Perpres Nomor 105 Tahun 2021 - Lampiran_c.pdf - Peraturan ...
Perpres Nomor 59 Tahun 2019.pdf - Peraturan BPK
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Perpres Nomor 59 Tahun 2019.pdf - Peraturan BPK
Menimbang
Mengingat
Menetapkan
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 59 TAHUN 2OI9
TENTANG
PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
a. bahwa luas alih fungsi lahan pangan khususnya sawahmenjacii nonsawah semakin meningkat dengan pesat daritahun ke tahun sehingga berpotensi dapat mempengaruhiproduksi padi nasional dan mengancam ketahananpangan nasional;
b. bahwa pengendalian alih fungsi lahan sawah merupakansalah satu strategi peningkatan kapasitas produksi padidalam negeri, sehingga perlu dilakukan percepatanpenetapan peta lahan sawah yang dilindungi danpengendalian alih fungsi lahan sawah sebagai programstrategis nasional;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksudpada huluf a dan huruf b, perlu menetapkan PeraturanPresiden tentang Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah;
Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;
MEMUTUSKAN:
PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENGENDALIAN ALIHFUNGSI LAHAN SAWAH.
SK No 008971 A
BABI.
SATINAN
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-2-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:1, Laharr Sawah adalah areal tanah pertanian basah
danlatau kering yang digenangi air secara periodikdan/atau terus menerus ditanami padi dan latau diselingidengan tanaman semusinr lainnya.
2. Alih Fungsi Lahan Sawah adalah perubahan lahan sawahmenjadi bukan lahan sawah baik secara tetap maupunsementara.
3. Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah adalahserangkaian kegiatan yang dimaksudkan untukmengendalikan perubahan Lahan Sawah menjadi bukanLahan Sawah baik secara tetap maupun sementara.
4. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, danpembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yangjenisnya meliputi irigasi pcrmukaan, irigasi rawa, irigasiair bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
5. Daerah Irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat airdari satu jaringan Irigasi.
6. Pemerintah Pusat adalah Presrden Republik Indonesiayang memegang kekuasaan pemerintahan negaraRepublik Indonesia yang dibantu oleh Wakii Presiden danmenteri scbagaimana dimaksuJ Calam Undang-UndangDasar Nt:gara Republik Indonesia'fahun 1945.
7. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsurpenyelenggara pemerirrtahan daerah yang memimpinpelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadikewenangan daerah otonom.
SK No 008563 A
BAB II .
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-3-
BAB II
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
Peraturan Presiden ini bertujuan untuk:a. mempcrcepat penetapan peta Lahan Sawah yang
dilindungi dalam rangka memenuhi dan menjagaketersediaan lahan sawah untuk mendukung kebutuhanpangan nasional;
b. mengendalikan Alih Fungsi Lahan Sawah yang semakinpesat;
c. memberdayakan petani agar tidak mengalihfungsikanLahan Sawah; dan
d. menyediakan data dan informasi Lahan Sawah untukbahan pcnetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan.
Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Presiden ini meliputia. Tim Terpaclu Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah;b. peneta.pan peta Lahan Sawah yang dilindungi;c. pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah yang dilindungi;d. pemberdayaan Lahan Sawalr yang dilindungi;e. pembirraan dan pengawasan;f. pelaporan; dang. pendanaan.
BAB III
TIM TERPADU PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH
Pasal 4
(1) Dalam.rangka Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawahdibcntuk Tim Terpadu Pengendalian Alih Fungsi LahanSawah, yang selanjutnya disebut Tim Terpadu.
(2) Tim Terpadu sebagaimana dimaksud pacia ayat (1)bertugas:a. mengoordinasikan pelaksanaan verlfikasi penetapan
peta Lahan Sawah yang dilindungi;b. melaksanakan sinkronisasi hasil ve:ifikasi Lahan
Sawah sebaga.imana dimaksud dalam huruf a;
SK No 008564 A
c. mengusulkan
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-4-
c. mengusulkan penetaparl peta Lairan Sawah yangdilindungi; dan
d. melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadappelaksanaan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah.
(3) Tim Terpadu sebagaimana dimakstrd pada ayat (1) terdiriatas:Ketua Menteri Koordinator Bidang
PerekonomianMenteri Agraria dan TataRuang/Kepala Badan PertanahanNasionala. Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;b. Menteri Pertanian;c. Menteri Dalam Negeri;d. Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan;e. Menteri Keuangan;f Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/KepalaBadan PerencanaanPembangunan Nasional; dan
g. Kepala Badan InformasiGeospasial.
