Platyhelminthes , Organisme Aselomata

48
Kelompok 2 Intan Rahma Sari : Bahasan ciri umum Platyhelminthes Rafiqa Rosma : Bahasan Turbellaria Saskia Nadilla : Bahasan Trematoda Sri Rosa Anjelia : Bahasan Cetstoda SMAN MODAL BANGSA ACEH

Transcript of Platyhelminthes , Organisme Aselomata

Kelompok 2

Intan Rahma Sari : Bahasan ciri umum PlatyhelminthesRafiqa Rosma : Bahasan TurbellariaSaskia Nadilla : Bahasan TrematodaSri Rosa Anjelia : Bahasan CetstodaSMAN MODAL BANGSA ACEH

Ciri Umum Plathyhelmintes

Memiliki ukuran tubuh beragam, mikroskopis hingga 20 m

Tubuh berbentuk simetri bolateral pipih yang paling sederhana

Merupakan hewan AselomataSistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, dan usus (tanpa anus)

Tidak memiliki sistem Peredaran darah, sisitem respirasi dan ekskresi

Memiliki sistem saraf tangga tali

Merupakan jenis hewan Hermaforodit, alat reproduksi terdapat pada bagian ventral tubuh

Hidup secara bebas maupun parasit

ReproduksiSeksual: penyatuan sperma dan ovum di dalam tubuh

Aseksual: Fragmentasi, potongan tubuh tumbuh menjadi individu baru.

Klasifikasi

Turbellaria

Trematoda (cacing isap)• Trematoda termasuk dalam filum Platyhelminthes

• Morfologi umum :– Pipih seperti daun , tidak bersegmen

– Tidak mempunyai rongga badan– Mempunyai 2 batil isap : mulut dan perut.

– Mempunyai saluran pencernaan yang menye-rupai huruf Y terbalik dan buntu.

– Hermafrodit, kecuali Schistosoma.

Daur hidup:• Hospes definitif : hewan dan

manusia• Menurut habitat cacing dewasa,

dibagi dalam:1. Trematoda hati (liver flukes) :

– Clonorchis sinensis– Opisthorchis felineus– Opisthorchis viverrini– Fasciola

2. Trematoda usus (intestinal flukes) :- Fasciolopsis buski

- HETEROPHYIDAE - ECHINOSTOMATIDAE3. TREMATODA Paru (lung flukes)

- Paragonimus westermani4. Trematoda darah (blood flukes):

- Schistosoma japonicum - Schistosoma mansoni - Schistosoma haematobium

Sistem pencernaan, eksresi dan saraf trematoda

• Telur – Diletakkan dalam saluran hati, rongga usus, paru, p. darah atau jaringan tempat hidup.

– Dikeluarkan bersama tinja, urin atau sputum.

– Umumnya berisi sel telur dan bbrp spesies berisi mirasidium (M).

– Menetas dalam air atau menetas setelah ditelan oleh keong (hospes perantara)

Ciri-ciri morfologi Trematoda darah

S. Mansoni waktu kopulasi

Morfologi cacing dewasa dan larva dari Trematoda

Patologi dan gejala klinis

• Tergantung :– Lokalisasi cacing dalam tubuh hospes

– Rangsangan setempat– Zat toksin yang dikeluarkan oleh cacing

Diagnosis • Menemukan telur dalam tinja, urin, sputum atau dalam jaringan biopsi

• Reaksi serologi

PENGOBATAN• Prazikuantel (biltricide, Distocide)

TREMATODA PARUParagonimus westermani

• Hospes : Manusia dan binatang spt. kucing,

luak, harimau, anjing, serigala dll.

• Penyebaran geografik : Timur jauh, Asia

Tenggara. Di Indonesia :- bin.autotokhton - ma. impor.

Morfologi dan daur hidup• Habitat : saluran pernapasan (paru-paru)

• Cacing dewasa :– Seperti biji kopi, biasanya berpasangan– Warna coklat tua– Ukuran 8-12 x 4-6 mm

• Telur :– Lonjong dgn operkulum agak tertekan ke dlm.

– Ukuran 80-118 μ– Matang dlm air dlm wkt 16 hari.

Daur hidup P. westermani

Paragonimus muda yang keluar dari metaserkaria

Stadium telur Paragonimus

Mirasidium yang dilepaskan telur Paragonimus

Hospes Perantara• Hospes perantara I : keong air dari jenis– Melania sp., – Semisulcospira, dan – Thiara sp.– Perkembangan dalam HP 1 : M-S-R1-R2-Sk

• Hospes Perantara II: ketam air tawar – Potamon sp.– Eriocheir sp.– Cambarus virilis

Hospes Perantara

Potamon sp. Sbg Hp Paragonimus

• Cara infeksi : makan ketam/udang mentah atau kurang masak yang mengandung metaserkaria.

• Eksistasi terjadi di usus halus menembus dinding usus masuk rongga abdomen cacing muda menembus diafragma menjadi cacing dewasa di paru-paru dalam 8-12 minggu.

Patologi dan Gejala Klinik

• Cacing muda tidak menimbulkan gejala klinis

• Cacing dewasa membentuk kista di paru-paru. Di dalam kista cacing terdapat dalam bentuk diploid (berpasangan) maupun triploid

• Gejala : batuk dengan sputum bergaris merah (endemic hemoptysis) disertai nyeri

pleura dan sesak napas(dyspnea).

• Cacing dewasa dapat bermigrasi ke alat-alat lain dan menimbulkan abses pada alat tersebut (hati, limpa, otak, otot, dinding usus).

