Prosiding Seminar Hasil Penelitian Semester Ganjil 2020/2021-ISSN : 2337-7976 VOLUME VIII / NO. 2 /FEB. 2021
============================================================================================================================================================================
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Semester Ganjil 2020/2021-ISSN : 2337-7976 VOLUME VIII / NO. 2 /FEB. 2021
============================================================================================================================================================================
PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN
SEMESTER GANJIL 2020/2021
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
Pelindung : Rektor Universitas Darma Persada
Penangung Jawab : Wakil Rektor I
Pimpinan Redaksi : Kepala Lembaga Penelitian, Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan
Anggota Redaksi : Prof.Dr. Kamaruddin Abdullah, IPU.
Dr. Gatot Dwi Adiatmojo
Dr. Aep Saepul Uyun, M.Eng
Drs. Rusydi M. Yusuf, M.Si.
Alamat Redaksi : Lembaga Penelitian, Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan
Universitas Darma Persada Jl. Taman Malaka Selaltana) Pondok
Kelapa - Jakarta Timur (14350)
Telp. (021) 8649051, 8649053, 8649057
Fax.(021) 8649052
E-Mail : [email protected]
Home page : http://www.unsada.ac.id
~ iii ~
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Semester Ganjil 2020/2021-ISSN : 2337-7976 VOLUME VIII / NO. 2 /FEB. 2021
============================================================================================================================================================================
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI iii
KATA PENGANTAR v
Perkembangan Islam Di Jepang Dalam Mata Kuliah Nihongo Kiso Renshi
Untuk Meningkatkan Pemerolehan Kosakata, Kemampuan Tambahan Dan
Keterampilan Berbicara Mahasiswa
Erni Puspitasari, Indun Roosiani
1 - 14
Efektivitas Metode Shadowing Dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshi
Untuk Meningkatkan Pemerolehan Kosakata, Kemampuan Tambahan Dan
Keterampilan Berbicara Mahasiswa
Zainur Fitri, Irawati Agustine, Bertha Nursari
15 - 29
Metode Pengajaran Matakuliah Nihongo Kiso Renshuu Berdasarkan
Respon Dan Peserta Matakuliah Gaikogu Kyoujuhou (Metode Pengajaran
Bahasa Jepang)
Herlina Sunarti, Bertha Nursari, Ni Luh Suparwati
30 - 46
Studi Penerjemahan Buku Semantik Bahasa Jepang Dan Aplikasinya Bagi
Pemelajar Bahasa Jepang
Andi Irma Sarjani, Juariah, Riri Hendriati, Ari Artadi
47 - 54
Alih Kode Dan Campur Kode Dalam Lirik Lagu Utada Hikaru
Hermansyah Djaya, Hargo Saptaji, Ni Luh Suparwati
55 - 61
Film Animasi Doraemon Sebagai Media Pembelajaran Budaya Jepang
Tia Martia, Metty Suwandany
62 - 75
Perang Saudara Dan Supremasi WASP Di Amerika
Rusydi M. Yusuf
76 - 90
Deteksi Dan Monitoring Gas Beracun Carbon Monoksida (CO) Pada Kabin
Kendaraan Tua (Odometer > 300k Km) Dan Hubungannya Terhadap
Kepadatan Kendaraan Dengan Metode Fuzzy
91- 115
Suzuki Syofian, Aji Setiawan, Roland, Fathan
Alternatif Pengolahan Limbah Kayu Pada Usaha Mikro Furnitur Dengan
Sistem Dinamik Di Desa Bojong
116-127
Ade Supriatna, Eka Yuni Astuti, Ilham Rahkam
Perhitungan Dwt Dan Lwt Untuk Perencanaan Amphibi Coach Penunjang
Pariwisata Danau Toba
Arif Fadillah, Vebly De Yosua Moganti, Rahel Egi Garetno
128-146
~ iv ~
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Semester Ganjil 2020/2021-ISSN : 2337-7976 VOLUME VIII / NO. 2 /FEB. 2021
============================================================================================================================================================================
Pembuatan Sads (Ship Accident Database) Sebagai Upaya Peningkatan
Keselamatan Pelayaran Di Indonesia
Mohammad Danil Arifin
147-160
Studi Literatur Tinjauan Penggunaan Generator Package Set Darurat Pada
Sebuah Kapal
Danny Faturachman, Shahrin Febrian
161-178
Desain Awal Kapal Tenaga Surya Sebagai Alat Penyeberangan Ancol –
Kepulauan Seribu
Kamaruddin Abdullah, Rizky Irvana
179-192
Pengaruh Kompleksitas Dan Keadilan Sistem Perpajakan Terhadap
Perilaku Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Perencanaan Pajak Sebagai
Pemediasi
Agustina Indriani
193-201
Analisus Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Berwirausaha Ibu-
Ibu Di Lingkungan RW 13 Jatiwaringin Asri Pondok Gede
Endang Tri Pujiastuti, Dian Anggraeny Rahim, Sukardi, Ardi
Kusmara
202-207
Peran Efektivitas Iklan Di Televisi Dalam Memediasi Daya Tarik Iklan
Terhadap Brand Attitude Pada Iklan Merek Shampoo Sunsilk (Studi Kasus
Di Cakung Barat Jakarta Timur)
Resa Nurlela Anwar
208-219
~ v ~
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Semester Ganjil 2020/2021-ISSN : 2337-7976 VOLUME VIII / NO. 2 /FEB. 2021
============================================================================================================================================================================
KATA PENGANTAR
Seminar hasil penelitian para dosen Unsada semester ganjil tahun akademik 2020/2021
dengan tema “MENINGKATKAN MUTU DAN PROFESIONALISME DOSEN MELALUI
PENELITIAN DAN PENGABDIAN UNTUK PUBLIKASI BEREPUTASI” telah
dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2021 di Universitas Darma Persada. Seminar hasil
penelitian para dosen tersebut diadakan dengan harapan dapat menghasilkan inovasi-inovasi
teori maupun inovasi-inovasi teknologi tepat guna dan juga menyampaikan hasil penelitiannya
kepada sesama dosen dilingkungan sivitas akademika Unsada.
Prosiding ini disusun dengan menghimpun hasi-hasil penelitian para dosen yang telah
diseminarkan dan telah diperbaiki berdasarkan masukan-masukan pada seminar tersebut.
Tujuan disusunnya prosiding seminar ini adalah untuk mendokumentasikan dan
mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian para dosen yang telah diseminarkan. Pada prosiding
edisi semester ganjil tahun akademik 2020/2021 ini berisi 17 makalah,
Pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada para peneliti, penyaji dan
para penulis makalah, penyunting serta panitia yang telah bekerja sama, sehingga prosiding ini
dapat diterbitkan. Selanjutnya harapan kami semoga prosiding ini dapat bermanfaat bagi para
pihak yang berkepentingan.
Jakarta, 23 FEBRUARI 2021
Kepala
Lembaga Penelitian, Pemberdayaan Masyarakat
dan Kemitraan
1
Perkembangan Islam Di Jepang Dalam Perspektif Strategi Ekonomi,
Stabilitas Politik Dan Toleransi Pada Era Pemerintahan Shinzo Abe
Erni Puspitasari
Indun Roosiani
Jurusan Sastra Jepang / Fakultas Bahasa dan Budaya
Abstrak
Islam telah masuk ke Jepang sejak pada era Kamakura, Islam terus berkembang hingga
menjelang perang dunia kedua. Pasca kekalahan Jepang hampir tidak ada literature yang
membahas tentang Islam, tetapi perkembangan Islam terus berlanjut, berbagai organisasi
Islam bermunculan, hal ini seiring dengan masuknya para imigran muslim ke Jepang
untuk bekerja maupun untuk belajar . Masuknya para imigran muslim menimbulkan
adanya kebutuhan terhadap produk produk halal,hal ini mendorong bermunculannya
produk produk halal, hal ini juga diikuti oleh munculnya badan sertifikasi
halal.Pemerintahan Shinzo Abe dalam merespon hal ini mengeluarkan kebijakan di sector
ekonomi yakni dengan menyediakan fasilitas wisata ramah muslim, hal ini merupakan
strategi ekonomi di bidang pariwisata. Kebijakan pemerintah Shinzo Abe terhadap para
pendatang muslim dan beberapa negara muslim sangat baik, hal ini mengingat sangat
tergantung kepada impor minyak dari Timur Tengah, sehingga bila terdapat konflik yang
muncul, maka akan berimbas kepada stabilitas politik Jepang. Pada era pemerintahan Abe
politik luar negeri Jepang menjadi lebih independen dan lebih proaktif.
Kata kunci : Islam, strategi ekonomi, stabilitas politik, Jepang.
Latar Belakang
Dengan jumlah komunitas muslim yang hanya 2 persen, tetapi pemerintah
Jepang sangat mengapresiasi keberadaan komunitas muslim di Jepang. Setelah
terjadi peristiwa 11 September di Amerika pada tahun 2001, pandangan
masyarakat Jepang hampir tidak berubah terhadap imigran Muslim. Tidak terjadi
penangkapan terhadap orang orang Islam yang dicurigai sebagai teroris (
Penn,2014 ), walaupun Jepang memiliki hubungan yang erat sekali dengan
Amerika, tetapi untuk membuat kebijakan yang berkaitan dengan Islam Jepang
memiliki kebijakan yang agak sulit diintervensi oleh Amerika. Kecurigaan
masyarakat Jepang tidak terarah Islam, tetapi lebih kepada alasan yang bersifat
kewaspadaan terhadap imigran yang kebetulan berasal dari Negara Islam, dengan
alasan tindakan kriminal yang mereka lakukan.( Onishi, 2003). Berbagai
kebijakan ini tentu memiliki kaitan yang erat dengan kepentingan Jepang untuk
~ 2 ~
tetap menjaga stabilitas politiknya, terutama politik luar negeri Jepang dengan
negara negara Timur Tengah.
Sementara itu perkembangan Islam di Jepang juga didorong oleh masuknya
kaum imigran dari negara negara muslim yang bekerja di berbagai sektor pada
era Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi atau bubble economic, dan
berkembangnya industri Jepang yang banyak menyerap tenaga asing yang
berasal dari negara negara dengan penduduk muslim, hingga menyebabkan
meningkatnya jumlah masjid di Jepang pada era 1990 an hingga 2000 .Sementara
itu saat ini jumlah muslim meningkat dengan tajam, akibat dari banyaknya
tenaga kerja dan mahasiswa dari negara muslim. Pada tahun 2019 diperkirakan
terdapat 200.000 muslim di Jepang dengan 43.000 diantaranya adalah
berkebangsaan Jepang. Perkembangan Islam di Jepang juga diiringi oleh
maraknya parawisata ramah muslim yang digagas oleh Shinzo Abe yang
dianggap sebagai sumber ekonomi baru, sehingga hal ini diikuti dengan
maraknya berbagai produk halal.
Pada sisi yang lain Jepang memiliki banyak kepentingan baik dengan
keberdaaan pekerja migran muslim dan dengan berbagai negara dengan
mayoritas penduduk muslim. Sehingga ketegangan yang terjadi dapat
mempengaruhi stabilitas Jepang dalam bidang ekonomi maupun politik. Jepang
harus terus menjaga hubungan baik dengan berbagai negara Islam, karena energi
fosil Jepang tergantung dari pasokan negara negara di Timur Tengah. Bila terjadi
masalah dalam pemenuhan energi, maka akan menimbulkan kegoncangan dan
mengganggu stabilitas politik Jepang, dan hal ini juga akan berimbas kepada
perkembangan Islam di Jepang. Untuk masalah Islam, Jepang lebih independen
dan sulit sekali untuk diintervensi oleh Amerika.
Dengan berbagai pertimbangan di atas, maka perlu bagi penulis untuk
melakukan penelitian ini, guna mencari pembuktian keterkaitan dari berbagai
masalah yang telah dijabarkan di atas. Hal ini juga dimaksudkan untuk
melakukan pengayaan dalam bidang keilmuan khususnya dalam bidang
humaniora.
~ 3 ~
Landasan Teori
Agama Islam
Berdasarkan definisi dari Alisyahbana yang mengatakan bahwa adalah suatu
sistem kelakukan dan perhubungan manusia yang pokok pada perhubungan
manusia dengan rahasia. (Alisyahbana, 1992 )Sementara itu Durkheim dalam
Morrison mengatakan bahwa dalam agama ada sakral dan profan hal hal yang
sakral adalah superior,sangat kuasa, dan terlarang dari hubungan normal dan
pantas mendapat penghormatan tertinggi, sedangkan yang profan adalah biasa,
tidak menarik dan merupakan kebiasaan praktis kehidupan sehari hari ( Morrison,
2005). Sedangkan Islam secara etomologi berasal dari kata Aslama” yang artinya
menyerahkan diri, “Sallama” yang berarti menyelamatkan orang lain, dan
“Salam” yang berati aman, damai, sentosa
Dengan demikian Agama Islam adalah sistem kepercayaan yang yang mengakui
bahwa Islam merupakan wahyu yang diterima nabi Muhammad untuk
disampaikan kepada umat manusia yang berintikan ajaran dengan tujuan damai,
keselamatan, dan penyerahan diri terhadap Allah SWT, yang diwujud dengan
menjaga hubungan yang baik dengan Alloh yang dianggap sebagai kekuatan di
luar jangkauan manusia, dengan sesama manusia, dan dengan alam.
Strategi Ekonomi
Menurut Chandler (1962) strategi adalah identifikasi dengan menetapkan
tindakan tindakan yang kemungkinan dilakukan di masa yang akan datang. (
Rasche, 2007) . Masih menurut Chandler strategi adalah tujuan dasar jangka
panjang, dan tujuan dari perusahaan dengan menerapkan tindakan dan alokasi
sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan.( Weigl, 2008). Sedangkan
definisi ekonomi menurut Robbin (1932 ) ekonomi adalah ilmu yang mempelajari
perilaku manusia sebagai hubungan antara tujuan dan sarana yang langka yang
memiliki kegunaan alternatif. Definisi Robbin cenderung berpusat pada
kelangkaan ekonomi (Staveren, 2001) , sementara itu Smith yang merupakan
bapak ekonomi modern mengatakan bahwa ekonomi adalah suatu studi tentang
~ 4 ~
kekayaan. Titik pusat dari definisi adalah bagaimana menciptakan kekayaan.
Secara implisit Smith mengatakan bahwa kekayaan identik dengan
kkesejahteraan. Smith juga berasumsi bahwa bangsa yang kaya akan menjadi
lebih bahagia. (Dobb, 1985)
Dengan berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa Strategi ekonomi adalah perencana yang berisi tentang rangkaian kegiatan
yang yang dibuat untuk mencapai mendapatkan kekayaan guna menciptakan
kesejahteraan.Strategi Ekonomi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
berbagai rencana yang berisi tentang rangkaian kegiatan dalam bentuk berbagai
kebijakan yang dilakukan pemerintah Jepang guna mendapat kekayaan dengan
tujuan menciptkan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Politik
Menurut Menurut.Soltau, politik adalah ilmu yang mempelajari
Negara,tujuan-tujuan Negara, dan lembaga-lembaga Negara yang akan
melaksanakan tujuan tersebut serta hubungan antara Negara dengan warga
negaranya serta Negara lain ( Wright, 2003)
Metode Penelitian
Sample dalam penelitian ini adalah nara sumber, teman dan rekan sejawat.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive dengan pertimbangan
kemampuan nara sumber dalam masalah social politik Jepang. Hal ini
dimaksudkan agar dapat membimbing penulis dalam penelitian ini. Nara sumber
yang dimaksud di sini adalah orang orang Indonesia yang sudah lama bermukim
di Jepang, Orang Jepang yang ahli dalam bidang politik dan sosial, serta para ahli
dalam bidang politik, ekonomi dan sosial Jepang. Metode yang dipergunakan
adalah metode deskriptif analitik
Hasil Penelitian
Kedatangan Islam telah dimulai sejak jaman Kamakura, yakni dikirimnya
misi perdamaian yang dilakukan oleh dinasti Yuan pada tahun 1275. Pada saat itu
seorang Uighur bernama Sadr al-Din termasuk dalam misi tersebut, tetapi ia
~ 5 ~
dieksekusi oleh penguasa Kamakura. Setelah misi ini hamper tidak ada dokumen
yang memberitakan tentang kontak Jepang dengan Islam. Pada jaman Azuchi
Momoyama, banyak budak hitam dan para awak kapal yang dibawa kapal kapal
Eropa, kemungkinan mereka adalah muslim yang berasal dari Afrika atau dari
Semenanjung Arab. Berikut ini adalah perkembangan Islam yang akan saya mulai
dari era Meiji
Pada era Meiji, atau akhir abad 19, muncul dua tren yang berbeda yang
sama sama menarik perhatian umat Islam dan Jepang satu sama lain yakni
imperialism Eropa di dunia muslim, dan kemunculan tiba tiba Jepang sebagai
Negara modern yang merdeka yang dapat melawan kekuatan predator Eropa. Hal
ini tentu saja menjadi sebuah harapan baru bagi dunia muslim yang menjadi
korban imperialism Eropa.Antara tahun 1920 hingga tahun 1930 an Orang Jepang
tertarik kepada dunia Islam karena alasan ekspansionisme, ekonomi, dan budaya.
Alqur’an diterjemahkan ke daam bahasa Jepang, oraganisasi Islam didirikan, dan
buku buku Islam ditulis. Sementara itu dipihak lain para emigrant Tatar banyak
yang masuk ke Jepang karena melarikan diri dari kekuasaan komunis Rusia,
mereka kebanyakan menetap di Tokyo, Nagoya dan Kobe. Mereka juga disebut
sebagai penyebar agama Islam di Jepang. Pada tahun 1938 seorang pemuka
agama Tatar Abdul Hay Qurban Ali dibatu otoritas Jepang berhasil mendirikan
masjid Tokyo. Persmian masjid ini dihadiri juga oleh Hafizh Wahbah, yang
merupakan duta besar Arab Saudi di London, ia mewakili raja Abdul Aziz Al
Saud, lalu Saif Al Isllam Al Hussein dari Yaman, Mahmud Fawzi dari Mesir.
Keterlibatan Jepang dalam peranghh dunia kedua memberikan kesempatan
kepaada Jepang untuk menduduki berbagai wilayah di Asia, dan memberikan
kesempatan kepada Jepang untuk malkukan kontak dengan muslim dari China,
Malaysia, Indonesia dan Filipina. Seorang tokoh terkemuka Jepangyakni Umar
Yukiba masuk Islam di Malaysia. Selain Umar Yukiba ada beberapa tokoh Jepang
yang masuk Islam antara lain Abdul Muneer Watanabe, Sadiq Imaizumi, Faruq
Nagase, Suda dan Matsubayashi selama perang dunia kedua. Setelah kekalahan
Jepang pada perang dunia kedua, maka tiga juta warga Jepang harus kembali ke
negaranya termasuk muslim Jepang yang berada di Asia
~ 6 ~
Pasca perang dunia kedua, pada tahun 1953 beberapa orang Jepang
diantaranya Yamaoka, Umar Mita, Abdul Muneer Watanabe, Sadiq Imaizumi,
Umar Yukiba dan Mustafa Komura mendirikan asosiasi muslim Jepang untuk
pertama kalinya, sementara itu anggota jamaah Tabligh dari Pakistan masuk ke
Jepang antara tahun 1956 hingga tahun 1960. Mereka menghidupkan kembali
semangat muslim Jepang seperti Umar Mita, dan Mustafa Komura, dan masuk
Islam baru, seperti Prof. Abdul Kareem Saito, Khalid Kiba, Dr. Umar Kawabata,
Zakariya Nakayama, Ali Mori, dan Amin Yamamoto. Sadiq Izumi berhasil
mendakwahi orang Jepang lainnya sehingga mereka masuik Islam antara lain
Ramadhan Isozaki, Zubair Suzuki, Sideeq Nakayama, dan Yusuf Imori.
Perkembangan Islam di Jepang tidak terlepas dari banyaknya mahasiswa
dari berbagai Negara muslim seperti Pakistan, Indonesia dan dunia Arab, yang
dating ke Jepang pada era tahun akhir tahun lima puluhan dan awal enam puluhan.
Mereka mendirikan asosiasi mahasiswa muslim pertama di Jepang. Pengurus
organisasi tersebut antara lain adalah Zuhal dari Indonesia, Muzaffar Uzay dari
Turki, , Ahmad Suzuki dari Jepang, Abdur Rahman Siddiqi dari Pakistan, dan
Salih Mahdi Al Samarrai, seorang Arab. Para mahasiswa muslim ini membentuk
dewan dakwah bersama dengan Asosiasi Muslim Jepang, yakni Umar Mita,
Abdul Muneer Watanabe, dan Abdul kareem Saito
Islamic Center Jepang didirikan pada saat krisis minyak melanda Jepang
pada tahun 1973, tetapi di balik krisis minyak yang melanda Jepang ketetarikan
masyarakat Jepang terhadap Islam semakinmeningkat, karena sebagian besar
Negara penghasil minyak adalah Negara Negara Islam. Bedirinya Islamic Center
adalah merupakan impian bagi orang orang yang telah berjuang dalam berdakwah
dan menyebarkan ajaran Islam di Jepang selam ratusan tahun di Jepang. Segera
setelah munculnya Islamic Center, maka bermunculan asosiasi Islam di Jepang
hingga saat ini, seiring dengan masuknya para pendatang muslim. Hal ini tentu
saja berakibat kepada munculnya kebutuhan berbagai produk halal yang harus
dikonsumsi oleh pendatang muslim.
Kebutuhan akan produk halal direspon Jepang sebagai salah satu sumber
ekonomi baru, karena jumlah muslim Jepang yang kian bertmbah dan muslim
~ 7 ~
dunia yang melewati angka 2 milyar, dan hal ini tentu saja sebagai pasar yang
masih terbuka lebar. Maraknya produk halal tidak terlepas dari bermunculannya
berbagai badan sertifikasi halal, dimana sebuah produk akan dikatakan halal bila
sudah mendapatkan sertifikasi dari salah satu badan sertifikasi tersebut.
Salah satu strategi ekonomi yang lain dari pemerintahan Shinzo Abe adalah
peningkatan pariwisata, terutama parawisata yang ramah muslim. Untuk tujuan
tersebut pemerintahan Abe melakukan kebijakan bebas visa bagi beberapa negara.
Pemerintah Jepang menargetkan wisatawan dari negara negara Asia Tenggara
yang mayoritas muslim. Selain Indonesia, Malaysia, Brunei dan Thailand yang
mendapatkan kebijakan bebas visa turis, maka negara lain yang mendapatkan
bebas visa turis antara lain Tunisia, Turki, dan Uni Emirat Arab..
Motivasi Jepang sebagai negara ramah muslim dilandasi oleh manfaat
ekonomi yang akan dibawa oleh wisatawan yang datang. Globalisasi dan jatuhnya
yen Jepang membuat Jepang semakin terjangkau, dan ini berdampak pada
tingginya jumlah wisatawan yang datang ke Jepang. Jepang melihat pariwisata
sebagai solusi untuk mendongkrak perekonomian. Dengan kata lain, Jepang
menganggap pariwisata sebagai alat penting untuk menarik wisatawan asing
datang ke Jepang dan meningkatkan perekonomian. Penn (2015) menyatakan
bahwa pariwisata adalah salah satu bidang di mana kebijakan "Abenomics" dari
Perdana Menteri Shinzo Abe telah menemukan keberhasilan yang sejauh ini tidak
dapat disangkal lagi dari program lainnya. Ketika Shinzo Abe dan Partai
Demokrat Liberal kembali berkuasa pada Desember 2012, nilai Yen Jepang
berada di kisaran 85 terhadap dolar AS. Dorongan pemerintahnya untuk
pelonggaran moneter mendevaluasi Yen secara tajam, sehingga sekarang berada
pada sekitar 120 Yen per dolar AS. Salah satu akibatnya adalah sekarang menjadi
jauh lebih terjangkau bagi turis asing untuk mengunjungi Jepang. Masuknya para
turis muslim juga berdampak kepada perkembangan Islam di Jepang, karena
banyak fasilitas yang disediakan guna memenuhi kebutuhan para turis, antara lain
mushola di tempat tempat umum, restoran restoran halal, dan berbagai fasilitas
lainnya.
~ 8 ~
Perkembangan Islam di Jepang tidak terlepas dari stabilitas politik Jepang.
Kebijakan politik luar negeri Jepang di Timur Tengah, seringkali harus
menyeimbangkan kepentingan Amerika selaku sekutu Jepang, dan kepentingan
Jepang terhadap kebutuhan keamanan energi fosil Jepang. Amerika memiliki
banyak kepentingan di Timur Tengah antara lain aliansi keamanan, kedekatannya
dengan Israel. Dalam hal ini Jepang lebih fokus terhadap kepentingannya terhadap
keamanan kebutuhan energi fosil. Jepang tidak melakukan keberpihakan kepada
negara negara yang sedang berkonflik. Jepang melakukan kebijakan netral dan
menghindari pendekatan militer di Timur Tengah
Hal ini dilakukan Jepang karena Jepang sangat bergantung kepada Timur
Tengah dalam pemenuhan energi fosilnya. Jepang mengimpor hamper 90%
mentah dari Timur Tengah, Jepang juga merupakan importir utama minyak dari
Timur Tengah. Pada tahun 2018 neraca perdagangan Jepang dengan Timur untuk
ekspor bernilai $ 22 milliar dollar, sedangkan impornya mencapai $93,8 milliar
dollar dan mitra utama Jepang di Timur tengah adalah Arab Saudi, Uni Emirat
Arab, dan Qatar ( Boduszynski, Lamont, 2019)
Dalam sebuah pidato pada tahun 2015 Abe mengemukakan bahwa Jepan
tidak akan memihak, atau berusaha ikut campur tangan dalam konflik antar negara
atau internal kawasan.Abe menggunakan tiga istilah berbahasa Arab yang
dijadikannya sebagai panduan dalam kebijakan politik luar negeri nya yakni al-
tsaamuh ( harmoni dan toleransi ), al-ta’aash ( hidup berdampingan dan
kemakmuran) dan al-ta’aun ( kolaborasi ).
Kebijakan politik luar negeri Jepang, Jepang dihadapkan pada situasi yang
kurang menguntungkan, Shinzo Abe harus mampu melindungi kepentingan
ekonomi Jepang di Iran, di sisi yang lain Jepang tergantung kepada mintak Timur
Tengah, tetapi di sisi yang lain Jepang berada di bawah perlindungan Amerika.
Abe mencoba mejadi penengah antara Taheran dan Washington. Tokyo tidak
mungkin terlibat dalam pengerahan pasukan yang digagas Amerika, karena hal ini
akan mengganggu hubungan dagang dengan mitra regionalnya. Abe lebih fokus
kepada upaya penciptaan perdamaian ( Yoshida, 2020).
~ 9 ~
Sementara itu masalah Timur Tengah diwarnai dengan munculnya ISIS,
sebuah kelompok radikal yang acap kali melakukan teror. Jepang tidak mentolerir
adanya kegiatan terorisme, Shinzo Abe bahkan mengatakan bahwa akan terjadi
kerugian yang tidak bisa diukur jika terorisme menyebar di Timur Tengah.
Dalam sebuah pidato Abe mengatakan bahwa Kontribusi Jepang dalam
penanganan ISIS maka Jepang akan mengeluarkan bantuan non militer senilai 2.5
milliar dollar. Juga memberikan bantuan senilai 200 juta dollar kepada negara
yang terdampak ISIS yang memicu eksodus warganya ke negara negara tetangga..
Jepang tidak luput dari teror yang dilakukan ISIS. ISIS membunuh 2
sandera warga Jepang dengan cara dipenggal, karena Jepang enggan memberikan
tebusan dan gagalnya diplomasi untuk pembebasan sandera tersebut. Hal ini tentu
saja membuat khawatir para pemimpin muslim di Jepang karena mereka
minoritas. Mereka khawatir mejadi sasaran kemarahan masyarakat Jepang. Hal ini
benar saja terjadi, kemarahan masyarakat Jepang muncul di berbagai media
berupa komentar yang bernada kemarahan, bahkan kelompok sayap kanan Jepang
melakukan unjuk rasa di Tokyo memprotes kebijakan pelonggaran imigrasi yang
dilakukan pemerintah Jepang ( Hayashi dan Obe, 2015)
Sebuah situs di media social bahkan mengancam bila pemerintah
mengundang para pekerja dari negara muslim, maka akan terjadi bentrokan yang
lebih hebat, dibandingkan dengan apa yang dihadapi muslim di Eropa. Munculnya
sentiment anti Islam direspon pemerintah dengan mengerahkan kekuatan penuh
dari kepolisian untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya pelecehan atau
serangan dengan cara menjaga berbagai fasilitas keagamaan muslim, kedutaan
besar dari negara yang mayoritas muslim.
Para pemuka Islam di Jepang juga melakukan berbagai pertemuan, guna
menyelesaikan masalah ini. Yakni meminta media Jepang tidak menyebut ISIS
sebagai Isuramu Koku yang bermakna negara Islam, karena hal ini sangat
bertentangan. Hal ini untuk mencegah kesalah pahaman, karena Islam itu adalah
agama yang penuh kedamaian, dan mencegah prasangka negative terhadap
muslim di Jepang.
~ 10 ~
Pemerintahan Abe, berhasil meredam ketegangan dengan baik, hal ini tentu
saja harus dilakukan, mengingat bila terjadi ketegangan antara muslim dengan
warga Jepang dapat memicu masalah dengan negara negara Islam, dan hal ini
sangat dihindari oleh pemerintahan Abe. Karena Jepang memiliki kepentingan
dengan negara negara Islam baik secara ekonomi, maupun politik.
Dalam menjaga hubungan baik dengan negara negara Islam, pemerintah
Jepang sejak tahun 2005 selalu mengundang para diplomat dari negara negara
mayoritas Islam untuk buka puasa bersama di kantor perdana mentri atau di
kantor kementrian luar negeri. Dalam pidatonya pada Ramadhan 2013
dan tahun 2019 Abe mengemukakan bahwa undangan ini adalah untuk
mempererat hubungan yang erat antara negara negara Islam dengan Jepang.
Undangan ini juga merupakan wujud kedekatan dan penegasan kembali bahwa
negara negara Islam sangatlan penting bagi Jepang. Abe berharap bahwa mereka
dapat meningkatkan kerjasama yang saling meguntungkan. Abe juga berupaya
membina hubungan yang komprehensif dengan negara negara Islam dalam bidang
politik, ekonomi, dan budaya. Abe merasa bahwa Jepang dan negara negara Islam
saling berbagi semangat. Abe meneaskan bahwa baik partai yang berkuasa
maupun oposisi bersama sama menjaga hubungan baik dengan negara negara
Islam.
Selama pemerintahannya, Abe dikenal dengan kepemimpinan yang tegas,
diplomasi yang pragmatis, dan kebijakan luar negeri yang lebih independen, lebih
proaktif,dan mitra Timur Tengah yang dapat diandalkan. Selama
kepemimpinanya, Abe telah membangun kemitraan yang kuat dengan Asean,
Afrika, dan kekuatan regional seperti Imdia Australia dalam menciptakan
keamanan. Dengan slogan Pasifisme proaktif, Jepang pada pemerintahan Abe,
berperan aktif di Timur Tengah tanpa harus mengerahkan kekuatan militer.
Kesimpulan
Penyebaran ke Jepang sudah sejak abad ke 13, melalui utusan muslim
Uyghur tetapi dibunuh oleh penguasa Kamakura. Selanjutnya masuknya Islam
melambat, sampai pada era Meiji Islam mulai dikenal di Jepang. Islam terus
berkembang hingga pra perang dunia kedua, kemudian mengalami stagnasi pasca
~ 11 ~
perang dunia, lalu pada tahun 1950 an Islam mulai bangkit kembali. Pada masa
babble economic tahun 1980 an, Jepang banyak mendatangkan tenaga kerja dari
luar, tidak terkecuali dari negara negara muslim. Masuknya para pendatang
muslim baik sebagai tenaga kerja maupun pelajar berimplikasi terhadap
kebutuhan produk halal. Jumlah populasi muslim yang terus meningkat mejadikan
pasar produk halal masih terbuka lebar.
Kebutuhan akan produk halal dijadikan Jepang sebagai salah satu pasar
ekonomi, sehingga bermunculan produk halal dan badan sertifikasi halal. Pada era
pemerintahan Shinzo Abe, salah satu strategi ekonominya adalah
mengembangkan pariwisata yang ramah muslim. Baik pemerintah maupun swasta
bersinergi membangun berbagai fasilitas yang menunjang sector pariwisata
muslim, mulai dari hotel, hingga restaurant yang sesuai dengan kebutuhan
muslim.
Dalam perkembangan Islam di Jepang dan hubungannya dengan stabilitas
politik sangat berkaitan erat dengan politik luar negeri Jepang. Jepang harus tetap
menjaga hubungan baiknya dengan negara negara Islam yang merupakan
pemasok energi fosil Jepang. Pada pemerintahan Shinzo kiblat politik luar negeri
Jepang cenderung mengarah ke Asia dan Afrika, di mana posisi negara negara
Islam menjadi mitra sangat penting. Kebijakan luar negeri Jepang terutama dalam
masalah Timur Tengah, Jepang mengambil posisi netral, tetapi tetap berperan pro
aktif dalam upaya penyelesaian konflik termasuk dalam penyelesaian konflik
dengan ISIS, tanpa harus terlibat secara militer.
DAFTAR PUSTAKA
Adidaya Achmad Yoza.(2016). Halal in Japan: History, Issues and Problems.
University of
Oslo: Departement of Culture Studies and Oriental Language
Al-Samarrai, Salih Mahdi, ( 1999) The Message of Islam In Japan-its History &
development, Tokyo : Islamic Centre of Japan
Aminah.S & Wibyaninggar S.A. (2018). Halal Tourism As Japan’s Economic and
Diplomatic
Strategy. Competition and Cooperation n Social and Political Sciences-Adi &
Achwan(Eds):Taylor & Francis Grouo, London, ISBN 978-1-138-62676-8
~ 12 ~
Aydýn,Cemil (2005) Orientalism by the Orientals?The Japanese Empire and
Islamic Studies (1931-1945) Ýslâm Araþtýrmalarý Dergisi, Sayý (14) 1-36
Aydin,Cemil (2008) Japan's Pan-Asianism and the Legitimacy of Imperial World
Order, 1931-1945, The Asia Pasifik Journal 6(3). 1-40
Ando, Nisuke, 1999, Japan and International Law Past, Present, and Future,
London : Kluwer Law International
Budiarto, Eko & Anggraeni Dwi, 2003, Pengantar Epidemiologi, Jakarta : EGC
Budiardjo, Mirriam, 1978, Dasar Dasar Ilmu Politik, Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Darmawan Dedy.(2018). Thesis: Japan Diplomacy Strategy Towards Muslim
Countries in Order To Improve The Image Of Japan As A Muslim-Friendly
Country:Case Studies of Halal Industry Develoment in 2010-2016.
University of Darussalam Gontor: International Relations Departement
Faculty of Humanities.
Dobb Maurice & Herbert Maurice, 1985, Theories of Value and Distribution
Since Adam Smith, Ideology and E,conomic, Cambridge : Press Syindicate
of The University of Cambridge
Fujiwara Kiichi & Wright-Nilsson John. (2015). Japan’s Abe Administration
Steering a Course between Pragmatism and Extremism. Asia Programme:
The Royal Institute of International Affairs
Groenewegen ,D.Peter, 1990, Alfred Marshall’s Principles of Economic’s,
Sydney : University of Sidney Dep. Of Economic
Hosaka, Shuji, (2011) Japan and the Gulf:A Historical Perspective of Pre-Oil
Relations ,Kyoto Bulletin of Islamic Area Studies, 4-1&2 (March), 3–24
Hugo, Luis, 2009, Mapping The Global Muslim Population, Washington : Pew
Forum on Religion & Public Life
Ismael Y Tareq & Rippi Andrew, 2010, Islam in The Eyes of The West, New York
: Routledge
Krasny Jaroslav.(2020). Japan Under Prime Minister Shinzo Abe: The Past, The
Present, The Future, Overview of Foreign Policy, Security and The
Economy. GCSP (Geneva Centre for Security Policy)
Kitakura, Kunio, 2002, Japan’s Policy on Islam : Rethinking the Dialogue
Approach, Tokyo : Gaiko Forum
Kojima, Hiroshi, 2012, Correlates of Cross-Border Marriages among Muslim
Migrants in Tokyo Metropolitan Area : A Comparison with Seoul
Metropolitan Area, Waseda Studies in Social Sciences Vol. 13. No.1 Jul.
2012 ( Jurnal )
Krämer ,Hans Martin (2014) Pan-Asianism's Religious Undercurrents: The
Receptionof Islam and Translation of the Qur'ān in Twentieth-Century
Japan, The Journal of Asian Studies 73(03)619-640
~ 13 ~
Lamont Christopher.(2020). Japan’s Evolving Ties With The Middle East. Asia
Policy Society Institute Japan
Nakhleh Emir, Sakurai,Keiko, Penn Michael, 2008 ,Islam in Japan : A Cause for
Concern, Washington : Asia Policy, No.5 (January 2008) 61-104
Ong Susy, Yulita Rachmi Irma.(2019). THE CHANGING IMAGE OF ISLAM IN
JAPAN:The
Role of City Society in Disseminating Better Information About Islam. Al Jami’ah:
Journa of Islamic Studies-ISSN Vol.57, no 1, pp 51-82
Onishi Akiko, Murphy Stephen, Identity Narrative of Muslim Foreign Workers in
Japan, Tokyo : Jurnal of Community & Applied Social Psychology, 2003,
Vol. 13, no 3. Pp 224-239
Pawito, 2008 , Penelitian komunikasi kualitatif, Yogyakarta : LKiS
Penn, Michael, 2014, Japan and The War on Terror ( Millitary Force And
Political Pressure in The US – Japanese Alliance, New York : 2014
Rasche, Andreas, 2007 The Paradoxial Foundation of Strategic Management,
Hamburg : Physica-Verlag A Springer Company
Suzuki, Yasushi, 2014, Islamic Economic Ethics and Japanese Traditional
Business Ethics, Ritsumeikan International Affair Vol. 12, pp 83-100
Worringer, Renee, 2014, Ottomans Imagining Japan, New York : Palgrave
Macmillan
Wright, Julian, 2001 The Regionalist Movement in France 1890 – 1914, Oxford :
Oxford University Press
Publikasi Elektronik
Boduszynski Mieczysław P. , Lamont Christopher K. , Streich ,Philip,2019
Japan and the Middle East: Navigating U.S. Priorities and Energy Security
https://www.mei.edu/publications/japan-and-middle-east-navigating-us-priorities-
and-energy-security
Japan Time , 2019 Japan steps up for Middle East security, diakses melalui :
https://www.japantimes.co.jp/opinion/2019/10/25/editorials/japan-steps-
middle-east-security/#.XrEN7cAxXIU
Japan's Economic Cooperation in the Middle East (nd) diakses melalui
https://www.mofa.go.jp/region/middle_e/relation/coop.html
Obe, Mitsuru, Hayashi, Yuka ,2015 Japan, Nervous Muslims Condemn Islamic
State
https://www.wsj.com/articles/in-japan-nervous-muslims-condemn-islamic-state-
1422932241
~ 14 ~
Waldman ,Simon A , 2019 , What is Japan's strategy in the Middle East?
Diakses melalui : https://www.middleeasteye.net/opinion/what-japans-
strategy-middle-east
Uzuka ,Ken 2019 No. of Muslims, mosques on the rise in Japan amid some
misconceptions, prejudice diakses melalui :
https://mainichi.jp/english/articles/20191128/p2a/00m/0fe/014000c
Yoshida, Reiji, 2020 Abe to visit Middle East as originally planned despite earlier
media reports of cancellation
https://www.japantimes.co.jp/news/2020/01/10/national/politics-diplomacy/abe-
visit-middle-east-planned-u-s-iran-tensions-ease/
Siripala, Thisanka, 2020, Japan to the Rescue: Can Abe Defuse Tensions in the
Middle East
~ 15 ~
Efektivitas Metode Shadowing Dalam Mata Kuliah Nihongo Kiso Renshu 2
Untuk Meningkatkan Pemerolehan Kosakata Dan Keterampilan Berbicara
Mahasiswa Prodi Bahasa Dan Kebudayaan Jepang Tingkat I Universitas
Darma Persada
Zainur Fitri ([email protected])
Irawati Agustine ([email protected])
Bertha Nursari ([email protected])
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi metode shadowing dalam
Matakuliah Nihongo Kiso Renshu yang menitikberatkan pada pemerolehan kosakata dan
kemampuan tatabahasa, kemampuan mahasiswa sebelum dan sesudah menggunakan
metode shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu yang menitikberatkan pada
pemerolehan kosakata dan kemampuan tatabahasa , serta efektivitas metode shadowing
dalam Nihongo Kiso Renshuu 2 untuk meningkatkan keterampilan berbicara mahasiswa.
Desain penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen (Quasi Eksperiment
Method) dengan rancangan One Group Pre-test and Post-test Design. Partisipan dalam
penelitian ini ialah mahasiswa/mahasiswi tingkat I tahun akademik 2019/2020 Program
Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang, Fakultas Bahasa dan Budaya, Universitas Darma
Persada yang berjumlah 23 orang, dengan rincian 12 orang mahasiswa dan 11 orang
mahasiswi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup
signifikan antara kemampuan mahasiswa sebelum dan sesudah menggunakan metode
shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu. Hal ini terlihat dari nilai mean pre-
test 55.82 dan nilai mean post-test 69 sehingga terdapat peningkatan setelah diberikan
treatment sebesar 13.18. Terkait dengan hasil angket diperoleh data bahwa seluruh
responden merespon sangat positif terhadap implementasi metode shadowing dan sangat
setuju jika metode shadowing diterapkan dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu. Hal
ini dikarenakan mereka merasakan banyak manfaat yang diperoleh dari penerapan
metode tersebut.
Kata kunci : metode shadowing, efektivitas, Nihongo Kiso Renshu, pemerolehan
kosakata, keterampilan berbicara
Pendahuluan
Sebagai bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, Bahasa Jepang masih
menjadi salah satu bahasa asing primadona bagi pembelajar Indonesia. Hal ini
dapat dibuktikan dengan adanya data yang diperoleh berdasarkan survei
sementara dari Japan Foundation mengenai jumlah pembelajar Bahasa Jepang di
Indonesia. Menurut hasil survei sementara Lembaga Pendidikan bahasa Jepang
tahun 2012, jumlah pembelajar Bahasa Jepang di Indonesia berada pada peringkat
ke-2 di dunia, yaitu 872.406 orang. Dapat dikatakan meningkat 21.8%
dibandingkan dengan hasil survei pada tahun 2009, yaitu 716.353 orang (Japan
Foundation, 2013:1). Jika dilihat dari tingkat pendidikan, jumlah pembelajar
Bahasa Jepang adalah sebagai berikut.
~ 16 ~
Tabel 1. Jumlah Pembelajar Bahasa Jepang di Indonesia
1998 2003 2006 2009 2012
Pendidikan Dasar 35.410 61.723 224.304 3.704 5.750
Pendidikan Menengah 682.548 835.938
Pendidikan Tinggi 11.110 13.881 17.777 19.676 22.076
Pendidikan Nonformal dan
Informal
7.496 9.617 10.638 10.426 8.642
Jumlah 54.016 85.221 272.719 716.353 872.406
Jumlah pembelajar Bahasa Jepang di Indonesia diprediksi akan terus
meningkat jika para pengajar berusaha semaksimal mungkin dalam menerapkan
dan mengembangkan berbagai inovasi metode pengajaran dalam proses
pembelajaran Bahasa Jepang. Inovasi metode pengajaran yang aktif, komunikatif,
menarik dan menyenangkan sangat diperlukan oleh pengajar agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar sehingga para pembelajar
akan merasa senang dan tidak merasa bosan serta lebih termotivasi untuk
mempelajari Bahasa Jepang.
Dalam proses pembelajaran Bahasa Jepang, para pembelajar memerlukan 4
kemampuan berbahasa yaitu kemampuan mendengar (聴く 能力/kaku nouryoku
)、membaca (読む 能力/yomu nouryoku )、berbicara (話す 能力/hanasu
nouryoku)、dan menulis(書く能力/kaku nouryoku). Dari 4 kemampuan
tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kemampuan reseptif (kemampuan
mendengar dan membaca) dan kemampuan produktif (kemampuan berbicara dan
menulis). Oleh karena itu dalam proses pembelajarannya 4 kemampuan berbahasa
tersebut tidak dapat terpisahkan satu dengan yang lainnya.
Universitas Darma Persada Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang
memberikan mata kuliah Nihongo Kiso Renshu. Matakuliah ini merupakan mata
kuliah yang mempelajari tata bahasa tingkat dasar sebagai salah satu cakupan
~ 17 ~
materi pembelajaran Bahasa Jepang. Pembelajaran tata bahasa merupakan bagian
dari pembekalan kemampuan dan pengetahuan kebahasaan yang paling mendasar
yang terkait dengan pemerolehan kosakata dan penggunaan pola-pola kalimat.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama mengampu matakuliah
Nihongo Kiso Renshu, ditemukan adanya masalah-masalah (kesulitan-kesulitan)
yang dihadapi oleh sebagian besar mahasiswa. Masalah-masalah tersebut pada
umumnya berkaitan dengan kurangnya pengetahuan mahasiswa tentang beberapa
kosakata Bahasa Jepang sehingga ketika mereka diminta untuk membuat kalimat
sesuai dengan pola kalimat yang telah diajarkan mereka merasa panik dan
kebingungan, kurangnya keberanian dari mahasiswa untuk mencoba
mengungkapkan pendapatnya sendiri di kelas karena mereka merasa minder dan
takut salah, kurangnya inisiatif dari mahasiswa untuk bertanya kepada dosen
ketika menemui kesulitan atau ketika mereka belum memahami penjelasan dari
dosen dan lain-lain. Peneliti mengamati bahwa kendala terbesar mahasiswa dari
berbagai masalah yang dihadapi oleh mahasiswa dalam matakuliah Nihongo Kiso
Renshu , adalah kurangnya pengetahuan mahasiswa tentang beberapa kosakata
Bahasa Jepang yang berdampak besar terhadap masalah-masalah lainnya dalam
matakuliah tersebut.
Sebagai salah satu metode pengajaran yang diharapkan dapat membantu
para pembelajar dalam mengikuti Matakuliah Nihongo Kiso Renshu, penulis akan
mencoba menerapkan metode shadowing. Menurut Hamada (2012: 2),
shadowing didefinisikan sebagai kegiatan menggunakan headphone untuk
mendengar dan mengucapkan kembali suatu suara seperti yang dilakukan
oleh burung beo. Menyimak sering dianggap sebagai kegiatan pasif dalam
mempelajari bahasa karena kita hanya mendengarkan. Namun dengan
shadowing, kegiatan mendengarkan akan menjadi aktif karena di saat yang
bersamaan, otak kita bekerja untuk mendengar tiap-tiap ucapan yang
dilontarkan oleh pembicara, melacaknya, dan kemudian mengucapkannya
kembali sedapat mungkin sejelas penutur aslinya.
Efektivitas shadowing sebagai metode pembelajaran menyimak pernah
diteliti pada tahun 2012 oleh Yo Hamada, seorang profesor di Universitas
~ 18 ~
Akita di Jepang. Saat itu, Hamada mengaplikasikan shadowing pada pembelajaran
Bahasa Inggris dan mendapatkan hasil bahwa shadowing mampu
meningkatkan kemampuan menyimak pembelajarnya.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti
pengaplikasian (implementasi) shadowing dalam pembelajaran Matakuliah
Nihongo Kiso Renshu untuk mengetahui efektivitasnya. Melalui penelitian ini
peneliti berharap dapat dengan tepat mengaplikasikan metode shadowing dalam
pembelajaran Bahasa Jepang khususnya dalam kemampuan mahasiswa terkait
dengan penerapannya dalam pengetahuan tentang tata bahasa Jepang sehingga
dapat menghasilkan hasil penelitian yang dapat diaplikasikan dalam menambah
pengetahuan terhadap metode pembelajaran bahasa asing.
Tinjauan Pustaka (Literature Review)
Konsep Student Centered Learning
Collins dan O’Brien dalam Froyd (2009: 1) mengemukakan definisi dari
SCL (yang diistilahkan oleh mereka dengan “Student-Centered Instruction”)
sebagai berikut :
Student-centered Instruction [SCI] is an instructional approach in which
students influence the content, activities, materials, and pace of learning.
