SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI ...

352
SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI POSYANDU GUNA MENDUKUNG KESEHATAN IBU DAN MEMONITORING TUMBUH KEMBANG BAYI BERBASIS WEB (STUDI KASUS: SUKU DINAS KESEHATAN JAKARTA TIMUR PROVINSI DKI JAKARTA) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi Yuliani 1113093000115 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M / 1441 H

Transcript of SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI ...

SKRIPSI

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI POSYANDU

GUNA MENDUKUNG KESEHATAN IBU DAN

MEMONITORING TUMBUH KEMBANG BAYI BERBASIS

WEB

(STUDI KASUS: SUKU DINAS KESEHATAN JAKARTA

TIMUR PROVINSI DKI JAKARTA)

Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sistem Informasi

Yuliani

1113093000115

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M / 1441 H

i

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI POSYANDU GUNA

MENDUKUNG KESEHATAN IBU DAN MEMONITORING TUMBUH

KEMBANG BAYI BERBASIS WEB

(STUDI KASUS: SUKU DINAS KESEHATAN JAKARTA TIMUR

PROVINSI DKI JAKARTA)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

Yuliani

1113093000115

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M / 1441 H

ii

iii

iv

LEMBAR PERNYATAAN

v

ABSTRAK

YULIANI (1113093000115), Rancang Bangun Sistem Informasi Posyandu Guna

Mendukung Kesehatan Ibu dan Memonitoring Tumbuh Kembang Bayi Berbasis Web

(Studi Kasus: Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur) dibawah bimbingan YUNI

SUGIARTI dan NURYASIN.

Posyandu tingkat Suku Dinas Kotamadya Jakarta Timur merupakan suatu unit layanan

kesehatan yang bertugas melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Posyandu

dilaksanakan pada tingkat Rukun Warga oleh Kader Posyandu dan Petugas Kesehatan.

Untuk melakukan pengolahan data, Kader Posyandu sering mengalami kesulitan dalam

proses pencarian data karena data yang masih tulis tangan (paper base) sehingga

menyulitkan bagi kader lain untuk mencari data tersebut. Selain itu, penulisan laporan

hasil pemantauan ibu dan anak yang masih ditulis dalam bentuk manual menghasilkan

terlalu banyak arsip dan terjadi penumpukan arsip di koordinator posyandu tiap wilayah,

menyebabkan tercampurnya arsip dengan arsip yang tidak terkait dengan laporan

kegiatan posyandu. Sehingga menyulitkan kader dalam melakukan pencarian sebuah data.

Suku Dinas bagian Kesehatan Masyarakat, khususnya dibidang Posyandu belum memilik

sistem informasi posyandu berbasis web, sehingga masih mengalami kesulitan dalam

pencarian data ibu dan balita. Serta banyaknya jumlah pendaftar juga menyebabkan

sulitnya proses pengolahan dan pengaksesan kembali data karena banyak data yang sama

harus dicatat berulang-ulang ke dalam form yang berbeda-beda, meyebabkan terjadinya

redudansi data. Penelitian ini bertujuan untuk mempermudah tugas-tugas Kader

Posyandu dalam melakukan pengolahan dan pengaksesan kembali data ibu dan anak.

Metode pengembangan sistem yang digunakan yaitu model RAD (Rapid Application

Development) menggunakan UML (Unified Modelling Language) sebagai tools-nya.

Dalam membangun sistem tools yang dipakai adalah PHP sebagain bahasa pemrograman.

XAMPP sebagai web server dan MySQL sebagai database. Hasil penelitian berupa

sistem informasi posyandu yang dapat mempermudah user dalam pencarian, pemrosesan

data ibu dan balita, mencetak laporan hasil kegiatan rutin setipa bulan.

Kata Kunci: Sistem Informasi, Pengelolaan Data, Posyandu, Unified Modeling

Language, PHP, MySQL.

V Bab + xvii halaman + 299 Halaman + 177 Gambar + 61 Tabel + Daftar Pustaka +

Lampiran

Pustaka Acuan (32, 2010-2020)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

taufiq, dan hidayah kepada hamba-Nya. Semoga shalawat serta salam selalu

terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Karena hanya atas ridho dan

rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan mengambil judul “Rancang

Bangun Sistem Informasi Posyandu Guna Mendukung Kesehatan Ibu Dan

Memonitoring Tumbuh Kembang Bayi Berbasis Web (Studi Kasus: Suku

Dinas Kesehatan Jakarta Timur Provinsi Dki Jakarta)”.

Peneliti sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

“sempurna”. Namun demikian peneliti berharap skripsi ini dapat diterima untuk

memperoleh gelar sarjana (S-1) dalam bidang Sistem Informasi Fakultas Sains

dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama penyusunan skripsi ini tentu banyak kesulitan dan hambatan yang

penulis hadapi, baik dalam pengumpulan data dan lain sebagainya. Namun berkat

kesungguhan hati dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga segala kesulitan

tersebut dapat diatasi. Peneliti ingin mengucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada pihak-pihak yang terlibat selama penyusunan skripsi ini.

Dengan selesainya skripsi ini, peneliti ingin mengucapkan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud., selaku Dekan Fakultas

Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta..

vii

2. A’ang Subiyakto, Ph.D, selaku Ketua Prodi Sistem Informasi Fakultas

Sains dan Teknologi dan Ibu Nida’ul Hasanawati, MMSI selaku Sekretaris

Prodi.

3. Ibu Yuni Sugiarti M.Kom, selaku dosen pembimbing I dan Bapak

Nuryasib M.Kom, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan bantuan baik secara moral maupun teknis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Kedua Orang Tua peneliti yang sangat peneliti sayangi yang telah

mendidik peneliti dengan kesabaran dan kasih sayang yang tiada henti,

serta kakak-kakakku terima kasih atas segala doa dan dukungannya baik

dalam bentuk moril maupun materil yang tak ternilai jumlahnya dalam

penulisan skripsi ini. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat serta

karunianya kepada mereka. Aamiin. Terima kasih sebesar-besarnya atas

segala yang telah diberikan.

5. Seluruh Dosen dan Staff, khususnya Program Studi Sistem Informasi yang

telah memberikan ilmu serta bantuannya kepada peneliti yang tidak

mungkin peneliti sebutkan satu persatu.

6. Ibu Rimbun Simanjuntak selaku narasumber sekaligus pembimbing

peneliti pada Puskesmas Kecamatan Kramat Jati yang telah memberikan

peneliti kesempatan untuk bisa menggali ilmu pada instansi tersebut.

7. Terima kasih untuk sahabat peneliti Galuh Fitriani, Anisa Citra Mutia,

Afiati Azhami, Lisa Galuh yang telah memberikan peneliti banyak

viii

pengalaman dan bantuannya, dari perjuangan awal kuliah sampai pada

tahap akhir kuliah yang peneliti belum dapat balas jasanya.

8. Terima kasih untuk sahabat sejak SMA Ajeng Dewi, Erni Amalia, Nuraeni

Dwi Septianingrum yang telah memberikan dukungan dan doa kepada

peneliti.

9. Teman-teman seperjuangan khususnya Sistem Informasi Angkatan 2013

yang banyak memberikan peneliti pengalaman selama belajar di bangku

kuliah.

10. Keluarga Besar KKN Abadi 2015 yang juga selalu memberikan semangat

serta doa untuk penulis.

11. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, maaf jika

peneliti tidak bisa menyebutkan satu per satu.

Peneliti juga menyadari, bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan.

Oleh karena itu kritik dan saran peneliti harapkan guna membuat skripsi ini

menjadi lebih baik. Kritik dan saran dapat dikirim ke e-mail

[email protected]. Akhir kata semoga skripsi ini dapat diterima dan

memberikan manfaat bagi peneliti dan pembaca serta dapat dilakukan tindak

lanjut yang secepat-cepatnya.

Jakarta, 12 Juli 2020

Yuliani

1113093000115

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................... iii

ABSTRAK .......................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................................................vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................... 10

1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................ 11

1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 11

1.5 Batasan Masalah ........................................................................................... 12

1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 13

1.6.1 Bagi Penulis ....................................................................................... 13

1.6.2 Bagi Kader Posyandu ......................................................................... 13

1.6.3 Bagi Universitas ................................................................................. 14

1.7 Metodologi Penelitian .................................................................................. 14

1.7.1 Metodologi Pengumpulan Data .......................................................... 14

1.8 Metodologi Pengembangan Sistem .............................................................. 15

1.9 Sistematika Penulisan ................................................................................... 17

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 20

2.1 Konsep Dasar Rancang Bangun Sistem ....................................................... 20

2.1.1 Pengertian Rancang ............................................................................ 20

2.1.2 Pengertian Bangun ............................................................................. 20

2.1.3 Pengertian Rancang Bangun .............................................................. 21

2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi ................................................................... 21

2.2.1 Pengertian Sistem ............................................................................... 21

2.2.2 Karakteristik Sistem ........................................................................... 21

2.2.3 Pengertian Informasi .......................................................................... 23

xiii

2.2.4 Pengertian Sistem Informasi .............................................................. 24

2.2.5 Komponen Sistem Informasi .............................................................. 24

2.2.6 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Informasi ................................. 25

2.2.7 Klasifikasi Sistem Informasi .............................................................. 26

2.3 Posyandu ...................................................................................................... 28

2.3.1 Pengertian Posyandu .......................................................................... 28

2.3.2 Tujuan Posyandu ................................................................................ 29

2.3.3 Sasaran Posyandu ............................................................................... 30

2.4 Konsep Kader Posyandu .............................................................................. 35

2.4.1 Pengertian ........................................................................................... 35

2.4.2 Tugas Kader Posyandu ....................................................................... 37

2.5 Monitoring .................................................................................................... 37

2.6 Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 38

2.6.1 Observasi ............................................................................................ 39

2.6.2 Wawancara ......................................................................................... 39

2.6.3 Studi Pustaka ...................................................................................... 40

2.7 Model Pengembangan Sistem ...................................................................... 40

2.7.1 Waterfall ............................................................................................. 40

2.7.2 RAD (Rapid Application Development) ............................................ 44

2.7.3 Keunggulan dan Kelemahan RAD ..................................................... 46

2.8 Unified Modelling Language (UML) ........................................................... 47

2.8.1 Use Case Diagram ............................................................................. 48

2.8.2 Activity Diagram ................................................................................ 51

2.8.3 Potensial Objek .................................................................................. 51

2.8.4 Class Diagram ................................................................................... 52

2.8.5 Sequence Diagram ............................................................................. 53

2.9 Konsep Basis Data ........................................................................................ 54

2.9.1 Pengertian Basis Data ........................................................................ 54

2.9.2 Manajemen Basis Data (DBMS) ........................................................ 55

2.9.3 MySQL ............................................................................................... 55

2.9.4 PHPMyAdmin .................................................................................... 56

2.10 Tools Pengembangan Sistem ........................................................................ 56

xiv

2.10.1 PHP (Hypertext Preprocessor) .......................................................... 56

2.10.2 Cascading Style Sheet (CSS) ............................................................. 58

2.10.3 Web..................................................................................................... 59

2.10.4 XAMPP .............................................................................................. 59

2.11 Pengujian Sistem .......................................................................................... 60

2.11.1 Pengujian White-Box .......................................................................... 60

2.11.2 Pengujian Black-Box .......................................................................... 63

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 66

3.1 Metodologi Pengumpulan Data .................................................................... 66

3.1.1 Observasi ............................................................................................ 66

3.1.2 Wawancara ......................................................................................... 66

3.1.3 Studi Pustaka ...................................................................................... 67

3.1.4 Ringkasan Studi Literatur .................................................................. 67

3.2 Metode Pengembangan Sistem ..................................................................... 72

3.2.1 Tahap Perencanaan Kebutuhan (Requirement Planning) .................. 73

3.2.2 Tahap Workshop Design .................................................................... 74

3.2.3 Fase Implementasi (Implementation) ................................................. 75

3.3 Alasan Peneliti Menggunakan Metode Pengembangan RAD ...................... 76

3.4 Alasan Menggunakan Pengujian Black Box ................................................. 76

3.5 Kerangka Berfikir ......................................................................................... 77

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................................. 79

4.1 Fase Perencanaan Kebutuhan ....................................................................... 79

4.1.1 Gambaran Umum Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur ................... 79

4.1.2 Analisis Sistem Berjalan .................................................................... 92

4.1.3 Analisis Sistem Usulan ...................................................................... 97

4.1.4 Identifikasi Masalah ........................................................................... 98

4.2 Fase Workshop design .................................................................................. 98

4.2.1 Desain Proses ..................................................................................... 98

4.2.2 Desain Database .............................................................................. 181

4.2.3 Design User Interface ...................................................................... 230

4.3 Fase Implementasi ...................................................................................... 273

4.3.1 Pemrograman ................................................................................... 273

xv

4.3.2 Testing .............................................................................................. 275

BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 309

5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 309

5.2. Saran ........................................................................................................... 309

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 311

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Tabel Kematian Ibu Hamil di Wilayah DKI Jakarta .......................................... 3

Tabel 1. 2 Tabel Penyebab Kematian Ibu di DKI Jakarta ................................................... 3

Tabel 2. 1 Contoh Tabel Objek Potensial ......................................................................... 52

Tabel 2. 2 Tabel Contoh Skenario Pengujian Black-Box .................................................. 65

Tabel 3. 1 Tabel Ringkasan Studi Literatur ...................................................................... 68

Tabel 4. 1 Tabel dentifikasi Aktor .................................................................................... 99

Tabel 4. 2 Tabel Identifikasi Use Case ........................................................................... 100

Tabel 4. 3 Narasi Use Case Diagram Login ................................................................... 108

Tabel 4. 4Narasi Use Case Kelola Data Ibu ................................................................... 109

Tabel 4. 5 Narasi Use Case Kelola Keanggotaan Balita ................................................. 111

Tabel 4. 6 Narasi Use Case Kelola Keanggotan Ibu Hamil ............................................ 113

Tabel 4. 7 Narasi Use Case Data Balita .......................................................................... 115

Tabel 4. 8 Narasi Use Case Kelola Data Kematian Balita .............................................. 117

Tabel 4. 9 Narasi Use Case Data Kematian Ibu Hamil ................................................... 119

Tabel 4. 10 Narasi Use Case Data Kegiatan Bulanan Rutin Posyandu .......................... 121

Tabel 4. 11 Narasi Use Case Diagram Verifikasi Data Kegiatan Posyandu ................... 123

Tabel 4. 12 Narasi Usecase Diagram Hasil Verifikasi Data Kegiatan ............................ 124

Tabel 4. 13 Narasi Use Case Diagram Verifikasi Anggota Posyandu ........................... 126

Tabel 4. 14 Narasi Use Case Hasil Verifikasi Anggota Posyandu ................................. 127

Tabel 4. 15 Narasi Use Case Input Data Monitoring Hasil Kegiatan ............................. 128

Tabel 4. 16 Narasi Use Case Upload Foto Monitoring .................................................. 130

Tabel 4. 17 Narasi Use Case Diagram Lihat Laporan Kegiatan Posyandu .................... 131

Tabel 4. 18 Narasi Use Case Diagram Lihat Laporan Kematian Balita ......................... 134

Tabel 4. 19 Narasi Use Case Diagram Lihat Laporan Kelahiran Balita ......................... 135

Tabel 4. 20 Narasi Use Case Diagram Laporan Kematian Ibu Hamil ........................... 137

Tabel 4. 22 Narasi Use Case Lihat Laporan Keanggotaan Balita ................................... 139

Tabel 4. 23 Narasi Use Case Lihat Laporan Keanggotaan Ibu Hamil ............................ 141

Tabel 4. 21 Narasi Usecase Diagram Laporan Monitoring Balita .................................. 143

Tabel 4. 24 Narasi Use Case Diagram Logout ............................................................... 145

Tabel 4. 25 Analisis Objek Potensial .............................................................................. 175

Tabel 4. 26 Objek Potensial Yang Diusulkan ................................................................. 178

Tabel 4. 27 Perancangan Struktur Database Kecamatan ................................................ 208

Tabel 4. 28 Perancangan Struktur Database Kelurahan ................................................. 208

xvii

Tabel 4. 29 Perancangan Struktur Database RW ........................................................... 209

Tabel 4. 30 Perancangan Struktur Database RT ............................................................. 210

Tabel 4. 31 Perancangan Struktur Database Pengguna .................................................. 211

Tabel 4. 32 Perancangan Struktur Database Kegiatan Posyandu ................................... 212

Tabel 4. 33 Perancangan Struktur Database Ibu ............................................................ 213

Tabel 4. 34 Perancangan Struktur Database Kematian Ibu ............................................ 214

Tabel 4. 35 Perancangan Struktur Database Keanggotaan Ibu Posyandu ...................... 216

Tabel 4. 36 Perancangan Struktur Database Balita ........................................................ 217

Tabel 4. 37 Perancangan Struktur Database Balita Anggota Posyandu ......................... 219

Tabel 4. 38 Perancangan Struktur Database Verifikasi Kegiatan .................................. 220

Tabel 4. 39 Perancangan Struktur Database Kematian Balita ........................................ 221

Tabel 4. 40 Perancangan Struktur Database Pemeriksaan Ibu Hamil ............................ 222

Tabel 4. 41 Perancangan Struktur Database Pelayanan Ibu Hamil ................................ 224

Tabel 4. 42 Perancangan Struktur Database Penimbangan Balita.................................. 225

Tabel 4. 43 Perancangan Struktur Database Imunisasi Balita ........................................ 227

Tabel 4. 44 Perancangan Struktur Menu Kader Posyandu ............................................. 230

Tabel 4. 45 Perancangan Mockup List Hasil Verifikasi Kegiatan .................................. 250

Tabel 4. 46 Perancangan Mockup Detail Hasil Verifikasi Kegiatan .............................. 250

Tabel 4. 53 Daftar Tools ................................................................................................. 273

Tabel 4. 54 Pengujian User “Kader Posnyandu .............................................................. 275

Tabel 4. 55 Tabel Pengujian User “Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan” ................. 284

Tabel 4. 56 Pengujian User “Petugas Kesehatan Tingkat Kecamatan” “Staff Kesmas

Sudinkes Jakarta Timur” dan “Kepala Kesmas Sudinkes Jakarta Timur” ...................... 288

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Angka Kematian Ibu (AKI) 1991-2012 ......................................................... 2

Gambar 1. 2 Laporan Data Ibu Hamil di RW 011 Kelurahan Kramat Jati ........................ 5

Gambar 2. 1 Waterfall Menurut (Pressman, 2015) ........................................................... 41

Gambar 2. 2 Fase-fase Rapid Application Development ................................................. 46

Gambar 2. 3 Contoh Use Case Diagram .......................................................................... 48

Gambar 2. 4 Contoh Activity Diagram ............................................................................. 51

Gambar 2. 5 Contoh Class Diagram ................................................................................. 52

Gambar 2. 6 Contoh Sequence Diagram .......................................................................... 53

Gambar 2. 7 Contoh Pengujian White-box menggunakan Flowgraph Of Purchasing

Property ............................................................................................................................ 62

Gambar 3. 1 Kerangka Berfikir Penelitian ........................................................................ 78

Gambar 4. 1 Sruktur Organisasi Suku Dinas Kesehatan Masyarakat ............................... 83

Gambar 4. 2 Analisis Sistem Berjalan .............................................................................. 93

Gambar 4. 3 Analisis Sistem Usulan ................................................................................ 97

Gambar 4. 4 Use Case Diagram Posyandu ..................................................................... 107

Gambar 4. 5 Activity Diagram Login .............................................................................. 146

Gambar 4. 6 Activity Diagram Kelola Data Ibu ............................................................. 147

Gambar 4. 7 Activity Diagram Kelola Keanggotaan Balita ............................................ 149

Gambar 4. 8 Activity Diagram Kelola Keanggotaan Ibu Hamil ..................................... 151

Gambar 4. 9 Activity Diagram Kelola Kelahiran Balita ................................................. 153

Gambar 4. 10 Activity Diagram Kelola Data Kematian Balita ....................................... 155

Gambar 4. 11 Activity Diagram Kelola Data Kematian Ibu Hamil ................................ 157

Gambar 4. 12 Activity Diagram Kelola Data Kegiatan Bulanan Rutin Posyandu .......... 159

Gambar 4. 13 Activity Diagram Verifikasi Data Kegiatan Posyandu ............................. 160

Gambar 4. 14 Activity Diagram Hasil Verifikasi Kegiatan Posyandu ............................ 161

Gambar 4. 15 Activity Diagram Verifikasi Anggota Posyandu ...................................... 162

Gambar 4. 16 Activity Diagram Lihat Hasil Verifikasi Anggota Posyandu ................... 163

Gambar 4. 17 Acitivity Diagram Input Data Monitoring Balita ..................................... 164

Gambar 4. 18 Activity Diagram Upload Foto Monitoring .............................................. 165

Gambar 4. 19 Actvity Diagram Laporan Kegiatan Posyandu ......................................... 166

Gambar 4. 20 Activity Diagram Lihat Laporan Kematian Balita ................................... 167

Gambar 4. 21 Activity Diagram Lihat Laporan Kelahiran Balita ................................... 168

Gambar 4. 22 Activity Diagram Lihat Laporan Kematian Ibu Hamil ............................. 169

xv

Gambar 4. 23 Activity Diagram Monitoring Balita ........................................................ 170

Gambar 4. 24 Acivity Diagram Lihat Laporan Data Keanggotaan Balita ...................... 171

Gambar 4. 25 Activity Diagram Lihat Laporan Keanggotaan Ibu Hamil ....................... 172

Gambar 4. 26 Activity Diagram Logout .......................................................................... 173

Gambar 4. 27 Gambaran Objek Potensial ....................................................................... 174

Gambar 4. 28 Class Diagram Sistem Informasi Posyandu ............................................. 180

Gambar 4. 29 Mapping Cardinality Sistem Informasi Posyandu ................................... 181

Gambar 4. 30 Sequance Diagram Login ........................................................................ 182

Gambar 4. 31 Sequance Diagram Kelola Data Ibu ......................................................... 183

Gambar 4. 32 Sequance Diagram Kelola Keanggotaan Balita ....................................... 185

Gambar 4. 33 Sequance Diagram Kelola Keanggotaan Ibu ........................................... 186

Gambar 4. 34 Sequance Diagram Kelola Kelahiran Balita ............................................ 188

Gambar 4. 35 Sequance Diagram Kelola Kematian Balita ............................................ 189

Gambar 4. 36 Sequance Diagram Kelola Kematian Ibu Hamil ...................................... 191

Gambar 4. 37 Sequance Diagram Kelola Data Kegiatan Posyandu ............................... 192

Gambar 4. 38 Sequence Diagram Verifikasi Data Kegiatan Posyandu .......................... 193

Gambar 4. 39 Sequance Diagram Lihat Hasil Verifikasi Kegiatan ................................ 194

Gambar 4. 40 Sequence Diagram Verifikasi Data Anggota Posyandu ........................... 195

Gambar 4. 41 Sequance Diagram Lihat Hasil Verifikasi Anggota................................. 196

Gambar 4. 42 Sequence Diagram Input Data Monitoring .............................................. 197

Gambar 4. 43 Sequence Diagram Upload Foto Monitoring ........................................... 198

Gambar 4. 44 Sequance Diagram Lihat Laporan Kegiatan Posyandu ........................... 199

Gambar 4. 45 Sequance Diagram Lihat Laporan Kematian Balita ................................ 200

Gambar 4. 46 Sequance Diagram Lihat Laporan Kelahiran Balita ................................ 201

Gambar 4. 47 Sequance Diagram Lihat Laporan Kematian Ibu Hamil .......................... 202

Gambar 4. 48 Sequance Diagram Lihat Laporan Keanggotaan Balita ........................... 203

Gambar 4. 49 Sequance Diagram Lihat Laporan Keanggotaan Ibu Hamil .................... 204

Gambar 4. 50 Sequence Diagram Lihat Laporan Monitoring Balita .............................. 205

Gambar 4. 51 Sequance Diagram Logout ...................................................................... 206

Gambar 4. 52 Schema Database Sistem Informasi Posyandu ........................................ 207

Gambar 4. 53 Perancangan Struktur Menu Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan ....... 231

Gambar 4. 54 Perancangan Struktur Menu Petugas Kesehatan Tingkat Kecamatan ...... 232

Gambar 4. 55 Perancangan Strukur Menu Saff Kesmas Sudinkes Jakarta Timur .......... 233

Gambar 4. 56 Perancangan Struktur Menu Kepala Kesmas Sudinkes Jakarta Timur .... 234

Gambar 4. 57 Perancangan Mockup Halaman Login ..................................................... 235

Gambar 4. 58 Perancangan Mockup Halaman Kader Posyandu .................................... 236

Gambar 4. 59 Perancangan Mock Up List Data Ibu ....................................................... 236

Gambar 4. 60 Perancangan Mockup Form Tambah Data Ibu ........................................ 237

Gambar 4. 61 Perancangan Mock Up Detail Data Ibu .................................................... 237

Gambar 4. 62 Perancangan Mockup Hapus Data Ibu ..................................................... 238

Gambar 4. 63 Perancangan Mockup List Data Balita ..................................................... 238

xvi

Gambar 4. 64 Perancangan Mockup Form Tambah Data Balita .................................... 239

Gambar 4. 65 Perancangan Mockup Detail Data Balita ................................................. 239

Gambar 4. 66 Perancangan Mockup Hapus Data Balita ................................................. 240

Gambar 4. 67 Perancangan Mockup List Keanggotaan Ibu Hamil................................. 240

Gambar 4. 68 Perancangan Mockup Form Tambah Data Keanggotaan Ibu Hamil........ 241

Gambar 4. 69 Perancangan Mockup Detail Keanggotaan Ibu Hamil ............................. 241

Gambar 4. 70 Perancangan Mockup Hapus Data Keanggotaan Ibu Hamil .................... 242

Gambar 4. 71 Perancangan Mockup List Data Keanggotaan Balita ............................... 242

Gambar 4. 72 Perancangan Mockup Form Tambah Data Keanggotaan Balita .............. 243

Gambar 4. 73 Perancangan Mockup Detail Data Keanggotaan Balita ........................... 243

Gambar 4. 74 Perancangan Mockup Hapus Data Keanggotaan Balita ........................... 244

Gambar 4. 75 Perancangan Mockup List Data Kematian Ibu Hamil .............................. 244

Gambar 4. 76 Perancangan Mockup Form Tambah Data Kematian Ibu Hamil ............. 245

Gambar 4. 77 Perancangan Mockup Detail Kematian Ibu Hamil................................... 245

Gambar 4. 78 Perancangan Mockup Hapus Data Kematian Ibu Hamil .......................... 246

Gambar 4. 79 Perancangan Mockup List Data Kematian Balita .................................... 246

Gambar 4. 80 Perancangan Mockup Form Tambah Data Kematian Balita .................... 247

Gambar 4. 81 Perancangan Mockup Detail Kematian Balita ......................................... 247

Gambar 4. 82 Perancangan Mockup Hapus Data Kematian Balita ................................ 248

Gambar 4. 83 Perancangan Mockup List Kegiatan Posyandu ........................................ 248

Gambar 4. 84 Perancangan Mockup Form Tambah Data Kegiatan Posyandu ............... 249

Gambar 4. 85 Perancangan Mockup Detail Data Kegiatan ............................................ 249

Gambar 4. 86 Perancangan Mockup List Hasil Verifikasi Balita ................................... 251

Gambar 4. 87 Perancangan Mockup List Hasil Verifikasi Ibu Hamil ............................ 251

Gambar 4. 88 Perancangan Mockup List Monitoring Balita .......................................... 252

Gambar 4. 89 Perancangan Mockup Tambah Data Monitoring Balita ........................... 252

Gambar 4. 90 Perancangan Mockup Detail dan Upload Foto Monitoring Balita ........... 253

Gambar 4. 91 Perancangan Mockup List Pelayanan Ibu Hamil ..................................... 253

Gambar 4. 92 Perancangan Mockup Form Tambah Data Pelayanan Ibu Hamil ............ 254

Gambar 4. 93 Perancangan Mockup Detail Pelayanan Ibu Hamil .................................. 254

Gambar 4. 95 Perancangan Mockup Hapus Pelayanan Ibu Hamil ................................. 255

Gambar 4. 96 Perancangan Mockup List Pemeriksaan Ibu Hamil ................................. 255

Gambar 4. 97 Perancangan Mockup Form Tambah Data Pemeriksaan Ibu Hamil ........ 256

Gambar 4. 98 Perancangan Mockup Detail Pemeriksaan Ibu Hamil .............................. 256

Gambar 4. 99 Perancangan Mockup Hapus Data Pemeriksaan Ibu Hamil ..................... 257

Gambar 4. 100 Perancangan Mockup List Pelayanan Balita .......................................... 257

Gambar 4. 101 Perancangan Mockup Tambah Data Pelayanan Balita ........................... 258

Gambar 4. 102 Perancangan Mockup Detail Pelayanan Balita ...................................... 258

Gambar 4. 103 Perancangan Mockup Hapus Data Pelayanan Balita ............................. 259

Gambar 4. 104 Perancangan Mockup List Penimbangan Balita ..................................... 259

Gambar 4. 105 Perancangan Mockup Form Tambah Data Penimbangan Balita ............ 260

xvii

Gambar 4. 106 Perancangan Mockup Detail Penimbangan Balita ................................. 260

Gambar 4. 107 Perancangan Mockup Hapus Data Penimbangan Balita ........................ 261

Gambar 4. 108 Perancangan Mockup List Data Imunisasi ............................................. 261

Gambar 4. 109 Perancangan Mockup Form Tambah Data Imunisasi Balita .................. 262

Gambar 4. 110 Perancangan Mockup Detail Imunisasi Balita ....................................... 262

Gambar 4. 111 Perancangan Mockup Hapus Data Imunisasi Balita .............................. 263

Gambar 4. 112 Perancangan Mockup Dashboard Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan

........................................................................................................................................ 263

Gambar 4. 113 Perancangan Mockup List Kegiatan Posyandu ...................................... 264

Gambar 4. 114 Perancangan Mockup Verifikasi Data Kegiatan Posyandu .................... 264

Gambar 4. 115 Perancangan Mockup Verifikasi Ibu Hamil ........................................... 265

Gambar 4. 116 Perancangan Mockup Verifikasi Balita .................................................. 265

Gambar 4. 117 Perancangan Mockup Laporan Keanggotaan Ibu Hamil ....................... 266

Gambar 4. 118 Perancangan Mockup Laporan Kematian Ibu Hamil ............................. 266

Gambar 4. 119 Peraancangan Mockup Laporan Keanggotaan Balita ........................... 267

Gambar 4. 120 Perancangan Mockup Laporan Kelahiran Balita ................................... 267

Gambar 4. 121 Perancangan Mokcup Laporan Kematian Balita .................................... 268

Gambar 4. 122 Perancangan Mockup Laporan Kegiatan Posyandu ............................... 268

Gambar 4. 123 Laporan Monitoring Balita ..................................................................... 269

Gambar 4. 124 Perancangan Mockup Dashboard ........................................................... 269

Gambar 4. 125 Perancangan Mockup Laporan Keanggotaan Ibu Hamil ....................... 270

Gambar 4. 126 Perancangan Laporan Kematian Ibu Hamil ........................................... 270

Gambar 4. 127 Perancangan Mockup Laporan Keanggotaan Balita .............................. 271

Gambar 4. 128 Perancangan Mockup Laporan Kelahiran Balita ................................... 271

Gambar 4. 129 Perancangan Mockup Laporan Kematian Balita .................................... 272

Gambar 4. 130 Perancangan Mockup Laporan Kegiatan Posyandu ............................... 272

Gambar 4. 131 Perancangan Mockup Laporan Monitoring Balita ................................. 273

Gambar 4. 132 Tampilan Login ...................................................................................... 291

Gambar 4. 133 Tampilan Dashboard Kader Posyandu ................................................... 291

Gambar 4. 134 Tampilan List Ibu ................................................................................... 292

Gambar 4. 135 Tampilan Tambah Data Ibu ................................................................... 292

Gambar 4. 136 Tampilan List Data Balita ...................................................................... 293

Gambar 4. 137 Tampilan Tambah Data Balita ............................................................... 293

Gambar 4. 138 Tampilan Detail Data Balita ................................................................... 294

Gambar 4. 139 Tampilan Ubah Data Balita .................................................................... 294

Gambar 4. 140 Tampilan List Data Keanggotaan Ibu Hamil ......................................... 295

Gambar 4. 141 Tampilan Data Keanggotaan Ibu Hamil ................................................. 295

Gambar 4. 142 Tampilan Detail Keanggotaan Ibu Hamil .............................................. 296

Gambar 4. 143 Tampilan Ubah Data Keanggotaan Ibu Hamil ....................................... 296

Gambar 4. 144 Tampilan List Kematian Ibu Hamil ....................................................... 297

Gambar 4. 145 Tampilan Tambah Data Kematian Ibu Hamil ........................................ 297

xviii

Gambar 4. 146 Tampilan Detail Kematian Ibu Hamil .................................................... 298

Gambar 4. 147 Tampilan Ubah Data Kematian Ibu Hamil ............................................ 298

Gambar 4. 148 Tampilan List Kematian Balita .............................................................. 299

Gambar 4. 149 Tampilan Tambah Data Kematian Balita ............................................... 299

Gambar 4. 150 Tampilan Detail Kematian Balita ........................................................... 300

Gambar 4. 151 Tampilan Ubah Kematian Balita ............................................................ 300

Gambar 4. 152 Tampilan List Kegiatan Posyandu ......................................................... 301

Gambar 4. 153 Tampilan Tambah Data Kegiatan .......................................................... 301

Gambar 4. 154 Tampilan Detail Kegiatan ...................................................................... 302

Gambar 4. 155 Tampilan Hasil Verifikasi Kegiatan ....................................................... 302

Gambar 4. 156 Tampilan Detail Hasil Verifikasi Kegiatan ............................................ 303

Gambar 4. 157 Tampilan List Data Monitoring ............................................................. 303

Gambar 4. 158 Tampilan Tambah Data Monitoring ....................................................... 304

Gambar 4. 159 Tampilan Detail dan Upload Foto Monitoring ....................................... 304

Gambar 4. 160 Tampilan Dashboard Petugas Kesehatan Kelurahan .............................. 305

Gambar 4. 161 Tampilan List Kegiatan Posyandu ......................................................... 305

Gambar 4. 162 Tampilan Verifikasi Data Kegiatan Posyandu ....................................... 306

Gambar 4. 163 Tampilan Verifikasi Keanggotaan Ibu Hamil ........................................ 306

Gambar 4. 164 Tampilan Laporan Keanggotaan Ibu Hamil ........................................... 307

Gambar 4. 165 Tampilan Laporan Keanggotaan Balita .................................................. 307

Gambar 4. 166 Tampilan Laporan Kelahiran Balita ....................................................... 308

Gambar 4. 167 Tampilan Laporan Kegiatan ................................................................... 308

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat saat ini,

kebutuhan akan informasi yang akurat, tepat dan terkini semakin dibutuhkan. Hal

ini mendorong masyarakat dan instansi baik negri maupun swasta ikut

memanfaatkan teknologi informasi tersebut. Pemanfaatan teknologi informasi

tersebut salah satunya adalah sistem informasi. Sistem informasi adalah alat untuk

menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi penerimanya.

Tujuannya adalah untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan

menampilkan sebuah informasi untuk mendukung pengambilan keputusan,

koordinasi, pengaturan, analisa, dan visualisasi pada sebuah organisasi (Laudon,

2012).

Tidak sedikit yang menggunakan sistem informasi untuk membantu

kemudahan dalam bekerja. Salah satu bentuk sistem informasi yang mudah

dikembangkan adalah berbasis web, sistem informasi berbasis web tidak hanya

digunakan untuk menampilkan informasi saja, namun dapat digunakan untuk

berdialog dengan data sehingga memberikan informasi untuk mengambil sebuah

keputusan. Keputusan akan informasi serta mengakses data dalam jumlah besar

ini juga dibutuhkan oleh Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur khususnya Bagian

Kesejahteraan Sosial dalam memonitoring tumbuh kembang bayi serta ibu pasca

melahirkan di wilayah Jakarta Timur.

