Strategi CSR (Corporate Social Responsibility) PT. T

137
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) JUDUL : Strategi CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Tugu Pratama Indonesia Dalam Meningkatkan Citra Perusahaan (Studi Kasus Gerakan “TPI Mengajar” Pengenalan Pengetahuan Asuransi di SMAN 1 Budi Utomo Jakarta) Diajukan oleh Nama : Ardy Prana Sudhan NIM : 2011-41-301 Konsentrasi : Hubungan Masyarakat Untuk memenuhi sebagian dari syarat guna mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Jakarta 2016

Transcript of Strategi CSR (Corporate Social Responsibility) PT. T

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

JUDUL :

Strategi CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Tugu

Pratama Indonesia Dalam Meningkatkan Citra Perusahaan

(Studi Kasus Gerakan “TPI Mengajar” Pengenalan

Pengetahuan Asuransi di SMAN 1 Budi Utomo Jakarta)

Diajukan oleh

Nama : Ardy Prana Sudhan

NIM : 2011-41-301

Konsentrasi : Hubungan Masyarakat

Untuk memenuhi sebagian dari syarat guna mencapai gelar

Sarjana Ilmu Komunikasi

Program Studi Ilmu Komunikasi

Jakarta

2016

i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan ridho-Nya serta karunia yang diberikan kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktu. Skripsi ini berjudul Strategi CSR

(Corporate Social Responsibility) PT. Tugu Pratama Indonesia Dalam Meningkatkan

Citra Perusahaan (Studi Kasus Gerakan “TPI Mengajar” Pengenalan Pengetahuan

Asuransi di SMAN 1 Budi Utomo Jakarta).

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi syarat kelulusan di Fakultas Ilmu

Komunikasi dengan konsentrasi Humas Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan-kekurangan, untuk itu kritik serta saran yang bersifat membangun sangat

diharapkan penulis demi kesempurnaan penelitian ini. Akhir kata penulis berharap

skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan seluruh pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum, Wr.Wb.

Jakarta,18 Febuari 2016

Ardy Prana Sudhan

ii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala karunia dan

kemudahan-Nya yang teramat besar dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan

ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnyakepada:

1. Kedua orang tuaku yaitau ayahku (Supraptoyo), Ibuku (Nani Rohani), dan adiku

Juniarti, Nabillah, dan Yudha yang telah memberikan doa, dukungan, motivasi, dan

kasih sayang serta perhatian yang tiadahenti.

2. Prof. Dr. H. Sunarto, M.Si, Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

3. Dr. H. Hanafi Murtani, MM, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Prof.

Dr. Moestopo (Beragama).

4. Dr. Hendri Prasetyo, S.Sos. M.Si, Ketua Program Studi FIKOM, Universitas Prof.

Dr. Moestopo (Beragama).

5. Dr. Novita Damayanti, S.Sos., MSi. Dosen Pembimbing I dan Dra. Ida Fariastuti,

M.Si. Dosen Pembimbing II.

6. Bapak Suliansyah, Bapak Akhyas Arief, dan Ubaidillah Rahmat, atas informasi

serta data yang diberikan kepada peneliti dalam melakukan penelitian kegiatan

skripsi ini.

7. Seluruh dosen serta staff pengajar Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Prof. Dr.

Moestopo (Beragama) yang telah mendidik dan membekali penulis dengan ilmu

yang berguna dan sangat berarti.

8. Teman-teman dan para sahabat yang selalu memberikan dorongan dan motivasi

selama penelitian, yaitu: Nurlaela, Bayu Chandra Putro, Dimas Desetya Dechan,

Fadli Laksono, Afelinza Ardian, Johan Adam, Lisa Anggriyani, Finsa

iii

Dwinandatama, Dimas Mahendra, Putri Rahmadina, Mahesa, Tyo Raja Sulaiman,

Nungky Respaty, Monique, Sicilia Manopo, Zeldjian Putra Athalah, dan semua

teman-teman yang tidak bias saya sebutkan satu persatu namun tidak akan saya lupa

semua dukungan yang telah kalian berikan.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis mohon maaf apabila dalam

penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam memperbaiki kekurangan, agar

tercipta kesempurnaan pada skripsi ini yang kelak akan bermanfaat bagi penulis pada

khususnya dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, 18 Febuari 2016

Ardy Prana Sudhan

iv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAKSI............................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................v

UCAPAN TERIMA KASIH....................................................................................vi

DAFTAR ISI............................................................................................................viii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian……………………………….............................1

1.2 Fokus Penelitian…………………………………........................................16

1.3 Pertanyaan Penelitian...……………………………….................................17

1.4 Tujuan Penelitian………….………………………………..........................17

1.5 Signifikansi Penelitian……………………………………...........................17

BAB II : KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP & TEORI

2.1 Kajian Pustaka – Penelitian Sejenis ………………….................................19

2.2 Kerangka Konsep – Konsep Penelitian dan

Teori……………………………....................................................................25

2.3 Bagan Alur Pikir……………………………………………………………45

BAB III : METODE PENELITIAN

3.1 Paradigma Penelitian……………………………………….........................48

3.2 Pendekatan Penelitian…………………………………………....................49

3.3 Pendekatan Penelitian……………...…………………….............................51

3.4 Metode Penelitian………….………...……………………..........................51

3.5 Objek dan Subjek Penelitian…………………………………………..........52

3.6 Teknik Pengumpulan Data……………………………….............................53

3.7 Teknik Analisa Data………………………………………….......................55

3.8 Teknik Keabsahan Data……………………………………………………57

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian...........................................................................58

v

4.2 Deskripsi Subjek Penelitian................................................................ …….86

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian……………………...…….…............................87

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian………………………………………………94

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan.......................................................................................................107

5.2 Saran..............................................................................................................108

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

vi

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI: ILMU KOMUNIKASI

ABSTRAK

Nama : Ardy Prana Sudhan

Nim : 2011 - 41 - 301

Konsentrasi : Hubungan Masyarakat

Judul Skripsi : Strategi CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Tugu

Pratama Indonesia Dalam Meningkatkan Citra Perusahaan (Studi

Kasus Gerakan “TPI Mengajar” Pengenalan Pengetahuan

Asuransi di SMAN 1 Budi Utomo Jakarta)

Bibliografi : 31 Buku + 1 Website

Jumlah Isi : 108 halaman ( V Bab ) + ix

Pembimbing : 1. Dr. Novita Damayanti, S.Sos., M.Si

2. Dra. Ida Fariastuti, M.Si

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah program yang

mengimplementasikan tanggung jawab sosial sebuah perusahaan kepada masyarakat

luas. Peraturan bagi perusahaan terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan atau

Corporate Social Responsibility diatur dalam Pasal 74 UU No. 40 tahun 2007 Tentang

Perseroan Terbatas, yang bertujuan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi

berkelanjutan guna meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan yang bermanfaat bagi

Perseroan itu sendiri, komunitas setempat, dan masyarakat pada umumnya. Minimnya

pengetahuan tentang perasuransian dikalangan pelajar sejak dini, mendobrak

pemerintah dan pihak lainnya untuk ikut mensosialisasikan hal tersebut. Berkaca dari

permasalahan yang terjadi tersebut, PT. Tugu Pratam Indonesia menyelenggarakan

salah satu kegiatan CSR-nya yang mana memberikan pengetahuan asuransi kepada para

pelajar.

Penulis ingin mengetahui strategi CSR PT. Tugu Pratama Indonesia dan tujuan

dan manfaat kegiatan CSR yang dilakukan. Penulis menggunakan 2 tinjauan literatur

vii

dari skripsi terdahulu. Konsep – konsep yang dipakai seperti konsep komunikasi, Public

Relation, Strategi, dan Corporate Social Responsibility. Ada pun landasan teori sebagai

penunjang penelitian menggunakan Teori Citra dan 6 Tahapan Pelaksanaan CSR.

Paradigma yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah paradigma Post-

Positivisme. Pada paradigma ini bertujuan ialah keinginan untuk memperbaiki

kelemahan-kelemahan positivisme yang memang hanya mengandalkan kemampuan

pengamatan langsung atas objek yang diteliti. Penelitian yang dilakukan menggunakan

metode kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang

bersifat umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Dalam penelitian

yang dilakukan oleh penulis kali ini, penulis menggunakan pendekatan metode

Deskriptif-Kualitatif. Objek penilitan itu sendiri ialah Strategi CSR PT. Tugu Pratama

Indonesia pada kegiatan Pengenalan Pengetahuan Asuransi di SMAN 1 Budi Utomo

Jakarta, dan subjek penelitiannya ialah Corporate Social Resonsibility PT. Tugu

Pratama Indonesia. Dengang menggunakan teknik triangulasi sebagai tenik keabsahan

datanya.

Hasil penelitian yang penulis peroleh ialah profil objek perusahaan secara

lengkap, mulai dari sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, produk – produk

asuransi yang dimiliki perusahaan, sampai bidang kegiatan CSR yang dilakukan.

Wawancara mendalam dengan narasumber dan beberapa informan penulis lakukan agar

mendapatkan data yang akurat.

Dari kegiatan tersebut setelah diuji dengan teori yang penulis buat. PT. Tugu

Pratama Indonesia telah berhasil melaksanakan kegiatan CSR pada siswa SMAN 1 Budi

Utomo dan mendapat hasil dan respon positif dari audience-nya. Dan saran dari penulis,

sebaiknya PT. Tugu Pratama Indonesia dalam setiap melakukan kegiatan CSR terus

menggunakan 6 tahapan pelaksanaan CSR agar terorganisir dan pada pelaksanaannya

bisa mencapai manfaat dan tujuan perusahaan maupun kegiatan CSR itu sendiri.

viii

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI: ILMU KOMUNIKASI

ABSTRACT

Name : Ardy Prana Sudhan

Student Id. No. : 2011 – 41 – 301

Major : Public Relations

Title of Thesis : CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Tugu Pratama

Indonesia In Developing Corporate Image (A Case Study

“TPI Mengajar” Movement The Introducing of Insurance

Knowledge in SMAN 1 Budi Utomo Jakarta)

Bibliography : 31 References + 1 Website

: Page 108 ( article V ) + ix

Lecture : 1. Dr. Novita Damayanti, S.Sos., M.Si

2. Dra. Ida Fariastuti, M.Si

Corporate Social Responsibility ( CSR is a program that implement social

responsibility a company to the general public. Regulations for company for the

responsibilities of social and environmental or corporate social responsibility arranged

in article 74 UU no. 40 in 2007 about limited company , aimed at to realize the

sustainable economic to improve the quality of life and environment that are useful for

the company itself, local community, and the general public. The lack of knowledge

about perasuransian among students early, broke into the government and other parties

to participate socialize this. Look of the problem that happens, PT. Tugu Pratama

Indonesia hosted one of the CSR activities which to provide knowledge insurance to

students.

Writer want to know how CSR strategy of PT. Tugu pratama indonesia and

objectives and benefits activities CSR done.The use writers 2 literature review of thesis

before.The concept in used as the concept of communication, public relation, strategy,

ix

and corporate social responsibility.Can also the theory a supporting the research uses

the Theory of Image and 6 Stages of The Implementation CSR.

The paradigm that writer use in this research was paradigm post-positivisme. In

this paradigm aimed at is desire to fix weaknesses positivism who are only rely on the

ability direct observation upon objects the treatment. Research conducted in a

qualitative. The qualitative study aims to get understanding general to the fact social

from the perspective of participants. In research conducted by writer this time, the use

writers approach deskriptif-kualitatif method. Object of research itself is strategy CSR

PT. Tugu Pratama Indonesia Activities in The Introducing of Insurance Knowledge in

SMAN 1 Budi Utomo Jakarta, and the subject his research is Corporate Social

Resonsibility PT. Tugu Pratama Indonesia with using a technique triangulation as tenik

the validity of the data.

The results of research writer get profile object company is a complete , starting

from company histor, vision and mission, products of insurance to owned company,

until sectors CSR done. In-depth interviews with the source of information and several

informants writer do to obtain accurate data. After processed the data and used with the

theory, will see the results of the activity after tested with the theory who used by me.

PT. Tugu Pratama Indonesia have managed to implement CSR activities to their

students SMAN 1 Budi Utomo and get result and a positive response from the audience.

And suggestions from writer, should PT. Tugu pratama indonesia in each performs

CSR activities continue to use 6 stages of the implementation CSR that organized and in

implementation can reach benefits and objectives for both firms and activities csr itself.

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Sejarah berdirinya asuransi di Indonesia tidak terlepas dari semakin

berkembangnya bisnis pemerintah kolonial Belanda pada sektor perkebunan

dan perdagangan. Pada masa tersebut perkebunan rempah-rempah, tembakau

dan kelapa sawit yang menjadi ciri khas tanaman di Indonesia tumbuh pesat.

Pemerintah Belanda merasa perlu untuk menjamin kelangsungan bisnis

mereka bisa berjalan dengan baik dan mendapatkan perlindungan terhadap

resiko mulai dari proses panen sampai dengan pengiriman hasil panen

tersebut ke negara mereka.

Lahirnya asuransi di Indonesia pertama kali didirikan oleh orang

Belanda dengan nama Nederlandsh Indisch Leven Verzekering En Liefrente

Maatschappij (NILMIY) dengan mengadopsi perusahaan Asuransi Belanda

yaitu De Nederlanden Van 1845. Kelak dikemudian hari setelah Indonesia

merdeka, asuransi ini diambil alih Pemerintah Indonesia dan berganti nama

menjadi PT. Asuransi Jiwasraya . Disusul berikutnya oleh Asuransi Jiwa

Boemi Poetra 1912 pada tahun 1912.

2

Secara umum asuransi pada masa penjajahan Belanda dibagi menjadi

2, yaitu:

1. Perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh orang Belanda.

2. Perusahaan-perusahaan yang merupakan kantor cabang dari

perusahaan asuransi yang berkantor pusat di Belanda, Inggris dan

di negeri lainnya.

Pada masa kemerdekaan ada 2 langkah penting pemerintah terkait

perkembangan asuransi di Indonesia yaitu penggabungan asuransi PT

Asuransi Bendasraya yang bergerak dalam asuransi rupiah dan PT Umum

Internasional Underwriters (PT UIU) yang bergerak dalam asuransi valuta

asing menjadi PT Asuransi Jasa Indonesia atau lebih dikenal dengan nama

Asuransi Jasindo. Selain penggabungan itu, pemerintah pun membuat

beberapa asuransi lainnya untuk menunjang kesejahteraan masyarakat

seperti Asuransi Jasa Rahardja, Perum Taspen, Perum Asabri, dan

Jamsostek.

Perkembangan asuransi modern di Indonesia berkembang semakin

pesat dengan banyak berdirinya perusahaan asuransi di awal tahun 1980-an

sampai saat ini. Tidak hanya memberikan jaminan saja, namun perusahaan

asuransi di jaman moderen ini juga menawarkan berbagai macam produk

perlindungan dan bahkan investasi. (www.asuransikita.co.id, 2015)1

1 www.asuransikita.co.id, 30/6/2015 pukul 09.00

3

PT. Tugu Pratama Indonesia (TPI) merupakan anak perusahaan PT.

Pertamina (Persero). Merupakan perusahaan asuransi umum resmi didirikan

pada tanggal 25 November 1981. Pada periode awal, TPI mempfokuskan

bisnisnya pada asuransi terhadap resiko dalam industry minyak dan gas

nasional, terutama asuransi asset yang dimiliki oleh PT. Pertamina (Persero)

sebagai perusahaan utama.

Seiring berjalannya waktu dan dunia yang terus berkembang, TPI

merespon tantangan pasar dengan memperluas bisnisnya ke bidang

asuransi/non migas. Berbagai produk asuransi dirancang untuk memenuhi

permintaan pasar untuk asuransi secara keseluruhan, mulai dari asuransi

penerbangan, asuransi kredit, asuransi kebakaran, transportasi dan asuransi

penyelamatan, untuk asuransi kesehatan. Sekarang klien TPI mulai

mengeksplorasi berbagai sektor, termasuk perbankan, penerbangan dan

teknologi. (www.tugu.com, Company Profile, 2015)2

Dalam perjalanannya sebagai Perusahaan Asuransi terbesar di

Indonesia, PT. Tugu Pratama Indonesia terus berus berjalan dengan baik

sesuai Visi dan Misi perusahaan yang akan semakin gencar disosialisasikan

dan menjadi pedoman bagi setiap insan perusahaan dalam menjalankan

aktivitas usahanya. Dimana yang mempunyai Visi “Menjadi perusahaan

asuransi yang unggul, terpercaya, dan menciptakan nilai tambah

berkelanjutan bagi seluruh Stakeholders. Dan memiliki Misi

“Mengoptimalkan nilai perusahaan secara berkelanjutan; Menciptakan

2 www.tugu.com, Company Profile, 30/6/2015 pukul 09.05

4

kepuasan pelanggan melalui pelayanan jasa asuransi yang prima;

Mengembangkan kapabilitas dan kompentensi sumber daya manusia

menjadi insan yang professional, kompetitif, dan peduli; Memberdayakan

perusahaan menuju perusahaan yang berkelas dunia dan menjadi kebanggaan

Bangsa Indonesia”. (Annual Report, PT. Tugu Pratama Indonesia, 2013)3

PT. Tugu Pratama Indonesia yang dulu dikenal masyarakat dan

dikenal dalam dunia perasuransian sebagai asuransi milik PT. Pertamina

(Persero) sebagai asuransi pelindung bagi para pekerja pertamina itu sendiri

baik dari sektor migas dan non-migas. Jelas saja citra yang timbul pada

masyarakat bahwa TPI merupakan perusahaan asuransi yang hanya

ditujukan bagi Pertamina. Namun, semakin berkembangnya dunia asuransi

dan semakin ketat pula persaingan dalam dunia asuransi, TPI berupaya terus

mengembangkan produk asuransinya menjadi produk asuransi umum. Ini

dilakukan sebagai pemenuhan kebutuhan masyarakat akan perlindungan

asuransi dalam kehidupan sehari-hari, dengan cara pengembangan produk-

produk asuransi umum yang bisa masyarakat percayakan sebagai

perlindungan mereka. Sehingga TPI mengharapkan respon atau citra yang

dihasilkan oleh masyarakat bahwa TPI merupakan asuransi umum yang

hadir dan bisa digunakan masyarakat luas, tidak hanya asuransi yang

diperuntukan bagi keryawan dan bidang usaha PT. Pertamina (Persero) saja.

Produk dan jasa yang TPI dikembangkan oleh tim yang memiliki

pengalaman dan kompetensi selama lebih dari 31 tahun di dalam masing-

3 Annual Report PT. Tugu Pratama Indonesia 2013, 30/6/2016 pukul 09.08

5

masing bidang, sehingga semua produk dan jasa dapat memberikan solusi

dank kepuasan kepada nasabah. Selain produk yang berbasis Asuransi

Umum, TPI juga membuat produk atau gerakan baru demi meraih dan

mempertahankan kejayaannya dalam pangsa pasar di sektor keuangan

(Finansial), seraya terus mempertegas kehadiran di segmen asuransi berbasis

Syariah. Dan produk-produk di segmen energy terus dipertahankan karena

pasar segmen energy merupakan pangsa pasar terbesar yang pernah

membawa TPI menjadi perusahaan asuransi dengan pangsa pasar terbesar di

Indonesia.

Sebagai perusahaan yang telah berpengalaman di berbagai bidang

asuransi, TPI telah banyak mengukir pretasi atau Award dalam berbagai

bidang asuransi. Pada beberapa tahun belakangan (2008 – 2014) banyak

penghargaan dan prestasi yang didapat oleh TPI dalam kiprahnya menjadi

perusahaan asuransi terbesar di Idnonesia dan dapat membanggakan bagi

Bangsa Indonesia. Adapun Penghargaan atau Award yang didapat TPI,

seperti: TPI menerima penghargaan dalam Indonesia Insurance Award 2013

yang diselenggarakan oleh Media Business Review dan Indonesia – Asia

Institute serta Perbanas Institute “Non Listed Company General Insurance-

Assets > Rp200 Billion”, untuk Kategori; 1st for Corporate Social

Responsibility, 2nd

for Good Corporate Governance, 2nd

for Information

Technology, 3rd

for Risk Management (Annual Report, 2013:25)4,

Penghargaan untuk Program “Tanggung Jawab Sosial (CSR)” pada tahun

4 Annual Report PT. Tugu Pratama Indonesia 2013 hal 25, 30/6/2015 pukul 09.20

6

2010, yang diberikan oleh lembaga nirlaba Dompert Dhuafa CSR Award

untuk kategori ekonomi bidang “Program Pemberdayaan Petani Sehat Untuk

Masyarakat Indonesia”. (http://www.tugu.com/company-profile/awards-and-

achievement)5

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan komponen yang

sangat penting bagi PT. Tugu Pratama Indonesia, karena didalamnya terdapat

misi dari program CSR itu sendiri yaitu “Membangun Kepercayaan dengan

Peningkatan Citra Perusahaan”. PT Tugu Pratama Indonesia (TPI) memahami

bahwa aktivitas CSR ini bukan semata-semata kewajiban untuk tunduk pada

peraturan perundangan yang berlaku, namun lebih kepada upaya perusahaan

dalam memberikan manfaat yang optimal bagi keberlangsungan hidup

masyarakat sekitar dan lingkungan. Bagi TPI, pelaksanaan CSR juga menjadi

bagian penting upaya perusahaan untuk mengawal dan menjamin

keberlangsungan usaha, sekaligus mewujudkan visi menjadi perusahaan

asuransi dan manajemen risiko terkemuka berkelas dunia.

Sejak 2004, kini kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)

berada dibawah tanggung jawab divisi Corporate Secretary Group. Secara

garis besar, aktivitas kegiatan CSR yang diselenggarakan PT. Tugu Pratama

Indonesia mencakup beberapa bidang, yaitu:

5 http://www.tugu.com/company-profile/awards-and-achievement, 30/6/2015 pukul

09.31

7

1. Bidang Lingkungan Hidup

TPI selalu berupaya menjamin kesejahteraan karyawan,

menjunjung tinggi hak, dan membuka peluang peningkatan

jenjang pendidikan bagi karyawan.

2. Bidang Ketenagakerjaan

TPI selalu berupaya menjamin kesejahteraan karyawan,

menjunjung tinggi hak, dan berkomitmen untuk mengembangkan

kapabilitas dan kompetensi pegawainnya agar dapat menjadi

insan Perusahaan yang professional, kompetitif, dan peduli.

3. Bidang Sosial dan Kemasyarakatan

Program CSR TPI merupakan bentuk kepedulian Perusahaan

terhadap berbagai permasalahan tahunan yang dihadapi

masyarakat Indonesia, seperti banjir, pelayanan kesehatan,

pendidikan, dll.

4. Bidang Kepuasan Konsumen

TPI menempatkan posisi pelanggan sebagai salah satu pemangku

kepentingan utama yang harus dijamin kepuasannya. (Annual

Report, 2013:163-169)

Lembaga bisnis, badan usaha, baik perusahaan swasta maupun milik

Negara (BUMN) mempunyai tanggung jawab sosial (Corporate Social

Responsibility) terhadap lingkungan sekitarnya, karena perusahaan tidak

boleh hanya meningkatkan profit tetapi juga harus memikirkan kesejahteraan

masyarakat sekitar perusahaan tersebut.

Peraturan bagi perusahaan terhadap tanggung jawab sosial dan

lingkungan atau Corporate Social Responsibility diatur dalam Pasal 74 UU

No. 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, yang bertujuan untuk

mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan

kualitas hidup dan lingkungan yang bermanfaat bagi Perseroan itu sendiri,

komunitas setempat, dan masyarakat pada umumnya.

8

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah program yang

mengimplementasikan tanggung jawab sosial sebuah perusahaan kepada

masyarakat luas. Tanggung jawab sosial ini merupakan tanggung jawab

perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Ini juga

merupakan sebuah pesan bahwa sebuah perusahaan juga harus peduli pada

lingkungan sosial dan masyarakat yang ada di lingkungan sekitarnya. Inilah

sebuah paradigma yang berfikir bahwa ada misi lain yang mesti diusung oleh

suatu perusahaan, selain meraih profit semaksimal mungkin, yaitu misi

untuk memberikan manfaat bagi segenap komunitas msyarakat yang

melingkupinya.

Keberadaan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia saat

ini menjadi hal yang sangat penting. Karena dilatar belakangi oleh mulai

berkurangnya kepercayaan dari masyarakat terhadap suatu organisasi atau

perusahaan, dimana kepercayaan tersebut menjadi begitu penting bagi

sebuah perusahaan dalam menunjang eksistensi perusahaan. Perusahaan atau

organisasi tidak boleh menjadi besar tanpa memperdulikan masyarakat dan

lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, perusahaan atau organisasi dituntut

untuk ikut bertanggung jawab atas kelangsungan kehidupan dan

perkembangan komunitas di lingkungan sekitarnya.

