plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - pengembangan ...

111
i PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM SD 2013 SUBTEMA INDAHNYA PENINGGALAN SEJARAH KELAS IV SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Satber Duplimar Benu NIM. 111134304 RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - pengembangan ...

i

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU

KURIKULUM SD 2013 SUBTEMA INDAHNYA PENINGGALAN

SEJARAH KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Satber Duplimar Benu

NIM. 111134304

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

TUHAN YESUS KRISTUS

Yang selalu melindungi, memberi kemudahan dan kelancaran dalam

mengerjakan penelitian ini

Ayahanda dan Ibunda Tercinta

Ayah Cornelis Benu dan Ibu Sarce Ireni Benu

Yang selalu memberi do’a, dan semangat

Adik-adikku

Stella Minria Benu, Roy Santo Benu, Bony Edralin Benu Dan

Aninda Carissa Benu

yang selalu mendukung

Keluarga Besarku

Yang menjadi panutan untuk meraih kesuksesan

Sahabat-sahabatku mahasiswa PPGT Angkatan 2011

Terima kasih atasa segala semangat, perhatian, bantuan, dan kasih sayang

yang kalian berikan

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

MOTTO

Mintalah maka akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan

mendapat; ketoklah, maka maka pintu akan dibukakan bagimu

(Matius 7 : 7)

Mengapa tak mencoba, mencoba tak mengapa

Striving for excellence motivates you, striving for perfection is

demoralizing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya

atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,

sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Maret 2015

Satber Duplimar Benu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Satber Duplimar Benu

Nomor Mahasiswa : 111134304

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Subtema Indahnya

Peninggalan Sejarah Kelas IV Sekolah Dasar

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu

meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 24 Maret 2015

Yang menyatakan

Satber Duplimar Benu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM SD

2013 SUBTEMA INDAHNYA PENINGGALAN SEJARAH KELAS IV SEKOLAH

DASAR

Satber Duplimar Benu Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh

perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada

Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E

Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang

digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga

menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk

analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang Pakar Kurikulum

2013, dua guru kelas IV SD. Berdasarkan validasi dua orang Pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 4,31

(sangat baik) dan 3,91 ( baik), dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,15 ( baik) dan 4,26

( sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,15 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas

RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian

perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.

Kata kunci : Kurikulum SD 2013, perangkat pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON 2013 ELEMENTARY

CURRICULUM SUBTHEME INDAHNYA PENINGGALAN SEJARAH FOURTH

GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Satber Duplimar Benu

Universitas Sanata Dharma

2015

This research was conducted because there were still many teachers who needed

example of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum. The main

objective of this research was to produce learning instrument referring to 2013 Elementary

School Curriculum and using integrative thematic approach, scientific approach, character

building based on local culture and authentic assesment in the learning activity.

This research was research and development. The development of learning instrument

used a procedure of development of learning instrument by Jerold E Kemp. It also used

research and development procedure which proposed by Bord and Gall. Those two

development procedures were adapted to be a simpler learning model, which became the base

of the research. The development procedure used in this research covered five steps, they

were (1) potentian and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) experts’

validation, (5) design revision, which finally produced final product design in the form of

learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum for fourth grade

students of elementary school. The research instrument was need analysis interview and

questionnaire. The interview was used for the need analysis of teachers of the fourth grade of

SD Negeri Kalasan 1 Sleman. While the questionnaire was used to validate the quality of the

learning instrument by two experts of 2013 curriculum and two teachers of the fourth grade

of elementary school.

According to the validation, the two experts of 2013 curriculum showed result on the

score of 4,31 (very good) and 3,91 (good), and the two teachers of the fourth grade of

elementary school showed result on the score of 4,15 (very good) and 4,26 (very good). The

learning instrument got mean score 4,15 and it was categorized as good. The result of the

validation was based on 11 aspects which were: (1) daily lesson plan identity, (2) formulation

of indicators, (3) formulation of learning objective, (4) choice of learning material, (5) choice

of learning source, (6) choice of learning media, (7) learning method, (8) learning scenario,

(9) assessment, (10) student task, and (11) language. Therefore, the learning instrument

which was developed has been approriate to be used in the learning instrument referring to

2013 curriculum.

Keywords: 2013 elementary school curriculum, learning instrument

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Subtema Indahnya Peninggalan Sejarah Kelas

IV Sekolah Dasar, dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak

mendapatkan bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung

ataupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada

kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sanata Dharma.

2. Romo. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.,S.S.,B.S.T.,MA. selaku Ketua Program Studi

PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan

memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing

dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.

6. Rusmawan, S.Pd.,M.Pd. selaku validator Pakar KurikulumSD 2013 yang telah

memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk

penelitian.

7. Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd. selaku validator Pakar KurikulumSD 2013 yang telah

memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk

penelitian.

8. Sarjono, S.Pd.,SD. selaku kepala sekolah SD Negeri Kalasan 1 yang telah

memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.

9. Sri Rejeki, A,Ma., selaku guru kelas IV SD Negeri Kalasan I yang telah membantu

peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

10. Kartika Kirana, S.S., selaku guru kelas IV SDKE Mangunan yang telah membantu

peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

11. Bapak dan Mama tersayang, Bapak Cornelis Benu dan Mama Sarce Ireni Benu yang

setia memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Keluarga besarku, Adik-adikku dan Kakak-kakakku, yang selalu memberi motivasi,

dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman-teman seperjuangan 35 mahasiswa PPGT Angkatan 1 yang berjuang bersama

selama ini.

14. Segenap pihak yang menjadi perpanjangan tangan Tuhan, yang tidak bisa disebutkan

satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan

kekurangannya, maka peneliti sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak.

Akhir kata peniliti mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 24 Maret 2015

Peneliti

Satber Duplimar Benu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................................... iv

HALAMAN MOTTO....................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................................... vi

ABSTRAK......................................................................................................................... viii

ABSTRACT........................................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR...................................................................................................... x

DAFTAR ISI..................................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL............................................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR........................................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian...................................................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian.................................................................................................... 10

E. Batasan Istilah........................................................................................................... 11

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan................................................................... 13

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka........................................................................................................... 15

1. Kurikulum SD 2013............................................................................................. 15

a. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013................................. 15

b. Penguatan Pendidikan Karakter.................................................................... 19

c. Pendekatan Tematik Integratif ..................................................................... 23

d. Pendekatan Saintifik...................................................................................... 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

e. Penilaian Otentik........................................................................................... 37

2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran................................................ 42

B. Penelitian yang Relevan............................................................................................ 62

C. Kerangka Pikir.......................................................................................................... 65

D. Pertanyaan Penelitian................................................................................................ 67

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.......................................................................................................... 67

B. Prosedur Pengembangan........................................................................................... 72

1. Potensi dan Masalah............................................................................................. 72

2. Pengumpulan Data............................................................................................... 73

3. DesainProduk...................................................................................................... 74

4. Validasi Ahli......................................................................................................... 75

5. Revisi Desain........................................................................................................ 75

C. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................................... 76

D. Validasi Ahli Kurikulum SD 2013............................................................................ 76

E. Intrumen Penelitian................................................................................................... 76

F. Teknik Pengumpulan Data........................................................................................ 77

G. Teknik Analisis Data................................................................................................. 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Kebutuhan................................................................................................... 83

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan................................................................. 84

2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan............................................ 88

B. Deskripsi Produk Awal............................................................................................. 88

1. Silabus.................................................................................................................. 89

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH).......................... 90

C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013........................................................ 92

D. Data Hasil Validasi Guru Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi

Produk.......................................................................................................................

96

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan..................................................................... 100

1. Kajian Produk Akhir............................................................................................ 101

2. Pembahasan.......................................................................................................... 103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................... 107

B. Keterbatasan Penelitian............................................................................................. 108

C. Saran.......................................................................................................................... 110

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 110

LAMPIRAN...................................................................................................................... 104

BIODATA PENULIS....................................................................................................... 158

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hal-hal yang berubah dalam kurikulum......................................................................5

Tabel 2. Ciri-ciri pembelajaran tematik integratif....................................................................27

Tabel 3. Jadwal kegiatan penelitian............. ..........................................................................77

Tabel 4. Konversi nilai skala 5..............................................................................................79

Tabel 5. Kriteria skor skala 5..............................................................................................81

Tabel 6. Saran Pakar Kurikulum SD 2013...............................................................................94

Tabel 7. Saran guru SD kelas IV pelaksana kurikulum 2013 .................................................98

Tabel 8. Rekapitulasi validasi pakar kurikulum 2013 dan guru SD kelas IV pelaksana

kurikulum 2013......................................................................................................................100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Model Jerold. E. Kemp...............................................................................42

Gambar 2. Kerangka Pikir ......................................................................................................65

Gambar 3. Langkah-langkah Pengembangan Borg dan Gall...................................................69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian............................................................................... 109

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian................................................................... 111

Lampiran 3 Rangkuman Wawancara Survei Kebutuhan............................................ 112

Lampiran 4 Data Mentah Skor Validasi Pakar Kurikulum SD 2013......................... 115

Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Guru Kelas IV SD Pelaksana Kurikulum

SD 2013.................................................................................................

125

Lampiran 6 Silabus............................................................................................... 132

Lampiran 7 Biodata Penulis................................................................................... 161

Lampiran 8 Produk Perangkat Pembelajaran (Dicetak Terpisah)............................... 163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seruan-seruan tentang perkembangan dunia, kemajuan dunia dalam berbagai

bidang dan oleh berbagai kalangan masyarakat terdengar dimana-mana. Pihak-pihak

yang terkait dengan perkembangan dan kemajuan Indonesia juga tidak berhenti

memikirkan hal ini, dengan berbagai ide dan cara yang dipertimbangkan matang-

matang selalu berevolusi mengikuti perkembangan zaman.

Pendidikan adalah salah satu faktor yang berperan sangat penting dalam

mencapai hal yang diinginkan. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sangat

memprihatinkan, dengan melihat perilaku pelajar-pelajar Indonesia yang semakin

hari semakin menuju ke arah yang tidak diharapkan. Hal ini menjadi hambatan

sekaligus tantangan besar bagi kita pemerhati pendidikan untuk berpikir dan bekerja

keras merubah sistem pendidikan saat ini agar generasi penerus bangsa memiliki

moral yang baik, moral yang membangun bangsa ini yang sedang berkembang agar

dapat bersaing dengan negara-negara lain yang sudah lebih dahulu maju.

Guru sebagai pemimpin kegiatan belajar mengajar di kelas berperan dalam

menciptakan suasana belajar yang yang memungkinkan siswa dalam menjalani

proses belajar secara nyaman dan produktif. Tercapainya kondisi pembelajaran yang

efektif ditandai dari perubahan yang terjadi berulang-ulang dalam berbagai aspek

yang berkaitan dengan kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk mencapai sebuah

perubahan yang berulang-ulang tersebut pendidik dalam hal ini adalah seorang guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

selalu dituntut untuk menjadi seorang pemimpin yang bijaksana dalam memberikan

ilmu kepada siswa.

Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang mengedepankan 5 aspek yaitu,

mengamati, menanya, menalar, mengumpulkan informasi dan

mengkomunikasikannya, sehingga dengan adanya pendekatan saintifik ini, siswa

dapat mengembangkan kemampuannya dalam bentuk pengetahuan yang berdasarkan

interaksi dan sosialisasi dengan lingkungannya agar bisa mendapatkan pengalaman

yang bermakna dalam kehidupannya.

Melihat dunia pendidikan saat ini yang diwarnai dengan berbagai tindakan-

tindakan tidak terpuji, jelas menggambarkan bahwa pemahaman dan pengamalan

karakter peserta didik sangat kurang. Berdasarkan pernyataan di atas maka,

menumbuhkan dan mengembangkan karakter anak yang baik (positive character)

merupakan satu tujuan utama pendidikan di negeri ini. Agar positive character

terbentuk dalam diri setiap anak, maka anak perlu dibimbing dan dikembangkan

karakternya melalui dari pembiasaan-pembiasaan atau kegiatan-kegiatan dalam

kesehariannya dan itu harus dimulai sejak dini dan dalam berbagai lingkungan anak,

sehingga kelak anak dewasa karakter-karakter baik yang sering dilakukan anak sudah

tertanam dalam diri anak dan menjadi kebiasaan anak.

Harapannya dengan penulisan ini semua elemen yang turut berperan dengan

perkembangan anak-anak, seperti keluarga, sekolah, lingkungan bermain dan lain

sebagainya, dapat memahami dalam membimbing anak-anak sebagai calon penerus

bangsa menuju kehidupan yang lebih manusiawi dan berkarakter.

Secara etimologis, istilah kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir

yang berarti “pelari”, dan curere yang berarti “tempat berpacu” (Arifin, 2011:2).

Secara terminologis istilah kurikulum (dalam bidang pendidikan) ada sejumlah mata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

pelajaran yang harus ditempuh atau harus diselesaikan peserta didik di sekolah untuk

memperoleh ijazah. Menurut Mulyasa, (2013:60) perubahan kurikulum diperlukan

karena ada beberapa kelemahan yang ditemukan dalam KTSP 2006 sebagai berikut:

1. Isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalu padat, yang ditunjukan dengan

banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukarannya

melampaui tingkat perkembangan usia anak.

2. Kurikulum belum mengembangkan kompetensi secara utuh sesuai dengan visi,

misi, dan tujuan pendidikan nasional.

3. Kompetensi yang dikembangkan lebih didominasi oleh aspek pengetahuan,

belum sepenuhnya menggambarkan pribadi peserta didik (pengetahuan,

keterampilan dan sikap).

4. Berbagai kompetensi yang diperlukan sesuai dengan perkembangan masyarakat,

seperti pendidikan karakter, kesadaran lingkungan, pendekatan dan metode

konstruktifistik, keseimbangan soft skills and hard skills serta jiwa

kewirausahaan, belum terakomodasi di dalam kurikulum.

5. Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap berbagai perubahan, sosial yang

terjadi pada tingkat lokal, nasional maupun global.

6. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang

rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung

pada pembelajaran yang berpusat pada guru.

7. Penilaian belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi, serta

belum tegas memberikan layanan remediasi dan pengayaan secara berkala.

Selain beberapa hal di atas juga diidentifikasi ada kesenjangan kurikulum

(kesenjangan antara konsep saat ini dan konsep yang ideal), sebagai berikut:

1. Kompetensi lulusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

2. Materi pembelajaran

3. Proses pembelajaran

4. Penilaian

5. Pendidik dan tenaga kependidikan

6. Pengelolaan kurikulum

Tabel 1 : hal-hal yang berubah dalam kurikulum

Sumber: Mulyasa, (2013:63)

Untuk mencapai ketuntasan belajar yang maksimal dan sesuai dengan harapan,

maka diperlukan perangkat pembelajaran sebagai acuan dalam menjalani proses

kegiatan belajar mengajar. Beberapa perangkat pembelajaran yang paling penting dan

No. KBK 2014 KTSP 2006 KURIKULUM 2013

1. Standar kompetensi lulusan

diturunkan dari standar isi

Standar kompetensi lulusan

diturunkan dari kebutuhan

2. Standar isi dirumuskan

berdasarkan tujuan mata pelajaran

(standar kompetensi lulusan mata

pelajaran) yang dirinci menjadi

standar kompetensi dan

kompetensi dasar mata pelajaran

Standar isi diturunkan dari

standar kompetensi lulusan

melalui kompetensi inti yang

bebas mata pelajaran

3. Pemisahan antara mata pelajaran

pembentuk sikap, pembentuk

keterampilan, dan pembentuk

pengetahuan

Semua mata pelajaran harus

berkonstribusi terhadap

pembentukan sikap, keterampilan

dan pengetahuan

4. Kompetensi diturunkan dari mata

pelajaran

Mata pelajaran diturunkan dari

kompetensi yang ingin dicapai

5. Mata pelajaran lepas satu dengan

yang lain, seperti sekumpulan

mata pelajaran terpisah

Semua mata pelajaran diikat oleh

kompetensi inti (setiap kelas)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

berpengaruh besar terhadap hasil dari proses pembelajaran adalah silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Berdasarkan hasil wawancara survey kebutuhan yang dilakukan oleh peneliti

dengan narasumber, SR adalah seorang guru kelas dan tim ahli kurikulum 2013 yang

mengajar di SDN Kalasan 1 yang terletak di Kalasan Yogyakarta. Narasumber

berpendapat bahwa kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang holistik

(keseluruhan) dalam satu kesatuan yang utuh dengan berlandaskan tema, jadi yang

mengetahui tentang materi hanya guru sehingga ketakutan anak terhadap mata

pelajaran yang dianggap susah tidak terjadi. Dalam kegiatan pembelajaran semua

mata pelajaran boleh dibolak-balik sesuai dengan kreatifitas guru dalam

menggabungkan semua materi sehingga menciptakan suasana belajar yang menarik,

karena semua mata pelajaran boleh digabung dalam satu kegiatan pembelajaran hal

ini menuntut guru agar harus selalu kreatif dalam merangkai kegiatan pembelajaran.

