Perubahan paradigma

23
MANAJEMEN KEBIDANAN PERUBAHAN PARADIGMA Dosen Pembimbing: Retno, SKM, M.Kes Oleh : Kelompok 14: 1. Cici Uswatun Nazizah (201102102) 2. Dwi Novita (201102113) 3. Erry Mentari (201102123) 4. Izza Niswatun (201102137) 5. Witri Wulandari (201102181)

Transcript of Perubahan paradigma

MANAJEMEN KEBIDANAN

PERUBAHAN PARADIGMA

Dosen Pembimbing:

Retno, SKM, M.Kes

Oleh :

Kelompok 14:

1. Cici Uswatun Nazizah (201102102)

2. Dwi Novita (201102113)

3. Erry Mentari (201102123)

4. Izza Niswatun (201102137)

5. Witri Wulandari (201102181)

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

PRODI DIII KEBIDANAN

2013-2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah, rahmat, petunjuk dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “PERUBAHAN PARADIGMA” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini disusun untuk melengkapitugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, diantaranya:

1. Ibu Ita Eko S., selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKES

KARYA HUSADA PARE KEDIRI.

2. Ibu Retno, SKM, M.Kes, selaku Dosen mata kuliah Ilmu

Kesehatan Masyarakat.

3. Semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu demi kesempurnaan makalah ini kamimengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi Mahasiswi Kebidanan pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan

ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan

kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu

investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Kondisi pembangunan kesehatan secara umum dapat dilihat dari

status kesehatan dan gizi masyarakat, yaitu angka kematian bayi,

kematian ibu melahirkan, prevalensi gizi kurang dan umur angka

harapan hidup. Angka kematian bayi menurun dari 46 (1997) menjadi

35 per 1.000 kelahiran hidup (2002–2003) dan angka kematian ibu

melahirkan menurun dari 334 (1997) menjadi 307 per 100.000

kelahiran hidup (2002-2003). Umur harapan hidup meningkat dari

65,8 tahun (1999) menjadi 66,2 tahun (2003). Umur harapan hidup

meningkat dari dari 65,8 tahun (Susenas 1999) menjadi 66,2 tahun

(2003).

Pada saat ini masalah pokok yang dihadapi bangsa Indonesia

adalah masalah kesehatan yang terjadi pada kelompok Ibu dan Anak

yang ditandai antara yang ditandai antara lain masih tingginya

angka kematian Ibu dan Bayi. Kematian pada masa maternal

mencerminkan kemampuan negara dalammemberikan pelayanan kesehatan

pada masyarakat. Masalah kesehatan Ibu danAnak masih tetap

menempatkan posisi penting karena menyangkut kualitassumber daya

manusia yang paling hulu yaitu periode kehamilan, persalinan

dantumbuh kembang anak.Paradigma merupakan suatu perangkat bantuan

yang memiliki nilai tinggidan sangat menentukan bagi penggunanya

untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar yang khas dalam

melihat, memikirkan, memberi makna,menyikapi dan memiliki tindakan

mengenai suatu kenyataan atau fenomenakehidupan manusia.Dengan

diterapkannya paradigma asuhan kebidanan memiliki fungsi

dankegiatan yangn menjadi tanggung jawab bidan dalam memberi

pelayanankepada klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam

bidangkesehatan Ibu di masa hamil, persalinan, nifas, bayi

setelah lahir, serta keluarga berencana.B.

1.2  Rumusan  Masalah

1.  Apa pengertian Paradigma?

2.  Apa yang dimaksud Paradigma Sehat?

3.  Bagaimana Perubahan Paradigma?

1.3 Tujuan  Pembahasan

1.3.1Tujuan Khusus

 1.  Untuk mengetahui pengertian paradigma

2.   Untuk mengetahui komponen paradigma

3.   Untuk mengetahui Perubahan Paradigma

1.3.2Tujuan Umum

1.    Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Manajemen

Kebidanan.