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility untuk memperhatikan

aspek sosial dalam masyarakat sangatlah perlu bagi sebuah perusahaan,

karena dianggap juga berpengaruh pada citra perusahaan. Pelaksanaan CSR

itu sendiri secara tidak langsung bisa berimbas pada citra perusahaan, baik

9

memperbaiki citra perusahaan maupun semakin meningkatkan citra

perusahaan. Oleh karena itu, secara perlahaan kegiatan CSR tersebut akan

tercipta citra perusahaan yang baik dan berguna bagi perusahaan itu sendiri.

Public Relations atau yang sering disebut Humas adalah usaha yang

direncanakan secara terus-menerus dengan sengaja, guna membangun dan

mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan

masyarakatnya. Pendapat ini menunjukkan bahwa public relation dianggap

sebuah proses atau aktivitas yang bertujuan untuk menjalin komunikasi

antara organisasi dan pihak luar organisasi.

Seorang Public Relations dalam suatu perusahaan tidak luput juga

dari fungsi kerja dalam manajemen. Dalam praktiknya, seorang humas

bekerja dalam internal maupun eksternal perusahaan. Baik dalam kegiatan

dan permasalahan internal perusahaan, maupun hubungannya dengan pihak

lain diluar perusahaan yang dalam mempengaruhi kinerja dan citra

perusahaan.

Tugas seorang Public Relations ialah menyelenggaraka komunikasi

timbal balik (two ways comunications) antara lembaga dengan publik yang

bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungann bagi

tercapainya suatu tujuan tertentu , kebijakan , kegiatan produksi , demi

kemajuan lembagau atau citra positif lembaga bersangkutan. Kegiatan

Public relations sangat erat kaitannya dengan pembentukan opini publik dan

perubahan sikap dari masyarakat. Jika menghadapi situasi yang genting

10

(crucial) seperti timbul masalah , konflik, pertikaian hingga terjadi situasi

krisis, maka seorang public relations wajib untuk menjelaskan secara jujur

dan terbuka.

Fungsi dari Public Relations itu sendiri ialah:

1. Sebagai Communicator, atau sebagai penghubung antara

perusahaan dengan lembaga ang mewakili dengan publiknya.

2. Membina Relationship, yaitu berupa membina hubungan yang

positif dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya.

3. Peranan Back-Up Management, sebagai pendukung dalam fungsi

manajemen suatu perusahaan.

4. Membentuk Corporate Image, artinya fungsi peranan PR dalam

suatu perusahaan berupaya untuk membentuk dan menciptakan

Citra bagi perusahaan. (Ruslan, 2002:10)

Bila perusahaan ingin terus berkelanjutan , maka harus memperhatikan

“3P‟‟ yaitu Profit, People, dan Planet. Artinya selain mengejar profit

perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan

kesejahteraan masyarakat (People) dan turut berkontribusi aktif dalam

menjaga kelestarian lingkungan (Planet). Hal ini dikenal sebagai istilah

Tripple Bottom Line yang dipopulerkan oleh John Elkington pada tahun

2007 melalui bukunya “Cannibal with Forks, The Triplle Bottom Line of 21st

Century Bussiness.”, yang kemudian dikembangkan oleh Yusuf Wibisono

pada bukunya yaitu “Membedan Konsep dan Aplikasi CSR” yaitu:

1. Profit (Keuntungan)

Tidak mengherankan bila fokus utama sebuah perusahaan dalam

seluruh kegiatan perusahaan ialah mengejar profit atau mendongkrak

harga saham setinggi-tingginya, baik secara langsung maupun secara

11

tidak langsung. Profit sendiri pada hakekatnya merupakan tambahan

pendapatan bagi kelangsungan hidup perusahaan.

2. People (Masyarakat Pemangku Kepentingan)

Masyarakat merupakan stakeholder yang sangat penting bagi

perusahaan. Oleh sebab itu perusahaan dan masyarakat tidak dapat

dipisahkan dan perusahaan harus berupaya memberikan manfaat yang

sebesar-besarnya kepada masyarakat. Setiap kinerja perusahaan harus

berpotensi memberikan dampak kepada masyarakat demi

mempertahaankan keberlangsungan hidup perusahaan.

Sudah semestinya perusahaan mengelola lebih santun dan arif

Community Relationship-nya. Perusahaan memang perlu memiliki

pandangan bahwa Corporate Social Responsibility adalah investasi masa

depan. Corporate Social Responsibility bukan lagi dilihat sebagai sentra

biaya (cost centre) melainkan sebagai laba (profit centre) di masa

mendatang.

3. Planet (Lingkungan)

Lingkungan adalah sesuatu yang terkait dengan seluruh bidang

kehidupan kita. Semua kegiatan yang kita lakukan sehari-hari tidak

terlepas dari lingkungan sekitar kita. Hubungan kita dengan lingkungan

merupakan hubungan sebab akibat. Jika kita merawat lingkungan sekitar

maka lingkungan sekitar pun akan memberikan manfaat kepada kita.

12

Begitu pun sebaliknya, bila kita merusaknya maka kita akan menerima

akibatnya.

Hal ini juga berlaku bagi perusahaan. Dengan setiap kinerjanya,

hendaknya perusahaan memperhatikan lingkungan. Meraih keuntungan

sebesar-besarnya merupakan inti dari setiap bisnis, namun sayangnya

masih banyak perusahaan yang hanya mementingkan bagaimana

menghasilkan laba sebanyak-banyaknya tanpa melakukan upaya apapun

untuk melestarikan lingkungan. (Wibisono, 2007:32)

Minimnya pengetahuan tentang perasuransian dikalangan pelajar sejak

dini, mendobrak pemerintah dan pihak lainnya untuk ikut mensosialisasikan

hal tersebut. Termasuk pihak pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) yang menilai pemahaman tentang keuangan di masyarakat Indonesia

masih sangat rendah. Masyarakat juga belum memiliki perencanaan

keuangan keluarga yang baik. Karena itu sejak masih anak, pemahaman

keuangan perlu dilakukan.

"Semestinya, pemahaman itu harus diperkenalkan sejak dini.

Kemampuan anak Indonesia memahami tentang keuangan sangat

rendah. Banyak survei menyatakan hal itu, termasuk survei yang

kami lakukan. Hanya 1,7% anak Indonesia yang kami survei yang

mengerti tentang asuransi," ujar Direktur Industri Keuangan Non-

Bank (IKNB) Syariah Otoritas Jasa Keuangan Mochamad

Muchlasin dalam pernyataannya saat talk show di acara

pembukaan Sun Life Edufair di Senayan City, Jakarta, Kamis

(28/1/2016).

Kecenderungan dari banyak perusahaan masih memaknai program

Corporate Social Responsibility hanya sebatas kegiatan donasi kepada

masyarakat, masih belum dimaknai sebagai sebuah upaya serius dari

13

perusahaan yang ditujukan untuk lebih memberdayakan masyarakat lokal.

Seperti halnya program CSR untuk bidang pendidikan, selama ini hanya

dilaksanakan dalam bentuk pemberian bantuan beasiswa untuk siswa/siswi

berprestasi yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, bantuan

perbaikan sarana belajar sekolah dan pemberian insentif untuk para guru.

Dan anehnya hal ini justru banyak dibanggakan oleh para pekerja sosial

perusahaan dan dianggap telah banyak membantu.

Dunia asuransi memang tidak begitu terbuka dan mudah untuk

dipahami oleh para pelajar, namun bagitu penting bagi mereka saat mereka

sudah dewasa dan butuh perlindungan dalam kehidupannya

Berkaca dari permasalahan yang terjadi tersebut, PT. Tugu Pratama

Indonesia menyelenggarakan salah satu kegiatan CSR-nya dalam gerakan

TPI Mengajar yang mana memberikan pengetahuan asuransi kepada para

pelajar. Kegiatan pengenalan pengetahuan asuransi kepada para siswa

tingkat SLTA dan SMA ini sudah dilaksanakan selama 2 tahun terakhir.

Kesadaran TPI terhadap geerasi muda penerus bangsa mendorong

dilaksanakannya kegiatan CSR dalam bentuk edukasi pengenalan tentang

asuransi, yang berbeda dengan kegiatan CSR perusahaan lainnya yang hanya

memberikan donasi dan beasiswa bagi para pelajar. Selain memberikan

pengetahuan tentang asuransi, kegiatan ini juga sekaligus dapat menciptakan

dan meningkatkan citra positif perusahaan terutama dikalangan sekolah atau

pelajar.

14

Bila dilihat menggunakan Triple Bottom Line, maka kegiatan CSR PT.

Tugu Pratama Indonesia ini termasuk dalam golongan People. Karena

perusahan harus bisa memberi dampak yang positif demi perkembangan

hidup masyarakat luas, seperti kegiatan pengenalan pendidikan asuransi

seperti ini kepada para pelajar. Selain sebagai pembuktian atas tanggung

jawab perusahaan, perusahaan juga sadar bahwa kegiatan CSR semacam ini

merupakan profit centre di masa depan. Sehingga dengan sendirinya timbul

hubungan yang harmonis antara PT. Tugu Pratama Indonesia dengan

masyarakat, demi keberlangsungan eksistensi perusahaan.

Salah satu program CSR yang dilakukan PT. Tugu Pratama Indonesia

yaitu gerakan “TPI Mengajar” bertemakan Pengenalan Pengetahuan

Asuransi, yang bertempat di SMAN 1 Budi Utomo Jakarta pada 9 September

2014 lalu. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para

pelajar tentang dunia asuransi. Materi yang diberikan pun menitik beratkan

pada pengenalan pengetahuan asuransi dan produk unggulan yang dimiliki

oleh TPI.

Tidak hanya memberikan edukasi, tapi memberikan bantuan CSR berupa

perlengkapan kebutuhan sekolah seperti printer, laptop, yang diharapkan

dengan bantuan ini mempermudah jalannya proses belajar mengajar di

sekolah tersebut, yang pada akhirnya mampu memberikan pengaruh positif

terhadap peningkatan kemampuan akademis para siswa. Perusahaan

berharap adanya timbal balik dan pandangan yang positif terhadap

15

perusahaan, dan juga menjadi keuntungan tersendiri bagi TPI.

Penyelenggaraan CSR semata-mata adalah untuk pencitraan.

“Citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri public terhadap perusahaan.

Kesan yang dengan segaja diciptakan dari suatu objek, orang, atau

organisasi” (Sumirat dan Ardianto, Dasar-Dasar Publik Relations,2004;111-

112)

“Menyimpulkan secara umum, citra diartikan sebagai kesan seseorang

atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan

dan pengalamannya” (Jefkins, Op.Cit, hal.114)

Citra adalah tujuan dan sekaligus merupakan reputasi yang hendak

dicapai bagi dunia Humas. Citra sangat penting dalam sebuah perusahaan

atau lembaga, karena dengan adanya citra yg positif akan meningkatkan citra

perusahaan itu sendiri. Kehadiran perusahaan atau lembaga disuatu

lingkungan sangat memerlukan dukungan, baik dari internal maupun

eksternal (masyarakat atau lingkungan sekitar).

Citra sangat penting dalam dunia perusahaan, karena dengan adanya citra

positif maka akan meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap

perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus mencari pola-pola kemitraan

dengan seluruh Stakeholder agar dapat berperan dalam pembangunan,

sekaligus meningkatkan kinerjaperusahaan dan mampu bersaing dengan

competitor.

16

Pola-pola kemitraan tersebut dapat dikatakan CSR, karena ini bertujuan

untuk mendorong perusahaan agar lebih perhatian terhadap lingkungan

sekitar dan masyarakat.

“Keberhasilan suatu perusahaan dapat dikatakan ketika perusahaan

tersebut terjalin hubungan yang baik dan harmonis dengan

pemerintah dan masyarakat. Hubungan tersebut di dasarkan pada

manusia sebagai makhluk sosial, jadi hakikat sosial adalah manusia

hidup dengan menusia lain maupun lingkungan. Jadi dalam hal ini

ada hubungan timbal balik atinya tindakan atau perilaku seseorang

tentu ada akibatnya atau dampaknya bagi orang lain. Manusia hidup

bersama karena saling membutuhkan, dan dalam interaksi tersebut

dan tidak langsung mempunyai tujuan tertentu. Hubungan yang baik

tercipta saling pengertian dan niat baik dari setiap public tersebut.

Hubungan ini lebih dikenal dengan proses komunikasi. Menurut

Hovland, Janis & Kelley, komunikasi adalah suatu proses melalui

mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya

dalam bentuk kata-kata), dengan tujuan mengubah atau membentuk

prilaku orang-orang lainnya (khalayak)”. (Djuarsa, 2003:1.10)

“Citra perusahaan yang dimaksud adalah citra dari suatu organisasi

secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk atau jasa.

Citra perusahaan ini terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah atau

riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas

dibidang keuangan, kualitas produk, hubungan industry yang baik,

reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan turut memikul

tanggung jawab sosial, dan komitmen mengadakan riset”. (Jefkins,

2003:22)

Dalam konteks pembentukan citra perusahaan, di semua bidang

pembahasan di atas boleh dikatakan PR terlibat di dalamnya, sejak Fact

Finding, Planning, Communicating, hingga Evaluating.

1.2 Fokus Penelitian

Dalam melakukan penelitian diperlukan adanya suatu pertanyaan penelitian,

tujuannya adalah agar penulis dapat menentukan sasaran dalam memperoleh

hasil yang maksimal, sehingga penulis telah menetap fokus penelitian yaitu

Strategi CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Tugu Pratama Indonesia

17

Dalam Meningkatkan Citra Perusahaan (Studi Kasus Gerakan “TPI

Mengajar” Pengenalan Pengetahuan Asuransi di SMAN 1 Budi Utomo

Jakarta)

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana strategi CSR di PT. Tugu Pratama Indonesia dalam

meningkatkan citra perusahaan?

2. Apa Tujuan dan manfaat kegiatan CSR bagi PT. Tugu Pratama Indonesia

dan SMAN 1 Budi Utomo Jakarta

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan dan manfaat penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimana Strategi CSR di PT. Tugu Pratama Indonesia

dalam meningkatkan citra perusahaan.

2. Mengetahui apa tujuan dan manfaat kegiatan CSR bagi PT. Tugu Pratama

Indonesia dan SMAN 1 Budi Utomo Jakarta.

1.5 Signifikasi Penelitian

Penelitian ini memiliki kegunaan teoritis dan akademis, yaitu:

1. Signifikasi Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan menghasilkan suatu

kajian dari sudut pandang teoritis akademis, memberikan sebuah peran /

kontribusi bagi perkembangan ilmu komunikasi, khususnya dalam bidang

Hubungan Masyarakat.

2. Signifikasi Praktis

18

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi PT. Tugu Pratama

Indonesia, serta menjadi masukan dan bahan untuk evaluasi yang dapat

meunjang strategi kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility).

19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP & TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Dalam bab ini penulis menguraikan beberapa tinjauan literatur yang merujuk

kepada hal-hal yang dianggap penting dan mempunyai dengan permasalahan di

dalam penelitian ini.

Sesuai dengan literature review yang ditemukan penulis mengenai

keterkaitan masalah penelitian ini, dikemukakan dari beberapa penelitian sejenis,

sebagai berikut : menurut Handri Tyas dalam penelitiannya (skripsi/2007)

tentang Strategi Kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) PT. United

Tractors Tbk Dalam Pelaksanaan Program Pelatihan Pembuatan Kompos Dari

Sampah Di Masyarakat RW 04 Rawa Terate dan menurut Shinta Ayu Lianti

dalam penelitiannya (skripsi/2009) tentang Kegiatan Corporate Social

Responsbility (CSR) Bank Rakyat Indonesia (Perser), Tbk Melalui Program BRI

Peduli Pendidikan Nusantara Cerdas (Studi Tentang Strategi Humas Divisi

Sekretariat Perusahaan PT. BRI (Persero) Tbk Dalam Kegiatan Corporate Social

Responsbility). Seprti yang dijelaskan penelitian tersebut, bahwa penelitian dan

analisis yang dilakukan akan dijelaskan dibawah ini :

Nama

Peneliti

Handri Tyas

(skripsi/2007)

Shinta Ayu Lianti

(skripsi/2009)

Ardy Prana Sudhan

(skripsi/2015)

19

20

Judul

Penelitian

Strategi Kegiatan

CSR (Corporate

Social Responsibility)

PT. United Tractors

Tbk Dalam

Pelaksanaan Program

Pelatihan Pembuatan

Kompos Dari

Sampah Di

Masyarakat RW 04

Rawa Terate

Kegiatan Corporate

Social Responsbility

(CSR) Bank Rakyat

Indonesia (Perser), Tbk

Melalui Program BRI

Peduli Pendidikan

Nusantara Cerdas (Studi

Tentang Strategi Humas

Divisi Sekretariat

Perusahaan PT. BRI

(Persero) Tbk Dalam

Kegiatan Corporate

Social Responsbility)

Strategi CSR

(Corporate Social

Responsibility) PT.

Tugu Pratama

Indnesia Dalam

Meningkatkan Citra

Perusahaan (Studi

Kasus Gerakan “TPI

Mengajar” Dalam

Pengenalan

Pengetahuan

Asuransi di SMAN 1

Budi Utomo Jakarta)

Lokasi

Penelitian

Bagian CSR PT.

United Tractors Tbk,

Jl. Raya Bekasi Km.

22, Cakung

Humas Divisi Sekretariat

PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero)

Corporate Sekretary

Group PT. Tugu

Pratama Indonesia,

Fokus

Masalah

Bagaimana strategi

kegiatan CSR PT.

United Tractors Tbk

dalam pelaksanaan

program pelatihan

pembuatan kompos

Bagaimana strategi

humas Divisi Sekretariat

Perusahaan dalam

menjalankan kegiatan

Corporate Social

Responsibility (CSR) PT.

Bagaimana Strategi

CSR (Corporate

Social

Responsibility) PT.

Tugu Pratama

Indonesia dalam

21

dari sampah di

masyarakat RW 04,

Rawa Terate

Bank BRI (Persero) Tbk

melalui Program BRI

Peduli Pendidikan

Nusantara Cerdas

meningkatkan citra

perusahaan (Studi

kasus Gerakan “TPI

Mengajar” dalam

Pengenalan

Pengetahuan

Asuransi di SMAN 1

Budi Utomo Jakarta)

Tujuan

Penelitian

- Bagaimana

strategi

kegiatan CSR

PT. United

Tractors Tbk

- Apakah

tujuan dan

manfaat

kegiatan CSR

bagi PT.

United

Tractors Tbk

- Apakah

kendala yang

dihadapi dan

Mendeskripsikan strategi

Humas Divisi Sekretariat

Perusahaan PT. Bank

Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk dalam

Kegiatan CSR

- Mengetahui

bagaimana

strategi CSR

di PT. Tugu

Pratama

Indonesia

dalam

meningkatka

n citra

perusahaan

- Mengetahui

apa tujuan

dan manfaat

kegiatan CSR

bagi PT.

22

penyelesaiann

ya oleh PT.

United

Tractors Tbk

dalam

kegiatan CSR

Tugu Pratama

Indonesia dan

SMAN 1

Budi Utomo

Jakarta

Pendekat

an

Konstruktivisme Konstruktivisme Post-Positivisme

Teori Community

Relations, Citra,

Community

Development,

Strategi PR, Konsep

Manajemen PR

9 Steps of Public

Relations, menurut

Ronald D. Smith

6 Tahapan

Pelaksanaan CSR,

Teori Citra

Hasil Dibutuhkan suatu

manajemen dalam

merencanakan

program pembuatan

kompos pada

masyarakat RW 04

Rawa Terate yang

dimulai melakukan

survey lapangan

Strategi yg dilakukan

Humas PT. BRI (Persero)

dalam melakukan CSR

yaitu mencari dan

mengumpulkan fakta

untuk mengetahui apa

saja yang dibutuhkan

putra/i daerah Indonesia

Timur, kemudian

23

terlebih dahulu apa

yang menjadi

permasalahan,

terutama masalah apa

saja yang perlu

dibantu melalui

kegiatan CSR ini,

sehingga UT dapat

menyimpulkan

bahwa dalam bidang

apa yang harus

dilakukan untuk

menjadi objek CSR

perusahaan

membuat kegiatan yang

bermanfaat salah satunya

dengan memberikan

beasiswa untuk mereka

melanjutkan studi ke

PTN. Melakukan

komunikasi dengan PTN,

Dosen Pembina, dan

putra/i yang menerima

beasiswa agar tidak

timbulnya kendala-

kendala dalam kegiatan

ini. Mengevaluasi

kegiatan sehingga

mengetahui apa saja

kekurangan dalam

pelaksanaan kegiatan

CSR tersebut.

Penelitian sebelumnya mengenai strategi kegiatan CSR PT. United Tractors

Tbk dalam pelaksanaan program pelatihan pembuatan kompos dari sampah di

masyarakat RW 04 Rawa Terate oleh Handri Tyas, dimana pihak perusahaan

melakukan kegiatan CSR-nya dalam memberikan program pelatihan kepada

24

masyarakat terhadap penggunaan sampah untuk dijadikan pupuk kompos yang

bermanfaat. PT. United Tractors Tbk melakukan survey melalui pihak berwenang

dalam meneliti keadaan masyarakat RW 04 Rawa Terate, apakah masih banyak

yang harus dilengkapi atau didukung guna menunjang taraf hidup masyarakat agar

lebih baik. Maka itu PT. United Tractors Tbk memutuskan untuk menyumbang

kan partisipasinya sebagai kegiatan sosial perusahaan.

Ada juga penelitian dari Shinta Ayu Lianti, dimana yang mengenai kegiatan

CSR PT. BRI (Persero) Tbk melalui program BRI Peduli Pendidikan Nusantara

Cerdas melalui studi kasus yaitu strategi humas sekretariat perusahaan PT. BRI

(Persero) Tbk dalam kegiatan CSR. PT. BRI (Persero) Tbk dalam melakukan

program CSR-nya melalui tahap pencarian fakta dan masalah yang dihadapi

masyarakat terlebih dahulu. Melihat situasi di Indonesia Timur, menganalisa

seluruh kelengkapan atau pihak-pihak yang berpartisipasi dalam pelaksanaan

kegiatan CSR tersebut, supaya kegiatan CSR tersebut tepat sasaran. Perancangan

strategi dan taktik menggunakan pada media yang digunakan, perhitungan

anggaran yang digunakan, dan mengevaluasi rencana tersebut dengan melihat

tujuan dari beasiswa Nusantara Cerdas sehingga dapat meminimalisir kendala

yang akan timbul.

Ada beberapa perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang

akan penulis buat, yaitu perancangan strategi kegiatan CSR atau strategi CSR

yang dilakukan perusahaan terhadap kebutuhan masyarakat sekitar. Melalui

pencarian dan pengumpulan fakta terhadap subjek dan objek yang akan diberikan

bantuan melalui kegiatan CSR, perencanaan dan perancangan strategi yang akan

25

digunakan, sampai pengevaluasian hasil kegiatan sehingga terlihat apakah tujuan

dilakukannya kegiatan CSR tercapai atau tidak. Diharapkan kegiatan tersebut bisa

tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan perusahaan atau tujuan kegiatan CSR

tersebut, dimana diharapkan tercitanya dampak positif terhadap perusahaan dari

masyarakat.

2.2 Kerangka Konsep – Konsep Penelitian dan Teori

2.2.1. Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan kepada orang lain. Itu

definisi, makna, arti, atau pengertian komunikasi (communication) secara

praktis atau dalam praktik kehidupan sehari-hari. Pesan (message) itu bisa

berupa informasi, pemberitahuan, keterangan, ajakan, imbauan, bahkan

provokasi atau hasutan.

Kata kunci dalam komunikasi adalah pesan itu. Dari pesan itulah sebuah

proses komunikasi dimulai. Komunikasi terjadi karena ada pesan yang

ingin atau harus disampaikan kepada pihak lain.

