Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah

12
Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah 1 Pembangunan nasional selama ini diakui belum sepenuhnya mampu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat di daerah secar a merata. Telah terjadi ketimpangan pembangunan antar wilayah terutama terjadi antara Jawa–luar Jawa, antara Kawasan Barat Indonesia (KBI)–Kawasan Timur Indonesia (KTI), serta antar kota-kota dan antara kota–desa. Ketimpangan ini mengakibatkan sebagian daerah masyarakatnya kurang tersentuh oleh program–program pembangunan secara menyeluruh sehingga akses terhadap pusat pelayanan sosial, pusat kegiatan sosial ekonomi dan politik menjadi terbatas. Ketimpangan wilayah yang terjadi selama ini merupakan ketimpangan yang disebabkan oleh ketidakmerataan pembangunan antar wilayah administratif pemerintahan kecamatan, desa, wilayah yang dinilai strategis dilihat dari aspek sosial, budaya, politik maupun dari aspek ekonomi. Ketertinggalan pembangunan ini tentunya tidak terlepas dari akibat belum berkembangnya pembangunan pada wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh. Karena secara konseptual peran wilayah strategis dan cepat tumbuh diharapkan dapat mendorong atau menghela perekonomian di wilayah-wilayah sekitarnya. Namun, pada tataran pelaksanaannya pengembangan wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh dalam kerangka percepatan pemerataaan pembangunan daerah di seluruh Indonesia, banyak ditemukan berbagai kendala dan permasalahan yang mengakibatkan wilayah- wilayah strategis dan cepat tumbuh belum berperan optimal. Wilayah strategis dan cepat tumbuh yang merupakan pusat-pusat pertumbuhan dan didukung rencana pengembangan pelabuhan termasuk kegiatan bongkar muat barang jasa dan industri dan kegiatan perikanan mengakibatkan dengan pertumbuhan wilayah ini sangat pesat. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan perkembangan kegiatan fisik dan non fisik yang tentunya akan menimbulkan berbagai dampak baik positif maupun negatif bagi wilayah. Perkembangan kegiatan ini akan mempengaruhi kebutuhan terhadap perkembangan wilayah. Dalam mempercepat proses industrialisasi pada wilayah strategis dan cepat tumbuh, untuk menjawab tantangan dari dampak negatif gerakan globalisasi dan liberalisasi ekonomi dunia, serta mengantisipasi perkembangan di masa yang akan datang, pembangunan industri nasional memerlukan arahan dan kebijakan yang jelas. Kebijakan yang mampun menjawab pertanyaan, arah dan bangun industri Indonesia dalam jangka menengah, maupun jangka panjang. Berawal dari suatu pendekatan, prinsip pelaksanaan pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh, hanya PENDAHULUAN

Transcript of Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah

Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah

1

Pembangunan nasional selama ini diakui belum sepenuhnya

mampu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat

di daerah secar a merata. Telah terjadi ketimpangan pembangunan

antar wilayah terutama terjadi antara Jawa–luar Jawa, antara

Kawasan Barat Indonesia (KBI)–Kawasan Timur Indonesia (KTI),

serta antar kota-kota dan antara kota–desa. Ketimpangan ini

mengakibatkan sebagian daerah masyarakatnya kurang tersentuh

oleh program–program pembangunan secara menyeluruh sehingga

akses terhadap pusat pelayanan sosial, pusat kegiatan sosial

ekonomi dan politik menjadi terbatas. Ketimpangan wilayah yang

terjadi selama ini merupakan ketimpangan yang disebabkan oleh

ketidakmerataan pembangunan antar wilayah administratif

pemerintahan kecamatan, desa, wilayah yang dinilai strategis dilihat

dari aspek sosial, budaya, politik maupun dari aspek ekonomi.

Ketertinggalan pembangunan ini tentunya tidak terlepas dari

akibat belum berkembangnya pembangunan pada wilayah-wilayah

strategis dan cepat tumbuh. Karena secara konseptual peran wilayah

strategis dan cepat tumbuh diharapkan dapat mendorong atau

menghela perekonomian di wilayah-wilayah sekitarnya. Namun, pada

tataran pelaksanaannya pengembangan wilayah-wilayah strategis

dan cepat tumbuh dalam kerangka percepatan pemerataaan

pembangunan daerah di seluruh Indonesia, banyak ditemukan

berbagai kendala dan permasalahan yang mengakibatkan wilayah-

wilayah strategis dan cepat tumbuh belum berperan optimal. Wilayah

strategis dan cepat tumbuh yang merupakan pusat-pusat

pertumbuhan dan didukung rencana pengembangan pelabuhan

termasuk kegiatan bongkar muat barang jasa dan industri dan

kegiatan perikanan mengakibatkan dengan pertumbuhan wilayah ini

sangat pesat. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan

perkembangan kegiatan fisik dan non fisik yang tentunya akan

menimbulkan berbagai dampak baik positif maupun negatif bagi

wilayah. Perkembangan kegiatan ini akan mempengaruhi kebutuhan

terhadap perkembangan wilayah.

