tahun 2021 - Sekretariat Kabinet
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of tahun 2021 - Sekretariat Kabinet
SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN KINERJA
SEKRETARIAT KABINET
TAHUN 2021
SEKRETARIAT KABINET
2022
i i i i i i i i LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 KATA PENGANTAR
i i
i
Puji dan syukur pada Tuhan Yang
Maha Esa, Laporan Kinerja (LKj)
Sekretariat Kabinet Tahun 2021 telah
selesai disusun sebagai wujud
pertanggungjawaban Sekretariat
Kabinet kepada stakeholders atas
pelaksanaan tugas dan fungsi selama
tahun 2021. LKj disusun sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah.
LKj ini disusun dengan berpedoman pada Rencana Strategis (Renstra)
Sekretariat Kabinet Tahun 2020—2024 dan menyajikan analisis capaian indikator kinerja
yang telah diperjanjikan di awal tahun 2021, serta perkembangan capaian kinerja
Sekretariat Kabinet selama 2 tahun terakhir di era Kabinet Indonesia Maju sesuai tugas
dan fungsi yang diemban oleh Sekretariat Kabinet berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 55 Tahun 2020 tentang Sekretariat Kabinet.
Dalam situasi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang belum berakhir,
Sekretariat Kabinet tetap optimal dalam bekerja untuk berkontribusi memberikan yang
terbaik bagi bangsa dan negara. Terobosan teknologi membantu kerja birokrasi
sehingga lebih mudah dan efisien. Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja dari
rumah/work from home dituntut memenuhi tanggung jawab pekerjaan yang diemban
dengan memanfaatkan teknologi digitalisasi dan otomatisasi.
Seluruh ASN Sekretariat Kabinet juga wajib mengimplementasikan Core Values
ASN “BerAKHLAK” dan Employer Branding “Bangga Melayani Bangsa” yang telah
diluncurkan oleh Presiden RI Joko Widodo pada tanggal 27 Juli 2021, sebagai panduan
dalam berpikir, bertutur, dan berperilaku, serta sebagai fondasi yang mendorong
keberhasilan kinerja organisasi dalam jangka panjang.
Sekretariat Kabinet mendukung berjalannya Sidang Kabinet, Rapat Terbatas, dan
pertemuan lainnya yang dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden secara aman dengan
KATA PENGANTAR
SEKRETARIS KABINET
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 KATA PENGANTAR ii
memberikan dukungan pelaksanaan secara virtual dan tatap muka dengan menerapkan
protokol kesehatan. Selain itu, Sekretariat Kabinet berupaya memberikan rekomendasi
terbaik untuk memecahkan permasalahan kebangsaan dan terlibat dalam setiap
penyusunan dan pembahasan kebijakan yang bersifat strategis dan mempunyai dampak
luas bagi masyarakat. Dukungan dan sinergi yang telah terbangun dengan segenap
mitra pemangku kepentingan diharapkan dapat bekesinambungan untuk perbaikan
pelaksanaan program dan kebijakan pemerintah.
Secara umum target pada setiap indikator kinerja Sekretariat Kabinet dalam
sasaran strategis telah tercapai dengan baik, yang ditunjukkan dengan hasil penilaian
Reformasi Birokrasi Sekretariat Kabinet pada tahun 2020 dengan kategori Memuaskan
dan Akuntabilitas Kinerja dengan kategori Sangat Baik, serta mampu mempertahankan
predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas hasil pemeriksaan Laporan Keuangan
Sekretariat Kabinet, yang telah berhasil diraih sembilan kali berturut-turut sejak tahun
2012.
Segala hal yang termuat dalam laporan ini kiranya dapat memberi manfaat dalam
pertimbangan dan keberlanjutan kebijakan Sekretariat Kabinet untuk tetap berorientasi
pada peningkatan efektivitas penyelenggaraan manajemen kabinet Pemerintah
Indonesia. Masukan dan saran perbaikan yang bersifat membangun kami harapkan
untuk peningkatan kinerja Sekretariat Kabinet dalam rangka pengelolaan manajemen
kabinet. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan laporan ini dan berharap laporan ini memenuhi harapan dan
bermanfaat bagi stakeholders.
Jakarta, Februari 2022
Pramono Anung
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 DAFTAR ISI iii
Kata Pengantar ........................................................................................................................... i
Daftar Isi ...................................................................................................................................... iii
Daftar Tabel ................................................................................................................................. iv
Daftar Gambar ............................................................................................................................. v
Pernyataan Telah Direviu ............................................................................................................ ix
Ikhtisar Eksekutif ....................................................................................................................... x
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
1.2. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi ........................................................................................... 4
1.3. Struktur Organisasi ............................................................................................................. 5
1.4. Potensi dan Permasalahan Strategis.................................................................................. 8
1.4.1. Potensi Strategis ........................................................................................................ 8
1.4.2. Permasalahan Strategis ............................................................................................. 16
1.5. Sistematika Penyajian Laporan....................................... ................................................... 22
................................................................................................... 23
2.1. Rencana Strategis Sekretariat Kabinet Tahun 2020-2024 ................................................ 23
2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2021................................................................ ............................. 30
.................................................................................................. 37
3.1. Capaian Kinerja Sekretariat Kabinet................................................................................... 43
3.1.1. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Jangka Menengah ....................................... 45
3.1.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun 2021 ................................................... 47
3.2. Analis Penggunaan Sumber Daya ....................................................................................... 189
3.2.1. Realisasi Anggaran.. ................................................................................................... 189
3.2.2. Sumber Daya Manusia.. ............................................................................................. 192
3.2.3. Sarana Prasarana ....................................................................................................... 193
........................................................................................................................... 197
Lampiran 1 Perjanjian Kinerja Sekretariat Kabinet Tahun 2021
Lampiran 2 Matriks Capaian Kinerja Sekretariat Kabinet Tahun 2021
Lampiran 3 Realisasi Anggaran Sekretariat Kabinet Tahun 2021
Lampiran 4 Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Sekretariat Kabinet Tahun 2021
Lampiran 5 Peningkatan Kemampuan Analis Kebijakan Sekretariat Kabinet Tahun 2021
Lampiran 6 Perincian Jumlah Aset Komputer Tahun 2021
Lampiran 7 Penilaian Reformasi Birokrasi Tahun 2021
Lampiran 8 Beberapa Rekomendasi Kebijakan yang Dihasilkan Sekretariat Kabinet Tahun 2021
Lampiran 9 Beberapa Hasil Pengawasan Tindak Lanjut Arahan Presiden Tahun 2021
Lampiran 10 Rekapitulasi Keputusan Presiden Tim Penilai Akhir Sekretariat Kabinet Tahun 2021
Lampiran 11 Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia Aparat Pengawasan Internal
Pemerintah Tahun 2021
Lampiran 12 Kuesioner Survei Kepuasan Peserta Sidang Kabinet terhadap Pengelolaan Sidang
Kabinet Tahun 2021
DAFTAR ISI
iv LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Sekretariat Kabinet Tahun 2021 ........................................................... 30
Tabel 3.1 Jumlah Rekapitulasi Tindak Lanjut Arahan Presiden ....................................................... 45
Tabel 3.2 Capaian Kinerja Jangka Menengah Sekretariat Kabinet ................................................. 46
Tabel 3.3 Capaian IKU 1 Sasaran Strategis 1 per Bidang .................................................................. 52
Tabel 3.4 Persentase realisasi IKU 2 Sasaran Strategis 1 per-bidang .............................................. 83
Tabel 3.5 Daftar Permen di Bidang Pengembangan Usaha dan Wilayah selama Tahun 2021 ...... 88
Tabel 3.6 Persentase Realisasi IKU 1 Sasaran Strategis 2 per Bidang ............................................. 106
Tabel 3.7 Persentase realisasi IKU 2 Sasaran Strategis 2 per-kedeputian ...................................... 120
Tabel 3.8 Lokasi pembangunan pasar rakyat .................................................................................. 126
Tabel 3.9 Kendala dan Upaya Penyelesaian .................................................................................... 135
Tabel 3.10 Jumlah Penyelenggaraan Persidangan Kabinet Periode Januari-Desember 2021 ....... 140
Tabel 3.11 Predikat Hasil Survei Kepuasan ....................................................................................... 142
Tabel 3.12 Hasil Survei Kepuasan Peserta Sidang Kabinet terhadap Pengelolaan
Sidang Kabinet Tahun 2021 ............................................................................................ 143
Tabel 3.13 Saran dan Masukan Survei Kepuasan Peserta Sidang Kabinet terhadap
Pengelolaan Sidang Kabinet Tahun 2020 serta Tindak Lanjut Tahun 2021 .................. 146
Tabel 3.14 Kendala dan Upaya Penyelesaian ................................................................................... 148
Tabel 3.15 Tindak Lanjut Saran dan Masukan Survei 2020 Pada Tahun 2021 ................................. 160
Tabel 3.16 Interpretasi Indeks Kepuasan Survei Kepuasan Layanan Pembinaan JFP ................... 163
Tabel 3.17 Rekapitulasi Hasil Survei Kepuasan Layanan Pembinaan JFP ....................................... 165
Tabel 3.18 Perbandingan Komponen Penilaian dan Pengungkit .................................................... 169
Tabel 3.19 Hasil Penilaian Reformasi Birokrasi Tahun 2020 ............................................................ 169
Tabel 3.20 Hasil Antara ..................................................................................................................... 170
Tabel 3.21 Persentase Realisasi Berdasarkan Opini BPK ................................................................. 180
Tabel 3.22 Jumlah Respoden SKM Penyebarluasan Informasi terkait Kegiatan Kabinet ............ 183
Tabel 3.23 Realisasi IKU 5 Sasaran Strategis Keempat Sekretariat Kabinet Tahun 2021 .............. 183
Tabel 3.24 Saran dan Masukan Survei Kepuasan Penyebarluasan Informasi terkait Kegiatan
Kabinet dan Sekretariat Kabinet Tahun 2021................................................................. 184
Tabel 3.25 Pertumbuhan Media Daring Sekretariat Kabinet Tahun 2020-2021 .............................. 188
Tabel 3.26 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2021 .............................................................. 190
DAFTAR TABEL
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 DAFTAR GAMBAR v
Gambar 1.1 Manajemen Kabinet ....................................................................................................... 1
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Sekretariat Kabinet ....................................................................... 7
Gambar 1.3 SWOT Analysis Sekretariat Kabinet ............................................................................... 8
Gambar 1.4 Tampilan SIPPERMEN dan SITTAP ................................................................................ 14
Gambar 1.5 Tampilan Situs setkab.go.id........................................................................................... 15
Gambar 1.6 Jumlah Followers/fans/subscribers Media Sosial Sekretariat Kabinet
Tahun 2017—2021 ......................................................................................................... 16
Gambar 2.1 Skema Perumusan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Sekretariat Kabinet
Tahun 2020-2024 ........................................................................................................... 24
Gambar 2.2 Penjabaran Misi Sekretariat Kabinet ............................................................................ 25
Gambar 2.3 Tujuan Strategis, Indikator Tujuan, dan Target............................................................ 27
Gambar 2.4 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran ......................................................... 28
Gambar 2.5 IKU Sekretariat Kabinet 2020-2024 ............................................................................... 29
Gambar 3.1 Lirik Lagu Mars Sekretariat Kabinet .............................................................................. 39
Gambar 3.2 PIC Manajemen Kinerja .................................................................................................. 40
Gambar 3.3 Perubahan Tampilan SIKT ke SIKT Versi 2 .................................................................... 41
Gambar 3.4 Perubahan Tampilan Menu SIKT ke SIKT Versi 2 ......................................................... 41
Gambar 3.5 Dashboard SIKT2 Capaian Sekretariat Kabinet Tahun 2021 ......................................... 42
Gambar 3.6 Indikator Warna Kategori Capaian Kinerja .................................................................. 43
Gambar 3.7 Grafik Perbandingan Capaian Kinerja Sekretariat Kabinet Tahun 2020
dan Tahun 2021 .............................................................................................................. 47
Gambar 3.8 Output, Fungsi, dan Indikator KinerjaSasaran Pertama Sekretariat Kabinet ............. 48
Gambar 3.9 Kriteria Pemanfaatan Output Sasaran ......................................................................... 49
Gambar 3.10 Grafik Target, Realisasi, Capaian Output, dan Outcome Sasaran Strategis 1
Sekretariat Kabinet Tahun 2021 ................................................................................. 50
Gambar 3.11 Grafik Perbandingan Capaian IKU 1 Sasaran Strategis 1 Tahun 2020
dan Tahun 2021 ........................................................................................................... 52
Gambar 3.12 Infografis Ratas Pembahasan Penanganan Covid-19 ................................................. 54
Gambar 3.13 Surat Sekretaris Kabinet Kepada Menteri Luar Negeri dan Menteri Keuangan ....... 55
Gambar 3.14 Inforgrafis Bahan Sidang KKIP Tahun 2021 Dipimpin oleh Presiden ......................... 55
Gambar 3.15 Video Message Presiden RI Pada Acara Roll-Out Ceremony Pesawat Tempur
KF-X/IF-X tanggal 9 April di Korea Selatan ................................................................ 56
DAFTAR GAMBAR
vi LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.16 Surat Setkab Kepada Dewan Pengawas INA/Menteri Keuangan Tentang
Persetujuan Presiden Atas Pemenuhan Model INA ................................................. 56
Gambar 3.17 Rapat Koordinasi Pra-Ratas Percepatan Pelaksanaan PSN 21 Juni 2021 ................... 59
Gambar 3.18 Kegiatan Rapat Koordinasi di Jawa Barat .................................................................. 59
Gambar 3.19 Rapat Koordinasi via Zoom di Sekretraiat Kabinet 10 Februari 2021 ......................... 62
Gambar 3.20 Surat Seskab Nomor B.46/Seskab/Ekon/ 02/2021 tanggal 16 Februari 2021 ............. 62
Gambar 3.21 Rakor Tingkat Es. I, 8 Juli 2021 Sekretariat Kabinet .................................................... 72
Gambar 3.22 Rakor Tingkat Es. I, 9 Juli 2021 Sekretariat Kabinet ................................................... 72
Gambar 3.23 Realisasi Penyaluran Bantuan CBP per 8 Agustus 2021 ............................................. 73
Gambar 3.24 Presiden Joko Widodo saat mengunjungi Paviliun Indonesia dan menghadiri
National Day Expo 2020 Dubai, 4 November 2021 di Persatuan Emirat Arab .......... 78
Gambar 3.25 Tampilan Dashboard Laporan SIPPERMEN ................................................................ 83
Gambar 3.26 Grafik Perbandingan Capaian IKU 2 Sasaran Strategis 1 Tahun 2020 dan
Tahun 2021 .................................................................................................................. 84
Gambar 3.27 Surat Sekretaris Kabinet kepada Menteri Dalam Negeri perihal Persetujuan
Presiden terhadap RPermendagri tentang DPMPTSP ............................................. 85
Gambar 3.28 Rapat Pembahasan RPMK BLU Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit
pada Kemenkeu.......................................................................................................... 86
Gambar 3.29 Rapat Pembahasan Rancangan Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk via Zoom, 5 Maret 2021 ................... 91
Gambar 3.30 Surat Seskab Nomor: B.0364/Seskab/Polhukam/10/2021, 27 Oktober 2021 ............. 96
Gambar 3.31 Surat Seskab Nomor: B.0385/Seskab/Polhukam/11/2021, 9 November 2021 ............. 97
Gambar 3.32 Surat Sekretaris Kabinet Nomor B-0359/Seskab/Ekon/10/2021 tanggal
25 Oktober 2021 .......................................................................................................... 101
Gambar 3.33 Output, Fungsi, dan Indikator Kinerja Sasaran Kedua Sekretariat Kabinet .............. 102
Gambar 3.34 Kriteria Pemanfaatan Output Sasaran Kedua ............................................................ 103
Gambar 3.35 Grafik Target, Realisasi, Capaian, Output, dan Outcome Sasaran Strategis 2
Sekretariat Kabinet Tahun 2021 ................................................................................. 104
Gambar 3.36 Grafik Perbandingan Capaian IKU 1 Sasaran Strategis 2 Tahun 2020 dan
Tahun 2021 .................................................................................................................. 106
Gambar 3.37 Rakor Penyiapan Kegiatan Bersama atas TL Arahan Presiden mengenai Kebun
Pembibitan, Kamis 28 Januari 2021 ........................................................................... 112
Gambar 3.38 Peninjauan Lapangan ke Kebun Entres Jambu Mete di Balai Penelitian Tanaman
Rempah & Obat Cikampek Jawa Barat, 20-22Oktober 2021 .................................... 118
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 DAFTAR GAMBAR vii
Gambar 3.39 Grafik Perbandingan Capaian IKU 2 Sasaran Strategis 2 Tahun 2020 dan
Tahun 2021 .................................................................................................................. 120
Gambar 3.40 Surat Sekretaris Kabinet kepada Kepala BPKP perihal Intergasi Sistem Informasi
Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan Daerah................................................ 121
Gambar 3.41 Infografis Perkembangan Indikator Ekonomi pada bulan Mei 2021 yang
disampaikan pada bulan Juni 2021 ............................................................................ 124
Gambar 3.42 Infografis Realisasi Investasi pada Triwulan I-2021 yang disarikan dari laporan
BKPM, disampaikan pada bulan April 2021 ............................................................... 124
Gambar 3.43 Surat Seskab kepada Menteri Keuangan tentang Percepatan Capaian Penataan
Ekosistem Logistik Nasional April 2021 ..................................................................... 134
Gambar 3.44 Output, Fungsi, dan IKU Sasaran Strategis Ketiga Sekretariat Kabinet ................... 139
Gambar 3.45 Grafik Target, Realisasi, Capaian, Output, dan Outcome Sasaran Strategis 3
Sekretariat Kabinet Tahun 2021 ................................................................................. 140
Gambar 3.46 Capaian Kinerja IKU 1 Sasaran Strategis Ketiga ......................................................... 145
Gambar 3.47 Perbandingan Capaian IKU 1 Sasaran Ketiga Tahun 2020—2021 .............................. 145
Gambar 3.48 Capaian Kinerja IKU 2 Sasaran Strategis 3 Tahun 2021 .............................................. 151
Gambar 3.49 Perbandingan Capaian IKU 2 Sasaran Ketiga Tahun 2020 dan Tahun 2021 .............. 152
Gambar 3.50 Output, Fungsi, dan Indikator Kinerja Sasaran Keempat Sekretariat Kabinet ......... 155
Gambar 3.51 Grafik Target, Realisasi, dan Capaian Sasaran Keempat Sekretariat Kabinet
Tahun 2021 .................................................................................................................. 156
Gambar 3.52 Tampilan Web EJFP ..................................................................................................... 158
Gambar 3.53 Capaian Kinerja IKU 2 Sasaran Strategis 4 Tahun 2021 .............................................. 164
Gambar 3.54 Perbandingan Capaian IKU 2 Sasaran Keempat Tahun 2020 dan Tahun 2021 ......... 164
Gambar 3.55 Model Penilaian Mandiri Pelaksanaan RB .................................................................. 168
Gambar 3.56 Capaian Kinerja Reformasi Birokrasi Tahun 2021 ....................................................... 170
Gambar 3.57 Perbandingan Capaian IKU 3 Sasaran Keempat Tahun 2020 dan Tahun 2021 .......... 171
Gambar 3.58 SKP online 2 .................................................................................................................. 176
Gambar 3.59 Deputi DKK Thanon Aria Dewangga mewakili Seskab menerima penghargaan
Pembina Pelayanan Publik Kategori “Pelayanan Prima” Tahun 2020 dari
Kementerian PANRB yang diserahkan oleh Menteri PANRB Tjahjo Kumolo,
Selasa (09/03/2021), di Jakarta online 2 ..................................................................... 178
Gambar 3.60 Capaian Kinerja IKU 4 Sasaran Strategis Keempat .................................................... 180
Gambar 3.61 Sertifikat dan Piagam Penghargaan AMH Tahun 2021, serta Piagam Badan Publik
“Informatif” Tahun 2021 ............................................................................................... 182
viii LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.62 Capaian Kinerja IKU 5 Sasaran Strategis Keempat Tahun 2021 ................................. 184
Gambar 3.63 Perbandingan Capaian IKU 5 Sasaran Keempat Tahun 2020 dan Tahun 2021 ......... 184
Gambar 3.64 Tampilan Newsletter Sekretariat Kabinet .................................................................. 187
Gambar 3.65 Beragam Konten yang Disajikan untuk Diseminasi Informasi sekaligus
Meningkatkan Citra Sekretariat Kabinet .................................................................. 188
Gambar 3.66 Infografis Alokasi dan Realisasi Anggaran Tahun 2021 ............................................. 189
Gambar 3.67 Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2020—2021 .............................. 190
Gambar 3.68 Perbandingan Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan Tahun 2020—2021 ......... 192
Gambar 3.69 Perbandingan Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2020—2021 ..... 192
Gambar 3.70 Perbandingan Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Tahun 2020—2021 ............ 192
Gambar 3.71 Perbandingan Jumlah Pegawai Berdasarkan Eselon Tahun 2020—2021 .................. 192
Gambar 3.72 Renovasi Tahun 2021 Lantai 1 Sayap Kiri ..................................................................... 194
Gambar 3.73 Renovasi Tahun 2021 Lantai 1 Sayap Kanan ................................................................ 194
Gambar 3.74 Renovasi Tahun 2021 Lantai Basement ....................................................................... 194
SEKRETARIAT KABINET
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 PERNYATAAN HASIL REVIU ix
PERNYATAAN HASIL REVIU
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 IKHTISAR EKSEKUTIF x
Visi Sekretariat Kabinet tahun 2020—2024 sejalan dengan visi Presiden yaitu
“Sekretariat Kabinet yang berwibawa dan andal dalam membantu Presiden dan Wakil
Presiden mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berlandaskan gotong royong”. Sekretariat Kabinet memiliki peran strategis
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2020 yaitu sebagai
pemberi dukungan manajemen kabinet kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
Laporan Kinerja (LKj) Sekretariat Kabinet Tahun 2021 menyajikan berbagai
keberhasilan capaian sasaran strategis Sekretariat Kabinet yang mendukung
pencapaian visi Pemerintah dan analisis terhadap berbagai kendala dan upaya perbaikan
kinerja di masa mendatang sebagai feedback dalam pelaksanaan rencana strategis
di periode selanjutnya. Capaian sasaran strategis tercermin dalam capaian Indikator
Kinerja Utama (IKU) maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran.
Pada tahun 2021, Sekretariat Kabinet memiliki 4 (empat) sasaran strategis yang
keberhasilan capaiannya diukur melalui 11 (sebelas) IKU. Secara keseluruhan, rata-rata
capaian kinerja Sekretariat Kabinet Tahun 2021 sebesar 103,8% masuk dalam kategori
“Memuaskan”. Jika disandingkan dengan capaian kinerja tahun 2020, capaian kinerja
di tahun 2021 memang terlihat mengalami penurunan, namun hal ini disebabkan adanya
kenaikan target yang ditetapkan untuk tahun 2021. Perolehan capaian kinerja sasaran
strategis pertama dan kedua sebesar 109,89%, capaian kinerja sasaran strategis ketiga
sebesar 97,22%, dan capaian kinerja sasaran strategis keempat sebesar 98,18%.
Perbandingan capaian kinerja Sekretariat Kabinet tahun 2021 dengan tahun sebelumnya
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
IKHTISAR EKSEKUTIF
xi xi xi xi xi xi xi xi LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 IKHTISAR EKSEKUTIF
xi xi
xi
CAPAIAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
103.8%
Terwujudnya hasil
pengendalian
penyelenggaraan
pemerintahan yang
berkualitas
Persentase alternatif penyelesaian masalah
atas pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah yang mengalami hambatan yang
ditindaklanjuti
111.11% 109.89%
Persentase hasil pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan
program pemerintah yang ditindaklanjuti 111.11% 109.89%
2nd Sasaran
Terwujudnya
penyelenggaraan dukungan
kerja kabinet yang
berkualitas
Persentase tingkat kepuasan pengelolaan
sidang kabinet, rapat, atau pertemuan yang
dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden
dan/atau Wakil Presiden
97.26% 94.43%
Persentase naskah kepresidenan yang
dimanfaatkan 100% 100%
3rd Sasaran
Persentase tingkat kepuasan K/L (instansi
pengusul) atas pelayanan penyelesaian
administrasi terkait pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian Jabatan
Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya hasil
sidang Tim Penilai Akhir
Terwujudnya tata kelola
pemerintahan yang baik di
lingkungan Sekretariat
Kabinet
N/A N/A
Persentase tingkat kepuasan pada layanan
pembinaan jabatan fungsional penerjemah 96.15% 98.81%
Indeks Reformasi Birokrasi 99.95% 100.95%
Opini Badan Pemeriksa Keuangan terhadap
laporan keuangan 100% 100%
Persentase tingkat kepuasan penyebarluasan
informasi terkait kegiatan kabinet 91.60% 92.95%
4th Sasaran
Persentase rekomendasi atas rencana
kebijakan dan program pemerintah yang
dimanfaatkan Terwujudnya rekomendasi
kebijakan pemerintah
yang berkualitas
111.11% 109.89%
Persentase rekomendasi atas rencana
kebijakan kementerian/lembaga dalam
bentuk peraturan menteri/kepala lembaga
yang perlu mendapatkan persetujuan
Presiden yang ditindaklanjuti
111.11% 109.89%
1st Sasaran
INDIKATOR CAPAIAN 2020 2021
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 IKHTISAR EKSEKUTIF xii
Sekretariat Kabinet perlu mendorong inovasi dalam pemantauan pemanfaatan
rekomendasi yang telah disampaikan Sekretariat Kabinet. Komitmen terhadap
peningkatan kinerja dari seluruh pihak ditunjukkan dengan perumusan sasaran strategi
dan indikator yang lebih baik dan cascading kinerja yang lebih baik. Pelaksanaan
reformasi birokrasi di Sekretariat Kabinet juga didukung oleh segenap jajaran pimpinan,
serta rekomendasi yang disampaikan oleh pihak evaluator eksternal senantiasa
ditindaklanjuti, hal ini tercermin dari berbagai peningkatan nilai/indeks hasil evaluasi
yang didapatkan Sekretariat Kabinet. Komitmen ini menjadikan Sekretariat Kabinet
lebih profesional dan andal yakni mampu menjadi mitra seluruh Kabinet dalam
menyukseskan program-program Pemerintah demi sebaik-baiknya kebutuhan
masyarakat.
Dari sisi pencapaian realisasi anggaran, penyerapan anggaran Sekretariat Kabinet
sampai dengan 31 Desember 2021 sebesar Rp286.644.904.219,00 atau 96,30% dari pagu
setelah revisi terakhir Rp297.668.676.000,00 anggaran ini di luar anggaran SKP dan
SKWP yang secara administrasi dikelola Sekretariat Kabinet. Dengan dukungan
anggaran tersebut, Sekretariat Kabinet telah berhasil melaksanakan berbagai kegiatan
dengan efektif dan efisien. Di tengah pandemi Covid-19, Sekretariat Kabinet mampu
menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dan memberikan dukungan penuh
kepada Presiden serta Wakil Presiden dalam memberikan rekomendasi kebijakan serta
penyelenggaraan Sidang Kabinet dan Rapat Terbatas dengan protokol kesehatan yang
ketat dan mampu beradaptasi dengan memanfaatkan teknologi informasi. Berbagai
capaian disampaikan melalui LKj ini dan beberapa contoh rekomendasi dapat dilihat
pada Lampiran 8 dan 9 di akhir laporan ini.
1 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2020 tentang Sekretariat Kabinet
(Perpres Nomor 55 Tahun 2020), Sekretariat Kabinet mengemban tugas memberikan
dukungan manajemen kabinet kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam
penyelenggaraan pemerintahan melalui pelaksanaan tugas (core business), diantaranya
melakukan pengkajian dan pemberian rekomendasi kebijakan atas rencana kebijakan dan
program pemerintah (termasuk rencana kebijakan dalam bentuk peraturan menteri/kepala
lembaga yang perlu mendapat persetujuan Presiden), penyelesaian masalah atas
pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang mengalami hambatan
(debottlenecking), serta pengkajian dan pemberian rekomendasi terkait dengan hasil
pemantauan, evaluasi dan pengendalian, dan hasil pengamatan dan penyerapan
pandangan terhadap perkembangan umum untuk memastikan bahwa pelaksanaan
kebijakan dan program pemerintah yang telah diarahkan dan ditetapkan dapat
terselenggara dengan baik.
PENDAHULUAN
Gambar 1.1. Manajemen Kabinet
2 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN
Penyelenggaraan manajemen kabinet merupakan kontribusi Sekretariat Kabinet
dalam pencapaian visi, misi pembangunan, dan agenda prioritas kabinet kerja (Nawacita
Kedua), melalui pelaksanaan fungsi Sekretariat Kabinet yaitu perencanaan,
pengoordinasian, dan pengendalian proses manajemen kabinet dan kebijakan pemerintah.
Sekretariat Kabinet terlibat aktif dalam keseluruhan siklus manajemen kabinet dari
formulasi (ex-ante policy making), implementasi, evaluasi, sampai dengan
reformulasi/terminasi kebijakan (ex-post policy making) dan berupaya menyampaikan
informasi yang lurus mengenai kebijakan yang diambil Pemerintah, dan menjadi problem
solver atas persoalan-persoalan kebangsaan, sesuai dengan fungsi dan kewenangan yang
dimiliki Sekretariat Kabinet melalui pemberian rekomendasi yang baik. Peran tersebut
dipertegas dengan diterbitkannya Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pengambilan, Pengawasan, dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan di Tingkat
Kementerian Negara dan Lembaga Pemerintah (Inpres Nomor 7 Tahun 2017). Selanjutnya
Sekretariat Kabinet memastikan bahwa pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah
yang telah ditetapkan dapat terselenggara dengan baik dengan melakukan pengawasan,
monitoring dan evaluasi (monev), serta pengendalian.
Core values ASN “Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
Kolaboratif (BerAKHLAK)” dan Employer Branding
“bangga melayani bangsa” yang telah diluncurkan secara
resmi oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 27 Juli 2021
menjadi titik tonggak penguatan budaya kerja yang telah
dimiliki oleh Sekretariat Kabinet. Nilai-
nilai dasar yang telah ditetapkan
merupakan penyederhanaan dan
penggabungan dari beragam nilai-nilai
yang dimiliki oleh masing-masing
instansi pemerintah sebagai panduan
berpikir, bertutur, dan berperilaku, serta dapat menjadi
fondasi yang mendorong pencapaian kinerja organisasi dalam jangka panjang. Upaya
internalisasi core values serta employer branding tersebut dilaksanakan dengan
mengadakan kegiatan sosialisasi serta seluruh pejabat/pegawai dihimbau menggunakan
virtual meeting background yang telah disediakan pada kesempatan rapat dalam
jaringan/online meeting. Selain itu, semangat nasionalisme seluruh pejabat dan pegawai
Sekretariat Kabinet dipupuk dengan ditetapkannya Surat Edaran Sekretaris Kabinet Nomor
1 Tahun 2021 tentang Himbauan Melaksanakan Kegiatan Apel dan Mendengarkan Lagu
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN 3
Indonesia Raya, Mars Sekretariat Kabinet, dan Naskah Pancasila di Lingkungan Sekretariat
Kabinet.
Pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat Kabinet didukung dengan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam rangka mempertanggungjawabkan
penggunaan APBN selama satu periode, Sekretariat Kabinet mempunyai kewajiban untuk
menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja (LKj) sebagaimana
diamanatkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara jo.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah.
Laporan Keuangan berguna untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan
keuangan negara/daerah selama satu periode. Sedangkan LKj merupakan informasi
tambahan yang penting untuk mengungkapkan prestasi yang berhasil dicapai oleh
pengguna anggaran sehubungan dengan anggaran yang telah digunakan. LKj disusun
dalam bentuk ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian
kinerja berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan APBN.
Selain itu, dalam rangka
mempertanggungjawabkan pencapaian
misi, tujuan, dan sasaran organisasi,
Sekretariat Kabinet berkewajiban
melaporkan pelaksanaan akuntabilitas
kinerjanya dengan menyampaikan LKj
kepada Presiden melalui Kementerian
PANRB dengan berpedoman kepada
ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(Permen PANRB Nomor 53 Tahun 2014). LKj berguna untuk menyampaikan
pertanggungjawaban kinerja Sekretariat Kabinet kepada pemangku kepentingan
(stakeholders) dan hasil analisis atas capaian kinerja menghasilkan rekomendasi guna
pengendalian dan pemacu peningkatan kinerja setiap unit organisasi di lingkungan
Sekretariat Kabinet serta peningkatan upaya perbaikan sistem manajemen kinerja dari
proses perencanaan kinerja sampai dengan evaluasi kinerja.
4 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN
1.2 KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Landasan organisasi Sekretariat Kabinet adalah Perpres Nomor 55 Tahun 2020 tentang
Sekretariat Kabinet dan peraturan pelaksanaannya yaitu Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1
Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet (Perseskab Nomor 1 Tahun 2020).
Berikut ini kedudukan, tugas, dan fungsi Sekretariat Kabinet.
a. Kedudukan
Sekretariat Kabinet adalah lembaga pemerintah yang dipimpin oleh Sekretaris Kabinet,
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
b. Tugas
Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan manajemen kabinet
kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam penyelenggaraan pemerintahan.
c. Fungsi
Pelaksanaan tugas dimaksud didukung oleh fungsi yang diselenggarakan oleh
Sekretariat Kabinet, meliputi:
1) Pengkajian dan pemberian rekomendasi atas rencana kebijakan dan program
pemerintah;
2) Penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang
mengalami hambatan;
3) Pemantauan, evaluasi, dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah;
4) Pengkajian dan pemberian rekomendasi atas rencana kebijakan
kementerian/lembaga dalam bentuk peraturan menteri/kepala lembaga yang perlu
mendapatkan persetujuan Presiden;
5) Penyampaian rekomendasi atas hasil pengamatan dan penyerapan pandangan
terhadap perkembangan umum;
6) Penyiapan, pengadministrasian, penyelenggaraan, dan pengelolaan sidang kabinet,
rapat, atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil
Presiden, penyiapan naskah bagi Presiden dan/atau Wakil Presiden, pelaksanaan
penerjemahan, serta penyelenggaraan hubungan kemasyarakatan dan
keprotokolan;
7) Pemberian dukungan pemikiran, teknis, dan administrasi dalam pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan
Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya kepada Tim Penilai Akhir;
8) Penyelenggaraan pembinaan jabatan fungsional penerjemah;
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN 5
9) Pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia di lingkungan Sekretariat
Kabinet;
10) Pemberian pelayanan dan dukungan administrasi perencanaan, keuangan,
penyediaan sarana dan prasarana, pengelolaan barang milik negara, serta
pelayanan dan dukungan administrasi lainnya di lingkungan Sekretariat Kabinet;
11) Pengumpulan, pengolahan, dan pemberian dukungan data dan informasi serta
penyediaan sarana dan prasarana pengembangan teknologi informasi
di lingkungan Sekretariat Kabinet;
12) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Sekretariat Kabinet; dan
13) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Presiden dan/atau wakil Presiden.
1.3 STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi Sekretariat Kabinet dalam pemberian dukungan manajemen
kabinet, khususnya terkait dengan pemberian rekomendasi kebijakan, pelaksanaannya
dibagi dalam pembidangan melalui pendekatan sektoral, mirroring dengan fungsi
pengoordinasian penyelenggaraan pemerintahan, yaitu bidang politik, hukum dan
keamanan, bidang perekonomian, bidang pembangunan manusia dan kebudayaan, serta
bidang kemaritiman dan investasi. Selengkapnya struktur organisasi Sekretariat Kabinet
berdasarkan Perseskab Nomor 1 Tahun 2020 terdiri dari:
1. Wakil Sekretaris Kabinet
2. Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, terdiri atas:
a. Asisten Deputi Bidang Pemerintahan Dalam Negeri;
b. Asisten Deputi Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Aparatur Negara;
c. Asisten Deputi Bidang Hubungan Internasional; dan
d. Asisten Deputi Bidang Pertahanan, Keamanan, Komunikasi, dan Informatika.
3. Deputi Bidang Perekonomian, terdiri atas:
a. Asisten Deputi Bidang Ekonomi Makro, Perencanaan Pembangunan, dan
Pengembangan Iklim Usaha;
b. Asisten Deputi Bidang Perdagangan, Perindustrian, dan Ketenagakerjaan;
c. Asisten Deputi Bidang Pengembangan Usaha dan Wilayah; dan
d. Asisten Deputi Bidang Pertanian, Ketahanan Pangan, Riset, dan Teknologi.
4. Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, terdiri atas:
a. Asisten Deputi Bidang Agama, Kesehatan, Pemuda, dan Olahraga;
b. Asisten Deputi Bidang Pendidikan dan Kebudayaan;
c. Asisten Deputi Bidang Sosial, Kebencanaan, Pemberdayaan Perempuan, dan
Perlindungan Anak; dan
6 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN
d. Asisten Deputi Bidang Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
5. Deputi Bidang Kemaritiman dan Investasi, terdiri atas:
a. Asisten Deputi Bidang Kelautan, Perikanan, dan Kehutanan;
b. Asisten Deputi Bidang Sumber Daya Mineral dan Lingkungan Hidup;
c. Asisten Deputi Bidang Perhubungan dan Pekerjaan Umum; dan
d. Asisten Deputi Bidang Penanaman Modal dan Kepariwisataan.
6. Deputi Bidang Dukungan Kerja Kabinet, terdiri atas:
a. Asisten Deputi Bidang Penyelenggaraan Persidangan;
b. Asisten Deputi Bidang Pelaporan Persidangan;
c. Asisten Deputi Bidang Hubungan Kemasyarakatan dan Protokol; dan
d. Asisten Deputi Bidang Naskah dan Penerjemahan.
7. Deputi Bidang Administrasi, terdiri atas:
a. Biro Perencanaan dan Keuangan;
b. Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi, dan Tata Laksana;
c. Biro Akuntabilitas Kinerja dan Reformasi Birokrasi; dan
d. Biro Umum.
8. Staf Ahli Sekretariat Kabinet, terdiri atas:
a. Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat;
b. Staf Ahli Bidang Politik dan Hukum;
c. Staf Ahli Bidang Komunikasi;
d. Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi; dan
e. Staf Ahli Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Hubungan Internasional.
9. Inspektorat
10. Pusat Data dan Teknologi Informasi
11. Pusat Pembinaan Penerjemah
7 7 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN 7
Gambar 1.2. Struktur Organisasi Sekretariat Kabinet
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN 8
1.4 POTENSI DAN PERMASALAHAN STRATEGIS
Dalam rangka mencapai tujuan, salah satu hal penting adalah mementukan strategi
dengan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
organisasi. Salah satu metode analisis dalam penentuan strategi adalah analisis SWOT
yakni dengan memetakan kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman/tantangan (threats). Kekuatan dan kelemahan berasal dari
internal organisasi, sedangkan peluang dan ancaman berasal dari luar organisasi atau hal-
hal yang terjadi di luar organisasi yang mempengaruhi tercapainya tujuan organisasi.
Berdasarkan analisis SWOT, maka organisasi dapat menentukan potensi dan
permasalahan strategis yang dihadapi.
Gambar berikut ini merupakan SWOT Sekretariat Kabinet sebagaimana tertuang
dalam Rencana Strategis Sekretariat Kabinet Tahun 2020—2024 yang ditetapkan dengan
Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 2 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Sekretariat
Kabinet Tahun 2020—2024.
1.4.1 POTENSI STRATEGIS
Kekuatan dan peluang yang dimiliki Sekretariat Kabinet dapat menjadi penentu
potensi strategis Sekretariat Kabinet yang tidak terlepas dari peran serta tugas dalam
memberikan dukungan manajemen kabinet kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Peran strategis Sekretariat Kabinet dalam pemberian
dukungan manajemen kabinet dipertegas dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun
Gambar 1.3. SWOT Analysis Sekretariat Kabinet
9 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN
2019, pada Pasal 1 Ayat (2) bahwa, Kabinet Indonesia Maju didukung oleh Sekretariat
Kabinet yang dipimpin oleh Sekretaris Kabinet.
Dalam menyelenggarakan manajemen kabinet, selain memberikan masukan dan
saran kebijakan baik secara tertulis maupun tidak tertulis kepada Presiden untuk hal-hal
yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan, Sekretariat Kabinet juga
berperan untuk memastikan bahwa kebijakan, pengarahan, keputusan ataupun instruksi
Presiden dapat dilaksanakan dengan baik oleh para anggota kabinet. Sekretariat Kabinet
mengelola pelaksanaan sidang kabinet maupun rapat terbatas yang dipimpin Presiden
dan/ atau Wakil Presiden. Sekretariat Kabinet dapat mengusulkan agenda Sidang Kabinet
atau Rapat Terbatas guna membahas isu-isu strategis dan berdampak luas secara nasional
yang memerlukan keputusan Presiden. Sekretariat Kabinet memiliki peran vital karena
mengelola semua persidangan, baik Rapat Terbatas, Sidang Kabinet Paripurna, Rapat
Intern Presiden, maupun turunan dari keputusan yang ada.
Tugas tersebut dipertegas dengan ditetapkannya Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun
2017 pada tanggal 1 November 2017. Inpres Nomor 7 Tahun 2017 diterbitkan guna
menggantikan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2004 tentang Pengambilan Kebijakan
di Tingkat Kementerian Negara dan Lembaga Pemerintah Non Departemen, untuk lebih
meningkatkan efektivitas pengambilan kebijakan, meliputi perumusan, penetapan, dan
pelaksanaan kebijakan di tingkat Kementerian Negara dan Lembaga Pemerintah,
termasuk pengambilan kebijakan yang harus diputuskan dalam sidang kabinet atau rapat
terbatas. Sekretariat Kabinet juga diberikan wewenang untuk melakukan pengawasan
pelaksanaan arahan-arahan Presiden yang telah diputuskan pada sidang kabinet dan rapat
terbatas.
Dalam Instruksi Presiden ini, Sekretariat Kabinet mendapat mandat untuk
melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan arahan Presiden dalam Sidang Kabinet
Paripurna atau Rapat Terbatas. Selain itu, pelaksanaan pengawasan juga dimaksudkan
untuk Sekretariat Kabinet ikut memastikan bahwa kebijakan dan program Presiden tidak
hanya terkirim (sent) tetapi diterima dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat (making
delivered).
Periode jangka menengah tahun 2020—2024, Sekretariat Kabinet mengemban
tugas mereviu, menguatkan, memperjelas arah kebijakan Presiden dan Wakil Presiden
yang dijabarkan oleh peraturan-peraturan Menteri. Dalam melaksanakan tugas tersebut
Sekretariat Kabinet harus bisa membantu dan memberikan solusi, tidak menghambat dan
menciptakan birokrasi baru. Tugas ini dipertegas dengan ditetapkannya Peraturan
10 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN
Presiden Nomor 68 Tahun 2021 tentang Pemberian Persetujuan Presiden terhadap
Rancangan Peraturan Menteri/Kepala Lembaga.
Tugas dan fungsi Sekretariat Kabinet terkait dengan pemberian rekomendasi
kebijakan atas Peraturan Menteri/Kepala Lembaga (Permen/Perka L) yang perlu
persetujuan Presiden semakin memperjelas keterlibatan posisi Sekretariat Kabinet dalam
pemerintahan. Pembahasan rancangan peraturan Menteri di Sekretariat Kabinet sebelum
disampaikan kepada Presiden untuk mendapat persetujuan dimaksudkan sebagai
screening untuk menyelaraskan kebijakan dan program pemerintah agar kebijakan yang
dibuat tidak membebani masyarakat dan memudahkan penerapannya. K/L cenderung
membuat kebijakan dan program yang mengedepankan kepentingan sektornya masing-
masing dan mengabaikan kepentingan sektor lain. Selain itu, kebijakan K/L yang dibuat
tanpa pembahasan yang mencukupi akan berpotensi membebani masyarakat dan dunia
usaha dalam melaksanakan kegiatannya.
Disamping terlibat aktif dalam siklus kebijakan, Sekretariat Kabinet juga
mengemban amanat untuk menyiapkan naskah kenegaraan, dan mengelola data dan
informasi guna dilakukan diseminasi informasi yang akurat dan berimbang terkait kegiatan
Presiden dan Wakil Presiden dan kegiatan kabinet.
Peran strategis sebagai Instansi Pembina Pejabat Fungsional Penerjemah (PFP)
diseluruh Indonesia juga sangat berpengaruh dalam pengembangan dan peningkatan
eksistensi PFP yang sebelumnya masih kurang populer di masyarakat luas. Kiprah PFP saat
ini semakin meningkat berkat kontribusi di berbagai konferensi atau forum internasional
dan keterlibatan dalam berbagai proyek strategis nasional. Terobosan yang dilakukan agar
peran PFP makin dikenal oleh masyarakat juga telah dilakukan oleh Sekretariat Kabinet
dengan mendorong para PFP untuk memperluas kiprahnya tidak hanya terbatas dalam
tugas-tugas penerjemahan sehari-hari, namun juga dapat berperan besar dalam
mendukung pemerintah dalam kerangka diplomasi ekonomi dengan negara-negara
sahabat atau mitra pembangunan.
Sekretariat Kabinet selaku Sekretaris Tim Penilai Akhir (TPA) dalam penyiapan
administrasi pemberhentian dan pengangkatan jabatan pimpinan tinggi utama, turut
berperan dalam pemberian penilaian dan masukan kepada Presiden untuk penetapan
pengangkatan. Perubahan mendasar yang dilakukan dalam TPA adalah mekanisme
penyiapan Keputusan Presiden (Keppres) pemberhentian dan pengangkatan pimpinan
tinggi utama. Melalui mekanisme baru, Keppres semakin cepat dikeluarkan, yang
sebelumnya membutuhkan waktu 3 s.d. 6 bulan menjadi maksimal 2 (dua) hari setelah
sidang TPA.
11 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN
Arahan Sekretaris Kabinet kepada seluruh pegawai Sekretariat Kabinet untuk tidak
menciptakan birokrasi baru serta berkomitmen untuk memberikan pelayanan prima
didukung oleh seluruh jajaran pimpinan Eselon I dan II di lingkungan Sekretariat Kabinet,
hal tersebut menunjukkan komitmen yang tinggi dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi
(RB).
Komitmen pimpinan tertinggi (Sekretaris Kabinet) dan seluruh jajaran pimpinan
Eselon I di lingkungan Sekretariat Kabinet tergambar juga dalam keterlibatan aktif
pimpinan dalam mendukung pelaksanaan RB melalui pelaksanaan program dan kegiatan
untuk penataan/penyempurnaan/peningkatan 8 (delapan) area perubahan RB, yakni
peraturan perundang-undangan (internal), organisasi, tata laksana, sumber daya manusia,
pengawasan, akuntabilitas, pelayanan publik, dan area yang mendasari semua perubahan,
yakni perubahan pola pikir dan paradigma (manajemen perubahan), serta pelaksanaan
percepatan RB dengan menetapkan dan melaksanakan program dan kegiatan quick wins
RB.
Pencapaian RB Sekretariat Kabinet yang telah memperoleh nilai 82,18 dengan
kategori A (Sangat Baik) menunjukkan Sekretariat Kabinet dapat menjadi role model
pelaksanaan RB bagi instansi-instansi lain. Perolehan tersebut mencerminkan bahwa tata
kelola pemerintahan di Sekretariat Kabinet telah berjalan dengan sangat baik, Sekretariat
Kabinet akan mampu melayani stakeholder dengan sangat baik.
Selain peran strategis dan komitmen pimpinan, Sekretariat Kabinet memiliki
kekuatan dalam pelaksanaan sistem pengendalian internal dengan menerapkan
manajemen risiko. Pada era globalisasi dan digital, perubahan terjadi sangat cepat.
Kebijakan-kebijakan yang diambil Pemerintah dalam hal ini juga turut dipengaruhi oleh
perubahan situasi yang cepat tersebut, sehingga Pemerintah perlu bersifat dinamis, cepat
dan tanggap dalam menyikapi perubahan-perubahan yang awalnya tidak bisa diprediksi.
Penerapan Manajemen Risiko menjadi salah satu cara organisasi untuk mengantisipasi
ketidakpastian sehingga organisasi akan selalu siap dalam menghadapi tantangan-
tantangan yang mungkin akan terjadi di masa depan.
Sejak tahun 2018 Sekretariat Kabinet telah menerapkan manajemen risiko dengan
disusunnya Daftar Risiko (Risk Register), Peta Risiko, dan Rencana Penanganan Risiko yang
dihadapi dan perlu dilakukan seluruh unit kerja Eselon II. Dalam penyusunan tersebut,
dilakukan diskusi bersama Pejabat/Pegawai, wakil dari setiap Eselon II yang dipandu oleh
narasumber dan guna efektivitas penerapan manajemen risiko, maka dalam tahap akhir
penyusunan dokumen Daftar Risiko, Peta Risiko dan Rencana Penanganan Risiko, setiap
pimpinan unit kerja memberikan pernyataan komitmen manajemen risiko.
12 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN
Guna meningkatkan efektivitas penerapan manajemen risiko, setiap tahunnya
dilakukan penilaian atas rencana penanganan risiko yang telah ditetapkan yang
dituangkan dalam laporan pelaksanaan penanganan risiko, serta melakukan pemutakhiran
dokumennya dengan mengacu pada Pedoman Penilaian Risiko di lingkungan Sekretariat
Kabinet yang telah ditetapkan dengan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2019
pada tanggal 1 Februari 2019.
Nilai maturitas SPIP Sekretariat Kabinet telah berada pada level 3 yaitu sebesar 3,17,
mencerminkan bahwa Sekretariat Kabinet telah melaksanakan praktik pengendalian
intern dan terdokumentasikan dengan baik. Dengan adanya kesadaran dalam
mengidentifikasi risiko yang dihadapi dalam pencapaian tujuan, diharapkan setiap unit
kerja dapat mengembangkan strategi untuk melakukan mitigasi risiko melalui
pemberdayaan sumber daya yang dimiliki sesuai pernyataan komitmen setiap pimpinan
unit kerja (Eselon II) untuk menerapkan manajemen risiko.
Peluang yang dapat dimanfaatkan Sekretariat Kabinet untuk tetap eksis atau
menjaga sustainability keberadaan Sekretariat Kabinet antara lain harapan stakeholders
dalam manajemen kabinet, kebijakan making Indonesia 4.0, dan kebijakan debirokratisasi.
Tuntutan stakeholders untuk Sekretariat Kabinet menjalankan fungsi perencanaan,
pengorganisasian, koordinasi, dan pengendalian dalam proses manajemen kabinet dan
kebijakan pemerintah bertolak dari kedudukan dan kewenangan yang diberikan.
Sekretariat Kabinet dilibatkan dalam penyusunan dan pembahasan kebijakan, Menteri
Koordinator melaporkan tindak lanjut hasil Rapat Koordinasi, Sidang Kabinet Paripurna
atau Rapat Terbatas kepada Presiden melalui Sekretaris Kabinet setiap 3 (tiga) bulan atau
sewaktu-waktu apabila diperlukan.
Berdasar harapan stakeholders, Sekretariat Kabinet mempunyai tugas untuk
mendukung Kabinet Indonesia Maju. Sekretariat Kabinet diharapkan mampu mengatasi
masalah pemerintahan yang tersekat, kurang koordinasi dan kerja sama baik antar K/L/I
dan antar Pemerintah Pusat dan Daerah (fragmented government), dan masalah ego
sektor dan tumpang tindih atau saling menegasikan antar kebijakan dan program
pemerintah. Dengan peluang tersebut, pelaksanaan peran perlu ditunjukkan dengan
memberikan pelayanan prima.
Perkembangan industri di dunia telah memasuki tahap revolusi industri 4.0, yang
merupakan lompatan besar bagi sektor industri dengan memanfaatkan sepenuhnya
teknologi informasi dan komunikasi guna meminimalkan kesalahan kerja, menciptakan
efisiensi, mengurangi waktu dan biaya, dan peningkatan akurasi dan kualitas produk.
Proses produksi telah berkembang dari teknologi komputer dan otomasi menuju sistem
13 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN
siber-fisik dengan memanfaatkan Internet of Things (IoT). Lewat IoT, sistem siber-fisik
berkomunikasi dan bekerja sama dengan satu sama lain dan manusia secara bersamaan.
Revolusi industri 4.0 yang dapat menjadi salah satu peluang untuk mempercepat
pencapaian Visi Indonesia untuk menjadi 10 ekonomi terbesar di dunia, guna
mengimplementasikannya disusun inisiatif “Making Indonesia 4.0” dalam peta jalan
berdasar Proyek Prioritas Strategis (Major Project) yang ditetapkan dalam RPJMN 2020 –
2024 (Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020) yang melibatkan berbagai pemangku
kepentingan termasuk Instansi Pemerintah dengan 10 inisiatif nasional yang bersifat lintas
sektoral untuk mempercepat perkembangan industri manufaktur di Indonesia dapat
dilaksanakan. Pelaksanaan inisiatif tersebut, khususnya harmonisasi aturan dan kebijakan
Indonesia untuk mendukung daya saing industri dan memastikan koordinasi pembuat
kebijakan yang erat antara K/L terkait dengan Pemerintah Daerah, merupakan peluang
bagi Sekretariat Kabinet dalam melaksanakan peran manajemen kabinet untuk
mendukung Presiden dan Kabinet Indonesia Maju menyelenggarakan pemerintahan.
Sekretariat Kabinet dapat memberikan kontribusi dalam menyediakan alternatif
rekomendasi kebijakan yang sesuai tuntutan kebutuhan mewujudkan Making Indonesia
4.0. khususnya dalam pemberian kajian dan rekomendasi atas kebijakan dalam bentuk
peraturan menteri yang perlu mendapat persetujuan Presiden, dan melakukan
pemantauan, evaluasi dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan guna dapat dirasakan
manfaatnya oleh kalangan industrial bahkan masyarakat pada umumnya.
Begitu pula dengan cara kerja
Sekretariat Kabinet, penerapan
teknologi informasi penting untuk
memberikan pelayanan publik yang
lebih baik. Komitmen Sekretariat
Kabinet dalam menggelorakan
semangat keterbukaan dan
akuntabilitas informasi, serta
membuka diri atas kritik, saran, dan
masukan dari masyarakat, bertujuan
untuk membangun kepercayaan dan
dukungan masyarakat dalam mengukuhkan semangat bernegara dan kebangsaan yang
demokratis. Hal ini tercermin dengan diraihnya penghargaan sebagai lembaga negara dan
Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dengan kategori “Informatif” pada
Penganugerahan Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2021.
14 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN
Sekretariat Kabinet telah membangun aplikasi e-cabinet yang saat ini sedang dalam
tahap ujicoba guna lebih mempermudah pekerjaan K/L, termasuk Sekretariat Negara,
Kantor Staf Kepresidenan, maupun Sekretariat Kabinet sendiri agar informasi Sidang
Kabinet dan Rapat Terbatas tidak lagi berbasis paper tetapi akan berbasis pada aplikasi.
Diharapkan ke depan penyampaian informasi akan lebih cepat dan dapat melihat hasil-hasil
dari Sidang Kabinet maupun Rapat Terbatas dalam satu gadget.
Pelaksanaan pemantauan atas arahan Presiden dan pemberian rekomendasi atas
rencana kebijakan kementerian/lembaga dalam bentuk peraturan menteri/kepala lembaga
yang perlu mendapatkan persetujuan Presiden dibantu dengan sistem teknologi informasi
yaitu Sistem Informasi Tindak Lanjut Arahan Presiden (SITAP) dan Sistem Informasi
Pemantauan Persetujuan Peraturan Menteri/Peraturan Kepala Lembaga (SIPPERMEN).
Berikut ini merupakan tampilan sistem informasi tersebut.
Dalam rangka penyederhanaan birokrasi K/L, Presiden Joko Widodo memastikan
akan menyederhanakan dan memangkas birokrasi dengan penghapusan Eselon III dan IV
guna birokrasi dapat melakukan perubahan di tengah cepatnya perkembangan global.
Tekad Presiden tersebut selanjutnya dijadikan salah satu arahan sebagai strategi Presiden,
yakni “Penyederhanaan Birokrasi” dengan memangkas prosedur dan birokrasi yang
panjang, dan menyederhanakan eselonisasi. Penyederhanaan birokrasi, sebagai salah satu
dari 5 (lima) strategi Presiden dalam pelaksanaan misi Nawacita dan pencapaian sasaran
Visi Indonesia 2045 diatur dan ditetapkan dalam RPJMN Tahun 2020—2024 (Peraturan
Presiden Nomor 18 Tahun 2020).
Gambar 1.3.
Tampilan SIPPERMEN dan SITAP Gambar 1.4.
Tampilan SIPPERMEN dan SITAP
15 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN
Penyederhanaan birokrasi atau debirokratisasi yang merupakan tindakan atau
proses mengurangi tata kerja yang serba lamban dan rumit agar tercapai hasil dengan lebih
cepat, menjadi peluang untuk Sekretariat Kabinet berperan di dalamnya, melalui
keterlibatan aktif Sekretariat Kabinet dalam siklus kebijakan dengan memastikan tindak
lanjut atas arahan (strategi) Presiden tersebut, mulai dari perencanaan, implementasi,
serta pengawasan dan monevnya yang dalam keseluruhan proses tersebut Sekretariat
Kabinet menganalisis dan merumuskan alternatif kebijakan guna mendukung Presiden
dalam pengambilan keputusan kebijakan. Di internal Sekretariat Kabinet, Sekretariat
Kabinet berperan aktif turut serta melakukan penyederhanaan eselonisasi sesuai arahan
atau strategi Presiden untuk membangun sistem birokrasi yang dinamis, bukan birokrasi
yang hierarkis. Dialihkannya jabatan struktural Eselon III dan IV ke fungsional akan
menjadikan organisasi lebih fleksibel, memiliki kapabilitas baik, dan mampu mengadaptasi
perubahan dengan cepat.
Inovasi berbasis digital diperlukan
seiring dengan peningkatan partisipasi
masyarakat di ruang digital. Komunikasi
publik dan kehumasan pemerintah
merupakan instrument vital untuk
mendiseminasikan informasi kebijakan serta
program-program pemerintah.
Media sosial Sekretariat Kabinet
meraih Predikat Tebaik I untuk
Kementerian/Lembaga, Badan Usaha Milik
Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan
Perguruan Tinggi di ajang Anugerah Media
Humas (AMH) Tahun 2021. Dengan diraihnya
anugerah ini, memacu Sekretariat Kabinet
untuk semakin berperan aktif dalam
menyebarluaskan informasi tentang kinerja
pemerintah dan informasi kebijakan
pemerintah yang benar dan berimbang,
serta mencegah hoaks dengan
memaksimalkan pemanfaatan situs
Setkab.go.id dan berbagai media sosial yang
dimiliki Sekretariat Kabinet. Berikut ini
Gambar 1.5. Tampilan Situs Setkab.go.id
16 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN
gambaran perkembangan jumlah followers/fans/subscribers media sosial Sekretariat
Kabinet dari tahun 2017—2021.
1.4.2 PERMASALAHAN STRATEGIS
Permasalahan strategis Sekretariat Kabinet dapat dianalisis dari kelemahan dan
ancaman yang dihadapi Sekretariat Kabinet. Permasalahan strategis dari sisi internal
Sekretariat Kabinet dapat diidentifikasi dari kelemahan organisasi sebagaimana hasil
analisis SWOT yaitu belum optimalnya pemanfaatan sistem dan teknologi informasi (TI),
belum optimalnya kapasitas dan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), dan belum
optimalnya mekanisme (tools) pemantauan, evaluasi dan pengendalian penyelenggaraan
pemerintahan.
Dalam pengelolaan tugas dan fungsi manajemen kabinet, Sekretariat Kabinet selalu
mengikuti perkembangan teknologi. Sebagai upaya penerapan Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik (SPBE) atau e-government, Sekretariat Kabinet telah membangun dan
mengembangkan beberapa sistem dan TI guna mendukung proses bisnis utama dan
pendukung. Untuk proses bisnis utama, di antaranya SITAP, SIPPERMEN, Sistem Informasi
Sidang Kabinet (SISKAB) yang telah dikembangkan menjadi e-cabinet (sedang dalam tahap
ujicoba), Sistem Informasi Perundang-Undangan (SIPUU/JDIH Sekretariat Kabinet), situs
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), serta situs Setkab.go.id. Untuk
proses bisnis pendukung, diantaranya Sistem Informasi Persuratan Terpadu (SIPT), Sistem
Informasi Kinerja Terpadu (SIKT), sistem aplikasi penetapan dan penilaian Sasaran Kerja
Pegawai (SKPonline), Sistem Informasi Keuangan (SISKA), Sistem Informasi Kepegawaian
(SIMPEG), serta penyediaan email dinas. Pada masa pandemi Covid-19 yang sampai saat ini
belum berakhir, Sekretariat Kabinet melaksanakan pengaturan jumlah pegawai yang
bekerja di kantor dan sebagian pegawai melaksanakan tugas fungsi secara Work From
Home (WFH), untuk pencatatan kehadiran pegawai dilaksanakan dengan sistem presensi
online yang dapat di akses melalui URL presensi.setkab.go.id.
Media Sosial Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Followers
883.912 913.333 1.016.691 1.101.981 1.204.061
Fans
363.041 372.980 386.493 393.717 418.797
Followers
126.252 186.310 300.203 407.806 408.624
Subscribers
2.770 6.104 15.900 26.628 34.139
Gambar 1.6. Jumlah Followers/fans/subscribers Media Sosial Sekretariat Kabinet Tahun 2017—2021
17 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN
Walaupun upaya dalam pembangunan dan pengembangan sistem dan TI terus
ditingkatkan sebagai bentuk penerapan e-government, namun demikian masih dirasa
bahwa pemanfaatan sistem dan TI belum optimal. Kelemahan tersebut tercermin dari
aspek kebijakan dan tata kelola yang ada, yakni Grand Design Pembangunan dan
Pengembangan Sistem dan Teknologi Informasi di Lingkungan Sekretariat Kabinet masih
berdasarkan Keputusan Sekretaris Kabinet Nomor 56 Tahun 2012 tentang Grand Design
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Tahun 2011-2014 yang mengacu pada proses
bisnis atau SOTK lama (Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat
Kabinet) yang kurang sesuai dengan kondisi SOTK existing.
Dengan kondisi demikian, beberapa pembangunan dan pengembangan sistem dan
TI tidak dapat mengacu pada grand design tersebut, sehingga pembangunan dan
pengembangan yang ada bersifat spontan (tidak terencana) dan sporadis, serta tidak
terintegrasi. Hal tersebut menyebabkan manfaat TI dalam pengelolaan data untuk menjadi
informasi yang mendukung pengambilan keputusan menjadi kurang maksimal. Saat ini
Sekretariat Kabinet sedang menyusun Rencana Induk Sistem dan Teknologi Informasi
Pemerintahan Berbasis Elektronik Sekretariat Kabinet 2020—2024. Dengan perencanaan
yang matang dalam pembangunan dan pengembangan sistem dan TI, diharapkan ke
depan Sekretariat Kabinet mampu mengatasi kelemahan, dengan menjadikan rencana
induk tersebut sebagai dasar dan pedoman untuk pembangunan dan pengembangan
sistem dan teknologi informasi yang terintegrasi. Selain itu perlu untuk mendorong
seluruh pegawai di lingkungan Sekretariat Kabinet memanfaatkan sistem dan TI yang
sudah dibangun/dikembangkan dan disediakan dengan menerapkan dan
menggunakannya dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sesuai kebijakan dan tata kelola
yang formal berlaku.
Kelemahan kedua berkaitan dengan kapasitas dan kompetensi SDM. SDM
merupakan unsur terpenting dalam setiap organisasi karena merupakan penggerak dan
pengelola sumber daya lainnya. Pengembangan kapasitas dalam rangka meningkatkan
kompetensi SDM yang proporsional dengan kebutuhan kerja perlu dilakukan
di Sekretariat Kabinet agar dapat menciptakan pelaksanaan pekerjaan yang cepat,
inovatif, kreatif, dan adaptif yang dapat mendorong efektivitas dan efisiensi pelaksanaan
tugas Sekretariat Kabinet dalam memberikan dukungan manajemen kabinet kepada
Presiden dan Wakil Presiden dalam penyelenggaraan Pemerintahan.
Sekretariat Kabinet telah melaksanakan uji kompetensi untuk seluruh pegawainya,
dari hasil uji kompetensi tersebut disusun analisis kebutuhan pengembangan dari masing-
masing individu. Perbaikan yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kualitas agar tepat
18 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN
sasaran dari pendidikan dan pelatihan (diklat) yang direncanakan dengan kebutuhan
pegawai, serta tepat sasaran peserta yang mengikuti diklat. Kendala yang dihadapi juga
berasal dari pegawai yang memiliki motivasi rendah untuk mengikuti diklat, sehingga perlu
ditingkatkan. Selain itu, terdapat permasalahan dari sisi kuantitas, yakni jumlah SDM yang
ada belum sesuai beban kerja. Kekurangan SDM akan berpengaruh kepada peluang
pegawai dengan beban kerja tinggi tidak dapat mengikuti diklat karena kesulitan
menyisihkan waktu untuk mengikuti diklat serta fokus pada saat diklat.
Sekretariat Kabinet juga sedang menyusun talent pool dan talent map. Ke depan
manajemen SDM perlu terus dioptimalkan khususnya penerapan prinsip the right man in
the right place atau menempatkan orang sesuai keahliannya. Perencanaan pengembangan
pegawai saat ini belum berdasarkan gap analysis kompetensi pegawai yang menyeluruh
dan tunjangan kinerja masih berbasis absensi dan belum berbasis kinerja individu.
Selanjutnya, dari hasil evaluasi SAKIP tahun 2020, memberikan informasi diantaranya
bahwa, adanya ketidaksetaraan beban kerja terhadap struktur organisasi yang ada, serta
ketidaksesuaian terhadap pemberian rewards and punishment yang seharusnya sudah
mengacu pada ukuran kinerja individu.
Kelemahan ketiga belum optimalnya mekanisme (tools) pemantauan, evaluasi dan
pengendalian penyelenggaraan pemerintahan. Sekretariat Kabinet berperan memberikan
rekomendasi kebijakan selain guna mendukung pengambilan keputusan Presiden, juga
mendukung K/L tidak hanya berupa masukan tetapi rekomendasi yang perlu
ditindaklanjuti oleh K/L. Arahan Presiden juga merupakan suatu kebijakan yang perlu
dipantau tindaklanjutnya. Kemudian tugas Sekretariat Kabinet terkait analisis terhadap
Permen/Perka L yang perlu mendapat persetujuan Presiden perlu dikawal dengan baik.
Seluruhnya membutuhkan sistem teknologi informasi yang dapat memudahkan
pemantauan, evaluasi dan pengendalian. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya,
Sekretariat Kabinet memiliki aplikasi SITAP dan SIPPERMEN. Aplikasi SITAP telah
digunakan sejak tahun 2014 dengan terus disempurnakan saat ini versi 3.0, namun aplikasi
ini masih menggunakan jaringan intranet untuk aksesnya harus dengan Virtual Private
Network (VPN). SITAP merupakan sistem utama Sekretariat Kabinet dalam pengawasan
tindak lanjut arahan Presiden dimana saat ini bisa diakses terbatas oleh Kementerian
Koordinator (Kemenko) belum menjangkau K/L lainnya, dengan adanya tuntutan
kemudahan pelaporan dari K/L maka perlu dibuat sistem berbasis internet yang
memungkinkan K/L melakukan follow up secara online langsung ke sistem dalam jaringan
yang aman. Oleh karena itu faktor keamanan jaringan juga perlu ditingkatkan dengan
sistem firewall yang memadai.
19 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN
SIPPERMEN yang digunakan untuk memantau proses pengkajian Permen/Perka L
yang perlu mendapat persetujuan Presiden sedang dalam tahap pengembangan, aplikasi
ini juga masih menggunakan jaringan intranet dan masih untuk keperluan internal
memantau, ke depan perlu terus diperbaiki supaya dapat digunakan K/L pengusul untuk
memantau sejauh mana proses penanganan Permen/Perka L yang dilaksanakan
Sekretariat Kabinet.
Dengan menganalisis kondisi eksternal Sekretariat Kabinet ditemukan beberapa
ancaman/tantangan yang dihadapi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi yaitu: belum
optimalnya kerja sama/kolaborasi beberapa K/L atau Instansi lain dengan Sekretariat
Kabinet, dampak negatif perkembangan teknologi informasi yang cepat, perkembangan
dunia yang mengarah pada kondisi Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity
(VUCA).
Keberhasilan dan kualitas peran aktif dan kontribusi Sekretariat Kabinet dalam
keseluruhan siklus kebijakan, tidak berdiri sendiri namun sebagai hasil kerja
sama/kolaborasi antara Sekretariat Kabinet dan K/L, selaku mitra kerja. Kerja
sama/kolaborasi para stakeholders, dalam hal ini seluruh jajaran Kabinet Indonesia Maju
dilakukan dengan mengedepankan kepentingan masyarakat, bahkan negara dan bangsa.
Berdasar tugas yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2020, dan
kebijakan lainnya, seperti Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2017, Peraturan Presiden
Nomor 67 Tahun 2019, dan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2021, Sekretariat Kabinet
memiliki peran dan kedudukan yang sangat strategis, yaitu memberikan dukungan
manajemen kabinet, dalam mendukung Presiden dan Wakil Presiden, dan Kabinetnya
dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Penyelenggaraan manajemen kabinet, secara keseeluruhan melibatkan pihak-pihak
atau pemangku kepentingan terkait. Apabila beberapa K/L (stakeholders) sebagai mitra
kerja masih kurang mendukung, kurang optimal berkolaborasi/bekerja bersama sesuai
ketentuan dan kebijakan yang dimanatkan dan masih bertindak “ego sectoral”, hal
tersebut tentunya dapat menjadi tantangan bahkan ancaman bagi tugas pemberian
dukungan manajemen kabinet bahkan bagi keberadaan Sekretariat Kabinet sebagai
pendukung Kabinet Indonesia Maju.
Sekretariat Kabinet tidak dapat hanya mengandalkan kapasitas internal dalam
memberikan dukungan manajemen kebijakan dan rekomendasi kebijakan. Keterbatasan
kemampuan, sumber daya maupun jaringan dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan
mendorong Sekretariat Kabinet untuk melakukan kolaborasi dengan K/L atau stakeholders
untuk mencapai tujuan bersama yang telah disepakati. Selama ini dinamika kolaborasi
20 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN
antara K/L atau stakeholders dan Sekretariat Kabinet menunjukkan fluktuasi tergantung
kebutuhan dan kepentingan yang sifatnya sektoral. Untuk itu perlu upaya penguatan
kolaborasi/kerja sama yang dapat menciptakan kepercayaan dan pemahaman yang sama
di antara stakeholders dalam perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan.
Tantangan kolaborasi/kerja sama ini terlebih dalam menyesuaikan dinamika
kebijakan Presiden, perlu disikapi dengan upaya peningkatan efektivitas kolaborasi
dengan penetapan kebijakan mengenai manajemen kabinet sebagai legal authority yang
daya jangkaunya lebih luas, seperti Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah. Selain itu,
secara teknis operasional perlu memantapkan proses bisnis antara K/L dan Sekretariat
Kabinet serta membuat kesepakatan dengan penetapan MoU antara Sekretariat Kabinet
dan K/L atau stakeholders, selaku para pihak yang terlibat dan berkontribusi dalam
mewujudkan manajemen kabinet yang mendukung Presiden dan Wakil Presiden dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
Ancaman kedua adalah dampak negatif perkembangan teknologi informasi yang
cepat. Era digital dan internet menghadirkan berbagai kemudahan yang mampu
menjawab kebutuhan masyarakat akan informasi maupun pemanfaatan untuk
kepentingan sosial ekonomi. Namun, dampak lain kehadiran internet membuka ruang
lebar bagi kehadiran informasi atau berita-berita bohong (hoax) tentang suatu peristiwa
yang meresahkan publik. Berita bohong juga menjadi perhatian pemerintah mengingat
dampak negatif yang ditimbulkan tidak kecil. Namun, pemerintah mengalami kesulitan jika
harus memblokir atau membekukan situs berita palsu yang jumlahnya begitu banyak. Yang
dapat dilakukan pemerintah untuk meng-counter berita bohong adalah dengan segera
mengklarifikasi berita bohong tersebut atau dengan kata lain, informasi harus dilawan
dengan informasi.
Sekretariat Kabinet melalui situs setkab.go.id dan medsos selama ini telah menjadi
acuan utama bagi publik untuk mendapatkan informasi terkait kebijakan-kebijakan yang
diambil pemerintah dan Presiden maupun dalam mengklarifikasi berita-berita yang
beredar di masyarakat. Untuk itu, Sekretariat Kabinet perlu memperkuat perannya sebagai
salah satu corong pemerintah dalam melawan dan meredam ancaman penyebaran hoaks
yang semakin masif di masyarakat.
Selain berita bohong (hoax), ancaman serangan siber/cyber attacks menjadi
tantangan besar bagi Sekretariat Kabinet dalam menyelenggarakan manajemen kabinet,
terlebih lagi keseluruhan aktivitas dalam penyelenggaraan tersebut sebagian besar
bahkan hampir seluruhnya terkait dengan data dan informasi serta dokumen yang sifatnya
rahasia dan belum saatnya di-publish karena masih perlu mempertimbangkan seluruh
21 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN
kepentingan yang apabila “dapat diakses” publik “yang tidak bertanggung jawab” dapat
menimbulkan kekacauan (chaos). Ancaman serangan siber melalui virus/malware
(program jahat) yang dapat mencuri/menghapus data di server dan kemungkinan terjadi
kesalahan sistem sehingga aplikasi tidak berjalan sebagaimana mestinya, perlu diwaspadai
Sekretariat Kabinet mengingat ancaman serangan siber pernah terjadi pada tahun 2015
dimana situs Setkab.go.id sempat dibobol hacker, yakni laman utamanya di-deface atau
diganti tampilan, dan pada tahun 2019 kembali terdapat percobaan untuk membobol situs.
Indeks Keamanan Informasi (KAMI) Sekretariat Kabinet baru mendapat nilai 229 (Predikat
Tidak Layak), sehingga merupakan tantangan Sekretariat Kabinet untuk meningkatkan
keamanan siber. Sekretariat Kabinet perlu mengupayakan program dan kegiatan terkait
dengan kebijakan, tata kelola dan teknis pelaksanaannya melalui penyediaan sumber daya
terkait keamanan informasi (sistem dan teknologi informasi dan komunikasi) yang dapat
mengantisipasi dan menangkal ancaman serangan siber.
Ancaman ketiga adalah perkembangan dunia yang mengarah pada kondisi
Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity (VUCA). Istilah VUCA merefleksikan
Volatility (bergejolak), yaitu sebuah perubahan dinamika yang sangat cepat dalam
berbagai hal seperti sosial, ekonomi dan politik; Uncertainty (ketidakpastian), bermakna
sulitnya memprediksi isu dan peristiwa yang saat ini sedang terjadi; Complexity
(kompleksitas), mengandung makna adanya gangguan dan kekacauan yang mengelilingi
setiap organisasi; dan Ambiguity (ketidakjelasan), didefinisikan sebagai beban berat
realitas dan makna yang berbaur dari berbagai kondisi yang ada atau sebuah keadaan yang
terasa mengambang dan kejelasannya masih dipertanyakan.
VUCA menjadi permasalahan strategis karena hal tersebut berpengaruh secara
signifikan pada sumber daya manusia. Kesiapan dalam menghadapi VUCA bukan hanya
beban satu orang saja, tetapi seluruh SDM di dalam organisasi. VUCA tidak akan
membahayakan organisasi bila dihadapi dengan cara yang tepat dan akurat. Menurut Bob
Johansen, dalam bukunya Leaders Make the Future: Ten New Leadership Skills for Uncertain
World (San Fransisco, 2009), dalam menghadapi VUCA pimpinan organisasi perlu memiliki
Vision, Understanding, Clarity, dan Agility. Dengan memiliki visi, dapat menguatkan dan
memberikan navigasi bagi anggota organisasi untuk dapat melangkah ke depan walau
terjadi turbulensi. Dengan visi, akan dapat membangun “uncertainty” menjadi
“understanding” karena dalam visi terkandung elemen-elemen kunci, termasuk nilai-nilai
inti dan strategi, dan ukuran keberhasilan yang dikomunikasikan. Selanjutnya,
kompleksitas dapat diatasi dengan dibangunnya “clarity” (kejelasan) melalui
pembangunan kedisiplinan pada hal-hal inti dan mendasar, mencegah organisasi
melaksanakan kegiatan yang tidak bernilai tambah, serta bersikap tulus dan mau
22 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN
menerima masukan baik dari stakeholders internal maupun eksternal. Sedangkan untuk
mengatasi “ambiguity”, perlu “agility” (kelincahan) dari (jajaran) pimpinan organisasi
dalam merespon setiap perubahan yang begitu cepat, kalau tidak organisasi akan
terlambat bertindak, terlambat berubah, serta menjadi kehilangan arah, keputusan dan
tindakan yang diambil menjadi tidak kontekstual dengan perubahan yang dihadapi. Oleh
karena itu penting untuk Sekretariat Kabinet membina SDM yang ada untuk menjadi bibit-
bibit pemimpin yang transformasional.
1.5 SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN
Berdasarkan Permen PANRB Nomor 53 Tahun 2014, LKj Sekretariat Kabinet Tahun
2021 disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, berisikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada
aspek strategis organisasi serta permasalahan utama yang sedang dihadapi organisasi, dan
sistematika penyajian laporan.
Bab II Perencanaan Kinerja, menyajikan gambaran singkat Rencana Strategis
Sekretariat Kabinet 2020-2024 dan Perjanjian Kinerja (PK) Sekretariat Kabinet Tahun 2021.
Bab III Akuntabilitas Kinerja, memuat hasil pengukuran kinerja, analisis disertai dengan
perbandingan capaian kinerja tahun ini dengan tahun sebelumnya, evaluasi capaian
kinerja, serta akuntabilitas keuangan Sekretariat Kabinet tahun 2021.
Bab IV Penutup, berisi kesimpulan menyeluruh dari LKj Sekretariat Kabinet dan
rekomendasi perbaikan kedepan untuk meningkatkan kinerja.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 23
2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2020—2024
Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Kabinet Tahun 2020—2024 merupakan
panduan pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat Kabinet pada periode 2020—2024 yang
disusun berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan Renstra Sekretariat Kabinet
Tahun 2015—2019, analisis terhadap dinamika perubahan lingkungan strategis baik global
maupun nasional, harapan dan tuntutan stakeholder (pemangku kepentingan), serta
rencana reformasi birokrasi Sekretariat Kabinet. Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2020–
2024 disusun dengan berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020—2024 dan memperhatikan keselarasan untuk mewujudkan visi
dan misi Presiden.
Renstra Sekretariat Kabinet periode
2020—2024 telah ditetapkan melalui Peraturan
Sekretaris Kabinet (Perseskab) Nomor 2 Tahun
2020 pada tanggal 10 Juli 2020, yang
penyusunannya belum mengakomodir
perubahan struktur organisasi berdasarkan
Perseskab Nomor 1 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet.
Sebagai tindak lanjut restrukturisasi organisasi
sesuai Perseskab Nomor 1 Tahun 2020 serta
konsep Redesain Sistem Perencanaan dan
Penganggaran sesuai Surat Edaran Bersama
Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan dan
Direktur Jenderal Anggaran Nomor: S-
122/MK.02/2020 dan B-517M.PPN/D.8/PP.04.03/05/2020, tanggal 24 Juni 2020 perihal
Pedoman Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran, maka Sekretariat Kabinet
melakukan perubahan Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2020—2024 yang selanjutnya
ditetapkan melalui Perseskab Nomor 4 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan
Sekretaris Kabinet Nomor 2 Tahun 2021 Tentang Rencana Strategis Sekretariat Kabinet
Tahun 2020-2024.
PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 24
Tugas Sekretariat Kabinet adalah memberikan dukungan manajemen kabinet
kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam penyelenggaraan pemerintah. Presiden Joko
Widodo menegaskan bahwa tidak ada visi dan misi Menteri, seluruh K/L harus mengacu
kepada RPJMN sebagai penuangan visi dan misi Presiden. Melalui pengelolaan manajemen
kabinet, Sekretariat Kabinet berupaya memberikan kontribusi kepada pencapaian visi
Presiden dan 9 (sembilan) misinya yang dikenal sebagai Nawacita Kedua yang ditetapkan
dalam RPJMN 2020—2024. Untuk itu, Sekretariat Kabinet menetapkan visi dan misi yang
sejalan dengan visi dan misi Presiden sebagaimana ditetapkan dalam Renstra Sekretariat
Kabinet Tahun 2020—2024. Berikut ini gambaran visi, misi, tujuan, dan sasaran Sekretariat
Kabinet yang dituangkan dari visi dan misi Presiden.
Gambar 2.1
Skema Perumusan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Sekretariat Kabinet Tahun 2020-2024
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 25
Visi Sekretariat Kabinet Tahun 2020-2024 menjadi institusi yang berwibawa dan
andal, berwibawa berarti Sekretariat Kabinet menjadi institusi yang berpengaruh dan
dihormati oleh segenap kementerian dalam kabinet, sehingga keputusan dan arahannya
akan dijalankan dengan sungguh-sungguh. Kewibawaan ini penting untuk mendukung
tugas Sekretariat Kabinet sebagai manajer kabinet yang memiliki fungsi menyampaikan
kebijakan dan arahan Presiden dan membantu Presiden mengendalikan jalannya
pemerintahan. Kewibawaan dibangun dengan meningkatkan kualitas rekomendasi
kebijakan yang dihasilkan sehingga digunakan sebagai acuan pengambilan kebijakan oleh
Presiden serta kementerian dan lembaga. Kewibawaan juga dibangun melalui pemberian
dukungan pelayanan yang prima dan menentukan pada pelaksanaan tugas-tugas kabinet.
Andal berarti Sekretariat Kabinet menjadi institusi yang mampu dan konsisten
menghasilkan kinerja dengan kualitas tinggi. Keandalan diperlukan untuk menjawab
tuntutan peningkatan kontribusi Sekretariat Kabinet dalam penyelenggaraan
pemerintahan.
Sekretariat Kabinet melaksanakan misi Presiden dan Wakil Presiden dengan
memberikan dukungan manajemen kabinet yang berkualitas melalui pemberian
rekomendasi yang tepat, cepat, dan aman atas penyelenggaraan pemerintahan,
pemberian dukungan kerja kabinet yang efektif, efisien, dan responsif, serta peningkatan
Gambar 2.2
Penjabaran Misi Sekretariat Kabinet
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 26
kualitas pelayanan administrasi, sumber daya manusia dan sarana/prasarana di lingkungan
sekretariat kabinet.
Visi dan misi Sekretariat Kabinet diwujudkan melalui peran manajerial kabinet,
dengan tugas utama Sekretariat Kabinet adalah memberikan hasil analisis berupa saran
dan rekomendasi kebijakan yang bersifat second opinion dan menyelenggarakan Sidang
Kabinet serta Rapat Terbatas (Ratas). Sekretariat Kabinet terlibat dalam semua keputusan
dan kebijakan yang diambil Presiden yang bersifat penting dan berdampak luas pada
masyarakat, memberikan alternatif-alternatif kebijakan yang dapat digunakan oleh
Presiden dalam mengambil keputusan pada setiap Sidang Kabinet dan Ratas. Selain itu
terdapat tugas baru yaitu pengkajian dan pemberian rekomendasi atas rencana kebijakan
K/L dalam bentuk Permen/Perka L yang perlu mendapatkan persetujuan Presiden. Peran
baru ini merupakan peran penting Sekretariat Kabinet dalam memberikan dukungan
kepada Presiden untuk memastikan Permen/Perka L yang menyangkut hajat hidup rakyat
atau bersifat strategis sejalan dengan kebijakan Presiden. Presiden dapat mengetahui
sejauh mana kebijakan yang dikeluarkan bawahannya serta mencegah Permen/Perka L
yang tidak sejalan dengan kebijakan Presiden. Dukungan Sekretariat Kabinet bertujuan
untuk membantu Presiden dalam mengambil kebijakan secara efektif, tepat dan dapat
diimplementasikan.
Pengelolaan Sidang Kabinet dan tindak lanjut hasil Sidang Kabinet menjadi bagian
dari manajemen kabinet karena kebijakan dan arahan Presiden yang diputuskan dalam
Sidang Kabinet merupakan kebijakan nasional yang akan berdampak luas kepada
masyarakat maka dalam pengelolaan Sidang Kabinet perlu disiapkan dengan baik terkait
perumusan masalah serta alternatif pemecahannya guna mendukung Presiden dalam
pengambilan keputusan dan memberikan arah kebijakan dalam Sidang Kabinet.
Sedangkan tindak lanjut hasil Sidang Kabinet perlu diawasi, dikawal, dimonitoring dan
dievaluasi guna tindak lanjut dilaksanakan dengan efektif dan sesuai arahan Presiden.
Penyampaian informasi kebijakan pemerintah yang benar dan berimbang
merupakan salah satu aspek yang penting dalam pelaksanaan manajemen kabinet, semua
hasil Sidang Kabinet dan Ratas dipublikasikan pada hari yang sama sehingga publik dapat
ikut serta mengawasi implementasi keputusan Presiden. Melalui media situs Setkab.go.id
dan berbagai media sosial, Sekretariat Kabinet berupaya menyampaikan berbagai
informasi kebijakan pemerintah guna mencegah hoax, tidak hanya hasil Sidang Kabinet
dan Ratas tetapi juga berbagai kunjungan atau audiensi Presiden, pesan serta janji Presiden
disampaikan kepada publik.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 27
Guna memastikan seluruh arahan, instruksi, keputusan dan kebijakan Presiden
dapat dilaksanakan dengan baik oleh anggota kabinet dan pimpinan lembaga
pemerintahan, Sekretariat Kabinet berperan mengawasi jalannya program kegiatan
kinerja K/L, dan menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat atas kebijakan
pemerintah dan pelaksanaan kebijakan tersebut. Selain memonitor terlaksananya arahan
Presiden, Sekretariat Kabinet juga memonitor pelaksanaan dan realisasi janji-janji Presiden
yang disampaikan Presiden kepada masyarakat pada berbagai kegiatan yang dikunjungi
Presiden.
Target tujuan strategis merupakan target pada akhir periode Renstra. Guna
mencapai tujuan tersebut Sekretariat Kabinet menetapkan 4 (empat) buah sasaran
strategis di dalam Renstra beserta indikator keberhasilan sebagai berikut.
Gambar 2.3. Tujuan Strategis, Indikator Tujuan, dan Target
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 28
Pada tahun 2020, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bersinergi dengan Kementerian
Keuangan merumuskan Pedoman Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran
(RSPP). RSPP merupakan upaya pemerintah dalam mewujudkan reformasi belanja negara
dalam rangka penguatan efisiensi untuk belanja kebutuhan dasar, efektivitas belanja
prioritas dengan penekanan pada pelaksanaan anggaran berbasis pada hasil (result based).
RSPP telah berlaku efektif di Tahun Anggaran 2021. Menindaklanjuti Surat Edaran Bersama
Menteri PPN dan Menteri Keuangan nomor: S-122/MK.2/2020 dan
B-517/M.PPN/D.8/PP.04.03/05/2020, tanggal 24 Juni 2020, hal Pedoman Redesain Sistem
Perencanaan dan Penganggaran (RSPP), Sekretariat Kabinet melakukan proses perubahan
Gambar 2.4. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 29
informasi kinerja dan telah selesai pada bulan November 2020, kemudian dituangkan
dalam perubahan atas Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2020—2024 yang ditetapkan
dengan Perseskab Nomor 4 Tahun 2021.
Dengan adanya proses perubahan informasi kinerja, maka Sekretariat Kabinet juga
melakukan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) baru yang telah ditetapkan melalui
Perseskab Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan
Sekretariat Kabinet, selaras dengan yang tertuang dalam Renstra Sekretariat Kabinet
Tahun 2020—2024. Berikut ini sandingan antara IKU lama yang ditetapkan dengan
Perseskab Nomor 1 Tahun 2017 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan
Sekretariat Kabinet pada tanggal 10 Januari 2017 dengan IKU baru yang telah ditetapkan.
Gambar 2.5. IKU Sekretariat Kabinet 2020-2024
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 30
Gambar di atas menunjukkan perubahan pada sasaran strategis IKU. Pada periode
sebelumnya terdapat 2 (dua) sasaran strategis, pada IKU baru berubah menjadi 4 (empat)
sasaran strategis. Perbaikan terhadap rumusan sasaran dan indikator kinerja utama
tersebut di atas memperlihatkan komitmen Sekretariat Kabinet untuk meningkatkan
pelayanannya terhadap stakeholders serta komitmen terhadap pelaksanaan program
reformasi birokrasi guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.
2.2. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2021
Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen pernyataan/kesepakatan antara
atasan dan bawahan untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan. Dokumen ini memuat
sasaran strategis, indikator kinerja beserta target kinerja dan anggaran. PK Sekretariat
Kabinet memuat seluruh IKU yang tercantum dalam Perseskab Nomor 5 Tahun 2021 dan
tidak terdapat indikator kinerja tambahan, serta penyusunannya mengacu pula pada
informasi kinerja dalam Renstra perubahan Sekretariat Kabinet Tahun 2020—2024 yang
ditetapkan melalui Perseskab Nomor 4 Tahun 2021. Sebagian besar target kinerja
Sekretariat Kabinet tahun 2021 ditetapkan meningkat jika dibandingkan dengan target
kinerja tahun 2020, sebagai upaya meningkatkan kinerja organisasi secara
berkesinambungan. Target kinerja yang telah maksimal ditetapkan sama seperti tahun
sebelumnya untuk tetap maksimal yaitu 100%. Dokumen PK Sekretariat Kabinet tahun 2021
adalah sebagai berikut:
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Terwujudnya Rekomendasi Kebijakan Pemerintah yang Berkualitas
Persentase rekomendasi atas rencana kebijakan dan program pemerintah yang dimanfaatkan
91%
Persentase rekomendasi atas rencana kebijakan kementerian/lembaga dalam bentuk Permen/Perka L yang perlu mendapat persetujuan Presiden yang ditindaklanjuti
91%
Terwujudnya Hasil Pengendalian Penyelenggaraan Pemerintahan yang Berkualitas
Persentase alternatif penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang mengalami hambatan yang ditindaklanjuti
91%
Persentase hasil pemantauan, evaluasi, dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang ditindaklanjuti
91%
Tabel 2.1. PK Sekretariat Kabinet Tahun 2021
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 31
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Terwujudnya Penyelenggaraan Dukungan Kerja Kabinet yang Berkualitas
Persentase tingkat kepuasan pengelolaan sidang kabinet, rapat, atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
91%
Persentase naskah kepresidenan yang dimanfaatkan
100%
Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik di Lingkungan Sekretariat Kabinet
Persentase tingkat kepuasan K/L (Instansi pengusul) atas pelayanan penyelesaian administrasi terkait pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya hasil sidang Tim Penilai Akhir
92%
Persentase tingkat kepuasan pada layanan pembinaan jabatan fungsional penerjemah
90%
Indeks Reformasi Birokrasi A (81,40)
Opini Badan Pemeriksa Keuangan terhadap laporan keuangan
WTP
Persentase tingkat kepuasan penyebarluasan informasi terkait kegiatan kabinet
91%
Sebagai upaya memperbaiki akuntabilitas kinerja serta mengendalikan capaian
kinerja Sekretariat Kabinet agar tetap optimal, maka sasaran strategis terkait pemberian
rekomendasi kebijakan yang di periode renstra sebelumnya hanya terdapat 1 (satu) buah
sasaran, di periode renstra saat ini dipecah menjadi 2 (dua) sasaran. Sasaran pertama fokus
pada pencapaian tusi pengkajian dan pemberian rekomendasi atas rencana kebijakan dan
program pemerintah, pengkajian dan pemberian rekomendasi atas rencana kebijakan K/L
dalam bentuk Permen/Perka L yang perlu mendapatkan persetujuan Presiden, dan
penyampaian rekomendasi atas hasil pengamatan dan penyerapan pandangan terhadap
perkembangan umum. Sasaran kedua fokus pada pencapaian tusi penyelesaian masalah
atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang mengalami hambatan dan
pemantauan, evaluasi, dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah. Sasaran ketiga fokus pada pencapaian tusi penyiapan, pengadministrasian,
penyelenggaraan, dan pengelolaan sidang kabinet, rapat, atau pertemuan yang dipimpin
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 32
dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden, penyiapan naskah bagi Presiden
dan/atau Wakil Presiden, pelaksanaan penerjemahan, serta penyelenggaraan hubungan
kemasyarakatan dan keprotokolan. Sasaran keempat fokus pada pencapaian tusi
pemberian dukungan pemikiran, teknis, dan administrasi dalam pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Utama, JPT Madya, dan
Pejabat lainnya kepada Tim Penilai Akhir (TPA), penyelenggaraan pembinaan jabatan
fungsional penerjemah, pengelolaan dan pengembangan SDM di lingkungan Sekretariat
Kabinet, pemberian pelayanan dan dukungan administrasi perencanaan, keuangan,
penyediaan sarana dan prasarana, pengelolaan barang milik negara, serta pelayanan dan
dukungan administrasi lainnya di lingkungan Sekretariat Kabinet, pengumpulan,
pengolahan, dan pemberian dukungan data dan informasi serta penyediaan sarana dan
prasarana pengembangan teknoiogi informasi di lingkungan Sekretariat Kabinet, dan
pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Sekretariat Kabinet.
Sejak tahun tahun 2019, Sekretariat Kabinet telah menetapkan PK sampai dengan
level Staf. Selain itu, Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang sebelumnya pengisian Kegiatan
Tugas Jabatan (KTJ) berorientasi kepada aktivitas dan output, mulai tahun 2019 seluruh
pegawai dihimbau untuk memasukkan indikator kinerja pada PK yang sudah didorong ke
arah outcome untuk dituangkan sebagai KTJ pada SKP. Hal ini dilakukan sebagai wujud
implementasi dalam rangka lebih mengefektifkan penerapan budaya kinerja dan
implementasi manajemen berbasis kinerja sesuai dengan hasil evaluasi dari Kementerian
PAN dan RB yang disampaikan melalui Surat Menteri PANRB Nomor B/813/M.AA.05/ 2018
hal Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2018, pada poin
pertama bahwa Sekretariat Kabinet perlu melakukan penyempurnaan pada penjabaran
(cascade down) kinerja, dengan menitikberatkan pada keselarasan tujuan dan sasaran
strategis dari level paling atas sampai level yang terendah.
Setelah evaluasi tahun 2019 masih terdapat temuan terkait cascading, sebagaimana
tertuang dalam Surat Menteri PANRB Nomor B/128/M.AA.05/ 2019 hal Hasil Evaluasi atas
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 yaitu cascading yang ada belum
dapat memberikan pemahaman yang utuh mengenai keterkaitan kinerja dari level
Lembaga dengan level unit-unit kerja yang ada dalam struktur organisasi Sekretariat
Kabinet. Rekomendasi yang disampaikan Kementerian PANRB selain masih perlu
dilakukannya penyempurnaan kualitas cascading, juga perlu diikuti dengan evaluasi untuk
menentukan kesesuaian proses bisnis dan struktur organisasi dengan kinerja yang
diharapkan.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 33
Upaya yang dilakukan dalam memperbaiki cascading diantaranya dengan
meningkatkan level pencapaian di unit organisasi dan unit kerja, sebagai contoh indikator
kinerja di level K/L mengukur kemanfaatan dari suatu rekomendasi, outcome K/L tercapai
jika rekomendasi yang disampaikan kepada stakeholders dimanfaatkan atau
ditindaklanjuti, jika sebelumnya di tingkat Eselon I menggunakan ukuran outcome berupa
rekomendasi yang disetujui Sekretaris Kabinet untuk disampaikan kepada stakeholders,
pada dokumen IKU yang baru sudah diubah menjadi ukuran kemanfaatan dari
rekomendasi yang disampaikan kepada stakeholders sesuai bidangnya masing-masing.
Selanjutnya pada Eselon II yang sebelumnya outcome diukur berdasarkan rekomendasi
yang disetujui Deputi (Eselon I) untuk disampaikan kepada Sekretaris Kabinet, pada
dokumen IKU yang baru telah diubah outcome-nya menjadi rekomendasi yang disetujui
Sekretaris Kabinet untuk disampaikan kepada stakeholders. Ukuran kinerja pada Eselon II
ditingkatkan outcome-nya benar-benar yang disampaikan Sekretariat Kabinet kepada
stakeholders, yang pada indikator kinerja sebelumnya megukur kinerja level Eselon I.
Oleh karena adanya peningkatan kualitas cara pengukuran kinerja yang semula
penghitungan “outcome rasa output” menjadi “outcome rasa impact”, serta
mempertimbangkan adanya risiko tidak semua rekomendasi akan dimanfaatkan atau
ditindaklanjuti stakeholder maka target pada tahun kedua periode Renstra ditetapkan 91%
naik sebesar 1% dari target tahun sebelumnya, dengan rencana peningkatan target pula
pada tahun-tahun mendatang. Target kinerja 91% tersebut cukup menantang untuk
diwujudkan karena tidak mudah dicapai tetapi masih memungkinkan untuk dicapai.
Sasaran strategis yang sebelumnya “Terwujudnya Pengelolaan Persidangan
Kabinet yang Berkualitas” disempurnakan menjadi “Terwujudnya Penyelenggaraan
Dukungan Kerja Kabinet yang Berkualitas” karena dukungan kerja kabinet lebih luas dari
pada pengelolaan persidangan kabinet, Sekretariat Kabinet selain mendukung Presiden
dalam pelaksanaan persidangan kabinet juga memberikan pelayanan penyiapan naskah
kepresidenan.
Penambahan sasaran strategis “Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
di Lingkungan Sekretariat Kabinet” merupakan wujud komitmen Sekretariat Kabinet
untuk mendukung pencapaian misi Presiden yaitu pengelolaan pemerintahan yang bersih,
efektif, dan terpercaya. Sasaran ini akan diukur keberhasilannya dengan 4 (empat) buah
indikator selain indeks RB dan opini BPK atas Laporan Keuangan Sekretariat Kabinet
terdapat 2 (dua) buah indikator yang merupakan layanan Sekretariat Kabinet kepada pihak
eksternal. Indikator “Persentase tingkat kepuasan K/L (Instansi pengusul) atas pelayanan
penyelesaian administrasi terkait pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian JPT
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 34
Utama, JPT Madya, dan Pejabat lainnya hasil sidang TPA” merupakan wujud dukungan
Sekretariat Kabinet Presiden untuk menempatkan orang-orang terbaik pada JPT Utama,
JPT Madya, dan Pejabat lainnya yang dipilih melalui hasil sidang TPA.
Indikator “Persentase tingkat kepuasan pada layanan pembinaan jabatan
fungsional penerjemah” mengukur kinerja Sekretariat Kabinet sebagai Instansi pembina
Pejabat Fungsional Penerjemah di seluruh Indonesia, pada struktur organisasi baru
dibentuk 1 (satu) unit kerja Eselon II mandiri yaitu Pusat Pembinaan Penerjemah
(Pusbinter) yang sebelumnya tugas dan fungsinya berada di level Eselon III di bawah
Deputi Bidang Dukungan Kerja Kabinet.
Pencapaian tujuan dan sasaran organisasi perlu didukung arah kebijakan dan
strategi yang memuat langkah-langkah berupa program-program indikatif untuk
memecahkan permasalahan yang penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam
kurun waktu tertentu.
Program merupakan alat kebijakan (policy tool) yang dimiliki oleh K/L dalam
menjabarkan tugas dan fungsi sesuai visi dan misi Presiden, yang dilaksanakan oleh satu
atau lebih Satuan Organisasi. Dengan adanya redesain kegiatan K/L, kegiatan saat ini tidak
lagi mencerminkan tugas dan fungsi Unit Kerja atau Satuan Kerja vertikal dari K/L, sehingga
memungkinkan kegiatan tersebut dilaksanakan lebih dari 1 (satu) Unit Kerja. Hal tersebut
diharapkan dapat mencerminkan kegiatan sebagai suatu aktivitas yang dilaksanakan oleh
K/L untuk menghasilkan keluaran (output) dalam rangka mendukung terwujudnya sasaran
pembangunan.
Sasaran strategis Sekretariat Kabinet dicapai dengan melaksanakan 2 (dua) buah
program, yakni Program Teknis dan Program Generik. Pengimplementasian RSPP
mengakibatkan adanya penyesuaian nomenklatur program teknis yang semula
“Dukungan Pengelolaan Manajemen Kabinet kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan” menjadi “Penyelenggaraan Layanan kepada Presiden
dan Wakil Presiden”, dan program generik yang semula “Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Kabinet” menjadi “Dukungan Manajemen”.
Program pertama merupakan program teknis yaitu “Penyelenggaraan Layanan
kepada Presiden dan Wakil Presiden”, yang ditetapkan untuk mendukung terwujudnya
pencapaian visi, misi, dan sasaran strategis Sekretariat Kabinet. Sasaran, indikator, dan
Penyelenggaraan Layanan Kepada Presiden dan Wakil Presiden
1
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 35
target pada Renstra untuk tahun kedua selaras dengan Renja dan RKA tahun 2022.
Berdasarkan data Laporan Realisasi Anggaran Belanja Tingkat K/L anggaran awal, untuk
program teknis Penyelenggaraan Layanan kepada Presiden dan Wakil Presiden adalah
sebesar Rp.37.451.201.000,00 di dalamnya termasuk anggaran Staf Khusus Presiden (SKP)
dan Staf Khusus Wakil Presiden (SKWP) sebesar Rp.11.550.000.000,00,00. Seluruh
anggaran program teknis diperjanjikan dalam PK Awal Sekretariat Kabinet.
Dalam rangka penanganan Covid-19, pemerintah melakukan refocusing anggaran,
anggaran program teknis Sekretariat Kabinet setelah pemotongan adalah
Rp.42.086.466.000,00 atau sebesar 12,4% yang di dalamnya terdapat anggaran SKP dan
SKWP sebesar Rp7.271.771.000,00 sehingga anggaran yang tersedia untuk pencapaian
sasaran strategis Sekretariat Kabinet totalnya sebesar Rp.20.504.138.000,00. Untuk
mencapai sasaran strategis terkait pemberian rekomendasi dan pemantauan pelaksanaan
kebijakan dan program pemerintah di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan,
Perekonomian, Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, serta Kemaritiman dan investasi,
memiliki anggaran sebesar Rp.8.436.402.000,00 yang diwujudkan melalui pelaksanaan
kegiatan sebagai berikut:
a. Pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka penyusunan rekomendasi
kebijakan;
b. Menghadiri Rakor/Seminar/FGD yang diselenggarakan oleh K/L atau Instansi
Pemerintah (IP), pihak swasta, organisasi masyarakat lainnya dalam rangka
penyusunan rekomendasi kebijakan pemerintah;
c. Menyelenggarakan rapat koordinasi/ FGD/kegiatan sejenis dalam rangka penyusunan
rekomendasi kebijakan;
d. Penyusunan kajian kebijakan pemerintah; dan
e. Penanganan berkas masuk dari pemangku kepentingan, K/L dan masyarakat dalam
rangka penyusunan rekomendasi kebijakan.
Sasaran terkait penyelenggaraan dukungan kerja kabinet disokong dengan
anggaran sebesar Rp.4.795.965.000,00 untuk melaksanakan kegiatan dukungan
penyelenggaraan teknis dan administrasi penyiapan bahan-bahan dan pelaporan Sidang
Kabinet maupun rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri Presiden dan/atau
Wakil Presiden. Rincian kegiatan yang dilakukan, sebagai berikut:
a. Perencanaan sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau
dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden;
b. Pelaksanaan dan perlengkapan sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan yang
dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden;
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB II PERENCANAAN KINERJA 36
c. Penyiapan bahan sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan yang dipimpin
dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden;
d. Pelaksanaan perekaman dan transkripsi sidang kabinet maupun rapat atau pertemuan
yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden;
e. Penyusunan risalah dan arahan Presiden dalam sidang kabinet maupun rapat atau
pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden;
f. Penyiapan naskah dokumen kepresidenan dan kenegaraan;
g. Penerjemahan bagi Presiden dan/atau Wakil Presiden, serta di lingkungan Sekretariat
Kabinet; dan
h. Penyelenggaraan hubungan kemasyarakatan serta koordinasi dan keprotokolan rapat
atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Sekretaris Kabinet.
Program kedua merupakan program generik “Dukungan Manajemen” yakni
program penunjang bagi pelaksanaan program Penyelenggaraan Layanan Kepada
Presiden dan Wakil Presiden. Program dukungan manajemen merupakan motor
penggerak kinerja Sekretariat Kabinet yang terdiri dari: pengelolaan sumber daya manusia,
organisasi dan tata laksana; pengelolaan perencanaan dan keuangan; pengelolaan barang
milik negara, dan pelayanan umum; pengelolaan data, teknologi informasi, kearsipan, dan
perpustakaan; penyelenggaraan pengawasan internal; pengelolaan kinerja organisasi,
reformasi birokrasi, dan ketatausahaan; pengelolaan komunikasi dan informasi publik
serta keprotokolan, dan; penyelenggaraan layanan fasilitasi operasional dan layanan tata
usaha pusat pembinaan penerjemah. Dalam rangka penanganan Covid-19 anggaran
dukungan manajemen difokuskan pula untuk penyediaan vitamin, masker, hand sanitizer,
pelaksanaan disinfektan kantor, rapid test, swab dan penanganan pegawai yang terinfeksi
virus Covid-19.
Berdasarkan data Laporan Realisasi Anggaran Belanja Tingkat K/L anggaran awal
untuk program Dukungan Manajemen adalah sebesar Rp.302.303.941.000,00 dan setelah
revisi menjadi Rp.274.375.330.000,00 dengan alokasi terbesar ada pada belanja pegawai
sebesar Rp.170.361.392.000,00.
Dukungan Manajemen
2
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 37
Tahun 2021 merupakan tahun kedua dari periode ketiga atau periode terakhir Grand
Design Reformasi Birokrasi 2010—2025. Pada tahap akhir ini, Reformasi Birokrasi (RB)
diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia (world class bureaucracy)
yang dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik yang semakin berkualitas dan
tata kelola yang semakin efektif dan efisien. Guna mewujudkan visi tersebut, dalam Road
Map RB Nasional ditetapkan 3 (tiga) sasaran, yaitu birokrasi yang bersih dan akuntabel,
birokrasi yang kapabel, dan pelayanan publik yang prima. Ketiga sasaran tersebut
merupakan pengungkit utama dari pencapaian tujuan pemerintahan yang baik dan bersih.
Pelaporan kinerja merupakan salah satu media yang digunakan untuk menyokong
pencapaian sasaran RB di mana sebelum dilaksanakan suatu pelaporan kinerja maka
terlebih dahulu terdapat tahapan evaluasi terhadap kinerja. Hasil dari evaluasi kinerja
tersebut yang akan dituangkan dalam suatu pelaporan kinerja, yakni dengan
mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran untuk mencapai sasaran dan target
kinerja K/L serta perangkat unit organisasi dan unit kerja di bawahnya yang telah ditetapkan
di dalam PK, menganalisis berbagai kendala dan hambatan yang dihadapi, serta
memperoleh rekomendasi perbaikan kinerja ke depannya.
Tahun 2021 merupakan tahun kedua masa RPJMN Tahun 2020—2024, Sekretariat
Kabinet sudah sepenuhnya menjalankan perannya sesuai dengan Peraturan Presiden
Nomor 55 Tahun 2020 tentang Sekretariat Kabinet dan Peraturan Sekretaris Kabinet
Nomor 1 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet. Sekretariat
Kabinet tahun 2020—2024 tidak lagi menjalankan tugas pemberian persetujuan kepada
Menteri Sekretaris Negara atas permohonan izin prakarsa penyusunan rancangan
peraturan perundang-undangan dan atas substansi rancangan peraturan perundang-
undangan. Sekretariat Kabinet diberikan tugas baru yaitu: pengkajian dan pemberian
rekomendasi atas rencana kebijakan kementerian/lembaga dalam bentuk peraturan
menteri/kepala lembaga yang perlu mendapatkan persetujuan Presiden; pemberian
dukungan pemikiran, teknis, dan administrasi dalam pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, dan
Pejabat lainnya kepada Tim Penilai Akhir; dan penyelenggaraan pembinaan jabatan
fungsional penerjemah. Sedangkan tugas pengawasan pelaksanaan kebijakan dan
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 38
program pemerintah dielaborasi menjadi penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan
dan program pemerintah yang mengalami hambatan dan pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah. Perubahan ini
tentunya berdampak pula pada rumusan sasaran, program, dan kegiatan Sekretariat
Kabinet tahun 2020—2024.
Sekretariat Kabinet telah melakukan upaya perbaikan perencanaan berbasis kinerja
dengan memastikan program-program yang direncanakan sesuai dengan tujuan dan
sasaran pembangunan nasional. Perubahan mindset dan budaya penyelenggaraan
birokrasi yang semula berorientasi kerja (output) menjadi berorientasi kinerja (outcome)
merupakan titik berat dalam konsep akuntabilitas kinerja. Pemerintahan yang berorientasi
pada kinerja berupaya merencanakan dan melaksanakan segala program dan kegiatan
yang memiliki hasil dan dampak yang jelas bagi perbaikan pelayanan publik. Dengan adanya
RSPP yang diinisiasi Bappenas dan Kementerian Keuangan, perumusan kegiatan mengacu
pada output akhir yang akan dirasakan stakeholders.
Sekretariat Kabinet juga memperbaiki sasaran dan ukuran kinerja outcome di setiap
program dan kegiatan. Di level program, Eselon I yang sebelumnya pengukuran hasil
rekomendasi berdasarkan persetujuan Sekretaris Kabinet, di ubah menjadi pemanfaatan
rekomendasi oleh stakeholders, sehingga capaian eselon I akan menopang capaian
Sekretariat Kabinet, begitu juga dengan sasaran kegiatan eselon II diukur oucome-nya
berdasar hasil rekomendasi yang disampaikan kepada stakeholders, tidak lagi berdasar
rekomendasi yang disetujui Deputi. Hasil RSPP ini telah berlaku efektif di tahun 2021.
Selain itu sejak tahun 2019, penyusunan PK dan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) seluruh
pegawai dihimbau untuk menggunakan indikator kinerja outcome, yang sebelumnya
mayoritas menggunakan indikator kinerja output diubah menjadi indikator kinerja
outcome. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 8 Tahun 2021 tentang Sistem Manajemen Kinerja Pegawai Negeri Sipil (Permen
PANRB Nomor 8 Tahun 2021) telah diterapkan di Sekretariat Kabinet sesuai Surat Edaran
Menteri PANRB Nomor 3 Tahun 2021 tentang Penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai dan
Penilaian Kinerja PNS Tahun 2021.
Salah satu sasaran program dari birokrasi yang bersih dan akuntabel adalah
menguatnya integritas dan budaya anti korupsi dalam birokrasi. Upaya penguatan
integritas ASN Sekretariat Kabinet dilaksanakan melalui kegiatan berikut: (1) Setiap acara
dan kegiatan yang diselenggarakan Sekretariat Kabinet wajib untuk menyanyikan lagu
Mars Sekretariat Kabinet, himbauan ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Kabinet
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 39
Nomor 62 Tahun 2018. Lirik Mars
Sekretariat Kabinet dapat dilihat pada gambar 3.1.
sebagai wujud semangat ASN Sekretariat Kabinet
mengabdi pada bangsa dan negara; (2)
Pelaksanaan kegiatan apel dan mendengarkan
lagu Indonesia Raya, Mars Sekretariat Kabinet, dan
Naskah Pancasila secara rutin sesuai jadwal yang
telah ditentukan sesuai Surat Edaran Sekretaris
Kabinet Nomor 1 Tahun 2021, yang merupakan
tindak lanjut dari himbauan Kementerian PANRB
Nomor: B/75/M.KT.00/2021. Kegiatan ini bertujuan
untuk memelihara dan meningkatkan rasa
kebangsaan dan cinta tanah air, pengabdian
terhadap negara dan rakyat Indonesia, serta
ketaatan terhadap ideologi Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan (3) Sosialisasi
Internalisasi Core Values “BerAKHLAK” dan Employer Branding “Bangga Melayani Bangsa”
di Lingkungan Sekretariat Kabinet sebagai wujud komitmen dalam
mengimplementasikan core values dan employer branding ASN yang telah diluncurkan
Presiden RI Joko Widodo pada tanggal 27 Juli 2021, sebagai panduan dalam berpikir,
bertutur, dan berperilaku bagi ASN di Sekretariat Kabinet.
Instrumen yang digunakan untuk memastikan akuntabilitas kinerja organisasi publik
adalah Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). SAKIP meliputi tahap
penetapan perencanaan strategis, perencanaan kinerja, dan penetapan rencana kerja,
pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, dan pemanfaatan informasi kinerja untuk perbaikan
kinerja berikutnya secara berkesinambungan. Fungsi SAKIP sebagai sistem manajemen
kinerja instansi pemerintah merupakan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara untuk mengintegrasikan informasi keuangan dan kinerja dalam
sebuah sistem dalam rangka mendorong terciptanya anggaran berbasis kinerja yang
diyakini sebagai bentuk pengelolaan keuangan yang paling efektif untuk mendorong
terciptanya pemerintahan yang berkinerja tinggi.
Dalam rangka penguatan pelaksanaan SAKIP, di dalam struktur organisasi
Sekretariat Kabinet, pada setiap kedeputian terdapat unit kerja Bagian Fasilitasi
Operasional (FO) yang menyelengarakan fungsi:
Gambar 3.1. Lirik Lagu Mars Sekretariat Kabinet
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 40
a. pengoordinasian penyusunan rencana, program, dan anggaran;
b. pengoordinasian pelaksanaan sistem akuntabilitas kinerja dan penyusunan laporan
akuntabilitas kinerja;
c. pengoordinasian pemberian dukungan penatausahaan, teknis, dan administrasi;
d. pengoordinasian dan penyusunan laporan pelaksanaan reformasi birokrasi;
e. pengumpulan dan penyiapan data manajemen kinerja; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Deputi.
Berdasarkan tugas dan fungsi di atas maka FO berperan sebagai Person in Charge
(PIC) Manajemen Kinerja di setiap kedeputian tercermin dari sasaran eselon II yang diberi
amanat untuk mengoordinasikan pelaksanaan SAKIP dan RB yaitu “Meningkatnya kualitas
pengelolaan program dan anggaran, akuntabilitas kinerja serta reformasi birokrasi di
lingkungan Sekretariat Kabinet”, sedangkan Deputi Bidang Administrasi c.q. Biro
Akuntabilitas Kinerja dan Reformasi Birokrasi berperan sebagai koordinator seluruh PIC
Manajemen Kinerja di lingkungan Sekretariat Kabinet. Berikut ini gambaran PIC Manajemen
Kinerja.
Sejak tahun 2015, proses pengendalian dan monitoring pencapaian kinerja di
Sekretariat Kabinet telah menggunakan aplikasi Sistem Monitoring Capaian Kinerja
(SIMONJA) yang terus menerus disempurnakan. Pada tahun 2017, aplikasi SIMONJA
dikembangkan menjadi aplikasi terintegrasi dengan Sistem Informasi Keuangan (SISKA)
dan Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) dan diubah namanya menjadi Sistem
Informasi Kinerja Terpadu (SIKT). SIKT merupakan alat monitoring pencapaian PK secara
periodik.
Gambar 3.2 PIC Manajemen Kinerja
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 41
Melalui SIKT realisasi capaian kinerja beserta data dukungnya di-input setiap
triwulan, guna seluruh pejabat dan pegawai dapat memonitor capaian kinerjanya secara
periodik dan sebagai early warning bagi Pimpinan sehingga dapat melaksanakan
pengendalian atas pencapaian kinerja. Penyempurnaan terus dilaksanakan dari
sebelumnya SIKT menjadi SIKT versi 2.
PK dicetak dengan menu Perjanjian Kinerja dan fitur sync anggaran yang digunakan
untuk meng-update data anggaran. Setiap triwulannya PIC Manajemen Kinerja membantu
memastikan realisasi output, outcome, serta data dukung telah diunggah di SIKT. Biro AKRB
melakukan verifikasi dan mengoordinasikan capaian level K/L.
Gambar 3.3. Perubahan Tampilan SIKT ke SIKT Versi 2
Gambar 3.4. Perubahan Tampilan Menu SIKT ke SIKT Versi 2
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 42
Berikut ini tampilan menu monitoring SIKT untuk capaian PK Sekretariat Kabinet
tahun 2021 yang diukur sampai dengan triwulan keempat.
Gambar 3.5 Dashboard SIKT2 Capaian Sekretariat Kabinet Tahun 2021
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 43
Rencana pengembangan yang sedang berlangsung antara lain penambahan fitur
komunikasi antara atasan dan bawahan, fitur rekap data perbandingan capaian antar unit
kerja untuk memudahkan monitoring capaian secara keseluruhan, serta diagram pohon
kinerja. Upaya pengintegrasian ke SKPOnline juga sedang diupayakan namun
mempertimbangkan sistem informasi nasional yang akan dikembangkan Badan
Kepegawaian Negara (BKN) yaitu Sistem Informasi Kepegawaian Nasional (SIMPEGNAS)
Modul Kinerja maka pada tahun 2021 Sekretariat Kabinet menggunakan Tool Kit SKP dari
BKN yang merupakan prototype dari SIMPEGNAS Modul Kinerja.
LKj Sekretariat Kabinet akan menggunakan 5 (lima) Indikator warna untuk
menentukan interval capaian kinerja yaitu dengan interpretasi “memuaskan” dengan
indikator warna biru apabila persentase capaian ≥100%, “sangat baik” dengan indikator
warna hijau apabila persentase capaian berada pada rentang 85%-<100%, “baik” dengan
indikator warna oranye apabila persentase capaian berada pada rentang 70%-<85%,
“cukup” dengan indikator warna kuning apabila persentase capaian berada pada rentang
55%-<70%, dan “kurang baik” dengan indikator warna merah apabila persentase capaian
berada pada rentang ≤55%.
3.1. CAPAIAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET
Mandat Presiden RI kepada Sekretariat Kabinet dalam Perpres 55 tahun 2020 yaitu
memberikan dukungan manajemen kabinet sehingga stakeholders utama Sekretariat
Kabinet adalah Presiden dan Wakil Presiden. Pelaksanaan manajemen kabinet tidak
terlepas juga kepada pelayanan kepada K/L yang merupakan perangkat penyelenggaraan
pemerintahan RI.
Sekretariat Kabinet berupaya memberikan pelayanan prima kepada stakeholders
dengan menetapkan sasaran strategis sebagaimana telah dijelaskan di Bab II yaitu: (1)
Terwujudnya rekomendasi kebijakan pemerintah yang berkualitas; (2) Terwujudnya hasil
pengendalian penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas; (3) Terwujudnya
penyelenggaraan dukungan kerja kabinet yang berkualitas; dan (4) Terwujudnya tata
kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Sekretariat Kabinet. Peran Sekretariat
Kabinet dalam mengawal pelaksanaan kebijakan Pemerintah diperkuat dengan
ditetapkannya Inpres Nomor 7 tahun 2017 tentang Pengambilan, Pengawasan, dan
Gambar 3.6. Indikator Warna Kategori Capaian Kinerja
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 44
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan di Tingkat Kementerian Negara dan Lembaga
Pemerintah (Inpres Nomor 7 Tahun 2017).
Sekretariat Kabinet berperan memberikan dukungan kerja kabinet dalam persiapan,
pelaksanaan dan pasca sidang kabinet atau rapat terbatas. Pada proses persiapan,
Sekretariat Kabinet memastikan usulan pelaksanaan Sidang Kabinet atau Rapat Terbatas
dan penyediaan alternatif kebijakan serta rekomendasi kebijakannya. Pada proses
pelaksanaan, Sekretariat Kabinet memastikan penyelenggaraan berlangsung dengan
lancar, baik, dan aman. Kebijakan atau keputusan strategis pemerintah yang dihasilkan
melalui Sidang Kabinet maupun Rapat Terbatas, salah satunya adalah Arahan Presiden
(Apres). Pasca Sidang Kabinet atau Rapat Terbatas, Sekretariat Kabinet mendukung
pengendalian atas pelaksanaan tindak lanjut hasil Sidang Kabinet Paripurna atau Rapat
Terbatas dengan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Apres dan melaporkan
hasil pengawasan kepada Presiden disertai rekomendasi. Pada proses tersebut terlihat
hubungan antara tiap sasaran di mana output dukungan kerja kabinet menghasilkan input
untuk kinerja sasaran rekomendasi kebijakan pemerintah dan pengendalian
penyelenggaraan pemerintahan.
Guna meningkatkan efektivitas pengambilan kebijakan melalui Sidang Kabinet,
serta memastikan keselarasan tindak lanjutnya, Sekretariat Kabinet telah mengeluarkan
Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pedoman Persiapan,
Pelaksanaan, dan Tindak Lanjut Hasil Sidang Kabinet. Pada Pasal 16 Perseskab Nomor 1
Tahun 2018 disebutkan bahwa Sekretariat Kabinet melakukan pengawasan atas
pelaksanaan hasil Sidang Kabinet untuk keselarasannya dengan arahan Presiden dan
melaporkannya kepada Presiden disertai dengan rekomendasi, Sekretariat Kabinet
melaporkan status tindak lanjut arahan Presiden, apabila belum ditindaklanjuti Sekretaris
Kabinet melaporkan kepada Presiden disertai dengan rekomendasi.
Selain itu, menguatkan tata laksana penanganan Apres telah ditetapkan Keputusan
Sekretaris Kabinet Nomor 40 Tahun 2019 tentang Standar Operasional Prosedur
Pelaksanaan Tindak Lanjut Arahan Presiden melalui Sistem Informasi Tindak Lanjut Arahan
Presiden di Lingkungan Sekretariat Kabinet pada tanggal 14 Juni 2019. Sebagaimana telah
digambarkan pada Bab I dalam rangka monitoring Apres, Sekretariat Kabinet
menggunakan aplikasi Sistem Informasi Tindak Lanjut Arahan Presiden (SITAP) yang dapat
diakses oleh Kementerian Koordinator.
Berikut ini tabel perkembangan penanganan arahan Presiden sejak tahun 2014
sampai dengan tahun 2021.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 45
Tabel 3.1 Jumlah Rekapitulasi Tindak Lanjut Arahan Presiden
TAHUN JUMLAH
RATAS/SKP
KEGIATAN
TINDAK
LANJUT
LAPORAN
TINDAK
LANJUT
INDIKATOR TINDAK LANJUT
HIJAU KUNING MERAH
2014 24 30 30 28 1 1
2015 60 75 75 67 8 0
2016 68 107 107 93 13 1
2017 139 237 237 185 52 0
2018 101 282 282 254 28 0
2019 80 224 224 190 27 7
2020 124 228 212 167 43 2
2021 84 308 309 269 40 0
JUMLAH 680 1.491 1.476 1.253 212 11
Sejak tahun 2014 sudah sebanyak 1491 Apres yang dikelola dan Sekretariat Kabinet
menghasilkan 1476 laporan tindak lanjut yang berdasarkan indikator warna yang telah
selesai atau progress on track sebanyak 1253 Apres (indikator warna hijau), perlu kerja keras
sebanyak 212 Apres (indikator warna kuning), dan sulit terwujud sebanyak 11 Apres
(indikator warna merah). Pada tahun 2021 ini jumlah Apres yang telah selesai atau progress
on track sebanyak 269 Apres dan 40 Apres masih perlu kerja keras. Beberapa contoh Apres
beserta tindak lanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 9.
Pengawasan terhadap tindak lanjut Apres adalah salah satu peran pengendalian
yang dilaksanakan Sekretariat Kabinet, selanjutnya akan dijabarkan analisis dan evaluasi
atas capaian kinerja Sekretariat Kabinet selengkapnya yakni capaian kinerja jangka pendek
atau tahunan dan jangka menengah.
3.1.1. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA JANGKA MENENGAH
Sekretariat Kabinet memiliki 4 (empat) tujuan strategis, sebagaimana tercantum
dalam Renstra Sekretariat Kabinet tahun 2020—2024. Analisis terhadap capaian kinerja
jangka menengah bertujuan untuk mengetahui progress pencapaian tujuan strategis yang
targetnya harus dicapai di tahun terakhir masa Renstra yakni tahun 2024. Apabila terdapat
gap pencapaian yang memungkinkan tidak tercapainya target tujuan strategis maka dapat
segera menyusun strategi inisiatif untuk mengatasinya. Capaian kinerja jangka menengah
membandingkan capaian indikator tujuan strategis di tahun berjalan dengan target yang
ingin dicapai di tahun kelima. Tabel berikut ini memberikan gambaran capaian kinerja
jangka menengah Sekretariat Kabinet.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 46
Tabel 3.2 Capaian Kinerja Jangka Menengah Sekretariat Kabinet
Tujuan Strategis Target* Realisasi Capaian
Indikator Tujuan Strategis
1. Peningkatan kualitas rekomendasi kebijakan pemerintah
Persentase rekomendasi kebijakan pemerintah yang berkualitas
100% 100% 100%
2. Peningkatan kualitas hasil pengendalian penyelenggaraan pemerintahan
Persentase hasil pengendalian penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas
100% 100% 100%
3. Peningkatan kualitas penyelenggaraan dukungan kerja kabinet
Persentase penyelenggaraan dukungan kerja kabinet yang berkualitas
97% 92,97% 95,84%
4. Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Sekretariat Kabinet
Indeks Reformasi Birokrasi 81,70 82,18 100,59%
* target tahun 2024.
Formulasi pengukuran indikator tujuan strategis pertama sampai dengan ketiga
dihitung berdasarkan rata-rata realisasi indikator kinerja sasaran strategisnya di mana
tujuan tersebut masing-masing terdiri dari 1 (satu) sasaran strategis yang memiliki 2 (dua)
buah indikator kinerja sasaran strategis. Sedangkan tujuan strategis ketiga hanya diukur
berdasarkan Indeks RB Sekretariat Kabinet yang mencerminkan kualitas tata kelola
pemerintahan yang baik, walaupun di sasaran strategisnya terdapat 5 (lima) indikator
sasaran strategis.
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa dari 4 (empat) tujuan strategis, ada
sebanyak 3 (tiga) tujuan strategis yang sudah dicapai targetnya. Melihat rumusan dari
indikator yang merupakan rata-rata dari indikator kinerja sasaran, dan sasaran strategis dari
masing-masing tujuan tersebut hanya 1 (satu) maka perlu dikaji kembali rumusan dari
tujuan dan indikator tujuannya. Pada tujuan strategis pertama dan kedua, sepanjang
seluruh rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dimanfaatkan atau ditindaklanjuti oleh
stakeholders maka target akan tercapai sehingga fungsi early warning dari indikator ini
masih belum optimal. Oleh karena itu, pada tahun 2021 Sekretariat Kabinet mulai
menginisiasi penyempurnaan pohon kinerja dengan merumuskan tujuan dan sasaran serta
critical success factor dari setiap tujuan. Perubahan tujuannya mengarah kepada
“Meningkatnya efektivitas kebijakan dan program prioritas pemerintah”, akan tetapi guna
mengukur efektivitas tersebut perlu dipersiapkan terlebih dahulu instrumen
pengukurannya.
Tujuan strategis ketiga representasi dari tingkat kepuasan peserta Sidang Kabinet
terhadap pengelolaan Sidang Kabinet dan pemanfaatan dokumen naskah kepresidenan.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 47
Dari sisi tingkat kepuasan peserta sidang, target tahun 2024 adalah 94% yang
mendekati sempurna, sehingga Sekretariat Kabinet perlu terus meningkatkan kualitas tata
laksana penyelenggaraan dukungan kerja kabinet.
Target tujuan strategis keempat sudah tercapai juga di tahun 2021, dengan tujuan
peningkatan kualitas maka akan tercermin jika ada peningkatan target. Karena target
tahun 2024 sudah tercapai, dipandang perlu untuk menyesuaikan target tahun-tahun
berikutnya serta target tujuan guna mencerminkan suatu peningkatan kualitas. Namun,
mempertimbangkan dinamika pelaksanaan evaluasi RB yang kualitasnya semakin
meningkat dengan diterbitkannya pedoman baru yakni Peraturan Menteri PANRB Nomor
26 Tahun 2020 tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (Permen
PANRB Nomor 26 Tahun 2020) di mana evaluasi terhadap setiap area perubahan
mempertimbangkan 3 (tiga) aspek yaitu aspek pemenuhan, aspek hasil antara, dan aspek
reform maka perlu kerja keras untuk mempertahankan nilai yang sudah dicapai.
3.1.2. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2021
PK Tahun 2021 memperjanjikan 4 (empat) sasaran strategis dengan indikator kinerja
sasaran sebanyak 11 (sebelas) indikator sebagaimana tergambar pada dashboard SIKT pada
gambar 3.5 di atas dan sesuai dengan informasi kinerja dalam Renstra Sekretariat Kabinet
Tahun 2020—2024 yang ditetapkan dengan Perseskab Nomor 2 Tahun 2020. Selama tahun
2021 Sekretariat Kabinet berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya. Guna melihat
perkembangan capaian kinerja Sekretariat Kabinet, berikut ini perbandingan capaian
kinerja Sekretariat Kabinet tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2021 dengan angka
capaian kinerja dari masing-masing sasaran didapatkan dari rata-rata capaian IKU masing-
masing sasaran.
Gambar 3.7 Grafik Perbandingan Capaian Kinerja
Sekretariat Kabinet Tahun 2020 dan 2021
Sasaran 1: Terwujudnya Rekomendasi
Kebijakan Pemerintah yang Berkualitas
Sasaran 2: Terwujudnya Hasil
Pengendalian Penyelenggaraan
Pemerintahan yang Berkualitas
Sasaran 3: Terwujudnya
Penyelenggaraan Dukungan Kerja
Kabinet yang Berkualitas
Sasaran 4: Terwujudnya Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik di Lingkungan
Sekretariat Kabinet
11
1%
10
9.8
9%
11
1%
10
9.8
9%
95
.44
%
97
.22
%
98
.70
%
98
.18
%
2 0 2 0 2 0 2 1
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 48
Berdasarkan grafik di atas, pada sasaran pertama dan kedua nampak seolah-olah
terjadi penurunan capaian kinerja dari 111% menjadi 109,89%, tetapi hal tersebut terjadi
karena adanya peningkatan target, pada tahun 2020 ditargetkan 90% dan di tahun 2021
target meningkat menjadi 91% di mana realisasi konstan 100%. Penjelasan serta analisis lebih
mendalam terhadap pencapaian sasaran strategis Sekretariat Kabinet tahun 2021 akan
diuraikan lebih lanjut berdasarkan indikator kinerja masing-masing sasaran strategis.
Sasaran strategis pertama yaitu “Terwujudnya rekomendasi kebijakan yang
berkualitas”, diwujudkan melalui pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat Kabinet sesuai
Perseskab Nomor 1 Tahun 2020 di antaranya: 1) pengkajian dan pemberian rekomendasi
atas rencana kebijakan dan program pemerintah; 2) pengkajian dan pemberian
rekomendasi atas rencana kebijakan kementerian/lembaga dalam bentuk peraturan
menteri/kepala lembaga yang perlu mendapatkan persetujuan Presiden; dan 3)
penyampaian rekomendasi atas hasil pengamatan dan penyerapan pandangan terhadap
perkembangan umum. Sasaran ini diukur keberhasilannya dengan menggunakan 2 (dua)
buah indikator kinerja yang telah
ditetapkan menjadi IKU. Berikut
ini gambaran output yang
dihasilkan dari setiap fungsi,
beserta IKU yang digunakan
untuk mengukur capaian kinerja
Sasaran pertama.
Gambar di samping
menunjukkan output yang
dihasilkan, dan sesuai dengan
bidang Kementerian Koordinator,
Sekretariat Kabinet menangani 4
(empat) bidang yaitu 1) bidang
politik, hukum, dan keamanan; 2)
bidang perekonomian; 3) bidang
Gambar 3.8 Output, Fungsi, dan Indikator Kinerja Sasaran
Pertama Sekretariat Kabinet
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 49
pembangunan manusia dan kebudayaan; dan 4) bidang kemaritiman dan investasi.
Perubahan nomenklatur pada Kementerian Koordinator mempengaruhi struktur
organisasi Sekretariat Kabinet yang sebelumnya investasi ditangani di bidang
perekonomian dialihkan ke bidang kemaritiman. Sekretariat Kabinet menyesuaikan
struktur organisasi dengan menyesuaikan nomenklatur Eselon I yang sebelumnya Deputi
Bidang Kemaritiman menjadi Deputi Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Indikator pertama “Persentase rekomendasi atas rencana kebijakan dan program
pemerintah yang dimanfaatkan” mengukur keberhasilan pelaksanaan tugas fungsi nomor
1 dan 3 tersebut di atas. Indikator kedua “Persentase rekomendasi atas rencana kebijakan
kementerian/lembaga dalam bentuk peraturan menteri/kepala lembaga yang perlu
mendapatkan persetujuan Presiden yang ditindaklanjuti” mengukur keberhasilan tugas
dan fungsi nomor 2 tersebut di atas.
Rumusan dari indikator pertama sasaran pertama memperlihatkan bahwa output
rekomendasi yang berkualitas adalah rekomendasi yang dimanfaatkan, rekomendasi yang
dapat digunakan oleh Pemerintah sebagai stakeholder Sekretariat Kabinet dalam
mengambil keputusan atau kebijakan, sedangkan indikator kedua mengukur outcome dari
output kedua berdasarkan tindak lanjut dari rekomendasi yang telah disampaikan
Sekretariat Kabinet. Kriteria yang digunakan untuk menetapkan suatu rekomendasi telah
dimanfaatkan atau ditindaklanjuti untuk masing-masing jenis output, yaitu:
Gambar 3.9 Kriteria Pemanfaatan Output Sasaran
Pertama
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 50
Indikator “Persentase rekomendasi atas rencana kebijakan dan program
pemerintah yang dimanfaatkan” dan “Persentase rekomendasi atas rencana kebijakan
kementerian/lembaga dalam bentuk peraturan menteri/kepala lembaga yang perlu
mendapatkan persetujuan Presiden yang ditindaklanjuti”, sesuai PK yang ditetapkan pada
awal tahun 2021 dan selaras pula dengan target yang ditetapkan pada Renstra, keduanya
memiliki target 91%. Berikut ini gambaran pencapaian indikator pertama dan kedua sasaran
pertama.
Grafik di atas menunjukkan bahwa selama tahun 2021 terdapat sebanyak 501 output
rekomendasi atas rencana kebijakan dan program pemerintah yang dihasilkan dan
seluruhnya dimanfaatkan, sedangkan output rekomendasi atas rencana kebijakan
kementerian/lembaga dalam bentuk peraturan menteri/kepala lembaga yang perlu
mendapatkan persetujuan Presiden ada sebanyak 274 rekomendasi yang seluruhnya
ditindaklanjuti stakeholders. Dengan realisasi sebesar 100% dibandingkan target sebesar
91% maka capaian sasaran pertama adalah 109,89% masuk dalam kategori memuaskan.
Gambar 3.10 Grafik Target, Realisasi,
Capaian, Output, dan Outcome Sasaran
Strategis 1 Sekretariat Kabinet Tahun 2021
91%91%
100.00% 100.00%109.89% 109.89%
501
274
501
274
100
200
300
400
500
600
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
2021IKU 1
2021IKU 2
Pe
rse
n
Target
Realisasi
Capaian
Output
OutcomeJum
lah
Output
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 51
Analisis lebih lanjut atas pencapaian kinerja sasaran strategis pertama akan
dijabarkan berdasarkan masing-masing IKU.
Sebagaimana tertuang di dalam Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2020—2024 dan
Perseskab 5 Tahun 2021 tentang Penetapan IKU di Lingkungan Sekretariat Kabinet,
rekomendasi atas rencana kebijakan dan program pemerintah dapat berupa:
a. Rekomendasi berdasarkan berkas masuk, baik yang berasal dari instansi pemerintah
maupun dari pengaduan masyarakat;
b. Rekomendasi berdasarkan permintaan langsung dan segera dari Presiden;
c. Rekomendasi berdasarkan tugas khusus yang diberikan Presiden;
d. Rekomendasi atas hasil pengamatan dan penyerapan pandangan terhadap
perkembangan umum;
e. Rekomendasi atas masalah yang muncul secara spontan;
f. Rekomendasi berdasarkan kajian akademik;
g. Rekomendasi dalam penyiapan materi sidang kabinet.
Jika dikaitkan dengan tugas dan fungsi pada level eselon I kedeputian substansi di
dalam Perseskab Nomor 1 Tahun 2020 maka indikator kinerja pertama ini menunjukkan
pencapaian kinerja Sekretariat Kabinet yang spesifik, relevan, dapat dicapai, dikuantifikasi
dan diukur melalui pengukuran kualitas rekomendasi kebijakan yang terkait dengan tugas
dan fungsi Sekretariat Kabinet, yaitu: (1) pengkajian dan pemberian rekomendasi atas
rencana kebijakan dan program pemerintah; (2) penyampaian rekomendasi atas hasil
pengamatan dan penyerapan pandangan terhadap perkembangan umum; dan (3)
penyiapan bahan substansi sidang kabinet, rapat, atau pertemuan yang dipimpin dan/atau
dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden di bidang politik, hukum, keamanan,
perekonomian, pembangunan manusia dan kebudayaan, serta kemaritiman dan investasi.
Definisi pemanfaatan dapat dilihat di gambar 3.9 di atas.
Pengukuran IKU menggunakan formulasi perhitungan:
Jumlah rekomendasi Sekretariat Kabinet atas rencana kebijakan dan program
pemerintah yang dimanfaatkan oleh Presiden/Menteri/Kepala Lembaga
Jumlah rekomendasi Sekretariat Kabinet atas rencana kebijakan dan program
pemerintah yang disampaikan kepada Presiden/Menteri/Kepala Lembaga
x 100%
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 52
Selama tahun 2021, Sekretariat Kabinet telah menghasilkan 501 rekomendasi atas
rencana kebijakan dan program pemerintah. Tabel berikut ini memperlihatkan output dan
outcome rekomendasi per bidang.
Tabel 3.3 Capaian IKU 1 Sasaran Strategis 1 per Bidang
Bidang Output Outcome % Realisasi Keterangan
Politik, Hukum, dan Keamanan
204 204 100% Seluruh rekomendasi
dimanfaatkan
Perekonomian 144 144 100% Seluruh rekomendasi
dimanfaatkan
Pembangunan
Manusia dan
Kebudayaan
102 102 100% Seluruh rekomendasi
dimanfaatkan
Kemaritiman
dan Investasi 51 51 100%
Seluruh rekomendasi
dimanfaatkan
Total 501 501 100%
Dari 501 output rekomendasi atas rencana kebijakan dan program pemerintah yang
dihasilkan, seluruhnya termanfaatkan sehingga realisasi dari IKU adalah 100%. Target IKU 1
Sasaran Strategis pertama di tahun 2021 adalah 91% meningkat dari tahun sebelumnya 90%.
Jika dibandingkan dengan target maka capaian IKU 1 Sasaran Strategis 1 adalah 109,98%.
Berikut ini perbandingan capaian tahun 2020 dengan tahun 2021.
Capaian kinerja IKU 1 di th 2021 adalah 109,89%, dengan realisasi yang sama yakni
100% rekomendasi termanfaatkan capaian kinerja terlihat turun dari tahun sebelumnya, hal
ini disebabkan karena target yang ditetapkan mengalami peningkatan dari 90% menjadi
Gambar 3.11 Grafik Perbandingan Capaian IKU 1 Sasaran Strategis 1 Tahun 2020 dan Tahun 2021
90%
91%
100.00%
100.00%
111.11%
109.89%
106
501
106
501
50
150
250
350
450
550
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
2020 2021
Pe
rse
n
Target
Realisasi
Capaian
OutputJum
lah
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 53
91%. Target ditetapkan mempertimbangkan risiko tidak termanfaatkannya suatu
rekomendasi namun berdasarkan pemantauan dan tracking surat ke K/L serta memo ke
Presiden tidak menunjukkan adanya penolakan dan rekomendasi yang diberikan
dimanfaatkan. Jumlah output nampak terdapat peningkatan tajam dari 106 rekomendasi
kebijakan menjadi 501 rekomendasi kebijakan, hal itu disebabkan pada tahun 2020
peralihan ke pengukuran sasaran dan indikator kinerja yang baru di mulai sejak triwulan ke
IV atau sejak bulan Oktober, setelah pelantikan pejabat untuk menempati nomenklatur
sesuai Perseskab 1 Tahun 2020. Sehingga output sebesar 106 rekomendasi kebijakan
merupakan kontribusi dari triwulan ke IV saja.
Sebagai gambaran pencapaian indikator pertama sasaran strategis 1, berikut ini
beberapa rekomendasi yang dihasilkan Sekretariat Kabinet dan telah dimanfaatkan
stakeholders.
Penyiapan infografis rapat Presiden bersama para Gubernur seluruh Indonesia
dalam pembahasan penanganan Coronavirus Disease (COVID-19) dan rencana
pelaksanaan vaksinasi.
Sekretariat Kabinet menyiapkan bahan Presiden berupa briefing sheet serta
infografis untuk digunakan dalam pertemuan Presiden bersama para Gubernur seluruh
Indonesia yang membahas tentang penanganan COVID-19 dan rencana pelaksanaan
vaksinasi, pada tanggal 6 Januari 2021. Sekretariat Kabinet menyampaikan beberapa
rekomendasi kebijakan kepada Presiden terkait pentingnya peran Gubernur dalam
penanganan Pandemi COVID-19 dan rencana pelaksanaan vaksinasi di daerah, antara lain:
1. Penanganan Pandemi COVID-19:
a. Para Gubernur perlu merencanakan dan melaksanakan program kegiatan daerah
agar sesuai dengan program penanganan COVID-19 nasional, termasuk penyediaan
fasilitas kesehatan di rumah sakit, Puskesmas, serta testing dengan tetap melakukan
optimalisasi dalam penyelenggaraan agenda pembangunan daerah prioritas; dan
b. Para Gubernur bersama pemerintah pusat agar melaksanakan fungsi pembinaan dan
pengawasan terhadap penanganan COVID-19 di kabupaten/kota pada wilayah
masing-masing, baik dari sisi anggaran, penerapan protokol kesehatan, penyaluran
bantuan sosial serta percepatan pemulihan ekonomi nasional.
2. Rencana pelaksanaan vaksinasi di daerah:
a. Mengoptimalkan dukungan, kinerja, dan sumber daya dalam hal distribusi vaksin
di wilayah yang telah ditentukan oleh Menteri Kesehatan serta melaksanakan
pemberian vaksin serentak pada tanggal 14 Januari 2021;
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 54
b. Melaksanakan vaksinasi bagi kelompok prioritas di daerah guna memberikan
kepercayaan dan rasa aman pada masyarakat; serta
c. Secara aktif dan inovatif memberikan berbagai pengetahuan dan informasi terkait
vaksinasi kepada masyakarat.
Surat Sekretaris Kabinet mengenai Penyampaian Arahan Presiden RI tentang
Permohonan Peralihan Peruntukan Bantuan Dana Hibah kepada Pemerintah Nauru.
Sesuai Perjanjian Hibah Indonesia-Nauru tahun 2019, Pemerintah Republik Nauru
telah menerima dana hibah dari Pemerintah Indonesia senilai AUD 3.681.987,41 untuk
pengadaan kapal pengangkut (tongkang) dan kapal tunda (tug boat). Namun demikian,
atas permohonan Presiden Nauru dan sebagaimana arahan Bapak Presiden RI pada bulan
Juni 2020, peruntukan dana hibah tersebut dialihkan menjadi pengadaan kapal pendarat
(landing craft). Pada perkembangannya, Presiden Nauru menyampaikan permohonan
kepada Presiden RI pada tanggal 9 November 2020, untuk mengubah kembali peruntukan
dana hibah Indonesia dari semula pengadaan kapal pendarat menjadi kapal kontainer
(general purpose container ship).
Mempertimbangkan waktu pengadaan dan pengiriman kapal pendarat serta
kondisi Nauru, peralihan peruntukan hibah Indonesia dari pengadaan kapal pendarat
menjadi kapal kontainer kiranya perlu ditanggapi secara positif untuk disetujui, sepanjang
tidak terdapat penambahan nilai hibah yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Hibah
Indonesia-Nauru. Teknis perjanjian peralihan hibah akan dibahas lebih lanjut dengan
Pemerintah Nauru.
Gambar 3.12 Infografis Ratas Pembahasan Penanganan COVID-19
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 55
Pemerintah RI juga telah melakukan rapat Pokja
Hibah tanggal 11 Desember 2020 dan dicapai
persetujuan peralihan peruntukan hibah untuk Nauru
tersebut. Pada tanggal 5 Maret 2021, Presiden
mengeluarkan arahan tertulis untuk ditindak lanjuti
sesuai aturan yang berlaku yang kemudian disampaikan
oleh Sekretaris Kabinet kepada Menteri Luar Negeri dan
Menteri Keuangan untuk diproses lebih lanjut melalui
surat nomor: B.0063/Seskab/Polhukam/03/2021 tanggal
8 Maret 2021 mengenai Penyampaian Arahan Presiden
RI tentang Permohonan Peralihan Peruntukan Bantuan
Dana Hibah kepada Pemerintah Nauru.
Permohonan Pelaksanaan Sidang Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP)
Tahun 2021
Pasal 17 Perpres No. 59/2013
tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat KKIP jelas mengatur bahwa
perlu dilaksanakan Sidang KKIP paling
sedikit 6 bulan sekali atau sewaktu-
waktu apabila dipandang perlu dengan
dipimpin Presiden selaku Ketua KKIP.
Namun, sejak tahun 2017 hingga 2021
belum terselenggara sidang dimaksud.
Sekretariat Kabinet sejak tahun 2019
terus mendorong dan menyiapkan
bahan dalam rangka terselenggaranya
Sidang KKIP, termasuk di tahun 2021 ini.
Atas upaya tersebut, Presiden RI akhirnya pada tanggal 13 April 2021 menyelenggarakan
Sidang KKIP di Istana Bogor.
Gambar 3.13 Surat Sekretaris Kabinet
kepada Menteri Luar Negeri dan Menteri
Keuangan
Gambar 3.14 Infografis Bahan Sidang KKIP tahun 2021
dipimpin Presiden
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 56
Permohonan Video Message Presiden RI untuk Acara Roll-Out Ceremony KF-X/IF-X
tanggal 9 April 2021
Duta Besar Republik Korea untuk
RI melalui surat tanggal 31 Maret 2021
memohon agar Presiden RI berkenan
memberikan ucapan berupa video
singkat yang akan ditayangkan langsung
dalam Roll-out Ceremony Pesawat
Tempur KF-X/IF-X pada tanggal 9 April
2021 yang disaksikan oleh delegasi dari
beberapa negara yang hadir, sehingga
diharapkan dapat menunjukkan hubungan yang solid antara kedua kepala negara. Atas
permohonan tersebut, Sekretariat Kabinet berpendapat bahwa sejatinya ucapan selamat
dan sambutan Presiden RI cukup diwakili oleh Menteri Pertahanan. Namun apabila
Presiden tetap berkenan untuk memberikan video message, kami telah menyiapkan naskah
singkat untuk keperluan dimaksud.
Permohonan Persetujuan Rancangan Inpres tentang Percepatan Pembangunan
Ekonomi pada Kawasan Perbatasan Negara di Aruk , Motaain, dan Skouw
Presiden pada Rapat Internal tanggal 13 Mei
2020, pada prinsipnya telah menyetujui pembangunan
ekonomi pada kawasan perbatasan negara di Aruk,
Motaain, dan Skouw dan memberikan arahan kepada
pimpinan K/L untuk fokus pada penyempurnaan
regulasi, market intelligence, dan penyederhanaan
komoditas utama. Sebagai tidak lanjut arahan
tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
mengirimkan surat pada tanggal 19 Oktober 2020 guna
menyampaikan RInpres tentang Percepatan
Pembangunan Ekonomi Negara pada Kawasan
Perbatasan Negara di Aruk, Motaain, dan Skouw. Atas
RInpres tersebut, Sekretariat Kabinet
menyelenggarakan rapat finalisasi RInpres tersebut
pada tanggal 17 November 2020 dengan agenda
menyepakati batang tubuh dan lampiran RInpres yang
difokuskan pada potensi masing-masing kawasan
Gambar 3.15 Video message Presiden RI pada acara Roll-
Out Ceremony Pesawat Tempur KF-X/IF-X tanggal 9
April 2021 di Korea Selatan
Gambar 3.16 Surat Seskab kepada
Ketua Dewan Pengawas INA/Menteri
Keuangan tentang Persetujuan
Presiden atas Pemenuhan Modal INA
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 57
perbatasan negara, dengan hasil tersepakati 60 program pada RInpres yang akan
dilaksanakan dan diselesaikan paling lambat dua tahun terhitung sejak ditetapkan dan
rincian program dan fokus yaitu: a) Aruk: 21 program di bidang pertanian (padi) dan
perkebunan (lada, kelapa, serta jeruk); b) Motaain: 20 program di bidang peternakan (sapi
dan ayam); dan c) Skouw: 19 program di bidang perikanan dan pertanian (padi, jagung,
serta sagu).
Berdasarkan hal tersebut, melalui memorandum Seskab nomor:
M.009/Seskab/01/2021 tanggal 5 Januari 2021, Sekretaris Kabinet memohon agar naskah
RInpres beserta lampiran yang telah diparaf dan ditandangani Menko Bidang
Perekonomian, Menteri Dalam Negeri, Menteri PPN/Kepala Bappenas, dan Menteri PUPR
dapat disetujui Presiden untuk ditetapkan. Naskah RInpres tersebut disetujui Presiden
untuk ditetapkan tanggal 11 Januari 2021.
Pengkajian dan pemberian rekomendasi atas rencana kebijakan pembentukan
Indonesia Investment Authority
Dalam rangka terobosan baru pengembangan iklim investasi, Indonesia
membentuk Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yang selanjutnya disebut Indonesia
Investment Authority (INA) sebagai Badan Hukum yang sepenuhnya dimiliki oleh
Pemerintah Indonesia. INA dengan pendekatan model Sovereign Wealth Fund (SWF)
memiliki kewenangan khusus (sui generis) untuk melakukan pengelolaan investasi
pemerintah pusat guna meningkatkan dan mengoptimalkan nilai investasi secara jangka
panjang dan mendukung pembangunan secara berkelanjutan. Terobosan investasi melalui
lembaga dengan model SWF ini diperlukan mengingat rasio hutang terhadap PDB semakin
tinggi dan kapasitas pembiayaan BUMN juga semakin terbatas, namun kebutuhan investasi
masih tinggi dan minat investor luar negeri masih terjaga.
Modal INA bersumber dari penyertaan modal negara dan/atau sumber lainnya dan
bertanggung jawab kepada Presiden, dengan struktur organisasi INA terdiri atas: (1) Dewan
Pengawas (Menteri Keuangan sebagai Ketua merangkap anggota dan Menteri BUMN);
dan (2) 3 orang dari unsur profesional dan Dewan Direktur (berjumlah 5 orang unsur
profesional).
Dasar hukum pendirian INA yaitu 9 pasal (mandat) UU Cipta Kerja yang diturunkan
ke dalam pembentukan 3 (tiga) PP yaitu: (a) PP Nomor 74 Tahun 2020 tentang LPI; (b) PP
Nomor 73 Tahun 2020 tentang Modal Awal LPI; dan (c) PP Nomor 49 Tahun 2021 tentang
Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Yang Melibatkan LPI dan/atau Entitas yang
Dimilikinya. Peran Sekretariat Kabinet dalam pembentukan LPI: memberikan saran
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 58
masukan dan Apres dalam beberapa kali Rapat Terbatas terkait LPI yang dipimpin oleh
Presiden yaitu:
a. Rapat Internal tanggal 2 Oktober 2020, 19 Oktober 2020, 5 November 2020, dan 26
November 2020;
b. Pemberian saran, rekomendasi dan pertimbangan atas surat Ketua Dewan Pengawas
INA tanggal 28 April 2021 mengenai permohonan persetujuan pemenuhan modal INA di
Tahun 2021.
Tindak Lanjut Arahan Presiden tentang Kebijakan Ekspor (Mineral dan Batubara)
Dalam Rapat Internal Presiden tentang Kebijakan Peningkatan Ekspor pada tanggal
21 Januari 2021, Presiden memberikan arahan kepada Sekretaris Kabinet untuk:
a. membahas mengenai defisit neraca perdagangan di sektor minyak dan gas bumi (migas)
dan mineral dan batubara (minerba), yang memberikan sumbangan negatif dalam
neraca perdagangan komoditas;
b. melaporkan komoditas ekspor minerba yang akan direlaksasi, rencana kebijakan
relaksasi, serta mekanisme kontrol Pemerintah;
c. melaporkan data (kapasitas produksi dan kebutuhan bahan baku industri serta
konsumsi di dalam negeri) komoditas minerba yang konkret dan mengkalkulasikan total
nilai tambah ekspor komoditas dimaksud beserta turunannya.
Sehubungan dengan arahan Presiden dimaksud, Sekretariat Kabinet
mengoordinasikan rapat Tingkat Eselon I dengan hasil kesepakatan antara lain:
a. Prioritas pemberian relaksasi ekspor mineral batubara, yang memberikan peningkatan
nilai ekspor dan PNBP yang signifikan, dengan skema relaksasi peningkatan rencana
produksi dari 550 juta ton menjadi 625 juta ton.
Tindak lanjut yang diperlukan untuk pelaksanaan peningkatan rencana produksi
batubara yaitu melalui penyesuaian Permen ESDM.
b. Komoditas mineral lainnya yang menjadi prioritas untuk diberikan relaksasi ekspor yaitu
konsentrat besi dan bauksit, yang dapat meningkatkan nilai ekspor cukup signifikan
yaitu senilai Rp.8,61 triliun dan PNBP sebesar Rp.483,72 miliar.
Sedangkan untuk komoditas ilmenit, relaksasi diberikan dengan membuka peluang
ekspor bagi ilmenit, yang sebelumnya dilarang untuk ekspor. Hal tersebut selain
menambah nilai ekspor sebesar Rp.244,90 miliar, juga dapat memberikan dampak
positif bagi peningkatan pendapatan perusahaan tambang ilmenit.
c. Jangka waktu pemberian relaksasi ekspor komoditas minerba yang diusulkan dibatasi
hanya selama 1 (satu) tahun guna menjaga supply dan stabilitas harga komoditas
di dalam negeri.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 59
Sekretaris Kabinet kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
menyampaikan hasil kesepakatan rapat koordinasi Tingkat Eselon I pada tanggal
24 Februari 2021 di Sekretariat Kabinet, dan meminta agar Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian melakukan penajaman rencana relaksasi ekspor minerba bersama K/L
terkait sesuai arahan Presiden (surat Nomor: B.0068/Seskab/Ekon/03/2021, tanggal 9 Maret
2021).
Menindaklanjuti surat Sekretaris Kabinet, Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian mengoordinasikan hasil kesepakatan rapat, dan Menteri ESDM telah
menerbitkan 2 (dua) Keputusan Menteri ESDM, yaitu:
a. Keputusan Menteri ESDM Nomor 66.K/HK.02/MEM.B/2021 tentang Perubahan atas
Keputusan Menteri ESDM Nomor 255.K/30/MEM/2020 tentang Pemenuhan Kebutuhan
Batubara Dalam Negeri Tahun 2021; dan
b. Keputusan Menteri ESDM Nomor 67.K/HK.02/MEM.B/2021 tentang tentang Pemberian
Rekomendasi Penjualan ke Luar Negeri Produk Mineral Tertentu pada Masa Pandemi
COVID-19.
Kedua Kepmen ESDM mulai berlaku tanggal 6 April 2021 dan berakhir tanggal
31 Desember 2021. Dalam dua Keputusan Menteri ESDM tersebut, relaksasi ekspor minerba,
tetap dikenakan biaya keluar.
Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian melalui surat kepada Sekretaris Kabinet
menyampaikan usulan penyelenggaraan Rapat Terbatas yang dipimpin Presiden untuk
membahas sejumlah topik yang dinilai mendukung percepatan pemulihan ekonomi
nasional, peningkatan ekosistem investasi, dan percepatan pelaksanaan Proyek Strategis
Nasional (PSN) sehingga dapat mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi
nasional. Percepatan pelaksanaan PSN tersebut juga diharapkan dapat mengakselerasi
pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi COVID-19.
Gambar 3.17 Rapat Koordinasi Pra-Ratas Percepatan
Pelaksanaan PSN, 21 Juni 2021
Gambar 3.18 Kegiatan Rapat Koordinasi di Jawa Barat
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 60
Adapun sub topik yang akan dibahas antara lain adalah:
a. Perubahan daftar PSN;
b. Pemenuhan kebutuhan dana untuk pengadaan lahan proyek PSN sektor jalan tol;
c. Percepatan penyelesaian Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) melalui Bantuan Teknis
di Kementerian ATR/BPN; dan Payung hukum alternatif skema pembiayaan melalui Land
Value Capture (LVC).
Dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan Rapat Terbatas tersebut, Sekretariat
Kabinet telah melaksanakan Rapat Koordinasi Pra Ratas pada tanggal 21 Juni 2021 secara
daring dengan melibatkan Kemenko Bidang Perekonomian, Kementerian ATR/BPN, serta
DJA. Selain itu dalam rangka mengoordinasikan dan mengakselerasi pembangunan di Jawa
Barat, Sekretariat Kabinet beserta Kemenko Bidang Perekonomian telah menginventarisir
PSN di Jawa Barat yang selanjutnya akan disusun payung hukum guna mempercepat
implementasinya. Inventarisir dilakukan dengan peninjauan lapangan dan juga serangkaian
rapat koordinasi di Jawa Barat.
Mengawal Pengembangan Vaksin Merah Putih (VMP)
Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2021, Prioritas Nasional Ketiga
(PN3) yaitu Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Berdaya Saing, memiliki
arah kebijakan peningkatan kualitas SDM dalam rangka optimalisasi tingginya bonus
demografi yang dimiliki agar Indonesia dapat keluar dari middle income trap dengan
mencapai pertumbuhan negara di atas 5% dan menjadi negara maju pada tahun 2045.
Program Prioritas yang telah ditetapkan adalah Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan
Kesehatan dengan Kegiatan Prioritas yaitu Penguatan Sistem Kesehatan dan Pengawasan
Obat dan Makanan; dan Proyek Prioritas yaitu Pemenuhan dan Peningkatan Daya Saing
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan dengan sasaran terlaksananya pemenuhan dan
peningkatan daya saing sediaan farmasi dan alat kesehatan.
Namun, adanya pandemi COVID-19 secara global sejak tahun 2020 menjadi
tantangan besar bagi pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM. Penyebaran COVID-
19 di Indonesia secara langsung berdampak pada kondisi perekonomian serta
mempengaruhi sasaran pembangunan SDM. Oleh karena itu, percepatan penanggulangan
pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional harus segera dilaksanakan
di antaranya adalah prioritas pengembangan Vaksin Merah Putih (VMP) sebagai wujud
kemandirian pengadaan vaksin dalam negeri.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin
dan Pelayanan Vaksin Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19 jo. Perpres No. 14
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 61
Tahun 2021 yang mengatur bahwa dalam rangka penanggulangan wabah/pandemi COVID-
19 dan menjaga kesehatan masyarakat, diperlukan percepatan dan kepastian pengadaan
vaksin dan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 sesuai dengan ketersediaan dan kebutuhan
yang ditetapkan oleh pemerintah. Cakupan pelaksanaan pengadaan vaksin dan
pelaksanaan vaksinasi COVID-19 tersebut sesuai dengan pasal 1 meliputi: (a) pengadaan
vaksin COVID-19; (b) pelaksanaan vaksinasi COVID-19; (c) pendanaan pengadaan vaksin
COVID-19 dan pelaksanaan vaksinasi COVID-19; dan (d) dukungan dan fasilitas kementerian,
lembaga, dan pemerintah daerah. Dengan demikian, percepatan pengadaan vaksin dan
vaksinasi COVID-19 memerlukan langkah-langkah yang luar biasa (extraordinary) dan
pengaturan khusus untuk pengadaan dan pelaksanaannya.