This learning model places the student (learner) in the center of the
learning process. The instructor provides students with opportunities to
learn independently and from one another and coaches them in the skills
they need to do so effectively. (Collins dan O’Brien dalam Froyd 2009: 1):
Student-Centered Instruction [SCI] merupakan sebuah pendekatan
instruksional yakni murid-murid memberikan pengaruh terhadap isi,
aktivitas, materi, dan laju pembelajaran. Model pembelajaran ini
menempatkan murid (pembelajar) di tengah-tengah proses pembelajaran.
Instruktur menyediakan murid-murid kesempatan untuk belajar secara
mandiri, satu sama lain dan melatih mereka kemampuan yang harus
mereka pelajari, secara efektif.
Menurut Collins dan O’Brien dalam Froyd (2009: 1), implementasi SCL
yang benar akan meningkatkan motivasi belajar, ingatan yang lebih baik,
pengertian yang lebih dalam, dan sikap positif akan subjek yang diajarkan.
Metode Shadowing
~ 19 ~
Berkaitan dengan konsep SCL, berikut peneliti menjabarkan beberapa
definisi tentang shadowing.
「シャドーイング」とは、録音の音声を「影(= shadow)」のよ
うに追いかけながら再生することで、通訳のトレーニングの1つと
して 長く行われてきた方法です。現在は、言語教育でも広く行わ
れるように なり、日本語学習用の教材も作られています。この「
シャドーイング」 を聴解の「後作業」で行うことも効果があると
思われます。 Japan Foundation (2008: 63)
Shadowing adalah kegiatan mengikuti dan mengulang kembali suatu suara
dari sebuah rekaman, dan merupakan salah satu cara yang telah lama
diaplikasikan sebagai salah satu cara melatih penerjemahan lisan. Saat ini,
shadowing telah berkembang luas di dalam pendidikan bahasa, dan untuk
keperluan pembelajaran Bahasa Jepang bahkan telah dibuat materi
pelajaran untuk shadowing. Shadowing dianggap efektif ketika diletakkan
di bagian kegiatan penutup pada proses pembelajaran menyimak.
Menurut Karasawa (2010: 209), shadowing merujuk kepada cara latihan
berupa mendengarkan suatu suara, dan sebisa mungkin tanpa memberikan jeda,
kita mengikuti suara tersebut seperti bayangan, dan merupakan cara yang banyak
digunakan untuk mendidik seorang interpreter. Seorang interpreter dituntut untuk
dapat menanggapi dengan cepat suatu kalimat di mana terdapat info penting di
dalamnya, dan kemudian dia harus bereaksi terhadap situasi tersebut.
Tatabahasa
Kokusai Kouryuu Kikin Sentaa atau Japan Foundation Language Center
(2006:14) mengungkapkan tentang tatabahasa atau bunpo adalah atau aturan yang
digunakan bersama ketika membuat kalimat yang benar dalam suatu bahasa”.
Menurut Nihongo Kyouiku Gakkai (2005:61) tata bahasa atau bunpo adalah
sesuatu yang menunjukkan seluruh aturan-aturan berkaitan dengan bahasa atau
perkataan dan aturan yang digunakan saat membuat kalimat. Matsumoto (2010:3)
juga mengungkapkan bahwa tata bahasa atau bunpo adalah aturan yang digunakan
bersama ketika membuat kalimat yang benar dalam suatu bahasa.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tatabahasa atau
bunpo adalah seperangkat aturan-aturan dalam suatu bahasa yang telah disepakati
dan digunakan bersama yang mengatur tentang pembentukan kalimat secara benar
dan sistematis.
~ 20 ~
Kosakata
Menurut Nurgiyantoro (2001: 146), kosakata adalah perbendaharaan kata
atau apa saja yang dimiliki oleh suatu bahasa. Menurut Kridalaksana (2001: 89)
menyatakan bahwa kosakata adalah kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang
pembaca atau penulis atas suatu bahasa. Dari beberapa pengertian di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa kosakata adalah salah satu komponen bahasa, dan tidak
ada bahasa tanpa kata.
Teori Keterampilan Berbicara
Burhan Nurgiyantoro mengemukakan bahwa berbicara adalah aktivitas
berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu
setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu,
kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara.
(2001:276). Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan
pikiran, gagasan, serta perasaan (Tarigan, 2008:14).
Berdasarkan pengertian berbicara yang telah disampaikan oleh beberapa ahli
di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian berbicara adalah suatu kegiatan untuk
menyampaikan informasi dan mengungkapkan gagasan-gagasan dengan cara
mengeluarkan kata-kata atau bunyi yang mengandung makna tertentu secara lisan.
~ 21 ~
Metodologi
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen (Quasi
Eksperiment Method) dengan rancangan One Group Pre-test and Post-test
Design.
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Pada penelitian ini yang menjadi populasi ialah mahasiswa tingkat satu
tahun akademik 2019/2020 Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang,
Fakultas Bahasa dan Budaya Universitas Darma Persada.
2. Sampel
Peneliti mengambil sampel mahasiswa mahasiswa tingkat satu tahun
akademik 2019/2020 berjumlah 23 orang.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah :
1. Tes
Pada penelitian ini jenis tes yang digunakan ialah tes tertulis tata bahasa
yang bertujuan untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam aspek
pemerolehan kosakata serta pemahaman pola-pola kalimat yang telah
dipelajarinya. Tahapan tes yang dilaksanakan ialah pertama, pretest sebelum
dilakukan treatment; kedua, post test setelah dilakukannya treatment. Tes tertulis
yang diberikan saat pre-test adalah berupa tes-tes kecil yang merupakan review
dari buku Minna no Nihongo 1 pelajaran 1-25 dan Minna no Nihongo 2 pelajaran
26-50, sedangkan posttest adalah tes yang diberikan saat UTS dan UAS.
2. Non tes
Instrumen non tes yang digunakan adalah menyebarkan angket dengan
tujuan untuk menggali informasi mahasiswa baik itu berupa pendapat atau
komentar, maupun berupa penilaian yang berhubungan dengan penelitian ini.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik-teknik yang akan dilakukan dalam penelitian ini, antara lain :
a. Memberikan pre-test kepada sampel penelitian
~ 22 ~
b. Setelah mendapatkan hasil dari pre-test sampel akan diberikan
treatment atau perlakuan dengan menggunakan teknik shadowing
sebanyak tiga kali pertemuan
c. Memberikan post-test kepada sampel untuk melihat perbandingan
dengan hasil pre-test.
d. Penyebaran angket/kuesioner kepada sampel setelah penelitian untuk
memberikan informasi.
e. Mengolah data dan menganalisis hasil pre-test, post-test dan angket
f. Menarik kesimpulan
E. Teknik Analisis Data
a. Mencari nilai rata-rata (mean) dari kedua variabel dengan rumus :
Mx =
My =
Keterangan :
Mx = Nilai rata-rata X
My = Nilai rata-rata Y
∑x = Jumlah nilai X
∑y = Jumlah nilai Y
N = Jumlah sampel (Sutedi, 2011:218)
b. Mencari gain (d) antara pre-test dan post-test:
d = posttest – pretest
c. Mencari mean gain antara pre-test dan post-test dengan rumus:
Md =
Keterangan :
Md = Mean gain atau selisih antara pre-test dan post-test
∑𝑑 = Jumlah gain secara keseluruhan
N = Jumlah sampel
~ 23 ~
d. Mencari standar deviasi dari variabel X dan Y dengan rumus :
Sdx =√∑𝑥 2
𝑁
Sdy = √∑𝑦 2
𝑁
Keterangan :
Sdx = Sandar deviasi variabel X
Sdy = Standar deviasi variabel Y
∑x = Jumlah nilai X
∑y = Jumlah nilai Y
N = Jumlah sampel (Sutedi, 2011:219)
e. Mencari nilai t hitung dengan rumus :
t0 = My−𝑀𝑥
√𝑆𝑑𝑥2+𝑆𝑑𝑦2
𝑁−1
Keterangan :
t0 = Nilai t hitung
Mx = Nilai rata-rata X
My = Nilai rata-rata Y
Sdx = Standar deviasi variabel X (dikuadratkan)
Sdy = Standar deviasi variabel Y (dikuadratkan)
N = Jumlah sampel (Sutedi, 2011, hlm. 218)
~ 24 ~
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil pre-test dan post-test yang telah diberikan diperoleh
hasil sebagai berikut :
a. Nilai rata-rata (mean) antara kedua variabel adalah :
Mx = = 1152/23 = 50.08
My = = 1387/23 = 60.30
b. Sedangkan untuk selisih atau gain (d) antara pre-test dan post-test
diperoleh hasil :
d = posttest – pretest 60.30 - 50.08 = 10.22
Selain pre-test dan post-test yang diambil dari tes-tes kecil selama
treatment, peneliti juga menyertakan nilai UTS dan UAS untuk melihat mean
antara UTS + UAS
Mx = = 1294/23 = 56.26
My = = 1587/23 = 69
d = posttest – pretest = 69 - 55.82 = 13.18
Md = = 110.38/23 = 4.4
Md = = 124.82/ 23 = 5.42
c. Untuk standar deviasi diperoleh hasil :
Sdx =√∑𝑥 2 = √1327104/23 = √57700.17= 240.20
𝑁
Sdy = √∑𝑦 2 = √1923769/23 = √83642.13 = 289.20
𝑁 23
Sdx =√∑𝑥 2 = = √1674436/23 = √72801.56=268.81
𝑁
Sdy = √∑𝑦 2 = √2452356/23=√106624.17= 326.53
~ 25 ~
d. Mencari nilai t hitung dengan rumus :
t0 = My−𝑀𝑥
√𝑆𝑑𝑥2+𝑆𝑑𝑦2
𝑁−1
= 10.22 / √6424.21 = 10.22 : 80.15 = 0.13
Berdasarkan hasil perhitungan angket mengenai efektivitas metode
shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu untuk meningkatkan
pemerolehan kosakata dan ketrampilan berbicara mahasiswa Prodi Bahasa dan
Kebudayaan Unsada tahun akademik 2019/2020 sejumlah 23 orang diperoleh
data berikut :
Pada pertanyaan mengenai pengetahuan responden tentang metode
shadowing sebelumnya diperoleh data 35% menjawab “ya” sedangkan 65%
menjawab “tidak”. Hal ini dapat dimaklumi karena mungkin ketika di bangku
SMA mereka belum pernah mendapatkan pengetahuan tentang metode tersebut.
Untuk mengetahui apakah responden menggunakan metode shadowing
dalam matakuliah selain Nihongo Kiso Renshu, sebanyak 70% menjawab “tidak”
dan sebanyak 30% menjawab “ya”. Dari data tersebut terlihat bahwa masih sedikit
matakuliah yang menggunakan metode shadowing dalam proses pembelajaran
Bahasa Jepang. Hal ini berkaitan erat dengan pertanyaan pertama dengan selisih
yang tidak begitu jauh di mana ada kemungkinan para responden belum
mendapatkan pengetahuan tentang metode shadowing baik di bangku SMA
maupun di matakuliah selain Nihongo Kiso Renshu.
Terkait dengan pertanyaan apakah responden mengalami kesulitan pada saat
menggunakan metode shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu,
diperoleh data sebanyak 52% mengalami kesulitan sedangkan 48% tidak
mengalami kesulitan. Jika dikaitkan dengan data dari pertanyaan pertama dan
kedua, nampaknya hal ini tidak begitu berpengaruh di mana kurangnya
pengetahuan responden tentang metode shadowing serta tidak adanya penerapan
metode shadowing di matakuliah selain Nihongo Kiso Renshu tidak begitu
~ 26 ~
mempengaruhi tingkat kesulitan responden dalam menerapkan metode shadowing
di Matakuliah Nihongo Kiso Renshu.
Selama menggunakan metode shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso
Renshu, responden mengalami beberapa kesulitan. Hal ini terlihat dari hasil
angket yang menunjukkan adanya kesulitan dalam mengikuti kecepatan berbicara
native speaker sejumlah 65%, kesulitan mengucapkan dialog sesuai dengan aksen
dan intonasi yang diucapkan oleh native speaker sebanyak 57% serta
mengucapkan beberapa huruf atau suku kata Bahasa Jepang yang sangat berbeda
dengan Bahasa Indonesia sebesar 44%. Hal ini dapat dimaklumi karena sebagian
besar responden belum terbiasa dengan kecepatan berbicara native speaker,
adanya perbedaan yang sangat signifikan dalam hal aksen dan intonasi native
speaker serta adanya perbedaan yang sangat signifikan dalam hal huruf atau suku
kata Bahasa Jepang. Hasil total untuk pertanyaan ini bukan 100% karena
responden diberikan kebebasan untuk memilih lebih dari 1 jawaban.
Meskipun responden mengalami beberapa kesulitan namun mereka
merasakan berbagai manfaat setelah berlatih menggunakan metode shadowing
dalam pembelajaran Bahasa Jepang. Dari hasil angket diperoleh data : sebesar
57% mengatakan pengetahuan kosakata Bahasa Jepang bertambah, sejumlah 39%
mengatakan bahwa membantu untuk dapat melatih kemampuan berbicara,
mendengar, menulis dan membaca secara bersamaan, sebanyak 35% mengatakan
membantu meningkatkan kemampuan intonasi dan aksen dalam Bahasa Jepang,
sejumlah 17% mengatakan melatih kepekaan pendengaran, sebesar 13%
mengatakan mempunyai kesempatan untuk berbicara dalam Bahasa Jepang,
sebanyak 9% mengatakan membuat belajar berbicara Bahasa Jepang menjadi
lebih menyenangkan dan mudah dipahami serta sebesar 5% mengatakan menjadi
lebih percaya diri dalam berbicara menggunakan Bahasa Jepang.
Para responden memberikan tanggapan yang sangat positif terhadap
kegiatan shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu. Hal ini terlihat dari
hasil angket tentang tanggapan responden mengenai kegiatan shadowing dalam
matakuliah Nihongo Kiso Renshu. Item pertanyaan ini bersifat terbuka sehingga
didapatkan berbagai jawaban yang bersifat positif. Semua jawaban responden
~ 27 ~
telah dirangkum sehingga diperoleh hasil : sebanyak 30% merasa terbantu dalam
pemerolehan kosakata, sebesar 20% merasa terbantu dalam kaiwa (percakapan),
sejumlah 8% merasa terbantu dalam choukai (pendengaran), sejumlah 8% merasa
terbantu dalam pengucapan, sebanyak 4% merasa terbantu dalam membuat
kalimat, sedangkan sisanya 30% menjawab dan lain-lain.
Terkait dengan tanggapan responden mengenai keberadaan native speaker
dalam kegiatan shadowing sejumlah 100% memberikan tanggapan yang positif
dengan perincian sebanyak 52% menjawab “sangat setuju” dan sejumlah 48%
menjawab “setuju”. Hal ini dapat dimaklumi karena penerapan metode
shadowing dengan menggunakan native speaker dengan beberapa alasan antara
lain : ketepatan native speaker dalam pengucapan kosakata, ketepatan native
speakar dalam memberikan jeda yang tepat pada dialog atau kalimat, dapat
membantu responden dalam membaca kanji ketika berlatih shadowing secara
Synchronized Reading, responden dapat mendengarkan dan berbicara suara native
speaker secara natural.
Setelah menggunakan metode shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso
Renshu, sebesar 92% responden merespon positif adanya hal tersebut. Hal ini
terlihat dari hasil angket yang menunjukkan data bahwa sejumlah 57% menjawab
“sangat setuju” dan sebanyak 35% menjawab “setuju” terhadap penerapan
metode shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu. Hanya 8%
responden yang menjawab “tidak setuju”.
Terdapat beberapa alasan responden yang terkait dengan respon yang positif
dari responden terhadap penerapan metode shadowing dalam Matakuliah
Nihongo Kiso Renshu. Prosentase terbesar adalah karena responden merasakan
terbantu dalam “kosakata” sebesar 47%, posisi kedua adalah sebanyak 39%
responden menjawab terbantu dalam “kaiwa (percakapan)”, posisi ketiga adalah
sejumlah 34% responden menjawab terbantu dalam “pengucapan”, sebanyak 26%
responden menjawab terbantu dalam “choukai” (pendengaran), sejumlah 13%
responden menjawab terbantu dalam “dan lain-lain” dan 4% responden menjawab
terbantu dalam kalimat. Sebanyak 8% responden menyatakan tidak setuju dengan
penerapan metode shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu. Alasan
~ 28 ~
responden adalah karena menurut mereka sudah ada Matakuliah Kaiwa
(percakapan) dan hal tersebut merupakan tugas dari Matakuliah Kaiwa.
Kesimpulan
Dari data-data yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara kemampuan mahasiswa sebelum
dan sesudah menggunakan metode shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso
Renshu. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari perbedaan antara nilai pre-test dan
post-test yang diambil dari nilai-nilai tes kecil serta nilai-nilai dari Ujian Tengah
Semester dan Ujian Akhir Semester.
Kemampuan mahasiswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan
dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu yang menitikberatkan pada pemerolehan
kosakata dan kemampuan tatabahasa. Dalam beberapa treatment yang telah
dilakukan yaitu berupa tes-tes kecil diperoleh data yang menunjukkan adanya
peningkatan sebesar 10.22 yang merupakan selisih rata-rata pre-test dan post-test
sedangkan dari hasil Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester terdapat
peningkatan sebesar 13.18.
Berdasarkan hasil angket diperoleh data bahwa sebagian besar mahasiswa
merespon positif terhadap implementasi metode shadowing dalam Matakuliah
Nihongo Kiso Renshu. Meskipun sebagian besar mahasiswa belum pernah
mengetahui tentang metode shadowing sebelumnya dan belum pernah
menerapkan metode tersebut di matakuliah selain Nihongo Kiso Renshu serta
meskipun di awal penerapan metode shadowing mengalami berbagai kesulitan
namun mahasiswa memberikan respon yang positif terhadap implementasi metode
shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu. Hal ini dikarenakan adanya
berbagai manfaat yang telah dirasakan oleh mereka setelah metode shadowing
diterapkan dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu.
Dengan adanya berbagai manfaat yang telah dirasakan oleh mahasiswa dari
implementasi metode shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu,
diharapkan hal ini dapat menjadi bahan pertimbangan serta referensi bagi peneliti
selanjutnya untuk dapat menggali lebih dalam berbagai permasalahan yang ada
dari implementasi metode shadowing dalam Matakuliah Nihongo Kiso Renshu.
~ 29 ~
Selain menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini
dapat menjadi referensi dan bahan pertimbangan agar di masa depan para pengajar
baik dalam matakuliah yang serupa maupun matakuliah lain untuk menerapkan
metode shadowing dalam pembelajaran Bahasa Jepang.
Daftar Pustaka
3A Corporation. 2012. Minna no Nihongo II. Surabaya : International
Multicultural.
Froyd, J. (2009). Student-Centered Learning Addressing Faculty Questions About
Student-Centered Learning. Texas A&M University.
Hamada, Y. 2012. An Effective Way To Improve Listening Skills Through
Shadowing. The Language Teacher, 36.1
Isao, Matsumoto. 2010. Bunpou wo Oshieru. Tokyo: Kokusai Kouryuu Kikin
Karasawa, M. (2010). Shadowing ga Nihongo Gakushuusha ni Motarasu
Eikyou: Tanki
Renshuu ni Yoru Hatsuonmen Oyobi Gakushuusha Ishiki no Kanten
Kara.Ochanomizu Joshi Daigaku Jinbun Kagaku Kenkyuu, 6 (1), 209-
220. Diunduh dari http://teapot.lib.ocha.ac.jp/ocha/handle/10083/49003. (2
Pebruari 2020, pukul :19.00 WIB)
Kokusai Kouryuu Kikin Sentaa , Japan Foundation Language Center (2006),
https://www.jpf.go.jp/j/project/japanese/teach/tsushin/archive/iroha/201011.
html (diunduh pada 2 Pebruari 2020, pukul 20.00 WIB)
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Nihongo Kyouiku Gakkai. 2005. Shinpan Nihongo Kyouiku Jiten. Tokyo:
Taishuukan Shoten
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Yogjakarta: BPFE.
Sutedi, Adrian. 2011. Good Corporate Governance. Jakarta: Sinar Grafika.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
~ 30 ~
Metode Pengajaran Nihongo Kiso Renshuu I Berdasarkan Respon dari
Peserta
Mata Kuliah Gaikokugo Kyoujuhou
Herlina Sunarti, Bertha Nursari, Ni Luh Suparwati
([email protected], [email protected],
ABSTRAK
Mata kuliah Gaikokugo Kyoujuhou atau Metode Pengajaran Bahasa Asing merupakan
mata kuliah pilihan yang ditawarkan kepada mahasiswa semester 5. Kelanjutan dari mata
kuliah ini adalah mata kuliah Praktek Mengajar 1 dan 2. Tugas akhir rangkaian mata
kuliah pilihan ini adalah mahasiswa melaksanakan praktek mengajar pada mata kuliah
Nihongo Kiso Renshuu 1 atau Tata Bahasa Jepang Dasar dengan menggunakan metode
yang telah diajarkan pada mata kuliah Gaikokugo Kyoujuhou. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif, hasil kuesioner dijabarkan secara rinci. Untuk mendukung data-data
di lapangan dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner atau angket menggunakan
googleform, kemudian hasil yang didapat dianalisis dengan metode statistik deskriptif
untuk mendeskripsikan data yang terkumpul dari kuesioner ini. Responden berjumlah 17
orang merupakan mahasiswa yang telah mengikuti mata kuliah Gaikokugo Kyoujuhou di
semester sebelumnya. Pertanyaan dalam kuesioner terdiri dari 12 pertanyaan dan hasilnya
ditunjukkan dengan persentase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon dari
mahasiswa yang menjadi responden kuesioner mengenai sejauh mana mereka dapat
memahami metode-metode pengajaran dan mengaplikasikannya dalam praktik
pengajaran mata kuliah Nihongo Kiso Renshuu I. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
pilihan metode pengajaran apa yang dianggap paling efektif oleh responden untuk
mengajar mata kuliah Nihongo Kiso Renshuu I. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada
tiga metode yang paling banyak dipilih oleh respoden untuk mengajarkan Nihongo Kiso
Renshuu I yaitu Grammar Translation Method, Audio Lingual dan CLL (Communicative
Language Learning).
Kata Kunci: Gaikokugo Kyoujuhou, Nihongo Kiso Renshuu, Grammar Translation
Method, Audio Lingual dan CLL (Communicative Language Learning).
PENDAHULUAN
Berbicara mengenai pembelajaran bahasa asing tentunya tidak bisa lepas
dari pembahasan pemerolehan bahasa kedua. Lingkungan berperan sangat penting
dalam pemerolehan bahasa, seperti dalam bukunya yang berjudul “Task Based
Language Teaching” David Nunan (2004:77) menyatakan bahwa pemerolehan
bahasa pertama ataupun bahasa kedua, akan berujung pada penggunaan
lingkungan pembelajaran bahasa, sebab lingkunganlah yang menjadikan
pemelajar terus mengasah kemampuannya dalam berkomunikasi serta
kemampuan kebahasaan lainnya. Lingkungan itu sendiri terbagi menjadi dua
jenis, yaitu lingkungan formal (formal environment) dan lingkungan informal
~ 31 ~
(informal environment). Lingkungan formal merupakan forum resmi, sebagai
contoh pembelajaran bahasa di dalam kelas dan tempat kursus. Lingkungan
formal ini memberikan pemelajar sistem bahasa (pengetahuan unsur-unsur
bahasa) atau wacana bahasa (keterampilan berbahasa), tetapi hal tersebut
tergantung kepada tipe pembelajaran atau metode yang digunakan oleh pemelajar.
Sedangkan lingkungan informal, adalah lingkungan yang terjadi secara alami dan
memberikan komunikasi secara alami.
Seorang tokoh linguistik modern, Stephen Krashen membagi menjadi dua
konsep perbedaan dalam pembelajaran bahasa yaitu: Pemerolehan Bahasa
(Language Acquisition) dan Pembelajaran Bahasa (Language Learning).
Pemerolehan bahasa (Language Acquisition) adalah pendapatan bahasa yang
mengacu pada proses alami dengan belajar bahasa secara tidak sadar. Proses ini
akan menghasilkan keterampilan fungsional dalam bahasa lisan tanpa tuntutan
pengetahuan teoritis. Sedangkan pendekatan Pembelajaran Bahasa (Language
Learning) masih sangat umum dipraktikkan oleh sekolah-sekolah di manapun.
Perhatian pembelajaran difokuskan pada bahasa dalam bentuk tertulis. Tujuannya
adalah agar pelajar memahami struktur dan aturan bahasa, membedahnya serta
menganalisisnya, selain itu diperlukan usaha intelektual dan penalaran deduktif
kepada para pelajar.
Salah satu mata kuliah yang mempelajari struktur dan aturan bahasa Jepang
pada Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang di Universitas Darma
Persada adalah mata kuliah Nihongo Kiso Renshuu I (NKR 1) atau Tata Bahasa
Jepang Dasar I. Pada kurikulum KKNI 2017, mata kuliah ini tersedia di semester I
dan menggunakan buku ajar Minna no nihongo I dengan materi pelajaran dari Bab
1 sampai dengan Bab 25. Materi mata kuliah NKR1 sangat padat yaitu sebesar 4
sks, sehingga sangatlah penting untuk memberikan pengajaran yang efektif
kepada mahasiswa agar materi dapat dipahami dengan baik dan mendapatkan
hasil yang maksimal. Salah satu cara memberikan pengajaran yang efektif adalah
menggunakan metode pengajaran yang tepat.
Adapun pembahasan mengenai metode pengajaran, Program Studi Bahasa
dan Kebudayaan Jepang di Universitas Darma Persada menawarkan mata kuliah
~ 32 ~
pilihan bagi mahasiswa semester V yaitu Gaikokugo Kyoujuhou (Metode
Pengajaran Bahasa Asing) dengan profil lulusan menjadi instruktur bahasa.
Mahasiswa diberikan pemahaman secara garis besar tentang kurikulum, silabus,
kyouan (rencana pengajaran), evaluasi, serta metode-metode pengajaran sebagai
pemahaman dasar sekaligus pondasi mengajar. Rangkaian mata kuliah pilihan ini
terdiri dari 3 (tiga) mata kuliah yang dapat diambil mahasiswa yaitu: 1.
Gaikokugo Kyoujuhou (Metode Pengajaran Bahasa Asing) 2. Praktek Mengajar
Bahasa Jepang 1 dan 3. Praktek Mengajar Bahasa Jepang 2. Pada mata kuliah
Praktek Mengajar Bahasa Jepang 2, mahasiswa mendapat tugas melakukan
praktik mengajar mata kuliah Nihongo Kiso Renshuu 1.
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, peneliti
merasa tertarik untuk meneliti sejauh mana responden dapat mengidentifikasi
metode apa yang mereka rasa efektif dalam pembelajaran Mata kuliah NKR 1.
Cara untuk mengetahui hal di atas, peneliti menyebarkan kuesioner berupa link
googleform kepada responden. Responden adalah mahasiswa semester VII yang
sudah mengambil mata kuliah Gaikokugo Kyoujuhou. Hasil dari kuesioner
dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif untuk mendeskripsikan data
yang terkumpul dari kuesioner ini.
LITERATURE REVIEW
Terkait dengan latar belakang masalah di atas, pada tinjauan pustaka ini
digunakan hasil penelitian terdahulu yang relevan untuk dijadikan referensi.
Tinjauan pustaka pertama pada Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 12 (1)
dengan judul Pelatihan Model Pembelajaran bagi guru-guru Bahasa Jepang di
Manado oleh Lensun, S. F. (2019) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan
suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu
dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi tujuan, materi, metode, dan
evaluasi. Keempat komponen tersebut harus diperhatikan oleh pengajar dalam
memiliki dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan
dalam kegiatan pembelajaran. Lensun, S.F. melakukan pelatihan yang bertujuan
untuk memberikan tambahan pengetahuan dan informasi kepada para guru demi
~ 33 ~
meningkatkan kualitas dalam pengajaran. Objek pelatihan adalah para guru
bahasa Jepang di Manado. Hasil yang didapatkan dari pelaksanaan pelatihan ini
adalah para peserta sanggup membuat materi pengajaran dalam berbagai variasi.
Tinjauan kedua, Syamsu Rijal dan Syarifah Fatimah pada Eralingua: Jurnal
Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Vol.3, No.1, Maret 2019 dengan
penelitiannya yang berjudul Metode Pembelajaran Bahasa Asing (Jerman) dan
Sekelumit Perkembangannya menjabarkan mengenai metode pembelajaran bahasa
Asing, tetapi mengambil subjek bahasa Jerman. Metode pengajaran yang
dijelaskan di dalam artikelnya, merupakan metode yang memang telah dikenal
sebelumnya. Metode yang disebutkan adalah (1) Metode Tata Bahasa dan
Terjemahannya (Grammatik-Übersetzungs methode), (2) Metode Langsung
(Direkte Methode), (3) Metode Audio Lingual (Audio-linguale Methode), (4)
Metode Komunikatif (Kommunikative Methode), (5) Metode Interkultural (Der
Interkulturelle Ansatz). Kesimpulan yang didapatkan, metode-metode ini
merupakan pilihan untuk menentukan mana yang terbaik untuk digunakan dalam
upaya mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh institusi tersebut.
Selain itu, dalam proses belajar-mengajar hendaknya berorientasi pada
pembelajar, pada pengalaman, kebutuhan, realitas, dan berorentiasi pada proses,
juga mementingkan proses belajar-mengajar berlangsung secara kooperatif,
interaktif, kesesuaian antara materi dan tugas, ketuntasan, dan bersifat otonom-
individual.
Tinjauan ketiga merupakan sebuah buku yang diterbitkan oleh The Japan
Foundation yang berjudul 「文法を教える」Bunpou o oshieru (2010), buku ini
menjelaskan mengenai apa peran guru dalam mengajar tata bahasa. Dalam buku
ini tidak hanya akan dijelaskan mengenai penjelasan seputar tata bahasa dan
pengetahuan linguistik saja, tetapi juga dijelaskan mengenai penggunaan tata
bahasa dalam kegiatan "menyimak", "membaca", "berbicara", dan "menulis",
serta memberi umpan balik pada aktivitas tersebut. Kemudian, dalam buku ini
memperkenalkan poin-poin metode penyajian tata bahasa, praktik, dan lainnya
yang dapat dimodifikasi dengan tujuan agar dapat digunakan dalam situasi yang
sebenarnya.
~ 34 ~
Berdasarkan dari tiga buah tinjauan penelitian sebelumnya di atas,
persamaannya dengan penelitian ini adalah sama-sama ingin mencari jenis metode
pengajaran yang terbaik untuk digunakan dalam mencapai hasil kegiatan belajar
mengajar yang lebih baik, sedangkan latar belakang bahasa atau pun target dengan
penelitian ini berbeda.
Di bawah ini adalah beberapa jenis Metodologi dalam Kuliah Gaikokugo
Kyoujuhou (Metode Pengajaran Bahasa Asing).
1. Grammar Translation Method (GTM)
GTM atau Metode Penerjemahan Tata Bahasa adalah metodologi
pembelajaran bahasa yang sangat klasik di dunia. Menurut Brown (2001:18)
metode ini menekankan pada pembelajaran tata bahasa (struktur bahasa),
menghafal kosa kata, terjemahan teks dan latihan menulis. Kimura Muneo
(1992:48) mengemukakan karakteristik GTM lainnya yaitu; (1) menekankan pada
ragam tulisan, (2) sangat cocok bagi objek yang memiliki tingkat intelektual
tinggi, (3) pengajar perlu memiliki pengetahuan tentang bahasa yang diajarkan,
tetapi tidak perlu memiliki teknik pengajaran taraf tinggi. Sedangkan kelebihan
GTM di antaranya adalah (1) dapat dipakai bagi pembelajar dalam jumlah yang
cukup banyak dalam waktu yang bersamaan, (2) sangat berguna bagi penyerapan
kebudayaan asing, (3) bermanfaat sebagai latihan aktifitas kejiwaan (seishin
katsudoo). Dengan alasan ini sampai sekarang pun GTM masih banyak dipakai.
Namun pemakaian metode ini menunjukkan kelemahannya di mana tidak
menumbuhkan aspek keterampilan berbicara, dan sulit untuk mencapai
pemahaman bahasa asing yang benar dikarenakan merupakan pemahaman
berdasarkan terjemahan.
2. Natural Method/ Direct Method
Pada proses pembelajarannya, siswa dibawa ke alam seperti halnya
menggunakan bahasa ibu sendiri. Metode ini dilakukan secara langsung dengan
bahasa Jepang tanpa memakai pengantar bahasa ibu pemelajar. Prinsip yang
mendasar dari metode ini adalah dimana pengajar tidak menerjemahkan bahasa
asing yang diajarkan dengan bahasa ibu pemelajar. Sasaran utama pemakaian
metode ini yaitu agar para pemelajar dapat berkomunikasi dengan bahasa Jepang
~ 35 ~
yang dipelajarinya secara alami. Richard dan Rodgers (1986:9-10) menjelaskan
pada metode ini antara lain; Instruksi kelas dilakukan secara eksklusif dalam
Bahasa target, hanya kosakata dan kalimat sehari-hari yang diajarkan,
keterampilan komunikasi lisan sekitar pertukaran tanya jawab antara pengajar dan
siswa dalam kelas yang kecil dan intensif, tata bahasa diajarkan secara induktif,
poin pengajaran baru diajarkan melalui permodelan dan praktek, kosakata yang
kongkret diajarkan melalui demonstrasi, objek dan gambar, sedangkan kosakata
abstrak diajarkan oleh asosiasi ide.
3. Silent Way Method
Metode ini diklasifikasikan sebagai kognitivis. Gattegno, seorang ahli dalam
bidang pengajaran matematika dan Bahasa yang merupakan penemu dari metode
ini beranggapan bahwa para pemelajar bekerja dengan sumber-sumber dalam diri
mereka, yaitu struktur kognitif yang ada, pengalaman, perasaan, pengetahuan
umum dan sebagainya. Dalam metode Silent way atau metode diam, pengajar
biasanya menggunakan cuisenaire rods atau batangan-batangan berwarna.
Pengajar mengajarkan kosa kata dasar dan sedikit aturan tata Bahasa lalu siswa
belajar untuk mengucapkannya kata-kata yang ditunjuk dengan rods/batangan
berwarna. Dalam kelas sebisa mungkin pengajar tidak berbicara, jadi hanya
pemelajar yang berbicara.
4. Audio Lingual Method
Metode audio-lingual berkembang pesat di seluruh sekolah di Jepang pada
akhir tahun 1970an. Salah satu Teknik utama dala pendekatan ini adalah pengajar
menyampaikan materi baru dengan cara melakukan percakapan (kaiwa),
pengingatan (memorization), dan bermain mimik (mimicry). Tata bahasa akan
diajarkan secara bertahap dan berulang sebagai proses penguatan. Menurut
Iskandarwassid (2010) metode audio-lingual adalah metode yang mengutamakan
pengulangan. Cara tersebut dilakukan untuk efisiensi waktu dalam belajar bahasa.
Jenis pendekatan ini digunakan berdasarkan prinsip-prinsip teori behavioristik.
5. Total Physical Response Method
Metode TPR yang diperkenalkan pada tahun 1980 ini merupakan adopsi
dari cara anak kecil belajar Bahasa, yaitu dengan cara mendengarkan perintah.
~ 36 ~
Prinsip metode ini adalah menggerakkan tubuh. Proses belajar mengajar
menggunakan perintah-perintah lisan yang harus dilakukan pemelajar agar dapat
menunjukkan pemahaman mereka terhadap maksud dari perintah-perintah lisan
tersebut (Asher, 1982). Metode ini menghubungkan pengucapan dengan makna.
Selama kegiatan ini guru tidak memberikan penjelasan gramatika (Muneo, 1992 :
57). Sudjianto dalam artikelnya menjelaskan bahwa di dalam bahasa Jepang
terdapat beberapa ungkapan yang menyatakan bentuk perintah, selain ~te kudasai.
Sebagai contoh untuk bentuk perintah verba nomu bisa menggunakan nonde
kudasai, nome, nonde, nominasai, nonde choodai, dan sebagainya. Pada taraf-
taraf tertentu, variasi bentukperintah ini bisa dipakai dalam pengajaran dengan
metode TPR ini.
6. Suggestopedia Method
Ciri utama dalam pendekatan ini adalah penciptaan suasana pembelajaran
yang “sugestif”, merangsang pikiran bawah sadar dengan menggunakan musik
barok atau musik klasik barat, tempat duduk nyaman, pencahayaan yang lembut
dan Teknik-teknik dramatis yang dilakukan pengajar saat memberikan materi.
George Lozanov merupakan seorang pendidik, psikoterapi dan ahli fisika yang
pertama kali mengembangkan metode ini. Lozanov percaya bahwa Teknik
relaksasi dan konsentrasi akan menolong para pemelajar membuka sumber bawah
dasar mereka dan memperoleh serta menguasai kuantitas kosakata yang lebih
banyak dan juga struktur-struktur yang lebih mantap daripada yang mereka
pikirkan (Tarigan, 2009:88).
7. Communicative Language Learning Method
Communicative Language Learning atau bisa juga disebut dengan
Counseling-Learning dikembangkan oleh Charles Curran pada tahun 1976
berdasarkan Teknik-teknik yang dipinjam dari penyuluhan psikologis. Metode ini
mempercayai prinsip “whole person” maksudnya guru tidak hanya
memperhatikan perasaan dan kepandaian tiap siswa saja, tetapi juga memahami
hubungan antar sesame siswa, baik dari segi reaksi fisik, reaksi naluri mereka.
Menurut Kimura Muneo (1992:61), metode CLL ini bagi pemelajar merupakan
metode yang sangat bagus, namun bagi pihak pengajar dianggap sebagai metode
~ 37 ~
yang memerlukan teknik dan kemampuan tinggi, karena itu, metode ini
tampaknya jarang dipakai pada dunia pendidikan bahasa Jepang.
Metodologi
Metodologi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode
kualitatif. Penelitian kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan
fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, menilai kualitas data,
analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya
(Sugiyono, 2017). Pada penelitian ini, hasil dari kuesioner yang berupa angka
diterjemahkan ke dalam deskripsi sehingga menghasilkan suatu jawaban dari
permasalahan penelitian ini.
Dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa asing, salah satu alat ukur yang
sering digunakan adalah kuesioner karena alat ini dapat digunakan baik dalam
penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif (Setiyadi, 2018:45).
Penggunaan kuesioner merupakan alat ukur yang sangat efektif untuk mengukur
aspek-aspek atau variabel-variabel yang terkait dengan aspek sosiologis.
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada
responden. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian
dicatat atau direkam. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang
efisien bila peneliti mengetahui secara pasti data atau informasi apa yang
dibutuhkan dan bagaimana variabel yang menyatakan informasi yang dibutuhkan
tersebut diukur. Pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner harus jelas dan mudah
dimengerti untuk mengurangi kesalahan interpretasi responden dalam pengisian
kuisioner. Menurut Setiyadi (2018:46) dilihat dari jenis pertanyaan yang
digunakan dalam sebuah kuesioner, kuesioner dapat dibagi menjadi dua kelompok
besar, yaitu kuesioner dengan pertanyaan tertutup (close-ended questions) dan
kuesioner dengan pertanyaan terbuka (open-ended questions). Jenis kuesioner
yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran dari close-ended questions
dan open-ended questions.
Responden dalam penelitian ini ialah mahasiswa/mahasiswi semester 7 di
Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang, Fakultas Sastra, Universitas
Darma Persada. Responden telah mengambil mata kuliah Gaikokugo Kyoujuhou
~ 38 ~
di semester 5 dan Praktek Mengajar Bahasa Jepang 1 di semester 6. Jumlah
responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 17 orang, terdiri dari 5
orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Responden akan menerima tautan
kuesioner yang dibuat oleh peneliti dalam bentuk googleform yang berisi 12
pertanyaan terkait dengan materi metode pengajaran bahasa asing dan
menanyakan respon mereka terhadap penggunaan metode-metode tersebut. Hasil
dari jawaban kuesioner tersebut akan dianalisis dengan menggunakan metode
statistik deskriptif. Metode statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan
data yang terkumpul. Penulis akan menggambarkan data yang terkumpul ini
melalui persentase.
Setiap jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner akan
memberikan jawaban terhadap rumusan masalah dalam penelitian ini. Di mana
permasalahan dalam penelitian ini adalah sejauh mana responden dapat
mengetahui dan memutuskan metode pengajaran yang efektif menurut mereka
untuk mengajar mata kuliah Nihongo Kiso Renshuu I berdasarkan pengetahuan
yang mereka dapat pada perkuliahan Gaikokugo kyoujuhou (Metode Pengajaran
Bahasa Asing).
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil dari kuesioner yang telah terkumpul, jumlah responden
yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 17 orang, terdiri dari 5 orang laki-laki
dan 12 orang perempuan. Berikut akan dipaparkan pembahasan hasil dari
kuesioner yang telah didapatkan.
Tabel 1 Hasil Jawaban Kuesioner
No Pertanyaan kuesioner Jawaban
1 Anda mengambil mata kuliah ini karena Anda
mempunyai keinginan menjadi pengajar bahasa asing.
Setuju: 88%
Tidak setuju: 12%
2 Mata kuliah ini sangat diperlukan sebagai mata kuliah
pilihan untuk menjadi seorang pengajar bahasa asing.
Setuju: 100%
~ 39 ~
3 Materi dari mata kuliah ini sesuai dengan yang Anda
harapkan.
Setuju: 88%
Tidak setuju: 12%
4 Materi yang disampaikan pada perkuliahan ini sangat
bermanfaat dan menambah wawasan Anda.
Setuju: 100%
5 Anda memahami metode-metode pengajaran yang
diberikan dalam mata kuliah ini.
Setuju: 88%
Tidak setuju: 12%
6 Metode-metode pengajaran tersebut Anda rasa sangat
berguna kelak untuk Anda aplikasikan dalam
pengajaran di kelas Anda.
Setuju: 94%
Tidak setuju: 6%
7 Berdasarkan pengalaman belajar di mata kuliah NKR
I, menurut Anda saat itu pengajar menggunakan
metode apa untuk mengajar NKR I? (jawaban boleh
lebih dari satu)
GTM: 65%,
Audio Lingual:
65%, Natural: 24%
8 Berdasarkan pengalaman Anda, apakah metode yang
digunakan saat itu mempermudah Anda untuk
memahami materi yang disampaikan?
Setuju: 88%
Tidak setuju: 12%
9 Berdasarkan pengalaman Anda, metode apa yang
Anda rasa efektif untuk digunakan dalam mata kuliah
NKR I? (jawaban boleh lebih dari satu)
GTM: 71%
Audio Lingual:
71%, CLL:53%
10 Berdasarkan pengalaman Anda, metode apa yang
Anda rasa kurang efektif dalam mata kuliah NKR 1?
(jawaban boleh lebih dari satu)
Silentway: 88%
GTM: 24%
Natural: 18%
11 Jika Anda menjadi seorang pengajar dan akan
mengajarkan NKR 1, metode apa saja yang akan
Anda gunakan? (jawab boleh lebih dari satu)
GTM: 77%
Audio Lingual:65%
CLL: 53%
12 Berdasarkan jawaban dari No.11, tuliskan alasan
Anda memilih metode-metode tersebut dan seberapa
efektif metode tersebut.
Akan dijelaskan di
bawah
Jawaban pertanyaan no. 12
Alasan memilih metode GTM:
~ 40 ~
• Karena NKR 1 lebih berfokus pada pembelajaran bunpou (tata
bahasa)
• Diperlukan karena mahasiswa perlu memahami makna dari materi
tersebut.
• Agar siswa dapat memahami pola kalimat dan arti kalimat juga bisa
menambah kosakata
Alasan AL:
• Latihan mendengarkan dan berbicara juga sangat diperlukan dalam
bahasa Jepang
Alasan CLL:
• Mengasah mahasiswa dalam menerapkan kalimat dalam kehidupan
sehari-hari
• Mudah dihapal/diingat/diaplikasikan, bisa melihat perkembangan
setiap murid, agar pelajar yang aktif bukan pengajarnya
• Anak anak lebih dapat memahami pelajaran dan merangsang daya
pikir mereka
Pertanyaan 1. Anda mengambil mata kuliah ini karena Anda mempunyai
keinginan menjadi pengajar bahasa asing.
Pembahasan: 88% dari responden menyatakan alasan untuk mengambil mata
kuliah ini adalah ingin menjadi pengajar bahasa asing (bahasa Jepang), sedangkan
sisanya sebanyak 12% tidak memilih menjadi pengajar, tetapi di dalam kuesioner
ini tidak ditanyakan lebih jauh mengenai keinginan responden.
Pertanyaan 2. Mata kuliah ini sangat diperlukan sebagai mata kuliah pilihan
untuk menjadi seorang pengajar bahasa asing.
Pembahasan: Seluruh responden menyatakan bahwa mata kuliah ini sangat
diperlukan untuk menjadi seorang pengajar bahasa asing, karena di dalam kuliah
ini diajarkan tentang metode-metode yang digunakan di dalam kelas, sejarah dari
metode tersebut, serta Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan di dalam kelas.
Pertanyaan 3. Materi dari mata kuliah ini sesuai dengan yang Anda
harapkan.
Pembahasan: 88% dari responden menyatakan mata kuliah ini sesuai dengan yang
diharapkan, sedangkan sisanya sebanyak 12% tidak sesuai, tetapi di dalam
kuesioner ini tidak ditanyakan lebih jauh mengenai keinginan responden.
~ 41 ~
Pertanyaan 4. Materi yang disampaikan pada perkuliahan ini sangat
bermanfaat dan menambah wawasan Anda.
Pembahasan: Seluruh responden menyatakan bahwa Materi yang disampaikan
pada perkuliahan ini sangat bermanfaat dan menambah wawasan mereka. Penulis
beranggapan bahwa jawaban ini diberikan karena semua peserta kelas ini
sebelumnya tidak mengenal lebih jauh mengenai metode pengajaran bahasa asing.
Pertanyaan 5. Anda memahami metode-metode pengajaran yang diberikan
dalam mata kuliah ini.
Pembahasan: 88% dari responden menyatakan bahwa mereka memahami metode-
metode pengajaran yang diberikan dalam mata kuliah ini, sedangkan sisanya
sebanyak 12% tidak memahami metode-metode pengajaran yang diberikan, tetapi
di dalam kuesioner ini tidak ditanyakan lebih jauh mengenai ketidakpahaman
responden terhadap metode-metode tersebut.
Pertanyaan 6. Metode-metode pengajaran tersebut Anda rasa sangat
berguna kelak untuk Anda aplikasikan dalam pengajaran di kelas Anda.
Pembahasan: 94% dari responden menyatakan metode-metode pengajaran
tersebut mereka rasa sangat berguna kelak untuk diaplikasikan dalam pengajaran
di kelas, sedangkan sisanya sebanyak 6% menjawab tidak berguna, tetapi di
dalam kuesioner ini tidak ditanyakan lebih jauh mengenai alasan kenapa metode
tersebut tidak berguna.
Pertanyaan 7. Berdasarkan pengalaman belajar di mata kuliah NKR I,
menurut Anda saat itu pengajar menggunakan metode apa untuk mengajar
NKR I? (jawaban boleh lebih dari satu)
Pembahasan: Karena di dalam pertanyaan ini responden boleh menjawab lebih
dari satu, maka terlihat bahwa GTM dan Audio Lingual menempati posisi teratas
dengan masing-masing 65%. GTM sendiri merupakan metode pengajaran yang
menitikberatkan terjemahan bahasa asing tersebut ke dalam bahasa ibu dan Audio
Lingual merupakan metode yang menggunakan Latihan-latihan pendengaran dan
Latihan-latihan pengucapan dalam bahasa asing. Selain GTM dan Audio Lingual,
jawaban yang muncul berikutnya adalah metode Natural sebanyak 24%. Metode
Natural merupakan metode yang menyajikan materi langsung dalam bahasa asing
~ 42 ~
tanpa diterjemahkan sedikit pun terkecuali pada saat-saat tertentu kamus dan
bahasa ibu dapat dipergunakan.
Pertanyaan 8. Berdasarkan pengalaman Anda, apakah metode yang
digunakan saat itu mempermudah Anda untuk memahami materi yang
disampaikan?
Pembahasan: 88% dari responden menyatakan bahwa metode yang digunakan
saat itu mempermudah mereka untuk memahami materi yang disampaikan,
sedangkan sisanya sebanyak 12% menjawab tidak mempermudah untuk
memahami materi, tetapi di dalam kuesioner ini tidak ditanyakan lebih jauh
mengenai pernyataan 12% dari responden ini.