Dengan kegiatan pembelajaran yang seperti dijelaskan di atas, penilaian yang

dilakukukan juga harus mencakup semua aspek (penilaian proses dan penilaian hasil).

Menurut pengalaman narasumber pelaksanaan penilaian otentik belum maksimal

karena ada beberapa hal, (1). Sumber daya manusia (SDM), (2). Jumlah guru yang

tidak mencukupi, (3). Jumlah murid terlalu banyak sehingga guru sulit menilai satu-

persatu, menurut pengakuan narasumber, sampai saat ini guru belum mendapatkan

cara penilaian yang efektif dan efisien.

Pengaruh masuknya pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran adalah

sebagai modal yang bagus dan dilandasi karakter yang baik sehingga tidak salah

menggunakan pengetahuan. Dalam kurikulum 2013 terdapat 18 karakter, tetapi

narasumber tidak menghafal semua jadi dalam proses penilaiannya guru hanya

berpedoman pada hal yang baik atau sesuatu yang baik termasuk dalam karakter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

Kurangnya sumber daya yang memahami secara baik tentang penilaian

berdampak pada perangkat pembelajaran yaitu penilaian yang efektif analis dan daya

serap. Menurut narasumber perangkat pembelajaran (penilaian) sudah dibuat, namun

penggunaannya masih belum maksimal karena yang banyak tersedia adalah penilaian

hasil, tetapi penilaian proses sangat minim.

Narasumber menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang masih diperlukan dan

perlu diperhatikan oleh yang berwenang, yaitu penilaian yang berkaitan dengan sikap

dan narasumber juga menyarankan, jika ingin kurikulum 2013 terealisasi dengan baik

maka di lapangan butuh sumber daya manusia (SDM) yang paham dengan dengan

penilaian.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan ibu Sri guru

kelas IV SDN Kalasan 1 pada hari sabtu, 17 Mei 2014 pukul 10.00 WIB guru sudah

memahami konsep-konsep yang mendasari adanya pergantian kurikulum dari KTSP

ke Kurikulum 2013 ini. Guru kelas sudah memahami teori-teori dasar Kurikulum

2013 seperti pendekatan saintifik, tematik integratif, pendidikan karakter dan

penilaian otentik. Namun pada pelaksanaan di lapangan guru mengalami beberapa

kesulitan seperti sebagian besar guru-guru yang mengajar adalah guru-guru tua yang

sudah terbiasa dengan model mengajar yang lama. Guru-guru yang usianya sudah tua

masih mengajar menggunakan model lama meskipun buku yang mereka gunakan

merupakan buku tematik integratif. Guru semata-mata hanya melaksanakan

Kurikulum 2013 di sekolah berdasarkan apa yang mereka dapatkan dari buku. Hal ini

dikarenakan tidak semua guru mengikuti diklat mengenai Kurikulum 2013. Di

sekolah ini hanya guru yang mengajar di kelas I dan IV yang mengikuti diklat

sehingga dalam pelaksanaanya hanya guru tersebut yang lebih banyak tahu tentang

kurikulum baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

Kesulitan lain yang dialami pihak sekolah yaitu mengalami kesulitan dalam

menemukan Instrumen penilaian atau perangkat penilaian yang efektif untuk aspek

afektif. Guru mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian sikap pada anak-anak

dikarenakan jumlah siswa yang banyak sehingga guru sangat membutuhkan format

penilaian sikap yang efektif. Menghadapi siswa yang banyak dan harus menilai

karakter mereka satu persatu merupakan salah satu kesulitan guru dalam menilai.

Guru membutuhkan format penilaian yang efektif sehingga dalam menilai karakter

anak di kelas dapat dilakukan dengan cermat dan utuh. Kendala lain yang dihadapi

sekolah ialah keterbatasan sarana dan prasarana yang kurang menunjang. Sarana dan

prasarana merupakan salah satu kendala yang dihadapi guru-guru. Menghadapi

Kurikulum 2013 ini diperlukan juga pemberdayaan sarana dan prasarana yang

menunjang. Sarana dan prasarana yang baik tentunya dapat mendukung pembelajaran

yang baik pula.

Kesulitan lain yang dihadapi guru-guru adalah mengembangkan perangkat

pembelajaran yang diberikan pemerintah. Masih sebagian besar guru mengajar

mengikuti buku referensi. Sedangkan dalam beberapa kegiatan pembelajaran dalam

buku masih ditulis secara umum. Seharusnya guru mampu mengembangkan

perangkat pembelajaran dengan baik disesuaikan dengan kondisi kelas, peserta didik

dan fasilitas yang ada.

Berdasarkan masalah yang ditemukan peneliti dari hasil wawancara tersebut

sangat penting diadakan contoh-contoh perangkat pembelajaran Kurikulum SD 2013,

maka peneliti mencoba memberi solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan

mengembangkan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Pada

Subtema Indahnya Peninggalan Sejarah Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang disimpulkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan produk berupa perangkat pembelajaran subtema

Indahnya Peninggalan Sejarah, mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa

kelas IV Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema indahnya

peninggalan sejarah mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV

Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menghasilkan produk berupa pengembangan perangkat pembelajaran

subtema Indahnya Peninggalan Sejarah, mengacu kurikulum SD 2013 untuk

siswa kelas IV Sekolah Dasar.

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran

subtema Indahnya Peninggalan Sejarah, mengacu kurikulum SD 2013 untuk

siswa kelas IV Sekolah Dasar.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan

baru yang dapat menjadi bekal ketika kelak menjadi guru.

2. Bagi Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif

komponen pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran.

3. Bagi siswa

Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan pengalaman dalam mempelajari

materi tentang sikap kepahlawanan pada siswa kelas IV semester 2 SD

Kalasan 1 tahun ajaran 2013/2014.

4. Bagi sekolah

Bagi sekolah, penelitian ini dapat menambah referensi pada sekolah dalam

mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang terkait dengan

materi sikap kepahlawanan.

5. Bagi Prodi PGSD

Bagi prodi, penelitian ini dapat menambah bahan pustaka prodi PGSD

Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan perangkat

pembelajaran.

E. Batasan Istilah

Beberapa istilah sebagai kata kunci dalam penelitian ini, penulis menuangkan dalam

pengertian sebagai berikut:

1. Kurikulum SD 2013

Kurikulum SD 2013 adalah kurikulum yang merupakan penyempurnaan dari

KBK dan KTSP yang dalam penyusunannya menggunakan pendekatan tematik

integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter dan penilaian otentik dalam

meningkatkan kualitas pendidikan bangsa.

2. Pendidikan karakter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter kepada

warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan,

dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.

3. Pendekatan tematik integratif

Pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang

mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam

berbagai tema.

4. Pendekatan saintifik

Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian

rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip

melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan

masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik

kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang

“ditemukan”.

5. Penilaian otentik

Penilaian otentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil

belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

6. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)

beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS, media pembelajaran,

Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik

penilaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

F. Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan

Berikut adalah produk-produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah:

1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap.

2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa

(intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam perumusan indikator

dan tujuan pembelajaran.

3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif.

4. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan

saintifik.

5. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik.

6. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Kurikulum SD 2013

a. Rasional Dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Inovasi pendidikan dalam bidang kurikulum dari KTSP menuju kurikulum 2013

tentunya tidak serta merta dilakukan pemerintah tanpa alasan tertentu yang memberi

dampak perubahan positif ke arah yang lebih baik. Kurikulum 2013 yang dicanangkan

pemerintah saat ini lebih rasional dan syarat elemen perubahan dari kurikulum

sebelumnya. Menurut PERMENDIKBUD No.67 Tahun 2013 tentang kurikulum SD,

rasional pengembangan kurikulum 2013 tersebut mencakup beberapa faktor, antara lain:

1) Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan

dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional

Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,

standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait

dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia

produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak

dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke

atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-

2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi

adalah bagaimana mengupayakan agar SDM usia produktif yang melimpah ini dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

ditransformasikan menjadi manusia-manusia yang memiliki kompetensi dan

keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

2) Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu

yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi,

kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat

internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan

perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti

dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian

Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan

ASEAN Free Trade Area (AFTA).

Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia,

pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang

pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International

Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student

Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak

Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS

dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di

TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

3) Penyempurnaan Pola Pikir

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai

berikut:

a) Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada

peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang

dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

b) Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran

interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/

media lainnya),

c) Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik

dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi

serta diperoleh melalui internet),

d) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa

aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan

saintifik)

e) Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim)

f) Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;

g) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan

memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;

h) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi

pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan

i) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

4). Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar

matapelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum

2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:

1) Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat

kolaboratif;

2) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala

sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

3) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses

pembelajaran.

5). Penguatan Materi

Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang

relevan bagi peserta didik. Materi yang digunakan tidak hanya diperoleh dari buku

sumber, melainkan guru dapat mengembangkan sendiri materi ajar dari berbagai sumber

atau referensi yang tersedia melalui media cetak maupun internet sesuai kreatifitas guru

2. Penguatan Pendidikan karakter

Istilah karakter berasal dari bahasa Yunani “charassein” yang berarti barang atau alat

untuk menggores, yang kemudian hari dipahami sebagai stempel/cap. Jadi karakter itu sebuah

stempel atau cap, sifat-sifat yang melekat pada seseorang. Dumadi, dalam Adisusilo (2011:

76).

a. Menurut Aristoteles dalam Lickona (2012) karakter yang baik adalah kehidupan dengan

melakukan tindakan-tindakan yang benar sehubungan dengan diri seseorang dan orang

lain.

b. Menurut Novak dalam Lickona (2012) karakter merupakan “campuran kompatibel dari

seluruh kebaikan yang diidentifikasi oleh tradisi religius, cerita sastra, kaum bijaksana,

dan kumpulan orang berakal sehat yang ada dalam sejarah”.

c. Menurut Foester dalam Adisusilo (2011: 77) menyatakan bahwa karakter adalah sesuatu

yang mengualifiksi seorang pribadi. Karakter menjadi identitas, menjadi ciri, menjadi

sifat yang tetap, yang mengatasi pengalaman ontingen yang selalu berubah.

Jadi, karakter merupakan kumpulan nilai yang ada dan melekat pada diri seseorang yang

menjadi identitas dan sifat tetapnya. Karakter seseorang merupakan bawaan yang terdapat

dalam pribadinya, setiap pribadi memiliki karakter yang berbeda. Namun, karakter seseorang

dapat berubah karena bisa dipengaruhi oleh lingkungannya. Bila lingkungan tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

tinggalnya baik maka, pengaruhnya juga akan baik, begitupun sebaliknya, karakter seseorang

biasanya dipengaruhi oleh keluarga, pendidikan, pergaulan, tempat kerja dan lain-lain.

Karakter sangat berguna dalam kehidupan, karena ukuran kesuksesan seseorang bukan hanya

dinilai dari segi kognitifnya saja melainkan juga dari tingkah laku atau karakter yang

dimilikinya.

Pendidikan adalah proses menanamkan nilai-nilai dan budaya ke dalam diri seseorang

atau masyarakat sehingga membuat seseorang dan masyarakat tersebut bisa lebih beradab.

Pendidikan bukan hanya proses membagi ilmu pengetahuan oleh seseorang atau sekelompok

orang kepada orang lain atau masyarakat tetapi, pendidikan pada umumnya mempunyai

fungsi sebagai sarana untuk membudayakan dan membagi atau menyalurkan nilai-nilai

kepada orang lain.

Dalam penyaluran nilai dan pembudayaan seperti yang telah disebutkan sebelumnya

juga harus mencakup tiga aspek dasar kemanusian yaitu, (1) afektif, yang akan tercermin

pada kualitas keimanan,ketakwaan akhlak mulia,serta kepribadian yang unggul. (2) kognitif,

akan terlihat dari kemampuan berpikir dan daya intelektualitas untuk memahami ilmu

pengetahuan dan teknologi serta bisa menggali dan mengembangkan ilmu tersebut. (3)

psikomotorik, akan terlihat dari kemampuan mengembangkan keterampilan teknis,

kecakapan praktis dan kompetensi kinestetis.

Berikut adalah pendapat beberapa ahli tentang karakter, yang dikutip dari sebuah buku

berjudul, “Model Pembinaan Pendidikan Karakter Di Lingkungan Sekolah” dan diterbitkan

oleh Direktorat Jenderal Manejemen Pendidikan Dasar dan Menengah,

1. Menurut Suyanto (2009), karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri

khas setiap individu untuk hidup dan bekerjasama,baik dalam lingkungan keluarga

maupun masyarakat, bangsa dan negara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

2. Menurut Philips (2008), mengatakan bahwa karakter adalah kumpulan tata nilai yang

menuju pada suatu sistem yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku yang

ditampilkan.

3. Koesoma (2007), Menganggap bahwa karakter sama dengan kepribadian.

Pendidikan karakter merupakan suatu usaha memajukan yang dilakukan secara sadar,

bertahap dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran yang relavan sehingga anak

dapat mengembangkan potensi dirinya. Tujuannya agar anak memiliki kepribadian,

berakhlak mulia dan budi pekerti sehingga karakter dapat terbentuk dan menjadi ciri khas

dari anak didik.

Menurut Suyanto (2009) dalam Direktorat Jenderal Manejemen Pendidikan Dasar

Dan Menengah, mengatakan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus,

yaitu melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (felling), dan tindakan (action).

Menurut Sumantri (2010) dalam Direktorat Jenderal Manejemen Pendidikan Dasar Dan

Menengah Dalam pendidikan karakter terdapat enam etik utama yaitu (1) dapat dipercaya

(trustworthy) seperti jujur,dan integritas. (2) memperlakukan orang lain dengan hormat treats

(people with respect) (3) bertanggung jawab (responsible) (4) adil (fair) (5) kasih sayang

(caring) (6) warga Negara yang baik (good citizen).

Menurut F.W Foerster dalam, Adisusilo (2011), mengatakan bahwa ada 4 ciri dasar

dari pendidikan karakter yaitu:

1. Keteraturan interior dimana setiap tindakan diukur berdasarkan seperangkat nilai.

2. Koherensi yang memberi keberanian, yang membuat seseorang teguh pada prinsip tidak

mudah terombang-ambing pada situasi.

3. Otonomi maksudnya, seseorang menginternalisasikan nilai-nilai dari luar sehingga

menjadi nilai-nilai pribadi, menjadi sifat yang melekat, melalui keputusan bebas tanpa

paksaan dari orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

4. Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan seseorang guna mengingini

apa yang dipandang baik, dan kesetiaan merupakan dasar bagi penghormatan atas

komitmen yang dipilih.

