Prosiding Seminar Hasil Penelitian Semester Ganjil 2020 ...

224
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Semester Ganjil 2020/2021-ISSN : 2337-7976 VOLUME VIII / NO. 2 /FEB. 2021 ============================================================================================================================================================================

Transcript of Prosiding Seminar Hasil Penelitian Semester Ganjil 2020 ...

Prosiding Seminar Hasil Penelitian Semester Ganjil 2020/2021-ISSN : 2337-7976 VOLUME VIII / NO. 2 /FEB. 2021

============================================================================================================================================================================

Prosiding Seminar Hasil Penelitian Semester Ganjil 2020/2021-ISSN : 2337-7976 VOLUME VIII / NO. 2 /FEB. 2021

============================================================================================================================================================================

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN

SEMESTER GANJIL 2020/2021

UNIVERSITAS DARMA PERSADA

Pelindung : Rektor Universitas Darma Persada

Penangung Jawab : Wakil Rektor I

Pimpinan Redaksi : Kepala Lembaga Penelitian, Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan

Anggota Redaksi : Prof.Dr. Kamaruddin Abdullah, IPU.

Dr. Gatot Dwi Adiatmojo

Dr. Aep Saepul Uyun, M.Eng

Drs. Rusydi M. Yusuf, M.Si.

Alamat Redaksi : Lembaga Penelitian, Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan

Universitas Darma Persada Jl. Taman Malaka Selaltana) Pondok

Kelapa - Jakarta Timur (14350)

Telp. (021) 8649051, 8649053, 8649057

Fax.(021) 8649052

E-Mail : [email protected]

Home page : http://www.unsada.ac.id

~ iii ~

Prosiding Seminar Hasil Penelitian Semester Ganjil 2020/2021-ISSN : 2337-7976 VOLUME VIII / NO. 2 /FEB. 2021

============================================================================================================================================================================

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI iii

KATA PENGANTAR v

Perkembangan Islam Di Jepang Dalam Mata Kuliah Nihongo Kiso Renshi

Untuk Meningkatkan Pemerolehan Kosakata, Kemampuan Tambahan Dan

Keterampilan Berbicara Mahasiswa

Erni Puspitasari, Indun Roosiani

1 - 14

Efektivitas Metode Shadowing Dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshi

Untuk Meningkatkan Pemerolehan Kosakata, Kemampuan Tambahan Dan

Keterampilan Berbicara Mahasiswa

Zainur Fitri, Irawati Agustine, Bertha Nursari

15 - 29

Metode Pengajaran Matakuliah Nihongo Kiso Renshuu Berdasarkan

Respon Dan Peserta Matakuliah Gaikogu Kyoujuhou (Metode Pengajaran

Bahasa Jepang)

Herlina Sunarti, Bertha Nursari, Ni Luh Suparwati

30 - 46

Studi Penerjemahan Buku Semantik Bahasa Jepang Dan Aplikasinya Bagi

Pemelajar Bahasa Jepang

Andi Irma Sarjani, Juariah, Riri Hendriati, Ari Artadi

47 - 54

Alih Kode Dan Campur Kode Dalam Lirik Lagu Utada Hikaru

Hermansyah Djaya, Hargo Saptaji, Ni Luh Suparwati

55 - 61

Film Animasi Doraemon Sebagai Media Pembelajaran Budaya Jepang

Tia Martia, Metty Suwandany

62 - 75

Perang Saudara Dan Supremasi WASP Di Amerika

Rusydi M. Yusuf

76 - 90

Deteksi Dan Monitoring Gas Beracun Carbon Monoksida (CO) Pada Kabin

Kendaraan Tua (Odometer > 300k Km) Dan Hubungannya Terhadap

Kepadatan Kendaraan Dengan Metode Fuzzy

91- 115

Suzuki Syofian, Aji Setiawan, Roland, Fathan

Alternatif Pengolahan Limbah Kayu Pada Usaha Mikro Furnitur Dengan

Sistem Dinamik Di Desa Bojong

116-127

Ade Supriatna, Eka Yuni Astuti, Ilham Rahkam

Perhitungan Dwt Dan Lwt Untuk Perencanaan Amphibi Coach Penunjang

Pariwisata Danau Toba

Arif Fadillah, Vebly De Yosua Moganti, Rahel Egi Garetno

128-146

~ iv ~

Prosiding Seminar Hasil Penelitian Semester Ganjil 2020/2021-ISSN : 2337-7976 VOLUME VIII / NO. 2 /FEB. 2021

============================================================================================================================================================================

Pembuatan Sads (Ship Accident Database) Sebagai Upaya Peningkatan

Keselamatan Pelayaran Di Indonesia

Mohammad Danil Arifin

147-160

Studi Literatur Tinjauan Penggunaan Generator Package Set Darurat Pada

Sebuah Kapal

Danny Faturachman, Shahrin Febrian

161-178

Desain Awal Kapal Tenaga Surya Sebagai Alat Penyeberangan Ancol –

Kepulauan Seribu

Kamaruddin Abdullah, Rizky Irvana

179-192

Pengaruh Kompleksitas Dan Keadilan Sistem Perpajakan Terhadap

Perilaku Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Perencanaan Pajak Sebagai

Pemediasi

Agustina Indriani

193-201

Analisus Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Berwirausaha Ibu-

Ibu Di Lingkungan RW 13 Jatiwaringin Asri Pondok Gede

Endang Tri Pujiastuti, Dian Anggraeny Rahim, Sukardi, Ardi

Kusmara

202-207

Peran Efektivitas Iklan Di Televisi Dalam Memediasi Daya Tarik Iklan

Terhadap Brand Attitude Pada Iklan Merek Shampoo Sunsilk (Studi Kasus

Di Cakung Barat Jakarta Timur)

Resa Nurlela Anwar

208-219

~ v ~

Prosiding Seminar Hasil Penelitian Semester Ganjil 2020/2021-ISSN : 2337-7976 VOLUME VIII / NO. 2 /FEB. 2021

============================================================================================================================================================================

KATA PENGANTAR

Seminar hasil penelitian para dosen Unsada semester ganjil tahun akademik 2020/2021

dengan tema “MENINGKATKAN MUTU DAN PROFESIONALISME DOSEN MELALUI

PENELITIAN DAN PENGABDIAN UNTUK PUBLIKASI BEREPUTASI” telah

dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2021 di Universitas Darma Persada. Seminar hasil

penelitian para dosen tersebut diadakan dengan harapan dapat menghasilkan inovasi-inovasi

teori maupun inovasi-inovasi teknologi tepat guna dan juga menyampaikan hasil penelitiannya

kepada sesama dosen dilingkungan sivitas akademika Unsada.

Prosiding ini disusun dengan menghimpun hasi-hasil penelitian para dosen yang telah

diseminarkan dan telah diperbaiki berdasarkan masukan-masukan pada seminar tersebut.

Tujuan disusunnya prosiding seminar ini adalah untuk mendokumentasikan dan

mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian para dosen yang telah diseminarkan. Pada prosiding

edisi semester ganjil tahun akademik 2020/2021 ini berisi 17 makalah,

Pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada para peneliti, penyaji dan

para penulis makalah, penyunting serta panitia yang telah bekerja sama, sehingga prosiding ini

dapat diterbitkan. Selanjutnya harapan kami semoga prosiding ini dapat bermanfaat bagi para

pihak yang berkepentingan.

Jakarta, 23 FEBRUARI 2021

Kepala

Lembaga Penelitian, Pemberdayaan Masyarakat

dan Kemitraan

1

Perkembangan Islam Di Jepang Dalam Perspektif Strategi Ekonomi,

Stabilitas Politik Dan Toleransi Pada Era Pemerintahan Shinzo Abe

Erni Puspitasari

[email protected]

Indun Roosiani

[email protected]

Jurusan Sastra Jepang / Fakultas Bahasa dan Budaya

Abstrak

Islam telah masuk ke Jepang sejak pada era Kamakura, Islam terus berkembang hingga

menjelang perang dunia kedua. Pasca kekalahan Jepang hampir tidak ada literature yang

membahas tentang Islam, tetapi perkembangan Islam terus berlanjut, berbagai organisasi

Islam bermunculan, hal ini seiring dengan masuknya para imigran muslim ke Jepang

untuk bekerja maupun untuk belajar . Masuknya para imigran muslim menimbulkan

adanya kebutuhan terhadap produk produk halal,hal ini mendorong bermunculannya

produk produk halal, hal ini juga diikuti oleh munculnya badan sertifikasi

halal.Pemerintahan Shinzo Abe dalam merespon hal ini mengeluarkan kebijakan di sector

ekonomi yakni dengan menyediakan fasilitas wisata ramah muslim, hal ini merupakan

strategi ekonomi di bidang pariwisata. Kebijakan pemerintah Shinzo Abe terhadap para

pendatang muslim dan beberapa negara muslim sangat baik, hal ini mengingat sangat

tergantung kepada impor minyak dari Timur Tengah, sehingga bila terdapat konflik yang

muncul, maka akan berimbas kepada stabilitas politik Jepang. Pada era pemerintahan Abe

politik luar negeri Jepang menjadi lebih independen dan lebih proaktif.

Kata kunci : Islam, strategi ekonomi, stabilitas politik, Jepang.

Latar Belakang

Dengan jumlah komunitas muslim yang hanya 2 persen, tetapi pemerintah

Jepang sangat mengapresiasi keberadaan komunitas muslim di Jepang. Setelah

terjadi peristiwa 11 September di Amerika pada tahun 2001, pandangan

masyarakat Jepang hampir tidak berubah terhadap imigran Muslim. Tidak terjadi

penangkapan terhadap orang orang Islam yang dicurigai sebagai teroris (

Penn,2014 ), walaupun Jepang memiliki hubungan yang erat sekali dengan

Amerika, tetapi untuk membuat kebijakan yang berkaitan dengan Islam Jepang

memiliki kebijakan yang agak sulit diintervensi oleh Amerika. Kecurigaan

masyarakat Jepang tidak terarah Islam, tetapi lebih kepada alasan yang bersifat

kewaspadaan terhadap imigran yang kebetulan berasal dari Negara Islam, dengan

alasan tindakan kriminal yang mereka lakukan.( Onishi, 2003). Berbagai

kebijakan ini tentu memiliki kaitan yang erat dengan kepentingan Jepang untuk

~ 2 ~

tetap menjaga stabilitas politiknya, terutama politik luar negeri Jepang dengan

negara negara Timur Tengah.

Sementara itu perkembangan Islam di Jepang juga didorong oleh masuknya

kaum imigran dari negara negara muslim yang bekerja di berbagai sektor pada

era Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi atau bubble economic, dan

berkembangnya industri Jepang yang banyak menyerap tenaga asing yang

berasal dari negara negara dengan penduduk muslim, hingga menyebabkan

meningkatnya jumlah masjid di Jepang pada era 1990 an hingga 2000 .Sementara

itu saat ini jumlah muslim meningkat dengan tajam, akibat dari banyaknya

tenaga kerja dan mahasiswa dari negara muslim. Pada tahun 2019 diperkirakan

terdapat 200.000 muslim di Jepang dengan 43.000 diantaranya adalah

berkebangsaan Jepang. Perkembangan Islam di Jepang juga diiringi oleh

maraknya parawisata ramah muslim yang digagas oleh Shinzo Abe yang

dianggap sebagai sumber ekonomi baru, sehingga hal ini diikuti dengan

maraknya berbagai produk halal.

Pada sisi yang lain Jepang memiliki banyak kepentingan baik dengan

keberdaaan pekerja migran muslim dan dengan berbagai negara dengan

mayoritas penduduk muslim. Sehingga ketegangan yang terjadi dapat

mempengaruhi stabilitas Jepang dalam bidang ekonomi maupun politik. Jepang

harus terus menjaga hubungan baik dengan berbagai negara Islam, karena energi

fosil Jepang tergantung dari pasokan negara negara di Timur Tengah. Bila terjadi

masalah dalam pemenuhan energi, maka akan menimbulkan kegoncangan dan

mengganggu stabilitas politik Jepang, dan hal ini juga akan berimbas kepada

perkembangan Islam di Jepang. Untuk masalah Islam, Jepang lebih independen

dan sulit sekali untuk diintervensi oleh Amerika.

Dengan berbagai pertimbangan di atas, maka perlu bagi penulis untuk

melakukan penelitian ini, guna mencari pembuktian keterkaitan dari berbagai

masalah yang telah dijabarkan di atas. Hal ini juga dimaksudkan untuk

melakukan pengayaan dalam bidang keilmuan khususnya dalam bidang

humaniora.

~ 3 ~

Landasan Teori

Agama Islam

Berdasarkan definisi dari Alisyahbana yang mengatakan bahwa adalah suatu

sistem kelakukan dan perhubungan manusia yang pokok pada perhubungan

manusia dengan rahasia. (Alisyahbana, 1992 )Sementara itu Durkheim dalam

Morrison mengatakan bahwa dalam agama ada sakral dan profan hal hal yang

sakral adalah superior,sangat kuasa, dan terlarang dari hubungan normal dan

pantas mendapat penghormatan tertinggi, sedangkan yang profan adalah biasa,

tidak menarik dan merupakan kebiasaan praktis kehidupan sehari hari ( Morrison,

2005). Sedangkan Islam secara etomologi berasal dari kata Aslama” yang artinya

menyerahkan diri, “Sallama” yang berarti menyelamatkan orang lain, dan

“Salam” yang berati aman, damai, sentosa

Dengan demikian Agama Islam adalah sistem kepercayaan yang yang mengakui

bahwa Islam merupakan wahyu yang diterima nabi Muhammad untuk

disampaikan kepada umat manusia yang berintikan ajaran dengan tujuan damai,

keselamatan, dan penyerahan diri terhadap Allah SWT, yang diwujud dengan

menjaga hubungan yang baik dengan Alloh yang dianggap sebagai kekuatan di

luar jangkauan manusia, dengan sesama manusia, dan dengan alam.

Strategi Ekonomi

Menurut Chandler (1962) strategi adalah identifikasi dengan menetapkan

tindakan tindakan yang kemungkinan dilakukan di masa yang akan datang. (

Rasche, 2007) . Masih menurut Chandler strategi adalah tujuan dasar jangka

panjang, dan tujuan dari perusahaan dengan menerapkan tindakan dan alokasi

sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan.( Weigl, 2008). Sedangkan

definisi ekonomi menurut Robbin (1932 ) ekonomi adalah ilmu yang mempelajari

perilaku manusia sebagai hubungan antara tujuan dan sarana yang langka yang

memiliki kegunaan alternatif. Definisi Robbin cenderung berpusat pada

kelangkaan ekonomi (Staveren, 2001) , sementara itu Smith yang merupakan

bapak ekonomi modern mengatakan bahwa ekonomi adalah suatu studi tentang

~ 4 ~

kekayaan. Titik pusat dari definisi adalah bagaimana menciptakan kekayaan.

Secara implisit Smith mengatakan bahwa kekayaan identik dengan

kkesejahteraan. Smith juga berasumsi bahwa bangsa yang kaya akan menjadi

lebih bahagia. (Dobb, 1985)

Dengan berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan

bahwa Strategi ekonomi adalah perencana yang berisi tentang rangkaian kegiatan

yang yang dibuat untuk mencapai mendapatkan kekayaan guna menciptakan

kesejahteraan.Strategi Ekonomi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

berbagai rencana yang berisi tentang rangkaian kegiatan dalam bentuk berbagai

kebijakan yang dilakukan pemerintah Jepang guna mendapat kekayaan dengan

tujuan menciptkan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Politik

Menurut Menurut.Soltau, politik adalah ilmu yang mempelajari

Negara,tujuan-tujuan Negara, dan lembaga-lembaga Negara yang akan

melaksanakan tujuan tersebut serta hubungan antara Negara dengan warga

negaranya serta Negara lain ( Wright, 2003)

Metode Penelitian

Sample dalam penelitian ini adalah nara sumber, teman dan rekan sejawat.

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive dengan pertimbangan

kemampuan nara sumber dalam masalah social politik Jepang. Hal ini

dimaksudkan agar dapat membimbing penulis dalam penelitian ini. Nara sumber

yang dimaksud di sini adalah orang orang Indonesia yang sudah lama bermukim

di Jepang, Orang Jepang yang ahli dalam bidang politik dan sosial, serta para ahli

dalam bidang politik, ekonomi dan sosial Jepang. Metode yang dipergunakan

adalah metode deskriptif analitik

Hasil Penelitian

Kedatangan Islam telah dimulai sejak jaman Kamakura, yakni dikirimnya

misi perdamaian yang dilakukan oleh dinasti Yuan pada tahun 1275. Pada saat itu

seorang Uighur bernama Sadr al-Din termasuk dalam misi tersebut, tetapi ia

~ 5 ~

dieksekusi oleh penguasa Kamakura. Setelah misi ini hamper tidak ada dokumen

yang memberitakan tentang kontak Jepang dengan Islam. Pada jaman Azuchi

Momoyama, banyak budak hitam dan para awak kapal yang dibawa kapal kapal

Eropa, kemungkinan mereka adalah muslim yang berasal dari Afrika atau dari

Semenanjung Arab. Berikut ini adalah perkembangan Islam yang akan saya mulai

dari era Meiji

Pada era Meiji, atau akhir abad 19, muncul dua tren yang berbeda yang

sama sama menarik perhatian umat Islam dan Jepang satu sama lain yakni

imperialism Eropa di dunia muslim, dan kemunculan tiba tiba Jepang sebagai

Negara modern yang merdeka yang dapat melawan kekuatan predator Eropa. Hal

ini tentu saja menjadi sebuah harapan baru bagi dunia muslim yang menjadi

korban imperialism Eropa.Antara tahun 1920 hingga tahun 1930 an Orang Jepang

tertarik kepada dunia Islam karena alasan ekspansionisme, ekonomi, dan budaya.

Alqur’an diterjemahkan ke daam bahasa Jepang, oraganisasi Islam didirikan, dan

buku buku Islam ditulis. Sementara itu dipihak lain para emigrant Tatar banyak

yang masuk ke Jepang karena melarikan diri dari kekuasaan komunis Rusia,

mereka kebanyakan menetap di Tokyo, Nagoya dan Kobe. Mereka juga disebut

sebagai penyebar agama Islam di Jepang. Pada tahun 1938 seorang pemuka

agama Tatar Abdul Hay Qurban Ali dibatu otoritas Jepang berhasil mendirikan

masjid Tokyo. Persmian masjid ini dihadiri juga oleh Hafizh Wahbah, yang

merupakan duta besar Arab Saudi di London, ia mewakili raja Abdul Aziz Al

Saud, lalu Saif Al Isllam Al Hussein dari Yaman, Mahmud Fawzi dari Mesir.

Keterlibatan Jepang dalam peranghh dunia kedua memberikan kesempatan

kepaada Jepang untuk menduduki berbagai wilayah di Asia, dan memberikan

kesempatan kepada Jepang untuk malkukan kontak dengan muslim dari China,

Malaysia, Indonesia dan Filipina. Seorang tokoh terkemuka Jepangyakni Umar

Yukiba masuk Islam di Malaysia. Selain Umar Yukiba ada beberapa tokoh Jepang

yang masuk Islam antara lain Abdul Muneer Watanabe, Sadiq Imaizumi, Faruq

Nagase, Suda dan Matsubayashi selama perang dunia kedua. Setelah kekalahan

Jepang pada perang dunia kedua, maka tiga juta warga Jepang harus kembali ke

negaranya termasuk muslim Jepang yang berada di Asia

~ 6 ~

Pasca perang dunia kedua, pada tahun 1953 beberapa orang Jepang

diantaranya Yamaoka, Umar Mita, Abdul Muneer Watanabe, Sadiq Imaizumi,

Umar Yukiba dan Mustafa Komura mendirikan asosiasi muslim Jepang untuk

pertama kalinya, sementara itu anggota jamaah Tabligh dari Pakistan masuk ke

Jepang antara tahun 1956 hingga tahun 1960. Mereka menghidupkan kembali

semangat muslim Jepang seperti Umar Mita, dan Mustafa Komura, dan masuk

Islam baru, seperti Prof. Abdul Kareem Saito, Khalid Kiba, Dr. Umar Kawabata,

Zakariya Nakayama, Ali Mori, dan Amin Yamamoto. Sadiq Izumi berhasil

mendakwahi orang Jepang lainnya sehingga mereka masuik Islam antara lain

Ramadhan Isozaki, Zubair Suzuki, Sideeq Nakayama, dan Yusuf Imori.

Perkembangan Islam di Jepang tidak terlepas dari banyaknya mahasiswa

dari berbagai Negara muslim seperti Pakistan, Indonesia dan dunia Arab, yang

dating ke Jepang pada era tahun akhir tahun lima puluhan dan awal enam puluhan.

Mereka mendirikan asosiasi mahasiswa muslim pertama di Jepang. Pengurus

organisasi tersebut antara lain adalah Zuhal dari Indonesia, Muzaffar Uzay dari

Turki, , Ahmad Suzuki dari Jepang, Abdur Rahman Siddiqi dari Pakistan, dan

Salih Mahdi Al Samarrai, seorang Arab. Para mahasiswa muslim ini membentuk

dewan dakwah bersama dengan Asosiasi Muslim Jepang, yakni Umar Mita,

Abdul Muneer Watanabe, dan Abdul kareem Saito

Islamic Center Jepang didirikan pada saat krisis minyak melanda Jepang

pada tahun 1973, tetapi di balik krisis minyak yang melanda Jepang ketetarikan

masyarakat Jepang terhadap Islam semakinmeningkat, karena sebagian besar

Negara penghasil minyak adalah Negara Negara Islam. Bedirinya Islamic Center

adalah merupakan impian bagi orang orang yang telah berjuang dalam berdakwah

dan menyebarkan ajaran Islam di Jepang selam ratusan tahun di Jepang. Segera

setelah munculnya Islamic Center, maka bermunculan asosiasi Islam di Jepang

hingga saat ini, seiring dengan masuknya para pendatang muslim. Hal ini tentu

saja berakibat kepada munculnya kebutuhan berbagai produk halal yang harus

dikonsumsi oleh pendatang muslim.

Kebutuhan akan produk halal direspon Jepang sebagai salah satu sumber

ekonomi baru, karena jumlah muslim Jepang yang kian bertmbah dan muslim

~ 7 ~

dunia yang melewati angka 2 milyar, dan hal ini tentu saja sebagai pasar yang

masih terbuka lebar. Maraknya produk halal tidak terlepas dari bermunculannya

berbagai badan sertifikasi halal, dimana sebuah produk akan dikatakan halal bila

sudah mendapatkan sertifikasi dari salah satu badan sertifikasi tersebut.

Salah satu strategi ekonomi yang lain dari pemerintahan Shinzo Abe adalah

peningkatan pariwisata, terutama parawisata yang ramah muslim. Untuk tujuan

tersebut pemerintahan Abe melakukan kebijakan bebas visa bagi beberapa negara.

Pemerintah Jepang menargetkan wisatawan dari negara negara Asia Tenggara

yang mayoritas muslim. Selain Indonesia, Malaysia, Brunei dan Thailand yang

mendapatkan kebijakan bebas visa turis, maka negara lain yang mendapatkan

bebas visa turis antara lain Tunisia, Turki, dan Uni Emirat Arab..

Motivasi Jepang sebagai negara ramah muslim dilandasi oleh manfaat

ekonomi yang akan dibawa oleh wisatawan yang datang. Globalisasi dan jatuhnya

yen Jepang membuat Jepang semakin terjangkau, dan ini berdampak pada

tingginya jumlah wisatawan yang datang ke Jepang. Jepang melihat pariwisata

sebagai solusi untuk mendongkrak perekonomian. Dengan kata lain, Jepang

menganggap pariwisata sebagai alat penting untuk menarik wisatawan asing

datang ke Jepang dan meningkatkan perekonomian. Penn (2015) menyatakan

bahwa pariwisata adalah salah satu bidang di mana kebijakan "Abenomics" dari

Perdana Menteri Shinzo Abe telah menemukan keberhasilan yang sejauh ini tidak

dapat disangkal lagi dari program lainnya. Ketika Shinzo Abe dan Partai

Demokrat Liberal kembali berkuasa pada Desember 2012, nilai Yen Jepang

berada di kisaran 85 terhadap dolar AS. Dorongan pemerintahnya untuk

pelonggaran moneter mendevaluasi Yen secara tajam, sehingga sekarang berada

pada sekitar 120 Yen per dolar AS. Salah satu akibatnya adalah sekarang menjadi

jauh lebih terjangkau bagi turis asing untuk mengunjungi Jepang. Masuknya para

turis muslim juga berdampak kepada perkembangan Islam di Jepang, karena

banyak fasilitas yang disediakan guna memenuhi kebutuhan para turis, antara lain

mushola di tempat tempat umum, restoran restoran halal, dan berbagai fasilitas

lainnya.

~ 8 ~

Perkembangan Islam di Jepang tidak terlepas dari stabilitas politik Jepang.

Kebijakan politik luar negeri Jepang di Timur Tengah, seringkali harus

menyeimbangkan kepentingan Amerika selaku sekutu Jepang, dan kepentingan

Jepang terhadap kebutuhan keamanan energi fosil Jepang. Amerika memiliki

banyak kepentingan di Timur Tengah antara lain aliansi keamanan, kedekatannya

dengan Israel. Dalam hal ini Jepang lebih fokus terhadap kepentingannya terhadap

keamanan kebutuhan energi fosil. Jepang tidak melakukan keberpihakan kepada

negara negara yang sedang berkonflik. Jepang melakukan kebijakan netral dan

menghindari pendekatan militer di Timur Tengah

Hal ini dilakukan Jepang karena Jepang sangat bergantung kepada Timur

Tengah dalam pemenuhan energi fosilnya. Jepang mengimpor hamper 90%

mentah dari Timur Tengah, Jepang juga merupakan importir utama minyak dari

Timur Tengah. Pada tahun 2018 neraca perdagangan Jepang dengan Timur untuk

ekspor bernilai $ 22 milliar dollar, sedangkan impornya mencapai $93,8 milliar

dollar dan mitra utama Jepang di Timur tengah adalah Arab Saudi, Uni Emirat

Arab, dan Qatar ( Boduszynski, Lamont, 2019)

Dalam sebuah pidato pada tahun 2015 Abe mengemukakan bahwa Jepan

tidak akan memihak, atau berusaha ikut campur tangan dalam konflik antar negara

atau internal kawasan.Abe menggunakan tiga istilah berbahasa Arab yang

dijadikannya sebagai panduan dalam kebijakan politik luar negeri nya yakni al-

tsaamuh ( harmoni dan toleransi ), al-ta’aash ( hidup berdampingan dan

kemakmuran) dan al-ta’aun ( kolaborasi ).

Kebijakan politik luar negeri Jepang, Jepang dihadapkan pada situasi yang

kurang menguntungkan, Shinzo Abe harus mampu melindungi kepentingan

ekonomi Jepang di Iran, di sisi yang lain Jepang tergantung kepada mintak Timur

Tengah, tetapi di sisi yang lain Jepang berada di bawah perlindungan Amerika.

Abe mencoba mejadi penengah antara Taheran dan Washington. Tokyo tidak

mungkin terlibat dalam pengerahan pasukan yang digagas Amerika, karena hal ini

akan mengganggu hubungan dagang dengan mitra regionalnya. Abe lebih fokus

kepada upaya penciptaan perdamaian ( Yoshida, 2020).

~ 9 ~

Sementara itu masalah Timur Tengah diwarnai dengan munculnya ISIS,

sebuah kelompok radikal yang acap kali melakukan teror. Jepang tidak mentolerir

adanya kegiatan terorisme, Shinzo Abe bahkan mengatakan bahwa akan terjadi

kerugian yang tidak bisa diukur jika terorisme menyebar di Timur Tengah.

Dalam sebuah pidato Abe mengatakan bahwa Kontribusi Jepang dalam

penanganan ISIS maka Jepang akan mengeluarkan bantuan non militer senilai 2.5

milliar dollar. Juga memberikan bantuan senilai 200 juta dollar kepada negara

yang terdampak ISIS yang memicu eksodus warganya ke negara negara tetangga..

Jepang tidak luput dari teror yang dilakukan ISIS. ISIS membunuh 2

sandera warga Jepang dengan cara dipenggal, karena Jepang enggan memberikan

tebusan dan gagalnya diplomasi untuk pembebasan sandera tersebut. Hal ini tentu

saja membuat khawatir para pemimpin muslim di Jepang karena mereka

minoritas. Mereka khawatir mejadi sasaran kemarahan masyarakat Jepang. Hal ini

benar saja terjadi, kemarahan masyarakat Jepang muncul di berbagai media

berupa komentar yang bernada kemarahan, bahkan kelompok sayap kanan Jepang

melakukan unjuk rasa di Tokyo memprotes kebijakan pelonggaran imigrasi yang

dilakukan pemerintah Jepang ( Hayashi dan Obe, 2015)

Sebuah situs di media social bahkan mengancam bila pemerintah

mengundang para pekerja dari negara muslim, maka akan terjadi bentrokan yang

lebih hebat, dibandingkan dengan apa yang dihadapi muslim di Eropa. Munculnya

sentiment anti Islam direspon pemerintah dengan mengerahkan kekuatan penuh

dari kepolisian untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya pelecehan atau

serangan dengan cara menjaga berbagai fasilitas keagamaan muslim, kedutaan

besar dari negara yang mayoritas muslim.

Para pemuka Islam di Jepang juga melakukan berbagai pertemuan, guna

menyelesaikan masalah ini. Yakni meminta media Jepang tidak menyebut ISIS

sebagai Isuramu Koku yang bermakna negara Islam, karena hal ini sangat

bertentangan. Hal ini untuk mencegah kesalah pahaman, karena Islam itu adalah

agama yang penuh kedamaian, dan mencegah prasangka negative terhadap

muslim di Jepang.

~ 10 ~

Pemerintahan Abe, berhasil meredam ketegangan dengan baik, hal ini tentu

saja harus dilakukan, mengingat bila terjadi ketegangan antara muslim dengan

warga Jepang dapat memicu masalah dengan negara negara Islam, dan hal ini

sangat dihindari oleh pemerintahan Abe. Karena Jepang memiliki kepentingan

dengan negara negara Islam baik secara ekonomi, maupun politik.

Dalam menjaga hubungan baik dengan negara negara Islam, pemerintah

Jepang sejak tahun 2005 selalu mengundang para diplomat dari negara negara

mayoritas Islam untuk buka puasa bersama di kantor perdana mentri atau di

kantor kementrian luar negeri. Dalam pidatonya pada Ramadhan 2013

dan tahun 2019 Abe mengemukakan bahwa undangan ini adalah untuk

mempererat hubungan yang erat antara negara negara Islam dengan Jepang.

Undangan ini juga merupakan wujud kedekatan dan penegasan kembali bahwa

negara negara Islam sangatlan penting bagi Jepang. Abe berharap bahwa mereka

dapat meningkatkan kerjasama yang saling meguntungkan. Abe juga berupaya

membina hubungan yang komprehensif dengan negara negara Islam dalam bidang

politik, ekonomi, dan budaya. Abe merasa bahwa Jepang dan negara negara Islam

saling berbagi semangat. Abe meneaskan bahwa baik partai yang berkuasa

maupun oposisi bersama sama menjaga hubungan baik dengan negara negara

Islam.

Selama pemerintahannya, Abe dikenal dengan kepemimpinan yang tegas,

diplomasi yang pragmatis, dan kebijakan luar negeri yang lebih independen, lebih

proaktif,dan mitra Timur Tengah yang dapat diandalkan. Selama

kepemimpinanya, Abe telah membangun kemitraan yang kuat dengan Asean,

Afrika, dan kekuatan regional seperti Imdia Australia dalam menciptakan

keamanan. Dengan slogan Pasifisme proaktif, Jepang pada pemerintahan Abe,

berperan aktif di Timur Tengah tanpa harus mengerahkan kekuatan militer.

Kesimpulan

Penyebaran ke Jepang sudah sejak abad ke 13, melalui utusan muslim

Uyghur tetapi dibunuh oleh penguasa Kamakura. Selanjutnya masuknya Islam

melambat, sampai pada era Meiji Islam mulai dikenal di Jepang. Islam terus

berkembang hingga pra perang dunia kedua, kemudian mengalami stagnasi pasca

~ 11 ~

perang dunia, lalu pada tahun 1950 an Islam mulai bangkit kembali. Pada masa

babble economic tahun 1980 an, Jepang banyak mendatangkan tenaga kerja dari

luar, tidak terkecuali dari negara negara muslim. Masuknya para pendatang

muslim baik sebagai tenaga kerja maupun pelajar berimplikasi terhadap

kebutuhan produk halal. Jumlah populasi muslim yang terus meningkat mejadikan

pasar produk halal masih terbuka lebar.

Kebutuhan akan produk halal dijadikan Jepang sebagai salah satu pasar

ekonomi, sehingga bermunculan produk halal dan badan sertifikasi halal. Pada era

pemerintahan Shinzo Abe, salah satu strategi ekonominya adalah

mengembangkan pariwisata yang ramah muslim. Baik pemerintah maupun swasta

bersinergi membangun berbagai fasilitas yang menunjang sector pariwisata

muslim, mulai dari hotel, hingga restaurant yang sesuai dengan kebutuhan

muslim.

Dalam perkembangan Islam di Jepang dan hubungannya dengan stabilitas

politik sangat berkaitan erat dengan politik luar negeri Jepang. Jepang harus tetap

menjaga hubungan baiknya dengan negara negara Islam yang merupakan

pemasok energi fosil Jepang. Pada pemerintahan Shinzo kiblat politik luar negeri

Jepang cenderung mengarah ke Asia dan Afrika, di mana posisi negara negara

Islam menjadi mitra sangat penting. Kebijakan luar negeri Jepang terutama dalam

masalah Timur Tengah, Jepang mengambil posisi netral, tetapi tetap berperan pro

aktif dalam upaya penyelesaian konflik termasuk dalam penyelesaian konflik

dengan ISIS, tanpa harus terlibat secara militer.

DAFTAR PUSTAKA

Adidaya Achmad Yoza.(2016). Halal in Japan: History, Issues and Problems.

University of

Oslo: Departement of Culture Studies and Oriental Language

Al-Samarrai, Salih Mahdi, ( 1999) The Message of Islam In Japan-its History &

development, Tokyo : Islamic Centre of Japan

Aminah.S & Wibyaninggar S.A. (2018). Halal Tourism As Japan’s Economic and

Diplomatic

Strategy. Competition and Cooperation n Social and Political Sciences-Adi &

Achwan(Eds):Taylor & Francis Grouo, London, ISBN 978-1-138-62676-8

~ 12 ~

Aydýn,Cemil (2005) Orientalism by the Orientals?The Japanese Empire and

Islamic Studies (1931-1945) Ýslâm Araþtýrmalarý Dergisi, Sayý (14) 1-36

Aydin,Cemil (2008) Japan's Pan-Asianism and the Legitimacy of Imperial World

Order, 1931-1945, The Asia Pasifik Journal 6(3). 1-40

Ando, Nisuke, 1999, Japan and International Law Past, Present, and Future,

London : Kluwer Law International

Budiarto, Eko & Anggraeni Dwi, 2003, Pengantar Epidemiologi, Jakarta : EGC

Budiardjo, Mirriam, 1978, Dasar Dasar Ilmu Politik, Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama

Darmawan Dedy.(2018). Thesis: Japan Diplomacy Strategy Towards Muslim

Countries in Order To Improve The Image Of Japan As A Muslim-Friendly

Country:Case Studies of Halal Industry Develoment in 2010-2016.

University of Darussalam Gontor: International Relations Departement

Faculty of Humanities.

Dobb Maurice & Herbert Maurice, 1985, Theories of Value and Distribution

Since Adam Smith, Ideology and E,conomic, Cambridge : Press Syindicate

of The University of Cambridge

Fujiwara Kiichi & Wright-Nilsson John. (2015). Japan’s Abe Administration

Steering a Course between Pragmatism and Extremism. Asia Programme:

The Royal Institute of International Affairs

Groenewegen ,D.Peter, 1990, Alfred Marshall’s Principles of Economic’s,

Sydney : University of Sidney Dep. Of Economic

Hosaka, Shuji, (2011) Japan and the Gulf:A Historical Perspective of Pre-Oil

Relations ,Kyoto Bulletin of Islamic Area Studies, 4-1&2 (March), 3–24

Hugo, Luis, 2009, Mapping The Global Muslim Population, Washington : Pew

Forum on Religion & Public Life

Ismael Y Tareq & Rippi Andrew, 2010, Islam in The Eyes of The West, New York

: Routledge

Krasny Jaroslav.(2020). Japan Under Prime Minister Shinzo Abe: The Past, The

Present, The Future, Overview of Foreign Policy, Security and The

Economy. GCSP (Geneva Centre for Security Policy)

Kitakura, Kunio, 2002, Japan’s Policy on Islam : Rethinking the Dialogue

Approach, Tokyo : Gaiko Forum

Kojima, Hiroshi, 2012, Correlates of Cross-Border Marriages among Muslim

Migrants in Tokyo Metropolitan Area : A Comparison with Seoul

Metropolitan Area, Waseda Studies in Social Sciences Vol. 13. No.1 Jul.

2012 ( Jurnal )

Krämer ,Hans Martin (2014) Pan-Asianism's Religious Undercurrents: The

Receptionof Islam and Translation of the Qur'ān in Twentieth-Century

Japan, The Journal of Asian Studies 73(03)619-640

~ 13 ~

Lamont Christopher.(2020). Japan’s Evolving Ties With The Middle East. Asia

Policy Society Institute Japan

Nakhleh Emir, Sakurai,Keiko, Penn Michael, 2008 ,Islam in Japan : A Cause for

Concern, Washington : Asia Policy, No.5 (January 2008) 61-104

Ong Susy, Yulita Rachmi Irma.(2019). THE CHANGING IMAGE OF ISLAM IN

JAPAN:The

Role of City Society in Disseminating Better Information About Islam. Al Jami’ah:

Journa of Islamic Studies-ISSN Vol.57, no 1, pp 51-82

Onishi Akiko, Murphy Stephen, Identity Narrative of Muslim Foreign Workers in

Japan, Tokyo : Jurnal of Community & Applied Social Psychology, 2003,

Vol. 13, no 3. Pp 224-239

Pawito, 2008 , Penelitian komunikasi kualitatif, Yogyakarta : LKiS

Penn, Michael, 2014, Japan and The War on Terror ( Millitary Force And

Political Pressure in The US – Japanese Alliance, New York : 2014

Rasche, Andreas, 2007 The Paradoxial Foundation of Strategic Management,

Hamburg : Physica-Verlag A Springer Company

Suzuki, Yasushi, 2014, Islamic Economic Ethics and Japanese Traditional

Business Ethics, Ritsumeikan International Affair Vol. 12, pp 83-100

Worringer, Renee, 2014, Ottomans Imagining Japan, New York : Palgrave

Macmillan

Wright, Julian, 2001 The Regionalist Movement in France 1890 – 1914, Oxford :

Oxford University Press

Publikasi Elektronik

Boduszynski Mieczysław P. , Lamont Christopher K. , Streich ,Philip,2019

Japan and the Middle East: Navigating U.S. Priorities and Energy Security

https://www.mei.edu/publications/japan-and-middle-east-navigating-us-priorities-

and-energy-security

Japan Time , 2019 Japan steps up for Middle East security, diakses melalui :

https://www.japantimes.co.jp/opinion/2019/10/25/editorials/japan-steps-

middle-east-security/#.XrEN7cAxXIU

Japan's Economic Cooperation in the Middle East (nd) diakses melalui

https://www.mofa.go.jp/region/middle_e/relation/coop.html

Obe, Mitsuru, Hayashi, Yuka ,2015 Japan, Nervous Muslims Condemn Islamic

State

https://www.wsj.com/articles/in-japan-nervous-muslims-condemn-islamic-state-

1422932241

~ 14 ~

Waldman ,Simon A , 2019 , What is Japan's strategy in the Middle East?

Diakses melalui : https://www.middleeasteye.net/opinion/what-japans-

strategy-middle-east

Uzuka ,Ken 2019 No. of Muslims, mosques on the rise in Japan amid some

misconceptions, prejudice diakses melalui :

https://mainichi.jp/english/articles/20191128/p2a/00m/0fe/014000c

Yoshida, Reiji, 2020 Abe to visit Middle East as originally planned despite earlier

media reports of cancellation

https://www.japantimes.co.jp/news/2020/01/10/national/politics-diplomacy/abe-

visit-middle-east-planned-u-s-iran-tensions-ease/

Siripala, Thisanka, 2020, Japan to the Rescue: Can Abe Defuse Tensions in the

Middle East

~ 15 ~

Efektivitas Metode Shadowing Dalam Mata Kuliah Nihongo Kiso Renshu 2

Untuk Meningkatkan Pemerolehan Kosakata Dan Keterampilan Berbicara

Mahasiswa Prodi Bahasa Dan Kebudayaan Jepang Tingkat I Universitas

Darma Persada

Zainur Fitri ([email protected])

Irawati Agustine ([email protected])

Bertha Nursari ([email protected])

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi metode shadowing dalam

Matakuliah Nihongo Kiso Renshu yang menitikberatkan pada pemerolehan kosakata dan

kemampuan tatabahasa, kemampuan mahasiswa sebelum dan sesudah menggunakan

metode shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu yang menitikberatkan pada

pemerolehan kosakata dan kemampuan tatabahasa , serta efektivitas metode shadowing

dalam Nihongo Kiso Renshuu 2 untuk meningkatkan keterampilan berbicara mahasiswa.

Desain penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen (Quasi Eksperiment

Method) dengan rancangan One Group Pre-test and Post-test Design. Partisipan dalam

penelitian ini ialah mahasiswa/mahasiswi tingkat I tahun akademik 2019/2020 Program

Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang, Fakultas Bahasa dan Budaya, Universitas Darma

Persada yang berjumlah 23 orang, dengan rincian 12 orang mahasiswa dan 11 orang

mahasiswi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup

signifikan antara kemampuan mahasiswa sebelum dan sesudah menggunakan metode

shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu. Hal ini terlihat dari nilai mean pre-

test 55.82 dan nilai mean post-test 69 sehingga terdapat peningkatan setelah diberikan

treatment sebesar 13.18. Terkait dengan hasil angket diperoleh data bahwa seluruh

responden merespon sangat positif terhadap implementasi metode shadowing dan sangat

setuju jika metode shadowing diterapkan dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu. Hal

ini dikarenakan mereka merasakan banyak manfaat yang diperoleh dari penerapan

metode tersebut.

Kata kunci : metode shadowing, efektivitas, Nihongo Kiso Renshu, pemerolehan

kosakata, keterampilan berbicara

Pendahuluan

Sebagai bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, Bahasa Jepang masih

menjadi salah satu bahasa asing primadona bagi pembelajar Indonesia. Hal ini

dapat dibuktikan dengan adanya data yang diperoleh berdasarkan survei

sementara dari Japan Foundation mengenai jumlah pembelajar Bahasa Jepang di

Indonesia. Menurut hasil survei sementara Lembaga Pendidikan bahasa Jepang

tahun 2012, jumlah pembelajar Bahasa Jepang di Indonesia berada pada peringkat

ke-2 di dunia, yaitu 872.406 orang. Dapat dikatakan meningkat 21.8%

dibandingkan dengan hasil survei pada tahun 2009, yaitu 716.353 orang (Japan

Foundation, 2013:1). Jika dilihat dari tingkat pendidikan, jumlah pembelajar

Bahasa Jepang adalah sebagai berikut.

~ 16 ~

Tabel 1. Jumlah Pembelajar Bahasa Jepang di Indonesia

1998 2003 2006 2009 2012

Pendidikan Dasar 35.410 61.723 224.304 3.704 5.750

Pendidikan Menengah 682.548 835.938

Pendidikan Tinggi 11.110 13.881 17.777 19.676 22.076

Pendidikan Nonformal dan

Informal

7.496 9.617 10.638 10.426 8.642

Jumlah 54.016 85.221 272.719 716.353 872.406

Jumlah pembelajar Bahasa Jepang di Indonesia diprediksi akan terus

meningkat jika para pengajar berusaha semaksimal mungkin dalam menerapkan

dan mengembangkan berbagai inovasi metode pengajaran dalam proses

pembelajaran Bahasa Jepang. Inovasi metode pengajaran yang aktif, komunikatif,

menarik dan menyenangkan sangat diperlukan oleh pengajar agar proses

pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar sehingga para pembelajar

akan merasa senang dan tidak merasa bosan serta lebih termotivasi untuk

mempelajari Bahasa Jepang.

Dalam proses pembelajaran Bahasa Jepang, para pembelajar memerlukan 4

kemampuan berbahasa yaitu kemampuan mendengar (聴く 能力/kaku nouryoku

)、membaca (読む 能力/yomu nouryoku )、berbicara (話す 能力/hanasu

nouryoku)、dan menulis(書く能力/kaku nouryoku). Dari 4 kemampuan

tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kemampuan reseptif (kemampuan

mendengar dan membaca) dan kemampuan produktif (kemampuan berbicara dan

menulis). Oleh karena itu dalam proses pembelajarannya 4 kemampuan berbahasa

tersebut tidak dapat terpisahkan satu dengan yang lainnya.

Universitas Darma Persada Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang

memberikan mata kuliah Nihongo Kiso Renshu. Matakuliah ini merupakan mata

kuliah yang mempelajari tata bahasa tingkat dasar sebagai salah satu cakupan

~ 17 ~

materi pembelajaran Bahasa Jepang. Pembelajaran tata bahasa merupakan bagian

dari pembekalan kemampuan dan pengetahuan kebahasaan yang paling mendasar

yang terkait dengan pemerolehan kosakata dan penggunaan pola-pola kalimat.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama mengampu matakuliah

Nihongo Kiso Renshu, ditemukan adanya masalah-masalah (kesulitan-kesulitan)

yang dihadapi oleh sebagian besar mahasiswa. Masalah-masalah tersebut pada

umumnya berkaitan dengan kurangnya pengetahuan mahasiswa tentang beberapa

kosakata Bahasa Jepang sehingga ketika mereka diminta untuk membuat kalimat

sesuai dengan pola kalimat yang telah diajarkan mereka merasa panik dan

kebingungan, kurangnya keberanian dari mahasiswa untuk mencoba

mengungkapkan pendapatnya sendiri di kelas karena mereka merasa minder dan

takut salah, kurangnya inisiatif dari mahasiswa untuk bertanya kepada dosen

ketika menemui kesulitan atau ketika mereka belum memahami penjelasan dari

dosen dan lain-lain. Peneliti mengamati bahwa kendala terbesar mahasiswa dari

berbagai masalah yang dihadapi oleh mahasiswa dalam matakuliah Nihongo Kiso

Renshu , adalah kurangnya pengetahuan mahasiswa tentang beberapa kosakata

Bahasa Jepang yang berdampak besar terhadap masalah-masalah lainnya dalam

matakuliah tersebut.

Sebagai salah satu metode pengajaran yang diharapkan dapat membantu

para pembelajar dalam mengikuti Matakuliah Nihongo Kiso Renshu, penulis akan

mencoba menerapkan metode shadowing. Menurut Hamada (2012: 2),

shadowing didefinisikan sebagai kegiatan menggunakan headphone untuk

mendengar dan mengucapkan kembali suatu suara seperti yang dilakukan

oleh burung beo. Menyimak sering dianggap sebagai kegiatan pasif dalam

mempelajari bahasa karena kita hanya mendengarkan. Namun dengan

shadowing, kegiatan mendengarkan akan menjadi aktif karena di saat yang

bersamaan, otak kita bekerja untuk mendengar tiap-tiap ucapan yang

dilontarkan oleh pembicara, melacaknya, dan kemudian mengucapkannya

kembali sedapat mungkin sejelas penutur aslinya.

Efektivitas shadowing sebagai metode pembelajaran menyimak pernah

diteliti pada tahun 2012 oleh Yo Hamada, seorang profesor di Universitas

~ 18 ~

Akita di Jepang. Saat itu, Hamada mengaplikasikan shadowing pada pembelajaran

Bahasa Inggris dan mendapatkan hasil bahwa shadowing mampu

meningkatkan kemampuan menyimak pembelajarnya.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti

pengaplikasian (implementasi) shadowing dalam pembelajaran Matakuliah

Nihongo Kiso Renshu untuk mengetahui efektivitasnya. Melalui penelitian ini

peneliti berharap dapat dengan tepat mengaplikasikan metode shadowing dalam

pembelajaran Bahasa Jepang khususnya dalam kemampuan mahasiswa terkait

dengan penerapannya dalam pengetahuan tentang tata bahasa Jepang sehingga

dapat menghasilkan hasil penelitian yang dapat diaplikasikan dalam menambah

pengetahuan terhadap metode pembelajaran bahasa asing.

Tinjauan Pustaka (Literature Review)

Konsep Student Centered Learning

Collins dan O’Brien dalam Froyd (2009: 1) mengemukakan definisi dari

SCL (yang diistilahkan oleh mereka dengan “Student-Centered Instruction”)

sebagai berikut :

Student-centered Instruction [SCI] is an instructional approach in which

students influence the content, activities, materials, and pace of learning.

