SUSUNAN HORISON TANAH SAWAH PADA TOPOSEKUEN LATOSOL BERBAHAN INDUK VOLKANIK DI DAERAH BOGOR-JAKARTA

10
IS SN : 1410-3389 Jurnal Akrcdit asi : 551D1KTIIK,pI2005 sta Volume 12 Nomor 3 Descmbcr 2008 Susunan Hanson Tanah Sawah pada Toposekuen Latosol BerbaHan In duk Volkanik di Dae r ah Bogar - Jakarta Ted Arabia . Sarwono HardjowlCono , Sudat'&oco, Widiatmaka . dan Nata Suharta 2 31 EvaJ uasi Kri teria Kesesu ai an Lahan Ke l apa Sawit di Kebu n Baru PT. Perke b unan Nusantara- l, Langsa Abubakar Karim 239 Perubahan Beberapa Sifat Fisika dan Hasil Kacang Tanah akibat Pembe ri an Bahan Or ganik dan Pupuk Fosfat BelmJ 2 49 Pen gembangan Met ode Pred iksi Produks i Air DAS unluk Su ngai· sungai Utama di Aceh HaDa.I!l, Bidayat Pawitan , Gatot lrlanto, Kukub Murtllakaono, dan HaJru1 Baarl 258 Koin oku lasi Rhizobium d an Bak teri Pe larut Fosr at pada Tane.h Min eral Masam u ntu k Mem perbaiki Pertumbu h an S ibit Sengo n Denl ElfJati 271 Laju Tumbu h Tanaman dan Produksi Kenta.ng (Solarium tuberosum L.) Varietas Or anola pada Pemberian Pu puk Drganik Kasei ng dan In oku lasi Mikoriza Arbuskular Nurhalisyah 277 Karakteristik Morfologi Fase Vegctatif Bcrbagai Varictas Jeruk Pamelo Pangkep deogan Teknik Sam b ung Mj ni KaCrawi claJ:I. Zahraenf Kumalawati 284 AplikQsi herbisida Glif08at dan Paraquat pad a Berbagai Oosis sert& Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Biduri (Calo lropis gigantea R. 8r .1 GIna Ertda dan Tjut Char:nzurui 294

Transcript of SUSUNAN HORISON TANAH SAWAH PADA TOPOSEKUEN LATOSOL BERBAHAN INDUK VOLKANIK DI DAERAH BOGOR-JAKARTA

ISSN 1410-3389 Jurnal Akrcditasi 551D1KTIIKpI2005

sta Volume 12 Nomor 3 Descmbcr 2008

Susunan Han son Tanah Sawah pada Toposekuen Latosol BerbaHan Induk Volkanik d i Daerah Bogar - Jakarta Ted Arabia Sarwono HardjowlCono Sudatampoco Widiatmaka dan Nata Suharta 231

EvaJuasi Kriteria Kesesu aian Lahan Kelapa Sawit di Kebun Baru PT Perkebunan Nusantara- l Langsa Abubakar Karim 239

Perubahan Beberapa Sifat Fisika dan Hasil Kacang Tanah akibat Pemberian Bahan Organik dan Pupuk Fosfat BelmJ 2 49

Pengembangan Metode Prediksi Produksi Air DAS unluk Su ngaimiddot sungai Utama di Aceh HaDaIl Bidayat Pawitan Gatot lrlanto Kukub Murtllakaono dan HaJru1 Baarl 258

Koin oku lasi Rhizobium dan Bak teri Pelarut Fos rat pada Taneh Mineral Masam u ntu k Memperbaiki Pertumbuhan Sibit Sengon Denl ElfJati 271

Laju Tumbuh Tanaman dan Produksi Kentang (Solarium tuberosum L) Varietas Oranola pada Pemberian Pu pu k Drganik Kaseing dan Inoku lasi Mikoriza Arbuskular Nurhalisyah 277

Karakteristik Morfologi Fase Vegctatif Bcrbagai Varictas Jeruk Pamelo Pangkep deogan Teknik Sambung Mj ni KaCrawi claJI Zahraenf Kumalawati 284

AplikQsi herbisida Glif08at dan Paraquat pada Berbagai Oosis sertamp Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Biduri (Calo lropis gigantea R 8r1 GIna Ertda dan Tjut Charnzurui 294

Jurnal Agrista Volume 12 Nomor 3 Desember 2008

0aJm raagka ingbtku muhI

basif pmefitian kdentmpilan mewtis

Iopono _ydlorbn bui~

peodiIian bOleng pmanilln dpt _

_ h Jumaillmiatl

Jamal Asrisla salah

wadalt beii penelili uk meu)ebarlUampshy

Un ~I pmolkian dl bidona _ian

11 AsrisIa 111 I _I

pcnefitian atau -+Ieh lnsan deopa

topillt _ian dori Slat ~pmefiti

di Falwllalt -Ian Univltnitas Syal

K Bonda Acob elM _lid ~~

yus berasal dan PergunNl1 Tingi

Nqcri _ Swasra SCftI Balai PatetitiaA bull

Iuma1 Ajrista IDer1IpObn j

cmpo1 buloom1 yaog terlrit setiap hula

April A_dan ocber

P1ENANGGUNGJAWAII Prof 0lt1lt SurL MS

KpoundnJA EDIToM

Prof Dr r HKanuddin M S

DEwAN ECftoIo

Dr h MMYUStr MP Or It Hairul asn MSc Or Ir flu~ MAgricSc

Dr tr SugiaAfo M5)C 0lt 1lt ZLI)8$amp- MSc

IT M ~ MSc

MIntA IlESTARI Prof Dr k AbdI A WaIIMt M5c(Umyialt)

Prof Dr Gw MS (Uruyiatl) Dr tr Pitman ~ M$ IS-lispa Sukamandi)

Of IT Ahuhakar A Kari hot s (lIn5yiah) Dr It UIIP Sjfc Wlradisastra MSc IIPBl

Pmf Dr ft DIrusIIIan MoSc (U~-iah)

Dr if NcnWffta Arpi MSc (~)

Or tr 11 T ~ MSc ( usyw) Dr k Pufbtyo ~ MSc CPPKS MedIn)

Of It ~i ~sc (Umy gt Dr tt JUS ~ MSc (UNItAl Or fr Pri)oao Praiao ofSt fUNl B )

0 k U-1laquongtIa MS (lMIItonok -I Dr h ~~ MSc(BB Abinc- Scrpoq)

Or Ir M Edt PT (PlOt PasuNal)

Dr Ir stnpak ~ MS (UNPAR) Or Ir M IAJi Ra)u M5c (UNf8RAW)

AJAMAT REoAICSI

f~ Pt1Uruu ~ S_ Kuala Dnualzns a Aedt jI

Tclcpnlfa oa IJo6Q825JU65 17410514 poundnitJarama-ecdgt-Moocoid

SUSUNAN ROmSON T ANAH S-WAH PADA TOPOSEKUEN LATOSOL BERBAHAN INDUK VOLKANIK DI DAERAH BOGOR - JAKARTA

The Sequence of Horizons of P3ddy Soils in a Toposequence OfLatosoJ on Volcanic Parent Malerials in the Bogor- Jakarta Area

Tefi Arabia Sanvono Hardjowig eno1l Sudarsono1) Widiatmaka t ) dan Nata Suharta )

Mahasiswa Sekolah Pascurujana poundPO Bogor l)SltIfPengajar Departemen llmu Tanah dan Sumberdayu Lahan Fakuhas Perlanilln poundPB Bogor lJStaa Peneli li BaJai Bes8 Peneli(ian dan Pengembangan SumbenJaya Lahan

Pertanian Bogor

ABSTRACT

The sequence of horizons of paddy soils is different from the non paddy culli valed The aim of the restarch were (I) to study the sequence of horizons of plItkIy sOils in II tlJpOsequence of Lalosol on volcanic materials in he Bogor - Jakarta area (2) to study the influence of paddy cultivated intensity 10 sequence of horizons Twehc pedons of different altitude (90 - 6SU matkwe see level) and different paddy cultivated intensity (Oyear lIyear 21year) were inve5tigated sequence of horizons in the field The result of the research showed that horizons sequence on non paddy cultivated soi ls consist of tillage layer and the original soi l layers On Ix paddyyear laquoInsist of plow pan layer and ironmanganesenodules Mn iIIuviation layer On 2x paddyyear consist of tillage lllyer of surface reduction plow pan layer FelMn iIluviation layer ~nd reduced 5ubsUlrace layer

Keyword toposcquence sequence of horIzons tillage Iayer plow pan layer Ironmaneanele llIuvlation layer reduced subsurface layer

PENDAHULUAN

Tanah sawah dapat terbentuk pada berbagai jenis tanah dan karakteristiknya sangat beragam tergantung dati sifat tanah asal dan intensitas ptoyawahannya Tanah sawah merupakan tanah buatan manusia (alllropogenik) sifatmiddotsifalnya sangat dipengaruhi oleh kegiatan manusia antara lain melalui cara pembuatansawah dan earn budictaya Cara pembuatan sawah lergantung dari ~ relietltopografi dan hidrologi sedangkan cara budidaya tergantung daTi pola lanam kandWlgan lumpur dalam air irigasi dan penambahan unsur ham

Tanah Latosol (lahan keringftidak disawahkan) pada toposekuen berbahan induk volkanik di daerah Bogor - Jakarta menurut Subardja amp Buurman (1980) terdiri dan Lalosol Coklat (Sutrudept dan Dystrudept) dijumpai pads elevasi linggi (900 - 320 m dpl) dan Latosol Merah Kekuningan serta Latosol Merah (Eutrudox) dijumpai pada ketinggian 140 shy40 m dpl

Pada beberapa Lltosol yang di sawah

kan i sekifyen _80go profil lanahnya memperlihatkan sifat morfologi yang khas yaitu adanya lapisan olah tereduksi tapisan tapak bajak lapisan iluviasi besi lapisan iluviasi mangan setta lapisan tanah asal (Koenigs 1950) tJamun demikian lCarena

perbedaan middot berampgaf fakto r yang berpengaruh dalam middot proses pembentukan tanah maka sifal morfologi yang kh83 te~ebut tidak selalu terbentuk (Tan 1968 Munir 1987)

Lapisan o lah tereduksilAp(g) merupakan lapisan paling ataS yang mengalami pergantian reduksimiddotoksidasi sangat ruat OJ bawah lapisan ini dijumpai lapisan tapak baj~ yang merupakan sebagian 9ari qorion A dan sebagian dari horison 8 atau salah satu dan keduanya (AdlABdBd) yang dicirikan mempunxai indeks pemadatan yang lebih tinggi dibandingkan tapisan di atas dan 9i bawahnya (Hardjowigeno amp Rayes 2005)

Di bawah lapisan tapak bajak ditemukan harison iluviasi besilmangan Honson ini terbentuk p~a ~anah ~rdrainase baik dengan kedalaman air taJlah gt 1 m Umumnya horison B ir

Agrista Vol 12 No3 2008 231

terletak eli alas horison B ron tempi pada tanllh dengan air tanah dangkal B iT dapat dljumpal eli bawah B ron Lapisltm Fe umumnya sangat tipis (l ~ 2 em) sedangkan lapisan Mn umnmnya lebih teind (Koenig 1950)

Df bawah horison Fel1n dijumpai hOriSOll B tanah usal Pada tanah-ranah tiengan lr tanah dalam yang di-sawahkan tldak terpcligwuh otch resapan air genangan aklbat pmyawahan Horison irJ tetap mempertahan sifat tauah asalnya

Tanahmiddottanah lato-sol yang disawahkan di scldtar Bogor berasa dart bahan volkanik yang bersifirt andesitfk dllinarni pool SJUU dan dua kali datam sctahun (BSkosurtanal 2000l Perbedaan intemitas penanaman padi telah menyebabkan terjadinya pcrbedaan lama tanah melgalami penggenangan dalam setiap tahUrl sehngga berpengaruh terhadap proses r-dogenesls dan ktmludian terjadl perbedaan sifat-slfat tanah antara lain diperllhMkan oleh perbedaan susunan horisonnya

Penelitian tentang sifut-sirat tauah sawah ill Indonesia masih sangat terbatas pada umumnya- banya berke-nann dengan masalah agronorninya (Tan 1965) KajJan sifat-sifat ttlnah sawall di [ndonesia ltlawali shyolen Koenigs (1950) yang meneliti pada jenis tanah Latosol dj Bogo tanpa melihat perbedaan elevasi dan Jamanya tanah digenangi dalam setahun Kemudian Tap (1968) melakukan kajian karakteristlk dan genesis tanah sawah di daernh Boger dan sekitarnya pda beberapa macam tanah dengan ketinggisn yang berbeda yaiiu pSda Andosol (SOn m dpL) Laroso Coklat Kemerehan (250 m dpJ) Latoso-l Metarr(50 ill dpL) Tanpa memperhatikan lrrteosires_ penanamannya

Uraian di alas merrunjukkan bahwa peneHtian yang lebih mendalum tentang susunari ht)rison pada sekucn ketinggian dan _ lamanya penyawahan dalam setahun masih per]u dilaktLxan Demildan juga identifikasj yang tepat dan laplsan tapak bajak lapisan Fe dan Mn atau lapisan lahmya masih periu dite1itL HasH penelitian ini diharapkan dapat digllnakan sebllgai infonnasi dasar dalarn pengembangan ilmu pengeahuan genesis dan sistem klasHlkasl tOOM serta pengeioiaan tanah sawah di

Indonesia PemHHan lni bertujuan untuk (1)

mempeajarl sunman norison tanalmiddotianah $4wah pacta toposekuen berbahan induk vokanlk di daerah Bogor - Jakarta (2) mem-pelajari pengarub intensitas penyawahan pada suatu sekuen kennggian terhadap susunan honson

METODE PENELITlAN

Loka$i penclitian dllapangan dllakuka pads daerah kaki lereng G Salak dan G Pangrango yang berbahan induk voikanik (peden TAl TA2 rA3 TA4 TA5 dan TAo) meluas ke utara IMnuju Bogor yang merupakan caerah kipas aluVlal volkanik mngga ke Iakarta (pedon TA 7 TA8 TA 12 TAD dan TAI4) Daerah penelitian terlelak pad ketingglan antara 650 - 90 meter dad pern1ukaan Jaw (m dpl)

Penetapan lokasi pengarnbil3Jl bahanshynahan tanah didasarkan alas fsktot-faktot L Macron tanah yang dicirikan oleh

wama tanah hanson B pada tanab latrilr) kering yang dijumpai peda toposekuen Latosol dJ daerah Bgor shyJakarta (Subatdja dan Buurman 19-80) berturut-mrut dari e1evasi tiuggi400 shy650 m dpl (Latoso] Ccgtklat Kekuningan dan Latosol Coklat ke eevasi reldahJ90 - 155 m dpt (Lafosol Coklat Kernerahan dan Latosol Merah)

2 Lamanya tanah disawohkan rligenangi) daLam setalmo yaitu tidal pernah disawahkanlkebun sawah Jx setahun dan sawan 2x padi retsnun

Berdasarkan hal tersebut sejumlalt 12 p-uiOH tellih dteliti di lapangan (Tabel J) Peralata1 yang digunakan antara lain teroid dar) altimeter kl1nometer kompas bor pisau cangkul skop ember meteran bukll MUlscll Soil Color Chart dan pH Truog

Tcreapa liga tahap penelitian I) persiapan dan pemilihan lokasi (2) penelitien oi lapangan dart (4) peagolahoo data dan pelllllisan jumal Kegiatan pe-rsiapao dan pemmhan lokasi penelitian meliputi pengumpulan bahan setta peneaahan pel2middotpela dan daTa sekunder Pcnelaaba ollakJkan rerhadap Peta Rupa Bumi skala j 25000 lembar Cisarua

232

Tabell Lokasi pengambilan bahan anllJ di daerah penelitian Macam Tanah Elevas i Pedon Penggunaan Lekasi

ipounde1 Lahan

lotosol Coklat 425 TA5 Kebun Durian Palasari (Cijeruk) Kekunillgan 500 TA4 Sawah I x padi Bitungsari (Clawi)

455 TA3 Sawah 2x padi Taniun~ari (Cijerukl Latosol Coklat 650 TA6 Kebun Nangka Sukamaju (Clawi)

420 TA2 Sawah Ix padi Gadog (Clawi) 400 TAl Sawah 2x padi Sukamahi (Ciawi)

Latosol eok lal 150 TA I4 Kebun Karel Mekarsari (Kemang) Kemerahan 140 TA8 Sawah I x padi Rancabungur (Kernang)

155 TA7 Sawah 2x padi Ke Sawah Bojonamp Kemang) Latosol Merah IJO TAl] Kebun Bambu Bojongbaru (Bojong Gede)

130 TAI2 Sawah Ix padi Bojongbaru (Bojong Gede) 90 TA9 Sawah 2x padi Ratujaya Pancoran Mas (Oepok)

Bogor Leuwiliang dan Cibinong (Bakosurtanal 2000) Peta Topografi (US Anny 1943) skala 150000 dan Pela Tanah Bogor skala 1250000 (Soepraptohardjo 1966) Penggunaan laban sebagai sawah pada masa lalu dapat dilihat dati Peta Topografi ( US Army 1943 ) Kritetia tanah sawah bukan hanya (anah yang ditanami padi sawah akan tetapi lanah tersebut telah mengaJami perkembangan morfologi yang khas dihas ilkan oleh proses genesis yang terjadi selama tanab tersebul disawahkan Perpilihan lokasi penelitian dilakukan dengan jalan mengadakan orientasi di seluruh daerah yang akan diteliti dengan tujuan menentukan lokasi yang sesuai (representarif) untuk dijadikan bahan penelitian middot Pemilihan lokasi penelilian diawali dengan melakukan pengamatan sifat miliomorfologi tanah dengan pemboran dan melakukan wawancara dengan petani setempat atau petugas penyuluh pertanian lapangan guna memperoleh informasi tentang pola tanam pada lokasi tersebut

Pengamatan terhadap siml-siral morfologi pada profil tanah di lapangan dilakukan dengan mengacu pada Soil Survey Division Staff (J 993) Sifat-sifat morfologi tanah yang diamati meliputi kCdalaman solum honson tanah (Iebal batas dan simbol) pada lapisan olab lapisan tapak bajak lapisanmiddot Fe lapisan Mn dan lain-lain Setiap pedon yang diamali digambar sketsa penampang dan posisinya

(lereDg alas lereng tengah atau lereng bawah) ~i lapangan

Data hasil pengamalan di lapangan diolah dalam bentuk Tabel dan Gambar Dala sekunder dan data pengamatan di lapangan dianalisis secara deskripti[shyhaniratif

HASIL DAN PEMBAHASAN

Susunan honson tanah sawah berdasarkan intensitas penanaman padi di daerah potelitianmiddot disajikan pada Gambar I 23 dan 4 serta iabel 2 Dari Gambar dan Tabel tersehut terlihat susunan honson lanah pada lanah yang tidak disawahkankebun (pedon middot TA5 TA6 TAI4 dan TAD) baik pada elevasi tinggi (400 - 650 m dpl) maupun pa4a elevasi rendab (90 - 155 m dpl) hanya terdiri dari lapisan olah CAp) dan lapisan tanah asaJ (Bw atau Bo) saja Sedangkan pada sawall Ix dan sawah 2x telah terjadi horisonisasi (proses pembenlUkan horison) lebih Janjul

Susunan horison pada elevasi tinggi tanah Latosol Coklat yang disawahkan Ix padi setahun (pedon TA2) terdin daTi lapisan olah lapisan lapak bajak dengan karatan Fe (ABd ir)lapisan iluviasi Fe (B ir) lapisan iluviasi Fe-Mn (B im) lapisan iluviasi Mn (B mn) dan lapisan tanah asal (Bw) Tanah ini hampir mirip seperti tanah sawah tipikal dengan air tanah dalam namun demikian tidak seideal yang dijumpai oleh Koenigs (1950) sedangkan

Apista Vol 12 No3 2008 233

bullbull

pada Latoso l Coklat Kekuningan (pedon TA4) di lapisan bawah semllanya didominasi oleh lapisan iluviasi Mn Pada Latosol Coklat Kekuningan yang disawahkan 2)( (pedon T A3) terdiri dari Japisan olah Japisan tapak bajak dengan

karatan middotFe (Ad it) lapisan i1uviasi Fe-Mn tapisan iiuviasi Mn-Fe (8 mi) lapisan

i1uviasi Mn dan lapisan anah asal sedangkan pada Latosol Coklat (pedon

TAl) yang mempunyai air lanah dangkaJ (68 em) di lapisan bawah dijumpai lapisan Icreduksi dengan karatan Fe (Bg ir) dan bahan induk tereduksi (Cg) hal ini lidak sesuai dengan penelilian Moormann dan van Breemen (1978) yang menemukan profil tanah sawah tipikal pada ait tanah agak dangkal di atas bahan induk dijumpai Japisan Fe dan di alasoya lagi terdapat lapisan Mn

bullbull - C1ulAI)

bull bull bull It HttIt It

bull o 0 bull

bull

ht

bullbull bull bullbull 10

n

bull~ IC

0 0 [J~II o

bulla a bull ~ tdlwIImiddotj degftmiddotIdegW

jJ~Mr 1 s Iforbon u~pnw1tIMtt PtPt~ a_llliol Co kJ tkunin~ n c IIO1 Swon Ho ~p~t 1gtI IItobullbull pad [ lISr~oo - 6-0 MI~dM fltdO POIU La t Coklol pr r

~QG _ amplt0 Mucl~ri 1~ J(o Woonuuu Ln poJI) ~

bull ~bull bull

bull bull ~

bullbull bull

bull X l~- o ~ +t )q 7 bull bull 0 Iltbull bullbullbull bull bull bullbull bullbullbull toopD middotmiddotkIItbullbull middot_1Io

