profesionalisme guru kejuruan

37
BAB I PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN Majunya suatu negara sangat ditentukan majunya pendidikan di negara itu. Hal ini berarti pembenahan segala aspek atau komponen yang terlibat dalam pendidikan harus mendapat prioritas utama dalam pembangunan suatu negara. Pemberlakuan kuriku-lum baru merupakan salah satu upaya memperbaiki proses penyelenggaraan pendi-dikan di suatu negara agar dapat mengejar kemajuan negara lain (Olivia, 1992 : 3) Perubahan kurikulum di Indonesia merupakan upaya ke arah peningkatan kualitas pendidikan, karena di era globalisasi ini sangat dituntut adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif sesuai standar mutu nasional dan internasional. Guru sebagai pelaksanaan pendidikan di tingkat pembelajaran memegang peranan penting dalam menciptakan SDM yang berkualitas. Pendidik atau guru adalah tenaga profesional seperti yang diamanatkan dalam Pasal 39 ayat 2 UU RI No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 2 ayat 1 UU RI No 14/2005 tentang Guru dan Dosen, serta Pasal 28 ayat 1 PP RI No 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Landasan yuridis dan kebijakan tersebut menunjukkan adanya keseriusan dan komitmen yang tinggi Pemerintah dalam upaya meningkatkan profesionalisme dan penghargaan kepada guru sebagai pelaksana pendidikan di tingkat pembelajaran yang bermuara akhir pada peningkatan kualitas pendidikan nasional. Hal ini sejalan dengan arah kebijakan Sistem Pendidikan Nasional Pasal 42 UU RI No 20/2003 yang mensyaratkan pendidik (guru) harus memiliki kualifikasi akademik minimum dan sertifikasi sesuai dengan kewenangan mengajar, sehat

Transcript of profesionalisme guru kejuruan

BAB IPENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN

Majunya suatu negara sangat ditentukan majunyapendidikan di negara itu. Hal ini berarti pembenahan segalaaspek atau komponen yang terlibat dalam pendidikan harusmendapat prioritas utama dalam pembangunan suatu negara.Pemberlakuan kuriku-lum baru merupakan salah satu upayamemperbaiki proses penyelenggaraan pendi-dikan di suatunegara agar dapat mengejar kemajuan negara lain (Olivia,1992 : 3)

Perubahan kurikulum di Indonesia merupakan upaya ke arah peningkatan kualitas pendidikan, karena di era globalisasi ini sangat dituntut adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif sesuai standar mutu nasional dan internasional. Guru sebagai pelaksanaan pendidikan di tingkat pembelajaran memegang peranan penting dalam menciptakan SDM yang berkualitas.

Pendidik atau guru adalah tenaga profesional sepertiyang diamanatkan dalam Pasal 39 ayat 2 UU RI No 20/2003tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 2 ayat 1 UU RI No14/2005 tentang Guru dan Dosen, serta Pasal 28 ayat 1 PP RINo 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Landasanyuridis dan kebijakan tersebut menunjukkan adanyakeseriusan dan komitmen yang tinggi Pemerintah dalam upayameningkatkan profesionalisme dan penghargaan kepada gurusebagai pelaksana pendidikan di tingkat pembelajaran yangbermuara akhir pada peningkatan kualitas pendidikannasional.

Hal ini sejalan dengan arah kebijakan Sistem PendidikanNasional Pasal 42 UU RI No 20/2003 yang mensyaratkanpendidik (guru) harus memiliki kualifikasi akademik minimumdan sertifikasi sesuai dengan kewenangan mengajar, sehat

jasmani dan rohani, dan memiliki kemampuan untuk mewujudkantujuan pendidikan nasional. Demikian pula ditegaskan dalamPasal 28 ayat 1 PP No 19/ 2005 dan Pasal 8 UU RI No 14/2005yang mengamanatkan guru harus memiliki kualifikasi akademikminimal D4/S1 dan kompetensi sebagai agen pembelajaran yangmeliputi kompetensi profesi-onal, pedagogik, kepribadian,dan sosial.

Berkaitan dengan hal itu saat ini banyak guru-guru ditingkat lanjutan pertama maupun menengah bersemangatmelanjutkan studi S-2. Namun peningkatan jumlah guru yangberkualifikasi S-2 tidak berarti secara otomatismeningkat pula profesionamenya karena untuk menjadi guruyang profesional bukan hanya bermodalkan ijasah S-2.Demikian pula semangat guru mengikuti berbagai aktivitasilmiah, seperti seminar, lokakarya, workshop, TOT, dansebagainya, juga tidak mampu menjamin terciptanyaprofesionalisme guru, jika aktivitas tersebut hanya sepertiangin lalu, lewat begitu saja tanpa dipahami, dihayati, dandiamalkan ketika melaksanakan pembelajaran di kelas.

Adanya sertifikasi dan Pendidikan dan Latihan ProfesiGuru (PLPG) bagi guru-guru yang belum lulus sertifikasimerupakan suatu usaha nyata Pemerintah (dalam hal ini DinasPendidikan) dalam rangka pembentukan guru yang profesional.Pada kenyataannya, setelah melalui sertifikasi guru masihbelum memiliki kiat jitu untuk menjadi guru yangprofesional. Pada kesempatan inilah kita akan membahasbersama tentang bagaimana profesionalme guru khususnya gurukejuruan.

2

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 TEORI TENTANG PROFESIONALISME GURU

1. Pengertian Guru Profesional

3

Istilah profesional berasal dari kata profession(pekerjaan) yang berarti sangat mampu melakukan pekerjaan.Sebagai kata benda, profesional berarti orang yangmelaksanakan sebuah profesi dengan menggunakan profesiensi(kemampuan tinggi) sebagai mata pencaharian (Muhibbin Syah,2004 : 230). Jadi, kompetensi profesional guru dapatdiartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalammenjalankan profesi keguruannya. Guru yang ahli danterampil dalam melaksanakan profesinya dapat disebutsebagai guru yang kompeten dan profesional.

Kompetensi profesional guru menggambarkan tentangkemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang yang mengampujabatan sebagai seorang guru (Moh Uzer Usman, 2000 : 14).Tidak semua kompetensi yang dimiliki seseorang menunjukkanbahwa dia profesional, karena kompetensi profesional tidakhanya menunjukkan apa dan bagaimana melakukan pekerjaan,tetapi juga menguasai rasional yang dapat menjawab mengapahal itu dilakukan berdasarkan konsep dan teori tertentu.

Menurut UU RI No. 14/2005 Pasal 10 ayat 1 dan PP RI No.19/2005 Pasal 28 ayat 3, kompetensi profesional gurudiartikan sebagai kebulatan pengetahuan, kete-rampilan, dansikap yang diwujudkan dalam bentuk tindakan cerdas danpenuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang yang memangkujabatan guru sebagai profesi.

Kompetensi profesional merupakan kemampuan yangberkaitan dengan penguasaan materi pembelajaran bidangstudi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaansubstansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut,serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru. Indikatoresensial dari kompetensi ini meliputi : (1) memahami materiajar yang ada dalam kurikulum sekolah, (2) memahamistruktur, konsep, dan metode keilmuan yang koheren denganmateri ajar, (3) memahami hubungan konsep antar matapelajaran terkait, dan (4) menerapkan konsep-konsepkeilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

Gregory Schraw, dkk (2005) menyatakan seorang gurumemerlukan waktu 5 sampai 10 tahun atau 10.000 jam untukmenjadi seorang guru yang ahli. Dalam perjalanan yang lama

4

itu, guru harus mengembangkan pembelajaran lebih lanjut danmeningkatkan penguasaan materi. Hal ini menunjukkan bahwauntuk menjadi guru yang ahli (profesional) bukanlah carayang mudah, tetapi harus melalui perjalanan panjangdisertai terus menerus pengembangan diri.