Ketua Harian
Anggota
(4) T'rrn Terpadu sebagaimana dirnaksud pada ayat (1) dalampelaksanaan tugasnya dibantu olch Tim Pelaksana.
(5) Susunan Tim Pelaksana sebagaimana dimaksud padaayat (4) terdiri atas:Ketua : Direktur Jenderal Pengenclalian
Pemanfaatan Ruang dan PenguasaanTanah, Kementerian Agraria oan TataRuang/ Badan Pertanahan Nasional
Sekretaris : Deputi Biclang Informasi GeospasiaiTematik, Badzin Informasi Geospasial
Anggota : a. Deputi Bidang Koordinasi Pangandan Pertanian, KementerianKoordinator BidangPerekonomian;
b. Deputi Bidang KoordinasiPer ccpatan Infrastruktur danPcngembangan Wilayah,Kementerian Koordinator BidangPerekonomian;
SK No 008565 A
c. Direktur .
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-5-c. Direktur Jenderal Penataan
Agraria, Kementerian Agrana. danTata Ruang/Bada.n PertanahanNasional;
d. Direktur Jenderal Tata Ruang,Kementerian Agraria dan TataRuang/Badan PertanahanNa.sional;
e. Direktur Jenderal Sumber DayaAir, Kementcrian Pekerjaan Umumdan Pcrumahan Rakyat;
f. Direktur Jenderal Prasarana danSarana Pertanian,Kementerian Pertanian;
g. Direktur Jenderal TanamanPangan, Kementerian Pertanian;
h. Direktur Jenderal BinaPembangunan Daerah,Kemeritcrian Dalam Negeri;
i. Direktur Jenderal PlanologiKehutanan dan Tata Lingkungari,Kementerian Lingkungan Hidupdan Kehutanan;
j. Direktur Jenderal Anggaran,Kementerian Keuangan;
l. Direktur Jenderal PerimbanganKeuangan, KementerianKeuangan; dan
1. Deputi Bidang Kemaritiman danSumber. Da5ra Alam, KementerianPerencanaan PembangunanNasronal/Badan PerencanaanPembangrrnan Nasional.
Pasal 5
Tugas, tata kerja, dan keanggotaan Tim Terpadu sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) dan Tim Pelaksanasebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5) ditetapkan olehMenteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua TimTerpadu.
SK No 008566 A
BAB IV
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-6-BAB IV
PENETAPAN PE'I}.
LAHAN SAWAH YANG DILINDUNGI
Bagian KesatuUmum
Pasal 6
Penetapan peta Lahan Sar,r,ah yang dilindungi dilakukanmelalui:a. verifikasi Lahan Sawah;b. sinkronisasi hasil verifikasi Lahan Sawah; danc. pelaksanaan penetapan peta Lahan Sawah yang
dilindungi.
Pasal 7
(1) Lahan Sawah yang akan ditetapkan daiam peta LahanSawah yang dilindungi meliputi:a. Latran Sawah beririgasi; danb. Lahan Sawah tidak beririgasi.
(2) Lahan Sawah beririgasi sebagaimana dimaksurd padaayat (1) huruf a meliputi Lahan Sawah:a. Irigasi permukaaan;b. Irigasi rawa;c. Irigasi air bawah tanah; dand. irigasi pompa.
(3) Lahan Sawah Irigasi permukaan sebagaimana dimaksudpada ayat (2) huruf a meliputi:a. irigasi teknis;b. Irigasi semi teknis;c. Irigasi sederhana; riand. Irigasi desa.
(4) Lahan Sawah tidak beririgasi sebagaimana diriraksudpada ayat (1) huruf b merupakan Lahan Sawah tadahhujan dan sawah yang tidak dilengkapi sistern Irigasi.
(5) Lahan ,iar,r,ah yang akan dir-etapkar dalam peta LahanSawarh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada dikawasarr lindung atau kawasan budidaya.
SK No 008567 A
Bagian. . .
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
--t-
Bagian KeduaVerihkasi Lahan Sawah
Pasal 8
(1) Terhadap Lahan Sa'wah sebagaimana dimaksud dalamPasal 7 dilakukan veri.fikasi Lahan Sawah oleh:a. menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di biclang agranaf pertanahan dan tataruang;
b. menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang pengelolaan sumber daya air;
c. menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang pertanian;
d. menteri yang mcnyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang lingkungan hidup dankehutanan; dan
e. kepala lembaga pemerintah nonkementerian yangmelaksanakan tugas di bidang informasi geospasial.