COgtllbf J s 11- lt_ Mltiio-o _~ lo_ CoUtot KancrI c Iraquo $ Ii - 111 pood- [knoII lIO _ 1M Mlt r ltlo r ~ 0 bull ~ 10 Emiddot t

h l t 00 t~~ H ~ t nu~ t-y

AgrisUi Vol 12 No3 2008 234

Tabel 2 Susunan horison taoah sawah berdasarkan illtensitas penanamltln pad i di daerah Eenelitian

Karakteristik Sawah OX Sawah IX Sawah 2X Pedon iKcbun) Padi Padi

Elevasi Tinggj (400-600 m dpl) bull Latosol Coklat Ke~llningan TA5 TA4 TA3 Susunan Horison Ap 6wl B2 Ap AD ir B mnl -B Ap Ad ir B im B

83 Be mn4 BCmn mi B mnlmiddotB mn] BCmn

Lapisan olah (Ap) bull Kedalaman (em) 0middot) 0middot 12 0middot 10 Lapisan tapak bajak (AdiABd) - Kedalaman (em) 12-30 10middot25 - Ketebalan (em) 18 15 bull Letak Honson AB horison A Lapisan Iiuviasi FeMn (B irB mn) bull Kedalaman (em) 30shy 116 25middot36 36middot50 5097 - Kelebalan (em) 86 111447 - Letak B mn lmiddotB mn4 B im B mi B mn -

8mn3 - Latoscl Coklat TA6 Susunan Honson Ap Bwl Bw2

Bw3 Lapisan oah (Ap) - Kedalaman (em) 0-5 Lapisan tapallt bajalt (AdiABd) - Kedalaman (em) - Ketebalan (em) bull Letak Lapisan Iluviasi FeiMn (B ir18 mn) - Kedalaman (em) bull Ketebalan (em) bull Lotak Lapisan tereduksi (Bg Cg) - Kedalaman (em) middot Kelebalan (em) middot Lotalt - Wama

TA2 Ap ASd ir B ir B

im B mn Be

0middot16

16-34 18

honson AS

34middot6 1 61middot76 76middot82 27 156

BirBim Bmn

TA l Ap Ad ir BI ir Cg

Omiddot II

II middot23 12

honson A

23middot39 39middot68 16 29

horison B dan C IOYR 412

Elevasi Rendah (90-155 m dpl) - Latosol Coklat Kemerahan T A 14 TA B TA7 SUSWl3n Hodson Ap 80 I B02 Ap Sd mn B mn AP(g ir) Bd mi B

B03 B04 Bo l B02 mo 8 0 1802 Lapisan olab (Ap) - Kedalaman (cm) 0middot8 0middot 16 0middot15 - Karatan Fe banyak besar ( lOR

Lapisan tapalt bajalt (Bd) 46)

- Kedalaman (cm) 16-35 middot15 34 middot bull KetebaJan (em) bull rtak

19 Honson B

19 horison B

Lapisan I1uviasi Mn (B om) - KedaJaman (em) 35middot8 1 34middot76

Agrisla Vol 12 No3 2008 23S

Karakterislik Sawah OX Sawah IX Sawah 2X Pedon (Kebun) Padi Padi

-Kctebalan (em) 46 42 - Letalt B mn Bmn - Latosol Merah Susunan Horison Lapisan olah (Ap) bull Kedalaman (em) - Karatan Fe

Lapisan Tapak Bajak (ABd) - Kedalaman (em) bull Ketebalan (em) - Letak Lapisan tereduksi (Bg) middot Kedalaman (em) - Ketebalan (em) - Letak bull Warna

TAIJ Ap Bal B02

B03

0-14

Lapisan IJuviasi Fe-MnfNodul Mn (B imlBe) bull Kedalaman (em) middot Kelebalan (em) bull Letak

TAI2 Ap(e) Bel Be2 Boe

0-18

18-48 48-87 69

BclBe2

TA9 Ap(g ir) ABg ir Bg

or Bim Bo

0-16 biasa sedang (25YR

48)

16-28 12

Hanson AB

28-50 22

horison B 5B 51-5BG 51

50-89 39

8im

Susunan horison pada eJe~as i rendah pada Latosol Coklat Kemerahan yang disawahkan Ix setahun (pedan T AS) terdiri dari lapisan olah lapisan tapak bajak dengan karatan Mn (Bd rnn) lapisan iluviasi Mn dan lapisan lanah asaJ (Bo) Sedangkan pada Latosol Merah (pedon TAI2) merupakan tanah yang dulunyh pemah ditanami padi Ix setahun dan sekarang sudah lama tidak digunakan sebagai sawab (bekas sawah) terdapat lapisan olah dengan nodul Mn (Ap(craquo) Japisan iluviasi nodul Mn (Be) dan lapisan tanah asal dengan noduJ Mn (Boc) hal ini disebabkan terjadi proses pengeringan yang lebih lama Mn yang terkonsentrasi pada pori-pori-pori lanah mengeras sehingga membentuk nodul Mn

Pada Latoso1- Coklat Kemerahan yang disawahkan 2 (pedon TA7) terdin daTi lapisan olah tereduksi (AP(g irraquo) lapisan tapak bajak dengan karatan Mn dan Fe (Ed mi)~ lapisan iluviasi Mn dan lapisan tanah asaI (Bo) Sedangkan pada Latosol Merah (pedon TA9) memperlihatkan proses horisonisasi yang agak berbeda dengan

tanah-tanah Latosol lain yang disawahkan 2x Lapisan yang terbentuk berturut-turut adalah Japisan olah tereduksi dengan karatan Fe AP(g ir) lapisan tapak bajak belum begitu nyata tereduksi dengan karatan besi pada honson AB (ABdg ir) Japisan B tereduksi dengan karatan Fe (Bg ir) dan lapisan Fe-Mn (ak terpisahkan (B im) Rayes (2000) menyatakan di dalam lapisan tapak bajak juga terjadi pencucian Fe dan Mn ke lapisan di bawahnya Oi Japisan ini juga dijumpai karatan yang menunjukkan terjadinya proses oksidasi Fe yang berasal dari besi fero yang tertinggal di lapisan ini Hal ini sesuai dengan yang ditemukan Koenigs (1950) yang menyatakan meskipun warna matriks Japisan IRpak bajak abu-abu seperti hanson Apg tetapi karatan besi masih sering ditemukan Lapisan-Iapisan tereduksi ini terbentuk pada riga lapisan teralas (kedalaman 0 - 50 em) hal ini disebabkan bukan olen air tanah yang dangkal karena air tanahoya gt 2 m tetapi tebih disebabkan oleh pengaroh air irigasi yang lehih intensif sehingga lanah lebin reduktif

AgriSlB Vol l2 No3 2008 236

Pada elevasi linggi lanah ying disawahkan Ix (TA4 dan TA2) Japisan tapak bajak terbenluk di kedalaman 12 - 30 em (Iebal 18 em) dan kedaJaman 16 - 14 em (Iebal 18 em) Sedangkan pada elevasi rendah (TA8) lerbentuk di kedalamanl6 shy35 em (tebal19 em) dan pada TA1 2 tidak dijumpai lapisan tapak bajak

Pada elevasi linggi twah yang disawahkan 2x (TA3 dan TAl) lap isan tapak bajak lerbentuk di kedalamao 10middot 25 em (lebal 15 em) dan keelaaman I I - 23 em (lebaI 12 em) Sedangkan pada elevasi rendah (TA7 dan TA9) terbentuk di kedalaman 15 - 34 em (tebaJ 19 em) dan kedalaman 16 - 28 em (Iebal 12 em)

Baik pada elevasi linggi maupun rendah Japisan tapak bajak yang ditemukan di daerah penelitian hampir sejaJan dengan hasH penelitian Rayes (2000) lapisan tapak bajak dijwnpai pada kedaJaman 12 - 44 em (Iebal 6 - 20 em)

Pad3 elevasi tinggi anah yang disawahXan Ix lapisan iluviasi Fe dijumpai sangat teba hanya terdapat middotpada T A2 di keda1aman 34 - 61 em (Iebal 27 em) sedangkan pada elevasi rendah lidak terbentuk lapisan Fe Hal ini berbeda deogan Koenigs ( 1950) di Latosol Bogor ditemukan kelebaJan lapisan Fe hanya 2 em pada kedalaman 19 - 21 em mirip honson pakik tetapi tidak sampai tersementasi Menurut Soil Survey Staff (2006) horison plalrik adalah horison tipis (I - 25 rum) tersementasi oleh besi (atau besi dan Mn) serta bahan organik merupakan padas berwama hitam sampai kemerahmiddotmerahan gelap

Pada elevasi linggi tanah yang disawahkan lx lapisan iluviasi Mn pada TA4 lerbentuk sangat lebaJ di kedalarnan 30 - 116 ern (Iebal 86 em) dan pada TA2 terbentuk lapisan iluviasi Mn lipis (karena lapisan Fe yang terbentuk sangat lebal) hanya 6 em sedangkan pada elevesi rendah (TAS) terbentuk di kedalaman 35 - 81 em (lebaJ 46 em) dan pada TA 12 tidak terbeotuk lapsan iluviasi Mn telapi berupa lapi san nodui Mn (Be) dalam jumlah yang banyak dan besar di kedalaman 18 - 87 em (tebal 69 em)

Agrista Vol 12 No3 2008

SIMPULAN DAN SARAN Berdasarknn uraian sebelumnya maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut pada lanah yang tidak disawahkan susunan horison hanya terdiri dari Japisan olah dan lapisan tMah asal Susunan borison tanOO yang disawahkan pada sawah 1x di samping lapisan olah teJah terjadi proses pembentukan horison (horisonisasi) lebih lanjut yaitu lapisan tapak bajak kurang oyala lapisan fe lapisan Mn alau lapisan nodul Mn dan lapisan tanah asal sedangkan susunan honson sawah 2x sebagai berikut lapisan olah (elah mengalami reduksi lapisan tapak bajak lebih nyata Japisan Fe dan atau Mo lapisan bawah tereduksi dan lapisan tMah asal

Pada elevasi tinggl baik pada tanah yang disawahkan 1 x maupun sawah 2x

lapisan tapak bajak dijumpai di kedalaman lebih dangkal (10middot12 em) dibandingkan pada elevasi rendab dijumpai di kedalaman lebih dalam (15 middot 16 em) dengan kelebalan yang sarna 12middot 19 em Semakin rendah ketinggian baik pada tanah yang disawahkan Ix maupun sawah 2x semakin sedikit horisonisasi

DAFTAR PUSTAKA

Bakosunanal 2000 Peta rupa bumi skala 125000 Lembar Cisarua Ciawi Bogor Leuwiliang dan Cibinong Bakosunanal Bogor

Hardjowigeno 5 amp ML Rayes 2005 Tanah Sawah Karakteristik Kondisi dan Pennasalahan Tanah Sawah di Indonesia Cetakan Pertama Bayumedia Publishing Malang Jawa Timur Indonesia

Koenigs F F R 1950 A sawah profile near Bogar (Java) Contr of the General Agrie Researeh Station Bogar No 15

Moonnann F R amp N van Breemen 1978 ~iee Soil Water Land JRRl Los Banos Laguna Philippines

Munir M 1987 Pengaruh penyawahant

terhadap morfologi pedogenesis elektrokimia dan klasifikasi tanah Disertasi Doktor Program Pascasarjana IPS Bogor

237

Rayes vi 1 lOOt) Karekurislik genesis dan klasifikasi tanah sawah berasa dari bahan volk-an MerapL D1SerlaS) Doktor Progranl Pascasarjana Institut Pertanlan Bogor Bogor

Socpraptohardjo M 1966 Peta tanah tinjau Jawa Baret Lembaga Peneitian Tanah BOgOL

Soil Survey DiVISIon Slaff 1993 Sui Survey Manual USDA Handhook No IS USDA Washington D C

Soil Survey Staff 2006 Keys to Soil Taxonomy loth ed USDA-NRCS Washington DC

SubardjB amp P Buunna(J 1980 A Toposequence of Latosal on volcanic rocks in the Bogor - Jakarta aler$ in P Buurman (ed) Red Soils in Indonesia Centre for Agric PubL and Doc Wageningen

Tan K H t9GB The genesis and characteristics of paddy sons in Indonesia SQil Sci Phmt Nutr 14(3)117-121

U S Anny [943 Java and Madura 150000 II ed Chief af engineers U S Army Copied from a Dutch map 1937

Agrim Vol 12No3l00S

Jurnal Agrista Volume 12 Nomor 3 Desember 2008

0aJm raagka ingbtku muhI

basif pmefitian kdentmpilan mewtis

Iopono _ydlorbn bui~

peodiIian bOleng pmanilln dpt _

_ h Jumaillmiatl

Jamal Asrisla salah

wadalt beii penelili uk meu)ebarlUampshy

Un ~I pmolkian dl bidona _ian

11 AsrisIa 111 I _I

pcnefitian atau -+Ieh lnsan deopa

topillt _ian dori Slat ~pmefiti

di Falwllalt -Ian Univltnitas Syal

K Bonda Acob elM _lid ~~

yus berasal dan PergunNl1 Tingi

Nqcri _ Swasra SCftI Balai PatetitiaA bull

Iuma1 Ajrista IDer1IpObn j

cmpo1 buloom1 yaog terlrit setiap hula

April A_dan ocber

P1ENANGGUNGJAWAII Prof 0lt1lt SurL MS

KpoundnJA EDIToM

Prof Dr r HKanuddin M S

DEwAN ECftoIo

Dr h MMYUStr MP Or It Hairul asn MSc Or Ir flu~ MAgricSc

Dr tr SugiaAfo M5)C 0lt 1lt ZLI)8$amp- MSc

IT M ~ MSc

MIntA IlESTARI Prof Dr k AbdI A WaIIMt M5c(Umyialt)

Prof Dr Gw MS (Uruyiatl) Dr tr Pitman ~ M$ IS-lispa Sukamandi)

Of IT Ahuhakar A Kari hot s (lIn5yiah) Dr It UIIP Sjfc Wlradisastra MSc IIPBl

Pmf Dr ft DIrusIIIan MoSc (U~-iah)

Dr if NcnWffta Arpi MSc (~)

Or tr 11 T ~ MSc ( usyw) Dr k Pufbtyo ~ MSc CPPKS MedIn)

Of It ~i ~sc (Umy gt Dr tt JUS ~ MSc (UNItAl Or fr Pri)oao Praiao ofSt fUNl B )

0 k U-1laquongtIa MS (lMIItonok -I Dr h ~~ MSc(BB Abinc- Scrpoq)

Or Ir M Edt PT (PlOt PasuNal)

Dr Ir stnpak ~ MS (UNPAR) Or Ir M IAJi Ra)u M5c (UNf8RAW)

AJAMAT REoAICSI

f~ Pt1Uruu ~ S_ Kuala Dnualzns a Aedt jI

Tclcpnlfa oa IJo6Q825JU65 17410514 poundnitJarama-ecdgt-Moocoid

SUSUNAN ROmSON T ANAH S-WAH PADA TOPOSEKUEN LATOSOL BERBAHAN INDUK VOLKANIK DI DAERAH BOGOR - JAKARTA

The Sequence of Horizons of P3ddy Soils in a Toposequence OfLatosoJ on Volcanic Parent Malerials in the Bogor- Jakarta Area

Tefi Arabia Sanvono Hardjowig eno1l Sudarsono1) Widiatmaka t ) dan Nata Suharta )

Mahasiswa Sekolah Pascurujana poundPO Bogor l)SltIfPengajar Departemen llmu Tanah dan Sumberdayu Lahan Fakuhas Perlanilln poundPB Bogor lJStaa Peneli li BaJai Bes8 Peneli(ian dan Pengembangan SumbenJaya Lahan

Pertanian Bogor

ABSTRACT

The sequence of horizons of paddy soils is different from the non paddy culli valed The aim of the restarch were (I) to study the sequence of horizons of plItkIy sOils in II tlJpOsequence of Lalosol on volcanic materials in he Bogor - Jakarta area (2) to study the influence of paddy cultivated intensity 10 sequence of horizons Twehc pedons of different altitude (90 - 6SU matkwe see level) and different paddy cultivated intensity (Oyear lIyear 21year) were inve5tigated sequence of horizons in the field The result of the research showed that horizons sequence on non paddy cultivated soi ls consist of tillage layer and the original soi l layers On Ix paddyyear laquoInsist of plow pan layer and ironmanganesenodules Mn iIIuviation layer On 2x paddyyear consist of tillage lllyer of surface reduction plow pan layer FelMn iIluviation layer ~nd reduced 5ubsUlrace layer

Keyword toposcquence sequence of horIzons tillage Iayer plow pan layer Ironmaneanele llIuvlation layer reduced subsurface layer

PENDAHULUAN

Tanah sawah dapat terbentuk pada berbagai jenis tanah dan karakteristiknya sangat beragam tergantung dati sifat tanah asal dan intensitas ptoyawahannya Tanah sawah merupakan tanah buatan manusia (alllropogenik) sifatmiddotsifalnya sangat dipengaruhi oleh kegiatan manusia antara lain melalui cara pembuatansawah dan earn budictaya Cara pembuatan sawah lergantung dari ~ relietltopografi dan hidrologi sedangkan cara budidaya tergantung daTi pola lanam kandWlgan lumpur dalam air irigasi dan penambahan unsur ham

Tanah Latosol (lahan keringftidak disawahkan) pada toposekuen berbahan induk volkanik di daerah Bogor - Jakarta menurut Subardja amp Buurman (1980) terdiri dan Lalosol Coklat (Sutrudept dan Dystrudept) dijumpai pads elevasi linggi (900 - 320 m dpl) dan Latosol Merah Kekuningan serta Latosol Merah (Eutrudox) dijumpai pada ketinggian 140 shy40 m dpl

Pada beberapa Lltosol yang di sawah

kan i sekifyen _80go profil lanahnya memperlihatkan sifat morfologi yang khas yaitu adanya lapisan olah tereduksi tapisan tapak bajak lapisan iluviasi besi lapisan iluviasi mangan setta lapisan tanah asal (Koenigs 1950) tJamun demikian lCarena

perbedaan middot berampgaf fakto r yang berpengaruh dalam middot proses pembentukan tanah maka sifal morfologi yang kh83 te~ebut tidak selalu terbentuk (Tan 1968 Munir 1987)

Lapisan o lah tereduksilAp(g) merupakan lapisan paling ataS yang mengalami pergantian reduksimiddotoksidasi sangat ruat OJ bawah lapisan ini dijumpai lapisan tapak baj~ yang merupakan sebagian 9ari qorion A dan sebagian dari horison 8 atau salah satu dan keduanya (AdlABdBd) yang dicirikan mempunxai indeks pemadatan yang lebih tinggi dibandingkan tapisan di atas dan 9i bawahnya (Hardjowigeno amp Rayes 2005)

Di bawah lapisan tapak bajak ditemukan harison iluviasi besilmangan Honson ini terbentuk p~a ~anah ~rdrainase baik dengan kedalaman air taJlah gt 1 m Umumnya horison B ir

Agrista Vol 12 No3 2008 231

terletak eli alas horison B ron tempi pada tanllh dengan air tanah dangkal B iT dapat dljumpal eli bawah B ron Lapisltm Fe umumnya sangat tipis (l ~ 2 em) sedangkan lapisan Mn umnmnya lebih teind (Koenig 1950)

Df bawah horison Fel1n dijumpai hOriSOll B tanah usal Pada tanah-ranah tiengan lr tanah dalam yang di-sawahkan tldak terpcligwuh otch resapan air genangan aklbat pmyawahan Horison irJ tetap mempertahan sifat tauah asalnya

Tanahmiddottanah lato-sol yang disawahkan di scldtar Bogor berasa dart bahan volkanik yang bersifirt andesitfk dllinarni pool SJUU dan dua kali datam sctahun (BSkosurtanal 2000l Perbedaan intemitas penanaman padi telah menyebabkan terjadinya pcrbedaan lama tanah melgalami penggenangan dalam setiap tahUrl sehngga berpengaruh terhadap proses r-dogenesls dan ktmludian terjadl perbedaan sifat-slfat tanah antara lain diperllhMkan oleh perbedaan susunan horisonnya

Penelitian tentang sifut-sirat tauah sawah ill Indonesia masih sangat terbatas pada umumnya- banya berke-nann dengan masalah agronorninya (Tan 1965) KajJan sifat-sifat ttlnah sawall di [ndonesia ltlawali shyolen Koenigs (1950) yang meneliti pada jenis tanah Latosol dj Bogo tanpa melihat perbedaan elevasi dan Jamanya tanah digenangi dalam setahun Kemudian Tap (1968) melakukan kajian karakteristlk dan genesis tanah sawah di daernh Boger dan sekitarnya pda beberapa macam tanah dengan ketinggisn yang berbeda yaiiu pSda Andosol (SOn m dpL) Laroso Coklat Kemerehan (250 m dpJ) Latoso-l Metarr(50 ill dpL) Tanpa memperhatikan lrrteosires_ penanamannya

Uraian di alas merrunjukkan bahwa peneHtian yang lebih mendalum tentang susunari ht)rison pada sekucn ketinggian dan _ lamanya penyawahan dalam setahun masih per]u dilaktLxan Demildan juga identifikasj yang tepat dan laplsan tapak bajak lapisan Fe dan Mn atau lapisan lahmya masih periu dite1itL HasH penelitian ini diharapkan dapat digllnakan sebllgai infonnasi dasar dalarn pengembangan ilmu pengeahuan genesis dan sistem klasHlkasl tOOM serta pengeioiaan tanah sawah di

Indonesia PemHHan lni bertujuan untuk (1)

mempeajarl sunman norison tanalmiddotianah $4wah pacta toposekuen berbahan induk vokanlk di daerah Bogor - Jakarta (2) mem-pelajari pengarub intensitas penyawahan pada suatu sekuen kennggian terhadap susunan honson

METODE PENELITlAN

Loka$i penclitian dllapangan dllakuka pads daerah kaki lereng G Salak dan G Pangrango yang berbahan induk voikanik (peden TAl TA2 rA3 TA4 TA5 dan TAo) meluas ke utara IMnuju Bogor yang merupakan caerah kipas aluVlal volkanik mngga ke Iakarta (pedon TA 7 TA8 TA 12 TAD dan TAI4) Daerah penelitian terlelak pad ketingglan antara 650 - 90 meter dad pern1ukaan Jaw (m dpl)