Menurut Lickona dalam Adisusilo (2011) menyatakan bahwa ada 11 prinsip agar pendidikan

karakter dapat terlaksana secara efektif antara lain:

1. Kembangkan nilai-nilai universal/ dasar sebagai fondasinya

2. Definisikan karakter secara komperhensif yang mencangkup pikiran,perasaan dan

perilaku

3. Gunakan pendekatan yang komperhensif, disengaja, dan proaktif.

4. Ciptakan komunitas sekolah yang penuh perhatian

5. Beri peserta didik kesempatan untuk melakukan tindakan moral.

6. Buat kurikulum akademik yang bermakna dan yang menghormati semua peserta

didik, mengembangkan sifat-sifat positif dan membantu peserta didik untuk berhasil.

7. Mendorong motivasi peserta didik

8. Melibatkan seluruh civitas sekolah sebagai komunitas pembelajaran dan moral

9. Tumbuhkan kebersamaan dan kepimpinan moral

10. Libatkan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra

11. Evaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai pendidik karakter, dan sejauh

mana peserta didik memanifestasikan karakter yang baik.

3. Pendekatan tematik integratif

Berdasarkan Ahmadi & Amri (2014: 221) dalam buku Pengembangan & Model

Pembelajaran Tematik Integratif menyatakan bahwa pendekatan tematik integratif ini sudah

dikenal pada kurikulum 1984. Intinya, tiap pelajaran harus berpijak pada tema atau subtema

tertentu, dan tiap bahan pelajaran tidaklah berdiri sendiri melainkan dipadukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

(diintegrasikan) dengan bahan pelajaran yang lain. Dalam belajar bahasa Indonesia, bahan

pelajaran dapat dipadukan secara internal, misalnya keterampilan berbicara dengan tema

pariwisata dengan keterampilan menulis, dengan aspek kebahasaan seperti kalimat dan frasa.

Sedangkan secara eksternal dipadukan dengan sastra atau bahasa Indonesia dapat dipadukan

dengan mata pelajaran yang lain.

Misalnya, untuk pelajaran kalimat majemuk, guru dapat memadukan kalimat

majemuk dengan keterampilan membaca, dan bacaan itu diambil dari buku teks Sejarah,

Ekonomi, Biologi, IPA, IPS, dan sebagainya. Artinya, siswa dapat ditugasi untuk mencari

dan menemukan contoh-contoh kalimat majemuk di dalam buku-buku teks itu. Pembelajaran

di sekolah dasar dengan kurikulum 2013 dilakukan secara tematik integratif. Melalui sistem

tematik integratif, indikator mata pelajaran IPA dan IPS akan muncul di kelas IV, V, dan VI

SD. Di sekolah dasar, semua mata pelajaran dilaksanakan dengan tematik integratif

berdasarkan tema-tema yang sudah disusun.

1. Bagaimana menciptakan pembelajaran tematik integratif:

a) Tema yang akan dibawakan dalam pembelajaran harus memiliki muatan rasa ingin

tahu siswa.

b) Tema harus didesain untuk membangun solusi dari konflik yang disampaikan.

c) Kemampuan mendengar dan menyimak guru lebih diutamakan daripada

berceramah.

2. Kelebihan pembelajaran tematik integratif

a) Premis utama pembelajaran tematik integratif terpadu bahwa peserta didik

memerlukan peluang tambahan (additional opportunities) untuk menggunakan

talentanya.

b) Menyediakan waktu bersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasi

dan mensintesis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

c) Relevan untuk mengakomodasi kualitatif lingkungan belajar.

d) Menginspirasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar

e) Memiliki perbedaan kualitatif (qualitatively different) dengan model pembelajaran

lain, karena sifatnya memandu peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat

tinggi (higher levels of thinking) atau keterampilan berpikir dengan mengoptimasi

kecerdasan ganda (multiple thinking skills), sebuah proses inovatif bagi

pengembangan dimensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

3. Manfaat pembelajaran tematik integratif

a) Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan

b) Menggunakan kelompok kerjasama, kolaborasi, kelompok belajar, dan strategi

pemecahan konflik yang mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah

c) Mengoptimasi lingkungan belajar sebagai kunci kelas yang ramah otak (brain-

friendly classroom)

d) Peserta didik secara cepat dan tepat waktu mampu memproses informasi. Proses itu

tidak hanya menyentuh dimensi kuantitas dan kualitas mengeksplosi konsep-

konsep baru dan membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan secara siap

e) Proses pembelajaran di kelas mendorong peserta didik dalam kehidupan berada

dalam format ramah otak.

f) Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diaplikasikan langsung

oleh peserta didik dalam keidupannya sehari-hari

g) Peserta didik yang relatif mengalami keterlambatan untuk menuntaskan program

belajar dapat dibantu oleh guru dengan cara memberikan bimbingan khusus dan

menerapkan prinsip belajar tuntas

h) Program pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan guru untuk

mewujudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan cariasi cara penilaian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

4. Tahap pembelajaran tematik integratif

Adapun tahap-tahap dalam pembelajaran tematik yaitu:

a) Menentukan tema. Dimungkinkan disepakati bersama dengan peserta didik.

b) Mengintegrasikan tema dengan kurikulum yang berlaku. Dengan mengedepankan

dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

c) Mendesain rencana pembelajaran. Tahapan ini mencakup pengorganisasian sumber

dan aktivitas ekstrakurikuler dalam rangka mendemostrasikan kegiatan dalam

tema.

Berdasarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Pengolaan Pembelajaran

Tematik Integratif dalam lampiran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu

Pendidikan Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan 2013 menyatakan bahwa pendekatan

tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai

mata pelajaran ke dalam satu tema.

1. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik Integratif (Pendekatan Saintifik)

Tabel 2. Ciri-ciri pembelajaran tematik integratif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

2. Langkah-langkah perencanaan

a. Menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan

b. Menetapkan KD dan indikator yang akan dipadukan

c. Menginventarisir tema yang akan digunakan

d. Menyusun matrik

e. Menyusun kalender tematik

f. Merancang pembelajaran

3. Prinsip pemilihan/penetapan tema

Prinsip-prinsip pembelajaran tematik integratif:

a. Mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar

b. Sesuai dengan kurikulum dan harapan masyarakat

c. Mempertimbangkan peristiwa otentik (rill)

d. Tema tidak terlalu luas

e. Bermakna

f. Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa

g. Mampu menunjukkan sebagian besar minat siswa

4. Prinsip dalam pelaksanaan pembelajaran tematik integratif

a. Evaluasi diri dan penilaian lainnya

b. Bersikap akomodatif, menampung ide-ide

c. Tidak otoriter & bukan single actor

d. Tanggung jawab individu jelas dalam kerja kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

4. Pendekatan Saintifik

a. Pengertian Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah adalah sebuah pendekatan yang

berbasis ilmiah dengan merujuk pada kegiatan menginvestigasi atas sesuatu atau beberapa

fenomena, gejala dengan tujuan memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan

memadukan pengetahuan sebelumnya. Dalam pendekatan saintifik menekankan kegiatan

berbasis metode ilmiah yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan

membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. Pendekatan ilmiah ini mempunyai ciri

tertentu yang terdiri dari dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan

penjelasan tentang suatu kebenaran.

Proses pembelajaran dalam pendekatan saintifik harus dilaksanakan dengan

menggunakan nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah (Modul guru Kelas SD,

2013) Barringer (2010) dalam Abidin (2014:125) mengemukakan bahwa “pembelajaran

saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa berpikir secara sistematis dan

kritis dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat.

Abidin (2014:127) juga menjelaskan “pendekatan saintifik pada dasarnya adalah model

pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan

guna membina kemampuan siswa memecahkan masalah melalui serangkaian akrivitas

inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi

dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa.

Menurut Kemendikbud 2013 kriteria pembelajaran dengan pendekatan saintifik antara

lain:

1) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan

logika ataua penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau

dongeng semata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

2) Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari

prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran menyimpang dari alur

berpikir logis.

3) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam

mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi

pembelajaran.

4) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat

perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.

5) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan

mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi

pembelajaran.

6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem

penyajiannya.

Selain merujuk pada kriteria pendekatan saintifik yang telah dipaparkan di atas,

pembelajaran dengan pendekatan saintifik mempunyai langkah-langkah pembelajaran

dengan mengacu pada tiga ranah pengembangan yaitu, sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta

didik tahu tentang “mengapa”. Ranah pengetahuan menggamit tranformasi subtansi atau

materi ajar agar peserta didik tahu tentang “apa”. Ranah keterampilan menggamit

tranformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang “bagaimana”. Hasil

akhirnya adalah peningkatan dan kesimbangan antara kemampuan untuk memnjadi

manusia yang baik (soft skill) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan

untuk hidup secara layak (hard skill) dari peserta didik yang meliputi kompetensi sikap,

keterampilan, dan pengetahuan (Kemendikbud, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

b. Kriteria pendekatan saintifik

Proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik jika kegiatan pembelajaran metode

yang digunakan memiliki kriteria yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran. Di

bawah ini adalah kriteria dari pendekatan saintifik, yaitu :

1) Substansi atau materi pembelajaran pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan

dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau

dongeng semata.

2) Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas

dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang

dari alur berpikir logis.

3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat

dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan

substansi atau materi pembelajaran.

4) Mendorong dan menginspirasikan peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam

melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi

pembelajaran.

5) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapakan, dan

mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi

atau materi pembelajaran.

6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan.

c. Langkah-Langkah Pembelajaran Dalam Pendekatan Saintifik

Dalam setiap pendekatan, model dan metode memiliki langkah-langkah kegiatan

yang harus dilakukan sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan

harapan. Di bawah ini adalah langkah-langkah pembelajaran dalam pendekatan saintifik,

yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

1) Mengamati

Langkah awal dari pendekatan saintifik adalah mengamati. Mengamati

mempunyai peranan penting untuk dapat meneruskan ke langkah-langkah berikutnya.

Dalam kegiatan mengamati yang menjadi tujuan utama adalah adanya pengalaman

melihat langsung suatu objek, yang dialami oleh anak. Mengamati akan merangsang

ke-ingintahuan anak. Melalui observasi anak bisa menyimpulkan bahwa materi yang

disampaikan oleh guru atau pendidik memiliki hubungan yang erat dengan obyek

yang diamati.

Proses pengamatan atau mengamati dalam kegiatan pembelajaran memiliki

langkah-langkah tersendiri, seperti yang tertera dalam Modul Kebijakan

Pengembangan Profesi Guru SD (2013:210), Langkah-langkah pengamatan tersebut

adalah:

Menentukan objek apa yang akan diamati/diobservasi

Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup obyek yang akan

diobservasi

Menentukan secara jelas data-data apa yang akan diobservasi, baik primer

maupun sekunder

Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk

mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar

Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti

menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam dan lain-

lain.

2) Menanya

Menanya adalah salah satu kegiatan yang biasa terjadi dalam kegiatan

pembelajaran di dalam kelas. Menanya berarti mencari tahu tentang sesuatu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

belum jelas agar diperjelas oleh yang lebih mengerti. Dalam Modul Kebijakan

Pengembangan Profesi Guru SD (2013:212), disebutkan ada beberapa fungsi bertanya

yang dilakukan oleh anak yaitu:

a) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu

tema atau topic pembelajaran.

b) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta

mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.

c) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan

untuk mencari solusinya.

d) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk menunjukan sikap, keterampilan dan pemahamannya atas substansi pelajaran

yang diberikan.

e) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan

pertanyaan dan memberi pertanyaan dengan logis, sistematis dan menggunakan

bahasa yang baik dan benar.

f) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,

mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.

g) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau

gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam

hidup berkelompok.

h) Membiasakan peserta didik spontan dan cepat serta sigap dalam merespon

persoalan yang tiba-tiba muncul.

i) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati

satu sama lain.

3) Menalar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

Menalar dalam konteks Kurikulum 2013 lebih menekankan pada situasi peserta

didik yang lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Daya menalar atau daya berpikir anak

akan lebih baik jika dalam kegiatan pembelajaran guru mampu menyusun beberapa kiat

untuk meningkatkan daya menalar peserta didik. Dalam Modul Kebijakan Pengembangan

Profesi Guru SD (2013:218), disebutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru

dalam meningkatkan daya menalar anak adalah:

a) Guru menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan

tuntutan kurikulum.

b) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. tugas utama

guru adalah memberi instruksi singkat tetapi jelas dengan disertai contoh-contoh,

baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi.

c) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang

sederhana (persyaratan rendah) sampai yang kompleks (persyaratan tinggi).

d) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati.

e) Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki.

f) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat

menjadi kebiasaan atau pelaziman.

g) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.

h) Guru mencatat semua kemajuan pesereta didik untuk kemungkinan memberikan

tindakan pelajaran perbaikan.

4) Mencoba

Agar pengalaman siswa semakin nyata dan mencapai hasil belajar yang maksimal

atau kontekstual, lalu membekas dalam ingatan anak maka, anak dituntut agar mencoba.

Terutama untuk materi-materi yang bisa langsung dipraktekan. Misalnya tentang air, anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

bisa langsung diajak keluar kelas, ketempat yang adanya airnya dan meminta anak untuk

membuktikannya secara langsung.

5) Membentuk jejaring

Akhir dari langkah-langkah kegiatan pembelajaran menggunakan metode saintifik

adalah membentuk jejaring maksudnya siswa dituntut agar bisa menyimpulkan

mengaitkan semua kegiatan pembelajaran yang dipelajari dari langkah awal sampai tahap

mencoba, sehingga semuanya menjadi sebuah kesatuan yang utuh.

d. Kelebihan pendekatan sains

Kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan sains memiliki kelebihan,

Kelebihan-kelebihan tersebut adalah:

1) Kegiatan pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan

dengan logika atau penalaran tertentu

2) Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari

prasangka yang serta-merta pemikiran subyektif atau penalaran yang menyimpang dari

alur berpikir logis.

3) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis dan tepat dalam

mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah dan mengaplikasikan materi

pembelajaran.

4) Mendorong siswa dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat

perbedaan, kesamaan dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.

5) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan dan mampu

mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi

pembelajaran.

6) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem

penyajiannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

5. Penilaian Otentik

Dalam proses pembelajaran di kelas tentunya tidak terlepas dari aspek penilaian. Pada

kurikulum 2013, penilaian dilakukan dengan menggunakan penilaian otentik. Menurut

Kemendikbud (2013), penilaian otentik (authentic assesment) adalah pengukuran yang

bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik mencakup ranah sikap,

keterampilan, dan pengetahuan. Istilah dari assessment merupakan sinonim dari penilaian,

pengukuran, pengujian, atau evaluasi, sedangkan istilah authentic merupakan sinonim dari

asli, nyata, valid, atau reliabel. Penilaian otentik secara konseptual bermakna secara

signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda. Penerapan penilaian otentik digunakan

untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang

berkaitan dengan kontruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi

luar sekolah.

Nurgiyantoro dalam Abidin (2014:77) mengemukakan bahwa penilaian otentik pada

hakikatnya merupakan kegiatan penilaian yang tidak semata-mata untuk menilai hasil belajar

siswa, melainkan proses kegiatan pengajaran itu sendiri, sehingga informasi yang diperoleh

dapat menjadi umpan balik penilaian terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Secara lebih

terfokus Johnson, et al. dalam Abidin (2014:79) mengatakan pada dasarnya penilaian otentik

adalah penilaian performa yakni penilaian yang dilakukan untuk mengetahui proses

pengetahuan dan keterampilan siswa selama proses pembelajaran dalam mencapai produk

atau hasil belajar tertentu.

Mueller dalam Nurgiyantoro (2011:23) juga menyatakan penilaian otentik merupakan

suatu bentuk tugas yang menghendaki pembelajar untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata

secara bermakna yang merupakan esensi pengetahuan dan keterampilan. Hal senada juga

dikemukakan oleh Abidin (2014:83) bahwa penilaian otentik menekankan pada pemberian

tugas yang akan membentuk unsur-unsur metakognisi dalam diri peserta didik seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

kemauan mengambil resiko, kreatif, mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan

tanggung jawab terhadap karya dan tugas yang dilakukan secara komprehensif.

