Sifat optik polimer
-
Upload
universitasnegerimakassar -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Sifat optik polimer
SIFAT OPTIK POLIMER
APRIANY SALUDUNG (1112140004)
FAJAR ASHAR (091214015 )
ZAINAL ABIDIN (101214024 )
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
SIFAT OPTIK POLIMER
A. Sifat Dasar dari Gelombang Elektromagnetik
Radiasi elektromagnetik terdiri dari medan-medan simultan
yang bervariasi secara periodik terhadap posisi dan
waktu, terdiri dari medan listrik dan medan magnet
seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.1. Arah medan
listrik dan medan magnetik saling tegak lurus dan
keduanya tegak lurus terhadap arah rambat gelombang
(transversal). Perubahan medan listrik dan medan magnetik
terjadi pada saat yang bersamaan, sehingga kedua medan
memiliki harga maksimum dan minimum pada saat yang sama
dan pada tempat yang sama.
Gambar 4.1. Diagram yang menunjukkan hubungan antara medanlistrik dan medan magnet untuk bidang cahaya terpolarisasi
Kecepatan rambat (c ) adalah perkalian dari panjang
gelombang (λ) dengan frekuensi (υ), jumlah gelombang
persatuan waktu, atau
c=λυ
c memiliki nilai 3,00 x 108 m/s pada ruang hampa.
Spektrum elektromagnetik meliputi luas panjang gelombang
dengan rentang dari 10-10m, untuk daerah sinar x, hingga
105 m, untuk daerah frekuensi gelombang radio lemah.
Cahaya tampak dengan panjang gelombang dari 300 nm (ungu)
hingga 800 nm (merah) merupakan bagian kecil dari
spektrum elektromagnetik.
B. Refraksi
Interaksi antara medan listrik dan materi dapat
dijelaskan dalam syarat-syarat dari polarisasi. Momen
dipol terimbas dalam materi oleh medan listrik dalam
perambatan gelombang. Hasil dari polarisasi pada level
mikroskopik disebut refraksi (pembelokan cahaya). Radiasi
elektromagnetik melintasi media polarisasi dari kecepatan
dalam ruang hampa, c, menuju kecepatan yang lebih rendah
dalam material, vm. indeks refraksi (η) didefinisikan
η=cvm
Frekuensi dari perambatannya konstan dan tidak berubah
antara ruang hampa dan mediumnya, sehingga, dari
persamaan 4.1 dan 4.2,
η= cvm
=υλ0υλ
=λ0
λ
Dengan λ0 merupakan panjang gelombang dalam ruang hampa,
dan λ merupakan panjang gelombang dalam medium. Indeks
refraksi untuk cahaya tamapak biasanya lebih besar dari
satu. Untuk polimer, η biasanya mencapai 1,5. Nilai yang
lebih kecil dari satu dapat ditemukan pada sinar x dan
neutron.
Gambar 4.2. hubungan antara sudut datang dan sudut bias sebagaicontoh dari Hukum Snellius.
Nilai η dapat dihitung menggunakan Hukum Snellius,
η=sinθIsinθr
Dimana θI merupakan sudut datang dan θr, merupakan sudut
refraksi (gambar 4.2). Indeks refraksi berhubungan dengan
polarisasi per satuan volume, P, dengan menggunakan
persamaan Lorentz
η2−1η2+2
=(43 )πPdengan P = Nα= polarisasi persatuan volume
α= m/E = polarisasi molekuler
dan
N = jumlah molekul persatuan volume
C. Hamburan (scattering)
Hamburan dan polarisasi cahaya timbul dari fluktuasi dari
indeks refraksi yang berhubungan dengan elektron terluar.
Hamburan sinar-X tergantung pada fluktuasi kerapatan
elektron di mana semua elektron memiliki kontribusi yang
sama. Dengan demikian, ada efek polarisasi dalam hamburan
cahaya tetapi tidak dalam hamburan sinar x. Hamburan
neutron, sebaliknya, adalah terkait dengan fluktuasi
neutron hamburan panjang gelombang biasanya terkait
dengan fluktuasi korelasi dari berbagai jenis isotropik.
