Strategi Pemasaran Toko Naysa Aksesoris konveksi ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Strategi Pemasaran Toko Naysa Aksesoris konveksi ...
Strategi Pemasaran Toko Naysa Aksesoris konveksi Bukittinggi dalam
Meningkatkan Pendapatan di Era Pandemic Covid-19 Menurut Perspektif
Ekonomi Islam
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Akhir
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Strata 1
Pada Jurusan S1 Ekonomi Islam
Oleh :
Eva Julianas
3216008
JURUSAN S1 EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
TA. 1441 H / 2021 M
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Strategi Pemasaran Toko Naisya Aksesoris
Konveksi Bukittinggi dalam Meningkatkan Pendapatan di Era Pandemi
Covid-19 Menurut Perspektif Ekonomi Islam”, yang disusun oleh EVA
JULIANAS, NIM 3216.008. Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.
Toko Naisya Aksesoris Konveksi merupakan toko yang menjual aksesoris
konveksi yang sudah berdiri sejak tahun 2015. Toko ini mengalami penurunan
pendapatan yang disebabkan oleh adanya wadah Covid-19 dan kurangnya
keahlian pemasaran secara online. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Menganalisis Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Pendapatan Toko Naisya
Aksesoris Konveksi Bukittinggi.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dan metode pengumpulan data
yaitu dengan melakukan observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan
dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisi
SWOT. Tahap yang dilakukan dengan mengidentifikasi factor-faktor dan
dianalisis menggunakan Matrik IFE dan EFE, Matrik SWOT, dan Analisis Tabel
Bobot Skor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang tepat yang dilakakan
oleh Toko Naisya Aksesoris Konveksi adalah strategi SO yaitu menggunakan
kekuatan dengan memanfaatkan peluang yang ada melalui langkah-langkah: 1)
Mempertahankan harga dan kualitas produk untuk menarik daya beli masyarakat.
2) Mempertahankan pelayanan yang baik dan ramah untuk meningkatkan
loyalitas pelanggan. 3) Meningkatkan hubungan kerjasama yang baik dengan
berbagai pihak.
Kata Kunci : Strategi pemasaran, Analisis SWOT.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah banyak
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul“Strategi Pemasaran Toko Naisya
Aksesoris Konveksi Bukittinggi dalam Meningkatkan Pendapatan di Era
Pandemi Covid-19 Menurut Perspektif Ekonomi Islam”. Shalawat serta
salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mewariskan
Al-Qur’an dan Sunnah sebagai petunjuk kebenaran sampai akhir zaman.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna mendapatkan gelar
Sarjana pada Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi (IAIN Bukittinggi).
Penulis menyadari bahwa suatu karya dibidang apapun tidak terlepas
dari kekurangan, disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
yang dimiliki oleh penulis. Tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan yang telah
diberikan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung, penulis tidak
akan mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Maka, penulis
mengucapkan terimakasih tak terhingga terkhusus untuk Ibunda Elmi
Ritawati, Ayahanda Nasrul St. Sati atas untaian bait- bait do’a tulus yang tak
terputus, cinta yang selalu tercurah, waktu dan perhatian yang selalu diberikan
tanpa pernah mengenal lelah, kasih sayang, dukungan moral, dukungan materil,
semangat dan arahan yang selalu membuat penulis tetap tegar dalam
menyelesaikan skripsi ini. Tak terlupa kepada yang tersayang lima orang
saudaraku, Ridwan Pratama, Desi Rahayu, Susi Safitri, Adrianto
Syahputra dan Kartika Rahmadani yang senantiasa memberikan penulis
semangat dalam menyelesaikan perkuliahan ini.
Upaya penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan arahan
berbagai pihak, oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Bukittinggi.
2. Bapak Dr. Iiz Izmuddin, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.
3. Ibu Rini Elvira, SE.,M.Si selaku ketua program studi Ekonomi Islam
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Bukittinggi.
4. Bapak Zuwardi, SEI. MA selaku dosen Pembibing yang telah
meluangkan waktu dan menyumbangkan buah pikiran untuk
memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Era Sonita, SE.,M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik (PA)
yang telah memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak/Ibu Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang
telah memberikan ilmu kepada penulis yang menambah pengetahuan
dan wawasan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Atas bantuan yang telah diberikan, penulis ucapkan terima kasih
semoga mendapat balasan kebaikan yang lebih besar disisi Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu kiranya pada pembaca dapat memberikan masukan dan saran guna
melengkapi penelitian ini. Peneliti berharap hasil penelitian ini akan
menjadi sumbangan dalam mengembangkan keilmuan.
Bukittinggi, Juli 2021
Penulis
EVA JULIANAS
3216.008
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJIAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………...
B. Identifikasi Masalah……………………………………………………….
C. Batasan Masalah……………………………………………………………
D. Rumusan Masalah………………………………………………………….
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian…………………………………………..
F. Ruang Lingkup Penelitian…………………………………………………
G. Penjelasan Judul……………………………………………………………
H. Sistematika Penulisan………………………………………………………
I. Kajian Terdahulu…………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
1. Strategi Marketing
a. Pengertian Strategi…………………………………………………….
b. Pengertian Marketing…………………………………………………..
c. Pengertian Strategi Marketing………………………………………….
2. Marketing Syariah………………………………………………………….
3. Konsep Strategi Pemasaran Dalam Islam………………………………….
4. Marketing Mix Dalam Islam……………………………………………….
5. Etika Bisnis dalam Islam
a. Pengertian Etika Bisnis Islam…………………………………………..
b. Produksi dalam Etika Bisnis Islam……………………………………..
c. Faktor-faktor Produksi dalam Etika Bisnis Islam………………………
6. Analisis SWOT……………………………………………………………..
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian……………………………………………………………..
B. Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………………….
C. Data dan Sumber Data……………………………………………………..
D. Informan Penelitian……………………………………………………..
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi……………………………………………………………
2. Wawancara…………………………………………………………
3. Dokumentasi………………………………………………………..
F. Teknik Analisis Data
a. Analisis SWOT…………………………………………………….
b. Analisis Matrik SWOT…………………………………………….
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Toko Naisya………………………………………….
B. Produk-produk yang di Jual di Toko Naisya…………………………….
C. Analisis Faktor Internal dan Eksternal Strategi Pemasaran Toko Naisya
dalamMeningkatkan Penjualan……………………………………………..
D. Matrik Internal Factor Evaluation (IFE) dan Eksternal Factor Evaluation
(EFE)
1. Analisis Matrik IFE……………………………………………………..
2. Analisis Matrik EFE…………………………………………………….
E. Matrik SWOT
1. Strategi Strenghts-Opportunities (SO)………………………………….
2. Strategi Weaknesses- Opportunities(WO)……………………………..
3. Strategi Srenghts-Threats (ST)…………………………………………
4. Strategi Weaknesses-Threats (WT)……………………………………..
F. Analisis Bobot Tabel Skor………………………………………………….
G. Hasil Analisa Penulis……………………………………………………….
BAB V KESIMPULSN DAN SARAN
A. Kesimpulan…………………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………………..
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RRIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tingkat persaingan dalam dunia bisnis menuntut setiap pemasar untuk
mampu melaksanakan kegiatan pemasarannya dengan lebih efektif dan
efisien. Pemasaran tersebut membutuhkan sebuah konsep pemasaran yang
mendasar sesuai dengan kepentingan pemasar, kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Dalam dunia bisnis, pemasar dituntut untuk mampu melaksanakan
kegiatan pemasaran secara efektif dan efisien. Kegiatan pemasaran tersebut
membutuhkan konsep yang mendasar sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingan konsumen. 1
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan kegiatan pokok yang
dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, untuk berkembang. Menurut William J. Stanton,
pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis
yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan,
dan mendistibusikan barang dan jasa yang memuaskan baik kepada pembeli
yang ada maupun pembeli potensial.2
Dalam dunia bisinis, pemasar dituntut untuk mampu melaksanakan
kegiatan pemasaran secara efektif dan efisien. Kegiatan pemasaran tersebut
1 Feri Hardiyanto, Analisis Marketing Syariah Dalam Menghadapi Covid-19 , Jurnal
Syntax Administrasi,
2 Rina Rahcmawati, Peranan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) terhadap Peningkatan
Penjualan, Jurnal Kompetisi Teknik, Vol. 2, No. 2, Mei 2011, Hal. 144
membutuhkan konsep yang mendasar sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingan konsumen. Pada perspektif islam, bisnis sebagai bagian dari
usaha merupakan suatu keharusan bahkan kewajiban yang perlu dilakukan
oleh setiap individu yang beriman untuk mempersiapkan kehidupannya yang
lebih baik kedepannya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-
Baqarah 2:275 yang berbunyi:
… ◆ ⧫
⧫▪◆ ❑⧫ .....
Artinya :”Dan Allah Swt telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba” (Qs. Al-Baqarah: 275)3
Berdasarkan ayat diatas dijelaskan bahwa Allah SWT telah
menghalalkan jual beli bagi manusia sebagai usaha untuk memenuhi
kebutuhan serta menggapai keberkahan hidup. Pemikiran manajemen dalam
Islam bersumber dari nash-nash Alquran dan petunjuk-petunjuk sunnah.
Selain itu, ia juga berasaskan pada nilai-nilai kemanusiaan yang berkembang
dalam masyarakat pada waktu tersebut. Berbeda dengan manajemen
konvensional, ia merupakan suatu sistem yang aplikasinya bersifat bebas nilai
serta hanya berorientasi pada pencapaian manfaat duniawi semata.
Manajemen konvensional berusaha unuk diwarnai dengan nilai-nilai, namun
dalam perjalanannya tidak mampu, karena ia tidak bersumber dan
berdasarkan petunjuk syariah yang bersifat sempurna, komprehensif dan sarat
kebenaran.
3 Al- Quran surah Al-Baqarah ayat 275
Corona Virus Diseases 2019 atau yang disebut dengan nama lain
Covid-19 menjadi permasalahan yang banyak menyoroti perhatian
masyarakat diberbagai belahan dunia. Sejak pertama sekali diketahui dari
pasien yang terinfeksi Covid-19 di Wuhan., Provinsi Hubei, Cina pada 8
Desember 2019, kini virus ini telah menyebar ke 216 negara WHO. Pandemi
Covid-19 ini tidak hanya mengancam kesehatan manusia, namun juga telah
mempengaruhi kemerosotan ekonomi dunia. Sektor yang paling terdampak
adalah penerbangan, transportasi, hotel, dan pertokoan. Pemerintah turun
langsung dalam mencegah penyebaran Covid-19 ini. Pemerintah membuat
kebijakan untuk menerapkan Phsical Distancing yang berarti melakukan
kegiatan mandiri dengan menerapkan jarak minimal 1 meter terhadap
manusia lain. sebagian jalan menuju pusat kota banyak yang ditutup.
Sehingga sebagian besar masyarakat memilih untuk dirumah saja sesuai
dengan aturan Pemerintah. Tak hanya itu, sebagian besar pasar banyak yang
dipaksa tutup untuk menghindari penyebaran Covid-19 ini. Akibatnya
perekonomian melemah karena daya beli konsumen yang menurun.
Salah satu toko yang mengalami dampak dari adanya virus Covid-19
ini yaitu Toko Naisya Aksesoris Konveksi yang merupakan salah satu toko
yang menjual aksesories perlengkapan konveksi, seperti: benang, resleting,
buah baju, mutiara, renda, karet. Berdasarkan hasil wawancara atau interview
dengan Bapak Rizky Mulya, A.Md,Farm Toko Naisya menjelaskan bahwa
penjualan dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan omset penjualan juga
mengalami kenaikan. Tetapi dengan adanya covid-19 yang melanda dunia
mengakibatkan toko Naisya mengalami dampak turunnya tingkat penjualan.
Berikut data penjualan Toko Naisya pada tahun 2015-2019:
Tabel 1.1
Data Pendapatan Toko Naisya Periode 2016-2020
Tahun Pendapatan
2015 1.566.000.000
2016 1.988.000.000
2017 2.228.170.000
2018 3.150.000.000
2019 3.503.000.000
2020 1.325.000.000 Sumber: Toko Naisya ACC Aur Kuning pada tanggal 7 November 2020.4
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil penjualan dari Toko
Naisya rata-rata dari tahun 2015-2019 mengalami peningkatan. Namun pada
tahun 2020 karena maraknya Covid-19 Toko Naisya mengalami penurunan.
