui

surat Seskab Nomor B.0202/Seskab/MARVES/06/2021:

1. Urgensi penetapan RPermen untuk mengatur sanksi administratif terhadap pelanggaran

perizinan berusaha berbasis risiko sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebagaimana

melaksanakan ketentuan Pasal 457 ayat (2), dan Pasal 558 ayat (1) Peraturan Pemerintah

Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.

2. RPermen pada intinya mengatur mengenai tata cara pengenaan sanksi administrattif dan

banding administratif dalam rangka pelaksanaan kegiatan perizinan bidang usaha

berbasis resiko dibidang pariwisata dan ekonomi kreatif.

Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Menteri Dalam Negeri

(RPermendagri) tentang Sistem Manajemen Keamanan Informasi Administrasi

Kependudukan

Sekretaris Jenderal Kemendagri a.n. Mendagri melalui surat Nomor: 188.32/5719/SJ

tanggal 12 Oktober 2021, mohon persetujuan Presiden terhadap RPermendagri tentang

Sistem Manajemen Keamanan Informasi Administrasi Kependudukan (SMKI).

RPermendagri tentang SMKI dibentuk berdasarkan urgensi untuk menyediakan dokumen

kebijakan, standar, pedoman, dan prosedur baku pengamanan data dan informasi dalam

kerangka SMKI.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 96

RPermendagri dimaksud telah diharmonisasi di Kemenkumham (surat Sesjen

Kemenkumham Nomor: PPE.PP.01.03-1675 tanggal 22 September 2021). Namun demikian,

Sekretariat Kabinet tidak terlibat dalam forum

harmonisasi tersebut.

Sekretariat Kabinet berpandangan substansi

RPermendagri tentang SMKI wajib mendapatkan

persetujuan Presiden sebelum ditetapkan, merujuk

Pasal 3 Ayat (2) Perpres Nomor 68 Tahun 2021.

RPermendagri dimaskud bersifat strategis karena

mengatur penguatan tata kelola administrasi

kependudukan serta lintas sektor atau lintas K/L yakni

melibatkan Dinas Dukcapil Provinsi dan

Kabupaten/Kota, UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota,

serta Kedutaan Besar RI, Konsulat Jenderal RI, dan

Konsulat RI.

Sekretariat Kabinet telah menyampaikan

persetujuan Presiden atas Permen melalui surat Sekretaris Kabinet Nomor:

B.0364/Seskab/Polhukam/10/2021 tanggal 27 Oktober 2021terhadap RPermendagri tentang

SMKI tersebut dan telah ditindaklanjuti oleh Seskab melalui kepada Mendagri.

Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS)

tentang Master File Standar Data Statistik Tahun 2021

Plt. Sekretaris Utama Badan Pusat Statistik (BPS) kepada Deputi Bidang Politik,

Hukum, dan Keamanan menyampaikan undangan rapat Harmonisasi Rancangan Peraturan

Kepala Badan Pusat Statistik tentang Master File Standar Data Statistik Tahun 2021 (RPerka

BPS tentang MFSDS Tahun 2021) dan Rancangan Peraturan BPS tentang Laporan Harta

Kekayaan Penyelenggara Negara (RPerka BPS tentang LHKPN).

Rapat diselenggarakan secara daring pada hari Rabu tanggal 29 September 2021,

yang dihadiri perwakilan dari Kemenkumham serta Sekretariat Kabinet. Dalam rapat

diantaranya disampaikan bahwa RPerka BPS tentang MFSDS Tahun 2021 merupakan

penyempurnaan dan penguatan Perka BPS tentang MFSDS Tahun 2020 yang berisi data

rujukan atau pedoman bagi K/L dalam penyusun data statistik dan pembentukan RPerka

BPS tentang LHKPN dimaksudkan guna mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih

dan bebas dari KKN di lingkungan BPS.

Gambar 3.30 Surat Seskab Nomor:

B.0364/Seskab/Polhukam/10/2021

tanggal 27 Oktober 2021

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 97

Sekretariat Kabinet memberikan rekomendasi mengingat RPerka BPS tentang

MFSDS Tahun 2021 merupakan pedoman atau petunjuk teknis bagi K/L dalam menyusun

data statistik dan dijadikan dasar rujukan dalam kegiatan statistik guna kepentingan

program Satu Data Indonesia (SDI), maka RPerka BPS tersebut bersifat sangat strategis

serta lintas sektoral sehingga memerlukan persetujuan Presiden. Sedangkan untuk RPerka

BPS tentang LHKPN di Lingkungan BPS tidak memerlukan persetujuan Presiden,

mengingat Rancangan Peraturan BPS tersebut hanya bersifat mengatur secara internal

BPS saja, serta tidak berdampak luas bagi masyarakat dan tidak lintas sektoral.

Selanjutnya Kepala BPS dengan surat Nomor: B-

390/01000/HK.110/10/2021 tanggal 28 Oktober 2021

kepada Presiden menyampaikan Permohonan

Persetujuan Presiden atas Rancangan Peraturan BPS

tentang Standar Data Statistik Nasional (Rancangan

Peraturan BPS tentang SDSN), dengan melampirkan

naskah urgensi dan pokok-pokok pengaturan

Rancangan Peraturan BPS tersebut. Sekretariat

Kabinet menyampaikan rekomendasi kepada Presiden

bahwa RPerka BPS tersebut perlu mendapatkan

persetujuan Presiden. Kemudian, Sekretaris Kabinet

menyampaikan surat kepada Kepala BPS, perihal

pemberian persetujuan Presiden atas Rancangan

Peraturan BPS tentang SDSN yang untuk selanjutnya Kepala BPS dapat menetapkan

Rancangan Peraturan BPS tersebut dan memproses pengundangannya sesuai ketentuan

PUU.

Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional

tentang Kabupaten/Kota Tanggap Ancaman Darurat

Kepala Badan Narkotika Nasional mengajukan kepada Presiden permohonan

persetujuan substansi RPerka BNN tentang Kabupaten/Kota Tanggap Ancaman Darurat

(KOTAN), mengingat kabupaten/kota merupakan wilayah yang memiliki kewenangan dan

kebijakan yang dipandang strategis dan langsung menyentuh masyarakat, sehingga

kebijakan terkait penanggulangan narkoba dinilai dapat lebih efektif di tingkat

kabupaten/kota.

RPerka BNN ini sendiri mengatur bahwa penyelenggaraan KOTAN di daerah harus

memenuhi variabel seperti ketahanan keluarga, ketahanan masyarakat, kewilayahan,

kelembagaan, dan hukum yang berpotensi bersinggungan dengan program K/L terkait

Gambar 3.31 Surat Seskab Nomor:

B.0385/Seskab/Polhukam/11/2021

tanggal 9 November 2021

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 98

serta pemda yang dilaksanakan di daerah. Lebih lanjut, Pemda dapat menyinergikan

stakeholder dari K/L serta sektor non pemerintah demi mendukung upaya antisipasi,

adaptasi, dan mitigasi ancaman narkoba. Sekretaris Kabinet melalui surat nomor:

B.0316/Seskab/Polhukam/09/2021 tanggal 23 September 2021 kepada Kepala BNN

menyampaikan persetujuan Presiden atas peraturan dimaksud.

Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang

Perubahan Kedua atas PMK No.9/PMK.03/2021 tentang Insentif Pajak untuk Wajib

Pajak Terdampak Covid-19

Menteri Keuangan kepada Sekretaris Kabinet melalui surat nomor S-275/MK.3/2021

menyampaikan permohonan persetujuan Presiden atas RPMK tentang Perubahan Kedua

atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2021 tentang Insentif Pajak untuk

Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019. Sebelumnya, Menteri

Keuangan juga pernah mengajukan persetujuan Presiden atas PMK mengenai Perubahan

Pertama insentif perpajakan Nomor 9/2021. Presiden telah memberikan persetujuan atas

RPMK dimaksud.

RPMK ini bertujuan untuk memberikan kemudahan pemanfaatan insentif yang lebih

luas sehingga dapat mendukung stabilitas ekonomi dan produktivitas masyarakat sebagai

pekerja maupun pelaku usaha.

Perubahan kedua mencakup sektor eligible untuk jenis insentif Pengurangan PPh

Pasal 25, Pembebasan PPh Pasal 22 Impor, dan Restitusi PPN dipercepat. Selain itu, RPMK

dimaksud juga mencakup relaksasi penyampaian pemberitahuan pemanfaatan insentif

pengurangan PPh Pasal 25 untuk Masa Oktober 2021 paling lambat 15 November 2021, serta

perpanjangan jangka waktu pembetulan laporan realisasi PPh DTP Masa Pajak Jan-Jun 2021

paling lambat 30 November 2021.

Sehubungan dengan permohonan dimaksud dan berdasarkan hasil pendalaman

lebih lanjut atas materi substansi RPMK, Sekretaris Kabinet berpendapat kiranya Presiden

dapat menyetujui penetapan RPMK dengan pokok pertimbangan:

a. RPMK memuat pengaturan mengenai penyesuaian kriteria penerima insentif pajak

dengan tujuan untuk memperluas dukungan kepada Wajib Pajak (WP) pada sektor-

sektor terdampak pandemi Covid-19 sebagai bagian dari upaya mendukung percepatan

pemulihan ekonomi nasional.

b. Pokok substansi penyesuaian antara lain: (1) penambahan sektor penerima insentif

pembebasan PPh Pasal 22 Impor dari sebelumnya mencakup 132 kode Klasifikasi

Lapangan Usaha (KLU) menjadi 397 kode KLU; (2) penambahan sektor penerima

insentif pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25 sebesar 50% dari sebelumnya

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 99

berjumlah 216 kodel KLU menjadi 481 kode KLU, dan dapat dimanfaatkan sejak Masa

Pajak Oktober 2021 dengan penyampaian pemberitahuan paling lambat 15 November

2021; (3) penambahan sektor penerima insentif pengembalian pendahuluan PPN lebih

bayar dari sebelumnya berjumlah 132 kode KLU menjadi 229 kode KLU, dan dapat

dimanfaatkan untuk Masa Pajak Oktober 2021 s.d. Masa Pajak Desember 2021 serta

disampaikan paling lambat 31 Januari 2022; dan (4) pembetulan laporan realisasi

pemanfaatan insentif PPh Pasal 21 DTP, PPh Final DTP, dan PPh Final DTP atas

penghasilan WP Penerima Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-

TGAI) untuk Masa Pajak Januari 2021 s.d. Juni 2021 disampaikan paling lambat 30

November 2021 (sebelumnya 31 Oktober 2021).

Presiden menyetujui penetapan RPMK tersebut, dengan pokok pertimbangan di

atas dan disampaikan melalui surat Sekretaris Kabinet Nomor B.360/Seskab/Ekon/10/2021

tanggal 25 Oktober 2021. Menindaklanjuti surat Sekretaris Kabinet dimaksud, Menteri

Keuangan telah menetapkan PMK Nomor 149/PMK.03/2021 tentang Perubahan Kedua atas

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2021 tentang Insentif Pajak untuk Wajib

Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019 yang berlaku efektif mulai tanggal 26

Oktober 2021.

Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan terkait

Jaminan Kehilangan Pekerjaan

Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan kepada Sekretaris Kabinet

menyampaikan permohonan persetujuan Presiden atas RPermenaker tentang Tata Cara

Pendaftaran Peserta dan Pelaksanaan Rekomposisi Iuran dalam Program Jaminan

Kehilangan Pekerjaan dan RPermenaker tentang Tata Cara Pemberian Manfaat Jaminan

Kehilangan Pekerjaan, sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang

Cipta Kerja. Kedua RPermenaker tersebut merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah

Nomor 37 Tahun 2021 tentang Penyelenggaran Program JKP.

Sekretariat Kabinet secara aktif melaksanakan pembahasan dan

pengharmonisasian atas substansi kedua RPermen Ketenagakerjaan tersebut, di mana

tidak ada lagi permasalahan secara substantif atas RPermen tersebut, Sekretariat Kabinet

mengajukan rekomendasi persetujuan Presiden atas RPermen tersebut agar bisa

ditetapkan dan diundangkan.

RPermenaker tentang Tata Cara Pemberian Manfaat Jaminan Kehilangan Pekerjaan

dan Tata Cara Pendaftaran Peserta dan Pelaksanaan Rekomposisi Iuran dalam Program

Jaminan Kehilangan Pekerjaan telah ditetapkan dan diundangkanpada tanggal 31 Maret

2021 menjadi Permenaker Nomor 7 Tahun 2021. RPermenaker tentang Tata Cara Pemberian

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 100

Manfaat Jaminan Kehilangan Pekerjaan telah ditetapkan dan diundangkan pada tanggal 28

Juli 2021 menjadi Permenaker Nomor 15 Tahun 2021.

Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Kepala Badan Standardisasi

Nasional

Surat Kepala Badan Standardisasi Nasional kepada Presiden Nomor 235/BSN/A0-

b2/11/2021 tanggal 26 November 2021, terkait permohonan persetujuan 4 (empat)

Rancangan Peraturan Badan Standardisasi Nasional (RPBSN), Sekretaris Kabinet telah

mengeluarkan surat rekomendasi persetujuan Presiden atas Peraturan tersebut agar bisa

ditetapkan dan diundangkan melalui Surat Sekretaris Kabinet Nomor:

B.441/Seskab/Ekon/11/2021, tanggal 27 November 2021. Berikut ini RPBSN yang diajukan:

1) RPBSN tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Standardisasi Nasional

Nomor 4 Tahun 2020 tentang Skema Penilaian Kesesuaian Terhadap Standar Nasional

Indonesia Sektor Jasa telah ditetapkan menjadi Peraturan BSN Nomor 24 Tahun 2021;

2) RPBSN tentang Perubahan atas Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 12

Tahun 2020 tentang Skema Penilaian Kesesuaian terhadap Standar Nasional

Indonesia Sektor Bahan Bangunan, Konstruksi dan Teknik Sipil telah ditetapkan

menjadi Peraturan BSN Nomor 25 Tahun 2021;

3) RPBSN tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Standardisasi Nasional

Nomor 1 Tahun 2019 tentang Skema Penilaian Kesesuajan terhadap Standar Nasional

Indonesia Sektor Produk Kart dan Plastik telah ditetapkan menjadi Peraturan BSN

Nomor 26 Tahun 2021; dan

4) RPBSN tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Standardisasi Nasional

Nomor 13 Tahun 2020 tentang Skema Penilaian Kesesuaian terhadap Standar Nasional

Indonesia Sektor Logam dan Produk Logam telah ditetapkan menjadi Peraturan BSN

Nomor 27 Tahun 2021.

Pengawalan Rancangan Peraturan Badan Riset dan Inovasi Nasional tentang

Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Tenaga Nuklir Indonesia

Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM di bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi nuklir, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan

perubahan bentuk kelembagaan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) menjadi Politeknik

Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) melalui penyusunan Rancangan Peraturan

Badan Riset dan Inovasi Nasional (RPerBRIN) tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik

Tenaga Nuklir Indonesia. Perubahan STTN menjadi Poltek Nuklir tersebut telah mendapat

rekomendasi dari Kemendikbud (surat Menteri Dikbud Nomor 3752/D/OT/2020 tanggal 30

Desember 2020) dan persetujuan dari Kemen PANRB (surat Menteri PANRB Nomor

B/642/M.KT.01/2021 tanggal 29 Juni 2021).

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 101

Muatan materi yang diatur dalam RPerBRIN meliputi: (i) kedudukan, tugas, dan

fungsi Poltek Nuklir; (ii) susunan organisasi Poltek Nuklir; (iii) kelompok jabatan fungsional

pada Poltek Nuklir; (iv) tata kerja organisasi Poltek Nuklir; dan (v) jabatan, pengangkatan,

pemberhentian pejabat dalam organisasi Poltek Nuklir.

Sekretariat Kabinet terlibat aktif dalam penyusunan RPerBRIN dimaksud, khususnya

pada tahap pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi yang

diselenggarakan Kementerian Hukum dan HAM (tanggal 30 September 2021 dan 8 Oktober

2021). Beberapa masukan yang kami sampaikan untuk penyempurnaan RPerBRIN, antara

lain perubahan fungsi Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat agar tidak hanya

terbatas pada penyelenggaraan koordinasi, penghapusan rincian program studi untuk

memberikan fleksibilitas pengaturan kepada Poltek Nuklir, serta penyempurnaan bagan

struktur organisasi Poltek Nuklir pada Lampiran RPerBRIN terkait Kelompok Jabatan

Fungsional Bagian SDM, Keuangan, dan Barang Milik Negara.

Selain itu, Sekretariat Kabinet juga menyampaikan bahwa RPerBRIN tersebut perlu

mendapatkan persetujuan Presiden karena dinilai

memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam

ketentuan Pasal 3 ayat (2) Peraturan Presiden

Nomor 68 Tahun 2021. Dalam hal ini, kegiatan

Poltek Nuklir terkait dengan penyelenggaraan

pendidikan yang diberikan kepada masyarakat luas

dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya

manusia di bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi nuklir. Selain itu, pengembangan dan

pembinaan Poltek Nuklir bersifat lintas sektor

dengan melibatkan peran BRIN,

Kemendikbudristek, dan KemenPANRB.

Sehubungan hal tersebut, Kepala BRIN

melalui surat Nomor B-281/HK.01.01/10/2021 tanggal 18 Oktober 2021, menyampaikan

permohonan persetujuan Presiden atas RPerBRIN kepada Sekretaris Kabinet dengan

menyertakan naskah penjelasan urgensi dan surat keterangan selesai harmonisasi dari

Kemenkumham sesuai ketentuan Pasal 6 Perpres No. 68/2021. Atas permohonan tersebut,

Sekretariat Kabinet menyampaikan persetujuan Presiden atas RPerBRIN melalui surat

Nomor B-0359/Seskab/Ekon/10/2021 tanggal 25 Oktober 2021. Selanjutnya, Kepala BRIN

melakukan penetapan RPerBRIN menjadi Peraturan BRIN Nomor 13 Tahun 2021 pada

tanggal 28 Oktober 2021 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1210), dan

Gambar 3.32 Surat Sekretaris Kabinet Nomor

B-0359/Seskab/Ekon/10/2021 tanggal 25

Oktober 2021

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 102

peresmian status Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia di Yogyakarta pada tanggal

30 Oktober 2021.

Sasaran strategis kedua yaitu “Terwujudnya hasil pengendalian penyelenggaraan

pemerintahan yang berkualitas”, diwujudkan melalui pelaksanaan tugas dan fungsi

Sekretariat Kabinet sesuai Perseskab Nomor 1 Tahun 2020 yaitu: 1) penyelesaian masalah

atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang mengalami hambatan; dan 2)

pemantauan, evaluasi, dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program

pemerintah. Sasaran ini diukur keberhasilannya dengan menggunakan 2 (dua) buah

indikator kinerja yang telah ditetapkan menjadi IKU. Berikut ini gambaran output yang

dihasilkan dari setiap fungsi, beserta IKU yang digunakan untuk mengukur capaian kinerja

sasaran kedua.

Gambar di atas menunjukkan output yang dihasilkan untuk mencapai sasaran kedua

“Terwujudnya hasil pengendalian peyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas” yaitu

rekomendasi alternatif penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan dan program

pemerintah yang mengalami hambatan dan rekomendasi hasil pemantauan, evaluasi, dan

pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah. Fungsi yang pertama

adalah penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang

Gambar 3.33 Output, Fungsi, dan Indikator Kinerja Sasaran Kedua Sekretariat Kabinet

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 103

mengalami hambatan, peran Sekretariat Kabinet memberikan dukungan manajemen

kabinet sehingga dapat mengatasi hambatan/kendala dari pelaksanaan kebijakan

pemerintah. Fungsi kedua, Sekretariat Kabinet melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan

pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah. Diharapkan dari hasil

pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah maka visi

dan misi Presiden dapat terwujud.

Indikator pertama “Persentase alternatif penyelesaian masalah atas pelaksanaan

kebijakan dan program pemerintah yang mengalami hambatan yang ditindaklanjuti”

mengukur keberhasilan tugas fungsi nomor 1 tersebut di atas. Indikator kedua “Persentase

hasil pemantauan, evaluasi, dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program

pemerintah yang ditindaklanjuti” mengukur keberhasilan tugas dan fungsi nomor 2

tersebut di atas.

Rumusan dari indikator sasaran kedua memperlihatkan bahwa output rekomendasi

yang berkualitas adalah rekomendasi yang ditindaklanjuti, jika terdapat hambatan maupun

kendala ataupun dari hasil pemantauan Sekretariat Kabinet menemukan permasalahan

dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah, maka Sekretariat Kabinet akan menjadi problem

solver dengan memberikan rekomendasi. Rekomendasi akan menjadi berarti jika pihak

yang diberi rekomendasi menindaklanjuti rekomendasi yang diberikan Sekretariat Kabinet.

Oleh karena itu outcome dari output rekomendasi Sekretariat Kabinet dihitung

berdasarkan tindak lanjut dari stakeholders. Kriteria yang digunakan untuk menetapkan

suatu rekomendasi telah ditindaklanjuti untuk masing-masing jenis output yaitu:

Gambar 3.34 Kriteria Pemanfaatan Output Sasaran Kedua

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 104

Target yang ditetapkan pada PK tahun 2021 untuk indikator “Persentase alternatif

penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang

mengalami hambatan yang ditindaklanjuti” dan “Persentase hasil pemantauan, evaluasi,

dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang

ditindaklanjuti”, adalah 91%. Capaian indikator pertama dan kedua sasaran kedua dapat

dilihat pada gambar berikut ini.

Pada tahun ke-2 periode Renstra target yang ditetapkan untuk kedua indikator

kinerja adalah 91%, grafik di atas menunjukkan bahwa selama periode tahun 2021 terdapat

sebanyak 69 output rekomendasi alternatif penyelesaian masalah atas pelaksanaan

kebijakan dan program pemerintah yang mengalami hambatan yang dihasilkan dan

seluruhnya ditindaklanjuti, sedangkan output rekomendasi atas hasil pemantauan,

evaluasi, dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah ada

sebanyak 136 rekomendasi yang seluruhnya ditindaklanjuti stakeholders. Dengan realisasi

sebesar 100% dibandingkan target sebesar 91% maka capaian sasaran pertama adalah

109,89% masuk dalam kategori memuaskan.

Analisis lebih lanjut terhadap pencapaian kinerja akan dijabarkan berdasarkan

masing-masing IKU.

Gambar 3.35 Grafik Target, Realisasi,

Capaian, Output, dan Outcome Sasaran

Strategis 2 Sekretariat Kabinet Tahun

2021

g

91%

91%100% 100%

109.89%

109.89%

69

136

69

136

10

30

50

70

90

110

130

150

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

2021 2021

IKU 1 IKU2

Pe

rse

n

Target

Realisasi

Capaian

Output

OutcomeJum

lah

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 105

Kebijakan dan program pemerintah yang dalam pelaksanaannya menghadapi

masalah besar sehingga perlu diurai menjadi masalah kecil dan sederhana sehingga dengan

mudah dapat dicari solusinya. Upaya untuk mengurai atau menghilangkan hambatan yang

sering kita sebut sebagai “debottlenecking”. Sekretariat Kabinet ikut andil dalam

memberikan alternatif penyelesaian masalah guna mengurai hambatan-hambatan yang

terjadi dalam pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah. Oleh karena itu Sekretariat

Kabinet harus mampu mengenali kebijakan dan program mana yang sedang mengalami

hambatan. Indikator kinerja pertama sasaran strategis kedua “Persentase alternatif

penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang

mengalami hambatan yang ditindaklanjuti” diukur dengan kriteria tindak lanjut yakni

“Alternatif penyelesaian masalah yang disampaikan Sekretariat Kabinet digunakan sebagai dasar

bertindak Presiden, Menteri dan/atau Kepala Lembaga untuk menyelesaikan permasalahan yang

dihadapi”, dengan formulasi pengukuran IKU sebagai berikut:

Alternatif penyelesaian masalah yang disampaikan kepada Presiden/Menteri/Kepala

Lembaga dipantau dari reaksi stakeholders. Pada tahun 2021, Sekretariat Kabinet telah

menghasilkan rekomendasi alternatif penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan

dan program pemerintah yang mengalami hambatan sebanyak 69 rekomendasi dan

seluruh rekomendasi berhasil ditindaklanjuti. Tabel berikut ini memperlihatkan output dan

outcome rekomendasi per-bidang.

Jumlah alternatif penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan dan program

pemerintah yang mengalami hambatan yang ditindaklanjuti oleh

Presiden/Menteri/Kepala Lembaga

Jumlah alternatif penyelesaian masalah oleh Sekretariat Kabinet atas pelaksanaan

kebijakan dan program pemerintah yang mengalami hambatan yang disampaikan

kepada Presiden/Menteri/Kepala Lembaga

x 100%

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 106

Bidang Output Outcome % Realisasi Keterangan

Politik, Hukum, dan Keamanan

9 9 100% Seluruh rekomendasi

dimanfaatkan

Perekonomian 45 45 100% Seluruh rekomendasi

dimanfaatkan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

6 6 100% Seluruh rekomendasi

dimanfaatkan

Kemaritiman dan Investasi

9 9 100% Seluruh rekomendasi

dimanfaatkan

Total 69 69 100%

Target IKU 1 Sasaran Strategis kedua di tahun 2021 adalah 91% meningkat dari tahun

sebelumnya 90%, berikut ini perbandingan capaian tahun 2020 dengan tahun 2021.

Capaian kinerja IKU 1 sasaran strategis kedua tahun 2021 adalah 109,89%, realisasi

100% namun karena target yang ditetapkan meningkat dari tahun sebelumnya sehingga

capaian terkesan turun dari 111,11% menjadi 109,89%. Berikut ini sekilas gambaran kinerja

yang dilaksanakan Sekretariat Kabinet pada tahun 2021 dalam rangka pelaksanaan tugas

dan fungsi penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah

yang mengalami hambatan yang mencerminkan pencapaian indikator pertama sasaran

strategis 2, di mana rekomendasi yang dihasilkan Sekretariat Kabinet telah ditindaklanjuti

stakeholders.

Perkembangan Penanganan Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Kepala Daerah

(Pilkada) Serentak Tahun 2020 di Mahkamah Konstitusi

Guna merespon perkembangan penanganan perkara perselisihan hasil Pilkada

Serentak Tahun 2020 di Mahkamah Konstitusi, Sekretariat Kabinet menyampaikan catatan

perkembangan dimaksud kepada Presiden melalui memorandum Sekretaris Kabinet

Nomor: M-229 tanggal 31 Maret 2021.

90% 91%100%

100.00%111.11% 109.89%

44

69

44 69

10

30

50

70

90

110

130

150

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

2020 2021

IKU 2.1 IKU 2.1

Pe

rse

n

Target

Realisasi

Capaian

Output

OutcomeJum

lah

Gambar 3.36 Grafik Perbandingan Capaian IKU 1 Sasaran Strategis 2 Tahun 2020 dan Tahun 2021

Tabel 3.6 Persentase Realisasi IKU 1 Sasaran Strategis 2 per Bidang

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 107

Terdapat beberapa poin yang disampaikan, diantaranya: Mahkamah Konstitusi

(MK) pada tanggal 18 Januari 2021 telah meregister 132 perkara perselisihan hasil pemilihan

(PHP) kepala daerah pada 116 daerah. Berdasarkan hasil pemeriksaan pendahuluan,

terdapat 100 perkara tidak dilanjutkan ke tahapan pemeriksaan persidangan selanjutnya.

Adapun perkara yang dilanjutkan ke tahapan pemeriksaan persidangan sebanyak 32

perkara pada 31 daerah, dengan keputusan sebagai berikut: 5 perkara tidak dapat diterima;

10 perkara ditolak seluruhnya; serta 17 perkara dikabulkan sebagian dan seluruhnya ( 1

perkara di Kabupaten Sekadau diperintahkan untuk dilakukan Penghitungan Suara Ulang,

serta 16 perkara dalam 15 daerah diperintahkan untuk dilakukan PSU).

Dalam penanganan perkara PHP Kepala Daerah khususnya bagi beberapa daerah

yang akan menyelenggarakan pemungutan suara ulang (PSU), Sekretariat Kabinet

memandang perlu agar penyelenggara Pilkada (KPU dan Bawaslu) memperhatikan proses

penganggaran serta kesiapan sarana dan prasarana PSU guna memastikan pelaksanaan

berjalan lancar serta tingkat partisipasi pemilih tetap tinggi.

Dalam perkembangannya hingga Juni 2021, KPU telah menyelenggarakan

Penghitungan Suara Ulang di Kabupaten Sekadau dan PSU di 13 daerah (Provinsi Jambi,

Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Kabupaten Mandailing Natal,

Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir,

Kabupaten Morowali Utara, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Teluk Wondama,

Kabupaten Yalimo, dan Kota Banjarmasin, dan Provinsi Kalimantan Selatan). Adapun PSU

di 2 daerah yakni Kabupaten Boven Digoel dan Kabupaten Nabire dijadwalkan akan

dilaksanakan pada bulan Juli 2021.

Pasca pelaksanaan Penghitungan Suara Ulang maupun PSU di beberapa daerah,

masih terdapat pasangan calon yang kembali mengajukan PHP Kepala Daerah kepada MK,

yakni untuk pemilihan gubernur Provinsi Kalimantan Selatan. Terhadap hal tersebut,

Sekretariat Kabinet kembali menegaskan pentingnya KPU meningkatkan pendampingan

dan pengawasan terhadap tahapan pelaksanaan PSU yang akan dilaksanakan di Kabupaten

Boven Digoel dan Kabupaten Nabire sehingga kesalahan-kesalahan prosedural yang

mungkin muncul dapat dihindari. Selain itu, peran aparat keamanan juga penting dalam

menjaga kondusifitas, baik pada daerah yang akan maupun yang telah menyelenggarakan

PSU, sehingga situasi keamanan yang selama ini sudah berjalan baik dapat terus terjaga

hingga pasangan calon kepala daerah terpilih dilantik.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 108

Permohonan Mediasi atas Permasalahan Bongkar Muat di Pelabuhan Nunukan

Ketua Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Nunukan

menyampaikan permohonan mediasi sehubungan dengan adanya koperasi lain yang

melakukan kegiatan bongkar muat batu bara (Koperasi Jasa Maju Bersama

Sentosa/Koperasi MBS) dan bekerja sama dengan Perusahaan Bongkar Muat Nunukan

Hijau Sentosa (PBM NHS) di Pelabuhan Nunukan, Kalimantan Utara.

Terhadap permohonan tersebut Sekretariat Kabinet menyampaikan bahwa pada

setiap pelabuhan dibentuk 1 Koperasi TKBM pelabuhan dan mendapatkan rekomendasi

dari Penyelenggara Pelabuhan, di mana wilayah kerja Koperasi TKBM berada di dalam DLKr

dan DLKp (apabila bongkar muat dilakukan di luar DLKr dan DLKp maka dilakukan oleh

Koperasi TKBM di bawah pembinaan pelabuhan terdekat), serta perusahaan bongkar muat

yang melakukan kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapal di DLKr dan DLKp harus

menggunakan jasa TKBM dari Koperasi TKBM Pelabuhan setempat.

Percepatan Pembangunan Monumen Bela Negara di Provinsi Sumatera Barat

Pembangunan Monumen Bela Negara dimulai dengan peletakan batu pertama

oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 19 Desember 2012, namun hingga

saat ini belum dapat direalisasikan. Sehubungan dengan hal tersebut, Menko Bidang

Polhukam bersama K/L terkait telah melaksanakan sejumlah pertemuan, diantaranya pada

tanggal 11 Februari 2021, 3 Maret 2021, dan 26 Maret 2021 yang menyepakati perlunya Inpres

sebagai dasar hukum percepatan penyelesaian pembangunan monumen.

Selanjutnya Kemenko Polhukam telah menyusun Rancangan Inpres sebagai dasar

hukum percepatan penyelesaian pembangunan Monumen Bela Negara tersebut, yang di

antaranya berisi pelaksanaan tugas oleh K/L dan Pemda sesuai tugas, fungsi, dan

kewenangan masing-masing secara terkoordinasi dan terintegrasi untuk mempercepat

penyelesaian pembangunan Monumen Bela Negara di Provinsi Sumatera Barat. Pimpinan

K/L dan Pemda yang terlibat dalam pembangunan dimaksud, antara lain: (1) Menko Bidang

Polhukam; (2) Menko Bidang PMK; (3) Mendagri; (4) Menhan; 5) Mendikbud; (6) Mensos;

(7) Menkeu; (8) Menteri PUPR; (9) Menteri PPN/Kepala Bappenas; (10) Gubernur Sumatera

Barat; (11) Bupati Lima Puluh Kota; (12) Bupati Agam; (13) Bupati Sijunjung; (14) Bupati Solok

Selatan; dan (15) Walikota Bukittinggi.

Terhadap rencana percepatan pembangunan monument beserta rangkaian

kebijakan yang telah diambil pemerintah, Sekretariat Kabinet menyampaikan rekomendasi

tindak lanjut sebagai berikut: a) Perlu dilakukan percepatan penyelesaian pembangunan

Monumen Bela Negara di Sumatera Barat melalui sinergi K/L dan Pemda sejalan dengan

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 109

Apres; b) Perlu dipertimbangkan pelibatan K/L lain, yaitu: Kementerian ATR/BPN guna

mendukung proses pembebasan lahan yang sedang berjalan serta perumusan tata ruang

wilayah di area sekitar monument; Kementerian Kominfo guna mendukung komunikasi

kepada publik bahwa percepatan pembangunan monumen dimaksud merupakan bagian

dari upaya mengenang sejarah perjuangan bangsa dan hal tersebut tidak akan

berpengaruh pada refocussing anggaran Pemerintah sebagaimana dimaksud pada Inpres;

dan c) Perlu dirumuskan mekanisme monitoring dan evaluasi dalam upaya percepatan

pembangunan monumen tersebut, guna memastikan semua yang diimplementasikan di

lapangan tetap sesuai dengan koridor perencanaan yang dirumuskan serta peraturan

perundang-undangan.

Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun Anggaran 2021 yang akan digunakan untuk

memenuhi pendanaan program vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Tapanuli Utara

Bupati Tapanuli Utara kepada Presiden menyampaikan permohonan penambahan

Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun Anggaran 2021 yang akan digunakan untuk memenuhi

pendanaan program vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Tapanuli Utara, didasarkan pada

pertimbangan: (a) alokasi DAU Kab. Taput TA 2021 sebesar Rp 617.410.172.000 atau

berkurang Rp42.467.139.00 (-6,44%) dibandingkan DAU TA 2019; dan (b) berdasarkan

Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 30/KM.7/2020 mengenai Penggunaan Sebagian

(Earmarking) DAU atau Dana Bagi Hasil dalam rangka dukungan pendanaan Program

Vaksinasi COVID-19 (Kepmenkeu 30/2020), Kab. Taput diminta untuk melakukan

earmarking sebesar 4% dari alokasi DAU TA 2021 atau sebesar Rp 24.696.406.880 untuk

dukungan pendanaan program vaksinasi COVID-19.

Berkaitan dengan permasalahan pendanaan APBD untuk mendukung penanganan

COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Presiden dalam Rapat Terbatas tanggal 14

Desember 2020 mengenai Laporan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi

Nasional, memberikan arahan agar seluruh K/L dan daerah memprioritaskan program

vaksinasi pada tahun anggaran 2021. Lebih lanjut, Presiden juga menginstruksikan Menteri

Keuangan untuk melakukan realokasi anggaran guna mendukung pendanaan program

vaksinasi tahun 2021.

Berdasarkan arahan tersebut dan sesuai dengan hasil kajian secara mendalam atas

substansi permohonan, Sekretariat Kabinet memberikan rekomendasi kepada Presiden:

a. Permohonan Bupati Taput belum menjadi prioritas untuk dipenuhi dengan

pertimbangan penetapan DAU telah didasarkan pada perhitungan sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan, dan kebijakan earmarking merupakan bagian dari

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 110

pelaksanaan arahan Presiden. Pemberian tambahan DAU TA 2021 kepada Kab. Taput

juga dikhawatirkan dapat menyebabkan daerah lain mengajukan permintaan tambahan

DAU.

b. Kekurangan pendanaan yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah dapat dipenuhi dengan

cara mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), melakukan efisiensi anggaran,

serta refocussing dan realokasi anggaran pada program dan kegiatan prioritas untuk

penanganan kesehatan, perlindungan sosial, dan pemulihan ekonomi.

Penyelesaian Permasalahan Impor Ammonium Nitrate (NH4NO3) PT. Aneka Gas

Industri Tbk.

Direktur PT. Aneka Gas Industri, Tbk. (PT. AGI) kepada Sekretaris Kabinet

menyampaikan surat permohonan penyelesaian pemanfaatan Ammonium Nitrate

(NH4NO3) sebagai bahan baku produksi gas nitrous oxide (N20) untuk keperluan rumah

sakit di Indonesia.

Inti permasalahan yaitu NH4NO3 yang diimpor oleh PT. AGI tiba di daerah pabean

Indonesia pada saat Persetujuan Impor (PI) dan Importir Terdaftar (IT) yang dimiliki oleh

PT AGI telah habis masa berlakunya (dalam proses perpanjangan). PI dan IT sebelum

NH4NO3 memasuki wilayah pabean Indonesia, namun terkendala oleh proses pengurusan

perizinan Sertifikat Badan Usaha (SBU) di Kementerian Pertahanan, akibat dampak

pandemi COVID-19.

Kementerian Perdagangan menyampaikan bahwa berdasarkan Permen

Perdagangan Nomor 48/M-DAG/PER/7/2015 tentang Ketentuan Umum di Bidang Impor, PT.

AGI selaku importir wajib mengekspor kembali (reekspor) NH4NO3 ke negara lain. PT. AGI

telah berupaya melakukan reekspor sesuai keputusan Pemerintah, namun dalam

pelaksanaannya terkendala faktor sebagai berikut:

a. Sulitnya menemukan negara tujuan reekspor (rejection dari beberapa negara (Jerman,

Singapura, dan Malaysia));

b. Sifat NH4NO3 yang berbahaya dan mudah meledak; dan

c. Penyimpanan yang terlalu lama akan menurunkan kualitas dari NH4NO3 (maksimal 2

tahun).

Sehubungan dengan permasalahan dimaksud, Sekretariat Kabinet

menyelenggarakan rapat pembahasan penyelesaian permasalahan PT. AGI yang dihadiri

oleh para pejabat dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertahanan, Kementerian

Luar Negeri, dan Kementerian Perindustrian pada tanggal 1 Februari 2021. Hasil

kesepakatan dalam rapat disampaikan dalam surat Sekretaris Kabinet Nomor:

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 111

B.49/Seskab/Ekon/2/2021 tanggal 18 Februari 2021 yang intinya agar Menteri Perdagangan

dapat melakukan diskresi untuk mengatasi persoalan konkret dalam penyelenggaraan

urusan pemerintahan di bidang perdagangan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor

29 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perdagangan (pelaksanaan dari UU Cipta

Kerja).

Menindaklanjuti surat Sekretaris Kabinet dimaksud, Direktur Jenderal Perdagangan

Luar Negeri a.n. Menteri Perdagangan menerbitkan surat kepada Direktur PT AGI dengan

Nomor M.247/M.DAG/SD/3/2021 tanggal 12 Maret 2021 perihal Pemberian Izin Pengeluaran

Barang Impor Ammonium Nitrate yang intinya PT. AGI diberikan izin pengeluaran

Ammonium Nitrate sebanyak 66 (enam puluh enam) ton dengan menggunakan

persetujuan impor bahan peledak Nomor.04.PI-27.20.0009 tanggal 21 April 2020 dan Bill

Landing Nomor 910151534 tanggal 17 Februari 2020.

Sertifikat Elektronik

Penerbitan Permen ATR Nomor 1 Tahun 2021 menimbulkan keresahan masyarakat,

khususnya pengaturan mengenai penggantian sertifikat menjadi sertifikat elektronik untuk

tanah yang sudah terdaftar dan penarikan sertifikat untuk disatukan dengan buku tanah

dan disimpan menjadi warkah pada Kantor Pertanahan sebagaimana diatur dalam Pasal 14

jo. Pasal 16 ayat (3) Permen ATR Nomor 1 Tahun 2021.

Sekretariat Kabinet melalui Surat Sekretaris Kabinet Nomor

B.0059/Seskab/Ekon/03/2021 tanggal 3 Maret 2021 menyampaikan rekomendasi agar

Kementerian ATR/BPN segera memberikan sosialisasi untuk menjawab isu-isu yang

berkembang di masyarakat, antara lain:

1. Menyampaikan bahwa urgensi penerbitan Permen ATR Nomor 1 Tahun 2021, antara lain

agar pendaftaran tanah dapat dilakukan secara efisien, menciptakan kepastian hukum

dan perlindungan hukum, mengurangi jumlah sengketa konflik dan perkara pengadilan

mengenai pertanahan, dan menaikan nilai registering property dalam rangka

memperbaiki peringkat Ease of Doing Business (EoDB);

2. Penerbitan sertifikat tanah elektronik diutamakan untuk pendaftaran tanah pertama

kali untuk tanah yang belum terdaftar. Sedangkan, penggantian sertifikat analog

menjadi sertifikat elektronik untuk tanah yang sudah terdaftar pada prinsipnya bukanlah

menjadi kewajiban pemegang sertifikat, melainkan dilakukan secara sukarela oleh

pemegang sertifikat;

3. Masyakat tetap dapat menyimpan buku sertifikat walaupun telah dialihmediakan

menjadi bentuk digital; dan

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 112

4. Kesiapan infrastruktur atau keamanan sistem dan data dalam proses penyediaan

sertifikat elektronik tersebut.

Selain itu dalam surat juga disampaikan bahwa ke depan, Menteri ATR sebelum

menetapkan Permen yang bersifat strategis, lintas K/L, dan/atau berdampak luas kepada

masyarakat, dapat melaporkannya terlebih dahulu kepada Presiden guna mendapatkan

persetujuan.

Penyelesaian permasalahan (debottlenecking) atas implementasi tindak lanjut

arahan Presiden untuk pembangunan nursery tanaman perkebunan

Presiden dalam Rapat Intern tentang Optimalisasi Ekspor di Bidang Perkebunan

dalam Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional yang diselenggarakan pada tanggal 30

September 2020 memberikan arahan kepada Menteri Pertanian untuk dapat menyiapkan

kebun pembibitan (nursery) sebanyak 3-5 lokasi dengan jumlah 10-20 juta bibit per lokasi,

untuk 3 (tiga) komoditas yang disetujui yaitu kelapa, jambu mete, dan kopi.

Untuk memastikan bahwa Apres tersebut dapat diimplementasikan dengan baik,

dan untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaannya maka

Sekretariat Kabinet telah melaksanakan rangkaian kegiatan berupa rapat koordinasi dan

pelaksanaan kegiatan kunjungan ke lokasi nursery di daerah. Kunjungan ke daerah

dilaksanakan di 3 (tiga) lokasi yaitu Cianjur Jawa

Barat untuk nursery kopi, Lampung untuk

nursery kelapa, dan Bombana Sulawesi Selatan

untuk nursery jambu mete. Kegiatan

pemantauan dimaksud dilaksanakan dengan

melibatkan K/L terkait antara lain Kemenko

Bidang Perekonomian, BAPPENAS, dan

Kementerian Keuangan.

Berdasarkan hasil rangkaian kegiatan

rapat koordinasi dan kunjungan ke daerah

diperoleh rekomendasi bahwa untuk dapat

melaksanakan arahan Presiden dimaksud maka:

1. Kemenko Bidang Perekonomian untuk dapat

segera mengoordinasikan penyiapan

dokumen masterplan, roadmap, serta

quickwins untuk pembangunan nursery

perkebunan s.d. tahun 2024;

Gambar 3.37 Rakor Penyiapan Kegiatan Bersama atas TL Arahan Presiden

mengenai Kebun Pembibitan, Kamis 28 Januari 2021

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 113

2. pembangunan nursery tersebut untuk tetap fokus pada 3 komoditas yakni kopi, kelapa,

dan jambu mete sebagaimana arahan Presiden dalam Rapin, dengan lokasi yang dapat

mendukung program penyiapan benih hingga replanting (end to end);

3. Kementerian Keuangan, dan Bappenas untuk menyelaraskan perencanaan dan

anggaran pembangunan nursery tanaman perkebunan dalam Rencana Kerja

Pemerintah pada tiap tahun anggaran;

4. Kemendagri sesuai tugas dan fungsinya untuk memastikan perencanaan program dan

kegiatan di daerah, agar sejalan dengan program kebijakan nasional.

Rekomendasi tersebut telah Sekretariat Kabinet sampaikan kepada K/L terkait

untuk dapat ditindaklanjuti melalui Surat Sekretaris Kabinet Nomor

B.0200/Seskab/Ekon/06/2021, tanggal 7 Juni 2021.

Percepatan Penanganan Pasca Bencana Gempa Bumi, Tsunami, dan Likuefaksi di

Provinsi Sulawesi Barat

Beberapa permasalahan dalam upaya penanggulangan bencana di Provinsi

Sulawesi Tengah, diantaranya:

1. Data penerima bantuan belum terverifikasi dan tervalidasi dengan baik.

2. Pemilik dari lahan yang digunakan untuk hunian sementara telah meminta kembali

lahannya, sehingga perlu penyediaan lahan dan fasilitas hunian sementara bagi

pengungsi yang belum mendapatkan hunian tetap.

3. Terdapat permasalahan hukum pada lahan yang akan digunakan untuk pembangunan

hunian tetap.

4. Hunian tetap yang telah dibangun belum dilengkapi fasilitas penunjang.

Rekomendasi terkait permasalahan tersebut:

a. Terkait permasalahan data, BNPB perlu segera meningkatkan koordinasi dengan

Pemerintah Daerah untuk melakukan pembenahan data.

b. Terkait permasalahan penyediaan lahan hunian sementara, BNPB bersama dengan

Kementerian Sosial, Kementerian ATR/BPN, dan Pemda dapat menyusun kebijakan

penyediaan hunian sementara, sehingga tidak diperlukan lagi penyusunan aturan baru.

c. Terkait permasalahan penyediaan lahan hunian tetap dan fasilitas pendukung:

- BNPB bersama dengan Kementerian ATR/BPN perlu segera berkoordinasi guna

membahas keberlanjutan penyediaan lahan bagi hunian tetap yang belum selesai;

- BNPB agar meningkatkan koordinasi dengan Kementerian PUPR, Kemen BUMN, dan

Pemda untuk memastikan ketersediaan fasilitas pendukung hunian tetap.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 114

Pengalihan Status Lahan Kampus ITB Pangheotan Walini

Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan surat nomor: 165/IT1.A/PB.01/2021

tanggal 21 Mei 2021 kepada Menteri ATR (tembusan kepada Sekretaris Kabinet),

menyampaikan permohonan dukungan untuk langkah kerja upaya pengalihan status lahan

kampus ITB Pangheotan Walini. Rencana lokasi pengembangan kampus ITB berada di

perkebunan Pangheotan, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat dan

masuk dalam Kawasan Cekungan Bandung dengan lahan seluas 540,8 Ha. Lokasi tersebut

merupakan Kawasan Perkebunan Walini yang saat ini dikelola oleh PTPN VIII di bawah

Kemen BUMN. Rencana lokasi pengembangan Multi Kampus GTA ITB tersebut telah sesuai

dengan rencana tata ruang berdasarkan Perpres Nomor 45 Tahun 2018 tentang Rencana

Tata Ruang Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung dan dapat diproses perizinannya.

Perlu percepatan pengembangan Multi Kampus GTA ITB, mengingat rencana ini

sesuai dengan program pemerintah dalam pembangunan infrastruktur dan

mempersiapkan SDM terutama di bidang Sains, Teknologi, Teknik Rekayasa dan

Matematika (STEM). Hal tersebut diperkuat dengan Arahan Presiden dalam Ratas yaitu

bahwa lahan di sekitar Walini akan diberikan oleh pemerintah kepada ITB. Untuk itu, Rektor

ITB agar memperluas ITB dengan konsentrasi pada bidang teknik atau teknologi. Pokok

permasalahan yang saat ini dibahas adalah terkait mekanisme pengalihan aset tanah PTPN

VIII di bawah Kemen BUMN kepada Kemendikbudristek. Permasalahan tersebut saat ini

sedang ditindaklanjuti oleh ITB berkoordinasi dengan Menteri ATR.

Pembangunan Pipa Transmisi Gas Bumi Ruas Cirebon-Semarang

Mengingat pipa Transmisi Gas Bumi Ruas Cirebon-Semarang termasuk PSN yang

diprioritaskan percepatan pembangunannya untuk mendukung kawasan ekonomi di Jawa

Tengah sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2019, Menko Bidang

Kemaritiman dan Investasi agar membahas permasalahan dalam pembangunan pipa

Transmisi Gas Bumi Ruas Cirebon-Semarang dalam Rapat Koordinasi bersama Menteri dan

Kepala Lembaga terkait serta BPH Migas, untuk disepakati penyelesaiannya sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL), termasuk di dalamnya adalah

rehabilitasi mangrove, memiliki target luasan yang cukup besar (untuk tahun 2021, target

rehabilitasi mangrove yang dikerjakan oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove

mencapai 83.000 hektar). Akan tetapi capaian RHL masih sangat minim, padahal kegiatan

RHL termasuk dalam kegiatan prioritas untuk mendukung pelaksanaan Program

Pemulihan Ekonomi Nasional melalui padat karya pembibitan dan penanaman Daerah

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 115

Aliran Sungai (DAS dan Mangrove). Kementerian LHK perlu mempercepat penyusunan dan

penetapan Rencana Umum RHL DAS (Rencana Umum RHL DAS digunakan sebagai

panduan dalam percepatan pelaksanaan dan fokus program RHL); dan Kementerian LHK,

gubernur, atau bupati/wali kota sesuai kewenangannya serta pemegang hak pengelolaan

atau perizinan berusaha pemanfaatan hutan perlu segera menyusun dan menetapkan

rencana tahunan rehabilitasi hutan dan rehabilitasi lahan.