Dalam mempercepat proses industrialisasi pada wilayah

strategis dan cepat tumbuh, untuk menjawab tantangan dari dampak

negatif gerakan globalisasi dan liberalisasi ekonomi dunia, serta

mengantisipasi perkembangan di masa yang akan datang,

pembangunan industri nasional memerlukan arahan dan kebijakan

yang jelas. Kebijakan yang mampun menjawab pertanyaan, arah dan

bangun industri Indonesia dalam jangka menengah, maupun jangka

panjang. Berawal dari suatu pendekatan, prinsip pelaksanaan

pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh, hanya

PENDAHULUAN

Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah

2

bermuara pada dua pendekatan yaitu pendekatan sektoral dan

kewilayahan, yang diterjemahkan ke dalam berbagai bentuk

kebijakan dan program seperti : pengembangan kawasan berikat,

kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas, Kawasan Ekonomi

Khusus Indonesia (KEKI); dan peterjemahan pendekatan

pembangunan wilayah cepat tumbuh seperti : KSP, Kawasan

Andalan atau KAPET (Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu),

Kawasan Agropolitan, KIMBUN, KUNAK, Sentra Industri skala UKM,

dan masih banyak lagi yang sejenis.

Penetapan kawasan strategis dan cepat tumbuh Provinsi

Kalimantan Tengah sebagai kawasan terpadu yang siap menerima

pembangunan menjadi hal yang layak untuk dikembangkan sebagai

motor penggerak bagi pembangunan wilayah yang lebih luas. Untuk

itu, kebijaksanaan tata ruang yang melandasinya selain dari aspek

normatif, yaitu elaborasi dari materi RTRWN, RTRWP dan RTRWK,

juga didasari oleh profil investasi sebagai aspek pasar (market) yang

menjadi motor penggeraknya secara ekonomi. Kawasan strategis

dan cepat tumbuh ini akan bertindak sebagai pusat pertumbuhan di

dalam wilayah Provinsi Kalimantan Tengah sekaligus berinteraksi

dengan pusat-pusat di luar wilayah Provinsi Kalimantan Tengah

secara lebih luas. Pengembangan Kawasan strategis dan cepat

tumbuh tersebut didasarkan pada potensi sumberdaya alam dan

peluang pengembangan kawasan, sebagai salah satu sektor yang

menjadi tumpuan perekonomian.

1. Ruang Lingkup Penyusunan Standarisasi Input Data Geodatabase

Kabupaten Kutai Kartanegara

Ruang lingkup wilayah dalam kegiatan penyusunan Dokumen

Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah memiliki 2 (dua) ruang

lingkup, yaitu ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup kegiatan.

Ruang lingkup wilayah merupakan gambaran batasan wilayah

kegiatan yang menjadi lokasi kegiatan. Lokasi kegiatan yang masuk kedalam

wilayah perencanaan yaitu Provinsi Kalimantan Tengah yang terdiri dari 14

(empat belas) kabupaten, yaitu; (1) Kotawaringin Barat; (2) Kotawaringin

Timur; (3) Kabupaten Kapuas; (4) Kabupaten Barito Selatan; (5) Kabupaten

Barito Utara; (6) Kabupaten Sukamara, (7) Kabupaten Lamandau, (8)

Kabupaten Seruyan, (9) Kabupaten Katingan, (10) Kabupaten Pulang Pisau,

(11) Kabupaten Gunung Mas, (12) Kabupaten Barito Timur, (13) Kabupaten

Murung Raya, (14) Kabupaten Palangkaraya.

Ruang lingkup kegiatan merupakan kegiatan-kegiatan yang akan

dilakukan dalam kegiatan penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh

Provinsi Kalimantan Tengah. Adapun kegiatan yang akan dilakukan meliputi;

(1) Survei dan pengumpulan data sekunder dan primer; (2) Analisis; (3)

Rencana;

Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah

3

2. Metodologi

Metode dalam kegiatan Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat

Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah ini melalui beberapa tahapan, antara

lain; (1) tahap persiapan; (2) tahap survey dan kompilasi data; (3) tahap

analisa; (4) tahan rencana.

Gambar 3. Pendekatan Metodologi Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat

Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah

Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah

4

1. Kondisi Fisik Dasar Provinsi Kalimantan Tengah

Kondisi fisik wilayah Provinsi Kalimantan Tengah terdiri atas

daerah pesisir pantai serta rawa yang mendominasi wilayah bagian selatan

sepanjang ± 750 km pantai laut Jawa, yang membentang dengan arah timur

ke barat dengan ketinggian antara 0 – 50 meter di atas permukaan laut

(dpl) dan tingkat kemiringan antara 0% – 8%. Sementara itu, wilayah

daratan dan perbukitan berada pada bagian tengah dan kawasan

pegunungan yang berada di bagian utara dan barat daya dengan ketinggian

50 – 100 dpl serta tingkat kemiringan rata-rata sebesar 25%.

