rancang bangun alat pembersih debu panel surya (solar cell)
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of rancang bangun alat pembersih debu panel surya (solar cell)
1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
RANCANG BANGUN ALAT PEMBERSIH DEBU PANEL SURYA (SOLAR CELL)
SECARA OTOMATIS
Oleh:
Eko Prasetyo Wibowo¹), Didik Notosudjono²), Dimas Bangun Fiddiansyah ³)
ABSTRAK
Faktor-faktor yang mempengaruhi optimal kinerja dari suatu panel surya adalah pengaruh suhu,
shadding effect, dan bahan pembuat sel surya itu sendiri. Salah satu contohnya adalah apabila
cover glass yang merupakan lapisan terluar dari suatu panel surya tertutupi oleh debu atau bahan
penghalang lainnya maka hal tersebut menghalangi masuknya intensitas cahaya matahari dan
sangat mempengaruhi proses efek fotolistrik pada panel sel surya tersebut sehingga energi listrik
ysng dihasilkan tidak optimal, kejadian ini disebut dengan shadding effect. Alat Pembersih Debu
Panel Surya Secara Otomatis pegoperasian dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari pada pagi
hari dan siang hari, dengan secara otomatis yang sudah di program dengan menggunakan digital
programmable timer dan secara manual dengan menggunakan modul bluetooth. Berdasarkan hal
tersebut diatas maka alat pembersih debu solar cell secara otomatis hasil dari 5 kali pengujian
solar cell tegangan rata-rata dalam keadaan tidak berbeban 19,56 Vdc dan tegangan rata-rata
berbeban 12,52 Vdc. Hasil dari 5 kali pengujian solar cell saat terkena debu dan sesudah
dibersihkan : tegangan rata-rata maka tegangan rata-rata saat tertutp debu 11,28 Vdc dan
tegangan rata-rata sesudah dibersihkan 11,70 Vdc.Hasil perhitungan nilai persentase total beban
adalah 27,11 % dari daya baterai penuh.
Kata Kunci : Panel Surya, Mikrokontroller ATMEGA 328, Motor DC, Digital Timer.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan akan sumber tenaga listrik
alternatif sangat dibutuhkan ketika
cadangan bahan bakar minyak (BBM) dunia
semakin menipis. Dalam upaya tersebut
dibutuhkan sumber energi yang tidak
terbatas seperti tenaga surya atau tenaga
matahari. Pada implementasi sel surya
sebagai penghasil energi listrik sehari-hari
seperti pada lampu penerangan jalan umum
atau pada solar home system, memiliki
beberapa kendala dalam menghasilkan
energi listrik yang optimal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi optimal
kinerja dari suatu panel surya adalah
pengaruh suhu, shadding effect, dan bahan
pembuat sel surya itu sendiri. Salah satu
contohnya adalah apabila cover glass yang
merupakan lapisan terluar dari suatu panel
surya tertutupi oleh debu atau bahan
penghalang lainnya maka hal tersebut
menghalangi masuknya intensitas cahaya
matahari dan sangat mempengaruhi proses
efek fotolistrik pada panel sel surya tersebut
sehingga energi listrik ysng dihasilkan tidak
optimal, kejadian ini disebut dengan
shadding effect.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka
dirancang sebuah alat pembersih debu solar
cell secara otomatis berfungsi untuk
membersihkan panel sel surya secara
otomatis dan memantau secara real time
keadaan dari panel sel surya itu sendiri
untuk memudahkan penggunaan dalam
2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
pemeliharaan dan pemantauan keadaan
panel sel surya.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari perancangan alat ini bertujuan
untuk Memperkenalkan konsep automatic
controlling kepada dunia pendidikan
khusunya dibidang elektro, masyarakat
akademis, dan industri dalam bentuk model
dan prototipe. Untuk membantu
mempermudah perawatan panel surya, agar
pembangkit listrik tenaga surya dapat
bekerja secara optimal.
II. DASAR TEORI
2.1 Panel Surya
Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel
surya yang mengubah cahaya menjadi
listrik. Matahari merupakan sumber cahaya
terkuat yang dapat dimanfaatkan. Panel
surya sering kali disebut sel photovoltaic,
photovoltaic dapat diartikan sebagai
"cahaya listrik". Sel surya bergantung pada
efek photovoltaic untuk menyerap energi.
