PERATURANBUPATIJAYAPURA - Peraturan BPK

167
PERATURANBUPATIJAYAPURA NOMOR 26 TAHUN-2013 DUR PENGELOLAAN . •, ,_

Transcript of PERATURANBUPATIJAYAPURA - Peraturan BPK

PERATURANBUPATIJAYAPURA

NOMOR 26 TAHUN-2013

DUR PENGELOLAAN

. •, ,_

BUPAT! JAYAPURA PERATURAN BUPATI JAYAPURA

NOMOR 26 TAHUN 2013

TENTANG

SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Menimbang

Mengingat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JAYAPURA,

a. bahwa dalam rangka pengelolaan keuangan daerah telah ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2009;

b. bahwa untuk mewujudkan pengelolaan keuangan daerah berdasarkan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada huruf a diperlukan Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Bupati Jayapura tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah;

1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Provinsi Otonomi Irian Barat dan Kabupaten-Kabupaten Otonom di Provinsi Irian Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu~ 1969 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2907);

1

2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Repu~lik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

tentang Republik

Lembaran

5. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangan-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

2

9. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara RepubHk !ndonesi<'!.Nomor 4503);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja lnstansi Pemerintah. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor

3

25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang lnvestasi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4812);

18. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan 8an=mg/J<:~s8 Pemerintah Perubahan 1 Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2011 dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010

tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007

tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;

21. ·Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008

lenlang Tala Cara Penalausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannnya;

22. Peraluran Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694};

23. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2007 lentang Pokok­pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Jayapura Tahun 2007 Nomor 2), sebagaimana Ielah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 2

Tahun 2007 tenlang Paeraturan Pokok-pokok Pengelolaan

4

Menetapkan

Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten

Jayapura Tahun 2009 Nomor 14);

24. Peraturan Daerah Kabupaten Jayapura Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Barang Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Jayapura Tahun 2009

Nomor 17);

MEMUTUSKAN

PERATURAN BUPATI JAYAPURA TENTANG SISTEM DAN

PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BABI

KETENTUAN UMUM

Pasal1

Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :

1. Bupati adalah Kepala Pemerintahan Kabupaten Jayapura.

2. Daerah adalah Kabupaten Jayapura.

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan daerah.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jayapura yang selanjutnya

disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat Kabupaten Jayapura.

5. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut

asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya

dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

1945.

6. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang

termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak

dan kewajiban daerah tersebut.

7. Peraturan Daerah adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh

DPRD dengan persetujuan bersama Bupati.

B. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban,

dan pengawasan keuangan daerah.

5

9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD adalah

rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan disetujui

bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan

Peraturan Daerah.

10. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah

perangkat daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang.

11. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD

adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah selaku pengguna

anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan keuangan daerah. '

12. Organisasi adalah unsur Pemerintah Daerah yang terdiri dari DPRD, Kepala

Daerah!Wakil Kepala Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah.

13. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah Bupati yang

karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan

keuangan daerah.

14. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah

Kepala Satuan Kerj_a Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disebut . .

dengan SKPKD yang mempunyai tugas melaksanaan pengelolaan APBD dan

bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah.

15. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD yang

bertindak dalam kapasitas sebagai Bendahara Umum Daerah.

16. Pengguna Anggaran adalah Pejabat Pemegang Kewenangan Pengguna

Anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang

dipimpinnya.

17. Pengguna Barang adalah Pejabat Pemegang Kewenangan Penggunaan

Barang Milik Daerah.

18. Kuasa Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat Kuasa BUD

adalah Pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan tugas bendahara umum

daerah.

19. Kuasa Pengguna Anggaran adalah Pejabat yang diberi kuasa untuk

melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam

melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD.

20. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD yang selanjutnya disingkat PPK­

SKPD adalah Pejabat yang melaksanakan fungsi tatausaha keuangan pada

SKPD.

21. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adalah

pejabat pada Unit Kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa

kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.

22. Bendahara Penerimaan adalah Pejabat fungsional yang ditunjuk untuk

menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan dan

mempertanggungjawabkan uang Pendapatan . Daerah dalam rangka

Pelaksanaan APBD pada SKPD.

6

23. Bendahara Pengeluaran adalah Pejabat Fungsional yang ditunjuk menerima,

menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan

uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada

SKPD.

24. Entitas Pelaporan adalah unit Pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih

entitas akuntansi yang menurut ketentuan Peraturan Perundang-undangan

wajib menyampaikan Laporan pertanggungjawaban berupa Laporan Keuangan.

25. Entitas Akuntansi adalah Unit Pemerintahan pengguna anggaran/pengguna

barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun

laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.

26. Unit Kerja adalah bagian dari SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa

program.

27. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat

RPJMD adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun.

28. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, selanjutnya disebut Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD)," adalah dokumen perencanaan daerah untuk

periode 1 (satu) tahun.

29. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah Tim

yang dibentuk dengan Keputusan Kepala Daerah dan dipimpih oleh Sekretaris

Daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan

Kepala Daerah dalam Penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari Pejabat

Perencana Daerah, PPKD dan Pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan.

30. Kebijakan Umum APBD yang selanjutnya disebut KUA adalah dokumen yang

memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja dan pembiayaan serta asumsi

yang mendasari untuk periode 1 (satu) tahun.

31. Prioritas dan Plafon yang selanjutnya disingkat PPA adalah program prioritas

dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk

setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD setelah

disepakati dengan DPRD.

32. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD

adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana

pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD serta rencana

pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD.

33. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah adalah pendekatan penganggaran

berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan

tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu anggaran, dengan

mempertimbangkan implikasi biaya akibat keputusan yang bersangkutan pada

tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju.

34. Prakiraan Maju (forward estimate) ada!ah perhitungan kebutuhan dana untuk

tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan

7

kesinambungan program dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar

penyusunan anggaran tahun berikutnya.

35. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah

dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan

kualitas yang terukur.

36. Pengganggaran Terpadu (unified budgeting) adalah penyusunan rencana

keuangan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis

belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada

prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana.

37. Fungsi adalah perwujudan tugas kepemerintahan dibidang tertentu yang

dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional

38. Urusan Pemerintah adalah fungsi-fungsi Pemerintah yang menjadi hak dan

kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatur

dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangan dalam rangka

melindungi, melayani, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat.

39. Program adalah penj~baran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya yang berisi

satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan surriber daya yang disediakan

untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD.

40. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih

unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada

suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya

baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk

peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua

jenis sumber daya tersebut sebagai masukan _(input) untuk menghasilkan

keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.

41. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau

keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.

42. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang

dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan

kegiatan.

43. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya

keluaran kegiatan-kegiatan dalam satu program.

44. Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan

oleh Kepala Daerah untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan

digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran daerah.

45. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang

daerah yang ditentukan oleh Kepala Daerah untuk menampung seluruh

penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran

daerah pada bank yang ditetapkan.

46. Penerimaan Daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah.

8

47. Pengeluaran Daerah adalah uang yang keluar dari kas daerah.

48. Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai

penambah nilai kekayaan bersih.

49. Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai

pengurang nilai kekayaan bersih.

50. Surplus Anggaran Daerah adalah selisih lebih antara pendapatan daerah dan

belanja daerah.

51. Defisit Anggaran Daerah adalah selisih kurang antara pendapatan daerah dan

belanja daerah.

52. Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali

dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran

yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

53. Hibah adalah Penerimaan Daerah yang berasal dari Pemerintah Negara Asing,

Badan/Lembaga Dalam Negeri atau perorangan baik dalam bentuk devisa

rupiah maupun barang atau jasa termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak

perlu dibayar kembali.

54. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disingkat SiLPA adalah

selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu

periode anggaran.

55. Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan daerah

menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak

lain sehingga daerah dibebani kewajiban untuk membayar kembali.

56. Piutang Daerah adalah sejumlah uang yang wajib dibayar kepada PElmerintah

Daerah dan/atau hak Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang

sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan

perundang-undangan atau sebab lainnya yang sah.

57. Utang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar Pemerintah daerah

dan/atau kewajiban pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang

berdasarkan peraturan perundang-undangan, perjanjian, atau berdasarkan

sebab lainnya yang sah.

58. Dana Cadangan adalah dana yang disisikan guna mendanai kegiatan yang

memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun

anggaran

59. lnvestasi adalah penggunaan asset untuk memperoleh manfaat ekonomis

seperti bunga, deviden, royalti, manfaat sosial dan atau manfaat lainnya

sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka

pelayanan kepada masyarakat.

60. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPA-SKPD

adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang

digunakan sebagai dasar pelaksanaan oleh pengguna anggaran

9

61. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran SKPD yang selanjulnya DPPA­

SKPD adalah dokumen yang memuat perubahan Pendapalan, Belanja dan

pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan perubahan angggaran

oleh pengguna anggaran.

62. Anggaran Kas adalah dokumen Perkiraan arus kas masuk yang bersumber dari

penerimaan dan per'kiraan arus kas keluar untuk mengatur ketersediaan dana

yang cukup guna mendanai pelaksanaan kegialan dalam seliap periode.

63. Sural Penyediaan Dana yang selanjulnya disingkal SPD adalah dokumen yang

menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar

penertiban SPP.

64. Sural Perminlaan Pembayaran yang selanjulnya disingkat SPP adalah

dokumen yang diterbitkan oleh pejabal yang bertanggungjawab alas

pelaksanaan kegialan/bendahara pengeluaran unluk mengajukan permintaan

pembayaran.

65. SPP Uang Persediaan yang selanjulnya disingkat SPP-UP adalah dokumen

yang diajukan oleh· bendahara pengeluaran unluk permintaan uang muka kerja

yang bersifal pengisian kembali (revolving) yang lidak dapat dilakukan

pembayaran langsung.

66. SPP Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disingkal SPP-GU adalah

dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan

pengganli uang persediaan yang lidak dapal pengisian kembali (revolving) yang

lidak dapal dilakukan pembayaran langsung.

67. SPP Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-TU adalah

dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran unluk perminlaan

lambahan uang persediaan guna melaksanakan kegiatan SKPD yang bersifal

mendesak dan tidak dapal digunakan untuk pembayaran langsung dan uang

persediaan.

68. SPP Langsung yang selanjulnya disingkal SPP-LS adalah dokumen yang

diajukan oleh bendahara pengeluaran unluk perminlaan pembayaran langsung

kepada pihak keliga alas dasar perjanjian konlrak kerja alau surat perintah

kerja lainnya dan pembayaran gaji dengan jumlah, penerima peruntukan, dan

waklu pembayaran lertentu yang dokumennya disiapkan oleh PPTK.

69. Sural Perinlah Membayar yang selanjulnya disingkat SPM adalah dokumen

yang digunakan/dilerbilkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna

anggaran untuk penertiban SP20 alas beban pengeluaran DPA-SKPD.

70. Sural Perintah Membayar Uang Persediaan yang selanjulnya disingkat SPM­

UP adalah dokumen yang diterbilkan oleh pengguna anggaran/kuasa

pengguna anggaran unluk penertiban SP2D atas beban-beban pengeluaran

DPA-SKPD yang dipergunakan sebagai uang persediaan unluk mendanai

kegiatan.

10

71. Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan selanjutnya disingkat SPM­

GU adalah untuk penertiban oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna

anggaran untuk penertiban SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD yang

dananya dipergunakan untuk mengganti uang persediaan yang telah

dibelanjakan.

72. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya

disingkat SPM-TU adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna

anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penertiban SP2D atas beban

pengeluaran DPA-SKPD, karena kebutuhan dananya melebihi dari jumlah

batas pagu uang persediaan yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan.

73. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disingkat SPM-LS adalah

dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran

untuk penertiban SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD kepada pihak

ketiga.

74. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah

dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh

BUD berdasarkan SPM.

75. Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas

beban APBD atau perolehan lainnya yang sah.

76. Kerugian Daerah adalah kekurangan uang, surat berharga dan barang yang

nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik

sengaja maupun !alai.

77. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUO adalah

SKPD/unit kerja pada SKPD dilingkungan pemerintah daerah yang dibentuk

untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang

dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan

dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan

produktifitas.

Pasal 2

(1) Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diatur

dalam Peraturan Bupati ini merupakan pedoman bagi semua SKPD dalam

pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah.

(2) Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana

dimaksud pad a ayat (1) meliputi :

a. tata cara pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah;

b. penatausahaan keuangan daerah;

c. akuntansi keuangan daerah;

d .. pelaporan keuangan daerah;

e. pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan daerah.

11

(3) Uraian Sistem dan Prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini.

Pasal3

Dengan ditetapkannya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati atau Keputusan Bupati yang telah ada dan mengatur tentang sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah yang bertentangan dengan Peraturan Bupati ini dicabut dan dinyatakan tidak berlaku Jagi.

Pasal4

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan Penempatannya dalam berita Daerah Kabupaten Jayapura.

Diundangkan di Sentani pada tanggal 13 Desember 2013

Ditetapkan di Sentani pada tanggal 11 Desember 2013

BUPATI JAYAPURA ttd

MATHIUS AWOITAUW, SE, M.Si

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JAYAPURA

ttd

Drs. YERRY F. OlEN PEMBINA UTAMA MUDA

NIP.195901141984101002

BERITA DAERAH KABUPATEN JAYAPURA TAHUN 2013 NOMOR 26

12

( DAFT AR lSi l Halaman

Bab I. Pendahuluan

1.1 La tar Belakang .. .. ... . . .. .. . . . .. . . . . . .. .. ... .. .. . . . .. . . ...... .. .. .. ... . . .. . ... ... . .. . . .. ... . . .. .. . 1

1.2 Maksud dan Tujuan .................. ........... .......... ..................... ....... ... .... ... 1

1.3 Prinsip dan Azas Penatausahaan Pengelolaan Keuangan Daerah . .. 2

1.4 Tug as dan Fungsi Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah ........ ....... 4

1.4.1 Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah ... .. .. .. .. . .. ... . . .. ... .... 4

1.4.2 Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah ....................... :........... 5

1.4.3 Pejabat Pengelola Keuangan SKPD .. ............................. .......... 6

Babll. Sistem dan Prosedur Pelaksanaan Anggaran .. .. .. .. .. ...... .. .. .. .. ...... .. .. .. . .... ... 15

2.1 Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA-SKPD) .............................. ... 15

2.1.1 Fungsi DPA SKPD ..................................................................... 16

2.1.2 Penyusunan DPA-SKPD ........................................................... 17

2.2 Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) ....................... 18

2.2.1 Fungsi DPPA-SKPD .................................................................. 18

2.2.2 Format DPPA-SKPD ................................................................. 19

2.2.3 Pihak yang terkait dalam penyusunan DPPA-SKPD ................. 20

2.3 Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan (DPAL)-SKPD ................ 20

2.3.1 Fungsi DPAL-SKPD .................................................................. 20

2.3,2 Pihak yang terkait dalam Penyusunan DPAL-SKPD ................. 21

2.4 Anggaran Kas ............ .... .... .............. .................. ............. ............. ........ 23

2.4.1 Fungsi Anggaran Kas ................. ........... ........ .... ..... .. .............. ... 23

2.4.2 Pihak yang terkait dalam Penyusunan Anggaran Kas .............. 23

2.5 Sural Penyediaan Dana (SPD) .................................................... ........ 25

2.5.1 Fungsi SPD ............................................................................... 25

2.5.2 Pihal<. yang terkait da.lam Pembuatan SPD ........ ....................... 2.5

Bab Ill. Penatausahaan Pengelolaan Keuangan Daerah .......... ............................. 26

3.1 Penatausahaan Penerimaan .................. ...... ........ .............. .... ............. 26

3.1.1 Prosedur Penerimaan, Penyetoran Kas, dan Pencatatan

Pendapatan Asli Daerah .......... ............. ........ ..................... .... ... 26

3.1 .1.1 Pendapatan Daerah melalui Bendahara

Bab IV.

Bab V.

3.1.1.1 Pendapatan Daerah melalui Bendahara

Penerimaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . .. .. .. ... . . . . . . .. . . . . .. .. 26

3.1.1.2 Pendapatan Daerah melalui Bendahara Penerimaan

Pembantu ......................... ...... .. .... ............. ............ ....... 31

3.1.1.3 Prosedur Penerimaan melalui Bank ....... ...... ...... ... ....... 36

3.1.1.4 Prosedur Pembukuan Penerimaan Pendapatan .......... 41

3.2 Penatausahaan Pengeluaran .. ... ...... ....................... ......... .. .......... ....... 53

3.2.1 Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD) ..... ... ...... ................. 53

3.2.2 Sistem Pengeluaran Kas Pembebanan Uang Persediaan

(UP) ..................................................................... :..................... 55

3.2.3 Sistem Pengeluaran Kas Pembebanan Ganti Uang (GU) ......... 60

3.2.4 Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang

(SPP-TU) ................................................................................... 65

3.2.5 Sistem Pengeluaran Kas Pembebanan Lang sung (LS) .. .......... 69

3.2.6 Nota Permintaan Dana (NPD) . ........... .. .............. ... ...... .... ... ... .. .. 79

3.2.7 Pembukuan Belanja ................................................... :.............. 80

Laporan Pertanggungjawaban ................................................................... 108

4.1 Pertanggungjawaban dan Penyampaian Laporan Bendahara

Penerimaan . .. .. . . .. . .. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . .. . . . .. . . . . . . .. ... .. . . . . .. . . 1 08

4.1.1 Pertanggungjawaban Administratif········································'···· 108

4.1.2 Pertanggungjawaban Fungsional ............... ... ... .. . .. ..... ...... ...... ... . 109

4.2 Pertanggungjawaban dan Penyampaian Laporan Bendahara

Penerimaan Pembantu SKPD . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . .. . . 111

4.3 Pertanggungjawaban dan Penyampaian Laporan Bendahara

Penerima PPKD . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 116

4.4 Pertanggungjawaban dan Penyampaian Laporan Bendahara

Pengeluaran .. .. . .. . . . ... .. ........ .. .. .. .. .. . . . . . .. ... . .. ... . . . . .. ...... .... .. ... . ... . . . . .. ...... .. 120

4.5 Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran/ Bendahara

Pembantu .. . . . . .. ..... ... ............. .. .. ........... ... . .. ... . . . . .. ...... ........ .. ... .. . . .. .... .. . . 124

4.6 Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran

PPKD ................................................................................................... 126

Akuntansi Pelaporan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 129

5.1 Transaksi Keuangan dalam Pelaksanaan APBD . . . .. .. . . ...... ... .. . ... ..... .. . 129

5.1.1 Dokumen Transaksi . ... ........ .. ...... ... .... ...... ...... ... ... ...................... 130

5.1.2 Catatan Akuntansi ........ ................. ........... .. ........ ....................... 130

5.1.3 Basis Pencatatan ....................................................................... 131

5.1.4 Sistem Pencatatan Berpasangan . ... ...... .... ... .. . ... ...... ................. 132

5.2 Laporan Keuangan .. ...... ... ... ....... ... ......... ...... ... .... ...... .......................... 133

5.2.1 Laporan Realisasi Anggaran ........... ...... ... ...... .... ...... ................. 135

5.2.2 Neraca ......... .. ... .... .. .......... ............ ... ... . ....... .. ...... ....................... 137

5.2.3 Laporan Arus Kas ....... ...... ............... ....... ... ... .. . .......... ............ .... 137

5.2.4 Catatan atas Laporan Keuangan .......... ......... .. ....... ... ................ 138

5.3 Akuntansi Pendapatan . ... . ... .. .. ... .. ... .. .............. .. . ... .. . . .. ...................... .. 138

5.3.1 Azas Bruto ................................................... : ........ .... ........... .. .... 139

5.3.2 Dokumen Pendapatan ···········································'··················· 139

5.3.3 Transaksi Penerimaan Kas pad a SKPD .... ............... .......... ....... 139

5.3.4 Penyetoran Kas ke Kasda ......................................................... 140

5.3.5 Penerimaan Kas yang berasa\ dari penjualan Aset ................... 140

5.3.6 Koreksi Pengemba\ian atas Ke\ebihan Penerimaan ................. 140

5.4 Akuntansi Belanja . . . . .. . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. . . . . .. . .. .. . .. . .. . . 141

5.4.1 Akuntansi Belanja UP/GUfTU .................................................... 141

5.4.2 Akuntansi Belanja Langsung (LS) ............................................. 142

5.5 Akuntansi Selain Kas ........................................................................... 144

5.5.1 Pihak-pihak yang terkait . . ...... .... ...... ....... .. .......... ...... ...... ... ........ 145

5.5.2 Peristiwa Akuntansi Se\ain Kas ................................................. 145

5.5.3 Pengakuan aset, Hutang dan Ekuitas ....................................... 145

5.5.4 Jurnal Terkait dengan Transaksi yang bersifat Accrual dan

Repayment . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 146

5.5.5 Dokumen Akuntansi Se\ain Kas ................................................ 147

5.5.6 Langkah-langkah Penyusunan Jurnal Akuntansi Selain Kas .... 147

5.6 Akuntansi Aset ..................................................................................... 147

5.6.1 Langkah-langkah Penyusunan Jurnal Aset ............................... 148

LAMPIRAN: PERATURAN BUPATI JAYAPURA

NOMOR 26 TAHUN 2013

TANGGAL 11 DESEMBER 20.13

TENTANG

SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

KABUPATENJAYAPURA

1.1 Latar Belakang

BABI

PENDAHULUAN

Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten

Jayapura disusun dalam rangka menciptakan dan mewujudkan pemerintahan

yang baik dan bersih melalui kaidah-kaidah yang baik dalam Pengelolaan

Keuangan Oaerah, yang berorientasi pada ~asil, profesionalitas dan

keterbukaan atas keseluruhan kegiatan yang mencakup perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan

pengawasannya.

Sistem dan prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan

informasi yang dapat digunakan sebagai salah satu pedoman yang

substansinya tetap berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan disesuaikan dengan kondisi daerah, dimana pedoman ini

merupakan dokumen yang dinamis dan senantiasa terus diperbaharui sesuai

tuntutan regulasi dibidang keuangan daerah.

Untuk itu dalam rangka menciptakan pengelolaan keuangan daerah

yang tertib, efisien, transparan, akuntabel dan auditab/e, perlu disusun

pedoman pengelolaan keuangan yang mencakup penatausahaan, akuntansi

dan pelaporan, serta pertanggungjawaban keuangan daerah.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan disusunnya pedoman pengelolaan keuangan daerah ini

adalah:

1. Untuk menciptakan pemahaman dalam pelaksanaan pengelolaan

keuangan daerah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

1

•w

2. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan, penatausahaan, akuntansi,

pelaporan, pengawasan dan pertanggungjawaban APBD agar ten.vujud

keterpaduan serta keserasian dalam melaksanakan program kegiatan.

3. Sebagai alat pengendali, pengawasan dan pemeriksaan dalam

pelaksanaan, penatausahaan, akuntansi, pelaporan, dan

pertanggungjawaban APBD.

4. Untuk menciptakan keberlangsungan penalaan pengelolaan keuangan

daerah yang efisien, efektif, lransparan. akuntabel dan auditab/e.

1.3 Prinsip dan Azas Penata~sahaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Struklur Anggaran Pendapalan dan 'Belanja Daerah (APBD), yang

terdiri atas bagian pendapalan, belanja dan pembiayaan serta disusun

dengan pendekatan kinerja, memuat sasaran yang diharapkan menurut

fungsi-fungsi pengelolaan keuangan, dimana proses penyusunan APBD,

Perubahan APBD, Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dimulai dari

tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember yang disebut dengan

Siklus Anggaran.

Dalam proses pelaksanaan APBD terdapat prinsip dan azas yang perlu

diperhatikan, yaitu :

1. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang . terukur

secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan

sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi

pengeluaran belanja.

2. Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepaslian

tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan

melaksanakan kegiatan yang belum tersedia alau tidak mencukupi kredil

anggarannya dalam APBD/Perubahan APBD.

3. Unluk Pengeluaran alas beban APBD lerlebih dahulu dilerbitkan Sural

Penyediaan Dana (SPD) oleh PPKD selaku BUD alau Sural Kepulusan

Bupati Jayapura lainnya yang dipersamakan dengan SPD.

4. Semua Penerimaan dan Pengeluaran dalam lahun anggaran yang

bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD dan dilaksanakan melalui

Rekening Kas Umum Daerah.

5. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran, Bend ahara

Pengeluaran/Penerimaan dan orang atau badan yang menerima atau

2

menguasai uang/barang/kekayaan daerah wajib menyelenggarakan

penatausahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

6. Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang

berkaitan dengan surat bukti menjadi dasar penerimaan dan/atau

pengeluaran atas pelaksanaan APBD bertanggungjawab terhadap

kebenaran material dan akibat yang ditimbulkan dari penggunaan surat

bukti tersebut.

7. SKPD penghasil dilarang menggunakan secara langsung penerimaannya

untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran, karena penerimaan SKPD

adalah merupakan pendapatan daerah, dan seluruh penerimaan daerah

harus disetor ke rekening kas umum daerah paling lambat 1 (satu) hari

sejak uang diterima.

8. SKPD penghasil secara periodik setiap bulan memberikan laporan target

dan realisasi pendapatan kepada SKPD yang membidangi pendapatan.

9. Bunga Deposito dan jasa giro atas penempatan uang daerah di bank

merupakan pendapatan daerah, sehingga langsung disetor ke rekening

Kas Umum Daerah.

1 0. Bendahara Penerimaan dilarang melakukan, baik secara langsung

maupun tidak langsung, kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan

dan penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin atas

kegiatan/pekerjaan/penjualan tersebut.

11. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dan Bendahara

Penerimaan/Pengeluaran tidak diperbolehkan membuka rekening pribadi

atas nama pribadi pada bank atau giro dengan tujuan pelaksanaan

APBD.

12. Bendahara Penerimaan tidak diperbolehkan menyimpan uang, cek, atau

surat berharga lainnya lebih dari 1 (satu) hari kerja.

13: Pad a SKPD yang mengelola penerimaan daerah hanya terdapat 1 (satu)

orang Bendaraha Penerimaan.

14. Pada SKPD hanya 1 (satu) orang Bendahara Pengeluaran kecuali pada

SKPD bertindak selaku SKPKD.

15. Kegiatan yang dilaksanakan oleh UPTD dapat ditunjuk Kuasa Pengguna

Anggaran/Barang, PPTK, dan Bendahara Penerimaan/Pengeluaran

Pembantu.

3

16. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran, .Bendahara

Penerimaan, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Pengeluaran

Pembantu diusulkan oleh SKPD masing-masing untuk kemudian

ditetapkan oleh Bupati.

17. Sistem lnformasi Pengelolaan Keuangan merupakan alat bantu yang

berupa software yang dapat digunakan untuk pengelolaan keuangan

daerah.