Tabel 1. Penyebaran dan Luas Wilayah Daratan Provinsi Kalimantan

Tengah

KELAS

KETINGGIAN

(M DPL)

LUAS KELAS KETINGGIAN (M DPL)

(HA) PROPORSI (%)

0 –7 2.109.761 13,71 0 –7

7 – 25 2.269.717 14,75 7 – 25

Tabel 2. Kemiringan Wilayah Daratan Provinsi Kalimantan Tengah

No Kelas Lereng Luas

(%) (Ha) (%)

1 0 – 2 4.955.715 32,21

2 2 – 15 4.449.227 28,92

3 15 – 40 4.422.637 28,75

4 >40 1.556.672 10,12

Total 15.384.251 100,00

a. Fisografi

Provinsi Kalimantan Tengah terdiri atas 6 wilayah yang didominasi

oleh daratan perbukitan pedalaman rendah

Tabel 3. Wilayah Fisiografi Provinsi Kalimantan Tengah

No Wilayah Luas (km2)

1. Daratan rendah pesisir 36.870

2. Undak-undak pedalaman 37.310

3. Dataran dan perbukitan pedalaman 57.363

4. Pegunungan Schwaner 9.000

5. Pegunungan Muller 11.000

6. Pegunungan Meratus 2.300

Total 153.843

b. Jenis Tanah

Tabel 4. Jenis Tanah Provinsi Kalimantan Tengah

No Jenis Tanah Luas

(Ha) (%)

1 Podsolik Merah Kuning 6.033.693 39,22

2 Orgnosal 2.534.766 16,48

3 Laterit 2.118.460 13,77

4 Regosol 1.484.845 9,65

5 Alluvial 1.456.343 9,47

6 Podsol 1.072.992 6,97

7 Lithosol dan 413.793 2,69

8 Latosol 269.360 1,75

Total 15.384.251 100,00

GAMBARAN UMUM

Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah

5

c. Iklim

Tabel 5. Kondisi Curah Hujan Tahunan di Provinsi Kalimantan Tengah

T

a

h

u

n

STASIUN

PANGKAL

AN BUN SAMPIT BUNTOK

MUARA

TEWEH

PALANGK

A RAYA

2006 208,9 217,9 232,0 259,3 136,0

2007 262,1 317,8 229,8 294,5 301,1

2008 262,0 272,3 194,4 198,8 232,9

2009 194,0 215,2 232,3 253,1 230,9

2010 329,0 332,9 279,1 341,7 375,7

d. Kependudukan

Berdasar pada hasil sensus penduduk 2010, jumlah penduduk yang

terdapat di wilayah provinsi ini sebesar 2.212.089 jiwa. Jumlah penduduk

ini mengalami peningkatan yang relatif konstan setiap tahunnya

Gambar 2. Rasio Jenis Kelamin Provinsi Kalimantan Tengah

2. Kondisi Fasilitas

a. Fasilitas Pendidikan

Tabel 6. Persebaran Fasilitas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah

KABUPATEN/KOTA TK SD SMP SMU SMK

Kotawaringin Barat 80 178 49 13 7

Kotawaringin Timur 108 309 66 18 14

Kapuas 120 378 53 17 8

Barito Selatan 70 163 28 16 2

Barito Utara 70 164 32 12 4

Sukamara 18 47 9 4 2

Lamandau 47 92 24 10 2

Seruyan 30 137 27 9 2

Katingan 83 191 42 18 6

Pulang Pisau 71 171 27 12 3

Gunung Mas 38 159 28 7 2

Barito Timur 84 138 19 7 4

Murung Raya 30 160 25 10 1

Palangkaraya 86 102 32 21 11

PROV. KALIMANTAN TENGAH 935 2.387 461 174 70

b. Fasilitas Kesehatan Tabel 7. Persebaran Fasilitas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah

N

O

KABUPATEN/K

OTA

RUMAH

SAKIT

UMUM

KAPASITA

S TMPT

TIDUR

PUSKESM

AS

PUSKESM

AS

PEMBANT

U

RUMAH BERSA

LIN

1 Kotawaringin

Barat 1 155 15 72 6

2 Kotawaringin

Timur 1 193 20 116 -

3 Kapuas 1 145 23 123 4 4 Barito Selatan 1 87 10 60 -

Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah

6

N

O

KABUPATEN/K

OTA

RUMAH

SAKIT

UMUM

KAPASITA

S TMPT

TIDUR

PUSKESM

AS

PUSKESM

AS

PEMBANT

U

RUMAH BERSA

LIN

5 Barito Utara 1 70 15 76 2 6 Sukamara 1 29 5 27 - 7 Lamandau 1 52 9 59 - 8 Seruyan 2 60 10 56 - 9 Katingan 1 102 15 103 - 10 Pulang Pisau 1 76 11 65 - 11 Gunung Mas 1 20 14 45 - 12 Barito Timur 1 40 11 64 - 13 Murung Raya 1 55 12 72 5 14 Palangkaraya 4 382 9 46 17 PROV. KALIMANTAN

