Sis Kom Ber
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Sis Kom Ber
Pengertian Antenna
Antena secara umum dapat didefinisikan sebagai sebuah
atau sekelompok konduktor yang digunakan untuk memancarkan
atau mengirimkan gelombang elektromagnetik menuju ruang bebas
yang dapat juga berfungsi sebagai penerima gelombang
elektromegnetik yang terdapat di ruang bebas. Pada radar atau
sistem komunikasi satelit sering dijumpai sebuah antena yang
melakukan kedua fungsi (peradiasi dan penerima) sekaligus.
Namun pada sebuah teleskop radio, antena hanya menjalankan
fungsi penerima saja.
Gelombang elektromagnetik yang dipancarkan melalui antena
akan di distribusikan dengan pola tertentu, misalnya ke semua
arah atau hanya tertuju pada satu arah spesifik tertentu saja.
Pemilihan pola pancar / pola radiasi disesuaikan berdasarkan
karakter yang di miliki pada masing-masing antena.
Gelombang Elektromagnet
Gelombang elektromagnet adalah gelombang yang mempunyai
sifat listrik dan sifat magnet secara bersamaan. Antena
pemancar yang dilalui oleh arus listrik akan membangkitkan
medan magnet yang melingkari antena pemancar dan medan magnet
ini kemudian akan menginduksi antena penerima, sehingga
semakin banyak medan magnet yang mengenai penampang pada
antena penerima, maka akan mengakibatkan arus / sinyal yang
dihasilkan oleh antena penerima menjadi maksimal / tinggi.
Jika antena penerima dapat diputar secara perlahan-lahan, maka
medan magnet yang mengenai penampang di sisi antena penerima
akan semakin sedikit, sehingga arus / sinyal gelombang
elektromagnetik yang di terima oleh suatu antena juga akan
semakin kecil.
Gelombang radio merupakan bagian dari gelombang
elektromagnetik pada spectrum frekuensi radio. Spektrum
elektromagnetik dapat dibagi dalam beberapa daerah yang
terentang dari sinar gamma gelombang pendek berenergi tinggi
sampai pada gelombang mikro dan gelombang radio dengan panjang
gelombang sangat panjang. Pembagian ini secara historis
berasal dari berbagai macam metode deteksi. Biasanya dalam
mendeskripsikan energi spektrum elektromagnetik dinyatakan
dalam panjang gelombang untuk energi menengah, dan dalam
frekuensi untuk energi rendah (λ ≥ 0,5 mm). Istilah "spektrum
optik" juga masih digunakan secara luas dalam merujuk spektrum
elektromagnetik, walaupun sebenarnya hanya mencakup sebagian
rentang panjang gelombang saja (320 - 700 nm).
Gelombang dikarakteristikkan oleh panjang gelombang dan
frekuensi. Panjang gelombang (λ) erat kaitannya dengan
frekuensi (ƒ) dan cepat rambat (ν). Cepat rambat suatu
gelombang elektromagnetik dipengaruhi pada medium
transmisinya, ketika medium rambatnya adalah hampa udara (free
space), maka v = c = 3 x 108 m/s (c = kecepatan cahaya).
Berikut adalah persamaan yang digunakan untuk menentukan
panjang suatu gelombang :
λ = vfKarakteristik Antena
Beberapa karakter antena yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih jenis antena untuk suatu aplikasi (termasuk untuk
digunakan pada sebuah teleskop radio), yaitu pola radiasi,
directivity, gain, dan polarisasi. Karakter-karakter ini
umumnya sama pada sebuah antena ketika antena tersebut menjadi
peradiasi (Tx) atau menjadi penerima (Rx), untuk digunakan
pada suatu frekuensi, polarisasi, dan bidang irisan tertentu.