This learning model places the student (learner) in the center of the

learning process. The instructor provides students with opportunities to

learn independently and from one another and coaches them in the skills

they need to do so effectively. (Collins dan O’Brien dalam Froyd 2009: 1):

Student-Centered Instruction [SCI] merupakan sebuah pendekatan

instruksional yakni murid-murid memberikan pengaruh terhadap isi,

aktivitas, materi, dan laju pembelajaran. Model pembelajaran ini

menempatkan murid (pembelajar) di tengah-tengah proses pembelajaran.

Instruktur menyediakan murid-murid kesempatan untuk belajar secara

mandiri, satu sama lain dan melatih mereka kemampuan yang harus

mereka pelajari, secara efektif.

Menurut Collins dan O’Brien dalam Froyd (2009: 1), implementasi SCL

yang benar akan meningkatkan motivasi belajar, ingatan yang lebih baik,

pengertian yang lebih dalam, dan sikap positif akan subjek yang diajarkan.

Metode Shadowing

~ 19 ~

Berkaitan dengan konsep SCL, berikut peneliti menjabarkan beberapa

definisi tentang shadowing.

「シャドーイング」とは、録音の音声を「影(= shadow)」のよ

うに追いかけながら再生することで、通訳のトレーニングの1つと

して 長く行われてきた方法です。現在は、言語教育でも広く行わ

れるように なり、日本語学習用の教材も作られています。この「

シャドーイング」 を聴解の「後作業」で行うことも効果があると

思われます。 Japan Foundation (2008: 63)

Shadowing adalah kegiatan mengikuti dan mengulang kembali suatu suara

dari sebuah rekaman, dan merupakan salah satu cara yang telah lama

diaplikasikan sebagai salah satu cara melatih penerjemahan lisan. Saat ini,

shadowing telah berkembang luas di dalam pendidikan bahasa, dan untuk

keperluan pembelajaran Bahasa Jepang bahkan telah dibuat materi

pelajaran untuk shadowing. Shadowing dianggap efektif ketika diletakkan

di bagian kegiatan penutup pada proses pembelajaran menyimak.

Menurut Karasawa (2010: 209), shadowing merujuk kepada cara latihan

berupa mendengarkan suatu suara, dan sebisa mungkin tanpa memberikan jeda,

kita mengikuti suara tersebut seperti bayangan, dan merupakan cara yang banyak

digunakan untuk mendidik seorang interpreter. Seorang interpreter dituntut untuk

dapat menanggapi dengan cepat suatu kalimat di mana terdapat info penting di

dalamnya, dan kemudian dia harus bereaksi terhadap situasi tersebut.

Tatabahasa

Kokusai Kouryuu Kikin Sentaa atau Japan Foundation Language Center

(2006:14) mengungkapkan tentang tatabahasa atau bunpo adalah atau aturan yang

digunakan bersama ketika membuat kalimat yang benar dalam suatu bahasa”.

Menurut Nihongo Kyouiku Gakkai (2005:61) tata bahasa atau bunpo adalah

sesuatu yang menunjukkan seluruh aturan-aturan berkaitan dengan bahasa atau

perkataan dan aturan yang digunakan saat membuat kalimat. Matsumoto (2010:3)

juga mengungkapkan bahwa tata bahasa atau bunpo adalah aturan yang digunakan

bersama ketika membuat kalimat yang benar dalam suatu bahasa.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tatabahasa atau

bunpo adalah seperangkat aturan-aturan dalam suatu bahasa yang telah disepakati

dan digunakan bersama yang mengatur tentang pembentukan kalimat secara benar

dan sistematis.

~ 20 ~

Kosakata

Menurut Nurgiyantoro (2001: 146), kosakata adalah perbendaharaan kata

atau apa saja yang dimiliki oleh suatu bahasa. Menurut Kridalaksana (2001: 89)

menyatakan bahwa kosakata adalah kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang

pembaca atau penulis atas suatu bahasa. Dari beberapa pengertian di atas, dapat

ditarik kesimpulan bahwa kosakata adalah salah satu komponen bahasa, dan tidak

ada bahasa tanpa kata.

Teori Keterampilan Berbicara

Burhan Nurgiyantoro mengemukakan bahwa berbicara adalah aktivitas

berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu

setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu,

kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara.

(2001:276). Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi

artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan

pikiran, gagasan, serta perasaan (Tarigan, 2008:14).

Berdasarkan pengertian berbicara yang telah disampaikan oleh beberapa ahli

di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian berbicara adalah suatu kegiatan untuk

menyampaikan informasi dan mengungkapkan gagasan-gagasan dengan cara

mengeluarkan kata-kata atau bunyi yang mengandung makna tertentu secara lisan.

~ 21 ~

Metodologi

Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen (Quasi

Eksperiment Method) dengan rancangan One Group Pre-test and Post-test

Design.

Populasi dan Sampel

1. Populasi

Pada penelitian ini yang menjadi populasi ialah mahasiswa tingkat satu

tahun akademik 2019/2020 Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang,

Fakultas Bahasa dan Budaya Universitas Darma Persada.

2. Sampel

Peneliti mengambil sampel mahasiswa mahasiswa tingkat satu tahun

akademik 2019/2020 berjumlah 23 orang.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Tes

Pada penelitian ini jenis tes yang digunakan ialah tes tertulis tata bahasa

yang bertujuan untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam aspek

pemerolehan kosakata serta pemahaman pola-pola kalimat yang telah

dipelajarinya. Tahapan tes yang dilaksanakan ialah pertama, pretest sebelum

dilakukan treatment; kedua, post test setelah dilakukannya treatment. Tes tertulis

yang diberikan saat pre-test adalah berupa tes-tes kecil yang merupakan review

dari buku Minna no Nihongo 1 pelajaran 1-25 dan Minna no Nihongo 2 pelajaran

26-50, sedangkan posttest adalah tes yang diberikan saat UTS dan UAS.

2. Non tes

Instrumen non tes yang digunakan adalah menyebarkan angket dengan

tujuan untuk menggali informasi mahasiswa baik itu berupa pendapat atau

komentar, maupun berupa penilaian yang berhubungan dengan penelitian ini.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik-teknik yang akan dilakukan dalam penelitian ini, antara lain :

a. Memberikan pre-test kepada sampel penelitian

~ 22 ~

b. Setelah mendapatkan hasil dari pre-test sampel akan diberikan

treatment atau perlakuan dengan menggunakan teknik shadowing

sebanyak tiga kali pertemuan

c. Memberikan post-test kepada sampel untuk melihat perbandingan

dengan hasil pre-test.

d. Penyebaran angket/kuesioner kepada sampel setelah penelitian untuk

memberikan informasi.

e. Mengolah data dan menganalisis hasil pre-test, post-test dan angket

f. Menarik kesimpulan

E. Teknik Analisis Data

a. Mencari nilai rata-rata (mean) dari kedua variabel dengan rumus :

Mx =

My =

Keterangan :

Mx = Nilai rata-rata X

My = Nilai rata-rata Y

∑x = Jumlah nilai X

∑y = Jumlah nilai Y

N = Jumlah sampel (Sutedi, 2011:218)

b. Mencari gain (d) antara pre-test dan post-test:

d = posttest – pretest

c. Mencari mean gain antara pre-test dan post-test dengan rumus:

Md =

Keterangan :

Md = Mean gain atau selisih antara pre-test dan post-test

∑𝑑 = Jumlah gain secara keseluruhan

N = Jumlah sampel

~ 23 ~

d. Mencari standar deviasi dari variabel X dan Y dengan rumus :

Sdx =√∑𝑥 2

𝑁

Sdy = √∑𝑦 2

𝑁

Keterangan :

Sdx = Sandar deviasi variabel X

Sdy = Standar deviasi variabel Y

∑x = Jumlah nilai X

∑y = Jumlah nilai Y

N = Jumlah sampel (Sutedi, 2011:219)

e. Mencari nilai t hitung dengan rumus :

t0 = My−𝑀𝑥

√𝑆𝑑𝑥2+𝑆𝑑𝑦2

𝑁−1

Keterangan :

t0 = Nilai t hitung

Mx = Nilai rata-rata X

My = Nilai rata-rata Y

Sdx = Standar deviasi variabel X (dikuadratkan)

Sdy = Standar deviasi variabel Y (dikuadratkan)

N = Jumlah sampel (Sutedi, 2011, hlm. 218)

~ 24 ~

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil pre-test dan post-test yang telah diberikan diperoleh

hasil sebagai berikut :

a. Nilai rata-rata (mean) antara kedua variabel adalah :

Mx = = 1152/23 = 50.08

My = = 1387/23 = 60.30

b. Sedangkan untuk selisih atau gain (d) antara pre-test dan post-test

diperoleh hasil :

d = posttest – pretest 60.30 - 50.08 = 10.22

Selain pre-test dan post-test yang diambil dari tes-tes kecil selama

treatment, peneliti juga menyertakan nilai UTS dan UAS untuk melihat mean

antara UTS + UAS

Mx = = 1294/23 = 56.26

My = = 1587/23 = 69

d = posttest – pretest = 69 - 55.82 = 13.18

Md = = 110.38/23 = 4.4

Md = = 124.82/ 23 = 5.42

c. Untuk standar deviasi diperoleh hasil :

Sdx =√∑𝑥 2 = √1327104/23 = √57700.17= 240.20

𝑁

Sdy = √∑𝑦 2 = √1923769/23 = √83642.13 = 289.20

𝑁 23

Sdx =√∑𝑥 2 = = √1674436/23 = √72801.56=268.81

𝑁

Sdy = √∑𝑦 2 = √2452356/23=√106624.17= 326.53

~ 25 ~

d. Mencari nilai t hitung dengan rumus :

t0 = My−𝑀𝑥

√𝑆𝑑𝑥2+𝑆𝑑𝑦2

𝑁−1

= 10.22 / √6424.21 = 10.22 : 80.15 = 0.13

Berdasarkan hasil perhitungan angket mengenai efektivitas metode

shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu untuk meningkatkan

pemerolehan kosakata dan ketrampilan berbicara mahasiswa Prodi Bahasa dan

Kebudayaan Unsada tahun akademik 2019/2020 sejumlah 23 orang diperoleh

data berikut :

Pada pertanyaan mengenai pengetahuan responden tentang metode

shadowing sebelumnya diperoleh data 35% menjawab “ya” sedangkan 65%

menjawab “tidak”. Hal ini dapat dimaklumi karena mungkin ketika di bangku

SMA mereka belum pernah mendapatkan pengetahuan tentang metode tersebut.

Untuk mengetahui apakah responden menggunakan metode shadowing

dalam matakuliah selain Nihongo Kiso Renshu, sebanyak 70% menjawab “tidak”

dan sebanyak 30% menjawab “ya”. Dari data tersebut terlihat bahwa masih sedikit

matakuliah yang menggunakan metode shadowing dalam proses pembelajaran

Bahasa Jepang. Hal ini berkaitan erat dengan pertanyaan pertama dengan selisih

yang tidak begitu jauh di mana ada kemungkinan para responden belum

mendapatkan pengetahuan tentang metode shadowing baik di bangku SMA

maupun di matakuliah selain Nihongo Kiso Renshu.

Terkait dengan pertanyaan apakah responden mengalami kesulitan pada saat

menggunakan metode shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu,

diperoleh data sebanyak 52% mengalami kesulitan sedangkan 48% tidak

mengalami kesulitan. Jika dikaitkan dengan data dari pertanyaan pertama dan

kedua, nampaknya hal ini tidak begitu berpengaruh di mana kurangnya

pengetahuan responden tentang metode shadowing serta tidak adanya penerapan

metode shadowing di matakuliah selain Nihongo Kiso Renshu tidak begitu

~ 26 ~

mempengaruhi tingkat kesulitan responden dalam menerapkan metode shadowing

di Matakuliah Nihongo Kiso Renshu.

Selama menggunakan metode shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso

Renshu, responden mengalami beberapa kesulitan. Hal ini terlihat dari hasil

angket yang menunjukkan adanya kesulitan dalam mengikuti kecepatan berbicara

native speaker sejumlah 65%, kesulitan mengucapkan dialog sesuai dengan aksen

dan intonasi yang diucapkan oleh native speaker sebanyak 57% serta

mengucapkan beberapa huruf atau suku kata Bahasa Jepang yang sangat berbeda

dengan Bahasa Indonesia sebesar 44%. Hal ini dapat dimaklumi karena sebagian

besar responden belum terbiasa dengan kecepatan berbicara native speaker,

adanya perbedaan yang sangat signifikan dalam hal aksen dan intonasi native

speaker serta adanya perbedaan yang sangat signifikan dalam hal huruf atau suku

kata Bahasa Jepang. Hasil total untuk pertanyaan ini bukan 100% karena

responden diberikan kebebasan untuk memilih lebih dari 1 jawaban.

Meskipun responden mengalami beberapa kesulitan namun mereka

merasakan berbagai manfaat setelah berlatih menggunakan metode shadowing

dalam pembelajaran Bahasa Jepang. Dari hasil angket diperoleh data : sebesar

57% mengatakan pengetahuan kosakata Bahasa Jepang bertambah, sejumlah 39%

mengatakan bahwa membantu untuk dapat melatih kemampuan berbicara,

mendengar, menulis dan membaca secara bersamaan, sebanyak 35% mengatakan

membantu meningkatkan kemampuan intonasi dan aksen dalam Bahasa Jepang,

sejumlah 17% mengatakan melatih kepekaan pendengaran, sebesar 13%

mengatakan mempunyai kesempatan untuk berbicara dalam Bahasa Jepang,

sebanyak 9% mengatakan membuat belajar berbicara Bahasa Jepang menjadi

lebih menyenangkan dan mudah dipahami serta sebesar 5% mengatakan menjadi

lebih percaya diri dalam berbicara menggunakan Bahasa Jepang.

Para responden memberikan tanggapan yang sangat positif terhadap

kegiatan shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu. Hal ini terlihat dari

hasil angket tentang tanggapan responden mengenai kegiatan shadowing dalam

matakuliah Nihongo Kiso Renshu. Item pertanyaan ini bersifat terbuka sehingga

didapatkan berbagai jawaban yang bersifat positif. Semua jawaban responden

~ 27 ~

telah dirangkum sehingga diperoleh hasil : sebanyak 30% merasa terbantu dalam

pemerolehan kosakata, sebesar 20% merasa terbantu dalam kaiwa (percakapan),

sejumlah 8% merasa terbantu dalam choukai (pendengaran), sejumlah 8% merasa

terbantu dalam pengucapan, sebanyak 4% merasa terbantu dalam membuat

kalimat, sedangkan sisanya 30% menjawab dan lain-lain.

Terkait dengan tanggapan responden mengenai keberadaan native speaker

dalam kegiatan shadowing sejumlah 100% memberikan tanggapan yang positif

dengan perincian sebanyak 52% menjawab “sangat setuju” dan sejumlah 48%

menjawab “setuju”. Hal ini dapat dimaklumi karena penerapan metode

shadowing dengan menggunakan native speaker dengan beberapa alasan antara

lain : ketepatan native speaker dalam pengucapan kosakata, ketepatan native

speakar dalam memberikan jeda yang tepat pada dialog atau kalimat, dapat

membantu responden dalam membaca kanji ketika berlatih shadowing secara

Synchronized Reading, responden dapat mendengarkan dan berbicara suara native

speaker secara natural.

Setelah menggunakan metode shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso

Renshu, sebesar 92% responden merespon positif adanya hal tersebut. Hal ini

terlihat dari hasil angket yang menunjukkan data bahwa sejumlah 57% menjawab

“sangat setuju” dan sebanyak 35% menjawab “setuju” terhadap penerapan

metode shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu. Hanya 8%

responden yang menjawab “tidak setuju”.

Terdapat beberapa alasan responden yang terkait dengan respon yang positif

dari responden terhadap penerapan metode shadowing dalam Matakuliah

Nihongo Kiso Renshu. Prosentase terbesar adalah karena responden merasakan

terbantu dalam “kosakata” sebesar 47%, posisi kedua adalah sebanyak 39%

responden menjawab terbantu dalam “kaiwa (percakapan)”, posisi ketiga adalah

sejumlah 34% responden menjawab terbantu dalam “pengucapan”, sebanyak 26%

responden menjawab terbantu dalam “choukai” (pendengaran), sejumlah 13%

responden menjawab terbantu dalam “dan lain-lain” dan 4% responden menjawab

terbantu dalam kalimat. Sebanyak 8% responden menyatakan tidak setuju dengan

penerapan metode shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu. Alasan

~ 28 ~

responden adalah karena menurut mereka sudah ada Matakuliah Kaiwa

(percakapan) dan hal tersebut merupakan tugas dari Matakuliah Kaiwa.

Kesimpulan

Dari data-data yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara kemampuan mahasiswa sebelum

dan sesudah menggunakan metode shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso

Renshu. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari perbedaan antara nilai pre-test dan

post-test yang diambil dari nilai-nilai tes kecil serta nilai-nilai dari Ujian Tengah

Semester dan Ujian Akhir Semester.

Kemampuan mahasiswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan

dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu yang menitikberatkan pada pemerolehan

kosakata dan kemampuan tatabahasa. Dalam beberapa treatment yang telah

dilakukan yaitu berupa tes-tes kecil diperoleh data yang menunjukkan adanya

peningkatan sebesar 10.22 yang merupakan selisih rata-rata pre-test dan post-test

sedangkan dari hasil Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester terdapat

peningkatan sebesar 13.18.

Berdasarkan hasil angket diperoleh data bahwa sebagian besar mahasiswa

merespon positif terhadap implementasi metode shadowing dalam Matakuliah

Nihongo Kiso Renshu. Meskipun sebagian besar mahasiswa belum pernah

mengetahui tentang metode shadowing sebelumnya dan belum pernah

menerapkan metode tersebut di matakuliah selain Nihongo Kiso Renshu serta

meskipun di awal penerapan metode shadowing mengalami berbagai kesulitan

namun mahasiswa memberikan respon yang positif terhadap implementasi metode

shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu. Hal ini dikarenakan adanya

berbagai manfaat yang telah dirasakan oleh mereka setelah metode shadowing

diterapkan dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu.

Dengan adanya berbagai manfaat yang telah dirasakan oleh mahasiswa dari

implementasi metode shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu,

diharapkan hal ini dapat menjadi bahan pertimbangan serta referensi bagi peneliti

selanjutnya untuk dapat menggali lebih dalam berbagai permasalahan yang ada

dari implementasi metode shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu.

~ 29 ~

Selain menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini

dapat menjadi referensi dan bahan pertimbangan agar di masa depan para pengajar

baik dalam matakuliah yang serupa maupun matakuliah lain untuk menerapkan

metode shadowing dalam pembelajaran Bahasa Jepang.

Daftar Pustaka

3A Corporation. 2012. Minna no Nihongo II. Surabaya : International

Multicultural.

Froyd, J. (2009). Student-Centered Learning Addressing Faculty Questions About

Student-Centered Learning. Texas A&M University.

Hamada, Y. 2012. An Effective Way To Improve Listening Skills Through

Shadowing. The Language Teacher, 36.1

Isao, Matsumoto. 2010. Bunpou wo Oshieru. Tokyo: Kokusai Kouryuu Kikin

Karasawa, M. (2010). Shadowing ga Nihongo Gakushuusha ni Motarasu

Eikyou: Tanki

Renshuu ni Yoru Hatsuonmen Oyobi Gakushuusha Ishiki no Kanten

Kara.Ochanomizu Joshi Daigaku Jinbun Kagaku Kenkyuu, 6 (1), 209-

220. Diunduh dari http://teapot.lib.ocha.ac.jp/ocha/handle/10083/49003. (2

Pebruari 2020, pukul :19.00 WIB)

Kokusai Kouryuu Kikin Sentaa , Japan Foundation Language Center (2006),

https://www.jpf.go.jp/j/project/japanese/teach/tsushin/archive/iroha/201011.

html (diunduh pada 2 Pebruari 2020, pukul 20.00 WIB)

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama

Nihongo Kyouiku Gakkai. 2005. Shinpan Nihongo Kyouiku Jiten. Tokyo:

Taishuukan Shoten

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia. Yogjakarta: BPFE.

Sutedi, Adrian. 2011. Good Corporate Governance. Jakarta: Sinar Grafika.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

~ 30 ~

Metode Pengajaran Nihongo Kiso Renshuu I Berdasarkan Respon dari

Peserta

Mata Kuliah Gaikokugo Kyoujuhou

Herlina Sunarti, Bertha Nursari, Ni Luh Suparwati

([email protected], [email protected],

[email protected])

ABSTRAK

Mata kuliah Gaikokugo Kyoujuhou atau Metode Pengajaran Bahasa Asing merupakan

mata kuliah pilihan yang ditawarkan kepada mahasiswa semester 5. Kelanjutan dari mata

kuliah ini adalah mata kuliah Praktek Mengajar 1 dan 2. Tugas akhir rangkaian mata

kuliah pilihan ini adalah mahasiswa melaksanakan praktek mengajar pada mata kuliah

Nihongo Kiso Renshuu 1 atau Tata Bahasa Jepang Dasar dengan menggunakan metode

yang telah diajarkan pada mata kuliah Gaikokugo Kyoujuhou. Penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif, hasil kuesioner dijabarkan secara rinci. Untuk mendukung data-data

di lapangan dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner atau angket menggunakan

googleform, kemudian hasil yang didapat dianalisis dengan metode statistik deskriptif

untuk mendeskripsikan data yang terkumpul dari kuesioner ini. Responden berjumlah 17

orang merupakan mahasiswa yang telah mengikuti mata kuliah Gaikokugo Kyoujuhou di

semester sebelumnya. Pertanyaan dalam kuesioner terdiri dari 12 pertanyaan dan hasilnya

ditunjukkan dengan persentase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon dari

mahasiswa yang menjadi responden kuesioner mengenai sejauh mana mereka dapat

memahami metode-metode pengajaran dan mengaplikasikannya dalam praktik

pengajaran mata kuliah Nihongo Kiso Renshuu I. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui

pilihan metode pengajaran apa yang dianggap paling efektif oleh responden untuk

mengajar mata kuliah Nihongo Kiso Renshuu I. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada

tiga metode yang paling banyak dipilih oleh respoden untuk mengajarkan Nihongo Kiso

Renshuu I yaitu Grammar Translation Method, Audio Lingual dan CLL (Communicative

Language Learning).

Kata Kunci: Gaikokugo Kyoujuhou, Nihongo Kiso Renshuu, Grammar Translation

Method, Audio Lingual dan CLL (Communicative Language Learning).

PENDAHULUAN

Berbicara mengenai pembelajaran bahasa asing tentunya tidak bisa lepas

dari pembahasan pemerolehan bahasa kedua. Lingkungan berperan sangat penting

dalam pemerolehan bahasa, seperti dalam bukunya yang berjudul “Task Based

Language Teaching” David Nunan (2004:77) menyatakan bahwa pemerolehan

bahasa pertama ataupun bahasa kedua, akan berujung pada penggunaan

lingkungan pembelajaran bahasa, sebab lingkunganlah yang menjadikan

pemelajar terus mengasah kemampuannya dalam berkomunikasi serta

kemampuan kebahasaan lainnya. Lingkungan itu sendiri terbagi menjadi dua

jenis, yaitu lingkungan formal (formal environment) dan lingkungan informal

~ 31 ~

(informal environment). Lingkungan formal merupakan forum resmi, sebagai

contoh pembelajaran bahasa di dalam kelas dan tempat kursus. Lingkungan

formal ini memberikan pemelajar sistem bahasa (pengetahuan unsur-unsur

bahasa) atau wacana bahasa (keterampilan berbahasa), tetapi hal tersebut

tergantung kepada tipe pembelajaran atau metode yang digunakan oleh pemelajar.

Sedangkan lingkungan informal, adalah lingkungan yang terjadi secara alami dan

memberikan komunikasi secara alami.

Seorang tokoh linguistik modern, Stephen Krashen membagi menjadi dua

konsep perbedaan dalam pembelajaran bahasa yaitu: Pemerolehan Bahasa

(Language Acquisition) dan Pembelajaran Bahasa (Language Learning).

Pemerolehan bahasa (Language Acquisition) adalah pendapatan bahasa yang

mengacu pada proses alami dengan belajar bahasa secara tidak sadar. Proses ini

akan menghasilkan keterampilan fungsional dalam bahasa lisan tanpa tuntutan

pengetahuan teoritis. Sedangkan pendekatan Pembelajaran Bahasa (Language

Learning) masih sangat umum dipraktikkan oleh sekolah-sekolah di manapun.

Perhatian pembelajaran difokuskan pada bahasa dalam bentuk tertulis. Tujuannya

adalah agar pelajar memahami struktur dan aturan bahasa, membedahnya serta

menganalisisnya, selain itu diperlukan usaha intelektual dan penalaran deduktif

kepada para pelajar.

Salah satu mata kuliah yang mempelajari struktur dan aturan bahasa Jepang

pada Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang di Universitas Darma

Persada adalah mata kuliah Nihongo Kiso Renshuu I (NKR 1) atau Tata Bahasa

Jepang Dasar I. Pada kurikulum KKNI 2017, mata kuliah ini tersedia di semester I

dan menggunakan buku ajar Minna no nihongo I dengan materi pelajaran dari Bab

1 sampai dengan Bab 25. Materi mata kuliah NKR1 sangat padat yaitu sebesar 4

sks, sehingga sangatlah penting untuk memberikan pengajaran yang efektif

kepada mahasiswa agar materi dapat dipahami dengan baik dan mendapatkan

hasil yang maksimal. Salah satu cara memberikan pengajaran yang efektif adalah

menggunakan metode pengajaran yang tepat.

Adapun pembahasan mengenai metode pengajaran, Program Studi Bahasa

dan Kebudayaan Jepang di Universitas Darma Persada menawarkan mata kuliah

~ 32 ~

pilihan bagi mahasiswa semester V yaitu Gaikokugo Kyoujuhou (Metode

Pengajaran Bahasa Asing) dengan profil lulusan menjadi instruktur bahasa.

Mahasiswa diberikan pemahaman secara garis besar tentang kurikulum, silabus,

kyouan (rencana pengajaran), evaluasi, serta metode-metode pengajaran sebagai

pemahaman dasar sekaligus pondasi mengajar. Rangkaian mata kuliah pilihan ini

terdiri dari 3 (tiga) mata kuliah yang dapat diambil mahasiswa yaitu: 1.

Gaikokugo Kyoujuhou (Metode Pengajaran Bahasa Asing) 2. Praktek Mengajar

Bahasa Jepang 1 dan 3. Praktek Mengajar Bahasa Jepang 2. Pada mata kuliah

Praktek Mengajar Bahasa Jepang 2, mahasiswa mendapat tugas melakukan

praktik mengajar mata kuliah Nihongo Kiso Renshuu 1.

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, peneliti

merasa tertarik untuk meneliti sejauh mana responden dapat mengidentifikasi

metode apa yang mereka rasa efektif dalam pembelajaran Mata kuliah NKR 1.

Cara untuk mengetahui hal di atas, peneliti menyebarkan kuesioner berupa link

googleform kepada responden. Responden adalah mahasiswa semester VII yang

sudah mengambil mata kuliah Gaikokugo Kyoujuhou. Hasil dari kuesioner

dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif untuk mendeskripsikan data

yang terkumpul dari kuesioner ini.

LITERATURE REVIEW

Terkait dengan latar belakang masalah di atas, pada tinjauan pustaka ini

digunakan hasil penelitian terdahulu yang relevan untuk dijadikan referensi.

Tinjauan pustaka pertama pada Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 12 (1)

dengan judul Pelatihan Model Pembelajaran bagi guru-guru Bahasa Jepang di

Manado oleh Lensun, S. F. (2019) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan

suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu

dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi tujuan, materi, metode, dan

evaluasi. Keempat komponen tersebut harus diperhatikan oleh pengajar dalam

memiliki dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan

dalam kegiatan pembelajaran. Lensun, S.F. melakukan pelatihan yang bertujuan

untuk memberikan tambahan pengetahuan dan informasi kepada para guru demi

~ 33 ~

meningkatkan kualitas dalam pengajaran. Objek pelatihan adalah para guru

bahasa Jepang di Manado. Hasil yang didapatkan dari pelaksanaan pelatihan ini

adalah para peserta sanggup membuat materi pengajaran dalam berbagai variasi.

Tinjauan kedua, Syamsu Rijal dan Syarifah Fatimah pada Eralingua: Jurnal

Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Vol.3, No.1, Maret 2019 dengan

penelitiannya yang berjudul Metode Pembelajaran Bahasa Asing (Jerman) dan

Sekelumit Perkembangannya menjabarkan mengenai metode pembelajaran bahasa

Asing, tetapi mengambil subjek bahasa Jerman. Metode pengajaran yang

dijelaskan di dalam artikelnya, merupakan metode yang memang telah dikenal

sebelumnya. Metode yang disebutkan adalah (1) Metode Tata Bahasa dan

Terjemahannya (Grammatik-Übersetzungs methode), (2) Metode Langsung

(Direkte Methode), (3) Metode Audio Lingual (Audio-linguale Methode), (4)

Metode Komunikatif (Kommunikative Methode), (5) Metode Interkultural (Der

Interkulturelle Ansatz). Kesimpulan yang didapatkan, metode-metode ini

merupakan pilihan untuk menentukan mana yang terbaik untuk digunakan dalam

upaya mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh institusi tersebut.

Selain itu, dalam proses belajar-mengajar hendaknya berorientasi pada

pembelajar, pada pengalaman, kebutuhan, realitas, dan berorentiasi pada proses,

juga mementingkan proses belajar-mengajar berlangsung secara kooperatif,

interaktif, kesesuaian antara materi dan tugas, ketuntasan, dan bersifat otonom-

individual.

Tinjauan ketiga merupakan sebuah buku yang diterbitkan oleh The Japan

Foundation yang berjudul 「文法を教える」Bunpou o oshieru (2010), buku ini

menjelaskan mengenai apa peran guru dalam mengajar tata bahasa. Dalam buku

ini tidak hanya akan dijelaskan mengenai penjelasan seputar tata bahasa dan

pengetahuan linguistik saja, tetapi juga dijelaskan mengenai penggunaan tata

bahasa dalam kegiatan "menyimak", "membaca", "berbicara", dan "menulis",

serta memberi umpan balik pada aktivitas tersebut. Kemudian, dalam buku ini

memperkenalkan poin-poin metode penyajian tata bahasa, praktik, dan lainnya

yang dapat dimodifikasi dengan tujuan agar dapat digunakan dalam situasi yang

sebenarnya.

~ 34 ~

Berdasarkan dari tiga buah tinjauan penelitian sebelumnya di atas,

persamaannya dengan penelitian ini adalah sama-sama ingin mencari jenis metode

pengajaran yang terbaik untuk digunakan dalam mencapai hasil kegiatan belajar

mengajar yang lebih baik, sedangkan latar belakang bahasa atau pun target dengan

penelitian ini berbeda.

Di bawah ini adalah beberapa jenis Metodologi dalam Kuliah Gaikokugo

Kyoujuhou (Metode Pengajaran Bahasa Asing).

1. Grammar Translation Method (GTM)

GTM atau Metode Penerjemahan Tata Bahasa adalah metodologi

pembelajaran bahasa yang sangat klasik di dunia. Menurut Brown (2001:18)

metode ini menekankan pada pembelajaran tata bahasa (struktur bahasa),

menghafal kosa kata, terjemahan teks dan latihan menulis. Kimura Muneo

(1992:48) mengemukakan karakteristik GTM lainnya yaitu; (1) menekankan pada

ragam tulisan, (2) sangat cocok bagi objek yang memiliki tingkat intelektual

tinggi, (3) pengajar perlu memiliki pengetahuan tentang bahasa yang diajarkan,

tetapi tidak perlu memiliki teknik pengajaran taraf tinggi. Sedangkan kelebihan

GTM di antaranya adalah (1) dapat dipakai bagi pembelajar dalam jumlah yang

cukup banyak dalam waktu yang bersamaan, (2) sangat berguna bagi penyerapan

kebudayaan asing, (3) bermanfaat sebagai latihan aktifitas kejiwaan (seishin

katsudoo). Dengan alasan ini sampai sekarang pun GTM masih banyak dipakai.

Namun pemakaian metode ini menunjukkan kelemahannya di mana tidak

menumbuhkan aspek keterampilan berbicara, dan sulit untuk mencapai

pemahaman bahasa asing yang benar dikarenakan merupakan pemahaman

berdasarkan terjemahan.

2. Natural Method/ Direct Method

Pada proses pembelajarannya, siswa dibawa ke alam seperti halnya

menggunakan bahasa ibu sendiri. Metode ini dilakukan secara langsung dengan

bahasa Jepang tanpa memakai pengantar bahasa ibu pemelajar. Prinsip yang

mendasar dari metode ini adalah dimana pengajar tidak menerjemahkan bahasa

asing yang diajarkan dengan bahasa ibu pemelajar. Sasaran utama pemakaian

metode ini yaitu agar para pemelajar dapat berkomunikasi dengan bahasa Jepang

~ 35 ~

yang dipelajarinya secara alami. Richard dan Rodgers (1986:9-10) menjelaskan

pada metode ini antara lain; Instruksi kelas dilakukan secara eksklusif dalam

Bahasa target, hanya kosakata dan kalimat sehari-hari yang diajarkan,

keterampilan komunikasi lisan sekitar pertukaran tanya jawab antara pengajar dan

siswa dalam kelas yang kecil dan intensif, tata bahasa diajarkan secara induktif,

poin pengajaran baru diajarkan melalui permodelan dan praktek, kosakata yang

kongkret diajarkan melalui demonstrasi, objek dan gambar, sedangkan kosakata

abstrak diajarkan oleh asosiasi ide.

3. Silent Way Method

Metode ini diklasifikasikan sebagai kognitivis. Gattegno, seorang ahli dalam

bidang pengajaran matematika dan Bahasa yang merupakan penemu dari metode

ini beranggapan bahwa para pemelajar bekerja dengan sumber-sumber dalam diri

mereka, yaitu struktur kognitif yang ada, pengalaman, perasaan, pengetahuan

umum dan sebagainya. Dalam metode Silent way atau metode diam, pengajar

biasanya menggunakan cuisenaire rods atau batangan-batangan berwarna.

Pengajar mengajarkan kosa kata dasar dan sedikit aturan tata Bahasa lalu siswa

belajar untuk mengucapkannya kata-kata yang ditunjuk dengan rods/batangan

berwarna. Dalam kelas sebisa mungkin pengajar tidak berbicara, jadi hanya

pemelajar yang berbicara.

4. Audio Lingual Method

Metode audio-lingual berkembang pesat di seluruh sekolah di Jepang pada

akhir tahun 1970an. Salah satu Teknik utama dala pendekatan ini adalah pengajar

menyampaikan materi baru dengan cara melakukan percakapan (kaiwa),

pengingatan (memorization), dan bermain mimik (mimicry). Tata bahasa akan

diajarkan secara bertahap dan berulang sebagai proses penguatan. Menurut

Iskandarwassid (2010) metode audio-lingual adalah metode yang mengutamakan

pengulangan. Cara tersebut dilakukan untuk efisiensi waktu dalam belajar bahasa.

Jenis pendekatan ini digunakan berdasarkan prinsip-prinsip teori behavioristik.

5. Total Physical Response Method

Metode TPR yang diperkenalkan pada tahun 1980 ini merupakan adopsi

dari cara anak kecil belajar Bahasa, yaitu dengan cara mendengarkan perintah.

~ 36 ~

Prinsip metode ini adalah menggerakkan tubuh. Proses belajar mengajar

menggunakan perintah-perintah lisan yang harus dilakukan pemelajar agar dapat

menunjukkan pemahaman mereka terhadap maksud dari perintah-perintah lisan

tersebut (Asher, 1982). Metode ini menghubungkan pengucapan dengan makna.

Selama kegiatan ini guru tidak memberikan penjelasan gramatika (Muneo, 1992 :

57). Sudjianto dalam artikelnya menjelaskan bahwa di dalam bahasa Jepang

terdapat beberapa ungkapan yang menyatakan bentuk perintah, selain ~te kudasai.

Sebagai contoh untuk bentuk perintah verba nomu bisa menggunakan nonde

kudasai, nome, nonde, nominasai, nonde choodai, dan sebagainya. Pada taraf-

taraf tertentu, variasi bentukperintah ini bisa dipakai dalam pengajaran dengan

metode TPR ini.

6. Suggestopedia Method

Ciri utama dalam pendekatan ini adalah penciptaan suasana pembelajaran

yang “sugestif”, merangsang pikiran bawah sadar dengan menggunakan musik

barok atau musik klasik barat, tempat duduk nyaman, pencahayaan yang lembut

dan Teknik-teknik dramatis yang dilakukan pengajar saat memberikan materi.

George Lozanov merupakan seorang pendidik, psikoterapi dan ahli fisika yang

pertama kali mengembangkan metode ini. Lozanov percaya bahwa Teknik

relaksasi dan konsentrasi akan menolong para pemelajar membuka sumber bawah

dasar mereka dan memperoleh serta menguasai kuantitas kosakata yang lebih

banyak dan juga struktur-struktur yang lebih mantap daripada yang mereka

pikirkan (Tarigan, 2009:88).

7. Communicative Language Learning Method

Communicative Language Learning atau bisa juga disebut dengan

Counseling-Learning dikembangkan oleh Charles Curran pada tahun 1976

berdasarkan Teknik-teknik yang dipinjam dari penyuluhan psikologis. Metode ini

mempercayai prinsip “whole person” maksudnya guru tidak hanya

memperhatikan perasaan dan kepandaian tiap siswa saja, tetapi juga memahami

hubungan antar sesame siswa, baik dari segi reaksi fisik, reaksi naluri mereka.

Menurut Kimura Muneo (1992:61), metode CLL ini bagi pemelajar merupakan

metode yang sangat bagus, namun bagi pihak pengajar dianggap sebagai metode

~ 37 ~

yang memerlukan teknik dan kemampuan tinggi, karena itu, metode ini

tampaknya jarang dipakai pada dunia pendidikan bahasa Jepang.

Metodologi

Metodologi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode

kualitatif. Penelitian kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan

fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, menilai kualitas data,

analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya

(Sugiyono, 2017). Pada penelitian ini, hasil dari kuesioner yang berupa angka

diterjemahkan ke dalam deskripsi sehingga menghasilkan suatu jawaban dari

permasalahan penelitian ini.

Dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa asing, salah satu alat ukur yang

sering digunakan adalah kuesioner karena alat ini dapat digunakan baik dalam

penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif (Setiyadi, 2018:45).

Penggunaan kuesioner merupakan alat ukur yang sangat efektif untuk mengukur

aspek-aspek atau variabel-variabel yang terkait dengan aspek sosiologis.

Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada

responden. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian

dicatat atau direkam. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang

efisien bila peneliti mengetahui secara pasti data atau informasi apa yang

dibutuhkan dan bagaimana variabel yang menyatakan informasi yang dibutuhkan

tersebut diukur. Pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner harus jelas dan mudah

dimengerti untuk mengurangi kesalahan interpretasi responden dalam pengisian

kuisioner. Menurut Setiyadi (2018:46) dilihat dari jenis pertanyaan yang

digunakan dalam sebuah kuesioner, kuesioner dapat dibagi menjadi dua kelompok

besar, yaitu kuesioner dengan pertanyaan tertutup (close-ended questions) dan

kuesioner dengan pertanyaan terbuka (open-ended questions). Jenis kuesioner

yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran dari close-ended questions

dan open-ended questions.

Responden dalam penelitian ini ialah mahasiswa/mahasiswi semester 7 di

Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang, Fakultas Sastra, Universitas

Darma Persada. Responden telah mengambil mata kuliah Gaikokugo Kyoujuhou

~ 38 ~

di semester 5 dan Praktek Mengajar Bahasa Jepang 1 di semester 6. Jumlah

responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 17 orang, terdiri dari 5

orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Responden akan menerima tautan

kuesioner yang dibuat oleh peneliti dalam bentuk googleform yang berisi 12

pertanyaan terkait dengan materi metode pengajaran bahasa asing dan

menanyakan respon mereka terhadap penggunaan metode-metode tersebut. Hasil

dari jawaban kuesioner tersebut akan dianalisis dengan menggunakan metode

statistik deskriptif. Metode statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan

data yang terkumpul. Penulis akan menggambarkan data yang terkumpul ini

melalui persentase.

Setiap jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner akan

memberikan jawaban terhadap rumusan masalah dalam penelitian ini. Di mana

permasalahan dalam penelitian ini adalah sejauh mana responden dapat

mengetahui dan memutuskan metode pengajaran yang efektif menurut mereka

untuk mengajar mata kuliah Nihongo Kiso Renshuu I berdasarkan pengetahuan

yang mereka dapat pada perkuliahan Gaikokugo kyoujuhou (Metode Pengajaran

Bahasa Asing).

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil dari kuesioner yang telah terkumpul, jumlah responden

yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 17 orang, terdiri dari 5 orang laki-laki

dan 12 orang perempuan. Berikut akan dipaparkan pembahasan hasil dari

kuesioner yang telah didapatkan.

Tabel 1 Hasil Jawaban Kuesioner

No Pertanyaan kuesioner Jawaban

1 Anda mengambil mata kuliah ini karena Anda

mempunyai keinginan menjadi pengajar bahasa asing.

Setuju: 88%

Tidak setuju: 12%

2 Mata kuliah ini sangat diperlukan sebagai mata kuliah

pilihan untuk menjadi seorang pengajar bahasa asing.

Setuju: 100%

~ 39 ~

3 Materi dari mata kuliah ini sesuai dengan yang Anda

harapkan.

Setuju: 88%

Tidak setuju: 12%

4 Materi yang disampaikan pada perkuliahan ini sangat

bermanfaat dan menambah wawasan Anda.

Setuju: 100%

5 Anda memahami metode-metode pengajaran yang

diberikan dalam mata kuliah ini.

Setuju: 88%

Tidak setuju: 12%

6 Metode-metode pengajaran tersebut Anda rasa sangat

berguna kelak untuk Anda aplikasikan dalam

pengajaran di kelas Anda.

Setuju: 94%

Tidak setuju: 6%

7 Berdasarkan pengalaman belajar di mata kuliah NKR

I, menurut Anda saat itu pengajar menggunakan

metode apa untuk mengajar NKR I? (jawaban boleh

lebih dari satu)

GTM: 65%,

Audio Lingual:

65%, Natural: 24%

8 Berdasarkan pengalaman Anda, apakah metode yang

digunakan saat itu mempermudah Anda untuk

memahami materi yang disampaikan?

Setuju: 88%

Tidak setuju: 12%

9 Berdasarkan pengalaman Anda, metode apa yang

Anda rasa efektif untuk digunakan dalam mata kuliah

NKR I? (jawaban boleh lebih dari satu)

GTM: 71%

Audio Lingual:

71%, CLL:53%

10 Berdasarkan pengalaman Anda, metode apa yang

Anda rasa kurang efektif dalam mata kuliah NKR 1?

(jawaban boleh lebih dari satu)

Silentway: 88%

GTM: 24%

Natural: 18%

11 Jika Anda menjadi seorang pengajar dan akan

mengajarkan NKR 1, metode apa saja yang akan

Anda gunakan? (jawab boleh lebih dari satu)

GTM: 77%

Audio Lingual:65%

CLL: 53%

12 Berdasarkan jawaban dari No.11, tuliskan alasan

Anda memilih metode-metode tersebut dan seberapa

efektif metode tersebut.

Akan dijelaskan di

bawah

Jawaban pertanyaan no. 12

Alasan memilih metode GTM:

~ 40 ~

• Karena NKR 1 lebih berfokus pada pembelajaran bunpou (tata

bahasa)

• Diperlukan karena mahasiswa perlu memahami makna dari materi

tersebut.

• Agar siswa dapat memahami pola kalimat dan arti kalimat juga bisa

menambah kosakata

Alasan AL:

• Latihan mendengarkan dan berbicara juga sangat diperlukan dalam

bahasa Jepang

Alasan CLL:

• Mengasah mahasiswa dalam menerapkan kalimat dalam kehidupan

sehari-hari

• Mudah dihapal/diingat/diaplikasikan, bisa melihat perkembangan

setiap murid, agar pelajar yang aktif bukan pengajarnya

• Anak anak lebih dapat memahami pelajaran dan merangsang daya

pikir mereka

Pertanyaan 1. Anda mengambil mata kuliah ini karena Anda mempunyai

keinginan menjadi pengajar bahasa asing.

Pembahasan: 88% dari responden menyatakan alasan untuk mengambil mata

kuliah ini adalah ingin menjadi pengajar bahasa asing (bahasa Jepang), sedangkan

sisanya sebanyak 12% tidak memilih menjadi pengajar, tetapi di dalam kuesioner

ini tidak ditanyakan lebih jauh mengenai keinginan responden.

Pertanyaan 2. Mata kuliah ini sangat diperlukan sebagai mata kuliah pilihan

untuk menjadi seorang pengajar bahasa asing.

Pembahasan: Seluruh responden menyatakan bahwa mata kuliah ini sangat

diperlukan untuk menjadi seorang pengajar bahasa asing, karena di dalam kuliah

ini diajarkan tentang metode-metode yang digunakan di dalam kelas, sejarah dari

metode tersebut, serta Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan di dalam kelas.

Pertanyaan 3. Materi dari mata kuliah ini sesuai dengan yang Anda

harapkan.

Pembahasan: 88% dari responden menyatakan mata kuliah ini sesuai dengan yang

diharapkan, sedangkan sisanya sebanyak 12% tidak sesuai, tetapi di dalam

kuesioner ini tidak ditanyakan lebih jauh mengenai keinginan responden.

~ 41 ~

Pertanyaan 4. Materi yang disampaikan pada perkuliahan ini sangat

bermanfaat dan menambah wawasan Anda.

Pembahasan: Seluruh responden menyatakan bahwa Materi yang disampaikan

pada perkuliahan ini sangat bermanfaat dan menambah wawasan mereka. Penulis

beranggapan bahwa jawaban ini diberikan karena semua peserta kelas ini

sebelumnya tidak mengenal lebih jauh mengenai metode pengajaran bahasa asing.

Pertanyaan 5. Anda memahami metode-metode pengajaran yang diberikan

dalam mata kuliah ini.

Pembahasan: 88% dari responden menyatakan bahwa mereka memahami metode-

metode pengajaran yang diberikan dalam mata kuliah ini, sedangkan sisanya

sebanyak 12% tidak memahami metode-metode pengajaran yang diberikan, tetapi

di dalam kuesioner ini tidak ditanyakan lebih jauh mengenai ketidakpahaman

responden terhadap metode-metode tersebut.

Pertanyaan 6. Metode-metode pengajaran tersebut Anda rasa sangat

berguna kelak untuk Anda aplikasikan dalam pengajaran di kelas Anda.

Pembahasan: 94% dari responden menyatakan metode-metode pengajaran

tersebut mereka rasa sangat berguna kelak untuk diaplikasikan dalam pengajaran

di kelas, sedangkan sisanya sebanyak 6% menjawab tidak berguna, tetapi di

dalam kuesioner ini tidak ditanyakan lebih jauh mengenai alasan kenapa metode

tersebut tidak berguna.

Pertanyaan 7. Berdasarkan pengalaman belajar di mata kuliah NKR I,

menurut Anda saat itu pengajar menggunakan metode apa untuk mengajar

NKR I? (jawaban boleh lebih dari satu)

Pembahasan: Karena di dalam pertanyaan ini responden boleh menjawab lebih

dari satu, maka terlihat bahwa GTM dan Audio Lingual menempati posisi teratas

dengan masing-masing 65%. GTM sendiri merupakan metode pengajaran yang

menitikberatkan terjemahan bahasa asing tersebut ke dalam bahasa ibu dan Audio

Lingual merupakan metode yang menggunakan Latihan-latihan pendengaran dan

Latihan-latihan pengucapan dalam bahasa asing. Selain GTM dan Audio Lingual,

jawaban yang muncul berikutnya adalah metode Natural sebanyak 24%. Metode

Natural merupakan metode yang menyajikan materi langsung dalam bahasa asing

~ 42 ~

tanpa diterjemahkan sedikit pun terkecuali pada saat-saat tertentu kamus dan

bahasa ibu dapat dipergunakan.

Pertanyaan 8. Berdasarkan pengalaman Anda, apakah metode yang

digunakan saat itu mempermudah Anda untuk memahami materi yang

disampaikan?

Pembahasan: 88% dari responden menyatakan bahwa metode yang digunakan

saat itu mempermudah mereka untuk memahami materi yang disampaikan,

sedangkan sisanya sebanyak 12% menjawab tidak mempermudah untuk

memahami materi, tetapi di dalam kuesioner ini tidak ditanyakan lebih jauh

mengenai pernyataan 12% dari responden ini.