1.4 Tugas dan Fungsi Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah

1.4.1 Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah

Sekretaris Daerah dalam · hal ini adalah koordinator pengelolaan

keuangan daerah, mempunyai peran dan fungsi membantu Bupati

dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan

urusan Pemerintah Daerah termasuk pengelolaan keuangan. Sebagai

koordinator pengelolaan keuangan daerah Sekretaris Daerah

mempunyai tugas dalam hal :

1. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD.

2. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang

daerah.

3. Penyusunan Raperda APBD, Perubahan APBD, dan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

4. Tugas-tugas pejabat perencana daerah, PPKD, dan pejabat

pengawas keuangan daerah.

5. Penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD.

Selain mempunyai tugas sebagai koordinator Sekretaris Daerah

mempunyai tugas yaitu dalam hal :

1. Memimpin TAPD.

2. Menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD.

3. Menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah.

4. Memberikan persetujuan pengesahan DPA SKPD/DPPA SKPD.

5. Melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan keuangan

daerah lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh Kepala

Daerah.

4

1.4.2 Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah

1. Kepala SKPKD selalu PPKD mempunyai tugas :

1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan

keuangan daerah.

2. Menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan

APBD.

3. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang

ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

4. Melaksanakan fungsi BUD.

5. Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

6. Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang

dilimpahkan oleh Kepala Daerah.

2. PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD

berwenang:

1. Menyusun kebijakan dan pedoman pelaks~naan APBD;

2. Mengesahkan DPA SKPD/DPPA SKPD;

3. Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;

4. Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan

dan pengeluaran kas daerah;

5. Menetapkan SPD;

6. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman

atas nama pemerintah daerah;

3. PPKD selaku BUD menunjuk pejabat di lingkungan satuan

kerja pengelola keuangan daerah selaku kuasa BUD yang

terdiri dari :

1. Sekretaris dengan tugas :

1. Memantau pelaksanaan· APBD khusus pada Belanja

Bantuan Sosial, Belanja Hibah dan Belanja Bantuan

Keuangan;

2. Menyusun Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan

APBD pada Belanja Bantuan Sosial, Belanja Hibah dan

Belanja Bantuan Keuangan.

5

2. Bidang Anggaran dengan tugas :

1. Menyiapkan anggaran kas;

2. Menyiapkan SPD;

3. Bidang Perbendaharan dengan tugas :

1. Menerbitkan SP2D;

2. Mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD;

3. Menyimpan uang daerah;

4. Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat

pengguna anggaran atas beban rekening kas umum

daerah;

5. Melaksanakan pemberian pinjaman alas nama pemerintah

daerah;

6. Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah;

7. Melaksanakan penempatan uang daerah dan

mengelola/menatausahakan investasi.

4. Bidang Akuntansi dengan tugas :

1. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan

daerah;

2. Menyajikan informasi keuangan daerah;

3. Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran

APBD oleh bank/dan atau lembaga keuangan lainnya yang

ditunjuk;

5. Bidang Aset dengan tugas :

Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta

penghapusan barang milik daerah.

Penunjukan Kuasa BUD ditetapkan dengan Keputusan Bupati

dan dalam pelaksanaan tugasnya Kuasa BUD

bertanggungjawab kepada BUD. Dalam hal kuasa BUD

berhalangan yang bersangkutan dapat menunjuk pejabat yang

diberi wewenang untuk menandatangani SP2D.

1.4.3 Pejabat Pengelola Keuangan SKPD

1. Pengguna Anggaran

Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran mempunyai tugas yaitu:

6

1. Menyusun RKA SKPD.

2. Menyusun DPAIDPPA/DPAL-SKPD.

3. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas

beban anggaran belanja.

4. Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya.

5. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan

pembayaran.

6. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak.

7. Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain

dalam batas anggaran yang telah ditetapkan.

8. Mengangkat Pejabat Pembuat Komitmen sebagai pemilik

pekerjaan yang bertanggungjawab atas pelaksanaan

pengadaan barang/jasa dan dituangkan dalam surat

keputusan Kepala SKPD selaku pengguna anggaran.

9. Menandatangani SPM.

10. Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggungjawab

SKPD yang dipimpinnya.

11. Mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi

tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya.

12. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKf'D yang

dipimpinnya.

13. Mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya.

14. Melaksanakan tugas-tugas pengguna · anggaran/pengguna

barang lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh

Kepala Daerah.

15. Mengusulkan Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran, Bendahara

pengeluaran/Penerimaan, Bend ahara Pengeluaran/

Penerimaan Pembantu.

16. Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah.

Pejabat Pengguna Anggaran dapat melimpahkan sebagian

kewenangannya kepada pejabat Kuasa Pengguna Anggaran

berdasarkan pertimbangan besaran jumlah uang yang dikelola

7

SKPD, beban kerja, lokasi, kompetensi, rentang kendali, dan

atau pertimbangan objektif lainnya.

Pelimpahan wewenang tersebut ditetapkan dengan Keputusan

Bupati atas usul Kepala SKPD.

2. Kuasa Pengguna Anggaran

Mempunyai tugas antara lain yaitu :

1 Me!ak~kan t!ndakan yang mengakibatkan pengeluaran aias

beban anggaran belanja;

2. Melaksanakan anggaran SKPD sesuai dengan

· kewenangannya;

3. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan

pembayaran;

4. Mengadakan ikata)l/perjanjian kerjasama dengan pihak lain

dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;

5. Menandatangani SPM-LS dan SPM-TU;

6. Mengawasi pelaksanaan anggaran sesuai dengan

kewenangannya;

7. Melaksanakan tugas-tugas kuasa pengguna anggaran lainnya

berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh pejabat pengguna

anggaran;

8. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada

Pengguna Anggaran.

3. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)

Pejabat pengguna anggaran dalam melaksanakan program dan

kegiatan menunjuk pejabat pada unit SKPD selaku PPTK dengan

melihat pertimbangan kompetensi jabatan, anggaran kegiatan,

beban kerja, lokasi, dan/atau rentang kendali dan pertimbangan

objektif lainnya dan mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan;

2. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan;

3. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran

pelaksanaan kegiatan;

8

4. Bertanggungjawab atas pencapaian target, sasaran, manfaat,

pengeluaran atas beban anggaran pada kegiatan yang

dikendalikan;

5. Meneliti dan mengkoreksi dokumen-dokumen kegiatan

(perjanjian kontraklkerjasama, berita acara pemeriksaan

pekerjaan, berita acara serah terima pekerjaan, berita acara

pembayaran serta dokumen lainnya) yang akan

ditandatangani oleh Pejabat Pengguna Anggaran/Kuasa

Pengguna Anggaran;

6. Menyusun rencana jadwal kegiatan;

7. Menyusun harga perhitungan sendiri (HPS), jadwal tata cara

pelaksanaan serta lokasi pengadaan yang dikoordinasikan dan

disusun dengan panitia pengadaan barang dan jasa;

8. Menyiapkan perjanjian kontrak dengan pihak penyedia barang

dan jasa;

9. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang

dan jasa kepada pejabat pengguna anggaran/kuasa pengguna

anggaran;

10. Memantau, mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan

perjanjian kontrak kerjasama;

11. Bertanggungjawab kepada Pejabat Pengguna

Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;

12. Menyiapkan berita acara serah terima kepada pejabat

pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk

disampaikan kepada Bupati, apabila terdapat kegiatan yang

didalamnya akan menjadi aset pemerintahan daerah.

4. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (Sekretaris)

Dalam hal penatausahaan pada SKPD sebagai dasar penggunaan

anggaran yang tercantum dalam DPA-SKPD, kepala SKPD

menetapkan Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK­

SKPD) yang melaksanakan fungsi lata usaha keuangan pada

SKPD, PPK-SKPD dalam melaksanakan fungsinya sebagai

perbendaharaan dan akuntansi tidak boleh merangkap sebagai

pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan

Daerah, Bendahara serta PPTK.

9

PPK-SKPD mempunyai tugas :

1. Memverifikasi SPP;

2. Meneliti kelengkapan dokumen SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU,

dan SPP-LS gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya

yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang­

undangan;

3. Meneliti kelengkapan dokumen SPP-LS pengadaan barang

4. Menyiapkan SPM;

5. Melakukan verifikasi harian atas penerimaan;

6. Melaksanakan akuntansi SKPD;

7. Menyiapkan Laporan Keuangan SKPD;

8. Melakukan verifikasi atas beban pengeluaran SKPD sebelum

pengesahan SPJ ditandatangani oleh pengguna Anggaran.

5. Bendahara Pengeluaran dan Penerimaan

Atas usul Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD), Bupati

menetapkan Bendahara Pengeluaran dan Penerimaan dalam

pelaksanaan fungsi kebendaharaan dalam pelaksanaan anggaran

pada SKPD.

Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran adalah

pejabat fungsional yang bertanggungjawab atas pelaksanaan

tugasnya secara administratif kepada Pengguna Anggaran dan

secara fungsional kepada PPKD selaku BUD.

Bendahara Pengeluarah dan Penerimaan baik secara langsung

maupun tidak langsung dilarang melakukan kegiatan

perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau

bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan

seria membuka rekening/g"1ro atau menyimpan uang pada suatu

bank atau lembaga keuangan lainnya atas nama pribadi.

Bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran dalam

melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh bendahara

penerimaan pembantu dan/atau bendahara pengeluaran

pembantu.

10

A. Bendahara Pengeluaran

a. Bendahara pengeluaran mempunyai tugas yaitu

menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan

dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan

belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada

SKPD yang bersangkutan.

b. Dalam melaksanakan tugasnya bendahara pengeluaran

SKPD berwenang :

• Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan

SPP-UP/GU!TU dan SPP-LS;

• Menerima dan menyimpan uang persediaan;

• Melaksanakan pembayaran dari uang persediaan

yang dikelolanya;

• Menolak perintah bayar dari pengguna

anggaran/kuasa pengguna anggaran yang tidak

sesuai dengan ketentuan peraturan;

• Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS

yang diberikan oleh PPTK;

• Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang

diberikan oleh PPTK, apabila dokumen tersebut tidak

memenuhi syarat/tidak lengkap.

A. 1. Pembantu Bendahara Pengeluaran

Bendahara Pengeluaran pada SKPD dalam

melaksanakan tugasnya dapat dibantu beberapa

orang pelaksana administrasi (maksimal 2 orang)

yang ditunjuk Kepala SKPD sebagai Pembantu

Bendahara Pengeluaran.

B. Bendahara Penerimaan

a. Bendahara penerimaan mempunyai tugas yaitu

menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan,

dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan daerah

dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD yang

bersangkutan.

b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

bendahara penerimaan SKPD berwenang :

11

• Menerima penerimaan yang bersumber dari

pendapatan asli daerah;

o Menyimpan seluruh penerimaan;

• Menyetorkan penerimaan yang diterima dari pihak

ketiga ke rekening kas umum daerah paling lambat 1

hari kerja;

• Mendapat bukti transaksi atas pendapatan yang

diterima melalui Bank.

c. Dalam hal objek pendapatan daerah tersebar secara

geograf1s sehingga wajib pajak atau wajib retribusi

mengalami kesulitan dalam membayar kewajibannya,

dapat ditunjuk satu atau lebih bendahara penerimaan

pembantu untuk melaksanakan tugas dan wewenang

bendahara penerimaan.

C. Bendahara Penerimaan PPKD, bertugas :

a. Menatausahakan dan mempertanggungjawabkan seluruh

penerimaan pendapatan PPKD dalam rangka

pelaksanaan APBD.

b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

bendahara penerimaan PPKD berwenang mendapatkan

bukti transaksi atas pendapatan yang diterima melalui

bank.

c. Atas pertimbangan efisiensi dan efektifitas, tugas, dan

wewenang bendahara penerimaan dapat dirangkap oleh

bendahara umum daerah.

D. Bendahara Penerimaan Pembantu

Dalam hal pengguna anggaran melimpahkan

sebagian kewenangannya kepada kuasa pengguna

anggaran, ditunjuk bendahara penerimaan. pembantu untuk

melaksanakan sebagian tugas dan wewenang bendahara

penerimaan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

bendahara penerimaan SKPD berwenang :

12

' 'I ;_,( 'I

''! I, ;:.'.

" Menyetorkan penerimaan yang diterima dari pihak ketiga

ke rekening kas umum daerah paling lambat 1 hari kerja

beserta Sural Tanda Setoran (STS) yang telah dibuat.

• Mendapat bukti transaksi alas pendapatan yang diterima

melalui Bank.

" Melakukan pencatatan atas penerimaan ke dalam BKU

Penerimaan pembantu dan buku rekapitulasi penerimaan

harian.

• Mempertanggungjawabkan bukti penerimaan dan bukti

penyetoran seluruh uang kas yang diterimanya kepada

bendahara penerimaan paling lambat tanggal 5 bulan

berikutnya.

E. Bendahara Pengeluaran Pembantu

Dalam hal pengguna anggaran melimpahkan sebagian­

kewenangannya kepada kuasa pengguna anggaran ditunjuk

bendahara pengeluaran pembantu untuk melaksanakan

sebagian tugas dan wewenang bendahara pengeluaran.

Bendahara Pengeluaran Pembantu mempunyai tugas :

1. Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP­

UP/GU!TU/LS;

2. Menerima dan menyimpan uang persediaan yang berasal

dari tambahan uang dan/atau pelimpahan UP dari

bendahara pengeluaran;

3. Melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang

dikelolanya;

4. Menyimpan salinan SPD;

5. Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS yang

diberikan oleh PPTK;

6. Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang

diberikan oleh PPTK, apabila dokumen tersebut tidak

memenuhi syarat atau tidak lengkap;

7. Menyiapkan lampiran lain yang diperlukan;

8. Membuat SPJ;

9. Membuat sural pengesahan laporan pertanggungjawaban

atas penggunaan dana SPP-UP/GU!TU.

13

F. Bendahara Pengeluaran PPKD (Bendahara Bantuan),

bertugas:

1. Menatausahakan dan mempertanggungjawabkan seluruh

pengeluaran PPKD dalam rangka pelaksanaan APBD.

2. Untuk melakukan tugas tersebut bendahara pengeluaran

PPKD berwenang :

• Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan

SPP-LS PPKD;

• Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS

PPKD;

• Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS PPKD

kepada Pejabat yang terkait, apabila dokumen

tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau tidak

lengkap.

G. Bendahara Umum Daerah (BUD)

Bendahara Umum Daerah wajib menyampaikan laporan atas

pengelolaan uang yang terdapat dalam kewenangannya.

Laporan yang dimaksud terdiri dari :

1. Laporan Posisi Kas Harian.

2. Rekonsiliasi Bank.

Laporan tersebut disampaikan kepada Kepala Daerah.

14

BAB II

SISTEM DAN PROSEDUR PELAKSANAAN ANGGARAN

2.1 Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA-SKPD)

DPA-SKPD merupakan dokumen yang memuat pendapatan, belanja

dan pembiayaan untuk digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh

pengguna anggaran/pengguna barang. Dokumen pelaksanaan yang terkait

dengan pendapatan berisi inform:;~si tentang ke!ompok, jenis, objek dan

rincian objek pendapatan daerah yang dipunguUdikelola/diterima oleh SKPD

sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang telah ditetapkan berdasarkan

peraturan perundang-undangan. Dokumen pelaksanaan yang terkait dengan

belanja berisi informasi tentang kelompok belanja tidak langsung dan belanja

langsung yang masing-masing diuraikan menurut jenis, objek dan rincian

objek belanja.

Dokumen peiaksanaan yang berkait dengan pembiayaan berisi informasi

tentang kelompok penerimaan pembiayaan yang dapat digunakan untuk

menutup defisit APBD dan pengeluaran pembiayaan yang digunakan untuk

memanfaatkan surplus APBD dimana masing-masing diuraikan menurut

jenis, objek dan rincian objek pembiayaan untuk menyusun DPA-SKPD

diperlukan informasi yang akurat dan sinkron yang terkait dengan belanja

berdasarkan urusan pemerintahan, organisasi, standar biaya, prestasi kerja

yang dicapai dari program dan kegiatan.

Urusan pemerintahan daerah memuat bidang urusan pemerintah

daerah yang dikelola sesuai dengan tugas pokok dan fungsi organisasi,

dimana organisasi memuat nama organisasi atau nama SKPD selaku

pengguna anggaran/pengguna barang. Dan prestasi kerja yang hendak

dicapai terdiri atas indikator, tolak ukur kinerja dan target kinerja.

Program memuat nama program yang akan dilaksanakan SKPD

dalam tahun anggaran berkenaan sesuai yang telah disepakati dalam KUA

dan PPA. Sedangkan kegiatan memuat nama kegiatan yang akan

dilaksanakan SKPD dalam tahun anggaran berkenaan sesuai yang telah

disepakati dalam KUA dan PPA.

lndikator-indikator dalam DPA-SKPD terdiri atas masukan, keluaran

dan hasil. Tolak ukur kinerja yang merupakan ukuran prestasi kerja yang

akan dicapai dari keadaan semula dengan mempertimbangkan faktor

15

kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan dari program dan

kegiatan. Target kinerja merupakan hasil yang diharapkan dari suatu program

atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.

lnformasi yang berkaitan dengan belanja langsung berisi belanja

pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal tercantum dalam

DPA-SKPD pada masing-masing SKPD, sedangkan belanja bunga, belanja

subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja

bantuan keuangan dan belanja tirl::~k tP.rdlJQ::l d::l.!am DPA.-SKPO hanya ada

pada SKPKD.

2.1.1 Fungsi DPA SKPD

DPA SKPD adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar

pelaksanaan anggaran oleh Kepala SKPD sebagai Pengguna

Anggaran.

DPA-SKPD terdiri dari :

1. DPA-SKPD 1

Digunakan . untuk menyusun rencana pendapatan atau

penerimaan SKPD dalam tahun anggaran yang direncanakan.

2. DPA-SKPD 2.1

Digunakan untuk menyusun rencana kebutuhan belanja tidak

langsung SKPD dalam tahun anggaran yang direncanakan

3. DPA-SKPD 2.2.1

Digunakan untuk merencakanan belanja langsung dari setiap

kegiatan yang diprogramkan.

4. DPA-SKPD 2.2

Merupakan formulir rekapitulasi dari seluruh program dan

kegiatan SKPD yang dikutip dari setiap formulir DPA-SKPD

2.2.1 (rincian anggaran belanja langsung menurut program dan

· perkegiatan SKPD).

5. DPA-SKPD 3.1

Digunakan untuk merencanakan penerimaan pembiayaan

dalam tahun anggaran yang direncanakan.

6. DPA-SKPD 3.2

Digunakan untuk merencanakC:m pengeluaran pembiayaan

dalam tahun anggaran yang direncanakan.

16

7. Ringkasan DPA-SKPD

Merupakan kompilasi dari seluruh DPA-SKPD.

2.1.2 Penyusunan DPA-SKPD

Rancangan DPA-SKPD berisi sasaran yang hendak dicapai,

program dan kegiatan, anggaran yang disediakan untuk mencapai

sasaran tersebut, rencana penarikan dana tiap-tiap SKPD serta

pendapatan yang d~perkirakan.

PPKD memberitahukan kepada semua kepala SKPD melalui surat

pemberitahuan untuk menyusun rancangan DPA-SKPD, terhitung

paling lambat 3 hari setelah APBD ditetapkan. Kepala SKPD

menyerahkan rancangan DPA-SKPD kepada PPKD paling lama 6

(enam) hari kerja.

PPKD mengotorisasi Rancangan DPA-SKPD dan Rancangan

Anggaran Kas SKPD kemudian diserahkan kepada TAPD. TAPD

kemudian melakukan verifikasi atas rancangan DPA-SKPD dan

Rancangan Anggaran Kas tersebut bersama-sama dengan Kepala

SKPD, paling lambat 15 hari kerja sejak ditetapkannya per-KDH

tentang penjabaran APBD.

Berdasarkan hasil verifikasi PPKD mengesahkan Rancangan

DPA-SKPD dengan persetujuan Sekda dan pengesahan Rancangan

Anggaran Kas SKPD dengan persetujuan PPKD. DPA-SKPD yang

telah disahkan disampaikan kepada Kepala SKPD, lnspektorat, dan

BPK paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal disahkan.

Pihak yang terkait dalam penyusunan DPA-SKPD yaitu :

1. PPKD

Dalam kegiatan ini, PPKD memiliki tugas sebagai berikut :

• Membuat Surat Pemberitahuan pembuatan rancangan

DPA-SKPD berdasarkan Perda APBD dan Peraturan KDH

Penjabaran APBD;

• Menyerahkan Surat Pemberitahuan pada SKPD;

o Memonitorisasi Rancangan DPA-SKPD dan Rancangan

Anggaran Kas;

17

o Mengesahkan Rancangan DPA-SKPD yang telah disetujui

oleh SEKDA menjadi DPA-SKPD;

• Memberikan tembusan DPA-SKPD kepada SKPD,

lnspektorat, dan BPK Rl.

2. SKPD

Dalam kegiatan ini, SKPD memiliki tugas sebagai berikut :

o Menyusun Rancangan DPA-SKPD;

• ivienyerahkan· Rancangan DPA-SKPD pada PPKD daiam

batas waktu yang telah ditetapkan.

3. Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)

Dalam kegiatan ini, TAPD memiliki tugas sebagai berikut:

" Melakukan verifikasi Rancangan DPA-SKPD bersama

Kepala SKPD;

• Menyerahkan Rancangan DPA-SKPD yang telah lolos

verifikasi kepada SEKDA.

4. SEKDA

Dalam kegiatan ini, SEKDA memiliki tugas untuk menyetujui

Rancangan DPA-SKPD.

2.2 Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA)

2.2.1 Fungsi DPPA-SKPD

DPPA-SKPD adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar

pelaksanaan perubahan anggaran oleh Kepala SKPD sebagai

Pengguna Anggaran, rancangan DPPA-SKPD adalah rancangan

yang berisi sasaran yang hendak dicapai, program dan kegiatan,

latar belakang perubahan peneriman pendapatan, belanja atau

pembiayaan, rincian anggaran sebelum dan setelah perubahan,

rencana penarikan dana tiap-tiap SKPD serta pendapatan yang

diperkirakan.

PPKD memberitahukan kepada semua kepala SKPD melalui

sura! pemberitahuan untuk menyusun rancangan DPPA-SKPD,

terhitung paling lambat 3 hari setelah Perda tentang perubahan

APBD disahkan. SKPD menyusun rancangan DPPA-SKPD

berdasarkan atas Sura! Pemberitahuan Perda Perubahan APBD

tersebut dan Per-KDH penjabaran Perubahan APBD dalam jangka

18

I ! I

L

waktu 3 hari. Kepala SKPD kemudian menyerahkan rancangan

DPPA-SKPD yang telah dibuat kepada TAPD.

TAPD kemudian membahas rancangan DPPA-SKPD dan kemudian

menyerahkan kepada Sekda untuk disetujui. Rancangan DPPA­

SKPD yang telah disetujui, diserahkan ke PPKD untuk disahkan

menjadi DPPA-SKPD.

2.2.2 Format DPPA-SKPD

DPPA-SKPD terdiri dari :

1. DPPA-SKPD 1

Digunakan untuk menyusun rencana perubahan pendapatan

atau penerimaan SKPD dalam tahun anggaran yang

direncanakan.

2. DPPA-SKPD 2.1

Digunakan untuk menyusun rencana perubahan kebutuhan

belanja tidak langsung SKPD dalam tahun anggaran yang

direncanakan.

3. DPPA-SKPD 2.2.1

Digunakan untuk merencanakan perubahan belanja langsung

dari setiap kegiatan yang diprogramkan.

4. DPPA-SKPD 2.2

Merupakan formulir rekapitulasi dari seluruh perubahan program

dan kegiatan SKPD yang dikutip dari setiap formulir DPPA­

SKPD 2.2.1 (rincian anggaran belanja langsung menurut

program dan perkegiatan SKPD).

5. DPPA-SKPD 3.1

Digunakan untuk merencanakan perubahan penerimaan

pembiayaan dalam tahun anggaran yang direncanakan.

6. DPPA-SKPD 3.2

Digunakan untuk merencanakan perubahan pengeluaran

pembiayaan dalam tahun anggaran direncanakan.

7. Ringkasa DPPA-SKPD

Merupakan kompilasi dari seluruh DPPA-SKPD

19

2.2.3 Pihak yang terkait dalam penyusunan DPPA-SKPD

1. PPKD

PPKD memiliki tugas sebagai berikut :

a. Membuat Surat Pemberitahuan pembuatan rancangan

DPPA-SKPD berdasarkan Perda Perubahan APBD dan Per­

KDH Penjabaran Perubahan APBD.

b. Menyerahkan Surat Pemberitahuan pada SKPD.

oleh SEKDA menjadi DPPA-SKPD.

d. Memberikan tembusan DPPA-SKPD kepada SKPD.

2. SKPD

SKPD memiliki tugas sebagai berikut :

a. Menyusun Rancangan DPPA-SKPD

b. Menyerahkan Rancangan DPPA-SKPD pada PPKD dalam

batas waktu yang telah ditetapkan.

3. Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)

TAPD memiliki tugas sebagai berikut:

a. Melakukan otorisasi Rancangan DPPA-SKPD.

b. Menyerahkan Rancangan DPPA-SKPD yang telah

diotorisasi kepada Sekda.

c. Mengesahkan rancangan DPPA-SKPD menjadi DPPA­

SKPD.

4. SEKDA

Sekda memiliki tugas sebagai berikut menyetujui Rancangan

DPPA-SKPD.

2.3 Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan (DPAL)-SKPD

2.3.1 Fungsi DPAL-SKPD

DPAL-SKPD adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar

pelaksanaan kegiatan yang belum diselesaikan pada tahun berjalan,

dan sudah melewati batas akhir penyusunan RKA-SKPD untuk tahun

anggaran selanjutnya. DPAL-SKPD hanya untuk pembebanan

kegiatan belanja langsung yang telah diestimasikan tidak selesai

pada waktunya.

20

Pekerjaan yang dapat dilanjutkan oleh OPAL harus memenuhi

kriteria sebagai berikut :

a. Pekerjaan yang telah ada ikatan perjanjian kontrak pada tahun

anggaran berkenaan; dan

b. Keterlambatan penyelesaian pekerjaan diakibatkan bukan karena

kelalaian pengguna anggaran/barang atau rekanan, namun

karena akibat dari force major.

DP,\L d:sahkaii o:eh PPKD setelah Uilakukan proses verifikasi

terhadap kebenaran OPAL yang diajukan baik dari segi material

maupun formal, proses verifikasi yang dimaksud meliputi sisa OPA

SKPO yang belum diterbitkan SPO dan/atau belum diterbitkan SP20

atas kegiatan bersangkutan, sisa SPO yang belum diterbitkan SP20,

SP20 yang belum diuangkan.

Rancangan OPAL-SKPO adalah rancangan yang berisi, saldo OPA

tahun awal penganggaran, Keterangan penyebab tidak dapat

diselesaikan sampai dengan akhir tahun anggaran berjalan, Jumlah

belanja yang telah dilakukan tahun pertama, Jumlah anggaran yang

dilanjutkan ditahun kedua.