Permasalahan Ketersediaan Anggaran dalam Pelaksanaan Sertifikat Halal Gratis

untuk UMKM sebagai Pelaksanaan UU Cipta Kerja dan PP Nomor 7 Tahun 2021

Menindaklanjuti Apres untuk dilakukan akselerasi pemberian sertifikasi halal secara

gratis kepada pelaku UMK sesuai ketentuan PP Nomor 39 Tahun 2021 tentang

Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal, Sekretariat Kabinet telah

menyelenggarakan rapat koordinasi pada tanggal 14 Oktober 2021 yang dihadiri oleh

perwakilan Kemenko Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian

Investasi/BKPM, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Dalam Negeri, dan Badan

Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).

Dalam rapat dimaksud, memperhatikan pendapat dan masukan dari berbagai

Kementerian/Lembaga, Sekretariat Kabinet menyampaikan surat Sekretaris Kabinet

kepada seluruh Menteri/Kepala Lembaga terkait melalui surat nomor:

B.0357/Seskab/Ekon/10/2021 tentang Kesepakatan Rapat Koordinasi Pendanaan Sertifikasi

Halal untuk Pelaku UMK pada tanggal 21 Oktober 2021, yang inti kesepakatannya adalah:

1. Kemenko Perekonomian agar mengoordinasikan: (1) penyederhanaan prosedur

permohonan sertifikasi halal melalui mekanisme self declare, dalam hal ini termasuk

memastikan bahwa seluruh kriteria baik berdasarkan risiko maupun kehalalan bahan

sesuai positif list BPJPH telah tertanam dalam sistem OSS RBA; dan (2) penyusunan

sektor UMK yang diprioritaskan untuk mendapatkan sertifikat halal secara gratis.

2. Kementerian Koperasi dan UKM agar berkoordinasi dengan K/L terkait yang memiliki

program/kegiatan berkaitan dengan pembinaan, pendampingan, dan pelatihan pelaku

UMK, untuk mensinergikan kegiatan pendampingan penerbitan sertifikat halal sebagai

bagian dalam program/kegiatan pembinaan dan pelatihan pelaku UMK yang

diprioritaskan.

3. Kemendagri agar mengoordinasikan seluruh Pemda untuk mengalokasikan anggaran

pada program pelatihan dan pendampingan UMK di Daerah, dengan prioritas kegiatan

pada pendampingan penerapan izin tunggal bagi UMK, khususnya pendampingan

penerbitan sertifikat halal. Selain itu, bersama Kementerian Koperasi dan UKM, dan

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 116

Kementerian Keuangan, agar menyusun pembagian kewenangan dan tanggung jawab

antara Pemerintah Pusat dan Pemda terkait pendampingan UMK dimaksud.

4. Kementerian Investasi/Kepala BKPM agar mengintegrasikan sistem OSS RBA dengan

sistem penerbitan sertifikat halal pada BPJPH, serta mengakomodir seluruh kriteria

(positif list Bahan Baku dan Pendukung Halal) yang ditetapkan BPJPH ke dalam sistem

OSS RBA sebagai tapisan untuk mengajukan permohonan sertifikat halal melalui

mekanisme self declare.

5. BPJPH agar menyusun Standar Biaya Keluaran Khusus (SBKK) untuk menghitung

besaran biaya penerbitan sertifikat halal secara self declare, untuk diajukan kepada

Kementerian Keuangan sebagai dasar perhitungan penetapan alokasi anggaran

sertifikat halal selanjutnya.

Sebagai tindak lanjut dari surat tersebut, Kepala BPJPH dengan surat nomor S-

7820/BD.II/Set.BD.II/KU.00/11/2020 tanggal 24 November 2021 menyampaikan surat

balasan, yang intinya :

1. BPJPH telah mengusulkan rancangan Naskah Akademik Standar Biaya Masukan

Lainnya (SBML) kepada Menteri Agama yang kemudian akan disampaikan kepada

Menteri Keuangan untuk mendapatkan persetujuan.

2. BPJPH juga sedang melakukan finalisasi Rancangan Keputusan Menteri Agama

(RKMA) tentang Jenis Bahan Tidak Kritis dalam Proses Produk Halal yang Dikecualikan

dari Kewajiban Bersertifikat Halal. Rincian bahan tidak kritis dalam RKMA tersebut

akan digunaan sebagai referensi pada OSS untuk menentukan resiko pelaku usaha.

Tindak Lanjut Arahan Presiden tentang Hilirisasi Ekonomi Digital

Pemanfaatan ekonomi digital Indonesia masih relatif kecil dan terfokus pada

konsumsi. Untuk itu, diperlukan akselerasi pembangunan prasyarat melalui investasi di

bidang SDM digital, infrastruktur digital, dan ekosistem inovasi; kerja sama Pemerintah dan

dunia usaha melalui kebijakan dan regulasi yang memfasilitasi hilirisasi ekonomi digital,

serta perlunya orkestra kebijakan hilirisasi ekonomi digital untuk membangun ekonomi

digital Indonesia yang dapat bersaing secara global.

Sehubungan hal tersebut, Presiden telah menyelenggarakan Rapat Terbatas

tentang Hilirisasi Ekonomi Digital pada tanggal 10 Juni 2021, di mana salah satu arahan

tersebut adalah untuk Menyusun Masterplan Hilirisasi Ekonomi Digital dan Pembentukan

Project Management Officer (PMO) untuk menangani Hilirisasi Ekonomi Digital.

Menindaklanjuti arahan Presiden dimaksud, Sekretariat Kabinet menyelenggarakan rapat

tingkat Eselon I yang dihadiri oleh Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital,

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 117

Ketenagakerjaan, dan UMKM, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; Direktur

Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan; Kepala Badan Pengkajian

dan Pengembangan Perdagangan, Kementerian Perdagangan; Sekretaris Jenderal

Kementerian Komunikasi dan Informatika; Direktur Jenderal Aplikasi Informatika,

Kementerian Komunikasi dan Informatika; dan Deputi Bidang Ekonomi, Kementerian

Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas; dan Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM

Bidang Hubungan Antar Lembaga.

Hasil kesepakatan dalam rapat disampaikan dalam surat Sekretaris Kabinet Nomor:

B.0262/Seskab/Ekon/07/2021 tanggal 30 Juli 2021 yang intinya:

a. Pengembangan Ekonomi Digital perlu disusun ke dalam suatu masterplan yang

berfungsi sebagai platform kolaborasi dan koordinasi bagi kementerian/lembaga,

dengan menginduk pada masterplan transformasi digital saat ini dalam penyusunan di

bawah koordinasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas;

b. Perlu disusunnya rencana aksi pengembangan ekonomi digital sampai dengan tahun

2030, dengan target jangka pendek (Quick Win) 2022-2024;

c. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian segera mengoordinasikan penyusunan

masterplan ekonomi digital dan pembentukan PMO ekonomi digital sesuai arahan

Presiden.

Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sedang

menyusun Masterplan Hilirisasi Ekonomi Digital dan pembentukan PMO Ekonomi Digital

yang akan ditetapkan dengan Peraturan Presiden.

Pembahasan Percepatan Pembangunan/Pengembangan Kilang Minyak Dalam

Negeri

Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional mengirimkan surat kepada Dirjen

Migas Kementerian ESDM yang ditembuskan pula kepada Sekretaris Kabinet yang intinya

menyampaikan kebutuhan dukungan pemerintah dalam pembangunan kilang minyak

dalam negeri, di antaranya kebutuhan infrastruktur pendukung konektivitas Grass Root

Refinery (GRR) Tuban (surat tanggal 13 Juli 2021).

Menindaklanjuti hal dimaksud, Sekretariat Kabinet telah menyelenggarakan rapat

dengan K/L terkait pada tanggal 25 Agustus 2021. Hasil kesepakatan rapat intinya agar

Menko Bidang Perekonomian mengkaji percepatan pembangunan jalan tol guna

mendukung konektivitas GRR Tuban sebagai PSN yang disampaikan melalui surat

Sekretaris Kabinet Nomor: B.0291/Seskab/Marves/09/2021 tanggal 3 September 2021.

Menindaklanjuti surat Sekretaris Kabinet dimaksud, Kemenko Bidang Perekonomian telah

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 118

menyelenggarakan rapat membahas terkait infrastruktur pendukung Kilang Minyak Tuban

pada tanggal 19 Oktober 2021 dan 19 November 2021.

Tindak Lanjut Arahan Presiden pada Rapat Internal tentang Optimalisasi Ekspor

di Bidang Perkebunan dalam Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional

Presiden memberikan arahan pada Rapat Internal tentang Optimalisasi Ekspor di

Bidang Perkebunan dalam Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional pada tanggal 30 September

2020 kepada Menteri Pertanian dan Menko Bidang Perekonomian, untuk: (i) menyiapkan

kebun pembibitan (nursery) sebanyak 3-5 lokasi dengan jumlah 10-20 juta bibit per lokasi,

untuk komoditas kelapa, jambu mete, dan kopi; dan (ii) menyiapkan kebun pembibitan

untuk komoditas kelapa genjah pada tahun 2021 di Pulau Jawa dengan 1 juta bibit kelapa

dan di luar Pulau Jawa dengan 2 juta bibit kelapa, dan (iii) Presiden berkenan berkunjung

ke lokasi kebun pembibitan dimaksud.

Sehubungan dengan hal tersebut, Sekretariat Kabinet telah melakukan pengawalan

tindak lanjut Apres tersebut selama tahun 2021 melalui serangkaian kegiatan pembahasan,

monitoring, dan evaluasi bersama dengan stakeholder dengan melakukan rapat kerja

dengan Kementerian/Lembaga terkait dan berbagai mitra pembangunan, serta kunjungan

lapangan ke beberapa lokasi kebun nursery dan balai penelitian pembibitan tanaman

perkebunan kopi, kelapa, dan jambu mete.

Gambar 3.38

Peninjauan Lapangan ke Kebun Entres Jambu Mete di Balai Penelitian Tanaman Rempah & Obat

Cikampek Jawa Barat, 20-22Oktober 2021

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 119

Sekretariat Kabinet telah melaporkan kepada Presiden terkait capaian tindak lanjut

Apres ini melalui memorandum Sekretaris Kabinet nomor: M.1108/Seskab/12/2021, tanggal

23 Desember 2021. Inti laporan tersebut yaitu bahwa Apres tersebut telah dilaksanakan

oleh K/L terkait dengan pengawalan dari Sekretariat Kabinet, dengan beberapa modifikasi

implementasi. Hal ini mengingat adanya kekhususan kharakteristik dari usaha perbenihan,

antara lain telah banyak pelaku penangkar benih UMK sehingga apabila pemerintah

mengambil alih memonopoli penyediaan benih dalam skala besar akan berdampak pada

pelaku UMK yang telah ada.

Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pengendalian dapat dilakukan terhadap

efektivitas dan efisiensi pelaksanaan suatu kebijakan atau program pemerintah. Kegiatan

pemantauan dilaksanakan dengan mengamati, mengidentifikasi, serta mengantisipasi

permasalahan yang timbul atau akan timbul dalam pelaksanaan kebijakan dan program

pemerintah untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin. Kegiatan evaluasi dilaksanakan

dengan menganalisis hasil pemantauan atas pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan

yang dilanjutkan dengan pelaporan yakni menyusun dan menyampaikan hasil pemantauan

dan evaluasi yang telah dilaksanakan.

Pengendalian adalah serangkaian kegiatan manajemen yang dimaksudkan untuk

menjamin agar suatu kebijakan atau program pemerintah yang dilaksanakan sesuai dengan

rencana yang ditetapkan. Kriteria penentuan hasil pemantauan, evaluasi, dan pengendalian

telah ditindaklanjuti yaitu “Rekomendasi di dalam laporan hasil pemantauan, evaluasi, dan

pengendalian digunakan sebagai masukan (feedback) atau dasar pemberian sanksi oleh

Presiden/Menteri/Kepala Lembaga dalam rangka mengevaluasi atau mengoreksi

pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang perlu diperbaiki”. Pengukuran IKU

menggunakan formulasi perhitungan:

Jumlah rekomendasi Sekretariat Kabinet atas hasil pemantauan, evaluasi, dan

pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang ditindaklanjuti

oleh Presiden/Menteri/Kepala Lembaga

Jumlah rekomendasi Sekretariat Kabinet atas hasil pemantauan, evaluasi, dan

pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang disampaikan

kepada Presiden/Menteri/ Kepala Lembaga

x 100%

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 120

Pada tahun 2021 Sekretariat Kabinet telah menghasilkan 136 rekomendasi hasil

pemantauan, evaluasi, dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program

pemerintah dan hasil monitoring atas tindak lanjut rekomendasi seluruhnya ditindaklanjuti.

Tabel berikut ini memperlihatkan output dan outcome rekomendasi per-bidang.

Tabel 3.7 Persentase realisasi IKU 2 Sasaran Strategis 2 per-kedeputian

Bidang Output Outcome % Realisasi Keterangan

Politik, Hukum, dan Keamanan

34 34 100% Seluruh rekomendasi

ditindaklanjuti

Perekonomian 75 75 100% Seluruh rekomendasi

dimanfaatkan

Pembangunan

Manusia dan

Kebudayaan

17 17 100% Seluruh rekomendasi

dimanfaatkan

Kemaritiman

dan Investasi 10 10 100%

Seluruh rekomendasi

dimanfaatkan

Total 136 136 100%

Target IKU 2 sasaran strategis kedua di tahun 2021 adalah 91% meningkat dari tahun

sebelumnya yaitu 90%. Berikut ini perbandingan capaian IKU 2 tahun 2020 dengan tahun

2021.

90%

91%100% 100%111.11%

109.89%

70

136

70

136

10

30

50

70

90

110

130

150

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

2020 2021

Pe

rse

n

Target

Realisasi

Capaian

Output

OutcomeJum

lah

Output

Gambar 3.39 Grafik Perbandingan Capaian IKU 2 Sasaran Strategis 2 Tahun 2020 dan Tahun 2021

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 121

Tahun 2020 dan tahun 2021 memiliki realisasi yang sama yakni 100%, dengan adanya

peningkatan target maka persentase capaian menjadi terlihat mengalami penurunan dari

111,11% ke 109,89% walaupun kinerjanya sudah maksimal seluruh rekomendasi

ditindaklanjuti. Selanjutnya akan dijabarkan sekilas gambaran kinerja yang dilaksanakan

Sekretariat Kabinet pada tahun 2021 berkaitan dengan pemantauan, evaluasi, dan

pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang mencerminkan

pencapaian indikator kedua sasaran strategis 1.

Pengintegrasian Sistem Informasi Milik Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan dengan Kementerian Dalam Negeri

Dalam rangka mendukung penerapan Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD)

yang dibangun oleh Kemendagri, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

telah mendampingi Pemda dalam menggunakan Sistem Informasi Manajemen Daerah

(SIMDA). SIMDA tersebut dibangun oleh BPKP secara paralel dengan SIPD, sehingga untuk

kelancaran penerapannya, maka BPKP memandang perlu untuk dilakukan pendampingan

selama masa transisi menuju penerapan SIPD secara utuh. BPKP mengidentifikasi beberapa

kendala implementasi SIPD, salah satunya adalah kesulitan Pemda dalam mengakses

aplikasi SIPD, sehingga upaya Pemda dalam mewujudkan Sistem Pemerintah Berbasis

Elektronik (SPBE) menjadi terhambat.

Guna tercapainya akuntabilitas keuangan

daerah dan pembangunan daerah, maka

Sekretariat Kabinet memandang perlu dilakukan

inisiasi pengintegrasian sistem informasi

akuntabilitas keuangan dan pembangunan daerah

yang dimiliki oleh BPKP maupun Kemendagri ke

dalam sistem informasi tunggal dengan harapan

akan memudahkan Pemda dalam mengelola

penyusunan, pelaksanaan, dan

pertanggungjawaban program pembangunan

daerah serta transparansi dan keterbukaan

informasi publik kepada masyarakat.

Rekomendasi tersebut telah disampaikan oleh

Sekretaris Kabinet kepada Kepala BPKP.

Gambar 3.40 Surat Sekretaris Kabinet kepada Kepala BPKP perihal Intergasi

Sistem Informasi Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan Daerah

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 122

Laporan Pengembangan dan Implementasi Sistem Peradilan Pidana Terpadu

berbasis Teknologi Informasi Tahun 2019-2020

Menko Polhukam melaporkan hasil pengembangan dan implementasi Sistem

Peradilan Pidana Terpadu berbasis Teknologi Informasi (SPPT-TI) Tahun 2019-2020 sebagai

bentuk penilaian dan evaluasi terhadap pencapaian sasaran dan kinerja SPPT-TI Tahun 2019-

2020. Hal-hal yang dilaporkan, antara lain kendala pelaksanaan SPPT-TI dan evaluasi bagi

pengembangan SPPT-TI ke depannya.

Terhadap laporan tersebut kami menyampaikan bahwa keempat instansi penegak

hukum yang tergabung dalam SPPT-TI diharapkan untuk terus bersinergi dan

menghilangkan ego sektoral dalam melaksanakan upaya pengembangan dan peningkatan

SPPT-TI agar dapat menunjang proses penanganan tindak pidana yang berbasis teknologi

informasi sehingga masyarakat luas dapat memperoleh manfaat dengan mengetahui

status penanganan perkara dan gambaran umum kondisi penanganan perkara tindak

pidana di Indonesia, khususnya di tengah masa pandemi.

Laporan Tahunan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban Tahun 2020

Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menyampaikan Laporan

Tahunan LPSK Tahun 2020 kepada Presiden RI guna menindaklanjuti ketentuan Pasal 13

ayat (1) UU Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban jo. UU Nomor 31

Tahun 2014.

Terhadap laporan tersebut kami menyampaikan beberapa rekomendasi kepada

Presiden, diantaranya LPSK perlu diberikan alokasi anggaran yang cukup untuk dapat

menjamin pelayanan kesehatan korban tindak pidana penganiayaan, kekerasan seksual,

korban terorisme, dan tindak pidana perdagangan orang karena BPJS tidak menjamin

pelayanan kesehatan tindak pidana tersebut.

Laporan Pelaksanaan Kegiatan Tim Koordinasi Misi Pemeliharaan Perdamaian

(TKMPP) Periode Maret 2021

Menteri Luar Negeri melalui surat no: 089/TI/03/2021/07/01 pada intinya melaporkan

hasil pelaksanaan kegiatan TKMPP periode Maret 2021, dengan inti:

1. RI berhasil menjaga komitmen serta meningkatkan kontribusi pada Misi Pemeliharaan

Perdamaian PBB (MPP-PBB) sehingga tetap menjadi negara kontributor pasukan

terbesar ke-8 (total 2.825 personel, 190 diantaranya personel perempuan) yang terbagi

di 8 MPP-PBB;

2. RI berhasil berkontribusi dalam forum tata kelola MPP-PBB;

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 123

3. peningkatan eskalasi situasi keamanan di Mali mendorong pihak RI dan Australia

membatalkan rencana co-deployment pasukan ke MINUSMA-Mali;

4. kontribusi Satgas FPU RI ke MINUSMA tidak dapat dilanjutkan karena PBB telah

menunjuk negara lain yang lebih siap; dan

5. dinamika perubahan kebijakan PBB berimplikasi pada kebutuhan pengiriman pasukan

MPP PBB secara cepat dan di luar perencanaan dan penganggaran, untuk itu TKMPP

perlu mencari terobosan baru guna mengatasi permasalahan teknis dalam pengiriman

pasukan RI ke MPP-PBB.

Atas laporan tersebut, Sekretariat Kabinet meneruskan inti laporan kepada

Presiden disertai rekomendasi bahwa kinerja TKMPP berimplikasi positif mendukung

leverage diplomasi kepentingan RI di forum PBB, karena itu perlu terus dicari terobosan

baru yang lebih efektif dan efisien dari sisi kebijakan pembiayaan pengiriman pasukan

sebagai dampak dari kebijakan PBB, demi memastikan penguatan diplomasi kepentingan

tersebut.

Sinergisitas antar K/L Program Penanggulangan Terorisme

Rencana Aksi Sinergisitas (RAS) merupakan upaya komprehensif dalam program

kontra radikalisasi melalui pendekatan soft approach, diantaranya melalui kontra narasi,

kontra propaganda, serta kontra ideologi melalui kebijakan yang dilakukan lintas K/L

dengan melibatkan pemerintah daerah dan swasta. Pada tahun 2021 terdapat total 720

kegiatan RAS yang tersebar pada 26 kabupaten/kota di Jabar, Jateng, Jatim, NTB, dan

Sulteng melalui pendekatan pendidikan dan perekonomian guna mengeliminasi

propaganda narasi-narasi ketidakadilan dengan target penerima manfaat seperti napiter

dan mantan napiter, kelompok/organisasi yang telah/rentan terpapar radikalisme, lembaga

pendidikan, tempat ibadah, serta masyarakat umum yang rentan terpapar radikalisme.

Terkait pelaksanaan RAS dimaksud Setkab berpendapat a) perlu segera dirumuskan

mekanisme monitoring dan evaluasi atas RAS dimaksud sebagai instrumen kontrol atas

capaian kinerja berdasarkan time frame yang telah ditentukan; b) atas isu-isu strategis yang

memerlukan intervensi khusus, agar dapat dilaporkan kepada Presiden melalui Setkab; c)

Sinergi lintas K/L perlu dikembangkan dengan pelibatan perguruan tinggi, BUMN, serta

sektor swasta melalui Corporate Social Responsibility (CSR).

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 124

Penyampaian update dan analisis perkembangan

ekonomi terkini setiap bulan

Penyusunan laporan ringkas perkembangan

ekonomi terkini setiap awal bulan kepada Presiden

dimaksudkan untuk memberikan highlight (snapshot)

ekonomi nasional yang bersifat strategis dalam proses

pengambilan kebijakan ekonomi pemerintah.

Dalam laporan terakhir bulan Juni 2021, ekonomi

domestik secara umum menunjukkan perkembangan

sebagai berikut:

1. Perekonomian domestik terus mengalami perbaikan,

terutama didorong oleh kinerja ekspor akibat kenaikan

permintaan Tiongkok dan AS, realisasi belanja fiskal

(belanja barang, belanja modal, dan bantuan sosial),

serta investasi.

2. Beberapa indikator masih menunjukkan pelemahan,

antara lain: 1) Pertumbuhan kredit April masih

terkontraksi (-2,28%, yoy) meski membaik dibanding

Maret (-3,77%, yoy); 2) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini

April 2021 (80,3) mengindikasikan persepsi konsumen

terhadap kondisi ekonomi saat ini masih berada di zona

pesimis (<100); dan 3) Indeks Penjualan Riil Maret 2021

masih tumbuh negatif (-14,6%, yoy) meski membaik

dibanding Februari (-18,1%, yoy).

3. Guna mendukung aktivitas pemulihan ekonomi,

belanja pemerintah pusat terus diakselerasi sejak

awal tahun dan tumbuh 20,53% (yoy) hingga 31 Mei

2021 (33,13% pagu APBN 2021), yang didorong oleh

realisasi belanja modal dan belanja barang.

Dalam laporan dimaksud juga disampaikan

beberapa rekomendasi sebagai berikut:

a. Upaya pengendalian COVID-19, khususnya pasca-libur lebaran, melalui perluasan dan

pengetatan PPKM Mikro yang disertai dengan percepatan vaksinasi tetap menjadi pioritas

untuk dilanjutkan dan ditingkatkan efektivitasnya. Hal ini untuk menghindari lonjakan kasus

COVID-19 secara signifikan yang dapat mengganggu momentum pemulihan ekonomi.

Gambar 3.41 Infografis Perkembangan Indikator Ekonomi pada bulan Mei 2021 yang disampaikan pada bulan Juni 2021

Gambar 3.42 Infografis Realisasi

Investasi pada Triwulan I-2021 yang

disarikan dari laporan BKPM,

disampaikan pada bulan April 2021

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 125

b. Perbaikan fungsi intermediasi perbankan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Kebijakan BI yang menurunkan batas maksimum suku bunga kartu kredit (dari 2% menjadi

1,75% per bulan) merupakan langkah positif untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga.

Namun, kebijakan ini perlu dievaluasi secara cermat mengingat komposisi transaksi kartu

kredit hanya sekitar 2,6% dari konsumsi rumah tangga tahun 2020.

Dampak atas rencana perluasan basis pajak dan kenaikan tarif pajak pada tahun 2022

sebagaimana termuat dalam RUU Ketentuan Umum Perpajakan agar mulai dikaji secara

lebih mendalam, terutama dari aspek tahapan dan waktu (timing) pemberlakuannya agar

tidak mengganggu pemulihan dan trajectory pertumbuhan ekonomi ke depan.

Pemantauan dan Evaluasi terhadap Arahan/Janji Presiden Terkait

Pembangunan/Revitalisasi Pasar Rakyat

Presiden pada beberapa Sidang Kabinet Terbatas atau Sidang Kabinet Paripurna,

menyampaikan arahan kepada Kementerian PUPR agar benar-benar mendukung

infrastruktur yang berkaitan dengan pariwisata, seperti pembangunan runway, terminal

airport, trotoar dan jalan-jalan menuju ke tempat pariwisata yang telah menjadi prioritas

pemerintah, termasuk juga pembangunan pasar.

Apres pada Sidang Kabinet Paripurna tanggal 18 Juli 2018 tentang Rancangan APBN

TA 2019, bahwa proyek revitalisasi atau pembangunan fisik yang saat ini dilaksanakan oleh

Kementerian Perdagangan agar digeser ke Kementerian PUPR, sehingga konsentrasi

Kementerian Perdagangan benar-benar pada urusan perdagangan yang berkaitan dengan

ekspor-impor dan perdagangan dalam negeri dan tidak lagi berkaitan dengan fisiknya.

Khusus untuk program pembangunan/revitalisasi pasar rakyat, Presiden telah

menetapkan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2018 (Perpres 64 Tahun 2018) tentang

Renovasi dan Pengembangan Stadion Manahan Solo di Kota Surakarta Provinsi Jawa

Tengah, Pembangunan Gedung Komite Olahraga Nasional Indonesia di Jakarta,

Pembangunan Sarana Olahraga dan Kewirausahan Universitas Musamus di Kabupaten

Merauke Provinsi Papua, dan Universitas Papua di Kabupaten Manokwari Provinsi Papua

Barat, serta Rehabilitasi Bangunan Pasar Atas Bukittinggi di Kota Bukittinggi Provinsi

Sumatera Barat, Pasar Aksara di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara, dan Pasar

Prawirotaman di Kota Yogyakarta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selain itu, Presiden juga telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun

2019 (Perpres 43 Tahun 2019) tentang Pembangunan, Rehabilitasi, atau Renovasi Pasar

Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan Satuan

Pendidikan Dasar dan Menegah, yang didalam lampirannya menetapkan pembangunan,

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 126

rehabilitasi, atau renovasi terhadap 8 (delapan) pasar rakyat, yakni Pasar Klewer Timur di

Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah; Pasar Sukawati di Kabupaten Gianyar Provinsi Bali;

Pasar Legi (Songgolangit) di Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur; Pasar Kaliwungu di

Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah; Pasar Renteng di Kabupaten Lombok Tengah

Provinsi Nusa Tenggara Barat; Pasar Pariaman di Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat;

Pasar Legi di Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah; Pasar Pon di Kabupaten Trenggalek

Provinsi Jawa Timur; dan Pasar Benteng Pancasila di Kota Mojokerto Provinsi Jawa Timur.

Dalam kedua Peraturan Presiden tersebut, Presiden memerintahkan Menteri PUPR

untuk melaksanakan renovasi, pembangunan, rehabilitasi pasar rakyat dengan

menggunakan anggaran pendapatan dan belanja pada bagian anggaran kementerian yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum. Adapun lokasi

pembangunan, rehabilitasi, atau renovasi pasar rakyat berdasarkan Perpres 64 Tahun 2018

dan Perpres 43 Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.8 Lokasi pembangunan pasar rakyat

Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2018

Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2019

1. Pasar Atas Bukittinggi – Kota Bukittinggi, Sumatera Barat

2. Pasar Aksara – Kota Medan, Sumatera Utara

3. Pasar Prawirotaman – Kota Yogyakarta, D.I. Yogyakarta

1. Pasar Klewer Timur – Kota Surakarta, Jawa Tengah

2. Pasar Sukawati – Kabupaten Gianyar, Bali

3. Pasar Legi (Songgolangit) – Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur

4. Pasar Kaliwungu – Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

5. Pasar Renteng – Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat

6. Pasar Pariaman – Kota Pariaman, Sumatera Barat

7. Pasar Legi – Kota Surakarta, Jawa Tengah

8. Pasar Pon – Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur

9. Pasar Benteng Pancasila – Kota Mojokerto, Jawa Timur

Perpres 64 Tahun 2018 dan Perpres 43 Tahun 2019 juga mengamanatkan kepada

Menteri PUPR untuk melaporkan pelaksanaan renovasi, rehabilitasi, atau renovasi pasar

rakyat secara berkala (Perpres 64 Tahun 2018) dan setiap 6 (enam) bulan sekali (Perpres 43

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 127

Tahun 2019) atau sewaktu-waktu diperlukan. Selanjutnya, dalam ketentuan Pasal 7 Perpres

43 Tahun 2019 intinya disebutkan pula bahwa dalam hal terdapat lokasi pembangunan,

rehabilitasi, atau renovasi pasar rakyat selain tercantum dalam Lampiran Peraturan

Presiden tersebut, Menteri PUPR dapat menetapkan lokasi pembangunan/revitalisasi

Pasar sesuai arahan Presiden. Implementasi dari ketentuan ini, Sekretaris Kabinet (atas

nama Presiden) telah beberapa kali menyampaikan surat kepada Menteri PUPR guna

menyampaikan arahan/janji Presiden terkait pembangunan/ revitalisasi pasar rakyat di

beberapa daerah di Indonesia.

Sehubungan hal tersebut, berdasarkan fungsi Sekretariat Kabinet untuk

melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan

program pemerintah khususnya terkait program pembangunan/revitalisasi pasar rakyat,

Sekretaris Kabinet kepada Menteri PUPR telah menyampaikan permohonan laporan

perkembangan program pembangunan/revitalisasi pasar rakyat (surat nomor

B.31/Seskab/Ekon/02/2021 tanggal 1 Februari 2021).

Atas surat Sekretaris Kabinet tersebut, Menteri PUPR telah menyampaikan laporan

dimaksud melalui surat Nomor PR.0303-Mn/243 tanggal 15 Februari 2021, yang kemudian

telah dilaporkan oleh Sekretaris Kabinet kepada Presiden melalui memorandum Nomor

M.103/Ekon/03/2021, tanggal 10 Maret 2021, perihal Laporan Pelaksanaan Pembangunan

dan Revitalisasi Pasar Rakyat.

Mengawal Penataan Ekosistem Logistik Nasional sesuai Inpres 5 Tahun 2020

Dalam rangka meningkatkan kinerja logistik nasional, memperbaiki iklim investasi,

dan meningkatkan daya saing perekonomian nasional, telah ditetapkan Inpres Nomor 5

Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional. Penataan Ekosistem Logistik

Nasional juga merupakan arahan Presiden yang perlu dilaksanakan untuk meningkatkan

indikoator kemudahan berusaha, yaitu Trading Across Borders yang peringkatnya selalu

stagnan di beberapa tahun terakhir.

Penataan Ekosistem Logistik Nasional juga merupakan salah satu stimulus ekonomi

non fiskal yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi logsitik nasional agar dapat lebih

memberikan dorongan terhadap kegiatan ekspor-impor. Untuk memastikan implementasi

Inpres tersebut, Sekretariat Kabinet secara rutin melakukan pengawasan atas capaian-

capaian dalam rencana aksi Inpres 5 Tahun 2020 melalui serangkaian rapat koordinasi yaitu

pada tanggal 15 Maret dan 16 Juni 2021. Sampai dengan Juni 2021, capaian-capaian renaksi

Inpres 5 Tahun 2020 sebagai berikut:

1. Penerapan Sistem SSm Kepabeanan dan Karantina secara bertahap;

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 128

2. Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) oleh K/L yang terkait dengan proses

pemberitahuan keberangkatan dan kedatangan kapal melalui Sistem SSm

Pengangkutan;

3. Penerbitan Permen Perdagangan Nomor 17 Tahun 2021 terkait prosedur perizinan

ekspor dan impor untuk pengguna jasa yang mempunyai profil yang baik (reputable

trader);

4. Terlaksananya pemesanan truk secara online untuk pengangkutan/trucking dalam

negeri;

5. Terlaksananya uji coba layanan permintaan, pembayaran, sampai penyerahan (layanan

D/O);

6. Terlaksananya layanan D/O secara online melalui platform kolaborasi pada 5 (lima)

pelabuhan besar;

7. Proses bisnis terkait jadwal kapal, ketersediaan tempat, pemesanan tempat yang

disesuaikan dengan proses pemesanan truk untuk kegiatan ekspor;

8. Terlaksananya satu siklus inbound melalui platform kolaborasi di 5 pelabuhan utama.

Monitoring dan Evaluasi Program Peningkatan Penyediaan Pangan Nasional (Food

Estate)

Dalam rangka meningkatkan penyediaan pangan nasional berbasis pada pertanian

modern, Pemerintah telah merencanakan pengembangan Kawasan Food Estate dalam

RPJMN 2020-2024 dan RKP Tahun 2021. Untuk mendorong program Food Estate terlaksana,

Presiden dalam beberapa Rapin (2 Juni dan 24 Juni 2020), Ratas (23 September 2020), dan

dalam Peresmian Pembukaan Rakernas Pembangunan Pertanian Tahun 2021 (11 Januari

2021), menyampaikan arahan yang intinya agar konsep program pengembangan Food

Estate dibuat dengan jelas sehingga menghasilkan output yang jelas, model bisnis Food

Estate agar dibuat dengan jelas menggunakan pola-pola modern, serta lokasi Food Estate

yang akan dikembangkan di 5 (lima) lokasi dengan 2 (dua) lokasi sebagai percontohan bagi

provinsi lain yaitu Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara.

Untuk memastikan Apres terkait Food Estate tersebut dilaksanakan dengan baik,

Sekretariat Kabinet mengawal pengembangan program Food Estate dengan terlibat aktif

dengan menyelenggarakan Rakor Tingkat Es. I pada tanggal 19 Juni 2020 dengan

kesepakatan matriks kegiatan tindaklanjut Arahan Presiden serta terlibat secara rutin sejak

tahun 2020 dalam pembahasan dalam Rakor Tingkat Teknis baik untuk Es. I dan Es. II,

maupun seminar/workshop terkait Food Estate.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 129

Selanjutnya, Sekretariat Kabinet juga terlibat aktif dalam penyusunan dan

pembahasan RPerpres Peningkatan Penyediaan Pangan Melalui Pengembangan Kawasan

Food Estate, dengan memberikan catatan dan masukan kepada Menteri Sekretaris Negara

guna menyempurnakan substansi RPerpres Food Estate tersebut (surat Sekretaris Kabinet

B.392/Seskab/Ekon/12/2021 tanggal 17 Desember 2020) serta pada Rapat Klarifikasi

RPerpres Food Estate (23 April, 26 April, dan 25 Juni 2021). Masukan-masukan Sekretariat

Kabinet terhadap RPerpres tersebut diantaranya adalah terkait lokasi Food Estate sesuai

Apres dalam Ratas, pengaturan mengenai kelembagaan, serta integrasi program Food

Estate dengan program Korporasi Petani.

Sekretariat Kabinet juga menyelenggarakan kegiatan pemantauan dalam rangka

monitoring dan evaluasi (monev) program Food Estate ke 5 (lima) lokasi Food Estate yaitu

Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Papua

dengan mengundang K/L terkait yaitu Kemenko Perekonomian, Kemenko Kemaritiman

dan Investasi, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Pertanian, dan Kementerian

PUPR.

Kegiatan monev tersebut dilakukan dengan tujuan mengindentifikasi faktor

kendala baik regulasi dan implementasi yang akan timbul dalam mencapai target program

pengembangan Food Estate, mengidentifikasi solusi penyelesaian permasalahan

pencapaian target program pengembangan Food Estate, serta mengidentifikasi langkah

strategis untuk mempercepat pencapaian target program pengembangan Food Estate.

Melalui kegiatan monev tersebut, Sekretariat Kabinet akan menghasilkan laporan

komprehensif kepada Presiden berupa rekomendasi penyelesaian permasalahan yang

konkrit Estate dan juga rekomendasi dalam percepatan pencapaian target terhadap

pengembangan program Food.

Rencana Kebijakan Seleksi Guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

(PPPK)

Telah dilakukan pemantauan dan pengumpulan informasi ke Jawa Tengah dan

Yogyakarta dalam rangka mengetahui persiapan pelaksanaan seleksi guru PPPK oleh

pemerintah daerah. Ditemukan ada berbagai masalah sebagai berikut:

1. Sampai dengan tanggal 3 Juni 2021 baru ada 536.549 (53,5%) formasi guru PPPK yang

telah ditetapkan oleh Kementerian PANRB berdasarkan usulan Pemda.

2. Daerah kesulitan untuk mengalokasikan anggaran untuk gaji dan tunjangan guru PPPK

karena meskipun pemerintah pusat menyatakan bahwa gaji dan tunjangan para guru

PPPK akan bersumber dari pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Umum (DAU), namun

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 130

dengan formula penghitungan DAU (formula Alokasi Dasar dan Celah Fiskal), tidak serta

merta ada tambahan anggaran khusus untuk gaji dan tunjangan guru PPPK sesuai

dengan jumlah rekrutmen guru PPPK di dalam DAU yang akan diterima daerah.

3. Ada potensi bahwa tidak semua dari 742.459 guru honorer di sekolah negeri yang telah

terdata dalam data pokok pendidikan akan lulus pada perekrutan guru PPPK tahun 2021,

sehingga guru honorer tersebut akan kehilangan pekerjaan karena digantikan oleh guru

dari sekolah swasta dan para pemegang sertifikat PPG atau fresh graduate yang lulus

seleksi guru PPPK.

Sekretariat Kabinet menyampaikan rekomendasi terkait permasalahan tersebut

dan telah dilakukan Rapat Koordinasi yang diprakarsai oleh Kemenko Bidang PMK pada

tanggal 3 Juni 2021 untuk membahas persiapan pelaksanaan seleksi guru PPPK dan tanggal

17 Juni 2021 untuk membahas terobosan kebijakan kesinambungan pembiayaan guru PPPK

oleh pemerintah daerah.

Pencegahan Perkawinan Anak

Data dari Kementerian PPPA menunjukkan bahwa angka perkawinan anak di

Indonesia berada pada persentase 10,19% pada tahun 2020, yang mana angka tersebut

masih tergolong jauh dibandingkan target persentase perkawinan anak di dalam RPJMN,

yaitu sebesar 8,74% di tahun 2024. Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah

menaikkan batas usia minimal perkawinan menjadi 19 tahun bagi laki-laki dan perempuan

dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Namun, ternyata perubahan

batas usia minimal tersebut belum cukup efektif mengurangi angka perkawinan anak di

Indonesia. Sejak dinaikkannya batas minimal usia perkawinan, terdapat peningkatan

permohonan dispensasi perkawinan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Sekretariat Kabinet menyampaikan rekomendasi

diantaranya:

a. perlu adanya edukasi dan konsultasi bagi anak dan orang tua terkait dampak buruk

perkawinan anak;

b. perlu adanya sinergi dengan lembaga hukum, terutama Pengadilan Agama, agar tidak

mudah untuk memberikan dispensasi perkawinan.

c. perlu adanya peningkatan kegiatan pemberdayaan perempuan maupun forum-forum

anak guna mengedukasi anak agar dapat fokus pada pendidikan dan terhindar dari

perkawinan anak; serta

d. perlu penguatan peran seluruh lapisan masyatakat untuk ikut berkontribusi dalam upaya

mencegah dan menangani permasalahan perkawinan anak.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 131

Monitoring dan Evaluasi Program Peningkatan Penyediaan Pangan Nasional (Food

Estate)

Dalam rangka meningkatkan penyediaan pangan nasional berbasis pada pertanian

modern, Pemerintah telah merencanakan pengembangan Kawasan Food Estate dalam

RPJMN 2020-2024 dan RKP Tahun 2021. Untuk mendorong program Food Estate terlaksana,

Presiden dalam beberapa Rapin (2 Juni dan 24 Juni 2020), Ratas (23 September 2020), dan

dalam peresmian pembukaan Rakernas Pembangunan Pertanian Tahun 2021 (11 Januari

2021), menyampaikan arahan yang intinya agar konsep program pengembangan Food

Estate dibuat dengan jelas sehingga menghasilkan output yang jelas, model bisnis Food

Estate agar dibuat dengan jelas menggunakan pola-pola modern, serta lokasi Food Estate

yang akan dikembangkan di 5 (lima) lokasi dengan 2 (dua) lokasi sebagai percontohan bagi

provinsi lain yaitu Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara.

Untuk memastikan Apres dan program Pemerintah terkait Food Estate tersebut

dilaksanakan dengan baik, Sekretariat Kabinet sepanjang tahun 2021 telah melakukan

serangkaian kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Program Peningkatan

Penyediaan Pangan Nasional atau yang dikenal sebagai Food Estate yang dimulai oleh

Pemerintah sejak tahun sebelumnya. Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Sekretariat

Kabinet dalam rangka mengawal program Food Estate pada tahun 2021 melibatkan

beberapa K/L yaitu Kemenko Perekonomian, Kemenko Marves, Kementerian Pertanian,

Kementerian PPN/Bappenas, serta Kementerian PUPR. Kegiatan pemantauan tersebut

dilakukan di 4 (empat) provinsi Food Estate sesuai Apres dalam Ratas tanggal 23 September

2020.

Berdasarkan hasil pemantauan ke lapangan (site visit) ke 4 (empat) provinsi Food

Estate, serta berdasarkan rapat koordinasi dan pertemuan dengan Bupati/Wakil Bupati

beserta jajaran Dinas pemerintah daerah terkait, Sekretariat Kabinet telah mengidentifikasi

permasalahan pelaksanaan program Food Estate yaitu permasalahan mengenai sarana dan

prasarana (alsintan, jalan, dan irigasi), permasalahan Area of Interest, permasalahan model

bisnis Food Estate, serta permasalahan Masterplan Food Estate. Selanjutnya, melalui kajian

dan desk study, Sekretariat Kabinet telah merumuskan beberapa saran dan rekomendasi

untuk penguatan program Food Estate. Saran dan rekomendasi tersebut telah disampaikan

oleh Sekretariat Kabinet kepada Kemenko Bidang Perekonomian dan Kemenko Bidang

Marves melalui surat Sekretariat Kabinet nomor: B.387/Seskab/Ekon/11/2021 tanggal 8

November 2021, perihal Hasil Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Peningkatan

Penyediaan Nasional (Food Estate).

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 132

Dalam surat tersebut, Sekretariat Kabinet menyampaikan beberapa saran dan

rekomendasi, yang intinya adalah:

1. Kemenko Bidang Perekonomian agar:

a. Mengoordinasikan percepatan penyelesaian RPerpres Program Peningkatan

Penyediaan Pangan Nasional (Food Estate) sebagai payung hukum program Food

Estate secara nasional.

b. Mengoordinasikan dan memfasilitasi percepatan penyelesaian perencanaan Food

Estate khususnya terkait dengan pengajuan Area of Interest sesuai penetapan lahan

dari SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan oleh Pemerintah Provinsi dan

Pemerintah Kabupaten terkait di Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur,

Sumatera Selatan, dan Papua.

c. Mengoordinasikan dengan melibatkan Kementerian PPN/Bappenas, untuk

percepatan penyusunan Masterplan Food Estate di Kalimantan Tengah, Sumatera

Utara, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

2. Kemenko Bidang Marves agar:

a. Mengoordinasikan dan memfasilitasi percepatan penyelesaian perencanaan Food

Estate khususnya terkait dengan pengajuan Area of Interest sesuai penetapan lahan

dari SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan oleh Pemerintah Provinsi dan

Pemerintah Kabupaten terkait di Sumatera Utara.

b. Mendorong Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk segera menindaklanjuti

pengajuan Area of Interest, dengan mengacu pada SK Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan No. 448 Tahun 2020 tanggal 25 November 2020, khususnya bagi

Pemerintah Kab. Pakpak Bharat, Kab. Tapanuli Tengah, dan Kab. Tapanuli Utara.

Percepatan Capaian Penataan Ekosistem Logistik Nasional Tahun 2021

Menteri Keuangan dengan Surat Nomor: S-1070/MK.04/2021 tanggal 24 November

2021 kepada Sekretaris Kabinet melaporkan capaian penataan ekosistem logistik nasional

sampai dengan Oktober tahun 2021. Penyampaian laporan tersebut merupakan tindak

lanjut atas Inpres Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional, di

mana Menteri Keuangan merupakan penanggungjawab atas pelaksanaan Inpres

dimaksud. Inti laporan tersebut yaitu:

1. Pada tahun 2021, rencana aksi penataan ekosistem logistik nasional diprioritaskan untuk

peningkatan dan pengembangan sistem fitur layanan National Logistic Ecosystem (NLE)

dan perluasan lokasi implementasi NLE di beberapa pelabuhan nasional.

2. Dari 42 (empat puluh dua) target keluaran rencana aksi dalam Inpres Nomor 5 Tahun

2020, di tahun 2021 sebanyak 26 (dua puluh enam) target dapat diselesaikan, dan 16

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 133

(enam belas) target sedang dalam tahap penyelesaian atau pengembangan. Adapun 16

(enam belas) target yang belum rampung akan diselesaikan paling lama sampai dengan

tahun 2024, disesuaikan dengan target masing-masing keluaran rencana aksi.

3. NLE akan diimplementasikan secara bertahap di 6 pelabuhan besar nasional (Tanjung

Priok, Tanjung Mas, Tanjung Perak, Belawan, Makassar, dan Batam), serta mulai

dilaksanakan pula di beberapa pelabuhan lain, seperti Merak, Kuala Tanjung, Balikpapan,

Samarinda, Kendari dan Bitung. Saat ini juga sedang dilaksanakan persiapan

pengembangan di pelabuhan udara, seperti Bandara Ngurah Rai dan Bandara Soekarno

Hatta.

Terkait dengan laporan Menteri Keuangan tersebut, serta dalam rangka

pelaksanaan pengawasan atas implementasi Inpres 5 Tahun 2020, Sekretariat Kabinet pada

tanggal 6 Desember 2021 telah melaksanakan rapat bersama Ditjen Bea Cukai, Kementerian

Keuangan; Kedeputian Perniagaan dan Industri, Kemenko Bidang Perekonomian; dan

Lembaga National Single Window guna memastikan capaian atas renaksi Inpres 5 Tahun

2020 yang ditargetkan dapat diselesaikan pada tahun 2021. Berdasarkan hasil rapat

tersebut dilaporkan bahwa:

1. Dari 13 (tiga belas) rencana aksi yang ditargetkan selesai pada tahun 2021, sebanyak 10

(sepuluh) rencana aksi telah selesai, dan 3 (tiga) rencana aksi masih dalam proses

penyelesaian.

2. Salah satu rencana aksi yang seharusnya diselesaikan di bulan Januari tahun 2022, yaitu

Pelaksanaan piloting sistem SSm Perizinan untuk perizinan yang diterbitkan oleh

Kementerian Pertanian dan K/L penerbit perizinan lainnya, pada tahun 2021 telah

berhasil dilaksanakan dengan Kementerian Pertanian.

3. Dalam rapat tersebut, disampaikan perlunya percepatan capaian atas rencana aksi

dalam Inpres 5 Tahun 2020 yang saat ini telah menjadi target Strategi Nasional

Pencegahan Korupsi (Stranas PK), yaitu: Single Submission (SSm) Pengangkut, Single

Submission Quarantine and Custom (SSm QC), Autogate System, Delivery Order (DO)

Online, SP2, Trucking, Vessel domestic, dan Payment.

4. Selain berdasar pada rencana aksi yang dimuat dalam Inpres Nomor 5 Tahun 2020,

Kementerian Keuangan akan mengambil sejumlah langkah yang diperlukan untuk

memperkuat pelaksanaan penataan ekosistem logistik nasional, antara lain melakukan

percepatan pengembangan sistem (Re-engineering) NLE, percepatan penyelesain

payung hukum (Rancangan Peraturan Menteri Keuangan) untuk mengatur kolaborasi

platform logistik dalam NLE melalui Application Programming Interface (API),

percepatan piloting dan implementasi SSm Pengangkut di sejumlah pelabuhan;

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 134

percepatan joint system platform warehouse dan depo; dan mendorong kolaborasi

dengan pemerintah daerah terkait komoditas unggulan lokal.

Sehubungan dengan pelaporan capaian

penataan ekosistem logistik nasional oleh

Menteri Keuangan tersebut, dan

memperhatikan diktum ke 8 (delapan) Inpres

Nomor 5 Tahun 2020 di mana Sekretaris Kabinet

diinstruksikan untuk melakukan pengawasan

atas pelaksanaan Instruksi Presiden ini dan

melaporkannya kepada Presiden, Sekretaris

Kabinet telah mengirimkan surat kepada

Menteri Keuangan dengan nomor

B.0464/Seskab/Ekon/12/2021 tanggal 15

Desember 2021 menyampaikan bahwa Presiden

telah menerima laporan atas capaian penataan

ekosistem logistik nasional tahun 2021.

Selanjutnya, dengan memperhatikan

Apres, Sekretaris Kabinet meminta Menteri

Keuangan untuk dapat melakukan percepatan

penyelesaian target rencana aksi dalam Inpres Nomor 5 Tahun 2020 yang belum tercapai,

khususnya atas target rencana aksi yang menjadi prioritas Tim Strategi Nasional

Pencegahan Korupsi (yang terkait dan mendukung pemangkasan birokrasi serta

peningkatan layanan di kawasan pelabuhan) serta memastikan agar capaian target

rencana aksi dalam Inpres Nomor 5 Tahun 2020 menghasilkan outcome sebagaimana

tujuan dikeluarkannya Inpres Nomor 5 Tahun 2020.