Berdasarkan pemaparan para ahli di atas terkait penilaian otentik maka dapat

disimpulkan bahwa penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif

mulai dari input, proses, sampai output dari kegiatan pembelajaran yang bermakna secara

signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Penilaian otentik lebih menekankan pada aktivitas pemberian tugas-tugas untuk menunjukkan

kinerja di dunia nyata yang akan membentuk metakognisi dalam diri peserta didik.

Menurut Kemendikbud (2013) penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang

pendidikan dasar didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.

a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas

penilai.

b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan

kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

c. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan,

dan pelaporannya.

d. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan

keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah

maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.

f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK

merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan

minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan

dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.

Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.

a. Penilaian kompetensi sikap

Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri,

penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang

digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar

cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa

catatan pendidik.

1) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan

dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan

menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang

diamati.

2) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk

mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian

kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.

3) Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta

didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang

digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik.

4) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi

hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan

dengan sikap dan perilaku.

b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.

1) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,

menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.

2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.

3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan

secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

c. Penilaian Kompetensi Keterampilan

Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang

menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan

menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan

berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.

1) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan

suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.

2) Proyek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan

perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu

tertentu.

3) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan

seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif

untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik

dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang

mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.

6. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Agar mendapatkan sebuah perangkat pembelajaran yang baik, diperlukan model yang

sesuai dengan dengan sistem pendidikan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

pengembangan perangkat pembelajaran menurut Kemp karena model ini lebih lengkap

dibandingkan model pengembangan perangkat pembelajaran yang lain.

Berikut merupakan bagan dan pemaparan pengembangan perangkat pembelajaran

model Kemp.

Gambar 1. Bagan Model Jerold E.Kemp

a. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems)

Tahap ini bertujuan utnuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan

kurikulum dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, baik dalam model, pendekatan,

metode, teknik, maupun strategi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Bahan

kajian, pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya dapat disusun dengan

cara pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam kurikulum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

b. Analisis siswa (Learner Characteristic)

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakter peserta

didik meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman secara individu ataupun kelompok.

Hasil dari analisis peserta didik dapat dijadikan acuan untuk menyiapkan perangkat

pembelajaran. Analisis tersebut antara lain: 1) tingkah laku awal peserta didik, menurut

Kardi dalam Trianto (2010: 83) mengatakan bahwa perlunya mengidentifikasi

keterampilan peserta didik sebelum melaksanakan proses pembelajaran., 2) karakteristik

peserta didik, menurut Ibrahim dalam Trianto (2010: 83) analisis peserta didik dilakukan

dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman peserta didik baik dalam

perseorangan ataupun dalam kelompok. Analisis dapat berupa kemampuan akademik,

usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadapat mata pelajaran, pengalaman,

keterampilan psikomotor, kemampuan berkerja sama, keterampilan sosial dan lainnya.

c. Analisis Tugas (Task Analysis)

Analisis tugas merupakan kumpulan dari langkah untuk menentukan isi suatu

pengajaran. Analisis tugas bertujuan untuk mengetahui dan menentukan model

pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Analisis tugas tidak

lain dengan analisis isi pelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan

analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penugasan

tentang tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPPTH) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

d. Merumuskan Indikator (Intructional Objective)

Perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan identifikasi

tingkah laku awal siswa. Indikator yang dirumuskan berfungsi sebagai alat untuk

merancang kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan dan cara

mengevaluasi hasil belajar peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

e. Urutan Isi (Content Sequencing)

Urutan isi ditentukan berdasarkan tingkat kesulitan untuk membantu siswa

memahami pelajaran.

f. Strategi Pembelajaran (Instructional Strategies)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu menentukan model, pendekatan,

metode, pemilihan format, yang diyakini dapat memberikan pengalaman yang berguna

dalam pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan.

g. Cara Penyampaian Pesan atau Isi Pembelajaran (Instructional Delivery)

Cara penyampaian pesan atau isi pembelajaran dengan memilih gambar atau

media yang digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa

memahami pengetahuan tersebut.

h. Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instrument)

Penyusunan hasil belajar merupakan alat penilaian yang digunakan untuk

mengukur ketuntasan indikator dan penugasan peserta didik setelah mengikuti proses

pembelajaran. Kriteria penilaian yang dilakukan adalah penilaian acuan patokan,

sehingga instrumen yang dikembangkan harus dapat mengukur ketuntasan pencapaian

tujuan pembelajaran yang khusus telah dirumuskan.

i. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Instructional Resources)

Pemilihan media dan sumber pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil analisis

tujuan, analisis karakteristik siswa, dan analisis tugas. Keberhasilan pembelajaran sangat

bergantung pada penggunaan media dan sumber pembelajaran yang digunakan. Pemilihan

sumber pembelajaran yang baik dapat memotivasi peserta didik, melibatkan peserta didik,

dan menjelaskan pembelajaran dengan lebih menarik.

j. Pelayanan Pendukung (Support Services)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Pelayanan pendukung adalah semua pihak yang ikut terlibat antara lain, guru,

mitra, tata usaha, tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perpustakaan. Selain itu

anggaran, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian

tahapan perencanaan dan pengembangan juga dibutuhkan.

k. Evaluasi formatif (Formative)

Evaluasi formatif merupakan bagian yang penting dari proses perancangan

pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar. Evaluasi

formatif dilakukan selama pengembangan dan uji coba.

l. Evaluasi Sumatif (Summarative Evaluation)

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan utama

pada akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil uji akhir unit dan uji akhir

untuk pelajaran tertentu.

m. Revisi Perangkat Pembelajaran (Revision)

Revisi dilakukan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.

Revisi dilakukan berdasarkan masukan, saran, dan penilaian yang diperoleh dari validasi

perangkat oleh pakar.

1. Silabus

Berdasarkan Daryanto & Aris Dwicahyono (2014: 6) dalam buku pengembangan

perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, PHB, Bahan Ajar) menyatakan bahwa silabus

disusun berdasarkan Standar Isi, yang di dalamnya berisikan Identitas Mata pelajaran,

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Indikator, Materi Pokok,

Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Sumber Belajar, dan Penilaian. Dengan

demikian, silabus pada dasarnya menjawab permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

1) Kompetensi apa saja yang harus dicapai siswa sesuai dengan yang dirumuskan oleh

Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar).

2) Materi pokok apa sajakah yang perlu dibahas dan dipelajari peserta didik untuk

mencapai Standar Isi.

3) Kegiatan pembelajaran yang bagaimanakah yang seharusnya diskenariokan oleh

guru sehingga peserta didik mampu berintekrasi dengan objek belajar.

4) Indikator apa sajakah yang harus ditentukan untuk mencapai Standar Isi.

5) Bagaimanakah cara mengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan sebagai

acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai.

6) Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai Standar Isi tertentu.

7) Sumber belajar apa sajakah yang dapat diberdayakan untuk mencapai Standar Isi

tertentu.

Untuk mendapatakan silabus yang baik maka harus memenuhi beberapa hal yang penting

berkaitan dengan silabus yaitu:

a. Pengembangan silabus

Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau

berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah

Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau pusat kegiatan guru (PKG), dan Dinas

Pendidikan.

1) Guru

Sebagai tenaga professional yang memiliki tanggung jawab langsung terhadap

kemajuan belajar siswa, seorang guru diharapkan mampu mengembangkan

silabus sesuai dengan kompetensi mengajarnya secara mandiri.

2) Kelompok guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Apabila guru kelas atau guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat

melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak seolah dapat

mengusahakan untuk membentuk kelompok guru kelas atau guru mata pelajaran

untuk mengembangkan silabus yang akan dipergunakan oleh sekolah tersebut.

3) Musyawarah guru mata pelajaran (MGMP)

Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya

bergabung dengan sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama

mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam

lingkup MGMP/PKG setempat.

4) Dinas pendidikan

Dinas pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan

membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya

masing-masing.

b. Prinsip Pengembangan silabus

1) Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus

benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

2) Relevan

Cakupan, kedalam, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam

silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional,

dan spiritual peserta didik.

3) Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam

mencapai kompetensi.

4) Konsisten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Ada hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,

indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem

penilaian.

5) Memadai

Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan

sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

6) Aktual dan kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan

sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni

mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

7) Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasikan variasi peserta didik,

pendidikan, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan

masyarakat.

8) Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,

psikomotorik).

9) Desentralistik

Pengembangan silabus ini bersifat desentralistik. Maksudnya bahwa

kewenangan pengembangan silabus bergantung pada daerah masing-masing,

atau bahkan sekolah masing-masing.

c. Tahap-tahap pengembangan silabus

1) Perencanaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Tim yang ditugaskan untuk menyusun silabus terlebih dahulu perlu

mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakaan atau referensi yang

sesuai untuk mengembangkan silabus.

2) Pelaksanaan

Dalam melaksanakan penyusunan silabus perlu memahami semua perangkat

yang berhubungan dengan mata pelajaran yang bersangkutan dan kurikulum

Tingkat satuan Pendidikan.

3) Perbaikan

Buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam kegiatan

pembelajaran. pengkajian dapat melibatkan para spesialis kurikulum, ahli mata

pelajaran, ahli didaktik-metodik, ahli penilaian, psikolog, guru/instruktur, kepala

sekolah, pengawas, staf professional dinas pendidikan, perwakilan orang tua

siswa, dan siswa itu sendiri.

4) Pemantapan

Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk

memperbaiki buram awal. Apabila telah memenuhi kriteria dengan cukup baik

dapat segera disampaikan kepada Dinas Pendidikan dan pihak-pihak yang

berkepentingan lainnya.

5) Penilaian silabus

Penilaian pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara berkala dengan

menggunakan model-model penilaian kurikulum.

2. RRPTH

Menurut Kemendikbud tentang standar proses (2013:5-6) Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan

pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap

pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan

sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,

dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau

subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.

Komponen RPPTH terdiri atas:

a. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan

b. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;

c. Kelas/semester;

d. Materi pokok;

e. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban

belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus

dan KD yang harus dicapai;

f. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata

kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan,

dan keterampilan;

g. Kompetensi dasar danindikatorpencapaiankompetensi;

h. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan

ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian

kompetensi;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

i. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan

karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;

j. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan

materi pelajaran;

k. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau

sumber belajar lain yang relevan;

l. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan

penutup; dan

m. Penilaian hasil pembelajaran.

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Menurut Daryanto (2014:175-176) lembar kerja siswa (student work sheet) adalah

lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan siswa atau lembaran kegiatan yang

berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas-tugas yang

diberikan kepada siswa dapat berupa teori atau praktik. Tahapan dalam menyusun LKS

adalah, melakukan analisis kurikulum yang terdiri dari KI, KD, indikator, dan materi

pembelajaran, menyusun peta kebutuhan LKS, menentukan judul LKS, menulis LKS,

menentukan alat penilaian.

Struktur penyusunan LKS secara umum antara lain:

a. Judul, mata pelajaran, semester, tempat

b. Petunjuk belajar

c. Kompetensi yang akan dicapai

d. Indikator

e. Informasi pendukung

f. Tugas-tugas dan langkah- langkah kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

g. Penilaian

4. Bahan Ajar

Berdasarkan Daryanto & Aris Dwicahyono 2014 dalam buku pengembangan

perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, PHB, Bahan Ajar) menyatakan bahwa bahan ajar

merupakan sebuah informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk

perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk

yang digunakan untuk membantu guru/insektor dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak

tertulis. Selain itu, bahan ajar juga merupakan seperangkat materi yang disusun secara

sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang

memungkinkan siswa untuk belajar. Guru harus memiliki atau menggunakan bahan ajar

yang sesuai dengan:(1). Kurikulum, (2). Karakteristik sasaran, (3). Tuntutan pemecahan

masalah belajar.

Jadi, bahan ajar merupakan sebuah informasi atau seperangkat materi yang disusun

secara sistematis sehingga dapat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar di kelas dan membangun suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.

1. Tujuan dan manfaat penyusunan bahan ajar, bahan Ajar disusun dengan tujuan:

a) Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan

mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai

dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik

b) Membantu peserta didik dalam memperoleh alternative bahan ajar disamping

buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh

c) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran

2. Jenis Bahan Ajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

a) Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak (printed) seperti antara lain

handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leafleat, wallchart,

foto/gambar, dan non cetak (non printed), seperti model/maket.

b) Bahan ajar pandang dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan

compact disk audio.

c) Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film.

d) Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI

(Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran

interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).

5. Media

Berdasarkan Iif Khoiru Ahmadi & Sofan Amri (2014: 237) dalam buku

Pengembangan & Model Pembelajaran Temtik Integratif menyatakan bahwa media

sebagai komponen strategi pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber

atau penyalurnya ingin disalurkan kepada penerima pesan, dan materi yang ingin

disampaikan adalah pesan pembelajaran dan tujuan yang ingin dicapai adalah proses

pembelajaran. Media mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan

komunikasi dengan peserta didik.

Rudi dan Bretz (1971) mengklasifikasikan media menjadi tujuh kelompok,

a. Media audio visual gerak merupakan media yang paling lengkap yaitu menggunakan

audio visual dan gerak.

b. Media audio visual diam merupakan media kedua dari segi kelengkapan

kemampuannya karena ia mempunyai semua kemampuan yang ada pada golongan

sebelumnya kecuali penampilan gerak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

c. Media audio semi gerak, memiliki kemampuan menampilkan gerakan nyata secara

utuh.

d. Media visual gerak, memiliki kemampuan seperti golongan pertama kecuali

penampilan suara.

e. Media visual diam, mempunyai kemampuan menyampaikan informasi secara visual

tetapi tidak dapat menampilkan suara ataupun gerak.

f. Media audio, media yang hanya memanipulasikan kemampuan secara semata.

g. Media cetak, merupakan media yang hanya mampu menampilkan informasi berupa

huruf, angka, dan symbol verbal tertentu. Sebagai bagian dari sistem pembelajaran,

media mempunyai nilai-nilai praktis berupa kemamuan untuk:

1) Membuat konkret konsep abstark

2) Menampilkan objek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang

3) Mengamati gerakan yang cepat

4) Memungkin siswa untuk berinteraksi langsung dengan lingkungannya

5) Memungkinkan keseragaman dan persepsi antar peserta didik

6) Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang ataupun

disimpan menurut kebutuhan

7) Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak, mengatasi batasan

ruang dan waktu.

6. Penilaian

Berdasarkan Khoiru Ahmadi & Amri (2014: 240) dalam buku Pengembangan &

Model Pembelajaran Temtik Integratif menyatakan bahwa penilaian merupakan

pengumpulan informasi untuk menentukan kualitas dan kuantitas belajar peserta didik.

Penilaian juga dimaksudkan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan

kesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan

keputusan (Tranto. 2007: 87).

Tujuan dari penilaian adalah untuk mengetahui perkembangan yang telah dicapai

anak didik selama mengikuti pembelajaran.

1. Fungsi penilaian sebagai berikut:

a) Memberikan umpan balik kepada guru untuk menyempurnakan pembelajaran.

b) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk membimbing perkembangan anak

didik baik fisik maupun psikis sehingga dapat berkembang secara optimal.

c) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan kegiatan bimbingan

terhadap anak didik yang memerlukan bimbingan khusus.

d) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menempatkan anak dalam kegiatan

yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

e) Memberikan informasi bagi orang tentang perkembangan yang telah dicapai oleh

anak didik sebagai pertanggungjawaban.

f) Sebagai informasi kepada orang tua untuk menyesuaikan pendidikan keluarga

dengan proses pembelajaran di sekolah.

g) Sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak dalam rangka pembinaan selanjutnya

terhadap anak didik.