Dalam Rapat Terbatas tentang Rencana Pengadaan dan Pelaksanaan Vaksinasi pada
tanggal 26 Oktober 2020, Presiden memberikan arahan, yakni:
a. VMP siap diproduksi masal pada triwulan III tahun 2021;
b. Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN)
dan para pemimpin K/L terkait lainnya agar mendesain sejak awal untuk mengerem
pembelian vaksin dari luar negeri dan mendorong VMP untuk segera dapat masuk paling
tidak pada kuartal IV tahun 2021;
c. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (Kemen BUMN) agar mendorong Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Bio Farma dalam pengembangan vaksin
buatan dalam negeri, yaitu VMP yang diharapkan dapat selesai pada pertengahan tahun
2021;
d. VMP benar-benar dihitung dan didesain sehingga dapat segera masuk dan terlibat dalam
vaksinasi; dan
e. Pemerintah akan memberikan “panggung” kepada VMP pada saatnya nanti telah siap
untuk diproduksi masal. Hal yang sama juga berlaku untuk dukungan dana terhadap
pengembangan VMP.
Sebagai tindak lanjut atas Arahan Presiden tentang Pengembangan VMP,
Sekretariat Kabinet telah menyelenggarakan Rapat Koordinasi tanggal 10 Februari 2021
untuk menindaklanjuti arahan Presiden tersebut yang dihadiri oleh perwakilan dari: (i)
Kemenko Ekon; (ii) Kemenristek/BRIN; (iii) Kemen BUMN; (iv) BPOM; dan (v) Lembaga Bio
Molekuler Eijkman (LBM Eijkman), dengan kesepakatan:
a. Terdapat 6 (enam) institusi yang mengembangkan VMP, yaitu LBM Eijkman, Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada
(UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Airlangga (UNAIR);
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 62
b. Kemenko Ekon diharapkan segera menyusun roadmap penyelesaian dengan melibatkan
K/L terkait sebagai dasar awal dan upaya percepatan pengembangan target produksi
masal VMP untuk selanjutnya dilakukan monitoring bersama Sekretariat Kabinet.
Penyampaian kesepakatan hasil rakor tersebut
melalui surat Seskab Nomor B.46/Seskab/Ekon/02/2021
tanggal 16 Februari 2021 kepada Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian perihal Percepatan Proses
Pengembangan Vaksin Merah Putih.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
telah menyelenggarakan Rapat Koordinasi yang
merupakan tindak lanjut surat dari Sekretaris Kabinet
dimaksud tanggal 22-23 Februari 2021 yang dipimpin oleh
Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha BUMN,
Riset, dan Inovasi, Kemenko Ekon dan dihadiri oleh
perwakilan dari (i) Sekretariat Kabinet; (ii) BPOM; (iii)
LBM Eijkman; (iv) (LIPI); (v) Unair; (vi) PT Bio Farma
(Persero); dan (vii) PT Biotis Pharmaceutical Indonesia,
dengan hasil sebagai berikut:
a. Penghematan timeline akselerasi pengembangan VMP dengan menggunakan sel ragi
(yeast based) dari LBM Eijkman yang dilakukan oleh PT Bio Farma adalah optimasi proses
dimulai pada bulan Juni 2021 dan dilakukan selama 24 (dua puluh empat) minggu setelah
menerima seed vaccine, uji preklinik dan pembuatan clinical lot dilakukan selama
8 (delapan) minggu yang berakhir pada Desember 2021, ketiga tahapan uji klinik yang
akan dilakukan selama 8 (delapan) bulan, dan secara paralel memperoleh izin
penggunaan darurat pada bulan Juni 2022. Penghematan timeline sebagaimana
terlampir pada Lampiran II;
Gambar 3.20 Surat Seskab Nomor B.46/Seskab/Ekon/ 02/2021
tanggal 16 Februari 2021
Gambar 3.19 Rapat Koordinasi Koordinasi via Zoom di Sekretariat Kabinet, 10 Februari 2021
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 63
b. Perlu dilakukan strategi dan kebijakan dari pemerintah dalam penyiapan dan rekrutmen
relawan yang memenuhi kriteria dan penentuan wilayah uji klinis sedari awal (misalnya
dari tahap uji preklinik) mengingat saat ini proses vaksinasi sedang berjalan yang
dikhawatirkan dapat menciptakan herd immunity (sehingga tidak memenuhi kriteria)
dan mempertimbangkan bahwa kebutuhan sampel yang cukup banyak antara 5.000
sampai 20.000 orang;
c. Perlu dukungan lain dari pemerintah untuk mempermudah proses pengembangan VMP,
antara lain insentif fiskal, kemudahan pengiriman impor penyediaan sarana dan
prasarana, misalnya bioreaktor, serta jaminan penggunaan vaksin dari pelaku industri
(jika memenuhi standar dan berkualitas baik);
d. Pertemuan rutin akselerasi pengembangan VMP akan dilakukan 2 (dua) minggu sekali.
Selanjutnya, dilaksanakan kegiatan pemantauan bersama di 4 (empat) lokasi, yaitu:
(i) LBM Eijkman, Jakarta Pusat tanggal 13 April 2021; (ii) PT Bio Farma (Persero), Bandung,
Jawa Barat tanggal 22-24 April 2021; dan (iii) PT Biotis Pharmaceutical Indonesia, Bogor,
Jawa Barat tanggal 26-28 April 2021, dan; (iv) Unair, Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 27-
29 Mei 2021.
Tujuan dilakukannya kegiatan pemantauan bersama ke lokasi pengembangan VMP
adalah untuk mengidentifikasi: (i) kondisi eksisting, yaitu tahapan dan progres yang sedang
dan telah dilakukan; (ii) kendala atau permasalahan yang dihadapi; serta (iii) dukungan dari
K/L terkait atas pelaksanaan tindak lanjut arahan Presiden tentang pengembangan VMP,
yang dilakukan melalui kegiatan rapat koordinasi dan kunjungan ke lokasi pengembangan
VMP (lembaga penelitian dan industri) bersama dengan Kemenko Ekon, Kementerian
Kesehatan (Kemenkes), Kemenristek/BRIN, Kemen BUMN, BPOM, dan Sekretariat
Kabinet.
Identifikasi permasalahan umum yang dihadapi dalam pelaksanaan arahan Presiden
dimaksud, sebagai berikut:
a. ketidakpastian anggaran dan pendanaan yang berpotensi menghambat percepatan
pengembangan VMP dari sisi hulu dan hilir. Pada sisi hulu, ketidakpastian pencairan
anggaran yang akan digunakan untuk pemberian gaji para peneliti tenaga kontrak VMP
dapat memperlambat proses penelitian. Sementara pada sisi hilir, skema bantuan dari
pemerintah untuk mendampingi proses produksi masal sangat dibutuhkan oleh pelaku
industri mengingat kebutuhan jumlah vaksin yang sangat besar.
b. tantangan pada pelaksanaan uji klinik terkait kebutuhan sampel yang cukup banyak
sekitar 5.000 hingga 20.000 orang untuk uji klinik fase 1 s.d. 3, sementara proses
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 64
vaksinasi saat ini sedang berjalan sehingga hal tersebut berpotensi menciptakan herd
immunity dan jumlah relawan yang akan dijadikan sampel menjadi sangat terbatas.
c. masalah keterbatasan bahan baku dan peralatan pengembangan vaksin, baik hewan uji
makaka, mice, bahan baku seed vaccine seperti sel vero dan peralatan seperti reagen kit
yang mulai langka, tidak hanya di Indonesia, tetapi seluruh dunia sedang membutuhkan
bahan baku dan peralatan yang sama dalam pengembangan vaksin di masing-masing
negara, seperti India dan Amerika Serikat.
d. pengaturan regulasi terkait penggunaan VMP, perlu adanya dukungan dari Kemenkes
agar dapat mengubah Perpres sehingga dapat memasukkan VMP sebagai salah satu
vaksin yang dapat digunakan untuk vaksinasi. Di samping itu, perlu dilakukan persiapan
pendaftaran VMP ke World Health Organization (WHO).
Lebih lanjut, dalam Rapat Internal Presiden tentang Vaksin Bio Farma pada tanggal
5 Mei 2021, Presiden memberikan arahan lanjutan terkait pengembangan VMP, yaitu:
a. Menteri BUMN, laporkan terkait perkiraan perhitungan (kalkulasi) produksi VMP di
tahun 2022 diperkirakan total jumlah produksi vaksin baik oleh PT Bio Farma (Persero)
maupun PT Biotis Pharmaceutical Indonesia dapat mencapai 1 miliar dosis, terdiri dari
produksi oleh PT Bio Farma (Persero) sebesar 250 juta dosis dan PT Biotis
Pharmaceutical Indonesia sebesar 750 juta dosis;
b. Menteri BUMN dan Menteri Kesehatan, pastikan 1 miliar dosis vaksin tersebut hanya
ditujukan khusus untuk vaksin COVID-19;
c. Menteri Keuangan, Menteri BUMN, dan Menteri Kesehatan, pastikan tidak terdapat
masalah pada sisi anggaran terkait pengembangan VMP. Meski demikian, Menteri
BUMN menambahkan bahwa diperlukan kalkulasi lebih lanjut terkait skema
komersialisasi vaksin tersebut antara dibeli oleh Menteri Kesehatan atau dijual ke luar
negeri;
d. Perkiraan sementara harga VMP oleh Menteri BUMN dianggap telah bagus dan
kompetitif. Biaya produksi VMP diprediksi berkisar US$5 per dosis vaksin (disamakan
dengan harga vaksin AstraZeneca saat ini) sehingga penetapan harga untuk penjualan
ke luar negeri maupun harga yang diberlakukan di dalam negeri masih akan mengalami
penyesuaian;
e. Menteri Keuangan, pastikan anggaran untuk pengadaan vaksin di tahun 2022 sebesar
Rp.77 tiriliun tetap ada meskipun VMP mulai diproduksi pada Maret hingga Mei 2022;
f. Para pimpinan K/L terkait, tindak lanjuti berbagai skema kerja sama pengembangan VMP
baik di berbagai universitas, LBM Eijkman, BUMN, maupun pihak swasta. Jangan sampai
Indonesia memiliki ketergantungan yang sangat tinggi pada impor vaksin COVID-19.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 65
Terhadap permasalahan tersebut, Sekretaris Kabinet telah menyampaikan kepada
Menko Bidang Perekonomian melalui surat Nomor: B.0231/Seskab/Ekon/07/2021, tanggal
1 Juli 2021 perihal Percepatan Penyelesaian Vaksin Merah Putih, yang pada intinya
menyampaikan agar Menko Bidang Perekonomian dapat mengoordinasikan beberapa hal
guna percepatan tindak lanjut arahan Presiden tersebut, sebagai berikut:
1. Menteri Keuangan:
a. untuk dapat menindaklanjuti percepatan realokasi dan rencana anggaran kepada
BRIN sebesar Rp700 miliar, Kemenkes sebesar Rp257 miliar, dan anggaran terkait
penelitian dalam kerangka Pemulihan Ekonomi Nasional;
b. untuk melakukan kajian penghapusan Pajak Pertambahan Nilai dan Bea Masuk untuk
alat-alat penelitian;
2. Menteri BUMN bersama dengan Menteri Kesehatan untuk terus mengawasi, mengawal,
dan memberikan dukungan terkait produksi 1 miliar dosis VMP, yang terdiri dari 250 juta
dosis PT Bio Farma (Persero) dan 750 juta dosis PT Biotis Pharmaceutical Indonesia;
3. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan/atau Kepala BRIN untuk
memberikan kepastian dan kejelasan terkait Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 dan
pendanaan pengembangan VMP sehubungan dengan masa transisi dan atas
pelaksanaan Perpres No. 31 Tahun 2021 tentang Penataan Tugas dan Fungsi
Kemendikbudristek dan Kementerian Investasi/BKPM, Perpres No. 32 Tahun 2021
tentang Perubahan Atas Perpres No. 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian
Negara, Keppres No.72/P Tahun 2021, tentang Pembentukan dan Pengubahan
Kementerian Serta Pengangkatan Beberapa Menteri Negara, dan Keppres No.19/P
Tahun 2021 tentang Pengangkatan Kepala BRIN;
4. Kepala BPOM untuk terus memberikan pendampingan yang intensif dan relaksasi
persyaratan kepada pelaku industri untuk pemenuhan kualifikasi dan sertifikasi
pembuatan vaksin sesuai dengan GMP dan pembangunan fasilitas dan infrastruktur
sesuai dengan Cara Pembuatan Obat yang Baik.
Manajemen Talenta Nasional
Sesuai arahan Presiden pada Juli 2018 sewaktu menerima Lalu Zohri dan saat Pidato
Presiden Terpilih tentang “Visi Indonesia” pada 14 Juli 2019, Presiden secara spesifik
berbicara di publik tentang Manajemen Talenta Nasional (MTN). MTN akan diposisikan
sebagai kebijakan terobosan untuk memperbaiki ekosistem talenta SDM Indonesia sebagai
momentum menuju Indonesia Emas 2045.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 66
Beberapa rekomendasi terhadap Manajemen Talenta Nasional yang disampaikan
kepada Presiden melalui memorandum nomor: M.0219/Seskab/03/2021 pada tanggal
30 Maret 2021 adalah:
1. Perlu diperjelas tugas dan fungsi Lembaga Manajemen Talkenta Nasional (termasuk
Gugus Tugas MTN) dalam konteks pembangunan SDM, mengingat pelaksanaan
pengembangan SDM secara nasional telah diemban oleh K/L teknis.
2. Selanjutnya, MTN memerlukan pembenahan tata laksana berupa penguatan fungsi
koordinasi dan sinergi K/L terkait MTN. Perlu dikaji kembali apakah diperlukan
pembentukan Lembaga baru, mengingat Presiden telah membubarkan 10 (sepuluh)
lembaga non struktural melalui Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2020 tanggal
26 November 2020.
3. Sebagai salah satu alternatif adalah dilakukan pembenahan tata laksana penguatan
fungsi koordinasi dan sinergi K/L terkait MTN, dengan membentuk Project Management
Office (PMO). Namun perlu ditentukan PMO tersebut akan berada di bawah koordinasi
K/L mana, apakah berada di salah satu Kemenko.
4. Namun, apabila kelembagaan MTN akan tetap dibentuk, maka perlu dikaji pendirian
kelembagaan tersebut apakah berbentuk LNS atau bersifat independen. Alternatif lain
adalah dengan mengembangkan Pusat Prestasi Nasional yang sudah ada
di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai visi dan strategi yang ditetapkan
dalam MTN.
5. Selain itu susunan keanggotaan Tim Koordinasi MTN sebaiknya tidak hanya terdiri dari
perwakilan K/L, namun juga dapat diisi dari unsur perorangan/profesional dengan
keahlian masing-masing sesuai bidangnya.
Atas rekomendsi tersebut telah dilakukan tindaklanjut dengan diadakannya
beberapa kali Rapat Koordinasi bersama kementerian terkait untuk membahas MTN, Rapat
Terbatas tanggal 15 Maret 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) sebagai
salah satu bagian dari Manajemen Talenta Nasional di bidang olahraga, Rapat Terbatas
tanggal 30 Maret 2021 tentang Manajemen Talenta Nasional; dan Rapat Koordinasi tanggal
25 Juni 2021 tentang Penyelarasan Substansi Rencana RPerpres tentang DBON dan
RPerpres tentang Grand Design MTN.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 67
Peningkatan Budaya Literasi
Misi Presiden dalam Pembangunan Nasional 2020‒2024 yang ada dalam ranah
bidang pembangunan manusia dan kebudayaan yaitu peningkatan kualitas manusia
Indonesia, pembangunan yang merata dan berkeadilan, dan kemajuan budaya yang
mencerminkan kepribadiaan bangsa. Budaya literasi, inovasi, dan kreativitas menjadi salah
satu kegiatan prioritas nasional revolusi mental dan pembangunan kebudayaan.
Sekretariat Kabinet setelah terlibat dalam beberapa kali Rapat Koordinasi terkait
peningkatan budaya literasi menyampaikan rekomendasi sebagai berikut:
1. Pemerintah Pusat perlu melakukan kerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk
meningkatkan indikator Budaya Literasi agar dapat mencapai target pada tahun 2024.
2. Pemerintah perlu mendukung peningkatan posisi Indonesia dalam berbagai indikator
global seperti Programme for International Student Assesment (PISA) dan indeks daya
saing global.
3. Pemerintah perlu segera menyusun Roadmap Peningkatan Budaya Literasi sebagai
wadah kolaborasi dan sinergi peran seluruh pemangku kepentingan dalam peningkatan
budaya literasi.
4. Pemerintah perlu melakukan upaya peningkatan nilai Dimensi Budaya Literasi agar
dapat mencapai target dengan melakukan upaya berikut: peningkatan akses dan
kualitas layanan literasi (perpustakaan umum provinsi/kabupaten/kota, perpustakaan
sekolah/madrasah, perpustakaan desa, dan taman bacaan masyarakat); peningkatan
ketersediaan konten literasi yang berkualitas dalam berbagai moda (buku, ebook, video,
dll); peningkatan budaya kegemaran membaca melalui sekolah, keluarga dan
masyarakat; dan peningkatan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi dalam
mendukung transformasi digital.
Atas rekomendasi tersebut telah dilakukan tindak lanjut berupa pelaksanaan Rapat
Koordinasi untuk membahas Penyusunan Peta Jalan Gerakan Literasi Nasional 2020—2024
yang diprakarsai oleh Kemenko Bidang PMK pada tanggal 25 Februari 2021; Rapat
Koordinasi untuk membahas Penyediaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM)/Perpustakaan
pada Setiap Desa yang diprakarsai Kemenko Bidang PMK pada tanggal 18 Februari 2021;
Rapat Koordinasi Pembahasan Peta Jalan Peningkatan Budaya Literasi yang diprakarsai
oleh Kemenko PMK pada tanggal 20 Mei 2021.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 68
Persiapan Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX dan Pekan
Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVI di Papua Tahun 2021
Penyelenggaraan PON XX di Papua akan diselenggarakan pada tanggal 2 s.d. 14
Oktober 2021 dengan mempertandingkan 37 cabang olahraga dan diikuti oleh 6.442 atlet.
Terdapat beberapa venue yang masih dalam proses pembangunan. Atas pengerjaan venue
tersebut khususnya di Kawasan Kampung Harapan dan Kawasan Doyo Baru, timbul
permasalahan terkait ganti rugi lahan masyarakat yang belum terselesaikan dan
menghambat pekerjaan penataan di kawasan tersebut. Permohonan pembentukan Unit
Pengelola Teknis Daerah (UPTD) dalam pengelolaan prasarana dan sarana yang diajukan
oleh Pemerintah Provinsi Papua, tidak mendapat persetujuan dari Kementerian Dalam
Negeri (Kemendagri). Sejalan dengan hal tersebut, perlu klarifikasi lebih lanjut mengenai
justifikasi penolakan dimaksud serta pembahasan terkait antisipasi dalam pengelolaan
prasarana dan sarana.
Berkenaan dengan persiapan penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI,
Sekretariat Kabinet menyampaikan rekomendasi kepada Presiden melalui memorandum
nomor: M.0175/Seskab/03/2021 tanggal 15 Maret 2021, yakni:
1. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) telah memberikan dukungan
anggaran sebesar Rp328 miliar guna mendukung penyelenggaraan PON XX dan
PEPARNAS XVI di Papua tahun 2021. Namun demikian, berdasarkan hasil verifikasi
dilapangan telah teridentifikasi bahwa masih diperlukan tambahan anggaran sebesar
Rp1,7 triliun. Sehubungan dengan pembentukan UPTD belum mendapat persetujuan
dari Kemendagri, maka perlu segera dipastikan pihak yang akan mengelola prasarana
dan sarana termasuk dukungan sumber alokasi anggarannya guna menjaga prasarana
dan sarana dimaksud tetap prima dan laik guna hingga pelaksanaan.
2. Dalam hal pembentukan lembaga pengelola prasarana dan sarana baik sebelum
maupun setelah penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI di Papua tahun 2021, perlu
dipertimbangkan dengan membentuk Badan Layanan Umum Daerah agar prasarana
dan sarana dapat dikelola dengan efektif, efisien, dan memiliki fleksibilitas dalam
penggunaan anggaran.
3. Selain itu, perlu diantisipasi efek yang timbul mengingat PON XX dan PEPARNAS XVI di
Papua tahun 2021 diselenggarakan di tengah pandemi COVID-19. Hal tersebut menjadi
penting karena Indonesia belum memiliki pengalaman dalam menyelenggarakan event
olahraga di tengah pandemi COVID-19, terlebih saat ini beberapa event olahraga telah
mengalami penundaan.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 69
4. Pemerintah Provinsi Papua segera mengajukan permohonan tambahan anggaran
penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI di Papua tahun 2021 kepada Presiden,
untuk selanjutnya dapat dilakukan reviu bersama Kemenpora dan Kementerian
Keuangan.
5. Persiapan penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI Papua Tahun 2021 perlu dibahas
dalam Rapat Terbatas untuk memperoleh arahan Presiden guna memastikan
penyelenggaraan PON Papua dapat berjalan dengan sukses.
Usulan rencana pembangunan di perbatasan Kalimantan Utara berbasis industri
kelautan dan perikanan melalui pembangunan pelabuhan ekspor dan Kawasan
Industri berbasis kelautan dan perikanan di Kota Tarakan
Usulan rencana pembangunan Kawasan Industri Perikanan dari Pemerintah Kota
Tarakan tersebut telah sesuai dengan Pasal 43 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Tarakan
Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tarakan Tahun 2012 - 2032,
di mana peruntukan kawasan budidaya perikanan (pengolahan hasil perikanan) berada di
Kelurahan Juata Laut dan Kelurahan Mamburungan. Rencana pembangunan Pelabuhan
Perikanan di Kelurahan Juata Laut belum diakomodir dalam Rencana Induk Pelabuhan
Perikanan Nasional/RIPPN (Kepmen KP 6/2018 tentang RIPPN) dan Rencana Induk
Pelabuhan Nasional/RIPN (Kepmenhub 432/2017 sebagaimana telah diubah dengan
Kepmenhub 30/2020 tentang RIPN). Namun demikian, berdasarkan RIPN, terdapat
Pelabuhan Kelas I Juwata Laut/Tarakan yang berfungsi sebagai pelabuhan penyeberangan
dan sudah beroperasi.
Kota Tarakan yang termasuk dalam WPP 716, tidak termasuk dalam lokasi proyek
prioritas strategis (integrasi Pelabuhan Perikanan dan Fish Market Bertaraf Internasional)
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 (Sulawesi
Utara, Sumatera Utara/Riau, dan Maluku). Pembangunan industri perikanan di Juata Laut,
Kota Tarakan perlu dikaji ulang dengan memperhatikan RPJMN Tahun 2020-2024,
mengingat di lokasi terdekat sudah terdapat SKPT Sebatik. Sehingga, Pemerintah perlu
mengoptimalkan dan memperkuat SKPT Sebatik Nunukan yang berlokasi di Kalimantan
Utara yang telah berjalan dengan baik. Demikian rekomendasi yang disampaikan kepada
Presiden melalui memorandum nomor: M.0029/Seskab/01/2021 tanggal 13 Januari 2021.
Soft Launching Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman, Purbalingga
Pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga, Jawa Tengah
merupakan kerjasama antara PT. Angkasa Pura II (Persero), Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Tengah, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga sebagai tindaklanjut Arahan
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 70
Presiden guna meningkatkan konektivitas nasional dan mendukung pertumbuhan
ekonomi khususnya di Kabupaten Purbalingga dan Provinsi Jawa Tengah secara umum.
Bandara Jenderal Besar Soedirman dibangun diatas lahan milik TNI AU dan memiliki
panjang runway 1.600 x 30 m serta apron yang dapat menampung 2 pesawat sejenis ATR-
72. Saat ini Bandara Jenderal Besar Soedirman memiliki terminal penumpang sementara
seluas ± 457 m2 (tahap 1) yang dapat melayani penumpang sebanyak ± 13.000 penumpang/
tahun.
Sekretariat Kabinet merekomendasikan agar Presiden berkenan melakukan soft
launching bandara tersebut dengan pertimbangan bahwa pembangunan bandara tersebut
merupakan tindak lanjut dari Arahan Presiden serta merupakan salah satu program yang
tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2019 tentang Percepatan
Pembangunan Ekonomi Kawasan Kendal -Semarang - Salatiga - Demak - Grobongan,
Kawasan Purworejo - Wonosobo - Magelang - Temanggung, dan Kawasan Brebes - Tegal –
Pemalang. Presiden menerima rekomendasi Sekretariat Kabinet dengan melakukan
peninjauan Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman pada 11 Juni 2021.
Penurunan jumlah kunjungan wisatawan di Bali pada tahun 2020 (penurunan
kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 82,96% secara YoY dan penurunan
kunjungan wisatawan nusantara sebesar 56,41% YoY).
Pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar -9,31% (YoY).
Penurunan realisasi penerimaan daerah Provinsi Bali sebesar 18,05% (yoy), konstraksi
dimaksud sangat mempengaruhi perekonomian Bali karena pariwisata berkontribusi sebesar
54% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Sekretariat Kabinet menyampaikan briefing sheet dan infografis Rapat Internal Upaya
Pemulihan Pariwisata Bali melalui memorandum Sekretaris Kabinet nomor:
M.0486/Seskab/06/2021 (Rapin dipimpin Presiden telah dilaksanakan tanggal 7 Juni 2021)
dengan rekomendasi:
1. perlu ditingkatkan rasa aman berwisata di Bali, antara lain melalui percepatan
pelaksanaan vaksinasi di Bali, optimalisasi penggunaan e-Hac, dan penerapan protokol
kesehatan yang ketat dalam pelaksanaan ritual keagamaan;
2. perlu upaya peningkatan minat wisatawan lokal, antara lain melalui promosi
membangkitkan kepercayaan wisatawan nusantara;
3. perlu upaya diversifikasi ekonomi Bali, antara lain melalui pengembangan sektor
produktif lainnya selain pariwisata, seperti sektor ekonomi kreatif (film, kriya, dan
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 71
fashion) dan pertanian mengingat sektor pertanian merupakan sektor penyumbang
pendapatan daerah terbesar kedua setelah pariwisata; dan
4. persiapan pembukaan Koridor Bali untuk Wisman, antara lain melalui kesiapan protokol
kesehatan di bandara, pelabuhan, dan moda trasnportasi lain; pelaksanaan vaksinasi; dan
penyediaan fasilitas kesehatan.
Tindak Lanjut Rapat Internal Mekanisme Pengaturan Cadangan Beras Pemerintah
(CBP)
Pada tanggal 7 Juli 2021, Presiden telah menyelenggarakan Rapat Internal tentang
Mekanisme Pengaturan Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Sekretariat Kabinet
menindaklanjuti penyelenggaraan Rapat Internal tersebut dengan menyiapkan bahan
berupa briefing sheet dan infografis yang telah disampaikan kepada Presiden melalui
memorandum Sekretaris Kabinet nomor M.0566/Seskab/07/2021 tanggal 7 Juli 2021.
Beberapa rekomendasi yang disampaikan oleh Sekretariat Kabinet diantaranya adalah
mencari cara agar mekanisme disposal stok dapat diimplementasikan, memanfaatkan stok
CBP yang masih banyak untuk bantuan sosial beras, serta percepatan pembentukan Badan
Pangan Nasional.
Dalam Rapat Internal tersebut, Presiden memberikan arahan dan persetujuan atas
usulan Menteri Keuangan terkait jumlah stok beras Perum BULOG yang akan disalurkan
melalui bansos sebesar 200 ribu ton dan diberikan kepada nama-nama penerima Program
Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Sosial Tunai (BST) sebanyak 20 juta Keluarga
Penerima Manfaat (KPM). Setiap KPM akan mendapatkan tambahan 10 kg beras. Berkaitan
dengan hal tersebut, Menteri Keuangan pastikan untuk:
a. Memberikan tambahan anggaran kepada Menteri Sosial sebagai Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) agar dapat membeli beras ke Perum BULOG;
b. Bersama Menteri Sosial, Dirut Perum BULOG, dan para pimpinan K/L terkait, untuk
segera mengatur terkait mekanisme penyaluran stok beras tersebut sehingga dapat
terealisasi. Apabila memungkinkan, lakukan penyaluran beras tersebut dalam kurun
waktu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat ini;
c. Total kebutuhan anggaran Rp.2,3 triliun dihitung berdasarkan kebutuhan Perum BULOG
untuk menyerap 500 ribu ton gabah petani dengan harga Rp.4.250 per kg. Menteri
Keuangan menghitung kembali kebutuhan anggaran penyaluran stok beras Perum
BULOG sebanyak 200 ribu ton melalui bansos oleh Menteri Sosial.
Menindaklanjuti Apres tersebut, Sekretariat Kabinet telah menyelenggarakan
Rakor Tingkat Eselon I dengan mengundang K/L terkait (Kemenko Perekonomian,
Kementerian Keuangan, Kementerian Sosial, dan Perum BULOG) pada tanggal 8 Juli dan
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 72
9 Juli 2021 untuk mendetailkan program penyaluran/bantuan beras CBP tersebut agar
segera dapat dilaksankan di masa PPKM.
Rakor Eselon I tersebut menyepakati beberapa hal diantaranya adalah persetujuan
perubahan KPA dari Menteri Sosial menjadi Menteri Keuangan, selanjutnya K/L terkait
untuk segera merealisasikan program ini dengan tetap menjaga governance yang baik,
memenuhi aspek formil dan materil, serta persetujuan Presiden terhadap RPMK tentang
Perubahan atas PMK Nomor 88 Tahun 2019 dan RPermensos tentang Perubahan atas
Permensos Nomor 22 Tahun 2019 sebagai landasan hukum pelaksanaan penyaluran beras
dimaksud. Hasil kesepakatan rakor tersebut telah disampaikan oleh Sekretariat Kabinet
kepada K/L terkait (Kementerian Keuangan, Kementerian Sosial, dan Perum BULOG)
melalui surat Sekretaris Kabinet nomor B.0242/Seskab/Ekon/07/2021 tanggal 12 Juli 2021
perihal Arahan Presiden Terkait Penyaluran Beras Bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Sosial Tunai (BST) Melalui Cadangan Beras
Pemerintah (CBP).
Selanjutnya, Sekretariat Kabinet juga terlibat dalam rapat/forum guna
menindaklanjuti hasil Rakor tanggal 8 dan 9 Juli 2021 serta surat Seskab tanggal 12 Juli 2021
yaitu Rapat Harmonisasi RPMK tentang Perubahan atas RPMK Nomor 88 Tahun 2019 (10
Juli 2021), Rapat Harmonisasi RPermensos tentang Perubahan atas RPermensos Nomor 22
Tahun 2019 (11 & 13 Juli 2021), serta beberapa penyelenggaraan Rakornis Tingkat Es. I oleh
Kemenko Perekonomian (10, 14, 15, & 30 Juli 2021). Menteri Keuangan juga telah
menerbitkan PMK Nomor 98 Tahun 2021 tentang Perubahan atas PMK Nomor 88 Tahun
2019 pada tanggal 28 Juli 2021.
Menindaklanjuti Arahan Presiden dan surat Sekretaris Kabinet, Perum BULOG telah
menyalurkan beras CBP tersebut kepada masyarakat pada masa PPKM dimulai pada
pertengahan Juli 2021 dan mencapai 100% sebesar 200.000 ton pada tanggal 8 Juli 2021.
Gambar 3.21 Rakor Tingkat Es. I, 8 Juli 2021 Sekretariat Kabinet
Gambar 3.22 Rakor Tingkat Es. I, 9 Juli 2021
Sekretariat Kabinet
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 73
Selanjutnya, pasca realisasi 100% penyaluran bantuan beras dimaksud, Sekretariat
Kabinet tetap terlibat aktif dalam kegiatan evaluasi terhadap program penyaluran bantuan
beras tersebut, yaitu dengan mengikuti FGD Evaluasi dan Rekonsiliasi Pelaksanaan
Pendistribusian BB-PPKM Tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Perum BULOG (27
Agustus 2021), serta melaksanakan kegiatan pemantauan (monitoring dan evaluasi)
bersama Perum BULOG ke Banyuwangi, Jawa Timur (16-18 September 2021) dan provinsi
Lampung (22-24 September 2021).
Hasil pelaksanaan kegiatan BB-PPKM Tahun 2021 yang telah mencapai 100 % dan
dilengkapi dengan kegiatan pemantauan ke Jawa Timur dan Lampung telah dilaporkan
kepada Presiden melalui memorandum Sekretaris Kabinet nomor M.0820/Seskab/09/2021
tanggal 29 September 2021.
Pengkajian dan pemberian rekomendasi atas rencana kebijakan dalam Rapat
Internal mengenai “Pembentukan Single Entity Gula (Sugar Co)”
Sejarah mencatat, Indonesia pernah berjaya sebagai negara produsen gula terbesar
di dunia, yang memiliki pabrik pengolahan mencapai 179 unit dan menjadikan Indonesa
sebagai negara eksportir ke-2 terbesar di dunia setelah Kuba. Berangkat dari catatan
tersebut, dalam RPJMN 2020-2024 peningkatan produksi Gula Kristal Putih (GKP) menjadi
target yang ditetapkan dalam mendukung tercapainya swasembada gula konsumsi.
Gambar 3.23 Realisasi Penyaluran Bantuan CBP per 8 Agustus 2021
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 74
Berdasarkan data Kementerian BUMN kebutuhan gula nasional diprediksi akan mengalami
peningkatan hingga mencapai 3,8 juta ton di tahun 2025 dan 4,4 juta ton di tahun 2030.
Namun demikian, hingga saat ini produksi komoditas gula ini belum menunjukkan
perbaikan yang signifikan. Kelangkaan komoditas gula dan tingginya harga di tingkat
konsumen merupakan permasalahan yang berulang kali terjadi.
Kementerian BUMN memiliki inisiatif untuk merestrukturisasi bisnis gula melalui
restrukturisasi PTPN Grup sebagai BUMN penghasil GKP dengan pembentukan Single Entity
Gula (Sugar Co).
Berdasarkan kajian Sekretariat Kabinet, beberapa permasalahan pada bisnis gula
PTPN Grup seperti tersebarnya portofolio di seluruh Indonesia, kegiatan operasional yang
belum terstandarisasi, produktifitas tebu yang hanya mencapai 50-85ton/ha (rata-rata
kompetitor 110-120 ton/ha), utilitas pabrik yang hanya mencapai 80-90% (rata-rata
kompetitor 90-92%), Harga Pokok Produksi (HPP) yang mencapai Rp9.899, serta
ketergantungan kepada petani rakyat dalam hal supply tebu menyebabkan kinerja
keuangan PTPN Group belum optimal. Sehubungan dengan hal tersebut, Sekretariat
Kabinet dalam Memo Sekretaris Kabinet M.0667/Seskab/08/2021 memberikan beberapa
rekomendasi:
a. Menteri BUMN agar memastikan dan menjamin bahwa restrukturisasi PTPN melalui
pembentukan Sugar Co. dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja bisnis gula PTPN,
serta untuk mendukung pemenuhan kebutuhan stok gula nasional, menjaga stabilitas
harga gula dalam negeri di tingkat konsumen, dan meningkatkan kesejahteraan petani
tebu.
b. Menteri BUMN agar memastikan setelah terbentuknya Sugar Co. segera dilakukan
revitaliasi pabrik gula melalui peremajaan mesin untuk mengembangkan kapasitas
giling dan menurukan HPP; revitalisasi tanaman tebu on-farm dengan pemilihan
tanaman tebu yang memiliki kandungan gula tinggi. Selain itu, PTPN dan Sugar Co. agar
dapat bersinergi mendukung ekosistem Holding Pangan. Menteri BUMN agar
mengkondisikan terhindarinya persaingan dan perebutan pangsa pasar antar BUMN.
c. Terkait rencana divestasi saham yang dilakukan Sugar Co. Menteri BUMN agar tetap
menjaga PTPN III sebagai pemegang saham mayoritas pada Sugar Co., dengan proporsi
minimal 51%. Sementara besaran proporsi saham investor pada Sugar Co. maksimal
sebesar 49%. Menteri BUMN juga agar memperhatikan bahwa gula merupakan barang
strategis ke-2 setelah beras yang menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat,
sehingga jika kepemilikan mayoritas adalah investor berpotensi menimbulkan gejolak
dan polemik publik.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 75
d. Menko Perekonomian dan Menteri Perindustrian agar dalam memberikan kuota impor
kepada BUMN, memperhatikan: (a) perhitungan besaran alokasi impor raw sugar
produk GKP telah memaksimalkan kecukupan produksi dalam negeri; (b) tidak
memberikan izin impor pada masa giling tebu; (c) mengkalkulasi jadwal kedatangan izin
impor; dan (d) mekanisme penentuan kuota impor sesuai Permendag 14/2020.
Menteri BUMN dan Menteri Keuangan diharapkan dapat terus mengawal proses
pembentukan Sugar Co. dan mengawasi dengan baik sehingga proses pembentukannya
tidak mengganggu pelaksanaan produksi gula. Mitigasi secara cermat potensi resiko yang
akan terjadi dan siapkan solusinya. Dalam hal ini, termasuk resiko penyelarasan kebijakan
dan target penyelesaian pembentukan Sugar Co pada 31 Desember 2021.
Penyesuaian Anggaran BP2MI Refocusing dan Realokasi Belanja K/L TA 2021
Tahap IV
Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) kepada Presiden
mengajukan permohonan Apres terkait penyesuaian anggaran BP2MI, sebagai tindak
lanjut dari refocusing dan realokasi belanja K/L TA 2021 tahap IV, yaitu pemotongan Pagu
APBN BP2MI sebesar Rp 30.940.189.000, sebagaimana disampaikan Menteri Keuangan
melalui surat nomor S-629/MK.02/2021 tanggal 20 Juli 2021 perihal refocusing dan realokasi
belanja K/L TA 2021 tahap IV.
Refocusing anggaran tersebut dinilai akan berpengaruh pada pelaksanaan tata
kelola penempatan dan pelindungan PMI yang dilakukan oleh BP2MI, antara lain
dikarenakan:
a. Meningkatnya jumlah kepulangan PMI yang diakibatkan oleh kebijakan lockdown dari
negara penempatan, kebijakan amnesty khusus untuk overstayers di Arab Saudi,
kepulangan akibat deportasi, pemulangan reguler dan habis kontrak, termasuk rencana
memulangkan PMI Terkendala dari Malaysia sebanyak 7.300 orang. Kepulangan PMI
selanjutnya difasilitasi dan dibiayai oleh BP2MI mulai dari debarkasi sampai ke daerah
asal PMI tersebut. Hal tersebut akan meningkatkan pagu APBN BP2MI dengan jenis
Belanja Tidak Mengikat.
b. Antisipasi fasilitasi layanan proses penempatan PMI kembali apabila Covid-19 telah
berakhir.
Sehubungan dengan permohonan tersebut, Sekretariat Kabinet melaksanakan
Rapat Koordinasi pada tanggal 19 Agustus 2021 dengan hasil kesepakatan antara lain:
a. Pemerintah akan melakukan refocusing anggaran sebesar Rp 55,21 triliun untuk
memenuhi kebutuhan penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi yang
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 76
digunakan untuk penanganan Covid-19, untuk penanganan kesehatan yang menjadi
prioritas pemerintah dalam menekan laju kenaikan kasus Covid-19.
b. Refocusing dilaksanakan bersumber dari jenis belanja barang, belanja modal, dan
belanja pegawai yang berasal dari belanja barang operasional dan non operasional.
Kriteria refocusing K/L, antara lain sisa anggaran belanja K/L per 19 Juli 2021 yang belum
terserap di luar program pemulihan ekonomi nasional, tetapi dapat meliputi alokasi
program prioritas nasional dan anggaran multiyear contract yang dapat
direkomposisi/diluncurkan di tahun anggaran berikutnya, yang antara lain berasal
diantaranya dari belanja honorarium, perjalanan dinas, paket meeting, belanja jasa,
bantuan kepada masyarakat bukan arahan Presiden, pembangunan gedung, serta
belanja pegawai dan belanja operasional pada akhir tahun yang tidak akan terserap.
c. Sebagaimana yang telah diatur dalam surat Menteri Keuangan tersebut, refocusing
dapat dilakukan melalui jenis belanja barang, belanja modal, dan belanja pegawai yang
berasal dari belanja barang operasional dan non operasional (belanja yang produktif
sehingga kualitas belanja menjadi kunci). Oleh karena itu, BP2MI dapat melakukan
refocusing dan realokasi belanja K/L TA 2021 Tahap IV yang tidak hanya bersumber dari
Belanja Tidak Mengikat, namun berasal dari Belanja Mengikat APBN BP2MI.
Berdasarkan hasil Rapat Koordinasi tersebut, Sekretaris Kabinet melalui surat
Nomor B.0275/Seskab/Ekon/08/2021, tanggal 18 Agustus 2021 kepada Menteri Keuangan,
menyampaikan permohonan Kepala BP2MI tersebut.
Menindaklanjuti surat Sekretaris Kabinet, Menteri Keuangan melalui surat nomor
Nomor: S-222/MK.2/2021, tanggal 7 September 2021 menyampaikan Hasil Penyesuaian
Refocusing dan Realokasi Belanja Tahap IV BP2MI TA 2021, yang telah ditetapkan melalui
Surat Pengesahan Revisi Anggaran (SPRA) Nomor S-618/AG/AG.3/2021 tanggal 6 Agustus
2021 hal Pengesahan Revisi Anggaran Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia dalam
rangka Refocusing Belanja K/L Tahap IV TA 2021.
Percepatan Proses Pengadaan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)
Sidrap Ekspansi
Bupati Sidenreng Rappang (Sidrap), melalui surat Nomor 100/3616/Tapem tanggal
23 Juni 2021 mengutarakan permohonan kepada Presiden untuk membantu percepatan
proses pengadaan proyek PLTB Sidrap Ekspansi, mengingat PT UPC Sidrap Bayu Energi
selaku pengembang proyek PLTB Sidrap I telah mulai melakukan pengembangan proyek
PLTB Sidrap Ekspansi berkapasitas 60-70 MW yang berlokasi di sekitar proyek PLTB
Sidrap I.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 77
Sekretariat Kabinet berpandangan Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang dan
Pengembang PLTB Sidenreng Rappang Ekspansi perlu segera menyampaikan rencana
pembangunan PLTB Sidrap Ekspansi tersebut kepada Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (Kementerian ESDM), termasuk penyelesaian proses Perjanjian Jual Beli
Listrik (PJBL) antara PT PLN dengan PT UPC Sidrap Bayu Energi selaku pengembang.
Adapun permohonan Bupati Sidrap terkait percepatan proses pengadaan Proyek PLTB
Sidrap Ekspansi telah disampaikan ke Kementerian ESDM guna penelaahan lebih lanjut.
Pengkajian dan pemberian rekomendasi atas rencana kebijakan dalam Rapat
Internal mengenai ‘Regulasi Pinjaman Online”
Presiden mengadakan Rapat Internal dengan pokok pembahasan terkait masalah
pinjaman online pada tanggal 15 Oktober 2021 di Istana Merdeka Jakarta. Kondisi di
lapangan menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang menjadi korban terlilit hutang
akibat tingginya bunga pinjaman yang menjerat, bahkan ada yang mencapai 60% per tahun,
yang diibaratkan seperti rentenir online. Bunga yang melebihi batas wajar tersebut
umumnya diberikan oleh lembaga pinjaman online ilegal yang juga menjadi masalah
tersendiri. Regulasi yang ada harus lebih dipertegas agar pinjaman online ilegal tidak
menjamur dan tidak semakin meresahkan masyarakat.
Sekretariat Kabinet menyampaikan rekomendasi melalui briefing sheet untuk Rapat
Internal terkait yang antara lainnya adalah:
a. Agar seluruh pihak termasuk aparat keamanan secara keseluruhan bersinergi dan
berkoordinasi secara maksimal agar bisa terus mengawasi dan mengawal
perkembangan pinjaman online ilegal yang sudah meresahkan masyarakat, serta
menciptakan skema-skema mitigasi risikonya. Kunci utama dan paling efektif untuk
bisa memberantas fintech lending ilegal ialah dengan meningkatkan literasi keuangan
dari masyarakat.
b. OJK dan Kemenkominfo agar bisa menguatkan proses pembinaan, evaluasi, dan
verfikasi terhadap fintech maupun Koperasi Simpan Pinjam yang sudah ada maupun
yang baru terbentuk kedepannya. Proses tersebut harus dilakukan secara prosedural
bertahap mulai dari proses pendaftaran, penyertaan permodalan, hingga memastikan
adanya sistem teknologi yang reliabel dan aman secara maksimum.
Adapun tindak lanjut dan perkembangan dari Rapat Internal tersebut antara lain:
a. OJK akan melakukan moratorium untuk penerbitan izin fintech atas pinjaman online
legal yang baru dan Kemenkominfo juga akan melakukan moratorium penerbitan
penyelenggara sistem elektronik untuk pinjaman online yang baru.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 78
b. Per 22 Oktober 2021, Kepolisian telah menangani 13 kasus pinjaman online ilegal
dengan 57 tersangka yang terungkap serta tertangkap.
c. Per 16 Oktober 2021, Kemenkominfo telah melakukan penutupan terhadap 1.856
lembaga pinjaman online ilegal yang tersebar di website, Google Play Store, YouTube,
Facebook, dan Instagram, serta di file sharing.
Kehadiran Presiden dalam National Day pada Expo 2020 Dubai Expo
Menteri Perdagangan menyampaikan undangan dari Vice President and Prime
Minister and Ruler of Dubai untuk memohon kehadiran Presiden pada perhelatan National
Day pada Expo 2020 Dubai, yang akan diselenggarakan pada tanggal 4 November 2021 di
Dubai, Uni Emirat Arab.
Expo 2020 Dubai akan berlangsung pada tanggal 1 Oktober 2021 s.d. 31 Maret 2022
(182 hari) di Dubai, Persatuan Emirat Arab, yang diharapkan dapat menjadi platform bagi
Indonesia untuk menarik investasi, mempromosikan kerja sama perdagangan dan
pariwisata internasional, sekaligus momentum bangkitnya citra bangsa setelah pandemi.
Tema paviliun Indonesia adalah Transforming Future Civilization through Innovation and
Diversity dengan tagline Home of Diversity A Feeling of Tomorrow, dengan konsep
keberagaman budaya, kreativitas dan inovasi anak bangsa, serta pencapaian dan prestasi
Indonesia.
Sehubungan hal tersebut, Sekretariat Kabinet memberikan rekomendasi kepada
Presiden untuk kiranya dapat menghadiri acara dimaksud dengan pertimbangan:
a. Indonesia menjadi salah satu dari 200 negara dan organisasi internasional yang turut
berpartisipasi dalam Expo 2020 Dubai.
b. Expo 2020 Dubai merupakan kegiatan bergengsi dan terbesar kedua setelah Olimpiade
yang diadakan setelah adanya pandemi COVID-19.
Gambar 3.24 Presiden Joko Widodo saat mengunjungi Paviliun Indonesia dan menghadiri
National Day Expo 2020 Dubai, tanggal 4 November 2021 di Persatuan Emirat Arab
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 79
c. Kesempatan untuk meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Negara
Persatuan Emirat Arab dan Negara peserta Expo 2020 Dubai lainnya.
Rekomendasi tersebut telah disampaikan Sekretaris Kabinet melalui memorandum
Nomor M.736 Seskab/08/2021 tanggal 30 Agustus 2021. Berdasarkan hal tersebut, dan
sekaligus dalam rangka kunjungan kerja kenegaraan, Presiden dapat hadir dalam National
Day pada Expo 2020 Dubai di Persatuan Emirat Arab.
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan
Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan
Penyusunan Perpres Nomor 87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan
Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan merupakan tindak lanjut Apres
pada Rapat Terbatas tentang Pengembangan Kawasan Bandar Udara Kertajati tanggal 29
Maret 2021. Sekretariat Kabinet mengawal penyusunan Perpres tersebut dan ikut dalam
pembahasan substansinya dalam sejumlah rapat dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat,
Kemenko Bidang Perekonomian, Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi,
Kemenkumham, dan K/L terkait lainnya.
Pokok-pokok isi Perpres Nomor 87 Tahun 2021 yaitu:
1. Percepatan pembangunan Kawasan Rebana dan Jawa Barat Bagian Selatan yang
dilakukan melalui penyediaan infrastruktur untuk menumbuhkan investasi yang
berdampak pada peningkatan ekonomi nasional yang terintegrasi dan berkelanjutan.
2. Percepatan pembangunan Kawasan Rebana dilakukan melalui pembangunan pada 7
(tujuh) kabupaten/kota, yaitu: Kabupaten Subang, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, dan Kabupaten
Kuningan.
3. Percepatan pembangunan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan dilakukan melalui
pembangunan pada 6 (enam) kabupaten, yaitu: Kabupaten Sukabumi, Kabupaten
Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten
Pangandaran.
4. Percepatan pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan
dilakukan secara terpadu dan terintegrasi dalam Rencana Induk Pembangunan Kawasan
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden.
5. Rencana Induk tersebut berfungsi sebagai:
a. pedoman bagi menteri dan kepala lembaga untuk menetapkan kebijakan sektoral
dalam rangka pelaksanaan percepatan pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan
Jawa Barat Bagian Selatan sesuai kewenangan, yang dituangkan dalam dokumen
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 80
rencana strategis masing-masing kementerian/lembaga sebagai bagian dari dokumen
perencanaan pembangunan; dan
b. pedoman bagi gubernur dan bupati/wali kota untuk penyusunan kebijakan
percepatan pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan
pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota terkait.
6. Ketentuan PUU yang mengatur percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
(PSN) berlaku bagi pelaksanaan Perpres.
7. Dalam rangka melaksanakan percepatan pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan
Jawa Barat Bagian Selatan, K/L dan Pemda memberikan dukungan sesuai dengan
kewenangan berdasarkan ketentuan PUU.
8. Dalam rangka meningkatkan kemanfaatan pembangunan Kawasan Rebana dan
Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan, K/L dan/atau Pemda dapat melakukan kerja sama
dengan daerah lain maupun pihak ketiga sesuai dengan ketentuan PUU.
9. Pendanaan untuk pelaksanaan percepatan pembangunan Kawasan Rebana dan
Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan dapat bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
c. kerja sama pemerintah dengan badan usaha; dan/atau
d. sumber pembiayaan lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
10. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah melakukan pengawasan atas tata kelola
percepatan pelaksanaan Rencana Induk sesuai dengan ketentuan PUU.
11. Dalam rangka mendukung pelaksanaan percepatan pembangunan Kawasan Rebana
dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan, Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur
Prioritas (KPPIP) yang dibentuk dengan Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2014
tentang Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Presiden Nomor 122 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 75 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas,
melaksanakan:
a. pendampingan atas ketersediaan dokumen perencanaan, penyiapan, dan
pelaksanaan Rencana Induk; dan
b. penyelesaian hambatan dan pengawasan percepatan pembangunan Kawasan
Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan.
12. Perubahan proyek dalam Rencana Induk, monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan Perpres ini dilakukan sesuai dengan ketentuan PUU yang mengatur
mengenai PSN.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 81
13. Perubahan Rencana Induk dilakukan berdasarkan hasil evaluasi pembangunan Kawasan
Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan.
14. Pada saat Perpres mulai berlaku, menteri/kepala lembaga, gubernur, dan bupati/wali
kota wajib menyesuaikan dokumen perencanaan K/L dan Pemda dengan berpedoman
pada Perpres ini.
Pengkajian dan pemberian rekomendasi atas rencana kebijakan
kementerian/lembaga dalam bentuk peraturan menteri/kepala Lembaga (Permen/Perka L)
yang perlu mendapatkan persetujuan Presiden merupakan tugas dan fungsi baru yang
diemban Sekretariat Kabinet pada RPJMN 2020—2024. Dilihat dari hirarki PUU, semestinya
Permen bersifat teknis prosedural dan perlu ada harmonisasi terhadap Permen/Perka L di
satu Lembaga layaknya UU, PP, dan Perpres, dibuat satu pintu guna mencegah tumpang
tindih Permen satu dengan lainnya. Permen yang dapat diuji adalah yang didasarkan
delegasi dari UU yang lebih tinggi, memiliki validitas norma yang jelas, keabsahan validitas
norma merupakan faktor yang penting, tidak seperti saat ini K/L bisa membuat Permen
tanpa adanya validitas norma. Layanan kepada Presiden yang diberikan Sekretariat Kabinet
terkait Permen/Perka L adalah memastikan Presiden dapat mengetahui sejauh mana
kebijakan yang dikeluarkan perangkat pemerintahan di bawahnya, serta mencegah
tersanderanya kebijakan Presiden karena Permen/Perka L.
Sekretariat Kabinet telah menetapkan Perseskab Nomor 1 Tahun 2021 tentang Tata
Cara Pengkajian dan Pemberian Rekomendasi Atas Rencana Kebijakan
Kementerian/Lembaga Dalam Bentuk Peraturan Menteri/Kepala Lembaga Yang Perlu
Mendapatkan Persetujuan Presiden pada tanggal 29 Januari 2021. Pada pasal 3 disebutkan
bahwa rencana kebijakan K/L dalam bentuk Permen/Perka L yang wajib dimintakan
persetujuan Presiden terlebih dahulu adalah yang memiliki kriteria: a) berdampak luas bagi
kehidupan masyarakat; b) bersifat strategis (antara lain berpengaruh pada program
prioritas Presiden, target yang ditetapkan Pemerintah dalam RPJM dan RKP, pertahanan
dan keamanan, serta keuangan negara); atau lintas sektor atau lintas K/L. Perseskab
tersebut mengatur teknis penanganan permohonan persetujuan dari pemrakarsa sampai
dengan penyampaian hasil persetujuan Presiden kepada pemrakarsa. Kemudian pada
tanggal 2 Agustus 2021 terbit Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2021 tentang Pemberian
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 82
Persetujuan Terhadap Rancangan Peraturan Menteri/Kepala Lembaga. Persetujuan
Presiden didefinisikan sebagai petunjuk atau Apres, baik yang diberikan secara lisan atau
tertulis maupun pemberian keputusan dalam sidang kabinet/rapat terbatas. Ditegaskan
dalam Perpres bahwa sebelum dimintakan Persetujuan Presiden, Rancangan
Permen/Perka L telah melalui pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi
yang dikoordinasikan oleh menteri atau kepala lembaga yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pembentukan peraturan perundang-undangan.
IKU kedua ini mengukur keberhasilan kinerja Sekretariat Kabinet atas layanan
pemberian rekomendasi Permen/Perka L melalui proses pengkajian yang dilaksanakan
Sekretariat Kabinet. Berikut ini formulasi pengukuran IKU kedua sasaran strategis pertama:
Kriteria yang digunakan untuk menetapkan rekomendasi atas rencana kebijakan K/L
dalam bentuk Permen/Perka L yang perlu mendapatkan persetujuan Presiden yang
ditindaklanjuti dapat dilihat pada gambar 3.9., yakni 1) rekomendasi Sekretariat Kabinet
berupa ditetapkannya atau dibatalkannya suatu Permen/Perka L disetujui Presiden, 2) hasil
analisis atas substansi Permen/Perka L berupa usulan perbaikan kepada K/L pemrakarsa
ditindaklanjuti oleh K/L pemrakarsa
Sekretariat Kabinet telah membangun SIPPERMEN guna memantau proses
pelaksanaan pemberian rekomendasi atas rencana kebijakan K/L dalam bentuk
Permen/Perka L yang perlu mendapatkan persetujuan Presiden. Sistem menyediakan data
berapa jumlah Permen yang diusulkan, dan memperlihatkan status sedang dalam proses,
tidak sesuai kriteria, dikembalikan, serta disetujui disertai dengan indikator warna.
Indikator warna abu-abu menunjukkan jumlah usulan Permen/Perka L yang sedang dalam
proses reviu, warna kuning menunjukkan jumlah usulan Permen/Perka L yang dikembalikan
karena perlu disesuaikan atau diperbaiki terlebih dahulu oleh instansi pengusul sebelum
maju untuk persetujuan Presiden, warna merah menunjukkan jumlah usulan Permen/
Perka L yang tidak sesuai kriteria sehingga tidak perlu melalui persetujuan Presiden, dan
warna hijau menunjukkan jumlah usulan Permen/Perka L yang sudah mendapatkan
persetujuan Presiden. Berikut ini tampilan dashboard SIPPERMEN.
x 100%
Jumlah rekomendasi Sekretariat Kabinet atas rencana kebijakan kementerian/lembaga
dalam bentuk peraturan menteri/kepala lembaga yang perlu mendapatkan persetujuan
Presiden yang ditindaklanjuti oleh Presiden/Menteri/Kepala Lembaga
Jumlah rekomendasi Sekretariat Kabinet atas rencana kebijakan kementerian/lembaga
dalam bentuk peraturan menteri/kepala lembaga yang perlu mendapatkan persetujuan
Presiden yang disampaikan kepada Presiden/Menteri/Kepala Lembaga
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 83
Sampai dengan tahun 2021 jumlah usulan Permen yang telah ditangani Sekretariat
Kabinet sesuai data SIPPERMEN adalah sebanyak 315 usulan dan yang sesuai kriteria telah
dikaji Sekretariat Kabinet kemudian disampaikan kepada Presiden adalah sebanyak 274
rekomendasi yang seluruhnya telah ditindaklanjuti. Jumlah rekomendasi terkait
Permen/Perka L per-bidang beserta hasil tindaklanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 3.4 Persentase realisasi IKU 2 Sasaran Strategis 1 per-bidang
Bidang Output Outcome % Realisasi Keterangan
Politik, Hukum, dan Keamanan
40 40 100% Seluruh rekomendasi
dimanfaatkan
Perekonomian 132 132 100% Seluruh rekomendasi
dimanfaatkan
Pembangunan
Manusia dan
Kebudayaan
47 47 100% Seluruh rekomendasi
dimanfaatkan
Kemaritiman
dan Investasi 55 55 100%
Seluruh rekomendasi
dimanfaatkan
Total 274 274 100%
Gambar 3.25 Tampilan Dashboard Laporan SIPPERMEN
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 84
Target IKU 2 Sasaran Strategis pertama di tahun 2021 adalah 91% meningkat dari
tahun sebelumnya 90%, berikut ini perbandingan capaian tahun 2020 dengan tahun 2021.
Target yang ditetapkan pada IKU 2 sasaran strategis 1 tahun 2021 sebesar 91%, naik
dari target yang ditetapkan di tahun 2020 sebesar 90%. Pada tahun 2021 diperoleh realisasi
sebesar 100% dan capaian 109,98%. Sama seperti IKU pertama, output tahun 2020
menunjukkan data penanganan Permen/Perka selama triwulan ke IV sehingga baru
berjumlah 26 rekomendasi dan dikarenakan terdapat peningkatan target dari 90% menjadi
91% dengan realisasi 100% maka capaian kinerja tahun 2021 menjadi 109,89%.
Sebagai gambaran pencapaian IKU kedua sasaran strategis 1, berikut ini beberapa
rekomendasi yang dihasilkan Sekretariat Kabinet dan telah ditindaklanjuti stakeholders.
Persetujuan Presiden atas Rancangan Permendagri tentang Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kemendagri menyampaikan permohonan persetujuan tertulis atas Rancangan
Peraturan Menteri Dalam Negeri (RPermendagri) tentang Nomenklatur dan
Penyelenggaraan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Daerah
(DPMPTSP). Namun dalam perkembangannya, RPermendagri tersebut hanya mengatur
tentang nomenklatur DPMPTSP saja. RPermendagri tersebut disusun guna
menindaklanjuti Pasal 7 dan Pasal 38 PP Nomor 6 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha di Daerah, yang merupakan amanat dari UU Cipta Kerja.
Mempertimbangkan kebijakan tersebut bersifat strategis dan termasuk dalam program
prioritas pemerintah, maka RPermendagri dimaksud memerlukan persetujuan tertulis
Presiden.
Gambar 3.26 Grafik Perbandingan Capaian IKU 2 Sasaran Strategis 1 Tahun 2020 dan Tahun 2021
90%91%
100.00%
100.00%
111.11%
109.89%
26
274
26
274
10
60
110
160
210
260
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
2020 2021
Pe
rse
n
Target
Realisasi
Capaian
Output
OutcomeJum
lah
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 85
Sekretariat Kabinet turut berpartisipasi dalam
diskusi informal maupun rapat harmonisasi akhir
terhadap RPermendagri tentang DPMPTSP yang
diselenggarakan oleh Kemendagri bersama dengan
Kemenkumham, guna pembulatan dan pemantapan
konsepsi, baik dari sisi substansi maupun prosedur
penyusunan PUU. Selanjutnya, RPermendagri
tersebut telah mendapat persetujuan tertulis dari
Presiden dan telah disampaikan kepada Mendagri,
melalui surat Sekretaris Kabinet Nomor
B.0153/Seskab/Polhukam/04/2021 tanggal 30 April
2021, dengan mempertimbangkan bahwa:
1. RPermendagri telah sejalan dengan UU Cipta
Kerja dan PP Nomor 6 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha di Daerah.
2. Substansi RPermendagri telah sesuai dengan arahan Presiden terkait penyederhanaan
birokrasi melalui pemangkasan beberapa jabatan struktural dan mengalihkannya
menjadi jabatan fungsional.
3. RPermendagri tentang DPMPTSP akan menjadi pedoman bagi pemerintah daerah
dalam memperbarui dan menyeragamkan kelembagaan DPMPTSP agar pelaksanaan
tugasnya dapat berjalan optimal.
4. RPermendagri telah dibahas dan disepakati dengan instansi terkait serta telah melalui
proses harmonisasi.
Pengkajian dan pemberian rekomendasi atas Tarif BLU Badan Pengelola Dana
Perkebunan Kelapa Sawit pada Kementerian Keuangan
Presiden dalam Rapat Internal tentang Kebijakan Pungutan Ekspor dan Bea Keluar
Kelapa Sawit pada tanggal 12 April 2021 memberikan arahan yang intinya meminta agar tarif
Pungutan Ekspor (PE) dihitung kembali dengan mempertimbangkan daya saing produk
kelapa sawit, kesejahteraan petani, dan kelangsungan layanan BLU BPDPKS antara lain
insentif program Biodiesel B30 dan layanan Peremajaan Sawit Rakyat. Menindaklanjuti
arahan tersebut, Sekretariat Kabinet berperan aktif dalam mengawal penyusunan
RPermen Keuangan mengenai Perubahan Kedua PMK Nomor 57/PMK.05/2020 tentang
Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada
Kementerian Keuangan.
Gambar 3.27 Surat Sekretaris Kabinet kepada Menteri Dalam Negeri perihal
Persetujuan Presiden terhadap RPermendagri tentang DPMPTSP
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 86
Sekretariat Kabinet juga
melakukan pengkajian guna pemberian
rekomendasi kepada Presiden pada
saat pengajuan persetujuan Presiden
atas RPermen dimaksud dengan tujuan
untuk memastikan bahwa substansi
RPermen tidak berpotensi
menimbulkan polemik dan sesuai
dengan arahan Presiden dalam Rapat
Internal tersebut.
Sekretariat Kabinet telah
memberikan rekomendasi kepada Presiden untuk dapat memberikan persetujuan atas
penerbitan RPermen dimaksud. Persetujuan Presiden telah diberikan melalui surat Seskab
Nomor B.0212/Seskab/Ekon/06/2021 dan telah terbit PMK dengan Nomor 76/PMK.05/2021
yang mengatur tarif BLU Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada
Kementerian Keuangan.
Pengkajian dan Pemberian Rekomendasi atas Peraturan Menteri Perindustrian yang
Memerlukan Persetujuan Presiden
Dengan telah ditetapkannya UU Cipta Kerja, diharapkan terjadinya reformasi secara
struktural atas proses kemudahan berusaha yang berdampak pada peningkatan investasi,
penciptaan lapangan pekerjaan baru dan mencapai pertumbuhan ekonomi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Undang-Undang tersebut mengamanatkan
teknis penyederhanaan perizinan berusaha kedalam peraturan pelaksana dalam bentuk PP,
Perpres, dan Permen.
Di bidang perindustrian, amanat UU Cipta Kerja diturunkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perindustrian, di mana
dalam PP ini diatur teknis pelaksanaan perizinan berusaha di bidang perindustrian dengan
semangat penyederhanaan proses dalam hal pengurusan perizinan berusaha dengan
menggunakan kriteria berbasis risiko. Lebih lanjut, teknis pelaksanaan amanat UU Cipta
Kerja jo. Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Bidang Perindustrian tersebut
diatur kedalam 7 (tujuh) Permen sebagai berikut:
a. Permen Perindustrian tentang Penetapan Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Perindustrian;
b. Permen Perindustrian tentang Pusat Penyedia Bahan Baku dan/atau Bahan Penolong;
c. Permen Perindustrian tentang Standardisasi Industri;
Gambar 3.28 Rapat Pembahasan RPMK BLU Badan
Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada
Kemenkeu
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 87
d. Permen Perindustrian tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Bidang Perindustrian;
e. Permen Perindustrian tentang Tata Cara Pengawasan dan Pengendalian Industri;
f. Permen Perindustrian tentang Ketentuan Penjualan atau Pemindahtanganan Bahan
Baku dan/atau Bahan Penolong Sisa; dan
g. Permen Perindustrian tentang Pelaporan Perusahaan Industri Strategis yang Telah
Ditetapkan Jumlah Produksi, Distribusi, dan Harga Produknya.
Sekretariat Kabinet secara aktif melaksanakan pembahasan dan
pengharmonisasian atas substansi pengaturan dalam ketujuh rancangan Permen
perindustrian tersebut, di mana apabila tidak ada lagi permasalahan secara substantif atas
Permen tersebut, Sekretaris Kabinet akan mengeluarkan surat rekomendasi persetujuan
Presiden atas Permen tersebut agar bisa ditetapkan dan diundangkan.
Rancangan Permen Perindustrian tentang Penetapan Standar Kegiatan Usaha dan
Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Perindustrian
telah ditetapkan dan diundangkan pada tanggal 1 April 2021 menjadi Permen Perindustrian
Nomor 9 Tahun 2021. Sedangkan 6 (enam) Rancangan Permen Perindustrian lainnya masih
dalam proses harmonisasi di bawah koordinasi Kemenkumham.
Peraturan Menteri Pelaksana UU Cipta Kerja di Bidang Pengembangan Usaha dan
Wilayah
Pengembangan Usaha dan Wilayah merupakan fondasi dari pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Serangkaian paket kebijakan diterbitkan guna mengakselerasi pertumbuhan
ekonomi, terlebih dalam rangka pemulihan perekonomian dari perlambatan pertumbuhan
yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19. Terobosan utama yang dilakukan dalam rangka
pengembangan usaha yaitu dengan diterbitkannya UU Cipta Kerja. Paket regulasi terkait
UU Cipta Kerja bertujuan menjadi payung hukum untuk mendorong penciptaan lapangan
kerja, memudahkan pembukaan usaha baru, sekaligus memulihkan perekonomian
pascapandemi.
Peraturan yang disusun tentunya harus bisa menjawab permasalahan yang ada di
lapangan serta permasalahan yang selama ini menjadi hambatan, utamanya dalam
pelaksanaan perizinan berusaha. Sekretariat Kabinet mengawal proses penyusunan aturan
pelaksana UU Cipta Kerja, termasuk substansi pengaturan Permen yang diamanatkan
dalam Peraturan Pemerintah pelaksana UU Cipta Kerja. Sekretariat Kabinet terlibat aktif
baik dalam proses penyusunan, proses harmonisasi serta perolehan persetutujuan
Presiden. Berikut ini Permen di Bidang Pengembangan Usaha dan Wilayah yang telah
diberikan persetujuan Presidennya selama Tahun 2021.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 88
Tabel 3.5 Daftar Permen di Bidang Pengembangan Usaha dan Wilayah selama Tahun 2021
No Judul Rancangan Peraturan Menteri Nomor Surat Persetujuan Presiden
1 RPermen Koperasi dan UKM tentang Perubahan atas Permen Koperasi dan UKM Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah Bagi Pelaku Usaha Mikro Untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional Serta Penyelamatan Ekonomi Nasional Pada Masa Pandemi COVID-19
B.0078/Seskab/Ekon/03/2021
2 RPermenko tentang Perubahan kedua atas Permen Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 6 Tahun 2020 tentang perlakuan khusus bagi penerima Kredit Usaha Rakyat terdampak Pandemi COVID-19
B.0178/Seskab/Ekon/05/2021
3 RPermenko tentang Perubahan atas Permen Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
B.0178/Seskab/Ekon/05/2021
4 RPermen Koperasi dan UKM tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
B.0180/Seskab/Ekon/05/2021
5 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah
B.0220/Seskab/Ekon/06/2021
6 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Penegasan Tanah Musnah
B.0220/Seskab/Ekon/06/2021
7 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Perubahan Ketiga atas Permen Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
B.0164/Seskab/Ekon/05/2021
8 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
B.0164/Seskab/Ekon/05/2021
9 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang
B.0164/Seskab/Ekon/05/2021
10 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Pedoman Penyusunan, Peninjauan Kembali, dan Revisi Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan, Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional, dan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara
B.0164/Seskab/Ekon/05/2021
11 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Pedoman Penyusunan Basis Data dan Penyajian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota, serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota
B.0164/Seskab/Ekon/05/2021
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 89
No Judul Rancangan Peraturan Menteri Nomor Surat Persetujuan Presiden
12 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang dan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang
B.0164/Seskab/Ekon/05/2021
13 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Koordinasi Penyelenggaraan Penataan Ruang
B.0164/Seskab/Ekon/05/2021
14 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Pendidikan dan Pelatihan Bidang Penataan Ruang dan Pembinaan Profesi Perencana Tata Ruang
B.0164/Seskab/Ekon/05/2021
15 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah Telantar
B.0164/Seskab/Ekon/05/2021
16 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Pelaksanaan Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Pengawasan Penataan Ruang
B.0164/Seskab/Ekon/05/2021
17 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Pertimbangan Teknis Pertanahan
B.0164/Seskab/Ekon/05/2021
18 RPeraturan BIG tentang Pengusulan Penyelenggaraan Informasi Geospasial di Luar Rencana Aksi Penyelenggaraan Informasi Geospasial Nasional
B.0165/Seskab/Ekon/05/2021
19 RPeraturan BIG tentang Sistem Referensi Geospasial Indonesia
B.0189/Seskab/Ekon/05/2021
20 RPeraturan BIG tentang Tenaga Profesional yang Tersertifikasi di Bidang Informasi Geospasial
B.0189/Seskab/Ekon/05/2021
21 RPeraturan BIG tentang Tata Cara Pemberian Persetujuan Pengolahan Data Geospasial dan Informasi Geospasial di Luar Negeri Bidang Informasi Geospasial
B.0189/Seskab/Ekon/05/2021
22 RPeraturan BIG tentang Pelaksanaan Persetujuan Pengumpulan Data Geospasial
B.0189/Seskab/Ekon/05/2021
23 Rancangan Permen Keuangan tentang Perubahan atas Permen Keuangan Nomor 237/PMK.010/2020 tentang Perlakuan Perpajakan, Kepabeanan, dan Cukai pada KEK
B.0103/Seskab/Ekon/04/2021
24 Rancangan Permen Keuangan tentang Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari Kawasan yang Telah Ditetapkan Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
B.0154/Seskab/Ekon/04/2021
Permen tersebut selain menjadi acuan teknis dalam implementasi tetapi juga
sebagai jawaban atas permasalahan yang selama ini menghambat pengembangan usaha
dan wilayah. Sebagai contoh, sebelum UU Cipta Kerja berlaku, Izin Lokasi dan
Pertimbangan Teknis Pertanahan menjadi syarat untuk kegiatan pemanfaatan ruang.
Penerbitan Izin Lokasi dan Pertimbangan Teknis Pertanahan dinilai lambat dengan
memerlukan waktu 22 hari. Namun, pada implementasinya pelaksanaan tersebut dapat
berlangsung lebih lama, terlebih apabila suatu kegiatan tidak terdapat dalam rencana tata
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 90
ruang maka izin lokasi tidak bisa diberikan. Hal tersebut tentunya menjadi hambatan dalam
kegiatan berusaha. Melalui UU Cipta Kerja, Pemerintah menghapus Izin Lokasi dan
mengubahnya menjadi pemberian Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang atau KKPR.
KKPR juga telah mencakup pertimbangan teknis pertanahan. Ketentuan detail mengenai
KKPR diatur dalam Permen Agraria dan Tata Ruang.
Sekretariat Kabinet dalam mengawal penyusunan aturan pelaksana tersebut,
memastikan bahwa prinsip utama untuk menyelesaikan permasalahan izin lokasi sudah
termuat dalam batang tubuh peraturan. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
1. Dalam hal Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) sudah tersedia, terbit paling lambat 1
hari.
2. Dalam hal tidak tersedia RDTR, KKPR terbit paling lambat 20 hari dan berlaku fiktif
positif.
3. Bagi kegiatan usaha yang belum tercantum dalam rencana tata ruang dan merupakan
suatu kegiatan yang bersifat strategis nasional, kegiatan tersebut tetap dapat
dilakukan melalui mekanisme penerbitan rekomendasi KKPR oleh Menteri Agraria dan
Tata Ruang. Sehingga tidak ada lagi kegiatan yang terhambat hanya karena belum
tercantum dalam rencana tata ruang.
4. Selain itu, terdapat pula kemudahan bagi Usaha Kecil dan Menengah (UMK), kegiatan
pemanfaatan ruang yang dilakukan oleh pelaku usaha yang termasuk dalam kelompok
UMK tidak melalui proses penerbitan KKPR, melainkan cukup dengan membuat
pernyataan mandiri bahwa kegiatan usahanya telah sesuai dengan rencana tata ruang
yang dilakukan melalui Sistem OSS.
Peraturan Menteri Pelaksana UU Cipta Kerja di Bidang Pertanian, Riset dan
Teknologi
Terkait paket regulasi UU Cipta Kerja di bidang Pertanian, Sekretariat Kabinet telah
terlibat dalam mengawal proses penyusunan 7 (tujuh) Rancangan Permen Pertanian
sebagai pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dan Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Pertanian. Sekretariat Kabinet telah
memberikan rekomendasi kepada Presiden untuk dapat memberikan persetujuan atas
penerbitan RPermentan dimaksud dan telah dikeluarkan persetujuan Presiden melalui
surat Sekretaris Kabinet Nomor B.149/Seskab/ Ekon/4/2021, tanggal 26 April 2021 dan Surat
Sekretaris Kabinet Nomor B.163/Seskab/ Ekon/05/2021, tanggal 7 Mei 2021.
Untuk Bidang Riset dan Teknologi, Sekretariat Kabinet telah terlibat dalam
mengawal proses penyusunan Rancangan Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 91
tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Sektor Ketenaganukliran, dan telah memproses persetujuan Presiden atas substansi
Peraturan dimaksud dengan mengeluarkan Surat Sekretaris Kabinet Nomor B.116/Seskab/
Ekon/04/2021, tanggal 12 April 2021. Lebih lanjut, pada tanggal 31 Mei 2021 telah ditetapkan
Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 3 Tahun 2021 tentang Standar
Kegiatan Usaha dan Standar Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko Sektor Ketenaganukliran.
Permohonan Persetujuan Presiden terhadap Rancangan Peraturan Menteri
Keuangan tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Layanan Uji
Validitas Rapid Diagnostic Test Antigen pada Kementerian Kesehatan (RPMK)
Menteri Keuangan menyampaikan urgensi permohonan persetujuan RPMK
tersebut, yakni:
1. dalam rangka penanggulangan COVID-19 melalui kegiatan Rapid Diagnostic Test (RDT)
Antigen guna pelacakan kontak, penegakan diagnosis dan skrining COVID-19, diperlukan
uji terhadap produk RDT Antigen guna menjamin validitas alat yang beredar di
masyarakat;
2. sesuai dengan ketentuan, biaya uji validitas ditanggung oleh pemilik produk RDT
Antigen dan saat ini belum terdapat pengaturan jenis dan tarif atas jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berasal dari layanan uji validitas RDT Antigen pada
Kemenkes; dan perlu segera ditetapkan pengaturan mengenai penetapan jenis dan tarif
atas jenis PNBP Layanan Uji Validitas RDT Antigen yang Berlaku pada Kemenkes sebagai
dasar hukum pungutan.
Sehubungan dengan permohonan Menteri Keuangan dimaksud dan berdasarkan
hasil pendalaman lebih lanjut atas materi substansi RPMK, Presiden dapat menyetujui
RPMK dengan pertimbangan:
Gambar 3.29 Rapat Pembahasan Rancangan Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk via Zoom, 5 Maret 2021
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 92
a. RPMK merupakan dasar hukum untuk ditetapkannya jenis dan tarif PNBP atas
pemberian layanan pengujian validitas produk RDT Antigen yang diperlukan untuk
memastikan terpenuhinya standar kualitas produk RDT Antigen dalam pelaksanaan
tracing dan screening COVID-19.
b. Penetapan jenis dan besaran tarif PNBP yang akan ditetapkan dalam RPMK terhadap
layanan uji validitas sebesar Rp694.000 (enam ratus sembilan puluh empat ribu Rupiah)
dan dalam hal terdapat pertimbangan tertentu tarif layanan tersebut dapat ditetapkan
sebesar Rp.0 (nol Rupiah) atau 0%.
Rancangan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Tata Cara
Pengenaan Sanksi Administratif terhadap Pelanggaran Perizinan Berusaha Sektor
Kebudayaan
Rpermen merupakan peraturan turunan dari UU Cipta Kerja dan merupakan
delegasi Pasal 455 Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko (PP Nomor 5 Tahun 2021). Telah dilaksanakan rakor dan rapat harmonisasi
yang diprakarsai Kementerian Hukum dan HAM untuk membahas RPermen di maksud.
Terhadap beberapa permasalahan substansi RPermen tersebut, diputuskan bahwa:
a. RPermen dibentuk khusus membahas tata cara sanksi administratif terkait perizinan
berusaha perfilman, sedangkan untuk sanksi lain untuk perfilman di luar perizinan akan
di atur dalam Rancangan Peraturan Pemerintah yang saat ini sedang berproses di
Kementerian Sekretariat Negara.
b. untuk aturan terkait norma, standar, prosedur dan kriteria perizinan berusaha di bidang
perfilman sebagaimana yang diamanatkan oleh UU Nomor 11 Tahun 2020 tidak dibentuk
dalam suatu RPermen tertentu mengingat risiko berusaha adalah risiko rendah dan
hanya membutuhkan Nomor Izin Berusaha (NIB).
Sekretariat Kabinet mengajukan rekomendasi persetujuan kepada Presiden dan
hasilnya telah disampaikan persetujuan atas RPermen tersebut melalui Surat Sekretaris
Kabinet Nomor B.112/Seskab/PMK/04/2021 tanggal 8 April 2021 kepada Mendikbud, yang
kemudian telah ditetapkan Permendikbud Nomor 11 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Pengenaan Sanksi Administratif terhadap Pelanggaran Perizinan Berusaha Sektor
Kebudayaan pada tanggal 31 Maret 2021.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 93
Permohonan Persetujuan dari Menteri Kelautan dan Perikanan kepada Presiden
guna menyisipkan Perizinan Berusaha membangun, membongkar, dan
memperpanjang pemanfaatan bangunan dan/atau instalasi di laut dalam Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) No. 10 Tahun 2021 tentang Standar
Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko Sektor Kelautan dan Perikanan
Permohonan kepada Presiden untuk menyisipkan Perizinan Berusaha membangun,
membongkar, dan memperpanjang pemanfaatan bangunan dan/atau instalasi di laut tidak
tepat diatur dalam Permen KP No. 10 Tahun 2021, mengingat kewenangan Perizinan
Berusaha membangun, membongkar, dan memperpanjang pemanfaatan bangunan
dan/atau instalasi di laut sudah ditetapkan menjadi kewenangan Menteri Perhubungan
dalam PP No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.
