Proceeding of International Students Conference College of ...
Proceeding - Thesis Commons
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
Transcript of Proceeding - Thesis Commons
Proceeding Internasional Seminar
Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Bidang Keilmuan dan Program Pendidikan Dalam Konteks Penguatan
Daya Saing Lulusan
Selasa, 15-16 November 2016 Gedung Achmad Sanusi
Universitas Pendidikan Indonesia
Editor: Sapriya
Syaifullah Susan Fitriasari Leni Anggraeni Dede Iswandi
Dwi Iman Muthaqin Diana Noor Anggraini
Riyan Yudistira
LABORATORIUM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ii
Prosiding Seminar Internasional
Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Bidang Keilmuan dan Program Pendidikan
Dalam Konteks Penguatan Daya Saing Lulusan
ISBN 978-602-8418-28-7
Editor:
Sapriya
Syaifullah
Susan Fitriani
Leni Anggraeni
Dede Iswandi
Dwi Iman Muthaqin
Diana Noor Anggraini
Riyan Yudistira
Penerbit
Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudhi No 229 Bandung
iii
PENGANTAR EDITOR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin-Nya, kami dapat
menyelesaikan penyusunan Prosiding Seminar Internasional dengan tema “Pendidikan
Kewarganegaraan Sebagai Bidang Keilmuan dan Program Pendidikan Dalam Konteks
Penguatan Daya Saing Lulusan”, yang diselenggarakan di Gedung Achmad Sanusi
Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudi No. 229 Bandung pada tanggal 16
November 2016.
Semangat yang hendak dibangun melalui kegiatan Kongres dan Seminar Internasional ini
adalah refleksi kritis dari para komunitas akademik PKn dan berbagai pemangku kepentingan
yang terlibat, untuk bersama-sama memberikan kontribusi pemecahan persoalan yang
dihadapi bangsa Indonesia dalam rangka membangun kemandirian dan martabat bangsa
Indonesia.
Ide awal dari kegiatan AP3KNI kali ini adalah menyamakan visi dan misi organisasi yang
berorientasi pada program aksi nyata dari seluruh komunitas akademik PKn dan untuk
menjaga eksistensi serta berkelanjutan program yang dituangkan dalam tulisan-tulisan dalam
prosiding ini.
Pada kesempatan ini, tim editor menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah bekerjasama, sehingga prosiding ini dapat diterbitkan dengan baik. Tidak lupa
dengan segala kerendahan hati, kami sampaikan permohonan maaf apabila dalam prosiding
ini masih terdapat hal-hal yang dirasa belum memadai atau sesuai dengan harapan.
Untuk itu, demi penyempurnaan prosiding ini, kami sangat berharap sumbang saran atau
masukan yang konstruktif dari para pembaca yang budiman. Kami sangat berbesar hati untuk
menerima saran tersebut.
Selamat membaca
Bandung, 7 November 2016
Tim Editor,
v
DAFTAR ISI
Pengantar Editor …………………………………………………………………………………. iii
1 PANCASILA AND CIVIC EDUCATION: LESSON LEARNT FROM
CONTINUOUS IMPROVEMENT (1947-2013),
Udin Saripudin Winataputra, Dr.,M.A
1
2 CIVIC EDUCATION REVITALISATION AS EDUCATIONAL IDEOLOGY OF
PANCASILA AND THE IMPLICATION FOR TEACHER EDUCATION SYSTEM
Prof. Dr. Suwarma Al Muchtar, SH
10
3
REACTUALIZATION AND REORIENTATION OF LEARNING METHOD OF
PERSONALITY DEVELOPMENT COURSE (MPK) FOR NATION CHARACTER
DEVELOPMENT EFFORT (A Study on Civic Education Course)
Rahman Mulyawan
14
4 GLOBAL ISSUES AND GLOBAL CITIZEN
Syaifullah 20
5
EFFECTIVITIY OF THE EDUCATION SUSTAINABLE DEVELOPMENT-
BASED GREEN CONSTITUTION TOWARDS IMPROVING STUDENTS’
CONSTITUTIONAL AWARENESS
Dadang Sundawa, Susan Fitriasari
27
6 THE IMPLEMENTATION OF PANCASILA THROUGH THE EMPOWERMENT
OF COMMUNITY ORGANIZATION MODEL IN SURAKARTA
Winarno, Wijianto, Rusnaini, Machmud AR
37
7 BASED CIVIC EDUCATION EMBODIES THE COUNTRY DEFEND AND
NATIONALITY VALUES IN HIGHER EDUCATION
Suroto
46
8 DEVELOPING CITIZENS RESPONSIBILITY THROUGH COMMUNITY
CIVICS
Rohani
53
9 THE NEW CHALLENGE OF CIVIC EDUCATION IN DIGITAL
Rini Triastuti 59
10 MOTIVATION AS AN IMPORTANT EFFORT IN IMPROVING THE QUALITY
OF CIVICS EDUCATION
Ruslan, Awaluddin
65
11 PHILOSOPHY OF AUTHORITY AND DOUBLE PROFESSIONALISM OF THE
GRADUATE UNIVERSITY
Nurharmi, Drs.,M Si
72
12 REALITY OF POLITICAL ENGAGEMENT AND SERVICE LEARNING MODEL
IN INDONESIA UNIVERSITY OF EDUCATION
Leni Anggraeni
80
13 BEST PRACTICES OF LEARNING INNOVATION PPKn IN TWO PUBLIC
JUNIOR HIGH SCHOOL DISTRICT OF SUBURB
Sarbaini
91
14
COMPARATIVE ANALYSIS ON LEARNING ASSESSMENT SYSTEMS OF
CIVICS EDUCATION AT STATE SENIOR HIGH SCHOOL (SMAN) IN
BANDUNG
Sri Wahyuni Tanzhsil, M.Pd.
96
15
THE COMMUNICATION PATTERN OF PANCASILA AND CIVIC
EDUCATION TEACHERS IN CREATING INDONESIANNESS IDENTITY
IN SECONDARY SCHOOL LEVEL IN DKI JAKARTA
Yasnita, S.Pd., M.Si
106
16 REAKTUALISASI CIVIC RESPONSIBILITY SEBAGAI WAHANA PENGUATAN
IDENTITAS NASIONAL MENUJU INDONESIA EMAS
Sri Suneki 113
17 A MODEL DEVELOPMENT OF EXTRACURRICULAR ACTIVITIES-BASED
CIVIC INTELLIGENCE IN PRIMARY SCHOOLS OF SEMARANG
Masrukhi, Meidi Saputra 120
vi
18
COSMOPOLITAN VALUES IN CIVIC DUCATION THE FRAMEWORK OF THE
DEVELOPMENT OF NATIONALISM:
IS IT URGENT?
Lili Halimah
129
19 PEROBAHAN KURIKULUM PROGRAM STUDI PPKn HASILKAN LULUSAN
SIAP KERJA
Dra. Pebriyenni, M.Si.
135
20 STUDENTS “B3K3N” (Beradab, Berbudaya, Beragama (B3), Kritis, Kreatif, Karya
(K3), dan Nasionalis(N)) AS PIONEERS OF MENTAL REVOLUTION
Muhamad Abdul Roziq Asrori, M.Si
142
21
REALIZING THE NEED FOR THE HUMAN RESOURCES FIELD IN THE
PERSPECTIF OF CITIZENSHIP EDUCATION LEARNING QUALITY
REALIZATION PPKn IN FACING GLOBAL COMPETITION
Muhibin, Suyahman
147
22 MODIFICATION OF PROJECT CITIZEN (MPC) FOR CHARACTER
EDUCATION (BEST PRACTICES CIVIC LEARNING IN HIGH SCHOOL)
Anita Trisiana 155
23 LEARNING THROUGH PROJECT IN POLITICAL SOCIOLOGY COURSE
Maria Montessori 164
24 PROFILE OF GRADUATE STUDIES PPKn TO FILL ERA EVE OF INDONESIA
100 YEARS
Suyahman Muh , Furqan Hidayatullah , Mulyoto, Asrowi.
