process equipent

23
1. FLARE Flare merupakan suatu alat (device) yang dugunakan untuk mengurangi gas buangan yang berbahaya bagi lingkungan (gas emisi) pada suatu proses. Selain untuk keamanan dan keselamatan, flare juga berguna untuk menambah efisiensi dari suatu proses dengan menjadikannya sebagai feedstock (feed Hydrogen Plant), fuel ataupun product (seperti LPG). Secara umum Flare bisa dikategorikan menjadi flare yang burner tipnya berada diatas atau elevated flare. Untuk Flare jenis ini kita bisa melihat api dari flare tersebut. Jenis yang lain adalah Ground Flare, di mana api tidak terlihat dari luar karena berada di dalam box. Gambar di bawah ini merupakan sistem flare pada umumnya Gambar tersebut mendeskreosikan pruinsip dari sistem flare di mana gas mengalir ke dalam knock out drum dan di dalamnya terdapa proses tertentu sebelum menuju ke ujung dari flare sistem. Dari gambar terlihat dipasan beberapa sesnsor seperti untuk menjaga temoperatur aliran (FT). Beberapa proses yang terjadi dalam flare sistem a. Terhadap overpreasure, safety relief Valve akan mengangka t dan membuang gas menuju suar. Ini adalah peristiwa langka dan pembakaran adalah keamanan kr itis. b. Terhadap api, inventarisasi gas hidrokarbon ditiup menuju suar sebelum api melemahkan elemen plant sehingga menyebabkan gas keluar dan menimbulkan ledakan.

Transcript of process equipent

1. FLAREFlare merupakan suatu alat (device) yang dugunakan untukmengurangi gas buangan yang berbahaya bagi lingkungan (gasemisi) pada suatu proses. Selain untuk keamanan dankeselamatan, flare juga berguna untuk menambah efisiensidari suatu proses dengan menjadikannya sebagai  feedstock(feed Hydrogen Plant), fuel ataupun product (seperti LPG).Secara umum Flare bisa dikategorikan menjadi flare yangburner tipnya berada diatas atau elevated flare. Untuk Flarejenis ini kita bisa melihat api dari flare tersebut. Jenisyang lain adalah Ground Flare, di mana api tidak terlihatdari luar karena berada di dalam box.

Gambar di bawah ini merupakan sistem flare pada umumnya

Gambar tersebut mendeskreosikan pruinsip dari sistem flare dimana gas mengalir ke dalam knock out drum dan di dalamnyaterdapa proses tertentu sebelum menuju ke ujung dari flaresistem. Dari gambar terlihat dipasan beberapa sesnsor sepertiuntuk menjaga temoperatur aliran (FT).

Beberapa proses yang terjadi dalam flare sistem

a. Terhadap overpreasure, safety relief Valve akan mengangkat dan membuang gas menuju suar. Iniadalah peristiwa langka dan pembakaran adalah keamanan kritis.

b. Terhadap api, inventarisasi gas hidrokarbon ditiup menuju suar sebelum api melemahkan elemen plant sehinggamenyebabkan gas keluar dan menimbulkan ledakan.

Ini adalah peristiwa langka, dan pembakaran adalah keamanan kritis.

c. Emergency shut down terjadi untuk sejumlah gangguan padasistemproses termasuk api. Namun, lebih sering proses shutdownsdisebabkan oleh manual intervensi, alarm palsu dan kegagalan sistem keamananmenyebabkan shutdowns. Ini adalah peristiwa yang agak sering, dan keamanankritis pembakaran atau konsekuensi dari sistem keamanan kritis.

d. depressurisation operasional . Ini sering terjadi dan termasuk keamanankritis pembakaran, tetapi melibatkan relatif kecil volume gas.

e. terhadap startup, misalnya ketika melakukanperawatan komponen yang sudah direncanakan.Gas perlu menyala sampai cukup gasberkualitas yang diperoleh. Ini adalah peristiwa yang sering terjadi setiap hari. Pembakaranadalah produksi kritis dan dapat dioptimalkan oleh, misalnya meminimalkan shutdowns palsu dan proses modifikasi.

f. gas pembersihan dari sistem suar diperlukan untuk memastikan laju aliran dasar minimumyang keluar melalui ujung suar untuk mencegah masuknya oksigen. Pembakaran gaspembersihan ini adalah keamanan kritis.

Beberapa contoh flare gas recovery sistem:

Prinsip sistem FGR ditampilkan pada sketsa utama di gambar 6. Komponen utama dari sistemFGR ini adalah:

a. dengan cepat membuka katup (FOV) diinstal di baris suar setelah suar KO drum.

b. Bursting Disk (BD) dengan isolasi mobil disegel buka blokir katup di kedua sisi secara paralel dengan FOV.

c. Sistem pengapian suar yang menggunakan pelet  daribawah suar untuk menyalakangas ketika tidak sedang pulih.

d. gas kompresi untuk memulihkan gas dari sistem suar.

Sistem FGR jenis ini dari oleh API RP 521, edisi kelima tahun2007.

Sistem FGR seperti yang ditunjukkan pada gambar 8 telah dipilih untuk alasan berikut:

a. erlaku perangkat aktif  dandua independen mekanis jenis cepat membukafungsi perlindungan, dan dianggap sesuaidengan ISO 10418 (API 14 C).

b. Optimal flare gas  dapat dicapai dengan teknik yang tepat efek dinamis dari aplikasi sistem individu suar.

2. POMPA pompa umumnya digunakan pada fluifa liquid atau cairan,seperti pada gambar. Fluida dari tangki A akan dipindahkanke tangki B dengan menaikkan tekanan di titik A sehinggalebih tinggi dari titik B dengan menggunakan pompa.

Sebagaimana peralatan proses lainnya, maka operasi pompajuga perlu dikontrol sehingga kondisi operasi yangdiinginkan oleh unit proses yang dilayaninya selaluterpenuhi.

Prinsip Operasi Pompa.  Prinsip kerja pompa mirip dengancompressor sehingga pendekatan yang digunakan untukmenjelaskan sistem kontrol pompa juga hampir sama denganpada compressor.

2.1. Pump ControlDua hal penting dalam pump control, yaitu:.2.1.1. Untuk pertama, yang menjadi controlled variable

bisa flow/kapasitas, level atau pressure (upstreamatau downstream) bergantung kebutuhan proses/operasi.Dari ketiga variable ini, yang paling banyak digunakanadalah flow. Jika yang digunakan adalah level(biasanya level inlet/outlet vessel), maka outputcontroller bisa langsung menggerakan control valve

atau bisa juga melalui flow control (konfigurasicascade).

2.1.2. kedua yaitu manipulated variable, secara teoritisterdapat empat opsi, yaitu suction flow/pressuremelalui suction throttling, discharge flow/pressuremelalui discharge throttling, recycle flowmelalui recycle throttling dan variable speed.2.1.2.1. Suction throttling.  Suction throttling,

yaitu dengan menempatkan control valve disuction/inlet pompa. Secara teoritis ini akanmengubah performance curve, akan tetapi cara inisangat fatal karena dapat memicu terjadinyakavitasi, sehingga cara ini tidak pernahdigunakan.

2.1.2.2. Discharge throttlingDengan discharge throttling berarti mengubahsystem curve, seperti diperlihatkan pada gambarberikut.

pada suatu saat pompa beroperasi pata titik (1), yaitupada flow Q1 dan pressure P1.  Kemudian dikehendaki,flow nerkurang menjadi Q2, sehingga titik operasidigeser ke titik (2), yaitu pada flow Q2 dan pressureP2. Ini dilakukan dengan menutup sedikit dischargecontrol valve (menutup control valve berartimenggeser/memutar system curve ke kiri). Perhatikangambar tersebut, P2 adalah pressure padakeluaran/discharge pompa sebelum control valve, sedangkan pressure sesudah control valve sebesar P3,sehingga pressure yang hilang (drop) di control valvesebesar P2-P3.

2.1.2.3. Recycle control  Dalam konfigurasi kontrol ini, sebagian liquid didischarge dikembalikan ke suction, sepertidiperlihatkan pada gambar berikut. Recycle control iniberguna untuk mencegah terjadinya kavitasi karenakekurangan flow/pressure pada suction pompa.

2.1.2.4. Speed controlCara lain untuk menyesuaikan pompa dengan system yangdilayaninya adalah melalui speed control, yang berartidengan merubah/menggeser performance curve,  sepertigambar berikut.

3. HEAT EXCHANGER

Heat exchanger digunakan untuk mengalirkan panas padafluida. Prinsipnya yaitu mislkan dua fluida berbeda

temperatur dialirkan ke dalam tube dan yan lainnya ke dalamshell sehingga bersentuhan secara tidak langsung, di siniterjadi proses pertukaran panas.

Dua hal penting dalam prosess kontrol, yaitupenentuan controlled variable (variable yang akan dikontrol)dan manipulated variable (variable yang akan diubah-ubahdalam rangka menjaga controlled variable pada setpoint-nya).Dengan demikian, dalam HE (Heat Exchanger) yang palingefektif adalah mengambil fluksi panas (jumlah panas yangberpindah antara kedua fluida) sebagai controlled variable,akan tetapi ini tidak mungkin dilakukan mengingat dalamprakteknya fluksi panas (heat flux) tersebut sulit diukur.Oleh karena itu yang paling mungkin adalah dengan mengontroltemperature salah satu fluida yang keluar dari HE. Adabeberapa variable yang bisa dipilih sebagai manipulatedvariable, yaitu aliran fluida panas yang masuk, aliranfluida dingin yang masuk, aliran fluida panas yang keluaratau aliran fluida dingin yang keluar.

Jenis HE diantaranya adalah liquid-to-liquidexchanger dan steam heater.

3.1. liquid-to-liquid exchanger  liquid-to-liquid exchanger adalah jenis HE dimana keduafluida berbentuk cair (liquid phase). Jika tujuan utamaadalah memanaskan fluida maka yang akan dikontrol adalahtemperature fluida yang dipanaskan (hasil pemanasan), HEjenis ini disebut juga dengan Heater.  Sebaliknya jikatujuan utama kita adalah mendinginkan fluida, maka yangakan dikontrol adalah temperature fluida yangdidinginkan, HE jenis ini disebut juga dengan Cooler. 

Gambar berikut adalah HE control dengan aliran processfluida sebagai manipulated variable.

Dalam gambar diatas terlihat pengontrolan temperatureprocess fluida dilakukan dengan mengubah-ubah aliran processfluida yang keluar dari HE dan yang di-bypass.  Dalamkonfigurasi ini, aksi kontrol bisa berupa split-range atau opposite action.   Dalam konfigurasi split-range,sinyal kontrol 0% – 50% digunakan untuk menutup controlvalve keluaran HE (CV1) dan 50% – 100% untuk membuka controlvalve bypass (CV2).  Dalam konfigurasi opposite action, jikasalah satu control valve membuka, maka control valve lainnyaakan menutup atau sebaliknya. Dalam konfigurasi oppositeaction, selain menggunakan dua buah two-way control valveseperti pada gambar diatas, bisa juga menggunakan three-waydiverter valve (yang diletakan pada inlet HE) atau three-waymixing valve (yang diletakan pada outlet HE).

pada suatu saat bisa saja terjadi control valve CV1 menutuppenuh, yang berarti tidak ada aliran process yang keluardari HE atau dengan kata lain ada sebagian process fluidayang tertahan dalam HE.  Untuk HE yang berfungsi sebagaiHeater, pada kondisi ini temperature fluida dalam HE akanmeningkat mendekati temperatur medium,  yang bisamenyebabkan terjadinya kerak/coke dalam HE.

Untuk mengatasi permasalahan diatas, maka untuk aplikasiHeater, yang digunakan sebagai manipulated variable adalahmedium flow, seperti diperlihatkan pada gambar berikut.

Pada konfigurasi ini, control valve ditempatkan di outlet HEbukan pada inlet.  Pertimbangannya adalah jika ditempatkandi inlet dengan temperature medium yang masih tinggi, makapressure drop pada valve dapat menyebabkan terjadinya gasyang bisa menurunkan performance HE.  Pertimbangan lainnyaadalah harga valve yang digunakan lebih murah dan lebih awetkarena service temperature-nya yang rendah.

3.2. Steam Heater  Steam heater merupakan HE jenis heater dengan steam/uapair sebagai media pemanasnya.  Sama seperti pada liquid-to-liquid exchanger, kontrol pada steam heater juga dapatdilakukan dengan mengambil medium flow atau process flowsebagai menipulated variable.

Gambar berikut adalah konfigurasi control dengan medium flowsebagai manipulated variable

jika kondisi beban tinggi, konfigurasi ini memberikankinerja yang cukup baik.  Akan tetapi pada beban rendah (lowcondensate pressure), kinerja konfigurasi control ini kurangmemuaskan.

Untuk mengatasinya digunakan condensate level controlseperti gambar berikut.

Konfigurasi tersebut harganya sangat mahal tetapi levelcontrol dapat diganti dengan continuous drain trap, yangfungisnya sama dengan level control tetapi harganya jauh lebihmurah.

Setpoint untuk level control dapat diubah-ubah untukdisesuaikan dengan beban, pada beban rendah, setpoint levelcontrol diset tinggi, begitu pula sebaliknya.  Gambar berikutadalah process bypass control yang menggunakan Diverter Valve.

4. Reboiler

Untuk menghasilkan produk sesuai spesifikasi yangdikehendaki, maka keduanya, reflux dan reboiler perludikontrol. Pengontrolan reflux sudah dibahas pada seriesebelumnya, pada serie ini akan dibahas mengenaipengontrolan reboiler.

Berikut konfigurasi pada reboiler: 4.1. Konfigurasi pada kettle type reboiler

Dalam konfigurasi ini, jumlah vapor yang dihasilkan dikontroldengan cara mengatur aliran panas ke reboiler, dalam hal inialiran steam/uap.  Jumlah produk bawah (bottom product) yangdiuapkan menjadi vapor ditentukan dari besarnya setpoint steam

flow control (FC). Semakin besar setpoint FC, semakin banyakvapor yang dihasilkan.  Jumlah produk bawah yangdikeluarkan/dihasilkan dikontrol dengan menggunakan levelcontrol (LC).

4.2. Reboiler tipe thermo-syphon atau forced-circulation,konfigurasi berikut bisa digunakan.

Pada konfigurasi ini, produk bawah (residue)diambil/dikeluarkan langsung dari column.

4.3. reboiler dengan menggunakan pemanas pemanas berasal dari produk kolom distilasi (kolom utamaseperti CDU atau FCCU). Konfigurasi kontrol reboiler yangmenggunakan pemanas jenis ini diperlihatkan pada gambarberikut.

Pada konfigurasi ini, selain digunakan untuk reboiler, mediapemanas juga digunakan untuk menghasilkan steam pada steamgenerator. Flow control (FC) yang terletak sesudah tie,

digunakan untuk menstabilkan steam yang dihasilkan pada steamgenerator

5. TANGKISalah satu contoh sistem yang biasa digunakan di berbagaibuku teks untuk menerangkan sistem MIMO adalah sistemsederet tanki, seperti diperlihatkan pada gambar berikut.

Gambar tersebut memperlihatkan 2 buah tanki yang salingberhubungan.  TK-1 dialiri fluida dengan flow m1 hinggamencapai level h1, TK-2 dengan flow m2 dan level h2. Jadisecara keseluruhan sistem ini memiliki 2 input (m1 & m2) dan 2output (h1 & h2).  Perubahan pada m1 akan mempengaruhi h1 danh2, begitu pula dengan perubahan m2 akan  berpengaruh pada h1dan h2. Karakteristik sistem seperti ini disebut interaksi,yang umumnya terjadi pada sistem MIMO.

6. COMPRESSOR prinsip kerja compressor hampir sama dengan pompa yaituberkaitan dengan tekanan tetapi compressor bekerja padajenis fluida gas. Seperti diperlihatkan pada gambar berikutini, gas dari titik A hendak dipindahkan ke titik C.  Untukmelakukan ini, sebuah compressor digunakan untuk menaikantekanan gas dari P1 ke P2 , sehingga gas bisa mengalir ketitik C.  Tekanan di titik C,  P3 < P2 karena ada tekananyang hilang di perjalanan (pada pipa).  

Sebagaimana peralatan proses lainnya, maka operasi compressorjuga perlu dikontrol sehingga kondisi operasi yang diinginkanoleh unit proses yang dilayaninya selalu terpenuhi.

7. SEPARATOR separator digunakan untuk memisahkan fluida cair dan fluidagas. Pemisahannya dilakukan dengan berbagai cara sepertiprinsip peurunan tekanan, gravity setlink, perubahan aliranfluida, atau tumbukan fluida.Ada beberapa jenis separator, yaitu:7.1. Vertical SeparatorJenis ini biasa digunakan jika jika rasio gas-cair  tinggiatau volume total gas rendah.Berikut ini adalah proses pada vertikal separator:

Liquid dihapus oleh penyekat inlet jatuh ke bagian bawahkapal. Gas bergerak ke atas, biasanya melewati mistextractor untuk menghilangkan kandungan air yang terjebak,dan kemudian gas kering mengalir keluar. Kandungan air yangsudah dipisahkan melalui mist extractor bergabung menjadi

tetesan yang lebih besar yang kemudian jatuh ke reservoirbagiang bawah vessel. Mist extractor secara signifikandapat mengurangi kebutuhan diameter dari vessel.

7.2. Horizontal SeparatorHorizontal separator adalah yang paling efisien di manavolume total liquid dan sejumlah besar gas terlarut bersamadengan liquid. Permukaan area yang lebih besar padaliquid menyediakan kondisi yang optimal untuk melepaskan gasyang terjebak.

Dalam Horizontal separator, seperti gambar liquid yang telahdipisahkan dari gas bergerak sepanjang bagian bawah darivessel ke liquid outlet. Gas dan liquid menempati tempat yangproporsional di dalam vessel. Dalam double vessel separator,liquid mengalir melalui pipa ke reservoir di bawah.

7.3. Spherical SeparatorSeparator jenis ini digunakan untuk service tekanan tinggidi mana diinginkan ukuran yang kompak dan volume liquidyang kecil. Faktor-faktor yang dipertimbangkan untukSpherical Separator adalah Compactness; · Kapasitas terbatasuntuk liquid; Minimal thickness untuk 

8. MIXER

Dalam proses industri rekayasa, pencampuran adalah unit operasi yang melibatkan  manipulasisistem fisika heterogen dengan maksud untuk membuatnya lebih homogen. Contohnya memompa air di kolam renang untuk menyeragamkan suhu air dan aduk adonan untuk menghilangkan benjolan (deagglomeration). Pencampuran dilakukan untukmemungkinkan transfer panas dan/atau massa terjadi antara satu atau lebih steams, komponenatau fase. 

9. Kolom Destilasi

Kolom distilasi digunakan untuk memisahkan suatu bahan yangmengandung dua atau lebih komponen bahan menjadi beberapakomponen. Kolom distilasi merupakan serangkaian peralatanproses yang terdiridari preheater, column, condenser, accumulator, reboiler sertaperalatan pendukungnya, dengan konfigurasi seperti pada gambarberikut.

Pada umumnya bahan yang akan dipisahkan (feed) dimasukkankedalam kolom melalui bagian samping kolom tersebut.  Komponenyang lebih ringan akan menguap menjadi vapor dan naik kebagian atas (overhead) kolom , sedangkan komponen yang lebihberat berbentuk liquid akan jatuh ke bagian bawah (bottom)kolom.  Agar pemisahan dapat terjadi secara efektif, makakedua fasa vapor dan liquid harus ada sepanjang kolom.  Untukmenjaga tercapainya kondisi seperti ini, maka kondisi operasikolom harus dijaga dengan menggunakan sistem kontrol.

10. KOLOM ABSOPSI

Alat ini merupakan suatu kolom atau tabung tempat terjadinyaproses pengabsorbsi (penyerapan/penggumpalan) dari zat yangdilewatkan di kolom/tabung tersebut. Proses ini dilakukandengan melewatkan zat yang terkontaminasi oleh komponen laindan zat tersebut dilewatkan ke kolom ini dimana terdapat fasecair dari komponen tersebut.

Prinsip Kerja Kolom Absorbsi

Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yangberbeda fase mengalir berlawanan arah yang dapatmenyebabkan komponen kimia ditransfer dari satu fasecairan ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiapreaktor kimia. Proses ini dapat berupa absorpsi gas,destilasi,pelarutan yang terjadi pada semua reaksi kimia.

Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktordiumpankan kebawah menara absorber. Didalam absorberterjadi kontak antar dua fasa yaitu fasa gas dan fasacair mengakibatkan perpindahan massa difusional dalamumpan gas dari bawah menara ke dalam pelarut air sprayeryang diumpankan dari bagian atas menara. Peristiwaabsorbsi ini terjadi pada sebuah kolom yang berisipacking dengan dua tingkat.

Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung larutan darigas yang dimasukkan tadi.

Proses Pengolahan Kembali Pelarut Dalam Proses Kolom Absorber

Konfigurasi reaktor akan berbeda dan disesuaikan dengansifat alami dari pelarut yang digunakan

Aspek Thermodynamic (suhu dekomposisi daripelarut),Volalitas pelarut,dan aspek kimia/fisika sepertikorosivitas, viskositas,toxisitas, juga termasuk biaya,semuanya akan diperhitungkan ketika memilih pelarut untukspesifik sesuai dengan proses yang akan dilakukan.

Ketika volalitas pelarut sangat rendah, contohnya pelaruttidak muncul pada aliran gas, proses untukmeregenerasinya cukup sederhana yakni denganmemanaskannya.

11. SCRUBBER Scrubber berfungsi untuk mengurangi polutan udara yangdihasilkan oleh gas buang suatu industri. Pengendalianpencemaran udara dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu

pengendalian pada sumber pencemar dan pengenceran limbahgas. Pengendalian pada sumber pencemar merupakan metode yanglebih efektif karena hal tersebut dapat mengurangikeseluruhan limbah gas yang akan di proses dan yang padaakhirnya dibuang ke lingkungan. Mekanisme Kerja Scrubber sebagai berikut :

a. Impingement (pengontakan)Suatu campuran gas – debu masuk dengan cepat melaluiinlet lalu di kontakkan dengan cairan yang ada di dalamscrubber sehingga partikel debu akan tersangkut dalamcairan.

b. DifusiPartikel – partikel debu tersebut di aliri oleh gas yangkemudian menyebabkan partikel tersebut berupa tetesan –tetesan yang tersimpan melalui proses difusi.

c. HumidifikasiTetesan debu tersebut lalu diflotasikan dengan carahumidifikasi, yaitu mengubah permukaan tetesan – tetesantersebut menjadi elektrostatis. Lalu, memisahkanberdasarkan ukuran tetes ( besar dan kecil ) secaramekanik. Cara seperti ini biasanya digunakan untuk debuberkonsentrat tinggi dan tergantung pada kondisi spesifikdebu dan gas – gas lain yang terlibat.

d. KondensasiApabila tetesan – tetesan itu telah mencapai dew point(titik embun), maka akan terjadi peristiwa pengembunan( yang mana tetesan – tetesan berukuran kecil akanmenjadi nukleus pengembunan ). Proses yang dilakukansecara mekanik ini akan mengembunkan tetesan namun lebihefektif dan ukurannya lebih seragam atau uniform.Mekanisme ini penting untuk gas panas dengan konsentrasidebu yang kecil. Untuk konsentrasi yang lebih besar,perlu di tambahkan dengan jumlah proses kondensasitersebut.

e. Wetting (pembasahan)Proses ini sebenarnya tidak berperan penting dalamscrubber. Ini dilakukan agar tidak terjadi naiknyapartikel debu setelah menjadi tetesan ( proses pembasahandilakukan agar partikel – partikel yang yang telahmenjadi tetesan tidak ikut keluar bersama gas lagi ).

f. Partisi gasJika pada suatu gas di lewatkan cairan atau busa, gasakan di pecah menjadi elemn – elemen yang kecil dimanajarak antara partikel yang tersuspensi dan cairan yangmelingkupinya relatif kecil. Dalam beberapa prosesterjadi pemisahan yang di akibatkan gaya gravitasi dangerakan brown dalam elemen, dalam hal ini cairanbertindak sebagai awal pemisahan.

g. Dust disposalDalam beberapa scrubber, cairan tidak dipisahkan oleh gastetapi mengalir sebagai pengisi di atas permukaan.Terkecuali dari efek humidifikasi dan wetting( pembasahan ), kerja cairan yang demikian adalah untukmembersihkan permukaan dan mencegah debu naik kembali keatas, hasil yang nyata terjadi juga karena melibatkantindakan mekanik yang spesifik.

h. Elektronik precipitation

Faktor ini juga berperan dalam proses scrubbing, namunmekanismenya sulit dipahami dan hanya untuk kondisi yangamat penting serta hanya terjadi dalam beberapa proses.

12. KONDENSOR

Kondensor merupakan alat penukar kalor yang berfungsimemindahkan kalor dari refrigerant ke udara lingkungandengan bantuan ekstra fan. Konstruksi kondensor terdiridari susunan pipa-pipa persegi dan sirip-sirip-sirip yangberfungsi untuk memperbesar laju perpindahan kalor.Kondensor ditempatkan di depan radiator agar memperolehaliran udara maksimum. Gambar di bawah ini menunjukkankonstruksi kondensor.

Refrigeran dalam fase uap pada tekanan dan temperaturtinggi, mengalir ke dalam kondensor melalui saluran masukyang terletak di bagian atas. Di dalam kondensor,refrigerant mengalami proses pendinginan dan perubahan fasedari gas menjadi cair akibat pelepasan kalor ke udaralingkungan, sehingga keluar dari kondensor, refrigerant adadalam fase cair pada temperature rendah.

REFRENSI

https://www.academia.edu/9271778/Pengolahan_limbah_fixed https://radiman.wordpress.com/2009/08/01/flare/

www.google.com/patents/US20120315587

https://asro.wordpress.com/2009/01/11/process-equipment-control-3-centrifugal-pump-control\

https://asro.wordpress.com/2008/10/15/process-equipment-control-1-heat-exchanger-control/

https://asro.wordpress.com/2009/07/03/process-equipment-control-7-distillation-control-reboiler-control/

https://asro.wordpress.com/category/process-control/

https://asro.wordpress.com/2008/12/05/process-equipment-control-2-centrifugal-compressor-control/

http://alexschemistry.blogspot.com/2013/03/pengertian-absorpsi.html

http://teknikscrubbing.blogspot.com/