Pertanyaan 9. Berdasarkan pengalaman Anda, metode apa yang Anda rasa

efektif untuk digunakan dalam mata kuliah NKR I? (jawaban boleh lebih

dari satu)

Pembahasan: Karena di dalam pertanyaan ini responden boleh menjawab lebih

dari satu, maka terlihat bahwa GTM dan Audio Lingual menempati posisi teratas

dengan masing-masing 71%. GTM sendiri merupakan metode pengajaran yang

menitikberatkan terjemahan bahasa asing tersebut ke dalam bahasa ibu dan Audio

Lingual merupakan metode yang menggunakan latihan-latihan pendengaran dan

latihan-latihan pengucapan dalam bahasa asing. Berbeda dengan pertanyaan

nomor 7, di mana responden mengingat kembali metode yang digunakan oleh

pengajar mereka. Dari jawaban pertanyaan nomor 7 muncul jawaban GTM, Audio

lingual dan metode Natural. Sedangkan Ketika ditanyakan metode yang menurut

responden efektif untuk mengajarkan bahasa asing, responden menjawab GTM,

Audio Lingual dan CLL. Metode CLL atau Community Language Learning

mengacu pada metafora konseling untuk mendefinisikan kembali peran guru

(sebagai konselor) dan peserta didik (sebagai klien) di ruang kelas bahasa. Dengan

demikian prosedur dasar CLL terlihat sebagai hubungan antara konselor dan

kliennya (Kosim dan Gusmiati, 2018).

Jika dibandingkan hasil jawaban dari pertanyaan nomor 7 dan nomor 9, ada

sedikit perbedaan pada metode yang menjadi pilihan jawaban ketiga dari para

responden. Penulis beranggapan bahwa ketika mereka diajar saat itu pengajar

menggunakan metode natural, tetapi ketika responden ditanya metode apa yang

~ 43 ~

efektif, maka responden memilih jawaban CLL sehingga ada perubahan yang

terjadi pada responden sebagai murid dan calon guru.

Pertanyaan 10. Berdasarkan pengalaman Anda, metode apa yang Anda rasa

kurang efektif dalam mata kuliah NKR 1? (jawaban boleh lebih dari satu)

Pembahasan: Responden menjawab berdasarkan pengalaman mereka, metode apa

yang mereka rasakan kurang efektif dalam mata kuliah NKR 1. Jawaban tertinggi

adalah metode Silentwaysebesar 88%. Akan tetapi penulis menemukan keanehan

dalam jawaban ini, karena di item pertanyaan nomor 7 yaitu berdasarkan

pengalaman belajar di mata kuliah NKR I, menurut Anda saat itu pengajar

menggunakan metode apa untuk mengajar NKR I, tidak ada responden yang

memilih jawaban silentway, sehingga penulis menganggap bahwa jawaban

silentway ini tidak bisa digunakan.

Ternyata GTM dan Natural yang digunakan oleh pengajar ketika responden masih

sebagai peserta kelas NKR 1 sebanyak 24% menganggap GTM kurang efektif dan

sebanyak 18% menganggap Natural kurang efektif. Hal ini menunjukkan bahwa

GTM dan Natural memiliki kekurangan di mata para responden ini.

Pertanyaan 11. Jika Anda menjadi seorang pengajar dan akan mengajarkan

NKR 1, metode apa saja yang akan Anda gunakan? (jawab boleh lebih dari

satu)

Pembahasan: Meskipun jika dilihat pada pembahasan nomor 10, ada 24%

responden yang menyatakan bahwa GTM kurang efektif, ternyata di jawaban dari

pertanyaan nomor 11 ini, 77% responden memilih GTM sebagai metode yang

akan digunakan ketika suatu hari mereka mengajarkan NKR 1. Selain itu Audio

Lingual dipilih oleh 65% responden dan CLL dipilih sebanyak 53%.

Pertanyaan 12. Berdasarkan jawaban dari No.11, tuliskan alasan Anda

memilih metode-metode tersebut dan seberapa efektif metode tersebut.

Hasil dari jawaban para responden menunjukkan bahwa metode yang dianggap

efektif menurut mereka adalah metode GTM, Audio Lingual dan CLL. Di bawah

ini adalah alasan dari responden kenapa memilih ketiga metode ini.

Alasan memilih metode GTM:

• Karena NKR 1 lebih berfokus pada pembelajaran bunpou (tata bahasa)

~ 44 ~

• Diperlukan karena mahasiswa perlu memahami makna dari materi

tersebut.

• Agar siswa dapat memahami pola kalimat dan arti kalimat juga bisa

menambah kosakata

Alasan Audio Lingual:

• Latihan mendengarkan dan berbicara juga sangat diperlukan dalam bahasa

Jepang

Alasan CLL:

• Mengasah mahasiswa dalam menerapkan kalimat dalam kehidupan sehari-

hari

• Mudah dihapal/diingat/diaplikasikan, bisa melihat perkembangan setiap

murid, agar pelajar yang aktif bukan pengajarnya

• Anak anak lebih dapat memahami pelajaran dan merangsang daya pikir

mereka

Simpulan

Ketiga metode pengajaran bahasa asing yang dipandang efektif oleh para

responden untuk digunakan ketika mereka mengajarkan mata kuliah Nihongo

Kiso Renshuu 1 adalah:

1. GTM (Grammar Translation Method) : 77% (13 dari 17 orang)

2. Audio Lingual : 65% (11 dari 17 orang)

3. CLL (Communicative Language Learning) : 53% (9 dari 17 orang)

Walaupun ada anggapan dari para responden saat mereka menjadi peserta

kelas NKR1, metode GTM dan Audio Lingual yang digunakan oleh para pengajar

dirasa kurang efektif, ternyata responden tetap memilih GTM dan Audio Lingual

ini sebagai metode yang akan mereka gunakan saat mengajarkan mata kuliah

NKR 1.

Alasan memilih metode GTM karena NKR 1 lebih berfokus pada

pembelajaran bunpou (tata bahasa), mahasiswa harus paham makna dari materi

tersebut, pola kalimat dan arti kalimat harus bisa dipahami sehingga bisa

menambah kosakata. Audio Lingual dipilih karena responden menganggap latihan

mendengarkan dan berbicara juga sangat diperlukan dalam bahasa Jepang. CLL

~ 45 ~

dianggap oleh para responden dapat mengasah para mahasiswa dalam menerapkan

kalimat dalam kehidupan sehari-hari, mudah dihapal/ diingat/ diaplikasikan, bisa

melihat perkembangan setiap murid, dan pelajar lebih aktif dalam kegiatan kelas

dibandingkan gurunya.

Ketidakkonsistenan seperti munculnya jawaban Silent way, kontradiksi

antara GTM dan Audio Lingual yang dianggap kurang efektif oleh beberapa

responden, tetapi tetap menjadi pilihan teratas sebagai metode yang akan

digunakan saat mengajar NKR 1, sehingga penulis menganggap dibutuhkan

penelitian yang lebih lanjut.

Daftar Pustaka

Brown, H. Douglas. 2001. Teaching by Principle. San Fransisco: San Fransisco of

University.

Iskandarwassid. 2010. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosda

Karya.Japan Foundation. 2011. Bunpo wo Oshieru. Tokyo. Japan

Foundation

Kosim, N. & Gusmiati, A. 2018. Implementasi community language learning

dalam pembelajaran bahasa arab. Ta’lim al-‘Arabiyyah : Jurnal Pendidikan

Bahasa Arab dan KebahasaarabanVol. 2 No. 2, Desember 2018, 122-132

Lensun, S.F. 2019. Pelatihan Model Pembelajaran bagi Guru-guru Bahasa Jepang

di Manado. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 12 (1)

Muneo, Kimura. 1992. Nihongo Kyoojuhoo, Oofuusha, Tokyo.

Nunan, David. 2004. Task-based Language Teaching. New York: Cambridge

University press.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia. Yogjakarta: BPFE.

Richards, J. C. and Rodgers, T.S. 1986: Approaches and Methods in Language

Teaching: A Description and Analysis. Cambridge: Cambridge University

Press.

Rijal, Syamsu dan Syarifah Fatimah. 2019. Metode Pembelajaran Bahasa Asing

(Jerman)

dan Sekelumit Perkembangannya. Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan

Sastra Vol.3, No.1, Maret 2019

Setiyadi, Ag. Bambang. 2018. Metode Penelitian Untuk Pengajaran Bahasa

Asing: Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Edisi 2. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Subyakto-Nababan, Sri Utari. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Gramedia

Pustaka Utama.

~ 46 ~

Sudjianto dan Ahmad Dahidi .1995. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang.

Jakarta: Kesaint Blanc.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

-------------------------- 2009. Metode Pengajaran Bahasa. Bandung: Angkasa.

~ 47 ~

Studi Penerjemahan Buku Semantik Bahasa Jepang Dan Aplikasinya Bagi

Pemelajar Bahasa Jepang

Andi Irma Sarjani, Juariah, Riri Hendriati, Ari Artadi,

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi penerjemahan buku ajar Semantik bahasa

Jepang dan melakukan perbandingan dengan bahasa Indonesia. Dengan adanya penelitian

ini maka tercapai penerjemahan yang baik, efektif, dan tepat guna pada buku ajar

Semantik bahasa Jepang sehingga nantinya pemelajar bahasa Jepang dapat mengikuti

perkuliahan Semantik Bahasa Jepang dengan baik. Selain itu pemelajar dapat mengetahui

perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam Semantik bahasa Indonesia dan bahasa Jepang,

sehingga dapat menghindarkan terjadinya kesulitan dalam mempelajari bahasa Jepang.

Dalam penelitian ini ditampilkan perbandingan makna dalam Bahasa Jepang dan Bahasa

Indonesia, berikut perbandingan contoh-contohnya dalam bahasa Indonesia, agar

pemahaman para pemelajar bahasa Jepang semakin mudah diraih dengan adanya

perbandingan dengan bahasa ibu. Karena walaupun dalam bahasa Indonesia juga dikenal

ilmu Semantik, namun dalam pembahasannya dengan bahasa Jepang akan terdapat

beberapa perbedaan yang signifikan. Luaran dari penelitian ini akan diterbitkan buku ajar

yang dapat digunakan oleh mahasiswa jurusan Bahasa dan Kebudayaan Jepang

Universitas Darma Persada, dan juga dapat dijadikan acuan bahan ajar Semantik Bahasa

Jepang bagi akademisi dan pemerhati bahasa Jepang lainnya.

Kata kunci : Linguistik, Semantik, Perbandingan Bahasa, Bahasa Jepang, Bahasa

Indonesia

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan

Linguistik sebagai disiplin ilmu, sangat berkaitan dengan pembelajaran

bahasa yang diajarkan kepada pembelajar. Mempelajari ilmu bahasa atau

linguistik merupakan syarat mutlak bagi pengajar bahasa karena ilmu itu dianggap

akan membantu banyak dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan demikian

dengan adanya penerapan pada ilmu bahasa dalam hal ini pengajaran bahasa akan

memberikan pijakan tentang prinsip-prinsip pengajaran bahasa, termasuk di

dalamnya pendekatan, metode dan teknik. Kemudian, memberikan arahan atau

pijakan mengenai isi/materi bahasa yang akan diajarkan yang didasarkan pada

deskripsi bahasa yang mendetail, sehingga pengajar bahasa akan memiliki

kemampuan menganalisis bahasa sasaran untuk dapat mengenali unsur-unsur

kedua bahasa mana yang sama dan yang berbeda.

~ 48 ~

Pengajar yang profesional adalah pengajar yang selalu berusaha untuk

menciptakan pembelajaran yang terbaik. Untuk menciptakan pembelajaran yang

terbaik seorang pengajar harus kreatif mendesain model pembelajaran. Model

pembelajaran sangat erat kaitannya dengan bahan ajar, metode, media, dan

evaluasi. Berbicara tentang linguistik dan pengembangan bahan ajar bahasa,

setidaknya ada empat hal yang harus dipahami, yakni (1) pemelajar, (2)

kompetensi pengajar, (3) bahan ajar, dan (4) teori belajar. Keempat hal tersebut

harus menjadi bahan pijakan seorang pengajar dalam mengembangkan bahan ajar

bahasa. Bahan ajar merupakan komponen penting dalam pembelajaran. Bahan ajar

yang baik adalah bahan ajar yang dapat mengacu kepada tujuan yang telah

digariskan dalam kurikulum yang mampu mendorong siswa untuk belajar, sesuai

dengan kebutuhan pembelajar. Oleh karena itu, pengajar mempunyai keleluasaan

untuk mengembangkan bahan ajar yang akan disampaikan sejauh tidak

menyimpang dari tujuan. Kaitannya dengan linguistik, seorang pengajar dalam

pengembangan bahan ajar bahasa harus memiliki wawasan linguistik yang luas,

terampil menerapkan teori, terampil menghubungkan lingusitik dengan disiplin

lain, dan berani mengambil keputusan bermakna dalam kaitannya dengan sumber

acuan yang digunakan.

Dalam penelitian ini akan diteliti mengenai studi penerjemahan buku ajar

bidang ilmu Semantik bahasa Jepang berikut perbandingannya dalam bahasa

Indonesia. Dalam proyek penelitian ini, ketua peneliti adalah dosen yang

mendalami bidang ilmu Linguistik Bahasa Jepang dan mengajar Bidang

Linguistik Bahasa Jepang di Universitas Darma Persada. Ketua peneliti saat ini

tengah menempuh pendidikan S3 bidang Linguistik Terapan di Universitas Negeri

Jakarta, dan telah menyelesaikan studi di bidang ilmu Linguistik bahasa Jepang di

tingkat Pasca Sarjana di Universitas Takushoku, Tokyo, Jepang serta pernah

mengajar Bahasa Indonesia di Universitas Takushoku, Tokyo, Jepang. Anggota

tim berjumlah 1 orang dengan bidang ilmu linguistik bahasa Jepang yang juga

telah menempuh studi di bidang ilmu Linguistik bahasa Jepang di tingkat Pasca

Sarjana di Universitas Takushoku, Tokyo, Jepang. Tim yang berjumlah 2 orang

~ 49 ~

ini bersinergi untuk melakukan studi mengenai penerjemahan buku Semantik

bahasa Jepang dengan tujuan agar mata kuliah ini dapat disampaikan kepada

pemelajar bahasa Jepang secara efektif dan tepat sasaran. Aplikasi dari penelitian

ini nantinya akan berupa produk buku ajar yang tidak hanya digunakan oleh

mahasiswa Universitas Darma Persada saja, namun akan dipromosikan ke

beberapa Universitas yang mempunyai program studi Bahasa Jepang dan pada

akhirnya akan diterbitkan sebagai buku ajar tingkat nasional.

Adapun penelitian ini tidak hanya berfokus pada penerjemahan buku ajar

Semantik bahasa Jepang saja, namun juga akan ditampilkan perbandingan dan

contoh-contoh dalam bahasa Indonesia, agar pemahaman para pembelajar bahasa

Jepang semakin mudah diraih dengan adanya perbandingan dengan bahasa ibu.

Karena, walaupun dalam bahasa Indonesia juga dikenal ilmu Semantik, namun

dalam pembahasannya dengan bahasa Jepang akan terdapat beberapa perbedaan

yang signifikan.

Tinjauan Pustaka (Review Literature)

Mata kuliah linguistik bahasa Jepang ‘nihongogaku’ secara umum meliputi

kajian-kajian fonetik ‘onseigaku ‘, fonologi ‘oninron ‘, morfologi

‘keitairon ‘, sintaksis ‘toogoron’, dan semantik ‘imiron’. Selain itu ada pula yang

disebut dengan pragmatik ‘goyooron’, sosiolinguistik ‘shakai gengogaku’ ,

dan tipologi ‘ruikeiron’. Namun masalah yang dihadapi adalah minimnya

ketersediaan buku-buku ajar bidang linguistik bahasa Jepang yang kompeten

untuk memudahkan proses belajar mengajar khususnya di tingkat perguruan

tinggi. Beberapa buku linguistik bahasa Jepang yang tersedia dalam bahasa

Indonesia tidak mengupas kajian ilmu linguistik tersebut secara dalam, sedangkan

buku-buku linguistik bahasa Jepang yang terbit dalam bahasa Jepang memiliki

tingkat kesulitan yang tinggi baik bagi para pengajar maupun bagi para

pembelajar bahasa Jepang. Karena itu dipandang perlu untuk melakukan studi

penerjemahan buku ajar berbahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia sedemikian

sehingga dalam aplikasinya nanti diharapkan proses penyerapan ilmu bahasa

dapat dengan mudah disampaikan.

~ 50 ~

Selama ini buku-buku yang digunakan sebagai bahan ajar bidang linguistik

bahasa Jepang kebanyakan menggunakan buku Dasar-dasar Linguistik Bahasa

Jepang karangan Dedi Sutedi, (Sutedi, 2004) ataupun buku Pengantar Linguistik

Bahasa Jepang karangan Sudjianto dan Ahmad Dahidi (Sudjianto, 2004). Dalam

kedua buku tersebut tercantum materi Semantik bahasa Jepang, namun materi

tersebut masih terdapat kekurangan di berbagai aspek pembahasan, selain itu pada

kedua buku ajar tersebut tidak terdapat perbandingan dengan materi Semantik

bahasa Indonesia.

Hal ini menunjukkan minimnya ketersediaan buku ajar untuk materi bidang

ilmu Linguistik bahasa Jepang, dimana hal ini berbanding terbalik dengan jumlah

pembelajar bahasa Jepang di Indonesia yang sangat signifikan dan setiap tahun

jumlahnya semakin bertambah. Kondisi real inilah yang menunjukkan urgensi

buku ajar bidang ilmu Linguistik bahasa Jepang di Indonesia pada khususnya.

BAB II METODOLOGI

Metodologi Penelitian

Adapun metodologi penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi masalah penelitian, menganalisis buku Semantik Bahasa

Jepang, dan memahami isi buku.

2) Mencari literatur yang sesuai, kemudian mulai melakukan penerjemahan

buku Semantik bahasa Jepang.

3) Menspesifikkan tujuan penelitian, melakukan perbandingan dengan bahasa

Indonesia, kemudian menunjukan masalah yang ada.

4) Mengumpulkan data dan menginterpretasikan data ke dalam bentuk

terjemahan.

5) Membuat laporan dan evaluasi penelitian, menyelesaikan Laporan

Penelitian dan menyampaikan aplikasi penelitian berupa buku ajar.

~ 51 ~

BAB III HASIL PENELITIAN

Hasil Penelitian

Dalam ilmu Semantik bahasa Jepang, ada beberapa bidang kajian.

Diantaranya, Functional Syntax (機き

能のう

的てき

統とう

語ご

論ろん

) dan Cognitive Linguistics (認にん

知ち

言げん

語ご

学がく

). Dalam Functional Syntax, umumnya dibahas mengenai makna kalimat.

Teori ini dinamakan “Sintaksis”, namun dalam penelitian ini dipakai sebagai salah

satu jenis dalam ilmu Semantik. Saat kita berkata “kalimat itu salah”, kita

menyadari bahwa ada beberapa jenis alasan tentang kesalahan tersebut. Contoh

kalimat (1) di bawah ini adalah contoh kalimat yang salah.

(1) a. *もうすぐ 授業が 始めます。

b. *私は 英語を 勉強が 好きです。

Alasan kesalahan pada kalimat no (1), sudah dipelajari dalam ilmu

Sintaksis, dimana terdapat kesalahan pada pemakaian partikel, hubungan antara

kalimat transitif dan intransitif, dan verba nomina. Sehingga, contoh kalimat no

(1) ini dua-duanya memiliki kesalahan secara tata bahasa.

Perhatikan contoh kalimat no (2) di bawah ini.

(2) a. ?インドネシアが 大きい 国だ。

b. ?昨日、友だちは 私と 映画に 行った。

c. ?あなたは 日本から 来ました。

Pada contoh kalimat no (2) ini, tidak terdapat kesalahan secara tata bahasa.

Tetapi, ketiga kalimat tersebut tidak alami. Hal tersebut dikarenakan bahwa suatu

kalimat itu benar atau tidaknya berhubungan dengan komponen-komponen di luar

tata bahasa. Dalam Functional Syntax, dibahas mengapa kalimat seperti contoh no

(2) itu tidak alami, diantaranya adalah berkaitan dengan 3 hal penting, yaitu

情報構造 (Struktur informasi), 視点 (Sudut pandang), dan

情報のなわ張り(Wilayah Informasi). Bila memahami ketiga hal penting ini,

maka akan mudah mempelajari topik yang sulit dipahami dalam bahasa Jepang,

seperti kata tunjuk (指示詞), Partikel akhir (終助詞), dan Bahasa Sopan (敬語).

~ 52 ~

Selain itu, dapat digunakan untuk memahami Kala dan Aspek

(テンス・アスペクト) dalam bahasa Jepang.

Kemudian, pada Cognitive Linguistics (認にん

知ち

言げん

語ご

学がく

) dibahas mengenai

makna kata dan frase. Misalnya, apakah makna yang terdapat pada

kata「母」(ibu). Bila merujuk pada kamus, penjabaran mengenai kata

「母」(ibu) adalah sebagai berikut.

(3) 母: 子どもの親である女性。

Ibu: Wanita yang merupakan orang tua dari anak.

Sehingga, yang sesuai dengan penjabaran no (3) semuanya adalah

「母」(Ibu), dan yang tidak sesuai dengan penjabaran no (3) adalah bukan

「母」(Ibu). Tetapi, pada kenyataannya, yang tidak sesuai dengan penjabaran no

(3) pun dapat disebut 「母」(Ibu).

(4) a. 花子は 太郎の 継まま

母はは

である。

Hanako adalah ibu asuh Taro.

b. カルティニは インドネシア人女性の

母である。

Kartini adalah ibu dari wanita Indonesia.

Pada kalimat no (4a), ibu asuh bukanlah wanita yang melahirkan anak.

Kemudian, ‘Kartini’ bukan berarti ibu yang melahirkan ‘wanita Indonesia’.

Tetapi, kalimat no (4) adalah kalimat yang benar. Mengapa demikian? Masalah

seperti inilah yang dibahas dalam Cognitive Linguistics (認にん

知ち

言げん

語ご

学がく

).

Hal-hal seperti tersebut di atas ini bila disampaikan dengan bahasa Jepang

akan tidak efektif karena sulit dipahami oleh pemelajar, sehingga sangat

diperlukan buku ajar Semantik bahasa Jepang yang telah diterjemahkan ke dalam

bahasa Indonesia sehingga memudahkan pemelajar memahami isi yang

disampaikan buku Semantik bahasa Jepang tersebut.

~ 53 ~

Dalam penelitian ini, telah diterjemahkan buku ajar Sematik dan

perbandingannya dalam bahasa Indonesia, berikut contoh-contoh penggunaannya.

Semoga dengan adanya buku terjemahan ini, akan memudahkan pemelajar bahasa

Jepang dalam memahami materi Semanti bahasa Jepang dengan komprehensif.

Capaian dalam Road Map

Pada kegiatan penelitian kali ini, telah dilaksanakan penerjemahan buku ajar

Semantik berikut perbandingan dan contoh-contohnya dalam Bahasa Indonesia.

Data pada buku ajar Semantik dikumpulkan dan dilakukan penerjemahan berikut

analisis dalam Bahasa Indonesia. Contoh-contohnya pun diberikan dalam Bahasa

Indonesia, agar mempermudah pemahaman pemelajar dalam memahami materi

Semantik Bahasa Jepang. Hasil penerjemahan akan diterbitkan sebagai buku ajar

mata kuliah Semantik Bahasa Jepang yang bisa digunakan di Fakultas Bahasa dan

Budaya Jurusan Bahasa dan Kebudayaan Jepang Universitas Darma Persada,

maupun di perguruan tinggi lain yang memiliki program studi Bahasa Jepang di

seluruh Indonesia.

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dalam penelitian ini, telah diterjemahkan buku ajar Sematik dan

perbandingannya dalam bahasa Indonesia, berikut contoh-contoh penggunaannya.

Semoga dengan adanya buku terjemahan ini, akan memudahkan pemelajar bahasa

Jepang dalam memahami materi Semanti bahasa Jepang dengan komprehensif

dan pemelajar dapat mengetahui perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam

Semantik bahasa Indonesia dan bahasa Jepang, sehingga dapat menghindarkan

terjadinya kesulitan dalam mempelajari bahasa Jepang.

Saran

Dengan adanya buku terjemahan Semantik bahasa Jepang ini, kami telah

ikut serta berkontribusi dalam penyediaan bahan ajar mata kuliah Semantik

bahasa Jepang. Kami berharap program penelitian ini akan dilanjutkan dengan

menerjemahkan buku ajar Linguistikyang lain seperti Morfologi dan Sintaksis

bahasa Jepang.

~ 54 ~

DAFTAR PUSTAKA

Iori, Isao. 2001. Atarashii Nihongogaku Nyumon. Tokyo: 3A Nettwork Monbusho.

1999. Chuugakkoo Gakushuu Shidoo Yooryoo. -- : Monbusho

Richard, Jack. Et al. Longman Dictionary of Applied Linguistics. Terjemahan oleh

Yamazaki, Masatoshi et al. 1992. Ronguman Ooyoo Gengogakuyoogo Jiten.

Tokyo: Nagumdoo

Sudjianto. Dan Ahmad Dahidi. 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang.

Jakarta: Oriental Sugimoto, Tsutomu. Dan Iwabuchi Masashi.

1990. Nihongogaku Jiten. Tokyo: Sakura Kaede Sutedi, Dedi.

2004. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora

Tanaka, Harumi. Et al. 1884. Gengogaku Enshuu. Tokyo: Daishukanshoten

~ 55 ~

Alih Kode dan Campur Kode dalam Lirik Lagu-Lagu Utada Hikaru

Hermansyah Djaya, Hargo Saptadji, Ni Luh Suparwati, M.Pd

Abstrak

Alih kode dan campur kode merupakan dua masalah yang terjadi pada masyarakat

bilingual ataupun multilingual. Kondisi ini sering ditemui dalam masyarakat saat ini yang

kebanyakan menguasai setidaknya dua bahasa, baik itu bahasa nasional dengan bahasa

daerah atau bahasa asing. Tujuan penelitian ini yaitu selain untuk menambah kaidah ilmu

kebahasaan, juga untuk mendeskripsikan unsur-unsur wujud alih kode dan campur kode

yang terdapat dalam Lirik lagu lagu Utada Hikaru, juga akan mendeskripsikan mengenai

penyebab terjadinya alih kode dan campur kode tersebut. Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif studi kasus, dengan

menganalisis lirik lagu lagu Utada Hikaru yang mengalami alih kode dan campur kode.

Data yang digunakan berupa kumpulan lirik Karya Utada Hikaru yang di dalamnya

terdapat unsur alih kode dan campur kode. Latar belakang Utada Hikaru adalah latar

belakang kebahasaan menjadi faktor penyebab pencampuran bahasa asing yang dominan

dalam karya lagu-lagunya. Hasil penelitian ditemukan berupa: (1) adanya wujud alih

kode dan campur kode dalam lirik lagu Utada Hikaru yang berupa alih kode ekstern

antara bahasa Jepang dengan bahasa Inggris dan wujud campur kode berupa penyisipan

kata, frasa, dan klausa; (2) adanya penyebab terjadinya alih kode dan campur kode yang

disebabkan oleh penutur (penyanyi) yang bersifat ke luar (outer code mixing).

Kata Kunci : Bilingual, Multilingual, Alih Kode, Campur Kode, Utada Hikaru

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan

Komunikasi tentunya tidak dapat dipisahkan dengan bahasa, karna dalam

pengertiannya bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk

mengungkapkan tuturan, baik dengan kata ataupun gerakan yang biasanya

disebut bahasa verbal atau non-verbal. Dalam penggunaannya, dewasa ini, bahasa

yang digunakan dalam komunikasi biasanya tidak hanya menggunakan satu

bahasa, bisa dua bahasa atau bahkan lebih. Salah satu yang menyebabkan hal

tersebut terjadi yaitu karena di era modern ini, komunikasi yang dilakukan tidak

hanya antar masyarakat dalam satu negara saja, bahkan dapat dilakukan dengan

masyarakat seluruh dunia yang menjadikan satu individu tidak hanya menguasai

satu bahasa, bisa dua atau bahkan lebih dari dua yang biasa disebut bilingual atau

multilingual.

~ 56 ~

Variasi bahasa ini merupakan kode yang telah disepakati oleh penutur atau

lawan tutur sehingga terjadi komunikasi yang saling menguntungkan . Menurut

Kridalaksana (1984:102) kode diartikan sebagai (1) lambang suatu sistem

ungkapan yang digambarkan untuk menggambarkan makna tertentu, (2) sistem

bahasa dalam suatu masyarakat, (3) suatu varian tertentu dalam satu bahasa.

Keberagaman variasi bahasa dalam pemakaian bahas di kehidupan sehari-hari

tanpa disadari sering menyebabkan terjadinya peristiwa alih kode dan campur

kode

Alih kode adalah peralihan dari suatu bahasa/variasi bahasa ke

bahasa/variasi bahasa yang lain. Alih kode ini tidak hanya terjadi karena faktor

ketidaksengajaan namun ada beberapa faktor lain sehingga penutur memilih

untuk beralih kode agar mendapat keuntungan. Menurut Gal (1988:247) dalam

Wardaugh (2006) mengatakan, “alih kode adalah strategi percakapan yang

digunakan untuk membangun, lintas atau menghancurkan batas-batas kelompok;

untuk membangkitkan atau mengubah hubungan interpersonal dengan hak

dan kewajiban mereka”. Campur kode adalah percampuran kode dari satu

bahasa/variasi bahasa ke bahasa lain. Menurut Holmes (1992:51) dalam campur

kode, peralihannya hanya terjadi pada kalimat, artinya mencakup pencampuran

unsur unsur kalimat tersebut.

Tinjauan Pustaka

Penelitian ini terinspirasi dari beberapa penelitian terdahulu yang sudah

dilakukan yang juga menguraikan masalah Alih Kode dan Campur Kode dalam

lirik lagu lagu Jepang, diantaranya adalah :

a. Aprilia (2010) meneliti “Analisis Alih Kode dan Campur Kode dalam

Lirik Lagu Baby Don’t Cry oleh Namie Amuro”. Permasalahan yang

dibahas, yaitu apa jenis alih kode dan campur kode, dan bagaimana

penggunaan alih kode dan campur kode.

b. Fitrotunnaja (2010) meneliti “Alih Kode dalam Lagu Share The World Ost

One Piece”. Permasalahan yang dibahas, yaitu apa jenis alih kode dalam

~ 57 ~

lagu share the world, dan apa faktor penyebab alih kode dalam lagu share

the world.

BAB II METODOLOGI

Metode yang digunakan dalam penelitian ini, adalah:

a. Metode Simak

Untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa.

Menyimak tidak hanya berkaitan dengan penggunaan Bahasa secara lisan

tetapi juga penggunaan Bahasa secara tertulis.

b. Metode Deskriptif

Membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki.

c. Metode Komparatif

Membandingkan persamaan dan perbedaan 2 atau lebih sifat-sifat dan fakta-

fakta objek yang diteliti berdasarkan suatu kerangka pemikiran tertentu.

Penelitian komparatif biasanya digunakan untuk membandingkan antara 2

kelompok atau lebih dalam suatu variable.

BAB III HASIL PENELITIAN

Hasil Penelitian

Analisis Peristiwa Campur Kode Dalam Lirik Album First Love

Berdasarkan tabel analisis dari album First Love tersebut, terdapat 9 dari 12

buah lagu yang mengalami peristiwa campur kode. Jenis campur kode yang

dipakai adalah campur kode ke luar (outer code mixing) dengan pencampuran

bahasa asing yaitu bahasa Inggris, Sehingga nilai persentase lagu yang mengalami

peristiwa campur kode sebesar 75%. Sedangkan untuk pengelompokan

berdasarkan wujud campur kode beserta jumlahnya dari keseluruhan lagu dalam

album ini, secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel

Berdasarkan tabel analisis dari album Heart Station tersebut, terdapat 10

dari 13 buah lagu yang mengalami peristiwa campur kode. Jenis campur kode

yang dipakai adalah campur kode ke luar (outer code mixing) dengan

~ 58 ~

pencampuran bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Jika dipersentasekan nilainya

sebesar 77%.

Dengan menggunakan metode analisa yang telah penulis jabarkan

sebelumnya, maka didapatkan hasil analisis berupa persentase penggunaan wujud

campur kode dari kelima album Utada Hikaru. Album First Love persentase

penyisipan kata 14%, penyisipan frasa 29% dan penyisipan klausa 57%. Album

Distance persentase penyisipan kata 9%, penyisipan frasa 23% dan penyisipan

klausa 68%. Album Deep River persentase penyisipan kata 20%, penyisipan frasa

31% dan penyisipan klausa 49%. Album Ultra Blue persentase penyisipan kata

7%, penyisipan frasa 67% dan penyisipan klausa 26%. Album Heart Station

persentase penyisipan kata 10%, penyisipan frasa 48% dan penyisipan klausa

42%. Dari hasil tersebut, pergerakan penggunaan campur kode berdasarkan wujud

campur kode yang digunakan dapat digambarkan melalui grafik berikut:

Presentase Wujud Campur Kode Pada Album Utada Hikaru

Dari grafik tersebut terdapat kecenderungan

penggunaan w

Wujud campur kode berupa penyisipan klausa dominan digunakan

dibandingkan dengan penggunaan wujud campur kode berupa penyisipan kata dan

penyisipan frasa, yang terlihat pada album First Love, Distance, dan Deep River.

Sedangkan penyisipan frasa terlihat dominan pada album Ultra Blue dan Heart

Station.

Grafik Perbandingan Jumlah Penggunaan Campur Kode berdasarkan

Wujud Campur Kode Yang Digunakan Pada Album Utada Hikaru

0%

20%

40%

60%

80%

First Love 1999 Distance 2001 Deep River 2002 Ultra Blue 2006 Hearts Station2008

Penyisipan kata

Penyisipan Frase

Penyisipan Klausa

~ 59 ~

0

20

40

60

80

First Love1999

Distance2001

Deep River2002

Ultra Blue2006

Heart Station2008

Total Penggunaan Wujud Campur Kode

Total

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa penggunaan campur kode

dalam lirik lagu Utada Hikaru dari albumnya di tahun 1999 hingga 2008 memiliki

kecendrungan berkurang atau menurun jumlahnya

Bertolak dari latar belakang tersebut, fakta lain yang dapat dilihat adalah,

bahwa rata-rata lebih dari 50% lagu-lagu dari seluruh album Utada menggunakan

campur kode keluar. Hal tersebut dapat dilihat dari grafik berikut :

Grafik Jumlah Presentase Lagu Yang Menggunakan Campur

Kode Pada Setiap Album Utada Hikaru

1. Capaian Dalam Road Map Penelitian

No Tahun Judul Penelitian Capaian Penelitian

1 2017 Ketidaksepadanan maksim dalam novel

asal Saga no Gabbai Bacchan dan novel

terjemahan nenek hebat dari Saga

Dimuat dalam

Prosiding Univesitas

Darma Persada tahun

2017

2 2018 Jenis dan makna wakamono kotoba Bahasa Dimuat dalam

Heart Statio First

Ultra

Deep

Distan

~ 60 ~

Jepang pada manga “ H o sh in o , M e Wo

T su bu t t e”

Prosiding Univesitas

Darma Persada tahun

2018

3 2019 Analisis Penggunaan Setsuzokushi Kara

dan Node dalam kalimat Bahasa Jepang.

Dimuat dalam

Prosiding Univesitas

Darma Persada tahun

2019

4 2020 Penggunaan Danseigo dan Jouseigo dalam

lagu Soba ni Iru

Dimuat dalam

Prosiding Univesitas

Darma Persada tahun

2020

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Peristiwa Alih Kode dan Campur Kode dalam lirik lagu-lagu Utada Hikaru

pada kelima albumnya adalah jenis campur kode keluar (Outer Code Mixing)

dengan penggunaan bahasa asing yaitu bahasa Inggris yang disisipkan pada lagu-

lagunya yang berbahasa Jepang.

Wujud campur kode berupa penyisipan kata, frasa dan klausa. keseluruhan

wujud campur kode yang digunakan, baik penyisipan kata, penyisipan frasa dan

penyisipan klausa adalah album First Love berjumlah 51 buah (penyisipan kata

14%, penyisipan frasa 29% dan penyisipan klausa 57%) album Distance

berjumlah 75 buah (penyisipan kata 9%. penyisipan frasa 23% dan penyisipan

klausa 68%), album Deep River berjumlah 35 buah (penyisipan kata 20%,

penyisipan frasa 31% dan penyisipan klausa 49%), album Ultra Blue berjumlah

27 buah (penyisipan kata 7%, penyisipan frasa 67% dan penyisipan klausa 26%),

dan pada album Heart Station berjumlah 29 buah (penyisipan kata 10%,

penyisipan frasa 48% dan penyisipan klausa 42%).

Saran

Penelitian bidang sosiolinguistik melalui pembahasan masalah peristiwa alih

kode dan campur kode dalam lirik-lirik lagu berbahasa Jepang sudah sering

dilakukan, akan tetapi kebanyakan hasil yang didapat adalah berupa peristiwa

alih kode keluar (outer code switching) dan campur kode keluar (outer code

mixing) sedangkan alih kode ke dalam (inner code switching) dan campur kode ke

~ 61 ~

dalam (inner code mixing) masih sangat jarang ditemukan. Berharap penelitian

berikutnya data berupa Lirik lagu maupun percakapan dalam bahasa Jepang yang

memiliki indikasi adanya peristiwa alih kode ke dalam (inner code switching) dan

campur kode ke dalam (inner code mixing), sehingga dapat menambah literatur

terhadap bidang ilmu Sosiolinguistik khususnya mengenai kajian peristiwa kontak

bahasa seperti pada peristiwa alih kode dan campur kode.

Daftar Pustaka

Azuma,Shoji. 2001. Shakai Gengogaku Nyuumon. Japan: Kenkyuusha.

Bhatia, T. K, dan Ritchie, William C. 2004. The Handbook of

Bilingualism.United Kingdom:Blackwell Publishing.

Chaer, Abdul dan Leoni Agustina.2004.Sosiolinguistik:Perkenalan Awal: Jakarta.

PT.Rineka Cipta

Kasschau, Ane, Susume Eguchi. 2000.Using Japanese Slang. Tokyo: Tuttle

Publishing Handbook-of -Bilingualism.

Mahsun,M.S.2005. Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta : PT Grafindo

Persada Matsumoto, Kazuyuki,dkk.2011. Analysis of Wakamono

Kotoba Emotion Corpus and Its Ohoiwatun, Paul.1996.

Sosiolinguistik. Jakarta: Kesaiant Blanc

Sudjianto.2007. Bahasa Jepang dalam Konteks Sosial dan Kebudayaan

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA._JEPANG/195

906051985031-SUDJIANTO/7._Buku_Sosiolinguistik.pdf.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi.

Bandung : Alfabeta.

Suwito. 1996. Sosiolinguistik Pengantar Awal. Solo: Hendri Offset.

Wardhaugh, Ronald. 2006. An introduction to Sociolinguistics. United

Kingdom: Blackwell Publishing. (fifth edition)

~ 62 ~

Film Animasi Doraemon Sebagai

Media Pembelajaran Budaya Jepang

Tia Martia ,Metty Suwandany

[email protected], [email protected]

ABSTRAK

Film merupakan serangkaian gambar-gambar yang diambil dari objek yang bergerak

yang memperlihatkan suatu serial peristiwa yang berfungsi sebagai media hiburan dan

pendidikan. Salah satunya adalah film animasi Jepang yaitu Doraemon yang sudah cukup

dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak tahun 1996 hingga sekarang. Film animasi

Doraemon menceritakan tentang seorang anak yang kurang pandai yaitu Nobita yang

pada suatu ketika didatangi oleh sebuah robot kucing yang bernama Doraemon yang

datang dari abad ke-22. Film animasi ini tidak hanya sebuah hiburan belaka tetapi dibalik

alur ceritanya yang menggemaskan juga memperkenalkan dan memperlihatkan

kebiasaan-kebiasaan orang Jepang dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui apakah melalui film animasi Doraemon dapat memahami istilah

budaya genkan, ofuro, tatami, dorayaki, kotatsu dan futon apakah film animasi Doraemon

dapat dijadikan salah satu media pembelajaran budaya Jepang. Penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif dengan metode deskriptif persentase dengan teknik pengumpulan

data melalui survei dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner disebarkan pada

mahasiswa Program Studi Bahasa Jepang D3 angkatan 2019 dan 2020. Hasil yang

didapatkan berdasarkan kuesioner menunjukan bahwa semua responden menjadi lebih

paham mengenai istilah budaya genkan, ofuro, tatami, dorayaki, kotatsu dan futon. Film

animasi Doraemon juga menurut semua responden dapat dijadikan salah satu media

pembelajaran budaya Jepang

Kata kunci : film animasi, Doraemon, media pembelajaran, budaya Jepang

Latar belakang

Kebudayaan merupakan salah satu bagian dari kehidupan manusia yang

tidak dapat dipisahkan dan selalu melekat pada perkembangan manusia, dan juga

terus berevolusi mengikuti perkembangan peradaban manusia, baik dari zaman

prasejarah hingga era globalisasi. Kebudayaan dapat menjadi salah satu sarana

yang digunakan untuk mencapai kepentingan suatu negara. Kebudayaan

digunakan sebagai alat diplomasi, yang lebih dikenal dengan nama diplomasi

kebudayaan.

Jepang, salah satu negara di kawasan Asia Timur yang terkenal dengan

kebudayaannya yang mempunyai ciri khas yang unik dan merupakan salah satu

contoh negara yang berhasil menyebarkan kebudayaannya ke berbagai negara.

Beberapa contoh kebudayaan Jepang yang dapat dilihat pengaruhnya di negara

lain adalah Komik (Manga), Kartun atau Animasi (Anime), Fashion dan Makanan

~ 63 ~

Jepang. Dengan keunikan yang dimiliki oleh masing-masing tersebut, kebudayaan

Jepang berhasil menyebarkan pengaruh kebudayaannya tidak hanya sebatas di

kawasan Asia Timur, tetapi juga memasuki kawasan Asia Tenggara. Elemen-

elemen budaya populer Jepang ini menyebarkan pengaruhnya seperti di Taiwan,

Hongkong, Singapura, Thailand, Vietnam, Korea dan Indonesia. Di Indonesia,

penyebaran Anime dan Manga dapat dilihat terutama pada tahun 1990-an dengan

terbit dan tayangnya salah satu ikon budaya populer—Anime dan Manga—Jepang,

Doraemon.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), animasi dijelaskan

sebagai acara televisi yang berbentuk rangkaian lukisan atau gambar yang

digerakkan secara mekanik elektronis sehingga tampak di layar menjadi bergerak

https://kbbi.web.id/animasi. Anime adalah animasi kartun Jepang yang berbentuk

sebuah video. Menurut Manion (2007:5) orang yang menyukai anime biasanya

menyukai banyak aspek dalam kebudayaan Jepang mulai dari budaya popular

sampai ke budaya tradisional

Film animasi merupakan media yang menggabungkan antara audio dan

visual serta memiliki alur cerita. Dalam Kamus Bahasa Indonesia

mengungkapkan bahwa media adalah alat (sarana) komunikasi seperti koran,

majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk ; dalam pendidikan berarti alat

dan bahan yang digunakan dalam proses pengajaran atau pembelajaran;”

(https://kbbi.web.id/media). Media pembelajaran biasanya dapat berbentuk teks

tertulis seperti buku, majalah, brosur, surat kabar, poster dan informasi lepas,

atau berupa lingkungan sekitar, seperti lingkungan alam, lingkungan sosial

sehari-hari. Selain media pembelajaran yang berbentuk teks tertulis, ada juga yang

berbasis teknologi.

Doraemon merupakan salah satu film animasi yang cukup dikenal di

masyarakat Indonesia, baik di kalangan anak-anak, remaja maupun orang dewasa.

Film animasi tersebut tidak hanya memperlihatkan tingkah Nobita sebagai tokoh

utama yang selalu mendapatkan bantuan dari robot kucing Doraemon tetapi film

tersebut secara tidak langsung memperlihatkan dan mengenalkan budaya Jepang

yang ada dalam kehidupan orang Jepang sehari-hari. Seperti yang dikatakan oleh

~ 64 ~

Doraemon ketika dilantik menjadi Duta Besar Budaya Animasi tanggal 19 Maret

2008 "Saya berharap melalui kartun-kartunku, saya dapat menyampaikan kepada

rakyat di luar Jepang apa yang dipikirkan oleh rakyat biasa di Jepang, kehidupan

seperti apa yang kami jalani dan masa depan seperti apa yang ingin kami

masyarakat Jepang ciptakan!". Pada tanggal 17 Juni 2008, "Doraemon" sang

Duta Besar Budaya Animasi melakukan kunjungan kehormatan ke Kedutaan

Besar Jepang di Indonesia, untuk memberikan salam kepada Bapak Kojiro

Shiojiri, Duta Besar Jepang untuk Indonesia. Pada kesempatan kunjungan

tersebut, "Doraemon" sang Duta Besar Budaya Animasi mengatakan, "Aku sangat

senang dengan teman-teman di Indonesia. Aku harap teman-teman di Indonesia

akan menyukai Jepang. Sebagai Duta Besar Budaya Animasi Jepang, aku ingin

memperkenalkan kepada teman-teman di Indonesia semua tentang Jepang!"

Dengan pernyataan tersebut di atas maka secara tidak langsung Doraemon

ingin memperkenalkan kehidupan orang Jepang ke khalayak umum yang

dituangkan dalam animasi. Dalam film animasi Doraemon, penonton akan

diperlihatkan suasana rumah Nobita baik di dalam rumah maupun di luar rumah,

kehidupan orang Jepang dan juga keadaan sekolah Nobita. Keadaan di dalam

rumah Nobita menggambarkan bagaimana rumah orang Jepang pada umumnya.

Seperti tempat tidur Nobita yang berbeda dengan tempat tidur pada umumnya,

hanya menggunakan kasur yang digelar, ketika Nobita sesampainya di rumah

mengganti sepatu dengan sandal rumah. Ketika Nobita mandi tidak menyiram

badannya dengan air tetapi dengan merendam badannya di bathtub dan

sebagainya.

Beberapa penelitian terdahulu memiliki kesamaan tema, pertama penelitian

dari Arie Nugraha yang berjudul Representasi nilai Bullying dalam serial kartun

doraemon. Penelitian ini membahas representasi bullying yang dibangun oleh

tanda verbal dan tanda nonverbal dalam serial kartun Doraemon. Hasil penelitian

bahwa tanda verbal dan nonverbal dalam serial kartun Doraemon

merepresentasikan bullying dalam berbagai jenis seperti bullying verbal, bullying

fisik, memaksakan kehendak, merebut barang, dan ancaman fisik. Nobita sebagai

tokoh utama dalam serial film kartun tersebut mendapatkan perlakuan bullying

~ 65 ~

dari tokoh lainnya yaitu Giant. Sedangkan penelitian kedua yaitu penelitian dari

Noneng Fatonah yang berjudul Nilai-nilai moral yang tercermin dalam manga

Doraemon. Penelitian ini menjelaskan nilai-nilai moral apa yang tercermin dalam

manga Doraemon. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori amae dari

Takeo Doi, teori Giri Ninjou dari Ruth Benedict dan teori kejujuran dan kesetiaan

dari Inazo Nitobe.

Film animasi Doraemon tanpa disadari telah mengajarkan dan membentuk

mindset para penonton mengenai budaya dalam kehidupan sehari-hari orang

Jepang. Berdasarkan pemaparan tersebut di atas maka penulis ingin meneliti

mengenai film animasi Doraemon sebagai media pembelajaran budaya Jepang.

Untuk menunjang penelitian ini penulis akan menyebarkan angket kepada

mahasiswa jurusan Bahasa Jepang (D3) angkatan 2019 dan 2020. Alasan penulis

memilih angkatan tersebut dikarenakan angkatan 2019 baru saja menyelesaikan

mata kuliah pengantar kebudayaan dan masyarakat Jepang dan angkatan 2020

sedang mengambil mata kuliah tersebut. Dalam materi perkuliahan pengantar

kebudayaan dan masyarakat Jepang menjadi salah satu pembahasan mengenai

rumah orang Jepang dan kebiasan-kebiasan yang terjadi dalam kehidupan sehari-

hari orang Jepang. Sehingga penulis berpendapat apakah dengan menggunakan

film animasi Doraemon sebagai media pembelajaran selain dari buku lebih mudah

memahaminya kehidupan sehari-hari orang Jepang.