Sekretariat Kabinet perlu mengembangkan sistem teknologi informasi untuk

memantau pemanfaatan dan tindak lanjut dari rekomendasi yang telah dihasilkan dan

disampaikan kepada stakeholders. Sistem yang ada saat ini adalah sistem yang digunakan

untuk memantau tindak lanjut arahan Presiden dan sistem monitoring proses penanganan

Permen/Perka L. Sekretariat Kabinet perlu terus menyempurnakan SITAP dan

SIPPERMEN, dengan didukung oleh sistem teknologi informasi yang andal untuk

mewujudkan pelayanan kepada stakeholders secara prima.

Gambar 3.43

Surat Seskab kepada Menteri Keuangan tentang

Percepatan Capaian Penataan Ekosistem Logistik

Nasional

Upaya Perbaikan dan Penyempurnaan Kinerja Sasaran Strategis 1 dan 2

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 135

Kendala yang dihadapi dalam pencapaian sasaran pertama dan kedua karena

keduanya berkaitan dengan pemberian rekomendasi akan digabungkan menjadi satu.

Berikut ini tabel kendala yang dihadapi dan upaya penyelesaian yang sudah dilaksanakan.

Kendala Upaya Penyelesaian

Keterbatasan jumlah Sumber Daya

Manusia (SDM).

Meningkatkan kapasitas dan kompetensi

SDM antara lain melalui capacity building

baik di dalam maupun luar negeri yang

sesuai dengan kebutuhan masing-masing

unit kerja.

Kesulitan dalam menjalin komunikasi

dalam waktu singkat saat menyiapkan

bahan dan rekomendasi bagi Presiden

guna penyelenggaraan Rapat

Terbatas/Rapat Internal, maupun Sidang

Kabinet Paripurna.

Meningkatkan koordinasi dengan mitra K/L

teknis dan menjajagi peluang untuk

diberikan hak akses data terhadap data yang

tersedia di K/L teknis.

Pemahaman K/L yang berbeda-beda

dalam menyikapi Perpres Nomor 68

Tahun 2021 tentang Pemberian

Persetujuan Presiden terhadap

RPermen/Perka L, yang berdampak pada

terhambatnya penanganan tugas dan

fungsi pengkajian dan pemberian

rekomendasi atas rencana kebijakan

dalam bentuk Permen/Perka L yang perlu

mendapatkan persetujuan Presiden.

Meningkatkan sosialisasi baik secara formal

maupun informal terhadap mitra kerja K/L.

Keterbatasan pada akses data dan

informasi yang esensial bagi penyusunan

analisis dan rekomendasi kebijakan. Data

yang terkumpul untuk rancangan

rekomendasi kurang up to date/kurang

lengkap/ kurang detail.

Mendorong penyediaaan akses terhadap

jurnal penelitian maupun software untuk

pengolahan data pendukung analisis

kebijakan.

Menjalin komunikasi intensif dengan

pegawai/pejabat di kementerian/ lembaga

yang menjadi mitra kerja.

Menyusun data dan informasi ke dalam

folder digital yang telah terspesifikasi

sesuai dengan isu atau topiknya.

Tabel 3.9 Kendala dan Upaya Penyelesaian

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 136

Perlu adanya evaluasi secara berkala

terkait pengembangan sistem informasi

yang dibangun di Sekretariat Kabinet agar

sistem tersebut lebih bermanfaat bagi

pengguna.

Mendorong Pusdatin untuk melakukan

evaluasi secara berkala terkait

pengembangan sistem informasi di

lingkungan Serkab agar lebih bermanfaat

bagi pengguna di lingkungan Sekretariat

Kabinet, serta secara rutin menjaring

masukan dari user guna membangun sistem

informasi baru yang dibutuhkan dalam

mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi.

Perlu adanya integrasi seluruh sistem

informasi yang dibangun di Sekretariat

Kabinet agar dapat diakses dalam satu

login.

Mendorong Pusdatin untuk melakukan

sistem informasi yang terintegrasi dalam

satu login.

Bentuk organisasi khususnya di

kedeputian substansi yang masih bersifat

struktural membuat pelaksanaan tugas

penyusunan analisis kebijakan menjadi

kurang fleksibel dalam hal penyelesaian

masalah yang sifatnya lintas bidang dan

membutuhkan proses yang berjenjang

dan menghabiskan waktu lebih panjang.

Telah dilakukan pengajuan peralihan jabatan

fungsional baru untuk mendukung kinerja

analis kebijakan yang lebih efektif dan

efisien.

Pelaksanaan kegiatan/pertemuan tatap

muka sangat diminimalisir dan terus

dibatasi, sehingga sebagian besar

FGD/rapat/pertemuan dan pemantauan

dilaksanakan secara terbatas.

Penyelenggaraan FGD/rapat/pertemuan

tetap dilaksanakan melalui zoom conference,

dan dilakukan penyesuaian jadwal kembali

setelah penurunan status PPKM untuk

dapat melaksanakan FGD/rapat/pertemuan

dan pemantauan secara langsung.

Terbatasnya akses tatap muka antar

pegawai di masa pandemi Covid-19

sehingga berakibat pada relatif

menurunnya kualitas koordinasi dalam

pelaksanaan pekerjaan.

Memaksimalkan sarana pertemuan dalam

jaringan (online) dan layanan pesan singkat

terkelompok (WhatsApp group) untuk

mendukung kelancaran pelaksanaan

pekerjaan.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 137

Guna perbaikan kinerja ke depannya, berikut ini beberapa rekomendasi perbaikan

yang perlu segera dilaksanakan:

1. Meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM melalui pelatihan-pelatihan yang sesuai (link

and match) dengan kebutuhan dasar pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing unit

kerja, terutama dengan keberadaan kualifikasi SDM yang masih belum sesuai dengan

tugas dan fungsinya serta terkait dengan pelaksanaan tusi Setkab yang baru dalam

melakukan analisis atas suatu kebijakan yang dibuat K/L dalam bentuk Peraturan

Menteri, antara lain melalui penyelenggaraan pelatihan/diklat/workshop/shortcourse

maupun dengan mengundang narasumber dan/atau tenaga ahli guna capacity building

dan sharing of knowledge.

2. Peningkatan koordinasi secara intensif secara formal maupun informal baik di internal

maupun dengan mitra kerja.

3. Peningkatan hubungan koordinasi dengan kementerian/lembaga di tingkat pusat,

pemerintah daerah, dan pihak-pihak lain di luar pemerintahan sebagai salah satu

strategi dalam merumuskan dan menyampaikan analisis dan evaluasi mengenai

rencana/pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah, termasuk menyerap isu

utama yang berkembang di publik, sehingga dapat segera direspons melalui

pendekatan yang lebih proaktif. Selain itu, dapat menyamakan persepsi K/L yang masih

berbeda-beda dalam menyikapi Perpres 68 Tahun 2021 tentang Pemberian Persetujuan

Presiden terhadap Rpermen/Kepala Lembaga, sehingga dapat bersinergi.

4. Fungsi manajemen kabinet membawa konsekuensi pada peningkatan kebutuhan staf

yang mampu melakukan analisis, pengawasan, dan evaluasi pelaksanaan kebijakan

secara cepat dan akurat. Oleh karena itu, perlu penambahan SDM dan kegiatan

pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan teknik analisis dan evaluasi kebijakan

perlu ditingkatkan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya.

5. Pemanfaatan dan pemaksimalan SITAP terutama di masa pandemi covid-19, serta

perlunya pengembangan sistem database (bank data) yang terhubung secara terbuka

dengan database K/L lain yang mudah diakses untuk dapat memperkaya dan

mengakselerasi proses pemberian rekomendasi yang berkualitas.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 138

Sasaran strategis ketiga yaitu “Terwujudnya penyelenggaraan dukungan kerja

kabinet yang berkualitas” merupakan wujud dari peran Sekretariat Kabinet dalam

melaksanakan fungsi terkait penyiapan, pengadministrasian, penyelenggaraan, dan

pengelolaan sidang kabinet, rapat, atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh

Presiden dan/atau Wakil Presiden, penyiapan naskah bagi Presiden dan/atau Wakil

Presiden, dan pelaksanaan penerjemahan. Sidang Kabinet sebagai forum koordinasi

tertinggi yang dipimpin langsung oleh Presiden, menghasilkan berbagai keputusan yang

penting untuk diketahui oleh publik. Berbagai kebijakan yang diputuskan tersebut

merupakan kebijakan berskala nasional yang berdampak luas pada masyarakat. Fungsi

penting Sekretariat Kabinet dalam pelaksanaan persidangan kabinet berkenaan dengan:

penyelenggaraan urusan administrasi dan penyiapan bahan-bahan sidang kabinet serta

memastikan kelancaran persidangan kabinet;

a. penyusunan risalah dan pendokumentasian, pendistribusian hasil sidang kabinet

diantaranya Arahan Presiden dan Risalah Persidangan Kabinet; serta

b. penyelenggaraan urusan pendokumentasian dan publikasi hal-hal yang berkaitan

dengan pelaksanaan sidang kabinet.

Output dari fungsi penyiapan, pengadministrasian, penyelenggaraan, dan

pengelolaan sidang kabinet, rapat, atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh

Presiden dan/atau Wakil Presiden adalah layanan penyiapan sidang kabinet. Output dari

fungsi penyiapan naskah bagi Presiden dan/atau Wakil Presiden, dan pelaksanaan

penerjemahan adalah naskah kepresidenan. Layanan penyiapan sidang kabinet selain

memastikan terselenggaranya sidang kabinet, juga memastikan tersedianya risalah hasil

sidang kabinet. Terdapat 2 (dua) buah IKU yang digunakan untuk mengukur keberhasilan

pencapaian sasaran strategis ketiga. IKU pertama yaitu Persentase tingkat kepuasan

pengelolaan sidang kabinet, rapat, atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh

Presiden dan/atau Wakil Presiden, dengan target tahun 2021 sebesar 91%, serta IKU kedua

yaitu Persentase Naskah Kepresidenan yang dimanfaatkan dengan target sebesar 100%.

Berikut ini gambaran output, fungsi, dan IKU sasaran strategis ketiga Sekretariat Kabinet.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 139

Gambar 3.44 memperlihatkan indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur

capaian kinerja sasaran ketiga. Layanan penyiapan sidang kabinet diukur dengan

menggunakan 2 (dua) buah indikator. Indikator pertama diukur dengan melaksanakan

survei, sedangkan indikator kedua mengukur pemanfaatan naskah kepresidenan. Berikut

ini definisi dari pemanfaatan dokumen naskah kepresidenan.

Gambaran pencapaian dari setiap indikator sasaran ketiga, yang selanjutnya akan

dianalisis pencapaiannya berdasarkan masing-masing IKU dapat terlihat pada gambar

berikut.

Gambar 3.44 Output, Fungsi, dan IKU Sasaran Strategis Ketiga Sekretariat Kabinet

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 140

Pada gambar 3.45 memperlihatkan bahwa capaian indikator pertama sebesar

94,43% dan capaian indikator kedua sebesar 100%. Analisis lebih lanjut atas pencapaian

kinerja sasaran strategis pertama akan dijabarkan berdasarkan masing-masing IKU.

IKU ini menunjukkan pencapaian kinerja Sekretariat Kabinet yang spesifik, relevan,

dapat dicapai, dikuantifikasi, dan diukur melalui pengukuran kualitas kinerja Sekretariat

Kabinet terkait penyiapan, pengadministrasian, penyelenggaraan, dan pelaporan sidang

kabinet, rapat, atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau

Wakil Presiden.

Sekretariat Kabinet telah mengelola penyelenggaraan persidangan kabinet selama

periode Januari s.d. Desember 2021 sebanyak 157 Sidang, yaitu 104 kali dilaksanakan secara

tatap muka dan 53 kali dilaksanakan melalui video conference. Berikut ini data jumlah

penyelenggaraan persidangan kabinet selama tahun 2021.

Tabel 3.10 Jumlah Penyelenggaraan Persidangan Kabinet Periode Januari-Desember 2021

Jenis Persidangan Tatap Muka Video Conference Total

Sidang Kabinet Paripurna 7 2 9

Rapat Terbatas 39 36 75

Rapat Internal dan Pertemuan lainnya 58 15 73

Total 104 53 157

91%100%

85.93%

100%94.43%100%

160

160 100

200

300

400

500

600

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

2021IKU 1

2021IKU 2

Pe

rse

n

Target

Realisasi

Capaian

Output

OutcomeJum

lah

Gambar 3.45 Grafik Target, Realisasi,

Capaian, Output, dan Outcome Sasaran

Strategis 3 Sekretariat Kabinet

Tahun 2021

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 141

Dari tabel 3.10, terlihat bahwa penyelenggaraan persidangan kabinet secara tatap

muka lebih banyak jika dibandingkan dengan penyelenggaraan persidangan kabinet

melalui video conference. Jumlah penyelenggaraan persidangan kabinet melebihi target

tahun 2021 yaitu sebanyak 50 kali. Jumlah yang melebihi target tahunan ini disebabkan oleh

tingginya jumlah persidangan kabinet yang membahas dampak pandemi COVID-19 dan

pemulihan pada segala sektor di Indonesia. Sekretariat Kabinet secara umum telah

melakukan pengelolaan persidangan kabinet dengan baik dan optimal.

Pada tahun 2021, sesuai imbauan Presiden RI untuk Aman COVID-19 dan Produktif

atau yang disebut dengan adaptasi new normal, Sekretariat Kabinet menyelenggarakan

persidangan kabinet secara tatap muka dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat.

Dalam menghadapi pandemi COVID-19, Sekretariat Kabinet melakukan berbagai upaya

guna menjaga kualitas pelayanan kepada stakeholders antara lain:

1. Menyelenggarakan persidangan kabinet melalui video conference dengan berpedoman

pada Panduan Video Conference (Surat Edaran Sekretaris Kabinet Nomor 2 Tahun 2020

tentang Penyelenggaraan Sidang Kabinet/Rapat Terbatas yang Dipimpin oleh Presiden

dan/atau Wakil Presiden melalui Video Conference).

2. Menyelenggarakan persidangan kabinet secara tatap muka sebanyak 104 kali dengan

tetap menerapkan protokol kesehatan dan berpedoman pada panduan sebagai

berikut:

a. peserta diminta untuk menunjukkan hasil tes usap/swab test kepada petugas

sebelum penyelenggaraan persidangan kabinet berlangsung;

b. peserta akan dideteksi suhu tubuh dan masuk ke bilik disinfektan;

c. format kursi di dalam Istana Kepresidenan menerapkan physical distancing 1,5 s.d. 2

meter dan di setiap meja disediakan hand sanitizer dan tissue basah;

d. hardcopy bahan paparan diubah dalam bentuk softcopy yang dimasukkan kedalam

tablet. Tablet dimaksud diperuntukkan bagi para peserta persidangan kabinet.

3. Merancang pembangunan aplikasi e-kabinet guna memudahkan pelayanan

pengelolaan sidang kabinet mulai dari penyampaian informasi, penyampaian bahan

paparan, dan pendistribusian risalah hasil persidangan kabinet, bekerjasama dengan

Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Kementerian Komunikasi

dan Informatika.

4. Risalah persidangan kabinet disampaikan kepada para peserta dalam bentuk hardcopy

dengan menggunakan kertas pengaman (security paper) melalui jasa pengiriman.

Namun demikian, dalam menghadapi pandemi COVID-19, maka penyampaian risalah

dilakukan melalui teknologi digital (surat elektronik/e-mail resmi) dalam bentuk

softcopy dengan tetap menggunakan kertas pengaman (security paper). Perubahan

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 142

cara penyampaian tersebut berdampak pada kecepatan, efisiensi dan efektivitas

distribusi risalah.

5. Memfasilitasi kegiatan konferensi pers usai persidangan kabinet baik melalui video

conference maupun secara tatap muka sesuai dengan protokol kesehatan.

6. Penyebarluasan informasi melalui kanal resmi yang dikelola oleh Sekretariat Kabinet

seperti Website, Youtube, Instagram, Fanpage Facebook, dan Twitter.

7. Pengelolaan tamu yang akan melakukan audiensi dengan Sekretaris Kabinet sesuai

protokol kesehatan.

IKU 1 sasaran strategis ketiga Sekretariat Kabinet tahun 2021 ini diukur dengan

menggunakan metode survei. Survei dilaksanakan secara periodik sebanyak 2 (dua)

kali dalam setahun. Pada periode Januari s.d. Juni 2021, Sekretariat Kabinet telah

melaksanakan Survei Kepuasan Peserta Sidang Kabinet terhadap Pengelolaan Sidang

Kabinet terkait kinerja 2 (dua) jenis layanan utama pengelolaan persidangan kabinet yakni

layanan penyelenggaraan dan pelaporan persidangan kabinet. Penyusunan hingga

pengumpulan survei kepuasan peserta sidang kabinet terhadap pengelolaan sidang

kabinet dilaksanakan oleh tim penyusun survei yang ditunjuk oleh Deputi DKK melalui

Surat Perintah Deputi Bidang Dukungan Kerja Kabinet Nomor Sprint.40/DKK/06/2021.

Berikut ini merupakan intepretasi persentase kepuasan hasil survei sebagaimana

tertuang pada Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2020-2024.

Tabel 3.11 Predikat Hasil Survei Kepuasan

Bobot Nilai Interval

(Skor Persepsi) Indeks Persentase Predikat

4 81,25 % - 100% Sangat Memuaskan

3 62,5% - 81,24% Memuaskan

2 43,75% - 62,4% Cukup Memuaskan

1 25% - 43,74% Kurang Memuaskan

Survei periode pertama dilaksanakan pada tanggal 22 Juni s.d. 30 Juni 2021, dengan

responden berjumlah 22 peserta Sidang Kabinet. Sedangkan periode kedua survei

dilaksanakan pada tanggal 1 Desember s.d. 20 Desember 2021 dengan responden

berjumlah 14 peserta Sidang Kabinet. Survei kepuasan pengelolaan sidang kabinet, rapat,

atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden

terkait kinerja 2 (dua) jenis layanan utama pengelolaan persidangan kabinet yaitu layanan

penyelenggaraan dan pelaporan persidangan kabinet. Mengingat kondisi pandemi Covid-

19, maka teknis pelaksanaan Survei Kepuasan Peserta Sidang Kabinet terhadap

Pengelolaan Sidang Kabinet dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 143

Peserta Sidang Kabinet melalui e-mail. Responden peserta Persidangan Kabinet, terdiri

atas:

a. Menteri Kabinet Kerja dan Pejabat Setingkat Menteri;

b. Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian;

c. Pejabat Eselon I Kementerian/Lembaga;

d. Pejabat Lainnya.

Aspek utama yang menjadi landasan untuk mengukur Indikator Kinerja tersebut,

ditandai dengan tingkat kepuasan Peserta Sidang Kabinet terhadap layanan pengelolaan

Sidang Kabinet oleh Sekretariat Kabinet. Kuesioner survei kepuasan peserta sidang

kabinet terhadap pengelolaan sidang kabinet tahun 2021 telah mengimplementasikan

unsur-unsur survei kepuasan masyarakat yang tertuang dalam Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang

Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik.

Kuesioner survei berisi 9 (sembilan) aspek pernyataan dengan jawaban skala

kepuasan yang terdiri dari 4 (empat) kriteria jawaban, yaitu tidak puas, kurang puas, puas,

dan sangat puas. Metode penilaian untuk mengukur tingkat kepuasan Peserta Sidang

Kabinet terhadap Pengelolaan Sidang Kabinet.Pengukuran hasil survei menggunakan

rumus sebagai berikut:

Hasil survei kepuasan peserta sidang kabinet terhadap pengelolaan sidang kabinet

periode Januari s.d. Desember 2021 adalah sebagai berikut.

Tabel 3.12 Hasil Survei Kepuasan Peserta Sidang Kabinet terhadap Pengelolaan Sidang Kabinet Tahun 2021

No. Aspek/Pernyataan Hasil Survei (%)

Semester I Semester II Rata-rata

1. Bahan paparan Sidang Kabinet mudah

diperoleh

78,41 85,94 82,18

2. Informasi penyelenggaraan sidang

kabinet diterima dengan baik

88,64 87,50 88,07

3. Risalah Sidang Kabinet diterima dengan

cepat

81,82 78,13 79,97

4. Risalah Sidang Kabinet dibaca dengan

jelas

82,95 82,81 82,88

Jumlah skor persepsi responden X 100 %

Jumlah responden

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 144

No. Aspek/Pernyataan Hasil Survei (%)

Semester I Semester II Rata-rata

5. Arahan Presiden dalam Risalah

bermanfaat untuk ditindaklanjuti

82,95 93,75 88,35

6. Kompetensi/kemampuan

Penyelenggara Sidang Kabinet

90,91 85,94 88,43

7. Perilaku, Kesopanan, dan Keramahan

Penyelenggara Sidang Kabinet

92,05 90,63 91,34

8. Kemudahan dalam Pengaduan

Pelayanan Sidang Kabinet

85,23 85,94 85,58

9. Sarana dan prasarana Sidang Kabinet

berfungsi dengan baik

84,09 89,06 86,58

Pengelolaan Sidang Kabinet 85,23 86,63 85,93

Persentase rata-rata tertinggi diperoleh pada aspek perilaku, kesopanan, dan

keramahan penyelenggara Sidang Kabinet sebesar 91,34%. Sekretariat Kabinet selalu

mengimplementasikan budaya 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun) dalam setiap

pelayanan yang diberikan. Hal ini yang menyebabkan tingginya perolehan hasil survei pada

aspek perilaku, kesopanan, dan keramahan penyelenggara persidangan kabinet.

Sedangkan persentase terendah diperoleh pada aspek risalah Sidang Kabinet

diterima dengan cepat dengan persentase sebesar 79,97%. Hal ini disebabkan oleh

kurangnya pemahaman peserta persidangan kabinet mengenai sifat kerahasiaan dari

bahan paparan. Bahan paparan bersifat sangat rahasia, karena memuat permasalahan

atau isu-isu yang penting, strategis, sensitif, berdampak luas, dan nasional serta masih ada

yang memerlukan pembahasan lebih lanjut atau belum mendapatkan keputusan dalam

persidangan kabinet, sehingga tidak diperkenankan untuk disampaikan terlebih dahulu

kepada peserta persidangan kabinet oleh K/L pembuat bahan paparan. Bahan paparan

dimaksud sifatnya terbatas hanya diberikan untuk Presiden dan Wakil Presiden. Namun,

ada beberapa bahan paparan yang dapat diberikan kepada para peserta persidangan

kabinet dengan menyampaikan surat permohonan kepada Deputi Bidang Dukungan Kerja

Kabinet.

Hasil survei kepuasan terhadap pengelolaan sidang kabinet, rapat, atau pertemuan

yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden semester I adalah

sebesar 85,23%, sedangkan pada semester II adalah sebesar 86,63%. Sehingga rata-rata

hasil survei pada tahun 2021 adalah sebesar 85,93%. Jika dibandingkan dengan target IKU

sebesar 91%, maka capaian kinerja IKU pertama pada sasaran strategis ketiga adalah

sebesar 94,43%, masuk dalam rentang capaian kinerja 81,25% - 100% yang menunjukkan

predikat Sangat Memuaskan.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 145

Gambar berikut ini merupakan perbandingan hasil capaian yang di raih selama

tahun 2020 hingga tahun 2021, perbandingan ini di lakukan karena pengukuran indikator

memiliki rentang waktu pengukuran yang sama yaitu selama 6 bulan.

Berdasarkan gambar di atas, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2020 sebesar

94,73% dan tahun 2021 sebesar 94,43%, terdapat penurunan capaian sebesar 0,30%. Hal-hal

yang menjadi penyebab belum tercapainya persentase kepuasan peserta sidang kabinet

terhadap pengelolaan sidang kabinet tahun 2021 antara lain:

1. Dinamika perubahan waktu sidang kabinet, sehingga mempengaruhi proses

penyelesaian bahan sidang kabinet yang dilaksanakan oleh K/L.

2. Kurangnya pemahaman peserta persidangan kabinet mengenai sifat kerahasiaan dari

bahan paparan. Tedapat bahan paparan yang bersifat sangat rahasia, sebagaimana

telah dijelaskan di atas. Bahan paparan dimaksud sifatnya terbatas hanya diberikan

untuk Presiden dan Wakil Presiden.

3. Dukungan sarana dan prasarana penyelenggaraan persidangan kabinet yang dinilai

masih kurang optimal.

4. Peserta belum memiliki akses yang mudah dan cepat dalam memberikan pengaduan

terhadap pelayanan persidangan kabinet.

Gambar 3.47 Perbandingan Capaian IKU 1 Sasaran Ketiga Tahun 2020—2021

REALISASI

85,93%

CAPAIAN

94,43%

TARGET

91%

Gambar 3.46 Capaian Kinerja IKU 1 Sasaran Strategis Ketiga

91%

Sms 1 Th. 2020

Sms 1Th. 2021

Th. 2020

85,23% 91% 93,66%

85,26% 90% 94,73%

82,99% 100% 82,99%

CAPAIAN TARGET REALISASI

Th. 2021 85,93% 94,43%

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 146

Dalam rangka peningkatan kepuasan stakeholders, pada tahun 2021 Sekretariat

Kabinet telah berupaya menindaklanjuti saran serta masukan yang diberikan responden

dalam survei tahun 2020. Berdasarkan hasil survei pengelolaan sidang kabinet yang

dilaksanakan tahun 2020, beberapa masukan dan saran dari responden ditindaklanjuti

Sekretariat Kabinet sebagai berikut:

Tabel 3.13 Saran dan Masukan Survei Kepuasan Peserta Sidang Kabinet terhadap Pengelolaan Sidang Kabinet Tahun 2020 serta Tindak Lanjut Tahun 2021

NO. SARAN DAN MASUKAN TAHUN 2020 TINDAK LANJUT TAHUN 2021

I. Aspek Informasi Penyelenggaraan Sidang Kabinet

1. Informasi penyelenggaraan persida-

ngan kabinet disampaikan lebih awal.

Sebagaimana diatur Perseskab Nomor 1

Tahun 2018 bahwa pemberitahuan jadwal

penyelenggaraan persidangan kabinet oleh

Sekretaris Kabinet kepada Menteri/Pejabat

peserta persidangan kaibnet paling lambat 3

(tiga) hari kerja sebelum penyelenggaraan

persidangan kabinet, kecuali terdapat hal

mendesak (Pasal 8).

Buku panduan kabinet yang berisi tata cara

pengelolaan persidangan kabinet telah

didistribusikan kepada seluruh Menteri dan

Kepala Lembaga

2. Tema pembahasan dan undangan

rapat terbatas dapat diinformasikan

lebih awal.

II. Aspek Sarana dan Prasarana Sidang Kabinet

1. Memperkecil jumlah peserta rapat

terbatas (maksimal 5-7 orang).

Penentuan jumlah peserta rapat terbatas

merupakan kewenangan dan Arahan

Presiden. Hal tersebut mempertimbangkan

topik- topik tertentu yang akan dibahas

sehingga menjadi lebih fokus.

III. Aspek Pengelolaan Bahan Paparan Sidang Kabinet

1. Para peserta persidangan kabinet

diberikan kemudahan dalam

memperoleh bahan paparan/materi.

Berdasarkan Perseskab Nomor 1 Tahun

2018 mengatur bahwa Menteri Koordinator,

Menteri/Kepala Lembaga, dan/atau

gubernur dan bupati/wali kota

menyampaikan bahan sidang sesuai dengan

topik Sidang Kabinet paling lambat 1 (satu)

hari sebelum pelaksanaan Sidang Kabinet,

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 147

NO. SARAN DAN MASUKAN TAHUN 2020 TINDAK LANJUT TAHUN 2021

2. Penggunaan teknologi digital dalam

penyampaian bahan paparan/materi

persidangan kabinet.

kecuali terdapat hal mendesak (Pasal 9 ayat

1).

Buku panduan kabinet yang berisi tata cara

pengelolaan persidangan kabinet telah

didistribusikan kepada seluruh Menteri dan

Kepala Lembaga.

Sekretariat Kabinet cq. Deputi DKK

merancang pembangunan aplikasi e- kabinet

yang akan mempercepat dan memudahkan

dalam penyampaian bahan paparan/materi

persidangan kabinet.

3. Terdapat informasi kerahasiaan dari

bahan paparan/materi, sehingga

bahan paparan/materi yang sifatnya

tidak rahasia dapat segera

disampaikan kepada para peserta

persidangan kabinet.

4. Bahan paparan Menteri dapat

disampaikan kepada Para Menteri

sebelum Sidang atau Rapat

Terbatas dimulai.

5. Setiap Menteri mendapat seluruh

paparan Menteri lain.

IV. Aspek Pengelolaan Risalah Sidang Kabinet

1. Risalah persidangan kabinet agar

dapat diterima oleh Menteri atau

Pimpinan Lembaga lebih cepat

(sebelum Sidang Kabinet atau Rapat

Terbatas lanjutan diselenggarakan),

sehingga dapat segera

ditindaklanjuti dan tidak ada

pengulangan informasi pada bahan

paparan persidangan kabinet

selanjutnya.

Berdasarkan Perseskab Nomor 1 Tahun

2018, diatur bahwa penyampaian risalah

hasil Sidang Kabinet kepada para Menteri

Koordinator, Menteri/Kepala Lembaga,

dan/atau gubernur dan bupati/wali kota,

paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah

penyelenggaraan Sidang Kabinet (Pasal 13).

Buku panduan kabinet yang berisi tata cara

pengelolaan persidangan kabinet telah

didistribusikan kepada seluruh Menteri dan

Kepala Lembaga.

V. Aspek Lainnya

1. Perlu dibuat aturan mengenai

pengaturan tanya jawab

pelaksanaan sidang kabinet,

sehingga peserta dapat lebih

mempersiapkan.

Buku panduan kabinet yang berisi tata cara

pengelolaan persidangan kabinet telah

didistribusikan kepada seluruh Menteri dan

Kepala Lembaga.

Sedangkan kendala yang dihadapi Sekretariat Kabinet berdasarkan hasil survei

maupun kejadian di lapangan yang diidentifikasi beserta upaya penyelesaian dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 148

Tabel 3.14 Kendala dan Upaya Penyelesaian

NO. IDENTIFIKASI KENDALA UPAYA PENYELESAIAN

1 Tingkat kepuasan terhadap bahan paparan sidang kabinet masih di bawah target kinerja disebabkan oleh kesulitan peserta sidang kabinet untuk memperoleh bahan paparan.

Berdasarkan Peraturan Sekretaris Kabinet (Perseskab) Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pedoman Persiapan, Pelaksanaan dan Tindak Lanjut Hasil Sidang Kabinet bahwa Menteri Koordinator, Menteri/Kepala Lembaga, dan/atau gubernur dan bupati/wali kota menyampaikan bahan sidang sesuai dengan topik Sidang Kabinet paling lambat 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan Sidang Kabinet, kecuali terdapat hal mendesak (Pasal 9 ayat 1). Sekretariat Kabinet terus berupaya memberikan pelayanan yang maksimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Merujuk pada Surat Edaran (SE) yang telah ditandatangani Sekretaris Kabinet (Seskab) dengan Nomor: SE. 1/SESKAB/DKK/11/2019 pada angka 3 (tiga) bahwasanya Penyampaian Bahan Acara dan Bahan Sidang Kabinet (Sidkab) dan Rapat Terbatas (Ratas) disampaikan 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan. Jika penjadwalan acara Sidang Kabinet (Sidkab) dan Rapat Terbatas (Ratas) kurang dari 3 (tiga) hari maka bahan disampaikan sekurang-kurangnya 6 (enam) jam sebelum pelaksanaan Sidkab dan Ratas.

2 Tingkat kepuasan terhadap informasi penyelengaraan sidang kabinet masih di bawah target kinerja disebabkan oleh penyampaian informasi penye-lenggaraan sidang kabinet/rapat terbatas mendadak.

Sebagaimana diatur Perseskab 1 tahun 2018 bahwa pemberitahuan jadwal penye-lenggaraan persidangan kabinet oleh Sekretaris Kabinet kepada Menteri/Pejabat peserta persidangan kabinet paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum penyelenggaraan persidangan kabinet, kecuali terdapat hal mendesak (Pasal 8). Sekretariat Kabinet tetap berupaya secara maksimal memberikan informasi penyelenggaraan sidang kabinet/rapat terbatas kepada peserta sidang kabinet secara optimal.

3 Tingkat kepuasan terhadap dokumen hasil sidang kabinet masih di bawah target dikarenakan kecepatan pendis-tribusian, kejelasan isi, serta

Sekretariat Kabinet mempercepat pengiriman risalah persidangan kabinet melalui e-mail resmi Kementerian/Lembaga.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 149

NO. IDENTIFIKASI KENDALA UPAYA PENYELESAIAN

kemanfaatan risalah persidangan kabinet dan Arahan Presiden untuk ditindaklanjuti, masih belum mencapai target kinerja.

4 Tingkat kepuasan terhadap kompetensi/kemampuan penye-lenggara sidang kabinet masih di bawah target kinerja disebabkan oleh kurangnya kompetensi khusus penyelenggara sidang kabinet terhadap pengelolaan sidang kabinet.

Mengajukan keikutsertaan dalam pendidikan dan pelatihan terkait pengelolaan sidang kabinet bagi penyelenggara sidang kabinet.

5 Tingkat kepuasan terhadap perilaku, kesopanan, dan keramahan penyelenggara sidang kabinet masih di bawah target kinerja disebabkan oleh kurangnya kesopanan dan keramahan penyelenggara sidang kabinet.

Menginternalisasi budaya kerja 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun) kepada para penyelenggara sidang kabinet guna meningkatkan kualitas pelayanan.

6 Tingkat kepuasan terhadap kemudahan pengaduan pelayanan sidang kabinet masih di bawah target kinerja disebabkan oleh terbatasnya informasi yang dimiliki peserta persidangan kabinet terhadap alur pengaduan pelayanan pengelolaan sidang kabinet.

Website Sekretariat Kabinet telah terintegrasi langsung dengan SP4N-LAPOR! Kementerian PANRB. Layanan pengaduan juga tersedia pada undangan resmi persidangan kabinet yang memuat informasi: “Untuk konfirmasi dan keluhan kegiatan sidang/rapat silakan hubungi 0812-9800-2003“ dan tersedia pada website setkab.go.id berupa nomor whatsapp messenger, alamat e-mail dan nomor telepon.

7 Tingkat kepuasan terhadap sarana dan prasarana sidang kabinet masih di bawah target kinerja disebabkan oleh kondisi sarana dan prasarana yang tersedia.

Kewenangan terkait sarana dan prasarana persidangan kabinet berada pada Kementerian Sekretariat Negara. Sekretariat Kabinet dapat memberikan saran/masukan maupun usulan terhadap penyempurnaan fungsi dan kelengkapan sarana dan prasarana persidangan kabinet.

8 Tingkat kepuasan terhadap penyebarluasan informasi terkait kegiatan kabinet pada media sosial dan website Sekretariat Kabinet masih di bawah target kinerja disebabkan oleh performa,

Sekretariat Kabinet mengoptimalkan layanan penyebarluasan informasi terkait kegiatan kabinet pada berbagai media sosial Sekretariat Kabinet serta laman website www.setkab.go.id. Dengan meningkatkan performa, penyajian yang menarik,

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 150

NO. IDENTIFIKASI KENDALA UPAYA PENYELESAIAN

manfaat, keakuratan informasi, penyajian informasi, kecepatan penyampaian, dan variasi konten informasi masih belum optimal.

kecepatan penyampaian dan variasi konten informasi.

Dukungan kerja kabinet juga menghasilkan output berupa naskah kepresidenan.

Naskah kepresidenan merupakan salah satu instrumen strategis dalam pelaksanaan

diplomasi dan politik luar negeri Indonesia, selanjutnya akan dikoordinasikan

pengirimannya melalui jalur diplomatik oleh Kementerian Luar Negeri RI. Dokumen naskah

kepresidenan dimaksud dapat berupa:

a. Surat Presiden kepada kepala negara sahabat/pemerintahan negara-negara sahabat

atau kepala organisasi internasional;

b. Surat Presiden kepada Ketua DPR RI mengenai permohonan pertimbangan terkait

pencalonan Duta Besar untuk negara sahabat dan pencalonan Duta Besar negara

sahabat untuk Republik Indonesia;

c. Surat Kepercayaan (Letter of Credence) dan surat penarikan kembali (Letter of Recall)

Duta Besar RI untuk negara sahabat;

d. Surat Tauliah (Letter of Commission) konsul jenderal/konsul/konsul kehormatan RI di

luar negeri; dan

e. Surat Pengakuan (Exequatur) bagi konsul jenderal/konsul/konsul kehormatan negara

sahabat di Indonesia.

Pengukuran kinerja sasaran dilihat dari pemanfaatan naskah kepresidenan yang

sudah dihasilkan, dengan definisi dimanfaatkan berarti “Dokumen naskah kepresidenan

yang disiapkan Sekretariat Kabinet ditandatangani oleh Presiden dan menjadi naskah

resmi kepresidenan”.

Mempertimbangkan aspek strategis output berupa Naskah kepresidenan, baik dari

sisi pengguna layanan, pejabat penanda tangan, maupun dari sisi fungsi vital dari dokumen

naskah kepresidenan yang dihasilkan, serta sebagai wujud komitmen tinggi Sekretariat

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 151

Kabinet dalam menyiapkan naskah kepresidenan, maka Sekretariat Kabinet telah

menetapkan target IKU 2 sasaran strategis ketiga, secara paripurna, yakni 100%.

Untuk itu, segenap jajaran dituntut untuk memastikan setiap naskah yang

disampaikan kepada Presiden telah melalui serangkaian langkah-langkah penyiapan

naskah kepresidenan yang sesuai dengan standar penyiapan naskah kepresidenan dan

telah melalui tahapan koordinasi yang matang dengan seluruh pemangku kepentingan

terkait. Hal tersebut mengingat setiap naskah kepresidenan yang disampaikan kepada

Presiden telah diputuskan oleh Menteri Luar Negeri dengan mempertimbangkan urgensi

dari perlunya korespondensi kenegaraan antara Presiden RI dengan Kepala

Negara/Pemerintahan Negara-Negara Sahabat sebagai tools dalam diplomasi, sehingga

diharapkan langsung mendapatkan persetujuan dan tanda tangan dari Presiden.

Rumus penghitungan pencapaian IKU 2 sasaran strategis ketiga adalah sebagai

berikut:

Total output yang dihasilkan selama tahun 2021 ini yaitu sebanyak 160 (seratus

enam puluh) naskah kepresidenan yang seluruhnya dimanfaatkan oleh stakeholders.

Realisasi IKU 2 sasaran strategis ketiga adalah 100% karena seluruh naskah

kepresidenan dimanfaatkan oleh Presiden. Jika dibandingkan dengan target kinerja

sebesar 100% maka capaian kinerjanya adalah sebesar 100% dan masuk dalam predikat

“Sangat Memuaskan”. Jika dibandingkan dengan target kinerja sebesar 100%, maka

capaian kinerjanya adalah sebesar 100%.

Gambar 3.48 Capaian Kinerja IKU 2 Sasaran Strategis 3 Tahun 2021

REALISASI

100%

CAPAIAN

100%

TARGET

100%

160

Naskah Kepresidenan yang disampaikan

160 Naskah Kepresidenan yang dimanfaatkan

Ʃ Naskah kepresidenan yang dimanfaatkan oleh Presiden X 100 %

Ʃ Naskah kepresidenan yang disampaikan kepada Presiden

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 152

Dengan penetapan target 100% maka realisasi akan sama dengan capaian, indikator

kedua dari sasaran ketiga ini konsisten memenuhi target. Perbandingan capaian yang di

raih di tahun 2021 dengan capaian akhir tahun 2020 dapat dilihat pada gambar berikut:

Berikut ini contoh proses pelaksanaan kegiatan untuk mencapai IKU 2 sasaran

strategis ketiga:

a. Proses kegiatan

1) Menerima surat Menteri Luar Negeri kepada Presiden RI mengenai permohonan

penyiapan Naskah Kepresidenan, baik terkait korespondensi antara Presiden RI

dengan Kepala Negara/Pemerintahan Negara Sahabat dan Pimpinan Organisasi

Internasional, Surat Kepercayaan (Letter of Credence) dan Surat Penarikan Kembali

(Letter of Recall) Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (Dubes LBBP) RI untuk

Negara Sahabat, Surat Permohonan Pertimbangan Pencalonan Dubes LBBP

Negara Sahabat untuk RI, maupun Surat Tauliah (Letter of Commission)

Konsul/Konsul Jenderal/Konsul Kehormatan RI dan Surat Pengakuan (Exequatur)

untuk Konsul Jendral/Konsul/Konsul Kehormatan Negara Sahabat.

2) Melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan instansi terkait lainnya

dalam rangka memastikan rancangan Naskah Kepresidenan telah disiapkan dan

dikoordinasikan secara paripurna, baik substansi maupun redaksional, mengingat

sifat krusial Naskah Kepresidenan sangat terkait dengan hubungan diplomatik

antara Indonesia dengan negara-negara sahabat dan organisasi-organisasi

internasional.

3) Memorandum Sekretaris Kabinet kepada Presiden RI guna menyampaikan

rancangan Naskah Kepresidenan dimaksud.

4) Menyiapkan rancangan Naskah Kepresidenan serta Terjemahan Tidak Resmi

(Unofficial Translation).

Gambar 3.49 Perbandingan Capaian IKU 2 Sasaran Ketiga Tahun 2020 dan Tahun 2021

Tahun 2021

Tahun 2020

CAPAIAN TARGET REALISASI

100% 100% 100%

100% 100% 100%

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 153

5) Mengoordinasikan kembali dengan unit kerja terkait di lingkungan Kementerian

Luar Negeri dalam rangka menindaklanjuti Naskah Kepresidenan yang telah

mendapatkan persetujuan dan tanda tangan Presiden melalui jalur diplomatik.

b. Output dari kegiatan yang dilakukan adalah terselesaikannya 160 Naskah

Kepresidenan, diantaranya adalah:

1) Dokumen surat Presiden RI kepada Kepala Negara/Pemerintahan Negara Sahabat

dan Pimpinan Organisasi Internasional;

a) Naskah Surat Balasan Presiden RI kepada Presiden Republik Korea atas

Undangan untuk Menghadiri Open Government Partnership (OGP) Global Summit;

b) Naskah Surat Ucapan Selamat Presiden RI kepada Raja dan Perdana Menteri

Kerajaan Thailand sehubungan dengan Peringatan Hari Nasional Thailand;

c) Naskah Surat Presiden RI kepada Amir Negara Qatar sehubungan dengan

Undangan untuk Menghadiri Doha Forum.

2) Dokumen Letter of Credence (LC) Sdr. Mohammad Oemar, yang diangkat sebagai

Duta Besar LBBP RI untuk Kepangeranan Monako dan Kepangeranan Andorra

berkedudukan di Paris, Republik Prancis;

3) Dokumen Letter of Recall (LR) Sdr. Arrmanatha Christiawan Nasir, yang

diberhentikan sebagai Duta Besar LBBP RI untuk Kepangeranan Monako dan

Kepangeranan Andorra berkedudukan di Paris, Republik Prancis;

4) Dokumen Pencalonan Duta Besar LBBP Negara Sahabat untuk RI:

a) Tuan Dato’ Sri Haji Tajuddin bin Abdul Rahman, Duta Besar LBBP Malaysia untuk

Indonesia berkedudukan di Jakarta;

b) Tuan Macocha Moshe Tembele, Duta Besar LBBP Republik Persatuan Tanzania

untuk Indonesia berkedudukan di Jakarta.

c. Manfaat/Outcome yang di dapat yaitu tersedianya Naskah Kepresidenan yang sesuai

standar, untuk ditindaklanjuti oleh Kementerian Luar Negeri selaku koordinator

penyelenggaraan urusan pemerintahan pada sektor kerja sama dan hubungan luar

negeri.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 154

Dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi

Birokrasi 2010-2025 (Perpres Nomor 81 Tahun 2010), Pemerintah menegaskan pentingnya

penerapan prinsip-prinsip clean governance dan good governance yang secara universal

diyakini menjadi prinsip yang diperlukan untuk memberikan pelayanan prima kepada

masyarakat. Sekretariat kabinet sebagai salah satu unsur Pemerintah ikut andil dalam

membangun aparatur negara melalui penerapan reformasi birokrasi. Jika seluruh pihak

mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi maka akan tercapai tujuan yang diharapkan,

yaitu:

a. Mengurangi dan akhirnya menghilangkan setiap penyalahgunaan kewenangan publik

oleh pejabat di instansi yang bersangkutan;

b. Menjadikan negara yang memiliki most-improved bureaucracy;

c. Meningkatkan mutu perumusan dan pelaksanaan kebijakan/program instansi;

d. Meningkatkan efisiensi (biaya dan waktu) dalam pelaksanaan semua segi tugas

organisasi;

e. Menjadikan birokrasi Indonesia antisipatif, proaktif, dan efektif dalam menghadapai

globalisasi dan dinamika perubahan lingkungan strategis.

Keberhasilan sasaran strategis keempat pada diukur menggunakan 5 (lima)

indikator kinerja. Gambar di bawah ini memperlihatkan indikator kinerja yang digunakan

untuk mengukur capaian kinerja sasaran keempat beserta output dan fungsi yang terkait.

Output pertama yang dihasilkan Sekretariat Kabinet dalam rangka pencapaian

sasaran strategis keempat adalah Rancangan Keputusan Presiden (RKeppres) terkait

pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Utama, JPT

Madya K/L, dan pemerintah provinsi hasil sidang Tim Penilai Akhir (TPA) yang akan diukur

outcome-nya dengan 1 (satu) IKU. Output kedua yaitu rekomendasi dalam rangka

pembinaan jabatan fungsional penerjemah dan layanan penyelenggaraan pendidikan dan

pelatihan diukur dengan 1 (satu) IKU. Output ketiga yaitu layanan manajemen sumber daya

manusia, layanan manajemen organisasi, layanan perencanaan, layanan manajemen

keuangan, layanan pemantauan dan evaluasi, layanan sarana dan prasarana internal,

layanan manajemen Barang Milik Negara, layanan akuntabilitas kinerja dan reformasi

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 155

birokrasi diukur dengan 2 (dua) IKU. Output keempat yaitu layanan penyebarluasan

informasi terkait kegiatan Kabinet diukur dengan 1 (satu) IKU. Gambar berikut ini

menunjukkan IKU dari masing-masing output.

Berikut ini gambaran pencapaian dari setiap indikator sasaran keempat pada tahun

2021, yang selanjutnya akan dianalisis pencapaiannya berdasarkan masing-masing IKU.

Gambar 3.50 Output, Fungsi, dan Indikator Kinerja Sasaran Keempat Sekretariat Kabinet

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 156

Salah satu fungsi Sekretariat Kabinet adalah penyelenggaraan dukungan teknis dan

administrasi dalam pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan

Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya melalui Tim Penilai

Akhir. IKU pertama sasaran keempat mengukur kinerja Sekretariat dalam memberikan

pelayanan penyelesaian administrasi tersebut. Peran ini memiliki dampak dalam

mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di mana salah satu tujuan pelaksanaan RB

yang dijabarkan di atas akan tercapai jika Pemerintahan didukung oleh pejabat yang

profesional dan berintegritas.

Sekretariat Kabinet memfasilitasi dan memberikan dukungan kesekretariatan

kepada TPA dalam membuat keputusan mengenai pengangkatan, pemindahan, dan

pemberhentian JPT Utama, JPT Madya, dan Pejabat lainnya. Dalam melaksanakan kegiatan

ini Sekretariat Kabinet memastikan kelancaran pelaksanaan rapat atau pertemuan dengan

dukungan teknis dan administrasi. Dukungan teknis dimaksud adalah mengelola

penyelenggaraan rapat atau pertemuan seperti undangan, bahan, tempat, waktu, dan

sarana rapat. Sementara dukungan administratif adalah menyusun surat keputusan

tentang pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian JPT Utama, JPT Madya, dan

Pejabat lainnya. Selama kurun waktu tahun 2021, telah dihasilkan 182 Keputusan Presiden

92% 90%81.40%

100%91%

88.93%82.18%

100%

84.58%

N/A

98,81% 100.95% 100%92.95%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

IKU 1 IKU 2 IKU 3 IKU 4 IKU 5

Target Realisasi Capaian

Gambar 3.51 Grafik Target, Realisasi, dan Capaian Sasaran Keempat Sekretariat Kabinet Tahun 2021

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 157

terkait pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama,

Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya hasil sidang Tim Penilai Akhir.

Target indikator kinerja pertama sasaran strategis keempat sebesar 92% diukur

dengan melaksanakan survei tingkat kepuasan atas pelayanan penyelesaian administrasi

terkait pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama,

Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya hasil sidang Tim Penilai Akhir dengan

membagikan kuesioner kepada responden yang berasal dari kementerian/lembaga

(Instansi pengusul). Penghitungan tingkat kepuasan dilaksanakan dengan menilai proses

pelayanan dukungan teknis dan administrasi sidang Tim Penilai Akhir sejak pengusulan,

pemberitahuan waktu sidang, sampai dengan penyerahan keputusan presiden terkait

pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan

Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya kepada kementerian/lembaga terkait.

Tingkat kepuasan diukur dengan melaksanakan survei tingkat kepuasan atas

pelayanan penyelesaian administrasi terkait pengangkatan, pemindahan, dan

pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, dan

Pejabat lainnya hasil sidang Tim Penilai Akhir (TPA) dengan membagikan kuesioner kepada

responden berasal dari Kementerian/Lembaga (Instansi pengusul). Perhitungan kepuasan

dilaksanakan dengan menilai proses pelayanan dukungan teknis dan administrasi sidang

TPA sejak pengusulan, pemberitahuan waktu sidang, sampai dengan penyerahan

keputusan Presiden terkait pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Jabatan

Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, dan pejabat lainnya kepada

Kementerian/Lembaga terkait. Perhitungan hasil survei menggunakan formulasi

perhitungan sebagai berikut:

Pada tahun 2021, instrumen pengukuran tingkat kepuasan atas pelayanan

penyelesaian administrasi terkait pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian JPT

Utama, JPT Madya, dan Pejabat lainnya hasil sidang TPA masih dalam tahap harmonisasi

disesuaikan dengan ketentuan PermenPANRB Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman

Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, yang

dilakukan oleh Kementerian PANRB, sehingga survei belum dapat dilaksanakan. Dengan

demikian realisasi dan capaian untuk indikator tingkat kepuasan atas pelayanan

penyelesaian administrasi terkait pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Jabatan

x 100%

Jumlah skor persepsi responden X 100 %

Jumlah responden

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 158

Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya hasil sidang

Tim Penilai Akhir tahun 2021 belum dapat diukur, dan tidak menjadi pembanding dalam

perhitungan capaian kinerja sasaran keempat. Ke depan, apabila pertimbangan terhadap

poin-poin substansi survei telah sejalan dengan ketentuan PermenPANRB dimaksud, maka

survei dapat dilaksanakan pada tahun 2022. Walaupun belum dilaksanakan survei namun

pelaksanaan penyelenggaraan dukungan teknis dan administrasi dalam pengangkatan,

pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan

Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya melalui Tim Penilai Akhir dipastikan dengan tingkat

keakuratan tinggi dan tidak boleh terdapat kesalahan.