Kepala SKPO memberikan rancangan OPAL-SKPO dan laporan

akhir realisasi pelaksanaan kegiatan fisik dan non fisik · maupun

keuangan paling lambat pertengahan bulan desember tahun

berjalan.

2.3.2 Pihak Yang Terkait Dalam Penyusunan DPAL-SKPD

1. SKPD

Oalam kegiatan ini, SKPO memiliki tugas sebagai berikut :

a. Menyusun laporan akhir realisasi pelaksanaan kegiatan fisik

dan non fisik maupun keuangan;

b. Menyusun Rancangan OPAL-SKPO;

c. Menyerahkan Rancangan OPAL-SKPO dan laporan akhir

realisasi pada PPKO dalam batas waktu yang telah

ditetapkan.

2. PPKD

Oalam kegiatan ini, PPKO memiliki tugas sebagai berikut :

21

Penyusunan Rincian DPA

Pendapatan SKPD

l DPA·SKPD 1 J l

\..

a. Melakukan verifikasi Rancangan DPAL-SKPD yang telah

disetujui Pengguna Anggaran SKPD;

b. Mengesahkan Rancangan DPAL-SKPD yang telah disetujui

oleh SEKDA menjadi DPAL-SKPD;

c. Memberikan tembusan DPAL-SKPD kepada SKPD, Satuan

Kerja Pengawasan Daerah dan BPK.

OA,...A•I •• •- ---'-""'-"1"\l~ 1-\L.It( UI"'A

Sural Pemberitahuan J

,. Penyusunan Rincian Penyusunan Rincian Penyusunan Rincian Penyusunan Rincian DPA Belanja Tidak DPA Belanja Penerimaan Pengeluaran Langsung SKPD Langsung Program & Pembiayaan Daerah Pembiayaan Daerah

Perkegiatan SKPD

.. DPA-SKPD 2.1 J [ DPA-SKPD 2.2.1 I DPA-SKPD 3.1 J l DPA-SKPD 3.2 J

Penyusunan Rekapitulasi Belanja Langsung menurut Program & Kegiatan SKPD

l l DPA-SKPD 2.2 J

\..

{ + '\ • Penyusunan Rancangan DPA-SKPD

Rancangan J DPA-SKPD

22

2.4 ANGGARAN KAS

2.4.1 Fungsi Anggaran Kas

Penyusunan anggaran kas pemerintah daerah dilakukan

guna mengatur ketersediaan dana yang cukup untuk mendanai

pengeluaran-pengeluaran sesuai dengan rencana penarikan dana

yang tercantum dalam DPA-SKPD yang telah disahkan.

Anggaran kas memuat perkiraan arus kas masuk yang bersumber

dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar yang digunakan guna

mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode.

Dalam proses penatausahaan, anggaran kas mempunyai

peran penting sebagai alat kontrol dan pengendalian. Dokumen ini

dibuat (direkapitulasi) oleh TAPD untuk ditetapkan oleh PPKD selaku

BUD yang dalam tahap berikutnya menjadi dasar pembuatan SPD.

2.4.2 Pihak '!"ang Terkait Dalam Penyusunan Anggaran Kas

1. PPKD selaku BUD

Dalam kegiatan ini, PPKD memiliki tugas melakukan pengesahan

Rancangan Anggaran Kas menjadi Anggaran Kas sebagai dasar

penyusunan SPP di SKPD.

2. SKPD

Dalam kegiatan ini, SKPD memiliki tugas menyusun Rancangan

Anggaran Kas SKPD berdasarkan rancangan DPA-SKPD yang

telah dibuat, dengan memperhatikan jadwal kegiatan dan

kebutuhan riil.

3. Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)

Dalam kegiatan ini, TAPD memiliki tugas sebagai berikut:

a. Melakukan verifikasi Rancangan Anggaran Kas SKPD

bersama kepala SKPD.

b. Melakukan rekapitula·si Rancangan Anggaran Kas dari SKPD.

23

SISTEM PROSEDUR PEMBUATAN ANGGARAN KAS

PPKD

Menerbitkan Surat Pemberitahuan kepada SKPD untuk penyusunan Rancangan DPA dan Rancangan

Angycm:m. Kas

Surat Pemberitahuan

Rancangan DPA SKPD

Rancangan Anggaran Kas SKPD

Meneliti rancangan DPA dan Rancangan Anggaran Kas

6 hari ke~a setelah surat pemberitahuan

diserahkan kepada PPKD untuk di otorisasi

MENYETUJUI B PPKD +-l_R_a_n_c_a-ng-a-rn-A_n_g_g_"_'"-"~14-----"------l~>ll_R_a_n_c_an-g-a-n-rD-P-A-S~K-P-D-~-------t>- SEKDA Kas SKPD

Me nyu sun Anggaran Kas Pemda dengan merekapitulasi

Anggaran Kas SKPD

Anggaran Kas Pemerintah Daerah

DPA SKPD

24

2.5 Surat Penyediaan Dana (SPD)

2.5.1 Fungsi SPD

SPD adalah Surat Penyediaan Dana, yang dibuat oleh BUD

dalam rangka menajemen kas daerah.

Manajemen kas adalah kemampuan daerah dalam mengatur

jumlah penyediaan dana kas bagi setiap SKPD, artinya BUD harus

mampu memperkirakan kemampuan keuangan Pemda dalam

memenuhi dana SKPD. Hal ini penting, karena akan mempengaruhi

jumlah dana yang dapat disediakan dalam satu kali pengajuan SPD,

serta periode pengajuan SPD.

SPD digunakan untuk menyediakan dana tiap-tiap SKPD

dalam periode waktu tertentu. lnformasi dalam SPD menunjukkan

secara jelas alokasi tiap kegiatan tetapi tidak harus dibuat SPD untuk

setiap kegiatan secara tersendiri. Untuk mengakomodasi belanja

atas kegiatan yang bersifat tetap dan harus dilaksanakan sebelum

DPA-SKPD disahkan, PPKD selaku BUD membuat SPD-nya tanpa

menunggu DPA.

2.5.2 Pihak Yang Terkait Dalam Pembuatan SPD

1. Kuasa BUD

Dalam kegiatan ini, kuasa BUD mempunyai tugas sebagai

berikut:

a. Menganalisa DPA SKPD yang ada di database;

b. Menganalisa anggaran kas pemerintah khususnya data per

SKPD;

c. Menyimpan draft SPD;

d. Mendistribusikan SPD kepada para Pengguna Anggaran.

2. PPKD

Dalam kegiatan ini, PPKD mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Meneliti draft SPD yang diajukan Kuasa BUD:

b. Melakukan otorisasi SPD

3. Pengguna Anggaran

Dalam kegiatan ini, PA mempunyai tugas sebagai be;ikut :

a. Mengajukan surat permohonan SPD kepada PPKD;

b. Memberikan keterangan yang diperlukan oleh Kuasa BUD;

c. Mengarsipkan SPD yang diterima.

25

BAS Ill

PENATAUSAHAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

3.1 Penatausahaan Penerimaan

Penerimaan Pendapatan Asli Daerah antara lain diperoleh dari transaksi :

a. Pajak Daerah;

b. Retribusi Daerah;

c. Penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah antara lain me!iputi

penjualan aset daerah yang dipisahkan, penerimaan bunga deposito,

penerimaan jasa giro, denda keterlambatan pelaksanaan kegiatan.

Jaringan prosedur yang membentuk sub sistem ini terdiri darf prosedur

penerimaan, penyetoran kas dan pencatatan. Prosedur penerimaan,

penyetoran kas dan pencatatan merupakan uraian pelaksanaan kegiatan

yang terdiri : fungsi/pihak yang terkait, dokumen yang digunakan, catatan

yang digunakan, dan deskripsi prosedur.

Penerimaan Pendapatan Asli Daerah dapat dilaksanakan dengan 3 (tiga)

mekanisme/prosedur, yaitu :

1. Pembayaran langsung melalui Bendahara Penerimaan.

2. Pihak Ketiga/Wajib Pajak/Wajib Retribusi menyetorkan uang melalui

Bendahara Penerimaan Pembantu, kemudian Bendahara Penerimaan

Pembantu melaporkan kepada Bendahara Penerimaan.

3. Pihak Ketiga/Wajib Pajak/Wajib Retribusi menyetorkan uang melalui Bank

Pemerintah yang ditunjuk, Bank Lain, Badan, Lembaga Keuangan,

dan/atau Kantor Pas.

3.1.1 Prosedur Penerimaan, Penyetoran Kas, dan Pencatatan

Pendapatan Asli Daerah

3.1.1.1 Pendapatan Daerah Melalui Bendahara Penerimaan

Semua penerimaan daerah dalam rangka

pelaksanaan urusan pemerintah daerah dikelola dalam

APBD. Setiap SKPD yang mempunyai tugas memungut

dan/atau menerima pendapatan daerah wajib melaksanakan

pemungutan dan/atau penerimaan berdasarkan ketentuan

yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

26

Penerimaan SKPD dilarang digunakan langsung untuk

membiayai pengeluaran, kecuali ditentukan lain oleh

peraturan perundang-undangan. Penerimaan SKPD berupa

uang atau cek harus disetor ke rekening kas umum daerah

paling lama 1 (satu) hari kerja.

Bendahara Penerimaan wajib menyelenggarakan

· penatausahaan terhadap seluruh penerimaan dan penyetoran

yang rn~njad! t2nggur:gja'.·.'~bnya, secaia adrninistratifl

Bendahara Penerimaan bertanggungjawab pada Kepala

SKPD atas pengelolaan uang yang menjadi tugasnya, namun

secara fungsional bertanggungjawab pada PPKD.

a) Fungsi yang terkait

Dalam prosedur penerimaan pendapatan daerah melalui

Bendahara Penerimaan, fungsilpihak yang terkait adalah :

1. Kepala SKPD/Pengguna Anggaran

Dalam prosedur kegiatan ini, Kepala SKPD

berfungsi/berwenang untuk :

a. Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah

(SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah

(SKRD);

b. Menandatangani SPJ yang berasal dari PPK­

SKPD yang selanjutnya SPJ tersebut diserahkan

kepada PPKD.

2. Bendahara Penerimaan

Dalam prosedur kegiatan ini, Bendahara Penerimaan

berfungsi/berwenang untuk :

a. Menerima sekaligus mencocokkan uang yang

disetorkan oleh Wajib Pajak/retribusi sesuai

dengan yang tertera pada SKPD/SKRD atau

dokumen lain yang dipersamakan dengan

SKP/SKR dari wajib pajak atau retribusi atau pihak

ketiga yang berada dalam pengurusannya.

b. Bendahara penerimaan mempunyai kewajiban

untuk melakukan pemeriksaan kesesuaian antara

jumlah uang dengan jumlah yang telah ditetapkan.

27

c. Membuat Tanda Bukti Pembayaran (TBP)/Bukti

lain yang sah dan menyerahkan kepada Wajib

Pajak/Retribusi.

d. Menyetorkan uang yang diterimanya setiap hari ke

Bank beserta Sural Tanda Setoran (STS) yang

telah dibuat.

e. Membuat dan menyampaikan Laporan

Pertanggungjawaban untuk penerimaan satu bulan

paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya kepada

PPKD.

3. PPK-SKPD

Dalam prosedur kegiatan ini, PPK-SKPD

berfungsi/berwenang untuk :

a. Memverifikasi, mengevaluasi dan mencocokkan

Laporan Pertanggungjawaban yang berasal dari

Bendahara Penerimaan. Apabila dinyatakan tidak

cocok maka dikembalikan lagi kepada Bendahara

Penerimaan.

b. Menandatangani Laporan Pertanggungjawaban

yang telah dinyatakan cocok.

4. PPKD

Dalam prosedur kegiatan ini, PPKD

berfungsi/berwenang untuk :

a. Membandingkan antara SPJ yang berasal dari

Kepala SKPD dengan Nota Kredit dari Bank.

Apabila tidak sesuai maka dikembalikan kepada

Kepala SKPD.

b. Membuat Surat Pengesahan SPJ yang kemudian

disampaikan kepada PPK-SKPD.

5. Fungsi Akuntansi di Satuan Kerja Pengelola

Keuangan Daerah (SKPKD)

Dalam prosedur kegiatan ini, fungsi Akuntansi SKPKD

berfungsi/berwenang untuk :

28

a. Menjurnal pendapatan berdasarkan LPJ yang

diterima dari PPKD ke dalam Buku Jurnal

Penerimaan Kas.

b. Memposting rekening pendapatan ke dalam Buku

Besar dan Buku Besar Pembantu.

6. Fungsi Akuntansi di Pejabat Penatausahaan

Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK­

SKPD)

Dalam prosedur kegiatan ini, akuntansi SKPD

berfungsi/berwenang untuk :

a. Menjurnal pendapatan· berdasarkan LPJ yang

diterima dari PPKD ke dalam Buku Jurnal

Penerimaan Kas.

b. Memposting rekening pendapatan ke dalam Buku

Besar dan Buku Besar Pembantu.

b) Dokumen yang digunakan

Dokumen yang digunakan dalam prosedur penerimaan,

penyetoran kas dan pencatatan pada Sub Sistem

Penerimaan Pendapatan Asli Daerah melalui Bendahara

Penerimaan adalah :

1. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)/Surat

Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD). Dokumen ini

digunakan sebagai pedoman bagi wajib pajaklretribusi

dalam menentukan jumlah rupiah yang wajib disetor

kepada Bendahara Penerimaan.

2. Tanda Bukti Penerimaan (TBP). Dokumen ini

digunakan sebagai Ianda terima alas uang yang

· disetor oleh wajib pajaklretribusi kepada Bendahara

Penerimaan.

3. Surat Tanda Setoran (STS). Dokumen ini digunakan

untuk menyetorkan penerimaan daerah dari

Bendahara Penerimaan Kas Daerah di Bank.

4. N'ota Kredit Bank. Bank menggunakan dokumen ini

untuk memberitahukan adanya transfer ke rekening

kas daerah.

29

c) Catatan yang digunakan

Catalan yang digunakan dalam prosedur penerimaan,

penyetoran kas dan pencatatan pada Sub Sistem

Penerimaan Pendapatan Asli Daerah melalui Bendahara

Penerimaan adalah :

1. Buku Penerimaan dan Penyetoran, merupakan

catatan untuk merekapitulasi penerimaan (dan

penge!uerar1) kc:s haiian yang diiakukan oleh

Bendahara Penerimaan;

2. Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian, merupakan

catatan yang digunal<an oleh Bendahara Penerimaan

untuk merekapitulasi penerimaan dan Penyetoran kas

yang telah dilakukan. Buku ini nantinya dijadikan

lampiran dalam Laporan Pertanggungjawaban;

3. Buku Pembantu Rincian Obyek, merupakan catatan

yang digunakan oleh Bendahara Penerimaan untuk

mencatat penerimaan kas secara detail sesuai dengan

obyeknya;

4. Buku Jurnal Penerimaan Kas, merupakan buku

yang digunakan oleh Fungsi Akuntansi di Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja

Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) untuk

mencatat dan menggolongkan transaksi atau kejadian

yang mengakibatkan terjadinya penerimaan kas dan

penyetoran kas ke rekening Kas Daerah berdasarkan

Laporan Pertanggungjawaban;

5. Buku Besar, merupakan buku untuk. meringkas

transaksi penerimaan kas ke da/am rekening yang

terkait dengan penerimaan Pendapatan Asli Daerah,

yang te/ah dicatat da/am Jurnal Penerimaan Kas.

Selain itu juga untuk meringkas penyetoran kas dari

Bendahara Penerimaan ke rekening Kas Daerah;

6. Buku Besar Pembantu, merupakan catatan

akuntansi yang berfungsi memberikan informasi rinci

dari suatu rekening yang terkait dengan penerimaan

30

Pendapatan Asli Daerah dan penyetoran kas dari

Satuan Kerja ke rekening Kas Daerah, yang diringkas

dalam Buku Besar berdasarkan Rekap Setoran atau

bukti pendukung lainnya yang sah.

Pencatatan dalam buku pembantu diuraikan

berdasarkan rincian obyek pendapatan (digit);

7. Register Penerimaan dan Pengeluaran Kas,

merupakan buku PPKD yang digunakan untuk

mencatat sisa/saldo penerimaan dan pengeluaran kas

daerah yang dikelola oleh PPKD.

3.1.1.2 Pendapatan Daerah Melalui Bendahara

Penerimaan Pembantu

Dalam satu SKPD hanya akan terdapat satu

bendahara penerimaan Pembantu, tetapi dimungkinkan

terdapat lebih dari satu bendahara penerimaan pembantu.

Hal tersebut disebabkan obyek pendapatan daerah tersebar

atas pertimbangan kondisi geografis wajib pajak dan/atau

wajib retribusi tidak mungkin membayar kewajibannya

langsung pada badan, lembaga keuangan atau kantor pas

yang bertugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi

bendahara penerimaan, sehingga ditunjuk bendahara

penerimaan pembantu.

Bendahara penerimaan pembantu wajib menyetor

seluruh uang yang diterimanya ke rekening kas umum daerah

paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak uang tersebut

diterima. Bendahara Penerimaan Pembantu melakukan

pembukuan bendaharawan tersendiri dan secara periodik

melakukan pertanggungjawaban disertai bukti penerimaan

dan bukti penyetoran dari seluruh uang kas yang diterimanya

kepada bendaharawan penerimaan. Tala cara pelaksanaan

penerimaan daerah yang dikelola oleh Bendahara

Penerimaan Pembantu diatur dalam Permendagri 13 Tahun

2006 pasal 190.

31

a) Pihak yang terkait

Dalam prosedur penerimaan Pendapatan Daerah melalui

Bendahara Penerimaan Pembantu, fungsi/pihak yang

terkait adalah :

1. Kepala SKPD/Pengguna Anggaran

Dalam prosedur kegiatan ini, Kepala SKPD

berfungsi/berwenang untuk :

a. Menerbitkan Surat Ketetap:=m Pajak Daerah

(SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah

(SKRD);

b. Menalidatangani SPJ Yang berasal dari PPK­

SKPD yang selanjutnya SPJ tersebut diserahkan

kepada PPKD.

2. Bendahara Penerimaan Pembantu

Dalam prosedur kegiatan ini, Bendahara Penerimaan

Pembantu berfungsi/berwenang untuk :

a. Menerima sekaligus mencocokkan uang yang

disetorkan oleh Wajib Pajak/Retribusi sesuai

dengan yang tertera pada SKPD/SKRD;

b. Membuat Tanda Bukti Pembayaran (TBP)/Bukti

lain yang sah dan menyerahkan kepada Wajib

Pajak/Retribusi;

c. Menyetorkan uang yang diterimanya setiap hari ke

Bank beserta Sural Tanda Setoran (STS) yang

telah dibuat;

d. Melakukan pencatatan atas penerimaan ke dalam

Buku Penerimaan dan Penyetoran Pembantu dan

Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian Pembantu;

e. Membuat dan menyampaikan Laporan

Pertanggungjawaban untuk penerimaan atu bulan

paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya kepada

Bendahara Penerimaan.

3. Bendahara Penerimaan

Dalam prosedur kegiatan ini, Bendahara Penerimaan

berfungsi/berwenang untuk :

32

a. Meneliti, mencocokkan dan menandatangani SPJ

yang diajukan oleh Bendahara Penerimaan

Pembantu;

b. Merekapitulasi Buku Penerimaan dan Penyetoran

Pembantu, Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian

Pembantu, dan SPJ Pembantu ke dalam Buku

Penerimaan dan Penyetoran, Buku Pembantu

Rincian Obyek Penerimaan, dan Buk.u

Rekapitulasi Penerimaan Harian;

c. Membuat dan menyampaikan Laporan

Pertanggungjawaban untuk penerimaan satlfDulan

paling lam bat tanggal 10 bulan berikutnya kepada

PPK-SKPD.

4 .. PPK-SKPD

Dalam prosedur kegiatan ini, PPK-SKPD·

berfungsilberwenang untuk :

a. Memverifikasi, mengevaluasi, dan mencocokkan

Laporan Pertanggungjawaban yang berasal dari

Bendahara Penerimaan Pembantu. Apabila

dinyatakan tidak cocok maka dikembalikan lagi

kepada Bendahara Penerimaan Pembantu;

b. Menandatangani Laporan Pertanggungjawaban

yang telah dinyatakan cocok.

5. PPKD

Dalam prosedur kegiatan ini, PPKD

berfungsi/berwenang untuk :

a. Membandingkan antara SPJ yang berasal dari

Kepala SKPD dengan Nota Kredit dari Bank.

Apabila tidak sesuai maka dikembalikan kepada

Kepala SKPD;

b. Membuat Surat Pengesahan SPJ yang kemudian

disampaikan kepada PPK-SKPD.

33

6. Fungsi Akuntansi di Satuan Kerja Pengelola

Keuangan Daerah (SKPKD)

Dalam prosedur kegiatan ini, fungsi Akuntansi SKPKD

berfungsi/berwenang untuk :

a. Menjurnal pendapatan berdasarkan LPJ yang

diterima dari PPKD ke dalam Buku Jurnal

Penerimaan Kas;

b. Memoostina rE'lkenino nP.nrl~n~t~n kP. rl::al::am Rttl<tt . .., ..,, -,-----·--·- ----·-···-----

Besar dan Buku Besar Pembantu.

7. Fungsi Akuntansi di Pejabat Penatausahaan

Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK­

SKPD)

Dalam prosedur kegiatan ini, Fungsi Akuntansi SKPD

berfungsi/berwenang untuk :

a. Menjurnal pendapatan berdasarkan LPJ yang

diterirna dari PPKD ke dalam Buku Jurnal

Penerimaan Kas;

b. Memposting rekening pendapatan ke dalam Buku

Besar dan Buku Besar Pembantu.

b) Dokumen yang digunakan

Dokumen yang digunakan dalam prosedur penerimaan,

penyetoran kas dan pencatatan pada Sub Sistem

Penerimaan Pendapatan Asli Daerah melalui Bendahara

Penerimaan adalah :

1. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)/Surat

Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD). Dokumen ini

digunakan sebagai pedoman bagi wajib pajak/retribusi

dalam menentukan jumlah rupiah yang wajib disetor

kepada Bendahara Penerimaan;

2. Tanda Bukti Penerimaan (TBP). Dokumen ini

digunakan sebagai Ianda terima atas uang yang

disetor oleh wajib pajak/retribusi kepada Bendahara

Penerimaan.

34

3. Surat Tanda Setoran (STS). Dokumen ini digunakan

untuk menyetorkan penerimaan daerah dari

Bendahara Penerimaan Kas Daerah di Bank;

4. Nota Kredit Bank. Bank menggunakan dokumen ini

untuk memberitahukan adanya transfer ke rekening

kas daerah.

c) Catatan-catatan yang digunakan

Catatan yang digunakan dalam prosedur penerimaan,

penyetoran kas dan pencatatan pada Sub Sistem

Penerimaan Pendapatan Asli Daerah adalah :

1. Buku Penerimaan dan Penyetoran Pembantu,

merupakan catatan untuk merekapitulasi penerimaan

(dan pengeluaran) kas. harian yang dilakukan oleh

Bendahara Penerimaan Pembantu;

2. Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian Pembantu,

merupakan catatan yang digunakan oleh Bendahara

Penerimaan Pembantu yang merekapitulasi

penerimaan dan penyetoran kas yang telah dilakukan.

Buku ini nantinya dijadikan lampiran dalam Laporan

Pertanggungjawaban;

3. Buku Penerimaan dan Penyetoran, merupakan

catatan untuk merekapitulasi penerimaan (dan

pengeluaran) kas harian yang dilakukan oleh

Bendahara Penerimaan;

4. Buku Pembantu Rincian Obyek, merupakan catatan

yang digunakan oleh Bendahara Penerimaan untuk

mencatat pene·rimaan kas secara detail sesuai dengan

obyeknya;

5. Buku Jurnal Penerimaan Kas, merupakan buku

yang digunakan oleh Fungsi Akuntansi di Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja

Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) · untuk

mencatat dan menggolongkan transaksi atau .kejadian

yang mengakibatkan terjadinya penerim3an kas dan

35

penyetoran kas ke rekening Kas Daerah berdasarkan

Laporan Pertanggungjawaban;

6. Buku Besar, merupakan buku untuk meringkas

transaksi penerimaan kas ke dalam rekening yang

terkait dengan penerimaan Pendapatan Asli Daerah,

yang telah dicatat dalam Jurnal Penerimaan Kas.

Selain itu juga untuk meringkas penyetoran kas dari

Bendahara Penerimaan ke rekening Kas Daerah;

7. Buku Besar Pe:nbaiitu, rnerupakan catatan

akuntansi yang berfungsi memberikan informasi rinci

dari suatu rekening yang terkait dengan penerimaan

Pendapatan Asli Daerah dan penyetoran kas dari

Satuan Ke~a ke rekening Kas Daerah, yang diringkas

dalam Buku Besar berdasarkan Rekap Setoran atau

bukti pendukung lainnya yang sah. Pencatatan dalam

buku pembantu diuraikan berdasarkan rincian obyek

pendapatan (digit);

8. Register Penerimaan dan Pengeluaran Kas,

merupakan buku PPKD yang digunakan untuk

mencatat sisa/saldo penerimaan dan pengeluaran kas

daerah yang dikelola oleh PPKD.

3.1.1.3 Prosedur Penerimaan Melalui Bank

Penerimaan daerah dapat disetor ke rekening kas

daerah dengan cara disetor langsung ke bank. Kepala

Daerah dapat menunjuk bank, badan, lembaga keuangan

dan/atau kantor pos yang bertugas melaksanakan tugas dan

fungsi bendahara penerimaan. Bank yang ditunj~k tersebut

merupakan bank yang sehat yang ditunjuk secara resmi

dengan Keputusan Kepala Daerah, Badan, Lembaga

Keuangan dan/atau kantor pos menyetor seluruh uang yang

diterimanya ke rekening kas umum daerah paling lama 1 hari

kerja terhitung sejak uang tersebut diterima. Bank, badan,

lembaga keuangan atau kantor pos mempertanggung-

36

jawabkan seluruh uang kas yang diterimanya ~epada kepala

daerah melalui PPKD.

a) Fungsi yang terkait

Dalam prosedur Penerimaan Pendapatan Daerah melalui

bank pemerintah yang ditunjuk, bank lain, badan, lembaga

keuangan dan/atau kantor pos, fungsi/pihak yang terkait

adalah:

1. Kepala SKPD/Pengguna Anggaran

Dalam prosedur kegiatan ini, Kepala SKPD

berfungsi/berwenang untuk :

a. Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah

(SKPD)/Surat Ketetapan Retribusi Daerah

(SKRD).

b. Menandatangani SPJ yang berasal dari PPK­

SKPD yang selanjutnya SPJ tersebut diserahkan

kepada PPKD.

