Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah
-
Upload
kawainternusa -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah
Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah
1
Pembangunan nasional selama ini diakui belum sepenuhnya
mampu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat
di daerah secar a merata. Telah terjadi ketimpangan pembangunan
antar wilayah terutama terjadi antara Jawa–luar Jawa, antara
Kawasan Barat Indonesia (KBI)–Kawasan Timur Indonesia (KTI),
serta antar kota-kota dan antara kota–desa. Ketimpangan ini
mengakibatkan sebagian daerah masyarakatnya kurang tersentuh
oleh program–program pembangunan secara menyeluruh sehingga
akses terhadap pusat pelayanan sosial, pusat kegiatan sosial
ekonomi dan politik menjadi terbatas. Ketimpangan wilayah yang
terjadi selama ini merupakan ketimpangan yang disebabkan oleh
ketidakmerataan pembangunan antar wilayah administratif
pemerintahan kecamatan, desa, wilayah yang dinilai strategis dilihat
dari aspek sosial, budaya, politik maupun dari aspek ekonomi.
Ketertinggalan pembangunan ini tentunya tidak terlepas dari
akibat belum berkembangnya pembangunan pada wilayah-wilayah
strategis dan cepat tumbuh. Karena secara konseptual peran wilayah
strategis dan cepat tumbuh diharapkan dapat mendorong atau
menghela perekonomian di wilayah-wilayah sekitarnya. Namun, pada
tataran pelaksanaannya pengembangan wilayah-wilayah strategis
dan cepat tumbuh dalam kerangka percepatan pemerataaan
pembangunan daerah di seluruh Indonesia, banyak ditemukan
berbagai kendala dan permasalahan yang mengakibatkan wilayah-
wilayah strategis dan cepat tumbuh belum berperan optimal. Wilayah
strategis dan cepat tumbuh yang merupakan pusat-pusat
pertumbuhan dan didukung rencana pengembangan pelabuhan
termasuk kegiatan bongkar muat barang jasa dan industri dan
kegiatan perikanan mengakibatkan dengan pertumbuhan wilayah ini
sangat pesat. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan
perkembangan kegiatan fisik dan non fisik yang tentunya akan
menimbulkan berbagai dampak baik positif maupun negatif bagi
wilayah. Perkembangan kegiatan ini akan mempengaruhi kebutuhan
terhadap perkembangan wilayah.
Dalam mempercepat proses industrialisasi pada wilayah
strategis dan cepat tumbuh, untuk menjawab tantangan dari dampak
negatif gerakan globalisasi dan liberalisasi ekonomi dunia, serta
mengantisipasi perkembangan di masa yang akan datang,
pembangunan industri nasional memerlukan arahan dan kebijakan
yang jelas. Kebijakan yang mampun menjawab pertanyaan, arah dan
bangun industri Indonesia dalam jangka menengah, maupun jangka
panjang. Berawal dari suatu pendekatan, prinsip pelaksanaan
pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh, hanya
PENDAHULUAN
Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah
2
bermuara pada dua pendekatan yaitu pendekatan sektoral dan
kewilayahan, yang diterjemahkan ke dalam berbagai bentuk
kebijakan dan program seperti : pengembangan kawasan berikat,
kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas, Kawasan Ekonomi
Khusus Indonesia (KEKI); dan peterjemahan pendekatan
pembangunan wilayah cepat tumbuh seperti : KSP, Kawasan
Andalan atau KAPET (Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu),
Kawasan Agropolitan, KIMBUN, KUNAK, Sentra Industri skala UKM,
dan masih banyak lagi yang sejenis.
Penetapan kawasan strategis dan cepat tumbuh Provinsi
Kalimantan Tengah sebagai kawasan terpadu yang siap menerima
pembangunan menjadi hal yang layak untuk dikembangkan sebagai
motor penggerak bagi pembangunan wilayah yang lebih luas. Untuk
itu, kebijaksanaan tata ruang yang melandasinya selain dari aspek
normatif, yaitu elaborasi dari materi RTRWN, RTRWP dan RTRWK,
juga didasari oleh profil investasi sebagai aspek pasar (market) yang
menjadi motor penggeraknya secara ekonomi. Kawasan strategis
dan cepat tumbuh ini akan bertindak sebagai pusat pertumbuhan di
dalam wilayah Provinsi Kalimantan Tengah sekaligus berinteraksi
dengan pusat-pusat di luar wilayah Provinsi Kalimantan Tengah
secara lebih luas. Pengembangan Kawasan strategis dan cepat
tumbuh tersebut didasarkan pada potensi sumberdaya alam dan
peluang pengembangan kawasan, sebagai salah satu sektor yang
menjadi tumpuan perekonomian.