Penetapan lokasi pengarnbil3Jl bahanshynahan tanah didasarkan alas fsktot-faktot L Macron tanah yang dicirikan oleh

wama tanah hanson B pada tanab latrilr) kering yang dijumpai peda toposekuen Latosol dJ daerah Bgor shyJakarta (Subatdja dan Buurman 19-80) berturut-mrut dari e1evasi tiuggi400 shy650 m dpl (Latoso] Ccgtklat Kekuningan dan Latosol Coklat ke eevasi reldahJ90 - 155 m dpt (Lafosol Coklat Kernerahan dan Latosol Merah)

2 Lamanya tanah disawohkan rligenangi) daLam setalmo yaitu tidal pernah disawahkanlkebun sawah Jx setahun dan sawan 2x padi retsnun

Berdasarkan hal tersebut sejumlalt 12 p-uiOH tellih dteliti di lapangan (Tabel J) Peralata1 yang digunakan antara lain teroid dar) altimeter kl1nometer kompas bor pisau cangkul skop ember meteran bukll MUlscll Soil Color Chart dan pH Truog

Tcreapa liga tahap penelitian I) persiapan dan pemilihan lokasi (2) penelitien oi lapangan dart (4) peagolahoo data dan pelllllisan jumal Kegiatan pe-rsiapao dan pemmhan lokasi penelitian meliputi pengumpulan bahan setta peneaahan pel2middotpela dan daTa sekunder Pcnelaaba ollakJkan rerhadap Peta Rupa Bumi skala j 25000 lembar Cisarua

232

Tabell Lokasi pengambilan bahan anllJ di daerah penelitian Macam Tanah Elevas i Pedon Penggunaan Lekasi

ipounde1 Lahan

lotosol Coklat 425 TA5 Kebun Durian Palasari (Cijeruk) Kekunillgan 500 TA4 Sawah I x padi Bitungsari (Clawi)

455 TA3 Sawah 2x padi Taniun~ari (Cijerukl Latosol Coklat 650 TA6 Kebun Nangka Sukamaju (Clawi)

420 TA2 Sawah Ix padi Gadog (Clawi) 400 TAl Sawah 2x padi Sukamahi (Ciawi)

Latosol eok lal 150 TA I4 Kebun Karel Mekarsari (Kemang) Kemerahan 140 TA8 Sawah I x padi Rancabungur (Kernang)

155 TA7 Sawah 2x padi Ke Sawah Bojonamp Kemang) Latosol Merah IJO TAl] Kebun Bambu Bojongbaru (Bojong Gede)

130 TAI2 Sawah Ix padi Bojongbaru (Bojong Gede) 90 TA9 Sawah 2x padi Ratujaya Pancoran Mas (Oepok)

Bogor Leuwiliang dan Cibinong (Bakosurtanal 2000) Peta Topografi (US Anny 1943) skala 150000 dan Pela Tanah Bogor skala 1250000 (Soepraptohardjo 1966) Penggunaan laban sebagai sawah pada masa lalu dapat dilihat dati Peta Topografi ( US Army 1943 ) Kritetia tanah sawah bukan hanya (anah yang ditanami padi sawah akan tetapi lanah tersebut telah mengaJami perkembangan morfologi yang khas dihas ilkan oleh proses genesis yang terjadi selama tanab tersebul disawahkan Perpilihan lokasi penelitian dilakukan dengan jalan mengadakan orientasi di seluruh daerah yang akan diteliti dengan tujuan menentukan lokasi yang sesuai (representarif) untuk dijadikan bahan penelitian middot Pemilihan lokasi penelilian diawali dengan melakukan pengamatan sifat miliomorfologi tanah dengan pemboran dan melakukan wawancara dengan petani setempat atau petugas penyuluh pertanian lapangan guna memperoleh informasi tentang pola tanam pada lokasi tersebut

Pengamatan terhadap siml-siral morfologi pada profil tanah di lapangan dilakukan dengan mengacu pada Soil Survey Division Staff (J 993) Sifat-sifat morfologi tanah yang diamati meliputi kCdalaman solum honson tanah (Iebal batas dan simbol) pada lapisan olab lapisan tapak bajak lapisanmiddot Fe lapisan Mn dan lain-lain Setiap pedon yang diamali digambar sketsa penampang dan posisinya

(lereDg alas lereng tengah atau lereng bawah) ~i lapangan

Data hasil pengamalan di lapangan diolah dalam bentuk Tabel dan Gambar Dala sekunder dan data pengamatan di lapangan dianalisis secara deskripti[shyhaniratif

HASIL DAN PEMBAHASAN

Susunan honson tanah sawah berdasarkan intensitas penanaman padi di daerah potelitianmiddot disajikan pada Gambar I 23 dan 4 serta iabel 2 Dari Gambar dan Tabel tersehut terlihat susunan honson lanah pada lanah yang tidak disawahkankebun (pedon middot TA5 TA6 TAI4 dan TAD) baik pada elevasi tinggi (400 - 650 m dpl) maupun pa4a elevasi rendab (90 - 155 m dpl) hanya terdiri dari lapisan olah CAp) dan lapisan tanah asaJ (Bw atau Bo) saja Sedangkan pada sawall Ix dan sawah 2x telah terjadi horisonisasi (proses pembenlUkan horison) lebih Janjul

Susunan horison pada elevasi tinggi tanah Latosol Coklat yang disawahkan Ix padi setahun (pedon TA2) terdin daTi lapisan olah lapisan lapak bajak dengan karatan Fe (ABd ir)lapisan iluviasi Fe (B ir) lapisan iluviasi Fe-Mn (B im) lapisan iluviasi Mn (B mn) dan lapisan tanah asal (Bw) Tanah ini hampir mirip seperti tanah sawah tipikal dengan air tanah dalam namun demikian tidak seideal yang dijumpai oleh Koenigs (1950) sedangkan

Apista Vol 12 No3 2008 233

bullbull

pada Latoso l Coklat Kekuningan (pedon TA4) di lapisan bawah semllanya didominasi oleh lapisan iluviasi Mn Pada Latosol Coklat Kekuningan yang disawahkan 2)( (pedon T A3) terdiri dari Japisan olah Japisan tapak bajak dengan

karatan middotFe (Ad it) lapisan i1uviasi Fe-Mn tapisan iiuviasi Mn-Fe (8 mi) lapisan

i1uviasi Mn dan lapisan anah asal sedangkan pada Latosol Coklat (pedon

TAl) yang mempunyai air lanah dangkaJ (68 em) di lapisan bawah dijumpai lapisan Icreduksi dengan karatan Fe (Bg ir) dan bahan induk tereduksi (Cg) hal ini lidak sesuai dengan penelilian Moormann dan van Breemen (1978) yang menemukan profil tanah sawah tipikal pada ait tanah agak dangkal di atas bahan induk dijumpai Japisan Fe dan di alasoya lagi terdapat lapisan Mn

bullbull - C1ulAI)

bull bull bull It HttIt It

bull o 0 bull

bull

ht

bullbull bull bullbull 10

n

bull~ IC

0 0 [J~II o

bulla a bull ~ tdlwIImiddotj degftmiddotIdegW

jJ~Mr 1 s Iforbon u~pnw1tIMtt PtPt~ a_llliol Co kJ tkunin~ n c IIO1 Swon Ho ~p~t 1gtI IItobullbull pad [ lISr~oo - 6-0 MI~dM fltdO POIU La t Coklol pr r

~QG _ amplt0 Mucl~ri 1~ J(o Woonuuu Ln poJI) ~

bull ~bull bull

bull bull ~

bullbull bull

bull X l~- o ~ +t )q 7 bull bull 0 Iltbull bullbullbull bull bull bullbull bullbullbull toopD middotmiddotkIItbullbull middot_1Io

COgtllbf J s 11- lt_ Mltiio-o _~ lo_ CoUtot KancrI c Iraquo $ Ii - 111 pood- [knoII lIO _ 1M Mlt r ltlo r ~ 0 bull ~ 10 Emiddot t

h l t 00 t~~ H ~ t nu~ t-y

AgrisUi Vol 12 No3 2008 234

Tabel 2 Susunan horison taoah sawah berdasarkan illtensitas penanamltln pad i di daerah Eenelitian

Karakteristik Sawah OX Sawah IX Sawah 2X Pedon iKcbun) Padi Padi

Elevasi Tinggj (400-600 m dpl) bull Latosol Coklat Ke~llningan TA5 TA4 TA3 Susunan Horison Ap 6wl B2 Ap AD ir B mnl -B Ap Ad ir B im B

83 Be mn4 BCmn mi B mnlmiddotB mn] BCmn

Lapisan olah (Ap) bull Kedalaman (em) 0middot) 0middot 12 0middot 10 Lapisan tapak bajak (AdiABd) - Kedalaman (em) 12-30 10middot25 - Ketebalan (em) 18 15 bull Letak Honson AB horison A Lapisan Iiuviasi FeMn (B irB mn) bull Kedalaman (em) 30shy 116 25middot36 36middot50 5097 - Kelebalan (em) 86 111447 - Letak B mn lmiddotB mn4 B im B mi B mn -

8mn3 - Latoscl Coklat TA6 Susunan Honson Ap Bwl Bw2

Bw3 Lapisan oah (Ap) - Kedalaman (em) 0-5 Lapisan tapallt bajalt (AdiABd) - Kedalaman (em) - Ketebalan (em) bull Letak Lapisan Iluviasi FeiMn (B ir18 mn) - Kedalaman (em) bull Ketebalan (em) bull Lotak Lapisan tereduksi (Bg Cg) - Kedalaman (em) middot Kelebalan (em) middot Lotalt - Wama

TA2 Ap ASd ir B ir B

im B mn Be

0middot16

16-34 18

honson AS

34middot6 1 61middot76 76middot82 27 156

BirBim Bmn

TA l Ap Ad ir BI ir Cg

Omiddot II

II middot23 12

honson A

23middot39 39middot68 16 29

horison B dan C IOYR 412

Elevasi Rendah (90-155 m dpl) - Latosol Coklat Kemerahan T A 14 TA B TA7 SUSWl3n Hodson Ap 80 I B02 Ap Sd mn B mn AP(g ir) Bd mi B

B03 B04 Bo l B02 mo 8 0 1802 Lapisan olab (Ap) - Kedalaman (cm) 0middot8 0middot 16 0middot15 - Karatan Fe banyak besar ( lOR

Lapisan tapalt bajalt (Bd) 46)

- Kedalaman (cm) 16-35 middot15 34 middot bull KetebaJan (em) bull rtak

19 Honson B

19 horison B

Lapisan I1uviasi Mn (B om) - KedaJaman (em) 35middot8 1 34middot76

Agrisla Vol 12 No3 2008 23S

Karakterislik Sawah OX Sawah IX Sawah 2X Pedon (Kebun) Padi Padi

-Kctebalan (em) 46 42 - Letalt B mn Bmn - Latosol Merah Susunan Horison Lapisan olah (Ap) bull Kedalaman (em) - Karatan Fe

Lapisan Tapak Bajak (ABd) - Kedalaman (em) bull Ketebalan (em) - Letak Lapisan tereduksi (Bg) middot Kedalaman (em) - Ketebalan (em) - Letak bull Warna

TAIJ Ap Bal B02

B03

0-14

Lapisan IJuviasi Fe-MnfNodul Mn (B imlBe) bull Kedalaman (em) middot Kelebalan (em) bull Letak

TAI2 Ap(e) Bel Be2 Boe

0-18

18-48 48-87 69

BclBe2

TA9 Ap(g ir) ABg ir Bg

or Bim Bo

0-16 biasa sedang (25YR

48)

16-28 12

Hanson AB

28-50 22

horison B 5B 51-5BG 51

50-89 39

8im

Susunan horison pada eJe~as i rendah pada Latosol Coklat Kemerahan yang disawahkan Ix setahun (pedan T AS) terdiri dari lapisan olah lapisan tapak bajak dengan karatan Mn (Bd rnn) lapisan iluviasi Mn dan lapisan lanah asaJ (Bo) Sedangkan pada Latosol Merah (pedon TAI2) merupakan tanah yang dulunyh pemah ditanami padi Ix setahun dan sekarang sudah lama tidak digunakan sebagai sawab (bekas sawah) terdapat lapisan olah dengan nodul Mn (Ap(craquo) Japisan iluviasi nodul Mn (Be) dan lapisan tanah asal dengan noduJ Mn (Boc) hal ini disebabkan terjadi proses pengeringan yang lebih lama Mn yang terkonsentrasi pada pori-pori-pori lanah mengeras sehingga membentuk nodul Mn

Pada Latoso1- Coklat Kemerahan yang disawahkan 2 (pedon TA7) terdin daTi lapisan olah tereduksi (AP(g irraquo) lapisan tapak bajak dengan karatan Mn dan Fe (Ed mi)~ lapisan iluviasi Mn dan lapisan tanah asaI (Bo) Sedangkan pada Latosol Merah (pedon TA9) memperlihatkan proses horisonisasi yang agak berbeda dengan

tanah-tanah Latosol lain yang disawahkan 2x Lapisan yang terbentuk berturut-turut adalah Japisan olah tereduksi dengan karatan Fe AP(g ir) lapisan tapak bajak belum begitu nyata tereduksi dengan karatan besi pada honson AB (ABdg ir) Japisan B tereduksi dengan karatan Fe (Bg ir) dan lapisan Fe-Mn (ak terpisahkan (B im) Rayes (2000) menyatakan di dalam lapisan tapak bajak juga terjadi pencucian Fe dan Mn ke lapisan di bawahnya Oi Japisan ini juga dijumpai karatan yang menunjukkan terjadinya proses oksidasi Fe yang berasal dari besi fero yang tertinggal di lapisan ini Hal ini sesuai dengan yang ditemukan Koenigs (1950) yang menyatakan meskipun warna matriks Japisan IRpak bajak abu-abu seperti hanson Apg tetapi karatan besi masih sering ditemukan Lapisan-Iapisan tereduksi ini terbentuk pada riga lapisan teralas (kedalaman 0 - 50 em) hal ini disebabkan bukan olen air tanah yang dangkal karena air tanahoya gt 2 m tetapi tebih disebabkan oleh pengaroh air irigasi yang lehih intensif sehingga lanah lebin reduktif

AgriSlB Vol l2 No3 2008 236

Pada elevasi linggi lanah ying disawahkan Ix (TA4 dan TA2) Japisan tapak bajak terbenluk di kedalaman 12 - 30 em (Iebal 18 em) dan kedaJaman 16 - 14 em (Iebal 18 em) Sedangkan pada elevasi rendah (TA8) lerbentuk di kedalamanl6 shy35 em (tebal19 em) dan pada TA1 2 tidak dijumpai lapisan tapak bajak

Pada elevasi linggi twah yang disawahkan 2x (TA3 dan TAl) lap isan tapak bajak lerbentuk di kedalamao 10middot 25 em (lebal 15 em) dan keelaaman I I - 23 em (lebaI 12 em) Sedangkan pada elevasi rendah (TA7 dan TA9) terbentuk di kedalaman 15 - 34 em (tebaJ 19 em) dan kedalaman 16 - 28 em (Iebal 12 em)

Baik pada elevasi linggi maupun rendah Japisan tapak bajak yang ditemukan di daerah penelitian hampir sejaJan dengan hasH penelitian Rayes (2000) lapisan tapak bajak dijwnpai pada kedaJaman 12 - 44 em (Iebal 6 - 20 em)

Pad3 elevasi tinggi anah yang disawahXan Ix lapisan iluviasi Fe dijumpai sangat teba hanya terdapat middotpada T A2 di keda1aman 34 - 61 em (Iebal 27 em) sedangkan pada elevasi rendah lidak terbentuk lapisan Fe Hal ini berbeda deogan Koenigs ( 1950) di Latosol Bogor ditemukan kelebaJan lapisan Fe hanya 2 em pada kedalaman 19 - 21 em mirip honson pakik tetapi tidak sampai tersementasi Menurut Soil Survey Staff (2006) horison plalrik adalah horison tipis (I - 25 rum) tersementasi oleh besi (atau besi dan Mn) serta bahan organik merupakan padas berwama hitam sampai kemerahmiddotmerahan gelap

Pada elevasi linggi tanah yang disawahkan lx lapisan iluviasi Mn pada TA4 lerbentuk sangat lebaJ di kedalarnan 30 - 116 ern (Iebal 86 em) dan pada TA2 terbentuk lapisan iluviasi Mn lipis (karena lapisan Fe yang terbentuk sangat lebal) hanya 6 em sedangkan pada elevesi rendah (TAS) terbentuk di kedalaman 35 - 81 em (lebaJ 46 em) dan pada TA 12 tidak terbeotuk lapsan iluviasi Mn telapi berupa lapi san nodui Mn (Be) dalam jumlah yang banyak dan besar di kedalaman 18 - 87 em (tebal 69 em)

Agrista Vol 12 No3 2008

SIMPULAN DAN SARAN Berdasarknn uraian sebelumnya maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut pada lanah yang tidak disawahkan susunan horison hanya terdiri dari Japisan olah dan lapisan tMah asal Susunan borison tanOO yang disawahkan pada sawah 1x di samping lapisan olah teJah terjadi proses pembentukan horison (horisonisasi) lebih lanjut yaitu lapisan tapak bajak kurang oyala lapisan fe lapisan Mn alau lapisan nodul Mn dan lapisan tanah asal sedangkan susunan honson sawah 2x sebagai berikut lapisan olah (elah mengalami reduksi lapisan tapak bajak lebih nyata Japisan Fe dan atau Mo lapisan bawah tereduksi dan lapisan tMah asal

Pada elevasi tinggl baik pada tanah yang disawahkan 1 x maupun sawah 2x

lapisan tapak bajak dijumpai di kedalaman lebih dangkal (10middot12 em) dibandingkan pada elevasi rendab dijumpai di kedalaman lebih dalam (15 middot 16 em) dengan kelebalan yang sarna 12middot 19 em Semakin rendah ketinggian baik pada tanah yang disawahkan Ix maupun sawah 2x semakin sedikit horisonisasi

DAFTAR PUSTAKA

Bakosunanal 2000 Peta rupa bumi skala 125000 Lembar Cisarua Ciawi Bogor Leuwiliang dan Cibinong Bakosunanal Bogor

Hardjowigeno 5 amp ML Rayes 2005 Tanah Sawah Karakteristik Kondisi dan Pennasalahan Tanah Sawah di Indonesia Cetakan Pertama Bayumedia Publishing Malang Jawa Timur Indonesia

Koenigs F F R 1950 A sawah profile near Bogar (Java) Contr of the General Agrie Researeh Station Bogar No 15

Moonnann F R amp N van Breemen 1978 ~iee Soil Water Land JRRl Los Banos Laguna Philippines

Munir M 1987 Pengaruh penyawahant

terhadap morfologi pedogenesis elektrokimia dan klasifikasi tanah Disertasi Doktor Program Pascasarjana IPS Bogor

237

Rayes vi 1 lOOt) Karekurislik genesis dan klasifikasi tanah sawah berasa dari bahan volk-an MerapL D1SerlaS) Doktor Progranl Pascasarjana Institut Pertanlan Bogor Bogor

Socpraptohardjo M 1966 Peta tanah tinjau Jawa Baret Lembaga Peneitian Tanah BOgOL

Soil Survey DiVISIon Slaff 1993 Sui Survey Manual USDA Handhook No IS USDA Washington D C

Soil Survey Staff 2006 Keys to Soil Taxonomy loth ed USDA-NRCS Washington DC

SubardjB amp P Buunna(J 1980 A Toposequence of Latosal on volcanic rocks in the Bogor - Jakarta aler$ in P Buurman (ed) Red Soils in Indonesia Centre for Agric PubL and Doc Wageningen

Tan K H t9GB The genesis and characteristics of paddy sons in Indonesia SQil Sci Phmt Nutr 14(3)117-121

U S Anny [943 Java and Madura 150000 II ed Chief af engineers U S Army Copied from a Dutch map 1937

Agrim Vol 12No3l00S

SUSUNAN ROmSON T ANAH S-WAH PADA TOPOSEKUEN LATOSOL BERBAHAN INDUK VOLKANIK DI DAERAH BOGOR - JAKARTA

The Sequence of Horizons of P3ddy Soils in a Toposequence OfLatosoJ on Volcanic Parent Malerials in the Bogor- Jakarta Area

Tefi Arabia Sanvono Hardjowig eno1l Sudarsono1) Widiatmaka t ) dan Nata Suharta )

Mahasiswa Sekolah Pascurujana poundPO Bogor l)SltIfPengajar Departemen llmu Tanah dan Sumberdayu Lahan Fakuhas Perlanilln poundPB Bogor lJStaa Peneli li BaJai Bes8 Peneli(ian dan Pengembangan SumbenJaya Lahan

Pertanian Bogor

ABSTRACT

The sequence of horizons of paddy soils is different from the non paddy culli valed The aim of the restarch were (I) to study the sequence of horizons of plItkIy sOils in II tlJpOsequence of Lalosol on volcanic materials in he Bogor - Jakarta area (2) to study the influence of paddy cultivated intensity 10 sequence of horizons Twehc pedons of different altitude (90 - 6SU matkwe see level) and different paddy cultivated intensity (Oyear lIyear 21year) were inve5tigated sequence of horizons in the field The result of the research showed that horizons sequence on non paddy cultivated soi ls consist of tillage layer and the original soi l layers On Ix paddyyear laquoInsist of plow pan layer and ironmanganesenodules Mn iIIuviation layer On 2x paddyyear consist of tillage lllyer of surface reduction plow pan layer FelMn iIluviation layer ~nd reduced 5ubsUlrace layer

Keyword toposcquence sequence of horIzons tillage Iayer plow pan layer Ironmaneanele llIuvlation layer reduced subsurface layer

