CSR PT.AQUA DANONE
Transcript of CSR PT.AQUA DANONE
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Semakin besar suatu organisasi, maka semakin besar pula
tanggung jawab nya terhadap masyarakat sekitar. Banyak
lembaga bisnis yang menggunakan segala cara untuk
memenangkan persaingan oleh karena itu, diharapkan
manajer dapat menjalankan bisnis yang memenuhi syarat
dalam etika bisnis, baik secara moral maupun norma
masyarakat.
Pelaku bisnis tidak hanya dituntut untuk memperoleh
keuntungan dari lapangan usahanya, melainkan mereka juga
diminta untuk memberikan kontribusi positif terhadap
lingkungan sosialnya.Perubahan pada tingkat kesadaran
masyarakat memunculkan kesadararan baru tentang
pentingnya melaksanakan apa yang kita kenal sebagai
Corporate Social Responsibility (CSR). Pemahaman itu
memberikan pedoman bahwa korporasi bukan lagi sebagai
entitas yang hanya mementingkan dirinya sendiri saja
sehingga ter-alienasi atau mengasingkan diri dari
lingkungan masyarakat di tempat mereka bekerja,melainkan
sebuah entitas usaha yang wajib melakukan adaptasi
kultural dengan lingkungan sosialnya.
CSR adalah basis teori tentang perlunya sebuah perusahaan
membangun hubungan harmonis dengan masyarakat tempatan.
Secara teoretik, CSR dapat didefinisikan sebagai tanggung
jawab moral suatu perusahaan terhadap para
strategicstakeholdersnya, terutama komunitas atau
masyarakat disekitar wilayah kerja dan operasinya. CSR
memandang perusahaan sebagai agen moral. Dengan atau
tanpa aturan hukum, sebuah perusahaan harus menjunjung
tinggi moralitas. Parameter keberhasilan suatu perusahaan
dalam sudut pandang CSR adalah pengedepankan prinsip
moral dan etis, yakni menggapai suatu hasil terbaik,
tanpa merugikan kelompok masyarakat lainnya. Salah satu
prinsip moral yang sering digunakan adalah goldenrules,
yang mengajarkan agar seseorang atau suatu pihak
memperlakukan orang lain sama seperti apa yang mereka
ingin diperlakukan. Dengan begitu, perusahaan yang
bekerja dengan mengedepankan prinsip moral dan etis akan
memberikan manfaat terbesar bagi masyarakat.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :
1. Apakah Corporate Social Responsibility ?
2. Apa saja pandangan Corporate Social Responsibility dan
pembahasannya?
3. Apa saja bentuk-bentuk dari Corporate Social
Responsibility ?
4. Apa dampak Corporate Social Responsibility bagi perusahaan?
5. Apa saja manfaat dari kegiatan Corporate Social
Responsibility ?
6. Bagaimanakah perencanaan dalam membuat strategi
Corporate Social Responsibility?
7. Bagaimanakah contoh implementasi kegiatan Corporate
Social Responsibility perusahaan dan pembahasannya?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan umum dalam penulisan makalah ini yaitu untuk
mengetahui bagaimana peran dan bentuk penerapan Pancasila
untuk sekarang ini dalam perusahaan di Indonesia. Adapun
tujuan khusus dalam penulisan ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui program CSR PT. Garuda Indonesia.
2. Untuk menambah wawasan penulis.
3. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Current Issue
in Accounting and Auditing.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH PERKEMBANGAN DI INDONESIA
Pada bulan juli 2001 di Brussel Commission of The
European Communities mempresentasikan makalah mengenai
“Promoting a EuropeanFramework for Corporate Social Responsibility”.
Presentasi itu dengan maksud agar adanya perilaku
tanggung jawab perusahaan pada keberlanjutan lingkungan
dan kesusksesan dalam bisnis. Dalam prsesentasi tersebut
dikatakan secara garis besar bahwa jika perusahaan
berhasil dalam memanajemen perubahan dalam tanggung jawab
social, maka itu akan memiliki pengaruh positif pada
level makro ekonomi. Negara-negara yang tergabung dalam
Commission of The European Communities bersepakat untuk
melakukan keberlangsungan perusahaan dan lingkungan
dengan melakukan tanggung jawab social. Dalam kerangka
berpikir seperti itu maka Negara-negara di Eropa
melakukan suatu strategi dalam melakukan Corporate Social
Responbility (CSR), guna keberlangsungan perusahaan dan
social.
Lalu bagaimana dengan Indonesia apakah CSR telah
menjadi topic menarik bagi perusahaan-perusahaan bisnis
di Indonesia? Corporate Social Responsibility (CSR)
tengah menjadi trend diberbagai negara, termasuk
Indonesia. Pada mulanya Corporate Social Responsibility
diterapkan oleh TNC-TNC (Trans National Corporation) yang ada
di Indonesia dan kemudian diikuti oleh perusahaan-
perusahaan domestik. Salah satu perusahaan yang mengklaim
telah melakukan CSR adalah PT. Freeport Indonesia dengan
cara mengembangkan program Community Development antara lain
menyediakan layanan medis bagi masyarakat papua melalui
pendirian klinik-klinik kesehatan dan Rumah Sakit modern
di Banti dan Timika, memberikan bantuan dana pendidikan
bagi pelajar papua serta melakukan program pengembangan
wirausaha di Komoro dan Timika. Selain PT. Freeport,
banyak perusahaan di Indonesia yang mengembangkan konsep
Community Development beberapa diantaranya adalah Pertamina,
PT. HM Sampoerna, PT Coca-Cola Botling Indonesia.