2. Profesionalisme Guru Kejuruan Sebagai Pilar UtamaPendidikan

Guru dalam pengertian sistem pendidikan Indonesia adalahpendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasipeserta didik pada pendidikan anak usia dini jalurpendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah(pasal 1 ayat 1 UU No.14 Tahun 2005). Guru dalam konteks UUNo.14 Tahun 2005 lebih memiliki makna sebagai pekerjaan ataukegiatan profesi yang lebih mendekati makna teacher. Profesiadalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorangdan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukankeahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standarmutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikanprofesi.Jika dikaitkan antara tujuan sekolah menengah kejuruan yangsalah satunya adalah menciptakan tenaga kerja yang handal,maka seorang guru professional hendak memiliki dua kemampuanatau kompetensi, yakni kemampuan pedagogi, dan professionaldalam bidangnya. Utamanya Guru SMK perlu mengetahui visi,misi dan tujuan dari SMK itu sendiri. Sebagai bahan acuandalam mendidik dan mengembangkan potensi peserta didik.Berikut adalah visi misi dan tujuan dari Sekolah MenengahKejuruan se IndonesiaVISI Terwujudnya SMK bertaraf internasional, menghasilkan tamatanyang memiliki jati diri bangsa, mampu mengembangkankeunggulan lokal dan bersaing di pasar globalMISI1. Meningkatkan Profesionalisme dan Good Governance SMKsebagai Pusat Pembudayaan Kompetensi

5

2. Meningkatkan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan (8 SNP) 3. Membangun dan memberdayakan SMK Bertaraf Internasionalsehingga menghasilkan lulusan yang memiliki jati diri bangsadan keunggulan kompetitif di pasar nasional dan global. 4. Memberdayakan SMK untuk Mengembangkan Potensi Lokalmenjadi Keunggulan Komparatif 5. Memberdayakan SMK untuk Mengembangkan Kerjasama denganIndustri, PPPG, LPMP, dan Berbagai Lembaga Terkait 6. Meningkatkan Perluasan dan Pemerataan Akses PendidikanKejuruan yang Bermutu

TUJUAN

1. Mewujudkan Lembaga Pendidikan Kejuruan yang akuntabelsebagai Pusar Pembudayaan Kompetensi Berstandar Nasional 2. Mendidik Sumber Daya Manusia yang mempunyai etos kerjadan kompetensi berstandar internasional 3. Memberikan berbagai layanan Pendidikan Kejuruan yangpermeabel dan flesibel secara terintegrasi antara jalur danjenjang pendidikan 4. Memperluas layanan dan pemerataan mutu pendidikankejuruan 5. Mengangkat keunggulan lokal sebagai modal daya saingbangsa

Sesuai dengan ungkapan “dari mana, untuk apa dan maukemana”, jika dikaitkan dengan pendidikan, maka pendidikanharus diurai dengan jelas dari mana asalnya, dan untuk apadilaksanakan pendidikan itu sendir, dan mau dikemanakansetelah melaksanakan pendidikan. Secara garis besarnya asalmuasal pendidikan adalah bermula dari ketidaktahuan tentangilmu pendidikan, sehingga timbul keinginan untuk mengetahuidan mengembangkannya lebih baik lagi secara berkesinambungansesuai perkembangan zaman. Kemudian pendidikan terbagi duayaitu formal dan informal yaitu pendidikan yang telah diaturoleh pemerintah yang memiliki tingkatan-tingkatan dan waktupendidikan (formal) dan pendidikan yang terbentuk atasinisiatif dari perorangan atau kelompok tertentu yang

6

sistemnya tidak diatur oleh pemerintah (informal). Keduamacam pendidikan ini bertujuan yang sama yaitu mengembangkanpotensi baik yang bersifat umum, maupun bersifat khusus(teknologi). Sesuai dengan pancasila tujuan pendidikanadalah mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. Makatimbul pertanyaan selanjutnya, mau di kemanakan orang-orangyang telah melewati tahap demi tahap dari pendidikan.Pertanyaan ini masih merupakan tanda Tanya besar bagi kitasemua. Meskipun visi, misi dan tujuan dari pendidikan itujelas akan tetapi bukan jaminan bahwa akan ada langkahselanjutnya. Itu tergantung dari orang-orang yang menjalanipendidikan itu sendiri dan komitmen yang jelas daripemerintah tentang jaminan setelah melaksanakan pendidikan.

Sekolah bertaraf internasional (SBI) merupakan sebuahjenjang sekolah nasional di Indonesia dengan standar mutuinternasional. Proses belajar mengajar di sekolah inimenekankan pengembangan daya kreasi, inovasi, daneksperimentasi untuk memacu ide-ide baru yang belum pernahada. Pengembangan SBI di Indonesia didasari oleh Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan NasionalPasal 50 Ayat 3 yang berbunyi Pemerintah dan/atau PemerintahDaerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuanpendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkanmenjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional..Dalam ketentuan ini, pemerintah didorong untuk mengembangkansatuan pendidikan yang bertaraf internasional. Standarinternasional yang dituntut dalam SBI adalah StandarKompetensi Lulusan, Kurikulum, Prosees Belajar Mengajar,SDM, Fasilitas, Manajemen, Pembiayaan, dan Penilaian standarinternasional[1] Dalam SBI, proses belajar mengajardisampaikan dalam dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasaIndonesia.

Utamanya di SMK yang berbasis teknologi, systemperkembangan pendidikannya harus sesuai dengan perkembanganteknologi secara internasional. Jika tidak, maka akantertinggal jauh dari perkembangan teknologi. Dan itu telah

7

terjadi di Indonesia, masyarakat Indonesia hanya menjadikonsumtor, bukan sebagai pencipta. Melihat kondisi Negaraini yang kaya akan sumber daya alam (SDA), tapi kurang dalamsumber daya manusia (SDM) yang penyebab utamanya adalahpendidikan yang sangat tertinggal jauh dari pendidikantingkat internasional. Masalah ini tak lepas dari peranseorang guru sebagai pengembang pendidikan.

Guru Sebagai Pilar Utama Pendidikan di SMK

Sebagai guru yang professional perlu sebuah strategi dalammengajar, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,pengamatan, dan refeleksi dengan tujuan agar prosespembelajaran dapat terstruktur dengan baik. Secara khususkegiatan belajar dilakukan oleh siswa dan kegiatan mengajardilakukan oleh guru. Belajar adalah merupakan suatu perosesperubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan. Perubahantersebut tidak dapat dikatakan belajar apabila disebabkanoleh pertumbuhan atau keadaan. Akan tetapi perubahan itudiperoleh melalui pengalaman (latihan) bukan dengansendirinya berubah karena kematangan atau keadaan sementara.Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dapatdikelompokkan menjadi, kegiatan menghafal, menggunakan ataumengaplikasikan dan adanya penemuan baru dalam pengembanganapa yang telah di ajarkan serta memilih untuk berbuat atautidak berbuat. Menurut teori taxonomi hasil belajar siswadibedakan dalam tiga aspek yaitu, aspek kognitif (kemampuanyang berhubungan dengan berfikir, mengetahui dan memecahkanmasalah seperti pengetahuan komprehensif, aplikatif,sintesis, analisis dan evaluatif), aspek afektif(berhubungan dengan sikap, nilai, minat dan apresisasi),aspek psikomotorik (berkaitan dengan keterampilan yangbersifat manual atau motorik).Sedangkan mengajar adalah kegiatan paling pokok dari semuabidang yang ada dalam pembelajaran. Mengajar merupakaninteraksi edukatif antara dua unsur manusiawi yaitu siswasebagai pihak yang belajar dan guru adalah pihak yang

8

mengajar. Interaksi tersebut dapat berjalan karena adanyahal-hal berikut;a.Tujuan, merupakan sasaran dalam interaksi pembelajaran.