2. Penilaian yang dilakukan harus secara terencana sesuai dengan aspek perkembangan

yang dinilai sebagai berikut:

a) Sistematis

b) Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogaram.

c) Menyeluruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

d) Penilaian mencakup semua aspek perkembangan anak baik moral dan nilai-nilai

agama, sosial-emosional, kemandirian, berbahasa, kognitif, fisik motorik, dan

seni.

e) Berkesinambungan

f) Penilaian dilakukan secara bertahap dan terus-menerus untuk memperoleh

gambaran tentang perkembangan peserta didik.

g) Obyektif

h) Penilaian dilaksanakan terhadap semua aspek perkembangan sebagai adanya.

i) Mendidik

j) Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi dan

mengembangkan anak didik secara optimal.

k) Kebermaknaan

l) Hasil penilaian harus mempunyai arti dan bermanfaat bagi guru, orang tua, dan

anak didik serta pihak lain.

Sedangkan berdasarkan Daryanto & Aris Dwicahyono 2014 pada

pengembangan perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, PHB, Bahan Ajar) dalam buku

pengembangan perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, PHB, Bahan Ajar)

menyatakan bahwa penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan

informasi (angka atau deskripsi verbal), analisis, dan interpretasi untuk mengambil

keputusan. Selain itu, penilaian merupakan suatu proses yang dilakukan melalui

langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi

melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik,

pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian

dilaksanakan melalui berbagai bentuk anatara lain: penilaian unjuk kerja

(performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

proyek, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portofolio), dan

penilaian diri.

Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana

yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang

dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak

dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta lainnya, tetapi dengan hasil yang

dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak

merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan.

3. Prinsip-prinsip penilaian

a) Memandang penilaian dan kegiatan pembelajaran secara terpadu

b) Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian sebagai

cermin diri

c) Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pembelajaran untuk

menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik

d) Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik

e) Mengembangkan dan menyediakan system pencatatan yang bervariasi dalam

pengamatan kegiatan belajar peserta didik

f) Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi. Penilaian dapat dilakukan

dengan cara tertulis, lisan, produk portofolio, unjuk kerja, proyek, dan pengamata

tingkah laku.

g) Melakukan penilaian secara berkesinambungan untuk memantau proses,

kemajuan, dan perbaikan hasil, dalam bentuk: ulangan harian, ulangan tengah

semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.

h) Penilaian kompetensi pada uji kompetensi melibatkan pihak sekolah dan institusi

Pasangan/Asosiasi Profesi, dan pihak lain terutama DU/DI. Idealnya, lembaga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

yang menyelenggarakan uji kompetensi ini independen; yakni lembaga yang

tidak dapat diintervensi oleh unsur atau lembaga lain.

4. Kegunaan penilaian

a) Memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan

kelemahan dirinya dalam proses pencapaian kompetensi.

b) Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta

didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial.

c) Untuk umpan balik bagi pendidik/guru dalam memperbaiki metode, pendekatan,

kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.

d) Memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas

pendidikan.

e) Memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (Dinas Pendidikan Daerah)

dalam meningkatkan kualitas penilaian yang digunakan.

5. Fungsi penilaian

a. Menggambarkan sejauh mana peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.

b. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu memahami

dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk perencanaan

program belajar, pengembangan kepribadian, maupun untuk penjurusan (sebagai

bimbingan).

c. Menemukan kesulitan belajar, kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan

peserta didik, dan sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik/guru menentukan

apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.

d. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang

berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

e. Pengendali bagi pendidik/guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta

didik.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013

merupakan hal yang baru sehingga sedikit yang dapat digunakan sebagai sumber penelitian

yang relevan. Berikut ini tiga penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian pengembangan

pengembangan perangkat pembelajaran .

Pertama, penelitian pengembangan yang dilakukan Andrea Galuh Pusporini (2012)

dengan judul “ Pengembangan Perangkat Pembelajaran yang mengakomodasi kontribusi

siswa pada penjumlahan pecahan dengan pendekatan PMRI kelas 1VA SD Negeri Adisucipto

1 “. Penelitian ini menghasilkan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

dan pengembangan (R&D). Prosedur pelaksanaan penelitian ini terdiri dari enam tahap,

yaitu: (1) Potensi dan masalah dicari dengan melakukan analisis kebutuhan. (2) Pengumpul

dan data hasil analisis kebutuhan dan literatur yang mendukung. (3) Desain produk yang

dikembangkan berupa: Silabus, RPP, LKS, Bahan ajar, dan soal evaluasi. (4) Validasi

perangkat pembelajaran bersama 3 dosen dan 1 guru menghasilkan skor 3,54 (sangat baik).

(5) Revisi produk berdasarkan validasi yang telah dilakukan. (6) Melaksanakan implementasi

produk pada sampel terbatas di kelas 1VA. Pada tahap ini peneliti juga menyebarkan angket

respon dengan hasil skor 3,52 (sangat baik).

Kedua, penelitian pengembangan yang dilakuan oleh De Dominggus Araujo (2013)

dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter

Untuk Keterampilan Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester

Gasal”. Penelitian ini menghasilkan produk bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan

karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Semester Gasal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar keterampilan menulis

petunjuk melakukan sesuatu atau penjelasan cara membuat sesuatu terintegrasi karakter

religious dan demokratis yang dikembangkan ditinjau dari aspek tujuan dan pendekatan,

desain dan pengorganisasian, isi, keterampilan berbahasa menulis, topik dan metodologi

menurut pakar bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, guru bahasa Indonesia dan

sepuluh orang siswa kelas IV A SDN Langesari . Dari keseluruhan hasil validasi diperoleh

hasil bahwa bahan ajar yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia keterampilan menulis kelas IV semester gasal dengan skor

rerata 4, dan kategori “sangat baik”.

Ketiga, penelitian pengembangan yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar yang

Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Berbicara Pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal” yang dilakukan oleh Pungki

Martinaningsih (2013). Penelitian ini menghasilkan produk bahan ajar yang yang terintegrasi

dengan pendidikan karakter yaitu karakter cerdas ( sikap cermat, tepat dan cepat ) dan

menghargai ( sikap mau mendengarkan orang lain) pada mata pelajaraan Bahasa Indonesia

untuk keterampilan berbicara kelas IV SD semester gasal. Prosedur pengembangan yang

dilakukan dalam penelitian ini yaitu memodifikasi langkah-langkah model Kemp yang telah

direvisi dan pengembangan Borg dan Gall. Penelitian tersebut menghasilkan rerata skor 4,07

dan termasuk “baik” setelah melakukan tahap uji coba di SD Negeri Banteng.

Berdasarkan paparan ketiga penelitian di atas diketahui bahwa penelitian yang

dilakukan hanya berfokus pada pendidikan karakter, pengembangan bahan ajar juga

pengembangan perangkat pembelajaran namun berfokus pada pengembangan perangkat

pembelajaran untuk mata pelajaran matematika. Penelitian pengembangan yang akan

dilakukan oleh peneliti diperluas sesuai tuntutan Kurikulum SD 2013 khususnya kebutuhan

guru dalam perangkat pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Perangkat pembelajaran dikembangkan menggunakan pendekatan saintifik dan

pendekatan tematik integratif, terdapat penguatan pendidikan karakter, dan membantu guru

dalam melakukan penilaian. Penilaian yang akan digunakan yaitu penilaian otentik yang

berfungsi untuk menilai aktifitas belajar siswa yang alami dan sesungguh-sungguhnya sesuai

dengan kenyataan proses belajar siswa dan mencakup 3 aspek yakni sikap, keterampilan dan

pengetahuan.

C. Kerangka Pikir

Gambar 2. Kerangka Pikir

Berdasarkan bagan di atas, maka disusun kerangka berfikir tentang pengembangan

perangkat mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa sekolah dasar kelas IV. Kurikulum 2013

merupakan usaha pemerintah untuk mempersiapkan anak bangsa sebagai generasi penerus

bangsa yang tidak hanya unggul dalam aspek pengetahuannya akan tetapi, unggul juga

dalam aspek sikap dan keterampilannya. Pemerintah telah menyiapkan perangkat

Kurikulum SD 2013

1. Rasional dan elemen perubahan.

2. Pendidikan karakter. 3. Pendekatan yang digunakan

yaitu tematik integratif dan

saintifik. 4. Menggunakan penilaian

otentik.

Analisis Kebutuhan

Guru masih membutuhkan contoh

perangkat pembelajaran yang baik mengacu Kurikulum SD 2013.

Mengembangkan

perangkat

pembelajaran berupa

Silabus, RPPTH

beserta lembar kerja

siswa dan penilaian

otentik dengan

mengguakan model

Kemp dan proses

penelitian R&D

model Borg and Gall

yang mengacu

Kurikulum SD 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013, akan tetapi masih perlu adanya

suplemen tambahan agar perangkat pembelajaran yang telah dibuat dapat semakin layak

sesuai kebutuhan peserta didik.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, guru masih

mengalami kesulitan mengenai perangkat pembelajaran yang baik. Guru juga masih

banyak membutuhkan contoh perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD

2013. Guru masih mengalami kesulitan dalam penilaian yang digunakan. Dengan adanya

alasan tersebut peneliti berusaha mengembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai

Kurikulum 2013 untuk sekolah dasar kelas IV. Pendekatan tematik integratif, pendekatan

saintifik merupakan ciri utama dalam pembelajaran pada Kurikulum 2013 khususnya

pada perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan oleh peneliti. Penilaian sikap,

keterampilan, dan pengetahuan adalah tujuan dari Kurikulum 2013, untuk mengukur

kemampuan siswa menggunakan penilaian otentik dengan berbagai jenis penilaian untuk

mempermudah guru dalam menilai peserta didik. Perangkat pembelajaran yang dibuat

oleh peneliti yaitu subtema kebersamaan dalam keberagaman. Pendekatan tematik

terpadu (integratif) dan pendekatan saintifik menjadi pedoman dalam menyusun

perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan guru.. Penilaian bagi siswa

menggunakan penilaian otentik. Perangkat pembelajaran yang ingin dikembangkan oleh

peneliti pun belum sempurna dan masih perlu perbaikan.

Mewujudkan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan karakter, diperlukan

kegiatan pembelajaran yang disusun secara baik dan benar. Untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan kegiatan

pembelajaran yang tersusun secara baik dan menarik sehingga anak dapat termotifasi

untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana langkah menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran subtema

Indahnya Peninggalan Sejarah mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV

Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran Subtema Indahnya Peninggalan Sejarah

mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut pakar

Kurikulum SD 2013 ?

3. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran Subtema pembelajaran Subtema

Indahnya Peninggalan Sejarah mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV

Sekolah Dasar menurut menurut guru kelas IV yang sudah melaksanakan Kurikulum

SD 2013?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan prosedur yang mengahasilkan produk final

perangkat pembelajaran. Peneliti mengembangkan produk ini dengan mengikuti prosedur

penelitian pengembangan hasil modifikasi antara model pengembangan Kemp dan

langkah penelitian pengembangan Borg dan Gall.

Pada dasarnya prosedur pengembangan ini memiliki 10 langkah, langkah-langkah

tersebut adalah: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4)

validasi ahli, (5) revisi dasain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba

pemakaian, (9) revidi produk, (10) produksi masal. Namun pada prosedur pengembangan

yang dilakukan oleh peneliti hanya menggunakan 5 langkah, hal ini disebabkan karena

keterbatasan waktu. Prosedur pengembangan yang dipakai oleh peneliti dengan

menggunakan 5 langkah tersebut adalah sebagai berikut: langkah (1) potensi dan

masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain,

sampai menghasilkan desain produk final perangkat pembelajaran yang sesuai

Kurikulum 2013 untuk kelas IV SD Subtema Indahnya Peninggalan Sejarah. Peneliti

akan menjelaskan kelima langkah tersebut dalam bagan lengkap dengan penjelasan di

bawahnya:

Berikut peneliti memaparkan bagan lengkap dengan keterangannya secara

lengkap pada bagan di bawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Gambar 3 : Langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran

Pada pengembangan perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti

menggunakan 5 langkah dalam mengembangkan, diantaranya dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Potensi dan masalah

Dalam penelitian ini dimulai dari suatu potensi dan masalah. Untuk

mengetahui adanya potensi dan masalah peneliti melakukan analisis kebutuhan.

Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara melakukan wawancara. Wawancara yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

dilakukan oleh peneliti adalah dengan ibu SR pada hari tanggal Sabtu 17 Mei 2014 di

SD Negeri Kalasan I. Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya fakta

dan masalah yang terjadi di lapangan mengenai perangkat pembelajaran yang

digunakan guru sebagai tujuan dalam pembelajaran, sehingga tujuan dari

pengembangan perangkat pembelajaran disusun sesuai dengan kurikulum 2013 untuk

kelas IV Sekolah Dasar.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan cara wawancara. Hasil

wawancara tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan

produk berupa perangkat pembelajaran mengacu pada kurikulum 2013 untuk siswa

kelas IV Sekolah Dasar. Pengumpulan data untuk membuat perangkat pembelajaran

dilakukan dengan cara, studi pustaka, dan mengumpulkan bahan dari berbagai

sumber.

3. Desain Produk.

Pada desain produk ini dimulai dengan menentukan desain awal perangkat

pembelajaran. Pertama desain diawali dengan menentukan tema, setelah tema

kemudian memilih kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) sesuai dengan

tema. Kemudian peneliti memilih subtema untuk pemetaan KI dan KD. Berdasarkan

KI dan KD tersebut peneliti membuat silabus berdasarkan KD. Silabus dibuat

berdasarkan indikator dan tujuan sesuai dengan subtema kemudian silabus diturunkan

untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berdasarkan RPP

tersebut maka peneliti dapat membuat lembar kerja siswa (LKS) pada LKS tersebut

terdapat soal-soal yang merupakan bagain dari rangkuman pembelajaran. Setelah itu

peneliti mulai membuat penilaian, penilaian yang dipakai dalam perangkat

pembelajaran ini menggunakan penilaian yang autentik, dimana penilaian autentik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

merupakan penilaian yang mencakup aspek, sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Penilaian ini dilakukan agar guru melakukan penilaian dengan baik dan guru mampu

mengetahui ketercapaian pengembangan perangkat pembelajaran yang disusun oleh

peneliti.

4. Validasi Desain

Pada validasi desain ini peneliti menggunakan validasi pakar (expert

judgment) sebagai evaluasi formatif terhadap desain bahan produk pengembangan

perangkat pembelajaran. Produk yang akan dikembangkan akan divalidasi oleh satu

validator ahli yaitu satu dosen, satu guru SD kelas IV, dan satu kepala sekolah.

Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian

produk yang dikembangkan oleh peniliti. Kritik dan saran tersebut untuk mengetahui

kelebihan dan kekurangan produk yang akan dikembangkan sebagai perbaikan

terhadap bahan ajar.

5. Revisi Desain

Revisi desain dilakukan, setelah peneliti mendapatkan kritik dan saran,

peneliti melakukan revisi terhadap produk perangkat pembelajaran yang dibuat

berdasarkan hasil validasi pakar. Revisi dilakukan untuk memperbaiki kekurangan

dari produk yang telah divalidasi oleh pakar dengan sub tema Indahnya Peninggalan

Sejarah Mengacu Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan penelitian ini menghasilkan desain produk final berupa

perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013. Pengembangan produk ini mengikuti

prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall bahwa

penelitian dan pengembangan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.

Langkah-langkah pengembangan produk ini meliputi 10 tahap yaitu tahap (1) Potensi

dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi desain, (5) Revisi

desain, (6) Ujicoba produk, (7) Revisi produk, (8) Ujicoba pemakaian, (9) Revisi

produk, (10) Produksi masal.

Berikut dijelaskan ke-7 langkah-langkah tersebut.