TENGAH 18 1.466 179 984 34

c. Fasilitas Peribadatan

Tabel 8. Persebaran Fasilitas Peribadatan Provinsi Kalimantan Tengah

KABUPATEN

/KOTA MASJID

LANGGAR/

MUSHALA

GEREJA

PROTES

TAN

GEREJA

KATOLIK PURA VIHARA

Kotawaringin

Barat 176 237 160 11 4

2

Kotawaringin

Timur 242 370 134 31 39

4

Kapuas 309 622 238 9 126 -

Barito

Selatan 92 166 - 33 26

-

Barito Utara 103 133 59 24 70 1

Sukamara 45 54 35 2 2 1

Lamandau 41 64 103 37 11 -

KABUPATEN

/KOTA MASJID

LANGGAR/

MUSHALA

GEREJA

PROTES

TAN

GEREJA

KATOLIK PURA VIHARA

Seruyan 95 104 13 - - -

Katingan 101 87 112 6 80 -

Pulang Pisau 127 239 99 14 36 1

Gunung Mas 24 11 279 13 44 -

Barito Timur 64 96 497 66 88 1

Murung

Raya 71 91 66 10 18

-

Palangkaraya 130 184 542 114 6 5

PROV.

KALIMANTA

N TENGAH

1.620 2.458 2.337 371 550

15

Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah

7

Kawasan cepat tumbuh merupakan wilayah yang mengalami

pertumbuhan lebih tinggi dari wilayah lainnya dengan parameter penentu

kawasan cepat tumbuh adalah:

1. Perbandingan jumlah penduduk di dalam suatu kawasan pada

kurun waktu tertentu dengan tahun terkahir yang sangat

dominan.

2. Kondisi strategis kawasan yang ditandai oleh perkembangan

ketersediaan fasilitas ekonomi terutama yang mampu

berfungsi sebagai pembangkit kegiatan lainnya.

3. Peningkatan ketersediaan sistem sarana dan prasarana.

4. Terjadinya peralihan fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi

kawasan permukiman secara dominan.

1. Perkembangan Penduduk

Suatu wilayah mengalami proses cepat tumbuh apabila

pertumbuhan penduduknya lebih dari 3.6% per tahunnya (Achmad

Nurmandi, 1999;5) sehingga perkembangan penduduk di Propinsi

Kalimantan Tengah yang ditunjukkan pada tabel dapat diketahui wilayah

yang termasuk dalam wilayah cepat tumbuh adalah sebagai berikut:

a. Kotawaringin Barat yang memiliki laju pertumbuhan penduduk

sebesar 4.24% dengan kepadatan penduduk sebesar 44

jiwa/km2.

b. Kotawaringin Timur yang memiliki laju pertumbuhan peduduk

sebesar 3.67% dengan kepadatan penduduk sebesar 22.3

jiwa/km2.

c. Kabupaten Gunung Mas yang memiliki laju pertumbuhan

peduduk sebesar 6,25% dengan kepadatan penduduk sebesar

1.072 jiwa/km2.

d. Kota Palangkaraya yang memiliki laju pertumbuhan peduduk

sebesar 3.8% dengan kepadatan penduduk sebesar 20

jiwa/km2.

e. Wilayah paling cepat tumbuh berdasarkan laju pertumbuhan

penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah ialah Kabupaten

Gunung Mas.

Tabel 9. Analisa Lokasi Kawasan Cepat Tumbuh Kalimantan Tengah

Tahun 2014

No. Kabupaten/

Kota % Pertum-buhan

Pinggiran wilayah

bagian

Akses jalan ke

provinsi lain

Akses ke

Palangkara

ya (Km)

0 1 2 3 4 5

1 Kota Waringin

Barat 4.24 Barat, Selatan - 449

2 Kota Waringin

Timur 3.67 Barat, Selatan - 227

3 Kapuas 0.7 Timur, Selatan Kalimantan

Selatan 142

4 Barito Selatan 1.56 Timur, Selatan - 183

5 Barito Utara 1.01 Timur, Utara Kalimantan Timur 326

6 Sukamara 3.19 Barat, Selatan - 686

7 Laman Dau 3.04 Barat, Utara Kalimantan Barat 559

8 Seruyan 3.6 Barat, Utara,

Selatan - 457

9 Katingan 3.24 Barat, Utara,

Selatan Kalimantan Barat 88

10 Pulang Pisau 1.96 Timur, Selatan Kalimantan

Selatan 98

11 Gunung Mas 6.25 Timur, Utara - 180

12 Barito Timur 0.29 Timur, Selatan Kalimantan

Selatan 276

13 Murung Raya 1.7 Timur, Utara - 411

14 Palangka Raya 3.8 Tengah - 0

Berdasarkan tabel, kawasan cepat tumbuh di Kalimantan Tengah

Analisa Kawasan Cepat Tumbuh

Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah

8

cenderung memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Bukan wilayah perbatasan provinsi atau berada dalam

kawasan tengah provinsi

b. Tidak dipengaruhi akses eksternal ke provinsi lain

c. Tidak dipengaruhi akses pada ibukota provinsi, kecuali pada

Kabupaten Gunung Mas dengan akses yang cenderung dekat

ke Ibukota Provinsi.