Atau suatu kegiatan pasti dilakukan atas tujuan tertentu;b.Ada suatu prosedur yang direncanakan, didesain untuk

mencapai tujuan yang akan dilaksanakan;c.Interaksi pembelajaran ditandai dengan suatu penggarapan

materi yang khusus. Materi didesain sehingga dapatmencapai tujuan dan dipersiapkan sebelum berlangsungnyainteraksi pembelajaran;

d.Adanya aktifitas siswa. Siswa sebagai pusat pembelajaran,maka aktifitas siswa merupakan syarat mutlak bagiberlangsungnya interaksi pembelajaran;

e.Dalam interaksi pembelajaran, guru berperan sebagaipembimbing. Guru memberikan motivasi agar terjadi agarterjadi proses interaksi dan sebagai mediator dalamproses pembelajaran

f.Ada batas waktu. Setiap tujuan diberi batasan waktutertentu, kapan itu harus dicapai;

g.Unsur penialaian, untuk mengetahui atau mengukur sejauhmana tingakatan proses pembelajaran, apakah sudah memenuhitujuan dari pembelajaran.

Perlu kita ketahui bersama bahwa prosespembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni, faktorguru, kurikulum, tujuan yang ingin dicapai, sarana,lingkungan dan siswa itu sendiri. Dari sekian banyak faktorini, faktor guru mempunyai peranan yang lebih menentukandaripada faktor lain tanpa mengurangi faktor kondisi siswayang dihadapi.Di samping perencanaan guru yang memadai untuk pelaksanaanpembelajaran dipengaruhi oleh sikap guru dalam mengelolapembelajaran, keberhasilan pembelajaran, keterampilan gurumengajukan pertanyaan, pengetahuan guru dan keterampilannyadalam menggunakan media dan masih banyak faktor pendukunglain yang dapat mendorong terjadinya proses belajar yanglebih baik.

9

Ada beberapa hal yang menjadi komponen pendukungkeberhasilan proses pembelajaran, dan perlu diperhatikanoleh calon guru, sebagai berikut;a. Sikap Guru dalam Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, seorang guru dikatakanbaik apabila hasil pembelajaran yang dicapai sesuai dengantujuan pendidikan. Dengan kata lain, seorang guru yangefektif adalah bila guru berhasil membawa anak didik menjadimanusia yang memiliki ketakwaan kepada Tuhan, memilikikepribadian, mampu mengikuti perkembangan, terampil, dinamisdan kreatif dengan tidak melepaskan diri dari dasar-dasarkepentingan bangsa, Negara dan tanah air pada situasiapapun.Adapun ciri-ciri guru yang baik, adalah;1) Guru mampu menghubungkan materi dan lingkungannya;2) Bersikap dapat menyesuaikan dengan situasi;3) Di dalam mengajar bertitik tolak pada siswa;4) Menggunakan cara memberi pertanyaan dengan baik;5) Berkemauan melakukan percobaan untuk mendapatkan sesuatuyang baru;6) Dalam mengajar menunjukkan gaya sendiri;7) Mempersiapkan ujian dengan baik;8) Bersedia membantu belajar siswa;9) Memancarkan sikap yang bersahabat, dalam mengajar tidakharus selalu formal.

Guru yang baik menunjukkan ciri-ciri di atas ditunjang olehkemampuannya dalam hal-hal berikut;1) Menguasai dengan baik bidang pengetahuan yangdiajarkannya2) Membuat persiapan tertulis yang meliputi; Perumusan tujuan pembelajaran; Perencanaan pembelajaran; Perencanaan penggunaan alat bantu; Memilih materi pembelajaran; Pemilihan dan penggunaan metode; Penysunan alat evaluasi Kerapian menulis dalam buku persiapan

10

3) Pelaksanaan mengajar meliputi; Membuka dan menutup pelajaran; Gaya dan antusiasme mengajar; Penggunaan bahan ilustrasi dan contoh; Pemberian motivasi; Cara mengajukan pertanyaan; Kualitas kejelasan yang diberikan; Cara menjawab pertanyaan; Perhatian terhadap individu siswa; Pemberian tugas; Disiplin kelas; Kualitas interaksi pembelajaran; Penggunaan alat peraga; Kualitas tulisan di papan tulis (jika perlu).b. Ketetapan BahasaMelalui bahasa, apa yang dipikirkan seseorang dapatdikomunikasikan kepada orang lain. Dari bahasa dapattercermin pikiran seseorang. Sebagai pengajar yang salahsatu tugasnya adalah sebagai fasilitator, menyediakaninformasi yang dibutuhkan oleh siswa, informasi tersebutakan diterima dengan baik kalau benar, jelas dan mudahdimengerti.c. Pengelolaan kelasSuatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika gurumampu mengatur siswa dan sarana pengajaran sertamengendalikannya dalam suasan yang menyenangkan untukmencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, juga hubunganinterpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswadengan siswa merupakan syarat keberhasilan pengelolaankelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyaratmutlak bagi terjadinya prosespembelajaran yang efektif.

3. Komitmen Guru Profesional Komitmen guru merupakan kekuatan batin yangdatang dari dalam hati seorang guru dan kekuatan dari luarguru itu sendiri tentang tugasnya yang dapat memberipengaruh besar terhadap sikap guru berupa tanggung jawab

11

dan responsif (inovatif) terhadap perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi.1[16]Macam-macam komitmen guru profesional yaitu:a.    Komitmen terhadap sekolah sebagai satu unit sosialb.    Komitmen terhadap kegiatan akademik sekolahc.    Komitmen terhadap siswa-siswi sebagai individu yangunikd.    Komitmen untuk menciptakan pengajaran bermutu Di antara ciri-ciri komitmen guru profesional yaitu:a)    Tingginya perhatian terhadap siswa-siswib)    Banyak waktu dan tenaga yang dikeluarkan untukmelaksanakan tugasnyac)    Banyak bekerja untuk kepentingan orang lain Berikut merupakan contoh komitmen guru profesional:a.    Tugas sebagai guru merupakan pancaran sikap batinb.    Siap melaksanakan tugas di manapunc.    Tanggap terhadap perubahan yang terjadi di masyarakat

4.Tugas Profesional Orang yang profesianal dalam menjalankantugasnya, adalah orang yang memiliki:

Keahlian Ahli dengan pengetahuan yang dimilikinya, terampildalamdalam bertindak, tepat waktu, tepat aturan dantepat takaran atau ukuran dalam mmenjalankanpekerjaannya.

Memiliki otonomi dan tanggung jawab Memiliki otonomi dan tanggung jawab serta sikapkemandirian, ciri-cirinya yaitu dapat menentukan sertamengambil keputusan sendiri dengan penuh tangung jawabatas keputusannya.

miliki rasa kesejawatan Ahli memiliki rasa kesejawatan sehingga ada rasabangga dan aman melalui perlindungan ataspekerjaannya, dalam hal ini menjadi seorang guru.

1

12

5. Kriteria Guru Profesional

Seorang guru yang profesional dalam bidangnya, yakni sebagaiseorang pembelajar harus memiliki beberapa karakteristikyang dapat membedakannya dengan guru yang tidak memilikiprofesionalisme dalam bidangnya, karakteristik tersebutantara lain adalah sebagai berikut:a. Kompetensi konseptual

Seorang guru mempunyai dasar teori dari pekerjaan yangmenjadi konsentrasi keahliannya Misalnya, seorang dosenTeknologi Pendidikan harus menguasai teori dasar dariilmu Teknologi Pendidikan, sehingga ia dapat menjalankantugasnya sebagai dosen Teknologi Pendidikan denganprofesional.

b. Kompetensi teknis Seseorang guru mempunyai kemampuan keterampilan dasaryang dibutuhkan dari pekerjaan dan menjadi konsentrasikeahliannya. Misalnya, seorang dosen Teknologi Pendidikanharus mampu dan terampil dalam menggunakan mediapembelajaran, khusunya dalam menggunakan media yangberbasis high technology.

c. Kompetensi kontekstual Seorang guru memahami landasan sosial, ekonomi, budayaprofesi dan menjaga kelestarian lingkungan hidup yangdikerjakan sesuai konsentrasi keahliannya

d. Kompetensi adaptif Seorang guru mempunyai kemampuan penyesuaian diri dengankondisi yang berubah sesuai dengan perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi. Jadi seorang guru harus dapatmenyesuaikan dirinya dengan perkembangan IPTEK, sehinggatidak gagap teknologi.

e. Kompetensi interpersonal Seorang guru harus mampu menyampaikan informasi denganefektif, agar penerima ddapat menangkap tinformasi yangtelah disampaikan dengan baik.