2. Bank yang ditunjuk, Bank Lain, Badan, Lembaga

Keuangan dan /atau Kantor Pos

Dalam prosedur kegiatan ini, Bank yang ditunjuk,

Bank Lain, Badan, Lembaga Keuangan dan /atau

Kantor Pos untuk :

a. Menerima sekaligus mencocokkan uang yang

disetorkan oleh Wajib Pajak/Retribusi ~esuai

dengan yang tertera pada SKPD/SKRD;

b. Menerbitkan Slip Setoran/Bukti Lain yang sah dan

Nota Kredit;

c. Menyerahkan Slip Setoran/Bukti Lain yang sah

kepada wajib pajak/Retribusi dan Nota Kredit

kepada BUD;

d. Menyerahkan SKPD/SKRD yang berasal dari wajib

pajak/retribusi kepada Bendahara Penerimaan.

3. Bendahara Penerimaan

Dalam prosedur kegiatan ini, Bendahara Penerimaan

berfungsi/berwenang untuk :

37

a. Mencocokkan SKPD/SKRD yang berasal dari

Kepala SKPD/Pengguna anggaran dengan

SKPD/SKRD dari bank;

b. Mencatat penerimaan pada Buku Penerimaan dan

Penyetoran, Buku Rekapitulasi dan Buku

Pembantu;

c. Membuat SPJ untuk penerimaan 1 bulan, paling

lam bat tanggal 10 bulan berikutnya.

4. PPK-SKPD

Dalam prosedur kegiatan ini. PPK-SKPD

berfungsi/berwenang untuk :

a. Memverifikasi, mengevaluasi, dan mencocokkan

Laporan Pertanggungjawaban yang berasal dari

Bendahara Penerimaan. Apabila dinyatakan tidak

cocok maka dikembalikan lagi kepada Bendahara

Penerimaan;

b. Menandatangani Laporan Pertanggungjawaban

yang telah dinyatakan cocok.

5. PPKD

Dalam prosedur kegiatan ini, PPKD

berfungsi/berwenang untuk :

a. Membandingkan antara SPJ yang berasal dari

kepala SKPD dengan Nota Kredit dari Bank.

Apabila tidak sesuai maka dikembalikan kepada

Kepala SKPD;

b. Membuat Surat Pengesahan SPJ yang kemudian

disampaikan kepada PPK-SKPD.

6. Fungsi Akuntansi di Satuan Kerja Pengelola

Keuangan Daerah (SKPKD).

Dalam prosedur kegiatan ini, Fungsi Akuntansi­

SKPKD berfungsi/berwenang untuk :

a. Menjurnal pendapatan berdasarkan LPJ yang

diterima dari PPKD ke dalam Buku Jurnal

Penerimaan Kas;

38

b. Memposting rekening pendapatan ke dalam Buku

Besar dan Buku Besar Pembantu.

7. Fungsi Akuntansi di Pejabat Penatausahaan

Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK­

SKPD)

Dalam prosedur kegiatan ini, Fungsi Akuntansi SKPD

berfungsi/berwenang untuk:

a. Menjurnal pendapatan berdasarkan LPJ yang

diterima dari PPKD ke dalam Buku Jurnal

Penerimaan Kas;

b. Memposting rekening pandapatan ke dalam Buku

Besar dan Buku Besar Pembantu.

b) Dokumen yang digunakan

Dokumen yang digunakan dalam prosedur penerimaan,

penyetoran kas dan pencatatan pada Sub Sistem

Penerimaan Pendapatan Asli Daerah melalui bank

pemerintah yang ditunjuk, bank lain, badan, lembaga

keuangan dan/atau kantor pos adalah :

1. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)/Surat

Ketetapan Retribusi (SKRD). Dokumen ini digunakan

sebagai pedoman bagi wajib pajaklretribusi dalam

menentukan jumlah rupiah yang wajib disetor kepada

bank pemerintah yang ditunjuk, bank lain, badan,

lembaga keuangan dan/atau kantor pos.

2. Slip Setor/Bukti Lain yang sah. Dokumen ini

diterbitkan oleh bank, lembaga keuangan, badan atau

kantor pos sebagai bukti bahwa wajib pajaklretribusi

telah menyetor sejumlah uang ke bank, lembaga,

badan atau kantor pos.

3. Nota Kredit bank. Bank menggunakan dokumen ini

untuk memberitahukan adanya transfer ke rekening

kas daerah.

c) Catatan yang digunakan

Ca~atan yang digunakan dalam prosedur penerimaan,

penyetorc:n kas dan pencatatan pada Sub Sistem

39

Penerimaan Pendapatan Asli Daerah melalui bank

pemeriritah yang ditunjuk, bank lain, badan, lembaga

keuangan dan/atau kantor pos adalah :

1. Buku Penerimaan dan Penyetoran, merupakan

catatan untuk rekapitulasi penerimaan dan penyetoran

kas harian yang dilakukan oleh Bendahara

Penerimaan.

2. Buku Rekapitulasi Penerimaan harian. Merupakan

catatan yang digunakan oleh Bendahara Penerimaan

untuk merekapitulasi penerimaan dan penyetoran kas

yang telah dilakukan. Buku ini nantinya dijadikan

lampiran dalam Laporan Pertanggungjawaban.

3. Buku Pembantu Per Rincian Obyek, merupakan

catatan yang digunakan oleh Bendahara Penerimaan

untuk mencatat penerimaan kas secara detail sesuai

dengan obyeknya.

4. Buku Jurnal Penerimaan kas, merupakan buku yang

digunakan oleh Fungsi Akuntansi di Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja

Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) untuk

mencatat dan menggolongkan transaksi atau kejadian

yang mengakibatkan terjadinya penerimaan kas dan

penyetoran kas ke rekening Kas Daerah berdasarkan

Laporan Pertanggungjawaban.

5. Buku Besar, merupakan buku untuk meringkas

transaksi penerimaan kas ke dalam rekening yang

terkait dengan penerimaan Pendapatan Asli Daerah,

yang telah dicatat dalam Jurnal Penerimaan Kas,

selain itu juga untuk meringkas penyetoran kas dari

Bendahara Penerimaan ke rekening Kas daerah.

6. Buku Besar Pembantu, merupakan catatan

akuntansi yang berfungsi memberikan informasi rinci

dari suatu rekening yang terkait dengan penerimaan

Pendapatan Asli Daerah dan penyetoran kas dari

Satuan Kerja ke rekening Kas Oasrah, yang diringkas

40

ke dalam Buku Besar berdasarkan Rekap Setoran

atau bukti pendukung lainnya yang sah. Pencatatan

dalam buku pembantu diuraikan berdasarkan rincian

obyek pendapatan (digit)

7. Register Penerimaan dan Pengeluaran Kas,

merupakan buku PPKD yang digunakan untuk

mencatat sisa/saldo penerimaan dan pengeluaran kas

daerah yang dikelola oleh PPKD.

3.1.1.4 Prosedur Pembukuan Penerimaan Pendapatan

a. Pembukuan atas pendapatan yang dibayar tunai.

Proses pencatatan dimulai dari saat bendahara

penerimaan menerima pembayaran tunai dari wajib pajak

atau wajib retribusi.

Apabila pembayaran menggunakan cek!giro maka

pencatatan dilakukan ketika c~k tersebut diuangkan

bukan pada saat cek tersebut diterima.

Pencatatan dilakukan pada buku penerimaan dan

penyetoran bendahara penerimaan pada saat penerimaan

dan penyetoran.

Langkah-langkah pembukuan pada saat penerimaan

tunai sebagai berikut :

1. Berdasarkan bukti penerimaan/bukti lain yang sah,

bendahara penerimaan mengisi buku penerimaan dan

penyetoran pada bagian penerimaan kolom tanggal

dan kolom nomor bukti, setelah itu bendahara mengisi

kolom cara pembayaran dengan pembayaran tunai;

2. Bendahara penerimaan mengidentifikasikan jenis dan

kode rekening pendapatan dan bendahara

penerimaan mengisi kolom kode rekening;

3. Bendahara penerimaan mencatat nilai transaksi pada

kolom jumlah.

41

Bagan Alir Proses Penerimaan Tunai

Berdasarkan Dokumen Bukti Pembayaran/Bukti Lain Yang

Sah tersebut, Bendahara Penerimaan melakukan

Pengisian Buku Penerimaan dan Penyetoran Bendahara

Penerirnaan pada Bagian penerimaan. Kolom yang disi

ialah no. bukti, tanggal transaksi, cara pembayaran. kode rekening, uraian dan

jumlah

LW wesn•c• ~ . 42

Langkah-langkah pembukuan pada saat penyetoran

adalah sebagai berikut :

1. Bendahara penerimaan membuat STS dan melakukan

penyetoran pendapatan yang diterima ke rekening kas

umum daerah;

2. Bendahara penerimaan mencatat penyetoran ke kas

umum daerah pada buku penerimaan dan penyetoran

bendahara penerimaan pada bagian penyetoran kolom

tanggal, Nomor STS dan jumlah penyetor.

Selain pembukuan pada buku penerimaan dan penyetoran

bendahara penerimaan, bendahara penerimaan mengisi

register STS.

43

ir Proses Pencatatan dan Penyetoran Penerimaan Secara Tunai

44

b. Pembukuan atas pendapa~an Melalui Rekening Bank

Bendahara Penerimaan

Wajib pajaklwajib retribusi dapat melakukan

pembayaran melalui rekening bendahara penerimaan.

Dalam kondisi tersebut, pencatatan dilakukan saat

bendahara penerimaan menerima informasi dari bank

mengenai adanya penerimaan pendapatan pada rekening

bendahara penerimaan hingga penyetorannya.

Pencatatan dilakukan pada Buku Penerimaan dan

Peyetoran Bendahara Penerimaan pada saat penerimaan

dan pada saat penyetoran.

Langkah-langkah dalam membukukan penerimaan yang

diterima di rekening bank bendahara penerimaan adalah

sebagai berikut:

1. Bendahara penerimaan menerima pemberitahuan dari

bank (pemberitahuan tergantung dari mekanisme

yang digunakan) mengenai adanya penerimaan di

rekening bendahara penerimaan.

2. Berdasarkan info tersebut dan info pembayaran dari

wajib pajaklretribusi (bila berupa slip setoran atau

bukti lain yang sah), bendahara penerimaan

melakukan verifikasi dari rekonsiliasi atas penerimaan

terse but

3. Setelah melakukan verifikasi dan mengetahui asal

penerimaan, bendahara penerimaan mencatat

penerimaan di Buku Penerimaan dan Penyetoran

pada bagian penerimaan kolom no. Bukti, kolom

tanggal dan kolom cara pembayaran. Pada kolom

cara pembayaran diisi dengan pembayaran melalui

rekening bendahara penerimaan.

4. Kemudian bendahara penerimaan mengisi kolom kode

rekening sesuai dengan jenis pendapatan yang

diterima. Setelah itu bendahara mengisi kolom jumlah

sesuai dengan jumlah penerimaan yang didapat

45

bukuan penerimaan Melalui Rekening Bank Bendahara Penerimaan

46

Langkah-langkah dalam membukukan penyetoran ke

rekening kas umum daerah atas penerimaan pendapatan.

melalui rekening bank bendahara penerimaan adalah

sebagai berikut :

1. Bendahara penerimaan membuat STS dan melakukan

penyetoran pendapatan yang diterimanya dengan cara

transfer melaui rekening bank bendahara penerimaan

ke rekening kas umum daerah;

2. Bendahara penerimaan mencatat penyetoran ke kas

umum daerah pada buku penerimaan dan penyetoran

bendahara penerimaan pada bagian penyetoran pada

kolom Tanggal, Nomor STS dan Jumlah Penyetoran.

c. Pembukuan atas Pendapatan Melalui Rekening Bank

Bendahara Penerimaan Pembantu.

Bendahara penerimaan membantu SKPD

menerima pembayaran sejurnlah uang yang tertera pada

Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah dan/atau Surat

Ketetapan Retribusi (SKR) daerah dan/atau dokumen lain

yang dipersamakan dengan SKP/SKR dari wajib pajak

dan/atau wajib retribusi dan/atau pihak ketiga yang berada

dalam pengurusannya. Bendahara penerimaan pembantu

SKPD mempunyai kewajiban untuk melakukan

pemeriksaan kesesuaian antara jumlah uang dengan

jumlah yang telah ditetapkan.

Bendahara penerimaan pembantu SKPD kemudian

membuat Surat. Tanda Bukti Pembayaran/bukti lain yang

sah untuk diberikan kepada·wajib pajak!wajib retribusi.

Setiap penerimaan yang diterima oleh bendahara

penerimaan pembantu SKPD harus disetor ke rekening

kas umum daerah paling lambat 1 (satu) hari kerja

berikutnya dengan menggunakan formulir Sural Tanda

Setor (STS).

Format dokumen Surat Ketetapan Pajak (SKP)

daerah, Surat Ketetapan retribusi (SKR) dan Surat Tanda

47

' '

Setor (STS) dibuat sesuai de:-~gan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Format dokumen Surat Ketetapan Pajak (SKP)

daerah, Surat Ketetapan Retribusi (SKR) dan Surat Tanda

Setor (STS) di buat sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangan yang berlaku.

d. Pembukuan Pendapatan

Pembukuan pendapatan oleh bendahara penerimaan

pembantu menggunakan Buku Penerimaan dan

Penyetoran Bendahara Pembantu.

Dalam melakukan pembukuan tersebut, bendaraha

penerimaan pembantu menggunakan dokumen-dokumen

tertentu sebagai dasar pencatatan antara lain :

1. Surat Tanda Bukti Pembayaran

2. Bukti Penerimaan Yang Sah, dan

3. Surat Tanda Setor

Proses pencatatan yang dilakukan dimulai dari saat

bendahara penerimaan pembantu menerima pembayaran

tunai dari wajib pajak atau wajib retribusi.. Apabila

pembayaran menggunakan ceklgiro, maka pencatatan

dilakukan ketika cek tersebut diuangkan bukan pada saat

cek tersebut diterima. Sedangkan pencatatan transasksi

penyetoran dilakukan pada saat bendahara penerimaan

pembantu menyetorkan pendapatan yang diterimanya ke

rekening kas umum daerah .

Pencatatan dila.kukan. pade1 Buku Penerimaan dan

Penyetoran Bendahara Penerimaan pada saat

penerimaan dan pada saat penyetoran.

Langkah-langkah pembukuan pada saat penerimaan tunai

adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan Bukti Penerimaan/Bukti Lain yang sah,

bendahara penerimaan pembantu mengisi Buku

Penerimaan dan Penyetoran pada bagian penerimaan

kolom Tanggal dan kolom Nomor Bukti. Setelah itu

48

bendahara penerimaan pembantu mengisi kolom cara

pembayaran dengan pembayaran tunai.

2. Kemudian bendahara penerimaan pembantu

mengidentifikasi jenis dan kode rekening pendapatan.

Lalu bendahara penerimaan pembantu mengisi kolom

kode rekening.

3. Bendahara penerimaan pembantu mencatat nilai

transaksi pada kolom jumlah.

Langkah-langkah pembukuan pada saat penyetoran

adalah sebagai berikut :

1. Bendahara penerimaan pembantu membuat STS dan

melakukan penyetoran pendapatan yang diterimanya

ke rekening kas umum daerah.

2. Bendahara penerimaan pembantu mencatat

penyetoran ke kas umum daerah pada buku

penerimaan dan penyetoran bendahara penerimaan

pembantu pada bagian penyetoran kolom Tanggal,

Nomor STS dan Jumlah Penyetoran.

e. Pembukuan atas Pendapatan Melalui Rekeni~g Kas

Umum Daerah

Wajib pajak!wajib retribusi dapat melakukan pembayaran

secara langsung melalui rekening kas umum daerah.

Pencatatan dilakukan saat bendahara penerimaan

menerima informasi BUD mengenai adanya penerimaan

pendapatan pada rekening kas umum daerah.

Pencatatan dilakukan pada Buku Penerimaan dan

Penyetoran Bendahara Penerimaan.

Langkah-langkah dalam membukukan penerimaan yang

diterima langsung di rekening bank Kas Umum Daerah

adalah sebagai berikut :

1. Bendahara penerimaan menerima slip setoran/ bukti

lain yang sah dari wajib pajak/retribusi atas

pembayaran yang mereka lakukan ke kas umum

daerah.

49

2.

3.

Berdasarkan slip setoran/bukti lainnya, bendahara

penerimaan mencatat penerimaan pad a Bukti

Penerimaan dan Penyetoran pad a bag ian

penerimaan.

Lalu berdasarkan slip setoran/bukti lainnya,

bendahara penerimaan juga mencatat penyetoran

pada buku penerimaan dan penyetoran pada bagian

penyetoran.

so

Bagan Alir Penyetoran Penerimaan di Rekening Bendahara Penerimaan Ke

Kas Daerah

umum d~e·rah .. ·

~ ...