PENDAHULUAN

Tanah sawah dapat terbentuk pada berbagai jenis tanah dan karakteristiknya sangat beragam tergantung dati sifat tanah asal dan intensitas ptoyawahannya Tanah sawah merupakan tanah buatan manusia (alllropogenik) sifatmiddotsifalnya sangat dipengaruhi oleh kegiatan manusia antara lain melalui cara pembuatansawah dan earn budictaya Cara pembuatan sawah lergantung dari ~ relietltopografi dan hidrologi sedangkan cara budidaya tergantung daTi pola lanam kandWlgan lumpur dalam air irigasi dan penambahan unsur ham

Tanah Latosol (lahan keringftidak disawahkan) pada toposekuen berbahan induk volkanik di daerah Bogor - Jakarta menurut Subardja amp Buurman (1980) terdiri dan Lalosol Coklat (Sutrudept dan Dystrudept) dijumpai pads elevasi linggi (900 - 320 m dpl) dan Latosol Merah Kekuningan serta Latosol Merah (Eutrudox) dijumpai pada ketinggian 140 shy40 m dpl

Pada beberapa Lltosol yang di sawah

kan i sekifyen _80go profil lanahnya memperlihatkan sifat morfologi yang khas yaitu adanya lapisan olah tereduksi tapisan tapak bajak lapisan iluviasi besi lapisan iluviasi mangan setta lapisan tanah asal (Koenigs 1950) tJamun demikian lCarena

perbedaan middot berampgaf fakto r yang berpengaruh dalam middot proses pembentukan tanah maka sifal morfologi yang kh83 te~ebut tidak selalu terbentuk (Tan 1968 Munir 1987)

Lapisan o lah tereduksilAp(g) merupakan lapisan paling ataS yang mengalami pergantian reduksimiddotoksidasi sangat ruat OJ bawah lapisan ini dijumpai lapisan tapak baj~ yang merupakan sebagian 9ari qorion A dan sebagian dari horison 8 atau salah satu dan keduanya (AdlABdBd) yang dicirikan mempunxai indeks pemadatan yang lebih tinggi dibandingkan tapisan di atas dan 9i bawahnya (Hardjowigeno amp Rayes 2005)

Di bawah lapisan tapak bajak ditemukan harison iluviasi besilmangan Honson ini terbentuk p~a ~anah ~rdrainase baik dengan kedalaman air taJlah gt 1 m Umumnya horison B ir

Agrista Vol 12 No3 2008 231

terletak eli alas horison B ron tempi pada tanllh dengan air tanah dangkal B iT dapat dljumpal eli bawah B ron Lapisltm Fe umumnya sangat tipis (l ~ 2 em) sedangkan lapisan Mn umnmnya lebih teind (Koenig 1950)

Df bawah horison Fel1n dijumpai hOriSOll B tanah usal Pada tanah-ranah tiengan lr tanah dalam yang di-sawahkan tldak terpcligwuh otch resapan air genangan aklbat pmyawahan Horison irJ tetap mempertahan sifat tauah asalnya

Tanahmiddottanah lato-sol yang disawahkan di scldtar Bogor berasa dart bahan volkanik yang bersifirt andesitfk dllinarni pool SJUU dan dua kali datam sctahun (BSkosurtanal 2000l Perbedaan intemitas penanaman padi telah menyebabkan terjadinya pcrbedaan lama tanah melgalami penggenangan dalam setiap tahUrl sehngga berpengaruh terhadap proses r-dogenesls dan ktmludian terjadl perbedaan sifat-slfat tanah antara lain diperllhMkan oleh perbedaan susunan horisonnya

Penelitian tentang sifut-sirat tauah sawah ill Indonesia masih sangat terbatas pada umumnya- banya berke-nann dengan masalah agronorninya (Tan 1965) KajJan sifat-sifat ttlnah sawall di [ndonesia ltlawali shyolen Koenigs (1950) yang meneliti pada jenis tanah Latosol dj Bogo tanpa melihat perbedaan elevasi dan Jamanya tanah digenangi dalam setahun Kemudian Tap (1968) melakukan kajian karakteristlk dan genesis tanah sawah di daernh Boger dan sekitarnya pda beberapa macam tanah dengan ketinggisn yang berbeda yaiiu pSda Andosol (SOn m dpL) Laroso Coklat Kemerehan (250 m dpJ) Latoso-l Metarr(50 ill dpL) Tanpa memperhatikan lrrteosires_ penanamannya

Uraian di alas merrunjukkan bahwa peneHtian yang lebih mendalum tentang susunari ht)rison pada sekucn ketinggian dan _ lamanya penyawahan dalam setahun masih per]u dilaktLxan Demildan juga identifikasj yang tepat dan laplsan tapak bajak lapisan Fe dan Mn atau lapisan lahmya masih periu dite1itL HasH penelitian ini diharapkan dapat digllnakan sebllgai infonnasi dasar dalarn pengembangan ilmu pengeahuan genesis dan sistem klasHlkasl tOOM serta pengeioiaan tanah sawah di

Indonesia PemHHan lni bertujuan untuk (1)

mempeajarl sunman norison tanalmiddotianah $4wah pacta toposekuen berbahan induk vokanlk di daerah Bogor - Jakarta (2) mem-pelajari pengarub intensitas penyawahan pada suatu sekuen kennggian terhadap susunan honson

METODE PENELITlAN

Loka$i penclitian dllapangan dllakuka pads daerah kaki lereng G Salak dan G Pangrango yang berbahan induk voikanik (peden TAl TA2 rA3 TA4 TA5 dan TAo) meluas ke utara IMnuju Bogor yang merupakan caerah kipas aluVlal volkanik mngga ke Iakarta (pedon TA 7 TA8 TA 12 TAD dan TAI4) Daerah penelitian terlelak pad ketingglan antara 650 - 90 meter dad pern1ukaan Jaw (m dpl)

Penetapan lokasi pengarnbil3Jl bahanshynahan tanah didasarkan alas fsktot-faktot L Macron tanah yang dicirikan oleh

wama tanah hanson B pada tanab latrilr) kering yang dijumpai peda toposekuen Latosol dJ daerah Bgor shyJakarta (Subatdja dan Buurman 19-80) berturut-mrut dari e1evasi tiuggi400 shy650 m dpl (Latoso] Ccgtklat Kekuningan dan Latosol Coklat ke eevasi reldahJ90 - 155 m dpt (Lafosol Coklat Kernerahan dan Latosol Merah)

2 Lamanya tanah disawohkan rligenangi) daLam setalmo yaitu tidal pernah disawahkanlkebun sawah Jx setahun dan sawan 2x padi retsnun

Berdasarkan hal tersebut sejumlalt 12 p-uiOH tellih dteliti di lapangan (Tabel J) Peralata1 yang digunakan antara lain teroid dar) altimeter kl1nometer kompas bor pisau cangkul skop ember meteran bukll MUlscll Soil Color Chart dan pH Truog

Tcreapa liga tahap penelitian I) persiapan dan pemilihan lokasi (2) penelitien oi lapangan dart (4) peagolahoo data dan pelllllisan jumal Kegiatan pe-rsiapao dan pemmhan lokasi penelitian meliputi pengumpulan bahan setta peneaahan pel2middotpela dan daTa sekunder Pcnelaaba ollakJkan rerhadap Peta Rupa Bumi skala j 25000 lembar Cisarua

232

Tabell Lokasi pengambilan bahan anllJ di daerah penelitian Macam Tanah Elevas i Pedon Penggunaan Lekasi

ipounde1 Lahan

lotosol Coklat 425 TA5 Kebun Durian Palasari (Cijeruk) Kekunillgan 500 TA4 Sawah I x padi Bitungsari (Clawi)

455 TA3 Sawah 2x padi Taniun~ari (Cijerukl Latosol Coklat 650 TA6 Kebun Nangka Sukamaju (Clawi)

420 TA2 Sawah Ix padi Gadog (Clawi) 400 TAl Sawah 2x padi Sukamahi (Ciawi)

Latosol eok lal 150 TA I4 Kebun Karel Mekarsari (Kemang) Kemerahan 140 TA8 Sawah I x padi Rancabungur (Kernang)

155 TA7 Sawah 2x padi Ke Sawah Bojonamp Kemang) Latosol Merah IJO TAl] Kebun Bambu Bojongbaru (Bojong Gede)

130 TAI2 Sawah Ix padi Bojongbaru (Bojong Gede) 90 TA9 Sawah 2x padi Ratujaya Pancoran Mas (Oepok)

Bogor Leuwiliang dan Cibinong (Bakosurtanal 2000) Peta Topografi (US Anny 1943) skala 150000 dan Pela Tanah Bogor skala 1250000 (Soepraptohardjo 1966) Penggunaan laban sebagai sawah pada masa lalu dapat dilihat dati Peta Topografi ( US Army 1943 ) Kritetia tanah sawah bukan hanya (anah yang ditanami padi sawah akan tetapi lanah tersebut telah mengaJami perkembangan morfologi yang khas dihas ilkan oleh proses genesis yang terjadi selama tanab tersebul disawahkan Perpilihan lokasi penelitian dilakukan dengan jalan mengadakan orientasi di seluruh daerah yang akan diteliti dengan tujuan menentukan lokasi yang sesuai (representarif) untuk dijadikan bahan penelitian middot Pemilihan lokasi penelilian diawali dengan melakukan pengamatan sifat miliomorfologi tanah dengan pemboran dan melakukan wawancara dengan petani setempat atau petugas penyuluh pertanian lapangan guna memperoleh informasi tentang pola tanam pada lokasi tersebut

Pengamatan terhadap siml-siral morfologi pada profil tanah di lapangan dilakukan dengan mengacu pada Soil Survey Division Staff (J 993) Sifat-sifat morfologi tanah yang diamati meliputi kCdalaman solum honson tanah (Iebal batas dan simbol) pada lapisan olab lapisan tapak bajak lapisanmiddot Fe lapisan Mn dan lain-lain Setiap pedon yang diamali digambar sketsa penampang dan posisinya

(lereDg alas lereng tengah atau lereng bawah) ~i lapangan

Data hasil pengamalan di lapangan diolah dalam bentuk Tabel dan Gambar Dala sekunder dan data pengamatan di lapangan dianalisis secara deskripti[shyhaniratif

HASIL DAN PEMBAHASAN

Susunan honson tanah sawah berdasarkan intensitas penanaman padi di daerah potelitianmiddot disajikan pada Gambar I 23 dan 4 serta iabel 2 Dari Gambar dan Tabel tersehut terlihat susunan honson lanah pada lanah yang tidak disawahkankebun (pedon middot TA5 TA6 TAI4 dan TAD) baik pada elevasi tinggi (400 - 650 m dpl) maupun pa4a elevasi rendab (90 - 155 m dpl) hanya terdiri dari lapisan olah CAp) dan lapisan tanah asaJ (Bw atau Bo) saja Sedangkan pada sawall Ix dan sawah 2x telah terjadi horisonisasi (proses pembenlUkan horison) lebih Janjul

Susunan horison pada elevasi tinggi tanah Latosol Coklat yang disawahkan Ix padi setahun (pedon TA2) terdin daTi lapisan olah lapisan lapak bajak dengan karatan Fe (ABd ir)lapisan iluviasi Fe (B ir) lapisan iluviasi Fe-Mn (B im) lapisan iluviasi Mn (B mn) dan lapisan tanah asal (Bw) Tanah ini hampir mirip seperti tanah sawah tipikal dengan air tanah dalam namun demikian tidak seideal yang dijumpai oleh Koenigs (1950) sedangkan

Apista Vol 12 No3 2008 233

bullbull

pada Latoso l Coklat Kekuningan (pedon TA4) di lapisan bawah semllanya didominasi oleh lapisan iluviasi Mn Pada Latosol Coklat Kekuningan yang disawahkan 2)( (pedon T A3) terdiri dari Japisan olah Japisan tapak bajak dengan

karatan middotFe (Ad it) lapisan i1uviasi Fe-Mn tapisan iiuviasi Mn-Fe (8 mi) lapisan

i1uviasi Mn dan lapisan anah asal sedangkan pada Latosol Coklat (pedon

TAl) yang mempunyai air lanah dangkaJ (68 em) di lapisan bawah dijumpai lapisan Icreduksi dengan karatan Fe (Bg ir) dan bahan induk tereduksi (Cg) hal ini lidak sesuai dengan penelilian Moormann dan van Breemen (1978) yang menemukan profil tanah sawah tipikal pada ait tanah agak dangkal di atas bahan induk dijumpai Japisan Fe dan di alasoya lagi terdapat lapisan Mn

bullbull - C1ulAI)

bull bull bull It HttIt It

bull o 0 bull

bull

ht

bullbull bull bullbull 10

n

bull~ IC

0 0 [J~II o

bulla a bull ~ tdlwIImiddotj degftmiddotIdegW

jJ~Mr 1 s Iforbon u~pnw1tIMtt PtPt~ a_llliol Co kJ tkunin~ n c IIO1 Swon Ho ~p~t 1gtI IItobullbull pad [ lISr~oo - 6-0 MI~dM fltdO POIU La t Coklol pr r

~QG _ amplt0 Mucl~ri 1~ J(o Woonuuu Ln poJI) ~

bull ~bull bull

bull bull ~

bullbull bull

bull X l~- o ~ +t )q 7 bull bull 0 Iltbull bullbullbull bull bull bullbull bullbullbull toopD middotmiddotkIItbullbull middot_1Io

COgtllbf J s 11- lt_ Mltiio-o _~ lo_ CoUtot KancrI c Iraquo $ Ii - 111 pood- [knoII lIO _ 1M Mlt r ltlo r ~ 0 bull ~ 10 Emiddot t

h l t 00 t~~ H ~ t nu~ t-y

AgrisUi Vol 12 No3 2008 234

Tabel 2 Susunan horison taoah sawah berdasarkan illtensitas penanamltln pad i di daerah Eenelitian

Karakteristik Sawah OX Sawah IX Sawah 2X Pedon iKcbun) Padi Padi

Elevasi Tinggj (400-600 m dpl) bull Latosol Coklat Ke~llningan TA5 TA4 TA3 Susunan Horison Ap 6wl B2 Ap AD ir B mnl -B Ap Ad ir B im B

83 Be mn4 BCmn mi B mnlmiddotB mn] BCmn

Lapisan olah (Ap) bull Kedalaman (em) 0middot) 0middot 12 0middot 10 Lapisan tapak bajak (AdiABd) - Kedalaman (em) 12-30 10middot25 - Ketebalan (em) 18 15 bull Letak Honson AB horison A Lapisan Iiuviasi FeMn (B irB mn) bull Kedalaman (em) 30shy 116 25middot36 36middot50 5097 - Kelebalan (em) 86 111447 - Letak B mn lmiddotB mn4 B im B mi B mn -

8mn3 - Latoscl Coklat TA6 Susunan Honson Ap Bwl Bw2

Bw3 Lapisan oah (Ap) - Kedalaman (em) 0-5 Lapisan tapallt bajalt (AdiABd) - Kedalaman (em) - Ketebalan (em) bull Letak Lapisan Iluviasi FeiMn (B ir18 mn) - Kedalaman (em) bull Ketebalan (em) bull Lotak Lapisan tereduksi (Bg Cg) - Kedalaman (em) middot Kelebalan (em) middot Lotalt - Wama

TA2 Ap ASd ir B ir B

im B mn Be

0middot16

16-34 18

honson AS

34middot6 1 61middot76 76middot82 27 156

BirBim Bmn

TA l Ap Ad ir BI ir Cg

Omiddot II

II middot23 12

honson A

23middot39 39middot68 16 29

horison B dan C IOYR 412

Elevasi Rendah (90-155 m dpl) - Latosol Coklat Kemerahan T A 14 TA B TA7 SUSWl3n Hodson Ap 80 I B02 Ap Sd mn B mn AP(g ir) Bd mi B

B03 B04 Bo l B02 mo 8 0 1802 Lapisan olab (Ap) - Kedalaman (cm) 0middot8 0middot 16 0middot15 - Karatan Fe banyak besar ( lOR

Lapisan tapalt bajalt (Bd) 46)

- Kedalaman (cm) 16-35 middot15 34 middot bull KetebaJan (em) bull rtak

19 Honson B

19 horison B

Lapisan I1uviasi Mn (B om) - KedaJaman (em) 35middot8 1 34middot76

Agrisla Vol 12 No3 2008 23S

Karakterislik Sawah OX Sawah IX Sawah 2X Pedon (Kebun) Padi Padi

-Kctebalan (em) 46 42 - Letalt B mn Bmn - Latosol Merah Susunan Horison Lapisan olah (Ap) bull Kedalaman (em) - Karatan Fe

Lapisan Tapak Bajak (ABd) - Kedalaman (em) bull Ketebalan (em) - Letak Lapisan tereduksi (Bg) middot Kedalaman (em) - Ketebalan (em) - Letak bull Warna

TAIJ Ap Bal B02

B03

0-14

Lapisan IJuviasi Fe-MnfNodul Mn (B imlBe) bull Kedalaman (em) middot Kelebalan (em) bull Letak

TAI2 Ap(e) Bel Be2 Boe

0-18

18-48 48-87 69

BclBe2

TA9 Ap(g ir) ABg ir Bg

or Bim Bo

0-16 biasa sedang (25YR

48)

16-28 12

Hanson AB

28-50 22

horison B 5B 51-5BG 51

50-89 39

8im

Susunan horison pada eJe~as i rendah pada Latosol Coklat Kemerahan yang disawahkan Ix setahun (pedan T AS) terdiri dari lapisan olah lapisan tapak bajak dengan karatan Mn (Bd rnn) lapisan iluviasi Mn dan lapisan lanah asaJ (Bo) Sedangkan pada Latosol Merah (pedon TAI2) merupakan tanah yang dulunyh pemah ditanami padi Ix setahun dan sekarang sudah lama tidak digunakan sebagai sawab (bekas sawah) terdapat lapisan olah dengan nodul Mn (Ap(craquo) Japisan iluviasi nodul Mn (Be) dan lapisan tanah asal dengan noduJ Mn (Boc) hal ini disebabkan terjadi proses pengeringan yang lebih lama Mn yang terkonsentrasi pada pori-pori-pori lanah mengeras sehingga membentuk nodul Mn

Pada Latoso1- Coklat Kemerahan yang disawahkan 2 (pedon TA7) terdin daTi lapisan olah tereduksi (AP(g irraquo) lapisan tapak bajak dengan karatan Mn dan Fe (Ed mi)~ lapisan iluviasi Mn dan lapisan tanah asaI (Bo) Sedangkan pada Latosol Merah (pedon TA9) memperlihatkan proses horisonisasi yang agak berbeda dengan

tanah-tanah Latosol lain yang disawahkan 2x Lapisan yang terbentuk berturut-turut adalah Japisan olah tereduksi dengan karatan Fe AP(g ir) lapisan tapak bajak belum begitu nyata tereduksi dengan karatan besi pada honson AB (ABdg ir) Japisan B tereduksi dengan karatan Fe (Bg ir) dan lapisan Fe-Mn (ak terpisahkan (B im) Rayes (2000) menyatakan di dalam lapisan tapak bajak juga terjadi pencucian Fe dan Mn ke lapisan di bawahnya Oi Japisan ini juga dijumpai karatan yang menunjukkan terjadinya proses oksidasi Fe yang berasal dari besi fero yang tertinggal di lapisan ini Hal ini sesuai dengan yang ditemukan Koenigs (1950) yang menyatakan meskipun warna matriks Japisan IRpak bajak abu-abu seperti hanson Apg tetapi karatan besi masih sering ditemukan Lapisan-Iapisan tereduksi ini terbentuk pada riga lapisan teralas (kedalaman 0 - 50 em) hal ini disebabkan bukan olen air tanah yang dangkal karena air tanahoya gt 2 m tetapi tebih disebabkan oleh pengaroh air irigasi yang lehih intensif sehingga lanah lebin reduktif

AgriSlB Vol l2 No3 2008 236

Pada elevasi linggi lanah ying disawahkan Ix (TA4 dan TA2) Japisan tapak bajak terbenluk di kedalaman 12 - 30 em (Iebal 18 em) dan kedaJaman 16 - 14 em (Iebal 18 em) Sedangkan pada elevasi rendah (TA8) lerbentuk di kedalamanl6 shy35 em (tebal19 em) dan pada TA1 2 tidak dijumpai lapisan tapak bajak

Pada elevasi linggi twah yang disawahkan 2x (TA3 dan TAl) lap isan tapak bajak lerbentuk di kedalamao 10middot 25 em (lebal 15 em) dan keelaaman I I - 23 em (lebaI 12 em) Sedangkan pada elevasi rendah (TA7 dan TA9) terbentuk di kedalaman 15 - 34 em (tebaJ 19 em) dan kedalaman 16 - 28 em (Iebal 12 em)

Baik pada elevasi linggi maupun rendah Japisan tapak bajak yang ditemukan di daerah penelitian hampir sejaJan dengan hasH penelitian Rayes (2000) lapisan tapak bajak dijwnpai pada kedaJaman 12 - 44 em (Iebal 6 - 20 em)

Pad3 elevasi tinggi anah yang disawahXan Ix lapisan iluviasi Fe dijumpai sangat teba hanya terdapat middotpada T A2 di keda1aman 34 - 61 em (Iebal 27 em) sedangkan pada elevasi rendah lidak terbentuk lapisan Fe Hal ini berbeda deogan Koenigs ( 1950) di Latosol Bogor ditemukan kelebaJan lapisan Fe hanya 2 em pada kedalaman 19 - 21 em mirip honson pakik tetapi tidak sampai tersementasi Menurut Soil Survey Staff (2006) horison plalrik adalah horison tipis (I - 25 rum) tersementasi oleh besi (atau besi dan Mn) serta bahan organik merupakan padas berwama hitam sampai kemerahmiddotmerahan gelap