6. Kompetensi Guru Profesional

13

Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yangberkaitan dengan pemahaman peserta didik dan pengelolapembelajaran yang mendidik dan dialogis. Secara substansi,kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadappeserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didikuntuk mengaktualisasikan berbagai potensi yangdimilikinya. Secara rinci jabaran dari kompetensi initerdapat pada Tabel 1.

Subkompetensi Indikator Esensial1.Memahamipeserta didik

a. Memahami peserta didik denganmemanfaatkan prinsip-prinsip perkembangankognitif.

b. Memahami peserta didik denganmemanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian.

c. Mengidentifikasi bekal-ajar awalpeserta didik.

2. Merancangpem-belajaran.

a. Menerapkan teori belajar danpembelajaran.

b. Menentukan strategi pembelajaranberdasarkan karakteris-tik peserta didik,kompetensi yang ingin dicapai dan materiajar.

c. Menyusun rancangan pembelajaran yangberdasarkan strategi yang telah dipilih.

3.Melaksanakanpembelajaran.

a. Menata latar (setting) pembelajaran.b. Melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

4. Penilaianhasil be-lajar.

a. Melaksanakan penilaian (asesmen) prosesdan hasil bela-jar secaraberkesinambungan dengan berbagai metode.

b. Menganalisis hasil penilaian proses danhasil belajar untuk menentukan tingkatketuntasan belajar (mastery level).

c. Menggunakan informasi ketuntasan belajaruntuk meran-cang program remedi atau

14

pengayaan (enrichment). d. Memanfaatkan hasil penilaian

pembelajaran untuk perbaik-an kualitasprogram pembelajaran secara umum.

5.Pengembanganpe sertadidik.

a. Memfasilitasi peserta didik untukmengembangkan berba-gai potensi akademik.

b. Memfasilitasi peserta didik untukmengembangkan berba-gai potensi nonakademik.

Tabel 1. Sub-Kompetensi dan Indikator Esensial KompetensiPedagogik

Menurut Amy J. Phelps & Cherin Lee (2003), seorangguru perlu selalu mengakses prekonsepsi tentangpembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru masa depan danmengenali aturan mainnya. Hal ini disebabkan semakinmajunya IPTEK berdampak pula pada kemajuan masyarakat,sehingga tuntutan masyarakat terhadap pelayanan pendidikanyang lebih baik semakin mendesak. Lebih lanjut dikemukakanbahwa seorang guru selain dituntut menguasai materipelajaran dengan baik, juga harus mampu mengkomunikasikanmateri kepada peserta didik dengan cara dan strategi yangbaik, sehingga mudah ditangkap dan dikuasai materitersebut.

Guru yang memiliki kompetensi pedagogik yang baik akanmampu memahami apa yang dibutuhkan dan diinginkan pesertadidik dalam proses pembelajaran. Ia mengetahui seluas dansedalam apa materi yang akan diberikan pada pesertadidiknya sesuai dengan perkembangan kognitifnya. Merekamemiliki pengetahuan, tetapi mengetahui juga bagaimanacara menyampaikan kepada peserta didiknya. Selain itu, iamemiliki banyak variasi mengajar dan menghargai masukandari peserta didik (Jean Rudduck & Julia Flutter, 2004 :78).

Kompetensi KepribadianKompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal

yang mencer-minkan kepribadian yang mantap, stabil,

15

dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi pesertadidik, dan berakhlak mulia. Setiap unsur kepribadiantersebut dapat dijabarkan menjadi subkompetensi danindikator esensial seperti terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Sub-Kompetensi dan Indikator EsensialKompetensi Kepribadian

Subkompetensi Indikator Esensial1.Memilikikepribadianmantap danstabil

a. Bertindak sesuai dengan norma hukum.b. Bertindak sesuai dengan norma sosial.c. Bangga sebagai pendidik.d. Memiliki konsistensi dalam bertindak

sesuai norma.2.Memilikikepribadiandewasa

a. Menampilkan kemandirian dalam bertindaksebagai pen-didik.

b. Memiliki etos kerja sebagai pendidik.3.Memilikikepribadianarif.

a. Menampilkan tindakan yang didasarkanpada kemanfaat-an peserta didik,sekolah, dan masyarakat.

b. Menunjukkan keterbukaan dalam berpikirdan bertindak.

4.Memilikikepribadianyangberwibawa.

a. Memiliki perilaku yang berpengaruhpositif terhadap pe-serta didik.

b. Memiliki perilaku yang disegani.

5. Memilikiakhlak mu-liadan dapatmenja-diteladan.

a. Bertindak sesuai dengan norma religius(intaq, jujur, ikhlas, suka menolong).

b. Memiliki perilaku yang diteladanipeserta didik

Seorang guru harus bertindak sesuai norma hukum dannorma sosial. Slogan “satu teladan lebih baik daripadaseribu nasihat” nampaknya tepat. Pada masa sekarang ini,peserta didik lebih senang diteladani daripada dinasihati.Menurut Jean Rudduck & Julia Flutter (2004 : 74), guru yang

16

baik adalah guru yang memiliki sifat terpuji yang dapatditeladani, seperti manusiawi, adil, konsisten, sukamenolong peserta didik, adil, tidak pendendam, tidak egois,dan jujur. Sifat-sifat terpuji ini merupakan bagian darikompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh seorangguru.

Pendapat serupa dikemukakan Tresna Sastrawijaya (1998 :243), guru yang baik adalah mereka yang dapat menjadicontoh bagi peserta didiknya, memiliki wibawa, berhatimulia, berjiwa besar, memiliki filsafat pendidikan yangjelas, mampu menyalakan minat dan kecintaan materi ajarpada peserta didiknya, menyenangkan, teliti dan berhati-hati, cerdas, memiliki rasa humor, dan sopan. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan pendidiksebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi danbergaul secara efektif dengan peserta didik, sesamapendidik, tenaga kependidikan, orangtua / wali pesertadidik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memilikisubkompetensi dan indikator esensial seperti nampak padaTabel 3.

Tabel 3. Sub-Kompetensi dan Indikator Esensial Kompetensi Sosial

Subkompetensi Indikator Esensial1.Berkomunikasisecara efektif.

a. Berkomunikasi secara efektif denganpeserta didik, seja-wat, dan orangtua /wali.

b. Berkomunikasi secara efektif denganmasyarakat.

2.Bergaulsecaraefektif

a. Mengembangkan hubungan secara efektifdengan pe-serta didik, sejawat,orangtua / wali, dan masyarakat.

b. Bekerja sama secara efektif denganpeserta didik, seja-wat, orangtua /

17

wali, dan masyarakat.

Kompetensi sosial sangat perlu dan harus dimilikiseorang guru, karena bagaimanapun proses pendidikan ituberlangsung dampaknya akan dirasakan bukan hanya olehpeserta didik itu sendiri tetapi juga oleh masyarakat yangmenerima dan memakai lulusannya (Moh Uzer Usman, 2000 :15).

Diantara berbagai bentuk komunikasi, kita mengenalkomunikasi edukatif, yaitu komunikasi yang berlangsungdalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran(Sardiman, A. M., 2004 : 1). Hasil komunikasi edukatifdiharapkan mampu memotivasi peserta didik untuk membangunstruktur kognitif baru yang dapat menjadi dasar tindakanyang akan dilakukan. Bila hal ini dapat dilakukan olehsetiap peserta didik, maka pengetahuan yang mereka milikibukan hanya sekedar school knowledges, tetapi sudah sampai padaaction knowledges. Mendidik memang seharusnya bertujuan untukmengubah perilaku peserta didik yang diawali denganperubahan struktur kognitif peserta didik, sehingga menjadiinner knowledges yang dapat ditunjukkan dalam bentuk actionknowledges.