2.    Menambahkan wawasan dan pengetahuan pembaca

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengetian Paradigma

Paradigma berasal dari bahasa Latin / Yunani, paradigma yang

berartimodel/pola. Paradigma juga berarti pandangan hidup,

pandangan suatu disiplinilmu / profesi paradigm. Menurut kamus

besar bahasa Indonesia edisi ke-3, paradigma adalah

kerangka berfikir. Paradigma kebidanan adalah suatu cara pandang

bidan dalam memberi pelayanan. Keberhasilan bidan dalam

bekerja/memberikan pelayanan berpegang pada paradigma,

berupa pandangan terhadap manusia/perempuan,lingkungan, perilaku,

pelayanan kesehatan dan cara pandang bidanatauhubungan timbal

balik antara manusia, lingkungan, perilaku, pelayanankebidanan

dan keturunan.

2.2 Perubahan Paradigma

Berdasarkan pemahaman situasi dan adanya perubahan terhadap

konsep sehat –sakit serta makin layanya khasanah ilmu pengetahuan

dan informasi tentang determinan kesehatan yang bersifat

multifaktural, telah mendorong pembangunan kesehatan nasional

kearah paradigma baru, yaitu pardigma sehat Paradigma adalah

pemikiran dasar sehat, berorientasi pada peningkatan dan

perlindungan penduduk sehat dan bukan hanya penyembuhan orang

sakit, sehingga kebijakan lebih ditekankan pada upaya promotif

dan preventif dengan maksud melindungi dan meningkatkan orang

sehat menjadi lebih sehat dan lebihn produktif serta tidak jatuh

sakit karena adanya upaya preventif. Sehingga perlu diupayakan

semua polecy pemerintah selalu berwawasan kesehatan dengan

mottonya menjadi “Pembangunan Berwawasan  Kesehatan”  masyarakat

yang merupakan perubahan pandang terhadap konsep sehat sakit.

Paradigma sehat dijadikan sebagai suatu komitmengerakan nasional

segenap masyarakat sehingga betul-betul kesehatan menjadi

tanggung jawab bersama (shared responsibility) yang mengacu pada

prinsip-pronsip kemitraan ( partner ship). Menggunakan paradigma

sehat maka segenap masyarakat bersama pemerintah menyelenggarakan

pembangunan yang berwawasan kesehatan agar terwujud “ INDONESIA

SEHAT TAHUN 2010”.

1. Paradigma sakit: upaya membuat orang sakit menjadi sehat

Paradigma sakit merupakan kerangka berpikir dan cara pandang

dalam pembangunan kesehatan yang berfokus pada upaya kesehatan

kuratif dan rehabilitative. Dalam paradigma sakit, fokus

pelayanannya ditujukan pada pelayanan dan pengobatan orang sakit.

Dalam pembangunan kesehatan berperspektif paradigma sakit, segala

perhatian dan dana dicurahkan pada pengadaan obat-obatan, alat-

alat medis, penanganan pasien, balai pengobatan dan lain

sebagainya.

Paradigma sakit adalah cara pandang dalam upaya kesehatan

yang mengutamakan upaya kuratif dan rehabilitatif. Penanganan

kesehatan penduduk menekankan pada penyelenggaraan pelayanan di

rumah sakit, penanganan penduduk yang sakit secara individu dan

spesialistis. Hal ini menjadikan kesehatan sebagai suatu yang

konsumtif. Sehingga menempatkan sektor kesehatan dalam arus

pinggir (sidestream) pembangunan (Does Sampoerna, 1998).

Paradigma sakit dicirikan dengan kebijakan kesehatan yang

lebih mengutamakan aspek pengobatan (kuratif) dan rehabilitasi

penyakit. Secara kasat mata, bisa dilihat dari lebih banyaknya

anggaran pemerintah yang dialokasikan untuk dua prioritas itu.

Paradigma sakit merupakan kebijakan yang boros anggaran.

2. Paradigma sehat: upaya membuat orang sehat tetap sehat

Paradigma sehat mengutamakan: upaya promotif dan preventif

tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitative

2.3 Paradigma Sehat

Derajat kesehatan di Indonesia masih rendah, hal ini

menuntut adanya upaya untuk menurunkannya. Salah satu upaya

pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan, pemerintah

membuat satu model dalam pembangunan kesehatan yaitu PARADIGMA

SEHAT. Paradigma Sehat ini pertama kali dicetuskan oleh Prof.