Pada umumnya, solar cell merupakan
sebuah hamparan semikonduktor yang
dapat menyerap photon dari sinar matahari
dan mengubahnya menjadi listrik. (Sumber:
Budi Anto, 2014 : 19-24).
Gambar 1 Solar Cell
(sumber: http://imall.iteadstudio.com)
2.2 Battery Charge Regulator
Battery Charge Regulator adalah peralatan
elektronik yang digunakan untuk mengatur
arus searah DC yang diisi ke baterai dan
diambil dari baterai ke beban. Battery
Charge Regulator mengatur overcharging
(kelebihan pengisian karena baterai sudah
penuh) dan kelebihan tegangan (voltage)
dari panel surya. Kelebihan voltase dari
pengisian akan mengurangi umur baterai.
Battrey Charge controller menerapkan
teknologi Pulse Width Modulation (PWM)
untuk mengatur fungsi pengisian baterai
dan pembebasan arus dari baterai ke beban.
Panel surya 12 volt umumnya memiliki
tegangan output 16-21 volt. Jadi tanpa
Battery Charge Regulator, baterai akan
rusak oleh overcharging dan
ketidakstabilan tegangan. (Sumber : Budi
Anto, 2014 : 19-24).
Gambar 2 Battery Charge Regulator
Sumber : http://energisurya.wordpress.com
2.3 Baterai
Baterai adalah alat yang menyimpan daya
yang dihasilkan oleh panel surya yang tidak
segera digunakan oleh beban. Daya yang
disimpan dapat digunakan saat periode
radiasi matahari rendah atau pada malam
hari. Komponen baterai kadang-kadang
dinamakan aki (accumulator). Baterai
menyimpan listrik dalam bentuk daya
kimia. Baterai memenuhi dua tujuan
penting dalam sisitem fotovoltaic, ysitu
untuk memberikan daya listrik kepada
sistem ketika daya tidak disediakan oleh
panel surya, dan untuk menyimpan
kelebihan daya yang ditimbulkan oleh
panel-panel setiap kali daya itu melebihi
beban. Baterai tersebut mengalami proses
siklus menyimpan dan mengeluarkan,
tergantung pada ada atau tidak sinar
matahari. Selama waktu tidak adanya
matahari, permintaan daya listrik
disediakan oleh baterai, yang oleh karena
3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
itu akan mengeluarkannya. (Sumber : Budi
Anto, 2014 : 19-24).
Gambar 3 Baterai dan Elemen-Elemen
Sumber : download.portugalgaruda.prg J
Heri, 2014
2.4 Modul Bluetooth
Modul Bluetooth adalah protokol
komunikasi wireless yang bekerja pada
frekuensi radio 2.4 GHz untuk pertukaran
data pada perangkat bergerak seperti PDA,
laptop, HP, dan lain-lain. Salah satu hasil
contoh Modul bluetooth yang paling banyak
digunakan adalah tipe HC-05. Modul
bluetooth HC-05 merupakan salah satu
modul bluetooth yang dapat ditemukan
dipasaran dengan harga yang relatif murah.
Modul bluetooth HC-05 terdiri dari 6 pin
konektor, yang setiap pin konektor memiliki
fungsi yang berbeda-beda. (Sumber : Varda
Kalidas, 2016 : 369-371).
Gambar 4 Modul Komunikasi Bluetooth
HC-05
(Sumber:https://mbed.org/users/edodm85/n
otebook/HC-05-bluetooth)
2.5 IC Voltage Regulator
IC Voltage Regulator atau pengatur
tegangan adalah salah satu rangkaian yang
sering dipakai dalam peralatan elektronika.
Fungsi voltage regulator adalah untuk
mempertahankan atau memastikan
tegangan pada level tertentu secara
otomatis. Artinya, tegangan output
(keluaran) DC pada voltage regulator tidak
dipengaruhi oleh perubahan Tegangan
Input (masukan) beban pada output dan
juga suhu. (Sumber : Heri Suryoatmojo,
2014 : 109-114).