Pada elevasi linggi tanah yang disawahkan lx lapisan iluviasi Mn pada TA4 lerbentuk sangat lebaJ di kedalarnan 30 - 116 ern (Iebal 86 em) dan pada TA2 terbentuk lapisan iluviasi Mn lipis (karena lapisan Fe yang terbentuk sangat lebal) hanya 6 em sedangkan pada elevesi rendah (TAS) terbentuk di kedalaman 35 - 81 em (lebaJ 46 em) dan pada TA 12 tidak terbeotuk lapsan iluviasi Mn telapi berupa lapi san nodui Mn (Be) dalam jumlah yang banyak dan besar di kedalaman 18 - 87 em (tebal 69 em)

Agrista Vol 12 No3 2008

SIMPULAN DAN SARAN Berdasarknn uraian sebelumnya maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut pada lanah yang tidak disawahkan susunan horison hanya terdiri dari Japisan olah dan lapisan tMah asal Susunan borison tanOO yang disawahkan pada sawah 1x di samping lapisan olah teJah terjadi proses pembentukan horison (horisonisasi) lebih lanjut yaitu lapisan tapak bajak kurang oyala lapisan fe lapisan Mn alau lapisan nodul Mn dan lapisan tanah asal sedangkan susunan honson sawah 2x sebagai berikut lapisan olah (elah mengalami reduksi lapisan tapak bajak lebih nyata Japisan Fe dan atau Mo lapisan bawah tereduksi dan lapisan tMah asal

Pada elevasi tinggl baik pada tanah yang disawahkan 1 x maupun sawah 2x

lapisan tapak bajak dijumpai di kedalaman lebih dangkal (10middot12 em) dibandingkan pada elevasi rendab dijumpai di kedalaman lebih dalam (15 middot 16 em) dengan kelebalan yang sarna 12middot 19 em Semakin rendah ketinggian baik pada tanah yang disawahkan Ix maupun sawah 2x semakin sedikit horisonisasi

DAFTAR PUSTAKA

Bakosunanal 2000 Peta rupa bumi skala 125000 Lembar Cisarua Ciawi Bogor Leuwiliang dan Cibinong Bakosunanal Bogor

Hardjowigeno 5 amp ML Rayes 2005 Tanah Sawah Karakteristik Kondisi dan Pennasalahan Tanah Sawah di Indonesia Cetakan Pertama Bayumedia Publishing Malang Jawa Timur Indonesia

Koenigs F F R 1950 A sawah profile near Bogar (Java) Contr of the General Agrie Researeh Station Bogar No 15

Moonnann F R amp N van Breemen 1978 ~iee Soil Water Land JRRl Los Banos Laguna Philippines

Munir M 1987 Pengaruh penyawahant

terhadap morfologi pedogenesis elektrokimia dan klasifikasi tanah Disertasi Doktor Program Pascasarjana IPS Bogor

237

Rayes vi 1 lOOt) Karekurislik genesis dan klasifikasi tanah sawah berasa dari bahan volk-an MerapL D1SerlaS) Doktor Progranl Pascasarjana Institut Pertanlan Bogor Bogor

Socpraptohardjo M 1966 Peta tanah tinjau Jawa Baret Lembaga Peneitian Tanah BOgOL

Soil Survey DiVISIon Slaff 1993 Sui Survey Manual USDA Handhook No IS USDA Washington D C

Soil Survey Staff 2006 Keys to Soil Taxonomy loth ed USDA-NRCS Washington DC

SubardjB amp P Buunna(J 1980 A Toposequence of Latosal on volcanic rocks in the Bogor - Jakarta aler$ in P Buurman (ed) Red Soils in Indonesia Centre for Agric PubL and Doc Wageningen

Tan K H t9GB The genesis and characteristics of paddy sons in Indonesia SQil Sci Phmt Nutr 14(3)117-121

U S Anny [943 Java and Madura 150000 II ed Chief af engineers U S Army Copied from a Dutch map 1937

Agrim Vol 12No3l00S

terletak eli alas horison B ron tempi pada tanllh dengan air tanah dangkal B iT dapat dljumpal eli bawah B ron Lapisltm Fe umumnya sangat tipis (l ~ 2 em) sedangkan lapisan Mn umnmnya lebih teind (Koenig 1950)

Df bawah horison Fel1n dijumpai hOriSOll B tanah usal Pada tanah-ranah tiengan lr tanah dalam yang di-sawahkan tldak terpcligwuh otch resapan air genangan aklbat pmyawahan Horison irJ tetap mempertahan sifat tauah asalnya

Tanahmiddottanah lato-sol yang disawahkan di scldtar Bogor berasa dart bahan volkanik yang bersifirt andesitfk dllinarni pool SJUU dan dua kali datam sctahun (BSkosurtanal 2000l Perbedaan intemitas penanaman padi telah menyebabkan terjadinya pcrbedaan lama tanah melgalami penggenangan dalam setiap tahUrl sehngga berpengaruh terhadap proses r-dogenesls dan ktmludian terjadl perbedaan sifat-slfat tanah antara lain diperllhMkan oleh perbedaan susunan horisonnya

Penelitian tentang sifut-sirat tauah sawah ill Indonesia masih sangat terbatas pada umumnya- banya berke-nann dengan masalah agronorninya (Tan 1965) KajJan sifat-sifat ttlnah sawall di [ndonesia ltlawali shyolen Koenigs (1950) yang meneliti pada jenis tanah Latosol dj Bogo tanpa melihat perbedaan elevasi dan Jamanya tanah digenangi dalam setahun Kemudian Tap (1968) melakukan kajian karakteristlk dan genesis tanah sawah di daernh Boger dan sekitarnya pda beberapa macam tanah dengan ketinggisn yang berbeda yaiiu pSda Andosol (SOn m dpL) Laroso Coklat Kemerehan (250 m dpJ) Latoso-l Metarr(50 ill dpL) Tanpa memperhatikan lrrteosires_ penanamannya

Uraian di alas merrunjukkan bahwa peneHtian yang lebih mendalum tentang susunari ht)rison pada sekucn ketinggian dan _ lamanya penyawahan dalam setahun masih per]u dilaktLxan Demildan juga identifikasj yang tepat dan laplsan tapak bajak lapisan Fe dan Mn atau lapisan lahmya masih periu dite1itL HasH penelitian ini diharapkan dapat digllnakan sebllgai infonnasi dasar dalarn pengembangan ilmu pengeahuan genesis dan sistem klasHlkasl tOOM serta pengeioiaan tanah sawah di

Indonesia PemHHan lni bertujuan untuk (1)

mempeajarl sunman norison tanalmiddotianah $4wah pacta toposekuen berbahan induk vokanlk di daerah Bogor - Jakarta (2) mem-pelajari pengarub intensitas penyawahan pada suatu sekuen kennggian terhadap susunan honson

METODE PENELITlAN

Loka$i penclitian dllapangan dllakuka pads daerah kaki lereng G Salak dan G Pangrango yang berbahan induk voikanik (peden TAl TA2 rA3 TA4 TA5 dan TAo) meluas ke utara IMnuju Bogor yang merupakan caerah kipas aluVlal volkanik mngga ke Iakarta (pedon TA 7 TA8 TA 12 TAD dan TAI4) Daerah penelitian terlelak pad ketingglan antara 650 - 90 meter dad pern1ukaan Jaw (m dpl)

Penetapan lokasi pengarnbil3Jl bahanshynahan tanah didasarkan alas fsktot-faktot L Macron tanah yang dicirikan oleh

wama tanah hanson B pada tanab latrilr) kering yang dijumpai peda toposekuen Latosol dJ daerah Bgor shyJakarta (Subatdja dan Buurman 19-80) berturut-mrut dari e1evasi tiuggi400 shy650 m dpl (Latoso] Ccgtklat Kekuningan dan Latosol Coklat ke eevasi reldahJ90 - 155 m dpt (Lafosol Coklat Kernerahan dan Latosol Merah)

2 Lamanya tanah disawohkan rligenangi) daLam setalmo yaitu tidal pernah disawahkanlkebun sawah Jx setahun dan sawan 2x padi retsnun

Berdasarkan hal tersebut sejumlalt 12 p-uiOH tellih dteliti di lapangan (Tabel J) Peralata1 yang digunakan antara lain teroid dar) altimeter kl1nometer kompas bor pisau cangkul skop ember meteran bukll MUlscll Soil Color Chart dan pH Truog

Tcreapa liga tahap penelitian I) persiapan dan pemilihan lokasi (2) penelitien oi lapangan dart (4) peagolahoo data dan pelllllisan jumal Kegiatan pe-rsiapao dan pemmhan lokasi penelitian meliputi pengumpulan bahan setta peneaahan pel2middotpela dan daTa sekunder Pcnelaaba ollakJkan rerhadap Peta Rupa Bumi skala j 25000 lembar Cisarua

232

Tabell Lokasi pengambilan bahan anllJ di daerah penelitian Macam Tanah Elevas i Pedon Penggunaan Lekasi

ipounde1 Lahan

lotosol Coklat 425 TA5 Kebun Durian Palasari (Cijeruk) Kekunillgan 500 TA4 Sawah I x padi Bitungsari (Clawi)

455 TA3 Sawah 2x padi Taniun~ari (Cijerukl Latosol Coklat 650 TA6 Kebun Nangka Sukamaju (Clawi)

420 TA2 Sawah Ix padi Gadog (Clawi) 400 TAl Sawah 2x padi Sukamahi (Ciawi)

Latosol eok lal 150 TA I4 Kebun Karel Mekarsari (Kemang) Kemerahan 140 TA8 Sawah I x padi Rancabungur (Kernang)

155 TA7 Sawah 2x padi Ke Sawah Bojonamp Kemang) Latosol Merah IJO TAl] Kebun Bambu Bojongbaru (Bojong Gede)

130 TAI2 Sawah Ix padi Bojongbaru (Bojong Gede) 90 TA9 Sawah 2x padi Ratujaya Pancoran Mas (Oepok)

Bogor Leuwiliang dan Cibinong (Bakosurtanal 2000) Peta Topografi (US Anny 1943) skala 150000 dan Pela Tanah Bogor skala 1250000 (Soepraptohardjo 1966) Penggunaan laban sebagai sawah pada masa lalu dapat dilihat dati Peta Topografi ( US Army 1943 ) Kritetia tanah sawah bukan hanya (anah yang ditanami padi sawah akan tetapi lanah tersebut telah mengaJami perkembangan morfologi yang khas dihas ilkan oleh proses genesis yang terjadi selama tanab tersebul disawahkan Perpilihan lokasi penelitian dilakukan dengan jalan mengadakan orientasi di seluruh daerah yang akan diteliti dengan tujuan menentukan lokasi yang sesuai (representarif) untuk dijadikan bahan penelitian middot Pemilihan lokasi penelilian diawali dengan melakukan pengamatan sifat miliomorfologi tanah dengan pemboran dan melakukan wawancara dengan petani setempat atau petugas penyuluh pertanian lapangan guna memperoleh informasi tentang pola tanam pada lokasi tersebut

Pengamatan terhadap siml-siral morfologi pada profil tanah di lapangan dilakukan dengan mengacu pada Soil Survey Division Staff (J 993) Sifat-sifat morfologi tanah yang diamati meliputi kCdalaman solum honson tanah (Iebal batas dan simbol) pada lapisan olab lapisan tapak bajak lapisanmiddot Fe lapisan Mn dan lain-lain Setiap pedon yang diamali digambar sketsa penampang dan posisinya

(lereDg alas lereng tengah atau lereng bawah) ~i lapangan

Data hasil pengamalan di lapangan diolah dalam bentuk Tabel dan Gambar Dala sekunder dan data pengamatan di lapangan dianalisis secara deskripti[shyhaniratif

HASIL DAN PEMBAHASAN

Susunan honson tanah sawah berdasarkan intensitas penanaman padi di daerah potelitianmiddot disajikan pada Gambar I 23 dan 4 serta iabel 2 Dari Gambar dan Tabel tersehut terlihat susunan honson lanah pada lanah yang tidak disawahkankebun (pedon middot TA5 TA6 TAI4 dan TAD) baik pada elevasi tinggi (400 - 650 m dpl) maupun pa4a elevasi rendab (90 - 155 m dpl) hanya terdiri dari lapisan olah CAp) dan lapisan tanah asaJ (Bw atau Bo) saja Sedangkan pada sawall Ix dan sawah 2x telah terjadi horisonisasi (proses pembenlUkan horison) lebih Janjul

Susunan horison pada elevasi tinggi tanah Latosol Coklat yang disawahkan Ix padi setahun (pedon TA2) terdin daTi lapisan olah lapisan lapak bajak dengan karatan Fe (ABd ir)lapisan iluviasi Fe (B ir) lapisan iluviasi Fe-Mn (B im) lapisan iluviasi Mn (B mn) dan lapisan tanah asal (Bw) Tanah ini hampir mirip seperti tanah sawah tipikal dengan air tanah dalam namun demikian tidak seideal yang dijumpai oleh Koenigs (1950) sedangkan

Apista Vol 12 No3 2008 233

bullbull

pada Latoso l Coklat Kekuningan (pedon TA4) di lapisan bawah semllanya didominasi oleh lapisan iluviasi Mn Pada Latosol Coklat Kekuningan yang disawahkan 2)( (pedon T A3) terdiri dari Japisan olah Japisan tapak bajak dengan

karatan middotFe (Ad it) lapisan i1uviasi Fe-Mn tapisan iiuviasi Mn-Fe (8 mi) lapisan

i1uviasi Mn dan lapisan anah asal sedangkan pada Latosol Coklat (pedon

TAl) yang mempunyai air lanah dangkaJ (68 em) di lapisan bawah dijumpai lapisan Icreduksi dengan karatan Fe (Bg ir) dan bahan induk tereduksi (Cg) hal ini lidak sesuai dengan penelilian Moormann dan van Breemen (1978) yang menemukan profil tanah sawah tipikal pada ait tanah agak dangkal di atas bahan induk dijumpai Japisan Fe dan di alasoya lagi terdapat lapisan Mn

bullbull - C1ulAI)

bull bull bull It HttIt It

bull o 0 bull

bull

ht

bullbull bull bullbull 10

n

bull~ IC

0 0 [J~II o

bulla a bull ~ tdlwIImiddotj degftmiddotIdegW

jJ~Mr 1 s Iforbon u~pnw1tIMtt PtPt~ a_llliol Co kJ tkunin~ n c IIO1 Swon Ho ~p~t 1gtI IItobullbull pad [ lISr~oo - 6-0 MI~dM fltdO POIU La t Coklol pr r

~QG _ amplt0 Mucl~ri 1~ J(o Woonuuu Ln poJI) ~

bull ~bull bull

bull bull ~

bullbull bull

bull X l~- o ~ +t )q 7 bull bull 0 Iltbull bullbullbull bull bull bullbull bullbullbull toopD middotmiddotkIItbullbull middot_1Io

COgtllbf J s 11- lt_ Mltiio-o _~ lo_ CoUtot KancrI c Iraquo $ Ii - 111 pood- [knoII lIO _ 1M Mlt r ltlo r ~ 0 bull ~ 10 Emiddot t

h l t 00 t~~ H ~ t nu~ t-y

AgrisUi Vol 12 No3 2008 234

Tabel 2 Susunan horison taoah sawah berdasarkan illtensitas penanamltln pad i di daerah Eenelitian

Karakteristik Sawah OX Sawah IX Sawah 2X Pedon iKcbun) Padi Padi

Elevasi Tinggj (400-600 m dpl) bull Latosol Coklat Ke~llningan TA5 TA4 TA3 Susunan Horison Ap 6wl B2 Ap AD ir B mnl -B Ap Ad ir B im B

83 Be mn4 BCmn mi B mnlmiddotB mn] BCmn

Lapisan olah (Ap) bull Kedalaman (em) 0middot) 0middot 12 0middot 10 Lapisan tapak bajak (AdiABd) - Kedalaman (em) 12-30 10middot25 - Ketebalan (em) 18 15 bull Letak Honson AB horison A Lapisan Iiuviasi FeMn (B irB mn) bull Kedalaman (em) 30shy 116 25middot36 36middot50 5097 - Kelebalan (em) 86 111447 - Letak B mn lmiddotB mn4 B im B mi B mn -

8mn3 - Latoscl Coklat TA6 Susunan Honson Ap Bwl Bw2

Bw3 Lapisan oah (Ap) - Kedalaman (em) 0-5 Lapisan tapallt bajalt (AdiABd) - Kedalaman (em) - Ketebalan (em) bull Letak Lapisan Iluviasi FeiMn (B ir18 mn) - Kedalaman (em) bull Ketebalan (em) bull Lotak Lapisan tereduksi (Bg Cg) - Kedalaman (em) middot Kelebalan (em) middot Lotalt - Wama

TA2 Ap ASd ir B ir B

im B mn Be

0middot16

16-34 18

honson AS

34middot6 1 61middot76 76middot82 27 156

BirBim Bmn

TA l Ap Ad ir BI ir Cg

Omiddot II

II middot23 12

honson A

23middot39 39middot68 16 29

horison B dan C IOYR 412

Elevasi Rendah (90-155 m dpl) - Latosol Coklat Kemerahan T A 14 TA B TA7 SUSWl3n Hodson Ap 80 I B02 Ap Sd mn B mn AP(g ir) Bd mi B

B03 B04 Bo l B02 mo 8 0 1802 Lapisan olab (Ap) - Kedalaman (cm) 0middot8 0middot 16 0middot15 - Karatan Fe banyak besar ( lOR

Lapisan tapalt bajalt (Bd) 46)

- Kedalaman (cm) 16-35 middot15 34 middot bull KetebaJan (em) bull rtak

19 Honson B

19 horison B

Lapisan I1uviasi Mn (B om) - KedaJaman (em) 35middot8 1 34middot76

Agrisla Vol 12 No3 2008 23S

Karakterislik Sawah OX Sawah IX Sawah 2X Pedon (Kebun) Padi Padi

-Kctebalan (em) 46 42 - Letalt B mn Bmn - Latosol Merah Susunan Horison Lapisan olah (Ap) bull Kedalaman (em) - Karatan Fe

Lapisan Tapak Bajak (ABd) - Kedalaman (em) bull Ketebalan (em) - Letak Lapisan tereduksi (Bg) middot Kedalaman (em) - Ketebalan (em) - Letak bull Warna

TAIJ Ap Bal B02

B03

0-14

Lapisan IJuviasi Fe-MnfNodul Mn (B imlBe) bull Kedalaman (em) middot Kelebalan (em) bull Letak

TAI2 Ap(e) Bel Be2 Boe

0-18

18-48 48-87 69

BclBe2

TA9 Ap(g ir) ABg ir Bg

or Bim Bo

0-16 biasa sedang (25YR

48)

16-28 12

Hanson AB

28-50 22

horison B 5B 51-5BG 51

50-89 39

8im

Susunan horison pada eJe~as i rendah pada Latosol Coklat Kemerahan yang disawahkan Ix setahun (pedan T AS) terdiri dari lapisan olah lapisan tapak bajak dengan karatan Mn (Bd rnn) lapisan iluviasi Mn dan lapisan lanah asaJ (Bo) Sedangkan pada Latosol Merah (pedon TAI2) merupakan tanah yang dulunyh pemah ditanami padi Ix setahun dan sekarang sudah lama tidak digunakan sebagai sawab (bekas sawah) terdapat lapisan olah dengan nodul Mn (Ap(craquo) Japisan iluviasi nodul Mn (Be) dan lapisan tanah asal dengan noduJ Mn (Boc) hal ini disebabkan terjadi proses pengeringan yang lebih lama Mn yang terkonsentrasi pada pori-pori-pori lanah mengeras sehingga membentuk nodul Mn

Pada Latoso1- Coklat Kemerahan yang disawahkan 2 (pedon TA7) terdin daTi lapisan olah tereduksi (AP(g irraquo) lapisan tapak bajak dengan karatan Mn dan Fe (Ed mi)~ lapisan iluviasi Mn dan lapisan tanah asaI (Bo) Sedangkan pada Latosol Merah (pedon TA9) memperlihatkan proses horisonisasi yang agak berbeda dengan

tanah-tanah Latosol lain yang disawahkan 2x Lapisan yang terbentuk berturut-turut adalah Japisan olah tereduksi dengan karatan Fe AP(g ir) lapisan tapak bajak belum begitu nyata tereduksi dengan karatan besi pada honson AB (ABdg ir) Japisan B tereduksi dengan karatan Fe (Bg ir) dan lapisan Fe-Mn (ak terpisahkan (B im) Rayes (2000) menyatakan di dalam lapisan tapak bajak juga terjadi pencucian Fe dan Mn ke lapisan di bawahnya Oi Japisan ini juga dijumpai karatan yang menunjukkan terjadinya proses oksidasi Fe yang berasal dari besi fero yang tertinggal di lapisan ini Hal ini sesuai dengan yang ditemukan Koenigs (1950) yang menyatakan meskipun warna matriks Japisan IRpak bajak abu-abu seperti hanson Apg tetapi karatan besi masih sering ditemukan Lapisan-Iapisan tereduksi ini terbentuk pada riga lapisan teralas (kedalaman 0 - 50 em) hal ini disebabkan bukan olen air tanah yang dangkal karena air tanahoya gt 2 m tetapi tebih disebabkan oleh pengaroh air irigasi yang lehih intensif sehingga lanah lebin reduktif

AgriSlB Vol l2 No3 2008 236

Pada elevasi linggi lanah ying disawahkan Ix (TA4 dan TA2) Japisan tapak bajak terbenluk di kedalaman 12 - 30 em (Iebal 18 em) dan kedaJaman 16 - 14 em (Iebal 18 em) Sedangkan pada elevasi rendah (TA8) lerbentuk di kedalamanl6 shy35 em (tebal19 em) dan pada TA1 2 tidak dijumpai lapisan tapak bajak

Pada elevasi linggi twah yang disawahkan 2x (TA3 dan TAl) lap isan tapak bajak lerbentuk di kedalamao 10middot 25 em (lebal 15 em) dan keelaaman I I - 23 em (lebaI 12 em) Sedangkan pada elevasi rendah (TA7 dan TA9) terbentuk di kedalaman 15 - 34 em (tebaJ 19 em) dan kedalaman 16 - 28 em (Iebal 12 em)

Baik pada elevasi linggi maupun rendah Japisan tapak bajak yang ditemukan di daerah penelitian hampir sejaJan dengan hasH penelitian Rayes (2000) lapisan tapak bajak dijwnpai pada kedaJaman 12 - 44 em (Iebal 6 - 20 em)

Pad3 elevasi tinggi anah yang disawahXan Ix lapisan iluviasi Fe dijumpai sangat teba hanya terdapat middotpada T A2 di keda1aman 34 - 61 em (Iebal 27 em) sedangkan pada elevasi rendah lidak terbentuk lapisan Fe Hal ini berbeda deogan Koenigs ( 1950) di Latosol Bogor ditemukan kelebaJan lapisan Fe hanya 2 em pada kedalaman 19 - 21 em mirip honson pakik tetapi tidak sampai tersementasi Menurut Soil Survey Staff (2006) horison plalrik adalah horison tipis (I - 25 rum) tersementasi oleh besi (atau besi dan Mn) serta bahan organik merupakan padas berwama hitam sampai kemerahmiddotmerahan gelap

Pada elevasi linggi tanah yang disawahkan lx lapisan iluviasi Mn pada TA4 lerbentuk sangat lebaJ di kedalarnan 30 - 116 ern (Iebal 86 em) dan pada TA2 terbentuk lapisan iluviasi Mn lipis (karena lapisan Fe yang terbentuk sangat lebal) hanya 6 em sedangkan pada elevesi rendah (TAS) terbentuk di kedalaman 35 - 81 em (lebaJ 46 em) dan pada TA 12 tidak terbeotuk lapsan iluviasi Mn telapi berupa lapi san nodui Mn (Be) dalam jumlah yang banyak dan besar di kedalaman 18 - 87 em (tebal 69 em)

Agrista Vol 12 No3 2008

SIMPULAN DAN SARAN Berdasarknn uraian sebelumnya maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut pada lanah yang tidak disawahkan susunan horison hanya terdiri dari Japisan olah dan lapisan tMah asal Susunan borison tanOO yang disawahkan pada sawah 1x di samping lapisan olah teJah terjadi proses pembentukan horison (horisonisasi) lebih lanjut yaitu lapisan tapak bajak kurang oyala lapisan fe lapisan Mn alau lapisan nodul Mn dan lapisan tanah asal sedangkan susunan honson sawah 2x sebagai berikut lapisan olah (elah mengalami reduksi lapisan tapak bajak lebih nyata Japisan Fe dan atau Mo lapisan bawah tereduksi dan lapisan tMah asal

Pada elevasi tinggl baik pada tanah yang disawahkan 1 x maupun sawah 2x

lapisan tapak bajak dijumpai di kedalaman lebih dangkal (10middot12 em) dibandingkan pada elevasi rendab dijumpai di kedalaman lebih dalam (15 middot 16 em) dengan kelebalan yang sarna 12middot 19 em Semakin rendah ketinggian baik pada tanah yang disawahkan Ix maupun sawah 2x semakin sedikit horisonisasi

DAFTAR PUSTAKA

Bakosunanal 2000 Peta rupa bumi skala 125000 Lembar Cisarua Ciawi Bogor Leuwiliang dan Cibinong Bakosunanal Bogor

Hardjowigeno 5 amp ML Rayes 2005 Tanah Sawah Karakteristik Kondisi dan Pennasalahan Tanah Sawah di Indonesia Cetakan Pertama Bayumedia Publishing Malang Jawa Timur Indonesia

Koenigs F F R 1950 A sawah profile near Bogar (Java) Contr of the General Agrie Researeh Station Bogar No 15

Moonnann F R amp N van Breemen 1978 ~iee Soil Water Land JRRl Los Banos Laguna Philippines

Munir M 1987 Pengaruh penyawahant

terhadap morfologi pedogenesis elektrokimia dan klasifikasi tanah Disertasi Doktor Program Pascasarjana IPS Bogor

237

Rayes vi 1 lOOt) Karekurislik genesis dan klasifikasi tanah sawah berasa dari bahan volk-an MerapL D1SerlaS) Doktor Progranl Pascasarjana Institut Pertanlan Bogor Bogor

Socpraptohardjo M 1966 Peta tanah tinjau Jawa Baret Lembaga Peneitian Tanah BOgOL

Soil Survey DiVISIon Slaff 1993 Sui Survey Manual USDA Handhook No IS USDA Washington D C

Soil Survey Staff 2006 Keys to Soil Taxonomy loth ed USDA-NRCS Washington DC

SubardjB amp P Buunna(J 1980 A Toposequence of Latosal on volcanic rocks in the Bogor - Jakarta aler$ in P Buurman (ed) Red Soils in Indonesia Centre for Agric PubL and Doc Wageningen

Tan K H t9GB The genesis and characteristics of paddy sons in Indonesia SQil Sci Phmt Nutr 14(3)117-121

U S Anny [943 Java and Madura 150000 II ed Chief af engineers U S Army Copied from a Dutch map 1937

Agrim Vol 12No3l00S

Tabell Lokasi pengambilan bahan anllJ di daerah penelitian Macam Tanah Elevas i Pedon Penggunaan Lekasi

ipounde1 Lahan

lotosol Coklat 425 TA5 Kebun Durian Palasari (Cijeruk) Kekunillgan 500 TA4 Sawah I x padi Bitungsari (Clawi)

455 TA3 Sawah 2x padi Taniun~ari (Cijerukl Latosol Coklat 650 TA6 Kebun Nangka Sukamaju (Clawi)

420 TA2 Sawah Ix padi Gadog (Clawi) 400 TAl Sawah 2x padi Sukamahi (Ciawi)

Latosol eok lal 150 TA I4 Kebun Karel Mekarsari (Kemang) Kemerahan 140 TA8 Sawah I x padi Rancabungur (Kernang)

155 TA7 Sawah 2x padi Ke Sawah Bojonamp Kemang) Latosol Merah IJO TAl] Kebun Bambu Bojongbaru (Bojong Gede)

130 TAI2 Sawah Ix padi Bojongbaru (Bojong Gede) 90 TA9 Sawah 2x padi Ratujaya Pancoran Mas (Oepok)

Bogor Leuwiliang dan Cibinong (Bakosurtanal 2000) Peta Topografi (US Anny 1943) skala 150000 dan Pela Tanah Bogor skala 1250000 (Soepraptohardjo 1966) Penggunaan laban sebagai sawah pada masa lalu dapat dilihat dati Peta Topografi ( US Army 1943 ) Kritetia tanah sawah bukan hanya (anah yang ditanami padi sawah akan tetapi lanah tersebut telah mengaJami perkembangan morfologi yang khas dihas ilkan oleh proses genesis yang terjadi selama tanab tersebul disawahkan Perpilihan lokasi penelitian dilakukan dengan jalan mengadakan orientasi di seluruh daerah yang akan diteliti dengan tujuan menentukan lokasi yang sesuai (representarif) untuk dijadikan bahan penelitian middot Pemilihan lokasi penelilian diawali dengan melakukan pengamatan sifat miliomorfologi tanah dengan pemboran dan melakukan wawancara dengan petani setempat atau petugas penyuluh pertanian lapangan guna memperoleh informasi tentang pola tanam pada lokasi tersebut

Pengamatan terhadap siml-siral morfologi pada profil tanah di lapangan dilakukan dengan mengacu pada Soil Survey Division Staff (J 993) Sifat-sifat morfologi tanah yang diamati meliputi kCdalaman solum honson tanah (Iebal batas dan simbol) pada lapisan olab lapisan tapak bajak lapisanmiddot Fe lapisan Mn dan lain-lain Setiap pedon yang diamali digambar sketsa penampang dan posisinya

(lereDg alas lereng tengah atau lereng bawah) ~i lapangan

Data hasil pengamalan di lapangan diolah dalam bentuk Tabel dan Gambar Dala sekunder dan data pengamatan di lapangan dianalisis secara deskripti[shyhaniratif

HASIL DAN PEMBAHASAN

Susunan honson tanah sawah berdasarkan intensitas penanaman padi di daerah potelitianmiddot disajikan pada Gambar I 23 dan 4 serta iabel 2 Dari Gambar dan Tabel tersehut terlihat susunan honson lanah pada lanah yang tidak disawahkankebun (pedon middot TA5 TA6 TAI4 dan TAD) baik pada elevasi tinggi (400 - 650 m dpl) maupun pa4a elevasi rendab (90 - 155 m dpl) hanya terdiri dari lapisan olah CAp) dan lapisan tanah asaJ (Bw atau Bo) saja Sedangkan pada sawall Ix dan sawah 2x telah terjadi horisonisasi (proses pembenlUkan horison) lebih Janjul

Susunan horison pada elevasi tinggi tanah Latosol Coklat yang disawahkan Ix padi setahun (pedon TA2) terdin daTi lapisan olah lapisan lapak bajak dengan karatan Fe (ABd ir)lapisan iluviasi Fe (B ir) lapisan iluviasi Fe-Mn (B im) lapisan iluviasi Mn (B mn) dan lapisan tanah asal (Bw) Tanah ini hampir mirip seperti tanah sawah tipikal dengan air tanah dalam namun demikian tidak seideal yang dijumpai oleh Koenigs (1950) sedangkan

Apista Vol 12 No3 2008 233

bullbull

pada Latoso l Coklat Kekuningan (pedon TA4) di lapisan bawah semllanya didominasi oleh lapisan iluviasi Mn Pada Latosol Coklat Kekuningan yang disawahkan 2)( (pedon T A3) terdiri dari Japisan olah Japisan tapak bajak dengan

karatan middotFe (Ad it) lapisan i1uviasi Fe-Mn tapisan iiuviasi Mn-Fe (8 mi) lapisan

i1uviasi Mn dan lapisan anah asal sedangkan pada Latosol Coklat (pedon

TAl) yang mempunyai air lanah dangkaJ (68 em) di lapisan bawah dijumpai lapisan Icreduksi dengan karatan Fe (Bg ir) dan bahan induk tereduksi (Cg) hal ini lidak sesuai dengan penelilian Moormann dan van Breemen (1978) yang menemukan profil tanah sawah tipikal pada ait tanah agak dangkal di atas bahan induk dijumpai Japisan Fe dan di alasoya lagi terdapat lapisan Mn

bullbull - C1ulAI)

bull bull bull It HttIt It

bull o 0 bull

bull

ht

bullbull bull bullbull 10

n

bull~ IC

0 0 [J~II o

bulla a bull ~ tdlwIImiddotj degftmiddotIdegW

jJ~Mr 1 s Iforbon u~pnw1tIMtt PtPt~ a_llliol Co kJ tkunin~ n c IIO1 Swon Ho ~p~t 1gtI IItobullbull pad [ lISr~oo - 6-0 MI~dM fltdO POIU La t Coklol pr r

~QG _ amplt0 Mucl~ri 1~ J(o Woonuuu Ln poJI) ~

bull ~bull bull

bull bull ~

bullbull bull

bull X l~- o ~ +t )q 7 bull bull 0 Iltbull bullbullbull bull bull bullbull bullbullbull toopD middotmiddotkIItbullbull middot_1Io

COgtllbf J s 11- lt_ Mltiio-o _~ lo_ CoUtot KancrI c Iraquo $ Ii - 111 pood- [knoII lIO _ 1M Mlt r ltlo r ~ 0 bull ~ 10 Emiddot t

h l t 00 t~~ H ~ t nu~ t-y

AgrisUi Vol 12 No3 2008 234

Tabel 2 Susunan horison taoah sawah berdasarkan illtensitas penanamltln pad i di daerah Eenelitian

Karakteristik Sawah OX Sawah IX Sawah 2X Pedon iKcbun) Padi Padi

Elevasi Tinggj (400-600 m dpl) bull Latosol Coklat Ke~llningan TA5 TA4 TA3 Susunan Horison Ap 6wl B2 Ap AD ir B mnl -B Ap Ad ir B im B

83 Be mn4 BCmn mi B mnlmiddotB mn] BCmn

Lapisan olah (Ap) bull Kedalaman (em) 0middot) 0middot 12 0middot 10 Lapisan tapak bajak (AdiABd) - Kedalaman (em) 12-30 10middot25 - Ketebalan (em) 18 15 bull Letak Honson AB horison A Lapisan Iiuviasi FeMn (B irB mn) bull Kedalaman (em) 30shy 116 25middot36 36middot50 5097 - Kelebalan (em) 86 111447 - Letak B mn lmiddotB mn4 B im B mi B mn -

8mn3 - Latoscl Coklat TA6 Susunan Honson Ap Bwl Bw2

Bw3 Lapisan oah (Ap) - Kedalaman (em) 0-5 Lapisan tapallt bajalt (AdiABd) - Kedalaman (em) - Ketebalan (em) bull Letak Lapisan Iluviasi FeiMn (B ir18 mn) - Kedalaman (em) bull Ketebalan (em) bull Lotak Lapisan tereduksi (Bg Cg) - Kedalaman (em) middot Kelebalan (em) middot Lotalt - Wama

TA2 Ap ASd ir B ir B

im B mn Be

0middot16

16-34 18

honson AS

34middot6 1 61middot76 76middot82 27 156

BirBim Bmn

TA l Ap Ad ir BI ir Cg

Omiddot II

II middot23 12

honson A

23middot39 39middot68 16 29

horison B dan C IOYR 412

Elevasi Rendah (90-155 m dpl) - Latosol Coklat Kemerahan T A 14 TA B TA7 SUSWl3n Hodson Ap 80 I B02 Ap Sd mn B mn AP(g ir) Bd mi B

B03 B04 Bo l B02 mo 8 0 1802 Lapisan olab (Ap) - Kedalaman (cm) 0middot8 0middot 16 0middot15 - Karatan Fe banyak besar ( lOR

Lapisan tapalt bajalt (Bd) 46)

- Kedalaman (cm) 16-35 middot15 34 middot bull KetebaJan (em) bull rtak

19 Honson B

19 horison B

Lapisan I1uviasi Mn (B om) - KedaJaman (em) 35middot8 1 34middot76

Agrisla Vol 12 No3 2008 23S

Karakterislik Sawah OX Sawah IX Sawah 2X Pedon (Kebun) Padi Padi

-Kctebalan (em) 46 42 - Letalt B mn Bmn - Latosol Merah Susunan Horison Lapisan olah (Ap) bull Kedalaman (em) - Karatan Fe

Lapisan Tapak Bajak (ABd) - Kedalaman (em) bull Ketebalan (em) - Letak Lapisan tereduksi (Bg) middot Kedalaman (em) - Ketebalan (em) - Letak bull Warna

TAIJ Ap Bal B02

B03

0-14

Lapisan IJuviasi Fe-MnfNodul Mn (B imlBe) bull Kedalaman (em) middot Kelebalan (em) bull Letak

TAI2 Ap(e) Bel Be2 Boe

0-18

18-48 48-87 69

BclBe2

TA9 Ap(g ir) ABg ir Bg

or Bim Bo

0-16 biasa sedang (25YR

48)

16-28 12

Hanson AB

28-50 22

horison B 5B 51-5BG 51

50-89 39

8im

Susunan horison pada eJe~as i rendah pada Latosol Coklat Kemerahan yang disawahkan Ix setahun (pedan T AS) terdiri dari lapisan olah lapisan tapak bajak dengan karatan Mn (Bd rnn) lapisan iluviasi Mn dan lapisan lanah asaJ (Bo) Sedangkan pada Latosol Merah (pedon TAI2) merupakan tanah yang dulunyh pemah ditanami padi Ix setahun dan sekarang sudah lama tidak digunakan sebagai sawab (bekas sawah) terdapat lapisan olah dengan nodul Mn (Ap(craquo) Japisan iluviasi nodul Mn (Be) dan lapisan tanah asal dengan noduJ Mn (Boc) hal ini disebabkan terjadi proses pengeringan yang lebih lama Mn yang terkonsentrasi pada pori-pori-pori lanah mengeras sehingga membentuk nodul Mn

Pada Latoso1- Coklat Kemerahan yang disawahkan 2 (pedon TA7) terdin daTi lapisan olah tereduksi (AP(g irraquo) lapisan tapak bajak dengan karatan Mn dan Fe (Ed mi)~ lapisan iluviasi Mn dan lapisan tanah asaI (Bo) Sedangkan pada Latosol Merah (pedon TA9) memperlihatkan proses horisonisasi yang agak berbeda dengan

tanah-tanah Latosol lain yang disawahkan 2x Lapisan yang terbentuk berturut-turut adalah Japisan olah tereduksi dengan karatan Fe AP(g ir) lapisan tapak bajak belum begitu nyata tereduksi dengan karatan besi pada honson AB (ABdg ir) Japisan B tereduksi dengan karatan Fe (Bg ir) dan lapisan Fe-Mn (ak terpisahkan (B im) Rayes (2000) menyatakan di dalam lapisan tapak bajak juga terjadi pencucian Fe dan Mn ke lapisan di bawahnya Oi Japisan ini juga dijumpai karatan yang menunjukkan terjadinya proses oksidasi Fe yang berasal dari besi fero yang tertinggal di lapisan ini Hal ini sesuai dengan yang ditemukan Koenigs (1950) yang menyatakan meskipun warna matriks Japisan IRpak bajak abu-abu seperti hanson Apg tetapi karatan besi masih sering ditemukan Lapisan-Iapisan tereduksi ini terbentuk pada riga lapisan teralas (kedalaman 0 - 50 em) hal ini disebabkan bukan olen air tanah yang dangkal karena air tanahoya gt 2 m tetapi tebih disebabkan oleh pengaroh air irigasi yang lehih intensif sehingga lanah lebin reduktif

AgriSlB Vol l2 No3 2008 236

Pada elevasi linggi lanah ying disawahkan Ix (TA4 dan TA2) Japisan tapak bajak terbenluk di kedalaman 12 - 30 em (Iebal 18 em) dan kedaJaman 16 - 14 em (Iebal 18 em) Sedangkan pada elevasi rendah (TA8) lerbentuk di kedalamanl6 shy35 em (tebal19 em) dan pada TA1 2 tidak dijumpai lapisan tapak bajak

Pada elevasi linggi twah yang disawahkan 2x (TA3 dan TAl) lap isan tapak bajak lerbentuk di kedalamao 10middot 25 em (lebal 15 em) dan keelaaman I I - 23 em (lebaI 12 em) Sedangkan pada elevasi rendah (TA7 dan TA9) terbentuk di kedalaman 15 - 34 em (tebaJ 19 em) dan kedalaman 16 - 28 em (Iebal 12 em)

Baik pada elevasi linggi maupun rendah Japisan tapak bajak yang ditemukan di daerah penelitian hampir sejaJan dengan hasH penelitian Rayes (2000) lapisan tapak bajak dijwnpai pada kedaJaman 12 - 44 em (Iebal 6 - 20 em)

Pad3 elevasi tinggi anah yang disawahXan Ix lapisan iluviasi Fe dijumpai sangat teba hanya terdapat middotpada T A2 di keda1aman 34 - 61 em (Iebal 27 em) sedangkan pada elevasi rendah lidak terbentuk lapisan Fe Hal ini berbeda deogan Koenigs ( 1950) di Latosol Bogor ditemukan kelebaJan lapisan Fe hanya 2 em pada kedalaman 19 - 21 em mirip honson pakik tetapi tidak sampai tersementasi Menurut Soil Survey Staff (2006) horison plalrik adalah horison tipis (I - 25 rum) tersementasi oleh besi (atau besi dan Mn) serta bahan organik merupakan padas berwama hitam sampai kemerahmiddotmerahan gelap

Pada elevasi linggi tanah yang disawahkan lx lapisan iluviasi Mn pada TA4 lerbentuk sangat lebaJ di kedalarnan 30 - 116 ern (Iebal 86 em) dan pada TA2 terbentuk lapisan iluviasi Mn lipis (karena lapisan Fe yang terbentuk sangat lebal) hanya 6 em sedangkan pada elevesi rendah (TAS) terbentuk di kedalaman 35 - 81 em (lebaJ 46 em) dan pada TA 12 tidak terbeotuk lapsan iluviasi Mn telapi berupa lapi san nodui Mn (Be) dalam jumlah yang banyak dan besar di kedalaman 18 - 87 em (tebal 69 em)

Agrista Vol 12 No3 2008

SIMPULAN DAN SARAN Berdasarknn uraian sebelumnya maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut pada lanah yang tidak disawahkan susunan horison hanya terdiri dari Japisan olah dan lapisan tMah asal Susunan borison tanOO yang disawahkan pada sawah 1x di samping lapisan olah teJah terjadi proses pembentukan horison (horisonisasi) lebih lanjut yaitu lapisan tapak bajak kurang oyala lapisan fe lapisan Mn alau lapisan nodul Mn dan lapisan tanah asal sedangkan susunan honson sawah 2x sebagai berikut lapisan olah (elah mengalami reduksi lapisan tapak bajak lebih nyata Japisan Fe dan atau Mo lapisan bawah tereduksi dan lapisan tMah asal

Pada elevasi tinggl baik pada tanah yang disawahkan 1 x maupun sawah 2x

lapisan tapak bajak dijumpai di kedalaman lebih dangkal (10middot12 em) dibandingkan pada elevasi rendab dijumpai di kedalaman lebih dalam (15 middot 16 em) dengan kelebalan yang sarna 12middot 19 em Semakin rendah ketinggian baik pada tanah yang disawahkan Ix maupun sawah 2x semakin sedikit horisonisasi

DAFTAR PUSTAKA

Bakosunanal 2000 Peta rupa bumi skala 125000 Lembar Cisarua Ciawi Bogor Leuwiliang dan Cibinong Bakosunanal Bogor

Hardjowigeno 5 amp ML Rayes 2005 Tanah Sawah Karakteristik Kondisi dan Pennasalahan Tanah Sawah di Indonesia Cetakan Pertama Bayumedia Publishing Malang Jawa Timur Indonesia

Koenigs F F R 1950 A sawah profile near Bogar (Java) Contr of the General Agrie Researeh Station Bogar No 15

Moonnann F R amp N van Breemen 1978 ~iee Soil Water Land JRRl Los Banos Laguna Philippines

Munir M 1987 Pengaruh penyawahant

terhadap morfologi pedogenesis elektrokimia dan klasifikasi tanah Disertasi Doktor Program Pascasarjana IPS Bogor

237

Rayes vi 1 lOOt) Karekurislik genesis dan klasifikasi tanah sawah berasa dari bahan volk-an MerapL D1SerlaS) Doktor Progranl Pascasarjana Institut Pertanlan Bogor Bogor

Socpraptohardjo M 1966 Peta tanah tinjau Jawa Baret Lembaga Peneitian Tanah BOgOL

Soil Survey DiVISIon Slaff 1993 Sui Survey Manual USDA Handhook No IS USDA Washington D C

Soil Survey Staff 2006 Keys to Soil Taxonomy loth ed USDA-NRCS Washington DC

SubardjB amp P Buunna(J 1980 A Toposequence of Latosal on volcanic rocks in the Bogor - Jakarta aler$ in P Buurman (ed) Red Soils in Indonesia Centre for Agric PubL and Doc Wageningen

Tan K H t9GB The genesis and characteristics of paddy sons in Indonesia SQil Sci Phmt Nutr 14(3)117-121

U S Anny [943 Java and Madura 150000 II ed Chief af engineers U S Army Copied from a Dutch map 1937

Agrim Vol 12No3l00S

bullbull

pada Latoso l Coklat Kekuningan (pedon TA4) di lapisan bawah semllanya didominasi oleh lapisan iluviasi Mn Pada Latosol Coklat Kekuningan yang disawahkan 2)( (pedon T A3) terdiri dari Japisan olah Japisan tapak bajak dengan

karatan middotFe (Ad it) lapisan i1uviasi Fe-Mn tapisan iiuviasi Mn-Fe (8 mi) lapisan

i1uviasi Mn dan lapisan anah asal sedangkan pada Latosol Coklat (pedon

TAl) yang mempunyai air lanah dangkaJ (68 em) di lapisan bawah dijumpai lapisan Icreduksi dengan karatan Fe (Bg ir) dan bahan induk tereduksi (Cg) hal ini lidak sesuai dengan penelilian Moormann dan van Breemen (1978) yang menemukan profil tanah sawah tipikal pada ait tanah agak dangkal di atas bahan induk dijumpai Japisan Fe dan di alasoya lagi terdapat lapisan Mn

bullbull - C1ulAI)

bull bull bull It HttIt It

bull o 0 bull

bull

ht

bullbull bull bullbull 10

n

bull~ IC

0 0 [J~II o

bulla a bull ~ tdlwIImiddotj degftmiddotIdegW

jJ~Mr 1 s Iforbon u~pnw1tIMtt PtPt~ a_llliol Co kJ tkunin~ n c IIO1 Swon Ho ~p~t 1gtI IItobullbull pad [ lISr~oo - 6-0 MI~dM fltdO POIU La t Coklol pr r

~QG _ amplt0 Mucl~ri 1~ J(o Woonuuu Ln poJI) ~

bull ~bull bull

bull bull ~

bullbull bull

bull X l~- o ~ +t )q 7 bull bull 0 Iltbull bullbullbull bull bull bullbull bullbullbull toopD middotmiddotkIItbullbull middot_1Io

COgtllbf J s 11- lt_ Mltiio-o _~ lo_ CoUtot KancrI c Iraquo $ Ii - 111 pood- [knoII lIO _ 1M Mlt r ltlo r ~ 0 bull ~ 10 Emiddot t

h l t 00 t~~ H ~ t nu~ t-y

AgrisUi Vol 12 No3 2008 234

Tabel 2 Susunan horison taoah sawah berdasarkan illtensitas penanamltln pad i di daerah Eenelitian

Karakteristik Sawah OX Sawah IX Sawah 2X Pedon iKcbun) Padi Padi

Elevasi Tinggj (400-600 m dpl) bull Latosol Coklat Ke~llningan TA5 TA4 TA3 Susunan Horison Ap 6wl B2 Ap AD ir B mnl -B Ap Ad ir B im B

83 Be mn4 BCmn mi B mnlmiddotB mn] BCmn

Lapisan olah (Ap) bull Kedalaman (em) 0middot) 0middot 12 0middot 10 Lapisan tapak bajak (AdiABd) - Kedalaman (em) 12-30 10middot25 - Ketebalan (em) 18 15 bull Letak Honson AB horison A Lapisan Iiuviasi FeMn (B irB mn) bull Kedalaman (em) 30shy 116 25middot36 36middot50 5097 - Kelebalan (em) 86 111447 - Letak B mn lmiddotB mn4 B im B mi B mn -

8mn3 - Latoscl Coklat TA6 Susunan Honson Ap Bwl Bw2

Bw3 Lapisan oah (Ap) - Kedalaman (em) 0-5 Lapisan tapallt bajalt (AdiABd) - Kedalaman (em) - Ketebalan (em) bull Letak Lapisan Iluviasi FeiMn (B ir18 mn) - Kedalaman (em) bull Ketebalan (em) bull Lotak Lapisan tereduksi (Bg Cg) - Kedalaman (em) middot Kelebalan (em) middot Lotalt - Wama

TA2 Ap ASd ir B ir B

im B mn Be

0middot16

16-34 18

honson AS

34middot6 1 61middot76 76middot82 27 156

BirBim Bmn

TA l Ap Ad ir BI ir Cg

Omiddot II

II middot23 12

honson A

23middot39 39middot68 16 29

horison B dan C IOYR 412

Elevasi Rendah (90-155 m dpl) - Latosol Coklat Kemerahan T A 14 TA B TA7 SUSWl3n Hodson Ap 80 I B02 Ap Sd mn B mn AP(g ir) Bd mi B

B03 B04 Bo l B02 mo 8 0 1802 Lapisan olab (Ap) - Kedalaman (cm) 0middot8 0middot 16 0middot15 - Karatan Fe banyak besar ( lOR

Lapisan tapalt bajalt (Bd) 46)

- Kedalaman (cm) 16-35 middot15 34 middot bull KetebaJan (em) bull rtak

19 Honson B

19 horison B

Lapisan I1uviasi Mn (B om) - KedaJaman (em) 35middot8 1 34middot76

Agrisla Vol 12 No3 2008 23S

Karakterislik Sawah OX Sawah IX Sawah 2X Pedon (Kebun) Padi Padi

-Kctebalan (em) 46 42 - Letalt B mn Bmn - Latosol Merah Susunan Horison Lapisan olah (Ap) bull Kedalaman (em) - Karatan Fe

Lapisan Tapak Bajak (ABd) - Kedalaman (em) bull Ketebalan (em) - Letak Lapisan tereduksi (Bg) middot Kedalaman (em) - Ketebalan (em) - Letak bull Warna

TAIJ Ap Bal B02

B03

0-14

Lapisan IJuviasi Fe-MnfNodul Mn (B imlBe) bull Kedalaman (em) middot Kelebalan (em) bull Letak

TAI2 Ap(e) Bel Be2 Boe

0-18

18-48 48-87 69

BclBe2

TA9 Ap(g ir) ABg ir Bg

or Bim Bo

0-16 biasa sedang (25YR

48)

16-28 12

Hanson AB

28-50 22

horison B 5B 51-5BG 51

50-89 39

8im

Susunan horison pada eJe~as i rendah pada Latosol Coklat Kemerahan yang disawahkan Ix setahun (pedan T AS) terdiri dari lapisan olah lapisan tapak bajak dengan karatan Mn (Bd rnn) lapisan iluviasi Mn dan lapisan lanah asaJ (Bo) Sedangkan pada Latosol Merah (pedon TAI2) merupakan tanah yang dulunyh pemah ditanami padi Ix setahun dan sekarang sudah lama tidak digunakan sebagai sawab (bekas sawah) terdapat lapisan olah dengan nodul Mn (Ap(craquo) Japisan iluviasi nodul Mn (Be) dan lapisan tanah asal dengan noduJ Mn (Boc) hal ini disebabkan terjadi proses pengeringan yang lebih lama Mn yang terkonsentrasi pada pori-pori-pori lanah mengeras sehingga membentuk nodul Mn

Pada Latoso1- Coklat Kemerahan yang disawahkan 2 (pedon TA7) terdin daTi lapisan olah tereduksi (AP(g irraquo) lapisan tapak bajak dengan karatan Mn dan Fe (Ed mi)~ lapisan iluviasi Mn dan lapisan tanah asaI (Bo) Sedangkan pada Latosol Merah (pedon TA9) memperlihatkan proses horisonisasi yang agak berbeda dengan

tanah-tanah Latosol lain yang disawahkan 2x Lapisan yang terbentuk berturut-turut adalah Japisan olah tereduksi dengan karatan Fe AP(g ir) lapisan tapak bajak belum begitu nyata tereduksi dengan karatan besi pada honson AB (ABdg ir) Japisan B tereduksi dengan karatan Fe (Bg ir) dan lapisan Fe-Mn (ak terpisahkan (B im) Rayes (2000) menyatakan di dalam lapisan tapak bajak juga terjadi pencucian Fe dan Mn ke lapisan di bawahnya Oi Japisan ini juga dijumpai karatan yang menunjukkan terjadinya proses oksidasi Fe yang berasal dari besi fero yang tertinggal di lapisan ini Hal ini sesuai dengan yang ditemukan Koenigs (1950) yang menyatakan meskipun warna matriks Japisan IRpak bajak abu-abu seperti hanson Apg tetapi karatan besi masih sering ditemukan Lapisan-Iapisan tereduksi ini terbentuk pada riga lapisan teralas (kedalaman 0 - 50 em) hal ini disebabkan bukan olen air tanah yang dangkal karena air tanahoya gt 2 m tetapi tebih disebabkan oleh pengaroh air irigasi yang lehih intensif sehingga lanah lebin reduktif

AgriSlB Vol l2 No3 2008 236

Pada elevasi linggi lanah ying disawahkan Ix (TA4 dan TA2) Japisan tapak bajak terbenluk di kedalaman 12 - 30 em (Iebal 18 em) dan kedaJaman 16 - 14 em (Iebal 18 em) Sedangkan pada elevasi rendah (TA8) lerbentuk di kedalamanl6 shy35 em (tebal19 em) dan pada TA1 2 tidak dijumpai lapisan tapak bajak

Pada elevasi linggi twah yang disawahkan 2x (TA3 dan TAl) lap isan tapak bajak lerbentuk di kedalamao 10middot 25 em (lebal 15 em) dan keelaaman I I - 23 em (lebaI 12 em) Sedangkan pada elevasi rendah (TA7 dan TA9) terbentuk di kedalaman 15 - 34 em (tebaJ 19 em) dan kedalaman 16 - 28 em (Iebal 12 em)

Baik pada elevasi linggi maupun rendah Japisan tapak bajak yang ditemukan di daerah penelitian hampir sejaJan dengan hasH penelitian Rayes (2000) lapisan tapak bajak dijwnpai pada kedaJaman 12 - 44 em (Iebal 6 - 20 em)

Pad3 elevasi tinggi anah yang disawahXan Ix lapisan iluviasi Fe dijumpai sangat teba hanya terdapat middotpada T A2 di keda1aman 34 - 61 em (Iebal 27 em) sedangkan pada elevasi rendah lidak terbentuk lapisan Fe Hal ini berbeda deogan Koenigs ( 1950) di Latosol Bogor ditemukan kelebaJan lapisan Fe hanya 2 em pada kedalaman 19 - 21 em mirip honson pakik tetapi tidak sampai tersementasi Menurut Soil Survey Staff (2006) horison plalrik adalah horison tipis (I - 25 rum) tersementasi oleh besi (atau besi dan Mn) serta bahan organik merupakan padas berwama hitam sampai kemerahmiddotmerahan gelap

Pada elevasi linggi tanah yang disawahkan lx lapisan iluviasi Mn pada TA4 lerbentuk sangat lebaJ di kedalarnan 30 - 116 ern (Iebal 86 em) dan pada TA2 terbentuk lapisan iluviasi Mn lipis (karena lapisan Fe yang terbentuk sangat lebal) hanya 6 em sedangkan pada elevesi rendah (TAS) terbentuk di kedalaman 35 - 81 em (lebaJ 46 em) dan pada TA 12 tidak terbeotuk lapsan iluviasi Mn telapi berupa lapi san nodui Mn (Be) dalam jumlah yang banyak dan besar di kedalaman 18 - 87 em (tebal 69 em)

Agrista Vol 12 No3 2008

SIMPULAN DAN SARAN Berdasarknn uraian sebelumnya maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut pada lanah yang tidak disawahkan susunan horison hanya terdiri dari Japisan olah dan lapisan tMah asal Susunan borison tanOO yang disawahkan pada sawah 1x di samping lapisan olah teJah terjadi proses pembentukan horison (horisonisasi) lebih lanjut yaitu lapisan tapak bajak kurang oyala lapisan fe lapisan Mn alau lapisan nodul Mn dan lapisan tanah asal sedangkan susunan honson sawah 2x sebagai berikut lapisan olah (elah mengalami reduksi lapisan tapak bajak lebih nyata Japisan Fe dan atau Mo lapisan bawah tereduksi dan lapisan tMah asal

Pada elevasi tinggl baik pada tanah yang disawahkan 1 x maupun sawah 2x

lapisan tapak bajak dijumpai di kedalaman lebih dangkal (10middot12 em) dibandingkan pada elevasi rendab dijumpai di kedalaman lebih dalam (15 middot 16 em) dengan kelebalan yang sarna 12middot 19 em Semakin rendah ketinggian baik pada tanah yang disawahkan Ix maupun sawah 2x semakin sedikit horisonisasi

DAFTAR PUSTAKA

Bakosunanal 2000 Peta rupa bumi skala 125000 Lembar Cisarua Ciawi Bogor Leuwiliang dan Cibinong Bakosunanal Bogor

Hardjowigeno 5 amp ML Rayes 2005 Tanah Sawah Karakteristik Kondisi dan Pennasalahan Tanah Sawah di Indonesia Cetakan Pertama Bayumedia Publishing Malang Jawa Timur Indonesia

Koenigs F F R 1950 A sawah profile near Bogar (Java) Contr of the General Agrie Researeh Station Bogar No 15

Moonnann F R amp N van Breemen 1978 ~iee Soil Water Land JRRl Los Banos Laguna Philippines

Munir M 1987 Pengaruh penyawahant

terhadap morfologi pedogenesis elektrokimia dan klasifikasi tanah Disertasi Doktor Program Pascasarjana IPS Bogor

237

Rayes vi 1 lOOt) Karekurislik genesis dan klasifikasi tanah sawah berasa dari bahan volk-an MerapL D1SerlaS) Doktor Progranl Pascasarjana Institut Pertanlan Bogor Bogor

Socpraptohardjo M 1966 Peta tanah tinjau Jawa Baret Lembaga Peneitian Tanah BOgOL

Soil Survey DiVISIon Slaff 1993 Sui Survey Manual USDA Handhook No IS USDA Washington D C

Soil Survey Staff 2006 Keys to Soil Taxonomy loth ed USDA-NRCS Washington DC

SubardjB amp P Buunna(J 1980 A Toposequence of Latosal on volcanic rocks in the Bogor - Jakarta aler$ in P Buurman (ed) Red Soils in Indonesia Centre for Agric PubL and Doc Wageningen

Tan K H t9GB The genesis and characteristics of paddy sons in Indonesia SQil Sci Phmt Nutr 14(3)117-121

U S Anny [943 Java and Madura 150000 II ed Chief af engineers U S Army Copied from a Dutch map 1937

Agrim Vol 12No3l00S

Tabel 2 Susunan horison taoah sawah berdasarkan illtensitas penanamltln pad i di daerah Eenelitian

Karakteristik Sawah OX Sawah IX Sawah 2X Pedon iKcbun) Padi Padi

Elevasi Tinggj (400-600 m dpl) bull Latosol Coklat Ke~llningan TA5 TA4 TA3 Susunan Horison Ap 6wl B2 Ap AD ir B mnl -B Ap Ad ir B im B

83 Be mn4 BCmn mi B mnlmiddotB mn] BCmn

Lapisan olah (Ap) bull Kedalaman (em) 0middot) 0middot 12 0middot 10 Lapisan tapak bajak (AdiABd) - Kedalaman (em) 12-30 10middot25 - Ketebalan (em) 18 15 bull Letak Honson AB horison A Lapisan Iiuviasi FeMn (B irB mn) bull Kedalaman (em) 30shy 116 25middot36 36middot50 5097 - Kelebalan (em) 86 111447 - Letak B mn lmiddotB mn4 B im B mi B mn -

8mn3 - Latoscl Coklat TA6 Susunan Honson Ap Bwl Bw2

Bw3 Lapisan oah (Ap) - Kedalaman (em) 0-5 Lapisan tapallt bajalt (AdiABd) - Kedalaman (em) - Ketebalan (em) bull Letak Lapisan Iluviasi FeiMn (B ir18 mn) - Kedalaman (em) bull Ketebalan (em) bull Lotak Lapisan tereduksi (Bg Cg) - Kedalaman (em) middot Kelebalan (em) middot Lotalt - Wama

TA2 Ap ASd ir B ir B

im B mn Be

0middot16

16-34 18

honson AS

34middot6 1 61middot76 76middot82 27 156

BirBim Bmn

TA l Ap Ad ir BI ir Cg

Omiddot II

II middot23 12

honson A

23middot39 39middot68 16 29

horison B dan C IOYR 412

Elevasi Rendah (90-155 m dpl) - Latosol Coklat Kemerahan T A 14 TA B TA7 SUSWl3n Hodson Ap 80 I B02 Ap Sd mn B mn AP(g ir) Bd mi B

B03 B04 Bo l B02 mo 8 0 1802 Lapisan olab (Ap) - Kedalaman (cm) 0middot8 0middot 16 0middot15 - Karatan Fe banyak besar ( lOR

Lapisan tapalt bajalt (Bd) 46)

- Kedalaman (cm) 16-35 middot15 34 middot bull KetebaJan (em) bull rtak

19 Honson B

19 horison B

Lapisan I1uviasi Mn (B om) - KedaJaman (em) 35middot8 1 34middot76

Agrisla Vol 12 No3 2008 23S

Karakterislik Sawah OX Sawah IX Sawah 2X Pedon (Kebun) Padi Padi

-Kctebalan (em) 46 42 - Letalt B mn Bmn - Latosol Merah Susunan Horison Lapisan olah (Ap) bull Kedalaman (em) - Karatan Fe

Lapisan Tapak Bajak (ABd) - Kedalaman (em) bull Ketebalan (em) - Letak Lapisan tereduksi (Bg) middot Kedalaman (em) - Ketebalan (em) - Letak bull Warna

TAIJ Ap Bal B02

B03

0-14

Lapisan IJuviasi Fe-MnfNodul Mn (B imlBe) bull Kedalaman (em) middot Kelebalan (em) bull Letak

TAI2 Ap(e) Bel Be2 Boe

0-18

18-48 48-87 69

BclBe2

TA9 Ap(g ir) ABg ir Bg

or Bim Bo

0-16 biasa sedang (25YR

48)

16-28 12

Hanson AB

28-50 22

horison B 5B 51-5BG 51

50-89 39

8im

Susunan horison pada eJe~as i rendah pada Latosol Coklat Kemerahan yang disawahkan Ix setahun (pedan T AS) terdiri dari lapisan olah lapisan tapak bajak dengan karatan Mn (Bd rnn) lapisan iluviasi Mn dan lapisan lanah asaJ (Bo) Sedangkan pada Latosol Merah (pedon TAI2) merupakan tanah yang dulunyh pemah ditanami padi Ix setahun dan sekarang sudah lama tidak digunakan sebagai sawab (bekas sawah) terdapat lapisan olah dengan nodul Mn (Ap(craquo) Japisan iluviasi nodul Mn (Be) dan lapisan tanah asal dengan noduJ Mn (Boc) hal ini disebabkan terjadi proses pengeringan yang lebih lama Mn yang terkonsentrasi pada pori-pori-pori lanah mengeras sehingga membentuk nodul Mn

Pada Latoso1- Coklat Kemerahan yang disawahkan 2 (pedon TA7) terdin daTi lapisan olah tereduksi (AP(g irraquo) lapisan tapak bajak dengan karatan Mn dan Fe (Ed mi)~ lapisan iluviasi Mn dan lapisan tanah asaI (Bo) Sedangkan pada Latosol Merah (pedon TA9) memperlihatkan proses horisonisasi yang agak berbeda dengan

tanah-tanah Latosol lain yang disawahkan 2x Lapisan yang terbentuk berturut-turut adalah Japisan olah tereduksi dengan karatan Fe AP(g ir) lapisan tapak bajak belum begitu nyata tereduksi dengan karatan besi pada honson AB (ABdg ir) Japisan B tereduksi dengan karatan Fe (Bg ir) dan lapisan Fe-Mn (ak terpisahkan (B im) Rayes (2000) menyatakan di dalam lapisan tapak bajak juga terjadi pencucian Fe dan Mn ke lapisan di bawahnya Oi Japisan ini juga dijumpai karatan yang menunjukkan terjadinya proses oksidasi Fe yang berasal dari besi fero yang tertinggal di lapisan ini Hal ini sesuai dengan yang ditemukan Koenigs (1950) yang menyatakan meskipun warna matriks Japisan IRpak bajak abu-abu seperti hanson Apg tetapi karatan besi masih sering ditemukan Lapisan-Iapisan tereduksi ini terbentuk pada riga lapisan teralas (kedalaman 0 - 50 em) hal ini disebabkan bukan olen air tanah yang dangkal karena air tanahoya gt 2 m tetapi tebih disebabkan oleh pengaroh air irigasi yang lehih intensif sehingga lanah lebin reduktif