Pengalihan kewenangan Menteri Perhubungan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan
akan dilaksanakan setelah dilakukan perubahan PUU terkait, antara lain PP No. 5 Tahun
2021, PP No. 27 Tahun 2021, PP No. 31 Tahun 2021, serta Permen KP No. 10 Tahun 2021.
Perubahan PUU tersebut perlu dilakukan untuk menghindari adanya permasalahan hukum
Perizinan Berusaha dikemudian hari. Untuk itu Kementerian KKP perlu menyiapkan sumber
daya manusia, prasarana, dan sarana untuk menerima pengalihan, agar pelayanan
perizinan berusaha tidak terganggu.
Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor ESDM
Sekretariat Kabinet menyampaikan kepada Presiden melalui memorandum nomor:
M.0319/Seskab/04/2021 pada tanggal 19 April 2021 dan telah mendapat persetujuan.
RPermen tersebut segera ditindaklanjuti penetapannya oleh Menteri ESDM sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dengan ditetapkan menjadi Permen ESDM
Nomor 5 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Energi Sumber Daya Mineral.
Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Dana Pelayanan Kepariwisataan
Pemberian persetujuan Presiden terhadap Rancangan Permen Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Petunjuk Teknis
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 94
Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Dana Pelayanan Kepariwisataan melalui
surat Seskab Nomor B.0066/Seskab/MARVES/03/2021:
1. RPermen merupakan amanat dari Pasal 5 ayat (6) Perpres Nomor 113 Tahun 2020 tentang
Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2021.
2. RPermen akan menjadi pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam penggunaan DAK
Nonfisik Dana Pelayanan Kepariwisataan, serta format pelaporan dan evaluasi secara
berkala.
3. RPermen pada intinya mengatur mengenai kegiatan yang dapat didanai menggunakan
DAK Nonfisik Dana Pelayanan Kepariwisataan, serta pelaporan, pemantauan, dan evaluasi
penggunaan DAK Nonfisik.
4. RPermen merupakan salah satu kebijakan untuk mendukung kelancaran
penyelenggaraan urusan daerah di bidang pelayanan kepariwisataan sebagaimana
tertuang dalam RPJMN 2020-2024.
Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Standar Kegiatan
Usaha Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Pariwisata
Pemberian persetujuan Presiden terhadap Rancangan Permen Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Standar Kegiatan
Usaha Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Pariwisata melalui
surat Seskab Nomor B.0125/Seskab/MARVES/04/2021:
1. RPermen merupakan amanat dari ketentuan Pasal 6 ayat (7) dan Pasal 142 ayat (4)
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko.
2. RPermen akan menjadi pedoman bagi pemerintah dan pelaku usaha dalam perizinan
berusaha sektor pariwisata.
3. RPermen merupakan landasan hukum perizinan berusaha di sektor pariwisata yang
berbasis sistem Online Single Submission.
Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Pelaksanaan
Dekonsentrasi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Pemberian persetujuan Presiden terhadap Rancangan Permen Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Pelaksanaan
Dekonsentrasi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui surat Seskab Nomor
B.0173/Seskab/MARVES/05/2021:
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 95
1. RPermen diperlukan untuk mengganti Permen Pariwisata Nomor 22 Tahun 2015 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Dekonsentrasi Kementerian Pariwisata, yang beberapa kali diubah
terakhir dengan Permen Pariwisata Nomor 13 Tahun 2017, yang sudah tidak sesuai lagi
dengan tugas dan fungsi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat ini.
2. Sebagai pedoman bagi Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat di daerah dalam
penyelenggaraan dekonsentrasi untuk mewujudkan penyelarasan dan pemerataan
pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif di seluruh provinsi dalam mendukung
pencapaian agenda prioritas pembangunan nasional.
3. RPermen pada intinya mengatur mengenai penyelenggaraan dekonsentrasi serta
pembinaan dan pengawasan.
Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Sanksi Administratif
Terhadap Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Pemberian persetujuan Presiden terhadap Rancangan Permen Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Sanksi Administratif
Terhadap Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui
surat Seskab Nomor B.0202/Seskab/MARVES/06/2021:
1. Urgensi penetapan RPermen untuk mengatur sanksi administratif terhadap pelanggaran
perizinan berusaha berbasis risiko sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebagaimana
melaksanakan ketentuan Pasal 457 ayat (2), dan Pasal 558 ayat (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.
2. RPermen pada intinya mengatur mengenai tata cara pengenaan sanksi administrattif dan
banding administratif dalam rangka pelaksanaan kegiatan perizinan bidang usaha
berbasis resiko dibidang pariwisata dan ekonomi kreatif.
Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Menteri Dalam Negeri
(RPermendagri) tentang Sistem Manajemen Keamanan Informasi Administrasi
Kependudukan
Sekretaris Jenderal Kemendagri a.n. Mendagri melalui surat Nomor: 188.32/5719/SJ
tanggal 12 Oktober 2021, mohon persetujuan Presiden terhadap RPermendagri tentang
Sistem Manajemen Keamanan Informasi Administrasi Kependudukan (SMKI).
RPermendagri tentang SMKI dibentuk berdasarkan urgensi untuk menyediakan dokumen
kebijakan, standar, pedoman, dan prosedur baku pengamanan data dan informasi dalam
kerangka SMKI.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 96
RPermendagri dimaksud telah diharmonisasi di Kemenkumham (surat Sesjen
Kemenkumham Nomor: PPE.PP.01.03-1675 tanggal 22 September 2021). Namun demikian,
Sekretariat Kabinet tidak terlibat dalam forum
harmonisasi tersebut.
Sekretariat Kabinet berpandangan substansi
RPermendagri tentang SMKI wajib mendapatkan
persetujuan Presiden sebelum ditetapkan, merujuk
Pasal 3 Ayat (2) Perpres Nomor 68 Tahun 2021.
RPermendagri dimaskud bersifat strategis karena
mengatur penguatan tata kelola administrasi
kependudukan serta lintas sektor atau lintas K/L yakni
melibatkan Dinas Dukcapil Provinsi dan
Kabupaten/Kota, UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota,
serta Kedutaan Besar RI, Konsulat Jenderal RI, dan
Konsulat RI.
Sekretariat Kabinet telah menyampaikan
persetujuan Presiden atas Permen melalui surat Sekretaris Kabinet Nomor:
B.0364/Seskab/Polhukam/10/2021 tanggal 27 Oktober 2021terhadap RPermendagri tentang
SMKI tersebut dan telah ditindaklanjuti oleh Seskab melalui kepada Mendagri.
Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS)
tentang Master File Standar Data Statistik Tahun 2021
Plt. Sekretaris Utama Badan Pusat Statistik (BPS) kepada Deputi Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan menyampaikan undangan rapat Harmonisasi Rancangan Peraturan
Kepala Badan Pusat Statistik tentang Master File Standar Data Statistik Tahun 2021 (RPerka
BPS tentang MFSDS Tahun 2021) dan Rancangan Peraturan BPS tentang Laporan Harta
Kekayaan Penyelenggara Negara (RPerka BPS tentang LHKPN).
Rapat diselenggarakan secara daring pada hari Rabu tanggal 29 September 2021,
yang dihadiri perwakilan dari Kemenkumham serta Sekretariat Kabinet. Dalam rapat
diantaranya disampaikan bahwa RPerka BPS tentang MFSDS Tahun 2021 merupakan
penyempurnaan dan penguatan Perka BPS tentang MFSDS Tahun 2020 yang berisi data
rujukan atau pedoman bagi K/L dalam penyusun data statistik dan pembentukan RPerka
BPS tentang LHKPN dimaksudkan guna mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih
dan bebas dari KKN di lingkungan BPS.
Gambar 3.30 Surat Seskab Nomor:
B.0364/Seskab/Polhukam/10/2021
tanggal 27 Oktober 2021
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 97
Sekretariat Kabinet memberikan rekomendasi mengingat RPerka BPS tentang
MFSDS Tahun 2021 merupakan pedoman atau petunjuk teknis bagi K/L dalam menyusun
data statistik dan dijadikan dasar rujukan dalam kegiatan statistik guna kepentingan
program Satu Data Indonesia (SDI), maka RPerka BPS tersebut bersifat sangat strategis
serta lintas sektoral sehingga memerlukan persetujuan Presiden. Sedangkan untuk RPerka
BPS tentang LHKPN di Lingkungan BPS tidak memerlukan persetujuan Presiden,
mengingat Rancangan Peraturan BPS tersebut hanya bersifat mengatur secara internal
BPS saja, serta tidak berdampak luas bagi masyarakat dan tidak lintas sektoral.
Selanjutnya Kepala BPS dengan surat Nomor: B-
390/01000/HK.110/10/2021 tanggal 28 Oktober 2021
kepada Presiden menyampaikan Permohonan
Persetujuan Presiden atas Rancangan Peraturan BPS
tentang Standar Data Statistik Nasional (Rancangan
Peraturan BPS tentang SDSN), dengan melampirkan
naskah urgensi dan pokok-pokok pengaturan
Rancangan Peraturan BPS tersebut. Sekretariat
Kabinet menyampaikan rekomendasi kepada Presiden
bahwa RPerka BPS tersebut perlu mendapatkan
persetujuan Presiden. Kemudian, Sekretaris Kabinet
menyampaikan surat kepada Kepala BPS, perihal
pemberian persetujuan Presiden atas Rancangan
Peraturan BPS tentang SDSN yang untuk selanjutnya Kepala BPS dapat menetapkan
Rancangan Peraturan BPS tersebut dan memproses pengundangannya sesuai ketentuan
PUU.
Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional
tentang Kabupaten/Kota Tanggap Ancaman Darurat
Kepala Badan Narkotika Nasional mengajukan kepada Presiden permohonan
persetujuan substansi RPerka BNN tentang Kabupaten/Kota Tanggap Ancaman Darurat
(KOTAN), mengingat kabupaten/kota merupakan wilayah yang memiliki kewenangan dan
kebijakan yang dipandang strategis dan langsung menyentuh masyarakat, sehingga
kebijakan terkait penanggulangan narkoba dinilai dapat lebih efektif di tingkat
kabupaten/kota.
RPerka BNN ini sendiri mengatur bahwa penyelenggaraan KOTAN di daerah harus
memenuhi variabel seperti ketahanan keluarga, ketahanan masyarakat, kewilayahan,
kelembagaan, dan hukum yang berpotensi bersinggungan dengan program K/L terkait
Gambar 3.31 Surat Seskab Nomor:
B.0385/Seskab/Polhukam/11/2021
tanggal 9 November 2021
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 98
serta pemda yang dilaksanakan di daerah. Lebih lanjut, Pemda dapat menyinergikan
stakeholder dari K/L serta sektor non pemerintah demi mendukung upaya antisipasi,
adaptasi, dan mitigasi ancaman narkoba. Sekretaris Kabinet melalui surat nomor:
B.0316/Seskab/Polhukam/09/2021 tanggal 23 September 2021 kepada Kepala BNN
menyampaikan persetujuan Presiden atas peraturan dimaksud.
Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang
Perubahan Kedua atas PMK No.9/PMK.03/2021 tentang Insentif Pajak untuk Wajib
Pajak Terdampak Covid-19
Menteri Keuangan kepada Sekretaris Kabinet melalui surat nomor S-275/MK.3/2021
menyampaikan permohonan persetujuan Presiden atas RPMK tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2021 tentang Insentif Pajak untuk
Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019. Sebelumnya, Menteri
Keuangan juga pernah mengajukan persetujuan Presiden atas PMK mengenai Perubahan
Pertama insentif perpajakan Nomor 9/2021. Presiden telah memberikan persetujuan atas
RPMK dimaksud.
RPMK ini bertujuan untuk memberikan kemudahan pemanfaatan insentif yang lebih
luas sehingga dapat mendukung stabilitas ekonomi dan produktivitas masyarakat sebagai
pekerja maupun pelaku usaha.
Perubahan kedua mencakup sektor eligible untuk jenis insentif Pengurangan PPh
Pasal 25, Pembebasan PPh Pasal 22 Impor, dan Restitusi PPN dipercepat. Selain itu, RPMK
dimaksud juga mencakup relaksasi penyampaian pemberitahuan pemanfaatan insentif
pengurangan PPh Pasal 25 untuk Masa Oktober 2021 paling lambat 15 November 2021, serta
perpanjangan jangka waktu pembetulan laporan realisasi PPh DTP Masa Pajak Jan-Jun 2021
paling lambat 30 November 2021.
Sehubungan dengan permohonan dimaksud dan berdasarkan hasil pendalaman
lebih lanjut atas materi substansi RPMK, Sekretaris Kabinet berpendapat kiranya Presiden
dapat menyetujui penetapan RPMK dengan pokok pertimbangan:
a. RPMK memuat pengaturan mengenai penyesuaian kriteria penerima insentif pajak
dengan tujuan untuk memperluas dukungan kepada Wajib Pajak (WP) pada sektor-
sektor terdampak pandemi Covid-19 sebagai bagian dari upaya mendukung percepatan
pemulihan ekonomi nasional.
b. Pokok substansi penyesuaian antara lain: (1) penambahan sektor penerima insentif
pembebasan PPh Pasal 22 Impor dari sebelumnya mencakup 132 kode Klasifikasi
Lapangan Usaha (KLU) menjadi 397 kode KLU; (2) penambahan sektor penerima
insentif pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25 sebesar 50% dari sebelumnya
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 99
berjumlah 216 kodel KLU menjadi 481 kode KLU, dan dapat dimanfaatkan sejak Masa
Pajak Oktober 2021 dengan penyampaian pemberitahuan paling lambat 15 November
2021; (3) penambahan sektor penerima insentif pengembalian pendahuluan PPN lebih
bayar dari sebelumnya berjumlah 132 kode KLU menjadi 229 kode KLU, dan dapat
dimanfaatkan untuk Masa Pajak Oktober 2021 s.d. Masa Pajak Desember 2021 serta
disampaikan paling lambat 31 Januari 2022; dan (4) pembetulan laporan realisasi
pemanfaatan insentif PPh Pasal 21 DTP, PPh Final DTP, dan PPh Final DTP atas
penghasilan WP Penerima Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-
TGAI) untuk Masa Pajak Januari 2021 s.d. Juni 2021 disampaikan paling lambat 30
November 2021 (sebelumnya 31 Oktober 2021).
Presiden menyetujui penetapan RPMK tersebut, dengan pokok pertimbangan di
atas dan disampaikan melalui surat Sekretaris Kabinet Nomor B.360/Seskab/Ekon/10/2021
tanggal 25 Oktober 2021. Menindaklanjuti surat Sekretaris Kabinet dimaksud, Menteri
Keuangan telah menetapkan PMK Nomor 149/PMK.03/2021 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2021 tentang Insentif Pajak untuk Wajib
Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019 yang berlaku efektif mulai tanggal 26
Oktober 2021.
Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan terkait
Jaminan Kehilangan Pekerjaan
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan kepada Sekretaris Kabinet
menyampaikan permohonan persetujuan Presiden atas RPermenaker tentang Tata Cara
Pendaftaran Peserta dan Pelaksanaan Rekomposisi Iuran dalam Program Jaminan
Kehilangan Pekerjaan dan RPermenaker tentang Tata Cara Pemberian Manfaat Jaminan
Kehilangan Pekerjaan, sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja. Kedua RPermenaker tersebut merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah
Nomor 37 Tahun 2021 tentang Penyelenggaran Program JKP.
Sekretariat Kabinet secara aktif melaksanakan pembahasan dan
pengharmonisasian atas substansi kedua RPermen Ketenagakerjaan tersebut, di mana
tidak ada lagi permasalahan secara substantif atas RPermen tersebut, Sekretariat Kabinet
mengajukan rekomendasi persetujuan Presiden atas RPermen tersebut agar bisa
ditetapkan dan diundangkan.
RPermenaker tentang Tata Cara Pemberian Manfaat Jaminan Kehilangan Pekerjaan
dan Tata Cara Pendaftaran Peserta dan Pelaksanaan Rekomposisi Iuran dalam Program
Jaminan Kehilangan Pekerjaan telah ditetapkan dan diundangkanpada tanggal 31 Maret
2021 menjadi Permenaker Nomor 7 Tahun 2021. RPermenaker tentang Tata Cara Pemberian
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 100
Manfaat Jaminan Kehilangan Pekerjaan telah ditetapkan dan diundangkan pada tanggal 28
Juli 2021 menjadi Permenaker Nomor 15 Tahun 2021.
Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Kepala Badan Standardisasi
Nasional
Surat Kepala Badan Standardisasi Nasional kepada Presiden Nomor 235/BSN/A0-
b2/11/2021 tanggal 26 November 2021, terkait permohonan persetujuan 4 (empat)
Rancangan Peraturan Badan Standardisasi Nasional (RPBSN), Sekretaris Kabinet telah
mengeluarkan surat rekomendasi persetujuan Presiden atas Peraturan tersebut agar bisa
ditetapkan dan diundangkan melalui Surat Sekretaris Kabinet Nomor:
B.441/Seskab/Ekon/11/2021, tanggal 27 November 2021. Berikut ini RPBSN yang diajukan:
1) RPBSN tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Standardisasi Nasional
Nomor 4 Tahun 2020 tentang Skema Penilaian Kesesuaian Terhadap Standar Nasional
Indonesia Sektor Jasa telah ditetapkan menjadi Peraturan BSN Nomor 24 Tahun 2021;
2) RPBSN tentang Perubahan atas Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 12
Tahun 2020 tentang Skema Penilaian Kesesuaian terhadap Standar Nasional
Indonesia Sektor Bahan Bangunan, Konstruksi dan Teknik Sipil telah ditetapkan
menjadi Peraturan BSN Nomor 25 Tahun 2021;
3) RPBSN tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Standardisasi Nasional
Nomor 1 Tahun 2019 tentang Skema Penilaian Kesesuajan terhadap Standar Nasional
Indonesia Sektor Produk Kart dan Plastik telah ditetapkan menjadi Peraturan BSN
Nomor 26 Tahun 2021; dan
4) RPBSN tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Standardisasi Nasional
Nomor 13 Tahun 2020 tentang Skema Penilaian Kesesuaian terhadap Standar Nasional
Indonesia Sektor Logam dan Produk Logam telah ditetapkan menjadi Peraturan BSN
Nomor 27 Tahun 2021.
Pengawalan Rancangan Peraturan Badan Riset dan Inovasi Nasional tentang
Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Tenaga Nuklir Indonesia
Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi nuklir, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan
perubahan bentuk kelembagaan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) menjadi Politeknik
Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) melalui penyusunan Rancangan Peraturan
Badan Riset dan Inovasi Nasional (RPerBRIN) tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik
Tenaga Nuklir Indonesia. Perubahan STTN menjadi Poltek Nuklir tersebut telah mendapat
rekomendasi dari Kemendikbud (surat Menteri Dikbud Nomor 3752/D/OT/2020 tanggal 30
Desember 2020) dan persetujuan dari Kemen PANRB (surat Menteri PANRB Nomor
B/642/M.KT.01/2021 tanggal 29 Juni 2021).
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 101
Muatan materi yang diatur dalam RPerBRIN meliputi: (i) kedudukan, tugas, dan
fungsi Poltek Nuklir; (ii) susunan organisasi Poltek Nuklir; (iii) kelompok jabatan fungsional
pada Poltek Nuklir; (iv) tata kerja organisasi Poltek Nuklir; dan (v) jabatan, pengangkatan,
pemberhentian pejabat dalam organisasi Poltek Nuklir.
Sekretariat Kabinet terlibat aktif dalam penyusunan RPerBRIN dimaksud, khususnya
pada tahap pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi yang
diselenggarakan Kementerian Hukum dan HAM (tanggal 30 September 2021 dan 8 Oktober
2021). Beberapa masukan yang kami sampaikan untuk penyempurnaan RPerBRIN, antara
lain perubahan fungsi Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat agar tidak hanya
terbatas pada penyelenggaraan koordinasi, penghapusan rincian program studi untuk
memberikan fleksibilitas pengaturan kepada Poltek Nuklir, serta penyempurnaan bagan
struktur organisasi Poltek Nuklir pada Lampiran RPerBRIN terkait Kelompok Jabatan
Fungsional Bagian SDM, Keuangan, dan Barang Milik Negara.
Selain itu, Sekretariat Kabinet juga menyampaikan bahwa RPerBRIN tersebut perlu
mendapatkan persetujuan Presiden karena dinilai
memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam
ketentuan Pasal 3 ayat (2) Peraturan Presiden
Nomor 68 Tahun 2021. Dalam hal ini, kegiatan
Poltek Nuklir terkait dengan penyelenggaraan
pendidikan yang diberikan kepada masyarakat luas
dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya
manusia di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi nuklir. Selain itu, pengembangan dan
pembinaan Poltek Nuklir bersifat lintas sektor
dengan melibatkan peran BRIN,
Kemendikbudristek, dan KemenPANRB.
Sehubungan hal tersebut, Kepala BRIN
melalui surat Nomor B-281/HK.01.01/10/2021 tanggal 18 Oktober 2021, menyampaikan
permohonan persetujuan Presiden atas RPerBRIN kepada Sekretaris Kabinet dengan
menyertakan naskah penjelasan urgensi dan surat keterangan selesai harmonisasi dari
Kemenkumham sesuai ketentuan Pasal 6 Perpres No. 68/2021. Atas permohonan tersebut,
Sekretariat Kabinet menyampaikan persetujuan Presiden atas RPerBRIN melalui surat
Nomor B-0359/Seskab/Ekon/10/2021 tanggal 25 Oktober 2021. Selanjutnya, Kepala BRIN
melakukan penetapan RPerBRIN menjadi Peraturan BRIN Nomor 13 Tahun 2021 pada
tanggal 28 Oktober 2021 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1210), dan
Gambar 3.32 Surat Sekretaris Kabinet Nomor
B-0359/Seskab/Ekon/10/2021 tanggal 25
Oktober 2021
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 102
peresmian status Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia di Yogyakarta pada tanggal
30 Oktober 2021.
Sasaran strategis kedua yaitu “Terwujudnya hasil pengendalian penyelenggaraan
pemerintahan yang berkualitas”, diwujudkan melalui pelaksanaan tugas dan fungsi
Sekretariat Kabinet sesuai Perseskab Nomor 1 Tahun 2020 yaitu: 1) penyelesaian masalah
atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang mengalami hambatan; dan 2)
pemantauan, evaluasi, dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah. Sasaran ini diukur keberhasilannya dengan menggunakan 2 (dua) buah
indikator kinerja yang telah ditetapkan menjadi IKU. Berikut ini gambaran output yang
dihasilkan dari setiap fungsi, beserta IKU yang digunakan untuk mengukur capaian kinerja
sasaran kedua.
Gambar di atas menunjukkan output yang dihasilkan untuk mencapai sasaran kedua
“Terwujudnya hasil pengendalian peyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas” yaitu
rekomendasi alternatif penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah yang mengalami hambatan dan rekomendasi hasil pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah. Fungsi yang pertama
adalah penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang
Gambar 3.33 Output, Fungsi, dan Indikator Kinerja Sasaran Kedua Sekretariat Kabinet
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 103
mengalami hambatan, peran Sekretariat Kabinet memberikan dukungan manajemen
kabinet sehingga dapat mengatasi hambatan/kendala dari pelaksanaan kebijakan
pemerintah. Fungsi kedua, Sekretariat Kabinet melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah. Diharapkan dari hasil
pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah maka visi
dan misi Presiden dapat terwujud.
Indikator pertama “Persentase alternatif penyelesaian masalah atas pelaksanaan
kebijakan dan program pemerintah yang mengalami hambatan yang ditindaklanjuti”
mengukur keberhasilan tugas fungsi nomor 1 tersebut di atas. Indikator kedua “Persentase
hasil pemantauan, evaluasi, dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah yang ditindaklanjuti” mengukur keberhasilan tugas dan fungsi nomor 2
tersebut di atas.
Rumusan dari indikator sasaran kedua memperlihatkan bahwa output rekomendasi
yang berkualitas adalah rekomendasi yang ditindaklanjuti, jika terdapat hambatan maupun
kendala ataupun dari hasil pemantauan Sekretariat Kabinet menemukan permasalahan
dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah, maka Sekretariat Kabinet akan menjadi problem
solver dengan memberikan rekomendasi. Rekomendasi akan menjadi berarti jika pihak
yang diberi rekomendasi menindaklanjuti rekomendasi yang diberikan Sekretariat Kabinet.
Oleh karena itu outcome dari output rekomendasi Sekretariat Kabinet dihitung
berdasarkan tindak lanjut dari stakeholders. Kriteria yang digunakan untuk menetapkan
suatu rekomendasi telah ditindaklanjuti untuk masing-masing jenis output yaitu:
Gambar 3.34 Kriteria Pemanfaatan Output Sasaran Kedua
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 104
Target yang ditetapkan pada PK tahun 2021 untuk indikator “Persentase alternatif
penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang
mengalami hambatan yang ditindaklanjuti” dan “Persentase hasil pemantauan, evaluasi,
dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang
ditindaklanjuti”, adalah 91%. Capaian indikator pertama dan kedua sasaran kedua dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
Pada tahun ke-2 periode Renstra target yang ditetapkan untuk kedua indikator
kinerja adalah 91%, grafik di atas menunjukkan bahwa selama periode tahun 2021 terdapat
sebanyak 69 output rekomendasi alternatif penyelesaian masalah atas pelaksanaan
kebijakan dan program pemerintah yang mengalami hambatan yang dihasilkan dan
seluruhnya ditindaklanjuti, sedangkan output rekomendasi atas hasil pemantauan,
evaluasi, dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah ada
sebanyak 136 rekomendasi yang seluruhnya ditindaklanjuti stakeholders. Dengan realisasi
sebesar 100% dibandingkan target sebesar 91% maka capaian sasaran pertama adalah
109,89% masuk dalam kategori memuaskan.
Analisis lebih lanjut terhadap pencapaian kinerja akan dijabarkan berdasarkan
masing-masing IKU.
Gambar 3.35 Grafik Target, Realisasi,
Capaian, Output, dan Outcome Sasaran
Strategis 2 Sekretariat Kabinet Tahun
2021
g
91%
91%100% 100%
109.89%
109.89%
69
136
69
136
10
30
50
70
90
110
130
150
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
2021 2021
IKU 1 IKU2
Pe
rse
n
Target
Realisasi
Capaian
Output
OutcomeJum
lah
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 105
Kebijakan dan program pemerintah yang dalam pelaksanaannya menghadapi
masalah besar sehingga perlu diurai menjadi masalah kecil dan sederhana sehingga dengan
mudah dapat dicari solusinya. Upaya untuk mengurai atau menghilangkan hambatan yang
sering kita sebut sebagai “debottlenecking”. Sekretariat Kabinet ikut andil dalam
memberikan alternatif penyelesaian masalah guna mengurai hambatan-hambatan yang
terjadi dalam pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah. Oleh karena itu Sekretariat
Kabinet harus mampu mengenali kebijakan dan program mana yang sedang mengalami
hambatan. Indikator kinerja pertama sasaran strategis kedua “Persentase alternatif
penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang
mengalami hambatan yang ditindaklanjuti” diukur dengan kriteria tindak lanjut yakni
“Alternatif penyelesaian masalah yang disampaikan Sekretariat Kabinet digunakan sebagai dasar
bertindak Presiden, Menteri dan/atau Kepala Lembaga untuk menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi”, dengan formulasi pengukuran IKU sebagai berikut:
Alternatif penyelesaian masalah yang disampaikan kepada Presiden/Menteri/Kepala
Lembaga dipantau dari reaksi stakeholders. Pada tahun 2021, Sekretariat Kabinet telah
menghasilkan rekomendasi alternatif penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan
dan program pemerintah yang mengalami hambatan sebanyak 69 rekomendasi dan
seluruh rekomendasi berhasil ditindaklanjuti. Tabel berikut ini memperlihatkan output dan
outcome rekomendasi per-bidang.
Jumlah alternatif penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah yang mengalami hambatan yang ditindaklanjuti oleh
Presiden/Menteri/Kepala Lembaga
Jumlah alternatif penyelesaian masalah oleh Sekretariat Kabinet atas pelaksanaan
kebijakan dan program pemerintah yang mengalami hambatan yang disampaikan
kepada Presiden/Menteri/Kepala Lembaga
x 100%
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 106
Bidang Output Outcome % Realisasi Keterangan
Politik, Hukum, dan Keamanan
9 9 100% Seluruh rekomendasi
dimanfaatkan
Perekonomian 45 45 100% Seluruh rekomendasi
dimanfaatkan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
6 6 100% Seluruh rekomendasi
dimanfaatkan
Kemaritiman dan Investasi
9 9 100% Seluruh rekomendasi
dimanfaatkan
Total 69 69 100%
Target IKU 1 Sasaran Strategis kedua di tahun 2021 adalah 91% meningkat dari tahun
sebelumnya 90%, berikut ini perbandingan capaian tahun 2020 dengan tahun 2021.
Capaian kinerja IKU 1 sasaran strategis kedua tahun 2021 adalah 109,89%, realisasi
100% namun karena target yang ditetapkan meningkat dari tahun sebelumnya sehingga
capaian terkesan turun dari 111,11% menjadi 109,89%. Berikut ini sekilas gambaran kinerja
yang dilaksanakan Sekretariat Kabinet pada tahun 2021 dalam rangka pelaksanaan tugas
dan fungsi penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah
yang mengalami hambatan yang mencerminkan pencapaian indikator pertama sasaran
strategis 2, di mana rekomendasi yang dihasilkan Sekretariat Kabinet telah ditindaklanjuti
stakeholders.
Perkembangan Penanganan Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Kepala Daerah
(Pilkada) Serentak Tahun 2020 di Mahkamah Konstitusi
Guna merespon perkembangan penanganan perkara perselisihan hasil Pilkada
Serentak Tahun 2020 di Mahkamah Konstitusi, Sekretariat Kabinet menyampaikan catatan
perkembangan dimaksud kepada Presiden melalui memorandum Sekretaris Kabinet
Nomor: M-229 tanggal 31 Maret 2021.
90% 91%100%
100.00%111.11% 109.89%
44
69
44 69
10
30
50
70
90
110
130
150
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
2020 2021
IKU 2.1 IKU 2.1
Pe
rse
n
Target
Realisasi
Capaian
Output
OutcomeJum
lah
Gambar 3.36 Grafik Perbandingan Capaian IKU 1 Sasaran Strategis 2 Tahun 2020 dan Tahun 2021
Tabel 3.6 Persentase Realisasi IKU 1 Sasaran Strategis 2 per Bidang
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 107
Terdapat beberapa poin yang disampaikan, diantaranya: Mahkamah Konstitusi
(MK) pada tanggal 18 Januari 2021 telah meregister 132 perkara perselisihan hasil pemilihan
(PHP) kepala daerah pada 116 daerah. Berdasarkan hasil pemeriksaan pendahuluan,
terdapat 100 perkara tidak dilanjutkan ke tahapan pemeriksaan persidangan selanjutnya.
Adapun perkara yang dilanjutkan ke tahapan pemeriksaan persidangan sebanyak 32
perkara pada 31 daerah, dengan keputusan sebagai berikut: 5 perkara tidak dapat diterima;
10 perkara ditolak seluruhnya; serta 17 perkara dikabulkan sebagian dan seluruhnya ( 1
perkara di Kabupaten Sekadau diperintahkan untuk dilakukan Penghitungan Suara Ulang,
serta 16 perkara dalam 15 daerah diperintahkan untuk dilakukan PSU).
Dalam penanganan perkara PHP Kepala Daerah khususnya bagi beberapa daerah
yang akan menyelenggarakan pemungutan suara ulang (PSU), Sekretariat Kabinet
memandang perlu agar penyelenggara Pilkada (KPU dan Bawaslu) memperhatikan proses
penganggaran serta kesiapan sarana dan prasarana PSU guna memastikan pelaksanaan
berjalan lancar serta tingkat partisipasi pemilih tetap tinggi.
Dalam perkembangannya hingga Juni 2021, KPU telah menyelenggarakan
Penghitungan Suara Ulang di Kabupaten Sekadau dan PSU di 13 daerah (Provinsi Jambi,
Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Kabupaten Mandailing Natal,
Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir,
Kabupaten Morowali Utara, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Teluk Wondama,
Kabupaten Yalimo, dan Kota Banjarmasin, dan Provinsi Kalimantan Selatan). Adapun PSU
di 2 daerah yakni Kabupaten Boven Digoel dan Kabupaten Nabire dijadwalkan akan
dilaksanakan pada bulan Juli 2021.
Pasca pelaksanaan Penghitungan Suara Ulang maupun PSU di beberapa daerah,
masih terdapat pasangan calon yang kembali mengajukan PHP Kepala Daerah kepada MK,
yakni untuk pemilihan gubernur Provinsi Kalimantan Selatan. Terhadap hal tersebut,
Sekretariat Kabinet kembali menegaskan pentingnya KPU meningkatkan pendampingan
dan pengawasan terhadap tahapan pelaksanaan PSU yang akan dilaksanakan di Kabupaten
Boven Digoel dan Kabupaten Nabire sehingga kesalahan-kesalahan prosedural yang
mungkin muncul dapat dihindari. Selain itu, peran aparat keamanan juga penting dalam
menjaga kondusifitas, baik pada daerah yang akan maupun yang telah menyelenggarakan
PSU, sehingga situasi keamanan yang selama ini sudah berjalan baik dapat terus terjaga
hingga pasangan calon kepala daerah terpilih dilantik.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 108
Permohonan Mediasi atas Permasalahan Bongkar Muat di Pelabuhan Nunukan
Ketua Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Nunukan
menyampaikan permohonan mediasi sehubungan dengan adanya koperasi lain yang
melakukan kegiatan bongkar muat batu bara (Koperasi Jasa Maju Bersama
Sentosa/Koperasi MBS) dan bekerja sama dengan Perusahaan Bongkar Muat Nunukan
Hijau Sentosa (PBM NHS) di Pelabuhan Nunukan, Kalimantan Utara.
Terhadap permohonan tersebut Sekretariat Kabinet menyampaikan bahwa pada
setiap pelabuhan dibentuk 1 Koperasi TKBM pelabuhan dan mendapatkan rekomendasi
dari Penyelenggara Pelabuhan, di mana wilayah kerja Koperasi TKBM berada di dalam DLKr
dan DLKp (apabila bongkar muat dilakukan di luar DLKr dan DLKp maka dilakukan oleh
Koperasi TKBM di bawah pembinaan pelabuhan terdekat), serta perusahaan bongkar muat
yang melakukan kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapal di DLKr dan DLKp harus
menggunakan jasa TKBM dari Koperasi TKBM Pelabuhan setempat.
Percepatan Pembangunan Monumen Bela Negara di Provinsi Sumatera Barat
Pembangunan Monumen Bela Negara dimulai dengan peletakan batu pertama
oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 19 Desember 2012, namun hingga
saat ini belum dapat direalisasikan. Sehubungan dengan hal tersebut, Menko Bidang
Polhukam bersama K/L terkait telah melaksanakan sejumlah pertemuan, diantaranya pada
tanggal 11 Februari 2021, 3 Maret 2021, dan 26 Maret 2021 yang menyepakati perlunya Inpres
sebagai dasar hukum percepatan penyelesaian pembangunan monumen.
Selanjutnya Kemenko Polhukam telah menyusun Rancangan Inpres sebagai dasar
hukum percepatan penyelesaian pembangunan Monumen Bela Negara tersebut, yang di
antaranya berisi pelaksanaan tugas oleh K/L dan Pemda sesuai tugas, fungsi, dan
kewenangan masing-masing secara terkoordinasi dan terintegrasi untuk mempercepat
penyelesaian pembangunan Monumen Bela Negara di Provinsi Sumatera Barat. Pimpinan
K/L dan Pemda yang terlibat dalam pembangunan dimaksud, antara lain: (1) Menko Bidang
Polhukam; (2) Menko Bidang PMK; (3) Mendagri; (4) Menhan; 5) Mendikbud; (6) Mensos;
(7) Menkeu; (8) Menteri PUPR; (9) Menteri PPN/Kepala Bappenas; (10) Gubernur Sumatera
Barat; (11) Bupati Lima Puluh Kota; (12) Bupati Agam; (13) Bupati Sijunjung; (14) Bupati Solok
Selatan; dan (15) Walikota Bukittinggi.
Terhadap rencana percepatan pembangunan monument beserta rangkaian
kebijakan yang telah diambil pemerintah, Sekretariat Kabinet menyampaikan rekomendasi
tindak lanjut sebagai berikut: a) Perlu dilakukan percepatan penyelesaian pembangunan
Monumen Bela Negara di Sumatera Barat melalui sinergi K/L dan Pemda sejalan dengan
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 109
Apres; b) Perlu dipertimbangkan pelibatan K/L lain, yaitu: Kementerian ATR/BPN guna
mendukung proses pembebasan lahan yang sedang berjalan serta perumusan tata ruang
wilayah di area sekitar monument; Kementerian Kominfo guna mendukung komunikasi
kepada publik bahwa percepatan pembangunan monumen dimaksud merupakan bagian
dari upaya mengenang sejarah perjuangan bangsa dan hal tersebut tidak akan
berpengaruh pada refocussing anggaran Pemerintah sebagaimana dimaksud pada Inpres;
dan c) Perlu dirumuskan mekanisme monitoring dan evaluasi dalam upaya percepatan
pembangunan monumen tersebut, guna memastikan semua yang diimplementasikan di
lapangan tetap sesuai dengan koridor perencanaan yang dirumuskan serta peraturan
perundang-undangan.
Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun Anggaran 2021 yang akan digunakan untuk
memenuhi pendanaan program vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Tapanuli Utara
Bupati Tapanuli Utara kepada Presiden menyampaikan permohonan penambahan
Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun Anggaran 2021 yang akan digunakan untuk memenuhi
pendanaan program vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Tapanuli Utara, didasarkan pada
pertimbangan: (a) alokasi DAU Kab. Taput TA 2021 sebesar Rp 617.410.172.000 atau
berkurang Rp42.467.139.00 (-6,44%) dibandingkan DAU TA 2019; dan (b) berdasarkan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 30/KM.7/2020 mengenai Penggunaan Sebagian
(Earmarking) DAU atau Dana Bagi Hasil dalam rangka dukungan pendanaan Program
Vaksinasi COVID-19 (Kepmenkeu 30/2020), Kab. Taput diminta untuk melakukan
earmarking sebesar 4% dari alokasi DAU TA 2021 atau sebesar Rp 24.696.406.880 untuk
dukungan pendanaan program vaksinasi COVID-19.
Berkaitan dengan permasalahan pendanaan APBD untuk mendukung penanganan
COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Presiden dalam Rapat Terbatas tanggal 14
Desember 2020 mengenai Laporan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi
Nasional, memberikan arahan agar seluruh K/L dan daerah memprioritaskan program
vaksinasi pada tahun anggaran 2021. Lebih lanjut, Presiden juga menginstruksikan Menteri
Keuangan untuk melakukan realokasi anggaran guna mendukung pendanaan program
vaksinasi tahun 2021.
Berdasarkan arahan tersebut dan sesuai dengan hasil kajian secara mendalam atas
substansi permohonan, Sekretariat Kabinet memberikan rekomendasi kepada Presiden:
a. Permohonan Bupati Taput belum menjadi prioritas untuk dipenuhi dengan
pertimbangan penetapan DAU telah didasarkan pada perhitungan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan, dan kebijakan earmarking merupakan bagian dari
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 110
pelaksanaan arahan Presiden. Pemberian tambahan DAU TA 2021 kepada Kab. Taput
juga dikhawatirkan dapat menyebabkan daerah lain mengajukan permintaan tambahan
DAU.
b. Kekurangan pendanaan yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah dapat dipenuhi dengan
cara mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), melakukan efisiensi anggaran,
serta refocussing dan realokasi anggaran pada program dan kegiatan prioritas untuk
penanganan kesehatan, perlindungan sosial, dan pemulihan ekonomi.
Penyelesaian Permasalahan Impor Ammonium Nitrate (NH4NO3) PT. Aneka Gas
Industri Tbk.
Direktur PT. Aneka Gas Industri, Tbk. (PT. AGI) kepada Sekretaris Kabinet
menyampaikan surat permohonan penyelesaian pemanfaatan Ammonium Nitrate
(NH4NO3) sebagai bahan baku produksi gas nitrous oxide (N20) untuk keperluan rumah
sakit di Indonesia.
Inti permasalahan yaitu NH4NO3 yang diimpor oleh PT. AGI tiba di daerah pabean
Indonesia pada saat Persetujuan Impor (PI) dan Importir Terdaftar (IT) yang dimiliki oleh
PT AGI telah habis masa berlakunya (dalam proses perpanjangan). PI dan IT sebelum
NH4NO3 memasuki wilayah pabean Indonesia, namun terkendala oleh proses pengurusan
perizinan Sertifikat Badan Usaha (SBU) di Kementerian Pertahanan, akibat dampak
pandemi COVID-19.
Kementerian Perdagangan menyampaikan bahwa berdasarkan Permen
Perdagangan Nomor 48/M-DAG/PER/7/2015 tentang Ketentuan Umum di Bidang Impor, PT.
AGI selaku importir wajib mengekspor kembali (reekspor) NH4NO3 ke negara lain. PT. AGI
telah berupaya melakukan reekspor sesuai keputusan Pemerintah, namun dalam
pelaksanaannya terkendala faktor sebagai berikut:
a. Sulitnya menemukan negara tujuan reekspor (rejection dari beberapa negara (Jerman,
Singapura, dan Malaysia));
b. Sifat NH4NO3 yang berbahaya dan mudah meledak; dan
c. Penyimpanan yang terlalu lama akan menurunkan kualitas dari NH4NO3 (maksimal 2
tahun).
Sehubungan dengan permasalahan dimaksud, Sekretariat Kabinet
menyelenggarakan rapat pembahasan penyelesaian permasalahan PT. AGI yang dihadiri
oleh para pejabat dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertahanan, Kementerian
Luar Negeri, dan Kementerian Perindustrian pada tanggal 1 Februari 2021. Hasil
kesepakatan dalam rapat disampaikan dalam surat Sekretaris Kabinet Nomor:
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 111
B.49/Seskab/Ekon/2/2021 tanggal 18 Februari 2021 yang intinya agar Menteri Perdagangan
dapat melakukan diskresi untuk mengatasi persoalan konkret dalam penyelenggaraan
urusan pemerintahan di bidang perdagangan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor
29 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perdagangan (pelaksanaan dari UU Cipta
Kerja).
Menindaklanjuti surat Sekretaris Kabinet dimaksud, Direktur Jenderal Perdagangan
Luar Negeri a.n. Menteri Perdagangan menerbitkan surat kepada Direktur PT AGI dengan
Nomor M.247/M.DAG/SD/3/2021 tanggal 12 Maret 2021 perihal Pemberian Izin Pengeluaran
Barang Impor Ammonium Nitrate yang intinya PT. AGI diberikan izin pengeluaran
Ammonium Nitrate sebanyak 66 (enam puluh enam) ton dengan menggunakan
persetujuan impor bahan peledak Nomor.04.PI-27.20.0009 tanggal 21 April 2020 dan Bill
Landing Nomor 910151534 tanggal 17 Februari 2020.
Sertifikat Elektronik
Penerbitan Permen ATR Nomor 1 Tahun 2021 menimbulkan keresahan masyarakat,
khususnya pengaturan mengenai penggantian sertifikat menjadi sertifikat elektronik untuk
tanah yang sudah terdaftar dan penarikan sertifikat untuk disatukan dengan buku tanah
dan disimpan menjadi warkah pada Kantor Pertanahan sebagaimana diatur dalam Pasal 14
jo. Pasal 16 ayat (3) Permen ATR Nomor 1 Tahun 2021.
Sekretariat Kabinet melalui Surat Sekretaris Kabinet Nomor
B.0059/Seskab/Ekon/03/2021 tanggal 3 Maret 2021 menyampaikan rekomendasi agar
Kementerian ATR/BPN segera memberikan sosialisasi untuk menjawab isu-isu yang
berkembang di masyarakat, antara lain:
1. Menyampaikan bahwa urgensi penerbitan Permen ATR Nomor 1 Tahun 2021, antara lain
agar pendaftaran tanah dapat dilakukan secara efisien, menciptakan kepastian hukum
dan perlindungan hukum, mengurangi jumlah sengketa konflik dan perkara pengadilan
mengenai pertanahan, dan menaikan nilai registering property dalam rangka
memperbaiki peringkat Ease of Doing Business (EoDB);
2. Penerbitan sertifikat tanah elektronik diutamakan untuk pendaftaran tanah pertama
kali untuk tanah yang belum terdaftar. Sedangkan, penggantian sertifikat analog
menjadi sertifikat elektronik untuk tanah yang sudah terdaftar pada prinsipnya bukanlah
menjadi kewajiban pemegang sertifikat, melainkan dilakukan secara sukarela oleh
pemegang sertifikat;
3. Masyakat tetap dapat menyimpan buku sertifikat walaupun telah dialihmediakan
menjadi bentuk digital; dan
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 112
4. Kesiapan infrastruktur atau keamanan sistem dan data dalam proses penyediaan
sertifikat elektronik tersebut.
Selain itu dalam surat juga disampaikan bahwa ke depan, Menteri ATR sebelum
menetapkan Permen yang bersifat strategis, lintas K/L, dan/atau berdampak luas kepada
masyarakat, dapat melaporkannya terlebih dahulu kepada Presiden guna mendapatkan
persetujuan.
Penyelesaian permasalahan (debottlenecking) atas implementasi tindak lanjut
arahan Presiden untuk pembangunan nursery tanaman perkebunan
Presiden dalam Rapat Intern tentang Optimalisasi Ekspor di Bidang Perkebunan
dalam Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional yang diselenggarakan pada tanggal 30
September 2020 memberikan arahan kepada Menteri Pertanian untuk dapat menyiapkan
kebun pembibitan (nursery) sebanyak 3-5 lokasi dengan jumlah 10-20 juta bibit per lokasi,
untuk 3 (tiga) komoditas yang disetujui yaitu kelapa, jambu mete, dan kopi.
Untuk memastikan bahwa Apres tersebut dapat diimplementasikan dengan baik,
dan untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaannya maka
Sekretariat Kabinet telah melaksanakan rangkaian kegiatan berupa rapat koordinasi dan
pelaksanaan kegiatan kunjungan ke lokasi nursery di daerah. Kunjungan ke daerah
dilaksanakan di 3 (tiga) lokasi yaitu Cianjur Jawa
Barat untuk nursery kopi, Lampung untuk
nursery kelapa, dan Bombana Sulawesi Selatan
untuk nursery jambu mete. Kegiatan
pemantauan dimaksud dilaksanakan dengan
melibatkan K/L terkait antara lain Kemenko
Bidang Perekonomian, BAPPENAS, dan
Kementerian Keuangan.
Berdasarkan hasil rangkaian kegiatan
rapat koordinasi dan kunjungan ke daerah
diperoleh rekomendasi bahwa untuk dapat
melaksanakan arahan Presiden dimaksud maka:
1. Kemenko Bidang Perekonomian untuk dapat
segera mengoordinasikan penyiapan
dokumen masterplan, roadmap, serta
quickwins untuk pembangunan nursery
perkebunan s.d. tahun 2024;
Gambar 3.37 Rakor Penyiapan Kegiatan Bersama atas TL Arahan Presiden
mengenai Kebun Pembibitan, Kamis 28 Januari 2021
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 113
2. pembangunan nursery tersebut untuk tetap fokus pada 3 komoditas yakni kopi, kelapa,
dan jambu mete sebagaimana arahan Presiden dalam Rapin, dengan lokasi yang dapat
mendukung program penyiapan benih hingga replanting (end to end);
3. Kementerian Keuangan, dan Bappenas untuk menyelaraskan perencanaan dan
anggaran pembangunan nursery tanaman perkebunan dalam Rencana Kerja
Pemerintah pada tiap tahun anggaran;
4. Kemendagri sesuai tugas dan fungsinya untuk memastikan perencanaan program dan
kegiatan di daerah, agar sejalan dengan program kebijakan nasional.
Rekomendasi tersebut telah Sekretariat Kabinet sampaikan kepada K/L terkait
untuk dapat ditindaklanjuti melalui Surat Sekretaris Kabinet Nomor
B.0200/Seskab/Ekon/06/2021, tanggal 7 Juni 2021.
Percepatan Penanganan Pasca Bencana Gempa Bumi, Tsunami, dan Likuefaksi di
Provinsi Sulawesi Barat
Beberapa permasalahan dalam upaya penanggulangan bencana di Provinsi
Sulawesi Tengah, diantaranya:
1. Data penerima bantuan belum terverifikasi dan tervalidasi dengan baik.
2. Pemilik dari lahan yang digunakan untuk hunian sementara telah meminta kembali
lahannya, sehingga perlu penyediaan lahan dan fasilitas hunian sementara bagi
pengungsi yang belum mendapatkan hunian tetap.
3. Terdapat permasalahan hukum pada lahan yang akan digunakan untuk pembangunan
hunian tetap.
4. Hunian tetap yang telah dibangun belum dilengkapi fasilitas penunjang.
Rekomendasi terkait permasalahan tersebut:
a. Terkait permasalahan data, BNPB perlu segera meningkatkan koordinasi dengan
Pemerintah Daerah untuk melakukan pembenahan data.
b. Terkait permasalahan penyediaan lahan hunian sementara, BNPB bersama dengan
Kementerian Sosial, Kementerian ATR/BPN, dan Pemda dapat menyusun kebijakan
penyediaan hunian sementara, sehingga tidak diperlukan lagi penyusunan aturan baru.
c. Terkait permasalahan penyediaan lahan hunian tetap dan fasilitas pendukung:
- BNPB bersama dengan Kementerian ATR/BPN perlu segera berkoordinasi guna
membahas keberlanjutan penyediaan lahan bagi hunian tetap yang belum selesai;
- BNPB agar meningkatkan koordinasi dengan Kementerian PUPR, Kemen BUMN, dan
Pemda untuk memastikan ketersediaan fasilitas pendukung hunian tetap.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 114
Pengalihan Status Lahan Kampus ITB Pangheotan Walini
Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan surat nomor: 165/IT1.A/PB.01/2021
tanggal 21 Mei 2021 kepada Menteri ATR (tembusan kepada Sekretaris Kabinet),
menyampaikan permohonan dukungan untuk langkah kerja upaya pengalihan status lahan
kampus ITB Pangheotan Walini. Rencana lokasi pengembangan kampus ITB berada di
perkebunan Pangheotan, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat dan
masuk dalam Kawasan Cekungan Bandung dengan lahan seluas 540,8 Ha. Lokasi tersebut
merupakan Kawasan Perkebunan Walini yang saat ini dikelola oleh PTPN VIII di bawah
Kemen BUMN. Rencana lokasi pengembangan Multi Kampus GTA ITB tersebut telah sesuai
dengan rencana tata ruang berdasarkan Perpres Nomor 45 Tahun 2018 tentang Rencana
Tata Ruang Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung dan dapat diproses perizinannya.
Perlu percepatan pengembangan Multi Kampus GTA ITB, mengingat rencana ini
sesuai dengan program pemerintah dalam pembangunan infrastruktur dan
mempersiapkan SDM terutama di bidang Sains, Teknologi, Teknik Rekayasa dan
Matematika (STEM). Hal tersebut diperkuat dengan Arahan Presiden dalam Ratas yaitu
bahwa lahan di sekitar Walini akan diberikan oleh pemerintah kepada ITB. Untuk itu, Rektor
ITB agar memperluas ITB dengan konsentrasi pada bidang teknik atau teknologi. Pokok
permasalahan yang saat ini dibahas adalah terkait mekanisme pengalihan aset tanah PTPN
VIII di bawah Kemen BUMN kepada Kemendikbudristek. Permasalahan tersebut saat ini
sedang ditindaklanjuti oleh ITB berkoordinasi dengan Menteri ATR.
Pembangunan Pipa Transmisi Gas Bumi Ruas Cirebon-Semarang
Mengingat pipa Transmisi Gas Bumi Ruas Cirebon-Semarang termasuk PSN yang
diprioritaskan percepatan pembangunannya untuk mendukung kawasan ekonomi di Jawa
Tengah sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2019, Menko Bidang
Kemaritiman dan Investasi agar membahas permasalahan dalam pembangunan pipa
Transmisi Gas Bumi Ruas Cirebon-Semarang dalam Rapat Koordinasi bersama Menteri dan
Kepala Lembaga terkait serta BPH Migas, untuk disepakati penyelesaiannya sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL), termasuk di dalamnya adalah
rehabilitasi mangrove, memiliki target luasan yang cukup besar (untuk tahun 2021, target
rehabilitasi mangrove yang dikerjakan oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
mencapai 83.000 hektar). Akan tetapi capaian RHL masih sangat minim, padahal kegiatan
RHL termasuk dalam kegiatan prioritas untuk mendukung pelaksanaan Program
Pemulihan Ekonomi Nasional melalui padat karya pembibitan dan penanaman Daerah
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 115
Aliran Sungai (DAS dan Mangrove). Kementerian LHK perlu mempercepat penyusunan dan
penetapan Rencana Umum RHL DAS (Rencana Umum RHL DAS digunakan sebagai
panduan dalam percepatan pelaksanaan dan fokus program RHL); dan Kementerian LHK,
gubernur, atau bupati/wali kota sesuai kewenangannya serta pemegang hak pengelolaan
atau perizinan berusaha pemanfaatan hutan perlu segera menyusun dan menetapkan
rencana tahunan rehabilitasi hutan dan rehabilitasi lahan.
Permasalahan Ketersediaan Anggaran dalam Pelaksanaan Sertifikat Halal Gratis
untuk UMKM sebagai Pelaksanaan UU Cipta Kerja dan PP Nomor 7 Tahun 2021
Menindaklanjuti Apres untuk dilakukan akselerasi pemberian sertifikasi halal secara
gratis kepada pelaku UMK sesuai ketentuan PP Nomor 39 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal, Sekretariat Kabinet telah
menyelenggarakan rapat koordinasi pada tanggal 14 Oktober 2021 yang dihadiri oleh
perwakilan Kemenko Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian
Investasi/BKPM, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Dalam Negeri, dan Badan
Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
Dalam rapat dimaksud, memperhatikan pendapat dan masukan dari berbagai
Kementerian/Lembaga, Sekretariat Kabinet menyampaikan surat Sekretaris Kabinet
kepada seluruh Menteri/Kepala Lembaga terkait melalui surat nomor:
B.0357/Seskab/Ekon/10/2021 tentang Kesepakatan Rapat Koordinasi Pendanaan Sertifikasi
Halal untuk Pelaku UMK pada tanggal 21 Oktober 2021, yang inti kesepakatannya adalah:
1. Kemenko Perekonomian agar mengoordinasikan: (1) penyederhanaan prosedur
permohonan sertifikasi halal melalui mekanisme self declare, dalam hal ini termasuk
memastikan bahwa seluruh kriteria baik berdasarkan risiko maupun kehalalan bahan
sesuai positif list BPJPH telah tertanam dalam sistem OSS RBA; dan (2) penyusunan
sektor UMK yang diprioritaskan untuk mendapatkan sertifikat halal secara gratis.
2. Kementerian Koperasi dan UKM agar berkoordinasi dengan K/L terkait yang memiliki
program/kegiatan berkaitan dengan pembinaan, pendampingan, dan pelatihan pelaku
UMK, untuk mensinergikan kegiatan pendampingan penerbitan sertifikat halal sebagai
bagian dalam program/kegiatan pembinaan dan pelatihan pelaku UMK yang
diprioritaskan.
3. Kemendagri agar mengoordinasikan seluruh Pemda untuk mengalokasikan anggaran
pada program pelatihan dan pendampingan UMK di Daerah, dengan prioritas kegiatan
pada pendampingan penerapan izin tunggal bagi UMK, khususnya pendampingan
penerbitan sertifikat halal. Selain itu, bersama Kementerian Koperasi dan UKM, dan
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 116
Kementerian Keuangan, agar menyusun pembagian kewenangan dan tanggung jawab
antara Pemerintah Pusat dan Pemda terkait pendampingan UMK dimaksud.
4. Kementerian Investasi/Kepala BKPM agar mengintegrasikan sistem OSS RBA dengan
sistem penerbitan sertifikat halal pada BPJPH, serta mengakomodir seluruh kriteria
(positif list Bahan Baku dan Pendukung Halal) yang ditetapkan BPJPH ke dalam sistem
OSS RBA sebagai tapisan untuk mengajukan permohonan sertifikat halal melalui
mekanisme self declare.
5. BPJPH agar menyusun Standar Biaya Keluaran Khusus (SBKK) untuk menghitung
besaran biaya penerbitan sertifikat halal secara self declare, untuk diajukan kepada
Kementerian Keuangan sebagai dasar perhitungan penetapan alokasi anggaran
sertifikat halal selanjutnya.
Sebagai tindak lanjut dari surat tersebut, Kepala BPJPH dengan surat nomor S-
7820/BD.II/Set.BD.II/KU.00/11/2020 tanggal 24 November 2021 menyampaikan surat
balasan, yang intinya :
1. BPJPH telah mengusulkan rancangan Naskah Akademik Standar Biaya Masukan
Lainnya (SBML) kepada Menteri Agama yang kemudian akan disampaikan kepada
Menteri Keuangan untuk mendapatkan persetujuan.
2. BPJPH juga sedang melakukan finalisasi Rancangan Keputusan Menteri Agama
(RKMA) tentang Jenis Bahan Tidak Kritis dalam Proses Produk Halal yang Dikecualikan
dari Kewajiban Bersertifikat Halal. Rincian bahan tidak kritis dalam RKMA tersebut
akan digunaan sebagai referensi pada OSS untuk menentukan resiko pelaku usaha.
Tindak Lanjut Arahan Presiden tentang Hilirisasi Ekonomi Digital
Pemanfaatan ekonomi digital Indonesia masih relatif kecil dan terfokus pada
konsumsi. Untuk itu, diperlukan akselerasi pembangunan prasyarat melalui investasi di
bidang SDM digital, infrastruktur digital, dan ekosistem inovasi; kerja sama Pemerintah dan
dunia usaha melalui kebijakan dan regulasi yang memfasilitasi hilirisasi ekonomi digital,
serta perlunya orkestra kebijakan hilirisasi ekonomi digital untuk membangun ekonomi
digital Indonesia yang dapat bersaing secara global.
Sehubungan hal tersebut, Presiden telah menyelenggarakan Rapat Terbatas
tentang Hilirisasi Ekonomi Digital pada tanggal 10 Juni 2021, di mana salah satu arahan
tersebut adalah untuk Menyusun Masterplan Hilirisasi Ekonomi Digital dan Pembentukan
Project Management Officer (PMO) untuk menangani Hilirisasi Ekonomi Digital.
Menindaklanjuti arahan Presiden dimaksud, Sekretariat Kabinet menyelenggarakan rapat
tingkat Eselon I yang dihadiri oleh Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital,
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 117
Ketenagakerjaan, dan UMKM, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; Direktur
Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan; Kepala Badan Pengkajian
dan Pengembangan Perdagangan, Kementerian Perdagangan; Sekretaris Jenderal
Kementerian Komunikasi dan Informatika; Direktur Jenderal Aplikasi Informatika,
Kementerian Komunikasi dan Informatika; dan Deputi Bidang Ekonomi, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas; dan Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM
Bidang Hubungan Antar Lembaga.
Hasil kesepakatan dalam rapat disampaikan dalam surat Sekretaris Kabinet Nomor:
B.0262/Seskab/Ekon/07/2021 tanggal 30 Juli 2021 yang intinya:
a. Pengembangan Ekonomi Digital perlu disusun ke dalam suatu masterplan yang
berfungsi sebagai platform kolaborasi dan koordinasi bagi kementerian/lembaga,
dengan menginduk pada masterplan transformasi digital saat ini dalam penyusunan di
bawah koordinasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas;
b. Perlu disusunnya rencana aksi pengembangan ekonomi digital sampai dengan tahun
2030, dengan target jangka pendek (Quick Win) 2022-2024;
c. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian segera mengoordinasikan penyusunan
masterplan ekonomi digital dan pembentukan PMO ekonomi digital sesuai arahan
Presiden.
Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sedang
menyusun Masterplan Hilirisasi Ekonomi Digital dan pembentukan PMO Ekonomi Digital
yang akan ditetapkan dengan Peraturan Presiden.
Pembahasan Percepatan Pembangunan/Pengembangan Kilang Minyak Dalam
Negeri
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional mengirimkan surat kepada Dirjen
Migas Kementerian ESDM yang ditembuskan pula kepada Sekretaris Kabinet yang intinya
menyampaikan kebutuhan dukungan pemerintah dalam pembangunan kilang minyak
dalam negeri, di antaranya kebutuhan infrastruktur pendukung konektivitas Grass Root
Refinery (GRR) Tuban (surat tanggal 13 Juli 2021).
Menindaklanjuti hal dimaksud, Sekretariat Kabinet telah menyelenggarakan rapat
dengan K/L terkait pada tanggal 25 Agustus 2021. Hasil kesepakatan rapat intinya agar
Menko Bidang Perekonomian mengkaji percepatan pembangunan jalan tol guna
mendukung konektivitas GRR Tuban sebagai PSN yang disampaikan melalui surat
Sekretaris Kabinet Nomor: B.0291/Seskab/Marves/09/2021 tanggal 3 September 2021.
Menindaklanjuti surat Sekretaris Kabinet dimaksud, Kemenko Bidang Perekonomian telah
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 118
menyelenggarakan rapat membahas terkait infrastruktur pendukung Kilang Minyak Tuban
pada tanggal 19 Oktober 2021 dan 19 November 2021.
Tindak Lanjut Arahan Presiden pada Rapat Internal tentang Optimalisasi Ekspor
di Bidang Perkebunan dalam Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional
Presiden memberikan arahan pada Rapat Internal tentang Optimalisasi Ekspor di
Bidang Perkebunan dalam Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional pada tanggal 30 September
2020 kepada Menteri Pertanian dan Menko Bidang Perekonomian, untuk: (i) menyiapkan
kebun pembibitan (nursery) sebanyak 3-5 lokasi dengan jumlah 10-20 juta bibit per lokasi,
untuk komoditas kelapa, jambu mete, dan kopi; dan (ii) menyiapkan kebun pembibitan
untuk komoditas kelapa genjah pada tahun 2021 di Pulau Jawa dengan 1 juta bibit kelapa
dan di luar Pulau Jawa dengan 2 juta bibit kelapa, dan (iii) Presiden berkenan berkunjung
ke lokasi kebun pembibitan dimaksud.
Sehubungan dengan hal tersebut, Sekretariat Kabinet telah melakukan pengawalan
tindak lanjut Apres tersebut selama tahun 2021 melalui serangkaian kegiatan pembahasan,
monitoring, dan evaluasi bersama dengan stakeholder dengan melakukan rapat kerja
dengan Kementerian/Lembaga terkait dan berbagai mitra pembangunan, serta kunjungan
lapangan ke beberapa lokasi kebun nursery dan balai penelitian pembibitan tanaman
perkebunan kopi, kelapa, dan jambu mete.
Gambar 3.38
Peninjauan Lapangan ke Kebun Entres Jambu Mete di Balai Penelitian Tanaman Rempah & Obat
Cikampek Jawa Barat, 20-22Oktober 2021
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 119
Sekretariat Kabinet telah melaporkan kepada Presiden terkait capaian tindak lanjut
Apres ini melalui memorandum Sekretaris Kabinet nomor: M.1108/Seskab/12/2021, tanggal
23 Desember 2021. Inti laporan tersebut yaitu bahwa Apres tersebut telah dilaksanakan
oleh K/L terkait dengan pengawalan dari Sekretariat Kabinet, dengan beberapa modifikasi
implementasi. Hal ini mengingat adanya kekhususan kharakteristik dari usaha perbenihan,
antara lain telah banyak pelaku penangkar benih UMK sehingga apabila pemerintah
mengambil alih memonopoli penyediaan benih dalam skala besar akan berdampak pada
pelaku UMK yang telah ada.
Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pengendalian dapat dilakukan terhadap
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan suatu kebijakan atau program pemerintah. Kegiatan
pemantauan dilaksanakan dengan mengamati, mengidentifikasi, serta mengantisipasi
permasalahan yang timbul atau akan timbul dalam pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin. Kegiatan evaluasi dilaksanakan
dengan menganalisis hasil pemantauan atas pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan
yang dilanjutkan dengan pelaporan yakni menyusun dan menyampaikan hasil pemantauan
dan evaluasi yang telah dilaksanakan.
Pengendalian adalah serangkaian kegiatan manajemen yang dimaksudkan untuk
menjamin agar suatu kebijakan atau program pemerintah yang dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang ditetapkan. Kriteria penentuan hasil pemantauan, evaluasi, dan pengendalian
telah ditindaklanjuti yaitu “Rekomendasi di dalam laporan hasil pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian digunakan sebagai masukan (feedback) atau dasar pemberian sanksi oleh
Presiden/Menteri/Kepala Lembaga dalam rangka mengevaluasi atau mengoreksi
pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang perlu diperbaiki”. Pengukuran IKU
menggunakan formulasi perhitungan:
Jumlah rekomendasi Sekretariat Kabinet atas hasil pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang ditindaklanjuti
oleh Presiden/Menteri/Kepala Lembaga
Jumlah rekomendasi Sekretariat Kabinet atas hasil pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang disampaikan
kepada Presiden/Menteri/ Kepala Lembaga
x 100%
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 120
Pada tahun 2021 Sekretariat Kabinet telah menghasilkan 136 rekomendasi hasil
pemantauan, evaluasi, dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah dan hasil monitoring atas tindak lanjut rekomendasi seluruhnya ditindaklanjuti.
Tabel berikut ini memperlihatkan output dan outcome rekomendasi per-bidang.
Tabel 3.7 Persentase realisasi IKU 2 Sasaran Strategis 2 per-kedeputian
Bidang Output Outcome % Realisasi Keterangan
Politik, Hukum, dan Keamanan
34 34 100% Seluruh rekomendasi
ditindaklanjuti
Perekonomian 75 75 100% Seluruh rekomendasi
dimanfaatkan
Pembangunan
Manusia dan
Kebudayaan
17 17 100% Seluruh rekomendasi
dimanfaatkan
Kemaritiman
dan Investasi 10 10 100%
Seluruh rekomendasi
dimanfaatkan
Total 136 136 100%
Target IKU 2 sasaran strategis kedua di tahun 2021 adalah 91% meningkat dari tahun
sebelumnya yaitu 90%. Berikut ini perbandingan capaian IKU 2 tahun 2020 dengan tahun
2021.
90%
91%100% 100%111.11%
109.89%
70
136
70
136
10
30
50
70
90
110
130
150
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
2020 2021
Pe
rse
n
Target
Realisasi
Capaian
Output
OutcomeJum
lah
Output
Gambar 3.39 Grafik Perbandingan Capaian IKU 2 Sasaran Strategis 2 Tahun 2020 dan Tahun 2021
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 121
Tahun 2020 dan tahun 2021 memiliki realisasi yang sama yakni 100%, dengan adanya
peningkatan target maka persentase capaian menjadi terlihat mengalami penurunan dari
111,11% ke 109,89% walaupun kinerjanya sudah maksimal seluruh rekomendasi
ditindaklanjuti. Selanjutnya akan dijabarkan sekilas gambaran kinerja yang dilaksanakan
Sekretariat Kabinet pada tahun 2021 berkaitan dengan pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang mencerminkan
pencapaian indikator kedua sasaran strategis 1.
Pengintegrasian Sistem Informasi Milik Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan dengan Kementerian Dalam Negeri
Dalam rangka mendukung penerapan Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD)
yang dibangun oleh Kemendagri, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
telah mendampingi Pemda dalam menggunakan Sistem Informasi Manajemen Daerah
(SIMDA). SIMDA tersebut dibangun oleh BPKP secara paralel dengan SIPD, sehingga untuk
kelancaran penerapannya, maka BPKP memandang perlu untuk dilakukan pendampingan
selama masa transisi menuju penerapan SIPD secara utuh. BPKP mengidentifikasi beberapa
kendala implementasi SIPD, salah satunya adalah kesulitan Pemda dalam mengakses
aplikasi SIPD, sehingga upaya Pemda dalam mewujudkan Sistem Pemerintah Berbasis
Elektronik (SPBE) menjadi terhambat.
Guna tercapainya akuntabilitas keuangan
daerah dan pembangunan daerah, maka
Sekretariat Kabinet memandang perlu dilakukan
inisiasi pengintegrasian sistem informasi
akuntabilitas keuangan dan pembangunan daerah
yang dimiliki oleh BPKP maupun Kemendagri ke
dalam sistem informasi tunggal dengan harapan
akan memudahkan Pemda dalam mengelola
penyusunan, pelaksanaan, dan
pertanggungjawaban program pembangunan
daerah serta transparansi dan keterbukaan
informasi publik kepada masyarakat.
Rekomendasi tersebut telah disampaikan oleh
Sekretaris Kabinet kepada Kepala BPKP.
Gambar 3.40 Surat Sekretaris Kabinet kepada Kepala BPKP perihal Intergasi
Sistem Informasi Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan Daerah
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 122
Laporan Pengembangan dan Implementasi Sistem Peradilan Pidana Terpadu
berbasis Teknologi Informasi Tahun 2019-2020
Menko Polhukam melaporkan hasil pengembangan dan implementasi Sistem
Peradilan Pidana Terpadu berbasis Teknologi Informasi (SPPT-TI) Tahun 2019-2020 sebagai
bentuk penilaian dan evaluasi terhadap pencapaian sasaran dan kinerja SPPT-TI Tahun 2019-
2020. Hal-hal yang dilaporkan, antara lain kendala pelaksanaan SPPT-TI dan evaluasi bagi
pengembangan SPPT-TI ke depannya.
Terhadap laporan tersebut kami menyampaikan bahwa keempat instansi penegak
hukum yang tergabung dalam SPPT-TI diharapkan untuk terus bersinergi dan
menghilangkan ego sektoral dalam melaksanakan upaya pengembangan dan peningkatan
SPPT-TI agar dapat menunjang proses penanganan tindak pidana yang berbasis teknologi
informasi sehingga masyarakat luas dapat memperoleh manfaat dengan mengetahui
status penanganan perkara dan gambaran umum kondisi penanganan perkara tindak
pidana di Indonesia, khususnya di tengah masa pandemi.
Laporan Tahunan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban Tahun 2020
Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menyampaikan Laporan
Tahunan LPSK Tahun 2020 kepada Presiden RI guna menindaklanjuti ketentuan Pasal 13
ayat (1) UU Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban jo. UU Nomor 31
Tahun 2014.
Terhadap laporan tersebut kami menyampaikan beberapa rekomendasi kepada
Presiden, diantaranya LPSK perlu diberikan alokasi anggaran yang cukup untuk dapat
menjamin pelayanan kesehatan korban tindak pidana penganiayaan, kekerasan seksual,
korban terorisme, dan tindak pidana perdagangan orang karena BPJS tidak menjamin
pelayanan kesehatan tindak pidana tersebut.
Laporan Pelaksanaan Kegiatan Tim Koordinasi Misi Pemeliharaan Perdamaian
(TKMPP) Periode Maret 2021
Menteri Luar Negeri melalui surat no: 089/TI/03/2021/07/01 pada intinya melaporkan
hasil pelaksanaan kegiatan TKMPP periode Maret 2021, dengan inti:
1. RI berhasil menjaga komitmen serta meningkatkan kontribusi pada Misi Pemeliharaan
Perdamaian PBB (MPP-PBB) sehingga tetap menjadi negara kontributor pasukan
terbesar ke-8 (total 2.825 personel, 190 diantaranya personel perempuan) yang terbagi
di 8 MPP-PBB;
2. RI berhasil berkontribusi dalam forum tata kelola MPP-PBB;
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 123
3. peningkatan eskalasi situasi keamanan di Mali mendorong pihak RI dan Australia
membatalkan rencana co-deployment pasukan ke MINUSMA-Mali;
4. kontribusi Satgas FPU RI ke MINUSMA tidak dapat dilanjutkan karena PBB telah
menunjuk negara lain yang lebih siap; dan
5. dinamika perubahan kebijakan PBB berimplikasi pada kebutuhan pengiriman pasukan
MPP PBB secara cepat dan di luar perencanaan dan penganggaran, untuk itu TKMPP
perlu mencari terobosan baru guna mengatasi permasalahan teknis dalam pengiriman
pasukan RI ke MPP-PBB.
Atas laporan tersebut, Sekretariat Kabinet meneruskan inti laporan kepada
Presiden disertai rekomendasi bahwa kinerja TKMPP berimplikasi positif mendukung
leverage diplomasi kepentingan RI di forum PBB, karena itu perlu terus dicari terobosan
baru yang lebih efektif dan efisien dari sisi kebijakan pembiayaan pengiriman pasukan
sebagai dampak dari kebijakan PBB, demi memastikan penguatan diplomasi kepentingan
tersebut.
Sinergisitas antar K/L Program Penanggulangan Terorisme
Rencana Aksi Sinergisitas (RAS) merupakan upaya komprehensif dalam program
kontra radikalisasi melalui pendekatan soft approach, diantaranya melalui kontra narasi,
kontra propaganda, serta kontra ideologi melalui kebijakan yang dilakukan lintas K/L
dengan melibatkan pemerintah daerah dan swasta. Pada tahun 2021 terdapat total 720
kegiatan RAS yang tersebar pada 26 kabupaten/kota di Jabar, Jateng, Jatim, NTB, dan
Sulteng melalui pendekatan pendidikan dan perekonomian guna mengeliminasi
propaganda narasi-narasi ketidakadilan dengan target penerima manfaat seperti napiter
dan mantan napiter, kelompok/organisasi yang telah/rentan terpapar radikalisme, lembaga
pendidikan, tempat ibadah, serta masyarakat umum yang rentan terpapar radikalisme.
Terkait pelaksanaan RAS dimaksud Setkab berpendapat a) perlu segera dirumuskan
mekanisme monitoring dan evaluasi atas RAS dimaksud sebagai instrumen kontrol atas
capaian kinerja berdasarkan time frame yang telah ditentukan; b) atas isu-isu strategis yang
memerlukan intervensi khusus, agar dapat dilaporkan kepada Presiden melalui Setkab; c)
Sinergi lintas K/L perlu dikembangkan dengan pelibatan perguruan tinggi, BUMN, serta
sektor swasta melalui Corporate Social Responsibility (CSR).
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 124
Penyampaian update dan analisis perkembangan
ekonomi terkini setiap bulan
Penyusunan laporan ringkas perkembangan
ekonomi terkini setiap awal bulan kepada Presiden
dimaksudkan untuk memberikan highlight (snapshot)
ekonomi nasional yang bersifat strategis dalam proses
pengambilan kebijakan ekonomi pemerintah.
Dalam laporan terakhir bulan Juni 2021, ekonomi
domestik secara umum menunjukkan perkembangan
sebagai berikut:
1. Perekonomian domestik terus mengalami perbaikan,
terutama didorong oleh kinerja ekspor akibat kenaikan
permintaan Tiongkok dan AS, realisasi belanja fiskal
(belanja barang, belanja modal, dan bantuan sosial),
serta investasi.
2. Beberapa indikator masih menunjukkan pelemahan,
antara lain: 1) Pertumbuhan kredit April masih
terkontraksi (-2,28%, yoy) meski membaik dibanding
Maret (-3,77%, yoy); 2) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini
April 2021 (80,3) mengindikasikan persepsi konsumen
terhadap kondisi ekonomi saat ini masih berada di zona
pesimis (<100); dan 3) Indeks Penjualan Riil Maret 2021
masih tumbuh negatif (-14,6%, yoy) meski membaik
dibanding Februari (-18,1%, yoy).
3. Guna mendukung aktivitas pemulihan ekonomi,
belanja pemerintah pusat terus diakselerasi sejak
awal tahun dan tumbuh 20,53% (yoy) hingga 31 Mei
2021 (33,13% pagu APBN 2021), yang didorong oleh
realisasi belanja modal dan belanja barang.
Dalam laporan dimaksud juga disampaikan
beberapa rekomendasi sebagai berikut:
a. Upaya pengendalian COVID-19, khususnya pasca-libur lebaran, melalui perluasan dan
pengetatan PPKM Mikro yang disertai dengan percepatan vaksinasi tetap menjadi pioritas
untuk dilanjutkan dan ditingkatkan efektivitasnya. Hal ini untuk menghindari lonjakan kasus
COVID-19 secara signifikan yang dapat mengganggu momentum pemulihan ekonomi.
Gambar 3.41 Infografis Perkembangan Indikator Ekonomi pada bulan Mei 2021 yang disampaikan pada bulan Juni 2021
Gambar 3.42 Infografis Realisasi
Investasi pada Triwulan I-2021 yang
disarikan dari laporan BKPM,
disampaikan pada bulan April 2021
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 125
b. Perbaikan fungsi intermediasi perbankan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Kebijakan BI yang menurunkan batas maksimum suku bunga kartu kredit (dari 2% menjadi
1,75% per bulan) merupakan langkah positif untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga.
Namun, kebijakan ini perlu dievaluasi secara cermat mengingat komposisi transaksi kartu
kredit hanya sekitar 2,6% dari konsumsi rumah tangga tahun 2020.
Dampak atas rencana perluasan basis pajak dan kenaikan tarif pajak pada tahun 2022
sebagaimana termuat dalam RUU Ketentuan Umum Perpajakan agar mulai dikaji secara
lebih mendalam, terutama dari aspek tahapan dan waktu (timing) pemberlakuannya agar
tidak mengganggu pemulihan dan trajectory pertumbuhan ekonomi ke depan.
Pemantauan dan Evaluasi terhadap Arahan/Janji Presiden Terkait
Pembangunan/Revitalisasi Pasar Rakyat
Presiden pada beberapa Sidang Kabinet Terbatas atau Sidang Kabinet Paripurna,
menyampaikan arahan kepada Kementerian PUPR agar benar-benar mendukung
infrastruktur yang berkaitan dengan pariwisata, seperti pembangunan runway, terminal
airport, trotoar dan jalan-jalan menuju ke tempat pariwisata yang telah menjadi prioritas
pemerintah, termasuk juga pembangunan pasar.
Apres pada Sidang Kabinet Paripurna tanggal 18 Juli 2018 tentang Rancangan APBN
TA 2019, bahwa proyek revitalisasi atau pembangunan fisik yang saat ini dilaksanakan oleh
Kementerian Perdagangan agar digeser ke Kementerian PUPR, sehingga konsentrasi
Kementerian Perdagangan benar-benar pada urusan perdagangan yang berkaitan dengan
ekspor-impor dan perdagangan dalam negeri dan tidak lagi berkaitan dengan fisiknya.
Khusus untuk program pembangunan/revitalisasi pasar rakyat, Presiden telah
menetapkan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2018 (Perpres 64 Tahun 2018) tentang
Renovasi dan Pengembangan Stadion Manahan Solo di Kota Surakarta Provinsi Jawa
Tengah, Pembangunan Gedung Komite Olahraga Nasional Indonesia di Jakarta,
Pembangunan Sarana Olahraga dan Kewirausahan Universitas Musamus di Kabupaten
Merauke Provinsi Papua, dan Universitas Papua di Kabupaten Manokwari Provinsi Papua
Barat, serta Rehabilitasi Bangunan Pasar Atas Bukittinggi di Kota Bukittinggi Provinsi
Sumatera Barat, Pasar Aksara di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara, dan Pasar
Prawirotaman di Kota Yogyakarta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selain itu, Presiden juga telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun
2019 (Perpres 43 Tahun 2019) tentang Pembangunan, Rehabilitasi, atau Renovasi Pasar
Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan Satuan
Pendidikan Dasar dan Menegah, yang didalam lampirannya menetapkan pembangunan,
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 126
rehabilitasi, atau renovasi terhadap 8 (delapan) pasar rakyat, yakni Pasar Klewer Timur di
Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah; Pasar Sukawati di Kabupaten Gianyar Provinsi Bali;
Pasar Legi (Songgolangit) di Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur; Pasar Kaliwungu di
Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah; Pasar Renteng di Kabupaten Lombok Tengah
Provinsi Nusa Tenggara Barat; Pasar Pariaman di Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat;
Pasar Legi di Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah; Pasar Pon di Kabupaten Trenggalek
Provinsi Jawa Timur; dan Pasar Benteng Pancasila di Kota Mojokerto Provinsi Jawa Timur.