Pertanyaan 9. Berdasarkan pengalaman Anda, metode apa yang Anda rasa
efektif untuk digunakan dalam mata kuliah NKR I? (jawaban boleh lebih
dari satu)
Pembahasan: Karena di dalam pertanyaan ini responden boleh menjawab lebih
dari satu, maka terlihat bahwa GTM dan Audio Lingual menempati posisi teratas
dengan masing-masing 71%. GTM sendiri merupakan metode pengajaran yang
menitikberatkan terjemahan bahasa asing tersebut ke dalam bahasa ibu dan Audio
Lingual merupakan metode yang menggunakan latihan-latihan pendengaran dan
latihan-latihan pengucapan dalam bahasa asing. Berbeda dengan pertanyaan
nomor 7, di mana responden mengingat kembali metode yang digunakan oleh
pengajar mereka. Dari jawaban pertanyaan nomor 7 muncul jawaban GTM, Audio
lingual dan metode Natural. Sedangkan Ketika ditanyakan metode yang menurut
responden efektif untuk mengajarkan bahasa asing, responden menjawab GTM,
Audio Lingual dan CLL. Metode CLL atau Community Language Learning
mengacu pada metafora konseling untuk mendefinisikan kembali peran guru
(sebagai konselor) dan peserta didik (sebagai klien) di ruang kelas bahasa. Dengan
demikian prosedur dasar CLL terlihat sebagai hubungan antara konselor dan
kliennya (Kosim dan Gusmiati, 2018).
Jika dibandingkan hasil jawaban dari pertanyaan nomor 7 dan nomor 9, ada
sedikit perbedaan pada metode yang menjadi pilihan jawaban ketiga dari para
responden. Penulis beranggapan bahwa ketika mereka diajar saat itu pengajar
menggunakan metode natural, tetapi ketika responden ditanya metode apa yang
~ 43 ~
efektif, maka responden memilih jawaban CLL sehingga ada perubahan yang
terjadi pada responden sebagai murid dan calon guru.
Pertanyaan 10. Berdasarkan pengalaman Anda, metode apa yang Anda rasa
kurang efektif dalam mata kuliah NKR 1? (jawaban boleh lebih dari satu)
Pembahasan: Responden menjawab berdasarkan pengalaman mereka, metode apa
yang mereka rasakan kurang efektif dalam mata kuliah NKR 1. Jawaban tertinggi
adalah metode Silentwaysebesar 88%. Akan tetapi penulis menemukan keanehan
dalam jawaban ini, karena di item pertanyaan nomor 7 yaitu berdasarkan
pengalaman belajar di mata kuliah NKR I, menurut Anda saat itu pengajar
menggunakan metode apa untuk mengajar NKR I, tidak ada responden yang
memilih jawaban silentway, sehingga penulis menganggap bahwa jawaban
silentway ini tidak bisa digunakan.
Ternyata GTM dan Natural yang digunakan oleh pengajar ketika responden masih
sebagai peserta kelas NKR 1 sebanyak 24% menganggap GTM kurang efektif dan
sebanyak 18% menganggap Natural kurang efektif. Hal ini menunjukkan bahwa
GTM dan Natural memiliki kekurangan di mata para responden ini.
Pertanyaan 11. Jika Anda menjadi seorang pengajar dan akan mengajarkan
NKR 1, metode apa saja yang akan Anda gunakan? (jawab boleh lebih dari
satu)
Pembahasan: Meskipun jika dilihat pada pembahasan nomor 10, ada 24%
responden yang menyatakan bahwa GTM kurang efektif, ternyata di jawaban dari
pertanyaan nomor 11 ini, 77% responden memilih GTM sebagai metode yang
akan digunakan ketika suatu hari mereka mengajarkan NKR 1. Selain itu Audio
Lingual dipilih oleh 65% responden dan CLL dipilih sebanyak 53%.
Pertanyaan 12. Berdasarkan jawaban dari No.11, tuliskan alasan Anda
memilih metode-metode tersebut dan seberapa efektif metode tersebut.
Hasil dari jawaban para responden menunjukkan bahwa metode yang dianggap
efektif menurut mereka adalah metode GTM, Audio Lingual dan CLL. Di bawah
ini adalah alasan dari responden kenapa memilih ketiga metode ini.
Alasan memilih metode GTM:
• Karena NKR 1 lebih berfokus pada pembelajaran bunpou (tata bahasa)
~ 44 ~
• Diperlukan karena mahasiswa perlu memahami makna dari materi
tersebut.
• Agar siswa dapat memahami pola kalimat dan arti kalimat juga bisa
menambah kosakata
Alasan Audio Lingual:
• Latihan mendengarkan dan berbicara juga sangat diperlukan dalam bahasa
Jepang
Alasan CLL:
• Mengasah mahasiswa dalam menerapkan kalimat dalam kehidupan sehari-
hari
• Mudah dihapal/diingat/diaplikasikan, bisa melihat perkembangan setiap
murid, agar pelajar yang aktif bukan pengajarnya
• Anak anak lebih dapat memahami pelajaran dan merangsang daya pikir
mereka
Simpulan
Ketiga metode pengajaran bahasa asing yang dipandang efektif oleh para
responden untuk digunakan ketika mereka mengajarkan mata kuliah Nihongo
Kiso Renshuu 1 adalah:
1. GTM (Grammar Translation Method) : 77% (13 dari 17 orang)
2. Audio Lingual : 65% (11 dari 17 orang)
3. CLL (Communicative Language Learning) : 53% (9 dari 17 orang)
Walaupun ada anggapan dari para responden saat mereka menjadi peserta
kelas NKR1, metode GTM dan Audio Lingual yang digunakan oleh para pengajar
dirasa kurang efektif, ternyata responden tetap memilih GTM dan Audio Lingual
ini sebagai metode yang akan mereka gunakan saat mengajarkan mata kuliah
NKR 1.
Alasan memilih metode GTM karena NKR 1 lebih berfokus pada
pembelajaran bunpou (tata bahasa), mahasiswa harus paham makna dari materi
tersebut, pola kalimat dan arti kalimat harus bisa dipahami sehingga bisa
menambah kosakata. Audio Lingual dipilih karena responden menganggap latihan
mendengarkan dan berbicara juga sangat diperlukan dalam bahasa Jepang. CLL
~ 45 ~
dianggap oleh para responden dapat mengasah para mahasiswa dalam menerapkan
kalimat dalam kehidupan sehari-hari, mudah dihapal/ diingat/ diaplikasikan, bisa
melihat perkembangan setiap murid, dan pelajar lebih aktif dalam kegiatan kelas
dibandingkan gurunya.
Ketidakkonsistenan seperti munculnya jawaban Silent way, kontradiksi
antara GTM dan Audio Lingual yang dianggap kurang efektif oleh beberapa
responden, tetapi tetap menjadi pilihan teratas sebagai metode yang akan
digunakan saat mengajar NKR 1, sehingga penulis menganggap dibutuhkan
penelitian yang lebih lanjut.
Daftar Pustaka
Brown, H. Douglas. 2001. Teaching by Principle. San Fransisco: San Fransisco of
University.
Iskandarwassid. 2010. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosda
Karya.Japan Foundation. 2011. Bunpo wo Oshieru. Tokyo. Japan
Foundation
Kosim, N. & Gusmiati, A. 2018. Implementasi community language learning
dalam pembelajaran bahasa arab. Ta’lim al-‘Arabiyyah : Jurnal Pendidikan
Bahasa Arab dan KebahasaarabanVol. 2 No. 2, Desember 2018, 122-132
Lensun, S.F. 2019. Pelatihan Model Pembelajaran bagi Guru-guru Bahasa Jepang
di Manado. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 12 (1)
Muneo, Kimura. 1992. Nihongo Kyoojuhoo, Oofuusha, Tokyo.
Nunan, David. 2004. Task-based Language Teaching. New York: Cambridge
University press.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Yogjakarta: BPFE.
Richards, J. C. and Rodgers, T.S. 1986: Approaches and Methods in Language
Teaching: A Description and Analysis. Cambridge: Cambridge University
Press.
Rijal, Syamsu dan Syarifah Fatimah. 2019. Metode Pembelajaran Bahasa Asing
(Jerman)
dan Sekelumit Perkembangannya. Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan
Sastra Vol.3, No.1, Maret 2019
Setiyadi, Ag. Bambang. 2018. Metode Penelitian Untuk Pengajaran Bahasa
Asing: Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Edisi 2. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Subyakto-Nababan, Sri Utari. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Gramedia
Pustaka Utama.
~ 46 ~
Sudjianto dan Ahmad Dahidi .1995. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang.
Jakarta: Kesaint Blanc.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
-------------------------- 2009. Metode Pengajaran Bahasa. Bandung: Angkasa.
~ 47 ~
Studi Penerjemahan Buku Semantik Bahasa Jepang Dan Aplikasinya Bagi
Pemelajar Bahasa Jepang
Andi Irma Sarjani, Juariah, Riri Hendriati, Ari Artadi,
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi penerjemahan buku ajar Semantik bahasa
Jepang dan melakukan perbandingan dengan bahasa Indonesia. Dengan adanya penelitian
ini maka tercapai penerjemahan yang baik, efektif, dan tepat guna pada buku ajar
Semantik bahasa Jepang sehingga nantinya pemelajar bahasa Jepang dapat mengikuti
perkuliahan Semantik Bahasa Jepang dengan baik. Selain itu pemelajar dapat mengetahui
perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam Semantik bahasa Indonesia dan bahasa Jepang,
sehingga dapat menghindarkan terjadinya kesulitan dalam mempelajari bahasa Jepang.
Dalam penelitian ini ditampilkan perbandingan makna dalam Bahasa Jepang dan Bahasa
Indonesia, berikut perbandingan contoh-contohnya dalam bahasa Indonesia, agar
pemahaman para pemelajar bahasa Jepang semakin mudah diraih dengan adanya
perbandingan dengan bahasa ibu. Karena walaupun dalam bahasa Indonesia juga dikenal
ilmu Semantik, namun dalam pembahasannya dengan bahasa Jepang akan terdapat
beberapa perbedaan yang signifikan. Luaran dari penelitian ini akan diterbitkan buku ajar
yang dapat digunakan oleh mahasiswa jurusan Bahasa dan Kebudayaan Jepang
Universitas Darma Persada, dan juga dapat dijadikan acuan bahan ajar Semantik Bahasa
Jepang bagi akademisi dan pemerhati bahasa Jepang lainnya.
Kata kunci : Linguistik, Semantik, Perbandingan Bahasa, Bahasa Jepang, Bahasa
Indonesia
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan
Linguistik sebagai disiplin ilmu, sangat berkaitan dengan pembelajaran
bahasa yang diajarkan kepada pembelajar. Mempelajari ilmu bahasa atau
linguistik merupakan syarat mutlak bagi pengajar bahasa karena ilmu itu dianggap
akan membantu banyak dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan demikian
dengan adanya penerapan pada ilmu bahasa dalam hal ini pengajaran bahasa akan
memberikan pijakan tentang prinsip-prinsip pengajaran bahasa, termasuk di
dalamnya pendekatan, metode dan teknik. Kemudian, memberikan arahan atau
pijakan mengenai isi/materi bahasa yang akan diajarkan yang didasarkan pada
deskripsi bahasa yang mendetail, sehingga pengajar bahasa akan memiliki
kemampuan menganalisis bahasa sasaran untuk dapat mengenali unsur-unsur
kedua bahasa mana yang sama dan yang berbeda.
~ 48 ~
Pengajar yang profesional adalah pengajar yang selalu berusaha untuk
menciptakan pembelajaran yang terbaik. Untuk menciptakan pembelajaran yang
terbaik seorang pengajar harus kreatif mendesain model pembelajaran. Model
pembelajaran sangat erat kaitannya dengan bahan ajar, metode, media, dan
evaluasi. Berbicara tentang linguistik dan pengembangan bahan ajar bahasa,
setidaknya ada empat hal yang harus dipahami, yakni (1) pemelajar, (2)
kompetensi pengajar, (3) bahan ajar, dan (4) teori belajar. Keempat hal tersebut
harus menjadi bahan pijakan seorang pengajar dalam mengembangkan bahan ajar
bahasa. Bahan ajar merupakan komponen penting dalam pembelajaran. Bahan ajar
yang baik adalah bahan ajar yang dapat mengacu kepada tujuan yang telah
digariskan dalam kurikulum yang mampu mendorong siswa untuk belajar, sesuai
dengan kebutuhan pembelajar. Oleh karena itu, pengajar mempunyai keleluasaan
untuk mengembangkan bahan ajar yang akan disampaikan sejauh tidak
menyimpang dari tujuan. Kaitannya dengan linguistik, seorang pengajar dalam
pengembangan bahan ajar bahasa harus memiliki wawasan linguistik yang luas,
terampil menerapkan teori, terampil menghubungkan lingusitik dengan disiplin
lain, dan berani mengambil keputusan bermakna dalam kaitannya dengan sumber
acuan yang digunakan.
Dalam penelitian ini akan diteliti mengenai studi penerjemahan buku ajar
bidang ilmu Semantik bahasa Jepang berikut perbandingannya dalam bahasa
Indonesia. Dalam proyek penelitian ini, ketua peneliti adalah dosen yang
mendalami bidang ilmu Linguistik Bahasa Jepang dan mengajar Bidang
Linguistik Bahasa Jepang di Universitas Darma Persada. Ketua peneliti saat ini
tengah menempuh pendidikan S3 bidang Linguistik Terapan di Universitas Negeri
Jakarta, dan telah menyelesaikan studi di bidang ilmu Linguistik bahasa Jepang di
tingkat Pasca Sarjana di Universitas Takushoku, Tokyo, Jepang serta pernah
mengajar Bahasa Indonesia di Universitas Takushoku, Tokyo, Jepang. Anggota
tim berjumlah 1 orang dengan bidang ilmu linguistik bahasa Jepang yang juga
telah menempuh studi di bidang ilmu Linguistik bahasa Jepang di tingkat Pasca
Sarjana di Universitas Takushoku, Tokyo, Jepang. Tim yang berjumlah 2 orang
~ 49 ~
ini bersinergi untuk melakukan studi mengenai penerjemahan buku Semantik
bahasa Jepang dengan tujuan agar mata kuliah ini dapat disampaikan kepada
pemelajar bahasa Jepang secara efektif dan tepat sasaran. Aplikasi dari penelitian
ini nantinya akan berupa produk buku ajar yang tidak hanya digunakan oleh
mahasiswa Universitas Darma Persada saja, namun akan dipromosikan ke
beberapa Universitas yang mempunyai program studi Bahasa Jepang dan pada
akhirnya akan diterbitkan sebagai buku ajar tingkat nasional.
Adapun penelitian ini tidak hanya berfokus pada penerjemahan buku ajar
Semantik bahasa Jepang saja, namun juga akan ditampilkan perbandingan dan
contoh-contoh dalam bahasa Indonesia, agar pemahaman para pembelajar bahasa
Jepang semakin mudah diraih dengan adanya perbandingan dengan bahasa ibu.
Karena, walaupun dalam bahasa Indonesia juga dikenal ilmu Semantik, namun
dalam pembahasannya dengan bahasa Jepang akan terdapat beberapa perbedaan
yang signifikan.
Tinjauan Pustaka (Review Literature)
Mata kuliah linguistik bahasa Jepang ‘nihongogaku’ secara umum meliputi
kajian-kajian fonetik ‘onseigaku ‘, fonologi ‘oninron ‘, morfologi
‘keitairon ‘, sintaksis ‘toogoron’, dan semantik ‘imiron’. Selain itu ada pula yang
disebut dengan pragmatik ‘goyooron’, sosiolinguistik ‘shakai gengogaku’ ,
dan tipologi ‘ruikeiron’. Namun masalah yang dihadapi adalah minimnya
ketersediaan buku-buku ajar bidang linguistik bahasa Jepang yang kompeten
untuk memudahkan proses belajar mengajar khususnya di tingkat perguruan
tinggi. Beberapa buku linguistik bahasa Jepang yang tersedia dalam bahasa
Indonesia tidak mengupas kajian ilmu linguistik tersebut secara dalam, sedangkan
buku-buku linguistik bahasa Jepang yang terbit dalam bahasa Jepang memiliki
tingkat kesulitan yang tinggi baik bagi para pengajar maupun bagi para
pembelajar bahasa Jepang. Karena itu dipandang perlu untuk melakukan studi
penerjemahan buku ajar berbahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia sedemikian
sehingga dalam aplikasinya nanti diharapkan proses penyerapan ilmu bahasa
dapat dengan mudah disampaikan.
~ 50 ~
Selama ini buku-buku yang digunakan sebagai bahan ajar bidang linguistik
bahasa Jepang kebanyakan menggunakan buku Dasar-dasar Linguistik Bahasa
Jepang karangan Dedi Sutedi, (Sutedi, 2004) ataupun buku Pengantar Linguistik
Bahasa Jepang karangan Sudjianto dan Ahmad Dahidi (Sudjianto, 2004). Dalam
kedua buku tersebut tercantum materi Semantik bahasa Jepang, namun materi
tersebut masih terdapat kekurangan di berbagai aspek pembahasan, selain itu pada
kedua buku ajar tersebut tidak terdapat perbandingan dengan materi Semantik
bahasa Indonesia.
Hal ini menunjukkan minimnya ketersediaan buku ajar untuk materi bidang
ilmu Linguistik bahasa Jepang, dimana hal ini berbanding terbalik dengan jumlah
pembelajar bahasa Jepang di Indonesia yang sangat signifikan dan setiap tahun
jumlahnya semakin bertambah. Kondisi real inilah yang menunjukkan urgensi
buku ajar bidang ilmu Linguistik bahasa Jepang di Indonesia pada khususnya.
BAB II METODOLOGI
Metodologi Penelitian
Adapun metodologi penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi masalah penelitian, menganalisis buku Semantik Bahasa
Jepang, dan memahami isi buku.
2) Mencari literatur yang sesuai, kemudian mulai melakukan penerjemahan
buku Semantik bahasa Jepang.
3) Menspesifikkan tujuan penelitian, melakukan perbandingan dengan bahasa
Indonesia, kemudian menunjukan masalah yang ada.
4) Mengumpulkan data dan menginterpretasikan data ke dalam bentuk
terjemahan.
5) Membuat laporan dan evaluasi penelitian, menyelesaikan Laporan
Penelitian dan menyampaikan aplikasi penelitian berupa buku ajar.
~ 51 ~
BAB III HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian
Dalam ilmu Semantik bahasa Jepang, ada beberapa bidang kajian.
Diantaranya, Functional Syntax (機き
能のう
的てき
統とう
語ご
論ろん
) dan Cognitive Linguistics (認にん
知ち
言げん
語ご
学がく
). Dalam Functional Syntax, umumnya dibahas mengenai makna kalimat.
Teori ini dinamakan “Sintaksis”, namun dalam penelitian ini dipakai sebagai salah
satu jenis dalam ilmu Semantik. Saat kita berkata “kalimat itu salah”, kita
menyadari bahwa ada beberapa jenis alasan tentang kesalahan tersebut. Contoh
kalimat (1) di bawah ini adalah contoh kalimat yang salah.
(1) a. *もうすぐ 授業が 始めます。
b. *私は 英語を 勉強が 好きです。
Alasan kesalahan pada kalimat no (1), sudah dipelajari dalam ilmu
Sintaksis, dimana terdapat kesalahan pada pemakaian partikel, hubungan antara
kalimat transitif dan intransitif, dan verba nomina. Sehingga, contoh kalimat no
(1) ini dua-duanya memiliki kesalahan secara tata bahasa.
Perhatikan contoh kalimat no (2) di bawah ini.
(2) a. ?インドネシアが 大きい 国だ。
b. ?昨日、友だちは 私と 映画に 行った。
c. ?あなたは 日本から 来ました。
Pada contoh kalimat no (2) ini, tidak terdapat kesalahan secara tata bahasa.
Tetapi, ketiga kalimat tersebut tidak alami. Hal tersebut dikarenakan bahwa suatu
kalimat itu benar atau tidaknya berhubungan dengan komponen-komponen di luar
tata bahasa. Dalam Functional Syntax, dibahas mengapa kalimat seperti contoh no
(2) itu tidak alami, diantaranya adalah berkaitan dengan 3 hal penting, yaitu
情報構造 (Struktur informasi), 視点 (Sudut pandang), dan
情報のなわ張り(Wilayah Informasi). Bila memahami ketiga hal penting ini,
maka akan mudah mempelajari topik yang sulit dipahami dalam bahasa Jepang,
seperti kata tunjuk (指示詞), Partikel akhir (終助詞), dan Bahasa Sopan (敬語).
~ 52 ~
Selain itu, dapat digunakan untuk memahami Kala dan Aspek
(テンス・アスペクト) dalam bahasa Jepang.
Kemudian, pada Cognitive Linguistics (認にん
知ち
言げん
語ご
学がく
) dibahas mengenai
makna kata dan frase. Misalnya, apakah makna yang terdapat pada
kata「母」(ibu). Bila merujuk pada kamus, penjabaran mengenai kata
「母」(ibu) adalah sebagai berikut.
(3) 母: 子どもの親である女性。
Ibu: Wanita yang merupakan orang tua dari anak.
Sehingga, yang sesuai dengan penjabaran no (3) semuanya adalah
「母」(Ibu), dan yang tidak sesuai dengan penjabaran no (3) adalah bukan
「母」(Ibu). Tetapi, pada kenyataannya, yang tidak sesuai dengan penjabaran no
(3) pun dapat disebut 「母」(Ibu).
(4) a. 花子は 太郎の 継まま
母はは
である。
Hanako adalah ibu asuh Taro.
b. カルティニは インドネシア人女性の
母である。
Kartini adalah ibu dari wanita Indonesia.
Pada kalimat no (4a), ibu asuh bukanlah wanita yang melahirkan anak.
Kemudian, ‘Kartini’ bukan berarti ibu yang melahirkan ‘wanita Indonesia’.
Tetapi, kalimat no (4) adalah kalimat yang benar. Mengapa demikian? Masalah
seperti inilah yang dibahas dalam Cognitive Linguistics (認にん
知ち
言げん
語ご
学がく
).
Hal-hal seperti tersebut di atas ini bila disampaikan dengan bahasa Jepang
akan tidak efektif karena sulit dipahami oleh pemelajar, sehingga sangat
diperlukan buku ajar Semantik bahasa Jepang yang telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia sehingga memudahkan pemelajar memahami isi yang
disampaikan buku Semantik bahasa Jepang tersebut.
~ 53 ~
Dalam penelitian ini, telah diterjemahkan buku ajar Sematik dan
perbandingannya dalam bahasa Indonesia, berikut contoh-contoh penggunaannya.
Semoga dengan adanya buku terjemahan ini, akan memudahkan pemelajar bahasa
Jepang dalam memahami materi Semanti bahasa Jepang dengan komprehensif.
Capaian dalam Road Map
Pada kegiatan penelitian kali ini, telah dilaksanakan penerjemahan buku ajar
Semantik berikut perbandingan dan contoh-contohnya dalam Bahasa Indonesia.
Data pada buku ajar Semantik dikumpulkan dan dilakukan penerjemahan berikut
analisis dalam Bahasa Indonesia. Contoh-contohnya pun diberikan dalam Bahasa
Indonesia, agar mempermudah pemahaman pemelajar dalam memahami materi
Semantik Bahasa Jepang. Hasil penerjemahan akan diterbitkan sebagai buku ajar
mata kuliah Semantik Bahasa Jepang yang bisa digunakan di Fakultas Bahasa dan
Budaya Jurusan Bahasa dan Kebudayaan Jepang Universitas Darma Persada,
maupun di perguruan tinggi lain yang memiliki program studi Bahasa Jepang di
seluruh Indonesia.
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dalam penelitian ini, telah diterjemahkan buku ajar Sematik dan
perbandingannya dalam bahasa Indonesia, berikut contoh-contoh penggunaannya.
Semoga dengan adanya buku terjemahan ini, akan memudahkan pemelajar bahasa
Jepang dalam memahami materi Semanti bahasa Jepang dengan komprehensif
dan pemelajar dapat mengetahui perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam
Semantik bahasa Indonesia dan bahasa Jepang, sehingga dapat menghindarkan
terjadinya kesulitan dalam mempelajari bahasa Jepang.
Saran
Dengan adanya buku terjemahan Semantik bahasa Jepang ini, kami telah
ikut serta berkontribusi dalam penyediaan bahan ajar mata kuliah Semantik
bahasa Jepang. Kami berharap program penelitian ini akan dilanjutkan dengan
menerjemahkan buku ajar Linguistikyang lain seperti Morfologi dan Sintaksis
bahasa Jepang.
~ 54 ~
DAFTAR PUSTAKA
Iori, Isao. 2001. Atarashii Nihongogaku Nyumon. Tokyo: 3A Nettwork Monbusho.
1999. Chuugakkoo Gakushuu Shidoo Yooryoo. -- : Monbusho
Richard, Jack. Et al. Longman Dictionary of Applied Linguistics. Terjemahan oleh
Yamazaki, Masatoshi et al. 1992. Ronguman Ooyoo Gengogakuyoogo Jiten.
Tokyo: Nagumdoo
Sudjianto. Dan Ahmad Dahidi. 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang.
Jakarta: Oriental Sugimoto, Tsutomu. Dan Iwabuchi Masashi.
1990. Nihongogaku Jiten. Tokyo: Sakura Kaede Sutedi, Dedi.
2004. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora
Tanaka, Harumi. Et al. 1884. Gengogaku Enshuu. Tokyo: Daishukanshoten
~ 55 ~
Alih Kode dan Campur Kode dalam Lirik Lagu-Lagu Utada Hikaru
Hermansyah Djaya, Hargo Saptadji, Ni Luh Suparwati, M.Pd
Abstrak
Alih kode dan campur kode merupakan dua masalah yang terjadi pada masyarakat
bilingual ataupun multilingual. Kondisi ini sering ditemui dalam masyarakat saat ini yang
kebanyakan menguasai setidaknya dua bahasa, baik itu bahasa nasional dengan bahasa
daerah atau bahasa asing. Tujuan penelitian ini yaitu selain untuk menambah kaidah ilmu
kebahasaan, juga untuk mendeskripsikan unsur-unsur wujud alih kode dan campur kode
yang terdapat dalam Lirik lagu lagu Utada Hikaru, juga akan mendeskripsikan mengenai
penyebab terjadinya alih kode dan campur kode tersebut. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif studi kasus, dengan
menganalisis lirik lagu lagu Utada Hikaru yang mengalami alih kode dan campur kode.
Data yang digunakan berupa kumpulan lirik Karya Utada Hikaru yang di dalamnya
terdapat unsur alih kode dan campur kode. Latar belakang Utada Hikaru adalah latar
belakang kebahasaan menjadi faktor penyebab pencampuran bahasa asing yang dominan
dalam karya lagu-lagunya. Hasil penelitian ditemukan berupa: (1) adanya wujud alih
kode dan campur kode dalam lirik lagu Utada Hikaru yang berupa alih kode ekstern
antara bahasa Jepang dengan bahasa Inggris dan wujud campur kode berupa penyisipan
kata, frasa, dan klausa; (2) adanya penyebab terjadinya alih kode dan campur kode yang
disebabkan oleh penutur (penyanyi) yang bersifat ke luar (outer code mixing).
Kata Kunci : Bilingual, Multilingual, Alih Kode, Campur Kode, Utada Hikaru
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan
Komunikasi tentunya tidak dapat dipisahkan dengan bahasa, karna dalam
pengertiannya bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk
mengungkapkan tuturan, baik dengan kata ataupun gerakan yang biasanya
disebut bahasa verbal atau non-verbal. Dalam penggunaannya, dewasa ini, bahasa
yang digunakan dalam komunikasi biasanya tidak hanya menggunakan satu
bahasa, bisa dua bahasa atau bahkan lebih. Salah satu yang menyebabkan hal
tersebut terjadi yaitu karena di era modern ini, komunikasi yang dilakukan tidak
hanya antar masyarakat dalam satu negara saja, bahkan dapat dilakukan dengan
masyarakat seluruh dunia yang menjadikan satu individu tidak hanya menguasai
satu bahasa, bisa dua atau bahkan lebih dari dua yang biasa disebut bilingual atau
multilingual.
~ 56 ~
Variasi bahasa ini merupakan kode yang telah disepakati oleh penutur atau
lawan tutur sehingga terjadi komunikasi yang saling menguntungkan . Menurut
Kridalaksana (1984:102) kode diartikan sebagai (1) lambang suatu sistem
ungkapan yang digambarkan untuk menggambarkan makna tertentu, (2) sistem
bahasa dalam suatu masyarakat, (3) suatu varian tertentu dalam satu bahasa.
Keberagaman variasi bahasa dalam pemakaian bahas di kehidupan sehari-hari
tanpa disadari sering menyebabkan terjadinya peristiwa alih kode dan campur
kode
Alih kode adalah peralihan dari suatu bahasa/variasi bahasa ke
bahasa/variasi bahasa yang lain. Alih kode ini tidak hanya terjadi karena faktor
ketidaksengajaan namun ada beberapa faktor lain sehingga penutur memilih
untuk beralih kode agar mendapat keuntungan. Menurut Gal (1988:247) dalam
Wardaugh (2006) mengatakan, “alih kode adalah strategi percakapan yang
digunakan untuk membangun, lintas atau menghancurkan batas-batas kelompok;
untuk membangkitkan atau mengubah hubungan interpersonal dengan hak
dan kewajiban mereka”. Campur kode adalah percampuran kode dari satu
bahasa/variasi bahasa ke bahasa lain. Menurut Holmes (1992:51) dalam campur
kode, peralihannya hanya terjadi pada kalimat, artinya mencakup pencampuran
unsur unsur kalimat tersebut.
Tinjauan Pustaka
Penelitian ini terinspirasi dari beberapa penelitian terdahulu yang sudah
dilakukan yang juga menguraikan masalah Alih Kode dan Campur Kode dalam
lirik lagu lagu Jepang, diantaranya adalah :
a. Aprilia (2010) meneliti “Analisis Alih Kode dan Campur Kode dalam
Lirik Lagu Baby Don’t Cry oleh Namie Amuro”. Permasalahan yang
dibahas, yaitu apa jenis alih kode dan campur kode, dan bagaimana
penggunaan alih kode dan campur kode.
b. Fitrotunnaja (2010) meneliti “Alih Kode dalam Lagu Share The World Ost
One Piece”. Permasalahan yang dibahas, yaitu apa jenis alih kode dalam
~ 57 ~
lagu share the world, dan apa faktor penyebab alih kode dalam lagu share
the world.
BAB II METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam penelitian ini, adalah:
a. Metode Simak
Untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa.
Menyimak tidak hanya berkaitan dengan penggunaan Bahasa secara lisan
tetapi juga penggunaan Bahasa secara tertulis.
b. Metode Deskriptif
Membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki.
c. Metode Komparatif
Membandingkan persamaan dan perbedaan 2 atau lebih sifat-sifat dan fakta-
fakta objek yang diteliti berdasarkan suatu kerangka pemikiran tertentu.
Penelitian komparatif biasanya digunakan untuk membandingkan antara 2
kelompok atau lebih dalam suatu variable.
BAB III HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian
Analisis Peristiwa Campur Kode Dalam Lirik Album First Love
Berdasarkan tabel analisis dari album First Love tersebut, terdapat 9 dari 12
buah lagu yang mengalami peristiwa campur kode. Jenis campur kode yang
dipakai adalah campur kode ke luar (outer code mixing) dengan pencampuran
bahasa asing yaitu bahasa Inggris, Sehingga nilai persentase lagu yang mengalami
peristiwa campur kode sebesar 75%. Sedangkan untuk pengelompokan
berdasarkan wujud campur kode beserta jumlahnya dari keseluruhan lagu dalam
album ini, secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel
Berdasarkan tabel analisis dari album Heart Station tersebut, terdapat 10
dari 13 buah lagu yang mengalami peristiwa campur kode. Jenis campur kode
yang dipakai adalah campur kode ke luar (outer code mixing) dengan
~ 58 ~
pencampuran bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Jika dipersentasekan nilainya
sebesar 77%.
Dengan menggunakan metode analisa yang telah penulis jabarkan
sebelumnya, maka didapatkan hasil analisis berupa persentase penggunaan wujud
campur kode dari kelima album Utada Hikaru. Album First Love persentase
penyisipan kata 14%, penyisipan frasa 29% dan penyisipan klausa 57%. Album
Distance persentase penyisipan kata 9%, penyisipan frasa 23% dan penyisipan
klausa 68%. Album Deep River persentase penyisipan kata 20%, penyisipan frasa
31% dan penyisipan klausa 49%. Album Ultra Blue persentase penyisipan kata
7%, penyisipan frasa 67% dan penyisipan klausa 26%. Album Heart Station
persentase penyisipan kata 10%, penyisipan frasa 48% dan penyisipan klausa
42%. Dari hasil tersebut, pergerakan penggunaan campur kode berdasarkan wujud
campur kode yang digunakan dapat digambarkan melalui grafik berikut:
Presentase Wujud Campur Kode Pada Album Utada Hikaru
Dari grafik tersebut terdapat kecenderungan
penggunaan w
Wujud campur kode berupa penyisipan klausa dominan digunakan
dibandingkan dengan penggunaan wujud campur kode berupa penyisipan kata dan
penyisipan frasa, yang terlihat pada album First Love, Distance, dan Deep River.
Sedangkan penyisipan frasa terlihat dominan pada album Ultra Blue dan Heart
Station.
Grafik Perbandingan Jumlah Penggunaan Campur Kode berdasarkan
Wujud Campur Kode Yang Digunakan Pada Album Utada Hikaru
0%
20%
40%
60%
80%
First Love 1999 Distance 2001 Deep River 2002 Ultra Blue 2006 Hearts Station2008
Penyisipan kata
Penyisipan Frase
Penyisipan Klausa
~ 59 ~
0
20
40
60
80
First Love1999
Distance2001
Deep River2002
Ultra Blue2006
Heart Station2008
Total Penggunaan Wujud Campur Kode
Total
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa penggunaan campur kode
dalam lirik lagu Utada Hikaru dari albumnya di tahun 1999 hingga 2008 memiliki
kecendrungan berkurang atau menurun jumlahnya
Bertolak dari latar belakang tersebut, fakta lain yang dapat dilihat adalah,
bahwa rata-rata lebih dari 50% lagu-lagu dari seluruh album Utada menggunakan
campur kode keluar. Hal tersebut dapat dilihat dari grafik berikut :
Grafik Jumlah Presentase Lagu Yang Menggunakan Campur
Kode Pada Setiap Album Utada Hikaru
1. Capaian Dalam Road Map Penelitian
No Tahun Judul Penelitian Capaian Penelitian
1 2017 Ketidaksepadanan maksim dalam novel
asal Saga no Gabbai Bacchan dan novel
terjemahan nenek hebat dari Saga
Dimuat dalam
Prosiding Univesitas
Darma Persada tahun
2017
2 2018 Jenis dan makna wakamono kotoba Bahasa Dimuat dalam
Heart Statio First
Ultra
Deep
Distan
~ 60 ~
Jepang pada manga “ H o sh in o , M e Wo
T su bu t t e”
Prosiding Univesitas
Darma Persada tahun
2018
3 2019 Analisis Penggunaan Setsuzokushi Kara
dan Node dalam kalimat Bahasa Jepang.
Dimuat dalam
Prosiding Univesitas
Darma Persada tahun
2019
4 2020 Penggunaan Danseigo dan Jouseigo dalam
lagu Soba ni Iru
Dimuat dalam
Prosiding Univesitas
Darma Persada tahun
2020
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Peristiwa Alih Kode dan Campur Kode dalam lirik lagu-lagu Utada Hikaru
pada kelima albumnya adalah jenis campur kode keluar (Outer Code Mixing)
dengan penggunaan bahasa asing yaitu bahasa Inggris yang disisipkan pada lagu-
lagunya yang berbahasa Jepang.
Wujud campur kode berupa penyisipan kata, frasa dan klausa. keseluruhan
wujud campur kode yang digunakan, baik penyisipan kata, penyisipan frasa dan
penyisipan klausa adalah album First Love berjumlah 51 buah (penyisipan kata
14%, penyisipan frasa 29% dan penyisipan klausa 57%) album Distance
berjumlah 75 buah (penyisipan kata 9%. penyisipan frasa 23% dan penyisipan
klausa 68%), album Deep River berjumlah 35 buah (penyisipan kata 20%,
penyisipan frasa 31% dan penyisipan klausa 49%), album Ultra Blue berjumlah
27 buah (penyisipan kata 7%, penyisipan frasa 67% dan penyisipan klausa 26%),
dan pada album Heart Station berjumlah 29 buah (penyisipan kata 10%,
penyisipan frasa 48% dan penyisipan klausa 42%).
Saran
Penelitian bidang sosiolinguistik melalui pembahasan masalah peristiwa alih
kode dan campur kode dalam lirik-lirik lagu berbahasa Jepang sudah sering
dilakukan, akan tetapi kebanyakan hasil yang didapat adalah berupa peristiwa
alih kode keluar (outer code switching) dan campur kode keluar (outer code
mixing) sedangkan alih kode ke dalam (inner code switching) dan campur kode ke
~ 61 ~
dalam (inner code mixing) masih sangat jarang ditemukan. Berharap penelitian
berikutnya data berupa Lirik lagu maupun percakapan dalam bahasa Jepang yang
memiliki indikasi adanya peristiwa alih kode ke dalam (inner code switching) dan
campur kode ke dalam (inner code mixing), sehingga dapat menambah literatur
terhadap bidang ilmu Sosiolinguistik khususnya mengenai kajian peristiwa kontak
bahasa seperti pada peristiwa alih kode dan campur kode.
Daftar Pustaka
Azuma,Shoji. 2001. Shakai Gengogaku Nyuumon. Japan: Kenkyuusha.
Bhatia, T. K, dan Ritchie, William C. 2004. The Handbook of
Bilingualism.United Kingdom:Blackwell Publishing.
Chaer, Abdul dan Leoni Agustina.2004.Sosiolinguistik:Perkenalan Awal: Jakarta.
PT.Rineka Cipta
Kasschau, Ane, Susume Eguchi. 2000.Using Japanese Slang. Tokyo: Tuttle
Publishing Handbook-of -Bilingualism.
Mahsun,M.S.2005. Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta : PT Grafindo
Persada Matsumoto, Kazuyuki,dkk.2011. Analysis of Wakamono
Kotoba Emotion Corpus and Its Ohoiwatun, Paul.1996.
Sosiolinguistik. Jakarta: Kesaiant Blanc
Sudjianto.2007. Bahasa Jepang dalam Konteks Sosial dan Kebudayaan
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA._JEPANG/195
906051985031-SUDJIANTO/7._Buku_Sosiolinguistik.pdf.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi.
Bandung : Alfabeta.
Suwito. 1996. Sosiolinguistik Pengantar Awal. Solo: Hendri Offset.
Wardhaugh, Ronald. 2006. An introduction to Sociolinguistics. United
Kingdom: Blackwell Publishing. (fifth edition)
~ 62 ~
Film Animasi Doraemon Sebagai
Media Pembelajaran Budaya Jepang
Tia Martia ,Metty Suwandany
[email protected], [email protected]
ABSTRAK
Film merupakan serangkaian gambar-gambar yang diambil dari objek yang bergerak
yang memperlihatkan suatu serial peristiwa yang berfungsi sebagai media hiburan dan
pendidikan. Salah satunya adalah film animasi Jepang yaitu Doraemon yang sudah cukup
dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak tahun 1996 hingga sekarang. Film animasi
Doraemon menceritakan tentang seorang anak yang kurang pandai yaitu Nobita yang
pada suatu ketika didatangi oleh sebuah robot kucing yang bernama Doraemon yang
datang dari abad ke-22. Film animasi ini tidak hanya sebuah hiburan belaka tetapi dibalik
alur ceritanya yang menggemaskan juga memperkenalkan dan memperlihatkan
kebiasaan-kebiasaan orang Jepang dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah melalui film animasi Doraemon dapat memahami istilah
budaya genkan, ofuro, tatami, dorayaki, kotatsu dan futon apakah film animasi Doraemon
dapat dijadikan salah satu media pembelajaran budaya Jepang. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan metode deskriptif persentase dengan teknik pengumpulan
data melalui survei dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner disebarkan pada
mahasiswa Program Studi Bahasa Jepang D3 angkatan 2019 dan 2020. Hasil yang
didapatkan berdasarkan kuesioner menunjukan bahwa semua responden menjadi lebih
paham mengenai istilah budaya genkan, ofuro, tatami, dorayaki, kotatsu dan futon. Film
animasi Doraemon juga menurut semua responden dapat dijadikan salah satu media
pembelajaran budaya Jepang
Kata kunci : film animasi, Doraemon, media pembelajaran, budaya Jepang
Latar belakang
Kebudayaan merupakan salah satu bagian dari kehidupan manusia yang
tidak dapat dipisahkan dan selalu melekat pada perkembangan manusia, dan juga
terus berevolusi mengikuti perkembangan peradaban manusia, baik dari zaman
prasejarah hingga era globalisasi. Kebudayaan dapat menjadi salah satu sarana
yang digunakan untuk mencapai kepentingan suatu negara. Kebudayaan
digunakan sebagai alat diplomasi, yang lebih dikenal dengan nama diplomasi
kebudayaan.
Jepang, salah satu negara di kawasan Asia Timur yang terkenal dengan
kebudayaannya yang mempunyai ciri khas yang unik dan merupakan salah satu
contoh negara yang berhasil menyebarkan kebudayaannya ke berbagai negara.
Beberapa contoh kebudayaan Jepang yang dapat dilihat pengaruhnya di negara
lain adalah Komik (Manga), Kartun atau Animasi (Anime), Fashion dan Makanan
~ 63 ~
Jepang. Dengan keunikan yang dimiliki oleh masing-masing tersebut, kebudayaan
Jepang berhasil menyebarkan pengaruh kebudayaannya tidak hanya sebatas di
kawasan Asia Timur, tetapi juga memasuki kawasan Asia Tenggara. Elemen-
elemen budaya populer Jepang ini menyebarkan pengaruhnya seperti di Taiwan,
Hongkong, Singapura, Thailand, Vietnam, Korea dan Indonesia. Di Indonesia,
penyebaran Anime dan Manga dapat dilihat terutama pada tahun 1990-an dengan
terbit dan tayangnya salah satu ikon budaya populer—Anime dan Manga—Jepang,
Doraemon.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), animasi dijelaskan
sebagai acara televisi yang berbentuk rangkaian lukisan atau gambar yang
digerakkan secara mekanik elektronis sehingga tampak di layar menjadi bergerak
https://kbbi.web.id/animasi. Anime adalah animasi kartun Jepang yang berbentuk
sebuah video. Menurut Manion (2007:5) orang yang menyukai anime biasanya
menyukai banyak aspek dalam kebudayaan Jepang mulai dari budaya popular
sampai ke budaya tradisional
Film animasi merupakan media yang menggabungkan antara audio dan
visual serta memiliki alur cerita. Dalam Kamus Bahasa Indonesia
mengungkapkan bahwa media adalah alat (sarana) komunikasi seperti koran,
majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk ; dalam pendidikan berarti alat
dan bahan yang digunakan dalam proses pengajaran atau pembelajaran;”
(https://kbbi.web.id/media). Media pembelajaran biasanya dapat berbentuk teks
tertulis seperti buku, majalah, brosur, surat kabar, poster dan informasi lepas,
atau berupa lingkungan sekitar, seperti lingkungan alam, lingkungan sosial
sehari-hari. Selain media pembelajaran yang berbentuk teks tertulis, ada juga yang
berbasis teknologi.
Doraemon merupakan salah satu film animasi yang cukup dikenal di
masyarakat Indonesia, baik di kalangan anak-anak, remaja maupun orang dewasa.
Film animasi tersebut tidak hanya memperlihatkan tingkah Nobita sebagai tokoh
utama yang selalu mendapatkan bantuan dari robot kucing Doraemon tetapi film
tersebut secara tidak langsung memperlihatkan dan mengenalkan budaya Jepang
yang ada dalam kehidupan orang Jepang sehari-hari. Seperti yang dikatakan oleh
~ 64 ~
Doraemon ketika dilantik menjadi Duta Besar Budaya Animasi tanggal 19 Maret
2008 "Saya berharap melalui kartun-kartunku, saya dapat menyampaikan kepada
rakyat di luar Jepang apa yang dipikirkan oleh rakyat biasa di Jepang, kehidupan
seperti apa yang kami jalani dan masa depan seperti apa yang ingin kami
masyarakat Jepang ciptakan!". Pada tanggal 17 Juni 2008, "Doraemon" sang
Duta Besar Budaya Animasi melakukan kunjungan kehormatan ke Kedutaan
Besar Jepang di Indonesia, untuk memberikan salam kepada Bapak Kojiro
Shiojiri, Duta Besar Jepang untuk Indonesia. Pada kesempatan kunjungan
tersebut, "Doraemon" sang Duta Besar Budaya Animasi mengatakan, "Aku sangat
senang dengan teman-teman di Indonesia. Aku harap teman-teman di Indonesia
akan menyukai Jepang. Sebagai Duta Besar Budaya Animasi Jepang, aku ingin
memperkenalkan kepada teman-teman di Indonesia semua tentang Jepang!"
Dengan pernyataan tersebut di atas maka secara tidak langsung Doraemon
ingin memperkenalkan kehidupan orang Jepang ke khalayak umum yang
dituangkan dalam animasi. Dalam film animasi Doraemon, penonton akan
diperlihatkan suasana rumah Nobita baik di dalam rumah maupun di luar rumah,
kehidupan orang Jepang dan juga keadaan sekolah Nobita. Keadaan di dalam
rumah Nobita menggambarkan bagaimana rumah orang Jepang pada umumnya.
Seperti tempat tidur Nobita yang berbeda dengan tempat tidur pada umumnya,
hanya menggunakan kasur yang digelar, ketika Nobita sesampainya di rumah
mengganti sepatu dengan sandal rumah. Ketika Nobita mandi tidak menyiram
badannya dengan air tetapi dengan merendam badannya di bathtub dan
sebagainya.
Beberapa penelitian terdahulu memiliki kesamaan tema, pertama penelitian
dari Arie Nugraha yang berjudul Representasi nilai Bullying dalam serial kartun
doraemon. Penelitian ini membahas representasi bullying yang dibangun oleh
tanda verbal dan tanda nonverbal dalam serial kartun Doraemon. Hasil penelitian
bahwa tanda verbal dan nonverbal dalam serial kartun Doraemon
merepresentasikan bullying dalam berbagai jenis seperti bullying verbal, bullying
fisik, memaksakan kehendak, merebut barang, dan ancaman fisik. Nobita sebagai
tokoh utama dalam serial film kartun tersebut mendapatkan perlakuan bullying
~ 65 ~
dari tokoh lainnya yaitu Giant. Sedangkan penelitian kedua yaitu penelitian dari
Noneng Fatonah yang berjudul Nilai-nilai moral yang tercermin dalam manga
Doraemon. Penelitian ini menjelaskan nilai-nilai moral apa yang tercermin dalam
manga Doraemon. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori amae dari
Takeo Doi, teori Giri Ninjou dari Ruth Benedict dan teori kejujuran dan kesetiaan
dari Inazo Nitobe.
Film animasi Doraemon tanpa disadari telah mengajarkan dan membentuk
mindset para penonton mengenai budaya dalam kehidupan sehari-hari orang
Jepang. Berdasarkan pemaparan tersebut di atas maka penulis ingin meneliti
mengenai film animasi Doraemon sebagai media pembelajaran budaya Jepang.
Untuk menunjang penelitian ini penulis akan menyebarkan angket kepada
mahasiswa jurusan Bahasa Jepang (D3) angkatan 2019 dan 2020. Alasan penulis
memilih angkatan tersebut dikarenakan angkatan 2019 baru saja menyelesaikan
mata kuliah pengantar kebudayaan dan masyarakat Jepang dan angkatan 2020
sedang mengambil mata kuliah tersebut. Dalam materi perkuliahan pengantar
kebudayaan dan masyarakat Jepang menjadi salah satu pembahasan mengenai
rumah orang Jepang dan kebiasan-kebiasan yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari orang Jepang. Sehingga penulis berpendapat apakah dengan menggunakan
film animasi Doraemon sebagai media pembelajaran selain dari buku lebih mudah
memahaminya kehidupan sehari-hari orang Jepang.
