SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI ...
SKRIPSI
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI POSYANDU
GUNA MENDUKUNG KESEHATAN IBU DAN
MEMONITORING TUMBUH KEMBANG BAYI BERBASIS
WEB
(STUDI KASUS: SUKU DINAS KESEHATAN JAKARTA
TIMUR PROVINSI DKI JAKARTA)
Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sistem Informasi
Yuliani
1113093000115
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020 M / 1441 H
i
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI POSYANDU GUNA
MENDUKUNG KESEHATAN IBU DAN MEMONITORING TUMBUH
KEMBANG BAYI BERBASIS WEB
(STUDI KASUS: SUKU DINAS KESEHATAN JAKARTA TIMUR
PROVINSI DKI JAKARTA)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
Yuliani
1113093000115
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020 M / 1441 H
v
ABSTRAK
YULIANI (1113093000115), Rancang Bangun Sistem Informasi Posyandu Guna
Mendukung Kesehatan Ibu dan Memonitoring Tumbuh Kembang Bayi Berbasis Web
(Studi Kasus: Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur) dibawah bimbingan YUNI
SUGIARTI dan NURYASIN.
Posyandu tingkat Suku Dinas Kotamadya Jakarta Timur merupakan suatu unit layanan
kesehatan yang bertugas melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Posyandu
dilaksanakan pada tingkat Rukun Warga oleh Kader Posyandu dan Petugas Kesehatan.
Untuk melakukan pengolahan data, Kader Posyandu sering mengalami kesulitan dalam
proses pencarian data karena data yang masih tulis tangan (paper base) sehingga
menyulitkan bagi kader lain untuk mencari data tersebut. Selain itu, penulisan laporan
hasil pemantauan ibu dan anak yang masih ditulis dalam bentuk manual menghasilkan
terlalu banyak arsip dan terjadi penumpukan arsip di koordinator posyandu tiap wilayah,
menyebabkan tercampurnya arsip dengan arsip yang tidak terkait dengan laporan
kegiatan posyandu. Sehingga menyulitkan kader dalam melakukan pencarian sebuah data.
Suku Dinas bagian Kesehatan Masyarakat, khususnya dibidang Posyandu belum memilik
sistem informasi posyandu berbasis web, sehingga masih mengalami kesulitan dalam
pencarian data ibu dan balita. Serta banyaknya jumlah pendaftar juga menyebabkan
sulitnya proses pengolahan dan pengaksesan kembali data karena banyak data yang sama
harus dicatat berulang-ulang ke dalam form yang berbeda-beda, meyebabkan terjadinya
redudansi data. Penelitian ini bertujuan untuk mempermudah tugas-tugas Kader
Posyandu dalam melakukan pengolahan dan pengaksesan kembali data ibu dan anak.
Metode pengembangan sistem yang digunakan yaitu model RAD (Rapid Application
Development) menggunakan UML (Unified Modelling Language) sebagai tools-nya.
Dalam membangun sistem tools yang dipakai adalah PHP sebagain bahasa pemrograman.
XAMPP sebagai web server dan MySQL sebagai database. Hasil penelitian berupa
sistem informasi posyandu yang dapat mempermudah user dalam pencarian, pemrosesan
data ibu dan balita, mencetak laporan hasil kegiatan rutin setipa bulan.
Kata Kunci: Sistem Informasi, Pengelolaan Data, Posyandu, Unified Modeling
Language, PHP, MySQL.
V Bab + xvii halaman + 299 Halaman + 177 Gambar + 61 Tabel + Daftar Pustaka +
Lampiran
Pustaka Acuan (32, 2010-2020)
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq, dan hidayah kepada hamba-Nya. Semoga shalawat serta salam selalu
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Karena hanya atas ridho dan
rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan mengambil judul “Rancang
Bangun Sistem Informasi Posyandu Guna Mendukung Kesehatan Ibu Dan
Memonitoring Tumbuh Kembang Bayi Berbasis Web (Studi Kasus: Suku
Dinas Kesehatan Jakarta Timur Provinsi Dki Jakarta)”.
Peneliti sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
“sempurna”. Namun demikian peneliti berharap skripsi ini dapat diterima untuk
memperoleh gelar sarjana (S-1) dalam bidang Sistem Informasi Fakultas Sains
dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama penyusunan skripsi ini tentu banyak kesulitan dan hambatan yang
penulis hadapi, baik dalam pengumpulan data dan lain sebagainya. Namun berkat
kesungguhan hati dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga segala kesulitan
tersebut dapat diatasi. Peneliti ingin mengucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang terlibat selama penyusunan skripsi ini.
Dengan selesainya skripsi ini, peneliti ingin mengucapkan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud., selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta..
vii
2. A’ang Subiyakto, Ph.D, selaku Ketua Prodi Sistem Informasi Fakultas
Sains dan Teknologi dan Ibu Nida’ul Hasanawati, MMSI selaku Sekretaris
Prodi.
3. Ibu Yuni Sugiarti M.Kom, selaku dosen pembimbing I dan Bapak
Nuryasib M.Kom, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan bantuan baik secara moral maupun teknis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Kedua Orang Tua peneliti yang sangat peneliti sayangi yang telah
mendidik peneliti dengan kesabaran dan kasih sayang yang tiada henti,
serta kakak-kakakku terima kasih atas segala doa dan dukungannya baik
dalam bentuk moril maupun materil yang tak ternilai jumlahnya dalam
penulisan skripsi ini. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat serta
karunianya kepada mereka. Aamiin. Terima kasih sebesar-besarnya atas
segala yang telah diberikan.
5. Seluruh Dosen dan Staff, khususnya Program Studi Sistem Informasi yang
telah memberikan ilmu serta bantuannya kepada peneliti yang tidak
mungkin peneliti sebutkan satu persatu.
6. Ibu Rimbun Simanjuntak selaku narasumber sekaligus pembimbing
peneliti pada Puskesmas Kecamatan Kramat Jati yang telah memberikan
peneliti kesempatan untuk bisa menggali ilmu pada instansi tersebut.
7. Terima kasih untuk sahabat peneliti Galuh Fitriani, Anisa Citra Mutia,
Afiati Azhami, Lisa Galuh yang telah memberikan peneliti banyak
viii
pengalaman dan bantuannya, dari perjuangan awal kuliah sampai pada
tahap akhir kuliah yang peneliti belum dapat balas jasanya.
8. Terima kasih untuk sahabat sejak SMA Ajeng Dewi, Erni Amalia, Nuraeni
Dwi Septianingrum yang telah memberikan dukungan dan doa kepada
peneliti.
9. Teman-teman seperjuangan khususnya Sistem Informasi Angkatan 2013
yang banyak memberikan peneliti pengalaman selama belajar di bangku
kuliah.
10. Keluarga Besar KKN Abadi 2015 yang juga selalu memberikan semangat
serta doa untuk penulis.
11. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, maaf jika
peneliti tidak bisa menyebutkan satu per satu.
Peneliti juga menyadari, bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan.
Oleh karena itu kritik dan saran peneliti harapkan guna membuat skripsi ini
menjadi lebih baik. Kritik dan saran dapat dikirim ke e-mail
[email protected]. Akhir kata semoga skripsi ini dapat diterima dan
memberikan manfaat bagi peneliti dan pembaca serta dapat dilakukan tindak
lanjut yang secepat-cepatnya.
Jakarta, 12 Juli 2020
Yuliani
1113093000115
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................... iii
ABSTRAK .......................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................................vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................... 10
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................ 11
1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 11
1.5 Batasan Masalah ........................................................................................... 12
1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 13
1.6.1 Bagi Penulis ....................................................................................... 13
1.6.2 Bagi Kader Posyandu ......................................................................... 13
1.6.3 Bagi Universitas ................................................................................. 14
1.7 Metodologi Penelitian .................................................................................. 14
1.7.1 Metodologi Pengumpulan Data .......................................................... 14
1.8 Metodologi Pengembangan Sistem .............................................................. 15
1.9 Sistematika Penulisan ................................................................................... 17
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 20
2.1 Konsep Dasar Rancang Bangun Sistem ....................................................... 20
2.1.1 Pengertian Rancang ............................................................................ 20
2.1.2 Pengertian Bangun ............................................................................. 20
2.1.3 Pengertian Rancang Bangun .............................................................. 21
2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi ................................................................... 21
2.2.1 Pengertian Sistem ............................................................................... 21
2.2.2 Karakteristik Sistem ........................................................................... 21
2.2.3 Pengertian Informasi .......................................................................... 23
xiii
2.2.4 Pengertian Sistem Informasi .............................................................. 24
2.2.5 Komponen Sistem Informasi .............................................................. 24
2.2.6 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Informasi ................................. 25
2.2.7 Klasifikasi Sistem Informasi .............................................................. 26
2.3 Posyandu ...................................................................................................... 28
2.3.1 Pengertian Posyandu .......................................................................... 28
2.3.2 Tujuan Posyandu ................................................................................ 29
2.3.3 Sasaran Posyandu ............................................................................... 30
2.4 Konsep Kader Posyandu .............................................................................. 35
2.4.1 Pengertian ........................................................................................... 35
2.4.2 Tugas Kader Posyandu ....................................................................... 37
2.5 Monitoring .................................................................................................... 37
2.6 Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 38
2.6.1 Observasi ............................................................................................ 39
2.6.2 Wawancara ......................................................................................... 39
2.6.3 Studi Pustaka ...................................................................................... 40
2.7 Model Pengembangan Sistem ...................................................................... 40
2.7.1 Waterfall ............................................................................................. 40
2.7.2 RAD (Rapid Application Development) ............................................ 44
2.7.3 Keunggulan dan Kelemahan RAD ..................................................... 46
2.8 Unified Modelling Language (UML) ........................................................... 47
2.8.1 Use Case Diagram ............................................................................. 48
2.8.2 Activity Diagram ................................................................................ 51
2.8.3 Potensial Objek .................................................................................. 51
2.8.4 Class Diagram ................................................................................... 52
2.8.5 Sequence Diagram ............................................................................. 53
2.9 Konsep Basis Data ........................................................................................ 54
2.9.1 Pengertian Basis Data ........................................................................ 54
2.9.2 Manajemen Basis Data (DBMS) ........................................................ 55
2.9.3 MySQL ............................................................................................... 55
2.9.4 PHPMyAdmin .................................................................................... 56
2.10 Tools Pengembangan Sistem ........................................................................ 56
xiv
2.10.1 PHP (Hypertext Preprocessor) .......................................................... 56
2.10.2 Cascading Style Sheet (CSS) ............................................................. 58
2.10.3 Web..................................................................................................... 59
2.10.4 XAMPP .............................................................................................. 59
2.11 Pengujian Sistem .......................................................................................... 60
2.11.1 Pengujian White-Box .......................................................................... 60
2.11.2 Pengujian Black-Box .......................................................................... 63
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 66
3.1 Metodologi Pengumpulan Data .................................................................... 66
3.1.1 Observasi ............................................................................................ 66
3.1.2 Wawancara ......................................................................................... 66
3.1.3 Studi Pustaka ...................................................................................... 67
3.1.4 Ringkasan Studi Literatur .................................................................. 67
3.2 Metode Pengembangan Sistem ..................................................................... 72
3.2.1 Tahap Perencanaan Kebutuhan (Requirement Planning) .................. 73
3.2.2 Tahap Workshop Design .................................................................... 74
3.2.3 Fase Implementasi (Implementation) ................................................. 75
3.3 Alasan Peneliti Menggunakan Metode Pengembangan RAD ...................... 76
3.4 Alasan Menggunakan Pengujian Black Box ................................................. 76
3.5 Kerangka Berfikir ......................................................................................... 77
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................................. 79
4.1 Fase Perencanaan Kebutuhan ....................................................................... 79
4.1.1 Gambaran Umum Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur ................... 79
4.1.2 Analisis Sistem Berjalan .................................................................... 92
4.1.3 Analisis Sistem Usulan ...................................................................... 97
4.1.4 Identifikasi Masalah ........................................................................... 98
4.2 Fase Workshop design .................................................................................. 98
4.2.1 Desain Proses ..................................................................................... 98
4.2.2 Desain Database .............................................................................. 181
4.2.3 Design User Interface ...................................................................... 230
4.3 Fase Implementasi ...................................................................................... 273
4.3.1 Pemrograman ................................................................................... 273
xv
4.3.2 Testing .............................................................................................. 275
BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 309
5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 309
5.2. Saran ........................................................................................................... 309
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 311
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Tabel Kematian Ibu Hamil di Wilayah DKI Jakarta .......................................... 3
Tabel 1. 2 Tabel Penyebab Kematian Ibu di DKI Jakarta ................................................... 3
Tabel 2. 1 Contoh Tabel Objek Potensial ......................................................................... 52
Tabel 2. 2 Tabel Contoh Skenario Pengujian Black-Box .................................................. 65
Tabel 3. 1 Tabel Ringkasan Studi Literatur ...................................................................... 68
Tabel 4. 1 Tabel dentifikasi Aktor .................................................................................... 99
Tabel 4. 2 Tabel Identifikasi Use Case ........................................................................... 100
Tabel 4. 3 Narasi Use Case Diagram Login ................................................................... 108
Tabel 4. 4Narasi Use Case Kelola Data Ibu ................................................................... 109
Tabel 4. 5 Narasi Use Case Kelola Keanggotaan Balita ................................................. 111
Tabel 4. 6 Narasi Use Case Kelola Keanggotan Ibu Hamil ............................................ 113
Tabel 4. 7 Narasi Use Case Data Balita .......................................................................... 115
Tabel 4. 8 Narasi Use Case Kelola Data Kematian Balita .............................................. 117
Tabel 4. 9 Narasi Use Case Data Kematian Ibu Hamil ................................................... 119
Tabel 4. 10 Narasi Use Case Data Kegiatan Bulanan Rutin Posyandu .......................... 121
Tabel 4. 11 Narasi Use Case Diagram Verifikasi Data Kegiatan Posyandu ................... 123
Tabel 4. 12 Narasi Usecase Diagram Hasil Verifikasi Data Kegiatan ............................ 124
Tabel 4. 13 Narasi Use Case Diagram Verifikasi Anggota Posyandu ........................... 126
Tabel 4. 14 Narasi Use Case Hasil Verifikasi Anggota Posyandu ................................. 127
Tabel 4. 15 Narasi Use Case Input Data Monitoring Hasil Kegiatan ............................. 128
Tabel 4. 16 Narasi Use Case Upload Foto Monitoring .................................................. 130
Tabel 4. 17 Narasi Use Case Diagram Lihat Laporan Kegiatan Posyandu .................... 131
Tabel 4. 18 Narasi Use Case Diagram Lihat Laporan Kematian Balita ......................... 134
Tabel 4. 19 Narasi Use Case Diagram Lihat Laporan Kelahiran Balita ......................... 135
Tabel 4. 20 Narasi Use Case Diagram Laporan Kematian Ibu Hamil ........................... 137
Tabel 4. 22 Narasi Use Case Lihat Laporan Keanggotaan Balita ................................... 139
Tabel 4. 23 Narasi Use Case Lihat Laporan Keanggotaan Ibu Hamil ............................ 141
Tabel 4. 21 Narasi Usecase Diagram Laporan Monitoring Balita .................................. 143
Tabel 4. 24 Narasi Use Case Diagram Logout ............................................................... 145
Tabel 4. 25 Analisis Objek Potensial .............................................................................. 175
Tabel 4. 26 Objek Potensial Yang Diusulkan ................................................................. 178
Tabel 4. 27 Perancangan Struktur Database Kecamatan ................................................ 208
Tabel 4. 28 Perancangan Struktur Database Kelurahan ................................................. 208
xvii
Tabel 4. 29 Perancangan Struktur Database RW ........................................................... 209
Tabel 4. 30 Perancangan Struktur Database RT ............................................................. 210
Tabel 4. 31 Perancangan Struktur Database Pengguna .................................................. 211
Tabel 4. 32 Perancangan Struktur Database Kegiatan Posyandu ................................... 212
Tabel 4. 33 Perancangan Struktur Database Ibu ............................................................ 213
Tabel 4. 34 Perancangan Struktur Database Kematian Ibu ............................................ 214
Tabel 4. 35 Perancangan Struktur Database Keanggotaan Ibu Posyandu ...................... 216
Tabel 4. 36 Perancangan Struktur Database Balita ........................................................ 217
Tabel 4. 37 Perancangan Struktur Database Balita Anggota Posyandu ......................... 219
Tabel 4. 38 Perancangan Struktur Database Verifikasi Kegiatan .................................. 220
Tabel 4. 39 Perancangan Struktur Database Kematian Balita ........................................ 221
Tabel 4. 40 Perancangan Struktur Database Pemeriksaan Ibu Hamil ............................ 222
Tabel 4. 41 Perancangan Struktur Database Pelayanan Ibu Hamil ................................ 224
Tabel 4. 42 Perancangan Struktur Database Penimbangan Balita.................................. 225
Tabel 4. 43 Perancangan Struktur Database Imunisasi Balita ........................................ 227
Tabel 4. 44 Perancangan Struktur Menu Kader Posyandu ............................................. 230
Tabel 4. 45 Perancangan Mockup List Hasil Verifikasi Kegiatan .................................. 250
Tabel 4. 46 Perancangan Mockup Detail Hasil Verifikasi Kegiatan .............................. 250
Tabel 4. 53 Daftar Tools ................................................................................................. 273
Tabel 4. 54 Pengujian User “Kader Posnyandu .............................................................. 275
Tabel 4. 55 Tabel Pengujian User “Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan” ................. 284
Tabel 4. 56 Pengujian User “Petugas Kesehatan Tingkat Kecamatan” “Staff Kesmas
Sudinkes Jakarta Timur” dan “Kepala Kesmas Sudinkes Jakarta Timur” ...................... 288
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Angka Kematian Ibu (AKI) 1991-2012 ......................................................... 2
Gambar 1. 2 Laporan Data Ibu Hamil di RW 011 Kelurahan Kramat Jati ........................ 5
Gambar 2. 1 Waterfall Menurut (Pressman, 2015) ........................................................... 41
Gambar 2. 2 Fase-fase Rapid Application Development ................................................. 46
Gambar 2. 3 Contoh Use Case Diagram .......................................................................... 48
Gambar 2. 4 Contoh Activity Diagram ............................................................................. 51
Gambar 2. 5 Contoh Class Diagram ................................................................................. 52
Gambar 2. 6 Contoh Sequence Diagram .......................................................................... 53
Gambar 2. 7 Contoh Pengujian White-box menggunakan Flowgraph Of Purchasing
Property ............................................................................................................................ 62
Gambar 3. 1 Kerangka Berfikir Penelitian ........................................................................ 78
Gambar 4. 1 Sruktur Organisasi Suku Dinas Kesehatan Masyarakat ............................... 83
Gambar 4. 2 Analisis Sistem Berjalan .............................................................................. 93
Gambar 4. 3 Analisis Sistem Usulan ................................................................................ 97
Gambar 4. 4 Use Case Diagram Posyandu ..................................................................... 107
Gambar 4. 5 Activity Diagram Login .............................................................................. 146
Gambar 4. 6 Activity Diagram Kelola Data Ibu ............................................................. 147
Gambar 4. 7 Activity Diagram Kelola Keanggotaan Balita ............................................ 149
Gambar 4. 8 Activity Diagram Kelola Keanggotaan Ibu Hamil ..................................... 151
Gambar 4. 9 Activity Diagram Kelola Kelahiran Balita ................................................. 153
Gambar 4. 10 Activity Diagram Kelola Data Kematian Balita ....................................... 155
Gambar 4. 11 Activity Diagram Kelola Data Kematian Ibu Hamil ................................ 157
Gambar 4. 12 Activity Diagram Kelola Data Kegiatan Bulanan Rutin Posyandu .......... 159
Gambar 4. 13 Activity Diagram Verifikasi Data Kegiatan Posyandu ............................. 160
Gambar 4. 14 Activity Diagram Hasil Verifikasi Kegiatan Posyandu ............................ 161
Gambar 4. 15 Activity Diagram Verifikasi Anggota Posyandu ...................................... 162
Gambar 4. 16 Activity Diagram Lihat Hasil Verifikasi Anggota Posyandu ................... 163
Gambar 4. 17 Acitivity Diagram Input Data Monitoring Balita ..................................... 164
Gambar 4. 18 Activity Diagram Upload Foto Monitoring .............................................. 165
Gambar 4. 19 Actvity Diagram Laporan Kegiatan Posyandu ......................................... 166
Gambar 4. 20 Activity Diagram Lihat Laporan Kematian Balita ................................... 167
Gambar 4. 21 Activity Diagram Lihat Laporan Kelahiran Balita ................................... 168
Gambar 4. 22 Activity Diagram Lihat Laporan Kematian Ibu Hamil ............................. 169
xv
Gambar 4. 23 Activity Diagram Monitoring Balita ........................................................ 170
Gambar 4. 24 Acivity Diagram Lihat Laporan Data Keanggotaan Balita ...................... 171
Gambar 4. 25 Activity Diagram Lihat Laporan Keanggotaan Ibu Hamil ....................... 172
Gambar 4. 26 Activity Diagram Logout .......................................................................... 173
Gambar 4. 27 Gambaran Objek Potensial ....................................................................... 174
Gambar 4. 28 Class Diagram Sistem Informasi Posyandu ............................................. 180
Gambar 4. 29 Mapping Cardinality Sistem Informasi Posyandu ................................... 181
Gambar 4. 30 Sequance Diagram Login ........................................................................ 182
Gambar 4. 31 Sequance Diagram Kelola Data Ibu ......................................................... 183
Gambar 4. 32 Sequance Diagram Kelola Keanggotaan Balita ....................................... 185
Gambar 4. 33 Sequance Diagram Kelola Keanggotaan Ibu ........................................... 186
Gambar 4. 34 Sequance Diagram Kelola Kelahiran Balita ............................................ 188
Gambar 4. 35 Sequance Diagram Kelola Kematian Balita ............................................ 189
Gambar 4. 36 Sequance Diagram Kelola Kematian Ibu Hamil ...................................... 191
Gambar 4. 37 Sequance Diagram Kelola Data Kegiatan Posyandu ............................... 192
Gambar 4. 38 Sequence Diagram Verifikasi Data Kegiatan Posyandu .......................... 193
Gambar 4. 39 Sequance Diagram Lihat Hasil Verifikasi Kegiatan ................................ 194
Gambar 4. 40 Sequence Diagram Verifikasi Data Anggota Posyandu ........................... 195
Gambar 4. 41 Sequance Diagram Lihat Hasil Verifikasi Anggota................................. 196
Gambar 4. 42 Sequence Diagram Input Data Monitoring .............................................. 197
Gambar 4. 43 Sequence Diagram Upload Foto Monitoring ........................................... 198
Gambar 4. 44 Sequance Diagram Lihat Laporan Kegiatan Posyandu ........................... 199
Gambar 4. 45 Sequance Diagram Lihat Laporan Kematian Balita ................................ 200
Gambar 4. 46 Sequance Diagram Lihat Laporan Kelahiran Balita ................................ 201
Gambar 4. 47 Sequance Diagram Lihat Laporan Kematian Ibu Hamil .......................... 202
Gambar 4. 48 Sequance Diagram Lihat Laporan Keanggotaan Balita ........................... 203
Gambar 4. 49 Sequance Diagram Lihat Laporan Keanggotaan Ibu Hamil .................... 204
Gambar 4. 50 Sequence Diagram Lihat Laporan Monitoring Balita .............................. 205
Gambar 4. 51 Sequance Diagram Logout ...................................................................... 206
Gambar 4. 52 Schema Database Sistem Informasi Posyandu ........................................ 207
Gambar 4. 53 Perancangan Struktur Menu Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan ....... 231
Gambar 4. 54 Perancangan Struktur Menu Petugas Kesehatan Tingkat Kecamatan ...... 232
Gambar 4. 55 Perancangan Strukur Menu Saff Kesmas Sudinkes Jakarta Timur .......... 233
Gambar 4. 56 Perancangan Struktur Menu Kepala Kesmas Sudinkes Jakarta Timur .... 234
Gambar 4. 57 Perancangan Mockup Halaman Login ..................................................... 235
Gambar 4. 58 Perancangan Mockup Halaman Kader Posyandu .................................... 236
Gambar 4. 59 Perancangan Mock Up List Data Ibu ....................................................... 236
Gambar 4. 60 Perancangan Mockup Form Tambah Data Ibu ........................................ 237
Gambar 4. 61 Perancangan Mock Up Detail Data Ibu .................................................... 237
Gambar 4. 62 Perancangan Mockup Hapus Data Ibu ..................................................... 238
Gambar 4. 63 Perancangan Mockup List Data Balita ..................................................... 238
xvi
Gambar 4. 64 Perancangan Mockup Form Tambah Data Balita .................................... 239
Gambar 4. 65 Perancangan Mockup Detail Data Balita ................................................. 239
Gambar 4. 66 Perancangan Mockup Hapus Data Balita ................................................. 240
Gambar 4. 67 Perancangan Mockup List Keanggotaan Ibu Hamil................................. 240
Gambar 4. 68 Perancangan Mockup Form Tambah Data Keanggotaan Ibu Hamil........ 241
Gambar 4. 69 Perancangan Mockup Detail Keanggotaan Ibu Hamil ............................. 241
Gambar 4. 70 Perancangan Mockup Hapus Data Keanggotaan Ibu Hamil .................... 242
Gambar 4. 71 Perancangan Mockup List Data Keanggotaan Balita ............................... 242
Gambar 4. 72 Perancangan Mockup Form Tambah Data Keanggotaan Balita .............. 243
Gambar 4. 73 Perancangan Mockup Detail Data Keanggotaan Balita ........................... 243
Gambar 4. 74 Perancangan Mockup Hapus Data Keanggotaan Balita ........................... 244
Gambar 4. 75 Perancangan Mockup List Data Kematian Ibu Hamil .............................. 244
Gambar 4. 76 Perancangan Mockup Form Tambah Data Kematian Ibu Hamil ............. 245
Gambar 4. 77 Perancangan Mockup Detail Kematian Ibu Hamil................................... 245
Gambar 4. 78 Perancangan Mockup Hapus Data Kematian Ibu Hamil .......................... 246
Gambar 4. 79 Perancangan Mockup List Data Kematian Balita .................................... 246
Gambar 4. 80 Perancangan Mockup Form Tambah Data Kematian Balita .................... 247
Gambar 4. 81 Perancangan Mockup Detail Kematian Balita ......................................... 247
Gambar 4. 82 Perancangan Mockup Hapus Data Kematian Balita ................................ 248
Gambar 4. 83 Perancangan Mockup List Kegiatan Posyandu ........................................ 248
Gambar 4. 84 Perancangan Mockup Form Tambah Data Kegiatan Posyandu ............... 249
Gambar 4. 85 Perancangan Mockup Detail Data Kegiatan ............................................ 249
Gambar 4. 86 Perancangan Mockup List Hasil Verifikasi Balita ................................... 251
Gambar 4. 87 Perancangan Mockup List Hasil Verifikasi Ibu Hamil ............................ 251
Gambar 4. 88 Perancangan Mockup List Monitoring Balita .......................................... 252
Gambar 4. 89 Perancangan Mockup Tambah Data Monitoring Balita ........................... 252
Gambar 4. 90 Perancangan Mockup Detail dan Upload Foto Monitoring Balita ........... 253
Gambar 4. 91 Perancangan Mockup List Pelayanan Ibu Hamil ..................................... 253
Gambar 4. 92 Perancangan Mockup Form Tambah Data Pelayanan Ibu Hamil ............ 254
Gambar 4. 93 Perancangan Mockup Detail Pelayanan Ibu Hamil .................................. 254
Gambar 4. 95 Perancangan Mockup Hapus Pelayanan Ibu Hamil ................................. 255
Gambar 4. 96 Perancangan Mockup List Pemeriksaan Ibu Hamil ................................. 255
Gambar 4. 97 Perancangan Mockup Form Tambah Data Pemeriksaan Ibu Hamil ........ 256
Gambar 4. 98 Perancangan Mockup Detail Pemeriksaan Ibu Hamil .............................. 256
Gambar 4. 99 Perancangan Mockup Hapus Data Pemeriksaan Ibu Hamil ..................... 257
Gambar 4. 100 Perancangan Mockup List Pelayanan Balita .......................................... 257
Gambar 4. 101 Perancangan Mockup Tambah Data Pelayanan Balita ........................... 258
Gambar 4. 102 Perancangan Mockup Detail Pelayanan Balita ...................................... 258
Gambar 4. 103 Perancangan Mockup Hapus Data Pelayanan Balita ............................. 259
Gambar 4. 104 Perancangan Mockup List Penimbangan Balita ..................................... 259
Gambar 4. 105 Perancangan Mockup Form Tambah Data Penimbangan Balita ............ 260
xvii
Gambar 4. 106 Perancangan Mockup Detail Penimbangan Balita ................................. 260
Gambar 4. 107 Perancangan Mockup Hapus Data Penimbangan Balita ........................ 261
Gambar 4. 108 Perancangan Mockup List Data Imunisasi ............................................. 261
Gambar 4. 109 Perancangan Mockup Form Tambah Data Imunisasi Balita .................. 262
Gambar 4. 110 Perancangan Mockup Detail Imunisasi Balita ....................................... 262
Gambar 4. 111 Perancangan Mockup Hapus Data Imunisasi Balita .............................. 263
Gambar 4. 112 Perancangan Mockup Dashboard Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan
........................................................................................................................................ 263
Gambar 4. 113 Perancangan Mockup List Kegiatan Posyandu ...................................... 264
Gambar 4. 114 Perancangan Mockup Verifikasi Data Kegiatan Posyandu .................... 264
Gambar 4. 115 Perancangan Mockup Verifikasi Ibu Hamil ........................................... 265
Gambar 4. 116 Perancangan Mockup Verifikasi Balita .................................................. 265
Gambar 4. 117 Perancangan Mockup Laporan Keanggotaan Ibu Hamil ....................... 266
Gambar 4. 118 Perancangan Mockup Laporan Kematian Ibu Hamil ............................. 266
Gambar 4. 119 Peraancangan Mockup Laporan Keanggotaan Balita ........................... 267
Gambar 4. 120 Perancangan Mockup Laporan Kelahiran Balita ................................... 267
Gambar 4. 121 Perancangan Mokcup Laporan Kematian Balita .................................... 268
Gambar 4. 122 Perancangan Mockup Laporan Kegiatan Posyandu ............................... 268
Gambar 4. 123 Laporan Monitoring Balita ..................................................................... 269
Gambar 4. 124 Perancangan Mockup Dashboard ........................................................... 269
Gambar 4. 125 Perancangan Mockup Laporan Keanggotaan Ibu Hamil ....................... 270
Gambar 4. 126 Perancangan Laporan Kematian Ibu Hamil ........................................... 270
Gambar 4. 127 Perancangan Mockup Laporan Keanggotaan Balita .............................. 271
Gambar 4. 128 Perancangan Mockup Laporan Kelahiran Balita ................................... 271
Gambar 4. 129 Perancangan Mockup Laporan Kematian Balita .................................... 272
Gambar 4. 130 Perancangan Mockup Laporan Kegiatan Posyandu ............................... 272
Gambar 4. 131 Perancangan Mockup Laporan Monitoring Balita ................................. 273
Gambar 4. 132 Tampilan Login ...................................................................................... 291
Gambar 4. 133 Tampilan Dashboard Kader Posyandu ................................................... 291
Gambar 4. 134 Tampilan List Ibu ................................................................................... 292
Gambar 4. 135 Tampilan Tambah Data Ibu ................................................................... 292
Gambar 4. 136 Tampilan List Data Balita ...................................................................... 293
Gambar 4. 137 Tampilan Tambah Data Balita ............................................................... 293
Gambar 4. 138 Tampilan Detail Data Balita ................................................................... 294
Gambar 4. 139 Tampilan Ubah Data Balita .................................................................... 294
Gambar 4. 140 Tampilan List Data Keanggotaan Ibu Hamil ......................................... 295
Gambar 4. 141 Tampilan Data Keanggotaan Ibu Hamil ................................................. 295
Gambar 4. 142 Tampilan Detail Keanggotaan Ibu Hamil .............................................. 296
Gambar 4. 143 Tampilan Ubah Data Keanggotaan Ibu Hamil ....................................... 296
Gambar 4. 144 Tampilan List Kematian Ibu Hamil ....................................................... 297
Gambar 4. 145 Tampilan Tambah Data Kematian Ibu Hamil ........................................ 297
xviii
Gambar 4. 146 Tampilan Detail Kematian Ibu Hamil .................................................... 298
Gambar 4. 147 Tampilan Ubah Data Kematian Ibu Hamil ............................................ 298
Gambar 4. 148 Tampilan List Kematian Balita .............................................................. 299
Gambar 4. 149 Tampilan Tambah Data Kematian Balita ............................................... 299
Gambar 4. 150 Tampilan Detail Kematian Balita ........................................................... 300
Gambar 4. 151 Tampilan Ubah Kematian Balita ............................................................ 300
Gambar 4. 152 Tampilan List Kegiatan Posyandu ......................................................... 301
Gambar 4. 153 Tampilan Tambah Data Kegiatan .......................................................... 301
Gambar 4. 154 Tampilan Detail Kegiatan ...................................................................... 302
Gambar 4. 155 Tampilan Hasil Verifikasi Kegiatan ....................................................... 302
Gambar 4. 156 Tampilan Detail Hasil Verifikasi Kegiatan ............................................ 303
Gambar 4. 157 Tampilan List Data Monitoring ............................................................. 303
Gambar 4. 158 Tampilan Tambah Data Monitoring ....................................................... 304
Gambar 4. 159 Tampilan Detail dan Upload Foto Monitoring ....................................... 304
Gambar 4. 160 Tampilan Dashboard Petugas Kesehatan Kelurahan .............................. 305
Gambar 4. 161 Tampilan List Kegiatan Posyandu ......................................................... 305
Gambar 4. 162 Tampilan Verifikasi Data Kegiatan Posyandu ....................................... 306
Gambar 4. 163 Tampilan Verifikasi Keanggotaan Ibu Hamil ........................................ 306
Gambar 4. 164 Tampilan Laporan Keanggotaan Ibu Hamil ........................................... 307
Gambar 4. 165 Tampilan Laporan Keanggotaan Balita .................................................. 307
Gambar 4. 166 Tampilan Laporan Kelahiran Balita ....................................................... 308
Gambar 4. 167 Tampilan Laporan Kegiatan ................................................................... 308
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat saat ini,
kebutuhan akan informasi yang akurat, tepat dan terkini semakin dibutuhkan. Hal
ini mendorong masyarakat dan instansi baik negri maupun swasta ikut
memanfaatkan teknologi informasi tersebut. Pemanfaatan teknologi informasi
tersebut salah satunya adalah sistem informasi. Sistem informasi adalah alat untuk
menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi penerimanya.
Tujuannya adalah untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan
menampilkan sebuah informasi untuk mendukung pengambilan keputusan,
koordinasi, pengaturan, analisa, dan visualisasi pada sebuah organisasi (Laudon,
2012).
Tidak sedikit yang menggunakan sistem informasi untuk membantu
kemudahan dalam bekerja. Salah satu bentuk sistem informasi yang mudah
dikembangkan adalah berbasis web, sistem informasi berbasis web tidak hanya
digunakan untuk menampilkan informasi saja, namun dapat digunakan untuk
berdialog dengan data sehingga memberikan informasi untuk mengambil sebuah
keputusan. Keputusan akan informasi serta mengakses data dalam jumlah besar
ini juga dibutuhkan oleh Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur khususnya Bagian
Kesejahteraan Sosial dalam memonitoring tumbuh kembang bayi serta ibu pasca
melahirkan di wilayah Jakarta Timur.
2
Kesehatan menjadi satu hal setelah kebutuhan pokok lain yang perlu
diperhatikan. Dimana sebagai perwujudan dari kewajiban dan tanggung jawab
tiap-tiap individu dalam pemeliharaan dan perlindungan kesehatan. Semua orang
harus mempunyai kemampuan untuk memelihara dan melindungi kesehatan
mereka sendiri. Karena terdapat anggapan bahwa manusia yang sehat pasti akan
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal dan wajar.
Gambar 1. 1 Angka Kematian Ibu (AKI) 1991-2012
(Sumber: SDKI 1991-2012)
Pada gambar diatas dapat diketahui berdasarkan data sumber data
kematian ibu (SDKI), selama periode tahun 1991-2007 angka kematian ibu
mengalami penurunan dari 390 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Namun
pada sumber data kematian ibu (SDKI) 2012 angka kematian ibu kembali naik
menjadi 395 per 100.000 kelahiran hidup. Meskipun angka kematian ibu (AKI)
hasil sumber data kematian ibu (SDKI) tahun 1990 dan 2012 tidak jauh berbeda,
3
namun untuk mencapai target 102 pada tahun tahun 2015 diperkirakan sulit
tercapai. Angka tersebut juga semakin jauh dari target Millenium Development
Goals (MDGs) 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Tabel 1. 1 Tabel Kematian Ibu Hamil di Wilayah DKI Jakarta
Berdasarkan tabel diatas diketahui jumlah kematian ibu khususnya di
wilayah Jakarta Timur pada tahun 2018 adalah sebesar 27, yaitu berada di nomor
urut ke-2 terbanyak jumlah kematian ibu di wilayah DKI Jakarta.
Tabel 1. 2 Tabel Penyebab Kematian Ibu di DKI Jakarta
Beberapa jenis penyebab kematian pada ibu bersalin, pasca bersalin dan
hamil adalah seperti pendarahan, hipertensi, infeksi, gangguan sistem peredaran
4
darah, gangguan metabolik dan lainnya. Dari tabel diatas penyebab terbesar
kematian ibu di Kotamadya Jakarta Timur adalah pendarahan sebanyak 10 ibu.
Bayi merupakan tahap awal hidup manusia. Kesehatannya adalah salah
satu hal penting yang harus diperhatikan, karena kesehatan bayi akan menentukan
perkembangannya dimasa depan. Oleh sebab itu, kesehatan harus dijaga sedini
mungkin, yaitu sejak usia 0-5 tahun, karena pada usia tersebut adalah masa emas
tumbuh kembang bayi.
Maka dari itu, dukungan media komputer sangat berpengaruh besar
terhadap pelayanan masyarakat khususnya untuk Pos Pelayanan Terpadu atau
yang sering kita kenal dengan sebutan Posyandu. Dengan adanya aplikasi
pendukung berbasis web, maka pengolahan data ibu dan bayi serta anggota
posyandu akan berjalan efektif dan efisien terutama Posyandu di Kotamadya
Jakarta Timur.
Posyandu bertugas melakukan pemantauan terhadap kondisi kesehatan
ibu dan bayi secara rutin dan terus menerus tiap bulannya. Pemantauan terhadap
kesehatan bayi dilakukan untuk memantau pertumbuhan (growth monitoring) dan
status gizi bayi secara terus menerus. Data dan informasi yang diperlukan untuk
memantau pertumbuhan bayi pada dasarnya bersumber dari data berat badan hasil
penimbangan balita bulanan yang diisikan kedalam kartu menuju sehat (KMS),
yaitu : berat badan hasil penimbangan 2 bulan berturut-turut (Naik, Turun, atau
Bawah Garis Merah), jumlah bayi yang ditimbang bulan ini, bayi yang ditimbang
pada bulan sebelumnya, dan bayi yang baru pertama kali ditimbang bulan ini.
5
Kader Posyandu sering mengalami kesulitan dalam proses pencarian data
karena data yang masih tulis tangan (paper base) sehingga menyulitkan bagi
kader lain untuk mencari data tersebut. Selain itu, penulisan laporan hasil
pemantauan ibu dan anak yang masih ditulis dalam bentuk manual menghasilkan
terlalu banyak arsip dan terjadi penumpukan arsip di koordinator posyandu tiap
wilayah, menyebabkan tercampurnya arsip dengan arsip yang tidak terkait dengan
laporan kegiatan posyandu. Sehingga menyulitkan kader dalam melakukan
pencarian sebuah data.
Gambar 1. 2 Laporan Data Ibu Hamil di RW 011 Kelurahan Kramat Jati
6
Gambar 1.2 berisi data banyaknya jumlah pendaftar Ibu Hamil di RW
011 Kelurahan Kramat Jati yang juga menyebabkan sulitnya proses pengolahan
dan pengaksesan kembali data karena banyak data yang sama harus dicatat
berulang-ulang ke dalam form yang berbeda-beda, meyebabkan terjadinya
redudansi data. Akibatnya, penulisan laporan yang dilakukan oleh Kader
Posyandu menjadi tidak efisien dan akurat.
Menurut riset (Latifah & Handayani, n.d.) yang berjudul “Sistem
Pendataan Tumbuh Kembang Anak Pada Puskesmas” permasalahan yang terjadi
adalah proses pendataan tumbuh kembang anak masih dilakukan secara manual,
hal tersebut mengakibatkan pendataan terhadap anak menjadi lambat.
Perancangan sistem ini terfokus pada pendataan terhadap fisik diantaranya,
perancangan sistem pendataan tumbuh kembang anak meliputi; Data anak, Data
periksa, Data tenaga medis, Data tumbuh kembang anak, Data imunisasi, Data
berat bedan, Laporan hasil tumbuh kembang anak. Penelitian ini tidak dilengkapi
dengan data perkembangan ibu pasca melahirkan.
Penelitian berjudul “Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan
Puskesmas Program Kesehatan Ibu dan Anak Pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Kudus” oleh (Sari et al., 2016) permasalahan yang terjadi adalah sistem
pencatatan dan pelaporan Puskesmas (SP3) program kesehatan ibu dan anak
(KIA) di kabupaten Kudus masih terbatas pada rekapitulasi data hasil dari
interaksi antara masyarakat pengguna program kesehatan ibu dan anak dengan
fasilitas kesehatan (puskemas), sehingga seringkala data tersebut tidak
terdokumentasi dengan baik dan lengkap. Keterlambatan perubahan data atau
7
pelaporan SP3 akan menyebabkan tujuan pelaporan menjadi tidak tercapai. Hasil
dari penelitian ini meliputi informasi kesehatan ibu dan anak pada semua
puskesmas di wilayah kabupaten Kudus, hasil laporan SP3 program kesehatan ibu
dan anak puskesmas dan per periode pelaporan. Perancangan sistem ini
menggunakan pemodelan Unified Modelling Language (UML), bahasa
pemrograman PHP dan basis data MySQL.
Penelitian berjudul “Pembangunan Sistem Informasi Data Balita Pada
Posyandu Desa Ploso Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan” oleh (Mulyani &
Purnama, 2015) permasalahan yang terjadi adalah petugas kesulitan dalam prses
pencairan data perkembangan balita yang ditulis secara terpisah-pisah dapat
mengakibatkan kerangkapan data yang menimbulkan inkonsistensi data sehingga
menghasilkan laporan yang tidak dapat dipercaya. Penelitian ini menghasilkan
sistem informasi Posyandu lebih terkomputerisasi yang dapat membantu petugas
dalam mencatat pendaftaran bayi baru lahir, pencetakan kartu anggota posyandu
serta melihat keseluruhan data balita yang ada di Posyandu Desa Ploso.
Kekurangan dari sistem ini adalah sistem data balita ini hanya dirancang untuk
single user.
Penelitian oleh (Pratama, Sefto., 2016) yang berjudul “Penerapan Sistem
Informasi Posyandu Mawar Keluhahan Simpang Empat” memiliki permasalahan
kurang terpenuhinya sarana dalam pengelolaan data Posyandu menjadi tidak
efisien dan memakan waktu yang lama. Penelitian ini menghasilkan form dan
laporan yang sama dengan panduan pada buku SIP yaitu: pengelolaan data ibu
hamil, resiko kehamilan, jumlah bayi dan balita di wilayah Posyandu, berat badan
8
balita hasil penimbangan 2 bulan berturut-turut (Naik, Turun atau Bawah Garis
Merah), jumlah balita yang ditimbang bulan ini, balita yang ditimbang pada bulan
sebelumnya, dan balita yang baru ditimbang pada bulan ini. Kekurangan pada
penelitian ini adalah data yang sudah dihasilkan masih dalam bentuk offline,
sehingga data kurang dapat dikelola secara maksimal.
Menurut penelitian oleh (Noviyanto et al., 2016) yang berjudul “Rancang
Bangun Sistem Informasi Posyandu Terintegrasi Sebagai Pendukung Kebijakan
Dinas Kesehatan” permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini adalah
pengelolaan data ibu dan anak yang masih konvensional yaitu ditulis pada buku
catatan mengenai perkembangan kesehatan ibu dan anak saat kegiatan Posyandu
berlangsung, membutuhkan waktu yang lama serta ketelitian pada saat
penyusunan pelaporan kegiatan dan kejadian untuk pihak Puskesmas dan Dinas
Kesehatan, sementara penanganan permasalahan kesehatan dibutuhkan kecepatan
dan ketepatan berdasarkan data yang ada. Berdasarkan permasalahan yang ada,
sistem yang dihasilkan berupa sistem Posyandu online yang digunakan untuk
pemantauan kesehatan masyarakat oleh Dinas Kesehatan, sebagai pertimbangan
tindakan lanjutan oleh puskesmas, serta pemantau perkembangan kesehatan setiap
kelurahan yang seluruh data teknis tersebut diinputkan oleh kader Posyandu.
Penelitian dengan judul “Pembangunan Sistem Informasi Pengelolaan
Data dan Pemantauan Kegiatan Posyandu (Studi Kasus: Posyandu Melati II RW
03 Kelurahan Sidotopo)” oleh (Sani & Raharjo., n.d) memiliki permasalahan
dimana Kader Posyandu mengalami kesulitan dalam proses pencarian data karena
data ditulis tangan sehingga menyulitkan pembacaan data yang dicari kecuali oleh
9
petugas yang mencatat data tersebut, banyaknya jumlah peserta juga
menyebabkan sulitnya proses pengelolaan dan pengaksesan kembali data karena
banyak data yang sama harus dicatatkan berulang-ulang ke dalam form register
yang berbeda sehingga mengakibatkan perbedaan data. Hal tersebut membuat
Kader Posyandu terkadang melakukan dalam perhitungan data saat pembuatan
laporan kegiatan Posyandu sehingga laporan yang dihasilkan tidak tepat dan
akurat. Hasil dari penelitian ini adalah sistem pendataan online yang terdiri dari
data ibu hamil, data analisa ibu hamil, data rekap anak bayi, data rekap anak
balita, dan grafik tahunan. Sistem ini juga dilengkapi dengan fitur notifikasi umur
kehamilan kepada ibu hamil dan petugas kesehatan melalui SMS Gateway.
Kekurangan dari penelitian ini adalah tidak adanya fitur untuk mencetak laporan
hasil pelayanan Posyandu.
Penelitian oleh (Sholihah, Nabila & Kusumadewi, Sri., 2015) dengan
judul “Sistem Informasi Posyandu Kesehatan Ibu dan Anak” dengan
permasalahan sebagai berikut: pencatatan data Posyandu Mawar yang terdapat di
dusun Jetis, desa Tirtoadi masih dilakukan secara manual sehingga menimbulkan
berbagai masalah untuk penanganan kesehatan ibu dan anak, yang kalau dibiarkan
akan berdampak buruk bagi kesehatan ibu dan anak. Hasil dari penelitian ini
adalah sistem informasi yang dapat membatu kader Posyandu dalam melakukan
kegiatan di Posyandu meliputi pendataan ibu dan anak, penimbangan balita,
pendataan ibu hamil serta pendataan PUS KB, sistem ini juga mampu
menampilkan form dan laporan yang sesuai dengan pedoman buku SIP, serta
sistem ini dilengkapi dengan fitur untuk menentukan staus gizi balita berdasarkan
10
tabel antropometri penetuan standar gizi balita yang dikeluarkan oleh Mentri
Kesehatan Republik Indonesia.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di Posyandu pada lingkup Suku
Dinas Kesehatan Jakarta Timur, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan
judul ”Rancang Bangun Sistem Informasi Posyandu Guna Mendukung
Kesehatan Ibu dan Memonitoring Tumbuh Kembang Bayi Berbasis Web
(Studi Kasus: Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Provinsi Dki Jakarta)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah sesuai dengan uraian latar belakang diatas
adalah:
1. Pencatatan data Posyandu masih manual, sehingga menyulitkan untuk
setiap kader dalam mencari informasi terkait dengan ibu dan anak anggota
posyandu.
2. Penulisan laporan hasil pemantauan ibu dan anak yang masih ditulis dalam
bentuk manual menghasilkan terlalu banyak arsip dan terjadi penumpukan
arsip di koordinator posyandu tiap wilayah, menyebabkan tercampurnya
arsip dengan arsip yang tidak terkait dengan laporan kegiatan posyandu.
3. Banyaknya jumlah pendaftar juga menyebabkan sulitnya proses
pengolahan dan pengaksesan kembali data karena banyak data yang sama
harus dicatat berulang-ulang ke dalam form yang berbeda-beda,
meyebabkan terjadinya redudansi data.
11
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah untuk
penelitian ini adalah “Bagaimana merancang dan membangun sistem informasi
Posyandu guna mendukung kesehatan ibu dan memonitoring tumbuh kembang
bayi dengan studi kasus Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur?”
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan Identifikasi masalah maka tujuan khusus dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Membuat sistem informasi yang dapat membantu Kader Posyandu dalam
pencatatan data Posyandu, sehingga mempermudah Kader Posyandu untuk
mencari data terkait ibu dan anak anggota Posyandu.
2. Membuat rancang bangun sistem informasi yang dapat membantu Kader
Posyandu dalam mengolah data ibu dan anak anggota Posyandu, agar
pengadministrasian berkas dapat terarsip dengan baik
3. Membangun sistem informasi berbasis web yang dapat membantu dalam
proses pengolahan dan pengaksesan kembali data sehingga tidak terjadi
redudansi data.
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah
sistem informasi Posyandu guna mendukung kesehatan ibu dan memonitoring
tumbuh kembang bayi berbasis web.
12
1.5 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka ruang lingkup penelitian
skripsi ini dibatasi pada :
1. Penelitian ini hanya membahas mengenai sistem informasi posyandu
yang dibangun yaitu sistem informasi posyandu pada lingkup Suku
Dinas Kesehatan Jakarta Timur dengan mengambil sample di RW 11
Kelurahan Kramat jati, Kecamatan Kramat Jati.
2. Penelitian ini berfokus pada beberapa data terkait posyandu, yaitu data
kelahiran balita, data kematian balita, data keanggotaan balita, data
keanggotaan ibu hamil, data kematian ibu hamil, data kegiatan
posyandu, serta monitoring balita.
3. Metodologi pengembangan sistem yang digunakan adalah RAD
(Rapid Application Development). Melalui tahap Requirement
Planing, Design Workshop, sampai Implementation.
Dalam penelitian ini tool yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Software yang digunakan dalam membangun sistem ini yaitu Sublime
Text 3 untuk penulisan kode (coding)
b. Sistem informasi yang dibangun berbasis web, dengan menggunakan
bahasa pemrograman PHP dan HTML.
c. Untuk menggambarkan design sistem penelitian ini menggunakan
UML. Diagram yang digunakan pada UML hanya Use Case Diagram,
Activity Diagram, Sequence Diagram, dan Class Diagram.
13
d. Software yang digunakan untuk membuat desain perancangan adalah
Microsoft Visio 2010, Astah Community dan Balsamiq Wireframes.
e. Database yang digunakan menggunakan MySQL.
1.6 Manfaat Penelitian
Berikut manfaat-manfaat yang penulis dapat jabarkan dengan
diadakannya penelitian skripsi ini antara lain adalah sebagai berikut :
1.6.1 Bagi Penulis
1. Mengetahui bagaimana kinerja Posyandu dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
2. Mengetahui kondisi dan masalah yang sebenarnya terjadi dalam dunia
kerja.
3. Memimplementasikan ilmu yang sudah didapat selama kuliah
4. Menambah wawasan penulis tentang teknologi informasi, khususnya
dalam mengembangkan sistem informasi berbasis web.
1.6.2 Bagi Kader Posyandu
1. Membantu serta mempermudah Kader Posyandu dalam memanajemen
data.
2. Dapat tersedianya sistem informasi Posyandu yang terkomputerisasi untuk
mencari dan mengolah data kegiatan Posyandu Kotamadya Jakart Timur
dengan proses yang cepat dan tepat.
3. Memudahkan Kader Posyandu dalam melakukan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat yang berada di Kotamadya Jakarta Timur.
14
4. Memudahkan Kader Posyandu dalam memperoleh data yang tepat dan
akurat.
1.6.3 Bagi Universitas
1. Dapat meningkatkan kualitas lulusannya melalui pengalaman yang didapat
selama penelitian.
2. Dikenal di dunia kerja sebagai salah satu universitas yang mampu
menghasilkan mahasiswa yang kompeten dengan pengalaman praktiknya
dilapangan.
3. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi pelajaran
yang diperoleh selama dibangku kuliah dala menerapkan ilmunya dan
sebagai bahan evaluasi untuk mahasiswa lainnya.
1.7 Metodologi Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode dalam
merancang sistem, sebagai berikut:
1.7.1 Metodologi Pengumpulan Data
Dalam melakukan analisis pada penelitian ini, penulis melakukan
pengumpulan data-data dengan studi lapangan dan studi pustaka.
1. Studi Lapangan
Studi lapangan ini dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
a) Wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data
dari respoden (Jogiyanto, 2010). Wawancara dapat berupa
15
wawancara personal (tatap muka langsung dengan respoden),
wawancara intersep (respoden dipilih di lokasi umum), dan
wawancara telepon. Melakukan wawancara agar mendapat gambaran
mengenai sistem yang dibutuhkan dan mendapatkan data-data yang
dibutuhkan.
b) Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan
data primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya
(Jogiyanto, 2010). Yaitu pengamatan langsung pada Posyandu
Kecamatan Kramat Jati.
2. Studi Pustaka, yaiu mengumpulkan data dan informasi dengan cara
membaca artikel, buku dan referensi lainnya yang mendukung penelitian
ini.
1.8 Metodologi Pengembangan Sistem
Metodologi pengembangan sistem yang digunakan untuk mengembangkan
sistem yang akan dirancang ini adalah metodologi berorientasi objek dengan
pendekatan Rapid Application Development (RAD) dan Unified Modelling
Language (UML) sebagai tools untuk pemodelan pengembangannya. Dalam
model RAD (Rapid Application Development), modul fungsional dikembangkan
secara paralel sebagai prototip dan terintegrasi untuk membuat produk yang
lengkap untuk pengiriman produk yang lebih cepat. Dikarenakan tidak ada
rincian planning yang detail, maka memudahkan untuk melakukan perubahan
pada saat development berjalan.
Menurut (Kendall & Kendall, 2010), fase-fase RAD terdiri dari tiga
16
bagian utama yaitu: fase perencanaan kebutuhan (requirement planning),
pemodelan (workshop design) dan implementasi (implementation).
1. Requirement Planning. Pada fase ini para pengguna dan penganalisis
bertemu untuk mengindentifikasi tujuan dari aplikasi atau sistem yang
ingin dibangun. Fase ini memerlukan keterlibatan yang intens dari kedua
belah pihak, tidak hanya melakukan tanda-tangan proposal atau dokumen
saja, sebagaimana diutarakan oleh (Kendall & Kendall, System Analysis
and Design 8th Eidtion 2010): “In the requirement planning phase, users
and analysts meet to identify objectives of the application or system and
to identify information requirement arising from those objectives. This
phase requires intense involvement from both groups; it is not just
signing of on a proposal or document”.
2. Design Workshop. Fase workshop design RAD adalah fase mendesain dan
memperbaiki aplikasi atau sistem. Kendall & Kendall mencirikan fase ini
seperti workshop. Mengapa fase ini diberikan nama workshop, karena
layaknya sebuah workshop yang terdapat para partisipan yang
berpartisipasi kuat dalam kelompok dan tidak terdapat aktifitas yang
pasif. Partisipan tersebut dianalogikan sebagai kelompok-kelompok kecil
(group decision support systems) yang dibentuk untuk membantu user
dalam menyetujui desain. Selama workshop desain RAD ini, pengguna
merespon working prototype yang ada, menganalisa dan memperbaiki
modul-modul yang dirancang menggunakan perangkat lunak berdasarkan
respon pengguna. Hal ini sebagaimana yang diutarakan oleh (Kendall &
17
Kendall, System Analysis and Design 8th Eidtion 2010): “The RAD
design workshop phase is a design an refine phase that can best be
chararterized as a workshop. When you imagine a workshop, you know
that participation is intense, not passive, and that it is typically hands on.
During the RAD design workshop, users respond to actual working
prototypes and analysts designed modules (using some of the software
tools mentioned later) based on user re-sponses”.
3. Implementation. Berdasarkan fase sebelumnya, diketahui bahwa selama
workshop design, seorang penganalisis dan pengguna bekerja bersama
secara intensif untuk membuat desain bisnis proses atau aspek-aspek
non-teknis dari aplikasi. Segera setelah aspek-aspek tersebut disepakati
dan sistem telah dibangun dan diperbaiki, aplikasi yang baru tersebut
diuji coba dan ditampilkan kepada organisasi untuk mendapatkan respon.
Hal ini sebagaimana diutarakan oleh (Kendall & Kendall, System
Analysis and Design 8th Eidtion 2010): ”...analysts are working with
user intensely during the workshop to design the bussiness or
nontechnical aspects of the system. As soon as these aspects are agreed
on and the systems are built and refined, the new system or part of
systems are tested and then introduced to the organization”.
1.9 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dan penyusunan laporan penelitian skripsi ini dengan
urutan sebagai berikut:
18
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,
perumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat
penelitian, metodologi penelitian, metodologi pengembangan
sistem dan sistematika penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan secara singkat teori-teori yang digunakan atau
dasar dari penulisan penelitian skripsi ini.
BAB III. METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan penjelasan metode pengumpulan data dan
metode analisis dan perancangan sistem informasi yang digunakan
untuk menyusun laporann penelitian skripsi ini.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas mengenai penjelasan dan pembahasan dan
perancangan sistem menggunakan Unified Modelling Language
(UML), rancangan Interface Sistem Informasi Posyandu,
permasalahan selama penelitian serta solusi yang dilakukan
terhadap permasalahan tersebut.
19
BAB V. PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan yang
merupakan salah satu poin yang menjawab rumusan masalah dari
apa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya serta saran yang
berkaian dengan batasan masalah untuk perkembangan penelitian
dimasa mendatang.
20
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Rancang Bangun Sistem
2.1.1 Pengertian Rancang
Perancangan merupakan salah satu hal yang penting dalam membuat
program. Adapun tujuan dari perancangan ialah untuk memberi gambaran yang
jelas lengkap kepada pemrograman dan ahli teknik yang terlibat. Perancangan
harus berguna dan mudah dipahami sehingga mudah digunakan.
Menurut (Pressman, 2015) perancangan adalah langkah pertama dalam
fase pengembangan rekayasa produk atau sistem. Perancangan itu adalah proses
penerapan berbagai teknik dan prinsip yang bertujuan untuk mendefinisikan
sebuah peralatan, satu proses atau satu sistem secara detail yang membolehkan
dilakukan realisasi fisik.
2.1.2 Pengertian Bangun
Menurut (Pressman, 2015) pengertian pembangunan atau bangun sistem
adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki
sistem yang telah ada baik secara keseluruhan maupun bagian.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Rancang Bangun adalah penggambaran,
perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang
terpisah kedalam suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Dengan demikian
pengertian rancang bangun merupakan kegiatan menerjemahkan hasil analisa ke
dalam bentuk paket perangkat lunak kemudian menciptakan sistem tersebut atau
memperbaiki sistem yang sudah ada.
21
2.1.3 Pengertian Rancang Bangun
Perancangan atau rancang merupakan serangkaian prosedur untuk
menerjemahkan hasil analisis dan sebuah sistem kedalam bahasa pemrograman
untuk mendeifinisikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem
diimplementasikan. Sedangkan pengertian pembangunan atau bangun sistem
adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki
sistem yang telah ada baik secara keseluruhan maupun sebagian (Pressman,
2015).
2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.2.1 Pengertian Sistem
Sistem menurut (O’Brien & Marakas, 2010) adalah kumpulan komponen
yang saling berhubungan dengan batasan yang jelas, dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output dalam suatu
proses transformasi yang terorganisasi. Dalam sistem terdapat 3 komponen dasar
yang terdapat didalamnya, seperti:
1. Input, memasukkan elemen-elemen (data mentah) yang akan di proses
2. Process, proses transformasi input menjadi output
3. Output, mengirimkan elemen-elemen (data mentah) yang telah di proses
ke tujuannya.
2.2.2 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai ciri-ciri karakteristik yang terdapat pada
sekumpulan elemen yang harus dipahami dalam mengidentifikasi pembuatan
22
sistem. Adapun karakteristik sistem (Hutahaen, 2015) yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
1. Komponen Sistem (Components System)
Sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan
bekerjasama untuk membentuk satu kesatuan. Komponen sistem dapat
berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
2. Batasan Sistem (Boundary)
Daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya atau
dengan lingkungan luar dinamakan dengan batasan sistem. Batasan sistem
ini memungkinkan sistem dipandang sebagai satu kesatuan dan juga
menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan (Environment)
Apapun yang berada di luar batas dari sistem dan mempengaruhi
sistemtersebut dinamakan dengan lingkungan luar sistem. Lingkungan luar
yang bersifat menguntungkan wajib dipelihara dan yang merugikan
harusdikendalikan agar tidak mengganggu kelangsungan sistem.
4. Penghubung (interface) Antar Komponen
Media penghubung diperlukan untuk mengalirkan sumber-sumber daya
darisub sistem ke sub sistem lainnya dinamakan dengan penghubung
sistem.
23
5. Masukan (input)
Energi yang dimasukkan ke dalam sistem dinamakan dengan masukan
sistem(input) dapat berupa perawatan dan masukan sinyal. Perawatan ini
berfungsiagar sistem dapat beroperasi dan masukan sinyal adalah energi
yang diprosesuntuk menghasilkan keluaran (output).
6. Keluaran (output)
Hasil dari energi yang telah diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran
yangberguna dinamakan dengan keluaran sistem (output). Informasi
merupakancontoh keluaran sistem.
7. Pengolah Sistem
Untuk mengolah masukan menjadi keluaran diperlukan suatu pengolah
yang dinamakan dengan pengolah sistem.
8. Sasaran Sistem
Sistem pasti memiliki tujuan atau sasaran yang sangat menentukan input
yang dibutuhkan oleh sistem dan keluaran yang dihasilkan.
2.2.3 Pengertian Informasi
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi
penerimanya dan nyata, berupa nilai yang dapay dipahami didalam keputusan
sekarang maupun masa depan(Davis, 2013).
Data adalah fakta-fakta atau observasi mengenai fenomena fisik atau
transaksi bisnis. Lebih khusus lagi, data adalah ukuran objektif dari atribut
24
(karakteristik) dari entitas seperti orang-orang, tempat, benda, atau
kejadian(O’Brian, 2010).
2.2.4 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sekumpulan objek-objek yang saling terintegrasi
dan saling berelasi atau saling terhubung antar komponen dan dapat dilihat
sebagai satu kesatuan yang dibangun untuk mencapai tujuan yang diinginkan
(Sasongko, 2015).
Sistem informasi adalah suatu sistem didalam organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
piak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan(Jogiyanto, 2010).
2.2.5 Komponen Sistem Informasi
Menurut (Yakub, 2012) sistem informasi merupakan sebuah susunan yang
terdiri dari beberapa komponen atau elemen. Komponen-komponen dari sistem
informasi ini dapat digambarkan sebagai berikut ini :
1. Blok Masukan (input block), inout memiliki data yang masuk kedalam
sistem informasi, juga metode-metode untuk menangkap data yang
dimasukkan.
2. Blok Model (model block), blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika
dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang
tersimpan di basis data.
3. Blok Keluaran (output block), produk dari sistem informasi adalah
keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi
25
yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai
sistem.
4. Blok Teknologi (technology block), blok teknologi digunakan untuk
menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,
menghasilkan dan mengirimkan keluaran dari sistem secara keseluruhan.
Teknologi terdiri dari tiga bagian utama, yaitu; teknisi (brainware),
perangakat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).
5. Basis Data (database block), basis data merupakan kumpulan dari data
yang saling berhubungan satu sama lainnya, tersimpan di perangkat keras
komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
2.2.6 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Informasi
Secara konseptual siklus pengembangan sebuah sistem informasi adalah
sebagai berikut (Ladjamudin, 2013):
1. Analisis sistem
Menganalisis dan mendifinisikan masalah dan kemungkinan solusinya
untuk sistem informasi dan proses organisasi.
2. Perancangan Sistem
Merancang sistem baru yang dapat meyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternnatif sistem yang
baik. Kegiatan yang dilakukan antara lain merancang output, input,
struktur file, program, prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak yang
diperlukan untuk mendukung sistem informasi.
26
3. Programming dan Testing Sistem
Pada tahap ini dilakukan perancangan algoritma dengan menggunakan
pseudocode yang ditulis dalam bahasa Indonesia terstruktur/bahasa Inggris
terstruktur. Perancangan algoritma sebaiknya dilakukan dengan
menggunakan pendekatan Top-Down (Pemrograman Modular). Setelah
selesai pembuatan algoritma, maka dibuatlah program aplikasi dengan
menggunakan bahasa pemrograman terpilih.
4. Implementasi Sistem
Beralih dari sistem lama ke sistem baru. Kegiatan yang dilakukan adalah
melakukan pelatihan dan panduan seperlunya.
5. Operasi dan Perawatan
Mendukung operasi sistem informasi dan melakukan perubahan atau
tambahan fasilitas.
6. Evaluasi Sistem
Merupakan tahap akhir untuk mengevaluasi sejauh mana sistem telah
dibangun dan seberapa bagus sistem telah dioperasikan.
2.2.7 Klasifikasi Sistem Informasi
Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dan
komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap
kasusyang terjadi di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu sistem dapat
diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang. Adapun klasifikasi sistem menurut
(Hutahaen, 2015) diuraikan sebagai berikut:
27
1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide
yangtidak tampak secara fisik, misalnyasistem telogi. Sedangkan sistem
fisikdiartikan sebagai sistem yang nampak secara fisik sehingga setiap
mahlukdapat melihatnya, misalnya sistem komputer.
2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem alamiah merupakan sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak
dibuat oleh manusia, misalnya sistem tata surya, sistem galaksi, sistem
reproduksi dan lain-lain. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan
sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan yang melibatkan
interaksi manusia, misalnya sistem akuntansi, sistem informasi, dan lain-
lain.
3. Sistem Deterministik dan Sistem Probabilistik
Sistem deterministik merupakan sistem yang beroperasi dengan tingkah
lakuyang sudah dapat diprediksi. Interaksi bagian-bagiannya dapat
dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan,
misalnya sistem komputer, adalah contoh sistem yang tingkah lakunya
dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan.
Sedangkan sistem probabilistik merupakan sistem yang kondisi masa
depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas,
misalnya sistem manusia.
4. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup
28
Sistem terbuka merupakan sistem yang berhubungan dan terpengaruh
dengan lingkungan luarnya. Lebih sepesifik dikenal juga yang disebut
dengan sistem terotomasi, yang merupakan bagian dari sistem buatan
manusia dan beriteraksi dengan kontrol oleh satu atau lebih komputer
sebagai bagian dari sistem yang digunakan dalam masyarakat modern.
Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem
lainnya, misalnya sistem kebudayaan manusia. Sedangkan sistem tertutup
merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan
lingkungan luarnya. Sistem inibekerja secara otomatis tanpa danya campur
tangan dari pihak luar. Secara teoritis sistem tersebut ada, tetapi
kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada
hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar
tertutup).
2.3 Posyandu
2.3.1 Pengertian Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011).
Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu adalah suatu upaya
mensinergikan berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat meliputi perbaikan
29
kesehatan dan gizi, pendidikan dan perkembangan anak, peningkatan ekonomi
keluarga, ketahanan pangan keluarga dan kesejahteraan sosial. UKBM adalah
wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan
masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan
dari petugas Puskesmas, intas sektor dan lembaga terkait lainnya. Pemberdayaan
masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non instruktif, guna
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu
mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan
dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatka potensi setempat (Kemenkes,
2011).
2.3.2 Tujuan Posyandu
Tujuan Posyandu menurut (Kemenkes, 2011) adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum:
Menunjang percepatan Angka Kematian Ibu (AKI), angka kematian
bayi (AKB), dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di
Indonesia melalui pemberdayaan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan peran masyaarakat dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI,
AKB, dan AKABA.
b. Meningkatkan peran lintas sektor dalam penyelenggaraan
Posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan
AKABA.
30
c. Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar,
terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, AKABA.
2.3.3 Sasaran Posyandu
Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat (Kemenkes, 2011),
utamanya:
1. Bayi
2. Anak Balita
3. Ibu Hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
3 Manfaat Posyandu
Manfaat Posyandu menurut (Kemenkes, 2011) adalah sebagai berikut:
1) Bagi Masyarakat
a) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan
pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan
AKI dan AKB.
b) Memperoleh bantuan secara professional dalam pemecahan
masalah kesehatan terutama terkait kesehatan ibu dan anak.
c) Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpdu kesehatan dan
sector lain terkait.
2) Bagi Kader, Pengurus Posyandu dan Tokoh Masyarakat
a) Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan
yang terkait dengan penurunan AKI dan AKB.
31
b) Dapat mewujudkan aktualisasi dalam membantu masyarakat
menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI
dan AKB.
3) Bagi Puskesmas
a) Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
b) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.
c) Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana melalui pemberian
pelayanan secara terpadu.
4) Bagi Sektor Lain
a) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah sektor terkait dengan upaya penurunan AKI dan AKB
sesuai kondisi setempat.
b) Meninggkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara
terpadu sesuai dengn tugas pokok seksi masing-masing sektor.
4 Tingkatan Dalam Posyandu
Secara umum, Posyandu dibedakan atas empat tingkat, sebagai berikut:
1) Posyandu Pertama
Posyandu pertama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai
oleh kegiatan bulana Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah
kader sangan terbatas yakni kurang dari 5 orang (Kemenkes, 2011).
32
2) Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader
sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanta
(KIA, KB, imunisasi, peningkatan gizi, penanggulangan diare) masih
rendah, yaitu kurang dari 50% (Kemenkes, 2011).
3) Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader
sebanyak 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya (KIA,
KB, imunisasi, peningkatan gizi, penanggulangan diare) lebih dari 50%,
mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh
sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat
yangpesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% kepala keluarga di
wilayah kerja Posyandu (Kemenkes, 2011).
4) Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader
sebanyak 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatannya (KIA, KB,
imunisasi, peningkatan gizi, penanggulangan diare) lebih dari 50%,
mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh
sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang
33
pesertanya lebih dari 50% kepala keluarga yang bertempat tinggal di
wilayah kerja Posyandu (Kemenkes, 2011).
5 Mekanisme Pelayanan Posyandu
Jenis aktivitas Posyandu dilakukan dalam sistem lima meja menurut
(Kemenkes, 2011) yaitu:
a) Meja I adalah pendaftaran, dimana semua pengunjung Posyandu
(balita, ibu hamil, ibu menyusui, wanita usia subur (WUS) harus
didaftar dahulu sebelum pelayanan, dimana meja 1 terdapat Kartu
Menuju Sehat (KMS) balita, Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil,
register balita, ibu hami dan wanita usia subur (WUS).
b) Meja II adalah penimbangan, dimana dilakukan kegiatan
penimbangan kepada semua balita yang hadir dan ibu hamil.
Pengunjung yang ditimbang diberi secarik kerta tempat mencatat
hasil penimbangan dan diberikan ke meja III. Adapun alat yang
digunakan untuk menimbang adalah dacin untuk balita dan
timbangan injak untuk ibu hamil.
c) Meja III adalah dilakukan kegiatan pencatatan hasil penimbangan
dan dimasukkan ke Sistem Informasi Posyandu dan ke dalam KMS.
d) Meja IV adalah penyuluhan kepada ibu balita sesuai dengan keadaan
balita da ibu hamil dan terdapat Paket Pertolongan Gizi (PPG) yaitu
oralit, tablet tambah darah, Vitamin A dosis tinggi.
34
e) Meja V adalah tempat petugas kesehatan memberikan pelayanan
kesehatan seperti imunisasi Bayi dan ibu hamil, Keluarga Berencana
(KB), pemeriksaan ibu hamil.
6 Jenis Pemanfaatan Posyandu Balita
Jenis pemanfaat posyandu balita meliputi (Kemenkes, 2011):
a) Pos Penimbangan Balita
Pos yang kegiatannya meliputi penimbangan untuk memantau
pertumbuhan anak, perhatian harus diberikan secara khusus terhadap
anak yang selama tiga kali penimbangan pertumbuhannya tidak
cukup naik sesuai umurnya (lebih rendah dari 200 gram/bulan) dan
anak yang pertumbuhannya berada di bawah garis merah KMS.
b) Pos Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada
petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan terhadap balita
disesuaikan dengan program. Imunisasi yang diberikan terdiri dari
imunisasi BCG untuk mencegah penyakit TBC,imunisasi BDT untuk
mencegah penyakit difteri, pertussis, tetanus, imunisasi polio untuk
mencegah penyakit kelumpuhan, imunisasi campak untuk mencegah
penyakit hepatitis.
c) Pos Kesehatan
Pemantauan kesehatan anak di Posyandu ditujukan untuk memantau
pertumbuhan (growth monitoring) yaitu suatu kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus (berkesinambungan) dan teratur
35
untuk mengidentifikasi secara dini bila ada gangguan keseimbangan
gizi pada anak. Pemantauan pertumbuhan merupakan kegiatan
penting dalam rangka kewaspadaan gizi atau disebut dengan
surveilans gizi (Kemenkes, 2011). Dimana kegiatan dari pos ini
meliputi pertama, pemeliharaan kesehatan bayi dan balita malalui
pelayanan gizi yang dilakukan oleh kader yang pelayanannya
meliputi deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi,
pemberian PMT dan vitamin A. Kedua, pencegahan terhadap
penyakit dengan adanya penyuluhan tentang perilaku hidup sehat,
penyuluhan tentang diare dan pemberian oralit. Ketiga, adanya
pengobatan penyakit.
7 Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaat
Posyandu
Menurut (Kemenkes, 2011), rendahnya pemanfaatan pelayanan
kesehatan Posyandu dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:
1. Jarak jauh
2. Biaya yang tidak terjangkau
3. Tidak tau adanya suatu kemampuan fasilitas (factor informasi)
4. Tradisi yang menghambat pemanfaatan fasilitas (factor budaya).
2.4 Konsep Kader Posyandu
2.4.1 Pengertian
Kader adalah seseorang yang karena kecakapannya atau kemampuannya
diangkat, dipilih, atau ditunjuk untuk mengambil peran dalam kegiatan dan
36
pembinaan Posyandu, dan telah mendapat pelatihan tentang KB dan Kesehatan
(Kemenkes, 2011).
Syarat-syarat untuk memilih calon kader menurut (Kemenkes, 2011)
adalah dapat membaca dan menulis dengan bahasa Indonesia, secara fisik dapat
melaksanakan tugas-tugas sebagai kader, mempunya penghasilan sendiri dan
tinggal tetap di desa yang bersangkutan, aktif dalam kegiatan-kegiatan social
maupun pembangunan desanya, dikenal masyarakat dan dapat bekerjasama
dengan masyarakat calon kader lainnya dan berwibawa, sanggup membina paling
sedikit 10 KK (Kepala Keluarga) untuk meningkatkan keadaan kesehatan
lingkungan diutamakan mempunyai keterampilan.
Sesuai dengan Intruksi Menteri Dalam Negri No. 9 tahun 1990 ada dua
kategori kader, yaitu:
1. Kader Pembangunan Desa (KPD) yaitu orang yang mempunyai
kemampuan bekerjasama secara sukarela untuk kepentingan
pembangunan desanya yang mempunyai jiwa pelopor, pembaharu dan
penggerak pembangunan di desa keseluruhan. KPD merupakan kader
yang bersifat umum yang memperoleh pengetahuan dan keterampilan
dasar melalui latihan kader pembangunan desa.
2. Kader teknis yaitu kader pembangunan desa yang memiliki pengetahuan
dan keterampilan teknis tertentu dari sektor pembangunan yang
merupakan “tenaga spesialis” dan dibina oleh suatu instansi atau lembaga
kemasyarakatan.
37
2.4.2 Tugas Kader Posyandu
Adapun yang menjadi tugas Kader Posyandu menurut (Kemenkes, 2011)
adalah sebagai berikut:
1. Pertama, sebelum hari pelaksanaan Posyandu meliputi kegiatan pencatatan
sasaran yaitu pada bayi dan balita, ibu hamil, ibu menyusui dan PUS,
pemberitahuan sasaran kegiatan Posyandu pada ibu yang mempunyai bayi
dan balita, ibu hamil, ibu menyusui dan PUS.
2. Kedua, kegiatan pada hari Posyandu meliputi kegiatan pendaftaran pada
pengunjung, penimbangan terhadap bayi dan balita, pencatatan KMS bayi
dan balita, penyuluhan pada ibu yang mempunyai bayi dan balita, ibu
hamil dan menyusui dan PUS, pemberian alat kontrasepsi, pemberian
vitamin.
3. Ketiga, kegiatan sesudah hari Posyandu meliputi kegiatan pencatatan dan
pelaporan, mendatangi sasaran yang tidak hadir, mendatangi sasaran yang
mempunyai masalah untuk diberikan penyuluhan, menentukan tindak
lanjut kasus (rujukan) yang mempunyai masalah setelah diperiksa dan
tidak bisa ditangai oleh kader.
2.5 Monitoring
Menurut (Hikmat, 2010) monitoring adalah roses pengumpulan dan
analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan
berkelanjutan tentang kegiatan atau program sehingga dapat dilakukan tindakan
koreksi untuk penyempurnaan program atau kegiatan itu selanjutnya. Monitoring
adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai kesadaran tentang apa yang
38
ingin diketahui, pemantauan berkadar tingkat tinggi dilakukan agar dapat
membuat pengukuran melalui waktu yang menunjukkan pergerakan ke arah
tujuan atau menjauh dari itu. Monitoring akan memberikan informasi tentang
status dan kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan
berulang dari waktu kewaktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan
tertentu, untuk memeriksa terhadap proses berikut objek atau untuk mengevaluasi
kondisi atau kemajuan menuju tujuan hasil manajemen atas efek tindakan dari
beberapa jenis antara lain tindakan untuk mempertahankan manajemen yang
sedangberjalan. Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan
pengukuran kemajuan atas objektif program. Memantau perubahan yang fokus
pada proses dan keluaran.
2.6 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data merupakan suatu proses
ppengadaan data primer yang diperlukan dalam melakukan penelitian (Nazir,
2013).
Menurut (Jogiyanto, 2010) teknik pengumpulan data dalam pengambilan
sampelnya dibagi menjadi 7 antara lain teknik observasi, wawancara dan studi
waktu serta gerak (dilakukan secara pengamatan langsung di studi kasus dan di
lapangan), teknik eksperimen dan simulasi (dilakukan secara pengamatan
langsung untuk mendapatkan data laboratorium), teknik survey (dilakukan untuk
mendapatkan data opini individu), teknik delphi (dilakukan untuk mendapatkan
data opini group), teknik analisa (dilakukan untuk mendapatkan data arsip
39
primer), teknik pengambilan basis data (dilakukan untuk mendapatkan data arsip
sekunder), dan teknik model matematik (dilakukan secara analitikal untuk
mendapatkan data logic periset). Sedangkan secara umum metode pengumpulan
data dapat dibagi menjadi tiga kelompok (Nazir, 2013), yaitu metode pengamatan
langsung, metode menggunakan pertanyaan dan metode khusus.
2.6.1 Observasi
Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data
primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya (Jogiyanto, 2010).
Sedangkan menurut (Nazir, 2013), pengumpulan data dengan observasi langsung
atau pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan
mata tanpa ada alat pertolongan standar lain untuk keperluan tersebut. Dapat
disimpulkan berdasarkan kedua definisi tersebut bahwa observasi merupakan
teknik untuk mengambil data dengan menggunakan data visual melalui
pengamatan objek penelitian secara langsung.
2.6.2 Wawancara
Wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari
responden (Jogiyanto, 2010). Wawancara dapat berupa wawancara personal (tatap
muka langsung dengan responden), wawancara intersep (responden dipilih di
lokasi umum), dan wawancara telepon. Sedangkan menurut (Nazir, 2013),
wawancara adalah proses memperoleh ketarangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab, bertatap muka antara pewawancara dengan penjawab atau
responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara).
40
2.6.3 Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan suatu teknik pengumpulan data atau analisa
data dengan cara memperoleh informasi dari penelitian terdahulu, tanpa
memperdulikan sebuah penelitian menggunakan data primer atau sekunder,
apakah penelitian tersebut menggunakan penelitian lapangan ataupun
laboratorium atau museum (Nazir, 2013).
2.7 Model Pengembangan Sistem
2.7.1 Waterfall
Menurut (Pressman, 2015), model waterfall adalah model klasik yang
bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software. Nama lain dari model
ini sebenarnya adalah “Linear Sequential Model”. Model ini sering disebut juga
dengan “classic life cycle” atu metode waterfall. Model ini termasuk kedalam
model generic pada rekayasa perangkat lunak dan pertama kali diperkenalkan oleh
Winston Royce sekitar tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi
merupakan model yang paling banyak dipakai dalam Software Engineering (SE).
Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan berurutan. Disebut dengan
waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap
sebelumnya dan berjalan berurutan.
41
Gambar 2. 1 Waterfall Menurut (Pressman, 2015)
Fase-fase dalam waterfall Model menurut (Pressman, 2015) :
a. Communication (Project Initation & Requirements Gathering)
Sebelum memulai pekerjaan yang bersiftat teknis, sangan diperlukan
adanya komunikasi dengan customer demi memahami dan mencapai
tujuan yang ini dicapai. Hasil dari komunikasi tersebut adalah inisialisasi
proyek, seperti menganalisis permasalahan yang dihadapi dan
mengumpulkan data-data yang diperlukan, serta membantu
mendeifinisikan fitu dan fungsi software. Pengumpulan data-data
tambahan bisa juga diambil dari jurnal, artikel, dan internet.
f. Planning (Estimating, Scheduling, Tracking)
Tahap berikutnya adalah tahapan perencanaan yang menjelaskan tentang
estimasi tugas-tugas teknis yang akan dilakukan, resiko-resiko yang dapat
terjadi, sumber daya yang diperlukan dalam membuat sistem, produk kerja
yang ingin dihasilkan, penjadwalan kerja yang akan dilaksanakan, dan
tracking proses pengerjaan sistem.
42
g. Modeling (Analysis & Design)
Tahapan ini adalah tahap perancangan dan permodelan arsitektur sistem
yang berfokus pada perancangan struktur data, arsitektur software,
tampilan interface, dan algoritma program. Tujuannya untuk lebih
memahami gambaran besar dari apa yang akan dikerjakan.
h. Construction (Code & Test)
Tahapan Construction ini merupakan proses penerjemahan bentuk desain
menjadi kode atau bentuk/bahasa yang dapat dibaca oleh mesin. Setelah
pengkodean selesai, dilakukan pengujian terhadap sistem dan juga kode
yang sudah dibuat. Tujuannya untuk menemukan kesalahan yang mungkin
terjadi untuk nantinya diperbaiki.
i. Deployment (Delivery, Support, Feedback)
Tahapan Deployment merupakan tahapan implementasi software ke
customer, pemeliharaan software secara berkala, perbaikan software,
evaluasi software, dan pengembangan softwareberdasarkan umpan balik
yang diberikan agar sistem dapat tetap berjalan dan berkembang sesuai
dengan fungsinya.
Keuntungan menggunakan metode waterfall adalah prosesnya lebih
terstruktur, hal ini membuat kualitas software baik dan tetap terjaga. Dari sisi user
juga lebih menguntungkan, karena dapat merencanakan dan menyiapkan
kebutuhan data dan proses yang diperlukan sejak awal. Penjadwalan juga menjadi
43
lebih menentu, karena jadwal setiap proses dapat ditentukan secara pasti.
Sehingga dapat dilihat jelas target penyelesaian pengembangan program. Dengan
adanya urutan yang pasti, dapat dilihat pula perkembangan untuk setiap tahap
secara pasti. Dari sisi lain, model ini merupakan jenis model yang bersifat
dokumen lengkap sehingga proses pemeliharaan dapat dilakukan dengan mudah.
Kelemahan menggunakan metode waterfall adalah bersifat kaku, sehingga
sulit melakukan perubahan di tengah proses. Jika terdapat kekurangan
proses/prosedur dari tahap sebelumnya, maka tahapan pengembangan harus
dilakukan mulai dari awal lagi. Hal ini akan memakan waktu yang lebih lama.
Karena jika proses sebelumnya belum selesai sampai akhir, maka proses
selanjutnya juga tidak dapat berjalan. Oleh karena itu, jika terdapat kekurangan
dalam permintaan user maka proses pengembangan harus dimulai kembali dari
awal. Karena itu, dapat dikatakan proses pengembangan software dengan metode
waterfall bersifat lambat.
Kelemahan lainnya menggunakan metode waterfall adalah membutuhkan
daftar kebutuhan yang lengkap sejak awal. Tetapi, biasanya jarang sekali
customer yang dapat memenuhi itu. Untuk menghindari pengulangan tahap dari
awal, user harus memberikan seluruh prosedur, data, dan laporan yang diinginkan
mulai dari tahap awal pengembangan. Tetapi pada banyak kondisi, user sering
melakukan permintaan di tahap pertengahan pengembangan sistem. Dengan
metode ini, maka development harus dilakukan mulai lagi dari tahap awal. Karena
development disesuaikan dengan desain hasil user pada saat tahap pengembangan
awal. Di sisi lain, user tidak dapat mencoba sistem sebelum sistem benar-benar
44
selesai. Selain itu, kinerja personil menjadi kurang optimal karena terdapat proses
menunggu suatu tahap selesai terlebih dahulu. Oleh karena itu, seringkali
diperlukan personil yang “multi-skilled” sehingga minimal dapat membantu
pengerjaan untuk tahapan berikutnya.(Pressman, 2015)
2.7.2 RAD (Rapid Application Development)
RAD (Rapid Application Development) adalah model proses
pengembangan perangkat lunak yang bersifat inkremental terutama untuk waktu
pengerjaan yang pendek. Model RAD adalah adaptasi dari model air terjun untuk
pengembangan setiap komponen perangkat lunak.
Jika kebutuhan perangkat lunak dipahami dengan baik dan lingkup
perangkat lunak dibatasi dengan baik sehingga tim dapat menyelesaikan
pembuatan perangkat lunak dengan waktu yang pendek (Rosa & Shalahuddin,
2014).
RAD (Rapid Application Development) adalah suatu pendekatan
berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu metode
pengembangan serta perangkat-perangkat lunak. Terdapat tiga (3) fase dalam
pengembangan aplikasi menggunakan RAD (Kendall & Kendall, 2010), seperti
terlihat pada gambar 2.1.
1. Fase Perencanaan Syarat
Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk
mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk
mengidentifikasi syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari
tujuan-tujuan tersebut. Orientasi dalam fase ini ialah menyelesaikan
45
masalah-masalah perusahaan. Meskipun teknologi informasi dan
sistem bisa mengarahkan sebagian dari sistem yang diajukan,
fokusnya akan selalu tetap pada upaya pencapaian tujuan-tujuan
perusahaan.
2. Workshop Desain
Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang
bisa digambarkan sebagai workshop. Dalam fase ini penganalisis dan
pemrogram dapat berkeja membangun dan menunjukkan
representasi visual desain dan pola kerja kepada pengguna. Selama
workshop desain, pengguna merespon working prototipe yang ada
dan penganalisis memperbaiki modul-modul yang dirancang
berdasarkan respon pengguna.
3. Implementasi
Dalam fase implementasi, penganalisis bekerja dengan para
pengguna secara intens selama workshop untuk merancang aspek-
aspek bisnis dan nonteknis dari perusahaan. Sesudah aspek-aspek ini
disetujui dan sistem-sistem dibangun dan disaring, sistem-sistem
baru atau bagian dari sistem diuji coba dan kemudian diperkenalkan
kepada organisasi.
46
Gambar 2. 2 Fase-fase Rapid Application Development
(Sumber: Kendall & Kendall, 2010)
2.7.3 Keunggulan dan Kelemahan RAD
Menurut (Pressman, 2015), beberapa kelebihan yang dimiliki model
RAD antara lain:
1. Siklus dan fase pengembangan sistem yang relatif cepat.
2. Memiliki fleksibilitas tinggi karena dibangun atas dasar modularisasi
dimana pengembang dapat mendesain ulang atau me-reuse modul dan
bersifat life cycles.
Adapun kelemahan dari metode RAD menurut (Kendall & Kendall,
2010) antara lain:
1. Analis biasanya selalu terburu-buru.
2. Detail analisis dan dokumentasi kurang sehingga menyebabkan
programmer sulit untuk memahami maksud dan arah pemrograman
modul yang dikerjakannya.
3. Terjadi beban tugas yang cukup berat karena para programmer beserta
system analyst dituntut untuk menguasai kemampuan-kemampuan baru
47
sementara pada saat yang bersamaan diminta untuk mengembangkan
sistem.
Menurut (Rosa & Shalahuddin, 2014), model RAD memiliki
kelemahan sebagai berikut:
1. Untuk pembuatan sistem perangkat lunak dengan skala besar maka
model RAD akan memerlukan sumber daya manusia yang cukup
besar untuk membentuk tim-tim yang mengembangkan komponen-
komponen.
2. Jika tidak ada persetujuan untuk mengembangkan perangkat lunak
secara dengan cepat (rapid) maka proyek dengan model ini akan
gagal karena hanya akan bingung mendefinisikan kebutuhan
pelanggan (customer) atau user.
3. Jika sistem perangkat lunak yang akan dibuat tidak bisa
dimodulkan (dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok) maka model
RAD tidak dapat digunakan untuk membuat sistem perangkat
lunak ini karena terlalu banyak campur tangan antar tim. Model
RAD tidak cocok digunakan untuk sistem perangkat lunak yang
memiliki resiko teknis sangat tinggi, misalnya menggunakan
teknologi baru yang belum banyak dikenal dan dikuasai
pengembang.
2.8 Unified Modelling Language (UML)
Menurut (Nugroho, 2010), ”UML (Unified Modeling Language) adalah
bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma
48
(berorientasi objek).” Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk
penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa
sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami. UML memiliki banyak diagram
agar dapat memodelkan sistem secara akurat, karena dalam pembuatan suatu
sistem terdapat sejumlah pihak yang berkepentingan pada aspek-aspek yang
berlainan dari sistem. Oleh karena itu dengan adanya diagram-diagram pada UML
yang mempunyai fungsi masing-masing sesuai bidang dari pihak-pihak yang
terlibat dalam pembuatan sistem, maka pihak-pihak yang terlibat dapat memahami
informasi yang ingin disampaikan dari suatu pihak menuju pihak lainnya.
Meskipun UML mempunyai banyak diagram, tetapi tidak semua diagram harus
digunakan dalam pembuatan suatu sistem. Berikut ini penjelasan beberapa bagian
dalam pembuatan pemodelan UML yang digunakan.
2.8.1 Use Case Diagram
Gambar 2. 3 Contoh Use Case Diagram
Use case (Satzinger, Jackson, & Burd, 2010) merupakan suatu aktivitas
yang dilakukan oleh sistem, biasanya merupakan sebuah respon untuk permintaan
49
dari pengguna sistem. (Satzinger et al., 2010) menjelaskan bahwa aktor tidak
selalu sama dengan sumber dari peristiwa di event table karena aktor di use case
merupakan orang yang berinteraksi dengan sistem yang mana sistem harus
meresponnya. Suatu Use Case Diagram memiliki komponen berupa:
a) Stereotype.
Menyediakan informasi tetnang peranan dari elemen tanpa menyebutkan
implementasinya. Digunakan untuk menggambarkan Use Case
dependency, class, packagedan classifier. Stereotype merupakan notasi,
dimana dalam diagram dituliskan denganguillemet “<<…>>”.
b) Actor.
Mewakili pihak yang terlibat dalam suatu Use Case yang
terjadi. Actor dapat berupa manusia, sistem, dan device yang memiliki
peranan dalam keberhasilan operasi dari sistem.
c) Use Case.
Mengidentifikasikan fitur utama dari sistem. Tanpa Use case sistem tidak
dapat memenuhi permintaan actor. Use case mendefinisikan dan
menggambarkan tujuan yang harus dicapai oleh sistem.
d) Connector.
Merupakan penghubng antara actor dengan Use case. Ada beberapa
jenis connector, yaitu:
1. Asosiasi, mengidentifikasi interaksi antara setiap actor tertentu
dengan setiap use case tertentu. Tiap asosiasi menjadi dialog yang
harus dijelaskan dalam use case naratif. Asosiasi bisa berarah jika
50
komunikasi satu arah dan dapat juga tidak berarah jika komunikasi
terjadi ke dua arah.
2. Generalisasi, untuk mendefinisikan relasi antara dua actor atau
menambahkan sifat dari yang lainnya. Digambarkan menggunakan
garis bermata panah kosong dari yang menurunkan mengarah ke
yang diturunkan.
3. Dependensi, terdiri dari dua jenis yaitu:
a. Include, mengidentifikasi hubungan antar dua Use Case di mana
yang satu memanggil yang lain. Digambarkan dengan garis
putus-putus bermata panah dengan notasi <<include>> pada
garis. Arah mata panah sesuai dengan arah pemanggilan
(umumnya mengarah ke kanan).
b. Extend, terjadi jika pemanggilan memerlukan adanya kondisi
tertentu. Digambarkan serupa dengan dependensi <<include>>,
kecuali arah panah berlawanan menjadi <<extend>>.
51
2.8.2 Activity Diagram
Gambar 2. 4 Contoh Activity Diagram
Menurut (Satzinger et al., 2010) Activity Diagram merupakan sebuah tipe
dari diagram workflow yang menggambarkan tentang aktivitas dari pengguna
ketika melakukan setiap kegiatan dan aliran sekuensial. Diagram ini penting
dalam pemodelan fungsi-fungsi dalam sistem dan memberi tekanan pada aliran
kendali antar objek.
2.8.3 Potensial Objek
Menentukan objek potensial merupakan pengidentifikasian object-object
pada kata benda yang terdapat pada daftar requirement yang diklasifikasikan pada
area (domain) permasalahan yang sama untuk dijadikan candidate class pada
class diagram.
52
Tabel 2. 1 Contoh Tabel Objek Potensial
Objek Potensial Berpotensi Alasan
Administrator Ya Data administrator
Pengunjung Ya Data Pengunjung
Username Tidak Atribut data user admin
Password Tidak Atribut data user admin
2.8.4 Class Diagram
Gambar 2. 5 Contoh Class Diagram
Diagram ini menunjukkan kelas objek yang menyusun sistem juga
hubungan antara kelas tersebut. Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek
dalam sistem dan berbagai macam hubungan dan interaksi diantara mereka.
53
2.8.5 Sequence Diagram
Gambar 2. 6 Contoh Sequence Diagram
Sequence Diagram menggambarkan interaksi antar objek di suatu
sistem. Sequence Diagram terdiri dari dimensi vertical dan horizontal, dimana
dimensi vertical tersebut adalah waktu dan dimensi horizontal adalah objek-objek
yang terkait. Sequence Diagram dapat menggambarkan skenario atau rangkaian
langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk
menghasilkan output tertentu.
54
2.9 Konsep Basis Data
2.9.1 Pengertian Basis Data
Basis data terdiri dari 2 kata, yaitu Basis dan Data. Basis kurang lebih
dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang/berkumpul.
Sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek
seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa,
konsep, keadaan dan sebagainya, yang mewujudkan dalam bentuk angka, huruf,
symbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya (Fathansyah, 2012).
Sebagai salah satu istilah, basis data (database) sendiri dapat
didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti:
1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang
diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan dengan
cepat dan mudah.
2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama
sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu,
untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
3. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam
media penyimpanan.
Basis data adalah sistem terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah
memelihara data yang sudah diolah atau informasi dan membuat informasi
tersedia saat dibutuhkan. Pada intinya basis data adalah media untuk penyimpanan
data agar dapar diakses dengan mudah dan cepat (Rosa, 2013).
55
Berdasarkan beberapa teori yang sudah dijabarkan oleh para ahli, dapat
disimpulkan bahwa basis data atau database merupakan suatu media
penyimpanan data yang terdiri dari kumpulan data yang saling berkaitan secara
logis, dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan sebuah organisasi.
2.9.2 Manajemen Basis Data (DBMS)
Menurut (Rosa & Salahuddin, 2011), DBMS (Database Management
System) atau dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai Sistem Manajemen
Basis Data adalah suatu sistem aplikasi yang digunkan untuk menyimpan,
mengola, dan menampilkan data suatu sistem aplikasi tersebut. Sedangkan
menurut (Kadir, 2014) Database Management System (DBMS) adalah perangkat
lunak yang digunakan untuk mengelola dan mengontrol pengaksesan database.
Suatu sistem aplikasi disebut DBMS jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Menyediakan fasilitas untuk mengelola akses data.
2. Mampu menangani integrase data.
3. Mampu mengangani akses data.
4. Mampu menangani backup data.
2.9.3 MySQL
MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal dan
banyak digunakan untuk membangun aplikasi web yang menggunakan database
sebagai sumber dan pengelolaan datanya. Kepopuleran MySQL antara lain karena
MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses database-nya
sehingga mudah untuk digunakan, kinerja query cepat, dan mencukupi untuk
kebutuhan database perusahaan-perusahaan skala mengengah. (Arief, 2011).
56
MySQL merupakan database yang pertama kali didukung oleh bahasa
pemrograman script untuk internet (PHP dan Perl). MySQL dan PHP dianggap
sebagai pasangan software pengembangan aplikasi web yang ideal. MySQL lebih
sering digunakan untuk membangun aplikasi berbasis web, umumnya
pengembang aplikasinya menggunakan bahasa pemrograman script PHP. (Arief,
2011)
2.9.4 PHPMyAdmin
PHPMyAdmin adalah suatu aplikasi berbasis GUI (Graphical User
Interface) yang digunakan untuk mengelola database MySQL. Aplikasi ini
berbasis web yang mempermudah pekerjaan seorang admin database di MySQL.
Ini karena beberapa pekerjaan admin yang berhubungan dengan kegiatan
operasional seperti input, edit, backup database, pembuatan tabel dapat dilakukan
dengan mudah di tool berbasis GUI.
2.10 Tools Pengembangan Sistem
2.10.1 PHP (Hypertext Preprocessor)
Menurut (Anhar, 2010) PHP adalah bahasa pemrograman web server-
side yang bersifat open source, PHP juga merupakan script yang terintegrasi
dengan HTML (Hypertext Modelling Language) dan berada pada server (server
side HTML embedded script). PHP juga merupakan script yang digunakan untuk
membuat halaman website yang sangat dinamis, yang berarti halaman tampilan
yang akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client.
PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf yang merupakan seorang
pemrogram C yang handal dari Greenland Denmark di tahun 1995, PHP diberi
57
nama FI (Form Interpreted) yang digunakan untuk mengelola form dari web. Pada
perkembangannya, kode-kode yang digunakan dirilis untuk umum sehingga mulai
banyak dikembangkan oleh programmer seluruh dunia. Tahun 1997 PHP dirilis
dengan versi 2.0, pada versi ini sudah terintegrasi dengan bahasa pemrograman C
dan sudah dilengkapi dengan modul sehingga kualitas kerja PHP lebih meningkat
secara signifikan. Ditahun yang sama sebuah perusahaan program bernama Zend
merilis ulang PHP dengan versi yang lebih baik dan lebih cepat.
Seiring berkembangnya jaman, ditahun 1994 PHP versi 4.0 mulai dirilis
dan versi ini paling banyak digunakan pada awal abad 21 karena PHP versi ini
sudah mampu membangun web secara kompleks dengan stabilitas kecepatan yang
tinggi.
Ditahun 2004 perusahaan program Zend merilis PHP lagi dengan versi
terbarunya 5.0 yang inti dari interpreter PHP mengalami perubahan besar. Versi
ini juga memasukkan model pemrograman berorientasi objek kedalam PHP untuk
menjawab perkembangan bahasa pemrograman kearah paradigm berorientasi
objek.
Bahasa pemrograman PHP sering digunakan karena PHP adalah bahasa
open source yang memiliki kesederhanaan dan memiliki beberapa fitur built-in
yang berfungsi untuk menangani kebutuhan standar dalam pembuatan aplikasi
web. PHP juga merupakan bahasa script yang paling mudah dipahami karena
memiliki beberapa referensi.
PHP dapat digunakan dalam berbagai sistem operasi seperti Unix,
Macntosh serta Windows. PHP dapat dijalankan secara runtime melalui console
58
serta dapa menjalankan perintah-perintah sistem. Open source artinya adalah
code-code PHP terbuka untuk umum dan tidak berbayar atas pmbelian dari
license. Web server yang mendukung PHP adalah Apache, IIS, Lighttpd, hingga
Xitami dengan konfigurasi yang relative mudah. Selain itu PHP juga dilengkapi
dengan berbagai macam pendukung lain seperti support langsung keberbagai
macam database seperti Oracle, MySQL, dan lain-lain.
2.10.2 Cascading Style Sheet (CSS)
Menurut (Riyanto, 2010) Cascading Style Sheets (CSS) merupakan salah
satu bahasa pemrograman web untuk mengendalikan beberapa komponen dalam
sebuah web sehingga akan lebih terstruktur dan seragam.
CSS dapat mengendalikan gambar, warna bagian tubuh pada teks, warna
tabel, ukuran border, warna border, warna hyperlink warna mouse over, spasi
antar paragraf, spasi antar teks margin kiri, kanan, atas, bawah dan parameter
lainnya. CSS adalah bahasa style sheet yang digunakan untuk mengatur tampilan
dokumen. Dengan adanya CSS memungkinkan kita untuk menampilkan halaman
yang sama dengan format yang berbeda.
CSS digunakan oleh penulis maupun pembaca halaman web untuk
menentukan warna, jenis huruf, tata letak dan berbagai aspek tampilan dokumen.
CSS digunakan terutama untuk memisahkan antara isi dokumen (yang ditulis
dengan HTMNL atau bahasa markup lainnya) dengan presentasi dokumen (yang
ditulis dengan CSS). Pemisahan ini dapat meningkatkan aksesibilitas isi,
59
memberikan lebih banyak keleluasaan dan kontrol terhadap tampilan dan
mengurangi kompleksitas serta pengulangan pada struktur isi.
2.10.3 Web
Web adalah salah satu aplikasi yang berisikan dokumen-dokumen
multimedia teks, gambar, suara, animasi, video) di dalamnya yang menggunakan
protocol HTTP (Hypertext Transfer Protocol) dan untuk mengaksesnya
menggunakan perangkat lunak yang disebut browser. (Arief, 2011).
2.10.4 XAMPP
Menurut (Nugroho, 2010) XAMPP adalah suatu bundel web server yang
populer digunakan di Windows karena kemudahan instalasinya. XAMPP adalah
perangkat lunak bebas, yang mendukung banyak system oprasi, merupakan
kompilasi dari beberapa program. Fungsi XAMPP adalah sebagai server yang
berdiri sendiri (localhost), yang terdiri beberapa program antara lain: Apache
HTTP Server, MySQL database, dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan
bahasa pemrograman PHP dan Perl. Nama XAMPP sendiri merupakan singkatan
dari X (empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP dan Perl. Program
ini tersedia dalam GNU General Public License dan bebas, merupakan web server
yang mudah untuk digunakan yang dapat menampilkan halaman web yang
dinamis.
MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data
SQL (database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user,
dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL
tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public
60
License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk
kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL.
PhpMyAdmin adalah perangkat lunak bebas yang ditulis dalam bahasa
pemrograman PHP yang digunakan untuk menangani administrasi MySQL
melalui WWW (World Wide Web). PhpMyAdmin mendukung berbagai operasi
MySQL, diantaranya (mengelola basis data, tabel-tabel, bidang , relasi, indeks,
pengguna, perijinan, dan lain-lain. Pada dasarnya, mengelola basis data dengan
MySQL harus dilakukan dengan cara mengetikkan baris-baris perintah yang
sesuai (command line) untuk setiap maksud tertentu. Jika seseorang ingin
membuat basis data (database), ketikkan baris perintah yang sesuai untuk
membuat basis data. Jika seseorang menghapus tabel, ketikkan baris perintah yang
sesuai untuk menghapus tabel. Hal tersebut tentu saja sangat menyulitkan karena
seseorang harus hafal dan mengetikkan perintahnya satu per satu.
2.11 Pengujian Sistem
2.11.1 Pengujian White-Box
2.11.1.1 Pengertian White-Box Testing
Menurut (Rizky, 2011), “White box testing secara umum merupakan jenis
testing yang lebih berkonsentrasi terhadap isi dari perangkat lunak itu sendiri”.
Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak
yang dibuat sehingga membutuhkanproses testing yang jauh lebih lama dan lebih
“mahal” dikarenakan membutuhkan ketelitian dari para tester serta kemampuan
teknis pemrograman bagi para testernya.
61
Berikut ini terdapat beberapa jenis white-box testing, terdiri atas:
1. Basis Path
Metode identifikasi yang berdasarkan pada jalur, struktur atau koneksi
yang ada dari suatu sistem ini biasa disebut juga sebagai branch testing,
karena cabang-cabang dari kode atau fungsi logika diidentifikasi dan dites,
atau disebut juga sebagai control-flow testing. Ada 2 bentut basis path
yaitu:
a. Zero Path, jalur penghubung yang tidak penting atau jalur pintas yang
ada pada suatu sistem.
b. One Path, jalur penghubung yang penting atau berupa proses pada
suatu sistem.
2. Cyclomatic Complexity
Merupakan metode white-box dengan melakukan pengukuran software
yang memberikan pengukuran kuantitatif dari kompleksitas logika
program. Pada konteks metode basis path testing, nilai yang dihitung bagi
cyclomatic complexity menentukan jumlah jalur-jalur yang independen
dalam kumpulan basis suatu program dan memberikan jumlah tes minimal
yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa semua pernyataan telah
dieksekusi sekurangnya satu kali. Jalur independen adalah tiap jalur pada
program yang memperlihatkan 1 kelompok baru dari pernyataan proses
atau kondisi baru.
3. Graph Matrix
62
Adalah matrik berbentuk segi empat sama sisi, dimana jumlah baris dan
kolom sama dengan jumlah node, dan identifikasi baris dan kolom sama
dengan identifikasi node, serta isi data adalah keberadaan penghubung
antar node (edges).
Berikut merupakan contoh pengujian White-box yang digambarkan dalam sebuah
flowgraph of purchasing property.
Gambar 2. 7 Contoh Pengujian White-box menggunakan Flowgraph Of Purchasing Property
Berdasarkan gambar diatas, jumlah jalur independen dapat dihitung melalui
kode, yaitu menggunakan metrik yang disebut nomor siklomatik yang didasarkan
pada teori grafik. Cara termudah untuk menghitung jumlah siklomatik adalah
dengan menghitung jumlah conditional / predikat dan tambahkan 1. Dalam
contoh di atas, ada lima conditional. Oleh karena itu, jumlah cyclomatic 6, dan
memiliki 6 jalur independen melalui kode. Jadi perhtungannya adalah sebagai
berikut:
63
1. 1-2-3-4-5-10 (properti yang dimiliki oleh orang lain, tidak mempunyai
uang untuk sewa)
2. 1-2-3-4-6-10 (properti yang dimiliki oleh orang lain, membayar sewa)
3. 1-2-3-10 (properti yang dimiliki oleh pemain)
4. 1-2-7-10 (properti yang tersedia, tidak memiliki cukup uang)
5. 1-2-7-8-10 (properti yang tersedia, punya uang, tidak ingin membelinya)
6. 1-2-7-8-9-10 (properti yang tersedia, punya uang, dan membelinya)
Kasus pengujian diatas memastikan bahwa setiap jalur yang akan
setidaknya diuji sekali. Jumlah siklomatik adalah batas bawah pada jumlah
kasus uji yang akan kita tulis. Uji kasus yang ditentukan dengan cara ini
adalah uji kasus yang digunakan dalam pengujian basis patch.
2.11.2 Pengujian Black-Box
Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak
yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang
perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat
isinya, tapi cukup dikenal proses testing di bagian luar (Rizky, 2011).
Kelebihan black box testing yaitu dapat menemukan cacat, sedangkan
kekurangan black box testing adalah tester tidak pernah yakin apakah perangkat
lunak tersebut benar-benar lolos uji. Beberapa teknik testing yang tergolong dalam
tipe ini antara lain:
64
1. Equivalence Particioning
Pada teknik ini, tiap input-an data dikelompokkan ke dalam grup
tertentu, yang kemudian dibandingkan output-nya.
2. Boundary Value Analysis
Merupakan teknik yang sangat umum digunakan pada saat awal
sebuah perangkat lunak selesai dikerjakan. Pada teknik ini,
dilakukan inputan yang melebihi dari batasan sebuah data. Sebagai
contoh, untuk sebuah inputan harga barang, maka dapat dilakukan
testing dengan menggunakan angka negatif. Jika perangkat lunak
berhasil mengatasi input-an yang salah tersebut, maka dapat
dikatakan teknik ini telah selesai dilakukan.
3. Cause Effect Graph
Dalam teknik ini, dilakukan proses testing yang menghubungkan
sebab dari sebuah input-an dan akibatnya pada output yang akan
dihasilkan.
4. Random Data Selection
Seperti namanya, teknik ini berusaha melakukan proses input-an
data dengan menggunakan nilai acak. Dari hasil input-an tersebut
kemudian dibuat sebuah tabel yang menyatakan validitas dari
output yang dihasilkan.
5. Feature Test
Pada teknik ini, dilakukan proses testing terhadap spesifikasi dari
perangkat lunak yang telah selesai dikerjakan. Misalkan pada
65
perangkat lunak sistem informasi akademik. Dapat dicek apakah
fitur untuk melakukan entri nilai telah tersedia, begitu dengan fitur
entri data siswa maupun entri data guru yang akan melakukan entri
nilai.
Kasus uji yang dibuat untuk melakukan pengujian black-box harus
dibuat dengan kasus benar dan kasus salah, misalkan untuk kasus proses
login maka kasus uji yang dibuat adalah sebagai berikut:
Tabel 2. 2 Tabel Contoh Skenario Pengujian Black-Box
No. Rancangan Proses Hasil yang Diharapkan Hasil
1. User memasukkan username
dan password benar
Sistem menerima akses
login, user akan dialihkan
ke halaman utama
Sesuai
2. User memasukkan username
dan password salah
Sistem akan menampilkan
halama peringatan
“Username atau Password
Salah!”
Sesuai
66
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Pengumpulan Data
Metodologi yang digunakan penulis dan informasi yang dibutuhkan
untuk membantu melakukan penelitian dan penyusunan laporan skirpsi ini sebagai
bahan untuk mendukung kebenaran uraian materi dan pembahasan, metode yang
digunakan adalah observasi, wawancara dan studi pustaka.
3.1.1 Observasi
Observasi yang dilakukan berupa pengambilan data dan peninjauan
langsung ke tempat penelitian, sehingga dapat dilihat kebutuhan aplikasi yang
akan dibangun, yang meliputi pengamatan terhadap perangkat lunak, perangkat
keras dan sebagainya. Peneliti melakukan observasi pada Kantor Puskesmas
Kramat Jati Divisi Kesmas Bagian Posyandu yang beralamat di Jl. Kerja Bakti
No. 1 RT 02/09, Kramat Jati. Observasi dilakukan bersamaan dengan proses
perancangan aplikasi. Kegiatan ini dilakukan dibawah pengawasan Ibu Rimbun
Simanjuntak. Pengamatan dilakukan setiap 2 kali se lama 1 bulan dalam jangka
waktu dari bulan Februari 2019 sampai dengan Marret 2019 mulai pukul 09.00
WIB – 16.00 wib. Hasil yang didapatkan dalam kegiatan pengamatan ini adalah.
3.1.2 Wawancara
Wawancara dilakukan dengan tanya jawab dengan pihak-pihak terkait,
dengan Ibu Rimbun Simanjuntak selaku pihak yang menangani bidang Kesehatan
Masyarakat khusunya menangani langsung Posyandu tingkat Kecamatan Kramat
Jati Kotamadya Jakarta Timur sekaligus user dari aplikasi sistem informasi yang
67
akan di analisis. Wawancara dilakukan selama kegiatan penelitian yang dilakukan
di Kantor Puskesmas Kramat Jati Jakarta Timur bidang Kesehatan Masyarakat
bagian Posyandu.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan informasi sebagai berikut:
1. Penjelasan secara singkat mengenai sistem informasi Posyandu.
2. Penjelasan mengenai kebutuhan user ataupun sistem yang akan dianalisis.
3. Penjelasan bagaiman alur untuk proses pendataan Posyandu tingkat
Kotamadya Jakarta Timur.
4. Mengetahui gambaran alur kegiatan yang telah dilaksanakan
menggunakan diagram berjalan.
3.1.3 Studi Pustaka
Studi pustaka yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mempelajari buku-buku referensi, laporan-laporan, majalah-majalah, jurnal-jurnal
dan media lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian. Daftar buku dan
referensi dalam penyusunan skripsi ini dapat dilihat pada daftar pustaka, dan
buku-buku referensi diantaranya, Konsep Dasar Sistem Informasi, Metode Desain,
Metodologi Penelitian, Analisis dan Desain, Rekayasa Perangkat Lunak.
3.1.4 Ringkasan Studi Literatur
Pada penelitian ini, penulis membandingkan beberapa penelitian sejenis
untuk membantu dalam proses pengembangan sistem yang diajukan serta lewat
pembandingan dengan penelitian sebelumnya, apakah pengembangan sistem yang
diusulkan memiliki kelebihan dari penelitian-penelitian sebelumnya dari tahun
2016 sampai dengan 2020.
68
Tabel 3. 1 Tabel Ringkasan Studi Literatur
1. Nama Intan Risan Sari, Fajar Nugraha
Judul Sistem Informasi Posyandu Kesehatan Ibu dan
Anak
Tahun 2016
Deskripsi Penyebab langsung kematian ibu dan anak dapat
dicegah jika dapat terdeteksi secara dini melalui
suatu manajemen untuk mendeteksi dini penyebab
kematian tersebut yang berupa pemantauan atau
pencatatan wilayah setempat mengenai kesehatan
ibu dan anak. Sistem pencatatan dan pelaporan
puskesmas (SP3) program kesehatan ibu dan anak
(KIA) di kabupaten Kudus dalam pelaksanaannya
masih terbatas pada rekapitulasi data hasil dari
interaksi antara masyarakat pengguna program
kesehatan ibu dan anak dengan fasilitas kesehatan
(puskesmas), sehingga seringkali data tersebut tidak
terdokumentasi dengan baik dan lengkap.
Keterlambatan perubahan data atau pelaporan SP3
akan menyebabkan tujuan pelaporan tersebut
menjadi tidak tercapai. Perancangan sistem
menggunakan metode waterfall, menggunakan
pemodelan UML. Bahasa pemrograman PHP dan
69
database MySQL sebagai basisdatanya.
2. Nama Widiana Mulyani, Bambang Purnama
Judul Pembangunan Sistem Informasi Data Balita Pada
Posyandu Desa Ploso Kecamatan Punung
Kabupaten Pacitan
Tahun 2016
Deskripsi Petugas Posyandu di Desa Ploso memiliki masalah
yang dihadapi dalam pengolahan Data Bayi
Posyandu adalah petugas kesulitan dalam proses
pencarian data perkembangan balita yang ditulis
secara terpisah-pisah, yang dapat mengakibatkan
kerangkapan data yang dapat menimbulkan
inkonsistensi data sehingga menghasilkan laporan
yang tidak dapat dipercaya. Untuk mengatasi
masalah yang ada pada Posyandu Ploso perlu
mengubah metode pengolahan data secara manual
menjadi sistem terkomputerisasi. Penelitian ini
menghasilkan sistem berbasis desktop dengan
menggunakan bahasa Pemrograman Microsoft
Visual Basic .Net dan penyimpanan database
menggunakan Microsoft Access 2003
3. Nama Sefto Pratama
Judul Penerapan Sistem Informasi Posyandu Mawar
70
Kelurahan Simpang Empat
Tahun 2016
Deskripsi Setelah dilkukan analisis, Posyandu Mawar
Kelurahan Simpang memiliki permasalahan
terhadap sistem rekapitulasi data secara manual
oleh petugas posyandu mengakibatkan berbagai
permasalahan seperti data hilang, sistem back up
dari puskesmas yang tidak sistematis.
4. Nama Noviyanto, Biardi Fitri, Arif
Judul Sistem Informasi Posyandu Terintegrasi Sebagai
Pendukung Kebijakan Dinas Kesehatan
Tahun 2016
Deskripsi Berdasarkan diskusi dengan salah satu ketua
posyandu, ibu Wiyanto, selaku ketua Posyandu
Kencur VI Tegal Catak, disampaikan beberapa
masalah terkait pelaksanaan kegiatan Posyandu.
Kendala yang ada antara lain, pengolahan data ibu
dan anak yang masih diproses secara konvensional
yaitu ditulis pada buku catatan mengenai
perkembangan kesehatan ibu dan anak saat kegiatan
Posyandu berlangsung. Meskipun data lengkap
namun butuh waktu yang lama serta ketelitian pada
saat menyusun pelaporan kegiatan dan kejadian
71
untuk pihak Puskesmas dan Dinas Kesehatan,
sementara penangananan permasalahan kesehatan
dibutuhkan kecepatan dan ketepatan berdasarkan
data yang ada.
Aplikasi yang dihasilkan berupa Web Mobile
Application menggunakan Objectoriented
Development.
5 Nama Priyadarshini Tripathy
Judul A public health approach to perinatal mental
health: Improving health and wellbeing of mothers
and babies
Tahun 2020
Deskripsi Komponen kesehatan mental harus diintegrasikan
sebagai bagian integral dari kebijakan, rencana, dan
kegiatan kesehatan ibu di negara-negara.
Pendekatan yang harus harus dilakukan adalah
sebagai praktik kesehatan masyarakat berupa
kepemimpinan, kemitraan dan advokasi. Pembuat
kebijakan, komisaris, dan pemerintah harus
meningkatkan kepedulian dan penguatan mental
perinatal yang tertunda. menciptakan organisasi
yang termotivasi dalam menyediakan perawatan
yang dapat diakses dan berkualitas serta dukungan
72
untuk kesehatan mental selama kehamilan dan
kelahiran anak sangat dibutuhkan. Kampanye
kesehatan melalui media sosial untuk meningkatkan
kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental.
Layanan kesehatan mental perinatal harus secara
sistematis mengumpulkan data pada pasien yang
mereka temui, sedemikian rupa sehingga dokter
dapat mengakses informasi dan memahami kinerja
mereka sehingga hasilnya bisa berdampak positif
bagi kesehatan ibu dan bayi.
Setelah membandingkan dengan penelitian sebulamnya, kelebihan dari
penelitian ini dengan penelitian sejenis sebulumnya adalah memberikan
kemudahan terhadap Kader Posyandu dalam mengolah data Posyandu khususnya
data ibu hamil dan balita. Serta adanya menu monitoring hasil kegiatan yang
mempermudah Suku Dinas Kesehatan dalam memantau perkembangan balita di
area Posyandu tertentu.
3.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan pada penelitian ini adalah
metodologi Rapid Application Development (RAD) dala mengembangkan Sistem
Informasi Posyandu dan menggunakan tools Unified Modelling Language (UML),
model pengembangan ini merupakan sebuah siklus yang membangun sistem itu
73
sendiri dan memberikannya kepada pengguna. Tahapannya adalah sebagai
berikut:
3.2.1 Tahap Perencanaan Kebutuhan (Requirement Planning)
Tahap perencanaan (planning) adalah tahapan yang menyangkut studi
tentang kebutuhan pengguna terhadap sistem yang dibutuhkan. Pada tahapan ini
penulis bertemu dengan pengguna untuk mengidentifikasikan kebutuhan sistem
pada Kantor Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur yang berkaitan dengan rancang
bangun sistem informasi posyandu. Hasil dari tahapan ini adalah Analisis
Permasalahan.
Berikut adalah kegiatan yang peneliti lakukan ketika memasuki tahapan
requirement planning:
1. Pengumpulan data pada Kantor Suku Dinas Kesehatan Jakarta
Timur
Pada tahapan ini, peneliti melakukan beberapa tahapan pengumpulan
data, yakni dengan metode Studi Pustaka, Wawancara, Observasi,
dan studi literatur. Data – data yang dikumpulkan antara lain:
a) Profil dan Struktur Organisasi Kantor Suku Dinas Kesehatan
Jakarta Timur khususnya bagian Kesehatan Masyarakat
b) Data pendukung kegiatan Posyandu
2. Analisis Sistem Berjalan
Pada tahapan ini penulis melakukan analisa terhadap sistem usulan
sistem informasi Posyandu pada Suku Dinas Kesehatan Jakarta
Timur yang kemudian akan digunakan untuk menyelesaikan
74
masalah yang ada pada organisasi tersebut dan dituangkan dalam
bentuk rich picture.
3. Identifikasi Masalah Sistem Berjalan
Pada tahapan ini peneliti melakukan identifikasi terhadap masalah
yang ada pada proses pencatatan data ibu dan anak, pembuatan
laporan data ibu dan anak dan kegiatan Posyandu rutin yang
dilakukan tiap Kader guna mendukung kesehatan ibu dan
memonitorinh tumbuh kembang bayi khususnya di daerah Jakarta
Timmur.
3.2.2 Tahap Workshop Design
Fase ini merupakan fase kedua setelah fase perencanaan kebutuhan. Pada
fase proses desain (Workshop Design) penulis melakukan proses perancangan
sistem baru yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah – masalah yang ada
pada proses kegiatan Posyandu. Perancangan yang dilakukan berdasarkan pada
objek (Rapid Application Development) dengan menggunakan Unified Modeling
Languange (UML). Pada tahapan ini terbagi atas beberapa proses, yakni desain
proses, desain database, dan desain interface. Pada tahapan ini akan dilakukan
proses pembuatan usecase diagram dari sistem informasi posyandu pada Suku
Dinas Kesehatan Jakarta Timur yang menampilkan tugas apa saja yang
dilakukan, dan aktor – aktor apa saja yang akan terlibat di dalamnya yang
kemudian diperjelas dengan narasi usecase. Setelah itu akan dibuatkan juga
activity diagram yang akan menerangkan tentang alur proses aktivitas apa saja
yang dilakukan user serta respon apa yang akan didapatkan dari sistem pada
75
sistem informasi posyandu pada Kantor Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur.
Kemudian akan dibuatkan juga class diagram yang berdasarkan pada objek
potensial yang ada. Setelah itu akan dibuat sequence diagram dari sistem
informasi posyandu pada Kantor Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur ini yang
menjelaskan proses – proses yang dilakukan sistem dalam mencapai dimulai dari
usecase, interaksi antar class, operasi – operasi yang terjadi beserta urutannya dan
informasi apa saja yang diperlukan oleh masing – masing operasi.
Tahapan selanjutnya yakni desain database yang terdiri dari
spesifikasi database, skema database, dari sistem informasi posyandu pada
Kantor Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur
Kemudian tahapa terakhir ketika semua proses di atas telah dilakukan
yakni desain User Interface (UI), yang akan mempermudah pengguna sistem
dalam berinteraksi dengan sistem informasi posyandu pada Kantor Suku Dinas
Kesehatan Jakarta Timur.
3.2.3 Fase Implementasi (Implementation)
Pada tahapan terakhir dalam proses pengembangan sistem
menggunakan metode RAD adalah tahapan implementasi. Dalam hal ini
tahapan implementasi rancang bangun sistem informasi posyandu pada Kantor
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur melalui beberapa proses tahapan, yakni:
1. Coding
Tahapan ini adalah proses pengkodean aplikasi rancang bangun
sistem informasi posyandu pada Kantor Suku Dinas Kesehatan
76
Jakarta Timur yang sebelumnya telah di desain pada tahapan
requirements analysis. Pada tahapan ini menggunakan HTML dan
CSS sebagai front end / user interface, lalu menggunakan PHP
sebagai back end.
2. Testing
Pada tahapan ini penulis melakukan tahapan uji coba terhadapa
sistem yang telah dibangun dengan metode black box testing secara
komprehensif sesuai dengan requirements pada Kantor Suku Dinas
Kesehatan Jakarta Timur. Dalam black box testing penulis hanya
menguji fungsi sistem yang telah dibuat, berdasarkan parameter
pengujian yang telah ditentukan pada tabel black box testing.
3.3 Alasan Peneliti Menggunakan Metode Pengembangan RAD
Metode RAD melibatkan pengguna secara langsung sehingga dapat
menghasilkan sistem yang sesuai dengan keinginan pengguna. Metode RAD dapat
menghemat waktu pengembangan sistem, terlebih sistem yang dibuat adalah
sistem berkala kecil. Serta RAD memiliki batasan-batasan sistem agar tidak
mengalami perubahan yang memperlama waktu pengerjaan sistem.
3.4 Alasan Menggunakan Pengujian Black Box
Peneliti menggunakan pengujian Black Box karena pengujian hanya
dilakukan berdasarkan pada apa yang dilihat, yaitu mengevaluasi tampilan luar
sistem atau user interface serta fungsi-fungsi pada sistem tersebut, yaitu input dan
output nya saja. Pengujan black box juga tidak perlu melihat source code secara
77
detail serta dapat menampilkan asumsi yang tidak sesuai dengan hasil, untuk
dianalisa dan diperbaiki.
3.5 Kerangka Berfikir
Dalam penelitian ini penulis melakukan tahapan - tahapan kegiatan yang
telah dituangkan dalam suatu kerangka penelitian, termasuk beberapa metode
pengumpulan data dan metode dalam mengembangkan sistem. Berikut gambaran
umum tentang kerangka penelitian yang menjadi acuan penulis dalam penelitian
ini:
79
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Fase Perencanaan Kebutuhan
4.1.1 Gambaran Umum Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur
4.1.1.1 Sejarah Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur
Adanya perubahan sistem pemerintahan tahun 1999 dari sistem sentralisasi
menjadi otonomi daerah mengakibatkan sebagian wewenang pemerintah pusat
dlimpahkan kepada pemerintah daerah, sehingga pemerintah Provinsi DKI Jakarta
mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 58 Tahun 2002
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang mengawali
berdirinya Suku Dinas Pelayanan dan Suku Dinas Kesehatan Masyarakat di
tingkat Kotamadya, dan pada tahun 2009 dengan Peraturan Daerah DKI Jakarta
Nomor 10 Tahun 2008 tentang Perubahan Organisasi Suku Dinas Kesehatan
pasca restrukturasi perihal peningkatan efisiensi dimana Suku Dinas Pelayanan
Kesehatan dengan Suku Dinas Kesehatan Masyarakat dilebur menjadi satu yaitu
Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta yang merupakan Unit Kerja
Dinas Kesehatan pada Kota Administrasi dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan
dan pengembangan kesehatan masyarakat. Suku Dinas Kesehatan dipimpin oleh
seorang Kepala Suku Dinas yang secara teknis dan adminsitrasi berkedudukan
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan serta secara
operasional berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kantor Suku
Dinas Kesehatan Kota Administrasi mempunyai tugas melaksanaan kegiatan
80
pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Suku Dinas Kesehatan
Kota Administrasi mempunya fungsi :
a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas
b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas
c. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan kesehatan
lingkungan, kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan perorangan,
rujukan khusus, tradisional dan keahlian
d. Pengendalian penanggulangan kegawatdaruratan, bencana dam Kejadian
Luar Biasa (KLB)
e. Pengendalian, pencegahan, dan pemberantasan penyakit menular atau
tidak menular
f. Pengawasan dan pengendalian kesehatan kefarmasian
g. Pelaksanaan surveilans kesehatan
h. Pelaksanaan monitoring penerapan sistem manajemen mutu kesehatan
i. Pengendalian pencapaian standarisasi prasarana dan sarana pelayanan
kesehatan baik pemerintah maupun swasta
j. Pelaksanaan pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan, dan
pertanggungjawaban penerimaan retribusi kesehatan yang diterima Suku
Dinas
k. Pemberian, pengawasan, pengendalian dan evaluasi perizinan atau
rekomendasi atau sertifikasi di bidang kesehatan
81
l. Penegakan peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan pada
lingkup Kota Administrasi
m. Pelaksanaan pengembangan peran serta masyarakat dalam upaya
peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat
n. Penghimpunan, pengolahan, pemeliharaan, penyajian, pengembangan dan
pemanfaatan data dan informasi mengenai kesehatan masyarakat,
kesehatan lingkungan, prasarana dan sarana pelayanan kesehatan
perseorangan, rujukan khusus, tradisional dan keahlian pada lingkup Kota
Administrasi
o. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan
prasarana dan sarana kerja Suku Dinas
p. Pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang
q. Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan
r. Pelaksanaan kegiatan publikasi dan pengaturan acara Suku Dinas
s. Penyiapan bahan laporan ke Dinas Kesehatan yang terkait dengan tugas
fungsi Suku Dinas
t. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Suku
Dinas
4.1.1.2 Visi dan Misi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur
Visi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Sehat, Mandiri dan Bermutu
untuk semua. Misi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur adalah :
a. Meningkatkan kemampuan manajerial dan profesionalisme Sumber Daya
Manusia (SDM)
82
b. Meningkatkan kinerja organisasi dan pendekatan tim
c. Mengembangkan sistem informasi kesehatan sesuai dengan perkembangan
teknologi
d. Menggalang kemitraan dengan lintas organisasi, lintas sektor, Lembaga
Swadaya Masyarakat dan organisasi terkait
e. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan
sehat.
4.1.1.3 Sasaran Mutu Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur
Sasaran mutu yang ingin dicapai oleh Suku Dinas Kesehatan Jakarta
Timur adalah :
a. Binwasdal (Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian) SDM Sudinkes
100% terlaksana dengan baik, benar dan tepat waktu.
b. Binwasdal Program 100% terlaksana dengan aik, benar dan tepat waktu
c. Pelayanan perizinan tenaga kesehatan 10 hari kerja
d. Keluhan pelanggan 100% ditindaklanjuti
e. Kepuasan pelanggan nilai IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat) minimal
2,51 atau dalam kategori Baik.
4.1.1.4 Struktur Organisasi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur
Berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 150 Tahun
2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan, organisasi Suku
Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur terdiri dari:
a. Kepala Suku Dinas
b. Subbagian Tata Usaha
83
c. Seksi Kesehatan Masyarakat
d. Seksi Pelayanan Kesehatan
e. Seksi Sumber Daya Kesehatan
f. Seksi Pengendalian Masalaha Kesehatan
g. Subkelompok Jabatan Fungsional
Gambar 4. 1 Sruktur Organisasi Suku Dinas Kesehatan Masyarakat
4.1.1.4.1 Kepala Suku Dinas
Kepala Suku Dinas mempunyai tugas :
a. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Suku
Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Subbagian, Seksi dan
Subkelompok Jabatan Fungsional
84
c. Melaksanakan kerjasama dan koordinasi dengan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) dan
atau Instansi pemerintah atau swasta terkait, dalam rangka pelaksanaan
tugas dan fungsi Suku Dinas
d. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan
fungsi Duku Dinas.
4.1.1.4.2 Subbagian Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha merupakan Satuan Kerja staf Suku Dinas
Kesehatan dalam pelaksanaan administrasi umum Suku Dinas
Kesehatan. Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala
Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Suku Dinas. Subbagian Tatu Usaha mempunyai tugas :
a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan
linkup tugasnya
b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas
sesuai dengan lingkup tugasnya
c. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
(RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas
d. Melaksanakan monitoring pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas
e. Pengelolaan kepegawaian, keuangam dan barang Suku Dinas
f. Pelaksanaan kegiatan surat menyurat dan kearsipan Suku Dinas
85
g. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan
perawatan prasaran dan sarana kerja Suku Dinas
h. Memelihara kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban kantor
i. Melaksanakan pengelolaan ruang rapat atau pertemuan Suku Dinas
j. Melaksanakan publikasi kegiatan, upacara dan pengaturan acara
Suku Dinas
k. Menerima, mencatat, membukukan, menyetorkan dan melaporkan
penerimaan retribusi Suku Dinas Kesehatan
l. Menyiapkan bahan laporan Suku Dinas yang terkait dengan tugas
Subbagian Tata Usaha
m. Mengkoordinasikan penyusunan laporan (kegiatan, keuangan,
kinerja dan akuntabilitas) Suku Dinas
n. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas
Subbagian Tata Usaha
4.1.1.4.3 Seksi Kesehatan Masyarakat
Seksi Kesehatan Masyarakat merupakan Satuan Kerja lini Suku Dinas
Kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan
masyarakat. Seksi Kesehatan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Suku Dinas.
Seksi Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas:
a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen
Pelaksanaan Anggara (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup
tugasnya
86
b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas
sesuai dengan lingkup tugasnya
c. Pelaksanaan pengendalian mutu kegiatan pelayanan kesehatan keluarga
termasuk kesehatan ibu, bayi, anak balita, kesehatan anak prasekolah,
usia sekolah, remaja, kesehatan reproduksi, usia lanjut, keluarga
berencana, pekerja wanita dan asuhan keperawatan
d. Pengkoordinasian sektor terkait dan masyarakat profesi untuk
pencegahan dan pengendalian program kesehatan masyarakat
e. Pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan dan informasi
f. Pelaksanaan bimbingan teknis tenaga kesehatan di bidang kesehatan
masyarakat
g. Pelaksanaan kajian perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat
tingkat Kota Administrasi
h. Pelaksanaan manajemen database kesehatan melalui sistem informasi
manajemen kesehatan yang terintegrasi
i. Pelaksanaan pengendalian pelaksanaan program gizi dan PPSM
j. Penerapan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)
k. Penyiapan bahan laporan Suku Dinas Kesehatan yang terkait dengan
tugas Seksi Kesehatan Masyarakat
l. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Seksi Kesehatan
Masyarakat
87
4.1.1.4.4 Seksi Pelayanan Kesehatan
Seksi Pelayanan Kesehatan merupakan Satuan Kerja lini Suku Dinas
Kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Seksi Pelayanan Kesehatan
dipimpin oleh seorang Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung hawab kepada Kepala Suku dinas. Seksi Pelayanan
Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas :
a. Penyusunan bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan
lingkup tugasya
b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas
sesuai dengan lingkup tugasnya
c. Pelaksanaan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
tata laksana pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan
d. Penghimpunan, pengolahan, penyajian, pemeliharaan,
pengembangan, pemanfaatan data dan informasi upaya pelayanan
kesehatan
e. Pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pengendalian penerapan
standar pelayanan kesehatan
f. Pelaksanaan rekomendasi atau perizinan sarana pelayanan
kesehatan
g. Pemberian rekomendasi atau perizinan sarana pelayanan kesehatan
h. Pemberian tanda daftar kepada pengobat tradisional
88
i. Pelaksanaan siaga 24 jam atau Pusat Pengendali Dukungan
Kesehatan (Pusdaldukkes)
j. Pengawasan terhadap pelaksanaan standar pelayanan minimal
pelayanan kesehatan
k. Penyiapan bahan laporan Suku Dinas Kesehatan yang terkait
dengan tugas Seksi Pelayanan Kesehatan
l. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Seksi
Pelayanan Kesehatan
4.1.1.4.5 Seksi Sumber Daya Kesehatan
Seksi Sumber Daya Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
Sumber Daya Kesehatan yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Suku Dinas. Seksi Sumber Daya Kesehatan terbagi menjadi 3
bidang yaitu farmas makanan minuman, tenaga kesehatan dan mutu yang
mempunyai tugas :
a. Penyusunan bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup
tugasnya
b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas
sesuai dengan lingkup tugasnya
c. Penyiapan bahan laporan Suku Dinas Kesehatan yang terkait dengan
tugas Seksi Sumber Daya Kesehatan
d. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksaan tugas seksi Sumber Daya
Kesehatan
89
Untuk tugas masing-masing bidang yaitu:
Farmasi Makanan Minuman
1. Pelaksanaan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
pelayanan sarana pelayanan kefarmasian meliputi industry kecil obat
tradisional, cabang penyalur alat kesehatan, apotek, took obat, depo
farmasi dan industry makanan minuman rumah tangga
2. Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan pengendalian harga obat dan
persediaan cadangan obat esensial
3. Pelaksanaan pengelolaan persediaan obat dan perbekalan kesehatan
pada lingkup Kota Administrasi
Tenaga Kesehatan
1. Pelaksanaan pemberian perizinan tenaga kesehatan
2. Pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis tenaga kesehatan
3. Penyusunan peta kebutuhan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan
berdasarkan analisa kebutuhan pendidikan dan pelatihan
4. Pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi tingak kepatuhan
petugas kesehatan terhadap standar pelayanan.
Mutu
1. Pelaksanaan kegiatan audit internal dan audit eksternal penerapan
sistem manajemen mutu
2. Pelaksanaan survey kepuasan pelanggan kesehatan
3. Pelaksanaan kegiatan bimbingan, konsultasi dan pendampingan
penetapan sistem manahemen mutu kepada Puskesmas
90
4. Pelaksanaan kegitan pengembangan mutu melalui forum dan
fasilitator
5. Pelaksanaan monitoring dan pemetaan Sumber Daya Kesehatan
4.1.1.4.6 Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan
Sekai Pengendalian Masalah kesehatan merupakan Satuan Kerja lini
Suku Dinas Kesehatan dalam oelaksanaan kegiatan pengendalian yang di pimpin
leh seorang Kepala Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan yang berkedudukan di
bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Suku Dinas. Seksi Pengendalian
Masalah Kesehatan mempunyai tugas:
a. Penyusun bahan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup
tugasnya
b. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas
sesuai dengan lingkup tugsasnya
c. Pelaksanaan pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular,
kesehatan jiwa masyarakat, surveilens epidemiologi, penanggulangan
wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) dan kesehatan lingkungan
d. Pelaksanaan kegiatan pembinaan pelaksanaan kesehatan haji
e. Penyiapan materi sosialisasi kesehatan tentang pengendalian penyakit
menular atau tidak menular serta kesehatan jiwa masyarakat
f. Pelaksanaan kegiatan bimbingan, konsultasi dan pendampingan teknis
peningkatan kompetensi surveilens epidemiologi, tenaga kesehatan
91
pengendalian oenyakit menular dan tidak menular serta kesehatan jiwa
masyarakat
g. Pelaksanaan kegiatan koordinasi, kerja sama dan kemitraan
pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta kesehatan jiwa
masyarakat debgab Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja
Perangkat Daerah (UKPD) dan atau instansi
pemerintah/swasta/masyarakat
h. Pelaksanaan kegiatan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
kegiatan imunisasi
i. Penghimpunan, pengolahan, penyajian, pemeliharaan, pembangunan
dan pemanfaatan data dan informasi surveilens epidemiologi sebagai
Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) pada
lingkup Kota Administrasi
j. Pelaksanaan kegiatan investigasi penyakit potensial Kejadian Luar
Biasa (KLB) dan dugaan wabah serta keracunan makanan
k. Peningkatan sistem jaringan informasi wabah atau Kejadian Luar Biasa
(KLB) dan surveilens
l. Pelaksanaan kegiatan pengendalian surveilens kematian
m. Pelaksanaan kegiatan monitoring dan pemetaan kegiatan
penanggulangan wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) dan surveilens
n. Pelaksanaan kegiatan pengendalian pelaksanaan program kesehatan
lingkungan maliputi penyehatan air minum/air bersih, penyeatan
makanan dan minuman, pengamanan limbah, pengendalan vektor,
92
pengendalian radiasi, penyehatan pemukimankumuh, penyehatan
tempat-tempat umum, tempat kerja, tempat pengelolaan pestisida
termasuk pemberian rekomendasi Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL), upaya pengelolaan lingkungan/upaya
pemantauan lingkungan
o. Pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pengendalian sarana penunjang
kesehatan lingkungan
p. Penyiapan materi pelatihan teknis dalam Bidang Kesehatan Lingkungan
dan Kesehatan Kerja
q. Penyiapan bahan laporan Suku Dinas Kesehatan yang terkait dengan
tugas Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan
r. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksaan tugas Seksi Pengendalian
Masalah Kesehatan.
4.1.2 Analisis Sistem Berjalan
Analis sistem berjalan sistem pelayanan Posyandu pada Kota Administrasi
Jakarta Timur bertujuan untuk mengetahui lebih jelas bagaimana cara kerja
Sistem Posyandu pada tingkat Kota Administrasi Jakarta Timur dan masalah apa
saja yang terjadi didalamnya untuk dapat dijadikan usulan perancangan sistem.
94
Pada gambar diatas gambarkan alur proses Pelayanan Posyandu pada
tingkatan Kota Administrasi Jakarta Timur dimana kegiatan Posyandu di
setiap RW di Kota Administrasi Jakarta Timur rutin dilakukan setiap bulan.
Secara rinci gambar dijelaskan sebagai berikut:
a. Pelaksaan Posyandu
Pelaksaan Posyandu terdiri dari 5 (lima) Meja, dimana setiap Meja
memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing.
1. Meja I
Proses bisnis berjalan dimulai dari anggota posyandu yang
melakukan pendaftaran pada meja I. Anggota Posyandu terdiri
atas 3 (tiga) yaitu bayi, balita, dan ibu hamil. Untuk balita, bayi
dan ibu hamil dapat melanjutkan ke Meja II.
2. Meja II
Kegiatan di Meja II adalah penimbangan yang dilakukan oleh
Kader Posyandu kepada bayi, balita dan ibu hamil.
3. Meja III
Aktivitas pencatatan pada saat layanan Posyandu dilakukan pada
meja 3. Pencatatan yang dilakukan Kader Posyandu adalah
pengisian KMS dan Sistem Informasi Posyandu (SIP) . SIP
adalah seperangkat alat penyusun data atau informasi yang
berkaitan dengan kegiatan, kondisi untuk menunjukkan
perkembangan yang terjadi di setiap Posyandu. SIP yang
sekarang terbagi atas 5 format register, yaitu:
95
1. Register Balita
Format ini berisi tentang catatan hasil penimbangan,
pemberian pil besi, vitamin A, oralit, tanggal imunisasi dan
bayi meninggal.
2. Register Ibu Hamil
Format ini berisi catatan daftar ibu hamil, umur kehamilan,
pemberian pil tambah darah, kapsul yodium, imunisasi dan
resiko kehamilan, tanggal persalinan, penolong persalinan,
keadaan bayi hidup dan meninggal, data ibu meninggal.
3. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi dan kematian ibu
hamil
Format ini berisi tentang catatan dasar mengenai sasaran
kegiatan Posyandu.
4. Data pengunjung posyandu.
5. Data hasil kegiatan Posyandu.
4. Meja IV
Kegiatan pada Meja IV ialah penyuluhan kesehatan oleh kader.
Terdapat 2 penyuluhan yang diberkan, yaitu:
1. Penyuluhan kepada Ibu berdasarkan hasil timbangan anak
2. Penyuluhan kepada Ibu Hamil
96
5. Meja V
Aktivitas yang dilakukan pada Meja V adalah pelayanan
kesehatan yang terdiri dari imunisasi dan pengobatan lainnya
seusai dengan kebutuhan.
b. Penyerahan Laporan
Setelah kegiatan Posyandu selesai, Kader pada Meja III akan
menyerahkan hasil pencatatan kepada Ketua Posyandu. Hasil
pencatatan tersebut akan diserahkan pada saat diadakan Raker
Posyandu setiap bulannya di masing-masing Kelurahan. Lapoan
terbagi atas 3 hard copy yang diserahkan kepada masing-masing
Pokja TP PKK, Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan dan Pembina
Posyandu Tingkat Kelurahan. Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan
akan memeriksa data hasil kegiatan.
Lalu laporan diteruskan kepada Petugas Puskesmas Tingkat
Kecamatan, Seksi Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur dan
Kepala Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur.
98
4.1.4 Identifikasi Masalah
Permasalahan yang terdapa dalam pencatatan data Posyandu saat ini
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pencatatan data Posyandu masih manual, sehingga menyulitkan untuk
setiap kader dalam mencari informasi terkait dengan ibu dan anak anggota
posyandu.
2. Penulisan laporan hasil pemantauan ibu dan anak yang masih ditulis dalam
bentuk manual menghasilkan terlalu banyak arsip dan terjadi penumpukan
arsip di koordinator posyandu tiap wilayah, menyebabkan tercampurnya
arsip dengan arsip yang tidak terkait dengan laporan kegiatan posyandu.
3. Banyaknya jumlah pendaftar juga menyebabkan sulitnya proses
pengolahan dan pengaksesan kembali data karena banyak data yang sama
harus dicatat berulang-ulang ke dalam form yang berbeda-beda,
meyebabkan terjadinya redudansi data.
4.2 Fase Workshop design
4.2.1 Desain Proses
4.2.1.1 Use Case Diagram
Use case diagram ini menggambarkan interaksi antara aktor dengan sistem
yang ada
.
99
1. Identifikasi Aktor
Tabel 4. 1 Tabel dentifikasi Aktor
No Actor Description
1 Kader Posyandu
Aktor yang menggunakan sistem untuk kelola
data register dan data kegiatan Posyandu serta
data monitoring kegiatan pada tingkat Rukun
Warga (RW)
2
Petugas Kesehatan
Tingkat Kelurahan
Aktor ini menggunakan sistem untuk
memerifikasi data Posyandu Tingkat
Kelurahatan sebelum meneruskan laporan ke
Tingkat Kecamatan.
3
Staf Kesmas Tingkat
Kecamatan
Aktor ini menggunakan sistem untuk
mengakses data Kegiatan Posyandu serta data
register Posyandu ditingkat Kecamatan.
4 Staf Kesmas Sudinkes
Aktor ini menggunakan sistem untuk
mengakses data Kegiatan Posyandu serta data
register Posyandu ditingkat Kotamadya Jakarta
Timur.
5
Kepala Kesmas
Sudinkes
Aktor ini menggunakan sistem untuk
mengakses data Kegiatan Posyandu serta data
register Posyandu ditingkat Kotamadya Jakarta
100
2. Identifikasi Use case
Tabel 4. 2 Tabel Identifikasi Use Case
No Use Case Name Description Actor
1 Login Use Case ini menggambarkan
kegiatan pengguna sistem
dalam memasukan username
dan password untuk dapat
mengakses sistem.
Kader Posyandu,
Petugas
Kesehatan
Tingkat
Kelurahan, Staf
Kesmas Tingkat
Kecamatan, Staf
Kesmas Sudinkes,
Kepala Kesmas
Sudinkes
2 Kelola Data Ibu Use Case ini menggambarkan
kegiatan Kader Posyandu
dalam melakukan pencatatan
data balita
Kader Posyandu
3 Kelola Data
Keanggotaan Balita
Use Case ini menggambarkan
kegiatan Kader Posyandu
dalam melakukan pencatatan
Kader Posyandu
Timur.
101
data keanggotaan balita
4 Kelola Data
Keanggotaan Ibu
Hamil
Use Case ini menggambarkan
kegiatan Kader Posyandu
dalam melakukan pencatatan
data keanggotaan ibu hamil
Kader Posyandu
5 Kelola Data
Kelahiran Bayi
Use Case ini menggambarkan
kegiatan Kader Posyandu
dalam melakukan pencatatan
data kelahiran Bayi
Kader Posyandu
6 Kelola Data
Kematian Bayi
Use Case ini menggambarkan
kegiatan Kader Posyandu
dalam melakukan pencatatan
data kematian Bayi
Kader Posyandu
7 Kelola Data
Kematian Ibu
Hamil
Use Case ini menggambarkan
kegiatan Kader Posyandu
dalam melakukan pencatatan
data kematian ibu hamil
Kader Posyandu
8 Kelola Data
Kegiatan bulanan
rutin Posyandu
Use Case ini menggambarkan
kegiatan Kader Posyandu
dalam melakukan pencatatan
data kegiatan rutin Posyandu
setiap bulannya
Kader Posyandu
9 Verifikasi data Use Case ini menggambarkan Petugas
102
Kegiatan Posyandu kegiatan Petugas Kesehatan
Tingkat Kelurahan dalam
melakukan verifikasi data
kegiatan Posyandu di tingkat
RW
Kesehatan
Tingkat
Kelurahan
10. Lihat Hasil
Verifikasi Data
Kegiatan
(memenuhi syarat)
Use Case ini menggambarkan
kegiatan Kader Posyandu
untuk melihat data hasil
verifikasi kegiatan Posyandu.
Kader posyandu
11. Verifikasi
Dokumen
Pengajuan
Keanggotaan
Use Case ini menggambarkan
kegiatan Petugas Kesehatan
Tingkat Kelurahan dalam
melakukan verifikasi dokumen
keanggotaan Posyandu baru
Petugas
Kesehatan
Tingkat
Kelurahan
12. Lihat Hasil
Verifikasi
Pengajuan Anggota
Posyandu
Use Case ini menggambarkan
kegiatan Kader Posyandu
untuk melihat hasil verifikasi
pengajuan anggota Posyandu
Kader Posyandu
13. Input Data
Monitoring
Use Case ini menggambarkan
kegiatan Kader Posyandu
untuk memasukkan data
Monitoring Hasil Kegiatan
Kader Posyandu
14. Upload foto Use Case ini menggambarkan Kader Posyandu
103
Monitoring kegiatan Kader Posyandu
untuk mengunggah foto
monitoring hasil kegiatan
15. Lihat Laporan
Kegiatan Posyandu
Use Case ini menggambarkan
kegiatan, Petugas Kesehatan
Tingkat Kelurahan, Staf
Kesmas Kecamatan, Staf
Kesmas Sudinkes dan Kepala
Kesmas Sudinkes dalam
melihat laporan Kegiatan
Posyandu pada tingkat
Kelurahan.
Petugas
Kesehatan
Tingkat
Kelurahan, Staf
Kesmas
Kecamatan, Staf
Kesmas Sudinkes
dan Kepala
Kesmas Sudinkes
16. Lihat Laporan
Kematian Bayi
Use Case ini menggambarkan
kegiatan Petugas Kesehatan
Tingkat Kelurahan, Staf
Kesmas Kecamatan, Staf
Kesmas Sudinkes dan Kepala
Kesmas Sudinkes dalam
melihat laporan kematian Bayi
pada tingkat Kotamadya
Jakarta Timur.
Petugas
Kesehatan
Tingkat
Kelurahan, Staf
Kesmas
Kecamatan, Staf
Kesmas Sudinkes
dan Kepala
Kesmas Sudinkes
17. Lihat Laporan
Kelahiran Bayi
Use Case ini menggambarkan
kegiatan Petugas Kesehatan
Petugas
Kesehatan
104
Tingkat Kelurahan, Staf
Kesmas Kecamatan, Staf
Kesmas Sudinkes dan Kepala
Kesmas Sudinkes dalam
melihat laporan kelahiran Bayi
pada tingkat Kotamadya
Jakarta Timur.
Tingkat
Kelurahan, Staf
Kesmas
Kecamatan, Staf
Kesmas Sudinkes
dan Kepala
Kesmas Sudinkes
18. Lihat Laporan
Kematian Ibu
Hamil
Use Case ini menggambarkan
kegiatan Petugas Kesehatan
Tingkat Kelurahan, Staf
Kesmas Kecamatan, Staf
Kesmas Sudinkes dan Kepala
Kesmas Sudinkes dalam
melihat laporan kematian ibu
hamil pada tingkat Kotamadya
Jakarta Timur.
Petugas
Kesehatan
Tingkat
Kelurahan, Staf
Kesmas
Kecamatan, Staf
Kesmas Sudinkes
dan Kepala
Kesmas Sudinkes
19. Lihat Laporan
Keanggotaan Balita
Use Case ini menggambarkan
kegiatan Petugas Kesehatan
Tingkat Kelurahan, Staf
Kesmas Kecamatan, Staf
Kesmas Sudinkes dan Kepala
Kesmas Sudinkes dalam
melihat laporan keanggotaan
Petugas
Kesehatan
Tingkat
Kelurahan, Staf
Kesmas
Kecamatan, Staf
Kesmas Sudinkes
105
Balita pada tingkat Kotamadya
Jakarta Timur.
dan Kepala
Kesmas Sudinkes
20. Lihat Laporan
Keanggotaan Ibu
Hamil
Use Case ini menggambarkan
kegiatan Petugas Kesehatan
Tingkat Kelurahan, Staf
Kesmas Kecamatan, Staf
Kesmas Sudinkes dan Kepala
Kesmas Sudinkes dalam
melihat laporan keanggotaan
ibu hamil pada tingkat
Kotamadya Jakarta Timur.
Petugas
Kesehatan
Tingkat
Kelurahan, Staf
Kesmas
Kecamatan, Staf
Kesmas Sudinkes
dan Kepala
Kesmas Sudinkes
21. Laporan
Monitoring Hasil
Kegiatan
Use Case ini menggambarkan
kegiatan Petugas Kesehatan
Tingkat Kelurahan, Staf
Kesmas Kecamatan, Staf
Kesmas Sudinkes dan Kepala
Kesmas Sudinkes dalam
melihat laporan monitoring
hasil kegiatan.
Petugas
Kesehatan
Tingkat
Kelurahan, Staf
Kesmas
Kecamatan, Staf
Kesmas Sudinkes
dan Kepala
Kesmas Sudinkes
22. Logout Use Case ini digunakan aktor
untuk keluar dari sistem
informasi Posyandu.
Kader Posyandu,
Petugas
Kesehatan
108
4.2.1.2 Narasi Use Case Diagram
Tabel 4. 3 Narasi Use Case Diagram Login
Use Case Name Login
Use Case Id 1
Actor Semua Pengguna
Description Use case ini menggambarkan kegiatan para user
untuk dapat memasuki sistem
Precondition Telah memiliki data user terlebih dahulu setelah
di daftarkan oleh Admin
Trigger Use Case ini dilakukan agar user dapat
mengakses sistem informasi Posyandu ini
Typica l Course of
Event
Actor Action System Response
Langkah 1: Buka
website
Langkah 3:Masukkan
“username dan
password”
Langkah 2:
Menampilkan
halaman login
Langkah 4:
Memeriksa
“username” dan
“password” salah atau
benar
109
Langkah 6:
Menampilkan halaman
user
Langkah 5:
Menampilkan
halaman user
Alternate Course Alt-1 : Jika terjadi kesalahan memasukkan
username atau password, maka akan kembali ke
langkah 3.
Conclusion User dapat masuk kedalam sistem.
Post Condition User diarahkan kehalaman utama pengguna.
Tabel 4. 4Narasi Use Case Kelola Data Ibu
Use Case Name Kelola Data Ibu
Use Case Id 2
Actor Kader Posyandu
Description Use case ini menggambarkan kegiatan Kader
Posyandu dalam kelola data ibu
P Pre recondition Kader Posyandu harus login terlebih dahulu
Trigger Use case ini dilakukan ketika menambah data
ibu, ubah data ibu dan hapus data ibu
Typi Typical Course of Actor Action System Response
110
Event
Langkah 2: Pilih
menu Ibu
Langkah 4: Pilih
“Tambah”
Langkah 6: Isi form
tambah data ibu
Langkah 7: Klik
tombol “Simpan”
Langkah 9:
Menampilkan list
data ibu
Langkah 1:
Menampilkan halaman
Kader Posyandu
Langkah 3:
Menampilkan menu data
ibu
Langkah 5:
Menampilkan form
tambah
Langkah 8: Menyimpan
data
Alternate Course 4a. Pilih “Ubah”
5a. Menampilkan form ubah data ibu
6a. Ubah data ibu
4b. Pilih “Hapus”
5b. Verifikasi hapus data, jika Tidak maka akan
kembali ke langkah 3
8b. Jika Ya, maka akan menghapus data
Conclusion Data ibu berhasil diolah
111
Post Condition Data ibu yang dikelola berhasil disimpan
kedalam database
Tabel 4. 5 Narasi Use Case Kelola Keanggotaan Balita
Use Case Name Kelola Keanggotaan Balita
Use Case Id 3
Actor Kader Posyandu
Description Use case ini menggambarkan kegiatan Kader
Posyandu dalam kelola keanggotaan balita
P Pre recondition Kader Posyandu harus login terlebih dahulu
Trigger Use case ini dilakukan ketika menambah data
keanggotaan balita, ubah data keanggotaan
balita dan hapus data keanggotaan balita
Typi Typical Course of
Event
Actor Action System Response
Langkah 2: Pilih
menu Keanggotaan,
Lalu Pilih Balita
Langkah 4: Pilih
“Tambah”
Langkah 1:
Menampilkan halaman
Kader Posyandu
Langkah 3:
Menampilkan menu
keanggotaan balita
Langkah 5:
112
Langkah 6: Isi form
tambah data
keanggotaan balita
Langkah 7: Klik
tombol “Simpan”
Langkah 9:
Menampilkan list
data keanggotaan
balita
Menampilkan form
tambah
Langkah 8: Menyimpan
data
Alternate Course 4a. Pilih “Ubah”
5a. Menampilkan form ubah data keanggotaan
balita
6a. Ubah data keanggotaan balita
4b. Pilih “Hapus”
5b. Verifikasi hapus data, jika Tidak maka akan
kembali ke langkah 3
8b. Jika Ya, maka akan menghapus data
Conclusion Data keanggotaan balita berhasil diolah
Post Condition Data keanggotaan balita yang dikelola berhasil
disimpan kedalam database
113
Tabel 4. 6 Narasi Use Case Kelola Keanggotan Ibu Hamil
Use Case Name Kelola Data Keanggotaan Ibu Hamil
Use Case Id 4
Actor Kader Posyandu
Description Use case ini menggambarkan kegiatan Kader
Posyandu dalam kelola keanggotaan ibu hamil
P Pre recondition Kader Posyandu harus login terlebih dahulu
Trigger Use case ini dilakukan ketika menambah data
keanggotaan ibu hamil, ubah data ibu
keanggotaan ibu hamil dan hapus data
keanggotaan ibu hamil
Typi Typical Course of
Event
Actor Action System Response
Langkah 2: Pilih
menu Keanggotaan,
Lalu pilih Ibu Hamil
Langkah 4: Pilih
“Tambah”
Langkah 6: Isi form
tambah data
Langkah 1:
Menampilkan halaman
Kader Posyandu
Langkah 3:
Menampilkan menu data
keanggotaan ibu hamil
Langkah 5:
Menampilkan form
tambah
114
keanggotaan ibu
hamil
Langkah 7: Klik
tombol “Simpan”
Langkah 9:
Menampilkan list
data keanggotaan ibu
hamil
Langkah 8: Menyimpan
data
Alternate Course 4a. Pilih “Ubah”
5a. Menampilkan form ubah data keanggotaan
ibu hamil
6a. Ubah data keanggotaan ibu hamil
4b. Pilih “Hapus”
5b. Verifikasi hapus data, jika Tidak maka akan
kembali ke langkah 3
8b. Jika Ya, maka akan menghapus data
Conclusion Data keanggotaan ibu hamil berhasil diolah
Post Condition Data keanggotaan ibu hamil yang dikelola
berhasil disimpan kedalam database
115
Tabel 4. 7 Narasi Use Case Data Balita
Use Case Name Kelola Register Data Balita
Use Case Id 5
Actor Kader Posyandu
Description Use case ini menggambarkan kegiatan Kader
Posyandu dalam kelola data kelahiran balita
P Pre recondition Kader Posyandu harus login terlebih dahulu
Trigger Use case ini dilakukan ketika menambah data
kelahiran balita, ubah data kelahiran balita dan
hapus data kelahiran balita
Typi Typical Course of
Event
Actor Action System Response
Langkah 2: Pilih
menu Balita
Langkah 4: Pilih
“Tambah”
Langkah 6: Isi form
tambah data
kelahiran balita
Langkah 7: Klik
Langkah 1:
Menampilkan halaman
Kader Posyandu
Langkah 3:
Menampilkan menu
kelahiran balita
Langkah 5:
Menampilkan form
tambah
116
tombol “Simpan”
Langkah 9:
Menampilkan list
data kelahiran balita
Langkah 8: Menyimpan
data
Alternate Course 4a. Pilih “Ubah”
5a. Menampilkan form ubah data kelahiran
balita
6a. Ubah data kelahiran balita
4b. Pilih “Hapus”
5b. Verifikasi hapus data, jika Tidak maka akan
kembali ke langkah 3
8b. Jika Ya, maka akan menghapus data
Conclusion Data kelahiran balita berhasil diolah
Post Condition Data kelahiran balita yang dikelola berhasil
disimpan kedalam database
117
Tabel 4. 8 Narasi Use Case Kelola Data Kematian Balita
Use Case Name Kelola Data Kematian Balita
Use Case Id 6
Actor Kader Posyandu
Description Use case ini menggambarkan kegiatan Kader
Posyandu dalam kelola data kematian balita
P Pre recondition Kader Posyandu harus login terlebih dahulu
Trigger Use case ini dilakukan ketika menambah data
kematian balita, ubah data kematian balita dan
hapus data kematian balita
Typi Typical Course of
Event
Actor Action System Response
Langkah 2: Pilih
menu Kematian, lalu
pilih Balita
Langkah 4: Pilih
“Tambah”
Langkah 6: Isi form
tambah data
kematian balita
Langkah 1:
Menampilkan halaman
Kader Posyandu
Langkah 3:
Menampilkan menu
kematian balita
Langkah 5:
Menampilkan form
tambah
118
Langkah 7: Klik
tombol “Simpan”
Langkah 9:
Menampilkan list
data kematian balita
Langkah 8: Menyimpan
data
Alternate Course 4a. Pilih “Ubah”
5a. Menampilkan form ubah data kematian
balita
6a. Ubah data kematian balita
4b. Pilih “Hapus”
5b. Verifikasi hapus data, jika Tidak maka akan
kembali ke langkah 3
8b. Jika Ya, maka akan menghapus data
Conclusion Data kematian balita berhasil diolah
Post Condition Data kematian balita yang dikelola berhasil
disimpan kedalam database
119
Tabel 4. 9 Narasi Use Case Data Kematian Ibu Hamil
Use Case Name Kelola Data Kematian Ibu Hamil
Use Case Id 7
Actor Kader Posyandu
Description Use case ini menggambarkan kegiatan Kader
Posyandu dalam kelola data kematian ibu hamil
P Pre recondition Kader Posyandu harus login terlebih dahulu
Trigger Use case ini dilakukan ketika menambah data
kematian ibu hamil, ubah data kematian ibu
hamil dan hapus data kematian ibu hamil
Typi Typical Course of
Event
Actor Action System Response
Langkah 2: Pilih
menu Kematian Ibu
Hamil
Langkah 4: Pilih
“Tambah”
Langkah 6: Isi form
tambah data
kematian ibu hamil
Langkah 1:
Menampilkan halaman
Kader Posyandu
Langkah 3:
Menampilkan menu
kematian ibu hamil
Langkah 5:
Menampilkan form
tambah
120
Langkah 7: Klik
tombol “Simpan”
Langkah 9:
Menampilkan list
data kematian bayi
Langkah 8: Menyimpan
data
Alternate Course 4a. Pilih “Ubah”
5a. Menampilkan form ubah data kematian ibu
hamil
6a. Ubah data kematian ibu hamil
4b. Pilih “Hapus”
5b. Verifikasi hapus data, jika Tidak maka akan
kembali ke langkah 3
8b. Jika Ya, maka akan menghapus data
Conclusion Data kematian ibu hamil berhasil diolah
Post Condition Data kematian ibu hamil yang dikelola berhasil
disimpan kedalam database
121
Tabel 4. 10 Narasi Use Case Data Kegiatan Bulanan Rutin Posyandu
Use Case Name Kelola Data Kegiatan Bulanan Rutin Posyandu
Use Case Id 8
Actor Kader Posyandu
Description Use case ini menggambarkan kegiatan Kader
Posyandu dalam kelola data kegiatan rutin
bulanan posyandu
P Pre recondition Kader Posyandu harus login terlebih dahulu
Trigger Use case ini dilakukan ketika menambah data
kegiatan bulanan rutin posyandu, ubah data
kegiatan bulanan rutin posyandu dan hapus data
kegiatan bulanan rutin posyandu
Typi Typical Course of
Event
Actor Action System Response
Langkah 2: Pilih
menu Kegiatan
Bulanan Rutin
Posyandu
Langkah 4: Pilih
“Tambah”
Langkah 1:
Menampilkan halaman
Kader Posyandu
Langkah 3:
Menampilkan menu
kegiatan bulanan rutin
posyandu
Langkah 5:
122
Langkah 6: Isi form
tambah data kegiatan
bulanan rutin
posyandu
Langkah 7: Klik
tombol “Simpan”
Langkah 9:
Menampilkan list
data kegiatan
bulanan rutin
posyandu
Menampilkan form
tambah
Langkah 8: Menyimpan
data
Alternate Course 4a. Pilih “Ubah”
5a. Menampilkan form ubah data kegiatan
bulanan rutin posyandu
6a. Ubah data kegiatan bulanan rutin posyandu
4b. Pilih “Hapus”
5b. Verifikasi hapus data, jika Tidak maka akan
kembali ke langkah 3
8b. Jika Ya, maka akan menghapus data
Conclusion Data kegiatan bulanan rutin posyandu berhasil
diolah
Post Condition Data kematian bayi yang dikelola berhasil
123
disimpan kedalam database
Tabel 4. 11 Narasi Use Case Diagram Verifikasi Data Kegiatan Posyandu
Use Case Name Verifikasi Data Kegiatan Posyandu
Use Case Id 9
Actor Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan
Description Use case ini menggambarkan kegiatan Petugas
Kesehatan Tingkat Kelurahan dalam melakukan
verifikasi data kegiatan bulanan rutin posyandu.
P Pre recondition Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan harus
login terlebih dahulu
Trigger Use case ini dilakukan Petugas Kesehatan
Tingkat Kelurahan untuk memverifikasi data
kegiatan bulanan rutin posyandu setelah kader
posyandu menambahkan data kegiatan bulanan
rutin posyandu
Typi Typical Course of
Event
Actor Action System Response
Langkah 2: Pilih
menu “Verifikasi
Data Kegiatan
Langkah 1:
Menampilkan halaman
Petugas Kesehatan
Tingkat Kelurahan
124
Posyandu”
Langkah 4: Klik
“Verifikasi”
Langkah 3:
Menampilkan list data
kegiatan rutin posyandu
tiap RW
Langkah 5: Data
ssterverifikasi
Alternate Course -
Conclusion Data verifikasi kegiatan bulanan rutin posyandu
terverifikasi
Post Condition Data verifikasi kegiatan bulanan rutin posyandu
berhasil diubah
Tabel 4. 12 Narasi Usecase Diagram Hasil Verifikasi Data Kegiatan
Use Case Name Hasil Verifikasi Data Kegiatan Posyandu
Use Case Id 10
Actor Kader Posyandu
Description Use case ini menggambarkan kegiatan Kader
Posyandu untuk melihat hasil verifikasi kegiatan
posyandu
P Pre recondition Kader Psoyandu harus login terlebih dahulu
Trigger Use case ini dilakukan Kader Posyandu untuk
125
melihat hasil verifikasi data kegiatan bulanan
rutin posyandu setelah data kegiatan di
verifikasi oleh Petugas Kesehatan Kelurahan.
Typi Typical Course of
Event
Actor Action System Response
Langkah 2: Pilih
menu “Hasil
Verifikasi Data
Kegiatan Posyandu”
Langkah 4: Klik
“Lihat” lalu unduh
Dokumen Hasil
Verifikasi
Langkah 1:
Menampilkan halaman
Kader Posyandu
Langkah 3:
Menampilkan halaman
hasil verifikasi data
kegiatan
Langkah 5: Dokumen
berhasil diunduh
Alternate Course -
Conclusion Data hasil verifikasi kegiatan bulanan rutin
posyandu terunduh
Post Condition Data verifikasi kegiatan bulanan rutin posyandu
berhasil diunduh.
126
Tabel 4. 13 Narasi Use Case Diagram Verifikasi Anggota Posyandu
Use Case Name Verifikasi Anggota Posyandu
Use Case Id 11
Actor Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan
Description Use case ini menggambarkan kegiatan Petugas
Kesehatan Tingkat Kelurahan dalam melakukan
verifikasi data anggota posyandu.
P Pre recondition Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan harus
login terlebih dahulu
Trigger Use case ini dilakukan Petugas Kesehatan
Tingkat Kelurahan untuk memverifikasi data
anggota posyandu setelah kader posyandu
menambahkan data anggota posyandu
Typi Typical Course of
Event
Actor Action System Response
Langkah 2: Pilih
menu “Verifikasi
Data Anggota
Posyandu”
Langkah 4: Klik
Langkah 1:
Menampilkan halaman
Petugas Kesehatan
Tingkat Kelurahan
Langkah 3:
Menampilkan list data
anggota Posyandu
127
“Verifikasi”
Langkah 5: Data
terverifikasi
Alternate Course -
Conclusion Data verifikasi anggota posyandu terverifikasi
Post Condition Data verifikasi anggota posyandu berhasil
diubah
Tabel 4. 14 Narasi Use Case Hasil Verifikasi Anggota Posyandu
Use Case Name Hasil Verifikasi Anggota Posyandu
Use Case Id 12
Actor Kader Posyandu
Description Use case ini menggambarkan kegiatan Kader
Posyandu untuk melihat hasil verifikasi anggota
posyandu
P Pre recondition Kader Psoyandu harus login terlebih dahulu
Trigger Use case ini dilakukan Kader Posyandu untuk
melihat hasil verifikasi anggota posyandu
setelah data anggota di verifikasi oleh Petugas
Kesehatan Kelurahan.
Typi Typical Course of Actor Action System Response
128
Event
Langkah 2: Pilih
menu “Hasil
Verifikasi Anggota
Posyandu”
Langkah 1:
Menampilkan halaman
Kader Posyandu
Langkah 3:
Menampilkan halaman
hasil verifikasi anggota
Alternate Course -
Conclusion Data hasil verifikasi anggota posyandu berhasil
dilihat.
Post Condition Data verifikasi kegiatan bulanan rutin posyandu
berhasil dilihat.
Tabel 4. 15 Narasi Use Case Input Data Monitoring Hasil Kegiatan
Use Case Name Kelola Register Data Balita
Use Case Id 13
Actor Kader Posyandu
Description Use case ini menggambarkan kegiatan Kader
Posyandu dalam menginput data monitoring
hasil kegiatan
P Pre recondition Kader Posyandu harus login terlebih dahulu
129
Trigger Use case ini dilakukan ketika menambah dan
melihat data monitoring hasil kegiatan
Typi Typical Course of
Event
Actor Action System Response
Langkah 2: Pilih
menu Monitoring
Langkah 4: Pilih
“Tambah”
Langkah 6: Isi form
tambah data
monitoring
Langkah 7: Klik
tombol “Simpan”
Langkah 9:
Menampilkan list
data monitoring
Langkah 1:
Menampilkan halaman
Kader Posyandu
Langkah 3:
Menampilkan menu
kelahiran balita
Langkah 5:
Menampilkan form
tambah
Langkah 8: Menyimpan
data
Alternate Course -
Conclusion Data monitoring berhasil diinput
Post Condition Data monitoring yang diinput berhasil disimpan
kedalam database
130
Tabel 4. 16 Narasi Use Case Upload Foto Monitoring
Use Case Name Upload Fot Monitoring
Use Case Id 14
Actor Kader Posyandu
Description Use case ini menggambarkan kegiatan Kader
Posyandu dalam mengunggah foto hasil
monitoring
P Pre recondition Kader Posyandu harus login terlebih dahulu
Trigger Use case ini dilakukan melihat dan
menggunggah foto hasil monitoring
Typi Typical Course of
Event
Actor Action System Response
Langkah 2: Upload
Foto Monitoring
Langkah 4: Isi form
upload foto
Langkah 5: Klik
tombol “Simpan”
Langkah 9:
Langkah 1:
Menampilkan halaman
Kader Posyandu
Langkah 3:
Menampilkan form
upload foto
Langkah 8: Menyimpan
data
131
Menampilkan Hasil
Upload
Alternate Course -
Conclusion Data foto monitoring berhasil diunggah
Post Condition Data foto monitoring yang diunggah berhasil
disimpan kedalam database
Tabel 4. 17 Narasi Use Case Diagram Lihat Laporan Kegiatan Posyandu
Use Case Name Lihat Laporan Kegiatan Posyandu
Use Case Id 15
Actor Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf
Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,
Kepala Kesmas Sudinkes
Description Use case ini menggambarkan Petugas
Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas
Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes, dan Kepala
132
Kesmas Sudinkes dalam melihat laporan
kegiatan bulanan rutin posyandu tingkat
Kelurahan.
P Pre recondition Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf
Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes, dan
Kepala Kesmas Sudinkes harus login terlebih
dahulu
Trigger Use case ini dilakukan Petugas Kesehatan
Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas Kecamatan,
Staf Kesmas Sudinkes, Kepala Kesmas
Sudinkes untuk melihat laporan kegiatan
bulanan rutin posyandu setelah kader posyandu
menambahkan data kegiatan bulanan rutin
posyandu dan terverifikasi oleh Petugas
Kesehatan Posyandu Tingkat Kelurahan
Typi Typical Course of Actor Action System Response
133
Event
Langkah 2: Pilih
menu “Laporan
Kegiatan Bulanan
Rutin Posyandu
Tingkat Kelurahan”
Langkah 4: Klik
“Cetak”
Langkah 1:
Menampilkan halaman
User
Langkah 3:
Menampilkan list data
kegiatan rutin posyandu
tingkat Kelurahan
Langkah 5: Sistem
terintegrasi ke hardware
dan laporan dicetak
Alternate Course -
Conclusion Laporan kegiatan bulanan rutin posyandu
tingkat kelurahan berhasil dilihat
Post Condition Laporan kegiatan bulanan rutin posyandu
tingkat kelurahan berhasil dicetak dan dilihat,
dapat digunakan sebagai bahan pengontrolan
kegiatan Posyandu setiap bulannya.
134
Tabel 4. 18 Narasi Use Case Diagram Lihat Laporan Kematian Balita
Use Case Name Lihat Laporan Kematian Balita
Use Case Id 16
Actor Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf
Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,
Kepala Kesmas Sudinkes
Description Use case ini menggambarkan kegiatan Petugas
Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas
Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes, Kepala
Kesmas Sudinkes dalam melihat laporan angka
kematian balita.
P Pre recondition Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf
Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,
Kepala Kesmas Sudinkes harus login terlebih
dahulu
Trigger Use case ini dilakukan Petugas Kesehatan
Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas Kecamatan,
Staf Kesmas Sudinkes, Kepala Kesmas
Sudinkes untuk melihat laporan angka kematian
balita setelah kader posyandu menambahkan
data kematian balita
135
Typi Typical Course of
Event
Actor Action System Response
Langkah 2: Pilih
menu “Laporan
Kematian Balita”
Langkah 4: Klik
“Cetak”
Langkah 1:
Menampilkan halaman
User
Langkah 3:
Menampilkan list data
kematian balita
Langkah 5: Sistem
terintegrasi ke hardware
dan laporan dicetak
Alternate Course -
Conclusion Laporan kematian balita berhasil dilihat
Post Condition Laporan kematian balita berhasil dicetak dan
dilihat, dapat digunakan sebagai bahan
pengambilan keputusan dan pengontrolan
terhadap angka kematian bayi.
Tabel 4. 19 Narasi Use Case Diagram Lihat Laporan Kelahiran Balita
Use Case Name Lihat Laporan Kelahiran Balita
Use Case Id 17
136
Actor Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf
Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,
Kepala Kesmas Sudinkes
Description Use case ini menggambarkan kegiatan Petugas
Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas
Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes, Kepala
Kesmas Sudinkes dalam melihat laporan
kelahiran balita.
P Pre recondition Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf
Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,
Kepala Kesmas Sudinkes harus login terlebih
dahulu
Trigger Use case ini dilakukan Petugas Kesehatan
Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas Kecamatan,
Staf Kesmas Sudinkes, Kepala Kesmas
Sudinkes untuk melihat laporan angka kelahiran
balita setelah kader posyandu menambahkan
data kelahiran balita
Typi Typical Course of
Event
Actor Action System Response
Langkah 2: Pilih
menu “Laporan
Langkah 1:
Menampilkan halaman
User
137
Kelahiran Balita”
Langkah 4: Klik
“Cetak”
Langkah 3:
Menampilkan list data
kelahiran Balita
Langkah 5: Sistem
terintegrasi ke hardware
dan laporan dicetak
Alternate Course -
Conclusion Laporan kelahiran balita berhasil dilihat
Post Condition Laporan kelahiran balita berhasil dicetak dan
dilihat, dapat digunakan sebagai bahan
pengambilan keputusan dan pengontrolan
terhadap angka kelahiran balita.
Tabel 4. 20 Narasi Use Case Diagram Laporan Kematian Ibu Hamil
Use Case Name Lihat Laporan Kematian Ibu Hamil
Use Case Id 18
Actor Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf
Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,
Kepala Kesmas Sudinkes
Description Use case ini menggambarkan kegiatan Petugas
138
Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas
Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes, Kepala
Kesmas Sudinkes dalam melihat laporan angka
kematian ibu hamil.
P Pre recondition Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf
Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,
Kepala Kesmas Sudinkes harus login terlebih
dahulu
Trigger Use case ini dilakukan Petugas Kesehatan
Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas Kecamatan,
Staf Kesmas Sudinkes, Kepala Kesmas
Sudinkes untuk melihat laporan angka kematian
ibu hamil setelah kader posyandu menambahkan
data kematian ibu hamil
Typi Typical Course of
Event
Actor Action System Response
Langkah 2: Pilih
menu “Laporan
Kematian Ibu
Hamil”
Langkah 4: Klik
Langkah 1:
Menampilkan halaman
User
Langkah 3:
Menampilkan list data
kematian ibu hamil
139
“Cetak”
Langkah 5: Sistem
terintegrasi ke hardware
dan laporan dicetak
Alternate Course -
Conclusion Laporan kematian ibu hamil berhasil dilihat
Post Condition Laporan kematian ibu hamil berhasil dicetak
dan dilihat, dapat digunakan sebagai bahan
pengambilan keputusan dan pengontrolan
terhadap angka kematian ibu hamil.
Tabel 4. 21 Narasi Use Case Lihat Laporan Keanggotaan Balita
Use Case Name Lihat Laporan Keanggotaan Balita
Use Case Id 19
Actor Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf
Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,
Kepala Kesmas Sudinkes
Description Use case ini menggambarkan kegiatan Petugas
140
Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas
Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes, Kepala
Kesmas Sudinkes dalam melihat laporan jumlah
keanggotaan balita.
P Pre recondition Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf
Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,
Kepala Kesmas Sudinkes harus login terlebih
dahulu
Trigger Use case ini dilakukan Petugas Kesehatan
Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas Kecamatan,
Staf Kesmas Sudinkes, Kepala Kesmas
Sudinkes untuk melihat laporan keanggotaan
balita setelah kader posyandu menambahkan
data keanggotaan balita.
Typi Typical Course of
Event
Actor Action System Response
Langkah 2: Pilih
menu “Laporan
Keanggotaan Balita”
Langkah 4: Klik
“Cetak”
Langkah 1:
Menampilkan halaman
User
Langkah 3:
Menampilkan list data
keanggotaan balita
141
Langkah 5: Sistem
terintegrasi ke hardware
dan laporan dicetak
Alternate Course -
Conclusion Laporan keanggotaan balita berhasil dilihat
Post Condition Laporan keanggotaan balita berhasil dicetak dan
dilihat, dapat digunakan sebagai bahan
pengambilan keputusan dan pengontrolan
terhadap angka keanggotaan balita.
Tabel 4. 22 Narasi Use Case Lihat Laporan Keanggotaan Ibu Hamil
Use Case Name Lihat Laporan Keanggotaan Ibu Hamil
Use Case Id 20
Actor Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf
Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,
Kepala Kesmas Sudinkes
Description Use case ini menggambarkan kegiatan Petugas
142
Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas
Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes, Kepala
Kesmas Sudinkes dalam melihat laporan jumlah
keanggotaan ibu hamil.
P Pre recondition Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf
Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,
Kepala Kesmas Sudinkes harus login terlebih
dahulu
Trigger Use case ini dilakukan Petugas Kesehatan
Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas Kecamatan,
Staf Kesmas Sudinkes, Kepala Kesmas
Sudinkes untuk melihat laporan keanggotaan
ibu hamil setelah kader posyandu menambahkan
data keanggotaan ibu hamil.
Typi Typical Course of
Event
Actor Action System Response
Langkah 2: Pilih
menu “Laporan
Keanggotaan Ibu
Hamil”
Langkah 4: Klik
Langkah 1:
Menampilkan halaman
User
Langkah 3:
Menampilkan list data
keanggotaan ibu hamil
143
“Cetak”
Langkah 5: Sistem
terintegrasi ke hardware
dan laporan dicetak
Alternate Course -
Conclusion Laporan keanggotaan ibu hamil berhasil dilihat
Post Condition Laporan keanggotaan ibu hamil berhasil dicetak
dan dilihat, dapat digunakan sebagai bahan
pengambilan keputusan dan pengontrolan
terhadap angka keanggotaan ibu hamil.
Tabel 4. 23 Narasi Usecase Diagram Laporan Monitoring Balita
Use Case Name Lihat Laporan Monitoring Balita
Use Case Id 21
Actor Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf
Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,
Kepala Kesmas Sudinkes
Description Use case ini menggambarkan kegiatan Petugas
144
Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas
Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes, Kepala
Kesmas Sudinkes untuk melihat laporam
monitoring perkembangan balita.
P Pre recondition Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf
Kesmas Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes,
Kepala Kesmas Sudinkes harus login terlebih
dahulu
Trigger Use case ini dilakukan Petugas Kesehatan
Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas Kecamatan,
Staf Kesmas Sudinkes, Kepala Kesmas
Sudinkes untuk melihat perkembangan balita
Typi Typical Course of
Event
Actor Action System Response
Langkah 2: Pilih
menu “Laporan
Monitoring Balita”
Langkah 4:Pilih
tanggal monitoring
kegiatan Klik
Langkah 1:
Menampilkan halaman
User
Langkah 3:
Menampilkan list data
monitoring balita
Langkah 5: Sistem
145
“Filter”
akan menampilkan data
berdasarkan hasil filter
Alternate Course -
Conclusion Laporan monitoring balita berhasil dilihat
Post Condition Laporan monitoring balita berhasil dilihat, dapat
digunakan sebagai bahan pengambilan
keputusan dan pengontrolan terhadap
perkembangan balita.
Tabel 4. 24 Narasi Use Case Diagram Logout
Use Case Name Log Out
Use Case Id 22
Actor All User
Description Use case ini menggambarkan kegiatan semua
user untuk dapat keluar dari sistem
Precondition User sudah login terlebih dahulu
146
Trigger Use case ini dilakukan user untuk keluar dari
sistem informasi posyandu
Typical Course of
Event
Actor Action System Response
Langkah 1: Klik
“Logout”
Langkah 2:
Menampilkan form
Login
Alternate Course -
Conclusion User berhasil keluar dari sistem
Post Condition Sistem menampilkan form login
4.2.1.3 Activity Diagram
Activity Diagram pada gambar 4.4 sampai dengan gambar 4.23
menggambarkan aktifitas pada sistem.
1. Activity Diagram Login
Gambar 4. 5 Activity Diagram Login
147
Pada gambar 4.5 menjelaskan tentang aktifitas yang dapat dilakukan
oleh Kader Posyandu, Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Staf Kesmas
Kecamatan, Staf Kesmas Sudinkes, Kepala Kesmas Sudinkes untuk login
sesuai dengan hak akses yang dimilikinya. Aktifitas ini diawali dengan
pengguna membuka website sistem informasi posyandu dan memilih
login, lalu sistem akan menampilkan halaman login, pengguna diminta
untuk memasukkan username dan password. Setelah memasukkan
username dan password, jika sesuai maka akan tampil halaman pengguna
sesuai dengan hak akses yang diberikan, jika tidak sesuai maka sistem
akan menampilkan peringatan dan meminta untuk memasukkan ulang
username dan password.
2. Activity Diagram Kelola Data Ibu
Gambar 4. 6 Activity Diagram Kelola Data Ibu
148
Pada gambar 4.6 Activity Diagram Kelola Data Ibu, diagram ini
menggambarkan kegiatan Kader Posyandu dalam mengelola data ibu.
Langkah pertama yaitu Kader Posyandu memilih menu Ibu yang
selanjutnya Kader Posyandu memilih aksi berupa tambah data ibu, ubah
data ibu, lihat detail data ibu dan hapus data ibu. Untuk menambah data
ibu, Kader Posyandu harus menekan tombol tambah kemudian sistem akan
menampilkan halaman input data ibu yang harus di isi. Kader Posyandu
mengisi data yang dibutuhkan pada halaman input data ibu dan sistem
akan menyimpan data ke dalam database jika data valid. Jika Kader
Posnyandu ingin mengubah data ibu, maka Kader Posyandu harus
menekan tombol ubah kemudian sistem akan menampilkan halaman edit
data ibu yang di sunting dari data yang sudah ada. Kader Posyandu
merubah sesuai dengan kebutuhan pada halaman ubah data ibu dan sistem
akan menyimpan data yang telah di ubah ke dalam database. Untu
menghapus data ibu, Kader Posyandu harus menekan tombol hapus
kemudian sistem akan menghapus data terpilih dari database.
149
3. Activity Dagram Kelola Keanggotaan Balita
Gambar 4. 7 Activity Diagram Kelola Keanggotaan Balita
Pada gambar 4.7 Activity Diagram Kelola Keanggotaan Balita,
diagram ini menggambarkan kegiatan Kader Posyandu dalam mengelola
data keanggotaan balita. Langkah pertama yaitu Kader Posyandu memilih
menu Keanggotaan Balita yang selanjutnya Kader Posyandu memilih aksi
berupa tambah data keanggotaan balita, ubah data keanggotaan balita, lihat
detail data keanggotaan balita dan hapus data keanggotaan balita. Untuk
150
menambah data keanggotaan balita, Kader Posyandu harus menekan
tombol tambah kemudian sistem akan menampilkan halaman input data
keanggotaan balita yang harus di isi. Kader Posyandu mengisi data yang
dibutuhkan pada halaman input data keanggotaan balita dan sistem akan
menyimpan data ke dalam database jika data valid. Jika Kader Posnyandu
ingin mengubah data keanggotaan balita, maka Kader Posyandu harus
menekan tombol ubah kemudian sistem akan menampilkan halaman edit
data keanggotaan balita yang di sunting dari data yang sudah ada. Kader
Posyandu merubah sesuai dengan kebutuhan pada halaman ubah data
keanggotaan balita dan sistem akan menyimpan data yang telah di ubah ke
dalam database. Untu menghapus data keanggotaan balita, Kader
Posyandu harus menekan tombol hapus kemudian sistem akan menghapus
data terpilih dari database.
151
4. Activity Diagram Kelola Keanggotaan Ibu Hamil
Gambar 4. 8 Activity Diagram Kelola Keanggotaan Ibu Hamil
152
Pada gambar 4.8 Activity Diagram Kelola Keanggotaan Ibu Hamil,
diagram ini menggambarkan kegiatan Kader Posyandu dalam mengelola
data keanggotaan ibu hamil. Langkah pertama yaitu Kader Posyandu
memilih menu Keanggotaan Ibu Hamil yang selanjutnya Kader Posyandu
memilih aksi berupa tambah data keanggotaan ibu hamil, ubah data
keanggotaan ibu hamil, lihat detail data keanggotaan ibu hamil dan hapus
data keanggotaan ibu hamil. Untuk menambah data keanggotaan ibu hamil,
Kader Posyandu harus menekan tombol tambah kemudian sistem akan
menampilkan halaman input data keanggotaan ibu hamil yang harus di isi.
Kader Posyandu mengisi data yang dibutuhkan pada halaman input data
keanggotaan ibu hamil dan sistem akan menyimpan data ke dalam database
jika data valid. Jika Kader Posnyandu ingin mengubah data keanggotaan
balita, maka Kader Posyandu harus menekan tombol ubah kemudian sistem
akan menampilkan halaman edit data keanggotaan ibu hamil yang di sunting
dari data yang sudah ada. Kader Posyandu merubah sesuai dengan
kebutuhan pada halaman ubah data keanggotaan ibu hamil dan sistem akan
menyimpan data yang telah di ubah ke dalam database. Untu menghapus
data keanggotaan ibu hamil, Kader Posyandu harus menekan tombol hapus
kemudian sistem akan menghapus data terpilih dari database.
153
5. Activity Diagram Kelola Kelahiran Balita
Gambar 4. 9 Activity Diagram Kelola Kelahiran Balita
154
Pada gambar 4.9 Activity Diagram Kelola Kelahiran Balita, diagram
ini menggambarkan kegiatan Kader Posyandu dalam mengelola data
kelahiran balita. Langkah pertama yaitu Kader Posyandu memilih menu
Balita yang selanjutnya Kader Posyandu memilih aksi berupa tambah data
balita, ubah data balita, lihat detail data balita dan hapus data balita. Untuk
menambah data balita, Kader Posyandu harus menekan tombol tambah
kemudian sistem akan menampilkan halaman input data balita yang harus
di isi. Kader Posyandu mengisi data yang dibutuhkan pada halaman input
data balita dan sistem akan menyimpan data ke dalam database jika data
valid. Jika Kader Posnyandu ingin mengubah data balita, maka Kader
Posyandu harus menekan tombol ubah kemudian sistem akan
menampilkan halaman edit data balita yang di sunting dari data yang
sudah ada. Kader Posyandu merubah sesuai dengan kebutuhan pada
halaman ubah data balita dan sistem akan menyimpan data yang telah di
ubah ke dalam database. Untu menghapus data balita, Kader Posyandu
harus menekan tombol hapus kemudian sistem akan menghapus data
terpilih dari database.
155
6. Activity Diagram Kelola Data Kematian Balita
Gambar 4. 10 Activity Diagram Kelola Data Kematian Balita
156
Pada gambar 4.10 Activity Diagram Kelola Kematian Balita,
diagram ini menggambarkan kegiatan Kader Posyandu dalam
mengelola data kematian balita. Langkah pertama yaitu Kader
Posyandu memilih menu Kematian Balita yang selanjutnya Kader
Posyandu memilih aksi berupa tambah data kematian balita, ubah
data kematian balita, lihat detail data kematian balita dan hapus data
kematian balita. Untuk menambah data kematian balita, Kader
Posyandu harus menekan tombol tambah kemudian sistem akan
menampilkan halaman input data kematian balita yang harus di isi.
Kader Posyandu mengisi data yang dibutuhkan pada halaman input
data kematian balita dan sistem akan menyimpan data ke dalam
database jika data valid. Jika Kader Posnyandu ingin mengubah data
kematian balita, maka Kader Posyandu harus menekan tombol ubah
kemudian sistem akan menampilkan halaman edit data kematian
balita yang di sunting dari data yang sudah ada. Kader Posyandu
merubah sesuai dengan kebutuhan pada halaman ubah data kematian
balita dan sistem akan menyimpan data yang telah di ubah ke dalam
database. Untu menghapus data kematian balita, Kader Posyandu
harus menekan tombol hapus kemudian sistem akan menghapus data
terpilih dari database.
157
7. Activity Diagram Kelola Data Kematian Ibu Hamil
Gambar 4. 11 Activity Diagram Kelola Data Kematian Ibu Hamil
158
Pada gambar 4.11 Activity Diagram Kelola Kematian Ibu
Hamil, diagram ini menggambarkan kegiatan Kader Posyandu dalam
mengelola data kematian ibu hamil. Langkah pertama yaitu Kader
Posyandu memilih menu Kematian Ibu Hamil yang selanjutnya
Kader Posyandu memilih aksi berupa tambah data kematian ibu
hamil, ubah data kematian ibu hamil, lihat detail data kematian ibu
hamil dan hapus data kematian ibu hamil. Untuk menambah data
kematian ibu hamil, Kader Posyandu harus menekan tombol tambah
kemudian sistem akan menampilkan halaman input data kematian
ibu hamil yang harus di isi. Kader Posyandu mengisi data yang
dibutuhkan pada halaman input data kematian ibu hamil dan sistem
akan menyimpan data ke dalam database jika data valid. Jika Kader
Posnyandu ingin mengubah data kematian ibu hamil, maka Kader
Posyandu harus menekan tombol ubah kemudian sistem akan
menampilkan halaman edit data kematian ibu hamil yang di sunting
dari data yang sudah ada. Kader Posyandu merubah sesuai dengan
kebutuhan pada halaman ubah data kematian ibu hamil dan sistem
akan menyimpan data yang telah di ubah ke dalam database. Untu
menghapus data kematian ibu hamil, Kader Posyandu harus
menekan tombol hapus kemudian sistem akan menghapus data
terpilih dari database.
159
8. Acivity Diagram Kelola Data Kegiatan Bulanan Rutin
Posyandu
Gambar 4. 12 Activity Diagram Kelola Data Kegiatan Bulanan Rutin Posyandu
160
Pada gambar 4.12 Activity Diagram Kelola Data Kegiatan
Bulanan Rutin Posyandu, diagram ini menggambarkan kegiatan
Kader Posyandu dalam mengelola data kegiatan. Langkah pertama
yaitu Kader Posyandu memilih menu Kegiatan yang selanjutnya
Kader Posyandu memilih aksi berupa tambah data kegiatan. Untuk
menambah data kegiatan, Kader Posyandu harus menekan tombol
tambah kemudian sistem akan menampilkan halaman input data
kegiatan yang harus di isi. Kader Posyandu mengisi data yang
dibutuhkan pada halaman input data kegiatan dan sistem akan
menyimpan data ke dalam database jika data valid.
9. Activity Diagram Verifikasi Data Kegiatan Posyandu
Gambar 4. 13 Activity Diagram Verifikasi Data Kegiatan Posyandu
161
Pada gambar 4.13 Activity Diagram Verifikasi Data Kegiatan
Bulanan Rutin Posyandu, diagram ini menggambarkan kegiatan
Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan dalam melakukan verifikasi
data kegiatan posyandu yang telah dilaksanan ditiap RW. Langkah
pertama yaitu Petugas Kesehatan Kelurahan memilih menu
Verifikasi Kegiatan yang selanjutnya Petugas Kesehatan memilih
aksi berupa verifikasi data kegiatan, kemudian sistem akan
menampilkan halaman verifikasi data kegiatan yang di sunting dari
data yang sudah ada. Setelah dilakukan bahwa data sudah sesuai,
Petugas Kesehatan Keluahan dapat mengubah status menjadi
“Terverifikasi”. Lalu sistem akan meyimpan perubahan ke dalam
database.
10. Activity Diagram Lihat Hasil Verifikasi Kegiatan
Gambar 4. 14 Activity Diagram Hasil Verifikasi Kegiatan Posyandu
162
Pada gambar 4.14 Activity Diagram Hasil Verifikasi Data
Kegiatan Posyandu, diagram ini menggambarkan kegiatan Kader
Posyandu melihat hasil verifikasi data kegiatan posyandu yang telah
diverifikasi oleh Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan. Langkah
pertama yaitu Kader Posyandu memilih menu Hasil Verifikasi
Kegiatan yang selanjutnya sistem akan menampilkan halaman list
hasil verifikasi. Kader Posyandu dapat mengunduh berkas hasil
verifikasi dengan meng-klik link unduh dokumen.
11. Activity Diagram Verifikasi Anggota Posyandu
Gambar 4. 15 Activity Diagram Verifikasi Anggota Posyandu
Pada gambar 4.15 Activity Diagram Verifikasi Anggota
Posyandu, diagram ini menggambarkan kegiatan Petugas Kesehatan
163
Tingkat Kelurahan dalam melakukan verifikasi anggota posyandu.
Langkah pertama yaitu Petugas Kesehatan Kelurahan memilih menu
Verifikasi Kegiatan yang selanjutnya Petugas Kesehatan memilih aksi
berupa verifikasi data anggota, kemudian sistem akan menampilkan
halaman verifikasi data anggota yang di sunting dari data yang sudah
ada. Setelah dilakukan bahwa data sudah sesuai, Petugas Kesehatan
Keluahan dapat mengubah status menjadi “Terverifikasi”. Lalu sistem
akan meyimpan perubahan ke dalam database.
12. Activity Diagram Lihat Hasil Verifikasi Anggota Posyandu
Gambar 4. 16 Activity Diagram Lihat Hasil Verifikasi Anggota Posyandu
Pada gambar 4.16 Activity Diagram Hasil Verifikasi Anggota
Posyandu, diagram ini menggambarkan kegiatan Kader Posyandu
melihat hasil verifikasi anggota posyandu yang telah diverifikasi oleh
Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan. Langkah pertama yaitu Kader
164
Posyandu memilih menu Hasil Verifikasi Anggota yang selanjutnya
sistem akan menampilkan halaman list hasil verifikasi. Kader
Posyandu dapat melihat detail hasil verifikasi dengan meng-klik
tombol lihat.
13. Activity Diagram Input Data Monitoring
Gambar 4. 17 Acitivity Diagram Input Data Monitoring Balita
Pada gambar 4.17 Activity Diagram Input Data Monitoring
Balita, diagram ini menggambarkan kegiatan Kader Posyandu dalam
menginput data monitoring balita. Langkah pertama yaitu Kader
Posyandu memilih menu Monitoring Balita yang selanjutnya sistem
165
akan menampilkan halaman input data monitoring balita yang harus di
isi. Kader Posyandu mengisi data yang dibutuhkan pada halaman
input data monitoring balita dan sistem akan menyimpan data ke
dalam database jika data valid.
14. Activity Diagram Upload Foto Monitoring
Gambar 4. 18 Activity Diagram Upload Foto Monitoring
Pada gambar 4.18 Activity Diagram Upload Monitoring Balita,
diagram ini menggambarkan kegiatan Kader Posyandu dalam meng-
upload foto monitoring balita. Langkah pertama yaitu Kader
Posyandu memilih menu Upload Foto Monitoring Balita yang
selanjutnya sistem akan menampilkan halaman upload foto data
monitoring balita yang harus di isi. Kader Posyandu mengisi data
166
yang dibutuhkan pada halaman upload foto monitoring balita dan
sistem akan menyimpan data ke dalam database jika data valid.
15. Activity Diagram Lihat Laporan Kegiatan Posyandu
Gambar 4. 19 Actvity Diagram Laporan Kegiatan Posyandu
Pada gambar 4.19 Activity Diagram Laporan Kegiatan Bulanan
Rutin Posyandu, diagram ini menggambarkan kegiatan User dalam
melihat data kegiatan posyandu yang telah dilaksanan ditiap RW.
Langkah pertama yaitu User memilih menu Laporan Kegiatan yang
selanjutnya User memilih aksi berupa cetak data kegiatan, kemudian
sistem akan menampilkan halaman cetak data kegiatan yang di
sunting dari data yang sudah ada.
167
16. Activity Diagram Lihat Laporan Kematian Balita
Gambar 4. 20 Activity Diagram Lihat Laporan Kematian Balita
Pada gambar 4.20 Activity Diagram Laporan Kematian, diagram
ini menggambarkan kegiatan User dalam melihat data kematian
balita. Langkah pertama yaitu User memilih menu Laporan
Kematian Balita yang selanjutnya User memilih aksi berupa cetak
data kematian balita, kemudian sistem akan menampilkan halaman
cetak data kematian balita yang di sunting dari data yang sudah ada.
168
17. Activity Diagram Lihat Laporan Kelahiran Balita
Gambar 4. 21 Activity Diagram Lihat Laporan Kelahiran Balita
Pada gambar 4.21 Activity Diagram Laporan Kelahiran Balita,
diagram ini menggambarkan kegiatan User dalam melihat data
kelahiran balita. Langkah pertama yaitu User memilih menu Laporan
Kelahiran Balita yang selanjutnya User memilih aksi berupa cetak
data kematian balita, kemudian sistem akan menampilkan halaman
cetak data kelahiran balita yang di sunting dari data yang sudah ada.
169
18. Actvity Diagram Lihat Laporan Kematian Ibu Hamil
Gambar 4. 22 Activity Diagram Lihat Laporan Kematian Ibu Hamil
Pada gambar 4.22 Activity Diagram Laporan Kematian Ibu
Hamil, diagram ini menggambarkan kegiatan User dalam melihat
data kematian balita. Langkah pertama yaitu User memilih menu
Laporan Kematian Ibu Hamil yang selanjutnya User memilih aksi
berupa cetak data kematian ibu hamil, kemudian sistem akan
menampilkan halaman cetak data kematian ibu hamil yang di sunting
dari data yang sudah ada.
170
19. Activity Diagram Monitoring Balita
Gambar 4. 23 Activity Diagram Monitoring Balita
Pada gambar 4.23 Activity Diagram Monitoring Balita, diagram
ini menggambarkan kegiatan User dalam melakukan monitoring balita
berdasarkan data kegiatan posyandu yang telah diinputkan oleh Kader
171
Posyandu. Langkah pertama yaitu User memilih menu Monitoring
Balita yang selanjutnya sistem akan menampilkan list data hasil
verifikasi, lalu User memilih tanggal kegiatan dan kriteria yang
diinginkan dan klik “Filter”. Sistem akan menampilkan list data
monitoring sesuai hasil filter. Untuk mencetak, Kader Posyandu dapat
memilih Print, dan sistem akan terintegrasi dengan hardware untuk
mencetak data Monitoring Balita.
20. Activity Diagram Lihat Laporan Keanggotaan Balita
Gambar 4. 24 Acivity Diagram Lihat Laporan Data Keanggotaan Balita
Pada gambar 4.24 Activity Diagram Laporan Keanggotaan
Balita, diagram ini menggambarkan kegiatan User dalam melihat data
keanggotaan balita balita. Langkah pertama yaitu User memilih menu
172
Laporan Keanggotaan Balita yang selanjutnya User memilih aksi
berupa cetak data keanggotaan balita, kemudian sistem akan
menampilkan halaman cetak data keanggotaan balita yang di sunting
dari data yang sudah ada.
21. Acitivity Diaram Lihat Laporan Keanggotaan Ibu Hamil
Gambar 4. 25 Activity Diagram Lihat Laporan Keanggotaan Ibu Hamil
Pada gambar 4.25 Activity Diagram Laporan Keanggotaan Ibu
Hamil, diagram ini menggambarkan kegiatan User dalam melihat data
keanggotaan ibu hamil. Langkah pertama yaitu User memilih menu
Laporan Keanggotaan Ibu Hamil yang selanjutnya User memilih aksi
berupa cetak data keanggotaan ibu hamil, kemudian sistem akan
173
menampilkan halaman cetak data keanggotaan ibu hamil yang di
sunting dari data yang sudah ada.
22. Activity Diagram Logout
Gambar 4. 26 Activity Diagram Logout
Pada gambar 4.26 Menjelaskan aktifitas yang dilakukan
oleh Kader Posyandu, Petugas Kesehatan Kelurahan, Petugas
Kesehatan Kecamatan, Staff Kesmas Suku Dinas Kesehatan
Jakarta, dan Kepala Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta
untuk melakukan logout dari sistem, dan menampilkan form
login.
174
4.2.1.4 Class Diagram
Class Diagram menggambarkan grafis mengenai struktur objek dari
satu sistem. Teknik untuk mengidentifikasi objek yaitu menekankan pada
kata-kata benda yang memungkinkan menggambarkan objek potensial.
Berikut adalah daftar objek potensial yang telah diidentifikasi pada Sistem
Informasi Posyandu berbasis web.
Gambar 4. 27 Gambaran Objek Potensial
Nama Kecamatan Tanggal Kegiatan Tanggal Lahir Balita Penimbangan Balita
Kecamatan Kegiatan Balita No Imunisasi Balita
Nama Kelurahan Nama Ibu No Kematian Balita Imunisasi Balita
Kelurahan Nama Suami Tanggal Kematian
Balita
No Pelayanan Balita
Nama RW Tanggal Lahir Ibu Kematian Balita Pelayanan Balita
Nama Posyandu Ibu No Keanggotaan
Balita
ID Monitoring
RW No Kematian Ibu Tanggal Daftar
Balita
Tanggal Monitoring
Nama RT Tanggal Kematian Ibu Keanggotaan Balita Tujuan Monitoring
RT Kematian Ibu No Pemeriksaan Ibu Lokasi Monitoring
NIP No Keanggotaan Ibu Pemeriksaan Ibu Monitoring
Nama Pengguna Tanggal Daftar Ibu No Pelayanan Ibu ID Foto
Tanggal Lahir Pengguna Keanggotaan Ibu Pelayanan Ibu Foto
Pengguna Nama Balita No Timbang Balita Foto Monitoring
175
Setelah melakukan pengurutan daftar objek-objek yang berpotensial,
langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap objek potensial.
Tabel 4. 25 Analisis Objek Potensial
No Potensial Objek Berpotensi Alasan
1. Nama Kecamatan Tidak Atribut dari data kecamatan
2. Kecamatan Ya Data kecamatan
3. Nama Kelurahan Tidak Atribut dari data kelurahan
4. Kelurahan Ya Data kelurahan
5. Nama RW Tidak Atribut dari data RW
6. Nama Posyandu Tidak Atribut dari data RW
7. RW Ya Data RW
8. Nama RT Tidak Atribut dari data RT
9. RT Ya Data RT
10. NIP Tidak Atribut dari data Pengguna
11. Nama Pengguna Tidak Atribut dari data Pengguna
12. Tanggal Lahir Pengguna Tidak Atribut dari data Pengguna
13. Pengguna Ya Data Pengguna
176
14. Tanggal Kegiatan Tidak Atribut dari Data Kegiatan
15. Kegiatan Ya Data Kegiatan
16. Nama Ibu Tidak Atribut dari data ibu
17. Nama Suami Tidak Atribut dari data ibu
18. Tanggal Lahir Ibu Tidak Atribut dari data ibu
19. Ibu Ya Data ibu
20. No Kematian Ibu Tidak Atribut dari data kematian ibu
21. Tanggal Kematian Ibu Tidak Atribut dari data kematian ibu
22. Kematian Ibu Ya Data kematian ibu
23. No Keanggotaan Ibu Tidak Atribut dari data keanggotaan ibu
24. Tanggal Daftar Ibu Tidak Atribut dari data keanggotaan ibu
25. Keanggotaan Ibu Ya Data keanggotaan ibu
26. Nama Balita Tidak Atribut dari data balita
27. Tanggal Lahir Balita Tidak Atribut dari data balita
28. Balita Ya Data balita
29. No Kematian Balita Tidak Atribut dari data kematian balita
177
30. Tanggal Kematian Balita Tidak Atribut dari data kematian balita
31. Kematian Balita Ya Data kematian balita
32. No Keanggotaan Balita Tidak Atribut dari data keanggotaan balita
33. Tanggal Daftar Balita Tidak Atribut dari data keanggotaan balita
34. Keanggotaan Balita Ya Data keanggotaan balita
35. No Pemeriksaan Ibu Tidak Atribut dari data pemeriksaan ibu
36. Pemeriksaan Ibu Ya Data pemeriksaan ibu
37. No Pelayanan Ibu Tidak Atribut dari data pelayanan ibu
38. Pelayanan Ibu Ya Data pelayanan ibu
39. No Timbang Balita Tidak Atribut dari data penimbangan balita
40. Penimbangan Balita Ya Data penimbangan balita
41. No Imunisasi Balita Tidak Atribut dari data imunisasi balita
42.. Imunisasi Balita Ya Data Imunisasi Balita
43. No Pelayanan Balita Tidak Atribut dari data pelayanan balita
44. Pelayanan Balita Ya Data pelayanan balita
45. ID Monitoring Tidak Atribut dari data monitoring
178
46. Tanggal Monitoring Tidak Atribut dari data Monitoring
47. Tujuan Monitoring Tidak Atribut dari data Monitoring
48. Lokasi Monitoring Tidak Aribut dari data Monitoring
49. Monitoring Ya Data Monitoring
50. ID Foto Tidak Atribut dari data foto monitoring
51. Foto Tidak Atribut dari data foto monitoring
52. Foto Monitoring Ya Data foto monitoring
Setelah melakukan analisis terhadap objek potensial, langkah
selanjutnya adalah mengelompokkan objek mana saja yang berpotensi.
Berikut adalah daftar objek yang berpotensi yang selanjutknya akan
dijadikan objek dalam class diagram.
Tabel 4. 26 Objek Potensial Yang Diusulkan
Daftar Objek Potensial Yang Diusulkan
Kematian Balita Kematian Balita
Keanggotaan Balita Keanggotaan Balita
Pemeriksaan Ibu Pemeriksaan Ibu
Pelayanan Ibu Pelayanan Ibu
179
Penimbangan Balita Penimbangan Balita
Imunisasi Balita Imunisasi Balita
Pelayanan Balita Pelayanan Balita
Kematian Balita Monitoring
Keanggotaan Balita Foto Monitoring
Balita
Class diagram sistem informasi posyandu dapat dilihat pada gambar
4.28 berikut ini:
181
4.2.2 Desain Database
4.2.2.1 Mapping Cardinality
Gambar 4. 29 Mapping Cardinality Sistem Informasi Posyandu
182
4.2.2.2 Sequence Diagram
1. Sequence Diagram Login
Gambar 4. 30 Sequance Diagram Login
Pada gambar 4.30 sequence diagram ini digunakan oleh seluruh user.
Sequence ini menjelaskan bagaimana user dapat masuk ke dalam sistem.
Kondisi pertama user membuka website, maka sistem akan menampilkan
halaman login, user input username dan password, sistem akan memproses
login, memanggil username dan password pada tabel user di cek sesuai
183
atau tidak, selesai validasi jika username dan password tidak sesuai maka
memunculkan alert gagal, dan user harus input kembali username dan
password dengan benar jika sesuai maka akan memunculkan alert berhasil
dan masuk ke halaman user sesuia dengan jabatan user.
2. Sequence Diagram Kelola Data Ibu
Gambar 4. 31 Sequance Diagram Kelola Data Ibu
184
Pada gambar 4.31 sequence diagram ini digunakan oleh Kader
Posyandu. Sequence ini menjelaskan bagaimana Kader Posyandu dapat
mengelola data ibu. Diawali dengan masuk ke halaman Kader Posyandu,
Kader Posyandu pilih menu Ibu, maka sistem akan menampilkan menu
Ibu, pilih tambah maka sistem menampilkan form tambah data ibu, Kader
Posyandu akan mengisi form tambah lalu klik simpan jika sudah selesai.
Sistem akan memproses simpan data, lalu menyimpan ke database setelah
selesai sistem get data dari tabel ibu dan menampilkan list data ibu. Jika
data harus diubah Kader Posyandu pilih ubah, sistem akan menampilkan
form ubah dan mengubah data yang ingin diubah jika sudah maka klik
simpan sistem akan memproses simpan data yang telah diubah. Jika data
harus dihapus Kader Posyandu dapat pilih hapus dan mengkonfirmasi data
akan dihapus atau tidak, jika ya maka data dihapus dari database.
185
3. Sequance Diagram Kelola Keanggotaan Balita
Gambar 4. 32 Sequance Diagram Kelola Keanggotaan Balita
Pada gambar 4.32 sequence diagram ini digunakan oleh Kader
Posyandu. Sequence ini menjelaskan bagaimana Kader Posyandu dapat
mengelola data keanggotaan balita. Diawali dengan masuk ke halaman
Kader Posyandu, Kader Posyandu pilih menu Keanggotaan Balita, maka
sistem akan menampilkan menu Keanggotaan Balita, pilih tambah maka
sistem menampilkan form tambah data keanggotaan balita, Kader
Posyandu akan mengisi form tambah lalu klik simpan jika sudah selesai.
Sistem akan memproses simpan data, lalu menyimpan ke database setelah
selesai sistem get data dari table keanggotaan balita dan menampilkan list
186
data keanggotaan balita. Jika data harus diubah Kader Posyandu pilih
ubah, sistem akan menampilkan form ubah dan mengubah data yang ingin
diubah jika sudah maka klik simpan sistem akan memproses simpan data
yang telah diubah. Jika data harus dihapus Kader Posyandu dapat pilih
hapus dan mengkonfirmasi data akan dihapus atau tidak, jika ya maka data
dihapus dari database.
4. Sequance Diagram Kelola Keanggotaan Ibu
Gambar 4. 33 Sequance Diagram Kelola Keanggotaan Ibu
187
Pada gambar 4.33 sequence diagram ini digunakan oleh Kader
Posyandu. Sequence ini menjelaskan bagaimana Kader Posyandu dapat
mengelola data keanggotaan ibu. Diawali dengan masuk ke halaman Kader
Posyandu, Kader Posyandu pilih menu Keanggotaan Ibu, maka sistem
akan menampilkan menu Keanggotaan Balita, pilih tambah maka sistem
menampilkan form tambah data keanggotaan ibu, Kader Posyandu akan
mengisi form tambah lalu klik simpan jika sudah selesai. Sistem akan
memproses simpan data, lalu menyimpan ke database setelah selesai
sistem get data dari tabel keanggotaan ibu dan menampilkan list data
keanggotaan ibu. Jika data harus diubah Kader Posyandu pilih ubah,
sistem akan menampilkan form ubah dan mengubah data yang ingin
diubah jika sudah maka klik simpan sistem akan memproses simpan data
yang telah diubah. Jika data harus dihapus Kader Posyandu dapat pilih
hapus dan mengkonfirmasi data akan dihapus atau tidak, jika ya maka data
dihapus dari database.
188
5. Sequence Diagram Data Kelahiran Balita
Gambar 4. 34 Sequance Diagram Kelola Kelahiran Balita
Pada gambar 4.34 sequence diagram ini digunakan oleh Kader
Posyandu. Sequence ini menjelaskan bagaimana Kader Posyandu dapat
mengelola data kelahiran balita. Diawali dengan masuk ke halaman Kader
Posyandu, Kader Posyandu pilih menu Balita, maka sistem akan
menampilkan menu Balita, pilih tambah maka sistem menampilkan form
tambah data balita, Kader Posyandu akan mengisi form tambah lalu klik
189
simpan jika sudah selesai. Sistem akan memproses simpan data, lalu
menyimpan ke database setelah selesai sistem get data dari tabel balita
dan menampilkan list data balita. Jika data harus diubah Kader Posyandu
pilih ubah, sistem akan menampilkan form ubah dan mengubah data yang
ingin diubah jika sudah maka klik simpan sistem akan memproses simpan
data yang telah diubah. Jika data harus dihapus Kader Posyandu dapat
pilih hapus dan mengkonfirmasi data akan dihapus atau tidak, jika ya maka
data dihapus dari database.
6. Sequence Diagram Data Kematian Balita
Gambar 4. 35 Sequance Diagram Kelola Kematian Balita
190
Pada gambar 4.35 sequence diagram ini digunakan oleh Kader
Posyandu. Sequence ini menjelaskan bagaimana Kader Posyandu dapat
mengelola data kematian balita. Diawali dengan masuk ke halaman Kader
Posyandu, Kader Posyandu pilih menu Kematian Balita, maka sistem
akan menampilkan menu Kematian Balita, pilih tambah maka sistem
menampilkan form tambah data kematian balita, Kader Posyandu akan
mengisi form tambah lalu klik simpan jika sudah selesai. Sistem akan
memproses simpan data, lalu menyimpan ke database setelah selesai
sistem get data dari tabel kematian balita dan menampilkan list data
kematian balita. Jika data harus diubah Kader Posyandu pilih ubah, sistem
akan menampilkan form ubah dan mengubah data yang ingin diubah jika
sudah maka klik simpan sistem akan memproses simpan data yang telah
diubah. Jika data harus dihapus Kader Posyandu dapat pilih hapus dan
mengkonfirmasi data akan dihapus atau tidak, jika ya maka data dihapus
dari database.
191
7. Sequence Diagram Data Kematian Ibu Hamil
Gambar 4. 36 Sequance Diagram Kelola Kematian Ibu Hamil
Pada gambar 4.36 sequence diagram ini digunakan oleh Kader
Posyandu. Sequence ini menjelaskan bagaimana Kader Posyandu dapat
mengelola data kematian ibu hamil. Diawali dengan masuk ke halaman
Kader Posyandu, Kader Posyandu pilih menu Kematian Ibu Hamil, maka
sistem akan menampilkan menu Kematian Ibu Hamil, pilih tambah maka
sistem menampilkan form tambah data kematian ibu hamil, Kader
192
Posyandu akan mengisi form tambah lalu klik simpan jika sudah selesai.
Sistem akan memproses simpan data, lalu menyimpan ke database setelah
selesai sistem get data dari kematian ibu hamil dan menampilkan list data
kematian ibu hamil. Jika data harus diubah Kader Posyandu pilih ubah,
sistem akan menampilkan form ubah dan mengubah data yang ingin
diubah jika sudah maka klik simpan sistem akan memproses simpan data
yang telah diubah. Jika data harus dihapus Kader Posyandu dapat pilih
hapus dan mengkonfirmasi data akan dihapus atau tidak, jika ya maka data
dihapus dari database.
8. Sequence Diagram Kelola Data Kegiatan Posyandu
Gambar 4. 37 Sequance Diagram Kelola Data Kegiatan Posyandu
Pada gambar 4.37 sequence diagram ini digunakan oleh Kader
Posyandu. Sequence ini menjelaskan bagaimana Kader Posyandu dapat
mengelola data kegiatan posyandu. Diawali dengan masuk ke halaman
193
Kader Posyandu, Kader Posyandu pilih menu Kegiatan Posyandu, maka
sistem akan menampilkan menu Kegiatan Posyandu, pilih tambah maka
sistem menampilkan form tambah data kegiatan posyandu, Kader
Posyandu akan mengisi form tambah lalu klik simpan jika sudah selesai.
Sistem akan memproses simpan data, lalu menyimpan ke database setelah
selesai sistem get data dari tabel kegiatan posyandu dan menampilkan list
data kegiatan posyandu.
9. Sequence Diagram Verifikasi Data Kegiatan Posyandu
Gambar 4. 38 Sequence Diagram Verifikasi Data Kegiatan Posyandu
Pada gambar 4.38 sequence diagram ini digunakan oleh Petugas
Kesehatan Tingkat Kelurahan. Sequence ini menjelaskan bagaimana
Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan dapat menverifikasi data kegiatan
sebelum laporan diteruskan ke tingkatan yang lebih tinggi. Diawali dengan
194
masuk ke halaman Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Petugas
Kesehatan Tingkat Kelurahan pilih menu Verifikasi Data Kegiatan, maka
sistem akan menampilkan menu Verifikasi Data Kegiatan yang
sebelumnya sudah diinputkan oleh Kader Kelurahan di masing-masing
RW. Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan pilih verifikasi, sistem akan
menampilkan form ubah dan mengubah data yang ingin diubah statusnya
menjadi terverifikasi jika sudah maka klik simpan sistem akan memproses
simpan data yang telah diubah kedalam database.
10. Sequance Diagram Hasil Verifikasi Kegiatan
Gambar 4. 39 Sequance Diagram Lihat Hasil Verifikasi Kegiatan
195
Pada gambar 4.39 sequence diagram ini digunakan oleh Kader
Posyandu. Sequence ini menjelaskan bagaimana Kader Posyandu dapat
melihat hasil verifikasi data kegiatan posyandu. Diawali dengan masuk ke
halaman Kader Posyandu, Kader Posyandu pilih menu Hasil Verifikasi
Kegiatan, maka sistem akan menampilkan list data hasil verifikasi
Kegiatan Posyandu yang sebelumnya sudah diverifikasi oleh Petugas
Kesehatan Tingkat Kelurahan. User pilih unduh dokumen, sistem akan
menampilkan halaman untuk unduk dokumen.
11. Sequence Diagram Verifikasi Data Anggota Posyandu
Gambar 4. 40 Sequence Diagram Verifikasi Data Anggota Posyandu
Pada gambar 4.40 sequence diagram ini digunakan oleh Petugas
Kesehatan Tingkat Kelurahan. Sequence ini menjelaskan bagaimana Petugas
Kesehatan Tingkat Kelurahan dapat menverifikasi data anggota posyandu.
Diawali dengan masuk ke halaman Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan,
196
Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan pilih menu Verifikasi Data Anggota,
maka sistem akan menampilkan menu Verifikasi Data Anggota yang
sebelumnya sudah diinputkan oleh Kader Kelurahan di masing-masing RW.
Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan pilih verifikasi, sistem akan
menampilkan form ubah dan mengubah data yang ingin diubah statusnya
menjadi terverifikasi jika sudah maka klik simpan sistem akan memproses
simpan data yang telah diubah kedalam database.
12. Sequance Diagram Lihat Hasil Verifikasi Anggota
Gambar 4. 41 Sequance Diagram Lihat Hasil Verifikasi Anggota
Pada gambar 4.41 sequence diagram ini digunakan oleh Kader
Posyandu. Sequence ini menjelaskan bagaimana Kader Posyandu dapat
melihat hasil verifikasi data kegiatan posyandu. Diawali dengan masuk ke
halaman Kader Posyandu, Kader Posyandu pilih menu Hasil Verifikasi
197
Kegiatan, maka sistem akan menampilkan list data hasil verifikasi Kegiatan
Posyandu yang sebelumnya sudah diverifikasi oleh Petugas Kesehatan
Tingkat Kelurahan. User pilih unduh dokumen, sistem akan menampilkan
halaman untuk unduk dokumen.
13. Sequence Diagram Input Monitoring
Gambar 4. 42 Sequence Diagram Input Data Monitoring
Pada gambar 4.42 sequence diagram ini digunakan oleh Kader
Posyandu. Sequence ini menjelaskan bagaimana Kader Posyandu dapat
menginput data monitoring balita. Diawali dengan masuk ke halaman Kader
Posyandu, Kader Posyandu pilih menu Monitoring Balita maka sistem
menampilkan form tambah data monitoring balita, Kader Posyandu akan
mengisi form tambah lalu klik simpan jika sudah selesai. Sistem akan
198
memproses simpan data, lalu menyimpan ke database setelah selesai sistem
get data dari tabel monitoring dan menampilkan list data monitoring.
14. Sequence Diagram Upload Foto Monitoring
Gambar 4. 43 Sequence Diagram Upload Foto Monitoring
Pada gambar 4.42 sequence diagram ini digunakan oleh Kader
Posyandu. Sequence ini menjelaskan bagaimana Kader Posyandu dapat
menginput data foto monitoring balita. Diawali dengan masuk ke halaman
Kader Posyandu, Kader Posyandu pilih menu Upload Foto Monitoring
Balita maka sistem menampilkan form tambah data foto monitoring balita,
Kader Posyandu akan mengisi form tambah lalu klik simpan jika sudah
selesai. Sistem akan memproses simpan data, lalu menyimpan ke database
setelah selesai sistem get data dari tabel monitoring dan menampilkan list
data foto monitoring
199
15. Sequence Diagram Lihat Laporan Kegiatan Posyandu
Gambar 4. 44 Sequance Diagram Lihat Laporan Kegiatan Posyandu
Pada gambar 4.44 sequence diagram ini digunakan oleh beberapa user
yaitu Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Petugas Kesehatan Tingkat
Kecamatan, Staff Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta dan Kepala
Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta. Sequence ini menjelaskan
bagaimana User dapat melihat seluruh data laporan kegiatan posyandu.
Diawali dengan masuk ke halaman User, User pilih menu Kegiatan, maka
sistem akan menampilkan data Kegiatan Posyandu yang sebelumnya sudah
diinputkan oleh Kader Posyandu di masing-masing RW. User pilih cetak,
sistem akan menampilkan halaman untuk mencetak data.
200
16. Sequence Diagram Lihat Laporan Kematian Balita
Gambar 4. 45 Sequance Diagram Lihat Laporan Kematian Balita
Pada gambar 4.45 sequence diagram ini digunakan oleh beberapa user
yaitu Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Petugas Kesehatan Tingkat
Kecamatan, Staff Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta dan Kepala
Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta. Sequence ini menjelaskan
bagaimana User dapat melihat seluruh data laporan kematian balita ditiap
RW. Diawali dengan masuk ke halaman User, User pilih menu Kematian
Balita, maka sistem akan menampilkan data Kematian Balita yang
sebelumnya sudah diinputkan oleh Kader Posyandu di masing-masing
RW. User pilih cetak, sistem akan menampilkan halaman untu mencetak
data.
201
17. Sequence Diagram Lihat Laporan Kelahiran Balita
Gambar 4. 46 Sequance Diagram Lihat Laporan Kelahiran Balita
Pada gambar 4.46 sequence diagram ini digunakan oleh beberapa user
yaitu Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Petugas Kesehatan Tingkat
Kecamatan, Staff Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta dan Kepala
Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta. Sequence ini menjelaskan
bagaimana User dapat melihat seluruh data laporan kelahiran balita.
Diawali dengan masuk ke halaman User, User pilih menu Kelahiran
Balita, maka sistem akan menampilkan data Kelahiaran Balita yang
sebelumnya sudah diinputkan oleh Kader Posyandu di masing-masing
RW. User pilih cetak, sistem akan menampilkan cetak data.
202
18. Sequence Diaram Lihat Laporan Kematian Ibu Hamil
Gambar 4. 47 Sequance Diagram Lihat Laporan Kematian Ibu Hamil
Pada gambar 4.47 sequence diagram ini digunakan oleh beberapa user
yaitu Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Petugas Kesehatan Tingkat
Kecamatan, Staff Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta dan Kepala
Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta. Sequence ini menjelaskan
bagaimana User dapat melihat seluruh data laporan kematian ibu hanil.
Diawali dengan masuk ke halaman User, User pilih menu Kematian Ibu
Hamil, maka sistem akan menampilkan data Kematia Ibu Hamil yang
sebelumnya sudah diinputkan oleh Kader Posyandu di masing-masing
RW. User pilih cetak, sistem akan menampilkan cetak data.
203
19. Sequance Diagram Laporan Keanggotaan Balita
Gambar 4. 48 Sequance Diagram Lihat Laporan Keanggotaan Balita
Pada gambar 4.48 sequence diagram ini digunakan oleh beberapa user
yaitu Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Petugas Kesehatan Tingkat
Kecamatan, Staff Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta dan Kepala
Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta. Sequence ini menjelaskan
bagaimana User dapat melihat seluruh data laporan keanggotaan balita.
Diawali dengan masuk ke halaman User, User pilih menu Laporan
Keanggotaan Balita, maka sistem akan menampilkan data Keanggotaan
Balita yang sebelumnya sudah diinputkan oleh Kader Posyandu di masing-
masing RW. User pilih cetak, sistem akan menampilkan cetak data.
204
20. Sequance Diagram Lihat Laporan Keanggotaan Ibu Hamil
Gambar 4. 49 Sequance Diagram Lihat Laporan Keanggotaan Ibu Hamil
Pada gambar 4.49 sequence diagram ini digunakan oleh beberapa user
yaitu Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Petugas Kesehatan Tingkat
Kecamatan, Staff Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta dan Kepala
Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta. Sequence ini menjelaskan
bagaimana User dapat melihat seluruh data laporan keanggotaan ibu hanil.
Diawali dengan masuk ke halaman User, User pilih menu Kematian Ibu
Hamil, maka sistem akan menampilkan data Keanggotaan Ibu Hamil yang
sebelumnya sudah diinputkan oleh Kader Posyandu di masing-masing
RW. User pilih cetak, sistem akan menampilkan cetak data.
205
21. Sequence Diagram Laporan Monitoring Balita
Gambar 4. 50 Sequence Diagram Lihat Laporan Monitoring Balita
Pada gambar 4.50 sequence diagram ini digunakan oleh beberapa user
yaitu Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan, Petugas Kesehatan Tingkat
Kecamatan, Staff Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta dan Kepala
Kesmas Suku Dinas Kesehatan Jakarta. Sequence ini menjelaskan
bagaimana User dapat melihat seluruh data laporan monitoring balita.
Diawali dengan masuk ke halaman User, User pilih menu Laporan
Monitoring Balita, maka sistem akan menampilkan data Monitoring Balita
yang sebelumnya sudah diinputkan oleh Kader Posyandu di masing-masing
RW. User pilih cetak, sistem akan menampilkan cetak data.
206
22. Sequence Diagram Logout
Gambar 4. 51 Sequance Diagram Logout
Pada gambar 4.51 sequence diagram ini digunakan oleh User untuk
keluar dari sistem. User pilih menu logout, maka sistem akan secara
otomatis langsung menampilkan halaman login.
208
4.2.2.4 Perancangan Spesifikasi Database
1. Perancangan Struktur Database
a. Nama Tabel : tb_kecamatan
Primary Key : id_kecamatan
Foreign Key : -
Tipe File : Master
Tabel 4. 27 Perancangan Struktur Database Kecamatan
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
id_kecamatan Varchar 11 Id_Kecamatan
nama_kecamatan Varchar 25 Nama Kecamatan
yang berada di
Kotamadya Jakarta
Timur
b. Nama Tabel : tb_kelurahan
Primary Key : id_kelurahan
Foreign Key : id_kecamatan
Tipe File : Master
Tabel 4. 28 Perancangan Struktur Database Kelurahan
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
209
id_kelurahan Varchar 11 Id_Kelurahan
nama_kelurahan Varchar 25 Nama Kelurahan yang
berada di Kotamadya
Jakarta Timur
c. Nama Tabel : tb_rw
Primary Key : id_rw
Foreign Key : id_kelurahan
Tipe File : Master
Tabel 4. 29 Perancangan Struktur Database RW
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
id_rw Varchar 11 Id Rukun Warga
nama_rw Varchar 5 Daftar nama RW yang
berada di Kelurahan,
Kecamatan,
Kotamadya Jakarta
Timur
Nama_posyandu Varchar 20 Nama Posyandu yang
sesuai dengan
penempatan RW di
210
Kelurahan,
Kecamatan,
Kotamadya Jakarta
Timur
d. Nama Tabel : tb_rt
Primary Key : id_rt
Foreign Key : id_rw
Tipe File : Master
Tabel 4. 30 Perancangan Struktur Database RT
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
id_rt Varchar 11 Id Rukun Tetangga
nama_rt Varchar 5 Daftar nama RT yang
berada di Kelurahan,
Kecamatan,
Kotamadya Jakarta
Timur
e. Nama Tabel : tb_pengguna
Primary Key : NIP
Foreign Key : id_rw
Tipe File : Master
211
Tabel 4. 31 Perancangan Struktur Database Pengguna
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
NIP Varchar 11 Kode Pegawai yang
diberikan hak akses
Ke Sistem Informasi
Posyandu
Nama Varchar 30 Nama lengkap
pegawai
tanggal_lahir Date - Tanggal lahir pegawai
Jenis_kelamin Varchar 10 Jenis kelamin pegawai
Nomor_telepon Varchar 15 Nomor telpon pegawai
Alamat Varchar 100 Alamat lengkap
pegawai
Jabatan Varchar 30 Jabatan pegawai
Status_kepenggunaan Varchar 20 Status kepenggunaan
pegawai terhadap
sistem
Username Varchar 20 Username untuk login
212
Password Varchar 20 Password untuk login
Image Tinytext - Foto profil pegawai
Last_login Timestamp - Login terakhir
pegawai
f. Nama Tabel : tb_kegiatan_posyandu
Primary Key : id_kegiatan
Foreign Key : NIP
Tipe File : Master
Tabel 4. 32 Perancangan Struktur Database Kegiatan Posyandu
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Id_kegiatan Varchar 11 Id kegiatan Posyandu
Tanggal_kegiatan Date - Tanggal pelaksaan
kegiatan Posyandu
Status Varchar - Status untuk melihat
kegiatan yang sudah
diverifikasi
Dokumen Verifikasi Filestream - Dokumen untuk
melihat hasil verifikasi
213
Catatan Varchar 100 Catatan yang
diberikan pada saat
verifikasi
Created_by Varchar 11 NIP pegawai yang
memasukkan data
kegiatan
Updated_by Varchar 11 NIP pegawai yang
mengubah data
kegiatan
g. Nama Tabel : tb_ibu
Primary Key : id_ibu
Foreign Key : id_rw
NIP
Tipe File : Master
Tabel 4. 33 Perancangan Struktur Database Ibu
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Id_ibu Varchar 11 Kode nomor Ibu yang
terdaf
Nama Varchar 30 Nama lengkap Ibu
214
Nama_suami Varchar 30 Nama suami Ibu yang
terdaftar
Tempat_lahir Vahrchar 30 Tempat lahir Ibu
Tanggal_lahir Date - Tanggal lahir Ibu
Alamat Varchar 100 Alamat lengkap Ibu
Created_by Varchar 11 NIP pegawai yang
memasukkan data Ibu
Updated_by Varchar 11 NIP pegawai yang
mengubah data Ibu
h. Nama Tabel : tb_kematian_ibu
Primary Key : no_kematian
Foreign Key : id_ibu
Tipe File : Transaksi
Tabel 4. 34 Perancangan Struktur Database Kematian Ibu
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
No_kematian Varchar 11 Kode kematian ibu
Tanggal_kematian Date - Tanggal kematian ibu
215
Penyebab_kematian Varchar 200 Penyebab kematian
ibu
Jenis_kematian Vahrchar 50 Jenis kematian ibu
Meninggal_di Varchar 50 Tempat kematian ibu
Penanganan Varchar 200 Cara penanganan yang
dilakukan sebelum
kematian
Keterangan Varchar 200 Keterangan tambahan
terkait kematian ibu
Created_by Varchar 11 NIP pegawai yang
memasukkan data Ibu
Updated_by Varchar 11 NIP pegawai yang
mengubah data Ibu
i. Nama Tabel : tb_keanggotaan_ibu_posyandu
Primary Key : no_keanggotaan_ibu
Foreign Key : id_ibu
Tipe File : Master
216
Tabel 4. 35 Perancangan Struktur Database Keanggotaan Ibu Posyandu
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
No_keanggotaan_ibu Varchar 11 Nomor keanggotaan
Ibu Posyandu
Tanggal_daftar Date - Tanggal daftar
keanggotaan Ibu
Umur_kehamilan Int 30 Umur kehamilan ibu
pada saat mendaftar
keanggotaan
Berat_badan Int 30 Berat badan ibu hamil
pada saat mendaftar
Posyandu
Hpht Int 30 Hari pertama haid
terakhir ibu hamil
Htp
Riwayat_penyakit Varchar 50 Riwayat penyakit yang
dimiliki ibu hamil
Hamil_ke Varchar 10 Hamil anak keberapa
pada saat mendaftar
217
Foto Kartu Keluarga Filestream - Untuk melihat foto
Kartu Keluarga.
Catatan Varchar 50 Catatan yang
diberikan pada saat
verifikasi
Created_by Varchar 11 NIP pegawai yang
memasukkan data Ibu
Updated_by Varchar 11 NIP pegawai yang
mengubah data Ibu
j. Nama Tabel : tb_balita
Primary Key : id_balita
Foreign Key : id_ibu
NIP
Tipe File : Master
Tabel 4. 36 Perancangan Struktur Database Balita
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Id_balita Varchar 11 Kode nomor balita
yang terdaftar
Nama Varchar 30 Nama lengkap balita
218
Jenis_kelamin Varchar 5 Jenis kelamin balita
Tanggal_lahir Date - Tanggal lahir balita
Lahir_di Varchar 30 Tempat kelahiran
balita
Proses melahirkan Varchar 20 Proses melahirkan
balita
Berat_lahir Int 10 Berat balita saat
dilahirkan
Tinggi_lahir Int 30 Tinggi balita pada saat
dilahirkan
Keterangan Varchar 100 Keterangan tambahan
mengenai kelahiran
balita
Created_by Varchar 11 NIP pegawai yang
memasukkan data
balita
Updated_by Varchar 11 NIP pegawai yang
mengubah data balita
219
k. Nama Tabel : tb_balita_anggota_posyandu
Primary Key : no_keanggotaan_balita
Foreign Key : id_balita
Tipe File : Master
Tabel 4. 37 Perancangan Struktur Database Balita Anggota Posyandu
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
No_keanggotaan_balita Varchar 11 Nomor keanggotaan
yang terdaftar
Posyandu
Tanggal_daftar Date - Tanggal mendaftar
Posyandu
Umur_saat_daftar Int 10 Umur balita saat
mendaftar
Catatan Varchar 100 Catatan pada saat
verifikasi
Status Varchar 100 Status verifikasi balita
anggota posyandu
Created_by Varchar 11 NIP pegawai yang
memasukkan data
balita
220
Updated_by Varchar 11 NIP pegawai yang
mengubah data balita
l. Nama Tabel : tb_verifikasi
Primary Key : id_verifikasi
Foreign Key : id_kegiatan
Tipe File : Transaksi
Tabel 4. 38 Perancangan Struktur Database Verifikasi Kegiatan
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Id_verifikasi Varchar 11 Id verifikasi kegiatan
Status Varchar 11 Status verifikasi
Dokumen Verifikasi Filestream 50 Dokumen pendukung
dokumen verifikasi
kegiatan
Catatan Varchar 200 Catatan pendukung
verifikasi
Created_by Varchar 11 NIP Pegawai yang
membuat data
verifikasi
Download_by Varchar 11 NIP pegawai yang
221
mengunduh dokumen
m. Nama Tabel : tb_kematian_balita
Primary Key : no_kematian
Foreign Key : id_balita
Tipe File : Transaksi
Tabel 4. 39 Perancangan Struktur Database Kematian Balita
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
No_kematian Varchar 11 Nomor kematian balita
Tanggal_kematian Date - Tanggal kematian
balita
Penyebab_kematian Varchar 100 Penyebab kematian
balita
Jenis_kematian Varchar1 20 Jenis kematian yang
dialami balita
Meninggal_di Varchar 20 Tempat kematian
balita
Penanganan Varchar 100 Cara penanganan
balita sebelum
222
kematian
Keterangan Varchar 100 Keterangan tambahan
terkait kematian balita
Created_by Varchar 20 NIP pegawai yang
memasukkan data
kematian balita
Updated_by Varchar 20 NIP pegawai yang
mengubah data
kematian balita
n. Nama Tabel : tb_pemeriksaan_ibu_hamil
Primary Key : no_pemeriksaan
Foreign Key : id_kegiatan
no_keanggotaan_ibu
Tipe File : Transaksi
Tabel 4. 40 Perancangan Struktur Database Pemeriksaan Ibu Hamil
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
No_pemeriksaan Varchar 11 Nomor pemeriksaan
ibu hamil
Berat Badan Int 20 Berat badan ibu hamil
223
saat pemeriksaan
Umur_kehamilan Int 20 Umur kehamilan pada
saat pemeriksaan
Tinggi_fundus Int 5 Tinggi fundus ibu
hamil pada saat
pemeriksaan
Letak_jenin Varchar 100 Letak janin bayi pada
saat pemeriksaan
Denyut_jantung_permenit Int 10 Denyut jantung
permenit ibu hamil
pada saat pemeriksaan
Tindakan Varchar 50 Tindakan yang
dilakukan terhadap ibu
hamil pada saat
pemeriksaan
Nasihat Varchar 100 Saran yang diberikan
dokter kepada ibu
hamil
Created_by Varchar 11 NIP pegawai yang
memasukkan data
224
pemeriksaan ibu hamil
Updated_by Varchar 11 NIP pegawai yang
mengubah data
pemeriksaan ibu hamil
o. Nama Tabel : tb_pelayanan_ibu_hamil
Primary Key : no_pelayanan
Foreign Key : id_kegiatan
No_keanggotaan_ibu
Tipe File : Transaksi
Tabel 4. 41 Perancangan Struktur Database Pelayanan Ibu Hamil
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
No_pelayanan Varchar 11 Nomor pelayanan ibu
hamil
Jenis_pelayanan Varchar 30 Jenis pelayanan yang
diberikan kepada ibu
hamil
Dpt_Fe Varchar 5 Pemberian zat besi
kepada ibu hamil
Keterangan Varchar 5 Keterangan tambahan
225
terhadap pelayanan
ibu hamil
Created_by Varchar 20 NIP pegawai yang
memasukkan data
kematian balita
Updated_by Varchar 20 NIP pegawai yang
mengubah data
kematian balita
p. Nama Tabel : tb_penimbangan_balita
Primary Key : no_timbang
Foreign Key : id_kegiatan
No_keanggotaan_balita
Tipe File : Transaksi
Tabel 4. 42 Perancangan Struktur Database Penimbangan Balita
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
No_timbang Varchar 11 Nomor timbang balita
Berat_badan Float 20 Berat badan balita
pada saat ditimbang
Tinggi_badan Float 20 Tinggi badan balita
226
Status_naik Varchar 5 Keterangan yang
menyatakan balita
memiliki berat badan
naik atau tidak
Dibawah_garis_merah Varchar 5 Balita yang memiliki
berat badan dibawah
garis merah
Keterangan Varchar 100 Keterangan tambahan
pada saat dilakukan
penimbangan
Created_by Varchar 11 NIP pegawai yang
memasukkan data
penimbangan
Updated_by Varchar 11 NIP pegawai yang
mengubah data
penimbangan
q. Nama Tabel : tb_imunisasi_balita
Primary Key : no_imunisasi
Foreign Key : id_kegiatan
No_keanggotaan_balita
227
Tipe File : Transaksi
Tabel 4. 43 Perancangan Struktur Database Imunisasi Balita
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
No_imunisasi Varchar 11 Nomor imunisasi
balita
Jenis_imunisasi Varchar 30 Jenis imunisasi yang
diberikan kepada
balita
Keterangan Varchar 100 Keterangan tambahan
pada saat melakukan
imunisasi
Created_by Varchar 20 NIP pegawai yang
memasukkan data
imunisasi balita
Updated_by Varchar 20 NIP pegawai yang
mengubah data
imunisasi balita
r. Nama Tabel : tb_monitoring
Primary Key : id_monitoring
228
Foreign Key : id_kegiatan
Tipe File : Transaksi
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Id_monitoring Varchar 11 Nomor monitoring
balita
Nama_pelaksana Varchar 30 Nama pelaksana
monitoring balita
Tanggal_monitoring Date - Tanggal pelaksanaan
monitoring balita
Tujuan_monitoring Varchar 50 Tujuan
dilaksanakannya
monitoring balita
Sasaran_monitoring Varchar 100 Sasaran pelaksanaan
monitoring balita
Parameter_keberhasilan Varchar 100 Parameter
keberhasilannya
pelaksanaan Posyandu
Lokasi_monitoring Varchar 50 Tempat
dilaksanakannya
monitoring balita
229
Uraian_kegiatan Varchar 500 Uraian secara lengkap
kegiatan monitoring
yang dilaksanakan
Created_by Varchar 20 NIP pegawai yang
meninput data
monitoring balita
s. Nama Tabel : tb_foto_monitoring
Primary Key : id_foto
Foreign Key : id_monitoring
Tipe File : Transaksi
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Id_foto Varchar 11 Id foto yang diunggah
Foto Filestream - Foto yang diunggah
Keterangan Varchar 100 Keterangan tambahan
terhadap foto yang
diunggah
Created_by Varchar 20 NIP pegawai yang
memasukkan data foto
monitoring balita
230
4.2.3 Design User Interface
4.2.3.1 Perancangan Struktur Menu
Dalam tahap ini ialah membuat tampilan rancangan interface untuk
memudahkan dalam pembangunan Sistem Informasi Posyandu Pada sesuai
dengan hak aksesnya :
1. Menu Kader Posyandu
Tabel 4. 44 Perancangan Struktur Menu Kader Posyandu
Pada struktur menu diatas menggambarkan menu Kader
Posyandu. Menu “Kader Posyandu” merupakan halaman Kader
Posyandu setelah melakukan login sesuai dengan jabatan user yaitu
“Kader Posyandu”. Pada halaman Kader Posyandu terdapat menu
231
monitoring balita, hasil verifikasi kegiatan, hasil verifikasi angggota,
manajemen data dan kegiatan, menu manajemen data pada halaman
ini berisi sub menu ibu, balita keanggotaan ibu dan balita, serta
kematian ibu dan balita. Selain pada manajemen data terdapat pula
menu kegiatan, pada menu kegiatan terdapat sub menu pelayanan
ibu hamil, pemeriksaan ibu hamil, pelayanan balita, pelayanan balita
serta imunisasi balita.
2. Menu Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan
Gambar 4. 53 Perancangan Struktur Menu Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan
Pada struktur menu diatas menggambarkan menu Petugas Kesehatan
Tingkat Kelurahan. Menu “Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan”
merupakan halaman Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan setelah
232
melakukan login sesuai dengan jabatan user yaitu “Petugas Kesehatan
Tingkat Kelurahan”. Pada halaman Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan
terdapat menu verifikasi anggota posyandu, verfikasi data kegiatan,
monitoring balita dan laporan, menu verifikasi data kegiatan pada halaman
ini berisi menu untuk merubah status kegiatan setelah dilakukan
pemeriksaan terhadap data-data kegiatan di tiap RW. Selain pada verifikasi
data kegiatan terdapat pula menu laporan, pada menu laporan terdapat sub
menu laporan kelahiran bayi, laporan kematian bayi, laporan kematian ibu
hamil, laporan keanggotaan balita, laporan monitoring balita serta laporan
keanggotaan ibu hamil.
3. Petugas Kesehatan Tingkat Kecamatan
Gambar 4. 54 Perancangan Struktur Menu Petugas Kesehatan Tingkat Kecamatan
233
Pada struktur menu diatas menggambarkan menu Petugas Kesehatan
Tingkat Kecamatan. Menu “Petugas Kesehatan Tingkat Kecamatan”
merupakan halaman Petugas Kesehatan Tingkat Kecamatan setelah
melakukan login sesuai dengan jabatan user yaitu “Petugas Kesehatan
Tingkat Kecamatan”. Pada halaman Petugas Kesehatan Tingkat
Kecamatan terdapat menu laporan yang terdiri atas beberapa sub menu
yaitu laporan kelahiran bayi, laporan kematian bayi, laporan kematian ibu
hamil, laporan kegiatan laporan keanggotaan balita, laporan monitoring
balita serta laporan keanggotaan ibu hamil.
4. Staff Kesmas Suku Dinas Kesehan Jakarta Timur
Gambar 4. 55 Perancangan Strukur Menu Saff Kesmas Sudinkes Jakarta Timur
234
Pada struktur menu diatas menggambarkan menu Staff Kesmas
Sudinkes Jakarta Timur. Menu “Staff Kesmas Sudinkes Jakarta Timur”
merupakan halaman Staff Kesmas Sudinkes Jakarta Timur setelah
melakukan login sesuai dengan jabatan user yaitu “Staff Kesmas Sudinkes
Jakarta Timur”. Pada halaman Staff Kesmas Sudinkes Jakarta Timur
terdapat menu monitoring balita dan laporan yang terdiri atas beberapa sub
menu yaitu laporan kelahiran bayi, laporan kematian bayi, laporan
kematian ibu hamil, laporan kegiatan laporan keanggotaan balita, serta
laporan keanggotaan ibu hamil.
5. Kepala Kesmas Sudinkes Jakarta Timur
Gambar 4. 56 Perancangan Struktur Menu Kepala Kesmas Sudinkes Jakarta Timur
235
Pada struktur menu diatas menggambarkan menu Kepala Kesmas
Sudinkes Jakarta Timur. Menu “Kepala Kesmas Sudinkes Jakarta Timur”
merupakan halaman Kepala Kesmas Sudinkes Jakarta Timur setelah
melakukan login sesuai dengan jabatan user yaitu “Kepala Kesmas
Sudinkes Jakarta Timur”. Pada halaman Kepala Kesmas Sudinkes Jakarta
Timur terdapat menu monitoring balita dan laporan yang terdiri atas
beberapa sub menu yaitu laporan kelahiran bayi, laporan kematian bayi,
laporan kematian ibu hamil, laporan kegiatan laporan keanggotaan balita,
serta laporan keanggotaan ibu hamil.