Dalam kedua Peraturan Presiden tersebut, Presiden memerintahkan Menteri PUPR
untuk melaksanakan renovasi, pembangunan, rehabilitasi pasar rakyat dengan
menggunakan anggaran pendapatan dan belanja pada bagian anggaran kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum. Adapun lokasi
pembangunan, rehabilitasi, atau renovasi pasar rakyat berdasarkan Perpres 64 Tahun 2018
dan Perpres 43 Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.8 Lokasi pembangunan pasar rakyat
Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2018
Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2019
1. Pasar Atas Bukittinggi – Kota Bukittinggi, Sumatera Barat
2. Pasar Aksara – Kota Medan, Sumatera Utara
3. Pasar Prawirotaman – Kota Yogyakarta, D.I. Yogyakarta
1. Pasar Klewer Timur – Kota Surakarta, Jawa Tengah
2. Pasar Sukawati – Kabupaten Gianyar, Bali
3. Pasar Legi (Songgolangit) – Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur
4. Pasar Kaliwungu – Kabupaten Kendal, Jawa Tengah
5. Pasar Renteng – Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat
6. Pasar Pariaman – Kota Pariaman, Sumatera Barat
7. Pasar Legi – Kota Surakarta, Jawa Tengah
8. Pasar Pon – Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur
9. Pasar Benteng Pancasila – Kota Mojokerto, Jawa Timur
Perpres 64 Tahun 2018 dan Perpres 43 Tahun 2019 juga mengamanatkan kepada
Menteri PUPR untuk melaporkan pelaksanaan renovasi, rehabilitasi, atau renovasi pasar
rakyat secara berkala (Perpres 64 Tahun 2018) dan setiap 6 (enam) bulan sekali (Perpres 43
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 127
Tahun 2019) atau sewaktu-waktu diperlukan. Selanjutnya, dalam ketentuan Pasal 7 Perpres
43 Tahun 2019 intinya disebutkan pula bahwa dalam hal terdapat lokasi pembangunan,
rehabilitasi, atau renovasi pasar rakyat selain tercantum dalam Lampiran Peraturan
Presiden tersebut, Menteri PUPR dapat menetapkan lokasi pembangunan/revitalisasi
Pasar sesuai arahan Presiden. Implementasi dari ketentuan ini, Sekretaris Kabinet (atas
nama Presiden) telah beberapa kali menyampaikan surat kepada Menteri PUPR guna
menyampaikan arahan/janji Presiden terkait pembangunan/ revitalisasi pasar rakyat di
beberapa daerah di Indonesia.
Sehubungan hal tersebut, berdasarkan fungsi Sekretariat Kabinet untuk
melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan
program pemerintah khususnya terkait program pembangunan/revitalisasi pasar rakyat,
Sekretaris Kabinet kepada Menteri PUPR telah menyampaikan permohonan laporan
perkembangan program pembangunan/revitalisasi pasar rakyat (surat nomor
B.31/Seskab/Ekon/02/2021 tanggal 1 Februari 2021).
Atas surat Sekretaris Kabinet tersebut, Menteri PUPR telah menyampaikan laporan
dimaksud melalui surat Nomor PR.0303-Mn/243 tanggal 15 Februari 2021, yang kemudian
telah dilaporkan oleh Sekretaris Kabinet kepada Presiden melalui memorandum Nomor
M.103/Ekon/03/2021, tanggal 10 Maret 2021, perihal Laporan Pelaksanaan Pembangunan
dan Revitalisasi Pasar Rakyat.
Mengawal Penataan Ekosistem Logistik Nasional sesuai Inpres 5 Tahun 2020
Dalam rangka meningkatkan kinerja logistik nasional, memperbaiki iklim investasi,
dan meningkatkan daya saing perekonomian nasional, telah ditetapkan Inpres Nomor 5
Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional. Penataan Ekosistem Logistik
Nasional juga merupakan arahan Presiden yang perlu dilaksanakan untuk meningkatkan
indikoator kemudahan berusaha, yaitu Trading Across Borders yang peringkatnya selalu
stagnan di beberapa tahun terakhir.
Penataan Ekosistem Logistik Nasional juga merupakan salah satu stimulus ekonomi
non fiskal yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi logsitik nasional agar dapat lebih
memberikan dorongan terhadap kegiatan ekspor-impor. Untuk memastikan implementasi
Inpres tersebut, Sekretariat Kabinet secara rutin melakukan pengawasan atas capaian-
capaian dalam rencana aksi Inpres 5 Tahun 2020 melalui serangkaian rapat koordinasi yaitu
pada tanggal 15 Maret dan 16 Juni 2021. Sampai dengan Juni 2021, capaian-capaian renaksi
Inpres 5 Tahun 2020 sebagai berikut:
1. Penerapan Sistem SSm Kepabeanan dan Karantina secara bertahap;
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 128
2. Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) oleh K/L yang terkait dengan proses
pemberitahuan keberangkatan dan kedatangan kapal melalui Sistem SSm
Pengangkutan;
3. Penerbitan Permen Perdagangan Nomor 17 Tahun 2021 terkait prosedur perizinan
ekspor dan impor untuk pengguna jasa yang mempunyai profil yang baik (reputable
trader);
4. Terlaksananya pemesanan truk secara online untuk pengangkutan/trucking dalam
negeri;
5. Terlaksananya uji coba layanan permintaan, pembayaran, sampai penyerahan (layanan
D/O);
6. Terlaksananya layanan D/O secara online melalui platform kolaborasi pada 5 (lima)
pelabuhan besar;
7. Proses bisnis terkait jadwal kapal, ketersediaan tempat, pemesanan tempat yang
disesuaikan dengan proses pemesanan truk untuk kegiatan ekspor;
8. Terlaksananya satu siklus inbound melalui platform kolaborasi di 5 pelabuhan utama.
Monitoring dan Evaluasi Program Peningkatan Penyediaan Pangan Nasional (Food
Estate)
Dalam rangka meningkatkan penyediaan pangan nasional berbasis pada pertanian
modern, Pemerintah telah merencanakan pengembangan Kawasan Food Estate dalam
RPJMN 2020-2024 dan RKP Tahun 2021. Untuk mendorong program Food Estate terlaksana,
Presiden dalam beberapa Rapin (2 Juni dan 24 Juni 2020), Ratas (23 September 2020), dan
dalam Peresmian Pembukaan Rakernas Pembangunan Pertanian Tahun 2021 (11 Januari
2021), menyampaikan arahan yang intinya agar konsep program pengembangan Food
Estate dibuat dengan jelas sehingga menghasilkan output yang jelas, model bisnis Food
Estate agar dibuat dengan jelas menggunakan pola-pola modern, serta lokasi Food Estate
yang akan dikembangkan di 5 (lima) lokasi dengan 2 (dua) lokasi sebagai percontohan bagi
provinsi lain yaitu Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara.
Untuk memastikan Apres terkait Food Estate tersebut dilaksanakan dengan baik,
Sekretariat Kabinet mengawal pengembangan program Food Estate dengan terlibat aktif
dengan menyelenggarakan Rakor Tingkat Es. I pada tanggal 19 Juni 2020 dengan
kesepakatan matriks kegiatan tindaklanjut Arahan Presiden serta terlibat secara rutin sejak
tahun 2020 dalam pembahasan dalam Rakor Tingkat Teknis baik untuk Es. I dan Es. II,
maupun seminar/workshop terkait Food Estate.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 129
Selanjutnya, Sekretariat Kabinet juga terlibat aktif dalam penyusunan dan
pembahasan RPerpres Peningkatan Penyediaan Pangan Melalui Pengembangan Kawasan
Food Estate, dengan memberikan catatan dan masukan kepada Menteri Sekretaris Negara
guna menyempurnakan substansi RPerpres Food Estate tersebut (surat Sekretaris Kabinet
B.392/Seskab/Ekon/12/2021 tanggal 17 Desember 2020) serta pada Rapat Klarifikasi
RPerpres Food Estate (23 April, 26 April, dan 25 Juni 2021). Masukan-masukan Sekretariat
Kabinet terhadap RPerpres tersebut diantaranya adalah terkait lokasi Food Estate sesuai
Apres dalam Ratas, pengaturan mengenai kelembagaan, serta integrasi program Food
Estate dengan program Korporasi Petani.
Sekretariat Kabinet juga menyelenggarakan kegiatan pemantauan dalam rangka
monitoring dan evaluasi (monev) program Food Estate ke 5 (lima) lokasi Food Estate yaitu
Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Papua
dengan mengundang K/L terkait yaitu Kemenko Perekonomian, Kemenko Kemaritiman
dan Investasi, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Pertanian, dan Kementerian
PUPR.
Kegiatan monev tersebut dilakukan dengan tujuan mengindentifikasi faktor
kendala baik regulasi dan implementasi yang akan timbul dalam mencapai target program
pengembangan Food Estate, mengidentifikasi solusi penyelesaian permasalahan
pencapaian target program pengembangan Food Estate, serta mengidentifikasi langkah
strategis untuk mempercepat pencapaian target program pengembangan Food Estate.
Melalui kegiatan monev tersebut, Sekretariat Kabinet akan menghasilkan laporan
komprehensif kepada Presiden berupa rekomendasi penyelesaian permasalahan yang
konkrit Estate dan juga rekomendasi dalam percepatan pencapaian target terhadap
pengembangan program Food.
Rencana Kebijakan Seleksi Guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK)
Telah dilakukan pemantauan dan pengumpulan informasi ke Jawa Tengah dan
Yogyakarta dalam rangka mengetahui persiapan pelaksanaan seleksi guru PPPK oleh
pemerintah daerah. Ditemukan ada berbagai masalah sebagai berikut:
1. Sampai dengan tanggal 3 Juni 2021 baru ada 536.549 (53,5%) formasi guru PPPK yang
telah ditetapkan oleh Kementerian PANRB berdasarkan usulan Pemda.
2. Daerah kesulitan untuk mengalokasikan anggaran untuk gaji dan tunjangan guru PPPK
karena meskipun pemerintah pusat menyatakan bahwa gaji dan tunjangan para guru
PPPK akan bersumber dari pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Umum (DAU), namun
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 130
dengan formula penghitungan DAU (formula Alokasi Dasar dan Celah Fiskal), tidak serta
merta ada tambahan anggaran khusus untuk gaji dan tunjangan guru PPPK sesuai
dengan jumlah rekrutmen guru PPPK di dalam DAU yang akan diterima daerah.
3. Ada potensi bahwa tidak semua dari 742.459 guru honorer di sekolah negeri yang telah
terdata dalam data pokok pendidikan akan lulus pada perekrutan guru PPPK tahun 2021,
sehingga guru honorer tersebut akan kehilangan pekerjaan karena digantikan oleh guru
dari sekolah swasta dan para pemegang sertifikat PPG atau fresh graduate yang lulus
seleksi guru PPPK.
Sekretariat Kabinet menyampaikan rekomendasi terkait permasalahan tersebut
dan telah dilakukan Rapat Koordinasi yang diprakarsai oleh Kemenko Bidang PMK pada
tanggal 3 Juni 2021 untuk membahas persiapan pelaksanaan seleksi guru PPPK dan tanggal
17 Juni 2021 untuk membahas terobosan kebijakan kesinambungan pembiayaan guru PPPK
oleh pemerintah daerah.
Pencegahan Perkawinan Anak
Data dari Kementerian PPPA menunjukkan bahwa angka perkawinan anak di
Indonesia berada pada persentase 10,19% pada tahun 2020, yang mana angka tersebut
masih tergolong jauh dibandingkan target persentase perkawinan anak di dalam RPJMN,
yaitu sebesar 8,74% di tahun 2024. Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah
menaikkan batas usia minimal perkawinan menjadi 19 tahun bagi laki-laki dan perempuan
dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Namun, ternyata perubahan
batas usia minimal tersebut belum cukup efektif mengurangi angka perkawinan anak di
Indonesia. Sejak dinaikkannya batas minimal usia perkawinan, terdapat peningkatan
permohonan dispensasi perkawinan.
Sehubungan dengan hal tersebut, Sekretariat Kabinet menyampaikan rekomendasi
diantaranya:
a. perlu adanya edukasi dan konsultasi bagi anak dan orang tua terkait dampak buruk
perkawinan anak;
b. perlu adanya sinergi dengan lembaga hukum, terutama Pengadilan Agama, agar tidak
mudah untuk memberikan dispensasi perkawinan.
c. perlu adanya peningkatan kegiatan pemberdayaan perempuan maupun forum-forum
anak guna mengedukasi anak agar dapat fokus pada pendidikan dan terhindar dari
perkawinan anak; serta
d. perlu penguatan peran seluruh lapisan masyatakat untuk ikut berkontribusi dalam upaya
mencegah dan menangani permasalahan perkawinan anak.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 131
Monitoring dan Evaluasi Program Peningkatan Penyediaan Pangan Nasional (Food
Estate)
Dalam rangka meningkatkan penyediaan pangan nasional berbasis pada pertanian
modern, Pemerintah telah merencanakan pengembangan Kawasan Food Estate dalam
RPJMN 2020-2024 dan RKP Tahun 2021. Untuk mendorong program Food Estate terlaksana,
Presiden dalam beberapa Rapin (2 Juni dan 24 Juni 2020), Ratas (23 September 2020), dan
dalam peresmian pembukaan Rakernas Pembangunan Pertanian Tahun 2021 (11 Januari
2021), menyampaikan arahan yang intinya agar konsep program pengembangan Food
Estate dibuat dengan jelas sehingga menghasilkan output yang jelas, model bisnis Food
Estate agar dibuat dengan jelas menggunakan pola-pola modern, serta lokasi Food Estate
yang akan dikembangkan di 5 (lima) lokasi dengan 2 (dua) lokasi sebagai percontohan bagi
provinsi lain yaitu Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara.
Untuk memastikan Apres dan program Pemerintah terkait Food Estate tersebut
dilaksanakan dengan baik, Sekretariat Kabinet sepanjang tahun 2021 telah melakukan
serangkaian kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Program Peningkatan
Penyediaan Pangan Nasional atau yang dikenal sebagai Food Estate yang dimulai oleh
Pemerintah sejak tahun sebelumnya. Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Sekretariat
Kabinet dalam rangka mengawal program Food Estate pada tahun 2021 melibatkan
beberapa K/L yaitu Kemenko Perekonomian, Kemenko Marves, Kementerian Pertanian,
Kementerian PPN/Bappenas, serta Kementerian PUPR. Kegiatan pemantauan tersebut
dilakukan di 4 (empat) provinsi Food Estate sesuai Apres dalam Ratas tanggal 23 September
2020.
Berdasarkan hasil pemantauan ke lapangan (site visit) ke 4 (empat) provinsi Food
Estate, serta berdasarkan rapat koordinasi dan pertemuan dengan Bupati/Wakil Bupati
beserta jajaran Dinas pemerintah daerah terkait, Sekretariat Kabinet telah mengidentifikasi
permasalahan pelaksanaan program Food Estate yaitu permasalahan mengenai sarana dan
prasarana (alsintan, jalan, dan irigasi), permasalahan Area of Interest, permasalahan model
bisnis Food Estate, serta permasalahan Masterplan Food Estate. Selanjutnya, melalui kajian
dan desk study, Sekretariat Kabinet telah merumuskan beberapa saran dan rekomendasi
untuk penguatan program Food Estate. Saran dan rekomendasi tersebut telah disampaikan
oleh Sekretariat Kabinet kepada Kemenko Bidang Perekonomian dan Kemenko Bidang
Marves melalui surat Sekretariat Kabinet nomor: B.387/Seskab/Ekon/11/2021 tanggal 8
November 2021, perihal Hasil Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Peningkatan
Penyediaan Nasional (Food Estate).
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 132
Dalam surat tersebut, Sekretariat Kabinet menyampaikan beberapa saran dan
rekomendasi, yang intinya adalah:
1. Kemenko Bidang Perekonomian agar:
a. Mengoordinasikan percepatan penyelesaian RPerpres Program Peningkatan
Penyediaan Pangan Nasional (Food Estate) sebagai payung hukum program Food
Estate secara nasional.
b. Mengoordinasikan dan memfasilitasi percepatan penyelesaian perencanaan Food
Estate khususnya terkait dengan pengajuan Area of Interest sesuai penetapan lahan
dari SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan oleh Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten terkait di Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur,
Sumatera Selatan, dan Papua.
c. Mengoordinasikan dengan melibatkan Kementerian PPN/Bappenas, untuk
percepatan penyusunan Masterplan Food Estate di Kalimantan Tengah, Sumatera
Utara, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.
2. Kemenko Bidang Marves agar:
a. Mengoordinasikan dan memfasilitasi percepatan penyelesaian perencanaan Food
Estate khususnya terkait dengan pengajuan Area of Interest sesuai penetapan lahan
dari SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan oleh Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten terkait di Sumatera Utara.
b. Mendorong Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk segera menindaklanjuti
pengajuan Area of Interest, dengan mengacu pada SK Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan No. 448 Tahun 2020 tanggal 25 November 2020, khususnya bagi
Pemerintah Kab. Pakpak Bharat, Kab. Tapanuli Tengah, dan Kab. Tapanuli Utara.
Percepatan Capaian Penataan Ekosistem Logistik Nasional Tahun 2021
Menteri Keuangan dengan Surat Nomor: S-1070/MK.04/2021 tanggal 24 November
2021 kepada Sekretaris Kabinet melaporkan capaian penataan ekosistem logistik nasional
sampai dengan Oktober tahun 2021. Penyampaian laporan tersebut merupakan tindak
lanjut atas Inpres Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional, di
mana Menteri Keuangan merupakan penanggungjawab atas pelaksanaan Inpres
dimaksud. Inti laporan tersebut yaitu:
1. Pada tahun 2021, rencana aksi penataan ekosistem logistik nasional diprioritaskan untuk
peningkatan dan pengembangan sistem fitur layanan National Logistic Ecosystem (NLE)
dan perluasan lokasi implementasi NLE di beberapa pelabuhan nasional.
2. Dari 42 (empat puluh dua) target keluaran rencana aksi dalam Inpres Nomor 5 Tahun
2020, di tahun 2021 sebanyak 26 (dua puluh enam) target dapat diselesaikan, dan 16
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 133
(enam belas) target sedang dalam tahap penyelesaian atau pengembangan. Adapun 16
(enam belas) target yang belum rampung akan diselesaikan paling lama sampai dengan
tahun 2024, disesuaikan dengan target masing-masing keluaran rencana aksi.
3. NLE akan diimplementasikan secara bertahap di 6 pelabuhan besar nasional (Tanjung
Priok, Tanjung Mas, Tanjung Perak, Belawan, Makassar, dan Batam), serta mulai
dilaksanakan pula di beberapa pelabuhan lain, seperti Merak, Kuala Tanjung, Balikpapan,
Samarinda, Kendari dan Bitung. Saat ini juga sedang dilaksanakan persiapan
pengembangan di pelabuhan udara, seperti Bandara Ngurah Rai dan Bandara Soekarno
Hatta.
Terkait dengan laporan Menteri Keuangan tersebut, serta dalam rangka
pelaksanaan pengawasan atas implementasi Inpres 5 Tahun 2020, Sekretariat Kabinet pada
tanggal 6 Desember 2021 telah melaksanakan rapat bersama Ditjen Bea Cukai, Kementerian
Keuangan; Kedeputian Perniagaan dan Industri, Kemenko Bidang Perekonomian; dan
Lembaga National Single Window guna memastikan capaian atas renaksi Inpres 5 Tahun
2020 yang ditargetkan dapat diselesaikan pada tahun 2021. Berdasarkan hasil rapat
tersebut dilaporkan bahwa:
1. Dari 13 (tiga belas) rencana aksi yang ditargetkan selesai pada tahun 2021, sebanyak 10
(sepuluh) rencana aksi telah selesai, dan 3 (tiga) rencana aksi masih dalam proses
penyelesaian.
2. Salah satu rencana aksi yang seharusnya diselesaikan di bulan Januari tahun 2022, yaitu
Pelaksanaan piloting sistem SSm Perizinan untuk perizinan yang diterbitkan oleh
Kementerian Pertanian dan K/L penerbit perizinan lainnya, pada tahun 2021 telah
berhasil dilaksanakan dengan Kementerian Pertanian.
3. Dalam rapat tersebut, disampaikan perlunya percepatan capaian atas rencana aksi
dalam Inpres 5 Tahun 2020 yang saat ini telah menjadi target Strategi Nasional
Pencegahan Korupsi (Stranas PK), yaitu: Single Submission (SSm) Pengangkut, Single
Submission Quarantine and Custom (SSm QC), Autogate System, Delivery Order (DO)
Online, SP2, Trucking, Vessel domestic, dan Payment.
4. Selain berdasar pada rencana aksi yang dimuat dalam Inpres Nomor 5 Tahun 2020,
Kementerian Keuangan akan mengambil sejumlah langkah yang diperlukan untuk
memperkuat pelaksanaan penataan ekosistem logistik nasional, antara lain melakukan
percepatan pengembangan sistem (Re-engineering) NLE, percepatan penyelesain
payung hukum (Rancangan Peraturan Menteri Keuangan) untuk mengatur kolaborasi
platform logistik dalam NLE melalui Application Programming Interface (API),
percepatan piloting dan implementasi SSm Pengangkut di sejumlah pelabuhan;
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 134
percepatan joint system platform warehouse dan depo; dan mendorong kolaborasi
dengan pemerintah daerah terkait komoditas unggulan lokal.
Sehubungan dengan pelaporan capaian
penataan ekosistem logistik nasional oleh
Menteri Keuangan tersebut, dan
memperhatikan diktum ke 8 (delapan) Inpres
Nomor 5 Tahun 2020 di mana Sekretaris Kabinet
diinstruksikan untuk melakukan pengawasan
atas pelaksanaan Instruksi Presiden ini dan
melaporkannya kepada Presiden, Sekretaris
Kabinet telah mengirimkan surat kepada
Menteri Keuangan dengan nomor
B.0464/Seskab/Ekon/12/2021 tanggal 15
Desember 2021 menyampaikan bahwa Presiden
telah menerima laporan atas capaian penataan
ekosistem logistik nasional tahun 2021.
Selanjutnya, dengan memperhatikan
Apres, Sekretaris Kabinet meminta Menteri
Keuangan untuk dapat melakukan percepatan
penyelesaian target rencana aksi dalam Inpres Nomor 5 Tahun 2020 yang belum tercapai,
khususnya atas target rencana aksi yang menjadi prioritas Tim Strategi Nasional
Pencegahan Korupsi (yang terkait dan mendukung pemangkasan birokrasi serta
peningkatan layanan di kawasan pelabuhan) serta memastikan agar capaian target
rencana aksi dalam Inpres Nomor 5 Tahun 2020 menghasilkan outcome sebagaimana
tujuan dikeluarkannya Inpres Nomor 5 Tahun 2020.
Sekretariat Kabinet perlu mengembangkan sistem teknologi informasi untuk
memantau pemanfaatan dan tindak lanjut dari rekomendasi yang telah dihasilkan dan
disampaikan kepada stakeholders. Sistem yang ada saat ini adalah sistem yang digunakan
untuk memantau tindak lanjut arahan Presiden dan sistem monitoring proses penanganan
Permen/Perka L. Sekretariat Kabinet perlu terus menyempurnakan SITAP dan
SIPPERMEN, dengan didukung oleh sistem teknologi informasi yang andal untuk
mewujudkan pelayanan kepada stakeholders secara prima.
Gambar 3.43
Surat Seskab kepada Menteri Keuangan tentang
Percepatan Capaian Penataan Ekosistem Logistik
Nasional
Upaya Perbaikan dan Penyempurnaan Kinerja Sasaran Strategis 1 dan 2
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 135
Kendala yang dihadapi dalam pencapaian sasaran pertama dan kedua karena
keduanya berkaitan dengan pemberian rekomendasi akan digabungkan menjadi satu.
Berikut ini tabel kendala yang dihadapi dan upaya penyelesaian yang sudah dilaksanakan.
Kendala Upaya Penyelesaian
Keterbatasan jumlah Sumber Daya
Manusia (SDM).
Meningkatkan kapasitas dan kompetensi
SDM antara lain melalui capacity building
baik di dalam maupun luar negeri yang
sesuai dengan kebutuhan masing-masing
unit kerja.
Kesulitan dalam menjalin komunikasi
dalam waktu singkat saat menyiapkan
bahan dan rekomendasi bagi Presiden
guna penyelenggaraan Rapat
Terbatas/Rapat Internal, maupun Sidang
Kabinet Paripurna.
Meningkatkan koordinasi dengan mitra K/L
teknis dan menjajagi peluang untuk
diberikan hak akses data terhadap data yang
tersedia di K/L teknis.
Pemahaman K/L yang berbeda-beda
dalam menyikapi Perpres Nomor 68
Tahun 2021 tentang Pemberian
Persetujuan Presiden terhadap
RPermen/Perka L, yang berdampak pada
terhambatnya penanganan tugas dan
fungsi pengkajian dan pemberian
rekomendasi atas rencana kebijakan
dalam bentuk Permen/Perka L yang perlu
mendapatkan persetujuan Presiden.
Meningkatkan sosialisasi baik secara formal
maupun informal terhadap mitra kerja K/L.
Keterbatasan pada akses data dan
informasi yang esensial bagi penyusunan
analisis dan rekomendasi kebijakan. Data
yang terkumpul untuk rancangan
rekomendasi kurang up to date/kurang
lengkap/ kurang detail.
Mendorong penyediaaan akses terhadap
jurnal penelitian maupun software untuk
pengolahan data pendukung analisis
kebijakan.
Menjalin komunikasi intensif dengan
pegawai/pejabat di kementerian/ lembaga
yang menjadi mitra kerja.
Menyusun data dan informasi ke dalam
folder digital yang telah terspesifikasi
sesuai dengan isu atau topiknya.
Tabel 3.9 Kendala dan Upaya Penyelesaian
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 136
Perlu adanya evaluasi secara berkala
terkait pengembangan sistem informasi
yang dibangun di Sekretariat Kabinet agar
sistem tersebut lebih bermanfaat bagi
pengguna.
Mendorong Pusdatin untuk melakukan
evaluasi secara berkala terkait
pengembangan sistem informasi di
lingkungan Serkab agar lebih bermanfaat
bagi pengguna di lingkungan Sekretariat
Kabinet, serta secara rutin menjaring
masukan dari user guna membangun sistem
informasi baru yang dibutuhkan dalam
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi.
Perlu adanya integrasi seluruh sistem
informasi yang dibangun di Sekretariat
Kabinet agar dapat diakses dalam satu
login.
Mendorong Pusdatin untuk melakukan
sistem informasi yang terintegrasi dalam
satu login.
Bentuk organisasi khususnya di
kedeputian substansi yang masih bersifat
struktural membuat pelaksanaan tugas
penyusunan analisis kebijakan menjadi
kurang fleksibel dalam hal penyelesaian
masalah yang sifatnya lintas bidang dan
membutuhkan proses yang berjenjang
dan menghabiskan waktu lebih panjang.
Telah dilakukan pengajuan peralihan jabatan
fungsional baru untuk mendukung kinerja
analis kebijakan yang lebih efektif dan
efisien.
Pelaksanaan kegiatan/pertemuan tatap
muka sangat diminimalisir dan terus
dibatasi, sehingga sebagian besar
FGD/rapat/pertemuan dan pemantauan
dilaksanakan secara terbatas.
Penyelenggaraan FGD/rapat/pertemuan
tetap dilaksanakan melalui zoom conference,
dan dilakukan penyesuaian jadwal kembali
setelah penurunan status PPKM untuk
dapat melaksanakan FGD/rapat/pertemuan
dan pemantauan secara langsung.
Terbatasnya akses tatap muka antar
pegawai di masa pandemi Covid-19
sehingga berakibat pada relatif
menurunnya kualitas koordinasi dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Memaksimalkan sarana pertemuan dalam
jaringan (online) dan layanan pesan singkat
terkelompok (WhatsApp group) untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan
pekerjaan.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 137
Guna perbaikan kinerja ke depannya, berikut ini beberapa rekomendasi perbaikan
yang perlu segera dilaksanakan:
1. Meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM melalui pelatihan-pelatihan yang sesuai (link
and match) dengan kebutuhan dasar pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing unit
kerja, terutama dengan keberadaan kualifikasi SDM yang masih belum sesuai dengan
tugas dan fungsinya serta terkait dengan pelaksanaan tusi Setkab yang baru dalam
melakukan analisis atas suatu kebijakan yang dibuat K/L dalam bentuk Peraturan
Menteri, antara lain melalui penyelenggaraan pelatihan/diklat/workshop/shortcourse
maupun dengan mengundang narasumber dan/atau tenaga ahli guna capacity building
dan sharing of knowledge.
2. Peningkatan koordinasi secara intensif secara formal maupun informal baik di internal
maupun dengan mitra kerja.
3. Peningkatan hubungan koordinasi dengan kementerian/lembaga di tingkat pusat,
pemerintah daerah, dan pihak-pihak lain di luar pemerintahan sebagai salah satu
strategi dalam merumuskan dan menyampaikan analisis dan evaluasi mengenai
rencana/pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah, termasuk menyerap isu
utama yang berkembang di publik, sehingga dapat segera direspons melalui
pendekatan yang lebih proaktif. Selain itu, dapat menyamakan persepsi K/L yang masih
berbeda-beda dalam menyikapi Perpres 68 Tahun 2021 tentang Pemberian Persetujuan
Presiden terhadap Rpermen/Kepala Lembaga, sehingga dapat bersinergi.
4. Fungsi manajemen kabinet membawa konsekuensi pada peningkatan kebutuhan staf
yang mampu melakukan analisis, pengawasan, dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
secara cepat dan akurat. Oleh karena itu, perlu penambahan SDM dan kegiatan
pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan teknik analisis dan evaluasi kebijakan
perlu ditingkatkan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya.
5. Pemanfaatan dan pemaksimalan SITAP terutama di masa pandemi covid-19, serta
perlunya pengembangan sistem database (bank data) yang terhubung secara terbuka
dengan database K/L lain yang mudah diakses untuk dapat memperkaya dan
mengakselerasi proses pemberian rekomendasi yang berkualitas.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 138
Sasaran strategis ketiga yaitu “Terwujudnya penyelenggaraan dukungan kerja
kabinet yang berkualitas” merupakan wujud dari peran Sekretariat Kabinet dalam
melaksanakan fungsi terkait penyiapan, pengadministrasian, penyelenggaraan, dan
pengelolaan sidang kabinet, rapat, atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh
Presiden dan/atau Wakil Presiden, penyiapan naskah bagi Presiden dan/atau Wakil
Presiden, dan pelaksanaan penerjemahan. Sidang Kabinet sebagai forum koordinasi
tertinggi yang dipimpin langsung oleh Presiden, menghasilkan berbagai keputusan yang
penting untuk diketahui oleh publik. Berbagai kebijakan yang diputuskan tersebut
merupakan kebijakan berskala nasional yang berdampak luas pada masyarakat. Fungsi
penting Sekretariat Kabinet dalam pelaksanaan persidangan kabinet berkenaan dengan:
penyelenggaraan urusan administrasi dan penyiapan bahan-bahan sidang kabinet serta
memastikan kelancaran persidangan kabinet;
a. penyusunan risalah dan pendokumentasian, pendistribusian hasil sidang kabinet
diantaranya Arahan Presiden dan Risalah Persidangan Kabinet; serta
b. penyelenggaraan urusan pendokumentasian dan publikasi hal-hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan sidang kabinet.
Output dari fungsi penyiapan, pengadministrasian, penyelenggaraan, dan
pengelolaan sidang kabinet, rapat, atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh
Presiden dan/atau Wakil Presiden adalah layanan penyiapan sidang kabinet. Output dari
fungsi penyiapan naskah bagi Presiden dan/atau Wakil Presiden, dan pelaksanaan
penerjemahan adalah naskah kepresidenan. Layanan penyiapan sidang kabinet selain
memastikan terselenggaranya sidang kabinet, juga memastikan tersedianya risalah hasil
sidang kabinet. Terdapat 2 (dua) buah IKU yang digunakan untuk mengukur keberhasilan
pencapaian sasaran strategis ketiga. IKU pertama yaitu Persentase tingkat kepuasan
pengelolaan sidang kabinet, rapat, atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh
Presiden dan/atau Wakil Presiden, dengan target tahun 2021 sebesar 91%, serta IKU kedua
yaitu Persentase Naskah Kepresidenan yang dimanfaatkan dengan target sebesar 100%.
Berikut ini gambaran output, fungsi, dan IKU sasaran strategis ketiga Sekretariat Kabinet.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 139
Gambar 3.44 memperlihatkan indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur
capaian kinerja sasaran ketiga. Layanan penyiapan sidang kabinet diukur dengan
menggunakan 2 (dua) buah indikator. Indikator pertama diukur dengan melaksanakan
survei, sedangkan indikator kedua mengukur pemanfaatan naskah kepresidenan. Berikut
ini definisi dari pemanfaatan dokumen naskah kepresidenan.
Gambaran pencapaian dari setiap indikator sasaran ketiga, yang selanjutnya akan
dianalisis pencapaiannya berdasarkan masing-masing IKU dapat terlihat pada gambar
berikut.
Gambar 3.44 Output, Fungsi, dan IKU Sasaran Strategis Ketiga Sekretariat Kabinet
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 140
Pada gambar 3.45 memperlihatkan bahwa capaian indikator pertama sebesar
94,43% dan capaian indikator kedua sebesar 100%. Analisis lebih lanjut atas pencapaian
kinerja sasaran strategis pertama akan dijabarkan berdasarkan masing-masing IKU.
IKU ini menunjukkan pencapaian kinerja Sekretariat Kabinet yang spesifik, relevan,
dapat dicapai, dikuantifikasi, dan diukur melalui pengukuran kualitas kinerja Sekretariat
Kabinet terkait penyiapan, pengadministrasian, penyelenggaraan, dan pelaporan sidang
kabinet, rapat, atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau
Wakil Presiden.
Sekretariat Kabinet telah mengelola penyelenggaraan persidangan kabinet selama
periode Januari s.d. Desember 2021 sebanyak 157 Sidang, yaitu 104 kali dilaksanakan secara
tatap muka dan 53 kali dilaksanakan melalui video conference. Berikut ini data jumlah
penyelenggaraan persidangan kabinet selama tahun 2021.
Tabel 3.10 Jumlah Penyelenggaraan Persidangan Kabinet Periode Januari-Desember 2021
Jenis Persidangan Tatap Muka Video Conference Total
Sidang Kabinet Paripurna 7 2 9
Rapat Terbatas 39 36 75
Rapat Internal dan Pertemuan lainnya 58 15 73
Total 104 53 157
91%100%
85.93%
100%94.43%100%
160
160 100
200
300
400
500
600
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
2021IKU 1
2021IKU 2
Pe
rse
n
Target
Realisasi
Capaian
Output
OutcomeJum
lah
Gambar 3.45 Grafik Target, Realisasi,
Capaian, Output, dan Outcome Sasaran
Strategis 3 Sekretariat Kabinet
Tahun 2021
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 141
Dari tabel 3.10, terlihat bahwa penyelenggaraan persidangan kabinet secara tatap
muka lebih banyak jika dibandingkan dengan penyelenggaraan persidangan kabinet
melalui video conference. Jumlah penyelenggaraan persidangan kabinet melebihi target
tahun 2021 yaitu sebanyak 50 kali. Jumlah yang melebihi target tahunan ini disebabkan oleh
tingginya jumlah persidangan kabinet yang membahas dampak pandemi COVID-19 dan
pemulihan pada segala sektor di Indonesia. Sekretariat Kabinet secara umum telah
melakukan pengelolaan persidangan kabinet dengan baik dan optimal.
Pada tahun 2021, sesuai imbauan Presiden RI untuk Aman COVID-19 dan Produktif
atau yang disebut dengan adaptasi new normal, Sekretariat Kabinet menyelenggarakan
persidangan kabinet secara tatap muka dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat.
Dalam menghadapi pandemi COVID-19, Sekretariat Kabinet melakukan berbagai upaya
guna menjaga kualitas pelayanan kepada stakeholders antara lain:
1. Menyelenggarakan persidangan kabinet melalui video conference dengan berpedoman
pada Panduan Video Conference (Surat Edaran Sekretaris Kabinet Nomor 2 Tahun 2020
tentang Penyelenggaraan Sidang Kabinet/Rapat Terbatas yang Dipimpin oleh Presiden
dan/atau Wakil Presiden melalui Video Conference).
2. Menyelenggarakan persidangan kabinet secara tatap muka sebanyak 104 kali dengan
tetap menerapkan protokol kesehatan dan berpedoman pada panduan sebagai
berikut:
a. peserta diminta untuk menunjukkan hasil tes usap/swab test kepada petugas
sebelum penyelenggaraan persidangan kabinet berlangsung;
b. peserta akan dideteksi suhu tubuh dan masuk ke bilik disinfektan;
c. format kursi di dalam Istana Kepresidenan menerapkan physical distancing 1,5 s.d. 2
meter dan di setiap meja disediakan hand sanitizer dan tissue basah;
d. hardcopy bahan paparan diubah dalam bentuk softcopy yang dimasukkan kedalam
tablet. Tablet dimaksud diperuntukkan bagi para peserta persidangan kabinet.
3. Merancang pembangunan aplikasi e-kabinet guna memudahkan pelayanan
pengelolaan sidang kabinet mulai dari penyampaian informasi, penyampaian bahan
paparan, dan pendistribusian risalah hasil persidangan kabinet, bekerjasama dengan
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Kementerian Komunikasi
dan Informatika.
4. Risalah persidangan kabinet disampaikan kepada para peserta dalam bentuk hardcopy
dengan menggunakan kertas pengaman (security paper) melalui jasa pengiriman.
Namun demikian, dalam menghadapi pandemi COVID-19, maka penyampaian risalah
dilakukan melalui teknologi digital (surat elektronik/e-mail resmi) dalam bentuk
softcopy dengan tetap menggunakan kertas pengaman (security paper). Perubahan
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 142
cara penyampaian tersebut berdampak pada kecepatan, efisiensi dan efektivitas
distribusi risalah.
5. Memfasilitasi kegiatan konferensi pers usai persidangan kabinet baik melalui video
conference maupun secara tatap muka sesuai dengan protokol kesehatan.
6. Penyebarluasan informasi melalui kanal resmi yang dikelola oleh Sekretariat Kabinet
seperti Website, Youtube, Instagram, Fanpage Facebook, dan Twitter.
7. Pengelolaan tamu yang akan melakukan audiensi dengan Sekretaris Kabinet sesuai
protokol kesehatan.
IKU 1 sasaran strategis ketiga Sekretariat Kabinet tahun 2021 ini diukur dengan
menggunakan metode survei. Survei dilaksanakan secara periodik sebanyak 2 (dua)
kali dalam setahun. Pada periode Januari s.d. Juni 2021, Sekretariat Kabinet telah
melaksanakan Survei Kepuasan Peserta Sidang Kabinet terhadap Pengelolaan Sidang
Kabinet terkait kinerja 2 (dua) jenis layanan utama pengelolaan persidangan kabinet yakni
layanan penyelenggaraan dan pelaporan persidangan kabinet. Penyusunan hingga
pengumpulan survei kepuasan peserta sidang kabinet terhadap pengelolaan sidang
kabinet dilaksanakan oleh tim penyusun survei yang ditunjuk oleh Deputi DKK melalui
Surat Perintah Deputi Bidang Dukungan Kerja Kabinet Nomor Sprint.40/DKK/06/2021.
Berikut ini merupakan intepretasi persentase kepuasan hasil survei sebagaimana
tertuang pada Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2020-2024.
Tabel 3.11 Predikat Hasil Survei Kepuasan
Bobot Nilai Interval
(Skor Persepsi) Indeks Persentase Predikat
4 81,25 % - 100% Sangat Memuaskan
3 62,5% - 81,24% Memuaskan
2 43,75% - 62,4% Cukup Memuaskan
1 25% - 43,74% Kurang Memuaskan
Survei periode pertama dilaksanakan pada tanggal 22 Juni s.d. 30 Juni 2021, dengan
responden berjumlah 22 peserta Sidang Kabinet. Sedangkan periode kedua survei
dilaksanakan pada tanggal 1 Desember s.d. 20 Desember 2021 dengan responden
berjumlah 14 peserta Sidang Kabinet. Survei kepuasan pengelolaan sidang kabinet, rapat,
atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
terkait kinerja 2 (dua) jenis layanan utama pengelolaan persidangan kabinet yaitu layanan
penyelenggaraan dan pelaporan persidangan kabinet. Mengingat kondisi pandemi Covid-
19, maka teknis pelaksanaan Survei Kepuasan Peserta Sidang Kabinet terhadap
Pengelolaan Sidang Kabinet dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 143
Peserta Sidang Kabinet melalui e-mail. Responden peserta Persidangan Kabinet, terdiri
atas:
a. Menteri Kabinet Kerja dan Pejabat Setingkat Menteri;
b. Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian;
c. Pejabat Eselon I Kementerian/Lembaga;
d. Pejabat Lainnya.
Aspek utama yang menjadi landasan untuk mengukur Indikator Kinerja tersebut,
ditandai dengan tingkat kepuasan Peserta Sidang Kabinet terhadap layanan pengelolaan
Sidang Kabinet oleh Sekretariat Kabinet. Kuesioner survei kepuasan peserta sidang
kabinet terhadap pengelolaan sidang kabinet tahun 2021 telah mengimplementasikan
unsur-unsur survei kepuasan masyarakat yang tertuang dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang
Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik.
Kuesioner survei berisi 9 (sembilan) aspek pernyataan dengan jawaban skala
kepuasan yang terdiri dari 4 (empat) kriteria jawaban, yaitu tidak puas, kurang puas, puas,
dan sangat puas. Metode penilaian untuk mengukur tingkat kepuasan Peserta Sidang
Kabinet terhadap Pengelolaan Sidang Kabinet.Pengukuran hasil survei menggunakan
rumus sebagai berikut:
Hasil survei kepuasan peserta sidang kabinet terhadap pengelolaan sidang kabinet
periode Januari s.d. Desember 2021 adalah sebagai berikut.
Tabel 3.12 Hasil Survei Kepuasan Peserta Sidang Kabinet terhadap Pengelolaan Sidang Kabinet Tahun 2021
No. Aspek/Pernyataan Hasil Survei (%)
Semester I Semester II Rata-rata
1. Bahan paparan Sidang Kabinet mudah
diperoleh
78,41 85,94 82,18
2. Informasi penyelenggaraan sidang
kabinet diterima dengan baik
88,64 87,50 88,07
3. Risalah Sidang Kabinet diterima dengan
cepat
81,82 78,13 79,97
4. Risalah Sidang Kabinet dibaca dengan
jelas
82,95 82,81 82,88
Jumlah skor persepsi responden X 100 %
Jumlah responden
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 144
No. Aspek/Pernyataan Hasil Survei (%)
Semester I Semester II Rata-rata
5. Arahan Presiden dalam Risalah
bermanfaat untuk ditindaklanjuti
82,95 93,75 88,35
6. Kompetensi/kemampuan
Penyelenggara Sidang Kabinet
90,91 85,94 88,43
7. Perilaku, Kesopanan, dan Keramahan
Penyelenggara Sidang Kabinet
92,05 90,63 91,34
8. Kemudahan dalam Pengaduan
Pelayanan Sidang Kabinet
85,23 85,94 85,58
9. Sarana dan prasarana Sidang Kabinet
berfungsi dengan baik
84,09 89,06 86,58
Pengelolaan Sidang Kabinet 85,23 86,63 85,93
Persentase rata-rata tertinggi diperoleh pada aspek perilaku, kesopanan, dan
keramahan penyelenggara Sidang Kabinet sebesar 91,34%. Sekretariat Kabinet selalu
mengimplementasikan budaya 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun) dalam setiap
pelayanan yang diberikan. Hal ini yang menyebabkan tingginya perolehan hasil survei pada
aspek perilaku, kesopanan, dan keramahan penyelenggara persidangan kabinet.
Sedangkan persentase terendah diperoleh pada aspek risalah Sidang Kabinet
diterima dengan cepat dengan persentase sebesar 79,97%. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya pemahaman peserta persidangan kabinet mengenai sifat kerahasiaan dari
bahan paparan. Bahan paparan bersifat sangat rahasia, karena memuat permasalahan
atau isu-isu yang penting, strategis, sensitif, berdampak luas, dan nasional serta masih ada
yang memerlukan pembahasan lebih lanjut atau belum mendapatkan keputusan dalam
persidangan kabinet, sehingga tidak diperkenankan untuk disampaikan terlebih dahulu
kepada peserta persidangan kabinet oleh K/L pembuat bahan paparan. Bahan paparan
dimaksud sifatnya terbatas hanya diberikan untuk Presiden dan Wakil Presiden. Namun,
ada beberapa bahan paparan yang dapat diberikan kepada para peserta persidangan
kabinet dengan menyampaikan surat permohonan kepada Deputi Bidang Dukungan Kerja
Kabinet.
Hasil survei kepuasan terhadap pengelolaan sidang kabinet, rapat, atau pertemuan
yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden semester I adalah
sebesar 85,23%, sedangkan pada semester II adalah sebesar 86,63%. Sehingga rata-rata
hasil survei pada tahun 2021 adalah sebesar 85,93%. Jika dibandingkan dengan target IKU
sebesar 91%, maka capaian kinerja IKU pertama pada sasaran strategis ketiga adalah
sebesar 94,43%, masuk dalam rentang capaian kinerja 81,25% - 100% yang menunjukkan
predikat Sangat Memuaskan.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 145
Gambar berikut ini merupakan perbandingan hasil capaian yang di raih selama
tahun 2020 hingga tahun 2021, perbandingan ini di lakukan karena pengukuran indikator
memiliki rentang waktu pengukuran yang sama yaitu selama 6 bulan.
Berdasarkan gambar di atas, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2020 sebesar
94,73% dan tahun 2021 sebesar 94,43%, terdapat penurunan capaian sebesar 0,30%. Hal-hal
yang menjadi penyebab belum tercapainya persentase kepuasan peserta sidang kabinet
terhadap pengelolaan sidang kabinet tahun 2021 antara lain:
1. Dinamika perubahan waktu sidang kabinet, sehingga mempengaruhi proses
penyelesaian bahan sidang kabinet yang dilaksanakan oleh K/L.
2. Kurangnya pemahaman peserta persidangan kabinet mengenai sifat kerahasiaan dari
bahan paparan. Tedapat bahan paparan yang bersifat sangat rahasia, sebagaimana
telah dijelaskan di atas. Bahan paparan dimaksud sifatnya terbatas hanya diberikan
untuk Presiden dan Wakil Presiden.
3. Dukungan sarana dan prasarana penyelenggaraan persidangan kabinet yang dinilai
masih kurang optimal.
4. Peserta belum memiliki akses yang mudah dan cepat dalam memberikan pengaduan
terhadap pelayanan persidangan kabinet.
Gambar 3.47 Perbandingan Capaian IKU 1 Sasaran Ketiga Tahun 2020—2021
REALISASI
85,93%
CAPAIAN
94,43%
TARGET
91%
Gambar 3.46 Capaian Kinerja IKU 1 Sasaran Strategis Ketiga
91%
Sms 1 Th. 2020
Sms 1Th. 2021
Th. 2020
85,23% 91% 93,66%
85,26% 90% 94,73%
82,99% 100% 82,99%
CAPAIAN TARGET REALISASI
Th. 2021 85,93% 94,43%
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 146
Dalam rangka peningkatan kepuasan stakeholders, pada tahun 2021 Sekretariat
Kabinet telah berupaya menindaklanjuti saran serta masukan yang diberikan responden
dalam survei tahun 2020. Berdasarkan hasil survei pengelolaan sidang kabinet yang
dilaksanakan tahun 2020, beberapa masukan dan saran dari responden ditindaklanjuti
Sekretariat Kabinet sebagai berikut:
Tabel 3.13 Saran dan Masukan Survei Kepuasan Peserta Sidang Kabinet terhadap Pengelolaan Sidang Kabinet Tahun 2020 serta Tindak Lanjut Tahun 2021
NO. SARAN DAN MASUKAN TAHUN 2020 TINDAK LANJUT TAHUN 2021
I. Aspek Informasi Penyelenggaraan Sidang Kabinet
1. Informasi penyelenggaraan persida-
ngan kabinet disampaikan lebih awal.
Sebagaimana diatur Perseskab Nomor 1
Tahun 2018 bahwa pemberitahuan jadwal
penyelenggaraan persidangan kabinet oleh
Sekretaris Kabinet kepada Menteri/Pejabat
peserta persidangan kaibnet paling lambat 3
(tiga) hari kerja sebelum penyelenggaraan
persidangan kabinet, kecuali terdapat hal
mendesak (Pasal 8).
Buku panduan kabinet yang berisi tata cara
pengelolaan persidangan kabinet telah
didistribusikan kepada seluruh Menteri dan
Kepala Lembaga
2. Tema pembahasan dan undangan
rapat terbatas dapat diinformasikan
lebih awal.
II. Aspek Sarana dan Prasarana Sidang Kabinet
1. Memperkecil jumlah peserta rapat
terbatas (maksimal 5-7 orang).
Penentuan jumlah peserta rapat terbatas
merupakan kewenangan dan Arahan
Presiden. Hal tersebut mempertimbangkan
topik- topik tertentu yang akan dibahas
sehingga menjadi lebih fokus.
III. Aspek Pengelolaan Bahan Paparan Sidang Kabinet
1. Para peserta persidangan kabinet
diberikan kemudahan dalam
memperoleh bahan paparan/materi.
Berdasarkan Perseskab Nomor 1 Tahun
2018 mengatur bahwa Menteri Koordinator,
Menteri/Kepala Lembaga, dan/atau
gubernur dan bupati/wali kota
menyampaikan bahan sidang sesuai dengan
topik Sidang Kabinet paling lambat 1 (satu)
hari sebelum pelaksanaan Sidang Kabinet,
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 147
NO. SARAN DAN MASUKAN TAHUN 2020 TINDAK LANJUT TAHUN 2021
2. Penggunaan teknologi digital dalam
penyampaian bahan paparan/materi
persidangan kabinet.
kecuali terdapat hal mendesak (Pasal 9 ayat
1).
Buku panduan kabinet yang berisi tata cara
pengelolaan persidangan kabinet telah
didistribusikan kepada seluruh Menteri dan
Kepala Lembaga.
Sekretariat Kabinet cq. Deputi DKK
merancang pembangunan aplikasi e- kabinet
yang akan mempercepat dan memudahkan
dalam penyampaian bahan paparan/materi
persidangan kabinet.
3. Terdapat informasi kerahasiaan dari
bahan paparan/materi, sehingga
bahan paparan/materi yang sifatnya
tidak rahasia dapat segera
disampaikan kepada para peserta
persidangan kabinet.
4. Bahan paparan Menteri dapat
disampaikan kepada Para Menteri
sebelum Sidang atau Rapat
Terbatas dimulai.
5. Setiap Menteri mendapat seluruh
paparan Menteri lain.
IV. Aspek Pengelolaan Risalah Sidang Kabinet
1. Risalah persidangan kabinet agar
dapat diterima oleh Menteri atau
Pimpinan Lembaga lebih cepat
(sebelum Sidang Kabinet atau Rapat
Terbatas lanjutan diselenggarakan),
sehingga dapat segera
ditindaklanjuti dan tidak ada
pengulangan informasi pada bahan
paparan persidangan kabinet
selanjutnya.
Berdasarkan Perseskab Nomor 1 Tahun
2018, diatur bahwa penyampaian risalah
hasil Sidang Kabinet kepada para Menteri
Koordinator, Menteri/Kepala Lembaga,
dan/atau gubernur dan bupati/wali kota,
paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah
penyelenggaraan Sidang Kabinet (Pasal 13).
Buku panduan kabinet yang berisi tata cara
pengelolaan persidangan kabinet telah
didistribusikan kepada seluruh Menteri dan
Kepala Lembaga.
V. Aspek Lainnya
1. Perlu dibuat aturan mengenai
pengaturan tanya jawab
pelaksanaan sidang kabinet,
sehingga peserta dapat lebih
mempersiapkan.
Buku panduan kabinet yang berisi tata cara
pengelolaan persidangan kabinet telah
didistribusikan kepada seluruh Menteri dan
Kepala Lembaga.
Sedangkan kendala yang dihadapi Sekretariat Kabinet berdasarkan hasil survei
maupun kejadian di lapangan yang diidentifikasi beserta upaya penyelesaian dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 148
Tabel 3.14 Kendala dan Upaya Penyelesaian
NO. IDENTIFIKASI KENDALA UPAYA PENYELESAIAN
1 Tingkat kepuasan terhadap bahan paparan sidang kabinet masih di bawah target kinerja disebabkan oleh kesulitan peserta sidang kabinet untuk memperoleh bahan paparan.
Berdasarkan Peraturan Sekretaris Kabinet (Perseskab) Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pedoman Persiapan, Pelaksanaan dan Tindak Lanjut Hasil Sidang Kabinet bahwa Menteri Koordinator, Menteri/Kepala Lembaga, dan/atau gubernur dan bupati/wali kota menyampaikan bahan sidang sesuai dengan topik Sidang Kabinet paling lambat 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan Sidang Kabinet, kecuali terdapat hal mendesak (Pasal 9 ayat 1). Sekretariat Kabinet terus berupaya memberikan pelayanan yang maksimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Merujuk pada Surat Edaran (SE) yang telah ditandatangani Sekretaris Kabinet (Seskab) dengan Nomor: SE. 1/SESKAB/DKK/11/2019 pada angka 3 (tiga) bahwasanya Penyampaian Bahan Acara dan Bahan Sidang Kabinet (Sidkab) dan Rapat Terbatas (Ratas) disampaikan 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan. Jika penjadwalan acara Sidang Kabinet (Sidkab) dan Rapat Terbatas (Ratas) kurang dari 3 (tiga) hari maka bahan disampaikan sekurang-kurangnya 6 (enam) jam sebelum pelaksanaan Sidkab dan Ratas.
2 Tingkat kepuasan terhadap informasi penyelengaraan sidang kabinet masih di bawah target kinerja disebabkan oleh penyampaian informasi penye-lenggaraan sidang kabinet/rapat terbatas mendadak.
Sebagaimana diatur Perseskab 1 tahun 2018 bahwa pemberitahuan jadwal penye-lenggaraan persidangan kabinet oleh Sekretaris Kabinet kepada Menteri/Pejabat peserta persidangan kabinet paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum penyelenggaraan persidangan kabinet, kecuali terdapat hal mendesak (Pasal 8). Sekretariat Kabinet tetap berupaya secara maksimal memberikan informasi penyelenggaraan sidang kabinet/rapat terbatas kepada peserta sidang kabinet secara optimal.
3 Tingkat kepuasan terhadap dokumen hasil sidang kabinet masih di bawah target dikarenakan kecepatan pendis-tribusian, kejelasan isi, serta
Sekretariat Kabinet mempercepat pengiriman risalah persidangan kabinet melalui e-mail resmi Kementerian/Lembaga.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 149
NO. IDENTIFIKASI KENDALA UPAYA PENYELESAIAN
kemanfaatan risalah persidangan kabinet dan Arahan Presiden untuk ditindaklanjuti, masih belum mencapai target kinerja.
4 Tingkat kepuasan terhadap kompetensi/kemampuan penye-lenggara sidang kabinet masih di bawah target kinerja disebabkan oleh kurangnya kompetensi khusus penyelenggara sidang kabinet terhadap pengelolaan sidang kabinet.
Mengajukan keikutsertaan dalam pendidikan dan pelatihan terkait pengelolaan sidang kabinet bagi penyelenggara sidang kabinet.
5 Tingkat kepuasan terhadap perilaku, kesopanan, dan keramahan penyelenggara sidang kabinet masih di bawah target kinerja disebabkan oleh kurangnya kesopanan dan keramahan penyelenggara sidang kabinet.
Menginternalisasi budaya kerja 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun) kepada para penyelenggara sidang kabinet guna meningkatkan kualitas pelayanan.
6 Tingkat kepuasan terhadap kemudahan pengaduan pelayanan sidang kabinet masih di bawah target kinerja disebabkan oleh terbatasnya informasi yang dimiliki peserta persidangan kabinet terhadap alur pengaduan pelayanan pengelolaan sidang kabinet.
Website Sekretariat Kabinet telah terintegrasi langsung dengan SP4N-LAPOR! Kementerian PANRB. Layanan pengaduan juga tersedia pada undangan resmi persidangan kabinet yang memuat informasi: “Untuk konfirmasi dan keluhan kegiatan sidang/rapat silakan hubungi 0812-9800-2003“ dan tersedia pada website setkab.go.id berupa nomor whatsapp messenger, alamat e-mail dan nomor telepon.
7 Tingkat kepuasan terhadap sarana dan prasarana sidang kabinet masih di bawah target kinerja disebabkan oleh kondisi sarana dan prasarana yang tersedia.
Kewenangan terkait sarana dan prasarana persidangan kabinet berada pada Kementerian Sekretariat Negara. Sekretariat Kabinet dapat memberikan saran/masukan maupun usulan terhadap penyempurnaan fungsi dan kelengkapan sarana dan prasarana persidangan kabinet.
8 Tingkat kepuasan terhadap penyebarluasan informasi terkait kegiatan kabinet pada media sosial dan website Sekretariat Kabinet masih di bawah target kinerja disebabkan oleh performa,
Sekretariat Kabinet mengoptimalkan layanan penyebarluasan informasi terkait kegiatan kabinet pada berbagai media sosial Sekretariat Kabinet serta laman website www.setkab.go.id. Dengan meningkatkan performa, penyajian yang menarik,
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 150
NO. IDENTIFIKASI KENDALA UPAYA PENYELESAIAN
manfaat, keakuratan informasi, penyajian informasi, kecepatan penyampaian, dan variasi konten informasi masih belum optimal.
kecepatan penyampaian dan variasi konten informasi.
Dukungan kerja kabinet juga menghasilkan output berupa naskah kepresidenan.
Naskah kepresidenan merupakan salah satu instrumen strategis dalam pelaksanaan
diplomasi dan politik luar negeri Indonesia, selanjutnya akan dikoordinasikan
pengirimannya melalui jalur diplomatik oleh Kementerian Luar Negeri RI. Dokumen naskah
kepresidenan dimaksud dapat berupa:
a. Surat Presiden kepada kepala negara sahabat/pemerintahan negara-negara sahabat
atau kepala organisasi internasional;
b. Surat Presiden kepada Ketua DPR RI mengenai permohonan pertimbangan terkait
pencalonan Duta Besar untuk negara sahabat dan pencalonan Duta Besar negara
sahabat untuk Republik Indonesia;
c. Surat Kepercayaan (Letter of Credence) dan surat penarikan kembali (Letter of Recall)
Duta Besar RI untuk negara sahabat;
d. Surat Tauliah (Letter of Commission) konsul jenderal/konsul/konsul kehormatan RI di
luar negeri; dan
e. Surat Pengakuan (Exequatur) bagi konsul jenderal/konsul/konsul kehormatan negara
sahabat di Indonesia.
Pengukuran kinerja sasaran dilihat dari pemanfaatan naskah kepresidenan yang
sudah dihasilkan, dengan definisi dimanfaatkan berarti “Dokumen naskah kepresidenan
yang disiapkan Sekretariat Kabinet ditandatangani oleh Presiden dan menjadi naskah
resmi kepresidenan”.
Mempertimbangkan aspek strategis output berupa Naskah kepresidenan, baik dari
sisi pengguna layanan, pejabat penanda tangan, maupun dari sisi fungsi vital dari dokumen
naskah kepresidenan yang dihasilkan, serta sebagai wujud komitmen tinggi Sekretariat
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 151
Kabinet dalam menyiapkan naskah kepresidenan, maka Sekretariat Kabinet telah
menetapkan target IKU 2 sasaran strategis ketiga, secara paripurna, yakni 100%.
Untuk itu, segenap jajaran dituntut untuk memastikan setiap naskah yang
disampaikan kepada Presiden telah melalui serangkaian langkah-langkah penyiapan
naskah kepresidenan yang sesuai dengan standar penyiapan naskah kepresidenan dan
telah melalui tahapan koordinasi yang matang dengan seluruh pemangku kepentingan
terkait. Hal tersebut mengingat setiap naskah kepresidenan yang disampaikan kepada
Presiden telah diputuskan oleh Menteri Luar Negeri dengan mempertimbangkan urgensi
dari perlunya korespondensi kenegaraan antara Presiden RI dengan Kepala
Negara/Pemerintahan Negara-Negara Sahabat sebagai tools dalam diplomasi, sehingga
diharapkan langsung mendapatkan persetujuan dan tanda tangan dari Presiden.
Rumus penghitungan pencapaian IKU 2 sasaran strategis ketiga adalah sebagai
berikut:
Total output yang dihasilkan selama tahun 2021 ini yaitu sebanyak 160 (seratus
enam puluh) naskah kepresidenan yang seluruhnya dimanfaatkan oleh stakeholders.
Realisasi IKU 2 sasaran strategis ketiga adalah 100% karena seluruh naskah
kepresidenan dimanfaatkan oleh Presiden. Jika dibandingkan dengan target kinerja
sebesar 100% maka capaian kinerjanya adalah sebesar 100% dan masuk dalam predikat
“Sangat Memuaskan”. Jika dibandingkan dengan target kinerja sebesar 100%, maka
capaian kinerjanya adalah sebesar 100%.
Gambar 3.48 Capaian Kinerja IKU 2 Sasaran Strategis 3 Tahun 2021
REALISASI
100%
CAPAIAN
100%
TARGET
100%
160
Naskah Kepresidenan yang disampaikan
160 Naskah Kepresidenan yang dimanfaatkan
Ʃ Naskah kepresidenan yang dimanfaatkan oleh Presiden X 100 %
Ʃ Naskah kepresidenan yang disampaikan kepada Presiden
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 152
Dengan penetapan target 100% maka realisasi akan sama dengan capaian, indikator
kedua dari sasaran ketiga ini konsisten memenuhi target. Perbandingan capaian yang di
raih di tahun 2021 dengan capaian akhir tahun 2020 dapat dilihat pada gambar berikut:
Berikut ini contoh proses pelaksanaan kegiatan untuk mencapai IKU 2 sasaran
strategis ketiga:
a. Proses kegiatan
1) Menerima surat Menteri Luar Negeri kepada Presiden RI mengenai permohonan
penyiapan Naskah Kepresidenan, baik terkait korespondensi antara Presiden RI
dengan Kepala Negara/Pemerintahan Negara Sahabat dan Pimpinan Organisasi
Internasional, Surat Kepercayaan (Letter of Credence) dan Surat Penarikan Kembali
(Letter of Recall) Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (Dubes LBBP) RI untuk
Negara Sahabat, Surat Permohonan Pertimbangan Pencalonan Dubes LBBP
Negara Sahabat untuk RI, maupun Surat Tauliah (Letter of Commission)
Konsul/Konsul Jenderal/Konsul Kehormatan RI dan Surat Pengakuan (Exequatur)
untuk Konsul Jendral/Konsul/Konsul Kehormatan Negara Sahabat.
2) Melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan instansi terkait lainnya
dalam rangka memastikan rancangan Naskah Kepresidenan telah disiapkan dan
dikoordinasikan secara paripurna, baik substansi maupun redaksional, mengingat
sifat krusial Naskah Kepresidenan sangat terkait dengan hubungan diplomatik
antara Indonesia dengan negara-negara sahabat dan organisasi-organisasi
internasional.
3) Memorandum Sekretaris Kabinet kepada Presiden RI guna menyampaikan
rancangan Naskah Kepresidenan dimaksud.
4) Menyiapkan rancangan Naskah Kepresidenan serta Terjemahan Tidak Resmi
(Unofficial Translation).
Gambar 3.49 Perbandingan Capaian IKU 2 Sasaran Ketiga Tahun 2020 dan Tahun 2021
Tahun 2021
Tahun 2020
CAPAIAN TARGET REALISASI
100% 100% 100%
100% 100% 100%
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 153
5) Mengoordinasikan kembali dengan unit kerja terkait di lingkungan Kementerian
Luar Negeri dalam rangka menindaklanjuti Naskah Kepresidenan yang telah
mendapatkan persetujuan dan tanda tangan Presiden melalui jalur diplomatik.
b. Output dari kegiatan yang dilakukan adalah terselesaikannya 160 Naskah
Kepresidenan, diantaranya adalah:
1) Dokumen surat Presiden RI kepada Kepala Negara/Pemerintahan Negara Sahabat
dan Pimpinan Organisasi Internasional;
a) Naskah Surat Balasan Presiden RI kepada Presiden Republik Korea atas
Undangan untuk Menghadiri Open Government Partnership (OGP) Global Summit;
b) Naskah Surat Ucapan Selamat Presiden RI kepada Raja dan Perdana Menteri
Kerajaan Thailand sehubungan dengan Peringatan Hari Nasional Thailand;
c) Naskah Surat Presiden RI kepada Amir Negara Qatar sehubungan dengan
Undangan untuk Menghadiri Doha Forum.
2) Dokumen Letter of Credence (LC) Sdr. Mohammad Oemar, yang diangkat sebagai
Duta Besar LBBP RI untuk Kepangeranan Monako dan Kepangeranan Andorra
berkedudukan di Paris, Republik Prancis;
3) Dokumen Letter of Recall (LR) Sdr. Arrmanatha Christiawan Nasir, yang
diberhentikan sebagai Duta Besar LBBP RI untuk Kepangeranan Monako dan
Kepangeranan Andorra berkedudukan di Paris, Republik Prancis;
4) Dokumen Pencalonan Duta Besar LBBP Negara Sahabat untuk RI:
a) Tuan Dato’ Sri Haji Tajuddin bin Abdul Rahman, Duta Besar LBBP Malaysia untuk
Indonesia berkedudukan di Jakarta;
b) Tuan Macocha Moshe Tembele, Duta Besar LBBP Republik Persatuan Tanzania
untuk Indonesia berkedudukan di Jakarta.
c. Manfaat/Outcome yang di dapat yaitu tersedianya Naskah Kepresidenan yang sesuai
standar, untuk ditindaklanjuti oleh Kementerian Luar Negeri selaku koordinator
penyelenggaraan urusan pemerintahan pada sektor kerja sama dan hubungan luar
negeri.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 154
Dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010-2025 (Perpres Nomor 81 Tahun 2010), Pemerintah menegaskan pentingnya
penerapan prinsip-prinsip clean governance dan good governance yang secara universal
diyakini menjadi prinsip yang diperlukan untuk memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat. Sekretariat kabinet sebagai salah satu unsur Pemerintah ikut andil dalam
membangun aparatur negara melalui penerapan reformasi birokrasi. Jika seluruh pihak
mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi maka akan tercapai tujuan yang diharapkan,
yaitu:
a. Mengurangi dan akhirnya menghilangkan setiap penyalahgunaan kewenangan publik
oleh pejabat di instansi yang bersangkutan;
b. Menjadikan negara yang memiliki most-improved bureaucracy;
c. Meningkatkan mutu perumusan dan pelaksanaan kebijakan/program instansi;
d. Meningkatkan efisiensi (biaya dan waktu) dalam pelaksanaan semua segi tugas
organisasi;
e. Menjadikan birokrasi Indonesia antisipatif, proaktif, dan efektif dalam menghadapai
globalisasi dan dinamika perubahan lingkungan strategis.
Keberhasilan sasaran strategis keempat pada diukur menggunakan 5 (lima)
indikator kinerja. Gambar di bawah ini memperlihatkan indikator kinerja yang digunakan
untuk mengukur capaian kinerja sasaran keempat beserta output dan fungsi yang terkait.
Output pertama yang dihasilkan Sekretariat Kabinet dalam rangka pencapaian
sasaran strategis keempat adalah Rancangan Keputusan Presiden (RKeppres) terkait
pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Utama, JPT
Madya K/L, dan pemerintah provinsi hasil sidang Tim Penilai Akhir (TPA) yang akan diukur
outcome-nya dengan 1 (satu) IKU. Output kedua yaitu rekomendasi dalam rangka
pembinaan jabatan fungsional penerjemah dan layanan penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan diukur dengan 1 (satu) IKU. Output ketiga yaitu layanan manajemen sumber daya
manusia, layanan manajemen organisasi, layanan perencanaan, layanan manajemen
keuangan, layanan pemantauan dan evaluasi, layanan sarana dan prasarana internal,
layanan manajemen Barang Milik Negara, layanan akuntabilitas kinerja dan reformasi
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 155
birokrasi diukur dengan 2 (dua) IKU. Output keempat yaitu layanan penyebarluasan
informasi terkait kegiatan Kabinet diukur dengan 1 (satu) IKU. Gambar berikut ini
menunjukkan IKU dari masing-masing output.
Berikut ini gambaran pencapaian dari setiap indikator sasaran keempat pada tahun
2021, yang selanjutnya akan dianalisis pencapaiannya berdasarkan masing-masing IKU.
Gambar 3.50 Output, Fungsi, dan Indikator Kinerja Sasaran Keempat Sekretariat Kabinet
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 156
Salah satu fungsi Sekretariat Kabinet adalah penyelenggaraan dukungan teknis dan
administrasi dalam pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan
Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya melalui Tim Penilai
Akhir. IKU pertama sasaran keempat mengukur kinerja Sekretariat dalam memberikan
pelayanan penyelesaian administrasi tersebut. Peran ini memiliki dampak dalam
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di mana salah satu tujuan pelaksanaan RB
yang dijabarkan di atas akan tercapai jika Pemerintahan didukung oleh pejabat yang
profesional dan berintegritas.
Sekretariat Kabinet memfasilitasi dan memberikan dukungan kesekretariatan
kepada TPA dalam membuat keputusan mengenai pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian JPT Utama, JPT Madya, dan Pejabat lainnya. Dalam melaksanakan kegiatan
ini Sekretariat Kabinet memastikan kelancaran pelaksanaan rapat atau pertemuan dengan
dukungan teknis dan administrasi. Dukungan teknis dimaksud adalah mengelola
penyelenggaraan rapat atau pertemuan seperti undangan, bahan, tempat, waktu, dan
sarana rapat. Sementara dukungan administratif adalah menyusun surat keputusan
tentang pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian JPT Utama, JPT Madya, dan
Pejabat lainnya. Selama kurun waktu tahun 2021, telah dihasilkan 182 Keputusan Presiden
92% 90%81.40%
100%91%
88.93%82.18%
100%
84.58%
N/A
98,81% 100.95% 100%92.95%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
IKU 1 IKU 2 IKU 3 IKU 4 IKU 5
Target Realisasi Capaian
Gambar 3.51 Grafik Target, Realisasi, dan Capaian Sasaran Keempat Sekretariat Kabinet Tahun 2021
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 157
terkait pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama,
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya hasil sidang Tim Penilai Akhir.
Target indikator kinerja pertama sasaran strategis keempat sebesar 92% diukur
dengan melaksanakan survei tingkat kepuasan atas pelayanan penyelesaian administrasi
terkait pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama,
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya hasil sidang Tim Penilai Akhir dengan
membagikan kuesioner kepada responden yang berasal dari kementerian/lembaga
(Instansi pengusul). Penghitungan tingkat kepuasan dilaksanakan dengan menilai proses
pelayanan dukungan teknis dan administrasi sidang Tim Penilai Akhir sejak pengusulan,
pemberitahuan waktu sidang, sampai dengan penyerahan keputusan presiden terkait
pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan
Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya kepada kementerian/lembaga terkait.
Tingkat kepuasan diukur dengan melaksanakan survei tingkat kepuasan atas
pelayanan penyelesaian administrasi terkait pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, dan
Pejabat lainnya hasil sidang Tim Penilai Akhir (TPA) dengan membagikan kuesioner kepada
responden berasal dari Kementerian/Lembaga (Instansi pengusul). Perhitungan kepuasan
dilaksanakan dengan menilai proses pelayanan dukungan teknis dan administrasi sidang
TPA sejak pengusulan, pemberitahuan waktu sidang, sampai dengan penyerahan
keputusan Presiden terkait pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Jabatan
Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, dan pejabat lainnya kepada
Kementerian/Lembaga terkait. Perhitungan hasil survei menggunakan formulasi
perhitungan sebagai berikut:
Pada tahun 2021, instrumen pengukuran tingkat kepuasan atas pelayanan
penyelesaian administrasi terkait pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian JPT
Utama, JPT Madya, dan Pejabat lainnya hasil sidang TPA masih dalam tahap harmonisasi
disesuaikan dengan ketentuan PermenPANRB Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman
Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, yang
dilakukan oleh Kementerian PANRB, sehingga survei belum dapat dilaksanakan. Dengan
demikian realisasi dan capaian untuk indikator tingkat kepuasan atas pelayanan
penyelesaian administrasi terkait pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Jabatan
x 100%
Jumlah skor persepsi responden X 100 %
Jumlah responden
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 158
Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya hasil sidang
Tim Penilai Akhir tahun 2021 belum dapat diukur, dan tidak menjadi pembanding dalam
perhitungan capaian kinerja sasaran keempat. Ke depan, apabila pertimbangan terhadap
poin-poin substansi survei telah sejalan dengan ketentuan PermenPANRB dimaksud, maka
survei dapat dilaksanakan pada tahun 2022. Walaupun belum dilaksanakan survei namun
pelaksanaan penyelenggaraan dukungan teknis dan administrasi dalam pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya melalui Tim Penilai Akhir dipastikan dengan tingkat
keakuratan tinggi dan tidak boleh terdapat kesalahan.
Pada tahun 2021, Sekretariat Kabinet telah melaksanakan berbagai kegiatan dalam
rangka menjalankan tugas dan fungsi sebagai Instansi Pembina Jabatan Fungsional
Penerjemah (JFP). Kegiatan tersebut antara lain (i) penyelenggaraan sosialisasi sistem JFP,
(ii) sosialisasi pola baru pembinaan JF, (iii) rapat konsultasi rancangan tugas jabatan, uraian
kegiatan, dan hasil kerja penerjemah, (iv) penyusunan naskah akademik dalam rangka
merevisi peraturan pembinaan JFP, (v) pelaksanaan penilaian kinerja JFP, (vi) penyusunan
modul pendidikan dan pelatihan (diklat), (vii) penyelenggaraan diklat, (viii) uji kompetensi,
dan (ix) pengembangan sistem informasi JFP.
Indikator kinerja ke-2 pada sasaran
strategis keempat Sekretariat Kabinet
Tahun 2021 yaitu “Persentase tingkat
kepuasan pada layanan pembinaan
jabatan fungsional penerjemah”,
menunjukkan pencapaian Sekretariat
Kabinet yang lebih optimal dalam
meningkatkan kualitas pelayanan selaku
Instansi Pembina JFP. Hal tersebut dapat dilihat baik dari sisi transparansi, akuntabilitas,
maupun efisiensi dan efektivitas layanan dengan mengacu kepada kaidah-kaidah dalam
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Sekretariat Kabinet telah
memiliki situs web dan aplikasi E-JFP yang telah tersedia aplikasinya di mobile android.
Melalui evaluasi secara obyektif, dapat diperoleh masukan (input) dan feedback untuk
Gambar 3.52 Tampilan Web EJFP
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 159
menilai kinerja pelayanan Sekretariat Kabinet selaku Instansi Pembina kepada para Pejabat
Fungsional Penerjemah (PFP). Target yang ditetapkan untuk indikator ini pada tahun 2021
adalah 90%.
Mekanisme yang digunakan adalah dengan pelaksanaan survei kepuasan layanan
pembinaan JFP kepada PFP di seluruh Indonesia, yang dilaksanakan secara periodik setiap
satu tahun sekali. Penyampaian kuesioner dilakukan dengan bantuan google docs untuk
mempermudah pengambilan sampel dan sebagai upaya untuk mengurangi penggunaan
kertas (paperless). Pelaksanaan survei dilakukan melalui link dan PFP diundang untuk
mengisi survei tersebut melalui WA Group Ikatan Penerjemah Pemerintah Indonesia
(IPPI)/organisasi profesi yang mewadahi PFP.
Survei kepuasan layanan dilakukan dengan memberikan 10 pertanyaan kepada PFP
terkait pembinaan JFP secara umum dengan berpedoman pada Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang
Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat terhadap Penyelenggara Pelayanan
Publik, yang mengukur kepuasan dari sejumlah aspek, yaitu:
1. Persyaratan pelayanan;
2. Mekanisme dan prosedur;
3. Produk spesifikasi jenis pelayanan;
4. Kemampuan/ompetensi pelaksana;
5. Sarana dan prasarana;
6. Penanganan pengaduan, saran dan masukan;
7. Waktu pelayanan;
8. Biaya/tarif;
9. Komitmen anti KKN; dan
10. Perilaku pelaksana.
Dalam kuesioner survei juga disediakan kolom isian terbuka bagi PFP untuk dapat
menyampaikan keluhan, saran dan masukan terhadap pelayanan Pembinaan JFP kepada
Sekretariat Kabinet sebagai Instansi Pembina dan Pusbinter selaku pelaksana teknis
pembinaan JFP.
Pada survei kepuasan terhadap layanan pembinaan jabatan fungsional penerjemah
tahun 2020, sebagian besar responden merasa puas dengan layanan pembinaan jabatan
fungsional penerjemah yang diberikan Sekretariat Kabinet. Namun demikian, terdapat
saran dan masukan dari responden yang perlu ditindaklanjuti lebih lanjut. Saran dan
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 160
masukan dari responden survei kepuasan tersebut, sebagian besar telah ditindaklanjuti
pada tahun 2021, sebagaimana dapat dilihat pada matriks berikut.
Tabel 3.15 Tindak Lanjut Saran dan Masukan Survei 2020 Pada Tahun 2021
Saran dan Masukan Tahun 2020
Tindak Lanjut Tahun 2021
1. Menguatkan kelembagaan unit kerja pelaksana tugas teknis pembinaan dan pengembangan JFP yaitu Pusat Pembinaan Penerjemah (Pusbinter) baik dari struktur maupun tugas dan fungsinya.
Menyampaikan permohonan penambahan SDM di lingkungan Pusbinter melalui memorandum Kapusbinter nomor: M.0228/PUSBINTER/06/2021, tanggal 9 Juni 2021.
Pada semester 2 tahun 2021, seluruh formasi jabatan struktural telah terisi dan terdapat penambahan staf, sehingga Pusbinter dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya telah didukung dengan SDM yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
2. Memperkuat perangkat hukum yang melandasi dan menunjang tugas Sekretariat Kabinet sebagai Instansi Pembina JFP, dengan menyesuaikan peraturan atau menyusun peraturan baru yang dapat menunjang pembinaan dan pengembangan JFP secara lebih optimal.
Proses Revisi Peraturan Menteri PANRB Nomor 49 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Penerjemah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri PANRB Nomor 1 Tahun 2016 akan memasuki tahap harmonisasi dengan Kementerian PANRB dan Kementerian Hukum dan HAM.
3. Mendorong dan mempercepat penyusunan dokumen-dokumen ketatalaksanaan yang terkait dengan pembinaan dan pengembangan JFP.
Pusbinter bersama dengan Biro SDMOT sedang melakukan penyusunan draf dokumen SOP dan SP terkait pembinaan dan pengembangan JFP.
4. Meningkatkan sarana prasana layanan baik sarana prasarana fisik maupun IT guna menunjang pelaksanaan e-learning, penilaian SKP penerjemah secara online, pelaksanaan meeting dengan video conference, dll.
Pada tahun 2021, Pusbinter bekerja sama dengan Pusat Data dan Teknologi Informasi selaku unit kerja yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang pengelolaan dan pengembangan IT di lingkungan Sekretariat Kabinet secara bertahap akan melakukan pengembangan web/aplikasi e-JFP sesuai kebutuhan, sehingga pelaksanaan pembinaan JFP dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efektif.