Gambar 5 IC LM7805 Regulator
Sumber : https://teknikelektronika.com/
2.6 Arduino Uno Atmega 328
Arduino Uno adalah salah satu produk
berlabel Arduino yang sebenarnya adalah
suatu papan elektronik yang mengandung
mikokontroller ATMega 328 (sebuah
keping yang secara fungsional bertindak
seperti sebuah komputer). Piranti ini dapat
dimanfaatkan untuk mewujudkan rangkaian
elektronik dari yang sederhana hingga yang
komplek. Pengendalian LED hingga
pengontrolan robot dapat
diimplementasikan dengan menggunakan
papan yang berukuran relative kecil.
(Sumber : Roza Antoni. 2015).
Gambar 6 Arduino Uno
Sumber :
http://thinkerbots.com/images/arduino-
uno-re3.jpg
2.7 Motor DC
Motor listrik merupakan perangkat
elektromagnetis yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Motor DC
atau sering disebut motor arus searah lebih
4 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
sering digunakan untuk keperluan yang
membutuhkan pengaturan kecepatan
dibandingkan dengan Mesin AC. Prinsip
kerja dari arus searah adalah membalik fasa
tegangan dari gelombang yang mempunyai
nilai positif dengan menggunakan
komutator, maka dengan memberikan beda
tegangan pada kedua terminal tersebut,
motor akan berputar pada satu arah, dan bila
polaritas dari tegangan tersebut dibalik
maka arah putaran motor akan terbalik pula.
(Sumber : Roza Antoni. 2015).
Gambar 7 Motor DC
Sumber : A Yunia 2015
2.8 Relay Timer 4 Channel
Modul relay timer RM54OC ini adalah
modul yang sangat praktis untuk digunakan
sebagai main switch relay 4 kanal dari
proyek rangkaian elektronika berbasis
mikrokontroler seperti dari Arduino
Development Board untuk menyalakan atau
mematikan peralatan elektronika lainnya
yang ditenagai listrik AC hingga 240 VAC
(listrik PLN) atau perangkat DC
bertegangan tinggi (hingga 28 VDC) seperti
High Power DC motor. dengan arus
maksimum sebesar 7 Ampere (untuk
perangkat dengan listrik PLN setara dengan
power rating ±1500 Watt) untuk setiap
kanalnya. (Sumber : Bambang Trisno, 2013
: 89-96).
Gambar 8 relay 4 channel
Sumber : henrybench.capnfatz.com
2.9 Digital Programmable Timer
Digital Timer Switch merupakan alat listrik
sederhana dalam bentuk stop kontak yang
fleksibel dapat digunakan untuk otomatisasi
operasional (ON/OFF) berbagai macam
peralatan listrik sesuai dengan waktu yang
dikehendaki.
Digital Weekly Programmable memiliki
kemampuan 8 sampai 18x timer ON dan
OFF untuk kurun waktu harian hingga
mingguan dan dapat diulang setiap
minggunya. Timer ini memliki kepresisian
waktu hingga satu menit dan kemampuan
beban output 12-24 VDC. (Sumber :
Bambang Trisno, 2013 : 89-96).
Gambar 9 Digital Timer Switch
Sumber : www.produktinfo.conrad.com
III. Perancangan Alat Dan
Pemprograman
3.1 Alur Sistem Pembersih Debu Panel
Surya
Secara garis besar sistem kendali pembersih
debu panel surya secara otomatis dengan
menggunakan Arduino Uno, dibagi menjadi
dalam dua bagian yaitu perancangan
hardware dan perancangan software.
Perancangan alat dimulai dengan membuat
sistem minimum berupa Arduino Uno yang
5 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
berfungsi sebagai pengolah data
(processor) dan pengontrol dari seluruh
sistem. Kemudian Akumulator (baterai)
yang berfungsi untuk menyimpan listrik dan
mensuplai energi listrik ke semua sistem
alat. Sementara itu Digital Programmable
Timer berfungsi untuk pengontrolan sistem
waktu dengan secara otomatis berjalan
setiap harinya dari senin sampai minggu.