2

Kesehatan menjadi satu hal setelah kebutuhan pokok lain yang perlu

diperhatikan. Dimana sebagai perwujudan dari kewajiban dan tanggung jawab

tiap-tiap individu dalam pemeliharaan dan perlindungan kesehatan. Semua orang

harus mempunyai kemampuan untuk memelihara dan melindungi kesehatan

mereka sendiri. Karena terdapat anggapan bahwa manusia yang sehat pasti akan

mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal dan wajar.

Gambar 1. 1 Angka Kematian Ibu (AKI) 1991-2012

(Sumber: SDKI 1991-2012)

Pada gambar diatas dapat diketahui berdasarkan data sumber data

kematian ibu (SDKI), selama periode tahun 1991-2007 angka kematian ibu

mengalami penurunan dari 390 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Namun

pada sumber data kematian ibu (SDKI) 2012 angka kematian ibu kembali naik

menjadi 395 per 100.000 kelahiran hidup. Meskipun angka kematian ibu (AKI)

hasil sumber data kematian ibu (SDKI) tahun 1990 dan 2012 tidak jauh berbeda,

3

namun untuk mencapai target 102 pada tahun tahun 2015 diperkirakan sulit

tercapai. Angka tersebut juga semakin jauh dari target Millenium Development

Goals (MDGs) 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup.

Tabel 1. 1 Tabel Kematian Ibu Hamil di Wilayah DKI Jakarta

Berdasarkan tabel diatas diketahui jumlah kematian ibu khususnya di

wilayah Jakarta Timur pada tahun 2018 adalah sebesar 27, yaitu berada di nomor

urut ke-2 terbanyak jumlah kematian ibu di wilayah DKI Jakarta.

Tabel 1. 2 Tabel Penyebab Kematian Ibu di DKI Jakarta

Beberapa jenis penyebab kematian pada ibu bersalin, pasca bersalin dan

hamil adalah seperti pendarahan, hipertensi, infeksi, gangguan sistem peredaran

4

darah, gangguan metabolik dan lainnya. Dari tabel diatas penyebab terbesar

kematian ibu di Kotamadya Jakarta Timur adalah pendarahan sebanyak 10 ibu.

Bayi merupakan tahap awal hidup manusia. Kesehatannya adalah salah

satu hal penting yang harus diperhatikan, karena kesehatan bayi akan menentukan

perkembangannya dimasa depan. Oleh sebab itu, kesehatan harus dijaga sedini

mungkin, yaitu sejak usia 0-5 tahun, karena pada usia tersebut adalah masa emas

tumbuh kembang bayi.

Maka dari itu, dukungan media komputer sangat berpengaruh besar

terhadap pelayanan masyarakat khususnya untuk Pos Pelayanan Terpadu atau

yang sering kita kenal dengan sebutan Posyandu. Dengan adanya aplikasi

pendukung berbasis web, maka pengolahan data ibu dan bayi serta anggota

posyandu akan berjalan efektif dan efisien terutama Posyandu di Kotamadya

Jakarta Timur.

Posyandu bertugas melakukan pemantauan terhadap kondisi kesehatan

ibu dan bayi secara rutin dan terus menerus tiap bulannya. Pemantauan terhadap

kesehatan bayi dilakukan untuk memantau pertumbuhan (growth monitoring) dan

status gizi bayi secara terus menerus. Data dan informasi yang diperlukan untuk

memantau pertumbuhan bayi pada dasarnya bersumber dari data berat badan hasil

penimbangan balita bulanan yang diisikan kedalam kartu menuju sehat (KMS),

yaitu : berat badan hasil penimbangan 2 bulan berturut-turut (Naik, Turun, atau

Bawah Garis Merah), jumlah bayi yang ditimbang bulan ini, bayi yang ditimbang

pada bulan sebelumnya, dan bayi yang baru pertama kali ditimbang bulan ini.

5

Kader Posyandu sering mengalami kesulitan dalam proses pencarian data

karena data yang masih tulis tangan (paper base) sehingga menyulitkan bagi

kader lain untuk mencari data tersebut. Selain itu, penulisan laporan hasil

pemantauan ibu dan anak yang masih ditulis dalam bentuk manual menghasilkan

terlalu banyak arsip dan terjadi penumpukan arsip di koordinator posyandu tiap

wilayah, menyebabkan tercampurnya arsip dengan arsip yang tidak terkait dengan

laporan kegiatan posyandu. Sehingga menyulitkan kader dalam melakukan

pencarian sebuah data.

Gambar 1. 2 Laporan Data Ibu Hamil di RW 011 Kelurahan Kramat Jati

6

Gambar 1.2 berisi data banyaknya jumlah pendaftar Ibu Hamil di RW

011 Kelurahan Kramat Jati yang juga menyebabkan sulitnya proses pengolahan

dan pengaksesan kembali data karena banyak data yang sama harus dicatat

berulang-ulang ke dalam form yang berbeda-beda, meyebabkan terjadinya

redudansi data. Akibatnya, penulisan laporan yang dilakukan oleh Kader

Posyandu menjadi tidak efisien dan akurat.

Menurut riset (Latifah & Handayani, n.d.) yang berjudul “Sistem

Pendataan Tumbuh Kembang Anak Pada Puskesmas” permasalahan yang terjadi

adalah proses pendataan tumbuh kembang anak masih dilakukan secara manual,

hal tersebut mengakibatkan pendataan terhadap anak menjadi lambat.

Perancangan sistem ini terfokus pada pendataan terhadap fisik diantaranya,

perancangan sistem pendataan tumbuh kembang anak meliputi; Data anak, Data

periksa, Data tenaga medis, Data tumbuh kembang anak, Data imunisasi, Data

berat bedan, Laporan hasil tumbuh kembang anak. Penelitian ini tidak dilengkapi

dengan data perkembangan ibu pasca melahirkan.

Penelitian berjudul “Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan

Puskesmas Program Kesehatan Ibu dan Anak Pada Dinas Kesehatan Kabupaten

Kudus” oleh (Sari et al., 2016) permasalahan yang terjadi adalah sistem

pencatatan dan pelaporan Puskesmas (SP3) program kesehatan ibu dan anak

(KIA) di kabupaten Kudus masih terbatas pada rekapitulasi data hasil dari

interaksi antara masyarakat pengguna program kesehatan ibu dan anak dengan

fasilitas kesehatan (puskemas), sehingga seringkala data tersebut tidak

terdokumentasi dengan baik dan lengkap. Keterlambatan perubahan data atau

7

pelaporan SP3 akan menyebabkan tujuan pelaporan menjadi tidak tercapai. Hasil

dari penelitian ini meliputi informasi kesehatan ibu dan anak pada semua

puskesmas di wilayah kabupaten Kudus, hasil laporan SP3 program kesehatan ibu

dan anak puskesmas dan per periode pelaporan. Perancangan sistem ini

menggunakan pemodelan Unified Modelling Language (UML), bahasa

pemrograman PHP dan basis data MySQL.

Penelitian berjudul “Pembangunan Sistem Informasi Data Balita Pada

Posyandu Desa Ploso Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan” oleh (Mulyani &

Purnama, 2015) permasalahan yang terjadi adalah petugas kesulitan dalam prses

pencairan data perkembangan balita yang ditulis secara terpisah-pisah dapat

mengakibatkan kerangkapan data yang menimbulkan inkonsistensi data sehingga

menghasilkan laporan yang tidak dapat dipercaya. Penelitian ini menghasilkan

sistem informasi Posyandu lebih terkomputerisasi yang dapat membantu petugas

dalam mencatat pendaftaran bayi baru lahir, pencetakan kartu anggota posyandu

serta melihat keseluruhan data balita yang ada di Posyandu Desa Ploso.

Kekurangan dari sistem ini adalah sistem data balita ini hanya dirancang untuk

single user.

Penelitian oleh (Pratama, Sefto., 2016) yang berjudul “Penerapan Sistem

Informasi Posyandu Mawar Keluhahan Simpang Empat” memiliki permasalahan

kurang terpenuhinya sarana dalam pengelolaan data Posyandu menjadi tidak

efisien dan memakan waktu yang lama. Penelitian ini menghasilkan form dan

laporan yang sama dengan panduan pada buku SIP yaitu: pengelolaan data ibu

hamil, resiko kehamilan, jumlah bayi dan balita di wilayah Posyandu, berat badan

8

balita hasil penimbangan 2 bulan berturut-turut (Naik, Turun atau Bawah Garis

Merah), jumlah balita yang ditimbang bulan ini, balita yang ditimbang pada bulan

sebelumnya, dan balita yang baru ditimbang pada bulan ini. Kekurangan pada

penelitian ini adalah data yang sudah dihasilkan masih dalam bentuk offline,

sehingga data kurang dapat dikelola secara maksimal.

Menurut penelitian oleh (Noviyanto et al., 2016) yang berjudul “Rancang

Bangun Sistem Informasi Posyandu Terintegrasi Sebagai Pendukung Kebijakan

Dinas Kesehatan” permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini adalah

pengelolaan data ibu dan anak yang masih konvensional yaitu ditulis pada buku

catatan mengenai perkembangan kesehatan ibu dan anak saat kegiatan Posyandu

berlangsung, membutuhkan waktu yang lama serta ketelitian pada saat

penyusunan pelaporan kegiatan dan kejadian untuk pihak Puskesmas dan Dinas

Kesehatan, sementara penanganan permasalahan kesehatan dibutuhkan kecepatan

dan ketepatan berdasarkan data yang ada. Berdasarkan permasalahan yang ada,

sistem yang dihasilkan berupa sistem Posyandu online yang digunakan untuk

pemantauan kesehatan masyarakat oleh Dinas Kesehatan, sebagai pertimbangan

tindakan lanjutan oleh puskesmas, serta pemantau perkembangan kesehatan setiap

kelurahan yang seluruh data teknis tersebut diinputkan oleh kader Posyandu.

Penelitian dengan judul “Pembangunan Sistem Informasi Pengelolaan

Data dan Pemantauan Kegiatan Posyandu (Studi Kasus: Posyandu Melati II RW

03 Kelurahan Sidotopo)” oleh (Sani & Raharjo., n.d) memiliki permasalahan

dimana Kader Posyandu mengalami kesulitan dalam proses pencarian data karena

data ditulis tangan sehingga menyulitkan pembacaan data yang dicari kecuali oleh

9

petugas yang mencatat data tersebut, banyaknya jumlah peserta juga

menyebabkan sulitnya proses pengelolaan dan pengaksesan kembali data karena

banyak data yang sama harus dicatatkan berulang-ulang ke dalam form register

yang berbeda sehingga mengakibatkan perbedaan data. Hal tersebut membuat

Kader Posyandu terkadang melakukan dalam perhitungan data saat pembuatan

laporan kegiatan Posyandu sehingga laporan yang dihasilkan tidak tepat dan

akurat. Hasil dari penelitian ini adalah sistem pendataan online yang terdiri dari

data ibu hamil, data analisa ibu hamil, data rekap anak bayi, data rekap anak

balita, dan grafik tahunan. Sistem ini juga dilengkapi dengan fitur notifikasi umur

kehamilan kepada ibu hamil dan petugas kesehatan melalui SMS Gateway.

Kekurangan dari penelitian ini adalah tidak adanya fitur untuk mencetak laporan

hasil pelayanan Posyandu.

Penelitian oleh (Sholihah, Nabila & Kusumadewi, Sri., 2015) dengan

judul “Sistem Informasi Posyandu Kesehatan Ibu dan Anak” dengan

permasalahan sebagai berikut: pencatatan data Posyandu Mawar yang terdapat di

dusun Jetis, desa Tirtoadi masih dilakukan secara manual sehingga menimbulkan

berbagai masalah untuk penanganan kesehatan ibu dan anak, yang kalau dibiarkan

akan berdampak buruk bagi kesehatan ibu dan anak. Hasil dari penelitian ini

adalah sistem informasi yang dapat membatu kader Posyandu dalam melakukan

kegiatan di Posyandu meliputi pendataan ibu dan anak, penimbangan balita,

pendataan ibu hamil serta pendataan PUS KB, sistem ini juga mampu

menampilkan form dan laporan yang sesuai dengan pedoman buku SIP, serta

sistem ini dilengkapi dengan fitur untuk menentukan staus gizi balita berdasarkan

10

tabel antropometri penetuan standar gizi balita yang dikeluarkan oleh Mentri

Kesehatan Republik Indonesia.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi di Posyandu pada lingkup Suku

Dinas Kesehatan Jakarta Timur, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan

judul ”Rancang Bangun Sistem Informasi Posyandu Guna Mendukung

Kesehatan Ibu dan Memonitoring Tumbuh Kembang Bayi Berbasis Web

(Studi Kasus: Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Provinsi Dki Jakarta)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah sesuai dengan uraian latar belakang diatas

adalah:

1. Pencatatan data Posyandu masih manual, sehingga menyulitkan untuk

setiap kader dalam mencari informasi terkait dengan ibu dan anak anggota

posyandu.

2. Penulisan laporan hasil pemantauan ibu dan anak yang masih ditulis dalam

bentuk manual menghasilkan terlalu banyak arsip dan terjadi penumpukan

arsip di koordinator posyandu tiap wilayah, menyebabkan tercampurnya

arsip dengan arsip yang tidak terkait dengan laporan kegiatan posyandu.

3. Banyaknya jumlah pendaftar juga menyebabkan sulitnya proses

pengolahan dan pengaksesan kembali data karena banyak data yang sama

harus dicatat berulang-ulang ke dalam form yang berbeda-beda,

meyebabkan terjadinya redudansi data.

11

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah untuk

penelitian ini adalah “Bagaimana merancang dan membangun sistem informasi

Posyandu guna mendukung kesehatan ibu dan memonitoring tumbuh kembang

bayi dengan studi kasus Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur?”

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan Identifikasi masalah maka tujuan khusus dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Membuat sistem informasi yang dapat membantu Kader Posyandu dalam

pencatatan data Posyandu, sehingga mempermudah Kader Posyandu untuk

mencari data terkait ibu dan anak anggota Posyandu.

2. Membuat rancang bangun sistem informasi yang dapat membantu Kader

Posyandu dalam mengolah data ibu dan anak anggota Posyandu, agar

pengadministrasian berkas dapat terarsip dengan baik

3. Membangun sistem informasi berbasis web yang dapat membantu dalam

proses pengolahan dan pengaksesan kembali data sehingga tidak terjadi

redudansi data.

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah

sistem informasi Posyandu guna mendukung kesehatan ibu dan memonitoring

tumbuh kembang bayi berbasis web.

12

1.5 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka ruang lingkup penelitian

skripsi ini dibatasi pada :

1. Penelitian ini hanya membahas mengenai sistem informasi posyandu

yang dibangun yaitu sistem informasi posyandu pada lingkup Suku

Dinas Kesehatan Jakarta Timur dengan mengambil sample di RW 11

Kelurahan Kramat jati, Kecamatan Kramat Jati.

2. Penelitian ini berfokus pada beberapa data terkait posyandu, yaitu data

kelahiran balita, data kematian balita, data keanggotaan balita, data

keanggotaan ibu hamil, data kematian ibu hamil, data kegiatan

posyandu, serta monitoring balita.

3. Metodologi pengembangan sistem yang digunakan adalah RAD

(Rapid Application Development). Melalui tahap Requirement

Planing, Design Workshop, sampai Implementation.

Dalam penelitian ini tool yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Software yang digunakan dalam membangun sistem ini yaitu Sublime

Text 3 untuk penulisan kode (coding)

b. Sistem informasi yang dibangun berbasis web, dengan menggunakan

bahasa pemrograman PHP dan HTML.

c. Untuk menggambarkan design sistem penelitian ini menggunakan

UML. Diagram yang digunakan pada UML hanya Use Case Diagram,

Activity Diagram, Sequence Diagram, dan Class Diagram.

13

d. Software yang digunakan untuk membuat desain perancangan adalah

Microsoft Visio 2010, Astah Community dan Balsamiq Wireframes.

e. Database yang digunakan menggunakan MySQL.

1.6 Manfaat Penelitian

Berikut manfaat-manfaat yang penulis dapat jabarkan dengan

diadakannya penelitian skripsi ini antara lain adalah sebagai berikut :

1.6.1 Bagi Penulis

1. Mengetahui bagaimana kinerja Posyandu dalam memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat.

2. Mengetahui kondisi dan masalah yang sebenarnya terjadi dalam dunia

kerja.

3. Memimplementasikan ilmu yang sudah didapat selama kuliah

4. Menambah wawasan penulis tentang teknologi informasi, khususnya

dalam mengembangkan sistem informasi berbasis web.

1.6.2 Bagi Kader Posyandu

1. Membantu serta mempermudah Kader Posyandu dalam memanajemen

data.

2. Dapat tersedianya sistem informasi Posyandu yang terkomputerisasi untuk

mencari dan mengolah data kegiatan Posyandu Kotamadya Jakart Timur

dengan proses yang cepat dan tepat.

3. Memudahkan Kader Posyandu dalam melakukan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat yang berada di Kotamadya Jakarta Timur.

14

4. Memudahkan Kader Posyandu dalam memperoleh data yang tepat dan

akurat.

1.6.3 Bagi Universitas

1. Dapat meningkatkan kualitas lulusannya melalui pengalaman yang didapat

selama penelitian.

2. Dikenal di dunia kerja sebagai salah satu universitas yang mampu

menghasilkan mahasiswa yang kompeten dengan pengalaman praktiknya

dilapangan.

3. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi pelajaran

yang diperoleh selama dibangku kuliah dala menerapkan ilmunya dan

sebagai bahan evaluasi untuk mahasiswa lainnya.

1.7 Metodologi Penelitian

Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode dalam

merancang sistem, sebagai berikut:

1.7.1 Metodologi Pengumpulan Data

Dalam melakukan analisis pada penelitian ini, penulis melakukan

pengumpulan data-data dengan studi lapangan dan studi pustaka.

1. Studi Lapangan

Studi lapangan ini dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

a) Wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data

dari respoden (Jogiyanto, 2010). Wawancara dapat berupa

15

wawancara personal (tatap muka langsung dengan respoden),

wawancara intersep (respoden dipilih di lokasi umum), dan

wawancara telepon. Melakukan wawancara agar mendapat gambaran

mengenai sistem yang dibutuhkan dan mendapatkan data-data yang

dibutuhkan.

b) Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan

data primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya

(Jogiyanto, 2010). Yaitu pengamatan langsung pada Posyandu

Kecamatan Kramat Jati.

2. Studi Pustaka, yaiu mengumpulkan data dan informasi dengan cara

membaca artikel, buku dan referensi lainnya yang mendukung penelitian

ini.

1.8 Metodologi Pengembangan Sistem

Metodologi pengembangan sistem yang digunakan untuk mengembangkan

sistem yang akan dirancang ini adalah metodologi berorientasi objek dengan

pendekatan Rapid Application Development (RAD) dan Unified Modelling

Language (UML) sebagai tools untuk pemodelan pengembangannya. Dalam

model RAD (Rapid Application Development), modul fungsional dikembangkan

secara paralel sebagai prototip dan terintegrasi untuk membuat produk yang

lengkap untuk pengiriman produk yang lebih cepat. Dikarenakan tidak ada

rincian planning yang detail, maka memudahkan untuk melakukan perubahan

pada saat development berjalan.

Menurut (Kendall & Kendall, 2010), fase-fase RAD terdiri dari tiga

16

bagian utama yaitu: fase perencanaan kebutuhan (requirement planning),

pemodelan (workshop design) dan implementasi (implementation).

1. Requirement Planning. Pada fase ini para pengguna dan penganalisis

bertemu untuk mengindentifikasi tujuan dari aplikasi atau sistem yang

ingin dibangun. Fase ini memerlukan keterlibatan yang intens dari kedua

belah pihak, tidak hanya melakukan tanda-tangan proposal atau dokumen

saja, sebagaimana diutarakan oleh (Kendall & Kendall, System Analysis

and Design 8th Eidtion 2010): “In the requirement planning phase, users

and analysts meet to identify objectives of the application or system and

to identify information requirement arising from those objectives. This

phase requires intense involvement from both groups; it is not just

signing of on a proposal or document”.

2. Design Workshop. Fase workshop design RAD adalah fase mendesain dan

memperbaiki aplikasi atau sistem. Kendall & Kendall mencirikan fase ini

seperti workshop. Mengapa fase ini diberikan nama workshop, karena

layaknya sebuah workshop yang terdapat para partisipan yang

berpartisipasi kuat dalam kelompok dan tidak terdapat aktifitas yang

pasif. Partisipan tersebut dianalogikan sebagai kelompok-kelompok kecil

(group decision support systems) yang dibentuk untuk membantu user

dalam menyetujui desain. Selama workshop desain RAD ini, pengguna

merespon working prototype yang ada, menganalisa dan memperbaiki

modul-modul yang dirancang menggunakan perangkat lunak berdasarkan

respon pengguna. Hal ini sebagaimana yang diutarakan oleh (Kendall &

17

Kendall, System Analysis and Design 8th Eidtion 2010): “The RAD

design workshop phase is a design an refine phase that can best be

chararterized as a workshop. When you imagine a workshop, you know

that participation is intense, not passive, and that it is typically hands on.

During the RAD design workshop, users respond to actual working

prototypes and analysts designed modules (using some of the software

tools mentioned later) based on user re-sponses”.

3. Implementation. Berdasarkan fase sebelumnya, diketahui bahwa selama

workshop design, seorang penganalisis dan pengguna bekerja bersama

secara intensif untuk membuat desain bisnis proses atau aspek-aspek

non-teknis dari aplikasi. Segera setelah aspek-aspek tersebut disepakati

dan sistem telah dibangun dan diperbaiki, aplikasi yang baru tersebut

diuji coba dan ditampilkan kepada organisasi untuk mendapatkan respon.

Hal ini sebagaimana diutarakan oleh (Kendall & Kendall, System

Analysis and Design 8th Eidtion 2010): ”...analysts are working with

user intensely during the workshop to design the bussiness or

nontechnical aspects of the system. As soon as these aspects are agreed

on and the systems are built and refined, the new system or part of

systems are tested and then introduced to the organization”.

1.9 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dan penyusunan laporan penelitian skripsi ini dengan

urutan sebagai berikut:

18

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

perumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat

penelitian, metodologi penelitian, metodologi pengembangan

sistem dan sistematika penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan secara singkat teori-teori yang digunakan atau

dasar dari penulisan penelitian skripsi ini.

BAB III. METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan penjelasan metode pengumpulan data dan

metode analisis dan perancangan sistem informasi yang digunakan

untuk menyusun laporann penelitian skripsi ini.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas mengenai penjelasan dan pembahasan dan

perancangan sistem menggunakan Unified Modelling Language

(UML), rancangan Interface Sistem Informasi Posyandu,

permasalahan selama penelitian serta solusi yang dilakukan

terhadap permasalahan tersebut.

19

BAB V. PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan yang

merupakan salah satu poin yang menjawab rumusan masalah dari

apa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya serta saran yang

berkaian dengan batasan masalah untuk perkembangan penelitian

dimasa mendatang.

1

20

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Rancang Bangun Sistem

2.1.1 Pengertian Rancang

Perancangan merupakan salah satu hal yang penting dalam membuat

program. Adapun tujuan dari perancangan ialah untuk memberi gambaran yang

jelas lengkap kepada pemrograman dan ahli teknik yang terlibat. Perancangan

harus berguna dan mudah dipahami sehingga mudah digunakan.

Menurut (Pressman, 2015) perancangan adalah langkah pertama dalam

fase pengembangan rekayasa produk atau sistem. Perancangan itu adalah proses

penerapan berbagai teknik dan prinsip yang bertujuan untuk mendefinisikan

sebuah peralatan, satu proses atau satu sistem secara detail yang membolehkan

dilakukan realisasi fisik.

2.1.2 Pengertian Bangun

Menurut (Pressman, 2015) pengertian pembangunan atau bangun sistem

adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki

sistem yang telah ada baik secara keseluruhan maupun bagian.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Rancang Bangun adalah penggambaran,

perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang

terpisah kedalam suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Dengan demikian

pengertian rancang bangun merupakan kegiatan menerjemahkan hasil analisa ke

dalam bentuk paket perangkat lunak kemudian menciptakan sistem tersebut atau

memperbaiki sistem yang sudah ada.

21

2.1.3 Pengertian Rancang Bangun

Perancangan atau rancang merupakan serangkaian prosedur untuk

menerjemahkan hasil analisis dan sebuah sistem kedalam bahasa pemrograman

untuk mendeifinisikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem

diimplementasikan. Sedangkan pengertian pembangunan atau bangun sistem

adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki

sistem yang telah ada baik secara keseluruhan maupun sebagian (Pressman,

2015).

2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.2.1 Pengertian Sistem

Sistem menurut (O’Brien & Marakas, 2010) adalah kumpulan komponen

yang saling berhubungan dengan batasan yang jelas, dan bekerja sama untuk

mencapai tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output dalam suatu

proses transformasi yang terorganisasi. Dalam sistem terdapat 3 komponen dasar

yang terdapat didalamnya, seperti:

1. Input, memasukkan elemen-elemen (data mentah) yang akan di proses

2. Process, proses transformasi input menjadi output

3. Output, mengirimkan elemen-elemen (data mentah) yang telah di proses

ke tujuannya.

2.2.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai ciri-ciri karakteristik yang terdapat pada

sekumpulan elemen yang harus dipahami dalam mengidentifikasi pembuatan

22

sistem. Adapun karakteristik sistem (Hutahaen, 2015) yang dimaksud adalah

sebagai berikut:

1. Komponen Sistem (Components System)

Sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan

bekerjasama untuk membentuk satu kesatuan. Komponen sistem dapat

berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

2. Batasan Sistem (Boundary)

Daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya atau

dengan lingkungan luar dinamakan dengan batasan sistem. Batasan sistem

ini memungkinkan sistem dipandang sebagai satu kesatuan dan juga

menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan (Environment)

Apapun yang berada di luar batas dari sistem dan mempengaruhi

sistemtersebut dinamakan dengan lingkungan luar sistem. Lingkungan luar

yang bersifat menguntungkan wajib dipelihara dan yang merugikan

harusdikendalikan agar tidak mengganggu kelangsungan sistem.

4. Penghubung (interface) Antar Komponen

Media penghubung diperlukan untuk mengalirkan sumber-sumber daya

darisub sistem ke sub sistem lainnya dinamakan dengan penghubung

sistem.

23

5. Masukan (input)

Energi yang dimasukkan ke dalam sistem dinamakan dengan masukan

sistem(input) dapat berupa perawatan dan masukan sinyal. Perawatan ini

berfungsiagar sistem dapat beroperasi dan masukan sinyal adalah energi

yang diprosesuntuk menghasilkan keluaran (output).

6. Keluaran (output)

Hasil dari energi yang telah diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran

yangberguna dinamakan dengan keluaran sistem (output). Informasi

merupakancontoh keluaran sistem.

7. Pengolah Sistem

Untuk mengolah masukan menjadi keluaran diperlukan suatu pengolah

yang dinamakan dengan pengolah sistem.

8. Sasaran Sistem

Sistem pasti memiliki tujuan atau sasaran yang sangat menentukan input

yang dibutuhkan oleh sistem dan keluaran yang dihasilkan.

2.2.3 Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi

penerimanya dan nyata, berupa nilai yang dapay dipahami didalam keputusan

sekarang maupun masa depan(Davis, 2013).

Data adalah fakta-fakta atau observasi mengenai fenomena fisik atau

transaksi bisnis. Lebih khusus lagi, data adalah ukuran objektif dari atribut

24

(karakteristik) dari entitas seperti orang-orang, tempat, benda, atau

kejadian(O’Brian, 2010).

2.2.4 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah sekumpulan objek-objek yang saling terintegrasi

dan saling berelasi atau saling terhubung antar komponen dan dapat dilihat

sebagai satu kesatuan yang dibangun untuk mencapai tujuan yang diinginkan

(Sasongko, 2015).

Sistem informasi adalah suatu sistem didalam organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,

bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan

piak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan(Jogiyanto, 2010).

2.2.5 Komponen Sistem Informasi

Menurut (Yakub, 2012) sistem informasi merupakan sebuah susunan yang

terdiri dari beberapa komponen atau elemen. Komponen-komponen dari sistem

informasi ini dapat digambarkan sebagai berikut ini :

1. Blok Masukan (input block), inout memiliki data yang masuk kedalam

sistem informasi, juga metode-metode untuk menangkap data yang

dimasukkan.

2. Blok Model (model block), blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika

dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang

tersimpan di basis data.

3. Blok Keluaran (output block), produk dari sistem informasi adalah

keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi

25

yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai

sistem.

4. Blok Teknologi (technology block), blok teknologi digunakan untuk

menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,

menghasilkan dan mengirimkan keluaran dari sistem secara keseluruhan.

Teknologi terdiri dari tiga bagian utama, yaitu; teknisi (brainware),

perangakat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).

5. Basis Data (database block), basis data merupakan kumpulan dari data

yang saling berhubungan satu sama lainnya, tersimpan di perangkat keras

komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

2.2.6 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Informasi

Secara konseptual siklus pengembangan sebuah sistem informasi adalah

sebagai berikut (Ladjamudin, 2013):

1. Analisis sistem

Menganalisis dan mendifinisikan masalah dan kemungkinan solusinya

untuk sistem informasi dan proses organisasi.

2. Perancangan Sistem

Merancang sistem baru yang dapat meyelesaikan masalah-masalah yang

dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternnatif sistem yang

baik. Kegiatan yang dilakukan antara lain merancang output, input,

struktur file, program, prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak yang

diperlukan untuk mendukung sistem informasi.

26

3. Programming dan Testing Sistem

Pada tahap ini dilakukan perancangan algoritma dengan menggunakan

pseudocode yang ditulis dalam bahasa Indonesia terstruktur/bahasa Inggris

terstruktur. Perancangan algoritma sebaiknya dilakukan dengan

menggunakan pendekatan Top-Down (Pemrograman Modular). Setelah

selesai pembuatan algoritma, maka dibuatlah program aplikasi dengan

menggunakan bahasa pemrograman terpilih.

4. Implementasi Sistem

Beralih dari sistem lama ke sistem baru. Kegiatan yang dilakukan adalah

melakukan pelatihan dan panduan seperlunya.

5. Operasi dan Perawatan

Mendukung operasi sistem informasi dan melakukan perubahan atau

tambahan fasilitas.

6. Evaluasi Sistem

Merupakan tahap akhir untuk mengevaluasi sejauh mana sistem telah

dibangun dan seberapa bagus sistem telah dioperasikan.

2.2.7 Klasifikasi Sistem Informasi

Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dan

komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap

kasusyang terjadi di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu sistem dapat

diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang. Adapun klasifikasi sistem menurut

(Hutahaen, 2015) diuraikan sebagai berikut:

27

1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide

yangtidak tampak secara fisik, misalnyasistem telogi. Sedangkan sistem

fisikdiartikan sebagai sistem yang nampak secara fisik sehingga setiap

mahlukdapat melihatnya, misalnya sistem komputer.

2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

Sistem alamiah merupakan sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak

dibuat oleh manusia, misalnya sistem tata surya, sistem galaksi, sistem

reproduksi dan lain-lain. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan

sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan yang melibatkan

interaksi manusia, misalnya sistem akuntansi, sistem informasi, dan lain-

lain.

3. Sistem Deterministik dan Sistem Probabilistik

Sistem deterministik merupakan sistem yang beroperasi dengan tingkah

lakuyang sudah dapat diprediksi. Interaksi bagian-bagiannya dapat

dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan,

misalnya sistem komputer, adalah contoh sistem yang tingkah lakunya

dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan.

Sedangkan sistem probabilistik merupakan sistem yang kondisi masa

depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas,

misalnya sistem manusia.

4. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup

28

Sistem terbuka merupakan sistem yang berhubungan dan terpengaruh

dengan lingkungan luarnya. Lebih sepesifik dikenal juga yang disebut

dengan sistem terotomasi, yang merupakan bagian dari sistem buatan

manusia dan beriteraksi dengan kontrol oleh satu atau lebih komputer

sebagai bagian dari sistem yang digunakan dalam masyarakat modern.

Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem

lainnya, misalnya sistem kebudayaan manusia. Sedangkan sistem tertutup

merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan

lingkungan luarnya. Sistem inibekerja secara otomatis tanpa danya campur

tangan dari pihak luar. Secara teoritis sistem tersebut ada, tetapi

kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada

hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar

tertutup).

2.3 Posyandu

2.3.1 Pengertian Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber

Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk

dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat

dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan

angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011).

Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu adalah suatu upaya

mensinergikan berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat meliputi perbaikan

29

kesehatan dan gizi, pendidikan dan perkembangan anak, peningkatan ekonomi

keluarga, ketahanan pangan keluarga dan kesejahteraan sosial. UKBM adalah

wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan

masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan

dari petugas Puskesmas, intas sektor dan lembaga terkait lainnya. Pemberdayaan

masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non instruktif, guna

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu

mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan

dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatka potensi setempat (Kemenkes,

2011).

2.3.2 Tujuan Posyandu

Tujuan Posyandu menurut (Kemenkes, 2011) adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum:

Menunjang percepatan Angka Kematian Ibu (AKI), angka kematian

bayi (AKB), dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di

Indonesia melalui pemberdayaan masyarakat.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan peran masyaarakat dalam penyelenggaraan upaya

kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI,

AKB, dan AKABA.

b. Meningkatkan peran lintas sektor dalam penyelenggaraan

Posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan

AKABA.

30

c. Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar,

terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, AKABA.

2.3.3 Sasaran Posyandu

Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat (Kemenkes, 2011),

utamanya:

1. Bayi

2. Anak Balita

3. Ibu Hamil, ibu nifas dan ibu menyusui

3 Manfaat Posyandu

Manfaat Posyandu menurut (Kemenkes, 2011) adalah sebagai berikut:

1) Bagi Masyarakat

a) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan

pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan

AKI dan AKB.

b) Memperoleh bantuan secara professional dalam pemecahan

masalah kesehatan terutama terkait kesehatan ibu dan anak.

c) Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpdu kesehatan dan

sector lain terkait.

2) Bagi Kader, Pengurus Posyandu dan Tokoh Masyarakat

a) Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan

yang terkait dengan penurunan AKI dan AKB.

31

b) Dapat mewujudkan aktualisasi dalam membantu masyarakat

menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI

dan AKB.

3) Bagi Puskesmas

a) Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan

masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

b) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan

masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.

c) Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana melalui pemberian

pelayanan secara terpadu.

4) Bagi Sektor Lain

a) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan

masalah sektor terkait dengan upaya penurunan AKI dan AKB

sesuai kondisi setempat.

b) Meninggkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara

terpadu sesuai dengn tugas pokok seksi masing-masing sektor.

4 Tingkatan Dalam Posyandu

Secara umum, Posyandu dibedakan atas empat tingkat, sebagai berikut:

1) Posyandu Pertama

Posyandu pertama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai

oleh kegiatan bulana Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah

kader sangan terbatas yakni kurang dari 5 orang (Kemenkes, 2011).

32

2) Posyandu Madya

Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanta

(KIA, KB, imunisasi, peningkatan gizi, penanggulangan diare) masih

rendah, yaitu kurang dari 50% (Kemenkes, 2011).

3) Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya (KIA,

KB, imunisasi, peningkatan gizi, penanggulangan diare) lebih dari 50%,

mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh

sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat

yangpesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% kepala keluarga di

wilayah kerja Posyandu (Kemenkes, 2011).