Dr.F.A Moeloek (Menkes RI) Pada Rapat Sidang DPR Komisi VI pada

Tangal 15 september 1998

 Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model

pembanguan kesehatan yang memandang masalah kesehatan saling

terkait dan mempengaruhi banyak faktor yang bersifat lintas

sektoral dengan upaya yang lebih diarahkan pada peningkatan,

pemeliharaan, serta perlindungan kesehatan, tidak hanya pada

upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan kesehatan.

2.2.1 Pengertian Paradigma Sehat

1. Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model

pembangunan kesehatan yang bersifat holistic

2. Melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak

faktor yang bersifat lintas sector

3. Upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan

perlindungan kesehatan,

4. Bukan hanya panyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan

Paradigma sehat mengubah cara pandang terhadap masalah

kesehatan baik secara makro maupun mikro.

1. Secara makro, berarti bahwa pembangunan semua sektor

harus memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan, minimal memberi

sumbangan dalam pengembangan lingkungan dan perilaku sehat.

2. Secara makro, berarti bahwa pembangunan kesehatan harus

menekankan pada upaya promotif dan preventif, tanpa

mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilatif.

 Paradigma sehat dengan sebutan :”Gerakan Pembangunan Yang

Berwawasan Kesehatan” dicanangkan oleh Presiden RI pada tanggal 1

Maret 1999.

Lebih dari itu, paradigma sehat adalah bagian dari

pembangunan peradaban dan kemanusiaan secara keseluruhan.

Paradigma sehat adalah perubahan mental dan watak dalam

pembangunan.

2.3.1 Konsep Baru Tentang Makna Sehat

Sehat adalah sarana atau alat untuk hidup sehari-hari secara

produktif.

1. Paradigma Baru Kesehatan

Setelah tahun 1974 terjadi penemuan bermakna dalam konsep

sehat serta memiliki makna tersendiri bagi para ahli kesehatan

masyarakat di dunia tahun 1994 dianggap sebagai pertanda

dimulainya era kebangkitan kesehatan masyarakt baru, karena sejak

tahun 1974 terjadi diskusi intensif yang berskala nasional dan

internasional tentang karakteristik, konsep dan metode untuk

meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

2. Upaya Kesehatan Program kesehatan yang mengutamakan upaya

penyembuhan penyakit dalam jangka panjang dapat menjadi bumerang

terhadap program kesehatan itu sendiri.

3. Kebijakan Kesehatan Baru

Perubahan paradigma kesehatan yang kini lebih menekankan

pada upaya promotif-preventif dbandingkan dengn upaua kuratif dan

rehabilitatif diharapkan merupakan titik balik kebijakan Depkes

dal;am menangni kesehatan penduduk yang berarti program kesehatan

yang menitik beratkan pada pembinaan kesehatan bangsa bukan

sekedar penyembuhan penyakit.

4. Konsekuensi Implikasi dari Perubahan Paradigma

5. Indikator Kesehatan

Indicator-indikator kesehatan yang digunakan dewasa ini

yaitu IMR,CDR, One Expectancy,masih cocok disebut sebagai

indicator kesehatan penduduk.

6. Tenaga Kesehatan

Peranan dokter, dokter gigi, perawat dan bidan dalam upaya

kesehatan yang menekankan penyembuhan penyakit adalah sangat

penting. Pengelolaan upaya kesehatan dan pembinaan bangsa yang

sehat memerlukan pendekatan holistic yang lebih luas, menyeluruh,

dan dilakukan terhadap masyarakat secara kolektif dan tidak

individual.

2. 4 Latar belakang /Dasar Pemikiran Paradigma Sehat

Hidup sehat adalah hak asasi manusia, artinya sehat

merupakan sesuatu yang sangat esensial dalam diri manusia yang

perlu dipertahankan dan dipelihara. Sehat merupakan suatu

investasi untuk kehidupan yang produktif, bukanlah hal yang

konsumtif, melainkan prasyarat agar hidup kita menjadi berarti,

sejahtera dan bahagia.

Kesehatan merupakan salah satu dari tiga faktor utama yang

sangat menentukan kualitas sumber daya manusia, disamping

pendidikan dan pendapatan (ekonomi). Oleh karena itu, kualitas

kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan.

Sehat juga merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri.