Adapun modul relay 4 channel berfungsi
untuk menggerakkan driver motor sebagai
sliding roda dan untuk menggerakan motor
pembersih (kemoceng) dan Modul HC-05
Serial Bluetooth berfungsi untuk
mengkonesikan dari Arduino Uno ke media
Handphone Android untuk mengoperasikan
sistem secara manual. Blok diagram dari
sistem perancangan alat dapat dilihat pada
gambar 1 di bawah ini :
Gambar 1 Blok Diagram Sistem
Perancangan
3.2 Flow Chart Diagram
Secara garis besar perancangan sistem
kendali pembersih panel surya secara
otomatis menggunakan mikrokontroller
sebagai kontrolnya yang berfungsi
mengatur kinerja dari seluruh komponen
pada sistem yang terpasang. Berikut flow
chart diagram dari alat pembersih debu
solar cell berbasis mikrokontroller
ATMega 328 pada gambar 2 di bawah ini :
Gambar 2 Flow Chart Diagram
Pembersih Debu Solar Cell
Perancangan Perangkat Keras
(Hardware)
Dalam perancangan hardware ini, jenis
Mikrokontoller ATMega 328 yang
digunakan pada sistem ini adalah arduino
uno, yang memiliki empat belas port
input/output digital dan juga enam port
input analog. Perancangan hardware terdiri
dari perancangan converter DC,
perancangan sistem minimum
mikrokontroller ATMega 328, perancangan
rangkaian modul relay 4 channel,
perancangan rangkaian digital
programmable timer, dan perancangan
rangkaian modul bluetooth. Adapun gambar
keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3 di
bawah ini :
Dalam perancangan perangkat
keras ini, menggunakan peralatan-peralatan
pendukung diantaranya :
a. AVO Meter
b. Solder
c. Gerinda.
d. Timah.
e. Tang Kombinasi.
f. Bor.
Gambar 3Rangkaian Keseluruhan Alat
Pembersih Debu Pane Surya
6 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
Perancangan converter dc
Converter DC merupakan bagian terpenting
dari sistem, karena tanpa converter maka
seluruh rangkaian tida dapat berjalan
dengan semestinya. Pada perancangan alat
ini converter yang digunakan ada satu buah
converter dc. Daya yang digunakan pada
catu daya 1 adalah 5 Vdc. Daya 5 Vdc untuk
suplai daya modul komunikasi Bluetooth,
Modul Relay, dan Arduino Uno.
Sistem minimum mikrokontroller
atmega 328
Sistem minimum ini merupakan processor
atau otak dari alat ini tanpa alat ini semua
rangkaian tidak akan berfungsi sebagai
mana mestinya. Pada perancangan sistem
minimum ini menggunakan Arduino Uno
R3 dan mendapatkan suplai daya dari
baterai 12 Vdc namun tegangannya
diturunkan melalui IC Regulator LM 7805
yang terdapat pada sistem minimum
menjadi 5Vdc.
Perancangan gambar rangkaian
modul relay 4 channel
Relay 4 channel mempunyai fungsi
melindungi perangkat dari arus berlebih
sama dengan relay yang biasa
menggunakan elektromekanik, tapi bedanya
relai state solid tidak memakai komponen
bergerak. Relai solid state menggunakan
komponen semikonduktor seperti thyristor
dan transistor agar dapat menyalakan dan
mematikan arus listrik hingga mencapai
ratusan ampere. Relay ini digunakan pada
proyek berbasis mikrokontroller, terutama
yang menggunakan LCD, karena relay ini
tidak menggunakan koil elektromekanik
maka sangat aman dan cocok untuk proyek
berbasis mikrokontroller yang sensitif
terhadap lonjakan arus dan interferensi
(EMI) seperti Node MCU.
Perancangan rangkaian digital
programmable timer
Pada perancangan rangkaian Digital
Programmable Timer (pengatur waktu
digital), digital programmable timer yang
dipakai dengan tipe TM-619 adalah
cakrawala pengatur waktu mingguan untuk
mengalihkan beban besar pada waktu yang
telah diprogram selama seminggu. Setiap
program memiliki waktu aktif dan tidak
aktif, dan dapat diatur untuk aktif pada salah
satu pola berikut dari hari-hari dalam
seminggu. Penghitung waktu memiliki
konektor tipe sekop untuk daya dan kontak
relay. Pengatur waktu ini menemukan
aplikasi luas dalam sistem pemanas dan
pendingin, boiler, oven, pengering, tempat
pembenihan dan penerangan.