Pertamina terlibat dalam aktifitas pemberdayaan
ekonomi dan sosial masyarakat terutama bidang pendidikan,
kesehatan dan lingkungan seperti memberikan beasiswa dari
SD sampai dengan S2, pembinaan posyandu serta melakukan
program kali bersih dan penghijauan. Sedangkan PT. HM
Sampoerna menyediakan beasiswa untuk berbagai jenjang
pendidikan, mensponsori kegiatan konservasi dan
pendidikan lingkungan. Lalu pada PT. Coca-Cola Botling
Indonesia mendirikan Coca-Cola Foundation yang melakukan
berbagai aktifitas dibidang pendidikan, bantuan
infrastruktur masyarakat, kebudayaan, kepemudaan,
kesehatan, pengembangan UKM dan pemberian bantuan bagi
korban bencana alam. Namun CSR tidak bisa disederhanakan
sebagai sekedar Community Development, CSR merupakan
kegiatan yang berkesinambungan dan bukan hanya aksi
karikatif yang dimaksudkan untuk menghindari tekanan dari
pihak lain misalnya masyarakat ataupun sebagai alat untuk
membentuk citra baik perusahaan. CSR merupakan suatu
bentuk tanggungjawab moral, yang lepas dari kepentingan
bisnis perusahaan. Keadaan tersebut menunjukan bahwa
perusahaan-perusahaan di Indonesia belum sungguh-sungguh
melaksanakan CSR.
2.2 PANDANGAN TENTANG CSR
Terdapat 2 pandangan mengenai CSR, yakni pandangan klasik
dan pandangan social ekonomi.
1. Pandangan Klasik
Menurut Milton Friedman bahwa hanya ada satu tanggung
jawab social dalam bisnis, yakni menggunakan sumber daya
dan terlibat dalam aktivitas untuk meningkatkan
keuntungan sepanjang hal itu sesuai dengan aturan
permainan persaingan terbuka dan bebas tanpa tekanan
datau ketakutan (Cannon:1998). Hal tersebut diperkuat
dengan pendapat Robbuns (1999), yang menyatakan bahwa
pemakaian sumber-sumber daya untuk kebaikkan social dapat
merugikan perusahaan. Robbins melihat dari sisi ekonomi
mikro, dimana biaya yang dikeluarkan untuk kebaikkan
(social) dibebankan kepada konsumen, dan jika perusahaan
yang menaggulanginya, maka perusahaan akan mengalami
rendahnya laju keuntungan perusahaan. Pada pandangan ini
lebih ditekankan untuk CSR diberlakukan bagi lingkungan
internal (pemegang saham, karyawan , dan lainnya)
perusahaan dalam pencapaian keuntungan yang besar.
2. Pandangan Sosial Ekonomi
Seiring dengan perubahan waktu, maka harapan masyarakat
terhadap bisnis pun mengalami perubahan. Perusahaan bukan
saja hanya bertanggung jawab terhadap Shareholders, namun
juga memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat yang
lebih luas untuk keberlangsungan hidp perusahaan, karena
dengan begitu maka perusahaan dapat beroperasi dalam
jangka yang panjang (Robins:1999). Pandangan social
ekonomi melihat kekurangan dari pandangan klasik, adalah
kurang melihatnya keberlangsungan jangka panjang
perusahaan. Dalam hal ini perlu dilihatnya memaksimalkan
laba jangka panjang, untuk itu perusahaan perlu
melibatkan diri secara aktif dalam memperbaiki masyarakat
disekitarnya, misalnya pemberian sumbangan amal pada
organisasi-organisasi yang ada.
Selain dari ke-2 pandangan diatas, juga bermunculan
berbagai argument lainnya yang mendukung keberadaan CSR,
seperti :
Perusahaan perlu untuk melakukan konsep
tanggungjawab social karena keberadaannya ditengah-
tengah masyarakat (Budiman:2003)
Organisasi bisnis pada umumnya, maupun para pemimpin
perusahaan merupakan anggota masyarakat, yang juga
memiliki kewajiban tanggung jawab moral terhadap
masyarakat dalam kaitan dengan perusahaan, maka
perusahaan mempunyai tanggungjawab dan kewajiban
social-moral kepada masyarakat karena akan mendukung
dalam pengoperasian perusahaan (Keraf:1991)
2.3 BENTUK-BENTUK CSR
Menurut Tjoger dan kawan-kawan (2003:147) terdapat 2
bentuk langsung dari tanggungjawab perusahaan, yakni
tanggungjawab ekonomi dan tanggungjawab hukum.
a. Tanggungjawab ekonomi perusahaan, yakni modal yang
ditanamkan dalam perusahaan harus dapat diperoleh
kembali dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan
tanggungjawab eknomi dari perusahaan yang berakitan
erat dengan aspek social, dimana aktivitas bisnis
perusahaan akan mewarnai aktivitas perekonomian
basional, misalkan bantuan ekonomi lemah, biaya
pendidikan dan lainnya. Hal ini akan berdampak pada
peningkatan citra perusahaan, serta perasaan simpat
masyarakat, terutama didalamnya konsumen.
b. Tanggungjawab hukum, disini perusahaan harus
memperhatikan operasinya berdampak negative terhadap
masayrakat atau tidak, seperti pensemaran lingkunga,
membahayakan pemakai/ konsumen yang dapat merugikan
masayrakat. Perusahaan sebagai suatu badan hukum harus
menjalankan aktivitasnya dengan mematuhi norma-norma
hukum yang ada, mulai dari system perekrutan karyawan,
tidak melakukan KKN, hingga perhatian pda lingkungan
sekitar yang sesuai dengan aturan hukum. Bentuk
kepatuhan terhadap hukum dan aturan tersebut, merupakan
bentuk tanggungjawab perusahaan terhadap masyarakat
maupun pemerintah.