Pada tahun 2021, Sekretariat Kabinet telah melaksanakan berbagai kegiatan dalam

rangka menjalankan tugas dan fungsi sebagai Instansi Pembina Jabatan Fungsional

Penerjemah (JFP). Kegiatan tersebut antara lain (i) penyelenggaraan sosialisasi sistem JFP,

(ii) sosialisasi pola baru pembinaan JF, (iii) rapat konsultasi rancangan tugas jabatan, uraian

kegiatan, dan hasil kerja penerjemah, (iv) penyusunan naskah akademik dalam rangka

merevisi peraturan pembinaan JFP, (v) pelaksanaan penilaian kinerja JFP, (vi) penyusunan

modul pendidikan dan pelatihan (diklat), (vii) penyelenggaraan diklat, (viii) uji kompetensi,

dan (ix) pengembangan sistem informasi JFP.

Indikator kinerja ke-2 pada sasaran

strategis keempat Sekretariat Kabinet

Tahun 2021 yaitu “Persentase tingkat

kepuasan pada layanan pembinaan

jabatan fungsional penerjemah”,

menunjukkan pencapaian Sekretariat

Kabinet yang lebih optimal dalam

meningkatkan kualitas pelayanan selaku

Instansi Pembina JFP. Hal tersebut dapat dilihat baik dari sisi transparansi, akuntabilitas,

maupun efisiensi dan efektivitas layanan dengan mengacu kepada kaidah-kaidah dalam

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Sekretariat Kabinet telah

memiliki situs web dan aplikasi E-JFP yang telah tersedia aplikasinya di mobile android.

Melalui evaluasi secara obyektif, dapat diperoleh masukan (input) dan feedback untuk

Gambar 3.52 Tampilan Web EJFP

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 159

menilai kinerja pelayanan Sekretariat Kabinet selaku Instansi Pembina kepada para Pejabat

Fungsional Penerjemah (PFP). Target yang ditetapkan untuk indikator ini pada tahun 2021

adalah 90%.

Mekanisme yang digunakan adalah dengan pelaksanaan survei kepuasan layanan

pembinaan JFP kepada PFP di seluruh Indonesia, yang dilaksanakan secara periodik setiap

satu tahun sekali. Penyampaian kuesioner dilakukan dengan bantuan google docs untuk

mempermudah pengambilan sampel dan sebagai upaya untuk mengurangi penggunaan

kertas (paperless). Pelaksanaan survei dilakukan melalui link dan PFP diundang untuk

mengisi survei tersebut melalui WA Group Ikatan Penerjemah Pemerintah Indonesia

(IPPI)/organisasi profesi yang mewadahi PFP.

Survei kepuasan layanan dilakukan dengan memberikan 10 pertanyaan kepada PFP

terkait pembinaan JFP secara umum dengan berpedoman pada Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang

Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat terhadap Penyelenggara Pelayanan

Publik, yang mengukur kepuasan dari sejumlah aspek, yaitu:

1. Persyaratan pelayanan;

2. Mekanisme dan prosedur;

3. Produk spesifikasi jenis pelayanan;

4. Kemampuan/ompetensi pelaksana;

5. Sarana dan prasarana;

6. Penanganan pengaduan, saran dan masukan;

7. Waktu pelayanan;

8. Biaya/tarif;

9. Komitmen anti KKN; dan

10. Perilaku pelaksana.

Dalam kuesioner survei juga disediakan kolom isian terbuka bagi PFP untuk dapat

menyampaikan keluhan, saran dan masukan terhadap pelayanan Pembinaan JFP kepada

Sekretariat Kabinet sebagai Instansi Pembina dan Pusbinter selaku pelaksana teknis

pembinaan JFP.

Pada survei kepuasan terhadap layanan pembinaan jabatan fungsional penerjemah

tahun 2020, sebagian besar responden merasa puas dengan layanan pembinaan jabatan

fungsional penerjemah yang diberikan Sekretariat Kabinet. Namun demikian, terdapat

saran dan masukan dari responden yang perlu ditindaklanjuti lebih lanjut. Saran dan

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 160

masukan dari responden survei kepuasan tersebut, sebagian besar telah ditindaklanjuti

pada tahun 2021, sebagaimana dapat dilihat pada matriks berikut.

Tabel 3.15 Tindak Lanjut Saran dan Masukan Survei 2020 Pada Tahun 2021

Saran dan Masukan Tahun 2020

Tindak Lanjut Tahun 2021

1. Menguatkan kelembagaan unit kerja pelaksana tugas teknis pembinaan dan pengembangan JFP yaitu Pusat Pembinaan Penerjemah (Pusbinter) baik dari struktur maupun tugas dan fungsinya.

Menyampaikan permohonan penambahan SDM di lingkungan Pusbinter melalui memorandum Kapusbinter nomor: M.0228/PUSBINTER/06/2021, tanggal 9 Juni 2021.

Pada semester 2 tahun 2021, seluruh formasi jabatan struktural telah terisi dan terdapat penambahan staf, sehingga Pusbinter dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya telah didukung dengan SDM yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

2. Memperkuat perangkat hukum yang melandasi dan menunjang tugas Sekretariat Kabinet sebagai Instansi Pembina JFP, dengan menyesuaikan peraturan atau menyusun peraturan baru yang dapat menunjang pembinaan dan pengembangan JFP secara lebih optimal.

Proses Revisi Peraturan Menteri PANRB Nomor 49 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Penerjemah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri PANRB Nomor 1 Tahun 2016 akan memasuki tahap harmonisasi dengan Kementerian PANRB dan Kementerian Hukum dan HAM.

3. Mendorong dan mempercepat penyusunan dokumen-dokumen ketatalaksanaan yang terkait dengan pembinaan dan pengembangan JFP.

Pusbinter bersama dengan Biro SDMOT sedang melakukan penyusunan draf dokumen SOP dan SP terkait pembinaan dan pengembangan JFP.

4. Meningkatkan sarana prasana layanan baik sarana prasarana fisik maupun IT guna menunjang pelaksanaan e-learning, penilaian SKP penerjemah secara online, pelaksanaan meeting dengan video conference, dll.

Pada tahun 2021, Pusbinter bekerja sama dengan Pusat Data dan Teknologi Informasi selaku unit kerja yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang pengelolaan dan pengembangan IT di lingkungan Sekretariat Kabinet secara bertahap akan melakukan pengembangan web/aplikasi e-JFP sesuai kebutuhan, sehingga pelaksanaan pembinaan JFP dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efektif.

5. Meningkatkan penyediaan dan penanganan pengaduan dan saran/masukan dari para Pejabat Fungsional Penerjemah (PFP), Instansi Pengguna PFP, serta khayalak umum (akademisi, mahasiswa, masyarakat)

a. Menyediakan sarana pengaduan dan saran/masukan bagi para PFP melalui:

Kolom isian saran/masukan survei terkait layanan JFP yang dilaksanakan secara periodik setiap akhir tahun.

Kolom isian saran/masukan pada survei kepuasan peserta diklat setiap penyelenggaraan diklat selesai diselenggarakan.

Whatsapp Group Ikatan Penerjemah Pemerintah Indonesia (IPPI).

Fitur chat dalam menu JFP yang terdapat pada website Sekretariat Kabinet.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 161

Saran dan Masukan Tahun 2020

Tindak Lanjut Tahun 2021

b. Menyediakan sarana pengaduan dan saran/masukan bagi Instansi Pengguna PFP, dan khalayak umum, melalui fitur chat dalam menu JFP yang terdapat pada website Sekretariat Kabinet.

6. Mendorong peningkatan jumlah PFP.

Sekretariat Kabinet melaksanakan kegiatan sosialisasi JFP secara daring pada tanggal 12 Januari 2021 yang bertujuan untuk mendorong instansi pemerintah pusat dan daerah melakukan pengangkatan PFP.

Sekretariat Kabinet melaksanakan sosialisai JFP secara daring di Komisi Yudisial pada tanggal 10 Agustus 2021 untuk mendorong Lembaga KY melakukan pengangkatan PFP.

Sekretariat Kabinet memberikan kesempatan bagi pengangkatan PNS menjadi PFP melalui jalur penyesuaian (inpassing), yang berlaku sampai dengan 6 April 2021, yang disampaikan melalui Surat Deputi Bidang Administrasi Nomor B-0027/Adm/01/2021, tanggal 25 Januari 2021, ditujukan kepada Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Lembaga Non Struktural, dan Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia.

Sekretariat Kabinet mendorong pengangkatan PFP melalui mekanisme pengangkatan CASN dan PPPK JFP maupun pengangkatan peralihan dari jabatan lain.

7. Mendorong peningkatan penguasaan jumlah/jenis bahasa asing maupun bahasa daerah oleh para PFP.

Sekretariat Kabinet telah melaksanakan kegiatan diklat penguasaan bahasa asing (Inggris, Korea, Jepang, dan Mandarin) dan tes EPT untuk meningkatkan penguasaan bahasa Inggris, serta pelaksanaan diklat teknis penerjemahan lisan dalam beberapa Bahasa asing.

8. Melakukan peningkatan kualitas PFP.

Sekretariat Kabinet telah menyelenggarakan beberapa kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) teknis, serta Bimbingan Teknis (Bimtek) guna memenuhi aspirasi dan kebutuhan para PFP maupun diinisiasi sendiri oleh Setkab, antara lain:

a. Diklat Teknis JFP Bidang Pariwisata Angkatan 1 pada tanggal 15 s.d. 22 Maret 2021;

b. Diklat Teknis Penerjemahan Lisan Angkatan II pada tanggal 14 s.d. 21 Juni 2021;

c. Diklat Teknis Penerjemahan Lisan Angkatan III, pada tanggal 22 s.d 29 Juli 2021;

d. Diklat Teknis Penerjemahan Takarir Angkatan I, pada tanggal 19 s.d. 25 Agustus 2021;

e. Diklat Teknis Penerjemahan Takarir Angkatan II, pada tanggal 22 s.d. 28 September 2021;

f. Diklat Teknis Penerjemahan Teks Jurnalistik Angkatan I Tahun 2021, pada tanggal 15 s.d. 19 Nopember 2021;

g. Bimtek Pengembangan Karier PFP, pada tanggal 9 s.d.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 162

Saran dan Masukan Tahun 2020

Tindak Lanjut Tahun 2021

11 November 2021.

Sekretariat Kabinet telah melakukan penyusunan kurikulum dan modul diklat JFP sesuai kompetensi yang harus dimiliki PFP dalam setiap jenjang jabatan, yang dapat dimanfaatkan oleh para PFP sebagai alat pembelajaran sehingga dapat mendorong peningkatan kualitas PFP pada pelaksanaan diklat maupun panduan belajar mandiri.

Sekretariat Kabinet telah melaksanakan uji kemahiran berbahasa Inggris (EPT) bekerja sama dengan LBI UI bagi seluruh PFP secara daring pada tanggal 20 s.d 22 Oktober 2021 yang didahului oleh pembekalan materi tes pada tanggal 13 s.d. 15 Oktober 2021.

9. Meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak baik dalam negeri maupun luar negeri misalnya dengan lembaga pendidikan maupun instansi pemerintah dan pihak swasta terkait program pendidikan dan pelatihan fungsional dan teknis maupun program non gelar maupun bergelar.

Sekretariat Kabinet telah melakukan kerja sama dengan

berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar negeri. Kerja

sama yang telah dilakukan yaitu kerja sama dengan instansi

pemerintah pusat dan daerah antara lain dengan BKN dan

BKD, Kementerian PANRB, Kementerian Luar Negeri,

Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Pariwisata

dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Komunikasi dan

Informatika, Lembaga Administrasi Negara, dan beberapa

Universitas Negeri.

Sekretariat Kabinet tengah menjajaki kerja sama dengan

Pemerintah Tunisia, Pemerintah Selandia Baru, beberapa

Pemerintah negara sahabat/negara donor dan sejumlah

lembaga asing.

Sekretariat Kabinet juga telah mengadakan kerjasama dengan Universitas Indonesia dan melakukan penjajagan untuk melaksanakan Kerjasama dengan beberapa universitas negeri lainnya, yaitu UNS dan UNPAD.

10. Meningkatkan penerjemahan bagi kemajuan nasional, antara lain: a. Mendorong upaya penerjemah-

an berbagai literatur interna-sional ke dalam bahasa Indonesia.

b. Mendorong upaya penerje-mahan berbagai karya sastra Indonesia dan karya sastra kuno kedalam bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya.

Berkoordinasi secara intensif dengan Pusat Pembinaan

Bahasa dan Sastra pada Badan Pengembangan dan

Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,

Riset, dan Teknologi untuk mendorong peningkatan

penerjemahan berbagai literatur internasional ke dalam

bahasa Indonesia serta penerjemahan berbagai karya

sastra Indonesia dan karya sastra kuno kedalam bahasa

Inggris dan bahasa asing lainnya.

11. Mendorong upaya peningkatan penerjemahan dokumen-dokumen hukum dan penerjemahan peraturan perundang-undangan (PUU).

Secara bertahap telah dilakukan penerjemahan dokumen-dokumen hukum dan penerjemahan peraturan perundang-undangan (PUU) oleh PFP.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 163

Saran dan Masukan Tahun 2020

Tindak Lanjut Tahun 2021

12. Meningkatkan kualitas SDM pelaksana pada Pusat Pembinaan Penerjemah.

Untuk meningkatkan kompetensi, pejabat/pegawai

Pusbinter telah mengikuti diklat yang diselenggarakan oleh

Biro SDMOT.

13. Mendorong pengembangan mau-pun peningkatan kualitas situs web dan aplikasi E-JFP.

Menyampaikan kepada Deputi Bidang Administrasi terkait usulan perubahan konten untuk keperluan updating situs web Jabatan Fungsional Penerjemah (E-JFP) melalui memorandum Kapusbinter nomor: M.114/PUSBINTER/03/2021, tanggal 16 Maret 2021.

Menyampaikan kepada Asdep Naster terkait permohonan dukungan penerjemahan untuk sistem informasi web dan aplikasi E-JFP serta pembaharuan konten fitur glosarium melalui memorandum Kapusbinter nomor: M.121/PUSBINTER/03/2021, tanggal 22 Maret 2021.

Menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) E-JFP yang disampaikan kepada Pusdatin sebagai data dukung usulan pengajuan tambahan anggaran pada pagu indikatif Pusdatin tahun 2022.

Bekerjasama dengan Pusdatin melalui koordinasi intensif terkait rencana pengembangan aplikasi E-JFP baik secara formal melalui penyelenggaraan rapat maupun secara informal.

Pada tahun 2021, Sekretariat Kabinet kembali melaksanakan survei kepuasan

layanan pembinaan jabatan fungsional penerjemah di akhir tahun. Survei dilaksanakan

menggunakan metode pengukuran tingkat kepuasan dengan skala likert dalam 4 (empat)

kriteria, yaitu untuk kategori sangat tidak puas/sangat tidak setuju diberi nilai persepsi 1,

tidak puas/tidak setuju diberi nilai persepsi 2, puas/setuju diberi nilai persepsi 3, sangat

puas/sangat setuju diberi nilai persepsi 4.

Rata-rata yang diperoleh dari pengukuran nilai persepsi tersebut dikonversikan

dalam indeks kepuasan dengan interpretasi sebagai berikut:

Nilai Interval Indeks% Mutu Pelayanan Kinerja Pelayanan

1,00 – 2,5966 25% - 64,99% D Tidak Baik

2,60 – 3,064 65% - 76,60% C Kurang Baik

3,065 – 3,532 76,61% - 88,30% B Baik

3,5324 – 4,00 88,31% - 100% A Sangat Baik

Tabel 3.16 Interpretasi Indeks Kepuasan Survei Kepuasan Layanan Pembinaan JFP

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 164

Pelaksanaan survei menggunakan formulir kuesioner dalam bentuk google form

melalui URL: https://forms.gle/sFX2XiJepVxa9h3T8 sebagai upaya untuk mengurangi

penggunaan kertas (paperless) dan mempermudah pengambilan sampel, selain itu para

PFP diundang untuk mengisi survei tersebut melalui WA Group Ikatan Penerjemah

Pemerintah Indonesia (IPPI) atau organisasi profesi yang mewadahi PFP.

Dari 229 orang Pejabat Fungsional Penerjemah (PFP) di seluruh Indonesia yang

diproyeksikan menjadi target survei, 68 orang PFP memberikan respon dan bersedia

menjadi responden survei. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh rata-rata indeks

dari sepuluh item pertanyaaan yang diberikan sebesar 3,56 atau realisasinya 88,93% masuk

dalam rentang kategori kinerja pelayanan 88,31% - 100% dengan kategori Sangat Baik.

Karena target kinerja ditetapkan 90% dan realisasinya adalah 88,93%, maka capaian kinerja

indikator “Persentase Tingkat Kepuasan Layanan Pembinaan JFP” sebesar 98,81%, dengan

kategori capaian Sangat Baik.

Perbandingan capaian yang di raih di tahun 2021 dengan capaian akhir tahun 2020

dapat dilihat pada gambar berikut:

Analisis dan deskripsi lebih lanjut tentang indikator “Persentase tingkat kepuasan

pada layanan pembinaan JFP” dapat dilihat pada elaborasi hasil survei kepuasan layanan

pembinaan JFP dengan penjelasan sebagai berikut.

Gambar 3.53 Capaian Kinerja IKU 2 Sasaran Strategis 4 Tahun 2021

REALISASI

88,93%

CAPAIAN

98,81%

TARGET

90%

Gambar 3.54 Perbandingan Capaian IKU 2 Sasaran Keempat Tahun 2020 dan Tahun 2021

Tahun 2021

Tahun 2020

CAPAIAN TARGET REALISASI

88,93% 90% 98,81%

86,53% 90% 96,15%

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 165

Survei kepuasan layanan pembinaan JFP dilaksanakan secara online kepada PFP

dengan menyampaikan kuesioner berisi 10 (sepuluh) poin pernyataan dengan rekapitulasi

hasil survei sebagai berikut:

No Aspek Pernyataan Nilai

Rata-Rata Kategori Peringkat

1 Persyaratan pelayanan

Persyaratan teknis dan administratif terkait permintaan layanan pembinaan JFP mudah dipahami dan sudah sesuai standar

3,50

(87,68%) Baik 7

2 Mekanisme dan prosedur pelayanan

Mekanisme dan prosedur layanan pembinaan JFP mudah dipahami dan sudah sesuai standar

3,47

(86,96%) Baik 9

3 Produk spesifikasi jenis pelayanan/Ekspektasi hasil layanan

Hasil layanan pembinaan JFP yang diberikan sudah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan/cukup memadai

3,52

(88,04%) Baik 6

4 Kompetensi pelaksana

Kemampuan/kompetensi petugas layanan/staf Pusbinter dalam memberikan layanan sudah cukup baik

3,56

(89,13%) Sangat

Baik 5

5 Sarana dan prasarana layanan

Kualitas sarana dan prasarana untuk menunjang dalam memberikan layanan pembinaan JFP sudah cukup memadai (misalnya fasilitas web/ aplikasi EJFP, fasilitas zoom meeting, dll)

3,49

(87,32%) Baik 8

6 Penanganan pengaduan, saran dan masukan

Telah tersedia sarana pengaduan dan pemberian saran dan masukan terhadap pelayanan pembinaan JFP

3,34

(83,70%) Baik 10

7 Waktu pelayanan

Kecepatan petugas layanan/staf Pusbinter dalam memberikan layanan pembinaan JFP sudah cukup baik

3,59

(89,86%) Sangat

Baik 4

8 Biaya/tarif

Pemberian layanan pembinaan JFP tidak dipungut biaya

3,73

(93,48%) Sangat

Baik 1

9 Komitmen anti KKN

Pemberian layanan pembinaan JFP bebas dari unsur KKN

3,69

(92,39%) Sangat

Baik 2

10 Perilaku pelaksana Petugas layanan/staf Pusbinter bersikap sopan, ramah dan simpatik (empathy) dalam memberikan pelayanan

3.68

(92,03%) Sangat

Baik 3

Rata-rata Indeks 88,93% Sangat

Baik

Tabel 3.17 Rekapitulasi Hasil Survei Kepuasan Layanan Pembinaan JFP

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 166

Berdasarkan tabulasi rata-rata indeks kepuasan diatas untuk setiap aspek kepuasan

layanan, dapat disimpulkan bahwa secara umum kinerja layanan pembinaan JFP sudah

sangat memuaskan karena 5 aspek pelayanan mendapatkan rerata indeks dalam kategori

Sangat Baik dan 5 aspek pelayanan mendapatkan rerata indeks dalam kategori Baik.

Lima aspek pelayanan yang mendapatkan kategori penilaian Sangat Baik adalah

aspek kemampuan/kompetensi pelaksana, waktu pelayanan, biaya/tariff, komitmen anti

KKN, dan perilaku pelaksana. Dapat disimpulkan bahwa layanan pembinaan JFP yang

diberikan tidak dipungut biaya/gratis, tidak terdapat unsur KKN di dalam pemberian

layanan dan petugas pemberi layanan telah memberikan layanan dengan sikap yang sopan,

ramah dan simpatik.

Sementara itu, tiga aspek yang mendapatkan nilai lebih rendah adalah aspek

penanganan pengaduan, saran, dan masukan, aspek mekanisme dan prosedur, dan aspek

sarana dan prasarana layanan. Hal ini disebabkan karena web/aplikasi e-JFP sebagai media

informasi pengembangan karir PFP sedang dalam proses pengembangan sehingga belum

bisa mengakomodir kebutuhan pembinaan PFP. Namun demikian, secara umum kinerja

unit pelaksana teknis sudah sangat baik, hal ini tercermin dengan tidak adanya aspek

layanan yang penilaiannya mendapat predikat/kategori kurang baik/kurang memuaskan.

Untuk efektifitas dan memudahkan proses pelaksanaan survei yang akan datang,

sebagai bagian dari pengembangan web/aplikasi e-JFP, akan menempatkan survei dalam

web/aplikasi e-JFP sehingga semakin banyak responden yang memberikan saran dan

masukan untuk perbaikan layanan pembinaan JFP ke depan.

Langkah-langkah strategis yang akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas

layanan pembinaan JFP adalah sebagai berikut:

1. Melakukan koordinasi secara lebih intensif dengan pihak terkait untuk meningkatkan

kualitas pembinaan jabatan fungsional penerjemah. Pembinaan JFP tidak dapat

dilakukan sendiri oleh Sekretariat Kabinet sehingga agar upaya pelaksanaan

pembinaan JFP dapat dilakukan dengan berkualitas, efektif, transparan dan akuntabel

perlu adanya koordinasi dengan stakeholders dan para pemangku kepentingan lainnya.

2. Berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk mengupayakan kesempatan melanjutkan

jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi PFP. Sebagai Instansi Pembina JFP,

Sekretariat Kabinet berkewajiban untuk menyiapkan, melayani, dan memfasilitasi PFP

dalam meningkatkan kapasitas dan mengembangkan diri melalui Pendidikan gelar

maupun non gelar baik di dalam maupun di luar negeri.

3. Melakukan reviu web/aplikasi e-JFP agar pengunggahan data yang dilakukan oleh PFP

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 167

menjadi lebih mudah. Upaya penyempurnaan web/aplikasi e-JFP sebagai media

informasi untuk pengembangan karir PFP akan terus dilakukan seiring dengan

kebutuhan PFP dan pembinaan PFP secara keseluruhan.

4. Melanjutkan pengembangan web/aplikasi e-JFP untuk IOS. Pengembangan

web/aplikasi e-JFP sebagai media informasi pengembangan karir JFP terus dilakukan

secara bertahap berdasarkan ketersediaan anggaran dan prioritas kebutuhan

pembinaan PFP.

5. Melakukan reviu fitur dan tampilan web/aplikasi e-JFP sehingga lebih menarik, user

friendly dan eye catching. Pembenahan fitur dan tampilan web/aplikasi e-JFP akan terus

diilakukan, disamping untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan yang perlu

ditindaklanjuti, juga agar tampilan web/aplikasi e-JFP lebih menarik, menyenangkan,

dan memotivasi PFP untuk lebih aktif menggunakan web/aplikasi e-JFP.

Indeks Reformasi Birokrasi merupakan salah satu indikator penting dalam

mewujudkan sasaran strategis tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan

Sekretariat Kabinet karena komponen penilaian Reformasi Birokrasi (RB) diukur dengan

indikator keberhasilan pelaksanaan RB Instansi Pemerintah.

Untuk menghasilkan RB yang baik, Kementerian PANRB melakukan perbaikan pada

pedoman evaluasi RB dengan menerbitkan Permenpan RB Nomor 26 Tahun 2020 tentang

Pedoman Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Evaluasi mandiri dilaksanakan sendiri

oleh instansi dan evaluasi eksternal meliputi validasi/verifikasi terhadap hasil penilaian

mandiri. Evaluasi eksternal dilakukan oleh Kementerian PANRB. Berdasarkan pedoman

baru, instrumen evaluasi mandiri diperkuat dengan format 3 (tiga) lapis, yaitu instrumen

pemenuhan/mandatory dengan bobot 20%, instrumen hasil antara dengan bobot 10%, dan

instrumen reform dengan bobot 30%. Berikut ini gambar model penilaian mandiri

pelaksanaan RB yang diambil dari pedoman tersebut.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 168

Pelaksanaan RB dilaksanakan dengan menerapkan 8 (delapan) komponen

pengungkit dan 4 (empat) komponen hasil. Delapan komponen proses dimaksud meliputi:

1. Manajemen Perubahan;

2. Deregulasi Kebijakan;

3. Penataan dan Penguatan Organisasi;

4. Penataan Tata Laksana;

5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur;

6. Penguatan Akuntabilitas;

7. Penguatan Pengawasan; dan

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.

Sementara komponen hasil meliputi:

1. Akuntabilitas kinerja dan keuangan yang diukur melalui nilai SAKIP dan Opini BPK;

2. Kualitas pelayanan publik diukur melalui Indeks Persepsi Kualitas Pelayanan Publik

(IPKP);

3. Pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme diukur melalui

Indeks Persepsi Anti Korupsi (IPAK); dan

4. Kinerja Organisasi diukur melalui Survei Internal Organisasi, capaian kinerja, dan kinerja

lainnya.

Perbandingan komponen penilaian, komponen pengungkit dan bobot penilaian

sebelum dan setelah penerbitan PermenPANRB Nomor 26 Tahun 2020 dapat dilihat pada

tabel berikut:

Gambar 3.55 Model Penilaian Mandiri Pelaksanaan RB

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 169

Tabel 3.18 Perbandingan Komponen Penilaian dan Pengungkit

Berdasar hasil evaluasi yang disampaikan melalui surat Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB) nomor: B/79/M.

RB. 06/2021, perihal Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Tahun 2020, tanggal 31

Maret 2021. Indeks Reformasi Birokrasi di Sekretariat Kabinet RI tahun 2020 adalah 82, 18

dengan kategori "A", dengan rincian sebagaimana berikut:

No. Komponen Penilaian Bobot Tahun 2020

A. Komponen Pengungkit

1 Pemenuhan 20,00 16,61

2 Hasil Antara Area Perubahan 10,00 6,93

3 Reform 30,00 23,15

Total Komponen Pengungkit 60,00 46,69

B. Komponen Hasil

1 Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan 10,00 8,12

2 Kualitas Pelayanan Publik 10,00 9,00

Komponen Penilaian Bobot

Komponen Penilaian Bobot

Komponen Pengungkit Komponen Pengungkit

Manajemen Perubahan 5,00

Pemenuhan

20,00

Penataan Peraturan Perundang-

undangan 5,00

Penataan dan Penguatan

Organisasi 6,00

Penataan Tatalaksana 5,00

Hasil Antara Area Perubahan

10,00

Penataan Sistem Manajemen

SDM 15,00

Penguatan Akuntabilitas 6,00

Penguatan Pengawasan 12,00

Reform

30,00

Peningkatan Kualitas Pelayanan

Publik 6,00

Total Komponen Pengungkit 60,00 Total Komponen Pengungkit 60,00

Nilai Akuntabilitas Kinerja 14,00 Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan 10,00

Survei Internal Integritas

Organisasi 6,00 Kualitas Pelayanan Publik

10,00

Survei Eksternal Persepsi

Korupsi 7,00

Pemerintah yang Bersih dan Bebas

KKN

10,00

Opini BPK 3,00

Kinerja Organisasi

10,00

Survei Eksternal Pelayanan

Publik 10,00

Total Komponen Hasil 40,00 Total Komponen Hasil 40,00

Indeks Reformasi Birokrasi 100,00 Indeks Reformasi Birokrasi 100,00

Tabel 3.19 Hasil Penilaian Reformasi Birokrasi Tahun 2020

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 170

No. Komponen Penilaian Bobot Tahun 2020

3 Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN

10,00 9,45

4 Kinerja Organisasi 10,00 8,93

Total Komponen Hasil 40,00 35,50

Indeks Reformasi Birokrasi (Pengungkit + Hasil)

100,00 82,18

Berikut hasil antara dari masing-masing leading sector.

No. Hasil Antara Skala Nilai Sumber Data

1. Kualitas Pengelolaan Arsip

0-100 46,32 (C)

Arsip Nasional Republik Indonesia

2. Profesionalitas ASN 0-100 73 (Sedang)

Badan Kepegawaian Negara

3. Merit System 0-400 297 (Baik)

Komisi Aparatur Sipil Negara

4. Kualitas Pengelolaan Keuangan

0-100 99,02 (Sangat Baik)

Kementerian Keuangan

5. Maturitas SPIP 0-5 Level 3 (Terdefinisi)

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

6. Kapabilitas APIP 0-5 Level 2 (Terdefinisi)

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Dengan target capaian sebesar 81.40 (A) maka capaian yang diraih untuk indikator

indeks reformasi birokrasi yaitu 100.95% (Sangat Baik).

REALISASI

82,18

CAPAIAN

100,95%

TARGET

81,40

Gambar 3.56 Capaian Kinerja Reformasi Birokrasi Tahun 2021

Tabel 3.20 Hasil Antara

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 171

Perbandingan capaian yang di raih di tahun 2021 dengan capaian akhir tahun 2020

dapat dilihat pada gambar berikut:

Rekomendasi hasil evaluasi pelaksanaan RB Sekretariat Kabinet Tahun 2020 yang

disampaikan Kementerian PANRB, dalam rangka meningkatkan kualitas tata kelola

birokrasi serta menumbuhkan budaya integritas, kinerja, dan melayani di lingkungan

Sekretariat Kabinet RI, terdapat beberapa hal yang perlu disempurnakan yaitu:

1. Monitoring dan evaluasi reformasi birokrasi di lingkungan Sekretariat Kabinet;

2. Menyempurnakan proses bisnis yang telah disusun agar semakin berorientasi kinerja

utama dari Sekretariat Kabinet;

3. Menyempurnakan rumusan sasaran dan indikator kinerja maupun target kinerja di

Sekretariat Kabinet berdasarkan kinerja utama organisasi dan diturunkan ke level

bawah sampai ke tingkat individu;

4. Melakukan reviu terhadap program, kegiatan, dan komponen anggaran dengan

mengacu pada penyempurnaan IKU pada butir 3 di atas;

5. Memasifkan pembangunan zona integritas menuju WBK/WBBM di unit-unit kerja yang

ada di Sekretariat Kabinet;

6. Mengoptimalkan pemanfaatan e-gov di Sekretariat Kabinet sehingga lebih efektif dan

efisien. Selain itu, perlu dibangun suatu grand design dari segala bentuk aplikasi yang

sudah dibangun;

7. Meningkatkan kapabilitas, kompetensi dari APIP di lingkungan Sekretariat Kabinet,

sehingga dapat lebih berperan dan memastikan bahwa segala kebijakan yang telah

ditetapkan, khususnya terkait dengan kebijakan pengawasan terimplementasi dengan

baik. APIP juga harus proaktif untuk melakukan monev atas kebijakan tersebut dan

memberikan rekomendasi kepada pimpinan atas pelaksanaan kebijakan tersebut agar

segala kebijakan yang diciptakan memang memberikan dampak positif terhadap

perbaikan tata kelola pemerintahan di lingkungan Sekretariat Kabinet;

8. Melaksanakan monev atas upaya-upaya peningkatan kualitas pelayanan publik;

Gambar 3.57 Perbandingan Capaian IKU 3 Sasaran Keempat Tahun 2020 dan Tahun 2021

Tahun 2021

Tahun 2020

CAPAIAN TARGET REALISASI

82,18 81,40 100,95%

81,26 81,30 95,95%

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 172

9. Agar pelaksanaan RB memang bersifat perubahan secara substantif dalam upaya

mencapai 3 (tiga) sasaran RB, dan bukan hanya sekedar pemenuhan dokumen semata.

Selama tahun 2021 Sekretariat Kabinet berupaya menindaklanjuti rekomendasi

tersebut, tercermin dari pelaksanaan workplan RB yang mencakup 8 area perubahan.

Berikut penjabaran pencapaian setiap area perubahan di lingkungan Sekretariat Kabinet.

Sekretariat Kabinet telah menyusun rencana kerja RB Tahun 2021 ditandai dengan

diterbitkannya Perseskab Nomor 2 Tahun 2021 tentang Rencana Kerja (Work Plan)

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Sekretariat Kabinet Tahun 2021 sebagai bentuk komitmen

pimpinan terhadap pelaksanaan reformasi. Sekretariat Kabinet juga menetapkan

Perseskab Nomor 6 Tahun 2021 tentang Quick Wins Reformasi Birokrasi Sekretariat Kabinet

Tahun 2021 guna peningkatan pelayanan publik khususnya terkait penanganan

Permen/Perka L yang perlu mendapatkan persetujuan Presiden.

Proses pembangunan Sistem Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Reformasi

Birokrasi (SIMONEV-RB) juga sudah dimulai pada tahun 2021 dan diharapkan dapat

diselesaikan pada tahun 2022. Selain itu Sekretariat Kabinet gencar menyosialisasikan Core

values dan employer branding ASN yaitu BerAKHLAK dan bangga melayani bangsa melalui

kegiatan sosialisasi maupun penggunaan logo pada virtual background.

Dalam rangka pengelolaan peraturan internal, Sekretariat Kabinet telah melakukan

penyusunan, pemantauan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan peraturan internal secara

berkala setiap tahun. Hal ini dimaksudkan agar regulasi yang berlaku saat ini dapat berjalan

efektif dan menjawab kebutuhan organisasi. Selain itu, evaluasi peraturan internal juga

menjadi penting karena sifat peraturan internal yang mengikat dan memayungi serta

menjadi dasar seluruh pedoman proses bisnis di lingkungan Sekretariat Kabinet. Pada

tahun 2019, Sekretariat Kabinet telah menginventarisasi dan mengidentifikasi regulasi atau

peraturan internal yang perlu untuk diubah atau disempurnakan pada tahun 2020, dengan

menyesuaikan kebutuhan organisasi. Evaluasi terhadap 34 Perseskab mulai dari tahun 2011

2.Penataan Peraturan Perundang-undangan/

Deregulasi Kebijakan

1. Manajemen Perubahan

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 173

sampai dengan 2017 yang masih berlaku, dilakukan dari dua sisi. Pertama dari sisi efektivitas

pelaksanaan peraturan dan kedua dari sisi normatif peraturan.

Dari sisi efektivitas pelaksanaan peraturan, secara umum Perseskab pada periode

tersebut belum optimal dilaksanakan. Belum optimalnya pelaksanaan Perseskab tersebut

di antaranya karena tidak dijadikan dasar hukum peraturan pelaksanaannya, belum adanya

peraturan pelaksanaan, atau masih perlunya dilakukan sosialisasi secara berkala kepada

seluruh pegawai di lingkungan Sekretariat Kabinet agar terinformasikan dan ditaati.

Sementara itu dari analisis secara normatif, hampir keseluruhan Perseskab perlu

penyesuaian dan penyempurnaan, khususnya terhadap peraturan perundang-undangan

yang baru atau lebih tinggi. Tercatat sebanyak 50 persen atau 17 Perseskab

dipertimbangkan untuk diubah, baik secara teknis maupun substansi peraturan. Sementara

itu, terdapat 23,5 persen atau 8 Perseskab dipertimbangkan untuk dicabut dan diatur

sesuai peraturan perundang-undangan yang baru. Namun demikian, sebanyak 26,5 persen

atau 9 Perseskab belum ada urgensi untuk diubah atau dicabut, namun dipertimbangkan

untuk pembentukan atau penyesuaian peraturan pelaksanaannya.

Upaya delayering atau pengalihan Jabatan Struktural ke Jabatan Fungsional telah

ditindaklanjuti Sekretariat Kabinet. Sekretariat Kabinet telah bersurat kepada Menpan RB

dengan surat nomor: R.0001/Seskab/Adm/01/2021 tanggal 5 Januari 2021 perihal Usulan

Penyetaraan Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan Fungsional di Lingkungan Sekretariat

Kabinet. Sekretariat Kabinet mengajukan Jabatan Fungsional baru dan pada tahun 2021

usulan tersebut masih dalam proses pengkajian di Kementerian PANRB. Diharapkan pada

tahun 2022 proses pembentukan Jabatan Fungsional yang diusulkan Sekretariat Kabinet

dapat dirampungkan dan proses pengalihan Jabatan Struktural ke Jabatan Fungsional

dapat dilaksanakan.

Penataan ketatalaksanaan Sekretariat Kabinet bertujuan untuk: 1) meningkatnya

penggunaan teknologi informasi dalam proses penyelenggaraan manajemen

4.Penataan Ketatalaksanaan

3.Penataan Penguatan Organisasi/

Kelembagaan

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 174

pemerintahan; 2) terciptanya pemanfaatan teknologi informasi terintegrasi yang

menghasilkan keterpaduan proses bisnis, data, infrastruktur, dan aplikasi, 3) meningkatnya

efektifitas dan efisiensi proses manajemen pemerintahan; dan 4) meningkatnya kinerja

instansi pemerintah. Indikator penerapan SPBE adalah hasil evaluasi SPBE oleh

Kementerian PANRB, pada tahun 2022 ini Sekretariat Kabinet memperoleh hasil penilaian

2,22 dengan predikat Cukup, sebagaimana tercantum dalam lampiran Kepmen PANRB

Nomor 1503 Tahun 2021 tentang Hasil Evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik

pada Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah Tahun 2021. Hasil penilaian 2021

mengalami penurunan dibandingkan nilai tahun sebelumnya yaitu 2,83. Penurunan ini

berkaitan dengan adanya pembaharuan terhadap pedoman evaluasi SPBE, mulai tahun

2021 PermenPANRB Nomor 59 Tahun 2020 tentang Pemantauan dan Evaluasi SPBE menjadi

pedoman dalam proses evaluasi yang merupakan pembaharuan dari PermenPANRB

Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pedoman Evaluasi SPBE yang digunakan hingga 2020.

Kendala yang dihadapi Sekretariat Kabinet salah satunya adalah belum ditetapkannya

grand design TIK Sekretariat Kabinet.

Upaya perbaikan yang perlu dilakukan Sekretariat Kabinet dalam pelaksanaan

penerapan SPBE untuk meningkatkan nilai kematangan pada domain, aspek dan indikator

yang nilai kematangannya masih di bawah target, diantaranya:

1. Menyusun dan menetapkan kebijakan internal, meliputi:

- Pengoperasian Pusat Data;

- Integrasi Sistem Aplikasi;

- Penggunaan Aplikasi Umum Berbagi Pakai SPBE;

- Layanan Naskah Dinas;

- Layanan Manajemen Kepegawaian;

- Layanan Manajemen Perencanaan dan Penganggaran;

- Layanan Manajemen Kinerja; dan

- Layanan Whistle Blowing System;

2. Menyusun peta jalan strategi dan perencanaan SPBE Sekretariat Kabinet

3. Mengembangkan Layanan Whistle Blowing System serta pengintegrasian layanan

Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum yang kolaboratif dan memiliki layanan

transaksional.

Pada program penataan arsip Sekretariat Kabinet memperoleh peningkatan Nilai

Hasil Pengawasan Kearsipan di mana nilai tahun lalu adalah 46,32 kategori C (Kurang)

menjadi 61,53 kategori B (Baik), upaya untuk mencapai peningkatan nilai ini dilakukan

dengan menindaklanjuti sebagian besar rekomendasi hasil pengawasan kearsipan tahun

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 175

sebelumnya. Sekretariat Kabinet telah menetapkan Sebagian kebijakan kearsipan dan

menyosialisasikan pada unit pengolah dan unit kearsipan di lingkungan Sekretariat Kabinet.

Ke depan yang masih perlu ditingkatkan adalah:

a. Penetapan rancangan kebijakan yang telah disusun, revisi kebijakan kearsipan yang

masih belum sesuai dan menyusun serta menetapkan kebijakan kearsipan yang belum

ditetapkan termasuk kebijakan Penerapan Aplikasi Umum Bidang Kearsipan Dinamis

dengan sistem informasi kearsipan dinamis terintegrasi (SRIKANDI).

b. Intensitas pembinaan kearsipan terutama dalam pengelolaan arsip terjaga sampai

dengan pelaporan dan penyerahan salinan autentik arsip terjaga ke ANRI.

c. Pencanangan, sosialisasi dan penerapan seluruh sasaran tertib dalam Gerakan Nasional

Sadar Tertib Arsip.

d. Pengolahan arsip inaktif yang menghasilkan daftar informasi tematik.

e. Intesitas penyusutan arsip baik pemindahan maupun penyerahan arsip statis ke ANRI

sesuai prosedur.

f. Pengolahan, penataan dan penggunaan arsip inaktif, serta penyelamatan dan

pelestarian arsip negara yang tercipta Periode 2014 – 2019 dan arsip penanganan

COVID-19.

g. Mengimplementasikan Aplikasi SRIKANDI di seluruh unit pengolah.

h. Partisipasi aktif serta melaksanakan seluruh tanggungjawab sebagai Simpul Jaringan

dalam Jaringan Informasi Kearsipan Nasional (JIKN).

i. Perencanaan dan pengelolaan sumber daya manusia (SDM) kearsipan sehingga dapat

menjamin ketersediaan SDM Kearsipan yang memenuhi kompetensi dan sesuai

dengan analisis kebutuhan.

j. Penyediaan sarana dan prasarana kearsipan yang belum terpenuhi sesuai standar

kearsipan.

k. Perencanaan dan alokasi pendanaan untuk kegiatan kearsipan secara kontinyu.

Indikator berikutnya merupakan hasil monev Keterbukaan Informasi Publik,

Sekretariat Kabinet mampu meningkatkan predikat dari Menuju Informatif dengan nilai

80,35 pada tahun lalu menjadi Informatif dengan skor 90,87. Pejabat Pengelola Informasi

dan Dokumentasi (PPID) Sekretariat Kabinet melakukan beberapa inovasi guna

menigkatkan kemudahan pada aksesibilitas dan transparansi dalam penyediaan informasi

publik, diantaranya melalui: Pengembangan sistem secara online guna mempermudah

permohonan informasi, pengajuan keberatan atas informasi publik, dan menyediakan

aplikasi PPID berbasis mobile Android dan pembaruan informasi publik pada website,

meliputi jenis informasi: wajib disediakan secara berkala, serta merta, dan setiap saat.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 176

Pada Bidang ini setiap aspek telah berjalan dengan baik dalam mendukung

tercapainya tujuan peningkatan ketaatan terhadap pengelolaan SDM aparatur,

transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM aparatur, disiplin SDM aparatur,

efektivitas manajemen SDM aparatur, dan profesionalisme SDM aparatur. Upaya perbaikan

senatiasa dilakukan Sekretariat Kabinet mulai dari penyusunan perencanaan kebutuhan

pegawai yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi, pelaksanaan penerimaan

pegawai secara transparan, objektif, akuntabel, dan bebas korupsi, kolusi, nepotisme

(KKN), pelaksanaan promosi jabatan yang dilakukan secara terbuka, penyempurnaan

evaluasi jabatan sehingga terpenuhinya kebutuhan jabatan sesuai kompetensi pegawai,

pelaksanaan penetapan kinerja individu, pengembangan Sistem Informasi Kepegawaian,

pelaksanaan pengembangan pegawai berbasis kompetensi, pengembangan manajemen

talenta, dan penegakkan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku pegawai.

Penggunaan teknologi informasi dalam pengelolaan kepegawaian yaitu: Sistem

Informasi Kepegawaian (SIMPEG), Sistem Informasi Kinerja Terpadu (SIKT), Sistem

Penilaian Sasaran Kinerja Pegawai (SKPOnline), Sistem Presensi Online. Terbitnya

Permenpan Nomor 8 Tahun 2021 tentang Sistem Manajemen Kinerja PNS juga telah segera

diterapkan di Sekretariat Kabinet, pada penilaian tahun 2021 Sekretariat Kabinet

menggunakan toolkit yang disediakan Badan Kepegawaian Negara yang merupakan

prototype dari SIMPEGNAS modul kinerja yang diakses melalui intranet dengan URL

SKPOnline2.intranet

297, memperoleh predikat

BAIK. Instansi dalam kategori ini masih perlu menyempurnakan berbagai persyaratan

5.Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

Gambar 3.58 SKPOnline2

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 177

penerapan sistem merit dalam manajemen ASN di instansinya, tetapi sudah dapat

menerapkan seleksi terbatas dari talent pool dengan pengawasan KASN serta dievaluasi

setiap tahun.

Penguatan akuntabilitas kinerja diupayakan dengan melakukan penyempurnaan

pohon kinerja, serta akan menambahkan indikator kinerja pada PK tahun 2022.

Pemantauan terhadap capaian kinerja output dilaksanakan setiap bulannya melalui aplikasi

e-monev Bappenas dan SMART DJA. Sedangkan pencapaian PK dipantau secara triwulanan

dengan SIKT. Selain itu, Pimpinan secara aktif memonitor capaian kinerja dari unitnya dan

melakukan pengendalian terhadap pencapaian target-target kinerja yang telah ditetapkan.

Sehubungan dengan keterbatasan anggaran terkait pengembangan sistem

teknologi informasi dan jumlah SDM yang menangani maka upaya penyempurnaan SIKT

pada tahun 2021 terhambat dan diharapkan pada tahun 2022 dapat segera ditindaklanjuti.

Kapabilitas SDM yang menangani akuntabilitas kinerja dapat ditingkatkan seiring dengan

maraknya webinar terkait SAKIP dan RB yang dapat diikuti melalui daring dan sosialisasi

dari Kementerian PANRB. Berbagai peraturan baru yang dikeluarkan Kementerian PANRB

menuntut SDM yang menangani akuntabilitas kinerja untuk terus meningkatkan

pengetahuannya.

Pada tahun 2021, seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Sekretariat Kabinet

telah melakukan penyampaian Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)

dan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN).

Kapabilitas APIP diukur dengan Indeks Internal Audit Capacity Model (IACM),

Sekretariat Kabinet berada pada “Level 3 (Integrated) dengan perbaikan” yang berarti

APIP Sekretariat Kabinet telah menerapkan praktik profesional dan manajemen audit

intern secara beragam. APIP yang memiliki kapabilitas level 3 dianggap mampu menilai

efisiensi, efektivitas, dan ekonomis suatu program/kegiatan dan mampu memberikan

konsultasi pada tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern.

6.Penguatan Akuntabilitas Kinerja

7.Penguatan Pengawasan

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 178

Hasil penilaian maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) 3,17

(Terdefinisi) yang berarti Sekretariat Kabinet telah melaksanakan praktik pengendalian

intern dan terdokumentasi dengan baik. Namun, evaluasi atas pengendalian intern

dilakukan tanpa dokumentasi yang memadai dan masih ada beberapa kelemahan

pengendalian terjadi dengan dampak yang cukup berarti bagi pencapaian tujuan

organisasi.

Hal-hal yang harus mendapat perhatian lebih lagi dalam pengembangannya antara

lain pada pengembangan whistle blowing system yang dinilai belum optimal dalam tataran

implementasi dan pengelolaannya.

Dalam pelaksanaan evaluasi, Kementerian PANRB melakukan penilaian

berdasarkan enam aspek, yaitu kebijakan, profesionalisme sumber daya manusia, sarana

dan prasarana, sistem informasi pelayanan publik, konsultasi dan pengaduan, serta inovasi.

Sekretariat Kabinet berhasil meraih dua penghargaan sekaligus yaitu penghargaan sebagai

Unit Penyelenggara Pelayanan Publik (UPPP) Kategori Pelayanan Prima atau Predikat A

dengan Indeks Pelayanan Publik 4,52, dengan lokus pelayanan Asisten Deputi Bidang

Penyelenggaraan Persidangan, Kedeputian Bidang Dukungan Kerja Kabinet serta

penghargaan Pembina Pelayanan Publik Kategori Pelayanan Prima atau Predikat A yang

diberikan kepada Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

8.Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Gambar 3.59 Deputi DKK Thanon Aria Dewangga mewakili Seskab menerima penghargaan Pembina

Pelayanan Publik Kategori “Pelayanan Prima” Tahun 2020 dari Kementerian PANRB yang

diserahkan oleh Menteri PANRB Tjahjo Kumolo, Selasa (09/03/2021), di Jakarta

Read more: https://setkab.go.id/sekretariat-kabinet-raih-dua-penghargaan-pelayanan-publik-

pelayanan-prima/

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 179

Pelaporan keuangan pemerintah merupakan ujung dari pengelolaan keuangan

negara yang memiliki posisi penting dalam penilaian transparansi dan akuntabilitas

pengelolaan keuangan negara. Sekretariat Kabinet sebagai salah satu Instansi Pemerintah

wajib menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan menyusun Laporan Keuangan

berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan

Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan secara tepat waktu sesuai dengan Undang-

undang (UU) untuk kemudian disampaikan kepada Kementerian Keuangan dan selanjutnya

dikonsolidasi menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).