Landasan Teori
Kebudayaan
Koentjaraningrat (1983:140) berpendapat bahwa kebudayaan menurut ilmu
antropologi adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia
dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan
keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. Sistem berpikir, nilai,
moral, norma, dan keyakinan itu adalah hasil dari interaksi manusia dengan
sesamanya dan lingkungan alamnya. Sistem berpikir, nilai, moral, norma dan
keyakinan itu digunakan dalam kehidupan manusia dan menghasilkan sistem
~ 66 ~
sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan, sistem pengetahuan, teknologi, seni,
dan sebagainya. Manusia sebagai makhluk sosial menjadi penghasil sistem
berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan; akan tetapi juga dalam interaksi
dengan sesama manusia dan alam kehidupan, manusia diatur oleh sistem berpikir,
nilai, moral, norma, dan keyakinan yang telah dihasilkannya. Ketika kehidupan
manusia terus berkembang, maka yang berkembang sesungguhnya adalah sistem
sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan, ilmu, teknologi, serta seni
(http://lppks.kemdikbud.go.id/id/). Hal tersebut di atas menunjukan bahwa seluruh
tindakan manusia adalah kebudayaan. Selain itu Zwell (2000:9) menambahkan
bahwa budaya didefinisikan sebagai cara hidup orang yang dipindahkan dari
generasi ke generasi melalui berbagai proses pembelajaran untuk menciptakan
cara hidup tertentu yang paling cocok dengan lingkungannya. Budaya merupakan
pola asumsi dasar bersama yang dipelajari kelompok melalui pemecahan masalah
adaptasi eksternal dan integrasi internal. Sekelompok orang terorganisasi yang
mempunyai tujuan, keyakinan dan nilai-nilai yang sama, dan dapat diukur melalui
pengaruhnya pada motivasi.
Anime
Menurut Ranang (2010:9), kata animasi berasal dari Bahasa latin anima
yang berarti hidup atau animare yang berarti meniupkan hidup di dalamnya.
Dalam Bahasa Inggris menjadi animate yang berarti memberi hidup (to give life
to) atau animation yang berarti ilusi dari gerakan atau hidup. Lazimnya istilah
animation tersebut dialihbahasakan dalam membuat film kartun (making of
caroons). Menurut Rebecca (2012) anime adalah 人や形など少しずつ動かして
こまずつ撮影し、映画すると、絵や人形が動かいているように、見える映
画技術。またその作品。動画. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat
dikatakan bahwa anime merupakan teknik film yang menunjukan setiap gambar,
boneka, dan lain lain dengan menggerakannya sedikit demi sedikit sehingga
gambar dan bonekanya terlihat bergerak, begitu juga juga hasil gambarnya yang
terlihat bergerak. Sedangkan dalam kotobank (https://kotobank.jp/) sebagai
berikut:
~ 67 ~
ラテン語のanima(霊魂)から出たanimation(生命を吹き込むこと)の語
源どおり,少しずつ変化させた絵(動画)を1コマずつ撮影し,映写するこ
とによって,それ自体は静止している絵を動いているように見せるトリッ
ク撮影およびそのようにして撮影されたトリック映画の総称。分解撮影に
よって現実の動きを定着する〈映画〉とは逆の工程がアニメーションの原
理である。撮影素材は,絵,写真,切紙,また立体素材として人形や粘土
細工など無数に考えられる。
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa anime bermula
dari bahasa latin anima yang berarti jiwa/roh. Potongan-potongan gambar/foto
dengan diberi tambahan trik dan diproyeksikan menjadi terlihat bergerak.
Media Pembelajaran
Menurut Sugandi (2004:30), media pembelajaran adalah alat atau wahana
yang digunakan guru untuk membantu menyampaikan materi pembelajaran.
Media bukan hanya berupa alat atau wahana saja, akan tetapi hal-hal lain yang
memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Setiap media memiliki
kelebihanya masing-masing, seorang pendidik harus memilih media yang tepat
dan tentunya harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan lingkungan di
mana pembelajaran itu berlangsung. Setiap media memiliki karakteristik tertentu,
baik dalam cara pembuatan maupun cara penggunaanya. Memahami karakteristik
media merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang pendidik dalam
kaitanya dengan keterampilan pemilihan media pembelajaran. Sehingga media
yang dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Menurut Rudi Brets (2008:52) membagi media berdasarkan indera yang
terlibat yaitu: pertama, media audio adalah media yang hanya melibatkan indera
pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. Kedua
media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Ketiga
media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan
penglihatan sekaligus dalam suatu proses Berdasarkan jenis media tersebut, maka
media yang cocok dipakai dalam penelitian ini adalah media audio visual. Media
audio visual menggabungkan antara media audio dan media visual sehingga
~ 68 ~
memungkin pemelajar dapat menerima pesan pembelajan melalui pendengaran
dan melalui visualisasi.
Buku-buku merupakan media pembelajaran yang utama, tetapi akan
menjadi lebih jelas dan efektif jika pembelajaran disertai dengan berbagai media
pembelajaran lain yang dapat membantu menjelaskan materi pelajaran agar lebih
mudah dipahami oleh pemelajar. Penggunaan media pembelajaran lain selain
buku sebagai sumber informasi yang utama, juga membantu pemelajar lebih
mudah memahami materi dan juga menjadi lebih bervariasi sehingga pemelajar
tidak merasa bosan. Hamalik yang dikutip Azhar Arsyad (2010: 15),
mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada orientasi
pembelajaran akan sangat membantu keaktifan proses pembelajaran dan
menyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan
motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa
meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya.
Media Film animasi untuk pembelajaran media film animasi merupakan jenis
media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang
bisa dilihat. Media ini memiliki kemampuan lebih baik dan lebih menarik karena
melibatkan indera pendengar dan indera penglihatan yang dapat menarik perhatian
siswa dalam pembelajaran (Sanjaya, 2006:170).
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif
persentase. Menurut Syaodih Nana (2007: 60) penelitian kualitatif adalah salah
satu cara mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial,
sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun
kelompok. Penelitian kualitatif juga menjelaskan secara sistematis hubungan
antara fakta dan hubungan antar fenomena yang akan diselidiki. Teknik
pengumpulan data melalui metode survei dengan penyebaran angket kepada
~ 70 ~
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil angket yang disebarkan kepada mahasiwa angkatan 2019
dan 2020 sebanyak 30 orang ternyata hanya 27 orang yang mengembalikan
kuesioner dan didapatkan hasil sebagai berikut:
Pengenal dan Pernah menonton film animasi Doraemon
Untuk mengetahui apakah para responden mengetahui film animasi
doraemon atau tidak maka penulis mendapatkan jawaban sebanyak 27 orang
responden mengatakan “mengetahui film tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
mahasiswa angkatan 2019 dan angkatan 2018 benar-benar mengetahui film
tersebut. Ketika para responden ini ditanyakan mengenai pernah menonton film
animasi Doraemon, penulis mendapatkan jawaban sebanyak 27 orang responden
mengatakan “pernah”.
Istilah budaya dalam film animasi Doraemon
a) genkan
sudut linguistik, istilah genkan terdiri dari dua kanji, sesuai dengan yang
tertulis pada kamus Nelson yakni kanji gen (玄) dan kan (関). Kanji gen (玄)
dapat diartikan sebagai hal yang gaib atau misteri dan ketidakjelasan. Istilah lain
dari langit (ten no betsumei 天の別名). Sedangkan kan (関) apat diartikan sebagai
gerbang atau pos pembatas/pemeriksaan. Sehingga jika kedua disatukan akan
muncul suatu pengertian tentang genkan yang dapat diartikan secara harafiah
sebagai gerbang menuju/mencapai langit. Ketika mahasiswa diberikan istilah
genkan dan mencari arti dalam kamus, ditemukan arti bahwa genkan ada teras.
Seperti yang tertulis dalam KBBI teras merupakantanah atau lantai yang agak
tinggi di depan rumah. Hal ini berbeda dengan pengertian genkan pada budaya
Jepang. Sehingga ketika penulis menampilkan potongan gambar dari film animasi
Doraemon, mahasiswa dengan mudah memahami pengertian dari genkan. Hal ini
tampak dari hasil kuesiner sebanyak 26 responden.
Gambar 1. genkan
~ 71 ~
b) Futon
Dalam kamus lengkap dikatakan bahwa futon berarti 1. kain sprei tempat tidur, 2
selimut, 3 kasur. Mengacu pada arti nomor 3 yaitu Kasur berbeda dengan Kasur
yang pada umumnya orang Indonesia gunakan. Futon adalah Kasur ala jepang
yang terdiri dari Shikibuton (matras) yang biasanya hanya sedikit lebih tebal dari
Bed Cover, Shiitsu (seprai kasur), Kakebuton (selimut tebal), Houfu (sarung dari
selimut), Makura (Bantal) dan Makura Kaba (sarung bantal). Berdasarkan
potongan gambar yang diambil dari film animasi Doraemon memudahkan
pengajar dan mahasiswa untuk memahaminya, hal ini tampak pada hasil
kuesioner yang menjawan 27 orang responden.
Gambar 2. futon
c) Kotatsu
Dalam kamus lengkap diartikan bahwa kotatsu adalah alat memanaskan badan
dalam kamar. Tentunya agak sulit membayakan seperti apa bentuk dari alat
tersebut. Maka ketika disuguhkan potongan gambar dari film animasi Doraemon,
maka para respon menjawab mengetahui sebanyak 27 responden.
Gambar 3. kotatsu
~ 72 ~
d) Dorayaki
Dorayaki merupakan kue tradisional Jepang. Dalam film animasi Doraemon, kue
dorayaki merupakan kue kesukaan Doraemon. Ketika para respondon ditanya
dorayaki merupakan makanan khas Jepang, didapatkan jawaban sebanyak 27
orang mengatakan ‘iya”
Gambar 4. dorayaki
e) Ofuro
Kata ofuro diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia berarti mandi. Tetapi ofuro
berbeda dengan makna mandi pada umumnya di masyarakat Indonesia. Bagi
orang Jepang, ofuro bukan hanya sebatas berendam di bak mandi dan
membersihkan tubuh saja tetapi tata cara mandinya yang berbeda. Sebelum
berendam di ofuro, orang Jepang menggosok tubuhnya terlebih dahulu. Kemudian
membilasnya sampai bersih. Setelah bak mandi sudah terisi air panas dengan suhu
yang sesuai dan badan sudah bersih, barulah masuk ke dalam ofuro. Untuk itu
maka penulis menggunakan potongan gambar dari film animasi Doraemon untuk
menerangkan perbedaan antara mandi pada masyarakat Jepang dan mandi pada
masyarakat Indonesia. Sebanyak 26 orang responden ketika diperlihatkan
potongan gambar tersebut menjadi lebih memahami.
Gambar 5.ofuro
~ 73 ~
f) tatami
Tatami merupakan salah satu jenis tikar yang digunakan di Jepang sejak
zaman dahulu. Tatami dibuat dengan cara melapisi papan dengan tikar yang
disebut dengan tatami omote (permukaan tatami). Permukaan tatami terbuat
dari tanaman bernama igusa yang dianyam. Makna tikar dalam budaya
Indonesia berbeda dengan makna tikar/ tatami dalam budaya Indonesia
sehingga ketika para responden diberi potongan gambar dari film animasi
Doraemon mengenai tatami mereka menjadi lebih paham. Hal ini tampak
dari jumlah jawaban sebanyak 27 responden.
Gambar 6. tatami
Media Pembelajaran
Untuk mengetahui apakah film animasi Doraemon dapat dijadikan
media pembelajaran budaya Jepang, maka penulis mendapatkan jawaban
dari hasil kuesioner sebanyak 27 orang responden menyatakan film animasi
tersebut layak untuk dijadikan media pembelajaran budaya jepang.
Kesimpulan
Simpulan penelitian ini adalah bahwa melalui film animasi Doraemon
mahasiswa menjadi lebih memahami istilah budaya dalam kebudayaan jepang
seperti genkan, ofuro, tatami, dorayaki, kotatsu dan futon sebanyak 27
responden atau sama dengan 100% dan film animasi Doraemon ini layak untuk
dijadikan media pembelajaran budaya Jepang sebanyak 27 orang atau sama
dengan 100% menyatakan layak.
Meskipun film animasi Doraemon ini merupakan film hiburan tetapi dibalik
itu semua ada misi yang ingin diperlihatkan melalui film tersebut yaitu
memperkenalkan budaya orang Jepang dalam kehidupan sehari-hari.
~ 74 ~
Daftar Pustaka
Adinda, & Adjie. (2011). Film animasi 2D berbasis 3D Menggunakan Teknik Cell
Shading Berjudul The Postman Story. Tugas Akhir. Surabaya: STIKOM.
Dalam eprints.umpo.ac.id ›
Allen, J. (2015). Anime and Manga. San Diego: ReferencePoint Press Inc.
Arie Nugraha. (2019) Representasi Nilai Bullying Dalam Serial Kartun Doraemon
https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Kom/article/download/2994/2498
Arsyad, Azhar. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Cecep Somantri1,Mumu Komaro, Ridwan A. M. Noor. (2019) Pengaruh
Penerapan Media Pembelajaran Alat Peraga Engine Cutting Sepeda
Motor Terhadap Hasil Belajr pada Kompetensi Dasar Katup.Journal of
Mechanical Engineering Education, Vol. 6, No. 2, Desember 2019
Kamus lengkap. https://kamuslengkap.com/kamus/jepang-indonesia/arti-
kata/futon
Kotobank. https://kotobank.jp
L.Napitupulu. (2017). Genkan (Batas Pintu Masuk Rumah Jepang)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47429/Chapter%20
II.pdf?sequence=3&isAllowed=y
Lufi Wahidati, Merry Kharismawati dan Alvin Oct. (2018). Pengaruh
Konsumsi Anime dan Manga Terhadap pembelajaran Budaya dan
Bahasa Jepang. Izumi, Volume 7 No 1, 2018 e-ISSN: 2502-3535, p-
ISSN: 2338-249X http://ejournal.undip.ac.id/index.php/
Michael Zwell. (2000). Creating a Culture of Competence . Canada
Noviarina, H. (2013). Pengaruh Menonton Anime (Kartun Jepang) terhadap
Perilaku. Artikel Ilmiah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru: tidak diterbitkan.
One Riska Debby C. (2018). Representasi Ikonisitas Pada Tokoh Doraemon
Dalam Anime 2112 Nen Doraemon Tanjyou Kajian Semiotika.
http://eprints.undip.ac.id/68419/
R.Hanifah. (2018). Tradisi Budaya Ofuro di Jepang
Santyasa, I Wayan. (2007). Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Makalah
dipresentasikan dalam Workshop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru
SMA Negeri Banjar Angkan, Klungkung, 10 Januari 2007.
Vaughan, T. (2004). Multimedia: Making It Work Edisi 6. Yogyakarta: ANDI.
Venny Zanitri, Hairunnisa dan Sarwo Eddy. (2018). Pengaruh Menonton anime
Jepang di Internet terhadap Perilaku Imitasi Di Kalangan Komunitas
Japan Club East Borneo Kota Samarinda. eJournal llmu Komunikasi
~ 75 ~
Yeehan Chan, Leeluan Ng dan Ngaling Wong. (2017). Japanese Language
Students' Perception of using Anime as a Teaching Tool
https://www.researchgate.net/publication/317266346_Japanese_language_
students'_perception_of_using_anime_as_a_teaching_tool
2021. Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa.
http://lppks.kemdikbud.go.id/id/kabar/pendidikan-budaya-dan-karakter-
bangsa#:~:text=Budaya%20diartikan%20sebagai%20keseluruhan%20sistem,belie
f)%20manusia%20yang%20dihasilkan%20masyarakat.&text=Kebajikan%20terdi
ri%20atas%20sejumlah%20nilai,dan%20hormat%20kepada%20orang%20lain.
~ 76 ~
Perang Saudara dan Supremasi WASP di Amerika
Rusydi M. Yusuf
Fakultas Sastra/Jurusan Sastra Inggris
Abstrak
Terjadinya perang saudara di Amerika pada tahun 1861-1865 menimbulkan
banyak kerugian, baik kerugian di bidang politik, ekonomi, tatanan so sial antara
pihak bagian negara selatan dan utara. Perang saudara juga memperlihatkan
kepada dunia bahwa di sebuah negara sebesar Amerika yang menganut faham
demokrasi dengan motto bahwa setiap manusia itu terlahir dalam keadaan sama,
memiliki hak dan kewajiban yang sama, tidak boleh ada perbedaan. Namun
pada kenyataannya bahwa Amerika masih menganut faham bahwa orang kulit
putih yang dikenal dengan istilah WASP (white anglo saxon protestan) merasa
lebih super dibandingkan kelompok kulit berwarna lainnya. Dalam penelitia n
ini dipakai metode penelitian kualititif dengan pendekatan history biography
dimana data diperoleh dari berbagai sumber bacaan yang mengandung sejarah.
Sebagai hasil dari penelitian ini adalah bahwa perang saudara hanyalah pemicu
dari ketidak puasan kelompok kulit non putih terhadap kulit putih. Kelompok
kulit putih sampai saat ini pun masih menganggap bahwa mereka adalah
kelompok yang paling super seperti yang dilansir dalam bukunya layla f. Saad
yang berjudul me and white supremacy, dan bahkan white supremacy ini sudah
menjadi sebuah ideology, paradigm sistem kelembagaan dan pandangan dunia.
Kata Kunci: Perang Sauara, demokrasi, WASP, metode kualitiatif, white supremacy
Abstract
The occurrence of civil war in America in 1861-1865 caused many losses, both in the
political, economic, and social order the war was between the Southern and Northern
countries of United States. The Civil War also showed the world that in the country as
big as America that adheres to democracy with the motto that every human being is born
in equality, has the same rights and obligations, there should be no differences. But in
fact, America still adheres to the notion that white people known as WASP (White
Anglo Saxon Protestants) feel superior to other colored people. In this study, a
qualitative research method was used with the history biography approach where the
data were obtained from various historical reading sources. The result of this research is
that the Civil War was only the trigger of the non-white group's dissatisfaction with the
whites. Even today, white groups still think that they are the most superior people, as
Layla F. Saad's written in her book Me and White Supremacy, and and now White
Supremacy was not just action but has become an ideology, a paradigm, institutional
systems and a world view.
Key words: civil war, democracy, wasp, qualitatif method, white suprremacy
LATAR BELAKANG
~ 77 ~
Hidup dalam suasana kebebasan dan penuh dengan perdamaian bagi
mayoritas kelompok kulit hitam hanyalah dianggap sebagai impian belaka. Impian
tesebut sering disebut sebagai The American Dream, yaitu impian dan mitos akan
kebebasan atau kehidupan ekonomi yang lebih baik. Untuk berjuang mengangkat
nasib, kelompok kulit hitam ini harus melalui perjuangan yang membutuhkan
pengorbanan moril maupun materiil. Hal tersebut bisa dilihat dari apa yang
dilakukan oleh para tokoh seperti : Paul Cufe (1759-1817), Frederick Douglass
(1817-1895), Booker T. Washington tahun (1856 - 1915), W.E.B. Du Bois (1868 -
1963), sampai kepada Martin Luther King Jr dan Malcom X pada tahun 1960 an.
(Reilly, The Civil Rights Movement and the legacy of Martin Luther King, Jr.,
1986)
Salah satu bentuk perjuangan kelompok kulit hitam ini adalah melalui
Perang Saudara yang merupakan konflik yang terjadi antara negara bagian selatan
dan bagian utara dikarenakan adanya perbedaan yang mendasar mengenai
masalah isu-isu politik dan ekonomi Perang Saudara ini pecah pada 12 April 1861
ketika kekuatan pihak selatan memulai melontarkan mortar ke arah Federal Fort
di Charleston Harbour (Richardson, 2020), dan berakhir pada tanggal 9 April
1865 perangpun berakhir dengan menyerahnya Jendral Robert E. Lee di
Appomatoxx Court House (Bradley, 2015)..
Perang yang berlangsung selama lebih kurang 4 tahun, telah menimbulkan
banyak korban diperkirakan korban yang jatuh adalah 600.000 sampai dengan
800.000 (Bradley, 2015) tentara yang gugur di medan perang, disisi lain ada yang
mengatakan sampai lebih dari 1.000.000 (Hansen, 2010) jiwa yang gugur di
medan perang. Perang ini disebut juga sebagai (Haines, 2010)Total War karena
banyaknya korban dari kedua belah pihak, disebut total war karena perang ini
berlangsung cukup lama dan melibatkan banyak prajurit. Ada juga yang menyebut
sebagai perang budak karena adanya keinginan pihak selatan untuk menghapus
perbudakan. yang dianggap melanggar Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat.
~ 78 ~
Metode Penelitian
Dalam penulisan makalah ini, digunakan penelitian kepustakaan. makalah
ini akan memberikan penjelasan bahwa dalam sistim budaya Amerika--yang
dikuasai oleh oleh kulit putih--terdapat bentuk perlakuan stereotip negatif
terhadap kelompok ras lainnya terutama ras kulit hitam. Hal ini terjadi
dikarenakan latar belakang kehadiran kulit hitam sendiri ke benua ini pada
awalnya sebagai budak dan juga dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan dan
lemahnya taraf perekonomian mereka.
Metode pendekatan yang di pakai adalah pendekatan Kualitatif, berdasarkan
analisa dan pandangan para pakar di bidang sejarah, ekonomi dan sosial politik di
Amerika. Data diperoleh dari sumber-sumber perpustakaan berupa buku, jurnal,
majalah, dll.
Kerangka Teori
Perang Saudara
Perang Saudara yang terjadi tahun 1861-1865 yang merupakan perang
pemberontakan (Hansen, 2010) dan ini merupakan melawan pemerintahan
Amerika. Perang ini merupakan perang antara dua rezim yaitu rezim yang
menguasai negara Amerika Serikat dan rezin negara konfederasi Amerika. Pihak
Negara bagian Utara sangat menginginkan penghapusan perbudakan karena
dianggap sebagai pelanggaran Declaration of Independence bahwasemua orang
bahwa sedangkan pihak Selatan (Konfederasi) menginginkan untuk tetap
mempertahankan sistem perbudakan untuk tenaga perkebunan yang merupakan
basis perekonomian mereka. Perbedaan pandang ini menimbulkan perang yang
berkelanjutan. Perang berlangsung selama empat tahun dan pada akhirnya perang
saudara ini dapat diakhiri dengan kemenangan pihak Utara dalam menghapuskan
perbudakan di Amerika.
Perang saudara di Amerika serikat tahun 1861-1865 dilatarbelakangi oleh
adanya keinginan Amerika utara untuk menghapuskan perbudakan (Hansen,
2010), namun di sisi lain Amerika Selatan menolak penghapusan perbudakan
dengan beberapa pertimbangan. Pada bulan Maret 1861 negara-negara bagian
~ 79 ~
Selatan dengan resmi menyatakan terpisah dari Union. Pada masa itu
pemerintahan berada di bawah kepemimpinan Abraham Lincoln. Pisahnya Negara
selatan dari Union membuat presiden Lincoln berupaya keras untuk
mengembalikan keutuhan Amerika Serikat. Lincoln menyatakan bahwa dirinya
akan menggunakan cara-cara kekerasan (militer) untuk mempertahankan kesatuan
AS
Wilayah utara menentang (BRAGG, 2013) terjadinya perbudakan,
sedangkan wilayah selatan pro perbudakan. Sikap orang kulit putih di utara yang
anti perbudakan itu menggunakan beberapa alasan, di antaranya bahwasannya
perbudakan sesama umat manusia jelas bertentangan dengan Declaration of
Independence. (Richardson, 2020) Semua manusia mendapatkan hak yang sama
baik dalam bidang pendidikan, politik, agama, ekonomi, sosial maupun budaya.
Lloyd Garrison dalam menentang perbudakan berdasarkan pada prinsip tersebut
yakni setiap umat manusia mendapat hak kebebasan dan persamaan. William
Ellery Channing dalam menentang perbudakan didasarkan ajarn teologi dan
prinsip moral bahwa setiap manusia tidak boleh dipersamakan dengan barang.
Sedangkan sebagian besar warna kulit putih di wilayah selatan yang pro
dengan perbudakan mengganggap bahwa orang-orang Negro yang bekerja di
perkebunan-perkebunan kehidupannya lebih baik daripada kebebasan yang
diberikan kulit putih di utara. Rakyat kulit putih di bagian selatan yakin bahwa
perbudakan penting untuk menjamin supermasi (Saad, 2020) orang-orang kulit
putih dan merupakan sumber penghasilan negara yang didasarkan atas sistem
perkebunan yang memerlukan tenaga kerja yang banyak.
Akibat Perang Saudara
Setelah berakhirnya peristiwa perang tersebut pastilah terdapat beberapa
akibat yang ditimbulkan. Ada beberapa akibat akibat perang saudara Amerika
tersebut baik berupa hal positif maupun hal negatifnya. Adapun hal positif yang
diakibatkan dari perang dunia antara lain :
1. Semakin kuatnya rasa kesatuan Amerika Serikat dibandingkan keadaan
sebelum perang. Hal ini dikarenakan perang dimenangkan oleh pihak Utara
~ 80 ~
sehingga Amerika Serikat dan dengan adanya rekonstruksi (Ladenburg, 2007)
maka dapat membuktikan bertahannya kesatuan negara-negara bagian yang
berada di dalamnya.
2. Amerika memungkinkan berkembang menjadi negara adikuasa. Hal ini
dikarenakan pada tahun 1865 para imigran mulai memasuki dan memadati
Amerika Serikat sehingga kota-kota besarpun mulai bermunculan. Selain itu
juga tambang-tambang bermunculan seperti batu, baja dan minyak. Yang
mana penggalian tambang-tambang tersebut digunakan untuk menunjang
perindustrian. Sehingga perindutrian di Amerika pun berkembang maju dan
meluas, hal ini karena didorong juga oleh beberapa pendapatan baru dan
peningkatan jumlah penduduk tersebut. Kemudian berkembang juga fasilitas
umum seperti kereta api yang telah melintasi benua dan menghubungkan
pantai. Selain itu Amerika Serikat juga mengisi daerah-daerahnya yang
koaong mulai dari pantai Atlantik dan Pasifik yang mencapai 76 juta hingga
tahun 1900, hal ini terjadi peningkatan dua kali lipat sebelum tahun 1865.
Sehingga benua tersebut mulai kebanyakan penghuni, yang akhirnya
mendorong terjadinya imperilaisme yang dilakukan oleh orang-orang
Amerika tersebut dengan negara-negara Eropa. (Richardson, 2020)
Selain adanya akibat positif seperti yang dipaparkan diatas, terdapat juga
beberapa akibat negatif yang diakibatkan. Antara lain:
1. Hancurnya perekonomian Selatan, hal ini dikarenakan oleh rusaknya
perkebunan-perkebunan akibat perang yang berlangsung selama 4 tahun.
Pada saat perang berlangsing tidak jarang telah merusak alam yang di sekitar
medan perang. Misalnya saja pada masyarakat di Amerika Selatan yang
perekonomiannya bergantung pada alam merupakan suatu permasalahan yang
cukup besar, seperti di Selatan uang dan obligasi federal tidak berharga lagi.
(Hansen, 2010)
2. Perang yang terjadi selama 4 tahun tersebut telah menghabiskan tenaga kerja
dan menimbulkan pertumpahan darah serta menghilangkan harta benda
seperti kehilangan rumah, ternak dan alat pengangkutan. Adapun korban yang
~ 81 ~
jatuh diperkirakan antara 600.000 - 900.000 orang (Hansen, 2010), kerugian
harta selama 4 tahun berjalannya perang diperkirakan 5 Triliun dollar.
(Richardson, 2020)
Terjadinya Supremacy WASP terhadap Kelompok Non White
Terjadinya supremasi pada masyarakat Amerika khususnya antara
masyarakat kulit putih (White) dan masyarakat kulit hitam ( Non white) sudah
sejak pertama kali orang-orang Eropa menginjakkan kaki mereka di benua baru
ini. Pada awal kedatangan mereka ke dunia baru Amerika, bangsa Eropa telah
mempekerjakan ras kulit hitam di rumah-rumah atau di ladang-ladang pertanian
dengan apa yang mereka sebut sebagai “servants” atau yang lebih dikenal dengan
“indentured Servants” (Pelayan Kontrak) di koloni-koloni New England
(Diangelo, 2018). Para pelayan kontrak ini adalah orang-orang yang terikat
dengan kontrak, di mana seorang pelayan harus bekerja pada tuannya selama
kontrak yang telah ditetapkan bersama, sebagai imbalan biaya perjalanan mereka
dari Inggris ke dunia baru yang telah dibayarkan terlebih dahulu oleh calon-calon
tuan mereka. (Stampp, 1956) Pengertian pelayan kontrak identik dengan konsep
perbudakan, sebab selama masa kontrak yang mereka tetapkan bersama, seorang
pelayan wajib menuruti kehendak tuannya. Pelayan kontrak dianggap sebagai hak
milik (property) tuannya yang sewaktu-waktu bisa diperjual-belikan oleh tuannya.
(Jordan, 1968) Pada mulanya selain orang-orang kulit hitam terdapat juga orang-
orang kulit putih yang dijadikan pelayan kontrak dan mereka diperlakukan sama.
Namun setelah tahun 1600-an kondisi pelayan kontrak yang berkulit putih
semakin membaik, sementara palayan kontrak kulit hitam semakin memburuk,
kondisi tersebut diperburuk dengan adanya pandangan orang-orang kulit putih
terhadap kulit hitam. Orang kulit putih menganggap bahwa orang kulit hitam tidak
memiliki potensi sebagai manusia kecuali sebagai binatang. Orang-orang kulit
hitam dipandang sebagai orang yang malas, memiliki sifat kekanak-kanakan,
yaitu baru mau bekerja kalau diperhatikan, diawasi dan diperintah. Warna kulit
mereka yang hitam menunjukkan mereka adalah orang yang kotor dan tidak
pantas bergabung dengan mereka (Jordan, 1968) . Dan pada perkembangan
~ 82 ~
selanjutnya orang kulit hitam yang datang dari Afrika Barat ini dijadikan budak di
perkebunan-perkebunan yang sangat luas, seperti perkebunan tembakau, kapas
yang dimiliki oleh para tuan tanah kulit putih. (Degler, 1985)
Para pemilik tanah ini sangat berkuasa terhadap budak-budak mereka yang
mayoritas berasal dari Afrika dan bahkan tidak sedikit dari mereka yang dijual
guna mencari keuntungan dari mereka, atau bahkan apabila mereka tidak patuh,
mereka disiksa bahkan sampai mati. Atas dominasi inilah sampai sekarang maka
kelompok kulit putih selalu menjadi masyarakat superior dan kelompok kulit
hitam selalu menjadi masyarakat inferior.
Adanya dua kategori ras besar di dunia ini antara “White” dan “Nonwhite”
dan adanya sifat-sifat superioritas ras White terhadap ras nonwhite khususnya ras
kulit hitam tidak terjadi begitu saja, tapi mempunyai beberapa latar belakang,
pertama berdasarkan latar belakang sejarah asal etnis.
Berdasarkan sejarah etnik menurut Cyril Bibby dalam bukunya Race
Prejudice and Education (Bibby, 1960) bahwa manusia yang hidup di dunia
sekarang pada awalnya berasal dari 4 etnik besar 1) Etnik Mongoloid 2) Etnik
Caucasoid, 3) Etnik Negroid dan Australoid, merupakan satu keturunan. Menurut
Bibby bahwa sentral kehidupan penduduk di dunia ini adalah benua Asia,
sehingga keempat kelompok etnik diatas berasal dari benua Asia dan kemudian
menyebar ke belahan benua lainnya sesuai dengan perkembangan sejarah ummat
manusia.
Ras Mogoloid yang merupakan ras asli orang-orang Asia mempunyai warna
kulit kuning, dimana pada awalnya mereka berasal dari daratan utara Himalaya,
kemudian menyebar ke timur, selatan dan utara benua Asia dan pada akhirnya
memenuhi sebagia besar benua ini. Ras Caucasoid yang pada akhirnya merupakan
ras bangsa Eropa, memiliki warna kulit putih, pertama sekali mereka muncul di
daerah Persia dan Afganistan, kemudian mereka menyebar ke daerah Utara dan
Barat menuju benua Eropa dan Afrika Utara, dan sebagian ada yang menuju ke
selatan dan Timur menuju India. Sedangkan Ras Negroid dan Australoid, berasal
dari Selatan Himalaya, India. Selanjutnya karena Ras ini berada di bawah tekanan
ras Caucasoid, merekapun meninggalkan India dengan menyeberangi lautan,
~ 83 ~
dalam hal ini ras Astraloid menuju arah Selatan ke benua Australia sedangkan ras
Negroid menuju arah Barat ke benua Afrika kemudian ke timur ke Melanesia, di
mana pada akhirnya ras Negroid ini menjadi ras asli di Afrika.
Berdasarkan keterangan di atas bahwa sejak awal munculnya etnik besar di
dunia, kelompok etnik Caucaoid telah melakukan berbagai tekanan terhadap
kelompok ras Negroid sehingga mereka melarikan diri ke Afrika, dan selanjutnya
ras Caucasoid yang berwarna kulit putih lebih menguasai benua Eropa. Pada
tahapan berikutnya ras ini menyeberang ke benua Amerika dengan alasan agama
pada abad ke 16, yang pada akhirnya menjadi penduduk mayoritas dan
superioritas di benua ini. Dengan adanya sikap superioritas dari kelompok kulit
putih, dengan demikian terjadi berbagai perbenturan antara kelompok kulit putih
dengan kelompok ras lainnya, sebagai sebuah ras yang superior maka kelompok
kulit putih ingin selalu berkuasa, namun untuk mencapainya tidaklah mudah,
maka kelompok kulit putih berusaha melakukan berbagai bentuk diskriminasi
untuk memperkokoh dan melegitimasi kekuasaan mereka di tengah-tengah
kelompok ras lainnya.
Berkembangnya Diskriminasi Rasial
Adanya diskriminasi rasial sangat diperkuat dengan latar belakang
keagamaan yang dianut oleh ras kulit putih, di mana berdasarkan perkembangan
sejarah, kelompok ras kulit putih antara lain memakai ajaran dan doktrin agama
(Kendi, 2016) sebagai cara untuk memperkokoh keberadaan mereka sebagai ras
yang memiliki sifat superioritas atas ras lainnya, terutama atas ras kulit hitam
yang lebih dikenal dengan “bangsa Negro”, khususnya di benua Amerika. Di lain
hal para tokoh awal bangsa ini ketika pertama sekali memasuki benua Amerika
pada tahun 1600an juga memperlakukan kelompok kulit hitam sebagai kelompok
yang inferior, bahkan seorang Thomas Jefferson (Hansen, 2010) pencetus
Declaration of Independence yang berisikan All men Create Equal dan menentang
Perbudakan pun memiliki budak, artinya Jafferson masih menganut faham adanya
supremsi kulit putih terhadap kulit hitam.
~ 84 ~
Doktrin agama yang sering dipakai dan dikemukakan oleh ras kulit putih
untuk memperkokoh keberadaan mereka adalah berdasarkan “The Curse of
Canaan” (Bibby, 1960) yang menerangkan bahwa ras kulit hitam secara
pembawaan sudah merupakan kelompok ras inferior dan mereka selalu dikaitkan
dengan hal-hal yang buruk.
Adanya konsep bahwa coloured people (Saad, 2020) khususnya Negro
merupakan kelompok yang inferior, selain itu juga karena secara mentalitas
mereka percaya bahwa mereka adalah kelompok inferior (Diangelo, 2018).
Kemudian adanya sifat superioritas suatu kelompok ras atas ras yang lainnya
khususnya ras kulit putih terhadap ras kulit hitam menurut Bibby (Bibby, 1960)
berdasarkan 3 kriteria utama :
a) Tingkat Kultural : Suatu kelompok akan menjadi superior atas kelompok
lain apabila ia memiliki tingkat perkembangan tekhnologi yang lebih tinggi,
selain lebih baiknya tingkat ekonomi, sosial politik dan kondisi geograpi yang
dimiliki ikut menentukan dan mempengaruhi. Dari sisi ini kelompok ras kulit
putih memang lebih maju selangkah dibandingkan dengan kelompok ras kulit
hitam sejak berabad-abad yang silam.
b) Adanya perbedaan evolusi tentang Karakter Pisik; dikatakan bahwa
kelompok ras Caucasoid merupakan kelompok yang paling primitive dengan
kata lain kelompok paling tua dan yang pertama muncul ke bumi, dan
kelompok ras ini merupakan kelompok yang paling dekat ke bentuk evolusi
nenek moyang kita yang dikatakan dari monyet. Sedangkan kelompok ras
Negroid muncul setelah kelompok ras Caucasoid, mereka memiliki karakter
pisik yang berbeda dengan karakter pisik nenek moyang kita.
Meskipun pada dasarnya para ilmuwan tidak mengetahui apa warna kulit
nenek moyang manusia yang sesungguhnya, tapi berdasarkan penelitian
bahwa kebanyakan kulit monyet atau kera adalah putih, sedangkan ras
Negroid memiliki kulit yang hitam dikarenakan kelompok ras ini berada pada
iklim panas sehingga mereka mencoba mempertahankan diri dari sengatan
terik matahari.
Dan apabila dilihat dari bentuk ukuran hidung maka kelompok Negroid
merupakan kelompok yang dekat dengan kelompok primitive atau kelompok
yang paling tua, namun apabila dilihat dari bentuk bibir yang lebih tipis maka
~ 85 ~
kelompok ras Caucasoid merupakan kelompok yang paling dekat ke
kelompok ras primitive (nenek moyang).
c) Efisiensi fungsi anggota tubuh : Kelompok ras Negroid dengan kulitnya
yang gelap dan hidung yang besar serta mempunyai banyak kelenjar keringat,
lebih cocok hidup di daerah yang beriklim panas. Dan kelompok ras
Caucasoid dengan warna kulit yang lebih terang dan hidung yang lebih kecil
serta hanya mempunyai sedikit kelenjar keringat, lebih cocok hidup di daerah
yang beriklim dingin.
Maka berdasarkan keterangan di atas bahwa kelompok ras Caucasoid
merupakan kelompok ras yang paling tua dan pertama di dunia dalam sejarah
evolusi manusia, dibandingkan dengan empat kelompok ras yang ada, oleh
karenya mereka merasa yang paling pantas untuk menguasai dan mengolah
dunia ini sehingga mereka menjadi ras yang superior atas kelompok ras
lainnya.
Di lain hal disebutkan, terjadinya sifat superioritas ras kulit putih atas ras
lainnya khususnya ras Negroid juga dikarenakan masalah intelektual, moral dan
faktor temperamental. Menurut Bibby (Bibby, 1960) orang-orang Eropa memiliki
otak yang lebih besar dibandingkan dengan orang-orang Negro sehingga mereka
lebih memiliki tingkat intelegensia yang lebih baik dibandingkan orang-orang
Negro.
Berdasarkan kriteria dan kenyataan yang terjadi, karenanya kelompok ras
kulit putih khususnya di Amerika tidak mau bertetangga dengan ras kulit hitam,
mereka beranggapan bahwa warna kulit hitam lebih identik dengan sesuatu yang
bersifat kotor sedangkan warna putih lebih identik dengan kemurnian dan
kesucian, di lain hal bahkan mereka tidak mau untuk beribadah di gereja yang
sama. (Bibby, 1960)
Keadaan di atas diperburuk dengan cara berfikirnya orang-orang negro
sendiri, menurut pendapat orang kulit hitam bahwa kelompok ras hitam memang
kelompok ras yang inferior dibandingkan dengan kelompok ras kulit putih, karena
pola berfikir mereka yang sudah terbelenggu sehingga mereka sulit untuk maju,
namun sebagai manusia mereka tetap berusaha untuk merubah nasib dengan
berbagai cara yang bisa mereka lakukan.
~ 86 ~
Pembahasan
Dengan banyak dan gencarnya tekanan yang dilakukan oleh kelompok ras
kulit putih khususnya terhadap kelompok Negro di Amerika dengan berbagai
bentuk diskriminasi, maka sebagai manusia yang normal yang menginginkan
hidup bebas dan mempunyai derajat yang sama sebagaimana yang tercantum
dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika bahwa “All men are created equal,”
(Richardson, 2020) maka kelompok kulit hitam mencoba untuk memperjuangkan
hak-hak mereka yang telah diabaikan oleh kelompok putih sejak bertahun-tahun
lamanya. Dan beberapa tokoh mereka yang cukup berpengaruh mencoba untuk
berjuang, dan mayoritas tokoh-tokoh kulit hitam dalam memberikan motivasi
untuk masyarakatnya adalah dengan memakai argumentasi keagamaan, karena
mayoritas dari mereka adalah para pendeta kulit hitam yang memang diberi
kesempatan oleh kelompok kulit putih untuk berceramah dan mengajari para kulit
hitam. Pada awalnya tujuan dari kelompok kulit putih memberikan kebebasan
bagi para pendeta kulit hitam, agar para budak patuh terhadap kulit putih, karena
agama mengajarkan agar setiap bawahan patuh terhadap atasannya. Namun pada
akhirnya para pendeta menyadarkan para budak yang terbelenggu tersebut agar
bisa membebaskan diri dari perbudakan.
Tokoh-tokoh pejuang kelompok hitam mencoba untuk melakukan
perlawanan, mayoritas dari mereka adalah para pendeta, mereka melakukan
perlawan terhadap kelompok kulit putih agar bisa hidup layak dan baik sekaligus
bisa memnberikan pendidikan yang memadai bagi keturunan mereka kelak,
dengan harapan apabila mereka mempunyai penghidupan cukup dan baik serta
mempunyai pendidikan yang memadai tentu tidak akan selalu dihina dan
direndahkan oleh kelompok kulit putih.
Di antara tokoh-tokoh kulit hitam yang mencoba melakukan perlawanan
dengan memilih jalan seperti ini adalah pendeta Marcus Garvey, sejak tahun 1919
Garvey selain memberikan pelajaran-pelajaran keagamaan dengan berbagai
bentuk kegiatan di gereja-gereja, ia juga mencoba untuk meningkatkan taraf
perekonomian orang kulit hitam dengan cara mendirikan suatu perusahaan
~ 87 ~
perkapalan. Dengan perusahaan ini Garvey mencoba menjual barang-barang yang
dibawanya hanya kepada kelompok kulit hitam saja.
Kemudian Garvey juga dalam ajaran-ajarannya sering mengatakan bahwa
kelompok kulit hitam merupakan kelompok superior sedangkan kelompok kulit
putih merupakan kelompok inferior. Ajaran Garvey ini didasari atas ajaran
keagamaan yang ia pelajari dan disampaikan di gereja Orthodok Afrika. Marcus
mengatakan bahwa “Tuhan, Bunda Maria dan Para Malaikat berasal dari
kelompok kulit hitam sedangkan setan berasal dari kulit putih”. Dan dilain hal
Garvey juga melakukan pemurnian terhadap ras kulit hitam dengan mengatakan
bahwa orang kulit hitam yang Mulatto karena kawin campur dengan kulit putih
merupakan kelompok ras inferior seperti halnya kulit putih lainnya. (Haskin,
1972)
Setelah Garvey, muncul Albert B. Cleage, seorang advokat yang lahir di
Detroit tahun 1912. Dalam ajarannya Cleage menginginkan adanya interpretasi
ulang terhadap ajaran gereja yang selama ini mereka terima dari para pendeta kulit
putih, maka dari itu Cleage mengingnkan adanya perubahan theologi dikalangan
kulit hitam. Dalam ajarannya ia mempertanyakan Bagaimana kelompok kulit
hitam bisa bangga dengan kehitaman mereka ketika mereka menyembah Tuhan
berkulit putih dan Kristus yang berkulit putih. Sebagaimana pernyataanya “ How
could blacks feel pride in blackness when they worship a white God and white
Christ. Selanjutnya Cleage menyatakan bahwa sesungguhnya Tuhan itu berkulit
hitam dan Yesus itu juga berkulit hitam (Haskin, 1972)
Para pendeta Kristen menurut Cleage, telah mengajarkan interpretasi Bible
yang salah dengan menyatakan bahwa Kristus itu berkulit putih. Menurut Cleage
terjadinya sifat superioritas oleh kelompok kulit putih selama ini, dikarenakan
bahwa mereka memang telah menguasai dunia ini selama 500 tahun lamanya.
(Haskin, 1972)
Dalam pernyataan lain Cleage mengatakan bahwa orang-orang Yahudi yang
ada sekarang aslinya bukanlah berkulit putih akan tetapi berkulit hitam (Haskin,
1972 : 64). Kalau orang Yahudi sekarang berkulit putih, maka ini merupakan
adanya perubahan yang terjadi 1000 tahun setelah Yesus. Karena itulah
~ 88 ~
sesungguhnya Yesus itu berkulit hitam dan orang-orang Israel juga berkulit hitam.
Menurut Pandangan Cleage, bahwa Yesus adalah seorang yang berkulit hitam
(Jesus the Black Messiah) (Haskin, 1972) karena ia memang seorang pemimpin
revolusioner yang sengaja dikirim oleh Tuhan untuk membangun bangsa Israel
dan membebaskan kelompok kulit hitam dari kekuasaan, tekanan, sikap brutal dan
eksploitasi kelompok kulit putih yang menguasai dunia (Haskin, 1972)
Dilihat dari kenyataan yang ada, bahwa untuk bisa memberikan perubahan
sikap mental bagi kelompok kulit hitam agar mereka tidak merasa inferior
ditengah kelompok kulit putih, adalah dengan cara menanamkan ajaran-ajaran
yang bisa membangkitkan semangat hidup mereka dan mampu membangkitkan
semangat juang mereka untuk bersatu, agar mereka tidak diberlakukan semena-
mena oleh kaum kulit putih. Namun yang menjadi masalah bagi kelompok kulit
hitam selama ini, bahwa mereka tidak mempunyai seorang figur pemimpin yang
mampu mempersatukan mereka, agar bisa bangklit bersama-sama.
Selama ini yang membuat kelompok kulit hitam masih terbelakang adalah
karena mereka tidak mampu bangkit tanpa adanya seorang pemimpin yang
membangkitkan semangat dan gairah mereka, ditambah lagi dalam diri mereka
telah tertanam perasaan inferior. Oleh karenanya, agar mereka bisa bangkit dan
hidup sejajar dengan memperoleh hak-hak mereka sebagaimana yang tercantum
dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika, diperlukan adanya seorang pemimpin.
Ditengah-tengah kehausan mereka akan seorang pemimpin dan tokoh yang
mampu berkomunikasi dengan mereka, muncullah seorang tokoh yang cukup
vokal yaitu Louis Farrakhan, dengan berbekal kepandaiannya dalam berpidato,
Farrakhan mengajak kelompok kulit hitam untuk berjuang menuntut persamaan
hak dengan kulit putih. Dan dalam perjuangannya Farrakhan juga mencoba untuk
memakai ajaran-ajaran keagamaan sebagai medianya.
~ 89 ~
Kesimpulan
Perang saudara di Amerika serikat tahun 1861-1865 dilatarbelakangi oleh
adanya pertentangan antara pihak Amerika Utara dan Selatan dalam menyikapi
perbudakan. Sikap orang kulit putih di utara yang anti perbudakan itu didasarkan
prinsip Declaration of Independence. Semua manusia mendapatkan hak yang
sama baik dalam bidang pendidikan, politik, agama, ekonomi, sosial maupun
budaya. Sedangkan sebagian besar warna kulit putih di wilayah selatan yang pro
dengan perbudakan mengganggap bahwa orang-orang Negro yang bekerja di
perkebunan-perkebunan kehidupannya lebih baik.
Perang Saudara ini juga memperlihatkan kepada dunia bahwa dominasi kulit
putih terhadap kulit non putih sangat lah besar, sehingga kelompok kulit putih
selalu ingin mendominasi di semua lini kehidupan, tak salah kalau Layla F Saad
(Saad, 2020) dalam bukunya Me and White Supremacy mengatakan bahwa tidak
hanya berupa perlakuan kulit putih yang bersifat diskriminatif terhadap kelompok
non putih tapi supremasi kulit putih sudah merupakan sebuah ideology,paradigm,
sistem pranata bahkan sudah menjadi pandangan dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Bibby, C. (1960). Race Prejudice and Education. New York : Frederick A
Praeger Publisher.
Bradley, M. L. (2015). The army and Reconstruction 1865-1877. Center of
Military Histry, Washinton D.C.
Bragg, D. M. (2013). The Causes Of The Civil War:A Newspaper Analysis.
Alabama.
Degler, C. N. (1985). Out of Our Past : The Forces That Shaped Modern
America. New York: Harper Torchbook Press.
Diangelo, R. (2018). White Fragility:why so hard for white people to talk about
racism. Boston: Beacon Press.
Haines, A. R. (2010, October). Total War and the American Civil War:An
Exploration of the Applicability of the Label “Total War” to the Conflict
of 1861-1865. Undergraduate Research Journal, III(2). Retrieved
December 2020
Hansen, H. (2010). The Civil War : a History. USA: Penguin Group inc.