• Di otak dapat menimbulkan gejala epilepsi tipe Jackson

Diagnosis

• Menemukan telur dalam sputum, juga telur dalam tinja.

• Tes serologis : ELISA dan Western blot

PENGOBATAN• Praziquantel• Bitionol.• Triclabendazol

Epidemiologi dan Pencegahan

• Berhubungan erat dengan kebiasaan makan ketam yang tidak dimasak dengan baik.

Cestoda (cacing pita)Ciri-ciri umum:a. Cacing dewasa hidup di saluran usus dan larva di jaringan

vertebrata & invertebrata. b. Bentuk badan pipih dorsoventral, memanjang seperti pita,

bersegmen (proglotid >>> dewasa (berisi reproduksi & )♀ ♂c. Tidak mempunyai alat cernad. Tubuh skolek (ujung bagian anterior yang berubah menjadi

alat pelekat >>> kait-kait & alat isap) , leher dan strobila.

e. Hermafroditf. Reproduksi :

• Ovipar• Kadang-kadang berbiak dalam bentuk larva

g. Infeksi umumnya oleh larva dalam kista.

Sifat-sifat Umum :

• Badan cacing dewasa terdiri dari: 1. Skolek (kepala >>> alat utk melekat, dilengkapi

dengan batil isap/lekuk isap).2. Leher (tempat pertumbuhan badan).3. Strobila (badan yang terdiri dari segmen-segmen

(proglotid).

• Sistem reproduksi: Hermaprodit

• Telur dilepaskan bersama proglotid/tersendiri melalui lubang uterus)

• Embrio di dlm telur (onkosfer >> embrio heksakan)

•Ordo ProteocephalideCacing pita kecil, scolex denagan 4 alat penghisap, vitellaria sebagai pita samping, parasit pada ikan, amphibi, dan reptil.

•Ordo TetraphyllideaCacing pita berukuran sedang,scolex dengan 4 bothridia, vitterallia di bagian samping, parasit pada ikan elasmobranch, calliobothrium certicillatum terjadi dikatup spiral pada mulut anjing laut.

•Ordo PseudophyllideaCacing pita yang kecil atau besar, sclexnya punya dua pothria, pitelaria sebagai polikel yang tersebar pada pori uterine yang terbuka di permukaan, parasit pada ikan, burung dan mamalia,. Kebanyakan ada pada manusia khususnya pada wanitapada bothriocephalus latus yang mempunyai dua inang intermediet, pada copepod daikan air tawar. Panjangnya dapat mencapai 20 kaki dan usianya lebihdari 20thdan dapat juga menjadi penyebab symptoom seperti anemia pada laki-laki

• Ordo TrypanorhynchydeaScolexnya terdiri dari 2 atau 4 bothria dan 4 rectractile, proboscides berduri dan tubuhnya memanjang. Pori alat kelaminnya terletak dipinggir. Ketika dalam keadaan larva merupakan parasit pada ikan teleoste dan setelah dewasa menjadi parasit pada ikan elasmobranch

• Ordo CaryphylideaBentuknya tidak bersegmen, parasit pada pisces dan oligocaetae, berkembang dengan reproduksi seksual, procercoid saat larva dan hanya memiliki beberapa spesies.

• Ordo LecanicephalideaVariabel scolex pada bagian anterior dan posterior dilegkapi oleh 4 alat penghisap, parasit pada ikan elasmobranch.

• Ordo DisculieptideaHanya satu species yang dikenal dari ikan elasmobranch, scolex hanya satu dan tersebar dibagian anterior, siklus hidupnya belum diketahui.

• Ordo ApollideaVariabel scolex, biasanya besar dengan 4 sucker, tidak bersegmen dan parasitkecil pada angsa dan bebek

• Ordo NippotaeniideaScolexnya memiliki 1 sucker dibagian anterior, punya beberapa proglotid dan parasit pada ikan di jepang dan rusia

• Ordo cycophyllideaScolrxnya mempunyai 4 alat penghisap dan juga dilengkapi oleh rostellum, tidak ada pori uterin, vitellarianya ada di posterior sedangkan ovarinya ada di lateral. Proglotidnya pecah dari srtobila ketika ia hampir mati, telurnya tidak operculate dan ochospernya tidak bersilia terdapat pada taenidae. Contohnya adalah taenia solium yang merupakan parasit pada manusia.

• Ordo SpatheathrideaVariabel scolex tidak punya proglotid eksternal dan parasit pada ikan yang hendak bertelur dan ikan laut.

Kelas Ordo Famili Genus SpesiesCestoda

Pseudophylidea

Diphylobothriidae

Diphylobothrium

D. latumD. mansoni/Spirometra mansoni(Diphylobothrium binatang

Cyclophyli idea

Taeniidae Taenia T. saginataT. solium

Echinococcus E. granulosusE. multilocularis

Multiceps M. multiceps

Hymenolepididae

Hymenolepis H. nanaH. diminuta

Dilepididae Diphylidium D. caninum

Phylum : Plathyhelminthes

CACING DEWASADiphyllobotrium latum

PANJANG : 3 - 10 m PROGLOTID : LEBAR >PANJANG JML : 3000 - 4000

SKOLEKS Diphyllobothrium latum

BENTUK: SEPERTI SENDOK ALAT ISAP : SEPERTI CELAH 2 BH

TELUR Diphyllobothrium latum

TELUR : • 45-70• PUNYA OPERKULUM• TAK ADA HEK EMBRIO

Terima Kasih

KUIS 1

KUIS 2

KUIS 3