(2) Pelaksanaan verifikasi Lahan Sawah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh TimTerpadu Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah.
Pasal 9
(1) Verifikasi Lahan Sawah sebagaimana dimaksud dalamPasal 8 dilakukan melalui:a. interpretasi citra satelit terhadap Lahan Sawah oleh
lembaga pemerintah nonkementerian yangmeiaksanakan tugas di bidang informasi geospasial;
b. verifikasi data Lahan Sawah terhadap datapertanahan dan tata ruang oleh kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangagranaf pertanahan dan tata ruang;
c. verifikasi data Lahan Sawah terhadap data Irigasioleh kementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang pengelolaan sumber daya air;
d. verifikasi data Lahan Sawah terhadap cetak sawaholeh kcmenterian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di hidang pertanian; dan
SK No 008568 A
e. verifikasi
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-8-e. verifikasi data Lahan Sawah yang berada di dalam
kawasan hutan dilakukan oleh kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkehutanan.
(2) Interprctasi citra satelit terhadap Lahan Sawahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukanberdasarkan iuasan pertanian tanaman pangan lahanbasah dan/atau lahan kering untuk budidaya tanarnanpangan yang tertuang dalam Rencana Tata RuangWilayah Nasional.
(3) Verifikasi data Lahan Sawah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b sampai dengan huruf d dilakukanberdasarrkan hasil interprctasi peta lahan sawahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
(41 Verifikasi data Lahan Sawah sebagaimana dimaksudpada zryat (1) huruf b dilakukan paling sedikit dengancara:a. identifikasi hak atas tanah dan perrzinan di atas
Lahan Sawah;b. identifikasi Alih Fungsi Lahan Sawah;c. identifikasi peruntukan pertanian tanaman pangan
dalam rencana tata ruang;d. analisis hasil identifikasi; dane. kiarifikasi dengan pemangku kepentingan.
(5) Verifikasi data Lahan Sawah sebagaimana dimaksudpada ayal (1) huruf c dilakukan dcngan cara:a. irlentifikasi luas Lahan Sawah berdasarkan Daerah
Irigasi; danb. menambah data tekstr-rai Lahan Sawah beririgasi.
(6) Verifikasi data Lahan Sirwah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf d dilakukan dengan cara:a. identifikasi ietak dan luasan cetak sawah
berdasarkan program Pemerintah Pusat, PernerintahDaerah, atau masyarakat, dan-
b. analisis hasil identifikasi.(7) Verifikasi data Lahan Sawah sebaqaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf e dilakukan dengalt cara:a. idcntifikasi luas Lahan Sawah yang berada di
kawasan lindung dan kawasan budidaya kehutanan;dan
b. analisis hasll identifikasi.
SK No 008569 A
(8) Verifikasi
a
FRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-9-(8) Verifikasi data Lahan Sawah sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) sampai dengan ayat (71 menggunakanskala 1:5.000.
(9) Dalam hal penggunaan skala 1:5.000 tidak dapatdilakukan, verifikasi data Lahan Sawah sebagaimanadimaksud pada ayat (4) sampai dengan ayat (7)
menggunakan skala 1 : 10.000.
Pasal 10
Verifikasi data Lahan Sawah sebagaimana dimaksud dalamPasal 9 dilakukan dengan menggunakan:a,. peta lahan baku sawah;b. peta rupabumi Indonesia;c. peta terkait pertanahan;d. peta rencana tata ruang;e. peta lrigasi;f. peta lahan pertanian pangan berkelanjutan;g. peta kav,'asan hutan;h. peta terkant perrzinan pemanfaatan ruang; dani. peta pendukung lainnya.
Pasal 1 1
(1) Hasil verifikasi data Lahan Sawah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 9 disajikan dalam bentuk:a. peta Lahan Sawah hasil verifikasr terhadap data
pertanahan dan tata ruang;b. peta Lahan Sawah beririgasi; danc. peta lahan cetak sawah.
(21 Peta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakanskala 1:5.000.
(3) Dalam hal penggunaan skala 1:5.000 tidak dapatdilakukan, peta sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
' menggunakan skala 1:10.000.