Mensyukuri karunia dapat ditunjukan dengan perkataan, perasaan,

dan perbuatan. Bersyukur dengan perbuatan ditunjukan dengan

memelihara kesehatan dan berupaya untuk meningkatkannya.

Memelihara dan meningkatkan kesehatan lebih efektif daripada

mengobati penyakit. Oleh karena itu, upaya peningkatan kesehatan

(promosi) dan pencegahan penyakit (preventif) perlu ditekankan

tanpa mengesampingkan upaya penyembuhan dan pemulihan.

Derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor lingkungan

perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Faktor lingkungan

dan perilaku memiliki konstribusi yang sangat besar terhadap

kualitas derajat kesehatan. Di pihak lain, faktor lingkungan dan

perilaku terkait dengan banyak sektor di luar kesehatan. Oleh

karena itu, perlu diperhatikan dampak  pembangunan semua sektor

dibidang kesehatan.

Adanya transisi demografis dan epidemologis, tantangan

global dan regional, perkembangan iptek, tumbuhya era

desentralisasi, serta maraknya demokratisasi disegala bidang,

mendorong perlunya upaya peninjauan kebijakan yang ada serta

perumusan paradigma baru dibidang kesehatan.

2. 5 Strategi dan Sasaran Utama Pembangunan Kesehatan

Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari pembangunan nasional yang diupayakan oleh

pemerintah. Dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di tengah

beban dan permasalahan kesehatan yang semakin pelik, dibutuhkan

strategi jitu untuk menghadapinya.

Dalam mengatasi masalah kesehatan dapat digunakan beberapa

strategi utama, antara lain:

1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.

Sasaran utama strategi ini adalah seluruh desa menjadi desa

siaga, seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

serta seluruh keluarga sadar gizi.

2. Meningkatkan akses masyarakat tehadap pelayanan kesehatan yang

berkualitas.

Sasaran utama strategi ini adalah ; Setiap orang miskin

mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu; setipa bayi, anak,

dan kelompok masyarakat risiko tinggi terlindungi dari penyakit;

di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten; di setiap

desa

3. Meningkatkan sistem surveillans, monitoring dan informasi

kesehatan.

Sasaran utama dari strategi ini adalah : setiap kejadian

penyakit terlaporkan secara cepat kepada desa/lurah untuk

kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat; setiap

kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi

secara cepat dan tepat

4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan.

Sasaran utama dari strategi ini adalah : pembangunan

kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan

daerah; anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya

pencegahan dan promosi kesehatan; dan terciptanya sistem jaminan

pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin.

2.6 Paradigma dan Konsep Baru Tentang Sehat

Pengertian paradigma sehat menurut Stepen R Covey dalam

bukunya "Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif" Kata

Paradigma berasal dari bahasa Yunani. Itu awalnya adalah istilah

ilmiah. Dan lebih sering digunakan saat ini berarti model, teori,

konsep, orientasi persepsi, asumsi atau kerangka acuan. Dalam

pengertian umum, adalah cara "melihat" dunia, bukan fosfor dari

indra penglihatan penglihatan kita, tetapi dalam jangka

mengamati, memahami dan menafsirkan”. Sedangkan pada tahun 1950-

an definisi WHO tentang sehat adalah keadaan sehat sejahtera

fisik, mental, sosial dan bukan hanya bebas dari penyakit dan

kelemahan. Namun pada tahun 1980-an definisi WHO mengalami

perubahan seperti yang tertera dalam UU Kesehatan No. 23/1992

dimana WHO memasukkan unsur hidup produktif sosial dan ekonomi di

dalam pengertian tentang sehat.

Secara mikro dengan adanya Paradigma sehat maka Pembangunan

kesehatan lebih menekankan pada upaya promotif dan preventif.

Paradigma Sehat ini sangat penting karena :

1. Paradigma sehat merupakan upaya untuk meningkatkan kesehatan

secara proaktif.

2. Mendorong masyarakat menjadi mandiri.

3. Menyadarkan masyarakat pada pentingnya yang promotif dan

preventif.

Paradigma Sehat ini merupakan model dalam pembangunan

kesehatan tetapi juga dijadikan model dalam Asuhan Kebidanan, hal

ini karena :

Dengan Paradigma sehat akan merubah cara pandang masyarakat

tentang kesehatan termasuk kesehatan reproduksi, dan mendorong

masyarakat menjadi mandiri dan sadar akan pentingnya upaya

promotif dan preventif.