Sedangkan , perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan

perempuan di kabupaten/kota Kalimantan Tengah hampir seimbang. Dapat

diketahui bahwa proporsi penduduk laki-laki di kabupaten/kota lebih dari

50%. Ini menunjukkan adanya potensi tenaga kerja yang seimbang

menunurut jenis kelamin di Kalimantan Tengah.

Dilihat dari Persentase Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Usaha

(jiwa) Kalimantan Tengah dapat diketahui kawasan cepat tumbuh tidak

dipengaruhi ketersediaan lapangan kerja pada sektor urban. Kawasan cepat

tumbuh dipengaruhi oleh perkembangan sektor-sektor unggulan di masing-

masing kabupaten/kota baik berupa sektor nonurban (pertanian,

perkebunan, perikanan, dan lain-lain) maupun sektor urban (perdagangan,

jasa, komunikasi, dan lain-lain).

2. Kebijakan Pemanfaatan Ruang

Pengertian kawasan cepat tumbuh adalah kawasan strategis dan

potensial untuk tumbuh secara cepat, dan disebut dengan istilah kawasan

andalan. Berdasarkan lampiran dari Peraturan Pemerintah No.26 Tahun

2008 Tentang Rencana Tata Ruang Nasional bahwa pusat kegiatan nasional

Propinsi Kalimantan Tengah berada di Kota Palangkaraya, dengan pusat

kegiatan wilayah melaui pengembangan atau peningkatan fungsi di Kuala

Kapuas, Pangkalan Bun, Buntok, Muara Teweh dan Sampit. Hal ini dapat

diketahui wilayah yang termasuk kedalam kawasan andalan di Propinsi

Kalimantan Tengah adalah sebagai berikut:

a. Kawasan Sampit – Pangkalan Bun yang berada di antara Kota

Waringin Barat dan Kota Waringin Timur dengan sektor

pengembangan kawasan unggulan pada sektor pertanian,

kehutanan, perkebunan, perikanan, industri, dan pariwisata.

b. Kawasan Buntok yang berada di Kabupaten Barito Selatan

dengan sektor pengembangan kawasan unggulan pada sektor

pertanian, kehutanan, perkebunan dan pariwisata.

c. Kawasan Muara Teweh yang berada di Kabupaten Barito Utara

dengan sektor unggulan pengembangan kawasan pada sektor

pertanian, perkebunan, pertambangan, dan kehutanan.

d. Kawasan Kuala Kapuas yang berada di Kabupaten Kapuas

dengan sektor pengembangan kawasan unggulan pada sektor

pertanian, perkebunan, perikanan, dan kehutanan.

e. Kawasan andalan laut Kuala Pembuang yang berada di

Kabupaten Surayan dengan sektor pengembangan kawasan

unggulan pada sektor perikanan, pertambangan, dan

pariwisata.

Faktor yang mendorong seseorang tinggal di Kabupaten

Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Kabupaten Gunung Mas, dan Kota

Palangkaraya ialah arahan kebijakan pada wilayah tersebut. Pada dasarnya

pemanfaatan ruang suatu kawasan dipengaruhi oleh pelaku pembangunan,

yaitu pemerintah, masyarakat, maupun pihak swasta. Adanya kebijakan

kawasan andalan, kawasan starategis, dan rute kereta api berpotensi

mendorong Kabupaten Katingan dan Kabupaten Seruyan menjadi kawasan

cepat tumbuh.

3. ANALISA KETERSEDIAAN FASILITAS EKONOMI DAN SOSIAL

A. Ketersediaan Fasilitas Ekonomi 1) Kota Waringin Barat:

• Pelabuhan sungai yang mendukung aktivitas ekonomi di pasar

yang ada di Kota Waringin Barat.

a) Pelabuhan sungai pasar indrasari Pangkalan Bun (1.078

m2/2 unit);

b) Pelabuhan sungai pasar saik di Pangkalan Bun (sungai

arut/288m2);

c) Pelabuhan sungai Kumai (sungai kumai/251m2);

d) Pelabuhan sungai Kotawaringin Lama (sungai

lamandau/128m2).

Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah

9

• Sistem Transportasi Laut:

a) Pelabuhan yang ditetapkan sebagai pelabuhan

pengumpul terdiri atas: pelabuhan Kumai di kecamatan

Kumai, dengan alur pelayaran meliputi Kumai-Semarang,

Kumai-Surabaya; pelabuhan Pangkalan Bun di kec. Arut

Selatan dengan alur pelayaran meliputi Pangkalan Bun-

Pontianak, Pangkalan Bun-Semarang, Pangkalan Bun-

Surabaya, Pangkalan Bun-Banjarmasin.

b) Pelabuhan yang ditetapkan sebagai pelabuhan khusus/

multi purpose terdiri atas pelabuhan tanjung kalap berada

di bumiharjo kecamatan Kumai dengan alur pelayaran

meliputi: Kumai-Semarang, Kumai-Jakarta, Kumai-

Surabaya, Kumai-luar negeri, Kumai-Belawan;

c) Pelabuhan yang ditetapkan sebagai pelabuhan tempat

pendaratan ikan (TPI) adalah pelabuhan Kumai;

2) Kota Waringin Timur

• Terdapat pelabuhan yaitu Pelabuhan Sampit yang ditetapkan

sebagai pelabuhan utama.

• Pelabuhan khusus. Pelabuhan khusus yang terdapat di Kabupaten

Kotawaringin Timur merupakan pelabuhan khusus yang dibangun

oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan

dan pertambangan untuk kepentingan produksinya.

3) Kabupaten Barito Selatan

• Jalan strategis nasional yang berstatus jalan nasional merupakan

ruas Jalan yang menghubungkan Ampah – Buntok – Timpah

sepanjang 66,84 kilometer.

• Kabupaten Barito Selatan sudah memiliki Bandara Udara yakni

Bandara Sanggu yang terletak di Ibukota Kabupaten di Buntok.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 11

Tahun 2010, berdasarkan Penggunaan dan hierarki bandar udara

tatanan kebandarudaraan Nasional bahwa Bandar udara sanggu

Buntok, penggunaannya Domestik dan secara Hierarki berfungsi

sebagai bandara pengumpan.

4) Kabupaten Barito Utara

• Transportasi sungai di Kabupaten Barito Utara masih

memegang peranan cukup penting dalam peningkatan

ekonomi di wilayah ini mengingat sebagian wilayahnya masih

ada yang belum dapat dilalui lewat transportasi darat seperti

sebagian wilayah Kecamatan Lahei dan Montallat. Jaringan

sungai yang dimanfaatkan untuk transportasi meliputi Sungai

Barito, Sungai Montallat, Sungai Teweh dan Sungai Lahei.

• Terdapat satu Bandar Udara Beringin yang bedara di Kota

Muara Teweh.

5) Kabupaten Kapuas

• Terdapat pelabuhan pengumpul yaitu pela-buhan Danau Mare

di Kecamatan Selat.

• Pelabuhan Nasional Batanjung Kecamatan Kapuas Kuala

6) Kabupaten Seruyan

Terdapat pelabuhan Teluk Segintung di Kecamatan Seruyan Hilir

untuk bongkar muat barang.

B. Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Kota Keberadaan sarana dan prasarana di Propinsi Kalimantan Tengah

selama ini tidak jauh berbeda dengan kondisi sebelumnya. Sarana dan

prasarana kota di Propinsi Kalimantan Tengah selama ini mampu

difungsikan secara optimal, sedangkan fasilitas yang belum tersedia secara

bertahap diwujudkan sesuai dengan kemampuan sumberdaya yang dimiliki

oleh setiap daerah. Prasarana dan sarana kota di Propinsi Kalimantan

Tengah yang termasuk dalam analisa berikut ini antara lain prasarana

transportasi, penyediaan jaringan seperti air bersih, penyediaan linstrik,

pengelolaan sampah, pengelolaan air limbah dan penyaluran air hujan.

1. Analisa Sarana Kawasan Cepat Tumbuh

Analisis pusat pertumbuhan wilayah digunakan untuk menentukan

tingkat perkembangan wilayah per kluster berdasarkan ketersediaan sarana

wilayah seperti sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana ekonomi

(pasar, toko, bank, koperasi, dsb) dan prasarana wilayah (jalan,listrik, air

bersih,dsb). Semakin tinggi kelengkapan sarana dan prasarana wilayah yang

Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah

10

dimiliki maka hirarki wilayah tersebut akan tinggi. Metode skalogram yang

digunakan yaitu dengan menuliskan ada/tidaknya sarana prasarana

tersebut di kluster tanpa memperhatikan jumlahnya.

kawasan cepat tumbuh berdasarkan ketersediaan sarana ialah

Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Kapuas, Barito Utara, Sukamara,

Pulang Pisau, Barito Timur, Murung Raya, dan Palangkaraya.