Pengawasan oleh pihak eksternal dilaksanakan oleh BPK dengan memberikan opini.

Opini merupakan pernyataan resmi yang merupakan simpulan pemeriksa terhadap tingkat

kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Pemberian opini BPK atas

Laporan Keuangan Sekretariat Kabinet mengacu pada beberapa kondisi di bawah ini:

1. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP);

2. Kecukupan pengungkapan (Adequate Disclosure);

3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

4. Efektifitas Sistem Pengendalian Internal (SPI).

Terdapat 4 (empat) buah opini yang dikeluarkan oleh BPK, yaitu:

- Wajar Tanpa Pengecualian (WTP);

- Wajar dengan Pengecualian (WDP);

- Tidak Wajar; atau

- Tidak Menyatakan Pendapat (TMP).

Realisasi indikator keempat diukur berdasarkan opini yang diberikan BPK terhadap

Laporan Keuangan Sekretariat Kabinet, dengan melakukan kuantifikasi realisasi ke dalam

persentase guna memudahkan dalam perhitungan capaian kinerja.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 180

Kriteria Opini Persentase Realisasi

Wajar Tanpa Pengecualian 100%

Wajar Dengan Pengecualian 80%

Tidak Wajar 60%

Tidak Memberikan Opini 40%

Sekretariat Kabinet kembali mampu mempertahankan Opini Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) terhadap Laporan Keuangan Sekretariat Kabinet Tahun 2019 adalah Wajar

Tanpa Pengecualian (WTP). Hal tersebut memperlihatkan keberhasilan Sekretariat Kabinet

dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan dengan capaian standar tertinggi.

Berdasarkan tabel di atas maka capaian IKU keempat sasaran keempat adalah 100% atau

Memuaskan.

Menurut opini BPK, Laporan Keuangan Sekretariat Kabinet, menyajikan secara

wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Sekretariat Kabinet tanggal 31

Desember 2021, dan realisasi anggaran, operasional, serta perubahan ekuitas untuk tahun

yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah.

Informasi mengenai penilaian atas Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK atas

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan

(Menkeu), Sri Mulyani, melalui surat bertanggal 24 Mei 2021. Perolehan opini WTP itu

merupakan perolehan yang kesembilan kalinya berturut-turut diraih oleh Sekretariat

Kabinet, sejak dilakukan pemeriksaan keuangan atas laporan Sekretariat Kabinet pada

tahun 2013 untuk pelaporan tahun 2012. Menkeu menyampaikan apresiasi atas pencapaian

KL yang telah mampu mendapatkan opini WTP, di tengah situasi pandemi COVID-19. Selain

itu Presiden berpesan bagi yang telah memperoleh opini WTP harus dapat

mempertahankan dan tetap melakukan reform, rekomendasi perbaikan secepatnya

Tabel 3.21 Persentase Realisasi Berdasarkan Opini BPK

REALISASI

WTP

CAPAIAN

100%

TARGET

WTP

Gambar 3.60 Capaian Kinerja IKU 4 Sasaran Strategis Keempat

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 181

ditindaklanjuti, melakukan terobosan dan melakukan langkah-langkah perubahan yang

signifikan.

Demikian gambaran capaian sasaran strategis keempat, yang dalam

pelaksanaannya masih menghadapi kendala dan perlu terus melakukan perbaikan atau

penyempurnaan, beberapa hal yang masih harus ditindaklanjuti antara lain:

1. Memastikan peran pemimpin secara berjenjang berjalan baik dalam menerapkan

budaya kinerja.

2. Memaksimalkan peran agen perubahan.

3. Integrasi sistem dan penyempurnaan sistem yang sudah ada.

4. Meningkatkan pemanfaatan hasil assessment kompetensi seluruh pegawai demi

mengurangi kesenjangan dan sebagai dasar pengembangan kapasitas pegawai serta

talent pool.

5. Peningkatan kapabilitas APIP.

6. Optimalisasi upaya pembangunan Zona Integritas di unit kerja yang merupakan Core

Business lembaga (WBK/WBBM).

7. Penyesuaian peta proses bisnis serta SOP dengan tugas dan fungsi baru.

8. Memastikan segala kebijakan terkait dengan tata kelola pemerintahan yang baik dapat

terimplementasi dengan baik.

Sekretariat Kabinet menyelenggarakan penyebarluasan informasi terkait kegiatan

kabinet sebagai upaya melaksanakan komunikasi kerja Presiden, Menteri, dan Kepala

Lembaga sebagai anggota kabinet serta pengelolaan informasi kegiatan kabinet dan

kebijakan pemerintah.

Proses pengelolaan informasi untuk disebarluaskan dilaksanakan dengan

melakukan pengolahan hasil pengumpulan informasi berkaitan dengan kinerja kabinet dan

kebijakan pemerintah dalam bentuk narasi/konten yang menarik. Informasi yang dihasilkan

dapat berupa berita, transkripsi, video, dan foto, serta konten kreatif, seperti infografis dan

videografis. Konten tersebut kemudian disebarluaskan melalui kanal-kanal media yang

dikelola oleh Sekretariat Kabinet seperti Website dan media sosial Sekretariat Kabinet.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 182

Sekretariat Kabinet memiliki 5 (lima) platform digital yaitu laman resmi

www.setkab.go.id serta 4 (empat) media sosial yaitu twitter @setkabgoid, facebook page

@setkabgoid, instagram @setkretariat.kabinet, dan youtube Sekretariat Kabinet RI.

Berdasar data per 31 Desember 2021, laman setkab.go.id telah dikunjungi oleh sekitar 13

juta entitas sedangkan jumlah pengikut media sosial Sekretariat Kabinet mencapai lebih

dari dua juta entitas.

Sekretariat Kabinet selalu berupaya untuk meningkatkan performa pengelolaan

media dan penyebarluasan informasi publik, baik dari segi keakuratan informasi, kecepatan

penyampaian, variasi serta desain konten, jangkauan, dan lain-lain. Penghargaan Anugerah

Media Humas (AMH) Tahun 2021 dari Kementerian Komunikasi dan Informatika berupa

Predikat Terbaik I untuk Kementerian/Lembaga, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha

Milik Daerah, dan Perguruan Tinggi Negeri kategori Media Sosial yang diraih Sekretariat

Kabinet merupakan salah satu wujud dari keberhasilan upaya tersebut. Sekretariat Kabinet

juga berhasil meraih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2021 kategori Lembaga

Negara dan Lembaga Pemerintah Nonkementerian sebagai Badan Publik “Informatif” dari

Komisi Informasi Pusat.

Gambar 3.61 Sertifikat dan Piagam Penghargaan AMH Tahun 2021, serta Piagam Badan Publik “Informatif” Tahun 2021

Guna mengukur capaian kinerja dalam penyelenggaraan komunikasi publik,

Sekretariat Kabinet secara berkala melakukan survei kepuasan masyarakat (SKM). Survei

dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan penyebarluasan informasi terkait kegiatan

kabinet dan Sekretariat Kabinet. Tingkat kepuasan penyebarluasan informasi terkait

kegiatan kabinet didapatkan dari survei kepada kalangan media atau wartawan,

kementerian/lembaga (K/L), maupun masyarakat umum sebagai stakeholder kehumasan

Sekretariat Kabinet. Pengukuran IKU menggunakan formulasi perhitungan:

Jumlah total skor persepsi responden

Jumlah responden

x 100%

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 183

Pada tahun 2021, survei kepuasan penyebarluasan informasi terkait kegiatan

kabinet dilaksanakan pada bulan Desember 2021, dengan responden stakeholders

kehumasan Sekretariat Kabinet yaitu kalangan media atau wartawan, pemerintahan

termasuk perwakilan RI di luar negeri, BUMN, pelajar/mahasiswa, dan masyarakat umum

yang seluruhnya berjumlah 311 orang, dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 3.22 Jumlah Respoden SKM Penyebarluasan Informasi terkait Kegiatan Kabinet

Kategori Jumlah Responden (orang)

Media/Wartawan 67

Pemerintahan/BUMN 165

Pelajar/Mahasiswa 28

Umum 51

Jumlah 311

Para responden mengisi kuesioner yang tautan dibagikan melalui surat elektronik,

laman setkab.go.id, platfrom media sosial Sekretariat Kabinet, dan WhatsApp Group.

Penggunaan berbagai kanal ini dimaksudkan agar hasil survei lebih representatif dan riil

serta dapat menjaring dan memetakan lebih banyak masukan dari beragam stakeholders.

Berikut kategori pertanyaan dalam kuesioner beserta capaiannya.

Tabel 3.23 Realisasi IKU 5 Sasaran Strategis Keempat Sekretariat Kabinet Tahun 2021

Kategori Pertanyaan Realisasi

Performa media 86,41%

Manfaat konten 90,03%

Penyampaian informasi informasi 86,01%

Kecepatan penyampaian 84,57%

Variasi konten 81,99%

Kecepatan akses laman setkab.go.id 80,79%

Akan merekomendasikan media sosial Sekretariat Kabinet

84,08%

Rata-rata 84,58%

Pada tabel di atas, persentase tingkat kepuasan penyebarluasan informasi terkait

kegiatan kabinet adalah sebesar 84,58%. Jika dibandingkan dengan target IKU sebesar 91%,

maka capaian kinerja IKU kelima pada sasaran strategis keempat adalah sebesar 92,95%,

masuk dalam rentang capaian kinerja 81,25% - 100% yang menunjukkan predikat Sangat

Memuaskan. Berikut gambar capaian IKU 5 sasaran strategis keempat.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 184

Perbandingan capaian yang di raih di tahun 2021 dengan capaian akhir tahun 2020

dapat dilihat pada gambar berikut:

Jika dibandingkan capaian tahun 2020 sebesar 91,60% dan tahun 2021 sebesar

92,95%, terdapat kenaikan capaian sebesar 1,35%.

Sebagai upaya peningkatan pelayanan terhadap stakeholders, evaluasi terhadap

upaya perbaikan ke depan dilakukan dengan mencermati saran dan masukan dari

responden. Dari 311 responden survei penyebarluasan infomrasi terkait kegiatan kabinet

dan Sekretariat Kabinet, terdapat 243 responden yang memberikan saran dan masukan,

dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.24 Saran dan Masukan Survei Kepuasan Penyebarluasan Informasi terkait Kegiatan Kabinet dan Sekretariat Kabinet Tahun 2021

Saran Keterangan

Variasi Konten Keberagaman konten kreatif, berita, dan lainnya baik jenis, isu, maupun sumber informasi

Gaya Bahasa, Visualisasi Konten, dan Berita

Gaya bahasa yang mudah dimengerti serta visualisasi yang mendukung penyampaian

Kecepatan Penyampaian Informasi Kecepatan penyampaian informasi dan selalu update

Variasi Media Perluasan media penyebarluasan informasi

REALISASI

84,58%

CAPAIAN

92,95%

TARGET

91%

Gambar 3.62 Capaian Kinerja IKU 5 Sasaran Strategis Keempat Tahun 2021

Gambar 3.63 Perbandingan Capaian IKU 5 Sasaran Strategis Keempat Tahun 2020 dan Tahun 2021

Tahun 2021

Tahun 2020

CAPAIAN TARGET REALISASI

84,58% 91% 92,95%

82,44% 90% 91,60%

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 185

Saran Keterangan

Kerja Sama dengan Masyarakat/Media

Kerja sama dengan pemandu opini, masyarakat, dan media terutama media lokal

Keakuratan Informasi Peningkatan keakuratan informasi

Intensitas Berita dan Konten Peningkatan jumlah berita dan konten kreatif

Interaksi dan Layanan Pengaduan Masyarakat

Komunikasi dua arah dan merespons pengaduan masyarakat

Perluasan Jangkauan Informasi Peningkatan sosialisasi secara masif ke berbagai kalangan

Branding Sekretariat Kabinet Pengenalan Setkab kepada masyarakat

Aksesibilitas Laman Kecepatan dan kemudahan akses website

Saluran Khusus Media Peningkatan pengiriman rilis ke media

Kelengkapan Informasi Informasi yang lebih detail dan mendalam

Kerjasama Pemerintah Kerja sama dengan lembaga pemerintahan

Performa Video Video untuk kebutuhan wartawan dan peningkatan jumlah

Transparansi Pemberitaan yang berimbang, transparan, dan objektif

Konsistensi Konsisten dalam penyajian informasi

Livestreaming Peningkatan intensitas livestreaming

Sarana, Prasarana, dan SDM Penggunaan teknologi terbaru dan peningkatan sumber daya manusia

Berdasarkan saran dan masukan di atas, berikut rencana tindak lanjut yang akan

dilakukan, antara lain:

1. Peningkatan Ekosistem Pengelolaan Informasi

Sekretariat Kabinet akan meningkatkan ekosistem pengelolaan informasi publik di

semua lini mulai dari hulu hingga ke hilir, termasuk perumusan strategi, perencanaan,

pengumpulan, pengolahan, penyebarluasan, hingga pemantauan dan evaluasi. Hal ini

diharapkan akan dapat meningkatkan keakuratan sekaligus mempercepat aliran

informasi untuk kemudian disajikan kepada masyarakat melalui berbagai media

Sekretariat Kabinet.

2. Peningkatan Variasi Media Penyampaian Informasi

Sekretariat Kabinet akan terus memantau perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) yang berpotensi untuk dapat dijadikan media untuk penyebarluasan

informasi. Platform yang diusulkan oleh responden yang dapat dikaji penggunaannya

di antaranya adalah tiktok (123 responden) dan telegram (87 responden). Peningkatan

variasi media ini tidak hanya menjawab kebutuhan informasi masyarakat secara umum

tetapi juga kebutuhan media yang mengharapkan adanya saluran penyampaian

informasi khususnya berita secara cepat.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 186

3. Peningkatan Variasi Konten

Sekretariat Kabinet juga akan lebih menggali kreativitas dalam pembuatan dan

penyajian konten terutama konten kreatif. Selain itu, informasi yang disajikan juga

akan diperkaya baik dari segi isu yang disampaikan maupun sumber informasi yang

dipergunakan. Salah satu jenis konten yang menjadi masukan responden adalah siniar

atau podcast (125 responden). Untuk itu, di tahun 2022 Sekretariat Kabinet akan

mengkaji peluang untuk menyajikan konten tersebut. Selain lebih variatif, beragam

konten yang akan disajikan juga akan diupayakan untuk menggunakan gaya bahasa

yang mudah dimengerti serta visualisasi yang menarik serta mendukung pemahaman

audiens terhadap isu yang ingin disampaikan.

Dari saran dan masukan hasil survei yang dilaksanakan pada tahun 2020, Sekretariat

Kabinet telah melakukan beberapa tindak lanjut di tahun 2021, antara lain:

1. Meningkatkan Kerja Bersama dengan Instansi Pemerintah

Sekretariat Kabinet telah menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah terutama

kementerian/lembaga (K/L) guna mendukung penyampaian informasi publik kepada

masyarakat. Salah satu kerjasama yang intensif dilakukan adalah terkait materi

publikasi sidang kabinet dan rapat terbatas. Dengan dukungan data dan informasi dari

K/L, Sekretariat Kabinet dapat menyajikan informasi hasil sidang kabinet dan rapat

terbatas yang biasanya disampaikan oleh menteri atau kepala lembaga terkait secara

lebih cepat dan akurat. Selain itu, Sekretariat Kabinet juga memberikan suplai

informasi yang dibutuhkan oleh K/L untuk meningkatkan komunikasi publiknya terkait

dengan sidang kabinet dan rapat terbatas atau kegiatan lainnya. Hal ini dilakukan

Setkab dalam koridor pelaksanaan fungsi manajemen kabinet.

2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia

Dengan keterbatasan jumlah maupun kapasitas sumber daya manusia (SDM),

Sekretariat Kabinet terus berupaya memperoleh tambahan sumber daya dengan

mengintensifkan penerimaan pemagang yang berasal dari perguruan tinggi di tanah

air. Kehadiran pemagang ini antara lain berkontribusi dalam peningkatan intensitas

dan variasi konten. Selain itu, pemagang juga memberikan perspektif dari generasi

muda yang merupakan demografi terbesar di media sosial saat ini.

3. Meningkatkan Sarana dan Prasarana

Peningkatan sarana dan prasarana terus dilakukan secara berkala, terutama yang

berkaitan dengan kebutuhan teknologi, informasi, komunikasi (TIK) agar informasi

yang disajikan dapat lebih variatif, informatif, edukatif, cepat, akurat, dan tentu saja

berkualitas, menarik, dan mudah dipahami oleh publik. Di tahun 2021, dukungan sarana

dan prasarana yang telah diperoleh antara lain perangkat foto dan video, peralatan

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 187

livestreaming, serta perangkat komputer dan perangkat lunak untuk desain

komunikasi visual.

4. Perluasan Media Penyampaian Informasi

Sekretariat Kabinet telah berupaya memperluas media penyampaian informasi yang

selama ini lebih didominasi oleh website dan media sosial. Di tahun 2021, Sekretariat

Kabinet telah menginisiasi pengiriman newsletter kepada media dan juga perwakilan

tetap RI di luar negeri.

Gambar 3.64 Tampilan Newsletter Sekretariat Kabinet

5. Perkuat Citra Organisasi

Selain menyajikan berita/konten mengenai kegiatan dan kebijakan pemerintah secara

menyeluruh, Sekretariat Kabinet juga berupaya memperkuat citra diri (image branding)

di tengah masyarakat dengan harapan tertanam persepsi publik bahwa Sekretariat

Kabinet tidak hanya sebagai penyaji informasi seputar kabinet tapi juga merupakan

sebuah instansi pemerintah yang memiliki tugas dan fungsi serta para ahli di bidang

pemerintahan. Upaya mendongkrak citra yang telah dilakukan antara lain dengan cara

mendorong pejabat Sekretariat Kabinet untuk aktif menyampaikan informasi kepada

publik; turut andil dalam program pemerintah salah satunya dengan cara kampanye

protokol kesehatan; serta mendorong konten khusus yang menyajikan informasi

mengenai Sekretariat Kabinet baik keterlibatannya dalam perumusan kebijakan

pemerintah maupun kegiatan-kegiatan lainnya, di antaranya dengan menginisiasi

pembuatan komik dan video implementasi kebijakan.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 188

Gambar 3.65 Beragam Konten yang Disajikan untuk Diseminasi Informasi sekaligus Meningkatkan Citra Sekretariat Kabinet

Sekretariat Kabinet juga berperan dalam pengelolaan hubungan kemasyarakatan,

peliputan, pengolahan informasi, dan pemberian layanan informasi yang berkaitan dengan

kegiatan kabinet dan Sekretariat Kabinet. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun

2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun

2010, Sekretariat Kabinet berkewajiban memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada

stakeholder eksternal dan masyarakat terkait penyelenggaraan sidang kabinet/rapat

terbatas yang dipimpin Presiden, sepanjang informasi tersebut tidak dikecualikan.

Tabel 3.25 Pertumbuhan Media Daring Sekretariat Kabinet Tahun 2020-2021

Kanal Tahun 2020 Tahun 2021 Pertumbuhan

Website 11.193.589 13.005.206 16,18%

Twitter 1.101.981 1.204.061 9,26%

Facebook 393.717 418.797 6,37%

Instagram 407.806 408.624 0,20%

Youtube 26.628 34.139 28,21%

Media penyampaian informasi yang dikelola Sekretariat Kabinet guna

penyebarluasan informasi kegiatan kabinet, antara lain menggunakan website

www.setkab.go.id dan media sosial facebook, twitter, instagram, dan youtube. Pada

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 189

periode Januari s.d. Desember 2021, respon masyarakat pengguna layanan informasi

kegiatan kabinet dan Sekretariat Kabinet tersebut sangat baik dan cenderung meningkat.

Hal ini terlihat dari jumlah fans/followers/subscribers pada media sosial yang dikelola

Sekretariat Kabinet sebagaimana tabel di atas. Sedangkan periode 1 Januari s.d 31

Desember 2021, jumlah pengunjung website resmi Sekretariat Kabinet (www.setkab.go.id)

adalah sebanyak 13.005.206 pengunjung.

3.2. ANALISIS PENGGUNAAN SUMBER DAYA

Analisis terhadap penggunaan sumber daya akan dijabarkan dalam 3 bagian yaitu

analisis ketersediaan dan penggunaan anggaran, sumber daya manusia dan sarana serta

prasarana yang ketiganya merupakan faktor penting pelaksanaan kinerja.

3.2.1. REALISASI ANGGARAN

Evaluasi pelaksanaan kinerja anggaran Sekretariat Kabinet tahun 2021 telah

dilaksanakan dengan hasil alokasi serta realisasi anggaran yang dapat dilihat pada

infografis berikut ini.

Sumber: Laporan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Kinerja Anggaran Sekretariat Kabinet TA 2021

Gambar 3.66 Infografis Alokasi dan Realisasi Anggaran Tahun 2021

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 190

Sekretariat Kabinet pada awal tahun anggaran 2021 mendapatkan alokasi anggaran

sebesar Rp.339.755.142.000,-, dialokasikan untuk 2 (dua) buah program yaitu program

teknis “Penyelenggaraan Layanan kepada Presiden dan Wakil Presiden” dan program

generik “Dukungan Manajemen”. Pagu awal tersebut termasuk anggaran SKP dan SKWP

sebesar Rp.11.550.000.000,00 yang seluruhnya masuk ke program teknis.

Dalam rangka mempertimbangkan

perkembangan terkini kasus Covid-19, telah

dilakukan langkah strategis berupa

refocusing dan realokasi belanja K/L TA 2021

untuk mendanai penanganan Covid-19 dan

dampak yang ditimbulkan serta dukungan

anggaran perlindungan sosial kepada

masyarakat. Pagu alokasi anggaran

Sekretariat Kabinet dilakukan

penghematan anggaran sebanyak IV tahap

sebesar Rp.42.086.466.000,00 atau sebesar 12,4% dari pagu anggaran awal tahun. Dengan

demikian, pagu anggaran Sekretariat Kabinet yang tersisa setelah penghematan anggaran

sebesar Rp.297.668.676.000,00. Selama tahun anggaran 2021 alokasi anggaran Sekretariat

Kabinet yang terserap adalah sebesar Rp.286.644.904.219,00 atau sebesar 96,30% dari

anggaran revisi. Grafik di samping menunjukkan perbandingan serapan anggaran tahun

2021 dengan tahun sebelumnya. Tahun 2021 penyerapan anggaran Sekretariat Kabinet

lebih optimal karena penanganan Covid-19 sudah lebih baik dengan adanya vaskinasi dan

perberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat sudah lebih longgar. Sehingga kegiatan

pelaksaan tugas dan fungsi di setiap unit kerja menjadi lebih optimal. Walaupun masih

dalam masa pandemic Covid-19, di tahun 2021 Sekretariat Kabinet dapat mencapai serapan

96,30% yang menunjukkan bahwa kinerja anggaran tahun 2021 menjadi lebih baik dari tahun

2020.

Realisasi anggaran tahun 2021 dalam upaya pencapaian sasaran strategis Sekretariat

Kabinet dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Sasaran Pagu Anggaran* Realisasi* % Realisasi* % Capaian

Kinerja % Capaian Output**

Terwujudnya Rekomendasi kebijakan yang Berkualitas

Rp.12.734.354.000 Rp.11.801.260.962 92,67% 109,89% 109,35%

Tabel 3.26 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2021

92.35%

96,30%

70.00%

75.00%

80.00%

85.00%

90.00%

95.00%

100.00%

0

50,000,000,000

100,000,000,000

150,000,000,000

200,000,000,000

250,000,000,000

300,000,000,000

350,000,000,000

Tahun 2020 Tahun 2021

Pagu Anggaran Realisasi % Realisasi

Gambar 3.67 Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2020—2021

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 191

Sasaran Pagu Anggaran* Realisasi* % Realisasi* % Capaian

Kinerja % Capaian Output**

Terwujudnya hasil pengendalian penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas

Rp.2.973.819.000 Rp.2.828.568.341 95,12% 109,89% 108,10%

Terwujudnya Pengelolaan Persidangan Kabinet yang Berkualitas

Rp.4795.965.000 Rp.4.597.878.861 95,87% 97,22% 95,41%

Terwujudnya tata Kelola Pemerintahan yang Baik di Lingkungan Sekretariat Kabinet

Rp.277.164.538.000 Rp.267.417.196.055 96,48% 98,18% 82,81%

Total Rp.297.668.676.000 Rp. 286.644.904.219 96,30% 103,80% 98,92%

* Sumber data Laporan Realisasi Anggaran Belanja Tingkat KL menurut Sumber Dana/Program/Kegiatan s.d. Bulan Desember 2021 **Berdasarkan Laporan Hasil Evaluasi Pelaksaan Kinerja Anggaran Tahun 2021

Efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dalam pelaksanaan program

kegiatan untuk mencapai sasaran dapat dilihat dari pencapaian target. Efisiensi merupakan

hubungan antara output yang dihasilkan sebuah kegiatan atau aktifitas dengan sumber

daya yang digunakan. Program dan kegiatan dikatakan efisien apabila mampu

menghasilkan output tertentu dengan input serendah-rendahnya atau dengan input

tertentu mampu menghasilkan output sebesar-besarnya (spending well). Apabila rasio

capaian output lebih besar dari rasio realisasi anggaran, maka pelaksanaan output tersebut

dikatakan efisien, dan apabila sebaliknya dikatakan tidak efisien. Dari tabel di atas dapat

disimpulkan bahwa capaian output melebihi capaian realisasi anggaran sehingga

penggunaan anggaran dari sisi rasio capaian output sudah efisien.

Efektivitas berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil

guna). Indikator efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dan dampak (outcome) dari

keluaran atau output program dalam mencapai tujuan program. Semakin besar kontribusi

output pada pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program, atau kegiatan.

Efektivitas diukur dengan membandingkan rasio realisasi anggaran dengan rasio capaian

outcome, semakin besar rasio capaian outcome terhadap rasio realisasi anggaran maka

program atau kegiatan tersebut semakin efektif. Namun, untuk mendapatkan gambaran

efisiensi dan efektivitas yang lebih baik perlu mengkaji penyebab anomali dari capaian

output, serta penyempurnaan pengukuran outcome.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 192

3.2.2. SUMBER DAYA MANUSIA

Berdasarkan data kepegawaian per 31 Desember 2021, Sekretariat Kabinet

didukung oleh 561 orang Sumber Daya Manusia (SDM). Jika dibandingkan dengan data

pada bulan Desember tahun 2020, yaitu 509 orang maka terdapat kenaikan jumlah pegawai

sebanyak 62 orang. Kenaikan signifikan terjadi seiring penerimaan Calon Pegawai Negeri

Sipil (CPNS) sebanyak 60 CPNS yang telah dilakukan pengangkatan menjadi Pegawai

Negeri Sipil (PNS) per tanggal 1 Desember 2021. Berikut ini gambaran perbandingan

komposisi SDM Sekretariat Kabinet per 31 Desember 2021 dibandingkan dengan tahun

sebelumnya.

Dari gambar di atas dapat terlihat jika dibandingkan dengan data tahun sebelumnya

terdapat kenaikan pegawai yang memperoleh jenjang pendidikan S3 sebanyak 1 orang. Pada tahun

2021 posisi Eselon II dan Eselon III terisi penuh, sedangkan Eselon IV yang belum terisi sebanyak 21

jabatan.

Gambar 3.69 Perbandingan Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2020—2021

Gambar 3.68 Perbandingan Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan Tahun 2020—2021

Gambar 3.70 Perbandingan Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Tahun 2020—2021

0

100

200

300

400

SD SMP SMA D3 D4 S1 S2 S3

124 16 4

283

173

81 12 17

351

172

8

Pegawai Berdasarkan Pendidikan

2020

20210

100

200

300

LAKI-LAKI PEREMPUAN

275234

294 267

Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

2020 2021

0

20

40

60

80

100

120

140

IV/e

IV/d

IV/c

IV/b

IV/a

III/

d

III/

c

III/

b

III/

a

CP

NS

(III

/a)

II/d II/c

II/b II/a

TNI/

Po

lri

NO

N P

NS

816

8

47 45

77

98

43

132

014

3 0 012

59 15 12

4556

8592

41

139

60

7 1 0 015

137

Pegawai Berdasarkan Golongan

2020 2021

0

50

100

150

200

Seta

ra M

ente

ri Ia Ib IIa

IIIa

IVa

PEL

AK

SAN

A

CP

NS

FUN

GSI

ON

AL

7 927

84

170 183

020

27 927

86

176 170

6026

Pegawai Berdasarkan Eselon

Gambar 3.71 Perbandingan Jumlah Pegawai Berdasarkan Eselon Tahun 2020—2021

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 193

Sekretariat Kabinet berupaya memperbaiki kualitas SDM dengan memberikan

beasiswa dalam negeri dan juga mendorong pegawai untuk memperoleh beasiswa luar

negeri. Kualitas SDM merupakan faktor terpenting dalam pemberian pelayanan publik

yang prima oleh karena itu SDM perlu dibekali dengan kompetensi baik teknis (hard skills)

maupun non-teknis (soft skills). Program pendidikan dan pelatihan yang telah dilaksanakan

selama tahun 2021 dapat dilihat pada Lampiran 4.

Selain dari sisi kualitas, dari sisi kuantitas SDM dilakukan pemetaan kebutuhan

pegawai di setiap unit kerja untuk menganalisis kesesuaian kompetensi dan jumlah SDM

yang dibutuhkan. Pengisian Eselon II dilaksanakan dengan pengadaan seleksi terbuka, hal

ini membuktikan komitmen Sekretariat Kabinet untuk menempatkan orang terbaik dan

kompeten. Ke depan Sekretariat Kabinet perlu menerapkan sistem merit dalam pembinaan

Pegawai ASN, dengan melaksanakan perencanaan suksesi atau succession planning melalui

sistem merit maka suatu K/L dapat dikecualikan dari proses seleksi terbuka dalam pengisian

JPT.

Pelaksanaan sistem merit juga akan mempermudah K/L dalam mengaitkan capaian

kinerja dengan reward dan punishment, penilaian kinerja dapat dilakukan lebih objektif dan

memotivasi pegawai untuk meningkatkan kinerja.

3.2.3. SARANA PRASARANA

Sarana dan prasarana penunjang pekerjaan dapat dianalisis berdasarkan data

kuantitas aset Sekretariat Kabinet, khususnya jumlah komputer serta peralatan

penunjangnya. Berdasarkan data jumlah asset Sekretariat per 31 Desember 2021, jumlah

aset komputer adalah 665 unit. Dari jumlah tersebut, sebanyak 637 unit dalam kondisi baik

sedangkan 28 unit kondisinya rusak berat. Barang dalam kondisi rusak berat telah dilakukan

penjualan secara lelang pada tanggal 29 Desember 2021 melalui Kantor Pelayanan

Kekayaan Negara dan Lelang Jakarta II Kementerian Keuangan, yang proses penghapusan

BMNnya dilakukan di tahun 2022. Kategori aset komputer di dalamnya antara lain 23 modul

penambahan core switch, 51 unit Notebook, dan 18 unit Tablet PC. Jumlah Laptop di tahun

2021 mengalami peningkatan sebanyak 32 unit, dari 85 unit menjadi 117 unit (kondisi baik),

guna menunjang kinerja flalxible place yang dapat digunakan di manapun. Untuk lebih

lengkapnya data jumlah aset komputer beserta peralatan pendukungnya dapat dilihat

pada Lampiran 6. Jika dibandingkan dengan jumlah pegawai Sekretariat Kabinet maka

dapat disimpulkan seluruh pegawai telah mendapat sarana pendukung kerja berupa

komputer/laptop.

Selain itu, pada tahun 2021 telah dilakukan penataan ulang ruang kerja di lantai 1 dan

lantai basement. Penataan ulang ruang kerja ini seiring dengan penambahan unit kerja baru

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 194

dan adanya penerimaan CPNS baru. Tata ruang kantor merupakan cara pengaturan semua

sarana dan prasarana yang dimiliki kantor di dalam ruangan yang tersedia agar dapat

digunakan dengan maksimal oleh pegawai. Tata ruang kantor harus diatur dengan sebaik

mungkin berdasarkan prinsip penataan layout yang efektif sesuai dengan kebutuhan

pegawai. Renovasi terhadap tata ruang kantor Sekretariat Kabinet merupakan arahan

Sekretaris Kabinet yang bertujuan untuk menciptakan atmosfer yang lebih terbuka guna

meningkatkan kinerja pegawai.

Gambar 3.73 Renovasi Tahun 2021

Lantai 1 Sayap Kanan

Gambar 3.74 Renovasi Tahun 2021 Lantai Basement

Gambar 3.72 Renovasi Tahun 2021 Lantai 1 Sayap Kiri

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 195

Kinerja pegawai dapat dipengaruhi oleh faktor sistem penataan tata ruang kantor

tempat mereka bekerja, kantor dapat membuat para pegawai nyaman dengan tata ruang

kantor yang mereka tempati setiap hari atau justru sebaliknya pegawai merasa sesak dan

bosan dengan tata ruang di kantor. Selain itu, motivasi kerja melalui intensitas interaksi

yang diberikan oleh pimpinan akan mempengaruhi kemampuan pegawai dalam mencapai

hasil kerja yang maksimal. Untuk itu diharapkan tata ruang yang baru akan lebih

memudahkan interaksi setiap pegawai dan interaksi dengan pimpinan. Penataan ruang

kerja di tahun 2021 adalah lantai basement dan lantai 1 yang ditempati Kedeputian Bidang

Administrasi dan beberapa unit kerja yang berada di bawahnya.

Menghadapi pandem Covid-19 dan guna mendukung pencegahan sebaran Covid-19,

Sekretariat Kabinet telah menerapkan mekanisme kerja dengan diberlakukannya sistem

kerja Work From Home (WFH) dan Work From Office (WFO) secara bergantian dan simultan

untuk seluruh pegawai Sekretariat Kabinet. Pelaksanaan pelayanan dilakukan dengan

memanfaatkan teknologi berbasis internet. Penyiapan rekomendasi yang didukung melalui

kegiatan pengawasan, pemantauan, dan pengamatan langsung ke daerah tidak dapat

berjalan sesuai rencana karena berisiko terpapar virus Covid-19. Upaya yang dilakukan

Sekretariat Kabinet adalah mengoptimalkan pencarian data dan informasi melalui media

elektronik dan berkoordinasi dengan K/L terkait melalu media daring, menjalin koordinasi

secara informal dan menjaga hubungan baik dengan penyedia data serta melakukan

koordinasi secara regular tidak hanya pada saat membutuhkan data, menjalin jejaring yang

lebih luas tidak hanya mitra kerja (counterpart) tetapi juga dengan K/L yang memiliki

rumpun tugas yang sama dengan bidang yang ditangani oleh unit kerja.

Guna menunjang implementasi sistem kerja baru, maka Sekretariat Kabinet

melakukan pengadaan renovasi ruang kerja dan pembelian Barang Milik Negara (BMN)

selama tahun 2021, dengan rincian sebagai berikut:

1. Pengadaan renovasi ruangan kerja Lantai Basement dan Lantai I Gedung III. Seluruh

ruang kerja direnovasi dengan merubah konsep ruangan menjadi open space dan untuk

Lantai Basement terdapat void di setiap sudut-sudut ruangan untuk memperoleh

cahaya dari luar. Selain itu terdapat pengadaan penggantian meubelair seluruh ruangan

kerja yang dilakukan renovasi tersebut.

2. Pembelian berlangganan lisensi aplikasi video conference meeting zoom yaitu Zoom

Business yang dapat mengakomodir partisipasi rapat sebayak 300 orang.

3. Pembelian display ice board/papan tulis interaktif beserta webcam sebanyak 5 unit

untuk menunjang pelaksanaan meeting video conference virtual.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 196

4. Pembelian BMN berupa peralatan dan mesin untuk menunjang kegiatan dukungan

kerja kabinet. Adapun pembelian barang tersebut antara lain:

a. Alat Pengolah Data antara lain berupa Laptop, printer, scanner, external harddisk,

dan digital voice recorderbagainya dengan untuk mendukung kegiatan

penyelenggaraan persidangan dan pelaporan persidangan;

b. Kamera digital beserta kelengkapan pendukungnya seperti tripod, clip on nirkabel,

microphone nirkabel, memory card dan lain sebagainya untuk mendukung kegiatan

pelaporan persidangan dan peliputan persidangan;

c. Laptop yang dilengkapi dengan software SDL Trados untuk mendukung tugas

pejabat fungsional penerjemahaan.

5. Pembelian BMN berupa Peralatan dan Mesin untuk mendukung kegiatan pembinaan

pejabat fungsional penerjemah. Adapun pembelian barang tersebut antara lain berupa

Laptop, Scanner, Kamera Video, Tripod, Teleprompter, dan alat pendukung lainnya.

6. Pembelian alat pendukung rapat secara offline antara lain berupa webcam, mic meja

rapat, power amplifier, dan sound system.

7. Pembelian PC sebanyak 115 unit untuk mengganti komputer sewa sebanyak 75 unit dan

penyediaan untuk CPNS sebanyak 60 unit. Komputer tersebut sudah memiliki kamera

sehingga tidak memerlukan tambahan webcam.

8. Pembelian alat kantor lainnya seperti dispenser, televisi, kulkas dan lain sebagainya

untuk mendukung sarana prasarana yang diperlukan di setiap unit kerja.

9. Pembelian alat pendukung penanganan Covid-19 antara lain berupa UV Sterilizer,

tabung oksigen, alat pengukur suhu tubuh, dan lain sebagainya.

Guna menunjang pelaksanaan Work From Home (WFH) agar tugas dan fungsi

berjalan dengan efisien dan efektif, Sekretariat Kabinet juga memfasilitasi peminjaman Alat

Pengolah Data berupa Laptop atau PC bagi pejabat/pegawai yang melaksanakan WFH.

BAB IVPENUTUP

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB IV PENUTUP 197

Capaian kinerja Sekretariat Kabinet pada tahun 2021 sebesar 103,80% masuk dalam

kategori “Memuaskan”, dengan rincian IKU sasaran pertama memperoleh capaian

109,89%, IKU sasaran kedua memperoleh capaian 109,89%, IKU sasaran ketiga sebesar

97,22%, dan IKU sasaran keempat sebesar 98,18%. Capaian tersebut merupakan hasil rata-

rata capaian seluruh IKU Sekretariat Kabinet yang telah diperjanjikan dalam Perjanjian

Kinerja awal tahun 2021.

Dalam mengatasi kendala yang terjadi sepanjang tahun 2021, Sekretariat Kabinet

selalu mengedepankan kerjasama yang baik antar seluruh unit kerja di lingkungan

Sekretariat Kabinet. Sekretariat Kabinet terus berupaya melakukan perbaikan dalam

pelaksanaan setiap kegiatan. Untuk itu Sekretariat Kabinet telah melakukan identifikasi

langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan ke depan melalui hasil pemetaan risiko

setiap unit kerja di lingkungan Sekretariat Kabinet, yang digunakan sebagai panduan bagi

Sekretariat Kabinet untuk meminimalisir risiko yang dapat menghambat kinerja organisasi,

dan mengoptimalkan seluruh pelayanan yang diberikan Sekretariat Kabinet kepada

stakeholders.

Pada tahun 2021, Sekretariat Kabinet senantiasa meningkatkan akuntabilitas kinerja

dengan berupaya memenuhi dan menjalankan seluruh rekomendasi yang diberikan oleh

Kementerian PANRB melalui Surat Menteri PANRB nomor: B/83/M.AA.05/2020 tentang

Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020. Rekomendasi

yang diberikan Kementerian PANRB serta upaya tindak lanjut yang telah dilaksanakan,

antara lain:

1. Memastikan bahwa Unit Kerja menyusun Renstra yang berorientasi hasil dan mengacu

pada Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2020—2024.

Terhadap rekomendasi ini Satuan Organisasi Eselon I dan Unit Kerja Eselon II telah

menyusun Renstra dengan mengacu kepada Renstra Sekretariat Kabinet Tahun

2020—2024 yang ditetapkan dengan Perseskab Nomor 4 Tahun 2021.

2. Menyempurnakan IKU serta rumusannya, dan proses penjenjangan kinerja untuk

dijadikan dasar dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi program/kegiatan,

perbaikan struktur organisasi agar berbasis kinerja, optimalisasi proses bisnis kinerja

PENUTUP

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB IV PENUTUP 198

utama organisasi, dan mengimplementasikan hasil proses penjenjangan ke dalam

dokumen PK dan SKP, serta menyempurnakan pohon kinerja yang telah disusun.

Sekretariat Kabinet telah melakukan reviu terhadap IKU dan pembahasan cascading

IKU dari level K/L s.d Unit Kerja Eselon II dilakukan berbarengan dengan proses

penyusunan perencanaan anggaran sesuai RSPP yang didampingi oleh DJA dan

Bappenas. Sedangkan cascading kinerja dari eselon II s.d. staf juga telah dilakukan

pembahasan bersama Deputi Bidang Administrasi c.q. Biro Akuntabilitas Kinerja dan

Reformasi Birokrasi dengan PIC Manajemen Kinerja pada Unit Kerja.

Dalam proses penyusunan perencanaan anggaran sesuai RSPP cascading indikator

kinerja dilakukan peningkatan level pencapaian di unit organisasi dan unit kerja,

sebagai contoh terkait sasaran pertama dan kedua pemberian rekomendasi,

indikator kinerja di level K/L mengukur kebermanfaatan dari suatu rekomendasi,

outcome K/L tercapai jika rekomendasi yang disampaikan kepada stakeholders

dimanfaatkan atau ditindaklanjuti, jika sebelumnya di tingkat Eselon I menggunakan

ukuran outcome berupa rekomendasi yang disetujui Sekretaris Kabinet untuk

disampaikan kepada stakeholders, pada dokumen IKU yang baru sudah diubah

menjadi ukuran pemanfatan rekomendasi yang disampaikan kepada stakeholders

sesuai bidangnya masing-masing. Sehingga metode cascading yang digunakan di

level Eselon I pada informasi kinerja tahun 2021 telah menggunakan metode direct

cascading lingkup dipersempit, rata-rata capaian Eselon I akan menjadi capaian

Sekretariat Kabinet. Selanjutnya pada Eselon II yang sebelumnya outcome diukur

berdasarkan rekomendasi yang disetujui Deputi (Eselon I) untuk disampaikan kepada

Sekretaris Kabinet, pada dokumen IKU yang baru dan pada PK Perubahan Tahun

2020 telah diubah outcome-nya menjadi rekomendasi yang disetujui Sekretaris

Kabinet untuk disampaikan kepada stakeholders. Ukuran kinerja pada Eselon II

ditingkatkan outcome-nya menjadi yang benar-benar disampaikan Sekretariat

Kabinet kepada stakeholders, yang pada indikator kinerja sebelumnya diukur di level

Eselon I.

Dengan terbitnya Peraturan Menteri PANRB Nomor 8 Tahun 2021 tentang Sistem

Manajemen Kinerja PNS yang wajib diterapkan per 1 Juli 2021, Sekretariat Kabinet

telah melakukan sosialisasi terkait ketentuan baru dimaksud, melakukan penyusunan

dan penetapan SKP baru, melakukan sosialisasi penggunaan aplikasi toolkit penilaian

kinerja PNS Tahun 2021 yang telah dibangun oleh BKN, serta dalam proses

penyempurnaan pohon kinerja.

3. Memastikan kesesuaian target per individu agar sesuai dan mengacu pada kinerja di

atasnya, yang merupakan bentuk tahapan dalam upaya mencapai kinerja di atasnya.

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB IV PENUTUP 199

Implikasi dari terbitnya PermenPANRB Nomor 8 Tahun 2021 adalah pembenahan

indikator kinerja individu, walaupun sejak tahun 2019 Sekretariat Kabinet telah

menerapkan KTJ yang berbasis kinerja dalam SKP, namun format SKP yang baru akan

lebih memudahkan untuk memastikan kesesuaian target individu untuk menopang

kinerja di atasnya, serta didorong dengan adanya dialog kinerja dan adanya matriks

peran hasil.

4. Menyusun rencana aksi yang lebih spesifik dan detail, bukan hanya sebatas nama

kegiatan dan anggaran, namun juga bisa menggambarkan tahapan-tahapan maupun

strategi yang harus dilakukan dalam upaya mencapai target kinerja dalam PK.

Seiring dengan penerapan PermenPANRB Nomor 8 Tahun 2021 yang menuntut

target kinerja dalam IKU perlu diperjelas dengan rencana aksi yang akan

dilaksanakan dalam rangka pencapaian target IKU, proses pembenahan rencana aksi

telah dilaksanakan melalui pembahasan dan asistensi dari narasumber Kementerian

PANRB sehingga kegiatan-kegiatan yang akan direncanakan mengacu kepada

strategi rencana aksi. Selain itu, IKU yang ukurannya didapat hanya 1 kali seperti

Indeks RB ataupun survei akan dapat dipantau capaian rencana aksi yang

mendukung tercapainya IKU tersebut. Rencana aksi untuk tahun 2022 telah disusun

lebih spesifik dan detail, yang di dalamnya telah mencakup aktivitas untuk mencapai

target kinerja, baik yang menggunakan anggaran maupun yang tidak menggunakan

anggaran.

5. Memaksimalkan pemanfaatan aplikasi yang telah ada dengan lebih optimal, sehingga

nantinya akan memudahkan manajemen kinerja setiap individu, dan akan dapat

dijadikan dasar pemberian rewards and pusnishment. Hal ini diharapkan akan dapat

menumbuhkan semakin menumbuhkan budaya kinerja di Sekretariat Kabinet sampai ke

level individu.

Pada awal tahun 2021 terdapat kendala dalam penarikan data dari Sistem Informasi

Keuangan (SISKA) ke SIKT tidak dapat dilakukan, sehingga monitoring pagu dan

realisasinya dalam SIKT belum dapat dilakukan, namun hal tersebut sedang

diupayakan Pusdatin untuk diperbaiki. Sedangkan monitoring pencapaian PK secara

triwulanan tetap dilaksanakan dan data dukung capaian juga harus diunggah, setiap

Pegawai sudah memiliki user dan password yang sama dengan user SIMPEG (Sistem

Informasi Kepegawaian). Penyempurnaan terhadap SIKT guna memaksimalkan

fungsi monitoring dan evaluasi sedang dalam proses.

6. Meningkatkan kualitas hasil evaluasi internal dengan menjaga kualitas evaluator. Harus

dilakukan peningkatan kualitas evaluator secara terus-menerus sehingga akan tercipta

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB IV PENUTUP 200

pemahaman yang sama antar evaluator dan mampu memberikan rekomendasi yang

berkualitas dalam rangka peningkatan manajemen kinerja di Sekretariat Kabinet.

Selama tahun 2021, Auditor telah ikut serta dalam pendidikan dan pelatihan guna

meningkatkan kualitas evaluator.

7. Melakukan reviu atas efektivitas dan efisiensi rumusan program serta kegiatan yang

selama ini sudah ada, dengan cara lebih memfokuskan kepada hasil yang diharapkan.

Hasil reviu ini harus dapat memastikan bahwa anggaran memang dialokasikan hanya

untuk pencapaian sasaran strategis pembangunan.

Pembenahan terhadap perencanaan anggaran berbasis kinerja senantiasa dilakukan,

perencanaan output yang akan dihasilkan semakin diperjelas, fokus terhadap isu

yang akan ditangani oleh kedeputian substansi, sehingga anomali terhadap capaian

output dapat diatasi. Efisiensi dapat diidentifikasi dan kegiatan bisa lebih terarah

kepada sasaran yang ingin dicapai. Pembenahan ini paralel dengan pembenahan

rencana aksi, dalam hal ini unit kerja harus menentukan strategi apa yang

dilaksanakan untuk mencapai target yang telah ditetapkan kemudian strategi

tersebut dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan. Unit kerja juga dituntut

untuk dapat melihat dari berbagai sudut pandang, sehingga dapat berinovasi dalam

penentuan kegiatan yang akan ditargetkan untuk dicapai.

Disamping itu, pengelolaan manajemen kabinet perlu memadukan beberapa

elemen terkait sistem database, sistem pemantauan, dan sistem pelaporannya. Sejalan

dengan saran penyempurnaan AoI dari Kementerian PANRB Sekretariat Kabinet secara

berkelanjutan melakukan penguatan SPBE melalui penyempurnaan sistem informasi yang

telah diimplementasikan selama ini dan membangun sistem informasi yang mendukung

tugas dan fungsi baru.

Melalui penyempurnaan sistem informasi tersebut, diharapkan dapat mendukung

upaya reformasi proses kerja internal Sekretariat Kabinet melalui efisiensi, dan

memperkuat fungsi organisasi dalam memberikan dukungan manajemen kabinet kepada

Presiden dan Wakil Presiden dalam penyelenggaraan pemerintahan sebagaimana

diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2020 tentang Sekretariat

Kabinet.

Pada sisi lain, dampak dari pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini, menyebabkan

banyak perubahan, baik dari sisi tatanan kerja maupun anggaran. Paradigma tatanan kerja

menjadi lebih efektif dan efisien, terlihat dari percepatan penerapan SPBE yang telah

menjadi kebutuhan pada semua level birokrasi, sebagai konsekuensi praktik bekerja dari

rumah atau work from home. Rapat-rapat koordinasi juga diselenggarakan menggunakan

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB IV PENUTUP 201

teknologi digital melalui video conference sehingga lebih efektif dan efisien dari sisi waktu

dan biaya.