Pasal i2
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaanverifikasi Lahan Sawah diatur dalam peraturan menteri dankepala lembaga pemerintah nonkcmenterian sebagaimanadimaksud di,-lam Pasal 8 sesuai dengan kewenangannya.
SK No 008570 A
Pasal 13
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
- 10_
Pasal 13
I{asil verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 sampaidengan Pasal 12 clisampaikan kepada Tim Terpadu untukdilakukan sinkronisasi hasil verifikasi Lahan Sawah.
Bagian KetigaSinkronisasi Hasil Verifikasi Lahan Sawah
Pasal 14
(1) Sinkronisasi hasil verifikasi Lahan Sawah sebagaimanadinraksud dalam Pasal 13 melipr.rtr kegiatan:a. menentukan rencana penetapan peta Lahan Sawah
yang dilindungi;b. mengintegrasikan peta hasil verifikasi Lahan Sau,'ah
yang dilakukan oleh menteri/kepala lembagapemerintah tronkementerian sebagaimana dimaksuddalam Pasal 8 ayat 11);
c. mcnganalisis luasan Lahan Sawah yang akandrtetapkan dalam peta Lahar: Sar,l'atr yang dilindungi;dan
d. mcnyepakati usulan peta Lahan Sawah yangdilindungi.
(2) Sinkronisasi sebagaimana dinraksud pada ayat (1)dilaksanakan oleh Tim Terpadu Pengendalian Alih FungsiLahan Sawah.
Bagian KeempatPelaksanaan Penetapan Peta Lahan Sawah yang Diiindungi
Pasal 15
(1) Menterj K.oordinator Bidang Perekonomian selaku KetuaTirn Terpadu Pengendalian Alth Fungsi Lahan Sawahmenyainpaikan usulan peta scbagaimana dimaksuddalam Pasal 14 ayat (1) huruf d kepada menteri yangmenyelenggarakan urusan pemcrintahan di bidangagrartaf pertanahan dan tata ruang untuk .litetapkansebagai peta Lahan Sawah yang dilindungi.
(2) Ketentuan mengenai tata cara penetapan peta LahanSawah yang dilindungi sebagaimana dimaksud padaayat (1) diatur dalam peraturan menteri yangmenyclenggarakan urusan pemerintahan di bidangagrartaf pcrtanahan dan tata ruang.
SK No 008571 A
Pasal 16.
BAB V
PELAKSANAAN PENGENDALIAN ALIH FUNGSI I,AHAN SAWAH
Bagian KesatuAlih Fungsi Lahan Sawah yang Dilindungi
Pasal 17
PRES IDENREPUBLIK INDONESIA
- 11-
Pasal 16
(1) Peta Lahan Sawah yang dilindungi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) digunakan sebagaibahan bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerahsesuai dengan kewenangannya dalam penetapan lahanpertanian pangan berkelanjutan pada rencana tata ruangwilayah dan rencana rinci tata ruang.
(2) Penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(1) Terhadap Lahan Sawah yang masuk dalam peta LahanSawah yang dilindungi sebagaimana dimaksud dalamPasal 15 ayat (1) namun belum ditetapkan sebagaibagian dari penetapan lahan pertanian panganberkelanjutan dalam rencana tata ruang sebagaimanadimaksud dalam Pasal 16, tidak dapat dialihfungsikansebelum mendapat rekomendasi perubahan penggunaantanah dari menteri yang mr:nyelenggarakan urusanpcmerintahan di bidang agrartaf pertanahan dan tataruang.
(2) Ketentuan iebih lanjut mengenai tata cara pemberianrekomendasi perubahan penggunaan tanah seL'agaimanadimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangagrariaf pertanahan dan tata ruang.
Bagian KeduaInsentif I.ahan Sawah yang Dilindurngi
Pasal 18
Pemberian insentif Lahan Sawah yang dilindungi diberikanoleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Da.erah danmasyarakat.
SK No 008572 A
Pasal 19
FRESIDENREPUBLIK TNDONESIA
-12-
Pasal 19
(1) Pemherian insentif oleh Pemerintah Pusat kepadaPemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalamPasal 18 dilakukan jika:a. pada wilayah Pemerintah Daerah terdapat Lahan
Sawah yang masuk dalam peta Lahan Sawah yangdilindungi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15ayat (1); dan/atau
b. Pemerintah Daerah menetapkan Lahan Sawah yangmasuk dalam peta Lahan Sawah yang dilindungimenjadi bagian dari lahan pertanian panganberkelanjutan sebagaimana dimaksud dalamPasal 16 ayat (1).