Dapat diketahui bahwa kawasan cepat tumbuh berdasarkan

ketersediaan sarana ialah Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Kapuas,

Barito Utara, Sukamara, Pulang Pisau, Barito Timur, Murung Raya, dan

Palangkaraya

2. Analisa LQ, Growth, dan Share

Metode analisis LQ digunakan untuk menentukan komoditas

unggulan yang ada di pengembangankluster Provinsi Kalimantan Tengah

dengan melakukan perbandingan antara jumlah produksi relatif komoditi

basis pertanian tertentu pada tingkat kluster dengan total jumlah produksi

relatif komoditi tertentu pada tingkat kabupaten.

3. Analisis Growth & Share

Analisis growth share digunakan untuk mengetahui nilai produksi

pada komoditas di kluster pengembangan. Analisis Growth untuk melihat

tingkat pertumbuhan produktivitas dari tahun ke tahun. Analisis Share

membantu mengkarakteristikan struktur ekonomi di kawasan

pengembangan.

a. Sektor unggulan

Komoditas yang masuk dalam klasifikasi sektor unggulan

menunjukkan bahwa komoditas tersebut memiliki pertumbuhan

yang cukup tinggi (+) dan kontribusi yang diberikan cukup besar

(+). Sektor unggulan nantinya akan menjadi sektor basis suatu

wilayah. tidak ada komoditas yang masuk dalam sektor unggulan

b. Sektor potensial

Komoditas yang masuk dalam sektor potensial menunjukkan

bahwa komoditas tersebut memiliki tingkat pertumbuhan yang

rendah (-) tetapi kontribusi yang diberikan cukup besar (+). Sektor

potensial ini nantinya mampu dijadikan sebagai sektor basis dalam

jangka panjang.

c. Sektor dominan

Komoditas yang masuk dalam sektor dominan menunjukkan

bahwa komoditas tersebut memiliki tingkat pertumbuhan yang

cukup tinggi (+) akan tetapi memiliki kontribusi yang kecil (-).

Sektor dominan dapat dikembangkan menjadi sektor basis dengan

adanya perlakuan-perlakuan khusus.

d. Sektor statis

Komoditas yang masuk dalam sektor statis menunjukkan bahwa

komoditas tersebut memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah (-)

dan memiliki kontribusi yang kecil(-).

Berdasarkan komparasi hasil analisis LQ dan growth share, akan

didapatkan komoditas unggulan. Penentuan komoditas unggulan juga

mempertimbangkan komoditas potensial pada hasil analisis growth share

dengan asumsi bahwa komoditas potensial mampu dijadikan komoditas

unggulan dalam waktu yang panjang. Adapun kriterianya yaitu :

a. Dukungan pemerintah

Komoditas potensial dijadikan komoditas unggulan jika sesuai

dengan kebijakan pemerintah tentang pengembangan komoditas

b. Harga jual

Komoditas potensial dijadikan komoditas unggulan jika harga jual

hasil produksi komoditas tinggi

c. Ketahanan produk

Komoditas potensial dijadikan komoditas unggulan jika dapat

bersaing dengan produk/komoditas sejenis dari wilayah lain dan

bertahan di pasar

d. Keterhubungan sektor lain

Komoditas potensial dijadikan komoditas unggulan jika dapat

menggerakkan atau mengembangkan sektor lain.

Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah

11

1. Konsep Pengembangan Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi

Kalimantan Tengah

A. Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan Konsep pengembangan Kawasan agropolitan Provinsi Kalimantan Tengah adalah

sebagai berikut :

1. Pemberdayaan masyarakat pelaku agribisnis didalamnya termasuk peningkatan

kualitas pengusaha (petani dan aparatur), sehingga mampu memanfaatkan potensi

atau peluang ekonomi yang ada di perdesaan.

2. meningkatkan agribisnis komoditi unggulan lokalita, yang saling mendukung dan

menguatkan termasuk usaha industri kecil, pengolahan hasil, jasa pemasaran dan

agrowisata dengan mengoptimalkan manfaat sumer daya alam secara efisien dan

ekonomis.

3. menjalin tersedianya sarana produksi dan permodalan pertanian dengan enam

tepat yaitu jumlah, kualitas, jenis, waktu, harga dan lokasi.

4. Pengembangan kelembagaan petani sebagai sentra pembelajaran dan

pengembangan agribisnis.

5. Pengembangan kelembagaan sistem agribisnis (penyedian agroinput, pengolahan

hasil, pemasaran dan penyedia jasa).

6. Pengembangan kelembagaan penyuluhan pertanian menjadi balai penyuluhan

pengembangan terpadu.

7. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan agribisnis dan industri secara lokalita.

8. Peningkatan perdagangan / pemasaran termasuk pengembangan terminal /

subterminal agribisnis dan pusat lelang hasil pertanian.

9. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana umum yang

bersifat strategis.