171
25 CHARACTER EDUCATION PATTERNS IN EARLY AGE KINDERGARTEN
PERTIWI XV1 PUNDONG DISTRICT OF BANTUL
Dr. Sri Rejeki,M.Pd, Naning Dwi Wahyuni,S.Pd.
181
26 IDEOLOGICAL INTELLECTUAL FOR CIVIC EDUCATION TEACHER TO
PREPARE INDONESIA’S GOLDEN GENERATION
Aulia Sholichah Iman Nur Chotimah, S.Pd , Rd. Leni Widiyastuti S.Pd 185
27 CITIZENSHIP EDUCATION (PKN) AS AN AGENT OF REVOLUTION
PANCASILA
Fathikah Fauziah Hanum
189
28
THE IMPLEMENTATION OF DISCOVERY LEARNING MODEL IN CIVICS
SUBJECT TO ENHANCE STUDENTS’ CREATIVE THINKING ABILITY
(Classroon Action Research in Class IX-J SMPN 1 Cicalengka, 2015)
Ghina Aisyah, Prof.Dr.H.Endang Sumantri,M.Ed., Syaifullah,S.Pd.,M.Si
195
29
PANCASILA AND CITIZHENSHIP EDUCATION (PPKN) AS A MEDIA OF
VOTER EDUCATION IN INCREASING POLITICAL LITERACY OF THE
BEGINNER VOTERS
Hariyanti
201
30 THE IDEOLOGY OF PANCASILA AS CHARACTERISTIC OF CIVIC
EDUCATION IN INDONESIA
Jagad Aditya Dewantara, S.Pd, Rd. Sugara Mochamad Haddad, S.Pd 210
31 THE AXIOLOGICAL BASIS OF NATIONAL EDUCATIONAL SYSTEM IN
REINFORCING PANCASILA BASED CURRICULUM
Khabibatul Fatkhi, S.Pd, Suriaman, S.Pd 217
32 DEVELOPING PROFESSIONAL ORGANIZATION TO STRENGTHENED
CIVIC EDUCATION
Rizal Fahmi
223
33 INCREASING GLOBAL CITIZENS AWARENESS THROUGH PROJECT
CITIZEN MODEL
Zaky Farid Luthfi1, Ika Murtiningsih, Yakob Godlif Malatuny 229
34 THE VALUES OF CHARACTER BUILDING IN GAJAH-GAJAHAN
Hadi Cahyono 235
35 PENGUATAN DAYA SAING LULUSAN MENUJU MASYARAKAT INDONESIA
MELALUI METODE BERPIKIR PANCASILA YANG MAJU DAN MODERN
Iim Siti Masyitoh 240
vii
36 KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA BIDANG PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Muhammad Halimi
247
37 THE CITIZENSHIP EDUCATION FOR THE STRENGTHENING OF
DEMOCRACY IN INDONESIA
Jamilah
254
38
PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN KARAKTER KEBANGSAAN
PANCASILA DI SEKOLAH
BERBASIS PESANTREN
Mukhamad Murdiono, Miftahuddin, Puji Wulandari Kuncorowati
264
39 MEMBANGUN KETERAMPILAN PARTISIPASI WARGANEGARA
PADA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PPKn
Dede Iswandi, Runik Machfiroh
272
40 IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN
PKN UNTUK PENGUATAN KARAKTER MAHASISWA
Yudha Pradana 278
41
REVITALISASI SEMANGAT SUMPAH PEMUDA DALAM MENINGKATKAN
NASIONALISME GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN
Firda Aulia Izzati, Maria Lufransiya Bribin
286
42 PERAN CIVIC EDUCATION DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT
INTERNASIONAL SADAR HUKUM
Dwi Iman Muthaqin
292
43
MEMBANGUN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKARAKTER PEDULI
LINGKUNGAN HIDUP DALAM KONTEKS PROGRAM SEKOLAH
BERBUDAYA LINGKUNGAN
Riyan Yudistira, Prayoga Bestari
299
44
THE VOTERS’ POLITICAL BEHAVIOR IN PRESIDENTIAL ELECTION THE
REPUBLIC OF INDONESIA
(A Study at Ingin Jaya, District of Aceh Besar)
Maimun, Asy’ari
307
45 UPAYA GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Jaenam 320
46
PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
TERHADAP HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 21
MAKASSAR
MUHAJIR
325
47
PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN PADA
MASYARAKAT MULTIKULTURAL BERBASIS NILAI-NILAI KEBANGSAAN
DAN KEARIFAN LOKAL DI SEKOLAH
Samsuri, Suharno
332
48 DARURAT LITERASI MEDIA DALAM DIGITAL CITIZENSHIP : SATU
GAGASAN MENUJU WARGA NEGARA MELEK INFORMASI
Wibowo Heru Prasetiyo, M. Pd. 339
49 PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MEWUJUDKAN WARGA
NEGARA GLOBAL
Sumaryati 247
50
PEWARISAN NILAI – NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT
KAMPUNG KUTA UNTUK MENGEMBANGKAN WATAK
KEWARGANEGARAAN (CIVIC DISPOSITION)
Trisna Sukmayadi
353
51 PENGUATAN PEDAGOGICAL UNTUK MEMPERKUAT PROFESIONAL
GURU PKN
Irwan Putra
362
viii
52 LITERASI WARGA NEGARA MUDA UNTUK PENGEMBANGAN CIVIC
ENGAGEMENT DI ABAD 21
Iqbal Arpannudin
367
53
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN KUALIFIKASI DOSEN
MATA KULIAH DASAR UMUM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ANDRAGOGI DALAM PENGUATAN
KARAKTER BUDAYA POLITIK MAHASISWA
Fatahillah
376
54 STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA
KEWARGANEGARAAN DI PENDIDIKAN DASAR DAN MENEGAH
Catur Yunianto
386
55 KEWARGAAN DIGITAL, PENGUATAN WAWASAN GLOBAL WARGA
NEGARA, DAN PERAN PPKN
Dikdik Baehaqi Arif, Syifa Siti Aulia 393
56
URGENSI MATERI DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK
PADA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI SEKOLAH DASAR
Asep Mahpudz
399
57 LIVING VALUES EDUCATION DALAM BUKU TEKS PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Kokom Komalasari
413
58
KELAS PEMILU SEBAGAI BEST PRACTICES PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGERAAN: UPAYA
MEMBENTUK RASIONALISASI PEMILIH PEMULA DALAM PEMILU
Al Rafni dan Suryanef
422
59 PENGEMBANGAN PENILAIAN AUTENTIK BERBASIS KARAKTER PADA
RANAH KETERAMPILAN
Deny Setiawan, M. Ridha Syafii Damanik 430
60
INOVASI MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA
PELAJARAN PPKn DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA
E. Maria Ulfah, Iim Siti Masyitoh, Riyan Yudistira
437
61 AKTUALISASI LULUSAN PKN DALAM MENYONGSONG GENERASI EMAS
2045
Shilmy Purnama, Tia Athiyyah 447
62 PERPEKTIF KKNI TERHADAP CP PRODI PPKn-FKIP UT
Syaiful Mikdar, Sri Sumiyati 455
63
PROSES PEMBELAJARAN PKn DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS
PESERTA DIDIK MELALUI PROBLEM SOLVING
DI SMAN 1 PROBOLINGGO
Abdul Basit
460
64 PENGEMBANGAN NILAI KEPEDULIAN WARGA NEGARA MELALUI
GERAKAN PEDULI LINGKUNGAN
Reihana Samya Anugrawati, Prof. Dr. H. Endang Danial Ar, M.Pd.
467
65
OTONOMI PERGURUAN TINGGI DALAM MEMBEKALI KEAHLIAN
LULUSAN PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
DI UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Novitasari, S.Pd., Ana Mentari, S.Pd.