Tantangan Sekretariat Kabinet ke depan adalah memperkuat sumber daya manusia

yang kompeten, dapat berinovasi, dan beradaptasi dalam memanfaatkan teknologi digital

dalam berkinerja, sehingga dapat memberikan outcome yang bermanfaat bagi Sekretariat

Kabinet dalam memberikan dukungan manajemen kabinet kepada Presiden dan Wakil

Presiden dalam penyelenggaraan pemerintahan. Keterlibatan dalam berbagai

pembahasan kebijakan dan program pemerintah yang diselenggarakan dalam sidang

kabinet, rapat koordinasi antar kementerian dan lembaga, sosialisasi, seminar, workshop,

dan koordinasi dengan instansi pemerintah daerah terkait suatu kebijakan dan program

pemerintah terus ditingkatkan.

Komitmen untuk menindaklanjuti rekomendasi hasil evaluasi yang dilakukan pihak

eksternal dalam kerangka komponen pengungkit dan hasil pelaksanaan RB senantiasa

dilaksanakan, salah satunya pengajuan lokus baru pelayanan publik yakni unit kerja Asisten

Deputi Bidang Hubungan Masyarakat dan Protokol. Hasil evaluasi tahun 2020 yang

diserahkan pada bulan Maret 2021 Sekretariat Kabinet berhasil meraih dua penghargaan

sekaligus yaitu penghargaan sebagai Unit Penyelenggara Pelayanan Publik Kategori

Pelayanan Prima atau Predikat A, dengan lokus pelayanan Asisten Deputi Bidang

Penyelenggaraan Persidangan, Kedeputian Bidang Dukungan Kerja Kabinet serta

penghargaan Pembina Pelayanan Publik Kategori Pelayanan Prima atau Predikat A yang

diberikan kepada Sekretaris Kabinet.

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

PERJANJIAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

LAMPIRAN 2

MATRIKS CAPAIAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

Sasaran Indikator Kinerja Kinerja Anggaran

Target Realisasi Capaian Pagu Realisasi %

Terwujudnya rekomendasi kebijakan pemerintah yang berkualitas

Persentase Rekomendasi atas Rencana dan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Dimanfaatkan 91% 100% 109.89%

Rp.12.734.354.000 Rp. 11.801.260.962 92,67% Persentase rekomendasi atas rencana kebijakan kementerian/lembaga dalam bentuk peraturan menteri/kepala lembaga yang perlu mendapatkan persetujuan Presiden yang ditindaklanjuti

91% 100% 109.89%

Terwujudnya hasil pengendalian penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas

Persentase alternatif penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang mengalami hambatan yang ditindaklanjuti

91% 100% 109.89%

Rp.2.973.819.000 Rp. 2.828.568.341

95, 12%

Persentase hasil pemantauan, evaluasi, dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang ditindaklanjuti

91% 100% 109.89%

Terwujudnya penyelenggaraan dukungan kerja kabinet yang berkualitas

Persentase tingkat kepuasan pengelolaan sidang kabinet, rapat, atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden

91% 85.93% 94.43% Rp.4. 795.965.000 Rp. 4.597.878.861 95,87%

Persentase naskah kepresidenan yang dimanfaatkan 100% 100% 100%

Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Sekretariat Kabinet

Persentase tingkat kepuasan atas pelayanan penyelesaian administrasi terkait pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya hasil sidang Tim Penilai Akhir

92% N/A N/A

Rp.277.164.538.000 Rp.267.417.196.055

96, 48% Persentase tingkat kepuasan pada layanan pembinaan jabatan fungsional penerjemah 90% 88.93% 98.81%

Indeks Reformasi Birokrasi A(81,40) 82.18 100.95%

Opini Badan Pemeriksa Keuangan terhadap Laporan Keuangan

WTP WTP 100%

Persentase tingkat kepuasan penyebarluasan informasi terkait kegiatan kabinet 91% 84.58% 92.95%

LAMPIRAN 3

PENYERAPAN ANGGARAN SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

Sekretariat Kabinet (B.A. 114) pada Tahun Anggaran 2021 memperoleh alokasi anggaran

sebesar Rp339.755.142.000,-. Selama Tahun Anggaran 2021 untuk penanganan pandemi

covid-19 sudah dilakukan 4 kali refocusing sebesar Rp42.086.466.000,- sehingga alokasi

anggaran tersisa setelah revisi refocusing anggaran sebesar Rp297.668.676.000,-.

UNIT KERJA Pagu Awal PAGU ANGGARAN REALISASI PERSEN

PENYERAPAN

Deputi Bidang Politik, Hukum Dan Keamanan

Rp 4,100,000,000 Rp 2,247,023,000 Rp 2,226,642,311 99.09%

Asisten Deputi Bidang Pemerintahan Dalam Negeri

Rp 900,000,000 Rp 479,040,000 Rp 478,060,401 99.80%

Asisten Deputi Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Aparatur Negara

Rp 900,000,000 Rp 498,914,000 Rp 489,573,477 98.13%

Asisten Deputi Bidang Hubungan Internasional

Rp 900,000,000 Rp 480,369,000 Rp 471,595,993 98.17%

Asisten Deputi Bidang Pertahanan, Keamanan, Komunikasi, dan Informatika

Rp 900,000,000 Rp 516,953,000 Rp 516,557,555 99.92%

FO Polhukam Rp 500,000,000 Rp 271,747,000 Rp 270,854,885 99.67%

Deputi Bidang Perekonomian Rp 4,100,000,000 Rp 2,651,569,000 Rp 2,641,509,204 99.62%

Asisten Deputi Bidang Ekonomi Makro, Perencanaan Pembangunan, dan Pengembangan Iklim Usaha

Rp 900,000,000 Rp 562,260,000 Rp 554,375,825 98.60%

Asisten Deputi Bidang Perdagangan, Perindustrian, dan Ketenagakerjaan

Rp 900,000,000 Rp 583,745,000 Rp 583,087,102 99.89%

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Usaha dan Wilayah

Rp 900,000,000 Rp 618,764,000 Rp 618,065,523 99.89%

Asisten Deputi Bidang Pertanian, Ketahanan Pangan, Riset, dan Teknologi

Rp 900,000,000 Rp 654,976,000 Rp 654,801,582 99.97%

FO Perekonomian Rp 500,000,000 Rp 231,824,000 Rp 231,179,172 99.72%

Deputi bidang Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan

Rp 3,900,000,000 Rp 2,126,546,000 Rp 1,895,167,294 89.12%

UNIT KERJA Pagu Awal PAGU ANGGARAN REALISASI PERSEN

PENYERAPAN

Asisten Deputi Bidang Agama, Kesehatan, Pemuda, dan Olahraga

Rp 850,000,000 Rp 455,977,000 Rp 423,850,029 92.95%

Asisten Deputi Bidang Pendidikan dan Kebudayaan

Rp 1,104,714,000 Rp 610,252,000 Rp 528,108,983 86.54%

Asisten Deputi Bidang Sosial, Kebencanaan, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak

Rp 850,000,000 Rp 473,454,000 Rp 445,062,233 94.00%

Asisten Deputi Bidang Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Rp 850,000,000 Rp 459,657,000 Rp 414,767,049 90.23%

FO PMK Rp 245,286,000 Rp 127,206,000 Rp 83,379,000 65.55%

Deputi Bidang Kemaritiman Dan Investasi

Rp 4,100,000,000 Rp 2,595,235,000 Rp 2,490,606,561 95.97%

Asisten Deputi Bidang Kelautan, Perikanan, dan Kehutanan

Rp 800,000,000 Rp 506,232,000 Rp 496,430,221 98.06%

Asisten Deputi Bidang Sumber Daya Mineral dan Lingkungan Hidup

Rp 798,894,000 Rp 481,774,000 Rp 450,321,051 93.47%

Asisten Deputi Bidang Perhubungan dan Pekerjaan Umum

Rp 800,000,000 Rp 552,953,000 Rp 547,388,772 98.99%

Asisten Deputi Bidang Penanaman Modal dan Kepariwisataan

Rp 800,000,000 Rp 501,082,000 Rp 490,773,740 97.94%

FO Marinves Rp 901,106,000 Rp 553,194,000 Rp 505,692,777 91.41%

Deputi Bidang Dukungan Kerja Kabinet

Rp 10,991,050,000 Rp

7,024,420,000 Rp 6,741,006,785 95.97%

Asisten Deputi Bidang Penyelenggaraan Persidangan

Rp 4,467,300,000 Rp 3,050,544,000 Rp 2,870,983,046 94.11%

Asisten Deputi Bidang Pelaporan Persidangan

Rp 1,984,948,000 Rp 1,243,976,000 Rp 1,233,783,715 99.18%

FO DKK Rp 947,552,000 Rp 549,068,000 Rp 523,580,895 95.36%

Asisten Deputi Bidang Hubungan Kemasyarakatan dan Protokol

Rp 2,762,500,000 Rp 1,679,387,000 Rp 1,619,547,029 96.44%

Asisten Deputi Bidang Naskah dan Penerjemahan

Rp 828,750,000 Rp 501,445,000 Rp 493,112,100 98.34%

Deputi Bidang Administrasi Rp 292,298,463,000 Rp

266,448,428,000 Rp 257,271,641,936 96.56%

Biro Perencanaan dan Keuangan Rp 1,814,741,000 Rp 924,650,000 Rp 781,149,968 84.48%

UNIT KERJA Pagu Awal PAGU ANGGARAN REALISASI PERSEN

PENYERAPAN

Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Tata Laksana

Rp 197,012,445,000 Rp 174,398,177,000 Rp 172,985,641,340 99.19%

Biro Umum Rp 87,031,477,000 Rp 86,203,118,000 Rp 79,996,578,306 92.80%

Biro Akuntabilitas Kinerja dan Reformasi Birokrasi

Rp 3,399,800,000 Rp 2,726,333,000 Rp 1,808,786,477 66.35%

Dana Operasional Seskab Rp 1,440,000,000 Rp 1,440,000,000 Rp 1,440,000,000 100.00%

Staf Ahli Sekretariat Kabinet dan Staf Khusus Sekretaris Kabinet

Rp 1,600,000,000 Rp 756,150,000 Rp 259,485,845 34.32%

Pusat Data dan Teknologi Informasi

Rp 5,775,750,000 Rp 5,575,750,000 Rp 5,290,670,642 94.89%

Inspektorat Rp 887,000,000 Rp 452,123,000 Rp 415,735,675 91.95%

Pusat Pembinaan Penerjemah Rp 2,052,879,000 Rp 1,275,811,000 Rp 1,204,914,044 94.44%

Staf Khusus Presiden Rp 9,000,000,000 Rp 5,801,606,000 Rp 5,162,897,141 88.99%

Staf Khusus Wakil Presiden Rp 2,550,000,000 Rp 1,470,165,000 Rp 1,304,112,626 88.71%

TOTAL Rp 339,755,142,000 Rp 297,668,676,000 Rp 286,644,904,219 96.30%

Sumber data Laporan Realiasi Anggaran Belanja Tingkat KL menurut Sumber Dana/Program/Kegiatan s.d. 31 Desember 2021.

Rincian anggaran per sasaran dalam Perjanjian Kinerja Sekretariat Kabinet Tahun 2021:

SASARAN UNIT KERJA

PAGU AWAL PAGU ANGGARAN

SETELAH REVISI REALISASI

PERSEN PENYERAPAN

Penyelenggaraan Layanan kepada Presiden dan Wakil Presiden

Rp 37,451,201,000 Rp 23,293,346,000 Rp 21,699,915,507 93.16%

Program Dukungan Manajemen

Rp 302,303,941,000 Rp274,375,330,000 Rp264,944,988,712 96.56%

Terwujudnya rekomendasi kebijakan pemerintah yang berkualitas

Rp 19,927,046,000 Rp 12,734,354,000 Rp 11,801,260,962 92.67%

Deputi Bidang Politik, Hukum Dan Keamanan

Rp 2,150,192,000 Rp 1,290,161,000 Rp 1,282,399,951 99.40%

Deputi Bidang Perekonomian Rp 2,159,793,000 Rp 1,598,687,000 Rp 1,593,723,272 99.69%

Deputi bidang Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan

Rp 1,975,494,000 Rp 1,119,171,000 Rp 1,032,561,308 92.26%

Deputi Bidang Kemaritiman Dan Investasi

Rp 2,091,567,000 Rp 1,454,564,000 Rp 1,425,566,664 98.01%

Staf Khusus Presiden Rp 9,000,000,000

Rp 5,801,606,000 Rp 5,162,897,141 88.99%

Staf Khusus Wakil Presiden Rp 2,550,000,000 Rp 1,470,165,000 Rp 1,304,112,626 88.71%

Terwujudnya hasil pengendalian penyelenggaraan

Rp 5,676,562,000 Rp 2,973,819,000 Rp 2,828,568,341 95.12%

SASARAN UNIT KERJA

PAGU AWAL PAGU ANGGARAN

SETELAH REVISI REALISASI

PERSEN PENYERAPAN

pemerintahan yang berkualitas

Deputi Bidang Politik, Hukum Dan Keamanan

Rp 1,449,808,000 Rp 685,115,000 Rp 673,387,475 98.29%

Deputi Bidang Perekonomian Rp 1,440,207,000 Rp 821,058,000 Rp 816,606,760 99.46%

Deputi bidang Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan

Rp 1,679,220,000 Rp 880,169,000 Rp 779,226,986 88.53%

Deputi Bidang Kemaritiman Dan Investasi

Rp 1,107,327,000 Rp 587,477,000 Rp 559,347,120 95.21%

Terwujudnya penyelenggaraan dukungan kerja kabinet yang berkualitas

Rp 7,280,998,000

Rp 4,795,965,000 Rp 4,597,878,861 95.87%

Asisten Deputi Bidang Penyelenggaraan Persidangan

Rp 4,467,300,000

Rp 3,050,544,000

Rp 2,870,983,046 94.11%

Asisten Deputi Bidang Pelaporan Persidangan

Rp 1,984,948,000 Rp 1,243,976,000 Rp 1,233,783,715 99.18%

Asisten Deputi Bidang Naskah dan Penerjemahan

Rp 828,750,000 Rp 501,445,000 Rp 493,112,100 98.34%

Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Sekretariat Kabinet

Rp 306,870,536,000 Rp277,164,538,000 Rp267,417,196,055 96.48%

Biro Perencanaan dan Keuangan

Rp 1,814,741,000 Rp 924,650,000 Rp 781,149,968 84.48%

Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Tata Laksana

Rp 194,379,600,000 Rp172,791,133,000 Rp171,652,183,410 99.34%

Rancangan Keputusan Presiden terkait pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan Tinggi Madya K/L, dan pemerintah provinsi hasil sidang Tim Penilai Akhir

Rp 2,632,845,000 Rp 1,607,044,000 Rp 1,333,457,930 82.98%

Biro Umum Rp 87,031,477,000 Rp 86,203,118,000 Rp 79,996,578,306 92.80%

Biro Akuntabilitas Kinerja dan Reformasi Birokrasi

Rp 3,399,800,000

Rp 2,726,333,000 Rp 1,808,786,477 66.35%

Pusat Data dan Teknologi Informasi

Rp 5,775,750,000 Rp 5,575,750,000 Rp 5,290,670,642 94.89%

Inspektorat Rp 887,000,000 Rp 452,123,000 Rp 415,735,675 91.95%

Pusat Pembinaan Penerjemah Rp 1,933,750,000 Rp 1,182,164,000 Rp 1,138,749,413 96.33%

SASARAN UNIT KERJA

PAGU AWAL PAGU ANGGARAN

SETELAH REVISI REALISASI

PERSEN PENYERAPAN

TU Pusbinter Rp 119,129,000 Rp 93,647,000 Rp 66,164,631 70.65%

Staf Ahli Sekretariat Kabinet dan Staf Khusus Sekretaris Kabinet

Rp 1,600,000,000 Rp 756,150,000 Rp 259,485,845 34.32%

Dana Operasional Seskab Rp 1,440,000,000 Rp 1,440,000,000 Rp 1,440,000,000 100.00%

FO Polhukam Rp 500,000,000 Rp 271,747,000 Rp 270,854,885 99.67%

FO Perekonomian Rp 500,000,000 Rp 231,824,000 Rp 231,179,172 99.72%

FO PMK Rp 245,286,000 Rp 127,206,000 Rp 83,379,000 65.55%

FO Marinves Rp 901,106,000 Rp 553,194,000 Rp 505,692,777 91.41%

FO DKK Rp 947,552,000 Rp 549,068,000 Rp 523,580,895 95.36%

Asisten Deputi Bidang Hubungan Kemasyarakatan dan Protokol

Rp 2,762,500,000 Rp 1,679,387,000 Rp 1,619,547,029 96.44%

Total Rp 339,755,142,000 Rp297,668,676,000 Rp286,644,904,219 96.30%

LAMPIRAN 4

PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA

SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI

1. Seminar HR Hub - How to Rebuild HR

Blueprint in Recovery Era

1 Elizabeth Dumora Simanjuntak, S.H., M.H 28 Januari 2021

Zoom

2 Tonny Hermawan, S.E

3 Somavita Mariam Ainun Sartavie, S.Ikom

4 Dana Andriana, S.Psi.

5 Tri Dara Marhamah, S.E.

6 Umi Hasanah, S.H., M.A.

7 Ety Yuliaty, S.Sos., M.M

8 Djaka Warsijanto, S.Sos., M.Ak

9 Virnayanti, S.H., M.H.

10 Prastiwi Anggriantini, S.E

11 Pratita Setianingrum, S.Sos., M.AP

12 Dewi Pratama Bakti, S.H

13 Bayu Ashari, S.H

14 Ghina Zahra Putri, S.H

2. E-Learning & Sertifikasi Bendahara

Pengeluaran (BP) dan Bendahara

Pengeluaran Pembantu (BPP)

1 Nursaleha 25 Jan s.d. 2 Feb 2021

Zoom

2 Ibnu Abdul Latif, S.Sos.

3 Wajiz Farid, S.AP.

3. Orientasi CPNS T.A. 2019

1 Gedzha Aldino Putra Mahayadnya Gede, S.IP.

1 s.d. 9 Februari

2021

Zoom

2 I Wayan Sulpai, S.Hub.Int.

3 Riska Nurhayati, S.HI.

4 Muhammad Iqbal, S.Sos.

5 Ascana Luisa Gurusinga, S.I.P.

6 RR. Intan Ratih Perwitasari, S.H.

7 Faiz Balya Marwan, S.IP.

8 Defta Adiprima, S.E.

9 Bernardino Rakha Adjie Brata, S.H.

10 Allinka Ilmarani, S.A.

11 Amira Jati Oksiana, S.E.

12 Niamu Robby Fie Dhuha, S.E.I.

13 Siti Rahmah Citra Astari, S.H.

14 Dimas Adhi Pratama, S.E.

15 Muhammad Raditya Aviantara, S.E.

LAMPIRAN 4

PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA

SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI

16 Muhammad Rizdhan Yoka, S.H.

17 Moch. Ramadhika Azka Wijaya, S.E.

18 Mohammad Hafizh, S.Pd.

19 Dewa Ayu Sekar Saraswati, S.H.

20 Anak Agung Adi Widya Kusuma, S.Pd.

21 Jufry Hasiholan Manurung, S.H.

22 Oktaviana Sinaga, S.Pd.

23 Ramadhana Arwin Djakroosmaelduna, S.KM.

24 Rama Surya Pradhipta, S.H.

25 Novia Ayu Rinaldy, S.H.

26 Fatharani Azmi Nadhira, S.K.M.

27 Kevin Hutapea, S.H.

28 Natasha Wilma Kartika, S.Ak.

29 Shania Khurum Masita, S.Akun.

30 Indah Rizki Restuningtias, S.H.

31 Puti Quari Widjanarko, S.E.I.

32 Rizky Kusumo Putro, S.H.

33 Raihan Bari Muhammad, S.Ak.

34 Sintong Martunas M Simanullang, S.Ak.

35 Mayke Kristika Antony Putri, S.Ak.

36 Redo Nugroho S.E.

37 Alfhatin Pratama, S.Hum.

38 Dida Syarifa Nursyamsi Hilman, S.Hum.

39 Anindita Lintang Pakuningjati, S.I.P.

40 Florentin Jenny Ick, S.M.

41 Ery Mutiara Nurkamalina, S.E.

42 Ninda Ulva Novirman, S.E.

43 Septiawan Hendi Wiratama, S.E.

44 Priscilla Deborah Rouly Simanjuntak, S.Psi.

45 Paula Widyaratna Wandita, S.Psi.

46 Bimasakti Aryo Bandung, S.IP.

47 M Asye Cindy Sulvia, S.E.

48 Rosalin Asmarani, S.H.Int.

49 Rangga Alam Purnama, S.Psi.

LAMPIRAN 4

PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA

SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI

50 Lukman Eko Cahyono, S.Psi.

51 Muhamad Badru Zaman, S.H.

52 Chrisna Harimurti Prabancono Siwi, S.H.

53 Sri Andini Pinaringansih, S.M.

54 Riana Theresa Nainggolan, S.E.

55 Kalista Adi Darmawan, S.Sos.

56 Cahyani Arumdani, S.Pd.

57 Annisa Fitriyana, S.Ak.

58 Grace Sheila Anastasia, S.I.Kom.

59 Adinda Nurul Fajrian, S.Pd.

60 Meiryzka Widyarini, S.Hum.

4. Digital Learning Manajemen

Keuangan Negara (MKN) Menengah

1 Mikasari Muthmainah Jatiningsih, S.AP., M.AP.

8 Feb s.d. 5 April

2021

Zoom

2 Rahmat Widianto Wibowo, S.E.

3 Ajat Sudrajat, S.AP.

4 Arief Sudibyo, A.Md.

5 Pipit Eriana Achmad, S.E.

5. Seminar HR Hub - Balanced Scorecard vs Objective Key Result

1 Yunita Nurhartanti, S.E., M.M. 26 Februari

2021

Zoom

2 Bestari Sastra Setia, S.AP.

3 Dana Andriana, S.Psi.

4 Indra Irmawan, S.Kom.

5 Ida Normiyati, S.Kom

6 Umi Hasanah, S.H., M.A.

7 Ety Yuliaty, S.Sos., M.M

8 Djaka Warsijanto, S.Sos., M.Ak

9 Virnayanti, S.H., M.H.

10 Prastiwi Anggriantini, S.E

11 Pratita Setianingrum, S.Sos., M.AP

12 Dewi Pratama Bakti, S.H

13 Bayu Ashari, S.H

14 Ghina Zahra Putri, S.H

6. Penguatan Kompetensi Teknis

Bidang Tugas

1 Gedzha Aldino Putra Mahayadnya Gede, S.IP.

15 s.d. 18 Maret 2021 dan 25 s.d. 26 Maret

2021

Zoom

2 I Wayan Sulpai, S.Hub.Int.

3 Riska Nurhayati, S.HI.

4 Muhammad Iqbal, S.Sos.

LAMPIRAN 4

PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA

SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI

5 Ascana Luisa Gurusinga, S.I.P.

6 RR. Intan Ratih Perwitasari, S.H.

7 Faiz Balya Marwan, S.IP.

8 Defta Adiprima, S.E.

9 Bernardino Rakha Adjie Brata, S.H.

10 Allinka Ilmarani, S.A.

11 Amira Jati Oksiana, S.E.

12 Niamu Robby Fie Dhuha, S.E.I.

13 Siti Rahmah Citra Astari, S.H.

14 Dimas Adhi Pratama, S.E.

15 Muhammad Raditya Aviantara, S.E.

16 Muhammad Rizdhan Yoka, S.H.

17 Moch. Ramadhika Azka Wijaya, S.E.

18 Mohammad Hafizh, S.Pd.

19 Dewa Ayu Sekar Saraswati, S.H.

20 Anak Agung Adi Widya Kusuma, S.Pd.

21 Jufry Hasiholan Manurung, S.H.

22 Oktaviana Sinaga, S.Pd.

23 Ramadhana Arwin Djakroosmaelduna, S.KM.

24 Rama Surya Pradhipta, S.H.

25 Novia Ayu Rinaldy, S.H.

26 Fatharani Azmi Nadhira, S.K.M.

27 Kevin Hutapea, S.H.

28 Natasha Wilma Kartika, S.Ak.

29 Shania Khurum Masita, S.Akun.

30 Indah Rizki Restuningtias, S.H.

31 Puti Quari Widjanarko, S.E.I.

32 Rizky Kusumo Putro, S.H.

33 Raihan Bari Muhammad, S.Ak.

34 Sintong Martunas M Simanullang, S.Ak.

35 Mayke Kristika Antony Putri, S.Ak.

36 Redo Nugroho S.E.

37 Alfhatin Pratama, S.Hum.

38 Dida Syarifa Nursyamsi Hilman, S.Hum.

LAMPIRAN 4

PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA

SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI

39 Anindita Lintang Pakuningjati, S.I.P.

40 Florentin Jenny Ick, S.M.

41 Ery Mutiara Nurkamalina, S.E.

42 Ninda Ulva Novirman, S.E.

43 Septiawan Hendi Wiratama, S.E.

44 Priscilla Deborah Rouly Simanjuntak, S.Psi.

45 Paula Widyaratna Wandita, S.Psi.

46 Bimasakti Aryo Bandung, S.IP.

47 M Asye Cindy Sulvia, S.E.

48 Rosalin Asmarani, S.H.Int.

49 Rangga Alam Purnama, S.Psi.

50 Lukman Eko Cahyono, S.Psi.

51 Muhamad Badru Zaman, S.H.

52 Chrisna Harimurti Prabancono Siwi, S.H.

53 Sri Andini Pinaringansih, S.M.

54 Riana Theresa Nainggolan, S.E.

55 Kalista Adi Darmawan, S.Sos.

56 Cahyani Arumdani, S.Pd.

57 Annisa Fitriyana, S.Ak.

58 Grace Sheila Anastasia, S.I.Kom.

59 Adinda Nurul Fajrian, S.Pd.

60 Meiryzka Widyarini, S.Hum.

7. SOS For Star 1 Budi Adi Putro 6 s.d. 7 Maret 2021

Jakarta

2 Firnandus Napitupulu, S.E.

3 Meri Perdana Putri, S.E.

4 Adrian Dwi Cahyo, S.E.

5 M Asye Cindy Sulvia, S.E.

6 Ratih Widyaningrum

8. Seminar HR Hub - How to Set KPI in

Organization

1 Yunita Nurhartanti, S.E., M.M. 24 Maret 2021

Zoom

2 Bestari Sastra Setia, S.AP.

3 Dana Andriana, S.Psi.

4 Indra Irmawan, S.Kom.

5 Ida Normiyati, S.Kom

6 Umi Hasanah, S.H., M.A.

LAMPIRAN 4

PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA

SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI

7 Ety Yuliaty, S.Sos., M.M

8 Djaka Warsijanto, S.Sos., M.Ak

9 Virnayanti, S.H., M.H.

10 Prastiwi Anggriantini, S.E

11 Pratita Setianingrum, S.Sos., M.AP

12 Dewi Pratama Bakti, S.H

13 Bayu Ashari, S.H

14 Ghina Zahra Putri, S.H

9 E Learning & Sertifikasi Bendahara

Pengeluaran (BP) dan Bendahara

Pengeluaran Pembantu (BPP)

1 Nadia Rafiana, S.E. 22 s.d. 26 Maret 2021

Zoom

2. Dedi Kuswandi, A.Md.

10 SOS For Star 1 Muhamad Badru Zaman, S.H. 3 s.d. 4 April 2021

Jakarta

2 Chrisna Harimurti Prabancono Siwi, S.H.

11. Pembekalan Sertifikasi PPBJ

1 Virnayanti, S.H., M.H. 5 s.d. 9 April 2021

Zoom

2 David Setia Maradong, S.E.

3 Henni Verawati, S.E

4 Danang Rahmat, S.E

5 Baharudin Harya Pamungkas, S.Akun.

6 Ajat Sudrajat, S.AP.

7 Pipit Eriana Achmad, S.E.

8 Suci Tirtasari Permana Putri, S.T.

9 Euis Damayanti, S.I.A.

10 Khoirul Hidayah, S.H.

11 Jafar Ali Barsyan, S.H.

12 Dedi Kuswandi, A.Md.

13 Twasty Nurcahyana, S.Kom.

14 Bangkit Fajar Sukmana, S.Sos.

15 Eva Anas Tasia Turnip, S.E.

12. E Learning & Sertifikasi Bendahara

Pengeluaran (BP) dan Bendahara

Pengeluaran Pembantu (BPP)

1 Danang Rahmat, S.E. 19 s.d. 23 April 2021

Zoom

LAMPIRAN 4

PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA

SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI

13. Ujian Dinas Tingkat I dan II

1. Komaruddin, S.AP. 30 April 2021

Gedung CAT BKN Jakarta

2. Sofyan Apendi, S.H.

3. Savitri Krisnantyas, S.E.

4. Somavita Mariam Ainun Sartavie, S.Ikom.

5. Elza Galih Asih Syabanun Nur

6. Deru Suharto

7. Yadi Eka Supriadi

8. Ririn Ermawati, A.Md.

9. Dian Puji Astuti, A.Md.

10. Pratama Hadi Saputra, A.Md.

11. Ayodya Btari Edelweys, A.md.A.P.S.

14 Workshop Desain Komunikasi Visual

dan Infografis

1 Ary Maulana, S.IP. 7 s.d. 9 Juni 2021

Zoom

2 Ajeng Dhana Roswita, S.H.

3 Yazid, S.I.P.

4 Febriana, S.E., M.H.

5 Bimo Widhi Nugroho, S.Kom.

6 Ikhwan Prasetyo Wibowo, S.E.

7 Eko Nuryaddin K.I.

8 Ibnu Firdaus Bakhri, S.H., M.H.

9 Ricky Adithya Prasetyo, S.Kom.

10 Dessy Dwi Astuty, S.H., M.Kn.

11 Muhammad Hilmansyah, S.E.

12 Anindya Putri Novitasari, S.IP.

13 Annisa Ika Tiwi, S.IP.

14 Ibrahim, S.Kom.

15 Hernila Dyah Kusumastuti, S.I.Kom.

16 Lasny Rohaya Natalina Simanjuntak, S.E., M.E.

17 Holid, S.Kom.

18 Bestari Sastra Setia, S.AP.

19 Riono Widjayanto, S.AP.

20 Harry Septyono Rahmadi, S.Kom., M.M.

21 Sendy Santika, S.E.

22 Arie Mustofa, A.Md.

23 Fauzan Azima, S.Kom.

LAMPIRAN 4

PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA

SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI

24 Harli Yudha Pratama, S.Hum.

25 Adjie Maulana Ibrahim Hadi, S.Sos.

15 E Learning & Sertifikasi Bendahara

Pengeluaran (BP) dan Bendahara

Pengeluaran Pembantu (BPP)

1 Pipit Eriana Achmad, S.E. 7 s.d. 15 Juni 2021

Zoom

16 SOS For Star 1 Priscilla Deborah Rouly Simanjuntak, S.Psi.

12 s.d. 13 Juni 2021

Jakarta

2 Paula Widyaratna Wandita, S.Psi.

3 Bimasakti Aryo Bandung, S.IP.

4 Rosalin Asmarani, S.H.Int.

5 Rangga Alam Purnama, S.Psi.

6 Lukman Eko Cahyono, S.Psi.

7 Riana Theresa Nainggolan, S.E.

8 Cahyani Arumdani, S.Pd.

17 Digital Learning Manajemen

Keuangan Negara (MKN) Menengah

Batch V

1 Kesti Wulandari, S.E., M.A. 28 Juni s.d. 27 Agustus

2021

Zoom

2 Savitri Krisnantyas, S.E.

3 Aulia Chandra Ayu Liana Putri, S.E., M.P.P.M.

4 Mufti Ihsan, S.E.

5 Taufik Kurniaputra, S.E.

6 Anisa Media Febriani, S.E.

7 Adhitya Nugroho, S.Kom.

8 Solehchudin, A.Md.

9 Khoirul Hidayah, S.H.

18 WorkShop Recruiting, Interviewing, and

Selecting Employee

1 David Setia Maradong, S.E. 29 Juni 2021

Zoom

2 Ida Normiyati, S.Kom.

3 Robi Pamiarto, S.Kom., M.M.

4 Anastasia Faradila Hakim, S.E.

19 Digital Learning Manajemen

Keuangan Negara (MKN) Menengah

Batch IV

1 Heri Supriyanto, S.AP., M.S.M. 5 Juli s.d. 3 September

2021

Zoom

2 Liza Anggrainy, S.E., S.AP.

3 David Setia Maradong, S.E.

4 Indriyani Siti Hajar, S.E.

LAMPIRAN 4

PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA

SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI

20 Kamus Kompetensi 1 Tonny Hermawan, S.E. 18 s.d. 20 Agustus

2021

Zoom

2 David Setia Maradong, S.E.

3 Annisa Azka Nabilah, S.Psi.

4 Shabrina Izazi Anwar, S.E.

5 Dana Andriana, S.Psi.

21 Roadmap Sistem Merit

1 David Setia Maradong, S.E. 26 s.d. 31 Agustus

2021

Zoom

2 Johan Kurniawan, S.Sos.

3 Reni Wahyuni, S.E.

4 Anastasia Faradila Hakim, S.E.

5 Ilham Tri Ade Wicaksono, S.E.

6 Annisa Azka Nabilah, S.Psi.

7 Lukman Eko Cahyono, S.Psi.

8 Muhamad Badru Zaman, S.H.

9 Chrisna Harimurti Prabancono Siwi, S.H.

10 Fathin Abiyyu Desha, S.E.

22 Mapping Bahasa Inggris

Pejabat dan pegawai di lingkungan Sekretariat Kabinet sebanyak 144 orang

30 Agustus s.d. 3

September 2021

23 Digital Learning Manajemen

Keuangan Negara (MKN) Menengah

Batch VIII

1 Mariana Ulfa Sofwan, S.Ak, M.Ak. 13 September

s.d. 19 November

2021

Zoom

24 Digital Learning Manajemen

Keuangan Negara (MKN) Menengah

Batch IX

1 Lasny Rohaya Natalina Simanjuntak, S.E., M.E.

20 September

s.d. 26 November

2021

Zoom

25 Regulatory Impact Assesment

1 Hermawan Susanto, S.H., M.A. 6 s.d. 10 September

2021

Zoom

2 Avip Suchron Nur Hakim, S.Sos., M.H.

3 Novi Pratiwi Dewi, S.H., M.H.

4 Zaenal Arifin, S.H., M.H.

5 Rumani Hastuti, S.H.

6 Sofyan Apendi, S.H.

7 Kusnul Nur Kasanah, SE, MA.

8 Willya Indriani, S.H.

LAMPIRAN 4

PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA

SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI

9 Cesty Nur Tribuana

10 Panji Saputra

11 Febriana, S.E., M.H.

12 Endang Sri Andayani, S.S., M.Pd.

13 Eko Nuryaddin K.I., S.Sos.

14 Ibnu Firdaus Bakhri, S.H., M.H.

15 Widya Krishnawati, S.E.

16 Difa Giovani Anggasta Sari, S.E.

17 Henny Galla Pradana, S.H., M.M.

18 Ary Maulana, S.IP.

19 Adam Mulya Bunga Mayang, S.H.

20 Ikhwan Prasetyo Wibowo, S.E.

21 Monalisa, S.H.

22 Faqih Addien Al-Haq, S.EI.

23 Mohammad Fairdian Caesar, S.H.

24 Mokh Luqman Fadlli, S.H.

25 Bayu Ashari, S.H.

26 Sosialisasi Jabatan Fungsional

Pejabat dan pegawai di lingkungan Sekretariat Kabinet sebanyak 274 orang

20 s.d. 23 September

2021

Zoom

27 Digital Learning Manajemen

Keuangan Negara (MKN) Dasar Batch

VIII

1 Ayu Mei Lestari 12 April s.d. 11 Juni 2021

Zoom

2 Bimo Widhi Nugroho

3 Danang Rahmat

4 Ibnu Abdul Latif

5 Mochamad Musya Sultani Hasan

6 Riskan Maulana

28 Coaching and Counseling

1 Somavita Mariam Ainun Sartavie, S.Ikom. 30 September

s.d. 3 Oktober

2021

Yogyakarta

2 Faisal Amir Masduki, S.H., M.H.

3 Dwiyanto, S.H., M.H.

4 Dien Listyarini, S.Sos., S.AP.

5 Nurati, S.IP.

6 Selvia Apriliana, S.I.A., M.A.

7 Ari Pareme Simanullang, S.H.

8 Tri Dara Marhamah, S.E.

9 Lukman Eko Cahyono, S.Psi.

LAMPIRAN 4

PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA

SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI

10 Rangga Alam Purnama, S.Psi.

11 Priscilla Deborah Rouly Simanjuntak, S.Psi.

12 Bimasakti Aryo Bandung, S.IP.

13 Adjie Maulana Ibrahim Hadi

14 Asmo Asmoro

15 Ocha Maulidyana

16 Ratih Widyaningrum

29 Comptia Security+ 1 Joko Wijanarko, S.Kom., M.M. 23 Oktober s.d. 6

November 2021

Jakarta

2 Fahmi Yudoro, S.Kom.

3 Aziz Raushan Dhamir, S.T.

4 Arif Budiarto, S.Komp.

5 Haffiz Anugragiri, S.T.

6 Paulus Derry Christian, S.Kom.

30 Workshop Perekaman Audio

Video

1 Drs. Hardyanto, MPA, M.A. 22 s.d. 25 Oktober

2021

Yogyakarta

2 Tri Wahyuni Novianti, S.E.

3 Mugiyono, S.H.

4 Connie Pawitasari, S. IP.

5 Nola Vitriona, S. Ikom.

6 Robi Pamiarto, S.Kom., M.M.

7 Dony Khamdan Asyrofi, S. Ikom.

8 Aliyyah Damar Fitriyani, S. Kom.

9 Lukman Eko Cahyono, S.Psi.

10 Priscilla Deborah Rouly Simanjuntak, S. Psi.

11 Sigit Arya Pramudita

12 Ratih Widyaningrum

31 CISA Review Course + Sertifikasi

1 Wirawan Rofiq, S.E. 16 Oktober s.d. 4

Desember 2021

Zoom

32 Soul of Speaking for PRIME

1 Priscilla Deborah Rouly Simanjuntak, S.Psi.

30 s.d. 31 Oktober

2021

Jakarta

2 Bimasakti Aryo Bandung, S.IP.

3 M Asye Cindy Sulvia, S.E.

4 Lukman Eko Cahyono, S.Psi.

LAMPIRAN 4

PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA

SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI

33 Penjenjangan Auditor Utama

1 Hendri Daud, Ak., M.Si., C.A., CCSA. 10 s.d. 29 November

2021

Jakarta

34 Soul of Speaking for STAR

1 Dwiyanto, S.H., M.H. 13 s.d. 14 November

2021

Jakarta

2 Sigit Purnama, S.S.T., M.I.S.M., M.B.A.

3 Deny Binsar Mangisi, S.ST., M.Kom.

35 Pelatihan Certified Procurement

Specialist

1 Kustoro, S. AP. 13 s.d. 14 November

2021

Zoom

2 Ferry Radtke, S.E.

36 Workshop Editing Audio Video

1 Drs. Hardyanto, MPA, M.A. 18 s.d. 21 November

2021

Bandung

2 Tri Wahyuni Novianti, S.E.

3 Mugiyono, S.H.

4 Connie Pawitasari, S. IP.

5 Nola Vitriona, S. Ikom.

6 Andika Handayani, S.AP.

7 Dony Khamdan Asyrofi, S. Ikom.

8 Aliyyah Damar Fitriyani, S. Kom.

9 Sari Oktavia, S. Sos.

10 Ibrahim, S.Kom.

11 Sigit Arya Pramudita

12 Rengga Yudho Perdana

37 Workshop/Bimbingan Teknis Pengadaan

Swakelola dan Pengendalian

Kontrak

1 Dewi Pratama Bakti, S.H. 10 s.d. 11 Desember

2021

Jakarta

2 Henni Verawati, S.E.

3 May Debi Ramadhani Tarigan, S.AP.

4 Singgih Puji Raharjo, S.AP.

5 Kustoro, S.AP.

6 Ferry Radtke, S.E.

7 Euis Damayanti, S.I.A.

8 Jafar Ali Barsyan, S.H.

9 Khoirul Hidayah, S.H.

10 Ayu Yulian Anjani, A.Md.

11 Chrisna Harimurti Prabancono Siwi, S.H.

12 Ratih Widyaningrum

LAMPIRAN 4

PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA

SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI

38 Happiness at Work 1 Henny Navilah, S.H., LL.M. 18 s.d. 19 Desember 2021

Jakarta

2 Faisal Amir Masduki, S.H., M.H.

3 Dwiyanto, S.H., M.H.

4 Elizabeth Dumora Simanjuntak, S.H., M.H.

5 Somavita Mariam Ainun Sartavie, S.Ikom.

6 Indra Irmawan, S.Kom.

7 Selvia Apriliana, S.I.A., M.A.

8 Prama Putri Iswari, S.AP.

9 Sigit Purnama, S.S.T., M.I.S.M., M.B.A.

10 Deny Binsar Mangisi, S.ST., M.Kom.

11 Chrisna Harimurti Prabancono Siwi, S.H.

12 Muhamad Badru Zaman, S.H.

13 Paula Widyaratna Wandita, S.Psi.

14 Lukman Eko Cahyono, S.Psi.

15 Ocha Maulidyana

16 Arimbi Silvia Fanani

17 Rezky Farentina W.S.P

18 Purnomo

19 Syahril Munawar Sidik

20 Ihsan Suryana

39 Training/Bimbingan Teknis Higiene dan

Sanitasi

1 Quartini Dwiyanti, S.H. 15 s.d. 16 Desember

2021

Bandung

2 Nawa Setinyana, S.AP., M.Si.

3 Twasty Nurcahyana, S.Kom.

4 Muhammad Gunawan, S.Sos.

5 Rr. Dini Wulandari, A.Md.

6 Grace Sheila Anastasia, S.I.Kom.

7 Bangkit Fajar Sukmana, S.Sos.

8 Taufik Saleh

9 Dwi Sulistyaningsih

10 Yusril Hamzah

11 Jejen

LAMPIRAN 4

PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA

SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

DAFTAR PENERIMA BEASISWA

PROGRAM PASCASARJANA (S2 dan S3) DALAM NEGERI

NO. NAMA, NIP JABATAN PROGRAM STUDI,

FAKULTAS

MULAI TAHUN 2021

1. Eko Nuryaddin K.I., S.Sos. 198003282006041004

Kepala Subbidang Peningkatan Mutu Pendidikan Tinggi pada Asisten Deputi Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik

2. Sari Oktavia, S.Sos. 199210052018012001

Pengelola Naskah pada Asisten Deputi Bidang Pelaporan Persidangan, Deputi Bidang Dukungan Kerja Kabinet

Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik

3. Tri Dara Marhamah, S.E. 199405252018012002

Analis Tata Laksana pada Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi, dan Tata Laksana, Deputi Bidang Administrasi

Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik

4. Tri Eka Sunarti Dewi, S.IP. 197801302005012002

Kepala Subbidang Pengembangan Sumber Daya Pendidikan Tinggi pada Asisten Deputi Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Ilmu Administrasi – Analisis Kebijakan

Publik

5. Aliyyah Damar Fitriyani, S.Kom. 199602202018012002

Analis Data dan Informasi pada Asisten Deputi Bidang Pelaporan Persidangan, Deputi Bidang Dukungan Kerja Kabinet

Ilmu Administrasi – Analisis Kebijakan

Publik

6. Rizki Muhamad Fadilah, S.I.A. 199512102018011002

Analis Laporan Akuntabilitas Kinerja pada Biro Akuntabilitas Kinerja dan Reformasi Birokrasi, Deputi Bidang Administrasi

Ilmu Administrasi – Analisis Kebijakan

Publik

LAMPIRAN 4

PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA

SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

DAFTAR PENERIMA BEASISWA

PROGRAM PASCASARJANA (S2 dan S3) LUAR NEGERI

NO. NAMA, NIP JABATAN UNIVERSITAS,

PROGRAM MASA

PERKULIAHAN

TAHUN 2021

1. Gigih Rizki Yuwantra, S.E., M.M. 19861110 201801 1 001

Analis Perekonomian pada Subbidang Hilir Minyak dan Gas, Bidang Minyak dan Gas, Asisten Deputi Bidang Sumber Daya Mineral dan Lingkungan Hidup, Deputi Bidang Kemaritiman dan Investasi Sekretariat Kabinet

Ajou University Program: Energy Science and Policy

12 Agustus 2021 - 11 Januari 2023

2. Ika Narwidya Putri, S.I.A. 19900816 201402 2 006

Kepala Subbidang Kependudukan dan Keluarga Berencana pada Bidang Kesehatan, Kependudukan, dan Keluarga Berencana, Asisten Deputi Bidang Agama, Kesehatan, Pemuda, dan Olahraga, Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Sekretariat Kabinet

International Institute of Social Studies, Erasmus University Program: Master of Arts in Development Studies

30 Agustus 2021 - 16 Desember 2022

LAMPIRAN 5

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS KEBIJAKAN

SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

NO BIDANG KEGIATAN

1. Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

Forum Group Discussion (FGD) Protokol 3 ASEAN MAFLPAS on Domestic Code-Share Rights Between Points Within the Territory of Any Other ASEAN Member States, tanggal 17 Februari 2021

FGD Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) Implementasi Global Compact for Safe, Orderly, and Regular Migration (GCM), tanggal 4 Maret 2021

FGD Perkembangan Situasi HAM di ASEAN dan Konsultasi Nasional ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR), Tanggal 31 Maret 2021

FGD Pembahasan Legal and Technical Readiness Checklists untuk Rencana Aksesi Framework Agreement on Facilitation of Cross-Border Paperless Trade the United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific

FGD "Tema Optimalisasi Pemanfaatan Data Dalam Peyusunan Kebijakan di Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan" ilaksanakan pada 31 Agustus secara daring dengan narasumber yaitu Deputi Statistik Sosial, Badan Pusat Statistik (BPS), Direktur Center for Innovation Policy and Governance (CIPG), dan Pengajar/Akademisi dari FISIPOL UGM.

FGD "Penyusunan Naskah Akademik usulan pembentukan Jabatan Fungsional Analis Penyelenggaraan Pemerintah" pada 3 September 2021 secara tatap muka dengan mengundang Prof. Eko Prasojo sebagai narasumber.

FGD "Podcast for Government: Cara Memulai Siniar Bagi Instansi Pemerintah" pada tanggal 26 Agustus 2021 dengan menghadirkan narasumber Staf Khusus Presiden dan Kepala Biro Humas Kementerian ATR/BPN serta dihadiri perwakilan K/L terkait dan pejabat/pegawai dan komunitas digital Setkab.

2. Kedeputian Bidang Perekonomian

FGD “Peran Lembaga Keuangan dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (Perbankan Dan Non-Perbankan)” pada 31 Maret 2021 secara virtual melalui media zoom meeting

FGD “Konsepsi Reformasi Struktural” pada 13 April 2021 secara virtual melalui media zoom meeting

BIE Capacity Building Programme for Indonesia, diselenggarakan oleh Bureau International des Exposition, Paris pada tanggal 19-20 Januari 2021

LAMPIRAN 5

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS KEBIJAKAN

SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

NO BIDANG KEGIATAN

Bedah Bab Trade in Goods dan Rules of Origin dalam Perjanjian RCEP, diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan pada tanggal 16 Maret 2021

Reformasi World Trade Organization (WTO): Relevansi WTO dalam Menghadapi Tantangan Global, diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan pada tanggal 17 Juni 2021

Working-Level Seminar bertema “Statutory Interpretation and Presentation of Opinion” bersama dengan Kementerian Legislasi Pemerintah Republik Korea, 27 Mei 2021

FGD “Model Proyeksi Pertumbuhan PDB Menggunakan Nowcasting” tanggal 18 November 2021

Legal Couching Clinic "Advokasi Hukum Perkara Pengujian Undang-Undang di Mahkamah Konstitusi", 8 Oktober 2021

Webinar "Praktik Terbaik dalam Pelaksanaan Goverment Process Re-Enginering (GPRe) untuk Meningkatkan Ekosistem Investasi di Indonesia", 29 November 2021

FGD “Capaian Inpres Nomor 5 Tahun 2020 serta dampak dari implementasi Inpres tersebut terhadap perbaikan kinerja logistik nasional" pada 9 September 2021 secara virtual melalui media zoom meeting.

Pendidikan dan Pelatihan Regulatory Impact Assessment diselenggarakan secara daring pada hari Senin s.d. Jumat tanggal 6-10 September 2021

Webinar 3rd UQ-UI Bilateral Research Forum: Sustainable Urbanisation and Sustainable Development Goals in Indonesian Cities pada Selasa, 14 September 2021

Legal Coaching Clinic Advokasi Hukum Perkara Pengujian Undang-Undang di Mahkamah Konstitusi pada tanggal 08 Oktober 2021

3. Kedeputian Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

FGD Pembahasan Lanjutan Terkait Peningkatan Status Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM) Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006 Menjadi Peraturan Presiden

Working Level Seminar bertema "Statutory Interpretation and Presentation of Opinion"

Working Level Seminar bertema "Legal System and Legislative Process"

Review Regulasi dan Hukum Program Pendidikan Islam

LAMPIRAN 5

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS KEBIJAKAN

SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

NO BIDANG KEGIATAN

Focus Group Discussion Identifikasi Kebutuhan Penyusunan Peraturan/Standar/Pedoman di Bidang Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat adiktif tahun 2022

Focus Group Discussion Penguatan Sistem Pengelolaan Penanganan Aduan Masyarakat: Upaya Inisiasi Sistem Pengaduan Masyarakat terkait Program Stunting

FGD Telemedicine: Regulasi dan Tantangan Dalam Implementasi

Seminar Strategi Memahami Bahan Referensi dalam Rangka Penyusunan Analisis Kebijakan di Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Focus Group Discussion Strategi Nasional Kesejahteraan Anak dan Remaja Tahun 2021-2024

Diskusi Internal Penerapan Sport Science dalam Memajukan Keolahragaan Nasional

FGD Pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai Dasar Penyaluran Bantuan Sosial yang Tepat Sasaran

FGD Pengelolaan Prasarana dan Sarana Olahraga Pasca PON

Webinar Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia bertema Pendidikan Indonesia untuk Masa Depan Bangsa dan Kemanusiaan

Seminar “Digitalisasi dan Visualisasi 3 Dimensi (3D) Candi Borobudur”

Webinar Bedah Buku: Potret Pendidikan Tinggi Di Masa Pandemi Covid-19

Seminar Strategi Memahami Bahan Referensi dalam Rangka Penyusunan Analisis Kebijakan di Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Mengikuti workshop inforgrafis dalam rangka peningkatan kualitas penyajian informasi secara visual. Kegiatan workshop dilakukan secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting.