“Komunikasi adalah kebutuhan hidup manusia. Kehidupan manusia tanpa

komunikasi akan terasa hampa. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar

manusia, maupun perorangan, kelompok, atau organisasi tidak dapat

terlaksana. Dengan demikian, komunikasi dapat diibaratkan sebagai urat

nadi kehidupan manusia.” (Djuarsa, 2005:13)

“Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan (informasi) dari

komunikator kepada komunikan melalui media dengan bertujuan baik

untuk merubah opini, pendapat, atau perilaku orang lain. Komunikasi juga

digunakan untuk menyampaikan ide atau gagasan. Menurut Scalan dan

26

Bernard Keys, secara sederhana komunikasi dapat dirumuskan sebagai

proses menyampaikan informasi dari pengertian seseorang kepada orang

lainnya.” (Moekijat, 1993:13)

Dalam garis besarnya, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah

“penyampaian informasi dan penyampaian dari seseorang kepada orang

lain dimana komunikasi itu akan berhasil jika sekitarnya timbul saling

pengertian antara kedua pihak, si pengirim dan si penerima informasi dapat

memahaminya. Hal ini tidak berarti kedua belah pihak menyetujui sesuatu

gagasan tersebut, namun yang terpenting adalah saling memahami gagasan

tersebut.

“Menurut Wiryanto dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi, Tatanan

Komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Komunikasi Antar Pribadi

Merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka

antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisir maupun pada

kerumunan orang

2. Komunikasi Kelompok

Merupakan proses komunikasi antar tiga orang atau lebih yang

berlangsung secara tatap muka. Dalam kelompok tersebut anggota

saling berinteraksi satu sama lain.

3. Komunikasi Organisasi

Adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam

kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi.

4. Komunikasi Massa

Merupakan suatu tipe komunikasi manusia. Ia lahir seiring penggunaan

alat-alat elektronik dan mekanik yang mempu melipat gandakan pesan-

pesan komunikasi.” (Wiryanto, 2004:67).

Dalam penelitian ini, penulis lebih menitik beratkan penelitian pada

Komunikasi Organisasi. Berikut ini merupakan ringkasan tentang

komunikasi organisasi:

2.2.1.1. Komunikasi Organisasi

27

Komunikasi organisasi adalah proses meciptakan dan saling

menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling

tergantung satu sama lain untuk mengatasi suatu lingkungan yang

tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.

Komunikasi merupakan unsur pengikat berbagai bagian yang

saling bergantung dari suatu sistem. Tanpa komunikasi tidak akan

ada aktivitas yang terorganisir. Pentingnya komunikasi dalam

organisasi merupakan sebuah keharusan demi terciptanya iklim

kerja yang nyaman dalam sebuah organisasi.

Organisasi adalah “sebuah wadah yang menampung orang-orang

dan objek; orang-orang dalam organisasi yang berusaha mencapai

tujuan bersama.” (Pace dan Faules, 2006:17)

Menurut Goldhaber, definisi Komunikasi Organisasi adalah

“Proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu

jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk

mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-

ubah. Definisi ini mengandung 7 konsep kunci yaitu proses,

pesan, jaringan, saling tergantung, hubungan, lingkungan, dan

ketidakpastian.” (Muhammad, 2004:6)

Terdapat 2 macam komunikasi organisasi, yaitu komunikasi

internal dan komunikasi eksternal. Dalam penulisan, penulis akan

membahas lebih dalam mengenai komunikasi eksternal yaitu

antara PT. Tugu Pratama Indonesia dengan masyarakat atau

28

komunitas sekitarnya, sedangkan komunikasi internal akan

dibahas secara singkat.

1. Komunikasi Internal

Merupakan pertukaran gagasan antara para

administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan dalam

struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara

horizontal dan vertical di dalam perusahaan, sehingga

pekerjaan berjalan.

Dalam komunikasi internal terdapat beberapa garis

komunikasi, antara lain;

Komunikasi Vertikal, terdiri dari Downward Communication

yaitu informasi yang berlangsung secara formal dari seseorang

yang memiliki wewenang atau kedudukan yang lebih tinggi

(atasan) kepada orang lain yang kedudukannya lebih rendah

(bawahan). Dan Upward Communication yaitu informasi yang

disampaikan oleh seseorang yang memiliki kedudukan yang

lebih rendah (bawahan) kepada seseorang yang memiliki

kedudukan yang lebih tinggi (atasan).

Komunikasi Horizontal, ialah informasi yang berlangsung

diantara orang-orang yang dianggap memiliki kedudukan

sederajat atau sama.

Komunikasi Diagonal/Silang, ialah informasi yang

berlangsung diantara orang-orang yang bukan atasannya atau

bawahaannya, namu kepada orang lain dan bagian yang secara

fungsional berbeda. (Ibid, hal 44).

2. Komunikasi Eksternal

Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara orang-

orang yang berada di dalam dengan khalayak public diluar

organisasi atau perusahaan. Bila di dalam organisasi atau

perusahaan yang besar, komunikasi eksternal dilakukan oleh

seorang humas. Sedangkan bila di dalam organisasi atau

perusahaan yang kecil, komunikasi eksternal dilakukan oleh

atasan atau pimpinan perusahaan itu sendiri dengan pihak luar

perusahaan.

Komunikasi eksternal itu sendiri dilakukan oleh

perusahaan dengan tujuan memberikan informasi kepada

khalayak terhadap segala informasi mengenai perusahaan.

Dapat dilakukan dengan berinteraksi tatap muka langsung,

maupun dengan melalui media massa.

Tujuan utama dilakukannya komunikasi internal oleh perusahaan

adalah:

29

- Membina dan memelihara hubungan yang baik

dengan pihak diluar perusahaan

- Menciptakan opini publik yang menguntungkan

- Memelihara dan menjaga citra organisasi atau

perusahaan agar tetap positif

Perusahaan dapat menjalankan komunikasi eksternal

dengan baik terhadap khalayak atau lingkungan sekitarnya

akan dapat mendatangkan keuntungan. Tidak hanya berupa

profit kuntungan, namun beberapa manfaat lainnya seperti

naiknya citra perusahaan dalam masyarakat. Dengan

peningkatan citra perusahaan tersebut, maka secara tidak

langsung terjadi pula peningkatan reputasi perusahaan di PT.

Tugu Pratama Indonesia. Dengan demikian, PT. Tugu Pratama

Indonesia akan diterima keberadaannya di tengah-tengah

masyarakat dengan baik.

2.2.1.1.1 Fungsi Organisasi Komunikasi

1. Fungsi Informatif

Organisasi dipandang sebagai suatu sistem pengelolaan

informasi berupaya memperoleh informasi sebanyak-

banyaknya, dengan kualitas sebaik-baiknya dan tepat

waktu.

30

2. Fungsi Regulatif

Menghubungkan dengan peraturan-peraturan yang

berlaku dalam suatu organisasi.

3. Fungsi Persuasif

Fungsi ini lebih banyak dimanfaatkan oleh pihak

pimpinan dalam suatu organisasi dengna tujuan untuk

memperoleh dukungan dari karyawan tanpa adanya

unsur paksaan apalagi kekerasan.

4. Fungsi Integratif

Seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa dengan

komunikasi, anggota organisasi dapat memahami setiap

kebijaksanaan pimpinan. Selanjutnya diharapkan mereka

akan menjalankan tugas dengan baik, artinya anggota

organisasi tersebut akan berpartisipasi aktif dalam

mewujudkan tujuan bersama dan yang utama adalah

munculnya rasa memiliki (sense of belonging) terhadap

organisasinya. (Sumirat dkk, 2007:2.6)

2.2.2. Public Relations

Public relation adalah proses interaksi dimana public relation

menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah

pihak, dan menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan

partisipasi publik, bertujuan menanamkan keinginan baik, kepercayaan

saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya.

31

Public Relations atau yang sering disebut juga Humas dapat

didefinisikan “sebagai hubungan dengan masyarakat luas, seperti

publikasi, khususnya fungsi-fungsi korporasi, organisasi, dan sebagainnya

yang berhubugan dengan usaha untuk menciptakan opini publik yang

menyenangkan untuk dirinya sendiri.” (Pace dan Faules, 2006:20)

“Pada dasarnya Public Relations yang sering disebut juga PR

merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap

organisasi baik yang bersifat komersial maupun organisasi yang non

komersial. Kebutuhan akan kehadirannya tidak dapat dicegah

terlepas dari kita menyukainya atau tidak, karena PR merupakan

salah satu elemen yang menentukan keberlangsungan suatu

organisasi secara positif. Keberadaan PR dalam setiap instansi

merupakan suatu keharusan fungsional rangka dalam

mempertahankan kegiatan atau aktifitas yang dilakukan perusahaan

kepada masyarakat atau khalayak.” (Jefkins, 1998:9)

2.2.2.1. Fungsi Public Relations

Fungsi humas atau PR atau Humas menurut Scott M. Cultip,

dkk ialah sebagai berikut:

1. Publisitas

Informasi dari sumber luar yang digunakan oleh media karena

informasi itu mempunyai tata nilai yang berita. Ini merupakan

metode penempatan pesan di media yang tidak dikendalikan

karena sumber tidak membayar media untuk penempatannya.

2. Iklan

Informasi yang ditempatkan di media oleh sponsor yang

diketahui, yang membayar untuk waktu dan ruang. Ini

merupakan metode penempatan pesan yang terkendali di

media.

3. Press Agentry

Menciptakan cerita dan peristiwa yang layak berita untuk

menarik perhatian media untuk mendapatkan perhatian public.

32

4. Public Affair

Merupakan bagian khusus dari hubungan masyarakat yang

membangun dan mempertahankan hubungan pemerintah dan

komunitas lokal untuk mempengaruhi kebjakan public.

5. Manajemen Isu

Proses proaktif untuk mengantisipasi, mengidentifikasi,

mengevaluasi, dan merespon isu-isu kebijakan publik yang

mempengaruhi hubungan organisasi dengan publiknya.

6. Lobbying

Lobi merupakan bagian khusus dari hubungan masyarakat

yang membangun dan memelihara hubungan dengan

pemerintah, terutama dengan tujuan mempengaruhi legislasi

dan regulasi.

7. Hubungan Investor

Bagian khusus dari hubungan masyarakat korporat yang

membangun dan mengelola hubungan yang saling

menguntungkan dengan pemegang saham dan pihak-pihak

lainnya dalam lingkungan keuangan dan tenaga sukarela.

8. Pengembangan

Bagian khusus dari hubungan masyarakat organisasi-

organisasi nirlaba swasta yang membangun dan mengelola

hubungan dengan donor dan anggota, yang bertujuan

mempertahankan dukungan keuangan dan tenaga sukarela.

9. Hubungan Internal

Menangani publik yang berkaitan atau terlibat dengan kerja

internal organisasi, seperti karyawan, keluarga karyawan, dan

sukarelawan. (Cutlip, 2005:9)

2.2.2.2. Peran Public Relations

Public relations sebagai fungsi manajemen yang membangun

dan mempertahnkan hubungan yang baik dan bermanfaat antara

organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau

kegagalan organisasi tersebut. Seorang public relations atau

humas sangat berperan penting dalam sutau organisasi atau

33

perusahaan, dalam menunjang keberhasilan pencapaian tujuan

organisasi. Berikut ini adalah beberapa peran humas:

1. Expert Prescriber

Sebagai ahli praktisi yang berpengalaman, orang humas harus

bisa memberi solusi dan menyelesaikan masalah yang terdapat

dalam perusahaan dengan publiknya (public relationship).

Pihak manajemen bertindak pasif dalam menerima dan

mempercayai atas apa yang disarankan atau diusulkan humas.

2. Communication Fasilitator

Pihak humas bertindak sebagai komunikator dan mediator

dalam membantu pihak manajemen untuk mendengarkan yang

diinginkan dan diharapkan publiknya. Sekaligus juga harus

mampu melaksanakan keinginan, kebijakan, dan harapan

organisasi kepada pihak publiknya. Komunikasi timbal balik

yang diciptakan oleh humas ini dapat menciptakan saling

pengertian, mempercayai, menghargai, dan toleransi dari

kedua pihak.

3. Problem Solving Process Fasilitator

Peranan seorang praktisi humas dalam proses pemecahan

masalah, merupakan bagian tim anajemen untuk membantu

pimpinan organisasi baik sebagai penasehat (adviser) hingga

mengambil tindakan eksekutif (keputusan) dalam mengatasi

persoalan kritis yang tengah dihadapi secara rasional dan

professional.

4. Communication Technician

Berbeda dengan ketiga peran humas sebelumnya, dalam

communication technician ini humas berperan sebagai

journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis

komunikasi atau dikenal sebagai dengan methode of

communication in organization. (Cutlip, 2000:47)

2.2.2.3. Tujuan Public Relations

Tujuan yang terpenting dari PR adalah mencapai saling

pengertian sebagai obyektif utama. Pujian citra yang baik dan

opini yang mendukung bukan kita yang menentukan tetapi feed

34

back yang kita harapkan. Obyektif atau tujuan utama PR yaitu

"Pengertian".

Tujuan Public Relation pada dasarnya dibedakan berdasarkan

kegiatannya, yaitu:

Tujuan Berdasarkan Kegiatan Internal Public Relations:

1. Mengadakan suatu penelitian terhadap sikap, tingkah laku, dan

opini public terhadap perusahaan, terutama ditujukan kepada

kebijaksanaan perusahaan yang sedang dilaksanakan.

2. Mengadakan suatu analisan dan perbaikan terhadap

kebijaksanaan yang sedang dijalankan, guna mencapai tujuan

yang ditetapkan perusahaan dengan tidak melupakan sama

sekali kepentingan public.

3. Memberikan penerangan kepada public karyawan mengenai

suatu kebijaksanaan perusahaan yang besifat objektif serta

menyangkut beberapa aktifitas rutin perusahaan, juga

menjelaskan mengenai perkembangan perusahaan tersebut.

4. Merencanakan bagi penyusunan suatu staf yang efektif bagi

penugasan kegiatan yang bersifat Internal Public Relations

dalam perusahaan tersebut. (Djaya, 1985:5)

Tujuan Berdasarkan Kegiatan External Public Relations

1. Memperluas langganan atau pemasaran

2. Memperkenalkan suatu jenis produksi atau gagasan yang

berguna bagi publik dalam arti luas

3. Mencari dan mengembangkan modal

4. Memperbaiki citra perusahaan terhadap pendapat masyarakat

uas, guna mendapatkan citra positif dari publik. (Ibid:17)

2.2.3. Strategi

Pengertian Strategi secara umum adalah proses penentuan rencana

para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangkan panjang

organisasi, disertai penyusunan suatu acara atau upaya bagaimana agar

tujuan tersebut dapat dicapai.

35

Pengertian Strategi secara khusus ialah merupakan tindakan yang bersifat

incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan

menurut sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para publik

dimasa yang akan datang. Strategi tersebut hampir selalu dimulai dari apa

yang dapat terjadi, dan bukan dari apa yang terjadi. Dari terjadinya

percepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen

memerlukan kompetensi inti. Dengan demikian, perusahaan perlu

mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

2.2.4. Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility atau Tanggung jawab sosial

perusahaan adalah mengenai bagaimana memperlakukan Stakeholder

perusahaan secara etis atau dengan cara yang bertanggung jawab, „etis‟

atau tanggung jawab artinya memperlakukan Stakeholder dengan cara

yang dianggap diterima oleh lingkungan asyarakat sosial. Sosial termasuk

tanggung jawab secara ekonomi, Stakeholder ada di dalam maupun di

luar perusahaan, contohnya lingkungan alam merupakan Stakeholder.

Tujuan utama dari tanggung jawab sosial adalah untuk menciptakan

standar kehidupan yang semakin tinggi, di samping mempertahankan

keuntungan perusahaan, bagi khalayak baik di dalam maupun di luar

perusahaan.

“Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dimana mereka

beroperasi, mereka perlu mempertimbangkan tindakan korporatnya

36

sebagai bagian dari peranan perusahaan dalam masyarakat.” (Kitchen,

1992:129)

Tekanan dari Stakeholder terhadap perusahaan untuk menerapkan

program CSR semakin gencar. Selama beberapa tahun terakhir semakin

banyak korporasi yang mulai sadar bahwa menerapkan CSR merupakan

investasi yang baik bagi pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis mereka.

Artinya, CSR (Corporate Social Responsibility) bukan dilihat lagi sebagai

sentra biaya melainkan sentra laba di masa mendatang.

Gagasan CSR menekankan bahwa tanggung jawab perusahaan bukan

lagi sekedar kegiatan ekonomi, melainkan juga tanggung jawab sosial dan

lingkungan. Dasar pemikirannya, menggantungkan semata-mata pada

sosial finansial tidaklah menjamin perusahaan akan tumbuh secara

berkelanjutan. Di berbagai tempat, kenyataan berkali-kali

memperlihatkan perusahaan yang hanya ingin meraup keuntungan

finansial serta mengabaikan tanggung jawab sosial dan lingkunganya,

bukan saja mendapat tantangan dari masuarakat sekitar, tetapi juga

tekanan dari LSM-LSM yang sepak terjangnya tak mengenal batas dan

wilayah.

Menurut ahli, keuntungan Corporate Social Responsibility bagi

perusahaan adalah:

1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image

perusahaan. Kontributif positif pasti akan mendongkrak reputasi dan

brand image positif perusahaan dan inilah yang terjadi modal non-

financial utama bagi perusahaan.

2. Layak mendapatkan social license of operate. Program CSR

diharapkan menjadi bagian dari asuransi sosial yang akan

37

menghasilkan harmoni dan persepsi positif dari masyarakat terhadap

eksistensi perusahaan.

3. Mereduksi resiko bisnis perusahaan. Dengan menerapkan program

CSR dapat menjadi tindakan antisipatif dan preventif bagi perusahaan

untuk menurunkan resiko bagi perusahaan.

4. Melebarkan akses sumber daya. Memiliki pandangan yang baik

terhadap pengelolaan CSR dapat menjadi keuntungan bagi perusahaan

itu sendiri yang dapat melancarkan jalan menuju sumber daya yang

diperlukan perusahaan.

5. Membentangkan akses menuju Market. Investasi yang diperoleh

melalui program CSR ini dapat menjadi peluang yang baik bagi

perusahaan menuju peluang pasar yang terbuka lebar dan termasuk

didalamnya akan menumpuk loyalitas konsumen dan menembus

pangsa pasar baru.

6. Mereduksi biaya. Hasil dari penerapan program tanggung jawab sosial

ini salah satunya adalah penghematan biaya yang akhirnya menjadi

sebuah keuntungan bagi perusahaan itu sendiri.

7. Memperbaiki hubungan dengan Stakeholder. Dengan diterapkannya

program CSR akan enambah frekuensi komunikasi dengan

Stakeholder-nya sehingga mampu menciptakan Trust kepada

perusahaan.

8. Peluang mendapatkan penghargaan. Banyak penghargaan yang

ditawarkan bagi pelaksana kegiatan program CSR sehingga membuka

peluang bag perusahaan untuk mendapatkannya. (Wibisono, 2007:78)

Menurut ahli lainnya, ada 3 perspektif terkait dengan Corporate Social

Responsibility (CSR), yaitu:

1. Kapitalisasi Reputasi

Memandang penting reputasi untuk memperoleh dan

mempertahankan pasar. Corporate Social Responsibility (CSR)

dipandang sebagai strategi bisnis yang bertujuan untuk meminimalkan

resiko dan memaksimalkan keuntungan dengan menjaga kepercayaan

Stakeholder.

2. Ekososial

Memandang stabilitas dan keberlanjutan sosial dan lingkungan

sebagai strategi untuk menjaga keberlangsungan bisnis korporat.

3. Hak-hak Pihak Lain

Memandang konsumen, pekerja, komunitas yang terpengaruh

bisnisnya dan memegang saham, memiliki hak untuk mengetahui

tentang korporat dan bisnisnya. (Ibid:5)

38

2.2.5. Citra

Pentingnya memelihara hubungan yang baik dengan publik yang

terkait merupakan suatu keharusan yang dilakukan oleh perusahaan atau

organisasi. Perusahaan perlu memberi perhatian yang cukup untuk

membangun opini publik yang positif, sehingga akan menguntungkan

bagi perusahaan.

“Bill Canton dalam sukatendel, yang menyatakan bahwa :image the

impession the feeling, the conception which the public has of the

company consciously created impression of an object, person or

organization” yang artinya, citra adalah kesan, perasaan, gambaran

diri publik terhadap perusahaan. Kesan yang dengan sengaja

diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi.” (Sumirat &

Ardianto, 2004:111-112).

Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan

pengertian komunikasi yaitu public relations digambarkan sebagai, input-

output, yaitu proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra,

sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah

tanggapan atau perilaku tertentu. Citra ini sendiri digambarkan melalui

Persepsi – Kognisi – Motivasi – Sikap. Walter Lipman dalam Soemirat

menyebutkan terdapat empat komponen pembentukan citra yaitu Persepsi

– Kognisi – Motivasi – Sikap sebagai yang diartikan citra individu

terhadap rangsangan sebagai “Picture In Our Head.” (Sumirat Soleh,

2002:115-116)

Penjelasan secara kognisi yaitu :

a. Stimulus : Dari luar untuk membentuk persepsi. Sensasi adalah

fungsi alat indra dalam menerima informasi dari langganan).

39

b. Persepsi : Hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang

langsung dikaitkan dengan suatu pemahaman, pembentukan makna pada

stimulus indrawi (sensor stimulus)

c. Kognisi : Aspek pengetahauan yang berhubungan dengan

kepercayaan, ide, konsep.

d. Motivasi : Kecenderungan yang menetap untuk mancapai tujuan-

tujuan tertentu, dan sedapat mungkin menjadi kondisi kepuasan maksimal

bagi individu setiap saat.

e. Sikap : Hasil evaluasi negative atau positif terhadap kosekuensi-

konsekuensi pengguna suatu objek.

f. Tindakan : Akibat atau respon individu sebagai organisme terhadap

rangsangan-rangsangan yang berasal dari dalam dirinya maupun

lingkunganya.

g. Respon : Tindakan tindakan seseorang sebagai reaksi terhadap

rangsagan atau stimulus.

Pada saat stimulus diberikan, maka masyarakat akan melakukan

langkah-langkah yang dianggapnya sesuai dengan apa yang ia pikirkan.

Pertama ia akan melakukan persepsi ini ia akan melakukan tindakan

pemaknaan. Selanjutnya akan dilakukan tindakan kognisi, dimana ia

mengerti akan rangsangan yang diberikan. Setelah itu akan dilakukan

tindakan untuk melakukan suatu tindakan atau motif, dan terakhir ia akan

bersikap dan menghargai rangsangan.

40

Model Pembentukan Citra

Pengalaman Mengenai Stimulus

Kognisi

Stimulus Persepsi Sikap Respon

Ransangan Motivasi Perilaku

Berdasarkan model pembentukan citra, dapat dilihat indikator dalam

pengukuran citra, yaitu :

Stimulus yaitu rangsangan yang membentuk persepsi dari sensasi.

Sensasi adalah fungsi alat indra dalam menerima informasi dari

langganan lalu persepsi hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang

langsung dikaitkan dengan suatu pemahaman, pembentukan makna pada

stimulus indrawi (sensor stimulus) kogniasi : aspek pengetahuan yang

berhubungan dengan kepercayaan, yang diberikan lembaga dari ide,

membentuk suatu konsep dari motivasi ke kecenderungan yang menetap

untuk mencapai tujuan tertentu, dan sedapat mungkin menjadi kondisi

kepuasan maksimal bagi individu setiap saat. Sikap : hasil evaluasi

negative atau positif terhadap konsekuensi dari pengguna suatu objek

yang membentuk respon berupa tindakan-tindakan seseorag sebagai

reaksi terhadap rangsangan atau stimulus yang diterima.

2.2.6. 6 Tahapan Pelaksanaan CSR

Ada beberapa tahapan-tahapan dalam menjalankan program CSR,

mulai dari pra-pelaksanaan sampai evaluasi program. Dimana ini

41

bertujuan agar program CSR yang dilakukan bisa tepat sasaran dan sesuai

dengan visi & misi perusahaan, serta sesuai dengan tujuan program yang

ingin dicapai.

Berikut ini merupakan Tahapan – Tahapan Pelaksanaan CSR:

1. Assesment

Proses Assessment dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau

kebutuhan yang dirasakan dibutuhkan (felt needs) atau kebutuhan

yang diekspresikan (expressed needs) dan juga sumberdaya yang

dimiliki oleh komunitas sasaran.

2. Plan of Treatment

Biasa juga disebut dengan rencana tindakan. Rencana tindakan harus

memiliki keterhubungan dengan upaya pemenuhan kebutuhan dan

penanganan masalah yang dirasakan masyarakat.

3. Treatment of Action

Treatment of Action adalah tahap pelaksanaan CSR. Tahap ini

merupakan tahap yang paling krusial karena perencanaan yang telah

dilakukan dengan baik akan dapat menyimpang bila tidak terdapat

kerjasama antara masyarakat, fasilitator maupun antar warga.