4) Posyandu Mandiri

Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatannya (KIA, KB,

imunisasi, peningkatan gizi, penanggulangan diare) lebih dari 50%,

mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh

sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang

33

pesertanya lebih dari 50% kepala keluarga yang bertempat tinggal di

wilayah kerja Posyandu (Kemenkes, 2011).

5 Mekanisme Pelayanan Posyandu

Jenis aktivitas Posyandu dilakukan dalam sistem lima meja menurut

(Kemenkes, 2011) yaitu:

a) Meja I adalah pendaftaran, dimana semua pengunjung Posyandu

(balita, ibu hamil, ibu menyusui, wanita usia subur (WUS) harus

didaftar dahulu sebelum pelayanan, dimana meja 1 terdapat Kartu

Menuju Sehat (KMS) balita, Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil,

register balita, ibu hami dan wanita usia subur (WUS).

b) Meja II adalah penimbangan, dimana dilakukan kegiatan

penimbangan kepada semua balita yang hadir dan ibu hamil.

Pengunjung yang ditimbang diberi secarik kerta tempat mencatat

hasil penimbangan dan diberikan ke meja III. Adapun alat yang

digunakan untuk menimbang adalah dacin untuk balita dan

timbangan injak untuk ibu hamil.

c) Meja III adalah dilakukan kegiatan pencatatan hasil penimbangan

dan dimasukkan ke Sistem Informasi Posyandu dan ke dalam KMS.

d) Meja IV adalah penyuluhan kepada ibu balita sesuai dengan keadaan

balita da ibu hamil dan terdapat Paket Pertolongan Gizi (PPG) yaitu

oralit, tablet tambah darah, Vitamin A dosis tinggi.

34

e) Meja V adalah tempat petugas kesehatan memberikan pelayanan

kesehatan seperti imunisasi Bayi dan ibu hamil, Keluarga Berencana

(KB), pemeriksaan ibu hamil.

6 Jenis Pemanfaatan Posyandu Balita

Jenis pemanfaat posyandu balita meliputi (Kemenkes, 2011):

a) Pos Penimbangan Balita

Pos yang kegiatannya meliputi penimbangan untuk memantau

pertumbuhan anak, perhatian harus diberikan secara khusus terhadap

anak yang selama tiga kali penimbangan pertumbuhannya tidak

cukup naik sesuai umurnya (lebih rendah dari 200 gram/bulan) dan

anak yang pertumbuhannya berada di bawah garis merah KMS.

b) Pos Imunisasi

Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada

petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan terhadap balita

disesuaikan dengan program. Imunisasi yang diberikan terdiri dari

imunisasi BCG untuk mencegah penyakit TBC,imunisasi BDT untuk

mencegah penyakit difteri, pertussis, tetanus, imunisasi polio untuk

mencegah penyakit kelumpuhan, imunisasi campak untuk mencegah

penyakit hepatitis.

c) Pos Kesehatan

Pemantauan kesehatan anak di Posyandu ditujukan untuk memantau

pertumbuhan (growth monitoring) yaitu suatu kegiatan yang

dilakukan secara terus menerus (berkesinambungan) dan teratur

35

untuk mengidentifikasi secara dini bila ada gangguan keseimbangan

gizi pada anak. Pemantauan pertumbuhan merupakan kegiatan

penting dalam rangka kewaspadaan gizi atau disebut dengan

surveilans gizi (Kemenkes, 2011). Dimana kegiatan dari pos ini

meliputi pertama, pemeliharaan kesehatan bayi dan balita malalui

pelayanan gizi yang dilakukan oleh kader yang pelayanannya

meliputi deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi,

pemberian PMT dan vitamin A. Kedua, pencegahan terhadap

penyakit dengan adanya penyuluhan tentang perilaku hidup sehat,

penyuluhan tentang diare dan pemberian oralit. Ketiga, adanya

pengobatan penyakit.

7 Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaat

Posyandu

Menurut (Kemenkes, 2011), rendahnya pemanfaatan pelayanan

kesehatan Posyandu dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:

1. Jarak jauh

2. Biaya yang tidak terjangkau

3. Tidak tau adanya suatu kemampuan fasilitas (factor informasi)

4. Tradisi yang menghambat pemanfaatan fasilitas (factor budaya).

2.4 Konsep Kader Posyandu

2.4.1 Pengertian

Kader adalah seseorang yang karena kecakapannya atau kemampuannya

diangkat, dipilih, atau ditunjuk untuk mengambil peran dalam kegiatan dan

36

pembinaan Posyandu, dan telah mendapat pelatihan tentang KB dan Kesehatan

(Kemenkes, 2011).

Syarat-syarat untuk memilih calon kader menurut (Kemenkes, 2011)

adalah dapat membaca dan menulis dengan bahasa Indonesia, secara fisik dapat

melaksanakan tugas-tugas sebagai kader, mempunya penghasilan sendiri dan

tinggal tetap di desa yang bersangkutan, aktif dalam kegiatan-kegiatan social

maupun pembangunan desanya, dikenal masyarakat dan dapat bekerjasama

dengan masyarakat calon kader lainnya dan berwibawa, sanggup membina paling

sedikit 10 KK (Kepala Keluarga) untuk meningkatkan keadaan kesehatan

lingkungan diutamakan mempunyai keterampilan.

Sesuai dengan Intruksi Menteri Dalam Negri No. 9 tahun 1990 ada dua

kategori kader, yaitu:

1. Kader Pembangunan Desa (KPD) yaitu orang yang mempunyai

kemampuan bekerjasama secara sukarela untuk kepentingan

pembangunan desanya yang mempunyai jiwa pelopor, pembaharu dan

penggerak pembangunan di desa keseluruhan. KPD merupakan kader

yang bersifat umum yang memperoleh pengetahuan dan keterampilan

dasar melalui latihan kader pembangunan desa.

2. Kader teknis yaitu kader pembangunan desa yang memiliki pengetahuan

dan keterampilan teknis tertentu dari sektor pembangunan yang

merupakan “tenaga spesialis” dan dibina oleh suatu instansi atau lembaga

kemasyarakatan.

37

2.4.2 Tugas Kader Posyandu

Adapun yang menjadi tugas Kader Posyandu menurut (Kemenkes, 2011)

adalah sebagai berikut:

1. Pertama, sebelum hari pelaksanaan Posyandu meliputi kegiatan pencatatan

sasaran yaitu pada bayi dan balita, ibu hamil, ibu menyusui dan PUS,

pemberitahuan sasaran kegiatan Posyandu pada ibu yang mempunyai bayi

dan balita, ibu hamil, ibu menyusui dan PUS.

2. Kedua, kegiatan pada hari Posyandu meliputi kegiatan pendaftaran pada

pengunjung, penimbangan terhadap bayi dan balita, pencatatan KMS bayi

dan balita, penyuluhan pada ibu yang mempunyai bayi dan balita, ibu

hamil dan menyusui dan PUS, pemberian alat kontrasepsi, pemberian

vitamin.

3. Ketiga, kegiatan sesudah hari Posyandu meliputi kegiatan pencatatan dan

pelaporan, mendatangi sasaran yang tidak hadir, mendatangi sasaran yang

mempunyai masalah untuk diberikan penyuluhan, menentukan tindak

lanjut kasus (rujukan) yang mempunyai masalah setelah diperiksa dan

tidak bisa ditangai oleh kader.

2.5 Monitoring

Menurut (Hikmat, 2010) monitoring adalah roses pengumpulan dan

analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan

berkelanjutan tentang kegiatan atau program sehingga dapat dilakukan tindakan

koreksi untuk penyempurnaan program atau kegiatan itu selanjutnya. Monitoring

adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai kesadaran tentang apa yang

38

ingin diketahui, pemantauan berkadar tingkat tinggi dilakukan agar dapat

membuat pengukuran melalui waktu yang menunjukkan pergerakan ke arah

tujuan atau menjauh dari itu. Monitoring akan memberikan informasi tentang

status dan kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan

berulang dari waktu kewaktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan

tertentu, untuk memeriksa terhadap proses berikut objek atau untuk mengevaluasi

kondisi atau kemajuan menuju tujuan hasil manajemen atas efek tindakan dari

beberapa jenis antara lain tindakan untuk mempertahankan manajemen yang

sedangberjalan. Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan

pengukuran kemajuan atas objektif program. Memantau perubahan yang fokus

pada proses dan keluaran.

2.6 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data merupakan suatu proses

ppengadaan data primer yang diperlukan dalam melakukan penelitian (Nazir,

2013).

Menurut (Jogiyanto, 2010) teknik pengumpulan data dalam pengambilan

sampelnya dibagi menjadi 7 antara lain teknik observasi, wawancara dan studi

waktu serta gerak (dilakukan secara pengamatan langsung di studi kasus dan di

lapangan), teknik eksperimen dan simulasi (dilakukan secara pengamatan

langsung untuk mendapatkan data laboratorium), teknik survey (dilakukan untuk

mendapatkan data opini individu), teknik delphi (dilakukan untuk mendapatkan

data opini group), teknik analisa (dilakukan untuk mendapatkan data arsip

39

primer), teknik pengambilan basis data (dilakukan untuk mendapatkan data arsip

sekunder), dan teknik model matematik (dilakukan secara analitikal untuk

mendapatkan data logic periset). Sedangkan secara umum metode pengumpulan

data dapat dibagi menjadi tiga kelompok (Nazir, 2013), yaitu metode pengamatan

langsung, metode menggunakan pertanyaan dan metode khusus.

2.6.1 Observasi

Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data

primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya (Jogiyanto, 2010).

Sedangkan menurut (Nazir, 2013), pengumpulan data dengan observasi langsung

atau pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan

mata tanpa ada alat pertolongan standar lain untuk keperluan tersebut. Dapat

disimpulkan berdasarkan kedua definisi tersebut bahwa observasi merupakan

teknik untuk mengambil data dengan menggunakan data visual melalui

pengamatan objek penelitian secara langsung.

2.6.2 Wawancara

Wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari

responden (Jogiyanto, 2010). Wawancara dapat berupa wawancara personal (tatap

muka langsung dengan responden), wawancara intersep (responden dipilih di

lokasi umum), dan wawancara telepon. Sedangkan menurut (Nazir, 2013),

wawancara adalah proses memperoleh ketarangan untuk tujuan penelitian dengan

cara tanya jawab, bertatap muka antara pewawancara dengan penjawab atau

responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan

wawancara).

40

2.6.3 Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan suatu teknik pengumpulan data atau analisa

data dengan cara memperoleh informasi dari penelitian terdahulu, tanpa

memperdulikan sebuah penelitian menggunakan data primer atau sekunder,

apakah penelitian tersebut menggunakan penelitian lapangan ataupun

laboratorium atau museum (Nazir, 2013).

2.7 Model Pengembangan Sistem

2.7.1 Waterfall

Menurut (Pressman, 2015), model waterfall adalah model klasik yang

bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software. Nama lain dari model

ini sebenarnya adalah “Linear Sequential Model”. Model ini sering disebut juga

dengan “classic life cycle” atu metode waterfall. Model ini termasuk kedalam

model generic pada rekayasa perangkat lunak dan pertama kali diperkenalkan oleh

Winston Royce sekitar tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi

merupakan model yang paling banyak dipakai dalam Software Engineering (SE).

Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan berurutan. Disebut dengan

waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap

sebelumnya dan berjalan berurutan.

41

Gambar 2. 1 Waterfall Menurut (Pressman, 2015)

Fase-fase dalam waterfall Model menurut (Pressman, 2015) :

a. Communication (Project Initation & Requirements Gathering)

Sebelum memulai pekerjaan yang bersiftat teknis, sangan diperlukan

adanya komunikasi dengan customer demi memahami dan mencapai

tujuan yang ini dicapai. Hasil dari komunikasi tersebut adalah inisialisasi

proyek, seperti menganalisis permasalahan yang dihadapi dan

mengumpulkan data-data yang diperlukan, serta membantu

mendeifinisikan fitu dan fungsi software. Pengumpulan data-data

tambahan bisa juga diambil dari jurnal, artikel, dan internet.

f. Planning (Estimating, Scheduling, Tracking)

Tahap berikutnya adalah tahapan perencanaan yang menjelaskan tentang

estimasi tugas-tugas teknis yang akan dilakukan, resiko-resiko yang dapat

terjadi, sumber daya yang diperlukan dalam membuat sistem, produk kerja

yang ingin dihasilkan, penjadwalan kerja yang akan dilaksanakan, dan

tracking proses pengerjaan sistem.

42

g. Modeling (Analysis & Design)

Tahapan ini adalah tahap perancangan dan permodelan arsitektur sistem

yang berfokus pada perancangan struktur data, arsitektur software,

tampilan interface, dan algoritma program. Tujuannya untuk lebih

memahami gambaran besar dari apa yang akan dikerjakan.

h. Construction (Code & Test)

Tahapan Construction ini merupakan proses penerjemahan bentuk desain

menjadi kode atau bentuk/bahasa yang dapat dibaca oleh mesin. Setelah

pengkodean selesai, dilakukan pengujian terhadap sistem dan juga kode

yang sudah dibuat. Tujuannya untuk menemukan kesalahan yang mungkin

terjadi untuk nantinya diperbaiki.

i. Deployment (Delivery, Support, Feedback)

Tahapan Deployment merupakan tahapan implementasi software ke

customer, pemeliharaan software secara berkala, perbaikan software,

evaluasi software, dan pengembangan softwareberdasarkan umpan balik

yang diberikan agar sistem dapat tetap berjalan dan berkembang sesuai

dengan fungsinya.

Keuntungan menggunakan metode waterfall adalah prosesnya lebih

terstruktur, hal ini membuat kualitas software baik dan tetap terjaga. Dari sisi user

juga lebih menguntungkan, karena dapat merencanakan dan menyiapkan

kebutuhan data dan proses yang diperlukan sejak awal. Penjadwalan juga menjadi

43

lebih menentu, karena jadwal setiap proses dapat ditentukan secara pasti.

Sehingga dapat dilihat jelas target penyelesaian pengembangan program. Dengan

adanya urutan yang pasti, dapat dilihat pula perkembangan untuk setiap tahap

secara pasti. Dari sisi lain, model ini merupakan jenis model yang bersifat

dokumen lengkap sehingga proses pemeliharaan dapat dilakukan dengan mudah.

Kelemahan menggunakan metode waterfall adalah bersifat kaku, sehingga

sulit melakukan perubahan di tengah proses. Jika terdapat kekurangan

proses/prosedur dari tahap sebelumnya, maka tahapan pengembangan harus

dilakukan mulai dari awal lagi. Hal ini akan memakan waktu yang lebih lama.

Karena jika proses sebelumnya belum selesai sampai akhir, maka proses

selanjutnya juga tidak dapat berjalan. Oleh karena itu, jika terdapat kekurangan

dalam permintaan user maka proses pengembangan harus dimulai kembali dari

awal. Karena itu, dapat dikatakan proses pengembangan software dengan metode

waterfall bersifat lambat.

Kelemahan lainnya menggunakan metode waterfall adalah membutuhkan

daftar kebutuhan yang lengkap sejak awal. Tetapi, biasanya jarang sekali

customer yang dapat memenuhi itu. Untuk menghindari pengulangan tahap dari

awal, user harus memberikan seluruh prosedur, data, dan laporan yang diinginkan

mulai dari tahap awal pengembangan. Tetapi pada banyak kondisi, user sering

melakukan permintaan di tahap pertengahan pengembangan sistem. Dengan

metode ini, maka development harus dilakukan mulai lagi dari tahap awal. Karena

development disesuaikan dengan desain hasil user pada saat tahap pengembangan

awal. Di sisi lain, user tidak dapat mencoba sistem sebelum sistem benar-benar

44

selesai. Selain itu, kinerja personil menjadi kurang optimal karena terdapat proses

menunggu suatu tahap selesai terlebih dahulu. Oleh karena itu, seringkali

diperlukan personil yang “multi-skilled” sehingga minimal dapat membantu

pengerjaan untuk tahapan berikutnya.(Pressman, 2015)

2.7.2 RAD (Rapid Application Development)

RAD (Rapid Application Development) adalah model proses

pengembangan perangkat lunak yang bersifat inkremental terutama untuk waktu

pengerjaan yang pendek. Model RAD adalah adaptasi dari model air terjun untuk

pengembangan setiap komponen perangkat lunak.

Jika kebutuhan perangkat lunak dipahami dengan baik dan lingkup

perangkat lunak dibatasi dengan baik sehingga tim dapat menyelesaikan

pembuatan perangkat lunak dengan waktu yang pendek (Rosa & Shalahuddin,

2014).

RAD (Rapid Application Development) adalah suatu pendekatan

berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu metode

pengembangan serta perangkat-perangkat lunak. Terdapat tiga (3) fase dalam

pengembangan aplikasi menggunakan RAD (Kendall & Kendall, 2010), seperti

terlihat pada gambar 2.1.

1. Fase Perencanaan Syarat

Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk

mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk

mengidentifikasi syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari

tujuan-tujuan tersebut. Orientasi dalam fase ini ialah menyelesaikan

45

masalah-masalah perusahaan. Meskipun teknologi informasi dan

sistem bisa mengarahkan sebagian dari sistem yang diajukan,

fokusnya akan selalu tetap pada upaya pencapaian tujuan-tujuan

perusahaan.

2. Workshop Desain

Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang

bisa digambarkan sebagai workshop. Dalam fase ini penganalisis dan

pemrogram dapat berkeja membangun dan menunjukkan

representasi visual desain dan pola kerja kepada pengguna. Selama

workshop desain, pengguna merespon working prototipe yang ada

dan penganalisis memperbaiki modul-modul yang dirancang

berdasarkan respon pengguna.

3. Implementasi

Dalam fase implementasi, penganalisis bekerja dengan para

pengguna secara intens selama workshop untuk merancang aspek-

aspek bisnis dan nonteknis dari perusahaan. Sesudah aspek-aspek ini

disetujui dan sistem-sistem dibangun dan disaring, sistem-sistem

baru atau bagian dari sistem diuji coba dan kemudian diperkenalkan

kepada organisasi.

46

Gambar 2. 2 Fase-fase Rapid Application Development

(Sumber: Kendall & Kendall, 2010)

2.7.3 Keunggulan dan Kelemahan RAD

Menurut (Pressman, 2015), beberapa kelebihan yang dimiliki model

RAD antara lain:

1. Siklus dan fase pengembangan sistem yang relatif cepat.

2. Memiliki fleksibilitas tinggi karena dibangun atas dasar modularisasi

dimana pengembang dapat mendesain ulang atau me-reuse modul dan

bersifat life cycles.

Adapun kelemahan dari metode RAD menurut (Kendall & Kendall,

2010) antara lain:

1. Analis biasanya selalu terburu-buru.

2. Detail analisis dan dokumentasi kurang sehingga menyebabkan

programmer sulit untuk memahami maksud dan arah pemrograman

modul yang dikerjakannya.

3. Terjadi beban tugas yang cukup berat karena para programmer beserta

system analyst dituntut untuk menguasai kemampuan-kemampuan baru

47

sementara pada saat yang bersamaan diminta untuk mengembangkan

sistem.

Menurut (Rosa & Shalahuddin, 2014), model RAD memiliki

kelemahan sebagai berikut:

1. Untuk pembuatan sistem perangkat lunak dengan skala besar maka

model RAD akan memerlukan sumber daya manusia yang cukup

besar untuk membentuk tim-tim yang mengembangkan komponen-

komponen.

2. Jika tidak ada persetujuan untuk mengembangkan perangkat lunak

secara dengan cepat (rapid) maka proyek dengan model ini akan

gagal karena hanya akan bingung mendefinisikan kebutuhan

pelanggan (customer) atau user.

3. Jika sistem perangkat lunak yang akan dibuat tidak bisa

dimodulkan (dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok) maka model

RAD tidak dapat digunakan untuk membuat sistem perangkat

lunak ini karena terlalu banyak campur tangan antar tim. Model

RAD tidak cocok digunakan untuk sistem perangkat lunak yang

memiliki resiko teknis sangat tinggi, misalnya menggunakan

teknologi baru yang belum banyak dikenal dan dikuasai

pengembang.

2.8 Unified Modelling Language (UML)

Menurut (Nugroho, 2010), ”UML (Unified Modeling Language) adalah

bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma

48

(berorientasi objek).” Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk

penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa

sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami. UML memiliki banyak diagram

agar dapat memodelkan sistem secara akurat, karena dalam pembuatan suatu

sistem terdapat sejumlah pihak yang berkepentingan pada aspek-aspek yang

berlainan dari sistem. Oleh karena itu dengan adanya diagram-diagram pada UML

yang mempunyai fungsi masing-masing sesuai bidang dari pihak-pihak yang

terlibat dalam pembuatan sistem, maka pihak-pihak yang terlibat dapat memahami

informasi yang ingin disampaikan dari suatu pihak menuju pihak lainnya.

Meskipun UML mempunyai banyak diagram, tetapi tidak semua diagram harus

digunakan dalam pembuatan suatu sistem. Berikut ini penjelasan beberapa bagian

dalam pembuatan pemodelan UML yang digunakan.

2.8.1 Use Case Diagram

Gambar 2. 3 Contoh Use Case Diagram

Use case (Satzinger, Jackson, & Burd, 2010) merupakan suatu aktivitas

yang dilakukan oleh sistem, biasanya merupakan sebuah respon untuk permintaan

49

dari pengguna sistem. (Satzinger et al., 2010) menjelaskan bahwa aktor tidak

selalu sama dengan sumber dari peristiwa di event table karena aktor di use case

merupakan orang yang berinteraksi dengan sistem yang mana sistem harus

meresponnya. Suatu Use Case Diagram memiliki komponen berupa:

a) Stereotype.

Menyediakan informasi tetnang peranan dari elemen tanpa menyebutkan

implementasinya. Digunakan untuk menggambarkan Use Case

dependency, class, packagedan classifier. Stereotype merupakan notasi,

dimana dalam diagram dituliskan denganguillemet “<<…>>”.

b) Actor.

Mewakili pihak yang terlibat dalam suatu Use Case yang

terjadi. Actor dapat berupa manusia, sistem, dan device yang memiliki

peranan dalam keberhasilan operasi dari sistem.

c) Use Case.

Mengidentifikasikan fitur utama dari sistem. Tanpa Use case sistem tidak

dapat memenuhi permintaan actor. Use case mendefinisikan dan

menggambarkan tujuan yang harus dicapai oleh sistem.

d) Connector.

Merupakan penghubng antara actor dengan Use case. Ada beberapa

jenis connector, yaitu:

1. Asosiasi, mengidentifikasi interaksi antara setiap actor tertentu

dengan setiap use case tertentu. Tiap asosiasi menjadi dialog yang

harus dijelaskan dalam use case naratif. Asosiasi bisa berarah jika

50

komunikasi satu arah dan dapat juga tidak berarah jika komunikasi

terjadi ke dua arah.

2. Generalisasi, untuk mendefinisikan relasi antara dua actor atau

menambahkan sifat dari yang lainnya. Digambarkan menggunakan

garis bermata panah kosong dari yang menurunkan mengarah ke

yang diturunkan.

3. Dependensi, terdiri dari dua jenis yaitu:

a. Include, mengidentifikasi hubungan antar dua Use Case di mana

yang satu memanggil yang lain. Digambarkan dengan garis

putus-putus bermata panah dengan notasi <<include>> pada

garis. Arah mata panah sesuai dengan arah pemanggilan

(umumnya mengarah ke kanan).

b. Extend, terjadi jika pemanggilan memerlukan adanya kondisi

tertentu. Digambarkan serupa dengan dependensi <<include>>,

kecuali arah panah berlawanan menjadi <<extend>>.

51

2.8.2 Activity Diagram

Gambar 2. 4 Contoh Activity Diagram

Menurut (Satzinger et al., 2010) Activity Diagram merupakan sebuah tipe

dari diagram workflow yang menggambarkan tentang aktivitas dari pengguna

ketika melakukan setiap kegiatan dan aliran sekuensial. Diagram ini penting

dalam pemodelan fungsi-fungsi dalam sistem dan memberi tekanan pada aliran

kendali antar objek.

2.8.3 Potensial Objek

Menentukan objek potensial merupakan pengidentifikasian object-object

pada kata benda yang terdapat pada daftar requirement yang diklasifikasikan pada

area (domain) permasalahan yang sama untuk dijadikan candidate class pada

class diagram.

52

Tabel 2. 1 Contoh Tabel Objek Potensial

Objek Potensial Berpotensi Alasan

Administrator Ya Data administrator

Pengunjung Ya Data Pengunjung

Username Tidak Atribut data user admin

Password Tidak Atribut data user admin

2.8.4 Class Diagram

Gambar 2. 5 Contoh Class Diagram

Diagram ini menunjukkan kelas objek yang menyusun sistem juga

hubungan antara kelas tersebut. Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek

dalam sistem dan berbagai macam hubungan dan interaksi diantara mereka.

53

2.8.5 Sequence Diagram

Gambar 2. 6 Contoh Sequence Diagram

Sequence Diagram menggambarkan interaksi antar objek di suatu

sistem. Sequence Diagram terdiri dari dimensi vertical dan horizontal, dimana

dimensi vertical tersebut adalah waktu dan dimensi horizontal adalah objek-objek

yang terkait. Sequence Diagram dapat menggambarkan skenario atau rangkaian

langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk

menghasilkan output tertentu.

54

2.9 Konsep Basis Data

2.9.1 Pengertian Basis Data

Basis data terdiri dari 2 kata, yaitu Basis dan Data. Basis kurang lebih

dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang/berkumpul.

Sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek

seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa,

konsep, keadaan dan sebagainya, yang mewujudkan dalam bentuk angka, huruf,

symbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya (Fathansyah, 2012).

Sebagai salah satu istilah, basis data (database) sendiri dapat

didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti:

1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang

diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan dengan

cepat dan mudah.

2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama

sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu,

untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

3. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam

media penyimpanan.

Basis data adalah sistem terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah

memelihara data yang sudah diolah atau informasi dan membuat informasi

tersedia saat dibutuhkan. Pada intinya basis data adalah media untuk penyimpanan

data agar dapar diakses dengan mudah dan cepat (Rosa, 2013).

55

Berdasarkan beberapa teori yang sudah dijabarkan oleh para ahli, dapat

disimpulkan bahwa basis data atau database merupakan suatu media

penyimpanan data yang terdiri dari kumpulan data yang saling berkaitan secara

logis, dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan sebuah organisasi.

2.9.2 Manajemen Basis Data (DBMS)

Menurut (Rosa & Salahuddin, 2011), DBMS (Database Management

System) atau dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai Sistem Manajemen

Basis Data adalah suatu sistem aplikasi yang digunkan untuk menyimpan,

mengola, dan menampilkan data suatu sistem aplikasi tersebut. Sedangkan

menurut (Kadir, 2014) Database Management System (DBMS) adalah perangkat

lunak yang digunakan untuk mengelola dan mengontrol pengaksesan database.

Suatu sistem aplikasi disebut DBMS jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Menyediakan fasilitas untuk mengelola akses data.

2. Mampu menangani integrase data.

3. Mampu mengangani akses data.

4. Mampu menangani backup data.

2.9.3 MySQL

MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal dan

banyak digunakan untuk membangun aplikasi web yang menggunakan database

sebagai sumber dan pengelolaan datanya. Kepopuleran MySQL antara lain karena

MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses database-nya

sehingga mudah untuk digunakan, kinerja query cepat, dan mencukupi untuk

kebutuhan database perusahaan-perusahaan skala mengengah. (Arief, 2011).

56

MySQL merupakan database yang pertama kali didukung oleh bahasa

pemrograman script untuk internet (PHP dan Perl). MySQL dan PHP dianggap

sebagai pasangan software pengembangan aplikasi web yang ideal. MySQL lebih

sering digunakan untuk membangun aplikasi berbasis web, umumnya

pengembang aplikasinya menggunakan bahasa pemrograman script PHP. (Arief,

2011)

2.9.4 PHPMyAdmin

PHPMyAdmin adalah suatu aplikasi berbasis GUI (Graphical User

Interface) yang digunakan untuk mengelola database MySQL. Aplikasi ini

berbasis web yang mempermudah pekerjaan seorang admin database di MySQL.

Ini karena beberapa pekerjaan admin yang berhubungan dengan kegiatan

operasional seperti input, edit, backup database, pembuatan tabel dapat dilakukan

dengan mudah di tool berbasis GUI.

2.10 Tools Pengembangan Sistem

2.10.1 PHP (Hypertext Preprocessor)

Menurut (Anhar, 2010) PHP adalah bahasa pemrograman web server-

side yang bersifat open source, PHP juga merupakan script yang terintegrasi

dengan HTML (Hypertext Modelling Language) dan berada pada server (server

side HTML embedded script). PHP juga merupakan script yang digunakan untuk

membuat halaman website yang sangat dinamis, yang berarti halaman tampilan

yang akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client.

PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf yang merupakan seorang

pemrogram C yang handal dari Greenland Denmark di tahun 1995, PHP diberi

57

nama FI (Form Interpreted) yang digunakan untuk mengelola form dari web. Pada

perkembangannya, kode-kode yang digunakan dirilis untuk umum sehingga mulai

banyak dikembangkan oleh programmer seluruh dunia. Tahun 1997 PHP dirilis

dengan versi 2.0, pada versi ini sudah terintegrasi dengan bahasa pemrograman C

dan sudah dilengkapi dengan modul sehingga kualitas kerja PHP lebih meningkat

secara signifikan. Ditahun yang sama sebuah perusahaan program bernama Zend

merilis ulang PHP dengan versi yang lebih baik dan lebih cepat.

Seiring berkembangnya jaman, ditahun 1994 PHP versi 4.0 mulai dirilis

dan versi ini paling banyak digunakan pada awal abad 21 karena PHP versi ini

sudah mampu membangun web secara kompleks dengan stabilitas kecepatan yang

tinggi.

Ditahun 2004 perusahaan program Zend merilis PHP lagi dengan versi

terbarunya 5.0 yang inti dari interpreter PHP mengalami perubahan besar. Versi

ini juga memasukkan model pemrograman berorientasi objek kedalam PHP untuk

menjawab perkembangan bahasa pemrograman kearah paradigm berorientasi

objek.

Bahasa pemrograman PHP sering digunakan karena PHP adalah bahasa

open source yang memiliki kesederhanaan dan memiliki beberapa fitur built-in

yang berfungsi untuk menangani kebutuhan standar dalam pembuatan aplikasi

web. PHP juga merupakan bahasa script yang paling mudah dipahami karena

memiliki beberapa referensi.

PHP dapat digunakan dalam berbagai sistem operasi seperti Unix,

Macntosh serta Windows. PHP dapat dijalankan secara runtime melalui console

58

serta dapa menjalankan perintah-perintah sistem. Open source artinya adalah

code-code PHP terbuka untuk umum dan tidak berbayar atas pmbelian dari

license. Web server yang mendukung PHP adalah Apache, IIS, Lighttpd, hingga

Xitami dengan konfigurasi yang relative mudah. Selain itu PHP juga dilengkapi

dengan berbagai macam pendukung lain seperti support langsung keberbagai

macam database seperti Oracle, MySQL, dan lain-lain.

2.10.2 Cascading Style Sheet (CSS)

Menurut (Riyanto, 2010) Cascading Style Sheets (CSS) merupakan salah

satu bahasa pemrograman web untuk mengendalikan beberapa komponen dalam

sebuah web sehingga akan lebih terstruktur dan seragam.

CSS dapat mengendalikan gambar, warna bagian tubuh pada teks, warna

tabel, ukuran border, warna border, warna hyperlink warna mouse over, spasi

antar paragraf, spasi antar teks margin kiri, kanan, atas, bawah dan parameter

lainnya. CSS adalah bahasa style sheet yang digunakan untuk mengatur tampilan

dokumen. Dengan adanya CSS memungkinkan kita untuk menampilkan halaman

yang sama dengan format yang berbeda.

CSS digunakan oleh penulis maupun pembaca halaman web untuk

menentukan warna, jenis huruf, tata letak dan berbagai aspek tampilan dokumen.

CSS digunakan terutama untuk memisahkan antara isi dokumen (yang ditulis

dengan HTMNL atau bahasa markup lainnya) dengan presentasi dokumen (yang

ditulis dengan CSS). Pemisahan ini dapat meningkatkan aksesibilitas isi,

59

memberikan lebih banyak keleluasaan dan kontrol terhadap tampilan dan

mengurangi kompleksitas serta pengulangan pada struktur isi.

2.10.3 Web

Web adalah salah satu aplikasi yang berisikan dokumen-dokumen

multimedia teks, gambar, suara, animasi, video) di dalamnya yang menggunakan

protocol HTTP (Hypertext Transfer Protocol) dan untuk mengaksesnya

menggunakan perangkat lunak yang disebut browser. (Arief, 2011).

2.10.4 XAMPP

Menurut (Nugroho, 2010) XAMPP adalah suatu bundel web server yang

populer digunakan di Windows karena kemudahan instalasinya. XAMPP adalah

perangkat lunak bebas, yang mendukung banyak system oprasi, merupakan

kompilasi dari beberapa program. Fungsi XAMPP adalah sebagai server yang

berdiri sendiri (localhost), yang terdiri beberapa program antara lain: Apache

HTTP Server, MySQL database, dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan

bahasa pemrograman PHP dan Perl. Nama XAMPP sendiri merupakan singkatan

dari X (empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP dan Perl. Program

ini tersedia dalam GNU General Public License dan bebas, merupakan web server

yang mudah untuk digunakan yang dapat menampilkan halaman web yang

dinamis.

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data

SQL (database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user,

dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL

tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public

60

License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk

kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL.

PhpMyAdmin adalah perangkat lunak bebas yang ditulis dalam bahasa

pemrograman PHP yang digunakan untuk menangani administrasi MySQL

melalui WWW (World Wide Web). PhpMyAdmin mendukung berbagai operasi

MySQL, diantaranya (mengelola basis data, tabel-tabel, bidang , relasi, indeks,

pengguna, perijinan, dan lain-lain. Pada dasarnya, mengelola basis data dengan

MySQL harus dilakukan dengan cara mengetikkan baris-baris perintah yang

sesuai (command line) untuk setiap maksud tertentu. Jika seseorang ingin

membuat basis data (database), ketikkan baris perintah yang sesuai untuk

membuat basis data. Jika seseorang menghapus tabel, ketikkan baris perintah yang

sesuai untuk menghapus tabel. Hal tersebut tentu saja sangat menyulitkan karena

seseorang harus hafal dan mengetikkan perintahnya satu per satu.

2.11 Pengujian Sistem

2.11.1 Pengujian White-Box

2.11.1.1 Pengertian White-Box Testing

Menurut (Rizky, 2011), “White box testing secara umum merupakan jenis

testing yang lebih berkonsentrasi terhadap isi dari perangkat lunak itu sendiri”.

Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak

yang dibuat sehingga membutuhkanproses testing yang jauh lebih lama dan lebih

“mahal” dikarenakan membutuhkan ketelitian dari para tester serta kemampuan

teknis pemrograman bagi para testernya.

61

Berikut ini terdapat beberapa jenis white-box testing, terdiri atas:

1. Basis Path

Metode identifikasi yang berdasarkan pada jalur, struktur atau koneksi

yang ada dari suatu sistem ini biasa disebut juga sebagai branch testing,

karena cabang-cabang dari kode atau fungsi logika diidentifikasi dan dites,

atau disebut juga sebagai control-flow testing. Ada 2 bentut basis path

yaitu:

a. Zero Path, jalur penghubung yang tidak penting atau jalur pintas yang

ada pada suatu sistem.

b. One Path, jalur penghubung yang penting atau berupa proses pada

suatu sistem.