4. Kedeputian Bidang Kemaritiman dan Investasi

Program Digital Learning Manajemen Keuangan Negara (MKN) Dasar Tahun 2021

Seminar Nasional Pengelolaan Limbah Medis, dalam Rangka Peringatan Hari Sumpah Pemuda

Workshop Desain Komunikasi Visual dan Infografis

Seminar tentang Strategi Penyusunan Analisis Kebijakan Secara Efektif di Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK)

Working-Level Seminar bertema Support System for Local Government Legislation

LAMPIRAN 5

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS KEBIJAKAN

SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

NO BIDANG KEGIATAN

Working-Level Seminar bertema “Statutory Interpretation and Presentation of Opinion”

Working-Level Seminar bertema “Introduction to the statutory Improvement Project of the Ministry of Government Legislation ”

Working-Level Seminar bertema “Legal System and Legislative Process”

Legal Coaching Clinic Advokasi Hukum Perkara Pengujian Undang-Undang di Mahkamah Konstitusi pada tanggal 08 Oktober 2021

FGD Integrasi Rencana Tata Ruang dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis pada 23 November 2021 secara virtual melalui media zoom meeting

FGD Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Terluar dalam Perspektif Menjaga Kedaulatan Negara dan Kesejahteraan Masyarakat pada 23 September 2021 secara virtual melalui media zoom meeting

Pendidikan dan Pelatihan Regulatory Impact Assessment diselenggarakan secara daring pada hari Senin s.d. Jumat tanggal 6-10 September 2021

FGD Dukungan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Dalam Rangka Peningkatan Fungsi Untuk Mendukung Konservasi SDA Melalui Program Padat Karya pada 3 September 2021 secara virtual melalui media zoom meeting

FGD Pengembangan Ekonomi Kreatif melalui Game Developer pada 30 Agustus 2021 secara virtual melalui media zoom meeting

Focus Group Discussion (FGD) Podcast for Goverment: Cara Memulai Siniar bagi Instansi Pemerintah tanggal 26 Agustus 2021 secara virtual melalui media zoom meeting

FGD Optimalisasi Pemanfaatan Waduk dan Bendungan pada 27 Juli 2021 secara virtual melalui media zoom meeting

Pendidikan dan Pelatihan Regulatory Impact Assessment tanggal

6-10 September 2021

Legal Coaching Clinic Advokasi Hukum Perkara Pengujian

Undang-Undang di Mahkamah Konstitusi pada tanggal 08

Oktober 2021

LAMPIRAN 5

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS KEBIJAKAN

SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

NO BIDANG KEGIATAN

Pendidikan dan Pelatihan Regulatory Impact Assessment

diselenggarakan secara daring pada hari Senin s.d. Jumat

tanggal 6-10 September 2021

Focus Group Discussion (FGD) “Outlook Ekonomi 2022: Menjaga

Momentum Pertumbuhan” pada 25 November 2021 di Bandung,

Jawa Barat

Focus Group Discussion (FGD) “Peluang dan Tantangan Investasi

di Industri Baja Indonesia” pada 10 September 2021 secara virtual

melalui media zoom

Focus Group Discussion (FGD) “Desa Wisata untuk Pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat” pada tanggal 12 Agustus 2021 secara

virtual melalui media zoom

Diskusi Kelompok Terpumpun “Podcast for Government: Cara

Memulai Siniar Bagi Instansi Pemerintah” pada tanggal 26

Agustus 2021 secara virtual melalui media zoom

Focus Group Discussion (FGD) “Optimalisasi Pengembangan

Sektor Ekonomi Kreatif Khususnya Subsektor Game Developer

Guna Mendukung Pencapaian Agenda Pembangunan Nasional”

pada tanggal 30 Agustus 2021 secara virtual melalui media zoom

meeting.

Focus Group Discussion (FGD) “Optimalisasi Pengembangan

Sektor Ekonomi Kreatif guna Mendukung Pencapaian Agenda

Pembangunan Nasional” pada tanggal 17 September 2021 secara

virtual melalui media zoom meeting.

Legal Coaching Clinic Advokasi Hukum Perkara Pengujian

Undang-Undang di Mahkamah Konstitusi pada tanggal 08

Oktober 2021

LAMPIRAN 6

JUMLAH ASET KOMPUTER SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

Kode Barang

Uraian Satuan Kuantitas Kondisi Barang*

Keterangan B RR RB

3.10.01 Komputer Unit Unit

3.10.01.01.003 Local Area Network (LAN) Buah 12 0 0 12 kondisi RB proses

penghapusan

3.10.01.01.007 PC Workstation Buah 3 3 0 0

3.10.01.01.999 Komputer Jaringan Lainnya Buah 9 3 0 6 kondisi RB proses

penghapusan

3.10.01.02.001 P.C Unit Buah 666 638 0 28

3.10.01.02.002 Lap Top Buah 124 117 0 7 kondisi RB proses

penghapusan

3.10.01.02.003 Note Book Buah 51 32 0 19 kondisi RB proses

penghapusan

3.10.01.02.009 Tablet PC Buah 18 16 0 2 kondisi RB proses

penghapusan

3.10.01.02.999 Personal Komputer Lainnya Buah 1 1 0 0 kondisi RB proses

penghapusan

3.10.02 Peralatan Komputer Buah 0 0

3.10.02.01.009 Serial Printer Buah 10 9 0 1 kondisi RB proses

penghapusan

3.10.02.01.012 Hard Disk Buah 88 70 0 18 kondisi RB proses

penghapusan

3.10.02.01.015 Data Patch Panel Buah 6 0 0 6 kondisi RB proses

penghapusan

3.10.02.02.006 CPU (Peralatan Mini Komputer)

Buah 9 6 0 3 kondisi RB proses

penghapusan

3.10.02.03.001 CPU (Peralatan Personal Komputer)

Buah 19 15 0 4 kondisi RB proses

penghapusan

3.10.02.03.002 Monitor Buah 27 18 0 9 kondisi RB proses

penghapusan

3.10.02.03.003 Printer (Peralatan Personal Komputer)

Buah 522 491 0 31 kondisi RB proses

penghapusan

3.10.02.03.004 Scanner (Peralatan Personal Komputer)

Buah 58 51 0 7 kondisi RB proses

penghapusan

3.10.02.03.015 External CD/ DVD Drive (ROM)

Buah 1 1 0 0

3.10.02.03.017 External/ Portable Hardisk Buah 113 70 0 43 kondisi RB proses

penghapusan

3.10.02.03.999 Peralatan Personal Komputer Lainnya

Buah 13 0 0 13

3.10.02.04.001 Server Buah 19 14 0 5 kondisi RB proses

penghapusan

3.10.02.04.002 Router Buah 5 5 0 0

3.10.02.04.003 Hub Buah 7 7 0 0

3.10.02.04.004 Modem Buah 4 4 0 0

3.10.02.04.008 Rack Modem Buah 1 1 0 0

LAMPIRAN 6

JUMLAH ASET KOMPUTER SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

Kode Barang

Uraian Satuan Kuantitas Kondisi Barang*

Keterangan B RR RB

3.10.02.04.015 Firewall Buah 4 4 0 0

3.10.02.04.024 Switch Buah 28 28 0 0

3.10.02.04.026 Acces Point Buah 23 23 0 0

3.10.02.04.030 Network Cable Tester Buah 0 0 0 0

3.10.02.04.035 Modul Untuk Penambahan di Core Switch

Buah 23 23 0 0

3.10.02.04.999 Peralatan Jaringan Lainnya Buah 3 3 0 0

3.10.02.99.999 Peralatan Komputer Lainnya

Buah 4 4 0 0

PENYERAPAN ANGGARAN

SKRETARIAT KABINET TAHUN 2019

LAMPIRAN 7

PENILAIAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021

*Nilai tahun 2021 menggunakan baseline nilai tahun 2020

KOMPONEN 2017 2018 2019

PENGUNGKIT 47,67 47.46 48.35

Manajemen Perubahan 4,30 4.14 4.15

Penataan Peraturan Perundang-

undangan 3,75 3.96 4.12

Penataan dan Penguatan

Organisasi 5,17 5.08 5.29

Penataan Tatalaksana 3,76 3.75 3.88

Penataan Sistem Manajemen SDM 13,47 13.44 13.45

Penguatan Akuntabilitas 4,35 4.48 4.51

Penguatan Pengawasan 7,89 7.63 7.97

Peningkatan Kualitas Pelayanan

Publik 4,98 4.98 4.98

HASIL 32,39 32.64 32.91

Nilai Akuntabilitas Kinerja 9,38 9.61 9.95

Survei Internal Integritas Organisasi 4,97 5.48 5.16

Survei Eksternal Persepsi Korupsi 6,29 6.09 6.20

Opini BPK 3,00 3.00 3.00

Survei Ekternal Pelayanan Publik 8,75 8.45 8.60

TOTAL 80,06 80.10 81.26

KOMPONEN PENILAIAN Bobot 2020

PENGUNGKIT 60,00 46,69

Pemenuhan 20,00 16,61

Hasil Antara Area Perubahan 10,00 6,93

Reform 30,00 23,15

HASIL 40,00 35,50

Akuntabilitas Kinerja dan

Keuangan 10,00 8,12

Kualitas Pelayanan Publik 10,00 9,00

Pemerintahan yang Bersih dan

Bebas KKN 10,00 9,45

Kinerja Organisasi 10,00 8,93

TOTAL 100,00 82,18

LAMPIRAN 8

BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN

SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021

PERMASALAN REKOMENDASI

Permohonan Mediasi atas Permasalahan Bongkar Muat di Pelabuhan Nunukan

Ketua Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Nunukan menyampaikan permohonan mediasi sehubungan dengan adanya koperasi lain yang melakukan kegiatan bongkar muat batu bara (Koperasi Jasa Maju Bersama Sentosa/Koperasi MBS) dan bekerja sama dengan Perusahaan Bongkar Muat Nunukan Hijau Sentosa (PBM NHS) di Pelabuhan Nunukan, Kalimantan Utara. Terhadap permohonan tersebut kami menyampaikan bahwa pada setiap pelabuhan dibentuk 1 Koperasi TKBM pelabuhan dan mendapatkan rekomendasi dari Penyelenggara Pelabuhan, dimana wilayah kerja Koperasi TKBM berada di dalam DLKr dan DLKp (apabila bongkar muat dilakukan di luar DLKr dan DLKp maka dilakukan oleh Koperasi TKBM di bawah pembinaan pelabuhan terdekat), serta perusahaan bongkar muat yang melakukan kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapal di DLKr dan DLKp harus menggunakan jasa TKBM dari Koperasi TKBM Pelabuhan setempat.

Perkembangan Penanganan Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan (PHP) Kepala Daerah (Pilkada) Serentak Tahun 2020 di Mahkamah Konstitusi

Dalam penanganan perkara PHP Kepala Daerah khususnya bagi beberapa daerah yang akan menyelenggarakan pemungutan suara ulang (PSU), Sekretariat Kabinet memandang perlu agar penyelenggara Pilkada (KPU dan Bawaslu) memperhatikan proses penganggaran serta kesiapan sarana dan prasarana PSU guna memastikan pelaksanaan berjalan lancar serta tingkat partisipasi pemilih tetap tinggi.

Penetapan Tarif BLU pada Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada Kemenkeu

Sekretariat Kabinet telah memproses surat persetujuan Presiden atas kedua peraturan dimaksud setelah sebelumnya memberikan rekomendasi kepada Presiden bahwa kedua rancangan peraturan dimaksud tidak berpotensi menimbulkan masalah secara substansi. Persetujuan Presiden telah diberikan melalui surat Seskab Nomor B.0212/Seskab/Ekon/06/2021, telah terbit PMK dengan Nomor 76/PMK.05/2021 yang mengatur tarif BLU Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada Kemenkeu.

Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Menteri Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2022

a. RPermen telah diberikan persetujuan Presiden melalui surat Sekretaris Kabinet Nomor B.0287/Seskab/PMK/08/2021 tanggal 25 Agustus 2021 dan ditetapkan melalui Permendesa PDTT Nomor 7 Tahun 2021 tentang Prioritas Penggunaan Desa Tahun 2022

b. Sebelum RPermen ditetapkan agar terlebih dahulu dimintakan persetujuan Presiden, mengingat RPermendesa dimaksud memenuhi 3 (tiga) kriteria yaitu berdampak luas bagi kehidupan masyarakat, bersifat

LAMPIRAN 8

BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN

SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021

PERMASALAN REKOMENDASI

strategis dan lintas sektor atau lintas kementerian/lembaga.

Direktur PT. Aneka Gas Industri, Tbk. (PT. AGI) kepada Sekretaris Kabinet menyampaikan surat permohonan penyelesaian pemanfaatan Ammonium Nitrate (NH4NO3) sebagai bahan baku produksi gas Nitrous Oxide (N2O) untuk keperluan rumah sakit di Indonesia.

Sehubungan dengan permasalahan dimaksud, Sekretariat Kabinet menyelenggarakan rapat pembahasan penyelesaian permasalahan PT. AGI yang dihadiri oleh para pejabat dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Perindustrian pada tanggal 1 Februari 2021. Hasil kesepakatan dalam rapat disampaikan agar Menteri Perdagangan dapat melakukan diskresi untuk mengatasi persoalan konkret dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang perdagangan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perdagangan (pelaksanaan dari UU Cipta Kerja). Menindaklanjuti surat Sekretaris Kabinet dimaksud, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri a.n. Menteri Perdagangan menerbitkan surat kepada Direktur PT AGI dengan Nomor M.247/M.DAG/SD/3/2021 tanggal 12 Maret 2021 perihal Pemberian Izin Pengeluaran Barang Impor Ammonium Nitrate (NH4NO3) yang intinya PT. AGI diberikan izin pengeluaran NH4NO3 sebanyak 66 (enam puluh enam) ton dengan menggunakan persetujuan impor bahan peledak Nomor.04.PI-27.20.0009 tanggal 21 April 2020 dan Bill Landing Nomor 910151534 tanggal 17 Februari 2020.

Permohonan Persetujuan Presiden terhadap Rancangan Peraturan Menteri Dalam Negeri (RPermendagri) tentang Sistem Manajemen Keamanan Informasi Administrasi Kependudukan

a. Sekretariat Kabinet berpandangan substansi RPermendagri tentang SMKI wajib mendapatkan persetujuan Presiden sebelum ditetapkan, merujuk Pasal 3 Ayat (2) Perpres Nomor 68 Tahun 2021. RPermendagri dimaskud bersifat strategis karena mengatur penguatan tata kelola administrasi kependudukan serta lintas sektor atau lintas K/L yakni melibatkan Dinas Dukcapil Provinsi dan Kabupaten/Kota, UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota, serta Kedutaan Besar RI, Konsulat Jenderal RI, dan Konsulat RI.

b. Presiden telah memberikan persetujuan terhadap RPermendagri tentang SMKI tersebut dan telah ditindaklanjuti oleh Seskab melalui kepada Mendagri (surat Seskab Nomor: B.0364/Seskab/Polhukam/10/2021 tanggal 27 Oktober 2021).

LAMPIRAN 8

BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN

SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021

PERMASALAN REKOMENDASI

Pengelolaan anggaran pendidikan oleh Kementerian/Lembaga melalui perguruan tinggi oleh Kementerian/LPNK lain (PTKL)

Rapat Internal tentang Dana Pendidikan dan Tata Kelola Perguruan Tinggi oleh Kementerian/LPNK Lain yang dipimpin oleh Presiden pada tanggal 26 Agustus 2021. Tindak lanjut dari arahan Presiden dalam Rapat Internal 26 Agustus 2021, sebagai berikut: a. Revisi Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008

tentang Pendanaan Pendidikan. b. Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang

Perguruan Tinggi oleh Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian Lain (PTKL).

c. Revisi Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2019 tentang Dana Abadi Pendidikan.

Persiapan Penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI di Papua Tahun 2021

a. Sehubungan dengan pembentukan UPTD belum mendapat persetujuan dari Kemendagri, maka perlu segera dipastikan pihak yang akan mengelola prasarana dan sarana termasuk dukungan sumber alokasi anggarannya guna menjaga prasarana dan sarana dimaksud tetap prima dan laik guna hingga pelaksanaan.

b. Dalam hal pembentukan lembaga pengelola prasarana dan sarana baik sebelum maupun setelah penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI di Papua tahun 2021, perlu dipertimbangkan dengan membentuk Badan Layanan Umum Daerah agar prasarana dan sarana dapat dikelola dengan efektif, efisien, dan memiliki fleksibilitas dalam penggunaan anggaran.

c. Selain itu, perlu diantisipasi efek yang timbul mengingat PON XX dan PEPARNAS XVI di Papua tahun 2021 diselenggarakan di tengah pandemi COVID-19. Hal tersebut menjadi penting karena Indonesia belum memiliki pengalaman dalam menyelenggarakan event olahraga di tengah pandemi COVID-19, terlebih saat ini beberapa event olahraga telah mengalami penundaan.

d. Pemerintah Provinsi Papua segera mengajukan permohonan tambahan anggaran penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI di Papua tahun 2021 kepada Presiden, untuk selanjutnya dapat dilakukan reviu bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Kemenkeu.

e. Persiapan penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI Papua Tahun 2021 perlu dibahas dalam Rapat Terbatas untuk memperoleh arahan Presiden guna memastikan penyelenggaraan PON Papua dapat berjalan dengan sukses.

LAMPIRAN 8

BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN

SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021

PERMASALAN REKOMENDASI

Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT)

a. Telah dilakukan pembahasan Rancangan Peraturan Presiden tentang Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024 (RPerpres) sebagai dasar bagi Kementerian/Lembaga untuk menyusun rencana strategis masing-masing terkait PPDT. RPerpres saat ini dalam proses penetapan oleh Presiden.

b. Perlu segera dilakukan percepatan pembahasan penyusunan Rancangan Keputusan Presiden tentang Rencana Aksi Nasional PPDT yang digunakan sebagai dasar Kementerian/Lembaga dalam menyusun program dan kegiatannya terkait PPDT agar pembangunan di daerah tertinggal dapat segera terimplementasi.

c. Perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan PPDT setiap tahunnya. hasil evaluasi dimaksud dapat menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan PPDT berikutnya.

LAMPIRAN 8

BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN

SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021

PERMASALAN REKOMENDASI

Penggunaan Pakaian Seragam dan Atribut bagi Peserta Didik, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan di Lingkungan Sekolah

Terdapat polemik di masyarakat terkait dengan SKB Tiga Menteri atas Penggunaan Pakaian Seragam dan Atribut tersebut, atas permasalahan tersebut, terdapat rekomendasi sebagai berikut: a. SKB harus dipahami oleh pemerintah daerah dan

masyarakat secara komprehensif, karena masih banyak mispersepsi terkait aturan dalam SKB ini sehingga menimbulkan polemik di masyarakat. Salah satunya adalah terkait satuan pendidikan yang diatur oleh SKB. Padahal satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah tidak mencakup madrasah dan sekolah keagamaan.

b. Mengingat bahwa SKB adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh 3 kementerian, maka Kemendikbud bersama-sama dengan Kemendagri dan Kemenag perlu untuk melakukan dialog dan pertemuan lebih intensif dengan pemerintah daerah yang menolak SKB. Perlu ada penjelasan kepada Kepala Daerah tentang pentingnya memperkuat moderasi beragama di sistem pendidikan, salah satunya dalam penggunaan seragam.

c. Perbedaan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah perlu diselesaikan secara bijak sebelum pada akhirnya ada sanksi yang lebih berat sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengingat masalah terkait agama di Indonesia adalah isu yang sensitif dan seringkali menimbulkan reaksi yang besar di masyarakat.

d. Pemerintah harus segera secara cepat menyiasati perbedaan persepsi antara aturan pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar tidak menimbulkan kesan adanya perpecahan kepada masyarakat. Selain itu juga untuk mengantisipasi agar perbedaan persepsi tentang SKB tidak melebar ke daerah lainnya.

Pengembangan Kawasan Pusat Perikanan Terpadu di Provinsi Maluku

a. Merujuk pada amanat RPJMN Tahun 2020-2024 bahwa pembangunan wilayah Kepulauan Maluku diarahkan pada optimalisasi keunggulan wilayah sebagai lumbung ikan nasional.

b. Perlu mendorong pembangunan wilayah Maluku melalui transformasi ekonomi sehingga lebih maju dan bernilai tambah tinggi melalui percepatan pembangunan perekonomian berbasis maritim.

c. Langkah strategis untuk mewujudkan pengembangan kawasan pusat perikanan di Provinsi Maluku, diantaranya melalui infrastruktur yang terintegrasi, kemudahan perizinan berusaha, dan optimalisasi rantai pasok.

LAMPIRAN 8

BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN

SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021

PERMASALAN REKOMENDASI

Percepatan Penanganan Pasca Bencana Gempa Bumi, Tsunami, dan Likuefaksi di Provinsi Sulawesi Barat

Beberapa permasalahan dalam upaya penanggulangan bencana di Provinsi Sulawesi Tengah, diantaranya: a. Data penerima bantuan belum terverifikasi dan tervalidasi

dengan baik. b. Pemilik dari lahan yang digunakan untuk hunian sementara

telah meminta kembali lahannya, sehingga perlu penyediaan lahan dan fasilitas hunian sementara bagi pengungsi yang belum mendapatkan hunian tetap.

c. Terdapat permasalahan hukum pada lahan yang akan digunakan untuk pembangunan hunian tetap.

d. Hunian tetap yang telah dibangun belum dilengkapi fasilitas penunjang.

Rekomendasi terkait permasalahan tersebut: a. BNPB perlu segera meningkatkan koordinasi dengan

Pemerintah Daerah untuk melakukan pembenahan data. b. Terkait permasalahan penyediaan lahan hunian sementara,

BNPB bersama dengan Kemensos, Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN), dan Pemerintah Daerah dapat menyusun kebijakan penyediaan hunian sementara, sehingga tidak diperlukan lagi penyusunan aturan baru.

c. Terkait permasalahan penyediaan lahan hunian tetap dan fasilitas pendukung:

BNPB bersama dengan Kementerian ATR/BPN perlu segera berkoordinasi guna membahas keberlanjutan penyediaan lahan bagi hunian tetap yang belum selesai.

BNPB agar meningkatkan koordinasi dengan Kementerian PUPR, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, dan Pemerintah Daerah untuk memastikan ketersediaan fasilitas pendukung hunian tetap.

Kebutuhan dukungan pemerintah dalam pembangunan kilang minyak dalam negeri, di antaranya kebutuhan infrastruktur pendukung konektivitas Grass Root Refinery (GRR) Tuban

Menindaklanjuti hal dimaksud, Sekretariat Kabinet telah menyelenggarakan rapat dengan Kementerian/Lembaga terkait pada tanggal 25 Agustus 2021. Hasil kesepakatan rapat intinya agar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengkaji percepatan pembangunan jalan tol guna mendukung konektivitas GRR Tuban sebagai Proyek Strategis Nasional (disampaikan melalui surat Sekretaris Kabinet Nomor: B.0291/Seskab/Marves/09/2021 tanggal 3 September 2021). Menindaklanjuti surat Sekretaris Kabinet dimaksud, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah menyelenggarakan rapat membahas terkait infrastruktur pendukung Kilang Minyak Tuban pada tanggal 19 Oktober 2021 dan 19 November 2021.

LAMPIRAN 8

BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN

SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021

PERMASALAN REKOMENDASI

Pencegahan Perkawinan Anak Data dari Kementerian PPPA menunjukkan bahwa angka perkawinan anak di Indonesia berada pada persentase 10,19% pada tahun 2020, yang mana angka tersebut masih tergolong jauh dibandingkan target persentase perkawinan anak di dalam RPJMN, yaitu sebesar 8,74% di tahun 2024. Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah menaikkan batas usia minimal perkawinan menjadi 19 tahun bagi laki-laki dan perempuan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Namun, ternyata perubahan batas usia minimal tersebut belum cukup efektif mengurangi angka perkawinan anak di Indonesia. Sejak dinaikkannya batas minimal usia perkawinan, terdapat peningkatan permohonan dispensasi perkawinan. Sehubungan dengan hal tersebut, beberapa rekomendasi yang dapat kami sampaikan diantaranya: a. Perlu adanya edukasi dan konsultasi bagi anak dan orang

tua terkait dampak buruk perkawinan anak; b. Perlu adanya sinergi dengan lembaga hukum, terutama

Pengadilan Agama, agar tidak mudah untuk memberikan dispensasi perkawinan.

c. Perlu adanya peningkatan kegiatan pemberdayaan perempuan maupun forum-forum anak guna mengedukasi anak agar dapat fokus pada pendidikan dan terhindar dari perkawinan anak; serta

d. Perlu penguatan peran seluruh lapisan masyarakat untuk ikut berkontribusi dalam upaya mencegah dan menangani permasalahan perkawinan anak.

Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) a. Terdapat persoalan terkait status badan hukum BUM Desa yang belum jelas dalam peraturan perundang-undangan. Telah dilakukan revisi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja untuk menegaskan bahwa BUM Desa adalah badan hukum.

b. Telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa dan Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pendaftaran, Pendataan dan Pemeringkatan, Pembinaan dan Pengembangan, dan Pengadaan Barang dan/atau Jasa BUM Desa/BUM Desa Bersama sebagai peraturan teknis pelaksana Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang mengatur bawah BUM Desa adalah badan hukum.

c. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap implementasi peraturan perundang-undangan terbaru

LAMPIRAN 8

BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN

SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021

PERMASALAN REKOMENDASI

yang mengatur BUM Desa tersebut untuk memastikan peraturan dimaksud dapat benar-benar menyelesaikan persoalan terkait BUM Desa yang selama ini terjadi.

Penataan/pemekaran desa di Kabupaten Mentawai, Provinsi Sumatera Utara untuk mengoptimalkan rentang kendali pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini sejalan dengan upaya pengentasan wilayah Kabupaten Mentawai dari daerah tertinggal berdasarkan Perpres Nomor 63 Tahun 2020 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024

a. Menteri Desa PDTT perlu segera menyampaikan Surat Keputusan terkait kesediaan sebagai instansi pemrakarsa penataan/pemekaran desa di Kabupaten Kepulauan Mentawai kepada Menteri Dalam Negeri.

b. Kemenkeu akan membahas lebih lanjut terkait anggaran yang harus disiapkan dalam pelaksanaan penataan/pemekaran desa di Kabupaten Kepulauan Mentawai, termasuk apabila memungkinkan penganggarannya dilakukan bersama dengan pemerintah daerah.

c. Dalam pelaksanaan penataan/pemekaran desa di Kabupaten Mentawai tidak diperlukan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK). Ketentuan teknis pelaksanaannya cukup mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2017.

d. Tim Teknis lintas Kementerian/Lembaga akan melakukan kunjungan lapangan ke Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk melakukan kajian dan analisis kelayakan atas pelaksanaan penataan/pemekaran desa.

Usulan rencana pembangunan di perbatasan Kalimantan Utara berbasis industri kelautan dan perikanan melalui pembangunan pelabuhan ekspor dan Kawasan Industri berbasis kelautan dan perikanan di Kota Tarakan

a. Usulan rencana pembangunan Kawasan Industri Perikanan dari Pemerintah Kota Tarakan tersebut telah sesuai dengan Pasal 43 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tarakan Tahun 2012 - 2032, dimana peruntukan kawasan budidaya perikanan (pengolahan hasil perikanan) berada di Kelurahan Juata Laut dan Kelurahan Mamburungan

b. Rencana pembangunan Pelabuhan Perikanan di Kelurahan Juata Laut belum diakomodir dalam Rencana Induk Pelabuhan Perikanan Nasional/RIPPN (Kepmen KP 6/2018 tentang RIPPN) dan Rencana Induk Pelabuhan Nasional/RIPN (Kepmenhub 432/2017 sebagaimana telah diubah dengan Kepmenhub 30/2020 tentang RIPN). Namun demikian, berdasarkan RIPN, terdapat Pelabuhan Kelas I Juwata Laut/Tarakan yang berfungsi sebagai pelabuhan penyeberangan dan sudah beroperasi.

c. Kota Tarakan yang termasuk dalam WPP 716, tidak termasuk dalam lokasi proyek prioritas strategis (integrasi Pelabuhan Perikanan dan Fish Market Bertaraf Internasional) pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 (Sulawesi Utara, Sumatera Utara/Riau, dan Maluku).

LAMPIRAN 8

BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN

SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021

PERMASALAN REKOMENDASI

d. Pembangunan industri perikanan di Juata Laut, Kota Tarakan perlu dikaji ulang dengan memperhatikan RPJMN Tahun 2020-2024, mengingat di lokasi terdekat sudah terdapat SKPT Sebatik. Sehingga, Pemerintah perlu mengoptimalkan dan memperkuat SKPT Sebatik Nunukan yang berlokasi di Kalimantan Utara yang telah berjalan dengan baik.

Rencana Penggabungan BUMN Pelabuhan a. Dalam rangka sinkronisasi untuk menjamin percepatan cipta kerja, Pemerintah telah melakukan terobosan hukum guna menyelesaikan berbagai permasalahan yang tersebar dalam beberapa peraturan perundangan-undangan menjadi satu Undang-Undang yang komprehensif, melalui penerbitan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja). Implementasi UU Cipta Kerja berdampak positif terhadap kemudahan berusaha pada sektor kelautan dan perikanan, khususnya terkait dengan penyederhanaan perizinan pada subsektor perikanan tangkap. Namun dalam rangka mendukung kemudahan berusaha pada sektor perikanan tangkap, diperlukan optimalisasi dan peningkatan infrastruktur pada Pelabuhan Perikanan.

b. Optimalisasi dan peningkatan infrastruktur Pelabuhan Perikanan yang diperlukan secara menyeluruh meliputi akses jalan, penahan gelombang (breakwater) dan turap (revertment), drainase, instalasi perbekalan (suplai air besih, BBM, Listrik), navigasi pelayaran dan komunikasi telepon, internet, radio komunikasi), coldstorage, dock kapal, serta fasilitas sosial dan umum. Hal tersebut diperlukan dalam rangka mendukung pelayanan jasa pelabuhan, termasuk menjaga sistem rantai dingin.

c. peningkatan infrastruktur pelabuhan perikanan perlu disertai dengan peningkatan pelayanan pelabuhan karena akan berdampak pula pada peningkatan penerimaan negara yang bersumber dari jasa pengusahaan pelabuhan perikanan (pajak dan penerimaan negara bukan pajak). Pengelolaan atas fungsi Pelabuhan Perikanan selama ini belum dilaksanakan secara optimal, sehingga belum memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi negara.

Penguatan Pengawasan Regulasi terhadap Pinjaman Online

a. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang menjadi korban terlilit hutang akibat tingginya bunga pinjaman yang menjerat, bahkan ada yang mencapai 60% per tahun, yang diibaratkan seperti rentenir online. Bunga yang melebihi batas wajar tersebut umumnya diberikan oleh lembaga pinjaman online ilegal yang juga menjadi masalah tersendiri.

LAMPIRAN 8

BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN

SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021

PERMASALAN REKOMENDASI

b. Seluruh stakeholder termasuk aparat keamanan secara keseluruhan bersinergi dan berkoordinasi secara maksimal agar bisa terus mengawasi dan mengawal perkembangan pinjaman online ilegal yang sudah meresahkan masyarakat, serta menciptakan skema-skema mitigasi resikonya.

c. Kunci utama dan paling efektif untuk bisa memberantas fintech lending ilegal ialah dengan meningkatkan literasi keuangan dari masyarakat.

d. OJK dan Kemenkominfo agar bisa menguatkan proses pembinaan, evaluasi, dan verfikasi terhadap fintech maupun Koperasi Simpan Pinjam yang sudah ada maupun yang baru terbentuk kedepannya. Proses tersebut harus dilakukan secara prosedural bertahap mulai dari proses pendaftaran, penyertaan permodalan, hingga memastikan adanya sistem teknologi yang reliabel dan aman secara maksimum.

Akselerasi pemberian sertifikasi halal secara gratis kepada pelaku UMK sesuai ketentuan PP Nomor 39 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal

a. Kemenko Perekonomian agar mengoordinasikan: (1) penyederhanaan prosedur permohonan sertifikasi halal melalui mekanisme self declare, dalam hal ini termasuk memastikan bahwa seluruh kriteria baik berdasarkan risiko maupun kehalalan bahan sesuai positif list BPJPH telah tertanam dalam sistem OSS RBA; dan (2) penyusunan sektor UMK yang diprioritaskan untuk mendapatkan sertifikat halal secara gratis.

b. Kementerian Koperasi dan UKM agar berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait yang memiliki program/kegiatan berkaitan dengan pembinaan, pendampingan, dan pelatihan pelaku UMK, untuk mensinergikan kegiatan pendampingan penerbitan sertifikat halal sebagai bagian dalam program/kegiatan pembinaan dan pelatihan pelaku UMK yang diprioritaskan.

c. Kemendagri agar mengoordinasikan seluruh Pemerintah Daerah untuk mengalokasikan anggaran pada program pelatihan dan pendampingan UMK di Daerah, dengan prioritas kegiatan pada pendampingan penerapan izin tunggal bagi UMK, khususnya pendampingan penerbitan sertifikat halal. Selain itu, bersama Kementerian Koperasi dan UKM, dan Kemenkeu, agar menyusun pembagian kewenangan dan tanggung jawab antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terkait pendampingan UMK dimaksud.

d. Kepala BKPM agar mengintegrasikan sistem OSS RBA dengan sistem penerbitan sertifikat halal pada BPJPH, serta mengakomodir seluruh kriteria (positif list Bahan Baku dan Pendukung Halal) yang ditetapkan BPJPH ke dalam sistem

LAMPIRAN 8

BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN

SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021

PERMASALAN REKOMENDASI

OSS RBA sebagai tapisan untuk mengajukan permohonan sertifikat halal melalui mekanisme self declare.

e. BPJPH agar menyusun Standar Biaya Keluaran Khusus (SBKK) untuk menghitung besaran biaya penerbitan sertifikat halal secara self declare, untuk diajukan kepada Kemenkeu sebagai dasar perhitungan penetapan alokasi anggaran sertifikat halal ke depan

Penyesuaian Anggaran BP2MI Refocusing dan Realokasi Belanja K/L TA 2021 Tahap IV

Sehubungan dengan permohonan tersebut, Sekretariat Kabinet melaksanakan Rapat Koordinasi pada tanggal 19 Agustus 2021 dengan hasil kesepakatan antara lain: a. Pemerintah akan melakukan refocusing anggaran sebesar

Rp 55,21 triliun untuk memenuhi kebutuhan penanganan pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi yang digunakan untuk penanganan COVID-19, untuk penanganan kesehatan yang menjadi prioritas pemerintah dalam menekan laju kenaikan kasus COVID-19.

b. Refocusing dilaksanakan bersumber dari jenis belanja barang, belanja modal, dan belanja pegawai yang berasal dari belanja barang operasional dan non operasional. Kriteria refocusing K/L, antara lain sisa anggaran belanja K/L per 19 Juli 2021 yang belum terserap di luar program pemulihan ekonomi nasional, tetapi dapat meliputi alokasi program prioritas nasional dan anggaran multiyear contract yang dapat direkomposisi/diluncurkan di tahun anggaran berikutnya, yang antara lain berasal dari belanja honorarium, perjalanan dinas, paket meeting, belanja jasa, bantuan kepada masyarakat bukan arahan Presiden, pembangunan gedung, serta belanja pegawai dan belanja operasional pada akhir tahun yang tidak akan terserap.

c. Sebagaimana yang telah diatur dalam surat Menteri Keuangan tersebut, refocusing dapat dilakukan melalui jenis belanja barang, belanja modal, dan belanja pegawai yang berasal dari belanja barang operasional dan non operasional (belanja yang produktif sehingga kualitas belanja menjadi kunci). Oleh karena itu, BP2MI dapat melakukan refocusing dan realokasi belanja K/L TA 2021 Tahap IV yang tidak hanya bersumber dari Belanja Tidak Mengikat, namun berasal dari Belanja Mengikat APBN BP2MI.

Tindak lanjut arahan Presiden untuk mengevaluasi dan menyampaikan perkembangan investasi dan perkembangan dari pemberlakuan UU Cipta Kerja dan peraturan perundang-undangan turunannya serta implementasinya dalam sistem OSS RBA

a. Sekretariat Kabinet melakukan kegiatan Evaluasi dan Monitoring sistem OSS RBA yang diselenggarakan dengan melakukan pertemuan dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Asosiasi Pengusaha, Asosiasi UMKM, dan beberapa stakeholders lain.

b. Hasil rangkaian pertemuan tersebut dirapatkan bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

LAMPIRAN 8

BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN

SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021

PERMASALAN REKOMENDASI

dan Kementerian Investasi/BKPM pada tanggal 7 September 2021 dengan kesepakatan yang disampaikan kepada Menko Perekonomian dan Menteri Investasi melalui Surat Seskab Nomor B.0304/Seskab/Ekon/09/2021 pada tanggal 13 September 2021.

Permasalahan dalam pelaksanaan penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dalam masa Pemberlakuan Pembatasan Masyarakat (PPKM) dari tanggal 28 Juli s.d. 8 Agustus 2021 dengan realisasi penyaluran CBP kepada Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH) dan Bantuan Sosial Tunai (KPM BST) di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 200 ribu ton (100%).

a. Terdapat beberapa data dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) KPM dari Kementerian Sosial yang tidak valid/mutakhir sehingga bantuan beras tersebut tidak dapat disalurkan kepada KPM.

b. Harga beras belum termasuk biaya pengemasan dan biaya transportasi Perum BULOG karena payung hukum terkait penganggaran biaya tersebut belum ditetapkan oleh Kementerian Sosial yakni revisi atas Permensos Nomor 22 Tahun 2019. Hal tersebut berdampak pada terganggunya arus keuangan Perum BULOG.

c. Jumlah penyaluran bantuan beras dari stok CBP di gudang BULOG masih belum maksimal sehingga kegiatan pembelian gabah/beras petani oleh Perum BULOG belum maksimal memenuhi target pengadaan tahun 2021.

d. Dalam rangka penyelesaian laporan pelaksanaan program di atas, Sekretariat Kabinet telah mendorong Kemenkoekon untuk mengoordinasikan penyelesaian hal di atas.

1. RPerpres Korporasi Petani dan Nelayan yang belum ditetapkan

2. Keterbatasan modal sehingga belum mampu menyerap semua hasil panen petani anggotanya

3. Belum sinkronnya program/kegiatan antar K/L menyebabkan beberapa K/L melaksanakan program korporasi petani dengan lokus yang berbeda-beda

Sehubungan dengan permasalahan dimaksud, Sekretariat Kabinet telah menyampaikan surat kepada K/L terkait intinya menyampaikan hasil kesepakatan rapat koordinasi Tingkat Eselon I pada tanggal 10 Agustrus 2021 di Sekretariat Kabinet, dengan kesepakatan sebagai berikut: a. Ditetapkan 3 (tiga) lokasi Percontohan Utama, yaitu:1)

Koperasi Citra Kinaraya/PT. Tasbiha Mulia Tani, Kab. Demak (Komoditas Padi); 2) PT. Java Preanger Lestari Mandiri, Kab. Bandung (Komoditas Perkebunan/Kopi); 3) Koperasi Unit Desa Mino Saroyo, Kab. Cilacap (Komoditas Perikanan Tangkap).

b. Ditetapkan 4 (empat) lokasi Percontohan Lainnya, yaitu: 1) Koperasi Gemilang Brahmana Sejahtera, Kab Subang (Komoditas Peternakan/Sapi Potong); Koperasi Tani Mulus/PT. Tani Mulus Emas, Kab. Indramayu (Komoditas Padi); Koperasi Pondok Pesantren Al Ittifaq, Kab. Bandung (Komoditas Hortikultura); 4) Koperasi Produsen Mina Mitra Mandiri, Kab. Ogan Komering Ulu timur (Komoditas Perikanan Budidaya).

c. Selanjutnya K/L terkait yang telah teridentifikasi agar dapat mendukung terwujudnya KPN (Kemendagri, Kemendes PDTT, Kemenkop UKM, Kemendag, Kemenperin, Kemen BUMN), untuk dapat mendukung pengembangan KPN

LAMPIRAN 8

BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN

SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021

PERMASALAN REKOMENDASI

Percontohan melalui sinergitas program, kegiatan dan anggaran.

Permohonan perihal persetujuan penyusunan rancangan peraturan presiden terkait bantuan sosial non tunai

Berkenaan dengan permasalahan tersebut sekaligus untuk memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan bahwa mengamanatkan kementerian sebagai pemrakarsa untuk membentuk Panitia Antar Kementerian dan/atau Antar Non-Kementerian dalam penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Sekretariat Kabinet berpartisipasi bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Sosial, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Kemenkeu, Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kementerian Agama, Kemendagri, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kantor Staf Presiden, Sekretariat Wakil Presiden, Sekretariat Kabinet, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan, bergabung dalam kepanitiaan dimaksud.

Evaluasi Kebijakan Penyaluran dan Pemanfaatan BLT Dana Desa dan Pembahasan Dasbor Desa

a. Meskipun terjadi kenaikan yang signifikan terhadap penyaluran BLT DD setelah adanya kebijakan dari kementerian/lembaga terkait, namun masih diperlukan upaya percepatan penyaluran BLT DD mengingat sampai saat ini belum mencapai target 8 juta KPM per bulan. Kemendes PDTT dan Kemendagri diharapkan dapat terus memfasilitasi percepatan penyaluran dimaksud.

b. Masih terdapat 1233 desa yang belum menyalurkan BLT DD, pada umumnya di Provinsi Papua. Kemendagri diharapkan untuk lebih fokus mendorong Pemerintah Daerah untuk segera menyalurkan BLT DD.

c. Terkait rencana pemerintah pusat untuk mengambil alih otorisasi penyaluran BLT DD apabila tidak terserap seluruhnya dan belum mencapai target 8 juta KPM, diharapkan Kemenkeu agar menginformasikan kebijakan tersebut baik dari substansi maupun mekanismenya kepada pihak terkait.

d. Dasbor Desa akan terus dikembangkan dan akan mengintegrasikan data OM-SPAN, Siskeudes dan data BUMDes melalui nota kerjasama dan kesepahaman antar kementerian.

Percepatan Proses Pengadaan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap Ekspansi

Sekretariat Kabinet berpandangan Pemkab Sidrap dan Pengembang PLTB Sidrap Ekspansi perlu segera menyampaikan rencana pembangunan PLTB Sidrap Ekspansi tersebut kepada Kementerian ESDM, termasuk penyelesaian

LAMPIRAN 8

BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN

SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021

PERMASALAN REKOMENDASI

proses Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) antara PT PLN dengan PT UPC Sidrap Bayu Energi selaku pengembang. Adapun permohonan Bupati Sidrap terkait percepatan proses pengadaan Proyek PLTB Sidrap Ekspansi telah disampaikan ke Kementerian ESDM guna penelaahan lebih lanjut.

Rancangan Peraturan Polri (R-Perpolri) tentang Pengangkatan Khusus dari 57 (Lima Puluh Tujuh) Eks Pegawai KPK Menjadi Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia

a. R-Perpolri tersebut telah dilakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi melibatkan Kemenko Polhukam, Kemenkumham, Kemenpan-RB, BKN, Polri, dan Sekretariat Kabinet. Selain itu, Menpan-RB juga telah menetapkan SK Nomor 1209 Tahun 2021 tentang Penetapan Tambahan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Polri T.A. 2021 tanggal 3 November 2021 yang menetapkan 52 formasi untuk 57 eks pegawai KPK.

b. Menindaklanjuti pembahasan dan harmonisasi RPerpolri dimaksud, maka Seskab melalui surat nomor: B.0433/Seskab/Polhukam/11/2021 tanggal 26 November 2021 kepada Kapolri menyampaikan persetujuan Presiden atas peraturan dimaksud.

Sinergisitas antar K/L Program Penanggulangan Terorisme

a. Perlu segera dirumuskan mekanisme monitoring dan evaluasi atas RAS dimaksud sebagai instrumen kontrol atas capaian kinerja berdasarkan time frame yang telah ditentukan

b. Atas isu-isu strategis yang memerlukan intervensi khusus, agar dapat dilaporkan kepada Presiden melalui Sekretariat Kabinet

c. Sinergi lintas K/L perlu dikembangkan dengan pelibatan perguruan tinggi, BUMN, serta sektor swasta melalui Corporate Social Responsibility (CSR);

d. Pemerintah Pusat (dalam hal ini BNPT) perlu meningkatkan komunikasi intensif terhadap Daerah (Badan Kesbangpol) dalam pelaksanaan program sinergisitas

e. Pelibatan pemerintah daerah sejak tahap perencanaan sehingga rencana aksi tepat sasaran, baik dari aspek penentuan komposiis satgaswil, lokus, maupun jenis kegiatan yang akan dilakukan di daerah.

Percepatan Penetapan Peta Batas Wilayah Administrasi Kewenangan Pengelolaan Sumber Daya Laut Provinsi

a. Perpres No. 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000 sebagaimana telah diubah dengan Perpres No. 23 Tahun 2021 mengamanatkan dalam Rencana Aksi Kebijakan Satu Peta salah satunya penetapan Peta Batas Wilayah Administrasi Kewenangan Pengelolaan Sumber Daya Laut Provinsi Skala 1:250.000 – 1:25.000, dengan target untuk seluruh wilayah Indonesia tersedia peta kerja indikatif (September 2021) dan integrasi (Desember 2021).

b. Karena adanya keterbatasan sumber daya, sampai dengan Juni 2021, provinsi yang penetapan batas wilayah

LAMPIRAN 8

BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN

SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021

PERMASALAN REKOMENDASI

administrasi kewenangan pengelolaan sumber daya lautnya sedang diupayakan, baru batas antara DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Lampung, sehingga perlu ditentukan provinsi yang diprioritaskan penetapan batas wilayah administrasi kewenangan pengelolaan sumber daya lautnya.

c. Sekretariat Kabinet telah menginisiasi rapat koordinasi percepatan penyelesaian batas wilayah admnistrasi kewenangan pengelolaan sumber daya laut provinsi untuk mengidentifikasi provinsi yang perlu diprioritaskan penetapan batas wilayah administrasi kewenangan pengelolaan sumber daya lautnya berdasarkan kegiatan prioritas/strategis sektor (Kementerian/Lembaga). Kesepakatan rapat telah disampaikan melalui surat Deputi Bidang Marves Nomor. B.0313/MARVES/7/2021 tanggal 2 Juil 2021.

d. Kesepakatan rapat di Sekretariat Kabinet telah ditindaklanjuti oleh Kemendagri dengan penyelenggaraan rapat penyamaan persepsi garis pantai yang akan digunakan dalam penetapan batas wilayah administrasi kewenangan pengelolaan sumber daya laut provinsi dan pembahasan batas wilayah laut dengan pemerintah provinsi.

Pembangunan akses menuju Kawasan Kertajati Aerocity dari Jalan Tol Cisumdawu yang dibiayai dengan APBN

a. Menindaklanjuti surat tersebut, Sekretariat Kabinet telah menyelenggarakan rapat koordinasi pada 12 Maret 2021 dengan melibatkan beberapa kementerian/lembaga terkait;

b. Selanjutnya, Sekretariat Kabinet merekomendasikan kepada Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk melakukan kajian urgensi pembangunan jalan akses dimaksud untuk berikutnya dapat dimuat dalam RPerpres pengembangan kawasan Jawa Barat yang saat itu sedang disusun.

c. Tindaklanjut rekomendasi tersebut, permohonan pembangunan jalur akses tersebut belum dapat dipenuhi dengan pertimbangan telah dibangun jalur akses menuju Kawasan Kertajati dari Jalan Tol Cipali dan jalur akses Jalan Tol Cisumdawu menuju Jalan Tol Cipali.

LAMPIRAN 9

BEBERAPA HASIL PENGAWASAN TINDAK LANJUT

ARAHAN PRESIDEN TAHUN 2021

ARAHAN PRESIDEN TINDAK LANJUT

Arahan Presiden pada Ratas tentang Penanganan Pandemi COVID-19 tanggal 21 Juni 2021

Kemenkeu akan melakukan proyeksi serapan anggaran program PCPEN tahun 2021. Program yang serapan anggarannya masih rendah dan diproyeksikan tidak optimal, akan di-realokasi anggarannya untuk membiayai program lain yang lebih prioritas, seperti pembayaran biaya RS, vaksinasi anak dan ibu hamil, serta program lain yang mendukung pengetatan PPKM Mikro. Kemenkes akan segera membayar tunggakan biaya RS tahun 2020 yang sudah diverifikasi BPKP sebesar Rp2,56 T. Kemenkes dan BPKP juga akan melakukan reviu dan perbaikan tata kelola pembayaran biaya rumah sakit dan insentif nakes agar pembayaran menjadi lebih sederhana, cepat dan akuntabel. Kemenkeu dan Kemendagri akan meningkatkan asistensi atau pendampingan kepada daerah untuk mempercepat realisasi earmarked Dana Alokasi Umum atau Dana Bagi Hasil (DAU/DBH), termasuk dalam hal ini mengkaji relaksasi prosedur pertanggungjawaban, terutama di daerah-daerah zona merah. Kemenkeu dan Kemendagri juga diminta untuk melakukan sinkronisasi regulasi mengenai refocusing APBD sebagai tindak lanjut atas temuan BPK dalam IHPS II 2020.

Arahan Presiden pada rapat internal tanggal 4 Juni 2021 tentang Penyelesaian Hambatan Investasi

Sekretariat Kabinet telah menyelenggarakan Rakor penyelesaian permasalahan/Pending Issues Rencana Aksi Ease of Doing Business (EODB) 2022 di Bogor tanggal 15 Juni 2021. Pembahasan dalam rapat difokuskan pada penyelesaian pending issues pada 3 (tiga) indikator, yaitu: (1) indikator Dealing With Construction Permits, terkait permasalahan implementasi penyelenggaraan Perizinan Bangunan Gedung khususnya penyesuaian indeks fungsi usaha retribusi Bangunan Gedung untuk UMKM; (2) indikator Registering Property terkait penyesuaian besaran tarif pajak pertanahan, dan pengintegrasian Sistem Pelayanan Pertanahan; (3) indikator Trading Across Borders terkait penyesuaian tarif jasa kepelabuhan & revisi SOP pelabuhan untuk percepatan tahap pre-clearance.

Hasil dari Rakor tersebut telah disampaikan melalui Surat Sekretaris Kabinet dengan Nomor B.0232/Seskab/Ekon/07/2021 kepada Menteri dan Kepala Lembaga yang berkaitan dengan masing-masing indikator dalam EODB.

Arahan Presiden pada Rapat Terbatas tanggal 2 Juni 2021 tentang Persiapan Penyelenggaraan FIBA Asia Cup 2021 dan World Super Bike 2021 Indonesia Grand Prix.

Sekretariat Kabinet terlibat aktif dalam Rapat Koordinasi Pengembangan DPSP Mandalika yang dikoordinasikan oleh Kemenko Marves. Beberapa upaya yang telah dilakukan guna peyelesaian pemasalahan lahan:

1. Saat ini ITDC sedang bekerja sama dengan Pemda Lombok Tengah untuk melakukan relokasi penduduk ke Dusun Ngolang (sekitar 2.5 km dari jalan provinsi atau sekitar 3 km dari permukiman sebelumnya).

2. Pemkab Lombok Tengah telah bersurat kepada Menteri PUPR (surat Nomor 656/117/2020 tanggal 21 Oktober 2020) guna pembangunan

LAMPIRAN 9

BEBERAPA HASIL PENGAWASAN TINDAK LANJUT

ARAHAN PRESIDEN TAHUN 2021

ARAHAN PRESIDEN TINDAK LANJUT

Sarhunta dan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) di tempat yang akan dijadikan relokasi 120 KK.

Arahan Presiden pada Rapat Terbatas tanggal 17 Maret 2021 tentang Percepatan Penyaluran Bantuan Sosial.

Sekretariat Kabinet telah melakukan reviu atas: a. RPermenko Bidang Perekonomian tentang Perubahan kedua atas

Permenko Bidang Perekonomian Nomor 6 Tahun 2020 tentang perlakuan khusus bagi penerima Kredit Usaha Rakyat terdampak Pandemi COVID-19.

b. Perubahan atas Permenko Bidang Perekonomian Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

c. RPermen KUKM tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021.

Ketiga rancangan peraturan tersebut diharapkan dapat mengakselerasi penyaluran bansos khususnya dalam membantu UKM untuk dapat melangsungkan usahanya sehingga ekonomi dapat tetap tumbuh. Sekretariat Kabinet menyampaikan persetujuan presiden atas kedua rancangan peraturan tersebut melalui Surat Sekretaris Kabinet No. B.0178/Seskab/Ekon/05/2021 dan B.0180/Seskab/Ekon/05/2021. Ketiga Peraturan tersebut telah ditetapkan pada bulan Mei 2021 sebagai berikut: a. Permenko Bidang Perekonomian Nomor 3 Tahun 2021 tentang Perubahan

Keempat Atas Permenko Bidang Perekonomian Nomor 6 Tahun 2020 Tentang Perlakuan Khusus Bagi Penerima Kredit Usaha Rakyat Terdampak Pandemi COVID-19, pada tanggal 18 Mei 2021;

b. Permenko Bidang Perekonomian Nomor 2 Tahun 2021 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 8 Tahun 2019 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat; dan

c. Permen KUKM Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan KUKM.

Arahan Presiden terkait NLE yang disampaikan pada Rapat Terbatas tanggal 18 Maret 2020.

Sekretariat Kabinet telah menyelenggarakan Rapat Koordinasi bersama Kemenko Marves, Kemenkeu, LNSW, dan Tim Sekretariat NLE. Dalam rapat tersebut juga dibahas mengenai surat Sekretariat Kabinet nomor B.0104/Ekon/03/2021 Tanggal 9 Maret 2021 kepada Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kemendag terkait tanggapan atas Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan tentang eksportir dan importir yang bereputasi baik guna menyelesaikan target rencana aksi tahun 2020 guna menjaga keselarasan antara rencana aksi NLE tahun 2021 dengan implementasi Inpres Nomor 5 Tahun 2020.

LAMPIRAN 9

BEBERAPA HASIL PENGAWASAN TINDAK LANJUT

ARAHAN PRESIDEN TAHUN 2021

ARAHAN PRESIDEN TINDAK LANJUT

Arahan Presiden pada Rapat Terbatas (Ratas) tentang Penanganan Pandemi COVID-19, 28 Juni 2021.

a. Sekretariat Kabinet telah menyelenggarakan Rapat pada tanggal 29 Juni 2021 dan dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian dan Lembaga yang diundang dalam Ratas.

b. Telah dilaksanakan kegiatan serbuan vaksin yang diselenggarakan secara lintas sektor oleh Kemenkes, Kemendagri, Kementerian BUMN, TNI, Polri, Pemerintah Daerah, dan swasta agar capaian 1,3 juta orang yang divaksinasi pada tanggal 27 Juni 2021 dapat secara konsisten dicapai, dan bahkan ditingkatkan mencapai 2 juta orang divaksin per hari pada bulan Agustus 2021.

c. Terkait percepatan vaksinasi GR, disepakati untuk menunggu hasil revisi yang kedua atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19 (COVID-19) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 18 Tahun 2021. Saat ini, revisi Peraturan Menteri Kesehatan yang kedua tersebut sedang menunggu hasil harmonisasi dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

d. BPOM telah menerbitkan izin untuk menggunakan vaksin Sinovac produksi PT Bio Farma kepada anak usia 12-18 tahun.

e. BKKBN telah menginisiasi pelaksanaan vaksinasi kepada Ibu hamil dan ibu menyusui dalam acara peringatan Hari Keluarga Nasional Tahun 2021, yang dilaksanakan bersama-sama dengan vaksinasi kepada anak usia 12-18 tahun.

f. Kemenkes dan Kemenperin akan mendorong pelaku industri oksigen untuk meningkatkan produksinya dan menggeser produksi oksigen tersebut dari sebelumnya hanya untuk menopang kebutuhan industri, juga untuk mendukung kegiatan medis dalam penanganan COVID-19.

g. Telah diselenggarakan PPKM Darurat di Jawa-Bali mulai tanggal 3 s.d. 20 Juli 2021.

h. Kemenkes telah mengalokasikan anggaran khusus untuk hal tersebut dan dalam rangka memastikan akuntabilitas penggunaan anggaran untuk penyelesaian tunggakan tersebut, saat ini Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan dan BPKP bersama-sama mereviu kembali jumlah tunggakan sebelum dibayarkan kepada fasilitas pelayanan kesehatan.

Arahan Presiden pada Rapat Terbatas tanggal 25 Januari 2021, dengan pokok bahasan Lanjutan Percepatan Penurunan Stunting.

a. Percepatan penurunan stunting dicapai melalui dua intervensi yakni intervensi gizi spesifik (kesehatan) dan intervensi gizi sensitif (non-kesehatan). Menurut hasil perhitungan Indeks Khusus Penanganan Stunting (IKPS) tahun 2018-2019, terdapat kenaikan indeks sebesar 2,16 yang semula pada tahun 2018 sebesar 63,92 menjadi sebesar 66,08 pada tahun 2019. Hal ini berarti terdapat perbaikan dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting. Dimensi gizi dan perumahan yang meliputi sanitasi dan air minum mengalami peningkatan cukup signifikan.

LAMPIRAN 9

BEBERAPA HASIL PENGAWASAN TINDAK LANJUT

ARAHAN PRESIDEN TAHUN 2021

ARAHAN PRESIDEN TINDAK LANJUT

b. Berdasarkan informasi dari Kemenkes, terjadi kenaikan cakupan intervensi spesifik pada periode 2018-2019 kecuali cakupan balita yang memperoleh vitamin A. Kenaikan tersebut terjadi pada cakupan kunjungan kehamilan, ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah, persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan, bayi yang mendapatkan inisiasi menyusui dini, bayi berusia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif, balita yang ditimbang, balita kurus yang mendapat makanan tambahan, dan imunisasi campak pada bayi berusia dua tahun.

c. Sebanyak 260 kabupaten/kota yang menjadi lokus prioritas penanganan stunting di tahun 2020 sudah didampingi oleh Kemendagri untuk melaksanakan 8 aksi konvergensi. Pelaksanaan tersebut telah dievaluasi oleh setiap provinsi dan dilaporkan kepada Kemendagri. Sampai dengan 14 Desember 2020, sebanyak 93,85% kabupaten/kota lokus prioritas telah melaporkan pelaksanaan 8 aksi konvergensi stunting.

d. Selama pandemi COVID-19, kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) telah dilibatkan dalam kegiatan edukasi dan sosialisasi kepada ibu hamil dan keluarga dengan balita, dan dalam kegiatan pelacakan kontak dalam upaya menekan penyebaran COVID-19. Untuk memberikan aspek keamanan dan kenyamanan bagi anggota PKK dalam mendukung pelayanan kesehatan ibu dan anak serta penanganan COVID-19, agar mereka diberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti APD.

e. Telah disusunnya Rancangan Peraturan Presiden tentang Percepatan Penurunan Stunting (RPerpres). RPerpres pada intinya mengatur metode, inovasi, mekanisme koordinasi dan cara-cara baru yang menghindari business as usual, sehingga dapat mengakselerasi program-program dan kegiatan-kegiatan yang selama ini sudah dilaksanakan dalam rangka percepatan penurunan stunting. Saat ini RPerpres dimaksud masih dalam proses paraf oleh Menteri terkait.

Arahan Presiden pada Rapat Terbatas tentang Persiapan Penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI di Papua tanggal 15 Maret 2021.

a. Terhadap usulan anggaran tambahan penyelenggaraan PON sebesar Rp1.657.324.332.829,00, tambahan proposal Panwasrah Dewan Hakim dan Transport sebesar Rp110.000.000.000,-, serta anggaran tambahan penyelenggaraan PEPARNAS sebesar Rp 176.434.004.150,-, saat ini masih dalam proses reviu oleh BPKP.

b. Kantor Staf Presiden dan Kementerian Pemuda dan Olahraga telah beberapa kali menyelenggarakan rapat koordinasi rutin guna membahas progres persiapan PON dan Peparnas Papua Tahun 2021.

c. Menteri Pemuda dan Olahraga bersama Menkes telah melakukan vaksinasi terhadap sebagian besar atlet yang akan mengikuti PON dan Peparnas Papua Tahun 2021.

Arahan Presiden pada Sidang Kabinet Paripurna tanggal 3 Maret 2021.

Data Kemendikbudristek bulan Juni 2021 telah dilakukan vaksinasi kepada 1,84 juta pendidik dan tenaga kependidikan (33% dari 5,6 juta). Untuk mengakselerasi vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan, Kemendikbudristek menggerakkan 12.899 vaksinator dari PTN, PTS, dan Rumah Sakit Pendidikan.

LAMPIRAN 9

BEBERAPA HASIL PENGAWASAN TINDAK LANJUT

ARAHAN PRESIDEN TAHUN 2021

ARAHAN PRESIDEN TINDAK LANJUT

Arahan Presiden pada Rapat Terbatas tanggal 7 Juni 2021 tentang Penanganan Pandemi COVID-19.

a. Telah diterbitkan Keputusan Bersama Mendikbud, Menag, Menkes, dan Mendagri Nomor 03/KB/2020, Nomor 612 Tahun 2020, Nomor HK.01.08/Menkes/502/2020, Nomor 119/4536/SJ tentang Perubahan Atas Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 01/KB/2929, Nomor 516 Tahun 2020, Nomor HK.03.01/Menkes/363/2020, Nomor 440-882 Tahun 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).

b. Kemendikbud telah meluncurkan Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUDDIKDASMEN) di Masa Pandemi COVID-19 sebagai persiapan penyelenggaraan pembelajaran tahun ajaran 2021/2022. Diharapkan dengan adanya panduan ini, guru dan tenaga kependidikan mempunnyai acuan dalam merancang, melaksanakan, memandu dan mengembangkan pembelajaran yang efektif pada tahun ajaran 2021/20222. Panduan tersebut dapat disesuaikan dan dikembangkan berdasarkan kondisi sekolah pada daerah masing-masing.

Arahan Presiden pada Rapat Terbatas pada tanggal 5 Januari 2021, mengenai Reformasi Sistem Perlindungan Sosial.

a. Kementerian PPN/Bappenas saat ini sedang melakukan uji coba di beberapa desa untuk melihat keseluruhan data dan karakteristik penduduk untuk dapat melakukan intervensi terhadap program perlindungan sosial, guna menentukan skema perlindungan sosial yang paling tepat.

b. Kementerian PPN/Bappenas juga mengusulkan agar target bantuan sosial akan diarahkan untuk tidak berdasarkan dengan persentase cut off penduduk, melainkan berdasarkan kerentanan.

Arahan Presiden pada Rapat Terbatas, 03 Mei 2021 laporan kondisi terakhir transportasi darat (bus dan kereta api), laut, dan udara dibandingkan dengan kondisi sebelumnya secara rutin menjelang Idulfitri 1442 H.

Kementerian Perhubungan telah menetapkan instruksi Menteri Perhubungan No IM 3 Tahun 2021 tentang Monitoring dan Evaluasi Pengendalian Transportasi Selama Masa Idul Fitri 1442 Hijriah dalam rangka Pencegahan Penyebaran COVID-19 (COVID-19) pada tanggal 5 Mei 2021.

Arahan Presiden pada Rapat Terbatas tanggal 29 Maret 2021, Presiden memberikan arahan terkait Pengembangan Kawasan Pusat Perikanan Terpadu di Provinsi Maluku.

a. Dalam rangka peningkatan industri perikanan di Maluku dan Indonesia bagian Timur, KKP akan mengembangkan: 1. Eco Fishing Port di PPS Bitung 2. Integrated Fishing Ports and International Fish Markets (tahun 2021 akan

dilakukan FS untuk calon lokasi Ambon dan Likupang); 3. Pengembangan SKPT Sebatik, Talaud, Morotai, Saumlaki, Biak,

Merauke, dan Moa; 4. Koridor logistik ikan untuk mendukung kinerja logistik ikan dari Maluku

ke wilayah pasar, khususnya ke Pulau Jawa untuk komoditas pelagis

LAMPIRAN 9

BEBERAPA HASIL PENGAWASAN TINDAK LANJUT

ARAHAN PRESIDEN TAHUN 2021

ARAHAN PRESIDEN TINDAK LANJUT

kecil yang banyak dibutuhkan untuk bahan baku industri pindang dan konsumsi masyarakat.

b. Kemenkomarves mengoordinasikan pembahasan pambangunan industri perikanan di Maluku dengan pengembangan pengelolaan perikanan berbasis WPP.

c. Kemenkomarives dan KKP akan mengintegerasikan LIN dengan pengelolaan perikanan berbasis WPP sebagaimana amanat RPJMN 2020-2024. Sehingga tidak hanya fokus pada sektor perikanan, melainkan termasuk sektor pendukungnya, diantaranya pembangunan infrastruktur (bandara, pelabuhan, dan pengelolaan limbah) dan pengembangan pariwisata.

d. KKP sedang menyempurnakan RPerpres LIN yang pernah diajukan pada 2015 dengan menyesuaikan kondisi terkini, bersama dengan Provinsi Maluku.

e. KKP melalui surat Nomor B-451/MEN-KP/VIII/2020 tanggal 25 Agustus 2020 kepada Menteri PPN/BAPPENAS dan Menteri Keuangan mengusulkan penambahan anggaran yang salah satunya dialokasikan untuk sentra industri perikanan terpadu Maluku mendukung Lumbung Ikan Nasional sebesar Rp 1,5 miliar.

f. Beberapa program yang akan atau telah dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga/BUMN dalam mendukung M-LIN, diantaranya pembangunan new ambon port, perpanjangan lintasan bandara Pattimura, pelaksanaan sistem resi gudang melalui penugasan BUMN, pemenuhan kebutuhan listrik, bbm, dan air bersih.

g. KKP bersama Kementerian Perhubungan menyepakati Nota Kesepahaman (MoU) tentang Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK) Pembangunan Pelabuhan Laut dan Pelabuhan Perikanan Terintegrasi Di Provinsi Maluku Dalam Rangka Mewujudkan Maluku Lumbung Ikan Nasional (Pelabuhan Ambon Baru) pada 28 Juni 2021.

h. Akan diagendakan pertemuan antara Pemprov Maluku dengan warga sekitar terkait lahan pembangunan pasar ikan untuk mendukung LIN.

LAMPIRAN 9

BEBERAPA HASIL PENGAWASAN TINDAK LANJUT

ARAHAN PRESIDEN TAHUN 2021

ARAHAN PRESIDEN ARAHAN PRESIDEN

Rapat Intern tentang Rencana Penggabungan Pelabuhan tanggal 9 Maret 2021 dimana pada intinya Presiden menyetujui penggabungan PT Pelindo (Persero) guna meningkatkan efisiensi lalu lintas barang antarpulau dan antarprovinsi melalui penurunan biaya logistik dan standarisasi pelayanan pelabuhan secara nasional.

Sekretariat Kabinet terlibat aktif dalam serangkaian pembahasan dalam rangka perubahan portofolio bisnis PT Pelindo I, II, III, dan IV yang diikuti dengan penyusunan Peraturan Pemerintah (PP) mengenai penggabungan PT Pelindo dengan pokok-pokok antara lain:

a. Penggabungan PT Pelindo I, II, II, dan IV dilakukan melalui mekanisme merger, dengan PT Pelindo II bertindak sebagai perusahaan penerima penggabungan atau surviving entity, dengan menggunakan nama PT Pelabuhan Indonesia Bersatu.

b. Dalam menjalankan bisnisnya, PT Pelindo selanjutnya akan membentuk 4 (empat) klaster bisnis, yaitu: klaster petikemas, klaster non petikemas, klaster logistik; dan klaster marine, equipment, dan port service, serta pengembangan portofolio bisnis lain diluar klaster utama, seperti pembentukan klaster rumah sakit (saat ini telah terbentuk). Klaster-klaster dimaksud dibentuk dengan pendekatan bisnis sejenis dan terdiri dari seluruh anak perusahaan serta perusahaan joint venture yang dimiliki PT Pelindo I, II, III, IV.

c. Sebagai dasar hukum pembentukan Penggabungan PT Pelindo, PP secara umum mengatur: (1) penunjukan PT Pelindo II sebagai survival entity; (2) pembubaran tanpa likuidasi serta pengalihan hak, kewajiban, dan kekayaan PT Pelindo I, III, dan IV ke PT Pelindo II; (3) penempatan nilai perusahaan dalam bentuk saham PT Pelindo I, III, dan IV ke PT Pelindo II; (4) jangka waktu penyesuaian perizinan dan dokumen hukum paling lambat 2 tahun sejak pengabungan; dan (5) pengaturan terhadap pengakuan perizinan dan dokumen hukum atas nama PT Pelindo II selama selama proses penyesuaian berjalan.

Capaian tersebut telah dilaporkan oleh Sekretaris Kabinet kepada Presiden melalui memorandum nomor M.0830/Seskab/10/2021 tanggal 5 Oktober 2021.

Presiden dalam beberapa Rapin (2 Juni dan 24 Juni 2020), Ratas (23 September 2020), dan dalam Peresmian Pembukaan Rakernas Pembangunan Pertanian Tahun 2021 (11 Januari 2021), menyampaikan arahan yang intinya agar konsep program pengembangan Food Estate dibuat dengan jelas sehingga menghasilkan output yang jelas, model bisnis Food Estate agar dibuat dengan jelas menggunakan pola-pola modern, serta lokasi Food Estate yang akan dikembangkan di 5

a. Sekretariat Kabinet sepanjang tahun 2021 ikut terlibat aktif dalam berbagai forum (rapat koordinasi progress/perkembangan Food Estate, Rapat pembahasan RPerpres Food Estate, FGD serta Workshop Food Estate) yang diselenggarakan oleh K/L terkait seperti Kemenko Perekonomian, Kementerian Pertanian, Kementerian Sekretariat Negara serta K/L lainnya dalam rangka pembahasan tindak lanjut Arahan Presiden terkait Food Estate.

b. Sekretariat Kabinet selanjutnya melakukan kegiatan pemantauan ke lapangan (site visit) guna melihat perkembangan program Food Estate sesuai Arahan Presiden. Kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi faktor kendala baik regulasi dan implementasi yang akan timbul dalam mencapai target program pengembangan Food Estate, mengidentifikasi solusi penyelesaian permasalahan pencapaian target program pengembangan Food Estate, serta mengidentifikasi langkah strategis untuk mempercepat pencapaian target program pengembangan Food Estate. Adapun lokasi yang dituju

LAMPIRAN 9

BEBERAPA HASIL PENGAWASAN TINDAK LANJUT

ARAHAN PRESIDEN TAHUN 2021

ARAHAN PRESIDEN ARAHAN PRESIDEN

(lima) lokasi dengan 2 (dua) lokasi sebagai percontohan bagi provinsi lain yaitu Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara.

adalah: (1) Kabupaten Sumba Tengah (Provinsi Nusa Tenggara Timur), (2) Kabupaten Banyu Asin (Provinsi Sumatera Selatan), (3) Kab. Kapuas & Kab. Pulang Pisau (Provinsi Kalimantan Tengah), (4) Kab. Humbang Hasundutan, Kab. Pakpak Bharat, Kab. Tapanuli Tengah, & Kab. Tapanuli Utara (Provinsi Sumatera Utara)

c. Berdasarkan hasil pemantauan ke lapangan ke 4 (empat) provinsi Food Estate, serta berdasarkan rapat koordinasi dan pertemuan dengan Bupati/Wakil Bupati beserta jajaran Dinas pemerintah daerah terkait, Sekretariat Kabinet telah mengidentifikasi permasalahan (fact finding) pelaksanaan program Food Estate yaitu permasalahan mengenai sarana dan prasarana (alsintan, jalan, dan irigasi), permasalahan Area of Interest (AoI), permasalahan model bisnis Food Estate, serta permasalahan Masterplan Food Estate. Selanjutnya, melalui kajian dan desk study, Sekretariat Kabinet telah merumuskan beberapa saran dan rekomendasi untuk penguatan program Food Estate. Saran dan rekomendasi tersebut telah disampaikan oleh Sekretariat Kabinet kepada Kemenko Bidang Perekonomian dan Kemenko Bidang Marves melalui surat Sekretaris Kabinet (surat nomor: B.387/Seskab/Ekon/11/2021 tanggal 8 November 2021, perihal Hasil Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Peningkatan Penyediaan Nasional (Food Estate)).

d. Terhadap surat Sekretaris Kabinet tersebut, Kemenko Bidang Perekonomian telah menindaklanjuti surat tersebut sebagai berikut

Berdasarkan koordinasi dengan Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang, Kemenko Perekonomian bermaksud untuk menyelenggarakan Rakortas, namun demikian Menko Bidang Perekonomian direncanakan untuk bertemu terlebih dahulu dengan Menteri PUPR guna membicarakan beberapa hal berkaitan dengan Food Estate sebagaimana surat Seskab tersebut.

Biro Hukum dan Organisasi Kemenko Perekonomian telah menyelenggarakan Rakor Pembahasan RPerpres Peningkatan Penyediaan Pangan Nasional (Food Estate) pada tanggal 24 November 2021 guna menindaklanjuti rekomendasi Setkab terkait percepatan penyusunan RPerpres Food Estate sebagai payung hukum program Food Estate secara nasional.

Arahan Presiden pada Ratas Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) melalui Video Conference 2 Agustus 2021.

Laporan tindak lanjut dihimpun oleh Setkab:

a. Menkeu telah menetapkan PMK Nomor 94/PMK.07/2021 yang pada diantaranya memberikan relaksasi penyaluran Dana Desa dan BLT Dana Desa berupa penyaluran sekaligus untuk kebutuhan BLT Dana Desa selama 3 bulan.

b. Sampai dengan 26 November 2021 telah disalurkan Dana Desa untuk BLT Dana Desa sebesar Rp 19,42 triliun (67,45% dari target) disalurkan kepada 5,62 juta KPM.

LAMPIRAN 9

BEBERAPA HASIL PENGAWASAN TINDAK LANJUT

ARAHAN PRESIDEN TAHUN 2021

ARAHAN PRESIDEN ARAHAN PRESIDEN

Arahan Presiden pada Rapat Internal tentang Penataan Perizinan Pertambangan dan Perkebunan pada tanggal 4 Juni 2021.

Sekretariat Kabinet mengoordinasikan rapat Tingkat Eselon I sebanyak 7 (tujuh) kali yang terakhir pada 23 Agustus 2021, dengan hasil kesepakatan sebagai berikut: a. Progres penataan perizinan usaha pertambangan dalam kawasan hutan:

1) Kemenko Bidang Perekonomian bersama K/L terkait telah menginventarisasi perizinan usaha pertambangan dalam kawasan hutan. Dari hasil inventarisasi tersebut, terdapat perizinan usaha pertambangan dalam kawasan hutan seluas ±5.253.936 hektar, dengan perizinan yang tidak bermasalah seluas ±529.013 (10%) dan perizinan yang terindikasi bermasalah ±4.724.923 (90%);

2) Hasil inventarisasi tersebut dituangkan dalam Rancangan Peta Indikatif Tumpang Tindih (PITTI) perizinan usaha pertambangan dalam kawasan hutan yang akan segera ditetapkan dengan Keputusan Menko Bidang Perekonomian selaku Ketua Tim Koordinasi Penyelesaian Ketidaksesuaian (saat ini tengah diproses oleh Biro Hukum, Kemenko Bidang Perekonomian). Penyelesaian penataan perizinan usaha pertambangan akan mengacu pada PITTI tersebut;

3) Sekretariat Kabinet telah menginisiasi penyusunan Rencana Aksi penyelesaian penataan perizinan usaha pertambangan dalam kawasan hutan untuk ditindaklanjuti Kementerian/Lembaga terkait;

4) Pada bulan September minggu ke-4 Menteri ESDM ditargetkan untuk menyelesaikan Laporan Rencana Penyelesaian Ketidaksesuaian Izin Usaha Pertambangan (IUP), Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), Kontrak Karya Pertambangan, dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) di dalam Kawasan Hutan.

b. Untuk penataan perizinan usaha perkebunan, terdapat permasalahan yang cukup serius dalam progres Penetapan PITTI Izin Usaha Perkebunan, yaitu :

1) Ketersediaan data penyusun utama yaitu Peta Izin Usaha Perkebunan dan Peta Izin Lokasi belum memenuhi cakupan nasional, sehingga identifikasi ketidaksesuaian antara usaha perkebunan dan kawasan hutan belum dapat dilaksanakan;

2) Proses kompilasi dan integrasi Peta Izin Usaha Perkebunan dan Peta Izin Lokasi dari masing-masing Kabupaten/Kota yang dikoordinasikan Kementerian Pertanian dan didampingi Badan Informasi Geospasial masih berlangsung hingga saat ini, namun terkendala data Izin Usaha Perkebunan (IUP) dan Izin Lokasi (ILOK) Perkebunan yang formatnya belum standar;

3) Hingga saat ini hanya 2 (dua) Provinsi yang telah memiliki Peta Izin Usaha Perkebunan dan Peta Izin Lokasi yang sudah terkompilasi dan terintegrasi, yaitu Kalimantan Tengah dan Papua Barat.

LAMPIRAN 9

BEBERAPA HASIL PENGAWASAN TINDAK LANJUT

ARAHAN PRESIDEN TAHUN 2021

ARAHAN PRESIDEN ARAHAN PRESIDEN

Arahan Presiden pada Rapat Terbatas Persiapan Pelaksanaan MotoGP 2022 di Mandalika, pada tanggal 26 November 2021

a. Konektivitas Perhubungan 1) Pelabuhan Lembar

Dukungan konektivitas transportasi laut melalui telah selesainya pembangunan Terminal Gili Mas dengan jarak ke Mandalika Sirkuit + 50 Km, durasi tempuh 1 jam. Terminal Gili Mas memiliki fasilitas dermaga sepanjang 440 m, kedalaman -12m, dengan kapasitas menampung 1.500 penumpang. Pembangunan Terminal Gili Mas juga ditujukan untuk pengembangan KEK Sektor Pariwisata Mandalika.

Pelabuhan Lembar DimensiTerminal: Panjang 30 m, Lebar 20 m Kapasitas: 500 orang Fasilitas Tambat

Dermaga: Panjang 133 m, Lebar 20 m

Bollard: 60 Ton c. Kedalaman: -6 s.d. -7 m

Fasilitas terminal di Gili Mas dan Lembar sudah siap 100%. 2) Bandara Internasional Lombok

Telah dilakukan pengembangan untuk mendukung adanya pagelaran khusus event Moto GP di KEK Mandalika.

Lingkup pengembangan Bandara Internasional Lombok meliputi fasilitas terminal dan landside serta fasilitas airside yang telah mencapai progress pembangunan 100%.

Terkait penambahan slot penerbangan, Kemenhub telah siap dan akan berkoordinasi dengan PT. Angkasa Pura I dan PT. Airnav Indonesia (LPPNPI).

b. Infrastruktur Pendukung

Penataan Kawasan Sirkuit Internasional Mandalika yang merupakan tindak lanjut Ratas tanggal 26 November 2021 diusulkan untuk dilaksanakan di TA 2022 melalui pembangunan Community Center, standardisasi jalan, dan penataan Kawasan Mandalika. Selain itu, terdapat juga kegiatan reguler lanjutan lainnya dalam rangka mendukung pengembangan DPSP Mandalika di TA 2022.

LAMPIRAN 10

REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA

TAHUN 2021

LN 11

NO NOMOR KEPPRES

TANGGAL KEPUTUSAN

PERIHAL

1. 1/TPA 05 Januari 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Perindustrian

2. 2/TPA 05 Januari 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Sekretariat Negara

3. 3/TPA 12 Januari 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial

4. 4/TPA 12 Januari 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

5. 5/TPA 12 Januari 2021

Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi

6. 6/TPA 12 Januari 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta

7. 7/TPA 12 Januari 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Luar Negeri

8. 8/TPA 12 Januari 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Keuangan

9. 9/TPA 12 Januari 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Perindustrian

10. 10/TPA 12 Januari 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan Badan Informasi Geospasial

11. 11/TPA 12 Januari 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara

12. 12/TPA 12 Januari 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan

LAMPIRAN 10

REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA

TAHUN 2021

NO NOMOR KEPPRES

TANGGAL KEPUTUSAN

PERIHAL

Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga

13. 13/TPA 12 Januari 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Pengawas Tenaga Nuklir

14. 14/TPA 12 Januari 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Dari Jabatan Fungsional Ahli Utama di Lingkungan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

15. 15/TPA 12 Januari 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Sekretariat Negara

16. 16/TPA 12 Januari 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

17. 17/TPA 26 Januari 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan

18. 18/TPA 02 Februari 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan Badan Pengawas Tenaga Nuklir

19. 19/TPA 02 Februari 2021 Keputusan Presiden tentang Pembentukan Panitia Seleksi Calon Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia

20. 20/TPA 02 Februari 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Narkotika Nasional

21. 21/TPA 02 Februari 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Keuangan

22. 22/TPA 09 Februari 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

23. 23/TPA 11 Februari 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

24. 24/TPA 11 Februari 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional

LAMPIRAN 10

REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA

TAHUN 2021

NO NOMOR KEPPRES

TANGGAL KEPUTUSAN

PERIHAL

25. 25/TPA 11 Februari 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat Kabinet

26. 26/TPA 15 Februari 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga

27. 27/TPA 18 Februari 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika

28. 28/TPA 18 Februari 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

29. 29/TPA 18 Februari 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

30. 30/TPA 1 Maret 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Dari Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Agama

31. 31/TPA 1 Maret 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

32. 32/TPA 1 Maret 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Intelijen Negara

33. 33/TPA 1 Maret 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Standarisasi Nasional

34. 34/TPA 1 Maret 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Dari Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Narkotika Nasional

35. 35/TPA 1 Maret 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

36. 36/TPA 9 Maret 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Keuangan

37. 37/TPA 9 Maret 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

LAMPIRAN 10

REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA

TAHUN 2021

NO NOMOR KEPPRES

TANGGAL KEPUTUSAN

PERIHAL

38. 38/TPA 9 Maret 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

39. 39/TPA 9 Maret 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Perhubungan

40. 40/TPA 26 Maret 2021 Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kesehatan

41. 41/TPA 31 Maret 2021 Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau

42. 42/TPA 31 Maret 2021 Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Intelijen Negara

43. 43/TPA 31 Maret 2021 Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana

44. 44/TPA 31 Maret 2021 Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan

45. 45/TPA 6 April 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertanian

46. 46/TPA 6 April 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Perdagangan

47. 47/TPA 6 April 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Sekretaris Badan dan Deputi di Lingkungan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove

48. 48/TPA 6 April 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan

49. 49/TPA 6 April 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

50. 50/TPA 6 April 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

LAMPIRAN 10

REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA

TAHUN 2021

NO NOMOR KEPPRES

TANGGAL KEPUTUSAN

PERIHAL

51. 51/TPA 6 April 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan

52. 52/TPA 6 April 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

53. 53/TPA 6 April 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertahanan

54. 54/TPA 6 April 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional

55. 55/TPA 6 April 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara

56. 56/TPA 6 April 2021

Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

57. 57/TPA 6 April 2021

Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya Lingkungan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

58. 58/TPA 6 April 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Deputi di Lingkungan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila

59. 59/TPA 6 April 2021 Keputusan Presiden tentang Pembentukan Panitia Seleksi Calon Kepala Badan Pusat Statistik

60. 60/TPA 6 April 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Pusat Statistik

61. 61/TPA 6 April 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Narkotika Nasional

62. 62/TPA 6 April 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

63. 63/TPA 6 April 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat Kabinet

LAMPIRAN 10

REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA

TAHUN 2021

NO NOMOR KEPPRES

TANGGAL KEPUTUSAN

PERIHAL

64. 64/TPA 23 April 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Perdagangan

65. 65/TPA 23 April 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kesehatan

66. 66/TPA 23 April 2021 Keputusan Presiden tentang Perpanjangan Masa Jabatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Pusat Statistik

67. 67/TPA 10 Mei 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

68. 68/TPA 10 Mei 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

69. 69/TPA 10 Mei 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertanian

70. 70/TPA 10 Mei 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Kalimantan Tengah

71. 71/TPA 28 Mei 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana

72. 72/TPA 28 Mei 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pengangkatan Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia

73. 73/TPA 28 Mei 2021

Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

74. 74/TPA 28 Mei 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

75. 75/TPA 28 Mei 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kejaksaan Agung Republik Indonesia

LAMPIRAN 10

REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA

TAHUN 2021

NO NOMOR KEPPRES

TANGGAL KEPUTUSAN

PERIHAL

76. 76/TPA 28 Mei 2021

Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum

77. 77/TPA 28 Mei 2021

Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

78. 78/TPA 28 Mei 2021

Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

79. 79/TPA 28 Mei 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Dari Jabatan Pimpinan Tinggi Utama dan Madya dan Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan Badan Pusat Statistik

80. 80/TPA 28 Mei 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertahanan

81. 81/TPA 28 Mei 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional

82. 82/TPA 28 Mei 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

83. 83/TPA 28 Mei 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Narkotika Nasional

84. 84/TPA 28 Mei 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan

85. 85/TPA 28 Mei 2021 Keputusan Presiden tentang Penunjukan Pelaksana Tugas Sekretaris Utama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila

86. 86/TPA 28 Mei 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Komisi Pemberantasan Korupsi

87. 87/TPA 28 Mei 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Komisi Pemberantasan Korupsi

LAMPIRAN 10

REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA

TAHUN 2021

NO NOMOR KEPPRES

TANGGAL KEPUTUSAN

PERIHAL

88. 88/TPA 31 Mei 2021 Keputusan Presiden tentang Penunjukan Pelaksana Tugas Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Komisi Pemberantasan Korupsi

89. 89/TPA 16 Juni 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Siber dan Sandi Negara

90. 90/TPA 16 Juni 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau

91. 91/TPA 16 Juni 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

92. 92/TPA 21 Juni 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

93. 93/TPA 21 Juni 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Intelijen Negara

94. 94/TPA 21 Juni 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

95. 95/TPA 13 Juli 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Keuangan

96. 96/TPA 27 Juli 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana

97. 97/TPA 27 Juli 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan

98. 98/TPA 27 Juli 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Luar Negeri

99. 99/TPA 28 Juli 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Keuangan

100. 100/TPA 28 Juli 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kesehatan

LAMPIRAN 10

REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA

TAHUN 2021

NO NOMOR KEPPRES

TANGGAL KEPUTUSAN

PERIHAL

101. 101/TPA 28 Juli 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

102. 102/TPA 5 Agustus 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

103. 103/TPA 5 Agustus 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat

104. 104/TPA 5 Agustus 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau

105. 105/TPA 5 Agustus 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

106. 106/TPA 5 Agustus 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

107. 107/TPA 5 Agustus 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

108. 108/TPA 5 Agustus 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika

109. 109/TPA 5 Agustus 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan

110. 110/TPA 5 Agustus 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

111. 111/TPA 5 Agustus 2021

Keputusan Presiden tentang Perpanjangan Masa Jabatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia

112. 112/TPA 5 Agustus 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara

113. 113/TPA 5 Agustus 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan

LAMPIRAN 10

REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA

TAHUN 2021

NO NOMOR KEPPRES

TANGGAL KEPUTUSAN

PERIHAL

Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

114. 114/TPA 5 Agustus 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia

115. 115/TPA 18 Agustus 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

116. 116/TPA 26 Agustus 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

117. 117/TPA 26 Agustus 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

118. 118/TPA 01 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal

119. 119/TPA 01 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi

120. 120/TPA 01 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Luar Negeri

121. 121/TPA 01 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

122. 122/TPA 06 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pengawas Obat dan Makanan

123. 123/TPA 08 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

124. 124/TPA 21 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Dari Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Siber dan Sandi Negara

LAMPIRAN 10

REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA

TAHUN 2021

NO NOMOR KEPPRES

TANGGAL KEPUTUSAN

PERIHAL

125. 125/TPA 21 September

2021

Keputusan Presiden tentang Penunjukan Pelaksana Tugas Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

126. 126/TPA 21 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Perhubungan

127. 127/TPA 21 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Sosial

128. 128/TPA 21 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pembentukan Panitia Seleksi Calon Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

129. 129/TPA 21 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Narkotika Nasional

130. 130/TPA 27 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

131. 131/TPA 27 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

132. 132/TPA 27 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

133. 133/TPA 27 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertahanan

134. 134/TPA 27 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Agama

135. 135/TPA 27 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Keuangan

136. 136/TPA 27 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional

137. 137/TPA 27 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan

LAMPIRAN 10

REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA

TAHUN 2021

NO NOMOR KEPPRES

TANGGAL KEPUTUSAN

PERIHAL

138. 138/TPA 27 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Keamanan Laut

139. 139/TPA 27 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme

140. 140/TPA 27 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

141. 141/TPA 27 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Standarisasi Nasional

142. 142/TPA 27 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Pusat Statistik

143. 143/TPA 27 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

144. 144/TPA 27 September

2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

145. 145/TPA 05 Oktober 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Intelijen Negara

146. 146/TPA 05 Oktober 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Siber dan Sandi Negara

147. 147/TPA 07 Oktober 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Nasional Pengelola Perbatasan

148. 148/TPA 11 Oktober 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Papua

149. 149/TPA 11 Oktober 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Papua

150. 150/TPA 25 Oktober 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi

151. 151/TPA 25 Oktober 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian

LAMPIRAN 10

REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA

TAHUN 2021

NO NOMOR KEPPRES

TANGGAL KEPUTUSAN

PERIHAL

Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

152. 152/TPA 25 Oktober 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Dari Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Riset dan Inovasi Nasional

153. 153/TPA 28 Oktober 2021 Keputusan Presiden tentang Penunjukan Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir

154. 154/TPA 9 November 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Intelijen Negara

155. 155/TPA 1 Desember 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Nasional Pengelola Perbatasan

156. 156/TPA 6 Desember 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat

157. 157/TPA 6 Desember 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertahanan

158. 158/TPA 6 Desember 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kesehatan

159. 159/TPA 6 Desember 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Perindustrian

160. 160/TPA 6 Desember 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

161. 161/TPA 6 Desember 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

162. 162/TPA 6 Desember 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

163. 163/TPA 6 Desember 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana

LAMPIRAN 10

REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA

TAHUN 2021

NO NOMOR KEPPRES

TANGGAL KEPUTUSAN

PERIHAL

164. 164/TPA 6 Desember 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Informasi Geospasial

165. 165/TPA 6 Desember 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia

166. 166/TPA 6 Desember 2021 Keputusan Presiden tentang Usulan Mutasi Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Perdagangan

167. 167/TPA 6 Desember 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Perindustrian

168. 168/TPA 6 Desember 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

169. 169/TPA 6 Desember 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Keamanan Laut

170. 170/TPA 6 Desember 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila

171. 171/TPA 6 Desember 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan

172. 172/TPA 6 Desember 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Agama

173. 173/TPA 6 Desember 2021 Keputusan Presiden tentang Penunjukan Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

174. 174/TPA 6 Desember 2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi

175. 175/TPA 6 Desember 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Maluku

176. 176/TPA 16 Desember

2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

LAMPIRAN 10

REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA

TAHUN 2021

NO NOMOR KEPPRES

TANGGAL KEPUTUSAN

PERIHAL

177. 177/TPA 16 Desember

2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

178. 178/TPA 16 Desember

2021

Keputusan Presiden tentang Perpanjangan Masa Jabatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika

179. 179/TPA 29 Desember

2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Luar Negeri

180. 180/TPA 31 Desember

2021

Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kejaksaan Agung Republik Indonesia

181. 181/TPA 31 Desember

2021

Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kejaksaan Agung Republik Indonesia

182. 182/TPA 31 Desember

2021

Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

LAMPIRAN 11

PENINGKATAN KAPASITAS SDM APIP SEKRETARIAT KABINET

TAHUN 2021

NO. NAMA KEGIATAN PESERTA WAKTU TEMPAT

1 Sosialisasi PMK Nomor 208/PMK.02/2020 tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2021

Auditor 12 Januari 2021 Online

2 Sosialisasi Implementasi Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2021

Auditor 20 Januari 2021 Online

3 Sosialisasi Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Auditor 24 Februari 2021 Online

4 Workshop "risk Based Audit" Auditor 27 Februari 2021 Online

5 Webinar Enhancing internal audit capability: a Strategy to safeguard goals of state and regionally-owned corporations

Auditor 10 Maret 2021 Online

6 Workshop Pembahasan Perubahan PMK Nomor 150/PMK.06/2014 Tentang Perencanaan Barang Milik Negara

Auditor 01-Apr-21 Online

7 Webinar "Peran Audit Internal dalam Mengawal Organisasi Menuju Transformasi Digital di Era Kenormalan Baru".

Auditor 17-Apr-21 Online

8 Pembahasan dan Sharing Session Penilaian Manajemen Risiko Indeks (MRI) di Lingkungan Sekretariat Kabinet.

Auditor dan Biro AKRB

29 April -1 Mei 2021 Jawa Barat

LAMPIRAN 11

PENINGKATAN KAPASITAS SDM APIP SEKRETARIAT KABINET

TAHUN 2021

NO. NAMA KEGIATAN PESERTA WAKTU TEMPAT

9 Pendidikan dan Pelatihan Fundamental Good Corporate Governance

Auditor 3 Mei - 4 Juni 2021 Online

10 Sosialisasi Pengukuran Tingkat Kesesuaian Penggunaan Barang Milik Negara dengan Standar Barang dan Standar Kebutuhan (SBSK) dan Panduan Teknis Audit Pemanfaatan Barang Milik Negara bagi APIP pada Kementerian/Lembaga

Auditor 20 Mei 2020 Online

11 Program Pelatihan Mandiri (PPM) dengan tema Pedoman dan Praktik Evaluasi Terpisah

Auditor 24 Mei 2021 Online

12 Sosialisasi Pengukuran Tingkat Kesesuaian Pengguna BMN dengan SBSK dan Panduan Teknis Audit Pemanfaatan BMN bagi APIP K/L.

Auditor 25 Mei 2021 Online

13 Program Pelatihan Mandiri (PPM) dengan tema Budaya Risiko

Auditor 28 Mei 2021 Online

14 Webinar nasional dengan tema "Implementasi forensic accounting dalam mendeteksi Fraud"

Auditor 5 Juni 2021 Online

15 Sosialisasi Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 8 Tahun 2021 tentang Sistem Manajemen Kinerja Pegawai Negeri Sipil

Seluruh Pegawai

Inspektorat

10 Juni 2021 Online

LAMPIRAN 11

PENINGKATAN KAPASITAS SDM APIP SEKRETARIAT KABINET

TAHUN 2021

NO. NAMA KEGIATAN PESERTA WAKTU TEMPAT

16 Workshop BLT Desa dan bagaimana desa memenuhi syarat penyaluran.

Auditor 10 Juni 2021 Online

17 Sosialisasi Aplikasi SPSE versi 4.4. (Non E-Tendering, Non E-Purchasing, dan E-Kontrak).

Auditor 11 dan 12 Juni 2021 Tangerang Selatan

18 Pelatihan penilaian SPIP terintegrasi bagi APIP K/L mitra kerja di lingkungan kedeputian bidang PIP bidang polhukam PMK

Auditor 14 - 18 juni 2021 Bogor

19 Workshop penguatan peran APIP K/L dalam meningkatkan gender budget statement dan implementasi pengutamaan gender tahun 2021.

Auditor 16 Juni 2021 Online

20 Program Pelatihan Mandiri (PPM) dengan tema Budaya dalam Manajemen Risiko

Auditor 22 Juni 2021 Online

21 Sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.05/2013 tentang Kedudukan dan Tanggung Jawab Bendahara Pada Satuan Kerja Pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2016

Auditor 23 Juni 2021 Online

22 Pelatihan penilaian SPIP terintegrasi bagi APIP K/L mitra kerja di lingkungan kedeputian bidang PIP bidang polhukam PMK online (batch 3)

Auditor 28 Juni - 2 Juli 2021 Online

LAMPIRAN 11

PENINGKATAN KAPASITAS SDM APIP SEKRETARIAT KABINET

TAHUN 2021

NO. NAMA KEGIATAN PESERTA WAKTU TEMPAT

23 Program Pelatihan Mandiri (PPM) dengan tema Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Bebas Melayani

Auditor 28 Juni 2021 Online

24 Webinar nasional dengan tema "Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 73 di Indonesia

Auditor 3-4 Juli 2021 Online

25 Pelatihan penilaian SPIP Terintegrasi bagi APIP Kementerian/Lembaga secara daring

Auditor 5-9 juli 2021 Online

26 Webinar dengan tema "Peran APIP KL dalam pengawasan atas perencanaan dan penganggaran

Auditor 19 Agustus 2021 Online

27 Kegiatan Pelatihan dan Sertifikasi Certified Risk Management Office (CRMO) Batch II-APIP Tahun 2021

Auditor 24-26 Agustus 2021 2 September 2021

Hybrid

28 Pelatihan dan Sertifikasi Certified Government Accounting Associate (CGAA) Batch III-APIP Tahun 2021

Auditor 25-27 Agustus 2021 3 September 2021

Online

29 Bimbingan teknis pengawasan PNBP Auditor 26 Agustus 2021 Online

LAMPIRAN 11

PENINGKATAN KAPASITAS SDM APIP SEKRETARIAT KABINET

TAHUN 2021

NO. NAMA KEGIATAN PESERTA WAKTU TEMPAT

30 Konsultasi coaching clinic secara online dalam rangka rakernas akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah tahun 2021 dengan tema "Bangkitkan Ekonomi, Pulihkan Negeri, Bersama Hadapi Pandemi"

Auditor 8-9 september 2021 Online

31 Workshop anti korupsi dengan tema "Deteksi dan Pencegahan Korupsi"

Auditor 14-Sep-21 Online

32 Kegiatan Bimbingan Teknis dan Penyusunan Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara (RKBMN) Sekretariat Kabinet Tahun 2023

Auditor 24-25 September 2021

Bogor

33 PPM pengawasan PNBP pada APIP Auditor 22 September 2021 Hybrid (Jakarta)

34 Webinar Sekretariat Nasional Pencegahan Korupsi dengan tema “Cegah Korupsi di Pengadaan Jasa Konstruksi” secara online

Auditor 6 Oktober 2021 Online

35 Mengikuti Pelatihan Penilaian SPIP Terintegrasi (STAR AF 2021)

Auditor 11-15 Oktober 2021 Online

36 Tugas mengikuti webinar SPI oleh KPK dengan tema "Berapa tinggi korupsi ditempatmu?" secara online

Auditor 14 Oktober 2021 Online

37 PPM pengawasan dan pengendalian BMN

Auditor 2 November 2021 Hybrid (Jakarta)

38 ST PPM SBM 2021 Auditor 08-Nov-21 Jakarta

LAMPIRAN 11

PENINGKATAN KAPASITAS SDM APIP SEKRETARIAT KABINET

TAHUN 2021

NO. NAMA KEGIATAN PESERTA WAKTU TEMPAT

39 Undangan Kongres AAIPI Tahun 2021 Auditor 23 November 2021 Gedung Dhanapala,

Jakarta

40 Tugas melakukan studi banding ke Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat di Bandung

Auditor 9-11 Desember 2021 Bandung

PENYERAPAN ANGGARAN

EKRETARIAT KABINET TAHUN

LAMPIRAN 12

KUESIONER SURVEI KEPUASAN PESERTA SIDANG KABINET

TERHADAP PENGELOLAAN SIDANG KABINET TAHUN 2021

II 2021