1. Potensi dan masalah

Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah

segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Sebagai contoh,

di pantai selatan Pulau Jawa, terdapat potensi angin dan sinar matahari, kedua potensi

tersebut dapat dikembangkan menjadi energi mekanik yang dapat digunakan untuk

menggerakkan sesuatu, misalnya untuk generator pembangkit tenaga listrik, atau

untuk turbin air. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang

terjadi. Pengangguran dan korupsi dapat dipandang sebagai masalah nasional.

Masalah ini dapat diatasi melalui R&D dengan cara meneliti sehingga dapat

ditemukan suatu model, pola, atau sistem penanganan terpadu yang efektif yang dapat

digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Model, pola, dan sistem ini akan

ditemukan dan dapat diaplikasikan secara efektif kalau dilakukan melalui penelitian

dan pengembangan. Tahap pertama adalah melakukan penelitian untuk menghasilkan

informasi tentang profil pengangguran dan korupsi di Indonesia. Metode penelitian

yang dapat digunakan adalah metode survey atau metode kualitatif.

Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan

dengan data empirik. Misalnya potensi energi angin di pantai harus dapat

dikemukakan data berapa kekuatan dan kecepatan anginnya, berapa lama dalam satu

hari, darimana arah angin dan lain-lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

2. Pengumpulan informasi

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up to date,

maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan

sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi

masalah tersebut. Misalnya, peneliti akan meneliti untuk menghasilkan sistem,

metode kerja atau alat tertentu yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan

pada berbagai Unit Pelayanan di Pemerintah Provinsi Jenggala. Misalnya, ditemukan

24 unit yang melakukan pelayanan. Berdasarkan 24 unit pelayanan tersebut

selanjutnya diteliti berapa produktivitas pelayanan yang dapat diberikan setiap hari.

Misalnya, produktivitas yang dihasilkan termasuk dalam kategori rendah bila

dibandingkan dengan tempat lain, maka harus dianalisis sebab-sebabnya, apakah

karena sumber daya manusia yang tidak mendukung, sistem kerja, alat atau

masyarakat yang dilayani tidak disiplin.

Bila hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menyebabkan produktivitas

kerja unit pelayanan tersebut karena faktor sistem kerja, maka peneliti akan membuat

sistem kerja baru yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja. Sistem

kerja baru adalah produk yang akan dihasilkan oleh peneliti. Bila yang menjadi

masalah adalah sumber daya manusianya, maka peneliti akan meneliti untuk

menghasilkan model diklat karyawan pelayanan yang efektif.

3. Desain produk

Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development

bermacam-macam. Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui

penelitian R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu

lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Produk-

produk pendidikan misalnya kurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

tertentu, metode mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul, kompetensi tenaga

kependidikan, sistem evaluasi, model uji kompetensi, penataan ruang kelas untuk

model pembelajar tertentu, model unit produksi, model manajemen, sistem pembinaan

pegawai, sistem pengajian dan lain-lain.

Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat

digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Dalam bidang teknik,

desain produk harus dilengkapi dengan penjelasan mengenai bahan-bahan yang

digunakan untuk membuat setiap komponen pada produk tersebut, ukuran dan

toleransinya, alat yang digunakan untuk mengerjakan, serta prosedur kerja. Dalam

produk yang berupa sistem perlu dijelaskan mekanisme penggunaan sistem tersebut,

cara kerja, berikut kelebihan dan kekurangannya.

4. Validasi desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai rancangan produk,

dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama

atau tidak. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa

pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang

dirancang tersebut.

5. Revisi desain

Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli

lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya

dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki

desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk.

6. Uji coba produk

Dalam bidang pendidikan, desain produk seperti metode mengajar baru dapat

langsung diuji coba, setelah divalidasi dan revisi. Uji coba tahap awal dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

dengan simulasi penggunaan metode mengejar tersebut. Setelah disimulasikan, maka

dapat diuji cobakan pada kelompok yang terbatas.

7. Revisi produk

Pengujian efektivitas metode mengajar baru pada sampel yang terbatas tersebut

menunjukkan bahwa metode mengajar baru ternyata yang lebih efektif dari metode

lama. Pengujian metode mengajar dengan pengumpulan data melalui kuesioner ini

dipandang kurang akurat, maka dalam kenyataan pengujian kecepatan pemahaman

terhadap pelajaran diukur dengan waktu yang sesungguhnya (satuan menit) dan hasil

belajar tidak diukur dengan menggunakan kuesioner, tetapi melalui test dengan

instrument yang valid dan reliabel.

8. Ujicoba pemakaian

Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak

terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa metode mengajar baru tersebut

diterapkan dalam lingkup lembaga pendidikan yang luas.

9. Revisi produk

Revisi produk ini dilakukan apabila dalam pemakaian dalam lembaga

pendidikan yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan.

10. Pembuatan produk masal

Bila produk yang berupa metode mengajar baru tersebut telah dinyatakan efektif

dalam beberapa kali pengujian, maka metode mengajar baru tersebut dapat diterapkan

pada setiap lembaga pendidikan.

C. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, yaitu dari bulan Juli sampai Desember,

yang dilaksanakan di SDN Kaasan Baru. SD ini beralamat di dusun Glondong,

Tirtomartani, kecamatan Kalasan, kabupaten Sleman, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Tabel 3 : Jadwal Kegiatan Penelitian

No.

Kegiatan

Bulan

Mei

Ju

ni

Ju

li

Ag

ustu

s

Sep

temb

er

Ok

tob

er

No

vem

berr

Dese

mb

err

Ja

nu

ari

1. Potensi dan Masalah √

2. Pengumpulan Data √

3. Menentukan tema √

4. Menentukan KI-KD dan

subtema √

5. Merumuskan indikator dan

tujuan √

6. Menyusun silabus dan RPP √ √ √

7.

Menyusun urutan isi,

strategi pembelajaran,

kegiatan belajar, sumber

belajar, dan evaluasi.

√ √

8. Validasi ahli √ √

9. Analisis data validasi ahli √ √

10. Revisi Desain √ √

11. Ujian Skripsi √

12. Revisi akhir √

13. Pembuatan artikel ilmiah √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

D. Validasi Ahli Kurikulum SD 2013

Dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan validator ahli kurikulum 2013 guna

mendapatkan hasil yang baik, dimana validator-validator tersebut terdiri dari, 2 dosen,

dan 2 guru kelas IV Sekolah Dasar.

E. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa

wawancara. Dalam pedoman wawancara, peneliti menggunakan sejumlah daftar

pertanyaan dengan tujuan menganalisis kebutuhan terhadap perangkat pembelajaran

mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk teknik pengumpulan data yang digunakan atau pakai oleh peneliti dalam

penelitian ini berupa wawancara. Dimana wawancara ini bertujuan untuk melakukan

survei kebutuhan. Wawancara ini ditujukan kepada guru kelas IV SDN Kalasan 1

Yogyakarta. Data yang diperoleh peneliti, akan dianalisis untuk mendapatkan informasi

menyangkut kebutuhan guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran yang pada

mengacu kurikulum 2013.

Tabel 4. Konversi Nilai Skala Lima

Interval Skor Kategori

X > i + 1,80 Sbi Sangat baik

i + 0,60 SBi< X ≤ i + 1, 80Sbi Baik

i – 0,60 SBi < X ≤ i + 0,60Sbi Cukup

i – 1,80 SBi < X ≤ i – 0,60Sbi Kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

X ≤ i – 1,80Sbi Sangat Kurang

Keterangan:

Rerata ideal ( i) :

(skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

Simpangan baku ideal (SBi) :

(skor maksimal ideal - skor minimal ideal)

X : Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk

memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan

rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Diketahui:

Skor maksimal ideal : 5

Skor minimal ideal : 1

Rerata ideal ( i) :

(5+1) = 3

Simpangan baku ideal (SBi) :

(5-1) = 0,67

Ditanyakan:

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang

baik.

Jawaban:

Kategori sangat baik = X > i + 1,80 SBi

= X > 3 + (1,80 . 0,67)

= X > 3 + (1,21)

= X > 4,21

Kategori baik = i + 0,60SBi < X ≤ i + 1,80SBi

= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67)

= 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

= 3,40 < X ≤ 4,21

Kategori cukup baik = i - 0,60SBi < X≤ i + 0,60SBi

= 3 - (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67)

= 3 – (0,40) < X≤ 3 + (0,40)

= 2,60 < X≤ 3,40

Kategori kurang baik = i - 1,80SBi < X≤ i - 0,60SBi

= 3 - (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 - (0,60 . 0,67)

= 3 - (1,21) < X ≤ 3 - (0,40)

= 1,79 < X ≤ 2,60

Kategori sangat kurang baik = ≤ i – 1,80SBi

= X ≤ 3 - (1,80 . 0,67)

= X ≤ 3 - (1,21)

= X ≤ 1,79

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data

kualitatif skala lima sebagai berikut.

Tabel 5. Kriteria Skor Skala Lima

Interval Skor Kriteria

4,22 – 5 Sangat Baik

3,41 - 4,21 Baik

2,61 - 3,40 Cukup

1,80 - 2,60 Kurang

1 - 1,79 Sangat Kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari

rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif ke data kualitatif

dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala lima.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Kebutuhan

Langkah awal dalam melakukan penelitian pengembangan bahan ajar ini adalah

melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan oleh peneliti berdasarkan

langkah-langkah pengembangan bahan ajar yang telah diuraikan di bab III. Peneliti

melakukan analisis kebutuhan dengan cara wawancara. Wawancara dilakukan kepada

guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1, Sleman yaitu Ibu Sri Rejeki pada hari Sabtu

tanggal 17 Mei 2014. Wawancara tersebut bertujuan untuk mengetahui dan

mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi di lapangan sesuai dengan fakta yang

terjadi. Permasalahan tersebut berkaitan dengan pemahaman mengenai Kurikulum SD

2013 dan berkaitan dengan ketersediaannya perangkat pembelajaran yang digunakan

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari hasil wawancara tersebut dapat dijadikan

sebagai acuan dalam pengembangan perangkat pembelajaran yang disusun sesuai dengan

upaya pencapaian tujuan seperti yang diharapkan dalam Kurikulum 2013.

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan

Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1,

Sleman pada tanggal 17 Mei 2014. Wawancara tersebut berpedoman pada 13 butir

pertanyaan untuk melakukan analisis kebutuhan perangkat pembelajaran sesuai

dengan Kurikulum 2013. Berikut data hasil wawancara dengan guru kelas IV SD

Negeri Kalasan 1 , Sleman akan dijelaskan setiap pertanyaan.

Pertanyaan pertama yaitu sejauh mana pemahaman guru mengenai Kurikulum

SD 2013. Narasumber menjawab bahwa mereka memahami Kurikulum SD 2013

sejauh yang diterima dan diberikan dari pemerintah. Guru memahami dalam

kurikulum SD 2013 disampaikan secara utuh atau holistic yakni menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

pendekatan saintifik, tematik integratif, dan penilaian autentik. Namun, sebagian

besar guru yang memahami kurikulum 2013 ini hanya mereka yang sudah mengikuti

sosialisasi kurikulum 2013.

Pertanyaan kedua yaitu mengenai pemahaman guru terkait dengan perumusan

indikator dan tujuan pembelajaran yang mempertimbangkan keutuhan pribadi.

Narasumber memberikan jawaban bahwa mereka memahami bahwa penyusunan

indikator dan tujuan pembelajaran harus terdiri dari 4 aspek yakni aspek spiritual,

sosial, pengetahuan dan keterampilan. Narasumber juga memaparkan bahwa dalam

pembuatan rencana rancangan pembelajaran, indikator dan tujuan masih terpaku pada

buku.

Pertanyaan ketiga yaitu mengenai sejauh mana pemahaman narasumber terkait

dengan pendekatan tematik integratif dalam pembelajaran. Narasumber memaparkan

bahwa tematik integratif adalah pembelajaran yang saling terkait pada setiap muatan

pelajarannya. Dalam perpindahan antar muatan pelajaran tidak terlihat dan sangat

halus. Guru tersebut juga menjelasakan bahwa siswa SD itu masih belajar secara

keseluruhan dan mengurangi rasa beban siswa pada muatan tertentu. Guru tersebut

memberikan contoh anak-anak sebagian besar memiliki rasa takut dalam belajar

matematika tetapi dengan menggunakan pendekatan tematik integrative anak-anak

tidak menyadari adanya muatan matematika karena sejak awal sudah dikemas dengan

menarik.

Pertanyaan keempat yaitu tentang sejauh mana pemahaman guru terkait

dengan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Narasumber tersebut

juga memaparkan bahwa pendekatan saintifik meliputi 5 langkah yakni mengamati,

menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Selain itu, menurut guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

penggunaan 5 langkah ini dalam pembelajaran tidak harus berurutan intinya dalam

setiap kegiatan pembelajaran memuat 5 langkah pendekatan saintifik tersebut.

Pertanyaan kelima yaitu tentang pemahaman guru terkait dengan penilaian

otentik. Guru tersebut memberikan jawaban bahwa penilaian otentik adalah penilaian

secara keseluruhan yaitu setiap menilai harus mencakup semua aspek yakni spiritual,

sosial, pengetahuan dan keterampilan. Narasumber juga menjelaskan dalam penilaian

autentik terdapat 2 penilaian yakni penilaian proses dan hasil dan penilaian tersebut

harus berkesinambungan karena tiap kompetensi dasar (KD) dalam kurikulum 2013

tidak hanya dihabiskan dalam sekali pertemuan. Narasumber yang juga adalah

seorang guru juga mengemukakan bahwa guru masih sangat merasa kesulitan

mengenai penilaian otentik pada Kurikulum SD 2013 menurut narasumber penilaian

yang cukup sulit itu terletak pada penilaian yang berkaitan dengan aspek spiritual dan

sosial.

Pertanyaan keenam yaitu mengenai keperluan guru tentang contoh-contoh

rubrik penilaian non tes. Narasumber mengatakan bahwa guru sangat memerlukan

contoh-contoh rubrik penialain yang lebih efektif. Narasumber mengatakan bahwa

mereka sangat memahami penilaian otentik tetapi dalam pelaksanaanya mereka juga

menemukan kesulitan karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan mereka

belum mahir dalam melakukan penilaian dengan penilaian otentik. Selain itu kesulitan

yang dihadapi guru tersebut berkaitan dengan penilaian otentik ialah karena jumlah

siswa. Guru tersebut memberikan contoh jumlah kelas IV ada 40 orang dan guru

mesti menilai 40 siswa mencakup 4 aspek pada setiap muatan dan itu belum

dilakuakan secara maksimal. Guru menjelaskan mereka sangat membutuhkan

penilaian yang efektif atau mudah untuk dijalankan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Pertanyaan ketujuh yaitu mengenai pemahaman guru terkait dengan penguatan

pendidikan karakter dalam pembelajaran. Menurut narasumber pendidikan karakter

merupakan pendidikan yang terkait dengan sikap dan moral siswa. Narasumber

menjelaskan dengan adanya pendidikan karakter siswa itu diimbangi dengan karakter

yang baik selain pengetahuan yang dia dapat. Narasumber juga menjelaskan dengan

karakter yang baik siswa mampu menggunakan pengetahuannya dengan baik pula.

Pertanyaan kedelapan yaitu terkait pemahaman guru dengan jenis-jenis

karakter yang akan dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Nasional. Narasumber menjelaskan karakter itu terdiri dari 18 karakter pilar bangsa

namun narasumber kurang mengetahui ke-18 karakter tersebut. Narasumber juga

menjelaskan bahwa dalam mengajar dia kurang menggunakan pedoman 18 karakter

tersebut, menurutnya karakter yang baik itu sesuatu yang baik dan pantas untuk

diajarkan kepada siswanya. Oleh karena itu, dia mengajar tidak berpatok pada

pedoman permendikbud.