2. Cyclomatic Complexity

Merupakan metode white-box dengan melakukan pengukuran software

yang memberikan pengukuran kuantitatif dari kompleksitas logika

program. Pada konteks metode basis path testing, nilai yang dihitung bagi

cyclomatic complexity menentukan jumlah jalur-jalur yang independen

dalam kumpulan basis suatu program dan memberikan jumlah tes minimal

yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa semua pernyataan telah

dieksekusi sekurangnya satu kali. Jalur independen adalah tiap jalur pada

program yang memperlihatkan 1 kelompok baru dari pernyataan proses

atau kondisi baru.

3. Graph Matrix

62

Adalah matrik berbentuk segi empat sama sisi, dimana jumlah baris dan

kolom sama dengan jumlah node, dan identifikasi baris dan kolom sama

dengan identifikasi node, serta isi data adalah keberadaan penghubung

antar node (edges).

Berikut merupakan contoh pengujian White-box yang digambarkan dalam sebuah

flowgraph of purchasing property.

Gambar 2. 7 Contoh Pengujian White-box menggunakan Flowgraph Of Purchasing Property

Berdasarkan gambar diatas, jumlah jalur independen dapat dihitung melalui

kode, yaitu menggunakan metrik yang disebut nomor siklomatik yang didasarkan

pada teori grafik. Cara termudah untuk menghitung jumlah siklomatik adalah

dengan menghitung jumlah conditional / predikat dan tambahkan 1. Dalam

contoh di atas, ada lima conditional. Oleh karena itu, jumlah cyclomatic 6, dan

memiliki 6 jalur independen melalui kode. Jadi perhtungannya adalah sebagai

berikut:

63

1. 1-2-3-4-5-10 (properti yang dimiliki oleh orang lain, tidak mempunyai

uang untuk sewa)

2. 1-2-3-4-6-10 (properti yang dimiliki oleh orang lain, membayar sewa)

3. 1-2-3-10 (properti yang dimiliki oleh pemain)

4. 1-2-7-10 (properti yang tersedia, tidak memiliki cukup uang)

5. 1-2-7-8-10 (properti yang tersedia, punya uang, tidak ingin membelinya)

6. 1-2-7-8-9-10 (properti yang tersedia, punya uang, dan membelinya)

Kasus pengujian diatas memastikan bahwa setiap jalur yang akan

setidaknya diuji sekali. Jumlah siklomatik adalah batas bawah pada jumlah

kasus uji yang akan kita tulis. Uji kasus yang ditentukan dengan cara ini

adalah uji kasus yang digunakan dalam pengujian basis patch.

2.11.2 Pengujian Black-Box

Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak

yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang

perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat

isinya, tapi cukup dikenal proses testing di bagian luar (Rizky, 2011).

Kelebihan black box testing yaitu dapat menemukan cacat, sedangkan

kekurangan black box testing adalah tester tidak pernah yakin apakah perangkat

lunak tersebut benar-benar lolos uji. Beberapa teknik testing yang tergolong dalam

tipe ini antara lain:

64

1. Equivalence Particioning

Pada teknik ini, tiap input-an data dikelompokkan ke dalam grup

tertentu, yang kemudian dibandingkan output-nya.

2. Boundary Value Analysis

Merupakan teknik yang sangat umum digunakan pada saat awal

sebuah perangkat lunak selesai dikerjakan. Pada teknik ini,

dilakukan inputan yang melebihi dari batasan sebuah data. Sebagai

contoh, untuk sebuah inputan harga barang, maka dapat dilakukan

testing dengan menggunakan angka negatif. Jika perangkat lunak

berhasil mengatasi input-an yang salah tersebut, maka dapat

dikatakan teknik ini telah selesai dilakukan.

3. Cause Effect Graph

Dalam teknik ini, dilakukan proses testing yang menghubungkan

sebab dari sebuah input-an dan akibatnya pada output yang akan

dihasilkan.

4. Random Data Selection

Seperti namanya, teknik ini berusaha melakukan proses input-an

data dengan menggunakan nilai acak. Dari hasil input-an tersebut

kemudian dibuat sebuah tabel yang menyatakan validitas dari

output yang dihasilkan.

5. Feature Test

Pada teknik ini, dilakukan proses testing terhadap spesifikasi dari

perangkat lunak yang telah selesai dikerjakan. Misalkan pada

65

perangkat lunak sistem informasi akademik. Dapat dicek apakah

fitur untuk melakukan entri nilai telah tersedia, begitu dengan fitur

entri data siswa maupun entri data guru yang akan melakukan entri

nilai.

Kasus uji yang dibuat untuk melakukan pengujian black-box harus

dibuat dengan kasus benar dan kasus salah, misalkan untuk kasus proses

login maka kasus uji yang dibuat adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 2 Tabel Contoh Skenario Pengujian Black-Box

No. Rancangan Proses Hasil yang Diharapkan Hasil

1. User memasukkan username

dan password benar

Sistem menerima akses

login, user akan dialihkan

ke halaman utama

Sesuai

2. User memasukkan username

dan password salah

Sistem akan menampilkan

halama peringatan

“Username atau Password

Salah!”

Sesuai

66

66

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Pengumpulan Data

Metodologi yang digunakan penulis dan informasi yang dibutuhkan

untuk membantu melakukan penelitian dan penyusunan laporan skirpsi ini sebagai

bahan untuk mendukung kebenaran uraian materi dan pembahasan, metode yang

digunakan adalah observasi, wawancara dan studi pustaka.

3.1.1 Observasi

Observasi yang dilakukan berupa pengambilan data dan peninjauan

langsung ke tempat penelitian, sehingga dapat dilihat kebutuhan aplikasi yang

akan dibangun, yang meliputi pengamatan terhadap perangkat lunak, perangkat

keras dan sebagainya. Peneliti melakukan observasi pada Kantor Puskesmas

Kramat Jati Divisi Kesmas Bagian Posyandu yang beralamat di Jl. Kerja Bakti

No. 1 RT 02/09, Kramat Jati. Observasi dilakukan bersamaan dengan proses

perancangan aplikasi. Kegiatan ini dilakukan dibawah pengawasan Ibu Rimbun

Simanjuntak. Pengamatan dilakukan setiap 2 kali se lama 1 bulan dalam jangka

waktu dari bulan Februari 2019 sampai dengan Marret 2019 mulai pukul 09.00

WIB – 16.00 wib. Hasil yang didapatkan dalam kegiatan pengamatan ini adalah.

3.1.2 Wawancara

Wawancara dilakukan dengan tanya jawab dengan pihak-pihak terkait,

dengan Ibu Rimbun Simanjuntak selaku pihak yang menangani bidang Kesehatan

Masyarakat khusunya menangani langsung Posyandu tingkat Kecamatan Kramat

Jati Kotamadya Jakarta Timur sekaligus user dari aplikasi sistem informasi yang

67

akan di analisis. Wawancara dilakukan selama kegiatan penelitian yang dilakukan

di Kantor Puskesmas Kramat Jati Jakarta Timur bidang Kesehatan Masyarakat

bagian Posyandu.

Berdasarkan hasil wawancara didapatkan informasi sebagai berikut:

1. Penjelasan secara singkat mengenai sistem informasi Posyandu.

2. Penjelasan mengenai kebutuhan user ataupun sistem yang akan dianalisis.

3. Penjelasan bagaiman alur untuk proses pendataan Posyandu tingkat

Kotamadya Jakarta Timur.

4. Mengetahui gambaran alur kegiatan yang telah dilaksanakan

menggunakan diagram berjalan.

3.1.3 Studi Pustaka

Studi pustaka yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

mempelajari buku-buku referensi, laporan-laporan, majalah-majalah, jurnal-jurnal

dan media lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian. Daftar buku dan

referensi dalam penyusunan skripsi ini dapat dilihat pada daftar pustaka, dan

buku-buku referensi diantaranya, Konsep Dasar Sistem Informasi, Metode Desain,

Metodologi Penelitian, Analisis dan Desain, Rekayasa Perangkat Lunak.

3.1.4 Ringkasan Studi Literatur

Pada penelitian ini, penulis membandingkan beberapa penelitian sejenis

untuk membantu dalam proses pengembangan sistem yang diajukan serta lewat

pembandingan dengan penelitian sebelumnya, apakah pengembangan sistem yang

diusulkan memiliki kelebihan dari penelitian-penelitian sebelumnya dari tahun

2016 sampai dengan 2020.

68

Tabel 3. 1 Tabel Ringkasan Studi Literatur

1. Nama Intan Risan Sari, Fajar Nugraha

Judul Sistem Informasi Posyandu Kesehatan Ibu dan

Anak

Tahun 2016

Deskripsi Penyebab langsung kematian ibu dan anak dapat

dicegah jika dapat terdeteksi secara dini melalui

suatu manajemen untuk mendeteksi dini penyebab

kematian tersebut yang berupa pemantauan atau

pencatatan wilayah setempat mengenai kesehatan

ibu dan anak. Sistem pencatatan dan pelaporan

puskesmas (SP3) program kesehatan ibu dan anak

(KIA) di kabupaten Kudus dalam pelaksanaannya

masih terbatas pada rekapitulasi data hasil dari

interaksi antara masyarakat pengguna program

kesehatan ibu dan anak dengan fasilitas kesehatan

(puskesmas), sehingga seringkali data tersebut tidak

terdokumentasi dengan baik dan lengkap.

Keterlambatan perubahan data atau pelaporan SP3

akan menyebabkan tujuan pelaporan tersebut

menjadi tidak tercapai. Perancangan sistem

menggunakan metode waterfall, menggunakan

pemodelan UML. Bahasa pemrograman PHP dan

69

database MySQL sebagai basisdatanya.

2. Nama Widiana Mulyani, Bambang Purnama

Judul Pembangunan Sistem Informasi Data Balita Pada

Posyandu Desa Ploso Kecamatan Punung

Kabupaten Pacitan

Tahun 2016

Deskripsi Petugas Posyandu di Desa Ploso memiliki masalah

yang dihadapi dalam pengolahan Data Bayi

Posyandu adalah petugas kesulitan dalam proses

pencarian data perkembangan balita yang ditulis

secara terpisah-pisah, yang dapat mengakibatkan

kerangkapan data yang dapat menimbulkan

inkonsistensi data sehingga menghasilkan laporan

yang tidak dapat dipercaya. Untuk mengatasi

masalah yang ada pada Posyandu Ploso perlu

mengubah metode pengolahan data secara manual

menjadi sistem terkomputerisasi. Penelitian ini

menghasilkan sistem berbasis desktop dengan

menggunakan bahasa Pemrograman Microsoft

Visual Basic .Net dan penyimpanan database

menggunakan Microsoft Access 2003

3. Nama Sefto Pratama

Judul Penerapan Sistem Informasi Posyandu Mawar

70

Kelurahan Simpang Empat

Tahun 2016

Deskripsi Setelah dilkukan analisis, Posyandu Mawar

Kelurahan Simpang memiliki permasalahan

terhadap sistem rekapitulasi data secara manual

oleh petugas posyandu mengakibatkan berbagai

permasalahan seperti data hilang, sistem back up

dari puskesmas yang tidak sistematis.

4. Nama Noviyanto, Biardi Fitri, Arif

Judul Sistem Informasi Posyandu Terintegrasi Sebagai

Pendukung Kebijakan Dinas Kesehatan

Tahun 2016

Deskripsi Berdasarkan diskusi dengan salah satu ketua

posyandu, ibu Wiyanto, selaku ketua Posyandu

Kencur VI Tegal Catak, disampaikan beberapa

masalah terkait pelaksanaan kegiatan Posyandu.

Kendala yang ada antara lain, pengolahan data ibu

dan anak yang masih diproses secara konvensional

yaitu ditulis pada buku catatan mengenai

perkembangan kesehatan ibu dan anak saat kegiatan

Posyandu berlangsung. Meskipun data lengkap

namun butuh waktu yang lama serta ketelitian pada

saat menyusun pelaporan kegiatan dan kejadian

71

untuk pihak Puskesmas dan Dinas Kesehatan,

sementara penangananan permasalahan kesehatan

dibutuhkan kecepatan dan ketepatan berdasarkan

data yang ada.

Aplikasi yang dihasilkan berupa Web Mobile

Application menggunakan Objectoriented

Development.

5 Nama Priyadarshini Tripathy

Judul A public health approach to perinatal mental

health: Improving health and wellbeing of mothers

and babies

Tahun 2020

Deskripsi Komponen kesehatan mental harus diintegrasikan

sebagai bagian integral dari kebijakan, rencana, dan

kegiatan kesehatan ibu di negara-negara.

Pendekatan yang harus harus dilakukan adalah

sebagai praktik kesehatan masyarakat berupa

kepemimpinan, kemitraan dan advokasi. Pembuat

kebijakan, komisaris, dan pemerintah harus

meningkatkan kepedulian dan penguatan mental

perinatal yang tertunda. menciptakan organisasi

yang termotivasi dalam menyediakan perawatan

yang dapat diakses dan berkualitas serta dukungan

72

untuk kesehatan mental selama kehamilan dan

kelahiran anak sangat dibutuhkan. Kampanye

kesehatan melalui media sosial untuk meningkatkan

kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental.

Layanan kesehatan mental perinatal harus secara

sistematis mengumpulkan data pada pasien yang

mereka temui, sedemikian rupa sehingga dokter

dapat mengakses informasi dan memahami kinerja

mereka sehingga hasilnya bisa berdampak positif

bagi kesehatan ibu dan bayi.

Setelah membandingkan dengan penelitian sebulamnya, kelebihan dari

penelitian ini dengan penelitian sejenis sebulumnya adalah memberikan

kemudahan terhadap Kader Posyandu dalam mengolah data Posyandu khususnya

data ibu hamil dan balita. Serta adanya menu monitoring hasil kegiatan yang

mempermudah Suku Dinas Kesehatan dalam memantau perkembangan balita di

area Posyandu tertentu.

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan pada penelitian ini adalah

metodologi Rapid Application Development (RAD) dala mengembangkan Sistem

Informasi Posyandu dan menggunakan tools Unified Modelling Language (UML),

model pengembangan ini merupakan sebuah siklus yang membangun sistem itu

73

sendiri dan memberikannya kepada pengguna. Tahapannya adalah sebagai

berikut:

3.2.1 Tahap Perencanaan Kebutuhan (Requirement Planning)

Tahap perencanaan (planning) adalah tahapan yang menyangkut studi

tentang kebutuhan pengguna terhadap sistem yang dibutuhkan. Pada tahapan ini

penulis bertemu dengan pengguna untuk mengidentifikasikan kebutuhan sistem

pada Kantor Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur yang berkaitan dengan rancang

bangun sistem informasi posyandu. Hasil dari tahapan ini adalah Analisis

Permasalahan.

Berikut adalah kegiatan yang peneliti lakukan ketika memasuki tahapan

requirement planning:

1. Pengumpulan data pada Kantor Suku Dinas Kesehatan Jakarta

Timur

Pada tahapan ini, peneliti melakukan beberapa tahapan pengumpulan

data, yakni dengan metode Studi Pustaka, Wawancara, Observasi,

dan studi literatur. Data – data yang dikumpulkan antara lain:

a) Profil dan Struktur Organisasi Kantor Suku Dinas Kesehatan

Jakarta Timur khususnya bagian Kesehatan Masyarakat

b) Data pendukung kegiatan Posyandu

2. Analisis Sistem Berjalan

Pada tahapan ini penulis melakukan analisa terhadap sistem usulan

sistem informasi Posyandu pada Suku Dinas Kesehatan Jakarta

Timur yang kemudian akan digunakan untuk menyelesaikan

74

masalah yang ada pada organisasi tersebut dan dituangkan dalam

bentuk rich picture.

3. Identifikasi Masalah Sistem Berjalan

Pada tahapan ini peneliti melakukan identifikasi terhadap masalah

yang ada pada proses pencatatan data ibu dan anak, pembuatan

laporan data ibu dan anak dan kegiatan Posyandu rutin yang

dilakukan tiap Kader guna mendukung kesehatan ibu dan

memonitorinh tumbuh kembang bayi khususnya di daerah Jakarta

Timmur.

3.2.2 Tahap Workshop Design

Fase ini merupakan fase kedua setelah fase perencanaan kebutuhan. Pada

fase proses desain (Workshop Design) penulis melakukan proses perancangan

sistem baru yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah – masalah yang ada

pada proses kegiatan Posyandu. Perancangan yang dilakukan berdasarkan pada

objek (Rapid Application Development) dengan menggunakan Unified Modeling

Languange (UML). Pada tahapan ini terbagi atas beberapa proses, yakni desain

proses, desain database, dan desain interface. Pada tahapan ini akan dilakukan

proses pembuatan usecase diagram dari sistem informasi posyandu pada Suku

Dinas Kesehatan Jakarta Timur yang menampilkan tugas apa saja yang

dilakukan, dan aktor – aktor apa saja yang akan terlibat di dalamnya yang

kemudian diperjelas dengan narasi usecase. Setelah itu akan dibuatkan juga

activity diagram yang akan menerangkan tentang alur proses aktivitas apa saja

yang dilakukan user serta respon apa yang akan didapatkan dari sistem pada

75

sistem informasi posyandu pada Kantor Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur.

Kemudian akan dibuatkan juga class diagram yang berdasarkan pada objek

potensial yang ada. Setelah itu akan dibuat sequence diagram dari sistem

informasi posyandu pada Kantor Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur ini yang

menjelaskan proses – proses yang dilakukan sistem dalam mencapai dimulai dari

usecase, interaksi antar class, operasi – operasi yang terjadi beserta urutannya dan

informasi apa saja yang diperlukan oleh masing – masing operasi.

Tahapan selanjutnya yakni desain database yang terdiri dari

spesifikasi database, skema database, dari sistem informasi posyandu pada

Kantor Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur

Kemudian tahapa terakhir ketika semua proses di atas telah dilakukan

yakni desain User Interface (UI), yang akan mempermudah pengguna sistem

dalam berinteraksi dengan sistem informasi posyandu pada Kantor Suku Dinas

Kesehatan Jakarta Timur.

3.2.3 Fase Implementasi (Implementation)

Pada tahapan terakhir dalam proses pengembangan sistem

menggunakan metode RAD adalah tahapan implementasi. Dalam hal ini

tahapan implementasi rancang bangun sistem informasi posyandu pada Kantor

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur melalui beberapa proses tahapan, yakni:

1. Coding

Tahapan ini adalah proses pengkodean aplikasi rancang bangun

sistem informasi posyandu pada Kantor Suku Dinas Kesehatan

76

Jakarta Timur yang sebelumnya telah di desain pada tahapan

requirements analysis. Pada tahapan ini menggunakan HTML dan

CSS sebagai front end / user interface, lalu menggunakan PHP

sebagai back end.

2. Testing

Pada tahapan ini penulis melakukan tahapan uji coba terhadapa

sistem yang telah dibangun dengan metode black box testing secara

komprehensif sesuai dengan requirements pada Kantor Suku Dinas

Kesehatan Jakarta Timur. Dalam black box testing penulis hanya

menguji fungsi sistem yang telah dibuat, berdasarkan parameter

pengujian yang telah ditentukan pada tabel black box testing.

3.3 Alasan Peneliti Menggunakan Metode Pengembangan RAD

Metode RAD melibatkan pengguna secara langsung sehingga dapat

menghasilkan sistem yang sesuai dengan keinginan pengguna. Metode RAD dapat

menghemat waktu pengembangan sistem, terlebih sistem yang dibuat adalah

sistem berkala kecil. Serta RAD memiliki batasan-batasan sistem agar tidak

mengalami perubahan yang memperlama waktu pengerjaan sistem.

3.4 Alasan Menggunakan Pengujian Black Box

Peneliti menggunakan pengujian Black Box karena pengujian hanya

dilakukan berdasarkan pada apa yang dilihat, yaitu mengevaluasi tampilan luar

sistem atau user interface serta fungsi-fungsi pada sistem tersebut, yaitu input dan

output nya saja. Pengujan black box juga tidak perlu melihat source code secara

77

detail serta dapat menampilkan asumsi yang tidak sesuai dengan hasil, untuk

dianalisa dan diperbaiki.

3.5 Kerangka Berfikir

Dalam penelitian ini penulis melakukan tahapan - tahapan kegiatan yang

telah dituangkan dalam suatu kerangka penelitian, termasuk beberapa metode

pengumpulan data dan metode dalam mengembangkan sistem. Berikut gambaran

umum tentang kerangka penelitian yang menjadi acuan penulis dalam penelitian

ini:

78

Gambar 3. 1 Kerangka Berfikir Penelitian

79

79

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Fase Perencanaan Kebutuhan

4.1.1 Gambaran Umum Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur

4.1.1.1 Sejarah Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur

Adanya perubahan sistem pemerintahan tahun 1999 dari sistem sentralisasi

menjadi otonomi daerah mengakibatkan sebagian wewenang pemerintah pusat

dlimpahkan kepada pemerintah daerah, sehingga pemerintah Provinsi DKI Jakarta

mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 58 Tahun 2002

tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang mengawali

berdirinya Suku Dinas Pelayanan dan Suku Dinas Kesehatan Masyarakat di

tingkat Kotamadya, dan pada tahun 2009 dengan Peraturan Daerah DKI Jakarta

Nomor 10 Tahun 2008 tentang Perubahan Organisasi Suku Dinas Kesehatan

pasca restrukturasi perihal peningkatan efisiensi dimana Suku Dinas Pelayanan

Kesehatan dengan Suku Dinas Kesehatan Masyarakat dilebur menjadi satu yaitu

Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta yang merupakan Unit Kerja

Dinas Kesehatan pada Kota Administrasi dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan

dan pengembangan kesehatan masyarakat. Suku Dinas Kesehatan dipimpin oleh

seorang Kepala Suku Dinas yang secara teknis dan adminsitrasi berkedudukan

dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan serta secara

operasional berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kantor Suku

Dinas Kesehatan Kota Administrasi mempunyai tugas melaksanaan kegiatan

80

pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Suku Dinas Kesehatan

Kota Administrasi mempunya fungsi :

a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas

b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas

c. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan kesehatan

lingkungan, kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan perorangan,

rujukan khusus, tradisional dan keahlian

d. Pengendalian penanggulangan kegawatdaruratan, bencana dam Kejadian

Luar Biasa (KLB)

e. Pengendalian, pencegahan, dan pemberantasan penyakit menular atau

tidak menular

f. Pengawasan dan pengendalian kesehatan kefarmasian

g. Pelaksanaan surveilans kesehatan

h. Pelaksanaan monitoring penerapan sistem manajemen mutu kesehatan

i. Pengendalian pencapaian standarisasi prasarana dan sarana pelayanan

kesehatan baik pemerintah maupun swasta

j. Pelaksanaan pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan, dan

pertanggungjawaban penerimaan retribusi kesehatan yang diterima Suku

Dinas

k. Pemberian, pengawasan, pengendalian dan evaluasi perizinan atau

rekomendasi atau sertifikasi di bidang kesehatan

81

l. Penegakan peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan pada

lingkup Kota Administrasi

m. Pelaksanaan pengembangan peran serta masyarakat dalam upaya

peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat

n. Penghimpunan, pengolahan, pemeliharaan, penyajian, pengembangan dan

pemanfaatan data dan informasi mengenai kesehatan masyarakat,

kesehatan lingkungan, prasarana dan sarana pelayanan kesehatan

perseorangan, rujukan khusus, tradisional dan keahlian pada lingkup Kota

Administrasi

o. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan

prasarana dan sarana kerja Suku Dinas

p. Pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang

q. Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan

r. Pelaksanaan kegiatan publikasi dan pengaturan acara Suku Dinas

s. Penyiapan bahan laporan ke Dinas Kesehatan yang terkait dengan tugas

fungsi Suku Dinas

t. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Suku

Dinas

4.1.1.2 Visi dan Misi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur

Visi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Sehat, Mandiri dan Bermutu

untuk semua. Misi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur adalah :

a. Meningkatkan kemampuan manajerial dan profesionalisme Sumber Daya

Manusia (SDM)

82

b. Meningkatkan kinerja organisasi dan pendekatan tim

c. Mengembangkan sistem informasi kesehatan sesuai dengan perkembangan

teknologi

d. Menggalang kemitraan dengan lintas organisasi, lintas sektor, Lembaga

Swadaya Masyarakat dan organisasi terkait

e. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan

sehat.

4.1.1.3 Sasaran Mutu Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur

Sasaran mutu yang ingin dicapai oleh Suku Dinas Kesehatan Jakarta

Timur adalah :

a. Binwasdal (Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian) SDM Sudinkes

100% terlaksana dengan baik, benar dan tepat waktu.

b. Binwasdal Program 100% terlaksana dengan aik, benar dan tepat waktu

c. Pelayanan perizinan tenaga kesehatan 10 hari kerja

d. Keluhan pelanggan 100% ditindaklanjuti

e. Kepuasan pelanggan nilai IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat) minimal

2,51 atau dalam kategori Baik.

4.1.1.4 Struktur Organisasi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur

Berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 150 Tahun

2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan, organisasi Suku

Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur terdiri dari:

a. Kepala Suku Dinas

b. Subbagian Tata Usaha

83

c. Seksi Kesehatan Masyarakat

d. Seksi Pelayanan Kesehatan

e. Seksi Sumber Daya Kesehatan

f. Seksi Pengendalian Masalaha Kesehatan

g. Subkelompok Jabatan Fungsional

Gambar 4. 1 Sruktur Organisasi Suku Dinas Kesehatan Masyarakat

4.1.1.4.1 Kepala Suku Dinas

Kepala Suku Dinas mempunyai tugas :

a. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Suku

Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Subbagian, Seksi dan

Subkelompok Jabatan Fungsional

84

c. Melaksanakan kerjasama dan koordinasi dengan Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) dan

atau Instansi pemerintah atau swasta terkait, dalam rangka pelaksanaan

tugas dan fungsi Suku Dinas

d. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan

fungsi Duku Dinas.

4.1.1.4.2 Subbagian Tata Usaha

Subbagian Tata Usaha merupakan Satuan Kerja staf Suku Dinas

Kesehatan dalam pelaksanaan administrasi umum Suku Dinas

Kesehatan. Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala

Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada

Kepala Suku Dinas. Subbagian Tatu Usaha mempunyai tugas :

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan

linkup tugasnya

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas

sesuai dengan lingkup tugasnya

c. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran

(RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas

d. Melaksanakan monitoring pengendalian dan evaluasi pelaksanaan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas

e. Pengelolaan kepegawaian, keuangam dan barang Suku Dinas

f. Pelaksanaan kegiatan surat menyurat dan kearsipan Suku Dinas

85

g. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan

perawatan prasaran dan sarana kerja Suku Dinas

h. Memelihara kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban kantor

i. Melaksanakan pengelolaan ruang rapat atau pertemuan Suku Dinas

j. Melaksanakan publikasi kegiatan, upacara dan pengaturan acara

Suku Dinas

k. Menerima, mencatat, membukukan, menyetorkan dan melaporkan

penerimaan retribusi Suku Dinas Kesehatan

l. Menyiapkan bahan laporan Suku Dinas yang terkait dengan tugas

Subbagian Tata Usaha

m. Mengkoordinasikan penyusunan laporan (kegiatan, keuangan,

kinerja dan akuntabilitas) Suku Dinas

n. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas

Subbagian Tata Usaha

4.1.1.4.3 Seksi Kesehatan Masyarakat

Seksi Kesehatan Masyarakat merupakan Satuan Kerja lini Suku Dinas

Kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan

masyarakat. Seksi Kesehatan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Seksi

yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Suku Dinas.

Seksi Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas:

a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggara (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup

tugasnya

86

b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas

sesuai dengan lingkup tugasnya

c. Pelaksanaan pengendalian mutu kegiatan pelayanan kesehatan keluarga

termasuk kesehatan ibu, bayi, anak balita, kesehatan anak prasekolah,

usia sekolah, remaja, kesehatan reproduksi, usia lanjut, keluarga

berencana, pekerja wanita dan asuhan keperawatan

d. Pengkoordinasian sektor terkait dan masyarakat profesi untuk

pencegahan dan pengendalian program kesehatan masyarakat

e. Pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan dan informasi

f. Pelaksanaan bimbingan teknis tenaga kesehatan di bidang kesehatan

masyarakat

g. Pelaksanaan kajian perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat

tingkat Kota Administrasi

h. Pelaksanaan manajemen database kesehatan melalui sistem informasi

manajemen kesehatan yang terintegrasi

i. Pelaksanaan pengendalian pelaksanaan program gizi dan PPSM

j. Penerapan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)

k. Penyiapan bahan laporan Suku Dinas Kesehatan yang terkait dengan

tugas Seksi Kesehatan Masyarakat

l. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Seksi Kesehatan

Masyarakat

87

4.1.1.4.4 Seksi Pelayanan Kesehatan

Seksi Pelayanan Kesehatan merupakan Satuan Kerja lini Suku Dinas

Kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Seksi Pelayanan Kesehatan

dipimpin oleh seorang Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan yang berkedudukan di

bawah dan bertanggung hawab kepada Kepala Suku dinas. Seksi Pelayanan

Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas :

a. Penyusunan bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan

lingkup tugasya

b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas

sesuai dengan lingkup tugasnya

c. Pelaksanaan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

tata laksana pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan

d. Penghimpunan, pengolahan, penyajian, pemeliharaan,

pengembangan, pemanfaatan data dan informasi upaya pelayanan

kesehatan

e. Pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pengendalian penerapan

standar pelayanan kesehatan

f. Pelaksanaan rekomendasi atau perizinan sarana pelayanan

kesehatan

g. Pemberian rekomendasi atau perizinan sarana pelayanan kesehatan

h. Pemberian tanda daftar kepada pengobat tradisional

88

i. Pelaksanaan siaga 24 jam atau Pusat Pengendali Dukungan

Kesehatan (Pusdaldukkes)

j. Pengawasan terhadap pelaksanaan standar pelayanan minimal

pelayanan kesehatan

k. Penyiapan bahan laporan Suku Dinas Kesehatan yang terkait

dengan tugas Seksi Pelayanan Kesehatan

l. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Seksi

Pelayanan Kesehatan

4.1.1.4.5 Seksi Sumber Daya Kesehatan

Seksi Sumber Daya Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi

Sumber Daya Kesehatan yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab

kepada Kepala Suku Dinas. Seksi Sumber Daya Kesehatan terbagi menjadi 3

bidang yaitu farmas makanan minuman, tenaga kesehatan dan mutu yang

mempunyai tugas :

a. Penyusunan bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup

tugasnya

b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas

sesuai dengan lingkup tugasnya

c. Penyiapan bahan laporan Suku Dinas Kesehatan yang terkait dengan

tugas Seksi Sumber Daya Kesehatan

d. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksaan tugas seksi Sumber Daya

Kesehatan

89

Untuk tugas masing-masing bidang yaitu:

Farmasi Makanan Minuman

1. Pelaksanaan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

pelayanan sarana pelayanan kefarmasian meliputi industry kecil obat

tradisional, cabang penyalur alat kesehatan, apotek, took obat, depo

farmasi dan industry makanan minuman rumah tangga

2. Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan pengendalian harga obat dan

persediaan cadangan obat esensial

3. Pelaksanaan pengelolaan persediaan obat dan perbekalan kesehatan

pada lingkup Kota Administrasi

Tenaga Kesehatan

1. Pelaksanaan pemberian perizinan tenaga kesehatan

2. Pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis tenaga kesehatan

3. Penyusunan peta kebutuhan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan

berdasarkan analisa kebutuhan pendidikan dan pelatihan

4. Pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi tingak kepatuhan

petugas kesehatan terhadap standar pelayanan.

Mutu

1. Pelaksanaan kegiatan audit internal dan audit eksternal penerapan

sistem manajemen mutu

2. Pelaksanaan survey kepuasan pelanggan kesehatan

3. Pelaksanaan kegiatan bimbingan, konsultasi dan pendampingan

penetapan sistem manahemen mutu kepada Puskesmas

90

4. Pelaksanaan kegitan pengembangan mutu melalui forum dan

fasilitator

5. Pelaksanaan monitoring dan pemetaan Sumber Daya Kesehatan

4.1.1.4.6 Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan

Sekai Pengendalian Masalah kesehatan merupakan Satuan Kerja lini

Suku Dinas Kesehatan dalam oelaksanaan kegiatan pengendalian yang di pimpin

leh seorang Kepala Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan yang berkedudukan di

bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Suku Dinas. Seksi Pengendalian

Masalah Kesehatan mempunyai tugas:

a. Penyusun bahan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup

tugasnya

b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas

sesuai dengan lingkup tugsasnya

c. Pelaksanaan pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular,

kesehatan jiwa masyarakat, surveilens epidemiologi, penanggulangan

wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) dan kesehatan lingkungan

d. Pelaksanaan kegiatan pembinaan pelaksanaan kesehatan haji

e. Penyiapan materi sosialisasi kesehatan tentang pengendalian penyakit

menular atau tidak menular serta kesehatan jiwa masyarakat

f. Pelaksanaan kegiatan bimbingan, konsultasi dan pendampingan teknis

peningkatan kompetensi surveilens epidemiologi, tenaga kesehatan

91

pengendalian oenyakit menular dan tidak menular serta kesehatan jiwa

masyarakat

g. Pelaksanaan kegiatan koordinasi, kerja sama dan kemitraan

pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta kesehatan jiwa

masyarakat debgab Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja

Perangkat Daerah (UKPD) dan atau instansi

pemerintah/swasta/masyarakat

h. Pelaksanaan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

kegiatan imunisasi

i. Penghimpunan, pengolahan, penyajian, pemeliharaan, pembangunan

dan pemanfaatan data dan informasi surveilens epidemiologi sebagai

Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) pada

lingkup Kota Administrasi

j. Pelaksanaan kegiatan investigasi penyakit potensial Kejadian Luar

Biasa (KLB) dan dugaan wabah serta keracunan makanan

k. Peningkatan sistem jaringan informasi wabah atau Kejadian Luar Biasa

(KLB) dan surveilens

l. Pelaksanaan kegiatan pengendalian surveilens kematian

m. Pelaksanaan kegiatan monitoring dan pemetaan kegiatan

penanggulangan wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) dan surveilens

n. Pelaksanaan kegiatan pengendalian pelaksanaan program kesehatan

lingkungan maliputi penyehatan air minum/air bersih, penyeatan

makanan dan minuman, pengamanan limbah, pengendalan vektor,

92

pengendalian radiasi, penyehatan pemukimankumuh, penyehatan

tempat-tempat umum, tempat kerja, tempat pengelolaan pestisida

termasuk pemberian rekomendasi Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL), upaya pengelolaan lingkungan/upaya

pemantauan lingkungan

o. Pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pengendalian sarana penunjang

kesehatan lingkungan

p. Penyiapan materi pelatihan teknis dalam Bidang Kesehatan Lingkungan

dan Kesehatan Kerja

q. Penyiapan bahan laporan Suku Dinas Kesehatan yang terkait dengan

tugas Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan

r. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksaan tugas Seksi Pengendalian

Masalah Kesehatan.

4.1.2 Analisis Sistem Berjalan

Analis sistem berjalan sistem pelayanan Posyandu pada Kota Administrasi

Jakarta Timur bertujuan untuk mengetahui lebih jelas bagaimana cara kerja

Sistem Posyandu pada tingkat Kota Administrasi Jakarta Timur dan masalah apa

saja yang terjadi didalamnya untuk dapat dijadikan usulan perancangan sistem.

93

Gambar 4. 2 Analisis Sistem Berjalan

94

Pada gambar diatas gambarkan alur proses Pelayanan Posyandu pada

tingkatan Kota Administrasi Jakarta Timur dimana kegiatan Posyandu di

setiap RW di Kota Administrasi Jakarta Timur rutin dilakukan setiap bulan.

Secara rinci gambar dijelaskan sebagai berikut:

a. Pelaksaan Posyandu

Pelaksaan Posyandu terdiri dari 5 (lima) Meja, dimana setiap Meja

memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing.

1. Meja I

Proses bisnis berjalan dimulai dari anggota posyandu yang

melakukan pendaftaran pada meja I. Anggota Posyandu terdiri

atas 3 (tiga) yaitu bayi, balita, dan ibu hamil. Untuk balita, bayi

dan ibu hamil dapat melanjutkan ke Meja II.

2. Meja II

Kegiatan di Meja II adalah penimbangan yang dilakukan oleh

Kader Posyandu kepada bayi, balita dan ibu hamil.

3. Meja III

Aktivitas pencatatan pada saat layanan Posyandu dilakukan pada

meja 3. Pencatatan yang dilakukan Kader Posyandu adalah

pengisian KMS dan Sistem Informasi Posyandu (SIP) . SIP

adalah seperangkat alat penyusun data atau informasi yang

berkaitan dengan kegiatan, kondisi untuk menunjukkan

perkembangan yang terjadi di setiap Posyandu. SIP yang

sekarang terbagi atas 5 format register, yaitu:

95

1. Register Balita

Format ini berisi tentang catatan hasil penimbangan,

pemberian pil besi, vitamin A, oralit, tanggal imunisasi dan

bayi meninggal.

2. Register Ibu Hamil

Format ini berisi catatan daftar ibu hamil, umur kehamilan,

pemberian pil tambah darah, kapsul yodium, imunisasi dan

resiko kehamilan, tanggal persalinan, penolong persalinan,

keadaan bayi hidup dan meninggal, data ibu meninggal.

3. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi dan kematian ibu

hamil

Format ini berisi tentang catatan dasar mengenai sasaran

kegiatan Posyandu.

4. Data pengunjung posyandu.

5. Data hasil kegiatan Posyandu.

4. Meja IV

Kegiatan pada Meja IV ialah penyuluhan kesehatan oleh kader.

Terdapat 2 penyuluhan yang diberkan, yaitu:

1. Penyuluhan kepada Ibu berdasarkan hasil timbangan anak

2. Penyuluhan kepada Ibu Hamil

96

5. Meja V

Aktivitas yang dilakukan pada Meja V adalah pelayanan

kesehatan yang terdiri dari imunisasi dan pengobatan lainnya

seusai dengan kebutuhan.

b. Penyerahan Laporan

Setelah kegiatan Posyandu selesai, Kader pada Meja III akan

menyerahkan hasil pencatatan kepada Ketua Posyandu. Hasil

pencatatan tersebut akan diserahkan pada saat diadakan Raker

Posyandu setiap bulannya di masing-masing Kelurahan. Lapoan

terbagi atas 3 hard copy yang diserahkan kepada masing-masing

Pokja TP PKK, Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan dan Pembina

Posyandu Tingkat Kelurahan. Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan

akan memeriksa data hasil kegiatan.

Lalu laporan diteruskan kepada Petugas Puskesmas Tingkat

Kecamatan, Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur dan

Kepala Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur.

97

4.1.3 Analisis Sistem Usulan

Gambar 4. 3 Analisis Sistem Usulan

98

4.1.4 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang terdapa dalam pencatatan data Posyandu saat ini

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pencatatan data Posyandu masih manual, sehingga menyulitkan untuk

setiap kader dalam mencari informasi terkait dengan ibu dan anak anggota

posyandu.

2. Penulisan laporan hasil pemantauan ibu dan anak yang masih ditulis dalam

bentuk manual menghasilkan terlalu banyak arsip dan terjadi penumpukan

arsip di koordinator posyandu tiap wilayah, menyebabkan tercampurnya

arsip dengan arsip yang tidak terkait dengan laporan kegiatan posyandu.

3. Banyaknya jumlah pendaftar juga menyebabkan sulitnya proses

pengolahan dan pengaksesan kembali data karena banyak data yang sama

harus dicatat berulang-ulang ke dalam form yang berbeda-beda,

meyebabkan terjadinya redudansi data.

4.2 Fase Workshop design

4.2.1 Desain Proses

4.2.1.1 Use Case Diagram

Use case diagram ini menggambarkan interaksi antara aktor dengan sistem

yang ada

.

99

1. Identifikasi Aktor

Tabel 4. 1 Tabel dentifikasi Aktor

No Actor Description

1 Kader Posyandu

Aktor yang menggunakan sistem untuk kelola

data register dan data kegiatan Posyandu serta

data monitoring kegiatan pada tingkat Rukun

Warga (RW)

2

Petugas Kesehatan

Tingkat Kelurahan

Aktor ini menggunakan sistem untuk

memerifikasi data Posyandu Tingkat

Kelurahatan sebelum meneruskan laporan ke

Tingkat Kecamatan.

3

Staf Kesmas Tingkat

Kecamatan

Aktor ini menggunakan sistem untuk

mengakses data Kegiatan Posyandu serta data

register Posyandu ditingkat Kecamatan.

4 Staf Kesmas Sudinkes

Aktor ini menggunakan sistem untuk

mengakses data Kegiatan Posyandu serta data

register Posyandu ditingkat Kotamadya Jakarta

Timur.

5

Kepala Kesmas

Sudinkes

Aktor ini menggunakan sistem untuk

mengakses data Kegiatan Posyandu serta data

register Posyandu ditingkat Kotamadya Jakarta

100

2. Identifikasi Use case

Tabel 4. 2 Tabel Identifikasi Use Case

No Use Case Name Description Actor

1 Login Use Case ini menggambarkan

kegiatan pengguna sistem

dalam memasukan username

dan password untuk dapat

mengakses sistem.

Kader Posyandu,

Petugas

Kesehatan

Tingkat

Kelurahan, Staf

Kesmas Tingkat

Kecamatan, Staf

Kesmas Sudinkes,

Kepala Kesmas

Sudinkes

2 Kelola Data Ibu Use Case ini menggambarkan

kegiatan Kader Posyandu

dalam melakukan pencatatan

data balita

Kader Posyandu

3 Kelola Data

Keanggotaan Balita

Use Case ini menggambarkan

kegiatan Kader Posyandu

dalam melakukan pencatatan

Kader Posyandu

Timur.

101

data keanggotaan balita

4 Kelola Data

Keanggotaan Ibu

Hamil

Use Case ini menggambarkan

kegiatan Kader Posyandu

dalam melakukan pencatatan

data keanggotaan ibu hamil

Kader Posyandu

5 Kelola Data

Kelahiran Bayi

Use Case ini menggambarkan

kegiatan Kader Posyandu

dalam melakukan pencatatan

data kelahiran Bayi

Kader Posyandu

6 Kelola Data

Kematian Bayi

Use Case ini menggambarkan

kegiatan Kader Posyandu

dalam melakukan pencatatan

data kematian Bayi

Kader Posyandu

7 Kelola Data

Kematian Ibu

Hamil

Use Case ini menggambarkan

kegiatan Kader Posyandu

dalam melakukan pencatatan

data kematian ibu hamil

Kader Posyandu

8 Kelola Data

Kegiatan bulanan

rutin Posyandu

Use Case ini menggambarkan

kegiatan Kader Posyandu

dalam melakukan pencatatan

data kegiatan rutin Posyandu

setiap bulannya

Kader Posyandu

9 Verifikasi data Use Case ini menggambarkan Petugas

102

Kegiatan Posyandu kegiatan Petugas Kesehatan

Tingkat Kelurahan dalam

melakukan verifikasi data

kegiatan Posyandu di tingkat

RW

Kesehatan

Tingkat

Kelurahan

10. Lihat Hasil

Verifikasi Data

Kegiatan

(memenuhi syarat)

Use Case ini menggambarkan

kegiatan Kader Posyandu

untuk melihat data hasil

verifikasi kegiatan Posyandu.

Kader posyandu

11. Verifikasi

Dokumen

Pengajuan

Keanggotaan

Use Case ini menggambarkan

kegiatan Petugas Kesehatan

Tingkat Kelurahan dalam

melakukan verifikasi dokumen

keanggotaan Posyandu baru

Petugas

Kesehatan

Tingkat

Kelurahan

12. Lihat Hasil

Verifikasi

Pengajuan Anggota

Posyandu

Use Case ini menggambarkan

kegiatan Kader Posyandu

untuk melihat hasil verifikasi

pengajuan anggota Posyandu

Kader Posyandu

13. Input Data

Monitoring

Use Case ini menggambarkan

kegiatan Kader Posyandu

untuk memasukkan data

Monitoring Hasil Kegiatan

Kader Posyandu

14. Upload foto Use Case ini menggambarkan Kader Posyandu

103

Monitoring kegiatan Kader Posyandu

untuk mengunggah foto

monitoring hasil kegiatan

15. Lihat Laporan

Kegiatan Posyandu

Use Case ini menggambarkan

kegiatan, Petugas Kesehatan

Tingkat Kelurahan, Staf

Kesmas Kecamatan, Staf

Kesmas Sudinkes dan Kepala

Kesmas Sudinkes dalam

melihat laporan Kegiatan

Posyandu pada tingkat

Kelurahan.

Petugas

Kesehatan

Tingkat

Kelurahan, Staf

Kesmas

Kecamatan, Staf

Kesmas Sudinkes

dan Kepala

Kesmas Sudinkes

16. Lihat Laporan

Kematian Bayi

Use Case ini menggambarkan

kegiatan Petugas Kesehatan

Tingkat Kelurahan, Staf

Kesmas Kecamatan, Staf

Kesmas Sudinkes dan Kepala

Kesmas Sudinkes dalam

melihat laporan kematian Bayi

pada tingkat Kotamadya

Jakarta Timur.

Petugas

Kesehatan

Tingkat

Kelurahan, Staf

Kesmas

Kecamatan, Staf

Kesmas Sudinkes

dan Kepala

Kesmas Sudinkes

17. Lihat Laporan

Kelahiran Bayi

Use Case ini menggambarkan

kegiatan Petugas Kesehatan

Petugas

Kesehatan

104

Tingkat Kelurahan, Staf

Kesmas Kecamatan, Staf

Kesmas Sudinkes dan Kepala

Kesmas Sudinkes dalam

melihat laporan kelahiran Bayi

pada tingkat Kotamadya

Jakarta Timur.

Tingkat

Kelurahan, Staf

Kesmas

Kecamatan, Staf

Kesmas Sudinkes

dan Kepala

Kesmas Sudinkes

18. Lihat Laporan

Kematian Ibu

Hamil

Use Case ini menggambarkan

kegiatan Petugas Kesehatan

Tingkat Kelurahan, Staf

Kesmas Kecamatan, Staf

Kesmas Sudinkes dan Kepala

Kesmas Sudinkes dalam

melihat laporan kematian ibu

hamil pada tingkat Kotamadya

Jakarta Timur.

Petugas

Kesehatan

Tingkat

Kelurahan, Staf

Kesmas

Kecamatan, Staf

Kesmas Sudinkes

dan Kepala

Kesmas Sudinkes

19. Lihat Laporan

Keanggotaan Balita

Use Case ini menggambarkan

kegiatan Petugas Kesehatan

Tingkat Kelurahan, Staf

Kesmas Kecamatan, Staf

Kesmas Sudinkes dan Kepala

Kesmas Sudinkes dalam

melihat laporan keanggotaan

Petugas

Kesehatan

Tingkat

Kelurahan, Staf

Kesmas

Kecamatan, Staf

Kesmas Sudinkes

105

Balita pada tingkat Kotamadya

Jakarta Timur.

dan Kepala

Kesmas Sudinkes

20. Lihat Laporan

Keanggotaan Ibu

Hamil

Use Case ini menggambarkan

kegiatan Petugas Kesehatan

Tingkat Kelurahan, Staf

Kesmas Kecamatan, Staf

Kesmas Sudinkes dan Kepala

Kesmas Sudinkes dalam

melihat laporan keanggotaan

ibu hamil pada tingkat

Kotamadya Jakarta Timur.

Petugas

Kesehatan

Tingkat

Kelurahan, Staf

Kesmas

Kecamatan, Staf

Kesmas Sudinkes

dan Kepala

Kesmas Sudinkes

21. Laporan

Monitoring Hasil

Kegiatan

Use Case ini menggambarkan

kegiatan Petugas Kesehatan

Tingkat Kelurahan, Staf

Kesmas Kecamatan, Staf

Kesmas Sudinkes dan Kepala

Kesmas Sudinkes dalam

melihat laporan monitoring

hasil kegiatan.

Petugas

Kesehatan

Tingkat

Kelurahan, Staf

Kesmas

Kecamatan, Staf

Kesmas Sudinkes

dan Kepala

Kesmas Sudinkes

22. Logout Use Case ini digunakan aktor

untuk keluar dari sistem

informasi Posyandu.

Kader Posyandu,

Petugas

Kesehatan

106

Tingkat

Kelurahan, Staf

Kesmas Tingkat

Kecamatan, Staf

Kesmas Sudinkes,

Kepala Kesmas

Sudinkes

107

Berikut use case diagram sistem informasi posyandu:

Gambar 4. 4 Use Case Diagram Posyandu

108

4.2.1.2 Narasi Use Case Diagram

Tabel 4. 3 Narasi Use Case Diagram Login

Use Case Name Login

Use Case Id 1

Actor Semua Pengguna

Description Use case ini menggambarkan kegiatan para user

untuk dapat memasuki sistem

Precondition Telah memiliki data user terlebih dahulu setelah

di daftarkan oleh Admin

Trigger Use Case ini dilakukan agar user dapat

mengakses sistem informasi Posyandu ini

Typica l Course of

Event

Actor Action System Response

Langkah 1: Buka

website

Langkah 3:Masukkan

“username dan

password”

Langkah 2:

Menampilkan

halaman login

Langkah 4:

Memeriksa

“username” dan

“password” salah atau

benar

109

Langkah 6:

Menampilkan halaman

user

Langkah 5:

Menampilkan

halaman user

Alternate Course Alt-1 : Jika terjadi kesalahan memasukkan

username atau password, maka akan kembali ke

langkah 3.

Conclusion User dapat masuk kedalam sistem.

Post Condition User diarahkan kehalaman utama pengguna.

Tabel 4. 4Narasi Use Case Kelola Data Ibu

Use Case Name Kelola Data Ibu

Use Case Id 2

Actor Kader Posyandu

Description Use case ini menggambarkan kegiatan Kader

Posyandu dalam kelola data ibu

P Pre recondition Kader Posyandu harus login terlebih dahulu

Trigger Use case ini dilakukan ketika menambah data

ibu, ubah data ibu dan hapus data ibu

Typi Typical Course of Actor Action System Response

110

Event

Langkah 2: Pilih

menu Ibu

Langkah 4: Pilih

“Tambah”

Langkah 6: Isi form

tambah data ibu

Langkah 7: Klik

tombol “Simpan”

Langkah 9:

Menampilkan list

data ibu

Langkah 1:

Menampilkan halaman

Kader Posyandu

Langkah 3:

Menampilkan menu data

ibu

Langkah 5:

Menampilkan form

tambah

Langkah 8: Menyimpan

data

Alternate Course 4a. Pilih “Ubah”

5a. Menampilkan form ubah data ibu

6a. Ubah data ibu

4b. Pilih “Hapus”

5b. Verifikasi hapus data, jika Tidak maka akan

kembali ke langkah 3

8b. Jika Ya, maka akan menghapus data

Conclusion Data ibu berhasil diolah

111

Post Condition Data ibu yang dikelola berhasil disimpan

kedalam database

Tabel 4. 5 Narasi Use Case Kelola Keanggotaan Balita

Use Case Name Kelola Keanggotaan Balita

Use Case Id 3

Actor Kader Posyandu

Description Use case ini menggambarkan kegiatan Kader

Posyandu dalam kelola keanggotaan balita

P Pre recondition Kader Posyandu harus login terlebih dahulu

Trigger Use case ini dilakukan ketika menambah data

keanggotaan balita, ubah data keanggotaan

balita dan hapus data keanggotaan balita

Typi Typical Course of

Event

Actor Action System Response

Langkah 2: Pilih

menu Keanggotaan,

Lalu Pilih Balita

Langkah 4: Pilih

“Tambah”

Langkah 1:

Menampilkan halaman

Kader Posyandu

Langkah 3:

Menampilkan menu

keanggotaan balita

Langkah 5:

112

Langkah 6: Isi form

tambah data

keanggotaan balita

Langkah 7: Klik

tombol “Simpan”

Langkah 9:

Menampilkan list

data keanggotaan

balita

Menampilkan form

tambah

Langkah 8: Menyimpan

data

Alternate Course 4a. Pilih “Ubah”

5a. Menampilkan form ubah data keanggotaan

balita

6a. Ubah data keanggotaan balita

4b. Pilih “Hapus”

5b. Verifikasi hapus data, jika Tidak maka akan

kembali ke langkah 3

8b. Jika Ya, maka akan menghapus data

Conclusion Data keanggotaan balita berhasil diolah

Post Condition Data keanggotaan balita yang dikelola berhasil

disimpan kedalam database

113

Tabel 4. 6 Narasi Use Case Kelola Keanggotan Ibu Hamil

Use Case Name Kelola Data Keanggotaan Ibu Hamil

Use Case Id 4

Actor Kader Posyandu

Description Use case ini menggambarkan kegiatan Kader

Posyandu dalam kelola keanggotaan ibu hamil

P Pre recondition Kader Posyandu harus login terlebih dahulu

Trigger Use case ini dilakukan ketika menambah data

keanggotaan ibu hamil, ubah data ibu

keanggotaan ibu hamil dan hapus data

keanggotaan ibu hamil

Typi Typical Course of

Event

Actor Action System Response

Langkah 2: Pilih

menu Keanggotaan,

Lalu pilih Ibu Hamil

Langkah 4: Pilih

“Tambah”

Langkah 6: Isi form

tambah data

Langkah 1:

Menampilkan halaman

Kader Posyandu

Langkah 3:

Menampilkan menu data

keanggotaan ibu hamil

Langkah 5:

Menampilkan form

tambah

114

keanggotaan ibu

hamil

Langkah 7: Klik

tombol “Simpan”

Langkah 9:

Menampilkan list

data keanggotaan ibu

hamil

Langkah 8: Menyimpan

data

Alternate Course 4a. Pilih “Ubah”

5a. Menampilkan form ubah data keanggotaan

ibu hamil

6a. Ubah data keanggotaan ibu hamil

4b. Pilih “Hapus”

5b. Verifikasi hapus data, jika Tidak maka akan

kembali ke langkah 3

8b. Jika Ya, maka akan menghapus data

Conclusion Data keanggotaan ibu hamil berhasil diolah

Post Condition Data keanggotaan ibu hamil yang dikelola

berhasil disimpan kedalam database

115

Tabel 4. 7 Narasi Use Case Data Balita

Use Case Name Kelola Register Data Balita

Use Case Id 5

Actor Kader Posyandu

Description Use case ini menggambarkan kegiatan Kader

Posyandu dalam kelola data kelahiran balita

P Pre recondition Kader Posyandu harus login terlebih dahulu

Trigger Use case ini dilakukan ketika menambah data

kelahiran balita, ubah data kelahiran balita dan

hapus data kelahiran balita

Typi Typical Course of

Event

Actor Action System Response

Langkah 2: Pilih

menu Balita

Langkah 4: Pilih

“Tambah”

Langkah 6: Isi form

tambah data

kelahiran balita

Langkah 7: Klik

Langkah 1:

Menampilkan halaman

Kader Posyandu

Langkah 3:

Menampilkan menu

kelahiran balita

Langkah 5:

Menampilkan form

tambah

116

tombol “Simpan”

Langkah 9:

Menampilkan list

data kelahiran balita

Langkah 8: Menyimpan

data

Alternate Course 4a. Pilih “Ubah”

5a. Menampilkan form ubah data kelahiran

balita

6a. Ubah data kelahiran balita

4b. Pilih “Hapus”

5b. Verifikasi hapus data, jika Tidak maka akan

kembali ke langkah 3

8b. Jika Ya, maka akan menghapus data

Conclusion Data kelahiran balita berhasil diolah

Post Condition Data kelahiran balita yang dikelola berhasil

disimpan kedalam database

117

Tabel 4. 8 Narasi Use Case Kelola Data Kematian Balita

Use Case Name Kelola Data Kematian Balita

Use Case Id 6

Actor Kader Posyandu

Description Use case ini menggambarkan kegiatan Kader

Posyandu dalam kelola data kematian balita

P Pre recondition Kader Posyandu harus login terlebih dahulu

Trigger Use case ini dilakukan ketika menambah data

kematian balita, ubah data kematian balita dan

hapus data kematian balita

Typi Typical Course of

Event

Actor Action System Response

Langkah 2: Pilih

menu Kematian, lalu

pilih Balita

Langkah 4: Pilih

“Tambah”

Langkah 6: Isi form

tambah data

kematian balita

Langkah 1:

Menampilkan halaman

Kader Posyandu

Langkah 3:

Menampilkan menu

kematian balita

Langkah 5:

Menampilkan form

tambah

118

Langkah 7: Klik

tombol “Simpan”

Langkah 9:

Menampilkan list

data kematian balita

Langkah 8: Menyimpan

data

Alternate Course 4a. Pilih “Ubah”

5a. Menampilkan form ubah data kematian

balita

6a. Ubah data kematian balita

4b. Pilih “Hapus”

5b. Verifikasi hapus data, jika Tidak maka akan

kembali ke langkah 3

8b. Jika Ya, maka akan menghapus data

Conclusion Data kematian balita berhasil diolah

Post Condition Data kematian balita yang dikelola berhasil

disimpan kedalam database

119

Tabel 4. 9 Narasi Use Case Data Kematian Ibu Hamil

Use Case Name Kelola Data Kematian Ibu Hamil

Use Case Id 7

Actor Kader Posyandu

Description Use case ini menggambarkan kegiatan Kader

Posyandu dalam kelola data kematian ibu hamil

P Pre recondition Kader Posyandu harus login terlebih dahulu

Trigger Use case ini dilakukan ketika menambah data

kematian ibu hamil, ubah data kematian ibu

hamil dan hapus data kematian ibu hamil

Typi Typical Course of

Event

Actor Action System Response

Langkah 2: Pilih

menu Kematian Ibu

Hamil

Langkah 4: Pilih

“Tambah”

Langkah 6: Isi form

tambah data

kematian ibu hamil

Langkah 1:

Menampilkan halaman

Kader Posyandu

Langkah 3:

Menampilkan menu

kematian ibu hamil

Langkah 5:

Menampilkan form

tambah

120

Langkah 7: Klik

tombol “Simpan”

Langkah 9:

Menampilkan list

data kematian bayi

Langkah 8: Menyimpan

data

Alternate Course 4a. Pilih “Ubah”

5a. Menampilkan form ubah data kematian ibu

hamil

6a. Ubah data kematian ibu hamil

4b. Pilih “Hapus”

5b. Verifikasi hapus data, jika Tidak maka akan

kembali ke langkah 3

8b. Jika Ya, maka akan menghapus data

Conclusion Data kematian ibu hamil berhasil diolah

Post Condition Data kematian ibu hamil yang dikelola berhasil

disimpan kedalam database

121

Tabel 4. 10 Narasi Use Case Data Kegiatan Bulanan Rutin Posyandu

Use Case Name Kelola Data Kegiatan Bulanan Rutin Posyandu

Use Case Id 8

Actor Kader Posyandu

Description Use case ini menggambarkan kegiatan Kader

Posyandu dalam kelola data kegiatan rutin

bulanan posyandu

P Pre recondition Kader Posyandu harus login terlebih dahulu

Trigger Use case ini dilakukan ketika menambah data

kegiatan bulanan rutin posyandu, ubah data

kegiatan bulanan rutin posyandu dan hapus data

kegiatan bulanan rutin posyandu

Typi Typical Course of

Event

Actor Action System Response

Langkah 2: Pilih

menu Kegiatan

Bulanan Rutin

Posyandu

Langkah 4: Pilih

“Tambah”

Langkah 1:

Menampilkan halaman

Kader Posyandu

Langkah 3:

Menampilkan menu

kegiatan bulanan rutin

posyandu

Langkah 5:

122

Langkah 6: Isi form

tambah data kegiatan

bulanan rutin

posyandu

Langkah 7: Klik

tombol “Simpan”

Langkah 9:

Menampilkan list

data kegiatan

bulanan rutin

posyandu

Menampilkan form

tambah

Langkah 8: Menyimpan

data

Alternate Course 4a. Pilih “Ubah”

5a. Menampilkan form ubah data kegiatan

bulanan rutin posyandu

6a. Ubah data kegiatan bulanan rutin posyandu

4b. Pilih “Hapus”

5b. Verifikasi hapus data, jika Tidak maka akan

kembali ke langkah 3

8b. Jika Ya, maka akan menghapus data

Conclusion Data kegiatan bulanan rutin posyandu berhasil

diolah

Post Condition Data kematian bayi yang dikelola berhasil

123

disimpan kedalam database

Tabel 4. 11 Narasi Use Case Diagram Verifikasi Data Kegiatan Posyandu

Use Case Name Verifikasi Data Kegiatan Posyandu

Use Case Id 9

Actor Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan

Description Use case ini menggambarkan kegiatan Petugas

Kesehatan Tingkat Kelurahan dalam melakukan

verifikasi data kegiatan bulanan rutin posyandu.

P Pre recondition Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan harus

login terlebih dahulu

Trigger Use case ini dilakukan Petugas Kesehatan

Tingkat Kelurahan untuk memverifikasi data

kegiatan bulanan rutin posyandu setelah kader

posyandu menambahkan data kegiatan bulanan

rutin posyandu

Typi Typical Course of

Event

Actor Action System Response

Langkah 2: Pilih

menu “Verifikasi

Data Kegiatan

Langkah 1:

Menampilkan halaman

Petugas Kesehatan

Tingkat Kelurahan

124

Posyandu”

Langkah 4: Klik

“Verifikasi”

Langkah 3:

Menampilkan list data

kegiatan rutin posyandu

tiap RW

Langkah 5: Data

ssterverifikasi

Alternate Course -

Conclusion Data verifikasi kegiatan bulanan rutin posyandu

terverifikasi

Post Condition Data verifikasi kegiatan bulanan rutin posyandu

berhasil diubah

Tabel 4. 12 Narasi Usecase Diagram Hasil Verifikasi Data Kegiatan

Use Case Name Hasil Verifikasi Data Kegiatan Posyandu

Use Case Id 10

Actor Kader Posyandu

Description Use case ini menggambarkan kegiatan Kader

Posyandu untuk melihat hasil verifikasi kegiatan

posyandu

P Pre recondition Kader Psoyandu harus login terlebih dahulu

Trigger Use case ini dilakukan Kader Posyandu untuk

125

melihat hasil verifikasi data kegiatan bulanan

rutin posyandu setelah data kegiatan di

verifikasi oleh Petugas Kesehatan Kelurahan.

Typi Typical Course of

Event

Actor Action System Response

Langkah 2: Pilih

menu “Hasil

Verifikasi Data

Kegiatan Posyandu”

Langkah 4: Klik

“Lihat” lalu unduh

Dokumen Hasil

Verifikasi

Langkah 1:

Menampilkan halaman

Kader Posyandu

Langkah 3:

Menampilkan halaman

hasil verifikasi data

kegiatan

Langkah 5: Dokumen

berhasil diunduh

Alternate Course -

Conclusion Data hasil verifikasi kegiatan bulanan rutin

posyandu terunduh

Post Condition Data verifikasi kegiatan bulanan rutin posyandu

berhasil diunduh.

126

Tabel 4. 13 Narasi Use Case Diagram Verifikasi Anggota Posyandu

Use Case Name Verifikasi Anggota Posyandu

Use Case Id 11

Actor Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan

Description Use case ini menggambarkan kegiatan Petugas

Kesehatan Tingkat Kelurahan dalam melakukan

verifikasi data anggota posyandu.

P Pre recondition Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan harus

login terlebih dahulu

Trigger Use case ini dilakukan Petugas Kesehatan

Tingkat Kelurahan untuk memverifikasi data

anggota posyandu setelah kader posyandu

menambahkan data anggota posyandu

Typi Typical Course of

Event

Actor Action System Response

Langkah 2: Pilih

menu “Verifikasi

Data Anggota

Posyandu”

Langkah 4: Klik

Langkah 1:

Menampilkan halaman

Petugas Kesehatan

Tingkat Kelurahan

Langkah 3:

Menampilkan list data

anggota Posyandu

127

“Verifikasi”

Langkah 5: Data

terverifikasi

Alternate Course -

Conclusion Data verifikasi anggota posyandu terverifikasi

Post Condition Data verifikasi anggota posyandu berhasil

diubah

Tabel 4. 14 Narasi Use Case Hasil Verifikasi Anggota Posyandu

Use Case Name Hasil Verifikasi Anggota Posyandu

Use Case Id 12

Actor Kader Posyandu

Description Use case ini menggambarkan kegiatan Kader

Posyandu untuk melihat hasil verifikasi anggota

posyandu

P Pre recondition Kader Psoyandu harus login terlebih dahulu

Trigger Use case ini dilakukan Kader Posyandu untuk

melihat hasil verifikasi anggota posyandu

setelah data anggota di verifikasi oleh Petugas

Kesehatan Kelurahan.

Typi Typical Course of Actor Action System Response

128

Event

Langkah 2: Pilih

menu “Hasil

Verifikasi Anggota

Posyandu”

Langkah 1:

Menampilkan halaman

Kader Posyandu

Langkah 3:

Menampilkan halaman

hasil verifikasi anggota

Alternate Course -

Conclusion Data hasil verifikasi anggota posyandu berhasil

dilihat.

Post Condition Data verifikasi kegiatan bulanan rutin posyandu

berhasil dilihat.

Tabel 4. 15 Narasi Use Case Input Data Monitoring Hasil Kegiatan

Use Case Name Kelola Register Data Balita

Use Case Id 13

Actor Kader Posyandu

Description Use case ini menggambarkan kegiatan Kader

Posyandu dalam menginput data monitoring

hasil kegiatan

P Pre recondition Kader Posyandu harus login terlebih dahulu

129

Trigger Use case ini dilakukan ketika menambah dan

melihat data monitoring hasil kegiatan

Typi Typical Course of

Event

Actor Action System Response

Langkah 2: Pilih

menu Monitoring

Langkah 4: Pilih

“Tambah”

Langkah 6: Isi form

tambah data

monitoring

Langkah 7: Klik

tombol “Simpan”

Langkah 9:

Menampilkan list

data monitoring

Langkah 1:

Menampilkan halaman

Kader Posyandu

Langkah 3:

Menampilkan menu

kelahiran balita

Langkah 5:

Menampilkan form

tambah

Langkah 8: Menyimpan

data

Alternate Course -

Conclusion Data monitoring berhasil diinput

Post Condition Data monitoring yang diinput berhasil disimpan

kedalam database

130

Tabel 4. 16 Narasi Use Case Upload Foto Monitoring

Use Case Name Upload Fot Monitoring

Use Case Id 14

Actor Kader Posyandu

Description Use case ini menggambarkan kegiatan Kader

Posyandu dalam mengunggah foto hasil

monitoring

P Pre recondition Kader Posyandu harus login terlebih dahulu

Trigger Use case ini dilakukan melihat dan

menggunggah foto hasil monitoring

Typi Typical Course of

Event

Actor Action System Response

Langkah 2: Upload

Foto Monitoring

Langkah 4: Isi form

upload foto

Langkah 5: Klik

tombol “Simpan”

Langkah 9:

Langkah 1:

Menampilkan halaman

Kader Posyandu

Langkah 3:

Menampilkan form

upload foto

Langkah 8: Menyimpan

data

131

Menampilkan Hasil

Upload

Alternate Course -

Conclusion Data foto monitoring berhasil diunggah

Post Condition Data foto monitoring yang diunggah berhasil

disimpan kedalam database

Tabel 4. 17 Narasi Use Case Diagram Lihat Laporan Kegiatan Posyandu

Use Case Name Lihat Laporan Kegiatan Posyandu

Use Case Id 15

Actor Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf

Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,

Kepala Kesmas Sudinkes

Description Use case ini menggambarkan Petugas

Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas

Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes, dan Kepala

132

Kesmas Sudinkes dalam melihat laporan

kegiatan bulanan rutin posyandu tingkat

Kelurahan.

P Pre recondition Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf

Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes, dan

Kepala Kesmas Sudinkes harus login terlebih

dahulu

Trigger Use case ini dilakukan Petugas Kesehatan

Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas Kecamatan,

Staf Kesmas Sudinkes, Kepala Kesmas

Sudinkes untuk melihat laporan kegiatan

bulanan rutin posyandu setelah kader posyandu

menambahkan data kegiatan bulanan rutin

posyandu dan terverifikasi oleh Petugas

Kesehatan Posyandu Tingkat Kelurahan

Typi Typical Course of Actor Action System Response

133

Event

Langkah 2: Pilih

menu “Laporan

Kegiatan Bulanan

Rutin Posyandu

Tingkat Kelurahan”

Langkah 4: Klik

“Cetak”

Langkah 1:

Menampilkan halaman

User

Langkah 3:

Menampilkan list data

kegiatan rutin posyandu

tingkat Kelurahan

Langkah 5: Sistem

terintegrasi ke hardware

dan laporan dicetak

Alternate Course -

Conclusion Laporan kegiatan bulanan rutin posyandu

tingkat kelurahan berhasil dilihat

Post Condition Laporan kegiatan bulanan rutin posyandu

tingkat kelurahan berhasil dicetak dan dilihat,

dapat digunakan sebagai bahan pengontrolan

kegiatan Posyandu setiap bulannya.

134

Tabel 4. 18 Narasi Use Case Diagram Lihat Laporan Kematian Balita

Use Case Name Lihat Laporan Kematian Balita

Use Case Id 16

Actor Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf

Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,

Kepala Kesmas Sudinkes

Description Use case ini menggambarkan kegiatan Petugas

Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas

Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes, Kepala

Kesmas Sudinkes dalam melihat laporan angka

kematian balita.

P Pre recondition Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf

Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,

Kepala Kesmas Sudinkes harus login terlebih

dahulu

Trigger Use case ini dilakukan Petugas Kesehatan

Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas Kecamatan,

Staf Kesmas Sudinkes, Kepala Kesmas

Sudinkes untuk melihat laporan angka kematian

balita setelah kader posyandu menambahkan

data kematian balita

135

Typi Typical Course of

Event

Actor Action System Response

Langkah 2: Pilih

menu “Laporan

Kematian Balita”

Langkah 4: Klik

“Cetak”

Langkah 1:

Menampilkan halaman

User

Langkah 3:

Menampilkan list data

kematian balita

Langkah 5: Sistem

terintegrasi ke hardware

dan laporan dicetak

Alternate Course -

Conclusion Laporan kematian balita berhasil dilihat

Post Condition Laporan kematian balita berhasil dicetak dan

dilihat, dapat digunakan sebagai bahan

pengambilan keputusan dan pengontrolan

terhadap angka kematian bayi.

Tabel 4. 19 Narasi Use Case Diagram Lihat Laporan Kelahiran Balita

Use Case Name Lihat Laporan Kelahiran Balita

Use Case Id 17

136

Actor Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf

Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,

Kepala Kesmas Sudinkes

Description Use case ini menggambarkan kegiatan Petugas

Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas

Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes, Kepala

Kesmas Sudinkes dalam melihat laporan

kelahiran balita.

P Pre recondition Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf

Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,

Kepala Kesmas Sudinkes harus login terlebih

dahulu

Trigger Use case ini dilakukan Petugas Kesehatan

Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas Kecamatan,

Staf Kesmas Sudinkes, Kepala Kesmas

Sudinkes untuk melihat laporan angka kelahiran

balita setelah kader posyandu menambahkan

data kelahiran balita

Typi Typical Course of

Event

Actor Action System Response

Langkah 2: Pilih

menu “Laporan

Langkah 1:

Menampilkan halaman

User

137

Kelahiran Balita”

Langkah 4: Klik

“Cetak”

Langkah 3:

Menampilkan list data

kelahiran Balita

Langkah 5: Sistem

terintegrasi ke hardware

dan laporan dicetak

Alternate Course -

Conclusion Laporan kelahiran balita berhasil dilihat

Post Condition Laporan kelahiran balita berhasil dicetak dan

dilihat, dapat digunakan sebagai bahan

pengambilan keputusan dan pengontrolan

terhadap angka kelahiran balita.

Tabel 4. 20 Narasi Use Case Diagram Laporan Kematian Ibu Hamil

Use Case Name Lihat Laporan Kematian Ibu Hamil

Use Case Id 18

Actor Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf

Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,

Kepala Kesmas Sudinkes

Description Use case ini menggambarkan kegiatan Petugas

138

Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas

Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes, Kepala

Kesmas Sudinkes dalam melihat laporan angka

kematian ibu hamil.

P Pre recondition Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf

Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,

Kepala Kesmas Sudinkes harus login terlebih

dahulu

Trigger Use case ini dilakukan Petugas Kesehatan

Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas Kecamatan,

Staf Kesmas Sudinkes, Kepala Kesmas

Sudinkes untuk melihat laporan angka kematian

ibu hamil setelah kader posyandu menambahkan

data kematian ibu hamil

Typi Typical Course of

Event

Actor Action System Response

Langkah 2: Pilih

menu “Laporan

Kematian Ibu

Hamil”

Langkah 4: Klik

Langkah 1:

Menampilkan halaman

User

Langkah 3:

Menampilkan list data

kematian ibu hamil

139

“Cetak”

Langkah 5: Sistem

terintegrasi ke hardware

dan laporan dicetak

Alternate Course -

Conclusion Laporan kematian ibu hamil berhasil dilihat

Post Condition Laporan kematian ibu hamil berhasil dicetak

dan dilihat, dapat digunakan sebagai bahan

pengambilan keputusan dan pengontrolan

terhadap angka kematian ibu hamil.

Tabel 4. 21 Narasi Use Case Lihat Laporan Keanggotaan Balita

Use Case Name Lihat Laporan Keanggotaan Balita

Use Case Id 19

Actor Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf

Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,

Kepala Kesmas Sudinkes

Description Use case ini menggambarkan kegiatan Petugas

140

Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas

Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes, Kepala

Kesmas Sudinkes dalam melihat laporan jumlah

keanggotaan balita.

P Pre recondition Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf

Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,

Kepala Kesmas Sudinkes harus login terlebih

dahulu

Trigger Use case ini dilakukan Petugas Kesehatan

Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas Kecamatan,

Staf Kesmas Sudinkes, Kepala Kesmas

Sudinkes untuk melihat laporan keanggotaan

balita setelah kader posyandu menambahkan

data keanggotaan balita.

Typi Typical Course of

Event

Actor Action System Response

Langkah 2: Pilih

menu “Laporan

Keanggotaan Balita”

Langkah 4: Klik

“Cetak”

Langkah 1:

Menampilkan halaman

User

Langkah 3:

Menampilkan list data

keanggotaan balita

141

Langkah 5: Sistem

terintegrasi ke hardware

dan laporan dicetak

Alternate Course -

Conclusion Laporan keanggotaan balita berhasil dilihat

Post Condition Laporan keanggotaan balita berhasil dicetak dan

dilihat, dapat digunakan sebagai bahan

pengambilan keputusan dan pengontrolan

terhadap angka keanggotaan balita.

Tabel 4. 22 Narasi Use Case Lihat Laporan Keanggotaan Ibu Hamil

Use Case Name Lihat Laporan Keanggotaan Ibu Hamil

Use Case Id 20

Actor Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf

Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,

Kepala Kesmas Sudinkes

Description Use case ini menggambarkan kegiatan Petugas

142

Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas

Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes, Kepala

Kesmas Sudinkes dalam melihat laporan jumlah

keanggotaan ibu hamil.

P Pre recondition Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf

Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,

Kepala Kesmas Sudinkes harus login terlebih

dahulu

Trigger Use case ini dilakukan Petugas Kesehatan

Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas Kecamatan,

Staf Kesmas Sudinkes, Kepala Kesmas

Sudinkes untuk melihat laporan keanggotaan

ibu hamil setelah kader posyandu menambahkan

data keanggotaan ibu hamil.

Typi Typical Course of

Event

Actor Action System Response

Langkah 2: Pilih

menu “Laporan

Keanggotaan Ibu

Hamil”

Langkah 4: Klik

Langkah 1:

Menampilkan halaman

User

Langkah 3:

Menampilkan list data

keanggotaan ibu hamil

143

“Cetak”

Langkah 5: Sistem

terintegrasi ke hardware

dan laporan dicetak

Alternate Course -

Conclusion Laporan keanggotaan ibu hamil berhasil dilihat

Post Condition Laporan keanggotaan ibu hamil berhasil dicetak

dan dilihat, dapat digunakan sebagai bahan

pengambilan keputusan dan pengontrolan

terhadap angka keanggotaan ibu hamil.

Tabel 4. 23 Narasi Usecase Diagram Laporan Monitoring Balita

Use Case Name Lihat Laporan Monitoring Balita

Use Case Id 21

Actor Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf

Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,

Kepala Kesmas Sudinkes

Description Use case ini menggambarkan kegiatan Petugas

144

Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas

Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes, Kepala

Kesmas Sudinkes untuk melihat laporam

monitoring perkembangan balita.

P Pre recondition Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf

Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,

Kepala Kesmas Sudinkes harus login terlebih

dahulu

Trigger Use case ini dilakukan Petugas Kesehatan

Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas Kecamatan,

Staf Kesmas Sudinkes, Kepala Kesmas

Sudinkes untuk melihat perkembangan balita

Typi Typical Course of

Event

Actor Action System Response

Langkah 2: Pilih

menu “Laporan

Monitoring Balita”

Langkah 4:Pilih

tanggal monitoring

kegiatan Klik

Langkah 1:

Menampilkan halaman

User

Langkah 3:

Menampilkan list data

monitoring balita

Langkah 5: Sistem

145

“Filter”

akan menampilkan data

berdasarkan hasil filter

Alternate Course -

Conclusion Laporan monitoring balita berhasil dilihat

Post Condition Laporan monitoring balita berhasil dilihat, dapat

digunakan sebagai bahan pengambilan

keputusan dan pengontrolan terhadap

perkembangan balita.

Tabel 4. 24 Narasi Use Case Diagram Logout

Use Case Name Log Out

Use Case Id 22

Actor All User

Description Use case ini menggambarkan kegiatan semua

user untuk dapat keluar dari sistem

Precondition User sudah login terlebih dahulu

146

Trigger Use case ini dilakukan user untuk keluar dari

sistem informasi posyandu

Typical Course of

Event

Actor Action System Response

Langkah 1: Klik

“Logout”

Langkah 2:

Menampilkan form

Login

Alternate Course -

Conclusion User berhasil keluar dari sistem

Post Condition Sistem menampilkan form login

4.2.1.3 Activity Diagram

Activity Diagram pada gambar 4.4 sampai dengan gambar 4.23

menggambarkan aktifitas pada sistem.

1. Activity Diagram Login

Gambar 4. 5 Activity Diagram Login

147

Pada gambar 4.5 menjelaskan tentang aktifitas yang dapat dilakukan

oleh Kader Posyandu, Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas

Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes, Kepala Kesmas Sudinkes untuk login

sesuai dengan hak akses yang dimilikinya. Aktifitas ini diawali dengan

pengguna membuka website sistem informasi posyandu dan memilih

login, lalu sistem akan menampilkan halaman login, pengguna diminta

untuk memasukkan username dan password. Setelah memasukkan

username dan password, jika sesuai maka akan tampil halaman pengguna

sesuai dengan hak akses yang diberikan, jika tidak sesuai maka sistem

akan menampilkan peringatan dan meminta untuk memasukkan ulang

username dan password.

2. Activity Diagram Kelola Data Ibu

Gambar 4. 6 Activity Diagram Kelola Data Ibu

148

Pada gambar 4.6 Activity Diagram Kelola Data Ibu, diagram ini

menggambarkan kegiatan Kader Posyandu dalam mengelola data ibu.

Langkah pertama yaitu Kader Posyandu memilih menu Ibu yang

selanjutnya Kader Posyandu memilih aksi berupa tambah data ibu, ubah

data ibu, lihat detail data ibu dan hapus data ibu. Untuk menambah data

ibu, Kader Posyandu harus menekan tombol tambah kemudian sistem akan

menampilkan halaman input data ibu yang harus di isi. Kader Posyandu

mengisi data yang dibutuhkan pada halaman input data ibu dan sistem

akan menyimpan data ke dalam database jika data valid. Jika Kader

Posnyandu ingin mengubah data ibu, maka Kader Posyandu harus

menekan tombol ubah kemudian sistem akan menampilkan halaman edit

data ibu yang di sunting dari data yang sudah ada. Kader Posyandu

merubah sesuai dengan kebutuhan pada halaman ubah data ibu dan sistem

akan menyimpan data yang telah di ubah ke dalam database. Untu

menghapus data ibu, Kader Posyandu harus menekan tombol hapus

kemudian sistem akan menghapus data terpilih dari database.

149

3. Activity Dagram Kelola Keanggotaan Balita

Gambar 4. 7 Activity Diagram Kelola Keanggotaan Balita

Pada gambar 4.7 Activity Diagram Kelola Keanggotaan Balita,

diagram ini menggambarkan kegiatan Kader Posyandu dalam mengelola

data keanggotaan balita. Langkah pertama yaitu Kader Posyandu memilih

menu Keanggotaan Balita yang selanjutnya Kader Posyandu memilih aksi

berupa tambah data keanggotaan balita, ubah data keanggotaan balita, lihat

detail data keanggotaan balita dan hapus data keanggotaan balita. Untuk

150

menambah data keanggotaan balita, Kader Posyandu harus menekan

tombol tambah kemudian sistem akan menampilkan halaman input data

keanggotaan balita yang harus di isi. Kader Posyandu mengisi data yang

dibutuhkan pada halaman input data keanggotaan balita dan sistem akan

menyimpan data ke dalam database jika data valid. Jika Kader Posnyandu

ingin mengubah data keanggotaan balita, maka Kader Posyandu harus

menekan tombol ubah kemudian sistem akan menampilkan halaman edit

data keanggotaan balita yang di sunting dari data yang sudah ada. Kader

Posyandu merubah sesuai dengan kebutuhan pada halaman ubah data

keanggotaan balita dan sistem akan menyimpan data yang telah di ubah ke

dalam database. Untu menghapus data keanggotaan balita, Kader

Posyandu harus menekan tombol hapus kemudian sistem akan menghapus

data terpilih dari database.

151

4. Activity Diagram Kelola Keanggotaan Ibu Hamil

Gambar 4. 8 Activity Diagram Kelola Keanggotaan Ibu Hamil

152

Pada gambar 4.8 Activity Diagram Kelola Keanggotaan Ibu Hamil,

diagram ini menggambarkan kegiatan Kader Posyandu dalam mengelola

data keanggotaan ibu hamil. Langkah pertama yaitu Kader Posyandu

memilih menu Keanggotaan Ibu Hamil yang selanjutnya Kader Posyandu

memilih aksi berupa tambah data keanggotaan ibu hamil, ubah data

keanggotaan ibu hamil, lihat detail data keanggotaan ibu hamil dan hapus

data keanggotaan ibu hamil. Untuk menambah data keanggotaan ibu hamil,

Kader Posyandu harus menekan tombol tambah kemudian sistem akan

menampilkan halaman input data keanggotaan ibu hamil yang harus di isi.

Kader Posyandu mengisi data yang dibutuhkan pada halaman input data

keanggotaan ibu hamil dan sistem akan menyimpan data ke dalam database

jika data valid. Jika Kader Posnyandu ingin mengubah data keanggotaan

balita, maka Kader Posyandu harus menekan tombol ubah kemudian sistem

akan menampilkan halaman edit data keanggotaan ibu hamil yang di sunting

dari data yang sudah ada. Kader Posyandu merubah sesuai dengan

kebutuhan pada halaman ubah data keanggotaan ibu hamil dan sistem akan

menyimpan data yang telah di ubah ke dalam database. Untu menghapus

data keanggotaan ibu hamil, Kader Posyandu harus menekan tombol hapus

kemudian sistem akan menghapus data terpilih dari database.

153

5. Activity Diagram Kelola Kelahiran Balita

Gambar 4. 9 Activity Diagram Kelola Kelahiran Balita

154

Pada gambar 4.9 Activity Diagram Kelola Kelahiran Balita, diagram

ini menggambarkan kegiatan Kader Posyandu dalam mengelola data

kelahiran balita. Langkah pertama yaitu Kader Posyandu memilih menu

Balita yang selanjutnya Kader Posyandu memilih aksi berupa tambah data

balita, ubah data balita, lihat detail data balita dan hapus data balita. Untuk

menambah data balita, Kader Posyandu harus menekan tombol tambah

kemudian sistem akan menampilkan halaman input data balita yang harus

di isi. Kader Posyandu mengisi data yang dibutuhkan pada halaman input

data balita dan sistem akan menyimpan data ke dalam database jika data

valid. Jika Kader Posnyandu ingin mengubah data balita, maka Kader

Posyandu harus menekan tombol ubah kemudian sistem akan

menampilkan halaman edit data balita yang di sunting dari data yang

sudah ada. Kader Posyandu merubah sesuai dengan kebutuhan pada

halaman ubah data balita dan sistem akan menyimpan data yang telah di

ubah ke dalam database. Untu menghapus data balita, Kader Posyandu

harus menekan tombol hapus kemudian sistem akan menghapus data

terpilih dari database.

155

6. Activity Diagram Kelola Data Kematian Balita

Gambar 4. 10 Activity Diagram Kelola Data Kematian Balita

156

Pada gambar 4.10 Activity Diagram Kelola Kematian Balita,

diagram ini menggambarkan kegiatan Kader Posyandu dalam

mengelola data kematian balita. Langkah pertama yaitu Kader

Posyandu memilih menu Kematian Balita yang selanjutnya Kader

Posyandu memilih aksi berupa tambah data kematian balita, ubah

data kematian balita, lihat detail data kematian balita dan hapus data

kematian balita. Untuk menambah data kematian balita, Kader

Posyandu harus menekan tombol tambah kemudian sistem akan

menampilkan halaman input data kematian balita yang harus di isi.

Kader Posyandu mengisi data yang dibutuhkan pada halaman input

data kematian balita dan sistem akan menyimpan data ke dalam

database jika data valid. Jika Kader Posnyandu ingin mengubah data

kematian balita, maka Kader Posyandu harus menekan tombol ubah

kemudian sistem akan menampilkan halaman edit data kematian

balita yang di sunting dari data yang sudah ada. Kader Posyandu

merubah sesuai dengan kebutuhan pada halaman ubah data kematian

balita dan sistem akan menyimpan data yang telah di ubah ke dalam

database. Untu menghapus data kematian balita, Kader Posyandu

harus menekan tombol hapus kemudian sistem akan menghapus data

terpilih dari database.

157

7. Activity Diagram Kelola Data Kematian Ibu Hamil

Gambar 4. 11 Activity Diagram Kelola Data Kematian Ibu Hamil

158

Pada gambar 4.11 Activity Diagram Kelola Kematian Ibu

Hamil, diagram ini menggambarkan kegiatan Kader Posyandu dalam

mengelola data kematian ibu hamil. Langkah pertama yaitu Kader

Posyandu memilih menu Kematian Ibu Hamil yang selanjutnya

Kader Posyandu memilih aksi berupa tambah data kematian ibu

hamil, ubah data kematian ibu hamil, lihat detail data kematian ibu

hamil dan hapus data kematian ibu hamil. Untuk menambah data

kematian ibu hamil, Kader Posyandu harus menekan tombol tambah

kemudian sistem akan menampilkan halaman input data kematian

ibu hamil yang harus di isi. Kader Posyandu mengisi data yang

dibutuhkan pada halaman input data kematian ibu hamil dan sistem

akan menyimpan data ke dalam database jika data valid. Jika Kader

Posnyandu ingin mengubah data kematian ibu hamil, maka Kader

Posyandu harus menekan tombol ubah kemudian sistem akan

menampilkan halaman edit data kematian ibu hamil yang di sunting

dari data yang sudah ada. Kader Posyandu merubah sesuai dengan

kebutuhan pada halaman ubah data kematian ibu hamil dan sistem

akan menyimpan data yang telah di ubah ke dalam database. Untu

menghapus data kematian ibu hamil, Kader Posyandu harus

menekan tombol hapus kemudian sistem akan menghapus data

terpilih dari database.

159

8. Acivity Diagram Kelola Data Kegiatan Bulanan Rutin

Posyandu

Gambar 4. 12 Activity Diagram Kelola Data Kegiatan Bulanan Rutin Posyandu

160

Pada gambar 4.12 Activity Diagram Kelola Data Kegiatan

Bulanan Rutin Posyandu, diagram ini menggambarkan kegiatan

Kader Posyandu dalam mengelola data kegiatan. Langkah pertama

yaitu Kader Posyandu memilih menu Kegiatan yang selanjutnya

Kader Posyandu memilih aksi berupa tambah data kegiatan. Untuk

menambah data kegiatan, Kader Posyandu harus menekan tombol

tambah kemudian sistem akan menampilkan halaman input data

kegiatan yang harus di isi. Kader Posyandu mengisi data yang

dibutuhkan pada halaman input data kegiatan dan sistem akan

menyimpan data ke dalam database jika data valid.

9. Activity Diagram Verifikasi Data Kegiatan Posyandu

Gambar 4. 13 Activity Diagram Verifikasi Data Kegiatan Posyandu

161

Pada gambar 4.13 Activity Diagram Verifikasi Data Kegiatan

Bulanan Rutin Posyandu, diagram ini menggambarkan kegiatan

Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan dalam melakukan verifikasi

data kegiatan posyandu yang telah dilaksanan ditiap RW. Langkah

pertama yaitu Petugas Kesehatan Kelurahan memilih menu

Verifikasi Kegiatan yang selanjutnya Petugas Kesehatan memilih

aksi berupa verifikasi data kegiatan, kemudian sistem akan

menampilkan halaman verifikasi data kegiatan yang di sunting dari

data yang sudah ada. Setelah dilakukan bahwa data sudah sesuai,

Petugas Kesehatan Keluahan dapat mengubah status menjadi

“Terverifikasi”. Lalu sistem akan meyimpan perubahan ke dalam

database.

10. Activity Diagram Lihat Hasil Verifikasi Kegiatan

Gambar 4. 14 Activity Diagram Hasil Verifikasi Kegiatan Posyandu

162

Pada gambar 4.14 Activity Diagram Hasil Verifikasi Data

Kegiatan Posyandu, diagram ini menggambarkan kegiatan Kader

Posyandu melihat hasil verifikasi data kegiatan posyandu yang telah

diverifikasi oleh Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan. Langkah

pertama yaitu Kader Posyandu memilih menu Hasil Verifikasi

Kegiatan yang selanjutnya sistem akan menampilkan halaman list

hasil verifikasi. Kader Posyandu dapat mengunduh berkas hasil

verifikasi dengan meng-klik link unduh dokumen.

11. Activity Diagram Verifikasi Anggota Posyandu

Gambar 4. 15 Activity Diagram Verifikasi Anggota Posyandu

Pada gambar 4.15 Activity Diagram Verifikasi Anggota

Posyandu, diagram ini menggambarkan kegiatan Petugas Kesehatan

163

Tingkat Kelurahan dalam melakukan verifikasi anggota posyandu.

Langkah pertama yaitu Petugas Kesehatan Kelurahan memilih menu

Verifikasi Kegiatan yang selanjutnya Petugas Kesehatan memilih aksi

berupa verifikasi data anggota, kemudian sistem akan menampilkan

halaman verifikasi data anggota yang di sunting dari data yang sudah

ada. Setelah dilakukan bahwa data sudah sesuai, Petugas Kesehatan

Keluahan dapat mengubah status menjadi “Terverifikasi”. Lalu sistem

akan meyimpan perubahan ke dalam database.

12. Activity Diagram Lihat Hasil Verifikasi Anggota Posyandu

Gambar 4. 16 Activity Diagram Lihat Hasil Verifikasi Anggota Posyandu

Pada gambar 4.16 Activity Diagram Hasil Verifikasi Anggota

Posyandu, diagram ini menggambarkan kegiatan Kader Posyandu

melihat hasil verifikasi anggota posyandu yang telah diverifikasi oleh

Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan. Langkah pertama yaitu Kader

164

Posyandu memilih menu Hasil Verifikasi Anggota yang selanjutnya

sistem akan menampilkan halaman list hasil verifikasi. Kader

Posyandu dapat melihat detail hasil verifikasi dengan meng-klik

tombol lihat.

13. Activity Diagram Input Data Monitoring

Gambar 4. 17 Acitivity Diagram Input Data Monitoring Balita

Pada gambar 4.17 Activity Diagram Input Data Monitoring

Balita, diagram ini menggambarkan kegiatan Kader Posyandu dalam

menginput data monitoring balita. Langkah pertama yaitu Kader

Posyandu memilih menu Monitoring Balita yang selanjutnya sistem

165

akan menampilkan halaman input data monitoring balita yang harus di

isi. Kader Posyandu mengisi data yang dibutuhkan pada halaman

input data monitoring balita dan sistem akan menyimpan data ke

dalam database jika data valid.

14. Activity Diagram Upload Foto Monitoring

Gambar 4. 18 Activity Diagram Upload Foto Monitoring

Pada gambar 4.18 Activity Diagram Upload Monitoring Balita,

diagram ini menggambarkan kegiatan Kader Posyandu dalam meng-

upload foto monitoring balita. Langkah pertama yaitu Kader

Posyandu memilih menu Upload Foto Monitoring Balita yang

selanjutnya sistem akan menampilkan halaman upload foto data

monitoring balita yang harus di isi. Kader Posyandu mengisi data

166

yang dibutuhkan pada halaman upload foto monitoring balita dan

sistem akan menyimpan data ke dalam database jika data valid.

15. Activity Diagram Lihat Laporan Kegiatan Posyandu

Gambar 4. 19 Actvity Diagram Laporan Kegiatan Posyandu

Pada gambar 4.19 Activity Diagram Laporan Kegiatan Bulanan

Rutin Posyandu, diagram ini menggambarkan kegiatan User dalam

melihat data kegiatan posyandu yang telah dilaksanan ditiap RW.

Langkah pertama yaitu User memilih menu Laporan Kegiatan yang

selanjutnya User memilih aksi berupa cetak data kegiatan, kemudian

sistem akan menampilkan halaman cetak data kegiatan yang di

sunting dari data yang sudah ada.

167

16. Activity Diagram Lihat Laporan Kematian Balita

Gambar 4. 20 Activity Diagram Lihat Laporan Kematian Balita

Pada gambar 4.20 Activity Diagram Laporan Kematian, diagram

ini menggambarkan kegiatan User dalam melihat data kematian

balita. Langkah pertama yaitu User memilih menu Laporan

Kematian Balita yang selanjutnya User memilih aksi berupa cetak

data kematian balita, kemudian sistem akan menampilkan halaman

cetak data kematian balita yang di sunting dari data yang sudah ada.

168

17. Activity Diagram Lihat Laporan Kelahiran Balita

Gambar 4. 21 Activity Diagram Lihat Laporan Kelahiran Balita

Pada gambar 4.21 Activity Diagram Laporan Kelahiran Balita,

diagram ini menggambarkan kegiatan User dalam melihat data

kelahiran balita. Langkah pertama yaitu User memilih menu Laporan

Kelahiran Balita yang selanjutnya User memilih aksi berupa cetak

data kematian balita, kemudian sistem akan menampilkan halaman

cetak data kelahiran balita yang di sunting dari data yang sudah ada.

169

18. Actvity Diagram Lihat Laporan Kematian Ibu Hamil

Gambar 4. 22 Activity Diagram Lihat Laporan Kematian Ibu Hamil

Pada gambar 4.22 Activity Diagram Laporan Kematian Ibu

Hamil, diagram ini menggambarkan kegiatan User dalam melihat

data kematian balita. Langkah pertama yaitu User memilih menu

Laporan Kematian Ibu Hamil yang selanjutnya User memilih aksi

berupa cetak data kematian ibu hamil, kemudian sistem akan

menampilkan halaman cetak data kematian ibu hamil yang di sunting

dari data yang sudah ada.

170

19. Activity Diagram Monitoring Balita

Gambar 4. 23 Activity Diagram Monitoring Balita

Pada gambar 4.23 Activity Diagram Monitoring Balita, diagram

ini menggambarkan kegiatan User dalam melakukan monitoring balita

berdasarkan data kegiatan posyandu yang telah diinputkan oleh Kader

171

Posyandu. Langkah pertama yaitu User memilih menu Monitoring

Balita yang selanjutnya sistem akan menampilkan list data hasil

verifikasi, lalu User memilih tanggal kegiatan dan kriteria yang

diinginkan dan klik “Filter”. Sistem akan menampilkan list data

monitoring sesuai hasil filter. Untuk mencetak, Kader Posyandu dapat

memilih Print, dan sistem akan terintegrasi dengan hardware untuk

mencetak data Monitoring Balita.

20. Activity Diagram Lihat Laporan Keanggotaan Balita

Gambar 4. 24 Acivity Diagram Lihat Laporan Data Keanggotaan Balita

Pada gambar 4.24 Activity Diagram Laporan Keanggotaan

Balita, diagram ini menggambarkan kegiatan User dalam melihat data

keanggotaan balita balita. Langkah pertama yaitu User memilih menu

172

Laporan Keanggotaan Balita yang selanjutnya User memilih aksi

berupa cetak data keanggotaan balita, kemudian sistem akan

menampilkan halaman cetak data keanggotaan balita yang di sunting

dari data yang sudah ada.

21. Acitivity Diaram Lihat Laporan Keanggotaan Ibu Hamil

Gambar 4. 25 Activity Diagram Lihat Laporan Keanggotaan Ibu Hamil

Pada gambar 4.25 Activity Diagram Laporan Keanggotaan Ibu

Hamil, diagram ini menggambarkan kegiatan User dalam melihat data

keanggotaan ibu hamil. Langkah pertama yaitu User memilih menu

Laporan Keanggotaan Ibu Hamil yang selanjutnya User memilih aksi

berupa cetak data keanggotaan ibu hamil, kemudian sistem akan

173

menampilkan halaman cetak data keanggotaan ibu hamil yang di

sunting dari data yang sudah ada.

22. Activity Diagram Logout

Gambar 4. 26 Activity Diagram Logout

Pada gambar 4.26 Menjelaskan aktifitas yang dilakukan

oleh Kader Posyandu, Petugas Kesehatan Kelurahan, Petugas

Kesehatan Kecamatan, Staff Kesmas Suku Dinas Kesehatan

Jakarta, dan Kepala Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta

untuk melakukan logout dari sistem, dan menampilkan form

login.

174

4.2.1.4 Class Diagram

Class Diagram menggambarkan grafis mengenai struktur objek dari

satu sistem. Teknik untuk mengidentifikasi objek yaitu menekankan pada

kata-kata benda yang memungkinkan menggambarkan objek potensial.

Berikut adalah daftar objek potensial yang telah diidentifikasi pada Sistem

Informasi Posyandu berbasis web.

Gambar 4. 27 Gambaran Objek Potensial

Nama Kecamatan Tanggal Kegiatan Tanggal Lahir Balita Penimbangan Balita

Kecamatan Kegiatan Balita No Imunisasi Balita

Nama Kelurahan Nama Ibu No Kematian Balita Imunisasi Balita

Kelurahan Nama Suami Tanggal Kematian

Balita

No Pelayanan Balita

Nama RW Tanggal Lahir Ibu Kematian Balita Pelayanan Balita

Nama Posyandu Ibu No Keanggotaan

Balita

ID Monitoring

RW No Kematian Ibu Tanggal Daftar

Balita

Tanggal Monitoring

Nama RT Tanggal Kematian Ibu Keanggotaan Balita Tujuan Monitoring

RT Kematian Ibu No Pemeriksaan Ibu Lokasi Monitoring

NIP No Keanggotaan Ibu Pemeriksaan Ibu Monitoring

Nama Pengguna Tanggal Daftar Ibu No Pelayanan Ibu ID Foto

Tanggal Lahir Pengguna Keanggotaan Ibu Pelayanan Ibu Foto

Pengguna Nama Balita No Timbang Balita Foto Monitoring

175

Setelah melakukan pengurutan daftar objek-objek yang berpotensial,

langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap objek potensial.

Tabel 4. 25 Analisis Objek Potensial

No Potensial Objek Berpotensi Alasan

1. Nama Kecamatan Tidak Atribut dari data kecamatan

2. Kecamatan Ya Data kecamatan

3. Nama Kelurahan Tidak Atribut dari data kelurahan

4. Kelurahan Ya Data kelurahan

5. Nama RW Tidak Atribut dari data RW

6. Nama Posyandu Tidak Atribut dari data RW

7. RW Ya Data RW

8. Nama RT Tidak Atribut dari data RT

9. RT Ya Data RT

10. NIP Tidak Atribut dari data Pengguna

11. Nama Pengguna Tidak Atribut dari data Pengguna

12. Tanggal Lahir Pengguna Tidak Atribut dari data Pengguna

13. Pengguna Ya Data Pengguna

176

14. Tanggal Kegiatan Tidak Atribut dari Data Kegiatan

15. Kegiatan Ya Data Kegiatan

16. Nama Ibu Tidak Atribut dari data ibu

17. Nama Suami Tidak Atribut dari data ibu

18. Tanggal Lahir Ibu Tidak Atribut dari data ibu

19. Ibu Ya Data ibu

20. No Kematian Ibu Tidak Atribut dari data kematian ibu

21. Tanggal Kematian Ibu Tidak Atribut dari data kematian ibu

22. Kematian Ibu Ya Data kematian ibu

23. No Keanggotaan Ibu Tidak Atribut dari data keanggotaan ibu

24. Tanggal Daftar Ibu Tidak Atribut dari data keanggotaan ibu

25. Keanggotaan Ibu Ya Data keanggotaan ibu

26. Nama Balita Tidak Atribut dari data balita

27. Tanggal Lahir Balita Tidak Atribut dari data balita

28. Balita Ya Data balita

29. No Kematian Balita Tidak Atribut dari data kematian balita

177

30. Tanggal Kematian Balita Tidak Atribut dari data kematian balita

31. Kematian Balita Ya Data kematian balita

32. No Keanggotaan Balita Tidak Atribut dari data keanggotaan balita

33. Tanggal Daftar Balita Tidak Atribut dari data keanggotaan balita

34. Keanggotaan Balita Ya Data keanggotaan balita

35. No Pemeriksaan Ibu Tidak Atribut dari data pemeriksaan ibu

36. Pemeriksaan Ibu Ya Data pemeriksaan ibu

37. No Pelayanan Ibu Tidak Atribut dari data pelayanan ibu

38. Pelayanan Ibu Ya Data pelayanan ibu

39. No Timbang Balita Tidak Atribut dari data penimbangan balita

40. Penimbangan Balita Ya Data penimbangan balita

41. No Imunisasi Balita Tidak Atribut dari data imunisasi balita

42.. Imunisasi Balita Ya Data Imunisasi Balita

43. No Pelayanan Balita Tidak Atribut dari data pelayanan balita

44. Pelayanan Balita Ya Data pelayanan balita

45. ID Monitoring Tidak Atribut dari data monitoring

178

46. Tanggal Monitoring Tidak Atribut dari data Monitoring

47. Tujuan Monitoring Tidak Atribut dari data Monitoring

48. Lokasi Monitoring Tidak Aribut dari data Monitoring

49. Monitoring Ya Data Monitoring

50. ID Foto Tidak Atribut dari data foto monitoring

51. Foto Tidak Atribut dari data foto monitoring

52. Foto Monitoring Ya Data foto monitoring

Setelah melakukan analisis terhadap objek potensial, langkah

selanjutnya adalah mengelompokkan objek mana saja yang berpotensi.

Berikut adalah daftar objek yang berpotensi yang selanjutknya akan

dijadikan objek dalam class diagram.

Tabel 4. 26 Objek Potensial Yang Diusulkan

Daftar Objek Potensial Yang Diusulkan

Kematian Balita Kematian Balita

Keanggotaan Balita Keanggotaan Balita

Pemeriksaan Ibu Pemeriksaan Ibu

Pelayanan Ibu Pelayanan Ibu

179

Penimbangan Balita Penimbangan Balita

Imunisasi Balita Imunisasi Balita

Pelayanan Balita Pelayanan Balita

Kematian Balita Monitoring

Keanggotaan Balita Foto Monitoring

Balita

Class diagram sistem informasi posyandu dapat dilihat pada gambar

4.28 berikut ini:

180

Gambar 4. 28 Class Diagram Sistem Informasi Posyandu

181

4.2.2 Desain Database

4.2.2.1 Mapping Cardinality

Gambar 4. 29 Mapping Cardinality Sistem Informasi Posyandu

182

4.2.2.2 Sequence Diagram

1. Sequence Diagram Login

Gambar 4. 30 Sequance Diagram Login

Pada gambar 4.30 sequence diagram ini digunakan oleh seluruh user.

Sequence ini menjelaskan bagaimana user dapat masuk ke dalam sistem.

Kondisi pertama user membuka website, maka sistem akan menampilkan

halaman login, user input username dan password, sistem akan memproses

login, memanggil username dan password pada tabel user di cek sesuai

183

atau tidak, selesai validasi jika username dan password tidak sesuai maka

memunculkan alert gagal, dan user harus input kembali username dan

password dengan benar jika sesuai maka akan memunculkan alert berhasil

dan masuk ke halaman user sesuia dengan jabatan user.

2. Sequence Diagram Kelola Data Ibu

Gambar 4. 31 Sequance Diagram Kelola Data Ibu

184

Pada gambar 4.31 sequence diagram ini digunakan oleh Kader

Posyandu. Sequence ini menjelaskan bagaimana Kader Posyandu dapat

mengelola data ibu. Diawali dengan masuk ke halaman Kader Posyandu,

Kader Posyandu pilih menu Ibu, maka sistem akan menampilkan menu

Ibu, pilih tambah maka sistem menampilkan form tambah data ibu, Kader

Posyandu akan mengisi form tambah lalu klik simpan jika sudah selesai.

Sistem akan memproses simpan data, lalu menyimpan ke database setelah

selesai sistem get data dari tabel ibu dan menampilkan list data ibu. Jika

data harus diubah Kader Posyandu pilih ubah, sistem akan menampilkan

form ubah dan mengubah data yang ingin diubah jika sudah maka klik

simpan sistem akan memproses simpan data yang telah diubah. Jika data

harus dihapus Kader Posyandu dapat pilih hapus dan mengkonfirmasi data

akan dihapus atau tidak, jika ya maka data dihapus dari database.

185

3. Sequance Diagram Kelola Keanggotaan Balita

Gambar 4. 32 Sequance Diagram Kelola Keanggotaan Balita

Pada gambar 4.32 sequence diagram ini digunakan oleh Kader

Posyandu. Sequence ini menjelaskan bagaimana Kader Posyandu dapat

mengelola data keanggotaan balita. Diawali dengan masuk ke halaman

Kader Posyandu, Kader Posyandu pilih menu Keanggotaan Balita, maka

sistem akan menampilkan menu Keanggotaan Balita, pilih tambah maka

sistem menampilkan form tambah data keanggotaan balita, Kader

Posyandu akan mengisi form tambah lalu klik simpan jika sudah selesai.

Sistem akan memproses simpan data, lalu menyimpan ke database setelah

selesai sistem get data dari table keanggotaan balita dan menampilkan list

186

data keanggotaan balita. Jika data harus diubah Kader Posyandu pilih

ubah, sistem akan menampilkan form ubah dan mengubah data yang ingin

diubah jika sudah maka klik simpan sistem akan memproses simpan data

yang telah diubah. Jika data harus dihapus Kader Posyandu dapat pilih

hapus dan mengkonfirmasi data akan dihapus atau tidak, jika ya maka data

dihapus dari database.

4. Sequance Diagram Kelola Keanggotaan Ibu

Gambar 4. 33 Sequance Diagram Kelola Keanggotaan Ibu

187

Pada gambar 4.33 sequence diagram ini digunakan oleh Kader

Posyandu. Sequence ini menjelaskan bagaimana Kader Posyandu dapat

mengelola data keanggotaan ibu. Diawali dengan masuk ke halaman Kader

Posyandu, Kader Posyandu pilih menu Keanggotaan Ibu, maka sistem

akan menampilkan menu Keanggotaan Balita, pilih tambah maka sistem

menampilkan form tambah data keanggotaan ibu, Kader Posyandu akan

mengisi form tambah lalu klik simpan jika sudah selesai. Sistem akan

memproses simpan data, lalu menyimpan ke database setelah selesai

sistem get data dari tabel keanggotaan ibu dan menampilkan list data

keanggotaan ibu. Jika data harus diubah Kader Posyandu pilih ubah,

sistem akan menampilkan form ubah dan mengubah data yang ingin

diubah jika sudah maka klik simpan sistem akan memproses simpan data

yang telah diubah. Jika data harus dihapus Kader Posyandu dapat pilih

hapus dan mengkonfirmasi data akan dihapus atau tidak, jika ya maka data

dihapus dari database.

188

5. Sequence Diagram Data Kelahiran Balita

Gambar 4. 34 Sequance Diagram Kelola Kelahiran Balita

Pada gambar 4.34 sequence diagram ini digunakan oleh Kader

Posyandu. Sequence ini menjelaskan bagaimana Kader Posyandu dapat

mengelola data kelahiran balita. Diawali dengan masuk ke halaman Kader

Posyandu, Kader Posyandu pilih menu Balita, maka sistem akan

menampilkan menu Balita, pilih tambah maka sistem menampilkan form

tambah data balita, Kader Posyandu akan mengisi form tambah lalu klik

189

simpan jika sudah selesai. Sistem akan memproses simpan data, lalu

menyimpan ke database setelah selesai sistem get data dari tabel balita

dan menampilkan list data balita. Jika data harus diubah Kader Posyandu

pilih ubah, sistem akan menampilkan form ubah dan mengubah data yang

ingin diubah jika sudah maka klik simpan sistem akan memproses simpan

data yang telah diubah. Jika data harus dihapus Kader Posyandu dapat

pilih hapus dan mengkonfirmasi data akan dihapus atau tidak, jika ya maka

data dihapus dari database.

6. Sequence Diagram Data Kematian Balita

Gambar 4. 35 Sequance Diagram Kelola Kematian Balita

190

Pada gambar 4.35 sequence diagram ini digunakan oleh Kader

Posyandu. Sequence ini menjelaskan bagaimana Kader Posyandu dapat

mengelola data kematian balita. Diawali dengan masuk ke halaman Kader

Posyandu, Kader Posyandu pilih menu Kematian Balita, maka sistem

akan menampilkan menu Kematian Balita, pilih tambah maka sistem

menampilkan form tambah data kematian balita, Kader Posyandu akan

mengisi form tambah lalu klik simpan jika sudah selesai. Sistem akan

memproses simpan data, lalu menyimpan ke database setelah selesai

sistem get data dari tabel kematian balita dan menampilkan list data

kematian balita. Jika data harus diubah Kader Posyandu pilih ubah, sistem

akan menampilkan form ubah dan mengubah data yang ingin diubah jika

sudah maka klik simpan sistem akan memproses simpan data yang telah

diubah. Jika data harus dihapus Kader Posyandu dapat pilih hapus dan

mengkonfirmasi data akan dihapus atau tidak, jika ya maka data dihapus

dari database.

191

7. Sequence Diagram Data Kematian Ibu Hamil

Gambar 4. 36 Sequance Diagram Kelola Kematian Ibu Hamil

Pada gambar 4.36 sequence diagram ini digunakan oleh Kader

Posyandu. Sequence ini menjelaskan bagaimana Kader Posyandu dapat

mengelola data kematian ibu hamil. Diawali dengan masuk ke halaman

Kader Posyandu, Kader Posyandu pilih menu Kematian Ibu Hamil, maka

sistem akan menampilkan menu Kematian Ibu Hamil, pilih tambah maka

sistem menampilkan form tambah data kematian ibu hamil, Kader

192

Posyandu akan mengisi form tambah lalu klik simpan jika sudah selesai.

Sistem akan memproses simpan data, lalu menyimpan ke database setelah

selesai sistem get data dari kematian ibu hamil dan menampilkan list data

kematian ibu hamil. Jika data harus diubah Kader Posyandu pilih ubah,

sistem akan menampilkan form ubah dan mengubah data yang ingin

diubah jika sudah maka klik simpan sistem akan memproses simpan data

yang telah diubah. Jika data harus dihapus Kader Posyandu dapat pilih

hapus dan mengkonfirmasi data akan dihapus atau tidak, jika ya maka data

dihapus dari database.

8. Sequence Diagram Kelola Data Kegiatan Posyandu

Gambar 4. 37 Sequance Diagram Kelola Data Kegiatan Posyandu

Pada gambar 4.37 sequence diagram ini digunakan oleh Kader

Posyandu. Sequence ini menjelaskan bagaimana Kader Posyandu dapat

mengelola data kegiatan posyandu. Diawali dengan masuk ke halaman

193

Kader Posyandu, Kader Posyandu pilih menu Kegiatan Posyandu, maka

sistem akan menampilkan menu Kegiatan Posyandu, pilih tambah maka

sistem menampilkan form tambah data kegiatan posyandu, Kader

Posyandu akan mengisi form tambah lalu klik simpan jika sudah selesai.

Sistem akan memproses simpan data, lalu menyimpan ke database setelah

selesai sistem get data dari tabel kegiatan posyandu dan menampilkan list

data kegiatan posyandu.

9. Sequence Diagram Verifikasi Data Kegiatan Posyandu

Gambar 4. 38 Sequence Diagram Verifikasi Data Kegiatan Posyandu

Pada gambar 4.38 sequence diagram ini digunakan oleh Petugas

Kesehatan Tingkat Kelurahan. Sequence ini menjelaskan bagaimana

Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan dapat menverifikasi data kegiatan

sebelum laporan diteruskan ke tingkatan yang lebih tinggi. Diawali dengan

194

masuk ke halaman Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Petugas

Kesehatan Tingkat Kelurahan pilih menu Verifikasi Data Kegiatan, maka

sistem akan menampilkan menu Verifikasi Data Kegiatan yang

sebelumnya sudah diinputkan oleh Kader Kelurahan di masing-masing

RW. Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan pilih verifikasi, sistem akan

menampilkan form ubah dan mengubah data yang ingin diubah statusnya

menjadi terverifikasi jika sudah maka klik simpan sistem akan memproses

simpan data yang telah diubah kedalam database.

10. Sequance Diagram Hasil Verifikasi Kegiatan

Gambar 4. 39 Sequance Diagram Lihat Hasil Verifikasi Kegiatan

195

Pada gambar 4.39 sequence diagram ini digunakan oleh Kader

Posyandu. Sequence ini menjelaskan bagaimana Kader Posyandu dapat

melihat hasil verifikasi data kegiatan posyandu. Diawali dengan masuk ke

halaman Kader Posyandu, Kader Posyandu pilih menu Hasil Verifikasi

Kegiatan, maka sistem akan menampilkan list data hasil verifikasi

Kegiatan Posyandu yang sebelumnya sudah diverifikasi oleh Petugas

Kesehatan Tingkat Kelurahan. User pilih unduh dokumen, sistem akan

menampilkan halaman untuk unduk dokumen.

11. Sequence Diagram Verifikasi Data Anggota Posyandu

Gambar 4. 40 Sequence Diagram Verifikasi Data Anggota Posyandu

Pada gambar 4.40 sequence diagram ini digunakan oleh Petugas

Kesehatan Tingkat Kelurahan. Sequence ini menjelaskan bagaimana Petugas

Kesehatan Tingkat Kelurahan dapat menverifikasi data anggota posyandu.

Diawali dengan masuk ke halaman Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan,

196

Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan pilih menu Verifikasi Data Anggota,

maka sistem akan menampilkan menu Verifikasi Data Anggota yang

sebelumnya sudah diinputkan oleh Kader Kelurahan di masing-masing RW.

Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan pilih verifikasi, sistem akan

menampilkan form ubah dan mengubah data yang ingin diubah statusnya

menjadi terverifikasi jika sudah maka klik simpan sistem akan memproses

simpan data yang telah diubah kedalam database.

12. Sequance Diagram Lihat Hasil Verifikasi Anggota

Gambar 4. 41 Sequance Diagram Lihat Hasil Verifikasi Anggota

Pada gambar 4.41 sequence diagram ini digunakan oleh Kader

Posyandu. Sequence ini menjelaskan bagaimana Kader Posyandu dapat

melihat hasil verifikasi data kegiatan posyandu. Diawali dengan masuk ke

halaman Kader Posyandu, Kader Posyandu pilih menu Hasil Verifikasi

197

Kegiatan, maka sistem akan menampilkan list data hasil verifikasi Kegiatan

Posyandu yang sebelumnya sudah diverifikasi oleh Petugas Kesehatan

Tingkat Kelurahan. User pilih unduh dokumen, sistem akan menampilkan

halaman untuk unduk dokumen.

13. Sequence Diagram Input Monitoring

Gambar 4. 42 Sequence Diagram Input Data Monitoring

Pada gambar 4.42 sequence diagram ini digunakan oleh Kader

Posyandu. Sequence ini menjelaskan bagaimana Kader Posyandu dapat

menginput data monitoring balita. Diawali dengan masuk ke halaman Kader

Posyandu, Kader Posyandu pilih menu Monitoring Balita maka sistem

menampilkan form tambah data monitoring balita, Kader Posyandu akan

mengisi form tambah lalu klik simpan jika sudah selesai. Sistem akan

198

memproses simpan data, lalu menyimpan ke database setelah selesai sistem

get data dari tabel monitoring dan menampilkan list data monitoring.

14. Sequence Diagram Upload Foto Monitoring

Gambar 4. 43 Sequence Diagram Upload Foto Monitoring

Pada gambar 4.42 sequence diagram ini digunakan oleh Kader

Posyandu. Sequence ini menjelaskan bagaimana Kader Posyandu dapat

menginput data foto monitoring balita. Diawali dengan masuk ke halaman

Kader Posyandu, Kader Posyandu pilih menu Upload Foto Monitoring

Balita maka sistem menampilkan form tambah data foto monitoring balita,

Kader Posyandu akan mengisi form tambah lalu klik simpan jika sudah

selesai. Sistem akan memproses simpan data, lalu menyimpan ke database

setelah selesai sistem get data dari tabel monitoring dan menampilkan list

data foto monitoring

199

15. Sequence Diagram Lihat Laporan Kegiatan Posyandu

Gambar 4. 44 Sequance Diagram Lihat Laporan Kegiatan Posyandu

Pada gambar 4.44 sequence diagram ini digunakan oleh beberapa user

yaitu Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Petugas Kesehatan Tingkat

Kecamatan, Staff Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta dan Kepala

Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta. Sequence ini menjelaskan

bagaimana User dapat melihat seluruh data laporan kegiatan posyandu.

Diawali dengan masuk ke halaman User, User pilih menu Kegiatan, maka

sistem akan menampilkan data Kegiatan Posyandu yang sebelumnya sudah

diinputkan oleh Kader Posyandu di masing-masing RW. User pilih cetak,

sistem akan menampilkan halaman untuk mencetak data.

200

16. Sequence Diagram Lihat Laporan Kematian Balita

Gambar 4. 45 Sequance Diagram Lihat Laporan Kematian Balita

Pada gambar 4.45 sequence diagram ini digunakan oleh beberapa user

yaitu Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Petugas Kesehatan Tingkat

Kecamatan, Staff Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta dan Kepala

Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta. Sequence ini menjelaskan

bagaimana User dapat melihat seluruh data laporan kematian balita ditiap

RW. Diawali dengan masuk ke halaman User, User pilih menu Kematian

Balita, maka sistem akan menampilkan data Kematian Balita yang

sebelumnya sudah diinputkan oleh Kader Posyandu di masing-masing

RW. User pilih cetak, sistem akan menampilkan halaman untu mencetak

data.

201

17. Sequence Diagram Lihat Laporan Kelahiran Balita

Gambar 4. 46 Sequance Diagram Lihat Laporan Kelahiran Balita

Pada gambar 4.46 sequence diagram ini digunakan oleh beberapa user

yaitu Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Petugas Kesehatan Tingkat

Kecamatan, Staff Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta dan Kepala

Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta. Sequence ini menjelaskan

bagaimana User dapat melihat seluruh data laporan kelahiran balita.

Diawali dengan masuk ke halaman User, User pilih menu Kelahiran

Balita, maka sistem akan menampilkan data Kelahiaran Balita yang

sebelumnya sudah diinputkan oleh Kader Posyandu di masing-masing

RW. User pilih cetak, sistem akan menampilkan cetak data.

202

18. Sequence Diaram Lihat Laporan Kematian Ibu Hamil

Gambar 4. 47 Sequance Diagram Lihat Laporan Kematian Ibu Hamil

Pada gambar 4.47 sequence diagram ini digunakan oleh beberapa user

yaitu Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Petugas Kesehatan Tingkat

Kecamatan, Staff Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta dan Kepala

Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta. Sequence ini menjelaskan

bagaimana User dapat melihat seluruh data laporan kematian ibu hanil.

Diawali dengan masuk ke halaman User, User pilih menu Kematian Ibu

Hamil, maka sistem akan menampilkan data Kematia Ibu Hamil yang

sebelumnya sudah diinputkan oleh Kader Posyandu di masing-masing

RW. User pilih cetak, sistem akan menampilkan cetak data.

203

19. Sequance Diagram Laporan Keanggotaan Balita

Gambar 4. 48 Sequance Diagram Lihat Laporan Keanggotaan Balita

Pada gambar 4.48 sequence diagram ini digunakan oleh beberapa user

yaitu Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Petugas Kesehatan Tingkat

Kecamatan, Staff Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta dan Kepala

Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta. Sequence ini menjelaskan

bagaimana User dapat melihat seluruh data laporan keanggotaan balita.

Diawali dengan masuk ke halaman User, User pilih menu Laporan

Keanggotaan Balita, maka sistem akan menampilkan data Keanggotaan

Balita yang sebelumnya sudah diinputkan oleh Kader Posyandu di masing-

masing RW. User pilih cetak, sistem akan menampilkan cetak data.

204

20. Sequance Diagram Lihat Laporan Keanggotaan Ibu Hamil

Gambar 4. 49 Sequance Diagram Lihat Laporan Keanggotaan Ibu Hamil

Pada gambar 4.49 sequence diagram ini digunakan oleh beberapa user

yaitu Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Petugas Kesehatan Tingkat

Kecamatan, Staff Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta dan Kepala

Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta. Sequence ini menjelaskan

bagaimana User dapat melihat seluruh data laporan keanggotaan ibu hanil.

Diawali dengan masuk ke halaman User, User pilih menu Kematian Ibu

Hamil, maka sistem akan menampilkan data Keanggotaan Ibu Hamil yang

sebelumnya sudah diinputkan oleh Kader Posyandu di masing-masing

RW. User pilih cetak, sistem akan menampilkan cetak data.

205

21. Sequence Diagram Laporan Monitoring Balita

Gambar 4. 50 Sequence Diagram Lihat Laporan Monitoring Balita

Pada gambar 4.50 sequence diagram ini digunakan oleh beberapa user

yaitu Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Petugas Kesehatan Tingkat

Kecamatan, Staff Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta dan Kepala

Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta. Sequence ini menjelaskan

bagaimana User dapat melihat seluruh data laporan monitoring balita.

Diawali dengan masuk ke halaman User, User pilih menu Laporan

Monitoring Balita, maka sistem akan menampilkan data Monitoring Balita

yang sebelumnya sudah diinputkan oleh Kader Posyandu di masing-masing

RW. User pilih cetak, sistem akan menampilkan cetak data.

206

22. Sequence Diagram Logout

Gambar 4. 51 Sequance Diagram Logout

Pada gambar 4.51 sequence diagram ini digunakan oleh User untuk

keluar dari sistem. User pilih menu logout, maka sistem akan secara

otomatis langsung menampilkan halaman login.

207

4.2.2.3 Schema Database

Gambar 4. 52 Schema Database Sistem Informasi Posyandu

208

4.2.2.4 Perancangan Spesifikasi Database

1. Perancangan Struktur Database

a. Nama Tabel : tb_kecamatan

Primary Key : id_kecamatan

Foreign Key : -

Tipe File : Master

Tabel 4. 27 Perancangan Struktur Database Kecamatan

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

id_kecamatan Varchar 11 Id_Kecamatan

nama_kecamatan Varchar 25 Nama Kecamatan

yang berada di

Kotamadya Jakarta

Timur

b. Nama Tabel : tb_kelurahan

Primary Key : id_kelurahan

Foreign Key : id_kecamatan

Tipe File : Master

Tabel 4. 28 Perancangan Struktur Database Kelurahan

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

209

id_kelurahan Varchar 11 Id_Kelurahan

nama_kelurahan Varchar 25 Nama Kelurahan yang

berada di Kotamadya

Jakarta Timur

c. Nama Tabel : tb_rw

Primary Key : id_rw

Foreign Key : id_kelurahan

Tipe File : Master

Tabel 4. 29 Perancangan Struktur Database RW

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

id_rw Varchar 11 Id Rukun Warga

nama_rw Varchar 5 Daftar nama RW yang

berada di Kelurahan,

Kecamatan,

Kotamadya Jakarta

Timur

Nama_posyandu Varchar 20 Nama Posyandu yang

sesuai dengan

penempatan RW di

210

Kelurahan,

Kecamatan,

Kotamadya Jakarta

Timur

d. Nama Tabel : tb_rt

Primary Key : id_rt

Foreign Key : id_rw

Tipe File : Master

Tabel 4. 30 Perancangan Struktur Database RT

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

id_rt Varchar 11 Id Rukun Tetangga

nama_rt Varchar 5 Daftar nama RT yang

berada di Kelurahan,

Kecamatan,

Kotamadya Jakarta

Timur

e. Nama Tabel : tb_pengguna

Primary Key : NIP

Foreign Key : id_rw

Tipe File : Master

211

Tabel 4. 31 Perancangan Struktur Database Pengguna

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

NIP Varchar 11 Kode Pegawai yang

diberikan hak akses

Ke Sistem Informasi

Posyandu

Nama Varchar 30 Nama lengkap

pegawai

tanggal_lahir Date - Tanggal lahir pegawai

Jenis_kelamin Varchar 10 Jenis kelamin pegawai

Nomor_telepon Varchar 15 Nomor telpon pegawai

Alamat Varchar 100 Alamat lengkap

pegawai

Jabatan Varchar 30 Jabatan pegawai

Status_kepenggunaan Varchar 20 Status kepenggunaan

pegawai terhadap

sistem

Username Varchar 20 Username untuk login

212

Password Varchar 20 Password untuk login

Image Tinytext - Foto profil pegawai

Last_login Timestamp - Login terakhir

pegawai

f. Nama Tabel : tb_kegiatan_posyandu

Primary Key : id_kegiatan

Foreign Key : NIP

Tipe File : Master

Tabel 4. 32 Perancangan Struktur Database Kegiatan Posyandu

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

Id_kegiatan Varchar 11 Id kegiatan Posyandu

Tanggal_kegiatan Date - Tanggal pelaksaan

kegiatan Posyandu

Status Varchar - Status untuk melihat

kegiatan yang sudah

diverifikasi

Dokumen Verifikasi Filestream - Dokumen untuk

melihat hasil verifikasi

213

Catatan Varchar 100 Catatan yang

diberikan pada saat

verifikasi

Created_by Varchar 11 NIP pegawai yang

memasukkan data

kegiatan

Updated_by Varchar 11 NIP pegawai yang

mengubah data

kegiatan

g. Nama Tabel : tb_ibu

Primary Key : id_ibu

Foreign Key : id_rw

NIP

Tipe File : Master

Tabel 4. 33 Perancangan Struktur Database Ibu

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

Id_ibu Varchar 11 Kode nomor Ibu yang

terdaf

Nama Varchar 30 Nama lengkap Ibu

214

Nama_suami Varchar 30 Nama suami Ibu yang

terdaftar

Tempat_lahir Vahrchar 30 Tempat lahir Ibu

Tanggal_lahir Date - Tanggal lahir Ibu

Alamat Varchar 100 Alamat lengkap Ibu

Created_by Varchar 11 NIP pegawai yang

memasukkan data Ibu

Updated_by Varchar 11 NIP pegawai yang

mengubah data Ibu

h. Nama Tabel : tb_kematian_ibu

Primary Key : no_kematian

Foreign Key : id_ibu

Tipe File : Transaksi

Tabel 4. 34 Perancangan Struktur Database Kematian Ibu

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

No_kematian Varchar 11 Kode kematian ibu

Tanggal_kematian Date - Tanggal kematian ibu

215

Penyebab_kematian Varchar 200 Penyebab kematian

ibu

Jenis_kematian Vahrchar 50 Jenis kematian ibu

Meninggal_di Varchar 50 Tempat kematian ibu

Penanganan Varchar 200 Cara penanganan yang

dilakukan sebelum

kematian

Keterangan Varchar 200 Keterangan tambahan

terkait kematian ibu

Created_by Varchar 11 NIP pegawai yang

memasukkan data Ibu

Updated_by Varchar 11 NIP pegawai yang

mengubah data Ibu

i. Nama Tabel : tb_keanggotaan_ibu_posyandu

Primary Key : no_keanggotaan_ibu

Foreign Key : id_ibu

Tipe File : Master

216

Tabel 4. 35 Perancangan Struktur Database Keanggotaan Ibu Posyandu

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

No_keanggotaan_ibu Varchar 11 Nomor keanggotaan

Ibu Posyandu

Tanggal_daftar Date - Tanggal daftar

keanggotaan Ibu

Umur_kehamilan Int 30 Umur kehamilan ibu

pada saat mendaftar

keanggotaan

Berat_badan Int 30 Berat badan ibu hamil

pada saat mendaftar

Posyandu

Hpht Int 30 Hari pertama haid

terakhir ibu hamil

Htp

Riwayat_penyakit Varchar 50 Riwayat penyakit yang

dimiliki ibu hamil

Hamil_ke Varchar 10 Hamil anak keberapa

pada saat mendaftar

217

Foto Kartu Keluarga Filestream - Untuk melihat foto

Kartu Keluarga.

Catatan Varchar 50 Catatan yang

diberikan pada saat

verifikasi

Created_by Varchar 11 NIP pegawai yang

memasukkan data Ibu

Updated_by Varchar 11 NIP pegawai yang

mengubah data Ibu

j. Nama Tabel : tb_balita

Primary Key : id_balita

Foreign Key : id_ibu

NIP

Tipe File : Master

Tabel 4. 36 Perancangan Struktur Database Balita

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

Id_balita Varchar 11 Kode nomor balita

yang terdaftar

Nama Varchar 30 Nama lengkap balita

218

Jenis_kelamin Varchar 5 Jenis kelamin balita

Tanggal_lahir Date - Tanggal lahir balita

Lahir_di Varchar 30 Tempat kelahiran

balita

Proses melahirkan Varchar 20 Proses melahirkan

balita

Berat_lahir Int 10 Berat balita saat

dilahirkan

Tinggi_lahir Int 30 Tinggi balita pada saat

dilahirkan

Keterangan Varchar 100 Keterangan tambahan

mengenai kelahiran

balita

Created_by Varchar 11 NIP pegawai yang

memasukkan data

balita

Updated_by Varchar 11 NIP pegawai yang

mengubah data balita

219

k. Nama Tabel : tb_balita_anggota_posyandu

Primary Key : no_keanggotaan_balita

Foreign Key : id_balita

Tipe File : Master

Tabel 4. 37 Perancangan Struktur Database Balita Anggota Posyandu

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

No_keanggotaan_balita Varchar 11 Nomor keanggotaan

yang terdaftar

Posyandu

Tanggal_daftar Date - Tanggal mendaftar

Posyandu

Umur_saat_daftar Int 10 Umur balita saat

mendaftar

Catatan Varchar 100 Catatan pada saat

verifikasi

Status Varchar 100 Status verifikasi balita

anggota posyandu

Created_by Varchar 11 NIP pegawai yang

memasukkan data

balita

220

Updated_by Varchar 11 NIP pegawai yang

mengubah data balita

l. Nama Tabel : tb_verifikasi

Primary Key : id_verifikasi

Foreign Key : id_kegiatan

Tipe File : Transaksi

Tabel 4. 38 Perancangan Struktur Database Verifikasi Kegiatan

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

Id_verifikasi Varchar 11 Id verifikasi kegiatan

Status Varchar 11 Status verifikasi

Dokumen Verifikasi Filestream 50 Dokumen pendukung

dokumen verifikasi

kegiatan

Catatan Varchar 200 Catatan pendukung

verifikasi

Created_by Varchar 11 NIP Pegawai yang

membuat data

verifikasi

Download_by Varchar 11 NIP pegawai yang

221

mengunduh dokumen

m. Nama Tabel : tb_kematian_balita

Primary Key : no_kematian

Foreign Key : id_balita

Tipe File : Transaksi

Tabel 4. 39 Perancangan Struktur Database Kematian Balita

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

No_kematian Varchar 11 Nomor kematian balita

Tanggal_kematian Date - Tanggal kematian

balita

Penyebab_kematian Varchar 100 Penyebab kematian

balita

Jenis_kematian Varchar1 20 Jenis kematian yang

dialami balita

Meninggal_di Varchar 20 Tempat kematian

balita

Penanganan Varchar 100 Cara penanganan

balita sebelum

222

kematian

Keterangan Varchar 100 Keterangan tambahan

terkait kematian balita

Created_by Varchar 20 NIP pegawai yang

memasukkan data

kematian balita

Updated_by Varchar 20 NIP pegawai yang

mengubah data

kematian balita

n. Nama Tabel : tb_pemeriksaan_ibu_hamil

Primary Key : no_pemeriksaan

Foreign Key : id_kegiatan

no_keanggotaan_ibu

Tipe File : Transaksi

Tabel 4. 40 Perancangan Struktur Database Pemeriksaan Ibu Hamil

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

No_pemeriksaan Varchar 11 Nomor pemeriksaan

ibu hamil

Berat Badan Int 20 Berat badan ibu hamil

223

saat pemeriksaan

Umur_kehamilan Int 20 Umur kehamilan pada

saat pemeriksaan

Tinggi_fundus Int 5 Tinggi fundus ibu

hamil pada saat

pemeriksaan

Letak_jenin Varchar 100 Letak janin bayi pada

saat pemeriksaan

Denyut_jantung_permenit Int 10 Denyut jantung

permenit ibu hamil

pada saat pemeriksaan

Tindakan Varchar 50 Tindakan yang

dilakukan terhadap ibu

hamil pada saat

pemeriksaan

Nasihat Varchar 100 Saran yang diberikan

dokter kepada ibu

hamil

Created_by Varchar 11 NIP pegawai yang

memasukkan data

224

pemeriksaan ibu hamil

Updated_by Varchar 11 NIP pegawai yang

mengubah data

pemeriksaan ibu hamil

o. Nama Tabel : tb_pelayanan_ibu_hamil

Primary Key : no_pelayanan

Foreign Key : id_kegiatan

No_keanggotaan_ibu

Tipe File : Transaksi

Tabel 4. 41 Perancangan Struktur Database Pelayanan Ibu Hamil

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

No_pelayanan Varchar 11 Nomor pelayanan ibu

hamil

Jenis_pelayanan Varchar 30 Jenis pelayanan yang

diberikan kepada ibu

hamil

Dpt_Fe Varchar 5 Pemberian zat besi

kepada ibu hamil

Keterangan Varchar 5 Keterangan tambahan

225

terhadap pelayanan

ibu hamil

Created_by Varchar 20 NIP pegawai yang

memasukkan data

kematian balita

Updated_by Varchar 20 NIP pegawai yang

mengubah data

kematian balita

p. Nama Tabel : tb_penimbangan_balita

Primary Key : no_timbang

Foreign Key : id_kegiatan

No_keanggotaan_balita

Tipe File : Transaksi

Tabel 4. 42 Perancangan Struktur Database Penimbangan Balita

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

No_timbang Varchar 11 Nomor timbang balita

Berat_badan Float 20 Berat badan balita

pada saat ditimbang

Tinggi_badan Float 20 Tinggi badan balita

226

Status_naik Varchar 5 Keterangan yang

menyatakan balita

memiliki berat badan

naik atau tidak

Dibawah_garis_merah Varchar 5 Balita yang memiliki

berat badan dibawah

garis merah

Keterangan Varchar 100 Keterangan tambahan

pada saat dilakukan

penimbangan

Created_by Varchar 11 NIP pegawai yang

memasukkan data

penimbangan

Updated_by Varchar 11 NIP pegawai yang

mengubah data

penimbangan

q. Nama Tabel : tb_imunisasi_balita

Primary Key : no_imunisasi

Foreign Key : id_kegiatan

No_keanggotaan_balita

227

Tipe File : Transaksi

Tabel 4. 43 Perancangan Struktur Database Imunisasi Balita

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

No_imunisasi Varchar 11 Nomor imunisasi

balita

Jenis_imunisasi Varchar 30 Jenis imunisasi yang

diberikan kepada

balita

Keterangan Varchar 100 Keterangan tambahan

pada saat melakukan

imunisasi

Created_by Varchar 20 NIP pegawai yang

memasukkan data

imunisasi balita

Updated_by Varchar 20 NIP pegawai yang

mengubah data

imunisasi balita

r. Nama Tabel : tb_monitoring

Primary Key : id_monitoring

228

Foreign Key : id_kegiatan

Tipe File : Transaksi

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

Id_monitoring Varchar 11 Nomor monitoring

balita

Nama_pelaksana Varchar 30 Nama pelaksana

monitoring balita

Tanggal_monitoring Date - Tanggal pelaksanaan

monitoring balita

Tujuan_monitoring Varchar 50 Tujuan

dilaksanakannya

monitoring balita

Sasaran_monitoring Varchar 100 Sasaran pelaksanaan

monitoring balita

Parameter_keberhasilan Varchar 100 Parameter

keberhasilannya

pelaksanaan Posyandu

Lokasi_monitoring Varchar 50 Tempat

dilaksanakannya

monitoring balita

229

Uraian_kegiatan Varchar 500 Uraian secara lengkap

kegiatan monitoring

yang dilaksanakan

Created_by Varchar 20 NIP pegawai yang

meninput data

monitoring balita

s. Nama Tabel : tb_foto_monitoring

Primary Key : id_foto

Foreign Key : id_monitoring

Tipe File : Transaksi

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan

Id_foto Varchar 11 Id foto yang diunggah

Foto Filestream - Foto yang diunggah

Keterangan Varchar 100 Keterangan tambahan

terhadap foto yang

diunggah

Created_by Varchar 20 NIP pegawai yang

memasukkan data foto

monitoring balita

230

4.2.3 Design User Interface

4.2.3.1 Perancangan Struktur Menu

Dalam tahap ini ialah membuat tampilan rancangan interface untuk

memudahkan dalam pembangunan Sistem Informasi Posyandu Pada sesuai

dengan hak aksesnya :

1. Menu Kader Posyandu

Tabel 4. 44 Perancangan Struktur Menu Kader Posyandu

Pada struktur menu diatas menggambarkan menu Kader

Posyandu. Menu “Kader Posyandu” merupakan halaman Kader

Posyandu setelah melakukan login sesuai dengan jabatan user yaitu

“Kader Posyandu”. Pada halaman Kader Posyandu terdapat menu

231

monitoring balita, hasil verifikasi kegiatan, hasil verifikasi angggota,

manajemen data dan kegiatan, menu manajemen data pada halaman

ini berisi sub menu ibu, balita keanggotaan ibu dan balita, serta

kematian ibu dan balita. Selain pada manajemen data terdapat pula

menu kegiatan, pada menu kegiatan terdapat sub menu pelayanan

ibu hamil, pemeriksaan ibu hamil, pelayanan balita, pelayanan balita

serta imunisasi balita.

2. Menu Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan

Gambar 4. 53 Perancangan Struktur Menu Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan

Pada struktur menu diatas menggambarkan menu Petugas Kesehatan

Tingkat Kelurahan. Menu “Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan”

merupakan halaman Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan setelah

232

melakukan login sesuai dengan jabatan user yaitu “Petugas Kesehatan

Tingkat Kelurahan”. Pada halaman Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan

terdapat menu verifikasi anggota posyandu, verfikasi data kegiatan,

monitoring balita dan laporan, menu verifikasi data kegiatan pada halaman

ini berisi menu untuk merubah status kegiatan setelah dilakukan

pemeriksaan terhadap data-data kegiatan di tiap RW. Selain pada verifikasi

data kegiatan terdapat pula menu laporan, pada menu laporan terdapat sub

menu laporan kelahiran bayi, laporan kematian bayi, laporan kematian ibu

hamil, laporan keanggotaan balita, laporan monitoring balita serta laporan

keanggotaan ibu hamil.

3. Petugas Kesehatan Tingkat Kecamatan

Gambar 4. 54 Perancangan Struktur Menu Petugas Kesehatan Tingkat Kecamatan

233

Pada struktur menu diatas menggambarkan menu Petugas Kesehatan

Tingkat Kecamatan. Menu “Petugas Kesehatan Tingkat Kecamatan”

merupakan halaman Petugas Kesehatan Tingkat Kecamatan setelah

melakukan login sesuai dengan jabatan user yaitu “Petugas Kesehatan

Tingkat Kecamatan”. Pada halaman Petugas Kesehatan Tingkat

Kecamatan terdapat menu laporan yang terdiri atas beberapa sub menu

yaitu laporan kelahiran bayi, laporan kematian bayi, laporan kematian ibu

hamil, laporan kegiatan laporan keanggotaan balita, laporan monitoring

balita serta laporan keanggotaan ibu hamil.

4. Staff Kesmas Suku Dinas Kesehan Jakarta Timur

Gambar 4. 55 Perancangan Strukur Menu Saff Kesmas Sudinkes Jakarta Timur

234

Pada struktur menu diatas menggambarkan menu Staff Kesmas

Sudinkes Jakarta Timur. Menu “Staff Kesmas Sudinkes Jakarta Timur”

merupakan halaman Staff Kesmas Sudinkes Jakarta Timur setelah

melakukan login sesuai dengan jabatan user yaitu “Staff Kesmas Sudinkes

Jakarta Timur”. Pada halaman Staff Kesmas Sudinkes Jakarta Timur

terdapat menu monitoring balita dan laporan yang terdiri atas beberapa sub

menu yaitu laporan kelahiran bayi, laporan kematian bayi, laporan

kematian ibu hamil, laporan kegiatan laporan keanggotaan balita, serta

laporan keanggotaan ibu hamil.

5. Kepala Kesmas Sudinkes Jakarta Timur

Gambar 4. 56 Perancangan Struktur Menu Kepala Kesmas Sudinkes Jakarta Timur

235

Pada struktur menu diatas menggambarkan menu Kepala Kesmas

Sudinkes Jakarta Timur. Menu “Kepala Kesmas Sudinkes Jakarta Timur”

merupakan halaman Kepala Kesmas Sudinkes Jakarta Timur setelah

melakukan login sesuai dengan jabatan user yaitu “Kepala Kesmas

Sudinkes Jakarta Timur”. Pada halaman Kepala Kesmas Sudinkes Jakarta

Timur terdapat menu monitoring balita dan laporan yang terdiri atas

beberapa sub menu yaitu laporan kelahiran bayi, laporan kematian bayi,

laporan kematian ibu hamil, laporan kegiatan laporan keanggotaan balita,

serta laporan keanggotaan ibu hamil.

4.2.3.2 Perancangan Mockup User Interface

1. Halaman Login

Gambar 4. 57 Perancangan Mockup Halaman Login

236

2. Halaman Kader Posyandu

a. Home

Gambar 4. 58 Perancangan Mockup Halaman Kader Posyandu

b. Manajenem Data Ibu

Gambar 4. 59 Perancangan Mock Up List Data Ibu

237

Gambar 4. 60 Perancangan Mockup Form Tambah Data Ibu

Gambar 4. 61 Perancangan Mock Up Detail Data Ibu

238

Gambar 4. 62 Perancangan Mockup Hapus Data Ibu

c. Manajemen Data Balita

Gambar 4. 63 Perancangan Mockup List Data Balita

239

Gambar 4. 64 Perancangan Mockup Form Tambah Data Balita

Gambar 4. 65 Perancangan Mockup Detail Data Balita

240

Gambar 4. 66 Perancangan Mockup Hapus Data Balita

d. Manajemen Data Keanggotaan Ibu Hamil

Gambar 4. 67 Perancangan Mockup List Keanggotaan Ibu Hamil

241

Gambar 4. 68 Perancangan Mockup Form Tambah Data Keanggotaan Ibu Hamil

Gambar 4. 69 Perancangan Mockup Detail Keanggotaan Ibu Hamil

242

Gambar 4. 70 Perancangan Mockup Hapus Data Keanggotaan Ibu Hamil

e. Manajemen Data Keanggotaan Balita

Gambar 4. 71 Perancangan Mockup List Data Keanggotaan Balita

243

Gambar 4. 72 Perancangan Mockup Form Tambah Data Keanggotaan Balita

Gambar 4. 73 Perancangan Mockup Detail Data Keanggotaan Balita

244

Gambar 4. 74 Perancangan Mockup Hapus Data Keanggotaan Balita

f. Manajemen Data Kematian Ibu Hamil

Gambar 4. 75 Perancangan Mockup List Data Kematian Ibu Hamil

245

Gambar 4. 76 Perancangan Mockup Form Tambah Data Kematian Ibu Hamil

Gambar 4. 77 Perancangan Mockup Detail Kematian Ibu Hamil

246

Gambar 4. 78 Perancangan Mockup Hapus Data Kematian Ibu Hamil

g. Manajemen Data Kematian Balita

Gambar 4. 79 Perancangan Mockup List Data Kematian Balita

247

Gambar 4. 80 Perancangan Mockup Form Tambah Data Kematian Balita

Gambar 4. 81 Perancangan Mockup Detail Kematian Balita

248

Gambar 4. 82 Perancangan Mockup Hapus Data Kematian Balita

h. Kegiatan

Gambar 4. 83 Perancangan Mockup List Kegiatan Posyandu

249

Gambar 4. 84 Perancangan Mockup Form Tambah Data Kegiatan Posyandu

Gambar 4. 85 Perancangan Mockup Detail Data Kegiatan

250

i. Hasil Verifikasi Kegiatan

Tabel 4. 45 Perancangan Mockup List Hasil Verifikasi Kegiatan

Tabel 4. 46 Perancangan Mockup Detail Hasil Verifikasi Kegiatan

251

j. Hasil Verifikasi Anggota Balita

Gambar 4. 86 Perancangan Mockup List Hasil Verifikasi Balita

k. Hasil Verifikasi Anggota Ibu Hamil

Gambar 4. 87 Perancangan Mockup List Hasil Verifikasi Ibu Hamil

252

l. Kegiatan Monitoring

Gambar 4. 88 Perancangan Mockup List Monitoring Balita

Gambar 4. 89 Perancangan Mockup Tambah Data Monitoring Balita

253

Gambar 4. 90 Perancangan Mockup Detail dan Upload Foto Monitoring Balita

m. Kegiatan Pelayanan Ibu Hamil

Gambar 4. 91 Perancangan Mockup List Pelayanan Ibu Hamil

254

Gambar 4. 92 Perancangan Mockup Form Tambah Data Pelayanan Ibu Hamil

Gambar 4. 93 Perancangan Mockup Detail Pelayanan Ibu Hamil

255

Gambar 4. 94 Perancangan Mockup Hapus Pelayanan Ibu Hamil

n. Kegiatan Pemeriksaan Ibu Hamil

Gambar 4. 95 Perancangan Mockup List Pemeriksaan Ibu Hamil

256

Gambar 4. 96 Perancangan Mockup Form Tambah Data Pemeriksaan Ibu Hamil

Gambar 4. 97 Perancangan Mockup Detail Pemeriksaan Ibu Hamil

257

Gambar 4. 98 Perancangan Mockup Hapus Data Pemeriksaan Ibu Hamil

o. Kegiatan Pelayanan Balita

Gambar 4. 99 Perancangan Mockup List Pelayanan Balita

258

Gambar 4. 100 Perancangan Mockup Tambah Data Pelayanan Balita

Gambar 4. 101 Perancangan Mockup Detail Pelayanan Balita

259

Gambar 4. 102 Perancangan Mockup Hapus Data Pelayanan Balita

p. Kegiatan Penimbangan Balita

Gambar 4. 103 Perancangan Mockup List Penimbangan Balita

260

Gambar 4. 104 Perancangan Mockup Form Tambah Data Penimbangan Balita

Gambar 4. 105 Perancangan Mockup Detail Penimbangan Balita

261

Gambar 4. 106 Perancangan Mockup Hapus Data Penimbangan Balita

q. Kegiatan Imunisasi

Gambar 4. 107 Perancangan Mockup List Data Imunisasi

262

Gambar 4. 108 Perancangan Mockup Form Tambah Data Imunisasi Balita

Gambar 4. 109 Perancangan Mockup Detail Imunisasi Balita

263

Gambar 4. 110 Perancangan Mockup Hapus Data Imunisasi Balita

3. Halaman Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan

a. Dashboard Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan

Gambar 4. 111 Perancangan Mockup Dashboard Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan

264

b. Menu Verifikasi Data Kegiatan

Gambar 4. 112 Perancangan Mockup List Kegiatan Posyandu

Gambar 4. 113 Perancangan Mockup Verifikasi Data Kegiatan Posyandu

265

c. Menu Verifikasi Ibu Hamil

Gambar 4. 114 Perancangan Mockup Verifikasi Ibu Hamil

d. Menu Verifikasi Balita

Gambar 4. 115 Perancangan Mockup Verifikasi Balita

266

e. Menu Laporan Keanggotaan Ibu Hamil

Gambar 4. 116 Perancangan Mockup Laporan Keanggotaan Ibu Hamil

f. Menu Laporan Kematian Ibu Hamil

Gambar 4. 117 Perancangan Mockup Laporan Kematian Ibu Hamil

267

g. Menu Laporan Keanggotaan Balita

Gambar 4. 118 Peraancangan Mockup Laporan Keanggotaan Balita

h. Menu Laporan Kelahiran Balita

Gambar 4. 119 Perancangan Mockup Laporan Kelahiran Balita

268

i. Menu Laporan Kematian Balita

Gambar 4. 120 Perancangan Mokcup Laporan Kematian Balita

j. Menu Laporan Kegiatan

Gambar 4. 121 Perancangan Mockup Laporan Kegiatan Posyandu

269

k. Menu Monitoring Balita

Gambar 4. 122 Laporan Monitoring Balita

4. Halaman Petugas Kesehatan Tingkat Kecamatan, Staff

Kesmas Sudinkes Jakarta Timur, Kepala Kesmas Sudinkes

Jakarta Timur

a. Dashboard

Gambar 4. 123 Perancangan Mockup Dashboard

270

b. Menu Laporan

Gambar 4. 124 Perancangan Mockup Laporan Keanggotaan Ibu Hamil

Gambar 4. 125 Perancangan Laporan Kematian Ibu Hamil

271

Gambar 4. 126 Perancangan Mockup Laporan Keanggotaan Balita

Gambar 4. 127 Perancangan Mockup Laporan Kelahiran Balita

272

Gambar 4. 128 Perancangan Mockup Laporan Kematian Balita

Gambar 4. 129 Perancangan Mockup Laporan Kegiatan Posyandu

273

Gambar 4. 130 Perancangan Mockup Laporan Monitoring Balita

4.3 Fase Implementasi

4.3.1 Pemrograman

Tahapan pemrograman adalah tahap dimana semua yang telah

digunakan dibuat menggunakan Bahasa Pemrograman unuk menjadi

sebuah sistem yang dapat digunakan. Sejumlah tools yang digunakan

untuk mengembangkan perangkat lunak sistem informasi posyandu.

Berikut ini merupakan daftar tools yang digunakan:

Tabel 4. 47 Daftar Tools

No Tools Kegunaan

1 Astah Community Mendesain diagram – diagram UML

2 PHP Bahasa pemrograman dalam mengembangkan

274

Sistem Informasi Posyandu berbasis web

3 MySQL Database dalam pengembangan penyimpanan

berbasis web

4 PHPMyadmin Perangkat untuk mengakses database yang ada

pada XAMPP Apache

5 Sublime Text Sebagai code editor saat penulisan untuk sintak

Bahasa pemrograman PHP

6 Google Chrome Sebagai browser yang berfungsi untuk

menginterprestasi sintak Bahasa pemograman

PHP kedalam tampilan grafis

7 Balsamiq

Wireframes

Sebagai aplikasi untuk perancangan mockup web.

Perangkat keras (hardware) yang digunakan dalam pengerjaan

pemrograman ini memiliki spesifikasi antara lain:

Lapotop Lenovo G50 :

1. Windows 8.1

2. Processor Intel(R) Core(TM) i5-5200U CPU @ 2.20GHz 2.20

GHz

3. Instaled RAM 4,00 GB

4. System type 64- bit Operating System, x64- based processor

275

4.3.2 Testing

4.3.2.1 Pengujian User “Kader Posyandu”

Melakukan uji coba pada user “Kader Posyandu”, hasil yang

didapat sebagai berikut:

Tabel 4. 48 Pengujian User “Kader Posnyandu

No Rancangan Proses Hasil yang Diharapkan Hasil

Login

1. Login (username dan

password) benar

Masuk ke halaman Kader

Posyandu

Sesuai

2. Login (username dan

password) salah

Menampilkan peringatan

username atau password

salah

Sesuai

Manajemen Data Ibu

3. Pilih Ibu Menampilkan halaman list

data ibu

Sesuai

4. Pilih tambah ibu Menampilkan tambah

halaman tambah ibu

Sesuai

5. Pilih simpan Menyimpan data ke

database

Sesuai

6. Pilih ibu Menampilkan halaman list

ibu

Sesuai

7. Pilih Lihat Menampilkan halaman Sesuai

276

detail ibu

8. Pilih edit Menampilkan halaman

konfirmasi edit ibu

Sesuai

9. Pilih simpan Menyimpan data ke

database

Sesuai

10. Pilih Ibu Menampilkan halaman list

ibu

Sesuai

11. Pilih Lihat Menampilkan halaman

detail ibu

Sesuai

12. Pilih delete Menampilkan notifikasi

untuk memilih “ya” atau

“tidak

Sesuai

13. Pilih ya Menghapus data dari

database

Sesuai

14. Pilih tidak Kembali ke halaman detail

ibu

Sesuai

Manajemen Data Balita

15. Pilih Balita Menampilkan halaman list

data balita

Sesuai

16. Pilih tambah balita Menampilkan tambah

halaman tambah balita

Sesuai

17. Pilih simpan Menyimpan data ke

database

Sesuai

277

18. Pilih balita Menampilkan halaman list

balita

Sesuai

19. Pilih Lihat Menampilkan halaman

detail balita

Sesuai

20. Pilih edit Menampilkan halaman

konfirmasi edit balita

Sesuai

21. Pilih simpan Menyimpan data ke

database

Sesuai

22. Pilih Balita Menampilkan halaman list

balita

Sesuai

23. Pilih Lihat Menampilkan halaman

detail balita

Sesuai

24. Pilih delete Menampilkan notifikasi

untuk memilih “ya” atau

“tidak

Sesuai

25. Pilih ya Menghapus data dari

database

Sesuai

26. Pilih tidak Kembali ke halaman detail

ibu

Sesuai

Manajemen Data Keanggotaan Ibu Hamil

27. Pilih Keanggotaan Ibu

Hamil

Menampilkan halaman list

data keanggotaan ibu

hhamil

Sesuai

278

28. Pilih tambah keanggotaan

ibu hamil

Menampilkan tambah

halaman tambah

keanggotaan ibu hamil

Sesuai

29. Pilih simpan Menyimpan data ke

database

Sesuai

30. Pilih keanggotaan ibu hamil Menampilkan halaman list

keanggotaan ibu hamil

Sesuai

31. Pilih Lihat Menampilkan halaman

detail keanggotaan ibu

hamil

Sesuai

32. Pilih edit Menampilkan halaman

edit keanggottaan ibu

hamil

Sesuai

33. Pilih simpan Menyimpan data ke

database

Sesuai

34. Pilih Keanggotaan Ibu

Hamil

Menampilkan halaman list

keanggotaan ibu hamil

Sesuai

35. Pilih Lihat Menampilkan halaman

detail keanggotaan ibu

hamil

Sesuai

36. Pilih delete Menampilkan notifikasi

untuk memilih “ya” atau

“tidak

Sesuai

279

37. Pilih ya Menghapus data dari

database

Sesuai

38. Pilih tidak Kembali ke halaman detail

keanggotaan ibu hamil

Sesuai

Manejemen Data Keanggotaan Balita

39. Pilih Keanggotaan Balita Menampilkan halaman list

data keanggotaan balital

Sesuai

40. Pilih tambah keanggotaan

balita

Menampilkan tambah

halaman tambah

keanggotaan balita

Sesuai

41. Pilih simpan Menyimpan data ke

database

Sesuai

42. Pilih keanggotaan balita Menampilkan halaman list

keanggotaan balita

Sesuai

43. Pilih Lihat Menampilkan halaman

detail keanggotaan balita

Sesuai

44. Pilih edit Menampilkan halaman

edit keanggottaan balita

Sesuai

45. Pilih simpan Menyimpan data ke

database

Sesuai

47. Pilih Keanggotaan Balita Menampilkan halaman list

keanggotaan balita

Sesuai

48. Pilih Lihat Menampilkan halaman Sesuai

280

detail keanggotaan balita

49. Pilih delete Menampilkan notifikasi

untuk memilih “ya” atau

“tidak

Sesuai

50. Pilih ya Menghapus data dari

database

Sesuai

51. Pilih tidak Kembali ke halaman detail

keanggotaan balita

Sesuai

Manajemen Data Kematian ibu hamil

52. Pilih Kematian Ibu Hamil Menampilkan halaman list

data kematian ibu hamil

Sesuai

53. Pilih tambah kematian ibu

hamil

Menampilkan tambah

halaman tambah kematian

ibu hamil

Sesuai

54. Pilih simpan Menyimpan data ke

database

Sesuai

55. Pilih kematian ibu hamil Menampilkan halaman list

kematian ibu hamil

Sesuai

56. Pilih Lihat Menampilkan halaman

detail kematian ibu hamil

Sesuai

57. Pilih edit Menampilkan halaman

edit kematian ibu hamil

Sesuai

58. Pilih simpan Menyimpan data ke Sesuai

281

database

59. Pilih Kematian Ibu Hamil Menampilkan halaman list

kematian ibu hamil

Sesuai

60. Pilih Lihat Menampilkan halaman

detail kematian ibu hamil

Sesuai

61. Pilih delete Menampilkan notifikasi

untuk memilih “ya” atau

“tidak

Sesuai

62. Pilih ya Menghapus data dari

database

Sesuai

63. Pilih tidak Kembali ke halaman detail

kematian ibu hamil

Sesuai

Manajemen Data Kematian Balita

64. Pilih Kematian Balita Menampilkan halaman list

data kematian balital

Sesuai

65. Pilih tambah kematian

balita

Menampilkan tambah

halaman tambah kematian

balita

Sesuai

66. Pilih simpan Menyimpan data ke

database

Sesuai

67. Pilih kematian balita Menampilkan halaman list

kematian balita

Sesuai

68. Pilih Lihat Menampilkan halaman Sesuai

282

detail kematian balita

69. Pilih edit Menampilkan halaman

edit kematian balita

Sesuai

70. Pilih simpan Menyimpan data ke

database

Sesuai

71. Pilih Kematian Balita Menampilkan halaman list

kematian balita

Sesuai

72. Pilih Lihat Menampilkan halaman

detail kematian balita

Sesuai

73. Pilih delete Menampilkan notifikasi

untuk memilih “ya” atau

“tidak

Sesuai

74. Pilih ya Menghapus data dari

database

Sesuai

75. Pilih tidak Kembali ke halaman detail

kematian balita

Sesuai

Manajemen Data Kegiatan

76. Pilih Kegiatan Menampilkan halaman list

data kegiatan

Sesuai

77. Pilih tambah kegiatan Menampilkan tambah

halaman tambah kegiatan

Sesuai

78. Pilih simpan Menyimpan data ke

database

Sesuai

283

79. Pilih kegiatan Menampilkan halaman list

kegiatan

Sesuai

80. Pilih Lihat Menampilkan halaman

detail kegiatan

Sesuai

Hasil Verifikasi Posyandu

81 Pilih Hasil Verifikasi

Kegiatan Posyandu

Menampilkan list data

hasil verifikasi kegiatan

posyandu

Sesuai

82 Pilih lihat Menampilkan halaman

detail data hasil verifikasi

kegiatan posyandu

Sesuai

Hasil Verifikasi Balita

83 Pilih Hasil Verifikasi Balita Menampilkan List Hasil

verifikasi balita

Sesuai

84 Pilih lihat Menampilkan halaman

detail data hasil verifikasi

balita

Sesuai

Hasil Verifikasi Ibu Hamil

85 Pilih hasil verifikasi ibu

hamil

Menampilkan list hasil

verifikasi ibu hamil

Sesuai

86 Pilih lihat Menampilkan halaman

detail hasil verifikasi ibu

hamil

Sesuai

284

Monitoring Balita

86 Pilih monitoring balita Menampilkan list data

monitoring balita

Sesuai

87 Pilih Monitoring Balita Menampilkan halaman list

data monitoring

Sesuai

88 Pilih tambah Menampilkan halam form

tambah data monitoring

Sesuai

89 Pilih simpan Menyimpan data ke dalam

database

Sesuai

90 Pilih lihat Menampilkan detail data

monitoring

Sesuai

Upload Foto Monitoring

91 Pilih Upload Foto

Monitoring

Menampilkan form

tambah upload foto

monitoring

Sesuai

92 Pilih simpan Menyimpan data ke dalam

database

Sesuai

4.3.2.2 Pengujian User “Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan”

Tabel 4. 49 Tabel Pengujian User “Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan”

No Rancangan Proses Hasil yang Diharapkan Hasil

Login

285

1. Login (username dan

password) benar

Masuk ke halaman Kader

Posyandu

Sesuai

2. Login (username dan

password) salah

Menampilkan peringatan

username atau password

salah

Sesuai

Verifikasi Data Kegiatan Posyandu

3. Pilih Verifikasi Kegiatan

Posyandu

Menampilkan halaman list

data kegiatan posyandu

Sesuai

4. Pilih Lihat pada data

kegiatan posyandu yang

memiliki status Belum

Tervalidasi

Menampilkan list data

kegiatan posyandu

Sesuai

5. Ubah combo box menjadi

Tervalidasi lalu pilih

Verifikasi

Menyinpan perubahan

status kedalam database

Sesuai

Laporan Keanggotaan Ibu Hamil

6. Pilih Laporan keanggotaan

ibu hamil

Menampilkan halaman

laporan keanggotaan ibu

hamil

Sesuai

7. Klik filter untuk mencari

data yang ini dilihat

Menampilkan data

keanggotaan ibu hamil

Sesuai

8. Pilih print Menampilkan halaman

untuk mencetak data

Sesuai

286

Laporan Kematian Ibu Hamil

9. Pilih Laporan kematian ibu

hamil

Menampilkan halaman

laporan kematian ibu

hamil

Sesuai

10. Klik filter untuk mencari

data yang ini dilihat

Menampilkan data

kematian ibu hamil

Sesuai

11. Pilih print Menampilkan halaman

untuk mencetak data

Sesuai

Laporan Keanggotaan Balita

12. Pilih Laporan keanggotaan

balita

Menampilkan halaman

laporan keanggotaan balta

Sesuai

13. Klik filter untuk mencari

data yang ini dilihat

Menampilkan data

keanggotaan balita

Sesuai

14. Pilih print Menampilkan halaman

untuk mencetak data

Sesuai

Laporan Kelahiran Balita

15. Pilih Laporan kelahiran

balita

Menampilkan halaman

laporan kelahiran balita

Sesuai

16. Klik filter untuk mencari

data yang ini dilihat

Menampilkan data

kelahiran balita

Sesuai

17. Pilih print Menampilkan halaman

untuk mencetak data

Sesuai

Laporan Kematian Balita

287

18. Pilih Laporan

kematianbalita

Menampilkan halaman

laporan kematian balita

Sesuai

19. Klik filter untuk mencari

data yang ini dilihat

Menampilkan data

kematian balita

Sesuai

20. Pilih print Menampilkan halaman

untuk mencetak data

Sesuai

Laporan Kegiatan

21. Pilih Laporan kegiatan Menampilkan halaman

laporan kegiatan

Sesuai

22. Klik filter untuk mencari

data yang ini dilihat

Menampilkan data

kegiatan

Sesuai

23. Pilih print Menampilkan halaman

untuk mencetak data

Sesuai

Laporan Monitoring Balita

24. Pilih Laporan Monitoring

Balita

Menampilkan list data

monitoring balita

Sesuai

25 Klik filter untuk mencari

data yang diinginkan

Menampilkan data

monitoring sesuai filter

Sesuai

26 Pilih print Menampilkan halaman

untuk mencetak data

Sesuai

288

4.3.2.3 Pengujian User “Petugas Kesehatan Tingkat Kecamatan” “Staff

Kesmas Sudinkes Jakarta Timur” dan “Kepala Kesmas

Sudinkes Jakarta Timur”

Tabel 4. 50 Pengujian User “Petugas Kesehatan Tingkat Kecamatan” “Staff Kesmas Sudinkes

Jakarta Timur” dan “Kepala Kesmas Sudinkes Jakarta Timur”

No Rancangan Proses Hasil yang Diharapkan Hasil

Login

1. Login (username dan

password) benar

Masuk ke halaman User Sesuai

2. Login (username dan

password) salah

Menampilkan peringatan

username atau password

salah

Sesuai

Laporan Keanggotaan Ibu Hamil

3. Pilih Laporan keanggotaan

ibu hamil

Menampilkan halaman

laporan keanggotaan ibu

hamil

Sesuai

4. Klik filter untuk mencari

data yang ini dilihat

Menampilkan data

keanggotaan ibu hamil

Sesuai

5. Pilih print Menampilkan halaman

untuk mencetak data

Sesuai

Laporan Kematian Ibu Hamil

6. Pilih Laporan kematian ibu

hamil

Menampilkan halaman

laporan kematian ibu

Sesuai

289

hamil

7. Klik filter untuk mencari

data yang ini dilihat

Menampilkan data

kematian ibu hamil

Sesuai

8. Pilih print Menampilkan halaman

untuk mencetak data

Sesuai

Laporan Keanggotaan Balita

9. Pilih Laporan keanggotaan

balita

Menampilkan halaman

laporan keanggotaan balta

Sesuai

10. Klik filter untuk mencari

data yang ini dilihat

Menampilkan data

keanggotaan balita

Sesuai

11. Pilih print Menampilkan halaman

untuk mencetak data

Sesuai

Laporan Kelahiran Balita

12. Pilih Laporan kelahiran

balita

Menampilkan halaman

laporan kelahiran balita

Sesuai

13. Klik filter untuk mencari

data yang ini dilihat

Menampilkan data

kelahiran balita

Sesuai

14. Pilih print Menampilkan halaman

untuk mencetak data

Sesuai

Laporan Kematian Balita

15. Pilih Laporan

kematianbalita

Menampilkan halaman

laporan kematian balita

Sesuai

16. Klik filter untuk mencari Menampilkan data Sesuai

290

data yang ini dilihat kematian balita

17. Pilih print Menampilkan halaman

untuk mencetak data

Sesuai

Laporan Kegiatan

18. Pilih Laporan kegiatan Menampilkan halaman

laporan kegiatan

Sesuai

19. Klik filter untuk mencari

data yang ini dilihat

Menampilkan data

kegiatan

Sesuai

20. Pilih print Menampilkan halaman

untuk mencetak data

Sesuai

Laporan Monitoring Balita

21 Pilih Laporan Monitoring

Balita

Menampilkan list data

monitoring balita

Sesuai

22 Klik filter untuk mencari

data yang diinginkan

Menampilkan data

monitoring sesuai filter

Sesuai

23 Pilih print Menampilkan halaman

untuk mencetak data

Sesuai

291

4.3.2.4 Hasil Pengujian Black Box

1. Tampilan Login

Gambar 4. 131 Tampilan Login

2. Tampilan Halaman Kader Posyandu

a. Dashboard

Gambar 4. 132 Tampilan Dashboard Kader Posyandu

292

b. Manajemen Data Ibu

Gambar 4. 133 Tampilan List Ibu

Gambar 4. 134 Tampilan Tambah Data Ibu

293

c. Manajemen Data Balita

Gambar 4. 135 Tampilan List Data Balita

Gambar 4. 136 Tampilan Tambah Data Balita

294

Gambar 4. 137 Tampilan Detail Data Balita

Gambar 4. 138 Tampilan Ubah Data Balita

295

d. Manajemen Data Keanggotaan Ibu Hamil

Gambar 4. 139 Tampilan List Data Keanggotaan Ibu Hamil

Gambar 4. 140 Tampilan Data Keanggotaan Ibu Hamil

296

Gambar 4. 141 Tampilan Detail Keanggotaan Ibu Hamil

Gambar 4. 142 Tampilan Ubah Data Keanggotaan Ibu Hamil

297

e. Manajemen Data Kematian Ibu Hamil

Gambar 4. 143 Tampilan List Kematian Ibu Hamil

Gambar 4. 144 Tampilan Tambah Data Kematian Ibu Hamil

298

Gambar 4. 145 Tampilan Detail Kematian Ibu Hamil

Gambar 4. 146 Tampilan Ubah Data Kematian Ibu Hamil

299

f. Manajemen Data Kematian Balita

Gambar 4. 147 Tampilan List Kematian Balita

Gambar 4. 148 Tampilan Tambah Data Kematian Balita

300

Gambar 4. 149 Tampilan Detail Kematian Balita

Gambar 4. 150 Tampilan Ubah Kematian Balita

301

g. Manajemen Data Kegiatan Posyandu

Gambar 4. 151 Tampilan List Kegiatan Posyandu

Gambar 4. 152 Tampilan Tambah Data Kegiatan

302

Gambar 4. 153 Tampilan Detail Kegiatan

h. Lihat Hasil Verifikasi Kegiatan

Gambar 4. 154 Tampilan Hasil Verifikasi Kegiatan

303

Gambar 4. 155 Tampilan Detail Hasil Verifikasi Kegiatan

i. Input Data Monitoring

Gambar 4. 156 Tampilan List Data Monitoring

304

Gambar 4. 157 Tampilan Tambah Data Monitoring

Gambar 4. 158 Tampilan Detail dan Upload Foto Monitoring

305

2. Tampilan Halaman Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan

a. Dashboard

Gambar 4. 159 Tampilan Dashboard Petugas Kesehatan Kelurahan

b. List Kegiatan Posyandu

Gambar 4. 160 Tampilan List Kegiatan Posyandu

306

Gambar 4. 161 Tampilan Verifikasi Data Kegiatan Posyandu

c. Verifikasi Data Keanggotaan Ibu Hamil

Gambar 4. 162 Tampilan Verifikasi Keanggotaan Ibu Hamil

307

d. Laporan Keanggotaan Ibu Hamil

Gambar 4. 163 Tampilan Laporan Keanggotaan Ibu Hamil

e. Laporan Keanggotaan Balita

Gambar 4. 164 Tampilan Laporan Keanggotaan Balita

308

f. Laporan Kelahiran Balita

Gambar 4. 165 Tampilan Laporan Kelahiran Balita

g. Laporan Kegiatan

Gambar 4. 166 Tampilan Laporan Kegiatan

309

309

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab yang telah dibuat

sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa penelitian ini

menghasilkan sistem informasi Posyandu guna mendukung kesehatan ibu dan

memonitoring tumbuh kembang bayi. Sistem memiliki detail sebagai berikut:

1. Sistem Informasi Posyandu Pada Ruang Lingkup Suku Dinas Kesehatan

Jakarta Timur berbasis web, sehingga pencarian data terkait ibu dan anak

dapat diakses dengan mudah.

2. Sistem informasi Posyandu memiliki fitur-fitur yang dapat membantu

Kader Posyandu dalam mengolah data ibu dan anak anggota Posyandu,

dan fitur monitoring balita yang dapat membantu Kepala Kesmas Suku

Dinas Kesehatan Jakarta dalam memonitoring tumbuh kembang bayi.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan analisis yang dikemukakan, sistem yang

dibangun masih masih terdapat keterbatasan dan kekurangan serta mememrlukan

perbaikan untuk meningkatkan manfaat dari sistem ini yang dapat dikembangkan

pada penelitia selanjutnya, yaitu sebagai berikut:

1. Sistem informasi Posyandu yang dibangun dapat dikembangkan berbasis

mobile.

2. Sistem informasi Posyandu dikembangkan dalam ruang lingkup yang lebih

besar, tidak hanya pada tingkatan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur.

310

3. Sistem nantinya dapat dikembangkan lagi dengan menambahkan menu-

menu yang nantinya dapat memudahkan user untuk melihat presentase

dari data yang ada.

311

DAFTAR PUSTAKA

Anhar. (2010). PHP dan MYSQL Secara Otodidak. Jakarta: PT. TransMedia.

Arief, M. R. (2011). Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP dan MYSQL. (Andi,

Ed.). Yogyakarta.

Davis, G. B. (2013). Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Palembang:

Maxikom.

Fathansyah. (2012). Basis Data. Bandung: Informatika Bandung.

Hikmat, H. (2010). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. (H. U. Press, Ed.). Bandung.

Hutahaen, J. (2015). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deppublish.

Informasi, J. S., Informasi, D. S., & Komputer, F. I. (n.d.). PEMBANGUNAN SISTEM

INFORMASI PENGELOLAAN DATA DAN PEMANTAUAN KEGIATAN

POSYANDU ( STUDI KASUS : POSYANDU MELATI II RW 03 KELURAHAN

SIDOTOPO ), 1–8.

Jogiyanto. (2010). Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori

dan Praktek Aplikasi Bisnis. (Andi, Ed.). Yogyakarta.

Kadir, A. (2014). Pengenalan Sistem Informasi. (Andi, Ed.). Yogyakarta.

Kemenkes, R. (2011). Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Kemenkes RI.

Kendall, K. E., & Kendall, J. E. (2010). Analisis dan Perancangan Sistem. Jakarta: PT.

Indeks.

312

Ladjamudin, A.-B. Bin. (2013). Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Latifah, N., & Handayani, P. K. (n.d.). Sistem Pendataan Tumbuh Kembang Anak Pada

Puskesmas.

Laudon, K. (2012). Management Information System: Managing the Digital Firms (11th

Editi). New Jersey.

Mulyani, W., & Purnama, B. E. (2015). Pembangunan Sistem Informasi Data Balita Pada

Posyandu Desa Ploso Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan, 7(2), 15–19.

Nazir, M. (2013). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Noviyanto, F., Budiarti, A., Studi, P., Informatika, T., Ahmad, U., Studi, P., … Bersumber,

K. (2016). RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI POSYANDU

TERINTEGRASI SEBAGAI PENDUKUNG KEBIJAKAN DINAS KESEHATAN,

2(1), 28–29.

Nugroho, A. (2010). Rekayasa Perangkat Lunak Berbasis Objek dengan Metode USDP.

O’Brian, J. (2010). Introduction to Management System, 15th Edition. New York:

McGraw-Hill.

O’Brien, & Marakas. (2010). Management Information System (Eight Edit). New York:

McGraw-Hill/Irwin.

Pratama, S., Kom, S., & Kom, M. (2016). KELURAHAN SIMPANG EMPAT, 7(4), 237–

244.

313

Pressman, R. S. (2015). Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Ed.7).

Yogyakarta.

Riyanto. (2010). Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis Desktop

dan Web. Yogyakarta: Gava Media.

Rizky, S. (2011). Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering).

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Rosa, A. . (2013). Rekayasa Perangkat Lunak. Informatika Bandung.

Rosa, A. ., & Salahuddin, M. (2011). Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak

(Terstruktur dan Berorientasi Objek). Bandung: Modula.

Rosa, A. ., & Shalahuddin, M. (2014). Rekayasa Perangkat Lunak dan Berorientasi Objek.

Bandung.

Sari, I. R., Teknik, F., Studi, P., Informasi, S., Kudus, U. M., Nugraha, F., … Kudus, U. M.

(2016). PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK PADA DINAS KESEHATAN

KABUPATEN KUDUS, 7(1), 251–256.

Sasongko, A. (2015). Rancangan Sistem Informasi Perpustakaan Digital Perguruan Tinggi

(Studi Kasus : Perpustakaan Akbid Aisyiyah Pontianak). Jurnal Khatulistiwa

Informatika.

Satzinger, Jackson, & Burd. (2010). System Analysis and Design with the Unified Process.

USA.

Teknik, F., & Kudus, U. M. (2015). Kata kunci :, (1), 207–214.

314

Yakub. (2012). Pengantar Sistem Informasi. (G. Ilmu, Ed.). Yogyakarta.

315

316

LAMPIRAN

317

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Ibu, Rimbun Simanjuntak

Jabatan : Petugas Kesehatan Kecamatan Kramat Jati

Pewawancara : Yuliani

NIM : 1113093000115

Tanggal : Senin, 4 Februari 2019

1. Apakah Posyandu Kotamadya Jakarta sudah menggunakan Sistem

Informasi Posyandu?

Jawaban:

Pada Bagian Kesmas dari mulai tingkatan RW sampai dengan

kotamadya Jakarta Timur belum menerapkan sistem,

pencatatan data dilakukan menggunakan form register yang

disimpan oleh Kader tiap RW.

2. Apa saja permasalahan yang terjadi?

Jawaban:

Permasalahan yang terjadi adalah form register ibu dan balita

disimpan oleh Kader Posyandu, sehingga terjadi penumpukan

data.

3. Apakah menurut Ibu perlu diterapkan Sistem Informasi Posyandu?

Jawaban:

Iya, sangat diperlukan sekali Sistem informasi Posyandu agar

pencatatan, pengolahan data hingga pelaporan lebi efektif dan

efisien.

4. Barapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses pencatatan

hingga pelaporan secara manual dengan menggunakan form

register?

Jawaban:

318

Untuk data bisa sampai ke Sudinkes dari tingkat RW

membutuhkan waktu sekitar 1 bulan.

5. Bagaimanakah proses alur pencatatan data Posyandu dari tingkat

RW sampai ke tingkat Sudinkes?

Jawaban:

Setelah melakukan kegiatan Posyandu rutin setiap bulan,

Kader akan menyerahkan hasil pencatatan kepada Ketua

Posyandu. Hasil pencatatan tersebut akan diserahkan pada

saat diadakan Raker Posyandu setiap bulannya di masing-

masing Kelurahan. Lapoan terbagi atas 3 hard copy yang

diserahkan kepada masing-masing Pokja TP PKK, Petugas

Kesehatan Tingkat Kelurahan dan Pembina Posyandu Tingkat

Kelurahan. Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan akan

memeriksa data hasil kegiatan. Selanjutnya laporan diteruskan

kepada Petugas Puskesmas Tingkat Kecamatan, Seksi Kesmas

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur dan Kepala Kesmas

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur.

6. Saat ini bagaimanakah proses pemeriksaan data yang dilakukan

oleh Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan?

Jawaban:

Data kegiatan dari setiap RW akan diperiksa satu per satu

berdasarkan form yang diberikan pada saat Raker, jika sudah

sesuai maka data akan diteruskan ke tingkatan yang lebih

tinggi.

319

320

SURAT KETERANGAN PERMOHONAN RISET

321

SURAT KETERANGAN RISET

322