477
66 REVITALIZING CIVIC EDUCATION AS A MODE OF PLANTING THE
VALUES OF PANCASILA
Siti Tiara Maulia, S.Pd, Abdinur Batubara, S.Pd
486
67
PEMBINAAN KESADARAN WARGA NEGARA UNTUK MELESTARIKAN
LINGKUNGAN HIDUP (THE LIVING ENVIRONMENT) PADA MASYARAKAT
ADAT”
Wina Nurhayati Praja
492
ix
68
MENGGAPAI PENGUASAAN KONSEPTUAL TEORETIS DAN PRAKSIS:
IMPLEMENTASI MODEL SEMI-WORKSHOP DALAM PERKULIAHAN
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PKn SD
Solihin Ichas Hamid, Fauzi Abdillah
502
69 KOMPETENSI KULTURAL GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN: SEBUAH GAGASAN TENTANG POFIL LULUSAN
Dr. Isnarmi Moeis
514
70 BEST PRACTICES PRODI PPKN UMM DALAM MENERAPKAN
KEWENANGAN GANDA MELALUI PROGRAM TWINNING
Dr. Nurul Zuriah, M.Si.
519
71
REALIZING LEADERSHIP TRANSFORMATIVE ERA AUTONOMY
THROUGH INSET GENERAL EDUCATION IN CIVIC’S EDUCATION
TEACHING IN HIGHER EDUCATION
Rusli Yusuf
528
72
BEST PRACTICES PPKN LEARNING IN PRIMARY AND SECONDARY
EDUCATION COMMUNITY LEARNING METHODS FOR CHARACTER
BUILDING
M. Nasir Basyah
536
73 PROFIL LULUSAN PRODI PPKN UNTUK MENGISI ERA GLOBAL:
MENJELANG 100 TAHUN INDONESIA MERDEKA
Erwin Susanto 543
74
PENGARUH PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP)
DALAM KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL
BELAJAR KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS XI MAN MODEL
JAMBI
Ahmad Fauzan, Irzal Anderson
548
75
INTEGRASI MATERI EDUCATION SUSTAINABLE DEVELOPMENT (ESD)
DALAM BAHAN AJAR PPKN UNTUK PENINGKATAN KARAKTER SISWA
SMP
Diana Noor Anggraini
554
76 NAWACITA: ARAH BARU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI
INDONESIA
Ardian Bakhtiar Rivai, Triwahyuningsih, Susena
563
77 PERSEPSI TOKOH MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM GERAKAN
NASIONAL REVOLUSI MENTAL DI KOTA BANDA ACEH
Dr. Saiful, S.Pd., M.Si
572
78
PEMBENTUKAN WARGA NEGARA BERKUALITAS MELALUI PENERAPAN
ENAM MACAM TUGAS DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH
PENDIDIKAN POLITIK
Drs. Halking, M.Si. Fahmi Khalehar, S.Pd.
580
79
MENYIAPKAN SUMBERDAYA MANUSIA BIDANG PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN SEBAGAI AGEN YANG PROFESIONAL DAN
TRANSFORMATIF
Fatmariza
589
80 TRADISI MODERO SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN (Simbolisasi Kearifan
Lokal di Kabupaten Poso)
Jamaluddin, Nuraedah
597
81
PEMANFAATAN MEDIA SURAT KABAR SEBAGAI LEMBAGA
PENDIDIKAN DAN SUMBER ILMU PENGETAHUAN OLEH MASYARAKAT
DI PEDESAAN
Muhammad Yunus
604
82 TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN TERHADAP UNIVERSITAS TERBUKA
Yos Sudarso, Sriyono
613
x
83
ANALISIS PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PPKN IKIP PGRI
JEMBER MATA KULIAH OTONOMI DAERAH MELALUI KEGIATAN
PEMBELAJARAN FIELD TRIP SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2015-
2016
J. Agung Indratmoko
627
84 PENDIDIKAN DAN PEMBINAAN KARAKTER MAHASISWA
Hasbi Ali, S.Pd, M.Si 635
85
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI
MAHASISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN
BERNEGARA (Studi Deskriptif Terhadap Organisasi Mahasiswa Jurusan Di
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia)
Arif Prasetyo Wibowo, S.Pd, Prof.Dr.H.Endang Sumantri,M.Ed., Syaifullah,
S.Pd.,M.Si
642
PROSIDING SEMINAR INTERNASIONAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI BIDANG KEILMUAN DAN
PROGRAM PENDIDIKAN DALAM KONTEKS PENGUATAN DAYA SAING LULUSAN Selasa, 15 November 2016 Gedung Achmad Sanusi Universitas Pendidikan Indonesia
502
MENGGAPAI PENGUASAAN KONSEPTUAL TEORETIS DAN
PRAKSIS: IMPLEMENTASI MODEL SEMI-WORKSHOP DALAM
PERKULIAHAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PKN SD
Solihin Ichas Hamid1, Fauzi Abdillah2
[email protected], [email protected]
1Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
2 Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
ABSTRACT
The aims of this study are to describe (1) the developmental of the Semi Workshop model
based on the UPI’s curriculum reform of primary school teachers education program, and; (2)
the contribution of the application of the model to the development of conceptual-theoretical
and practical skills of students. This research conducted using the mix method. The subjects
were students of primary schools teacher education programme in the Indonesia University of
Education at Cibiru. Research data were collected by using a couple of research instruments.
The data processed using data processing techniques of qualitative and quantitative data
processing techniques. The results showed that the Semi Workshop model through this research
is the learning model oriented to the development process and learning outcomes. Based on the
results revealed that the Semi Workshop model has several advantages compared with other
models commonly used in universities. Based on the research results revealed also that the
Semi Workshop model proven significantly contribute to the development of conceptual-
theoretical mastery and practical skills of students.
Keywords: Students Vocational Skills, Civic Education, Model Semi Workshop
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) pengembangan model Semi-Workshop
yang dilatarbelakangi oleh reformasi kurikulum UPI, khususnya PGSD, dan; (2) kontribusi
penerapan model ini untuk pengembangan keterampilan konseptual-teoritis dan praktis dari
mahasiswa. Penelitian ini ditempuh dengan menggunakan metode penelitian mix methods.
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa program PGSD Universitas Pendidikan Indonesia di
Cibiru. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan beberapa instrumen penelitian.
Data diolah dengan menggunakan teknik pengolahan data kualitatif dan kuantitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model Semi-Workshop melalui adalah model pembelajaran
yang berorientasi pada pengembangan proses dan hasil pembelajaran. Berdasarkan hasil
penelitian, mengungkapkan bahwa model Semi-Workshop memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan model lain yang umum digunakan di tingkat universitas. Berdasarkan
hasil penelitian terungkap juga bahwa model Semi-Workshop terbukti secara signifikan
berkontribusi pada pengembangan penguasaan konseptual-teoritis dan keterampilan praksis
mahasiswa.
Kata Kunci: Keahlian Mahasiswa Keguruan, PKn, Model Semi Workshop
PENDAHULUAN
Sebagai LPTK yang mengemban misi
menjadi universitas pelopor dan unggul,
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dari
waktu ke waktu terus melakukan penataan
dan pengembangan berbagai sarana dan
prasarana terutama bidang akademik,
sebagai core business universitas. Seiring
PROSIDING SEMINAR INTERNASIONAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI BIDANG KEILMUAN DAN
PROGRAM PENDIDIKAN DALAM KONTEKS PENGUATAN DAYA SAING LULUSAN Selasa, 15 November 2016 Gedung Achmad Sanusi Universitas Pendidikan Indonesia
503
dengan dinamika perkembangan dan
tuntutan progres yang harus dicapai dalam
melayani dan mendorong pencapai
kemajuan pendidikan di tanah air. Untuk itu,
secara periodik UPI telah melakukan
penataan dan perubahan kurikulum yang
diperlukan sejalan dengan proyeksi progres
pendidikan nasional secara keseluruhan.