(2) Pemberian insentif oleh Pemerintah Pusat kepadaPemerirrtah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
Pasal 20
(1) Pemberian insentif oleh Pemerintah Pusat kepadamasyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18dilakukan jika masyarakat memiliki dan/atau mengelolaLahan Sawah yang ditetapkan dalam peta Lahan Sawahyang dilindungi sebagaimanz:. dimakstrd dalam Pasal 15ayat (1).
(2) Insentif bagi masyarakat sebagairnana dimaksud padaayat (t) dapat berupa bantuan:a. sarana dan prasarana pertanian;b. sarana dan prasarana. Irigasi;c. percepatan sertrfikasi tanah; dan/ataud. bentuk lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 21
Pembcrian insentif sebagaimana dirnaksud dalam Pasal 18dilaksanakan sesuai clengan kemampuan keuangan negara.
SK No 008573 A
BAB VI ,
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
_13_
BAB VI
PEMBERDAYAAN LAHAN SAWAH YANG DILINDUNGI
Pasal22(1) Pemberdayaan Lahan Sawah yang dilindungi dapat
dilakukan melalui penyusunan program prioritas danpemberian insentif pada Lahan Sawah yang dilindungisebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 serta bentuk lainsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pemberdayaan Lahan Sawah yang dilindungisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan olehTim Terpadu.
BAB VIIPEMBINA,\N DAN PENGAWASAN
Pasal 23
(1) Pemerintah Pusat melakukan pembinaan danpengawasan mengenai Pengendalian Alih Fungsi LahanSawah kepada Pemerintah Daerah provinsi.
(2) Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melakukanpembinaan dan pengawasan mengenai Pengendalian AlihFungsi Lahan Sawah kepada Pemerintah Daerahkabupaten/kota.
(3) Bupati/wali kota melakukan pembinaan danpengawasan mengenai Pengendalian Alih Fungsi LahanSawah kepada masyarakat.
(41 Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),ayat (2), dan ayat (3) dilakukan paling sedikit melaluikegiatan koordinasi, sosialisasi, pemberian bimbingan,supervisi, konsultasi, dan/atau penyebarluasaninformasi.
(5) Pengawasan sebagaimana dirnaksud pada ayat (1),ayat (2), dan ayat (3) dilakukan melalui pemantauan dancvaluasi.
BAB VIIIPELAPOR{N
Pasal 24
Menteri Koordinatoi: Bidang Perekonomian selaku Ketua TimTerpadu mcnyampaikan laporan perkembangan pelaksanaankegiatan dalam Peraturan Presiden inr kepada Presiden palingsedikit 6 (:nam) bulan sekali atau sewaktu-waktu jikadiperltrkan.
BABIX...
SK No 008574 A
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-L4-
BAB IX
PENDANAAN
Pasal 25
Pendanaan yang diperlukan untuk Pengendalian Alih FungsiLahan Sawah bersumber dari:a. anggaran pendapatan dan belanja negara;b. anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan/atauc. sumber pendanaan lain yang sah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 26
(1) Permohonan Alih Fungsi Lahan Sawah yang terkaitdengan izin lokasi, penetapan lokasi, dan izin perubahanpenggunaan tanah yang lokasinya berada di dalam petaLahan Sawah yang dilindungi dan diajukan sebelumditetapkanirya Peraturan Presiclen ini namun belummendapatkan rekomendasi perubahan penggunaantanah, diproses berdasarkan ketentuan PeraturanPresiden ini.
(2) Dalam hal belurn ada prerictapan peta Lahan Sawah yangdilindungi, proses penctapan rancangan peraturandaerah tentang rencana tata ruang wilayah dan rencanarinci tata ruang yang telah mendapatkan pergetujuansubstansi dari menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang agrariaf pertanahan dan tataruang tetap dapat dilanjutkan sesLrai dengan ketentuanperatu ran perundang-undangan.
BAB XI
KETENT'UAN PENUTUP
Pasal 27
Peraturan Presiden inidiundangkan.
mulai berlaku pada tanggal
SK No 008575 A
Agar
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
- 15-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Presiden ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakartapada tanggal 6 September 2019
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakartapada tanggal 12 September 2Ol9
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. I,AOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 NOMOR 163
Salinan sesuai dengan aslinyaKEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIADepu dan Perundang-undangan,
ttd
SK No OOE97? A
vanna Djaman