51

Bagan Alir Penerimaan di rekening Kas Daerah

~~~-"'" setoranlbukti la1n yang sah bendahara

penerimaan mencatat penerimaan di

rekening kasda pada buku penerimaan dan

penyetoran pada bagian penerimaan

52

3.2 Penatausahaan Pengeluaran

Sistem pengeluaran kas merupakan sistem yang digunakan untuk mencatat

seluruh transaksi pengeluaran kas. Penatausahaan pengeluaran kas

merupakan serangkaian proses kegiatan menerima, menyimpan, menyetor,

membayar, menyerahkan dan mempertanggungjawabkan pengeluaran uang

yang berada dalam pengelolaan SKPKD dan/atau SKPD.

Sistem dan Prosedur Pengeluaran kas terdiri atas 4 sistem yaitu :

1. Sistem Pengeluaran Kas-Pembebanan Langsung (LS)

2. Sistem Pengeluaran Kas"Pembebanan Uang Persediaan (UP)

3. Sistem Pengeluaran Kas-Pembebanan Ganti Uang Persediaan (GU)

4. Sistem Pengeluaran Kas-Pembebanan Tam bah an Uang Persediaan (TU)

3.2.1 Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD)

SPD adalah Surat Penyediaan Dana yang dibuat oleh BUD/kuasa

BUD dalam rangka manajemen kas daerah berdasarkan pengajuan dari

SKPD. SPD digunakan untuk menyediakan dana bagi tiap-tiap kegiatan

periode waktu tertentu. lnformasi dalam SPD menunjukkan secara jelas

alokasi tiap kegiatan tetapi tidak harus dibuat SPD untuk setiap kegiatan

secara tersendiri.

Untuk mengakomodasi belanja atas kegiatan yang sifatnya wajib dan

mengikat dan harus dilaksanakan sebelum DPA-SKPD disahkan,

dengan menerbitkan Peraturan Bupati dan BUD/kuasa BUD membuat

SPD-nya tanpa menunggu DPA disahkan.

SPD yang diterbitkan terdiri atas 3 lembar, terdiri atas :

1. Lembar 1 diterima oleh Bendahara Pengeluaran;

2. Lembar 2 diterima oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu;

3. Lembar 3 sebagai arsip BUD/Kuasa BUD

BUD/Kuasa BUD mencatat SPD yang diterbitkan ke dalam register SPD.

Pihak yang terkait dalam penerbitan SPD adalah Bendahara Umum

Daerah (BUD!KuasaBUD). Dokumen yang dugunakan meliputi :

1. Sural Penyediaan Dana (SPD)

2. Register SPD

53

MEKANISME PENERBITAN SURAT PENYEDIAAN DANA (SPD)

Anggaran Kas

DPA-SKPD

Permohonan Penerbitan SPD

Menyiapkan SPD

1 Penerbilan SPD

Pengguna Anggaran

-

54

3.2.2 Sistem Pengeluaran Kas Pembebanan Uang Persediaan (UP)

Prosedur sub sistem akuntansi pengeluaran kas-pembebanan uang

persediaan (UP), meliputi :

1. Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD)

2. Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

3. Penerbitan Surat Permintaan Membayar (SPM)

4. Permintaan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

5. Penggunaan Dana

6. Prosedur Pencatatan Akuritansi

a) Prosedur Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran Uang

Persediaan (SPP-UP)

Bendahara pengeluaran mengajukan SPP Uang Persediaan

(UP) setiap awal tahun anggaran .setelah dikeluarkannya SK

Kepala Daerah tentang besaran UP yang akan diterima tiap-. ·- .

tiap SKPD tanpa pembebanan pada kode rekening tertentu.

SPP-UP dipergunakan untuk mengisi uang persediaan (UP)

tiap-tiap SKPD. Pengajuan SPP-UP hanya dilakukan sekali

dalam setahun, selanjutnya untuk mengisi saldo uang

persediaan akan menggunakan SPP-GU.

Pihak yang terkait dalam pengajuan SPP-UP adalah

Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu SKPD.

Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Pengajuan SPP­

UP adalah:

1. Surat Penyediaan Dana (SPD)

2. Surat Permintaan Pembayaran-Uang Persediaan (SPP-UP)

Catatan yang digunakan dalam prosedur penerbitan SPP­

UP adalah: Register SPP-UP, merupakan daftar SPP-UP

yang telah diotorisasi oleh Bendahara Pengeluaran.

Register SPP-UP diselenggarakan oleh Bendahara

Pengeluaran/Bendahara Pembantu Pencatat Dokumen.

Prosedur Pengajuan SPP-UP secara rinci adalah:

1. Berdasarkan SPD atau yang dipersamakan dengan

SPD, Bendahara Pengeluaran membuat SPP-UP.

55

2. Bendahara Pengeluaran kemudian mencocokkan SPP­

UP dengan SPD untuk kemudian ditandatangani dan

diserahkan kepada PPK-SKPD

3. Kelengkapan dokumen SPP-UP terdiri atas :

a. Surat Pengantar SPP-UP;

b. Ringkasan SPP-UP;

c. Rincian SPP-UP;

d. Salinan SPD;

e. Draf surat pernyataan pengguna anggaran/kuasa

pengguna anggaran yang menyatakan bahwa uang

yang dimiliki ticiak dipergunakan untuk keperluan lain

selain uang persediaan/ganti uang

persediaan/tambahan uang persediaan;

f. Lampiran lain yang diperlukan

g. SPP-UP yang diajukan dibuat rangkap 3 (lembar

pertama dan kedua untuk Bendahara Pengeluaran

yang akan diteruskan ke PPK-SKPD, setelah

ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran.

Lembar ketiga diarsipkan oleh Bendahara

Pengeluaran/Bendahara Pembantu).

h. Bendahara Pengeluaran mencatat SPP-UP yang

diajukan ke dalam register SPP-UP.

b) Prosedur Penerbitan Surat Perintah Membayar Uang

Persediaan (SPM-UP)

SPM-UP dapat diterbitkan jika :

1. Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran

yang tersedia.

2. Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai

peraturan perundangan.

Pihak yarig terkait dalam Prosedur Penerbitan SPM-UP

adalah Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja

Perangkat Daerah (PPK-SKPD). PPK-SKPD bertugas

meneliti kelengkapan SPP-UP dan menyiapkan SPM-UP.

Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan

SPM-UP adalah :

56

1.

2.

Surat Permintaan Pembayaran-UP (SPP-UP).

Dokumen yang dikeluarkan oleh Bendahara

Pengeluaran SKPD ini digunakan sebagai dasar oleh

PPK-SKPD untuk menerbitkan SPM-UP.

Surat Perintah Membayar-UP (SPM-UP). Dokumen

yang dikeluarkan oleh PPK-SKPD ini digunakan sebagai

dasar penerbitan Sural Perintah Pencairan Dana

(SP2D) oleh PPKD.

Catalan yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan

SPM-UP adalah:

a. Register SPP-UP

b. Register Penerbitan SPM-UP

c. Register Penolakan SPP-UP

Prosedur Penerbitan SPM-UP secara rinci meliputi:

1. PPK-SKPD alas nama PNKPA menerima SPP-UP

yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran.

2. PPK-SKPD mencatat SPP-UP yang diterima ke

dalam register SPP-UP.

3. PPK-SKPD alas nama kepala SKPD/pengguna

anggaran meneliti kelengkapan dokumen SPP-UP

4. Jika kelengkapan dokumen SPP-UP diriyatakan

lengkap dan sah, PPK-SKPD menyiapkan SPM-UP

untuk ditandatangani oleh kepala SKPD/pengguna

anggaran.

5. Jika kelengkapan dokumen SPP-UP dinyatakan

tidak lengkap dan sah, maka PPK-SKPD menolak

untuk menerbitkan SPM-UP dan selanjutnya

mengembalikan SPP-UP kepada bendahara

pengeluaran untuk dilengkapi dan diperbaiki.

6. Penerbitan SPM-UP paling lambat dua hari kerja

terhitung sejak diterimanya pengajuan SPP-UP yang

dinyatakan lengkap dan sah.

7. Kepala SKPD/pengguna anggaran melalui PPK­

SKPD mengembalikan SPP-UP paling lambat satu

57

hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan

SPP-UP yang bersangkutan.

8. PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM-UP ke dalam

register penerbitan SPM-UP

9. PPK-SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM-

UP ke dalam register penolakan SPP-UP.

Penerbitan SPM-UP terdiri atas 3 lembar yang terdiri

atas:

1. Lembar 1 diarsip oleh PPKD

2. Lembar 2 diarsip oleh bendahara pengeluaran

SKPD.

3. Lembar 3 sebagai arsip PPK-SKPD.

c) Prosedur Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana

Uang Persediaan (SP2D-UP)

Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah surat yang

dipergunakan untuk mencairkan dana lewat bank yang

ditunjuk. SP2D adalah spesifik, artinya satu SP2D hanya

dibuat untuk satu SPM saja.

SP2D-UP dapat diterbitkan jika:

1. Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran

yang tersedia.

2. Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai

peraturan perundangan. Pihak yang terkait dalam

prosedur penerbitan SP2D-UP adalah PPKD.

Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan

SP2D-UP adalah :

1. Surat Perintah Membayar-UP (SPM-UP)

2. Surat Perintah Pencairan Dana-UP (SP2D-UP).

Catatan yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SPM­

UP adalah:

a. Register SPM-UP

b. Register Penerbitan SP2D-UP

58

c. Register Penolakan SP2D-UP

Prosedur Penerbitan SP2D-UP secara rinci :

1. PPKD menerima SPM-UP yang diajukan oleh kepala

SKPD/pengguna anggaran.

2. PPKD mencatat SPM-UP yang diterima ke dalam

register SPM-UP.

3. PPKD meneliti kelengkapan dokumen SPM-UP.

4. Jika kelengkapan dokumen SPM-UP dinyatakan

lengkap dan sah. PPKD menyiapkan SP2D-UP untuk

diterbitkan SP2D-UP.

5. Jika kelengkapan dokumen SPM-UP dinyatakan tidak

lengkap dan sah, maka PPKD menolak untuk

menerbitkan SP2D-UP dan selanjutnya mengembalikan

SPM-UP kepada PPK-SKPD . untuk dilengkapi dan

diperbaiki.

6. Penerbitan SP2D-UP paling lambat dua hari kerja

terhitung sejak diterimanya pengajuan SP2D-UP yang

dinyatakan lengkap dan sah.

7. PPKD mengembalikan SPM-UP paling lambat satu hari

kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPM-UP

yang bersangkutan.

8. PPKD mencatat penerbitan SP2D-UP ke dalam register

penerbitan SP2D-UP.

9. PPKD mencatat penolakan penerbitan SP2D-UP ke

. dalam regiater penolakan SPM-UP.

Penerbitan SP2D-UP terdiri atas 5 lembar yang terdiri atas :

1. Lembar 1 dikirim ke bank dan arsip oleh bank.

2. Lembar 2 bersama SPM-UP lembar kedua dikirim ke

Bendahara Pengeluaran.

3. Lembar 3 diarsipkan oleh fungsi akuntansi SKPKD.

4. Lembar 4 diarsipkan oleh fungsi akuntansi PPK SKPD.

5. Lembar 5 diarsipkan oleh PPKD.

59

3.2.3 Sistem Pengeluaran Kas Pembebanan Ganti Uang (GU)

a) Prosedur Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran Ganti­

uang (SPP-GU)

SPP Ganti Uang (SPP-GU) digunakan untuk mengganti UP yang

sudah terpakai dan diajukan ketika UP habis.

Pihak yang terkait dalam pembuatan pertanggungjawaban dan

pengajuan SPP-GU adalah Bendahara Pengeluaran Pembantu­

SKPD dan Bendahara Pengeluaran SKPD.

Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Pertangungjawaban

dan Pengajuan SPP-GU adalah :

1. Sural Pertanggungjawaban (SPJ);

2. Surat Permintaan Pembayaran-Ganti Uang (SPP-GU);

Catalan yang digunakan dalam prosedur penerbitan SPP-GU

adalah: Register SPP-GU, mer~pakan daftar SPP-GU yang telah

diotorisasi oleh Bendahara Pengeluaran. Register SPP-GU

diselenggarakan oleh PPK-SKPD. Prosedur pertanggungjawaban

dan pengajuan SPP-GU secara rinci adalah :

1. Bersamaan dengan membuat SPJ-UP, Bendahara

Pengeluaran/Bendahara Pembantu juga membuat Sural

Permintaan Pembayaran-Ganti Uang (SPP-GU) dan kemudian

menyerahkannya kepada Bendahara Pengeluaran.

2. Bendahara Pengeluaran kemudian menandatangani SPP-GU

dan menyerahkannya ke PPK-SKPD.

3. Kelengkapan dokumen SPP-GU terdiri atas :

a. Salinan SPD

b. Sural Pengantar SPP-GU;

c. Ringkasan SPP-GU;

d. Rincian SPP-GU

e. Draf surat pernyataan penggunaan anggaran/kuasa

pengguna anggaran yang menyatakan bahwa uang yang

diminta tidak dipergunakan untuk keperluan lain selain

ganti uang persediaan;

f. Harus ada sural pengesahan laporan pertanggungjawaban

atas penggunaan dana SPP UP/GU periode sebelumnya:

60

g. Lampiran lain yang diperlukan.

SPP-GU yang diajukan dibuat rangkap 3, yang terdiri dari :

1. Lembar 1 diarsipkan oleh PPKD

2.. Lembar 2 diarsipkan oleh PPK-SKPD

3. Lembar 3 diarsipkan· oleh Bendahara Pengeluaran

SKPD.

b) Prosedur Penerbitan Surat Perintah Membayar Ganti Uang

(SPM-GU)

Pihak yang terkait dalam Pprosedur Penerbitan SMP-GU adalah

Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat

Daerah (PPK-SKPD).

Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SPM-GU

adalah:

1. Surat Permintaan Pembayaran-GU (SPP-GU). Dokumen

yang dikeluarkan · oleh Bendahara Pengeluaran SKPD ini

digunakan sebagai dasar oleh PPK-SKPD untuk menerbitkan

SPM-GU.

2. Surat Perintah membayar-GU (SPM-GU). Dokumen yang

dikeluarkan oleh PPK-SKPD ini digunakan sebagai dasar

penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) oleh PPKD.

3. Surat Pertanggungjawaban (SPJ);

Catatan yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SPM-GU

adalah:

1. Register SPP-GU

2. Register Penerbitan SPM-GU

3. Register Penolakan SPP-GU

Prosedur Penerbitan SPM-GU secara rinci meliputi :

1. PPK-SKPD atas nama kepala SKPD/pengguna anggaran

menerima SPP-GU dan SPJ yang diajukan oleh Bendahara

Pengeluaran.

2. PPKD-SPJ mencatat SPP-GU yang diterima ke dalam

register SPP-GU.

61

3. PPK-SKPD atas nama kepala SKPD/pengguna anggaran

memveririfikasi keaslian bukti SPJ dan meneliti

kelengkapan dokumen SPP-GU.

4. Jika kelengkapan dokumen SPP-GU dinyatakan lengkap

dan sah, PPK-SKPD menyiapkan SPM-GU untuk

ditandatangani oleh kepala SKPD/pengguna anggaran.

5. Jika kelengkapan dokumen SPP-GU dinyatakan tidak

lengkap dan sah, maka PPK-SKPD menolak untuk

menerbitkan SPM-GU dan selanjutnya mengembalikan

SPP-GU kepada bendahara pengeluaran untuk dilengkapi

dan diperbaiki.

6. Penerbitan SPM-GU paling lambat dua hari kerja terhitung

sejak diterima pengajuan SPP-GU yang dinyatakan lengkap

dan sah.

7. Kepala SKPD/pengguna anggaran melalui PPK-SKPD

mengembalikan SPP-GU paling lambat satu hari kerja sejak

diterimanya pengajuan SPP-GU yang bersangkutan.

8. PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM-GU ke dalam register

penerbitan SPM-GU

9. PPK-SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM-GU ke

dalam register penolakan SPP-GU

Penerbitan SPM-GU terdiri alas 3 lembar yang terdiri atas :

1. Lembar 1 diarsipkan oleh PPKD

2. Lembar 2 diarsipkan oleh Bendahara Pengeluaran

Pembantu.

3. Lembar 3 diarsipkan oleh PPK-SKPD

c) Prosedur Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana Ganti

Uang (SP2D-GU)

Pihak yang terkait dalam Prosedur Penerbitan SP2D adalah PPKD.

Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Penerbilan SP2D-GU

adalah:

1. Sural Perintah Membayar (SPM-GU).

2. Sural Perinlah Pencairan Dana-GU (SP2D-GU)

3. Folo copy Sural Pertanggungjawaban (SPJ-GU)

62

Catatan yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SPM-GU

adalah:

a. Register SPM-GU

b. Register Penerbitan SP2D-GU

c. Register penolakan SP2D-GU

Prosedur Penerbitan SP2D-GU secara rinci:

1. PPKD menerima SPP-GU, SPJ-GU beserta pengesahannya

yang ditandatangani pengguna/kuasa pengguna anggaran, dan

SPM-GU yang diajukan oleh PPK-SKPD.

2. PPKD mencatat SPM-GU yang diterima ke dalam register

SPM-GU

3. PPKD memverifikasi kesesuaian anggaran dan meneliti

kelengkapan dokumen SPM-GU

4. Jika kelengkapan dokumen SPM-GU dinyatakan lengkap dan

sah, PPKD menyiapkan SP2D-GU untuk diterbitkan SP2D-GU.

5. Jika kelengkapan dokumen SPM-GU dinyatakan tidak lengkap

dan sah, maka PPKD menolak untuk menerbitkan SP2D-GU

dan selanjutnya mengembalikan SPM-GU kepada PPK-SKPD

untuk dilengkapi dan diperbaiki.

6. Penerbitan SP2D-GU paling lambat dua hari kerja terhitung

sejak diterimanya pengajuan SP2D-GU yang dinyatakan

lengkap dan sah.

7. Pengembalian SPM-GU paling lam bat satu hari kerja terhitung

sejak diterimanya pengajuan SPM-GU yang bersangkutan.

8. PPKD mencatat penerbitan SP2D-GU ke dalam register

penerbitan SP2D-GU

9. PPKD mencatat penolakan penerbitan SP2D-UP ke dalam

register penolakan SPM-GU.

10. PPK-SKPD menyerahkan SPJ-UP kepada Fungsi Akuntansi

SKPKD.

11. PPKD menyerahkan SP20-GU kepada Bend ahara

Pengeluaran.

12. Penerbitan SP20-GU lerdiri alas 5 lembar yang terdiri alas:

1. Lembar 1 dikirim ke bank

2. Lembar 2 diarsip oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu.

63

3. Lembar 3 diarsipkan oleh fungsi akuntansi SKPKD

4. Lembar 4 diarsipkan oleh fungsi akuntansi PPK-SKPD.

5. Lembar 5 diarsipkan oleh PPKD.

d) Prosedur Pencatatan Akuntansi Mekanisme Ganti Uang (GU)

Pihak yang terkait dalam Prosedur Pencatatan Akuntansi

Pengeluaran Kas meliputi :

a. Fungsi Akuntansi-SKPKD. Berfungsi untuk mencatat seluruh

transaksi pengeluaran kas mekanisme pembebanan GU oleh

SKPKD

b. Fungsi Akuntansi-PPK SKPD. Berfungsi untuk mencatat

seluruh pengeluaran kas oleh mekanisme pembebanan GU

oleh SKPD.

1. Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Akuntansi

Pengeluaran Kas adalah Surat Pertanggungjawaban (SPJ)

Bendahara Pengeluaran SKPD.

2. Catatan akuntansi yang digunakan dalam Prosedur

Akuntansi Pengeluaran Kas adalah Jurnal Umum.

3. Laporan yang dihasilkan dalam Prosedur Akuntansi

Pengeluaran Kas adalah Laporan Realisasi Pengeluaran

Periodik.

4. Prosedur Pencatatan Akuntansi Pengeluaran Kas-GU

diuraikan sebagai berikut :

1. Fungsi Akuntansi-SKPKD menerima toto copy berkas

SPJ dari PPK SKPD.

2. Fungsi Akuntansi-SKPKD mencatat SPJ ke Jurnal

Pengeluaran Kas per tanggal pengesahan SPJ yang

telah diotorisasi dan melakukan peringkasan transaksi­

transaksi (posting) dari Jurnal Pengeluaran Kas ke Buku

Besar.

3. Fungsi Akuntansi-SKPKD juga mencatat transaksi­

transaksi ke dalam buku pembantu yang berisi rincian

item buku besar setiap rekening yang dianggap perlu

(dalam rincian objek belanja)

4. Fungsi Akuntansi-PPK SKPD menerima berkas SPJ dari

PPK SKPD. Fungsi Akuntansi-SKPD mencatat berkas-

64

berkas tersebut ke dalam buku Jurnal Pengeluaran Kas

pertanggaiPengesahan.

5. Fungsi Akuntansi PPK SKPD melakukan peringkasan

transaksi-transaksi (posting) dari Jurnal Pengeluaran

kas ke Buku Besar.

6. Fungsi Akuntansi-PPK SKPD juga mencatat transaksi­

transaksi ke dalam buku pembantu yang berisi rincian

item buku besar setiap rekening yang dianggap perlu

(dalam rincian obyek belanja).

3.2.4 Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang (SPP­

TU)

a) Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang (SPP-TU)

Apabila terdapat kebutuhan belanja yang sifatnya mendesak,

yang harus dikelola oleti· bendahara pengeluaran, dan uang

persediaan tidak mencukupi karena sudah direncanakan untuk

kegiatan yang lain, maka bendahara pengeluaran dapat

mengajukan SPP-TU. Batas jumlah pengajuan SPP-TU harus

memperhatikan rincian kebutuhan dan waktu penggunaan. Jumlah

dana yang dimintakan dalam SPP-TU ini harus

dipertanggungjawabkan t~rsendiri dan bila tidak habis, harus

disetorkan kembali.

Dalam hal dana tambahan uang tidak habis digunakan dalam

1 (satu) bulan, maka sisa tambahan uang disetor ke rekening kas

umum daerah. Ketentuan batas waktu penyetoran sisa tambahan

uang dikecualikan untuk:

a. Kegiatan yang pelaksanaannya melebihi 1 (satu) bulan;

b. Kegiatan yang mengalami penundaan dari jadwal yang telah

ditetapkan yang diakibatkan oleh peristwa diluar kendali

PNKPA.

Pihak yang terkait dalam pengajuan SPP-TU adalah Bendahara

Penge/uaran Pembantu SKPD atau Bendahara Penge/uaran

SKPD.

Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Pengajuan SPP-UP

adalah:

65

Prosedur pengajuan SPP-TU secara rinci adalah :

1. Berdasarkan SPD atau yang dipersamakan dengan SPD,

Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu dengan

persetujuan PPTK mengajukan SPP-TU kepada Bendahara

Pengeluaran.

2. Bendahara Pengeluaran kemudian mencocokkan SPP-TU dari

Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu dengan SPD

untuk kemudian ditandatangani dan diserahkan kepada PPK­

SKPD.

3. Kelengkapan dokumen SPP-TU terdiri atas :

a. Surat Pengantar SPP-TU;

b. Ringkasan SPP-TU;

c. Rincian SPP-TU;

d. Salinan SPD;

e. Draf surat pernyataan penggunaan anggaran/kuasa

pengguna anggaran yang menyatakan bahwa uang yang

diminta tidak dipergunakan untuk keperluan lain selain·uang

persediaan/ganti uang persediaan/tambahan uang

persediaan;

f. Harus ada surat keterangan yang memuat pehjelasan

keperluan pengisian tambahan uang persediaan;

g. Lampiran lain yang diperlukan;

h. SPP-TU yang diajukan dibuat rangkap 3 (lembar pertama

dan kedua untuk Bendahara Pengeluaran yang akan

diteruskan ke PPK-SKPD, setelah ditandatangani oleh

Bendahara Pengeluaran. Lembar ketiga diarsip oleh

Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu);

i. Bendahara pengeluaran mencatat SPP-TU yang diajukan

ke dalam register SPP-TU.

b) Penerbitan SPM-TU

SPM-TU dapat diterbitkan jika:

1. Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran yang

tersedia;

2. Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai peraturan

perundangan.

66

Pihak yang tekait dalam Prosedur Penerbitan SPM-TU adalah

Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat

Daerah (PPK-SKPD) PPK-SKPD bertugas meneliti kelengkapan

SPP-TU dan mengesahkan SPM-TU.

Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SPM-TU

adalah:

a. Surat Permintaan Pembayaran-TU (SPP-TU). Dokumen yang

dikeluarkan oleh Bendahara Pengeluaran-SKPD ini digunakan

sebagai dasar oleh PPK-SKPD untuk menerbitkan SPM-TU.

b. Surat Perintah Membayar-TU (SPM-TU). Dokumen yang

dikeluarkan oleh PPK-SKPD ini digunakan sebagai dasar

penerbitan Surat Perintah Pencairan dana (SP2D) oleh kuasa

BUD.

Catatan yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SPM-TU

adalah:

a. Register SPP-TU;

b. Register Penerbitan SPM-TU;

c. Register Penolakan SPP-TU.

Berikut ini merupakan uraian kegiatan Prosedur Penerbitan SPM­

TU secara rinci meliputi :

1. PPK-SKPD atas nama kepala SKPD/pengguna ·anggaran

menerima SPP-TU yang diajukan oleh Bendahara

Pengeluaran.

2. PPK-SKPD mencatat SPP-TU yang diterima ke dalam register

SPP-TU

3. PPK-SKPD atas nama kepala SKPD/pengguna anggaran

meneliti kelengkapan dokumen SPP-TU

4. Jika kelengkapan dokumen SPP-TU dinyatakan lengkap dan

sah, PPK-SKPD menyiapkan SPM-TU untuk ditandatangani

oleh kepala SKPD/Pengguna anggaran.

5. Jika kelengkapan dokumen SPP-TU dinyatakan tidak lengkap

dan sah, maka PPK-SKPD menolak untuk menerbitkan SPM­

TU dan selanjutnya mengembalikan SPP-TU kepada

bendahara pengeluaran untuk dilengkapi dan diperbaiki.

67

6. Penerbitan SPM-TU paling lambat dua hari kerja terhitung sejak

diterimanya pengajuan SPP-TU yang dinyatakan lengkap dan

sa h.

7. Kepala SKPD/pengguna anggaran melalui PPK-SKPD

mengembalikan SPP-TU paling lambat satu hari kerja terhitung

sejak diterimanya pengajuan SPP-TU yang bersangkutan.

8. PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM-TU ke dalam register

penerbitan SPM-TU.

9. PPK-SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM-TU ke dalam

register penolakan SPP-TU.

10. Penerbitan SPM-TU terdiri atas 3 lembar yang terdiri atas :

a. Lembar 1 diarsipkan oleh PPKD

b. Lembar 2 diarsipkan oleh Bendahara Pengeluaran.

c. Lembar 3 sebagai arsip PPK-SKPD

c) Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D-TU)

Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah surat yang

dipergunakan untuk mencairkan dana lewat bank yang ditunjuk.

SP2D-UP dapat diterbitkan jika :

1. Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran yang

tersedia

2. Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai peraturan

perundangan.

Pihak yang tekait dalam Prosedur Penerbitan SP2D-TU adalah

PPKD.

Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SP2D-TU

adalah:

1. Surat Perintah Membayar-TU (SPM-TU)

2. Surat Perintah Pencairan Dana-TU (SP2D-TU)

Catatan yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SPM-TU

adalah:

a. Register SPM-TU

b. Register Penerbitan SP20-TU

c. Register Peno/akan SP20-TU

Berikut ini merupakan Prosedur Penerbitan SP2D-TU secara rinci :

68

1. PPKD menerima SPM-TU yang diajukan oleh kepala

SKPD/pengguna anggaran.

2. PPKD mencatat SPM-TU yang diterima ke dalam register SPM­

UP.

3. PPKD meneliti kelengkapan dokumen SPM-TU

4. Jika kelengkapan dokumen SPM-TU dinyatakan lengkap dan

sah. PPKD menyiapkan SP2D TU untuk diterbitkan SP2D-TU.

5. Jika kelengkapan dokumen SPM-TU dinyatakan tidak lengkap

dan sah, maka PPKD menolak untuk menerbitkan SP2D-TU

dan selanjutnya mengembalikan SPM-TU kepada PPK-SKPD

untuk dilengkapi dan diperbaiki.

6. Penerbitan SP2D-TU paling lambat dua hari k~rja terhitung

sejak diterimanya pengajuan SP2D-TU yang dinyatakan

lengkap dan sah.

7. Pengembalian SPM-TU paling lambat satu hari kerja terhitung

sejak diterimanya pengajuan SPM-TU yang bersangkutan.

8. PPKD mencatat penerbitan SP2D-TU ke dalam register

penerbitan SP2D-TU.

9. PPKD mencatat penolakan penerbitan SP2D-TU ke dalam

register penolakan SPM-TU.

1 0. Penerbitan SP2D-TU terdiri atas lima lembc;~r yang terdiri atas:

· a. Lembar 1 diterima dan diarsipkan oleh bank

b. Lembar 2 diarsip oleh Bendahara Pengeluaran.

c. Lembar 3 diarsip oleh fungsi akuntansi SKPKD.

d. Lembar 4 diarsip oleh fungsi akuntansi SKPD.

e. Lembar 5 diarsip oleh PPKD.

3.2.5 Sistem Pengeluaran Kas Pembebanan Langsung (LS)

Prosedur sub sistem pengeluaran kas-pembebanan langsung (LS).

Meliputi:

1. Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD)

2. Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

3. Penerbitan Surat Permintaan Membayar (SPM)

4. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

5. Penggunaan Dana

69

6. Prosedur Pencatatan Akuntansi

a) Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP­

LS)