Mengingat paradigma sehat merupakan upaya untuk menurunkan

derajat kesehatan di Indonesia yang utamanya dinilai dari AKI dan

AKB, maka Bidan sebagai bagian dari tenaga yang turut bertanggung

jawab terhadap menurunnya AKI dan AKB perlu menjadikan paradigma

sehat sebagai model.

Paradigma Sehat merupakan suatu gerakan nasional sehingga

Bidan pun harus menjadikan paradigma sehat sebagai model atau

acuan. Paradigma sehat dikatakan sebagai suatu perubahan sikap,

orientasi atau MindSet, Beberapa pandangan yang berubah menjadi

Paradigma Sehat, yaitu:

1. Kesehatan sebagai kebutuhan yang bersifat pasif dirubah

menjadi pandangan bahwa Kesehatan bersifat aktif karena

merupakan keperluan dan bagian dari HAM

2. Kesehatan sebagai konsumtif dirubah menjadi pandangan bahwa

Kesehatan merupakan suatu investasi karena menjamin adanya

SDM yang berproduktif secara sosial dan ekonomi

3. Kesehatan hanya bersifat penanggulangan jangka pendek

dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan bagian upaya

pengembangan SDM berjangka panjang.

4. Pelayanan kesehatan bukan hanya pelayanan medis dirubah

menjadi pandangan bahwa Kesehatan pelayanan kesehatan

paripurna, dengan memandang manusia sebagai manusia

seutuhnya

5. Pelayanan kesehatan terpecah-pecah dirubah menjadi pandangan

bahwa Kesehatan terpadu

6. Kesehatan hanya jasmani /fisik dirubah menjadi pandangan

bahwa Kesehatan mencakup mental dan social

7. Fokus pada penyakit dirubah menjadi pandangan bahwa

Kesehatan tergantung segmen/permintaan pasar

8. Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat umum dirubah menjadi

pandangan bahwa Kesehatan tanggung jawab juga masyarakat

swasta (private)

9. Kesehatan merupakan urusan pemerintah dirubah menjadi

pandangan bahwa Kesehatan juga menjadi urusan swasta

10. Biaya kesehatan publik subsidi pemerintah dirubah

menjadi pandangan bahwa Kesehatan ditanggung bersama

pengguna jasa

11. Pembayaran biaya setelah pelayanan dirubah menjadi

pandangan bahwa Kesehatan dapat dibiaya dimuka (JPKM)

12. Kesehatan berfungsi sosial dirubah menjadi pandangan

bahwa Kesehatan juga berfungsi ekonomi

13. Pengaturan secara sentralis dirubah menjadi pandangan

bahwa pengaturan desentralisasi

14. Pengaturan secara top down dirubah menjadi pandangan

bahwa pengaturan bottom up

15. Birokratis dirubah menjadi enterpreuner

16. Masyarakat dubutuhkan Peran sertanya, dirubah menjadi

pandangan bahwa Kesehatan Kemitraan

2. 7 Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat

a. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang

sakit ternyata tidak efektif

b. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti

sehata dimasukkan unsur sehat produktif sosial ekonomis.

c. Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke

penyakit kronik degenerative

d. Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia yang

memerlukan penangan khusus

e. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi

kesehatan penduduk.

2.8 Strategi Pembangunan Kesehatan

Pembangunan di bidang kesehatan memiliki strategi :

1. Pembangunan kesehatan berwawasan kesehatan. Semua

kebijakan nasional yang diselenggarakan harus berwawasan

kesehatan, setidak-tidaknya harus memberi kontribusi

positif terhadap pengembangan lingkungan dan perilaku

sehat.

2. Profesionalisme. Pelayanan kesehatan yang bermutu perlu

didukung dengan penerapan berbagai kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta penerapan nilai-nilai

agama, moral, dan etika.

3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM).

Penataan sistem pembiayaan kesehatan yang menjamin

pemeliharaan kesehatan masyarakat luas.

4.  Desentralisasi. Penyelenggaraan upaya kesehatan harus

didasarkan pada masalah dan potensi spesifik daerah

tertentu, yaitu pengaturannya disesuaikan dengan rumah

tangga masing-masing daerah.