4.2.3.2 Perancangan Mockup User Interface
1. Halaman Login
Gambar 4. 57 Perancangan Mockup Halaman Login
236
2. Halaman Kader Posyandu
a. Home
Gambar 4. 58 Perancangan Mockup Halaman Kader Posyandu
b. Manajenem Data Ibu
Gambar 4. 59 Perancangan Mock Up List Data Ibu
237
Gambar 4. 60 Perancangan Mockup Form Tambah Data Ibu
Gambar 4. 61 Perancangan Mock Up Detail Data Ibu
238
Gambar 4. 62 Perancangan Mockup Hapus Data Ibu
c. Manajemen Data Balita
Gambar 4. 63 Perancangan Mockup List Data Balita
239
Gambar 4. 64 Perancangan Mockup Form Tambah Data Balita
Gambar 4. 65 Perancangan Mockup Detail Data Balita
240
Gambar 4. 66 Perancangan Mockup Hapus Data Balita
d. Manajemen Data Keanggotaan Ibu Hamil
Gambar 4. 67 Perancangan Mockup List Keanggotaan Ibu Hamil
241
Gambar 4. 68 Perancangan Mockup Form Tambah Data Keanggotaan Ibu Hamil
Gambar 4. 69 Perancangan Mockup Detail Keanggotaan Ibu Hamil
242
Gambar 4. 70 Perancangan Mockup Hapus Data Keanggotaan Ibu Hamil
e. Manajemen Data Keanggotaan Balita
Gambar 4. 71 Perancangan Mockup List Data Keanggotaan Balita
243
Gambar 4. 72 Perancangan Mockup Form Tambah Data Keanggotaan Balita
Gambar 4. 73 Perancangan Mockup Detail Data Keanggotaan Balita
244
Gambar 4. 74 Perancangan Mockup Hapus Data Keanggotaan Balita
f. Manajemen Data Kematian Ibu Hamil
Gambar 4. 75 Perancangan Mockup List Data Kematian Ibu Hamil
245
Gambar 4. 76 Perancangan Mockup Form Tambah Data Kematian Ibu Hamil
Gambar 4. 77 Perancangan Mockup Detail Kematian Ibu Hamil
246
Gambar 4. 78 Perancangan Mockup Hapus Data Kematian Ibu Hamil
g. Manajemen Data Kematian Balita
Gambar 4. 79 Perancangan Mockup List Data Kematian Balita
247
Gambar 4. 80 Perancangan Mockup Form Tambah Data Kematian Balita
Gambar 4. 81 Perancangan Mockup Detail Kematian Balita
248
Gambar 4. 82 Perancangan Mockup Hapus Data Kematian Balita
h. Kegiatan
Gambar 4. 83 Perancangan Mockup List Kegiatan Posyandu
249
Gambar 4. 84 Perancangan Mockup Form Tambah Data Kegiatan Posyandu
Gambar 4. 85 Perancangan Mockup Detail Data Kegiatan
250
i. Hasil Verifikasi Kegiatan
Tabel 4. 45 Perancangan Mockup List Hasil Verifikasi Kegiatan
Tabel 4. 46 Perancangan Mockup Detail Hasil Verifikasi Kegiatan
251
j. Hasil Verifikasi Anggota Balita
Gambar 4. 86 Perancangan Mockup List Hasil Verifikasi Balita
k. Hasil Verifikasi Anggota Ibu Hamil
Gambar 4. 87 Perancangan Mockup List Hasil Verifikasi Ibu Hamil
252
l. Kegiatan Monitoring
Gambar 4. 88 Perancangan Mockup List Monitoring Balita
Gambar 4. 89 Perancangan Mockup Tambah Data Monitoring Balita
253
Gambar 4. 90 Perancangan Mockup Detail dan Upload Foto Monitoring Balita
m. Kegiatan Pelayanan Ibu Hamil
Gambar 4. 91 Perancangan Mockup List Pelayanan Ibu Hamil
254
Gambar 4. 92 Perancangan Mockup Form Tambah Data Pelayanan Ibu Hamil
Gambar 4. 93 Perancangan Mockup Detail Pelayanan Ibu Hamil
255
Gambar 4. 94 Perancangan Mockup Hapus Pelayanan Ibu Hamil
n. Kegiatan Pemeriksaan Ibu Hamil
Gambar 4. 95 Perancangan Mockup List Pemeriksaan Ibu Hamil
256
Gambar 4. 96 Perancangan Mockup Form Tambah Data Pemeriksaan Ibu Hamil
Gambar 4. 97 Perancangan Mockup Detail Pemeriksaan Ibu Hamil
257
Gambar 4. 98 Perancangan Mockup Hapus Data Pemeriksaan Ibu Hamil
o. Kegiatan Pelayanan Balita
Gambar 4. 99 Perancangan Mockup List Pelayanan Balita
258
Gambar 4. 100 Perancangan Mockup Tambah Data Pelayanan Balita
Gambar 4. 101 Perancangan Mockup Detail Pelayanan Balita
259
Gambar 4. 102 Perancangan Mockup Hapus Data Pelayanan Balita
p. Kegiatan Penimbangan Balita
Gambar 4. 103 Perancangan Mockup List Penimbangan Balita
260
Gambar 4. 104 Perancangan Mockup Form Tambah Data Penimbangan Balita
Gambar 4. 105 Perancangan Mockup Detail Penimbangan Balita
261
Gambar 4. 106 Perancangan Mockup Hapus Data Penimbangan Balita
q. Kegiatan Imunisasi
Gambar 4. 107 Perancangan Mockup List Data Imunisasi
262
Gambar 4. 108 Perancangan Mockup Form Tambah Data Imunisasi Balita
Gambar 4. 109 Perancangan Mockup Detail Imunisasi Balita
263
Gambar 4. 110 Perancangan Mockup Hapus Data Imunisasi Balita
3. Halaman Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan
a. Dashboard Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan
Gambar 4. 111 Perancangan Mockup Dashboard Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan
264
b. Menu Verifikasi Data Kegiatan
Gambar 4. 112 Perancangan Mockup List Kegiatan Posyandu
Gambar 4. 113 Perancangan Mockup Verifikasi Data Kegiatan Posyandu
265
c. Menu Verifikasi Ibu Hamil
Gambar 4. 114 Perancangan Mockup Verifikasi Ibu Hamil
d. Menu Verifikasi Balita
Gambar 4. 115 Perancangan Mockup Verifikasi Balita
266
e. Menu Laporan Keanggotaan Ibu Hamil
Gambar 4. 116 Perancangan Mockup Laporan Keanggotaan Ibu Hamil
f. Menu Laporan Kematian Ibu Hamil
Gambar 4. 117 Perancangan Mockup Laporan Kematian Ibu Hamil
267
g. Menu Laporan Keanggotaan Balita
Gambar 4. 118 Peraancangan Mockup Laporan Keanggotaan Balita
h. Menu Laporan Kelahiran Balita
Gambar 4. 119 Perancangan Mockup Laporan Kelahiran Balita
268
i. Menu Laporan Kematian Balita
Gambar 4. 120 Perancangan Mokcup Laporan Kematian Balita
j. Menu Laporan Kegiatan
Gambar 4. 121 Perancangan Mockup Laporan Kegiatan Posyandu
269
k. Menu Monitoring Balita
Gambar 4. 122 Laporan Monitoring Balita
4. Halaman Petugas Kesehatan Tingkat Kecamatan, Staff
Kesmas Sudinkes Jakarta Timur, Kepala Kesmas Sudinkes
Jakarta Timur
a. Dashboard
Gambar 4. 123 Perancangan Mockup Dashboard
270
b. Menu Laporan
Gambar 4. 124 Perancangan Mockup Laporan Keanggotaan Ibu Hamil
Gambar 4. 125 Perancangan Laporan Kematian Ibu Hamil
271
Gambar 4. 126 Perancangan Mockup Laporan Keanggotaan Balita
Gambar 4. 127 Perancangan Mockup Laporan Kelahiran Balita
272
Gambar 4. 128 Perancangan Mockup Laporan Kematian Balita
Gambar 4. 129 Perancangan Mockup Laporan Kegiatan Posyandu
273
Gambar 4. 130 Perancangan Mockup Laporan Monitoring Balita
4.3 Fase Implementasi
4.3.1 Pemrograman
Tahapan pemrograman adalah tahap dimana semua yang telah
digunakan dibuat menggunakan Bahasa Pemrograman unuk menjadi
sebuah sistem yang dapat digunakan. Sejumlah tools yang digunakan
untuk mengembangkan perangkat lunak sistem informasi posyandu.
Berikut ini merupakan daftar tools yang digunakan:
Tabel 4. 47 Daftar Tools
No Tools Kegunaan
1 Astah Community Mendesain diagram – diagram UML
2 PHP Bahasa pemrograman dalam mengembangkan
274
Sistem Informasi Posyandu berbasis web
3 MySQL Database dalam pengembangan penyimpanan
berbasis web
4 PHPMyadmin Perangkat untuk mengakses database yang ada
pada XAMPP Apache
5 Sublime Text Sebagai code editor saat penulisan untuk sintak
Bahasa pemrograman PHP
6 Google Chrome Sebagai browser yang berfungsi untuk
menginterprestasi sintak Bahasa pemograman
PHP kedalam tampilan grafis
7 Balsamiq
Wireframes
Sebagai aplikasi untuk perancangan mockup web.
Perangkat keras (hardware) yang digunakan dalam pengerjaan
pemrograman ini memiliki spesifikasi antara lain:
Lapotop Lenovo G50 :
1. Windows 8.1
2. Processor Intel(R) Core(TM) i5-5200U CPU @ 2.20GHz 2.20
GHz
3. Instaled RAM 4,00 GB
4. System type 64- bit Operating System, x64- based processor
275
4.3.2 Testing
4.3.2.1 Pengujian User “Kader Posyandu”
Melakukan uji coba pada user “Kader Posyandu”, hasil yang
didapat sebagai berikut:
Tabel 4. 48 Pengujian User “Kader Posnyandu
No Rancangan Proses Hasil yang Diharapkan Hasil
Login
1. Login (username dan
password) benar
Masuk ke halaman Kader
Posyandu
Sesuai
2. Login (username dan
password) salah
Menampilkan peringatan
username atau password
salah
Sesuai
Manajemen Data Ibu
3. Pilih Ibu Menampilkan halaman list
data ibu
Sesuai
4. Pilih tambah ibu Menampilkan tambah
halaman tambah ibu
Sesuai
5. Pilih simpan Menyimpan data ke
database
Sesuai
6. Pilih ibu Menampilkan halaman list
ibu
Sesuai
7. Pilih Lihat Menampilkan halaman Sesuai
276
detail ibu
8. Pilih edit Menampilkan halaman
konfirmasi edit ibu
Sesuai
9. Pilih simpan Menyimpan data ke
database
Sesuai
10. Pilih Ibu Menampilkan halaman list
ibu
Sesuai
11. Pilih Lihat Menampilkan halaman
detail ibu
Sesuai
12. Pilih delete Menampilkan notifikasi
untuk memilih “ya” atau
“tidak
Sesuai
13. Pilih ya Menghapus data dari
database
Sesuai
14. Pilih tidak Kembali ke halaman detail
ibu
Sesuai
Manajemen Data Balita
15. Pilih Balita Menampilkan halaman list
data balita
Sesuai
16. Pilih tambah balita Menampilkan tambah
halaman tambah balita
Sesuai
17. Pilih simpan Menyimpan data ke
database
Sesuai
277
18. Pilih balita Menampilkan halaman list
balita
Sesuai
19. Pilih Lihat Menampilkan halaman
detail balita
Sesuai
20. Pilih edit Menampilkan halaman
konfirmasi edit balita
Sesuai
21. Pilih simpan Menyimpan data ke
database
Sesuai
22. Pilih Balita Menampilkan halaman list
balita
Sesuai
23. Pilih Lihat Menampilkan halaman
detail balita
Sesuai
24. Pilih delete Menampilkan notifikasi
untuk memilih “ya” atau
“tidak
Sesuai
25. Pilih ya Menghapus data dari
database
Sesuai
26. Pilih tidak Kembali ke halaman detail
ibu
Sesuai
Manajemen Data Keanggotaan Ibu Hamil
27. Pilih Keanggotaan Ibu
Hamil
Menampilkan halaman list
data keanggotaan ibu
hhamil
Sesuai
278
28. Pilih tambah keanggotaan
ibu hamil
Menampilkan tambah
halaman tambah
keanggotaan ibu hamil
Sesuai
29. Pilih simpan Menyimpan data ke
database
Sesuai
30. Pilih keanggotaan ibu hamil Menampilkan halaman list
keanggotaan ibu hamil
Sesuai
31. Pilih Lihat Menampilkan halaman
detail keanggotaan ibu
hamil
Sesuai
32. Pilih edit Menampilkan halaman
edit keanggottaan ibu
hamil
Sesuai
33. Pilih simpan Menyimpan data ke
database
Sesuai
34. Pilih Keanggotaan Ibu
Hamil
Menampilkan halaman list
keanggotaan ibu hamil
Sesuai
35. Pilih Lihat Menampilkan halaman
detail keanggotaan ibu
hamil
Sesuai
36. Pilih delete Menampilkan notifikasi
untuk memilih “ya” atau
“tidak
Sesuai
279
37. Pilih ya Menghapus data dari
database
Sesuai
38. Pilih tidak Kembali ke halaman detail
keanggotaan ibu hamil
Sesuai
Manejemen Data Keanggotaan Balita
39. Pilih Keanggotaan Balita Menampilkan halaman list
data keanggotaan balital
Sesuai
40. Pilih tambah keanggotaan
balita
Menampilkan tambah
halaman tambah
keanggotaan balita
Sesuai
41. Pilih simpan Menyimpan data ke
database
Sesuai
42. Pilih keanggotaan balita Menampilkan halaman list
keanggotaan balita
Sesuai
43. Pilih Lihat Menampilkan halaman
detail keanggotaan balita
Sesuai
44. Pilih edit Menampilkan halaman
edit keanggottaan balita
Sesuai
45. Pilih simpan Menyimpan data ke
database
Sesuai
47. Pilih Keanggotaan Balita Menampilkan halaman list
keanggotaan balita
Sesuai
48. Pilih Lihat Menampilkan halaman Sesuai
280
detail keanggotaan balita
49. Pilih delete Menampilkan notifikasi
untuk memilih “ya” atau
“tidak
Sesuai
50. Pilih ya Menghapus data dari
database
Sesuai
51. Pilih tidak Kembali ke halaman detail
keanggotaan balita
Sesuai
Manajemen Data Kematian ibu hamil
52. Pilih Kematian Ibu Hamil Menampilkan halaman list
data kematian ibu hamil
Sesuai
53. Pilih tambah kematian ibu
hamil
Menampilkan tambah
halaman tambah kematian
ibu hamil
Sesuai
54. Pilih simpan Menyimpan data ke
database
Sesuai
55. Pilih kematian ibu hamil Menampilkan halaman list
kematian ibu hamil
Sesuai
56. Pilih Lihat Menampilkan halaman
detail kematian ibu hamil
Sesuai
57. Pilih edit Menampilkan halaman
edit kematian ibu hamil
Sesuai
58. Pilih simpan Menyimpan data ke Sesuai
281
database
59. Pilih Kematian Ibu Hamil Menampilkan halaman list
kematian ibu hamil
Sesuai
60. Pilih Lihat Menampilkan halaman
detail kematian ibu hamil
Sesuai
61. Pilih delete Menampilkan notifikasi
untuk memilih “ya” atau
“tidak
Sesuai
62. Pilih ya Menghapus data dari
database
Sesuai
63. Pilih tidak Kembali ke halaman detail
kematian ibu hamil
Sesuai
Manajemen Data Kematian Balita
64. Pilih Kematian Balita Menampilkan halaman list
data kematian balital
Sesuai
65. Pilih tambah kematian
balita
Menampilkan tambah
halaman tambah kematian
balita
Sesuai
66. Pilih simpan Menyimpan data ke
database
Sesuai
67. Pilih kematian balita Menampilkan halaman list
kematian balita
Sesuai
68. Pilih Lihat Menampilkan halaman Sesuai
282
detail kematian balita
69. Pilih edit Menampilkan halaman
edit kematian balita
Sesuai
70. Pilih simpan Menyimpan data ke
database
Sesuai
71. Pilih Kematian Balita Menampilkan halaman list
kematian balita
Sesuai
72. Pilih Lihat Menampilkan halaman
detail kematian balita
Sesuai
73. Pilih delete Menampilkan notifikasi
untuk memilih “ya” atau
“tidak
Sesuai
74. Pilih ya Menghapus data dari
database
Sesuai
75. Pilih tidak Kembali ke halaman detail
kematian balita
Sesuai
Manajemen Data Kegiatan
76. Pilih Kegiatan Menampilkan halaman list
data kegiatan
Sesuai
77. Pilih tambah kegiatan Menampilkan tambah
halaman tambah kegiatan
Sesuai
78. Pilih simpan Menyimpan data ke
database
Sesuai
283
79. Pilih kegiatan Menampilkan halaman list
kegiatan
Sesuai
80. Pilih Lihat Menampilkan halaman
detail kegiatan
Sesuai
Hasil Verifikasi Posyandu
81 Pilih Hasil Verifikasi
Kegiatan Posyandu
Menampilkan list data
hasil verifikasi kegiatan
posyandu
Sesuai
82 Pilih lihat Menampilkan halaman
detail data hasil verifikasi
kegiatan posyandu
Sesuai
Hasil Verifikasi Balita
83 Pilih Hasil Verifikasi Balita Menampilkan List Hasil
verifikasi balita
Sesuai
84 Pilih lihat Menampilkan halaman
detail data hasil verifikasi
balita
Sesuai
Hasil Verifikasi Ibu Hamil
85 Pilih hasil verifikasi ibu
hamil
Menampilkan list hasil
verifikasi ibu hamil
Sesuai
86 Pilih lihat Menampilkan halaman
detail hasil verifikasi ibu
hamil
Sesuai
284
Monitoring Balita
86 Pilih monitoring balita Menampilkan list data
monitoring balita
Sesuai
87 Pilih Monitoring Balita Menampilkan halaman list
data monitoring
Sesuai
88 Pilih tambah Menampilkan halam form
tambah data monitoring
Sesuai
89 Pilih simpan Menyimpan data ke dalam
database
Sesuai
90 Pilih lihat Menampilkan detail data
monitoring
Sesuai
Upload Foto Monitoring
91 Pilih Upload Foto
Monitoring
Menampilkan form
tambah upload foto
monitoring
Sesuai
92 Pilih simpan Menyimpan data ke dalam
database
Sesuai
4.3.2.2 Pengujian User “Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan”
Tabel 4. 49 Tabel Pengujian User “Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan”
No Rancangan Proses Hasil yang Diharapkan Hasil
Login
285
1. Login (username dan
password) benar
Masuk ke halaman Kader
Posyandu
Sesuai
2. Login (username dan
password) salah
Menampilkan peringatan
username atau password
salah
Sesuai
Verifikasi Data Kegiatan Posyandu
3. Pilih Verifikasi Kegiatan
Posyandu
Menampilkan halaman list
data kegiatan posyandu
Sesuai
4. Pilih Lihat pada data
kegiatan posyandu yang
memiliki status Belum
Tervalidasi
Menampilkan list data
kegiatan posyandu
Sesuai
5. Ubah combo box menjadi
Tervalidasi lalu pilih
Verifikasi
Menyinpan perubahan
status kedalam database
Sesuai
Laporan Keanggotaan Ibu Hamil
6. Pilih Laporan keanggotaan
ibu hamil
Menampilkan halaman
laporan keanggotaan ibu
hamil
Sesuai
7. Klik filter untuk mencari
data yang ini dilihat
Menampilkan data
keanggotaan ibu hamil
Sesuai
8. Pilih print Menampilkan halaman
untuk mencetak data
Sesuai
286
Laporan Kematian Ibu Hamil
9. Pilih Laporan kematian ibu
hamil
Menampilkan halaman
laporan kematian ibu
hamil
Sesuai
10. Klik filter untuk mencari
data yang ini dilihat
Menampilkan data
kematian ibu hamil
Sesuai
11. Pilih print Menampilkan halaman
untuk mencetak data
Sesuai
Laporan Keanggotaan Balita
12. Pilih Laporan keanggotaan
balita
Menampilkan halaman
laporan keanggotaan balta
Sesuai
13. Klik filter untuk mencari
data yang ini dilihat
Menampilkan data
keanggotaan balita
Sesuai
14. Pilih print Menampilkan halaman
untuk mencetak data
Sesuai
Laporan Kelahiran Balita
15. Pilih Laporan kelahiran
balita
Menampilkan halaman
laporan kelahiran balita
Sesuai
16. Klik filter untuk mencari
data yang ini dilihat
Menampilkan data
kelahiran balita
Sesuai
17. Pilih print Menampilkan halaman
untuk mencetak data
Sesuai
Laporan Kematian Balita
287
18. Pilih Laporan
kematianbalita
Menampilkan halaman
laporan kematian balita
Sesuai
19. Klik filter untuk mencari
data yang ini dilihat
Menampilkan data
kematian balita
Sesuai
20. Pilih print Menampilkan halaman
untuk mencetak data
Sesuai
Laporan Kegiatan
21. Pilih Laporan kegiatan Menampilkan halaman
laporan kegiatan
Sesuai
22. Klik filter untuk mencari
data yang ini dilihat
Menampilkan data
kegiatan
Sesuai
23. Pilih print Menampilkan halaman
untuk mencetak data
Sesuai
Laporan Monitoring Balita
24. Pilih Laporan Monitoring
Balita
Menampilkan list data
monitoring balita
Sesuai
25 Klik filter untuk mencari
data yang diinginkan
Menampilkan data
monitoring sesuai filter
Sesuai
26 Pilih print Menampilkan halaman
untuk mencetak data
Sesuai
288
4.3.2.3 Pengujian User “Petugas Kesehatan Tingkat Kecamatan” “Staff
Kesmas Sudinkes Jakarta Timur” dan “Kepala Kesmas
Sudinkes Jakarta Timur”
Tabel 4. 50 Pengujian User “Petugas Kesehatan Tingkat Kecamatan” “Staff Kesmas Sudinkes
Jakarta Timur” dan “Kepala Kesmas Sudinkes Jakarta Timur”
No Rancangan Proses Hasil yang Diharapkan Hasil
Login
1. Login (username dan
password) benar
Masuk ke halaman User Sesuai
2. Login (username dan
password) salah
Menampilkan peringatan
username atau password
salah
Sesuai
Laporan Keanggotaan Ibu Hamil
3. Pilih Laporan keanggotaan
ibu hamil
Menampilkan halaman
laporan keanggotaan ibu
hamil
Sesuai
4. Klik filter untuk mencari
data yang ini dilihat
Menampilkan data
keanggotaan ibu hamil
Sesuai
5. Pilih print Menampilkan halaman
untuk mencetak data
Sesuai
Laporan Kematian Ibu Hamil
6. Pilih Laporan kematian ibu
hamil
Menampilkan halaman
laporan kematian ibu
Sesuai
289
hamil
7. Klik filter untuk mencari
data yang ini dilihat
Menampilkan data
kematian ibu hamil
Sesuai
8. Pilih print Menampilkan halaman
untuk mencetak data
Sesuai
Laporan Keanggotaan Balita
9. Pilih Laporan keanggotaan
balita
Menampilkan halaman
laporan keanggotaan balta
Sesuai
10. Klik filter untuk mencari
data yang ini dilihat
Menampilkan data
keanggotaan balita
Sesuai
11. Pilih print Menampilkan halaman
untuk mencetak data
Sesuai
Laporan Kelahiran Balita
12. Pilih Laporan kelahiran
balita
Menampilkan halaman
laporan kelahiran balita
Sesuai
13. Klik filter untuk mencari
data yang ini dilihat
Menampilkan data
kelahiran balita
Sesuai
14. Pilih print Menampilkan halaman
untuk mencetak data
Sesuai
Laporan Kematian Balita
15. Pilih Laporan
kematianbalita
Menampilkan halaman
laporan kematian balita
Sesuai
16. Klik filter untuk mencari Menampilkan data Sesuai
290
data yang ini dilihat kematian balita
17. Pilih print Menampilkan halaman
untuk mencetak data
Sesuai
Laporan Kegiatan
18. Pilih Laporan kegiatan Menampilkan halaman
laporan kegiatan
Sesuai
19. Klik filter untuk mencari
data yang ini dilihat
Menampilkan data
kegiatan
Sesuai
20. Pilih print Menampilkan halaman
untuk mencetak data
Sesuai
Laporan Monitoring Balita
21 Pilih Laporan Monitoring
Balita
Menampilkan list data
monitoring balita
Sesuai
22 Klik filter untuk mencari
data yang diinginkan
Menampilkan data
monitoring sesuai filter
Sesuai
23 Pilih print Menampilkan halaman
untuk mencetak data
Sesuai
291
4.3.2.4 Hasil Pengujian Black Box
1. Tampilan Login
Gambar 4. 131 Tampilan Login
2. Tampilan Halaman Kader Posyandu
a. Dashboard
Gambar 4. 132 Tampilan Dashboard Kader Posyandu
293
c. Manajemen Data Balita
Gambar 4. 135 Tampilan List Data Balita
Gambar 4. 136 Tampilan Tambah Data Balita
295
d. Manajemen Data Keanggotaan Ibu Hamil
Gambar 4. 139 Tampilan List Data Keanggotaan Ibu Hamil
Gambar 4. 140 Tampilan Data Keanggotaan Ibu Hamil
296
Gambar 4. 141 Tampilan Detail Keanggotaan Ibu Hamil
Gambar 4. 142 Tampilan Ubah Data Keanggotaan Ibu Hamil
297
e. Manajemen Data Kematian Ibu Hamil
Gambar 4. 143 Tampilan List Kematian Ibu Hamil
Gambar 4. 144 Tampilan Tambah Data Kematian Ibu Hamil
298
Gambar 4. 145 Tampilan Detail Kematian Ibu Hamil
Gambar 4. 146 Tampilan Ubah Data Kematian Ibu Hamil
299
f. Manajemen Data Kematian Balita
Gambar 4. 147 Tampilan List Kematian Balita
Gambar 4. 148 Tampilan Tambah Data Kematian Balita
301
g. Manajemen Data Kegiatan Posyandu
Gambar 4. 151 Tampilan List Kegiatan Posyandu
Gambar 4. 152 Tampilan Tambah Data Kegiatan
302
Gambar 4. 153 Tampilan Detail Kegiatan
h. Lihat Hasil Verifikasi Kegiatan
Gambar 4. 154 Tampilan Hasil Verifikasi Kegiatan
303
Gambar 4. 155 Tampilan Detail Hasil Verifikasi Kegiatan
i. Input Data Monitoring
Gambar 4. 156 Tampilan List Data Monitoring
304
Gambar 4. 157 Tampilan Tambah Data Monitoring
Gambar 4. 158 Tampilan Detail dan Upload Foto Monitoring
305
2. Tampilan Halaman Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan
a. Dashboard
Gambar 4. 159 Tampilan Dashboard Petugas Kesehatan Kelurahan
b. List Kegiatan Posyandu
Gambar 4. 160 Tampilan List Kegiatan Posyandu
306
Gambar 4. 161 Tampilan Verifikasi Data Kegiatan Posyandu
c. Verifikasi Data Keanggotaan Ibu Hamil
Gambar 4. 162 Tampilan Verifikasi Keanggotaan Ibu Hamil
307
d. Laporan Keanggotaan Ibu Hamil
Gambar 4. 163 Tampilan Laporan Keanggotaan Ibu Hamil
e. Laporan Keanggotaan Balita
Gambar 4. 164 Tampilan Laporan Keanggotaan Balita
308
f. Laporan Kelahiran Balita
Gambar 4. 165 Tampilan Laporan Kelahiran Balita
g. Laporan Kegiatan
Gambar 4. 166 Tampilan Laporan Kegiatan
309
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab yang telah dibuat
sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa penelitian ini
menghasilkan sistem informasi Posyandu guna mendukung kesehatan ibu dan
memonitoring tumbuh kembang bayi. Sistem memiliki detail sebagai berikut:
1. Sistem Informasi Posyandu Pada Ruang Lingkup Suku Dinas Kesehatan
Jakarta Timur berbasis web, sehingga pencarian data terkait ibu dan anak
dapat diakses dengan mudah.
2. Sistem informasi Posyandu memiliki fitur-fitur yang dapat membantu
Kader Posyandu dalam mengolah data ibu dan anak anggota Posyandu,
dan fitur monitoring balita yang dapat membantu Kepala Kesmas Suku
Dinas Kesehatan Jakarta dalam memonitoring tumbuh kembang bayi.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan analisis yang dikemukakan, sistem yang
dibangun masih masih terdapat keterbatasan dan kekurangan serta mememrlukan
perbaikan untuk meningkatkan manfaat dari sistem ini yang dapat dikembangkan
pada penelitia selanjutnya, yaitu sebagai berikut:
1. Sistem informasi Posyandu yang dibangun dapat dikembangkan berbasis
mobile.
2. Sistem informasi Posyandu dikembangkan dalam ruang lingkup yang lebih
besar, tidak hanya pada tingkatan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur.
310
3. Sistem nantinya dapat dikembangkan lagi dengan menambahkan menu-
menu yang nantinya dapat memudahkan user untuk melihat presentase
dari data yang ada.
311
DAFTAR PUSTAKA
Anhar. (2010). PHP dan MYSQL Secara Otodidak. Jakarta: PT. TransMedia.
Arief, M. R. (2011). Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP dan MYSQL. (Andi,
Ed.). Yogyakarta.
Davis, G. B. (2013). Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Palembang:
Maxikom.
Fathansyah. (2012). Basis Data. Bandung: Informatika Bandung.
Hikmat, H. (2010). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. (H. U. Press, Ed.). Bandung.
Hutahaen, J. (2015). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deppublish.
Informasi, J. S., Informasi, D. S., & Komputer, F. I. (n.d.). PEMBANGUNAN SISTEM
INFORMASI PENGELOLAAN DATA DAN PEMANTAUAN KEGIATAN
POSYANDU ( STUDI KASUS : POSYANDU MELATI II RW 03 KELURAHAN
SIDOTOPO ), 1–8.
Jogiyanto. (2010). Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori
dan Praktek Aplikasi Bisnis. (Andi, Ed.). Yogyakarta.
Kadir, A. (2014). Pengenalan Sistem Informasi. (Andi, Ed.). Yogyakarta.
Kemenkes, R. (2011). Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Kemenkes RI.
Kendall, K. E., & Kendall, J. E. (2010). Analisis dan Perancangan Sistem. Jakarta: PT.
Indeks.
312
Ladjamudin, A.-B. Bin. (2013). Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Latifah, N., & Handayani, P. K. (n.d.). Sistem Pendataan Tumbuh Kembang Anak Pada
Puskesmas.
Laudon, K. (2012). Management Information System: Managing the Digital Firms (11th
Editi). New Jersey.
Mulyani, W., & Purnama, B. E. (2015). Pembangunan Sistem Informasi Data Balita Pada
Posyandu Desa Ploso Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan, 7(2), 15–19.
Nazir, M. (2013). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Noviyanto, F., Budiarti, A., Studi, P., Informatika, T., Ahmad, U., Studi, P., … Bersumber,
K. (2016). RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI POSYANDU
TERINTEGRASI SEBAGAI PENDUKUNG KEBIJAKAN DINAS KESEHATAN,
2(1), 28–29.
Nugroho, A. (2010). Rekayasa Perangkat Lunak Berbasis Objek dengan Metode USDP.
O’Brian, J. (2010). Introduction to Management System, 15th Edition. New York:
McGraw-Hill.
O’Brien, & Marakas. (2010). Management Information System (Eight Edit). New York:
McGraw-Hill/Irwin.
Pratama, S., Kom, S., & Kom, M. (2016). KELURAHAN SIMPANG EMPAT, 7(4), 237–
244.
313
Pressman, R. S. (2015). Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Ed.7).
Yogyakarta.
Riyanto. (2010). Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis Desktop
dan Web. Yogyakarta: Gava Media.
Rizky, S. (2011). Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering).
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Rosa, A. . (2013). Rekayasa Perangkat Lunak. Informatika Bandung.
Rosa, A. ., & Salahuddin, M. (2011). Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak
(Terstruktur dan Berorientasi Objek). Bandung: Modula.
Rosa, A. ., & Shalahuddin, M. (2014). Rekayasa Perangkat Lunak dan Berorientasi Objek.
Bandung.
Sari, I. R., Teknik, F., Studi, P., Informasi, S., Kudus, U. M., Nugraha, F., … Kudus, U. M.
(2016). PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK PADA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN KUDUS, 7(1), 251–256.
Sasongko, A. (2015). Rancangan Sistem Informasi Perpustakaan Digital Perguruan Tinggi
(Studi Kasus : Perpustakaan Akbid Aisyiyah Pontianak). Jurnal Khatulistiwa
Informatika.
Satzinger, Jackson, & Burd. (2010). System Analysis and Design with the Unified Process.
USA.
Teknik, F., & Kudus, U. M. (2015). Kata kunci :, (1), 207–214.
317
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Ibu, Rimbun Simanjuntak
Jabatan : Petugas Kesehatan Kecamatan Kramat Jati
Pewawancara : Yuliani
NIM : 1113093000115
Tanggal : Senin, 4 Februari 2019
1. Apakah Posyandu Kotamadya Jakarta sudah menggunakan Sistem
Informasi Posyandu?
Jawaban:
Pada Bagian Kesmas dari mulai tingkatan RW sampai dengan
kotamadya Jakarta Timur belum menerapkan sistem,
pencatatan data dilakukan menggunakan form register yang
disimpan oleh Kader tiap RW.
2. Apa saja permasalahan yang terjadi?
Jawaban:
Permasalahan yang terjadi adalah form register ibu dan balita
disimpan oleh Kader Posyandu, sehingga terjadi penumpukan
data.
3. Apakah menurut Ibu perlu diterapkan Sistem Informasi Posyandu?
Jawaban:
Iya, sangat diperlukan sekali Sistem informasi Posyandu agar
pencatatan, pengolahan data hingga pelaporan lebi efektif dan
efisien.
4. Barapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses pencatatan
hingga pelaporan secara manual dengan menggunakan form
register?
Jawaban:
318
Untuk data bisa sampai ke Sudinkes dari tingkat RW
membutuhkan waktu sekitar 1 bulan.
5. Bagaimanakah proses alur pencatatan data Posyandu dari tingkat
RW sampai ke tingkat Sudinkes?
Jawaban:
Setelah melakukan kegiatan Posyandu rutin setiap bulan,
Kader akan menyerahkan hasil pencatatan kepada Ketua
Posyandu. Hasil pencatatan tersebut akan diserahkan pada
saat diadakan Raker Posyandu setiap bulannya di masing-
masing Kelurahan. Lapoan terbagi atas 3 hard copy yang
diserahkan kepada masing-masing Pokja TP PKK, Petugas
Kesehatan Tingkat Kelurahan dan Pembina Posyandu Tingkat
Kelurahan. Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan akan
memeriksa data hasil kegiatan. Selanjutnya laporan diteruskan
kepada Petugas Puskesmas Tingkat Kecamatan, Seksi Kesmas
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur dan Kepala Kesmas
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur.
6. Saat ini bagaimanakah proses pemeriksaan data yang dilakukan
oleh Petugas Kesehatan Tingkat Kelurahan?
Jawaban:
Data kegiatan dari setiap RW akan diperiksa satu per satu
berdasarkan form yang diberikan pada saat Raker, jika sudah
sesuai maka data akan diteruskan ke tingkatan yang lebih
tinggi.