SPP-LS terdiri.dari dua jenis yaitu :

1. SPP-LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan

2. SPP-LS Pengadaan Barang dan Jasa

3. SPP-LS Belanja Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial,

Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Pembiayaan.

Pihak yang terkait dalam pengajuan SPP-LS adalah

Bendahara Penge/uaran atau Bendahara Pengeluaran

Pembantu SKPD. Bendahara Pengeluaran Pembantu

berfungsi untuk membuat SPP-LS (dengan persetujuan PPTK)

berdasar pada SPD. Bendahara Pengeluaran berfungsi untuk

membandingkan SPP.cLS yang diterima dari Bendahara

Pengeluaran Pembantu dengan SPD, kemudian

menandatangani dan mengajukan SPP-LS kepada Pejabat

Penatausahaan Keuangan Satu<!n Kerja Perangkat Daerah

(PPK-SKPD).

Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Pengajuan SPP-LS:

1. Surat Penyediaan Dana (SPD)

2. Surat Permintaan Pembayaran-Pembebanan Langsung

(SPP-LS).

Sedangkan catatan yang digunakan dalam Prosedur Pengajuan

SPP-LS adalah Register SPP-LS

Deskripsi Prosedur Pengajuan SPP-LS :

a) Berdasarkan SPD atau yang dipersamakan dengan SPD,

Bendahara Pengeluaran Pembantu, atas usulan PPTK

membuat SPP-LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan atau

Pengadaan Barang dan Jasa untuk kemudian diajukan

kepada Pengeluaran.

b) Bendahara Pengeluaran membandingkan SPP-LS

Pembayaran Gaji dan Tunjangan atau Pengadaan Barang

dan Jasa yang diterima dari Bendahara Pengeluaran

Pembantu untuk kemudian ditandatangani dan diajukan

kepada,PPKcSKPD.

70

c) Kelengkapan dokumen SPP-LS pembayaran gaji dan

tunjangan terdiri atas :

1) Surat Pengantar SPP-LS;

2) Ringkasan SPP-LS;

3) Rincian SPP-LS; dan

4) Lampiran SPP-LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan

yang mencakup :

a. Pembayaran gaji induk;

b. Gaji susulan;

c. Kekurangan Gaji;

d. Gaji terusan;

e. Uang duka wafat/tewas yang dilengkapi dengan

daftar gaji induklgaji susulan/kekurangan gaji/uang

duka wafat;

f. SK CPNS;

g. SK PNS;

h. SK Kenaikan Pangkat;

i. SK Jabatan;

j. Kenaikan gaji berkala;

k. Surat Pernyataan Pelantikan;

I. Surat Pernyataan masih menduduki jabatan;

m. Surat Pernyataan Melaksanakan tugas;

n. Daftar Keluarga (KP4);

o. Fotocopy surat nikah;

p. Fotocopy akte kelahiran;

q. SKPP;

r. Daftar Potongan sewa rumah dinas;

s. Surat keterangan masih sekolah/kuliah;

t. Surat perintah;

u. Surat Kematian;

v. SSP PPh pasal 21; dan

w. Kelengkapan terse but digunakan sesuai

peruntukkannya

d) Kelengkapan dokumen SPP-LS pengadaan barang dan

jasa terdiri atas :

71

1. Surat Pengantar SPP-LS;

2. Ringkasan SPP-LS

3. Rincian SPP-LS; dan

4. Lampiran SPP-LS Pengadaan Barang dan Jasa

mencakup:

a. Salinan SPD;

b. Salinan Surat Rekomendasi dari SKPD teknis

terkait;

c. SSP disertai faktur pajak (PPN dan PPh) yang telah

ditandatangani wajib pajak;

d. Surat pernyataan penggunaan anggaran/kuasa

pengguna anggaran mengenai penetapan rekening;

e. Surat perjanjian kerjasama/kontrak antara pihak

ketiga dengan pengguna anggaran/ kuasa

pengguna anggaran yang mencantumkan nomor

rekening pihak ketiga;

f. Surat Jaminan Bank atau yang dipersamakan yang

dikeluarkan oleh Bank atau Lembaga Keuangan non

Bank,

g. Berita acara penyelesaian pekerjaan;

h. Berita acara serah terima barang dan jasa;

i. Berita acara pembayaran;

j. Kwitansi bermeterai, nota/faktur yang ditandatangani

pihak ke tiga dan PPTK serta disetujui oleh

pengguna anggaran/kuasa penguna anggaran;

k. Dokumen lain yang disyaratkan untuk kontrak­

kontrak yang dananya sebagian atau seluruhnya

bersumber dari penerusan pinjaman/hibah luar

negeri;

I. Berita acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh

pihak ketiga/rekanan serta unsur panitia

pemeriksaan barang berikut lampiran daftar barang

yang diperiksa;

m. Surat angkutan atau konosemen apabila pengadaan

barang dilaksanakan diluar wilayah kerja;

72

n. Surat pemberitahuan potongan denda

keterlambatan pekerjaan dari PPTK apabila

pekerjaan mengalami keterlambatan;

0. Dokumentasi tingkat kemajuan/ penyelesaian

pekerjaan;

p. Potongan jamsostek;

q. Khusus untuk pekerjaan konsultan yang perhitungan

harganya menggunakan biaya personil; berita acara

prestasi kemajuan pekerjaan dilampiri dengan bukti

kehadiran dari tenaga konsultan sesuai pentahapan

waktu pekerjaan dan bukti penyewaan/pembelian

alat penunjang serta bukti pengeluaran lainnya

berdasarkan rincian dalam surat penawaran.

r. Kelengkapan tersebut digunakan sesuai

peruntukkannya

SPP-LS yang diajukan dibuat rangkap 3, yang terdiri

dari:

a) Lembar 1 untuk arsip PPKD.

b) Lembar 2 untuk arsip PPK-SKPD.

c) Lembar 3 untuk arsip Bendahara Pengeluaran

Pembantu.

Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu mencatat

SPP-LS yang diajukan ke dalam register SPP-LS.

e) Pengajuan SPP-LS Belanja Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan

Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan

Pembiayaan dilaksanakan oleh Bendahara Pengeluaran

PPKD dengan menerbitkan SPP-LS yang diajukan kepada

PPKD melalui PPK-SKPD.

b) Penerbitan Surat Permintaan Membayar Langsung (SPM­

LS)

Pihak yang terkait dalam Prosedur Penerbitan SPM-LS yaitu :

Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat

Daerah (PPK-SKPD). Berfungsi mengajukan SPM-LS atas

nama kepala SKPD/pengguna anggaran kepada PPKD.

73

Dokumen yang digunakan dalam prosedur penerbitan SPM-LS

meliputi:

1. Sural Permintaan Pembayaran-langsung (SPP-LS).

2. Sural Perintah Membayar-Langsung (SPM-LS).

Sedangkan catatan yang digunakan dalam prosedur penerbitan

SPM-LS adalah :

1. Register SPP-LS, merupakan catatan yang

diselenggarakan oleh PPK-SKPD untuk mencatat

penerimaan SPP-LS dari Bendahara Pengeluaran SKPD.

2. Register Penerbitan SPM-LS, merupakan catatan yang

diselenggarakan oleh PPK-SKPD untuk mencatat

penerbitan SPM-LS.

3. Register penolakan SPP-LS, merupakan catatan yang

diselenggarakan oleh PPK-SKPD untuk mencatat

penolakan penerbitan SPM-LS.

Deskripsi Prosedur penerbitan SPM-LS:

a. PPK-SKPD menerima SPP-LS yang diajukan oleh

Bendahara Pengeluaran.

b. PPK-SKPD mencatat SPP-LS yang diterima ke dalam

register SPP-LS.

c. PPK-SKPD memverifikasi kesahihan bukti dan meneliti

kelengkapan dokumen SPP-LS.

d. Jika kelengkapan dokumen SPP-LS dinyatakan lengkap

dan sah. PPK-SKPD menyiapkan SPM-LS untuk

ditandatangani oleh kepala SKPD/pengguna anggaran.

e. Jika kelengkapan dokumen SPP-LS dinyatakan tidak

lengkap dan sah, maka PPK-SKPD menolak untuk

menerbitkan SPM-LS dan selanjutnya mengembalikan

SPP-LS kepada bendahara pengeluaran untuk dilengkapi

dan diperbaiki.

f. Penerbitan SPM-LS paling lambat dua hari kerja terhitung

sejak diterimanya pengajuan SPP-LS yang dinyatakan

lengkap dan sah.

74

g. Pengembalian SPP-LS paling lambat satu hari · kerja

terhitung sejak diterimanya pengajuan SPP-LS yang

bersangkutan.

h. PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM-LS ke dalam register

penerbitan SPM-LS.

i. PPK-SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM-LS ke

dalam register penolakan SPP-LS

Penerbitan SPM LS terdiri atas 3 lembar yang terdiri atas:

1. Lembar 1 sebagai arsip bendahara pengeluaran pembantu.

2. Lembar 2 sebagai arsip PPKD.

3. Lembar 3 Sebagai arsip PPK-SKPD.

c) Prosedur Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana

langsung (SP2D-LS)

Pihak yang terkait dalam Prosedur Penerbitan SP20-LS adalah

PPKD, berfungsi menerbitkan SP2D-LS atas nama Bendahara

Umum Daerah (BUD) kepada Bendahara Pengeluaran

Pembantu.

Sedangkan Dokumen yang digunakan dalam Prosedur

Penerbitan SP2D-LS meliputi :

1. Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS).

2. Surat Perintah Pencairan Dana-Langsung (SP2D-LS).

Catatan yang digunakan dalam Prosedur Penerbitan SPM-LS

adalah:

1. Register SPM-LS

2. Register Penerbitan SP2D-LS

3. Register SP20-LS

Prosedur Penerbitan SP2D-LS secara rinci adalah :

1. PPKD menerima SPM-LS yang diajukan oleh

SKPD/pengguna anggaran

2. PPKD mencatat SPM-LS yang diterima ke dalam register

SPM-LS.

3. PPKD memverifikasi kesesuaian anggaran dan meneliti

kelengkapan dokumen SPM-LS.

75

•'

' ... ., ,.

,,

4.

5.

Jika kelengkapan dokumen SPM-LS dinyatakan lengkap

dan sah, PPKD menyiapkan SP20-LS untuk diterbitkan

SP2D-LS.

Jika kelengkapan dokumen SPM-LS dinyatakan tidak

lengkap dan sah, maka PPKD menolak untuk menerbitkan

SP20-LS dan selanjutnya mengembalikan SPM-LS kepada

PPK-SKPD untuk dilengkapi dan diperbaiki.

6. Penerbitan SP2D-LS paling lambat dua hari kerja terhitung

sejak diterimanya pengajuan SP20-LS yang dinyatakan

lengkap dan sah.

7. Pengembalian SPM-LS paling lamb at satu hari kerja

terhitung sejak diterimanya pengajuan SPM-LS yang

bersangkutan.

8. PPKD mencatat penerbitan SP2D-LS ke dalam register

penerbitan SP2D-LS.

9. PPKD mencatat penolakan penerbitan SP20-LS ke dalam

register penolakan SPM-LS

10. Penerbitan SP2D-LS terdiri atas 5 lembar yang terdiri atas :

a. Lembar 1 dikirim ke bank.

b. Lembar 2 dikirim ke Bend ahara Pengeluaran Pembantu.

c. Lembar 3 dikirim ke fungsi akuntansi-SKPKD.

d. Lembar 4 diserahkan ke fungsi akuntansi SKPD.

e. Lembar 5 diarsip oleh PPKD.

76

MEKANISME PENATAUSAHAAN KEUANGAN

Penelitian Kelengkapan Dokumen dan

SPJ serta Pengesahannya

[ s;=J ~ cp

BENDAHARA PENGELUARAN

PENERBITAN SPM

1 PENGAJUAN SP2D

KE BUD

Lengkap

KUASA BUD

SP2D

BENDAHARA PENGELUARAN SKPD dan

atau PIHAK KETIGA

Dokumen disiapkan oleh Bendahara

Pengeluaran/Bendahara Pembaritu untuk SPP

UP/GUffU dan oleh PPTK untuk SPP-LS

Barang dan Jasa

77

If.. ·:.· •. t' ~\' f: '

d) Prosedur Pencatatan Akuntansi

Pihak yang terkait dalam Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas

adalah:

1. Fungsi Akuntansi - SKPKD. Berfungsi untuk mencatat

seluruh transaksi pengeluaran kas mekanisme

pembebanan langsung oleh PPKD.

2. Fungsi Akuntansi- PPK SKPD. Berfungsi untuk mencatat

seluruh pengeluaran kas oleh mekanisme pembebanan

langsung oleh PPK SKPD.

Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Akuntansi

Pengeluaran Kas Pembebanan Langsung melip-uti :

1. Surat Perintah Pencairan Dana - Beban Langsung

(SP2D-LS)

Dokumen ini digunakan sebagai dokumen utama untuk

pencatatan ke dalam jurnal pengeluaran kas oleh fungsi

Akuntansi-PPKD dan fungsi Akuntansi -SKPD.

2. Cek, dokumen ini digunakan sebagai dokumen untuk

mencairkan dana di bank.

Catatan akuntansi yang digunakan dalam Prosedur

Akuntansi Pengeluaran Kas adalah :

1. Jurnal Pengeluaran Kas

2. Jurnal Umum

3. Buku Besar

4. Buku Besar Pembantu

Laporan yang dihasilkan dalam Prosedur Akuntansi

Pengeluaran Kas adalah Laporan Rea/isasi Penge/uaran

Periodik. Laporan ini diselenggarakan oleh Fungsi

Akuntansi untuk melaporkan realisasi pengeluaran dalam

periode tertentu (bulanan/triwulanan/tahunan).

Sedangkan Prosedur Pencatatan Akuntansi Pengeluaran

Kas - Mekanisme Pembebanan Langsung (LS) secara rinci

adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Akuntansi - SKPKD menerima berkas SP20-LS

lembar 3 dari PPKD. Fungsi Akuntansi -SKPKD

mencatat SP2D-LS yang diotorisasi oleh PPKD dan

78

:':''" " ~~,""

~

melakukan peringkasan transaksi-transaksi (posting)

dari jurnal pengeluaran kas ke buku besar. Fungsi

Akuntansi - SKPKD juga mencatat transaksi-transaksi

ke dalam buku pembantu yang berisi rincian item buku

besar setiap rekening yang dianggap perlu (dalam

rincian obyek belanja).

2. Fungsi Akuntansi-PPK SKPD menerima berkas SP2D­

LS lembar ke 4 dari PPKD. Fungsi Akuntansi-PPK

SKPD mencatat SP2D-LS pembayaran gaji dan

tunjangan ke dalam buku jurnal pengeluaran kas dan

SP2D-LS pengadaan barang dan jasa ke dalam buku

jurnal umum per tanggal pengesahan SP2D-LS yang

telah diotorisasi oleh PPKD dan melakukan peringkasan

transaksi-transaksi (postin~) dari jurnal pengeluaran kas

dan jurnal umum ke buku besar. Fungsi akuntansi-PPK

· SKPD juga mencatat transaksi-transaksi ke dalam buku

pembantu yang berisi rincian item buku besar setiap

rekening yang dianggap perlu (dalam rincian objek

be\anja).

3.2.6 Nota Permintaan Dana (NPD)

Pihak yang terkait dalam Prosedur Penerbitan Nota Permintaan Dana

adalah Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu.

Dokumen yang digunakan adalah Nota Permintaan Dana (NPD).

Catatan yang digunakan da\am Prosedur Penerbitan Nota Permintaan

Dana ada\ah :

1. Buku Kas Umum Penge\uaran

2. Buku Pembantu Pengeluaran Per Rincian Objek

3. Buku Pembantu Kas Tunai

4. Buku Pembantu Simpanan/Bank (bila diper/ukan)

5. Buku Pembantu Panjar (bila diper/ukan)

6. Buku Pembantu Pajak

Uraian Kegiatan Prosedur Penerbitan Nota Permintaan Dana secara

rinci meliputi :

79

1. PPTK mengajukan 2 lembar Nota Permintaan Dana (NPD) untuk

melaksanakan kegiatan kepada Penguna Anggaran atau Kuasa

Pengguna Anggaran.

2. Pengguna Anggaran meneliti dan menyetujui NPD.

3. NPD yang telah disetujui diberikan kepada PPTK untuk diarsip dan

kepada Bendahara Pengeluaran bersama dengan jumlah uang.

4. Dalam waktu tiga hari, PPTK harus mengembalikan sisa uang yang

digunakan beserta bukti (nota/kuitansi) untuk

dipertanggungjawabkan kepada Bendahara Pengeluaran.

5. Berdasarkan bukti (nota/kuitansi) dari PPTK, Bendahara

Pengeluaran/Bendahara Pembantu· meneliti dan mencatatnya ke

BKU Pengeluaran, Buku Pembantu Pengeluaran per Rincian

Objek, Buku Pembantu Kas Tunai, Buku Pembantu

Simpanan/Bank, Buku Pembantu Panjar, dan Buku Pembantu

Pajak.

6. Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu menyiapkan SPJ.

3.2.7 Pembukuan Belanja

A. Buku-Buku Yang Digunakan Bendahara Pengeluaran

Pembukuan Belanja oleh Bendahara Pengeluaran menggunakan :

1. Buku Kas Umum (BKU).

2. Buku Pembantu BKU sesuai dengan kebutuhan seperti :

a. Buku Pembantu Kas Tunai;

b. Buku Pembantu Simpanan/Bank;

c. Buku Pembantu Panjar;

d. Buku Pembantu Pajak;

e. Buku Pembantu Rincian Objek Belanja.

Dalam pelaksanaannya, tidak semua dokumen pembukuan

digunakan secara bersamaan untuk membukukan satu transaksi

keuangan yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran. Buku apa

saja yang digunakan untuk setiap transaksi akan dijelaskan dalam

bagian berikut :

Dokumen-dokumen yang digunakan sebagai dasar dalam

melakukan pembukuan adalah :

80

1. SP2D UP/GUfTU/LS

2. Bukti transaksi yang sah dan lengkap

3. Dokumen-dokumen pendukung lainnya sebagaimana yang

diatur dalam peraturan yang berlaku.

B. Pembukuan Penerimaan SP2D UP/GU/TU

Pembukuan penerimaam SP2D UP/GU!TU merupakan proses

pencatatan transaksi penerimaan SP2D UP/GU ke dalam BKU dan

buku pembantu yang terkait. Proses pembukuan dilakukan ketika

bendahara pengeluaran menerima SP2D UP/GUfTU dari

BUD/Kuasa BUD. Pencatatan dilakukan sebesar jumlah yang

tercantum di SP2D sebagai penerimaan SP2D di :

1. BKU pada kolom penerimaan.

2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom penerimaan.

Bendahara pengeluaran dapat mencairkan UP/GU/TU yang

terdapat di bank ke kas tunai. Pencatatan dilakukan sebesar jumlah

yang dicairkan sebagai pergeseran uang di :

1. BKU pada kolom pengeluaran

2. Buku Pembantu simpanan/Bank pada kolom pengeluaran

3. BKU pada kolom penerimaan

4. Buku pembantu kas tunai pada kolom penerimaan

Apabila ada persetujuan Pengguna Anggaran, bemdahara

pengeluaran melakukan pelimpahan uang persediaan ke

bendahara pengeluaran pembantu Uika diperlukan) maka

pencatatan dilakukan sebesar jumlah yang dilimpahkan sebagai

pelimpahan UP :

A. BKU pada kolom pengeluaran

B. Buku Pembantu simpanan/Bank pada kolom pengeluaran

Untuk keperluan pengendalian, bendahara pengeluaran dapat

membuat buku pembantu yang dioperasikan secara khusus untuk

memantau jumlah uang persediaan pada bendahara pembantu.

81

BAGAN ALIR PROSES PENATAUSAHAAN PENERIMAAN SP2D UP/Gt..i/TU

Bendahara Pengeluaran

melakukan proses pengisian BKU pada ko1om penerimaan

Bendahara Pengeluaran melakukan proses

plmgisian buku pembantu

simpanan/Bank pada kolom penerimaan

82

Bagan Alir Pembukuan Pergeseran Dana dari Rekening Bank Bendatiara

Pengeluaran Ke Kas Tunai Bendahara Pengeluaran

Bendahara Pengeluaran mencatat di BKU pada

kolom penge\uaran

Bendahara Pengeluaran mencatat di Buku pembantu simpanan Bank pada kolom

pengeluaran

Bendahara Penge\uaran mencatat di BKU pad a kale penerimaan jum\ah yg dice

sama dengan jum\ah yg dicatat pada kolom

pengeluaran

Bendahara Pengeluaran mencatat di buku

pembantu kas tunai pada kolom penerimaan

83

Bagan AlirPembukuan Pelimpahan Dana UP/GU ke Bendahara Pengeluaran

Pembantu (jika diperlukan)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Uraian Bendahara Pengeluaran Bendahara Pengeluaran

Pembantu

Bendahara pengeluaran Proses Pergeseran Dana

melakukan transfer dana ke

rekening bank bendahara .......... .,..,.,l,, ... r-:'ln non-~h'!llnf•• fiil.r':l Nota Kredit ......... :::1 .................. 1"' ............... ~- \J"•-

diperlukan) I

Berdasarkan bukti transfer Buku Transfer

bendahara pengeluaran

mencatat di BKU pad a kolom

pengeluaran

Melakukan Pengisian BKU

Bendahara pengeluaran Melakukan Pengisian

mencatat dibuku pembantu

Simpanan/Bank pada kolom Melakukan Pengisian Buku BKU

pengeluaran Pembantu Simpanan/Bank

Melakukan Pengisian

Bendahara pengeluaran

pembantu mencatat penerimaan Buku Pembantu Simpanan/Bank

diBKU

BKU

Bendahara pengeluaran

pembantu mencatat penerimaan BKU

di Buku Pembantu

Simpanan/Bank Buku Pembantu Simpanan/Bank

Hasil dari proses ini adalah BKU Buku Pembantu Simpanan/Bank

pembantu dan Buku Pembantu

BKU yang terupdate

C. Pembukuan Belanja Menggunakan Uang Persediaan

Dalam proses belanja menggunakan uang persediaan, terdapat

kemungkinan 2 (dua) cara bagi bendahara pengeluaran dalam

melakukan pembayaran. Pertama bendahara pengeluaran

melakukan pembayaran tanpa melalui panjar. Kedua bendahara

melakukan pembayaran melalui panjar terlebih dahulu kepada

PPTK.

84

1. Pembukuan Belanja Tanpa Melalui Uang Panjar

Proses pembukuan dimulai ketika bendahara pengeluaran

membayarkan sejumlah uang atas belanja yang telah

dilakukan, pembayaran dapat saja menggunakan yang ada di

kas tunai maupun uang yang ada direkening bank bendahara

pengeluaran.

Berdasarkan bukti-bukti belanja yang disiapkan oleh PPTK,

bendahara melakukan pembayaran. Atas pembayaran

tersebut, bendahara pengeluaran melakukan pembukuan

sebesar nilai belanja bruto sebagai belal")ja di :

1. BKU pada kolom pengeluaran.

2. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran.

3. Buku Pembantu Rincian Obyek pada kolom UP/GUfTU.

Jika pembayaran dilakukan dengan transfer dari rekening

bank, bendahara melakukan pembukuari sebesar nilai belanja

bruto sebagai belanja di :

1. BKU pada kolom pengeluaran.

2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pad a kolom

pengeluaran.

3. Buku Pembantu Rincian Obyek pada kolom UP/GUfTU.

Apabila bendahara melakukan pungutan pajak atas transaksi

belanja di atas, bendahara pengeluaran melakukan

pembukuan sebesar jumlah pajak yang dipotong sebagai

pemotongan PPh/PPN di :

1. BKU pad a kolom penerimaan.

2. Buku Pembantu pajak pada kolom penerimaan.

Ketika bendahara pengeluaran penyetoran atas pungutan

pajak, bendahara pengeluaran melakukan pembukuan

sebesar jumlah pajak yang disetorkan sebagai setoran

PPh/PPN di:

1. BKU pada kolom pengeluaran.

2. Buku Pembantu pajak pada kolom pengeluaran.

85

Bagan Alir Pembukuan Belanja UP/GUITU Rekening Bank Bendahara

Pengeluaran

Bendahara Pengeluaran melakukan prr.ses

pengisian BKU pada kolom pengeluaran

Bendahara Pengeluaran Menyiapkan Bukti belanja dan bukti pembayaran yg

terkait

Bendahara Pengeluaran melakukan proses

pengisian buku pembantu simpanan/bank pada kolom pengeluaran

Bendahara Pengeluaran melakukan proses

pengisian buku Rembantu rincian objek belanja

86

Bagan Alir Pembukuan Belanja UP/GU/TU Kas Tunai Bendahara Penge£uaran

Bendahara· Pengetuaran · metakukan proses

pengisian BKU pada kolom pengeluaran

Bendahara Pengeluaran Menyiapkan BukU belanja

dan bukti pembayaran yg terkait

Bendahara Pengeluaran melakukan proses

pengisian buku pembantu kas tunai pada kolom

pengeluaran

Bendahara Pengeluaran melakukan proses

pengisian buku pembantu rincian objek belanja

87

.:,:,

2. Pembukuan Belanja Dengan Uang Panjar

Pembukuan atas uang panjar merupakan proses pencatatan

pemberian uang panjar ke PPTK termasuk di dalamnya

pencatatan atas pertanggungjawaban yang diberikan oleh

PPTK untuk uang panjar yang diterimanya.

Proses pembukuan dimulai ketika Bendahara Pengeluaran

memberikan uang panjar kepada PPTK untuk melaksanakan

kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya. Berdasarkan Nota

Pencairan Dana (NPD), memo persetujuan PNKPA, serta

bukti pengeluaran uang/bukti lainnya yang sah, Bendahara

Pengeluaran mencatat pemberian uang panjar sebesar uang

yang diberikan di :

1. BKU pada kolom pengeluaran

2. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran

3. Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran

Apabila pemberian panjiu dilakukan dengan transfer dari

rekening bank, Bendahara Pengeluaran mencatat pemberian

uang panjar sebesar uang yang diberikan di :

1. BKU pada kolom pengeluaran

2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom pengeluaran

3. Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran

Langkah-langkah dalam membukukan pertanggungjawaban

uang panjar adalah sebagai berikut :

1. Bendahara Pengeluaran menerima bukti belanja/bukti

pengeluaran uang/bukti lainnya yang sah dari PPTK

sebagai bentuk pertanggungjawaban uang panjar. Setelah

pertanggungjawaban -tersebut diterima. Bendahara

Pengeluaran mencatat pengembalian panjar di :

" BKU pada kolom penerimaan

• Buku pembantu panjar pada kolom penerimaan

Jumlah yang dicatat sebesar jumlah uang panjar yang

pernah diberikan.

88

Bendahara Pengeluaran kemudir:m mencatat belanja· yang

sebenarnya terjadi berdasarkan pertanggungjawaban

yang diberikan PPTK. Belanja tersebut dicatat di :

• BKU pada kolom pengeluaran

" Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja

2. Apabila uang yang diberikan lebih besar daripada belanja

yang dilakukan, PPTK mengembalikan kelebihan tersebut,

atas pengembalian itu Bendahara Pengeluaran mencatat

di:

" Buku Pembantu Kas Tunai atau Buku Pembantu

Bank/Simpanan pada kolom penerimaan sebesar jumlah

yang dikembalikan.

3. Apabila uang panjar yang diberikan lebih kecil dari pada

belanja yang dilakukan. Bendahara Pengeluaran

membayar kekurangannya kepada PPTK. Atas

pembayaran itu Bendahara Pengeluaran mencatat di :

• Buku Pembantu Kas Tunai atau Buku Pembantu

Bank!Simpanan pada kolom pengeluaran sebesar

jumlah yang dibayarkan.

89

Bagan Alir Pembukuan Pemberian Uang Panjar

TIDAK

Jika uang panjar diberikan melalui rekening bank,

bendahara pengeluaran mengisi buku pembantu

simpanan bank pada kolom pengeluaran

YA

Jika uang panjar diberikan melalui kas tunai,

bendahara pengeluaran mengisi buku pembantu

kas tunai pada kolom pengeluaran

90

Pembukuan Pertanggungjawaban Uang Panjar

Uraian

pengeluaran menerima bukti

belanjalbukti pengeluaran uang lainnya dari

PPTK dan sejumlah uang yang beasal dari

sisa uang panjar

2. Bendahara pengeluaran kemudian

melakukan proses pengisian BKU pada

kolom penerimaan jumlah yang dicatat

sebesar jumlah uang pan jar yang pernah

diberikan

3. Kemudian bendahara pengeluaran

melakukan proses pengisian buku pembantu

panjar pad a kolom penerimaan sebesar uang

pan jar yang pernah diberikan

4. Bendahara pengeluaran kemudian mencatat

belanja di BKU pada kolom pengeluaran

jumlah yang dicatat sebesar

pertanggungjawaban yang diberikan PPTK

5. Bendahara pengeluaran mencatat belanja

pada buku pembantu rincian obyek

6. Proses selanjutnya adalah pencatatan aktual

belanja yang dilakukan apakah uang panjar

kurang dari jumlah belanja atau lebih dari

jumlah belanja.

7. Jika uang panjar lebih besar dari pada

belanja, maka PPTK wajib mengembalikan

sisa uang pen jar terse but. Berdasarkan

pengeluaran mencatat pengembalian uang

pan jar dalam buku pembantu kas tunai atau

buku pembantu simpanan/bank pada kolom

penerimaan sejumlah sisa uang panjar

8. Jika uang panjar kurang dari nilai belanja

bendahara pengeluaran melakukan

Ben ran

Proses pertanggung jawaban uang panjar

Melakukan pengisian Buku Pembantu Rincian Objek Belanja

Melakukan pengisian Buku Pembanlu Kas Tunai atau Pembantu

Melakukan pengisian Buku Pembantu Kas Tunai atau Pembantu

Buku Pembanlu Rincian Obyek Belanja

91

pembayaran alas kekurangan tersebut.

Bendahara pengeluaran mencatat

pembayaran tersebut pada buku pembantu

kas tunai atau buku pembantu

simpanan/bank pada kolom pengeluaran

sejumlah kekurangan uang panjar.

9. Hasil akhir dari proses ini adalah BKU -

bendahara pengeluaran dan buku pembantu