4. Monitoring and Evaluation

Monitoring merupakan tahap pemantauan yang dilakukan secara terus

menerus terkait proses pelaksanaan program CSR sedangkan

evaluation adalah menilai secara keseluruhan apakah pelaksanaan

42

program CSR tersebut dilakukan sesuai dengan rencana atau

ketentuan yang telah disusun sebelumnya.

5. Termination

Dalam tahap ini program akan dilakukan pemutusan secara formal

pada masyarakat penerima kegiatan CSR, hal ini sangat penting

karena perusahaan seringkali melupakan proses terminasi sehingga

program yang seharusnya mengatasi masalah malah menjadi

pemanjaan dengan membuat masyarakat tergantung kepada program

atau bantuan perusahaan.

6. After Care

Program CSR secara formal sudah berakhir, dalam tahap ini

sebaiknya staf CSR masih mengunjungi secara berkala dan memantau

proses pengalihan mandate program kepada masyarakat.

(Rahmatullah & Kurniati, 2011:70-85)

2.2.7. Triple Bottom Line

Bila perusahaan ingin terus berkelanjutan , maka harus

memperhatikan “3P‟‟ yaitu Profit, People, dan Planet. Artinya selain

mengejar profit perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada

pemenuhan kesejahteraan masyarakat (People) dan turut berkontribusi

aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (Planet). Hal ini dikenal

sebagai istilah Tripple Bottom Line yang dipopulerkan oleh John

Elkington pada tahun 2007 melalui bukunya “Cannibal with Forks, The

Triplle Bottom Line of 21st Century Bussiness.”, yang kemudian

43

dikembangkan oleh Yusuf Wibisono pada bukunya yaitu “Membedan

Konsep dan Aplikasi CSR” yaitu:

1. Profit (Keuntungan)

Tidak mengherankan bila fokus utama sebuah perusahaan

dalam seluruh kegiatan perusahaan ialah mengejar profit atau

mendongkrak harga saham setinggi-tingginya, baik secara langsung

maupun secara tidak langsung.

Profit sendiri pada hakekatnya merupakan tambahan

pendapatan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Sedangkan aktifitas

yang dapat ditempuh untuk mendongkrak profit antara lain dengan

meningkatkan produktifitas dan melakukan efisiensi biaya, sehingga

perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif yang dapat

memberikan nilai tambah semaksimal mungkin.

Meningkatkan produktifitas bisa diperoleh dengan

memperbaiki manajemen kerja melalui penyerdanahan proses,

mengurangi aktifitas yang tidak efisien, menghemat waktu proses dan

pelayanan, termasuk juga menggunakan material sehemat mungkin

dan memangkas biaya sesederhana mungkin.

2. People (Masyarakat Pemangku Kepentingan)

Masyarakat merupakan stakeholder yang sangat penting bagi

perusahaan. Hal ini karena dukungan mereka, terutama masyarakat

sekitar, sangat diperlukan bagi keberadaan kelangsungan hidup dan

perkembangan perusahaan. Oleh sebab itu perusahaan dan masyarakat

44

tidak dapat dipisahkan dan perusahaan harus berupaya memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya kepada masyarakat. Selain itu, setiap

kinerja perusahaan harus berpotensi memberikan dampak kepada

masyarakat demi mempertahaankan keberlangsungan hidup

perusahaan.

Sudah semestinya perusahaan mengelola lebih santun dan arif

Community Relationship-nya karena fakta telah membuktikan bahwa

masyarakat paling tidak suka jika perusahaan tidak berkomunikasi

dengan mereka, bersifat arogan, dan tidak memberikan kontribusi atau

manfaat bagi lingkungan sekitar. Untuk memperkokoh komitmen ini,

perusahaan memang perlu memiliki pandangan bahwa Corporate

Social Responsibility adalah investasi masa depan.

Corporate Social Responsibility bukan lagi dilihat sebagai

sentra biaya (cost centre) melainkan sebagai laba (profit centre) di

masa mendatang. Hal ini harus diingat karena banyak perusahaan

masih banyak berpikiran bahwa kegiatan CSR hanya bersifat

mengeluarkan biaya. Namun jika kegiatan CSR dilakukan dengan

baik dan bertanggung jawab, makan dengan sendirinya tercipta

hubungan yang harmonis antara perusahaan dan masyarakat, sehingga

timbal baliknya masyarakat ikut menjaga eksistensi perusahaan.

3. Planet (Lingkungan)

Lingkungan adalah sesuatu yang terkait dengan seluruh bidang

kehidupan kita. Semua kegiatan yang kita lakukan sehari-hari tidak

45

terlepas dari lingkungan sekitar kita. Lingkungan dapat menjadi teman

atau lawan kita, tergantung bagaimana kita memperlakukannya.

Hubungan kita dengan lingkungan merupakan hubungan sebab akibat.

Jika kita merawat lingkungan sekitar maka lingkungan sekitar pun

akan memberikan manfaat kepada kita. Begitu pun sebaliknya, bila

kita merusaknya maka kita akan menerima akibatnya. Dengan kata

lain, apa yang akan kita lakukan kepada lingkungan akan berbalik

kepada kita lagi.

Hal ini juga berlaku bagi perusahaan. Dengan setiap

kinerjanya, hendaknya perusahaan memeprhatikan lingkungan.

Meraih keuntungan sebesar-besarnya merupakan inti dari setiap

bisnis, namun sayangnya masih banyak perusahaan yang hanya

mementingkan bagaimana menghasilkan laba sebanyak-banyaknya

tanpa melakukan upaya apapun untuk melestarikan lingkungan.

Keuntungan memperhatikan dan melestarikan lingkungn memang

tidak dapat dirasakan secara langsung oleh perusahaan. Namun jika

melaksanakannya, makan mereka justru akan memperoleh

keuntungan lebih, terutama dari sisi kesehatan, kenyamanan,

disamping ketersediaan sumber daya yang lebih tajam.

2.3 Bagan Alur Pikir

PT. Tugu Pratama Indonesia dalam setiap melakukan kegiatan

perusahaan tidak terlepas dari peran humas yang ada di dalam perusahaan.

Kegiatan kehumasan atau peran humas dalam TPI juga berada pada lingkup

46

Corporate Secretary Group. Pelaksanaan kegiatan kehumasan seperti CSR

juga rutin dilakukan dibawah naungan Corporate Secretary Group, dalam

upaya meningkatkan citra perusahaan dikalangan perusahaan asuransi dan

masyarakat luas.

Corporate Secretary Group dalam kinerjanya untuk memajukan TPI,

yaitu dengan melakukan kegiatan CSR untuk meningkatkan citra perusahaan

tentunya memerlukan orang yang ahli dan kompeten pada bidangnya.

Sehingga dibentuk sebuah tim CSR sebagai planner dan eksekutor pada

semua kegiatan CSR yang dilakukan. Dalam proses pelaksanaan kegiatan

CSR tersebut, tim CSR memiliki 6 tahapan pelaksanaan CSR dan

menggunakan Teori Citra sebagai acuan apakah dapat menimbulkan dan

meningkatkan citra yang positif bagi perusahaan. Lalu mengajukan semua

rancangan dan strategi yg telah dibuat ke Corporate Social Responsibility,

dan kegiatan CSR pun dilakukan.

Dari hasil kegiatan CSR tersebut pada akhirnya dapat dilihat adanya

peningkatan citra perusahaan bila proses pelaksanaannya telah sesuai dengan

tahapan pelaksanaan CSR yang dipakai, sehingga dapat diuraikan pada

bagan seperti berikut ini:

47

Corporate Secretary Group PT. Tugu

Pratama Indonesia

1. Tahap – Tahap Pelaksanaan

CSR:

- Assesment

- Plant of Treatment

- Treatment of Action

- Monitoring and Evaliation

- Termination

- After Care

2. Teori Citra

Mendeskripsikan Tahapan – tahapan

pelaksanaan Corporate Social

Responsibility

Peningkatan Citra PT. Tugu Pratama

Indoneia

PT. Tugu Pratama Indonesia

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Paradigma

Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur

(bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian–bagian berfungsi (perilaku di

dalammnya ada konteks khusus atau dimensi waktu) Kuhn (1992 dalam “ The

Structure of Scientific Revolution” mendefinisikan paradigma ilmiah sebagai

contoh yang diterima tentang praktek ilmiah sebenarnya, contoh–contoh

termasuk hokum, teori, aplikasi, dan instrumentasi secara bersama–sama yang

menyediakan model yang darinya muncul tradisi koheren dari penelitian ilmiah.

Penelitian yang pelaksanaan didasarkan pada paradigma bersama berkomitmen

untuk menggunakan aturan dan standar praktek ilmiah yang sama.

Paradigma dapat diefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut

pandang yang digunakan. Sebagian orang menyebut paradigma sebagai citra

fundamental dari pokok permasalahan di dalam suatu ilmu. Paradigma

menggariskan hal yang seharusnya dipelajari, pernyataan-pernyataan yang

seharusnya diikuti dalam menafsirkan jawaban yang diperoleh. Disebutikan pula

bahwa paradigm laksana jendela untuk mengamati dunia luar, tempat orang

bertolak menjelajah dunia. Namun secara umum, paradigm dapat diartikan

sebagai seperangkat kepercayaan atau keyakinan dasar yang menuntun seseorang

dalam bertindak dalam kehidupan sehari-hari.

48

49

Harmon (1970) mendefinisikan „Paradigma‟ sebagai cara mendasar untuk

mempersepsi, berfikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu

secara khusus tentang visi realitas (Moleong, 2011:49).

Paradigma yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah paradigma Post-

Positivisme. Pada paradigma ini bertujuan ialah keinginan untuk memperbaiki

kelemahan-kelemahan positivisme yang memang hanya mengandalkan

kemampuan pengamatan langsung atas objek yang diteliti.

Secara Ontologis, cara pandangan aliran ini bersifat critical realism. Aliran

ini juga melihat realitas sebagai hal yang memang ada dalam kenyataan sesuai

dengan hukum alam, namun menurut aliran ini adalah mustahil bagi peneliti

untuk melihat realitas secara benar. Oleh karena itu, secar metodologis

pendekatan eksperimental melalui observasi dipandang tidak mencukupi, tetapi

harus melengkapi dengan metode triangulasi, yaitu menggunakan beragam

metode, sumber data, periset dan teori.

“Aliran ini juga memandang bahwa secara epistimologi hubungan antara

periset dan objek yang diteliti tidak bisa dipisahkan. Namun, aliran ini

menambahkan pendapatnya bahwa suatu kebenaran tidak mungkin bisa

ditangkap apabila periset berada dibelakang layar, tanpa terlibat dengan

objeknya secara langsung. Aliran ini menegaskan arti penting dari hubungan

antara periset dengan objek yang diteliti, dan sepanjang dalam hubungan

yang netral maka tingkat subjektifitas setidaknya dapat dikurangi.” (Salim,

2006:70).

3.2 Pendekatan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian

kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang bersifat umum

terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman tidak ditentukan

50

terlebih dahulu, tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan

social yang menjadi fokus penelitian, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan

berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut.

“Untuk meneliti bidang ilmu sosial, dan khususnya komunikasi adalah lebih

tepat jika dilakukan dengan metode kualitatif, mendalam untuk lebih

mengetahui fenomena-fenomena tentang aspek kejiwaan, perilaku, sikap,

tanggapan, opini, perasaan, keinginan dan kemauan seseorang atau

kelompok. Maka riset dilakukan dengan tehnik-tehnik wawancara yang

menggali melalui studi kasus tertentu, atau wawancara mendalam (in-depth

interview), dan observasi (model partisipasi aktif) terhadap suatu gejala,

peristiwa (proses kejadian), perilaku atau sikap tertentu dengan upaya

mendekati informan (responden) bersangkutan sebagai objek penelitian

kualitatif (qualitative research)”. Pendekatan kualitatif merupakan jenis

penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai

dengan menggunakan prosedur statistic atau secara kuantifikasi lainya”.

(Rosady, 1998:212)

Berdasarkan pernyataan yang dikutip dari beberapa sumber diatas, maka

dipilih pendekatan jenis penelitian kualitatif karena dianggap dapat menggali

kedalaman suatu masalah, artinya suatu masalah dapat diketahui sampai ke titik

utama permasalahan tersebut. Selain itu metode ini dipilih karena sangat menarik

karena dalam metode ini dapat diketahui karekter dari narasumber atau

responden yang ditemui, sementara itu jenis penelitian ini adalah deskriptif,

dimana dapat menjelaskan bagaimana humas melakukan strateginya didalam

mempertahankan citra positif perusahaan.

Pendekatan kualitatif berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan

mengendalikan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif,

mengadakan analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitianya pada

usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses

dari pada hasil, membatasi studi dengan focus, memiliki seperangkat untuk

51

memeriksa keabsahan dalam rancangan penelitianya bersifat sementara, dan hasil

penelitianya disepakati oleh kedua belah pihak antar peneliti dan subjek

penelitian.

3.3 Pendekatan Penlitian

Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis kali ini, penulis menggunakan

pendekatan jenis penelitian Deskriptif-Kualitatif. Pendekatan jenis penelitian

Deskriptif-Kualitatif yaitu penelitian yang tidak menguji hipotesis tertentu tetapi

menggambarkan tentang suatu variable, gejala atau keadaan.

Pendekatan jenis penelitian Deskriptif juga merupakan prosedur pemecahan

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan suatu

subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dll). pada saat

sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak/sebagaimana adanya. Metode

Deskriptif tidak lebih daripada penelitian yang bersifat penemuan fakta-fakta

seadanya (fact finding). Gejala tersebut mengemukakan hubunganya yang satu

dengan yang lain.

3.4 Metode Penelitian

“Metode adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk

mendekati masalah dan mencari jawaban atau jalan keluar, dengan kata lain

metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topic penelitian”

(Sugiyono, 2003:12)

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah studi kasus. “Studi

kasus atau penelitian kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian

52

yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan

personalitas” (Nazir, 1983:57). Peneliti ingin mempelajari secara intensif latar

belakang serta interaksi ligkungan dari unit-unit sosial yang menjadi subjek.

Tujuan studi kasus adalah untuk memberi gambaran secara mendetil tentang

latar belakang, sifat, dan karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari

individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas diatas akan jadikan suatu hal yang

bersifat umum. “Secara umum, studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok

bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan “How” atau “Why”,

bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-

peristiwa yang diselidiki, dan bilamana focus penelitiannya terletak pada

fenomena kontemporer di dalam konteks kehidupan nyata. Dalam

penggunaannya, peneliti perlu memusatkan perhatian pada aspek pendesain dan

penyelenggaranya agar lebih mampu menghadapi kritik tradisional tertentu

terhadap metode atau tipe pilihannya.” (Yin, 2002:1)

3.5 Objek dan Subjek Penelitian

Objek yang penulis ambil untuk penelitian ini adalah Strategi CSR PT. Tugu

Pratama Indonesia dalam meningkatkan citra perusahaan dengan studi kasus

gerakan “TPI Mengajar” pengenalan pengetahuan asuransi di SMAN 1 Budi

Utomo Jakarta.

Dan Subjek penelitian yang penulis ambil adalah Corporate Secretary Group

PT. Tugu Pratama Indonesia.

53

3.6 Teknik Pengumpulan Data

“Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan pembuktian

terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh data. Tanpa mengetahui

teknik pengumpulan data, maka penelitian akan mendapatkan data yang

memenuhi standar data yang ditetapkan.” (Sugiyono, 2005:62).

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penulisan ini ada beberapa

cara, yaitu:

3.5.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek

penelitian perorang, kelompok, dan organisasi. Teknik pengumpulan data

untuk data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

mendalam (indepth interview). Karena wawancara adalah salah satu

sumber informasi yang sangat penting dan esensial.

3.5.1.1. Wawancara

“Wawancara, adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan yang terwawancara (interviewee) yang

memberikan jawaban atas semua pertanyaan pewawancara. Maksud

dari wawancara itu sendiri ialah untuk merekonstruksi mengenai

orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian

dan lain-lain. Merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai

yang dialami masa lalu, memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai

yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang

memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh

dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi), dan

memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang

dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.” (Moleong,

2011:186)

54

3.5.1.2. Observasi

Observasi, dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah

pemilihan setting. Bila periset sudah mendapatkan setting yang sesuai

dengan kepentingan studinya, ia dapat langsung memulai pengumpulan

data. Akan tetapi biasanya terdapat tahapan kecil yang harus dilewati,

yakni memperoleh izin masuk ke dalam tempat yang diteliti

(tergantung sesuai ketentuan dan sistem yang berlaku di tempat yang

diteliti). Aktifitas pengambilan data dilaukan secara terus menerus

hingga mencapai titik jenuh.

3.5.2 Data Sekunder

“Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau

sumber sekunder dari data-data yang kita butuhkan” (Bungin, 2008:122).

Dalam penelitian ini studi keputusan dilakukan untuk memperoleh teori

dan pengetahuan tentang komunikasi dibidang public relations. Untuk

menyempurnakan pembahasan dari penelitian ini, digunakan beberapa

bahan untuk refrensi peneliti dalam membuat penelitian seperti refrensi

dari buku-buku, artikel yang diambil dari internet, modul kuliah, serta

data-data perusahaan yang akan diteliti.

“Studi kepustakaan adalah metode yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan data, membaca, dan mempelajari teori-teori dalam buku-

buku refrensi, artikel, majalah, situs internet atau website, serta karya

ilmiah yang berkaitan dengan topik skripsi yang sedang diteliti.”

(Kriyantono, 2010:99).

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian mendapatkan data-

data melalui beberapa sumber buku komunikasi yang berkaitan dengan

penelitian ini. Peneliti melakukan studi kepustakaannya di perpustakaan

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), manfaatkan buku studi milik

pribadi, dan mengakses data melalui internet.

55

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan

kedalam suatu pola, kategori dan uraian dasar. Berdasarkan hal tersebut dapat

dikemukakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil penelitian, baik itu secara wawancara,

catatan lapangan, ataupun dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data

kedalam kategori, menabarkan kedalam unit-unit, melakukan sistesa, menyusun

kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan pada akhirnya

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang

lain.

Definisi tersebut memberikan gambaran tentang betapa pentingnya

kedudukan analisis data dilihat dari segi tujuan penelitian. Prinsip penelitian

kualitatif adalah menemukan teori dari data.

“Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai dilapangan. Dalam hal ini,

Nasution (1988) menyatakan Analisis dimulai sejak merumuskan dan

menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan dan berlangsung terus-

menerus sampai penulisan hasil penelitian, analisis data menadi pegangan

bagi penelitian selanjutnya.” (Sugiyono, 2006:278).

Proses dalam menganalisis data tersebut dapat dijelaskan melalui langkah-

langkah berikut:

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data.

Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan wawancara dan studi dokumentasi.

2. Reduksi Data (Data Reduction)

56

Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan

data dimulai dengan menggunakan ringkasan, mengkodem menelusur

tema, membuat gugus-gugus, menuliskan memo dan sebagainya dengan

maksud menyisihkan data/informasi yang tidak relevan.

3. Penyajian Data (Data Display)

Display data adalah pendeskripsian sekumpul informasi terususun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian juga dapat berbentuk matrik, diagram,

table dan bagan.

4. Verifikasi dan Pengesahan Kesimpulan (Conclution Drawing and

Verification)

Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan

berupa kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah

disajikan.( (Moleong, 2011:103)

Antara Display data dan penarikan kesimpulan terdapat aktivitas analisis data

yang ada. Dalam pengertian ini analisis data kualitatif merupakan upaya

berkelanjut, berulang dan terus-menerus. Masalah reduksi data, penyajian data

dan penarikan kesimpulan/ verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara

beruruta sebagai rangkaian kegiatan analisis yang terkait. Selanutnya data yang

telah dianalisis, dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk

mendeskripsikan fakta yang ada dilapangan, pemaknaan atau untuk menjawab

pertanyaan penelitian yang kemudian diambil intisarinya saja.

Maka setiap tahap dalam proses tersebut dilakukan untuk mendapatkan

keabsahan data dengan seluruh data yang ada dari berbagai sumber yang telah

didapat dari lapangan dari dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan

sebagaimana melalui metode wawancara dan didukung dengan data lainnya.

57

3.8 Teknik Keabsahan Data

Penulis dalam prosesnya memeriksa keabsahan data menggunakan teknik

Triangulasi.

“Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang meanfaatkan

sesuatu yang lain, diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu” (Moleong, 2011:330).

Dalam menggunakan teknik triangulasi dalam penelitian kualitatif, penulis

membandingkan dan mengecek ulang tingkat kepercayaan dari suatu informasi

yang diperoleh melalui waktu an alat berbeda. Maka dari itu, penulis dapat

menggunakan berbagai sumber data, teori, metode, dan investigator supaya

informasi yang disajikan konsisten. Oleh karena itu, dalam memahami dan

mencari jawaban dari pertanyaan penelitian, penulis dapat menggunakan lebih

dari satu teori, lebi dari satu metode (wawancara, observasi, dan studi

kepustakaan).

Keabsahan penelitian kualitatif mengacu pada suatu halaman yang masuk

akal. Jadi, denagan adanya pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan

teknik triangulasi, diharapkan dapat mengecek kembali hasil penelitian untu

kemudian membandingkan dengan berbagai sumber, metode, dan teori sehingga

kredibel.

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah PT. Tugu Pratama Indonesia

PT. Tugu Pratama Indonesia adalah salah satu perusahaan asuransi terbesar di

Indonesia, yang telah berpengalaman selama lebih dari 31 tahun. PT. Tugu

Pratama Indonesia didirikan pada tanggal 25 November 1981 dimana

merupakan anak perusahaan PT. Pertamina (Persero). Pada awalnya

memfokuskan pada asuransi terhadap resiko dalam industri minyak dan gas

nasional, yaitu pada asset yang dimiliki oleh PT. Pertamina (Persero) itu sendiri.

Seiring berjalannya jaman dan semakin berkembangnya dunia usaha, TPI pun

melebarkan dan meluaskan sektor usahanya ke bidang asuransi non-migas. Dan

kini berbagai produk yang ditawarkan oleh PT. Tugu Pratama Indonesia

semakin beragam karena dirancang untuk memenuhi permintaan pasar untuk

asuransi secara keseluruhan. Sekarang berbagai macam produk asuransi non-

migas tersebut sudah semakin beragam mulai dari asuransi penerbangan, kredit,

kebakaran, transportasi, penyelamatan, kesehatan, dsb. Dan juga mulai

mengeksplorasi ke berbagai sector lainnya, termasuk perbankan, penerbangan,

dan teknologi.

58

59

Sumber daya manusia yang professional dan berintegritas sangant diperlukan

untuk memperlancar dan mempercepat kebangkitan TPI untuk terus menjadi

perusahaan asuransi dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia. Sehingga saat

ini produk dan jasa yang dikembangkan oleh tim yang kompeten dalam masing-

masing bidang telah menarik perhatian masyarakat dan pangsa pasarnya. Oleh

karena itu, semua produk dan jasa yang disuguhkan dapat memberika solusi dan

kepuasan pada setiap nasabah. Selain produk yang berbasis umum, TPI

membuat produk baru demi mempertahankan kejayaan dalam pangsa pasarnya

di sektor keuangna, seraya terus mempertegas kehadiran di segmen asuransi

berbasis Syariah. Namun tidak melupakan atau mengurangi produk di segmen

energy, melaikan terus dipertahankan sebaik mungkin karena pasar segmen

energy merupakan pasar terbesar yang telah membuat TPI menjadi salah satu

perusahaan asuransi terbesar di Indonesia saat ini.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi

Menjadi perusahaan asuransi yang unggul, terpercaya, dan menciptakan nilai

tambah berkelanjutan bagi pemangku kepentingan.

Misi

- Mengoptimalkan nilai perusahaan secara berkelanjutan

- Menciptakan kepuasan pelanggan melalui pelayann jasa asuransi yang prima

- Mengembangkan kapabilitas dan kompetensi sumber daya manusia menjadi

insan yang professional, kompetitif, dan peduli.

60

- Memberdaykan perusahaan menuju perusahaan asuransi yang berkelas dunia

dn menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia.

4.1.3 Tata Nilai Perusahaan

1. Clean (Bersih)

Dikelola secara professional, menghindari benturan kepentingan, tidak

menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas serta

berpedoman pada prinsip-prinsip tata kelola koperasi yang baik (GCG).

2. Competitive (Kompetitif)

Mampu berkompetisi, mendorong pertumbuhan, membangun individu yang

kompetitif, efisien, dan menghargai kinerja.

3. Costumer Focused (Fokus pada Pelanggan)

Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk

memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.

4. Commercial (Komersial)

Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan

berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.