Landasan Teori

Kebudayaan

Koentjaraningrat (1983:140) berpendapat bahwa kebudayaan menurut ilmu

antropologi adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia

dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan

keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. Sistem berpikir, nilai,

moral, norma, dan keyakinan itu adalah hasil dari interaksi manusia dengan

sesamanya dan lingkungan alamnya. Sistem berpikir, nilai, moral, norma dan

keyakinan itu digunakan dalam kehidupan manusia dan menghasilkan sistem

~ 66 ~

sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan, sistem pengetahuan, teknologi, seni,

dan sebagainya. Manusia sebagai makhluk sosial menjadi penghasil sistem

berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan; akan tetapi juga dalam interaksi

dengan sesama manusia dan alam kehidupan, manusia diatur oleh sistem berpikir,

nilai, moral, norma, dan keyakinan yang telah dihasilkannya. Ketika kehidupan

manusia terus berkembang, maka yang berkembang sesungguhnya adalah sistem

sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan, ilmu, teknologi, serta seni

(http://lppks.kemdikbud.go.id/id/). Hal tersebut di atas menunjukan bahwa seluruh

tindakan manusia adalah kebudayaan. Selain itu Zwell (2000:9) menambahkan

bahwa budaya didefinisikan sebagai cara hidup orang yang dipindahkan dari

generasi ke generasi melalui berbagai proses pembelajaran untuk menciptakan

cara hidup tertentu yang paling cocok dengan lingkungannya. Budaya merupakan

pola asumsi dasar bersama yang dipelajari kelompok melalui pemecahan masalah

adaptasi eksternal dan integrasi internal. Sekelompok orang terorganisasi yang

mempunyai tujuan, keyakinan dan nilai-nilai yang sama, dan dapat diukur melalui

pengaruhnya pada motivasi.

Anime

Menurut Ranang (2010:9), kata animasi berasal dari Bahasa latin anima

yang berarti hidup atau animare yang berarti meniupkan hidup di dalamnya.

Dalam Bahasa Inggris menjadi animate yang berarti memberi hidup (to give life

to) atau animation yang berarti ilusi dari gerakan atau hidup. Lazimnya istilah

animation tersebut dialihbahasakan dalam membuat film kartun (making of

caroons). Menurut Rebecca (2012) anime adalah 人や形など少しずつ動かして

こまずつ撮影し、映画すると、絵や人形が動かいているように、見える映

画技術。またその作品。動画. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat

dikatakan bahwa anime merupakan teknik film yang menunjukan setiap gambar,

boneka, dan lain lain dengan menggerakannya sedikit demi sedikit sehingga

gambar dan bonekanya terlihat bergerak, begitu juga juga hasil gambarnya yang

terlihat bergerak. Sedangkan dalam kotobank (https://kotobank.jp/) sebagai

berikut:

~ 67 ~

ラテン語のanima(霊魂)から出たanimation(生命を吹き込むこと)の語

源どおり,少しずつ変化させた絵(動画)を1コマずつ撮影し,映写するこ

とによって,それ自体は静止している絵を動いているように見せるトリッ

ク撮影およびそのようにして撮影されたトリック映画の総称。分解撮影に

よって現実の動きを定着する〈映画〉とは逆の工程がアニメーションの原

理である。撮影素材は,絵,写真,切紙,また立体素材として人形や粘土

細工など無数に考えられる。

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa anime bermula

dari bahasa latin anima yang berarti jiwa/roh. Potongan-potongan gambar/foto

dengan diberi tambahan trik dan diproyeksikan menjadi terlihat bergerak.

Media Pembelajaran

Menurut Sugandi (2004:30), media pembelajaran adalah alat atau wahana

yang digunakan guru untuk membantu menyampaikan materi pembelajaran.

Media bukan hanya berupa alat atau wahana saja, akan tetapi hal-hal lain yang

memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Setiap media memiliki

kelebihanya masing-masing, seorang pendidik harus memilih media yang tepat

dan tentunya harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan lingkungan di

mana pembelajaran itu berlangsung. Setiap media memiliki karakteristik tertentu,

baik dalam cara pembuatan maupun cara penggunaanya. Memahami karakteristik

media merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang pendidik dalam

kaitanya dengan keterampilan pemilihan media pembelajaran. Sehingga media

yang dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Menurut Rudi Brets (2008:52) membagi media berdasarkan indera yang

terlibat yaitu: pertama, media audio adalah media yang hanya melibatkan indera

pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. Kedua

media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Ketiga

media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan

penglihatan sekaligus dalam suatu proses Berdasarkan jenis media tersebut, maka

media yang cocok dipakai dalam penelitian ini adalah media audio visual. Media

audio visual menggabungkan antara media audio dan media visual sehingga

~ 68 ~

memungkin pemelajar dapat menerima pesan pembelajan melalui pendengaran

dan melalui visualisasi.

Buku-buku merupakan media pembelajaran yang utama, tetapi akan

menjadi lebih jelas dan efektif jika pembelajaran disertai dengan berbagai media

pembelajaran lain yang dapat membantu menjelaskan materi pelajaran agar lebih

mudah dipahami oleh pemelajar. Penggunaan media pembelajaran lain selain

buku sebagai sumber informasi yang utama, juga membantu pemelajar lebih

mudah memahami materi dan juga menjadi lebih bervariasi sehingga pemelajar

tidak merasa bosan. Hamalik yang dikutip Azhar Arsyad (2010: 15),

mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar

mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan

motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan membawa pengaruh-pengaruh

psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada orientasi

pembelajaran akan sangat membantu keaktifan proses pembelajaran dan

menyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan

motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa

meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya.

Media Film animasi untuk pembelajaran media film animasi merupakan jenis

media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang

bisa dilihat. Media ini memiliki kemampuan lebih baik dan lebih menarik karena

melibatkan indera pendengar dan indera penglihatan yang dapat menarik perhatian

siswa dalam pembelajaran (Sanjaya, 2006:170).

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif

persentase. Menurut Syaodih Nana (2007: 60) penelitian kualitatif adalah salah

satu cara mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial,

sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun

kelompok. Penelitian kualitatif juga menjelaskan secara sistematis hubungan

antara fakta dan hubungan antar fenomena yang akan diselidiki. Teknik

pengumpulan data melalui metode survei dengan penyebaran angket kepada

~ 69 ~

mahasiswa program studi Bahasa Jepang angkatan 2019 dan angkatan 2020

sebanyak 30 orang.

~ 70 ~

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil angket yang disebarkan kepada mahasiwa angkatan 2019

dan 2020 sebanyak 30 orang ternyata hanya 27 orang yang mengembalikan

kuesioner dan didapatkan hasil sebagai berikut:

Pengenal dan Pernah menonton film animasi Doraemon

Untuk mengetahui apakah para responden mengetahui film animasi

doraemon atau tidak maka penulis mendapatkan jawaban sebanyak 27 orang

responden mengatakan “mengetahui film tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa

mahasiswa angkatan 2019 dan angkatan 2018 benar-benar mengetahui film

tersebut. Ketika para responden ini ditanyakan mengenai pernah menonton film

animasi Doraemon, penulis mendapatkan jawaban sebanyak 27 orang responden

mengatakan “pernah”.

Istilah budaya dalam film animasi Doraemon

a) genkan

sudut linguistik, istilah genkan terdiri dari dua kanji, sesuai dengan yang

tertulis pada kamus Nelson yakni kanji gen (玄) dan kan (関). Kanji gen (玄)

dapat diartikan sebagai hal yang gaib atau misteri dan ketidakjelasan. Istilah lain

dari langit (ten no betsumei 天の別名). Sedangkan kan (関) apat diartikan sebagai

gerbang atau pos pembatas/pemeriksaan. Sehingga jika kedua disatukan akan

muncul suatu pengertian tentang genkan yang dapat diartikan secara harafiah

sebagai gerbang menuju/mencapai langit. Ketika mahasiswa diberikan istilah

genkan dan mencari arti dalam kamus, ditemukan arti bahwa genkan ada teras.

Seperti yang tertulis dalam KBBI teras merupakantanah atau lantai yang agak

tinggi di depan rumah. Hal ini berbeda dengan pengertian genkan pada budaya

Jepang. Sehingga ketika penulis menampilkan potongan gambar dari film animasi

Doraemon, mahasiswa dengan mudah memahami pengertian dari genkan. Hal ini

tampak dari hasil kuesiner sebanyak 26 responden.

Gambar 1. genkan

~ 71 ~

b) Futon

Dalam kamus lengkap dikatakan bahwa futon berarti 1. kain sprei tempat tidur, 2

selimut, 3 kasur. Mengacu pada arti nomor 3 yaitu Kasur berbeda dengan Kasur

yang pada umumnya orang Indonesia gunakan. Futon adalah Kasur ala jepang

yang terdiri dari Shikibuton (matras) yang biasanya hanya sedikit lebih tebal dari

Bed Cover, Shiitsu (seprai kasur), Kakebuton (selimut tebal), Houfu (sarung dari

selimut), Makura (Bantal) dan Makura Kaba (sarung bantal). Berdasarkan

potongan gambar yang diambil dari film animasi Doraemon memudahkan

pengajar dan mahasiswa untuk memahaminya, hal ini tampak pada hasil

kuesioner yang menjawan 27 orang responden.

Gambar 2. futon

c) Kotatsu

Dalam kamus lengkap diartikan bahwa kotatsu adalah alat memanaskan badan

dalam kamar. Tentunya agak sulit membayakan seperti apa bentuk dari alat

tersebut. Maka ketika disuguhkan potongan gambar dari film animasi Doraemon,

maka para respon menjawab mengetahui sebanyak 27 responden.

Gambar 3. kotatsu

~ 72 ~

d) Dorayaki

Dorayaki merupakan kue tradisional Jepang. Dalam film animasi Doraemon, kue

dorayaki merupakan kue kesukaan Doraemon. Ketika para respondon ditanya

dorayaki merupakan makanan khas Jepang, didapatkan jawaban sebanyak 27

orang mengatakan ‘iya”

Gambar 4. dorayaki

e) Ofuro

Kata ofuro diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia berarti mandi. Tetapi ofuro

berbeda dengan makna mandi pada umumnya di masyarakat Indonesia. Bagi

orang Jepang, ofuro bukan hanya sebatas berendam di bak mandi dan

membersihkan tubuh saja tetapi tata cara mandinya yang berbeda. Sebelum

berendam di ofuro, orang Jepang menggosok tubuhnya terlebih dahulu. Kemudian

membilasnya sampai bersih. Setelah bak mandi sudah terisi air panas dengan suhu

yang sesuai dan badan sudah bersih, barulah masuk ke dalam ofuro. Untuk itu

maka penulis menggunakan potongan gambar dari film animasi Doraemon untuk

menerangkan perbedaan antara mandi pada masyarakat Jepang dan mandi pada

masyarakat Indonesia. Sebanyak 26 orang responden ketika diperlihatkan

potongan gambar tersebut menjadi lebih memahami.

Gambar 5.ofuro

~ 73 ~

f) tatami

Tatami merupakan salah satu jenis tikar yang digunakan di Jepang sejak

zaman dahulu. Tatami dibuat dengan cara melapisi papan dengan tikar yang

disebut dengan tatami omote (permukaan tatami). Permukaan tatami terbuat

dari tanaman bernama igusa yang dianyam. Makna tikar dalam budaya

Indonesia berbeda dengan makna tikar/ tatami dalam budaya Indonesia

sehingga ketika para responden diberi potongan gambar dari film animasi

Doraemon mengenai tatami mereka menjadi lebih paham. Hal ini tampak

dari jumlah jawaban sebanyak 27 responden.

Gambar 6. tatami

Media Pembelajaran

Untuk mengetahui apakah film animasi Doraemon dapat dijadikan

media pembelajaran budaya Jepang, maka penulis mendapatkan jawaban

dari hasil kuesioner sebanyak 27 orang responden menyatakan film animasi

tersebut layak untuk dijadikan media pembelajaran budaya jepang.

Kesimpulan

Simpulan penelitian ini adalah bahwa melalui film animasi Doraemon

mahasiswa menjadi lebih memahami istilah budaya dalam kebudayaan jepang

seperti genkan, ofuro, tatami, dorayaki, kotatsu dan futon sebanyak 27

responden atau sama dengan 100% dan film animasi Doraemon ini layak untuk

dijadikan media pembelajaran budaya Jepang sebanyak 27 orang atau sama

dengan 100% menyatakan layak.

Meskipun film animasi Doraemon ini merupakan film hiburan tetapi dibalik

itu semua ada misi yang ingin diperlihatkan melalui film tersebut yaitu

memperkenalkan budaya orang Jepang dalam kehidupan sehari-hari.

~ 74 ~

Daftar Pustaka

Adinda, & Adjie. (2011). Film animasi 2D berbasis 3D Menggunakan Teknik Cell

Shading Berjudul The Postman Story. Tugas Akhir. Surabaya: STIKOM.

Dalam eprints.umpo.ac.id ›

Allen, J. (2015). Anime and Manga. San Diego: ReferencePoint Press Inc.

Arie Nugraha. (2019) Representasi Nilai Bullying Dalam Serial Kartun Doraemon

https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Kom/article/download/2994/2498

Arsyad, Azhar. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Cecep Somantri1,Mumu Komaro, Ridwan A. M. Noor. (2019) Pengaruh

Penerapan Media Pembelajaran Alat Peraga Engine Cutting Sepeda

Motor Terhadap Hasil Belajr pada Kompetensi Dasar Katup.Journal of

Mechanical Engineering Education, Vol. 6, No. 2, Desember 2019

Kamus lengkap. https://kamuslengkap.com/kamus/jepang-indonesia/arti-

kata/futon

Kotobank. https://kotobank.jp

L.Napitupulu. (2017). Genkan (Batas Pintu Masuk Rumah Jepang)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47429/Chapter%20

II.pdf?sequence=3&isAllowed=y

Lufi Wahidati, Merry Kharismawati dan Alvin Oct. (2018). Pengaruh

Konsumsi Anime dan Manga Terhadap pembelajaran Budaya dan

Bahasa Jepang. Izumi, Volume 7 No 1, 2018 e-ISSN: 2502-3535, p-

ISSN: 2338-249X http://ejournal.undip.ac.id/index.php/

Michael Zwell. (2000). Creating a Culture of Competence . Canada

Noviarina, H. (2013). Pengaruh Menonton Anime (Kartun Jepang) terhadap

Perilaku. Artikel Ilmiah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru: tidak diterbitkan.

One Riska Debby C. (2018). Representasi Ikonisitas Pada Tokoh Doraemon

Dalam Anime 2112 Nen Doraemon Tanjyou Kajian Semiotika.

http://eprints.undip.ac.id/68419/

R.Hanifah. (2018). Tradisi Budaya Ofuro di Jepang

Santyasa, I Wayan. (2007). Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Makalah

dipresentasikan dalam Workshop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru

SMA Negeri Banjar Angkan, Klungkung, 10 Januari 2007.

Vaughan, T. (2004). Multimedia: Making It Work Edisi 6. Yogyakarta: ANDI.

Venny Zanitri, Hairunnisa dan Sarwo Eddy. (2018). Pengaruh Menonton anime

Jepang di Internet terhadap Perilaku Imitasi Di Kalangan Komunitas

Japan Club East Borneo Kota Samarinda. eJournal llmu Komunikasi

~ 75 ~

Yeehan Chan, Leeluan Ng dan Ngaling Wong. (2017). Japanese Language

Students' Perception of using Anime as a Teaching Tool

https://www.researchgate.net/publication/317266346_Japanese_language_

students'_perception_of_using_anime_as_a_teaching_tool

2021. Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa.

http://lppks.kemdikbud.go.id/id/kabar/pendidikan-budaya-dan-karakter-

bangsa#:~:text=Budaya%20diartikan%20sebagai%20keseluruhan%20sistem,belie

f)%20manusia%20yang%20dihasilkan%20masyarakat.&text=Kebajikan%20terdi

ri%20atas%20sejumlah%20nilai,dan%20hormat%20kepada%20orang%20lain.

~ 76 ~

Perang Saudara dan Supremasi WASP di Amerika

Rusydi M. Yusuf

Fakultas Sastra/Jurusan Sastra Inggris

([email protected])

Abstrak

Terjadinya perang saudara di Amerika pada tahun 1861-1865 menimbulkan

banyak kerugian, baik kerugian di bidang politik, ekonomi, tatanan so sial antara

pihak bagian negara selatan dan utara. Perang saudara juga memperlihatkan

kepada dunia bahwa di sebuah negara sebesar Amerika yang menganut faham

demokrasi dengan motto bahwa setiap manusia itu terlahir dalam keadaan sama,

memiliki hak dan kewajiban yang sama, tidak boleh ada perbedaan. Namun

pada kenyataannya bahwa Amerika masih menganut faham bahwa orang kulit

putih yang dikenal dengan istilah WASP (white anglo saxon protestan) merasa

lebih super dibandingkan kelompok kulit berwarna lainnya. Dalam penelitia n

ini dipakai metode penelitian kualititif dengan pendekatan history biography

dimana data diperoleh dari berbagai sumber bacaan yang mengandung sejarah.

Sebagai hasil dari penelitian ini adalah bahwa perang saudara hanyalah pemicu

dari ketidak puasan kelompok kulit non putih terhadap kulit putih. Kelompok

kulit putih sampai saat ini pun masih menganggap bahwa mereka adalah

kelompok yang paling super seperti yang dilansir dalam bukunya layla f. Saad

yang berjudul me and white supremacy, dan bahkan white supremacy ini sudah

menjadi sebuah ideology, paradigm sistem kelembagaan dan pandangan dunia.

Kata Kunci: Perang Sauara, demokrasi, WASP, metode kualitiatif, white supremacy

Abstract

The occurrence of civil war in America in 1861-1865 caused many losses, both in the

political, economic, and social order the war was between the Southern and Northern

countries of United States. The Civil War also showed the world that in the country as

big as America that adheres to democracy with the motto that every human being is born

in equality, has the same rights and obligations, there should be no differences. But in

fact, America still adheres to the notion that white people known as WASP (White

Anglo Saxon Protestants) feel superior to other colored people. In this study, a

qualitative research method was used with the history biography approach where the

data were obtained from various historical reading sources. The result of this research is

that the Civil War was only the trigger of the non-white group's dissatisfaction with the

whites. Even today, white groups still think that they are the most superior people, as

Layla F. Saad's written in her book Me and White Supremacy, and and now White

Supremacy was not just action but has become an ideology, a paradigm, institutional

systems and a world view.

Key words: civil war, democracy, wasp, qualitatif method, white suprremacy

LATAR BELAKANG

~ 77 ~

Hidup dalam suasana kebebasan dan penuh dengan perdamaian bagi

mayoritas kelompok kulit hitam hanyalah dianggap sebagai impian belaka. Impian

tesebut sering disebut sebagai The American Dream, yaitu impian dan mitos akan

kebebasan atau kehidupan ekonomi yang lebih baik. Untuk berjuang mengangkat

nasib, kelompok kulit hitam ini harus melalui perjuangan yang membutuhkan

pengorbanan moril maupun materiil. Hal tersebut bisa dilihat dari apa yang

dilakukan oleh para tokoh seperti : Paul Cufe (1759-1817), Frederick Douglass

(1817-1895), Booker T. Washington tahun (1856 - 1915), W.E.B. Du Bois (1868 -

1963), sampai kepada Martin Luther King Jr dan Malcom X pada tahun 1960 an.

(Reilly, The Civil Rights Movement and the legacy of Martin Luther King, Jr.,

1986)

Salah satu bentuk perjuangan kelompok kulit hitam ini adalah melalui

Perang Saudara yang merupakan konflik yang terjadi antara negara bagian selatan

dan bagian utara dikarenakan adanya perbedaan yang mendasar mengenai

masalah isu-isu politik dan ekonomi Perang Saudara ini pecah pada 12 April 1861

ketika kekuatan pihak selatan memulai melontarkan mortar ke arah Federal Fort

di Charleston Harbour (Richardson, 2020), dan berakhir pada tanggal 9 April

1865 perangpun berakhir dengan menyerahnya Jendral Robert E. Lee di

Appomatoxx Court House (Bradley, 2015)..

Perang yang berlangsung selama lebih kurang 4 tahun, telah menimbulkan

banyak korban diperkirakan korban yang jatuh adalah 600.000 sampai dengan

800.000 (Bradley, 2015) tentara yang gugur di medan perang, disisi lain ada yang

mengatakan sampai lebih dari 1.000.000 (Hansen, 2010) jiwa yang gugur di

medan perang. Perang ini disebut juga sebagai (Haines, 2010)Total War karena

banyaknya korban dari kedua belah pihak, disebut total war karena perang ini

berlangsung cukup lama dan melibatkan banyak prajurit. Ada juga yang menyebut

sebagai perang budak karena adanya keinginan pihak selatan untuk menghapus

perbudakan. yang dianggap melanggar Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat.

~ 78 ~

Metode Penelitian

Dalam penulisan makalah ini, digunakan penelitian kepustakaan. makalah

ini akan memberikan penjelasan bahwa dalam sistim budaya Amerika--yang

dikuasai oleh oleh kulit putih--terdapat bentuk perlakuan stereotip negatif

terhadap kelompok ras lainnya terutama ras kulit hitam. Hal ini terjadi

dikarenakan latar belakang kehadiran kulit hitam sendiri ke benua ini pada

awalnya sebagai budak dan juga dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan dan

lemahnya taraf perekonomian mereka.

Metode pendekatan yang di pakai adalah pendekatan Kualitatif, berdasarkan

analisa dan pandangan para pakar di bidang sejarah, ekonomi dan sosial politik di

Amerika. Data diperoleh dari sumber-sumber perpustakaan berupa buku, jurnal,

majalah, dll.

Kerangka Teori

Perang Saudara

Perang Saudara yang terjadi tahun 1861-1865 yang merupakan perang

pemberontakan (Hansen, 2010) dan ini merupakan melawan pemerintahan

Amerika. Perang ini merupakan perang antara dua rezim yaitu rezim yang

menguasai negara Amerika Serikat dan rezin negara konfederasi Amerika. Pihak

Negara bagian Utara sangat menginginkan penghapusan perbudakan karena

dianggap sebagai pelanggaran Declaration of Independence bahwasemua orang

bahwa sedangkan pihak Selatan (Konfederasi) menginginkan untuk tetap

mempertahankan sistem perbudakan untuk tenaga perkebunan yang merupakan

basis perekonomian mereka. Perbedaan pandang ini menimbulkan perang yang

berkelanjutan. Perang berlangsung selama empat tahun dan pada akhirnya perang

saudara ini dapat diakhiri dengan kemenangan pihak Utara dalam menghapuskan

perbudakan di Amerika.

Perang saudara di Amerika serikat tahun 1861-1865 dilatarbelakangi oleh

adanya keinginan Amerika utara untuk menghapuskan perbudakan (Hansen,

2010), namun di sisi lain Amerika Selatan menolak penghapusan perbudakan

dengan beberapa pertimbangan. Pada bulan Maret 1861 negara-negara bagian

~ 79 ~

Selatan dengan resmi menyatakan terpisah dari Union. Pada masa itu

pemerintahan berada di bawah kepemimpinan Abraham Lincoln. Pisahnya Negara

selatan dari Union membuat presiden Lincoln berupaya keras untuk

mengembalikan keutuhan Amerika Serikat. Lincoln menyatakan bahwa dirinya

akan menggunakan cara-cara kekerasan (militer) untuk mempertahankan kesatuan

AS

Wilayah utara menentang (BRAGG, 2013) terjadinya perbudakan,

sedangkan wilayah selatan pro perbudakan. Sikap orang kulit putih di utara yang

anti perbudakan itu menggunakan beberapa alasan, di antaranya bahwasannya

perbudakan sesama umat manusia jelas bertentangan dengan Declaration of

Independence. (Richardson, 2020) Semua manusia mendapatkan hak yang sama

baik dalam bidang pendidikan, politik, agama, ekonomi, sosial maupun budaya.

Lloyd Garrison dalam menentang perbudakan berdasarkan pada prinsip tersebut

yakni setiap umat manusia mendapat hak kebebasan dan persamaan. William

Ellery Channing dalam menentang perbudakan didasarkan ajarn teologi dan

prinsip moral bahwa setiap manusia tidak boleh dipersamakan dengan barang.

Sedangkan sebagian besar warna kulit putih di wilayah selatan yang pro

dengan perbudakan mengganggap bahwa orang-orang Negro yang bekerja di

perkebunan-perkebunan kehidupannya lebih baik daripada kebebasan yang

diberikan kulit putih di utara. Rakyat kulit putih di bagian selatan yakin bahwa

perbudakan penting untuk menjamin supermasi (Saad, 2020) orang-orang kulit

putih dan merupakan sumber penghasilan negara yang didasarkan atas sistem

perkebunan yang memerlukan tenaga kerja yang banyak.

Akibat Perang Saudara

Setelah berakhirnya peristiwa perang tersebut pastilah terdapat beberapa

akibat yang ditimbulkan. Ada beberapa akibat akibat perang saudara Amerika

tersebut baik berupa hal positif maupun hal negatifnya. Adapun hal positif yang

diakibatkan dari perang dunia antara lain :

1. Semakin kuatnya rasa kesatuan Amerika Serikat dibandingkan keadaan

sebelum perang. Hal ini dikarenakan perang dimenangkan oleh pihak Utara

~ 80 ~

sehingga Amerika Serikat dan dengan adanya rekonstruksi (Ladenburg, 2007)

maka dapat membuktikan bertahannya kesatuan negara-negara bagian yang

berada di dalamnya.

2. Amerika memungkinkan berkembang menjadi negara adikuasa. Hal ini

dikarenakan pada tahun 1865 para imigran mulai memasuki dan memadati

Amerika Serikat sehingga kota-kota besarpun mulai bermunculan. Selain itu

juga tambang-tambang bermunculan seperti batu, baja dan minyak. Yang

mana penggalian tambang-tambang tersebut digunakan untuk menunjang

perindustrian. Sehingga perindutrian di Amerika pun berkembang maju dan

meluas, hal ini karena didorong juga oleh beberapa pendapatan baru dan

peningkatan jumlah penduduk tersebut. Kemudian berkembang juga fasilitas

umum seperti kereta api yang telah melintasi benua dan menghubungkan

pantai. Selain itu Amerika Serikat juga mengisi daerah-daerahnya yang

koaong mulai dari pantai Atlantik dan Pasifik yang mencapai 76 juta hingga

tahun 1900, hal ini terjadi peningkatan dua kali lipat sebelum tahun 1865.

Sehingga benua tersebut mulai kebanyakan penghuni, yang akhirnya

mendorong terjadinya imperilaisme yang dilakukan oleh orang-orang

Amerika tersebut dengan negara-negara Eropa. (Richardson, 2020)

Selain adanya akibat positif seperti yang dipaparkan diatas, terdapat juga

beberapa akibat negatif yang diakibatkan. Antara lain:

1. Hancurnya perekonomian Selatan, hal ini dikarenakan oleh rusaknya

perkebunan-perkebunan akibat perang yang berlangsung selama 4 tahun.

Pada saat perang berlangsing tidak jarang telah merusak alam yang di sekitar

medan perang. Misalnya saja pada masyarakat di Amerika Selatan yang

perekonomiannya bergantung pada alam merupakan suatu permasalahan yang

cukup besar, seperti di Selatan uang dan obligasi federal tidak berharga lagi.

(Hansen, 2010)

2. Perang yang terjadi selama 4 tahun tersebut telah menghabiskan tenaga kerja

dan menimbulkan pertumpahan darah serta menghilangkan harta benda

seperti kehilangan rumah, ternak dan alat pengangkutan. Adapun korban yang

~ 81 ~

jatuh diperkirakan antara 600.000 - 900.000 orang (Hansen, 2010), kerugian

harta selama 4 tahun berjalannya perang diperkirakan 5 Triliun dollar.

(Richardson, 2020)

Terjadinya Supremacy WASP terhadap Kelompok Non White

Terjadinya supremasi pada masyarakat Amerika khususnya antara

masyarakat kulit putih (White) dan masyarakat kulit hitam ( Non white) sudah

sejak pertama kali orang-orang Eropa menginjakkan kaki mereka di benua baru

ini. Pada awal kedatangan mereka ke dunia baru Amerika, bangsa Eropa telah

mempekerjakan ras kulit hitam di rumah-rumah atau di ladang-ladang pertanian

dengan apa yang mereka sebut sebagai “servants” atau yang lebih dikenal dengan

“indentured Servants” (Pelayan Kontrak) di koloni-koloni New England

(Diangelo, 2018). Para pelayan kontrak ini adalah orang-orang yang terikat

dengan kontrak, di mana seorang pelayan harus bekerja pada tuannya selama

kontrak yang telah ditetapkan bersama, sebagai imbalan biaya perjalanan mereka

dari Inggris ke dunia baru yang telah dibayarkan terlebih dahulu oleh calon-calon

tuan mereka. (Stampp, 1956) Pengertian pelayan kontrak identik dengan konsep

perbudakan, sebab selama masa kontrak yang mereka tetapkan bersama, seorang

pelayan wajib menuruti kehendak tuannya. Pelayan kontrak dianggap sebagai hak

milik (property) tuannya yang sewaktu-waktu bisa diperjual-belikan oleh tuannya.

(Jordan, 1968) Pada mulanya selain orang-orang kulit hitam terdapat juga orang-

orang kulit putih yang dijadikan pelayan kontrak dan mereka diperlakukan sama.

Namun setelah tahun 1600-an kondisi pelayan kontrak yang berkulit putih

semakin membaik, sementara palayan kontrak kulit hitam semakin memburuk,

kondisi tersebut diperburuk dengan adanya pandangan orang-orang kulit putih

terhadap kulit hitam. Orang kulit putih menganggap bahwa orang kulit hitam tidak

memiliki potensi sebagai manusia kecuali sebagai binatang. Orang-orang kulit

hitam dipandang sebagai orang yang malas, memiliki sifat kekanak-kanakan,

yaitu baru mau bekerja kalau diperhatikan, diawasi dan diperintah. Warna kulit

mereka yang hitam menunjukkan mereka adalah orang yang kotor dan tidak

pantas bergabung dengan mereka (Jordan, 1968) . Dan pada perkembangan

~ 82 ~

selanjutnya orang kulit hitam yang datang dari Afrika Barat ini dijadikan budak di

perkebunan-perkebunan yang sangat luas, seperti perkebunan tembakau, kapas

yang dimiliki oleh para tuan tanah kulit putih. (Degler, 1985)

Para pemilik tanah ini sangat berkuasa terhadap budak-budak mereka yang

mayoritas berasal dari Afrika dan bahkan tidak sedikit dari mereka yang dijual

guna mencari keuntungan dari mereka, atau bahkan apabila mereka tidak patuh,

mereka disiksa bahkan sampai mati. Atas dominasi inilah sampai sekarang maka

kelompok kulit putih selalu menjadi masyarakat superior dan kelompok kulit

hitam selalu menjadi masyarakat inferior.

Adanya dua kategori ras besar di dunia ini antara “White” dan “Nonwhite”

dan adanya sifat-sifat superioritas ras White terhadap ras nonwhite khususnya ras

kulit hitam tidak terjadi begitu saja, tapi mempunyai beberapa latar belakang,

pertama berdasarkan latar belakang sejarah asal etnis.

Berdasarkan sejarah etnik menurut Cyril Bibby dalam bukunya Race

Prejudice and Education (Bibby, 1960) bahwa manusia yang hidup di dunia

sekarang pada awalnya berasal dari 4 etnik besar 1) Etnik Mongoloid 2) Etnik

Caucasoid, 3) Etnik Negroid dan Australoid, merupakan satu keturunan. Menurut

Bibby bahwa sentral kehidupan penduduk di dunia ini adalah benua Asia,

sehingga keempat kelompok etnik diatas berasal dari benua Asia dan kemudian

menyebar ke belahan benua lainnya sesuai dengan perkembangan sejarah ummat

manusia.

Ras Mogoloid yang merupakan ras asli orang-orang Asia mempunyai warna

kulit kuning, dimana pada awalnya mereka berasal dari daratan utara Himalaya,

kemudian menyebar ke timur, selatan dan utara benua Asia dan pada akhirnya

memenuhi sebagia besar benua ini. Ras Caucasoid yang pada akhirnya merupakan

ras bangsa Eropa, memiliki warna kulit putih, pertama sekali mereka muncul di

daerah Persia dan Afganistan, kemudian mereka menyebar ke daerah Utara dan

Barat menuju benua Eropa dan Afrika Utara, dan sebagian ada yang menuju ke

selatan dan Timur menuju India. Sedangkan Ras Negroid dan Australoid, berasal

dari Selatan Himalaya, India. Selanjutnya karena Ras ini berada di bawah tekanan

ras Caucasoid, merekapun meninggalkan India dengan menyeberangi lautan,

~ 83 ~

dalam hal ini ras Astraloid menuju arah Selatan ke benua Australia sedangkan ras

Negroid menuju arah Barat ke benua Afrika kemudian ke timur ke Melanesia, di

mana pada akhirnya ras Negroid ini menjadi ras asli di Afrika.

Berdasarkan keterangan di atas bahwa sejak awal munculnya etnik besar di

dunia, kelompok etnik Caucaoid telah melakukan berbagai tekanan terhadap

kelompok ras Negroid sehingga mereka melarikan diri ke Afrika, dan selanjutnya

ras Caucasoid yang berwarna kulit putih lebih menguasai benua Eropa. Pada

tahapan berikutnya ras ini menyeberang ke benua Amerika dengan alasan agama

pada abad ke 16, yang pada akhirnya menjadi penduduk mayoritas dan

superioritas di benua ini. Dengan adanya sikap superioritas dari kelompok kulit

putih, dengan demikian terjadi berbagai perbenturan antara kelompok kulit putih

dengan kelompok ras lainnya, sebagai sebuah ras yang superior maka kelompok

kulit putih ingin selalu berkuasa, namun untuk mencapainya tidaklah mudah,

maka kelompok kulit putih berusaha melakukan berbagai bentuk diskriminasi

untuk memperkokoh dan melegitimasi kekuasaan mereka di tengah-tengah

kelompok ras lainnya.

Berkembangnya Diskriminasi Rasial

Adanya diskriminasi rasial sangat diperkuat dengan latar belakang

keagamaan yang dianut oleh ras kulit putih, di mana berdasarkan perkembangan

sejarah, kelompok ras kulit putih antara lain memakai ajaran dan doktrin agama

(Kendi, 2016) sebagai cara untuk memperkokoh keberadaan mereka sebagai ras

yang memiliki sifat superioritas atas ras lainnya, terutama atas ras kulit hitam

yang lebih dikenal dengan “bangsa Negro”, khususnya di benua Amerika. Di lain

hal para tokoh awal bangsa ini ketika pertama sekali memasuki benua Amerika

pada tahun 1600an juga memperlakukan kelompok kulit hitam sebagai kelompok

yang inferior, bahkan seorang Thomas Jefferson (Hansen, 2010) pencetus

Declaration of Independence yang berisikan All men Create Equal dan menentang

Perbudakan pun memiliki budak, artinya Jafferson masih menganut faham adanya

supremsi kulit putih terhadap kulit hitam.

~ 84 ~

Doktrin agama yang sering dipakai dan dikemukakan oleh ras kulit putih

untuk memperkokoh keberadaan mereka adalah berdasarkan “The Curse of

Canaan” (Bibby, 1960) yang menerangkan bahwa ras kulit hitam secara

pembawaan sudah merupakan kelompok ras inferior dan mereka selalu dikaitkan

dengan hal-hal yang buruk.

Adanya konsep bahwa coloured people (Saad, 2020) khususnya Negro

merupakan kelompok yang inferior, selain itu juga karena secara mentalitas

mereka percaya bahwa mereka adalah kelompok inferior (Diangelo, 2018).

Kemudian adanya sifat superioritas suatu kelompok ras atas ras yang lainnya

khususnya ras kulit putih terhadap ras kulit hitam menurut Bibby (Bibby, 1960)

berdasarkan 3 kriteria utama :

a) Tingkat Kultural : Suatu kelompok akan menjadi superior atas kelompok

lain apabila ia memiliki tingkat perkembangan tekhnologi yang lebih tinggi,

selain lebih baiknya tingkat ekonomi, sosial politik dan kondisi geograpi yang

dimiliki ikut menentukan dan mempengaruhi. Dari sisi ini kelompok ras kulit

putih memang lebih maju selangkah dibandingkan dengan kelompok ras kulit

hitam sejak berabad-abad yang silam.

b) Adanya perbedaan evolusi tentang Karakter Pisik; dikatakan bahwa

kelompok ras Caucasoid merupakan kelompok yang paling primitive dengan

kata lain kelompok paling tua dan yang pertama muncul ke bumi, dan

kelompok ras ini merupakan kelompok yang paling dekat ke bentuk evolusi

nenek moyang kita yang dikatakan dari monyet. Sedangkan kelompok ras

Negroid muncul setelah kelompok ras Caucasoid, mereka memiliki karakter

pisik yang berbeda dengan karakter pisik nenek moyang kita.

Meskipun pada dasarnya para ilmuwan tidak mengetahui apa warna kulit

nenek moyang manusia yang sesungguhnya, tapi berdasarkan penelitian

bahwa kebanyakan kulit monyet atau kera adalah putih, sedangkan ras

Negroid memiliki kulit yang hitam dikarenakan kelompok ras ini berada pada

iklim panas sehingga mereka mencoba mempertahankan diri dari sengatan

terik matahari.

Dan apabila dilihat dari bentuk ukuran hidung maka kelompok Negroid

merupakan kelompok yang dekat dengan kelompok primitive atau kelompok

yang paling tua, namun apabila dilihat dari bentuk bibir yang lebih tipis maka

~ 85 ~

kelompok ras Caucasoid merupakan kelompok yang paling dekat ke

kelompok ras primitive (nenek moyang).

c) Efisiensi fungsi anggota tubuh : Kelompok ras Negroid dengan kulitnya

yang gelap dan hidung yang besar serta mempunyai banyak kelenjar keringat,

lebih cocok hidup di daerah yang beriklim panas. Dan kelompok ras

Caucasoid dengan warna kulit yang lebih terang dan hidung yang lebih kecil

serta hanya mempunyai sedikit kelenjar keringat, lebih cocok hidup di daerah

yang beriklim dingin.

Maka berdasarkan keterangan di atas bahwa kelompok ras Caucasoid

merupakan kelompok ras yang paling tua dan pertama di dunia dalam sejarah

evolusi manusia, dibandingkan dengan empat kelompok ras yang ada, oleh

karenya mereka merasa yang paling pantas untuk menguasai dan mengolah

dunia ini sehingga mereka menjadi ras yang superior atas kelompok ras

lainnya.

Di lain hal disebutkan, terjadinya sifat superioritas ras kulit putih atas ras

lainnya khususnya ras Negroid juga dikarenakan masalah intelektual, moral dan

faktor temperamental. Menurut Bibby (Bibby, 1960) orang-orang Eropa memiliki

otak yang lebih besar dibandingkan dengan orang-orang Negro sehingga mereka

lebih memiliki tingkat intelegensia yang lebih baik dibandingkan orang-orang

Negro.

Berdasarkan kriteria dan kenyataan yang terjadi, karenanya kelompok ras

kulit putih khususnya di Amerika tidak mau bertetangga dengan ras kulit hitam,

mereka beranggapan bahwa warna kulit hitam lebih identik dengan sesuatu yang

bersifat kotor sedangkan warna putih lebih identik dengan kemurnian dan

kesucian, di lain hal bahkan mereka tidak mau untuk beribadah di gereja yang

sama. (Bibby, 1960)

Keadaan di atas diperburuk dengan cara berfikirnya orang-orang negro

sendiri, menurut pendapat orang kulit hitam bahwa kelompok ras hitam memang

kelompok ras yang inferior dibandingkan dengan kelompok ras kulit putih, karena

pola berfikir mereka yang sudah terbelenggu sehingga mereka sulit untuk maju,

namun sebagai manusia mereka tetap berusaha untuk merubah nasib dengan

berbagai cara yang bisa mereka lakukan.

~ 86 ~

Pembahasan

Dengan banyak dan gencarnya tekanan yang dilakukan oleh kelompok ras

kulit putih khususnya terhadap kelompok Negro di Amerika dengan berbagai

bentuk diskriminasi, maka sebagai manusia yang normal yang menginginkan

hidup bebas dan mempunyai derajat yang sama sebagaimana yang tercantum

dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika bahwa “All men are created equal,”

(Richardson, 2020) maka kelompok kulit hitam mencoba untuk memperjuangkan

hak-hak mereka yang telah diabaikan oleh kelompok putih sejak bertahun-tahun

lamanya. Dan beberapa tokoh mereka yang cukup berpengaruh mencoba untuk

berjuang, dan mayoritas tokoh-tokoh kulit hitam dalam memberikan motivasi

untuk masyarakatnya adalah dengan memakai argumentasi keagamaan, karena

mayoritas dari mereka adalah para pendeta kulit hitam yang memang diberi

kesempatan oleh kelompok kulit putih untuk berceramah dan mengajari para kulit

hitam. Pada awalnya tujuan dari kelompok kulit putih memberikan kebebasan

bagi para pendeta kulit hitam, agar para budak patuh terhadap kulit putih, karena

agama mengajarkan agar setiap bawahan patuh terhadap atasannya. Namun pada

akhirnya para pendeta menyadarkan para budak yang terbelenggu tersebut agar

bisa membebaskan diri dari perbudakan.

Tokoh-tokoh pejuang kelompok hitam mencoba untuk melakukan

perlawanan, mayoritas dari mereka adalah para pendeta, mereka melakukan

perlawan terhadap kelompok kulit putih agar bisa hidup layak dan baik sekaligus

bisa memnberikan pendidikan yang memadai bagi keturunan mereka kelak,

dengan harapan apabila mereka mempunyai penghidupan cukup dan baik serta

mempunyai pendidikan yang memadai tentu tidak akan selalu dihina dan

direndahkan oleh kelompok kulit putih.

Di antara tokoh-tokoh kulit hitam yang mencoba melakukan perlawanan

dengan memilih jalan seperti ini adalah pendeta Marcus Garvey, sejak tahun 1919

Garvey selain memberikan pelajaran-pelajaran keagamaan dengan berbagai

bentuk kegiatan di gereja-gereja, ia juga mencoba untuk meningkatkan taraf

perekonomian orang kulit hitam dengan cara mendirikan suatu perusahaan

~ 87 ~

perkapalan. Dengan perusahaan ini Garvey mencoba menjual barang-barang yang

dibawanya hanya kepada kelompok kulit hitam saja.

Kemudian Garvey juga dalam ajaran-ajarannya sering mengatakan bahwa

kelompok kulit hitam merupakan kelompok superior sedangkan kelompok kulit

putih merupakan kelompok inferior. Ajaran Garvey ini didasari atas ajaran

keagamaan yang ia pelajari dan disampaikan di gereja Orthodok Afrika. Marcus

mengatakan bahwa “Tuhan, Bunda Maria dan Para Malaikat berasal dari

kelompok kulit hitam sedangkan setan berasal dari kulit putih”. Dan dilain hal

Garvey juga melakukan pemurnian terhadap ras kulit hitam dengan mengatakan

bahwa orang kulit hitam yang Mulatto karena kawin campur dengan kulit putih

merupakan kelompok ras inferior seperti halnya kulit putih lainnya. (Haskin,

1972)

Setelah Garvey, muncul Albert B. Cleage, seorang advokat yang lahir di

Detroit tahun 1912. Dalam ajarannya Cleage menginginkan adanya interpretasi

ulang terhadap ajaran gereja yang selama ini mereka terima dari para pendeta kulit

putih, maka dari itu Cleage mengingnkan adanya perubahan theologi dikalangan

kulit hitam. Dalam ajarannya ia mempertanyakan Bagaimana kelompok kulit

hitam bisa bangga dengan kehitaman mereka ketika mereka menyembah Tuhan

berkulit putih dan Kristus yang berkulit putih. Sebagaimana pernyataanya “ How

could blacks feel pride in blackness when they worship a white God and white

Christ. Selanjutnya Cleage menyatakan bahwa sesungguhnya Tuhan itu berkulit

hitam dan Yesus itu juga berkulit hitam (Haskin, 1972)

Para pendeta Kristen menurut Cleage, telah mengajarkan interpretasi Bible

yang salah dengan menyatakan bahwa Kristus itu berkulit putih. Menurut Cleage

terjadinya sifat superioritas oleh kelompok kulit putih selama ini, dikarenakan

bahwa mereka memang telah menguasai dunia ini selama 500 tahun lamanya.

(Haskin, 1972)

Dalam pernyataan lain Cleage mengatakan bahwa orang-orang Yahudi yang

ada sekarang aslinya bukanlah berkulit putih akan tetapi berkulit hitam (Haskin,

1972 : 64). Kalau orang Yahudi sekarang berkulit putih, maka ini merupakan

adanya perubahan yang terjadi 1000 tahun setelah Yesus. Karena itulah

~ 88 ~

sesungguhnya Yesus itu berkulit hitam dan orang-orang Israel juga berkulit hitam.

Menurut Pandangan Cleage, bahwa Yesus adalah seorang yang berkulit hitam

(Jesus the Black Messiah) (Haskin, 1972) karena ia memang seorang pemimpin

revolusioner yang sengaja dikirim oleh Tuhan untuk membangun bangsa Israel

dan membebaskan kelompok kulit hitam dari kekuasaan, tekanan, sikap brutal dan

eksploitasi kelompok kulit putih yang menguasai dunia (Haskin, 1972)

Dilihat dari kenyataan yang ada, bahwa untuk bisa memberikan perubahan

sikap mental bagi kelompok kulit hitam agar mereka tidak merasa inferior

ditengah kelompok kulit putih, adalah dengan cara menanamkan ajaran-ajaran

yang bisa membangkitkan semangat hidup mereka dan mampu membangkitkan

semangat juang mereka untuk bersatu, agar mereka tidak diberlakukan semena-

mena oleh kaum kulit putih. Namun yang menjadi masalah bagi kelompok kulit

hitam selama ini, bahwa mereka tidak mempunyai seorang figur pemimpin yang

mampu mempersatukan mereka, agar bisa bangklit bersama-sama.

Selama ini yang membuat kelompok kulit hitam masih terbelakang adalah

karena mereka tidak mampu bangkit tanpa adanya seorang pemimpin yang

membangkitkan semangat dan gairah mereka, ditambah lagi dalam diri mereka

telah tertanam perasaan inferior. Oleh karenanya, agar mereka bisa bangkit dan

hidup sejajar dengan memperoleh hak-hak mereka sebagaimana yang tercantum

dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika, diperlukan adanya seorang pemimpin.

Ditengah-tengah kehausan mereka akan seorang pemimpin dan tokoh yang

mampu berkomunikasi dengan mereka, muncullah seorang tokoh yang cukup

vokal yaitu Louis Farrakhan, dengan berbekal kepandaiannya dalam berpidato,

Farrakhan mengajak kelompok kulit hitam untuk berjuang menuntut persamaan

hak dengan kulit putih. Dan dalam perjuangannya Farrakhan juga mencoba untuk

memakai ajaran-ajaran keagamaan sebagai medianya.

~ 89 ~

Kesimpulan

Perang saudara di Amerika serikat tahun 1861-1865 dilatarbelakangi oleh

adanya pertentangan antara pihak Amerika Utara dan Selatan dalam menyikapi

perbudakan. Sikap orang kulit putih di utara yang anti perbudakan itu didasarkan

prinsip Declaration of Independence. Semua manusia mendapatkan hak yang

sama baik dalam bidang pendidikan, politik, agama, ekonomi, sosial maupun

budaya. Sedangkan sebagian besar warna kulit putih di wilayah selatan yang pro

dengan perbudakan mengganggap bahwa orang-orang Negro yang bekerja di

perkebunan-perkebunan kehidupannya lebih baik.

Perang Saudara ini juga memperlihatkan kepada dunia bahwa dominasi kulit

putih terhadap kulit non putih sangat lah besar, sehingga kelompok kulit putih

selalu ingin mendominasi di semua lini kehidupan, tak salah kalau Layla F Saad

(Saad, 2020) dalam bukunya Me and White Supremacy mengatakan bahwa tidak

hanya berupa perlakuan kulit putih yang bersifat diskriminatif terhadap kelompok

non putih tapi supremasi kulit putih sudah merupakan sebuah ideology,paradigm,

sistem pranata bahkan sudah menjadi pandangan dunia.

DAFTAR PUSTAKA

Bibby, C. (1960). Race Prejudice and Education. New York : Frederick A

Praeger Publisher.

Bradley, M. L. (2015). The army and Reconstruction 1865-1877. Center of

Military Histry, Washinton D.C.

Bragg, D. M. (2013). The Causes Of The Civil War:A Newspaper Analysis.

Alabama.

Degler, C. N. (1985). Out of Our Past : The Forces That Shaped Modern

America. New York: Harper Torchbook Press.

Diangelo, R. (2018). White Fragility:why so hard for white people to talk about

racism. Boston: Beacon Press.

Haines, A. R. (2010, October). Total War and the American Civil War:An

Exploration of the Applicability of the Label “Total War” to the Conflict

of 1861-1865. Undergraduate Research Journal, III(2). Retrieved

December 2020

Hansen, H. (2010). The Civil War : a History. USA: Penguin Group inc.