Padahal Toko Naisya ini telah melakukan penurunan harga atau diskon di
hampir setiap bulannya, dan apabila barang-barang yang telah lama tidak
laku terjual maka produk itu di cuci gudang dengan di pajang didepan Toko
Naisya dengan melakukan strategi seperti itu Toko Naisya berharap menarik
para konsumen-konsumennya. Tetapi hal tersebut tidak terjadi seperti yang
diharapkan karena para pengolah konveksi tidak berani mengunjungi Toko
karena takut tertular virus corona. Ketakutan ini bermula dari tersebarnya
berita mengenai adanya salah satu toko acc konveksi yang positif virus covid-
19. Jadi hal tersebut menyebabkan pendapatan Toko Naysa Acc mengalami
penurunan pendapatan yang drastis. Dalam hal ini toko Naisya mengambil
4 Wawancara dengan Pemilik Toko Acc (Rizky Mulya) pada tangga 7 November 2020
kebijakan pemotongan gaji karyawan dan juga pengurangan karyawan secara
sepihak tanpa persetujuan kedua belah pihak.
Dengan maraknya virus Covid-19 ini tidak hanya berdampak pada
pendapatan toko saja tetapi hal tersebut berdampak juga pada karyawan toko.
Dimana pihak toko terpaksa mem-PHK beberapa karyawannya karena
ketidaksanggupannya membayar gaji karyawan yang disebabkan turunnya
pendapatan toko tersebut. Selain itu pihak toko juga mengalami kesulitan
dalam mendaptkan pemasokan barang dari pihak distributornya karena
pengiriman dengan jasa ekspedisi dihentikan sementara sampai keadaan
membaik. Hal tersebut menyebabkan stok barang di Toko Naisya Acc
Konveksi terbatas.5
Dari uraian latar belakang diatas serta dari masalah-masalah yang dihadapi
oleh Toko Naisya Acc Konveksi, penulis tertarik untuk mengetahui dan
meneliti apakah Toko Naisya sudah melakukan strategi 4P yaitu product,
promotion,price, dan place secara maksimal, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Pemasaran Toko Naysa
Asesoris konveksi dalam Meningkatkan Pendapatan di Era Pandemi
Covid-19 T Menurut Perspektif Ekonomi Islam”.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis dapat mengidintifikasi
masalah yang terjadi sebagai berikut:
5 Wawancara dengan bapak Rizky Mulya, A.Md, Farm pemilik toko Naisya pada tanggal
10 Agustus 2020
1. Terjadinya penurunan pendapatan dan penjualan toko naysa acc pada
saat maraknya pandemi covid19.
2. Terjadinya keterlambatan ekspedisi dalam pengiriman sehingga stok
barang semakin menipis.
3. Adanya pengurangan karyawan yang dilakukan pemilik toko.
C. Batasan masalah
Berdasarkan judul yang diangkat dan begitu luasnya masalah serta
disebabkan keterbatasan biaya, waktu dan tenaga maka penulis membahas
masalah ini pada “Strategi Pemasaran Toko Naysa Aksesoris Konveksi dalam
Meningkatkan Pendapatan di Era Pandemic Covid-19 Menurut Perspektif
Ekonomi Islam”
D. Rumusan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah diatas maka
rumusan masalahnya yaitu bagaimana Strategi Pemasaran Toko Naysa
Aksesoris Konveksi dalam Meningkatkan Pendapatan di Era Pandemic
Covid-19 Menurut Perspektif Ekonomi Islam.
E. Tujuan dan kegunaan penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah diatas maka, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana startegi pemasaran pada Toko Naysa
Aksesoris Konveksi dalam meningkatkan Pendapatan menurut perspektif
ekonomi islam.
2. Manfaat dan Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini yaitu dengan adanya penelitian ini
diharapkan bisa memberikan manfaat pencerahaan dan daya guna bagi
pihak-pihak yang berkaitan yaitu sebagai berikut:
a. Secara Prasyarat
Penelitian ini berguna untuk persyaratan dalam meraih gelar
Sarjana Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam.
b. Secara Teoritis
Penelitian ini dapat di harapkan dapat menambah ilmu dan
wawasan baik bagi penulis maupun pembaca mengenai Strategi
Pemasaran Toko Naysa Acc. Dalam Meningkatkan Pendapatan di Era
Pandemic Covid-19 Menurut Perspektif Ekonomi Islam
c. Secara Praktis
Penelitian ini berguna untuk memberikan penjelasan tentang
Strategi Pemasaran Toko Naysa Acc. Dalam Meningkatkan
Pendapatan di Era Pandemic Covid-19 Menurut Perspektif Ekonomi
Islam.
F. Ruang lingkup penelitian
Ruang lingkup penelitian ini digambarkan untuk mengetahui Strategi
Pemasaran Toko Naysa Aksesoris Konveksi dalam Meningkatkan
Pendapatan di Era Pandemic Covid-19 Menurut Perspektif Ekonomi Islam.
G. Penjelasan judul
Untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman dalam judul ini maka
penulis perlu menjelaskan pengertian dari beberapa kata yang terdapat
didalam judul ini sebagai berikut:
Strategi : keseluruhan konsep bagaimana sebuah perusahaan
mengatur dirinya sendiri dan semua kegiatan
dengan tujuan agar bisnis yang dijalankan berhasil,
melakukan persaingan, dan melakukan imbal hasil
kepada pemegang saham.6
Pemasaran : suatu proses social dengan mana individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan dan
mempertukarkan produk dan nilai dengan individu
dan kelompok lainnya.7
Pandemic Covid19 : Suatu penyakit yang berbahaya dan perlu
diwaspadai dikarenakan selain merupakan penyakit
menular juga sampai saat ini belum ditemukannya
vakin untuk mengobati penyakit tersebut, sehingga
melaksanakan anjuran dari pemerintah selaku
pembuat kebijakan adalah hal terbaik yang bisa
6Prasetyo Hadi Atmokko, Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Volume Penjualan di
Cavinton Hotel Yogyakarta,Journal Of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation, Vol. 1,
No. 2, Oktober 2018, Hal. 85 7 Rina Rachmawati, Peranan Bauran Pemasaran ( Marketing Mix) terhadap Peningkatan
Penjualan (Sebuah Kajian Terhadap Bisnis Restoran), Jurnal Kompetensi Teknik, Vol. 2, No. 2,
2011, Hal. 2
dilakukan. 8
Berdasarkan penjelasan judul diatas yang penulis maksud dengan judul
proposal adalah “Strategi Pemasaran Toko Naysa Aksesoris Konveksi
dalam Meningkatkan Pendapatan di Era Pandemic Covid-19 Menurut
Perspektif Ekonomi Islam”. Bagaimana pelaksanaan strategi pemasaran
toko naysa aksesoris dalam meningkatkan pendapatan di era pandemic covid-
19 menurut perspektif ekonomi islam, apakah sudah berjalan dengan lancar
atau belum strategi tersebut di toko naysa .
H. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui rincian pembahasan dari penulisan ini, maka
penulis memberi sistematika penulisan yang dibagi menjadi beberapa bab,
diantaranya sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah,
identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan judul,
kajian terdahulu, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang sejumlah teori yang berkaitan
dengan masalah yang akan diteliti.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, lokasi dan
8Alwazir Abdusshomad, Pengaruh Covid-19 terhadap Penerapan Pendidikan Karakter
dan Pendidikan Islam, Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama, Vol. 12, No. 2, 2020, Hal. 109
waktu penelitian, data dan sumber data, populasi dan
sampel, variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data.Adapun jenis
peneiltian dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai profil, visi misi
perusaan yang diteliti serta hasil penelitian yang dilakukan.
BAB V : PENUTUP
Bab ini mengemukakan mengenai kesimpulam dan saran
dari hasil penelitian.
I. Kajian terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini penulis akan
menyertakan beberapa hasil penelitian terdahulu sebagai perbandingan
tinjauan kajian materi yang akan di bahas, sebagai berikut:Analisis Strategi
Pemasaran untuk Meningkatkan Daya Saing UMKM oleh Dimas
Hendika Wibowo,dkk dalam Jurnal Administrasi Bisnis, volume 29, No. 1
bulan Desember tahun 2015. Berdasarkan analisis yang dilakukan
menunjukan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan oleh Batik Diajeng
Solo sudah cukup efektif dalam memasarkan produknya, karena dilihat dari
peningkatan-peningkatan jumlah penjualan, Batik Diajeng Solo terus
mengembangkan produk dengan berbagai macam strategi untuk
memasarkannya.
Strategi Pemasaran dengan Pendekatan Analisis SWOT pada Pt.
Super Sukses Motor Banjarmasin, oleh Nizar Sapta Nuary, dalam Jurnal
Ilmiah Ekonomi Bisnis, volume 2, No. 1, Maret 2016. Berdasarkan analisis
pembahasan menunjukan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT.
Super Sukses Motor Banjarmasin selama ini belum maksimal, hal dapat
diketahui dari adanya penurunan penjualan motor Kwasaki, dimana strategi
pemasaran 7P yang dilakukan tidak mengoptimalkan dan memaksimalkan
faktor internal dan eksternal yang dimiliki dalam meningkatkan penjualan
Kawasaki.
Strategi Pemasaran Melalui Media Sosial dan Minat Beli
Mahasiswa, oleh Dewi Kurniawatti dan Nugraha Arifin, dalam Jurnal
Simbolika, Vol. 1, No. 2, September 2015. Berdasarkan analisis pembahasan
menunjukan bahwa diketahui gambaran mengenai strategi komunikasi
pemasaran online di instragram ialah dengan memberikan gambar-gambar
yang menarik dan keterangan detail tentang produk yang menyertai foto
(caption) seperti bahan produk, warna dan harga yang mudah untuk
dipahami. Selain itu, adanya hastag, juga membantu untuk menguatkan brand
Brodo Footwear.
Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pengaruhnya Terhadap
Loyalitas Konsumen pada Fresh Mart Bahu Mall Manado, oleh
Christian A.D Selang, dalam jurnal EMBA, Vol. 1, No. 3, Juni 2013. Dari
hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: secara simultan
produk, harga, promosi, dan tempat berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
konsumen. Secara parsial produk, harga berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas konsumen sedangkan promosi dan tempat tidak berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas konsumen.
Berdasarkan uraian diatas yang membedakan skripsi penulis dengan
terdahulu adalah variabel, tempat penelitian dan waktu peneitian.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Strategi Marketing
a. Pengertian Strategi
Menurut Marrus, strategi didefinisikan sebagai suatu proses
penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya
bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Strategi didefenisikan
secara khusus sebagai tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa
depan.9
b. Pengertian Marketing
Marketing merupakan salah satu cabang ilmu dalam ekonomi, ilmu
marketing hadir sebagai jawaban dari permasalahan kebutuhan
manusia yang dinamis, hal ini menjadi kebutuhan perusahaan untuk
meraih pelanggan melalui strategi pemasaran produk yang tepat.
Menurut Kotler dan Amstrong (1997), “Marketing merupakan
suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan serta inginkan
lewat penciptaan dan pertukaraan timbal balik produk dan nilai
dengan orang lain”.
9 Dimas Hendika Wibowo,dkk, Analisis Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Daya
Saing (UMKM), Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 29, No. 1, Desember 2015, Hal. 60
Dari pendapat Kotler dan Amstrong diatas dapat diketahui bahwa
marketing merupakan proses kegiatan sosial yang berhubungan
dengan kegiatan penciptaan dan pertukaraan produk dan nilai
oranglain (masyarakat/ konsumen).10
c. Pengertian Strategi Marketing (Pemasaran)
Tjiptono), mendefenisikan strategi pemasaran sebagai alat
fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan
dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang
berkesenambungan.Perusahaan harus dapat melakukan strategi
pemasaran yang tepat agar dapat melayani seluruh pelanggan yang
jumlahnya tidak sedikit serta memiliki kebutuhan dan keinginan yang
yang berbeda-beda.Hal ini menyebabkan perusahaan harus dapat
mengidentifikasi pasar yang dapat dilayani secara efektif melalui
segmen-segmen pasar, lalu membuat target pasar yang jelas dan
memposisikan perusahaan terhadap pesaingnya.
Setiap perusahaan selalu menggunakan strategi pemasaran untuk
meningkatkan dan memperluas pasarnya. Langkah-langkah yang
dapat ditempuh menurut Katarjaya adalah:
1) mengidentifikasi dan memilah-milah kelompok pembeli yang
berbeda-beda yang mungkin meminta produk dan bauran
pemasaran sendiri.
10 Patah Abdul Syukur dan Fahmi Syahbudin, Konsep Marketing Mix Syariah, Jurnal
Ekonomi dan Perbankan Syariah, Vol. 5, No. 1, April 2017, Hal. 75
2) Memilih satu atau lebih segmen pasar untuk memasuki pasar
(membidik pasar sasaran).
3) Membentuk dan mengomunkasikan manfaat utama yang
membedakan produk perusahaan dengan produk lainnya di
pasar (penetapan posisi pasar).11
2. Marketing Syariah
Kata pemasaran dalam bahasa inggris disebut marketing. Pemasaran
(marketing) adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik
kepada nasabah yang ada maupun nasabah potensial.
Pemasaran harus dijalankan secara powerfull sehingga kebutuhan dan
keinginan konsumen akan dapat dilayani dan dipenuhi dengan baik.
Pengelolaan pemasaran yang profesional merupakan suatu hal yang wajib
di laksanakan dalam iklim usaha bisnis. Pemasaran bertujuan untuk dapat
merebut hati konsumen sehingga peranannya sebagai connected dapat
berjalan dengan baik-baik. Penyediaan keinginan dan kebutuhan
konsumen harus dilakukan melalui kegiatan pemasaran sehingga
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan serta kepuasan
konsumen.
Pemasaran didalam literature fiqh islam disebutkan wakalah atau
11Sandy Wulan Karamoy, Strategi Segmenting, Targeting, dan Positioning Pengaruhnya
Terhadap Keputusan Konsumen Menggunakan Produk KPRBNIGriya, Jurnal EMBA, Vol. 1, No.
3, September 2013, Hal. 564
perwakilan. Wakalah atau wikalah yang berarti penyerahan,
pendelegasian atau pemberian mandat. Wakalah juga dapat diartikan
sebagai penyerahan dari seseorang yang dapat dilakukan oleh individu
atau dapat diwakilkan kepada orang lain.
Marketing syariah diartikan sebagai suatu disiplin unit bisnis strategis
yang diarahkan kepada suatu proses dimana terdapat perubahan nilai serta
penaaran dari suatu penggagas kepada bagian yang lain dalam
keseluruhannya sesuai dengan prinsip-prinsip kegiatan muamalah dalam
islam.
Hukum pemasaran (wakalah) dalam landasan ijma adalah sunnah,
dikarenakan terdapat nilai-nilai yang mengandung unsur-unsur yang
teramat mulia (ta’awun) yang didasarkan atas kebaikan dan taqwa.12
3. Konsep Strategi Pemasaran dalam Islam
Konsep pemasaran syariah sendiri sebenarnya tidak berbada jauh dari
pemasaran yang kita kenal. Konsep pemasaran yang kita kenal sekarang,
pemasaran adalah sebuah ilmu dan seni yang mengarah pada proses
penciptaan, penyampaian, dan pengkomunikasian values kepada para
konsumen serta menjaga hubungan dengan para stekholder-nya.
Namun pemasaran sekarang menurut Hermawan juga ada sebuah
kelirumologi yang diatikan sebagai untuk membujuk orang belanja
sebanyak-banyaknya bedanya pemasar syariah mengajarkan pemasar agar
jujur terhadap konsumen atau orang lain. Nilai-nilai syariah mengajarkan
12 Ahmad Miftah, Mengenal Marketing dan Marketers Syariah, Jurnal Ekonomi Islam,
Vol. 6, No. 2, Juli-Desember 2015, Hal. 16
pemasar agar tidak terperosok kepada kelirumologi itu tadi karena ada
nilai-nilai yang harus dijunjung oleh seorang pemasar.
Pemasaran syariah bukan hanya pemasaran yang ditambahkan syariah
karena ada nilai-nilai lebih pada pemasaran syariah saja, tetapi lebih
jauhnya pemasaran dalam syariah, dan syariah berperan dalam pemasaran.
Pemasaran berbasis syariah diharapkan dapat bekerja dan bersikap
professional dalam dunia bisnis, karena dengan professional dalam dunia
bisnis, karena dengan profesionalitas dapat menumbuhkan kepercayaan
konsumen.
Syariah berperan dalam pemasaran bermakna satu pemahaman akan
pentingnya nilai-nilai etika dan moralitas pada pemasaran, sehingga
diharapkan perusahaan tidak serta merta menjalankan bisnisnya demi
keuntungan pribadi saja ia juga harus berusaha menciptakan nilai-nilai
keislaman dalam menjalankan usahanya.
Seorang pengusaha dalam pandangan etika islam bukan
sekedarmencari keuntungan, melainkan juga keberkahan, yaitu
kemantapan dari usaha itu dengan memperoleh keuntungan yang wajar
dan diridhoi oleh Allah SWT. Ini berarti yang harus diraih oleh seorang
pedagang dalam melakukan bisnis tidak sebatas keuntungan materil
(bendawi), tetapi yang penting lagi uang adalah keuntungan immaterial
(spiritual).
Salah satu cirri khas pemasaran syariah adalah sifatnya yang religious.
Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa hokum-hukum syariat
yang bersifat ketuhanan meruakan hokum yang yang paling adil sehingga
akan mematuhinya dalam setiap langkah, aktivitas dan kegiatan yang
dilakukan harus selalu menginduk kepada syariat islam.
Seorang syariah marketer meskipunia tidak mampu melihat Allah, ia
akan selalu merasa bahwa Allah senantiasa mengawasinya. Sehingga ia
akan mampu untuk menghindar dari segala macam perbuatan yang
menyebabkan orang lain tertipu atas roduk-produk yang dijualnya.13
4. Marketing Mix dalam Islam
Banyak orang bilang bahwa dunia bisnis adalah dunia yang kejam.
Akibatnya mungkin banyak pebisnis yang menghalalkan segala cara
untuk mencapai target omzet atau keuntungan yang ditetapkan, mereka
tidak lagi memperdulikan etika berbisnis. Disamping itu, berkenaan
dengan strategi bauran pemasaran (marketing mix), dalam islam harus
memperhatikan standar keharaman dalam islam, baik haram dari segi zat,
haram selain zat, dan tidak sahnya akad yang dilakukan. Kemudian, untuk
mengetahui pemasaran dalam pandangan islam, hal ini dapat dilihat dari
empat aspek, yaitu:
1) Aspek Produk
Dari sisi produk, islam sangat bersikap idealis dan bersifat baku,
dimana ditetapkan criteria dari suatu produk yang dihasilkan, yaitu
harus memenuhi kriteria halal dan baik. Firman Allah st dalam Qs. An-
Nahl: 114
13Warni Lestari,dkk, Strategi Marketing Mix dalam Meningkatkan Usaha Percetakan
pada CV. Tinta Kaili dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol.
1, No. 1, 2019, Hal. 74
Artinya: “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang
telah diberikan Allah kepadamu dan syukurilah nikmat
Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah”.
Dalam hal ini dilarangnya memproduksi candu, minuman keras,
anjing, babi, dan sejenisnya. Karena pada prinsipnya, dalam
pandangan islam jenis produk ini tidak termasuk dalam kategori
barang ekonomi. Meskipun dari produk tersebut ada manfaatnya dan
mengandung nilai ekonomi. Namun islam menegaskan bahwa barang-
barang tersebut tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dianggap
memiliki manfaat.14
2) Aspek Harga
Islam tentu memperolehkan pedagang untuk mengambil
keuntungan. Karena hakekat dari berdagang adalah untuk mencari
keuntungan. Namun, untuk mengambil keuntungan tersebut janganlah
berlebih-lebihan. Dalam proses penentuan harga, Islam juga
memandang bahwa harga haruslah disesuaikan dengan kondisi barang
yang dijual. Nabi Muhammad SAW pernah marah saat melihat
seseorang pedagang menyembunyikan jagung basah di bawah jagung
kering, kemudian si pedagang menjualnya dengan harga tinggi. Dalam
sebuah hadist beliau mengatakan:
“mengapa tidak engkau letakkan yang kebasahan itu diatas bahan
14 Nurhadi, Manajemen Strategi Pemasaran Bauran (Marketing Mix) Perspektif Ekonomi
Syariah, Jurnal Human Falah, Vol. 6, No. 2, Desember 2019, Hal. 153
mkanan itu, sehingga orang-orang dapat mengetahui keadaannya.
Barang siapa menipu, maka ia bukanlah masuk golongan kita”. (HR.
Muslim)
Hadist diatas mengindikasikan jika memang barang itu bagus,
maka wajar jika harganya mahal. Namun jika barang itu jelek
kualitasnya, sudah sewajarnya dijual dengan harga murah. Nabi
Muhammad SAW mengajarkan penetapan harga yang baik.
Rasulullah SAW juga melarang perihal najasy (false demand).
Tranksaksi najasy diharamkan karena sipenjual menyuruh orang lain
memuji barangnya atau menaar dengan harga tinggi agar orang lain
tertarik untuk membeli. Padahal, si penawar sendiri tidak bermaksud
untuk benar-nbenar membeli barang tersebut. Ia hanya ingin menipu
orang lain yang benar-benar ingin membeli. Sebelumnya orang ini
telah mengadakan kesepakatan dengan penjual untuk membeli dengan
harga tinggi agar ada pembeli yang sesungguhnya dengan harga yang
tinggi pula dengan maksud untuk ditipu. Akibatnya terjadi permintaan
palsu atau false demand.15
3) Aspek distribusi atau Tempat
Dimana Rasulullah Saw, tidak memerkenakan para pedagang
untuk memotong jalur distribusi seperti mencegat pedagang sebelum
tiba di pasar, melarang orang kota membeli dagangan orang desa.
Sebenarnya inti dari pelarangan itu adalah untuk menghindari adanya
15 Arif Zunaidi, Pemasaran Batik Madura dalam Perspektif Manajemen Bisnis Syariah,
Jurnal DINAR, Vol. 1, No. 2, Januari 2015, Hal. 31
tengkulak. Selain itu, perilaku ini akan merugikan banyak pihak dan
menguntungkan diri sendiri.
4) Aspek Promosi.
Dimana pada prinsipnya dalam mempromosikan suatu barang
diperbolehkan. Hanya saja dalam berpromosi tersebut harus
mengedepankan factor kejujuran dan menjauhi penipuan. Di samping
itu metode yang dipakai dalam berpromosi tidak bertentangan dengan
syariah islam. Artinya, dengan aberagam promosi yang dilakukan tidak
dibungkus dengan kedok penipuan dan kebohongan. Kualitas barang
sesuai dengan yang dipromosikan bukan sebaliknya, serta dalam
penyajiannya di berbagai media promosi yang dilakukan tidak
mengandung unsure pornografi, karena hal demikian yang dilarang
dalam islam.
5) Konsep Pelayanan (Service)
Merupakan suatu hal yang pokok yang harus dimiliki oleh
perusahaan yang bergerak dibidang jasa, karena kunci kesetian
customer itu ada pada service yang diberikan oleh perusahaan.
Pelayanan yang bagus akan membuat customer betah untuk selalu
menggunakan produk tersebut. Apalagi jika peayanan optimal bukan
hanya saat closing, tetapi juga setelah itu. Begitupun sebaliknya
pelayanan yang tidak optimal, kasar, seolah yang membutuhkan hanya
customer. Ini berarti kesetiaan customer luntur dan bangkrut hanya
soal waktu saja, Nabi Muhammad Saw telah mengajarkan keada
umutnya untuk selalu berbuat baik kepada orang lain. Inilah
sebenarnya dasar dari dari pelayanan yang optimal.16
Dari konsep marketing mix Rasulullah Saw. tersebut penulis
mengambil point of view bahwa beliau sangat mengedepankan
etika/moral dalam berdagang seperti jujur, profesional, ikhlas, murah
hati, menjaga interaksi positif dengan konsumen, memberikan service
excellent kepada konsumen. Karena dengan begitu konsumen akan
percaya dan loyal terhadap penjual dan keuntungan tidak mungkin
akan hadir dengan sendirinya. Selain itu, implementasi strategi tersebut
semata-mata bukan hanya berorientasikan profit saja melainkan
kebahagiaan lahir batin (al-falah).
5. Etika Bisnis Dalam Islam
a. Pengertian Etika Bisnis Islam
Etika Bisnis dapat diartikan sebagai Pemikiran atau refleksi tenang
moralitas dalam ekonomi dan bisnis. Moralitas berarti aspek baik dan
buruk, terpuji atau tercela, dan karenanya perilaku manusia tersebut
diperbolehkan atau tidaknya. Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang
dilakukan manusia dari kegiatan ekonomi merupakan suatu bidang
perilaku manusia yang penting.17
Etika dalam islam merupakan buah dari keimanan, keislaman, dan
ketakwaan yang didasarkan pada keyakinan yang kuat pada kebenaran
Allah SWT. Islam meruapakn sumber nilai dan etika dalam segala aspek
16 Andika, Analisa Strategi Marketing Gumati Café dalam Meningkatkan Konsummen
Menurut Perspektif Islam, Jurnal Ekonomi Islam Al-Infaq, Vol. 3, No. 1, Maret 2012, Hal. 116 17 Sutarno,Serba-Serbi Manajemen Bisnis,( Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), Hal 14.
kehidupan manusia yang menyeluruh, termasuk dalam wacana bisnis.
Bisnis yang islami harus lahir untuk kepentingan beribadah kepada Allah
SWT dengan niatan akan memenuhi turan lahir. Islam memandang bisnis
dalam operasionalnya terbagi menjadi dua area, yaitu pertama pada
prinsip-prinsip dasar yang telah ditetapkan oleh Al-qur’an dan Sunnah
dan konsep ini tidak akan berubah sampai kapanpun, sedangkan yang
kedua pada area perkembangan ilmu pengetahuan.
Beberapa prinsip etika bisnis islam yang merupakan aksioma-
aksioma etik yang meliputi tauhid, keseimbangan, kehendak bebas, ihsan
dan tanggung jawab. Di dalam tataran kehidupan manusai secara global
etika bisnis islam bukanlah satu-satunya dijadikan sebagai parameter,
karena masih banyak parameter-parameter lain yang diciptakan oleh
manusia dimuka bumi ini. Berdasarkan aksioma etik ini, maka sudah
seharusnya seluruh kegiatan proses, bahkan sistem pada suatu perusahaan
bisnsi mengacu kepadanya agar sesuai dengan etika bisnis islam. Segala
komponen yang terkait dengan perusahaan harus selalu diwujudkan
secara baik dan optimal. Berlandaskan kelima aksioma etika bisnis islam,
perusahaan akan terminimalisir dari kegiatan-kegiatan yang tidak
diperbolehkan atau kegiatan yang tertentangan dengan prinsip syariah. 18
Pada dasarnya terdapat fungsi khusus yang diemban oleh etika
bisnis islami, yaitu:
18 Wahyu Mijil Sampurno, “ Penerapan Etika Bisnis Islam dan Dampaknya Terhadap
Kemajuan Bisnis Industry Rumah Tangga”, Journal Of Islamic Ecomics Lariba, Vol 2, No 1,
Tahun 2016, hal 14-15.
1) Etika bisnis berupaya mencari cara untuk menyelaraskan dan
menyerasikan berbagai kepentingan dalam dunia bisnis.
2) Etika bisnis juga mempunyai peran untuk senantiasa melakukan
perubahan kesadaran bagi masyarakat tentang bisnis, terutama
bisnis islami. Dan caranya biasanya dengan menggunakan landasan
nilai-nilai moralitas dan spiritualitas, yang kemudian terangkum
dalam suatu bentuk bernama etika bisnis.
3) Etika bisnis terutama etika bisnis islami juga bisa berperan
memberikan satu solusi terhadap berbagai persoalan bisnis yang
beretika harus benar-benar merujuk pada sumber utamanya yaitu
Al-qur’an dan Sunnah. 19
b. Produksi Dalam Etika Bisnis Islam
Produksi dalam istilah konvensional adalah mengubah sumber-
sumber dasar ke dalam barang jadi, atau proes dimana input diolah
menjadi ouput. Efisiensi dalam proses produksi tergantung pada proporsi
dari berbagai jenis input yaitu tenaga kerja, tingkat absolut setiap inout,
dan produktivitas masing-masing input pada setiap tingkat dan rasio
input.
Pemahaman produksi dalam islam memiliki arti bentuk usaha keras
dalam pengembangan faktor-faktor sumber yang diperbolehkan secara
syariah dan melipatgandakan pendapatan dengan tujuan kesejahteraan
masyarakat, menopang eksistensi, serta meninggikan derajat manusia.
19 Erly Juliyani,” Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam”, Jurnal Ummul Quran,Vol VII,
No 1, Maret 2016, Hal 65-66.
efisiensi produksi dalam islam lebih dikaitkan dengan menggunakan
prinsip produksi yang dibenarkan dalam syariah.20
Produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan
jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Produksi mempunyai
peranan penting dalam menentukan taraf hidup manusia dan kemakmuran
suatu bangsa hal telah dijelaskan dalam Surah Al-Qashash: 77
⧫◆ ☺ ⧫◆
◆ ◼⧫ ◆ ⬧
⧫⧫ ◆
◆
☺ ⬧ ◆
⬧
⧫ ⧫☺
Artinya:Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi
dan berbuat bak kepadam dan janganlah kamu berbuat
kerusaka di (muka) bmui. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.( Al-
Qashash:77)
Kata-kata ibtaghu bermakna keinginan, kehendak yang sungguh-
sungguh untuk mendapatkan sesuatu yang menunjukkan usaha yang tak
terbatas. Sedangkan fadl berarti perbaikan ekonomi yang menjadikan
kehidupan manusia secara ekonomis mendapatkan kelebihan dan
kebahagiaan. Ayat ini menunjukkan, bahwa mementingkan kegiatan
produksi merupakan prinsip yang mendasar dalam ekonomi islam.
Kegiatan produksi mengerucut pada manusia dan eksistensinya,
pemerataan kesejahteraan yang dilandasi oleh keadilan dan kemaslahatan
20 Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, ( Bandung:Erlangga, 2012), Hal 64.
bagi seluruh manusia di muka bumi. Dengan demikian, kepentingan
manusia yang sejalan dengan moral islam harus menjadi fokus dan target
dari kegiatan produksi.21
Uraian diatas menunjukkan adanya aturan atau koridor syariah
dalam mengoptimalkan segala kemampuan dan memanfaatkan fasilits
yang ada( sumber daya alam) untuk diberdayakan sebagai barang dan
jasa, demi kemaslahatan masyarakat. Dalam halmni syariah sangat
menganjurkan adanya profesionalisme kerja dalam proses produksi,
karena segala sesuatu harus ditempatkan pada porsinya dan berdasarkan
keseriusan ayau kesungguhan dalam operasional. Dengan demikian,
optimalisasi dan efisiensi kerjapun dapat dicapai dalam operasional
produk.
Produksi dalam ekonomi islam, harus benar-benar memperhatikan
urgensitas dan karakteristik produk yang akan diproduksinya. Produk-
produk dengan kategori dharuriyah, harus lebi diutamakan
memproduksinya, daripada produk-produk hajjiyat,hingga ketersediaan
produk dharuriyah ini sudah benar-benar tercukupi . begitu pula dengan
dengan produk-produk hajjiyat harus lebih diutamakan daripada
memproduksi barang dan jasa yang bersifat tahsiniyat. Produksi dalam
islam bukan hanya menciptakan materi, namun juga manfaat.
Tujuan produksi dalam ekonomi islam, adalah pemenuhan terhadap
sarana kebutuhan manusia, pada takaran semestinya. Maksudnya adalah,
21 Rozalinda, Ekonomi Islam, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), Hal 111-112.
produsen dituntut untuk memproduksi barang atau jasa lebih pada
kebutuhan bukan keinginan. Selain itu dalam kapasitasnya menghasilkan
produk dan jasa, produsen dilarang untuk memproduksinya secara
berlebihan, tetapi hanya sebatas kebutuhan yang wajar. Sebab melakukan
kegiatan produksi , secara berlebihan tidak saja menimbulkan mis-alokasi
sumberdaya ekonomi dan kemubaziran. Dampak dari aktivitas produksi
yang berwawasan keislaman adalah terciptanya kegiatan ekonomi yang
berwawasan lingkungan.22
c. Faktor-Faktor Produksi Dalam Etika Bisnis Islam
Menurut Said Sa’ad Marthon Faktor-faktor produksi dalam islam
yaitu:
1) Sumber Daya Alam
Sumber daya alam merupakan amanat dari Allah kepada
manusia, sehingga pemanfaatannya harus dipertangung jawabkan
di akhirat nanti. Sehingga setiap orang muslim harus
menggunakannya dalam kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya
dan orang lain.
2) Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang memiliki
peranan penting dalam proses produksi tersebut, kualitas dan
kuantitas dari hasil produksi tergantung kepada tenaga kerja yang
dipekerjakannya sendiri. Dalam islam, tenaga kerja tidak boleh
22 Wartoyo, “ Etika Bisnis Islam: Kontruksi Nilai Keseimbangan dan Kemanusiaan”,
Jurnal Al-Amwal,Vol 10, No 2, Tahun 2018, Hal 236-237.
lepas dari moral dan etika. Seorang mukmin harus kuat, baik secara
maupun mental, sehingga prilakunya tersebut tidak merugikan
orang lain. Adapun hak tenaga kerja sebagai salah satu faktor
produksi adalah mendapatkan upah Allah SWT mengancam tidak
akan memberikan perlindungan di hari kiamat pada orang yang
tidak memberikan upah pada pekerjanya.
3) Modal
Modal merupakan kekayaan yang menghasilkan kekayaan
lain. Pemilik modal harus berupaya memproduktifkan modalnya,
dan bagi yang tidak menjalankan usaha, islam menyediakan bisnis.
4) OrganisasI
Organisasi atau lembaga yang melaksanakan produksi
tersebut, yang mana di dalamnya terdapat sebuah struktural dan
setiap struktur itu memiliki tugas yang berbeda-beda sesuai dengan
jabatanny. Dan memiliki tujuan bersama untuk maju atau sukses. 23
6. Analisis SWOT
a. Pengertian Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weaknesses
(kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman). Dimana
SWOT ini dijadikan sebagai suatu model dalam menganalisis suatu
organisasi yang berorientasi profit dan non profit dengan tujuan utama
untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih
23 Diana, Ilfi Nur,Hadis-Hadis Ekonomi,( Malang: UIN Maliki Pres, 2012), Hal 39-44.
komprehensif.24
Sedangkan analisis SWOT adalah penilaian / assasment terhadap
hasil identifikasi situasi, untuk menentukan apakah suatu dikategorikan
sebagai kekuatan, kelemahan, peluang atau ancaman. 25
Tujuan dari penerapan SWOT pada suatu perusahaan adalah untuk
memeberikan suatu panduan agar perusahaan menjadi lebih fokus,
sehingga dengan penempatan analisis SWOT tersebut nantinya dapat
dijadikan sebagai bandingan pikir dari berbagai sudut pandang, baik
dari segi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang
mungkin bisa terjadi dimasa-masa yang akan datang.26
Untuk memiliki suatu model analisis SWOT yang baik maka perlu
adanya dukungan data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Kualitatif bersifat teori-teori dan kuantitatif yaitu dengan
menempatkan angka-angka sebagai ukuran pembobotan nilai
dilakukan agar tingkat keakuratan dapat diperoleh secara lebih baik.
Karena memang secara awal bahwa penggunaan dari analisis SWOT
dimaksudkan untuk memperjelas semua kekuatan dan pengembangan
berdasarkan potensi-potensi yang tersedia. Suatu perusahaan tidak
akan membuat membuat keputusan jika tidak didasarkan atas
keberadaan potensi-potensi disana. Dimana potensi yang dilihat secara
umum ada 2, yaitu:
24 Irham Fahmi, Manajemen Strategi Teori Dan Aplikasi, Alfabeta, Bandung, 2013, Hal.
252. 25Tedjo Tripomo Dan Udan, Manajemen Strategi, Rekayasa Sains, Bandung, 2005, Hal. 118 26Irham Fahmi, Manajemen Strategi Teori Dan Aplikasi..., Hal. 254.
1) Memiliki dan mampu memberikan nilai profitable (bisa
memberikan sisi profit dimasa yang akan datang).
2) Sektor yang dimasuki memiliki kondisi continuity (keberlanjutan
usaha).
Jika kedua potensi umum ini tidak diperoleh dalam rekomendasi
akhir dari penggunaan SWOT tersebut, maka kemungkinan besar
keputusan tidak akan dilaksanakan, karena memang salah satu alasan
dipergunakannya SWOT adalah untuk melihat besarnya strengths
(kekuatan) dibandingkan weaknesses (kelemahan) dan besarnya
opportunities (peluang) dibandingkan threats (ancaman) itu sendiri.
Analisis SWOT digunakan untuk identifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi pengembangan perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif
akan memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan,
memanfaatkan peluang sekaligus mengatasi ancaman. Menurut Pearce
dan Robinson, yang dimaksud faktor-faktor analisis SWOT adalah :
a) Kekuatan (Strenghts)
Kekuatan (Strengths) adalah sumber daya keterampilan atau
keunggulan lain terhadap pesaing atau kebutuhan pasar yang
dilayani atau ingin dilayani oleh perusahakan.
b) Kelemahan (weakness)
Merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,
keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat
kinerja
c) Peluang (opportunity)
Peluang (opportunity) merupakan situasi penting yang
menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.
d) Ancaman (threast)
Ancaman (threats) adalah situasi penting yang tidak
menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi adalah
matriks SWOT. Matriks ini akan menggambarkan bagaimana peluang
dan ancaman eksternal yang dihadapi home industry dapat disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Analisis matrik IFE (Internal factor evolution) dan matrik EFE
(External factor evolution).
a) IFE (Internal factor evolution)
Mengevaluasi faktor-faktor yang berada di lingkungan internal
organisasi yang berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
b) EFE (External factor evolution).
Mengevaluasi faktor yang mempengaruhi pada objek penelitian
yang berada di luar lingkungan organisasi.
Semua faktor yang diidentifikasi ditentukan bobotnya, dimana
bobot diperhatikan tingkat kepentingan faktor tersebut. Jumlah bobott
seluruh faktor, baik internal maupun eksternal harus sama dengan 1,0 atau
100%, pilihan bobot tersendiri dari:
a) 0,01 : Sangat rendah
b) 0,05 : Rendah
c) 0,10 : Sedang
d) 0,15 : Tinggi
Setelah menentukan bobot dari masing-masing faktor, kemudian
menentukan ranting masing-masing faktor tersebut dengan pilihan ranting
sebagai berikut:
a) Ranting 1 : Tidak penting
b) Ranting 2 : Cukup penting
c) Ranting 3 : Penting
d) Ranting 4 : Sangat penting 27
Jika bobot dan ranting ditentukan maka data-data tersebut dapat
diolah menjadi arahan untuk memilih strategi apa yang dipakai oleh
perusahaan.
b. Analisis Matrik SWOT
Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh
terhadap kelangsungan pemasaran dan pengembangan, tahap selanjutnya
adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam kuantitas
perumusan strategi model yang digunakan matriks SWOT. 28
Matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana
peluang dan ancaman yang dihadapi oleh home industry sehingga dapat
27 Irfan Fahmi, Manajemen Teori,Kasus, dan Solusi..., Hal 350. 28 Freddy Rangkuty, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis,(Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2000). Hal 31.
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Matrik SWOT
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan (S)
Tentukan 1-5 Kekuatan
internal
Kelemahan (W)
Tentukan 5-10 Faktor
kelemahan internal
Peluang (O)
Tentukan Faktor Peluang
eksternal
Strategi S-O
Strategi dengan
menggunakan kekuatan
untuk mengambil
keuntungan dan peluang
Strategi W-O
Strategi untuk
mengambil keuntungan
dan peluang kelemahan
Ancaman (T)
Tentukan faktor ancaman
eksternal
Strategi S-T
Strategi dengan
menggunakan kekuatan
untuk menghindari
ancaman
Strategi W-T
Strategi dengan
meminimumkan
kelemahan dan
menghindari amcaman
1) Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar-besarnya.
2) Strategi ST
Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.
3) Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4) Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. 29
Total Bobot Skor
IFE dan EFE Strenghts
(Kekuatan)
Weaknesses
(Kelemahan)
Opportunities
(Peluang)
Total Skor Strategi SO Total Skor Strategi WO
Threats
(Ancaman)
Total Skor Strategi ST
Total Skor Strategi WT
29 Freddy Rangkuti, Strategi Promosi yang kreatif dan Analisis Kasus Integrated
Marketing Communication, ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009), Hal 243-244.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research)
dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah
penelitian yang dimaksud untuk mengumpulkan informasi mengenai
suatu gejala yang ada, yaitu keadaan menurut apa adanya pada penelitian
dilakukan.30
Dalam penelitian ini penulis mendeskripsikan mengenai Strategi
Pemasaran Toko Naysa Acc. Dalam Meningkatkan Pendapatan di Era
Pandemic Covid-19 Menurut Perspektif Ekonomi Islam
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Toko Naisyah Aksesoris
Konveksi yang beralamat di Tambuo Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh,
Kota Bukittinggi.Waktu yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan
pada bulan Maret 2020 sampai penelitian ini selesai.
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Data merupakan bentuk jamak dari dantum.Data merupakan suatu
fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode dan lain
sebagainya.31
30Supardi, Metodologi Penelitian Ekonomi Bisnis, (UII Press, Yogyakarta,,2005) Hal 34
31Misbahuddin, Iqbal Hasan, “Analisis Data Penelitian dengan Statistik”, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), hlm. 21
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
primer.Data primer adalah data yang dikumpulkan secara
langsung oleh peneliti. Metode atau pendekatan yang dapat
dilakukan dalam proses pengumpulan data yang bersifat primer
ini dapat menggunakan kuisioner, wawancara, pengamatan tes dan
lain sebagainya.32Data primer dalam penelitian ini adalah data
yang diambil dari sumber pertama berupa hasil wawancara
langsung dengan pemilik toko (Rizki Mulia) yang berkaitan
dengan Strategi Marketing Syariah dalam menghadapai Pandemi
Covid-19.
b. Data Sekunder
Selain data primer, peneliti juga menggunakan data
sekunder.Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk
yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain,
biasanya sudah dalam bentuk publikasi.33 Data sekunder dalam
penelitian ini dapat berupa gambaran profil Toko Naisya
Aksesoris Konveksi, dan data lain yang diperlukan terkait
penelitian ini.
32Suryani dan Hendryadi, “Metode Riset Dan Kuantitatif”, (Jakarta: Kencana, 2015), hlm.
173 33Ibid, hlm. 171.
D. Informan Penelitian
Informan penelitian merupakan orang yang dijadikan sebagai
tempat untuk mendapatkan informasi yang berkenaan masalah penulis
pecahkan.Teknik sampling dalam penelitian kualitatif yang disebut
responden dalam penelitian. Sampling dalam penelitian kualitatif adalah
pilihan penelitian meliputi aspek apa, peristiwa apa dan siapa yang
dijadikan fokus dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian kualitatif
teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah Purposive
Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu.34
Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai informan adalah
pengelola pengelola tok naysa acc. konveksi yaitu Rizki Mulya dan
karyawan toko sebagai tempat untuk mendapatkan informasi yang
berkenaan dengan masalah yang diteliti.
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data.Teknik pengumpulan
data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang
paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliabel.35
1. Observasi
Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan cara dan
mencatat sistematik gejala-gejala yang sedang diselidiki dan diteliti.
34Hesi Eka Puteri, “Bahan Ajar Metodologi Penelitian (sistematika isi proposal skripsi)”,
(Bukittinggi: IAIN Bukittinggi, 2019), hlm. 13 35Ibid, hlm. 105.
Teknik pengumpulan data dengan cara observasi dilakukan dengan
mengamati persoalan yang diteliti dengan indera.36
Dalam melakukan observasi peneliti langsung mengadakan
pengamatan ke lokasi untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
Strategi Pemasaran Toko Naysa Acc. Dalam Meningkatkan
Pendapatan di Era Pandemic Covid-19 Menurut Perspektif Ekonomi
Islam
2. Wawancara
Wawancara adalah sebuah percakapan antara peneliti (seseorang
yang ingin mendapatkan informasi terkait dengan subjek penelitian)
dan informan (seseorang yang mempunyai informasi mengenai
subjek).37
Suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu dan
merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih
berhadapan secara fisik. Wawancara dilakukan untuk memperoleh
data atau informasi sebanyak mungkin dan sejelas mungkin pada
subjek penelitian.38Adapun teknik wawancara yang digunakan
peneliti dalam hal ini adalah wawancara tidak terstruktur, bersifat
luwes, susunan pertanyaan dan susunan kata-kata dalam setiap
36Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta : PT Bumi
Aksara,2015), hlm. 70 37Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2007), hlm. 172 38Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif dan kuantitatif Teori dan Praktek,
(Jakarta :PT Bumi Aksara,2015), hlm. 160
pertanyaan dapat diubah-ubah pada saat wawancara, sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi pekerjaan atau responden yang telah dihadapi.
Metode ini dilakukan untuk mengumpulkan data dan dalam
penelitian ini penulis melakukan wawancara langsung dengan pihak-
pihak yang bersangkutan, yaitu dengan Pemilik Toko dan Krywan
Toko Naisya Aksesoris Konveksi.
3. Dokumentasi
Yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah metode
pencarian dan pengumpulan data mengenai hal-hal yang berupa
catatan, buku-buku, majalah, dokumen dan sebagainya.39Hal ini
dilakukan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan strategi
pemasaran toko naysa dan data-data yang berhubungan dengan pokok
penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Metode analisis yang peneliti gunakan adalah analisis kualitatif yaitu
melakukan pembahasan secara deskriptif dengan mengemukakan fakta-fakta
atau teori yang ada berhubungan dengan penelitian ini. Data yang
dikumpulkan melalui wawancara dengan teknik interview, dilakukan
klasifikasi data, interprestasi dan analisis deskriptif yang disajikan dalam
bentuk narasi.40 Analisis kualitatif digunakan untuk meneliti Strategi inovasi
produk dalam pengembangan usaha Home industry di Nagari Koto Tinggi
Kuranji Hilir, Kecamatan Sungai Limau, Kab. Padang Pariaman.
39Hesi Eka Puteri, op.cit., hlm. 110. 40 J Supranto, Metode Riset Aplikasi dalam Pemasaran,(Jakarta: Lembaga Penerbita
Fakultas UI,1981), Hal 45.
a. Analisis SWOT
Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui strategi yang akan
digunakan setelah melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
yang dimiliki Home Industry. Analisis SWOT adalah suatu alat
manajemen untuk mengevaluasi internal dan eksternal organisasi
sehingga dapat memberikan informasi mengenai isu-isu penting bagi
organisasi. Analisis SWOT dimulai dengan identifikasi aspek positif,
yaitu Strenght (kekuatan) dan aspek negatif, yaitu Weakness (kelemahan)
dari internal organisasi. Sedangkan dari eksternal orrganisasi dilakukan
identifikasi opportunities (peluang) dan threat (ancaman). 41
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi adalah
matriks SWOT. Matriks ini akan menggambarkan bagaimana peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi home industry dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Analisis matrik IFE (Internal factor evolution) dan matrik EFE
(External factor evolution).
c) IFE (Internal factor evolution)
Mengevaluasi faktor-faktor yang berada di lingkungan internal
organisasi yang berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
d) EFE (External factor evolution).
Mengevaluasi faktor yang mempengaruhi pada objek penelitian
41 Irfan Fahmi, Manajemen Teori,Kasus, dan Solusi ,(Bandung: Alfabet,2014). Hal 343.
yang berada di luar lingkungan organisasi.
Semua faktor yang diidentifikasi ditentukan bobotnya, dimana
bobot diperhatikan tingkat kepentingan faktor tersebut. Jumlah bobott
seluruh faktor, baik internal maupun eksternal harus sama dengan 1,0 atau
100%, pilihan bobot tersendiri dari:
e) 0,01 : Sangat rendah
f) 0,05 : Rendah
g) 0,10 : Sedang
h) 0,15 : Tinggi
Setelah menentukan bobot dari masing-masing faktor, kemudia
menentukan ranting masing-masing faktor tersebut dengan pilihan ranting
sebagai berikut:
e) Ranting 1 : Tidak penting
f) Ranting 2 : Cukup penting
g) Ranting 3 : Penting
h) Ranting 4 : Sangat penting 42
Jika bobot dan ranting ditentukan maka data-data tersebut dapat
diolah menjadi arahan untuk memilih strategi apa yang dipakai oleh toko
naisya aksesoris konveksi Kota Bukittinggi.
b. Analisis Matrik SWOT
Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh
terhadap kelangsungan pemasaran dan pengembangan, tahap selanjutnya
42 Irfan Fahmi, Manajemen Teori,Kasus, dan Solusi..., Hal 350.
adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam kuantitas
perumusan strategi model yang digunakan matriks SWOT. 43
Matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana
peluang dan ancaman yang dihadapi oleh toko naysa aksesoris konveksi
sehingga dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya.
Tabel 3.1
Matrik SWOT
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan (S)
Tentukan 1-5 Kekuatan
internal
Kelemahan (W)
Tentukan 5-10 Faktor
kelemahan internal
Peluang (O)
Tentukan Faktor Peluang
eksternal
Strategi S-O
Strategi dengan
menggunakan kekuatan
untuk mengambil
keuntungan dan peluang
Strategi W-O
Strategi untuk
mengambil keuntungan
dan peluang kelemahan
Ancaman (T)
Tentukan faktor ancaman
eksternal
Strategi S-T
Strategi dengan
menggunakan kekuatan
untuk menghindari
ancaman
Strategi W-T
Strategi dengan
meminimumkan
kelemahan dan
menghindari amcaman
5) Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
43 Freddy Rangkuty, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis,(Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2000). Hal 31.
peluang sebesar-besarnya.
6) Strategi ST
Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.
7) Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada
8) Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. 44
Total Bobot Skor
IFE dan EFE Strenghts
(Kekuatan)
Weaknesses
(Kelemahan)
Opportunities
(Peluang)
Total Skor Strategi SO Total Skor Strategi WO
Threats
(Ancaman)
Total Skor Strategi ST
Total Skor Strategi WT
44 Freddy Rangkuti, Strategi Promosi yang kreatif dan Analisis Kasus Integrated
Marketing Communication, ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009), Hal 243-244.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Toko Naisya
Toko Naisya merupakan sebuah toko yang bergerak dibidang penjualan
aksesoris konveksi.Toko Naisya merupakan toko yang didirikan oleh Bapak
Rizky Mulya yang berasal dari Payakumbuh pada tahun 2015. Awalnya toko
ini menggunakan nama Toko Alvira, yang mana pemilik Toko Alvira
merupakan mertua dari bapak Rizky Mulya. Toko Naisya ini menggunakan
nama Toko Alvira pada awal merintis usaha supaya mudah dikenal oleh
konsumen.
Dalam kurun waktu 2 tahun Toko Alvira mengalami perkembangan dan
peningkatan dalam penjualan sehingga pendapatan menjadi meningkat. maka
Bapak Rizky memutuskan membuka cabang di daerah Tigo Baleh Bukittinggi
dengan diberi nama Toko Naisya.
Sebelum membuka toko baru, Bapak Rizky sudah memberitahukan atau
mempromosikan kepada para konsumenya tetang toko baru yang akan
didirikan dengan menggunakan nama toko yang baru dan didaerah mana toko
tersebut akan dibuka.
Toko yang didirikan oleh Bapak Rizky Mulya ini terdiri dari dua toko
yang mana toko pertama terletak di Pasar Aur Kuning Kota Bukittinggi dan
toko kedua terletak di Tigo Baleh. Bapak Rizky Mulya ini memiliki 5 orang
karyawan. Yang mana 2 orang karyawan ditempatkan di toko yang pertama
yang terletak di Pasar Aur Bukittinggi dan 3 orang lainnya ditempatkan di
toko yang ke dua yang terletak di Tigo Baleh Bukittinggi.
B. Produk-produk yang di jual di Toko Naisya Aksesoris Konveksi
a. Benang jahit
b. Pita satin
c. Kain krah
d. Karet tangan dan celana
e. Batu pres
f. Alat pemasang mutiara
g. Kancing baju
h. Resleting baju dan jaket
i. Plastik lem
j. Renda baju dan mukena
C. Analisis Faktor Internal dan Eksternal Strategi Pemasaran Toko Naisya
dalam Meningkatkan Penjualan
Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis
utnuk merumuskan strategi pemasaran Toko Naysa. Analisis ini didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenght) dan peluang
(opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weakness) dan ancaman (treath).
Analis SWOT merupaka singkatan dari Strenght (kekuatan), Weakness
(kelemahan), Opportunity (peluang), dan Treath (Ancaman).
Berikut adalah rincian mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaram antara lain:
1. Analisis Faktor Internal
Analisis ini dilakukan terhadap lingkungan internal yaitu
variabel-variabel yang merupakan faktor-faktor kunci yang dikuasai
oleh perusahaan. Analisis faktor internal menghasilkan sejumlah
informasi tentang kekuatan dan kelemahan organiasasi. Hasil dari
faktor internal diperoleh dari hasil pengamatan langsung dan hasil
wawancara.
a. Kekuatan (Strenght)
Kekuatan menggambarkan hal yang dimiliki perusahaan dan dapat
memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan itu sendiri.
Berdasarkan anlisis yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa
kekuatan yang ada pada Toko Naisya Aksesoris Konveksi dalam
memasarkan produknya sebagai berikut:
1) Harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas produk
Kualitas produk merupakan keseluruhan dari karakteristik
sebuah produk
2) Memberikan diskon bagi pembelian banyak
Toko Naisya memberikan potongan harga atau diskon jika
pelanggan membeli atau belanja
3) Pelayanan yang diberikan sangat baik dan ramah
Toko Naisya Aksesoris Konveksi dalam melayani
konsumennya sangatlah ramah dibuktikan dengan banyaknya
para konsumenn sudah menjadi pelanggan tetap dari Toko
Naisya Aksesoris Konveksi.
4) Produk yang ditawarkan bervariasi
5) Lokasi toko strategis
Toko naisya terletak di Jl. Aur Birugo Tigo Baleh, Kota
Bukittinggi. Dimana lokasi toko naisya ini terletak di tepi jalan
dan sangat mudah ditemukan oleh konsumen
b. Kelemahan ( Weaknes)
Kelemahan menggambarkan hal yang tidak dimiliki perusahaan
tetapi perusahaan lain memilikinya. Berdasarkan analisi yang
dilakukan maka diperoleh kelemahan yang dimiliki Toko Naisya
Aksesoris Konveksi sebagai berikut:
1) Stok barang yang semakin menipis disebabkan keterlambatan
ekspedisi
Dengan adanya covid-19 ini terjadinya lockdown dan
menyebabkan keterlambatan ekspedisi dalam pengiriman
barang sehingga membuat stok barang yang ada di Toko
Naisya Aksesoris Konveksi semakin menipis.
2) Kurangnya SDM marketing yang professional
3) Kurangnya pengetahuan mengenai kemajuan teknologi
4) Kurangnya fasilitas dan media promosi
Toko naisya masih kurang dalam penggunaan fasilitas internet
sebagai media promosi produknya. Sehingga konsumen toko
naisya kurang mengetahui produk apa saja yang baru masuk di
toko tersebut dan diskon apa saja yang sedang diberikan toko
naisya.
2. Analisis Faktor Eksternal
Lingkungan eksternal perusahaan merupakan faktor dari luar
perusahaan yang dapat memberikan pengaruh kepada kinerja
perusahaan. Keberhasilan perusahaan terdapat pada kemampuannya
dalam menghadapi dan beradaptasi pada lingkungan yang berubah-
ubah. Hal ini mempengaruhi strategi perusahaan untuk menentukan
bagaimana cara yang tepat untuk maju dan terus berkembang. Faktor-
faktor eksternal yang diperoleh dari pengamatan (Observasi) dan
melakukan wawancara dengan pemilik Toko Naisya Aksesories
Konveksi dan pelanggannya adalah sebagai berikut:
a. Peluang (Opportunites)
Peluang merupakan situasi yang baik dari lingkungan perusahaan
yang memberikan keuntungan kepada perusahaan. Peluang
merupakan identitas pasar tertentu, kondisi persaingan dan
sebagainya. Berikut beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan
oleh Toko Naisya Aksesoris Konveksi dalam memasarkan
produknya.
1) Tumbuhnya daya beli masyarakat
2) Terjalinnya hubungan kerjasama yang baik dengan supplier
3) Meningkatnya kerjasama dan jumlah pelanggan bisnis
b. Ancaman
Ancaman merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan
yang harus diatasi untuk mengurangi dampak yand dapat
merugikan perusahaan. Berdasarkan anlisis yang telah dilakukan
maka diperoleh beberapa ancaman yang dihadapai Toko Naisya
Aksesoris Konveksi sebagai berikut:
1) Munculnya pesaing sejenis
Munculnya pesaing sejenis salah satu ancaman bagi
keberlangsungan usaha toko naisya aksesoris konveksi, apabila
pesaing tersebut lebih mampu memberikan pelayanan yang
baik seperti kualitas produk dan harga yang ditawarkan lebih
murah, tentu hal ini nantinya akan sangat berpengaruh
terhadap keberlangsungan usaha dari toko naisya ini.
2) Persaingan harga semakin kompetitif
3) Persaingan promosi pemasaran semakin ketat
4) Pesaing menawarkan harga yang lebih murah
Analisis SWOT Pada Toko Naisya Aksesories Konveksi
Kekuatan
1. Harga yang ditawarkan sesuai dengan
kualitas produk
2. Memberikan diskon bagi pembelian banyak
3. Pelayanan yang diberikan sangat baik dan
ramah
4. Produk yang ditawarkan bervariasi
5. Lokasi toko strategis
Kelemahan
1. Stok barang yang semakin
menipis disebabkan
keterlambatan ekspedisi
2. Kurangnya SDM marketing
yang professional
3. Kurangnya pengetahuan
mengenai kemajuan teknologi
4. Kurangnya fasilitas dan media
promosi
Peluang
1. Tumbuhnya daya beli masyarakat
2. Memanfaatkan kemajuan teknologi guna untuk
mempromosikan produk
3. Terjadinya hubungan kerjasama yang baik
dengan pemasok
4. Terciptanya loyalitas pelanggan
5. Memperluas mitra kerja
Ancaman
1. Munculnya pesaing sejenis
2. Persaingan harga semakin
kompetitif
3. Persaingan promosi
pemasaran semakin ketat
4. Pesaing menawarkan harga
yang lebih murah
Sumber: Hasil wawancara dengan pemilik Toko Naisya Aksesoris Konveksi di
Bukittinggi pada tanggal 1 Juli 2021
Berdasarkan table analisis SWOT diatas dapat dilihat bahawa
kekuatan yang dimiliki Toko Naisya Aksesoris Konveksi ini yaitu lokasi
toko naisya ini sangat strategis, harga yang ditawarkan murah, dukungan
modal sangat memadai, toko sudah milik sendiri, produk yang ditawarkan
bervariasi, dan pelayanan yang diberikan oleh Toko Naisya Aksesoris
konveksi ini sangat baik dan ramah terhadap pelanggan. Adapun
kelemahan yang dimiliki Toko Naisya Konveksi adalah masih kurangnya
aktivitas promosi, dan kurangnya strategi pemasaran melalui social media,
peluang yang dimiliki Toko Naisya Aksesoris Konveksi adalah tumbuhnya
daya beli masyarakat, terjadinya hubungan baik dengan supplier,
meningkatnya kerjasama dan pelanggan bisnis. Ancaman yang dimiliki
Toko Naisya Aksesoris Konveksi yaitu munculnya pesaing sejenis, dan
pesaing menawarkan harga yang lebih murah.
D. Matrik Internal Factor Evalution (IFE) dan Eksternal Factor Evalution
(EFE)
Dalam analisis ini kita akan meniliai 2 matrik yaitu matrik internal factor
evolution (IFE) dan eksternal factor evolution (EFE). IFE (Internal factor
evolution) adalah Matrik yang mengevaluasi faktor-faktor yang berada di
lingkungan internal organisasi yang berupa kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki dan EFE (External factor evolution) adalah Matrik yang
mengevaluasi faktor yang mempengaruhi pada objek penelitian yang berada di
luar lingkungan organisasi.
Semua faktor yang diidentifikasi ditentukan bobotnya, dimana bobot
diperhatikan tingkat kepentingan faktor tersebut. Jumlah bobott seluruh faktor,
baik internal maupun eksternal harus sama dengan 1,0 atau 100%, pilihan
bobot tersendiri dari: 0,01 ( Sangat rendah), 0,05 (Rendah), 0,10 (Sedang) dan
0,15 (Tinggi)
Setelah menentukan bobot dari masing-masing faktor, kemudian
menentukan ranting masing-masing faktor tersebut dengan pilihan ranting
sebagai berikut:
i) Ranting 1 : Tidak penting
j) Ranting 2 : Cukup penting
k) Ranting 3 : Penting
l) Ranting 4 : Sangat penting
Diolah menjadi arahan untuk menentukan besar jumlah total pada keempat
faktor baik kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
1. Analisis Matrik IFE
Tabel 4.8
Analisis Matrik IFE
No Faktor Internal Bobot Ranting Nilai Kekuatan
1 Harga yang ditawarkan sesuai dengan
kualitas produk
0,15 4 0,6
2 Memberikan diskon bagi pembelian
banyak
0.15 4 0,6
3 Pelayanan yang diberikan sangat baik
dan ramah
0,15 4 0,6
4 Produk yang ditawarkan bervariasi 0,10 3 0,3
5 Lokasi toko strategis 0,15 4 0,6
Jumlah 0,70 2,7
Kelemahan
1 Stok barang yang semakin menipis
disebabkan keterlambatan ekspedisi
0,15 1 0,15
2 Kurangnya SDM marketing yang
professional
0,05 1 0,05
3 Kurangnya pengetahuan mengenai
kemjuan teknologi
0,05 2 0,10
4 kurangnya fasilitas dan media promosi 0,05 2 0,10
Jumlah 0,55 0,4
Total (S+W) 1,00 3,1
Keterangan :
Bobot : Ranting
0,01 : Sangat rendah 4 : kekuatan yang besar
0,05 : Rendah 3 : kekuatan yang kecil
0,10 : Sedang 2 : kelemahan yang kecil
0,15 : Tinggi 1 : kelemahan yang besar
Berdasarkan hasil analisis matrik IFE diatas dapat disimpulkan
bahwa total bobot skor adalah 3,1. Hal ini menggambarkan bahwa total
bobot skor dari Kekuatan (S) adalah 2,7 , sedangkan total bobot skor
Kelemahan (W) adalah 0,4. Hal ini menunjukkan bahwa Kelemahan (W)
dari Toko Naisya Aksesoris Konveksi lebih kecil dari pada Kekuatan (S)
yang ada (S>W/ W<S).
2. Analisis Matrik EFE
Tabel 4. 9
Analisis Matrik EFE
No Faktor Eksternal Bobot Ranting Nilai
Peluang
1 Tumbuhnya daya beli masyarakat 0,10 3 0,3
2 Memanfaatkan kemajuan teknologi guna
untuk mempromosikan produk
0,05 3 0,15
3 Terjadinya hubungan kerjasama yang
baik dengan pemasok
0,05 3 0,15
4 Terciptanya loyalitas pelanggan 0,15 4 0,6
5 Memperluas mitra kerja 0,10 3 0,3
Jumlah 0,45 1,5
Ancaman
1 Munculnya pesaing sejenis 0,15 1 0,15
2 Persaingan harga semakin kompetitif 0,15 2 0,30
3 Persaingan promosi pemasaran semakin
ketat
0,10 4 0,40
4 Pesaing menawarkan harga yang lebih
murah
0,15 3 0,45
Jumlah 0,55 1,3
Total (O+T) 1,00 2,8
Keterangan:
Bobot Rating
0,01: Sangat rendah 4: Kekuatan yang besar
0,05: Rendah 3: Kekuatan yang kecil
0,10: Sedang 2: Kelemahan yang kecil
0,15: Tinggi 1: Kelemahan yang besar
Berdasarkan hasil tabel matrik EFE di atas dapat disimpulkan bahwa
total nilai bobot skor 2,8. Hal ini mengambarkan bahwa total bobot skor
dari Peluang (O) adalah 1,50, sementara bobot skor dari Ancaman (T)
adalah 1,30. Hal ini menunjukkan bahwa peluang Toko Naisya Aksesoris
Konveksi lebih besar dari ancamannya (O>T/T<O).
E. Matrik SWOT
Setelah melakukan analisis serta menentukan bobot dari peringkat masing-
masing faktor internal dan eksternal, faktor tersebut sudah dapat digambarkan
kedalam bentuk matrik SWOT. Dimana matrik SWOT ini merupakan alat
yang digunakan untuk mengukur faktor-faktor strategi perusahaan. Dimana
matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana faktor internal dan
faktor eksternal ini dapat mempengaruhi strategi pemasaran produk dalam
pengembangan usaha Toko Naisya Aksesoris Konveksi Bukittinggi.
Toko Naisya Aksesoris Konveksi Bukittinggi ini harus dapat melihat
bagaimana kelemahan dan ancaman yang dihadapi oleh usaha ini baik dari
luar maupun dari dalam. Sebaliknya pemilik Toko Naisya Aksesoris Konveksi
dapat mengeluarkan kekuatan dan memaksimalkan peluang yang ada untuk
dipergunakan sebaik mungkin agar dapat mempertahankan usaha yang ia
jalankan dan dapat mengatasi ancaman dengan sebaik mungkin.
Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari usaha Toko
Naisya Aksesoris Konveksi ini maka strateginya dapat disusun berdasarkan
Matrik SWOT. Pendekatan matrik SWOT akan memberikan strategi aternatif
yaitu strategi S-O, Strategi S-T, Strategi W-O, DAN Strategi W-T. Nantinya
matrik ini akan menghasilkan empat sel kemungkinan alternative strategi
pemasaran produk dalam meningkatkan pendapatan dari usaha Toko Naisya
Aksesoris Konveksi Bukittinggi yang dapat dilihat pada table dibawah ini:
Tabel 4.10
Matrik SWOT Strategi Pemasaran Toko Naisya Aksesoris Konveksi
Bukittinggi dalam meningkatkan Pendapatan di Era Pandemic Covid-
19 menurut Perspektif Ekonomi Islam
IFE
EFE
Strenght
1. Harga yang ditawarkan sesuai
dengan kualitas produk
2. Memberikan diskon bagi
pembelian banyak
3. Pelayanan yang diberikan sangat
baik dan ramah
4. Produk yang ditawarkan
bervariasi
5. Lokasi toko strategis
Weaknesses
5. Stok barang yang semakin
menipis disebabkan
keterlambatan ekspedisi
6. Kurangnya SDM
marketing yang
professional
7. Kurangnya pengetahuan
mengenai kemajuan
teknologi
8. Kurangnya fasilitas dan
media promosi
Opportunities
6. Tumbuhnya daya beli
masyarakat
7. Memanfaatkan kemajuan
teknologi guna untuk
mempromosikan produk
8. Terjadinya hubungan
kerjasama yang baik
dengan pemasok
9. Terciptanya loyalitas
pelanggan
10. Memperluas mitra kerja
Strategi SO
1. Mempertahankan harga dan
kualitas produk untuk menarik
daya beli masyarakat
2. Mempertahankan pelayanan
yang baik dan ramah untuk
meningkatkan loyalitas
pelanggan
3. Meningkatkan hubungan
kerjasama dengan pihak pemasok
Strategi WO
1. Memberikan pelatihan
terhadap karyawan
mengenai pentingnya
menggunakan teknologi
dalam memasarkan
produk
2. Mempererat hubungan
dengan pelanggan bisnis
untuk mendapatkan
barang pengganti
3. Meningkatkan fasilitas
dan media promosi
dengan memanfaatkan
kemajua teknologi yang
ada
Threats
1. Munculnya pesaing
sejenis
2. Persaingan harga
semakin kompetitif
3. Persaingan promosi
pemasaran semakin
ketat
4. Pesaing menawarkan
harga yang lebih
murah
Strategi ST
1. Meningkatkan aktivitas
promosi untuk
mempertahankan konsumen.
2. Melakukan strategi pemasaran
melalui media sosial
3. Mempertahankan pemberian
diskon kepada pelanggan yang
loyal
Strategi WT
1. Merekrut tenaga kerja
yang kreatif dan
inovatif agar usaha
aksesoris konveksi
mampu bersaing
dengan produk
sejenis
2. Meningkatkan
promosi barang
melelui media sosial
agar konsumen bisa
melakukan pembelian
secara online
Berdasarkan analisis diatas menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat
ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kombinasi kedua faktor
tersebut ditunjukkan dalam diagram hasil analisis SWOT sebagai berikut:
1. Strategi SO (Strenght-Opportunity)
Dimana strategi ini menggabungkan dari faktor internal dan eksternal
yaitu dengan menggabungkan kekuatan dan peluang yang ada., strategi ini
dibuat berdasarkan bagaimana jalan pikiran dari perusahaan yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan yang ada untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi SO yang digunakan
oleh Toko Naisya Aksesoris Konveksi yaitu:
a. Mempertahankan harga dan kualitas produk untuk menarik daya beli
masyarakat
Apabila harga yang ditawarkan kepada konsumen sesuai dengan
kualitas produk yang diberikan
b. Mempertahankan pelayanan yang baik dan ramah untuk
meningkatkan loyalitas pelanggan
c. Meningkatkan hubungan kerjasama dengan pihak pemasok
2. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)
Strategi ini diterapkan berdasarkan memanfaatkan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Beberapa strategi WO
yang diterapkan dalam meningkatkan usaha Toko Naisya Aksesoris
Konveksi Bukittinggi yaitu:
a. Memberikan pelatihan terhadap karyawan mengenai pentingnya
menggunakan teknologi dalam memasarkan produk
b. Mempererat hubungan dengan pelanggan bisnis untuk mendapatkan
barang pengganti
c. Meningkatkan fasilitas dan media promosi dengan memanfaatkan
kemajua teknologi yang ada
3. Strategi ST (Strenght-Threats)
Strategi ini merupakan strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatsi ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan.
Beberapa strategi ST yang diterapkan dalam meningkatkan pendapatan
toko Naisya Aksesories Konveksi Bukittinggi yaitu sebagai berikut:
a. Meningkatkan aktivitas promosi untuk mempertahankan konsumen.
Dengan meningkatkan aktivitas promosi maka konsumen akan tau
produk apa saja yang terbaru dan yang lagi trend
b. Melakukan strategi pemasaran melalui media sosial
Melakukan strategi pemasaran melalui media sosial sangat membantu
dalam menemukan konsumen. Dengan dilakukannya pemasaran
melalui media sosial dapat mempermudah mencari konsumen dan
dapat memberikan informasi yang menarik seperti adanya diskon atau
potongan harga kepada konsumen.
c. Mempertahankan pemberian diskon kepada pelanggan yang loyal
4. Strategi WT (Weaknesses-Threats)
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Beberapa
strategi WT yang diterapkan dalam meningkatkan pendapatan usaha Toko
Naisya Aksesoris Konveksi Bukittinggi adalah sebagai berikut:
a. Merekrut tenaga kerja yang kreatif dan inovatif agar usaha aksesoris
konveksi mampu bersaing dengan produk sejenis
b. Meningkatkan promosi barang melelui media sosial agar konsumen
bisa melakukan pembelian secara online
F. Analisis Bobot Tabel Skor
Setelah melakuakan beberapa tahap, yaitu mengidentifikasi faktor interal
(kekuatan dan kelemahan), dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). IFE
dan EFE matrik SWOT akan membantu dalam menentukan strategi yang
bagaimana yang tepat untuk digunakan dimasa akan dating. Untuk
memperkuat pemilihan strategi dapat menggunakan bobot skor. Setelah
menetapkan nilai bobot dan peringkat untuk faktor internal dan eksternal
perusahaan maka dilakukan perhitungan jumlah total skor masing-masing
strategi. Total skor tertinggi dari perkalian bobot dan peringkat dapat diambil
menjadi strategi yang dapat dimanfaatkan untuk masa yag akan datang.
Dengan menggunakan table boboy skor akan bermanfaat untuk
menentukan strategi utama. Hal ini dilakukan dengan cara menjumlahkan total
skor dari masing-masing sttaegi yang mempunyai total skor tertinggi maka
itulah strategi utama yang sebaiknya digunakan.
Table Total Bobot Skor.
Internal
Eksternal
Kekuatan
( Strength)
S
Kelemahan
(weakness)
W
Peluang
(Opportunities)
O
Total Skor
S + O
2,7 + 1,5 = 4,2
Total Skor
W + O
0,4 + 1,5 = 1,9
Ancaman
(Threats)
T
Total Skor
S + T
2,7 + 1,3 = 4,0
Total Skor
W + T
0,4 + 1,3 = 1,7
Berdasarkan hasil tabel bobot skor pada matrik SWOT di atas
terlihat strategi SO memiliki skor tertinggi yaitu 4,20 dibandingkan
dengan strategi lainnya maka Toko Naisya Aksesoris Konveksi dapat
menggunakan strategi SO untuk mengembangka usahanya sehingga dapat
bertahan di dunia bisinis. Strategi SO merupakan strategi yang digunakan
untuk memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar-besarnya yang dimiliki Toko Naisya Aksesoris Konveksi.
G. Hasil Analisa Penulis
Hal yang akan penulis analisa adalah bagaimana pengembangan strategi
pemasaran dalam meningkatkan pendapatan di Toko Naisya Aksesoris
Konveksi Bukittinggi. Analsisi data yang digunakan adalah analisis SWOT
yaitu analisis IFE dan EFE, Matrik SWOT dan Analisis table bobot skor.
Teknik pengumpulan data, penulis melakukan dengan wawancara langsung.
Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan sebelumnya, untuk dapat
bersaing dalam meningkatkan pemdapatan ialah dengan menggunakan strategi
Strenght-Opportunites (SO) yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan
yang dimiliki oleh Toko Naisya Aksesoris Konveksi yang merupakan
kelebihan dari Toko tersebut untuk merebut dan memanfaatkan peluang pasar
yang sebesar-besarnya sehingga pemasaran dari Toko Naisya dapat lebih cepat
dan tidak akan kehilangan pelanggan tetapnya.
H. Analisis Strategi Pemasaran Menurut Perspektif Ekonomi Islam
Setelah dilakukan penelitian, Toko Naisya sudah melakukan strategi
pemasaran syariah yang sesuai dengan syariat islam. Baik dari segi produk
yang ditawarkan yang dapat dipercaya (amanah) bahwa produk yang
ditawarkan tersebut benar-benar produk yang baru dan produk yang
berkualitas baik dan produk yang tidak rijek atau cacat. Dan dalam pemasaran
produknya dilakukan dengan jujur melalii pendekatan dengan konsumen.
Selain itu dalam penetapan harga Toko Naisya menawarkan harga yang sesuai
dengan kualitas produknya sehingga bisa dikatakan sudah Adil. Dalam
melakukan promosi toko naisya menerapkan sikap jujur tanpa menjelek-
jelekan produk lain dan memberikan informasi mengenai produk yang di
tawarkan dengan jelas serta tidak melakukan promosi yang mengandung unsur
tipu. Toko naisya juga sudah menerapkan bisnis sesuai dengan
karekteristik marketing syariah, antara lain Rabbniyah yaitu menjalankan
bisnis dengan tujuan beribadah kepada allah SWT, memasarkan produk dalam
rangka membangkitkan perekonomian umat. Akhlaqiyah yaitu dalam
bertransaksi tokoh naiysah telah menerapkan prinsip jujur dan terbuka kepada
para pelanggan sehingga tidak terjadi kezaliman dalam transaksi jual beli
tersebut. Al-waqiyyah yaitu selalu transparan kepada pelanggan terkait produk
yang di jualnya, serta Al-insaniyah yaitu dalam melakukan pelayanan prima
kepada semua pelanggan. Toko naisya selalu ramah, sopan, dan santun kepada
semua calon pelanggan maupun pelanggan tetap yang sudah loyal kepada toko
tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis melakukan
analisis secara kualitatif dengan menggunakan alat analisis SWOT, dan
table bobot skor. Yang mana ketiga alat analisis tersebut saling berkaitan
dengan hasil analisa yang terakhir melalui table bobot skor maka dapat
disimpulkan bahwa strategi pemasaran Toko Naisya Aksesoris Konveksi
dalam meningkatkan pendapatan di era pandemic covid-19 menurut
perspektif ekonomi islam adalah sebagai berikut:
1) Mempertahankan harga dan kualitas produk untuk menarik
daya beli masyarakat
2) Mempertahankan pelayanan yang baik dan ramah untuk
meningkatkan loyalitas pelanggan
3) Meningkatkan hubungan kerjasama dengan pihak pemasok
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan pada Toko
Naisya Aksesoris Konveksi supaya dapat meningkatkan pendapatan maka
penulis memberikan beberapa saran yaitu:
1. Lebih sering melakukan promosi di media online agar konsumen
mudah melakukan transaksi jual beli karena maraknya covid-19 yang
menyebabkan konsumen takut keluar rumah.
2. Selalu mempertahankan pelayanan yang ramah dan baik kepada
konsumen agar konsumen tersebut tidak lari atau berpindah untuk
beberlanja dan bisa membuat konsumen tersebut menjadi pelanggan
yang tetap di toko.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ahmad Miftah. 2015. Mengenal Marketing dan Marketers Syariah, Jurnal
Ekonomi Islam, Vol. 6, No. 2
Al- Quran surah Al-Baqarah ayat 275
Alwazir Abdusshomad. 2020. Pengaruh Covid-19 terhadap Penerapan
Pendidikan Karakter dan Pendidikan Islam, Jurnal Pendidikan, Sosial,
dan Agama, Vol. 12, No. 2
Andika. 2012. Analisa Strategi Marketing Gumati Café dalam Meningkatkan
Konsummen Menurut Perspektif Islam, Jurnal Ekonomi Islam Al-Infaq,
Vol. 3, No. 1
Arif Zunaidi.2015. Pemasaran Batik Madura dalam Perspektif Manajemen
Bisnis Syariah, Jurnal DINAR, Vol. 1, No. 2
Burhan Bungin. 2007. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Cholid Narbuko, Abu Achmad. 2015. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Bumi
Aksara
Diana, Ilfi Nur. 2012. Hadis-Hadis Ekonomi. Malang: UIN Maliki Pres
Dimas Hendika Wibowo,dkk. 2015. Analisis Strategi Pemasaran untuk
Meningkatkan Daya Saing (UMKM), Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 29,
No. 1
Erly Juliyani. 2016. ” Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam”, Jurnal Ummul
Quran,Vol VII, No 1
Freddy Rangkuti. 2009. Strategi Promosi yang kreatif dan Analisis Kasus
Integrated Marketing Communication. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Freddy Rangkuti. 2009. Strategi Promosi yang kreatif dan Analisis Kasus
Integrated Marketing Communication. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Freddy Rangkuty. 2000. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Freddy Rangkuty. 2000. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis,(Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama
Hesi Eka Puteri. 2019. “Bahan Ajar Metodologi Penelitian (sistematika isi
proposal skripsi)”. Bukittinggi: IAIN Bukittinggi
Imam Gunawan. 2015. Metode Penelitian Kualitatif dan kuantitatif Teori dan
Praktek,. Jakarta :PT Bumi Aksara
Irfan Fahmi. 2014. Manajemen Teori,Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabet
Irham Fahmi. 2013. Manajemen Strategi Teori Dan Aplikasi, Alfabeta. Bandung.
J Supranto. 1981. Metode Riset Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta: Lembaga
Penerbita Fakultas UI
Lukman Hakim. 2012. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam. Bandung:Erlangga
Misbahuddin, Iqbal Hasan. 2013. “Analisis Data Penelitian dengan Statistik”.
Jakarta: Bumi Aksara,
Nurhadi. 2019. Manajemen Strategi Pemasaran Bauran (Marketing Mix)
Perspektif Ekonomi Syariah, Jurnal Human Falah, Vol. 6, No. 2
Patah Abdul Syukur dan Fahmi Syahbudin. 2017. Konsep Marketing Mix Syariah,
Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, Vol. 5, No. 1
Prasetyo Hadi Atmokko. 2018. Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Volume
Penjualan di Cavinton Hotel Yogyakarta,Journal Of Indonesian Tourism,
Hospitality and Recreation, Vol. 1, No. 2
Rina Rahcmawati. 2011. Peranan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) terhadap
Peningkatan Penjualan, Jurnal Kompetisi Teknik. Vol. 2. No. 2
Rozalinda. 2015. Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sandy Wulan Karamoy. 2013. Strategi Segmenting, Targeting, dan Positioning
Pengaruhnya Terhadap Keputusan Konsumen Menggunakan Produk
KPRBNIGriya, Jurnal EMBA, Vol. 1, No. 3
Supardi. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi Bisnis. UII Press: Yogyakarta
Suryani dan Hendryadi. 2015. “Metode Riset Dan Kuantitatif”. Jakarta: Kencana
Sutarno. 2012. Serba-Serbi Manajemen Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu
Tedjo Tripomo Dan Udan. 2005. Manajemen Strategi, Rekayasa Sains, Bandung.
Wahyu Mijil Sampurno. 2016. “ Penerapan Etika Bisnis Islam dan Dampaknya
Terhadap Kemajuan Bisnis Industry Rumah Tangga”, Journal Of Islamic
Ecomics Lariba, Vol 2, No 1
Warni Lestari,dkk. 2019. Strategi Marketing Mix dalam Meningkatkan Usaha
Percetakan pada CV. Tinta Kaili dalam Perspektif Ekonomi Islam,
Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. 1, No. 1
Wartoyo. 2018. “ Etika Bisnis Islam: Kontruksi Nilai Keseimbangan dan
Kemanusiaan”, Jurnal Al-Amwal,Vol 10, No 2
Wawancara dengan bapak Rizky Mulya, A.Md, Farm pemilik toko Naisya pada
Pedoman Wawancara
Judul Skripsi:
“Strategi Pemasaran Toko Naisya Aksesoris Konveksi Bukittinggi dalam
Meningkatkan Pendapatan di Era Pandemi Covid-19 Menurut Perspektif Ekonomi
Islam”
Narasumber:
Bapak Rizky Mulya (Pemilik Toko Naisya Aksesoris Konveksi Bukittinggi)
Daftar Pertanyaan:
1. Bagaimana perkembangan usaha Toko Naisya 5 tahun terakhir dilihat dari
segi penambahan jumlah pelanggan?
2. Bagaimana cara pemasaran Toko Naisya 5 tahun terakhir?
3. Apakah selama ini ada pelatihan terkait dengan pemasaran produk HPA?
Jika ada, apakah ada perubahan dan perkembangan yang pesat dalam hal
memasarkan produk HPA?
4. Apakah ada evaluasi yang dilakukan pemilik toko pada periode tertentu
untuk berinovasi dalam hal pemasaran syariah produk HPA?
5. Apa saja kiat-kiat yang dilakukan untuk mengembangkan usaha dan
meningkatkan pemasaran secara syariah produk HPA pada saat sekarang
ini?
6. Apa saja faktor internal (Manajemen Toko Hamidah) yang menjadi
pendukung strategi syariah marketing dalam memasarkan produk HPA
Internasional di Kota Bukittingi dan sekitarnya?
7. Apa saja faktor eksternal (persaingan pasar) yang menjadi pendukung
strategi syariah marketing dalam memasarkan produk HPA Internasional
di Kota Bukittingi dan sekitarnya?
8. Apa saja faktor internal (Manajemen Toko Hamidah) yang menjadi
penghambat strategi syariah marketing dalam memasarkan produk HPA
Internasional di Kota Bukittingi dan sekitarnya?
9. Apa saja faktor eskternal (persaingan pasar) yang menjadi penghambat
strategi syariah marketing dalam memasarkan produk HPA Internasional
di Kota Bukittingi dan sekitarnya?
10. Bagaimana cara dari Toko Hamidah untuk memperluas jaringan
pemasaran agar jumlah pelanggan dapat terus bertambah dan
perkembangan usaha dapat lebih cepat?
Pedoman Wawancara
Judul Skripsi:
“Analisis Strategi Syariah Marketing Herba Penawar Al-Wahida (HPA)
Internasional”
(Studi: Toko Hamidah, Bukittinggi)
Narasumber:
Pelanggan Toko Hamidah
Daftar Pertanyaan:
1. Apakah Bapak/Ibu sudah lama belanja di Toko Hamidah? Sudah berapa
lama?
2. Apa yang membuat Bapak/Ibu senang belanja di Toko Hamidah?
3. Apakah menurut Bapak/Ibu harga produk HPA sudah sebanding dengan
kualitas/khasiat dari produk tersebut?
4. Apakah selama berlangganan HPA di Toko Hamidah ditemui hal-hal yang
bertentangan dengan Islam?
5. Apakah menurut Bapak/Ibu terdapat hal yang harus diperbaiki dari
pelayanan Toko Hamidah kepada pelanggannya?
6. Mohon berikan saran kepada Toko Hamidah agar lebih baik kedepannya
dalam melayani pelanggan.