Dengan pengembangan kurikulum,
perencanaan pengalaman belajar dan
penilaian belajar mahasiswa terbukti akan
berdampak pada pendekatan mahasiswa
terhadap belajar. (Stefani, 2013)
Di dalam Kurikulum Program Studi
PGSD UPI tahun 2013 yang mulai
diterapkan pelaksanaannya tahun akademik
2014/2015 terjadi perubahan yang
signifikan berkenaan dengan subtansi
akademik dan formulasi bobot materi
perkuliahan, antara lain : Pendalaman
Materi rumpun PKn yang semula diberikan
di semester VII sebagai MK pilihan wajib
dalam 2 nama mata kuliah masing-masing :
1) Perkembangan Masyarakat dan Budaya
(3 SKS) dan 2) Budaya Masyarakat
Demokrasi (3 SKS) ditiadakan / ditarik ke
semester V dengan satu nama mata kuliah,
yaitu Pendalaman Materi PPKn SD (3 SKS)
menggantikan Mata Kuliah Pembelajaran
PKn SD (3 SKS) yang subtansi materinya
terdiri dari pendalaman materi dan strategi
pembelajaran PKn di SD. Sebagai pengganti
dihilangkannya mata kuliah tersebut, pada
semester VI diberikan mata kuliah dengan
formulasi baru yakni : 1) Pengembangan
Pembelajaran PPKn SD (3 SKS) dan 2)
Model-Model Pembelajaran PKn di Sekolah
Dasar (3 SKS). Dengan perubahan
formulasi tersebut, terlihat bahwa yang
menjadi tujuan kurikuler UPI sekarang
mulai menekankan pada pengembangan
bobot vocational baik secara konseptual
teoritik dan praksis mahasiswa dalam
mengelola pembelajaran bidang studi di
sekolah. Sekaitan dengan kepentingan
penerapan pada fase awal pelaksanaannya,
menjadi perlu untuk dilakukannya sebuah
perekaman dalam arti pencatatan proses
termasuk permasalahan yang ditemukan dan
perkembangan yang dicapainya. Dalam
pengembangan pembelajaran dan
pengajaran, hal yang penting dan pertama
kali harus diajukan ialah bagaimana kita
cara mengevaluasinya. (Macdonald &
Wisdom, 2004).
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) sendiri yang
merupakan salah satu mata pelajaran yang
menempati kedudukan sebagai ujung-
tombak Pendidikan Nasional (Sisdiknas),
seiring dinamika perkembangan politik,
pembangunan nasional, dan ekspektasi
kemajuan global dari waktu ke waktu
mengisyaratkan kegelisahan bangsa ini
dalam melihat ke dalam diri dan tantangan
masa depannya. Untuk itu, reka upaya
pembelajaran PPKn bagi para siswa di
persekolahan harus dicari terus, dalam
kajian dan uji-coba inovatif oleh segenap
civitas akademika universitas pendidikan
guru maupun praktisi di lapangan. Sehingga,
pendidikan guru tidak lagi terus dianggap
sepele atau terlalu disederhanakan (Wesley,
2011)
Dan jika menilik dari ranah
konseptual, profesionalisme guru itu terdiri
dari tiga domain, yaitu (1) Professional
Knowledge, (2) Teachers autonomy in
decision making, dan (3) High Peer
networks. (OECD, 2016). Oleh karena itu,
UPI sebagai salah satu LPTK tentu memiliki
tugas untuk terus berinovasi untuk
memenuhi tujuan untuk meluluskan
mahasiswa yang memiliki tiga domain
perguruan tinggi tersebut melalui seluruh
proses kegiatan di universitas. Maka, sangat
wajar jika dikatakan bahwa kebutuhan untuk
fokus pada kegiatan memupuk kualitas guru
lebih penting daripada penambahan
kuantitas guru.(OECD,2005).
Adapun upaya pembelajaran yang
dicari formulasi tepatnya antara lain untuk
mempertemukan antara teori dan praktik.
Hansen (2008) mendesain Curriculum
Workshop untuk menjembatani teori dan
praktik pada pendidikan guru yang sekaligus
memberikan tempat untuk bermusyawarah
(deliberatif), inkuiri dan pembelajaran untuk
professional. Pada umumnya model
Workshop sering digunakan untuk
PROSIDING SEMINAR INTERNASIONAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI BIDANG KEILMUAN DAN
PROGRAM PENDIDIKAN DALAM KONTEKS PENGUATAN DAYA SAING LULUSAN Selasa, 15 November 2016 Gedung Achmad Sanusi Universitas Pendidikan Indonesia
504
mengoptimalkan profesionalisme guru yang
dimulai pada tingkat sarjana, pasca-sarjana
dan guru professional (Kember, Leung, &
Mcnaught, 2008; Zemelman, Daniels, &
Hyde, 2012; Pfeiffer, 2015), misalkan yang
diperuntukkan bagi guru Bahasa dengan
workshop membaca dan menulis. (Pfeiffer,
2015), dengan workshop ini pula, guru dan
murid dinilai mendapat suasana keterikatan
secara independen dalam aktivitas baca dan
tulis (Zemelman, Daniels, & Hyde, 2012)
maupun keterikatan secara personal dengan
pengajarnya. (Pfeiffer, 2015). Dari hal
tersebut, sekiranya patut untuk dikaji dan
diujicobakan model workshop ini dalam
perkuliahan pendidikan guru SD, khususnya
dalam mata kuliah keahlian PKn.
METODE
Sesuai dengan tujuan dan rumusan
masalah di atas, maka penelitian ini akan
menggunakan pendekatan campuran (Mix
Method) dengan desain Convergent parallel
design yaitu desain yang secara simultan
mengoleksi data kualitatif dan kuantitatif
lalu menyatukannya untuk mendapatkan
hasil penelitian yang menjawab
permasalahan penelitian (Creswell, 2012).
Data kualitatif kami kumpulkan dengan
menggunakan Grounded Theory untuk
memotret pengalaman, persepsi para
mahasiswa terhadap inovasi kurikulum
maupun model pembelajaran Semi
Workshop.
Sementara untuk data kuantitatif akan
dikumpulkan melalui Quasi Experiment
dengan Time Series With Equivalent Control
Group Design sebagai data suplemen untuk
melihat dampak dari penggunaan model
pembelajaran Semi Workshop pada mata
kuliah Pengembangan Pembelajaran PKn
SD. Pemilihan Quasi experiment juga
dinilai dapat melihat efek intervensi dalam
pendidikan atau pengembangan program
profesional. (Muijs, 2004) Penelitian ini
hanya menggunakan satu kelompok saja
yaitu kelompok eksperimen tanpa kelompok
pembanding. Sebelum perlakuan, kelompok
eksperimen diberi terlebih dahulu diberikan
pre-test, kemudian diberikan perlakuan
(treatment) dengan desain pembelajaran
Semi Workshop selama perkuliahan dan
setelah itu diberikan post-test. Berikut ini
adalah tabel one group times series design
dalam penelitian ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran Model Pembelajaran
Semi Workshop
Pendekatan dalam model Semi
Workshop berorientasi pada
kompetensi (competency based
curriculum) yang mempunyai tujuan
agar warga negara lebih mandiri dalam
memahami dan mencari solusi terhadap
masalah. Pendekatan ini mengacu pada
pembaruan metode pembelajaran yang
digagas oleh Filsuf Pendidikan John
Dewey yang dengan tegas
mendeklarasikan “I believe that the
question of method is ultimately
reducible to the question of the order
development of the child’s powers and
interests”. (Dewey, My Pedagogic
Creed, 1987)
Model Semi Workshop juga
berangkat dari paradigma
konstruktivisme, yang berpandangan
bahwa pengetahuan adalah non-
objective, bersifat temporer, selalu
berubah, dan tidak menentu. Belajar
dilihat sebagai penyusunan
pengetahuan dari pengalaman kongkret,
aktivitas kolaboratif, dan refleksi serta
interpretasi. (Brooks & Brooks, 1993).
Dalam kaitannya dengan aktivitas
belajar, terdapat kondisi yang
melibatkan penguasaan dan
pengubahan pengetahuan,
keterampilan, strategi, keyakinan,
sikap, dan perilaku. (Schunk, 2012).
Desain model ini juga
mengadopsi beberapa bagian dari
model pembelajaran berbasis kerja dan
blended learning. Blended learning ini
sendiri menjadi tren dalam pendidikan,
karena dapat mempengaruhi kepuasan
pembelajar dan meningkatkan peran
tutor dalam pembelajaran (Woltering,
PROSIDING SEMINAR INTERNASIONAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI BIDANG KEILMUAN DAN
PROGRAM PENDIDIKAN DALAM KONTEKS PENGUATAN DAYA SAING LULUSAN Selasa, 15 November 2016 Gedung Achmad Sanusi Universitas Pendidikan Indonesia
505
Herrler, Spitzer, & Spreckelsen, 2009).