Haskin, J. (1972). Profiles in Black power. New York: Garden City.

~ 90 ~

Jordan, W. D. (1968). White Over Black. Virginia: University of North Carolina

Press.

Kendi, I. X. (2016). Stamped from the Beginning: The Defenitif History of Racist

Ideas in America. New York: Nation Book, a member of the perseus book

group.

Ladenburg, T. (2007). Unit 6: Reconstruction after the Civil War. In Digital

History. Arlington.

Reilly, D. E. (1986). The Civil Rights Movement and the legacy of Martin Luther

King, Jr. washington: United States Information Agency.

Reilly, D. E. (1986). The Civil Rights Movement and the legacy of Martin Luther

King, Jr. Washington: United States Information Agency.

Richardson, H. C. (2020). How the South Won the Civil War (1st ed., Vol. I). New

York: Oxford University Press.

Saad, L. F. (2020). Me andWhite Supremacy: How to Recognise your Privilage,

Combat Racism and Channge the World (1st ed.). London:

QuercusEditions Ltd. Carmelit House 50 VictoriaEmbankment.

Stampp, K. M. (1956). The Peculiar Institution, Slavery in Antebellum South.

New York: Alfred A. knopf Press.

~ 91 ~

Deteksi dan Monitoring Gas Beracun Carbon Monoksida (CO) Pada Kabin

Kendaraan Tua (Odometer > 300k km) dan Hubungannya Terhadap

Kepadatan Kendaraan Dengan Metode Fuzzy

Suzuki Syofian, Aji Setiawan, Rolan Siregar, Fathan

Abstrak

Gas karbon monoksida (CO) dalam kabin kendaraan sangat mempengaruhi kesehatan

penumpang dan bahkan dapat menimbulkan kematian. Hal ini disebabkan oleh ventilasi

yang kurang baik sehingga pembuangan asap yang bocor masuk ke dalam mobil dan

perlahan-lahan terhirup oleh orang yang berada di dalam mobil tersebut. Karbon

monoksida (CO) adalah gas tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak

mengiritasi. Gas Karbon monoksida merupakan bahan yang umum ditemui di industri.

Gas ini merupakan hasil pembakaran tidak sempurna dari kendaraan bermotor, alat

pemanas, peralatan yang menggunakan bahan api berasaskan karbon dan nyala api

(seperti tungku kayu), asap dari kereta api, pembakaran gas, dan asap tembakau. Namun

sumber yang paling umum berupa residu pembakaran mesin. Berdasarkan permasalahan

tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang rekayasa alat pengendali kadar gas karbon

monoksisa dalam kabin mobil berbasis logika fuzzy. Dalam penelitian ini akan digunakan

mikrokontroller untuk menjalankan proses tersebut. Dengan alat ini diharapkan akan

didapatkan kadar karbon monoksida dalam mobil sehingga dapat memberitahu kepada

para pengemudi. Pada akhirnya, kasus keracunan penumpang akibat gas CO pada

kendaraan dapat diminimalisir.

Kata Kunci— Karbon monoksida (CO) , Alat Pengendali Kadar Gas Karbon Monoksisa,

Logika Fuzzy, keselamatan berkendara

LATAR BELAKANG

Pada kendaraan dengan usia tua lebih cenderung menghasilkan gas emisi beracun

lebih banyak karena sistem pembakaran yang tidak sempurna. Gas ini sangat berbahaya

karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan bahkan ditingkat yang lebih parah

merupakan penyebab kematian manusia [1]. Banyak kasus kematian secara tiba-tiba yang

disebabkan oleh gas ini, terutama pada pengguna kendaraan roda empat. Gas buang pada

kendaraan adalah sisa dari hasil pembakaran berupa air (H2O), Karbon Monoksida (CO),

Karbon Dioksida (CO2), Nitrogen Oksida (NOx), Sulfur Dioxide (SO2) dan senyawa

Hidrat Carbon (HC) sebagai ketidak sempurnaan proses pembakaran serta partikel lepas

[2]. Pada kendaraan usia tua sering terjadi masalah kebocoran dari sistem AC [3][4]. Jika

pada mesin terjadi pembakaran yang tidak sempurna dan akan menghasilkan gas CO,

maka gas akan masuk melalui lubang AC (Air Conditioner) yang bocor tersebut [5].

Selain itu karet perekat pada pintu mobil yang sudah mengkerut dan sambungan beberapa

part yang tidak merekat sempurna sering menjadi sumber masuknya gas emisi beracun

~ 92 ~

ke dalam kabin mobil. Dalam beberapa kasus banyak penumpang cenderung tidak

mengetahui secara pasti bahwa dalam kendaraan tersebut telah terkandung banyak gas

karbon monoksida, karena sifatnya tidak berwarna, berbau, dan berasa.

Keberadaan gas CO akan sangat berbahaya jika terhirup oleh manusia karena gas

itu akan menggantikan posisi oksigen yang berkaitan dengan haemoglobin dalam darah.

Gas CO akan mengalir ke dalam jantung, otak, serta organ vital. Ikatan antara CO dan

heamoglobin membentuk karboksihaemoglobin yang jauh lebih kuat 200 kali

dibandingkan dengan ikatan antara oksigen dan haemoglobin. Akibatnya sangat fatal.

Pertama, oksigen akan kalah bersaing dengan CO saat berikatan dengan molekul

haemoglobin. Ini berarti kadar oksigen dalam darah akan berkurang. Padahal seperti

diketahui oksigen sangat diperlukan oleh sel-sel dan jaringan tubuh untuk melakukan

fungsi metabolisme. Kedua, gas CO akan menghambat komplek oksidasi sitokrom. Hal

ini menyebabkan respirasi intraseluler menjadi kurang efektif. Terakhir, CO dapat

berikatan secara langsung dengan sel otot jantung dan tulang. Efek paling serius adalah

terjadi keracunan secara langsung terhadap sel-sel tersebut, juga menyebabkan gangguan

pada sistem saraf.

Bahaya utama terhadap kesehatan adalah mengakibatkan gangguan pada darah,

Batas pemaparan karbon monoksida yang diperbolehkan oleh OSHA (Occupational

Safety and Health Administration) adalah 35 ppm, sedangkan yang diperbolehkan oleh

BSN (Badan Standart Nasional) adalah 25 ppm di mana terdapat tenaga kerja yang dapat

terpapar zat kimia sehari-hari selama tidak lebih dari 8 jam per hari atau 40 jam per

minggu. Kadar yang dianggap langsung berbahaya terhadap kehidupan atau kesehatan

adalah 1500 ppm (0,15%). Paparan dari 1000 ppm (0,1%) selama beberapa menit dapat

menyebabkan 50% kejenuhan dari karboksi hemoglobin dan dapat berakibat fatal.

LANDASAN TEORI

Karbon monoksida terhadap kesehatan

Kasus kematian yang terjadi karena gas beracun dalam kabin kendaraan

menjadi salah satu pembahasan yang menarik dalam kalangan ilmuan. Seperti

pada kasus yang terjadi dalam kemacetan di toll brebes jawa barat yang

menimbulkan kematian penumpang ketika mudik tahunan (Gambar 1).

~ 93 ~

Gambar 1. Ilustrasi kemacetan di Brebes Timur

Hal ini terjadi diperkirakan karena karena factor kesehatan penumpang, kondisi

kendaraan seperti kebocoran knalpot, sistem AC yang sudah rusak, sehingga gas

beracun dalam kendaraan diatas ambang batas. Gas buang kendaraan bermotor

mengandung senyawa-senyawa yang sangat berbahaya apabila masuk ke dalam

tubuh secara berlebihan [6]. Komposisi senyawa-senyawa tersebut diuraikan

dalam Gambar 2 [3].

Gambar 2. Senyawa gas buang kendaraan berbahan bakar bensin

Gas CO apabila terhirup akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi

masuknya oksigen yang akan dibutuhkan oleh tubuh. Maka dari itu kandungan

oksigen berkurang dan inilah yang membuat penumpang mengalami penurunan

kesehatan yang drastis. Karbon monoksida dengan rumus kimia CO, merupakan

gas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil. Karbon monoksida

~ 94 ~

merupakan penyebab paling umum dalam kasus keracunan gas di berbagai negara.

Efek dari keracunan gas ini adalah dapat mengakibatkan keracunan pada sistem

syaraf pusat dan jantung.

Elemen Sensor pemantau Gas CO

Permasalahan dalam pencemaran udara yang disebabkan oleh asap

kendaraan maupun asap rokok ini sangat berbahaya bagi kehidupan manusia

sehingga sudah banyak peneliti melakukan penelitian ini tentang Deteksi CO

(Karbon Monoksida). Dalam penelitian tersebut diteliti tentang alat pengukur

konsentrasi gas Karbon Monoksida (CO) menggunakan sensor gas MQ-135

berbasis Mikrokontroler dengan komunikasi serial USART dan untuk mengetahui

output pengukuran berdasarkan regresi jika dibandingkan dengan alat ukur

standar ECOM J2KN, Penelitian dilakukan menggunakan bahan penghasil asap

yang bersumber dari kertas yang dibakar kemudian diukur kadar CO-nya dan

dikalibrasi menggunakan , ECOM J2KN. Dari hasil penelitian dan berdasarkan

hasil uji regresi diperoleh koefisien determinasi (R2 ) sebesar 0,949. Hal ini

berarti bahwa terdapat faktor yang mempengaruhi hasil konsentrasi gas CO selain

resistansi sensor sebesar 5,1%. Faktor tersebut antara lain suhu gas, kelembaban

gas, dan tekanan gas. [2] Dalam penelitian sebelumnya tentang Alat Pendeteksi

Polusi Udara Dari Gas Karbonmonoksida (CO) pada Ruangan Berbasis

Mikrokontroler AT89S51. untuk mengetahui kadar gas polutan dengan

menggunakan sensor gas TGS 2442 yang peka terhadap gas karbon monoksida.

Dan untuk tampilan indeks menggunakan LCD yang sebelumnya di proses oleh

mikrokontroler. [3] Dalam penelitiannya tentang Rancang Bangun Alat

Pendeteksi Gas Buang Karbon Monoksida (Co) Pada Kendaraan Bermotor.

Kendaraan bermotor menghasilkan polutan lebih dari 60% dibandingkan dengan

penghasil polutan yang lain. Semakin bertambahnya jumlah kendaraan bermotor

menghasilakn emisi gas buang karbon monoksida (CO) semakin besar sehingga

meningkatkan laju pemanasan global (global warming.

Sensor MQ 7

~ 95 ~

MQ 7 adalah sebuah sensor gas CO (Karbon Monoksida) yang cukup

mudah dalam penggunaanya. Sensor ini sangat cocok untuk mendeteksi gas

CO[5]. Bentuk sensor ini mirip dengan sensor MQ 3 yang digunakan untuk

mendeteksi alkohol. Kemasan MQ 7 tersedia dalam dua macam yaitu metal dan

plastik. Sensor ini memiliki sensivitas yang tinggi dan waktu respon yang cepat.

Output sensor berupa resisitansi analog. Rangkaian drivernyapun sangat

sederhana, yang dibutuhkan hanya catu daya 5V untuk heater coil, menambahkan

resistansi beban (RL), dan menghubungkan output ke ADC. Foto Sensor gas

karbon monoksida MQ 7 di tunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Sensor Gas CO (Karbon Monoksida) MQ 7

Arduino Uno

Arduino Uno adalah salah satu development kit mikrokontroller yang

berbasis pada ATmega28.Arduino Uno merupakan salah satu board dari family

Arduino. Ada beberapa macamarduino bard seperti Arduino Nano, Arduino Pro

Mini, Arduino Mega, Arduino Yun, dll. Namun yang paling populer adalah

Arduino Uno. Arduino Uno R3 adalah seri terakhir dan terbaru dari seri Arduino

USB. Modul ini sudah dilengkapi dengan berbagai hal yang dibutuhkan untuk

mendukung mikrokontroler untuk bekerja, tinggal colokkan ke power suply atau

sambungkan melalui kabel USB ke PC, Arduino Uno ini sudah siap

bekerja.Arduino Uno board memilki 14 pin digital input/output, 6 analog input,

sebuah resonator keramik 16MHz, koneksi USB, colokan power input, ICSP

header, dan sebuah tombol reset.

~ 96 ~

Berikut spesifikasi teknis dari Arduino Uno R3 board

1. Mikrokontroller ATmega328

2. Catu Daya 5V

3. Tegangan Input (rekomendasi) 7-12V

4. Tegangan Input (batasan) 6-20V

5. Pin I/O Digital 14 (dengan 6 PWM output)

6. Pin Input Analog 6

7. Arus DC per Pin I/O 40 mA

8. A8. rus DC per Pin I/O untuk PIN 3.3V 50 mA

9. Flash Memory 32 KB (ATmega328) dimana 0.5 KB digunakan oleh

bootloader

10. SRAM 2 KB (ATmega328)

11. EEPROM 1 KB (ATmega328)

12. Clock Speed 16 MHz

Sebagaimana diketahui, dengan sebuah mikrokontroller kita dapat membuat

program untuk mengendalikan berbagai komponen elektronika. Dan fungsi

Arduino Uno ini dibuat untuk memudahkan kita dalam melakukan prototyping,

memprogram mikrokontroller, membuat alat-alat canggih berbasis mikrokontorler.

Memprogram Arduino sangat mudah, karena sudah menggunakan bahasa

pemrograman tingkat tinggi C++ yang mudah untuk dipelajari dan sudah

didukung oleh library yang lengkap (Gambar 4).

~ 97 ~

Gambar 4. Arduino uno

Pengaruh Gas Karbon Monoksida

Gas Karbon Monoksida disebut juga sebagai silent death ini dikarenakan

sangat berbahayanya gas ini dan juga sifat dari gas ini yang tak berbau. Setiap

orang yang terkena racun dari gas karbon monoksida akan mengalami gejala –

gejala sesuai dengan banyaknya gas yang terhirup oleh tubuh[9]. Gejala – gejala

klinis akibat dari konsentrasi CO ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Gejala – gejala klinis akibat dari konsentrasi CO

Konsentrasi CO Gejala-gejala

Kurang dari 20% Tidak ada gejala

20% Nafas menjadi sesak

30% Sakit kepala, lesu, mual, nadi dan

pernafasan meningkat sedikit

30% – 40% Sakit kepala berat, kebingungan,

hilang daya ingat, lemah, hilang daya

koordinasi gerakan

40% - 50% Kebingungan makin meningkat,

setengah sadar

60% - 70% Tidak sadar, kehilangan daya

mengontrol faeces dan urin

70% - 89% Koma, nadi menjadi tidak teratur,

kematian karena kegagalan

pernafasan Sumber : Sentra Informasi

Keracunan Badan POM

Logika Fuzzy

Konsep logika fuzzy untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Lofi Zadeh,

seorang professor dari University of California pada tahun 1965. Namum pelopor

pertama kali aplikasi dalam penggunaan fuzzy set adalah Prof. Ebrahim Mamdani

dan kawan-kawannya yang berasal dari Queen Mary College London. Kata fuzzy

itu sendiri memilik beberapa definisi yaitu, kabur, remangremang, dan samar,

sedangkan untuk suatu sistem fuzzy merupakan sebuah sistem yang dibangun

berdasarkan dengan teori logika fuzzy. Sehingga logika fuzzy merupakan suatu

metode perhitungan yang menggunakan bahasa (linguistic) sebagai pengganti

~ 98 ~

perhitungan menggunakan bilangan atau angka. Sebagai contohnya yaitu sebuah

ukuran suhu ruangan dapat diekspresikan dalam teori logika fuzzy dengan

perkataan dingin, normal, ataupun panas.

Bentuk bahasa atau kata-kata dalam logika fuzzy memang tidak sepresisi

menggunakan bilangan, namun penggunaan teori logika fuzzy akan lebih

mendekati dengan intuisi manusi. Karena pada teori logika fuzzy memiliki derajat

keanggotaan lebih dari dua nilai, yaitu nilanya antara 0 dan 1, sedangkan dalam

logika digital, hanya memiliki dua buah nilai, yaitu nilai 0 atau 1. Dalam

himpunan klasik terdapat suatu istilah yang sangat penting, yaitu crisp set. Crisp

set merupakan suatu himpunan yang membedakan anggota dan anggotanya

dengan batasan yang jelas. Misalnya, jika A = {x|x bilangan bulat, x < 100, maka

anggota A adalah 99,98,97, dan seterusnya, sedangkan yang bukan anggota A

adalah 100, 101, 102, dan seterusnya. Sehingga penggunaan himpunan klasik

crisp set mempunyai keterb dalam mengatasi hal tersebut diperkenalkanlah suatu

himpunan fuzzy. Pada sistem logika fuzzy terdapat tiga komponen utama, yaitu

fuzzyfication, inference, dan defuzzyfication.

PENGERTIAN RELAY

Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan

merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2

bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak

Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk

menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power)

dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh,

dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu

menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk

menghantarkan listrik 220V 2A.

Kepadatan kendaraan dan Gas CO

~ 99 ~

Hubungan kepadatan kendaraan dengan gas karbon monoksida dianalisis

menggunakan analisis statistik Pearson Correlation dengan rumus sebagai

berikut[7]:

Dengan:

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

∑X : Jumlah Kendaraan yang lewat

∑Y : Konsentrasi CO diudara

∑X2 : Jumlah skor X yang di kuadratkan

∑Y2 : Jumlah skor Y yang di kuadratkan

N : Banyaknya sampel

Harga r adalah -1 ≤ r ≥ 1 jika r=0 ditafsirkan tidak terdapat hubungan linear antara

kedua variabel tersebut. Apabila r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna, dan r

= 1 berarti korelasinya sempurna positif (sangat kuat). Besarnya koefisiensi di

tafsirkan dengan menggunakan kriteria korelasi.

a. r = 0,00 - 0,199 ( Korelasi sangat rendah)

b. r = 0,20 - 0,399 ( Korelasi rendah)

c. r = 0,40- 0,599 ( Korelasi cukup)

d. r = 0,60- 0,799 ( Korelasi tinggi)

e. r = 0,80- 1,00 ( Korelasi sangat tinggi)

~ 100 ~

PENGERTIAN RELAY

Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan

merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2

bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak

Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk

menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power)

dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh,

dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu

menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk

menghantarkan listrik 220V 2A.

Prinsip Kerja Relay

Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu:

a. Electromagnet (Coil)

b. Armature

c. Switch Contact Point (Saklar)

d. Spring

Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu:

a. Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu

berada di posisi CLOSE (tertutup) Normally

b. Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di

posisi OPEN (terbuka).

Untuk lebih jelasnya kontak poin ini dapat dilihat pada Gambar 5.

~ 101 ~

Gambar 5. Struktur Sederhana Relay

Berdasarkan gambar 5 diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh

sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut.

Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya

Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi

sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat

menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi di mana Armature

tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada

saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC).

Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada

umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.

Buzzer

Buzzer merupakan sebuah komponen elektronika yang masuk dalam

keluarga transduser, yang dimana dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran

suara. Nama lain dari komponen ini disebut dengan beeper. Dalam kehidupan

sehari-hari, umumnya digunakan untuk rangkaian alarm pada jam, bel rumah,

perangkat peringatan bahaya, dan lain sebagainya. Jenis-jenis yang sering

ditemukan dipasaran yaitu tipe piezoelectric. Dipasaran terdapat buzzer dalam

bentuk module, seperti Gambar 6 dibawah ini:

~ 102 ~

Gambar 6. Cara Kerja Buzzer

k. SIM808

Modul SIM808 adalah modul GSM dan modul GPS yang digabungkan

menjadi satu. Modul SIM808 mendukung jaringan Quad-Band dan

menggabungkan teknologi GPS untuk navigasi satelit (Gambar 7).

Gambar 7. Modul SIM808 Sumber gambar : forum.arduino.cc

Frekuensi GSM yang digunakan pada SIM808 sebesar 850MHz, 900MHz,

1800MHz, dan 1900MHz. Frekuensi pada modul SIM808 dapat digunakan di

Indonesia yang memiliki rentang frekuensi GSM sebesar 900MHz dan 1800MHz.

Modul GPS pada SIM808 memiliki sensitifitas penerimaan yang tinggi karena

memiliki 66 kanal penerima data dan mendukung teknologi A-GPS (Assisted

Global Positioning System). A-GPS merupakan penyempurnaan teknologi GPS

dengan menggunakan bantuan operator telekomunikasi yang digunakan untuk

mempercepat pembacaan lokasi sehingga modul SIM808 dapat digunakan

didalam ruangan ketika modul GPS tidak dapat menerima data sinyal dari satelit.

~ 103 ~

Modul SIM808 bekerja pada tegangan 3.3Volt – 4.4Volt dan memiliki fitur

Power Saving yang dimana modul SIM808 bekerja pada arus 1mA sehingga dapat

menghemat konsumsi daya. Untuk menggunakan SIM808 digunakan perintah

yang disebut “ATcommand”. Disebut ATcommand karena semua perintahnya

diawali dengan prefix AT.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian dimulai dari tahap pembuatan diagram alir sistem yang

akan dibangun, tahapan penelitian seperti pada gambar 9. Selanjutnya dilakukan

pengumpulan data dengan mencari rata-rata data, Data sebelum diproses berupa

data alat ukur sensor yang mencatat kadar CO setiap 2 menit sekali dalam 1 jam

12 Menit. Jadi dalam sehari tercatat 36 kali data polusi CO. Berikut adalah output

dari alat MQ 7 yang digunakan untuk mendeteksi kendaraan yang umurnya di

bawah 5 tahun dan kendaraan yang umurnya di atas 5 tahun.

Mulai

Inisialisasi

Input Sensor

Deteksi Gas

Baca

Sensor

Deteksi Gas

ya

tidak

Fuzzy Aman Selesaiya

tidak

Waspada Tidak

Bahaya

ya

Tidak

Buzzer

ya

Gambar 9. Diagram Alur

Data yang digunakan adalah data hasil alat pengukur sensor kandungan CO

di kendaraan yang umurnya di bawah 5 tahun dan kendaraan yang umurnya di

atas 5 tahun. Data diambil dalam waktu 2 hari, diambil data untuk kendaraan yang

~ 104 ~

di bawah 5 tahun pada pukul 18 sampai 21 malam, dan diambil data untuk

kendaraan yang umurnya di atas 5 tahun pada pukul 18 malam sampai dengan 21

malam. Data yang dikumpulkan tersebut selanjutnya akan dicari kemunginan nilai

bahaya dengan menggunakan metode fuzzy. Proses alur kerja metode logika fuzzy

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Fuzzifikasi adalah proes mengubah crisp input menjadi fuzzy input, yaitu

nilai linguistic yang ditentukan berdasarkan fungsi keanggotaan tertentu.

2. Interfensi adalah penalaran dengan menggunakan fuzzy input dan fuzzy

rules ysng telah ditetapkan sebelumnya sehingga menghasilkan fuzzy output.

3. Defuzzifikasi adalah mengganti fungsi output menjadi crisp value

berdasarkan fungsi keanggotaan yang telah ditentukan.

Crisp Masuk

Fuzzyfikasi

Fuzzy Masuk

Sistem Informasi

Luaran Fuzzy

Defuzzyfikasi

Luaran Crisp

Fungsi

Keanggotaan

Masuk

Evaluasi rute/

aturan

Fungsi

keanggotaan

masuk

Gambar 10. Alur Logika Fuzzy

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian Sensor Gas MQ7

Pengujian pada tahapan ini menggunakan kendaraan yang lebih dari 5 tahun

pemakaian sebagai sumber gas karbon monoksida. Pada pengujian kali ini

pengukuran dilakukan sebanyak 36 kali pada mobil yang sama dalam waktu 2

Hari. Data sebelum diproses berupa data alat ukur sensor yang mencatat kadar CO

setiap 2 menit sekali. Data yang digunakan adalah data hasil alat pengukur sensor

kandungan CO di kendaraan yang umurnya di bawah 5 tahun dan kendaraan yang

umurnya di atas 5 tahun dalam kondisi sehat dan tidak sehat. Data diambil untuk

~ 105 ~

kendaraan yang di bawah 5 tahun pada pukul 18 sampai 21 malam, dan diambil

data untuk kendaraan yang di atas 5 tahun pada pukul 18 malam sampai dengan

21 malam. Pada proses pengumpulan data dilakukan pencarian rata – rata data.

Untuk mencari error atau selisih antara kendaraan saat kipas dalam kondisi mati

dan kendaraan saat penyalaan kipas dengan menggunakan persamaan 1:

error = hasil pengukuran kipas dalam kondisi mati – hasil pengukuran

saat penyalaan kipas (1)

Setelah menghitung error, maka hal yang harus dilakukan adalah

menghitung rata-rata error menggunakan persamaan 2 dan prosentase errornya

pada persamaan 3.

(3)

Tabel 2 merupakan hasil pengujian pengukuran gas CO yang telah dilakukan.

TABLE 2 HASIL PENGUKURAN GAS CO

Percobaan Kipas

Mati

Kipas

Nyala

Error

1 13 15 2

2 13 16 3

3 14 14 0

4 12 15 3

5 13 14 1

6 14 14 0

7 13 12 1

8 13 14 1

~ 106 ~

9 20 14 6

10 11 14 3

11 9 14 5

12 11 13 2

13 12 15 3

14 13 13 0

15 15 13 2

16 14 13 1

17 13 13 0

18 14 13 1

19 15 13 2

20 17 14 3

21 10 13 3

22 15 12 3

23 15 12 3

24 16 12 4

25 16 11 5

26 15 12 3

27 15 11 4

28 16 11 5

~ 107 ~

29 16 11 5

30 16 11 5

31 16 12 4

32 16 12 4

33 16 10 6

34 16 11 5

35 15 12 3

36 15 11 4

Total 93

Rata – rata error 2,91667

Prosentase error 0,029

Pengujian Sistem Keseluruhan

Pengujian ini dilakukan dengan melakukan perbandingan nilai antara kendaraan

saat kipas dalam kondisi mati dan kendaraan saat penyalaan kipas. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui pengontrolan sistem berjalan dengan baik atau tidak. Pengontrolan

pada sistem berfungsi untuk mengendalikan dan mempertahankan keadaan udara dalam

ruang kendaraan. Hasil uji dari alat secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 3.

TABLE 3

HASIL PENGUJIAN ALAT KESELURUHAN

Percobaan Kendaraan

saat Kipas

Mati

Kendaraan

saat Kipas

Menyala

Kondisi

1 13 15 Nyalakan

Kipas

~ 108 ~

2 13 16 Nyalakan

Kipas

3 14 14 Nyalakan

Kipas

4 12 15 Nyalakan

Kipas

5 13 14 Nyalakan

Kipas

6 14 14 Nyalakan

Kipas

7 13 12 Nyalakan

Kipas

8 13 14 Nyalakan

Kipas

9 20 14 Nyalakan

Kipas

10 11 14 Nyalakan

Kipas

11 9 14 Nyalakan

Kipas

12 11 13 Nyalakan

Kipas

13 12 15 Nyalakan

Kipas

~ 109 ~

14 13 13 Nyalakan

Kipas

15 15 13 Nyalakan

Kipas

16 14 13 Nyalakan

Kipas

17 13 13 Nyalakan

Kipas

18 14 13 Nyalakan

Kipas

19 15 13 Nyalakan

Kipas

20 17 14 Nyalakan

Kipas

21 10 13 Nyalakan

Kipas

22 15 12 Nyalakan

Kipas

23 15 12 Nyalakan

Kipas

24 16 12 Nyalakan

Kipas

25 16 11 Nyalakan

Kipas

~ 110 ~

26 15 12 Nyalakan

Kipas

27 15 11 Nyalakan

Kipas

28 16 11 Nyalakan

Kipas

29 16 11 Nyalakan

Kipas

30 16 11 Nyalakan

Kipas

31 16 12 Nyalakan

Kipas

32 16 12 Nyalakan

Kipas

33 16 10 Nyalakan

Kipas

34 16 11 Nyalakan

Kipas

35 15 12 Nyalakan

Kipas

36 15 11 Nyalakan

Kipas

Total 93

Rata – rata error 2,91667

~ 111 ~

Prosentase error 0,029

Perhitungan Fuzzy

Proses perhitungan fuzzy dimulai dari proses sebelum dan setelah kipas menyala.

Kendaraan sebelum penyalaan kipas ( Input 1 ) = 9 ppm dan kendaraan setelah penyalaan

kipas ( Input 2 ) = 7,7 ppm, untuk di hitung sisi X dengan persamaan 4 dan 5.

(4)

(5)

Input 1

μ CO Aman = (10 – X) / 5;

= (10 – 9) / 5;

= 0,2

μ CO Waspada = (X – 8) / 6,5

= (9 – 8) / 6,5

= 0,15

Input 2

μ CO Aman = (8 – X) / 4

= (8 – 7,7) / 4

= 0,075

μ CO Waspada = (X – 7,5) / 5,25

= (7,7 – 7,5) / 5,25

= 0,038

Selanjutnya untuk fungsi implikasi yang digunakan adalah nilai Min,

sehingga nilai matikan dan menyalakan kipas seperti pada hasil persamaan 6 dan

7.

(6) Matikan Kipas = Input 1 Aman ∩ Input 2 Aman

= Min ( Input 1 Aman [9] ∩ Input 2 Aman [7,7])

= Min (0,2 ; 0,075)

= 0,075

(7) Nyalakan Kipas = Input 1 Aman ∩ Input 2 Waspada

= Min ( Input 1 Aman [9] ∩ Input 2 Waspada [7,7])

~ 112 ~

= Min (0,2 ; 0,038)

= 0,038

Berdasarkan hasil perhitungan matikan kipas dan nyalakan kipas diambil

nilai tertinggi dan kemudian dibuat dalam bentuk kurva gambar 11 dan hasil dapat

dilihat pada persamaan 8 dan 9

Gambar 11. Kurva perhitungan nilai tertinggi

(8) Nyalakan Kipas = Input 1 Waspada ∩ Input 2 Aman

= Min ( Input 1 Waspada [9] ∩ Input 2 Aman [7,7])

= Min (0,15 ; 0,075)

= 0,075

(9) Nyalakan Kipas = Input 1 Waspada ∩ Input 2 Waspada

= Min ( Input 1 Waspada [9] ∩ Input 2 Waspada [7,7])

= Min (0,15 ; 0,038)

= 0,038

Perhitungan defuzzyfikasi

Untuk mendapatkan nilai tegas dari metode MOM (Mean of Maximum)

adalah dengan cara mendapatkan nilai mean atau nilai tengah dari curva tertinggi

seperti pada persamaan

(10) X = (a + b) / 2

~ 113 ~

a = 10 – matikan kipas x 5; b = 6,5 + Nyalakan kipas x 6,5

X = ((10 – 3,75) + (6,5 + 4,875))/2

= (6,25 + 11,375) / 2

= 17,625 / 2

= 8,82 (Hasil)

Implementasi

Gambar 12 merupakan halaman kondisi aman dengan warna hijau,

kondisi ini muncul saat ambang nilai CO tidak melebihi nilai berbahaya

sedangkan warna kuning gejala dalam kondisi peringatan atau waspada dan

untuk gambar dengan warna merah dalam kondisi berbahaya.

Gambar 12. Grafik kondisi dalam mobil

Pada gambar 13 halaman dimana ketika sudah masuk ke menu utama, maka

admin dapat melihat tampilan pengukuran gas CO yang dapat ditampilkan dari

grafik berdasarkan rentang waktu tertentu.

~ 114 ~

Gambar 13. Tampilan grafik gas CO

KESIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa

(1) telah berhasil dibuat sistem pengendalian kadar gas karbon monoksida dalam

kabin mobil berbasis logika fuzzy. (2) Setelah dilakukan percobaan maka pada

saat sebelum melakukan pengukuran sensor harus dipanaskan selama kurang lebih

20 detik sampai baru sensor dapat digunakan untuk pengukuran, hal tersebut

dikarenakan sensor melakukan pembersihan sisa-sisa gas yang terdapat di dalam

sensor, setelah itu baru tegangan pada sensor stabil dan dapat dilakukan

pengukuran. Saran yang dapat diberikan setelah penelitian ini dapat

menambahkan beberapa sensor sehingga dapat diketahui asal kebocoran gas CO.

DAFTAR PUSTAKA

[1] M. Mittal, S. Pareek, and R. Agarwal, “Efficient Ordering Policy for

Imperfect Quality Items Using Association Rule Mining,” in Encyclopedia

of Information Science and Technology, Third Edition, 2014.

[2] E. T. L. Kusrini, Algoritma Data Mining. 2009.

[3] J. Han, M. Kamber, and J. Pei, Data Mining: Concepts and Techniques.

2012.

[4] A. Powell-Morse, “Waterfall Model: What Is It and When Should You Use

It?,” Airbrake, 2016. .

[5] D. Gupta and H. Arora, “Market Basket Analysis using Apriori and

Correlation Measures,” Int. J. Innov. Res. Sci., 2017.

[6] D. Listriani, A. H. Setyaningrum, and F. Eka, “PENERAPAN METODE

ASOSIASI MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI PADA

APLIKASI ANALISA POLA BELANJA KONSUMEN (Studi Kasus Toko

~ 115 ~

Buku Gramedia Bintaro),” J. Tek. Inform., 2019.

[7] R. J. Wieringa, “Entity-Relationship Diagrams,” in Design Methods for

Reactive Systems, 2007.

~ 116 ~

Alternatif Pengolahan Limbah Kayu Pada Usaha Mikro Furnitur Dengan

Sistem Dinamik di Desa Bojong

Ade Supriatna, Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Darma Persada,

[email protected] Eka Yuni Astuti

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Darma Persada,

[email protected] Ilham Rahkam

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Darma Persada,

[email protected]

ABSTRAK

Industri furniutr berbahan kayu merupakan industri yang cenderung tidak akan tergerus

oleh zaman meskipun di era globalisasi teknologi, perubahan yang paling signifikan

terjadi hanyalah pada model dan bahan baku yang digunakan. Industri jenis ini juga

merupakan penyumbang limbah yang cukup banyak dan biasanya berbentuk padat. Desa

Bojong Indah yang terletak di durensawit Jakarta timur memeliki beberapa industri

UMKM furniture kayu yang memproduksi furniture sebagai sarana dan prasarana belajar

serta furniture untuk rumah tangga dengan mayoritas produk berbahan kayu jati. Total

limbah yang dihasilkan dari industri UMKM di desa bojong indah memiliki rata-rata 159

ton per tahun. Olehkarna itu diperlukan alternatif pengelolaan limbah yang lebih

bermanfaat selain hanya dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara maupun

akhir.

Diantara alternatif-alternatif yang dapat dilakukan untuk mengolah limbah kayu yang

dapat dilakukan adalah melakukan recycle (daurulang) limbah menjadi produk seni cetak,

mengubah limbah menjadi arang briket, dan menjadikan limbah pupuk kompos

organikdimana masing-masing dari alternatif tersebut akan dinilai dari beberapa aspek

yaitu aspek sosial, ekonomi, teknis, dan lingkungan.

Analisis dari alternatif-alternatif tersebut menggunakan simulasi stock flow sistem

dinamik pada software powersim yang merujuk pada causaloop diagram (CLD) dan

analisis prioritas menggunakan tools alat bantu pengambil keputusan AHP didalam

software expert choice. Maka gabungan dari analisis sistim dinamik dan AHP akan

menghasilkan sebuah analisis baru yang merupakan gabungan dari data kualitatif dan

kuantitatif.

Berdasarkan hasil dari analisis, didapatkan bahwa pada kondisi sistem awal saat ini

diproyeksikan timbunan limbah yang dihasilkan dari industri furnitur kayu didesa bojong

pada tahun 2050 mencapai 355.55 ton pada tahun tersebut. Apabila model pengolahan

limbah arang briket diterapkan maka diproyeksikan akanmenurunkan timbunan limbah

sebesar 40% menjadi 182.21 ton pada tahun 2050, namun pengolahan arang briket

menempati posisi ketiga dalam analisis AHP dengan bobot penilaian sebesar 25% dari

ketiga alternatif. Adapun model lainya yaitu kompos yang apabila diterapkan dapat

mereduksi limbah sebesar 11% menjadi 270,37ton pada tahun 2050 dan menempati posisi

kedua pada analisis AHP. Akan tetapi model pengoalhan limbah yang paling ideal

menurut analisis adalah model pengolahan recycle dengan efektifitas penurunan limbah

16% dan menempati urutan pertama dalam analisis AHP. Diperlukan keseriusan dan

~ 117 ~

keterlibatan banyak pihak khususnya para pemilik usaha UMKM furnitur, masyarakat ,

serta pemerintah daerah dalam merealisasikan usaha penaganan limbah tersebut.

Keyword: Sistim Dinamik, AHP, Limbah Kayu, Furniture

Pendahuluan

Desa Bojong terletak di Kecamatan Pondok Kelapa Jakarta Timur dengan

mayoritas bidang usaha masyarakatnya sebagai pengerajin kayu khususnya

furnitur. Proses pengelolaan produksi furnitur yang mereka lakukan masih

menggunaka cara tradisional dan sangat sederhana dimulai dari pemotongan

material berupa balok kayu sampai pada pemrosesan produk jadi. Pengerajin kayu

di Desa Bojong dapat dikategorikan sebagai usaha mikro, dimana pada penelitian

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sangat besar peranannya bagi

perekonomian Indonesia.

Penggergajian kayu menghasilkan limbah dalam bentuk serbuk 10,6%, serut

25,9% dan potongan 14,3% atau total 50,8% dari jumlah bahan baku yang

digunakan (Setyawati, 2003). Dalam penelitian lain, limbah serbuk gergaji yang

dihasilkan oleh pengerajin furnitur sebanyak 5.500 karung atau 24,50 ton

perbulan. Potensi limbah yang cukup tinggi ini belum termanfaatkan secara

optimal. Umumnya limbah kayu dimanfaatkan untuk media tanam jamur dan

kompos, sisanya aka dibakar. Meskipun dapat mengurangi penumpukan limbah

kayu, menjadi sebuah permasalahan jika limbah kayu tersebut dibakar, karena

selain dapat menyebabkan polusi udara dan mengakibatkan kebakaran jika tidak

diawasi dengan baik dan hal ini sangat berbahaya.

Solusi yang layak sangat diperlukan untuk menangani permasalahan

tersebut. Untuk itu, Penelitian ini fokus pada pencarian alternatif solusi yang

optimal dalam pengelolaan limbah kayu produksi furnitur di Desa Bojong.

Penelitian ini mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Aspek

sosial dipertimbangkan untuk melihat bagaimana pendapat masyarakat di Desa

Bojong dengan menggunakan kuesioner yang akan diolah dengan analitic

hierarchy process (AHP). Sedangkan, aspek teknis dipertimbangkan untuk

memberikan gambaran pilihan yang optimal terhadap pengelolaan limbah kayu

dengan menggunakan sistem dinamik. Dengan demikian diharapkan, penelitian

~ 118 ~

ini memberikan alternatif solusi, bukan saja layak dalam arti mampu menurunkan

penumpukan limbah dan resiko yang minimal tetapi juga mampu meningkatkan

nilai guna dari limbah tersebut.

Metode Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan alat penelitian berupa simulasi

berdasarkan sistem dinamis dan Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk

menganalisis alternatif pengelolaan limbah kayu yang dapat mengurangi tingkat

penumpukan limbah kayu hasil produksi UMKM Furnitur di desa Bojong Indah.

Sistem dinamik adalah metodologi untuk memahami suatu masalah yang

kompleks. Metodologi ini dititikberatkan pada pengambilan kebijakan dan

bagaimana kebijakan tersebut menentukan tingkah laku masalah-masalah yang

dapat dimodelkan oleh sistem secara dinamik (Richardson, 1981). Pada

pemodelan sistem dinamik menggunakan proses pemetaan masalah yang berasal

dari dunia nyata ke dalam dunia model maya (Borshchev dan Filippov).

Karakteristik unik yang dimiliki sebuah model yaitu sifat representatif dari sistem

nyata, mampu menggambarkan sistem nyata secara rinci (describle), mampu

menerangkan bentuk-bentuk interaksi dengan jelas (explainable), dan mampu

meramalkan kondisi-kondisi di masa datang secara realistis (predictable).

Menurut (Forrester, 1961) sistem dinamik digunakan untuk melihat sebuah

struktur yang mendasari situasi yang kompleks dan mengidentifikasi pola

penyebab dari perubahan perilaku yang terjadi.

AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan

oleh (L.Saaty, 1993). Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah

multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut

(L.Saaty, 1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah

permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi Level dimana Level

pertama adalah tujuan, yang diikuti Level faktor, kriteria, sub kriteria, dan

seterusnya ke bawah hingga Level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu

masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang

kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan

tampak lebih terstruktur dan sistematis. (Syaifullah, 2010).

~ 119 ~

Hasil dan Pembahasan

Dalam memahami permasalahan laju pertumbuhan limbah diperlukan sudut

pandang dan informasi yang luas mengenai faktor – faktor dari pembentuk didalamnya.

Seberapa besar kapasitas keefektifan masing-masing alternatif pengolahan limbah sangat

berpengaruh dalam usaha mengurangi timbunan limbah di sumberlimbah dan di TPS.

Melalui Causal Loop Diagram , kita dapat memahami secara structural

hubungan antara faktor –faktor pembentuk sistem pengolahan limbah secara

menyeluruh. Berikut adalah gambar dari CLD pengolahan limbah furnitur di desa

bojong indah :

Gambar 1.Causal loop Diagram Sistem Pengolahan Limbah Furntiur

(sumber:Pengolahan data)

Berdasarkan causal loop diatas dapat dibangun model stockflow sistem

dinamik menggunakan tools building block yang terdapat pada tabel 1 berikut

yang terdapat pada software expert choice dalam menggambarkan ilustrasi

~ 120 ~

rencana sistem pengelolaan limbah kayu didesa bojong dan gambar 2 model

sistim awal:

Tabel 1. Tools Sistim Dinamik Powersim

Nama Fungsi Simbol

Level Level merupakan variabel yang menyatakan

akumulasi sejumlah benda, contohnya jumlah

produksi padi. Level dipengaruhi oleh

variabel rate dan dalam Powersims

dinyatakan dengan simbol persegi.

Auxulary Auxiliary merupakan variabel tambahan

untuk menyederhanakan hubungan informasi

antara Level dan rate, dengan kata lain

variabel ini dihitung dari variabel lain.

Simbol variabel ini adalah sebuah lingkaran.

Constanta Constanta merupakan input bagi

persamaan dalam rate baik secara

langsung maupun melalui variabel

auxiliary. Variabel ini menyatakan nilai

parameter dari sistem riil yang nilainya

konstan selama simulasi.

Link Garis penghubung menghubungkan antara

satu variabel ke variabel lainya atau antara

variabel dengan konstanta. Garis penghubung

ini disimbolkan dengan panah.

?

?

?

~ 121 ~

Model sistem nyata

Gambar 2.Model Sistem Awal

Ilustrasi pada gambar 2 merepresentasikan pertumbuhan produksi dari

UMKM furnitur yang berdampak pada pertumbuhan penggunaan bahan baku dan

pertumbuhan limbah.

Limbah yang ter-akumulasi akan transit pada lokasi penumpukan limbah

dilokasi UMKM furnitur yang selanjutnya akan disalurkan untuk dibuang ke TPS

dan sebagian diserap oleh pabrik tahu untuk digunakan sebagai bahan bakar.

Penyerapan limbah kayu serta disalurkan kepada 3 alternatif lainnya

yaitupengolahan dengan model recycle, arang briket , dan kompos.

Model pengolahan alternatif

Pada pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya, telah didapatkan

perbandingan efektifitas antara masing-masing model alternatif pengolahan

limbah kayu berupa model recycle dengan efektifitas penurunan limbah sebesar

16%, model kompos dengan efektifitas sebesar 11% , dan model arang briket

dengan efektifitas sebesar 40%. Setelah dilakukan analisis berupa skenario

penggabungan dua alternatif model pengolahan recycle -kompos serta

penggabungan skenario alternatif recycle –kompos –arang briket.

~ 122 ~

Gambar 6. Model Skenario Gabungan

Pembahasan pada skenario model analisis. Adapun model pengolahan

limbah kayu yang menerapkan gabungan antara model alternatif kompos dan

model alternatif recyle yang memiliki dampak efektifitas penurunan limbah

sebesar 28% memiliki proyeksi timbunan limbah sebanyak 218 ton pada tahun

2050, dari kedua model tersebut menggunakan dua jenis limbah yang berbeda ,

dimana model pengolahan limbah recycle menggunakan limbah jenis serbuk

gergaji dan model pengolahan kompos menggunakan limbah jenis sebetan, hal ini

dapat berdampak positif bagi penyerapan dikarenakan jenis limbah yang terserap

adalah jenis yang berbeda dan setiap model bisa memaksimalkan efektifitas

penyerapannya. Adapun model pengolahan limbah skenario analisis berikutnya

adalah model gabungan dari ketiga alternatif yaitu recycle-kompos-arang briket

yang memiliki efektifitas dampak penurunan limbah sebesar 50% dengan

proyeksi timbunan limbah pada tahun 2050 sebanyak 152.01 ton .

Meskipun dikatakan model gabungan dari ketiga model alternatif

pengolahan, namun efektifitas dari model skenario ini tidaklah sama dengan

penjumlahan dari efektifitas ketiga model secara individu. Hal ini dikarenakan

pada model kompos dan arang briket berbagi sumberdaya dari salah satu jenis

limbah kayu yaitu jenis sebetan kayu, besarnya penyerapan dari masing-masing

~ 123 ~

model individu tergantung pada kapasitas dari penyerapan limbah dan presentase

dari fraksi penyerapan limbah.Data perbandingan dari seluruh model alternatif

dan model skenario dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut.

Tabel 2. Perbandingan Efektifitas Masing masing model alternatif pengolahan

limbah dan model skenario gabungan

TABEL PERBANDINGAN ALTERNATIF PENGOLAHAN LIMBAH

No Alternatif Pengolahan Proyeksi jumlah

limbah di TPS

Laju

Pertumbuhan

Presentase

penurunan

penumpukan

1 Recycle 254.27 2.86% 16%

2 Kompos 270.37 2.78% 11%

3 Arang briket 182 2.78% 40%

4 Recycle - Kompos 218 2.79% 28%

5 Recycle - Kompos -

Arang briket 152.01 2.78% 50%

Gambar 7. Grafik Perbandingan Efektifitas Masing masing model

alternatif pengolahan limbah dan model skenario gabungan

Dari output data berupa tabel dan grafik perbandingan penurunan timbunan

limbah kayu secara keseluruhan dengan waktu proyeksi hingga tahun 2050 pada

~ 124 ~

masing-masing model individu dan gabungan dapat terlihat efektifitas dari masing

masing model pengolahan dengan presentase perbandingan antara proyeksi model

alternatif dengan model sistem awal di tahun yang sama.

Kesimpulan

1. Model existing (sistim nyata) yang pengelolaan limbah kayu di desa Bojong

menggunakan alternatif recycle melalui pemanfaatan limbah kayu sebagai

bahan bakar oleh pabrik tahu. Penyerapan atau penggunaan limbah kayu

oleh pabrik tahu sebesar 34 ton/tahun, pada tahun 2050 diproyeksikan

mampu mereduksi timbunan limbah kayu sebesar 14% dari 355.55 ton atau

dengan kata lain mampu menurunkan limbah menjadi 51 ton limbah dengan

pertumbuhan limbah di desa bojong sebesar 2,1% pertahun.

2. Pengolahan limbah furniture yang optimal dengan pertimbangan reduksi

limbah yang maksimal berdasarkan sistim dinamik adalah menggunakan

model alternatif pengolahan limbah kayu menjadi arang briket. Jika dilihat

dari perbandingan efektifitas dari setiap model pengolahan limbah kayu,

maka model pengolahan gabungan anatara 3 model sistem yang terdiri dari

Recycle, kompos, dan arang briket adalah model pengolahan limbah kayu

memiliki efektifitas paling tinggi dengan persentasi penurunan timbunan

limbah sebesar 50% dengan proyeksi timbunan limbahsebesar 152,02 ton

pada tahun 2050 .

Daftar Pustaka

Achmad, Mahmud, (2008). Tehnik Simulasi dan Permodelan, Yogyakarta.

Alex, S. 2012. “Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik”.

Pustaka Baru Press.Sleman, Yogyakarta.

Alfred Benjamin Alfonso dan Tri Padmi,(2015) , “ANALISIS MULTI

KRITERIA TERADAP KONSEP PENGELOLAAN SAMPAH” , Jurnal

Teknik Lingkungan Volume 21 nomor 2, (hal:138-148)

Arya Whardana, Wisnu.2004. “Dampak Pencemaran Lingkungan”. (Penerbit

Andi: Yogyakarta. Asshidiqie, J.2006).

Asosiasi Mebel Indonesia (ASMINDO). (2007). Indonesian Furnitur Directory

2007.

Asyiawati,2002, "Pendekatan Sistem Dinamik Dalam Penataan Ruang Pesisir

Pantai".