Medan listrik E yang timbul pada sebuah atom memenuhi
persamaan
E=E0cosωt
Dimana E0 adalah amplitudo dari medan insiden, dan ωadalah frekuensi sudut. Jika polarisabilitas atom dalam
medan gaya isotropik diberikan oleh α, momen dipol, m,
akan diinduksi
m=αE=E0αcosωt
Persamaan ini mengasumsikan bahwa frekuensi dari radiasi
sangat kecil dibandingkan dengan frekuensi resonansi
sehingga dipol bergetar dalam fasa dengan medan. Menurut
teori elektromagnetik, osilasi dari dipol akan timbul
sebagai sumber radiasi sekunder dari amplitudo
Dimana c adalah kecepatan cahaya, dan r adalah jarak
pengamat dari penghambur. Sudut ψ merupakan sudut antara
momen dipol dan bidang polarisasi yang dilihat oleh
pengamat. Dengan menggabungkan kedua persamaan di atas,
diperoleh
untuk amplitude dari medan listrik pada pusat hamburan,
dan
dimana ϕ merupakan sudut fase dengan
Untuk kasus hamburan Thomson
Dimana q merupakan pembawa muatan elektron dan m0 adalah
massa elektron. Harus diketahui bahwa hamburan Thomson
tidak bergantung pada frekuensi dan polarisasi sementara
hamburan Reyleigh bergantung pada frekuensi dan
polarisasi. Kemampuan hamburan sinar X hanya bergantung
pada jumlah elektron dari sebuah atom. Hamburan neutron
bergantung pada sifat-sifat nuklir. Karena itu, hidrogen
merupakan penghambur neutron yang kuat, meskipun ia juga
merupakan penghambur elektron yang lemah. Kedua kasus
tersebut dapat diubah dari bentuk trigonometri menjadi
bentuk eksponensial kompleks
Kuat medan total dapat dituliskan sebagai berikut
Pernyataan tersebut merupakan persamaan dasar dari teori
hamburan.
D. Difraksi
Difraksi adalah kasus khusus dari hamburan yang muncul
ketika jaraknya tetap atau teratur. Jarak antara atom-
atom dalam kristal berada dalam orde amstroms (10-10 m).
persamaan vektor gelombang Bragg menggambarkan fenomena
difraksi dan dapat diperoleh menggunakan pendekatan kisi
resiprok.
Kisi Resiprok
Sel satuan kristal dibangun oleh vektor-vektor basis a1,
a2, dan a3. Sebaliknya dapat didefinisikan kisi balik
(resiprocal lattice) yang dibangun oleh vektor-vektor
basis b1, b2, dan b3 yang diberikan oleh
Dengan [a1a2a3] merupakan triple product
Gambar 4.11. sel satuan kristal yang dibangun oleh vektor-vektor basis
Ingat kembali A•B =AB cos θAB untuk perkalian skalar
(gambar 4.12)
AxB = AB sin θABk untuk perkalian vektor
Gambar 4.12. Diagram yang menunjukkanhubungan angular antara vektor A dan B
k adalah vektor satuan tegak lurus terhadap A dan B.vektor kisi resiprok,H, didefinisikan oleh
h1, h2, dan h3 merupakan integer yang disebut indeks Miller
(biasanya ditandai dengan h,k,l)
selesaikan perkalian produk a1 • H
Ingat bentuk
Sama halnya dengan
Karena (a3 x a1) tegak lurus terhadap a1, perkalian dotnya
dengan a1 sama dengan nol.
dan secara umum
dimana
Dengan demikian
Sama halnya dengan
Dan
Hal ini dapat dibandingkan dengan persamaan dari interferensi
konstruktif untuk kristal tiga dimensi
Jelas bahwa persamaan ini memiliki bentuk yang sama dan identik
jika
dan
Interpretasi Persamaan Bragg
Persamaan 4.70 merupakan persamaan vektor Bragg yang
menyatakan hubungan antara H, sebuah vektor karakteristik
sebuah bidang kristal dan s, sebuah vektor dari geometri
hamburan untuk terjadinya interferensi konstruktif.