10. Pengembangan pendidikan pertanian untuk generasi muda.

11. Pengembangan percobaan / pengkajian teknologi tepat guna yang sesuai lokalita.

Gambar 3. Kosep Pengembangan Kawasan Agropolitan

B. Konsep Pengembangan Kawasan Perikanan

Kawasan Perikanan adalah kawasan yang membentuk kota perikanan, yang

memudahkan masyarakat untuk bisa membudidayakan ikan darat, dengan kemudahan

memperoleh benih melalui unit perbenihan rakyat, pengolahan ikan, pasar ikan dan mudah

mendapatkan pakan ikan, yang dikelola oleh salah satu kelompok yang dipercaya oleh

pemerintah.

Provinsi Kalimantan Tengah ini memiliki potensi yang besar dalam sector perikanan

seperti 26.68 ha kolam, 0,86 ha karamba dengan dan 1.351 ha perairan umum. dan terdiri

jenis ikan seperti lele, tawes, nila, mujahir, gurami, jambal patin, gabus dan belut.

Kawasan Perikanan di Provinsi Kalimantan Tengah akan terkonsentrasi di wilayah

Waduk Pondok yaitu di Kecamatan Beringin dengan rencana penyediaan infrastruktur yang

memadai baik lembaga penyuluhan, lembaga pengkajian, seperti LIPPI, infrastruktur yang

mendukung seperti jalan dan kelembagaan kelompok pembudidaya perikanan, lembaga

perbankan dan koperasi perikanan serta pasar ikan.

2. Rencana Pengembangan Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi

Kalimatan Tengah

A. Rencana Pengembangan Kawasan Agropolitan Rencana pengembangan kawasan Agropolitan ini dilakukan dengan beberapa

proses yaitu mencari kawasan yang berpotensi sebagai pertanian, perkebunan dan peternakan

selain itu juga mencari kawasan yang berpotensi dalam hal sektor industri seperti kerajinan,

jasa, wisata dan transportasi. Dari potensi yang ada dibuat linkage sistemnya. Sehingga akan

muncul perkembangan agroindustri dan agrowisata basis ekologi. Untuk itu telah ditetapkan di

Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten Kota Waringin Timur, Kabupaten

Konsep dan Arahan Pengembangan

Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah

12

Pulau Pisau, Kabupaten Sukmara. sebagai kawasan agropolitan, dengan pusat pengembangan

di Kabupaten Kota Waringin Timur. Pengembangan ekonomi tinggi di kawasan Provinsi

Kalimantan Tengah telah memicu tingginya aktivitas baik di dalam maupun di sekitar kawasan

pengembangan, sehingga perlu adanya dukungan dari aspek lainnya misalnya dari

transportasi.

B. Rencana Pengembangan Kawasan Perikanan Rencana pengembangan kawasan perikanan ini dilakukan dengan beberapa proses

yaitu mencari kawasan yang berpotensi sebagai budidaya ikan air tawar, perkebunan dan

peternakan selain itu juga mencari kawasan yang berpotensi dalam hal sektor industri seperti

kerajinan, jasa, wisata dan transportasi. Dari potensi yang ada dibuat linkage sistemnya.

Sehingga akan muncul perkembangan minapolitan basis ekologi. Untuk itu telah ditetapkan

Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulau Pisau.. Pengembangan

ekonomi tinggi di kawasan Kabupaten Barito Selatan tengah memicu tingginya aktivitas baik di

dalam maupun di sekitar kawasan pengembangan, sehingga perlu adanya dukungan dari aspek

lainnya misalnya dari transportasi.

Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Katingan, Kabupaten Kota waringin timur, Kabupaten Pulau Pisau, Kabupaten Sukamara.

Produk Unggulan

• Pertanian • Perkebunan • Peternakan • Industri

• Bernilai ekonomis tinggi • Bias diolah • Ada jaringan pemasaran • Ada lembaga keuangan yang mendukung • Mengembangkan sistem pertanian yang

progresif dan terpadu

Gambar 4. Rencana Pengembangan Kawasan Agropolitan Povinsi

Kalimantan Tengah

sortir Cold Storage

Fillet

Produk Olahan Ikan (Bakso,

Sosis, Nugget)

Abon Ikan

Kerupuk Ikan

Pengalengan Ikan

Pemindangan ikan

Menghasilkan limbah padat yang merupakan bahan untuk membuat

terasi dan tepung ikan

Menghasilkan limbah cair yang merupakan bahan untuk

membuat petis dan kecap.

Pasar

Ikan Datang

Industri Penunjang

Packing a. Industri Kardus b. Industri Plastik c. Industri Pembuatan Kaleng d. Industri Botol e. Industri Keranjang Bambu

Bahan Baku Penunjang Dalam industry pengolahan ikan, akan sangat bergantung pada ketersediaan bahan baku penunjang seperti bumbu-bumbu, saos dan tepung.

Fasilitas penunjang untuk tenaga kerja

a. Perumahan b. Peribadatan c. Fasilitas UMUM d. Fasilitas perdagangan

Gambar 5. Rencana Pengembangan Kawasan Perikanan Povinsi Kalimantan

Tengah