2.4 DAMPAK PRAKTEK CSR BAGI PERUSAHAAN
Kegiatan CSR memiliki dampak positif terhadap
keberlangsungan perusahaan. CSR mampu menciptakan laba
jangka panjang bagi perusahaan, dapat sebagai sarana
peningkatan citra (Brand image) perusahaan, dapat
meningkatkan kinerja financial dan akses ke modal. CSR
akan membantu peningkatan penjualan produk; meranik dan
mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas;
meningkatkan pengambilan keputuasn pada hal-hal yang
kritis dan mengelolah resiko. Untuk itu CSR menjadi
suatu strategi bisnis yang dapat diterima (Post
dkk:1999). Selain dari pada itu CSR mampu memberikan
dampak yang positif bagi lingkungan masyarakat dalam
membantu menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat,
seperti: pendidikan, ekonomi, pembangunan, lingkungan
dan persoalan lainnya.
2.5 MANFAAT CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
Tanggung jawab sosial sebagai konsekuensi logis
keberadaan perusahaan disebuah lingkungan masyarakat
mendorong perusahaan untuk lebih proaktif dalam
mengambil inisiatif dalam hal tanggung jawab sosial.
Pada dasarnya tanggung jawab sosial akan memberikan
manfaat dalam jangka panjang bagi semua pihak yang
dalam hali ini:
2.5.1 Manfaat bagi Perusahaan
Perusahaan (organisasi bisnis) memang harus
melangsungkan kegiatan bisnis yang menguntungkan agar
dapat terus menjaga kelangsungan usahanya. Dalam bahasa
yang sederhana, perusahaan haruslah mempunyai
pendapatan yang lebih besar dari biaya operasionalnya.
Untuk dapat menarik investasi, perusahaan haruslah
dapat menghasilkan tingkat pengembalian terhadap modal
pemegang saham (return on shareholder’s equity) yang
lebih baik dibandingkan dengan jika investor
menempatkan uangnya sebagai deposito di bank. Dengan
kata lain, investor harus bisa memperoleh insentif
keuangan untuk menghadapi resiko usaha yang ada; jika
tidak, mereka akan lebih suka menempatkan uangnya di
sebuah bank atau membeli surat berharga berisko rendah
yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Jika sebuah perusahaan dapat memiliki sejarah
prestasi keuangan yang baik, maka hal ini akan
merupakan indikator yang akan dilihat oleh para
pemodal. Pemodal akan memberikan kepercayaan kepada
perusahaan-perusahaan yang memiliki sejarah keuangan
yang menguntungkan. Kepercayaan semacam ini akan dapat
memberikan kemudahan dalam mendapatkan modal baru,
dibandingkan dengan melakukan peminjaman di bank atau
dengan menerbitkan saham di pasar modal. Jika
perusahaan tidak memiliki riwayat usaha yang
menguntungkan di masa lalu dan tidak mampu menunjukkan
potensi keuntungan di masa depan, maka perusahaan
tersebut akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan
modal. Hal ini akan secara signifikan melemahkan posisi
perusahaan untuk bertahan secara kompetitif dalam
jangka panjang.
Bagi perusahaan yang sahamnya diperdagangkan kepada
publik, keuntungan perusahaan biasanya tercermin pada
harga saham. Indikasi harga saham ini tidak sekedar
memberikan benefit kepada pemegang saham dalam jangka
pendek, tetapi juga memungkinkan pemegang saham membeli
saham perusahaan lainnya dengan dari keuntungan saham
yang dimilikinya. lebih lanjut, harga saham yang tinggi
akan merupakan “pertahanan” yang kuat terhadap
kemungkinan hostile-takeover, atau juga dapat merupakan
alat negosiasi yang kuat. Pada perusahaan publik maupun
non publik, retained earning (laba ditahan) merupakan
sumber dana yang penting untuk investasi baru.
Singkat kata, profitabilitas tidak sekedar merupakan
“hasil”, tetapi juga dapat merupakan “sumber daya” dari
kekuatan kompetitif perusahaan. Profitabilitas membuat
perusahaan memiliki kemampuan untuk memperbaiki posisi
kompetitifnya untuk mencapai tujuan dari keberadaan
perusahaan.
Manfaat yang jelas bagi perusahaan jika perusahaan
memberikan tanggung jawab perusahaan adalah munculnya
citra positif dari masyarakat akan kehadiran perusahaan
dilingkungannya. Kegiatan perusahaan dalam jangka
panjang akan dianggap sebagai kontribusi yang posistif
bagi masyarakat sekaligus membantu perekonomian
masyarakat. Akibatnya, perusahaan justru akan
memperoleh tanggapan yang posistif setiap kali akan
menawrkan sesuatu kepada masyarakat. Masyaakat juga
akan menganggap perusahaan tersebut membawa kebaikan
bagi masyarakat.
2.5.2 Manfaat bagi Masyarakat
Manfaat bagi masyarakat dari tanggung jawab sosial
yang dilakukan oleh perusahaan adalah sangatlah jelas.
Masyarakat juga akan mendapatkan pendangan baru
mengenai hubungan perusahaan dan masyarakat yang barang
kali selama ini hanya sekedar dipahami sebagai hubungan
produsen konsumen, atau hubungan antara hubungan
penjual dan pembeli saja. Hubungan masyarakat dan dunia
bisnis tidak lagi dipaahmi sebagai hubungan antara
pihak yang mengeksploitasi dan pihak yang
tereksploitasi, tatapi hubungan kemitraan dalam
membangun masyarakat lingkungan yang lebih baik. Tidak
hanya disektor perekonomian, tetapi juga dalam sektor
sosial, pembangunan dan lain-lain.