Sebagai persamaan vektor, harus memenuhi 2 kondisi
Arah dari H dan s harus sama
Besar keduanya harus sama
Kondisi pertama mendefinisikan orientasi dari kristal
untuk syarat terjadinya difraksi. Kondisi kedua mengacu
pada persmaan skalar Bragg ;
dimana
n= orde difraksi
d= jarak antar bidang kristal
θB= Sudut Bragg (θ/2)jarak antar bidang kristal diberikan oleh persamaan
E. Penyerapan (absorption)
Dari sudut pandang mekanika kuantum, syarat absorbsi
adalah bahwa energi foton harus sama dengan selisih
antara energi dari dua keadaan sistem,
ħυ=E2−E1
dengan ħ merupakan konstanta Planck, E1 dan E2 merupakan
energi dari keadaan yang lebih rendah dan yang lebih
tinggi dan υ merupakan frekuensi foton.
Koefiesien pemadaman, ε, dari sebuah material dengan
ketebalan, 1, didefinisikan sebagai
ε=(1l )ln(I0
It )Dimana It adalah intensitas transmisi dan I0 adalah
intensitas sinar datang.
F. Fluorescence
Fluoresensi adalah terpancarnya sinar oleh suatu zat yang
telah menyerap sinar atau radiasi elektromagnet lain.
Radiasi yang diserap dapat kembali dipancarkan pada
frekuensi yang berbeda karena bagian dari energi dari
sinar datang ditransfer ke keadaan molekul atau elektron
lain dan keseimbangan dapat dipancarkan sebagai sebuah
foton frekuensi yang lebih rendah. Perubahan energi untuk
foton diberikan oleh
ħ (va−vc )=∆E
dengan va merupakan frekuensi getaran dan vc adalah
frekuensi yang diemisikan. Jika radiasi yang diserap
terpolarisasi dalam arah vektor satuan P dan radiasi yang
diemisikan terlihat dengan sebuah analisis radiasi
transmisi terpolarisasi sepanjang vektor satuan A, maka
intesitas dari cahaya yang diemisikan adalah
di mana Ma adalah vektor satuan sepanjang arah transisi
penyerapan, Me vektor satuan sepanjang arah momen transisi
emisi (Gambar 4.15) dan K adalah konstanta
kesebandingannya.
Gambar 4.15. ilustrasi hubungan antara vektor-vektor pada fluorescence dan hamburanRaman
G. Refraksi Ganda (birefringence)
Teknik refraksi ganda mampu untuk mengukur tekanan dalam
material. Hukum Brewster menyatakan bahwa refraksi ganda
dari sebuah material sebanding dengan tekanan yang
diterapkan pada material tersebut. Konstanta
kesebandingannya dihitung dari Hukum Brewster yang
memenuhi syarat stress-optical coefficient (SOC) atau koefisien
tekanan optik dan diberikan oleh persamaan
Persamaan ini memprediksi bahwa refraksi ganda secara
langsung sebanding dengan tekanan yang diterapkan,
sebaliknya berbanding terbalik dengan temperatur.
H. Hamburan dari Media tidak Homogen
Pernyataan dasar dari hamburan adalah
Struktur dari sistem hamburan menentukan besarnya F.
Intensitas hamburan diperoleh dengan mengambil produk
dari kuat medan dan konjugat kompleks yang diberikan oleh
persamaan
dimana tanda bintang merepresentasikan konjugat kompleks.
I. Hamburan Cahaya Quasi-elastic
Hamburan cahaya quasielastic (QLS), merupakan metode
optik yang cocok untuk menentukan koefisien difusi
molekul serta mobilitas dalam emulsi polimer massal .
Misalnya, ada peningkatan dalam lebar spektrum frekuensi
pada pemanasan suhu melalui kaca sebagai peningkatan
mobilitas. Dalam kasus yang menguntungkan , gerak
translasi dan rotasi dapat dibedakan dengan mengamati
perilaku polarisasi.
Teknik kuasi - elastis juga dapat diterapkan untuk jenis
hamburan lain. Misalnya, seperti yang difasilitasi oleh
teknik spin gema , metode ini dapat dapat diterapkan
untuk hamburan neutron untuk melihat mobilitas daerah
kecil pada panjang gelombang cahaya yang lebih besar .
J. Variasi Hamburan dengan Medan Listrik
Perubahan hamburan cahaya polimer konvensional dengan
medan listrik dan medan magnet kecil. Namun, efek yang
jauh lebih besar dapat diperoleh dengan sistem kristal
cair yang memiliki orientasi yang sama. Sebuah cara
menggabungkan sifat mekanik yang diinginkan dari polimer
dengan waktu respon yang cepat dari kristal cair dengan
berat molekul rendah adalah melalui penggunaan polimer
kristal cair terdispersi. Ini terdiri dari tetesan atau
domain kristal cair berat molekul rendah atau matriks
polimer . Dengan tidak adanya medan, hal ini mungkin
menjadi hamburan besar sebagai konsekuensi dari kedua
fluktuasi orientasi dalam kristal cair serta indeks
mismatch antara kristal cair dan matriks. Dengan desain
yang tepat , kedua sumber hamburan dapat dikurangi
setelah menerapkan medan , yang menghasilkan orientasi
molekul .
K. Optik Non – Linear
Sifat optik nonlinier (ONL) didefinisikan sebagai gejala
yang disebabkan oleh pengaruh medan optik yang kuat
terhadap suatu bahan. Seperti dijelaskan oleh persamaan
sebelumnya, misalnya , medan listrik yang diukur dengan
polarisabilitas ( P ) diinduksi dalam sebuah atom yang
berhubungan linier dengan amplitudo medan listrik ( E )
oleh konstanta kesebandingan polarisabilitas α .
Munculnya laser intensitas tinggi yang memberikan radiasi
dengan intensitas tinggi menyebabkan medan listrik yang
tinggi telah meningkatkan berbagai respon dalam sebuah
atom di luar jangkauan linear. Alasan untuk perkalian
frekuensi dengan optik non - linear dapat dilihat dari
kenyataan bahwa amplitudo dari cahaya yang tersebar
diberikan
L. Bahan Piezo –Electric
Bahan piezoelektrik adalah suatu bahan yang apabila
diberi stress(tekanan) mekanik akan menghasilkan medan
listrik sebaliknya apabila medan listrik diterapkan pada
bahan piezoelektrik akan terjadi deformasi mekanik
(perubahan dimensi bahan). Sifat yang reversibel ini
membuat material piezoelektrik dapat berfungsi sebagai
transduser.
piezo - electric modulasi berguna untuk perangkat seperti
polarimeter dan spektrometer dimana seseorang ingin
mempelajari fenomena optik sebagai fungsi dari polarisasi
. Polimer Piezo - electric sering berbentuk poli
( fluoride vinilidena ) di mana sel satuan memiliki momen
dipol residual .
M. Efek Kerr
Kita telah melihat bahwa molekul dapat berorientasi dalam
medan listrik . Jika molekul ini anisotropik , orientasi
tersebut menghasilkan refraksi ganda. Hal ini merupakan
efek Kerr . Orientasi dapat terjadi karena molekul
memiliki momen dipol permanen , atau mungkin timbul
karena suatu anisotropik yang diinduksi oleh momen dipol
dengan molekul yang memiliki polarizabilitas
anisotropik .
Gambar 4.18. sketsa dari sel Kerr yang mengilustrasikan aplikasi dari saklarpemecah cahaya
Sebuah sel Kerr dapat digunakan untuk beralih atau
memodulasi sinar dengan menempatkannya di antara kutub-
kutub berseberangan ( Gambar 4.18 ) . Efek ini ditemukan
digunakan dalam perangkat listrik optik. Efek Kerr bisa
sangat besar dengan sistem kristal cair di mana orientasi
bersama dapat terjadi . Hal ini ditemukan pada
penggunaannya dalam perangkat layar . Namun yang biasa
digunakan adalah polimer dengan bentuk kristal cair.