2.9 Tiga Pilar Indonesia Sehat

Tiga pilar Indonesia sehat, antara lain :

1. Lingkungan sehat, adalah lingkungan yang kondusif untuk

hidup yang sehat, yakni bebas polusi, tersedia air

bersih, lingkungan memadai, perumahan-pemukiman sehat,

perencanaan kawasan sehat, terwujud kehidupan yang

saling tolong-menolong dengan tetap memelihara nilai-

nilai budaya bangsa.

2.      Perilaku sehat, yaitu bersikap proaktif memelihara

dan meningkatkan kesehatan (contih: aktifitas fisik,

gizi seimbang), mencegah resiko terjadinya penyakit

(contoh: tidak merokok), melindungi diri dari ancaman

penyakit (contoh: memakai helm dan sabuk pengaman,

JPKM), berperan aktif dalam gerakan kesehatan (contoh:

aktif di posyandu).

3.      Pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan

merata, yang menjangkau semua lapisan masyarakat tanpa

adanya hambatan ekonomi, sesuai dengan standar dan etika

profesi, tanggap terhadap kebutuhan masyarakat, serta

memberi kepuasan kepada pengguna jasa.

2.10 Indikator Utama Indonesia Sehat

Indikator utama Indonesia sehat, yaitu :

1. Lingkungan sehat: 80% rumah sehat, 90% keluarga

menggunakan air bersih, 85% keluarga menggunakan jamban

sehat, 80% sekolah sehat, 80% Kabupaten/kota sehat.

2.  Perilaku sehat: 80% penduduk berperilaku sehat

(aktivitas fisik, makan dengan gizi baik, dan tidak

merokok); 80% tatanan keluarga sehat.

3. Pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau:

Setiap kecamatan memiliki 1,5 puskesmas; pemanfaatan sarana

yankes 80%; pengunjung/pasien puas akan pelayanan kesehatan;

rasio desa terhadap posyandu adalah 1:5 (minimal salah

satunya purnama/mandiri); 100% balita telah diimunisasi.

4.  Derajat kesehatan: Angka harapan hidup 67,9 tahun, angka

kematian bayi 35 per 1000 kelahiran hidup, angka kematian

ibu 125 per 100.000 kelahiran, angka kematian kasar 7,5 per

1000 penduduk.

BAB III

PENUTUP

Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model

pembanguan kesehatan yang memandang masalah kesehatan saling

terkait dan mempengaruhi banyak faktor yang bersifat lintas

sektoral dengan upaya yang lebih diarahkan pada peningkatan,

pemeliharaan, serta perlindungan kesehatan, tidak hanya pada

upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan kesehatan.

Dasar Pemikiran Paradigma Sehat Hidup sehat adalah hak asasi

manusia, artinya sehat merupakan sesuatu yang sangat esensial

dalam diri manusia yang perlu dipertahankan dan dipelihara. Sehat

merupakan suatu investasi untuk kehidupan yang produktif. Sehat

bukanlah hal yang konsumtif, melainkan prasyarat agar hidup kita

menjadi berarti, sejahtera dan bahagia.

Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat :

a. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang

sakit ternyata tidak efektif

b. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti

sehata dimasukkan unsur sehat produktif sosial ekonomis.

c. Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke

penyakit kronik degenerative

d. Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia yang

memerlukan penangan khusus

e. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi

kesehatan penduduk

DAFTAR PUSTAKA

Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan

Kesehatan Kabupaten, Bandung, ITB

Entjang, Indan, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung,

Citra Aditya Bakti

M. N. Buston, 1977, Pengantar Epidemiologi, Rineka Cipta,

Jakarta

M. N. Buston, 1977, Epidemiologi penyakit Tidak Menular,

Rineka Cipta, Jakarta

Azrul Azwar, 1989, Penanggulangan Wabah oleh Puskesmas,

Binarupa, Jakarta

Noor Nasri N, 1997, Dasar Epidemiologi, Rineka Cipta,

Jakarta

Sukidjo Notoatmodjo, 2001, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka

Cipta, Jakarta

Azrul Azwar, 2001, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Binarupa,

Jakarta

Bambang, 1990, Dasar dasar Epidemiologi