5. Meningkatkan penyediaan dan penanganan pengaduan dan saran/masukan dari para Pejabat Fungsional Penerjemah (PFP), Instansi Pengguna PFP, serta khayalak umum (akademisi, mahasiswa, masyarakat)
a. Menyediakan sarana pengaduan dan saran/masukan bagi para PFP melalui:
Kolom isian saran/masukan survei terkait layanan JFP yang dilaksanakan secara periodik setiap akhir tahun.
Kolom isian saran/masukan pada survei kepuasan peserta diklat setiap penyelenggaraan diklat selesai diselenggarakan.
Whatsapp Group Ikatan Penerjemah Pemerintah Indonesia (IPPI).
Fitur chat dalam menu JFP yang terdapat pada website Sekretariat Kabinet.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 161
Saran dan Masukan Tahun 2020
Tindak Lanjut Tahun 2021
b. Menyediakan sarana pengaduan dan saran/masukan bagi Instansi Pengguna PFP, dan khalayak umum, melalui fitur chat dalam menu JFP yang terdapat pada website Sekretariat Kabinet.
6. Mendorong peningkatan jumlah PFP.
Sekretariat Kabinet melaksanakan kegiatan sosialisasi JFP secara daring pada tanggal 12 Januari 2021 yang bertujuan untuk mendorong instansi pemerintah pusat dan daerah melakukan pengangkatan PFP.
Sekretariat Kabinet melaksanakan sosialisai JFP secara daring di Komisi Yudisial pada tanggal 10 Agustus 2021 untuk mendorong Lembaga KY melakukan pengangkatan PFP.
Sekretariat Kabinet memberikan kesempatan bagi pengangkatan PNS menjadi PFP melalui jalur penyesuaian (inpassing), yang berlaku sampai dengan 6 April 2021, yang disampaikan melalui Surat Deputi Bidang Administrasi Nomor B-0027/Adm/01/2021, tanggal 25 Januari 2021, ditujukan kepada Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Lembaga Non Struktural, dan Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia.
Sekretariat Kabinet mendorong pengangkatan PFP melalui mekanisme pengangkatan CASN dan PPPK JFP maupun pengangkatan peralihan dari jabatan lain.
7. Mendorong peningkatan penguasaan jumlah/jenis bahasa asing maupun bahasa daerah oleh para PFP.
Sekretariat Kabinet telah melaksanakan kegiatan diklat penguasaan bahasa asing (Inggris, Korea, Jepang, dan Mandarin) dan tes EPT untuk meningkatkan penguasaan bahasa Inggris, serta pelaksanaan diklat teknis penerjemahan lisan dalam beberapa Bahasa asing.
8. Melakukan peningkatan kualitas PFP.
Sekretariat Kabinet telah menyelenggarakan beberapa kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) teknis, serta Bimbingan Teknis (Bimtek) guna memenuhi aspirasi dan kebutuhan para PFP maupun diinisiasi sendiri oleh Setkab, antara lain:
a. Diklat Teknis JFP Bidang Pariwisata Angkatan 1 pada tanggal 15 s.d. 22 Maret 2021;
b. Diklat Teknis Penerjemahan Lisan Angkatan II pada tanggal 14 s.d. 21 Juni 2021;
c. Diklat Teknis Penerjemahan Lisan Angkatan III, pada tanggal 22 s.d 29 Juli 2021;
d. Diklat Teknis Penerjemahan Takarir Angkatan I, pada tanggal 19 s.d. 25 Agustus 2021;
e. Diklat Teknis Penerjemahan Takarir Angkatan II, pada tanggal 22 s.d. 28 September 2021;
f. Diklat Teknis Penerjemahan Teks Jurnalistik Angkatan I Tahun 2021, pada tanggal 15 s.d. 19 Nopember 2021;
g. Bimtek Pengembangan Karier PFP, pada tanggal 9 s.d.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 162
Saran dan Masukan Tahun 2020
Tindak Lanjut Tahun 2021
11 November 2021.
Sekretariat Kabinet telah melakukan penyusunan kurikulum dan modul diklat JFP sesuai kompetensi yang harus dimiliki PFP dalam setiap jenjang jabatan, yang dapat dimanfaatkan oleh para PFP sebagai alat pembelajaran sehingga dapat mendorong peningkatan kualitas PFP pada pelaksanaan diklat maupun panduan belajar mandiri.
Sekretariat Kabinet telah melaksanakan uji kemahiran berbahasa Inggris (EPT) bekerja sama dengan LBI UI bagi seluruh PFP secara daring pada tanggal 20 s.d 22 Oktober 2021 yang didahului oleh pembekalan materi tes pada tanggal 13 s.d. 15 Oktober 2021.
9. Meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak baik dalam negeri maupun luar negeri misalnya dengan lembaga pendidikan maupun instansi pemerintah dan pihak swasta terkait program pendidikan dan pelatihan fungsional dan teknis maupun program non gelar maupun bergelar.
Sekretariat Kabinet telah melakukan kerja sama dengan
berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar negeri. Kerja
sama yang telah dilakukan yaitu kerja sama dengan instansi
pemerintah pusat dan daerah antara lain dengan BKN dan
BKD, Kementerian PANRB, Kementerian Luar Negeri,
Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Komunikasi dan
Informatika, Lembaga Administrasi Negara, dan beberapa
Universitas Negeri.
Sekretariat Kabinet tengah menjajaki kerja sama dengan
Pemerintah Tunisia, Pemerintah Selandia Baru, beberapa
Pemerintah negara sahabat/negara donor dan sejumlah
lembaga asing.
Sekretariat Kabinet juga telah mengadakan kerjasama dengan Universitas Indonesia dan melakukan penjajagan untuk melaksanakan Kerjasama dengan beberapa universitas negeri lainnya, yaitu UNS dan UNPAD.
10. Meningkatkan penerjemahan bagi kemajuan nasional, antara lain: a. Mendorong upaya penerjemah-
an berbagai literatur interna-sional ke dalam bahasa Indonesia.
b. Mendorong upaya penerje-mahan berbagai karya sastra Indonesia dan karya sastra kuno kedalam bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya.
Berkoordinasi secara intensif dengan Pusat Pembinaan
Bahasa dan Sastra pada Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi untuk mendorong peningkatan
penerjemahan berbagai literatur internasional ke dalam
bahasa Indonesia serta penerjemahan berbagai karya
sastra Indonesia dan karya sastra kuno kedalam bahasa
Inggris dan bahasa asing lainnya.
11. Mendorong upaya peningkatan penerjemahan dokumen-dokumen hukum dan penerjemahan peraturan perundang-undangan (PUU).
Secara bertahap telah dilakukan penerjemahan dokumen-dokumen hukum dan penerjemahan peraturan perundang-undangan (PUU) oleh PFP.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 163
Saran dan Masukan Tahun 2020
Tindak Lanjut Tahun 2021
12. Meningkatkan kualitas SDM pelaksana pada Pusat Pembinaan Penerjemah.
Untuk meningkatkan kompetensi, pejabat/pegawai
Pusbinter telah mengikuti diklat yang diselenggarakan oleh
Biro SDMOT.
13. Mendorong pengembangan mau-pun peningkatan kualitas situs web dan aplikasi E-JFP.
Menyampaikan kepada Deputi Bidang Administrasi terkait usulan perubahan konten untuk keperluan updating situs web Jabatan Fungsional Penerjemah (E-JFP) melalui memorandum Kapusbinter nomor: M.114/PUSBINTER/03/2021, tanggal 16 Maret 2021.
Menyampaikan kepada Asdep Naster terkait permohonan dukungan penerjemahan untuk sistem informasi web dan aplikasi E-JFP serta pembaharuan konten fitur glosarium melalui memorandum Kapusbinter nomor: M.121/PUSBINTER/03/2021, tanggal 22 Maret 2021.
Menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) E-JFP yang disampaikan kepada Pusdatin sebagai data dukung usulan pengajuan tambahan anggaran pada pagu indikatif Pusdatin tahun 2022.
Bekerjasama dengan Pusdatin melalui koordinasi intensif terkait rencana pengembangan aplikasi E-JFP baik secara formal melalui penyelenggaraan rapat maupun secara informal.
Pada tahun 2021, Sekretariat Kabinet kembali melaksanakan survei kepuasan
layanan pembinaan jabatan fungsional penerjemah di akhir tahun. Survei dilaksanakan
menggunakan metode pengukuran tingkat kepuasan dengan skala likert dalam 4 (empat)
kriteria, yaitu untuk kategori sangat tidak puas/sangat tidak setuju diberi nilai persepsi 1,
tidak puas/tidak setuju diberi nilai persepsi 2, puas/setuju diberi nilai persepsi 3, sangat
puas/sangat setuju diberi nilai persepsi 4.
Rata-rata yang diperoleh dari pengukuran nilai persepsi tersebut dikonversikan
dalam indeks kepuasan dengan interpretasi sebagai berikut:
Nilai Interval Indeks% Mutu Pelayanan Kinerja Pelayanan
1,00 – 2,5966 25% - 64,99% D Tidak Baik
2,60 – 3,064 65% - 76,60% C Kurang Baik
3,065 – 3,532 76,61% - 88,30% B Baik
3,5324 – 4,00 88,31% - 100% A Sangat Baik
Tabel 3.16 Interpretasi Indeks Kepuasan Survei Kepuasan Layanan Pembinaan JFP
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 164
Pelaksanaan survei menggunakan formulir kuesioner dalam bentuk google form
melalui URL: https://forms.gle/sFX2XiJepVxa9h3T8 sebagai upaya untuk mengurangi
penggunaan kertas (paperless) dan mempermudah pengambilan sampel, selain itu para
PFP diundang untuk mengisi survei tersebut melalui WA Group Ikatan Penerjemah
Pemerintah Indonesia (IPPI) atau organisasi profesi yang mewadahi PFP.
Dari 229 orang Pejabat Fungsional Penerjemah (PFP) di seluruh Indonesia yang
diproyeksikan menjadi target survei, 68 orang PFP memberikan respon dan bersedia
menjadi responden survei. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh rata-rata indeks
dari sepuluh item pertanyaaan yang diberikan sebesar 3,56 atau realisasinya 88,93% masuk
dalam rentang kategori kinerja pelayanan 88,31% - 100% dengan kategori Sangat Baik.
Karena target kinerja ditetapkan 90% dan realisasinya adalah 88,93%, maka capaian kinerja
indikator “Persentase Tingkat Kepuasan Layanan Pembinaan JFP” sebesar 98,81%, dengan
kategori capaian Sangat Baik.
Perbandingan capaian yang di raih di tahun 2021 dengan capaian akhir tahun 2020
dapat dilihat pada gambar berikut:
Analisis dan deskripsi lebih lanjut tentang indikator “Persentase tingkat kepuasan
pada layanan pembinaan JFP” dapat dilihat pada elaborasi hasil survei kepuasan layanan
pembinaan JFP dengan penjelasan sebagai berikut.
Gambar 3.53 Capaian Kinerja IKU 2 Sasaran Strategis 4 Tahun 2021
REALISASI
88,93%
CAPAIAN
98,81%
TARGET
90%
Gambar 3.54 Perbandingan Capaian IKU 2 Sasaran Keempat Tahun 2020 dan Tahun 2021
Tahun 2021
Tahun 2020
CAPAIAN TARGET REALISASI
88,93% 90% 98,81%
86,53% 90% 96,15%
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 165
Survei kepuasan layanan pembinaan JFP dilaksanakan secara online kepada PFP
dengan menyampaikan kuesioner berisi 10 (sepuluh) poin pernyataan dengan rekapitulasi
hasil survei sebagai berikut:
No Aspek Pernyataan Nilai
Rata-Rata Kategori Peringkat
1 Persyaratan pelayanan
Persyaratan teknis dan administratif terkait permintaan layanan pembinaan JFP mudah dipahami dan sudah sesuai standar
3,50
(87,68%) Baik 7
2 Mekanisme dan prosedur pelayanan
Mekanisme dan prosedur layanan pembinaan JFP mudah dipahami dan sudah sesuai standar
3,47
(86,96%) Baik 9
3 Produk spesifikasi jenis pelayanan/Ekspektasi hasil layanan
Hasil layanan pembinaan JFP yang diberikan sudah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan/cukup memadai
3,52
(88,04%) Baik 6
4 Kompetensi pelaksana
Kemampuan/kompetensi petugas layanan/staf Pusbinter dalam memberikan layanan sudah cukup baik
3,56
(89,13%) Sangat
Baik 5
5 Sarana dan prasarana layanan
Kualitas sarana dan prasarana untuk menunjang dalam memberikan layanan pembinaan JFP sudah cukup memadai (misalnya fasilitas web/ aplikasi EJFP, fasilitas zoom meeting, dll)
3,49
(87,32%) Baik 8
6 Penanganan pengaduan, saran dan masukan
Telah tersedia sarana pengaduan dan pemberian saran dan masukan terhadap pelayanan pembinaan JFP
3,34
(83,70%) Baik 10
7 Waktu pelayanan
Kecepatan petugas layanan/staf Pusbinter dalam memberikan layanan pembinaan JFP sudah cukup baik
3,59
(89,86%) Sangat
Baik 4
8 Biaya/tarif
Pemberian layanan pembinaan JFP tidak dipungut biaya
3,73
(93,48%) Sangat
Baik 1
9 Komitmen anti KKN
Pemberian layanan pembinaan JFP bebas dari unsur KKN
3,69
(92,39%) Sangat
Baik 2
10 Perilaku pelaksana Petugas layanan/staf Pusbinter bersikap sopan, ramah dan simpatik (empathy) dalam memberikan pelayanan
3.68
(92,03%) Sangat
Baik 3
Rata-rata Indeks 88,93% Sangat
Baik
Tabel 3.17 Rekapitulasi Hasil Survei Kepuasan Layanan Pembinaan JFP
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 166
Berdasarkan tabulasi rata-rata indeks kepuasan diatas untuk setiap aspek kepuasan
layanan, dapat disimpulkan bahwa secara umum kinerja layanan pembinaan JFP sudah
sangat memuaskan karena 5 aspek pelayanan mendapatkan rerata indeks dalam kategori
Sangat Baik dan 5 aspek pelayanan mendapatkan rerata indeks dalam kategori Baik.
Lima aspek pelayanan yang mendapatkan kategori penilaian Sangat Baik adalah
aspek kemampuan/kompetensi pelaksana, waktu pelayanan, biaya/tariff, komitmen anti
KKN, dan perilaku pelaksana. Dapat disimpulkan bahwa layanan pembinaan JFP yang
diberikan tidak dipungut biaya/gratis, tidak terdapat unsur KKN di dalam pemberian
layanan dan petugas pemberi layanan telah memberikan layanan dengan sikap yang sopan,
ramah dan simpatik.
Sementara itu, tiga aspek yang mendapatkan nilai lebih rendah adalah aspek
penanganan pengaduan, saran, dan masukan, aspek mekanisme dan prosedur, dan aspek
sarana dan prasarana layanan. Hal ini disebabkan karena web/aplikasi e-JFP sebagai media
informasi pengembangan karir PFP sedang dalam proses pengembangan sehingga belum
bisa mengakomodir kebutuhan pembinaan PFP. Namun demikian, secara umum kinerja
unit pelaksana teknis sudah sangat baik, hal ini tercermin dengan tidak adanya aspek
layanan yang penilaiannya mendapat predikat/kategori kurang baik/kurang memuaskan.
Untuk efektifitas dan memudahkan proses pelaksanaan survei yang akan datang,
sebagai bagian dari pengembangan web/aplikasi e-JFP, akan menempatkan survei dalam
web/aplikasi e-JFP sehingga semakin banyak responden yang memberikan saran dan
masukan untuk perbaikan layanan pembinaan JFP ke depan.
Langkah-langkah strategis yang akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas
layanan pembinaan JFP adalah sebagai berikut:
1. Melakukan koordinasi secara lebih intensif dengan pihak terkait untuk meningkatkan
kualitas pembinaan jabatan fungsional penerjemah. Pembinaan JFP tidak dapat
dilakukan sendiri oleh Sekretariat Kabinet sehingga agar upaya pelaksanaan
pembinaan JFP dapat dilakukan dengan berkualitas, efektif, transparan dan akuntabel
perlu adanya koordinasi dengan stakeholders dan para pemangku kepentingan lainnya.
2. Berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk mengupayakan kesempatan melanjutkan
jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi PFP. Sebagai Instansi Pembina JFP,
Sekretariat Kabinet berkewajiban untuk menyiapkan, melayani, dan memfasilitasi PFP
dalam meningkatkan kapasitas dan mengembangkan diri melalui Pendidikan gelar
maupun non gelar baik di dalam maupun di luar negeri.
3. Melakukan reviu web/aplikasi e-JFP agar pengunggahan data yang dilakukan oleh PFP
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 167
menjadi lebih mudah. Upaya penyempurnaan web/aplikasi e-JFP sebagai media
informasi untuk pengembangan karir PFP akan terus dilakukan seiring dengan
kebutuhan PFP dan pembinaan PFP secara keseluruhan.
4. Melanjutkan pengembangan web/aplikasi e-JFP untuk IOS. Pengembangan
web/aplikasi e-JFP sebagai media informasi pengembangan karir JFP terus dilakukan
secara bertahap berdasarkan ketersediaan anggaran dan prioritas kebutuhan
pembinaan PFP.
5. Melakukan reviu fitur dan tampilan web/aplikasi e-JFP sehingga lebih menarik, user
friendly dan eye catching. Pembenahan fitur dan tampilan web/aplikasi e-JFP akan terus
diilakukan, disamping untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan yang perlu
ditindaklanjuti, juga agar tampilan web/aplikasi e-JFP lebih menarik, menyenangkan,
dan memotivasi PFP untuk lebih aktif menggunakan web/aplikasi e-JFP.
Indeks Reformasi Birokrasi merupakan salah satu indikator penting dalam
mewujudkan sasaran strategis tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan
Sekretariat Kabinet karena komponen penilaian Reformasi Birokrasi (RB) diukur dengan
indikator keberhasilan pelaksanaan RB Instansi Pemerintah.
Untuk menghasilkan RB yang baik, Kementerian PANRB melakukan perbaikan pada
pedoman evaluasi RB dengan menerbitkan Permenpan RB Nomor 26 Tahun 2020 tentang
Pedoman Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Evaluasi mandiri dilaksanakan sendiri
oleh instansi dan evaluasi eksternal meliputi validasi/verifikasi terhadap hasil penilaian
mandiri. Evaluasi eksternal dilakukan oleh Kementerian PANRB. Berdasarkan pedoman
baru, instrumen evaluasi mandiri diperkuat dengan format 3 (tiga) lapis, yaitu instrumen
pemenuhan/mandatory dengan bobot 20%, instrumen hasil antara dengan bobot 10%, dan
instrumen reform dengan bobot 30%. Berikut ini gambar model penilaian mandiri
pelaksanaan RB yang diambil dari pedoman tersebut.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 168
Pelaksanaan RB dilaksanakan dengan menerapkan 8 (delapan) komponen
pengungkit dan 4 (empat) komponen hasil. Delapan komponen proses dimaksud meliputi:
1. Manajemen Perubahan;
2. Deregulasi Kebijakan;
3. Penataan dan Penguatan Organisasi;
4. Penataan Tata Laksana;
5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur;
6. Penguatan Akuntabilitas;
7. Penguatan Pengawasan; dan
8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.
Sementara komponen hasil meliputi:
1. Akuntabilitas kinerja dan keuangan yang diukur melalui nilai SAKIP dan Opini BPK;
2. Kualitas pelayanan publik diukur melalui Indeks Persepsi Kualitas Pelayanan Publik
(IPKP);
3. Pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme diukur melalui
Indeks Persepsi Anti Korupsi (IPAK); dan
4. Kinerja Organisasi diukur melalui Survei Internal Organisasi, capaian kinerja, dan kinerja
lainnya.
Perbandingan komponen penilaian, komponen pengungkit dan bobot penilaian
sebelum dan setelah penerbitan PermenPANRB Nomor 26 Tahun 2020 dapat dilihat pada
tabel berikut:
Gambar 3.55 Model Penilaian Mandiri Pelaksanaan RB
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 169
Tabel 3.18 Perbandingan Komponen Penilaian dan Pengungkit
Berdasar hasil evaluasi yang disampaikan melalui surat Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB) nomor: B/79/M.
RB. 06/2021, perihal Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Tahun 2020, tanggal 31
Maret 2021. Indeks Reformasi Birokrasi di Sekretariat Kabinet RI tahun 2020 adalah 82, 18
dengan kategori "A", dengan rincian sebagaimana berikut:
No. Komponen Penilaian Bobot Tahun 2020
A. Komponen Pengungkit
1 Pemenuhan 20,00 16,61
2 Hasil Antara Area Perubahan 10,00 6,93
3 Reform 30,00 23,15
Total Komponen Pengungkit 60,00 46,69
B. Komponen Hasil
1 Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan 10,00 8,12
2 Kualitas Pelayanan Publik 10,00 9,00
Komponen Penilaian Bobot
Komponen Penilaian Bobot
Komponen Pengungkit Komponen Pengungkit
Manajemen Perubahan 5,00
Pemenuhan
20,00
Penataan Peraturan Perundang-
undangan 5,00
Penataan dan Penguatan
Organisasi 6,00
Penataan Tatalaksana 5,00
Hasil Antara Area Perubahan
10,00
Penataan Sistem Manajemen
SDM 15,00
Penguatan Akuntabilitas 6,00
Penguatan Pengawasan 12,00
Reform
30,00
Peningkatan Kualitas Pelayanan
Publik 6,00
Total Komponen Pengungkit 60,00 Total Komponen Pengungkit 60,00
Nilai Akuntabilitas Kinerja 14,00 Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan 10,00
Survei Internal Integritas
Organisasi 6,00 Kualitas Pelayanan Publik
10,00
Survei Eksternal Persepsi
Korupsi 7,00
Pemerintah yang Bersih dan Bebas
KKN
10,00
Opini BPK 3,00
Kinerja Organisasi
10,00
Survei Eksternal Pelayanan
Publik 10,00
Total Komponen Hasil 40,00 Total Komponen Hasil 40,00
Indeks Reformasi Birokrasi 100,00 Indeks Reformasi Birokrasi 100,00
Tabel 3.19 Hasil Penilaian Reformasi Birokrasi Tahun 2020
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 170
No. Komponen Penilaian Bobot Tahun 2020
3 Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN
10,00 9,45
4 Kinerja Organisasi 10,00 8,93
Total Komponen Hasil 40,00 35,50
Indeks Reformasi Birokrasi (Pengungkit + Hasil)
100,00 82,18
Berikut hasil antara dari masing-masing leading sector.
No. Hasil Antara Skala Nilai Sumber Data
1. Kualitas Pengelolaan Arsip
0-100 46,32 (C)
Arsip Nasional Republik Indonesia
2. Profesionalitas ASN 0-100 73 (Sedang)
Badan Kepegawaian Negara
3. Merit System 0-400 297 (Baik)
Komisi Aparatur Sipil Negara
4. Kualitas Pengelolaan Keuangan
0-100 99,02 (Sangat Baik)
Kementerian Keuangan
5. Maturitas SPIP 0-5 Level 3 (Terdefinisi)
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
6. Kapabilitas APIP 0-5 Level 2 (Terdefinisi)
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Dengan target capaian sebesar 81.40 (A) maka capaian yang diraih untuk indikator
indeks reformasi birokrasi yaitu 100.95% (Sangat Baik).
REALISASI
82,18
CAPAIAN
100,95%
TARGET
81,40
Gambar 3.56 Capaian Kinerja Reformasi Birokrasi Tahun 2021
Tabel 3.20 Hasil Antara
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 171
Perbandingan capaian yang di raih di tahun 2021 dengan capaian akhir tahun 2020
dapat dilihat pada gambar berikut:
Rekomendasi hasil evaluasi pelaksanaan RB Sekretariat Kabinet Tahun 2020 yang
disampaikan Kementerian PANRB, dalam rangka meningkatkan kualitas tata kelola
birokrasi serta menumbuhkan budaya integritas, kinerja, dan melayani di lingkungan
Sekretariat Kabinet RI, terdapat beberapa hal yang perlu disempurnakan yaitu:
1. Monitoring dan evaluasi reformasi birokrasi di lingkungan Sekretariat Kabinet;
2. Menyempurnakan proses bisnis yang telah disusun agar semakin berorientasi kinerja
utama dari Sekretariat Kabinet;
3. Menyempurnakan rumusan sasaran dan indikator kinerja maupun target kinerja di
Sekretariat Kabinet berdasarkan kinerja utama organisasi dan diturunkan ke level
bawah sampai ke tingkat individu;
4. Melakukan reviu terhadap program, kegiatan, dan komponen anggaran dengan
mengacu pada penyempurnaan IKU pada butir 3 di atas;
5. Memasifkan pembangunan zona integritas menuju WBK/WBBM di unit-unit kerja yang
ada di Sekretariat Kabinet;
6. Mengoptimalkan pemanfaatan e-gov di Sekretariat Kabinet sehingga lebih efektif dan
efisien. Selain itu, perlu dibangun suatu grand design dari segala bentuk aplikasi yang
sudah dibangun;
7. Meningkatkan kapabilitas, kompetensi dari APIP di lingkungan Sekretariat Kabinet,
sehingga dapat lebih berperan dan memastikan bahwa segala kebijakan yang telah
ditetapkan, khususnya terkait dengan kebijakan pengawasan terimplementasi dengan
baik. APIP juga harus proaktif untuk melakukan monev atas kebijakan tersebut dan
memberikan rekomendasi kepada pimpinan atas pelaksanaan kebijakan tersebut agar
segala kebijakan yang diciptakan memang memberikan dampak positif terhadap
perbaikan tata kelola pemerintahan di lingkungan Sekretariat Kabinet;
8. Melaksanakan monev atas upaya-upaya peningkatan kualitas pelayanan publik;
Gambar 3.57 Perbandingan Capaian IKU 3 Sasaran Keempat Tahun 2020 dan Tahun 2021
Tahun 2021
Tahun 2020
CAPAIAN TARGET REALISASI
82,18 81,40 100,95%
81,26 81,30 95,95%
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 172
9. Agar pelaksanaan RB memang bersifat perubahan secara substantif dalam upaya
mencapai 3 (tiga) sasaran RB, dan bukan hanya sekedar pemenuhan dokumen semata.
Selama tahun 2021 Sekretariat Kabinet berupaya menindaklanjuti rekomendasi
tersebut, tercermin dari pelaksanaan workplan RB yang mencakup 8 area perubahan.
Berikut penjabaran pencapaian setiap area perubahan di lingkungan Sekretariat Kabinet.
Sekretariat Kabinet telah menyusun rencana kerja RB Tahun 2021 ditandai dengan
diterbitkannya Perseskab Nomor 2 Tahun 2021 tentang Rencana Kerja (Work Plan)
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Sekretariat Kabinet Tahun 2021 sebagai bentuk komitmen
pimpinan terhadap pelaksanaan reformasi. Sekretariat Kabinet juga menetapkan
Perseskab Nomor 6 Tahun 2021 tentang Quick Wins Reformasi Birokrasi Sekretariat Kabinet
Tahun 2021 guna peningkatan pelayanan publik khususnya terkait penanganan
Permen/Perka L yang perlu mendapatkan persetujuan Presiden.
Proses pembangunan Sistem Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi (SIMONEV-RB) juga sudah dimulai pada tahun 2021 dan diharapkan dapat
diselesaikan pada tahun 2022. Selain itu Sekretariat Kabinet gencar menyosialisasikan Core
values dan employer branding ASN yaitu BerAKHLAK dan bangga melayani bangsa melalui
kegiatan sosialisasi maupun penggunaan logo pada virtual background.
Dalam rangka pengelolaan peraturan internal, Sekretariat Kabinet telah melakukan
penyusunan, pemantauan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan peraturan internal secara
berkala setiap tahun. Hal ini dimaksudkan agar regulasi yang berlaku saat ini dapat berjalan
efektif dan menjawab kebutuhan organisasi. Selain itu, evaluasi peraturan internal juga
menjadi penting karena sifat peraturan internal yang mengikat dan memayungi serta
menjadi dasar seluruh pedoman proses bisnis di lingkungan Sekretariat Kabinet. Pada
tahun 2019, Sekretariat Kabinet telah menginventarisasi dan mengidentifikasi regulasi atau
peraturan internal yang perlu untuk diubah atau disempurnakan pada tahun 2020, dengan
menyesuaikan kebutuhan organisasi. Evaluasi terhadap 34 Perseskab mulai dari tahun 2011
2.Penataan Peraturan Perundang-undangan/
Deregulasi Kebijakan
1. Manajemen Perubahan
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 173
sampai dengan 2017 yang masih berlaku, dilakukan dari dua sisi. Pertama dari sisi efektivitas
pelaksanaan peraturan dan kedua dari sisi normatif peraturan.
Dari sisi efektivitas pelaksanaan peraturan, secara umum Perseskab pada periode
tersebut belum optimal dilaksanakan. Belum optimalnya pelaksanaan Perseskab tersebut
di antaranya karena tidak dijadikan dasar hukum peraturan pelaksanaannya, belum adanya
peraturan pelaksanaan, atau masih perlunya dilakukan sosialisasi secara berkala kepada
seluruh pegawai di lingkungan Sekretariat Kabinet agar terinformasikan dan ditaati.
Sementara itu dari analisis secara normatif, hampir keseluruhan Perseskab perlu
penyesuaian dan penyempurnaan, khususnya terhadap peraturan perundang-undangan
yang baru atau lebih tinggi. Tercatat sebanyak 50 persen atau 17 Perseskab
dipertimbangkan untuk diubah, baik secara teknis maupun substansi peraturan. Sementara
itu, terdapat 23,5 persen atau 8 Perseskab dipertimbangkan untuk dicabut dan diatur
sesuai peraturan perundang-undangan yang baru. Namun demikian, sebanyak 26,5 persen
atau 9 Perseskab belum ada urgensi untuk diubah atau dicabut, namun dipertimbangkan
untuk pembentukan atau penyesuaian peraturan pelaksanaannya.
Upaya delayering atau pengalihan Jabatan Struktural ke Jabatan Fungsional telah
ditindaklanjuti Sekretariat Kabinet. Sekretariat Kabinet telah bersurat kepada Menpan RB
dengan surat nomor: R.0001/Seskab/Adm/01/2021 tanggal 5 Januari 2021 perihal Usulan
Penyetaraan Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan Fungsional di Lingkungan Sekretariat
Kabinet. Sekretariat Kabinet mengajukan Jabatan Fungsional baru dan pada tahun 2021
usulan tersebut masih dalam proses pengkajian di Kementerian PANRB. Diharapkan pada
tahun 2022 proses pembentukan Jabatan Fungsional yang diusulkan Sekretariat Kabinet
dapat dirampungkan dan proses pengalihan Jabatan Struktural ke Jabatan Fungsional
dapat dilaksanakan.
Penataan ketatalaksanaan Sekretariat Kabinet bertujuan untuk: 1) meningkatnya
penggunaan teknologi informasi dalam proses penyelenggaraan manajemen
4.Penataan Ketatalaksanaan
3.Penataan Penguatan Organisasi/
Kelembagaan
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 174
pemerintahan; 2) terciptanya pemanfaatan teknologi informasi terintegrasi yang
menghasilkan keterpaduan proses bisnis, data, infrastruktur, dan aplikasi, 3) meningkatnya
efektifitas dan efisiensi proses manajemen pemerintahan; dan 4) meningkatnya kinerja
instansi pemerintah. Indikator penerapan SPBE adalah hasil evaluasi SPBE oleh
Kementerian PANRB, pada tahun 2022 ini Sekretariat Kabinet memperoleh hasil penilaian
2,22 dengan predikat Cukup, sebagaimana tercantum dalam lampiran Kepmen PANRB
Nomor 1503 Tahun 2021 tentang Hasil Evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
pada Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah Tahun 2021. Hasil penilaian 2021
mengalami penurunan dibandingkan nilai tahun sebelumnya yaitu 2,83. Penurunan ini
berkaitan dengan adanya pembaharuan terhadap pedoman evaluasi SPBE, mulai tahun
2021 PermenPANRB Nomor 59 Tahun 2020 tentang Pemantauan dan Evaluasi SPBE menjadi
pedoman dalam proses evaluasi yang merupakan pembaharuan dari PermenPANRB
Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pedoman Evaluasi SPBE yang digunakan hingga 2020.
Kendala yang dihadapi Sekretariat Kabinet salah satunya adalah belum ditetapkannya
grand design TIK Sekretariat Kabinet.
Upaya perbaikan yang perlu dilakukan Sekretariat Kabinet dalam pelaksanaan
penerapan SPBE untuk meningkatkan nilai kematangan pada domain, aspek dan indikator
yang nilai kematangannya masih di bawah target, diantaranya:
1. Menyusun dan menetapkan kebijakan internal, meliputi:
- Pengoperasian Pusat Data;
- Integrasi Sistem Aplikasi;
- Penggunaan Aplikasi Umum Berbagi Pakai SPBE;
- Layanan Naskah Dinas;
- Layanan Manajemen Kepegawaian;
- Layanan Manajemen Perencanaan dan Penganggaran;
- Layanan Manajemen Kinerja; dan
- Layanan Whistle Blowing System;
2. Menyusun peta jalan strategi dan perencanaan SPBE Sekretariat Kabinet
3. Mengembangkan Layanan Whistle Blowing System serta pengintegrasian layanan
Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum yang kolaboratif dan memiliki layanan
transaksional.
Pada program penataan arsip Sekretariat Kabinet memperoleh peningkatan Nilai
Hasil Pengawasan Kearsipan di mana nilai tahun lalu adalah 46,32 kategori C (Kurang)
menjadi 61,53 kategori B (Baik), upaya untuk mencapai peningkatan nilai ini dilakukan
dengan menindaklanjuti sebagian besar rekomendasi hasil pengawasan kearsipan tahun
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 175
sebelumnya. Sekretariat Kabinet telah menetapkan Sebagian kebijakan kearsipan dan
menyosialisasikan pada unit pengolah dan unit kearsipan di lingkungan Sekretariat Kabinet.
Ke depan yang masih perlu ditingkatkan adalah:
a. Penetapan rancangan kebijakan yang telah disusun, revisi kebijakan kearsipan yang
masih belum sesuai dan menyusun serta menetapkan kebijakan kearsipan yang belum
ditetapkan termasuk kebijakan Penerapan Aplikasi Umum Bidang Kearsipan Dinamis
dengan sistem informasi kearsipan dinamis terintegrasi (SRIKANDI).
b. Intensitas pembinaan kearsipan terutama dalam pengelolaan arsip terjaga sampai
dengan pelaporan dan penyerahan salinan autentik arsip terjaga ke ANRI.
c. Pencanangan, sosialisasi dan penerapan seluruh sasaran tertib dalam Gerakan Nasional
Sadar Tertib Arsip.
d. Pengolahan arsip inaktif yang menghasilkan daftar informasi tematik.
e. Intesitas penyusutan arsip baik pemindahan maupun penyerahan arsip statis ke ANRI
sesuai prosedur.
f. Pengolahan, penataan dan penggunaan arsip inaktif, serta penyelamatan dan
pelestarian arsip negara yang tercipta Periode 2014 – 2019 dan arsip penanganan
COVID-19.
g. Mengimplementasikan Aplikasi SRIKANDI di seluruh unit pengolah.
h. Partisipasi aktif serta melaksanakan seluruh tanggungjawab sebagai Simpul Jaringan
dalam Jaringan Informasi Kearsipan Nasional (JIKN).
i. Perencanaan dan pengelolaan sumber daya manusia (SDM) kearsipan sehingga dapat
menjamin ketersediaan SDM Kearsipan yang memenuhi kompetensi dan sesuai
dengan analisis kebutuhan.
j. Penyediaan sarana dan prasarana kearsipan yang belum terpenuhi sesuai standar
kearsipan.
k. Perencanaan dan alokasi pendanaan untuk kegiatan kearsipan secara kontinyu.
Indikator berikutnya merupakan hasil monev Keterbukaan Informasi Publik,
Sekretariat Kabinet mampu meningkatkan predikat dari Menuju Informatif dengan nilai
80,35 pada tahun lalu menjadi Informatif dengan skor 90,87. Pejabat Pengelola Informasi
dan Dokumentasi (PPID) Sekretariat Kabinet melakukan beberapa inovasi guna
menigkatkan kemudahan pada aksesibilitas dan transparansi dalam penyediaan informasi
publik, diantaranya melalui: Pengembangan sistem secara online guna mempermudah
permohonan informasi, pengajuan keberatan atas informasi publik, dan menyediakan
aplikasi PPID berbasis mobile Android dan pembaruan informasi publik pada website,
meliputi jenis informasi: wajib disediakan secara berkala, serta merta, dan setiap saat.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 176
Pada Bidang ini setiap aspek telah berjalan dengan baik dalam mendukung
tercapainya tujuan peningkatan ketaatan terhadap pengelolaan SDM aparatur,
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM aparatur, disiplin SDM aparatur,
efektivitas manajemen SDM aparatur, dan profesionalisme SDM aparatur. Upaya perbaikan
senatiasa dilakukan Sekretariat Kabinet mulai dari penyusunan perencanaan kebutuhan
pegawai yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi, pelaksanaan penerimaan
pegawai secara transparan, objektif, akuntabel, dan bebas korupsi, kolusi, nepotisme
(KKN), pelaksanaan promosi jabatan yang dilakukan secara terbuka, penyempurnaan
evaluasi jabatan sehingga terpenuhinya kebutuhan jabatan sesuai kompetensi pegawai,
pelaksanaan penetapan kinerja individu, pengembangan Sistem Informasi Kepegawaian,
pelaksanaan pengembangan pegawai berbasis kompetensi, pengembangan manajemen
talenta, dan penegakkan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku pegawai.
Penggunaan teknologi informasi dalam pengelolaan kepegawaian yaitu: Sistem
Informasi Kepegawaian (SIMPEG), Sistem Informasi Kinerja Terpadu (SIKT), Sistem
Penilaian Sasaran Kinerja Pegawai (SKPOnline), Sistem Presensi Online. Terbitnya
Permenpan Nomor 8 Tahun 2021 tentang Sistem Manajemen Kinerja PNS juga telah segera
diterapkan di Sekretariat Kabinet, pada penilaian tahun 2021 Sekretariat Kabinet
menggunakan toolkit yang disediakan Badan Kepegawaian Negara yang merupakan
prototype dari SIMPEGNAS modul kinerja yang diakses melalui intranet dengan URL
SKPOnline2.intranet
297, memperoleh predikat
BAIK. Instansi dalam kategori ini masih perlu menyempurnakan berbagai persyaratan
5.Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur
Gambar 3.58 SKPOnline2
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 177
penerapan sistem merit dalam manajemen ASN di instansinya, tetapi sudah dapat
menerapkan seleksi terbatas dari talent pool dengan pengawasan KASN serta dievaluasi
setiap tahun.
Penguatan akuntabilitas kinerja diupayakan dengan melakukan penyempurnaan
pohon kinerja, serta akan menambahkan indikator kinerja pada PK tahun 2022.
Pemantauan terhadap capaian kinerja output dilaksanakan setiap bulannya melalui aplikasi
e-monev Bappenas dan SMART DJA. Sedangkan pencapaian PK dipantau secara triwulanan
dengan SIKT. Selain itu, Pimpinan secara aktif memonitor capaian kinerja dari unitnya dan
melakukan pengendalian terhadap pencapaian target-target kinerja yang telah ditetapkan.
Sehubungan dengan keterbatasan anggaran terkait pengembangan sistem
teknologi informasi dan jumlah SDM yang menangani maka upaya penyempurnaan SIKT
pada tahun 2021 terhambat dan diharapkan pada tahun 2022 dapat segera ditindaklanjuti.
Kapabilitas SDM yang menangani akuntabilitas kinerja dapat ditingkatkan seiring dengan
maraknya webinar terkait SAKIP dan RB yang dapat diikuti melalui daring dan sosialisasi
dari Kementerian PANRB. Berbagai peraturan baru yang dikeluarkan Kementerian PANRB
menuntut SDM yang menangani akuntabilitas kinerja untuk terus meningkatkan
pengetahuannya.
Pada tahun 2021, seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Sekretariat Kabinet
telah melakukan penyampaian Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)
dan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN).
Kapabilitas APIP diukur dengan Indeks Internal Audit Capacity Model (IACM),
Sekretariat Kabinet berada pada “Level 3 (Integrated) dengan perbaikan” yang berarti
APIP Sekretariat Kabinet telah menerapkan praktik profesional dan manajemen audit
intern secara beragam. APIP yang memiliki kapabilitas level 3 dianggap mampu menilai
efisiensi, efektivitas, dan ekonomis suatu program/kegiatan dan mampu memberikan
konsultasi pada tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern.
6.Penguatan Akuntabilitas Kinerja
7.Penguatan Pengawasan
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 178
Hasil penilaian maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) 3,17
(Terdefinisi) yang berarti Sekretariat Kabinet telah melaksanakan praktik pengendalian
intern dan terdokumentasi dengan baik. Namun, evaluasi atas pengendalian intern
dilakukan tanpa dokumentasi yang memadai dan masih ada beberapa kelemahan
pengendalian terjadi dengan dampak yang cukup berarti bagi pencapaian tujuan
organisasi.
Hal-hal yang harus mendapat perhatian lebih lagi dalam pengembangannya antara
lain pada pengembangan whistle blowing system yang dinilai belum optimal dalam tataran
implementasi dan pengelolaannya.
Dalam pelaksanaan evaluasi, Kementerian PANRB melakukan penilaian
berdasarkan enam aspek, yaitu kebijakan, profesionalisme sumber daya manusia, sarana
dan prasarana, sistem informasi pelayanan publik, konsultasi dan pengaduan, serta inovasi.
Sekretariat Kabinet berhasil meraih dua penghargaan sekaligus yaitu penghargaan sebagai
Unit Penyelenggara Pelayanan Publik (UPPP) Kategori Pelayanan Prima atau Predikat A
dengan Indeks Pelayanan Publik 4,52, dengan lokus pelayanan Asisten Deputi Bidang
Penyelenggaraan Persidangan, Kedeputian Bidang Dukungan Kerja Kabinet serta
penghargaan Pembina Pelayanan Publik Kategori Pelayanan Prima atau Predikat A yang
diberikan kepada Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
8.Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Gambar 3.59 Deputi DKK Thanon Aria Dewangga mewakili Seskab menerima penghargaan Pembina
Pelayanan Publik Kategori “Pelayanan Prima” Tahun 2020 dari Kementerian PANRB yang
diserahkan oleh Menteri PANRB Tjahjo Kumolo, Selasa (09/03/2021), di Jakarta
Read more: https://setkab.go.id/sekretariat-kabinet-raih-dua-penghargaan-pelayanan-publik-
pelayanan-prima/
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 179
Pelaporan keuangan pemerintah merupakan ujung dari pengelolaan keuangan
negara yang memiliki posisi penting dalam penilaian transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara. Sekretariat Kabinet sebagai salah satu Instansi Pemerintah
wajib menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan menyusun Laporan Keuangan
berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan
Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan secara tepat waktu sesuai dengan Undang-
undang (UU) untuk kemudian disampaikan kepada Kementerian Keuangan dan selanjutnya
dikonsolidasi menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).
Pengawasan oleh pihak eksternal dilaksanakan oleh BPK dengan memberikan opini.
Opini merupakan pernyataan resmi yang merupakan simpulan pemeriksa terhadap tingkat
kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Pemberian opini BPK atas
Laporan Keuangan Sekretariat Kabinet mengacu pada beberapa kondisi di bawah ini:
1. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP);
2. Kecukupan pengungkapan (Adequate Disclosure);
3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
4. Efektifitas Sistem Pengendalian Internal (SPI).
Terdapat 4 (empat) buah opini yang dikeluarkan oleh BPK, yaitu:
- Wajar Tanpa Pengecualian (WTP);
- Wajar dengan Pengecualian (WDP);
- Tidak Wajar; atau
- Tidak Menyatakan Pendapat (TMP).
Realisasi indikator keempat diukur berdasarkan opini yang diberikan BPK terhadap
Laporan Keuangan Sekretariat Kabinet, dengan melakukan kuantifikasi realisasi ke dalam
persentase guna memudahkan dalam perhitungan capaian kinerja.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 180
Kriteria Opini Persentase Realisasi
Wajar Tanpa Pengecualian 100%
Wajar Dengan Pengecualian 80%
Tidak Wajar 60%
Tidak Memberikan Opini 40%
Sekretariat Kabinet kembali mampu mempertahankan Opini Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) terhadap Laporan Keuangan Sekretariat Kabinet Tahun 2019 adalah Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP). Hal tersebut memperlihatkan keberhasilan Sekretariat Kabinet
dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan dengan capaian standar tertinggi.
Berdasarkan tabel di atas maka capaian IKU keempat sasaran keempat adalah 100% atau
Memuaskan.
Menurut opini BPK, Laporan Keuangan Sekretariat Kabinet, menyajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Sekretariat Kabinet tanggal 31
Desember 2021, dan realisasi anggaran, operasional, serta perubahan ekuitas untuk tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah.
Informasi mengenai penilaian atas Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK atas
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan
(Menkeu), Sri Mulyani, melalui surat bertanggal 24 Mei 2021. Perolehan opini WTP itu
merupakan perolehan yang kesembilan kalinya berturut-turut diraih oleh Sekretariat
Kabinet, sejak dilakukan pemeriksaan keuangan atas laporan Sekretariat Kabinet pada
tahun 2013 untuk pelaporan tahun 2012. Menkeu menyampaikan apresiasi atas pencapaian
KL yang telah mampu mendapatkan opini WTP, di tengah situasi pandemi COVID-19. Selain
itu Presiden berpesan bagi yang telah memperoleh opini WTP harus dapat
mempertahankan dan tetap melakukan reform, rekomendasi perbaikan secepatnya
Tabel 3.21 Persentase Realisasi Berdasarkan Opini BPK
REALISASI
WTP
CAPAIAN
100%
TARGET
WTP
Gambar 3.60 Capaian Kinerja IKU 4 Sasaran Strategis Keempat
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 181
ditindaklanjuti, melakukan terobosan dan melakukan langkah-langkah perubahan yang
signifikan.
Demikian gambaran capaian sasaran strategis keempat, yang dalam
pelaksanaannya masih menghadapi kendala dan perlu terus melakukan perbaikan atau
penyempurnaan, beberapa hal yang masih harus ditindaklanjuti antara lain:
1. Memastikan peran pemimpin secara berjenjang berjalan baik dalam menerapkan
budaya kinerja.
2. Memaksimalkan peran agen perubahan.
3. Integrasi sistem dan penyempurnaan sistem yang sudah ada.
4. Meningkatkan pemanfaatan hasil assessment kompetensi seluruh pegawai demi
mengurangi kesenjangan dan sebagai dasar pengembangan kapasitas pegawai serta
talent pool.
5. Peningkatan kapabilitas APIP.
6. Optimalisasi upaya pembangunan Zona Integritas di unit kerja yang merupakan Core
Business lembaga (WBK/WBBM).
7. Penyesuaian peta proses bisnis serta SOP dengan tugas dan fungsi baru.
8. Memastikan segala kebijakan terkait dengan tata kelola pemerintahan yang baik dapat
terimplementasi dengan baik.
Sekretariat Kabinet menyelenggarakan penyebarluasan informasi terkait kegiatan
kabinet sebagai upaya melaksanakan komunikasi kerja Presiden, Menteri, dan Kepala
Lembaga sebagai anggota kabinet serta pengelolaan informasi kegiatan kabinet dan
kebijakan pemerintah.
Proses pengelolaan informasi untuk disebarluaskan dilaksanakan dengan
melakukan pengolahan hasil pengumpulan informasi berkaitan dengan kinerja kabinet dan
kebijakan pemerintah dalam bentuk narasi/konten yang menarik. Informasi yang dihasilkan
dapat berupa berita, transkripsi, video, dan foto, serta konten kreatif, seperti infografis dan
videografis. Konten tersebut kemudian disebarluaskan melalui kanal-kanal media yang
dikelola oleh Sekretariat Kabinet seperti Website dan media sosial Sekretariat Kabinet.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 182
Sekretariat Kabinet memiliki 5 (lima) platform digital yaitu laman resmi
www.setkab.go.id serta 4 (empat) media sosial yaitu twitter @setkabgoid, facebook page
@setkabgoid, instagram @setkretariat.kabinet, dan youtube Sekretariat Kabinet RI.
Berdasar data per 31 Desember 2021, laman setkab.go.id telah dikunjungi oleh sekitar 13
juta entitas sedangkan jumlah pengikut media sosial Sekretariat Kabinet mencapai lebih
dari dua juta entitas.
Sekretariat Kabinet selalu berupaya untuk meningkatkan performa pengelolaan
media dan penyebarluasan informasi publik, baik dari segi keakuratan informasi, kecepatan
penyampaian, variasi serta desain konten, jangkauan, dan lain-lain. Penghargaan Anugerah
Media Humas (AMH) Tahun 2021 dari Kementerian Komunikasi dan Informatika berupa
Predikat Terbaik I untuk Kementerian/Lembaga, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha
Milik Daerah, dan Perguruan Tinggi Negeri kategori Media Sosial yang diraih Sekretariat
Kabinet merupakan salah satu wujud dari keberhasilan upaya tersebut. Sekretariat Kabinet
juga berhasil meraih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2021 kategori Lembaga
Negara dan Lembaga Pemerintah Nonkementerian sebagai Badan Publik “Informatif” dari
Komisi Informasi Pusat.
Gambar 3.61 Sertifikat dan Piagam Penghargaan AMH Tahun 2021, serta Piagam Badan Publik “Informatif” Tahun 2021
Guna mengukur capaian kinerja dalam penyelenggaraan komunikasi publik,
Sekretariat Kabinet secara berkala melakukan survei kepuasan masyarakat (SKM). Survei
dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan penyebarluasan informasi terkait kegiatan
kabinet dan Sekretariat Kabinet. Tingkat kepuasan penyebarluasan informasi terkait
kegiatan kabinet didapatkan dari survei kepada kalangan media atau wartawan,
kementerian/lembaga (K/L), maupun masyarakat umum sebagai stakeholder kehumasan
Sekretariat Kabinet. Pengukuran IKU menggunakan formulasi perhitungan:
Jumlah total skor persepsi responden
Jumlah responden
x 100%
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 183
Pada tahun 2021, survei kepuasan penyebarluasan informasi terkait kegiatan
kabinet dilaksanakan pada bulan Desember 2021, dengan responden stakeholders
kehumasan Sekretariat Kabinet yaitu kalangan media atau wartawan, pemerintahan
termasuk perwakilan RI di luar negeri, BUMN, pelajar/mahasiswa, dan masyarakat umum
yang seluruhnya berjumlah 311 orang, dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 3.22 Jumlah Respoden SKM Penyebarluasan Informasi terkait Kegiatan Kabinet
Kategori Jumlah Responden (orang)
Media/Wartawan 67
Pemerintahan/BUMN 165
Pelajar/Mahasiswa 28
Umum 51
Jumlah 311
Para responden mengisi kuesioner yang tautan dibagikan melalui surat elektronik,
laman setkab.go.id, platfrom media sosial Sekretariat Kabinet, dan WhatsApp Group.
Penggunaan berbagai kanal ini dimaksudkan agar hasil survei lebih representatif dan riil
serta dapat menjaring dan memetakan lebih banyak masukan dari beragam stakeholders.
Berikut kategori pertanyaan dalam kuesioner beserta capaiannya.
Tabel 3.23 Realisasi IKU 5 Sasaran Strategis Keempat Sekretariat Kabinet Tahun 2021
Kategori Pertanyaan Realisasi
Performa media 86,41%
Manfaat konten 90,03%
Penyampaian informasi informasi 86,01%
Kecepatan penyampaian 84,57%
Variasi konten 81,99%
Kecepatan akses laman setkab.go.id 80,79%
Akan merekomendasikan media sosial Sekretariat Kabinet
84,08%
Rata-rata 84,58%
Pada tabel di atas, persentase tingkat kepuasan penyebarluasan informasi terkait
kegiatan kabinet adalah sebesar 84,58%. Jika dibandingkan dengan target IKU sebesar 91%,
maka capaian kinerja IKU kelima pada sasaran strategis keempat adalah sebesar 92,95%,
masuk dalam rentang capaian kinerja 81,25% - 100% yang menunjukkan predikat Sangat
Memuaskan. Berikut gambar capaian IKU 5 sasaran strategis keempat.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 184
Perbandingan capaian yang di raih di tahun 2021 dengan capaian akhir tahun 2020
dapat dilihat pada gambar berikut:
Jika dibandingkan capaian tahun 2020 sebesar 91,60% dan tahun 2021 sebesar
92,95%, terdapat kenaikan capaian sebesar 1,35%.
Sebagai upaya peningkatan pelayanan terhadap stakeholders, evaluasi terhadap
upaya perbaikan ke depan dilakukan dengan mencermati saran dan masukan dari
responden. Dari 311 responden survei penyebarluasan infomrasi terkait kegiatan kabinet
dan Sekretariat Kabinet, terdapat 243 responden yang memberikan saran dan masukan,
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.24 Saran dan Masukan Survei Kepuasan Penyebarluasan Informasi terkait Kegiatan Kabinet dan Sekretariat Kabinet Tahun 2021
Saran Keterangan
Variasi Konten Keberagaman konten kreatif, berita, dan lainnya baik jenis, isu, maupun sumber informasi
Gaya Bahasa, Visualisasi Konten, dan Berita
Gaya bahasa yang mudah dimengerti serta visualisasi yang mendukung penyampaian
Kecepatan Penyampaian Informasi Kecepatan penyampaian informasi dan selalu update
Variasi Media Perluasan media penyebarluasan informasi
REALISASI
84,58%
CAPAIAN
92,95%
TARGET
91%
Gambar 3.62 Capaian Kinerja IKU 5 Sasaran Strategis Keempat Tahun 2021
Gambar 3.63 Perbandingan Capaian IKU 5 Sasaran Strategis Keempat Tahun 2020 dan Tahun 2021
Tahun 2021
Tahun 2020
CAPAIAN TARGET REALISASI
84,58% 91% 92,95%
82,44% 90% 91,60%
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 185
Saran Keterangan
Kerja Sama dengan Masyarakat/Media
Kerja sama dengan pemandu opini, masyarakat, dan media terutama media lokal
Keakuratan Informasi Peningkatan keakuratan informasi
Intensitas Berita dan Konten Peningkatan jumlah berita dan konten kreatif
Interaksi dan Layanan Pengaduan Masyarakat
Komunikasi dua arah dan merespons pengaduan masyarakat
Perluasan Jangkauan Informasi Peningkatan sosialisasi secara masif ke berbagai kalangan
Branding Sekretariat Kabinet Pengenalan Setkab kepada masyarakat
Aksesibilitas Laman Kecepatan dan kemudahan akses website
Saluran Khusus Media Peningkatan pengiriman rilis ke media
Kelengkapan Informasi Informasi yang lebih detail dan mendalam
Kerjasama Pemerintah Kerja sama dengan lembaga pemerintahan
Performa Video Video untuk kebutuhan wartawan dan peningkatan jumlah
Transparansi Pemberitaan yang berimbang, transparan, dan objektif
Konsistensi Konsisten dalam penyajian informasi
Livestreaming Peningkatan intensitas livestreaming
Sarana, Prasarana, dan SDM Penggunaan teknologi terbaru dan peningkatan sumber daya manusia
Berdasarkan saran dan masukan di atas, berikut rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan, antara lain:
1. Peningkatan Ekosistem Pengelolaan Informasi
Sekretariat Kabinet akan meningkatkan ekosistem pengelolaan informasi publik di
semua lini mulai dari hulu hingga ke hilir, termasuk perumusan strategi, perencanaan,
pengumpulan, pengolahan, penyebarluasan, hingga pemantauan dan evaluasi. Hal ini
diharapkan akan dapat meningkatkan keakuratan sekaligus mempercepat aliran
informasi untuk kemudian disajikan kepada masyarakat melalui berbagai media
Sekretariat Kabinet.
2. Peningkatan Variasi Media Penyampaian Informasi
Sekretariat Kabinet akan terus memantau perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) yang berpotensi untuk dapat dijadikan media untuk penyebarluasan
informasi. Platform yang diusulkan oleh responden yang dapat dikaji penggunaannya
di antaranya adalah tiktok (123 responden) dan telegram (87 responden). Peningkatan
variasi media ini tidak hanya menjawab kebutuhan informasi masyarakat secara umum
tetapi juga kebutuhan media yang mengharapkan adanya saluran penyampaian
informasi khususnya berita secara cepat.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 186
3. Peningkatan Variasi Konten
Sekretariat Kabinet juga akan lebih menggali kreativitas dalam pembuatan dan
penyajian konten terutama konten kreatif. Selain itu, informasi yang disajikan juga
akan diperkaya baik dari segi isu yang disampaikan maupun sumber informasi yang
dipergunakan. Salah satu jenis konten yang menjadi masukan responden adalah siniar
atau podcast (125 responden). Untuk itu, di tahun 2022 Sekretariat Kabinet akan
mengkaji peluang untuk menyajikan konten tersebut. Selain lebih variatif, beragam
konten yang akan disajikan juga akan diupayakan untuk menggunakan gaya bahasa
yang mudah dimengerti serta visualisasi yang menarik serta mendukung pemahaman
audiens terhadap isu yang ingin disampaikan.
Dari saran dan masukan hasil survei yang dilaksanakan pada tahun 2020, Sekretariat
Kabinet telah melakukan beberapa tindak lanjut di tahun 2021, antara lain:
1. Meningkatkan Kerja Bersama dengan Instansi Pemerintah
Sekretariat Kabinet telah menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah terutama
kementerian/lembaga (K/L) guna mendukung penyampaian informasi publik kepada
masyarakat. Salah satu kerjasama yang intensif dilakukan adalah terkait materi
publikasi sidang kabinet dan rapat terbatas. Dengan dukungan data dan informasi dari
K/L, Sekretariat Kabinet dapat menyajikan informasi hasil sidang kabinet dan rapat
terbatas yang biasanya disampaikan oleh menteri atau kepala lembaga terkait secara
lebih cepat dan akurat. Selain itu, Sekretariat Kabinet juga memberikan suplai
informasi yang dibutuhkan oleh K/L untuk meningkatkan komunikasi publiknya terkait
dengan sidang kabinet dan rapat terbatas atau kegiatan lainnya. Hal ini dilakukan
Setkab dalam koridor pelaksanaan fungsi manajemen kabinet.
2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia
Dengan keterbatasan jumlah maupun kapasitas sumber daya manusia (SDM),
Sekretariat Kabinet terus berupaya memperoleh tambahan sumber daya dengan
mengintensifkan penerimaan pemagang yang berasal dari perguruan tinggi di tanah
air. Kehadiran pemagang ini antara lain berkontribusi dalam peningkatan intensitas
dan variasi konten. Selain itu, pemagang juga memberikan perspektif dari generasi
muda yang merupakan demografi terbesar di media sosial saat ini.
3. Meningkatkan Sarana dan Prasarana
Peningkatan sarana dan prasarana terus dilakukan secara berkala, terutama yang
berkaitan dengan kebutuhan teknologi, informasi, komunikasi (TIK) agar informasi
yang disajikan dapat lebih variatif, informatif, edukatif, cepat, akurat, dan tentu saja
berkualitas, menarik, dan mudah dipahami oleh publik. Di tahun 2021, dukungan sarana
dan prasarana yang telah diperoleh antara lain perangkat foto dan video, peralatan
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 187
livestreaming, serta perangkat komputer dan perangkat lunak untuk desain
komunikasi visual.
4. Perluasan Media Penyampaian Informasi
Sekretariat Kabinet telah berupaya memperluas media penyampaian informasi yang
selama ini lebih didominasi oleh website dan media sosial. Di tahun 2021, Sekretariat
Kabinet telah menginisiasi pengiriman newsletter kepada media dan juga perwakilan
tetap RI di luar negeri.
Gambar 3.64 Tampilan Newsletter Sekretariat Kabinet
5. Perkuat Citra Organisasi
Selain menyajikan berita/konten mengenai kegiatan dan kebijakan pemerintah secara
menyeluruh, Sekretariat Kabinet juga berupaya memperkuat citra diri (image branding)
di tengah masyarakat dengan harapan tertanam persepsi publik bahwa Sekretariat
Kabinet tidak hanya sebagai penyaji informasi seputar kabinet tapi juga merupakan
sebuah instansi pemerintah yang memiliki tugas dan fungsi serta para ahli di bidang
pemerintahan. Upaya mendongkrak citra yang telah dilakukan antara lain dengan cara
mendorong pejabat Sekretariat Kabinet untuk aktif menyampaikan informasi kepada
publik; turut andil dalam program pemerintah salah satunya dengan cara kampanye
protokol kesehatan; serta mendorong konten khusus yang menyajikan informasi
mengenai Sekretariat Kabinet baik keterlibatannya dalam perumusan kebijakan
pemerintah maupun kegiatan-kegiatan lainnya, di antaranya dengan menginisiasi
pembuatan komik dan video implementasi kebijakan.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 188
Gambar 3.65 Beragam Konten yang Disajikan untuk Diseminasi Informasi sekaligus Meningkatkan Citra Sekretariat Kabinet
Sekretariat Kabinet juga berperan dalam pengelolaan hubungan kemasyarakatan,
peliputan, pengolahan informasi, dan pemberian layanan informasi yang berkaitan dengan
kegiatan kabinet dan Sekretariat Kabinet. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun
2010, Sekretariat Kabinet berkewajiban memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada
stakeholder eksternal dan masyarakat terkait penyelenggaraan sidang kabinet/rapat
terbatas yang dipimpin Presiden, sepanjang informasi tersebut tidak dikecualikan.
Tabel 3.25 Pertumbuhan Media Daring Sekretariat Kabinet Tahun 2020-2021
Kanal Tahun 2020 Tahun 2021 Pertumbuhan
Website 11.193.589 13.005.206 16,18%
Twitter 1.101.981 1.204.061 9,26%
Facebook 393.717 418.797 6,37%
Instagram 407.806 408.624 0,20%
Youtube 26.628 34.139 28,21%
Media penyampaian informasi yang dikelola Sekretariat Kabinet guna
penyebarluasan informasi kegiatan kabinet, antara lain menggunakan website
www.setkab.go.id dan media sosial facebook, twitter, instagram, dan youtube. Pada
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 189
periode Januari s.d. Desember 2021, respon masyarakat pengguna layanan informasi
kegiatan kabinet dan Sekretariat Kabinet tersebut sangat baik dan cenderung meningkat.
Hal ini terlihat dari jumlah fans/followers/subscribers pada media sosial yang dikelola
Sekretariat Kabinet sebagaimana tabel di atas. Sedangkan periode 1 Januari s.d 31
Desember 2021, jumlah pengunjung website resmi Sekretariat Kabinet (www.setkab.go.id)
adalah sebanyak 13.005.206 pengunjung.
3.2. ANALISIS PENGGUNAAN SUMBER DAYA
Analisis terhadap penggunaan sumber daya akan dijabarkan dalam 3 bagian yaitu
analisis ketersediaan dan penggunaan anggaran, sumber daya manusia dan sarana serta
prasarana yang ketiganya merupakan faktor penting pelaksanaan kinerja.
3.2.1. REALISASI ANGGARAN
Evaluasi pelaksanaan kinerja anggaran Sekretariat Kabinet tahun 2021 telah
dilaksanakan dengan hasil alokasi serta realisasi anggaran yang dapat dilihat pada
infografis berikut ini.
Sumber: Laporan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Kinerja Anggaran Sekretariat Kabinet TA 2021
Gambar 3.66 Infografis Alokasi dan Realisasi Anggaran Tahun 2021
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 190
Sekretariat Kabinet pada awal tahun anggaran 2021 mendapatkan alokasi anggaran
sebesar Rp.339.755.142.000,-, dialokasikan untuk 2 (dua) buah program yaitu program
teknis “Penyelenggaraan Layanan kepada Presiden dan Wakil Presiden” dan program
generik “Dukungan Manajemen”. Pagu awal tersebut termasuk anggaran SKP dan SKWP
sebesar Rp.11.550.000.000,00 yang seluruhnya masuk ke program teknis.
Dalam rangka mempertimbangkan
perkembangan terkini kasus Covid-19, telah
dilakukan langkah strategis berupa
refocusing dan realokasi belanja K/L TA 2021
untuk mendanai penanganan Covid-19 dan
dampak yang ditimbulkan serta dukungan
anggaran perlindungan sosial kepada
masyarakat. Pagu alokasi anggaran
Sekretariat Kabinet dilakukan
penghematan anggaran sebanyak IV tahap
sebesar Rp.42.086.466.000,00 atau sebesar 12,4% dari pagu anggaran awal tahun. Dengan
demikian, pagu anggaran Sekretariat Kabinet yang tersisa setelah penghematan anggaran
sebesar Rp.297.668.676.000,00. Selama tahun anggaran 2021 alokasi anggaran Sekretariat
Kabinet yang terserap adalah sebesar Rp.286.644.904.219,00 atau sebesar 96,30% dari
anggaran revisi. Grafik di samping menunjukkan perbandingan serapan anggaran tahun
2021 dengan tahun sebelumnya. Tahun 2021 penyerapan anggaran Sekretariat Kabinet
lebih optimal karena penanganan Covid-19 sudah lebih baik dengan adanya vaskinasi dan
perberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat sudah lebih longgar. Sehingga kegiatan
pelaksaan tugas dan fungsi di setiap unit kerja menjadi lebih optimal. Walaupun masih
dalam masa pandemic Covid-19, di tahun 2021 Sekretariat Kabinet dapat mencapai serapan
96,30% yang menunjukkan bahwa kinerja anggaran tahun 2021 menjadi lebih baik dari tahun
2020.
Realisasi anggaran tahun 2021 dalam upaya pencapaian sasaran strategis Sekretariat
Kabinet dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Sasaran Pagu Anggaran* Realisasi* % Realisasi* % Capaian
Kinerja % Capaian Output**
Terwujudnya Rekomendasi kebijakan yang Berkualitas
Rp.12.734.354.000 Rp.11.801.260.962 92,67% 109,89% 109,35%
Tabel 3.26 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2021
92.35%
96,30%
70.00%
75.00%
80.00%
85.00%
90.00%
95.00%
100.00%
0
50,000,000,000
100,000,000,000
150,000,000,000
200,000,000,000
250,000,000,000
300,000,000,000
350,000,000,000
Tahun 2020 Tahun 2021
Pagu Anggaran Realisasi % Realisasi
Gambar 3.67 Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2020—2021
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 191
Sasaran Pagu Anggaran* Realisasi* % Realisasi* % Capaian
Kinerja % Capaian Output**
Terwujudnya hasil pengendalian penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas
Rp.2.973.819.000 Rp.2.828.568.341 95,12% 109,89% 108,10%
Terwujudnya Pengelolaan Persidangan Kabinet yang Berkualitas
Rp.4795.965.000 Rp.4.597.878.861 95,87% 97,22% 95,41%
Terwujudnya tata Kelola Pemerintahan yang Baik di Lingkungan Sekretariat Kabinet
Rp.277.164.538.000 Rp.267.417.196.055 96,48% 98,18% 82,81%
Total Rp.297.668.676.000 Rp. 286.644.904.219 96,30% 103,80% 98,92%
* Sumber data Laporan Realisasi Anggaran Belanja Tingkat KL menurut Sumber Dana/Program/Kegiatan s.d. Bulan Desember 2021 **Berdasarkan Laporan Hasil Evaluasi Pelaksaan Kinerja Anggaran Tahun 2021
Efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dalam pelaksanaan program
kegiatan untuk mencapai sasaran dapat dilihat dari pencapaian target. Efisiensi merupakan
hubungan antara output yang dihasilkan sebuah kegiatan atau aktifitas dengan sumber
daya yang digunakan. Program dan kegiatan dikatakan efisien apabila mampu
menghasilkan output tertentu dengan input serendah-rendahnya atau dengan input
tertentu mampu menghasilkan output sebesar-besarnya (spending well). Apabila rasio
capaian output lebih besar dari rasio realisasi anggaran, maka pelaksanaan output tersebut
dikatakan efisien, dan apabila sebaliknya dikatakan tidak efisien. Dari tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa capaian output melebihi capaian realisasi anggaran sehingga
penggunaan anggaran dari sisi rasio capaian output sudah efisien.
Efektivitas berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil
guna). Indikator efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dan dampak (outcome) dari
keluaran atau output program dalam mencapai tujuan program. Semakin besar kontribusi
output pada pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program, atau kegiatan.
Efektivitas diukur dengan membandingkan rasio realisasi anggaran dengan rasio capaian
outcome, semakin besar rasio capaian outcome terhadap rasio realisasi anggaran maka
program atau kegiatan tersebut semakin efektif. Namun, untuk mendapatkan gambaran
efisiensi dan efektivitas yang lebih baik perlu mengkaji penyebab anomali dari capaian
output, serta penyempurnaan pengukuran outcome.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 192
3.2.2. SUMBER DAYA MANUSIA
Berdasarkan data kepegawaian per 31 Desember 2021, Sekretariat Kabinet
didukung oleh 561 orang Sumber Daya Manusia (SDM). Jika dibandingkan dengan data
pada bulan Desember tahun 2020, yaitu 509 orang maka terdapat kenaikan jumlah pegawai
sebanyak 62 orang. Kenaikan signifikan terjadi seiring penerimaan Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS) sebanyak 60 CPNS yang telah dilakukan pengangkatan menjadi Pegawai
Negeri Sipil (PNS) per tanggal 1 Desember 2021. Berikut ini gambaran perbandingan
komposisi SDM Sekretariat Kabinet per 31 Desember 2021 dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
Dari gambar di atas dapat terlihat jika dibandingkan dengan data tahun sebelumnya
terdapat kenaikan pegawai yang memperoleh jenjang pendidikan S3 sebanyak 1 orang. Pada tahun
2021 posisi Eselon II dan Eselon III terisi penuh, sedangkan Eselon IV yang belum terisi sebanyak 21
jabatan.
Gambar 3.69 Perbandingan Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2020—2021
Gambar 3.68 Perbandingan Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan Tahun 2020—2021
Gambar 3.70 Perbandingan Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Tahun 2020—2021
0
100
200
300
400
SD SMP SMA D3 D4 S1 S2 S3
124 16 4
283
173
81 12 17
351
172
8
Pegawai Berdasarkan Pendidikan
2020
20210
100
200
300
LAKI-LAKI PEREMPUAN
275234
294 267
Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
2020 2021
0
20
40
60
80
100
120
140
IV/e
IV/d
IV/c
IV/b
IV/a
III/
d
III/
c
III/
b
III/
a
CP
NS
(III
/a)
II/d II/c
II/b II/a
TNI/
Po
lri
NO
N P
NS
816
8
47 45
77
98
43
132
014
3 0 012
59 15 12
4556
8592
41
139
60
7 1 0 015
137
Pegawai Berdasarkan Golongan
2020 2021
0
50
100
150
200
Seta
ra M
ente
ri Ia Ib IIa
IIIa
IVa
PEL
AK
SAN
A
CP
NS
FUN
GSI
ON
AL
7 927
84
170 183
020
27 927
86
176 170
6026
Pegawai Berdasarkan Eselon
Gambar 3.71 Perbandingan Jumlah Pegawai Berdasarkan Eselon Tahun 2020—2021
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 193
Sekretariat Kabinet berupaya memperbaiki kualitas SDM dengan memberikan
beasiswa dalam negeri dan juga mendorong pegawai untuk memperoleh beasiswa luar
negeri. Kualitas SDM merupakan faktor terpenting dalam pemberian pelayanan publik
yang prima oleh karena itu SDM perlu dibekali dengan kompetensi baik teknis (hard skills)
maupun non-teknis (soft skills). Program pendidikan dan pelatihan yang telah dilaksanakan
selama tahun 2021 dapat dilihat pada Lampiran 4.
Selain dari sisi kualitas, dari sisi kuantitas SDM dilakukan pemetaan kebutuhan
pegawai di setiap unit kerja untuk menganalisis kesesuaian kompetensi dan jumlah SDM
yang dibutuhkan. Pengisian Eselon II dilaksanakan dengan pengadaan seleksi terbuka, hal
ini membuktikan komitmen Sekretariat Kabinet untuk menempatkan orang terbaik dan
kompeten. Ke depan Sekretariat Kabinet perlu menerapkan sistem merit dalam pembinaan
Pegawai ASN, dengan melaksanakan perencanaan suksesi atau succession planning melalui
sistem merit maka suatu K/L dapat dikecualikan dari proses seleksi terbuka dalam pengisian
JPT.
Pelaksanaan sistem merit juga akan mempermudah K/L dalam mengaitkan capaian
kinerja dengan reward dan punishment, penilaian kinerja dapat dilakukan lebih objektif dan
memotivasi pegawai untuk meningkatkan kinerja.
3.2.3. SARANA PRASARANA
Sarana dan prasarana penunjang pekerjaan dapat dianalisis berdasarkan data
kuantitas aset Sekretariat Kabinet, khususnya jumlah komputer serta peralatan
penunjangnya. Berdasarkan data jumlah asset Sekretariat per 31 Desember 2021, jumlah
aset komputer adalah 665 unit. Dari jumlah tersebut, sebanyak 637 unit dalam kondisi baik
sedangkan 28 unit kondisinya rusak berat. Barang dalam kondisi rusak berat telah dilakukan
penjualan secara lelang pada tanggal 29 Desember 2021 melalui Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang Jakarta II Kementerian Keuangan, yang proses penghapusan
BMNnya dilakukan di tahun 2022. Kategori aset komputer di dalamnya antara lain 23 modul
penambahan core switch, 51 unit Notebook, dan 18 unit Tablet PC. Jumlah Laptop di tahun
2021 mengalami peningkatan sebanyak 32 unit, dari 85 unit menjadi 117 unit (kondisi baik),
guna menunjang kinerja flalxible place yang dapat digunakan di manapun. Untuk lebih
lengkapnya data jumlah aset komputer beserta peralatan pendukungnya dapat dilihat
pada Lampiran 6. Jika dibandingkan dengan jumlah pegawai Sekretariat Kabinet maka
dapat disimpulkan seluruh pegawai telah mendapat sarana pendukung kerja berupa
komputer/laptop.
Selain itu, pada tahun 2021 telah dilakukan penataan ulang ruang kerja di lantai 1 dan
lantai basement. Penataan ulang ruang kerja ini seiring dengan penambahan unit kerja baru
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 194
dan adanya penerimaan CPNS baru. Tata ruang kantor merupakan cara pengaturan semua
sarana dan prasarana yang dimiliki kantor di dalam ruangan yang tersedia agar dapat
digunakan dengan maksimal oleh pegawai. Tata ruang kantor harus diatur dengan sebaik
mungkin berdasarkan prinsip penataan layout yang efektif sesuai dengan kebutuhan
pegawai. Renovasi terhadap tata ruang kantor Sekretariat Kabinet merupakan arahan
Sekretaris Kabinet yang bertujuan untuk menciptakan atmosfer yang lebih terbuka guna
meningkatkan kinerja pegawai.
Gambar 3.73 Renovasi Tahun 2021
Lantai 1 Sayap Kanan
Gambar 3.74 Renovasi Tahun 2021 Lantai Basement
Gambar 3.72 Renovasi Tahun 2021 Lantai 1 Sayap Kiri
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 195
Kinerja pegawai dapat dipengaruhi oleh faktor sistem penataan tata ruang kantor
tempat mereka bekerja, kantor dapat membuat para pegawai nyaman dengan tata ruang
kantor yang mereka tempati setiap hari atau justru sebaliknya pegawai merasa sesak dan
bosan dengan tata ruang di kantor. Selain itu, motivasi kerja melalui intensitas interaksi
yang diberikan oleh pimpinan akan mempengaruhi kemampuan pegawai dalam mencapai
hasil kerja yang maksimal. Untuk itu diharapkan tata ruang yang baru akan lebih
memudahkan interaksi setiap pegawai dan interaksi dengan pimpinan. Penataan ruang
kerja di tahun 2021 adalah lantai basement dan lantai 1 yang ditempati Kedeputian Bidang
Administrasi dan beberapa unit kerja yang berada di bawahnya.
Menghadapi pandem Covid-19 dan guna mendukung pencegahan sebaran Covid-19,
Sekretariat Kabinet telah menerapkan mekanisme kerja dengan diberlakukannya sistem
kerja Work From Home (WFH) dan Work From Office (WFO) secara bergantian dan simultan
untuk seluruh pegawai Sekretariat Kabinet. Pelaksanaan pelayanan dilakukan dengan
memanfaatkan teknologi berbasis internet. Penyiapan rekomendasi yang didukung melalui
kegiatan pengawasan, pemantauan, dan pengamatan langsung ke daerah tidak dapat
berjalan sesuai rencana karena berisiko terpapar virus Covid-19. Upaya yang dilakukan
Sekretariat Kabinet adalah mengoptimalkan pencarian data dan informasi melalui media
elektronik dan berkoordinasi dengan K/L terkait melalu media daring, menjalin koordinasi
secara informal dan menjaga hubungan baik dengan penyedia data serta melakukan
koordinasi secara regular tidak hanya pada saat membutuhkan data, menjalin jejaring yang
lebih luas tidak hanya mitra kerja (counterpart) tetapi juga dengan K/L yang memiliki
rumpun tugas yang sama dengan bidang yang ditangani oleh unit kerja.
Guna menunjang implementasi sistem kerja baru, maka Sekretariat Kabinet
melakukan pengadaan renovasi ruang kerja dan pembelian Barang Milik Negara (BMN)
selama tahun 2021, dengan rincian sebagai berikut:
1. Pengadaan renovasi ruangan kerja Lantai Basement dan Lantai I Gedung III. Seluruh
ruang kerja direnovasi dengan merubah konsep ruangan menjadi open space dan untuk
Lantai Basement terdapat void di setiap sudut-sudut ruangan untuk memperoleh
cahaya dari luar. Selain itu terdapat pengadaan penggantian meubelair seluruh ruangan
kerja yang dilakukan renovasi tersebut.
2. Pembelian berlangganan lisensi aplikasi video conference meeting zoom yaitu Zoom
Business yang dapat mengakomodir partisipasi rapat sebayak 300 orang.
3. Pembelian display ice board/papan tulis interaktif beserta webcam sebanyak 5 unit
untuk menunjang pelaksanaan meeting video conference virtual.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 196
4. Pembelian BMN berupa peralatan dan mesin untuk menunjang kegiatan dukungan
kerja kabinet. Adapun pembelian barang tersebut antara lain:
a. Alat Pengolah Data antara lain berupa Laptop, printer, scanner, external harddisk,
dan digital voice recorderbagainya dengan untuk mendukung kegiatan
penyelenggaraan persidangan dan pelaporan persidangan;
b. Kamera digital beserta kelengkapan pendukungnya seperti tripod, clip on nirkabel,
microphone nirkabel, memory card dan lain sebagainya untuk mendukung kegiatan
pelaporan persidangan dan peliputan persidangan;
c. Laptop yang dilengkapi dengan software SDL Trados untuk mendukung tugas
pejabat fungsional penerjemahaan.
5. Pembelian BMN berupa Peralatan dan Mesin untuk mendukung kegiatan pembinaan
pejabat fungsional penerjemah. Adapun pembelian barang tersebut antara lain berupa
Laptop, Scanner, Kamera Video, Tripod, Teleprompter, dan alat pendukung lainnya.
6. Pembelian alat pendukung rapat secara offline antara lain berupa webcam, mic meja
rapat, power amplifier, dan sound system.
7. Pembelian PC sebanyak 115 unit untuk mengganti komputer sewa sebanyak 75 unit dan
penyediaan untuk CPNS sebanyak 60 unit. Komputer tersebut sudah memiliki kamera
sehingga tidak memerlukan tambahan webcam.
8. Pembelian alat kantor lainnya seperti dispenser, televisi, kulkas dan lain sebagainya
untuk mendukung sarana prasarana yang diperlukan di setiap unit kerja.
9. Pembelian alat pendukung penanganan Covid-19 antara lain berupa UV Sterilizer,
tabung oksigen, alat pengukur suhu tubuh, dan lain sebagainya.
Guna menunjang pelaksanaan Work From Home (WFH) agar tugas dan fungsi
berjalan dengan efisien dan efektif, Sekretariat Kabinet juga memfasilitasi peminjaman Alat
Pengolah Data berupa Laptop atau PC bagi pejabat/pegawai yang melaksanakan WFH.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB IV PENUTUP 197
Capaian kinerja Sekretariat Kabinet pada tahun 2021 sebesar 103,80% masuk dalam
kategori “Memuaskan”, dengan rincian IKU sasaran pertama memperoleh capaian
109,89%, IKU sasaran kedua memperoleh capaian 109,89%, IKU sasaran ketiga sebesar
97,22%, dan IKU sasaran keempat sebesar 98,18%. Capaian tersebut merupakan hasil rata-
rata capaian seluruh IKU Sekretariat Kabinet yang telah diperjanjikan dalam Perjanjian
Kinerja awal tahun 2021.
Dalam mengatasi kendala yang terjadi sepanjang tahun 2021, Sekretariat Kabinet
selalu mengedepankan kerjasama yang baik antar seluruh unit kerja di lingkungan
Sekretariat Kabinet. Sekretariat Kabinet terus berupaya melakukan perbaikan dalam
pelaksanaan setiap kegiatan. Untuk itu Sekretariat Kabinet telah melakukan identifikasi
langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan ke depan melalui hasil pemetaan risiko
setiap unit kerja di lingkungan Sekretariat Kabinet, yang digunakan sebagai panduan bagi
Sekretariat Kabinet untuk meminimalisir risiko yang dapat menghambat kinerja organisasi,
dan mengoptimalkan seluruh pelayanan yang diberikan Sekretariat Kabinet kepada
stakeholders.
Pada tahun 2021, Sekretariat Kabinet senantiasa meningkatkan akuntabilitas kinerja
dengan berupaya memenuhi dan menjalankan seluruh rekomendasi yang diberikan oleh
Kementerian PANRB melalui Surat Menteri PANRB nomor: B/83/M.AA.05/2020 tentang
Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020. Rekomendasi
yang diberikan Kementerian PANRB serta upaya tindak lanjut yang telah dilaksanakan,
antara lain:
1. Memastikan bahwa Unit Kerja menyusun Renstra yang berorientasi hasil dan mengacu
pada Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2020—2024.
Terhadap rekomendasi ini Satuan Organisasi Eselon I dan Unit Kerja Eselon II telah
menyusun Renstra dengan mengacu kepada Renstra Sekretariat Kabinet Tahun
2020—2024 yang ditetapkan dengan Perseskab Nomor 4 Tahun 2021.
2. Menyempurnakan IKU serta rumusannya, dan proses penjenjangan kinerja untuk
dijadikan dasar dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi program/kegiatan,
perbaikan struktur organisasi agar berbasis kinerja, optimalisasi proses bisnis kinerja
PENUTUP
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB IV PENUTUP 198
utama organisasi, dan mengimplementasikan hasil proses penjenjangan ke dalam
dokumen PK dan SKP, serta menyempurnakan pohon kinerja yang telah disusun.
Sekretariat Kabinet telah melakukan reviu terhadap IKU dan pembahasan cascading
IKU dari level K/L s.d Unit Kerja Eselon II dilakukan berbarengan dengan proses
penyusunan perencanaan anggaran sesuai RSPP yang didampingi oleh DJA dan
Bappenas. Sedangkan cascading kinerja dari eselon II s.d. staf juga telah dilakukan
pembahasan bersama Deputi Bidang Administrasi c.q. Biro Akuntabilitas Kinerja dan
Reformasi Birokrasi dengan PIC Manajemen Kinerja pada Unit Kerja.
Dalam proses penyusunan perencanaan anggaran sesuai RSPP cascading indikator
kinerja dilakukan peningkatan level pencapaian di unit organisasi dan unit kerja,
sebagai contoh terkait sasaran pertama dan kedua pemberian rekomendasi,
indikator kinerja di level K/L mengukur kebermanfaatan dari suatu rekomendasi,
outcome K/L tercapai jika rekomendasi yang disampaikan kepada stakeholders
dimanfaatkan atau ditindaklanjuti, jika sebelumnya di tingkat Eselon I menggunakan
ukuran outcome berupa rekomendasi yang disetujui Sekretaris Kabinet untuk
disampaikan kepada stakeholders, pada dokumen IKU yang baru sudah diubah
menjadi ukuran pemanfatan rekomendasi yang disampaikan kepada stakeholders
sesuai bidangnya masing-masing. Sehingga metode cascading yang digunakan di
level Eselon I pada informasi kinerja tahun 2021 telah menggunakan metode direct
cascading lingkup dipersempit, rata-rata capaian Eselon I akan menjadi capaian
Sekretariat Kabinet. Selanjutnya pada Eselon II yang sebelumnya outcome diukur
berdasarkan rekomendasi yang disetujui Deputi (Eselon I) untuk disampaikan kepada
Sekretaris Kabinet, pada dokumen IKU yang baru dan pada PK Perubahan Tahun
2020 telah diubah outcome-nya menjadi rekomendasi yang disetujui Sekretaris
Kabinet untuk disampaikan kepada stakeholders. Ukuran kinerja pada Eselon II
ditingkatkan outcome-nya menjadi yang benar-benar disampaikan Sekretariat
Kabinet kepada stakeholders, yang pada indikator kinerja sebelumnya diukur di level
Eselon I.
Dengan terbitnya Peraturan Menteri PANRB Nomor 8 Tahun 2021 tentang Sistem
Manajemen Kinerja PNS yang wajib diterapkan per 1 Juli 2021, Sekretariat Kabinet
telah melakukan sosialisasi terkait ketentuan baru dimaksud, melakukan penyusunan
dan penetapan SKP baru, melakukan sosialisasi penggunaan aplikasi toolkit penilaian
kinerja PNS Tahun 2021 yang telah dibangun oleh BKN, serta dalam proses
penyempurnaan pohon kinerja.
3. Memastikan kesesuaian target per individu agar sesuai dan mengacu pada kinerja di
atasnya, yang merupakan bentuk tahapan dalam upaya mencapai kinerja di atasnya.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB IV PENUTUP 199
Implikasi dari terbitnya PermenPANRB Nomor 8 Tahun 2021 adalah pembenahan
indikator kinerja individu, walaupun sejak tahun 2019 Sekretariat Kabinet telah
menerapkan KTJ yang berbasis kinerja dalam SKP, namun format SKP yang baru akan
lebih memudahkan untuk memastikan kesesuaian target individu untuk menopang
kinerja di atasnya, serta didorong dengan adanya dialog kinerja dan adanya matriks
peran hasil.
4. Menyusun rencana aksi yang lebih spesifik dan detail, bukan hanya sebatas nama
kegiatan dan anggaran, namun juga bisa menggambarkan tahapan-tahapan maupun
strategi yang harus dilakukan dalam upaya mencapai target kinerja dalam PK.
Seiring dengan penerapan PermenPANRB Nomor 8 Tahun 2021 yang menuntut
target kinerja dalam IKU perlu diperjelas dengan rencana aksi yang akan
dilaksanakan dalam rangka pencapaian target IKU, proses pembenahan rencana aksi
telah dilaksanakan melalui pembahasan dan asistensi dari narasumber Kementerian
PANRB sehingga kegiatan-kegiatan yang akan direncanakan mengacu kepada
strategi rencana aksi. Selain itu, IKU yang ukurannya didapat hanya 1 kali seperti
Indeks RB ataupun survei akan dapat dipantau capaian rencana aksi yang
mendukung tercapainya IKU tersebut. Rencana aksi untuk tahun 2022 telah disusun
lebih spesifik dan detail, yang di dalamnya telah mencakup aktivitas untuk mencapai
target kinerja, baik yang menggunakan anggaran maupun yang tidak menggunakan
anggaran.
5. Memaksimalkan pemanfaatan aplikasi yang telah ada dengan lebih optimal, sehingga
nantinya akan memudahkan manajemen kinerja setiap individu, dan akan dapat
dijadikan dasar pemberian rewards and pusnishment. Hal ini diharapkan akan dapat
menumbuhkan semakin menumbuhkan budaya kinerja di Sekretariat Kabinet sampai ke
level individu.
Pada awal tahun 2021 terdapat kendala dalam penarikan data dari Sistem Informasi
Keuangan (SISKA) ke SIKT tidak dapat dilakukan, sehingga monitoring pagu dan
realisasinya dalam SIKT belum dapat dilakukan, namun hal tersebut sedang
diupayakan Pusdatin untuk diperbaiki. Sedangkan monitoring pencapaian PK secara
triwulanan tetap dilaksanakan dan data dukung capaian juga harus diunggah, setiap
Pegawai sudah memiliki user dan password yang sama dengan user SIMPEG (Sistem
Informasi Kepegawaian). Penyempurnaan terhadap SIKT guna memaksimalkan
fungsi monitoring dan evaluasi sedang dalam proses.
6. Meningkatkan kualitas hasil evaluasi internal dengan menjaga kualitas evaluator. Harus
dilakukan peningkatan kualitas evaluator secara terus-menerus sehingga akan tercipta
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB IV PENUTUP 200
pemahaman yang sama antar evaluator dan mampu memberikan rekomendasi yang
berkualitas dalam rangka peningkatan manajemen kinerja di Sekretariat Kabinet.
Selama tahun 2021, Auditor telah ikut serta dalam pendidikan dan pelatihan guna
meningkatkan kualitas evaluator.
7. Melakukan reviu atas efektivitas dan efisiensi rumusan program serta kegiatan yang
selama ini sudah ada, dengan cara lebih memfokuskan kepada hasil yang diharapkan.
Hasil reviu ini harus dapat memastikan bahwa anggaran memang dialokasikan hanya
untuk pencapaian sasaran strategis pembangunan.
Pembenahan terhadap perencanaan anggaran berbasis kinerja senantiasa dilakukan,
perencanaan output yang akan dihasilkan semakin diperjelas, fokus terhadap isu
yang akan ditangani oleh kedeputian substansi, sehingga anomali terhadap capaian
output dapat diatasi. Efisiensi dapat diidentifikasi dan kegiatan bisa lebih terarah
kepada sasaran yang ingin dicapai. Pembenahan ini paralel dengan pembenahan
rencana aksi, dalam hal ini unit kerja harus menentukan strategi apa yang
dilaksanakan untuk mencapai target yang telah ditetapkan kemudian strategi
tersebut dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan. Unit kerja juga dituntut
untuk dapat melihat dari berbagai sudut pandang, sehingga dapat berinovasi dalam
penentuan kegiatan yang akan ditargetkan untuk dicapai.
Disamping itu, pengelolaan manajemen kabinet perlu memadukan beberapa
elemen terkait sistem database, sistem pemantauan, dan sistem pelaporannya. Sejalan
dengan saran penyempurnaan AoI dari Kementerian PANRB Sekretariat Kabinet secara
berkelanjutan melakukan penguatan SPBE melalui penyempurnaan sistem informasi yang
telah diimplementasikan selama ini dan membangun sistem informasi yang mendukung
tugas dan fungsi baru.
Melalui penyempurnaan sistem informasi tersebut, diharapkan dapat mendukung
upaya reformasi proses kerja internal Sekretariat Kabinet melalui efisiensi, dan
memperkuat fungsi organisasi dalam memberikan dukungan manajemen kabinet kepada
Presiden dan Wakil Presiden dalam penyelenggaraan pemerintahan sebagaimana
diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2020 tentang Sekretariat
Kabinet.
Pada sisi lain, dampak dari pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini, menyebabkan
banyak perubahan, baik dari sisi tatanan kerja maupun anggaran. Paradigma tatanan kerja
menjadi lebih efektif dan efisien, terlihat dari percepatan penerapan SPBE yang telah
menjadi kebutuhan pada semua level birokrasi, sebagai konsekuensi praktik bekerja dari
rumah atau work from home. Rapat-rapat koordinasi juga diselenggarakan menggunakan
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB IV PENUTUP 201
teknologi digital melalui video conference sehingga lebih efektif dan efisien dari sisi waktu
dan biaya.
Tantangan Sekretariat Kabinet ke depan adalah memperkuat sumber daya manusia
yang kompeten, dapat berinovasi, dan beradaptasi dalam memanfaatkan teknologi digital
dalam berkinerja, sehingga dapat memberikan outcome yang bermanfaat bagi Sekretariat
Kabinet dalam memberikan dukungan manajemen kabinet kepada Presiden dan Wakil
Presiden dalam penyelenggaraan pemerintahan. Keterlibatan dalam berbagai
pembahasan kebijakan dan program pemerintah yang diselenggarakan dalam sidang
kabinet, rapat koordinasi antar kementerian dan lembaga, sosialisasi, seminar, workshop,
dan koordinasi dengan instansi pemerintah daerah terkait suatu kebijakan dan program
pemerintah terus ditingkatkan.
Komitmen untuk menindaklanjuti rekomendasi hasil evaluasi yang dilakukan pihak
eksternal dalam kerangka komponen pengungkit dan hasil pelaksanaan RB senantiasa
dilaksanakan, salah satunya pengajuan lokus baru pelayanan publik yakni unit kerja Asisten
Deputi Bidang Hubungan Masyarakat dan Protokol. Hasil evaluasi tahun 2020 yang
diserahkan pada bulan Maret 2021 Sekretariat Kabinet berhasil meraih dua penghargaan
sekaligus yaitu penghargaan sebagai Unit Penyelenggara Pelayanan Publik Kategori
Pelayanan Prima atau Predikat A, dengan lokus pelayanan Asisten Deputi Bidang
Penyelenggaraan Persidangan, Kedeputian Bidang Dukungan Kerja Kabinet serta
penghargaan Pembina Pelayanan Publik Kategori Pelayanan Prima atau Predikat A yang
diberikan kepada Sekretaris Kabinet.
LAMPIRAN 2
MATRIKS CAPAIAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
Sasaran Indikator Kinerja Kinerja Anggaran
Target Realisasi Capaian Pagu Realisasi %
Terwujudnya rekomendasi kebijakan pemerintah yang berkualitas
Persentase Rekomendasi atas Rencana dan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Dimanfaatkan 91% 100% 109.89%
Rp.12.734.354.000 Rp. 11.801.260.962 92,67% Persentase rekomendasi atas rencana kebijakan kementerian/lembaga dalam bentuk peraturan menteri/kepala lembaga yang perlu mendapatkan persetujuan Presiden yang ditindaklanjuti
91% 100% 109.89%
Terwujudnya hasil pengendalian penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas
Persentase alternatif penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang mengalami hambatan yang ditindaklanjuti
91% 100% 109.89%
Rp.2.973.819.000 Rp. 2.828.568.341
95, 12%
Persentase hasil pemantauan, evaluasi, dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang ditindaklanjuti
91% 100% 109.89%
Terwujudnya penyelenggaraan dukungan kerja kabinet yang berkualitas
Persentase tingkat kepuasan pengelolaan sidang kabinet, rapat, atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
91% 85.93% 94.43% Rp.4. 795.965.000 Rp. 4.597.878.861 95,87%
Persentase naskah kepresidenan yang dimanfaatkan 100% 100% 100%
Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Sekretariat Kabinet
Persentase tingkat kepuasan atas pelayanan penyelesaian administrasi terkait pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya hasil sidang Tim Penilai Akhir
92% N/A N/A
Rp.277.164.538.000 Rp.267.417.196.055
96, 48% Persentase tingkat kepuasan pada layanan pembinaan jabatan fungsional penerjemah 90% 88.93% 98.81%
Indeks Reformasi Birokrasi A(81,40) 82.18 100.95%
Opini Badan Pemeriksa Keuangan terhadap Laporan Keuangan
WTP WTP 100%
Persentase tingkat kepuasan penyebarluasan informasi terkait kegiatan kabinet 91% 84.58% 92.95%
LAMPIRAN 3
PENYERAPAN ANGGARAN SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
Sekretariat Kabinet (B.A. 114) pada Tahun Anggaran 2021 memperoleh alokasi anggaran
sebesar Rp339.755.142.000,-. Selama Tahun Anggaran 2021 untuk penanganan pandemi
covid-19 sudah dilakukan 4 kali refocusing sebesar Rp42.086.466.000,- sehingga alokasi
anggaran tersisa setelah revisi refocusing anggaran sebesar Rp297.668.676.000,-.
UNIT KERJA Pagu Awal PAGU ANGGARAN REALISASI PERSEN
PENYERAPAN
Deputi Bidang Politik, Hukum Dan Keamanan
Rp 4,100,000,000 Rp 2,247,023,000 Rp 2,226,642,311 99.09%
Asisten Deputi Bidang Pemerintahan Dalam Negeri
Rp 900,000,000 Rp 479,040,000 Rp 478,060,401 99.80%
Asisten Deputi Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Aparatur Negara
Rp 900,000,000 Rp 498,914,000 Rp 489,573,477 98.13%
Asisten Deputi Bidang Hubungan Internasional
Rp 900,000,000 Rp 480,369,000 Rp 471,595,993 98.17%
Asisten Deputi Bidang Pertahanan, Keamanan, Komunikasi, dan Informatika
Rp 900,000,000 Rp 516,953,000 Rp 516,557,555 99.92%
FO Polhukam Rp 500,000,000 Rp 271,747,000 Rp 270,854,885 99.67%
Deputi Bidang Perekonomian Rp 4,100,000,000 Rp 2,651,569,000 Rp 2,641,509,204 99.62%
Asisten Deputi Bidang Ekonomi Makro, Perencanaan Pembangunan, dan Pengembangan Iklim Usaha
Rp 900,000,000 Rp 562,260,000 Rp 554,375,825 98.60%
Asisten Deputi Bidang Perdagangan, Perindustrian, dan Ketenagakerjaan
Rp 900,000,000 Rp 583,745,000 Rp 583,087,102 99.89%
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Usaha dan Wilayah
Rp 900,000,000 Rp 618,764,000 Rp 618,065,523 99.89%
Asisten Deputi Bidang Pertanian, Ketahanan Pangan, Riset, dan Teknologi
Rp 900,000,000 Rp 654,976,000 Rp 654,801,582 99.97%
FO Perekonomian Rp 500,000,000 Rp 231,824,000 Rp 231,179,172 99.72%
Deputi bidang Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan
Rp 3,900,000,000 Rp 2,126,546,000 Rp 1,895,167,294 89.12%
UNIT KERJA Pagu Awal PAGU ANGGARAN REALISASI PERSEN
PENYERAPAN
Asisten Deputi Bidang Agama, Kesehatan, Pemuda, dan Olahraga
Rp 850,000,000 Rp 455,977,000 Rp 423,850,029 92.95%
Asisten Deputi Bidang Pendidikan dan Kebudayaan
Rp 1,104,714,000 Rp 610,252,000 Rp 528,108,983 86.54%
Asisten Deputi Bidang Sosial, Kebencanaan, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak
Rp 850,000,000 Rp 473,454,000 Rp 445,062,233 94.00%
Asisten Deputi Bidang Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Rp 850,000,000 Rp 459,657,000 Rp 414,767,049 90.23%
FO PMK Rp 245,286,000 Rp 127,206,000 Rp 83,379,000 65.55%
Deputi Bidang Kemaritiman Dan Investasi
Rp 4,100,000,000 Rp 2,595,235,000 Rp 2,490,606,561 95.97%
Asisten Deputi Bidang Kelautan, Perikanan, dan Kehutanan
Rp 800,000,000 Rp 506,232,000 Rp 496,430,221 98.06%
Asisten Deputi Bidang Sumber Daya Mineral dan Lingkungan Hidup
Rp 798,894,000 Rp 481,774,000 Rp 450,321,051 93.47%
Asisten Deputi Bidang Perhubungan dan Pekerjaan Umum
Rp 800,000,000 Rp 552,953,000 Rp 547,388,772 98.99%
Asisten Deputi Bidang Penanaman Modal dan Kepariwisataan
Rp 800,000,000 Rp 501,082,000 Rp 490,773,740 97.94%
FO Marinves Rp 901,106,000 Rp 553,194,000 Rp 505,692,777 91.41%
Deputi Bidang Dukungan Kerja Kabinet
Rp 10,991,050,000 Rp
7,024,420,000 Rp 6,741,006,785 95.97%
Asisten Deputi Bidang Penyelenggaraan Persidangan
Rp 4,467,300,000 Rp 3,050,544,000 Rp 2,870,983,046 94.11%
Asisten Deputi Bidang Pelaporan Persidangan
Rp 1,984,948,000 Rp 1,243,976,000 Rp 1,233,783,715 99.18%
FO DKK Rp 947,552,000 Rp 549,068,000 Rp 523,580,895 95.36%
Asisten Deputi Bidang Hubungan Kemasyarakatan dan Protokol
Rp 2,762,500,000 Rp 1,679,387,000 Rp 1,619,547,029 96.44%
Asisten Deputi Bidang Naskah dan Penerjemahan
Rp 828,750,000 Rp 501,445,000 Rp 493,112,100 98.34%
Deputi Bidang Administrasi Rp 292,298,463,000 Rp
266,448,428,000 Rp 257,271,641,936 96.56%
Biro Perencanaan dan Keuangan Rp 1,814,741,000 Rp 924,650,000 Rp 781,149,968 84.48%
UNIT KERJA Pagu Awal PAGU ANGGARAN REALISASI PERSEN
PENYERAPAN
Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Tata Laksana
Rp 197,012,445,000 Rp 174,398,177,000 Rp 172,985,641,340 99.19%
Biro Umum Rp 87,031,477,000 Rp 86,203,118,000 Rp 79,996,578,306 92.80%
Biro Akuntabilitas Kinerja dan Reformasi Birokrasi
Rp 3,399,800,000 Rp 2,726,333,000 Rp 1,808,786,477 66.35%
Dana Operasional Seskab Rp 1,440,000,000 Rp 1,440,000,000 Rp 1,440,000,000 100.00%
Staf Ahli Sekretariat Kabinet dan Staf Khusus Sekretaris Kabinet
Rp 1,600,000,000 Rp 756,150,000 Rp 259,485,845 34.32%
Pusat Data dan Teknologi Informasi
Rp 5,775,750,000 Rp 5,575,750,000 Rp 5,290,670,642 94.89%
Inspektorat Rp 887,000,000 Rp 452,123,000 Rp 415,735,675 91.95%
Pusat Pembinaan Penerjemah Rp 2,052,879,000 Rp 1,275,811,000 Rp 1,204,914,044 94.44%
Staf Khusus Presiden Rp 9,000,000,000 Rp 5,801,606,000 Rp 5,162,897,141 88.99%
Staf Khusus Wakil Presiden Rp 2,550,000,000 Rp 1,470,165,000 Rp 1,304,112,626 88.71%
TOTAL Rp 339,755,142,000 Rp 297,668,676,000 Rp 286,644,904,219 96.30%
Sumber data Laporan Realiasi Anggaran Belanja Tingkat KL menurut Sumber Dana/Program/Kegiatan s.d. 31 Desember 2021.
Rincian anggaran per sasaran dalam Perjanjian Kinerja Sekretariat Kabinet Tahun 2021:
SASARAN UNIT KERJA
PAGU AWAL PAGU ANGGARAN
SETELAH REVISI REALISASI
PERSEN PENYERAPAN
Penyelenggaraan Layanan kepada Presiden dan Wakil Presiden
Rp 37,451,201,000 Rp 23,293,346,000 Rp 21,699,915,507 93.16%
Program Dukungan Manajemen
Rp 302,303,941,000 Rp274,375,330,000 Rp264,944,988,712 96.56%
Terwujudnya rekomendasi kebijakan pemerintah yang berkualitas
Rp 19,927,046,000 Rp 12,734,354,000 Rp 11,801,260,962 92.67%
Deputi Bidang Politik, Hukum Dan Keamanan
Rp 2,150,192,000 Rp 1,290,161,000 Rp 1,282,399,951 99.40%
Deputi Bidang Perekonomian Rp 2,159,793,000 Rp 1,598,687,000 Rp 1,593,723,272 99.69%
Deputi bidang Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan
Rp 1,975,494,000 Rp 1,119,171,000 Rp 1,032,561,308 92.26%
Deputi Bidang Kemaritiman Dan Investasi
Rp 2,091,567,000 Rp 1,454,564,000 Rp 1,425,566,664 98.01%
Staf Khusus Presiden Rp 9,000,000,000
Rp 5,801,606,000 Rp 5,162,897,141 88.99%
Staf Khusus Wakil Presiden Rp 2,550,000,000 Rp 1,470,165,000 Rp 1,304,112,626 88.71%
Terwujudnya hasil pengendalian penyelenggaraan
Rp 5,676,562,000 Rp 2,973,819,000 Rp 2,828,568,341 95.12%
SASARAN UNIT KERJA
PAGU AWAL PAGU ANGGARAN
SETELAH REVISI REALISASI
PERSEN PENYERAPAN
pemerintahan yang berkualitas
Deputi Bidang Politik, Hukum Dan Keamanan
Rp 1,449,808,000 Rp 685,115,000 Rp 673,387,475 98.29%
Deputi Bidang Perekonomian Rp 1,440,207,000 Rp 821,058,000 Rp 816,606,760 99.46%
Deputi bidang Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan
Rp 1,679,220,000 Rp 880,169,000 Rp 779,226,986 88.53%
Deputi Bidang Kemaritiman Dan Investasi
Rp 1,107,327,000 Rp 587,477,000 Rp 559,347,120 95.21%
Terwujudnya penyelenggaraan dukungan kerja kabinet yang berkualitas
Rp 7,280,998,000
Rp 4,795,965,000 Rp 4,597,878,861 95.87%
Asisten Deputi Bidang Penyelenggaraan Persidangan
Rp 4,467,300,000
Rp 3,050,544,000
Rp 2,870,983,046 94.11%
Asisten Deputi Bidang Pelaporan Persidangan
Rp 1,984,948,000 Rp 1,243,976,000 Rp 1,233,783,715 99.18%
Asisten Deputi Bidang Naskah dan Penerjemahan
Rp 828,750,000 Rp 501,445,000 Rp 493,112,100 98.34%
Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Sekretariat Kabinet
Rp 306,870,536,000 Rp277,164,538,000 Rp267,417,196,055 96.48%
Biro Perencanaan dan Keuangan
Rp 1,814,741,000 Rp 924,650,000 Rp 781,149,968 84.48%
Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Tata Laksana
Rp 194,379,600,000 Rp172,791,133,000 Rp171,652,183,410 99.34%
Rancangan Keputusan Presiden terkait pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan Tinggi Madya K/L, dan pemerintah provinsi hasil sidang Tim Penilai Akhir
Rp 2,632,845,000 Rp 1,607,044,000 Rp 1,333,457,930 82.98%
Biro Umum Rp 87,031,477,000 Rp 86,203,118,000 Rp 79,996,578,306 92.80%
Biro Akuntabilitas Kinerja dan Reformasi Birokrasi
Rp 3,399,800,000
Rp 2,726,333,000 Rp 1,808,786,477 66.35%
Pusat Data dan Teknologi Informasi
Rp 5,775,750,000 Rp 5,575,750,000 Rp 5,290,670,642 94.89%
Inspektorat Rp 887,000,000 Rp 452,123,000 Rp 415,735,675 91.95%
Pusat Pembinaan Penerjemah Rp 1,933,750,000 Rp 1,182,164,000 Rp 1,138,749,413 96.33%
SASARAN UNIT KERJA
PAGU AWAL PAGU ANGGARAN
SETELAH REVISI REALISASI
PERSEN PENYERAPAN
TU Pusbinter Rp 119,129,000 Rp 93,647,000 Rp 66,164,631 70.65%
Staf Ahli Sekretariat Kabinet dan Staf Khusus Sekretaris Kabinet
Rp 1,600,000,000 Rp 756,150,000 Rp 259,485,845 34.32%
Dana Operasional Seskab Rp 1,440,000,000 Rp 1,440,000,000 Rp 1,440,000,000 100.00%
FO Polhukam Rp 500,000,000 Rp 271,747,000 Rp 270,854,885 99.67%
FO Perekonomian Rp 500,000,000 Rp 231,824,000 Rp 231,179,172 99.72%
FO PMK Rp 245,286,000 Rp 127,206,000 Rp 83,379,000 65.55%
FO Marinves Rp 901,106,000 Rp 553,194,000 Rp 505,692,777 91.41%
FO DKK Rp 947,552,000 Rp 549,068,000 Rp 523,580,895 95.36%
Asisten Deputi Bidang Hubungan Kemasyarakatan dan Protokol
Rp 2,762,500,000 Rp 1,679,387,000 Rp 1,619,547,029 96.44%
Total Rp 339,755,142,000 Rp297,668,676,000 Rp286,644,904,219 96.30%
LAMPIRAN 4
PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA
SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI
1. Seminar HR Hub - How to Rebuild HR
Blueprint in Recovery Era
1 Elizabeth Dumora Simanjuntak, S.H., M.H 28 Januari 2021
Zoom
2 Tonny Hermawan, S.E
3 Somavita Mariam Ainun Sartavie, S.Ikom
4 Dana Andriana, S.Psi.
5 Tri Dara Marhamah, S.E.
6 Umi Hasanah, S.H., M.A.
7 Ety Yuliaty, S.Sos., M.M
8 Djaka Warsijanto, S.Sos., M.Ak
9 Virnayanti, S.H., M.H.
10 Prastiwi Anggriantini, S.E
11 Pratita Setianingrum, S.Sos., M.AP
12 Dewi Pratama Bakti, S.H
13 Bayu Ashari, S.H
14 Ghina Zahra Putri, S.H
2. E-Learning & Sertifikasi Bendahara
Pengeluaran (BP) dan Bendahara
Pengeluaran Pembantu (BPP)
1 Nursaleha 25 Jan s.d. 2 Feb 2021
Zoom
2 Ibnu Abdul Latif, S.Sos.
3 Wajiz Farid, S.AP.
3. Orientasi CPNS T.A. 2019
1 Gedzha Aldino Putra Mahayadnya Gede, S.IP.
1 s.d. 9 Februari
2021
Zoom
2 I Wayan Sulpai, S.Hub.Int.
3 Riska Nurhayati, S.HI.
4 Muhammad Iqbal, S.Sos.
5 Ascana Luisa Gurusinga, S.I.P.
6 RR. Intan Ratih Perwitasari, S.H.
7 Faiz Balya Marwan, S.IP.
8 Defta Adiprima, S.E.
9 Bernardino Rakha Adjie Brata, S.H.
10 Allinka Ilmarani, S.A.
11 Amira Jati Oksiana, S.E.
12 Niamu Robby Fie Dhuha, S.E.I.
13 Siti Rahmah Citra Astari, S.H.
14 Dimas Adhi Pratama, S.E.
15 Muhammad Raditya Aviantara, S.E.
LAMPIRAN 4
PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA
SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI
16 Muhammad Rizdhan Yoka, S.H.
17 Moch. Ramadhika Azka Wijaya, S.E.
18 Mohammad Hafizh, S.Pd.
19 Dewa Ayu Sekar Saraswati, S.H.
20 Anak Agung Adi Widya Kusuma, S.Pd.
21 Jufry Hasiholan Manurung, S.H.
22 Oktaviana Sinaga, S.Pd.
23 Ramadhana Arwin Djakroosmaelduna, S.KM.
24 Rama Surya Pradhipta, S.H.
25 Novia Ayu Rinaldy, S.H.
26 Fatharani Azmi Nadhira, S.K.M.
27 Kevin Hutapea, S.H.
28 Natasha Wilma Kartika, S.Ak.
29 Shania Khurum Masita, S.Akun.
30 Indah Rizki Restuningtias, S.H.
31 Puti Quari Widjanarko, S.E.I.
32 Rizky Kusumo Putro, S.H.
33 Raihan Bari Muhammad, S.Ak.
34 Sintong Martunas M Simanullang, S.Ak.
35 Mayke Kristika Antony Putri, S.Ak.
36 Redo Nugroho S.E.
37 Alfhatin Pratama, S.Hum.
38 Dida Syarifa Nursyamsi Hilman, S.Hum.
39 Anindita Lintang Pakuningjati, S.I.P.
40 Florentin Jenny Ick, S.M.
41 Ery Mutiara Nurkamalina, S.E.
42 Ninda Ulva Novirman, S.E.
43 Septiawan Hendi Wiratama, S.E.
44 Priscilla Deborah Rouly Simanjuntak, S.Psi.
45 Paula Widyaratna Wandita, S.Psi.
46 Bimasakti Aryo Bandung, S.IP.
47 M Asye Cindy Sulvia, S.E.
48 Rosalin Asmarani, S.H.Int.
49 Rangga Alam Purnama, S.Psi.
LAMPIRAN 4
PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA
SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI
50 Lukman Eko Cahyono, S.Psi.
51 Muhamad Badru Zaman, S.H.
52 Chrisna Harimurti Prabancono Siwi, S.H.
53 Sri Andini Pinaringansih, S.M.
54 Riana Theresa Nainggolan, S.E.
55 Kalista Adi Darmawan, S.Sos.
56 Cahyani Arumdani, S.Pd.
57 Annisa Fitriyana, S.Ak.
58 Grace Sheila Anastasia, S.I.Kom.
59 Adinda Nurul Fajrian, S.Pd.
60 Meiryzka Widyarini, S.Hum.
4. Digital Learning Manajemen
Keuangan Negara (MKN) Menengah
1 Mikasari Muthmainah Jatiningsih, S.AP., M.AP.
8 Feb s.d. 5 April
2021
Zoom
2 Rahmat Widianto Wibowo, S.E.
3 Ajat Sudrajat, S.AP.
4 Arief Sudibyo, A.Md.
5 Pipit Eriana Achmad, S.E.
5. Seminar HR Hub - Balanced Scorecard vs Objective Key Result
1 Yunita Nurhartanti, S.E., M.M. 26 Februari
2021
Zoom
2 Bestari Sastra Setia, S.AP.
3 Dana Andriana, S.Psi.
4 Indra Irmawan, S.Kom.
5 Ida Normiyati, S.Kom
6 Umi Hasanah, S.H., M.A.
7 Ety Yuliaty, S.Sos., M.M
8 Djaka Warsijanto, S.Sos., M.Ak
9 Virnayanti, S.H., M.H.
10 Prastiwi Anggriantini, S.E
11 Pratita Setianingrum, S.Sos., M.AP
12 Dewi Pratama Bakti, S.H
13 Bayu Ashari, S.H
14 Ghina Zahra Putri, S.H
6. Penguatan Kompetensi Teknis
Bidang Tugas
1 Gedzha Aldino Putra Mahayadnya Gede, S.IP.
15 s.d. 18 Maret 2021 dan 25 s.d. 26 Maret
2021
Zoom
2 I Wayan Sulpai, S.Hub.Int.
3 Riska Nurhayati, S.HI.
4 Muhammad Iqbal, S.Sos.
LAMPIRAN 4
PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA
SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI
5 Ascana Luisa Gurusinga, S.I.P.
6 RR. Intan Ratih Perwitasari, S.H.
7 Faiz Balya Marwan, S.IP.
8 Defta Adiprima, S.E.
9 Bernardino Rakha Adjie Brata, S.H.
10 Allinka Ilmarani, S.A.
11 Amira Jati Oksiana, S.E.
12 Niamu Robby Fie Dhuha, S.E.I.
13 Siti Rahmah Citra Astari, S.H.
14 Dimas Adhi Pratama, S.E.
15 Muhammad Raditya Aviantara, S.E.
16 Muhammad Rizdhan Yoka, S.H.
17 Moch. Ramadhika Azka Wijaya, S.E.
18 Mohammad Hafizh, S.Pd.
19 Dewa Ayu Sekar Saraswati, S.H.
20 Anak Agung Adi Widya Kusuma, S.Pd.
21 Jufry Hasiholan Manurung, S.H.
22 Oktaviana Sinaga, S.Pd.
23 Ramadhana Arwin Djakroosmaelduna, S.KM.
24 Rama Surya Pradhipta, S.H.
25 Novia Ayu Rinaldy, S.H.
26 Fatharani Azmi Nadhira, S.K.M.
27 Kevin Hutapea, S.H.
28 Natasha Wilma Kartika, S.Ak.
29 Shania Khurum Masita, S.Akun.
30 Indah Rizki Restuningtias, S.H.
31 Puti Quari Widjanarko, S.E.I.
32 Rizky Kusumo Putro, S.H.
33 Raihan Bari Muhammad, S.Ak.
34 Sintong Martunas M Simanullang, S.Ak.
35 Mayke Kristika Antony Putri, S.Ak.
36 Redo Nugroho S.E.
37 Alfhatin Pratama, S.Hum.
38 Dida Syarifa Nursyamsi Hilman, S.Hum.
LAMPIRAN 4
PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA
SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI
39 Anindita Lintang Pakuningjati, S.I.P.
40 Florentin Jenny Ick, S.M.
41 Ery Mutiara Nurkamalina, S.E.
42 Ninda Ulva Novirman, S.E.
43 Septiawan Hendi Wiratama, S.E.
44 Priscilla Deborah Rouly Simanjuntak, S.Psi.
45 Paula Widyaratna Wandita, S.Psi.
46 Bimasakti Aryo Bandung, S.IP.
47 M Asye Cindy Sulvia, S.E.
48 Rosalin Asmarani, S.H.Int.
49 Rangga Alam Purnama, S.Psi.
50 Lukman Eko Cahyono, S.Psi.
51 Muhamad Badru Zaman, S.H.
52 Chrisna Harimurti Prabancono Siwi, S.H.
53 Sri Andini Pinaringansih, S.M.
54 Riana Theresa Nainggolan, S.E.
55 Kalista Adi Darmawan, S.Sos.
56 Cahyani Arumdani, S.Pd.
57 Annisa Fitriyana, S.Ak.
58 Grace Sheila Anastasia, S.I.Kom.
59 Adinda Nurul Fajrian, S.Pd.
60 Meiryzka Widyarini, S.Hum.
7. SOS For Star 1 Budi Adi Putro 6 s.d. 7 Maret 2021
Jakarta
2 Firnandus Napitupulu, S.E.
3 Meri Perdana Putri, S.E.
4 Adrian Dwi Cahyo, S.E.
5 M Asye Cindy Sulvia, S.E.
6 Ratih Widyaningrum
8. Seminar HR Hub - How to Set KPI in
Organization
1 Yunita Nurhartanti, S.E., M.M. 24 Maret 2021
Zoom
2 Bestari Sastra Setia, S.AP.
3 Dana Andriana, S.Psi.
4 Indra Irmawan, S.Kom.
5 Ida Normiyati, S.Kom
6 Umi Hasanah, S.H., M.A.
LAMPIRAN 4
PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA
SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI
7 Ety Yuliaty, S.Sos., M.M
8 Djaka Warsijanto, S.Sos., M.Ak
9 Virnayanti, S.H., M.H.
10 Prastiwi Anggriantini, S.E
11 Pratita Setianingrum, S.Sos., M.AP
12 Dewi Pratama Bakti, S.H
13 Bayu Ashari, S.H
14 Ghina Zahra Putri, S.H
9 E Learning & Sertifikasi Bendahara
Pengeluaran (BP) dan Bendahara
Pengeluaran Pembantu (BPP)
1 Nadia Rafiana, S.E. 22 s.d. 26 Maret 2021
Zoom
2. Dedi Kuswandi, A.Md.
10 SOS For Star 1 Muhamad Badru Zaman, S.H. 3 s.d. 4 April 2021
Jakarta
2 Chrisna Harimurti Prabancono Siwi, S.H.
11. Pembekalan Sertifikasi PPBJ
1 Virnayanti, S.H., M.H. 5 s.d. 9 April 2021
Zoom
2 David Setia Maradong, S.E.
3 Henni Verawati, S.E
4 Danang Rahmat, S.E
5 Baharudin Harya Pamungkas, S.Akun.
6 Ajat Sudrajat, S.AP.
7 Pipit Eriana Achmad, S.E.
8 Suci Tirtasari Permana Putri, S.T.
9 Euis Damayanti, S.I.A.
10 Khoirul Hidayah, S.H.
11 Jafar Ali Barsyan, S.H.
12 Dedi Kuswandi, A.Md.
13 Twasty Nurcahyana, S.Kom.
14 Bangkit Fajar Sukmana, S.Sos.
15 Eva Anas Tasia Turnip, S.E.
12. E Learning & Sertifikasi Bendahara
Pengeluaran (BP) dan Bendahara
Pengeluaran Pembantu (BPP)
1 Danang Rahmat, S.E. 19 s.d. 23 April 2021
Zoom
LAMPIRAN 4
PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA
SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI
13. Ujian Dinas Tingkat I dan II
1. Komaruddin, S.AP. 30 April 2021
Gedung CAT BKN Jakarta
2. Sofyan Apendi, S.H.
3. Savitri Krisnantyas, S.E.
4. Somavita Mariam Ainun Sartavie, S.Ikom.
5. Elza Galih Asih Syabanun Nur
6. Deru Suharto
7. Yadi Eka Supriadi
8. Ririn Ermawati, A.Md.
9. Dian Puji Astuti, A.Md.
10. Pratama Hadi Saputra, A.Md.
11. Ayodya Btari Edelweys, A.md.A.P.S.
14 Workshop Desain Komunikasi Visual
dan Infografis
1 Ary Maulana, S.IP. 7 s.d. 9 Juni 2021
Zoom
2 Ajeng Dhana Roswita, S.H.
3 Yazid, S.I.P.
4 Febriana, S.E., M.H.
5 Bimo Widhi Nugroho, S.Kom.
6 Ikhwan Prasetyo Wibowo, S.E.
7 Eko Nuryaddin K.I.
8 Ibnu Firdaus Bakhri, S.H., M.H.
9 Ricky Adithya Prasetyo, S.Kom.
10 Dessy Dwi Astuty, S.H., M.Kn.
11 Muhammad Hilmansyah, S.E.
12 Anindya Putri Novitasari, S.IP.
13 Annisa Ika Tiwi, S.IP.
14 Ibrahim, S.Kom.
15 Hernila Dyah Kusumastuti, S.I.Kom.
16 Lasny Rohaya Natalina Simanjuntak, S.E., M.E.
17 Holid, S.Kom.
18 Bestari Sastra Setia, S.AP.
19 Riono Widjayanto, S.AP.
20 Harry Septyono Rahmadi, S.Kom., M.M.
21 Sendy Santika, S.E.
22 Arie Mustofa, A.Md.
23 Fauzan Azima, S.Kom.
LAMPIRAN 4
PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA
SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI
24 Harli Yudha Pratama, S.Hum.
25 Adjie Maulana Ibrahim Hadi, S.Sos.
15 E Learning & Sertifikasi Bendahara
Pengeluaran (BP) dan Bendahara
Pengeluaran Pembantu (BPP)
1 Pipit Eriana Achmad, S.E. 7 s.d. 15 Juni 2021
Zoom
16 SOS For Star 1 Priscilla Deborah Rouly Simanjuntak, S.Psi.
12 s.d. 13 Juni 2021
Jakarta
2 Paula Widyaratna Wandita, S.Psi.
3 Bimasakti Aryo Bandung, S.IP.
4 Rosalin Asmarani, S.H.Int.
5 Rangga Alam Purnama, S.Psi.
6 Lukman Eko Cahyono, S.Psi.
7 Riana Theresa Nainggolan, S.E.
8 Cahyani Arumdani, S.Pd.
17 Digital Learning Manajemen
Keuangan Negara (MKN) Menengah
Batch V
1 Kesti Wulandari, S.E., M.A. 28 Juni s.d. 27 Agustus
2021
Zoom
2 Savitri Krisnantyas, S.E.
3 Aulia Chandra Ayu Liana Putri, S.E., M.P.P.M.
4 Mufti Ihsan, S.E.
5 Taufik Kurniaputra, S.E.
6 Anisa Media Febriani, S.E.
7 Adhitya Nugroho, S.Kom.
8 Solehchudin, A.Md.
9 Khoirul Hidayah, S.H.
18 WorkShop Recruiting, Interviewing, and
Selecting Employee
1 David Setia Maradong, S.E. 29 Juni 2021
Zoom
2 Ida Normiyati, S.Kom.
3 Robi Pamiarto, S.Kom., M.M.
4 Anastasia Faradila Hakim, S.E.
19 Digital Learning Manajemen
Keuangan Negara (MKN) Menengah
Batch IV
1 Heri Supriyanto, S.AP., M.S.M. 5 Juli s.d. 3 September
2021
Zoom
2 Liza Anggrainy, S.E., S.AP.
3 David Setia Maradong, S.E.
4 Indriyani Siti Hajar, S.E.
LAMPIRAN 4
PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA
SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI
20 Kamus Kompetensi 1 Tonny Hermawan, S.E. 18 s.d. 20 Agustus
2021
Zoom
2 David Setia Maradong, S.E.
3 Annisa Azka Nabilah, S.Psi.
4 Shabrina Izazi Anwar, S.E.
5 Dana Andriana, S.Psi.
21 Roadmap Sistem Merit
1 David Setia Maradong, S.E. 26 s.d. 31 Agustus
2021
Zoom
2 Johan Kurniawan, S.Sos.
3 Reni Wahyuni, S.E.
4 Anastasia Faradila Hakim, S.E.
5 Ilham Tri Ade Wicaksono, S.E.
6 Annisa Azka Nabilah, S.Psi.
7 Lukman Eko Cahyono, S.Psi.
8 Muhamad Badru Zaman, S.H.
9 Chrisna Harimurti Prabancono Siwi, S.H.
10 Fathin Abiyyu Desha, S.E.
22 Mapping Bahasa Inggris
Pejabat dan pegawai di lingkungan Sekretariat Kabinet sebanyak 144 orang
30 Agustus s.d. 3
September 2021
23 Digital Learning Manajemen
Keuangan Negara (MKN) Menengah
Batch VIII
1 Mariana Ulfa Sofwan, S.Ak, M.Ak. 13 September
s.d. 19 November
2021
Zoom
24 Digital Learning Manajemen
Keuangan Negara (MKN) Menengah
Batch IX
1 Lasny Rohaya Natalina Simanjuntak, S.E., M.E.
20 September
s.d. 26 November
2021
Zoom
25 Regulatory Impact Assesment
1 Hermawan Susanto, S.H., M.A. 6 s.d. 10 September
2021
Zoom
2 Avip Suchron Nur Hakim, S.Sos., M.H.
3 Novi Pratiwi Dewi, S.H., M.H.
4 Zaenal Arifin, S.H., M.H.
5 Rumani Hastuti, S.H.
6 Sofyan Apendi, S.H.
7 Kusnul Nur Kasanah, SE, MA.
8 Willya Indriani, S.H.
LAMPIRAN 4
PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA
SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI
9 Cesty Nur Tribuana
10 Panji Saputra
11 Febriana, S.E., M.H.
12 Endang Sri Andayani, S.S., M.Pd.
13 Eko Nuryaddin K.I., S.Sos.
14 Ibnu Firdaus Bakhri, S.H., M.H.
15 Widya Krishnawati, S.E.
16 Difa Giovani Anggasta Sari, S.E.
17 Henny Galla Pradana, S.H., M.M.
18 Ary Maulana, S.IP.
19 Adam Mulya Bunga Mayang, S.H.
20 Ikhwan Prasetyo Wibowo, S.E.
21 Monalisa, S.H.
22 Faqih Addien Al-Haq, S.EI.
23 Mohammad Fairdian Caesar, S.H.
24 Mokh Luqman Fadlli, S.H.
25 Bayu Ashari, S.H.
26 Sosialisasi Jabatan Fungsional
Pejabat dan pegawai di lingkungan Sekretariat Kabinet sebanyak 274 orang
20 s.d. 23 September
2021
Zoom
27 Digital Learning Manajemen
Keuangan Negara (MKN) Dasar Batch
VIII
1 Ayu Mei Lestari 12 April s.d. 11 Juni 2021
Zoom
2 Bimo Widhi Nugroho
3 Danang Rahmat
4 Ibnu Abdul Latif
5 Mochamad Musya Sultani Hasan
6 Riskan Maulana
28 Coaching and Counseling
1 Somavita Mariam Ainun Sartavie, S.Ikom. 30 September
s.d. 3 Oktober
2021
Yogyakarta
2 Faisal Amir Masduki, S.H., M.H.
3 Dwiyanto, S.H., M.H.
4 Dien Listyarini, S.Sos., S.AP.
5 Nurati, S.IP.
6 Selvia Apriliana, S.I.A., M.A.
7 Ari Pareme Simanullang, S.H.
8 Tri Dara Marhamah, S.E.
9 Lukman Eko Cahyono, S.Psi.
LAMPIRAN 4
PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA
SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI
10 Rangga Alam Purnama, S.Psi.
11 Priscilla Deborah Rouly Simanjuntak, S.Psi.
12 Bimasakti Aryo Bandung, S.IP.
13 Adjie Maulana Ibrahim Hadi
14 Asmo Asmoro
15 Ocha Maulidyana
16 Ratih Widyaningrum
29 Comptia Security+ 1 Joko Wijanarko, S.Kom., M.M. 23 Oktober s.d. 6
November 2021
Jakarta
2 Fahmi Yudoro, S.Kom.
3 Aziz Raushan Dhamir, S.T.
4 Arif Budiarto, S.Komp.
5 Haffiz Anugragiri, S.T.
6 Paulus Derry Christian, S.Kom.
30 Workshop Perekaman Audio
Video
1 Drs. Hardyanto, MPA, M.A. 22 s.d. 25 Oktober
2021
Yogyakarta
2 Tri Wahyuni Novianti, S.E.
3 Mugiyono, S.H.
4 Connie Pawitasari, S. IP.
5 Nola Vitriona, S. Ikom.
6 Robi Pamiarto, S.Kom., M.M.
7 Dony Khamdan Asyrofi, S. Ikom.
8 Aliyyah Damar Fitriyani, S. Kom.
9 Lukman Eko Cahyono, S.Psi.
10 Priscilla Deborah Rouly Simanjuntak, S. Psi.
11 Sigit Arya Pramudita
12 Ratih Widyaningrum
31 CISA Review Course + Sertifikasi
1 Wirawan Rofiq, S.E. 16 Oktober s.d. 4
Desember 2021
Zoom
32 Soul of Speaking for PRIME
1 Priscilla Deborah Rouly Simanjuntak, S.Psi.
30 s.d. 31 Oktober
2021
Jakarta
2 Bimasakti Aryo Bandung, S.IP.
3 M Asye Cindy Sulvia, S.E.
4 Lukman Eko Cahyono, S.Psi.
LAMPIRAN 4
PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA
SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI
33 Penjenjangan Auditor Utama
1 Hendri Daud, Ak., M.Si., C.A., CCSA. 10 s.d. 29 November
2021
Jakarta
34 Soul of Speaking for STAR
1 Dwiyanto, S.H., M.H. 13 s.d. 14 November
2021
Jakarta
2 Sigit Purnama, S.S.T., M.I.S.M., M.B.A.
3 Deny Binsar Mangisi, S.ST., M.Kom.
35 Pelatihan Certified Procurement
Specialist
1 Kustoro, S. AP. 13 s.d. 14 November
2021
Zoom
2 Ferry Radtke, S.E.
36 Workshop Editing Audio Video
1 Drs. Hardyanto, MPA, M.A. 18 s.d. 21 November
2021
Bandung
2 Tri Wahyuni Novianti, S.E.
3 Mugiyono, S.H.
4 Connie Pawitasari, S. IP.
5 Nola Vitriona, S. Ikom.
6 Andika Handayani, S.AP.
7 Dony Khamdan Asyrofi, S. Ikom.
8 Aliyyah Damar Fitriyani, S. Kom.
9 Sari Oktavia, S. Sos.
10 Ibrahim, S.Kom.
11 Sigit Arya Pramudita
12 Rengga Yudho Perdana
37 Workshop/Bimbingan Teknis Pengadaan
Swakelola dan Pengendalian
Kontrak
1 Dewi Pratama Bakti, S.H. 10 s.d. 11 Desember
2021
Jakarta
2 Henni Verawati, S.E.
3 May Debi Ramadhani Tarigan, S.AP.
4 Singgih Puji Raharjo, S.AP.
5 Kustoro, S.AP.
6 Ferry Radtke, S.E.
7 Euis Damayanti, S.I.A.
8 Jafar Ali Barsyan, S.H.
9 Khoirul Hidayah, S.H.
10 Ayu Yulian Anjani, A.Md.
11 Chrisna Harimurti Prabancono Siwi, S.H.
12 Ratih Widyaningrum
LAMPIRAN 4
PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA
SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
NO. NAMA DIKLAT PESERTA WAKTU LOKASI
38 Happiness at Work 1 Henny Navilah, S.H., LL.M. 18 s.d. 19 Desember 2021
Jakarta
2 Faisal Amir Masduki, S.H., M.H.
3 Dwiyanto, S.H., M.H.
4 Elizabeth Dumora Simanjuntak, S.H., M.H.
5 Somavita Mariam Ainun Sartavie, S.Ikom.
6 Indra Irmawan, S.Kom.
7 Selvia Apriliana, S.I.A., M.A.
8 Prama Putri Iswari, S.AP.
9 Sigit Purnama, S.S.T., M.I.S.M., M.B.A.
10 Deny Binsar Mangisi, S.ST., M.Kom.
11 Chrisna Harimurti Prabancono Siwi, S.H.
12 Muhamad Badru Zaman, S.H.
13 Paula Widyaratna Wandita, S.Psi.
14 Lukman Eko Cahyono, S.Psi.
15 Ocha Maulidyana
16 Arimbi Silvia Fanani
17 Rezky Farentina W.S.P
18 Purnomo
19 Syahril Munawar Sidik
20 Ihsan Suryana
39 Training/Bimbingan Teknis Higiene dan
Sanitasi
1 Quartini Dwiyanti, S.H. 15 s.d. 16 Desember
2021
Bandung
2 Nawa Setinyana, S.AP., M.Si.
3 Twasty Nurcahyana, S.Kom.
4 Muhammad Gunawan, S.Sos.
5 Rr. Dini Wulandari, A.Md.
6 Grace Sheila Anastasia, S.I.Kom.
7 Bangkit Fajar Sukmana, S.Sos.
8 Taufik Saleh
9 Dwi Sulistyaningsih
10 Yusril Hamzah
11 Jejen
LAMPIRAN 4
PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA
SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
DAFTAR PENERIMA BEASISWA
PROGRAM PASCASARJANA (S2 dan S3) DALAM NEGERI
NO. NAMA, NIP JABATAN PROGRAM STUDI,
FAKULTAS
MULAI TAHUN 2021
1. Eko Nuryaddin K.I., S.Sos. 198003282006041004
Kepala Subbidang Peningkatan Mutu Pendidikan Tinggi pada Asisten Deputi Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik
2. Sari Oktavia, S.Sos. 199210052018012001
Pengelola Naskah pada Asisten Deputi Bidang Pelaporan Persidangan, Deputi Bidang Dukungan Kerja Kabinet
Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik
3. Tri Dara Marhamah, S.E. 199405252018012002
Analis Tata Laksana pada Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi, dan Tata Laksana, Deputi Bidang Administrasi
Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik
4. Tri Eka Sunarti Dewi, S.IP. 197801302005012002
Kepala Subbidang Pengembangan Sumber Daya Pendidikan Tinggi pada Asisten Deputi Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Ilmu Administrasi – Analisis Kebijakan
Publik
5. Aliyyah Damar Fitriyani, S.Kom. 199602202018012002
Analis Data dan Informasi pada Asisten Deputi Bidang Pelaporan Persidangan, Deputi Bidang Dukungan Kerja Kabinet
Ilmu Administrasi – Analisis Kebijakan
Publik
6. Rizki Muhamad Fadilah, S.I.A. 199512102018011002
Analis Laporan Akuntabilitas Kinerja pada Biro Akuntabilitas Kinerja dan Reformasi Birokrasi, Deputi Bidang Administrasi
Ilmu Administrasi – Analisis Kebijakan
Publik
LAMPIRAN 4
PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA
SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
DAFTAR PENERIMA BEASISWA
PROGRAM PASCASARJANA (S2 dan S3) LUAR NEGERI
NO. NAMA, NIP JABATAN UNIVERSITAS,
PROGRAM MASA
PERKULIAHAN
TAHUN 2021
1. Gigih Rizki Yuwantra, S.E., M.M. 19861110 201801 1 001
Analis Perekonomian pada Subbidang Hilir Minyak dan Gas, Bidang Minyak dan Gas, Asisten Deputi Bidang Sumber Daya Mineral dan Lingkungan Hidup, Deputi Bidang Kemaritiman dan Investasi Sekretariat Kabinet
Ajou University Program: Energy Science and Policy
12 Agustus 2021 - 11 Januari 2023
2. Ika Narwidya Putri, S.I.A. 19900816 201402 2 006
Kepala Subbidang Kependudukan dan Keluarga Berencana pada Bidang Kesehatan, Kependudukan, dan Keluarga Berencana, Asisten Deputi Bidang Agama, Kesehatan, Pemuda, dan Olahraga, Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Sekretariat Kabinet
International Institute of Social Studies, Erasmus University Program: Master of Arts in Development Studies
30 Agustus 2021 - 16 Desember 2022
LAMPIRAN 5
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS KEBIJAKAN
SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
NO BIDANG KEGIATAN
1. Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Forum Group Discussion (FGD) Protokol 3 ASEAN MAFLPAS on Domestic Code-Share Rights Between Points Within the Territory of Any Other ASEAN Member States, tanggal 17 Februari 2021
FGD Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) Implementasi Global Compact for Safe, Orderly, and Regular Migration (GCM), tanggal 4 Maret 2021
FGD Perkembangan Situasi HAM di ASEAN dan Konsultasi Nasional ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR), Tanggal 31 Maret 2021
FGD Pembahasan Legal and Technical Readiness Checklists untuk Rencana Aksesi Framework Agreement on Facilitation of Cross-Border Paperless Trade the United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific
FGD "Tema Optimalisasi Pemanfaatan Data Dalam Peyusunan Kebijakan di Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan" ilaksanakan pada 31 Agustus secara daring dengan narasumber yaitu Deputi Statistik Sosial, Badan Pusat Statistik (BPS), Direktur Center for Innovation Policy and Governance (CIPG), dan Pengajar/Akademisi dari FISIPOL UGM.
FGD "Penyusunan Naskah Akademik usulan pembentukan Jabatan Fungsional Analis Penyelenggaraan Pemerintah" pada 3 September 2021 secara tatap muka dengan mengundang Prof. Eko Prasojo sebagai narasumber.
FGD "Podcast for Government: Cara Memulai Siniar Bagi Instansi Pemerintah" pada tanggal 26 Agustus 2021 dengan menghadirkan narasumber Staf Khusus Presiden dan Kepala Biro Humas Kementerian ATR/BPN serta dihadiri perwakilan K/L terkait dan pejabat/pegawai dan komunitas digital Setkab.
2. Kedeputian Bidang Perekonomian
FGD “Peran Lembaga Keuangan dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (Perbankan Dan Non-Perbankan)” pada 31 Maret 2021 secara virtual melalui media zoom meeting
FGD “Konsepsi Reformasi Struktural” pada 13 April 2021 secara virtual melalui media zoom meeting
BIE Capacity Building Programme for Indonesia, diselenggarakan oleh Bureau International des Exposition, Paris pada tanggal 19-20 Januari 2021
LAMPIRAN 5
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS KEBIJAKAN
SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
NO BIDANG KEGIATAN
Bedah Bab Trade in Goods dan Rules of Origin dalam Perjanjian RCEP, diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan pada tanggal 16 Maret 2021
Reformasi World Trade Organization (WTO): Relevansi WTO dalam Menghadapi Tantangan Global, diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan pada tanggal 17 Juni 2021
Working-Level Seminar bertema “Statutory Interpretation and Presentation of Opinion” bersama dengan Kementerian Legislasi Pemerintah Republik Korea, 27 Mei 2021
FGD “Model Proyeksi Pertumbuhan PDB Menggunakan Nowcasting” tanggal 18 November 2021
Legal Couching Clinic "Advokasi Hukum Perkara Pengujian Undang-Undang di Mahkamah Konstitusi", 8 Oktober 2021
Webinar "Praktik Terbaik dalam Pelaksanaan Goverment Process Re-Enginering (GPRe) untuk Meningkatkan Ekosistem Investasi di Indonesia", 29 November 2021
FGD “Capaian Inpres Nomor 5 Tahun 2020 serta dampak dari implementasi Inpres tersebut terhadap perbaikan kinerja logistik nasional" pada 9 September 2021 secara virtual melalui media zoom meeting.
Pendidikan dan Pelatihan Regulatory Impact Assessment diselenggarakan secara daring pada hari Senin s.d. Jumat tanggal 6-10 September 2021
Webinar 3rd UQ-UI Bilateral Research Forum: Sustainable Urbanisation and Sustainable Development Goals in Indonesian Cities pada Selasa, 14 September 2021
Legal Coaching Clinic Advokasi Hukum Perkara Pengujian Undang-Undang di Mahkamah Konstitusi pada tanggal 08 Oktober 2021
3. Kedeputian Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
FGD Pembahasan Lanjutan Terkait Peningkatan Status Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM) Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006 Menjadi Peraturan Presiden
Working Level Seminar bertema "Statutory Interpretation and Presentation of Opinion"
Working Level Seminar bertema "Legal System and Legislative Process"
Review Regulasi dan Hukum Program Pendidikan Islam
LAMPIRAN 5
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS KEBIJAKAN
SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
NO BIDANG KEGIATAN
Focus Group Discussion Identifikasi Kebutuhan Penyusunan Peraturan/Standar/Pedoman di Bidang Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat adiktif tahun 2022
Focus Group Discussion Penguatan Sistem Pengelolaan Penanganan Aduan Masyarakat: Upaya Inisiasi Sistem Pengaduan Masyarakat terkait Program Stunting
FGD Telemedicine: Regulasi dan Tantangan Dalam Implementasi
Seminar Strategi Memahami Bahan Referensi dalam Rangka Penyusunan Analisis Kebijakan di Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Focus Group Discussion Strategi Nasional Kesejahteraan Anak dan Remaja Tahun 2021-2024
Diskusi Internal Penerapan Sport Science dalam Memajukan Keolahragaan Nasional
FGD Pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai Dasar Penyaluran Bantuan Sosial yang Tepat Sasaran
FGD Pengelolaan Prasarana dan Sarana Olahraga Pasca PON
Webinar Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia bertema Pendidikan Indonesia untuk Masa Depan Bangsa dan Kemanusiaan
Seminar “Digitalisasi dan Visualisasi 3 Dimensi (3D) Candi Borobudur”
Webinar Bedah Buku: Potret Pendidikan Tinggi Di Masa Pandemi Covid-19
Seminar Strategi Memahami Bahan Referensi dalam Rangka Penyusunan Analisis Kebijakan di Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Mengikuti workshop inforgrafis dalam rangka peningkatan kualitas penyajian informasi secara visual. Kegiatan workshop dilakukan secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting.
4. Kedeputian Bidang Kemaritiman dan Investasi
Program Digital Learning Manajemen Keuangan Negara (MKN) Dasar Tahun 2021
Seminar Nasional Pengelolaan Limbah Medis, dalam Rangka Peringatan Hari Sumpah Pemuda
Workshop Desain Komunikasi Visual dan Infografis
Seminar tentang Strategi Penyusunan Analisis Kebijakan Secara Efektif di Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK)
Working-Level Seminar bertema Support System for Local Government Legislation
LAMPIRAN 5
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS KEBIJAKAN
SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
NO BIDANG KEGIATAN
Working-Level Seminar bertema “Statutory Interpretation and Presentation of Opinion”
Working-Level Seminar bertema “Introduction to the statutory Improvement Project of the Ministry of Government Legislation ”
Working-Level Seminar bertema “Legal System and Legislative Process”
Legal Coaching Clinic Advokasi Hukum Perkara Pengujian Undang-Undang di Mahkamah Konstitusi pada tanggal 08 Oktober 2021
FGD Integrasi Rencana Tata Ruang dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis pada 23 November 2021 secara virtual melalui media zoom meeting
FGD Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Terluar dalam Perspektif Menjaga Kedaulatan Negara dan Kesejahteraan Masyarakat pada 23 September 2021 secara virtual melalui media zoom meeting
Pendidikan dan Pelatihan Regulatory Impact Assessment diselenggarakan secara daring pada hari Senin s.d. Jumat tanggal 6-10 September 2021
FGD Dukungan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Dalam Rangka Peningkatan Fungsi Untuk Mendukung Konservasi SDA Melalui Program Padat Karya pada 3 September 2021 secara virtual melalui media zoom meeting
FGD Pengembangan Ekonomi Kreatif melalui Game Developer pada 30 Agustus 2021 secara virtual melalui media zoom meeting
Focus Group Discussion (FGD) Podcast for Goverment: Cara Memulai Siniar bagi Instansi Pemerintah tanggal 26 Agustus 2021 secara virtual melalui media zoom meeting
FGD Optimalisasi Pemanfaatan Waduk dan Bendungan pada 27 Juli 2021 secara virtual melalui media zoom meeting
Pendidikan dan Pelatihan Regulatory Impact Assessment tanggal
6-10 September 2021
Legal Coaching Clinic Advokasi Hukum Perkara Pengujian
Undang-Undang di Mahkamah Konstitusi pada tanggal 08
Oktober 2021
LAMPIRAN 5
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS KEBIJAKAN
SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
NO BIDANG KEGIATAN
Pendidikan dan Pelatihan Regulatory Impact Assessment
diselenggarakan secara daring pada hari Senin s.d. Jumat
tanggal 6-10 September 2021
Focus Group Discussion (FGD) “Outlook Ekonomi 2022: Menjaga
Momentum Pertumbuhan” pada 25 November 2021 di Bandung,
Jawa Barat
Focus Group Discussion (FGD) “Peluang dan Tantangan Investasi
di Industri Baja Indonesia” pada 10 September 2021 secara virtual
melalui media zoom
Focus Group Discussion (FGD) “Desa Wisata untuk Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat” pada tanggal 12 Agustus 2021 secara
virtual melalui media zoom
Diskusi Kelompok Terpumpun “Podcast for Government: Cara
Memulai Siniar Bagi Instansi Pemerintah” pada tanggal 26
Agustus 2021 secara virtual melalui media zoom
Focus Group Discussion (FGD) “Optimalisasi Pengembangan
Sektor Ekonomi Kreatif Khususnya Subsektor Game Developer
Guna Mendukung Pencapaian Agenda Pembangunan Nasional”
pada tanggal 30 Agustus 2021 secara virtual melalui media zoom
meeting.
Focus Group Discussion (FGD) “Optimalisasi Pengembangan
Sektor Ekonomi Kreatif guna Mendukung Pencapaian Agenda
Pembangunan Nasional” pada tanggal 17 September 2021 secara
virtual melalui media zoom meeting.
Legal Coaching Clinic Advokasi Hukum Perkara Pengujian
Undang-Undang di Mahkamah Konstitusi pada tanggal 08
Oktober 2021
LAMPIRAN 6
JUMLAH ASET KOMPUTER SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
Kode Barang
Uraian Satuan Kuantitas Kondisi Barang*
Keterangan B RR RB
3.10.01 Komputer Unit Unit
3.10.01.01.003 Local Area Network (LAN) Buah 12 0 0 12 kondisi RB proses
penghapusan
3.10.01.01.007 PC Workstation Buah 3 3 0 0
3.10.01.01.999 Komputer Jaringan Lainnya Buah 9 3 0 6 kondisi RB proses
penghapusan
3.10.01.02.001 P.C Unit Buah 666 638 0 28
3.10.01.02.002 Lap Top Buah 124 117 0 7 kondisi RB proses
penghapusan
3.10.01.02.003 Note Book Buah 51 32 0 19 kondisi RB proses
penghapusan
3.10.01.02.009 Tablet PC Buah 18 16 0 2 kondisi RB proses
penghapusan
3.10.01.02.999 Personal Komputer Lainnya Buah 1 1 0 0 kondisi RB proses
penghapusan
3.10.02 Peralatan Komputer Buah 0 0
3.10.02.01.009 Serial Printer Buah 10 9 0 1 kondisi RB proses
penghapusan
3.10.02.01.012 Hard Disk Buah 88 70 0 18 kondisi RB proses
penghapusan
3.10.02.01.015 Data Patch Panel Buah 6 0 0 6 kondisi RB proses
penghapusan
3.10.02.02.006 CPU (Peralatan Mini Komputer)
Buah 9 6 0 3 kondisi RB proses
penghapusan
3.10.02.03.001 CPU (Peralatan Personal Komputer)
Buah 19 15 0 4 kondisi RB proses
penghapusan
3.10.02.03.002 Monitor Buah 27 18 0 9 kondisi RB proses
penghapusan
3.10.02.03.003 Printer (Peralatan Personal Komputer)
Buah 522 491 0 31 kondisi RB proses
penghapusan
3.10.02.03.004 Scanner (Peralatan Personal Komputer)
Buah 58 51 0 7 kondisi RB proses
penghapusan
3.10.02.03.015 External CD/ DVD Drive (ROM)
Buah 1 1 0 0
3.10.02.03.017 External/ Portable Hardisk Buah 113 70 0 43 kondisi RB proses
penghapusan
3.10.02.03.999 Peralatan Personal Komputer Lainnya
Buah 13 0 0 13
3.10.02.04.001 Server Buah 19 14 0 5 kondisi RB proses
penghapusan
3.10.02.04.002 Router Buah 5 5 0 0
3.10.02.04.003 Hub Buah 7 7 0 0
3.10.02.04.004 Modem Buah 4 4 0 0
3.10.02.04.008 Rack Modem Buah 1 1 0 0
LAMPIRAN 6
JUMLAH ASET KOMPUTER SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
Kode Barang
Uraian Satuan Kuantitas Kondisi Barang*
Keterangan B RR RB
3.10.02.04.015 Firewall Buah 4 4 0 0
3.10.02.04.024 Switch Buah 28 28 0 0
3.10.02.04.026 Acces Point Buah 23 23 0 0
3.10.02.04.030 Network Cable Tester Buah 0 0 0 0
3.10.02.04.035 Modul Untuk Penambahan di Core Switch
Buah 23 23 0 0
3.10.02.04.999 Peralatan Jaringan Lainnya Buah 3 3 0 0
3.10.02.99.999 Peralatan Komputer Lainnya
Buah 4 4 0 0
PENYERAPAN ANGGARAN
SKRETARIAT KABINET TAHUN 2019
LAMPIRAN 7
PENILAIAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
*Nilai tahun 2021 menggunakan baseline nilai tahun 2020
KOMPONEN 2017 2018 2019
PENGUNGKIT 47,67 47.46 48.35
Manajemen Perubahan 4,30 4.14 4.15
Penataan Peraturan Perundang-
undangan 3,75 3.96 4.12
Penataan dan Penguatan
Organisasi 5,17 5.08 5.29
Penataan Tatalaksana 3,76 3.75 3.88
Penataan Sistem Manajemen SDM 13,47 13.44 13.45
Penguatan Akuntabilitas 4,35 4.48 4.51
Penguatan Pengawasan 7,89 7.63 7.97
Peningkatan Kualitas Pelayanan
Publik 4,98 4.98 4.98
HASIL 32,39 32.64 32.91
Nilai Akuntabilitas Kinerja 9,38 9.61 9.95
Survei Internal Integritas Organisasi 4,97 5.48 5.16
Survei Eksternal Persepsi Korupsi 6,29 6.09 6.20
Opini BPK 3,00 3.00 3.00
Survei Ekternal Pelayanan Publik 8,75 8.45 8.60
TOTAL 80,06 80.10 81.26
KOMPONEN PENILAIAN Bobot 2020
PENGUNGKIT 60,00 46,69
Pemenuhan 20,00 16,61
Hasil Antara Area Perubahan 10,00 6,93
Reform 30,00 23,15
HASIL 40,00 35,50
Akuntabilitas Kinerja dan
Keuangan 10,00 8,12
Kualitas Pelayanan Publik 10,00 9,00
Pemerintahan yang Bersih dan
Bebas KKN 10,00 9,45
Kinerja Organisasi 10,00 8,93
TOTAL 100,00 82,18
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
Permohonan Mediasi atas Permasalahan Bongkar Muat di Pelabuhan Nunukan
Ketua Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Nunukan menyampaikan permohonan mediasi sehubungan dengan adanya koperasi lain yang melakukan kegiatan bongkar muat batu bara (Koperasi Jasa Maju Bersama Sentosa/Koperasi MBS) dan bekerja sama dengan Perusahaan Bongkar Muat Nunukan Hijau Sentosa (PBM NHS) di Pelabuhan Nunukan, Kalimantan Utara. Terhadap permohonan tersebut kami menyampaikan bahwa pada setiap pelabuhan dibentuk 1 Koperasi TKBM pelabuhan dan mendapatkan rekomendasi dari Penyelenggara Pelabuhan, dimana wilayah kerja Koperasi TKBM berada di dalam DLKr dan DLKp (apabila bongkar muat dilakukan di luar DLKr dan DLKp maka dilakukan oleh Koperasi TKBM di bawah pembinaan pelabuhan terdekat), serta perusahaan bongkar muat yang melakukan kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapal di DLKr dan DLKp harus menggunakan jasa TKBM dari Koperasi TKBM Pelabuhan setempat.
Perkembangan Penanganan Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan (PHP) Kepala Daerah (Pilkada) Serentak Tahun 2020 di Mahkamah Konstitusi
Dalam penanganan perkara PHP Kepala Daerah khususnya bagi beberapa daerah yang akan menyelenggarakan pemungutan suara ulang (PSU), Sekretariat Kabinet memandang perlu agar penyelenggara Pilkada (KPU dan Bawaslu) memperhatikan proses penganggaran serta kesiapan sarana dan prasarana PSU guna memastikan pelaksanaan berjalan lancar serta tingkat partisipasi pemilih tetap tinggi.
Penetapan Tarif BLU pada Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada Kemenkeu
Sekretariat Kabinet telah memproses surat persetujuan Presiden atas kedua peraturan dimaksud setelah sebelumnya memberikan rekomendasi kepada Presiden bahwa kedua rancangan peraturan dimaksud tidak berpotensi menimbulkan masalah secara substansi. Persetujuan Presiden telah diberikan melalui surat Seskab Nomor B.0212/Seskab/Ekon/06/2021, telah terbit PMK dengan Nomor 76/PMK.05/2021 yang mengatur tarif BLU Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada Kemenkeu.
Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan Menteri Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2022
a. RPermen telah diberikan persetujuan Presiden melalui surat Sekretaris Kabinet Nomor B.0287/Seskab/PMK/08/2021 tanggal 25 Agustus 2021 dan ditetapkan melalui Permendesa PDTT Nomor 7 Tahun 2021 tentang Prioritas Penggunaan Desa Tahun 2022
b. Sebelum RPermen ditetapkan agar terlebih dahulu dimintakan persetujuan Presiden, mengingat RPermendesa dimaksud memenuhi 3 (tiga) kriteria yaitu berdampak luas bagi kehidupan masyarakat, bersifat
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
strategis dan lintas sektor atau lintas kementerian/lembaga.
Direktur PT. Aneka Gas Industri, Tbk. (PT. AGI) kepada Sekretaris Kabinet menyampaikan surat permohonan penyelesaian pemanfaatan Ammonium Nitrate (NH4NO3) sebagai bahan baku produksi gas Nitrous Oxide (N2O) untuk keperluan rumah sakit di Indonesia.
Sehubungan dengan permasalahan dimaksud, Sekretariat Kabinet menyelenggarakan rapat pembahasan penyelesaian permasalahan PT. AGI yang dihadiri oleh para pejabat dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Perindustrian pada tanggal 1 Februari 2021. Hasil kesepakatan dalam rapat disampaikan agar Menteri Perdagangan dapat melakukan diskresi untuk mengatasi persoalan konkret dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang perdagangan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perdagangan (pelaksanaan dari UU Cipta Kerja). Menindaklanjuti surat Sekretaris Kabinet dimaksud, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri a.n. Menteri Perdagangan menerbitkan surat kepada Direktur PT AGI dengan Nomor M.247/M.DAG/SD/3/2021 tanggal 12 Maret 2021 perihal Pemberian Izin Pengeluaran Barang Impor Ammonium Nitrate (NH4NO3) yang intinya PT. AGI diberikan izin pengeluaran NH4NO3 sebanyak 66 (enam puluh enam) ton dengan menggunakan persetujuan impor bahan peledak Nomor.04.PI-27.20.0009 tanggal 21 April 2020 dan Bill Landing Nomor 910151534 tanggal 17 Februari 2020.
Permohonan Persetujuan Presiden terhadap Rancangan Peraturan Menteri Dalam Negeri (RPermendagri) tentang Sistem Manajemen Keamanan Informasi Administrasi Kependudukan
a. Sekretariat Kabinet berpandangan substansi RPermendagri tentang SMKI wajib mendapatkan persetujuan Presiden sebelum ditetapkan, merujuk Pasal 3 Ayat (2) Perpres Nomor 68 Tahun 2021. RPermendagri dimaskud bersifat strategis karena mengatur penguatan tata kelola administrasi kependudukan serta lintas sektor atau lintas K/L yakni melibatkan Dinas Dukcapil Provinsi dan Kabupaten/Kota, UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota, serta Kedutaan Besar RI, Konsulat Jenderal RI, dan Konsulat RI.
b. Presiden telah memberikan persetujuan terhadap RPermendagri tentang SMKI tersebut dan telah ditindaklanjuti oleh Seskab melalui kepada Mendagri (surat Seskab Nomor: B.0364/Seskab/Polhukam/10/2021 tanggal 27 Oktober 2021).
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
Pengelolaan anggaran pendidikan oleh Kementerian/Lembaga melalui perguruan tinggi oleh Kementerian/LPNK lain (PTKL)
Rapat Internal tentang Dana Pendidikan dan Tata Kelola Perguruan Tinggi oleh Kementerian/LPNK Lain yang dipimpin oleh Presiden pada tanggal 26 Agustus 2021. Tindak lanjut dari arahan Presiden dalam Rapat Internal 26 Agustus 2021, sebagai berikut: a. Revisi Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008
tentang Pendanaan Pendidikan. b. Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang
Perguruan Tinggi oleh Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian Lain (PTKL).
c. Revisi Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2019 tentang Dana Abadi Pendidikan.
Persiapan Penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI di Papua Tahun 2021
a. Sehubungan dengan pembentukan UPTD belum mendapat persetujuan dari Kemendagri, maka perlu segera dipastikan pihak yang akan mengelola prasarana dan sarana termasuk dukungan sumber alokasi anggarannya guna menjaga prasarana dan sarana dimaksud tetap prima dan laik guna hingga pelaksanaan.
b. Dalam hal pembentukan lembaga pengelola prasarana dan sarana baik sebelum maupun setelah penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI di Papua tahun 2021, perlu dipertimbangkan dengan membentuk Badan Layanan Umum Daerah agar prasarana dan sarana dapat dikelola dengan efektif, efisien, dan memiliki fleksibilitas dalam penggunaan anggaran.
c. Selain itu, perlu diantisipasi efek yang timbul mengingat PON XX dan PEPARNAS XVI di Papua tahun 2021 diselenggarakan di tengah pandemi COVID-19. Hal tersebut menjadi penting karena Indonesia belum memiliki pengalaman dalam menyelenggarakan event olahraga di tengah pandemi COVID-19, terlebih saat ini beberapa event olahraga telah mengalami penundaan.
d. Pemerintah Provinsi Papua segera mengajukan permohonan tambahan anggaran penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI di Papua tahun 2021 kepada Presiden, untuk selanjutnya dapat dilakukan reviu bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Kemenkeu.
e. Persiapan penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI Papua Tahun 2021 perlu dibahas dalam Rapat Terbatas untuk memperoleh arahan Presiden guna memastikan penyelenggaraan PON Papua dapat berjalan dengan sukses.