Atma Luhur Pangkalpinang, Jurnal SENTIKA, STMIK Atma Luhur

Pangkalpinang, Yogyakarta.

Banks,J and Carson, J.S .1984. Discreate Even System Simulation. Prentice Hall,

Englewood Cliffs. New Jersey.

Borshchev, A. and Filippov, A. (2004) From System Dynamics and Discrete

Event to Practical Agent Based Modeling: Reasons, Techniques, Tools.

~ 125 ~

Proceedings of the 22nd International Conference of the System Dynamics

Society, 25-29 July 2004, Oxford.

Emshoff & simon. 1970. "Rancangn Ulang dan Simulasi"/ Journal social work

ISSN:2339-0042

Ewasechko AC. (2005). Upgrading the Central Java Wood Furnitur Industry: A

Value-Chain Approach. Manila, ILO.

Focus Group Discussion (FGD), Kementerian Perdagangan (20 April, 2017).

Tantangan dan Kendala Industri dan Perdagangan Produk Furnitur

Indonesia.

Gustan Pari, Mahfudin & Jajuli ,2012, “TEKNOLOGI PEMBUATAN ARANG,

ARANG BRIKET DAN ARANG AKTIF SERTA

PEMANFAATANNYA”, (KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN)

Hartoyo,Y.Ando, H.Roliadi.1978.Percobaan Pembuatan arang briket dari lima

jenis kayu. Laporan Penelitian Hasil Hutan No.103.

Hilyah Magdalena, 2012, Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan

Mahasiswa Lulusan Terbaik di Perguruan Tinggi (Studi Kasus STMIK

Hoover,S.V, and Perry,R.f.1989. Simulation A Problem-Solving Approach.

Digital Equipment Corporation & Northeastern university.

https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/09/08/862/produksi-kayu-hutan-

menurut-jenis-produksi-m3-2000-2002-2015.html diakses:20/4/2020

Iriawan, B. 1993. Pemanfaatan Limbah Industri Kayu Lapis dan

IndustriPenggergajian Sebagai Bahan Baku Papan Partikel. Makalah

Seminar Mahasiswa Kehutanan Indonesia III, Samarinda.

Isti Surjandari, Akhmad Hidayanto, dan Ade Supriatna, (2009), MODEL

DINAMIS PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENGURANGI

BEBAN PENUMPUKAN , Jurnal Teknik Industri, vol.11,No,2, (hal:134-

147) ,ISSN 1411-2485

Jogiyanto.2009. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta:Andi.

John Sterman, 2000, “Dynamic Business: Sistem Thinking and Modeling of a

Complex World”. (McGrawl Hill). ISBN 0-07-231135-5.

Kadarsah Suryadi and Ali Ramdhani, Sistem Pendukung Keputusan Suatu

Wacana Struktural Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengembangan

Keputusan, 2nd ed., Wuly Anisah, Ed. Bandung, Indonesia: PT. Remaja

Rosdakarya, 2000.

Kartikawan, Yudhi (2007). Pengelolaan Persampahan. Jurnal Lingkungan Hidup.

Yogyakarta

Keputusan Presiden (KEPPRES) tentang Bidang/Jenis Usaha Yang Dicadangkan

Untuk Usaha Kecil Dan Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha

Menengah Atau Usaha Besar Dengan Syarat Kemitraan.LN. 1998 No.

~ 126 ~

112, LL SETNEG : 21 HLM. Diakses dari :

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/59247/keppres-no-99-tahun-

1998

Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Penerbit

Andi, Yogyakarta

Law,A.M and W.David kelton. 2000. Simulation Modeling Analysis, 3rd Edition.

Boston: McGraw Hill Inc-Industrial Engineering Series.

Madura, Jeff.2001. Pengantar Bisnis. Salemba Empat:Jakarta.

Mulyadi,2010, Sistem Akuntansi , Edisi ke-3 , Cetakan ke-5 , penerbit Salemba

Empat:Jakarta.

Nurhayati, T. 2000. Produksi arang dan destilat kayu mangium dan tusam dari

tungku kubah. (Buletin Penelitian Hasil Hutan 18 (3): 137 – 151.)

Peter M.Senge, 2006, “The Fifth Dicipline: The Art and Practice of Learning

Organization”, second edition ,(United State: Doubleday), ISBN 0-385-

51725-4.

Richardson, 1981 “Introducing to Sistem Dynamic Modeling with Dynamo”.

Cambridge, Massachusettam London, (MIT PRESS).

Rustiati,2016, “DAMPAK INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DAN

SOSIAL”, PGSD UPI -Serang Banten.

Shannon,E Robert. 1975. System Simulation: The Art of Science. Eenglewood

Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Sherwood L. 2002. Human Physiology from Cell to System. 2nd ed. Thompson

Publishing Inc.

Simarmata S.R. dan Sunarso Sastrodimedjo. 1980. Limbah eksploitasi pada

beberapa perusahaan pengusahaan hutan di Indonesia. Laporan lembaga

Penelitian Hasil Hutan No. 149. Bogor.

Simarmata, S. R. dan Haryono.1986. Volume dan Klasifikasi Limbah Eksploitasi

Hutan. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. Vol. 3. No. 1. Bogor.

Sri Komaryati, (1996) ,“PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI LEMBAH

INDUSTRI SEBAGAI KOMPOS (The Utilization of Industrial Waste

Sawdust as Compost)” , (Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol. 14 No. 9 pp.

337 – 343.)

Sudrajat R,Soleh S.1994. Petunjuk Teknis Pembuatan Arang aktif. Badan Peneliti

Dan Pengembangan Kehutanan.Bogor.

Sujarwo,A. 2000. High quality charcoal getting popular in Thailand, Glow

Vol.21 June 2000.

Sukirno Sadono, 1995, “Pengantar Teori Ekonomi Mikro”, Edisi kedua, Jakarta:

(PT. Karya Grafindo Persada).

~ 127 ~

Sumadiwangsa dan Widarmana, 1982. Bahan Baku Kayu dan Perekat untuk

Pembuatan Papan Partikel. Majalah Kehutanan Indonesia No. 8 Tahun VII

Jakarta.

Sumarno, (2013) , “Inovasi Produk Kerajinan Melalui Pengolahan Limbah Padat

(Recycle) Industri Pengolahan Kayu Jati dan Upaya Mensinergikan Sentra-

Sentra Industri Kerajinan di Kab. Klaten.” , (INSTITUT SENI

INDONESIA SURAKARTA)

Suparmoko, M. 2002. Ekonomi Publik, Untuk Keuangan dan Pembangunan

Daerah. Andi. Yogyakarta

Syaifullah. 2010. Pengenalan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process).

System Dynamics Group ,1999,“Guided Study Program in System Dynamics”,(

MIT Sloan School of Management.)

Thomas L.Saaty, 1993, “Pengambilan Keputusan Bagi Pemimpin” , (Jl.Menteng

Raya:Jakarta Pusat.PT Gramedia).

Trademap. (2016). Trade statistics for international business development. Dari

http://http://www.trademap.org/Index. aspx.

Undang-undang (UU) tentang Usaha Kecil.LN. 1995/ No. 74, TLN NO. 3611,

LL SETNEG : 19 HLM. Diakses dari: https://

peraturan.bpk.go.id/Home/Details/46199/uu-no-9-tahun-1995

Undang-undang (UU) tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

LN.2008/NO.93, TLN NO.4866, LL SETNEG : 20 HLM. Diakses dari :

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/39653/uu-no-20-tahun-2008

United Nations Industrial Development Organization (UNIDO). (2016). World

Manufacturing Production Statistics for Quarter II, 2016,

https://www.unido.org/fileadmin/user_media/Publications/Research_and_s

tatistics/Branch_publications/Research_and_Policy/Files/Reports/World_

Manufacturing_Production_Reports/World_manufacturing_production_20

16_Q2.pdf

Wardhana, W.A. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : Andi

Offset.

Wignjosoebroto, Sritomo, (2003), Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Cetakan

Ketiga, Guna Widya, Jakarta.

Zamroni Salim, Ph.D dan Ernawati Munadi, Ph.D, 2017 , “Info Komoditi

Furnitur” , (Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan.)

~ 128 ~

Perhitungan Dwt Dan Lwt Untuk Perencanaan Amphibi Coach Penunjang

Pariwisata Danau Toba

Arif Fadillah1 (Fakultas Teknologi Kelautan Universitas Darma

Persada/[email protected].)

Vebly De Yosua Moganti2

(Fakultas Teknologi Kelautan Universitas Darma

Persada/[email protected])

Rahel Egi Garetno (Fakultas Teknologi Kelautan Universitas Darma Persada/[email protected])

Abstrak

Amphibi Coach merupakan kendaraan type bus yang dapat dioperasikan di jalur darat

maupun air. Dalam merancang kapal, salah satu komponen penting dalam perhitungan

adalah displacement dari kapal itu sendiri. Perhitungan displacement dapat ditentukan

dari total LWT dan DWT. Pada penelitian ini perhitungan LWT dan DWT dihitung

berdasarkan buku Wheeled Amphibians karangan Headquarters, U.S. Army Materiel

Command. Dari perhitungan di dapatkan total LWT Amphibi Coach yaitu 21,73 ton dan

total DWT Amphibi Coach 3,465 ton. Hasil akhir displacement didapatkan dari total

LWT dan DWT Amphibi Coach yaitu sebesar 25,195 ton. Hasil dari perhitungan ini

merupakan hasil estimasi berat keseluruhan dari Amphibi Coach. Untuk mendapatkan

hasil yang lebih detail disarankan untuk menghitung Kontruksi, penentuan jenis mesin,

perhitungan propeller, serta penentuan komponen – komponen pendukung dari Amphibi

Coach.

Kata Kunci : Danau Toba, Amphibi Coach, LWT, DWT, Displacement.

Latar Belakang

Salah satu sektor pariwisata di Indonesia yang memiliki minat pengunjung

cukup tinggi ialah Danau Toba. Program Pemerintah periode 2014-2019 sudah

menetapkan 10 destinasi prioritas di sektor pariwisata. Salah satu yang menjadi

pusat destinasi terletak di Danau Toba Provinsi Sumatra Utara. Setelah itu

pemerintah membuat 4 destinasi super prioritas, dan yang menjadi nomor satu

terletak di Sumatra Utara yaitu Danau Toba. Danau Toba terletak di dataran tinggi

Bukit Barisan di Provinsi Sumatera Utara, secara geografis terdapat antara

koordinat 2010’ LU – 300’ LU dan 98050’ BT – 99050’ BT.

Dalam jurnal penelitian Moganti (2020), Amphibi Coach merupakan

kendaraan type bus yang dapat dioperasikan di jalur darat maupun air.

Dalam merancang kapal, salah satu komponen penting dalam perhitungan

adalah displacement dari kapal itu sendiri. Perhitungan displacement dapat

~ 129 ~

ditentukan dari total LWT dan DWT. Dalam jurnal Utomo (2010), menjelaskan

bahwa komponen LWT terdiri dari berat baja kapal dalam penelitian ini adalah

Amphibi Coach, berat peralatan, dan berat permesinan sedangkan komponen

DWT terdiri dari berat muatan, perbekalan, bahhan bakar, air tawar, minyak

pelumas dan berat penumpang dan awak kapal.

Analisa yang dilakukan pada penelitian ini merupakan analisa LWT dan

DWT Amphibi Coach dari penelitian Moganti dimana ini bertujuan untuk

menentukan displacement dari Amphibi Coach.

Landasan Teori

Danau Toba

Danau Toba adalah lokasi letusan gunung berapi super masif berkekuatan

VEI 8 sekitar 69.000 sampai 77.000 tahun, yang memicu perubahan iklim global

(Ninkovich, 1978). Merupakan salah satu danau yang terletak di pegunungan

Bukit Barisan Provinsi Sumatra Utara, Medan dan berjarak ± 176 km arah selatan

Propinsi Sumatra Utara kota Medan dengan posisi geografis antara 2º 21’32” – 2º

56’ 28” Lintang Utara dan 98º26’ 35” – 99º15’ 40” Bujur Timur. Danau ini

berbatasan dengan tujuh wilayah administratif kabupaten yakni kabupaten

Samosir, Toba Samosir, Simalungun, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan,

Dairi dan Karo (Nontji, 2016).

Gambar 2. 1 Danau Toba

Amphibi Coach

~ 130 ~

Kendaraan amfibi memiliki kinerja tanpa hambatan yang luar biasa, yang

dapat melintasi gunung dan sungai, tidak terbatas, sehingga dapat memainkan

peran besar dalam militer, transportasi, penyelamatan bencana, survei eksplorasi,

dan bidang profesional lainnya (Xiao, 2008).

Salah satu contoh adalah AmphiCoach GTS-1, AmphiCoach merupakan

salah satu bus amphibi berkapasitas 50 orang. AmphiCoach diproduksi di

Republik Malta, dan di desain oleh Scotsman George Smith. Kendaraan dengan

panjang 12 meter dan lebar 2,5 meter ini diproduksi pada tahun 2006.

AmphiCoach adalah kendaraan amphibi yang telah dikembangkan di bawah

pengawasan professional. Hal ini didasari atas dasar kinerja, level penyelesaian,

keselamatan dan kenyamanan penumpang, kenyamanan berkendara, stabilitas dan

kemampuan bermanuver. Mesin pada bus ini menggunakan Iveco Tector Common

Rail Turbo Diesel with intercooler 2/4 WD dengan transmisi automatic dan

manual.

Gambar 2. 1 AmphiCoach GTS-1

Data Amphibi Coach

Dari data penelitian Moganti didapatkan desain Amphibi Coach memiliki

ukuran panjang 13,115 m, lebar 2,5 m, tinggi 3,8 m dilengkapi dengan Fin

Stabilizer telah memenuhi standar kriteria rolling menurut IMO Level 2.

~ 131 ~

Gambar 2. 2 Desain Amphibi Coach

Metode Penelitian

PERHITUNGAN LIGHT WEIGHT TON (LWT) DAN DEAD WEIGHT TON

(DWT)

Perhitungan LWT

Perhitungan LWT dari Amphibi Coach mengacu pada buku Wheeled

Amphibians karangan Headquarters, U.S. Army Materiel Command. Dalam buku

Wheeled Amphibians berat keseluruhan amphibi vehicle dapat dihitung degan

rumus :

GVW : WA + WB + WC + WD + WE + WF + WM

(1)

Dimana :

GVW = Gross Vehicle Weight (ton)

~ 132 ~

A = Hull Strukture (ton)

B = Machinery (ton)

C = Drive Train (ton)

D = Marine Propulsor (ton)

E = Running Gear and Suspension (ton)

F = Miscellaneous Systems (ton)

M = Margin (ton)

Perhitungan Dead Weight Ton (DWT)

Pada perancangan Amphibi Coach, nilai DWT ditentukan berdasarkan

berat bahan bakar yang di butuhkan, berat air sanitari dan berat awak, penumpang

dan barang bawaan. Adapun perhitungan mengacu pada buku Wheleed

Amphibians.

DWT : Wf + Wp+l + WSW

(2)

Dimana:

DWT = Dead Weight Tonage (ton)

Wf = Berat bahan bakar (ton)

Wp+l = Berat awak, penumpang dan berat barang bawaan (ton)

~ 133 ~

Hasil Pembahasan

Group A – Hull Structure

Perhitungan hull structure didapatkan dari grafik weight group A – Hull

Structure dengan cara mendapatkan angka hull size parameter dengan

menggunakan rumus :

Hull Size Parameter :

(3)

Dimana :

LOA = Length Over All, ft

BOA = Breadth Over All, ft

Davg = Average Depth, ft

Maka :

LOA = 13,5 m = 44,29 ft

BOA = 2,5 m = 8,20 ft

Davg = 3,8 = 12,46 ft

Hull Size Parameter = = 6,45

Dari grafik didapatkan untuk weight of hull structure yaitu 11.300 lb atau 5,65

ton.

~ 134 ~

Group B – Machinery

Penentuan berat permesinan pada tahap ini di tentukan berdasarkan grafik 5-

10 pada buku Wheleed Amphibians dengan cara mengetahui dahulu BHP dari

Amphibi Coach. Maka dari itu, BHP Amphibi Coach dapat di tentukan sebagai

berikut menurut hambatan total (Rt) dari Amphibi Coach.

(4)

Dimana : Rt = total resistance (Lb)

p = masa density of water, (slug/ft3)

V = forward speed (ft/sec)

= drag coefficient hull (nd)

= hull area (ft2)

= drag coefficient wheel (nd)

= wheel area (ft2)

Maka :

Perhitungan nilai dan

Speed length ratio =

Dimana : Vk = 10 mph = 8,68 knot

L = 44,29 ft

~ 135 ~

Speed length ratio =

= 1,30

Dari grafik di dapatkan untuk nilai adalah 0,4 dan nilai adalah 0,37

Perhitungan nilai hull area

= B x Draft

(5)

= 8,20 ft x 3,11 ft

= 25,50 ft2

Perhitungan wheel area

Wheel area merupakan ukuran total luasan dari roda yang tercelup kedalam

air. Dalam perencanaan ini ditentukan untuk ukuran roda yang digunakan menurut

JBB dari Amphibi Coach yaitu 295/80 R 22.5 dengan spesifikasi sebagai berikut :

Width = 295 mm = 0,96 ft

Outer Diameter = 1070 mm = 3,51 ft

Radius = 535 mm = 1,75 ft

= Radius x Width x jumlah roda

= 1,75 x 0,96 x 6

= 10,08 ft2

Perhitungan total resistance

(6)

~ 136 ~

Dimana

V = forward speed = 10 mph = 14,66 ft/s

p = masa density of water = 1000 kg/m3 = 1,94

slug/ft3

Maka

= 2903,87 Lb

Perhitungan Effective Horse Power (EHP)

EHP = Rt x V / 550

(7)

= 2903,87 x 14,66 / 550

= 77,40 hp

Perhitungan Delivery Horse Power (DHP)

DHP =

(8)

Dimana

1 – w = 1,08

1 – t = 1,16

= 46 % untuk amphibian

~ 137 ~

= 0,93 untuk amphibian

Maka

DHP =

=

= 168,44 hp

Perhitungan Brake Horse Power (BHP)

BHP =

(9)

Dimana

= 0,95 untuk amphibian

= Auxiliary Loads = 10 BHP

Maka

BHP =

= 187,30 hp

Dari perhitungan diatas didapatkan nilai BHP dari Amphibi Coach

adalah 187,30 HP, maka dari itu untuk nilai berat dari mesin Amphibi Coach

dapat dilihat dari grafik 5 -10 pada buku Wheleed Amphibians dengan

mendapatkan nilai rasio dari besarnya BHP.

Dari grafik dapatkan untuk nilai rasio berat mesin adalah 6,1 maka

untuk berat mesin Amphibi Coach adalah

~ 138 ~

Ratio =

Weight = Ratio x BHP

= 6,1 x 187,30

= 1140,7 Lb

= 0,51 ton

Group C – Drive Train

Berat dari Drive Train menurut buku Wheleed Amphibians dapat ditentukan

melalui grafik 5-11 dengan cara mengetahui besar BHP Amphibious Vehicle.

Dari grafik didapatkan nilai berat Group C – Drive Train adalah 1850 Lb

atau 0,83 ton.

Group D – Marine Propulsor

Berat Marine Propulsor dalam buku Wheleed Amphibians untuk BHP

kurang dari 300 hp dapat menggunakan rumus sebagai berikut.

Specific Weight =

(10)

= 2,0 x 187,3

= 374,6 Lb

= 0,16 ton

Group E – Running Gear and Suspension System

Berat dari Running Gear and Suspension System menurut buku Wheleed

Amphibians dapat ditentukan melalui grafik 5-12 dengan cara mengetahui besar

GVW ( Gross Vehicle Weight) Amphibious Vehicle.

~ 139 ~

GVW = 24.000 Kg

(11)

= 52910,94 Lb

Dari grafik didapatkan nilai berat Group E – Running Gear and

Suspension System adalah 8200 Lb atau 3,71 ton.

4Group F – Miscellaneous System

Berat dari Miscellaneous System menurut buku Wheleed Amphibian akan

menjadi 7,5 % dari berat kosong Amphious Vehicle. Berat Kosong dapat

ditentukan menurut rumus sebagai berikut.

Empty Weight = (Lb)

(12)

=

= 25551,93 Lb

Wf = 25551,93 x 0,075

= 1916,39 Lb

= 0,86 ton

~ 140 ~

Margin

Dalam buku Wheleed Amphibians berat Margin dari Amphibious Vehicle

berkisar antara 3 – 5 % total berat kosong. Maka dari itu dalam perancangan

Amphibi Coach ditentukan berat Margin 3 % dari total berat kosong.

Wm = x 3 %

(13)

= ( ) x 3 %

= 685,95 Lb

= 0,31 ton

Dari perhitungan diatas maka jumlah total LWT dari Amphibi Coach

sebagai berikut.

Tabel 4. 1 LWT Total

No Komponen Berat (ton)

1 Hull Strukture 5,65

2 Machinery 0,51

3 Drive Train 0,83

4 Marine Propulsor 0,16

5 Running Gear and Suspension 3,71

6 Miscellaneous Systems 0,86

7 Margin 0,31

8 Fin Stabilizer 9,7

Total 21,73

~ 141 ~

Perhitungan DWT

Pada perancangan Amphibi Coach, nilai DWT ditentukan berdasarkan berat

bahan bakar yang di butuhkan, berat air sanitari dan berat awak, penumpang dan

barang bawaan. Adapun perhitungan mengacu pada buku Wheleed Amphibians.

Perhitungan Berat Bahan Bakar

Perhitungan bahan bakar dalam buku Wheleed Amphibians dihitung

berdasarkan rate, endurance dan T pipe Factor.

Wf =

(15)

Dimana

Rate = 0,4 x BHP

= 0,4 x 187,30

= 74,92 Lb/hr

Endurance = 12 Jam (rata – rata mobil diesel)

T pipe factor = 0,97

Wf =

= 926,84 Lb

= 0,463 ton

Dari perhitungan diatas di tetapkan berat bahan bakar adalah 0,463 ton

Perhitugan Berat Awak, Penumpang Dan Barang Bawaan

Berat awak dan penumpang merupakan berat total keseluruhan orang yang

dapat diangkut. Dalam perhitungan ini diambil berat rata – rata penumpang dan

~ 142 ~

crew yaitu 80 Kg karena dalam pengoperasianya Amphibi Coach lebih

ditunjukkan untuk wisatawan mancanegara. Untuk berat barang bawaan

penumpang menurut AM Fikri yang merupakan pemerhati transportasi Bus adalah

20 kg per penumpang. Maka ditentukan maksimal berat bawaan setiap

penumpang pada rancangan ini adalah 20 Kg.

Wp+l = Z x (P + L )

(17)

Dimana

Z = Jumlah penumpang dan awak 19 orang

P = Berat rata – rata penumpang dan awak 80 kg/orang

L = Berat barang bawaan awak dan penumpang 20 kg/orang

Maka

Wp+l = Z x (P + L )

= 19 x (80 +20)

= 1900 kg

= 1,9 ton

Dari perhitungan diatas di tetapkan berat awak penumpang dan barang bawaan

adalah 1,9 ton

Perhitungan Berat Air Sanitari

Berat air sanitari dihitung menurut buku Sanitasi Transportasi Pariwisata

dan Matra tahun 2018. Berdasarkan buku tersebut, komponen air sanitari terdiri

atas air cuci tangan, air untuk jamban siram, air untuk membersihkan jamban dan

air untuk kebersihan defaksi. Perhitungan pemakaian air dihitung berdasarkan

jumlah hari atau lamanya perjalanan bus berdasarkan jumlah hari perjalanan. Pada

perencanaan ini, kebutuhan air sanitari ditentukan untuk 2 hari pemakaian.

~ 143 ~

WSW = Z x ( air cuci tangan + air jamban siram + air membersihkan

(18)

toilet + air kebersihan defaksi) x hari

Dimana

Z = jumlah awak dan penumpang

19 orang

Air cuci tangan = 1 – 2 liter/orang

Air jamban siram = 3 – 5 liter/orang

Air membersihkan toilet = 20 – 40 liter/orang

Air kebersihan defaksi = 1 – 2 liter/orang

Maka

WSW = Z x ( air cuci tangan + air jamban siram + air membersihkan

jamban + air kebersihan defaksi) x hari

= 19 x ( 2 + 5 + 20 + 2 ) x 2

= 1102 liter

= 1,102 ton

Dari perhitungan diatas maka jumlah total DWT dari Amphibi Coach

sebagai berikut.

~ 144 ~

Tabel 4. 2 DWT Total

No Komponen Berat (ton)

1 Berat Bahan Bakar 0,463

2 Berat Awak, Penumpang dan Barang Bawaan 1,9

3 Berat Air Sanitari 1,102

Total 3,465

Perhitungan Displacement

Dari perhitungan diatas maka didapatkan total displacement Amphibi Coach

sebagai berikut.

∆ = LWT + DWT

(19)

Dimana

LWT = 21,73 ton

DWT = 3,465 ton

Maka

∆ = LWT + DWT

= 21,73 + 3,465

= 25,195 ton

Kesimpulan

Hasil yang didapatkan dari perhitungan LWT yaitu 21,73 ton dan untuk

DWT yaitu 3,465 ton. Hasil akhir displacement didapatkan dari total LWT dan

DWT Amphibi Coach yaitu sebesar 25,195 ton. Hasil dari perhitungan ini

~ 145 ~

merupakan hasil estimasi berat keseluruhan dari Amphibi Coach. Sedangkan

untuk perhitungan mesin yang digunakan atau nilai BHP dari Amphibi Coach

adalah 187,30 HP. Untuk mendapatkan hasil yang lebih detail disarankan untuk

menghitung Kontruksi, penentuan jenis mesin, perhitungan propeller, serta

penentuan komponen – komponen pendukung dari Amphibi Coach.

Daftar Pustaka

Cheng, X. J. (2014). Research And Design On Amphibious Sightseeing Ship For

Fitness And Entertainment. Research Journal Of Applied Sciences,

Engineering And Technology, 5011-5014.

Direktorat Jendral Perhubungan Darat. (2003). Petunjuk Teknis Standar

Fasisilitas Pelayanan Bus Umum Angkutan Antar Kota. Jakarta: Direktorat

Jendral Perhubungan Darat.

Hadiid Agita Rustini, L. D. (2014). Pendugaan Pola Arus Dua Dimensi Di Danau

Toba. LIMNOTEK, 21-29.

Headquarters. (1971). Enginering Design Handbook Wheeled Amphibians.

Washington, D.C: U.S. Army Materiel Command.

Holtrop, J. And Mennen, G.G.J., 'A Statistical Power Prediction Method',

International Shipbuilding Progress, Vol. 25, October 1978

Kurniawati, R. R. (2018). Desain Kapal Amfibi Water School Bus Sebagai Sarana

Transportasi Pelajar Untuk Rute Pelayaran Kepulauan Seribu - Jakarta

Utara. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, 65-69.

Mali, P. M. (2016). Amphibious Vehicle . International Research Journal Of

Engineering And Technology (Lrjet) , 137-131.

Masfuatul Khalimi, S. W. (2012). Desain Kapal Amfibi Sebagai Sarana

Pariwisata Sungaj (Kalimas) Di Surabaya . ITS-Paper-22l26-4209106012,

Pariwisata, K. (2020). Perkembangan Pariwisata Dan Transportasi. Medan:

Kementrian Pariwisata.

PT. Dharma Kreasi Nusantara. (2018). Laporan Studi Kelayakan Pengadaan

Kapal Di Lintas Penyeberangan Ajibata-Ambarita. Jakarta: PT. Dharma

Kreasi Nusantara.

PUPR, K. (2015). Profil Kawasan Danau Toba. Jakarta: Kementrian PUPR.

Sergei Abdulov, I. T. (2018). Ensuring The Amphibious Capabilities Of The

Amphibious Vehicle Based On The Hydrodynamic Buoyancy Principle.

MATEC Web Of Conferences 224, 1-8.

Simanjuntak, E. M. (2018). Danau Toba Sebagai Tujuan Wisata Dari Medan

Sumatra Utara. Domestic Case Study 2018, 1-9.

~ 146 ~

Susanto, A. E. (2018). Amphibious Bus As Alternative Transportation In Flood

Canal East To Overcome Traffic Congestion Jakarta. Department Of

Marine Engineering, Ocean Engineering Faculty, 1-11.

V D Moganti, R E Garetno, R Irvana And A Fadillah (2020) A Study Of The

Effectiveness Fin Stabilizer On Unsada Water Tour Bus To Comfort The

Rolling Period To Support Toba Lake Tourism, Iop Conference Series:

Earth And Environmental Science, VOLUME 557.

V D Moganti, R E Garetno, R Irvana And A Fadillah (2021), Analysis Of Power

Requirements And Turning Circle Of Amphibi Coach, IOP Conference

Series: Materials Science And Engineering, Volume 1052.

Wu, K. W. (2004). Present Situation And Development Trend Of Military

Amphibious Vehicle. Purpose Veicle, 15-16.

Xiao, F. (2008). Amphibious All-Terrain Vehicles Used In Rescue And Relief

Work. Tecnol, 11 - 93.

Zbigniew Burciu,. M. (2012). Lected Elements Of The Methodology And Method

Of Designing Amphibious Flood Rescue Vehicles. SKLAD PIMOT 57, 3-

17.

~ 147 ~

Pembuatan Sads (Ship Accident Database)

Sebagai Upaya Peningkatan Keselamatan Pelayaran

Di Indonesia

Mohammad Danil Arifin

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Jumlah data yang telah dibuat dan disimpan pada tingkat global hari ini hampir tak

terbayangkan jumlahnya. Data tersebut terus tumbuh tanpa henti. Artinya, Big Data

memiliki potensi tinggi untuk mengumpulkan wawasan kunci. Big Data menggambarkan

volume data yang besar, baik data yang terstruktur maupun data yang tidak

terstruktur. Dalam dunia maritim, Big Data digambarkan dengan banyaknya informasi

mengenai kapal, pelabuhan, informasi mengenai logistik, operasional kapal data mesin

dll. Sayangnya, data-data tersebut tidak terorganisir dengan baik, tidak termanfaatkan

dengan baik. Oleh karena itu, penulis membuat SADS (Ship Accident Database) untuk

memanfaatkan ketersediaan Big Data, khususnya sebagai upaya meningkatkan

keselamatan pelayaran transportasi di Indonesia. SADS dibangun dengan

mengintegrasikan data kecelakaan kapal, data kapal, data mesin kapal dan data pelabuhan

menjadi satu kesatuan dalam relational database. Hasil luaran dari SADS adalah ektraksi

data yang bisa digunakan untuk menganalisa keselamatan kapal terkait dengan penilaian

resiko keselamatan menggunakan berbagai metode (FSA, HAZOP), jenis atau klaster

kecelakaan kapal, serta penilaian kerusakan komponen mesin dengan menggunakan

FMEA maupun FMECA.

Kata Kunci: Big Data, Kecelakaan Kapal, Keselamatan Pelayaran, SADS (Ship

Accident Databases), Penilaian Resiko Keselamatan, FSA, FMEA

LATAR BELAKANG

Banyaknya kasus kecelakaan kapal merupakan salah satu indikasi perlunya

perbaikan dalam sistem transportasi laut di Indonesia. Berdasarkan laporan hasil

investigasi KNKT pada kurun waktu tahun 2007 sampai dengan tahun 2014 pada

wilayah perairan di Indonesia, terjadi kecelakaan kapal dengan berbagai jenis

kejadian seperti tenggelam, terguling, kandas dan tubrukan (Lihat Gambar 1) [1].

Tidak hanya itu, kejadia kecelakan kapal, masih sering terjadi hingga sampai saat

ini. Hal ini menjadi sangat penting untuk diteliti lebih lanjut, mengingat,

kecelakaan kapal ini dapat sangat merugikan sekali, yaitu kerugian spiritual

maupun material serta konsekuensi ekonomi yang harus ditanggung akibat

kecelakaan yang terjadi seperti terlihat pada Gambar 2 [2]. Disisi lain, seiring

~ 148 ~

dengan perkembangan jaman ketersediaan Big Data (data besar) semakin hari

semakin meningkat terutama di bidang kemaritiman seperti data kapal, data

kecelakaan, data alur pelayaran, dan bahkan data komoditas ekspor-impor, data

AIS data. Banyak sekali penelitian yang telah dilakukan, seperti terlihat pada

Tabel 1. Akan tetapi pengaplikasiannya cenderung lebih membahas tentang

masalah logistik [3], upaya peningkatan efisiensi dan operasional kapal, sistem

navigasi, konstruksi, bahkan membahas tentang emisi gas buang [4][5][6]. Oleh

karena itu, maka pada penelitian ini penulis membahas tentang SADS sebagai

upaya untuk memanfaatkan ketersediaan Big Data terutama untuk peningkatan

keselamatan pelayaran di Indonesia.

Gambar 1. Data Kecelakaan Kapal Berdasarkan KNKT (2007-2014)

~ 149 ~

Gambar 2. Kedaruratan Pelayaran dan Penanganannya

Tabel 1. Aplikasi Big Data Dalam Bidang Perkapalan

No Penulis Judul Aplikasi

1 Kai Ihara et

al. 2018. [7]

Development of the Basic Planning Support

System for Tanker using Marine Logistic Big

Data

Basic Planning

Support

System for

Tanker

2 Yuki Koide

et al. 2016.

[8]

A Study on Support System of Ship Basic

Planning by Using Big Data on Marine

Logistics

BasicPlanning

Support

System for

Bulk Carrier

3 Ando et al.

2015. [9]

Smart Operations: The Application of Big

Data for Ship Operational Efficiency

Ship

Operational

Efficiency

4 Yoshida et

al. 2016.

[10]

Utilizing Big Data and the Internet of Things

in Shipping

Ship

Operational

Efficiency

5 Perera L.P et

al. 2016.

[11]

Statistical Filter-based Sensor and DAQ

Fault Detection for Onboard Ship

Performance and Navigation Monitoring

Systems

Ship

Performance

and

Navigation

6 Aoyama K

at al. 2015.

[12]

Monitoring System for Advanced

Shipbuilding Construction Management:

Extracting and Utilizing Monitoring Data by

Considering the Reliability of Monitored

Data

Ship

Construction

7 MD Arifin et

al. 2018.

[13]

Development of Ship Allocation Models

using Marine Logistics Data and its

Application to Bulk Carrier Demand

Ship

Allocation

Model

~ 150 ~

Forecasting and Basic Planning Support

8 MD Arifin et

al. 2016.

[14]

Development of Marine Logistic Database

Using Automatic Identification System (AIS)

and Statistical Data

MLDB

(Marine

Logistics

Database)

LANDASAN TEORI

Big Data

Big Data pada dasarnya didefinisikan sebagai dataset yang besar, kompleks

dan di generate pada kecepatan tinggi. Selain itu Big Data juga dapat

digambarkan dengan beberapa karakteristik seperti 10Vs, 5Vs dan 3Vs seperti

disajikan pada Gambar 3. Berikut 5 dari 10 karakteristik dari Big Data dapat

dijelaskan sebagai berikut:

▪ Volume

Volume menggambarkan ukuran yang super besar. Organisasi mengumpulkan

data dari berbagai sumber, termasuk transaksi bisnis, media sosial dan

informasi dari sensor atau mesin.

▪ Velocity

Velocity (Kecepatan) mengacu pada kecepatan perpindahan data dan

penyusunan data. Bayangkan kecepatan validasi kartu kredit saat kita

bertransaksi, atau saat kita membuka Youtube dan memainkan beberapa

video secara bersamaan, dan kecepatan saat kita mengecek pulsa selular kita.

▪ Variety

Variety (Variasi) diartikan sebagai data yang berbeda-beda. Jika anda

memiliki cloud storage seperti Google Drive dan Dropbox Anda dapat

mengupload file apa saja seperti JPEG, MKV, AVI, DOCX, APK, ISO, dan

lain sebagainya dalam satu tempat.

▪ Veracity

~ 151 ~

Verarcity berarti bahwa Big Data memiliki kerentanan dari sisi keakuratan

dan kevaliditasan sehingga memerlukan kedalaman untuk menganalisis big

data agar bisa menghasilkan keputusan yang tepat.

▪ Value

Value (Nilai) adalah sebuah data menentukan keputusan yang kita ambil

setelah memproses seluruh data.

Big Data Dalam Dunia Perkapalan

Dalam dunia perkapalan banyak sekali data-data besar yang bisa digunakan

dan dimanfaatkan serta diaplikasikan untuk berbagai fungsi dan tujuan,

diantaranya adalah sebagai berikut ini:

▪ Automatic Identification System (AIS)

AIS berisikan informasi-informasi kapal baik yang bersifat statis maupun

dinamis. Data statis, seperti, mobile maritime system identification (MMSI)

atau ID kapal, IMO Number, Call-sign, tipe kapal, panjang kapal, dan lokasi

dari posisi antena di kapal. Sedangkan data dinamis seperti, posisi kapal,

waktu pada UTC, kecepatan, status navigasi, laju gerakan kapal. Berikut

adalah ilustrasi pertukaran data yang dihasilkan oleh AIS.

▪ Data Kapal

Layanan Big Data dari kapal ini disediakan oleh provider IHS MARKIT yang

berbasis di kota London, Britania Raya. Banyak sekali informasi yang bisa

didapatkan melalui informasi yang diberikan seperti data rincian kapal, data

struktur, dimensi kapal bahkan tonase kapal. Data kapal juga bisa didapatkan

melalui vesseltracker.com maupun marinetraffic.com

▪ Data Pelabuhan

IHS MARKIT juga memberikan layanan mengenai Big Data khusus untuk

memberikan informasi mengenai data-data pelabuhan di seluruh dunia. Big

Data tersebut terdapat pada laman IHS Maritime & Trade Sea Web Port.

~ 152 ~

Berbagai infromasi tersedia seperti nama pelabuhan, deskripsi pelabuhan,

dimensi dll

▪ Data Komoditas

Data komoditas dalam dunia kemaritiman bisa didapatkan melalui

UNCOMTRADE.com. Informasi yang diberikan berisikan tentang berbagai

macam komoditas ekspor dan impor dari dan ke negara lain. Data ini

mencakup data ekspor dan impor di seluruh dunia.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini, pembuatan SADS (Ship Accident Databases) dibangun

dengan berdasarkan pada tahapan sebagai berikut:

▪ Pengumpulan Data

Pada penelitian ini data-data yang digunakan didalam membangun SADS

diantaranya adalah data kecelakaan berdasarkan KNKT dan Putusan

Mahkamah Pelayaran, data kapal, data mesin dan data pelabuhan. Data-data

ini juga menjadi sebagai data masukan atau input dalam pembuatan SADS.

Seperti terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Langkah 1. Input Data pada SADS

▪ Pembersihan Data (Data Cleansing)

Data cleaning perlu untuk dilakukan guna menjaga kualitas dari database

yang akan dibuat. Adanya data-data yang sama (duplicate data), error data

dan sebagainya harus dihindari dan harus dipastikan tidak terdapat pada input

data yang akan digunakan. Tahapan ini di ilustrasikan pada Gambar 4.

~ 153 ~

Gambar 4. Langkah 2. Pembersihan Data Input

▪ Relational Database

Setelah data cleaning selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah

melakukan integrasi data terdiri dari atas data kapal, data mesin, data

pelabuhan dan data kecelakaan menjadi satu kesatuan dalam relational

database. Tahapan ini di ilustrasikan pada Gambar 5(a) dan 5(b). Dengan

adanya relational database ini, maka memungkinkan kita untuk dapat

menganalisa hal-hal terkait dengan kecelakaan kapal seperti, karakteristik

kapal yang mengalami kecelakaan, karakteristik dari faktor penyebab

terjadinya kecelakaan kapal, pemetaan lokasi kecelakaan kapal dan

sebagainya.

~ 154 ~

Gambar 5. Langkah 3a. Integrasi Data

Gambar 5. Langkah 3. Relational Database (SADS)

~ 155 ~

HASIL DAN PEMBAHASAN

▪ Ekstraksi Data SADS

Berikut contoh hasil ekstraksi data SADS yang bisa didapatkan terkait dengan

infromasi mengenai kecelakaan kapal yang terjadi di Indonesia. Sebagai

contoh adalah ekstraksi data kecelakaan Kapal MV. DIVINE SUCCESS.

~ 156 ~

Gambar 6. Contoh Ekstraksi Data SADS

▪ Studi Kasus

Analisa mengenai karakteristis kecelakaan di Indonesia periode 2003-2019

menjadi salah satu contoh analisa data berdasarkan ekstraksi data SADS.

Didapatkan hasil sebagai berikut:

~ 157 ~

Gambar 7. Karakteristik dari jenis kecelakaan kapal 2003-2019

Gambar 8. Karakteristik dari faktor penyebab kecelakaan kapal 2003-2019

Gambar 9. Karakteristik wilayah kejadian kecelakaan kapal 2003-2019

~ 158 ~

Gambar 10. Karakteristik dari jenis korban kecelakaan kapal 2003-2019

KESIMPULAN

Berdasarkan pada hasil yang telah didapatkan, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Didalam pembuatan SADS, diperlukan data-data seperti data kecelakaan

dari KNKT & Mahkamah Pelayaran, Data Kapal, Data Mesin, dan Data

Pelabuhan.

2. Diperlukan adanya proses data cleaning atau biasa disebut dengan data

cleansing untuk menjaga kualitas data dari adanya kesalahan data, data

yang tidak relevan dengan melakukan modifikasi dll.

3. Dengan menggunakan SADS, kita bisa mendapatkan beberapa data

penting terkait dengan kecelakaan yang terjadi dari periode 2013-2019.

4. Didalam pelaksanaanya, keselamatan transportasi pelayaran merupakan

tanggung jawab bersama. Dimana pemerintah sebagai regulator,

perusahaan pelayaran dan awak kapal sebagai operator. Sebagai

regulator, perlu dilakukan pengawasan yang ketat sebelum mengeluarkan

sertifikat. Dan perusahan pelayaran dan ABK sebagai operator untuk

meminimalkan resiko, perlu dilakukan watchkeeping oleh para awak

kapal secara bergantian.

~ 159 ~

DAFTAR PUSTAKA

[1] Sereati Hasugian., A.A. Istri Sri Wahyuni, 2018. “Pemetaan Karakteristik

Kecelakaan Kapal di Perairan Indonesia Berdasarkan Investigasi KNKT”.

Warta Penelitian Perhubungan, Volume 29, Nomor 2, March 2018

[2] Arif Fadillah, Augustinus Pusaka, Mohammad Danil Arifin, 2013. “Kajian

Implementasi Tolok Ukur Penilaian Keselamatan Pelayaran”. Seminanr

Nasional Teknologi Kelautan SENTA 2013, D75-D82, Surabaya, Indonesia.

[3] M.D. Arifin. et al. 2017. “A Study on the Support System of Ship Basic

Planning by Using Marine Logistics Big Data”. Proceeding of the

International Conference on Computer Applications in Shipbuilding

(ICCAS), Vol 1 pp 61-68

[4] M.D. Arifin. et al. 2012 “Distribusi Emisi Gas Buang di Perairan Selat

Madura Melalui Integrasi Data AIS dan GIS Menggunakan Gaussian

Plume dan Gaussian Puff Model”. Jurnal Penelitian Transportasi Laut. Vol

14 pp. 221-232.

[5] K.B. Artana et al. 2014 “Enhancement on Methodology for Estimating

Emission Distribution at Madura Strait by Integrating Automatic

Identification System (AIS) and Geographic Identification System (GIS)”.

Proceeding of the 3rd International Symposium of Maritime Sciences. pp.

219-224.

[6] H. Saputra et al. 2013 “Estimation and distribution of exhaust ship emission

from marine traffic in the Straits of Malacca and Singapore using Automatic

Identification System Data”. Proceeding of The 8th International

Conference on Numerical Analysis in Engineering. pp 131-142

[7] Kai Ihara et al. 2018 “Development of the Basic Planning Support System

for Tanker using Marine Logistic Big Data)”. Proceeding of the Asian-

Pacific Technical Exchange and Advisory Meeting on Marine Structures

(TEAM 2018), pp 543-550.

[8] Koide Yuki et al. 2016 “Estimation and distribution of exhaust ship

emission from marine traffic in the Straits of Malacca and Singapore using

Automatic Identification System Data”. Conference proceedings, the Japan

Society of Naval Architects and Ocean Engineers, pp 545-546.

[9] Ando H et al. 2015 “Smart Operations: The Application of Big Data for

Ship Operational Efficiency”. MTI, pp. 1–30, 2015.

[10] Yoshida T et al. 2016 “Utilizing Big Data and the Internet of Things in

Shipping, Sea Japan 2016, MTI, pp. 1–32, 2016.

[11] Ando H et al. 2016 “Statistical Filter-based Sensor and DAQ Fault

Detection for Onboard Ship Performance and Navigation Monitoring

Systems”., IFAC, pp. 323–328, 2016.

~ 160 ~

[12] Aoyama K et al. 2015 “Monitoring System for Advanced Shipbuilding

Construction Management: Extracting and Utilizing Monitoring Data by

Considering the Reliability of Monitored Data”. ICCAS, pp. 143–154,

2015.

[13] M.D. Arifin. et al. 2018. “Development of Ship Allocation Models using

Marine Logistics Data and its Application to Bulk Carrier Demand

Forecasting and Basic Planning Support”. Journal of the Japan Society of

Naval Architects and Ocean Engineers Vol. 27 pp 139-148.

[14] M.D. Arifin. et al. 2018. “Development of Marine Logistic Database Using

Automatic Identification System (AIS) and Statistical Data”. Proceeding of

the 30th Asian-Pacific Technical Exchange and Advisory Meeting on

Marine Structures (TEAM 2016), pp 395-402.

~ 161 ~

Studi Literatur Tinjauan Penggunaan Generator Package Set Darurat

Pada Sebuah Kapal

Danny Faturachman, Shahrin Febrian

Fakultas Teknologi Kelautan, Universitas Darma Persada

[email protected]

Abstract

Landing Craft Tank (LCT) is a type of attack landing craft to ship tanks on

the waterfront. In general, LCT 415 Gross Tonnage (GT) ships are not ready to

sail using emergency generators. According to Biro Klasoifikasi Indonesia (BKI)

rules, only ships with more than 500 GT are required to have an emergency

generator package. However, for the LCT 415 GT to gained higher level of safety,

the ship is equipped with an emergency generator package installation. This

generator is used as an electric power source which is used by the ship's compass

in off condition. The purpose of this study wants to learned the electrical power

requirements on the LCT 415 GT to determine the required emergency generator

package specifications and provide an overview of the generator's placement on

the main deck. Emergency generator packages are arranged to improve ship safety,

crew and cargo. In an emergency, LCT 415 GT ships required a total power of

29,9408 kW. The basic package of emergency generator set selection is based on

the total emergency power following BKI regulations as well as the generator

safety engine package set when extreme weather conditions.

Keyword: BKI Regulation, Emergency Generator Package Set, LCT 415 GT

LATAR BELAKANG

Generator adalah merupakan permesinan bantu di kapal berfungsi untuk

menyuplai segala kebutuhan listrik yang ada diatas kapal. Sedangkan genset atau

generator set adalah salah satu mesin yang dapat merubah energi panas (hasil

pembakaran) menjadi energi mekanik (gerak), sebagai bahan bakarnya

menggunakan minyak yang berkadar rendah (solar) dan untuk membakar minyak

tersebut menggunakan udara bertekanan tinggi. Untuk membangkitkan listrik

sebuah mesin diesel menggunakan generator dengan sistem penggerak

tenaga diesel. Pada kapal, genset biasa digunakan sebagai sumber tenaga untuk

berbagai kebutuhan elektrik pada kapal seperti lampu, alat navigasi, pompa, dan

berbagai peralatan lainnya.

Kondisi black out pada kapal adalah suatu kondisi dimana sumber tenaga

penggerak utama, permesinan bantu, dan peralatan lainnya pada kapal tidak

beroperasi karena tidak adanya pasokan listrik yang disebabkan oleh kegagalan

~ 162 ~

pada sistem kelistrikan. Apabila black out terjadi pada kapal, diperlukan

generator set yang mampu memasok listrik ke peralatan-peralatan krusial pada

kapal. Berdasarkan regulasi BKI Vol IV Section 3, kapal dengan ukuran 500 GT

diwajibkan untuk memasang generator set untuk kondisi emergency. Kapal LCT

415 GT tidak diwajibkan untuk memasang emergency generator set. Namun

pemasangan generator set diperbolehkan untuk meningkatkan nilai keselamatan.

Sistem pada generator set dibuat aktif secara otomatis agar kapal tidak berada

dalam kondisi black out dalam waktu yang lama. Maka dari itu penulis memilih

judul dengan tema tersebut.