1. Ruang Lingkup Penyusunan Standarisasi Input Data Geodatabase
Kabupaten Kutai Kartanegara
Ruang lingkup wilayah dalam kegiatan penyusunan Dokumen
Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah memiliki 2 (dua) ruang
lingkup, yaitu ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup kegiatan.
Ruang lingkup wilayah merupakan gambaran batasan wilayah
kegiatan yang menjadi lokasi kegiatan. Lokasi kegiatan yang masuk kedalam
wilayah perencanaan yaitu Provinsi Kalimantan Tengah yang terdiri dari 14
(empat belas) kabupaten, yaitu; (1) Kotawaringin Barat; (2) Kotawaringin
Timur; (3) Kabupaten Kapuas; (4) Kabupaten Barito Selatan; (5) Kabupaten
Barito Utara; (6) Kabupaten Sukamara, (7) Kabupaten Lamandau, (8)
Kabupaten Seruyan, (9) Kabupaten Katingan, (10) Kabupaten Pulang Pisau,
(11) Kabupaten Gunung Mas, (12) Kabupaten Barito Timur, (13) Kabupaten
Murung Raya, (14) Kabupaten Palangkaraya.
Ruang lingkup kegiatan merupakan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan dalam kegiatan penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh
Provinsi Kalimantan Tengah. Adapun kegiatan yang akan dilakukan meliputi;
(1) Survei dan pengumpulan data sekunder dan primer; (2) Analisis; (3)
Rencana;
Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah
3
2. Metodologi
Metode dalam kegiatan Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat
Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah ini melalui beberapa tahapan, antara
lain; (1) tahap persiapan; (2) tahap survey dan kompilasi data; (3) tahap
analisa; (4) tahan rencana.
Gambar 3. Pendekatan Metodologi Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat
Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah
Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah
4
1. Kondisi Fisik Dasar Provinsi Kalimantan Tengah
Kondisi fisik wilayah Provinsi Kalimantan Tengah terdiri atas
daerah pesisir pantai serta rawa yang mendominasi wilayah bagian selatan
sepanjang ± 750 km pantai laut Jawa, yang membentang dengan arah timur
ke barat dengan ketinggian antara 0 – 50 meter di atas permukaan laut
(dpl) dan tingkat kemiringan antara 0% – 8%. Sementara itu, wilayah
daratan dan perbukitan berada pada bagian tengah dan kawasan
pegunungan yang berada di bagian utara dan barat daya dengan ketinggian
50 – 100 dpl serta tingkat kemiringan rata-rata sebesar 25%.
Tabel 1. Penyebaran dan Luas Wilayah Daratan Provinsi Kalimantan
Tengah
KELAS
KETINGGIAN
(M DPL)
LUAS KELAS KETINGGIAN (M DPL)
(HA) PROPORSI (%)
0 –7 2.109.761 13,71 0 –7
7 – 25 2.269.717 14,75 7 – 25
Tabel 2. Kemiringan Wilayah Daratan Provinsi Kalimantan Tengah
No Kelas Lereng Luas
(%) (Ha) (%)
1 0 – 2 4.955.715 32,21
2 2 – 15 4.449.227 28,92
3 15 – 40 4.422.637 28,75
4 >40 1.556.672 10,12
Total 15.384.251 100,00
a. Fisografi
Provinsi Kalimantan Tengah terdiri atas 6 wilayah yang didominasi
oleh daratan perbukitan pedalaman rendah
Tabel 3. Wilayah Fisiografi Provinsi Kalimantan Tengah
No Wilayah Luas (km2)
1. Daratan rendah pesisir 36.870
2. Undak-undak pedalaman 37.310
3. Dataran dan perbukitan pedalaman 57.363
4. Pegunungan Schwaner 9.000
5. Pegunungan Muller 11.000
6. Pegunungan Meratus 2.300
Total 153.843
b. Jenis Tanah
Tabel 4. Jenis Tanah Provinsi Kalimantan Tengah
No Jenis Tanah Luas
(Ha) (%)
1 Podsolik Merah Kuning 6.033.693 39,22
2 Orgnosal 2.534.766 16,48
3 Laterit 2.118.460 13,77
4 Regosol 1.484.845 9,65
5 Alluvial 1.456.343 9,47
6 Podsol 1.072.992 6,97
7 Lithosol dan 413.793 2,69
8 Latosol 269.360 1,75
Total 15.384.251 100,00
GAMBARAN UMUM
Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah
5
c. Iklim
Tabel 5. Kondisi Curah Hujan Tahunan di Provinsi Kalimantan Tengah
T
a
h
u
n
STASIUN
PANGKAL
AN BUN SAMPIT BUNTOK
MUARA
TEWEH
PALANGK
A RAYA
2006 208,9 217,9 232,0 259,3 136,0
2007 262,1 317,8 229,8 294,5 301,1
2008 262,0 272,3 194,4 198,8 232,9
2009 194,0 215,2 232,3 253,1 230,9
2010 329,0 332,9 279,1 341,7 375,7
d. Kependudukan
Berdasar pada hasil sensus penduduk 2010, jumlah penduduk yang
terdapat di wilayah provinsi ini sebesar 2.212.089 jiwa. Jumlah penduduk
ini mengalami peningkatan yang relatif konstan setiap tahunnya
Gambar 2. Rasio Jenis Kelamin Provinsi Kalimantan Tengah
2. Kondisi Fasilitas
a. Fasilitas Pendidikan
Tabel 6. Persebaran Fasilitas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah
KABUPATEN/KOTA TK SD SMP SMU SMK
Kotawaringin Barat 80 178 49 13 7
Kotawaringin Timur 108 309 66 18 14
Kapuas 120 378 53 17 8
Barito Selatan 70 163 28 16 2
Barito Utara 70 164 32 12 4
Sukamara 18 47 9 4 2
Lamandau 47 92 24 10 2
Seruyan 30 137 27 9 2
Katingan 83 191 42 18 6
Pulang Pisau 71 171 27 12 3
Gunung Mas 38 159 28 7 2
Barito Timur 84 138 19 7 4
Murung Raya 30 160 25 10 1
Palangkaraya 86 102 32 21 11
PROV. KALIMANTAN TENGAH 935 2.387 461 174 70
b. Fasilitas Kesehatan Tabel 7. Persebaran Fasilitas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
N
O
KABUPATEN/K
OTA
RUMAH
SAKIT
UMUM
KAPASITA
S TMPT
TIDUR
PUSKESM
AS
PUSKESM
AS
PEMBANT
U
RUMAH BERSA
LIN
1 Kotawaringin
Barat 1 155 15 72 6
2 Kotawaringin
Timur 1 193 20 116 -
3 Kapuas 1 145 23 123 4 4 Barito Selatan 1 87 10 60 -
Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah
6
N
O
KABUPATEN/K
OTA
RUMAH
SAKIT
UMUM
KAPASITA
S TMPT
TIDUR
PUSKESM
AS
PUSKESM
AS
PEMBANT
U
RUMAH BERSA
LIN
5 Barito Utara 1 70 15 76 2 6 Sukamara 1 29 5 27 - 7 Lamandau 1 52 9 59 - 8 Seruyan 2 60 10 56 - 9 Katingan 1 102 15 103 - 10 Pulang Pisau 1 76 11 65 - 11 Gunung Mas 1 20 14 45 - 12 Barito Timur 1 40 11 64 - 13 Murung Raya 1 55 12 72 5 14 Palangkaraya 4 382 9 46 17 PROV. KALIMANTAN
TENGAH 18 1.466 179 984 34
c. Fasilitas Peribadatan
Tabel 8. Persebaran Fasilitas Peribadatan Provinsi Kalimantan Tengah
KABUPATEN
/KOTA MASJID
LANGGAR/
MUSHALA
GEREJA
PROTES
TAN
GEREJA
KATOLIK PURA VIHARA
Kotawaringin
Barat 176 237 160 11 4
2
Kotawaringin
Timur 242 370 134 31 39
4
Kapuas 309 622 238 9 126 -
Barito
Selatan 92 166 - 33 26
-
Barito Utara 103 133 59 24 70 1
Sukamara 45 54 35 2 2 1
Lamandau 41 64 103 37 11 -
KABUPATEN
/KOTA MASJID
LANGGAR/
MUSHALA
GEREJA
PROTES
TAN
GEREJA
KATOLIK PURA VIHARA
Seruyan 95 104 13 - - -
Katingan 101 87 112 6 80 -
Pulang Pisau 127 239 99 14 36 1
Gunung Mas 24 11 279 13 44 -
Barito Timur 64 96 497 66 88 1
Murung
Raya 71 91 66 10 18
-
Palangkaraya 130 184 542 114 6 5
PROV.
KALIMANTA
N TENGAH
1.620 2.458 2.337 371 550
15
Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah
7
Kawasan cepat tumbuh merupakan wilayah yang mengalami
pertumbuhan lebih tinggi dari wilayah lainnya dengan parameter penentu
kawasan cepat tumbuh adalah:
1. Perbandingan jumlah penduduk di dalam suatu kawasan pada
kurun waktu tertentu dengan tahun terkahir yang sangat
dominan.
2. Kondisi strategis kawasan yang ditandai oleh perkembangan
ketersediaan fasilitas ekonomi terutama yang mampu
berfungsi sebagai pembangkit kegiatan lainnya.
3. Peningkatan ketersediaan sistem sarana dan prasarana.
4. Terjadinya peralihan fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi
kawasan permukiman secara dominan.
1. Perkembangan Penduduk
Suatu wilayah mengalami proses cepat tumbuh apabila
pertumbuhan penduduknya lebih dari 3.6% per tahunnya (Achmad
Nurmandi, 1999;5) sehingga perkembangan penduduk di Propinsi
Kalimantan Tengah yang ditunjukkan pada tabel dapat diketahui wilayah
yang termasuk dalam wilayah cepat tumbuh adalah sebagai berikut:
a. Kotawaringin Barat yang memiliki laju pertumbuhan penduduk
sebesar 4.24% dengan kepadatan penduduk sebesar 44
jiwa/km2.
b. Kotawaringin Timur yang memiliki laju pertumbuhan peduduk
sebesar 3.67% dengan kepadatan penduduk sebesar 22.3
jiwa/km2.
c. Kabupaten Gunung Mas yang memiliki laju pertumbuhan
peduduk sebesar 6,25% dengan kepadatan penduduk sebesar
1.072 jiwa/km2.
d. Kota Palangkaraya yang memiliki laju pertumbuhan peduduk
sebesar 3.8% dengan kepadatan penduduk sebesar 20
jiwa/km2.
e. Wilayah paling cepat tumbuh berdasarkan laju pertumbuhan
penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah ialah Kabupaten
Gunung Mas.
Tabel 9. Analisa Lokasi Kawasan Cepat Tumbuh Kalimantan Tengah
Tahun 2014
No. Kabupaten/
Kota % Pertum-buhan
Pinggiran wilayah
bagian
Akses jalan ke
provinsi lain
Akses ke
Palangkara
ya (Km)
0 1 2 3 4 5
1 Kota Waringin
Barat 4.24 Barat, Selatan - 449
2 Kota Waringin
Timur 3.67 Barat, Selatan - 227
3 Kapuas 0.7 Timur, Selatan Kalimantan
Selatan 142
4 Barito Selatan 1.56 Timur, Selatan - 183
5 Barito Utara 1.01 Timur, Utara Kalimantan Timur 326
6 Sukamara 3.19 Barat, Selatan - 686
7 Laman Dau 3.04 Barat, Utara Kalimantan Barat 559
8 Seruyan 3.6 Barat, Utara,
Selatan - 457
9 Katingan 3.24 Barat, Utara,
Selatan Kalimantan Barat 88
10 Pulang Pisau 1.96 Timur, Selatan Kalimantan
Selatan 98
11 Gunung Mas 6.25 Timur, Utara - 180
12 Barito Timur 0.29 Timur, Selatan Kalimantan
Selatan 276
13 Murung Raya 1.7 Timur, Utara - 411
14 Palangka Raya 3.8 Tengah - 0
Berdasarkan tabel, kawasan cepat tumbuh di Kalimantan Tengah
Analisa Kawasan Cepat Tumbuh
Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah
8
cenderung memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Bukan wilayah perbatasan provinsi atau berada dalam
kawasan tengah provinsi
b. Tidak dipengaruhi akses eksternal ke provinsi lain
c. Tidak dipengaruhi akses pada ibukota provinsi, kecuali pada
Kabupaten Gunung Mas dengan akses yang cenderung dekat
ke Ibukota Provinsi.
Sedangkan , perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan
perempuan di kabupaten/kota Kalimantan Tengah hampir seimbang. Dapat
diketahui bahwa proporsi penduduk laki-laki di kabupaten/kota lebih dari
50%. Ini menunjukkan adanya potensi tenaga kerja yang seimbang
menunurut jenis kelamin di Kalimantan Tengah.
Dilihat dari Persentase Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Usaha
(jiwa) Kalimantan Tengah dapat diketahui kawasan cepat tumbuh tidak
dipengaruhi ketersediaan lapangan kerja pada sektor urban. Kawasan cepat
tumbuh dipengaruhi oleh perkembangan sektor-sektor unggulan di masing-
masing kabupaten/kota baik berupa sektor nonurban (pertanian,
perkebunan, perikanan, dan lain-lain) maupun sektor urban (perdagangan,
jasa, komunikasi, dan lain-lain).
2. Kebijakan Pemanfaatan Ruang
Pengertian kawasan cepat tumbuh adalah kawasan strategis dan
potensial untuk tumbuh secara cepat, dan disebut dengan istilah kawasan
andalan. Berdasarkan lampiran dari Peraturan Pemerintah No.26 Tahun
2008 Tentang Rencana Tata Ruang Nasional bahwa pusat kegiatan nasional
Propinsi Kalimantan Tengah berada di Kota Palangkaraya, dengan pusat
kegiatan wilayah melaui pengembangan atau peningkatan fungsi di Kuala
Kapuas, Pangkalan Bun, Buntok, Muara Teweh dan Sampit. Hal ini dapat
diketahui wilayah yang termasuk kedalam kawasan andalan di Propinsi
Kalimantan Tengah adalah sebagai berikut:
a. Kawasan Sampit – Pangkalan Bun yang berada di antara Kota
Waringin Barat dan Kota Waringin Timur dengan sektor
pengembangan kawasan unggulan pada sektor pertanian,
kehutanan, perkebunan, perikanan, industri, dan pariwisata.
b. Kawasan Buntok yang berada di Kabupaten Barito Selatan
dengan sektor pengembangan kawasan unggulan pada sektor
pertanian, kehutanan, perkebunan dan pariwisata.
c. Kawasan Muara Teweh yang berada di Kabupaten Barito Utara
dengan sektor unggulan pengembangan kawasan pada sektor
pertanian, perkebunan, pertambangan, dan kehutanan.
d. Kawasan Kuala Kapuas yang berada di Kabupaten Kapuas
dengan sektor pengembangan kawasan unggulan pada sektor
pertanian, perkebunan, perikanan, dan kehutanan.
e. Kawasan andalan laut Kuala Pembuang yang berada di
Kabupaten Surayan dengan sektor pengembangan kawasan
unggulan pada sektor perikanan, pertambangan, dan
pariwisata.
Faktor yang mendorong seseorang tinggal di Kabupaten
Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Kabupaten Gunung Mas, dan Kota
Palangkaraya ialah arahan kebijakan pada wilayah tersebut. Pada dasarnya
pemanfaatan ruang suatu kawasan dipengaruhi oleh pelaku pembangunan,
yaitu pemerintah, masyarakat, maupun pihak swasta. Adanya kebijakan
kawasan andalan, kawasan starategis, dan rute kereta api berpotensi
mendorong Kabupaten Katingan dan Kabupaten Seruyan menjadi kawasan
cepat tumbuh.
3. ANALISA KETERSEDIAAN FASILITAS EKONOMI DAN SOSIAL
A. Ketersediaan Fasilitas Ekonomi 1) Kota Waringin Barat:
• Pelabuhan sungai yang mendukung aktivitas ekonomi di pasar
yang ada di Kota Waringin Barat.
a) Pelabuhan sungai pasar indrasari Pangkalan Bun (1.078
m2/2 unit);
b) Pelabuhan sungai pasar saik di Pangkalan Bun (sungai
arut/288m2);
c) Pelabuhan sungai Kumai (sungai kumai/251m2);
d) Pelabuhan sungai Kotawaringin Lama (sungai
lamandau/128m2).
Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah
9
• Sistem Transportasi Laut:
a) Pelabuhan yang ditetapkan sebagai pelabuhan
pengumpul terdiri atas: pelabuhan Kumai di kecamatan
Kumai, dengan alur pelayaran meliputi Kumai-Semarang,
Kumai-Surabaya; pelabuhan Pangkalan Bun di kec. Arut
Selatan dengan alur pelayaran meliputi Pangkalan Bun-
Pontianak, Pangkalan Bun-Semarang, Pangkalan Bun-
Surabaya, Pangkalan Bun-Banjarmasin.
b) Pelabuhan yang ditetapkan sebagai pelabuhan khusus/
multi purpose terdiri atas pelabuhan tanjung kalap berada
di bumiharjo kecamatan Kumai dengan alur pelayaran
meliputi: Kumai-Semarang, Kumai-Jakarta, Kumai-
Surabaya, Kumai-luar negeri, Kumai-Belawan;
c) Pelabuhan yang ditetapkan sebagai pelabuhan tempat
pendaratan ikan (TPI) adalah pelabuhan Kumai;
2) Kota Waringin Timur
• Terdapat pelabuhan yaitu Pelabuhan Sampit yang ditetapkan
sebagai pelabuhan utama.
• Pelabuhan khusus. Pelabuhan khusus yang terdapat di Kabupaten
Kotawaringin Timur merupakan pelabuhan khusus yang dibangun
oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan
dan pertambangan untuk kepentingan produksinya.
3) Kabupaten Barito Selatan
• Jalan strategis nasional yang berstatus jalan nasional merupakan
ruas Jalan yang menghubungkan Ampah – Buntok – Timpah
sepanjang 66,84 kilometer.
• Kabupaten Barito Selatan sudah memiliki Bandara Udara yakni
Bandara Sanggu yang terletak di Ibukota Kabupaten di Buntok.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 11
Tahun 2010, berdasarkan Penggunaan dan hierarki bandar udara
tatanan kebandarudaraan Nasional bahwa Bandar udara sanggu
Buntok, penggunaannya Domestik dan secara Hierarki berfungsi
sebagai bandara pengumpan.
4) Kabupaten Barito Utara
• Transportasi sungai di Kabupaten Barito Utara masih
memegang peranan cukup penting dalam peningkatan
ekonomi di wilayah ini mengingat sebagian wilayahnya masih
ada yang belum dapat dilalui lewat transportasi darat seperti
sebagian wilayah Kecamatan Lahei dan Montallat. Jaringan
sungai yang dimanfaatkan untuk transportasi meliputi Sungai
Barito, Sungai Montallat, Sungai Teweh dan Sungai Lahei.
• Terdapat satu Bandar Udara Beringin yang bedara di Kota
Muara Teweh.
5) Kabupaten Kapuas
• Terdapat pelabuhan pengumpul yaitu pela-buhan Danau Mare
di Kecamatan Selat.
• Pelabuhan Nasional Batanjung Kecamatan Kapuas Kuala
6) Kabupaten Seruyan
Terdapat pelabuhan Teluk Segintung di Kecamatan Seruyan Hilir
untuk bongkar muat barang.
B. Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Kota Keberadaan sarana dan prasarana di Propinsi Kalimantan Tengah
selama ini tidak jauh berbeda dengan kondisi sebelumnya. Sarana dan
prasarana kota di Propinsi Kalimantan Tengah selama ini mampu
difungsikan secara optimal, sedangkan fasilitas yang belum tersedia secara
bertahap diwujudkan sesuai dengan kemampuan sumberdaya yang dimiliki
oleh setiap daerah. Prasarana dan sarana kota di Propinsi Kalimantan
Tengah yang termasuk dalam analisa berikut ini antara lain prasarana
transportasi, penyediaan jaringan seperti air bersih, penyediaan linstrik,
pengelolaan sampah, pengelolaan air limbah dan penyaluran air hujan.
1. Analisa Sarana Kawasan Cepat Tumbuh
Analisis pusat pertumbuhan wilayah digunakan untuk menentukan
tingkat perkembangan wilayah per kluster berdasarkan ketersediaan sarana
wilayah seperti sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana ekonomi
(pasar, toko, bank, koperasi, dsb) dan prasarana wilayah (jalan,listrik, air
bersih,dsb). Semakin tinggi kelengkapan sarana dan prasarana wilayah yang
Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah
10
dimiliki maka hirarki wilayah tersebut akan tinggi. Metode skalogram yang
digunakan yaitu dengan menuliskan ada/tidaknya sarana prasarana
tersebut di kluster tanpa memperhatikan jumlahnya.
kawasan cepat tumbuh berdasarkan ketersediaan sarana ialah
Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Kapuas, Barito Utara, Sukamara,
Pulang Pisau, Barito Timur, Murung Raya, dan Palangkaraya.
Dapat diketahui bahwa kawasan cepat tumbuh berdasarkan
ketersediaan sarana ialah Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Kapuas,
Barito Utara, Sukamara, Pulang Pisau, Barito Timur, Murung Raya, dan
Palangkaraya
2. Analisa LQ, Growth, dan Share
Metode analisis LQ digunakan untuk menentukan komoditas
unggulan yang ada di pengembangankluster Provinsi Kalimantan Tengah
dengan melakukan perbandingan antara jumlah produksi relatif komoditi
basis pertanian tertentu pada tingkat kluster dengan total jumlah produksi
relatif komoditi tertentu pada tingkat kabupaten.
3. Analisis Growth & Share
Analisis growth share digunakan untuk mengetahui nilai produksi
pada komoditas di kluster pengembangan. Analisis Growth untuk melihat
tingkat pertumbuhan produktivitas dari tahun ke tahun. Analisis Share
membantu mengkarakteristikan struktur ekonomi di kawasan
pengembangan.
a. Sektor unggulan
Komoditas yang masuk dalam klasifikasi sektor unggulan
menunjukkan bahwa komoditas tersebut memiliki pertumbuhan
yang cukup tinggi (+) dan kontribusi yang diberikan cukup besar
(+). Sektor unggulan nantinya akan menjadi sektor basis suatu
wilayah. tidak ada komoditas yang masuk dalam sektor unggulan
b. Sektor potensial
Komoditas yang masuk dalam sektor potensial menunjukkan
bahwa komoditas tersebut memiliki tingkat pertumbuhan yang
rendah (-) tetapi kontribusi yang diberikan cukup besar (+). Sektor
potensial ini nantinya mampu dijadikan sebagai sektor basis dalam
jangka panjang.
c. Sektor dominan
Komoditas yang masuk dalam sektor dominan menunjukkan
bahwa komoditas tersebut memiliki tingkat pertumbuhan yang
cukup tinggi (+) akan tetapi memiliki kontribusi yang kecil (-).
Sektor dominan dapat dikembangkan menjadi sektor basis dengan
adanya perlakuan-perlakuan khusus.
d. Sektor statis
Komoditas yang masuk dalam sektor statis menunjukkan bahwa
komoditas tersebut memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah (-)
dan memiliki kontribusi yang kecil(-).
Berdasarkan komparasi hasil analisis LQ dan growth share, akan
didapatkan komoditas unggulan. Penentuan komoditas unggulan juga
mempertimbangkan komoditas potensial pada hasil analisis growth share
dengan asumsi bahwa komoditas potensial mampu dijadikan komoditas
unggulan dalam waktu yang panjang. Adapun kriterianya yaitu :
a. Dukungan pemerintah
Komoditas potensial dijadikan komoditas unggulan jika sesuai
dengan kebijakan pemerintah tentang pengembangan komoditas
b. Harga jual
Komoditas potensial dijadikan komoditas unggulan jika harga jual
hasil produksi komoditas tinggi
c. Ketahanan produk
Komoditas potensial dijadikan komoditas unggulan jika dapat
bersaing dengan produk/komoditas sejenis dari wilayah lain dan
bertahan di pasar
d. Keterhubungan sektor lain
Komoditas potensial dijadikan komoditas unggulan jika dapat
menggerakkan atau mengembangkan sektor lain.
Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah
11
1. Konsep Pengembangan Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi
Kalimantan Tengah
A. Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan Konsep pengembangan Kawasan agropolitan Provinsi Kalimantan Tengah adalah
sebagai berikut :
1. Pemberdayaan masyarakat pelaku agribisnis didalamnya termasuk peningkatan
kualitas pengusaha (petani dan aparatur), sehingga mampu memanfaatkan potensi
atau peluang ekonomi yang ada di perdesaan.
2. meningkatkan agribisnis komoditi unggulan lokalita, yang saling mendukung dan
menguatkan termasuk usaha industri kecil, pengolahan hasil, jasa pemasaran dan
agrowisata dengan mengoptimalkan manfaat sumer daya alam secara efisien dan
ekonomis.
3. menjalin tersedianya sarana produksi dan permodalan pertanian dengan enam
tepat yaitu jumlah, kualitas, jenis, waktu, harga dan lokasi.
4. Pengembangan kelembagaan petani sebagai sentra pembelajaran dan
pengembangan agribisnis.
5. Pengembangan kelembagaan sistem agribisnis (penyedian agroinput, pengolahan
hasil, pemasaran dan penyedia jasa).
6. Pengembangan kelembagaan penyuluhan pertanian menjadi balai penyuluhan
pengembangan terpadu.
7. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan agribisnis dan industri secara lokalita.
8. Peningkatan perdagangan / pemasaran termasuk pengembangan terminal /
subterminal agribisnis dan pusat lelang hasil pertanian.
9. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana umum yang
bersifat strategis.
10. Pengembangan pendidikan pertanian untuk generasi muda.
11. Pengembangan percobaan / pengkajian teknologi tepat guna yang sesuai lokalita.
Gambar 3. Kosep Pengembangan Kawasan Agropolitan
B. Konsep Pengembangan Kawasan Perikanan
Kawasan Perikanan adalah kawasan yang membentuk kota perikanan, yang
memudahkan masyarakat untuk bisa membudidayakan ikan darat, dengan kemudahan
memperoleh benih melalui unit perbenihan rakyat, pengolahan ikan, pasar ikan dan mudah
mendapatkan pakan ikan, yang dikelola oleh salah satu kelompok yang dipercaya oleh
pemerintah.
Provinsi Kalimantan Tengah ini memiliki potensi yang besar dalam sector perikanan
seperti 26.68 ha kolam, 0,86 ha karamba dengan dan 1.351 ha perairan umum. dan terdiri
jenis ikan seperti lele, tawes, nila, mujahir, gurami, jambal patin, gabus dan belut.
Kawasan Perikanan di Provinsi Kalimantan Tengah akan terkonsentrasi di wilayah
Waduk Pondok yaitu di Kecamatan Beringin dengan rencana penyediaan infrastruktur yang
memadai baik lembaga penyuluhan, lembaga pengkajian, seperti LIPPI, infrastruktur yang
mendukung seperti jalan dan kelembagaan kelompok pembudidaya perikanan, lembaga
perbankan dan koperasi perikanan serta pasar ikan.
2. Rencana Pengembangan Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi
Kalimatan Tengah
A. Rencana Pengembangan Kawasan Agropolitan Rencana pengembangan kawasan Agropolitan ini dilakukan dengan beberapa
proses yaitu mencari kawasan yang berpotensi sebagai pertanian, perkebunan dan peternakan
selain itu juga mencari kawasan yang berpotensi dalam hal sektor industri seperti kerajinan,
jasa, wisata dan transportasi. Dari potensi yang ada dibuat linkage sistemnya. Sehingga akan
muncul perkembangan agroindustri dan agrowisata basis ekologi. Untuk itu telah ditetapkan di
Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten Kota Waringin Timur, Kabupaten
Konsep dan Arahan Pengembangan
Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah
12
Pulau Pisau, Kabupaten Sukmara. sebagai kawasan agropolitan, dengan pusat pengembangan
di Kabupaten Kota Waringin Timur. Pengembangan ekonomi tinggi di kawasan Provinsi
Kalimantan Tengah telah memicu tingginya aktivitas baik di dalam maupun di sekitar kawasan
pengembangan, sehingga perlu adanya dukungan dari aspek lainnya misalnya dari
transportasi.
B. Rencana Pengembangan Kawasan Perikanan Rencana pengembangan kawasan perikanan ini dilakukan dengan beberapa proses
yaitu mencari kawasan yang berpotensi sebagai budidaya ikan air tawar, perkebunan dan
peternakan selain itu juga mencari kawasan yang berpotensi dalam hal sektor industri seperti
kerajinan, jasa, wisata dan transportasi. Dari potensi yang ada dibuat linkage sistemnya.
Sehingga akan muncul perkembangan minapolitan basis ekologi. Untuk itu telah ditetapkan
Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulau Pisau.. Pengembangan
ekonomi tinggi di kawasan Kabupaten Barito Selatan tengah memicu tingginya aktivitas baik di
dalam maupun di sekitar kawasan pengembangan, sehingga perlu adanya dukungan dari aspek
lainnya misalnya dari transportasi.
Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Katingan, Kabupaten Kota waringin timur, Kabupaten Pulau Pisau, Kabupaten Sukamara.
Produk Unggulan
• Pertanian • Perkebunan • Peternakan • Industri
• Bernilai ekonomis tinggi • Bias diolah • Ada jaringan pemasaran • Ada lembaga keuangan yang mendukung • Mengembangkan sistem pertanian yang
progresif dan terpadu
Gambar 4. Rencana Pengembangan Kawasan Agropolitan Povinsi
Kalimantan Tengah
sortir Cold Storage
Fillet
Produk Olahan Ikan (Bakso,
Sosis, Nugget)
Abon Ikan
Kerupuk Ikan
Pengalengan Ikan
Pemindangan ikan
Menghasilkan limbah padat yang merupakan bahan untuk membuat
terasi dan tepung ikan
Menghasilkan limbah cair yang merupakan bahan untuk
membuat petis dan kecap.
Pasar
Ikan Datang
Industri Penunjang
Packing a. Industri Kardus b. Industri Plastik c. Industri Pembuatan Kaleng d. Industri Botol e. Industri Keranjang Bambu
Bahan Baku Penunjang Dalam industry pengolahan ikan, akan sangat bergantung pada ketersediaan bahan baku penunjang seperti bumbu-bumbu, saos dan tepung.
Fasilitas penunjang untuk tenaga kerja
a. Perumahan b. Peribadatan c. Fasilitas UMUM d. Fasilitas perdagangan
Gambar 5. Rencana Pengembangan Kawasan Perikanan Povinsi Kalimantan
Tengah