5. Commited (Komitmen)

Melaksanakan tugas dan kewajiban secara professional dan dengan sepenuh

hati, dengan mendayagunakan seluruh potensi serta kapabilitas yang dimiliki,

sehingga mendapatkan kepercayaan dari para pemangku kepentingan.

61

6. Caring (Peduli)

Memiliki kepedulian yang tinggi kepada seluruh pemangku kepentingan dan

lingkungannya, serta menjunjung kepentingan nasional.

4.1.4 Pemegang Saham

PT. Pertamina (Persero) merupakan pemegang saham mayoritas di PT. Tugu

Pratama Indonesia dengan kepemilikan sebesar 65%. 17.6% lainnya dimiliki

oleh PT. Sakti Laksana Prima, sementara sisanya dibagi sebesar 12.15% dan

5.25% diantara dua pemilik pribadi, Siti Taskiyah dan Mohamad Satya Permadi.

62

4.1.5 Struktur Organisasi PT. Tugu Pratama Indonesia

Presiden Direktur

Marketing

Director

Technical

Director Fin. & Corp. Serv.

Director

Energy Pertamina

Group

Energy Group

Corporate Group

Consumer Group

Network

Management Group

Surabaya Branch

Bandung Branch

Medan Branch

Balikpapan

Branch

Semarang Branch

Non Marine U/W

Group

Marine & Aviation

U/W Group

Special U/W

Group

Reinsurance

Group Head

Claim Group

Portfolio & Risk

MGT Group

Accounting Group

Treasury Group

Investment & Fin

Risk MGT Group

Fin Planning &

Evaluation Group

HRD & GA Group

IT Group

Corp. Secretary

Group

Corp. Planning

Group

Syariah Insurance

Group

Internal Audit

Group

63

4.1.6 Penghargaan dan Pencapaian

- Selama dua tahun berturut – turut pada 2009 dan 2010, TPI dinobatkan

sebagai Perusahaan Asuransi Umum dengan Kinerja Keuangan Sangat

Bagus oleh majalah Infobank. Prestasi yang membanggakan tersebut

merupakan bukti stabilitas TPI pada beberapa aspek penting dalam industry.

- Perseroan dianugerahi lembaga nirlaba Dompet Dhuafa CSR Award untuk

kategori ekonomi bidang Pemberdayaan Petani Sehat Untuk Masyarakat

Indonesia.

- Fitch Rating, meningkatkan peringkat TPI dan “A+” menjadi “AA-“, dengan

tinjauan (outlook) “Stabil”.

- TPI meraih 2 penghargaan dari Islamic Finance Award & Cup 2013, yaitu

1st Rank The Best Risk Management Islamic General Insurance-Sharia Unit

Assets Rp50 Billion, 3rd

Rank The Best Islamic General Insurance Sharia

Unit Assets Rp50 Billion

- TPI menerima penghargaan dalam Insurance Award 2013 yang

diselenggarakan oleh Media Business Review & Indonesia-Asia Institute

serta Perbanas Institute, untuk kategori “Non Listed Company-General

Insurance Assets Rp200 Billion, yaitu Juara 1 untuk CSR, Juara 2 untuk

GCG, Juara 2 untuk IT, dan Juara 3 untuk Risk Management.

- TPI mempertahankan rating Stable Outlook AA- (IDN) dari Fitch Ratings.

- Tahun 2012 – 2013 TPI meraih penghargaan dari Infobank – Best Insurance

Award.

64

- Meraih predikat “1st Best Non-Life Insurance Company Tahun 2013” dari

The Association of Indonesia Insurance & Reinsurance Brokers.

- TPI meraih Predikat Kinerja Keuangan 2012 “Sangat Bagus” untuk kategori

Asuransi Umum di Infobank Insurance Award 2013.

- TPI meraih predikat “Early Improvement” pada Pertamina Quality

Assessment (PQA) 2013 dengan skor 398 danmendapatkan 3 penghargaan,

yaitu; The Most Progressive Result, The Best Improve Organization in

Operational Excellence, dan The Most Improved Organization in Costumer

Focus.

- TPI masuk dalam nominasi 10 besar Annual Report Award 2012 dalam

kategori Private Keuangan Non Listed.

- TPI meraih “1st Best Non Life Insurance Company 2013” in The Award Best

Non Life Insurance di APPARINDO.

- Best General Insurance 2014 dengan Ekuitas IDR 750 Miliay keatas dari

Majalah Media Asuransi.

- Mendapatkan Pemeringkatan dari Fitch Ratings yaitu AA yang sebelumnya

di tahun 2013 peringkat AA-.

4.1.7 Produk dan Jasa

4.1.7.1 Produk (Product)

Produk dan jasa TPI telah meberikan solusi dan kepuasan kepada para

pelanggan. TPI pun selalu mengembangkan lini produk untuk memperluas

pangsa pasar. Produk dan jasa TPI dikembangkan oleh tim yang memiliki

65

keahlian tinggi dan pengalaman selama lebih dari 31 tahun, sehingga semua

produk dan jasa tersebut memberikan solusi dan kepuasan nasabah.

Sebagai bagian dari gerakan perubahan untuk meraih kembali kejayaannya,

TPI mengembangkan lini produk baru untuk memperbesar pangsa pasar di

sector keuangan (finansial), seraya terus mempertegas kehadirannya di segmen

asuransi berbasis Syariah. Produk di segmen energi terus dipertahankan karena

merupakan pangsapasar terbesar yang membawa TPI menjadi perusahaan

asuransi dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia.

1. Energi (Energy)

a. Offshore Program Insurance

Memberi pertanggungan asuransi terhadap berbagai peralatan yang

digunakan dalam kegiatan operasional sebuah perusahaan energi / migas

seperti Rig Pengeboran, tempat penyimpana Offshore/fasilitas

pemrosesan, peralatan pelengkap dan atau peralatan lainnya yang terkait

dengan migas dan pengeboran panas bumi. Dan ini beberapa jenis

Offshore Program Insurance;

- Offshore Physical Damage and Well Control Insurance

Memberikan pertanggungan asuransi dan kerusakan dalam

pengeboran migas, termasuk kerusakan yang terjadi pada saat

pengeboran yang berada wilayah lepas pantai..

- Offshore Rig Insurance

Memberikan pertanggunga asuransi terhadap kerugian dan kerusakan

yang terjadi pda peralatan rig lepas pantai, dan peraltan lainnya yang

66

digunakan dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas lepas

pantai.

- Property Under Construction Insurance.

Memberikan pertanggungan asuransi terhadap kerusakan asset yang

sedang dibangun oleh perusahaan kontraktor energy/migas yang baik

berada di darat atau pun di lepas pantai.

b. Onshore Program

Memberikan pertanggungan asuransi terhadap asset yang terkait dengan

kegiatan industri, energi,/migas pada wilayah onshore seperti kilang

migas dan kilang petrokimia, termasuk gangguan bisnis.

- Land Rig Insurance

Memberikan pertanggungan asuransi terhadap asset yang terkait

dengan kegiatan industri migas pada wilayah onshore seperti kilang

migas dan kilang petrokimia, termasuk gangguan bisnis.

- Onshore Physical Damage and Well Control Insurance

Memberikan pertanggungan asuransi terhadap kerugian dan

kerusakan dalam pengeboran migas, termasuk kerusakan yang terjadi

pada saat pengeboran yang berada pada wilayah darat.

- Property Under Construction Insurnce

Memberikan pertanggungan asuransi terhadap kerusakan asset yang

sedang dibangun oleh perusahaan kontraktor migas yang berada di

darat.

67

c. Business Interuption Insurance

Memberikan pertanggungnan asuransi kepada perusahaan energi/migas

terhadap kerugian usaha dan kenaikan biaya produksi sebagai akibat dari

kerusakan peralatan yang digunakan oleh perusahaan.

d. Tailor – Made Policies Insurance

Memberikan pertanggungan asuransi terhadap berbagai resiko khusus

yang dapat timbul dengan kegiatan operasional di industri energi/migas,

sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

2. Kebakaran dan Properti (Fire and Property)

a. Asuransi Properti

Produk asuransi property menawarka berbagai jenis produk asuransi

yang menjamin resiko kerugian atas asset, bangunan, da nisi angunan

rumah. Berikut ini adalah produk-produk Asuransi Properti;

- Properti All-Risk / Industrial All-Risk Insurance

Memberikan pertanggungan asuransi terhadap kerugian atau kerusakan

pada suatu asset atau bangunan yang digunakan untuk tujuan industry

maupun pribadi. Polis ini dapat dilengkapi dengan Business Interuption

Insurance.

- Business Interuption Insurance

Memberikan pertanggungan asuransi terhadap kerugian akibat

kehilangan keuntungan yang disebabkan oleh kecelakaan yang dijamin

oleh Property All-Risk Insurance.

68

- Indonesian Standard Fire Policy Insurance

Memberikan pertanggungan asuransi terhadap kerugian dan kerusakan

yang disebabkan oleh api, petir, ledakan, tabrakan kapal dank kabut.

Polis ini dapat diperluas dengan Indonesian Standard Earthquake Policy

untuk menjamin resiko gempa bumi.

- House / Office Contents Insurance

Memberikan pertanggungan asuransi terhadap kerusakan yang terjadi

pada isi atau asset rumah maupun kantor.

3. Penerbangan (Aviation)

Produk yang ditawarkan pada kategori ini memberikan perlindungan

menyeluruh terhadap berbagai resiko yang dapat timbul dalam aktivitas

penerbangan dan peluncuran satelit.

a. Personal Accident Insurance

Memberikan ganti rugi jika terjadi luka-luka, cacat, atau meninggal pada

Kapten Pilot, Co-Pilot, Carbin Attendant, dan Teknisi yang timbul dari

suatu kecelakaan.

b. Aviation Hull and Liability Insurance

Memberikan perlindungan tehadap kerugian dan atau kerusakan rangka

pesawat dan kewajiban yang timbil dari suatu kecelakaan.

69

4. Kargo, Rangka Kapal, serta Perlindungan dan Jaminan (Marine Cargo, Hull,

and Protection & Indemnity)

Produk asurnsi kelautan yang ditawarkan dalam kategori ini memberikan

perlindungan menyeluruh terhadap erbagai resiko yang dapat timbul, mulai

dari pembangunan kapal, hinga kegiatan pengangkutan barang di laut.

a. Marine Hull and Machinery Isurance

Memberikan pertanggungan asuransi terhadap kerugian dan kerusakan

yang terjadi pada sebuah kapal beserta dengan mesinnya, termasuk

pertanggungan atas pihak ketiga yang dirugikan dengan terjadinya

kerugian tersebut.

b. Builder’s Risk Insurance

Memberikan pertanggungan asuransi terhadap resiko yang mungkin

timbul dalam proses pembangunan sebuah kapal.

c. Protection and Indemnity (P&I) Insurance

Memberikan pertanggungan asuransi terhadap erbagai dampak yang

ditimbulkan dari kegiatan operasi sebuah kapal, seperti pencemaran

lingkungan.

d. Marine Cargo Insurance

Memberikan pertanggungan asuransi terhadap barang-barang yang

didistribusikan melalui sebuah kapal, baik dalam jangka waktu yang

singkat maupun panjang.

70

5. Rekayasa (Engineering)

Produk asuransi Rekayasa menjamin kerugian karena terhambatnya proyek

bangunan da masa konstruksi, atau proyek pemasangan mesin, serta

kerusakan peralatan elektronik akibat kecelakaan. Berikut ini adalah produk-

produk Asuransi Rekayasa;

a. Contractor’s All-Risk

Memberikan pertanggungan asuransi terhadap gedung yang berada

dalam tahap konstruksi dari segala resiko kerugian dan kerusakan yang

dapat timbul akibat proses konstruksi, termasuk kerugian dan kerusakan

yang dialami oleh pihak ketiga sebagai akibat dari proses konstruksi

yang sedang berlangsung.

b. Construction Plan and Equipment All-Risk Insurance / Heavy Equipment

Memberikan pertanggungan asuransi terhadap kerugian dan kerusakan

yang terjadi pada peralatan berat maupun ringan yang digunakan dalam

proyek konstruksi.

c. Electronic Equipment Insurance

Memberikan pertanggungan asuransi terhadap kerusakan dan kerugian

pada instrument elektronik maupun peraatan lainnya yang digunakan

utuk Electric Data Processing, fasilitas komunikasi, peralatan medis, dll.

d. Machinery Breakdown Insurance

Memberikan penggantian terhadap resiko yang muncul akibat dari

rusaknya sebuah mesin yang digunakan baik dalam kepentingan industri

maupu non-industri.

71

e. Business Interuption Following

Business Interuption Insurance memberikan penggantian terhadap

penurunan laba perusahaan akibat dari tidak berfungsinya mesin maupun

peralatan yang digunakan dalam aktivitas produksi.

6. Kendaraan Bemotor (Motor Vehicle)

Produk asuransi ini memberikan perlindungan saat terjadi kerugian atas

kendaraan anda, atas sebab-sebab tertentu yang timbul selama periode polis.

a. Total Loss Only

Kami menjamn ganti rugi atas kehilangn atau kerusakan total kendaraan

anda, akibat resiko-resiko yang mengacu pda PSAKBI yaitu perbuatan

jahat, pencurian, perampasan, tabrakan, benturan, atau kecelaaan lalu

lintas lainnya.

b. Comprehensive and Third Party’s Legal Duty

Kami menjamin ganti rugi atau perbaikan atas kehilangan / kehilangan

sebagain maupun keseluruhan kendaraan akibat resiko yang mengacu

pada PSAKBI.

c. We also protect you with Extention Coverage:

- Kecelakaan diri

- Bencana banjir dan angina topan

- Bencana gempa bumi, Tsunami dna letusan gunung merapi

- Pemogokan, kerusakan, dan makar.

72

7. Kredit dan Pinjaman (Credit and Suretyship)

a. Credit Insurance

Asuransi kredit adalah perlindungan yang dapat kami berikan kepada

tertanggung atas resiko kegagalan debitur melunasi fasilitas kredit

pinjaman tunai seperti kredit modal kerja, kredit perdagangan, dan

lainnya yang diberikan oleh Bank Umum atau Lembaga Pembiayaan

Keuangan. Selain itu, kami juga memberikan jaminan atas resiko

kegagalan terhadap kredit jual beli bahan bakar minyak Pertamina.

b. Bid Mond

Produk ini adalah jaminan yang diterbitkan untuk menjamin pemberi

penawaran bahwa pihak utama pemegang Obligasi Pnawaran telah

memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh pemberi penawaran

untuk mengikuti pelelangan, apabila pihak utama memenangkan

perlelangan, makan akan sanggup untuk menutup kontrak Pelaksanaan

Pekerjaan dengan pemberi penawaran.

c. Performance Bond

Produk ini menjamin bahwa pihak utama mampu menyelesaikan

pekerjaan tersebut sesuai standar serta waktu yang telah ditentukan

dalam kontrak.

d. Advance Payment Bond

Produk ini menjamin pengembalian uang muka yang telah diterima oleh

pihak utama dari pemberi penawaran.

73

e. Maintenance Bond

Produk ini menjamin pemeliharaan pekerjaan atas kerusakan yang terjadi

dalam masa pemeliharaan.

8. Kesehatan (Health)

Produk ini memberikan jaminan berupa manfaat medis atau yang diperlukan

secara medis sesuai dengan jenis dan besarnya manfaat asuransi kesehatan

yang terdapat dalam daftar manfat atas resiko-resiko yang dijamin dalam

polis, atau sebagai akibat langsung (proximate cause) dari resiko –resiko

yang dijamin dalam polis, termasuk penyediaan alat bantu yang diperlukan

atau diperuntukan dalam rangkaian tindakan medis.

TPI Health Insurance (THIS) adalah program asuransi kesehatan untuk

komersial yang ditujukan kepada kumpulan/perusahaan bagi karyawannya.

Perusahaan harus membayar premi 1 tahun untuk memperoleh mafaat

maksimal program THIS, yang memberikan jaminan berupa manfaat medis

sesuai dengan jenis dan besarnya manfaat asuransi kesehatan yang terdapat

dalam daftar manfaat atas resiko-resiko yang dijamin dalam polis. Dengan

berjalannya BPJS Kesehatan, TPI menawarkan koordinasi manfaat, premi,

data kepersetaan, data klaim/keuangan, administrasi, sosialisasi dan system

informasi sehingga karyawan dapat memperoleh pelayanan terbaik dan

manfaat yang maksimal.

Adapun Program Asuransi Kesehatan yang tersedia seperti;

a. Jaminan Perawatan Rumah Sakit dan Pembedahan (Rawat Inap)

b. Jaminan Rawat Jalan

74

c. Jaminan Rawat Bersalin

d. Jaminan Rawat Gigi

e. Jaminan Kacamata.

Keuntungan menggunakan TUGU-Health;

a. Kebebasan Menggunakan Penyedia Jasa Pelayanan

b. Tidak Ada Batasan Teritorial dan Waktu

c. Pelayanan Keehatan Independen

d. Kemudahan Penambahan Provier Rumah Sakit

e. Sistem PEmbayaran Klaim berupa;

- Reimbursement

Peserta membayar terlebih dahulu seluruh biaya pengobatan di

penyedia pelayanan diluar jaringan rumah sakit, klinik, dan apotek

- Cash Less

Cukup dengan menunjukan kartu, peserta dapat langsung

mendapatkan pengobatan tanpat membayar terlebih dahulu,

sepanjang perawatan, dan pengobatan yang dilakukan di jaringan

Rumah Sakit, Klinik, dan Apotek TPI.

f. Excess Dijaminkan Terlebih Dahulu

g. Masa Tunggu Dihapuskan

h. Pre-Exiting Condition Langsung Dijamin

i. Pelayanan Klaim terpadu 24 Jam

75

j. Laporan Utilisasi Pemakaian Klaim Komplit yang Dibutuhkan oleh

Perusahaan.

9. Aneka (Miscellaneous)

a. Liability Insurance

Memberukan pertanggungan asuransi terhadap kerugian yang timbul dari

klaim pikah ketiga yang menderita kerugian (cidera badan dan atau

kerusakan harta benda) yang diakibatkan oleh aktivitas tertanggung.

Produk Liability Insurance TPI mencakup;

- Public Liability Insurance / Comprehensive General Liability Insurance

- Umbrella Catastrophic Liability Insurance

- Product Liability Insurance

- Automative Liability Insurance

- Professional Indemnity

- Medical Mlpractive Liability

- Employer’s Liability

b. Workmen’s Compensation Insurance

Memberikan pertanggungan dalam bentuk kompensasi keuangan kepada

pegawai untuk mengganti penghasilan yang hilang atau berkurang

karena kecelakaan pada saat bekerja, tanpa perlu membuktikan status

kewajiban hokum pegawai.

76

c. Peronal Accident Insurance

Menjamin resiko kecelakaan dari tertanggung, termasuk selama

perjalanan yang dapat menyebabkan kematian atau kecacatan pada

tertanggung.

d. Money Insurance

Memberikan pertanggungan asuransi terhdap resiko kerugian uang atau

barang yang sesuai dengan uang yang hilang akibat perampokan.

e. Burglary / Theft Insurance

Memberikan biaya penggantian atas kerugian atau kerusakan pada

barang berharga yang hilang atau rusak akibat perampokan yang disertai

dengan kekerasan dan pemaksaan.

10. Syariah (Sharia)

TPI melengkapi rangkaian produknya dengan produk asuransi yang dikelola

berdasarkan prinsip Syariah. Pengelolaan produk ini yang didukung oleh

teknologi informasi melalui aplikasi TPI Web Access (TWA), yang dapat

diakses langsung oleh nasabah dimanapun anda berada. Teknologi ini dapat

menghemat waktu nasabah dalam berinteraksi dengan TPI, mulai dari proses

aplikasi, penerbitan dan pembaruan polis, sampai pengajuan klaim.

Berikut produk Asuransi Syariah TPI;

a. “All Risk” atau Industrial “All Risk” Property Insurance (Ta‟min)

b. Business Interuption Insurance (Ta‟min)

c. Burglary Insurance (Ta‟min)

d. Money Insurance (Ta‟min)

77

e. Marine Cargo Insurance (Ta‟min) yang memberikan jaminan atas

pengiriman barang melalui; Laut, Udara, dan Darat.

f. Liability Insurance (Ta‟min)

g. Engineering Insurance (Ta‟min) seperti;

- Asuransi kontraktor All Risk

- Asuransi pemasangan mesin atau Erection All Risk

- Asuransi Kerusakan Mesin atau Machinary Breakdown

- Asuransi Peralatan Elektronik atau Electronic Equipment

h. Asuransi alat berat atau Contractor’s Plant Tailor-Made

i. Asuransi lainnya sesuai kebutuhan atau Tailor-Made

j. Produk asuransi ini merupakan produk-produk asuransi (Ta‟min), baik

yang menggunakan sertifikanat standar maupun modifikasi yang telah

disesuaikan dengan kebutuhan dari para peserta lainnya seperti;

- Plate Glass, yang memberikan jaminan atas kerugian atau kerusakan

terhadap kaca-kaca bangunan (gedung)

- Neon Sign, yang memberikan jaminan atas papan reklame.

4.1.7.2 Jasa (Service)

1. Manajemen Resiko

TPI membantu para calon klien untuk melakukan pengelolaan resiko yang

tepat sehingga dapat meminimalisir resiko yang dapat mengakibatkan

kerugian ekonomi, melalui teknik:

- Mengidentifikasi dan menginventarisir resiko yang dimiliki soatu objek.

78

- Menganalisa profil resiko yang terideentifikasi

- Mengevaluasi resiko dengan mengukur frekuensi dan dampak terhadap

resiko yang ada

- Mengendalikan resiko dengan memindahkan resiko tersebut ke asuransi.

Tujuan dari mekanisme ini untuk memahami resiko atas suatu objek,

meningkatkan tingkat Kesehatan Keselamatan Kerja (K3), dan

meningkatkan Efisiensi atas beban operasional perusahaan.

2. Menilai Resiko

TPI menawarkan jasa penilaian terhadap objek yang diasuransikan untuk

mendapatkan nilai objek yang sebenarnya dan menghindari kemungkinan

nilai pertanggungan lebih kecil dari sebelumnya.

3. Survey Resiko

TPI memberikan layanan survey terhadap objek yang akan diasuransikan

serta hal lain yang dapat mempengaruhi besar kecilnya resiko.

4.1.8 Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance)

Penerapan tata kelola perusahaan yang baik merupakan kunci yang dapat

memaksimalkan manfaat yang diterima oleh seluruh pemangku kepentinga. Tata

kelola perusahaan yang baik dapat diterjemahkan sebagai sebuah struktur atau

urutan yag mengatur pada hubungan yang harmonis antara para dewan direksi,

eksekutif, dan pemangku dalam sebuah perusahaan. Konsep ini dapat

dihubungkan dengan proses transparan menyangkut penilaian determinasi

tujuan, prestasi, dan kinerja korporat.

79

TPI menerapkan tata kelola perusahaan yang mengacu pada dua kebijakan,

yaitu UU no. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas dan Pedoman Umum Good

Corporate Governance Indonesia, yang dikeluarkan oleh Komite Nasional

Kebijakan Governance (KKNG). TPI selalu menaga praktek tatakelula

perusahaannya berdasarkan pada lima aspek, yaitu:

1. Transparansi

2. Akuntabilitas

3. Pertanggungjawaban

4. Kemandirian

5. Kewajaran.

4.1.9 Sumber Daya Manusia (Human Resource)

TPI memfokuskan pembangunan Sumber Daya Manusianya pada

pengembangan SDM yang berorientasi pada kinerja. Namun seiring berjalannya

waktu, TPI harus perlu menyiapkan tenaga-tenaga baru yang siap melanjutkan

kinerja yang sudah ada. Selain itu, kondisi pasar perasuransian yang saat ini

semakin menantang menuntut perusahaan untuk terus membangun dan

memperkuat SDM-nya agar tetap eksis dan memilliki pangsa pasar yang tetap

dan meluas. Menanggapi hal tersebut, TPI memiliki sasaran dalam proses

pembangunan SDM;

- Melakukan penataan organisasi dan pengelolaan SDM sesuai dengan

kebutuhan dan tantangan bisnis yang berorientasi pada kinerja

- Membangun budaya perusahaan yang kuat

80

- Menyiapkan SDM yang professional, berorientasi pada kinerja

Untuk mencapai sasaran tersebut, TPI merumuskan Strategi sebagai berikut;

- Membangun organisasi, SDM dan Budaya

- Perusahaan secara berkesinambungan menyiapkan SDM yang

professional dan berintegritas tinggi sesuai dengan standar perusahaan

terbaik secara berkesinambungan

- Program Mutasi / Rotasi SDM antar Group (internal) dan dalam TUGU

Group.

Saat ini TPI telah memberlakukan penekatan Fair Reward & Punishment

untuk meningkatkan kinerja pekerjanya. Untuk itu TPI memberlakukan system

penilaian kinerja pegawai dengna menggunakan Performance Management

System (PMS) diseluruh fungsi yang ada di perusahaan. TPI juga melakukan

Pelatihan SDM dengan menjalani berbagai pelatihan terkait keahlian profesi dan

pembekalan pendidikan bersertifikasi sesuai dengan kebutuhan dan tantangan

yang dihadapi perusahaan. Selain peningkatan pendidikan formal, TPI juga

memberikan pendidikan formal lanjutan bagi pekerja yang dinilai memiliki

potensi sesuai dengan kebutuhan pasar. Perusahaan juga menciptakan

lingkungan kerja yang kondusif, agar mendorong para pegawai meningkatkan

keahlian, bakat, dan minat mereka dalam bekerja agar menjadi lebih baik.

81

4.1.10 Teknologi Informasi

1. Tugu Insurance Solution.Net

TIS terdiri dari TIS.Net dan TIS Finance. TIS.Net mengintegrasi berbagai

fungsi operational marketing, underwriting, reinsurance, dan klaim.

Sedangkan TIS Finance menyatukan fungsi keuangan seperti treasury,

Investasi, dan akuntansi. Keduanya memungkinkan perusahaan untuk

melakukan pencatatan hasil produksi, utang piutang, pengelolaan investasi,

administrasi perpajakan, pengelolaan asset tetap, perencanaan anggaraan

tahunan, dan proses akuntansi untuk laporan keuangan.

2. Tugu Web Access (TWA)

Merupakan sebuah aplikasi untuk pelanggan, yang memungkinkan

melakukan proses penutupan asuransi ke TPI dimana saja dan kapan saja,

hanya menggunakan internet.

3. Keamanan TI

Untuk menjamin keamanan data, TPI menggunakan software keamanan

dengan lisensi resmi untuk anti-virus, anti-spam, dan firewall. Selain

ketiganya, TPI juga memiliki sejumlah kemajuan lainnya dibidang TI yang

ditandai oleh;

a. Pengembangan Aplikasi seperti pengembangan Tugu Health Insurance

System (THIS), pengembangan modul-modul yang berhubungan dengan

82

Financial Lines, jasa keuangan, agar system yang digunakan selalu sesuai

dengan peraturan yang berlaku, dll.

b. Pengembangan Infrastruktur seperti peremajaan server menjadi server

high-end berkapasitas tinggi, pembaruan sister operasi server dengan

versi tebaru, penambahan bandwith dan pengembangan area hotspot, dll.

c. Tata Kelola TI seperti penyusunan Disaster Recovery Plan (DRP),

penyusunan IT Service Management (ITSM), dan Peningkatan

berkelanjutan pada SITAP dan IT Policy.

4.1.11 Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (Corporate Social Responsibility)

Visi dan Misi Tanggung Jawa Sosial TPI adalah “Membangun Kepercayaan

dengan Peningkatan Citra Perusahaan”.

TPI paham betul bahwa kegiatan CSR ini bukan hanya semata-mata

kewajiban untuk mematuhi peraturan perundangan yang berlaku, namun juga

yang lebih penting lagi ialah upaya perusahaan dalam memberikan manfaat yang

optimal bagi keberlangusngan hidup masyarakat dan lingkungan. Pelaksanaan

CSR juga menjadi bagian penting upaya perusahaan untuk mengawal dan

menjamin keberlangsungan usaha, sekaligus mewujudkan Visi dan Misi menjadi

perusahaan asuransi dan manajemen resiko yang berkelas dunia.

TPI meyakini bahwa masyarakat sekitar merupakan pemangku kepentingan

yang menentukan pertumbuhan bisnis. Penanggung jawaban atas serangkaian

kegiatan CSR yang dilakukan ada dibawah naungan Corporate Secretary

Group. Sebagai bentuk komitmen TPI pada kemajuan dan kesejahteraan

83

masyarakat dan lingkungan, perusahaan telah menyiapkan anggaran khusus bagi

kegiatan CSR. Program-program yang ada pada CSR TPI adalah;

1. Bidang Lingkungan Hidup

Fokus perusahaan dalam bidang ini adalah ingin terus menggalakan

program yang sudah berjalan. Contohnya dalam hal penghematan

penggunaan listrik dan air, sejalan dengan instruksi Menteri Negara BUMN

mengenai penghematan penggunaan energy di lingkungan perusahaan

BUMN. Upaya penghematan ini dilakukan untuk memperlambat pemanasan

global yang sudah terjadi saat ini. Dengan demikian, diharapkan TPI dapat

ikut berkontribusi dalam mengurangi jumlah pembakaran bahan bakar.

TPI juga menjalankan beberapa program eksternal, salah satunya adalah

program penghijauan. Dan TPI juga mempunyai sasaran penghematan

energi dan air, seperti;

a. Penerangan dan alat pendingin ruangan gedung kantor atau bangunan

b. Peralatan kantor, perlengkapan peralatan yang menggunakan energi

listrik atau bahan bakar minyak untuk gedung dan kantor, termasuk

kendaraan operasional

c. Kegiatan atau aktivitas yang dalam pelaksanaannya memanfaatkan air.

2. Bidang Sosial dan Kemasyarakatan

Program yang dilakukan TPI merupakan hasil pemetaan kebutuhan

yang dilakukan oleh perusahaan. Program yang dipilih dan dijalankan oleh

TPI ialah program yang tepat guna dan tepat sasaran agar hasilnya dapat

84

berdampak dan bermanfaat bagi penerimanya, dan benar-benar

merasakannya. Agar semakin terarah dalam memetakan programnya, TPI

membagi program-program CSR nya di bidang ini menjadi 3 titik focus,

yaitu;

a. Keagamaan dan Kesehatan

- Program pengobatan gratis

- Baksos Ramadhan

- Bantuan dana Idul Adha

b. Pendidikan dan Kebudayaan

- Beasiswa Pendidikan

- Penyuluhan asuransi

c. Pemuda dan Olahraga

- Dukungan asuransi untuk kegiatan olahraga extraordinary.

3. Bidang Kepuasan Pelanggan

TPI menempatkan pelanggan sebagai salah satu pemangku

kepentingan utama yang harus dijamin kepuasannya. Hal ini juga tertera pada

misi perusahaan dan harus dijalankan.TPI mengedepankan pelayanan

operasioal yang prima sebagai kunci untuk menciptakan kepuasan pelanggan.

Untuk itu, semua sumber daya yang dimiliki terus dikerahkan semaksimal

dan sebaik mungkin untuk dapat memberikan kepuasan yang tinggi pada

pelanggannya. Berikut adalah program yang dijalankan TPI pada bidang ini:

85

a. Edukasi dan Sosialisasi Informasi

TPI membuat brosur baru yang memberi penjelasan mengenai produk dan

jasa baik untuk klien atau untuk ke masyarakat luas.

b. Survey Kepuasa Pelanggan

TPI melakukan survey tersebut dengan tujuan memperoleh persepsi para

klien terhadap perusahaan. Khususnya tentang kualitas pelayanan,

produk, dan peningkatan perusahaan. Survey tersebut juga bertujuan

untuk mengidentifikasi kebutuhan potensial klien dan harapan mereka.

4. Bidang Ketenagakerjaan

Pegawai merupakan asset yang berharga dan harus dipertahankan

serta diperhatikan kesejahteraannya, karena mereka lah kunci

keberlangsungan perusahaan. TPI berkomitmen untuk mengembangkan

kapabilitas dan kompetensi pegawainya agar menjadi insan perusahaan yang

professional, kompetitif, dan peduli. Agar tercapainya hal tersebut, pegawai

harus terlebih dahulu merasa nyaman dalam bekerja. Mulai dari lingkungan

pekerjaan, remunerasi, tunjangan, hingga jaminan kesehatan. Seluruh hal

tersebut haru mampu membuat pegawai kearah yang lebih baik, sehingga

menciptakan budaya perusahaan yang baik.

a. Jaminan dan Manfaat Jaminan dan Kesehatan yang diberikan TPI kepada

seluruh pegawai dan keluarganya diberikan tanpa memandang golongan,

86

gender, agama, dan latar belakang. Para pegawai mempunyai hak yang

sama yang diperoleh dari perusahaan, seperti;

- Jaminan Kesehatan

- Hak Cuti

- Program Asuransi Jiwa dan Program Pensiun

b. Pemberian Remunerasi diatas UMR

Seluruh pegawai TPI menerima remunerasi diatas UMR yang ditetapkan

oleh pemerintah kota Jakarta, kurang lebih diatas UMR bagi golongan

upah rendah. TPI harus menerapkan gaji dan hak-hak yang sama terhadap

pegawai baru, siapapun pria/wanita esuai dengan golongan atau

kepangkatannya.

4.2 Deskripsi Subjek Penelitian

Corporate Secretary memiliki peranan kunci dalam pelaksanaan Corporate

Governance, khususnya pada perusahaan publik dan emiten di bursa. Ini tidak

dapat dipungkiri karena posisi dan tugas yang dipikul Corporate Secretary sangat

strategis dan menentukan. Namun, di Indonesia banyak masyarakat sebagai

stakeholders perusahaan, termasuk perusahaan itu sendiri, belum menyadari

strategisnya peranan dan fungsi Corporate Secretary. Salah satu elemen dalam

struktur dan proses Good Corporate Governance (GCG) adalah pemastian bahwa

penggunaan wewenang (exercise of power) dan hubungan dengan pemangku

kepentingan (stakeholders) berjalan dengan baik untuk kepentingan perusahaan.

Dalam menjaga proses tersebut dibutuhkan suatu unit yang berfungsi sebagai

fasilitator pengambilan keputusan secara proper dan saluran komunikasi yang

87

terpercaya. Disinilah posisi strategis sekretaris perusahaan (corporate secretary),

yaitu menjalankan fungsi memastikan kepatuhan dana administrasi pengambilan

keputusan didalam perusahaan, dan melakukan fungsi komunikasi dalam rangka

membangun goodwill keluar perusahaan.

Corporate Secretary PT. Tugu Pratama Indonesia merupakan suatu divisi

yang langsung dibawah naungan direktur, dimana bisa dibilang menjadi

pengawas dan penasehat direktur dalam pengmbilan suatu keputusan. Pada

umumnya corporate secretary juga mencangkup divisi audit group atau internal

audit group, tapi di TPI corporate secretary group dan internal audit group

dipisahkan. Dikarenakan agar kefokusan masing-masing divisi tersebut bisa

dijalankan dengan baik.

Kegiatan dan program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan atau CSR

(Corporate Social Responsibility) juga menjadi tanggung jawab dan dibawah

naungan corporate secretary group. Karena menyangkut perusahaan dengan

pihak luar, jadi corporate secretary group menaungi program CSR perusahaan,

dimana menjadi selaku pegawas dan yang menyampaikan langsung laporan

kegiatan CSR kepada Direktur perusahaan

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

PT. Tugu Pratama Indonesia melalui Corporate Secretary Group

merencanakan dan melakukan kegiatan rutin CSR yang berkaca pada

peraturan perundangan yang berlaku. CSR dilakukan sebagai refleksi

kepedulian atas tanggung jawab TPI terhadap keberlangsungan kesejahteraan

88

hidup masyarakat luas dan lingkungan. Sesuai dengan yang diatur dalam

perundangan Pasal 74 UU no. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas, yang

bertujuan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna

meningkatan kualitas hidup dan lingkungan yang bermanfaat bagi perseroan

itu sendiri, komunitas setempat, dan masyarakat luas. PT. Tugu Pratama

Indonesia memfokuskan kegiatan CSR nya ini pada Bidang Sosial dan

Kemasyarakatan, yang memfokuskan pada Pendidikan dan Kebudayaan yaitu

pemberian edukasi asuransi pada pelajar atau siswa, seperti yang

diungkapkan oleh Bapak Suliansyah, yaitu:

“Seperti yang sudah diketahui, karena perusahaan kami bergerak di

bidang asuransi tentunya. Jadi secara otomatis kita mencari kesesuaian

daripada main business-nya kita yaitu asuransi, maka dari itu yang

paling tepat menurut kami ialah melalui edukasi pendidikan asuransi.

Kalau melakukan sosialisasi pendidikan yang bersifat umum, kami rasa

tidk tepat dengan apa yang menjadi main business kami. Oleh karena itu,

kami memberikan sosialisasi pengenalan edukasi asuransi agar para

pelajar tahu secara dini dengan dunia asuransi.” (Bapak Suliansyah,

Ruang Corporate Secretary Group, 19 Agustus 2015 pukul 14.00)

Dengan dilakukannya CSR yang memfokuskan pada edukasi pengenalan

pengetahuan asuransi, TPI berniat memberikan pengetahuan asuransi secara dini

kepada siswa atau pelajar seperti yang diungkapkan oleh Bapak Suliansyah,

yaitu:

“Utuk mengenalkan dunia asuransi kepada murid sekolah SLTA-SMA

diwilayah jabodetabek, sesuai dengan kategori program CSR yang adadi

PT. Tugu Pratama Indonesia yaitu di Bidang Pendidikan. Karena

kegiatan TPI Mengajar ini merupakan langkah kami untuk mengenalkan

secara dini tentang edukasi dan pengenalan asuransi kepada para

pelajar. Di Indonesia mungkin jarang untuk melakukan pengenalan

89

edukasi asuransi seperti ini, dan bisa dibilang kami salah satu pioneer

yang melakukan kegiatan tersebut.” (Wawancara, Ruang Corporate

Secretary Group, 19 Agustus 2015 pukul 14.00)

PT. Tugu Pratama Indonesia memilih CSR pada bidang pendidikan awalnya

tidak memfokuskan pada tingkat SLTA dan SMA, namun pada kalangan

mahasiswa di berbagai universitas di Jakarta. Tapi TPI ingin lebih mengenalkan

tentang dunia asuransi kepada tingkatan lebih dini yaitu pada tingkatan SLTA

dan SMA seperti yang dikatakan oleh Bapak Suliansyah kepada pedulis.

“Tidak hanya kepada para pelajar SLTA/SMA saja, kami juga melakukan

kegiatan seperti itu kepada para mahasiswa di beberapa universitas yang

ada di Jakarta. Karena pada awalnya kita memberikan CSR pada bidang

pendidikan dan edukasi semacam ini kepada para mahasiswa dulu

sebelum ke sekolah-sekolah. Kita pernah bekerjasama dengan

Universitas Trisakti dan AAI (Akademi Asuransi Indonesia) untuk

mengedukasi pendidikan asuransi seperti itu. Dan dengan tujuan yang

sama tentunya yaitu ingin mengenalkan dunia asuransi kepada para

pelajar dan mahasiswa.” (Wawancara, Ruang Corporate Secretary

Group, 19 Agustus 2015 pukul 14.00)

“Pada tahun 2014 memang baru pertama kali dilakukan kegiatan CSR

semacam itu, tapi awalnya bukan di SMAN 1 Budi Utomo Jakarta.

Awalnya di salah satu sekolah SMA di daerah Bintaro dan yang kedua itu

di SMK PB 2 Sudirman. Dan di SMAN 1 Budi Utomo ini merupakan yang

ketiga pada tahun itu.” (Wawancara, Ruang Corporate Secretary Group,

19 Agustus 2015 pukul 14.00)

Tim CSR yang tergabung dalam Corporate Secretary Group memulai dalam

melakukan kegiatan CSR terlebih dahulu merencanakan beberapa strategi mulai

dari pra-kegiatan sampai kegiatan selesai, seperti yang telah dipaparkan oleh

Bapak Suliansyah kepada penulis.

90

“Pertama-tama kami membuat target dulu dan dalam mencari target

atau sekolah yang ingin dituju pasti kami langsung terjun ke lapangan

untuk mencarinya. Setelah tahu sekolah mana yang ingin kita tuju baru

kami tanya ke personel perusahaan siapa yang pernah sekolah disitu

untuk mengetauhi segala kondisi di sekolah tersebut. Setelah tau lalu

kami mendatangi sekolah tersebut bertemu kepala sekolah maupun staff-

nya untuk memberitahu maksud dan tujuan kita sekalian izin, kalau boleh

dan diterima kita lanjut dan kalau tidak kami mencari sekolah yang lain.

Kedua, setelah kita tahu kondisi sekolah tersebut dan telah mendapat izin

lalu kita membuat rencana bagaimana cara kita menyampaikan

presentasi materi ke para siswa disana dengan melihat kondisi sekolah

dan budaya sekolah tersebut agar apa yang kita berikan dapat respon

yang baik dan diterima oleh siswa. Ketiga, kita melakukan kegiatan CSR

ini dengan berpegangan apa yang telah kita susun sebelumnya agar tidak

melenceng dari tujuan awal. Terakhir, dalam memonitor dan

mengevaluasi selama kegiatan berlangsung hingga selesai kami pasti

melakukannya. Biasanya setelah kegiatan berlangsung kami langsung

share ke media, terutama ke media asuransi karna kami perusahaan

asuransi. Dari situ kami bias melihat respon dari masyarakat terhadap

kegiatan kita bagaimana dan selama ini respon masyarakat positif.

Bahkan ada beberapa sekolah yang menawarkan diri untuk menjadi

target kegiatan CSR kami. Setelah kegiatan itu selesai, kita putus juga

hubungan dengan pihak sekolah dalam arti pemutusan kerjasama ada

tidak ada rasa ketergantungan kepada kita. Namun sesekali kami tetap

menanyakan info perkembangan terhadap apa yang sudah kami berikan

saat itu.” (Wawancara, Ruang Corporate Secretary Group, 19 Agustus

2015 pukul 14.00)

Dengan merencanakan susunan tahapan kegiatan seperti itu, diharapkan

audience atau siswa memberikan respon yang baik dan segala info dan materi

yang disampaikan diterima dengan baik.

“Reaksi dan respon para siswa SMAN 1 Budi utomo sendiri bagus dan

antusiasnya cukup tinggi. Kita harus bisa menyikapi audience kita kala

memberikan suatu sosialisasi. Kita harus bisa melihat dimana momen-

momen para siswa ini supaya mereka betah, oleh karena itu kita buat

tanya jawab dan sedikit door prize dalam bentuk kuis. Dengan begitu

siswa pun menjadi interaktif dan antusias kepada kita, makanya kita

menyikapinya dengan cara demikian. Tetapi bukan mereka aktif dan

antusias dengan hadiahnya, melainkan kita pancing mereka agar mereka

bertanya dan mau menjawab atas materi yang kita berikan sehingga

mereka ingin tahu lebih jelas lalu bertanya.” (Wawancara, Ruang

Corporate Secretary Group, 19 Agustus 2015 pukul 14.00)

91

PT. Tugu Pratama Indonesia rutin menjalankan kegiatan CSR terutama pada

bidang pendidikan dengan bertujuan untuk secara murni untuk memberikan

edukasi tentang pengetahuan asuransi secara dini.

“Karena kegiatan CSR ini merupakan salah satu program pemerintah

dan bisa dikatakan diwajibkan untuk dilakukan oleh setiap perusahaan,

jadi kami pun rutin melakukannya. Kami melakukan kegiatan ini pure

hanya ingin memberikan pengenalan edukasi asuransi secara dini kepada

para siswa dan tidak ada unsur politis dan berjualan asuransi sama

sekali. Selain kegiatan CSR dalam bidang pendidikan, PT. Tugu Pratama

Indonesia juga ada progam CSR lainnya dalam bidang Kemasyarakatan,

Ketenagakerjaan, Lingkungan, Kesehatan, dan yang lainnya. Dan dalam

bidang pendidikan yang ditujukan kepada para siswa ini diharapkan

mereka bias tahu tentang dunia asuransi sejak dini, apa itu asuransi,

bagaimana dunia asuransi itu sendiri, apa manfaat asuransi tersebut, dan

juga tahu apa itu PT. Tugu Pratama Indonesia karena selain kami

memberikan pengenalan asuransi secara umum, kami juga memberikan

info tentang produk unggulan yang kami punya.“ (Wawancara, Ruang

Corporate Secretary Group, 19 Agustus 2015 pukul 14.00)

TPI mengharapkan kegiatan CSR ini berpengaruh positif bagi audience atau

siswa, bahkan dapat berdampak baik juga bagi perusahaan.

“Pengaruhnya terhadap perusahaan juga sangat besar, karena dengan

adanya respon yang positif kami bisa lebih dikenal lagi secara luas. Kami

PT. Tugu Pratama Indonesia sudah berupaya memberikan suatu

kontribusi kepada masyarakat. Kalau kita melihat dari kontek nilai jual

promosi, itu merupakan promosi yang sangat murah karena tanpa

mereka sadari kalau kita sedang beriklan. Melalui kegiatan sosialisasi

edukasi asuransi itu pula mereka bias tahu PT. Tugu Pratama Indonesia.

Penyebaran informasi dari satu orang ke orang lainnya bahkan membuat

sekolah lain dengan sendirinya menawarkan diri untuk dilakukan

kegiatan serupa di sekolah mereka. Dan dari nilai promosi itulah yang

kami cari dari sudut pandang perusahaan. Pengaruhnya terhadap

perusahaan juga sangat besar.” (Wawancara, Ruang Corporate Secretary

Group, 19 Agustus 2015 pukul 14.00)

92

Pihak yang terlibat tidak hanya tim CSR dari PT. Tugu Pratama Indonesia

saja, tapi juga dari pihak sekolah dan siswa/siswi SMAN 1 Budi Utomo juga

berpartisipasi dalam kegiatan CSR tersebut. Pihak sekolah sangat antusias atas

kegiatan CSR yang dilakukan TPI memberikan edukasi asuransi kepada para

siswa.

“Karena sebelumnya pihak PT. Tugu Pratama Indonesia menghubungi

pihak sekolah untuk meminta izin ingin melakukan kegiatan edukasi

tentang asuransi, dimana kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin

CSR mereka. Kami pun sangat welcome dengan niat tersebut untuk

memberikan edukasi asuransi kepada siswa.” (Bapak Ubaidillah Rahmat,

SMAN 1 Budi Utomo, 11 November 2015 pukul 10.00)

Proses pelaksanaan kegiatan CSR tersebut juga tetap diawasi oleh tim CSR

TPI dan juga oleh pihak sekolah, agar tau apakah kegiatan tersebut berjalan

sesuai dengan rencana dan tujuan perusahaan, dan bisa bermanfaat bagi siswa.

Namun tergantung dengan bagaimana cara pengemasan kegiatan tersebut

menyesuaikan dengan latar belakang para audience atau siswa.

“Masih bisa dimengerti dan diterima para siswa yang saya lihat. Cara

penyampaiannya yang jelas dan pelan-pelan. Ditambah diselingi adanya

Tanya jawab yang membuat para siswa aktif, dan juga sedikit kuis

sehingga mereka antusias untuk mengikuti kegiatan tersebut.” (Bapak

Ubaidillah Rahmat, SMAN 1 Budi Utomo, 11 November 2015 pukul

10.00)

Setelah peroses kegiatan CSR selesai, tim CSR PT. Tugu Pratama Indonesia

memastikan bahwa kegiatan tersebut menghasilkan dampak yang positif dan

pihak sekolah tidak merasa dimanjakan secara berkelanjutan sehingga perlu

melakukan terminasi.

“Setelah kegiatan selesai, kerjasama kita pun selesai dalam pelaksanaan

kegiatan eduksi asuransi tersebut. Kami hanya menerima dan

93

memberikan kesempatan untuk mengedukasi para siswa demi

perkembangan pengetahuannya. Semuanya kembali seperti semula dan

pihak PT. Tugu Pratama Indonesia pun tidak ada keterkaitan apa-apa

lagi dengan pihak sekolah.” (Bapak Ubaidillah Rahmat, SMAN 1 Budi

Utomo, 11 November 2015 pukul 10.00)

Karena TPI menginginkan audience yang menjadi target CSR bisa mandiri

dan mengembangkan sendiri hasil yang sudah diberikan. Dan juga para siswa

dapat mengetahui dan mengenal lebih awal tentang apa itu dunia asuransi.