AgriSlB Vol l2 No3 2008 236

Pada elevasi linggi lanah ying disawahkan Ix (TA4 dan TA2) Japisan tapak bajak terbenluk di kedalaman 12 - 30 em (Iebal 18 em) dan kedaJaman 16 - 14 em (Iebal 18 em) Sedangkan pada elevasi rendah (TA8) lerbentuk di kedalamanl6 shy35 em (tebal19 em) dan pada TA1 2 tidak dijumpai lapisan tapak bajak

Pada elevasi linggi twah yang disawahkan 2x (TA3 dan TAl) lap isan tapak bajak lerbentuk di kedalamao 10middot 25 em (lebal 15 em) dan keelaaman I I - 23 em (lebaI 12 em) Sedangkan pada elevasi rendah (TA7 dan TA9) terbentuk di kedalaman 15 - 34 em (tebaJ 19 em) dan kedalaman 16 - 28 em (Iebal 12 em)

Baik pada elevasi linggi maupun rendah Japisan tapak bajak yang ditemukan di daerah penelitian hampir sejaJan dengan hasH penelitian Rayes (2000) lapisan tapak bajak dijwnpai pada kedaJaman 12 - 44 em (Iebal 6 - 20 em)

Pad3 elevasi tinggi anah yang disawahXan Ix lapisan iluviasi Fe dijumpai sangat teba hanya terdapat middotpada T A2 di keda1aman 34 - 61 em (Iebal 27 em) sedangkan pada elevasi rendah lidak terbentuk lapisan Fe Hal ini berbeda deogan Koenigs ( 1950) di Latosol Bogor ditemukan kelebaJan lapisan Fe hanya 2 em pada kedalaman 19 - 21 em mirip honson pakik tetapi tidak sampai tersementasi Menurut Soil Survey Staff (2006) horison plalrik adalah horison tipis (I - 25 rum) tersementasi oleh besi (atau besi dan Mn) serta bahan organik merupakan padas berwama hitam sampai kemerahmiddotmerahan gelap

Pada elevasi linggi tanah yang disawahkan lx lapisan iluviasi Mn pada TA4 lerbentuk sangat lebaJ di kedalarnan 30 - 116 ern (Iebal 86 em) dan pada TA2 terbentuk lapisan iluviasi Mn lipis (karena lapisan Fe yang terbentuk sangat lebal) hanya 6 em sedangkan pada elevesi rendah (TAS) terbentuk di kedalaman 35 - 81 em (lebaJ 46 em) dan pada TA 12 tidak terbeotuk lapsan iluviasi Mn telapi berupa lapi san nodui Mn (Be) dalam jumlah yang banyak dan besar di kedalaman 18 - 87 em (tebal 69 em)

Agrista Vol 12 No3 2008

SIMPULAN DAN SARAN Berdasarknn uraian sebelumnya maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut pada lanah yang tidak disawahkan susunan horison hanya terdiri dari Japisan olah dan lapisan tMah asal Susunan borison tanOO yang disawahkan pada sawah 1x di samping lapisan olah teJah terjadi proses pembentukan horison (horisonisasi) lebih lanjut yaitu lapisan tapak bajak kurang oyala lapisan fe lapisan Mn alau lapisan nodul Mn dan lapisan tanah asal sedangkan susunan honson sawah 2x sebagai berikut lapisan olah (elah mengalami reduksi lapisan tapak bajak lebih nyata Japisan Fe dan atau Mo lapisan bawah tereduksi dan lapisan tMah asal

Pada elevasi tinggl baik pada tanah yang disawahkan 1 x maupun sawah 2x

lapisan tapak bajak dijumpai di kedalaman lebih dangkal (10middot12 em) dibandingkan pada elevasi rendab dijumpai di kedalaman lebih dalam (15 middot 16 em) dengan kelebalan yang sarna 12middot 19 em Semakin rendah ketinggian baik pada tanah yang disawahkan Ix maupun sawah 2x semakin sedikit horisonisasi

DAFTAR PUSTAKA

Bakosunanal 2000 Peta rupa bumi skala 125000 Lembar Cisarua Ciawi Bogor Leuwiliang dan Cibinong Bakosunanal Bogor

Hardjowigeno 5 amp ML Rayes 2005 Tanah Sawah Karakteristik Kondisi dan Pennasalahan Tanah Sawah di Indonesia Cetakan Pertama Bayumedia Publishing Malang Jawa Timur Indonesia

Koenigs F F R 1950 A sawah profile near Bogar (Java) Contr of the General Agrie Researeh Station Bogar No 15

Moonnann F R amp N van Breemen 1978 ~iee Soil Water Land JRRl Los Banos Laguna Philippines

Munir M 1987 Pengaruh penyawahant

terhadap morfologi pedogenesis elektrokimia dan klasifikasi tanah Disertasi Doktor Program Pascasarjana IPS Bogor

237

Rayes vi 1 lOOt) Karekurislik genesis dan klasifikasi tanah sawah berasa dari bahan volk-an MerapL D1SerlaS) Doktor Progranl Pascasarjana Institut Pertanlan Bogor Bogor

Socpraptohardjo M 1966 Peta tanah tinjau Jawa Baret Lembaga Peneitian Tanah BOgOL

Soil Survey DiVISIon Slaff 1993 Sui Survey Manual USDA Handhook No IS USDA Washington D C

Soil Survey Staff 2006 Keys to Soil Taxonomy loth ed USDA-NRCS Washington DC

SubardjB amp P Buunna(J 1980 A Toposequence of Latosal on volcanic rocks in the Bogor - Jakarta aler$ in P Buurman (ed) Red Soils in Indonesia Centre for Agric PubL and Doc Wageningen

Tan K H t9GB The genesis and characteristics of paddy sons in Indonesia SQil Sci Phmt Nutr 14(3)117-121

U S Anny [943 Java and Madura 150000 II ed Chief af engineers U S Army Copied from a Dutch map 1937

Agrim Vol 12No3l00S

Karakterislik Sawah OX Sawah IX Sawah 2X Pedon (Kebun) Padi Padi

-Kctebalan (em) 46 42 - Letalt B mn Bmn - Latosol Merah Susunan Horison Lapisan olah (Ap) bull Kedalaman (em) - Karatan Fe

Lapisan Tapak Bajak (ABd) - Kedalaman (em) bull Ketebalan (em) - Letak Lapisan tereduksi (Bg) middot Kedalaman (em) - Ketebalan (em) - Letak bull Warna

TAIJ Ap Bal B02

B03

0-14

Lapisan IJuviasi Fe-MnfNodul Mn (B imlBe) bull Kedalaman (em) middot Kelebalan (em) bull Letak

TAI2 Ap(e) Bel Be2 Boe

0-18

18-48 48-87 69

BclBe2

TA9 Ap(g ir) ABg ir Bg

or Bim Bo

0-16 biasa sedang (25YR

48)

16-28 12

Hanson AB

28-50 22

horison B 5B 51-5BG 51

50-89 39

8im

Susunan horison pada eJe~as i rendah pada Latosol Coklat Kemerahan yang disawahkan Ix setahun (pedan T AS) terdiri dari lapisan olah lapisan tapak bajak dengan karatan Mn (Bd rnn) lapisan iluviasi Mn dan lapisan lanah asaJ (Bo) Sedangkan pada Latosol Merah (pedon TAI2) merupakan tanah yang dulunyh pemah ditanami padi Ix setahun dan sekarang sudah lama tidak digunakan sebagai sawab (bekas sawah) terdapat lapisan olah dengan nodul Mn (Ap(craquo) Japisan iluviasi nodul Mn (Be) dan lapisan tanah asal dengan noduJ Mn (Boc) hal ini disebabkan terjadi proses pengeringan yang lebih lama Mn yang terkonsentrasi pada pori-pori-pori lanah mengeras sehingga membentuk nodul Mn

Pada Latoso1- Coklat Kemerahan yang disawahkan 2 (pedon TA7) terdin daTi lapisan olah tereduksi (AP(g irraquo) lapisan tapak bajak dengan karatan Mn dan Fe (Ed mi)~ lapisan iluviasi Mn dan lapisan tanah asaI (Bo) Sedangkan pada Latosol Merah (pedon TA9) memperlihatkan proses horisonisasi yang agak berbeda dengan

tanah-tanah Latosol lain yang disawahkan 2x Lapisan yang terbentuk berturut-turut adalah Japisan olah tereduksi dengan karatan Fe AP(g ir) lapisan tapak bajak belum begitu nyata tereduksi dengan karatan besi pada honson AB (ABdg ir) Japisan B tereduksi dengan karatan Fe (Bg ir) dan lapisan Fe-Mn (ak terpisahkan (B im) Rayes (2000) menyatakan di dalam lapisan tapak bajak juga terjadi pencucian Fe dan Mn ke lapisan di bawahnya Oi Japisan ini juga dijumpai karatan yang menunjukkan terjadinya proses oksidasi Fe yang berasal dari besi fero yang tertinggal di lapisan ini Hal ini sesuai dengan yang ditemukan Koenigs (1950) yang menyatakan meskipun warna matriks Japisan IRpak bajak abu-abu seperti hanson Apg tetapi karatan besi masih sering ditemukan Lapisan-Iapisan tereduksi ini terbentuk pada riga lapisan teralas (kedalaman 0 - 50 em) hal ini disebabkan bukan olen air tanah yang dangkal karena air tanahoya gt 2 m tetapi tebih disebabkan oleh pengaroh air irigasi yang lehih intensif sehingga lanah lebin reduktif

AgriSlB Vol l2 No3 2008 236

Pada elevasi linggi lanah ying disawahkan Ix (TA4 dan TA2) Japisan tapak bajak terbenluk di kedalaman 12 - 30 em (Iebal 18 em) dan kedaJaman 16 - 14 em (Iebal 18 em) Sedangkan pada elevasi rendah (TA8) lerbentuk di kedalamanl6 shy35 em (tebal19 em) dan pada TA1 2 tidak dijumpai lapisan tapak bajak

Pada elevasi linggi twah yang disawahkan 2x (TA3 dan TAl) lap isan tapak bajak lerbentuk di kedalamao 10middot 25 em (lebal 15 em) dan keelaaman I I - 23 em (lebaI 12 em) Sedangkan pada elevasi rendah (TA7 dan TA9) terbentuk di kedalaman 15 - 34 em (tebaJ 19 em) dan kedalaman 16 - 28 em (Iebal 12 em)

Baik pada elevasi linggi maupun rendah Japisan tapak bajak yang ditemukan di daerah penelitian hampir sejaJan dengan hasH penelitian Rayes (2000) lapisan tapak bajak dijwnpai pada kedaJaman 12 - 44 em (Iebal 6 - 20 em)

Pad3 elevasi tinggi anah yang disawahXan Ix lapisan iluviasi Fe dijumpai sangat teba hanya terdapat middotpada T A2 di keda1aman 34 - 61 em (Iebal 27 em) sedangkan pada elevasi rendah lidak terbentuk lapisan Fe Hal ini berbeda deogan Koenigs ( 1950) di Latosol Bogor ditemukan kelebaJan lapisan Fe hanya 2 em pada kedalaman 19 - 21 em mirip honson pakik tetapi tidak sampai tersementasi Menurut Soil Survey Staff (2006) horison plalrik adalah horison tipis (I - 25 rum) tersementasi oleh besi (atau besi dan Mn) serta bahan organik merupakan padas berwama hitam sampai kemerahmiddotmerahan gelap

Pada elevasi linggi tanah yang disawahkan lx lapisan iluviasi Mn pada TA4 lerbentuk sangat lebaJ di kedalarnan 30 - 116 ern (Iebal 86 em) dan pada TA2 terbentuk lapisan iluviasi Mn lipis (karena lapisan Fe yang terbentuk sangat lebal) hanya 6 em sedangkan pada elevesi rendah (TAS) terbentuk di kedalaman 35 - 81 em (lebaJ 46 em) dan pada TA 12 tidak terbeotuk lapsan iluviasi Mn telapi berupa lapi san nodui Mn (Be) dalam jumlah yang banyak dan besar di kedalaman 18 - 87 em (tebal 69 em)

Agrista Vol 12 No3 2008

SIMPULAN DAN SARAN Berdasarknn uraian sebelumnya maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut pada lanah yang tidak disawahkan susunan horison hanya terdiri dari Japisan olah dan lapisan tMah asal Susunan borison tanOO yang disawahkan pada sawah 1x di samping lapisan olah teJah terjadi proses pembentukan horison (horisonisasi) lebih lanjut yaitu lapisan tapak bajak kurang oyala lapisan fe lapisan Mn alau lapisan nodul Mn dan lapisan tanah asal sedangkan susunan honson sawah 2x sebagai berikut lapisan olah (elah mengalami reduksi lapisan tapak bajak lebih nyata Japisan Fe dan atau Mo lapisan bawah tereduksi dan lapisan tMah asal

Pada elevasi tinggl baik pada tanah yang disawahkan 1 x maupun sawah 2x

lapisan tapak bajak dijumpai di kedalaman lebih dangkal (10middot12 em) dibandingkan pada elevasi rendab dijumpai di kedalaman lebih dalam (15 middot 16 em) dengan kelebalan yang sarna 12middot 19 em Semakin rendah ketinggian baik pada tanah yang disawahkan Ix maupun sawah 2x semakin sedikit horisonisasi

DAFTAR PUSTAKA

Bakosunanal 2000 Peta rupa bumi skala 125000 Lembar Cisarua Ciawi Bogor Leuwiliang dan Cibinong Bakosunanal Bogor

Hardjowigeno 5 amp ML Rayes 2005 Tanah Sawah Karakteristik Kondisi dan Pennasalahan Tanah Sawah di Indonesia Cetakan Pertama Bayumedia Publishing Malang Jawa Timur Indonesia

Koenigs F F R 1950 A sawah profile near Bogar (Java) Contr of the General Agrie Researeh Station Bogar No 15

Moonnann F R amp N van Breemen 1978 ~iee Soil Water Land JRRl Los Banos Laguna Philippines

Munir M 1987 Pengaruh penyawahant

terhadap morfologi pedogenesis elektrokimia dan klasifikasi tanah Disertasi Doktor Program Pascasarjana IPS Bogor

237

Rayes vi 1 lOOt) Karekurislik genesis dan klasifikasi tanah sawah berasa dari bahan volk-an MerapL D1SerlaS) Doktor Progranl Pascasarjana Institut Pertanlan Bogor Bogor

Socpraptohardjo M 1966 Peta tanah tinjau Jawa Baret Lembaga Peneitian Tanah BOgOL

Soil Survey DiVISIon Slaff 1993 Sui Survey Manual USDA Handhook No IS USDA Washington D C

Soil Survey Staff 2006 Keys to Soil Taxonomy loth ed USDA-NRCS Washington DC

SubardjB amp P Buunna(J 1980 A Toposequence of Latosal on volcanic rocks in the Bogor - Jakarta aler$ in P Buurman (ed) Red Soils in Indonesia Centre for Agric PubL and Doc Wageningen

Tan K H t9GB The genesis and characteristics of paddy sons in Indonesia SQil Sci Phmt Nutr 14(3)117-121

U S Anny [943 Java and Madura 150000 II ed Chief af engineers U S Army Copied from a Dutch map 1937

Agrim Vol 12No3l00S

Pada elevasi linggi lanah ying disawahkan Ix (TA4 dan TA2) Japisan tapak bajak terbenluk di kedalaman 12 - 30 em (Iebal 18 em) dan kedaJaman 16 - 14 em (Iebal 18 em) Sedangkan pada elevasi rendah (TA8) lerbentuk di kedalamanl6 shy35 em (tebal19 em) dan pada TA1 2 tidak dijumpai lapisan tapak bajak

Pada elevasi linggi twah yang disawahkan 2x (TA3 dan TAl) lap isan tapak bajak lerbentuk di kedalamao 10middot 25 em (lebal 15 em) dan keelaaman I I - 23 em (lebaI 12 em) Sedangkan pada elevasi rendah (TA7 dan TA9) terbentuk di kedalaman 15 - 34 em (tebaJ 19 em) dan kedalaman 16 - 28 em (Iebal 12 em)

Baik pada elevasi linggi maupun rendah Japisan tapak bajak yang ditemukan di daerah penelitian hampir sejaJan dengan hasH penelitian Rayes (2000) lapisan tapak bajak dijwnpai pada kedaJaman 12 - 44 em (Iebal 6 - 20 em)

Pad3 elevasi tinggi anah yang disawahXan Ix lapisan iluviasi Fe dijumpai sangat teba hanya terdapat middotpada T A2 di keda1aman 34 - 61 em (Iebal 27 em) sedangkan pada elevasi rendah lidak terbentuk lapisan Fe Hal ini berbeda deogan Koenigs ( 1950) di Latosol Bogor ditemukan kelebaJan lapisan Fe hanya 2 em pada kedalaman 19 - 21 em mirip honson pakik tetapi tidak sampai tersementasi Menurut Soil Survey Staff (2006) horison plalrik adalah horison tipis (I - 25 rum) tersementasi oleh besi (atau besi dan Mn) serta bahan organik merupakan padas berwama hitam sampai kemerahmiddotmerahan gelap

Pada elevasi linggi tanah yang disawahkan lx lapisan iluviasi Mn pada TA4 lerbentuk sangat lebaJ di kedalarnan 30 - 116 ern (Iebal 86 em) dan pada TA2 terbentuk lapisan iluviasi Mn lipis (karena lapisan Fe yang terbentuk sangat lebal) hanya 6 em sedangkan pada elevesi rendah (TAS) terbentuk di kedalaman 35 - 81 em (lebaJ 46 em) dan pada TA 12 tidak terbeotuk lapsan iluviasi Mn telapi berupa lapi san nodui Mn (Be) dalam jumlah yang banyak dan besar di kedalaman 18 - 87 em (tebal 69 em)

Agrista Vol 12 No3 2008

SIMPULAN DAN SARAN Berdasarknn uraian sebelumnya maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut pada lanah yang tidak disawahkan susunan horison hanya terdiri dari Japisan olah dan lapisan tMah asal Susunan borison tanOO yang disawahkan pada sawah 1x di samping lapisan olah teJah terjadi proses pembentukan horison (horisonisasi) lebih lanjut yaitu lapisan tapak bajak kurang oyala lapisan fe lapisan Mn alau lapisan nodul Mn dan lapisan tanah asal sedangkan susunan honson sawah 2x sebagai berikut lapisan olah (elah mengalami reduksi lapisan tapak bajak lebih nyata Japisan Fe dan atau Mo lapisan bawah tereduksi dan lapisan tMah asal

Pada elevasi tinggl baik pada tanah yang disawahkan 1 x maupun sawah 2x

lapisan tapak bajak dijumpai di kedalaman lebih dangkal (10middot12 em) dibandingkan pada elevasi rendab dijumpai di kedalaman lebih dalam (15 middot 16 em) dengan kelebalan yang sarna 12middot 19 em Semakin rendah ketinggian baik pada tanah yang disawahkan Ix maupun sawah 2x semakin sedikit horisonisasi

DAFTAR PUSTAKA

Bakosunanal 2000 Peta rupa bumi skala 125000 Lembar Cisarua Ciawi Bogor Leuwiliang dan Cibinong Bakosunanal Bogor

Hardjowigeno 5 amp ML Rayes 2005 Tanah Sawah Karakteristik Kondisi dan Pennasalahan Tanah Sawah di Indonesia Cetakan Pertama Bayumedia Publishing Malang Jawa Timur Indonesia

Koenigs F F R 1950 A sawah profile near Bogar (Java) Contr of the General Agrie Researeh Station Bogar No 15

Moonnann F R amp N van Breemen 1978 ~iee Soil Water Land JRRl Los Banos Laguna Philippines

Munir M 1987 Pengaruh penyawahant

terhadap morfologi pedogenesis elektrokimia dan klasifikasi tanah Disertasi Doktor Program Pascasarjana IPS Bogor

237

Rayes vi 1 lOOt) Karekurislik genesis dan klasifikasi tanah sawah berasa dari bahan volk-an MerapL D1SerlaS) Doktor Progranl Pascasarjana Institut Pertanlan Bogor Bogor

Socpraptohardjo M 1966 Peta tanah tinjau Jawa Baret Lembaga Peneitian Tanah BOgOL

Soil Survey DiVISIon Slaff 1993 Sui Survey Manual USDA Handhook No IS USDA Washington D C

Soil Survey Staff 2006 Keys to Soil Taxonomy loth ed USDA-NRCS Washington DC

SubardjB amp P Buunna(J 1980 A Toposequence of Latosal on volcanic rocks in the Bogor - Jakarta aler$ in P Buurman (ed) Red Soils in Indonesia Centre for Agric PubL and Doc Wageningen

Tan K H t9GB The genesis and characteristics of paddy sons in Indonesia SQil Sci Phmt Nutr 14(3)117-121

U S Anny [943 Java and Madura 150000 II ed Chief af engineers U S Army Copied from a Dutch map 1937

Agrim Vol 12No3l00S

Rayes vi 1 lOOt) Karekurislik genesis dan klasifikasi tanah sawah berasa dari bahan volk-an MerapL D1SerlaS) Doktor Progranl Pascasarjana Institut Pertanlan Bogor Bogor

Socpraptohardjo M 1966 Peta tanah tinjau Jawa Baret Lembaga Peneitian Tanah BOgOL

Soil Survey DiVISIon Slaff 1993 Sui Survey Manual USDA Handhook No IS USDA Washington D C

Soil Survey Staff 2006 Keys to Soil Taxonomy loth ed USDA-NRCS Washington DC

SubardjB amp P Buunna(J 1980 A Toposequence of Latosal on volcanic rocks in the Bogor - Jakarta aler$ in P Buurman (ed) Red Soils in Indonesia Centre for Agric PubL and Doc Wageningen

Tan K H t9GB The genesis and characteristics of paddy sons in Indonesia SQil Sci Phmt Nutr 14(3)117-121

U S Anny [943 Java and Madura 150000 II ed Chief af engineers U S Army Copied from a Dutch map 1937

Agrim Vol 12No3l00S