Perancangan rangkaian modul
bluetooth hc-05
Pada perancangan rangkaian modul
bluetooth, modul yang dipakai adalah
modul bluetooth HC-05. Modul bluetooth
HC-05 adalah modul bluetooth komunikasi
nirkabel via bluetooth yang di mana
beroperasi pada frekuensi 2.4Ghz dengan
pilihan dua mode 1 berperan sebagai slave
atau receiver data, dan mode 2 berperan
sebagai transceiver.
Perancangan Software
Perancangan bahasa program ini
menggunkan software IDE Arduino.
Software IDE Arduino yang digunakan
adalah driver dan IDE,walaupun masih ada
beberapa software lain yang sangat berguna
selama pengembangan Arduino. IDE
Arduino adalah software yang sangat
canggih ditulis dengan menggunakan java.
Langkah-langkah mengupload kode
program melalui IDE Arduino terdiri dari :
1. Software Arduino IDE
Membuka software Arduino IDE untuk
memulai program.
7 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
2. Editor Program
Pada langkah ini merupakan tempat yang
digunakan dalam menulis dan mengedit
program dalam bahasa C.
3. Complier
Setelah bahasa C dimasukan lalu menuju
complier yang mengubah kode program
(bahasa C) menjadi kode biner , karena
sebuah mikrokontroler tidak akan
memahami bahasa C dan hanya bisa
memahami kode biner. Oleh karena itu
complier sangat diperlukan dalam hal ini.
4. Uploader
Selanjutnya langkah terakhir yaitu menuju
ke sebuah modul yang bernama uploader
yang memuat kode biner dari komputer
kedalam memori di dalam papaan Arduino.
IV. Pengujian dan Analisa Data
Program Utama
Program dari alat ini dibuat menggunakan
Bahasa C yang diunduh ke dalam
mikrokontroller menggunakan software
Arduino IDE, IC Mikrokontroller yang
digunakan yaitu IC Mikrokontroller
ATMega 328 yang memiliki flash memory
sebesar 32 Kb. Berikut program dari alat ini
:
//PEMBERSIH DEBU PANEL SURYA
(SOLAR CELL) SECARA OTOMATIS
char maju;
void setup()
{ pinMode(13,INPUT_PULLUP);
pinMode(3,OUTPUT);
pinMode(4,OUTPUT);
pinMode(5,OUTPUT);
pinMode(6,OUTPUT);
Serial.begin(9600); }
void loop() {
if( Serial.available() >0 )
{ maju = Serial.read();
Serial.println(maju);}
int mundur = digitalRead(13);
Serial.println (mundur);
Pengujian
Setelah perancangan dan pembuatan alat
maka langkah selanjutnya adalah menguji
dan menganalisa alat yang telah jadi
tersebut. Pengujian dimaksudkan untuk
mengetahui apakah alat sudah selesai
dengan keinginan atau belum dan untuk
mengetahui kekurangan apa saja yang harus
dibenahi. Proses pengujian dilakukan saat
semua rangkaian alat telah dalam keadaan
siap. Untuk melakukan pengujian tersebut
diperlukan alat uji atau alat ukur dan alat
pendukung lainnya, adapun alat-alat
tersebut yaitu :
1. AVO Meter.
2. Kalkulator.
3. Laptop.
4. Sikat Kilit (Kemoceng).
5. Software Arduino Uno.
6. Perkakas.
Prosedur Pengoperasian Alat
Prosedur pengujian adalah langkah-langkah
yang dilakukan dalam melakukan proses
pengujian. Pengujian dimaksudkan untuk
mengetahui apakah alat sudah sesuai
dengan keinginan atau belum dan untuk
mengetahui kekurangan apa saja yang harus
dibenahi. Proses pengujian dilakukan saat
semua rangkaian alat telah dalam keadaan
siap. Langkah-langkah pengoperasian alat
adalah sebagai berikut :
1. Menyambungkan sumber tegangan
listrik 12Vdc dari Baterai ke IC
regulator LM 7805 untuk menurunkan
tegangan menjadi 5 Vdc.
2. Masing-masing sumber tegangan 5 Vdc
dan 12 Vdc, ke masing-masing modul
bluetooth dengan tegangan masukan
5Vdc, Mikrokontroller dengan tegangan
5 Vdc, Modul Relay dengan tegangan 5
Vdc, Digital Programmable Timer
dengan masukan tegangan 12 Vdc, dan
8 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
Motor DC dengan tegangan masukan 12
Vdc.
3. Masukan input program software
arduino yang sudah disiapkan
sebelumnya di transfer kedalam
mikrokontroller ATMega 328.
4. Sistem pengoperasian tersebut diatur
dengan dua cara yaitu secara otomatis
dengan timer programmable digital dan
diatur secara manual dengan
menggunakan bantuan koneksi modul
bluetooth yang bisa dioperasikan
kapanpun tidak sesuai dengan program
jadwal yang telah dibuat.
5. Dan untuk menghentikan keseluruhan
sistem dengan sistem secara otomatis
maka dengan meggunakan timer digital
yang telah ditransfer kedalam
mikrokontroller ATMega 328 agar alat
tersebut bekerja dan berhenti dengan
sesuai jadwal yang telah diatur.
6. Dan untuk menghentikan keseluruhan
sistem dengan sistem secara manual
posisikan untuk mengakhiri pengujian
dengan menggunakan koneksi modul
bluetooth pada aplikasi android.
Pengujian Rangkaian Converter DC
Pengujian dilakukan dengan mengukur
daya masuk dari masukan sumber tegangan
12 Vdc sampai menurukan tegangan
keluaran menjadi tegangan 5 Vdc yang
diperlukan untuk mensuplai rangkaian
beban DC. Pengukuran dilakukan untuk
mengetahui tegangan puncak (tegangan
peak) pada trafo penurun tegangan sebelum
masuk rangkaian penyearah. Berikut di
bawah ini tabel 1 hasill pengukuran
rangkaian converter dc dengan
menggunakan AVO meter.
Tabel 1 Hasil Pengukuran Converter DC
Dengan AVO Meter :
Dari rangkaian yang telah dibuat didapat
dari spesifikasi komponen yang digunakan
untuk rangkaian converter dc. Berikut di
bawah ini adalah gambar 1 rangkaian
dengan komponen yang digunakan dalam
converter dc. Gambar rangkaian converter
dc dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini
:
Gambar 1 Rangkaian Converter DC
Rangkaian yang telah dibuat
menggunakan IC Regulator LM 7805
penurun tegangan dari 12Vdc menjadi
5Vdc, dengan kapasitor 2200µF sebagai
filter tegangan ripple.
Pengujian Solar Cell
Pengujian solar cell ini dilakukan untuk
mengetahui besarnya daya keluaran dari
solar cell yang dipakai pada perancangan
pembersih debu solar cell, yaitu dengan
melihat besarnya nilai arus dan tegangan
dari solar cell di waktu yang berbeda, dalam
komdisi berbeban dan tanpa beban. Di mana
nilai dari kedua parameter inilah yang
mempengaruhi besarnya daya yang
dibangkitkan oleh solar cell. Pengujian
solar cell ini dilakukan 5 kali selama 2 jam
yaitu mulai pukul 10.50-11.56 WIB dengan
berbagai kondisi cuaca yaitu pada saat
cuaca cerah dan terik untuk mengetahui
nilai daya keluaran dari solar cell di waktu
waktu tersebut. Berikut data hasil pengujian
solar cell 20Wp pada tabel 2 di bawah ini :
Tabel 2 Pengujian Solar Cell
9 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
Dapat dilihat dari tabel 2 di atas maka dapat
menghitung tegangan rata-rata pengujian
solar cell ketika dalam keadaan tidak
berbeban akan menghasilkan tegangan rata-
rata maksimal (Vmax) sebesar 19,56Vdc.
Dan panel surya ketika dalam keadaan
berbeban akan menghasilkan tegangan rata-
rata maksimal (Vmax) sebesar 12,52Vdc
untuk mencharging baterai dengan optimal
karena sudah masuk kedalam kategori ideal.
Pengujian converter dc
Pengujian Converter ini dilakukan untuk
mengetahui hasil dari tegangan baterai pada
saat charging yang mendapatkan supply
tegangan dari panel surya pada tegangan
Vmaksimal dengan kondisi baterai pada
saat terisi penuh indikator berwarna hijau,
setengah penuh indikator berwarna kuning,
dan kosong indikator berwarna merah.
Berikut data hasil pengujian converter dc
pada tabel 3 di bawah ini :
Tabel 3 Pengujian Converter DC
Maka dapat menghitung tegangan rata-rata
IC LM 7805 pengujian converter dc bahwa
tegangan rata-rata converter dc IC LM7805
menghasilkan tegangan keluaran sebesar
4,9 Vdc setelah diturunkan dari tegangan
11,5Vdc, 12Vdc, dan 13Vdc dalam kondisi
tegangan pada baterai kosong, setengah
penuh, dan penuh. solar cell ketika dalam
keadaan tidak berbeban akan menghasilkan
tegangan rata-rata maksimal (Vmax)
sebesar 19,56Vdc.
Pengujian tegangan keadaan
terkena debu dan keadaan sesudah
dibersihkan panel surya
Pengujian tegangan ini dilakukan dengan 5
kali pengujian untuk mengetahui besarnya
tegangan yang dihasilkan keluaran dari
panel surya berukuran 20Wp sebelum panel
surya tersebut dibersihkan dan panel surya
sesudah dibersihkan maka akan diketahui
tegangan yang dihasilkan dari panel surya
tetap sama ataupun berubah. Berikut data
hasil pengujian tegangan solar cell 20Wp
pada tabel 4 di bawah ini :
Tabel 4 Tegangan Panel Surya
Dapat dilihat dari tabel 4.4 di atas maka
dapat menghitung tegangan rata-rata solar
cell ketika dalam keadaan terkena debu dan
sesudah dibersihkan, maka tegangan rata-
rata maksimal (Vmax) solar cell pada saat
kondisi awal 12 Vdc, pada saaat tertutup
debu 11,28 Vdc dan pada saat sesudah
dibersihkan sebesar 11,70 Vdc.
4.6. Kebutuhan Daya Yang Digunakan
Alat Pembersih Debu Solar Cell
a. Total rata-rata daya pada motor dc
Untuk menghitung total rata-rata daya pada
motor dc berikut ini :
Motor 1 (kemoceng) = 12 Watt
Motor 2 (kemoceng) = 12 Watt
Motor 3 (drive) = 2, 09 Watt
Motor 4 (drive) = 2, 09 Watt
Rata-rata daya pada motor =
=Motor 1+Motor 2+Motor 3+Motor 4
Jumlah Motor
=12 watt+12watt+2,09watt+2,09watt
4
Motor 1+Motor 2+Motor 3+Motor 4
4
= 𝟐𝟖,𝟏𝟖
𝟒 Watt = 7, 04 Watt.
b. Total konsumsi energi listrik pada motor
dc dalam sehari
10 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
Untuk menghitung total konsumsi energi
listrik pada motor dc dalam sehari, maka :
Rata-rata daya pada motor dc = 7,04 watt
Lama waktu yang dibutuhkan 1 jam =
60menit, untuk waktu beroperasi 2 menit :
=2 menit
60 menit = 0,03 menit
Total konsumsi energi listrik pada motor dc
dalam sehari
= rata-rata daya x waktu
= 7,04 watt x 0,03 menit
= 0,23 WattHours
c. Total penggunaan daya pada peralatan
system
Nilai dari total penggunaan daya listrik pada
peralatan sistem dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 2.2 berikut ini :
p = v x i
Untuk menghitung daya pada arduino
berikut ini :
P = v x i
= 3,3 x 0,05
= 0,165 Watt
Dari hasil perhitungan daya pada arduino,
maka daya yang dihasilkan sebesar 0,06
watt.
Untuk menghitung daya pada modul
bluetooth berikut ini :
P = v x i
= 5 x 0,03
= 0,15 Watt
Dari hasil perhitungan daya pada modul
bluetooth, maka daya yang dihasilkan
sebesar 0,15 Watt.