Pembelajaran dengan melibatkan
konsep workshop disebut dapat pula
meningkatkan pemahaman terhadap
konten pengetahuan yang bersifat
kognitif (Kim, 2015).
Dalam desain ini, terdapat
pembagian peran yang terdiri dari Tim
ahli atau tutor, Audiens atau yang
dilatih. Tim ahli menjadi pembelajar
dan pengajar sekaligus, lengkap dengan
otoritas memberikan bimbingan dan
penilaian. Dengan desain ini,
diasumsikan dapat meningkatkan
kreativitas calon guru. Dalam konteks
PKn, praktik pendidikan di sekolah
membutuhkan penghargaan terhadap
perbedaan-perbedaan, karena anak tak
dapat dididik secara akademik jika
masih ada pembedaan secara sosial dan
emosional. (Levinson, Diversity and
Civic Education. , 2012). Karena itu
pula, desain model perkuliahan Semi
Workshop ini merupakan pembelajaran
komunitas non tradisional atau
kelompok yang mendorong untuk lebih
kreatif dan perspektif multidimensi.
(Glowacki-Dudka, et al., 2012).
Dengan sistem Workshop ini juga,
perbedaan fasilitator ataupun perbedaan
lokasi geografis cenderung tidak
mempengaruhi hasil yang menunjukkan
hasil yang sama. (Gromoske & Berger,
2015). Dengan begitu, sistem atau
model yang berjalan tentu tidak
bergantung sosok fasilitator, guru, atau
dosen, tetapi bergantung pada sistem
yang suportif dan kondusif tersebut.
Berkaitan dengan hal tersebut,
Komalasari (2013) menyebutkan
prinsip-prinsip pengembangan materi
pembelajaran untuk kreativitas guru,
yaitu Prinsip Relevansi, yaitu materi
relevan dengan pencapaian standar
kompetensi. Lalu Prinsip konsistensi,
jumlah kompetensi harus sesuai dengan
jumlah materi yang akan diajarkan dan
terakhir Prinsip Kecukupan, mirip
dengan asas proporsionalitas. Ini semua
tentu bertujuan agar penanaman
pembelajaran dengan mendalam dapat
menjadi lebih kondusif untuk
mahasiswa. (Kember, Leung, &
Mcnaught, 2008)
Dengan desain ini pula dapat
terbentuk pemahaman bahwa
Pendidikan Pancasila
Kewarganegaraan di SD seperti
disebutkan oleh Levinson sebagai civic
empowerment yang berkarakter sebagai
pendidikan dengan kualitas tinggi
daripada sekedar pengajaran spesifik
saja tentang pengetahuan, keterampilan
dan sikap tertentu untuk
kewarganegaraan yang demokratis.
(Levinson, Citizenship and Civic
Education, 2014). Selain itu, dengan
setting social learning, kurikulum
Workshop ini memiliki angka yang
signifikan secara statistik terhadap
kepedulian akan nilai-nilai berdasarkan
budaya, refleksi budaya, dan
pemaksaan nilai-nilai ke orang lain.
(Tharp, 2012). Dengan begitu, guru-
guru yang menjalani pendidikan dan
pelatihan yang bermakna juga dapat
memberi siswa transmisi-transmisi nilai
dan moral. (Johansson, et al., 2011). Itu
berkaitan dengan konteks PKn, dimana
praktik pendidikan di sekolah
membutuhkan memang penghargaan
terhadap perbedaan-perbedaan, karena
peserta didik tak dapat dididik secara
akademik jika masih ada pembedaan
secara sosial dan emosional. (Levinson,
Diversity and Civic Education. , 2012).
2. Sintaks Dasar Model
Pembelajaran Semi Workshop
Hadirnya model pembelajaran
Semi Workshop berkenaan dengan
sebuah kebutuhan akan pemenuhan
tujuan pembelajaran mata kuliah yang
multi-orientasi. Tujuan tersebut ialah
penguasaan teoretis-konseptual dan
praksis-metodologis kajian-kajian
dalam mata kuliah tertentu.
Dalam kasus ini, adalah mata
kuliah Pengembangan Pembelajaran
PKn di Sekolah Dasar. Ada pun mata
PROSIDING SEMINAR INTERNASIONAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI BIDANG KEILMUAN DAN
PROGRAM PENDIDIKAN DALAM KONTEKS PENGUATAN DAYA SAING LULUSAN Selasa, 15 November 2016 Gedung Achmad Sanusi Universitas Pendidikan Indonesia
506
kuliah ini merupakan mata kuliah
penghujung dan penyimpul yang
paripurna bagi mahasiswa calon guru
sekolah dasar khususnya dalam bidang
PKn. Keparipurnaan tersebut berkenaan
dengan argumen bahwa mata kuliah ini
yang menjadi ujung dari semua mata
kuliah ke-PPKn-an di SD. Dimulai dari
Mata kuliah Konsep Dasar PKn,
Pendalaman Materi PKn SD, Model-
model Pembelajaran PKn dan akhirnya
ada di mata kuliah Pengembangan
Pembelajaran PKn SD.
Tentu sebagai titik akhir dari tiga
mata kuliah sebelumnya, mata kuliah
Pengembangan Pembelajaran PKn SD
perlu model pembelajaran atau
pendekatan khusus yang dapat
memenuhi tujuan-tujuan atau pun luaran
perkuliahan. Maka dengan
mengadaptasi beberapa bagian dari
Cooperative Learning, Work-based
Learning dan Pembelajaran berbasis
Portofolio, tercetuslah model Semi
Workshop ini.
Adapun langkah-langkah
prosedural pelaksanaan model
Pembelajaran Semi Workshop ini
dijelaskan sebagai berikut.
a. Membangun paradigma
Langkah pertama ini
merupakan sesi penyegaran kembali
konsep, teori dan materi mengenai
bahan garapan yang akan dirancang
pada keseluruhan kegiatan
perkuliahan. Adapun sesi ini
bertujuan untuk memberikan
kejelasan arah, memperluas
perspektif dan penjelasan
metodologi prosedural, agar
mahasiswa bisa membangun
paradigma yang mumpuni untuk
menguasai konsep teori serta dapat
merancang sebuah program
pengembangan pembelajaran yang
diperkaya kaidah keilmuan.
b. Menetapkan tema
dan fokus materi
Pada langkah ini, siswa
diberikan arahan tema dan fokus
materi apa saja yang akan dibahas
dan kemudian dibagikan pada
kelompok yang sudah terbentuk.
Hasil dari kegiatan ini adalah setiap
kelompok kini terbagi atas bidang
materi keahlian yang mesti didalami
secara teoretis, prosedural,
komprehensif dan evaluatif.
c. Pengolahan materi
Setelah terbagi menjadi
kelompok keahlian tertentu, siswa
kini mencari, menemukan informasi
mengenai materi, mencatat
(mengutip, merangkum dan
membuat parafrase), menyeleksi
informasi, mengolah dan
menyimpulkan materi. Sesi ini juga
diisi dengan konsultasi dan kontrol
kualitas materi oleh guru/dosen yang
dibuat oleh tim ahli secara intensif,
kuratif dan konstruktif. Luaran dari
langkah ini adalah karya tulis yang
siap dilanjutkan pada tahap
lanjutannya.
d. Diseminasi materi
Langkah selanjutnya setelah
pengolahan materi yakni
mendiseminasi/menyebarkan karya
tulis yang berisi materi pada
mahasiswa peserta workshop
beberapa saat sebelum materi
dipaparkan (Disarankan beberapa
hari sebelum pemaparan). Langkah
ini bertujuan agar mahasiswa peserta
memiliki pemahaman pendahuluan
secara teoretis dan bisa kritis saat
sesi dialog/diskusi untuk mengetahui
kaidah-kaidah apa saja yang terdapat
pada materi yang akan di bahas.
e. Pendadaran materi
dan diskusi
Langkah ini adalah sesi
penyajian materi yang telah
melewati tahapan sebelumnya. Di
sini tim penyaji menjelaskan lebih
dalam dan eksploratif agar
pemahaman peserta semakin
mendalam dan lengkap. Setelah
penyajian selesai, kemudian dilanjut
dengan diskusi mengenai hal
PROSIDING SEMINAR INTERNASIONAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI BIDANG KEILMUAN DAN
PROGRAM PENDIDIKAN DALAM KONTEKS PENGUATAN DAYA SAING LULUSAN Selasa, 15 November 2016 Gedung Achmad Sanusi Universitas Pendidikan Indonesia
507
teoretis, prosedural, permasalahan
dan hal lainnya yang berkaitan
dengan materi yang dibahas.
f. Pembimbingan
Langkah ini dilakukan di
dalam dan di luar kelas pasca
pendadaran materi dan diskusi.