Pola radiasi Antena
Pola radiasi antena didefinisikan sebagai representasi
grafik dari sifat radiasi antena sebagai fungsi dari koordinat
arah. Pada sebagian besar kasus, pola radiasi ditentukan pada
luasan wilayah dan direpresentasikan sebagai fungsi dari
koordinat directional. Pola radiasi antena adalah plot 3
dimensi distribusi sinyal yang dipancarkan (transmit) oleh
sebuah antena, atau plot 3 dimensi penerimaan sinyal yang
diterima (receive) oleh sebuah antena.
Directivity dari sebuah antena diukur pada kemampuan yang
dimiliki antena untuk memusatkan energi dalam satu atau lebih
menuju arah tertentu. Antena dapat juga ditentukan
pengarahanya berdasarkan pada pola radiasinya yang
menggambarkan bagaimana antena meradiasikan energi ke ruang
bebas ataupun sebaliknya pada saat antena menerima energi dari
ruang bebas. Berdasarkan arah pancarannya / pola radiasinya
antena dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
- Antena Directional / Unidirectional
Antena Directional atau disebut juga antena pengarah
merupakan jenis antena yang memiliki sudut pemancaran
yang kecil (narrow beamwidth) sehingga daya yang di
pancarkan oleh antena lebih terarah dan relatif mampu
menjangkau jarak yang cukup jauh. Antena directional
mengirim dan menerima sinyal radio hanya pada satu arah
yang menjadi tujuan/ pointing dan pada umumnya digunakan
untuk koneksi point to point dan point to multiple point
yang biasanya digunakan pada sisi hub. Berikut adalah
jenis dari antena direktional seperti antena grid,
parabolic, yagi, dan antena sectoral. Berikut merupakan
gambaran secara umum bentuk pancaran yang dihasilkan oleh
antena directional.
- Antena Omni-Directional
Antena omni-directional mempunyai sifat radiasi atau pola
pancaran sinyal 360 derajat dalam bidang tegak
lurus berdasarkan pada medan magnetnya dan sering
digunakan sebagai access point. Antena jenis ini tidak
dianjurkan untuk digunakan pada saluran transmisi jarak
jauh, dikarenakan pola pancaran antena omni-directional
akan menangkap sinyal lain jika berada di dalam coverage
area pola radiasi nya, sehingga di khawatirkan akan
menyebabkan terjadinya interferensi. Antena omni-
directional mengirim dan menerima sinyal radio dari semua
arah secara sama, biasanya digunakan untuk koneksi
multiple point atau hotspot. Berikut adalah gambar bentuk
pancaran yang dihasilkan oleh antena omni-directional.
Polarisasi Antena
Polarisasi antena merupakan arah perambatan medan listrik
/ radiasi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh
suatu antena dimana arah elemen antena terhadap bidang
permukaan bumi sebagai referensi. Ada empat macam polarisasi
antena yaitu polarisasi vertikal, polarisasi horizontal,
polarisasi circular, dan polarisasi cross.
- Polarisasi Vertikal
Radiasi gelombang elektromagnetik dibangkitkan oleh medan
magnetik dan gaya listrik yang selalu berada di sudut
kanan. Kebanyakan gelombang elektromagnetik dalam ruang
bebas dapat dikatakan berpolarisasi linier. Arah dari
polarisasi searah dengan vektor listrik. Bahwa polarisasi
tersebut adalah vertikal jika garis medan listrik yang
disebut dengan garis E berupa garis vertikal maka
gelombang dapat dikatakan sebagai polarisasi vertikal.
Berikut adalah gambar yang menunjukkan arah rambat
polarisasi vertikal.
- Polarisasi Horizontal
Antena dikatakan berpolarisasi horizontal jika garis
medan listrik yang disebut dengan garis E berupa garis
horizontal, maka gelombang dapat dikatakan sebagai
polarisasi horizontal. Polarisasi horizontal digunakan
pada beberapa jaringan wireless. Berikut adalah gambar
yang menunjukkan arah rambat polarisasi horizontal.
- Polarisasi Circular
Pada polarisasi circular arah rambat medan listrik
berputar secara konstan terhadap antena. Ada dua jenis
turunan pada antena polarisasi circular berdasarkan cara
membuatnya yaitu left hand circular dan right hand
circular. Medan Elektromagnetik pada right hand circular
berputar searah jarum jam ketika meninggalkan antena.
Medan elektromagnetik pada left hand circular berputar
berlawanan arah jarum jam ketika meninggalkan antena.
Berikut adalah gambar yang menunjukkan arah rambat
polarisasi circular.
- Polarisasi Cross
Polarisasi cross terjadi ketika antena pemancar
mempunyai polarisasi horizontal, sedangkan antena
penerima mempunyai polarisasi vertikal atau sebalikanya.
Berikut adalah gambar yang menunjukkan arah rambat
polarisasi cross.
Gain Antena
Gain antena adalah karakter antena yang menggambarkan
kemampuan antena dalam mengarahkan radiasi sinyal gelombang
elektromagnetik, maupun pada saat menerima sinyal gelombang
elektromagnetik yang datang dari arah tertentu. Gain bukanlah
kuantitas yang dapat diukur dalam satuan fisis pada umumnya
seperti watt atau ohm, melainkan suatu bentuk perbandingan.
Oleh karena itu, satuan yang digunakan untuk gain adalah
desibel (dB).
Gain dari sebuah antenna besarnya lebih kecil daripada
penguatan antena tersebut yang dapat dinyatakan dengan :
Gain = G = k. D k = efisiensi antenna,
0 ≤ k ≤1
Gain antena dapat diperoleh dengan mengukur power pada
main lobe dan membandingkan powernya dengan power pada antena
referensi. Gain antena diukur dalam desibel, bisa dalam dBi
ataupun dBd. Jika antena referensi adalah sebuah dipole,
antena diukur dalam dBd. Symbol “d” mewakili dipole, jadi
gain antena diukur relative terhadap sebuah antena dipole.
Jika antena referensi adalah sebuah isotropic, maka gain
antena diukur relatif terhadap sebuah antena isotropic.
Gain suatu antena dapat dihitung dengan membandingkan
kerapatan daya maksimum antena yang diukur dengan antena
referensi yang sudah diketahui gainnya. Maka persamaannya
dapat dituliskan sebagai berikut :
G = G (antena referensi) x Pmax(antenayangdiukur)Pmax (antenareferensi)
Atau jika dihitung dalam nilai logaritmik dirumuskan dengan
persamaan sebagai berikut :
Gt = ( Pt – Ps ) + Gs
Dimana :
Gt = Gain total antena (dB)
Pt = Nilai level sinyal maksimum yang diterima antena terukur (dBm).
Ps = Nilai level sinyal maksimum yang diterima antena referensi (dBm).
Gs = Gain antena referensi (dB)
Decibel (dB) merupakan satuan dari gain antena. Decibel
ditetapkan dengan dua cara, yaitu :
a. Ketika mengacu pada pengukuran daya
XdB = 10 log10 P(antenayangdiukur )P(antenareferensi)
b. Ketika mengacu pada pengukuran tegangan
XdB = 20 log10 P(antenayangdiukur)P(antenareferensi)
VSWR (Voltage Standing Wave Ratio)
Bila impedansi saluran transmisi tidak sesuai dengan
transceiver maka akan timbul daya refleksi (reflected power)
pada saluran yang berinterferensi dengan daya maju (forward
power). Interferensi ini menghasilkan gelombang berdiri
(standing wave) yang besarnya bergantung pada besarnya daya
refleksi. VSWR adalah perbandingan antara amplitudo gelombang
berdiri (standing wave) maksimum max dengan minimum min.
Pada saluran transmisi ada dua komponen gelombang
tegangan, yaitu tegangan yang dikirimkan (Vo+¿¿) dan tegangan
yang direfleksikan (Vo−¿¿). Perbandingan tegangan yang
direfleksikan dengan tegangan yang dikirimkan disebut sebagai
koefisien refleksi tegangan :
I' = Vo−¿
Vo+¿¿¿ =
Z1−Z0
Z1+Z0
Dimana Z1 adalah impedansi beban (load) dan Z0 adalah
impedansi saluran loss less. Koefisien refleksi tegangan
memiliki nilai kompleks, yang mempresentasikan besarnya
magnitudo dan fasa dari refleksi. Penyesuaian impedansi
(matching impedance) adalah suatu cara untuk menyesuaikan
impedansi antena dengan impedansi karakteristik saluran, untuk
beberapa kasus yang sederhana ketika bagian imajiner dari I'
adalah nol, maka:
I' = -1 : refleksi negatif maksimum, ketika saluran terhubung
singkat
I' = 0 : tidak ada refleksi, ketika saluran dalam keadaan
matched sempurna
I' = +1 : refleksi positif maksimum, ketika saluran dalam
rangkaian terbuka
Sedangkan rumus untuk mencari nilai VSWR adalah :
S = ¿V∨¿max¿V∨¿min¿
¿ = 1+¿r∨ ¿1−¿r∨¿¿
¿
Beamwidth Antena
Beamwidth Adalah besarnya sudut berkas pancaran gelombang
frekuensi radio utama (main lobe) yang dihitung pada titik 3
dB menurun dari puncak main lobe. Besarnya beamwidth dapat di
rumuskan sebagai berikut :
B = 21,1f.d derajat
Dimana :
B = 3 dB beamwidth (derajat)
f = frekuensi (Hz)
d = diameter antena (m)
Gambar diatas menunjukkan tiga daerah pancaran yaitu main
lobe (1), side lobe (2), dan back lobe (3). Half Power
Beamwidth ( HPBW) adalah daerah sudut yang dibatasi oleh
titik-titik ½ daya atau -3 dB atau 0.707 dari medan maksimumpada main lobe. Sedangkan pengertian First Null Beamwidth
(FNBW) adalah besar sudut bidang diantara dua arah pada main
lobe yang intensitas radiasinya nol.
Bandwidth Antena
Lebar band frekuensi (bandwidth) antena adalah daerah
frekuensi kerja saluran transmisi dimana, antena masih dapat
bekerja dengan efektif. Pemakaian sebuah antena dalam sistem
pemancar atau penerima selalu dibatasi oleh daerah frekuensi
kerjanya. Pada range frekuensi kerja tersebut antena dituntut
harus dapat bekerja dengan efektif agar dapat menerima atau
memancarkan gelombang pada band frekuensi tertentu seperti
ditunjukkan pada gambar berikut :
Daerah frekuensi kerja dimana antena masih dapat bekerja
dengan baik dinamakan bandwidth antena. Misalnya sebuah
antena bekerja pada frekuensi tengah sebesar fc, namun ia juga
masih dapat bekerja dengan baik pada frekuensi f1 (di bawah
fc) sampai dengan f2 (di atas fc), maka bandwidth antena
tersebut adalah :
Bandwidth yang dinyatakan dalam persen digunakan untuk
menyatakan bandwidth antena yang memiliki band sempit (narrow
band). Sedangkan untuk band yang lebar (broad band) biasanya
digunakan definisi rasio antara batas frekuensi atas dengan
frekuensi bawah.
Sistem dan Arsitektur Jaringan GSM
GSM (Global System for Mobile communication) adalah suatu
teknologi yang digunakan dalam komunikasi mobile dengan teknik
digital. Sebagai teknologi yang dapat dikatakan cukup
revolusioner karena berhasil menggeser teknologi sistem
telekomunikasi bergerak analog yang populer pada dekade 80-an,
GSM telah memberikan alernatif berkomunikasi baru bagi dunia
telekomunikasi yang lebih powerful. Dengan menggunakan sistem
sinyal digital dalam transmisi datanya, membuat kualitas data
maupun bit rate yang dihasilkan menjadi lebih baik dibanding
sistem analog.
Teknologi GSM saat lebih banyak digunakan untuk
komunikasi seluler dengan berbagai macam layanannya. Dalam
kehidupan sehari-hari kita lebih mengenal handphone sebagai
aplikasi teknologi GSM yang paling populer. Sejak pertama
pengimplementasiannya sampai sekarang GSM telah dikembangkan
dalam tiga kelompok yaitu GSM 900, 1800 dan 1900. Perbedaan
ketiga kelompok tersebut adalah pada lokasi band frekuensi
yang digunakan. GSM 900 menggunakan frekuensi 900 MHz sebagai
kanal transmisinya. GSM 1800 dan 1900 masing-masing
menggunakan frekuensi 1800 dan 1900 MHz.
Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen
fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing
yang spesifik. Secara umum jaringan GSM dapat dibagi menjadi
tiga bagian utama yaitu :
1. Mobile Station
MS merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan
untuk melakukan komunikasi. MS terdiri dari dari Mobile
Equipment (ME) dan Subcriber Identity Module (SIM). ME
merupakan terminal transmisi radio yang dilengkapi dengan
International Mobile Equipment Identity (IMEI), sedangkan
SIM berisi nomor identitas pelanggan untuk masuk ke
jaringan operator GSM.
2. Base Station Subsystem
BSS terdiri dari tiga perangkat yaitu :
a. Base Transceiver Station ( BTS )
BTS merupakan perangkat pemancar dan penerima yang
menangani akses radio dan berinteraksi langsung dengan
mobile station (MS) melalui air interface. BTS juga
mengatur proses handover yang terjadi didalam BTS itu
sendiri dan dimonitor oleh BSC.
b. Base Station controller ( BSC )
BSC adalah interface antara BTS dengan MSC dan OMC.
BSC juga mengendalikan beberapa BTS serta mengatur
trafik yang datang dan pergi dari BSC menuju MSC atau
BTS. BSC memanajemen sumber radio dalam pemberian
frekuensi untuk setiap BTS dan mengatur handover
ketika mobile station melewati batas antar sel.
c. Transcoder (XCDR)
XCDR berfungsi untuk mengkompres data atau suara
keluaran dari MSC (64 Kbps) menjadi 16 Kbps ke arah
BSC dan sebaliknya untuk effisiensi kanal transmisi.
3. Network Switching System (NSS)
NSS berfungsi sebagai switching pada jaringan GSM,
memanajemen jaringan, sebagai interface antara jaringan
GSM dengan jaringan lainnya. Komponen NSS pada jaringan
GSM terdiri dari :
a. Mobile Switching Center ( MSC )
MSC bertugas mengatur komunikasi antar pelanggan dan
user jaringan telekomunikasi lainnya.
b. Home Location Register ( HLR )
HLR merupakan database yang berisi data pelanggan yang
tetap suatu wilayah cakupan. Data-data tersebut antara
lain, layanan pelanggan, service tambahan dan
informasi mengenai lokasi pelanggan yang paling akhir
c. Visitor Location Register ( VLR )
VLR merupakan database yang berisi informasi sementara
mengenai pelanggan yang melakukan mobile (roaming)
dari area cakupan lain.
d. Authentication Center (AuC)
AuC berisi data base yang bersifat rahasia yang
disimpan dalam bentuk format kode untuk pengamanan dan
pengontrolan penggunaansistem seluler yang sah dan
mencegah pelanggan yang melakukan kecurangan.
e. Equipment Identity Register (EIR)
Merupakan data base terpusat yang berfungsi untuk
validasi Internasional Mobile
f. Equipment Identity (IMEI).
g. Inter Working Function (IWF)
IWF berfungsi sebagai interface antara jaringan GSM
dengan jaringan lain.
h. Echo Canceller (EC)
EC digunakan untuk sambungan dengan PSTN untuk
mengurangi echo (gaung/gema) dan delay.
4. Network Management System
a. Operation and Maintenance Center (OMC)
OMC sebagai pusat pengontrolan operasi dan
pemeliharaan jaringan. Fungsi utamanya mengawasi alarm
perangkat dan perbaikan terhadap kesalahan operasi.
b. Network Management Centre (NMC)
NMC berfungsi untuk pengontrolan operasi dan
pemeliharaan jaringan yang lebih besar dari OMC.