2.5.3 Manfaat bagi Pemerintah
Manfaat bagi pemerintah dengan adanya tanggung jawab
sosial dari perusahaan juga sangatlah jelas. Pemerintah
pada akhirnya tidak hanya berfungsi sebagai wasit yang
menetapkan aturan main dalam hubungan masyarakat dengan
dunia bisnis, dan memberikan sanksi bagi pihak yang
melanggarnya. Pemerintah sebagai pihak yang mendapat
legitimasi untuk mengubah tatanan masyarakat kearah
yang lebih baik akan mendapatkan patner dalam
mewujudkan tatanan masyarakat tersebut. Sebagian tugas
pemerintah dapat dijalankan oleh anggota masyarakat,
dalam hal ini perusahaan atau organisasi bisnis.
2.6 AKTIVITAS UTAMA CSR
Pelaksanaan kegiatan CSR memiliki beragam jenis
kegiatan utama dalam mengimplimentasikan nilai-nilai
tanggung jawab sosial perusahaan. Kotler dan Lee (2005)
mendeskripsikan beberapa kegiatan utama dalam CSR
dengan istilah corporate social initiatives yang menggambarkan
beberapa kegiatan utama dalam CSR yang dilakukan
perusahaan untuk menyelesaikan permasalahan sosial dan
menjalankan nilai-nilai tanggung jawab sosial
perusahaan (dalam Ismail Solihin, 2008).
Corporate Social Initiative terbagi menjadi 6 kegiatan
utama yaitu:
1. Cause Promotion
Kelompok kegiatan cause promotion mencerminkan suatu
usaha perusahaan menyediakan dana, kontribusi
sumber daya untuk meningkatkan kesadaran, perhatian
dan kepedulian terhadap masalah-masalah sosial
untuk mendukung penggalangan dana, partisipasi, atau
rekruitmen sukarela. Dalam hal ini, perusahaan
dapat melakukan kegiatannya sendiri, bekerja sama
dengan sebuah perusahaan atau organisasi lain
sebagai partner utama, ataupun bertindak sebagai
salah satu sponsor kegiatan sosial.
2. Cause-Related Marketing
Sebuah perusahaan berkomitmen untuk menyumbangkan
atau mendonasikan beberapa persen dari keuntungannya
untuk permasalahan sosial yang spesifik berdasarkan
penjualan produk. Umumnya kegiatan ini dilakukan pada
periode waktu tertentu, pada produk tertentu, dan
untuk kegiatan sosial tertentu. Pada kelompok
kegiatan ini, perusahaan biasanya bekerja sama
dengan organisasi non-profit, menciptakan hubungan
saling menguntungkan baik untuk meningkatkan dukungan
finansial terhadap kegiatan sosial maupun untuk
meningkatkan penjualan produk.
3. Corporate Social Marketing
Sebuah perusahaan mendukung pengembangan atau
pelaksanaan kampanye perubahan perilaku masyarakat
yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan
umum, kesehatan masyarakat, lingkungan, ataupun
komunitas luas. Corporate Social Marketing berfokus
pada perubahan perilaku masyarakat sekaligus
membedakannya dengan Cause Promotion yang berfokus
pada penciptaan kesadaran sosial, dukungan dana dan
perekrutan sukarela untuk kegiatan sosial.
Perusahaan dapat melaksanakan kegiatannya secara
sendiri, namun pada umumnya bekerja sama dengan
organisasi sosial atau non-profit.
4. Corporate Philanthropy
Kelompok kegiatan ini merupakan bentuk kegiatan
kegiatan CSR yang paling tradisional. Perusahaan
melakukan kegiatan kontribusi secara langsung untuk
kegiatan amal dalam bentuk donasi, hibah tunai,
ataupun bentuk pelayanan untuk permasalahan sosial
tertentu.
5. Community Volunteering
Sebuah perusahaan mendukung dan meminta para
karyawannya, partner bisnis, dan atau anggota
franchise-nya untuk menyumbangkan waktu, tenaga,
dan atau uang mereka untuk mendukung organisasi
sosial dan kegiatan sosial. Kegiatan ini dapat
dilakukan oleh perusahaan secara sendiri, atau bekerja
sama dengan organisasi non-profit.
6. Socially Responsible Business Practices.
Sebuah perusahaan yang melakukan praktik bisnis yang
bertanggung jawab secara sosial berarti perusahaan
tersebut mengadopsi kegiatan bisnis dan investasi
yang mendukung kegiatan sosial untuk meningkatkan
kualitas hidup masyarakat dan melindungi lingkungan
hidup. Kegiatan ini umumnya dilakukan secara
sendiri oleh perusahaan, namun juga dapat
dilakukan dengan bekerja sama dengan organisasi
atau pihak lainnya.
2.7 PERENCANAAN STRATEGI CSR
Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh
perusahaan yang dikemukakan oleh Kreitner (1992) dalam
melakukan tanggung jawab sosial di antaranya adalah:
2.7.1. Strategi Reaktif (Reactive Social Responsibility
Strategy)
Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam
tanggung jawab sosial cenderung menolak atau
menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial. Contohnya,
perusahaan tembakau di masa lalu cenderung untuk
menghindarkan diri dari isu yang menghubungkan antara
konsumsi rokok dengan peluang terjadinya penyakit kanker.
Akan tetapi, dikarenakan adanya peraturan pemerintah
untuk mencantumkan bahaya rokok dalam setiap iklan, maka
hal tersbut dilakukan oleh perusahaan rokok.
2.7.2 Strategi Defensif (Defensive Social Responsibility
Strategy)
Strategi defensive dalam tanggung jawab sosial yang
dilakukan oleh perusahaan terkait dengan penggunaan
pendekatan legal atau jalur hokum untuk menghindarkan
diri atau menolak tanggung jawab sosial. Perusahaan yang
menghindarkan diri dari tanggung jawab penanganan limbah
bisa saja berargumen melalui pengacara yang disewanya
untuk mempertahankan diri dari tuntutan hokum dengan
berargumen bahwa tidak hanya perusahaannya saja yang
membuang limbah kesungai ketika dilokasi perusahaan
tersebut beroperasi, terdapat juga perusahaan lain yang
beroperasi.
2.7.3 Strategi Akomodatif (Accomodative Social
Responsibility Strategy)
Beberapa perusahaan memberikan tanggung jawab sosial
berupa pelayanan kesehatan, kebersihan, dan lain
sebagainya, bukan dikarenakan perusahaan menyadari
perlunya tanggung jawab sosial, namun dikarenakan adanya
tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal
tersebut. Contohnya, perusahaan-perusahaan besar pada
orde baru dituntut untuk memberikan pinjaman kredit lunak
kepada para pengusaha kecil, bukan disebabkan karena
adanya kesadaran perusahaan, akan tetapi sebagai langkah
akomodatif yang diambil setelah pemerintah menuntut para
korporat untuk lebih memperhatikan para pengusaha kecil.
2.7.4 Strategi Proaktif (Proaktive Social Responsibility
Strategy)
Kegiatan bisnis yang melakukan strategi proaktif dalam
tanggung jawab sosial memandang bahwa tanggung jawab
sosial adalah bagian dari tanggung jawab untuk memuaskan
stakeholders. Jika Stakeholders terpuaskan, maka citra
posistif terhadap perusahaan akan terbangun. Dalam jangka
panjang perusahaan akan diterima oleh masyarakat dan
perusahaan tidak akan kawatir akan kehilangan pelanggan,
justru akan berpotensi untuk menambah jumlah pelanggan
akibat citra positif yang disandangnya. Langkah yang
dapat diambil oleh perusahaan adalah dengan mengambil
inisiatif dalam tanggung jawab sosial, misalnya dengan
membuat kegiatan khusus penanganan limbah, keterlibatan
dalam setiap kegiatan sosial dilingkungan masyarakat,
atau dengan memberikan pelatihan-pelatihan terhadap
masyarakat dilingkungan sekitar perusahaan.
2.8 TAHAP IMPLEMENTASI CSR
Dalam menjalankan aktivitas CSR tidak ada
standar atau praktik-praktik tertentu yang dianggap
terbaik. Setiap perusahaan memiliki karakteristik
dan situasi yang unik yang berpengaruh terhadap
bagaimana mereka memandang tanggung jawab sosial.
Dan setiap perusahaan memiliki kondisi yang beragam
dalam hal kesadaran akan berbagai isu berkaitan
dengan CSR serta seberapa banyak hal yang telah
dilakukan dalam mengimplementasikan pendekatan CSR.
Implementasi CSR yang dilakukan oleh masing-
masing perusahaan sangat bergantung kepada misi,
budaya, lingkungan dan profil resiko, serta kondisi
operasional masing-masing perusahaan. Banyak
perusahaan yang telah melibatkan diri dalam aktivitas-
aktivitas yang berkaitan dengan pelanggan, karyawan,
komunitas dan lingkungan sekitar, yang merupakan
titik awal yang sangat baik menuju pendekatan CSR
yang lebih luas. Pelaksanaan CSR dapat dilaksanakan
menurut prioritas yang didasarkan pada ketersediaan
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Adapun
tahapan-tahapan yang dapat dilakukan oleh perusahaan
dalam implementasi CSR antara lain:
1. Tahapan perencanaan
Perencanaan terdiri dari 3 (tiga) langkah utama yakni:
a) Awareness building
Merupakan langkah awal untuk membangun
kesadaran mengenai pentingnya arti CSR dan
komitmen manajemen. Upaya ini dilakukan
melalui seminar, lokarya, diskusi dan lain
sebagainya.
b) CSR assessement
Merupakan upaya untuk memetakan kondisi
perusahaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang
perlu mendapatkan prioritas perhatian dan
langkah-langkah yang tepat untuk membangun
struktur perusahaan yang kondusif bagi
penerapan CSR secara efektif.
c) CSR manual building
Merupakan pedoman implementasi dari hasil
assesment yang telah dilakukan. Upaya yang mesti
dilakukan antara lain melalui benchmarking
(mempelajari program CSR dari perusahaan lain
yang dinilai lebih sukses dalam implementasi
program ini), menggali dari referensi atau
bagi perusahaan yang menginginkan langkah
instan, penyusunan manual ini dapat dilakukan
dengan meminta bantuan tenaga ahli independen
dari luar perusahaan. Penyusunan manual CSR
dibuat sebagai acuan, pedoman dan panduan
dalam pengelolaan kegiatan-kegiatan sosial
kemasyarakatan yang dilakukan oleh perusahaan.
2. Tahapan implementasi
Tahapan implementasi ini terdiri dari 3 (tiga) langkah
utama yaitu:
a) Sosialisasi
Sosialisasi diperlukan untuk memperkenalkan
kepada komponen perusahaan mengenai berbagai
aspek yang terkait dengan implementasi CSR
khususnya mengenai pedoman penerapan CSR dengan
tujuan untuk mendapatkan dukungan penuh seluruh
komponen perusahaan
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada
dasarnya harus sejalan dengan pedoman CSR yang
ada, berdasarkan roadmap yang telah disusun.
c) Internalisasi
Internalisasi adalah tahap jangka panjang
mencakup upaya-upaya untuk memperkenalkan CSR di
dalam seluruh proses bisnis perusahaan seperti
melalui sistem manajemen kinerja.
3. Tahapan evaluasi
Tahapan evaluasi adalah tahap yang perlu
dilakukan secara konsisten dari waktu untuk
mengukur sejauh mana efektivitas penerapan CSR.
Evaluasi dilakukan dengan pengambilan keputusan
selanjutnya. Evaluasi juga bisa dilakukan dengan
meminta pihak independen untuk melakukan audit
implementasi atas praktik CSR yang telah dilakukan.
4. Tahapan pelaporan
Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem
informasi baik untuk keperluan proses pengambilan
keputusan maupun keperluan keterbukaan informasi
material dan relevan mengenai perusahaan. Oleh
karena itu selain berfungsi untuk keperluan
shareholder juga untuk stakeholder yang memerlukan
informasi tersebut.
Perusahaan bebas menentukan bentuk atau format
reporting yang dibuatnya karena memang belum ada standar
baku yang diberlakukan. Di tingkat global pada bulan
September 2004, ISO (International Organization for
standardization) sebagai induk organisasi internasional,
berinisiatif mengundang berbagai pihak untuk membentuk
tim (working group) yang merintis lahirnya panduan
standarisasi untuk tanggung jawab sosial perusahaan yang
diberi nama ISO 26000 : Guidance standard on social
responsibility.
BAB III
CONTOH KEGIATAN CSR AQUA DANONE
3.1 SEKILAS TENTANG AQUA
Aqua adalah sebuah air merek dalam kemasan (AMDK) yang
lahir atas gagasan almarhum Tirto Utomo (1990-1994),dan
diproduksi oleh PT Aqua Golden Mississipi. PT Danone Aqua Tbk
adalah pelopor industri air minum dalam kemasan (AMDK) di Asia
tenggara, salah satunya Indonesia. Berdiri pada tanggal 23
februari 1973 dan mulai mematenkan kemudian memasarkan
produknya dengan merek Aqua pada oktober 1974. Sejak tahun
1987 Aqua telah memasuki pasar regional (Singapura, Brunei
Darussalam, Malaysia, Maladewa, Australia, New Zealand, Hong
Kong, Filipina, Vietnam). Di Indonesia sendiri Aqua telah
memiliki 3 pabrik yang masing masing berlokasi di Bekasi,
Citeureup Bogor dan Mekarsari Sukabumi.
Pimpinan Danone Aqua Parmaningsih Hadinegoro mengatakan,
Aqua telah hadir di Indonesia selama 40 tahun dan sejak awal
kami membawa misi untuk menyediakan air minum dalam kemasan
yang sehat dan aman bagi seluruh lapisan masyarakat dengan
memegang teguh komitmen tanggung jawab sosial berkelanjutan.
Aqua memiliki standart operasional yang tinggi yakni
bahan baku air digunakan berasal dari sumber mata air
pegunungan yang mengandung mineral mineral penting dan
seimbang. Setiap tetes Aqua melalui proses 27 langkah tepat
sistem Hydro pro untuk menjamin kemurniannya. Selain itu Aqua
juga memperhatikan dalam aspek teknologi kemasan dan tentunya
pelayanan konsumen.
Aqua adalah perusahaan yang mengutamakan kesterilan dan
kehigienisan, terbukti ia memiliki laboratorium modern untuk
menguji produknya dan staf peneliti yang tinggal didalam
perusahaan, ahli mikrobiologi dan ahli kimia. Selain itu untuk
memenuhi standart air kemasan, Aqua telah diakui oleh PBB,
badan pengawas makanan dan obat obatan Amerika, agen
perlindungan lingkungan amerika dan asosiasi air kemasan
internasional.
3.2 Corporate Social Responsibility (CSR) AQUA
Mengingat Aqua adalah perusahaan yang telah melayani
masyarakat selama 40 tahun, Aqua juga menggunakan sumber daya
alam yakni sumber air bersih, oleh karena itu untuk menjaga
kesinambungan serta keseimbangan penggunaan sumber daya agar
tetap terjaga dan manfaatnya bagi masyarakat luas dan
menciptakan pertumbuhan sumber daya yang berkelanjutan. Oleh
karena itu dirasa penting Aqua melakukan kegiatan CSR, dalam
rangka sebagai wujud komitmen dan tanggung jawab sosial
perusahaan dengan menerapkan kegiatan berbasis masyarakat
dalam menjalankan programnya. Kampanye yang telah dimulai
sejak tahun 2007 ini juga adalah sebuah kampanye berkelanjutan
mengenai kebaikan alam (Goodness of nature).
3.2.1 Aqua House Service (AHS), CSR Libatkan 2000 Ibu
Lebih dari 2.000 ibu rumah tangga mendapatkan
penghasilan melalui Aqua House Service (AHS), sebuah
program corporate social responsibility (CSR) dari Aqua
Danone.
Apa itu AHS? Program ini pertama kali dicetuskan oleh PT
Tirta Investama sebagai principal produk Aqua Danone
sekitar dua tahun lalu. Ditujukan bagi para ibu rumah
tangga (IRT) yang ingin menambah penghasilan keluarga
tanpa meninggalkan rumah.
Kaum perempuan merupakan faktor penentu generasi muda,
untuk bisa menerapkan pola hidup sehat, khususnya di
lingkungan keluarga. Padahal, mereka memiliki banyak
waktu dan peluang sambilan yang menghasilkan, tanpa
meninggalkan rumah, di saat putra-putrinya sekolah dan
suaminya bekerja. Untuk itu, PT Aqua Golden Mississippi
(AQUA), akan fokus memberdayakan kaum perempuan, melalui
Aqua Home Service (AHS). Aqua menawarkan bagi kaum
perempuan, agar bisa menghasilkan tanpa meninggalkan
rumah, sekaligus mengerti tentang pentingnya kesehatan.
Presiden Direktur PT Aqua Golden Mississippi,
Parmaningsih N. H, mengatakan, Aqua Home Service menjawab
peluang bagi kaum perempuan, untuk bisa bekerja tanpa
keluar rumah. Peluang itu dilakukan hanya dengan
memanfaatkan lahan rumah, agar bisa menjadi tempat
penyimpanan Aqua galon, yang sangat dibutuhkan perumahan.
Mereka bisa menjual aqua galon dan melakukan edukasi pola
hidup sehat.
Menurutnya, selain keuntungan karena menjual aqua galon
di lingkungan perumahan, para ibu rumah tangga, akan bisa
mensosialisasikan tentang bagaimana menerapkan hidup
sehat. Hal itu dilakukan, baik dengan mengedukasi
masyarakat tentang pentingnya air minum yang sehat, juga
memberikan pemahaman apa saja keunggulan aqua. Agar tidak
mematikan para agen, AHS harus memenuhi ketentuan,
diantaranya di lingkungan perumahan perkotaan, tidak ada
agen dan kekurangan penjual aqua galon.
Parmaningsih mengatakan, berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan 2 tahun lalu, menyebutkan bahwa siswa-
siswi sekolah di Jakarta mengalami dehidrasi ringan,
karena kurang minum air. Hal itu akan berakibat anak
sekolah akan mengalami kelambatan dalam berfikir dan bagi
siswi sekolah akan sulit mengendalikan emosi.
Ia mengaku, Aqua Home Service telah digelar sejak 2
tahun lalu, dimana saat ini lebih dari 2 ribu ibu rumah
tangga merasakan penghasilan tambahan. Nantinya, program
itu akan dikembangkan di seluruh wilayah Indonesia,
dengan memberikan kesempatan yang sama bagi kaum
perempuan. Lantas bagaimana caranya? Anda cukup
menghubungi “AQUA Menyapa” di www.aqua.com, untuk bisa
memulai bisnis tersebut. Teknis dari program ini adalah
mendaftar melalui Call Center Aqua Menyapa 0807-15-88888.
Kemudian akan dilakukan survey apakah IRT tersebut
memiliki ruang yang cukup untuk menyimpan stock Aqua dan
membuka outlet.
Kemudian fasilitas yang akan diperoleh untuk AHS, antara
lain papan nama outlet AHS, rompi pengirim untuk delivery
boy, poster frame, rak khusus galon yang ditempatkan di
sepeda motor dan wall painting outlet.Selain itu, IRT
tersebut juga akan mendapat bantuan biaya untuk
mensosialisasikan eksistensi outlet AHS ke 500
rumah/responden. Mendapatkan pelatihan program direct to
consumer dan pelatihan komputer beserta sistem penjualan.
Sementara itu, untuk menjadikan IRT pemilik outlet AHS
sebagai duta pola hidup sehat, pihak manajemen Aqua akan
langsung datang memberikan edukasi tentang pola hidup
sehat.
Selain menjual produk-produk Aqua, perusahaan juga
menularkan edukasi mengenai pola hidup sehat. Tugas
mereka selanjutnya adalah menularkan ke masyarakat
sekelilingnya. Jadi, selain mereka bisa mendapatkan
tambahan untuk keluarga, mereka juga bisa menjadi duta
hidup sehat bagi lingkungan sekitar.
Pihak Aqua Danone menolak jika dikatakan program AHS ini
merupakan bagian dari strategi marketing dan memilih
memasukkan program ini ke dalam CSR mereka. Sebab AHS
lebih menekankan kepada pemberdayaan perempuan dan
edukasinya. Jadi lebih masuk ke kegiatan CSR kami.
Di usia 40 tahun, Aqua akan berkomitmen untuk selalu
memberikan kontribusi sosial dan ekonomi. Melalui Aqua Lestari
sebagai inisiatif CSR yang berkelanjutan, dengan memberikan
program pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat di
16 daerah wilayah operasi. Dari wilayah hulu dengan
pengelolaan sumber daya air yang terintegrasi, kemudian
pengembangan ekonomi dan derajat kesehatan masyarakat, serta
pengembangan sisi hilir seperti edukasi dalam pengelolaan
sampah. Semua inisiatif tersebut dilakukan dan dikembangkan
untuk memastikan ketersediaan kuantitas dan kualitas air untuk
kesejahteraan para penerima manfaat.
Empat Pilar CSR
Untuk program-program CSR perseroan, Parmaningsih
menjelaskan, Aqua Danone sejak 2006 mengandalkan “Aqua
Lestari”. “Aqua Lestari merupakan inisiatif Aqua untuk
keberlanjutan bisnis dan lingkungan serta kemajuan sosial yang
merujuk pada Danone Way dan ISO 26000,” ujar Parmaningsih.
Jika dijabarkan, program Aqua Lestari meliputi empat
pilar kegiatan CSR, yaitu pelestarian air dan lingkungan,
praktik perusahaan ramah lingkungan, pengelolaan distribusi
produk, serta pelibatan dan pemberdayaan masyarakat. Ke-4
program tersebut terdiri dari berbagai program sosial dan
lingkungan di hulu, dimana sumber air Aqua berada, hingga
wilayah hilir.
Kegiatan CSR pelestarian air dan lingkungan melalui
konservasi wilayah hulu dengan menanam pohon di sekitar pabrik
(sumber air), pembuatan biopori dan sumur resapan, serta
menginisiasi program kali bersih di daerah permukiman. Juga
ada program pertanian berkelanjutan dilakukan di area
pertanian untuk mengurangi perilaku penggunaan pupuk dan
pestisida kimia.
Hal menarik lainnya dalam program CSR Aqua adalah
pengelolaan distribusi produk dengan melakukan terobosan
menjalin kerjasama (MoU) dengan PT. Kereta Api Indonesia (PT
KAI) untuk mengangkut produk dari Sukabumi ke Jakarta. Tujuan
kerjasama ini adalah untu efektivitas distribusi. Melalui
model transportasi alternatif ini (KA) tentu saja memiliki
dampak positif terhadap persoalan ancaman kelangkaan BBM
dimasa mendatang..
Terhadap perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas
rumah kaca, inovasi yang dilakukan Aqua adalah meningkatkan
kinerja operasional. Untuk mencapai target penurunan emisi,
beberapa inisiatif yang dilakukan yaitu mengurangi berat dari
material kemasan dan melakukan penghematan tingkat konsumsi
listrik per 1.000 liter produk. Langkah-langkah yang dilakukan
diantaranya merancang ulang proses untuk penghematan listrik,
konservasi dan mengganti peralatan secara berkala serta
mendorong perubahan perilaku individu.
Sebuah kegiatan dikatakan termasuk CSR jika memiliki ciri
;
a. Identifikasi yakni Aqua harus bisa memprioritaskan
kegiatan tersebut untuk orang orang yang benar benar
membutuhkan (needs) dibanding mementingkan keinginan
(wants), disini Aqua berprioritas untuk melakukan sesuatu
yang bermanfaat untuk perempuan Indonesia, hal ini
menunjukan bahwa disamping Aqua adalah sebuah perusahaan
besar yang juga memiliki komitmen terhadap masyarakat
dengan memberikan kontribusi yakni melakukan kegiatan untuk
memberi peluang usaha bagi perempuan Indonesia.
b. Continuity yakni kegiatan yang bersifat terus menerus
atau berkesinambungan. Hal ini dikarenakan untuk dapat
membantu perempuan dalam mengembangkan usaha dan
kesejahteraan mereka untuk jangka waktu yang panjang,
Kegiatan Aqua ini bertajuk AHS (Aqua Home Service) yang
memungkinkan perempuan Indonesia mengembangkan usaha
mereka.
c. Empowering yakni kegiatan yang dilakukan menekankan pada
aktivitas tersebut dilakukan oleh masyarakat yang
bersangkutan. Yakni Aqua memberikan penyuluhan penyuluhan
kesehatan untuk membekali masyarakat khususnya perempuan
Indonesia dalam pengelolaan dan pengembangan usaha.
BAB IV
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Corporate Social Responsibility merupakan suatu elemen
penting dalam kerangka keberlanjutan usaha suatu industri dan
perkembangan bisnis. CSR merupakan sebuah konsep
terintegrasi yang menggabungkan aspek ekonomi, lingkungan
dan sosial dengan selaras.
CSR yang baik adalah CSR yang dilaksanakan secara
berkelanjutan oleh perusahaan, bukan hanya sekedar mengejar
keuntungan jangka pendek. Melalui pelaksanaan CSR perusahaan
mengalokasikan dana yang merupakan bagian dari keuntungan
mereka dalam upaya mensejahterakan masyarakat dan turut serta
dalam pelestarian lingkungan.
Pelaksanaan CSR ini tentu saja memiliki berbagai manfaat
tidak hanya untuk target sasaran tetapi juga bagi perusahaan
itu sendiri. Melalui CSR, perusahaan menunjukkan kepedulian
mereka yang secara tidak langsung dapat pula menarik perhatian
masyarakat. Dengan begitu, perusahaan akan memiliki citra
positif di mata masyarakat.
CSR dilakukan bukan hanya sekedar menunjukkan kepedulian
kepada masyarakat tetapi CSR sendiri memang merupakan tanggung
jawab sosial perusahaan yang harus dilaksanakan. Bentuk CSR
sendiri berbagai macam, baik dalam bentuk peningkatan
kesejahteraan sosial, bantuan pendidikan, ataupun kepedulian
terhadap lingkungan hidup.
Dana yang dialokasikan perusahaan untuk kegiatan CSR
turut serta dalam membantu pemerintah untuk membuat program
atau pembangunan daerah yang sifatnya mensejahterakan
masyarakat. Perusahaan banyak berlomba-lomba melaksanakan
kegiatan CSR hanya untuk menarik simpati masyarakat semata.
Namun esensinya kegiatan CSR itu sendiri merupakan program
pembangunan berkelanjutan yang sifatnya jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Cutlip, Scott M., Allen H. Center, Glen M. Broom. 2006.Efffective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Solihin, Ismail. 2008. Corporate Social Responbility : from Charity toSustainability. Jakarta: Salemba Empat
Wahyudi, Isa & Busyra Azheri. 2008. Corporate Social Responsibility :Prinsip, Pengaturan dan Implementasi. Malang : Inspire.
Susliyanti, Dwi Eni. Desember 2007.“Keterkaitan Antara TanggungJawab Sosial Perusahaan Dengan Kinerja dan Nilai Perusahaan”.JurnalAkuntansi. Volume 2, Nomor 2.
Dalam http://thinksmarthink.blogspot.com/2008/03/strategi-csr.html diaksespada tanggal 28 November 2014 pada pukul 15.08.
Dalam http://www.danone.com/en/for-all/our-4-business-lines/waters/our-brands/buid/aqua/ Di akses pada tanggal 28 November 2014 pada pukul 15.22.
Dalam http://www.aqua.com/ Di akses pada tanggal 29 November 2014 pada pukul 12.15.