Pembimbingan ini dilakukan oleh
tim penyaji/ahli pada seluruh
kelompok peserta. Adapun pada
langkah ini diisi dengan konsultasi,
pelatihan dan mengontrol kualitas
rancangan kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh peserta pada
langkah selanjutnya. Khususnya
pada mata kuliah Pengembangan
Pembelajaran PKn SD, rancangan
yang dimaksud adalah RPP, jadi
yang dilatih, dikontrol dan
dikonsultasikan ialah RPP tersebut.
g. Simulasi, Evaluasi dan
Penilaian
Setelah langkah
pembimbingan yang berlangsung
selama beberapa hari, kemudian
rancangan kegiatan tersebut
disimulasikan. Tim penyaji/ahli kini
berganti sebagai tim evaluasi yang
menanggapi penampilan peserta saat
simulasi dan diberikan otoritas untuk
menilai penampilan peserta.
h. Refleksi
Langkah terakhir ini kemudian
diambil alih oleh guru. Di sini guru
memberikan refleksi atas seluruh
kegiatan. Guru juga mengevaluasi
penampilan tim penyaji/ahli sebagai
penyaji, konsultan, evaluator dan tim
assessor.
3. Implementasi Model,
Prinsip Reaksi, dan Sistem
Lingkungan Model Pembelajaran
Semi Workshop
1. Implementasi Model
Berdasarkan implementasi yang
dilakukan, pelaksanaan atau penerapan
model pembelajaran Semi Workshop ini
dalam proses perkuliahan Pengembangan
Pembelajaran PKn SD di dalam kelas
membutuhkan waktu 300 menit yang
berlangsung dalam 2 pertemuan dan
proses pembimbingan dilakukan selama
satu minggu yang merupakan jeda dari
pertemuan pertama dan kedua. Dalam
implementasinya dosen, mahasiswa tim
penyaji dan mahasiswa peserta harus
memiliki kemampuan berpikir kritis,
berpikir kreatif, terampil berkomunikasi,
dan memiliki semangat serta motivasi
bekerja baik secara individu maupun
secara berkelompok. Selama
perkuliahan, dosen memastikan bahwa
kualitas materi yang akan disajikan tim
ahli terjaga kualitasnya dan memberikan
feedback secara periodik pada kegiatan
seluruh mahasiswa mulai dari presentasi,
diskusi, simulasi, evaluasi dan refleksi.
2. Prinsip Reaksi
Pada prinsipnya ada empat hal
utama reaksi guru/dosen yang harus
muncul dalam model pembelajaran Semi
Workshop yakni membimbing,
mengontrol kualitas materi, memberikan
feedback, dan mengakomodasi kegiatan
perkuliahan. Hal tersebut diperlukan
dengan tujuan agar dapat
mengembangkan kemampuan berpikir
kritis, kreatif, dan produktif;
membiasakan siswa bekerja secara
kooperatif, kolaboratif, dan komunikatif;
dan menjembatani siswa untuk melek
terhadap berbagai hal baik terhadap
informasi, teknologi, bidang ilmu yang
dipelajari, maupun karakter, tata nilai,
dan moral.
3. Sistem Lingkungan
Model Pembelajaran
Guna menerapkan model ini,
sistem lingkungan belajar yang
diharapkan tersedia adalah lingkungan
yang konstruktif, akomodatif, kritis,
segar dan dinamis. Kelas yang dipenuhi
dialog dan akomodatif dalam memenuhi
kebutuhan mahasiswa tentu sangat
memiliki dampak besar, mengingat
PROSIDING SEMINAR INTERNASIONAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI BIDANG KEILMUAN DAN
PROGRAM PENDIDIKAN DALAM KONTEKS PENGUATAN DAYA SAING LULUSAN Selasa, 15 November 2016 Gedung Achmad Sanusi Universitas Pendidikan Indonesia
508
dalam Semi Workshop, peran pengajar
dan mahasiswa berperan sangat besar
dalam membangun iklim kondusif dan
konstruktif edukatif, yang merupakan
lingkungan belajar yang ideal bagi
keterlaksanaan model pembelajaran ini.
Dalam model pembelajaran ini, denah
tempat duduk di kelas, desain interaksi
dan kostum tim ahli juga dibuat
seinovatif dan sekondusif mungkin
dengan menyesuaikan materi yang akan
dibawakan oleh tim ahli.
4. Tujuan Pembelajaran
dan Tujuan Penyerta Model
Pembelajaran Semi Workshop
Urgensi mempersiapkan calon guru
atau pendidik yang mendapatkan
pengetahuan dan keahlian yang
mencukupi untuk mengajarkan materi
PKn di SD tentu mendesak. Mengingat
kurikulum 2013 menuntut guru dapat
melaksanakan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik, inquiry, discovery
dan berbasis pemecahan masalah.
Dalam konteks PKn, tentu hal
tersebut sangat bertalian erat, karena
secara ontologis terdapat dua unsur pada
perspektif PKn sebagai domain kurikuler,
yakni curriculum content dan student
behavior. (Wahab & Sapriya, 2011).
Keduanya bisa dicapai dengan
pendekatan-pendekatan yang terdapat
pada kurikulum 2013.
Guru juga dituntut untuk optimal
dalam hal operasional dan penguasaan
konseptual-teoretik material PKn SD.
Dengan memahami bahwa terdapat
karakteristik-karakteristik PKn di SD
yang perlu diperhatikan, karakteristik
tersebut terdiri dari Civic Literacy,
Citizenship Socio-cultural
Communication, Citizenship Problem
Solving, Citizenship Reasoning, dan
Citizenship Participation. (Winataputra,
2010). Tentu dengan pemahaman yang
cukup, pengejewantahan konsep dasar
PKn tersebut dapat dilakukan secara
efektif.
Karakteristik dan tujuan PKn yang
beraroma demokrasi tersebut tentu perlu
diupayakan dan disebarkan melalui cara
demokratis. John Dewey memperkuat
serta mengakomodasinya melalui
langkah-langkah berpikir ilmiah dalam
buku “How We Think” (1990) sebagai
berikut:
1. A Feeling of perplexity
2. The Definition of the problem
3. Suggesting and testing hypotheses
4. Development of the solution, by
reasoning, and
5. Testing of the conclusion followed by
reconsideration if necessary.
Langkah-langkah di atas kemudian
dimodifikasi oleh Metcalf & Hunt (1955)
sebagai metode berpikir ilmiah dan
Banks (1990) dengan menyebutnya
metode inkuiri sosial. (Wahab & Sapriya,
2011).
Keterampilan profesional dan
pemahaman konseptual mengenai PKn di
SD tentu menjadi konsekuensi dan hal
yang perlu dikuasai oleh para calon guru
SD. Guru harus dapat melibatkan dirinya
dengan murid atau dengan istilah Meira
& Theisen-Homer (2015) “Teachers and
students are mutual allies, not
antagonistic claimants”. Maka
menciptakan kelas yang demokratis dan
dapat mencapai tujuan PKn menjadi PR
bersama perguruan tinggi yang
menelurkan calon guru yang ahli dalam
penguasaan konten materi dan prosedur
pelajaran PKn di kelas, dan dalam hal ini
termasuk UPI sebagai salah satu LPTK di
Indonesia.
4. Gambaran
Keefektifan Model Semi
Workshop
Berdasarkan hasil pengolahan data
hasil penelitian, model dan bahan ajar yang
dikembangkan berhasil mengembangkan
kemampuan teoretis-konseptual dan praksis
metodologis mahasiswa. Hal tersebut
terlihat dari hasil uji coba terbatas
penggunaan model pembelajaran semi
workshop yang diperoleh tiga jenis data
yakni penguasaan konseptual-teoretis dan
praksis pada hasil eksperimen terbatas
PROSIDING SEMINAR INTERNASIONAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI BIDANG KEILMUAN DAN
PROGRAM PENDIDIKAN DALAM KONTEKS PENGUATAN DAYA SAING LULUSAN Selasa, 15 November 2016 Gedung Achmad Sanusi Universitas Pendidikan Indonesia
509
pertama, kedua, dan ketiga dan observasi
serta wawancara sepanjang proses
penelitian berlangsung.
Uji coba yang dilaksanakan pada dua
kali implementasi menunjukkan adanya
peningkatan nilai. Data disajikan secara
berkluster sesuai dengan kelompok yang
mahasiswa dapatkan. Dari hal tersebut juga
memperlihatkan kelompok presenter
menguji dirinya sendiri (self assessment)dan
kelompok lain (peer assessment). Berikut
hasil pengumpulan data dengan sajian chart.
Bagan 1 Hasil Skor Uji coba Pertama
Terlihat dari Bagan 1. Bahwa terjadi
peningkatan skor pretest dan postest pada
implementasi model pada materi behavioral
models. Kelompok penyaji terlihat
mengalami kenaikan skor sebanyak 4, dan
pada uji kali ini, yang paling tinggi skornya
justru bukan terjadi pada kelompok penyaji,
tetapi pada kelompok yang dilatih dan diuji.
Kelompok tersebut menyebutkan bahwa
pendampingan atau pembimbingan dari
kelompok penyaji banyak berpengaruh pada
penguasaan dan pemahaman materi.
Berkaitan dengan hal tersebut, Meira &
Theisen-Homer (2015) berpendapat
“Teachers and students are mutual allies,
not antagonistic claimants”. Itulah mengapa
hal ini dapat membantu kelancaran proses
penguasaan. Karena itu pula, kita bisa
menyetujui bahwa belajar bisa dilihat
sebagai penyusunan pengetahuan dari
pengalaman kongkret, aktivitas kolaboratif,
dan refleksi serta interpretasi. (Brooks &
Brooks, 1993). Berhubungan dengan
diadosinya bagian blended learning pada
model kali ini, membawa atmosfir yang
mempengaruhi kepuasan pembelajar dan
semakin meningkatkan peran tutor(rekan)
dalam pembelajaran (Woltering, Herrler,
Spitzer, & Spreckelsen, 2009). Tapi hasil ini
mempunyai variasi, karena ada hal unik
yang terjadi pada uji kedua, bisa dilihat pada
bagan 2 di bawah ini.
Dari percobaan ini juga didapatkan
hasil yang menunjukkan jika kecenderungan
untuk meningkatnya skor pada posttest
terjadi pada setiap hasil uji coba. Maka
peningkatan-peningkatan tersebut
memperlihatkan keefektifan model ini untuk
meningkatkan penguasaan konseptual-
teoretik dan praksis mahasiswa. Dengan
begitu, yang berperan sebagai
pengajar/presenter dan yang belajar dinilai
telah mendapat suasana keterikatan secara
independen dalam aktivitasnya (Zemelman,
Daniels, & Hyde, 2012) maupun keterikatan
dengan pengajarnya. (Pfeiffer, 2015).
Bagan 2 Skor Hasil Uji Coba Kedua
PROSIDING SEMINAR INTERNASIONAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI BIDANG KEILMUAN DAN
PROGRAM PENDIDIKAN DALAM KONTEKS PENGUATAN DAYA SAING LULUSAN Selasa, 15 November 2016 Gedung Achmad Sanusi Universitas Pendidikan Indonesia
510
Secara emosional, mahasiswa
mengatakan bahwa relasi dengan masing-
masing rekannya tersebut semakin baik
seiring dengan tugas mereka masing-masing
dalam model pembelajaran dalam kuliah
yang seperti ini. Mengenai bagaimana
proses penguasaan konseptual teoretik dan
kemampuan praksis mahasiswa dalam
mengembangkan komponen-komponen
PKn, dengan mengacu pada desain
Grounded Theory, analisis data dilakukan
dengan melakukan kodifikasi terhadap data
dengan tiga tahapan (Strauss & Corbin,
1998; Glaser & Strauss, 2006) (Cresswell,
2012), dan peneliti membuat keputusan
mengenai kategori-kategori sepanjang
penelitian (Charmaz, 1990), yang kemudian
dapat digambarkan dengan bagan analisis
data di bagan 3.
Berangkat dari causal condition, yaitu
kategori kondisi yang mempengaruhi
kategori inti (core category/phenomena)
secara langsung. Maka proses implementasi
model ini terdiri dari Kebutuhan situasi yang
mendukung, yaitu kondisi semuanya siap
terlibat dalam proses pembelajaran,
termasuk rasa percaya pada penyaji serta
terhadap kualifikasinya , kedua, penguasaan
materi secara konseptual-teoretik dan
keterampilan praksis oleh para penyaji
karena dalam prosesnya penyaji mesti
mampu mencontohkan dan membimbing.
Hal utama yang dicoba untuk dipotret
adalah bagaimana proses Workshop
dilaksanakan secara terbatas dengan
melakukan penyesuaian itulah mengapa
dinamakan Semi-Workshop.
Bagan 3 Abstraksi Proses Pembelajaran Semi-Workshop
Adapun kondisi yang dapat
mengoptimalkan proses pembelajaran ini
antara lain Lingkungan kondusif&suportif,
Bekal pengetahuan,Motivasi, Kerjasama. Di
luar itu Kemampuan/skills komunikasi,
kolaborasi diperlukan juga, dan melek
teknologi juga diperlukan karena berbagai
sumber dengan berbagai media dan
Causal Condition Kebutuhan situasi yang mendukung
penguasaan materi secara konseptual-
teoretik dan keterampilan praksis
Phenomenon
Workshop Secara terbatas di
perkuliahan
Condition Lingkungan kondusif&suportif
Bekal pengetahuan Motivasi
Kerjasama
Intervening
Condition Kemampuan/skills “Melek” teknologi
Strategies Berbagi pustaka lebih awal
Hubungan resiprokal melalui
pembimbingan, praktik dan evaluasi
Consequences Aktif
Kontributif Kreatif Mandiri
Practical Skills Enduring Understanding
PROSIDING SEMINAR INTERNASIONAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI BIDANG KEILMUAN DAN
PROGRAM PENDIDIKAN DALAM KONTEKS PENGUATAN DAYA SAING LULUSAN Selasa, 15 November 2016 Gedung Achmad Sanusi Universitas Pendidikan Indonesia
511
menyampaikan segala keperluan presentasi
dan pembimbingan juga memerlukan hal
ini.
Untuk menindaklanjuti proses ini
tentu memerlukan berbagai strategi, yang
diantaranya berbagai kepustakaan lebih
awal, seperti membagikan refrensi atau
makalah pada seluruh peserta semi-
workshop tersebut beberapa waktu sebelum
hari penyajian. Mengingat saat workshop
diharapkan lebih banyak diskusi, sehingga
beberapa pemahaman, keahlian dan
pengalaman bisa didapatkan sekaligus. Dan
yang paling esensial adalah adanya
hubungan resiprokal antara penyaji dan
peserta yang intens saat proses
pembimbingan sampai evaluasi. Fase ini lah
yang memberikan kesempatan reflektif,
kolaboratif, penggalian pengalaman dan
pendalaman pemahaman. Dalam
kesempatan berpraktik ini, dengan begitu,
guru-guru yang menjalani pendidikan dan
pelatihan yang bermakna juga dapat
memberi siswa transmisi-transmisi nilai dan
moral. (Johansson, et al., 2011) peserta dan
penyaji yang berperan sebagai mentor
sekaligus evaluator mendapatkan
kesempatan saling memberi masukan dan
koreksi atas praktik yang dilaksanakan.
Maka, akhir dari proses implementasi
ini terlihat dari observasi, wawancara serta
pengakuan secara reaktif dari subyek
penelitian dapat dimaknai bahwa
keseluruhan proses ini, para mahasiswa
mendapatkan beberapa hal yang terjadi
peningkatan, diantaranya keaktifan,
Kontribusi secara kolaboratif, Kreativitas,
Kemandirian, semakin terasahnya Practical
Skills, dan pemahaman yang memenuhi
kriteria sebagai Enduring Understanding.
SIMPULAN
Model Semi Workshop yang
digunakan melalui penelitian ini adalah
model pembelajaran yang berorientasi pada
penguasaan konseptual-teoretik dan praksis
untuk mahasiswa program keahlian,
khususnya mahasiswa keguruan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa model pembelajaran Semi Workshop
yang digunakan memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan model
lain yang biasa digunakan di perkuliahan.
Perbedaan ini menunjukkan bahwa model
Semi Workshop yang dikembangkan
memiliki urgensi penting bagi peningkatan
mutu proses dan hasil perkuliahan mata
kuliah yang berorientasi tidak hanya
penguasaan konseptual-teoretik tapi juga
keterampilan praksis.
Berdasarkan hasil penelitian,
diketahui bahwa model Semi Workshop
terbukti secara signifikan memiliki
kontribusi bagi penguasaan konseptual-
teoretik dan praksis mahasiswa.
Peningkatan dan perkembangan hal ini
terjadi dan terlihat pada kelas uji coba.
Motivasi dan semangat belajar para
mahasiswa juga berhasil disentuh dengan
pembelajaran yang melibatkan mahasiswa
lebih banyak dengan disertakannya peran
tambahan sebagai penyaji, pembimbing dan
evaluator sekaligus.
Berdasarkan hasil analisis kasus
holistis terhadap perkuliahan
Pengembangan Model Pembelajaran PKn
SD dengan mengoptimalisasikan model
Semi Workshop, dapat disimpulkan bahwa
faktor penentu bagi kemampuan penguasaan
konseptual-teoretik meliputi penggunaan (1)
model pembelajaran yang tepat, (2) aktivitas
yang melibatkan mahasiswa secara penuh,
(3) pembimbingan yang intensif, (4) kontrol
kualitas pustaka. Berdasarkan temuan ini,
pengajar seyogianya melaksanakan
pembelajaran membaca dengan berbasis
faktor-faktor tersebut.
DAFTAR RUJUKAN
, J., & Brooks, M. (1993). Becoming a
Constructivist Teacher" dalam In
Search of Understanding: The case
4 Seminar Nasional, Kongres dan Deklarasi AP3KnI
2016
512
of Constructivist Classrooms,
Revised Edition.
Charmaz, K. (1990). "Discovering" cronic
ilness: Using Grounded Theory.
Social Sciences Medicine, 1161-
1172.
Creswell, J. W. (2012). Educational
research : planning, conducting, and
evaluating quantitative and
qualitative research (4th ed.).
Boston, MA: Pearson Education.
Dewey, J. (1987). My Pedagogic Creed.
Diambil kembali dari
http://www.infed.org/theinformaled
ucationarchives.html
Glaser, B. G., & Strauss, A. L. (2006). The
Discovery of Grounded Theory.
London: AldineTransaction.
Glowacki-Dudka, M., Jones, D. ‘., Brooks,
D., Flynn, T., Frankenberger, W.,
Kissick-Kelly, D., . . . Smith, K.
(2012). A Case Study of Radical
Adult Education and Transformative
Learning through a Diverse Adult
Learning Workshop. Journal of
Transformative Education, 10(2),
108-134.
doi:10.1177/1541344612459214
Gromoske, A. N., & Berger, L. K. (2015).
Replication of a Continuing
Education Workshop in the
Evidence-Based Practice Process.
Research on Social Work Practice,
1-7.
doi:10.1177/1049731515597477
Hansen, K.-H. (2008). The Curriculum
Workshop: a place for deliberative,
inquiry and teacher professional
learning. European Educational
Research Journal, 7, 487-500.
doi:http://dx.doi.org/10.2304/eerj.20
08.7.4.487
Johansson, E., Brownlee, J., Cobb-Moore,
C., Boulton-Lewis, G., Walker, S., &
Ailwood, J. (2011). Practices for
teaching moral values in the early
years: a call for a pedagogy of
participation. Education, Citizenship
and Social Justice, 109–124.
doi:10.1177/1746197910397914
Kember, D., Leung, D. P., & Mcnaught, C.
(2008). A Workshop Activity to
Demonstrate that Approaches to
Learning are influenced by the
teaching and learning environment.
Active Learning in Higher
Education, 9(1), 43-56. doi:
10.1177/1469787407086745
Kim, I. (2015). Exploring changes toa
teacher’s teaching practices and
student learning through a volleyball
content knowledge workshop.
European Physical Education
Review, 1-18.
doi:10.1177/1356336X15599009
Komalasari, K. (2013). Pembelajaran
Kontekstual. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Levinson, M. (2012). Diversity and Civic
Education. . Dalam D. E. Campbell,
M. Levinson, & F. M. Hess, In
Making civics count : citizenship
education for a new generation (hal.
89-114.). Cambridge, MA:: Harvard
Education Press.
Levinson, M. (2014). Citizenship and Civic
Education. Dalam D. C. Phillips
(Penyunt.). Thousand Oak: CA:
Sage.
Levinson, M., & Theisen-Homer, V. (2015).
No justice, no teachers:Theorizing
less-unjust teacher firings in Los
Angeles Unified. Theory and
Research in Education, 139-154.
doi:10.1177/1477878514566556
Macdonald, R., & Wisdom, J. (2004).
Academic and Educational
Development: Research ,
Evaluation, and Changing Practice
4 Seminar Nasional, Kongres dan Deklarasi AP3KnI
2016
513
in Higher Education. Birmingham:
Taylor & Francis e-Library.
Muijs, D. (2004). Doing Quantitative
Research in Education with SPSS.
London: Sage Publications Ltd.
OECD. (2005). Teacher Matter: Attracting ,
Developing and Retaining Effective
Teachers. Paris: OECD Publishing.
OECD. (2016). Supporting Teacher
Professionalism: Insights from
TALIS 2013. Paris: OECD
Publishing.
doi:http://dx.doi.org/10.1787/97892
64248601-en
Pfeiffer, A. S. (2015). One educator, four
perspectives: Where the standards
have taken us in English education
within the United States. English
Teaching: Practice & Critique,
14(3), 260-269.
doi:http://dx.doi.org/10.1108/ETPC
-03-2015-0025
Schunk, D. H. (2012). Learning Theories:
An Education Perspective. Teori-
teori Pembelajaran: Perspektif
Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Stefani, L. (2013). Merencanakan
Pengajaran dan Pembelajaran:
Desain dan Pengembangan
Kurikulum. Dalam H. Fry, S.
Ketteridge, & S. Marshall,
Handbook Teaching and Learning:
Strategi Peningkatan Mutu
Pendidikan di Perguruan Tinggi
(hal. 49-69). Pekanbaru, Riau:
Zanafa Publishing.
Strauss, A., & Corbin, J. (1998). Basics of
Qualitative Research: Techniques
and Procedures for Developing
Grounded Theory. California: Sage
Publications, Inc.
Tharp, D. (2012). A Proposed Workshop
Curriculum for Students to
Responsibly Engage Cultural
Conflict in Community-Based
Service Learning. Journal of
Transformative Education, 10(3),
177-194.
doi:10.1177/1541344612470974
Wahab, A. A., & Sapriya. (2011). Teori dan
Landasan Pendidikan
Kewarganegaraan. Bandung:
Alfabeta.
Wesley, N. (2011). Curriculum: From
Theory to Practice. Maryland:
Rowmand & Littlefield Publishers,
Inc.
Winataputra, d. (2010). Pendidikan PKn di
SD. (Modul). Jakarta: Universitas
Terbuka.
Woltering, V., Herrler, A., Spitzer, K., &
Spreckelsen, C. (2009). Blended
learning positively affects students’
satisfaction and the role of the tutor
in problem based learning process :
results of a mixed method
evaluation. Adv in Health Sci Educ,
725-738.
Zemelman, S., Daniels, H., & Hyde, A.
(2012). Best Practice: Today’s
Standards for Teaching and
Learning in America’s Schools.
Heinemann: Portsmouth.