Haskin, J. (1972). Profiles in Black power. New York: Garden City.
~ 90 ~
Jordan, W. D. (1968). White Over Black. Virginia: University of North Carolina
Press.
Kendi, I. X. (2016). Stamped from the Beginning: The Defenitif History of Racist
Ideas in America. New York: Nation Book, a member of the perseus book
group.
Ladenburg, T. (2007). Unit 6: Reconstruction after the Civil War. In Digital
History. Arlington.
Reilly, D. E. (1986). The Civil Rights Movement and the legacy of Martin Luther
King, Jr. washington: United States Information Agency.
Reilly, D. E. (1986). The Civil Rights Movement and the legacy of Martin Luther
King, Jr. Washington: United States Information Agency.
Richardson, H. C. (2020). How the South Won the Civil War (1st ed., Vol. I). New
York: Oxford University Press.
Saad, L. F. (2020). Me andWhite Supremacy: How to Recognise your Privilage,
Combat Racism and Channge the World (1st ed.). London:
QuercusEditions Ltd. Carmelit House 50 VictoriaEmbankment.
Stampp, K. M. (1956). The Peculiar Institution, Slavery in Antebellum South.
New York: Alfred A. knopf Press.
~ 91 ~
Deteksi dan Monitoring Gas Beracun Carbon Monoksida (CO) Pada Kabin
Kendaraan Tua (Odometer > 300k km) dan Hubungannya Terhadap
Kepadatan Kendaraan Dengan Metode Fuzzy
Suzuki Syofian, Aji Setiawan, Rolan Siregar, Fathan
Abstrak
Gas karbon monoksida (CO) dalam kabin kendaraan sangat mempengaruhi kesehatan
penumpang dan bahkan dapat menimbulkan kematian. Hal ini disebabkan oleh ventilasi
yang kurang baik sehingga pembuangan asap yang bocor masuk ke dalam mobil dan
perlahan-lahan terhirup oleh orang yang berada di dalam mobil tersebut. Karbon
monoksida (CO) adalah gas tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak
mengiritasi. Gas Karbon monoksida merupakan bahan yang umum ditemui di industri.
Gas ini merupakan hasil pembakaran tidak sempurna dari kendaraan bermotor, alat
pemanas, peralatan yang menggunakan bahan api berasaskan karbon dan nyala api
(seperti tungku kayu), asap dari kereta api, pembakaran gas, dan asap tembakau. Namun
sumber yang paling umum berupa residu pembakaran mesin. Berdasarkan permasalahan
tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang rekayasa alat pengendali kadar gas karbon
monoksisa dalam kabin mobil berbasis logika fuzzy. Dalam penelitian ini akan digunakan
mikrokontroller untuk menjalankan proses tersebut. Dengan alat ini diharapkan akan
didapatkan kadar karbon monoksida dalam mobil sehingga dapat memberitahu kepada
para pengemudi. Pada akhirnya, kasus keracunan penumpang akibat gas CO pada
kendaraan dapat diminimalisir.
Kata Kunci— Karbon monoksida (CO) , Alat Pengendali Kadar Gas Karbon Monoksisa,
Logika Fuzzy, keselamatan berkendara
LATAR BELAKANG
Pada kendaraan dengan usia tua lebih cenderung menghasilkan gas emisi beracun
lebih banyak karena sistem pembakaran yang tidak sempurna. Gas ini sangat berbahaya
karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan bahkan ditingkat yang lebih parah
merupakan penyebab kematian manusia [1]. Banyak kasus kematian secara tiba-tiba yang
disebabkan oleh gas ini, terutama pada pengguna kendaraan roda empat. Gas buang pada
kendaraan adalah sisa dari hasil pembakaran berupa air (H2O), Karbon Monoksida (CO),
Karbon Dioksida (CO2), Nitrogen Oksida (NOx), Sulfur Dioxide (SO2) dan senyawa
Hidrat Carbon (HC) sebagai ketidak sempurnaan proses pembakaran serta partikel lepas
[2]. Pada kendaraan usia tua sering terjadi masalah kebocoran dari sistem AC [3][4]. Jika
pada mesin terjadi pembakaran yang tidak sempurna dan akan menghasilkan gas CO,
maka gas akan masuk melalui lubang AC (Air Conditioner) yang bocor tersebut [5].
Selain itu karet perekat pada pintu mobil yang sudah mengkerut dan sambungan beberapa
part yang tidak merekat sempurna sering menjadi sumber masuknya gas emisi beracun
~ 92 ~
ke dalam kabin mobil. Dalam beberapa kasus banyak penumpang cenderung tidak
mengetahui secara pasti bahwa dalam kendaraan tersebut telah terkandung banyak gas
karbon monoksida, karena sifatnya tidak berwarna, berbau, dan berasa.
Keberadaan gas CO akan sangat berbahaya jika terhirup oleh manusia karena gas
itu akan menggantikan posisi oksigen yang berkaitan dengan haemoglobin dalam darah.
Gas CO akan mengalir ke dalam jantung, otak, serta organ vital. Ikatan antara CO dan
heamoglobin membentuk karboksihaemoglobin yang jauh lebih kuat 200 kali
dibandingkan dengan ikatan antara oksigen dan haemoglobin. Akibatnya sangat fatal.
Pertama, oksigen akan kalah bersaing dengan CO saat berikatan dengan molekul
haemoglobin. Ini berarti kadar oksigen dalam darah akan berkurang. Padahal seperti
diketahui oksigen sangat diperlukan oleh sel-sel dan jaringan tubuh untuk melakukan
fungsi metabolisme. Kedua, gas CO akan menghambat komplek oksidasi sitokrom. Hal
ini menyebabkan respirasi intraseluler menjadi kurang efektif. Terakhir, CO dapat
berikatan secara langsung dengan sel otot jantung dan tulang. Efek paling serius adalah
terjadi keracunan secara langsung terhadap sel-sel tersebut, juga menyebabkan gangguan
pada sistem saraf.
Bahaya utama terhadap kesehatan adalah mengakibatkan gangguan pada darah,
Batas pemaparan karbon monoksida yang diperbolehkan oleh OSHA (Occupational
Safety and Health Administration) adalah 35 ppm, sedangkan yang diperbolehkan oleh
BSN (Badan Standart Nasional) adalah 25 ppm di mana terdapat tenaga kerja yang dapat
terpapar zat kimia sehari-hari selama tidak lebih dari 8 jam per hari atau 40 jam per
minggu. Kadar yang dianggap langsung berbahaya terhadap kehidupan atau kesehatan
adalah 1500 ppm (0,15%). Paparan dari 1000 ppm (0,1%) selama beberapa menit dapat
menyebabkan 50% kejenuhan dari karboksi hemoglobin dan dapat berakibat fatal.
LANDASAN TEORI
Karbon monoksida terhadap kesehatan
Kasus kematian yang terjadi karena gas beracun dalam kabin kendaraan
menjadi salah satu pembahasan yang menarik dalam kalangan ilmuan. Seperti
pada kasus yang terjadi dalam kemacetan di toll brebes jawa barat yang
menimbulkan kematian penumpang ketika mudik tahunan (Gambar 1).
~ 93 ~
Gambar 1. Ilustrasi kemacetan di Brebes Timur
Hal ini terjadi diperkirakan karena karena factor kesehatan penumpang, kondisi
kendaraan seperti kebocoran knalpot, sistem AC yang sudah rusak, sehingga gas
beracun dalam kendaraan diatas ambang batas. Gas buang kendaraan bermotor
mengandung senyawa-senyawa yang sangat berbahaya apabila masuk ke dalam
tubuh secara berlebihan [6]. Komposisi senyawa-senyawa tersebut diuraikan
dalam Gambar 2 [3].
Gambar 2. Senyawa gas buang kendaraan berbahan bakar bensin
Gas CO apabila terhirup akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi
masuknya oksigen yang akan dibutuhkan oleh tubuh. Maka dari itu kandungan
oksigen berkurang dan inilah yang membuat penumpang mengalami penurunan
kesehatan yang drastis. Karbon monoksida dengan rumus kimia CO, merupakan
gas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil. Karbon monoksida
~ 94 ~
merupakan penyebab paling umum dalam kasus keracunan gas di berbagai negara.
Efek dari keracunan gas ini adalah dapat mengakibatkan keracunan pada sistem
syaraf pusat dan jantung.
Elemen Sensor pemantau Gas CO
Permasalahan dalam pencemaran udara yang disebabkan oleh asap
kendaraan maupun asap rokok ini sangat berbahaya bagi kehidupan manusia
sehingga sudah banyak peneliti melakukan penelitian ini tentang Deteksi CO
(Karbon Monoksida). Dalam penelitian tersebut diteliti tentang alat pengukur
konsentrasi gas Karbon Monoksida (CO) menggunakan sensor gas MQ-135
berbasis Mikrokontroler dengan komunikasi serial USART dan untuk mengetahui
output pengukuran berdasarkan regresi jika dibandingkan dengan alat ukur
standar ECOM J2KN, Penelitian dilakukan menggunakan bahan penghasil asap
yang bersumber dari kertas yang dibakar kemudian diukur kadar CO-nya dan
dikalibrasi menggunakan , ECOM J2KN. Dari hasil penelitian dan berdasarkan
hasil uji regresi diperoleh koefisien determinasi (R2 ) sebesar 0,949. Hal ini
berarti bahwa terdapat faktor yang mempengaruhi hasil konsentrasi gas CO selain
resistansi sensor sebesar 5,1%. Faktor tersebut antara lain suhu gas, kelembaban
gas, dan tekanan gas. [2] Dalam penelitian sebelumnya tentang Alat Pendeteksi
Polusi Udara Dari Gas Karbonmonoksida (CO) pada Ruangan Berbasis
Mikrokontroler AT89S51. untuk mengetahui kadar gas polutan dengan
menggunakan sensor gas TGS 2442 yang peka terhadap gas karbon monoksida.
Dan untuk tampilan indeks menggunakan LCD yang sebelumnya di proses oleh
mikrokontroler. [3] Dalam penelitiannya tentang Rancang Bangun Alat
Pendeteksi Gas Buang Karbon Monoksida (Co) Pada Kendaraan Bermotor.
Kendaraan bermotor menghasilkan polutan lebih dari 60% dibandingkan dengan
penghasil polutan yang lain. Semakin bertambahnya jumlah kendaraan bermotor
menghasilakn emisi gas buang karbon monoksida (CO) semakin besar sehingga
meningkatkan laju pemanasan global (global warming.
Sensor MQ 7
~ 95 ~
MQ 7 adalah sebuah sensor gas CO (Karbon Monoksida) yang cukup
mudah dalam penggunaanya. Sensor ini sangat cocok untuk mendeteksi gas
CO[5]. Bentuk sensor ini mirip dengan sensor MQ 3 yang digunakan untuk
mendeteksi alkohol. Kemasan MQ 7 tersedia dalam dua macam yaitu metal dan
plastik. Sensor ini memiliki sensivitas yang tinggi dan waktu respon yang cepat.
Output sensor berupa resisitansi analog. Rangkaian drivernyapun sangat
sederhana, yang dibutuhkan hanya catu daya 5V untuk heater coil, menambahkan
resistansi beban (RL), dan menghubungkan output ke ADC. Foto Sensor gas
karbon monoksida MQ 7 di tunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Sensor Gas CO (Karbon Monoksida) MQ 7
Arduino Uno
Arduino Uno adalah salah satu development kit mikrokontroller yang
berbasis pada ATmega28.Arduino Uno merupakan salah satu board dari family
Arduino. Ada beberapa macamarduino bard seperti Arduino Nano, Arduino Pro
Mini, Arduino Mega, Arduino Yun, dll. Namun yang paling populer adalah
Arduino Uno. Arduino Uno R3 adalah seri terakhir dan terbaru dari seri Arduino
USB. Modul ini sudah dilengkapi dengan berbagai hal yang dibutuhkan untuk
mendukung mikrokontroler untuk bekerja, tinggal colokkan ke power suply atau
sambungkan melalui kabel USB ke PC, Arduino Uno ini sudah siap
bekerja.Arduino Uno board memilki 14 pin digital input/output, 6 analog input,
sebuah resonator keramik 16MHz, koneksi USB, colokan power input, ICSP
header, dan sebuah tombol reset.
~ 96 ~
Berikut spesifikasi teknis dari Arduino Uno R3 board
1. Mikrokontroller ATmega328
2. Catu Daya 5V
3. Tegangan Input (rekomendasi) 7-12V
4. Tegangan Input (batasan) 6-20V
5. Pin I/O Digital 14 (dengan 6 PWM output)
6. Pin Input Analog 6
7. Arus DC per Pin I/O 40 mA
8. A8. rus DC per Pin I/O untuk PIN 3.3V 50 mA
9. Flash Memory 32 KB (ATmega328) dimana 0.5 KB digunakan oleh
bootloader
10. SRAM 2 KB (ATmega328)
11. EEPROM 1 KB (ATmega328)
12. Clock Speed 16 MHz
Sebagaimana diketahui, dengan sebuah mikrokontroller kita dapat membuat
program untuk mengendalikan berbagai komponen elektronika. Dan fungsi
Arduino Uno ini dibuat untuk memudahkan kita dalam melakukan prototyping,
memprogram mikrokontroller, membuat alat-alat canggih berbasis mikrokontorler.
Memprogram Arduino sangat mudah, karena sudah menggunakan bahasa
pemrograman tingkat tinggi C++ yang mudah untuk dipelajari dan sudah
didukung oleh library yang lengkap (Gambar 4).
~ 97 ~
Gambar 4. Arduino uno
Pengaruh Gas Karbon Monoksida
Gas Karbon Monoksida disebut juga sebagai silent death ini dikarenakan
sangat berbahayanya gas ini dan juga sifat dari gas ini yang tak berbau. Setiap
orang yang terkena racun dari gas karbon monoksida akan mengalami gejala –
gejala sesuai dengan banyaknya gas yang terhirup oleh tubuh[9]. Gejala – gejala
klinis akibat dari konsentrasi CO ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Gejala – gejala klinis akibat dari konsentrasi CO
Konsentrasi CO Gejala-gejala
Kurang dari 20% Tidak ada gejala
20% Nafas menjadi sesak
30% Sakit kepala, lesu, mual, nadi dan
pernafasan meningkat sedikit
30% – 40% Sakit kepala berat, kebingungan,
hilang daya ingat, lemah, hilang daya
koordinasi gerakan
40% - 50% Kebingungan makin meningkat,
setengah sadar
60% - 70% Tidak sadar, kehilangan daya
mengontrol faeces dan urin
70% - 89% Koma, nadi menjadi tidak teratur,
kematian karena kegagalan
pernafasan Sumber : Sentra Informasi
Keracunan Badan POM
Logika Fuzzy
Konsep logika fuzzy untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Lofi Zadeh,
seorang professor dari University of California pada tahun 1965. Namum pelopor
pertama kali aplikasi dalam penggunaan fuzzy set adalah Prof. Ebrahim Mamdani
dan kawan-kawannya yang berasal dari Queen Mary College London. Kata fuzzy
itu sendiri memilik beberapa definisi yaitu, kabur, remangremang, dan samar,
sedangkan untuk suatu sistem fuzzy merupakan sebuah sistem yang dibangun
berdasarkan dengan teori logika fuzzy. Sehingga logika fuzzy merupakan suatu
metode perhitungan yang menggunakan bahasa (linguistic) sebagai pengganti
~ 98 ~
perhitungan menggunakan bilangan atau angka. Sebagai contohnya yaitu sebuah
ukuran suhu ruangan dapat diekspresikan dalam teori logika fuzzy dengan
perkataan dingin, normal, ataupun panas.
Bentuk bahasa atau kata-kata dalam logika fuzzy memang tidak sepresisi
menggunakan bilangan, namun penggunaan teori logika fuzzy akan lebih
mendekati dengan intuisi manusi. Karena pada teori logika fuzzy memiliki derajat
keanggotaan lebih dari dua nilai, yaitu nilanya antara 0 dan 1, sedangkan dalam
logika digital, hanya memiliki dua buah nilai, yaitu nilai 0 atau 1. Dalam
himpunan klasik terdapat suatu istilah yang sangat penting, yaitu crisp set. Crisp
set merupakan suatu himpunan yang membedakan anggota dan anggotanya
dengan batasan yang jelas. Misalnya, jika A = {x|x bilangan bulat, x < 100, maka
anggota A adalah 99,98,97, dan seterusnya, sedangkan yang bukan anggota A
adalah 100, 101, 102, dan seterusnya. Sehingga penggunaan himpunan klasik
crisp set mempunyai keterb dalam mengatasi hal tersebut diperkenalkanlah suatu
himpunan fuzzy. Pada sistem logika fuzzy terdapat tiga komponen utama, yaitu
fuzzyfication, inference, dan defuzzyfication.
PENGERTIAN RELAY
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan
merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2
bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak
Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk
menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power)
dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh,
dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu
menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk
menghantarkan listrik 220V 2A.
Kepadatan kendaraan dan Gas CO
~ 99 ~
Hubungan kepadatan kendaraan dengan gas karbon monoksida dianalisis
menggunakan analisis statistik Pearson Correlation dengan rumus sebagai
berikut[7]:
Dengan:
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
∑X : Jumlah Kendaraan yang lewat
∑Y : Konsentrasi CO diudara
∑X2 : Jumlah skor X yang di kuadratkan
∑Y2 : Jumlah skor Y yang di kuadratkan
N : Banyaknya sampel
Harga r adalah -1 ≤ r ≥ 1 jika r=0 ditafsirkan tidak terdapat hubungan linear antara
kedua variabel tersebut. Apabila r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna, dan r
= 1 berarti korelasinya sempurna positif (sangat kuat). Besarnya koefisiensi di
tafsirkan dengan menggunakan kriteria korelasi.
a. r = 0,00 - 0,199 ( Korelasi sangat rendah)
b. r = 0,20 - 0,399 ( Korelasi rendah)
c. r = 0,40- 0,599 ( Korelasi cukup)
d. r = 0,60- 0,799 ( Korelasi tinggi)
e. r = 0,80- 1,00 ( Korelasi sangat tinggi)
~ 100 ~
PENGERTIAN RELAY
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan
merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2
bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak
Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk
menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power)
dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh,
dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu
menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk
menghantarkan listrik 220V 2A.
Prinsip Kerja Relay
Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu:
a. Electromagnet (Coil)
b. Armature
c. Switch Contact Point (Saklar)
d. Spring
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu:
a. Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi CLOSE (tertutup) Normally
b. Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di
posisi OPEN (terbuka).
Untuk lebih jelasnya kontak poin ini dapat dilihat pada Gambar 5.
~ 101 ~
Gambar 5. Struktur Sederhana Relay
Berdasarkan gambar 5 diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh
sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut.
Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya
Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi
sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat
menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi di mana Armature
tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada
saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC).
Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada
umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.
Buzzer
Buzzer merupakan sebuah komponen elektronika yang masuk dalam
keluarga transduser, yang dimana dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran
suara. Nama lain dari komponen ini disebut dengan beeper. Dalam kehidupan
sehari-hari, umumnya digunakan untuk rangkaian alarm pada jam, bel rumah,
perangkat peringatan bahaya, dan lain sebagainya. Jenis-jenis yang sering
ditemukan dipasaran yaitu tipe piezoelectric. Dipasaran terdapat buzzer dalam
bentuk module, seperti Gambar 6 dibawah ini:
~ 102 ~
Gambar 6. Cara Kerja Buzzer
k. SIM808
Modul SIM808 adalah modul GSM dan modul GPS yang digabungkan
menjadi satu. Modul SIM808 mendukung jaringan Quad-Band dan
menggabungkan teknologi GPS untuk navigasi satelit (Gambar 7).
Gambar 7. Modul SIM808 Sumber gambar : forum.arduino.cc
Frekuensi GSM yang digunakan pada SIM808 sebesar 850MHz, 900MHz,
1800MHz, dan 1900MHz. Frekuensi pada modul SIM808 dapat digunakan di
Indonesia yang memiliki rentang frekuensi GSM sebesar 900MHz dan 1800MHz.
Modul GPS pada SIM808 memiliki sensitifitas penerimaan yang tinggi karena
memiliki 66 kanal penerima data dan mendukung teknologi A-GPS (Assisted
Global Positioning System). A-GPS merupakan penyempurnaan teknologi GPS
dengan menggunakan bantuan operator telekomunikasi yang digunakan untuk
mempercepat pembacaan lokasi sehingga modul SIM808 dapat digunakan
didalam ruangan ketika modul GPS tidak dapat menerima data sinyal dari satelit.
~ 103 ~
Modul SIM808 bekerja pada tegangan 3.3Volt – 4.4Volt dan memiliki fitur
Power Saving yang dimana modul SIM808 bekerja pada arus 1mA sehingga dapat
menghemat konsumsi daya. Untuk menggunakan SIM808 digunakan perintah
yang disebut “ATcommand”. Disebut ATcommand karena semua perintahnya
diawali dengan prefix AT.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian dimulai dari tahap pembuatan diagram alir sistem yang
akan dibangun, tahapan penelitian seperti pada gambar 9. Selanjutnya dilakukan
pengumpulan data dengan mencari rata-rata data, Data sebelum diproses berupa
data alat ukur sensor yang mencatat kadar CO setiap 2 menit sekali dalam 1 jam
12 Menit. Jadi dalam sehari tercatat 36 kali data polusi CO. Berikut adalah output
dari alat MQ 7 yang digunakan untuk mendeteksi kendaraan yang umurnya di
bawah 5 tahun dan kendaraan yang umurnya di atas 5 tahun.
Mulai
Inisialisasi
Input Sensor
Deteksi Gas
Baca
Sensor
Deteksi Gas
ya
tidak
Fuzzy Aman Selesaiya
tidak
Waspada Tidak
Bahaya
ya
Tidak
Buzzer
ya
Gambar 9. Diagram Alur
Data yang digunakan adalah data hasil alat pengukur sensor kandungan CO
di kendaraan yang umurnya di bawah 5 tahun dan kendaraan yang umurnya di
atas 5 tahun. Data diambil dalam waktu 2 hari, diambil data untuk kendaraan yang
~ 104 ~
di bawah 5 tahun pada pukul 18 sampai 21 malam, dan diambil data untuk
kendaraan yang umurnya di atas 5 tahun pada pukul 18 malam sampai dengan 21
malam. Data yang dikumpulkan tersebut selanjutnya akan dicari kemunginan nilai
bahaya dengan menggunakan metode fuzzy. Proses alur kerja metode logika fuzzy
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Fuzzifikasi adalah proes mengubah crisp input menjadi fuzzy input, yaitu
nilai linguistic yang ditentukan berdasarkan fungsi keanggotaan tertentu.
2. Interfensi adalah penalaran dengan menggunakan fuzzy input dan fuzzy
rules ysng telah ditetapkan sebelumnya sehingga menghasilkan fuzzy output.
3. Defuzzifikasi adalah mengganti fungsi output menjadi crisp value
berdasarkan fungsi keanggotaan yang telah ditentukan.
Crisp Masuk
Fuzzyfikasi
Fuzzy Masuk
Sistem Informasi
Luaran Fuzzy
Defuzzyfikasi
Luaran Crisp
Fungsi
Keanggotaan
Masuk
Evaluasi rute/
aturan
Fungsi
keanggotaan
masuk
Gambar 10. Alur Logika Fuzzy
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian Sensor Gas MQ7
Pengujian pada tahapan ini menggunakan kendaraan yang lebih dari 5 tahun
pemakaian sebagai sumber gas karbon monoksida. Pada pengujian kali ini
pengukuran dilakukan sebanyak 36 kali pada mobil yang sama dalam waktu 2
Hari. Data sebelum diproses berupa data alat ukur sensor yang mencatat kadar CO
setiap 2 menit sekali. Data yang digunakan adalah data hasil alat pengukur sensor
kandungan CO di kendaraan yang umurnya di bawah 5 tahun dan kendaraan yang
umurnya di atas 5 tahun dalam kondisi sehat dan tidak sehat. Data diambil untuk
~ 105 ~
kendaraan yang di bawah 5 tahun pada pukul 18 sampai 21 malam, dan diambil
data untuk kendaraan yang di atas 5 tahun pada pukul 18 malam sampai dengan
21 malam. Pada proses pengumpulan data dilakukan pencarian rata – rata data.
Untuk mencari error atau selisih antara kendaraan saat kipas dalam kondisi mati
dan kendaraan saat penyalaan kipas dengan menggunakan persamaan 1:
error = hasil pengukuran kipas dalam kondisi mati – hasil pengukuran
saat penyalaan kipas (1)
Setelah menghitung error, maka hal yang harus dilakukan adalah
menghitung rata-rata error menggunakan persamaan 2 dan prosentase errornya
pada persamaan 3.
(3)
Tabel 2 merupakan hasil pengujian pengukuran gas CO yang telah dilakukan.
TABLE 2 HASIL PENGUKURAN GAS CO
Percobaan Kipas
Mati
Kipas
Nyala
Error
1 13 15 2
2 13 16 3
3 14 14 0
4 12 15 3
5 13 14 1
6 14 14 0
7 13 12 1
8 13 14 1
~ 106 ~
9 20 14 6
10 11 14 3
11 9 14 5
12 11 13 2
13 12 15 3
14 13 13 0
15 15 13 2
16 14 13 1
17 13 13 0
18 14 13 1
19 15 13 2
20 17 14 3
21 10 13 3
22 15 12 3
23 15 12 3
24 16 12 4
25 16 11 5
26 15 12 3
27 15 11 4
28 16 11 5
~ 107 ~
29 16 11 5
30 16 11 5
31 16 12 4
32 16 12 4
33 16 10 6
34 16 11 5
35 15 12 3
36 15 11 4
Total 93
Rata – rata error 2,91667
Prosentase error 0,029
Pengujian Sistem Keseluruhan
Pengujian ini dilakukan dengan melakukan perbandingan nilai antara kendaraan
saat kipas dalam kondisi mati dan kendaraan saat penyalaan kipas. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui pengontrolan sistem berjalan dengan baik atau tidak. Pengontrolan
pada sistem berfungsi untuk mengendalikan dan mempertahankan keadaan udara dalam
ruang kendaraan. Hasil uji dari alat secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 3.
TABLE 3
HASIL PENGUJIAN ALAT KESELURUHAN
Percobaan Kendaraan
saat Kipas
Mati
Kendaraan
saat Kipas
Menyala
Kondisi
1 13 15 Nyalakan
Kipas
~ 108 ~
2 13 16 Nyalakan
Kipas
3 14 14 Nyalakan
Kipas
4 12 15 Nyalakan
Kipas
5 13 14 Nyalakan
Kipas
6 14 14 Nyalakan
Kipas
7 13 12 Nyalakan
Kipas
8 13 14 Nyalakan
Kipas
9 20 14 Nyalakan
Kipas
10 11 14 Nyalakan
Kipas
11 9 14 Nyalakan
Kipas
12 11 13 Nyalakan
Kipas
13 12 15 Nyalakan
Kipas
~ 109 ~
14 13 13 Nyalakan
Kipas
15 15 13 Nyalakan
Kipas
16 14 13 Nyalakan
Kipas
17 13 13 Nyalakan
Kipas
18 14 13 Nyalakan
Kipas
19 15 13 Nyalakan
Kipas
20 17 14 Nyalakan
Kipas
21 10 13 Nyalakan
Kipas
22 15 12 Nyalakan
Kipas
23 15 12 Nyalakan
Kipas
24 16 12 Nyalakan
Kipas
25 16 11 Nyalakan
Kipas
~ 110 ~
26 15 12 Nyalakan
Kipas
27 15 11 Nyalakan
Kipas
28 16 11 Nyalakan
Kipas
29 16 11 Nyalakan
Kipas
30 16 11 Nyalakan
Kipas
31 16 12 Nyalakan
Kipas
32 16 12 Nyalakan
Kipas
33 16 10 Nyalakan
Kipas
34 16 11 Nyalakan
Kipas
35 15 12 Nyalakan
Kipas
36 15 11 Nyalakan
Kipas
Total 93
Rata – rata error 2,91667
~ 111 ~
Prosentase error 0,029
Perhitungan Fuzzy
Proses perhitungan fuzzy dimulai dari proses sebelum dan setelah kipas menyala.
Kendaraan sebelum penyalaan kipas ( Input 1 ) = 9 ppm dan kendaraan setelah penyalaan
kipas ( Input 2 ) = 7,7 ppm, untuk di hitung sisi X dengan persamaan 4 dan 5.
(4)
(5)
Input 1
μ CO Aman = (10 – X) / 5;
= (10 – 9) / 5;
= 0,2
μ CO Waspada = (X – 8) / 6,5
= (9 – 8) / 6,5
= 0,15
Input 2
μ CO Aman = (8 – X) / 4
= (8 – 7,7) / 4
= 0,075
μ CO Waspada = (X – 7,5) / 5,25
= (7,7 – 7,5) / 5,25
= 0,038
Selanjutnya untuk fungsi implikasi yang digunakan adalah nilai Min,
sehingga nilai matikan dan menyalakan kipas seperti pada hasil persamaan 6 dan
7.
(6) Matikan Kipas = Input 1 Aman ∩ Input 2 Aman
= Min ( Input 1 Aman [9] ∩ Input 2 Aman [7,7])
= Min (0,2 ; 0,075)
= 0,075
(7) Nyalakan Kipas = Input 1 Aman ∩ Input 2 Waspada
= Min ( Input 1 Aman [9] ∩ Input 2 Waspada [7,7])
~ 112 ~
= Min (0,2 ; 0,038)
= 0,038
Berdasarkan hasil perhitungan matikan kipas dan nyalakan kipas diambil
nilai tertinggi dan kemudian dibuat dalam bentuk kurva gambar 11 dan hasil dapat
dilihat pada persamaan 8 dan 9
Gambar 11. Kurva perhitungan nilai tertinggi
(8) Nyalakan Kipas = Input 1 Waspada ∩ Input 2 Aman
= Min ( Input 1 Waspada [9] ∩ Input 2 Aman [7,7])
= Min (0,15 ; 0,075)
= 0,075
(9) Nyalakan Kipas = Input 1 Waspada ∩ Input 2 Waspada
= Min ( Input 1 Waspada [9] ∩ Input 2 Waspada [7,7])
= Min (0,15 ; 0,038)
= 0,038
Perhitungan defuzzyfikasi
Untuk mendapatkan nilai tegas dari metode MOM (Mean of Maximum)
adalah dengan cara mendapatkan nilai mean atau nilai tengah dari curva tertinggi
seperti pada persamaan
(10) X = (a + b) / 2
~ 113 ~
a = 10 – matikan kipas x 5; b = 6,5 + Nyalakan kipas x 6,5
X = ((10 – 3,75) + (6,5 + 4,875))/2
= (6,25 + 11,375) / 2
= 17,625 / 2
= 8,82 (Hasil)
Implementasi
Gambar 12 merupakan halaman kondisi aman dengan warna hijau,
kondisi ini muncul saat ambang nilai CO tidak melebihi nilai berbahaya
sedangkan warna kuning gejala dalam kondisi peringatan atau waspada dan
untuk gambar dengan warna merah dalam kondisi berbahaya.
Gambar 12. Grafik kondisi dalam mobil
Pada gambar 13 halaman dimana ketika sudah masuk ke menu utama, maka
admin dapat melihat tampilan pengukuran gas CO yang dapat ditampilkan dari
grafik berdasarkan rentang waktu tertentu.
~ 114 ~
Gambar 13. Tampilan grafik gas CO
KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa
(1) telah berhasil dibuat sistem pengendalian kadar gas karbon monoksida dalam
kabin mobil berbasis logika fuzzy. (2) Setelah dilakukan percobaan maka pada
saat sebelum melakukan pengukuran sensor harus dipanaskan selama kurang lebih
20 detik sampai baru sensor dapat digunakan untuk pengukuran, hal tersebut
dikarenakan sensor melakukan pembersihan sisa-sisa gas yang terdapat di dalam
sensor, setelah itu baru tegangan pada sensor stabil dan dapat dilakukan
pengukuran. Saran yang dapat diberikan setelah penelitian ini dapat
menambahkan beberapa sensor sehingga dapat diketahui asal kebocoran gas CO.
DAFTAR PUSTAKA
[1] M. Mittal, S. Pareek, and R. Agarwal, “Efficient Ordering Policy for
Imperfect Quality Items Using Association Rule Mining,” in Encyclopedia
of Information Science and Technology, Third Edition, 2014.
[2] E. T. L. Kusrini, Algoritma Data Mining. 2009.
[3] J. Han, M. Kamber, and J. Pei, Data Mining: Concepts and Techniques.
2012.
[4] A. Powell-Morse, “Waterfall Model: What Is It and When Should You Use
It?,” Airbrake, 2016. .
[5] D. Gupta and H. Arora, “Market Basket Analysis using Apriori and
Correlation Measures,” Int. J. Innov. Res. Sci., 2017.
[6] D. Listriani, A. H. Setyaningrum, and F. Eka, “PENERAPAN METODE
ASOSIASI MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI PADA
APLIKASI ANALISA POLA BELANJA KONSUMEN (Studi Kasus Toko
~ 115 ~
Buku Gramedia Bintaro),” J. Tek. Inform., 2019.
[7] R. J. Wieringa, “Entity-Relationship Diagrams,” in Design Methods for
Reactive Systems, 2007.
~ 116 ~
Alternatif Pengolahan Limbah Kayu Pada Usaha Mikro Furnitur Dengan
Sistem Dinamik di Desa Bojong
Ade Supriatna, Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Darma Persada,
[email protected] Eka Yuni Astuti
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Darma Persada,
[email protected] Ilham Rahkam
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Darma Persada,
ABSTRAK
Industri furniutr berbahan kayu merupakan industri yang cenderung tidak akan tergerus
oleh zaman meskipun di era globalisasi teknologi, perubahan yang paling signifikan
terjadi hanyalah pada model dan bahan baku yang digunakan. Industri jenis ini juga
merupakan penyumbang limbah yang cukup banyak dan biasanya berbentuk padat. Desa
Bojong Indah yang terletak di durensawit Jakarta timur memeliki beberapa industri
UMKM furniture kayu yang memproduksi furniture sebagai sarana dan prasarana belajar
serta furniture untuk rumah tangga dengan mayoritas produk berbahan kayu jati. Total
limbah yang dihasilkan dari industri UMKM di desa bojong indah memiliki rata-rata 159
ton per tahun. Olehkarna itu diperlukan alternatif pengelolaan limbah yang lebih
bermanfaat selain hanya dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara maupun
akhir.
Diantara alternatif-alternatif yang dapat dilakukan untuk mengolah limbah kayu yang
dapat dilakukan adalah melakukan recycle (daurulang) limbah menjadi produk seni cetak,
mengubah limbah menjadi arang briket, dan menjadikan limbah pupuk kompos
organikdimana masing-masing dari alternatif tersebut akan dinilai dari beberapa aspek
yaitu aspek sosial, ekonomi, teknis, dan lingkungan.
Analisis dari alternatif-alternatif tersebut menggunakan simulasi stock flow sistem
dinamik pada software powersim yang merujuk pada causaloop diagram (CLD) dan
analisis prioritas menggunakan tools alat bantu pengambil keputusan AHP didalam
software expert choice. Maka gabungan dari analisis sistim dinamik dan AHP akan
menghasilkan sebuah analisis baru yang merupakan gabungan dari data kualitatif dan
kuantitatif.
Berdasarkan hasil dari analisis, didapatkan bahwa pada kondisi sistem awal saat ini
diproyeksikan timbunan limbah yang dihasilkan dari industri furnitur kayu didesa bojong
pada tahun 2050 mencapai 355.55 ton pada tahun tersebut. Apabila model pengolahan
limbah arang briket diterapkan maka diproyeksikan akanmenurunkan timbunan limbah
sebesar 40% menjadi 182.21 ton pada tahun 2050, namun pengolahan arang briket
menempati posisi ketiga dalam analisis AHP dengan bobot penilaian sebesar 25% dari
ketiga alternatif. Adapun model lainya yaitu kompos yang apabila diterapkan dapat
mereduksi limbah sebesar 11% menjadi 270,37ton pada tahun 2050 dan menempati posisi
kedua pada analisis AHP. Akan tetapi model pengoalhan limbah yang paling ideal
menurut analisis adalah model pengolahan recycle dengan efektifitas penurunan limbah
16% dan menempati urutan pertama dalam analisis AHP. Diperlukan keseriusan dan
~ 117 ~
keterlibatan banyak pihak khususnya para pemilik usaha UMKM furnitur, masyarakat ,
serta pemerintah daerah dalam merealisasikan usaha penaganan limbah tersebut.
Keyword: Sistim Dinamik, AHP, Limbah Kayu, Furniture
Pendahuluan
Desa Bojong terletak di Kecamatan Pondok Kelapa Jakarta Timur dengan
mayoritas bidang usaha masyarakatnya sebagai pengerajin kayu khususnya
furnitur. Proses pengelolaan produksi furnitur yang mereka lakukan masih
menggunaka cara tradisional dan sangat sederhana dimulai dari pemotongan
material berupa balok kayu sampai pada pemrosesan produk jadi. Pengerajin kayu
di Desa Bojong dapat dikategorikan sebagai usaha mikro, dimana pada penelitian
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sangat besar peranannya bagi
perekonomian Indonesia.
Penggergajian kayu menghasilkan limbah dalam bentuk serbuk 10,6%, serut
25,9% dan potongan 14,3% atau total 50,8% dari jumlah bahan baku yang
digunakan (Setyawati, 2003). Dalam penelitian lain, limbah serbuk gergaji yang
dihasilkan oleh pengerajin furnitur sebanyak 5.500 karung atau 24,50 ton
perbulan. Potensi limbah yang cukup tinggi ini belum termanfaatkan secara
optimal. Umumnya limbah kayu dimanfaatkan untuk media tanam jamur dan
kompos, sisanya aka dibakar. Meskipun dapat mengurangi penumpukan limbah
kayu, menjadi sebuah permasalahan jika limbah kayu tersebut dibakar, karena
selain dapat menyebabkan polusi udara dan mengakibatkan kebakaran jika tidak
diawasi dengan baik dan hal ini sangat berbahaya.
Solusi yang layak sangat diperlukan untuk menangani permasalahan
tersebut. Untuk itu, Penelitian ini fokus pada pencarian alternatif solusi yang
optimal dalam pengelolaan limbah kayu produksi furnitur di Desa Bojong.
Penelitian ini mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Aspek
sosial dipertimbangkan untuk melihat bagaimana pendapat masyarakat di Desa
Bojong dengan menggunakan kuesioner yang akan diolah dengan analitic
hierarchy process (AHP). Sedangkan, aspek teknis dipertimbangkan untuk
memberikan gambaran pilihan yang optimal terhadap pengelolaan limbah kayu
dengan menggunakan sistem dinamik. Dengan demikian diharapkan, penelitian
~ 118 ~
ini memberikan alternatif solusi, bukan saja layak dalam arti mampu menurunkan
penumpukan limbah dan resiko yang minimal tetapi juga mampu meningkatkan
nilai guna dari limbah tersebut.
Metode Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan alat penelitian berupa simulasi
berdasarkan sistem dinamis dan Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk
menganalisis alternatif pengelolaan limbah kayu yang dapat mengurangi tingkat
penumpukan limbah kayu hasil produksi UMKM Furnitur di desa Bojong Indah.
Sistem dinamik adalah metodologi untuk memahami suatu masalah yang
kompleks. Metodologi ini dititikberatkan pada pengambilan kebijakan dan
bagaimana kebijakan tersebut menentukan tingkah laku masalah-masalah yang
dapat dimodelkan oleh sistem secara dinamik (Richardson, 1981). Pada
pemodelan sistem dinamik menggunakan proses pemetaan masalah yang berasal
dari dunia nyata ke dalam dunia model maya (Borshchev dan Filippov).
Karakteristik unik yang dimiliki sebuah model yaitu sifat representatif dari sistem
nyata, mampu menggambarkan sistem nyata secara rinci (describle), mampu
menerangkan bentuk-bentuk interaksi dengan jelas (explainable), dan mampu
meramalkan kondisi-kondisi di masa datang secara realistis (predictable).
Menurut (Forrester, 1961) sistem dinamik digunakan untuk melihat sebuah
struktur yang mendasari situasi yang kompleks dan mengidentifikasi pola
penyebab dari perubahan perilaku yang terjadi.
AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan
oleh (L.Saaty, 1993). Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah
multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut
(L.Saaty, 1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah
permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi Level dimana Level
pertama adalah tujuan, yang diikuti Level faktor, kriteria, sub kriteria, dan
seterusnya ke bawah hingga Level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu
masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang
kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan
tampak lebih terstruktur dan sistematis. (Syaifullah, 2010).
~ 119 ~
Hasil dan Pembahasan
Dalam memahami permasalahan laju pertumbuhan limbah diperlukan sudut
pandang dan informasi yang luas mengenai faktor – faktor dari pembentuk didalamnya.
Seberapa besar kapasitas keefektifan masing-masing alternatif pengolahan limbah sangat
berpengaruh dalam usaha mengurangi timbunan limbah di sumberlimbah dan di TPS.
Melalui Causal Loop Diagram , kita dapat memahami secara structural
hubungan antara faktor –faktor pembentuk sistem pengolahan limbah secara
menyeluruh. Berikut adalah gambar dari CLD pengolahan limbah furnitur di desa
bojong indah :
Gambar 1.Causal loop Diagram Sistem Pengolahan Limbah Furntiur
(sumber:Pengolahan data)
Berdasarkan causal loop diatas dapat dibangun model stockflow sistem
dinamik menggunakan tools building block yang terdapat pada tabel 1 berikut
yang terdapat pada software expert choice dalam menggambarkan ilustrasi
~ 120 ~
rencana sistem pengelolaan limbah kayu didesa bojong dan gambar 2 model
sistim awal:
Tabel 1. Tools Sistim Dinamik Powersim
Nama Fungsi Simbol
Level Level merupakan variabel yang menyatakan
akumulasi sejumlah benda, contohnya jumlah
produksi padi. Level dipengaruhi oleh
variabel rate dan dalam Powersims
dinyatakan dengan simbol persegi.
Auxulary Auxiliary merupakan variabel tambahan
untuk menyederhanakan hubungan informasi
antara Level dan rate, dengan kata lain
variabel ini dihitung dari variabel lain.
Simbol variabel ini adalah sebuah lingkaran.
Constanta Constanta merupakan input bagi
persamaan dalam rate baik secara
langsung maupun melalui variabel
auxiliary. Variabel ini menyatakan nilai
parameter dari sistem riil yang nilainya
konstan selama simulasi.
Link Garis penghubung menghubungkan antara
satu variabel ke variabel lainya atau antara
variabel dengan konstanta. Garis penghubung
ini disimbolkan dengan panah.
?
?
?
~ 121 ~
Model sistem nyata
Gambar 2.Model Sistem Awal
Ilustrasi pada gambar 2 merepresentasikan pertumbuhan produksi dari
UMKM furnitur yang berdampak pada pertumbuhan penggunaan bahan baku dan
pertumbuhan limbah.
Limbah yang ter-akumulasi akan transit pada lokasi penumpukan limbah
dilokasi UMKM furnitur yang selanjutnya akan disalurkan untuk dibuang ke TPS
dan sebagian diserap oleh pabrik tahu untuk digunakan sebagai bahan bakar.
Penyerapan limbah kayu serta disalurkan kepada 3 alternatif lainnya
yaitupengolahan dengan model recycle, arang briket , dan kompos.
Model pengolahan alternatif
Pada pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya, telah didapatkan
perbandingan efektifitas antara masing-masing model alternatif pengolahan
limbah kayu berupa model recycle dengan efektifitas penurunan limbah sebesar
16%, model kompos dengan efektifitas sebesar 11% , dan model arang briket
dengan efektifitas sebesar 40%. Setelah dilakukan analisis berupa skenario
penggabungan dua alternatif model pengolahan recycle -kompos serta
penggabungan skenario alternatif recycle –kompos –arang briket.
~ 122 ~
Gambar 6. Model Skenario Gabungan
Pembahasan pada skenario model analisis. Adapun model pengolahan
limbah kayu yang menerapkan gabungan antara model alternatif kompos dan
model alternatif recyle yang memiliki dampak efektifitas penurunan limbah
sebesar 28% memiliki proyeksi timbunan limbah sebanyak 218 ton pada tahun
2050, dari kedua model tersebut menggunakan dua jenis limbah yang berbeda ,
dimana model pengolahan limbah recycle menggunakan limbah jenis serbuk
gergaji dan model pengolahan kompos menggunakan limbah jenis sebetan, hal ini
dapat berdampak positif bagi penyerapan dikarenakan jenis limbah yang terserap
adalah jenis yang berbeda dan setiap model bisa memaksimalkan efektifitas
penyerapannya. Adapun model pengolahan limbah skenario analisis berikutnya
adalah model gabungan dari ketiga alternatif yaitu recycle-kompos-arang briket
yang memiliki efektifitas dampak penurunan limbah sebesar 50% dengan
proyeksi timbunan limbah pada tahun 2050 sebanyak 152.01 ton .
Meskipun dikatakan model gabungan dari ketiga model alternatif
pengolahan, namun efektifitas dari model skenario ini tidaklah sama dengan
penjumlahan dari efektifitas ketiga model secara individu. Hal ini dikarenakan
pada model kompos dan arang briket berbagi sumberdaya dari salah satu jenis
limbah kayu yaitu jenis sebetan kayu, besarnya penyerapan dari masing-masing
~ 123 ~
model individu tergantung pada kapasitas dari penyerapan limbah dan presentase
dari fraksi penyerapan limbah.Data perbandingan dari seluruh model alternatif
dan model skenario dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut.
Tabel 2. Perbandingan Efektifitas Masing masing model alternatif pengolahan
limbah dan model skenario gabungan
TABEL PERBANDINGAN ALTERNATIF PENGOLAHAN LIMBAH
No Alternatif Pengolahan Proyeksi jumlah
limbah di TPS
Laju
Pertumbuhan
Presentase
penurunan
penumpukan
1 Recycle 254.27 2.86% 16%
2 Kompos 270.37 2.78% 11%
3 Arang briket 182 2.78% 40%
4 Recycle - Kompos 218 2.79% 28%
5 Recycle - Kompos -
Arang briket 152.01 2.78% 50%
Gambar 7. Grafik Perbandingan Efektifitas Masing masing model
alternatif pengolahan limbah dan model skenario gabungan
Dari output data berupa tabel dan grafik perbandingan penurunan timbunan
limbah kayu secara keseluruhan dengan waktu proyeksi hingga tahun 2050 pada
~ 124 ~
masing-masing model individu dan gabungan dapat terlihat efektifitas dari masing
masing model pengolahan dengan presentase perbandingan antara proyeksi model
alternatif dengan model sistem awal di tahun yang sama.
Kesimpulan
1. Model existing (sistim nyata) yang pengelolaan limbah kayu di desa Bojong
menggunakan alternatif recycle melalui pemanfaatan limbah kayu sebagai
bahan bakar oleh pabrik tahu. Penyerapan atau penggunaan limbah kayu
oleh pabrik tahu sebesar 34 ton/tahun, pada tahun 2050 diproyeksikan
mampu mereduksi timbunan limbah kayu sebesar 14% dari 355.55 ton atau
dengan kata lain mampu menurunkan limbah menjadi 51 ton limbah dengan
pertumbuhan limbah di desa bojong sebesar 2,1% pertahun.
2. Pengolahan limbah furniture yang optimal dengan pertimbangan reduksi
limbah yang maksimal berdasarkan sistim dinamik adalah menggunakan
model alternatif pengolahan limbah kayu menjadi arang briket. Jika dilihat
dari perbandingan efektifitas dari setiap model pengolahan limbah kayu,
maka model pengolahan gabungan anatara 3 model sistem yang terdiri dari
Recycle, kompos, dan arang briket adalah model pengolahan limbah kayu
memiliki efektifitas paling tinggi dengan persentasi penurunan timbunan
limbah sebesar 50% dengan proyeksi timbunan limbahsebesar 152,02 ton
pada tahun 2050 .
Daftar Pustaka
Achmad, Mahmud, (2008). Tehnik Simulasi dan Permodelan, Yogyakarta.
Alex, S. 2012. “Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik”.
Pustaka Baru Press.Sleman, Yogyakarta.
Alfred Benjamin Alfonso dan Tri Padmi,(2015) , “ANALISIS MULTI
KRITERIA TERADAP KONSEP PENGELOLAAN SAMPAH” , Jurnal
Teknik Lingkungan Volume 21 nomor 2, (hal:138-148)
Arya Whardana, Wisnu.2004. “Dampak Pencemaran Lingkungan”. (Penerbit
Andi: Yogyakarta. Asshidiqie, J.2006).
Asosiasi Mebel Indonesia (ASMINDO). (2007). Indonesian Furnitur Directory
2007.
Asyiawati,2002, "Pendekatan Sistem Dinamik Dalam Penataan Ruang Pesisir
Pantai".
Atma Luhur Pangkalpinang, Jurnal SENTIKA, STMIK Atma Luhur
Pangkalpinang, Yogyakarta.
Banks,J and Carson, J.S .1984. Discreate Even System Simulation. Prentice Hall,
Englewood Cliffs. New Jersey.
Borshchev, A. and Filippov, A. (2004) From System Dynamics and Discrete
Event to Practical Agent Based Modeling: Reasons, Techniques, Tools.
~ 125 ~
Proceedings of the 22nd International Conference of the System Dynamics
Society, 25-29 July 2004, Oxford.
Emshoff & simon. 1970. "Rancangn Ulang dan Simulasi"/ Journal social work
ISSN:2339-0042
Ewasechko AC. (2005). Upgrading the Central Java Wood Furnitur Industry: A
Value-Chain Approach. Manila, ILO.
Focus Group Discussion (FGD), Kementerian Perdagangan (20 April, 2017).
Tantangan dan Kendala Industri dan Perdagangan Produk Furnitur
Indonesia.
Gustan Pari, Mahfudin & Jajuli ,2012, “TEKNOLOGI PEMBUATAN ARANG,
ARANG BRIKET DAN ARANG AKTIF SERTA
PEMANFAATANNYA”, (KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN)
Hartoyo,Y.Ando, H.Roliadi.1978.Percobaan Pembuatan arang briket dari lima
jenis kayu. Laporan Penelitian Hasil Hutan No.103.
Hilyah Magdalena, 2012, Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan
Mahasiswa Lulusan Terbaik di Perguruan Tinggi (Studi Kasus STMIK
Hoover,S.V, and Perry,R.f.1989. Simulation A Problem-Solving Approach.
Digital Equipment Corporation & Northeastern university.
https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/09/08/862/produksi-kayu-hutan-
menurut-jenis-produksi-m3-2000-2002-2015.html diakses:20/4/2020
Iriawan, B. 1993. Pemanfaatan Limbah Industri Kayu Lapis dan
IndustriPenggergajian Sebagai Bahan Baku Papan Partikel. Makalah
Seminar Mahasiswa Kehutanan Indonesia III, Samarinda.
Isti Surjandari, Akhmad Hidayanto, dan Ade Supriatna, (2009), MODEL
DINAMIS PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENGURANGI
BEBAN PENUMPUKAN , Jurnal Teknik Industri, vol.11,No,2, (hal:134-
147) ,ISSN 1411-2485
Jogiyanto.2009. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta:Andi.
John Sterman, 2000, “Dynamic Business: Sistem Thinking and Modeling of a
Complex World”. (McGrawl Hill). ISBN 0-07-231135-5.
Kadarsah Suryadi and Ali Ramdhani, Sistem Pendukung Keputusan Suatu
Wacana Struktural Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengembangan
Keputusan, 2nd ed., Wuly Anisah, Ed. Bandung, Indonesia: PT. Remaja
Rosdakarya, 2000.
Kartikawan, Yudhi (2007). Pengelolaan Persampahan. Jurnal Lingkungan Hidup.
Yogyakarta
Keputusan Presiden (KEPPRES) tentang Bidang/Jenis Usaha Yang Dicadangkan
Untuk Usaha Kecil Dan Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha
Menengah Atau Usaha Besar Dengan Syarat Kemitraan.LN. 1998 No.
~ 126 ~
112, LL SETNEG : 21 HLM. Diakses dari :
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/59247/keppres-no-99-tahun-
1998
Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Penerbit
Andi, Yogyakarta
Law,A.M and W.David kelton. 2000. Simulation Modeling Analysis, 3rd Edition.
Boston: McGraw Hill Inc-Industrial Engineering Series.
Madura, Jeff.2001. Pengantar Bisnis. Salemba Empat:Jakarta.
Mulyadi,2010, Sistem Akuntansi , Edisi ke-3 , Cetakan ke-5 , penerbit Salemba
Empat:Jakarta.
Nurhayati, T. 2000. Produksi arang dan destilat kayu mangium dan tusam dari
tungku kubah. (Buletin Penelitian Hasil Hutan 18 (3): 137 – 151.)
Peter M.Senge, 2006, “The Fifth Dicipline: The Art and Practice of Learning
Organization”, second edition ,(United State: Doubleday), ISBN 0-385-
51725-4.
Richardson, 1981 “Introducing to Sistem Dynamic Modeling with Dynamo”.
Cambridge, Massachusettam London, (MIT PRESS).
Rustiati,2016, “DAMPAK INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DAN
SOSIAL”, PGSD UPI -Serang Banten.
Shannon,E Robert. 1975. System Simulation: The Art of Science. Eenglewood
Cliffs, NJ: Prentice-Hall.
Sherwood L. 2002. Human Physiology from Cell to System. 2nd ed. Thompson
Publishing Inc.
Simarmata S.R. dan Sunarso Sastrodimedjo. 1980. Limbah eksploitasi pada
beberapa perusahaan pengusahaan hutan di Indonesia. Laporan lembaga
Penelitian Hasil Hutan No. 149. Bogor.
Simarmata, S. R. dan Haryono.1986. Volume dan Klasifikasi Limbah Eksploitasi
Hutan. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. Vol. 3. No. 1. Bogor.
Sri Komaryati, (1996) ,“PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI LEMBAH
INDUSTRI SEBAGAI KOMPOS (The Utilization of Industrial Waste
Sawdust as Compost)” , (Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol. 14 No. 9 pp.
337 – 343.)
Sudrajat R,Soleh S.1994. Petunjuk Teknis Pembuatan Arang aktif. Badan Peneliti
Dan Pengembangan Kehutanan.Bogor.
Sujarwo,A. 2000. High quality charcoal getting popular in Thailand, Glow
Vol.21 June 2000.
Sukirno Sadono, 1995, “Pengantar Teori Ekonomi Mikro”, Edisi kedua, Jakarta:
(PT. Karya Grafindo Persada).
~ 127 ~
Sumadiwangsa dan Widarmana, 1982. Bahan Baku Kayu dan Perekat untuk
Pembuatan Papan Partikel. Majalah Kehutanan Indonesia No. 8 Tahun VII
Jakarta.
Sumarno, (2013) , “Inovasi Produk Kerajinan Melalui Pengolahan Limbah Padat
(Recycle) Industri Pengolahan Kayu Jati dan Upaya Mensinergikan Sentra-
Sentra Industri Kerajinan di Kab. Klaten.” , (INSTITUT SENI
INDONESIA SURAKARTA)
Suparmoko, M. 2002. Ekonomi Publik, Untuk Keuangan dan Pembangunan
Daerah. Andi. Yogyakarta
Syaifullah. 2010. Pengenalan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process).
System Dynamics Group ,1999,“Guided Study Program in System Dynamics”,(
MIT Sloan School of Management.)
Thomas L.Saaty, 1993, “Pengambilan Keputusan Bagi Pemimpin” , (Jl.Menteng
Raya:Jakarta Pusat.PT Gramedia).
Trademap. (2016). Trade statistics for international business development. Dari
http://http://www.trademap.org/Index. aspx.
Undang-undang (UU) tentang Usaha Kecil.LN. 1995/ No. 74, TLN NO. 3611,
LL SETNEG : 19 HLM. Diakses dari: https://
peraturan.bpk.go.id/Home/Details/46199/uu-no-9-tahun-1995
Undang-undang (UU) tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
LN.2008/NO.93, TLN NO.4866, LL SETNEG : 20 HLM. Diakses dari :
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/39653/uu-no-20-tahun-2008
United Nations Industrial Development Organization (UNIDO). (2016). World
Manufacturing Production Statistics for Quarter II, 2016,
https://www.unido.org/fileadmin/user_media/Publications/Research_and_s
tatistics/Branch_publications/Research_and_Policy/Files/Reports/World_
Manufacturing_Production_Reports/World_manufacturing_production_20
16_Q2.pdf
Wardhana, W.A. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : Andi
Offset.
Wignjosoebroto, Sritomo, (2003), Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Cetakan
Ketiga, Guna Widya, Jakarta.
Zamroni Salim, Ph.D dan Ernawati Munadi, Ph.D, 2017 , “Info Komoditi
Furnitur” , (Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan.)
~ 128 ~
Perhitungan Dwt Dan Lwt Untuk Perencanaan Amphibi Coach Penunjang
Pariwisata Danau Toba
Arif Fadillah1 (Fakultas Teknologi Kelautan Universitas Darma
Persada/[email protected].)
Vebly De Yosua Moganti2
(Fakultas Teknologi Kelautan Universitas Darma
Persada/[email protected])
Rahel Egi Garetno (Fakultas Teknologi Kelautan Universitas Darma Persada/[email protected])
Abstrak
Amphibi Coach merupakan kendaraan type bus yang dapat dioperasikan di jalur darat
maupun air. Dalam merancang kapal, salah satu komponen penting dalam perhitungan
adalah displacement dari kapal itu sendiri. Perhitungan displacement dapat ditentukan
dari total LWT dan DWT. Pada penelitian ini perhitungan LWT dan DWT dihitung
berdasarkan buku Wheeled Amphibians karangan Headquarters, U.S. Army Materiel
Command. Dari perhitungan di dapatkan total LWT Amphibi Coach yaitu 21,73 ton dan
total DWT Amphibi Coach 3,465 ton. Hasil akhir displacement didapatkan dari total
LWT dan DWT Amphibi Coach yaitu sebesar 25,195 ton. Hasil dari perhitungan ini
merupakan hasil estimasi berat keseluruhan dari Amphibi Coach. Untuk mendapatkan
hasil yang lebih detail disarankan untuk menghitung Kontruksi, penentuan jenis mesin,
perhitungan propeller, serta penentuan komponen – komponen pendukung dari Amphibi
Coach.
Kata Kunci : Danau Toba, Amphibi Coach, LWT, DWT, Displacement.
Latar Belakang
Salah satu sektor pariwisata di Indonesia yang memiliki minat pengunjung
cukup tinggi ialah Danau Toba. Program Pemerintah periode 2014-2019 sudah
menetapkan 10 destinasi prioritas di sektor pariwisata. Salah satu yang menjadi
pusat destinasi terletak di Danau Toba Provinsi Sumatra Utara. Setelah itu
pemerintah membuat 4 destinasi super prioritas, dan yang menjadi nomor satu
terletak di Sumatra Utara yaitu Danau Toba. Danau Toba terletak di dataran tinggi
Bukit Barisan di Provinsi Sumatera Utara, secara geografis terdapat antara
koordinat 2010’ LU – 300’ LU dan 98050’ BT – 99050’ BT.
Dalam jurnal penelitian Moganti (2020), Amphibi Coach merupakan
kendaraan type bus yang dapat dioperasikan di jalur darat maupun air.
Dalam merancang kapal, salah satu komponen penting dalam perhitungan
adalah displacement dari kapal itu sendiri. Perhitungan displacement dapat
~ 129 ~
ditentukan dari total LWT dan DWT. Dalam jurnal Utomo (2010), menjelaskan
bahwa komponen LWT terdiri dari berat baja kapal dalam penelitian ini adalah
Amphibi Coach, berat peralatan, dan berat permesinan sedangkan komponen
DWT terdiri dari berat muatan, perbekalan, bahhan bakar, air tawar, minyak
pelumas dan berat penumpang dan awak kapal.
Analisa yang dilakukan pada penelitian ini merupakan analisa LWT dan
DWT Amphibi Coach dari penelitian Moganti dimana ini bertujuan untuk
menentukan displacement dari Amphibi Coach.
Landasan Teori
Danau Toba
Danau Toba adalah lokasi letusan gunung berapi super masif berkekuatan
VEI 8 sekitar 69.000 sampai 77.000 tahun, yang memicu perubahan iklim global
(Ninkovich, 1978). Merupakan salah satu danau yang terletak di pegunungan
Bukit Barisan Provinsi Sumatra Utara, Medan dan berjarak ± 176 km arah selatan
Propinsi Sumatra Utara kota Medan dengan posisi geografis antara 2º 21’32” – 2º
56’ 28” Lintang Utara dan 98º26’ 35” – 99º15’ 40” Bujur Timur. Danau ini
berbatasan dengan tujuh wilayah administratif kabupaten yakni kabupaten
Samosir, Toba Samosir, Simalungun, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan,
Dairi dan Karo (Nontji, 2016).
Gambar 2. 1 Danau Toba
Amphibi Coach
~ 130 ~
Kendaraan amfibi memiliki kinerja tanpa hambatan yang luar biasa, yang
dapat melintasi gunung dan sungai, tidak terbatas, sehingga dapat memainkan
peran besar dalam militer, transportasi, penyelamatan bencana, survei eksplorasi,
dan bidang profesional lainnya (Xiao, 2008).
Salah satu contoh adalah AmphiCoach GTS-1, AmphiCoach merupakan
salah satu bus amphibi berkapasitas 50 orang. AmphiCoach diproduksi di
Republik Malta, dan di desain oleh Scotsman George Smith. Kendaraan dengan
panjang 12 meter dan lebar 2,5 meter ini diproduksi pada tahun 2006.
AmphiCoach adalah kendaraan amphibi yang telah dikembangkan di bawah
pengawasan professional. Hal ini didasari atas dasar kinerja, level penyelesaian,
keselamatan dan kenyamanan penumpang, kenyamanan berkendara, stabilitas dan
kemampuan bermanuver. Mesin pada bus ini menggunakan Iveco Tector Common
Rail Turbo Diesel with intercooler 2/4 WD dengan transmisi automatic dan
manual.
Gambar 2. 1 AmphiCoach GTS-1
Data Amphibi Coach
Dari data penelitian Moganti didapatkan desain Amphibi Coach memiliki
ukuran panjang 13,115 m, lebar 2,5 m, tinggi 3,8 m dilengkapi dengan Fin
Stabilizer telah memenuhi standar kriteria rolling menurut IMO Level 2.
~ 131 ~
Gambar 2. 2 Desain Amphibi Coach
Metode Penelitian
PERHITUNGAN LIGHT WEIGHT TON (LWT) DAN DEAD WEIGHT TON
(DWT)
Perhitungan LWT
Perhitungan LWT dari Amphibi Coach mengacu pada buku Wheeled
Amphibians karangan Headquarters, U.S. Army Materiel Command. Dalam buku
Wheeled Amphibians berat keseluruhan amphibi vehicle dapat dihitung degan
rumus :
GVW : WA + WB + WC + WD + WE + WF + WM
(1)
Dimana :
GVW = Gross Vehicle Weight (ton)
~ 132 ~
A = Hull Strukture (ton)
B = Machinery (ton)
C = Drive Train (ton)
D = Marine Propulsor (ton)
E = Running Gear and Suspension (ton)
F = Miscellaneous Systems (ton)
M = Margin (ton)
Perhitungan Dead Weight Ton (DWT)
Pada perancangan Amphibi Coach, nilai DWT ditentukan berdasarkan
berat bahan bakar yang di butuhkan, berat air sanitari dan berat awak, penumpang
dan barang bawaan. Adapun perhitungan mengacu pada buku Wheleed
Amphibians.
DWT : Wf + Wp+l + WSW
(2)
Dimana:
DWT = Dead Weight Tonage (ton)
Wf = Berat bahan bakar (ton)
Wp+l = Berat awak, penumpang dan berat barang bawaan (ton)
~ 133 ~
Hasil Pembahasan
Group A – Hull Structure
Perhitungan hull structure didapatkan dari grafik weight group A – Hull
Structure dengan cara mendapatkan angka hull size parameter dengan
menggunakan rumus :
Hull Size Parameter :
(3)
Dimana :
LOA = Length Over All, ft
BOA = Breadth Over All, ft
Davg = Average Depth, ft
Maka :
LOA = 13,5 m = 44,29 ft
BOA = 2,5 m = 8,20 ft
Davg = 3,8 = 12,46 ft
Hull Size Parameter = = 6,45
Dari grafik didapatkan untuk weight of hull structure yaitu 11.300 lb atau 5,65
ton.
~ 134 ~
Group B – Machinery
Penentuan berat permesinan pada tahap ini di tentukan berdasarkan grafik 5-
10 pada buku Wheleed Amphibians dengan cara mengetahui dahulu BHP dari
Amphibi Coach. Maka dari itu, BHP Amphibi Coach dapat di tentukan sebagai
berikut menurut hambatan total (Rt) dari Amphibi Coach.
(4)
Dimana : Rt = total resistance (Lb)
p = masa density of water, (slug/ft3)
V = forward speed (ft/sec)
= drag coefficient hull (nd)
= hull area (ft2)
= drag coefficient wheel (nd)
= wheel area (ft2)
Maka :
Perhitungan nilai dan
Speed length ratio =
Dimana : Vk = 10 mph = 8,68 knot
L = 44,29 ft
~ 135 ~
Speed length ratio =
= 1,30
Dari grafik di dapatkan untuk nilai adalah 0,4 dan nilai adalah 0,37
Perhitungan nilai hull area
= B x Draft
(5)
= 8,20 ft x 3,11 ft
= 25,50 ft2
Perhitungan wheel area
Wheel area merupakan ukuran total luasan dari roda yang tercelup kedalam
air. Dalam perencanaan ini ditentukan untuk ukuran roda yang digunakan menurut
JBB dari Amphibi Coach yaitu 295/80 R 22.5 dengan spesifikasi sebagai berikut :
Width = 295 mm = 0,96 ft
Outer Diameter = 1070 mm = 3,51 ft
Radius = 535 mm = 1,75 ft
= Radius x Width x jumlah roda
= 1,75 x 0,96 x 6
= 10,08 ft2
Perhitungan total resistance
(6)
~ 136 ~
Dimana
V = forward speed = 10 mph = 14,66 ft/s
p = masa density of water = 1000 kg/m3 = 1,94
slug/ft3
Maka
= 2903,87 Lb
Perhitungan Effective Horse Power (EHP)
EHP = Rt x V / 550
(7)
= 2903,87 x 14,66 / 550
= 77,40 hp
Perhitungan Delivery Horse Power (DHP)
DHP =
(8)
Dimana
1 – w = 1,08
1 – t = 1,16
= 46 % untuk amphibian
~ 137 ~
= 0,93 untuk amphibian
Maka
DHP =
=
= 168,44 hp
Perhitungan Brake Horse Power (BHP)
BHP =
(9)
Dimana
= 0,95 untuk amphibian
= Auxiliary Loads = 10 BHP
Maka
BHP =
= 187,30 hp
Dari perhitungan diatas didapatkan nilai BHP dari Amphibi Coach
adalah 187,30 HP, maka dari itu untuk nilai berat dari mesin Amphibi Coach
dapat dilihat dari grafik 5 -10 pada buku Wheleed Amphibians dengan
mendapatkan nilai rasio dari besarnya BHP.
Dari grafik dapatkan untuk nilai rasio berat mesin adalah 6,1 maka
untuk berat mesin Amphibi Coach adalah
~ 138 ~
Ratio =
Weight = Ratio x BHP
= 6,1 x 187,30
= 1140,7 Lb
= 0,51 ton
Group C – Drive Train
Berat dari Drive Train menurut buku Wheleed Amphibians dapat ditentukan
melalui grafik 5-11 dengan cara mengetahui besar BHP Amphibious Vehicle.
Dari grafik didapatkan nilai berat Group C – Drive Train adalah 1850 Lb
atau 0,83 ton.
Group D – Marine Propulsor
Berat Marine Propulsor dalam buku Wheleed Amphibians untuk BHP
kurang dari 300 hp dapat menggunakan rumus sebagai berikut.
Specific Weight =
(10)
= 2,0 x 187,3
= 374,6 Lb
= 0,16 ton
Group E – Running Gear and Suspension System
Berat dari Running Gear and Suspension System menurut buku Wheleed
Amphibians dapat ditentukan melalui grafik 5-12 dengan cara mengetahui besar
GVW ( Gross Vehicle Weight) Amphibious Vehicle.
~ 139 ~
GVW = 24.000 Kg
(11)
= 52910,94 Lb
Dari grafik didapatkan nilai berat Group E – Running Gear and
Suspension System adalah 8200 Lb atau 3,71 ton.
4Group F – Miscellaneous System
Berat dari Miscellaneous System menurut buku Wheleed Amphibian akan
menjadi 7,5 % dari berat kosong Amphious Vehicle. Berat Kosong dapat
ditentukan menurut rumus sebagai berikut.
Empty Weight = (Lb)
(12)
=
= 25551,93 Lb
Wf = 25551,93 x 0,075
= 1916,39 Lb
= 0,86 ton
~ 140 ~
Margin
Dalam buku Wheleed Amphibians berat Margin dari Amphibious Vehicle
berkisar antara 3 – 5 % total berat kosong. Maka dari itu dalam perancangan
Amphibi Coach ditentukan berat Margin 3 % dari total berat kosong.
Wm = x 3 %
(13)
= ( ) x 3 %
= 685,95 Lb
= 0,31 ton
Dari perhitungan diatas maka jumlah total LWT dari Amphibi Coach
sebagai berikut.
Tabel 4. 1 LWT Total
No Komponen Berat (ton)
1 Hull Strukture 5,65
2 Machinery 0,51
3 Drive Train 0,83
4 Marine Propulsor 0,16
5 Running Gear and Suspension 3,71
6 Miscellaneous Systems 0,86
7 Margin 0,31
8 Fin Stabilizer 9,7
Total 21,73
~ 141 ~
Perhitungan DWT
Pada perancangan Amphibi Coach, nilai DWT ditentukan berdasarkan berat
bahan bakar yang di butuhkan, berat air sanitari dan berat awak, penumpang dan
barang bawaan. Adapun perhitungan mengacu pada buku Wheleed Amphibians.
Perhitungan Berat Bahan Bakar
Perhitungan bahan bakar dalam buku Wheleed Amphibians dihitung
berdasarkan rate, endurance dan T pipe Factor.
Wf =
(15)
Dimana
Rate = 0,4 x BHP
= 0,4 x 187,30
= 74,92 Lb/hr
Endurance = 12 Jam (rata – rata mobil diesel)
T pipe factor = 0,97
Wf =
= 926,84 Lb
= 0,463 ton
Dari perhitungan diatas di tetapkan berat bahan bakar adalah 0,463 ton
Perhitugan Berat Awak, Penumpang Dan Barang Bawaan
Berat awak dan penumpang merupakan berat total keseluruhan orang yang
dapat diangkut. Dalam perhitungan ini diambil berat rata – rata penumpang dan
~ 142 ~
crew yaitu 80 Kg karena dalam pengoperasianya Amphibi Coach lebih
ditunjukkan untuk wisatawan mancanegara. Untuk berat barang bawaan
penumpang menurut AM Fikri yang merupakan pemerhati transportasi Bus adalah
20 kg per penumpang. Maka ditentukan maksimal berat bawaan setiap
penumpang pada rancangan ini adalah 20 Kg.
Wp+l = Z x (P + L )
(17)
Dimana
Z = Jumlah penumpang dan awak 19 orang
P = Berat rata – rata penumpang dan awak 80 kg/orang
L = Berat barang bawaan awak dan penumpang 20 kg/orang
Maka
Wp+l = Z x (P + L )
= 19 x (80 +20)
= 1900 kg
= 1,9 ton
Dari perhitungan diatas di tetapkan berat awak penumpang dan barang bawaan
adalah 1,9 ton
Perhitungan Berat Air Sanitari
Berat air sanitari dihitung menurut buku Sanitasi Transportasi Pariwisata
dan Matra tahun 2018. Berdasarkan buku tersebut, komponen air sanitari terdiri
atas air cuci tangan, air untuk jamban siram, air untuk membersihkan jamban dan
air untuk kebersihan defaksi. Perhitungan pemakaian air dihitung berdasarkan
jumlah hari atau lamanya perjalanan bus berdasarkan jumlah hari perjalanan. Pada
perencanaan ini, kebutuhan air sanitari ditentukan untuk 2 hari pemakaian.
~ 143 ~
WSW = Z x ( air cuci tangan + air jamban siram + air membersihkan
(18)
toilet + air kebersihan defaksi) x hari
Dimana
Z = jumlah awak dan penumpang
19 orang
Air cuci tangan = 1 – 2 liter/orang
Air jamban siram = 3 – 5 liter/orang
Air membersihkan toilet = 20 – 40 liter/orang
Air kebersihan defaksi = 1 – 2 liter/orang
Maka
WSW = Z x ( air cuci tangan + air jamban siram + air membersihkan
jamban + air kebersihan defaksi) x hari
= 19 x ( 2 + 5 + 20 + 2 ) x 2
= 1102 liter
= 1,102 ton
Dari perhitungan diatas maka jumlah total DWT dari Amphibi Coach
sebagai berikut.
~ 144 ~
Tabel 4. 2 DWT Total
No Komponen Berat (ton)
1 Berat Bahan Bakar 0,463
2 Berat Awak, Penumpang dan Barang Bawaan 1,9
3 Berat Air Sanitari 1,102
Total 3,465
Perhitungan Displacement
Dari perhitungan diatas maka didapatkan total displacement Amphibi Coach
sebagai berikut.
∆ = LWT + DWT
(19)
Dimana
LWT = 21,73 ton
DWT = 3,465 ton
Maka
∆ = LWT + DWT
= 21,73 + 3,465
= 25,195 ton
Kesimpulan
Hasil yang didapatkan dari perhitungan LWT yaitu 21,73 ton dan untuk
DWT yaitu 3,465 ton. Hasil akhir displacement didapatkan dari total LWT dan
DWT Amphibi Coach yaitu sebesar 25,195 ton. Hasil dari perhitungan ini
~ 145 ~
merupakan hasil estimasi berat keseluruhan dari Amphibi Coach. Sedangkan
untuk perhitungan mesin yang digunakan atau nilai BHP dari Amphibi Coach
adalah 187,30 HP. Untuk mendapatkan hasil yang lebih detail disarankan untuk
menghitung Kontruksi, penentuan jenis mesin, perhitungan propeller, serta
penentuan komponen – komponen pendukung dari Amphibi Coach.
Daftar Pustaka
Cheng, X. J. (2014). Research And Design On Amphibious Sightseeing Ship For
Fitness And Entertainment. Research Journal Of Applied Sciences,
Engineering And Technology, 5011-5014.
Direktorat Jendral Perhubungan Darat. (2003). Petunjuk Teknis Standar
Fasisilitas Pelayanan Bus Umum Angkutan Antar Kota. Jakarta: Direktorat
Jendral Perhubungan Darat.
Hadiid Agita Rustini, L. D. (2014). Pendugaan Pola Arus Dua Dimensi Di Danau
Toba. LIMNOTEK, 21-29.
Headquarters. (1971). Enginering Design Handbook Wheeled Amphibians.
Washington, D.C: U.S. Army Materiel Command.
Holtrop, J. And Mennen, G.G.J., 'A Statistical Power Prediction Method',
International Shipbuilding Progress, Vol. 25, October 1978
Kurniawati, R. R. (2018). Desain Kapal Amfibi Water School Bus Sebagai Sarana
Transportasi Pelajar Untuk Rute Pelayaran Kepulauan Seribu - Jakarta
Utara. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, 65-69.
Mali, P. M. (2016). Amphibious Vehicle . International Research Journal Of
Engineering And Technology (Lrjet) , 137-131.
Masfuatul Khalimi, S. W. (2012). Desain Kapal Amfibi Sebagai Sarana
Pariwisata Sungaj (Kalimas) Di Surabaya . ITS-Paper-22l26-4209106012,
Pariwisata, K. (2020). Perkembangan Pariwisata Dan Transportasi. Medan:
Kementrian Pariwisata.
PT. Dharma Kreasi Nusantara. (2018). Laporan Studi Kelayakan Pengadaan
Kapal Di Lintas Penyeberangan Ajibata-Ambarita. Jakarta: PT. Dharma
Kreasi Nusantara.
PUPR, K. (2015). Profil Kawasan Danau Toba. Jakarta: Kementrian PUPR.
Sergei Abdulov, I. T. (2018). Ensuring The Amphibious Capabilities Of The
Amphibious Vehicle Based On The Hydrodynamic Buoyancy Principle.
MATEC Web Of Conferences 224, 1-8.
Simanjuntak, E. M. (2018). Danau Toba Sebagai Tujuan Wisata Dari Medan
Sumatra Utara. Domestic Case Study 2018, 1-9.
~ 146 ~
Susanto, A. E. (2018). Amphibious Bus As Alternative Transportation In Flood
Canal East To Overcome Traffic Congestion Jakarta. Department Of
Marine Engineering, Ocean Engineering Faculty, 1-11.
V D Moganti, R E Garetno, R Irvana And A Fadillah (2020) A Study Of The
Effectiveness Fin Stabilizer On Unsada Water Tour Bus To Comfort The
Rolling Period To Support Toba Lake Tourism, Iop Conference Series:
Earth And Environmental Science, VOLUME 557.
V D Moganti, R E Garetno, R Irvana And A Fadillah (2021), Analysis Of Power
Requirements And Turning Circle Of Amphibi Coach, IOP Conference
Series: Materials Science And Engineering, Volume 1052.
Wu, K. W. (2004). Present Situation And Development Trend Of Military
Amphibious Vehicle. Purpose Veicle, 15-16.
Xiao, F. (2008). Amphibious All-Terrain Vehicles Used In Rescue And Relief
Work. Tecnol, 11 - 93.
Zbigniew Burciu,. M. (2012). Lected Elements Of The Methodology And Method
Of Designing Amphibious Flood Rescue Vehicles. SKLAD PIMOT 57, 3-
17.
~ 147 ~
Pembuatan Sads (Ship Accident Database)
Sebagai Upaya Peningkatan Keselamatan Pelayaran
Di Indonesia
Mohammad Danil Arifin
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Jumlah data yang telah dibuat dan disimpan pada tingkat global hari ini hampir tak
terbayangkan jumlahnya. Data tersebut terus tumbuh tanpa henti. Artinya, Big Data
memiliki potensi tinggi untuk mengumpulkan wawasan kunci. Big Data menggambarkan
volume data yang besar, baik data yang terstruktur maupun data yang tidak
terstruktur. Dalam dunia maritim, Big Data digambarkan dengan banyaknya informasi
mengenai kapal, pelabuhan, informasi mengenai logistik, operasional kapal data mesin
dll. Sayangnya, data-data tersebut tidak terorganisir dengan baik, tidak termanfaatkan
dengan baik. Oleh karena itu, penulis membuat SADS (Ship Accident Database) untuk
memanfaatkan ketersediaan Big Data, khususnya sebagai upaya meningkatkan
keselamatan pelayaran transportasi di Indonesia. SADS dibangun dengan
mengintegrasikan data kecelakaan kapal, data kapal, data mesin kapal dan data pelabuhan
menjadi satu kesatuan dalam relational database. Hasil luaran dari SADS adalah ektraksi
data yang bisa digunakan untuk menganalisa keselamatan kapal terkait dengan penilaian
resiko keselamatan menggunakan berbagai metode (FSA, HAZOP), jenis atau klaster
kecelakaan kapal, serta penilaian kerusakan komponen mesin dengan menggunakan
FMEA maupun FMECA.
Kata Kunci: Big Data, Kecelakaan Kapal, Keselamatan Pelayaran, SADS (Ship
Accident Databases), Penilaian Resiko Keselamatan, FSA, FMEA
LATAR BELAKANG
Banyaknya kasus kecelakaan kapal merupakan salah satu indikasi perlunya
perbaikan dalam sistem transportasi laut di Indonesia. Berdasarkan laporan hasil
investigasi KNKT pada kurun waktu tahun 2007 sampai dengan tahun 2014 pada
wilayah perairan di Indonesia, terjadi kecelakaan kapal dengan berbagai jenis
kejadian seperti tenggelam, terguling, kandas dan tubrukan (Lihat Gambar 1) [1].
Tidak hanya itu, kejadia kecelakan kapal, masih sering terjadi hingga sampai saat
ini. Hal ini menjadi sangat penting untuk diteliti lebih lanjut, mengingat,
kecelakaan kapal ini dapat sangat merugikan sekali, yaitu kerugian spiritual
maupun material serta konsekuensi ekonomi yang harus ditanggung akibat
kecelakaan yang terjadi seperti terlihat pada Gambar 2 [2]. Disisi lain, seiring
~ 148 ~
dengan perkembangan jaman ketersediaan Big Data (data besar) semakin hari
semakin meningkat terutama di bidang kemaritiman seperti data kapal, data
kecelakaan, data alur pelayaran, dan bahkan data komoditas ekspor-impor, data
AIS data. Banyak sekali penelitian yang telah dilakukan, seperti terlihat pada
Tabel 1. Akan tetapi pengaplikasiannya cenderung lebih membahas tentang
masalah logistik [3], upaya peningkatan efisiensi dan operasional kapal, sistem
navigasi, konstruksi, bahkan membahas tentang emisi gas buang [4][5][6]. Oleh
karena itu, maka pada penelitian ini penulis membahas tentang SADS sebagai
upaya untuk memanfaatkan ketersediaan Big Data terutama untuk peningkatan
keselamatan pelayaran di Indonesia.
Gambar 1. Data Kecelakaan Kapal Berdasarkan KNKT (2007-2014)
~ 149 ~
Gambar 2. Kedaruratan Pelayaran dan Penanganannya
Tabel 1. Aplikasi Big Data Dalam Bidang Perkapalan
No Penulis Judul Aplikasi
1 Kai Ihara et
al. 2018. [7]
Development of the Basic Planning Support
System for Tanker using Marine Logistic Big
Data
Basic Planning
Support
System for
Tanker
2 Yuki Koide
et al. 2016.
[8]
A Study on Support System of Ship Basic
Planning by Using Big Data on Marine
Logistics
BasicPlanning
Support
System for
Bulk Carrier
3 Ando et al.
2015. [9]
Smart Operations: The Application of Big
Data for Ship Operational Efficiency
Ship
Operational
Efficiency
4 Yoshida et
al. 2016.
[10]
Utilizing Big Data and the Internet of Things
in Shipping
Ship
Operational
Efficiency
5 Perera L.P et
al. 2016.
[11]
Statistical Filter-based Sensor and DAQ
Fault Detection for Onboard Ship
Performance and Navigation Monitoring
Systems
Ship
Performance
and
Navigation
6 Aoyama K
at al. 2015.
[12]
Monitoring System for Advanced
Shipbuilding Construction Management:
Extracting and Utilizing Monitoring Data by
Considering the Reliability of Monitored
Data
Ship
Construction
7 MD Arifin et
al. 2018.
[13]
Development of Ship Allocation Models
using Marine Logistics Data and its
Application to Bulk Carrier Demand
Ship
Allocation
Model
~ 150 ~
Forecasting and Basic Planning Support
8 MD Arifin et
al. 2016.
[14]
Development of Marine Logistic Database
Using Automatic Identification System (AIS)
and Statistical Data
MLDB
(Marine
Logistics
Database)
LANDASAN TEORI
Big Data
Big Data pada dasarnya didefinisikan sebagai dataset yang besar, kompleks
dan di generate pada kecepatan tinggi. Selain itu Big Data juga dapat
digambarkan dengan beberapa karakteristik seperti 10Vs, 5Vs dan 3Vs seperti
disajikan pada Gambar 3. Berikut 5 dari 10 karakteristik dari Big Data dapat
dijelaskan sebagai berikut:
▪ Volume
Volume menggambarkan ukuran yang super besar. Organisasi mengumpulkan
data dari berbagai sumber, termasuk transaksi bisnis, media sosial dan
informasi dari sensor atau mesin.
▪ Velocity
Velocity (Kecepatan) mengacu pada kecepatan perpindahan data dan
penyusunan data. Bayangkan kecepatan validasi kartu kredit saat kita
bertransaksi, atau saat kita membuka Youtube dan memainkan beberapa
video secara bersamaan, dan kecepatan saat kita mengecek pulsa selular kita.
▪ Variety
Variety (Variasi) diartikan sebagai data yang berbeda-beda. Jika anda
memiliki cloud storage seperti Google Drive dan Dropbox Anda dapat
mengupload file apa saja seperti JPEG, MKV, AVI, DOCX, APK, ISO, dan
lain sebagainya dalam satu tempat.
▪ Veracity
~ 151 ~
Verarcity berarti bahwa Big Data memiliki kerentanan dari sisi keakuratan
dan kevaliditasan sehingga memerlukan kedalaman untuk menganalisis big
data agar bisa menghasilkan keputusan yang tepat.
▪ Value
Value (Nilai) adalah sebuah data menentukan keputusan yang kita ambil
setelah memproses seluruh data.
Big Data Dalam Dunia Perkapalan
Dalam dunia perkapalan banyak sekali data-data besar yang bisa digunakan
dan dimanfaatkan serta diaplikasikan untuk berbagai fungsi dan tujuan,
diantaranya adalah sebagai berikut ini:
▪ Automatic Identification System (AIS)
AIS berisikan informasi-informasi kapal baik yang bersifat statis maupun
dinamis. Data statis, seperti, mobile maritime system identification (MMSI)
atau ID kapal, IMO Number, Call-sign, tipe kapal, panjang kapal, dan lokasi
dari posisi antena di kapal. Sedangkan data dinamis seperti, posisi kapal,
waktu pada UTC, kecepatan, status navigasi, laju gerakan kapal. Berikut
adalah ilustrasi pertukaran data yang dihasilkan oleh AIS.
▪ Data Kapal
Layanan Big Data dari kapal ini disediakan oleh provider IHS MARKIT yang
berbasis di kota London, Britania Raya. Banyak sekali informasi yang bisa
didapatkan melalui informasi yang diberikan seperti data rincian kapal, data
struktur, dimensi kapal bahkan tonase kapal. Data kapal juga bisa didapatkan
melalui vesseltracker.com maupun marinetraffic.com
▪ Data Pelabuhan
IHS MARKIT juga memberikan layanan mengenai Big Data khusus untuk
memberikan informasi mengenai data-data pelabuhan di seluruh dunia. Big
Data tersebut terdapat pada laman IHS Maritime & Trade Sea Web Port.
~ 152 ~
Berbagai infromasi tersedia seperti nama pelabuhan, deskripsi pelabuhan,
dimensi dll
▪ Data Komoditas
Data komoditas dalam dunia kemaritiman bisa didapatkan melalui
UNCOMTRADE.com. Informasi yang diberikan berisikan tentang berbagai
macam komoditas ekspor dan impor dari dan ke negara lain. Data ini
mencakup data ekspor dan impor di seluruh dunia.
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini, pembuatan SADS (Ship Accident Databases) dibangun
dengan berdasarkan pada tahapan sebagai berikut:
▪ Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data-data yang digunakan didalam membangun SADS
diantaranya adalah data kecelakaan berdasarkan KNKT dan Putusan
Mahkamah Pelayaran, data kapal, data mesin dan data pelabuhan. Data-data
ini juga menjadi sebagai data masukan atau input dalam pembuatan SADS.
Seperti terlihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Langkah 1. Input Data pada SADS
▪ Pembersihan Data (Data Cleansing)
Data cleaning perlu untuk dilakukan guna menjaga kualitas dari database
yang akan dibuat. Adanya data-data yang sama (duplicate data), error data
dan sebagainya harus dihindari dan harus dipastikan tidak terdapat pada input
data yang akan digunakan. Tahapan ini di ilustrasikan pada Gambar 4.
~ 153 ~
Gambar 4. Langkah 2. Pembersihan Data Input
▪ Relational Database
Setelah data cleaning selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan integrasi data terdiri dari atas data kapal, data mesin, data
pelabuhan dan data kecelakaan menjadi satu kesatuan dalam relational
database. Tahapan ini di ilustrasikan pada Gambar 5(a) dan 5(b). Dengan
adanya relational database ini, maka memungkinkan kita untuk dapat
menganalisa hal-hal terkait dengan kecelakaan kapal seperti, karakteristik
kapal yang mengalami kecelakaan, karakteristik dari faktor penyebab
terjadinya kecelakaan kapal, pemetaan lokasi kecelakaan kapal dan
sebagainya.
~ 155 ~
HASIL DAN PEMBAHASAN
▪ Ekstraksi Data SADS
Berikut contoh hasil ekstraksi data SADS yang bisa didapatkan terkait dengan
infromasi mengenai kecelakaan kapal yang terjadi di Indonesia. Sebagai
contoh adalah ekstraksi data kecelakaan Kapal MV. DIVINE SUCCESS.
~ 156 ~
Gambar 6. Contoh Ekstraksi Data SADS
▪ Studi Kasus
Analisa mengenai karakteristis kecelakaan di Indonesia periode 2003-2019
menjadi salah satu contoh analisa data berdasarkan ekstraksi data SADS.
Didapatkan hasil sebagai berikut:
~ 157 ~
Gambar 7. Karakteristik dari jenis kecelakaan kapal 2003-2019
Gambar 8. Karakteristik dari faktor penyebab kecelakaan kapal 2003-2019
Gambar 9. Karakteristik wilayah kejadian kecelakaan kapal 2003-2019
~ 158 ~
Gambar 10. Karakteristik dari jenis korban kecelakaan kapal 2003-2019
KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil yang telah didapatkan, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Didalam pembuatan SADS, diperlukan data-data seperti data kecelakaan
dari KNKT & Mahkamah Pelayaran, Data Kapal, Data Mesin, dan Data
Pelabuhan.
2. Diperlukan adanya proses data cleaning atau biasa disebut dengan data
cleansing untuk menjaga kualitas data dari adanya kesalahan data, data
yang tidak relevan dengan melakukan modifikasi dll.
3. Dengan menggunakan SADS, kita bisa mendapatkan beberapa data
penting terkait dengan kecelakaan yang terjadi dari periode 2013-2019.
4. Didalam pelaksanaanya, keselamatan transportasi pelayaran merupakan
tanggung jawab bersama. Dimana pemerintah sebagai regulator,
perusahaan pelayaran dan awak kapal sebagai operator. Sebagai
regulator, perlu dilakukan pengawasan yang ketat sebelum mengeluarkan
sertifikat. Dan perusahan pelayaran dan ABK sebagai operator untuk
meminimalkan resiko, perlu dilakukan watchkeeping oleh para awak
kapal secara bergantian.
~ 159 ~
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sereati Hasugian., A.A. Istri Sri Wahyuni, 2018. “Pemetaan Karakteristik
Kecelakaan Kapal di Perairan Indonesia Berdasarkan Investigasi KNKT”.
Warta Penelitian Perhubungan, Volume 29, Nomor 2, March 2018
[2] Arif Fadillah, Augustinus Pusaka, Mohammad Danil Arifin, 2013. “Kajian
Implementasi Tolok Ukur Penilaian Keselamatan Pelayaran”. Seminanr
Nasional Teknologi Kelautan SENTA 2013, D75-D82, Surabaya, Indonesia.
[3] M.D. Arifin. et al. 2017. “A Study on the Support System of Ship Basic
Planning by Using Marine Logistics Big Data”. Proceeding of the
International Conference on Computer Applications in Shipbuilding
(ICCAS), Vol 1 pp 61-68
[4] M.D. Arifin. et al. 2012 “Distribusi Emisi Gas Buang di Perairan Selat
Madura Melalui Integrasi Data AIS dan GIS Menggunakan Gaussian
Plume dan Gaussian Puff Model”. Jurnal Penelitian Transportasi Laut. Vol
14 pp. 221-232.
[5] K.B. Artana et al. 2014 “Enhancement on Methodology for Estimating
Emission Distribution at Madura Strait by Integrating Automatic
Identification System (AIS) and Geographic Identification System (GIS)”.
Proceeding of the 3rd International Symposium of Maritime Sciences. pp.
219-224.
[6] H. Saputra et al. 2013 “Estimation and distribution of exhaust ship emission
from marine traffic in the Straits of Malacca and Singapore using Automatic
Identification System Data”. Proceeding of The 8th International
Conference on Numerical Analysis in Engineering. pp 131-142
[7] Kai Ihara et al. 2018 “Development of the Basic Planning Support System
for Tanker using Marine Logistic Big Data)”. Proceeding of the Asian-
Pacific Technical Exchange and Advisory Meeting on Marine Structures
(TEAM 2018), pp 543-550.
[8] Koide Yuki et al. 2016 “Estimation and distribution of exhaust ship
emission from marine traffic in the Straits of Malacca and Singapore using
Automatic Identification System Data”. Conference proceedings, the Japan
Society of Naval Architects and Ocean Engineers, pp 545-546.
[9] Ando H et al. 2015 “Smart Operations: The Application of Big Data for
Ship Operational Efficiency”. MTI, pp. 1–30, 2015.
[10] Yoshida T et al. 2016 “Utilizing Big Data and the Internet of Things in
Shipping, Sea Japan 2016, MTI, pp. 1–32, 2016.
[11] Ando H et al. 2016 “Statistical Filter-based Sensor and DAQ Fault
Detection for Onboard Ship Performance and Navigation Monitoring
Systems”., IFAC, pp. 323–328, 2016.
~ 160 ~
[12] Aoyama K et al. 2015 “Monitoring System for Advanced Shipbuilding
Construction Management: Extracting and Utilizing Monitoring Data by
Considering the Reliability of Monitored Data”. ICCAS, pp. 143–154,
2015.
[13] M.D. Arifin. et al. 2018. “Development of Ship Allocation Models using
Marine Logistics Data and its Application to Bulk Carrier Demand
Forecasting and Basic Planning Support”. Journal of the Japan Society of
Naval Architects and Ocean Engineers Vol. 27 pp 139-148.
[14] M.D. Arifin. et al. 2018. “Development of Marine Logistic Database Using
Automatic Identification System (AIS) and Statistical Data”. Proceeding of
the 30th Asian-Pacific Technical Exchange and Advisory Meeting on
Marine Structures (TEAM 2016), pp 395-402.
~ 161 ~
Studi Literatur Tinjauan Penggunaan Generator Package Set Darurat
Pada Sebuah Kapal
Danny Faturachman, Shahrin Febrian
Fakultas Teknologi Kelautan, Universitas Darma Persada
Abstract
Landing Craft Tank (LCT) is a type of attack landing craft to ship tanks on
the waterfront. In general, LCT 415 Gross Tonnage (GT) ships are not ready to
sail using emergency generators. According to Biro Klasoifikasi Indonesia (BKI)
rules, only ships with more than 500 GT are required to have an emergency
generator package. However, for the LCT 415 GT to gained higher level of safety,
the ship is equipped with an emergency generator package installation. This
generator is used as an electric power source which is used by the ship's compass
in off condition. The purpose of this study wants to learned the electrical power
requirements on the LCT 415 GT to determine the required emergency generator
package specifications and provide an overview of the generator's placement on
the main deck. Emergency generator packages are arranged to improve ship safety,
crew and cargo. In an emergency, LCT 415 GT ships required a total power of
29,9408 kW. The basic package of emergency generator set selection is based on
the total emergency power following BKI regulations as well as the generator
safety engine package set when extreme weather conditions.
Keyword: BKI Regulation, Emergency Generator Package Set, LCT 415 GT
LATAR BELAKANG
Generator adalah merupakan permesinan bantu di kapal berfungsi untuk
menyuplai segala kebutuhan listrik yang ada diatas kapal. Sedangkan genset atau
generator set adalah salah satu mesin yang dapat merubah energi panas (hasil
pembakaran) menjadi energi mekanik (gerak), sebagai bahan bakarnya
menggunakan minyak yang berkadar rendah (solar) dan untuk membakar minyak
tersebut menggunakan udara bertekanan tinggi. Untuk membangkitkan listrik
sebuah mesin diesel menggunakan generator dengan sistem penggerak
tenaga diesel. Pada kapal, genset biasa digunakan sebagai sumber tenaga untuk
berbagai kebutuhan elektrik pada kapal seperti lampu, alat navigasi, pompa, dan
berbagai peralatan lainnya.
Kondisi black out pada kapal adalah suatu kondisi dimana sumber tenaga
penggerak utama, permesinan bantu, dan peralatan lainnya pada kapal tidak
beroperasi karena tidak adanya pasokan listrik yang disebabkan oleh kegagalan
~ 162 ~
pada sistem kelistrikan. Apabila black out terjadi pada kapal, diperlukan
generator set yang mampu memasok listrik ke peralatan-peralatan krusial pada
kapal. Berdasarkan regulasi BKI Vol IV Section 3, kapal dengan ukuran 500 GT
diwajibkan untuk memasang generator set untuk kondisi emergency. Kapal LCT
415 GT tidak diwajibkan untuk memasang emergency generator set. Namun
pemasangan generator set diperbolehkan untuk meningkatkan nilai keselamatan.
Sistem pada generator set dibuat aktif secara otomatis agar kapal tidak berada
dalam kondisi black out dalam waktu yang lama. Maka dari itu penulis memilih
judul dengan tema tersebut.
LANDASAN TEORI
1. Sistem Pembakaran Mesin
Berdasarkan klasifikasi, sistem pembakaran mesin terbagi menjadi empat,
yaitu:
a. Berdasarkan kegunaan
Mesin dikategorikan berdasarkan cara penggunaannya, seperti penggunaan
propulsi kapal dan alat pembantu pada kapal, penggunaan generator, kompresor
dan pompa pada industri. Pada skala internasional, sistem pembakaran mesin
untuk pembangkit tenaga akan terus menjadi adaptasi dari produsen produksi
tinggi otomotif, traksi dan mesin kelautan.
b. Berdasarkan kecepatan
Klasifikasi ini sangat umum digunakan dikarenakan kecepatan putaran
poros engkol pada dasarnya menentukan bobot dan ukuran mesin dalam
kaitannya dengan daya keluarannya.
c. Berdasarkan desain
Mesin dapat di subklasifikasi sehubungan dengan fitur desain yang
digunakan, yaitu:
a. Siklus kerja (four-stroke atau two-stroke)
b. Piston action/piston connection
c. Pengaturan silinder
d. Jenis bahan bakar yang digunakan (seperti cairan, gas, dual fuel, dan lain-
lain)
~ 163 ~
e. Cara udara dimasukkan ke dalam silinder (baik pada tekanan
ambient atau tekanan tinggi)
d. Berdasarkan ukuran
Klasifikasi berdasarkan ukuran saling berhubungan dengan berbagai faktor,
seperti dimensi silinder, jumlah silinder, kecepatan dan tekanan efektif rata-rata.
2. Siklus Kerja
Mesin pembakaran dapat berupa penyalaan sendiri atau pengapian tidak
langsung. Perbedaan yang menonjol antara proses pembakaran akan dijelaskan
nanti.
Kompresi pengapian dan mesin percikan dapat diatur untuk berjalan di salah
satu dari dua siklus tersebut. Ini secara diagram diwakili dalam Gambar 1. dan
Gambar 2.; bersama dengan diagram indikator yang sesuai, yang menggambarkan
peristiwa dalam silinder mesin selama setiap siklus.
Dalam siklus empat langkah pengapian bahan bakar terjadi di setiap
revolusi poros engkol lainnya. Mesin yang menggunakan siklus ini bekerja dari
bahan bakarnya selama satu langkah dalam empat langkah (Gambar 2.). Stroke
bekerja sekali dalam setiap dua putaran. Sebaliknya, mesin dua langkah memiliki
gerakan yang baik di setiap putaran poros engkol (Gambar 2.).
Walaupun mesin dua langkah umumnya lebih ringan dan lebih kecil
ukurannya daripada mesin empat langkah dengan output yang sama, karena mesin
dua langkah memiliki tenaga dua kali lebih banyak, begitupun mesin empat langkah
akan menghasilkan tenaga dua kali lipat.
~ 164 ~
Gambar 1. Four-Stroke Cycles
Downstroke mesin dua langkah menggabungkan tenaga dan pembuangan
uap. Saat port intake dan exhaust dibersihkan oleh piston, terjadi pencampuran
udara segar dan gas yang terbakar. Tidak semua gas terbakar habis, yang mencegah
muatan udara segar lebih besar diinduksi ke dalam silinder. Oleh karena itu, stroke
daya yang dihasilkan memiliki daya dorong yang lebih sedikit.
Pada mesin empat langkah, hampur semua gas yang terbakar dipaksa keluar
dari ruang bakar oleh piston yang bergerak ke atas. Ini memungkinkan hampir
campuran udara/bahan bakar penuh untuk memasuki silinder, karena stroke piston
dikhususkan untuk induksi campuran. Oleh karena itu, power stroke menghasilkan
daya yang relatif lebih besar daripada two-cycle counterpart.
~ 165 ~
Gambar 2. Two-Stroke Cycles
2.1 Siklus Empat Langkah
Dalam siklus empat langkah, udara ditarik ke dalam silinder melalui katup
masuk saat piston bergerak ke bawah dalam langkah hisapnya seperti pada
Gambar 2.1. Katup masuk menutup dan piston bergerak ke atas untuk
mengompres udara di dalam silinder. Dekat akhir langkah ini, bahan bakar
disemprotkan kedalam silinder. Tekanan udara dikompresi memastikan
bahwa suhu yang cukup tinggi dicapai dalam silinder untuk memberikan
pengapian spontan yang cepat dari bahan bakar yang disuntikkan. Pada
akhir langkah, katup buang menutup katup masuk terbuka, dan siklus empat
langkah diulang.
2.2 Siklus Dua Langkah
Mesin dua langkah dapat menggunakan katup atau mereka dapat
menggunakan port di dinding silinder. Silinder dari tipe yang terakhir
ditunjukkan secara diagram pada Gambar 2.2. Pergerakan ke bawah piston
pada langkah kerja menyingkap port saluran buang dan lubang masuk. Ini
memungkinkan udara pembilasan, yang sebelumnya telah dimasukkan ke
sisi bawah piston melalui port inlet, untuk mengeluarkan gas buang melalui
~ 166 ~
port exhaust. Piston naik mencakup kedua port. udara dikompresi dan
dipanaskan dengan cepat, dan diinjeksi bahan bakar, seperti pada siklus
empat langkah. Langkah kerja kemudian dimulai. Perhatikan, bahwa
beberapa bahan bakar baru hilang dengan gas bekas; dan bahwa beberapa
gas tetap berada dalam silinder, untuk mencemari muatan bahan bakar segar
berikutnya.
2.3 Generator
Generator adalah mesin listrik yang merubah energi mekanik menjadi energi
listrik dengan menggunakan prinsip induksi magnet. Generator memiliki
dua jenis, yaitu generator AC dan generator DC.
• Generator AC
Prinsip induksi magnet adalah saat sebuah konduktor digerakkan pada
medan magnet sehingga konduktor memotong flux magnetic menimbulkan
tegangan. Peristiwa ini menimbulkan listrik dalam siklus: positif-nol-
negatif-nol (AC) atau disebut alternator adalah suatu peralatan yang
berfungsi untuk mengkonversi energi mekanik (gerak) menjadi energi listrik
(elektrik) dengan perantara induksi medan magnet. Prinsip dasar generator
arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday yang menyatakan jika
sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubah-ubah, maka
pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik. Listrik AC
dihasilkan dari hasil induksi elektromagnetik, sebuah belitan kawat yang
berdekatan dengan kutub magnet permanen. Kutub permanen diputar pada
sumbunya, maka diujung-ujung belitan timbul tegangan listrik yang
ditunjukkan oleh penunjukan jarum V meter. Jarum V meter bergoyang
kearah kanan dan kekiri, ini menunjukkan satu waktu polaritasnya positif,
satu waktu polaritasnya negatif. Perubahan energi ini terjadi karena adanya
perubahan medan magnet pada kumparan jangkar (tempat terbangkitnya
tegangan pada generator). Kumparan medan pada generator AC terletak
pada rotornya sedangkan kumparan jangkarnya terletak pada stator seperti
pada gambar berikut:
~ 167 ~
Gambar 3. Generator AC dengan Rotor sebagai Penghasil Tegangan
Generator terpasang satu poros dengan motor diesel, yang biasanya
menggunakan generator sinkron (alternator) pada pembagkitan. Generator
ini kapasitasnya besar, medan magnetnya berputar karena terletak pada rotor.
Berikut adalah konstruksi generator AC:
1. Rangka stator
2. Stator
3. Rotor
4. Cincin geser
5. Generator penguat
Pada umumnya generator AC ini dibuat sedemikian rupa, sehingga lilitan
tempat terjadinya GGL induksi tidak bergerak, sedangkan kutub- kutub akan
menimbulkan medan magnet berputar. Generator itu disebut dengan
generator berkutub dalam, dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 4. Konstruksi Generator Berkutub
• Generator DC
Generator DC adalah alat konversi energi mekanis berupa putaran menjadi
~ 168 ~
energi listrik arus searah (Ref. 16, Hal. 2). Energi mekanik digunakan untuk
memutar kumparan kawat penghantar di dalam medan magnet. Pada kapal
biasanya digunakan generator AC atau lebih dikenal dengan istilah
alternator seperti pada gambar:
Gambar 5. Generator DC dengan Rotor sebagai Penghasil Tegangan lalu diskemakan dengan
Sebuah Kawat Angker Penghantar Listrik
• 2.4 Persamaan dan Perbedaan Generator AC dan DC
Generator DC maupun AC memiliki konstruksi dasar berupa konduktor
sebagai penghasil tegangan dan sebuah bagian yang menghasilkan medan
magnet. Sebagai representasi dari kedua bagian tersebut, setiap generator
memiliki rotor dan stator. Rotor merupakan bagian yang berputar dan stator
merupakan bagian yang diam. Pada generator DC, penghasil tegangan
adalah rotor sedangkan pada generator AC, baik rotor maupun stator dapat
menghasilkan tegangan.
Untuk generator AC dengan rotor sebagai penghasil tegangan, konstruksi
hampir sama dengan generator DC hanya saja tegangan yang dihasilkan
tidak disearahkan dengan komutator melainkan langsung dialirkan melalui
slip ring dan arus penguat dialirkan menuju bagian stator. Generator dengan
tipe seperti ini biasanya digunakan untuk memasok kebutuhan listrik yang
tidak besar. Untuk generator AC dengan stator sebagai penghasil tegangan,
arus penguat dialirkan menuju rotor sehingga saat rotor berputar, terjadi
medan putar. Keuntungan sistem ini adalah tegangan yang dihasilkan dapat
langsung dihubungkan dengan beban listrik dan dapat mengurangi resiko
short circuit karena tidak menggunakan slip ring ataupun sikat arang
sebagai pengalir tegangan yang dihasilkan, karena slip ring dan sikat arang
merupakan komponen yang sulit untuk diisolasi.
• Generator Set
Generator set memiliki prinsip kerja mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik, maka diperlukan penggerak untuk memutar rotor generato.
Sumber energi mekanik ini dapat berupa turbin uap, turbin air, ataupun
~ 169 ~
motor diesel. Gabungan antara generator dengan penghasil energi
mekaniknya disebut dengan generator set.
2.5 Black Out/Keadaan Darurat pada Kapal
Black Out adalah kondisi dimana listrik mengalami suatu gangguan atau
masalah yang terjadi akibat kelebihan, ketidakmampuan suatu tegangan
listrik dan arus yang mengalir terlalu tinggi atau besar. Contoh gagalnya
sistem kelistrikan ini cukup banyak, seperti genset utama mengalami
kerusakan, peralatan sistem kontrol mengalami kerusakan, short circuit, dan
lain-lain.
2.6 Regulasi Biro Klasifikasi Indonesia
Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) adalah agen klasifikasi nasional yang
bertugas membuat klasifikasi kapal komersial di Indonesia maupun kapal
asing yang beroperasi secara teratur di perairan Indonesia. BKI didirikan
dengan menerapkan standar teknik dalam kegiatan desain dan konstruksi
sertai survei maritim terkait dengan fasilitas terapung, termasuk kapal dan
konstruksi lepas pantai. BKI melakukan klasifikasi kapal berdasarkan
konstruksi lambung, mesin dan instalasi listrik dalam upaya untuk
mengevaluasi kemampuan kapal untuk berlayar.
~ 170 ~
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
berdasarkan kepada:
1. Pengumpulan data.
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan pengajuan permintaan data ke
pemilik kapal LCT Trijaya Bravo 415 GT.
2. Analisis data.
Data yang diperoleh dari pemilik digunakan sebagai referensi untuk melakukan
studi literatur desain kapal. Kemudian, data diolah menggunakan Excel untuk
mendapatkan nilai perhitungan beban listrik untuk kapal LCT 415 GT. Data
tersebut dipakai sebagai dasar pemilihan generator package set yang sesuai.
• Waktu dan Tempat Penelitian
Pengujian pada penelitian ini dilakukan di Laboratorium Komputer Fakultas
Teknologi Kelautan Universitas Darma Persada yang dilaksanakan pada bulan
Maret sampai Juli 2020.
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Data Kapal
Data – data yang diperlukan untuk memenuhi tugas akhir ini didapatkan dengan
pengajuan permohonan data ke perusahaan owner kapal yang sedang diteliti.
Setelah itu didapatkan data kapal sebagai berikut :
1. Ship Name : LCT. TRIJAYA BRAVO
2. Ship Type : Ships for the Carriage of
Motor Vechicles
3. Length Over All : 56,15 M
4. Length Water Line : 52,00 M
5. Length Between P.P : 50,50 M
6. Breadth Moulded : 9,40 M
7. Depth Moulded : 2,85 M
8. Gross Tonage : 415 Ton
9. Main Generator : 2 Units gensets operated, AC
~ 171 ~
380V/220V,
3Ph, 50Hz 4 Wire 100 Kw, 125KVA,
190A
• Hasil Analisa Perhitungan Kebutuhan Daya dalam Keadaan Emergency
Tabel 1. Kebutuhan Daya Pada Kondisi Darurat
Sumber:perhitungan pribadi
No. Peralatan Daya (kw) Jumla
h
Total
Daya (kw) Merk Type
1 Radio equipment 0,5 1 0.500 JRC JSS-
2500
2 Giro kompas dan
pilot 0,05 1 0.050 JRC
APL
HAT
RON
Mari
ne
3 Echo Sounder 0,3 1 0.300 Furono LS
6100
4 General Alarm 0,05 1 0.050 Aqualarm
5 Integratede
Communication 0,06 1 0.060 JRC
Aplh
acon
nect
48
6 Radar 4 1 4.000 JMA JMA
-1032
7 AIS and motor
horn 0,05 1 0.050 JRC
JHS-
183
Navigation
Devices 5.010
~ 172 ~
1 Mast Head Light 0,04 1 0.040 WISKA
AS-
760-
WH-
24-
PB
2 Acnhor Light 0,01 1 0.010 EVAL
3 Port Sidde Light
(red) 0,0008 1 0.008 OSCULATI
4 Stern Light 0,13 1 0.130 WISKA
DAS-
760-
WH-
230/2
30-
PB
5 StarBoard Side
Light (green) 0,025 1 0.025 VETUS
SB55
VN
6 Morse Light 0,01 1 0.010 PERKO
7 Search Light 1 1 1.000 HALOGEN PSH
R-1K
8 Emergency
Lightning 0,048 20 0.960 KHJ
Ex-
KSF4
8120
0
Navigation
Lightning 2.175
9 Fire and smoke
detector 0,0035 10 0.035 Squashni
10 Fire alarm sytem 0,37 1 0.370 Minerva
Alarm & 0.405
~ 173 ~
Detector
11 Exhaust Blower
Fan 1,5 2 3.000 Hi-Sea
CWL
-
180G
12 Supply Blower
Fan 2,2 2 4.400 Hi-Sea
CWL
-
200G
Ventilation
Engine Room 7.400
13 Exhaust Blower
Fan 0,06 1 0.060 Hi-Sea
CWL
-
100D
14 Supply Blower
Fan 0,09 1 0.090 Hi-Sea
CWL
-
100G
Ventilation For
Galley 0.150
15 Exhaust Blower
Fan 0,12 1 0.120 Hi-Sea
CWL
-
160D
16 Supply Blower
Fan 0,37 1 0.370 Hi-Sea
CWL
-
180D
Ventilation
Steering Room 0.500
17 Transfer Fuel
Pump 1,5 1 1.500 Azcue
CA-
80/7
A
18 Oily Water
Separator 0,8 1 0.800
RWP-
VEOLIA 0.1
~ 174 ~
19
Pompa Dinas
Umum &
Kebakaran
4 3 12.000 Azcue
CA-
50/5
A
Pump 14.300
TOTAL 29.940 kW
Pemilihan Emergency Generator Set
Emergency generator set merupakan permesinan bantu yang merubah energi
mekanik menjadi energi listrik dalam kondisi darurat. Dasar pertimbangan dalam
pemilihan mesin emergency generator set adalah total daya perangkat kapal yang
dibutuhkan disaat darurat sesuai dengan regulasi BKI Volume IV Section 3 Power
Supply Installation. Berdasarkan hasil perhitungan, kebutuhan daya dalam kondisi
darurat pada kapal LCT 415 GT adalah 29,940 kW. Perkins emergency generator
set memiliki spesifikasi daya 30 kW dalam sistem 3-phase. Hal ini menunjukkan
bahwa mesin ini dapat digunakan sebagai salah satu emergency generator
package set untuk kapal LCT 415 GT. Selain itu, mesin ini memiliki casing pada
generator, yang dapat menjamin keamanan mesin generator dalam kondisi cuaca
ekstrim. Berikut dibawah ini spesifikasi mesin generator package set merk
Perkins.
Gambar 6. Perkins Emergency Generator Set
Sumber: Perkins
~ 175 ~
Tabel 2 . Spesifikasi Perkins Emergency Generator Set
Sumber: Perkins
Engine Make Perkins
Model 1103A-33G
Engine Speed RPM 1800
Engine Power Output at
rated rpm
kWm 36.5
HP 48.9
Cooling Radiator Cooled
Aspiration Natural
Total Displacement Liter 3.3
No. of Cylinders and
Build
3-inline
Bore and Stroke mm x mm 105 x 127
Compression Ratio 19 : 25 : 1
Governor Mechanical
Fuel Consumption
(L/hr)
Full Load 8.6
75% Load 6.6
50 % Load 4.9
Fuel Tank Capacity
(Non-UL) Liter 130 Open / 180 SAE
Oil Capacity Liter 8.3
Coolant Capacity Liter 10.2
Radiator Cooling Air m3/min 70
2.1.1.1 General Arrangement
General arrangement adalah perencanaan ruangan yang dibutuhkan sesuai
dengan fungsi dan perlengkapannya. Ruangan tersebut salah satunya adalah
ruang muat, ruang akomodasi, ruang mesin, dll. Selain itu, perencanaan ini
juga meliputi perencanaan penempatan lokasi ruangan beserta aksesnya.
Menurut Ship Design and Construction, karakteristik rencana umum dibagi
menjadi 4 bagian antara lain :
a. Penentuan lokasi ruang utama
b. Penentuan batas-batas ruangan
c. Penentuan dan pemilihan perlengkapan yang tepat
~ 176 ~
d. Penentuan akses (jalan atau lintasan) yang cukup.
Berdasarkan data yang diperoleh, kapal LCT 415 GT memiliki desain general
arrangement seperti pada Gambar 7. Desain ini merupakan gambaran
representatif kapal sebelum penggunaan generator package set.
Gambar 7. General Rearrangement Kapal LCT. 415 GT
Sumber : PT Indoliziz Marine
Berdasarkan perencanaan, generator package set akan diletakkan pada geladak
utama kapal. Geladak utama kapal merupakan daerah terbuka yang
memudahkan terjangkaunya akses dalam pengoperasian generator dalam
kondisi darurat. berikut dibawah ini modifikasi generator arrangement kapal
LCT 415 GT setelah pemasangan emergency generator package set.
~ 177 ~
Gambar 8. Modifikasi General Arrangement Kapal LCT. 415 GT
Sumber : PT Indoliziz Marine
KESIMPULAN DAN SARAN
• Kesimpulan
1. Kapal LCT 415 GT membutuhkan total daya darurat sebesar 29,940 kW.
2. Terdapat modifikasi pada one-line diagram LCT 415 GT dikarenakan
pemasangan emergency generator package set.
3. Dasar pemilihan emergency generator package set adalah berdasarkan total
daya darurat sesuai dengan regulasi BKI serta keamanan mesin generator
package set saat kondisi cuaca ekstrim.
4. Emergency generator package set pada LCT 415 GT diletakkan pada
geladak terbuka sesuai dengan regulasi BKI agar mudah diakses dalam
kondisi kebakaran atau insiden lain.
• Saran
Perusahaan dapat mengaplikasikan rancang bangun emergency generator
package set pada kapal LCT 415 GT untuk upaya peningkatan keselamatan
kapal, ABK dan muatan kapal.
~ 178 ~
DAFTAR PUSTAKA
[1] Alfith. (2017). Optimalisasi ATS (Automatic Transfer Switch) pada Genset
(Generator Set) 2800 Watt Berbasis TDR. Seminar Nasional Peranan Ipteks
Menuju Industri Masa Depan (pp. 226-232). Padang: Institut Teknologi
Padang.
[2] American National Standard Institute. (1966). Electrical and Electronics
Diagrams. New York: The American Society of Mechanical Engineers.
[3] Augmented, S. L. (2016, June 26). an Introduction of Electric Motors.
Retrieved from
https://www.st.com/content/ccc/resource/sales_and_marketing/presentation/a
pplication_presentation/group0/23/a1/94/a3/39/cf/4c/37/introduction_to_elect
ric_motors_pres.pdf/files/introduction_to_electric_motors_pres.pdf/jcr:conte
nt/ translations/en.introducti
[4] BKI. (2019). Rules. Jakarta: Biro Klasifikasi Indonesia.
[5] Bunga, P. M. (2015). Perancangan Sistem Pengendalian Beban Dari Jarak
Jauh Menggunakan Smart Relay. E-Journal Teknik Elektro dan Komputer,
4(5).
[6] Chen, K. W. (2004). The Electrical Engineering Handbook.
Chicago: ElSevier Academic Press.
[7] Goh, H. H. (2017, October). Types of Circuit Breaker and its Application in
Substation Protection. Indonesian Journal of Electrical Engineering and
Computer Science. doi:10.1159/ijeecs.v8.i1. pp213-220
[8] Hidayah, A. (2007). Perancangan Unit Instalasi Genset di PT Aichi Tex
Indonesia. Politeknik Negri Bandung.
[9] Mahon, L. L. (1992). Diesel Generator Handbook. Oxford:
Elsevier Butterwortth-Heinemann.
[10] Putra, H. P. (2015). Analisa Menurunnya Perfoma Emergency Generator
Terhadap Situasi Blackout Di Atas Kapal MV. SHANTI INDAH. Jurusan
Teknika Program Diploma IV Politeknik Ilmu Pelayaran.
[11] Sakura, A. (2017). Rancang Bangun Generator sebagai Sumber Energi
Listrik Nanohidro. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Lampung, Bandar Lampung.
[12] Sheldrake, L. A. (2003). Handbook of Electrical Engineering.
Chichester, England: Wiley.
[13] Zulfauzi, A. (2019). Perancangan Sistem Emergency Genset Pada
Kapal 1.
~ 179 ~
Desain Awal Kapal Tenaga Surya Sebagai Alat Penyeberangan Ancol –
Kepulauan Seribu
1Kamarrudin Abdullah*, 2,3Rizky Irvana 1 Direktur Pusat Kajian Energi Terbarukan 2 Teknik Energi Terbarukan Pasca Sarjana
3 Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan *[email protected]
ABSTRAK
Kepulauan Seribu merupakan kawasan kepulauan di sebelah utara Jakarta yang
memiliki daya tarik wisata yaitu wisata bahari. Wisata di Kepulauan Seribu memiliki
potensi yang besar untuk percepatan pengembangan mengingat letaknya yang dekat
dengan ibu kota negara. Pemerintah menetapkan Kepulauan Seribu masuk dalam kategori
Prioritas destinasi wisata. Sarana dan sistem transportasi diperlukan untuk mendukung
pengembangan destinasi pariwisata sebagai penunjang kebutuhan wisatawan domestik
maupun mancanegara yang akan berkunjung ke Kepulauan Seribu. Pengembangan
potensi wisata alam yang dipadu dengan wisata kesehatan harus dijaga kemurniannya
dalam pengembangannya dan harus memperhatikan berbagai dampak terhadap
lingkungan maupun masyarakat sekitar. Penggunaan teknologi yang ramah lingkungan
menjadi salah satu gagasan yang perlu dipertimbangkan dalam pencapaian
pengembangan ini. Sarana transportasi yang dibutuhkan untuk penyeberangan adalah
kapal. Permasalahan yang ada saat ini adalah mahalnya harga bahan bakar untuk
menyuplai mesin kapal. Hampir 75% biaya operasional dihabiskan untuk suplai bahan
bakar. Melihat permasalahan di atas, seiring berkembangnya teknologi Energi Terbarukan
yaitu dengan memanfaatkan energi matahari menggunakan solar panel sebagai pengganti
penggerak utama pada kapal penyeberangan. Dengan kapal didesain tipe lambung
katamaran, mampu mengoptimalkan power dari daya dan membuat geladak lebuh luas
sehingga penempatan solar panel akan lebih efektif. Dengan desian kapal tenaga surya ini
biaya operasional dapat dikurangi 57%.
Kata Kunci : Solar Panel, Energi Matahari, Kapal Katamaran, Biaya Operasional,
Desain Kapal, Energi Terbarukan
PENDAHULUAN
Berdasarkan kebijakan pengembangan destinasi pariwisata Indonesia tahun
2016 – 2019 (Kemenparekfraf), Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan
Investasi Pariwisata menetapkan sepuluh destinasi wisata prioritas di Indonesia
salah satunya yaitu Kepulauan Seribu (Abadi, 2017). Kepulauan Seribu
merupakan kawasan kepulauan di sebelah utara Jakarta yang memiliki daya
tarik wisata yaitu wisata bahari. Lokasi Kepulauan Seribu ditunjukkan oleh
Gambar 1.
~ 180 ~
Gambar 1. Peta Kepulauan Seribu
Sarana dan sistem transportasi diperlukan untuk mendukung pengembangan
destinasi pariwisata sebagai penunjang kebutuhan wisatawan domestik maupun
mancanegara yang akan berkunjung ke Kepulauan Seribu. Pengembangan potensi
wisata alam yang dipadu dengan wisata kesehatan harus dijaga kemurniannya dalam
pengembangannya dan harus memperhatikan berbagai dampak terhadap lingkungan
maupun masyarakat sekitar. Penggunaan teknologi yang ramah lingkungan menjadi
salah satu gagasan yang perlu dipertimbangkan dalam pencapaian pengembangan ini
(Purwanto & IKAP, 2015). Energi terbarukan mempunyai potensi lebih unggul
dibandingkan energi fosil. Ada beberapa alasan yang mendasari, antara lain karena
persediaannya yang tak terbatas, dapat diperbaharui dan ramah lingkungan. Energi
matahari, air, angin, biomassa, laut dan sumber energi alternatif lainnya tersedia secara
melimpah di alam, sedangkan pemanfaatannya masih sedikit. Mengingat ketersediaan
cahaya matahari sepanjang tahun, maka sangatlah tepat jika energi matahari ini
dimanfaatkan sebagai penyedia energi listrik (Purwanto & IKAP, 2015).
Karena letak Indonesia berada pada daerah khatulistiwa maka Indonesia
memiliki tingkat radiasi matahari yang sangat tinggi. Menurut pengukuran dari pusat
Meterologi dan Giofisika diperkirakan besar radiasi yang jatuh pada permukaan bumi
Indonesia (khususnya Indonesia bagian timur) rata–rata kurang lebih 5,1 kWh/m2 hari
dengan variasi bulanan sekitar 9 % (Arham, 2018). Perkembangan teknologi energi
~ 181 ~
terbarukan untuk bidang industri maritim saat ini sangatlah maju, khususnya
pemanfaatan energi matahari pada kapal. (Purwanto & IKAP, 2015).
Kemajuan inovasi teknologi energi alternatif berupa Energi Baru dan Terbarukan
(EBT) merupakan tantangan dan peluang yang bagus untuk dikembangkan kapal
penyeberangan dengan menggunakan energi baterai dan motor DC sebagai tenaga
penggerak kapal penyeberangan yang efisien dan efektif untuk menggantikan energi
dari BBM (Endro, Santoso, & Arief, 2014), Keragaman jenis, bentuk dan ukuran
lambung kapal berpengaruh terhadap besaran dan kemampuan tenaga penggerak yang
dibutuhkan berbasis energi alternatif kapal penyeberangan yang optimal dan
mempunyai performance yang baik untuk kondisi daerah perairan Kepulauan Seribu.
METODOLOGI
Desain Kapal
Desain kapal yang ada dipilih untuk proses optimasi ini. Untuk menemukan
ukuran optimal, analisis parametrik dilakukan dengan mengubah ukuran kapal
dengan mengubah panjang garis air dan luasnya rasio demihull, sedangkan berat,
koefisien blok, konsep, dan jarak pemisahan demihull tetap konstan. Dalam hal
ini, ukkuran daya dari beberapa kapal yang berbeda berdsarakan lebar kapal dan
lebar demi hull disetimasikan.
Kebutuhan Energi
Total permintaan energi (Eload) terdiri dari energi yang dibutuhkan oleh
tenaga penggerak (Eprop) dan energi yang dibutuhkan oleh peralatan listrik untuk
tujuan layanan (Eserv). Energi tenaga propulsi adalah fungsi dari daya propulsi
dan durasi jelajah kapal, sedangkan energi layanan adalah produk daya peralatan
listrik dan durasi penggunaan masing-masing peralatan. Dalam hal ini, kapal Total
permintaan energi dinyatakan oleh Persamaan. (1)
Energi Pv
Energi PV didefinisikan sebagai energi matahari yang dipanen oleh modul
PV yang dinyatakan oleh Persamaan. (2)
~ 182 ~
di mana PPV adalah daya watt puncak modul PV dalam watt; Irr adalah
radiasimatahari dalam kW / m2 dan GSTC adalah radiasi pada kondisi uji standar
yang sama dengan 1 kW / m2. K s adalah efisiensi sistem PV yang merupakan
kehilangan energi karena konverter, kabel, suhu, dll. K c adalah efisiensi
pengisian yang merupakan kehilangan energi karena proses pengisian energi PV
ke baterai, dan x1 adalah jumlah modul PV yang akan dioptimalkan.
Energi Baterai
Energi baterai dihitung oleh Persamaan. (3) Faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kapasitas baterai seperti suhu, arus pengisian atau pemakaian tidak
dipertimbangkan.
di mana Vbatt adalah tegangan nominal baterai dalam volt dan Cbatt
adalah kapasitas baterai dalam Ampere-jam, Kd adalah efisiensi pemakaian
baterai yang mewakili kehilangan energi selama proses pengeluaran energi, dan
x2 adalah jumlah baterai yang akan dioptimalkan.
Perhitungan Biaya
Capital Recovery Factor adalah faktor pengali (pengembalian modal)
untuk menghitung jumlah dari setiap pembayaran yang terjadi pada akhir dari
periode ke n pada tingkat bunga i.
CostPV dan Costbatt adalah biaya masing-masing modul PV dan baterai
yang dinyatakan dalam Persamaan. (6) dan (7) masing-masing. Untuk c1 adalah
biaya satuan modul PV dan c2 adalah biaya satuan baterai. x1 dan x2 adalah
variabel yang mewakili jumlah modul PV dan baterai masing-masing. Sementara
CRFPV dan CRFbatt adalah faktor pemulihan modal untuk PV modul dan baterai
~ 183 ~
masing-masing. CRF untuk modul PV atau baterai dapat dinyatakan sebagai
berikut.
di mana r adalah suku bunga dan y adalah masa hidup PV dan baterai di tahun.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan Ukuran Utama Kapal
Penentuan ukuran utama kapal didasarkan pada data kapal-kapal yang melayani
penyeberangan dari Ancol ke Pulau Seribu. Pengamatan di lakukan di Lapangan yaitu dermaga
Marina Ancol. Kebanyakan kapal – kapal yang berada pada dermaga ini adalah kapal tipe speed
boat dengan membutuhkan kecepatan yang tinggi atau cepat. Hampir semua kapal masih
menggunakan tipe lambung monohull. Di dalam penelitian ini nantinya kapal akan dibuat dengan
lambung catamaran agar lebih efisien dalam biaya operasional. Berdasarkan hasil pengamatan di
dapat ukuran utama kapal yaitu :
Tabel 1. Ukuran Utama Kapal
Penentuan Kelistrikan di Kapal
Kelistrikan di kapal dihitung berdasarkan
item dan perlengkapan yang ada pada kapal
yang sudah ada dan diterapkan pada
kapal rancangan ini. Di bawah ini di berikan
item tersebut :
Tabel 2. Kebutuhan Kelistrikan pada Kapal
Nama Jumlah
Konsumsi Daya
(watt) Durasi Penggunaan (Jam) Total Daya (Watt)
Ukuran Utama Satuan
Loa 15 m
Lwl 12,70 m
Lpp 12,70
B 6,00 m
H 1,90 m
T 0,50 m
Cb 0,483
Cwp 0,798
Cp 0,768
Cm 0,629
Displacement 6,68 ton
WSA 100,207 m2
~ 184 ~
Radio 1 20 4 80
Giro Kompas 1 50 4 200
Radar 1 150 4 600
Navigation Light 4 20 4 3200
GPS Compass 1 10 4 40
Inmarsat 1 160 4 640
Echo sounder 1 20 4 80
Lampu Ruangan
Penumpang 6 25 4 600
Lampu Toilet 1 20 4 80
Lampu Ruang
Navigasi 2 25 4 200
Tv 1 145 4 580
Dispenser 1 190 4 760
AC 1 490 4 1960
Kulkas 1 180 4 720
Total Kebutuha 9740
~ 185 ~
Penentuan Daya Untuk Motor Listrik
Tabel 3. Perhitungan Daya
Speed
(knot)
Froude number
(LWL)
Froude number
(Vdisp)
Resist
(kN)
Power
(kW)
10,000 0,461 1,202 2574,76 13,246
11,000 0,507 1,322 3087,86 17,474
12,000 0,554 1,442 3639,60 22,468
13,000 0,600 1,562 4210,34 28,158
13,750 0,634 1,652 4641,98 32,836
15,000 0,692 1,803 5389,78 41,591
16,000 0,738 1,923 6025,59 49,597
17,000 0,784 2,043 6699,79 58,593
18,000 0,830 2,163 7413,52 68,649
19,000 0,877 2,283 8166,62 79,824
20,000 0,923 2,403 8958,50 92,173
Rencana kapal rancangan ini akan berlayar dengan kecepatan 20 knot.
Perhitungan daya menggunakan bantuan software.
Kebutuhan Energi
Rute terjauh yang dapat di tempuh kurang lebih 35 mil laut. Dengan
kecepatan yang akan di rancang dalam pelayaran adalah 20 knot. Dengan estimasi
~ 186 ~
lama pelayaran adalah 4 jam untuk satu kali pelayaran per hari. Waktu yang
dibutuhkan untuk sampai pulau terjauh adalah 2 jam dan balik ke home base 2
jam maka total 4 jam seperti yang telah dijelaskan di atas. Dengan waktu operasi
dari pukul 08.00 sampa dengan pukul 15.00. Pukul 15.00 WIB kapal sudah
berlayar dari Pukau yang dituju menuju Home Base. Berdasarkan perhitungan di
atas E load = E prp + E serv, dengan E prop adalah (92 x 4) dan E serv adalah
9,74 kWh sehingga Total E load adaah = 377,74 kWh
Energi Pv
Sebelum menghitung energi yang dihasilkan dari PV terlebih dahulu
menghitung kebutuhan banyaknya solar panel yang akan dipakai. Berikut ini
adalah data solar panel yang akan dipakai :
• Maximum power (pmax) = 510 Wp
• Voltage at Maximum Power (Vmpp) = 48,73 V
• Current at Maximum Power (Impp) =10,47 A
• Open Circuit Voltage (Voc) =59,05 V
• Panel Efficiency = 19,9%
• Dimension (mm) = 1956 x 1310 x 45
• Weight (kg) = 26
Dari data kapal pada pembahasan sebelumnya luasan untuk penempatan
yang dapat ditempati solar panel adalah 190 m2. Dengan dimensi solar panel
diatas maka dapat di tempatkan sebanyak kurang lebih 74 solar panel. Maka
Energi dari PV adalah sebesar :
dan masing-masing diasumsikan 80% dan 85%. X1 adalah jumlah
banyak modul solar PV pada masing-masing ukuran kapal. T di estimasikan
waktu penyinarannya adalah 7 jam sesuai waktu operasi pelayaran. Radiasi
penyinaran matahari di estimasikan 1,2 kWh/m2.
= 215 kW
Energi Baterai
Energi dengan menggunakan matahari sebagai sumber tidak terlepas dari
penggunaan baterai untuk menyimpan energi tersebut karena ketika malam tidak
dapat energi apapun. Penentuan jumlah baterai yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan daya penggerak listrik kapal dan sistim kelistrikannya adalah sebesar
~ 187 ~
sebesar 377,74 kWh. Dengan pemakaian selama 4 jam di rencanakan memakai
baterai dengan spesifikasi sebagai berikut.
• Nominal Voltage: 51.8V
• Nominal Capacity @ 1C: 480Ah
• Charge Voltage: 57.7V-58.8V
• Charge Current: <100A (recommended) / 135A (max continuous)
• Discharge Voltage Minimum: 41.3V
• Discharge Current Max Continuous: 250A
• Pulse Current 5 Sec: 1450A
• Weight: 356 lb / 161.5 kg
• Dimensions L x W x H (including terminals): 36"x20.25"x12.25"
• BCI Group Number: CUSTOM
• Terminals, Female-threaded: Brass M10x1.25 OR 3/8-1
• DC internal resistance (max): <16.8 mΩ
Jumlah baterai = = 15,19 = 16 unit
Dengan berat baterai keseluruhan adalah 2,584 ton
Perhitungan Biaya
Harga baterai dan pv diasumsikan adalah $ 0,2 per watt. Asumsi tersebut
diambil berdasarkan hasil penelusuran harga-harga pada setiap jenis pv dan
baterai yang digunakan. Harga perawatan adalah 10% dari total harga baterai dan
pv tersebut. Diasumsikan bunga bank adalah 10%, dan jangka waktu atau life time
dari baterai dan pv masing-masing adalah 20 dan 10 tahun.
= 0,117
= 0,162
Total harga keseluruhan adalah $11,628.395 atau jika dirupiahkan adalah Rp163.709.204,62 untuk modal yang dikeluarkan oleh nelayan dalam satu tahunnya.
~ 188 ~
Perbandingan Biaya dengan Menggunakan BBM
Dari data hasil wawancara dengan ABK kapal bahwa dalam satu kali trip
dapat menghabiskan kira Rp 800.000,- dalam satu kali trip. Jika 1 bulan ada 30
trip dan 1 tahun ada 12 bulan maka total pengeluaran untuk BBM adalah
Rp288.000.000,-. per tahun. Jika dibandingkan dengan hasil perhitungan di atas
dengan sebelumnya, menggunakan solar panel dan baterai lebih hemat sekitar
57%.
Sistim Pengoperasian
Di awal sebelum perjalanan baterai sudah harus di charger atau dalam
keadaan kondisi penuh dan diisi ketika berlayar atau sendang sandar di pelabuhan
tujuan dengan menggunakan solar panel. Berikut adalah skematik kelistrikan
kapal tersebut :
~ 190 ~
Desain Kapal
Gambar 3. Desain Kapal
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa dengan
menggunakan kapal dengan demihull dapat membuat luasan untuk penempatan
solar panel lebih luas dan dengan penggunaan solar panel dan baterai dapat
menghimat biaya operasional sebanyak 57%
Daftar Pustaka
A. Papanikolaou, Ship Design: Methodologies of Preliminary Design. Springer,
2014.
Ari. B.S, Eko Sasmito Hadi, 2006, Kajian Stabilitas Kapal Ikan type purse seine
di Kabupaten Batang. Majalah Kapal Vol III no 1 Hal 10 – 16. Fakultas
Teknik – Universitas Diponegoro – Indonesia.
Bakoren, Kebijakan Umum Bidang Energi. Edisi kedua, Jakarta 1 September
1991.
Brian Y., Teknologi Sel Surya untuk Eergi Masa Depan. Artikel Iptek, 2006.
D. Setyawan, I. K. Utama, M. Murdijanto, A. Sugiarso, and A. Jamaluddin,
“Development of Catamaran Fishing Vessel,” IPTEK J. Technol. Sci., 2010.
Effendy (2006). Analisa Teknis Perencanaan Kapal Patroli Cepat dengan Bentuk
Hull Katamaran. Tugas Akhir. Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya.
Eko C, Ivan, Rencana Pengembangan Kota Surabaya, Planologi-ITS, Surabaya,
2004.
Eko Sasmito Hadi, 2008. Design kapal katamaran dengan sistem penggerak
bersumber dari solar sel. Majalah Kapal Vol V no 1 hal 32 – 41. Fakultas
Teknik – Universitas Diponegoro – Indonesia.
~ 191 ~
Eko Sasmito Hadi, A.F. Zakki, 2006, Studi perancangan design layar pada perahu
motor tempel untuk mengurangi BBM dalam Operasi Penangkapan Ikan.
Majalah Kapal Vol III no 2 Hal 86 – 95. Fakultas Teknik – Universitas
Diponegoro – Indonesia.
Eko Sasmito Hadi, Ari B. S, 2007, Studi Design Kapal ikan dengan menggunakan
type lambung katamaran. Malajah Kapal Vol IV no 3 hal 156 – 165.
Fakultas Teknik – Universitas Diponegoro – Indonesia.
Fyson, J. 1985. Design of Small Fishing Vessels. England: Fishing News Book.
Great Britain: B.H Newnes
G.N.Tiwari dan Swapnil, Dubey. 2009. Fundamentals of Photovoltaic Modules
and Their Aplications.
Gede Widayana.2012.Pemanfaatan Energi Surya.Jurnal Teknologi Pendidikan
dan Kejuruan UNDIKSHA. 9(1):37-46. ISSN 0216-3241.
Hidetaka Senga, An Experimental and Numerical Study on Vortex-induced
Vibrations of a Hanging Flexible Riser with Its Top in Irregular Motion,
International Journal of Offshore and Polar Engineering (ISSN 1053-5381)
Copyright © byThe International Societyof Offshore andPolar Engineers
Vol. 15, No. 4, December2005, pp. 274–281
Insel, M. dan Molland, A. F. (1991). An Investigation Into The Resistance
Components of High Speed Displacement Catamarans. London: The Royal
Institution of Naval Architects
Iwan, Arie, Penelitian Tentang Sel Surya, 2000.
Jovendra. Heru., 2012. Rencana Bangun Kendaraan Listrik dengan Memanfaatkan
Potensial Teanaga Surya. Skripsi. Universitas Indonesia.
Laksanawati, V. 2006. Sistem Pengontrolan Suplai Energi Untuk Pendinginan
Termoelektrik Dengan Menggunakan Sel Surya [Skripsi]. Departemen
Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Lubis, Abu bakar dan Sudrajat, Adjat., 2006. Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik.
BPPT PRESS. Jakarta.
Manan, S. 2009. Energi Matahari, Sumber Energi Alternatif Yang Effisien,
Handal, Dan Ramah Lingkungan Di Indonesia [Karya Tulis]. Semarang :
Program Diploma II Teknik Elektro, Universitas Diponegoro.
Marchaj, C A,Sail Performance, Techniques to Maximize Sail Power, Revised
Edition, Adlard Coles Nautical, London, 200
Muk-Pavic, E., Chin, S. dan Spencer, D. (2006). Validation Of The CFD Code
Flow-3D For The Free Surface Flow Around The Ship’s Hulls. 14th Annual
Conference Of The CFD Society Of Canada, Kanada, 16-18 Juli
Murdijanto, I Ketut Aria Pria Utama, dan Andi Jamaluddin., 2011. An
Investigation Into Resistance/ Power and Seakeeping Characteristics of
Catamaran and Triamaran. 25-26.
~ 192 ~
Nomura, M and T. Yamazaki. 1977. Fishing Technique (1). Tokyo: Japan
International Corporation Agency (JICA).
Pratama,S. dan Eka, Nanda., 2012. Kajian Perancangan Solar Cell beserta power
management untuk kapal perintis bertipe trimaran dengan sistem propulsi
water jet berpenggerak motor listrik. ITS. Surabaya.
Reza Ahkmad, S. 2012. Percobaan Pendahuluan Pemanfaatan Energi Surya
Sebagai Energi Alternatif Sistem Kelistrikan Lampu Navigasi Pada Kapal
Penangkap Ikan. IPB. Bogor.
Sarwono, Analisa Kualitas Sel Surya Sebagai Pembangkit Tenaga Listrik Skala
Laboratorium. ITS Surabaya, 1990.
Sudiyono dan Antoko, Bambang,. 2006. Perencanaan dan Pembuatan Kapal
Wisata dengan Motor Generator Listrik Tenaga Surya Sebagai Energi
Alternatif Penggerak Propeler. ITS. Surabaya
T. N. C. Bangun and A. Muntaha, “Stabilitas Kapal Ikan Katamaran Sebagai
Pengganti Kapal Purse Seine Di Kabupaten Pamekasan Madura Jawa
Timur,” 2017
U. Amriardi, S. Samuel, and M. Iqbal, “Analisa Hambatan Kapal Ikan Tradisional
Catamaran Di Perairan Cilacap Karena Perubahan Bentuk Lambung Dengan
Pendekatan Lattice Boltzmann Method (Lbm),” J. Tek. Perkapalan, 2016
Winarni D., Studi tentang perencanaan pada Kalimas dan hubungannya dengan
perilaku masyarakat disekelilingnya. ITS- Surabaya, 1997. 7. Captain D. R.
Derrett, Ship Stability for Masters and Mates, Fifth edition, Butterworth
Heinema, 2001.
Yusmiati, E. Sri. 2014. Energy Supply Solar Cell Pada Sistem Pengendali Portal
Parkir Otomatis Berbasis Mikrokontroller 89S52.
~ 193 ~
Pengaruh Kompleksitas Dan Keadilan Sistem Perpajakan Terhadap Perilaku
Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Perencanaan Pajak Sebagai Pemediasi
Agustina Indriani
Lecturer in Accounting, Faculty of Economic and Business
Darma Persada University, Indonesia
(Email: [email protected])
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kompleksitas dan
keadilan sistem perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak dengan perencanaan pajak
sebagai pemediasi. Metode pengambilan data primer yang digunakan adalah metode
kuesioner. Data dianalisis menggunakan Partial Least Square of Structural Equation
Modelling (PLS-SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompleksitas sistem
perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, sedangkan keadilan sistem
perpajakan dan perencanaan pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
Kemudian kompleksitas sistem perpajakan dan keadilan sistem perpajakan berpengaruh
positif terhadap perencanaan pajak. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
perencanaan pajak tidak dapat memediasi pengaruh kompleksitas sistem perpajakan
terhadap kepatuhan wajib pajak, sedangkan perencanaan pajak memediasi pengaruh
keadilan sistem perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Kata kunci: Kompleksitas sistem perpajakan, Keadilan sistem perpajakan,
Perencanaan pajak dan Kepatuhan wajib pajak.
Latar Belakang
Kepatuhan Wajib Pajak merupakan faktor utama untuk menentukan jumlah
realisasi penerimaan pajak yang dapat dikumpulkan oleh Direktorat Jendral Pajak
(DJP) karena pajak merupakan salah satu elemen pendapatan utama negara, dalam
memegang peranan penting untuk berkontribusi terhadap pembiayaan
pembangunan di Indonesia. Upaya optimalisasi penerimaan pajak menjadi hal
yang penting dan memerlukan perhatian mengingat banyaknya potensi
penerimaan pajak yang belum tergali. Maka dari itu Pemerintah dan DJP memang
telah melakukan berbagai langkah antisipasi untuk mengatasi masalah tersebut,
salah satunya dengan melakukan reformasi dalam bidang perpajakan. Reformasi
perpajakan diperlukan untuk memungkinkan sistem perpajakan mengikuti
perkembangan terbaru dalam aktivitas bisnis dan pola perilaku kepatuhan Wajib
Pajak semakin meningkat dari waktu ke waktu (Ekonomi, 2017). Namun, pada
kenyataannya tingkat kepatuhan Wajib Pajak di Indonesia masih terbilang sangat
rendah. Indikasi rendahnya tingkat kepatuhan Wajib Pajak di Indonesia
~ 194 ~
disebabkan kurangnya kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi dalam melaksanakan
sistem self assessment dan sosialisasi dari pihak regulasi untuk memberikan
pemahaman tentang kesadaran membayar pajak yang sesuai dan pemberian sanksi
ketika tidak mematuhi apa yang sudah diatur dalam peraturan perundangan
mengenai pajak. Menurut Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tahun 2018 mencatat
jumlah Wajib Pajak di Indonesia saat ini sebanyak 60 juta Wajib Pajak orang
pribadi (WPOP) dan 5 juta badan usaha, akan tetapi dari jumlah tersebut, hanya
23 juta WPOP dan 550 ribu badan usaha yang taat membayar pajak. (DJP, 2018).
Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa terdapat berbagai faktor
eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi perilaku Wajib Pajak antara lain
kompleksitas sistem perpajakan, kondisi keuangan, keadilan sistem perpajakan
dan pengampunan pajak (tax amnesty). Serta adanya faktor interaksi melalui
perencanaan pajak yang dapat mempengaruhi perilaku tingkat kepatuhan Wajib
Pajak. Manurung (2013) menjelaskan kompleksitas sistem perpajakan dapat
muncul karena adanya keinginan untuk mencapai keadilan dan mendorong
kegiatan tertentu yang dianggap menguntungkan secara sosial atau ekonomi. Hasil
penelitian yang dilakukan Syakura dan Baridwan (2014) mengemukakan antara
lain bahwa kompleksitas sistem perpajakan berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak. Namun, hasil ini penelitian ini bertolak belakang dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Tarjo (2010) yang menyatakan bahwa
kompleksitas sistem perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib
Pajak. Kemudian keadilan sistem perpajakan yang merupakan pemungutan pajak
yang adil, apabila orang-orang yang berada dalam keadaan ekonomis yang sama
dikenakan pajak yang sama, sedangkan orang-orang yang keadaan ekonomisnya
tidak sama harus diperlakukan tidak sama setara dengan ketidaksamaannya itu
(Mansyuri, 2002). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suhartini (2015)
mengemukakan bahwa keadilan sistem perpajakan tidak berpengaruh signifikan
terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Namun, melalui motivasi sebagai mediasi
memiliki pengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
~ 195 ~
LANDASAN TEORI
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
suatu pendekatan Structural Equation Modeling (SEM) Partial Least Square
(PLS). Tujuan iPLS-SEM iadalah imembantu ipeneliti idalam imemprediksi
isebuah imodel. iModel iformalnya idengan imendefinisikan ivariabel ilaten
isebagai ilinear iagregat idari iindikator-indikatornya i(Abdillah, i2018).
iSehingga idalam imenghasilkan iresidual ivariance idari ivariabel iendogen
iharus imenggunakan itiga ikategori iestimasi iparameter iyang idihasilkan.
iPertama, iadalah iweight iestimate iyang idigunakan iuntuk imenciptakan iskor
ivariabel ilaten. iKedua, imencerminkan iestimasi ijalur i(path iestimate) iyang
imenghubungkan ivariabel ilaten idan iantar ivariabel ilaten idengan iindikatornya
i(loadings). iKetiga, iberkaitan idengan imeans idan ilokasi iparameter i(nilai
ikonstanta iregresi) iuntuk iindikator idan ivariabel ilaten. I Oleh isebab iitu,
imetode ianalisis idata idalam ipenelitian iini imenggunakan iproses iiterasi itiga
itahap idan isetiap itahap iakan imenghasilkan iestimasi iuntuk idilakukan
ianalisis, iyaitu itahap ipertama idengan ianalisa iouter imodel, itahap ikedua
idengan ianalisa iinner imodel, idan itahap iketiga ipada iuji ihipotesis. Oleh sebab
itu, berdasarkan uraian ini, maka model yang diajukan adalah sebagai berikut:
(a) iη1 i= iγ1ξ1 i+ iγ2ξ2 i+ i iζ1
(b) iη2 i= iβ1η1 i+ iγ3ξ1 i+ iγ4ξ2 i+ iζ2
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan di dalam penelitian ini untuk menguji kebenaran
hubungan kausal (cause and effect), yaitu hubungan antara variabel independen
(yang mempengaruhi) dengan variabel dependen (yang dipengaruhi). iAdapun idi
ilihat idari itime ihorizon-nya, penelitian iini ibersifat icross isectional, iyaitu
ipenelitian idengan icara imempelajari iobjek dalam ikurun iwaktu itertentu iyakni
imelakukan ipenyebaran ikuesioner iyang idimulai ipada tanggal i1 iNovember
ihingga i31 Desember 2019.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak badan
yang terdaftar di Kanwil Pajak Tangerang Selatan dan Jakarta Selatan. Peneliti
~ 196 ~
akan mengajukan kuesioner dimana didalam kuesioner tersebut telah disediakan
pilihan alternatif jawaban menggunakan skala likert dan responden diharapkan
untuk memilih salah satu dari jawaban tersebut. Instrumen dalam penelitian ini
menggunakan skala likert dengan skala nilai 5 poin: Sangat Tidak Setuju (STS);
Tidak Setuju (TS); Setuju (S); Sangat Setuju (S); Amat Sangat Setuju (ASS).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kompleksitas Sistem Perpajakan 186 1 5 4.10 0.490
Keadilan Sistem Perpajakan 186 1 5 4.00 0.472
Perencancaan Pajak 186 1 5 4.26 0.513
Kepatuhan Wajib Pajak 186 1 5 3.98 0.455
Deskriptif Statistik dengan 186 observasi.
Berdasarkan pada tabel deskriptif statistic dapat diketahui deskripsi data dari
kelima variabel yang digunakan yakni variabel Kompleksitas Sistem Administrasi
Perpajakan memiliki nilai minimum 1 dan nilai maximum 5, yang berarti jawaban
responden dimulai dari Sangat Tidak Setuju sampai dengan Amat Sangat Setuju.
Nilai mean berkisar di angka 4 menandakan rata-rata responden cenderung
menjawab ke arah sangat setuju. Nilai Standar Deviasi sebesar 0.490. 2.Variabel
Keadilan Sistem Perpajakan memiliki nilai minimum 1 dan nilai maximum 5,
yang berarti jawaban responden dimulai dari Sangat Tidak Setuju sampai dengan
Amat Sangat Setuju. Nilai mean berkisar di angka 4 menandakan rata-rata
responden cenderung menjawab ke arah sangat setuju. Nilai Standard Deviation
sebesar 0.472. Variabel Perencanaan Pajak memiliki nilai minimum 1 dan nilai
maximum 5, yang berarti jawaban responden dimulai dari Sangat Tidak Setuju
sampai dengan Amat Sangat Setuju. Nilai mean berkisar di angka 4 menandakan
rata-rata responden cenderung menjawab ke arah sangat setuju. Nilai Standard
Deviation sebesar 0.513. Variabel Kepatuhan Wajib Pajak memiliki nilai
~ 197 ~
minimum 1 dan nilai maximum 5, yang berarti jawaban responden dimulai dari
Sangat Tidak Setuju sampai dengan Amat Sangat Setuju. Nilai mean berkisar di
angka 4 menandakan rata-rata responden cenderung menjawab ke arah setuju dan
sangat setuju. Nilai Standard Deviation sebesar 0.455.
Hypothesis Path Expect
Direct Effect
Conclussion Original
Sample
Sample
Mean
T-
Statistic
P-
Value
H1
KSP→KWP (-) 0.310 0.309 4.887 0.000 H1 Rejected
H2
KESP→KWP (+) 0.557 0.559 9.272 0.000 H2 Accepted
H3
PP→KWP (+) 0.343 0.342 4.382 0.000 H3 Accepted
H4
KSP→PP (+) 0.069 0.070 0.876 0.190 H4 Rejected
H5
KESP→PP (+) 0.753 0.754 11.838 0.000 H5 Accepted
~ 198 ~
Pada tabel menunjukkan bahwa hasil uji hipotesis variabel KSP terhadap
KWP memiliki nilai estimates 0,310 dengan probability value 0,000 (< 0,05). Hal
ini menunjukkan Hipotesis 1 ditolak, yang berarti bahwa Kompleksitas Sistem
Perpajakan tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Kemudian
Pengaruh KESP terhadap KWP memiliki nilai estimates 0,557 dengan probability
value 0,000 (< 0,05). Hal ini menunjukkan Hipotesis 2 diterima, yang berarti
bahwa Kompleksitas Sistem Perpajakan tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak. Pengaruh PP terhadap KWP memiliki nilai estimates 0,343 dengan
probability value 0,000 (< 0,05). Hal ini menunjukkan Hipotesis 3 diterima, yang
berarti bahwa Perencanaan Pajak berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak. Pengaruh KSP terhadap PP memiliki nilai estimates 0,069 dengan
probability value 0,190 (> 0,05). Hal ini menunjukkan Hipotesis 4 ditolak, yang
berarti bahwa Kompleksitas Sistem Perpajakan tidak berpengaruh terhadap
Perencanaan Pajak. Pengaruh KESP terhadap PP memiliki nilai estimates 0,753
dengan probability value 0,000 (< 0,05). Hal ini menunjukkan Hipotesis 5
diterima, yang berarti bahwa Keadilan Sistem Perpajakan berpengaruh positif
terhadap Perencanaan Pajak. Kemudian hasil dari uji pengaruh tidak langsung
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Hypothesis Path Expect
Indirect Effect (Pararel Mediation)
Conclussion Original
Sample
Sample
Mean
T-
Statistic
P-Value
(1-Tailed)
H6
KSP→PP
KWP
PrM 0.024 0.023 0.852 0.197 H6 Rejected
H7
KESP→PP
KWP
PrM 0.258 0.259 3.957 0.000 H7 Accepted
~ 199 ~
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa hasil uji hipotesis terhadap pengaruh
tidak langsung (indirect effect) dengan prosedur boostrapping adalah pada
Pengaruh KSP terhadap KWP melalui PP memiliki nilai estimates 0,024 dengan
probability value 0,197 (> 0,05). Hal ini menunjukkan Hipotesis 6 ditolak, yang
berarti bahwa Perencanaan Pajak tidak dapat memediasi pengaruh Kompleksitas
Sistem Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Pengaruh KESP terhadap
KWP melalui PP memiliki nilai estimates 0,258 dengan probability value 0,000 (<
0,05). Hal ini menunjukkan Hipotesis 7 diterima, yang berarti bahwa Perencanaan
Pajak memediasi pengaruh Keadilan Sistem Perpajakan terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak.
Kemudian setelah melihat dari hasil uji hipotesis maka dapat model estimasi
yang didapatkan melalui uji terhadap variansi konstruk endogen, dan relevansi
prediksi yang mana hasil dari nilai parameter persentase memperlihatkan bahwa
model yang dibentuk secara struktural menghasilkan formula sebagai berikut:
(1) PP (η1) = 0,069 KSP (γ1) + 0,753 KESP (γ2) + ζ1
(2) KWP (η2) = 0,343 PP (β1) + 0,286 KSP (γ1) + 0,299 KESP (γ2) + ζ2
Keterbatasan dan Implikasi
Terdapat beberapa hal yang menjadi keterbatasan yang mana harus
dipertimbangkan ketika mengevaluasi hasil penelitian ini, yaitu sampel dilakukan
dengan metode purposive sampling dan semua sampel penelitian ini adalah wajib
pajak badan melalui orang pribadi yang punya keahlian di bidang perpajakan,
didominasi oleh pekerja dengan pengalaman bekerja antara 0 – 5 tahun yang masa
tersebut banyak peraturan-peraturan pajak baru sehingga mempengaruhi dalam
menjawab pertanyaan dalam kuesioner. Penelitian selanjutnya dapat
menggunakan variabel-variabel lain baik variabel independen maupun dependen
dengan menambahkan variabel kontrol yang juga mempunyai pengaruh terhadap
Kepatuhan wajib pajak, sebagai contoh Kinerja dan pelayanan petugas pajak/
fiskus.
~ 200 ~
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, I. 1991. The Theory Planned Behavior. Organizational Behavior and
Human Decision Processes. 50: 179-211.
Ajzen, I. and Fishbein, M. 1980. Understanding Attitudes and Predicting Social
Behavior. Englewood-Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall.
Allingham, Michael G., and Agnar Sandmo. “Income Tax Evasion: A
Theoretical Analy-sis.” Journal of Public Economics 1 No. 3/4
(November, 1972): 323–38
Andreoni, James. 1991. The Desirability of a Permanent Tax Amnesty. Journal of
Public Economics, Vol. 45: 143-159.
Bemani,J. 2014. Do Tax Authorities abide by Their Core Principles When
Collecting revenue? A case of Zimbabawe Revenue Authority. Journal of
Reserach in Business and Management Vol no 2 no 10.
Brown, M. M. (2003). Technology Diffusion and the “Knowledge Barrier”: The
Dilemma of Stakeholder Participation, 26(4), 345– 359.
doi:10.1177/1530957603252581
Chandra . A, Sundarta . I . M. 2016. Fenomena Pengampunan Pajak (Tax
Amnesty), Peghindaran Pajak (Tax Avoidance) dan Perencanaan Pajak.
Jurnal Ilmiah Akuntansi Keuangan.
Clotfelter, C. T., 1983, Tax Evasion and Tax Rates: an Analysis of Individual
Returns, Review of Economic Statistics, 65 (August), 363—373.
Cooper, D.R., & Schindler, P.S. 2006. Business Research Methods (9th ed.). New
York: McGraw-Hill/Irwin
Mangoting, Yenni. 1999. Tax Planning: Sebuah Pengantar Sebagai Alternatif
Meminimalkan Pajak. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 1 (1): 43-53
Manurung, Surya. 2013. Kompleksitas Kepatuhan Pajak. Artikel Pajak tahun
2013 bulan September. www.pajak.go.id
Mardiasmo. 2017. Perpajakan Edisi Revisi Yogyakarta: Penerbit Andi.
Muhammad, 2017. Tinjauan Literatur Sistematis tentang Pengampunan Pajak di 9
Asia Negara
Mustikasari, Elia, 2007. Kajian Empiris tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan di
Perusahaan Industri Pengolahan di Surabaya. Simposium Nasional
Akuntansi X:1-42
Musgrave, Richard A Musgrave, Peggy B. 1989. Public Finance in Theory and
Practice. Mc Graw Hill Book Company.
Ngadiman dan Huslin, Daniel. 2015. Pengaruh Sunset Policy, Tax Amnesty dan
Sanksi Pajak (Studi Empiris di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta
Kembangan), Jurnal Akuntansi, Vol. XIX, No. 2, Mei, hal. 225-241.
~ 201 ~
Palil, M.R. and Mustapha, A.F. 2011. The Evolution and Concept of Tax
Compliance in Asia and Europe. Australian Journal of Basic and Applied
Sciences, 5 (11), 557-563.
Partomo, Adhi Fajar. 2014. Mewujudkan sistem perpajakan yang adil di
Indonesia. Jurnal IXB/11 DIV Akuntansi Reguler, Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara (STAN), Tangerang Selatan.
Nurmantu, Safri. 2005. Dasar-dasar Perpajakan. Jakarta: Kelompok Yayasan
Obor.
Salisbury, W.D., Chin, W.W., Gopal, A. and Newsted P.R.(2002). Research
Report: Better Theory through Measurement Developing a Scale to Capture
Consensus on Appropriation. Information System Research. 13: 91- 103.
Sari, 2017, Pengaruh Persepsi Manfaat Pengampunan Pajak terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak
Sawyer, Adrian. (2016). Targeting Amnesties at Ingrained Evasion - a New
Zealand Initiative Warranting Wider Consideration?. Journal of the
Australasian Tax Teachers Association, Vol. 1, No. 3.
Sekaran, U., & Bougie, R. 2017. Research methods for business: a skill-building
approach (8th ed.). Haddington: John Wiley & Sons.
Peraturan:
Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 235/KMK.03/2003 tentang Tata Cara
Penentuan Wajib Pajak Patuh.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Tax Amnesty (Pengampunan
Pajak).
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan
~ 202 ~
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Berwirausaha Ibu-Ibu
Di Lingkungan Rw 13 Jatiwaringin Asri, Pondok Gede - Bekasi
Endang Tri Pujiastuti1
Fakultas Ekonomi, Universitas Darma Persada ([email protected])
Dian Anggraeny Rahim2
Fakultas Ekonomi, Universitas Darma Persada ([email protected])
Sukardi3
Fakultas Ekonomi, Universitas Darma Persada ([email protected])
Ardi Kusmara4
Fakultas Ekonomi, Universitas Darma Persada ([email protected])
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
mempengaruhi motivasi berwirausaha Ibu-Ibu di Lingkungan RW 13 Jatiwaringin Asri,
Pondok Gede Bekasi. Data yang digunakan merupakan data primer berupa kuisioner
terhadap 90 responden yaitu ibu-ibu yang berwirausaha di lingkungan RW 13. Alat
analisis yang digunakan adalah analisis faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
3 faktor motivasi yaitu karakteristik individu Faktor lingkungan pekerjaan, Faktor dalam
pekerjaan, yang tercermin dalam 23 variabel. Namun hanya ada 15 variabel yang
mampu membentuk 4 faktor utama yaitu Kemauan, Pengetahuan, Pelatihan dan Ide. Dari
uji component matrik menunjukkan nilai korelasi tertinggi dari masing-masing variabel
yang terbentuk yaitu berwisausaha karena ingin menerapkan ide 45,1%, berwirausaha
untuk memenuhi kebutuhan keluarga 66 %, berwirausaha karena pengetahuan dari
keluarga 60,8% dan berwirausaha membutuhkan pengetahuan keuangan dan pemasaran
56,4%.
Kata kunci: Motivasi, Wirausaha, Karakteristik Individu dan Lingkungan Pekerjaan
Latar Belakang
Kebijakan pemerintah yang dikenal dengan kebijakan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) sejak Maret 2021 sebagai upaya pencegahan merebaknya
pandemi Covid 19 berpengaruh terhadap berbagai sektor, termasuk kehidupan
sosial masyarakat. Demikian hal-nya dengan kehidupan sosial di lingkungan RW
13 Jatiwaringin Asri Pondok Gede Bekasi. Maraknya ibu-ibu yang beralih profesi
sebagai wirausaha dengan membuka usaha baru didukung dengan didirikannya
“Waroeng Bersama On Line” dan semakin banyaknya transaksi jual beli melalui
saran tersebut menarik untuk diteliti faktor apa saja yang memotivasi para ibu-ibu
melakukan wirausaha.
Berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator group “Waroeng Blok A”
sekaligus Ibu Ketua RW Jatiwaringin Asri dijelaskan banyaknya ibu-ibu yang
membuka usaha didorong oleh berbagai motif antara lain karena pengaruh
~ 203 ~
lingkunagn keluarga sebagaimana hasil penelitian yang dikemukakan oleh
Yudistya, dkk (2019) yait lingkungann keluarga, modal dan kebebasan bekerja
berpengaruh terhadap motivasi perempuan untuk berwirausaha on line.
Disamping itu dipengaruhi pula oleh berbagai faktor seperti faktor internal dan
eksternal lainnya.
Dari hal-hal yang dikemukakan diatas, maka salah satu Tim Peneliti
Fakultas Ekoonmi berusaha menggali faktor-faktor apa saja yang mempegaruhi
motivasi ibu-ibu di lingkungan Jatiwaringin Asri berwirausaha. Oleh karena itu
Tim Peneliti menetapkan judul “ Analisi Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Motivasi Berwirausaha Ibu-Ibu Jatwaringin Asri, Pondok Gede – Bekasi.
Landasan Teori
Berwirausaha memerlukan motivasi. Motivasi merupakan upaya dan
keinginan yang ada di dalam diri manusia untuk melakukan sesatu kearah yang
lebih baik. Menurut Malthis (2001: 24) motivasi merupakan hasrat didalam diri
seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan. Dengan
demikian motivasi adalah tindakan yang mengarah pada dorongan untuk
memenuhi kebutuhan. Hal ini sejalan dengan teori motivasi yang dikembangkan
oleh Abraham H. Maslow bahwa pada intinya manusia mempunyai lima hirarki
kebutuhan yaitu kebutuhan fisiological (physiological needs), kebutuhan rasa
aman (safety needs), kebutuhan kasih sayang (love needs), kebutuhan harga diri
(esteem needs), aktualisasi diri (self actualization).
Motivasi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mendorong seseorang
melakukan sesuatu. Menurut Ardana dkk (2015: 31), faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi seseorang adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik individu, antara lain: minat, sikap terhadap diri sendiri, pekerjaan
dan situasi pekerjaan, kebutuhan individual kemampuan atau kompetensi,
pengetahuan tentang pekerjaan, emosi, suasana hati, perasaan keyakinan dan
nilai-nilai.
2. Faktor-faktor pekerjaan, antara lain:
~ 204 ~
a. Faktor lingkungan pekerjaan, yaitu: pendapatan yang diterima, kebijakan-
kebijakan sekolah, supervisi, hubungan antar manusia, kondisi pekerjaan,
budaya organisasi.
b. Faktor dalam pekerjaan, yaitu: sifat pekerjaan, rancangan tugas atau
pekerjaan, pemberian pengakuan terhadap prestasi, tingkat atau besarnya
tanggung jawab yang diberikan, adanya perkembangan dan kemajuan
dalam pekerjaan, adanya kepuasan dari pekerjaan.
Faktor motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk mendorong seseorang
untuk melakukan kegiatan usaha atau berwiraswasta. Wiraswasta terdiri atas tiga
kata: wira, swa, dan sta, masing-masing berarti wira adalah manusia unggul,
teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan/ pendekar kemajuan, dan
memiliki keagungan watak; swa artinya sendiri; dan sta artinya berdiri (Buchari,
2008:17). Sedangkan menurut Suryana (2013 :16) wirausaha adalah orang yang
menciptakan kesejahteraan untuk orang lain, menemukan cara-cara baru untuk
menggunakan sumber daya, mengurangi pemborosan dan membuka lapangan
kerja yang disenangi.
Dalam menjalankan wirausaha khususnya ibu-ibu terdapat berbagai
faktor yang mempengaruhinya karena para ibu-ibu juga berperan ganda sebagai
ibu rumah tangga. Dalam penelitian Pramaditya dalam Yudistya dkk (2019:82)
menemukan bahwa faktor internal dan faktor eksternal berpengaruh signifikan
terhadap keputusan perempuan berwirausaha. Faktor internal tersebut meliputi
keyakinan diri, keahlian, dan motivasi diri. Sementara, faktor eksternal meliputi
lingkungan keluarga, lingkungan sosial, dan risiko. Pada penelitian tersebut,
faktor eksternal memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan faktor
internal.
Disamping itu wirausaha harus pula memiliki pengetahuan dasar tentang
kewirausahaan. Terdapat beberapa pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh
seorang wirausaha menurut Suryana (2013 : 81) yaitu:
1. Pengetahuan tentang usaha yang akan dirintis.
~ 205 ~
2. Pengetahuan lingkungan usaha yang ada.
3. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.
4. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dan data yang
digunakan adalah data primer dan sedunder. Teknik pengumpulan data dengan
cara wawancara dan kuesioner dengan skala jawaban menggunakan skala likert
dengan skala 1 sampai dengan 4.
Sebelum data dianalisis, dilakukan pengujian keabsahan data dengan
menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. validitas merupakan derajat
ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan
data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2017:188-189) suatu
instrument dinyatakan valid apabila nilai koefisien Rhitung ≥ 0,3. Sedangkan uji
reliabilitas untuk mengukur tingkat kekonsistenan suatu data. Menurut Ghozali
(2016 : 68) pengukuran reliabilitas dilakukan menggunakan uji statistic Cronbach
alpha (α) dalam program SPSS 25. Variabel dikatakan reliable jika memberikan
nilai Cronbach Alpha (α) > 0,60.
Metode analisis data menggunakan analisis faktor. Data diolah dengan
menggunakan alat analisis statistik dengan bantuan program Microsoft Excell
2016 dan SPSS 25. Untuk menjawab rumusan masalah pertama yaitu “Apa saja
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berwirausaha bagi ibu-ibu di
lingkungan Jariwaringin Asri, Pondok Gede – Bekasi menggunakan alat analisa
“analisis faktor”. Analisis faktor adalah mencoba menemukan hubungan
(interrlationship) antar sejumlah variabel-variabel yang awalnya saling
independen satu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau beberapa
kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal, Santoso
(2017:58). Sedangkan menurut Ghozali ( 2011: 393) analisis faktor adalah suatu
cara meringkas (summarize) informasi yang ada dalam variabel asli (awal)
menjadi satu set dimensi baru.
~ 206 ~
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian dengan 90 responden yang terdiri dari ibu-ibu wirasusaha di
lingkungan RW 13 Jatiwarngin Asri. Hasil penelitian dilihat dari Kaiser-Meyer-
Olkin and Bartlett’s Test sebesar 0,706 dengan signifikan sebesar 0,000
menunjukan angka KMO diatas 0,50 dan signifikansi jauh dibawah (0,000 < 0,05)
artinya variabel dan responden dapat dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis
faktor. Dari ketiga faktor yang tercermin dalam 23 variabel kemudian setelah
dilakukan analisis faktor hanya ada 15 variabel yang mampu membentuk 4 faktor
utama yaitu Kemauan, Pengetahuan, Pelatihan dan Ide. Dari 4 (empat) faktor yang
terbentuk terdapat nilai eigenvalue tertinggi yaitu faktor kemauan dengan nilai
4,33 . Sedangkan dilihat dari uji component matrik menunjukkan nilai korelasi
dari masing-masing variabel yang terbentuk yaitu berwisausaha karena ingin
menerapkan ide 45,1%, berwirausaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga 66 %,
berwirausaha karena pengetahuan dari keluarga 60,8% dan berwirausaha
membutuhkan pengetahuan keuangan dan pemasaran 56,4%.
Kesimpulan
Simpulan dari hasil pengolahan data dengan menggunakan analisis faktor
terhadap 90 orang responden yaitu ibu-ibu yang berwirausaha di lingkungan RW
13 Jatiwaringin Asri Pondok Gede – Bekasi yaitu dari 3 faktor utama dalam
berwirausaha, yaitu (1) Faktor Individual, antara lain: minat, sikap terhadap diri
sendiri, pekerjaan dan situasi pekerjaan, kebutuhan individual kemampuan atau
kompetensi, pengetahuan tentang pekerjaan, emosi, suasana hati, perasaan
keyakinan dan nilai-nilai. (2) Faktor lingkungan pekerjaan, yaitu: pendapatan
yang diterima, kebijakan-kebijakan sekolah, supervisi, hubungan antar manusia,
kondisi pekerjaan, budaya organisasi dan (3) Faktor dalam pekerjaan, yaitu: sifat
pekerjaan, rancangan tugas atau pekerjaan, pemberian pengakuan terhadap
prestasi, tingkat atau besarnya tanggung jawab yang diberikan, adanya
perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan, adanya kepuasan dari pekerjaan
yang tercermin dalam 23 variabel maka hanya ada 15 variabel yang mampu
membentuk 4 faktor utama yaitu kemauan, pengetahuan, pelatihan dan ide. Faktor
~ 207 ~
kemauan merupakan gabungan dari 10 variabel, pengetahuan adalah gabungan
dari 3 variabel, pelatihan dan ide merupakan gabungan dari masing-masing 1
variabel. Sedangkan dilihat dari uji component matrik menunjukkan nilai korelasi
tertinggi terdapat pada berwirausaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga 66 %,
berwirausaha karena pengetahuan dari keluarga 60,8%, berwirausaha
membutuhkan pengetahuan keuangan dan pemasaran 56,4% dan berwisausaha
karena ingin menerapkan ide 45,1%.
Oleh karena disarankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
produk yang paling diminati masyarakat serta ditindaklanjuti dengan kegiatan
pengabdian masyarakat untuk memberikan pelatihan dibidang keuangan, strategi
pemasaran dan kualitas produk.
~ 208 ~
Peran Efektivitas Iklan Di Televisi Dalam Memediasi Daya Tarik Iklan
Terhadap Brand Attitude Pada Iklan Merek Shampoo Sunsilk (Studi Kasus
Di Cakung Barat Jakarta Timur)
Resa Nurlaela Anwar, SE.MM
Universitas Darma Persada / [email protected]
Arini Hidayati
Universitas Darma Persada
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Peran Efektivitas Iklan Di Televisi
Dalam Memediasi Daya Tarik Iklan Terhadap Brand Attitude Pada Iklan Merek Shampoo
Sunsilk (Studi Kasus Di Kelurahan Cakung Barat). Pengumpulan data dilakukan dengan
menyebar kuesioner kepada 100 responden yaitu wanita di kelurahan cakung barat.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Alat analisis
yang digunakan adalah Path Analysis. Uji F, Uji T, dan Uji analisis koefisien (R²)
dilakukan sebagai persyaratan statistik yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis
path analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) variabel daya tarik iklan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel efektivitas iklan. (2) variabel daya
tarik iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel brand attitude. (3)
variabel efektivitas iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel brand
attitude. (4) Daya Tarik Iklan berpengaruh terhadap brand attitude yang di mediasi oleh
efektivitas iklan secara langsung.
Kata Kunci : Daya Tarik Iklan, Efektivitas Iklan, Brand Attitude.
LATAR BELAKANG
Iklan sering diakui sebagai senjata paling ampuh untuk menciptakan
diferensiasi produk di benak konsumen. Perusahaan atau produsen menggunakan
iklan dan promosi untuk mengenalkan produknya. Iklan merupakan salah satu
bentuk pesan yang disampaikan kepada konsumen dengan tujuan memberi
informasi, membujuk dan mengingatkan konsumen akan produk yang diiklankan.
Iklan yang baik adalah iklan yang mampu menarik konsumen untuk
melihatnya. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh databoks yang
dilansir dalam www.databoks.katadata.co.id pada tahun 2019, melakukan riset
mengenai konsumsi media oleh milenial di Indonesia tahun 2019. Hasil riset
menunjukkan bahwa media televisi masih menjadi media yang paling banyak
dikonsumsi oleh milenial di Indonesia yakni sebesar 89%. Lalu, video online,
seperti di YouTube dan Instagram, menempati peringkat berikutnya dengan 46%.
Sementara itu, milenial lebih banyak membaca berita dan memperoleh informasi
dari surat kabar harian sebesar 27% dibandingkan portal berita online sebesar 7%,
~ 209 ~
surat kabar digital sebesar 2% maupun majalah sebesar 1%. Milenial juga
menjadikan radio sebesar 24% dan film sebesar 8% sebagai sumber berita dan
informasi.
Shampo umumnya digunakan masyarakat untuk membersihkan rambut dari
kotoran-kotoran yang menempel, baik pria maupun wanita. Selain itu juga
digunakan untuk merawat kesehatan rambut agar lembut, berkilau, dan mudah
diatur. Salah satunya adalah perusahaan Shampo Sunsilk yang masuk di Indonesia
sejak tahun 1952. Namun semakin banyaknya pesaing di era globalisasi ini
produk Sunsilk kian terdesak dengan pesaing yang ada seperti Shampo Pantene
dan Shampo Clear. Menurut data Top Brand Awards, Sunsilk menjadi salah satu
top brand Shampoo yang disajikan pada tabel berkut:
Tabel 1. 1
Top Brand Award Tahun 2017-2019 Kategori Shampoo
No Merek
Top brand Index
2017 2018 2019
1. Sunsilk 22,4% 20,3% 18,3%
2. Pantene 22,6% 24,1% 22,9%
3. Clear 17,4% 17,2% 19,8%
4. Lifebuoy 13,1% 17,2% 14,1%
5. Dove 7,6% 10,1% 6,1%
Sumber : www.topbrandaward
Tabel 1.1 menunjukan bahwa Sunsilk meraih TBI (Top Brand Index) untuk
kategori Shampoo 22,4% di tahun 2016, kemudian di tahun 2017 menurun
menjadi 20,3% dan pada tahun 2019 menurun yang sangat signifikan menjadi
18,3%.
~ 210 ~
Dengan berkembangnya zaman pesaing Sunsilk sebagai Shampoo tidak
hanya hadir dari produk lokal saja akan tetapi dari produk luar negeri. Dengan
adanya ini Sunsilk tetap menggunakan iklan sebagai media terbaiknya untuk alat
promosi. Banyak dari produk pesaing menggunakan kemajuan teknologi sebagai
media promosinya.. Daya tarik yang diberikan suatu iklan dengan menggunakan
dukungan dari bintang iklan itu sendiri merupakan suatu peran yang sangat
penting untuk membuat iklan menjadi efektif. Sunsilk menggunakan bintang
iklan seperti Isyana Sarasvati, Raisa Andriana, Carla Rizki dan Laudya Chintya
Bella sebagai daya tarik iklan. Daya tarik selebriti yang digunakan juga dapat
memepengaruhi sikap merek.
LANDASAN TEORI
Efektivitas Iklan
Pengukuran efektivitas sangat penting dilakukan. Tanpa dilakukannya
pengukuran efektivitas tersebut akan sulit diketahui apakah tujuan perusahaan
dapat atau tidak. Menurut Cannon, et al (2012) efektivitas bergantung pada sebaik
apa media tersebut sesuai dangan sebuah strategi pemasaran, yaitu pada tujuan
promosi, pasar target yang ingin dijangkau, dana yang tersedia untuk pengiklanan,
serta sifat dari media, termasuk siapa yang akan dijangkau, dengan frekuensi
seberapa sering, dengan dampak apa, dan pada biaya seberapa besar. Kemudahan
pemahaman meruapakan indikator yang penting dalam efektivitas iklan.
Kotler (2005) menjelaskan bahwa efektivitas iklan bergantung pada struktur
pesan iklan. Ketika masyarakat mampu memahami dan merespon baik struktur
pesan yang ada pada iklan yang ditayangkan maka iklan tersebut termasuk iklan
yang efektif. Sedangkan menurut Schults & Tannenbaum (dalam Ardiansya 2015:
77), efektivitas iklan dapat dilihat dari pengenalan merek (brand recognition),
iklan diingat, serta pesan iklan dipahami. Semakin tinggi tingkat Sebuah iklan
yang efektif tidak hanya mencangkup informatif atas barang yang ditawarkan saja,
melainkan suatu pesan yang dapat menarik pemirsa.
211
Daya tarik iklan atau power of impression dari suatu iklan adalah seberapa besar iklan
mampu memukau atau menarik perhatian pemirsanya (Indiarto, dalam Ardiansya 2015:77 ).
Iklan merupakan bentuk promosi dengan menggunakan media cetak dan elektronik. Iklan juga
merupakan instrument pemasaran modern yang akhirnya didasarkan pada pemikiran-pemikiran
karena iklan adalah bentuk komunikasi promosi yang dipandang paling efektif.
Menurut Sukamawati dan Suyono ( 2005 dalam Octaviasari 2011:24) daya tarik iklan
adalah sifat yang dimiliki seseorang yang dapat menimbulkan rasa ketertarikan dirinya. Daya
tarik ini dapat dikategorikan dalam dua komponen, yaitu ketertarikan fisik bintang idola iklan
dan daya tarik kesesuaian produk yang di iklankannya. Faktor penting variabel ini adalah
likebility dan similarity.
2. BRAND ATTITUDE
Menurut UU merek no. 15 tahun 2001 pasal 1 aya1, merek adalah tanda yang berupa
gambar, nama, kata huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur
tersebut ynag memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdangangan barang dan
jasa. Definisi ini memiliki kesamaan dengan definisi versi American Marketing Association
yang menekankan peranan merek sebagai identifier dan differentiation. Berdasarkan kedua
definisi ini, secara teknis apabila seseorang pemasar membuat nama, logo, atau symbol baru
untuk sebuah produk baru, maka ia telah menciptakan sebuah merek. ( Tjiptono, 2005 dalam
Andini 2016:8)
• Merek (Brand) merupakan nama, istilah, tanda, simbol, desain, ataupun kombinasinya
yang mengidentifikasikan suatu produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
Identifikasi tersebut juga berfungsi untuk membedakannya dengan produk yang
ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Lebih jauh, sebenarnya merek merupakan nilai
tengible dan intangible yang mewakili dalam sebuah trademark (merek dagang) yang
mampu menciptakan nilai dan pengaruh tersendiri di pasar bila diatur dengan tepat. Saat
ini merek sudah menjadi konsep yang kompleks dengan sejumlah sejumlah teknis dan
psikologis.
Brand atitude atau sikap terhadap merek yang di definisikan sebagai kecenderungan
konsumen untuk mengevaluasi suatu merek dalam bentuk yang tidak menguntungkan maupun
menguntungkan serta dalam bentuk yang baik maupun tidak baik (Asseal, 1998 dalam kartika,
2016:177). Brand attitude meliputi sikap yang positif maupun negatif bergantung pada
212
pengaruh yang diberikan oleh suatu objek yang berkaitan dengan evaluasi konsumen. Brand
attitude dapat menjadi indikasi kesukaan atau ketidaksukaan konsumen yang dapat digunakan
untuk memprediksi kesediaan konsumen untuk membeli.
METODE PENELITIAN
1. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dan asosiatif. Metode kuantitatif kausal dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan mengenai efektivitas iklan dalam memediasi Daya Tarik Iklan terhadap Brand
Attitude Pada Iklan Merek Shampoo Sunsilk.
2. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi penelitian adalah opulasi penelitian ini adalah warga kelurahan di cakung barat
berjenis kelamin perempuan yang pernah melihat iklan shampoo sunsilk minimal 2x dalam 3
bulan terakhir serta memiliki kemampuan untuk memahami dan mengisi kuesioner yang
diberikan. Adapun kriteria dalam pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu : Berjenis
kelamin wanita, Berdomisili di Kelurahan Cakung Barat, Jakarta Timur, Pernah melihat iklan
shampoo sunsilk dan menggunakan shampoo sunsilk minimal 2x dalam 3 bulan terakhir.
Berdasarkan rumus proposri tak terduga dengan menggunakan interval keyakinan 95% dan e=
10% dan diperoleh 96 dibulatkan menjadi 100 responden.
3. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Data yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Dalam
penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan
melalui kuesioner kepada responden, yaitu Wanita di Kelurahan Cakung Barat yang pernah
melihat iklan atau menggunakan Shampoo Sunsilk. Menurut Sugiyono (2014:230) Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang
akan diukur dan tahu apa yang diharapkan responden.
4. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path
analysis). Menurut Retherford, dalam Sunyoto (2012) Analisis jalur merupakan kepanjangan
dari analisis regresi berganda. Analisis jalur adalah suatu teknik untuk menganalisis hubungan
sebab akibat yang terjadi pada variabel bebasnya memepengaruhi variabel terikat tidak hanya
secara langsung maupun secara tidak langsung
213
HASIL PEMBAHASAN
Tabel 1.2
Pengaruh Daya Tarik Iklan Terhadap Efektivitas Iklan Shampoo Sunsilk
Model Summary
Mo
del R R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 ,642a ,412 ,406 3,089
Sumber: Hasil olah data, 2020
Berdasarkan tabel diatas, hipotesis H1 pada model summary menunjukkan bahwa nilai
R2 sebesar 0,412 yang berarti kemampuan variabel daya tarik iklan dalam menjelaskan variabel
efektivitas iklan adalah 41,2%. Sedangkan 58,8% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
ada dalam penelitian ini.
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 653,854 1 653,854 68,540 ,000a
Residual 934,896 98 9,540
Total 1588,750 99
a. Predictors: (Constant), DayaTarikIklan
b. Dependent Variable: EfektivitasIklan
Berdasarkan tabel diatas, pada tabel anova menunjukan bahwa hasil nilai Fhitung sebesar
68,540 dan Ftabel dapat dicari pada tabel distribusi F dengan tingkat signifikansi 0,05 atau 5%
dimana df 1 (jumlah variabel-1) atau 3-1=2 dan df 2 = n-k-1 (jumlah data-jumlah variabel-1)
atau 100-2-1=97, maka diperoleh Ftabel sebesar 3,09. Maka Fhitung > Ftabel (68,540 > 3,09)
dan signifikansi (0,000 < 0,05) yang artinya H0 ditolak dan H1 diterima, bahwa variabel daya
tarik iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel efektivitas iklan.
214
Pengujian Hipotesis H2
Tabel 1. 3
Pengaruh Daya Tarik Iklan Terhadap Brand Attitude Pada Shampoo Sunsilk
Sumber :
hasil olah
data,2020
Berdasa
rkan tabel
diatas,
hipotesis H2 pada model summary menunjukkan bahwa nilai R2 sebesar 0,466 yang berarti
kemampuan variabel daya tarik iklan dalam menjelaskan variabel brand attitude adalah 46,6%.
Sedangkan 53,4% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini.
Didalam tahapan pengujian H2 diperoleh nilai koefisien jalur untuk daya tarik iklan
sebesar 0,682 hasil tersebut diperkuat dengan nillai signifikansi sebesar 0,000. Didalam tahapan
pengujian digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut
memperlihatkan bahwa nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 maka keputusannya adalah Ho
ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa daya tarik iklan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap brand attitude pada shampoo sunsilk.
Pengujian H3
Tabel 1. 4
Pengaruh Efektivitas Iklan Terhadap Brand Attitude Pada Shampoo Sunsilk Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,761a ,579 ,575 2,913
Berdasarkan tabel diatas, hipotesis H3 pada model summary menunjukkan bahwa nilai R2
sebesar 0,579 yang berarti kemampuan variabel efektivitas iklan dalam menjelaskan variabel
brand attitude adalah 57,9%. Sedangkan 42,1% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
ada dalam penelitian ini.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,682a ,466 ,460 3,282
a. Predictors: (Constant), DayaTarikIklan_
215
Pengambilan Hipotesis 4
Gambar 1.5
Model Hasil Analisis Jalur (Path Analysis)
PXY = 0,330 PYZ = 0,549
P = 0,577 ß =0,642 ß =0,761 P =0,848
ß = 0,684
P = 0,682
PXZ = 0,330
Berdasarkan gambar di atas dinyatakan bahwa pengaruh langsung antara daya tarik iklan
terhadap efektivitas iklan ditunjukkan oleh PXZ sebesar 0,330, pengaruh langsung antara
efektivitas iklan terhadap brand attitude ditunjukkan oleh PYZ sebesar 0,549 dan pengaruh
langsung antara daya tarik iklan terhadap brand attitude sebesar ditunjukkan oleh PXY sebesar
0,330, maka pengaruh tidak langsung antara daya tarik iklan terhadap brand attitude yang
dimediasi oleh efektivitas iklan yaitu (PXZ x PYZ) yaitu sebesar 0,181.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Terdapat pengaruh antara daya tarik iklan terhadap efektivitas iklan, hasil ini ditunjukkan
dengan nilai R2 yang didapatkan sebesar 0,412 atau sebesar koefisien determinasi sebesar
4,12%, dimana hal ini yang menunjukkan bahwa variabel daya tarik iklan memberikan
kontribusi terhadap pengaruh efektivitas iklan sebesar 4,12%.
2. Terdapat pengaruh antara daya tarik iklan terhadap brand attitude, hasil ini ditunjukkan
dengan nilai R2 yang didapatkan sebesar 0,466 atau sebesar koefisien determinasi sebesar
Efektivitas Iklan
(Y)
Brand Attitude
(Z)
Daya Tarik Iklan
(X)
216
46,6%, dimana hal ini yang menunjukkan bahwa variabel daya tarik iklan memberikan
kontribusi terhadap pengaruh brand attitude sebesar 46,6%.
3. Terdapat pengaruh antara efektivitas iklan terhadap brand attitude, hasil ini ditunjukkan
dengan nilai R2 yang didapatkan sebesar 0,579% atau sebesar koefisien determinasi
sebesar 57,9%, dimana hal ini yang menunjukkan bahwa variabel efektivitas iklan
memberikan kontribusi terhadap pengaruh brand attitude sebesar 57,9%.
4. Efektivitas iklan memiliki peran dalam memediasi hubungan daya tarik iklanterhadap
brand attitude. Hasil ini ditunjukkan dengan nilai Adjusted R Square yang didapatkan
sebesar 0,636 atau sebesar koefisien determinasi sebesar 63,6%, dimana hal ini yang
menunjukkan bahwa hasil pengujian pengaruh daya tarik iklan(X), efektivitas iklan(Y),
dan daya Tarik iklan(Z) memberikan kontribusi terhadap efektivitas iklan sebesar 63,6%.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran
yang dapat diberikan sebagai berikut :
1. Untuk pihak PT. Unilever Indonesia Tbk diharapkan dapat meningkatkan dan
memperhatikan keefektivitasan iklan tersebut dengan mempertahankan dan meningkatkan
daya tarik iklan yang kuat serta kualitas pelayanan.
2. Perusahaan dapat menggunakan endorser ataupun cara-cara yang lebih kreatif untuk
membuat audience tertarik dan tidak bosan saat Shampoo Sunsilk meluncurkan iklan-
iklan terbarunya. Dan tetap mempertahankan slogan dari Sunsilk yaitu Sunsilk, rambut
hitam berkilau kebangganku yang sudah diingat audience.
3. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya mengembangkan penelitian ini dengan
mengambil fakotr-faktor lainnya yang juga dapat mempengaruhi sikap terhadap merek
melalui iklan.
4. Perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan efektivitas iklan agar dapat
meningkatkan brand attitude dari produk.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, Wahyu. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Iklan Pada
Media Televisi ( Studi pada iklan produk sepeda motor Honda). Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Diponogoro Semarang.
Anggi, Venny Faradika dan Soesanto Harry. 2016. Analisis pengaruh daya tarik iklan dan
selebriti endorser pada promo ada aqua terhadap minat beli amdk merek aqua dengan
217
citra merek sebagai variabel intervening (studi kasus pada mahasiswa S1 di Jawa
Tengah dan DIY. Jurnal Manajemen Vol 5, No 3. Universitas Diponegoro, Semarang.
Ardiansyah, Lutfi, Zainul Arifin, dan Dahlan Fanani. Pengaruh Daya Tarik Iklan Terhadap
Efektivitas Iklan. Jurnal Adminstrasi Bisnis vol. 23 No 2 Juni 2015.Universitas
Brawijaya, Malang.
Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek & Psikologis Konsumen. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Fitriana, Selly. 2013. Pengaruh Efektivitas Iklan Terhadap Minat Beli Yang Dimediasi Oleh
Citra Merek. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Gustiko, Adrian Bayu. 2015. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Brand Attitude untuk
meningkatkan Brand Loyalty ( studi pada konsumen House of Moo). Skripsi. Program
sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponogoro, Semarang.
Hakim, Arief Rahman. 2010. Pengaruh Kepribadian, Sikap, dan Kpemimpinan Terhadap
Kinerja Kreatif Dalam Organisasi ( studi pada organisasi kreatif di kota Semarang).
Skripsi. Program sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro, Semarang.
Hertanto, Yohanes Christian. 2013. Pengaruh brand awareness, perceived quality, brand
association, dan brand loyalty terhadap brand attitude melalui efektivitas iklan
shampoo L’oreal di Surabaya. Jurnal Manajemen
Juliandi, Azuar dkk. 2014. Metode Penelitian Binis, Konsep dan Aplikasi. Medan:UMSU Press
Kartika, AS, dan A. A Gede Agung Artha Kusuma. 2016. Peran Efektivitas Iklan Dalam
Memediasi Daya Tarik Iklan Terhadap Brand Attitude Pada Iklan Merek Aqua ( Studi
Pada Konsumen Aqua). E-Jurnal Manajemen Unud Vol. 5 No.1. Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana, Bali.
Maretama, Arif. R. 2018. Pengaruh Electronic Word OF Mounth Terhadap Brand Image dan
Brand Switching. Jurnal Admistrasi Bisnis Universitas Brawijaya.
Moriarty, Sandra, Nancy Mitchell, willams Wells. 2011. Advertising. Jakarta:Kencana.
Nurdiyanto, AD dan Malik DL. 2019. Peran efektivitas iklan dalam memediasi daya tarik iklan
dan kredibilitas celebrity endorser terhadap keputusan pembelian sepeda motor sport
honda. Jurnal Manajemen Vol.10, No.1. Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas
Selamat Sri, Kendal.
Octaviasari, Sherly. 2011. Analisis Pengaruh Daya Tarik Iklan dan Efek Komunitas Terhadap
Kesadaran Merek dan Sikap Terhadap Merek Kartu Selular Prabayar Mentari di
Semarang. Skripsi. Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro.
Peter, P.J., dan Olson, J.C. 2013 perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Edisi 9. Jakarta:
Salemba Empat.
Riyanto, Makmum. 2008. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Iklan dan
Implikasinya Teradap Sikap Merek Studi Kasus Pada Iklan Pond’s di Kota Semarang.
Tesis. Semarang: Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sajarna
Universitas Diponogoro.
Schiffman, L., dan Kanuk, L.L 2008. Perilaku Konsumen, edisi ketujuh cetakan keempat.
Jakrata: PT Indeks.
218
Sufa, Faela, dan Bambang Munas. 2012. Analisis Pengaruh Daya Tarik Iklan, Kualitas pesan
Iklan, Frekuensi Penayangan Iklan Terhadap Efektivitas Iklan Televisi Mie Sedap.
Diponogoro Jurnal of Management Jurusan Manajemen Vol. 1 No. 1. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponogoro.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Website
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/01/16/televisi-media-paling-
banyakdikonsumsi-milenial-indonesia (Diakses Pada 10 Maret 2020)
https://www.topbrand-award.com/top-brand-index/ (Diakses Pada 10 Maret 2020)
https://www.sunsilk.co.id/home.html (Diakses Pada 10 Maret 2020)
https://jaktimkota.bps.go.id (Diakses Pada 15 Maret 2020)
https://websindo-indonesia-digital-2020 (diakses pada 20 Maret 2020
Top Related