LANDASAN TEORI

1. Sistem Pembakaran Mesin

Berdasarkan klasifikasi, sistem pembakaran mesin terbagi menjadi empat,

yaitu:

a. Berdasarkan kegunaan

Mesin dikategorikan berdasarkan cara penggunaannya, seperti penggunaan

propulsi kapal dan alat pembantu pada kapal, penggunaan generator, kompresor

dan pompa pada industri. Pada skala internasional, sistem pembakaran mesin

untuk pembangkit tenaga akan terus menjadi adaptasi dari produsen produksi

tinggi otomotif, traksi dan mesin kelautan.

b. Berdasarkan kecepatan

Klasifikasi ini sangat umum digunakan dikarenakan kecepatan putaran

poros engkol pada dasarnya menentukan bobot dan ukuran mesin dalam

kaitannya dengan daya keluarannya.

c. Berdasarkan desain

Mesin dapat di subklasifikasi sehubungan dengan fitur desain yang

digunakan, yaitu:

a. Siklus kerja (four-stroke atau two-stroke)

b. Piston action/piston connection

c. Pengaturan silinder

d. Jenis bahan bakar yang digunakan (seperti cairan, gas, dual fuel, dan lain-

lain)

~ 163 ~

e. Cara udara dimasukkan ke dalam silinder (baik pada tekanan

ambient atau tekanan tinggi)

d. Berdasarkan ukuran

Klasifikasi berdasarkan ukuran saling berhubungan dengan berbagai faktor,

seperti dimensi silinder, jumlah silinder, kecepatan dan tekanan efektif rata-rata.

2. Siklus Kerja

Mesin pembakaran dapat berupa penyalaan sendiri atau pengapian tidak

langsung. Perbedaan yang menonjol antara proses pembakaran akan dijelaskan

nanti.

Kompresi pengapian dan mesin percikan dapat diatur untuk berjalan di salah

satu dari dua siklus tersebut. Ini secara diagram diwakili dalam Gambar 1. dan

Gambar 2.; bersama dengan diagram indikator yang sesuai, yang menggambarkan

peristiwa dalam silinder mesin selama setiap siklus.

Dalam siklus empat langkah pengapian bahan bakar terjadi di setiap

revolusi poros engkol lainnya. Mesin yang menggunakan siklus ini bekerja dari

bahan bakarnya selama satu langkah dalam empat langkah (Gambar 2.). Stroke

bekerja sekali dalam setiap dua putaran. Sebaliknya, mesin dua langkah memiliki

gerakan yang baik di setiap putaran poros engkol (Gambar 2.).

Walaupun mesin dua langkah umumnya lebih ringan dan lebih kecil

ukurannya daripada mesin empat langkah dengan output yang sama, karena mesin

dua langkah memiliki tenaga dua kali lebih banyak, begitupun mesin empat langkah

akan menghasilkan tenaga dua kali lipat.

~ 164 ~

Gambar 1. Four-Stroke Cycles

Downstroke mesin dua langkah menggabungkan tenaga dan pembuangan

uap. Saat port intake dan exhaust dibersihkan oleh piston, terjadi pencampuran

udara segar dan gas yang terbakar. Tidak semua gas terbakar habis, yang mencegah

muatan udara segar lebih besar diinduksi ke dalam silinder. Oleh karena itu, stroke

daya yang dihasilkan memiliki daya dorong yang lebih sedikit.

Pada mesin empat langkah, hampur semua gas yang terbakar dipaksa keluar

dari ruang bakar oleh piston yang bergerak ke atas. Ini memungkinkan hampir

campuran udara/bahan bakar penuh untuk memasuki silinder, karena stroke piston

dikhususkan untuk induksi campuran. Oleh karena itu, power stroke menghasilkan

daya yang relatif lebih besar daripada two-cycle counterpart.

~ 165 ~

Gambar 2. Two-Stroke Cycles

2.1 Siklus Empat Langkah

Dalam siklus empat langkah, udara ditarik ke dalam silinder melalui katup

masuk saat piston bergerak ke bawah dalam langkah hisapnya seperti pada

Gambar 2.1. Katup masuk menutup dan piston bergerak ke atas untuk

mengompres udara di dalam silinder. Dekat akhir langkah ini, bahan bakar

disemprotkan kedalam silinder. Tekanan udara dikompresi memastikan

bahwa suhu yang cukup tinggi dicapai dalam silinder untuk memberikan

pengapian spontan yang cepat dari bahan bakar yang disuntikkan. Pada

akhir langkah, katup buang menutup katup masuk terbuka, dan siklus empat

langkah diulang.

2.2 Siklus Dua Langkah

Mesin dua langkah dapat menggunakan katup atau mereka dapat

menggunakan port di dinding silinder. Silinder dari tipe yang terakhir

ditunjukkan secara diagram pada Gambar 2.2. Pergerakan ke bawah piston

pada langkah kerja menyingkap port saluran buang dan lubang masuk. Ini

memungkinkan udara pembilasan, yang sebelumnya telah dimasukkan ke

sisi bawah piston melalui port inlet, untuk mengeluarkan gas buang melalui

~ 166 ~

port exhaust. Piston naik mencakup kedua port. udara dikompresi dan

dipanaskan dengan cepat, dan diinjeksi bahan bakar, seperti pada siklus

empat langkah. Langkah kerja kemudian dimulai. Perhatikan, bahwa

beberapa bahan bakar baru hilang dengan gas bekas; dan bahwa beberapa

gas tetap berada dalam silinder, untuk mencemari muatan bahan bakar segar

berikutnya.

2.3 Generator

Generator adalah mesin listrik yang merubah energi mekanik menjadi energi

listrik dengan menggunakan prinsip induksi magnet. Generator memiliki

dua jenis, yaitu generator AC dan generator DC.

• Generator AC

Prinsip induksi magnet adalah saat sebuah konduktor digerakkan pada

medan magnet sehingga konduktor memotong flux magnetic menimbulkan

tegangan. Peristiwa ini menimbulkan listrik dalam siklus: positif-nol-

negatif-nol (AC) atau disebut alternator adalah suatu peralatan yang

berfungsi untuk mengkonversi energi mekanik (gerak) menjadi energi listrik

(elektrik) dengan perantara induksi medan magnet. Prinsip dasar generator

arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday yang menyatakan jika

sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubah-ubah, maka

pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik. Listrik AC

dihasilkan dari hasil induksi elektromagnetik, sebuah belitan kawat yang

berdekatan dengan kutub magnet permanen. Kutub permanen diputar pada

sumbunya, maka diujung-ujung belitan timbul tegangan listrik yang

ditunjukkan oleh penunjukan jarum V meter. Jarum V meter bergoyang

kearah kanan dan kekiri, ini menunjukkan satu waktu polaritasnya positif,

satu waktu polaritasnya negatif. Perubahan energi ini terjadi karena adanya

perubahan medan magnet pada kumparan jangkar (tempat terbangkitnya

tegangan pada generator). Kumparan medan pada generator AC terletak

pada rotornya sedangkan kumparan jangkarnya terletak pada stator seperti

pada gambar berikut:

~ 167 ~

Gambar 3. Generator AC dengan Rotor sebagai Penghasil Tegangan

Generator terpasang satu poros dengan motor diesel, yang biasanya

menggunakan generator sinkron (alternator) pada pembagkitan. Generator

ini kapasitasnya besar, medan magnetnya berputar karena terletak pada rotor.

Berikut adalah konstruksi generator AC:

1. Rangka stator

2. Stator

3. Rotor

4. Cincin geser

5. Generator penguat

Pada umumnya generator AC ini dibuat sedemikian rupa, sehingga lilitan

tempat terjadinya GGL induksi tidak bergerak, sedangkan kutub- kutub akan

menimbulkan medan magnet berputar. Generator itu disebut dengan

generator berkutub dalam, dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 4. Konstruksi Generator Berkutub

• Generator DC

Generator DC adalah alat konversi energi mekanis berupa putaran menjadi

~ 168 ~

energi listrik arus searah (Ref. 16, Hal. 2). Energi mekanik digunakan untuk

memutar kumparan kawat penghantar di dalam medan magnet. Pada kapal

biasanya digunakan generator AC atau lebih dikenal dengan istilah

alternator seperti pada gambar:

Gambar 5. Generator DC dengan Rotor sebagai Penghasil Tegangan lalu diskemakan dengan

Sebuah Kawat Angker Penghantar Listrik

• 2.4 Persamaan dan Perbedaan Generator AC dan DC

Generator DC maupun AC memiliki konstruksi dasar berupa konduktor

sebagai penghasil tegangan dan sebuah bagian yang menghasilkan medan

magnet. Sebagai representasi dari kedua bagian tersebut, setiap generator

memiliki rotor dan stator. Rotor merupakan bagian yang berputar dan stator

merupakan bagian yang diam. Pada generator DC, penghasil tegangan

adalah rotor sedangkan pada generator AC, baik rotor maupun stator dapat

menghasilkan tegangan.

Untuk generator AC dengan rotor sebagai penghasil tegangan, konstruksi

hampir sama dengan generator DC hanya saja tegangan yang dihasilkan

tidak disearahkan dengan komutator melainkan langsung dialirkan melalui

slip ring dan arus penguat dialirkan menuju bagian stator. Generator dengan

tipe seperti ini biasanya digunakan untuk memasok kebutuhan listrik yang

tidak besar. Untuk generator AC dengan stator sebagai penghasil tegangan,

arus penguat dialirkan menuju rotor sehingga saat rotor berputar, terjadi

medan putar. Keuntungan sistem ini adalah tegangan yang dihasilkan dapat

langsung dihubungkan dengan beban listrik dan dapat mengurangi resiko

short circuit karena tidak menggunakan slip ring ataupun sikat arang

sebagai pengalir tegangan yang dihasilkan, karena slip ring dan sikat arang

merupakan komponen yang sulit untuk diisolasi.

• Generator Set

Generator set memiliki prinsip kerja mengubah energi mekanik menjadi

energi listrik, maka diperlukan penggerak untuk memutar rotor generato.

Sumber energi mekanik ini dapat berupa turbin uap, turbin air, ataupun

~ 169 ~

motor diesel. Gabungan antara generator dengan penghasil energi

mekaniknya disebut dengan generator set.

2.5 Black Out/Keadaan Darurat pada Kapal

Black Out adalah kondisi dimana listrik mengalami suatu gangguan atau

masalah yang terjadi akibat kelebihan, ketidakmampuan suatu tegangan

listrik dan arus yang mengalir terlalu tinggi atau besar. Contoh gagalnya

sistem kelistrikan ini cukup banyak, seperti genset utama mengalami

kerusakan, peralatan sistem kontrol mengalami kerusakan, short circuit, dan

lain-lain.

2.6 Regulasi Biro Klasifikasi Indonesia

Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) adalah agen klasifikasi nasional yang

bertugas membuat klasifikasi kapal komersial di Indonesia maupun kapal

asing yang beroperasi secara teratur di perairan Indonesia. BKI didirikan

dengan menerapkan standar teknik dalam kegiatan desain dan konstruksi

sertai survei maritim terkait dengan fasilitas terapung, termasuk kapal dan

konstruksi lepas pantai. BKI melakukan klasifikasi kapal berdasarkan

konstruksi lambung, mesin dan instalasi listrik dalam upaya untuk

mengevaluasi kemampuan kapal untuk berlayar.

~ 170 ~

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

berdasarkan kepada:

1. Pengumpulan data.

Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan pengajuan permintaan data ke

pemilik kapal LCT Trijaya Bravo 415 GT.

2. Analisis data.

Data yang diperoleh dari pemilik digunakan sebagai referensi untuk melakukan

studi literatur desain kapal. Kemudian, data diolah menggunakan Excel untuk

mendapatkan nilai perhitungan beban listrik untuk kapal LCT 415 GT. Data

tersebut dipakai sebagai dasar pemilihan generator package set yang sesuai.

• Waktu dan Tempat Penelitian

Pengujian pada penelitian ini dilakukan di Laboratorium Komputer Fakultas

Teknologi Kelautan Universitas Darma Persada yang dilaksanakan pada bulan

Maret sampai Juli 2020.

HASIL DAN PEMBAHASAN

• Data Kapal

Data – data yang diperlukan untuk memenuhi tugas akhir ini didapatkan dengan

pengajuan permohonan data ke perusahaan owner kapal yang sedang diteliti.

Setelah itu didapatkan data kapal sebagai berikut :

1. Ship Name : LCT. TRIJAYA BRAVO

2. Ship Type : Ships for the Carriage of

Motor Vechicles

3. Length Over All : 56,15 M

4. Length Water Line : 52,00 M

5. Length Between P.P : 50,50 M

6. Breadth Moulded : 9,40 M

7. Depth Moulded : 2,85 M

8. Gross Tonage : 415 Ton

9. Main Generator : 2 Units gensets operated, AC

~ 171 ~

380V/220V,

3Ph, 50Hz 4 Wire 100 Kw, 125KVA,

190A

• Hasil Analisa Perhitungan Kebutuhan Daya dalam Keadaan Emergency

Tabel 1. Kebutuhan Daya Pada Kondisi Darurat

Sumber:perhitungan pribadi

No. Peralatan Daya (kw) Jumla

h

Total

Daya (kw) Merk Type

1 Radio equipment 0,5 1 0.500 JRC JSS-

2500

2 Giro kompas dan

pilot 0,05 1 0.050 JRC

APL

HAT

RON

Mari

ne

3 Echo Sounder 0,3 1 0.300 Furono LS

6100

4 General Alarm 0,05 1 0.050 Aqualarm

5 Integratede

Communication 0,06 1 0.060 JRC

Aplh

acon

nect

48

6 Radar 4 1 4.000 JMA JMA

-1032

7 AIS and motor

horn 0,05 1 0.050 JRC

JHS-

183

Navigation

Devices 5.010

~ 172 ~

1 Mast Head Light 0,04 1 0.040 WISKA

AS-

760-

WH-

24-

PB

2 Acnhor Light 0,01 1 0.010 EVAL

3 Port Sidde Light

(red) 0,0008 1 0.008 OSCULATI

4 Stern Light 0,13 1 0.130 WISKA

DAS-

760-

WH-

230/2

30-

PB

5 StarBoard Side

Light (green) 0,025 1 0.025 VETUS

SB55

VN

6 Morse Light 0,01 1 0.010 PERKO

7 Search Light 1 1 1.000 HALOGEN PSH

R-1K

8 Emergency

Lightning 0,048 20 0.960 KHJ

Ex-

KSF4

8120

0

Navigation

Lightning 2.175

9 Fire and smoke

detector 0,0035 10 0.035 Squashni

10 Fire alarm sytem 0,37 1 0.370 Minerva

Alarm & 0.405

~ 173 ~

Detector

11 Exhaust Blower

Fan 1,5 2 3.000 Hi-Sea

CWL

-

180G

12 Supply Blower

Fan 2,2 2 4.400 Hi-Sea

CWL

-

200G

Ventilation

Engine Room 7.400

13 Exhaust Blower

Fan 0,06 1 0.060 Hi-Sea

CWL

-

100D

14 Supply Blower

Fan 0,09 1 0.090 Hi-Sea

CWL

-

100G

Ventilation For

Galley 0.150

15 Exhaust Blower

Fan 0,12 1 0.120 Hi-Sea

CWL

-

160D

16 Supply Blower

Fan 0,37 1 0.370 Hi-Sea

CWL

-

180D

Ventilation

Steering Room 0.500

17 Transfer Fuel

Pump 1,5 1 1.500 Azcue

CA-

80/7

A

18 Oily Water

Separator 0,8 1 0.800

RWP-

VEOLIA 0.1

~ 174 ~

19

Pompa Dinas

Umum &

Kebakaran

4 3 12.000 Azcue

CA-

50/5

A

Pump 14.300

TOTAL 29.940 kW

Pemilihan Emergency Generator Set

Emergency generator set merupakan permesinan bantu yang merubah energi

mekanik menjadi energi listrik dalam kondisi darurat. Dasar pertimbangan dalam

pemilihan mesin emergency generator set adalah total daya perangkat kapal yang

dibutuhkan disaat darurat sesuai dengan regulasi BKI Volume IV Section 3 Power

Supply Installation. Berdasarkan hasil perhitungan, kebutuhan daya dalam kondisi

darurat pada kapal LCT 415 GT adalah 29,940 kW. Perkins emergency generator

set memiliki spesifikasi daya 30 kW dalam sistem 3-phase. Hal ini menunjukkan

bahwa mesin ini dapat digunakan sebagai salah satu emergency generator

package set untuk kapal LCT 415 GT. Selain itu, mesin ini memiliki casing pada

generator, yang dapat menjamin keamanan mesin generator dalam kondisi cuaca

ekstrim. Berikut dibawah ini spesifikasi mesin generator package set merk

Perkins.

Gambar 6. Perkins Emergency Generator Set

Sumber: Perkins

~ 175 ~

Tabel 2 . Spesifikasi Perkins Emergency Generator Set

Sumber: Perkins

Engine Make Perkins

Model 1103A-33G

Engine Speed RPM 1800

Engine Power Output at

rated rpm

kWm 36.5

HP 48.9

Cooling Radiator Cooled

Aspiration Natural

Total Displacement Liter 3.3

No. of Cylinders and

Build

3-inline

Bore and Stroke mm x mm 105 x 127

Compression Ratio 19 : 25 : 1

Governor Mechanical

Fuel Consumption

(L/hr)

Full Load 8.6

75% Load 6.6

50 % Load 4.9

Fuel Tank Capacity

(Non-UL) Liter 130 Open / 180 SAE

Oil Capacity Liter 8.3

Coolant Capacity Liter 10.2

Radiator Cooling Air m3/min 70

2.1.1.1 General Arrangement

General arrangement adalah perencanaan ruangan yang dibutuhkan sesuai

dengan fungsi dan perlengkapannya. Ruangan tersebut salah satunya adalah

ruang muat, ruang akomodasi, ruang mesin, dll. Selain itu, perencanaan ini

juga meliputi perencanaan penempatan lokasi ruangan beserta aksesnya.

Menurut Ship Design and Construction, karakteristik rencana umum dibagi

menjadi 4 bagian antara lain :

a. Penentuan lokasi ruang utama

b. Penentuan batas-batas ruangan

c. Penentuan dan pemilihan perlengkapan yang tepat

~ 176 ~

d. Penentuan akses (jalan atau lintasan) yang cukup.

Berdasarkan data yang diperoleh, kapal LCT 415 GT memiliki desain general

arrangement seperti pada Gambar 7. Desain ini merupakan gambaran

representatif kapal sebelum penggunaan generator package set.

Gambar 7. General Rearrangement Kapal LCT. 415 GT

Sumber : PT Indoliziz Marine

Berdasarkan perencanaan, generator package set akan diletakkan pada geladak

utama kapal. Geladak utama kapal merupakan daerah terbuka yang

memudahkan terjangkaunya akses dalam pengoperasian generator dalam

kondisi darurat. berikut dibawah ini modifikasi generator arrangement kapal

LCT 415 GT setelah pemasangan emergency generator package set.

~ 177 ~

Gambar 8. Modifikasi General Arrangement Kapal LCT. 415 GT

Sumber : PT Indoliziz Marine

KESIMPULAN DAN SARAN

• Kesimpulan

1. Kapal LCT 415 GT membutuhkan total daya darurat sebesar 29,940 kW.

2. Terdapat modifikasi pada one-line diagram LCT 415 GT dikarenakan

pemasangan emergency generator package set.

3. Dasar pemilihan emergency generator package set adalah berdasarkan total

daya darurat sesuai dengan regulasi BKI serta keamanan mesin generator

package set saat kondisi cuaca ekstrim.

4. Emergency generator package set pada LCT 415 GT diletakkan pada

geladak terbuka sesuai dengan regulasi BKI agar mudah diakses dalam

kondisi kebakaran atau insiden lain.

• Saran

Perusahaan dapat mengaplikasikan rancang bangun emergency generator

package set pada kapal LCT 415 GT untuk upaya peningkatan keselamatan

kapal, ABK dan muatan kapal.

~ 178 ~

DAFTAR PUSTAKA

[1] Alfith. (2017). Optimalisasi ATS (Automatic Transfer Switch) pada Genset

(Generator Set) 2800 Watt Berbasis TDR. Seminar Nasional Peranan Ipteks

Menuju Industri Masa Depan (pp. 226-232). Padang: Institut Teknologi

Padang.

[2] American National Standard Institute. (1966). Electrical and Electronics

Diagrams. New York: The American Society of Mechanical Engineers.

[3] Augmented, S. L. (2016, June 26). an Introduction of Electric Motors.

Retrieved from

https://www.st.com/content/ccc/resource/sales_and_marketing/presentation/a

pplication_presentation/group0/23/a1/94/a3/39/cf/4c/37/introduction_to_elect

ric_motors_pres.pdf/files/introduction_to_electric_motors_pres.pdf/jcr:conte

nt/ translations/en.introducti

[4] BKI. (2019). Rules. Jakarta: Biro Klasifikasi Indonesia.

[5] Bunga, P. M. (2015). Perancangan Sistem Pengendalian Beban Dari Jarak

Jauh Menggunakan Smart Relay. E-Journal Teknik Elektro dan Komputer,

4(5).

[6] Chen, K. W. (2004). The Electrical Engineering Handbook.

Chicago: ElSevier Academic Press.

[7] Goh, H. H. (2017, October). Types of Circuit Breaker and its Application in

Substation Protection. Indonesian Journal of Electrical Engineering and

Computer Science. doi:10.1159/ijeecs.v8.i1. pp213-220

[8] Hidayah, A. (2007). Perancangan Unit Instalasi Genset di PT Aichi Tex

Indonesia. Politeknik Negri Bandung.

[9] Mahon, L. L. (1992). Diesel Generator Handbook. Oxford:

Elsevier Butterwortth-Heinemann.

[10] Putra, H. P. (2015). Analisa Menurunnya Perfoma Emergency Generator

Terhadap Situasi Blackout Di Atas Kapal MV. SHANTI INDAH. Jurusan

Teknika Program Diploma IV Politeknik Ilmu Pelayaran.

[11] Sakura, A. (2017). Rancang Bangun Generator sebagai Sumber Energi

Listrik Nanohidro. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Lampung, Bandar Lampung.

[12] Sheldrake, L. A. (2003). Handbook of Electrical Engineering.

Chichester, England: Wiley.

[13] Zulfauzi, A. (2019). Perancangan Sistem Emergency Genset Pada

Kapal 1.

~ 179 ~

Desain Awal Kapal Tenaga Surya Sebagai Alat Penyeberangan Ancol –

Kepulauan Seribu

1Kamarrudin Abdullah*, 2,3Rizky Irvana 1 Direktur Pusat Kajian Energi Terbarukan 2 Teknik Energi Terbarukan Pasca Sarjana

3 Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan *[email protected]

ABSTRAK

Kepulauan Seribu merupakan kawasan kepulauan di sebelah utara Jakarta yang

memiliki daya tarik wisata yaitu wisata bahari. Wisata di Kepulauan Seribu memiliki

potensi yang besar untuk percepatan pengembangan mengingat letaknya yang dekat

dengan ibu kota negara. Pemerintah menetapkan Kepulauan Seribu masuk dalam kategori

Prioritas destinasi wisata. Sarana dan sistem transportasi diperlukan untuk mendukung

pengembangan destinasi pariwisata sebagai penunjang kebutuhan wisatawan domestik

maupun mancanegara yang akan berkunjung ke Kepulauan Seribu. Pengembangan

potensi wisata alam yang dipadu dengan wisata kesehatan harus dijaga kemurniannya

dalam pengembangannya dan harus memperhatikan berbagai dampak terhadap

lingkungan maupun masyarakat sekitar. Penggunaan teknologi yang ramah lingkungan

menjadi salah satu gagasan yang perlu dipertimbangkan dalam pencapaian

pengembangan ini. Sarana transportasi yang dibutuhkan untuk penyeberangan adalah

kapal. Permasalahan yang ada saat ini adalah mahalnya harga bahan bakar untuk

menyuplai mesin kapal. Hampir 75% biaya operasional dihabiskan untuk suplai bahan

bakar. Melihat permasalahan di atas, seiring berkembangnya teknologi Energi Terbarukan

yaitu dengan memanfaatkan energi matahari menggunakan solar panel sebagai pengganti

penggerak utama pada kapal penyeberangan. Dengan kapal didesain tipe lambung

katamaran, mampu mengoptimalkan power dari daya dan membuat geladak lebuh luas

sehingga penempatan solar panel akan lebih efektif. Dengan desian kapal tenaga surya ini

biaya operasional dapat dikurangi 57%.

Kata Kunci : Solar Panel, Energi Matahari, Kapal Katamaran, Biaya Operasional,

Desain Kapal, Energi Terbarukan

PENDAHULUAN

Berdasarkan kebijakan pengembangan destinasi pariwisata Indonesia tahun

2016 – 2019 (Kemenparekfraf), Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan

Investasi Pariwisata menetapkan sepuluh destinasi wisata prioritas di Indonesia

salah satunya yaitu Kepulauan Seribu (Abadi, 2017). Kepulauan Seribu

merupakan kawasan kepulauan di sebelah utara Jakarta yang memiliki daya

tarik wisata yaitu wisata bahari. Lokasi Kepulauan Seribu ditunjukkan oleh

Gambar 1.

~ 180 ~

Gambar 1. Peta Kepulauan Seribu

Sarana dan sistem transportasi diperlukan untuk mendukung pengembangan

destinasi pariwisata sebagai penunjang kebutuhan wisatawan domestik maupun

mancanegara yang akan berkunjung ke Kepulauan Seribu. Pengembangan potensi

wisata alam yang dipadu dengan wisata kesehatan harus dijaga kemurniannya dalam

pengembangannya dan harus memperhatikan berbagai dampak terhadap lingkungan

maupun masyarakat sekitar. Penggunaan teknologi yang ramah lingkungan menjadi

salah satu gagasan yang perlu dipertimbangkan dalam pencapaian pengembangan ini

(Purwanto & IKAP, 2015). Energi terbarukan mempunyai potensi lebih unggul

dibandingkan energi fosil. Ada beberapa alasan yang mendasari, antara lain karena

persediaannya yang tak terbatas, dapat diperbaharui dan ramah lingkungan. Energi

matahari, air, angin, biomassa, laut dan sumber energi alternatif lainnya tersedia secara

melimpah di alam, sedangkan pemanfaatannya masih sedikit. Mengingat ketersediaan

cahaya matahari sepanjang tahun, maka sangatlah tepat jika energi matahari ini

dimanfaatkan sebagai penyedia energi listrik (Purwanto & IKAP, 2015).

Karena letak Indonesia berada pada daerah khatulistiwa maka Indonesia

memiliki tingkat radiasi matahari yang sangat tinggi. Menurut pengukuran dari pusat

Meterologi dan Giofisika diperkirakan besar radiasi yang jatuh pada permukaan bumi

Indonesia (khususnya Indonesia bagian timur) rata–rata kurang lebih 5,1 kWh/m2 hari

dengan variasi bulanan sekitar 9 % (Arham, 2018). Perkembangan teknologi energi

~ 181 ~

terbarukan untuk bidang industri maritim saat ini sangatlah maju, khususnya

pemanfaatan energi matahari pada kapal. (Purwanto & IKAP, 2015).

Kemajuan inovasi teknologi energi alternatif berupa Energi Baru dan Terbarukan

(EBT) merupakan tantangan dan peluang yang bagus untuk dikembangkan kapal

penyeberangan dengan menggunakan energi baterai dan motor DC sebagai tenaga

penggerak kapal penyeberangan yang efisien dan efektif untuk menggantikan energi

dari BBM (Endro, Santoso, & Arief, 2014), Keragaman jenis, bentuk dan ukuran

lambung kapal berpengaruh terhadap besaran dan kemampuan tenaga penggerak yang

dibutuhkan berbasis energi alternatif kapal penyeberangan yang optimal dan

mempunyai performance yang baik untuk kondisi daerah perairan Kepulauan Seribu.

METODOLOGI

Desain Kapal

Desain kapal yang ada dipilih untuk proses optimasi ini. Untuk menemukan

ukuran optimal, analisis parametrik dilakukan dengan mengubah ukuran kapal

dengan mengubah panjang garis air dan luasnya rasio demihull, sedangkan berat,

koefisien blok, konsep, dan jarak pemisahan demihull tetap konstan. Dalam hal

ini, ukkuran daya dari beberapa kapal yang berbeda berdsarakan lebar kapal dan

lebar demi hull disetimasikan.

Kebutuhan Energi

Total permintaan energi (Eload) terdiri dari energi yang dibutuhkan oleh

tenaga penggerak (Eprop) dan energi yang dibutuhkan oleh peralatan listrik untuk

tujuan layanan (Eserv). Energi tenaga propulsi adalah fungsi dari daya propulsi

dan durasi jelajah kapal, sedangkan energi layanan adalah produk daya peralatan

listrik dan durasi penggunaan masing-masing peralatan. Dalam hal ini, kapal Total

permintaan energi dinyatakan oleh Persamaan. (1)

Energi Pv

Energi PV didefinisikan sebagai energi matahari yang dipanen oleh modul

PV yang dinyatakan oleh Persamaan. (2)

~ 182 ~

di mana PPV adalah daya watt puncak modul PV dalam watt; Irr adalah

radiasimatahari dalam kW / m2 dan GSTC adalah radiasi pada kondisi uji standar

yang sama dengan 1 kW / m2. K s adalah efisiensi sistem PV yang merupakan

kehilangan energi karena konverter, kabel, suhu, dll. K c adalah efisiensi

pengisian yang merupakan kehilangan energi karena proses pengisian energi PV

ke baterai, dan x1 adalah jumlah modul PV yang akan dioptimalkan.

Energi Baterai

Energi baterai dihitung oleh Persamaan. (3) Faktor-faktor lain yang

mempengaruhi kapasitas baterai seperti suhu, arus pengisian atau pemakaian tidak

dipertimbangkan.

di mana Vbatt adalah tegangan nominal baterai dalam volt dan Cbatt

adalah kapasitas baterai dalam Ampere-jam, Kd adalah efisiensi pemakaian

baterai yang mewakili kehilangan energi selama proses pengeluaran energi, dan

x2 adalah jumlah baterai yang akan dioptimalkan.

Perhitungan Biaya

Capital Recovery Factor adalah faktor pengali (pengembalian modal)

untuk menghitung jumlah dari setiap pembayaran yang terjadi pada akhir dari

periode ke n pada tingkat bunga i.

CostPV dan Costbatt adalah biaya masing-masing modul PV dan baterai

yang dinyatakan dalam Persamaan. (6) dan (7) masing-masing. Untuk c1 adalah

biaya satuan modul PV dan c2 adalah biaya satuan baterai. x1 dan x2 adalah

variabel yang mewakili jumlah modul PV dan baterai masing-masing. Sementara

CRFPV dan CRFbatt adalah faktor pemulihan modal untuk PV modul dan baterai

~ 183 ~

masing-masing. CRF untuk modul PV atau baterai dapat dinyatakan sebagai

berikut.

di mana r adalah suku bunga dan y adalah masa hidup PV dan baterai di tahun.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penentuan Ukuran Utama Kapal

Penentuan ukuran utama kapal didasarkan pada data kapal-kapal yang melayani

penyeberangan dari Ancol ke Pulau Seribu. Pengamatan di lakukan di Lapangan yaitu dermaga

Marina Ancol. Kebanyakan kapal – kapal yang berada pada dermaga ini adalah kapal tipe speed

boat dengan membutuhkan kecepatan yang tinggi atau cepat. Hampir semua kapal masih

menggunakan tipe lambung monohull. Di dalam penelitian ini nantinya kapal akan dibuat dengan

lambung catamaran agar lebih efisien dalam biaya operasional. Berdasarkan hasil pengamatan di

dapat ukuran utama kapal yaitu :

Tabel 1. Ukuran Utama Kapal

Penentuan Kelistrikan di Kapal

Kelistrikan di kapal dihitung berdasarkan

item dan perlengkapan yang ada pada kapal

yang sudah ada dan diterapkan pada

kapal rancangan ini. Di bawah ini di berikan

item tersebut :

Tabel 2. Kebutuhan Kelistrikan pada Kapal

Nama Jumlah

Konsumsi Daya

(watt) Durasi Penggunaan (Jam) Total Daya (Watt)

Ukuran Utama Satuan

Loa 15 m

Lwl 12,70 m

Lpp 12,70

B 6,00 m

H 1,90 m

T 0,50 m

Cb 0,483

Cwp 0,798

Cp 0,768

Cm 0,629

Displacement 6,68 ton

WSA 100,207 m2

~ 184 ~

Radio 1 20 4 80

Giro Kompas 1 50 4 200

Radar 1 150 4 600

Navigation Light 4 20 4 3200

GPS Compass 1 10 4 40

Inmarsat 1 160 4 640

Echo sounder 1 20 4 80

Lampu Ruangan

Penumpang 6 25 4 600

Lampu Toilet 1 20 4 80

Lampu Ruang

Navigasi 2 25 4 200

Tv 1 145 4 580

Dispenser 1 190 4 760

AC 1 490 4 1960

Kulkas 1 180 4 720

Total Kebutuha 9740

~ 185 ~

Penentuan Daya Untuk Motor Listrik

Tabel 3. Perhitungan Daya

Speed

(knot)

Froude number

(LWL)

Froude number

(Vdisp)

Resist

(kN)

Power

(kW)

10,000 0,461 1,202 2574,76 13,246

11,000 0,507 1,322 3087,86 17,474

12,000 0,554 1,442 3639,60 22,468

13,000 0,600 1,562 4210,34 28,158

13,750 0,634 1,652 4641,98 32,836

15,000 0,692 1,803 5389,78 41,591

16,000 0,738 1,923 6025,59 49,597

17,000 0,784 2,043 6699,79 58,593

18,000 0,830 2,163 7413,52 68,649

19,000 0,877 2,283 8166,62 79,824

20,000 0,923 2,403 8958,50 92,173

Rencana kapal rancangan ini akan berlayar dengan kecepatan 20 knot.

Perhitungan daya menggunakan bantuan software.

Kebutuhan Energi

Rute terjauh yang dapat di tempuh kurang lebih 35 mil laut. Dengan

kecepatan yang akan di rancang dalam pelayaran adalah 20 knot. Dengan estimasi

~ 186 ~

lama pelayaran adalah 4 jam untuk satu kali pelayaran per hari. Waktu yang

dibutuhkan untuk sampai pulau terjauh adalah 2 jam dan balik ke home base 2

jam maka total 4 jam seperti yang telah dijelaskan di atas. Dengan waktu operasi

dari pukul 08.00 sampa dengan pukul 15.00. Pukul 15.00 WIB kapal sudah

berlayar dari Pukau yang dituju menuju Home Base. Berdasarkan perhitungan di

atas E load = E prp + E serv, dengan E prop adalah (92 x 4) dan E serv adalah

9,74 kWh sehingga Total E load adaah = 377,74 kWh

Energi Pv

Sebelum menghitung energi yang dihasilkan dari PV terlebih dahulu

menghitung kebutuhan banyaknya solar panel yang akan dipakai. Berikut ini

adalah data solar panel yang akan dipakai :

• Maximum power (pmax) = 510 Wp

• Voltage at Maximum Power (Vmpp) = 48,73 V

• Current at Maximum Power (Impp) =10,47 A

• Open Circuit Voltage (Voc) =59,05 V

• Panel Efficiency = 19,9%

• Dimension (mm) = 1956 x 1310 x 45

• Weight (kg) = 26

Dari data kapal pada pembahasan sebelumnya luasan untuk penempatan

yang dapat ditempati solar panel adalah 190 m2. Dengan dimensi solar panel

diatas maka dapat di tempatkan sebanyak kurang lebih 74 solar panel. Maka

Energi dari PV adalah sebesar :

dan masing-masing diasumsikan 80% dan 85%. X1 adalah jumlah

banyak modul solar PV pada masing-masing ukuran kapal. T di estimasikan

waktu penyinarannya adalah 7 jam sesuai waktu operasi pelayaran. Radiasi

penyinaran matahari di estimasikan 1,2 kWh/m2.

= 215 kW

Energi Baterai

Energi dengan menggunakan matahari sebagai sumber tidak terlepas dari

penggunaan baterai untuk menyimpan energi tersebut karena ketika malam tidak

dapat energi apapun. Penentuan jumlah baterai yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan daya penggerak listrik kapal dan sistim kelistrikannya adalah sebesar

~ 187 ~

sebesar 377,74 kWh. Dengan pemakaian selama 4 jam di rencanakan memakai

baterai dengan spesifikasi sebagai berikut.

• Nominal Voltage: 51.8V

• Nominal Capacity @ 1C: 480Ah

• Charge Voltage: 57.7V-58.8V

• Charge Current: <100A (recommended) / 135A (max continuous)

• Discharge Voltage Minimum: 41.3V

• Discharge Current Max Continuous: 250A

• Pulse Current 5 Sec: 1450A

• Weight: 356 lb / 161.5 kg

• Dimensions L x W x H (including terminals): 36"x20.25"x12.25"

• BCI Group Number: CUSTOM

• Terminals, Female-threaded: Brass M10x1.25 OR 3/8-1

• DC internal resistance (max): <16.8 mΩ

Jumlah baterai = = 15,19 = 16 unit

Dengan berat baterai keseluruhan adalah 2,584 ton

Perhitungan Biaya

Harga baterai dan pv diasumsikan adalah $ 0,2 per watt. Asumsi tersebut

diambil berdasarkan hasil penelusuran harga-harga pada setiap jenis pv dan

baterai yang digunakan. Harga perawatan adalah 10% dari total harga baterai dan

pv tersebut. Diasumsikan bunga bank adalah 10%, dan jangka waktu atau life time

dari baterai dan pv masing-masing adalah 20 dan 10 tahun.

= 0,117

= 0,162

Total harga keseluruhan adalah $11,628.395 atau jika dirupiahkan adalah Rp163.709.204,62 untuk modal yang dikeluarkan oleh nelayan dalam satu tahunnya.

~ 188 ~

Perbandingan Biaya dengan Menggunakan BBM

Dari data hasil wawancara dengan ABK kapal bahwa dalam satu kali trip

dapat menghabiskan kira Rp 800.000,- dalam satu kali trip. Jika 1 bulan ada 30

trip dan 1 tahun ada 12 bulan maka total pengeluaran untuk BBM adalah

Rp288.000.000,-. per tahun. Jika dibandingkan dengan hasil perhitungan di atas

dengan sebelumnya, menggunakan solar panel dan baterai lebih hemat sekitar

57%.

Sistim Pengoperasian

Di awal sebelum perjalanan baterai sudah harus di charger atau dalam

keadaan kondisi penuh dan diisi ketika berlayar atau sendang sandar di pelabuhan

tujuan dengan menggunakan solar panel. Berikut adalah skematik kelistrikan

kapal tersebut :

~ 189 ~

Gambar 2. Skematik Kelistrika

~ 190 ~

Desain Kapal

Gambar 3. Desain Kapal

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa dengan

menggunakan kapal dengan demihull dapat membuat luasan untuk penempatan

solar panel lebih luas dan dengan penggunaan solar panel dan baterai dapat

menghimat biaya operasional sebanyak 57%

Daftar Pustaka

A. Papanikolaou, Ship Design: Methodologies of Preliminary Design. Springer,

2014.

Ari. B.S, Eko Sasmito Hadi, 2006, Kajian Stabilitas Kapal Ikan type purse seine

di Kabupaten Batang. Majalah Kapal Vol III no 1 Hal 10 – 16. Fakultas

Teknik – Universitas Diponegoro – Indonesia.

Bakoren, Kebijakan Umum Bidang Energi. Edisi kedua, Jakarta 1 September

1991.

Brian Y., Teknologi Sel Surya untuk Eergi Masa Depan. Artikel Iptek, 2006.

D. Setyawan, I. K. Utama, M. Murdijanto, A. Sugiarso, and A. Jamaluddin,

“Development of Catamaran Fishing Vessel,” IPTEK J. Technol. Sci., 2010.

Effendy (2006). Analisa Teknis Perencanaan Kapal Patroli Cepat dengan Bentuk

Hull Katamaran. Tugas Akhir. Institut Teknologi Sepuluh Nopember,

Surabaya.

Eko C, Ivan, Rencana Pengembangan Kota Surabaya, Planologi-ITS, Surabaya,

2004.

Eko Sasmito Hadi, 2008. Design kapal katamaran dengan sistem penggerak

bersumber dari solar sel. Majalah Kapal Vol V no 1 hal 32 – 41. Fakultas

Teknik – Universitas Diponegoro – Indonesia.

~ 191 ~

Eko Sasmito Hadi, A.F. Zakki, 2006, Studi perancangan design layar pada perahu

motor tempel untuk mengurangi BBM dalam Operasi Penangkapan Ikan.

Majalah Kapal Vol III no 2 Hal 86 – 95. Fakultas Teknik – Universitas

Diponegoro – Indonesia.

Eko Sasmito Hadi, Ari B. S, 2007, Studi Design Kapal ikan dengan menggunakan

type lambung katamaran. Malajah Kapal Vol IV no 3 hal 156 – 165.

Fakultas Teknik – Universitas Diponegoro – Indonesia.

Fyson, J. 1985. Design of Small Fishing Vessels. England: Fishing News Book.

Great Britain: B.H Newnes

G.N.Tiwari dan Swapnil, Dubey. 2009. Fundamentals of Photovoltaic Modules

and Their Aplications.

Gede Widayana.2012.Pemanfaatan Energi Surya.Jurnal Teknologi Pendidikan

dan Kejuruan UNDIKSHA. 9(1):37-46. ISSN 0216-3241.

Hidetaka Senga, An Experimental and Numerical Study on Vortex-induced

Vibrations of a Hanging Flexible Riser with Its Top in Irregular Motion,

International Journal of Offshore and Polar Engineering (ISSN 1053-5381)

Copyright © byThe International Societyof Offshore andPolar Engineers

Vol. 15, No. 4, December2005, pp. 274–281

Insel, M. dan Molland, A. F. (1991). An Investigation Into The Resistance

Components of High Speed Displacement Catamarans. London: The Royal

Institution of Naval Architects

Iwan, Arie, Penelitian Tentang Sel Surya, 2000.

Jovendra. Heru., 2012. Rencana Bangun Kendaraan Listrik dengan Memanfaatkan

Potensial Teanaga Surya. Skripsi. Universitas Indonesia.

Laksanawati, V. 2006. Sistem Pengontrolan Suplai Energi Untuk Pendinginan

Termoelektrik Dengan Menggunakan Sel Surya [Skripsi]. Departemen

Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Lubis, Abu bakar dan Sudrajat, Adjat., 2006. Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik.

BPPT PRESS. Jakarta.

Manan, S. 2009. Energi Matahari, Sumber Energi Alternatif Yang Effisien,

Handal, Dan Ramah Lingkungan Di Indonesia [Karya Tulis]. Semarang :

Program Diploma II Teknik Elektro, Universitas Diponegoro.

Marchaj, C A,Sail Performance, Techniques to Maximize Sail Power, Revised

Edition, Adlard Coles Nautical, London, 200

Muk-Pavic, E., Chin, S. dan Spencer, D. (2006). Validation Of The CFD Code

Flow-3D For The Free Surface Flow Around The Ship’s Hulls. 14th Annual

Conference Of The CFD Society Of Canada, Kanada, 16-18 Juli

Murdijanto, I Ketut Aria Pria Utama, dan Andi Jamaluddin., 2011. An

Investigation Into Resistance/ Power and Seakeeping Characteristics of

Catamaran and Triamaran. 25-26.

~ 192 ~

Nomura, M and T. Yamazaki. 1977. Fishing Technique (1). Tokyo: Japan

International Corporation Agency (JICA).

Pratama,S. dan Eka, Nanda., 2012. Kajian Perancangan Solar Cell beserta power

management untuk kapal perintis bertipe trimaran dengan sistem propulsi

water jet berpenggerak motor listrik. ITS. Surabaya.

Reza Ahkmad, S. 2012. Percobaan Pendahuluan Pemanfaatan Energi Surya

Sebagai Energi Alternatif Sistem Kelistrikan Lampu Navigasi Pada Kapal

Penangkap Ikan. IPB. Bogor.

Sarwono, Analisa Kualitas Sel Surya Sebagai Pembangkit Tenaga Listrik Skala

Laboratorium. ITS Surabaya, 1990.

Sudiyono dan Antoko, Bambang,. 2006. Perencanaan dan Pembuatan Kapal

Wisata dengan Motor Generator Listrik Tenaga Surya Sebagai Energi

Alternatif Penggerak Propeler. ITS. Surabaya

T. N. C. Bangun and A. Muntaha, “Stabilitas Kapal Ikan Katamaran Sebagai

Pengganti Kapal Purse Seine Di Kabupaten Pamekasan Madura Jawa

Timur,” 2017

U. Amriardi, S. Samuel, and M. Iqbal, “Analisa Hambatan Kapal Ikan Tradisional

Catamaran Di Perairan Cilacap Karena Perubahan Bentuk Lambung Dengan

Pendekatan Lattice Boltzmann Method (Lbm),” J. Tek. Perkapalan, 2016

Winarni D., Studi tentang perencanaan pada Kalimas dan hubungannya dengan

perilaku masyarakat disekelilingnya. ITS- Surabaya, 1997. 7. Captain D. R.

Derrett, Ship Stability for Masters and Mates, Fifth edition, Butterworth

Heinema, 2001.

Yusmiati, E. Sri. 2014. Energy Supply Solar Cell Pada Sistem Pengendali Portal

Parkir Otomatis Berbasis Mikrokontroller 89S52.

~ 193 ~

Pengaruh Kompleksitas Dan Keadilan Sistem Perpajakan Terhadap Perilaku

Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Perencanaan Pajak Sebagai Pemediasi

Agustina Indriani

Lecturer in Accounting, Faculty of Economic and Business

Darma Persada University, Indonesia

(Email: [email protected])

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kompleksitas dan

keadilan sistem perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak dengan perencanaan pajak

sebagai pemediasi. Metode pengambilan data primer yang digunakan adalah metode

kuesioner. Data dianalisis menggunakan Partial Least Square of Structural Equation

Modelling (PLS-SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompleksitas sistem

perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, sedangkan keadilan sistem

perpajakan dan perencanaan pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

Kemudian kompleksitas sistem perpajakan dan keadilan sistem perpajakan berpengaruh

positif terhadap perencanaan pajak. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa

perencanaan pajak tidak dapat memediasi pengaruh kompleksitas sistem perpajakan

terhadap kepatuhan wajib pajak, sedangkan perencanaan pajak memediasi pengaruh

keadilan sistem perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Kata kunci: Kompleksitas sistem perpajakan, Keadilan sistem perpajakan,

Perencanaan pajak dan Kepatuhan wajib pajak.

Latar Belakang

Kepatuhan Wajib Pajak merupakan faktor utama untuk menentukan jumlah

realisasi penerimaan pajak yang dapat dikumpulkan oleh Direktorat Jendral Pajak

(DJP) karena pajak merupakan salah satu elemen pendapatan utama negara, dalam

memegang peranan penting untuk berkontribusi terhadap pembiayaan

pembangunan di Indonesia. Upaya optimalisasi penerimaan pajak menjadi hal

yang penting dan memerlukan perhatian mengingat banyaknya potensi

penerimaan pajak yang belum tergali. Maka dari itu Pemerintah dan DJP memang

telah melakukan berbagai langkah antisipasi untuk mengatasi masalah tersebut,

salah satunya dengan melakukan reformasi dalam bidang perpajakan. Reformasi

perpajakan diperlukan untuk memungkinkan sistem perpajakan mengikuti

perkembangan terbaru dalam aktivitas bisnis dan pola perilaku kepatuhan Wajib

Pajak semakin meningkat dari waktu ke waktu (Ekonomi, 2017). Namun, pada

kenyataannya tingkat kepatuhan Wajib Pajak di Indonesia masih terbilang sangat

rendah. Indikasi rendahnya tingkat kepatuhan Wajib Pajak di Indonesia

~ 194 ~

disebabkan kurangnya kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi dalam melaksanakan

sistem self assessment dan sosialisasi dari pihak regulasi untuk memberikan

pemahaman tentang kesadaran membayar pajak yang sesuai dan pemberian sanksi

ketika tidak mematuhi apa yang sudah diatur dalam peraturan perundangan

mengenai pajak. Menurut Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tahun 2018 mencatat

jumlah Wajib Pajak di Indonesia saat ini sebanyak 60 juta Wajib Pajak orang

pribadi (WPOP) dan 5 juta badan usaha, akan tetapi dari jumlah tersebut, hanya

23 juta WPOP dan 550 ribu badan usaha yang taat membayar pajak. (DJP, 2018).

Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa terdapat berbagai faktor

eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi perilaku Wajib Pajak antara lain

kompleksitas sistem perpajakan, kondisi keuangan, keadilan sistem perpajakan

dan pengampunan pajak (tax amnesty). Serta adanya faktor interaksi melalui

perencanaan pajak yang dapat mempengaruhi perilaku tingkat kepatuhan Wajib

Pajak. Manurung (2013) menjelaskan kompleksitas sistem perpajakan dapat

muncul karena adanya keinginan untuk mencapai keadilan dan mendorong

kegiatan tertentu yang dianggap menguntungkan secara sosial atau ekonomi. Hasil

penelitian yang dilakukan Syakura dan Baridwan (2014) mengemukakan antara

lain bahwa kompleksitas sistem perpajakan berpengaruh signifikan terhadap

kepatuhan Wajib Pajak. Namun, hasil ini penelitian ini bertolak belakang dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Tarjo (2010) yang menyatakan bahwa

kompleksitas sistem perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib

Pajak. Kemudian keadilan sistem perpajakan yang merupakan pemungutan pajak

yang adil, apabila orang-orang yang berada dalam keadaan ekonomis yang sama

dikenakan pajak yang sama, sedangkan orang-orang yang keadaan ekonomisnya

tidak sama harus diperlakukan tidak sama setara dengan ketidaksamaannya itu

(Mansyuri, 2002). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suhartini (2015)

mengemukakan bahwa keadilan sistem perpajakan tidak berpengaruh signifikan

terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Namun, melalui motivasi sebagai mediasi

memiliki pengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

~ 195 ~

LANDASAN TEORI

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

suatu pendekatan Structural Equation Modeling (SEM) Partial Least Square

(PLS). Tujuan iPLS-SEM iadalah imembantu ipeneliti idalam imemprediksi

isebuah imodel. iModel iformalnya idengan imendefinisikan ivariabel ilaten

isebagai ilinear iagregat idari iindikator-indikatornya i(Abdillah, i2018).

iSehingga idalam imenghasilkan iresidual ivariance idari ivariabel iendogen

iharus imenggunakan itiga ikategori iestimasi iparameter iyang idihasilkan.

iPertama, iadalah iweight iestimate iyang idigunakan iuntuk imenciptakan iskor

ivariabel ilaten. iKedua, imencerminkan iestimasi ijalur i(path iestimate) iyang

imenghubungkan ivariabel ilaten idan iantar ivariabel ilaten idengan iindikatornya

i(loadings). iKetiga, iberkaitan idengan imeans idan ilokasi iparameter i(nilai

ikonstanta iregresi) iuntuk iindikator idan ivariabel ilaten. I Oleh isebab iitu,

imetode ianalisis idata idalam ipenelitian iini imenggunakan iproses iiterasi itiga

itahap idan isetiap itahap iakan imenghasilkan iestimasi iuntuk idilakukan

ianalisis, iyaitu itahap ipertama idengan ianalisa iouter imodel, itahap ikedua

idengan ianalisa iinner imodel, idan itahap iketiga ipada iuji ihipotesis. Oleh sebab

itu, berdasarkan uraian ini, maka model yang diajukan adalah sebagai berikut:

(a) iη1 i= iγ1ξ1 i+ iγ2ξ2 i+ i iζ1

(b) iη2 i= iβ1η1 i+ iγ3ξ1 i+ iγ4ξ2 i+ iζ2

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan di dalam penelitian ini untuk menguji kebenaran

hubungan kausal (cause and effect), yaitu hubungan antara variabel independen

(yang mempengaruhi) dengan variabel dependen (yang dipengaruhi). iAdapun idi

ilihat idari itime ihorizon-nya, penelitian iini ibersifat icross isectional, iyaitu

ipenelitian idengan icara imempelajari iobjek dalam ikurun iwaktu itertentu iyakni

imelakukan ipenyebaran ikuesioner iyang idimulai ipada tanggal i1 iNovember

ihingga i31 Desember 2019.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak badan

yang terdaftar di Kanwil Pajak Tangerang Selatan dan Jakarta Selatan. Peneliti

~ 196 ~

akan mengajukan kuesioner dimana didalam kuesioner tersebut telah disediakan

pilihan alternatif jawaban menggunakan skala likert dan responden diharapkan

untuk memilih salah satu dari jawaban tersebut. Instrumen dalam penelitian ini

menggunakan skala likert dengan skala nilai 5 poin: Sangat Tidak Setuju (STS);

Tidak Setuju (TS); Setuju (S); Sangat Setuju (S); Amat Sangat Setuju (ASS).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel Statistik Deskriptif

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kompleksitas Sistem Perpajakan 186 1 5 4.10 0.490

Keadilan Sistem Perpajakan 186 1 5 4.00 0.472

Perencancaan Pajak 186 1 5 4.26 0.513

Kepatuhan Wajib Pajak 186 1 5 3.98 0.455

Deskriptif Statistik dengan 186 observasi.

Berdasarkan pada tabel deskriptif statistic dapat diketahui deskripsi data dari

kelima variabel yang digunakan yakni variabel Kompleksitas Sistem Administrasi

Perpajakan memiliki nilai minimum 1 dan nilai maximum 5, yang berarti jawaban

responden dimulai dari Sangat Tidak Setuju sampai dengan Amat Sangat Setuju.

Nilai mean berkisar di angka 4 menandakan rata-rata responden cenderung

menjawab ke arah sangat setuju. Nilai Standar Deviasi sebesar 0.490. 2.Variabel

Keadilan Sistem Perpajakan memiliki nilai minimum 1 dan nilai maximum 5,

yang berarti jawaban responden dimulai dari Sangat Tidak Setuju sampai dengan

Amat Sangat Setuju. Nilai mean berkisar di angka 4 menandakan rata-rata

responden cenderung menjawab ke arah sangat setuju. Nilai Standard Deviation

sebesar 0.472. Variabel Perencanaan Pajak memiliki nilai minimum 1 dan nilai

maximum 5, yang berarti jawaban responden dimulai dari Sangat Tidak Setuju

sampai dengan Amat Sangat Setuju. Nilai mean berkisar di angka 4 menandakan

rata-rata responden cenderung menjawab ke arah sangat setuju. Nilai Standard

Deviation sebesar 0.513. Variabel Kepatuhan Wajib Pajak memiliki nilai

~ 197 ~

minimum 1 dan nilai maximum 5, yang berarti jawaban responden dimulai dari

Sangat Tidak Setuju sampai dengan Amat Sangat Setuju. Nilai mean berkisar di

angka 4 menandakan rata-rata responden cenderung menjawab ke arah setuju dan

sangat setuju. Nilai Standard Deviation sebesar 0.455.

Hypothesis Path Expect

Direct Effect

Conclussion Original

Sample

Sample

Mean

T-

Statistic

P-

Value

H1

KSP→KWP (-) 0.310 0.309 4.887 0.000 H1 Rejected

H2

KESP→KWP (+) 0.557 0.559 9.272 0.000 H2 Accepted

H3

PP→KWP (+) 0.343 0.342 4.382 0.000 H3 Accepted

H4

KSP→PP (+) 0.069 0.070 0.876 0.190 H4 Rejected

H5

KESP→PP (+) 0.753 0.754 11.838 0.000 H5 Accepted

~ 198 ~

Pada tabel menunjukkan bahwa hasil uji hipotesis variabel KSP terhadap

KWP memiliki nilai estimates 0,310 dengan probability value 0,000 (< 0,05). Hal

ini menunjukkan Hipotesis 1 ditolak, yang berarti bahwa Kompleksitas Sistem

Perpajakan tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Kemudian

Pengaruh KESP terhadap KWP memiliki nilai estimates 0,557 dengan probability

value 0,000 (< 0,05). Hal ini menunjukkan Hipotesis 2 diterima, yang berarti

bahwa Kompleksitas Sistem Perpajakan tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak. Pengaruh PP terhadap KWP memiliki nilai estimates 0,343 dengan

probability value 0,000 (< 0,05). Hal ini menunjukkan Hipotesis 3 diterima, yang

berarti bahwa Perencanaan Pajak berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak. Pengaruh KSP terhadap PP memiliki nilai estimates 0,069 dengan

probability value 0,190 (> 0,05). Hal ini menunjukkan Hipotesis 4 ditolak, yang

berarti bahwa Kompleksitas Sistem Perpajakan tidak berpengaruh terhadap

Perencanaan Pajak. Pengaruh KESP terhadap PP memiliki nilai estimates 0,753

dengan probability value 0,000 (< 0,05). Hal ini menunjukkan Hipotesis 5

diterima, yang berarti bahwa Keadilan Sistem Perpajakan berpengaruh positif

terhadap Perencanaan Pajak. Kemudian hasil dari uji pengaruh tidak langsung

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Hypothesis Path Expect

Indirect Effect (Pararel Mediation)

Conclussion Original

Sample

Sample

Mean

T-

Statistic

P-Value

(1-Tailed)

H6

KSP→PP

KWP

PrM 0.024 0.023 0.852 0.197 H6 Rejected

H7

KESP→PP

KWP

PrM 0.258 0.259 3.957 0.000 H7 Accepted

~ 199 ~

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa hasil uji hipotesis terhadap pengaruh

tidak langsung (indirect effect) dengan prosedur boostrapping adalah pada

Pengaruh KSP terhadap KWP melalui PP memiliki nilai estimates 0,024 dengan

probability value 0,197 (> 0,05). Hal ini menunjukkan Hipotesis 6 ditolak, yang

berarti bahwa Perencanaan Pajak tidak dapat memediasi pengaruh Kompleksitas

Sistem Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Pengaruh KESP terhadap

KWP melalui PP memiliki nilai estimates 0,258 dengan probability value 0,000 (<

0,05). Hal ini menunjukkan Hipotesis 7 diterima, yang berarti bahwa Perencanaan

Pajak memediasi pengaruh Keadilan Sistem Perpajakan terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak.

Kemudian setelah melihat dari hasil uji hipotesis maka dapat model estimasi

yang didapatkan melalui uji terhadap variansi konstruk endogen, dan relevansi

prediksi yang mana hasil dari nilai parameter persentase memperlihatkan bahwa

model yang dibentuk secara struktural menghasilkan formula sebagai berikut:

(1) PP (η1) = 0,069 KSP (γ1) + 0,753 KESP (γ2) + ζ1

(2) KWP (η2) = 0,343 PP (β1) + 0,286 KSP (γ1) + 0,299 KESP (γ2) + ζ2

Keterbatasan dan Implikasi

Terdapat beberapa hal yang menjadi keterbatasan yang mana harus

dipertimbangkan ketika mengevaluasi hasil penelitian ini, yaitu sampel dilakukan

dengan metode purposive sampling dan semua sampel penelitian ini adalah wajib

pajak badan melalui orang pribadi yang punya keahlian di bidang perpajakan,

didominasi oleh pekerja dengan pengalaman bekerja antara 0 – 5 tahun yang masa

tersebut banyak peraturan-peraturan pajak baru sehingga mempengaruhi dalam

menjawab pertanyaan dalam kuesioner. Penelitian selanjutnya dapat

menggunakan variabel-variabel lain baik variabel independen maupun dependen

dengan menambahkan variabel kontrol yang juga mempunyai pengaruh terhadap

Kepatuhan wajib pajak, sebagai contoh Kinerja dan pelayanan petugas pajak/

fiskus.

~ 200 ~

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I. 1991. The Theory Planned Behavior. Organizational Behavior and

Human Decision Processes. 50: 179-211.

Ajzen, I. and Fishbein, M. 1980. Understanding Attitudes and Predicting Social

Behavior. Englewood-Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall.

Allingham, Michael G., and Agnar Sandmo. “Income Tax Evasion: A

Theoretical Analy-sis.” Journal of Public Economics 1 No. 3/4

(November, 1972): 323–38

Andreoni, James. 1991. The Desirability of a Permanent Tax Amnesty. Journal of

Public Economics, Vol. 45: 143-159.

Bemani,J. 2014. Do Tax Authorities abide by Their Core Principles When

Collecting revenue? A case of Zimbabawe Revenue Authority. Journal of

Reserach in Business and Management Vol no 2 no 10.

Brown, M. M. (2003). Technology Diffusion and the “Knowledge Barrier”: The

Dilemma of Stakeholder Participation, 26(4), 345– 359.

doi:10.1177/1530957603252581

Chandra . A, Sundarta . I . M. 2016. Fenomena Pengampunan Pajak (Tax

Amnesty), Peghindaran Pajak (Tax Avoidance) dan Perencanaan Pajak.

Jurnal Ilmiah Akuntansi Keuangan.

Clotfelter, C. T., 1983, Tax Evasion and Tax Rates: an Analysis of Individual

Returns, Review of Economic Statistics, 65 (August), 363—373.

Cooper, D.R., & Schindler, P.S. 2006. Business Research Methods (9th ed.). New

York: McGraw-Hill/Irwin

Mangoting, Yenni. 1999. Tax Planning: Sebuah Pengantar Sebagai Alternatif

Meminimalkan Pajak. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 1 (1): 43-53

Manurung, Surya. 2013. Kompleksitas Kepatuhan Pajak. Artikel Pajak tahun

2013 bulan September. www.pajak.go.id

Mardiasmo. 2017. Perpajakan Edisi Revisi Yogyakarta: Penerbit Andi.

Muhammad, 2017. Tinjauan Literatur Sistematis tentang Pengampunan Pajak di 9

Asia Negara

Mustikasari, Elia, 2007. Kajian Empiris tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan di

Perusahaan Industri Pengolahan di Surabaya. Simposium Nasional

Akuntansi X:1-42

Musgrave, Richard A Musgrave, Peggy B. 1989. Public Finance in Theory and

Practice. Mc Graw Hill Book Company.

Ngadiman dan Huslin, Daniel. 2015. Pengaruh Sunset Policy, Tax Amnesty dan

Sanksi Pajak (Studi Empiris di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta

Kembangan), Jurnal Akuntansi, Vol. XIX, No. 2, Mei, hal. 225-241.

~ 201 ~

Palil, M.R. and Mustapha, A.F. 2011. The Evolution and Concept of Tax

Compliance in Asia and Europe. Australian Journal of Basic and Applied

Sciences, 5 (11), 557-563.

Partomo, Adhi Fajar. 2014. Mewujudkan sistem perpajakan yang adil di

Indonesia. Jurnal IXB/11 DIV Akuntansi Reguler, Sekolah Tinggi

Akuntansi Negara (STAN), Tangerang Selatan.

Nurmantu, Safri. 2005. Dasar-dasar Perpajakan. Jakarta: Kelompok Yayasan

Obor.

Salisbury, W.D., Chin, W.W., Gopal, A. and Newsted P.R.(2002). Research

Report: Better Theory through Measurement Developing a Scale to Capture

Consensus on Appropriation. Information System Research. 13: 91- 103.

Sari, 2017, Pengaruh Persepsi Manfaat Pengampunan Pajak terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak

Sawyer, Adrian. (2016). Targeting Amnesties at Ingrained Evasion - a New

Zealand Initiative Warranting Wider Consideration?. Journal of the

Australasian Tax Teachers Association, Vol. 1, No. 3.

Sekaran, U., & Bougie, R. 2017. Research methods for business: a skill-building

approach (8th ed.). Haddington: John Wiley & Sons.

Peraturan:

Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 235/KMK.03/2003 tentang Tata Cara

Penentuan Wajib Pajak Patuh.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Tax Amnesty (Pengampunan

Pajak).

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan

~ 202 ~

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Berwirausaha Ibu-Ibu

Di Lingkungan Rw 13 Jatiwaringin Asri, Pondok Gede - Bekasi

Endang Tri Pujiastuti1

Fakultas Ekonomi, Universitas Darma Persada ([email protected])

Dian Anggraeny Rahim2

Fakultas Ekonomi, Universitas Darma Persada ([email protected])

Sukardi3

Fakultas Ekonomi, Universitas Darma Persada ([email protected])

Ardi Kusmara4

Fakultas Ekonomi, Universitas Darma Persada ([email protected])

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

mempengaruhi motivasi berwirausaha Ibu-Ibu di Lingkungan RW 13 Jatiwaringin Asri,

Pondok Gede Bekasi. Data yang digunakan merupakan data primer berupa kuisioner

terhadap 90 responden yaitu ibu-ibu yang berwirausaha di lingkungan RW 13. Alat

analisis yang digunakan adalah analisis faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari

3 faktor motivasi yaitu karakteristik individu Faktor lingkungan pekerjaan, Faktor dalam

pekerjaan, yang tercermin dalam 23 variabel. Namun hanya ada 15 variabel yang

mampu membentuk 4 faktor utama yaitu Kemauan, Pengetahuan, Pelatihan dan Ide. Dari

uji component matrik menunjukkan nilai korelasi tertinggi dari masing-masing variabel

yang terbentuk yaitu berwisausaha karena ingin menerapkan ide 45,1%, berwirausaha

untuk memenuhi kebutuhan keluarga 66 %, berwirausaha karena pengetahuan dari

keluarga 60,8% dan berwirausaha membutuhkan pengetahuan keuangan dan pemasaran

56,4%.

Kata kunci: Motivasi, Wirausaha, Karakteristik Individu dan Lingkungan Pekerjaan

Latar Belakang

Kebijakan pemerintah yang dikenal dengan kebijakan Pembatasan Sosial

Berskala Besar (PSBB) sejak Maret 2021 sebagai upaya pencegahan merebaknya

pandemi Covid 19 berpengaruh terhadap berbagai sektor, termasuk kehidupan

sosial masyarakat. Demikian hal-nya dengan kehidupan sosial di lingkungan RW

13 Jatiwaringin Asri Pondok Gede Bekasi. Maraknya ibu-ibu yang beralih profesi

sebagai wirausaha dengan membuka usaha baru didukung dengan didirikannya

“Waroeng Bersama On Line” dan semakin banyaknya transaksi jual beli melalui

saran tersebut menarik untuk diteliti faktor apa saja yang memotivasi para ibu-ibu

melakukan wirausaha.

Berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator group “Waroeng Blok A”

sekaligus Ibu Ketua RW Jatiwaringin Asri dijelaskan banyaknya ibu-ibu yang

membuka usaha didorong oleh berbagai motif antara lain karena pengaruh

~ 203 ~

lingkunagn keluarga sebagaimana hasil penelitian yang dikemukakan oleh

Yudistya, dkk (2019) yait lingkungann keluarga, modal dan kebebasan bekerja

berpengaruh terhadap motivasi perempuan untuk berwirausaha on line.

Disamping itu dipengaruhi pula oleh berbagai faktor seperti faktor internal dan

eksternal lainnya.

Dari hal-hal yang dikemukakan diatas, maka salah satu Tim Peneliti

Fakultas Ekoonmi berusaha menggali faktor-faktor apa saja yang mempegaruhi

motivasi ibu-ibu di lingkungan Jatiwaringin Asri berwirausaha. Oleh karena itu

Tim Peneliti menetapkan judul “ Analisi Faktor-Faktor yang mempengaruhi

Motivasi Berwirausaha Ibu-Ibu Jatwaringin Asri, Pondok Gede – Bekasi.

Landasan Teori

Berwirausaha memerlukan motivasi. Motivasi merupakan upaya dan

keinginan yang ada di dalam diri manusia untuk melakukan sesatu kearah yang

lebih baik. Menurut Malthis (2001: 24) motivasi merupakan hasrat didalam diri

seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan. Dengan

demikian motivasi adalah tindakan yang mengarah pada dorongan untuk

memenuhi kebutuhan. Hal ini sejalan dengan teori motivasi yang dikembangkan

oleh Abraham H. Maslow bahwa pada intinya manusia mempunyai lima hirarki

kebutuhan yaitu kebutuhan fisiological (physiological needs), kebutuhan rasa

aman (safety needs), kebutuhan kasih sayang (love needs), kebutuhan harga diri

(esteem needs), aktualisasi diri (self actualization).

Motivasi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mendorong seseorang

melakukan sesuatu. Menurut Ardana dkk (2015: 31), faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi seseorang adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik individu, antara lain: minat, sikap terhadap diri sendiri, pekerjaan

dan situasi pekerjaan, kebutuhan individual kemampuan atau kompetensi,

pengetahuan tentang pekerjaan, emosi, suasana hati, perasaan keyakinan dan

nilai-nilai.

2. Faktor-faktor pekerjaan, antara lain:

~ 204 ~

a. Faktor lingkungan pekerjaan, yaitu: pendapatan yang diterima, kebijakan-

kebijakan sekolah, supervisi, hubungan antar manusia, kondisi pekerjaan,

budaya organisasi.

b. Faktor dalam pekerjaan, yaitu: sifat pekerjaan, rancangan tugas atau

pekerjaan, pemberian pengakuan terhadap prestasi, tingkat atau besarnya

tanggung jawab yang diberikan, adanya perkembangan dan kemajuan

dalam pekerjaan, adanya kepuasan dari pekerjaan.

Faktor motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk mendorong seseorang

untuk melakukan kegiatan usaha atau berwiraswasta. Wiraswasta terdiri atas tiga

kata: wira, swa, dan sta, masing-masing berarti wira adalah manusia unggul,

teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan/ pendekar kemajuan, dan

memiliki keagungan watak; swa artinya sendiri; dan sta artinya berdiri (Buchari,

2008:17). Sedangkan menurut Suryana (2013 :16) wirausaha adalah orang yang

menciptakan kesejahteraan untuk orang lain, menemukan cara-cara baru untuk

menggunakan sumber daya, mengurangi pemborosan dan membuka lapangan

kerja yang disenangi.

Dalam menjalankan wirausaha khususnya ibu-ibu terdapat berbagai

faktor yang mempengaruhinya karena para ibu-ibu juga berperan ganda sebagai

ibu rumah tangga. Dalam penelitian Pramaditya dalam Yudistya dkk (2019:82)

menemukan bahwa faktor internal dan faktor eksternal berpengaruh signifikan

terhadap keputusan perempuan berwirausaha. Faktor internal tersebut meliputi

keyakinan diri, keahlian, dan motivasi diri. Sementara, faktor eksternal meliputi

lingkungan keluarga, lingkungan sosial, dan risiko. Pada penelitian tersebut,

faktor eksternal memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan faktor

internal.

Disamping itu wirausaha harus pula memiliki pengetahuan dasar tentang

kewirausahaan. Terdapat beberapa pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh

seorang wirausaha menurut Suryana (2013 : 81) yaitu:

1. Pengetahuan tentang usaha yang akan dirintis.

~ 205 ~

2. Pengetahuan lingkungan usaha yang ada.

3. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.

4. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dan data yang

digunakan adalah data primer dan sedunder. Teknik pengumpulan data dengan

cara wawancara dan kuesioner dengan skala jawaban menggunakan skala likert

dengan skala 1 sampai dengan 4.

Sebelum data dianalisis, dilakukan pengujian keabsahan data dengan

menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. validitas merupakan derajat

ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan

data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2017:188-189) suatu

instrument dinyatakan valid apabila nilai koefisien Rhitung ≥ 0,3. Sedangkan uji

reliabilitas untuk mengukur tingkat kekonsistenan suatu data. Menurut Ghozali

(2016 : 68) pengukuran reliabilitas dilakukan menggunakan uji statistic Cronbach

alpha (α) dalam program SPSS 25. Variabel dikatakan reliable jika memberikan

nilai Cronbach Alpha (α) > 0,60.

Metode analisis data menggunakan analisis faktor. Data diolah dengan

menggunakan alat analisis statistik dengan bantuan program Microsoft Excell

2016 dan SPSS 25. Untuk menjawab rumusan masalah pertama yaitu “Apa saja

faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berwirausaha bagi ibu-ibu di

lingkungan Jariwaringin Asri, Pondok Gede – Bekasi menggunakan alat analisa

“analisis faktor”. Analisis faktor adalah mencoba menemukan hubungan

(interrlationship) antar sejumlah variabel-variabel yang awalnya saling

independen satu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau beberapa

kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal, Santoso

(2017:58). Sedangkan menurut Ghozali ( 2011: 393) analisis faktor adalah suatu

cara meringkas (summarize) informasi yang ada dalam variabel asli (awal)

menjadi satu set dimensi baru.

~ 206 ~

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian dengan 90 responden yang terdiri dari ibu-ibu wirasusaha di

lingkungan RW 13 Jatiwarngin Asri. Hasil penelitian dilihat dari Kaiser-Meyer-

Olkin and Bartlett’s Test sebesar 0,706 dengan signifikan sebesar 0,000

menunjukan angka KMO diatas 0,50 dan signifikansi jauh dibawah (0,000 < 0,05)

artinya variabel dan responden dapat dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis

faktor. Dari ketiga faktor yang tercermin dalam 23 variabel kemudian setelah

dilakukan analisis faktor hanya ada 15 variabel yang mampu membentuk 4 faktor

utama yaitu Kemauan, Pengetahuan, Pelatihan dan Ide. Dari 4 (empat) faktor yang

terbentuk terdapat nilai eigenvalue tertinggi yaitu faktor kemauan dengan nilai

4,33 . Sedangkan dilihat dari uji component matrik menunjukkan nilai korelasi

dari masing-masing variabel yang terbentuk yaitu berwisausaha karena ingin

menerapkan ide 45,1%, berwirausaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga 66 %,

berwirausaha karena pengetahuan dari keluarga 60,8% dan berwirausaha

membutuhkan pengetahuan keuangan dan pemasaran 56,4%.

Kesimpulan

Simpulan dari hasil pengolahan data dengan menggunakan analisis faktor

terhadap 90 orang responden yaitu ibu-ibu yang berwirausaha di lingkungan RW

13 Jatiwaringin Asri Pondok Gede – Bekasi yaitu dari 3 faktor utama dalam

berwirausaha, yaitu (1) Faktor Individual, antara lain: minat, sikap terhadap diri

sendiri, pekerjaan dan situasi pekerjaan, kebutuhan individual kemampuan atau

kompetensi, pengetahuan tentang pekerjaan, emosi, suasana hati, perasaan

keyakinan dan nilai-nilai. (2) Faktor lingkungan pekerjaan, yaitu: pendapatan

yang diterima, kebijakan-kebijakan sekolah, supervisi, hubungan antar manusia,

kondisi pekerjaan, budaya organisasi dan (3) Faktor dalam pekerjaan, yaitu: sifat

pekerjaan, rancangan tugas atau pekerjaan, pemberian pengakuan terhadap

prestasi, tingkat atau besarnya tanggung jawab yang diberikan, adanya

perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan, adanya kepuasan dari pekerjaan

yang tercermin dalam 23 variabel maka hanya ada 15 variabel yang mampu

membentuk 4 faktor utama yaitu kemauan, pengetahuan, pelatihan dan ide. Faktor

~ 207 ~

kemauan merupakan gabungan dari 10 variabel, pengetahuan adalah gabungan

dari 3 variabel, pelatihan dan ide merupakan gabungan dari masing-masing 1

variabel. Sedangkan dilihat dari uji component matrik menunjukkan nilai korelasi

tertinggi terdapat pada berwirausaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga 66 %,

berwirausaha karena pengetahuan dari keluarga 60,8%, berwirausaha

membutuhkan pengetahuan keuangan dan pemasaran 56,4% dan berwisausaha

karena ingin menerapkan ide 45,1%.

Oleh karena disarankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui

produk yang paling diminati masyarakat serta ditindaklanjuti dengan kegiatan

pengabdian masyarakat untuk memberikan pelatihan dibidang keuangan, strategi

pemasaran dan kualitas produk.

~ 208 ~

Peran Efektivitas Iklan Di Televisi Dalam Memediasi Daya Tarik Iklan

Terhadap Brand Attitude Pada Iklan Merek Shampoo Sunsilk (Studi Kasus

Di Cakung Barat Jakarta Timur)

Resa Nurlaela Anwar, SE.MM

Universitas Darma Persada / [email protected]

Arini Hidayati

Universitas Darma Persada

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Peran Efektivitas Iklan Di Televisi

Dalam Memediasi Daya Tarik Iklan Terhadap Brand Attitude Pada Iklan Merek Shampoo

Sunsilk (Studi Kasus Di Kelurahan Cakung Barat). Pengumpulan data dilakukan dengan

menyebar kuesioner kepada 100 responden yaitu wanita di kelurahan cakung barat.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Alat analisis

yang digunakan adalah Path Analysis. Uji F, Uji T, dan Uji analisis koefisien (R²)

dilakukan sebagai persyaratan statistik yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis

path analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) variabel daya tarik iklan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel efektivitas iklan. (2) variabel daya

tarik iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel brand attitude. (3)

variabel efektivitas iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel brand

attitude. (4) Daya Tarik Iklan berpengaruh terhadap brand attitude yang di mediasi oleh

efektivitas iklan secara langsung.

Kata Kunci : Daya Tarik Iklan, Efektivitas Iklan, Brand Attitude.

LATAR BELAKANG

Iklan sering diakui sebagai senjata paling ampuh untuk menciptakan

diferensiasi produk di benak konsumen. Perusahaan atau produsen menggunakan

iklan dan promosi untuk mengenalkan produknya. Iklan merupakan salah satu

bentuk pesan yang disampaikan kepada konsumen dengan tujuan memberi

informasi, membujuk dan mengingatkan konsumen akan produk yang diiklankan.

Iklan yang baik adalah iklan yang mampu menarik konsumen untuk

melihatnya. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh databoks yang

dilansir dalam www.databoks.katadata.co.id pada tahun 2019, melakukan riset

mengenai konsumsi media oleh milenial di Indonesia tahun 2019. Hasil riset

menunjukkan bahwa media televisi masih menjadi media yang paling banyak

dikonsumsi oleh milenial di Indonesia yakni sebesar 89%. Lalu, video online,

seperti di YouTube dan Instagram, menempati peringkat berikutnya dengan 46%.

Sementara itu, milenial lebih banyak membaca berita dan memperoleh informasi

dari surat kabar harian sebesar 27% dibandingkan portal berita online sebesar 7%,

~ 209 ~

surat kabar digital sebesar 2% maupun majalah sebesar 1%. Milenial juga

menjadikan radio sebesar 24% dan film sebesar 8% sebagai sumber berita dan

informasi.

Shampo umumnya digunakan masyarakat untuk membersihkan rambut dari

kotoran-kotoran yang menempel, baik pria maupun wanita. Selain itu juga

digunakan untuk merawat kesehatan rambut agar lembut, berkilau, dan mudah

diatur. Salah satunya adalah perusahaan Shampo Sunsilk yang masuk di Indonesia

sejak tahun 1952. Namun semakin banyaknya pesaing di era globalisasi ini

produk Sunsilk kian terdesak dengan pesaing yang ada seperti Shampo Pantene

dan Shampo Clear. Menurut data Top Brand Awards, Sunsilk menjadi salah satu

top brand Shampoo yang disajikan pada tabel berkut:

Tabel 1. 1

Top Brand Award Tahun 2017-2019 Kategori Shampoo

No Merek

Top brand Index

2017 2018 2019

1. Sunsilk 22,4% 20,3% 18,3%

2. Pantene 22,6% 24,1% 22,9%

3. Clear 17,4% 17,2% 19,8%

4. Lifebuoy 13,1% 17,2% 14,1%

5. Dove 7,6% 10,1% 6,1%

Sumber : www.topbrandaward

Tabel 1.1 menunjukan bahwa Sunsilk meraih TBI (Top Brand Index) untuk

kategori Shampoo 22,4% di tahun 2016, kemudian di tahun 2017 menurun

menjadi 20,3% dan pada tahun 2019 menurun yang sangat signifikan menjadi

18,3%.

~ 210 ~

Dengan berkembangnya zaman pesaing Sunsilk sebagai Shampoo tidak

hanya hadir dari produk lokal saja akan tetapi dari produk luar negeri. Dengan

adanya ini Sunsilk tetap menggunakan iklan sebagai media terbaiknya untuk alat

promosi. Banyak dari produk pesaing menggunakan kemajuan teknologi sebagai

media promosinya.. Daya tarik yang diberikan suatu iklan dengan menggunakan

dukungan dari bintang iklan itu sendiri merupakan suatu peran yang sangat

penting untuk membuat iklan menjadi efektif. Sunsilk menggunakan bintang

iklan seperti Isyana Sarasvati, Raisa Andriana, Carla Rizki dan Laudya Chintya

Bella sebagai daya tarik iklan. Daya tarik selebriti yang digunakan juga dapat

memepengaruhi sikap merek.

LANDASAN TEORI

Efektivitas Iklan

Pengukuran efektivitas sangat penting dilakukan. Tanpa dilakukannya

pengukuran efektivitas tersebut akan sulit diketahui apakah tujuan perusahaan

dapat atau tidak. Menurut Cannon, et al (2012) efektivitas bergantung pada sebaik

apa media tersebut sesuai dangan sebuah strategi pemasaran, yaitu pada tujuan

promosi, pasar target yang ingin dijangkau, dana yang tersedia untuk pengiklanan,

serta sifat dari media, termasuk siapa yang akan dijangkau, dengan frekuensi

seberapa sering, dengan dampak apa, dan pada biaya seberapa besar. Kemudahan

pemahaman meruapakan indikator yang penting dalam efektivitas iklan.

Kotler (2005) menjelaskan bahwa efektivitas iklan bergantung pada struktur

pesan iklan. Ketika masyarakat mampu memahami dan merespon baik struktur

pesan yang ada pada iklan yang ditayangkan maka iklan tersebut termasuk iklan

yang efektif. Sedangkan menurut Schults & Tannenbaum (dalam Ardiansya 2015:

77), efektivitas iklan dapat dilihat dari pengenalan merek (brand recognition),

iklan diingat, serta pesan iklan dipahami. Semakin tinggi tingkat Sebuah iklan

yang efektif tidak hanya mencangkup informatif atas barang yang ditawarkan saja,

melainkan suatu pesan yang dapat menarik pemirsa.

211

Daya tarik iklan atau power of impression dari suatu iklan adalah seberapa besar iklan

mampu memukau atau menarik perhatian pemirsanya (Indiarto, dalam Ardiansya 2015:77 ).

Iklan merupakan bentuk promosi dengan menggunakan media cetak dan elektronik. Iklan juga

merupakan instrument pemasaran modern yang akhirnya didasarkan pada pemikiran-pemikiran

karena iklan adalah bentuk komunikasi promosi yang dipandang paling efektif.

Menurut Sukamawati dan Suyono ( 2005 dalam Octaviasari 2011:24) daya tarik iklan

adalah sifat yang dimiliki seseorang yang dapat menimbulkan rasa ketertarikan dirinya. Daya

tarik ini dapat dikategorikan dalam dua komponen, yaitu ketertarikan fisik bintang idola iklan

dan daya tarik kesesuaian produk yang di iklankannya. Faktor penting variabel ini adalah

likebility dan similarity.

2. BRAND ATTITUDE

Menurut UU merek no. 15 tahun 2001 pasal 1 aya1, merek adalah tanda yang berupa

gambar, nama, kata huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur

tersebut ynag memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdangangan barang dan

jasa. Definisi ini memiliki kesamaan dengan definisi versi American Marketing Association

yang menekankan peranan merek sebagai identifier dan differentiation. Berdasarkan kedua

definisi ini, secara teknis apabila seseorang pemasar membuat nama, logo, atau symbol baru

untuk sebuah produk baru, maka ia telah menciptakan sebuah merek. ( Tjiptono, 2005 dalam

Andini 2016:8)

• Merek (Brand) merupakan nama, istilah, tanda, simbol, desain, ataupun kombinasinya

yang mengidentifikasikan suatu produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

Identifikasi tersebut juga berfungsi untuk membedakannya dengan produk yang

ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Lebih jauh, sebenarnya merek merupakan nilai

tengible dan intangible yang mewakili dalam sebuah trademark (merek dagang) yang

mampu menciptakan nilai dan pengaruh tersendiri di pasar bila diatur dengan tepat. Saat

ini merek sudah menjadi konsep yang kompleks dengan sejumlah sejumlah teknis dan

psikologis.

Brand atitude atau sikap terhadap merek yang di definisikan sebagai kecenderungan

konsumen untuk mengevaluasi suatu merek dalam bentuk yang tidak menguntungkan maupun

menguntungkan serta dalam bentuk yang baik maupun tidak baik (Asseal, 1998 dalam kartika,

2016:177). Brand attitude meliputi sikap yang positif maupun negatif bergantung pada

212

pengaruh yang diberikan oleh suatu objek yang berkaitan dengan evaluasi konsumen. Brand

attitude dapat menjadi indikasi kesukaan atau ketidaksukaan konsumen yang dapat digunakan

untuk memprediksi kesediaan konsumen untuk membeli.

METODE PENELITIAN

1. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

dan asosiatif. Metode kuantitatif kausal dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan mengenai efektivitas iklan dalam memediasi Daya Tarik Iklan terhadap Brand

Attitude Pada Iklan Merek Shampoo Sunsilk.

2. POPULASI DAN SAMPEL

Populasi penelitian adalah opulasi penelitian ini adalah warga kelurahan di cakung barat

berjenis kelamin perempuan yang pernah melihat iklan shampoo sunsilk minimal 2x dalam 3

bulan terakhir serta memiliki kemampuan untuk memahami dan mengisi kuesioner yang

diberikan. Adapun kriteria dalam pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu : Berjenis

kelamin wanita, Berdomisili di Kelurahan Cakung Barat, Jakarta Timur, Pernah melihat iklan

shampoo sunsilk dan menggunakan shampoo sunsilk minimal 2x dalam 3 bulan terakhir.

Berdasarkan rumus proposri tak terduga dengan menggunakan interval keyakinan 95% dan e=

10% dan diperoleh 96 dibulatkan menjadi 100 responden.

3. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Data yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Dalam

penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan

melalui kuesioner kepada responden, yaitu Wanita di Kelurahan Cakung Barat yang pernah

melihat iklan atau menggunakan Shampoo Sunsilk. Menurut Sugiyono (2014:230) Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang

akan diukur dan tahu apa yang diharapkan responden.

4. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path

analysis). Menurut Retherford, dalam Sunyoto (2012) Analisis jalur merupakan kepanjangan

dari analisis regresi berganda. Analisis jalur adalah suatu teknik untuk menganalisis hubungan

sebab akibat yang terjadi pada variabel bebasnya memepengaruhi variabel terikat tidak hanya

secara langsung maupun secara tidak langsung

213

HASIL PEMBAHASAN

Tabel 1.2

Pengaruh Daya Tarik Iklan Terhadap Efektivitas Iklan Shampoo Sunsilk

Model Summary

Mo

del R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 ,642a ,412 ,406 3,089

Sumber: Hasil olah data, 2020

Berdasarkan tabel diatas, hipotesis H1 pada model summary menunjukkan bahwa nilai

R2 sebesar 0,412 yang berarti kemampuan variabel daya tarik iklan dalam menjelaskan variabel

efektivitas iklan adalah 41,2%. Sedangkan 58,8% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

ada dalam penelitian ini.

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 653,854 1 653,854 68,540 ,000a

Residual 934,896 98 9,540

Total 1588,750 99

a. Predictors: (Constant), DayaTarikIklan

b. Dependent Variable: EfektivitasIklan

Berdasarkan tabel diatas, pada tabel anova menunjukan bahwa hasil nilai Fhitung sebesar

68,540 dan Ftabel dapat dicari pada tabel distribusi F dengan tingkat signifikansi 0,05 atau 5%

dimana df 1 (jumlah variabel-1) atau 3-1=2 dan df 2 = n-k-1 (jumlah data-jumlah variabel-1)

atau 100-2-1=97, maka diperoleh Ftabel sebesar 3,09. Maka Fhitung > Ftabel (68,540 > 3,09)

dan signifikansi (0,000 < 0,05) yang artinya H0 ditolak dan H1 diterima, bahwa variabel daya

tarik iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel efektivitas iklan.

214

Pengujian Hipotesis H2

Tabel 1. 3

Pengaruh Daya Tarik Iklan Terhadap Brand Attitude Pada Shampoo Sunsilk

Sumber :

hasil olah

data,2020

Berdasa

rkan tabel

diatas,

hipotesis H2 pada model summary menunjukkan bahwa nilai R2 sebesar 0,466 yang berarti

kemampuan variabel daya tarik iklan dalam menjelaskan variabel brand attitude adalah 46,6%.

Sedangkan 53,4% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini.

Didalam tahapan pengujian H2 diperoleh nilai koefisien jalur untuk daya tarik iklan

sebesar 0,682 hasil tersebut diperkuat dengan nillai signifikansi sebesar 0,000. Didalam tahapan

pengujian digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut

memperlihatkan bahwa nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 maka keputusannya adalah Ho

ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa daya tarik iklan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap brand attitude pada shampoo sunsilk.

Pengujian H3

Tabel 1. 4

Pengaruh Efektivitas Iklan Terhadap Brand Attitude Pada Shampoo Sunsilk Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,761a ,579 ,575 2,913

Berdasarkan tabel diatas, hipotesis H3 pada model summary menunjukkan bahwa nilai R2

sebesar 0,579 yang berarti kemampuan variabel efektivitas iklan dalam menjelaskan variabel

brand attitude adalah 57,9%. Sedangkan 42,1% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

ada dalam penelitian ini.

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,682a ,466 ,460 3,282

a. Predictors: (Constant), DayaTarikIklan_

215

Pengambilan Hipotesis 4

Gambar 1.5

Model Hasil Analisis Jalur (Path Analysis)

PXY = 0,330 PYZ = 0,549

P = 0,577 ß =0,642 ß =0,761 P =0,848

ß = 0,684

P = 0,682

PXZ = 0,330

Berdasarkan gambar di atas dinyatakan bahwa pengaruh langsung antara daya tarik iklan

terhadap efektivitas iklan ditunjukkan oleh PXZ sebesar 0,330, pengaruh langsung antara

efektivitas iklan terhadap brand attitude ditunjukkan oleh PYZ sebesar 0,549 dan pengaruh

langsung antara daya tarik iklan terhadap brand attitude sebesar ditunjukkan oleh PXY sebesar

0,330, maka pengaruh tidak langsung antara daya tarik iklan terhadap brand attitude yang

dimediasi oleh efektivitas iklan yaitu (PXZ x PYZ) yaitu sebesar 0,181.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Terdapat pengaruh antara daya tarik iklan terhadap efektivitas iklan, hasil ini ditunjukkan

dengan nilai R2 yang didapatkan sebesar 0,412 atau sebesar koefisien determinasi sebesar

4,12%, dimana hal ini yang menunjukkan bahwa variabel daya tarik iklan memberikan

kontribusi terhadap pengaruh efektivitas iklan sebesar 4,12%.

2. Terdapat pengaruh antara daya tarik iklan terhadap brand attitude, hasil ini ditunjukkan

dengan nilai R2 yang didapatkan sebesar 0,466 atau sebesar koefisien determinasi sebesar

Efektivitas Iklan

(Y)

Brand Attitude

(Z)

Daya Tarik Iklan

(X)

216

46,6%, dimana hal ini yang menunjukkan bahwa variabel daya tarik iklan memberikan

kontribusi terhadap pengaruh brand attitude sebesar 46,6%.

3. Terdapat pengaruh antara efektivitas iklan terhadap brand attitude, hasil ini ditunjukkan

dengan nilai R2 yang didapatkan sebesar 0,579% atau sebesar koefisien determinasi

sebesar 57,9%, dimana hal ini yang menunjukkan bahwa variabel efektivitas iklan

memberikan kontribusi terhadap pengaruh brand attitude sebesar 57,9%.

4. Efektivitas iklan memiliki peran dalam memediasi hubungan daya tarik iklanterhadap

brand attitude. Hasil ini ditunjukkan dengan nilai Adjusted R Square yang didapatkan

sebesar 0,636 atau sebesar koefisien determinasi sebesar 63,6%, dimana hal ini yang

menunjukkan bahwa hasil pengujian pengaruh daya tarik iklan(X), efektivitas iklan(Y),

dan daya Tarik iklan(Z) memberikan kontribusi terhadap efektivitas iklan sebesar 63,6%.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran

yang dapat diberikan sebagai berikut :

1. Untuk pihak PT. Unilever Indonesia Tbk diharapkan dapat meningkatkan dan

memperhatikan keefektivitasan iklan tersebut dengan mempertahankan dan meningkatkan

daya tarik iklan yang kuat serta kualitas pelayanan.

2. Perusahaan dapat menggunakan endorser ataupun cara-cara yang lebih kreatif untuk

membuat audience tertarik dan tidak bosan saat Shampoo Sunsilk meluncurkan iklan-

iklan terbarunya. Dan tetap mempertahankan slogan dari Sunsilk yaitu Sunsilk, rambut

hitam berkilau kebangganku yang sudah diingat audience.

3. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya mengembangkan penelitian ini dengan

mengambil fakotr-faktor lainnya yang juga dapat mempengaruhi sikap terhadap merek

melalui iklan.

4. Perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan efektivitas iklan agar dapat

meningkatkan brand attitude dari produk.

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, Wahyu. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Iklan Pada

Media Televisi ( Studi pada iklan produk sepeda motor Honda). Skripsi. Fakultas

Ekonomi Universitas Diponogoro Semarang.

Anggi, Venny Faradika dan Soesanto Harry. 2016. Analisis pengaruh daya tarik iklan dan

selebriti endorser pada promo ada aqua terhadap minat beli amdk merek aqua dengan

217

citra merek sebagai variabel intervening (studi kasus pada mahasiswa S1 di Jawa

Tengah dan DIY. Jurnal Manajemen Vol 5, No 3. Universitas Diponegoro, Semarang.

Ardiansyah, Lutfi, Zainul Arifin, dan Dahlan Fanani. Pengaruh Daya Tarik Iklan Terhadap

Efektivitas Iklan. Jurnal Adminstrasi Bisnis vol. 23 No 2 Juni 2015.Universitas

Brawijaya, Malang.

Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek & Psikologis Konsumen. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Fitriana, Selly. 2013. Pengaruh Efektivitas Iklan Terhadap Minat Beli Yang Dimediasi Oleh

Citra Merek. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Gustiko, Adrian Bayu. 2015. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Brand Attitude untuk

meningkatkan Brand Loyalty ( studi pada konsumen House of Moo). Skripsi. Program

sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponogoro, Semarang.

Hakim, Arief Rahman. 2010. Pengaruh Kepribadian, Sikap, dan Kpemimpinan Terhadap

Kinerja Kreatif Dalam Organisasi ( studi pada organisasi kreatif di kota Semarang).

Skripsi. Program sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro, Semarang.

Hertanto, Yohanes Christian. 2013. Pengaruh brand awareness, perceived quality, brand

association, dan brand loyalty terhadap brand attitude melalui efektivitas iklan

shampoo L’oreal di Surabaya. Jurnal Manajemen

Juliandi, Azuar dkk. 2014. Metode Penelitian Binis, Konsep dan Aplikasi. Medan:UMSU Press

Kartika, AS, dan A. A Gede Agung Artha Kusuma. 2016. Peran Efektivitas Iklan Dalam

Memediasi Daya Tarik Iklan Terhadap Brand Attitude Pada Iklan Merek Aqua ( Studi

Pada Konsumen Aqua). E-Jurnal Manajemen Unud Vol. 5 No.1. Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Udayana, Bali.

Maretama, Arif. R. 2018. Pengaruh Electronic Word OF Mounth Terhadap Brand Image dan

Brand Switching. Jurnal Admistrasi Bisnis Universitas Brawijaya.

Moriarty, Sandra, Nancy Mitchell, willams Wells. 2011. Advertising. Jakarta:Kencana.

Nurdiyanto, AD dan Malik DL. 2019. Peran efektivitas iklan dalam memediasi daya tarik iklan

dan kredibilitas celebrity endorser terhadap keputusan pembelian sepeda motor sport

honda. Jurnal Manajemen Vol.10, No.1. Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas

Selamat Sri, Kendal.

Octaviasari, Sherly. 2011. Analisis Pengaruh Daya Tarik Iklan dan Efek Komunitas Terhadap

Kesadaran Merek dan Sikap Terhadap Merek Kartu Selular Prabayar Mentari di

Semarang. Skripsi. Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro.

Peter, P.J., dan Olson, J.C. 2013 perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Edisi 9. Jakarta:

Salemba Empat.

Riyanto, Makmum. 2008. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Iklan dan

Implikasinya Teradap Sikap Merek Studi Kasus Pada Iklan Pond’s di Kota Semarang.

Tesis. Semarang: Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sajarna

Universitas Diponogoro.

Schiffman, L., dan Kanuk, L.L 2008. Perilaku Konsumen, edisi ketujuh cetakan keempat.

Jakrata: PT Indeks.

218

Sufa, Faela, dan Bambang Munas. 2012. Analisis Pengaruh Daya Tarik Iklan, Kualitas pesan

Iklan, Frekuensi Penayangan Iklan Terhadap Efektivitas Iklan Televisi Mie Sedap.

Diponogoro Jurnal of Management Jurusan Manajemen Vol. 1 No. 1. Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponogoro.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Website

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/01/16/televisi-media-paling-

banyakdikonsumsi-milenial-indonesia (Diakses Pada 10 Maret 2020)

https://www.topbrand-award.com/top-brand-index/ (Diakses Pada 10 Maret 2020)

https://www.sunsilk.co.id/home.html (Diakses Pada 10 Maret 2020)

https://jaktimkota.bps.go.id (Diakses Pada 15 Maret 2020)

https://websindo-indonesia-digital-2020 (diakses pada 20 Maret 2020

Prosiding Seminar Hasil Penelitian Semester Genap 2017/2018-ISSN : 2337-7976 VOLUME VI / NO. 2 /SEP. 2018

==============================================================================================================

1