Pertanyaan kesembilan yaitu terkait dengan kesulitan-kesulitan yang dialami

guru dalam mengembangakan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013.

Narasumber sangat mengalami kesulitan mengenai perangkat pembelajaran lebih

khusus pada instrumen penilaian. Guru belum menemukan penilaian yang efektif

untuk digunakan. Narasumber menjelaskan saat diklat mereka hanya diberikan teori

tetapi untuk praktek di lapangan belum maksimal. Saat mengajara narasumber juga

mengalami kesulitan karena jumlah murid yang banyak dan sumber daya manusia

(SDM) guru kurang. Guru mengatakan “ mungkin butuh waktu 5 tahun agar

kurikulum 2013 tersebut menyatu dengan jiwa saya “.

Pertanyaan kesepuluh yaitu mengenai contoh-contoh perangkat pembelajaran

yang sesuai tuntutan Kurikulum 2013 tersedia di Sekolah tersebut. Guru menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

bahwa perangkat pembelajaran tersedia di sekolah, namun hanya semampu mereka.

Salah satu yang banyak tersedia adalah penilaian rubrik produk tetapi yang masih

minim ialah penilaian rubrik sikap.

Pertanyaan kesebelas yaitu mengenai apakah masih memerlukan contoh-

contoh perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum SD 2013.

Narasumber mengatakan bahwa masih sangat membutuhkan contoh-contoh perangkat

pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum SD 2013. Narasumber

mengharapkan pihak pemerintah dapat memberikan contoh yang baik pada saat diklat

atau sosialisasi sehingga guru tidak mengalami kesulitan dan merasa bingung.

Pertanyaan keduabelas yaitu mengenai karakteristik atau ciri-ciri RPPTH yang

mengacu Kurikulum SD 2013 yang dibutuhkan. Narasumber tersebut menjelaskan

RPPTH itu dibuat setiap hari. Narasumber juga tidak menjabarkan mengenai

karakteristik RPPTH yang dibutuhkan tetapi guru tersebut memaparkan bahwa sudah

ada karakteristik atau ciri-ciri RPPTH tetapi belum mengetahui mengenai

kebenarannya.

Pertanyaan ketigabelas yaitu mengenai saran yang dapat guru berikan terkait

dengan penyusunan perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013.

Narasumber tersebut memberikan saran kepada pemerintah untuk mohon diberikan

contoh yang lengkap pada perangkat pembelajaran terutama perangkat penilaian

otentik dan pengisian rapor. Mohon diberikan walaupun sedikit tetapi lengkap serta

dilengkapi dengan media yang dapat mendukung pada setiap pembelajaran.

2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dijabarkan di atas, peneliti dapat

menarik kesimpulan bahwa guru yang juga adalah narasumber sudah paham tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Kurikulum SD 2013. Dalam membuat rancangan pembelajaran guru memang

mengikuti indikator dan tujuan yang sesuai dengan buku tetapi guru juga berusaha

mengembangkannya sesuai dengan kemampuannya. Pemahaman guru mengenai

pendekatan tematik integratif dan saintifik juga belum begitu mendalam karena

berbagai alasan. Kesulitan yang dialami oleh guru berkaitan dengan perangkat

pembelajaran ialah penilaian otentik, sumber daya manusia (SDM), sarana dan

prasarana dan jumlah siswa yang banyak.

Guru telah mampu melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada

Kurikulum SD 2013 tetapi masih menemukan kesulitan. Guru masih sangat

membutuhkan contoh perangkat pembelajaran efektif dan mudah dijalankan. Guru

merasa sangat kesulitan dalam penilaian otentik terutama pada penilaian sikap sosial

dan penilaian sikap spiritual.

B. Deskripsi Produk Awal

Peneliti melakukan beberapa langkah dalam pengembangan perangkat

pembelajaran ini. Langkah awal yang dilakukan yaitu membagi tema dan subtema

untuk setiap kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang yang akan dibagi

menjadi 3-4 subtema. Selanjutnya peneliti menentukan kompetensi inti dan

kompetensi dasar. Setelah itu peneliti menentukan indikator dan memetakan indikator

secara keseluruhan dalam satu semester, kemudian peneliti membuat jaring-jaring

subtema pada kompetensi dasar dan indikator yang telah ditentukan. Langkah

selanjutnya yaitu merancang silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Harian (RPPTH) berdasarkan indikator dan tujuan pada setiap muatan pelajaran.

Kemudian peneliti membuat lembar kerja siswa untuk siswa kelas IV yang

menerapkan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

pembelajaran. Dalam lembar kerja siswa juga diterapkan nilai karakter pada kegiatan

pembelajaran. Lembar Kerja Siswa juga berisikan materi pokok, soal-soal dan

kegiatan yang dilakukan siswa. Langkah terakhir yang dilakukan peneliti yaitu

memberikan evaluasi dan refleksi pada setiap akhir pembelajaran dalam lembar kerja

siswa.

1. Silabus

Silabus merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang harus dibuat

sebelum menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus ini digunakan

sebagai pedoman dalam proses pembelajaran yang dikembangkan dalam RPP dan

produk yang dikembangkan. Pendekatan yang dikembangkan dalam kegiatan

pembelajaran ini adalah pendekatan tematik terpadu dan pendekatan saintifik. Silabus

disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan

untuk memenuhi target kompetensi dasar yang ingin dicapai. Isi komponen silabus ini

yaitu: (1) identitas sekolah, (2) muatan pelajaran, (3) kompetensi inti dan kompetensi

dasar, (4) indikator pencapaian, (5) kegiatan pembelajaran, (6) penilaian yang terdiri

dari teknik penilaian dan bentuk instrumen, (7) alokasi waktu, dan (8) sumber belajar.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana atau rancangan

kegiatan yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk

mencapai suatu kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam silabus. RPP disusun

secara sistematis sesuai dengan pendekatan yang digunakan oleh peneliti. RPP terdiri

dari berbagai komponen, yaitu: (1) identitas sekolah, (2) Kompetensi inti Kurikulum

SD 2013, (3) Kompetensi dasar, (4) indikator, (5) tujuan pembelajaran, (6) materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

pembelajaran, (7) pendekatan dan metode pembelajaran, (8) media, alat dan sumber

pembelajaran, (9) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (10) penilaian, (11)

lampiran- lampiran.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat untuk enam mata pelajaran.

Pembelajaran pertama sampai keempat memiliki alokasi watu (6x35 menit) setiap

harinya. Pembelajaran kelima dan keenam memiliki alokasi waktu (4x35 menit)

setiap harinya. RPP ini memiliki kelebihan yaitu memiliki desain yang dibuat secara

terperinci namun sederhana sehingga mudah untuk dipahami dan digunakan guru

untuk pembelajaran. Setiap pembelajaran dibuat sesuai langkah-langkah yang baik

yang berfungsi untuk mengaktifkan siswa sehingga peran guru hanya sebagai

fasilitator. Pada RPPTH dilampirkan pula penilaian otentik yang sesuai dengan

kegiatan yang telah direncanakan.

Lembar kerja siswa juga merupakan salah satu lampiran dari RPPTH. Lembar

kerja siswa yang dikembangkan pada penelitian ini adalah lembar kerja siswa untuk

siswa kelas IV SD yang mengacu pada tematik integratif Kurikulum SD 2013.

Lembar kerja siswa berisi materi pokok yang dapat dipahami siswa dengan baik serta

sesuai dengan kompetensi dan tujuan yang telah ditentukan. Kegiatan pembelajaran

dalam lembar kerja siswa dibuat semenarik mungkin sehingga dapat mengaktifikan

siswa dalam pembelajaran. Selain itu pendidikan karakter juga diterapkan pada

kegiatan pembelajaran seperti sikap percaya diri, bertanggung jawab, menghargai

perbedaan serta sikap spiritual yang berhubungan antara kepribadian siswa dengan

Tuhan Yang Maha Esa.

Lembar kerja siswa berisikan tujuan pembelajaran, materi pokok, soal-soal

latihan dan kegiatan yang dilakukan siswa. Refleksi, post test dan evaluasi juga

terdapat pada lembar kerja siswa pada akhir kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

dirancang pada lembar kerja siswa sesuai dengan kegiatan yang telah dijabarkan pada

RPPTH. Post test yang terdapat pada akhir pembelajaran bertujuan untuk mengukur

sejauh mana siswa dapat memahami materi pada pembelajaran tersebut. Selain post

test pada akhir pembelajaran terdapat refleksi, pada bagian refleksi siswa dapat

menyimpulkan materi yang telah dipahami dan didapatkan pada pembelajaran

tersebut, siswa juga dapat mengungkapkan perasaan dan sikap yang telah dilakukan

pada pembelajaran tersebut. Dalam lembar kerja siswa juga terdapat kerjasama

dengan orang tua. Kerjasama dengan orangtua bertujuan mengajak orangtua untuk

ikut berperan dalam belajar siswa, sehingga orangtua dapat ikut berperan penting

dalam tugas siswa di rumah. Pada akhir pembelajaran keenam terdapat ulangan

evaluasi formatif. Ulangan evaluasi formatif bertujuan untuk mengukur sejauh mana

siswa dapat memahami materi pembelajaran yang diberikan dalam satu subtema.

Guru dapat mengukur tingkat kesulitan dan pemahaman yang siswa alami sehingga

dapat mengulang kembali atau menegaskan materi yang masih belum dipahami oleh

siswa.

C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk

Produk awal yang telah dibuat oleh peneliti divalidasi oleh dua orang pakar

Kurikulum SD 2013 yaitu 2 orang dosen PGSD. Validasi bertujuan untuk mengetahui

kelayakan perangkat pembelajaran yang dibuat. Validator dapat memberikan saran

dan kritik yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan revisi. Peneliti melakukan

validasi produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan perangkat

pembelajaran ini, kepada dua orang pakar Kurikulum SD 2013. Pakar Kurikulum SD

2013 tersebut adalah R seorang dosen dan GK seorang dosen juga, produk divalidasi

sebanyak dua kali yakni pertama 13 November 2015 dan pada tanggal 14 Januari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

2015. Terdapat beberapa aspek dalam instrumen penilaian yang digunakan. Aspek

yang dinilai yaitu 1) identitas RPP, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan

pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan

media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian dan

10) lembar kerja siswa dan 11) penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Berdasarkan hasil validasi pada kedua kompenen tersebut memperoleh skor

rata-rata 4,31 dan 3,91 dengan “kategori sangat baik” dan “kategori baik” . Perangkat

pembelajaran dinyatakan layak untuk digunakan/ uji coba lapangan dengan revisi

sesuai saran. Kedua pakar Kurikulum SD 2013 tersebut memberikan saran perbaikan

untuk perangkat pembelajaran pada beberapa aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2)

perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5)

pemilihan sumber belajar, 6) skenario pembelajaran, 7) penilaian, 8) lembar kerja

siswa dan 10) penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam RPPTH.

Komentar dan saran yang diberikan oleh validator yaitu: 1) KD dan Indikator

ada yang berbeda, belum sesuai, 2) Komponen Audience, Behavior, Condition,

Degree belum lengkap, 3) penggunaan bahasa dan tata cara penulisan kurang sesuai

dengan EYD, 4) Dalam kegiatan inti, kurang menampilkan 5M (mengamati,

menanya, menalar, mencoba/ mempraktikan, mengkomunikasikan) tidak sepenuhnya

muncul , 5) sumber belajar yang dikutip belum ditulis dengan tata tulis baku, 6)

kesesuaian teknik, bentuk dan instrumen penilaian dan indikator yang akan dicapai

masih kurang cocok, 7) kesesuaian tugas dengan rubrik penilaian masih butuh

perbaikan, 8) tampilan LKS dibuat lebih indah dan lebih menarik. Perangkat

pembelajaran yang telah divalidasi oleh kedua pakar tersebut direvisi sesuai dengan

saran yang diberikan. Saran dan revisi tersebut dijabarkan pada tabel berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Tabel 6. Saran Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi

No. Aspek yang dinilai Saran/komentar Revisi

B. Perumusan Indikator

2. Kesesuaian

penggunaan kata kerja

operasional dengan

kompetensi yang

diukur.

KD dan indikator

berbeda tidak sama

Mengganti indikator

yang berbeda dengan

KD

C. Perumusan Tujuan Pembelajaran

2. Kelengkapan

komponen ABCD

(audience, behavior,

condition, degree)

dalam rumusan tujuan

pembelajaran

Komponen ABCD

belum lengkap

Mengganti tujuan

pembelajaran yang

komponen ABCD-

nya belum lengkap

E. Pemilihan Sumber Belajar

4. Sumber belajar yang

dikutip ditulis dengan

tata tulis baku

Penulisan kurang

sesuai dengan EYD

Menulis sumber

belajar dengan

menggunakan tata

tulis baku dan sesuai

dengan EYD

H. Skenario Pembelajaran

2. Menampilkan

kegiatan inti sesuai

dengan pendekatan

Kurang lengkap (5 M

dan tidak sepenuhnya

muncul)

Menambahkan unsur

5 M pada kegiatan

pembelajaran yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

scientific (mengamati,

menanya, menalar,

mencoba/

mempraktikkan,

mengkomunikasikan.

belum muncul atau

masih kurang unsur

5 M

I. Penilaian

2. Kesesuaian teknik,

bentuk dan instrumen

penilaian dengan

indikator yang akan

dicapai

Perbaiki

Beberapa penilaian

kurang sesuai

dengan indikator

Teknik penilaian

perlu disesuaikan

dengan bentuk

Memperbaiki

penilaian yang

kurang sesuai

dengan indikator

pembelajaran

yang akan dicapai

Memperbaiki

penilaian yang

kurang sesuai

dengan bentuk

4. Kesesuaian tugas

dengan rubrik

penilaian

Beberapa perbaiki Memperbaiki

beberapa tugas yang

belum sesuai dengan

rubrik penilaian

J. Lembar Kerja Siswa

9. Tampilan LKS indah

dan menarik

Buat tampilan LKS

lebih menarik

Membuat tampilan

LKS lbih menarik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

K. Bahasa

1. RPP menggunakan

Bahasa Indonesia

yang baik dan benar.

Penggunaan tanda

baca yang kurang

sesuai dengan EYD

Membenarkan tanda

baca, agar sesuai

dengan EYD

A. Data Validasi Guru SD Kelas IV yang Sudah Melaksanakan Kurikulum 2013

dan Revisi Produk.

Guru yang menjadi validator dalam produk penelitian ini adalah SR

merupakan guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1, Sleman dan KK merupakan guru

kelas IV di SDKE Mangunan, Sleman. Validasi yang dilakukan oleh SR pada tanggal

10 Januari 2015 sedangkan KK pada tanggal 21 Januari 2015. Berdasarkan validasi

dengan guru tersebut, Ibu SR. memberikan skor rata-rata 4,15 dengan kategori “baik”

dan perangkat pembelajaran dapat dinyatakan layak untuk digunakan/ uji coba

lapangan dengan revisi sesuai saran. Skor rata-rata yang diberikan oleh Ibu KK yaitu

4,26 dengan kategori “sangat baik” dan dinyatakan layak untuk digunakan/ uji coba

lapangan dengan revisi sesuai saran.

Pada validasi dengan Ibu KK ada komentar yaitu, secara umum sudah cukup

baik, dapat dilaksanakan dengan memperhatikan tingkat kemampuan anak.. Pada

validasi dengan Ibu SR hanya ada komentar yaitu, perangkat pembelajaran layak

digunakan/ujicoba di lapangan dengan revisi sesuai saran. Aspek-aspek tersebut

meliputi (1) Perumusan indikator, (2) perumusan tujuan pembelajaran, (3) pemilihan

media, (4) skenario pembelajaran, (6) penilaian. Pada aspek perumusan indikator guru

memberikan saran perbaikan karena ada bebeberapa KD yang belum dicantumkan

dalam pembelajaran. Saran perbaikan juga pada perumusan tujuan yakni tujuan

pembelajaran terlalu banyak agar bisa lebih difokuskan. Saran perbaikan pada media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

belajar ialah agar dipilih yang lebih interaktif dan pada skenario pembelajaran perlu

ditambah pengait antar penggalan. Saran perbaikan pada penilaian yakni hanya

memilih satu teknik yang digunakan . Menurut Ibu SR perangkat sudah baik namun

ada beberapa bagian yang perlu dibenahi. Saran perbaikan dari Ibu KK dan Ibu SR

dapat dijabarkan sebagai berikut:

Tabel Saran Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan

Revisi

No. Aspek Saran Revisi

B. PERUMUSAN INDIKATOR

2.