Seorang guru besar sastra Gilbert Hight dalam bukunyaThe Art of Teaching (Seni Mengajar) menyatakan bahwa “....teachingis an art, not a science”, artinya mengajar adalah sebuah seni,bukan sebuah ilmu (Barlow, 1985). Seseorang dapat mengajardengan baik bukan lantaran ia menguasai ilmu mengajar yangbanyak, tetapi karena ia memiliki seni mengajar yang dapatditunjukkan ketika ia mengajar. Salah satu seni mengajaradalah seni berkomunikasi dengan peserta didik ketikamengajar. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, guru tidaksekedar menguasai ilmu komuni-kasi, tetapi bagaimana gurutersebut mampu menempatkan komunikasi sebagai kebutuhanpeserta didik untuk berkembang. Harapannya dengankomunikasi yang diciptakan guru di kelas, peserta didiklalu berpikir untuk belajar lebih lanjut. Kompetensisosial penting dimiliki oleh seorang guru, karena

18

mempengaruhi kualitas pembelajaran dan motivasi belajarpeserta didik.

Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat olehdinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Gurumerupakan profesi / jabatan atau pekerjaan yang memerlukankeahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidakdapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidangkependidikan walaupun kenyataannya masih dilakukan orang diluar kependidikan.

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar,dan melatih (Umardi, 1999 : 10). Mendidik berartimeneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajarberarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan danteknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkanketerampilan-keterampilan pada peserta didik. Dengan katalain, seorang guru dituntut mampu menyelaraskan aspekkognitif, afektif, dan psikomotorik dalam prosespembelajaran.

Hal ini sejalan dengan yang diamanatkan dalam Pasal 1ayat 1 UU RI No. 14/2005 tentang guru dan dosen, dimanaseorang guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamamendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalurpendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikanmenengah. Pada tingkat pelaksanaan pembelajaran di kelas,gurulah yang sangat berperan dalam membawa peserta didiknyake arah pembelajaran yang diisyaratkan dalam kurikulum.

Pada era globalisasi saat ini dimana kemajuan IPTEKsemakin pesat, maka hal ini juga berimbas pada pentingnyaseorang guru meningkatkan kinerja dan kemampu-an mereka,sehingga terwujud keprofesionalan yang mantap. Seorang gurukejuruan, dituntut untuk mampu menampilkan pembelajaranyang inovatif, kreatif, dan menarik peserta didik untukberaktivitas secara aktif. Sebagai contoh, pembelajaranyang dilakukan harus dapat memanfaatkan teknologi yangsudah ada, agar peserta didik tidak tertinggal kemajuanteknologi yang telah berkembang pesat di negara lain.Menurut Erwin Boschmann (2003), secara keseluruhan kelas

19

akan menjadi lebih baik ketika suatu teknologi diterapkandi sana. Keberadaan teknologi dalam suatu sekolah hanyabermanfaat ketika seorang guru mampu menggunakannya secaraefektif, bukan sekedar sebagai inventarisasi sekolah.Constance Blasie & George Palladino (2005) berpendapatbahwa pengetahuan dan penggunaan teknologi informasi secaratepat dalam pembelajaran harus dikuasai guru.

Selain harus melaksanakan beban kerja utama sepertiyang tercantum dalam Pasal 35 ayat 1 UU RI No. 14/2005,yaitu merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran,membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakantugas tambahan, saat ini guru juga dituntut kreatifmenciptakan suasana belajar yang inovatif. Guru diharapkanmampu menghasilkan individu masa depan Indonesia yangmemiliki dasar-dasar karakter yang kuat, kecakapan hidup,dan dasar-dasar penguasaan IPTEK (T. Raka Joni, 2006).

Kreativitas guru bukan hanya dalam hal penerapan IPTEK,tetapi juga pengem-bangan metode-metode pembelajaran yangsederhana tetapi sesuai dengan karakter bangsa danpengembangan materi ajar untuk memperkaya ilmu pengetahuan.Metode pembelajaran tidak harus menggunakan peralatan yangcanggih, tetapi yang penting peserta didik termotivasiuntuk belajar lebih baik. Moh. Uzer Usman (2000 : 9, 13)menyatakan guru harus belajar terus menerus denganmemperkaya dirinya dalam berbagai ilmu pengetahuan,sehingga dapat mengikuti perkembangan jaman danperkembangan peserta didiknya.

Menjadi guru di era global pasti tidaklah mudah.Ada berbagai persyaratan yang harus dipenuhi agar ia bisaberkembang menjadi guru yang profesional. Secara akademik,agar seorang guru menjadi profesional, maka dia harusmemiliki beberapa ciri atau karakteristik. Ciri-ciri ataukarakteristik tersebut menurut Houle (1980) adalah sebagaiberikut :1. Harus memiliki landasan pengetahuan yang kuat;2. Harus berdasarkan atas kompetensi individual;3. Memiliki sistem seleksi dan sertifikasi;

20

4. Ada kerja sama dan kompetisi yang sehat antarsejawat;

5. Adanya kesadaran profesional yang tinggi;6. Memiliki prinsip-prinsip etik (kode etik);7. Memiliki sistem sangsi profesi;8. Adanya militansi individual;9. Memiliki organisasi profesi.

Dari ciri-ciri profesionalitas itu jelas bahwa guru tidakbisa datang dari mana saja tanpa melalui sistem pendidikanprofesi dan seleksi yang baik. Dengan demikian, pekerjaanguru tidak bisa lagi dijadikan sebagai upaya sambilan, ataupekerjaan sebagai moonlighter.

Guru yang profesional harus memiliki integritas, ilmupengetahuan yang memadai sesuai dengan bidangnya, watakyang terpuji, kompetensi, dan bahkan harus mengikutipendidikan yang baik, bukan sekedar mengikuti pelatihansemata (educated, bukan hanya trained). Dari karakteristikyang ia miliki itu akhirnya baru ada pengakuan danpenghargaan dari masyarakat. Oleh karena itu, sertifikasiguru di negeri ini, yang saat ini masih hangat menjadiwacana dan diskusi publik, pada akhirnya harus berujungpada pengakuan dan penghargaan masyarakat luas akanprofesionalisme guru itu sendiri. Hal ini terjadi jikasetelah dikeluarkan sertifikat, bagi guru yang mendapatkanmemang benar-benar menunjukkan kinerja profesional yangmampu mengubah kualitas pembelajaran dari konvensional,rutin, mekanistis, menjadi sebuah proses yang dialogis,dinamik, demokratik, dan memberdayakan peserta didik.

Jika profesionalisme guru dilihat dari kacamata Undang-undang Guru dan Dosen (UU No. 14 Tahun 2005), jelas undang-undang itu mensyaratkan guru untuk memiliki kualifikasi,kompetensi, dan sertifikasi. Pasal 8 UU No. 14 Tahun 2005menyebutkan : “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik,kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani,serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikannasional”.

21

Selanjutnya, kompetensi yang harus dimiliki oleh seorangguru yang profesional, menurut Pasal 10 ayat (1) meliputikompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensisosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melaluipendidikan profesi.

Agar para guru memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diridengan berbagai bentuk perubahan global dan proliferasiilmu pengetahuan dan teknologi mereka perlu memiliki danmengembangkan berbagai karakteristik pribadi positifsebagaimana digambarkan oleh Laura Cartoff, sebagai berikut:

1. Competency2. Honesty3. Puctuality4. Morality5. Kindness, dan6. Humility.

Guru yang baik akan selalu dicintai siswa dan juga orangtua siswa. Bahkan guru yang baik juga akan diteladani dandikenang oleh masyarakat secara luas.Dalam kenyataannya memang sulit untuk menentukan mana guruyang baik dan mana guru yang tidak baik secara obyektif.Untuk menilai baik buruknya seorang guru, dengan carasederhana, dapat kita lihat dari unjuk kerjanya di kelasketika proses belajar-mengajar berlangsung. Menurutpendapat Barbara MacGilchrist, Kate Myers, dan Jane Reed(2004:79) dalam mendiskripsikan guru yang baik dan yangtidak baik adalah sebagai berikut.Karakteristik guru yang baik :

1. Explain things more deeply;2. Are not quick and not to slow;3. Do not ignore you (pupils);4. Give (the pupils) choices;5. Give you (pupils) ways of remembering things.

Karakteristik guru yang tidak baik :1. Shout

22

2. Make you sit still for too long3. Speak too fast4. Do not

Agar menjadi guru yang profesional di era global ini makasetiap guru dituntut terus 7. Fenomena Global Terhadap Profesionalisme Guru

Fenomena global tidak bisa kita abaikan begitu saja dalammengembangkan profesionalisme para guru pada saat ini dandi masa mendatang. Hal ini karena berbagai fenomena globalberpengaruh secara signifikan terhadap proses pembelajarandi sekolah. Lebih jauh lagi fenomena global akanberpengaruh juga pada bagaimana masyarakat memiliki standarhidup, gaya hidup, pola interaksi satu sama lain, dan polamigrasi pekerjaan secara maya begitu mudahnya dari satunegara ke negara lain tanpa mengenal batas-batas negarasecara teritorial maupun politis. Ini semua pada akhirnyaakan meminta para guru untuk mempersiapkan para pesertadidiknya menjadi lebih memiliki daya nalar yang tinggi,kreativitas yang baik, dan juga kemampuan untuk melakukanjejaring sistem kerja yang fleksibel terhadap berbagaiperubahan global. Mengapa guru harus mempersiapkan halitu ? Karena penelitiannya Bank Dunia menunjukkan bahwakekuatan suatu negara ditentukan oleh faktor-faktor : (1)innovation and creativity (45%); (2) networking (25%); technology (20%);dan natural resources (10%).

Fenomena global saat ini ditandai oleh munculnya berbagaiwacana kesadaran dalam berbagai aspek kehidupan bernegaradan berbangsa seperti :

1. Ketergantungan pada Iptek (ICT, Bio-teknologi, Nanoteknologi);

2. Perdagangan bebas;3. Fenomena kekuatan global (Speed, Connectivity, dan Intangible);4. Demokratisasi;5. HAM (Hak Asasi Manusia);6. Lingkungan hidup;7. Kesetaraan gender; dan8. Multikulturalisme.

23

Dalam praksis pembelajaran, fenomena global sepertitersebut di atas perlu diperhatikan oleh guru. Bahkan tema-tema pembelajaran harus pula mengadopsi dan mengadaptasisecara terintegrasi arah dan semangat fenomena global itu.Dari fenomena global itu memang ada yang menjadi prasyaratbagi proses pembelajaran di kelas, tetapi ada pula yangmenjadi variabel yang harus direspon dalam kegiatanpembelajaran agar materi ajar yang dikembangkan memilikirelevansi yang tinggi.

Sebagai contoh, misalnya, persoalan demokratisasi yangsaat ini menjadi kecenderungan yang kuat secara global,perlu diperhatikan guru dalam setiap pengambilan keputusandalam mengelola kelas. Oleh karena itu, memiliki sikapdemokratis adalah merupakan prasyarat yang penting bagiguru yang profesional di era global. Begitu jugaketergantungan pada Iptek, misalnya, jelas merupakanfenomena global yang harus direspons guru dalam prosesbelajar-mengajar dalam arti luas agar proses pembelajaranbisa berjalan efisien, relevan, dan selalu aktual. Tanpamerespons fenomena global itu, semua guru akan tergelincirpada unjuk kerja yang tidak kontekstual, sehinggapembelajaran yang terjadi tidak akan mampu membekali parapeserta didik untuk memiliki kompetensi yang relevan dengantuntutan era global.

Begitu juga kita mengambil persoalanmultikulturalisme, yang saat ini dengan gencarnya telahmenjadi gerakan dan kekuatan global, maka guru harusmemahaminya dan memiliki perspektif yang baik dan positif.Jika dalam proses pembelajaran guru mau dan mampu menyerapsubstansi multikulturalisme, dan kemudian mampumengintegrasikan ke dalam setiap pilihan metode danpendekatan pembelajaran secara pedagogis, dapat dipastikanguru yang bersangkutan akan mampu menanamkan pemahaman danarti penting pluralisme, toleransi, empati, dalam kehidupanglobal kepada para peserta didik secara efektif.8. Perubahan Paradigma Belajar

24

Era global seperti saat ini tentu memiliki pengaruh yangsignifikan terhadap bagaimana pola pembelajaran yang mampumemberdayakan para peserta didik. Hal ini terjadi akibatperkembangan ICT (information and communication technology) yangsangat pesat dari hari ke hari. Dengan perkembangan ICTyang pesat itu guru SMK yang profesional harus mampumenangkapnya sebagai peluang yang baik bagi pengembanganproses belajar para siswa. Sebagai gambaran bagaimanaparadigma pembelajaran telah bergeser, matrik berikut inidapat kita gunakan untuk memahami dan merefleksikannya.

Changes In LearningTraditional Learning New LearningTeacher Centered Student CenteredSingle Media MultimediaIsolated Work Collaborative WorkInformation Delivery Information ExchangeFactual, Knowledge-BasedLearning

Critical Thinking andInformed Decision Making

Push Pull

Di samping itu juga dapat dilihat bahwa pada eraglobal ini ada pergeseran paradigma belajar secarasignifikan. Guru perlu memberikan pengalaman kepada siswasebanyak mungkin dengan memanfaatkan berbagai lingkunganbelajar yang mendukungnya agar guru bisa bergeser darimodel transmisi ke model pembelajaran yang konstruktivis.Hasil akhir yang diharapkan dari model pembelajaran yangdemikian adalah terciptanya motivasi para siswa untuk maudan mampu melakukan belajar sepanjang hayat. Inilah hasilbelajar yang amat penting pada diri siswa di era global.Mengapa begitu ? Karena perubahan yang begitu cepat,sehingga siapapun di era global harus terus menerusbelajar. Artinya, belajar sepanjang hayat memang menjadituntutan hidup di era global. Untuk itu, guru harusmemiliki daya inovasi yang tinggi dalam prosespembelajaran. Menjadi inovatif tidaklah mudah tanpa adanyaupaya yang disengaja dan penuh kesadaran. Agar bisa kreatif

25

dan inovatif, guru perlu memiliki karakteristik sebagaiberikut :

1. Self confidence;2. Questioning attitude;3. Curiosity;4. Thirst for knowledge;5. Knowledge;6. Practical experience;7. Capability for social interaction and sense of humor;8. Problem orientation;9. Sensitivity to possibilities;10. Persistence;11. Determination;12. Ability to simplify;13. Sensibility; and14. Manualdexterity.

9. Beragam KecerdasanDalam proses pembelajaran, guru professional perlu

menyadari adanya multiple intelligence dalam diri siswa yang perludikembangkan secara optimal dan proporsional agar parasiswa pada akhirnya nanti mampu merespons fenomena globaltersebut. Dengan kesadaran ini, guru tidak akan mudahmemberikan vonis terhadap para siswa yang sekiranya tidakmemiliki kompetensi yang maksimal dalam aspek tertentu.Pada hakikatnya kecerdasan tidak saja mencakup aspekintelektual (kognitif) semata. Ada beberapa kecerdasan lainyang secara konseptual, kemudian disebut dengan multipleintelligence, (Howard Gardner:hhtp://www.lpride.net/learningstyles.MI.htm/09/08/03).Multiple intelligence yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Visual/spatial intelligence;2. Verbal/linguistic intelligence ;3. Logical/mathematical intelligence;4. Bodily/kinesthetic intelligence;5. Musical/rhythmic intelligence;6. Interpersonal intelligence;7. Intraperseonal intelligence.

26

Dengan demikian guru yang profesional harus mampumengembangkan multiple intelligence dalam proses belajar-mengajar.Kalau saja guru mampu mengembangkan multiple intelligence padadiri anak didik secara komprehensif, tentu anak-anak kita,para siswa kita akan dapat berkembang menjadi insan yangutuh kepribadian dan intelektualitasnya.

2.2 IMPLIKASI PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU KEJURUAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN.

1. Peran dan tugas guru

Guru memegang peranan yang sangat strategis terutamadalam membentuk watak bangsa serta mengembangkan potensisiswa. Kehadiran guru tidak tergantikan oleh unsur yanglain, lebih-lebih dalam masyarakat kita yang multikulturaldan multidimensional, dimana peranan teknologi untukmenggantikan tugas-tugas guru sangat minim.

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalammenentukan keberhasilan pendidikan. Guru yang profesionaldalam pendidikan kejuruan diharapkan menghasilkan SDM yangberkualitas. Profesionalisme guru sebagai ujung tombak didalam implementasi kurikulum di kelas yang perlu mendapatperhatian (Depdiknas, 2005).

Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugasuntuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajarbagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggungjawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelasuntuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaianmateri pelajaran hanyalah merupakan salah satu dariberbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yangdinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa.Secara lebih terperinci tugas guru berpusat pada:

Mendidik dengan titik berat memberikan arah danmotifasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupunjangka panjang.

27

Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalamanbelajar yang memadai.

Membantu perkembangan aspek – aspek pribadi sepertisikap, nilai-nilai, dan penyusuaian diri, demikianlahdalam proses belajar mengajar guru tidak terbatassebagai penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi lebihdari itu ia bertanggung jawab akan keseluruhanperkembangan kepribadian siswa ia harus mampumenciptakan proses belajar yang sedemikian rupasehingga dapat merangsang siswa muntuk belajar aktifdan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakantujuan. (Slameto, 2002)

Begitu pentinya peranan guru dalam keberhasilanpeserta didik maka hendaknya guru mampu beradaptasi denganberbagai perkembangan yang ada dan meningkatkankompetensinya sebab guru pada saat ini bukan saja sebagaipengajar tetapi juga sebagai pengelola proses belajarmengajar. Sebagai orang yang mengelola proses belajarmengajar tentunya harus mampu meningkatkan kemampuan dalammembuat perencanaan pelajaran, pelaksanaan dan pengelolaanpengajaran yang efektif, penilain hasil belajar yangobjektif, sekaligus memberikan motivasi pada peserta didikdan juga membimbing peserta didik terutama ketika pesertadidik sedang mengalami kesulitan belajar.

Salah satu tugas yang dilaksanakan guru disekolahadalah memberikan pelayanan kepada siswa agar merekamenjadi peserta didik yang selaras dengan tujuan sekolah.Guru mempengaruhi berbagai aspek kehidupan baik sosial,budaya maupun ekonomi. Dalam keseluruhan proses pendidikan,guru merupakan faktor utama yang bertugas sebagai pendidik.Guru harus bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajaranak melalui interaksi belajar mengajar. Guru merupakanfaktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajardan karenya guru harus menguasai prinsip-prinsip belajar disamping menguasai materi yang disampaikan dengan kata lainguru harus menciptakan suatu konidisi belajar yang sebagik-

28

baiknya bagi poeserta didik, inilah yang tergolong kategoriperan guru sebagai pengajar.

Disamping peran sebagai pengajar, guru juga berperansebagai pembimbing artinya memberikan bantuan kepada setiapindividu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yangdibutuhkan untuk melakukan penyesuan diri secara maksimalterhadap sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Oemar H(2002) yang mengatakan bimbingan adalah proses pemberianbantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri danpengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaiandiri secara maksimal terhadap sekolah, keluarga sertamasyarakat.

Sehubungan dengan perananya sebagai pembimbing, seorangguru harus :

Mengumpulkan data tentang siswa. Mengamati tingkah laku siswa dalam situasi sehariu-

hari. Mengenal para siswa yang memerlukan bantuan khusus. Mengadakan pertemuan atau hubungan dengan orang tua

siswa, baik secara individu maupun secara kelompok,untuk memperoleh saling pengertian tentang pendidikananak.

Bekerjasama dengan masyarakat dan lembaga-lembagalainya untuk membantu memecahkan masalah siswa.

Membuat catatan pribadi siswa serta menyiapkannyadengan baik.

Menyelenggarakan bimbingan kelompok atau individu.Bekerjasama dengan petugas-petugas bimbingan lainnyauntuk membantu memecahkan masalah siswa. Menyusunprogram bimbingan sekolah bersama-sama dengan petugasbimbingan lainnya.

Meneliti kemajuan siswa, baik di sekolah maupun diluar sekolah. Peran guru sebagai pengajar dan sebagaipembing memiliki keterkaitan yang sangat erat dankeduanya dilaksanakan secara berkesinambungan dan

29

sekaligus berinterpenetrasi dan merupakan keterpaduanantara keduanya.

2. Peran dan Tugas Guru Kejuruan Dalam Praksis PendidikanBerikut adalah ulasan singkat tentang peran dan tugas

guru khususnya dalam pendidikan kejuruan. Secara umumtidak ada perbedaan dengan pendidikan umum, namun dalamtataran operasional ada banyak perbedaan. Apa sajakahyang menjadi peran dan tugas para guru kejuruan? Guru dipendidikan kejuruan disebut dengan beberapa istilahseperti instruktur, pelatih, trainer, mentor, dll. Namunsecara umum semua memiliki tanggung jawab sebagai "guru"sehingga peran dan tugas utamanya sama dengan dipendidikan umum.

- Adopting the role of the teacher (mengadopsi peransebagai guru) Peran pengajar yang baik meliputi kemampuanmembangun perilaku peserta didik yang positif, mampumelakukan evaluasi diri untuk pengembangan, kemampuanmelakukan pendekatan berbeda ke peserta didik yangmemiliki kebutuhan dan karakter berbeda, dan seorangpengajar juga harus bisa menjadi teladan bagi pesertadidiknya. Suatu lembaga pendidikan kejuruan harus memilikipengajar yang memiliki kompetensi yang memadai untukmampu menjalankan perannya. Seorang "guru" dalampendidikan kejuruan adalah individu yang memiliki latarbelakang teknis dan pengalaman kerja yang memadai dibidang teknis tertentu, hal ini mutlak diperlukan agarpengajar kejuruan bisa menjadi model (teladan) bagi parapeserta didik. Bahkan, idealnya seorang "instruktur" dipendidikan kejuruan adalah para "master" di dunia kerjayang "diutus" untuk mendidik calon-calon "master" baru dimasa depan. Proses pembelajaran di pendidikan kejuruantidak hanya sekedar men-transfer knowledge dan skill,tetapi juga pembentukan sikap kerja yang selaras denganbidang kerja masing-masing.

30

Namun dalam kenyataan di Indonesia terutama diSMK dan Program Diploma, hal ini masih jauh karenasebagian besar pengajar belum memiliki kompetensi danpengalaman yang memadai dan sebagian juga belum memilikikesadaran diri untuk menerapkan prinsip peran sebagaiteladan.

- Planning and organizing learning (merencanakan danmengorganisir

pembelajaran) Pengajar harus bisa melakukan perencanaan dan eksekusi proses pembelajaran, diantaranya harus bisa mengidentifikasi sasaran pembelajaran dan membuat rencanapengajaran yang baik sehingga proses bisa berjalan terarah. Khusus pendidikan kejuruan, diperlukan kemampuanpengajar untuk merencanakan dan melakukan proses pembelajaran “learning by doing” yang efektif. Proses pembelajaran di pendidikan kejuruan memiliki keunikan tersendiri karena sasaran akhirnya adalah "kompetensi kerja" dimana peserta didik harus mampu melakukan suatu bagian pekerjaan tertentu hingga tuntas. Pengajar juga harus mampu menggunakan sumber daya pembelajaran lain (seperti alat bantu ajar, materi belajar, worksheet, lab atau workshop, dll) secara efektif dan efisien. Persiapan mengajar yang matang adalah kunci keberhasilan para pengajar kejuruan, termasuk kemampuan untuk melakukan koordinasi dengan seluruh pihak terkait dengan pembelajaran seperti koordinator lab/workshop, dll. Hal-hal kecil harus diaturdan direncanakan dengan baik agar proses belajar bisa efektif. Worksheet yang rinci adalah kunci agar kegiatan praktek berjalan lancar. Bayangkan jika ternyata ada kesalahan prosedur yang tertulis di worksheet, maka kegiatan praktek pasti akan terkendala dan memakan waktu untuk kembali berjalan normal. Padahal efisiensi waktu praktek sangat dibutuhkan karena biasanya waktu praktek tidak sebanding dengan ketersediaan alat/bahan dan jumlahsiswa yang melakukan praktek. Pengajar harus mampu

31

menjadi manajer handal dalam mengelola proses ini. Dalam kenyataan, hal ini belum bisa terlaksana optimal di institusi pendidikan kejuruan kita terutama dalam hal kesungguhan pengajar dalam merencanakan proses pengajaran secara serius dan terinci.

- Management of learning (pengelolaan pembelajaran) Pengajar harus memiliki kemampuan dalam menyiapkan tempat belajar yang sesuai dengan sasaran pembelajaran, menciptakan suasana belajar yang positif, menyiapkan materi belajar yang relevan dan menyenangkan bagi para peserta didik, serta juga harus mampu mengoperasikan berbagai sumber daya pendukung pembelajaran (seperti LCD, online learning tools, dll). Dalam pendidikan kejuruan, kemampuan mengelola dengan baik proses pembelajaran sangat diperlukan, bahkanjauh lebih tinggi dibanding dengan pada proses pembelajaran di pendidikan umum. Salah satu tantangan utama bagi pengelolaan pembelajaran kejuruan adalah pada pengaturan pembelajaranteori dan pembelajaran praktek (baik in-class, in-lab maupun in-field). Banyak kejadian dimana kegiatan belajarpraktek tidak terlaksana dengan baik karena kurangnya koordinasi antara pengelola lab, pengajar dan pengelola jadwal pembelajaran. Bukan karena lab atau workshop (bengkel) tidak ada, namun dalam keadaan tidak siap pakai. Lab/workshop readiness (harus mencapai minimal 90%setiap saat) adalah tantangan besar bagi dunia pendidikankejuruan. Manajemen pembelajaran di pendidikan kejuruan harus betul-betul dijalankan secara sistematis mulai dariperencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan perbaikan proses kerja. Perlu diatur sebaik-baiknya koordinasi dengan semua pihak terkait, termasuk dengan pihak eksternal seperti perusahaan tempat praktek. Kenyataan di pendidikan kejuruan kita saat ini sudah berjalan cukup baik, namun masih banyak kendala dalam pelaksanaannya. Problem terbesar adalah karena

32

karakter kita yang masih sulit untuk membuat perencanaan detil atas kegiatan yang akan dilaksanakan. Tanpa perencanaan detil dan koordinasi rapi dengan para pihak terkait, sangat sulit berharap kegiatan pembelajaran kejuruan bisa berjalan sesuai sasaran. Belum lagi dengan keterbatasan dan kendala lain seperti sulitnya mengatur pembagian ruang kelas dan praktek karena padatnya program yang berjalan dan overload-nya kelas karena jumlah peserta didik yang berlebihan.

- Assessment and evaluation of teaching (melakukan penilaian dan

Evaluasi) Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasimutlak dimiliki oleh para pengajar agar prosespembelajaran berjalan sesuai sasaran dan tuntas. Halpenting yang harus dilakukan adalah pelaksanaan penilaiandan evaluasi yang bisa mengukur kemajuan proses belajardan outputnya. Tidak lupa juga adalah evaluasi terhadappengajar yang dilakukan oleh siswa dan rekan sejawat,serta pelaksanaan berbagai jenis teknik evaluasipembelajaran untuk memperkaya proses pembelajaran agaroutput bisa sesuai harapan. Evaluasi pada prinsipnya bisadilakukan pada pengajar, peserta didik dan jugaprosesnya. Pada pendidikan kejuruan, penilaian danevaluasi memiliki ciri khas pada aspek "kesesuaian denganstandar kerja". Seorang peserta didik yang sangatmenguasai teori dan praktek dasar bisa tidak berhasillolos tes "kecakapan kerja" jika tidak bisa menyelesaikanpekerjaan prakteknya secara tuntas dan tepat waktu.Sertifikasi terhadap kompetensi kerja diakhir prosespendidikan adalah salah satu bentuk "ujian komprehensif"bagi pendidikan kejuruan. Penilai idealnya tidak hanyaberasal dari pengajar internal, tetapi juga dari kalanganprofesional yang berkecimpung di bidang terkait. Saat ini seluruh lembaga pendidikan kejuruan

33

telah melaksanakan penilaian dan evaluasi standar untukkejuruan, namun apakah semua itu sudah menghasilkanlulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja? Menurutpengamatan di lapangan, banyak yang belum optimal karenapelaksanaan penilaian dan evaluasi dilaksanakan “sekedarmelaksanakan sesuai SOP” namun tidak dilakukan “denganhati”, akibatnya proses penilaian dan evaluasi belumberjalan baik. Untuk penilaian dan evaluasi yangberkenaan dengan kinerja dan performa pengajar, budayakita yang masih banyak mengedepankan rasa sungkan menjadipenyebab tidak adanya penilaian yang obyektif dan menjadiinput yang memadai untuk perbaikan proses pembelajaran.

34

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULAN

Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 20Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jabatan gurusebagai pendidik merupakan jabatan profesional. Oleh sebab ituguru dituntut agar terus mengembangkan kapasitas dirinyasesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan danteknologi, serta kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhanterhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memilikikapabilitas untuk mampu bersaing baik di forum regional,nasional maupun internasional.

Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, danprofesi bagi seseorang yang mengabdikan dirinya dalambidang pendidikan melalui interaksi edukatif secaraterpola, formal, dan sistematis. Dalam UU Nomor 14 Tahun2005 Tentang Guru dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa:“Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,membimbing, mengrahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didikpada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikanmenengah”. Peran dan tugas Guru kejuruan dalam praksispendidikan diantranya mengadopsi pesan sebagai guru,pengelolaan pembelajaran, merencanakan dan mengorganisirpembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran. memilikiperan dan tugas akan tercermin dalam penampilan pelaksanaantugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi

35

maupun metode pembelajaran. Keahlian yang dimiliki olehguru profesional adalah keahlian yang diperoleh melaluisuatu proses pendidikan dan pelatihan yang diprogramkansecara khusus. Keahlian tersebut mendapat pengakuan formalyang dinyatakan dalam bentuk sertifikasi, akreditasi, danlisensi dari pihak yang berwenang (dalam hal ini pemerintahdan organisasi profesi).

DAFTAR PUSTAKA

Dedi Supriadi. (1998). Mengangkat Citra dan Martabat Guru.Yogyakarta : Adicita

Karya Nusa. Depdiknas. (2004). Standar Kompetensi Guru Sekolah Menengah

Atas. Jakarta :

Depdiknas Dirjen Didasmen –Direktorat Tenaga Kependidikan.

Davies, Ivor K.1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta:CVRajawaliHernowo.2005.Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Mengajar Secara Menyenangkan.Bandung:MLC

36

Mudjito.1986.Guru Yang Efektif.Jakarta:RajawaliPrawiradilaga, Dewi S.2008.Prinsip DesainPembelajaran.Jakarta:KencanaSheel, Barbara B.,dkk.1994.Teknologi Pembelajaran.Jakarta:IPTPIUsman, Moh. Uzer.2002.Menjadi Guru Profesional.Bandung:PT Remaja

Rosdakaryahttp://www.bimba-aiueo.com/guru-sebagai-motivator/ diaksestgl 21 Oktober 2013 (BIMBA AIUEO)http://www.sdnmenteng01.com/archives/486 diakses tgl 21Oktober 2013 (PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR)

37