“Karena kegiatan CSR ini merupakan salah satu program pemerintah

dan bisa dikatakan diwajibkan untuk dilakukan oleh setiap perusahaan,

jadi kami pun rutin melakukannya. Kami melakukan kegiatan ini pure

hanya ingin memberikan pengenalan edukasi asuransi secara dini kepada

para siswa dan tidak ada unsur politis dan berjualan asuransi sama

sekali. Selain kegiatan CSR dalam bidang pendidikan, PT. Tugu Pratama

Indonesia juga ada progam CSR lainnya dalam bidang Kemasyarakatan,

Ketenagakerjaan, Lingkungan, Kesehatan, dan yang lainnya. Dan dalam

bidang pendidikan yang ditujukan kepada para siswa ini diharapkan

mereka bisa tahu tentang dunia asuransi sejak dini, apa itu asuransi,

bagaimana dunia asuransi itu sendiri, apa manfaat asuransi tersebut, dan

juga tahu apa itu PT. Tugu Pratama Indonesia karena selain kami

memberikan pengenalan asuransi secara umum, kami juga memberikan

info tentang produk unggulan yang kami punya.” (Bapak Suliansyah,

Ruang Corporate Secretary Group, 19 Agustus 2015 pukul 14.00)

Sehingga audience yang mengikuti kegiatan CSR tersebut yaitu para siswa

dapat mengetahui apa itu asuransi, terlebih yang terpenting mengetahui eksistensi

PT. Tugu Pratama Indonesia sebagai salah satu perusahaan asuransi umum

terbesar di Indonesia.

“Pertama sih gk tau sama sekali tentang PT. Tugu Pratama Indonesia.

Saya kira cuma acara seminar dan promosi seperti biasanya, gak taunya

ngasih tau soal apa itu asuransi. Tapi asik sih orang-orangnya pas

menyampaikan materinya, saya kira bakal bosen kayak seminar gitu.

Meskipun awalnya saya gak tau ini acara tentang apa dan apa aja isinya,

tapi saat dikasih materi pembicaraan satu-satu secara pelan-pelan, saya

bisa menangkap apa yang mereka bicarakan.” (Reza Oktavian, SMAN 1

Budi Utomo, 11 November 2015 pukul 11.25)

94

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil wawancara dari berbagai pihak terkait mengenai kegiatan CSR PT.

Tugu Pratama Indonesia pada kegiatan Pengenalan Pengetahuan Asuransi pada

SMAN 1 Budi Utomo Jakarta, penulis akan menguraikan beberapa informasi

dalam kategori seperti: pemaparn hasil penelitian melalui hasil wawancara

dengan Bapak Suliansyah (CSR Specialist, Corporate Secretary PT. Tugu

Pratama Indonesia), Bapak Ubaidillah Rahmat (Wakil Kepala Sekolah SMAN 1

Budi Utomo), dan Reza Oktavian (Murid SMAN 1 Budi Utomo).

Peran Corporate Secretary Group sangatlah penting dalam menjalankan tugas

dan fungsi humas secara garis besar, terutama dalam kegiatan program Tanggung

Jawab Sosial Lingkungan (CSR) yang menjadi kesadaran dan tanggung jawab

perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitar. Tidak hanya memikirkan

benefit yang diperoleh, namun juga TPI berusaha untuk memberikan sesuatu

yang dapat berguna dan bermanfaat demi kesejahteraan masyarakat luas. Dalam

hal itu, TPI menjalankan atau melakukan kegiatan CSR dalam Bidang Sosial dan

Kemasyarakatan, yaitu focus pada Pendidikan dan Kebudayaan melalui

Penyuluhan Asuransi secara dini kepada para siswa dan siswi SMA. Dimana

perusahaan melakukan beberapa proses perancangan persiapan terlebih dahulu

sebelum melakukan kegiatan CSR, agar pada akhirnya terlihat apakah berhasil

dan tepat sasaran atau tidak dengan tujuan dilakukannya CSR itu sendiri,

sehingga berdampak pada citra perusahaan.

95

4.3.1 6 Tahap Pelaksanaan CSR Pada Kegiatan Pengenalan Pengetahuan

Asuransi di SMAN 1 Budi Utomo Jakarta

1. Assesment

Proses assessment yang dilakukan PT. Tugu Pratama Indonesia ialah

terlebih dahulu mencari dan mengidentifikasi masalah target sasaran

dan apa kebutuhan yang diperlukan oleh target sasaran. Sehingga apa

yang dilakukan nanti bisa tepat dan sesuai dengan tujuan kegiatan CSR,

dimana kurangnya pengetahuan asuransi dikalangan para pelajar.

“Proses Assessment dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau

kebutuhan yang dirasakan dibutuhkan (felt needs) atau kebutuhan yang

diekspresikan (expressed needs) dan juga sumberdaya yang dimiliki

oleh komunitas sasaran.” (Rahmatullah, 2011:70-85)

Pertama-tama tim CSR membuat list atau daftar target sekolah

terlebih dahulu dengan cara langsung terjun ke lapangan. Setelah tau

sekolah mana saja yang ingin dituju, selanjutnya mendatangi sekolah

tersebut untuk menjelaskan maksud kegiatan yang ingin dilakukan

sekaligus meminta izin kepada pihak sekolah.

Menurut pendapat penulis, proses assessment yang dilakukan oleh

pihak TPI sudah tepat, agar tujuan kegiatan CSR yang dilakukan dapat

memberikan pengaruh sesuai yang diharapkan. Apa yang dikemukakan

oleh pihak TPI juga sama dan dibenarkan oleh pihak sekolah yang

diwakilkan oleh Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Budi Utomo, bahwa

sebelum dilakukannya kegiatan tersebut terlebih dahulu TPI melakukan

96

konfirmasi dan mengidentifikasi terhadap audience yang akan menjadi

target mereka yaitu para siswa. Namun menurut penulis hal tersebut

tidak sependapat dengan para siswa, dimana mereka kurang mengetahui

kegiatan yang akan diadakan oleh pihak TPI itu adalah program CSR-

nya. Mungkin kurangnya komunikasi dan publikasi menjadi salah satu

faktor pendukung kekuraangan hal tersebut.

2. Plan of Treatment

TPI membuat rencana dan susunan kegiatan agar apa yang akan

disampaikan kepada para siswa bisa diterima dengan baik. Pembuatan

rencana dan susunan kegiatan tersebut tidak terlepas dari melihat

kondisi dan latar belakang para siswa yang masih awam akan

pengetahuan asuransi seperti ini. Dan pelaksanaan kegiatan CSR yang

dilakukan harus sejalan dengan rencana dan susunan kegiatan yang

sudah dibuat.

“Biasa juga disebut rencana tindakan yang dirumuskan berkenaan

dengan upaya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan penanganan-

penanganan yang dirasakan oleh masyarakat.” (Rahmatullah, 2011:70-

85)

Penulis berpendapat langkah ini sudah diimplementasikan dengan

baik oleh pihak TPI. Membuat dan merancang strategi terlebih dahulu

sebelum dilakukannya kegiatn edukasi asurnsi tersebut merupakan cara

yang tepat bagi keberhasilan kegiatan CSR agar bisa diterima oleh

siswa dengan mengacu pada latar belakang mereka. TPI bisa

menyesuaikan dengan budaya dan latar belakang siswa sehingga dapat

membaur dan mendapatkan aware dari para siswa.

97

3. Treatment of Action

Disini merupakan saat krusial pelaksanaan kegiatan CSR. Dimana

seluruh komponen pendukung kegiatan termasuk TPI dan pihak sekolah

bekerjasama menjalankan kegiatan tersebut, agat tidak menyimpang

dari apa yang sudah direncanakan. Pengemasan kegiatan CSR sangat

berpengaruh terhadap jalannya kegiatan CSR. Membuat acara kegiatan

CSR semenarik mungkin membuat para peserta atau siswa antusias dan

bekerjasama dengan baik.

“Treatment of Action adalah tahap pelaksanaan CSR. Tahap ini

merupakan tahap yang paling krusial karena perencanaan yang telah

dilakukan dengan baik akan dapat menyimpang bila tidak terdapat

kerjasama antara masyarakat, fasilitator maupun antar warga.”

(Rahmatullah, 2011:70-85)

Pengertian diatas mengartikan bahwa bagaimana perusahaan harus

bisa mengemas materi dan informasi yang ingin disampaikan dengan

menyesuaikan para siswa supaya tepat sasaran. Bagi penulis, dari hasil

yang di dapatkan pada pihak sekolah tersebut diatas bahwa terdapat

kesamaan antara 2 informan lainnya. Pihak TPI dalam menjalankan

kegiatan edukasi asuransi tersebut menggunakan cara penyampaian

yang telah disesuaikan dengan latar belakang para siswa yang gampang

sekali merasa bosan bila ada kegiatan sejenis dalam wkatu yang tidak

sebentar. Oleh karena itu penulis menarik kesimpulan bahwa dari

98

seluruh informan yang telah diwawancarai memiliki kesamaan atas

Treatment of Action yang dilakukan oleh pihak TPI.

4. Monitoring and Evaluation

Tahap melakukan pemantauan terus menerus terkait proses

pelaksanaan CSR, dimana TPI terus mengawasi selama kegiatan

tersebut berlangsung. Dan melakukan evaluasi setelah kegiatan tersebut

selesai agar tau kegiatan tersebut telah sesuai dengan rencana yang telah

disusun sebelumnya atau tidak. TPI biasanya melakukan evaluasi secara

internal untuk mengetahui sampai mana keefektivitasan kegiatan CSR

tersebut dilaksanakan.

“Monitoring merupakan tahap pemantauan yang dilakukan secara

terus menerus terkait proses pelaksanaan program CSR sedangkan

evaluation adalah menilai secara keseluruhan apakah pelaksanaan

program CSR tersebut dilakukan sesuai dengan rencana atau ketentuan

yang telah disusun sebelumnya.” (Rahmatullah, 2011:70-85)

Menurut penulis, proses monitoring yang dilakukan oleh pihak TPI

lebih banyak dilakukan setelah kegiatan acara tersebut selesai. Proses

monitoring pada saat kegiatan itu berlangsung juga cukup penting,

karena perusahaan dan pihak sekolah bisa sama – sama menilai apa

kekurangan yang ada selama kegiatan itu berlangsung dan pihak TPI

bisa memberikan hasil evaluasi atas kegiatan CSR tersebut kepada

pihak sekolah.

99

5. Termination

Tahap ini merupakan tahap pemutusan secara formal atau

pemutusan kerjasama dengan pihak sekolah, sehingga kegiatan ini

sesuai dengan tujuan kegiatan CSR yang sebenarnya dan tidak menjadi

pemanjaan bagi pihak sekolah. Setelah kegiatan selesai dilakukan, TPI

memutuskan hubungan kerjasama dengan sekolah sehingga tidak ada

rasa ketergantungan terhadap perusahaan.

“Dalam tahap ini program akan dilakukan pemutusan secara formal

pada masyarakat penerima kegiatan CSR, hal ini sangat penting karena

perusahaan seringkali melupakan proses terminasi sehingga program

yang seharusnya mengatasi masalah malah menjadi pemanjaan dengan

membuat masyarakat tergantung kepada program atau bantuan

perusahaan.” (Rahmatullah, 2011:70-85)

Penulis berpendapat bahwa adanya kesamaan antara informan dari

perusahaan dengan informan dari pihak sekolah yaitu Wakil Kepala

Sekolah. Dibenarkannya proses Terminasi ini oleh pihak sekolah

menunjukan bahwa TPI dalam melakukan kegiatan CSR tersebut telah

melakukan salah satu tahapan dalam pelaksanaan CSR agar tepat

sasaran dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dilakukannya

proses Terminasi ini dimaksudkan agar audience yang telah diberikan

edukasi asuransi dan pihak sekolah bisa mengeksplorasi apa yang sudah

diberikan dan selanjutnya bisa mengembangkan secara mandiri dan

tidak ketergantungan dengan pihak TPI selaku penyelenggara kegiatan

tersebut.

100

6. After care

Disini program kegiatan CSR sudah selesai dilakukan, namun

pihak perusahaan atau tim CSR TPI masih tetap mengunjungi atau

menanyakan info perkembangan terhadap kegiatan CSR yang sudah

dilakukan kepada para siswa.

“Program CSR secara formal sudah berakhir, dalam tahap ini

sebaiknya staf CSR masih mengunjungi secara berkala dan memantau

proses pengalihan mandate program kepada masyarakat.”

(Rahmatullah, 2011:70-85)

Dari hasil wawancara diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa

adanya kesamaan antara pihak TPI dengan pihak ekolah yaitu Wakil

Kepala Sekolah bahwa tidak adanya keberlanjutan lagi antara kedua

belah pihak setelah kegiatan CSR itu selesai. Bagi penulis pada tahap

ini pihak perusahaan bisa menjadikannya sebagai proses monitoring

setelah kegiatan dilaksanakan, untuk mengetahui sejauh mana semua

yang sudah diberikan kepada para siswa memberikan pengaruh terhadap

dirinya sendiri atau sekitarnya, seperti lebih ingin tahu lebih banyak

tentang asuransi PT. Tugu Pratama Indonesia dan dunia asuransi umum.

Jadi dapat disimpulkan dalam melakukan pendekatan dan

perencanaan strategi kegiatan CSR perlu mengetahui terlebih dahulu

latar belakang audience, bagaimana cara pengemasan yang tepat agar

tidak terjadi kesalah pahaman dan perbedaan persepsi dalam

pelaksanaannya. Dan juga materi dan informasi yang disampaikan dapat

diterima dan dipahami dengan baik oleh audience atau para siswa.

101

Selain ada kesamaan antara pihak yang terlibat dalam kegiatan CSR

ini, tahapan pelaksanaan kegiatan CSR diatas juga sesuai dengan

pendapat ahli yang mengatakan bahwa kegiatan ini harus didasari oleh

research terlebih dahulu. Menentukan siapa yang ingin kita tuju,

mencari permasalahan apa yang sedang berkembang di masyarakat

yang seperti penulis buat ialah kurangnya pengetahuan asuransi di

kalangan pelajar. Agar semua proses pelaksanaan berjalan sesuai

dengan rencana.

Bila dilihat dari Triple Bottom Line, kegiatan CSR Pengenalan

Pengetahuan Asuransi yang dilakukan PT. Tugu Pratama Indonesia

sudah memperhatikan profit, people, dan planet. Terutama dalam

kegiatan CSR ini termasuk dalam kategori people. Karena TPI

melakukan kegiatan CSR kali ini mengacu kepada pendidikan,

khususnya pada tingkatan SLTA dan SMA. Dimana masalah yang ada

ialah kurangnya pengetahuan para pelajar terhadap dunia asuransi dan

tingkat kesadarannya masih terbilang rendah. Oleh karena itu,

pemberian edukasi dan informasi terhadap perasuransian sejak dini

dilakukan oleh TPI kepada sekolah-sekolah SMA. Memahami bahwa

kegiatan CSR ini merupakan profit centre di masa mendatang. Karena

TPI sudah turut andil memberi dampak yang positif bagi masyarakat

khususnya para pelajar dengan pemberian edukasi asuransi, dimana

nantinya akan berguna dalam kehidupannya kelak. Dan juga

memberikan keuntungan tersendiri bagi TPI yaitu semakin

102

meningkatnya citra dan masyarakat semakin sadar akan keberadaan TPI

sebagai perusahaan asuransi tentunya dikalangan sekolah-sekolah

4.3.2 Peningkatan Citra Perusahaan PT. Tugu Pratama Indonesia Dalam

Kegiatan CSR Pengenalan Pengetahuan Asuransi Di SMAN 1 Budi

Utomo

Citra dari PT. Tugu Pratama Indonesia dapat terbentuk dan pada

dasarnya tidak terlepas dari apa yang sudah perusahaan lakukan dalam

bentuk kualitas pelayanan yang diberikan, nilai kepercayaan dari

masyarakat, serta goodwill (kemauan baik) yang ditampilkan TPI kepada

masyarakat, lingkungan, atau kepada internal perusahaan itu sendiri.

Dari hasil wawancara berdasarkan Teori Citra Walter Lipman dalam

Soemirat menyebutkan terdapat empat komponen pembentukan citra yaitu

Persepsi – Kognisi – Motivasi – Sikap, terhadap wawancara yang dilakukan

terhadap Reza Oktavian selaku siswa dan Bapak Ubaidillah Rahmat selaku

Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Budi Utomo, yaitu :

1. Tahap Persepsi

“Sangat bagus dan bermanfaat sekali. Memang seharusnya edukasi-

edukasi seperti ini juga harus diberikasn sejak dini kepada para siswa,

tidak hanya pendidikan formal tentang pelajaran disekolah saja. Materi

materi yang disampaikan juga sepertinya masih bisa diterima para

siswa, dilihat dari penyampaiannya melalui adanya Tanya jawab dan

hadiah yang diberikan jika siswa mau dan bisa menjawab, itu cara

yang baik untuk membuat siswa tidak merasa bosan dan antusias.”

(Bapak Ubaidillah Rahmat, SMAN 1 Budi Utomo, 11 November 2015

pukul 10.00)

103

2. Tahap Kognisi

“Pertama sih gk tau sama sekali tentang PT. Tugu Pratama Indonesia.

Saya kira Cuma acara seminar dan promosi seperti biasanya, gak

taunya ngasih tau soal apa itu asuransi. Tapi asik sih orang-orangnya

pas menyampaikan materinya, saya kira bakal bosen kayak seminar

gitu. Meskipun awalnya saya gak tau ini acara tentang apa dan apa aja

isinya, tapi saat dikasih materi pembicaraan satu-satu secara pelan-

pelan, saya bisa menangkap apa yang mereka bicarakan.” (Reza

Oktavian, SMAN 1 Budi Utomo, 11 November 2015 pukul 11.25)

3. Tahap Motivasi

“Banyak sih. Awalnya ngasih tau kalo itu perusahaan apa dan apa aja

yang ada di perusahaan itu. Abis itu ngasih tau produk-produknya

asuransi apa aja, trus Tanya jawab kayak kuis gitu, dan dikasih hadiah

gitu deh.” (Reza Oktavian, SMAN 1 Budi Utomo, 11 November 2015

pukul 11.25)

4. Tahap Sikap

“Ya tepat aja sih acara pendidikan asuransi buat siswa kayak gini,

tergantung orangnya juga. Saya sendiri sih lumayan ngerti apa yang

disampaikan, Cuma belum mikirin banget soal asuransi kayak gitu.”

(Reza Oktavian, SMAN 1 Budi Utomo, 11 November 2015 pukul

11.25)

Dari hasil wawancara diatas dengan mengkaitkan teori citra yang

dipakai, penulis berpendapat bahwa kegiatan CSR yang sudah dilakukan

sesuai dengan tahapan pelaksanaan CSR yang penulis pakai namun output

atau citra yang ditimbulkan oleh audience atau siswa kurang begitu bagus.

Terlihat dari reaksi para siswa yang hanya mengikuti kegiatan CSR tersebut

tanpa mendalami dan memahami lebih lanjut apa yang sudah diberikan oleh

104

pihak TPI mengenai edukasi asuransi tersebut. Antusias pihak sekolah

justru cukup baik dalam menerima dan mengawasi kegiatan CSR yang

dilakukan oleh TPI terlihat dari tanggapan dan penilaian Wakil Kepala

Sekolah mengenai ketertarikannya terhadap acara tersebut.

PT. Tugu Pratama Indonesia yang dulu dikenal sebagai asuransi khusus

sektor Migas dan Non-Migas yang merupakan anak perusahaan PT.

Pertamina (Persero), kini mulai dikenal sebagai asuransi berbasis umum.

Semakin berkembangnya dunia asuransi dan semakin ketat pula persaingan

dalam dunia asuransi, TPI berupaya terus mengembangkan produk

asuransinya menjadi produk asuransi umum. Ini dilakukan sebagai

pemenuhan kebutuhan masyarakat akan perlindungan asuransi dalam

kehidupan sehari-hari, dengan cara pengembangan produk-produk asuransi

umum yang bisa masyarakat percayakan sebagai perlindungan mereka.

Sehingga TPI mengharapkan respon atau citra yang dihasilkan oleh

masyarakat bahwa TPI merupakan asuransi umum yang hadir dan bisa

digunakan masyarakat luas, tidak hanya asuransi yang diperuntukan bagi

keryawan dan bidang usaha PT. Pertamina (Persero) saja.

Pencitraan perusahaan dapat dilihat dari adanya efek atas dilakukannya

kegiatan CSR tersebut ke sekolah-sekolah secara tidak langsung

menyebarkan informasi kepada sekolah lainnya. Sehingga sekolah lainnya

yang mengetahui kegiatan tersebut di sekolah yang telah ditentukan,

mereka juga tertarik dan meminta pihak TPI untuk dilakukannya kegiatan

serupa di sekolah mereka. Ini merupakan effort yang baik dan sangat

105

diharapkan oleh perusahaan, agar perusahaan makin dikenal dikalangan

siswa dan sekolah melalui kegiatan CSR pada Bidang Pendidikan yaitu

pengenalan pengetahuan asuransi sejak dini kepada para pelajar tingkat

SLTA dan SMA.

Menurut ahli juga memberikan pendapat bahwa citra itu awal dari

datangnya profit perusahaan. Kegiatan CSR yang dilakukan PT. Tugu

Pratama Indonesia merupakan bentuk kepedulian dan kesadaran terhadap

masyarakat yang harus terus berkembang. Dengan melalui kegiatan

pengenalan pengetahuan asuransi diharapkan para siswa atau pelajar

mendapatkan ilmu lebih diluar pelajaran sekolah yaitu mengenai asuransi.

Pengetahuan tentang asuransi seperti ini cukup awam dikalangan pelajar,

dan menurut ahli sudah cukup baik kegiatan pengenalan pengetahuan

asuransi ini kepada para pelajar. Karena pelajar pasti antusias dengan hal

yang belum mereka ketahui, dan dengan pengemasan kegiatan yang

semenarik pula bisa menimbulkan kesan yang baik bagi perusahaan. Dari

situ lah citra terhadap TPI dari para siswa dan sekolah timbul, dan bagi TPI

sendiri mendapatkan peningkatan citra melalui kegiatan CSR tersebut

karena mulai merambah ke sekolah-sekolah tingkat SLTA dan SMA.

Adapun penilaian dari penulis mengenai ketidak efektifan citra yang

ditimbulkan dikarenakan materi dan topik yang dibahas terlalu berat dan

konten yang disajikan tentang dunia asuransi terlebih lagi tentang isi dan

produk TPI yang terlalu awam untuk dimengerti oleh siswa. Meskipun

pengemasan acara yang direncakana oleh pihak TPI sudah bisa diterima

106

dengan baik oleh siswa, namun hanya berimbas pada rasa ketertarikan

sementara untuk mengikuti dan menjalani kegiatan CSR tersebut, namun

tidak memahami dan menyerap informasi yang diberikan oleh pembicara.

Sehingga hasil atau citra bagi perusahaan tidak terlalu terlihat, hanya saja

persepsi dan citra yang ditimbulkan dari pihak sekolah yang agak terlihat

dengan adanya ketertarikan dari sekolah – sekolah lainnya yang ingin

diadakan kegiatan serupa di sekolahnya masing – masing.

Masukan dari penulis, tahapan pelaksanaan CSR sudah baik

dilakanakan dan itu sudah dibenarkan pula oleh ahli. Karena para pelajar

belum banyak yang mengetahui informasi mengenai asuransi, jadi kegiatan

pengenalan pengetahuan asuransi seperti ini cocok diberikan kepada para

pelajar. Tapi, pengemasan dan penyampaian dengan menyesuaikan latar

belakang dan budaya audience saja tidak cukup, namun materi dan konten

yang disampaikan juga cukup berpengaruh atas output atau citra yang

diharapkan perusahaan demi eksistensi di kalangan persaingan dunia

asuransi.

107

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil simpulan yang penulis telah jabarkan mengenai Strategi CSR

(Corporate Social Responsibility) PT. Tugu Pratama Indonesia Dalam

Meningkatkan Citra Perusahaan (Studi Kasus Gerakan “TPI Mengajar”

Pengenalan Pengetahuan Asuransi di SMAN 1 Budi Utomo Jakarta), maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. PT. Tugu Pratama Indonesia melalui tim CSR yang mengadakan kegiatan

edukasi asuransi di SMAN 1 Budi Utomo telah mencakup 6 tahapan

pelaksanaan CSR yang penulis gunakan dalam penelitian ini. Sebagian besar

tahapan pelaksanaannya mulai dari pra-kegiatan sampai kegiatan selesai telah

sesuai dengan tahapan pelaksanaan CSR yang penulis gunakan. PT. Tugu

Pratama Indonesia telah berhasil melaksanakan kegiatan CSR pada siswa

SMAN 1 Budi Utomo dan mendapat hasil dan respon positif dari audience-

nya. Terbukti dari antusias para siswa dan pihak sekolah atas apa yang telah

diberikan oleh pihak TPI, sehingga tujuan dan manfaat kegiatan tersebut bisa

tercapai yaitu siswa telah mengenal dan dapat mengetahui tentang dunia

asuransi secara dini sebagai bekal mereka kelak. Dan perencanaan kegiatan

CSR melalui 6 tahapan pelaksanaan CSR tersebut bisa diterapkan untuk

kegiatan – kegiatan selanjutnya untuk bisa mendongkrak citra perusahaan.

107

108

2. Terlepas dari proses pelaksanaan kegiatan CSR pengenalan pengetahuan

asuransi tersebut, sudah pasti perusahaan mengharapkan persepsi yang positif

dari para audience atau peserta yang mengikuti kegiatan CSR tersebut. Dapat

disimpulkan bahwa citra yang ditimbulkan atas kegiatan CSR tersebut

terhadap perusahaan positif dan dapat diterima dengan baik oeh para siswa

dan pihak sekolah. Terbukti dengan antusian para siswa selama kegiatan

berlangusng, dan antusias dari pihak sekolah mengenai pengenalan

penetahuan asuransi secara dini kepada kalangan siswa. Sehingga dapat

menimbulkan efek kepada sekolah lain untuk mau dilakukan acara serupa

disekolah mereka, dan menaikan citra PT. Tugu Pratama Indonesia di

khalayak luas.

5.2 Saran

Saran yang diberikan oleh penulis kepada PT. Tugu Pratama Indonesia atas

kegiatan CSR Pengenalan Pengetahuan Auransi yang sudah dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. Sebaiknya PT. Tugu Pratama Indonesia dalam setiap melakukan kegiatan

CSR terus menggunakan 6 tahapan pelaksanaan CSR agar terorganisir dan

pada pelaksanaannya bisa mencapai manfaat dan tujuan perusahaan maupun

kegiatan CSR itu sendiri

2. Sebaiknya agar terus bisa meningkatkan citra, PT. Tugu Pratama Indonesia

terus mengeksplor kegiatan CSR pada tingkatan pendidikan lain yg lebih

tinggi, ataupun pada bidang lain. Misalnya pada bidang usaha kecil dan

109

menengah yang belum banyak yg tahu tentang asuransi, dan lain sebagainya

agar mudah membranding PT. Tugu Pratama Indonesia sebagai perusahaan

asuransi yang terbaik.

Daftar Pustaka

Arifin, Anwar. 1984, "Strategi Komunikasi”, Bandung: Armico 1984.

Bungin, 2008, Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu

Sosial Lainnya ,

Cutlip, ), cutlip and centre, 2000, effective of public relationss

_______ , Cutlip, Scott M. Cutlip, 2005, Effective public relations, PT. Indeks

Kelompok ramedia, Jakarta

________, Cutlip and Centre, Effective Public Relations, edisi kesembilan, 2011

Djaya, H.R Danan Djaya, Peranan Humas Dalam Perusahaan, Alumni, Bandung, 1985

Djuarsa, Sendjaja, Sasa Djuarsa, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka,

Jakarta, 2003

______, Sendjaja, Sasa Djuarsa, 2005, Pengantar Komunikasi, Univ. Terbuka, Jakarta

Hurairah, Abu, 2008, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, Humaniora,

Bandung

Jefkins, Frank Jefkins, 1998, Public Relations, Erlangga, Erlangga

Kitchen, Philip J. Kitchen, 1992, Public Relations: Principle and Practice, Thompson

Business Press 2st edition

Kriyantono, 2010, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Prenada, Media Group, Jakarta

Moekijat, 1993, Teori Komunikasi, CV Mandar Maju, Bandung

Moleong, Lexy J. Moleong, 2011, Metodologi Penelitian Kualitatif, cetakan 29

Muhammad, Arni Muhammad, 2004, Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta

Moh. Nazir, Ph.D, 1983, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta

Pace dan Faules, R. Wayne Pace, Don F. Faules, 2006, Komunikasi Organisasi, Pt.

Remaja Rosadakarya, Bandung

Rahmatullah & Kurniati, 2011, Panduan Praktis Pengelolaan CSR, Samudra Biru,

Yogyakarta

Rosady, 1998, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Jakarta

Ruslan, Rosady, 2002, Kiat dan Strategi Kampaye Public Relation, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta

Salim, Dr. Agus Salim MS, 2006, Teori dan Paradigma penelitian sosial, edisi kedua

Sugiyono, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung

Sumirat Soleh, 2002, “Dasar-dasar Public Relations”, Remaja Rosdakarya, Bandung

Sumirat & Ardianto, 2004, dasar2 public relations, Simbiosa Rekatama Media, Jakarta

Sumirat dkk, Yenny Ratna Sumirat dkk, 2007, Komunikasi organisasional, Jakarta

Untung, Hendrik Budi Untung, 2008, Corporate Social responsibility, Sinar Grafika,

Jakarta

Wibisono, Yusuf Wibisono, 2007, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, Fascho

Publishing, Gresik

Wiryanto, 2004, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Grasindo, Jakarta

Yin, Robert K. Yin, 2002, Studi kasus: Desain dan Metode, PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Jurnal Lain:

Annual Report PT. Tugu Prtama Indonesia, 2013, hal. 25 - 26

Website:

(http://www.tugu.com/company-profile/awards-and-achievement)

Nama : Suliansyah

Umur : 56 tahun

Pekerjaan : CSR Specialist, PT. Tugu Pratama Indonesia

Tempat & waktu : Ruang Corporate Secretary Group, 19 Agustus 2015 pukul 14.00

1. Apa kegiatan CSR semacam ini sudah pernah dilakuka sebelumnya ?

Pada tahun 2014 memang baru pertama kali dilakukan kegiatan CSR semacam itu,

tapi awalnya bukan di SMAN 1 Budi Utomo Jakarta. Awalnya di salah satu sekolah

SMA di daerah Bintaro dan yang kedua itu di SMk PB 2 Sudirman. Dan di SMAN 1

Budi Utomo ini merupakan yang ketiga pada tahun itu.

2. Apa alasannya dilakukan kegiatan CSR tersebut ?

Utuk mengenalkan dunia asuransi kepada murid sekolah SLTA-SMA diwilayah

jabodetabek, sesuai dengan kategori program CSR yang adadi PT. Tugu Pratama

Indonesia yaitu di Bidang Pendidikan. Karena kegiatan TPI Mengajar ini merupakan

langkah kami untuk mengenalkan secara dini tentang edukasi dan pengenalan asuransi

kepada para pelajar. Di Indonesia mungkin jarang untuk melakukan pengenalan

edukasi asuransi seperti ini, dan bisa dibilang kami salah satu pioneer yang

melakukan kegiatan tersebut.

3. Mengapa kegiatan CSR-nya berupa sosialisasi terhadap asuransi ?

Seperti yang sudah kita ketahui, karena perusahaan kami bergerak di bidang asuransi

tentunya. Jadi secara otomatis kita mencari kesesuaian daripada main business-nya

kita yaitu asuransi, maka dari itu yang paling tepat menurut kami ialah melalui

edukasi pendidikan asuransi. Kalau melakukan sosialisasi pendidikan yang bersifat

umum, kami rasa tidak tepat dengan apa yang menjadi main business kami. Oleh

karena itu, kami memberikan sosialisasi pengenalan edukasi asuransi agar para pelajar

tahu secara dini dengan dunia asuransi.

4. Mengapa sasaran kegiatan CSRnya para siswa atau pelajar ?

Tidak hanya kepada para pelajar SLTA/SMA saja, kami juga melakukan kegiatan

seperti itu kepada para mahasiswa di beberapa universitas yang ada di Jakarta. Karena

pada awalnya kita memberikan CSR pada bidang pendidikan dan edukasi semacam

ini kepada para mahasiswa dulu sebelum ke sekolah-sekolah. Kita pernah

bekerjasama dengan Universitas Trisakti dan AAI (Akademi Asuransi Indonesia)

untuk mengedukasi pendidikan asuransi seperti itu. Dan dengan tujuan yang sama

tentunya yaitu ingin mengenalkan dunia asuransi kepada para pelajar dna mahasiswa.

5. Bagaimana cara perusahaan menyampaikan materi kepada siswa dalam kegiatan CSR

tersebut ?

Kami menyampaikannya dengan santai dan menyesuaikan dengan para siswa agar apa

yang kita paparkan sampai dan dimengerti oleh mereka. Pada saat presentasi juga

diadakan sesi tanya jawab dan juga diselingi dengan sedikit kuis agar suasana tidak

menjadi boring, karena biasanya siswa seperti itu cepat merasa bosan kalau hanya

diberikan sosialisasi dalam bentuk presentasi saja. Kalau misalnya dalam waktu 1 jam

hanya penyampaian materi saja pasti siswa sudah tidak akan antusias dan justru bosan

sehingga materi yang disampaikan tidak efektif. Makanya kita buat sesi Tanya jawab

untuk mengetahui apakah mereka mengikuti dan memperhatikan materi apa saja yang

kita berikan. Agar mereka lebih tertarik lagi juga kami buat semacam kuis dengan

pertanyaan-pertanyaan yang bersifat umum dan mudah dan ada sedikit hadiah yang

kami berikan kepada mereka yang mau danberani menjawab sebagai representasi

bahwa mereka tertarik dan antusias dengan apa yang kita berikan.

6. Bagaimana reaksi dan respon para siswa dengan kegiatan CSR yang dilakukan

tersebut ?

Reaksi dan respon para siswa SMAN 1 Budi utomo sendiri bagus dan antusiasnya

cukup tinggi. Kita harus bisa menyikapi audience kita kala memberikan suatu

sosialisasi. Kita harus bisa melihat dimana momen-momen para siswa ini supaya

mereka betah, oleh karena itu kita buat tanya jawab dan sedikit door prize dalam

bentuk kuis. Dengan begitu siswa pun menjadi interaktif dan antusias kepada kita,

makanya kita menyikapinya dengan cara demikian. Tetapi bukan mereka aktif dan

antusias dengan hadiahnya, melainkan kita pancing mereka agar mereka bertanya dan

mau menjawab atas materi yang kita berikan sehingga mereka ingin tahu lebih jelas

lalu bertanya.

7. Bagaimanakan tahap pelaksanaan kegiatan CSR ini, dari sebelum sampai sesudah

kegiatan ini dilakukan ?

Pertama-tama kami membuat target dulu dan dalam mencari target atau sekolah yang

ingin dituju pasti kami langsung terjun ke lapangan untuk mencarinya. Setelah tahu

sekolah mana yang ingin kita tuju baru kami tanya ke personel perusahaan siapa yang

pernah sekolah disitu untuk mengetauhi segala kondisi di sekolah tersebut. Setelah tau

lalu kami mendatangi sekolah tersebut bertemu kepala sekolah maupun staff-nya

untuk memberitahu maksud dan tujuan kita sekalian izin, kalau boleh dan diterima

kita lanjut dan kalau tidak kami mencari sekolah yang lain. Kedua, setelah kita tahu

kondisi sekolah tersebut dan telah mendapat izin lalu kita membuat rencana

bagaimana cara kita menyampaikan presentasi materi ke para siswa disana dengan

melihat kondisi sekolah dan budaya sekolah tersebut agar apa yang kita berikan dapat

respon yang baik dan diterima oleh siswa. Ketiga, kita melakukan kegiatan CSR ini

dengan berpegangan apa yang telah kita susun sebelumnya agar tidak melenceng dari

tujuan awal. Terakhir, dalam memonitor dan mengevaluasi selama kegiatan

berlangsung hingga selesai kami pasti melakukannya. Biasanya setelah kegiatan

berlangsung kami langsung share ke media, terutama ke media asuransi karna kami

perusahaan asuransi. Dari situ kami bias melihat respon dari masyarakat terhadap

kegiatan kita bagaimana dan selama ini respon masyarakat positif. Bahkan ada

beberapa sekolah yang menawarkan diri untuk menjadi target kegiatan CSR kami.

Setelah kegiatan itu selesai, kita putus juga hubungan dengan pihak sekolah dalam arti

pemutusan kerjasama ada tidak ada rasa ketergantungan kepada kita. Namun sesekali

kami tetap menanyakan info perkembangan terhadap apa yang sudah kami berikan

saat itu.

8. Apa tujuan yang diharapkan perusahaan dari kegiatan CSR tersebut ?

Karena kegiatan CSR ini merupakan salah satu program pemerintah dan bisa

dikatakan diwajibkan untuk dilakukan oleh setiap perusahaan, jadi kami pun rutin

melakukannya. Kami melakukan kegiatan ini pure hanya ingin memberikan

pengenalan edukasi asuransi secara dini kepada para siswa dan tidak ada unsur politis

dan berjualan asuransi sama sekali. Selain kegiatan CSR dalam bidang pendidikan,

PT. Tugu Pratama Indonesia juga ada progam CSR lainnya dalam bidang

Kemasyarakatan, Ketenagakerjaan, Lingkungan, Kesehatan, dan yang lainnya. Dan

dalam bidang pendidikan yang ditujukan kepada para siswa ini diharapkan mereka

bisa tahu tentang dunia asuransi sejak dini, apa itu asuransi, bagaimana dunia asuransi

itu sendiri, apa manfaat asuransi tersebut, dan juga tahu apa itu PT. Tugu Pratama

Indonesia karena selain kami memberikan pengenalan asuransi secara umum, kami

juga memberikan info tentang produk unggulan yang kami punya.

9. Adakah pengaruh kegiatan CSR tersebut terhadap citra perusahaan ? dan seberapa

besar pengaruhnya ?

Pengaruhnya terhadap perusahaan juga cukup besar. Kami PT. Tugu Pratama

Indonesia sudah berupaya memberikan suatu kontribusi kepada masyarakat. Kalau

kita melihat dari kontek nilai jual promosi, itu merupakan promosi yang sangat murah

karena tanpa mereka sadari kalau kita sedang beriklan. Melalui kegiatan sosialisasi

edukasi asuransi itu pula mereka bisa tahu tentang dunia asuransi dan juga PT. Tugu

Pratama Indonesia. Pennyebaran informasi dari satu orang ke orang lainnya bahkan

membuat sekolah lain dengan sendirinya menawarkan diri untuk dilakukan kegiatan

serupa di sekolah mereka. Dan dari nilai promosi itulah yang kami cari dari sudut

pandang perusahaan.

Nama : Reza Oktavian

Umur : 18 tahun

Pekerjaan : Pelajar

Tempat & waktu : SMAN 1 Budi Utomo, 11 November 2015 pukul 11.25

1. Apa sebelumnya anda tau tentang Asuransi ? Darimana anda mengetahuinya ?

Awalnya sih gak tau apa-apa tentang asuransi, cuma tau tetang asuransi yang

umum aja yang suka ada di iklan. Kan banyak tuh di iklan tentang asuransi sampai

yang suka menelpon segala.

2. Bagaimana tanggapan anda tentang PT. Tugu Pratama Indonesia ?

Pertama sih gk tau sama sekali tentang PT. Tugu Pratama Indonesia. Saya kira

cuma acara seminar dan promosi seperti biasanya, gak taunya ngasih tau soal apa

itu asuransi. Tapi asik sih orang-orangnya pas menyampaikan materinya, saya kira

bakal bosen kayak seminar gitu. Meskipun awalnya saya gak tau ini acara tentang

apa dan apa aja isinya, tapi saat dikasih materi pembicaraan satu-satu secara

pelan-pelan, saya bisa menangkap apa yang mereka bicarakan.

3. Apakah anda tau kalau kegiatan pengenalan pengetahuan asuransi tersebut

merupakan kegiatan CSR PT. Tugu Pratama Indonesia ?

Gak tau. Saya cuma tau kalau ada acara dari perusahaan asuransi gitu, trus disuruh

ikut sama guru deh.

4. Apa saja yang disampaikan oleh pihak PT. Tugu Pratama Indonesia dalam

kegiatan acara tersebut ?

Banyak sih. Awalnya ngasih tau kalo itu perusahaan apa dan apa aja yang ada di

perusahaan itu. Abis itu ngasih tau produk-produknya asuransi apa aja, trus Tanya

jawab kayak kuis gitu, dan dikasih hadiah gitu deh.

5. Menurut anda, apakah anda mengerti apa yang disampaikan oleh pihak PT. Tugu

PRatama Indonesia dalam acara tersebut ?

Masih ngerti apa yang diomongin sama pembicara. Soalnya cara penyampaiannya

ga ngebosesin, jelasinnya satu-satu dan pelan-pelan, trus ada kuis dan dikasih

hadiah lagi jadi seru aja deh.

6. Menurut anda, apakah kegiatan seperti ini tepat untuk diberikan kepada siswa atau

pelajar ?

Ya tepat aja sih acara pendidikan asuransi buat siswa kayak gini, tergantung

orangnya juga. Saya sendiri sih lumayan ngerti apa yang disampaikan, Cuma

belum mikirin banget soal asuransi kayak gitu.

Nama : Ubaidillah Rahmat

Umur : 52 tahun

Pekerjaan : Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Budi Utomo Jakarta

Tempat & waktu : SMAN 1 Budi Utomo, 11 November 2015 pukul 10.00

1. Apakah anda tahu tentang PT. Tugu Pratama Indonesia ?

Sedikit saya mengetahui dan pernah mendengar tentang Asuransi PT. Tugu Pratama

Inonesia melalui cerita orang. Dan kebetulan dari pihak Tugu ingin mengadakan

kegiatan kegiatan edukasi asuransi seperti ini, saya jadi semakin tau tentang PT. Tugu

Pratama Indonesia.

2. Apakah anda tahu kalau kegiatan Pengenalan Pengetahuan Asuransi tersebut

merupakan kegiatan CSR PT. Tugu Pratama Indonesia ?

Iyaa saya tau. Karena sebelumnya pihak PT. Tugu Pratama Indonesia menghubungi

pihak sekolah untuk meminta izin ingin melakukan kegiatan edukasi tentang asuransi,

dimana kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin CSR mereka. Kami pun sangat

welcome dengan niat tersebut untuk memberikan edukasi asuransi kepada siswa.

3. Bagaimana tanggapan anda mengenai kegiatan CSR PT. Tugu Pratama Indonesia

tersebut ?

Sangat bagus dan bermanfaat sekali. Memang seharusnya edukasi-edukasi seperti ini

juga harus diberikasn sejak dini kepada para siswa, tidak hanya pendidikan formal

tentang pelajaran disekolah saja. Materi materi yang disampaikan juga sepertinya

masih bisa diterima para siswa, dilihat dari penyampaiannya melalui adanya Tanya

jawab dan hadiah yang diberikan jika siswa mau dan bisa menjawab, itu cara yang

baik untuk membuat siswa tidak merasa bosan dan antusias.

4. Menurut anda, apakah cara penyampaian materi yang dilakukan PT. Tugu Pratama

Indonesia bisa dimengerti oleh siswa ?

Masih bisa dimengerti dan diterima para siswa yang saya lihat. Cara penyampaiannya

yang jelas dan pelan-pelan. Ditambah diselingi adanya Tanya jawab yang membuat

para siswa aktif, dan juga sedikit kuis sehingga mereka antusias untuk mengikuti

kegiatan tersebut.

5. Setelah kegiatan CSR tersebut selesai dilakukan, apakah pihak sekolah masih ada

keterkaitan dengan PT. Tugu Pratama Indonesia ?

Setelah kegiatan selesai, kerjasama kita pun selesai dalam pelaksanaan kegiatan

eduksi asuransi tersebut. Kami hanya menerima dan memberikan kesempatan untuk

mengedukasi para siswa demi perkembangan pengetahuannya. Semuanya kembali

seperti semula dan pihak PT. Tugu Pratama Indonesia pun tidak ada keterkaitan apa-

apa lagi dengan pihak sekolah.

6. Menurut anda, apakah kegiatan tersebut tepat dan efektif bagi para siswa ?

Efektif saja apabila bisa menyampaikan dan menyalurkannya dengan tepat dan benar.

Pelajar atau siswa masih belum sepenuhnya bisa dikontrol dan bisa dikatakan labil,

apalagi utuk diberikan materi atau info yang sifatnya tidak mereka sukai. Tinggal

bagaimana pihak PT. Tugu Pratama Indonesia bisa mengemasnya dan

memberikannya saja bagaimana agar siswa tertarik untuk mengikuti dan paham akan

info yang diberikan.

TRIANGULASI

Nama : Maria Nindita Asdyanti

Tempat : Kampus MM-CSR Trisakti

Waktu : Rabu, 16 Maret 2016

1. Apakah pengertian CSR secara umum ?

Kalo definisi tentag CSR sudah banyak dari berbagai sumber. Tapi yang jelas,

tanggung jawab social dari instansi, lembaga, atau organisasi yang bersifat secara

sukarela untuk menunjukan sifat kepedulian terhadap masyarakat. Dimana

instansi tersebut tidak hanya mencari untung, melainkan harus juga

memperhatikan lingkungan bagaimana lingkungan itu tetap kondusif dan

berkembang. Intinya, CSR itu merupakan refleksi dari pertanggung jawaban

perusahaan atau individu terhadap lingkungan sekitar dan masyarakat agar tetap

kondusif, baik, dan tidak merugikan.

2. Aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam CSR ?

Aspeknya bisa beragam mulai dari Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, dan lainnya,

tentunya menyesuaikan dengan apa yang dibutuhkan oleh lingkungan atau

masyarakat. Misalnya jika memang targetnya dilingkungan sekolah atau para

pelajar, caranya bisa melalui pemberian edukasi seperti contohnya edukasi tentang

dunia asuransi. Minimal bahwa sebuah organisasi atau perusahaan itu lagi-lagi

didasarkan pada penelitian terlebih dahulu, jangan sampai nanti CSR menjadi

salah sasaran. Jadi kita harus mencari hal-hal yang potensinya kurang.

3. Bagi perusahaan CSR itu wajib atau tidak ?

Wajib. Karena balik lagi, perusahaan tidak boleh hanya mencari keuntungan saja.

Mencari keuntungan boleh tapi jangan lupa ada manusia lain yag harus dibantu

agar menjadi pribadi yang lebih baik dan pendidikan yang lebih baik pula.

Sehingga berimbas kepada kehidupan sosial ekonominya yang bisa berkembang

jadi lebih baik dan maju. Dan supaya perusahaan itu juga mendapat respon dan

citra yang baik dimata masyarakat, sehingga jika nanti terjadi provokasi

perusahaan tu tidak rugi karena telah mengindahkan lingkungan sekitarnya.

4. Bagaimana tahapan kegiatan pelaksanaan CSR yang efektif ?

Yang pasti kita harus tau lebih dulu siapa yang ingin kita tuju. Kunci utamanya

adalah research. Mengetahui dulu masalah yang sedang berkembang di

masyarakat seperti apa, lalu disesuaikan dengan objek yang ingin kita tuju dengan

kegiatan CSR tersebut. Melakukan evaluasi atau audit juga cukup penting supaya

menjadi acuan agar next kegiatannya lebih baik. Selebihnya seperti apa

kegiatannya dan cara proses kegiatannya itu kembali ke masing-masing

perusahaannya. Yang jelas bila dikatakan efektif itu ialah tujuan CSR yang

dilakukan sesuai dengan hasil atau outputnya.

5. Apakah kegiatan CSR dapat meningkatkan citra perusahaan?

Iya. Citra itu awal dari datangnya profit perusahaan. Tentunya kegiatan CSR

dilakukan atas dasar kepedulian perusahaan kepada masyarakat, dan menimbulkan

opini terhadap perusahaan. Bila timbul opini dan tanggapan yang baik, makan

perusahaan mendapatkan citra positif. Karena jika citranya sudah baik dan

brandingnya sudah baik, pasti mendapatkan reputasi baik pula di masyarakat

seperti image yang positif. Karena dia sudah memiliki kriteria kompetensi yang

disukai masyarakat.

6. Apakah pelaksanaan CSR Pengenalan Pendidikan Asuransi kepada para pelajar

sudah bisa dikatakan baik ?

Itu kan perusahaan asuransi, jadi belum banyak yang mengetahui informasi

mengenai asuransi apalagi dikalangan pelajar. Jadi program pengenalan

pendidikan asuransi terhadap pelajar saya rasa sudah cukup baik. Agar para calon

SDM tersebut dapat mengetahui tentang dunia asuransi dan gunanya bagi

kedihupan mereka selanjutnya.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ardy Prana Sudhan

Tempat & Tgl Lahir : Cirebon, 27 Febuari 1993

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Kebangsaan : Indonesia

Status : Mahasiswa

Alamat : JL. Bijaksana no. 77 RT 010/RW 02 Kel. Gandul, Kec.

Cinere, Kota Depok – Jawa Barat 16512

Telp : 081213998657

Pendidikan

2011 – sekarang :Mahasiswa Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama)

Fakultas Ilmu Komunikasi

2008 – 2011 : SMA Negeri 46 Jakarta Selatan

2005 – 2008 : SMP Negeri 96 Jakarta Selatan

1999 – 2005 : SD Negeri 01 Pagi Jakarta Selatan