Kesesuaian

penggunaan kata

kerja operasional

dengan kompetensi

yang diukur

Terdapat beberapa

kata kerja yang

belum operasional

Mengubah kata-kata

kerja yang belum

operasional menjadi

operasional

C. PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN

3. Menggunakan kata

kerja yang dapat

diamati dan diukur

Terdapat beberapa

tujuan pembelajaran

yang belum

menggunakan kata

kerja yang dapat

diukur

Mengubah kata kerja

pada tujuan

pembelajaran yang tidak

dapat diukur

D. PEMILIHAN MATERI AJAR

3. Kesesuaian materi

ajar dengan waktu

Sesuaikan materi ajar

dengan waktu yang

Memperbaiki materi

ajar yang terlalu banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

yang tersedia tersedia atau melebihi waktu

pembelajaran yang

tersedia

E. PEMILIHAN SUMBER BELAJAR

2. Kesesuain sumber

belajar dengan

materi

pembelajaran dan

pendekatan

saintifik

Perlu diperkaya. Ada

banyak buku sejarah

selain buku paket

Mencari materi

pembelajaran dari

sumber lain untuk

memperkaya materi

pembelajaran

4.

Sumber belajar

yang dikutip ditulis

dengan tata tulis

baku

Belum ditulis

baku

Sumber dari

internet belum

ditulis

Memperbaiki

penulisan

sumber yang

salah

Menulis sumber

dari internet

yang belum

ditulis

F. PEMILIHAN MEDIA BELAJAR

1. Kesesuaian media

belajar dengan

indikator/tujuan

pembelajaran

Media matematika

belum ada

Menambahkan media

matematika dalam

kegiatan pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

2. Kesesuaian media

belajar dengan

materi

pembelajaran dan

pendekatan

Scietific

Belum tampak

saintifiknya

Memperbaiki kegiatan-

kegiatan pembelajaran

yang belum tampak

Scietific

I. PENILAIAN

4. Kesesuaian tugas

dengan rubrik

penilaian

Beberapa rubrik

masih diperlu

diperbaiki

Memperbaiki rubrik

peenilaian yang masih

belum sesuai

J. LEMBAR KERJA SISWA

7. Bahasa yang

digunakan dalam

LKS sesuai dengan

tingkat

perkembangan

siswa

Bahasanya perlu

lebih disederhanakan

Mengubah kata-kata

atau kalimat-kalimat

yang tidak sesuai

dengan perkembangan

siswa

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan

Produk akhir diperoleh dari saran perbaikan yang diberikan oleh kedua

validator Pakar Kurikulum SD 2013 dan kedua guru kelas IV SD pelaksana

Kurikulum SD 2013. Peneliti melakukan revisi pada produk awal yang dihasilkan.

Revisi dilakukan sesuai dengan saran perbaikan yang diberikan oleh para validator.

Revisi bertujuan untuk menghasilkan produk akhir yang lebih baik dari pada produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

awal. Produk akhir dikemas menjadi satu jilid Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Tematik Harian beserta penilaian dan lembar kerja siswa untuk kelas IV SD.

1. Kajian Produk Akhir

Produk akhir yang dihasilkan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Tematik Harian (RPPTH) yaitu telah direvisi sesuai dengan saran perbaikan yang

diberikan oleh validator. Peneliti menambahkan dan memperbaiki RPPTH beserta

penilaian sesuai dengan saran yang diberikan. Komponen yang terdapat pada

RPPTH yaitu (1) identitas sekolah, (2) Kompetensi inti Kurikulum SD 2013, (3)

Kompetensi dasar, (4) indikator, (5) tujuan pembelajaran, (6) materi

pembelajaran, (7) pendekatan dan metode pembelajaran, (8) media, alat dan

sumber pembelajaran, (9) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (10)

penilaian, (11) lampiran- lampiran.

Pertama, identitas RPPTH berisikan nama satuan instansi,

kelas/semester,mata pelajaraan, tema/subtema, pembelajaran ke-, dan alokasi

waktu. Kedua adalah kompetensi inti, kompetensi inti merupakan gambaran

mengenai kompetensi yang harus dipelajari dalam aspek sikap sosial dan

spiritual, pengetahuan dan keterampilan.

Ketiga, kompetensi dasar. Kompetensi dasar adalah kemampuan khusus

yang mencakup sikap sosial dan spiritual, pengetahuan dan keterampilan. Pada

mata pelajaran kompetensi dasar spiritual tidak dicantumkan. Kompetensi dasar

disusun dengan urutan kompetensi yang mencakup spiritual, sosial, pengetahuan

dan keterampilan. Keempat indikator, indikator dikembangkan sesuai karakter

siswa dan digunakan sebagai alat untuk penilaian. Indikator disusun dengan

urutan kompetensi yang mencangkup pengetahuan, keterampilan dan sikap sosial

dan spiritual.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Kelima, tujuan pembelajaran disusun berdasarkan kompetensi dasar dan

menggunakan kata kerja yang operasional sehingga dapat diukur dan diamati.

Tujuan pembelajaran mengandung ABCD yaitu Audience, Behavior, Condition,

dan Degree. Keenam adalah materi pembelajaran hanya dituliskan materi pokok

saja. Ketujuh metode pembelajaran dan pendekatan. Metode pembelajaran

dituliskan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tematik integratif dan pendekatan

saintifik.

Kedelapan yaitu media, alat dan sumber belajar yang digunakan pada

setiap pembelajaran berbeda-beda disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran

yang dilakukan. Kesembilan, langkah-langkah pembelajaran yaitu urutan skenario

pembelajaran mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Kesepuluh yaitu penilaian,

penilaian berisi jenis/tekhnik penilaian, bentuk instrumen dan pedoman

penskoran..

Kesebelas yaitu, lampiran-lampiran memuat penilaian setiap muatan

pelajaran, LKS (Lembar kerja siswa ) dibuat dengan semenarik mungkin baik

dalam kegaitan maupun tampilannya. Pada lembar kerja siswa juga terdapat

refleksi. Refleksi berisikan beberapa pertanyaan untuk siswa yang bertujuan

sebagai sarana siswa untuk menuangkan apa yang dirasakan dan apa yang telah

dilakukan pada pembelajaran tersebut. Selain itu pada lembar kerjasiswa juga

terdapat evaluasi. Evaluasi dilakukan pada akhir pembelajaran yang bertujuan

untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terkait meteri yang telah diberikan.

Pada setiap akhir pembelajaran juga terdapat kerjasama dengan orangtua yang

berupa kegiatan yang dilakukan siswa dirumah dengan bantuan orangtua. Dalam

pembelajaran ke enam terdapat ulangan evaluasi formatif pada akhir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

pembelajaran. Ulangan evaluasi formatif tersebut dilakukan untuk mengetahui

pencapaian kompetensi dalam satu subtema. Daftar pustaka berisi mengenai

buku-buku dan referensi lain yang digunakan dalam pembuatan lembar kerja

siswa yang mengacu Kurikulum SD 2013.

2. Pembahasan

Berdasarkan pembuatan perangkat pembelajaran dan hasil validasi oleh dua

orang pakar Kurikulum SD 2013 serta dua orang guru SD Kelas IV pelaksana

Kurikulum SD 2013 diperoleh hasil bahwa perangkat pembelajaran tersebut

masuk dalam kategori “Sangat Baik” dengan skor rerata yaitu 4,7. Hasil tersebut

peniliti jabarkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel.7

Rekapitulasi Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan

Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013

No. Validasi

Perangkat Pembelajaran

Skor Kategori

1. Pakar Kurikulum SD 2013 4,31 Sangat Baik

2. Pakar Kurikulum SD 2013 3,91 Baik

3. Guru SD Kelas IV 4,15 Baik

4. Guru SD Kelas IV 4,26 Sangat Baik

Jumlah 16,63

Rerata (Jumlah total: Responden) 4,15

Kategori Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPP, 2)

perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi

ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode

pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11)

bahasa. Pada validasi perangkat pembelajaran, pakar Kurikulum SD 2013 (A)

memberi skor 4,31 dengan kategori “sangat baik”. Pakar Kurikulum SD 2013 (B)

memberi skor 3,91 dengan kategori “baik”. Pada guru SD kelas IV (A) memberi

skor 4,15 dengan kategori “baik”. Guru SD kelas IV (B) memberi skor 4,26

dengan kategori “sangat baik”. Dari keseluruhan hasil validasi tersebut

didapatkan rerata skor dengan kategori “baik”.

Perangkat pembelajaran dikategorikan “baik” karena sudah memenuhi

semua aspek RPPTH. Dalam RPPTH yang dibuat memuat 1) identitas RPPTH

sudah lengkap, 2) perumusan indikator sudah sesuai dengan SKL, KI dan KD dan

sudah mencerminkan kegiatan berpikir tingkat tinggi, 3) perumusan tujuan

pembelajaran sudah mengandung ABCD yaitu Audience, Behavior, Condition,

dan Degree (Permendikbud, 2013:40) contohnya: Siswa mampu menemukan

minimal 3 benda di kelas yang persegi dan persegi panjang., 4) pemilihan materi

ajar sudah sesuai dengan kegiatan pembelajaran, 5) pemilihan sumber belajar

sudah relevan, 6) pemilihan media belajar sudah menarik dan sesuai, 7) metode

pembelajaran sudah menggunakan pendekatan tematik integratif yaitu

pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa materi ajar

sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada peserta didik (Ahmadi,

2014: 225) dan pendekatan saintifik yaitu pendekatan yang digunakan pada

proses pembelajaran sains dan teknologi dalam konteks pengalaman yang nyata

(Daryanto, 2014: 82), 8) skenario pembelajaran sudah mencerminkan kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

saintifik dalam pembelajaran contohnya siswa membuat , 9) penilaian sudah

menggunakan penilaian otentik yaitu penilaian secara keseluruhan dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan berbagai intrumen penilaian seperti tes

tertulis, tes lisan, dan obeservasi (Majid,2014: 35), 10) lembar kerja siswa dibuat

semenarik mungkin dan sesuai dengan kegiatan pembelajaran, 11) bahasa yang

digunakan sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar. Dengan demikian,

produk yang dikembangkan dapat dikatakan memiliki kualitas yang sangat baik

dan layak untuk digunakan sebagai perangkat pembelajaran yang mengacu pada

Kurikulum SD 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

BAB V

PENUTUP

Bab ini memaparkan kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 dikembangkan

dengan langkah penelitian dan pengembangan dari hasil modifikasi antara

model pengembangan perangkat pembelajaran model Kemp dan prosedur

penelitian R&D model Borg dan Gall. Pengembangan tersebut meliputi lima

langkah pengembangan yaitu 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3)

desian produk, 4) validasi ahli, 5) revisi desain, sampai dihasilkan desain

produk akhir yang berupa perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD

2013 subtema Pengalaman Masa Kecil untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.

b. Berdasarkan hasil penelitian pengembangan yang telah melalui beberapa tahap

antara lain validasi ahli yaitu validasi oleh dua orang pakar Kurikulum SD

2013 dan dua orang guru SD kelas IV. Pada validasi perangkat pembelajaran,

pakar Kurikulum SD 2013 (A) memberi skor 4,22 dengan kategori “sangat

baik”. Pakar Kurikulum SD 2013 (B) memberi skor dengan kategori “. Pada

guru SD kelas IV (A) memberi skor 4,35 dengan kategori “sangat baik”. Pada

guru SD kelas IV (B) memberi skor 3,91 dengan kategori “baik”. Dari hasil

validasi tersebut diperoleh skor rerata perangkat pembelajaran . Skor tersebut

menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD

2013 subtema kebersamaan dalam keberagamaan untuk siswa kelas IV

Sekolah Dasar memiliki kualitas “sangat baik: yang dapat ditinjau pada 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan

pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6)

pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran,8)skenario pembelajaran, 9)

penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11)bahasa.

B. Keterbatasan Penelitian

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan pada penelitian ini memiliki

beberapa keterbatasan yang dapat dipaparkan sebagai berikut:

a. Wawancara untuk analisis kebutuhan hanya dilakukan dengan satu orang guru

SD kelas IV.

b. Tidak dilaksanakannya uji coba lapangan pada perangkat pembelajaran yang

dikembangkan. Hal tersebut dikarenakan perangkat pembelajaran lebih kepada

guru, dan keterbatasan waktu.

c. Sumber gambar yang menggambarkan kebudayaan lokal Indonesia terbatas.

C. Saran

Saran yang dapat diberikan kepada peneliti yang akan mengembangkan

perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 selanjutnya adalah

sebagai berikut:

a. Wawancara untuk analisis kebutuhan sebaiknya dilakukan kepada beberapa guru

SD kelas IV agar sumber yang didapat lebih banyak dan bervariasi.

b. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan alangkah baiknya dilakukan uji coba

lapangan sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan agar lebih sesuai dengan

model pengembangan perangkat model Kemp.

c. Menggunakan sumber yang lebih banyak pada lembar kerja siswa agar materi

lebih berbobot.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus.(2014). Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013.

Bandung: PT Rafika Aditama.

Apriyani Prisca, Yohanna. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Yang Terintegrasi

Dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Membaca Pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

Arifin, Zainal. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya Offset.

Gunawan, Heri. (2012). Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung:

Alfabeta.

Hidayat, Sholeh. (2013) Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Hosnan. (2014) Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21:

Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia.

J.R. Sutarjo, Adisusilo. (2012) Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta: RajaGrafindo

Persada.

Kunandar. (2013). Penilaian Autentik Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik

Kurikulum 2013. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Kurinasih Imas. dan Berlin Sani. (2014) Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan

Penerapan. Surabaya: Kata Pena.

Majid, Abdul. (2014) Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Mahmud, H. (2012) Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung:

Alfabeta.

Maksudin, H. (2013). Pendidikan Karakter Non-Dikotomik. Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

Mulyasa, H.E. (2013) Pengembangan dan Implementasi Kurikulum. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Martinaningsih, Pungki. (2013) Pengembangan Bahan Ajar Yang Terintegrasi

Dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Berbicara Pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

Muslich, Masnur. (2010) Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung:

Anggota Ikapi.

Nurgiyantoro, Burhan. (2011). Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Bahasa.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Permendikbud. (2013). Kerangkan Dasar dan Struktur Kurikulum 2013. Jakarta:

Kemendikbud.

Permendikbud. (2013). Panduan Teknis Penilaian di Sekolah Dasar. Jakarta:

Kemendikbud.

Permendikbud. (2013). Panduan Teknis Kurikulum 2013 SD. Jakarta: Kemendikbud

Rusman. (2010) Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Samani, Muchlas. dan Hariyanto.(2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya offset.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Sanjaya Wina, H. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kharisma Putra

Utama.

Sugiyanto H. (2010) . Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Starategi, Dan

Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Wibowo Agus dan Hamrin. (2012). Menjadi Guru Berkarakter . Yogyakarta: Pustaka

Belajar

Wismantaka Ari Winda Vitus. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Mengacu

Kurikulum 2013 Subtema Meneladani Sikap Pahlawan Bangsaku untuk Siswa

Kelas IV Sekolah Dasar. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

http://aliciakomputer.blogspot.com/2008/05/peran-lembar-kerja-siswa-lks-

dalam.html. diakses tanggal 03 Agustus 2012. Pukul 21.30 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI