RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG EMPEK-EMPEK ...

88
i RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG EMPEK-EMPEK PROYEK AKHIR HALAMAN JUDUL Laporan akhir ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Diploma III Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung Disusun Oleh: RAUDYA CHOIRUNNISSA NIRM 0021626 CAROL DAVID MARCELINO NIRM 0011506 MUHAMAD AGUS SUBANDI NIRM 0011650 POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANGKA BELITUNG TAHUN 2019

Transcript of RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG EMPEK-EMPEK ...

i

RANCANG BANGUN

ALAT PEMOTONG EMPEK-EMPEK

PROYEK AKHIR

HALAMAN JUDUL

Laporan akhir ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan

Diploma III Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung

Disusun Oleh:

RAUDYA CHOIRUNNISSA NIRM 0021626

CAROL DAVID MARCELINO NIRM 0011506

MUHAMAD AGUS SUBANDI NIRM 0011650

POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI

BANGKA BELITUNG

TAHUN 2019

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, atas berkat

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan

proyek akhir ini tepat pada waktunya.

Laporan proyek akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan dan kewajiban

mahasiswa untuk menyelesaikan kurikulum program pendidikan Diploma III di

Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung.

Laporan proyek akhir ini berisikan hasil yang penulis laksanakan selama program

proyek akhir berlangsung. Alat Pemotong Empek-empek ini diharapkan dapat

membantu masyarakat agar bisa memudahkan dalam proses pemotongan empek-

empek.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar -

besarnya kepada orang-orang yang telah berperan sehingga dapat terselesaikannya

laporan proyek akhir ini, yaitu:

1. Kedua orang tua tercinta yang tak pernah berhenti memberikan dari dukungan

moril, materi dan semangat serta menghibur penulis dikala jenuh.

2. Bapak Sugeng Ariyono, M.Eng, Ph.D selaku Direktur Politeknik Manufaktur

Negeri Bangka Belitung.

3. Bapak M.Haritsah amrullah, M.Eng selaku Ka.Prodi Teknik Perancangan

Mekanik.

4. Bapak Fajar Aswin, M.Sc. selaku Ketua jurusan Teknik Mesin Politeknik

Manufaktur Negeri Bnagka Belitung.

5. Bapak Erwansyah, M.T. selaku dosen wali.

6. Bapak Somawardi, M.T. selaku pembimbing I yang telah meluangkan banyak

waktu, tenaga, serta pikiran untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada

kami selama proses pengerjaan proyek akhir ini.

v

7. Bapak Juanda, M.T. selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan

saran-saran dan solusi dari masalah-masalah yang kami hadapi selama proses

pengerjaan proyek akhir ini.

8. Bapak Dedy Ramdhani Harahap, M.Sc yang telah banyak membantu dan

memberikan semangat serta motivasi bagi kami selama proses proyek akhir

berlangsung.

9. Dewan Penguji Tugas Akhir.

10. Seluruh dosen pengajar dan instruktur di Politeknik Manufaktur Negeri Bangka

Belitung yang telah banyak membantu dalam penyelesaian proyek akhir ini.

11. Rekan-rekan mahasiswa Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung yang

telah banyak membantu selama menyelesaikan proyek akhir.

12. Pihak-pihak lain yang telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak

langsung dalam pembuatan proyek akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per

satu.

Penulis menyadari bahwa laporan proyek akhir ini masih jauh dari sempurna

terutama dari segi isi maupun rancangan karena keterbatasan waktu dan hambatan yang

penulis hadapi. Oleh sebab itu penulis mengharapkan masukan dari pembaca agar

dapat menjadi bahan petimbangan penulis untuk menyempurnakan laporan proyek

akhir ini.

Besar harapan penulis semoga laporan proyek akhir ini dapat memberi manfaat

bagi pihak yang berkepentingan pada khususnya dan bagi perkembangan ilmu

teknologi pada umumnya.

Sungailiat, 15 Agustus 2019

Penulis

vi

ABSTRAK

Empek-empek merupakan salah satu makanan tradisional yang cukupsederhana, yang banyak disukai masyarakat khususnya dibangka belitung.Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di Mentok Saat ini, pengerjaan pemotonganempek-empek masih dilakukan secara manual menggunakan pisau dapur dimanadalam 1 (satu)kg/ jam dapat menghasilkan sebanyak 60 potong empek-empek denganpanjang rata-rata 7cm dengan diameter 2,5cm. Tujuan dari merancang alat pemotongempek-empek ini adalah Merancang alat pemotong empek-empek maksimum 10(sepuluh) puntung berukuran panjang 30 cm dengan Ø3 cm dalam satu kalipemotongan, membuat rancang bangun alat pemotong empek-empek yang dapat diaturpanjang pemotongan, serta mengatur kemiringan 15 derajat untuk hasil bentuk yangmiring pada empek-empek Perancangan alat pemotong empek-empek tersebutmengacu pada metode perancangan VDI 2222 dimana memiliki 4 (empat) tahapanyaitu merencana, mengkonsep, merancang, dan penyelesaian. dari hasil uji coba yangdilakukan dengan menggunakan Alat Pemotong Empek-empek dapat memprosessebanyak 10 puntung empek-empek dengan panjang 30cm dengan diameter 3cm, untukpemotongan lurus diperoleh hasil dalam 1 (satu) kali proses pemotongan untuk ukuran10cm di dapat hasil 30 puntung empek-empek untuk ukuran 10cm, dibutuhkan waktuselama 1 menit 50 detik untuk melakukan proses penyetingan mata potong danpemotongan empek-empek. Dalam 1 (satu) jam proses dapat menghasilkan 300 empek-empek berukuran panjang 10 cm dengan diameter 3 cm dan setelah ujicoba untukpemotongan empek-empek dengan kemiringan 15 derajat pemotongan tidak optimalsehingga terjadi kegagalan.

Kata kunci: empek-empek, VDI 2222, alat pemotong empek-empek

vii

ABSTRACT

Empek-empek is one of the traditional foods that is quite simple, which is widelyused by people in the Pacific Islands. Based on the results of a survey conducted inMentok Currently, the work of cutting the chips is still done manually using a kitchenknife where in 1 (one) hour can produce as many as 60 pieces of soft chips with anaverage of 7cm in diameter 2, 5cm. The purpose of paying for this soft cutting tool isto design a cutting tool with a maximum of 10 (ten) butts to increase the length of 30cm by Ø 3 cm in one cut, to make a design for the soft-cutting tool that can be used.sloping on the empek-empek The design of the empek-empek cutting tool is inaccordance with the VDI 2222 design method which has 4 (four) stages such asplanning, conceptualizing, supporting, and supporting. From the results of trialsconducted using a soft-and-soft cutting tool, it can process as many as 10 soft-buttswith a length of 30cm with a diameter of 3cm, for straight cutting the results areobtained in 1 (one) time the cutting process for a size of 10cm in the result can be 30empek butts for a size of 10cm, it takes 1 minute 50 seconds to do the cutting processand cutting the chips. In 1 (one) hour the process can produce 300 soft chips increasingto 10 cm in length with a diameter of 3 cm and after testing to cut soft chips with aslope of 15 degrees the cutting is not optimal resulting in recovery.

Keywords: empek-empek, VDI 2222, empek-empek cutting tool

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ii

PERNYATAAN BUKAN PLAGIAT .......................................................................iii

KATA PENGANTAR................................................................................................ iv

ABSTRAK ..................................................................................................................vi

ABSTRACT ................................................................................................................vii

DAFTAR ISI.............................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah ...................................................................... 2

1.2.1 Rumusan Masalah................................................................................... 2

1.2.2 Batasan Masalah ..................................................................................... 2

1.3 Tujuan............................................................................................................. 3

BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................... 4

2.1 Empek-Empek ................................................................................................ 4

2.2 Metodelogi Perancangan VDI 2222 ............................................................... 4

2.3 Proses Pemotongan Empek-Empek................................................................ 7

2.4 Desain Alat Pemotong Empek-Empek........................................................... 8

2.5 Dasar Penilaian Alternatif Fungsi Bagian ...................................................... 8

2.6 Pegas............................................................................................................... 9

ix

2.7 Elemen Pemindah......................................................................................... 12

2.7.1 Poros...................................................................................................... 12

2.8 Elemenen Pemikat ........................................................................................ 15

2.8.1 Baut dan Mur ........................................................................................ 15

2.8.2 Pengelasan............................................................................................. 16

2.9 Perawatan (Maintenance) ............................................................................. 19

2.9.1 Definisi.................................................................................................. 19

2.9.2 Jenis-Jenis Perawatan............................................................................ 20

2.9.3 Tujuan Perawatan.................................................................................. 21

BAB III METODE PELAKSANAAN..................................................................... 22

3.1 Tahapan – Tahapan Penelitian ..................................................................... 23

3.1.1 Pengumpulan Data ................................................................................ 23

3.1.2 Mengkonsep .......................................................................................... 24

3.1.3 Membuat Alternatif Fungsi Bagian....................................................... 24

3.1.4 Membuat Varian Konsep ...................................................................... 24

3.1.5 Melakukan Penilaian............................................................................. 25

3.1.6 Pembuatan Detail Rancangan ............................................................... 25

3.1.7 Pembuatan Komponen .......................................................................... 25

3.1.8 Perakitan Komponen............................................................................. 25

3.1.9 Uji Coba Alat ........................................................................................ 26

3.1.10 Penyelesaian.......................................................................................... 26

BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................... 27

4.1 Pendahuluan ................................................................................................. 27

4.2 Menganalisis................................................................................................. 27

4.2.1 Pengumpulan Data ................................................................................ 27

4.3 Mengkonsep ................................................................................................. 27

4.3.1 Daftar Tuntutan ..................................................................................... 27

4.3.2 Metode Penguraian Fungsi.................................................................... 29

x

4.3.3 Alternatif Fungsi Bagian ....................................................................... 31

4.3.4 Pembuatan Alternatif Keseluruhan ....................................................... 34

4.3.5 Variasi Konsep ...................................................................................... 35

4.3.6 Penilaian Variasi Konsep ...................................................................... 39

4.3.7 Keputusan.............................................................................................. 40

4.4 Merancang .................................................................................................... 40

4.4.1 Draft Rancangan.................................................................................... 40

4.4.2 Optimasi Rancangan ............................................................................. 44

4.5 Analisis Perhitungan..................................................................................... 44

4.6 Pembuatan Komponen ................................................................................. 48

4.6.1 Proses Permesinan................................................................................. 48

4.7 Perakitan ....................................................................................................... 50

4.8 Uji Coba Alat................................................................................................ 53

4.9 Analisa Hasil ................................................................................................ 56

4.10 Penyelesaian ................................................................................................. 56

BAB V PENUTUP ................................................................................................... 57

5.1 Kesimpulan................................................................................................... 57

5.2 Saran ............................................................................................................. 57

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 59

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. 61

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 (a) pemotongan Empek- empek secara Manual (b) hasil pemotongan... 1

Gambar 2. 1 Macam-macam Pegas .......................................................................... 10

Gambar 2. 2 Bahan Pegas Silindris Menurut Pemakaiannya .................................... 10

Gambar 2. 3 Poros ..................................................................................................... 12

Gambar 2. 4 Macam-macam Baut............................................................................. 15

Gambar 2. 5 Macam-macam Mur.............................................................................. 16

Gambar 2. 6 Bentuk Kampuh Sambungan Las Dasar ............................................... 17

Gambar 2. 7 Penunjukan Pengelasan ........................................................................ 17

Gambar 2. 8 Simbol Dasar Pengelasan ..................................................................... 18

Gambar 2. 9 Simbol Pelengkap Pengelasan .............................................................. 18

Gambar 3. 1 Diagram Alir Metode Pelaksanaan ...................................................... 23

Gambar 4. 1 Diagram Black Box atau Diagram Fungsi............................................ 29

Gambar 4. 2 Diagram Struktur Fungsi Alat Pemotong Empek-empek..................... 29

Gambar 4. 3 Diagram Pembagian Sub Fungsi Bagian .............................................. 30

Gambar 4. 4 Varian konsep 1 .................................................................................... 36

Gambar 4. 5 Varian konsep 2 .................................................................................... 37

Gambar 4. 6 Varian konsep 3 .................................................................................... 38

Gambar 4. 7 Alat Pemotong Empek-empek.............................................................. 43

Gambar 4. 8 Alat Pemotong Empek-empek.............................................................. 44

Gambar 4. 9 DBB ...................................................................................................... 45

Gambar 4. 10 DBB poros tuas................................................................................... 46

Gambar 4. 11 Poros sebagai penghubung rangka...................................................... 49

Gambar 4. 12 Pemotong Pelat Siku........................................................................... 49

Gambar 4. 13 pengelasan Rangka ............................................................................. 50

Gambar 4. 14 Merakit Rangka Meja ......................................................................... 51

Gambar 4. 15 Merakit Rangka Box........................................................................... 51

xii

Gambar 4. 16 Merakit Poros...................................................................................... 51

Gambar 4. 17 Merakit Mata Potong .......................................................................... 52

Gambar 4. 18 Merakit pelat atas................................................................................ 52

Gambar 4. 19 Merakit Tuas dan Laci ........................................................................ 53

Gambar 4. 20 Alat Pemotong Empek-empek............................................................ 53

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Skala Penilaian Alternatif Fungsi................................................................ 9

Tabel 4. 1 Tabel Daftar Tuntutan ............................................................................... 28

Tabel 4. 2 Tabel Deskripsi Sub Fungsi Bagian .......................................................... 30

Tabel 4. 3 Alternatif Fungsi Rangka .......................................................................... 31

Tabel 4. 4 Alternatif Fungsi Wadah Empek-empek (Laci) ........................................ 32

Tabel 4. 5 Alternatif Fungsi Sistem Pemotong .......................................................... 33

Tabel 4. 6 Alternatif Fungsi Sistem Penekan ............................................................. 34

Tabel 4. 7 Kotak Morfologi........................................................................................ 35

Tabel 4. 8 Skala penilaian Varian konsep .................................................................. 39

Tabel 4. 9 Kriteria Penilaian Teknis........................................................................... 39

Tabel 4. 10 Kriteria Penilaian Ekonomis ................................................................... 40

Tabel 4. 11 Merakit .................................................................................................... 41

Tabel 4. 12 Material ................................................................................................... 42

Tabel 4. 13 Komponen yang dibuat ........................................................................... 42

Tabel 4. 14 Part Standar ............................................................................................. 43

Tabel 4. 15 Tabel Fungsi Kerja Mesin ....................................................................... 54

Tabel 4. 16 Hasil Uji coba.......................................................................................... 55

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup2. Gambar Susunan3. Gambar Bagian4. SOP (Standart Operation Plan)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini hampir seluruh masyarakat Indonesia mengetahui makanan yang

bernama Empek-empek. Empek-empek merupakan salah satu makanan tradisional

yang sangat banyak di minati khususnya di Bangka Belitung, Tidak hanya anak-anak,

bahkan orang tua hingga manula banyak yang menyukai empek-empek dan sekaligus

merupakan makanan yang juga cukup mengenyangkan Rasanya yang gurih dan enak

khas ikan membuat banyak orang menyukainya. Pempek atau empek-empek makanan

khas palembang yang terbuat dari ikan dan sagu (Rochima, 2015)

Dalam suatu pemasaran banyak sekali bentuk dan macam-macam aneka ragam

makanan dari yang kecil hingga yang besar dan dari yang murah hingga sampai yang

mahal. Untuk kebutuhan sehari-hari banyak sekali aktivitas yang dijalani oleh setiap

orang. Dengan aktivitas yang semakin padat, membuat banyak orang membutuhkan

asupan makanan tambahan yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh.

(a) (b)Gambar 1. 1 (a) pemotongan Empek- empek secara Manual (b) hasil pemotongan

Saat ini, pengerjaan pemotongan empek-empek dilakukan menggunakan pisau

dapur dimana dalam 1 (satu) kg empek-empek menghasilkan sebanyak 60 potong

2

empek-empek dengan panjang rata-rata 7 cm dengan Ø 3 cm proses dilakukan selama

1 (satu) jam. Kendala yang dihadapi oleh produsen ketika pemotongan empek-empek

dikerjakan secara manual maka akan memakan waktu yang lama karena dikerjakan

satu per satu. Disamping itu, hasil dan kualitas pemotongan sangat bergantung pada

keahlian pekerja untuk mendapatkan hasil potongan yang baik.

Mengingat penganan empek-empek ini cukup banyak diminati masyarakat dan

kebanyakan home industry masih mengandalkan produksinya dengan teknik

pemotongan empek-empek secara manual seperti yang dilakukan oleh Ibu Zuska

selaku pengusaha empek-empek yang berlokasi di Kota Mentok-Bangka Barat. Selain

menggunakan tenaga manual dapat juga menggunakan alternatif lain yaitu dengan Alat

pemotong Empek-empek. Untuk itulah kami ingin membuat Alat pemotong empek-

empek yang akan membuat proses pemotongan empek-empek menjadi lebih cepat,

serta dapat dimanfaatkan juga untuk memotong empek-empek dengan ketebalan yang

dapat diatur yang dilengkapi dengan skala Ukuran dan memotong empek-empek

dengan bentuk miring.

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana cara mendesain alat pemotong empek-empek ini sebagai alat bantu

pengusaha empek-empek dalam proses pemotongan dengan ukuran yang bisa di atur

?

2. Bagaimana cara pemotongan empek-empek dengan kemiringan 15 derajat?

1.2.2 Batasan Masalah

Diperlukan beberapa pembatasan masalah atau ruang lingkup kajian sehingga

penyajian lebih terarah dan terkait satu sama lain. Adapun batasan-batasan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Alat ini hanya bisa digunakan untuk memotong maksimum 10 puntung empek-

empek.

3

2. Alat ini hanya bisa digunakan untuk ukuran maksimal panjang empek-empek 30 cm

dengan ∅ 3 cm.

3. Pada penelitian ini, Metode rancang bangun alat yang digunakan adalah metode

perancangan VDI 2222.

1.3 Tujuan

Tujuan dari Merancang Alat Pemotong Empek-empek sebagai berikut:

1. Merancang alat pemotong empek-empek maksimum 10 (sepuluh) puntung

berukuran panjang 30 cm dengan Ø3cm dalam satu kali pemotongan dengan

menggunakan metode perancangan VDI 2222.

2. Membuat rancang bangun alat pemotong empek-empek yang dapat diatur ketebalan

serta kemiringan hasil bentuk empek-empek.

3. Untuk meningkatkan efisiensi pada proses pemotongan dimana didapat hasil

pemotongan untuk ukuran Ø3cm dengan panjang pemotongan 10cm didapat hasil

300 puntung dalam waktu 1(satu) jam, juga praktis, serbaguna, aman, dan higienis.

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Empek-Empek

Empek-empek adalah makanan khas Palembang yang dibuat dari bahan baku

ikan berbentuk silinder atau lain, yang diperoleh dari campuran daging ikan (kadar

daging ikan tidak kurang dari 50%) dan pati atau tanpa penambahan bahan makanan

yang di izinkan Tahun 2003 sebanyak 6.362.000 buah pempek ikan telah diproduksi

oleh industry besar dan sedang (Statistik, 2003)

Pempek merupakan makanan yang cukup popular dikalangan masyarakat.

Pempek berbentuk sejenis gel yang bertekstur kenyal dan elastis. Bahan dasar

pembuatan pempek adalah daging ikan, tapioka, air, garam halus dan bumbu tambahan

lain (Hayati, 2006) Campuran bahan dapat dibuat dalam aneka bentuk kemudian

dimasak dengan cara direbus, dikukus, digoreng, maupun di panggang. Pada waktu

dihidangkan atau dimakan, pempek tidak cukup dimakan begitu saja tetapi

dihidangkan bersama kuah atau cuko pempek sebagai pelengkap.

2.2 Metodelogi Perancangan VDI 2222

Metode perancangan Verein Deutsche Ingenieuer (VDI 2222) merupakan

metode yang disusun oleh persatuan insinyur jerman secara sistematik terhadap

pendekatan faktor kondisi real dari sebuah proses. Berikut ini merupakan 4 (empat)

tahapan perancangan menurut metode VDI 2222 (Ruswandi, 2004):

1. Merencana / menganalisa

Tahap ini bertujuan untuk mendefinisikan pekerjaan yang akan dilakukan

dengan cara mempelajari lebih lanjut permasalahan pada produk sehingga

mempermudah perancang untuk mencapai tujuan atau target rancangan. Untuk

mengetahui permasalahan yang terjadi dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-

data pendukung melalui wawancara, mempelajari hasil penelitian terkait permasalahan

5

tersebut, mengumpulkan keterangan para ahli baik keterangan tertulis maupun

keterangan non-tertulis, mereview desain-desain terdahulu, serta melakukan metode

brainstorming. Hasil akhir dari tahap ini berupa design review serta mencari

bagaimana masalah desain disusun ke dalam sub-problem yang lebih kecil dan

mudah diatur (Komara & Saepudin, 2014).

2. Mengkonsep

Pada tahap ini dibuat beberapa konsep dari produk yang dapat memenuhi

tuntutan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Semakin banyak konsep yang dapat

dirancang, maka konsep yang terpilih akan semakin baik dikarenakan perancang

memiliki lebih banyak pilihan alternatif konsep yang dapat dipilih. Konsep produk

menampilkan bentuk dan dimensi dasar produk, namun tidak perlu diberi ukuran detail.

(Batan)

a. Daftar Tuntutan

Daftar berisi kebutuhan dan keinginan yang harus dicapai oleh

rancangan. Daftar tuntutan dibuat berdasarkan data yang telah dikumpulkan

sebelumnya. Daftar tuntutan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu tuntutan utama, tuntutan

kedua, dan keinginan. Dari ketiga tuntutan tersebut, tuntutan yang harus diutamakan

untuk dicapai adalah tuntutan utama. Salah satu metode penyusunan daftar tuntutan

yang dapat diterapkan adalah metode HoQ (House Of Quality).

b. Menguraikan Fungsi

Hasil akhir yang ingin didapatkan pada tahap ini adalah uraian fungsi bagian

mesin dan uraian penjelasannya. Untuk mencapai hal tersbut, langkah awal yang dapat

dilakukan adalah membuat analisa black box, dan dilanjutkan dengan membuat ruang

lingkup perancangan dan diagram fungsi bagian.

c. Membuat alternatif fungsi bagian

Pada tahap ini, perancangan harus membuat alternatif konsep untuk setiap

fungsi bagian yang telah ditentukan sebelumnya. Pada alternatif konsep, yang

diperlukan hanyalah ukuran dasar dan bentuknya saja, sehingga tidak perlu

6

dicantumkan ukurun detail. Alternatif konsep tidak harus digambar Menggunakan

software CAD namun juga dapat ditampilkan dalam bentuk gambar manual, foto

bagian mesin, maupun mekanisme lain dari suatu alat yang dapat diterapkan kedalam

rancangan.

Minimal harus ada 3 (tiga) alternatif konsep untuk melakukan penilaian konsep,

namun perancang dapat membuat alternatif konsep sebanyak mungkin sesuai dengan

kemampuan masing-masing perancang. Salah satu metode yang dapat diterapkan untuk

menyeleksi alternatif fungsi bagian adalah metode screening (Ulrich, et al.). Untuk

memudahkan proses pemilihan, maka dibuat uraian kekurangan serta kelebihan untuk

setiap alternatif yang akan dipilih.

d. Membuat alternatif fungsi keseluruhan/varian konsep keseluruhan

Membuat varian konsep dilakukan dengan cara memadu padankan masing-

masing alternatif fungsi bagian dengan menggunakan diagram atau tabel pemilihan.

Minimal ada 3 (tiga) varian konsep yang dibuat.

e. Varian konsep

Pada tahap ini, dibuat sebuah rancangan sesuai dengan masing-masing

alternatif fungsi bagian yang telah dipasangkan sebelumnya. Hasil akhir pada

tahap ini adalah 3 jenis varian konsep produk dan dilengkapi dengan kekurangan serta

kelebihannya masing-masing.

f. Penilaian varian konsep

Penilaian varian konsep dilakukan dengan mempertimbangkan aspek teknis

serta aspek ekonomis dari setiap konsep. Untuk mempermudah proses penilaian, maka

perlu ditentukan bobot kebutuhan dari masing-masing fungsi bagian. Berdasarkan

bobot tersebut, akan diperoleh kesimpulan fungsi mana yang harus didahulukan

dibandingkan dengan fungsi yang lain. Terdapat 2 (dua) metode yang dapat diterapkan

untuk melakukan penilaian varian konsep, yaitu metode House of Quality dan metode

scoring

3. Merancang

7

Pada tahap ini, dilakukan optimalisasi dan perhitungan rancangan secara

meneyeluruh pada varian konsep yang terpilih. Optimalisasi yang dilakukan dapat

berupa merancang komponen pelengkap produk, menghilangkan bagian kritits, atau

melakukan perbaikan rancangan. Sedangkan perhitungan rancangan yang dilakukan

dapat berupa perhitungan gaya-gaya yang bekerja, momen yang terjadi, kekuatan

bahan (material), pemilihan material, pemilihan bentuk komponen penunjang, faktor

penting lain seperti faktor keamanan, keandalan, dan lain-lain. Hasil akhir dari tahap

ini adalah rancangan yang lengkap dan siap dituangkan kedalam gambar teknik.

(Batan)

4. Penyelesaian Rancangan

Pada tahap ini dilakukan pembuatan gambar kerja dan gambar susunan produk.

Kemudian dilanjutkan dengan penyelesaian dokumen seperti gambar- gambar, daftar

bagian, spesifikasi tambahan, petunjuk pengerjaan dan sebagainya.

2.3 Proses Pemotongan Empek-Empek

Pada saat ini teknik Pemotongan Empek-empek seperti yang kita ketahui,

terutama dikalangan pengusaha empek-empek di lingkungan masyarakat bangka

belitung, masih banyak yang menggunakan teknik pemotongan secara manual dan

sederhana yaitu bermodalkan pisau dapur dan beralas talenan dan juga memerlukan

cara teknik yang berbeda pula dalam proses pemotongan juga ketelatenan yang harus

dijalankan, sehingga dalam pengerjaan membutuhkan waktu yang cukup lama. maka

dirancang dan dibuatlah Alat Pemotong Empek-empek dengan mendesain wadah

sebagai tempat meletakkan empek-empek agar pada saat proses pemotongan dapat

meletakkan pempek lebih dari satu puntung, juga mendesain sistem pemotong dengan

dua jumlah mata potong dan Tuas sebagai sistem penekan sehingga dalam pengerjaan

tidak membutuhkan waktu yang lama serta lebih efektif dan efisien dibandingkan

dengan cara manual. Mesin yang penulis desain ini lebih mengutamakan aspek

kesederhanaan dan bentuk yang ringkas sehingga pembuatan empek-empek dan

8

operasional alat tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar dan dapat dijangkau para

pedagang kecil.

2.4 Desain Alat Pemotong Empek-Empek

Indeks design Alat Pemotong Empek-empek ini belum ada sama sekali di

indonesia khususnya di Bangka Belitung, karna Alat ini belum ada Hak ciptanya,

seperti yang kita ketahui, Pengusaha Empek-empek rumahan masih mengandalkan

pisau dapur sebagai alat pemotong empek-empeknya dan dengan tenaga manusia,

disini kami mendesain Alat Pemotong Empek-empek yang dimana tetap menggunakan

tenaga manusia, akan tetapi Alat yang kami Desain ini lebih membantu dan

mempercepat proses Pemotongan Empek-empeknya yang di mana sebelumnya dalam

waktu 1 jam untuk 1 kg adonan empek-empek bisa menghasilkan 60 puntung empek-

empek berukuran panjang 7 cm, jika Alat kami ini di desain laci yang dapat

menampung max 10 puntung empek-empek dengan panjang 30 cm dengan Ø3 cm

untuk itu dalam proses 1 x pemotongan bisa menghasilkan 30 sampai 60 puntung sesuai

dengan ukuran yang diinginkan. Selain itu alat ini juga bukan hanya bisa memotong

dengan 1 ukuran saja, kelebihan alat ini dapat digunakan untuk memotong dengan

berbagai ukuran, dan juga dapat di atur pemotongan empek-empek dengan kemiringan

15 derajat. Berikut yang ingin di rancang:

1. rangka.

2. Tatakan Penempat Empek (Laci).

3. Sistem pemotong yang terdiri dari : mata potong, pelat pencekam mata potong dan

pelat support.

4. Sistem penekan yang terdiri dari : poros penekan dan Tuas.

5. Skala ukuran

2.5 Dasar Penilaian Alternatif Fungsi Bagian

Index gabungan (composite index) dapat digunakan untuk menentukan

penentuan atau peringkat dari berbagai alternatif berdasarkan beberapa kriteria.

9

1. Kriteria Penilaian

variasi konsep dilakukan untuk memutuskan alternatif yang akan

ditindaklanjuti ke proses pembuatan draft. Kriteria aspek penilaian bedasarkan daftar

tuntutan yang ada. Skala penilaian yang diberikan untuk menilai setiap varian terdapat

pada Tabel 2. 1 dibawah.

Tabel 2. 1 Skala Penilaian Alternatif Fungsi

4 3 2 1

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik

2.6 Pegas

Pegas merupakan benda elastis yang digunakan untuk menyimpan energi

mekanis. Berikut ini macam-macam pegas berdasarkan jenis beban yang diterimanya

(Sularso & suga, 1979)

a. Pegas tekan atau kompresi

b. Pegas tarik

c. Pegas puntir

Sedangkan menurut coraknya, pegas dapat dibedakan menjadi (Sularso &

suga, 1979)

(a, b, c) Pegas ulir

d. Pegas volute

e. Pegas daun

f. Pegas piring

g. Pegas cincin

h. Pegas batang puntir

i. Pegas spural atau pegas jam.

10

Gambar 2. 1 Macam-macam Pegas

Pegas dapat berfungsi sebagai pelunak tumbukan atau kejutan seperti pada

pegas kendaraan, sebagai peyimpan energi seperti pada jam, sebagai pengukur seperti

pada timbangan, sebagai penegang atau penjepit, sebagai pembagi rata tekanan, dll.

Pegas dapat dibuat dari berbagai jenis bahan seperti yang ditunjukkan pada tabel

dibawah ini. (Sularso & suga, 1979)

Gambar 2. 2 Bahan Pegas Silindris Menurut Pemakaiannya

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan, serta memilih jenis dan

bahan pegas adalah sebagai berikut (Sularso & suga, 1979):

11

a. Berapa besar lendutan yang diizinkan.

b. Berapa besar energi yang di serap.

c. Apakah kekerasan pegas yang akan dibuat tetap atau berubah dengan

membesarnya beban.

d. Berapa besar ruangan yang disediakan.

e. Bagaimana corak beban: berat, sedang, atau ringan, dengan kejutan atau tidak,

dll.

f. Bagaimana lingkungan kerjanya: Korosi, temperature tinggi, dll.

Gaya pegas dapat dihitung menggunakan hukum Hooke. Hukum hooke

menyatakan bahwa besar gaya berbanding lurus dengan perubahan panjang. Semakin

besar gaya yang bekerja pada pegas, semakin besar perubahan panjang pegas.

Perbandingan antara besar gaya terhadap perubahan panjang pegas bernilai konstan.

Hukum Hooke berlaku ketika gaya tidak melampaui batas elastisitas. Pada saat

pegas ditarik atau ditekan (pada pegas bekerja gaya F) pegas bertambah panjang atau

mungkin bertambah pendek. Pegas tersebut juga memberikan gaya perlawanan

terhadap gaya yang bekerja pada pegas yang dinamakan gaya lenting pulih (Fp).

Besarnya gaya lenting pulih sama dengan gaya penyebabnya. Sehingga hukum Hooke

disebut keelastisan suatu benda. Bila pegas ditarik melebihi batas tertentu maka benda

itu tidak akan elastis lagi. (Irawan, et al., 2018)

Berdasarkan Uraian diatas, maka rumus gaya pegas dapat dituliskan sebagai

berikut:

Keterangan:

F = Gaya (N)∆ = Perubahan Panjang (mm)

K = Konstanta Pegas (N/mm)

12

Pertimbangan dalam pemilihan material harus benar-benar sesuai dengan

kebutuhan, selain itu juga harus memperhatikan faktor biaya yang ekonomis, karena

itu material merupakan bagian yang penting dalam suatu mesin.

2.7 Elemen Pemindah

Elemen pemindah adalah bagian dari mesin atau peralatan sistem mekanik yang

berfungsi sebagai pembawa, pemindah atau penerus, pendukung dan pengatur suatu

gerak atau putaran yang bekerja antara beberapa sistem mekanik dalam suatu unit

mesin. (Sularso & suga, 1979)

2.7.1 Poros

Poros merupakan elemen utama pada sistem transmisi putar yang dapat

berfungsi sebagai pembawa, pendukung putaran dan beban, pengatur gerak putar

menjadi gerak lurus yang umumnya ditumpu dengan dua tumpuan. Gaya- gaya yang

timbul dari penggerak melalui elemen-elemen transmisi seperti roda gigi, puli serta

rantai dan sprocket, poros ditunjukkan pada Gambar 2.3 berikut ini.

Gambar 2. 3 Poros

2.7.1.1 Macam-macam Poros

Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya,

sebagai berikut:

1. Poros Transmisi

Poros transmisi ini mendapat beban punter murni atau lentur. Daya

ditransmisikan melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau rantai sproket.

2. Poros Spindle

13

Poros ini merupakan poros transmisi yang sangat pendek, seperti poros utama

mesin perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran. Syarat yang harus dipenuhi

adalah deformasinya kecil, bentuk serta ukuran harus teliti.

3. Poros Gandar

Poros ini tidak mendapat beban puntir, kadang-kadang tidak boleh berputar

sesuai dengan konstruksi yag diinginkan. Poros ini hanya mendapat beban lentur

kecuali jika hanya digerakkan oleh penggerak pula dan akan mengalami beban puntir

juga.

2.7.1.2 Hal-hal yang harus diperhatikan untuk merancang poros

1. Kekuatan poros

Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau gabungan antara

puntir dan lentur

2. Kekakuan poros

Poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan atau defleksi

puntirannya terlalu besar akan mengakibatkan ketidak telitian (pada mesin perkakas)

atau getaran dan suara (misalnya pada turbin dan kotak roda gigi).

3. Putaran keritis

Putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu dapat

terjadi getaran yang luar biasa besarnya.

4. Bahan poros

Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin

dan difinis (Sularso & Suga, 2008). Sedangkan untuk mencari gaya-gaya reaksi yang

ada pada tumpuan dapat dicari dengan hukum newton III yaitu tentang hukum

kesetimbangan, dimana ∑ = 0,∑ = 0, ∑ = 0 Sedangkan untuk

menentukan diameter poros tersebut, biasanya dihitung dibagian menerima momen

bengkok maksimum.

14

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan diameter poros, antara

lain:

1. Perhitungan Volume untuk Menentukan Beban pada Poros

V = Luas Alas x Tinggi

2. Momen Bengkok Poros

Mb = F.l

Keterangan: Mb = Momen Bengkok (Nmm)

F = Gaya (N)

l = Jarak (mm)

3. Tegangan Bengkok Porosσ = . == = 0,1= (untuk poros pejal)

Keterangan: σb = Tegangan Bengkok (N/mm )

Mb = Momen Bengkok (Nmm)

Wb = Momen Tahanan Bengkok (mm )D = Diameter (mm)

I = Momen Inersia (mm )

c = Jarak Maksimum Titik Berat (mm)

4. Perhitungan diameter Tuas Poros

d = ,= ( didapat dari buku elemen mesin 11-14)

15

2.8 Elemen Pengikat

2.8.1 Baut dan Mur

Baut dan mur merupakan komponen pengikat yang mempunyai peranan yang

sangat penting dalam suatu konstruksi mesin. Baut dan mur termasuk sambungan yang

dapat dibuka tanpa merusak bagian yang disambung. Baut dan mur terdiri dari

beraneka ragam bentuk, sehingga penggunaanya disesuaikan dengan kebutuhan.

Pemilihan baut dan mur sebagai pengikat harus dilakukan dengan teliti untuk

mendapatkan ukuran yang sesuai dengan beban yang diterimanya sebagai usaha untuk

menjaga kerusakan pada mesin maupun

kecelakaan kerja. Beberapa faktor harus diperhatikan untuk menentukan

ukuran baut dan mur, seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan

bahan dan kelas ketelitian. (Sularso & suga, 1979).

Gambar 2. 4 Macam-macam Baut

16

Gambar 2. 5 Macam-macam Mur

Berikut ini beberapa keuntungan penggunaan baut dan mur sebagai elemen

pengikat:

Mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menerima beban.

Kemudahan dalam pemasangan

Mudah dibongkar tanpa perlu dirusak

Dapat digunakan untuk berbagai kondisi operasi

Mudah didapat karena komponen standar

Sedangkan beberapa kerugian menggunakan baut dan mur sebagai elemen

pengikat adalah sebagai berikut:

Konsentrasi tegangan yang tinggi di daerah ulir

Sambungan baut dan mur lambat laun akan longgar sehingga perlu

dicek secara berkala.

Mempengaruhi berat konstraksi karena menambah beban.

2.8.2 Pengelasan

Pengelasan merupakan penyambungan dua bahan atau lebih yang didasarkan

pada prinsip-prinsip proses difusi, sehingga terjadi penyatuan bagian bahan yang

disambung. Ada beberapa bentuk dasar sambungan las yang biasa dilakukan dalam

17

penyambungan logam, bentuk tersebut adalah butt joint, fillet/tee joint, lap joint, edge

joint dan out-side corner joint. (Djamiko, 2008) Berbagai bentuk kampuh dari

sambungan las dasar ini dapat dilihat pada Error! Reference source not found..

Gambar 2. 6 Bentuk Kampuh Sambungan Las Dasar

Berikut ini adalah penunjukkan pengelasan menggunakan metode proyeksi

eropa (Politeknik Manufaktur Bandung, t.thn.)

Gambar 2. 7 Penunjukan PengelasanKeterangan:

1. Ukuran tebal las

2. Panjang pengelasan

3. Simbol pengelasan

4. Simbol untuk pengelasan keliling

5. Informasi lain yang perlu, misalkan proses pengelasan (dengan kode angka)

6. Garis penunjukkan

7. Lambang untuk pengelasan dilapangan (jarang dicantumkan)

18

Gambar 2. 8 Simbol Dasar Pengelasan

Gambar 2. 9 Simbol Pelengkap Pengelasan

19

Berikut ini beberapa keuntungan menggunakan pengelasan sebagai

elemen pengikat (Djamiko, 2008)

Konstruksi ringan.

Dapat menahan kekuatan yang tinggi.

Cukup ekonomis.

Kemungkinan terjadi korosi pada sambungan las rendah.

Tidak memerlukan perawatan khusus.

Mampu meredam getaran.

Sedangkan kerugan menggunakan pengelasan adalah sebagai berikut:

Perubahan struktur mikro dari bahan yang dilas sehingga terjadi perubahan sifat

fisik maupun mekanis dari bahan yang dilas.

Memerlukan tenaga ahli dalam perakitan.

Konstruksi sambungan tidak dapat di bongkar pasang.

2.9 Perawatan (Maintenance)

2.9.1 Definisi

Perawatan adalah kegiatan pendukung utama yang bertujuan menjamin

kelangsungan peranan (fungsional) sehingga pada saat dibutuhkan dapat dipakai sesuai

kondisi yang diharapkan. Perawatan juga didefinisikan sebagai suatu kegiatan merawat

fasilitas dan menempatkannya pada kondisi siap pakai sesuai dengan kebutuhan.

Perawatan adalah satu konsepsi dari semua aktivitas yang diperlukan untuk

menjaga atau mempertahankan kualitas agar tetap dapat berfungsi dengan baik seperti

dalam kondisi sebelumnya (Polman Timah, 1996).

Masalah perawatan mempunyai kaitan yang sangat erat dengan pencegahan

kerusakan (preventive) dan perbaikan kerusakan (corrective). Tindakan tersebut dapat

berupa.

1. Inspection (Pemeriksaan) yaitu tindakan yang ditujukan terhadap sistem atau

mesin untuk mengetahui apakah sistem berada pada kondisi yang diinginkan

20

2. Service (Servis) yaitu tindakan yang bertujuan untuk menjaga kondisi suatu

sistem yang biasanya telah diatur dalam buku petunjuk pemakaian sistem.

3. Replacement (Pergantian Komponen) yaitu tindakan pergantian komponen yang

dianggap rusak atau tidak memenuhi kondisi yang diinginkan Tindakan

penggantian ini mungkin dilakukan secara mendadak atau dengan perencanaan

pencegahan terlebih dahulu

4. Repair (Perbaikan) yaitu tindakan perbaikan minor yang dilakukan pada saat

terjadi kerusakan kecil.

5. Overhoul yaitu tindakan perubahan besar-besaran yang biasanya dilakukan di

akhir periode tertentu

2.9.2 Jenis-Jenis Perawatan

Perawatan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:

1. Berdasakan Tingkat Perawatan

Penentuan tingkat perawatan pada dasarnya berpedoman pada lingkup/bobot

pekerjaan yang meliputi kerumitan, macam dukungan serta waktu yang diperlukan

untuk pelaksanaannya. Tiga tingkatan dalam perawatan sistem, yaitu:

a. Perawatan Tingkat Ringan

Bersifat preventive yang dilaksanakan untuk mempertahankan sistem dalam

keadaan siap operasi dengan cara sistematis dan periodik memberikan inspeksi, deteksi

dan pencegahan awal. Kegiatannya antara lain menyiapkan sistem servicing, perbaikan

ringan

b. Perawatan Tingkat Sedang

Bersifat korektif, dilaksanakan untuk mengembalikan dan memulihkan sistem

dalam keadaan siap dengan memberikan perbaikan atas kerusakan yang telah

menyebabkan merosotnya tingkat keandalan. Untuk melaksanakan pekerjaan tersebut

didukung dengan peralatan serta fasilitas bengkel yang cukup lengkap.

21

2.9.3 Tujuan Perawatan

Tujuan dilakukannya perawatan adalah :

1. Memaksimalkan umur kegunaan dari sistem.

2. Menjaga agar sistem aman dan mencegah berkembangnya gangguan keamanan

Mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan pada saat mesin sedang beroperasi.

3. Memelihara peralatan-peralatan dengan benar sehingga mesin atau peralatan

selalu berada pada kondisi tetap siap untuk operasi.

Sedangkan Tahap Penerapan adalah dilakukan sebagai berikut:

1. Melaksanakan kegiatan "Improvement”

2. Menerapkan “Autonomous Maintenance" serta menetapkan prosedur-posedur

perawatan.

3. Menyempurnakan sistem perencanaan "Maintenance".

22

BAB III

METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan yang digunakan penulis untuk menyelesaikan

permasalahan pada proses perancangan Alat Pemotong Empek-empek ini diuraikan

mengikuti beberapa tahap berdasarkan proses atau alur yang telah ditentukan, dengan

tujuan agar tindakan yang dilakukan lebih terarah dan terkontrol serta sebagai pedoman

pelaksanaan proyek akhir agar target yang diharapkan dapat tercapai. Adapun tahap-

tahap yang akan dilakukan mengacu pada metode perancangan VDI 2222 telah

dilakukan oleh penulis, akan dijelaskan melalui gambar diagram alir dibawah ini:

Survey Wawancara Studi

literatur

23

Gambar 3. 1 Diagram Alir Metode Pelaksanaan

3.1 Tahapan – Tahapan Penelitian

Berikut ini adalah tahapan-tahapan penilitian yang dipakai.

3.1.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan menggunakan beberapa metode untuk

mendapatkan data yang diinginkan, antara lain menggunakan metode wawancara

dengan mengajukan pertanyaan secara umum kepada produsen empek-empek di

Muntok, terkait dengan alat bantu dalam proses Pemotongan empek-empek.

24

Selanjutnya dilakukan studi pustaka agar peneliti dapat menguasai teori maupun

konsep dasar yang berkaitan dengan perancangan alat pemotongan empek-empek.

Studi ini dilakukan dengan membaca dan mempelajari beberapa referensi seperti

literatur, laporan ilmiah dan tulisan lain yang dapat mendukung penelitian. Studi

lapangan digunakan untuk mengetahui proses pemotongan empek-empek sebelumnya.

Selain itu dilakukan brainstorming dengan orang-orang yang ahli dalam bidang

manufaktur.

3.1.2 Mengkonsep

Dalam tahapan ini, akan diuraikan Daftar tuntutan yang ingin dicapai dari

rancangan alat pemotong empek-empek. Daftar tuntutan nantinya akan di kelompokan

dalam 3 jenis tuntutan, yaitu tuntutan utama yang berkaitan dengan fungsi dan hal-hal

yang bersifat teknis, tuntutan kedua yang bersifat dengn penggunaan alat. Serta

keinginan yang berkaitan dengan tampilan fisik alat.

3.1.3 Membuat Alternatif Fungsi Bagian

Dalam tahapan ini akan dijabarkan fungsi bagian utama alat pemotong empek-

empek dengan menggunakan black box. Kemudian dibuat 3 (tiga) alternatif untuk

setiap fungsi dari alat pemotong empek-empek beserta analisa keuntungan dan

kerugian dari setiap alternatif.

3.1.4 Membuat Varian Konsep

Dalam tahapan ini, masing-masing alternatif fungsi bagian dipilih dan

digabungkan satu sama lain, sehingga terbentuk sebuah varian konsep alat pemotong

empek-empek. Nantinya akan dibuat 3 (tiga) jenis varian konsep agar terdapat

perbandingan dalam proses pemilihan dan diharapkan dapat dipilih varian konsep

yang benar-benar dapat memenuhi tuntutan yang diinginkan. Setiap varian tersebut

akan dianalisa keuntungan dan kerugiannya untuk mempermudah proses pemilihan.

25

3.1.5 Melakukan Penilaian

Dalam tahapan ini dilakukan penilaian terhadap varian konsep dengan sekala

penilaian 1 – 4. Tujuannya adalah untuk memutuskan varian konsep yang akan di

tindak lanjut ke proses pembuatan detail rancangan untuk memudahkan dalam

penilaian. Untuk memudahkan dalam penilaian digunakan 2 (dua) kriteria aspek

penilaian, yaitu aspek teknis dan aspek ekonomi. Dari proses penilaian yang telah

dilakukan, konsep yang dipilih adalah konsep alat yang persentasenya mendekati 100

persen. Sehingga dapat diperoleh hasil rancangan alat pemotong empek-empek yang

baik dan sesuai dengan yang diinginkan.

3.1.6 Pembuatan Detail Rancangan

Dalam tahapan ini, dilakukan pembuatan gambar draft alat pemotong empek-

empek sehingga mendapatkan detail kontruksi yang ringkas dan mudah dalam proses

permesinannya.

3.1.7 Pembuatan Komponen

Setelah rancangan telah selesai maka dilanjutkan ke proses pemesinan.

Pembuatan alat yang telah di analisis dan dihitung berdasarkan hasil tahapan

perancangan sehingga mempunyai arah yang jelas dalam proses pembuatannya.

Proses pemesinan yang dilakukan dalam pembuatan bagian-bagian menggunakan

mesin bubut, welding, dan Gerinda.

3.1.8 Perakitan Komponen

Proses perakitan adalah proses penggabungan komponen-komponen dalam

suatu bentuk yang saling mendukung sehingga terbentuk mekanisme kerja sesuai

dengan yang diinginkan. Proses perakitan mesin dilakukan setelah proses pemesinan

dilakukan selanjutnya dengan memasang dan merakit semua komponen yang telah

26

dibuat, baik komponen utama, komponen pendukung, maupun komponen standar

menggunakan metode penyambungan secara permanen dan non permanen.

3.1.9 Uji Coba Alat

Setelah mesin sudah selasai ditahapan perakitan, dilanjutkan ke tahapan uji

coba. Dalam suatu percobaan sebuah alat biasanya mengalami kegagalan sehingga

sebelum dilakukan proses percobaan alat sebaiknya dipersiapkan semaksimal

mungkin agar alat yang akan dicoba dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan.

Apabila dalam uji coba alat ini mengalami kegagalan maka sebaiknya dilakukan

evaluasi tentang apa yang menyebabkan kegagalan tersebut, kemudian lakukan

perbaikan. Setelah itu lakukan uji coba kembali, jika berhasil sesuai dengan yang

diinginkan maka pembuatan alat telah selesai.

3.1.10 Penyelesaian

Penyelesaian adalah tahap terakhir dalam tahap perancangan, dimana ditahap

ini output nya adalah pembuatan gambar kerja dan gambar susunan, gambar

bagian/Detail, Alat Pemotong Empek-empek, makalah, SOP dan poster.

27

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pendahuluan

Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah yang dilakukan dalam

penyelesaian rancangan alat pemotong empek-empek. Metodologi perancangan yang

digunakan dalam dalam proses perancangan alat pemotong empek-empek ini

mengacu pada tahapan perancangan VDI (Verein Deutche Ingenieuer) 2222,

Persatuan Insinyur Jerman yang didapat dari referensi modul Metoda Perancangan.

4.2 Menganalisis

4.2.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya dengan

melakukan survey, wawancara, studi literatur baik melalui referensi buku, jurnal,

melalui laporan ilmiah maupun tulisan lainnya yang dapat mendukung penelitian,

serta penelusuran di internet. Data yang didapatkan dari kegiatan tersebut di antaranya,

ukuran empek-empek yang normal di jual di pasaran, dan software yang digunakan

untuk merancang alat pemotong empek-empek tersebut.

4.3 Mengkonsep

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dikerjakan dalam mengkonsep alat

pemotong empek-empek ini.

4.3.1 Daftar Tuntutan

Dibawah ini merupakan beberapa tuntutan yang ingin diterapkan pada Alat

Pemotong Empek-empek dan dikelompokkan kedalam 3 (Tiga) jenis tuntutan.

28

Tabel 4. 1 Tabel Daftar Tuntutan

No. Tuntutan Utama Deskripsi Keterangan

1 Ukuran panjang empek-

empek bisa lebih dari 1

(satu) ukuran

ukuran pemotongan yang

diatur pada pencekam mata

potong

-

2 Pemotongan empek-

empek dengan

kemiringan 15 derajat

Pemotongan miring yang

diatur pada laci yang bisa

digerakkan dan mengatur

pada pencekam mata

potong

-

3 Jumlah mata pisau 2 (dua) -

No. Tuntutan Kedua Deskripsi

1 - Pengoperasian - Ditekan dengan tuas sehingga terjadi

proses pemotongan empek-empek

- Wadah (laci) empek-empek dapat di

atur kemiringannya

2 Pencekaman mata pisau Dapat diatur ketebalan pemotongan dengan

megatur pada pencekam mata pisau

3 Perawatan Mudah, tanpa memerlukan tenaga ahli atau

instruksi khusus

No. Keinginan

1 Portable/Ringkas

2 Pengoprasian diatas meja dan bisa sambil duduk

3 Kokoh

4 Higienis

5 Ergonomis

29

4.3.2 Metode Penguraian Fungsi

Pada tahapan ini dilakukan proses pemecahan masalah dengan menggunakan

black box untuk menentukan fungsi bagian utama pada Alat Pemotong Empek-empek.

4.3.2.1 Black Box

Alat pemotong empek-empek yang dirancang pada proyek akhir ini dapat

memotong empek-empek dalam skala yang terukur dan dapat juga pemotongan dalam

bentuk miring.

Gambar 4. 1 Diagram Black Box atau Diagram Fungsi

Dibawah ini merupakan ruang lingkup perancangan dari alat pemotong empek-

empek, Menerangakan tentang daerah yang dirancang pada alat pemotong empek-

empek.

Gambar 4. 2 Diagram Struktur Fungsi Alat Pemotong Empek-empek

30

Berdasarkan diagram struktur fungsi bagian diatas selanjutnya dirancang

alternatif solusi perancangan alat pemotong empek-empek berdasarkan sub fungsi

bagian seperti dibawah ini.

Gambar 4. 3 Diagram Pembagian Sub Fungsi Bagian

4.3.2.2 Tuntutan Fungsi Bagian

Pada Tahapan ini mendeskripsikan tuntutan yang diinginkan dari masing

masing fungsi bagian pada Gambar 4. 3 sehingga dalam pembuatan alternatif dari

fungsi bagian alat Pemotong empek-empek sesuai dengan yang diinginkan. Berikut ini

deskripsi sub fungsi bagian alat pemotong empek-empek.

Tabel 4. 2 Tabel Deskripsi Sub Fungsi Bagian

No. Fungsi Bagian Deskripsi

1. Fungsi Rangka

Keseluruhan rangka mampu Menahan tegangan-

tegangan yang terjadi sehingga keseluruhan alat

stabil dan ada dalam keadaan ideal saat terjadi

proses pemotongan

31

2 Wadah Empek-empek

(Laci)

Sebagai wadah untuk empek-empek yang akan di

proses

3 Sistem Pemotong

Yang terdiri dari Pelat Dudukan Mata

potong,pencekam mata potong dan Mata potong

yang berfungsi sebagai alat potong dalam proses

pemotongan empek-empek

4 Sistem Penekan

Yang terdiri dari Poros penekan dan Tuas yang

berfungsi sebagai alat bantu pemotongan pempek.

4.3.3 Alternatif Fungsi Bagian

Pada Tahapan ini disusun alternatif masing-masing fungsi bagian dari alat yang

akan di rancang. Pengelompokan alternatif disesuaikan Dengan deskripsi sub bagian

pada Tabel 4. 2 dengan dilengkapi gambar rancangan beserta keuntungan dan kerugian.

1. Fungsi Rangka

Tabel 4. 3 Alternatif Fungsi Rangka

No. Alternatif Kelebihan Kekurangan

A.1

Rangka Cor

- Konstruksi

kokoh

- Komponen yang

diperlukan sedikit

- Mampu meredam

getaran

- Pembuatan

memerlukan

tenaga ahli

- Sulit dimodifikasi

- Mahal

A.2

Rangka pelat profildengan perakitan las

- Komponen yang

digunakan

sedikit.

- Mampu meredam

getaran.

- Proses assembly

memerlukan

tenaga ahli.

- Sulit dibongkar

pasang

- Sulit dimodifikasi

32

2. Fungsi Wadah Empek-empek (Laci)

Tabel 4. 4 Alternatif Fungsi Wadah Empek-empek (Laci)

No. Alternatif Kelebihan Kekurangan

B.1 - Pengisian empek-

empek lebih teratur

posisinya, karena

terdapat alur di laci

tersebut

- Empek-empek tidak

bergeser kemana-mana

- Sulit dalam proses

manufaktur

- Susah jika

digunakan untuk

proses pemotongan

Miring

B.2 - Kontruksi sederhana

- Komponen yang

diperlukan lebih sedikit

- Tidak banyak yang

dilas

- Tidak aman

- Regiditas rendah

- Produk bisa saja

jatuh saat

pemotongan

dikarenakan tidak

ada penyangga di

kanan kiri laci

- Material mudah

didapat

A.3

Rangka pelat profildengan perakitan

Baut dan mur

- Mudah dibuat

- Mudah di bongkar

pasang

- Mudah di modifikasi

- Rigiditas cukup tinggi

- Kaki meja bisa dilipat

- Tidak meredam

getaran

- Komponen yang

digunakan banyak

33

B.3 - Kontruksi sederhana

- Aman

- Praktis

- Laci bisa di atur

kemiringannya

- Untuk pengelasan

lebih susah karna

terjadinya

ketidakrataan pada

material

3. Fungsi Sistem Pemotong

Tabel 4. 5 Alternatif Fungsi Sistem Pemotong

No. Alternatif Kelebihan Kekurangan

C.1 - Material mudah

didapat

- Pencekaman

menggunakan baut

dan mur

- Mudah tumpul

- Perawatan cukup

sulit

- Sulit dalam

pembuatan

C.2 - Kontruksi

sederhana

- Pencekaman mata

pisau

menggunakan baut

- Boros bahan

C.3 - Material mudah

didapat

- Sulit dalam

pencekaman karna

permukaan tidak

rata

- Pada saat

pemotongan

otomatis hasilnya

tidak sempurna

karna adanya

lobang pada pisau

- Pembuatan sulit

34

4. Fungsi sistem Penekan

Tabel 4. 6 Alternatif Fungsi Sistem Penekan

No. Alternatif Kelebihan Kekurangan

D.1 Tuas - Perakitan tidak rumit

- Material Mudah

didapat

- Harga material

relatif mahal

D.2 engkol - Kontruksi sederhana

- Aman

- Mudah didapat

- Proses

pemotongan

sedikit lebih lama

D.3 Tuas pengungkit - Kontruksi sederhana

- Aman

- Boros bahan

4.3.4 Pembuatan Alternatif Keseluruhan

Pada Tahapan ini, alternatif dari masing-masing fungsi bagian dipilih dan

digabung satu sama lain sehingga terbentuk sebuah varian konsep alat pemotong

empek-empek dengan jumlah varian minimal 3 jenis varian konsep. Hal ini

dimaksudkan agar dalam proses pemilihanterdapat pembanding dan diharapkan dapat

dipilih varian konsep yang dapat memenuhi tuntutan yang diinginkan.

35

Tabel 4. 7 Kotak Morfologi

Dengan menggunakan metode kotak morfologi, alternatif-alternatif bagian

tersebut di kombinasikan menjadi alternatif fungsi keseluruhan. Untuk mempermudah

dalam membedakan varian konsep yang telah disusun di simbolisasikan dengan huruf

“V” yang berarti varian.

4.3.5 Variasi Konsep

Berdasarkan kotak morfologi pada pembahasan sebelumnya, didapat tiga

varian konsep yang ditampilkan dalam model 3D. Setiap kombinasi varian konsep

yang dibuat kemudian dideskripsikan alternatif fungsi bagian yang digunakan serta

keuntungan dan kerugian dari pengkombinasian varian konsep tersebut sebagai alat

pemotong empek-empek.

Dibawah ini adalah 3 (tiga) varian konsep alat pemotong empek-empek yang

telah dikombinasikan berdasarkan kotak morfologi pada Tabel 4. 7, ketiga varian

konsep tersebut adalah sebagai berikut:

36

A. Varian Konsep 1

Gambar 4. 4 Varian konsep 1

Varian Konsep 1 merupakan kombinasi dari wadah empek-empek dengan

sistem tanpa pinggiran, sedangkan sistem pemotong menggunakan pisau, sistem

penekan yang digunakan dengan memanfaatkan poros engkol, ditambahkan dengan

penyetelan pencekam mata potong mengunakan skala ukuran dan Rangka konstruksi

menggunakan bahan yang dibentuk dengan mekanisme pengecoran.

Keuntungan:

Kontruksi rangka dapat dibuat seergonomis mungkin, dengan pelat pencekam

mata potong yang dapat digeser sesuai skala ukuran yang di inginkan, disamping itu

konstruksi rangka cor dapat meredam getaran dan kokoh pada saat alat tersebut

dioperasikan.

Kekurangan:

Pembuatan rangka cor mahal dan membutuhkan waktu yang lama umtuk proses

pengerjaannya. Rangka yang sudah dibuat sulit untuk dimodifikasi sehingga harus

berhati-hati dalam perencanaan prosesnya. Alat Sulit untuk di pindah-pindah.

37

B. Varian Konsep 2

Gambar 4. 5 Varian konsep 2

Varian Konsep 2 merupakan kombinasi dari wadah empek-empek dengan

menggunakan pinggiran, sedangkan sistem pemotong menggunakan pisau, seistem

penekan yang digunakan dengan memanfaatkan Tuas penekan, ditambahkan dengan

penyetelan pencekam mata potong mengunakan skala ukuran dan Rangka konstruksi

menggunakan besi siku yang perakitannya dengan baut dan mur

Keuntungan:

Kontruksi rangka dapat dibuat seergonomis mungkin, dengan pelat pencekam

mata potong yang dapat digeser sesuai skala ukuran yang diinginkan, wadah empek-

empek yang dapat di miringkan untuk pemotongan bentuk miring, disamping itu

konstruksi rangka menggunakan baut dan mur memudahkan untuk di lepas pasang dan

kaki meja pun dapat dilepas serta kokoh pada saat alat tersebut dioperasikan.

Kekurangan:

Harga material yang di gunakan mahal

38

C. Varian konsep 3

Gambar 4. 6 Varian konsep 3

Varian Konsep 3 merupakan kombinasi dari wadah empek-empek dengan

sistem alur, sedangkan sistem pemotong menggunakan pisau bergerigi, seistem

penekan yang digunakan dengan memanfaatkan Tuas pengungkit, ditambahkan dengan

penyetelan pencekam mata potong mengunakan skala ukuran dan Rangka konstruksi

menggunakan besi hollow yang perakitannya dengan dilas.

Keuntungan :

Kontruksi rangka dapat dibuat seergonomis mungkin, dengan pelat pencekam

mata potong yang dapat digeser sesuai skala ukuran yang di inginkan, disamping itu

konstruksi rangka las dapat meredam getaran dan kokoh pada saat alat tersebut

dioperasikan.

Kekurangan :

Rangka dilas membutuhkan waktu yang lama dan harus teliti untuk proses

pengerjaannya. Rangka yang sudah dibuat sulit untuk dimodifikasi sehingga harus

berhati-hati dalam perencanaan prosesnya. Harga material yang di gunakan mahal,

39

4.3.6 Penilaian Variasi Konsep

4.3.6.1 Kriteria Penilaian

Setelah menyusun alternatif fungsi keseluruhan, penilaian variasi konsep

dilakukan untuk memutuskan alternatif yang akan di tindaklanjuti ke proses pembuatan

draft. Kriteria aspek penilaian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu penilaian aspek

teknis dan aspek ekonomis. Skala penilaian yang diberikan untuk menilai setiap varian

terdapat pada tabel dibawah.

Tabel 4. 8 Skala penilaian Varian konsep

4 3 2 1

Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik

4.3.6.2 Penilaian Dari Aspek Teknis

Tabel 4. 9 Kriteria Penilaian Teknis

No.

Kriteria PenilaianTeknis

Bobot

VarianKonsep 1

VarianKonsep 2

VarianKonsep 3

TotalNilaiIdeal

1 Fungsi Utama

Kerangka 4 3 12 4 16 3 12 4 16

Wadah (laci) 4 3 12 4 16 3 12 4 16

Sistem pemotong 4 3 12 4 16 2 8 4 16

Sistem penekan 4 2 8 3 12 3 12 4 16

2 Konstruksi &assembly

4 3 12 4 16 3 12 4 16

3 Komponen standar 3 3 9 3 12 2 6 4 12

4 Perawatan 3 2 6 3 9 2 6 4 12

5 Ergonomis 4 3 12 4 16 3 12 4 16

Total 83 113 80 120

% Nilai 69% 94% 66% 100%

40

4.3.6.3 Penilaian Dari Aspek Ekonomi

Tabel 4. 10 Kriteria Penilaian Ekonomis

No.

Kriteria PenilaianEkonomis

BobotVarian

Konsep 1Varian

Konsep 2Varian

Konsep 3Total Nilai

Ideal

1 Material 4 2 8 3 12 2 8 4 16

2 Proses Pengerjaan 4 3 12 4 16 2 8 4 16

3 Jumlah Komponen 4 3 12 2 8 3 12 4 16

Total 12 32 36 28 48

% Nilai 66% 75% 58% 100%

4.3.7 Keputusan

Dari proses penilaian yang telah dilakukan seperti di atas, varian konsep yang

dipilih adalah varian dengan presentasi mendekati 100 persen. Dari varian konsep

tersebut kemudian di optimasi sub fungsi yang ada sehingga diperoleh hasil rancangan

yang baik dan sesuai dengan yang diinginkan. Varian yang dipilih adalah varian konsep

2 (V2) dengan nilai 94% untuk di tindaklanjuti dan dioptimalisasi dalam proses

perancangan alat pemotong empek-empek.

4.4 Merancang

4.4.1 Draft Rancangan

Setelah kombinasi varian konsep didapat, langkah selanjutnya adalah

pembuatan gambar draft alat pemotong empek-empek sehingga mendapatkan detail

kontruksi yang ringkas dan mudah dalam proses permesinannya.

Aspek-aspek dalam merancang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Ergonomi

Ergonomi memfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan suatu

peralatan, fasilitas, prosedur, dan lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan

bekerja. Salah satu hal yang berhubungan pada rancangan ini adalah:

41

Mengurasi rasa lelah

Mengurasi rasa lelah ini berkaitan dengan kenyamanan saat menggunakan

mesin. Contohnya tinggi mesin disesuaikan dengan tinggi operator.

2. Merakit

Dalam melaksanakan kerja merakit, dimaksudkan benda yang akan dirakit

tidak susah dan tidak memerlukan alat khusus. Seperti merakit Alat ini hanya

menggunakan alat seperti kunci pas dan kunci ring, dan elektroda untuk merakit rangka

meja yang akan dilas. Pada Tabel 4. 11 adalah peralatan yang digunakan pada saat

waktu merakit.

Tabel 4. 11 Merakit

Benda Gambar

Pengelasan

Kunci pas ring

3. Material

Material yang akan dipakai harus terjangkau dan mudah dicari. Daftar

material yang digunakan dapat diperhatikan pada Tabel 4. 12.

42

Tabel 4. 12 Material

Benda Material Gambar

Rangka Meja

Rangka box

Baja siku ukuran

40x40x2

Hollow ukuran

25x25x1,5 Rangka Meja

Poros St 42

Ukuran ∅20 150Poros

Wadah (Laci) Stainless stell

Mata potong 2 (dua)

Buah

Stainless stell

4. Pembuatan

Mesin atau alat yang dibuat bisa dengan mesin yang tersedia di bengkel sendiri

tanpa menggunakan mesin khusus.

Tabel 4. 13 Komponen yang dibuat

Benda Komponen Mesin

Rangka Meja Rangka

Mesin Las dan gerinda

tangan

Rangkabox

Rangka box

43

Poros Poros Mesin bubut

5. Estetika

Estetika mencakup apakah mesin atau alat yang dibuat indah dilihat dan sesuai seperti

warna dan bentuk mesin. Pada Gambar 4. 7 berikut adalah bentuk dan warna alat

pemotong empek-empek

Gambar 4. 7 Alat Pemotong Empek-empek

6. Standardisasi

Pemilihan part-part juga dilihat berdasarkan benda yang sudah ada dijual

dipasaran sehingga mengurangi proses pemesinan. Seperti Baut, keling, pena . berikut

adalah jenis Parts Standar yang digunakan.

Tabel 4. 14 Part Standar

Jumlah Nama Bagian No.bag Bahan Ukuran Ket16 Baut Segienam 13-14 St M10 x 20 stdr24 Paku keling 15 St 3.2 x 7.4 stdr2 Baut segi enam 16 St M10 x 30 stdr1 Pegas 17 Baja pegas ∅25x100 stdr

44

7. Elemen Mesin.

Alat yang dibuat berdasarkan perhitungan elemen mesin yang relevan.

Perhitungan poros menggunakan perhitungan elemen mesin.

4.4.2 Optimasi Rancangan

Pada tahapan ini, beberapa alternatif fungsi dioptimasikan diantaranya fungsi

rangka, fungsi sistem pemotong dan fungsi sitem penekan sehingga sesuai dengan

kondisi sesungguhnya ketika komponen tersebut dibuat. Beberapa komponen dapat

ditambahkan atau dikurangi sesuai dengan pertimbangan perancangan dan tingkat

kesulitan dalam pembuatan komponen itu

Gambar 4. 8 Alat Pemotong Empek-empek

4.5 Analisis Perhitungan

1. Perhitungan Tuas Poros Penekan

Diketahui :

l1 = 100 mm

l2 = 380 mm

F = 200 N (Ilham & Yusuf, 2015)

45

Gambar 4. 9 DBB

ƩFx = 0

ƩMA = 0

(RB x l1) – ( P1 x L) = 0

(RB x 150mm) – (200 N x 480mm) = 0

ƩMB = 0

(-RA x l1) – ( P1 x L2) = 0

(-RA x 150mm) – (200 N x 330mm) = 0

RB = (P1 x 480)/150 = (200x330)/150 = 640.00 N

RA = (-P1 x 330)/150 = (-200x330)/150 = -440.00 N

HB = 0 (N)

ƩFY = 0 ;

- RA + RB - P1 = -440.00 x 1 + 640.00 x 1 - 200 = 0

Q (x1) = - RA

Q1(0) = -440 = -440 N

Q1(150) = -440 = -440 N

M (X1) = RA x (X1)

M1 (0) = - 440 x (0) = 0 (N.mm)

M1 (150) = - 440 x (150) = - 66000 (N.mm)

46

Q (X2) = - RA + RB

Q2 (150) = - 440 + 640 = 200 N

Q2 (480) = - 440 + 640 = 200 N

M (X2) = - RA x (X2) + RB x (X2 – 150)

M2 (150) = - 440 x (150) + 640 x (150-150)= - 66000 (N.mm)

M2 (480) = - 440 x (480) + 640 x (480-150)= 0 (N.mm)

DBB

Gambar 4. 10 DBB poros tuas

2. Perhitungan diameter Tuas Poros

d = ,

47

(Sularso & Suga, 2008)

== ,= 27,64 N/mm2

d = , , /d = 27,26 mm

3. Perhitungan Pegas

Dengan rumus:

Keterangan :

F = Gaya (N)∆ = Pertambahan Panjang (mm)

k = Konstanta Pegas (N/mm)

Diketahui :

Massa beban (m) = 20 Kg

Percepatan Gravitasi (g) = 10m/s2

Berat beban (w) = m.g = 20x10 =200 N

Pertambahan Panjang (mm) = 6,5 cm = 0,065 m

Ditanya :

F Pegas ?

Jawab:

Untuk menghitung Konstanta pegas

k = F/∆

48

k = 200/0.065 =3076 N/m

Jadi,

= 0,065 x 3076

= 199,94 N/m

4.6 Pembuatan Komponen

4.6.1 Proses Permesinan

Setelah rancangan telah selesai maka dilanjutkan ke proses pemesinan. Dalam

pembuatan alat pemotong empek-empek hal yang dilakukan pada proses pemesinan

beserta komponen yang dibuat yaitu:

1. Mesin Bubut

Adapun komponen-komponen yang dikerjakan dimesin bubut, yaitu:

poros penghubung rangka

Poros untuk dudukan Tuas

2. Gerinda Tangan

Pelat dudukan Rangka

Pelat pencekam mata potong

Plat siku kerangka

Plat untuk dudukan meja

Laci

3. Mesin Las

Adapun komponen-komponen yang dikerjakan menggunkan mesin las yaitu :

Kerangka meja

Laci

49

4.6.1.1 Operation Plan

Dalam pembuatan komponen alat pemotong empek-empek di perlukan

operation plan, berikut adalah operation plan pada pembuatan alat pemotong empek-

empek.

a. Pembuatan poros sebagai penghubung rangka pada Gambar 4. 11 berikut.

Gambar 4. 11 Poros sebagai penghubung rangka

1.01 Periksa Gambar kerja

1.02 Setting mesin bubut

1.03 Pencekaman benda kerja, dengan setangah bagian yang tercekam

1.04 Diameter bakal awal 25 mm, Proses penyayatan hingga menjadi diameter 20

mm dengan panjang 150 mm

b. Pemotong Pelat Siku sebagai kerangka dudukan alat pada Gambar 4. 12

Gambar 4. 12 Pemotong Pelat Siku

1.01 Periksa gambar kerja

1.02 Setting mesin Gerinda tangan

1.03 Marking Out ukuran yang akan di potong

1.04 Proses pemotongan benda kerja sesuai ukuran yang telah di tentukan

50

c. Pengelasan Rangka sebagai kerangka dudukan Alat pemotong empek-empek pada

Gambar 4. 13

Gambar 4. 13 pengelasan Rangka

1.01 Periksa gambar kerja dan siapkan benda kerja

1.02 Setting mesin Las

1.03 Setting benda kerja (kerangka yang akan di las)

1.04 Mulai proses pengelasan

4.7 Perakitan

Setelah membuat bagian mesin selesai, bagian dirakit sehingga menjadi alat

yang sesuai dengan rancangan. Proses perakitan merupakan proses penggabungan

bagian-bagian dari komponen satu dengan komponen yang lainnya sehingga menjadi

sebuah mesin yang utuh. Urutan perakitan adalah sebagai berikut. Proses

assembling dimulai dari pemasangan dan pengelasan kerangka alat, poros, alat potong,

pencekam alat potong, wadah(laci), dan Tuas.

1. Merakit Rangka

Proses pertama yang dilakukan adalah proses merakit kerangka dengan

menggunakan elemen pengikat baut dan mur (elemen yang bisa dilepas), pengelasan

(elemen yang tidak dapat dilepas). Kemudian ada bagian tertentu yang diproses

dengan bor tangan untuk membuat lubang pemasangan baut Gambar 4. 14 dibawah

ini adalah kerangka yang sudah dirakit.

51

Gambar 4. 14 Merakit Rangka Meja

2. Merakit Rangka Box

Proses kedua dilakukan perakitan rangka box yang diassembly dengan elemen

pengikat pengelasan (elemen yang tidak dapat dilepas) Gambar 4. 15 dibawah ini

adalah rangka box yang sudah dirakit.

Gambar 4. 15 Merakit Rangka Box

3. Merakit Poros

Proses ketiga dilakukan perakitan poros pada rangka yang diassembly dengan

elemen pengikat pengelasan (elemen yang tidak dapat dilepas) Gambar 4. 16 dibawah

ini adalah poros yang sudah dirakit.

Gambar 4. 16 Merakit Poros

52

4. Merakit Mata Potong

Proses keempat dilakukan perakitan mata potong yang di cekam pada plat mata

potong lalu di assembli pada plat skala, yang diassembly dengan elemen pengikat

baut dan mur (elemen yang dapat dilepas) Gambar 4. 17 dibawah ini adalah mata

potong yang sudah dirakit.

Gambar 4. 17 Merakit Mata Potong

5. Merakit pelat atas

Proses kelima dilakukan perakitan pelat atas pada Alat yang diassembly

dengan elemen pengikat baut dan mur (elemen yang dapat dilepas) Gambar 4. 18

dibawah ini adalah pelat yang sudah dirakit.

Gambar 4. 18 Merakit pelat atas

6. Merakit Tuas dan memasang laci pada alat

Proses keenam dilakukan perakitan Tuas dan memasang laci pada Alat yang

diassembly dengan elemen pengikat baut dan mur (elemen yang dapat dilepas)

Gambar 4. 19 dibawah ini adalah Tuas yang sudah dirakit.

53

Gambar 4. 19 Merakit Tuas dan Laci

7. Gabungan perakitan Alat Pemotong Empek-empek

Berikut ini adalah gambar alat setelah poses assembly di lakukan yangdi tunjukan pada Gambar 4. 20.

Gambar 4. 20 Alat Pemotong Empek-empek

4.8 Uji Coba Alat

Setelah proses perakitan selesai, pada tahap selanjutnya dilakukan uji coba

pada alat pemotong empek-empek yang terdiri dari dua uji coba yaitu, uji coba

pemotongan berskala ukuran dan pemotongan miring dengan langkah-langkah sebgai

berikut:

54

1. Persiapkan alat dalam kondisi baik

2. Persiapkan bahan baku berupa adonan empek-empek yang sudah digulung

dan di potong dengan ukuran 30 cm

3. Lalu masukkan puntung empek-empek kedalam wadahnya (laci)

4. Atur skala pemotongan dengan cara diatur pada pencekam mata potong.

5. Jika sudah tahu ukuran yang akan di gunaka, tekan tuas dan lakukan proses

pemotongan

6. Jika ingin pemotongan hasil miring, putar wadah (laci) sesuai dengan

derajat kemiringan yang sudah di tentukan dan lakukan proses pemotongan

dengan cara menekan tuas.

Tabel dibawah ini berguna untuk melihat apakah mesin tersebut dapat

berfungsi dengan baik. Fungsi kerja mesin ditunjukan pada Tabel 4. 15

Tabel 4. 15 Tabel Fungsi Kerja Mesin

Tabel kerja mesin

No Uraian Fungsi KeteranganYa Tidak

1 Wadah Empek-empek √ Stabil

2 Mata potong √ Stabil

3 Pencekam mata potong √ Stabil

4 Pegas √ Stabil

5 Tuas √ Stabil

Berdasarkan Uji coba yang telah dilakukan di dapat hasil seperti yang di

tunjukkan pada berikut ini :

55

Tabel 4. 16 Hasil Uji coba

UjiCobaKe -

Waktu Setting awal +pemotongan Berat

Empek-empek

KeteranganPemotonganLurus/sejajar

PemotonganMiring

1 3 menit 5detik

3 menit 15detik

2kg

- Untuk pemotongan empek-empek bentuklurus/sejajar, digunakan 10 puntungempek-empek dengan panjang 30cmdengan Ø3cm, dalam 1 kali pemotonganuntuk ukuran 10 cm, di dapat hasilpemotongan 30 puntung pempek ukuran 10cm dalam 1 (satu) kali pemotokengan.Untuk pemotongan rata/sejajar Adonanempek-empek ada yang tidak terpotong,empek-empek tersebut lengket pada pisau

- Untuk pemotongan miring, dilakukanpengaturan kemiringan pada laci danpencekam mata potong, yang di dapatwaktu lebih lama dan hasil pemotongantidak optimal, dan produk gagal

2 2 menit 40detik

3 menit 2kg

- Untuk pemotongan empek-empek bentuklurus/sejajar, digunakan 10 puntungempek-empek dengan panjang 30cmdengan Ø3cm, dalam 1 kali pemotonganuntuk ukuran 10 cm, di dapat hasilpemotongan 30 puntung pempek ukuran 10cm dalam 1 (satu) kali pemotongan. Untukpemotongan rata/sejajar diolesi dengantepung,dan laci nya di perbaiki empek-empek mulai terpotong sampai bawahtetapi ada 1 pempek terakhir tidakterpotong. Dikarenakan saat penekananper( pegas) tidak bergerak sempurna

- Untuk pemotongan miring, dilakukanpengaturan kemiringan pada laci danpencekam mata potong di perbaiki, yang didapat waktu lebih cepat dari sebelumnyadan hasil pemotongan belum terlaluoptimal, dan produk ada yang terpotongsesuai yang diinginkan, namun hanyabagian tengah yang terpotong dan

56

berbentuk miring. Sisi kanan kiri produktidak terpotong sesuai dengan yangdiinginkan.

3 1 menit 50detik

2 menit 10detik

2 kg

- Untuk pemotongan empek-empek bentuklurus/sejajar, digunakan 10 puntungempek-empek dengan panjang 30cmdengan Ø3cm, dalam 1 kali pemotonganuntuk ukuran 7 cm, di dapat hasilpemotongan 40 puntung pempek ukuran 7cm dalam 1 (satu) kali pemotongan, namunmasih ada 2 cm tersisa pada saatpemotongan, dikarenakan lebihnya ukuranpanjang empek-empek. Untuk ujicobaukuran 5 cm didapat hasil 60 puntungdalam 1 kali pemotongan. Untukpemotongan rata/sejajar diolesi dengantepung, ditambah 2pegas kanan kiri agarsaat penekanan stabil,dan berhasil untukpemotongan lurus

- Untuk pemotongan kemiringan 15 derajat,dilakukan pengaturan kemiringan pada lacidan pencekam mata potong didapat hasilyang belum optimal

4.9 Analisa Hasil

Setelah Proses uji coba dilakukan maka tahap selanjutnya adalah menganalisa

hasil dari masing-masing percobaan. Kemudian dapat dilakukan analisa hasil yang

dapat dikatagorikan memenuhi tuntutan dari mesin tersebut. Serta didapatkan juga

solusi dari permasalahan maupun hal tambahan, yang dapat menunjang mesin lebih

optimal.

4.10 Penyelesaian

Penyelesaian adalah tahap terakhir dalam tahap perancangan, dimana ditahap

ini output nya adalah pembuatan gambar kerja dan gambar susunan, gambar

bagian/Detail, Alat Pemotong Empek-empek, makalah, SOP dan poster.

57

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dengan menindaklanjuti dan mengoptimasi varian konsep (V2), Alat

Pemotong Empek-empek. Beberapa kesimpulan dari laporan proyek akhir ini sebagai

berikut:

a. Alat Pemotong Empek-empek yang kami design ini dalam proses 1 x pemotongan

bisa menghasilkan 30 sampai 60 puntung sesuai Ukuran yang ingin di buat dengan

menggunakan 2 mata potong. Selain itu alat ini juga bukan hanya bisa memotong

dengan 1 ukuran tetapi bisa di atur ketebalan ukurannya dan dapat memotong

dengan bentuk miring.

b. Alat kami ini dilengkapi dengan Skala ukuran.

c. Berdasarkan hasil uji coba, Alat pemotong empek-empek ini hanya mampu

menampung 10 puntung yang ukuran panjang 30 cm sebelum di potong dengan

Ø3 cm.

d. Dapat mempercepat waktu dalam proses pemotongan empek-empek dengan rata-

rata waktu 1menit 50 detik + Setting awal (persiapan) satu kali pemotongan.

e. Untuk pemotongan empek-empek dengan kemiringan 15 derajat belum optimal.

5.2 Saran

Dalam pembahasan proyek akhir ini ada banyak sekali kekurangan terhadap

Alat dan hasil produk, beberapa saran ingin disampaikan yaitu:

1. Untuk hasil yang lebih maksimal harus menggunakan mata potong yang tajam

agar empek-empek terpotong sempurna dan tidak lengket.

2. lakukan pemeriksaan alat terlebih dahulu sebelum di operasikan.

3. Jagalah kebersihan Alat tersebut agar menciptakan hasil yang baik.

58

4. Selalu mengikuti prosedur permesinan setiap menggunakan alat ini demi

keselamatan dan kesehatan kerja (KKJ) dan pastikan area kerja aman dimanapun

dan kapanpun waktu bekerja.

59

DAFTAR PUSTAKA

Batan, I. M. L., n.d. Diktat Kuliah Pengembangan Produk. s.l: Jurusan TeknikMesin Fakultas Teknik Mesin ITS.

Djamiko, R. D., 2008. Modul Teori pengelasan Logam. Yogyakarta: Fakultas TeknikUniversitas Negeri Yogyakarta.

Hayati, 2006. Penambahan Daging Ikan dann aplikasi Pembekuan pada Pembuatanpempek. ilmu-ilmu perikanan, Volume 8, pp. 147-151.

Ilham, D. & Yusuf, Y., 2015. Analisa Gaya dalam Keadaan Statis pada SistemMuskuloskeletal Tangan-lengan Manusia.

Irawan, D., M., I. G. F. M. & Hastuti, S., 2018. Pengat=ruh Nilai Konstanta TerhadapPertambahan Panjang Pegas. MER-C, Volume 1.

Komara, A. & Saepudin, 2014. Aplikasi Metode VDI 2222 Pada Proses PerancanganWelding Fixture untuk Sambungan Cerebong Dngan Teknologi CAD/CAE.. JurnalIlmiah Mesin Cylinder, Volume 1(2), pp. 1-8.

Politeknik Manufaktur Bandung, n., n.d. Gambar Teknik Mesin: Simbol danPenunjukan Pengelasan. bandung: Politeknik Manufaktur Bandung.

Polman Timah, 1996. Elemen Mesin 1. Sungailiat: Politeknik Manufaktur Timah.

Rochima, 2015. karakteristik kimiawi dan organoleptikpempek dengan penambahantepung dan sagu. jurnal akutika, Volume 6, pp. 115-117.

Ruswandi, A., 2004. Metode Perancangan 1. Bandung: Politeknik ManufakturBandung.

Statistik, B. P., 2003. Statistik Industri Besar dan Sedang (Large and mediumManufacturing Statistic), jakarta: s.n.

Sularso & suga, k., 1979. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. 1 ed.Jakarta: PT.Pradnya Paramita.

Sularso & Suga, K., 2008. Dasar Perancangan dan Pemilihan Elemen Mesin. In: 12 ed.Jakarta: PT. Pradnya Paramita, pp. 11-12.

60

Ulrich, Eppinger, K. T. & D, S., n.d. Product Design and Development. s.l: McGraw-Hill.

Politeknik Manufaktur Negeri Babel

ALAT PEMOTONG

EMPEK-EMPEK

Digambar

Skala

1:5

Dilihat

01-07-19 Raudya C

Pengganti Dari :Perubahan

Diganti Dengan :

Diperiksa

Jumlah UkuranNo.bagNama bagian Keterangan

a

b

c

d

e

f

h

i

j

k

g

1

1

4

4

4

4

12

13

-

-

-

-

-

16

10

15

14

5

6

4

St

St

St 37

St 37

Aluminium

Stainlees

Bahan

17 St

St

Baja

St 37

St

Aluminium

St 37

St 37

Stainlees

11

St

St

A3-01-TA-2019

St

stdr

stdr

stdr

stdr

18

19

20

-

stdr

stdr

stdr

-

-

-

-

-

8

9

4

1

1

1

1

1

2

2

1

7

1

3

2

stdr

St 37

St 37

1

-

500

692

506

1

13

2

8

5

7

12

18

10

4

15

9

20

1911

17

3

16

14

6

Baut kepala segienam

Baut kepala segienam

Baut kepala segienam

Baut kepala segienam

Baut kepala segienam

Baut kepala segienam

paku keling

Pelat Tumpuan Tuas

Plat Pencekam Mata Potong

Mata Potong(Pisau)

Plat Skala

Plat Atas

Poros Penghubung Tuas

Tuas

Poros

Laci

Box laci

Rangka Meja

Pelat Penyangga Tuas

Baut kepala segienam

1

1

1

24

Ø25x100

M10x20

M10x30

M10x30

M10x20

M10x20

M10X17

Ø25x525

50x50x70

50x60x80

Ø24x170

2.8x335x500

2x90x396

25x55x500

2.8x335x500

Ø20x200

45x340x440

100x335x500

210x335x500

DETAIL

1:2

B

ALAT PEMOTONG

EMPEK-EMPEK

08/07/19

A4-01-TA-2019Politeknik Manufaktur Negeri Babel

Raudya C

Diperiksa

Digambar

Dilihat

Skala

1:5

BahanNama bagian Ukuran KetJumlah

kaki meja

St 40x210x500 -1

Tol. Sedang

No.bag

334

210

200

40

500

30

40

440

10

292

1

1.

Baut M10

N8( )

1.1

1.2

1.5

1.4

1.3

4

2

1

2

2

Pelat penahan kaki meja

Rangka Meja

Pelat atas meja

Pelat samping meja

Pelat depan meja

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

St

St

St

St

St

2x40x40x200

2,8x30x334

2,8x334x500

2,8x40x500

2,8x40x500

-

-

-

-

-

33

ALAT PEMOTONG

EMPEK-EMPEK

08/07/19

A4-02-TA-2019Politeknik Manufaktur Negeri Babel

Raudya C

Diperiksa

Digambar

Dilihat

Skala

1:5

BahanNama bagian Ukuran KetJumlah No.Bag

2Rangka Box

100

335

500

50

25

st 100x335x500 -1

285

450

Tol.Sedang

84

168

250

125

250

25

2. ( )N8

2.1

2.3

2.2

st

st

st

2.1

2.2

2.3

4

4

4

Rangka box depan dan belakang

Rangka Kanan kiri box

Penghubung rangka box

25x25x450

25x25x285

25x25x50

310

12

75

-

-

-

N8 N8

N8

33

DETAIL A

SCALE 1:1

A

ALAT PEMOTONG

EMPEK-EMPEK

08/07/19

A4-02-TA-2019Politeknik Manufaktur Negei Babel

Raudya C

Diperiksa

Digambar

Dilihat

Skala

1:5

No.bagNama bagian Ukuran KetJumlah Bahan

Cover Box

Tol. sedang

Aluminium 100x335x5001 2

2.

25

(500)

450

50

100

153

25

335

(500)

125

250

375

30

N8( )

2.1

2.3

2.2

Ø3

125

250

1

2

1

Cover depan box 2.1

2.2

2.3

0,4x100x500

0,4x100x335

0,4x335x500

-

-

-

-

(335)

Aluminium

Aluminium

Aluminium

N8 N8

Cover samping box

Cover belakang box

100

96717196

2.4

Cover atas box1 Aluminium

0,4x100x500

-2.4

5

ALAT PEMOTONG

EMPEK-EMPEK

08/07/19

A4-03-TA-2019Politeknik Manufaktur Negei Babel

Raudya C

Diperiksa

Digambar

Dilihat

Skala

1/6

BahanNama bagian Ukuran KetJumlah

2.1

No.bag

1

2.3

2.4

2.2

1

2

1

Pelat cover belakang Box

Aluminium 0.4x100x500 -

100

50025

5

25

Tebal 0.4

100

500

Tebal 0.4

Tebal 0.4

100

335

Aluminium

Aluminium

Aluminium

0.4x100x500

0.4x100x335

0.4x335x500

Pelat Cover Depan Box

Pelat Cover Samping Box

Pelat Cover Atas Box

N8

N8

N8

N8

Tol.Sedang

Tol.Sedang

Tol.Sedang

Tol.Sedang

275

440

30

30

95

220

52

137 220

(335)

(500)

( )2.1

( )2.2

2.3

2.4

( )

( )75

Tebal 0.4

N8

N8

N8

N8

ALAT PEMOTONG

EMPEK-EMPEK

08/07/19

A4-03-TA-2019Politeknik Manufaktur Negeri Babel

Raudya C

Diperiksa

Digambar

Dilihat

Skala

1:5

BahanNama bagian Ukuran KetJumlah

Laci Aluminium 45x304x440 -1

440

220 40

Ø30

Ø30

5

151

304

2

400

2

340

45

N8

Tol.Sedang

No.bag

396

304

3

3.

( )

3.4

3.33.2

3.5

3.1

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

Aluminium

Aluminium

Aluminium

Aluminium

Aluminium

3.6

2x302x400

2x40x400

2x40x302

2x40x440

Ø30

1

1

1

1

1

2

Aluminium Ø30x53.6Poros Penepat

Pegangan Laci

Pelat Bawah Laci

Pelat Belakang Laci

Pelat Kanan dan Pelat Kiri LacI

Pelat Depan Laci

ALAT PEMOTONG

EMPEK-EMPEK

08/07/19

A4-04-TA-2019Politeknik Manufaktur Negeri Babel

Raudya C

Diperiksa

Digambar

Dilihat

Skala

1:2

BahanNama bagian Ukuran KetJumlah

Poros penahan St Ø20x120 -4

N7

Tol. Sedang

No.bag

Tol. Sedang

N7

Poros penghubung Tuas Ø24x1701 St

120

Ø20

Ø24

170

9

4

4.

9.

-

ALAT PEMOTONG

EMPEK-EMPEK

08/07/19

A4-05-TA-2019Politeknik Manufaktur Negei Babel

Raudya C

Diperiksa

Digambar

Dilihat

Skala

1:5

BahanNama bagian Ukuran KetJumlah

5

No.bag

8

1

1

st 2,8x350X450 -

st 2,8x335X450

Plat Skala

Plat Atas

335

500

236

Ø20x4

15

15

55

37

426

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

335

500

Ø20

Ø24

Tebal 2,8

Tebal 2,8

15

15

Tol.Sedang

Tol.Sedang

Ø24

5.

8.

-

250

167

skala ukuran

37

10

290

250

N8

N8

N8

N8

N8

N8

N8

( )

( )

ALAT PEMOTONG

EMPEK-EMPEK

08/07/19

A4-06-TA-2019Politeknik Manufaktur Negeri Babel

Raudya C

Diperiksa

Digambar

Dilihat

Skala

1:5

BahanNama bagian Ukuran KetJumlah

Pencekam Mata Pisau Besi Hollow dan Plat 25x55x500 -2

Tol.Sedang

No.bag

25

25

55

335

Ø8

Tol.Sedang

(396)

90

2

Ø8

Alat Potong Stainlees 2x90x3962

6

7

6.

7.

48

14

63

48300

2

20

N8( )

( )N8

N8

N8 36

Ø10426

300

SECTION C-C

SCALE 1:1

C

C

ALAT PEMOTONG

EMPEK-EMPEK

08/07/19

A4-06-TA-2019Politeknik Manufaktur Negeri Babel

Raudya C

Diperiksa

Digambar

Dilihat

Skala

1:2

BahanNama bagian Ukuran KetJumlah

Plat Penyangga Tuas 27x50x701

Tol.Sedang

No.bag

N8

Plat Tumpuan Tuas 27x50x801

Tuas1 Ø25x490

10

11

12

st

Stainless

st

10.

11.

12.

Tol.Sedang

-

490

40

R4Ø20

Ø24

25

130

2

27

25

100

20

50

80

40

3

Tol.Sedang

146

N8

N8( )

( )

( )

3

3

N8

50

2

25

(27)

8

N8

N8

N8

R4

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP)PENGOPERASIAN ALAT

No. Standar Operational Prosedur (Sop) Pengoprasian AlatGambar Langkah Kerja

1

Siapkan sarung tangan plastik dan bahan(empek-empek) yang ingin digunakan

3masukkan adonan empek-empek yang sudah

digulung kedalam wadah(laci)

4

Masukkan laci kedalam box

5

Mengatur skala pemotongan

7Tuas penekan untuk memotong empek-empek

8Keluarkan empek-empek dari alat pemotong