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT)
a. Telah dilakukan pembahasan Rancangan Peraturan Presiden tentang Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024 (RPerpres) sebagai dasar bagi Kementerian/Lembaga untuk menyusun rencana strategis masing-masing terkait PPDT. RPerpres saat ini dalam proses penetapan oleh Presiden.
b. Perlu segera dilakukan percepatan pembahasan penyusunan Rancangan Keputusan Presiden tentang Rencana Aksi Nasional PPDT yang digunakan sebagai dasar Kementerian/Lembaga dalam menyusun program dan kegiatannya terkait PPDT agar pembangunan di daerah tertinggal dapat segera terimplementasi.
c. Perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan PPDT setiap tahunnya. hasil evaluasi dimaksud dapat menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan PPDT berikutnya.
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
Penggunaan Pakaian Seragam dan Atribut bagi Peserta Didik, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan di Lingkungan Sekolah
Terdapat polemik di masyarakat terkait dengan SKB Tiga Menteri atas Penggunaan Pakaian Seragam dan Atribut tersebut, atas permasalahan tersebut, terdapat rekomendasi sebagai berikut: a. SKB harus dipahami oleh pemerintah daerah dan
masyarakat secara komprehensif, karena masih banyak mispersepsi terkait aturan dalam SKB ini sehingga menimbulkan polemik di masyarakat. Salah satunya adalah terkait satuan pendidikan yang diatur oleh SKB. Padahal satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah tidak mencakup madrasah dan sekolah keagamaan.
b. Mengingat bahwa SKB adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh 3 kementerian, maka Kemendikbud bersama-sama dengan Kemendagri dan Kemenag perlu untuk melakukan dialog dan pertemuan lebih intensif dengan pemerintah daerah yang menolak SKB. Perlu ada penjelasan kepada Kepala Daerah tentang pentingnya memperkuat moderasi beragama di sistem pendidikan, salah satunya dalam penggunaan seragam.
c. Perbedaan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah perlu diselesaikan secara bijak sebelum pada akhirnya ada sanksi yang lebih berat sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengingat masalah terkait agama di Indonesia adalah isu yang sensitif dan seringkali menimbulkan reaksi yang besar di masyarakat.
d. Pemerintah harus segera secara cepat menyiasati perbedaan persepsi antara aturan pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar tidak menimbulkan kesan adanya perpecahan kepada masyarakat. Selain itu juga untuk mengantisipasi agar perbedaan persepsi tentang SKB tidak melebar ke daerah lainnya.
Pengembangan Kawasan Pusat Perikanan Terpadu di Provinsi Maluku
a. Merujuk pada amanat RPJMN Tahun 2020-2024 bahwa pembangunan wilayah Kepulauan Maluku diarahkan pada optimalisasi keunggulan wilayah sebagai lumbung ikan nasional.
b. Perlu mendorong pembangunan wilayah Maluku melalui transformasi ekonomi sehingga lebih maju dan bernilai tambah tinggi melalui percepatan pembangunan perekonomian berbasis maritim.
c. Langkah strategis untuk mewujudkan pengembangan kawasan pusat perikanan di Provinsi Maluku, diantaranya melalui infrastruktur yang terintegrasi, kemudahan perizinan berusaha, dan optimalisasi rantai pasok.
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
Percepatan Penanganan Pasca Bencana Gempa Bumi, Tsunami, dan Likuefaksi di Provinsi Sulawesi Barat
Beberapa permasalahan dalam upaya penanggulangan bencana di Provinsi Sulawesi Tengah, diantaranya: a. Data penerima bantuan belum terverifikasi dan tervalidasi
dengan baik. b. Pemilik dari lahan yang digunakan untuk hunian sementara
telah meminta kembali lahannya, sehingga perlu penyediaan lahan dan fasilitas hunian sementara bagi pengungsi yang belum mendapatkan hunian tetap.
c. Terdapat permasalahan hukum pada lahan yang akan digunakan untuk pembangunan hunian tetap.
d. Hunian tetap yang telah dibangun belum dilengkapi fasilitas penunjang.
Rekomendasi terkait permasalahan tersebut: a. BNPB perlu segera meningkatkan koordinasi dengan
Pemerintah Daerah untuk melakukan pembenahan data. b. Terkait permasalahan penyediaan lahan hunian sementara,
BNPB bersama dengan Kemensos, Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN), dan Pemerintah Daerah dapat menyusun kebijakan penyediaan hunian sementara, sehingga tidak diperlukan lagi penyusunan aturan baru.
c. Terkait permasalahan penyediaan lahan hunian tetap dan fasilitas pendukung:
BNPB bersama dengan Kementerian ATR/BPN perlu segera berkoordinasi guna membahas keberlanjutan penyediaan lahan bagi hunian tetap yang belum selesai.
BNPB agar meningkatkan koordinasi dengan Kementerian PUPR, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, dan Pemerintah Daerah untuk memastikan ketersediaan fasilitas pendukung hunian tetap.
Kebutuhan dukungan pemerintah dalam pembangunan kilang minyak dalam negeri, di antaranya kebutuhan infrastruktur pendukung konektivitas Grass Root Refinery (GRR) Tuban
Menindaklanjuti hal dimaksud, Sekretariat Kabinet telah menyelenggarakan rapat dengan Kementerian/Lembaga terkait pada tanggal 25 Agustus 2021. Hasil kesepakatan rapat intinya agar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengkaji percepatan pembangunan jalan tol guna mendukung konektivitas GRR Tuban sebagai Proyek Strategis Nasional (disampaikan melalui surat Sekretaris Kabinet Nomor: B.0291/Seskab/Marves/09/2021 tanggal 3 September 2021). Menindaklanjuti surat Sekretaris Kabinet dimaksud, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah menyelenggarakan rapat membahas terkait infrastruktur pendukung Kilang Minyak Tuban pada tanggal 19 Oktober 2021 dan 19 November 2021.
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
Pencegahan Perkawinan Anak Data dari Kementerian PPPA menunjukkan bahwa angka perkawinan anak di Indonesia berada pada persentase 10,19% pada tahun 2020, yang mana angka tersebut masih tergolong jauh dibandingkan target persentase perkawinan anak di dalam RPJMN, yaitu sebesar 8,74% di tahun 2024. Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah menaikkan batas usia minimal perkawinan menjadi 19 tahun bagi laki-laki dan perempuan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Namun, ternyata perubahan batas usia minimal tersebut belum cukup efektif mengurangi angka perkawinan anak di Indonesia. Sejak dinaikkannya batas minimal usia perkawinan, terdapat peningkatan permohonan dispensasi perkawinan. Sehubungan dengan hal tersebut, beberapa rekomendasi yang dapat kami sampaikan diantaranya: a. Perlu adanya edukasi dan konsultasi bagi anak dan orang
tua terkait dampak buruk perkawinan anak; b. Perlu adanya sinergi dengan lembaga hukum, terutama
Pengadilan Agama, agar tidak mudah untuk memberikan dispensasi perkawinan.
c. Perlu adanya peningkatan kegiatan pemberdayaan perempuan maupun forum-forum anak guna mengedukasi anak agar dapat fokus pada pendidikan dan terhindar dari perkawinan anak; serta
d. Perlu penguatan peran seluruh lapisan masyarakat untuk ikut berkontribusi dalam upaya mencegah dan menangani permasalahan perkawinan anak.
Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) a. Terdapat persoalan terkait status badan hukum BUM Desa yang belum jelas dalam peraturan perundang-undangan. Telah dilakukan revisi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja untuk menegaskan bahwa BUM Desa adalah badan hukum.
b. Telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa dan Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pendaftaran, Pendataan dan Pemeringkatan, Pembinaan dan Pengembangan, dan Pengadaan Barang dan/atau Jasa BUM Desa/BUM Desa Bersama sebagai peraturan teknis pelaksana Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang mengatur bawah BUM Desa adalah badan hukum.
c. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap implementasi peraturan perundang-undangan terbaru
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
yang mengatur BUM Desa tersebut untuk memastikan peraturan dimaksud dapat benar-benar menyelesaikan persoalan terkait BUM Desa yang selama ini terjadi.
Penataan/pemekaran desa di Kabupaten Mentawai, Provinsi Sumatera Utara untuk mengoptimalkan rentang kendali pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini sejalan dengan upaya pengentasan wilayah Kabupaten Mentawai dari daerah tertinggal berdasarkan Perpres Nomor 63 Tahun 2020 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024
a. Menteri Desa PDTT perlu segera menyampaikan Surat Keputusan terkait kesediaan sebagai instansi pemrakarsa penataan/pemekaran desa di Kabupaten Kepulauan Mentawai kepada Menteri Dalam Negeri.
b. Kemenkeu akan membahas lebih lanjut terkait anggaran yang harus disiapkan dalam pelaksanaan penataan/pemekaran desa di Kabupaten Kepulauan Mentawai, termasuk apabila memungkinkan penganggarannya dilakukan bersama dengan pemerintah daerah.
c. Dalam pelaksanaan penataan/pemekaran desa di Kabupaten Mentawai tidak diperlukan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK). Ketentuan teknis pelaksanaannya cukup mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2017.
d. Tim Teknis lintas Kementerian/Lembaga akan melakukan kunjungan lapangan ke Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk melakukan kajian dan analisis kelayakan atas pelaksanaan penataan/pemekaran desa.
Usulan rencana pembangunan di perbatasan Kalimantan Utara berbasis industri kelautan dan perikanan melalui pembangunan pelabuhan ekspor dan Kawasan Industri berbasis kelautan dan perikanan di Kota Tarakan
a. Usulan rencana pembangunan Kawasan Industri Perikanan dari Pemerintah Kota Tarakan tersebut telah sesuai dengan Pasal 43 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tarakan Tahun 2012 - 2032, dimana peruntukan kawasan budidaya perikanan (pengolahan hasil perikanan) berada di Kelurahan Juata Laut dan Kelurahan Mamburungan
b. Rencana pembangunan Pelabuhan Perikanan di Kelurahan Juata Laut belum diakomodir dalam Rencana Induk Pelabuhan Perikanan Nasional/RIPPN (Kepmen KP 6/2018 tentang RIPPN) dan Rencana Induk Pelabuhan Nasional/RIPN (Kepmenhub 432/2017 sebagaimana telah diubah dengan Kepmenhub 30/2020 tentang RIPN). Namun demikian, berdasarkan RIPN, terdapat Pelabuhan Kelas I Juwata Laut/Tarakan yang berfungsi sebagai pelabuhan penyeberangan dan sudah beroperasi.
c. Kota Tarakan yang termasuk dalam WPP 716, tidak termasuk dalam lokasi proyek prioritas strategis (integrasi Pelabuhan Perikanan dan Fish Market Bertaraf Internasional) pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 (Sulawesi Utara, Sumatera Utara/Riau, dan Maluku).
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
d. Pembangunan industri perikanan di Juata Laut, Kota Tarakan perlu dikaji ulang dengan memperhatikan RPJMN Tahun 2020-2024, mengingat di lokasi terdekat sudah terdapat SKPT Sebatik. Sehingga, Pemerintah perlu mengoptimalkan dan memperkuat SKPT Sebatik Nunukan yang berlokasi di Kalimantan Utara yang telah berjalan dengan baik.
Rencana Penggabungan BUMN Pelabuhan a. Dalam rangka sinkronisasi untuk menjamin percepatan cipta kerja, Pemerintah telah melakukan terobosan hukum guna menyelesaikan berbagai permasalahan yang tersebar dalam beberapa peraturan perundangan-undangan menjadi satu Undang-Undang yang komprehensif, melalui penerbitan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja). Implementasi UU Cipta Kerja berdampak positif terhadap kemudahan berusaha pada sektor kelautan dan perikanan, khususnya terkait dengan penyederhanaan perizinan pada subsektor perikanan tangkap. Namun dalam rangka mendukung kemudahan berusaha pada sektor perikanan tangkap, diperlukan optimalisasi dan peningkatan infrastruktur pada Pelabuhan Perikanan.
b. Optimalisasi dan peningkatan infrastruktur Pelabuhan Perikanan yang diperlukan secara menyeluruh meliputi akses jalan, penahan gelombang (breakwater) dan turap (revertment), drainase, instalasi perbekalan (suplai air besih, BBM, Listrik), navigasi pelayaran dan komunikasi telepon, internet, radio komunikasi), coldstorage, dock kapal, serta fasilitas sosial dan umum. Hal tersebut diperlukan dalam rangka mendukung pelayanan jasa pelabuhan, termasuk menjaga sistem rantai dingin.
c. peningkatan infrastruktur pelabuhan perikanan perlu disertai dengan peningkatan pelayanan pelabuhan karena akan berdampak pula pada peningkatan penerimaan negara yang bersumber dari jasa pengusahaan pelabuhan perikanan (pajak dan penerimaan negara bukan pajak). Pengelolaan atas fungsi Pelabuhan Perikanan selama ini belum dilaksanakan secara optimal, sehingga belum memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi negara.
Penguatan Pengawasan Regulasi terhadap Pinjaman Online
a. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang menjadi korban terlilit hutang akibat tingginya bunga pinjaman yang menjerat, bahkan ada yang mencapai 60% per tahun, yang diibaratkan seperti rentenir online. Bunga yang melebihi batas wajar tersebut umumnya diberikan oleh lembaga pinjaman online ilegal yang juga menjadi masalah tersendiri.
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
b. Seluruh stakeholder termasuk aparat keamanan secara keseluruhan bersinergi dan berkoordinasi secara maksimal agar bisa terus mengawasi dan mengawal perkembangan pinjaman online ilegal yang sudah meresahkan masyarakat, serta menciptakan skema-skema mitigasi resikonya.
c. Kunci utama dan paling efektif untuk bisa memberantas fintech lending ilegal ialah dengan meningkatkan literasi keuangan dari masyarakat.
d. OJK dan Kemenkominfo agar bisa menguatkan proses pembinaan, evaluasi, dan verfikasi terhadap fintech maupun Koperasi Simpan Pinjam yang sudah ada maupun yang baru terbentuk kedepannya. Proses tersebut harus dilakukan secara prosedural bertahap mulai dari proses pendaftaran, penyertaan permodalan, hingga memastikan adanya sistem teknologi yang reliabel dan aman secara maksimum.
Akselerasi pemberian sertifikasi halal secara gratis kepada pelaku UMK sesuai ketentuan PP Nomor 39 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal
a. Kemenko Perekonomian agar mengoordinasikan: (1) penyederhanaan prosedur permohonan sertifikasi halal melalui mekanisme self declare, dalam hal ini termasuk memastikan bahwa seluruh kriteria baik berdasarkan risiko maupun kehalalan bahan sesuai positif list BPJPH telah tertanam dalam sistem OSS RBA; dan (2) penyusunan sektor UMK yang diprioritaskan untuk mendapatkan sertifikat halal secara gratis.
b. Kementerian Koperasi dan UKM agar berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait yang memiliki program/kegiatan berkaitan dengan pembinaan, pendampingan, dan pelatihan pelaku UMK, untuk mensinergikan kegiatan pendampingan penerbitan sertifikat halal sebagai bagian dalam program/kegiatan pembinaan dan pelatihan pelaku UMK yang diprioritaskan.
c. Kemendagri agar mengoordinasikan seluruh Pemerintah Daerah untuk mengalokasikan anggaran pada program pelatihan dan pendampingan UMK di Daerah, dengan prioritas kegiatan pada pendampingan penerapan izin tunggal bagi UMK, khususnya pendampingan penerbitan sertifikat halal. Selain itu, bersama Kementerian Koperasi dan UKM, dan Kemenkeu, agar menyusun pembagian kewenangan dan tanggung jawab antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terkait pendampingan UMK dimaksud.
d. Kepala BKPM agar mengintegrasikan sistem OSS RBA dengan sistem penerbitan sertifikat halal pada BPJPH, serta mengakomodir seluruh kriteria (positif list Bahan Baku dan Pendukung Halal) yang ditetapkan BPJPH ke dalam sistem
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
OSS RBA sebagai tapisan untuk mengajukan permohonan sertifikat halal melalui mekanisme self declare.
e. BPJPH agar menyusun Standar Biaya Keluaran Khusus (SBKK) untuk menghitung besaran biaya penerbitan sertifikat halal secara self declare, untuk diajukan kepada Kemenkeu sebagai dasar perhitungan penetapan alokasi anggaran sertifikat halal ke depan
Penyesuaian Anggaran BP2MI Refocusing dan Realokasi Belanja K/L TA 2021 Tahap IV
Sehubungan dengan permohonan tersebut, Sekretariat Kabinet melaksanakan Rapat Koordinasi pada tanggal 19 Agustus 2021 dengan hasil kesepakatan antara lain: a. Pemerintah akan melakukan refocusing anggaran sebesar
Rp 55,21 triliun untuk memenuhi kebutuhan penanganan pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi yang digunakan untuk penanganan COVID-19, untuk penanganan kesehatan yang menjadi prioritas pemerintah dalam menekan laju kenaikan kasus COVID-19.
b. Refocusing dilaksanakan bersumber dari jenis belanja barang, belanja modal, dan belanja pegawai yang berasal dari belanja barang operasional dan non operasional. Kriteria refocusing K/L, antara lain sisa anggaran belanja K/L per 19 Juli 2021 yang belum terserap di luar program pemulihan ekonomi nasional, tetapi dapat meliputi alokasi program prioritas nasional dan anggaran multiyear contract yang dapat direkomposisi/diluncurkan di tahun anggaran berikutnya, yang antara lain berasal dari belanja honorarium, perjalanan dinas, paket meeting, belanja jasa, bantuan kepada masyarakat bukan arahan Presiden, pembangunan gedung, serta belanja pegawai dan belanja operasional pada akhir tahun yang tidak akan terserap.
c. Sebagaimana yang telah diatur dalam surat Menteri Keuangan tersebut, refocusing dapat dilakukan melalui jenis belanja barang, belanja modal, dan belanja pegawai yang berasal dari belanja barang operasional dan non operasional (belanja yang produktif sehingga kualitas belanja menjadi kunci). Oleh karena itu, BP2MI dapat melakukan refocusing dan realokasi belanja K/L TA 2021 Tahap IV yang tidak hanya bersumber dari Belanja Tidak Mengikat, namun berasal dari Belanja Mengikat APBN BP2MI.
Tindak lanjut arahan Presiden untuk mengevaluasi dan menyampaikan perkembangan investasi dan perkembangan dari pemberlakuan UU Cipta Kerja dan peraturan perundang-undangan turunannya serta implementasinya dalam sistem OSS RBA
a. Sekretariat Kabinet melakukan kegiatan Evaluasi dan Monitoring sistem OSS RBA yang diselenggarakan dengan melakukan pertemuan dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Asosiasi Pengusaha, Asosiasi UMKM, dan beberapa stakeholders lain.
b. Hasil rangkaian pertemuan tersebut dirapatkan bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
dan Kementerian Investasi/BKPM pada tanggal 7 September 2021 dengan kesepakatan yang disampaikan kepada Menko Perekonomian dan Menteri Investasi melalui Surat Seskab Nomor B.0304/Seskab/Ekon/09/2021 pada tanggal 13 September 2021.
Permasalahan dalam pelaksanaan penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dalam masa Pemberlakuan Pembatasan Masyarakat (PPKM) dari tanggal 28 Juli s.d. 8 Agustus 2021 dengan realisasi penyaluran CBP kepada Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH) dan Bantuan Sosial Tunai (KPM BST) di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 200 ribu ton (100%).
a. Terdapat beberapa data dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) KPM dari Kementerian Sosial yang tidak valid/mutakhir sehingga bantuan beras tersebut tidak dapat disalurkan kepada KPM.
b. Harga beras belum termasuk biaya pengemasan dan biaya transportasi Perum BULOG karena payung hukum terkait penganggaran biaya tersebut belum ditetapkan oleh Kementerian Sosial yakni revisi atas Permensos Nomor 22 Tahun 2019. Hal tersebut berdampak pada terganggunya arus keuangan Perum BULOG.
c. Jumlah penyaluran bantuan beras dari stok CBP di gudang BULOG masih belum maksimal sehingga kegiatan pembelian gabah/beras petani oleh Perum BULOG belum maksimal memenuhi target pengadaan tahun 2021.
d. Dalam rangka penyelesaian laporan pelaksanaan program di atas, Sekretariat Kabinet telah mendorong Kemenkoekon untuk mengoordinasikan penyelesaian hal di atas.
1. RPerpres Korporasi Petani dan Nelayan yang belum ditetapkan
2. Keterbatasan modal sehingga belum mampu menyerap semua hasil panen petani anggotanya
3. Belum sinkronnya program/kegiatan antar K/L menyebabkan beberapa K/L melaksanakan program korporasi petani dengan lokus yang berbeda-beda
Sehubungan dengan permasalahan dimaksud, Sekretariat Kabinet telah menyampaikan surat kepada K/L terkait intinya menyampaikan hasil kesepakatan rapat koordinasi Tingkat Eselon I pada tanggal 10 Agustrus 2021 di Sekretariat Kabinet, dengan kesepakatan sebagai berikut: a. Ditetapkan 3 (tiga) lokasi Percontohan Utama, yaitu:1)
Koperasi Citra Kinaraya/PT. Tasbiha Mulia Tani, Kab. Demak (Komoditas Padi); 2) PT. Java Preanger Lestari Mandiri, Kab. Bandung (Komoditas Perkebunan/Kopi); 3) Koperasi Unit Desa Mino Saroyo, Kab. Cilacap (Komoditas Perikanan Tangkap).
b. Ditetapkan 4 (empat) lokasi Percontohan Lainnya, yaitu: 1) Koperasi Gemilang Brahmana Sejahtera, Kab Subang (Komoditas Peternakan/Sapi Potong); Koperasi Tani Mulus/PT. Tani Mulus Emas, Kab. Indramayu (Komoditas Padi); Koperasi Pondok Pesantren Al Ittifaq, Kab. Bandung (Komoditas Hortikultura); 4) Koperasi Produsen Mina Mitra Mandiri, Kab. Ogan Komering Ulu timur (Komoditas Perikanan Budidaya).
c. Selanjutnya K/L terkait yang telah teridentifikasi agar dapat mendukung terwujudnya KPN (Kemendagri, Kemendes PDTT, Kemenkop UKM, Kemendag, Kemenperin, Kemen BUMN), untuk dapat mendukung pengembangan KPN
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
Percontohan melalui sinergitas program, kegiatan dan anggaran.
Permohonan perihal persetujuan penyusunan rancangan peraturan presiden terkait bantuan sosial non tunai
Berkenaan dengan permasalahan tersebut sekaligus untuk memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan bahwa mengamanatkan kementerian sebagai pemrakarsa untuk membentuk Panitia Antar Kementerian dan/atau Antar Non-Kementerian dalam penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Sekretariat Kabinet berpartisipasi bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Sosial, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Kemenkeu, Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kementerian Agama, Kemendagri, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kantor Staf Presiden, Sekretariat Wakil Presiden, Sekretariat Kabinet, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan, bergabung dalam kepanitiaan dimaksud.
Evaluasi Kebijakan Penyaluran dan Pemanfaatan BLT Dana Desa dan Pembahasan Dasbor Desa
a. Meskipun terjadi kenaikan yang signifikan terhadap penyaluran BLT DD setelah adanya kebijakan dari kementerian/lembaga terkait, namun masih diperlukan upaya percepatan penyaluran BLT DD mengingat sampai saat ini belum mencapai target 8 juta KPM per bulan. Kemendes PDTT dan Kemendagri diharapkan dapat terus memfasilitasi percepatan penyaluran dimaksud.
b. Masih terdapat 1233 desa yang belum menyalurkan BLT DD, pada umumnya di Provinsi Papua. Kemendagri diharapkan untuk lebih fokus mendorong Pemerintah Daerah untuk segera menyalurkan BLT DD.
c. Terkait rencana pemerintah pusat untuk mengambil alih otorisasi penyaluran BLT DD apabila tidak terserap seluruhnya dan belum mencapai target 8 juta KPM, diharapkan Kemenkeu agar menginformasikan kebijakan tersebut baik dari substansi maupun mekanismenya kepada pihak terkait.
d. Dasbor Desa akan terus dikembangkan dan akan mengintegrasikan data OM-SPAN, Siskeudes dan data BUMDes melalui nota kerjasama dan kesepahaman antar kementerian.
Percepatan Proses Pengadaan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap Ekspansi
Sekretariat Kabinet berpandangan Pemkab Sidrap dan Pengembang PLTB Sidrap Ekspansi perlu segera menyampaikan rencana pembangunan PLTB Sidrap Ekspansi tersebut kepada Kementerian ESDM, termasuk penyelesaian
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
proses Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) antara PT PLN dengan PT UPC Sidrap Bayu Energi selaku pengembang. Adapun permohonan Bupati Sidrap terkait percepatan proses pengadaan Proyek PLTB Sidrap Ekspansi telah disampaikan ke Kementerian ESDM guna penelaahan lebih lanjut.
Rancangan Peraturan Polri (R-Perpolri) tentang Pengangkatan Khusus dari 57 (Lima Puluh Tujuh) Eks Pegawai KPK Menjadi Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia
a. R-Perpolri tersebut telah dilakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi melibatkan Kemenko Polhukam, Kemenkumham, Kemenpan-RB, BKN, Polri, dan Sekretariat Kabinet. Selain itu, Menpan-RB juga telah menetapkan SK Nomor 1209 Tahun 2021 tentang Penetapan Tambahan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Polri T.A. 2021 tanggal 3 November 2021 yang menetapkan 52 formasi untuk 57 eks pegawai KPK.
b. Menindaklanjuti pembahasan dan harmonisasi RPerpolri dimaksud, maka Seskab melalui surat nomor: B.0433/Seskab/Polhukam/11/2021 tanggal 26 November 2021 kepada Kapolri menyampaikan persetujuan Presiden atas peraturan dimaksud.
Sinergisitas antar K/L Program Penanggulangan Terorisme
a. Perlu segera dirumuskan mekanisme monitoring dan evaluasi atas RAS dimaksud sebagai instrumen kontrol atas capaian kinerja berdasarkan time frame yang telah ditentukan
b. Atas isu-isu strategis yang memerlukan intervensi khusus, agar dapat dilaporkan kepada Presiden melalui Sekretariat Kabinet
c. Sinergi lintas K/L perlu dikembangkan dengan pelibatan perguruan tinggi, BUMN, serta sektor swasta melalui Corporate Social Responsibility (CSR);
d. Pemerintah Pusat (dalam hal ini BNPT) perlu meningkatkan komunikasi intensif terhadap Daerah (Badan Kesbangpol) dalam pelaksanaan program sinergisitas
e. Pelibatan pemerintah daerah sejak tahap perencanaan sehingga rencana aksi tepat sasaran, baik dari aspek penentuan komposiis satgaswil, lokus, maupun jenis kegiatan yang akan dilakukan di daerah.
Percepatan Penetapan Peta Batas Wilayah Administrasi Kewenangan Pengelolaan Sumber Daya Laut Provinsi
a. Perpres No. 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000 sebagaimana telah diubah dengan Perpres No. 23 Tahun 2021 mengamanatkan dalam Rencana Aksi Kebijakan Satu Peta salah satunya penetapan Peta Batas Wilayah Administrasi Kewenangan Pengelolaan Sumber Daya Laut Provinsi Skala 1:250.000 – 1:25.000, dengan target untuk seluruh wilayah Indonesia tersedia peta kerja indikatif (September 2021) dan integrasi (Desember 2021).
b. Karena adanya keterbatasan sumber daya, sampai dengan Juni 2021, provinsi yang penetapan batas wilayah
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
administrasi kewenangan pengelolaan sumber daya lautnya sedang diupayakan, baru batas antara DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Lampung, sehingga perlu ditentukan provinsi yang diprioritaskan penetapan batas wilayah administrasi kewenangan pengelolaan sumber daya lautnya.
c. Sekretariat Kabinet telah menginisiasi rapat koordinasi percepatan penyelesaian batas wilayah admnistrasi kewenangan pengelolaan sumber daya laut provinsi untuk mengidentifikasi provinsi yang perlu diprioritaskan penetapan batas wilayah administrasi kewenangan pengelolaan sumber daya lautnya berdasarkan kegiatan prioritas/strategis sektor (Kementerian/Lembaga). Kesepakatan rapat telah disampaikan melalui surat Deputi Bidang Marves Nomor. B.0313/MARVES/7/2021 tanggal 2 Juil 2021.
d. Kesepakatan rapat di Sekretariat Kabinet telah ditindaklanjuti oleh Kemendagri dengan penyelenggaraan rapat penyamaan persepsi garis pantai yang akan digunakan dalam penetapan batas wilayah administrasi kewenangan pengelolaan sumber daya laut provinsi dan pembahasan batas wilayah laut dengan pemerintah provinsi.
Pembangunan akses menuju Kawasan Kertajati Aerocity dari Jalan Tol Cisumdawu yang dibiayai dengan APBN
a. Menindaklanjuti surat tersebut, Sekretariat Kabinet telah menyelenggarakan rapat koordinasi pada 12 Maret 2021 dengan melibatkan beberapa kementerian/lembaga terkait;
b. Selanjutnya, Sekretariat Kabinet merekomendasikan kepada Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk melakukan kajian urgensi pembangunan jalan akses dimaksud untuk berikutnya dapat dimuat dalam RPerpres pengembangan kawasan Jawa Barat yang saat itu sedang disusun.
c. Tindaklanjut rekomendasi tersebut, permohonan pembangunan jalur akses tersebut belum dapat dipenuhi dengan pertimbangan telah dibangun jalur akses menuju Kawasan Kertajati dari Jalan Tol Cipali dan jalur akses Jalan Tol Cisumdawu menuju Jalan Tol Cipali.
LAMPIRAN 9
BEBERAPA HASIL PENGAWASAN TINDAK LANJUT
ARAHAN PRESIDEN TAHUN 2021
ARAHAN PRESIDEN TINDAK LANJUT
Arahan Presiden pada Ratas tentang Penanganan Pandemi COVID-19 tanggal 21 Juni 2021
Kemenkeu akan melakukan proyeksi serapan anggaran program PCPEN tahun 2021. Program yang serapan anggarannya masih rendah dan diproyeksikan tidak optimal, akan di-realokasi anggarannya untuk membiayai program lain yang lebih prioritas, seperti pembayaran biaya RS, vaksinasi anak dan ibu hamil, serta program lain yang mendukung pengetatan PPKM Mikro. Kemenkes akan segera membayar tunggakan biaya RS tahun 2020 yang sudah diverifikasi BPKP sebesar Rp2,56 T. Kemenkes dan BPKP juga akan melakukan reviu dan perbaikan tata kelola pembayaran biaya rumah sakit dan insentif nakes agar pembayaran menjadi lebih sederhana, cepat dan akuntabel. Kemenkeu dan Kemendagri akan meningkatkan asistensi atau pendampingan kepada daerah untuk mempercepat realisasi earmarked Dana Alokasi Umum atau Dana Bagi Hasil (DAU/DBH), termasuk dalam hal ini mengkaji relaksasi prosedur pertanggungjawaban, terutama di daerah-daerah zona merah. Kemenkeu dan Kemendagri juga diminta untuk melakukan sinkronisasi regulasi mengenai refocusing APBD sebagai tindak lanjut atas temuan BPK dalam IHPS II 2020.
Arahan Presiden pada rapat internal tanggal 4 Juni 2021 tentang Penyelesaian Hambatan Investasi
Sekretariat Kabinet telah menyelenggarakan Rakor penyelesaian permasalahan/Pending Issues Rencana Aksi Ease of Doing Business (EODB) 2022 di Bogor tanggal 15 Juni 2021. Pembahasan dalam rapat difokuskan pada penyelesaian pending issues pada 3 (tiga) indikator, yaitu: (1) indikator Dealing With Construction Permits, terkait permasalahan implementasi penyelenggaraan Perizinan Bangunan Gedung khususnya penyesuaian indeks fungsi usaha retribusi Bangunan Gedung untuk UMKM; (2) indikator Registering Property terkait penyesuaian besaran tarif pajak pertanahan, dan pengintegrasian Sistem Pelayanan Pertanahan; (3) indikator Trading Across Borders terkait penyesuaian tarif jasa kepelabuhan & revisi SOP pelabuhan untuk percepatan tahap pre-clearance.
Hasil dari Rakor tersebut telah disampaikan melalui Surat Sekretaris Kabinet dengan Nomor B.0232/Seskab/Ekon/07/2021 kepada Menteri dan Kepala Lembaga yang berkaitan dengan masing-masing indikator dalam EODB.
Arahan Presiden pada Rapat Terbatas tanggal 2 Juni 2021 tentang Persiapan Penyelenggaraan FIBA Asia Cup 2021 dan World Super Bike 2021 Indonesia Grand Prix.
Sekretariat Kabinet terlibat aktif dalam Rapat Koordinasi Pengembangan DPSP Mandalika yang dikoordinasikan oleh Kemenko Marves. Beberapa upaya yang telah dilakukan guna peyelesaian pemasalahan lahan:
1. Saat ini ITDC sedang bekerja sama dengan Pemda Lombok Tengah untuk melakukan relokasi penduduk ke Dusun Ngolang (sekitar 2.5 km dari jalan provinsi atau sekitar 3 km dari permukiman sebelumnya).
2. Pemkab Lombok Tengah telah bersurat kepada Menteri PUPR (surat Nomor 656/117/2020 tanggal 21 Oktober 2020) guna pembangunan
LAMPIRAN 9
BEBERAPA HASIL PENGAWASAN TINDAK LANJUT
ARAHAN PRESIDEN TAHUN 2021
ARAHAN PRESIDEN TINDAK LANJUT
Sarhunta dan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) di tempat yang akan dijadikan relokasi 120 KK.
Arahan Presiden pada Rapat Terbatas tanggal 17 Maret 2021 tentang Percepatan Penyaluran Bantuan Sosial.
Sekretariat Kabinet telah melakukan reviu atas: a. RPermenko Bidang Perekonomian tentang Perubahan kedua atas
Permenko Bidang Perekonomian Nomor 6 Tahun 2020 tentang perlakuan khusus bagi penerima Kredit Usaha Rakyat terdampak Pandemi COVID-19.
b. Perubahan atas Permenko Bidang Perekonomian Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
c. RPermen KUKM tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021.
Ketiga rancangan peraturan tersebut diharapkan dapat mengakselerasi penyaluran bansos khususnya dalam membantu UKM untuk dapat melangsungkan usahanya sehingga ekonomi dapat tetap tumbuh. Sekretariat Kabinet menyampaikan persetujuan presiden atas kedua rancangan peraturan tersebut melalui Surat Sekretaris Kabinet No. B.0178/Seskab/Ekon/05/2021 dan B.0180/Seskab/Ekon/05/2021. Ketiga Peraturan tersebut telah ditetapkan pada bulan Mei 2021 sebagai berikut: a. Permenko Bidang Perekonomian Nomor 3 Tahun 2021 tentang Perubahan
Keempat Atas Permenko Bidang Perekonomian Nomor 6 Tahun 2020 Tentang Perlakuan Khusus Bagi Penerima Kredit Usaha Rakyat Terdampak Pandemi COVID-19, pada tanggal 18 Mei 2021;
b. Permenko Bidang Perekonomian Nomor 2 Tahun 2021 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 8 Tahun 2019 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat; dan
c. Permen KUKM Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan KUKM.
Arahan Presiden terkait NLE yang disampaikan pada Rapat Terbatas tanggal 18 Maret 2020.
Sekretariat Kabinet telah menyelenggarakan Rapat Koordinasi bersama Kemenko Marves, Kemenkeu, LNSW, dan Tim Sekretariat NLE. Dalam rapat tersebut juga dibahas mengenai surat Sekretariat Kabinet nomor B.0104/Ekon/03/2021 Tanggal 9 Maret 2021 kepada Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kemendag terkait tanggapan atas Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan tentang eksportir dan importir yang bereputasi baik guna menyelesaikan target rencana aksi tahun 2020 guna menjaga keselarasan antara rencana aksi NLE tahun 2021 dengan implementasi Inpres Nomor 5 Tahun 2020.
LAMPIRAN 9
BEBERAPA HASIL PENGAWASAN TINDAK LANJUT
ARAHAN PRESIDEN TAHUN 2021
ARAHAN PRESIDEN TINDAK LANJUT
Arahan Presiden pada Rapat Terbatas (Ratas) tentang Penanganan Pandemi COVID-19, 28 Juni 2021.
a. Sekretariat Kabinet telah menyelenggarakan Rapat pada tanggal 29 Juni 2021 dan dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian dan Lembaga yang diundang dalam Ratas.
b. Telah dilaksanakan kegiatan serbuan vaksin yang diselenggarakan secara lintas sektor oleh Kemenkes, Kemendagri, Kementerian BUMN, TNI, Polri, Pemerintah Daerah, dan swasta agar capaian 1,3 juta orang yang divaksinasi pada tanggal 27 Juni 2021 dapat secara konsisten dicapai, dan bahkan ditingkatkan mencapai 2 juta orang divaksin per hari pada bulan Agustus 2021.
c. Terkait percepatan vaksinasi GR, disepakati untuk menunggu hasil revisi yang kedua atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19 (COVID-19) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 18 Tahun 2021. Saat ini, revisi Peraturan Menteri Kesehatan yang kedua tersebut sedang menunggu hasil harmonisasi dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
d. BPOM telah menerbitkan izin untuk menggunakan vaksin Sinovac produksi PT Bio Farma kepada anak usia 12-18 tahun.
e. BKKBN telah menginisiasi pelaksanaan vaksinasi kepada Ibu hamil dan ibu menyusui dalam acara peringatan Hari Keluarga Nasional Tahun 2021, yang dilaksanakan bersama-sama dengan vaksinasi kepada anak usia 12-18 tahun.
f. Kemenkes dan Kemenperin akan mendorong pelaku industri oksigen untuk meningkatkan produksinya dan menggeser produksi oksigen tersebut dari sebelumnya hanya untuk menopang kebutuhan industri, juga untuk mendukung kegiatan medis dalam penanganan COVID-19.
g. Telah diselenggarakan PPKM Darurat di Jawa-Bali mulai tanggal 3 s.d. 20 Juli 2021.
h. Kemenkes telah mengalokasikan anggaran khusus untuk hal tersebut dan dalam rangka memastikan akuntabilitas penggunaan anggaran untuk penyelesaian tunggakan tersebut, saat ini Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan dan BPKP bersama-sama mereviu kembali jumlah tunggakan sebelum dibayarkan kepada fasilitas pelayanan kesehatan.
Arahan Presiden pada Rapat Terbatas tanggal 25 Januari 2021, dengan pokok bahasan Lanjutan Percepatan Penurunan Stunting.
a. Percepatan penurunan stunting dicapai melalui dua intervensi yakni intervensi gizi spesifik (kesehatan) dan intervensi gizi sensitif (non-kesehatan). Menurut hasil perhitungan Indeks Khusus Penanganan Stunting (IKPS) tahun 2018-2019, terdapat kenaikan indeks sebesar 2,16 yang semula pada tahun 2018 sebesar 63,92 menjadi sebesar 66,08 pada tahun 2019. Hal ini berarti terdapat perbaikan dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting. Dimensi gizi dan perumahan yang meliputi sanitasi dan air minum mengalami peningkatan cukup signifikan.
LAMPIRAN 9
BEBERAPA HASIL PENGAWASAN TINDAK LANJUT
ARAHAN PRESIDEN TAHUN 2021
ARAHAN PRESIDEN TINDAK LANJUT
b. Berdasarkan informasi dari Kemenkes, terjadi kenaikan cakupan intervensi spesifik pada periode 2018-2019 kecuali cakupan balita yang memperoleh vitamin A. Kenaikan tersebut terjadi pada cakupan kunjungan kehamilan, ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah, persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan, bayi yang mendapatkan inisiasi menyusui dini, bayi berusia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif, balita yang ditimbang, balita kurus yang mendapat makanan tambahan, dan imunisasi campak pada bayi berusia dua tahun.
c. Sebanyak 260 kabupaten/kota yang menjadi lokus prioritas penanganan stunting di tahun 2020 sudah didampingi oleh Kemendagri untuk melaksanakan 8 aksi konvergensi. Pelaksanaan tersebut telah dievaluasi oleh setiap provinsi dan dilaporkan kepada Kemendagri. Sampai dengan 14 Desember 2020, sebanyak 93,85% kabupaten/kota lokus prioritas telah melaporkan pelaksanaan 8 aksi konvergensi stunting.
d. Selama pandemi COVID-19, kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) telah dilibatkan dalam kegiatan edukasi dan sosialisasi kepada ibu hamil dan keluarga dengan balita, dan dalam kegiatan pelacakan kontak dalam upaya menekan penyebaran COVID-19. Untuk memberikan aspek keamanan dan kenyamanan bagi anggota PKK dalam mendukung pelayanan kesehatan ibu dan anak serta penanganan COVID-19, agar mereka diberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti APD.
e. Telah disusunnya Rancangan Peraturan Presiden tentang Percepatan Penurunan Stunting (RPerpres). RPerpres pada intinya mengatur metode, inovasi, mekanisme koordinasi dan cara-cara baru yang menghindari business as usual, sehingga dapat mengakselerasi program-program dan kegiatan-kegiatan yang selama ini sudah dilaksanakan dalam rangka percepatan penurunan stunting. Saat ini RPerpres dimaksud masih dalam proses paraf oleh Menteri terkait.
Arahan Presiden pada Rapat Terbatas tentang Persiapan Penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI di Papua tanggal 15 Maret 2021.
a. Terhadap usulan anggaran tambahan penyelenggaraan PON sebesar Rp1.657.324.332.829,00, tambahan proposal Panwasrah Dewan Hakim dan Transport sebesar Rp110.000.000.000,-, serta anggaran tambahan penyelenggaraan PEPARNAS sebesar Rp 176.434.004.150,-, saat ini masih dalam proses reviu oleh BPKP.
b. Kantor Staf Presiden dan Kementerian Pemuda dan Olahraga telah beberapa kali menyelenggarakan rapat koordinasi rutin guna membahas progres persiapan PON dan Peparnas Papua Tahun 2021.
c. Menteri Pemuda dan Olahraga bersama Menkes telah melakukan vaksinasi terhadap sebagian besar atlet yang akan mengikuti PON dan Peparnas Papua Tahun 2021.
Arahan Presiden pada Sidang Kabinet Paripurna tanggal 3 Maret 2021.
Data Kemendikbudristek bulan Juni 2021 telah dilakukan vaksinasi kepada 1,84 juta pendidik dan tenaga kependidikan (33% dari 5,6 juta). Untuk mengakselerasi vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan, Kemendikbudristek menggerakkan 12.899 vaksinator dari PTN, PTS, dan Rumah Sakit Pendidikan.
LAMPIRAN 9
BEBERAPA HASIL PENGAWASAN TINDAK LANJUT
ARAHAN PRESIDEN TAHUN 2021
ARAHAN PRESIDEN TINDAK LANJUT
Arahan Presiden pada Rapat Terbatas tanggal 7 Juni 2021 tentang Penanganan Pandemi COVID-19.
a. Telah diterbitkan Keputusan Bersama Mendikbud, Menag, Menkes, dan Mendagri Nomor 03/KB/2020, Nomor 612 Tahun 2020, Nomor HK.01.08/Menkes/502/2020, Nomor 119/4536/SJ tentang Perubahan Atas Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 01/KB/2929, Nomor 516 Tahun 2020, Nomor HK.03.01/Menkes/363/2020, Nomor 440-882 Tahun 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
b. Kemendikbud telah meluncurkan Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUDDIKDASMEN) di Masa Pandemi COVID-19 sebagai persiapan penyelenggaraan pembelajaran tahun ajaran 2021/2022. Diharapkan dengan adanya panduan ini, guru dan tenaga kependidikan mempunnyai acuan dalam merancang, melaksanakan, memandu dan mengembangkan pembelajaran yang efektif pada tahun ajaran 2021/20222. Panduan tersebut dapat disesuaikan dan dikembangkan berdasarkan kondisi sekolah pada daerah masing-masing.
Arahan Presiden pada Rapat Terbatas pada tanggal 5 Januari 2021, mengenai Reformasi Sistem Perlindungan Sosial.
a. Kementerian PPN/Bappenas saat ini sedang melakukan uji coba di beberapa desa untuk melihat keseluruhan data dan karakteristik penduduk untuk dapat melakukan intervensi terhadap program perlindungan sosial, guna menentukan skema perlindungan sosial yang paling tepat.
b. Kementerian PPN/Bappenas juga mengusulkan agar target bantuan sosial akan diarahkan untuk tidak berdasarkan dengan persentase cut off penduduk, melainkan berdasarkan kerentanan.
Arahan Presiden pada Rapat Terbatas, 03 Mei 2021 laporan kondisi terakhir transportasi darat (bus dan kereta api), laut, dan udara dibandingkan dengan kondisi sebelumnya secara rutin menjelang Idulfitri 1442 H.
Kementerian Perhubungan telah menetapkan instruksi Menteri Perhubungan No IM 3 Tahun 2021 tentang Monitoring dan Evaluasi Pengendalian Transportasi Selama Masa Idul Fitri 1442 Hijriah dalam rangka Pencegahan Penyebaran COVID-19 (COVID-19) pada tanggal 5 Mei 2021.
Arahan Presiden pada Rapat Terbatas tanggal 29 Maret 2021, Presiden memberikan arahan terkait Pengembangan Kawasan Pusat Perikanan Terpadu di Provinsi Maluku.
a. Dalam rangka peningkatan industri perikanan di Maluku dan Indonesia bagian Timur, KKP akan mengembangkan: 1. Eco Fishing Port di PPS Bitung 2. Integrated Fishing Ports and International Fish Markets (tahun 2021 akan
dilakukan FS untuk calon lokasi Ambon dan Likupang); 3. Pengembangan SKPT Sebatik, Talaud, Morotai, Saumlaki, Biak,
Merauke, dan Moa; 4. Koridor logistik ikan untuk mendukung kinerja logistik ikan dari Maluku
ke wilayah pasar, khususnya ke Pulau Jawa untuk komoditas pelagis
LAMPIRAN 9
BEBERAPA HASIL PENGAWASAN TINDAK LANJUT
ARAHAN PRESIDEN TAHUN 2021
ARAHAN PRESIDEN TINDAK LANJUT
kecil yang banyak dibutuhkan untuk bahan baku industri pindang dan konsumsi masyarakat.
b. Kemenkomarves mengoordinasikan pembahasan pambangunan industri perikanan di Maluku dengan pengembangan pengelolaan perikanan berbasis WPP.
c. Kemenkomarives dan KKP akan mengintegerasikan LIN dengan pengelolaan perikanan berbasis WPP sebagaimana amanat RPJMN 2020-2024. Sehingga tidak hanya fokus pada sektor perikanan, melainkan termasuk sektor pendukungnya, diantaranya pembangunan infrastruktur (bandara, pelabuhan, dan pengelolaan limbah) dan pengembangan pariwisata.
d. KKP sedang menyempurnakan RPerpres LIN yang pernah diajukan pada 2015 dengan menyesuaikan kondisi terkini, bersama dengan Provinsi Maluku.
e. KKP melalui surat Nomor B-451/MEN-KP/VIII/2020 tanggal 25 Agustus 2020 kepada Menteri PPN/BAPPENAS dan Menteri Keuangan mengusulkan penambahan anggaran yang salah satunya dialokasikan untuk sentra industri perikanan terpadu Maluku mendukung Lumbung Ikan Nasional sebesar Rp 1,5 miliar.
f. Beberapa program yang akan atau telah dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga/BUMN dalam mendukung M-LIN, diantaranya pembangunan new ambon port, perpanjangan lintasan bandara Pattimura, pelaksanaan sistem resi gudang melalui penugasan BUMN, pemenuhan kebutuhan listrik, bbm, dan air bersih.
g. KKP bersama Kementerian Perhubungan menyepakati Nota Kesepahaman (MoU) tentang Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK) Pembangunan Pelabuhan Laut dan Pelabuhan Perikanan Terintegrasi Di Provinsi Maluku Dalam Rangka Mewujudkan Maluku Lumbung Ikan Nasional (Pelabuhan Ambon Baru) pada 28 Juni 2021.
h. Akan diagendakan pertemuan antara Pemprov Maluku dengan warga sekitar terkait lahan pembangunan pasar ikan untuk mendukung LIN.
LAMPIRAN 9
BEBERAPA HASIL PENGAWASAN TINDAK LANJUT
ARAHAN PRESIDEN TAHUN 2021
ARAHAN PRESIDEN ARAHAN PRESIDEN
Rapat Intern tentang Rencana Penggabungan Pelabuhan tanggal 9 Maret 2021 dimana pada intinya Presiden menyetujui penggabungan PT Pelindo (Persero) guna meningkatkan efisiensi lalu lintas barang antarpulau dan antarprovinsi melalui penurunan biaya logistik dan standarisasi pelayanan pelabuhan secara nasional.
Sekretariat Kabinet terlibat aktif dalam serangkaian pembahasan dalam rangka perubahan portofolio bisnis PT Pelindo I, II, III, dan IV yang diikuti dengan penyusunan Peraturan Pemerintah (PP) mengenai penggabungan PT Pelindo dengan pokok-pokok antara lain:
a. Penggabungan PT Pelindo I, II, II, dan IV dilakukan melalui mekanisme merger, dengan PT Pelindo II bertindak sebagai perusahaan penerima penggabungan atau surviving entity, dengan menggunakan nama PT Pelabuhan Indonesia Bersatu.
b. Dalam menjalankan bisnisnya, PT Pelindo selanjutnya akan membentuk 4 (empat) klaster bisnis, yaitu: klaster petikemas, klaster non petikemas, klaster logistik; dan klaster marine, equipment, dan port service, serta pengembangan portofolio bisnis lain diluar klaster utama, seperti pembentukan klaster rumah sakit (saat ini telah terbentuk). Klaster-klaster dimaksud dibentuk dengan pendekatan bisnis sejenis dan terdiri dari seluruh anak perusahaan serta perusahaan joint venture yang dimiliki PT Pelindo I, II, III, IV.
c. Sebagai dasar hukum pembentukan Penggabungan PT Pelindo, PP secara umum mengatur: (1) penunjukan PT Pelindo II sebagai survival entity; (2) pembubaran tanpa likuidasi serta pengalihan hak, kewajiban, dan kekayaan PT Pelindo I, III, dan IV ke PT Pelindo II; (3) penempatan nilai perusahaan dalam bentuk saham PT Pelindo I, III, dan IV ke PT Pelindo II; (4) jangka waktu penyesuaian perizinan dan dokumen hukum paling lambat 2 tahun sejak pengabungan; dan (5) pengaturan terhadap pengakuan perizinan dan dokumen hukum atas nama PT Pelindo II selama selama proses penyesuaian berjalan.
Capaian tersebut telah dilaporkan oleh Sekretaris Kabinet kepada Presiden melalui memorandum nomor M.0830/Seskab/10/2021 tanggal 5 Oktober 2021.
Presiden dalam beberapa Rapin (2 Juni dan 24 Juni 2020), Ratas (23 September 2020), dan dalam Peresmian Pembukaan Rakernas Pembangunan Pertanian Tahun 2021 (11 Januari 2021), menyampaikan arahan yang intinya agar konsep program pengembangan Food Estate dibuat dengan jelas sehingga menghasilkan output yang jelas, model bisnis Food Estate agar dibuat dengan jelas menggunakan pola-pola modern, serta lokasi Food Estate yang akan dikembangkan di 5
a. Sekretariat Kabinet sepanjang tahun 2021 ikut terlibat aktif dalam berbagai forum (rapat koordinasi progress/perkembangan Food Estate, Rapat pembahasan RPerpres Food Estate, FGD serta Workshop Food Estate) yang diselenggarakan oleh K/L terkait seperti Kemenko Perekonomian, Kementerian Pertanian, Kementerian Sekretariat Negara serta K/L lainnya dalam rangka pembahasan tindak lanjut Arahan Presiden terkait Food Estate.
b. Sekretariat Kabinet selanjutnya melakukan kegiatan pemantauan ke lapangan (site visit) guna melihat perkembangan program Food Estate sesuai Arahan Presiden. Kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi faktor kendala baik regulasi dan implementasi yang akan timbul dalam mencapai target program pengembangan Food Estate, mengidentifikasi solusi penyelesaian permasalahan pencapaian target program pengembangan Food Estate, serta mengidentifikasi langkah strategis untuk mempercepat pencapaian target program pengembangan Food Estate. Adapun lokasi yang dituju
LAMPIRAN 9
BEBERAPA HASIL PENGAWASAN TINDAK LANJUT
ARAHAN PRESIDEN TAHUN 2021
ARAHAN PRESIDEN ARAHAN PRESIDEN
(lima) lokasi dengan 2 (dua) lokasi sebagai percontohan bagi provinsi lain yaitu Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara.
adalah: (1) Kabupaten Sumba Tengah (Provinsi Nusa Tenggara Timur), (2) Kabupaten Banyu Asin (Provinsi Sumatera Selatan), (3) Kab. Kapuas & Kab. Pulang Pisau (Provinsi Kalimantan Tengah), (4) Kab. Humbang Hasundutan, Kab. Pakpak Bharat, Kab. Tapanuli Tengah, & Kab. Tapanuli Utara (Provinsi Sumatera Utara)
c. Berdasarkan hasil pemantauan ke lapangan ke 4 (empat) provinsi Food Estate, serta berdasarkan rapat koordinasi dan pertemuan dengan Bupati/Wakil Bupati beserta jajaran Dinas pemerintah daerah terkait, Sekretariat Kabinet telah mengidentifikasi permasalahan (fact finding) pelaksanaan program Food Estate yaitu permasalahan mengenai sarana dan prasarana (alsintan, jalan, dan irigasi), permasalahan Area of Interest (AoI), permasalahan model bisnis Food Estate, serta permasalahan Masterplan Food Estate. Selanjutnya, melalui kajian dan desk study, Sekretariat Kabinet telah merumuskan beberapa saran dan rekomendasi untuk penguatan program Food Estate. Saran dan rekomendasi tersebut telah disampaikan oleh Sekretariat Kabinet kepada Kemenko Bidang Perekonomian dan Kemenko Bidang Marves melalui surat Sekretaris Kabinet (surat nomor: B.387/Seskab/Ekon/11/2021 tanggal 8 November 2021, perihal Hasil Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Peningkatan Penyediaan Nasional (Food Estate)).
d. Terhadap surat Sekretaris Kabinet tersebut, Kemenko Bidang Perekonomian telah menindaklanjuti surat tersebut sebagai berikut
Berdasarkan koordinasi dengan Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang, Kemenko Perekonomian bermaksud untuk menyelenggarakan Rakortas, namun demikian Menko Bidang Perekonomian direncanakan untuk bertemu terlebih dahulu dengan Menteri PUPR guna membicarakan beberapa hal berkaitan dengan Food Estate sebagaimana surat Seskab tersebut.
Biro Hukum dan Organisasi Kemenko Perekonomian telah menyelenggarakan Rakor Pembahasan RPerpres Peningkatan Penyediaan Pangan Nasional (Food Estate) pada tanggal 24 November 2021 guna menindaklanjuti rekomendasi Setkab terkait percepatan penyusunan RPerpres Food Estate sebagai payung hukum program Food Estate secara nasional.
Arahan Presiden pada Ratas Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) melalui Video Conference 2 Agustus 2021.
Laporan tindak lanjut dihimpun oleh Setkab:
a. Menkeu telah menetapkan PMK Nomor 94/PMK.07/2021 yang pada diantaranya memberikan relaksasi penyaluran Dana Desa dan BLT Dana Desa berupa penyaluran sekaligus untuk kebutuhan BLT Dana Desa selama 3 bulan.
b. Sampai dengan 26 November 2021 telah disalurkan Dana Desa untuk BLT Dana Desa sebesar Rp 19,42 triliun (67,45% dari target) disalurkan kepada 5,62 juta KPM.
LAMPIRAN 9
BEBERAPA HASIL PENGAWASAN TINDAK LANJUT
ARAHAN PRESIDEN TAHUN 2021
ARAHAN PRESIDEN ARAHAN PRESIDEN
Arahan Presiden pada Rapat Internal tentang Penataan Perizinan Pertambangan dan Perkebunan pada tanggal 4 Juni 2021.
Sekretariat Kabinet mengoordinasikan rapat Tingkat Eselon I sebanyak 7 (tujuh) kali yang terakhir pada 23 Agustus 2021, dengan hasil kesepakatan sebagai berikut: a. Progres penataan perizinan usaha pertambangan dalam kawasan hutan:
1) Kemenko Bidang Perekonomian bersama K/L terkait telah menginventarisasi perizinan usaha pertambangan dalam kawasan hutan. Dari hasil inventarisasi tersebut, terdapat perizinan usaha pertambangan dalam kawasan hutan seluas ±5.253.936 hektar, dengan perizinan yang tidak bermasalah seluas ±529.013 (10%) dan perizinan yang terindikasi bermasalah ±4.724.923 (90%);
2) Hasil inventarisasi tersebut dituangkan dalam Rancangan Peta Indikatif Tumpang Tindih (PITTI) perizinan usaha pertambangan dalam kawasan hutan yang akan segera ditetapkan dengan Keputusan Menko Bidang Perekonomian selaku Ketua Tim Koordinasi Penyelesaian Ketidaksesuaian (saat ini tengah diproses oleh Biro Hukum, Kemenko Bidang Perekonomian). Penyelesaian penataan perizinan usaha pertambangan akan mengacu pada PITTI tersebut;
3) Sekretariat Kabinet telah menginisiasi penyusunan Rencana Aksi penyelesaian penataan perizinan usaha pertambangan dalam kawasan hutan untuk ditindaklanjuti Kementerian/Lembaga terkait;
4) Pada bulan September minggu ke-4 Menteri ESDM ditargetkan untuk menyelesaikan Laporan Rencana Penyelesaian Ketidaksesuaian Izin Usaha Pertambangan (IUP), Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), Kontrak Karya Pertambangan, dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) di dalam Kawasan Hutan.
b. Untuk penataan perizinan usaha perkebunan, terdapat permasalahan yang cukup serius dalam progres Penetapan PITTI Izin Usaha Perkebunan, yaitu :
1) Ketersediaan data penyusun utama yaitu Peta Izin Usaha Perkebunan dan Peta Izin Lokasi belum memenuhi cakupan nasional, sehingga identifikasi ketidaksesuaian antara usaha perkebunan dan kawasan hutan belum dapat dilaksanakan;
2) Proses kompilasi dan integrasi Peta Izin Usaha Perkebunan dan Peta Izin Lokasi dari masing-masing Kabupaten/Kota yang dikoordinasikan Kementerian Pertanian dan didampingi Badan Informasi Geospasial masih berlangsung hingga saat ini, namun terkendala data Izin Usaha Perkebunan (IUP) dan Izin Lokasi (ILOK) Perkebunan yang formatnya belum standar;
3) Hingga saat ini hanya 2 (dua) Provinsi yang telah memiliki Peta Izin Usaha Perkebunan dan Peta Izin Lokasi yang sudah terkompilasi dan terintegrasi, yaitu Kalimantan Tengah dan Papua Barat.
LAMPIRAN 9
BEBERAPA HASIL PENGAWASAN TINDAK LANJUT
ARAHAN PRESIDEN TAHUN 2021
ARAHAN PRESIDEN ARAHAN PRESIDEN
Arahan Presiden pada Rapat Terbatas Persiapan Pelaksanaan MotoGP 2022 di Mandalika, pada tanggal 26 November 2021
a. Konektivitas Perhubungan 1) Pelabuhan Lembar
Dukungan konektivitas transportasi laut melalui telah selesainya pembangunan Terminal Gili Mas dengan jarak ke Mandalika Sirkuit + 50 Km, durasi tempuh 1 jam. Terminal Gili Mas memiliki fasilitas dermaga sepanjang 440 m, kedalaman -12m, dengan kapasitas menampung 1.500 penumpang. Pembangunan Terminal Gili Mas juga ditujukan untuk pengembangan KEK Sektor Pariwisata Mandalika.
Pelabuhan Lembar DimensiTerminal: Panjang 30 m, Lebar 20 m Kapasitas: 500 orang Fasilitas Tambat
Dermaga: Panjang 133 m, Lebar 20 m
Bollard: 60 Ton c. Kedalaman: -6 s.d. -7 m
Fasilitas terminal di Gili Mas dan Lembar sudah siap 100%. 2) Bandara Internasional Lombok
Telah dilakukan pengembangan untuk mendukung adanya pagelaran khusus event Moto GP di KEK Mandalika.
Lingkup pengembangan Bandara Internasional Lombok meliputi fasilitas terminal dan landside serta fasilitas airside yang telah mencapai progress pembangunan 100%.
Terkait penambahan slot penerbangan, Kemenhub telah siap dan akan berkoordinasi dengan PT. Angkasa Pura I dan PT. Airnav Indonesia (LPPNPI).
b. Infrastruktur Pendukung
Penataan Kawasan Sirkuit Internasional Mandalika yang merupakan tindak lanjut Ratas tanggal 26 November 2021 diusulkan untuk dilaksanakan di TA 2022 melalui pembangunan Community Center, standardisasi jalan, dan penataan Kawasan Mandalika. Selain itu, terdapat juga kegiatan reguler lanjutan lainnya dalam rangka mendukung pengembangan DPSP Mandalika di TA 2022.
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
LN 11
NO NOMOR KEPPRES
TANGGAL KEPUTUSAN
PERIHAL
1. 1/TPA 05 Januari 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Perindustrian
2. 2/TPA 05 Januari 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Sekretariat Negara
3. 3/TPA 12 Januari 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial
4. 4/TPA 12 Januari 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
5. 5/TPA 12 Januari 2021
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
6. 6/TPA 12 Januari 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
7. 7/TPA 12 Januari 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Luar Negeri
8. 8/TPA 12 Januari 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Keuangan
9. 9/TPA 12 Januari 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Perindustrian
10. 10/TPA 12 Januari 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan Badan Informasi Geospasial
11. 11/TPA 12 Januari 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara
12. 12/TPA 12 Januari 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NO NOMOR KEPPRES
TANGGAL KEPUTUSAN
PERIHAL
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga
13. 13/TPA 12 Januari 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
14. 14/TPA 12 Januari 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Dari Jabatan Fungsional Ahli Utama di Lingkungan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
15. 15/TPA 12 Januari 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Sekretariat Negara
16. 16/TPA 12 Januari 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
17. 17/TPA 26 Januari 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan
18. 18/TPA 02 Februari 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
19. 19/TPA 02 Februari 2021 Keputusan Presiden tentang Pembentukan Panitia Seleksi Calon Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia
20. 20/TPA 02 Februari 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Narkotika Nasional
21. 21/TPA 02 Februari 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Keuangan
22. 22/TPA 09 Februari 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
23. 23/TPA 11 Februari 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
24. 24/TPA 11 Februari 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NO NOMOR KEPPRES
TANGGAL KEPUTUSAN
PERIHAL
25. 25/TPA 11 Februari 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat Kabinet
26. 26/TPA 15 Februari 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga
27. 27/TPA 18 Februari 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika
28. 28/TPA 18 Februari 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
29. 29/TPA 18 Februari 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
30. 30/TPA 1 Maret 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Dari Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Agama
31. 31/TPA 1 Maret 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
32. 32/TPA 1 Maret 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Intelijen Negara
33. 33/TPA 1 Maret 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Standarisasi Nasional
34. 34/TPA 1 Maret 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Dari Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Narkotika Nasional
35. 35/TPA 1 Maret 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
36. 36/TPA 9 Maret 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Keuangan
37. 37/TPA 9 Maret 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NO NOMOR KEPPRES
TANGGAL KEPUTUSAN
PERIHAL
38. 38/TPA 9 Maret 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
39. 39/TPA 9 Maret 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Perhubungan
40. 40/TPA 26 Maret 2021 Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kesehatan
41. 41/TPA 31 Maret 2021 Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau
42. 42/TPA 31 Maret 2021 Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Intelijen Negara
43. 43/TPA 31 Maret 2021 Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana
44. 44/TPA 31 Maret 2021 Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan
45. 45/TPA 6 April 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertanian
46. 46/TPA 6 April 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Perdagangan
47. 47/TPA 6 April 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Sekretaris Badan dan Deputi di Lingkungan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
48. 48/TPA 6 April 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan
49. 49/TPA 6 April 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
50. 50/TPA 6 April 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NO NOMOR KEPPRES
TANGGAL KEPUTUSAN
PERIHAL
51. 51/TPA 6 April 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan
52. 52/TPA 6 April 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
53. 53/TPA 6 April 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertahanan
54. 54/TPA 6 April 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
55. 55/TPA 6 April 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara
56. 56/TPA 6 April 2021
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
57. 57/TPA 6 April 2021
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya Lingkungan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
58. 58/TPA 6 April 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Deputi di Lingkungan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
59. 59/TPA 6 April 2021 Keputusan Presiden tentang Pembentukan Panitia Seleksi Calon Kepala Badan Pusat Statistik
60. 60/TPA 6 April 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Pusat Statistik
61. 61/TPA 6 April 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Narkotika Nasional
62. 62/TPA 6 April 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
63. 63/TPA 6 April 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat Kabinet
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NO NOMOR KEPPRES
TANGGAL KEPUTUSAN
PERIHAL
64. 64/TPA 23 April 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Perdagangan
65. 65/TPA 23 April 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kesehatan
66. 66/TPA 23 April 2021 Keputusan Presiden tentang Perpanjangan Masa Jabatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Pusat Statistik
67. 67/TPA 10 Mei 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
68. 68/TPA 10 Mei 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
69. 69/TPA 10 Mei 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertanian
70. 70/TPA 10 Mei 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Kalimantan Tengah
71. 71/TPA 28 Mei 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana
72. 72/TPA 28 Mei 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pengangkatan Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia
73. 73/TPA 28 Mei 2021
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
74. 74/TPA 28 Mei 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
75. 75/TPA 28 Mei 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kejaksaan Agung Republik Indonesia
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NO NOMOR KEPPRES
TANGGAL KEPUTUSAN
PERIHAL
76. 76/TPA 28 Mei 2021
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum
77. 77/TPA 28 Mei 2021
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
78. 78/TPA 28 Mei 2021
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
79. 79/TPA 28 Mei 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Dari Jabatan Pimpinan Tinggi Utama dan Madya dan Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan Badan Pusat Statistik
80. 80/TPA 28 Mei 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertahanan
81. 81/TPA 28 Mei 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
82. 82/TPA 28 Mei 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
83. 83/TPA 28 Mei 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Narkotika Nasional
84. 84/TPA 28 Mei 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan
85. 85/TPA 28 Mei 2021 Keputusan Presiden tentang Penunjukan Pelaksana Tugas Sekretaris Utama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
86. 86/TPA 28 Mei 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Komisi Pemberantasan Korupsi
87. 87/TPA 28 Mei 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Komisi Pemberantasan Korupsi
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NO NOMOR KEPPRES
TANGGAL KEPUTUSAN
PERIHAL
88. 88/TPA 31 Mei 2021 Keputusan Presiden tentang Penunjukan Pelaksana Tugas Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Komisi Pemberantasan Korupsi
89. 89/TPA 16 Juni 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Siber dan Sandi Negara
90. 90/TPA 16 Juni 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
91. 91/TPA 16 Juni 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
92. 92/TPA 21 Juni 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
93. 93/TPA 21 Juni 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Intelijen Negara
94. 94/TPA 21 Juni 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
95. 95/TPA 13 Juli 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Keuangan
96. 96/TPA 27 Juli 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana
97. 97/TPA 27 Juli 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan
98. 98/TPA 27 Juli 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Luar Negeri
99. 99/TPA 28 Juli 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Keuangan
100. 100/TPA 28 Juli 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kesehatan
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NO NOMOR KEPPRES
TANGGAL KEPUTUSAN
PERIHAL
101. 101/TPA 28 Juli 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
102. 102/TPA 5 Agustus 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
103. 103/TPA 5 Agustus 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat
104. 104/TPA 5 Agustus 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau
105. 105/TPA 5 Agustus 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
106. 106/TPA 5 Agustus 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
107. 107/TPA 5 Agustus 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
108. 108/TPA 5 Agustus 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika
109. 109/TPA 5 Agustus 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan
110. 110/TPA 5 Agustus 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
111. 111/TPA 5 Agustus 2021
Keputusan Presiden tentang Perpanjangan Masa Jabatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
112. 112/TPA 5 Agustus 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara
113. 113/TPA 5 Agustus 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NO NOMOR KEPPRES
TANGGAL KEPUTUSAN
PERIHAL
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
114. 114/TPA 5 Agustus 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia
115. 115/TPA 18 Agustus 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
116. 116/TPA 26 Agustus 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
117. 117/TPA 26 Agustus 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
118. 118/TPA 01 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal
119. 119/TPA 01 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
120. 120/TPA 01 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Luar Negeri
121. 121/TPA 01 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
122. 122/TPA 06 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pengawas Obat dan Makanan
123. 123/TPA 08 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
124. 124/TPA 21 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Dari Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Siber dan Sandi Negara
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NO NOMOR KEPPRES
TANGGAL KEPUTUSAN
PERIHAL
125. 125/TPA 21 September
2021
Keputusan Presiden tentang Penunjukan Pelaksana Tugas Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
126. 126/TPA 21 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Perhubungan
127. 127/TPA 21 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Sosial
128. 128/TPA 21 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pembentukan Panitia Seleksi Calon Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
129. 129/TPA 21 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Narkotika Nasional
130. 130/TPA 27 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
131. 131/TPA 27 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
132. 132/TPA 27 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
133. 133/TPA 27 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertahanan
134. 134/TPA 27 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Agama
135. 135/TPA 27 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Keuangan
136. 136/TPA 27 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
137. 137/TPA 27 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NO NOMOR KEPPRES
TANGGAL KEPUTUSAN
PERIHAL
138. 138/TPA 27 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Keamanan Laut
139. 139/TPA 27 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
140. 140/TPA 27 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
141. 141/TPA 27 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Standarisasi Nasional
142. 142/TPA 27 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Pusat Statistik
143. 143/TPA 27 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
144. 144/TPA 27 September
2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
145. 145/TPA 05 Oktober 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Intelijen Negara
146. 146/TPA 05 Oktober 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Siber dan Sandi Negara
147. 147/TPA 07 Oktober 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Nasional Pengelola Perbatasan
148. 148/TPA 11 Oktober 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Papua
149. 149/TPA 11 Oktober 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Papua
150. 150/TPA 25 Oktober 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
151. 151/TPA 25 Oktober 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NO NOMOR KEPPRES
TANGGAL KEPUTUSAN
PERIHAL
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
152. 152/TPA 25 Oktober 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Dari Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Riset dan Inovasi Nasional
153. 153/TPA 28 Oktober 2021 Keputusan Presiden tentang Penunjukan Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir
154. 154/TPA 9 November 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Intelijen Negara
155. 155/TPA 1 Desember 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Nasional Pengelola Perbatasan
156. 156/TPA 6 Desember 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
157. 157/TPA 6 Desember 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertahanan
158. 158/TPA 6 Desember 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kesehatan
159. 159/TPA 6 Desember 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Perindustrian
160. 160/TPA 6 Desember 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
161. 161/TPA 6 Desember 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
162. 162/TPA 6 Desember 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
163. 163/TPA 6 Desember 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NO NOMOR KEPPRES
TANGGAL KEPUTUSAN
PERIHAL
164. 164/TPA 6 Desember 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Informasi Geospasial
165. 165/TPA 6 Desember 2021 Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia
166. 166/TPA 6 Desember 2021 Keputusan Presiden tentang Usulan Mutasi Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Perdagangan
167. 167/TPA 6 Desember 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Perindustrian
168. 168/TPA 6 Desember 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
169. 169/TPA 6 Desember 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Keamanan Laut
170. 170/TPA 6 Desember 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
171. 171/TPA 6 Desember 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan
172. 172/TPA 6 Desember 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Agama
173. 173/TPA 6 Desember 2021 Keputusan Presiden tentang Penunjukan Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
174. 174/TPA 6 Desember 2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
175. 175/TPA 6 Desember 2021 Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi Maluku
176. 176/TPA 16 Desember
2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NO NOMOR KEPPRES
TANGGAL KEPUTUSAN
PERIHAL
177. 177/TPA 16 Desember
2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
178. 178/TPA 16 Desember
2021
Keputusan Presiden tentang Perpanjangan Masa Jabatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika
179. 179/TPA 29 Desember
2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Luar Negeri
180. 180/TPA 31 Desember
2021
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kejaksaan Agung Republik Indonesia
181. 181/TPA 31 Desember
2021
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kejaksaan Agung Republik Indonesia
182. 182/TPA 31 Desember
2021
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LAMPIRAN 11
PENINGKATAN KAPASITAS SDM APIP SEKRETARIAT KABINET
TAHUN 2021
NO. NAMA KEGIATAN PESERTA WAKTU TEMPAT
1 Sosialisasi PMK Nomor 208/PMK.02/2020 tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2021
Auditor 12 Januari 2021 Online
2 Sosialisasi Implementasi Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2021
Auditor 20 Januari 2021 Online
3 Sosialisasi Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Auditor 24 Februari 2021 Online
4 Workshop "risk Based Audit" Auditor 27 Februari 2021 Online
5 Webinar Enhancing internal audit capability: a Strategy to safeguard goals of state and regionally-owned corporations
Auditor 10 Maret 2021 Online
6 Workshop Pembahasan Perubahan PMK Nomor 150/PMK.06/2014 Tentang Perencanaan Barang Milik Negara
Auditor 01-Apr-21 Online
7 Webinar "Peran Audit Internal dalam Mengawal Organisasi Menuju Transformasi Digital di Era Kenormalan Baru".
Auditor 17-Apr-21 Online
8 Pembahasan dan Sharing Session Penilaian Manajemen Risiko Indeks (MRI) di Lingkungan Sekretariat Kabinet.
Auditor dan Biro AKRB
29 April -1 Mei 2021 Jawa Barat
LAMPIRAN 11
PENINGKATAN KAPASITAS SDM APIP SEKRETARIAT KABINET
TAHUN 2021
NO. NAMA KEGIATAN PESERTA WAKTU TEMPAT
9 Pendidikan dan Pelatihan Fundamental Good Corporate Governance
Auditor 3 Mei - 4 Juni 2021 Online
10 Sosialisasi Pengukuran Tingkat Kesesuaian Penggunaan Barang Milik Negara dengan Standar Barang dan Standar Kebutuhan (SBSK) dan Panduan Teknis Audit Pemanfaatan Barang Milik Negara bagi APIP pada Kementerian/Lembaga
Auditor 20 Mei 2020 Online
11 Program Pelatihan Mandiri (PPM) dengan tema Pedoman dan Praktik Evaluasi Terpisah
Auditor 24 Mei 2021 Online
12 Sosialisasi Pengukuran Tingkat Kesesuaian Pengguna BMN dengan SBSK dan Panduan Teknis Audit Pemanfaatan BMN bagi APIP K/L.
Auditor 25 Mei 2021 Online
13 Program Pelatihan Mandiri (PPM) dengan tema Budaya Risiko
Auditor 28 Mei 2021 Online
14 Webinar nasional dengan tema "Implementasi forensic accounting dalam mendeteksi Fraud"
Auditor 5 Juni 2021 Online
15 Sosialisasi Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 8 Tahun 2021 tentang Sistem Manajemen Kinerja Pegawai Negeri Sipil
Seluruh Pegawai
Inspektorat
10 Juni 2021 Online
LAMPIRAN 11
PENINGKATAN KAPASITAS SDM APIP SEKRETARIAT KABINET
TAHUN 2021
NO. NAMA KEGIATAN PESERTA WAKTU TEMPAT
16 Workshop BLT Desa dan bagaimana desa memenuhi syarat penyaluran.
Auditor 10 Juni 2021 Online
17 Sosialisasi Aplikasi SPSE versi 4.4. (Non E-Tendering, Non E-Purchasing, dan E-Kontrak).
Auditor 11 dan 12 Juni 2021 Tangerang Selatan
18 Pelatihan penilaian SPIP terintegrasi bagi APIP K/L mitra kerja di lingkungan kedeputian bidang PIP bidang polhukam PMK
Auditor 14 - 18 juni 2021 Bogor
19 Workshop penguatan peran APIP K/L dalam meningkatkan gender budget statement dan implementasi pengutamaan gender tahun 2021.
Auditor 16 Juni 2021 Online
20 Program Pelatihan Mandiri (PPM) dengan tema Budaya dalam Manajemen Risiko
Auditor 22 Juni 2021 Online
21 Sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.05/2013 tentang Kedudukan dan Tanggung Jawab Bendahara Pada Satuan Kerja Pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2016
Auditor 23 Juni 2021 Online
22 Pelatihan penilaian SPIP terintegrasi bagi APIP K/L mitra kerja di lingkungan kedeputian bidang PIP bidang polhukam PMK online (batch 3)
Auditor 28 Juni - 2 Juli 2021 Online
LAMPIRAN 11
PENINGKATAN KAPASITAS SDM APIP SEKRETARIAT KABINET
TAHUN 2021
NO. NAMA KEGIATAN PESERTA WAKTU TEMPAT
23 Program Pelatihan Mandiri (PPM) dengan tema Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Bebas Melayani
Auditor 28 Juni 2021 Online
24 Webinar nasional dengan tema "Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 73 di Indonesia
Auditor 3-4 Juli 2021 Online
25 Pelatihan penilaian SPIP Terintegrasi bagi APIP Kementerian/Lembaga secara daring
Auditor 5-9 juli 2021 Online
26 Webinar dengan tema "Peran APIP KL dalam pengawasan atas perencanaan dan penganggaran
Auditor 19 Agustus 2021 Online
27 Kegiatan Pelatihan dan Sertifikasi Certified Risk Management Office (CRMO) Batch II-APIP Tahun 2021
Auditor 24-26 Agustus 2021 2 September 2021
Hybrid
28 Pelatihan dan Sertifikasi Certified Government Accounting Associate (CGAA) Batch III-APIP Tahun 2021
Auditor 25-27 Agustus 2021 3 September 2021
Online
29 Bimbingan teknis pengawasan PNBP Auditor 26 Agustus 2021 Online
LAMPIRAN 11
PENINGKATAN KAPASITAS SDM APIP SEKRETARIAT KABINET
TAHUN 2021
NO. NAMA KEGIATAN PESERTA WAKTU TEMPAT
30 Konsultasi coaching clinic secara online dalam rangka rakernas akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah tahun 2021 dengan tema "Bangkitkan Ekonomi, Pulihkan Negeri, Bersama Hadapi Pandemi"
Auditor 8-9 september 2021 Online
31 Workshop anti korupsi dengan tema "Deteksi dan Pencegahan Korupsi"
Auditor 14-Sep-21 Online
32 Kegiatan Bimbingan Teknis dan Penyusunan Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara (RKBMN) Sekretariat Kabinet Tahun 2023
Auditor 24-25 September 2021
Bogor
33 PPM pengawasan PNBP pada APIP Auditor 22 September 2021 Hybrid (Jakarta)
34 Webinar Sekretariat Nasional Pencegahan Korupsi dengan tema “Cegah Korupsi di Pengadaan Jasa Konstruksi” secara online
Auditor 6 Oktober 2021 Online
35 Mengikuti Pelatihan Penilaian SPIP Terintegrasi (STAR AF 2021)
Auditor 11-15 Oktober 2021 Online
36 Tugas mengikuti webinar SPI oleh KPK dengan tema "Berapa tinggi korupsi ditempatmu?" secara online
Auditor 14 Oktober 2021 Online
37 PPM pengawasan dan pengendalian BMN
Auditor 2 November 2021 Hybrid (Jakarta)
38 ST PPM SBM 2021 Auditor 08-Nov-21 Jakarta
LAMPIRAN 11
PENINGKATAN KAPASITAS SDM APIP SEKRETARIAT KABINET
TAHUN 2021
NO. NAMA KEGIATAN PESERTA WAKTU TEMPAT
39 Undangan Kongres AAIPI Tahun 2021 Auditor 23 November 2021 Gedung Dhanapala,
Jakarta
40 Tugas melakukan studi banding ke Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat di Bandung
Auditor 9-11 Desember 2021 Bandung
PENYERAPAN ANGGARAN
EKRETARIAT KABINET TAHUN
LAMPIRAN 12
KUESIONER SURVEI KEPUASAN PESERTA SIDANG KABINET
TERHADAP PENGELOLAAN SIDANG KABINET TAHUN 2021
II 2021