Untuk menghitung daya pada timer
digital berikut ini :
P = v x i
= 12 x 0,33
= 3,96 Watt
Dari hasil perhitungan daya pada timer
digital, maka daya yang dihasilkan sebesar
3,96 watt
Untuk menghitung daya pada modul
relay adalah
P = v x i
= 5 x 0,015
= 0,075 Watt
Dari hasil perhitungan daya pada modul
relay, maka daya yang dihasilkan sebesar
0,075 Wat.t
d. Total daya baterai
Untuk menghitung total daya baterai
sebagai berikut :
Kapasitas baterai = 3,5 Ah
Tegangan kerja baterai = 12 volt
Jumlah baterai = 1 Pcs
Total daya baterai :
P = v x i x 1
= 12 x 3,5 x 1 = 42 watt
e. Total penggunaan daya listrik pada
beban. Nilai dari total penggunaan daya
listrik yang terpakai dalam alat pembersih
debu solar cell secara otomatis berikut ini :
= Daya motor + daya arduino + daya
bluetooth+daya timer+daya relay
= 7,04 watt + 0,165 watt + 0,15 watt + 3,96
watt + 0,075 watt
= 11,39 Watt
f. Total persentase total beban penggunaan
daya listrik dari daya baterai.
Nilai total persentase penggunaan daya
listrik pada peralatan sistem dapat dihitung
dengan cara berikut ini :
Total penggunaan daya listrik =11,39 Watt
Total daya baterai = 42 Watt
=Total penggunaan daya listrik
Total daya baterai x 100 %
= 11,39
42 x 100 %
= 27,11 %
Hasil perhitungan nilai persentase total
beban adalah 27,11 % dari daya baterai
penuh.
V. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengujian dan analisa,
selanjutnya dapat diperoleh kesimpulan
yaitu sebagai berikut :
1. Hasil dari 5 kali pengujian solar cell
tegangan rata-rata dalam keadaan tidak
11 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan
berbeban 19,56 Vdc dan tegangan rata-
rata berbeban 12,52 Vdc.
2. Hasil dari pengujian converter dc bahwa
tegangan rata-rata converter dc IC
LM7805 menghasilkan tegangan
keluaran sebesar 4,9 Vdc pada kondisi
tegangan pada baterai kosong, setengah
penuh, dan penuh.
3. Hasil dari 5 kali pengujian solar cell saat
terkena debu dan sesudah dibersihkan :
tegangan rata-rata maka tegangan rata-
rata saat tertutp debu 11,28 Vdc dan
tegangan rata-rata sesudah dibersihkan
11,70 Vdc.
4. Hasil perhitungan nilai persentase total
beban adalah 27,11 % dari daya baterai
penuh.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anto, Budi. (2014). Portable Battery
Charge Berbasis Sel Surya.
Universitas Riau. Pekan baru
Riau. vol. 11, no. 1.
[2] Antoni, Roza. (2015). Perancangan
Sitem Pengaturan Kecepatan
Motor DC Menggunakan ZIG
BEE PRO Berbasis Arduino Uno
ATMega 328. Universitas
Maritim Raja Ali Haji.
Sumatera.
[3] Suryoatmojo, Heri. (2014). Desain
Dan Implementasi
Konverter DC-DC Rasio Tinggi
Berbasis Intergrated Qudratic
Boost Zeta Untuk Aplikasi
Photovoltaic. Institut Teknologi
Sepuluh November. Jawa Timur.
Vol. 5, no. 2.
[4] Trisno, Bambang. (2013).
Pemanfaatan Tenaga Surya
Menggunakan Rancangan Panel
Surya Berbasis Transistor
2N3055 Dan Thermoelectric
Cooler. Universitas Pendidikan
Indonesia. Jawa Barat. Vol. 12,
no. 2.
[5] Kalidas, Varda (2016). Wireless
Communication Using HC-05
Bluetooth Module Interfaced
With Arduino. Don Bosco
Collage Of Engineering Fatorda.
India. vol. 5, no.4.
PENULIS
1. Eko Prasetyo Wibowo, ST. Alumni
(2018) Program Studi Teknik
Elektro, Fakultas Teknik Universitas
Pakuan Bogor, email :
ekoprasetyow95@gmailcom
2. Prof. Dr. Ir. H. Didik Notosudjono,
M.Sc. Guru Besar Program Studi
Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Universitas Pakuan Bogor, email :
3. Dimas Bangun Fiddiansyah, ST.,
M.SEE. Staf Dosen Pengajar
Program Studi Teknik Elektro,
Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Bogor, email :