BKIJ - 8o;.nd"h""' !"'""(J"I"'"'m Y"ng sudah

terupdate.

D. Pembukuan Belanja LS

.I

1. Pembukuan SP2D LS untuk pengadaan Barang dan Jasa

Pembukuan atas proses belanja LS untuk pengadaan barang

dan jasa dimulai ketika bendahara pengeluaran menerima

SP2D LS barang dan Jasa dari BUD atau Kuasa BUD melalui

Pengguna Anggaran. Pembukuan dilakukan sebesar jumlah

belanja bruto (sebelum dikurangi potongan) sebagai belanja

pengadaan barang dan jasa di :

1. BKU pada kolom penerimaan dan pengeluaran pada

tanggal yang sama

2. Buku Pembantu Rincian Objek Belanja yang terkait pada

kolom belanja LS.

Terhadap informasi potongan pajak terkait belanja pengadaan

barang dan jasa, bendahara pengeluaran melakukan

pembukuan sebesar jumlah pajak yang dipotong sebagai

pemotongan PPh/PPN di :

1. BKU pada kolom penerimaan dan kolom pengeluaran pada

tanggal yang sama

2. Buku Pembantu Pajak pacta kolom penerimaan dan kolom

pengeluaran pada tanggal yang sama.

2. Pembukuan SP2D LS untuk pembayaran Gaji dan

Tunjangan

Pembukuan atas SP2D LS untuk pembayaran gaji dan

tunjangan dimulai ketika bendahara pengeluaran menerima

SP2D LS Gaji dari BUD atau Kuasa BUD melalui Pengguna

92

Anggaran. Pembukuan dilakukan sebesar jumlah belanja bruto

(sebelum dikurangi potongan) sebagai "belanja gaji dan

tunjangan" di :

1. SKU pada kolom penerimaan dan pengeluaran

2. Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja pada kolom

belanja LS, untuk setiap kode rekening belanja.

Bagan Alir Penatausahaan Belanja SP2D LS Barang dan Jasa

Tanggaldan jumtah sama dengan yang dicatat dalam kolom penerimaan

Proses penerbitan SP2D LS Barang dan Jasa

Melakukan pengisian BKU pada kolom

Melakukan pengisian Buku Pembantu

Bend ahara Pengeluaran menerima SP2D LS Barang dan Jasa

93

Penatausahaan Belanja SP2D Gaji

SP2D LS Gaji

Melakukan pengisian BKU pada kolom penerimaan

Melakukan pengisian BKU pada kolom

pengeluaran

Melakukan pengisian Buku pembantu rincian obyek belanja

Bendahara Pengeluaran menerima

SP2D Gaji

94

E. Pembukuan Belanfa Oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu

Buku-buku yang digunakan oleh bendahara pengeluaran pembantu

terdiri dari :

1. Buku Kas Umum (BKU)

2. Buku Pembantu BKU yang terdiri dari :

a. Buku Pembantu Kas Tunai;

b. Buku Pembantu Simpanan Bank;

c. Buku Pembantu Pajak;

d. Buku Pembantu Panjar;

e. Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja.

Dalam pelaksanaannya, tidak semua dokumen pembukuan

digunakan secara bersamaan untuk membukukan satu transaksi

keuangan yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran pembantu.

Dokumen-dokumen pembukuan apa saja yang digunakan untuk

setiap transaksi akan dijelaskan dalam bagian berikutnya.

Dokumen-dokumen yang digunakan sebagai dasar dalam

melakukan pembukuan adalah :

1. SP2D TU/LS

2. Dokumen-dokumen pendukung lainnya yang menjadi

kelengkapan masing-masing SP2D sebagaimana yang diatur

dalam peraturan perundang-undangan.

1. Pembukuan Penerimaan SP2D TU dan Pelimpahan UP/GU

oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu

Pembukuan penerimaan SP2D TU merupakan proses

pencatatan transaksi penerimaan SP2D TU ke dalam BKU dan

buku pembantu yang terkait. Proses pembukuan menerima

SP2D TU dari BUD/Kuasa BUD. Pencatatan dilakukan sebesar

jumlah yang tercantum di SP2D sebagai penerimaan SP2D di :

1. BKU pada kolom penerimaan

2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom penerimaan

Atas persetujuan Pengguna Anggaran, bendahara pengeluaran

melakukan pelimpahan uang persediaan ke bendahara

pengeluaran pembantu. Atas dasar "pelimpahan UP" tersebut,

maka bendahara pengeluaran pembantu mencatat sebesar

jumlah yang dilimpahkan di :

95

1. BKU pada kolom penerimaan

2. Buku Pembantu Simpanan/bank pada kolom penerimaan

Berikut adalah bagan alir untuk menerangkan prosedur di atas :

Bagan Alir Proses Pembukuan SP2D TU

Pembukuan Penerimaan SP2D TU

Uraian Bendahara Pengeluaran Pembantu

Proses penerbitan SP20 TU

1. Bendahara pengeluaran pembantu menerima

SP2DTU SP2DTU

2. Bendahara pengeluaran pembantu kemudian

melakukan proses pengisian BKU pada kolom Melakukan pengisian

penerimaan BKU

3. Kemudian bendahara pengeluaran pembantu Melakukan pengisian melakukan proses pengisian buku pembantu Buku pembantu simpanan/bank pada kolom penerimaan Simpanan/Bank

4. Hasil akhir dari proses ini adalah BKU dan

buku pembantu simpanan/bank yang sudah

terupdate BKU

.. Buku pembantu

Simpanan/Bank

96

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Bagan alir Proses Pembukuan Pelimpahan Dana UP/GU dari Bendahara

Pengeluaran Uika diperlukan)

Proses Pelimpahan Dana UP/GU dari Bendahara Pengeluaran

Uraian Bendahara Pengeluaran Bendahara Pengeluaran

Pembantu

Bendahara pengeluaran

melakukan transfer dana ke Proses Pergeseran Dana

rekening bank bendahara

pengeluaran pembantu Uika

diperlukan) Nota Kredit

Berdasarkan bukti transfer

bendahara pengeluaran Bukti Transfer

mencatat di BKU pada

kolom pengeluaran

Bendahara pengeluaran

mencatat dibuku pembantu Melakukan Pengisian BKU

Simpanan/Bank pada kolom Melakukan Pengisian

pengeluaran

BKU

Bendahara pengeluaran

pembantu mencatat Melakukan Pengisian Buku Melakukan Pengisian

penerimaan di BKU Pembantu Simpanan/Bank

Buku Pembantu

Bendahara pengeluaran Simpanan/Bank

pembantu mencatat

penerimaan di Buku

Pembantu Simpanan/Bank BKU

BKU

Hasil dari proses ini adalah

BKU pembantu dan Buku

Pembantu BKU yang · Buku Pembantu

terupdate Simpanan/Bank Buku Pembantu

Simpanan/Bank

97

F. Pembukuan Belanja Menggunakan Uang Persediaan

Dalam proses belanja menggunakan uang persediaan, terdapat

kemungkinan 2 (dua) cara bagi bendahara pengeluaran/bendahara

pembantu dalam melakukan pembayaran. Pertama pembayaran

tanpa melalui panjar. Kedua bendahara pengeluaran pembantu

melakukan pembayaran melalui panjar terlebih dahulu kepada

PPTK.

1. Pembukuan Belanja Tanpa Melalui Uang Panjar

Proses pembukuan dimulai ketika bendahara

pengeluaran/bendahara pembantu membayarkan sejumlah

uang atas belanja yang telah dilakukan, pembayaran dapat saja

menggunakan yang ada di kas tunai maupun uang yang ada

direkening bank bendahara pengeluaran/bendahara pembantu.

Berdasarkan bukti-bukti belanja yang disiapkan oleh PPTK,

bendahara pengeluaran/bendahara pembantu melakukan

pembayaran. Alas pembayaran tersebut, bendahara

pengeluaran/bendahara pembantu melakukan pembukuan

sebesar nilai belanja bruto sebagai belanja di :

1. BKU pada kolom pengeluaran.

2. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran.

3. Buku Pembantu Rincian Obyek pada kolom UP/GU/TU.

Jika pembayaran dilakukan dengan transfer dari rekening bank,

bendahara pengeluaran/bendahara pembantu melakukan

pembukuan sebesar nilai belanja bruto sebagai belanja di :

1. BKU pada kolom pengeluaran.

2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom pengeluaran.

3. Buku Pembantu Rincian Obyek pada kolom UP/GU/TU.

Apabila oendahara pengeluaran/bendahara pembantu

melakukan pungutan pajak atas transaksi belanja di atas,

bendahara pengeluaran/bendahara pembantu melakukan

pembukuan sebesar jumlah pajak yang dipotong sebagai

pemotongan PPh/PPN di :

1. BKU pada kolom penerimaan.

2. Buku Pembantu pajak pada kolom penerimaan.

98

Ketika penyetoran atas pungutan pajak, bendahara

pengeluaran/bendahara pembantu melakukan pembukuan

sebesar jumlah pajak yang disetorkan sebagai setoran

PPh/PPN di:

1. BKU pada kolom pengeluaran.

2. Buku Pembantu pajak pada kolom pengeluaran.

Berikut bagan alir mengenai pembukuan menggunakan uang

persediaan dengan tanpa panjar :

Bagan Alir Pembukuan Belanja UP/GU/TU- Rekening Bank

Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu

Pembukuan Belanja UP/GUITU- Rekening Bank Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu

Uraian Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu

Proses Belanja

1. Bendahara pengeluaranlbendahara pembantu UP/GUITU

menyiapkan bukti belanja dan bukti

pembayaran yang terkait Buku Belanja

Bukti Pembayaran

2. Bendahara pengeluaranlbendahara pembantu

kemudian melakukan proses pengisian BKU Melakukan Pengisian

pada kolom pengeluaran BKU

3. Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu Melakukan Pengisian

melakukan proses pengisian Buku pembantu Buku Pembantu

Simpanan/Bank pada kolom pengeluaran Simpanan/Bank

4. Kemudian bendahara pengeluaran/bendahara

pembantu melakukan proses pengisian buku Melakukan Pengisian

pembantu rincian obyek belanja Buku Pembantu rincian

Obyek belanja

5. Hasil akhir dari proses ini adalah BKU dan

buku pembantu BKU yang sudah ter update BKU

Buku Pembantu Simpanan/Bank

Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja

99

Bagan Alir Pembukuan Belanja UP/GUITU- Kas Tunai

Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu

Bendahara pengeluaran /bendahara pembantu melakukan pengisian

BKU pada kolom pengeluaran

Bend ahara pengeluaran/bendahara

pembantu melakukan pengisian buku pembantu

rincian objek belanja

1. BKU 2. Buku Pembantu Kas Tunai 3. Buku Pembantu Rincian Objek

Bendahara pengeluaranlbendahara pembantu menyiapkan bukti belanja dan bukti

pembayaran

Bendahara pengeluarat /bendahara pembantu melakukan pengisian

buku pembantu kas tun: pada kolom penge\uara

100

2. Pembukuan Belanja melalui Uang Panjar

Pembukuan atas uang panjar merupakan proses pencatatan

pemberian uang panjar ke PPTK termasuk di dalamnya

pencatatan atas pertanggungjawaban yang diberikan oleh

PPTK untuk uang panjar yang diterimanya.

Proses pembukuan dimulai ketika Bendahara Pengeluaran

Pembantu memberikan uang panjar kepada PPTK untuk

melaksanakan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya.

Berdasarkan Nota Pencairan Dana (NPD), memo persetujuan

PAIKPA, serta bukti pengeluaran uang/bukti lainnya yang sah,

Bendahara Pengeluaran Pembantu mencatat pemberian uang

panjar sebesar uang yang diberikan di :

1. BKU pada kolom pengeluaran

2. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran

3. Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran

Apabila pemberian panjar dilakukan dengan transfer dari

rekening bank, Bendahara Pengeluaran Pembantu mencatat

pemberian uang panjar sebesar uang yang diberikan di :

1. BKU pada kolom pengeluaran

2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom pengeluaran

3. Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran

Langkah-langkah dalam membukukan pertanggungjawaban

uang panjar adalah sebagai berikut :

1. Bendahara Pengeluaran menerima bukti belanja/bukti

pengeluaran uang/bukti lainnya yang sah dari PPTK

sebagai bentuk pertanggungjawaban uang panjar. Setelah

pertanggungjawaban tersebut diterima. Bendahara

Pengeluaran/Bendahara

pengembalian panjar di :

• BKU pada kolom penerimaan

Pembantu mencatat

• Buku pembantu panjar pada kolom penerimaan

Jumlah yang dicatat sebesar jumlah uang panjar yang

pernah diberikan.

2. Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu kemudian

mencatat belanja yang sebenarnya terjadi berdasarkan

101

pertanggungjawaban yang diberikan PPTK. Belanja

tersebut dicatat di :

• BKU pada kolom pengeluaran

• Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja

3. Apabila uang yang diberikan lebih besar daripada belanja

yang dilakukan, PPTK mengembalikan kelebihan tersebut,

atas pengembalian itu Bendahara Pengeluaran/Bendahara

Pembantu mencatat di :

• Buku Pembantu Kas Tunai atau Buku Pembantu

Bank/Simpanan pada kolom penerimaan sebesar

jumlah yang dikembalikan.

4. Apabila uang panjar yang diberikan lebih kecil dari pada

belanja yang dilakukan. Bendahara Pengeluaran/

Bendahara Pembantu membayar kekurangannya kepada

PPTK. Atas pembayaran itu Bendahara mencatat di :

• Buku Pembantu Kas Tunai atau Buku Pembantu

Bank/Simpanan pada kolom pengeluaran sebesar

jumlah yang dibayarkan.

Pembukuan Pemberian Uang Panjar

Pembukuan Pemberian Uang Panjar

Uraian Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu

1. Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu Proses pemberian uang panjar

menyiapkan NPD, memo persetujuan, bukti NPD

pembayaran/bukti lainnya yang sah Memo persetujuan

Bukti pembayaran

2. Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu

kemudian melakukan proses pengisian BKU Melakukan pengisian

BKU

pada kolom pengeluaran

3. Jika uang panjar diberikan melalui kas tunai, Apakah pemberian

maka bendahara pengeluaran pembantu uang panjar melalui

kas tunai melakukan proses pengisian buku pembantu

kas tunai kolom pengeluaran Ya

4. Jika uang panjar diberikan melalui rekening Tidak Melakukan pengisian buku

bank, maka bendahara Pembantu kas tunai

pengeluaran/bendahara pembantu melakukan Melakukan pengisian buku

proses pengisian buku pembantu Simpanan/Bank

simpanan/bank kolom pengeluaran Melakukan pengisian buku

5. Kemudian bendahara pengeluaran/bendahara Pembantu

pembantu melakukan proses pengisian buku BKU

pembantu pan jar pada kolom pengeluaran Buku Pembantu Panjar

Buku Pembantu Simpanan/Bank

6. Hasil akhir dari proses ini adalah BKU dan Buku Pembantu Kas Tunai

buku pembantu SKU yang sudah terupdate

103

Pembukuan Pertanggungjawaban Uang Panjar

Pembukuan Pertanggungjawaban Uang Panjar

Uraian Bendahara Pengel.uaran/Bendahara Pembantu

1. Bendahara Pengeluaran/Bendahara Proses pertanggungjawaban

Pembantu menerima bukti belanja/bukti Uang panjar

pengeluaran uang lainnya dari PPTK dan

sejumlah uang yang berasal dari sisa uang Buku Belanja

pan jar Uang

2. Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu

kemudian melakukan proses pengisian BKU Melakukan Pengisian

pada kolom penerimaan, jumlah yang dicatat BKU

sebesar jumlah uang panjar yang diberikan

3. Kemudian bendahara pengeluaran/bendahara

pembantu melakukan proses pengisian buku Melakukan Pengisian

pembantu panjar pada kolom penerimaan Buku Pembantu Panjar

sebesar uang panjar yang pernah diberikan

4. Bendahara pengeluaranlbendahara pembantu

kemudian mencatat belanja di BKU pada

kolom pengeluaran jumlah yang dicatat Melakukan Pengisian.

sebesar pertanggungjawaban yang diberikan BKU

PPTK

5. Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu Melakukan Pengisian

mencatat belanja pada buku pembantu rincian Buku Pembantu Rincian

objek Obyek Belanja

6. Proses selanjutnya adalah pencatatan actual

belanja yang dilakukan. Apakah uang panjar Apakah uang

kurang dari jumlah belanja a tau lebih dari

jumlah belanja Panjar lebih

7. Jika uang panjar lebih besar dari pad a

belanja, maka PPTK wajib mengembalikan

sisa uang pan jar tersebut. Bendahara Lebih

pengeluaran/bendahara pembantu mencatat

pengembalian uang panjar dalam buku

pembantu kas tunai atau buku pembcintu Melakukan pengisian

104

simpanan/bank pada kolom penerimaan

sejumlah sisa uang panjar.

8. Jika uang pan jar kurang dari nilai belanja,

bendahara pengeluaran/bendahara pembantu

melakukan pembayaran alas kekurangan

tersebut. Bendahara pengeluaran/bendahara

pembantu mencatat pembayaran tersebut

pada buku pembantu simpanan/bank pada

kolom pengeluaran. sejumlah kekurangan

uang panjar.

9. Hasil akhir dari proses ini adalah SKU dan

buku pembantu BKU yang sudah terupdate

Kurang

SKU

Suku pembantu kas

Tunai atau pembantu

Melakukan pengisian

Suku pembantu kas

Tunai atau pembantu

Suku pembantu Kas Tunai

Suku pembantu Simpanan/Sank

Suku pembantu Panjar

Suku pembantu Rincian

Obyek Selanja

3. Pembukuan SP2D LS Barang dan Jasa

Pembukuan atas proses belanja LS untuk pengadaan barang

dan jasa dimulai ketika bendahara pengeluaran pembantu

menerima SP2D LS barang dan Jasa dari BUD atau Kuasa

BUD melalui Pengguna Anggaran. Pembukuan dilakukan

sebesar jumlah belanja bruto (sebelum dikurangi potongan)

sebagai belanja pengadaan barang dan jasa di :

1. BKU pada kolom penerimaan dan pengeluaran pada

tanggal yang sama

2. Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja yang terkait pada

kolom belanja LS.

Terhadap informasi potongan pajak terkait belanja pengadaan

barang dan jasa, bendahara pengeluaran pembantu melakukan

pembukuan sebesar jumlah pajak yang dipotong sebagai

pemotongan PPh/PPN di :

1. BKU pada kolom penerimaan dan kolom pengeluaran pada

tanggal yang sama .

2. Buku Pembantu Pajak pada kolom penerimaan dan kolom

pengeluaran pada tanggal yang sama.

105

•'.

1.

2.

3.

4.

5.

Berikut adalah bagan alir penatausahaan pembukuan belanja

SP2D LS barang dan jasa oleh bendahara pengeluaran

pembantu:

Penatausahaan Belanja SP2D LS Barang dan Jasa

Uraian Bendahara Pengeluaran Pembantu

SP20 LS Barang

Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu Dan Jasa

menerima SP2D LS barang dan jasa untuk

belanja yang dilakukan

Melakukan pengisian

Bendahara pengeluaranlbendahara pembantu BKU pada kolom

kemudian melakukan proses pengisian BKU

pada kolom penerimaan

Melakukan pengisian Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu

BKU pada kolom melakukan proses pengisian BKU pada kolom

pengeluaran. Tanggal dan jumlah yang dicatat Melakukan pengisian

sama dengan tanggal dan jumlah yang dicatat Buku pembantu rincian di kolom penerimaan

Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu

melakukan proses pengisian buku pembantu Buku Bendahara

rincian obyek belanja Pengeluaran

Buku Pembantu Rincian

Hasil akhir dari proses ini adalah BKU dan Obyek Belanja

buku pembantu BKU yang sudah ter update

4. Penyusunan Laporan Bendahara Umum Daerah

Bendahara Umum Daerah membuat laporan atas kas umum

daerah yang berada dalam pengelolaannya. Bendahara Umum

Daerah menyampaikan laporan tersebut kepada Kepala

Daerah. Dokumen-dokumen yang dihasilkan oleh

penatausahaan dan bukti-bukti transaksi pada kas umum

daerah akan dijadikan dasar dalam membuat laporan BUD.

Laporan Bendahara Umum Daerah disusun dalam bentuk :

106

a. Laporan Posisi Kas Harian (LPKH); dan

b. Rekonsiliasi Bank.

Laporan tersebut dibuat setiap hari dan diserahkan kepada

Kepala Daerah setiap hari kerja pertama setiap minggunya.

Disamping laporan-laporan diatas Bendahara Umum Daerah

membuat Register untuk SPP yang diajukan serta SPM dan

SP2D yang telah diterbitkan.

Bendahara Umum Daerah menyusun pertanggungjawabannya

setiap hari dalam bentuk Rekonsiliasi Bank dan Laporan Posisi

Kas Harian.

Langkah-langkah ·dalam menyusun Rekonsiliasi Bank dan

Laporan Posisi Kas Harian adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan bukti-bukti yang ada (SP2D/STS/Bukti lainnya

yang sah), setiap hari BUD meyusun laporqn posisi kas

harian.

2. BUD menerima rekening Koran dari Bank setiap hari untuk

transaksi satu hari sebelumnya.

3. Berdasarkan rekening Koran dan laporan posisi kas harian

BUD menyusun rekonsiliasi bank.

4. Rekonsiliasi Bank disusun dengan cara membandingkan

saldo kas di Bank menurut Rekening Koran dengan saldo

kas di Bank menurut laporan posisi kas harian.

5. Laporan posisi kas harian dan rekonsiliasi bank tersebut

diserahkan kepada kepala daerah hari pertama setiap

minggunya.

107

BABIV

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

Pertanggungjawaban dan Penyampaian Laporan Bendahara Penerimaan

4.1.1 Pertanggungjawaban Administratif

Bendahara Penerimaan wajib mempertanggungjawabkan

pengelolaan uang yang menjadi tanggungjawabnya secara administratif

kepada Pengguna Anggaran melalui PPK SKPD paling lambat pada

tanggal 1 0 bulan berikutnya.

Laporan pertanggl.mgjawaban (LPJ) bendahara penerimaan

memuat informasi tentang rekapitulasi penerimaan, penyetoran dan

saldo kas yang ada di bendahara. LPJ tersebut dilampiri dengan :

a. Buku Penerimaan dan Penyetoran yang telah ditutup pada akhir

bulan berkenaan

b. Register STS

c. Bukti penerimaan yang sah dan lengkap

Langkah-langkah penyusunan dan penyampaian

pertanggungjawaban bendahara penerimaan adalah sebagai berikut :

1. Bendahara penerimaan SKPD melakukan verifikasi, evaluasi dan

analisis kebenaran bukti-bukti pertanggungjawaban yan!;J akan

disampaikan kepada PA/KPA oleh bendahara penerimaan pembantu

SKPD

2. Bendahara penerimaan membuat pertanggungjawaban penerimaan

SKPD pembantu yang sudah diverifikasi.

3. Bendahara penerimaan memberikan laporan pertanggungjawaban

kepada PA/KPA melalui PPK SKPD.

4. Atas pertanggungjawaban yang disampaikan oleh bendahara

penerimaan, maka PPK SKPD akan melakukan verifikasi kebenaran

terhadap laporan pertanggungjawaban tersebut.

5. Apabila disetujui, maka Pengguna Anggaran akan menandatangani

Laporan Pertanggungjawaban (administratif) sebagai bentuk

pengesahan.

108

' ' .

4.1.2 Pertanggungjawaban Fungsional

Bendahara penerimaan juga menyampaikan

pertanggungjawaban secara fungsional kepada PPKD paling lambat

pada tanggal 10 bulan berikutnya menggunakan format LPJ yang sama

dengan pertanggungjawaban administratif. LPJ fungsional ini dilampiri

dengan:

a. Buku Penerimaan dan Penyetoran yang telah ditutup pada akhir

bulan berkenaan

b. Register STS

c. Pertanggungjawaban bendahara penerimaan

Langkah-langkah penyusunan dan penyampaian

pertanggungjawaban bendahara penerimaan adalah sebagai berikut:

1. Bendahara penerimaan menerima pertanggungjawaban yang dibuat

oleh bendahara pengeluaran pembantu SKPD paling lambat tanggal

5 bulan berikutnya.

2. Bendahara penerimaan melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis

kebenaran bukti-bukti pertanggungjawaban.

3. Bendahara penerimaan menggunakan data pertanggungjawaban

yang sudah diverifikasi untuk proses pembuatan laporan

pertanggungjawaban penerimaan SKPD.

4. Bendahara dapat menyempurnakan laporannya apabila terdapat

masukan dari PPK SKPD ketika melakukan verifikasi atas

pertanggungjawaban administratif.

5. Bendahara penerimaan menyerahkan 1 (satu) lembar laporan

pertanggungjawaban kepada PPKD sebagai bentuk

pertanggungjawaban fungsional paling lam bat tanggal 10 bulan

berikutnya.

PPKD kemudian melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis dalam

rangka rekonsiliasi pendapatan.

109

Bagan Alir Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan

penerimaan menyerahkan pertanggungjawaban kepada pengguna anggaran melalui PPK-SKPD

Berdasarl<an pertanggungjawaban bendahara penerimaan buku

penerimaan dan penyetoran yg telah ditutup pada akhir bulan serta

register STS. Bendahara penerimaan membuat pertanggungjawaban

penerimaan menyerahkan pertanggungjawaban Fungsional

110

4.2 Pertanggungjawaban dan Penyampaian Laporan Bendahara Penerimaan

Pembantu SKPD

Bendahara penerimaan pembantu SKPD menerima pembayaran

sejumlah uang yang tertera pada Sural Ketetapan Pajak (SKP) daerah

dan/atau Sural Keterangan Retribusi (SKR) dan/atau dokumen lain yang

dipersamakan dengan SKP/SKR dari wajib pajak dan/atau wajib retribusi

dan/atau pihak ketiga yang berlaku dalam pengurusannya. Bendahara

penerimaan pembantu SKPD mempunyai kewajiban untuk melakukan

pemeriksaan kesesuaian antara jumlah yang telah ditetapkan.

Bendahara penerimaan pembantu SKPD kemudian membuat Sural

Tanda 8ukti Pembayaran/bukti lain yang sah untuk diberikan kepada wajib

pajak/wajib retribusi. Setiap penerimaan yang diterima oleh bendahara

penerimaan pembantu SKPD harus disetor ke rekening kas umum daerah

paling lambat 1 (satu) hari kerja berikutnya dengan menggunakan formulir

Sural Tanda Setoran (STS).

Format dokumen Sural Ketetapan Pajak (SKP) daerah, Sural Ketetapan

Retribusi (SKR) dan Surat Tanda Setoran (STS) dibuat sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-udangan yang berlaku.

A. Pembukuan Pendapatan

Pembukuan pendapatan oleh bendahara penerimaan pembantu

menggunakan Buku Penerimaan dan Penyetoran Bendahara

Penerimaan Pembantu.

Dalam melakukan pembukuan tersebut, bendahara penerimaan

pembantu menggunakan dokumen-dokumen tertentu sebagai dasar

pencatatan antara lain:

1. Sural Tanda Bukti Pembayaran

2. Bukti Penerimaan Yang Sah, dan

3. Sural Tanda Setoran

Daftar STS yang dibuat oleh bendahara peneriman pembantu

didokumentasikan dalam Register STS.

Khusus bendahara penerimaan pembantu ada satu prosedur

pembukuan penerimaan dan cara pembayaran yang dilakukan oleh

wajib pajak atau wajib retribusi. Prosedur tersebut adalah pembukuan

alas pendapatan yang dilakukan secara tunai.

111

Pembukuan atas Penerimaan Tunai Bendahara Penerimaan Pembantu

-<asarkan sural Ianda bukli

/ p:::ayaran/bukti lain yang sah, bendahara penerimaan pembantu

melakukan pengisian buku

penerimaan/penyetoran bendahara penerimaan pada bagian

penerimaan

Pembantu menyiapkan

Sural Tanda Bukli Pembayaranlbukli lain

yang sah

112

Pembukuan atas Penyetoran Penerimaan Tunai Bendahara

Pembantu Penerimaan

tersebut, bendahara penerimaan pembatu mengisi buku penerimaan

dan penyetoran bendahara penerimaan pada bagian

penyetoran kolom tangga\, no. STS

dan jumlah penyetoran

Melakukan Pengisian Register STS

Register STS

Buku Penerimaan dan Penyetoran Bendahara Penerimaan Pembantu

Bendahara Penerimaan Pembantu menyiapkan

Bukti Surat Tanda Setoran ke rekening kas

umum kasda

~

113

Bendahara penerimaan pembantu SKPD menyampaikan

pertanggungjawaban kepada bendahara penerimaan paling lambat pada

tanggal 5 bulan berikutnya.

Pertanggungjawaban ini berupa Buku penerimaan dan Penyetoran yang

!elan dilakukan penutupan pada akhir bulan, dilampiri dengan :

a. Registrasi STS

b. Bukti penerimaan yang sah dan lengkap

Pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu pada bulan terakhir

tahun anggaran disampaikan paling lambat 5 hari kerja terakhir bulan

terse but.

Langkah-langkah dalam membuat dan menyampaikan pertanggungjawaban

bendahara penerimaan pembantu adalah sebagai berikut :

1. Bendahara penerimaan pembantu melakukan penutupan Buku

Penerimaan dan Penyetoran, melalkukan perhitungan total penerimaan,

total penyetoran dan sisa kas yang dipegang olehnya.

2. Bendahara penerimaan pembantu menyiapkan register STS dan bukti­

bukti penerimaan yang sah dan lengkap.

3. Bendahara penerimaan pembantu menyampaikan Buku Penerimaan

dan Penyetoran yang telah dilakukan penutupan dilampiri dengan

Register STS dan bukti penerimaan yang sah dan lengkap kepada

bendahara penerimaan SKPD, paling lambat tanggal 5 bulan

berikutnya.

114

Bagan Alir Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan Pembantu

Bendahara penerimaan pembantu memberikan

pertanggungjawaban paling lambat tanggal 5 bulan

berikutnya

Proses Verifikasi, evaluasi dan analisis

Bendahara Penerlmaan

Berdasarl<an buku penerimaan dan penyetoran yang Ieiah ditutup pada akhir bulan, register STS dan bukti pengeluaran yang sah, bendahara penerimaan pembantu membuat SPJ

TIDAK

Pertanggungjawaban bendahara penerimaan akan dljadikan dokumen dalam melakukan

pertanggungjawaban pertanggungjawaban di bendahara penerimaan

115

4.3 Pertanggungjawaban dan penyampaian laporan bendahara penerima

PPKD

Penerimaan yang dikelola PPKD dapat berupa pendapatan dana

perimbangan, pendapatan lain-lain yang sah dan pembiayaan penerimaan.

Penerimaan-penerimaan tersebut diterima secara langsung di Kas Umum

Daerah.

Berdasarkan penerimaan tersebut Bank memberi Nota Kredit yang memuat

informasi tentang penerimaan tersebut, baik berupa informasi tentang

pengiriman, jumlah rupiah maupun kode rekening yang terkait. Bendahara

penerimaan wajib mendapatkan nota kredit tersebut melalui mekanisme yang

telah ditetapkan.

1) Pembukuan Penerimaan PPKD

Pembukuan Pendapatan oleh bendahara penerimaan PPKD

menggunakan Buku Penerimaan Pendapatan PPKD.

Dalam melakukan pembukuan tersebut bendahara penerimaan PPKD

menggunakan dokumen-dokumen tersebut sebagai dasar pencatatan,

antara lain;

1. Nota Kredit

2. Bukti Penerimaan Lainnya Yang Sah.

Pembukuan pendapatan PPKD dimulai dari saat bendahara penerimaan

PPKD menerima informasi dari BUD/Kuasa BUD mengenai adanya

penerimaan di rekening kas umum daerah.

Langkah-langkah pencatatannya adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan Nota Kredit atau Bukti Penerimaan Lain yang sah,

bendahara penerima PPKD Buku Penerimaan PPKD pada bagian

penerimaan kolom tanggal dan kolom nomor bukti.

2. Kemudian bendahara penerima PPKD mengidentifikasi jenis dan

kode rekening pendapatan.

3. Bendahara penerimaan PPKD mencatat nilai transaksi pada kolom

jumlah.

2) Pertanggungjawaban dan Penyampaiannya

Bendahara penerimaan PPKD mempertanggungjawabkan pengelolaan

uang yang menjadi tanggungjawabnya kepada PPKD paling lambat

tanggal 10 bulan berikutnya. Pertanggungjawaban tersebut berupa Buku

116

Penerimaan PPKD yang telah dilakukan penutupan pada akhir bulan,

dilampiri dengan bukti-bukti pendukung yang sah dan lengkap.

Langkah-langkah penyusunan dan penyampaian pertanggungjawaban

bendahara penerima PPKD adalah sebagai berikut :

1. Bendahara penerima PPKD melakukan penutupan Buku Penerimaan

PPKD dan melakukan rekapitulasi perhitungan.

2. Bendahara penerima PPKD bukti-bukti penerimaan yang sah dan

lengkap.

3. Bendahara penerimaan PPKD menyampaikan Buku Penerimaan

PPKD yang telah dilakukan penutupan dilampiri dengan bukti

penerimaan yang sah dan lengkap kepada PPKD paling lambat

tanggal 1 0 bulan berikutnya.

117

Bagan Alir Proses Pembukuan Penerimaan PPKD

Berdasarl<aan Nota krediUbukti lain yang sah bendahara penerimaan

PPKD mencatat

118

Bagan Alir Proses Penyusunan dan Penyampaian Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan PPKD

Berdasarkan buku pendapatan PPKD dan Bukti Penerimaan yang sah Bendahara Penerimaan PPKD menyusun perianggungjawaban

119

4.4 Pertanggungjawaban dan Penyampaian Laporan Bendahara Pengeluaran

Bendahara pengeluaran wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas

pengelolaan uang yang terdapat dalam kewenangannya.

Pertanggungjawaban tersebut terdiri alas:

1. Pertanggungjawaban penggunaan UP

2. Pertanggungjawaban penggunaan GU

3. Pertanggungjawaban administratif

4. Pertanggungjawaban fungsional

1. Pertanggungjawaban Penggunaan Uang Persediaan

Bendahara pengeluaran melakukan Pertanggungjawaban penggunaan

uang persediaan setiap akan mengajukan GU. Dalam melakukan

Pertanggungjawaban tersebut dokumen yang disampaikan adalah

Laporan Pertanggungjawaban Uang Persediaan dan dilampiri qengan

bukti-bukti yang sah.

Langkah-langkah dalam membuat pertanggungjawaban uang persediaan

adalah sebagai berikut :

1) Mengumpulkan bukti-bukti yang sah atas belanja yang meggunakan

uang persediaan termasuk bukti-bukti yang dikumpulkan oleh

bendahara pengeluaran/bendahara pembantu, jika ada sebagian uang

persediaan yang belum dilimpahkan kepada bendahara pengeluaran

pembantu.

2) Berdasarkan bukti-bukti yang sah tersebut bendahara pengeluaran

merekapitulasi belanja kedalam Laporan Pertanggungjawaban Uang

Persediaan sesuai dengan program dan kegiatannya masing-masing.

Laporan Pertanggungjawaban Uang Persediaan tersebut dijadikan

lampiran pengajuan SPP-GU.

a. Prosedur Per'lerbitan Surat Pertanggungjawaban Uang Persediaan

(SPJ-UP)

Pihak yang terkait dalam pembuatan sural pertanggungjawaban (SPJ­

UP) adalah Bendahara Penge/uaran SKPO. Dalam

pertanggungjawaban tersebut dokumen yang disampaikan adalah

laporan pertanggungjawaban uang persediaan dan dilampiri dengan

bukti-bukti yang sah.

120

Dokumen yang digunakan dalam Prosedur Penertiban SPJ-UP adalah:

1. Surat Perintah Pencairan Dana UP (SP2D-UP)

2. Surat Pertanggungjawaban (SPJ-UP)

Prosedur laporan pertanggungjawaban secara rinci adalah :

1. Bendahara pengeluaran mengumpulkan bukti-bukti yang sah atas

belanja yang menggunakan uang persediaan termasuk bukti-bukti

yang dikumpulkan beridahara pengeluaran pembantu.

2. Berdasarkan bukti yang sah tersebut bendahara pengeluaran

merekapitulasi belanja ke dalam laporan pertanggungjawaban

uang persediaan sesuai dengan program dan kegiatan masing­

masing.

3. Laporan pertanggungjawaban tersebut dijadikan lampiran dalam

pengajuan SPP-GU.

4. Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu membuat Laporan

Pertanggungjawaban (SPJ-GU) rangkap 3 :

a. Lembar 3 diarsipkan oleh Bendahara Pengeluaran/Bendahara

Pembantu;

b. Lembar 1 dan 2 bersama SPP-UP lembar 1 dan 2 dikirim ke

Bendahara Pengeluaran -SKPD.

5. Oleh Bendahara Pengeluaran-SKPD, SPJ-UP, lembar pertama

kemudian ditandatangani dan diserahkan ke PPK-SKPD.

6. PPK-SKPD memverifikasi kesahan bukti SPJ-UP, lembar pertama

kemudian ditandatangani oleh kepala SKPD/pengguna anggaran

sedangkan lembar pertama dikirim ke fungsi akuntansi SKPD.

7. Setelah ke Kepala SKPD/pengguna anggaran, lembar kedua SPJ­

UP kemudian dikirim ke PPKD untuk diverifikasi dan dikirim ke

fungsi akuntansi SKPKD.

2. Prosedur Penertiban Surat Pertanggungjawaban (SPJ-GU)

Pihak yang terkait dalam pembuatan surat pertanggungjawaban (SPJ)

adalah Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Pengeluaran Pembantu­

SKPD.

Dokumen yang digunakan dalam . Prosedur Pertanggungjawaban dan

Pengajuan SPP-GU adalah :

121

1. Sural Pertanggungjawaban (SPJ);

2. Sural Permintaan Pembayaran-Ganti Uang (SPP-GU);

Catalan yang digunakan dalan prosedur penertiban SPP-GU adalah :

Register SPP-GU, merupakan daftar SPP-GU yang telah diotorisasi oleh

Bendahara Pengeluaran, Register SPP GU diselenggarakan oleh PPK­

SKPD.

Prosedur pertanggungjawaban dan pengajuan SPP-GU secara rinci

adalah:

1. Bersamaan dengan membuat SPJ-UP, Bendahara

Pengeluaran/Bendahara Pembantu juga membuat Sural Permintaan

Pembayaran-Ganti Uang (SPP-GU), dan kemudian menyerahkannya ·

Bendahara Pengeluaran.

2. Bendahara Pengeluaran kemudian menandatangani SPP-GU dan

menyerahkannya ke PPK-SKPD.

3. Kelengkapan dokumen SPP-GU terdiri alas :

A. Surat Pengantar SPP-GU;

B. Ringkasan SPP-GU;

C. Rincian SPP-GU;

D. Draf sural pernyataan pengguna anggaran/kuasa pengguna

anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak

dipergunakan untuk keperluan lain selain ganti uang persediaan.

E. Harus ada sural pengesahan laporan pertanggungjawaban alas

penggunaan dana SPP-UP/GU periode sebelumnya;

F. Lampiran lain yang diperlukan.

3. Pertanggungjawaban Administratif

Pertanggungjawaban administratif dibuat oleh bendahara pengeluaran dan

disampaikan kepada Pejabat Pengguna Anggaran paling lambat tanggal

1 0 bulan berikutnya. Pertanggungjawaban administratif terse but berupa

Sural Pertanggungjawaban (SPJ) yang menggambarkan jumlah anggaran,

realisasi dan sisa pagu anggaran baik secara komulatif maupun per

kegiatan, SPJ ini merupakan penggabungan dengan SPJ Bendahara

Pengeluaran Pembantu.

Pertanggungjawaban administratif berupa SPJ dilampiri dengan :

122

a. Buku Kas Umum

b. Laporan Penutupan Kas; dan

c. SPJ Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu

Pertanggungjawaban administratif pada bulan terakhir tahun anggaran

disampaikan paling lambat hari kerja terakhir bulan tersebut.

Pertanggungjawaban tersebut harus dilampiri bukti setoran sisa uang

persediaan.

Langkah-langkah dalam membuat dan menyampaikan SPJ bendahara

pengeluaran adalah sebagai berikut :

1) Bendahara pengeluaran menyiapkan laporan penutupan kas,

2) Bendahara pengeluaran melakukan rekapitulasi jumlah-jumlah belanja

dan item terkait lainnya berdasarkan BKU dan buku pembantu BKU

lainya serta khususnya Buku Pembantu Rincian Obyek untuk

mendapatkan nilai belanja per rincian obyek.

3) Bendahara pengeluaran menggabungkan hasil rekapitulasi tersebut

dengan hasil yang ada di SPJ Bendahara pengeluaran pembantu.

4) Berdasarkan rekapitulasi dan penggabungan itu, bendahara

pengeluaran membuat SPJ alas pengelolaan uang yang menjadi

tanggungjawabnya.

5) Dokumen SPJ beserta BKU, laporan penutupan kas dan SPJ

bendahara pengeluaran/bendahara pembantu kemudian diberikan ke

PPK SKPD untuk dilakukan verifikasi.

6) Setelah mendapatkan verifikasi, Pengguna Anggaran menandatangani

sebagai bentuk pengesahan.

4. Pertanggungjawaban Fungsional

Pertanggungjawaban fungsional dibuat oleh bendahara pengeluaran dan

disampaikan kepada PPKD selaku BUD paling lam bat tanggal 10 bulan

berikutnya.

Pertanggungjawaban fungsional tersebut berupa Surat

Pertanggungjawaban (SPJ) yang merupakan penggabungan dengan SPJ

Bendahara Pengeluaran Pembantu, SPJ tersebut dilampiri dengan :

o Laporan Penutupan Kas

" SPJ Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu

123

Pertanggungjawaban fungsional pada bulan terakhir tahun anggaran

disampaikan paling lambat hari kerja terakhir bulan tersebut.

Pertanggungjawaban tersebut dilampiri bukti setoran sisa uang

persediaan.

4.5 Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pembantu

Pertanggungjawaban pengeluaran merupakan proses pertanggungjawaban

seluruh pengeluaran belanja yang dilakukan oleh bendahara

pengeluaran/bendahara pembantu dalam rangka pelaksanaan APBD. Proses

ini merupakan proses lanjutan dari proses pembukuan pengeluaran.

Pertanggungjawaban bendahara pengeluaran/bendahara pembaritu terdiri

dari:

1. Pertanggungjawaban penggunaan tambahan uang persediaan,

2. Pertanggungjawaban fungsional.

1. Pertanggungjawaban Penggunaan TU

Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu melakukan

pertanggungjawaban penggunaan TU apabila TU yang dikelolanya telah

habis/selesai digunakan untuk membiayai suatu kegiatan atau telah

sampai pada waktu yang ditentukan sejak TU diterima.

Didalam melakukan pertanggungjawaban tersebut dokumen yang

disampaikan adalah Laporan Pertanggungjawaban Tambahan Uang

Persediaan. Dokumen itl! dilampirkan dengan bukti-bukti belanja yang sah

dan lengkap.

Langkah-langkah dalam membuat pertanggungjawaban TU adalah

sebagai berikut:

1) Bendahara pengeluaran/bendahara pembantu mengumpulkan bukti­

bukti belanja yang sah atas penggunaan tambahan uang persediaan.

2) Apabila terdapat TU yang tidak digunakan bendahara

pengeluaran/bendahara pembantu melakukan setoran ke Kas Umum

Daerah. Surat Tanda Setoran atas penyetoran itu dilampirkan sebagai

lampiran laporan pertanggungjawaban TU.

Berdasarkan bukti-bukti belanja yang sah dan lengkap tersebut dan

bukti penyetoran sisa tambahan uang persediaan (apabila tambahan

uang persediaan melebihi belanja yang dilakukan) bendahara

124

pengeluaran/bendahara pembantu merekapitulasi belanja ke dalam

Laporan Pertanggungjawaban Tambahan Uang Persediaan sesuai

dengan program dan kegiatannya yang dicantumkan pada awal

pengajuan TU.

Bagan Alir Proses Pertanggungjawaban TU

Ural an

1. Bendahara pengeluaran menyiapkan

bukti setoran sisa dana TU ke rekening

kas umum daerah dan bukti belanja atas

penggunaan dana TU

2. Bendahara pengeluaran membuat

laporan pertanggungjawaban

penggunaan dana TU dan

menyampaikan ke PNKPA melalui PPK

SKPD

3. PPK SKPKD melakukan verifikasi alas

pertanggungjawaban yang disampaikan

dan kemudian memberikan kepada

PNKPA untuk mendapatkan

pengesahan

4. PNKPA melakukan proses pengesahan

atas laporan pertanggungjawaban

penggunaan tambahan uang persediaan

5. PAIKPA kemudian memberikan laporan

pertanggungjawaban tambahan uang

persediaan kepada Bendahara

Pengeluaran

6. Bendahara Pengeluaran kemudian

memberikan laporan pertanggung-

jawaban tambahan uang persediaan dan

bukti setor kepada BUD/Kuasa BUD

PNKPA

Buku Setoran

Buku Belanja

Laporan Penggunaan

Tambahan uang

persediaan

Proses Pengesahan

Buku Setoran

Buku Belanja

Laporan Penggunaan

Tambahan uang

persedlaan

PPKSKPD

Buku Seta ran

Buku Belanja

Laporan Penggunaan

Tambahan uang

persediaan

Apakah

dlsetujui?

YA

Buku Setoran

Buku Belanja

Laporan Penggunaan

Tambahan uang

persediaan

Bendahara Pengelu;

Buku Setoran

Buku Belanja

Buku Setoran

Buku Belanja

Laporan Penggunaan

Tambahan uang

persediaan

Tidak

Buku Setoran

Buku Belanja

Laporan Pengguna

Tambahan uang

persedlaan

Bukti seloran dan laporan

pertanggunQjawaban kemudll

berikan kepada BUOIKual& 8

125

2. Pertanggungjawaban Fungsional

Pertanggungjawaban fungsional dibuat oleh bendahara

pengeluaran/bendahara pembantu dan disampaikan paling lambat tanggal

5 bulan berikutnya. Pertanggungjawaban (SPJ) dilampiri dengan :

a. Buku Kas Umum

b. Laporan Penutupan Kas

Pertanggungjawaban fungsional pada bulan terakhir tahun anggaran

disampaikan paling lambat 5 hari kerja sebelum hari kerja terakhir bulan

tersebut. Pertanggungjawaban tersebut dilampiri bukti setoran sisa uang

persediaan.

4.6 Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran PPKD

Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang dilakukan bendahara

pengeluaran PPKD adalah untuk melakukan pengeluaran/belanja PPKD dan

pengeluaran pembiayaan. Dalam proses ini bendahara pengeluaran PPKD

menyusun dokumen SPP-LS PPKD.

SPP-LS PPKD sebagai alat pengajuan dana atas belanja-belanja PPKD

seperti belanja bantuan sosial, belanja bantuan keuangan, belanja hibah,

belanja bunga dan belanja tak terduga. SPP-LS PPKD ini disusun oleh

bendahara pengeluaran PPKD.

Bendahara mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai

lampiran dalam pengajuan SPP-LS, selain dari dokumen SPP-LS itu sendiri.

Lampiran tersebut antara lain :

a) . Salinan SPD

b) Lampiran lai.n yang diperlukan

Setelah itu bendahara pengeluaran PPKD mengisi dokumen SPP-LS PPKD

yang telah disiapkan. Disamping membuat SPP, bend ahara pengeluaran

PPKD juga membuat register untuk SPP yang diajukan, SPM dan SP2D yang

sudah diterima oleh bendahara.

1. Pembukuan Belanja PPKD

Pembukuan bendahara pengeluaran PPKD merupakan proses pencatatan

SP2D-LS PPKD ke dalam BKU pengeluaran dan buku pembantu yang

terkait.

126

Pembukuan dimulai ketika bendahara pengeluaran PPKD menerima

SP2D-LS PPKD dari BUD/ Kuasa BUD.

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam pembukuan bendahara

pengeluaran PPKD adalah :

1. Buku Kas Umum (BKU) - Bendahara Pengeluaran PPKD

2. Buku Pembantu SKU - Bendahara Pengeluaran PPKD yang terdiri

dari:

Buku Rekapitulasi Pengeluaran per rincian obyek-Bendahara Pengeluaran

PPKD.

Langkah-langkah dalam membukukan SP2D-LS PPKD yang diterima

adalah .sebagai berikut :

1. Pembukuan Bendahara Pengeluaran PPKD menggunakan BKU­

Bendahara Pengeluaran PPKD dan Buku Rekapitulasi Pengeluaran

per Obyek.

2. Terhadap SP2D-LS PPKD yang diterima oleh bendahara pengeluaran

PPKD.

Transaksi tersebut dicatat di BKU-Bendahara Pengeluaran PPKD

pada kolom penerimaan. Nilai yang dicatat sebesar jumlah kotor

(Gross). Kemudian bendahara pengeluaran PPKD mencatat di BKU

bendahara pengeluaran PPKD pada kolom pengeluaran sebesar

jumlah yang dicatat sebelumnya di kolom penerimaan.

3. Terhadap semua belanja yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran

PPKD selain di catat pada SKU - Bendahara pengeluaran PPKD,

belanja-belanja tersebut juga perlu di catat di Buku Pembantu Rincian

per Obyek.

2. Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran PPKD

Bendahara pengeluaran PPKD menyampaikan pertanggungjawaban atas

pengelolaan fungsi kebendaharaan yang berada dalam tanggungjawabnya

setiap tanggal 10 bulan berikutnya.

Pertanggungjawaban disampaikan kepada PPKD.

Dalam melakukan pertanggungjawaban tersebut, dokumen yang

disampaikan adalah Surat Pertanggungjawaban (SPJ).

Dokumen SPJ tersebut dilampirkan dengan :

127

1. Buku Kas Umun (BKU) - Bendahara Pengeluaran PPKD

2. Ringkasan Pengeluaran Per Rincian Obyek - Bendahara Pengeluaran

PPKD yang disertai dengan bukti-bukti pengeluaran yang sah atas

pengeluaran dari setiap rincian obyek yang tercantum dalam

ringakasan pengeluaran per rincian obyek dimaksud.

Disamping laporan pertanggungjawaban di atas bendahara pengeluaran

PPKD membuat register untuk SPP yang diajukan serta SPM dan SP2D

yang telah diterbitkan.

Langkah-langkah dalam membuat dan menyampaikan SPJ bendahara

PPKD adalah sebagai berikut :

1) Berdasarkan BKU - Bendahara PPKD dan Buku Pembantu BKU

lainnya, bendahara pengeluaran PPKD membuat SPJ atas

pengelolaan uang yang menjadi tanggungjawabnya.

2) Dokumen SPJ _bendahara pengeluaran PPKD dan perlengkapannya

tersebut kemudian diberikan ke PPK SKPKD untuk dilakukan verifikasi.

3) Setelah mendapatkan verifikasi dokumen SPJ bendahara pengeluaran

PPKD dan kelengkapannya tersebut kem.udian diberikan ke PPKD

untuk kemudian mendapatkan pengesahan.

Apabila disetujui, PPKD mengesahkan SPJ bendahara pengeluaran PPKD

dan kemudian memberikan dokumen SPJ yang sudah ditanda tangani

tersebut kepada bendahara pengeluaran PPKD.

128

BAB V

AKUNTANSIPELAPORAN

5.1 Transaksi keuangan dalam pelaksanaan APBD

Akuntansi Keuangan Daerah adalah serangkaian prosedur dari mulai

proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan

pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.

Transaksi atau peristiwa keuangan dalam rangka pelaksanaan APBD,

pada dasarnya terdiri dari :

1. Transaksi penerimaan kas, yaitu semua penerimaan kas daerah dalam

periode tahun anggaran tertentu.

2. Transaksi pengeluaran kas, yaitu semua pengeluaran kas daerah dalam

periode tahun anggaran tertentu.

3. Transaksi selain kas, adalah semua transaksi keuangan selain

penerimaan kas daerah dan pengeluaran kas daerah dalam periode ta_hun

anggaran tertentu.

Pengertian akun selain kas adalah serangkaian proses mulai

pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian

keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan transaksi dan/atau kejadian

keuangan selain kas pada SKPD dan/atau pada SKPKD yang dapat

dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.

Transaksi keuangan dalam rangka pelaksanaan APBD yang terdiri

dari : Penerimaan kas, pengeluaran kas, dan selain kas dalam proses

akuntansi dicatat, digolongkan, dan diringkas ke dalam catatan akuntansi

berdasarkan dokumen atau bukti transaksi yang sah.

Dokumen transaksi merupakan dokumen tertulis sebagai bukti

terjadinya suatu transaksi keuangan, sedang catatan akuntansi adalah proses

pencatatan transaksi dan/atau kejadian keuangan dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD pada SKPD/ SKPKD yang

dilaksanakan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer yang terdiri

dari : Buku Jurnal, Buku Besar dan Buku Pembantu.

129

Berdasarkan uraian tersebut, media untuk melaksanakan proses

akuntansi meliputi : Dokumen atau bukti transaksi, Buku Jurnal, Buku Besar

dan Buku Pembantu.

5.1.1 Dokumen Transaksi

Dokumen atau bukti transaksi adalah formlir-formulir yang

digunakan sebagai tanda bukti terjadinya suatu transaksi atau adanya

suatu peristiwa keuangan yang menjadi dasar pencatatan dalam

akuntansi. Contoh formulir pada setiap jenis transaksi keuangan dalam

rangka pelaksanaan APBD adalah sebagai berikut :

TransaksiKeuangan Dokumen/Bukti

1 Penerimaan Kas Surat Keputusan Pajak Daerah, Surat Keputusan Retribusi Daerah, Surat Tanda Setoran, Kuitansi Penerimaan Kas, dll

2 Pengeluaran Kas SP2D, SPJ, Kuitansi Pengeluaran Kas, Faktur/Nota Pembelian,dll

3 Selain Kas Bukti Memorial

5.1.2 Catatan Akuntansi

Catatan Akuntansi adalah proses pencatatan transaksi dan/atau

kejadian keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan

APBD pada SKPD/ SKPKD yang dilaksanakan secara manual atau

menggunakan aplikasi komputer yang terdiri dari :

Buku Jurnal, Buku Besar dan Buku Pembantu. Buku Jurnal yaitu

merupakan catatan akuntansi yang dilaksanakan oleh fungsi akuntansi

sebagai media untuk :

1) Mencatat transaksi keuangan penerimaan kas, pengeluaran kas

dan selain kas berdasarkan dokumen transaksi yang sah, dan

2) Menggolongkan transaksi keuangan ke dalam rekening-rekening

(Akun). Dan dicatat ke dalam sisi debet dan sisi kredit (double

entry).

Transaksi keuangan yang· telah dicatat dan digolongkan ke dalam buku

jurnal, selanjutnya secara periodik diposting ke dalam buku besar.

130

1) Buku besar yaitu merupakan catatan akuntansi yang dilaksanakan

oleh fungsi akuntansi sebagai media untuk :

1) Meringkas catatan transaksi keuangan yang telah di golongkan

ke rekening-rekening (Akun),

2) Memberikan informfisi saldo rekening-rekening dimaksud

secara akumulatif. Catalan akuntansi berupa kumpulan

rekening-rekening dalam buku besar selanjutnya secara

periodik disusun ke dalam laporan keuangan.

3) Disusun Neraca Saldo yang memuat saldo-saldo dari akun­

akun yang ada di dalam buku besar, tujuan penggunaan neraca

saldo untuk menguji apakah transaksi telah diposkan dengan

benar dan mencerminkan nilai transaksi yang sebenarnya.

4) Disusun worksheeU kertas kerja yaitu menyesuaikan akun-akun

yang nilainya/ saldonya mengalami perubahan pada akhir

periode. Contoh penghapusan piutang.

5) Buku Pembantu merupakan catatan akuntansi yang

dilaksanakan oleh fungsi akuntansi sebagai media yang

melengkapi (merinci atau menjabarkan) informasi rekening

tertentu dalam buku besar, dan menjadi alat uji silang terhadap

rekening tertentu dimaksud dalam buku besar.

5.1.3 Basis Pencatatan

Akuntansi keuangan daerah pada dasarnya adalah bagian dari

pelaksanaan tatausaha keuangan daerah yang mencakup proses

pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi realisasi APBD

dalam satu tahun anggaran, serta pelaporannya pada akhir tahun

· anggaran yang bersangkutan.

Basis pencatatan yang digunakan untuk akun-akun keuangan

daerah adalah basis-basis akrua/. Yaitu pendapatan-pendapatan

belanja diakui pada saat terjadinya transaksi.

Namun demikian pada masa transisi masih dapat menggunakan

toward accrual yang artinya untuk pelaporan APBD menggunakan basis

kas dan untuk laporan neraca berbasis akrual. Basis kas, digolongkan

dan diringkas ke dalam rekening-rekening APBD (pendapatan, belanja

daerah dan pembiayaan) untuk selanjutnya disajikan dalam laporan

131

' ',\ .··~

realisasi APBD. Sedangkan, untuk penyajian neraca daerah digunakan

basis akrual dan penyesuaian terhadap rekening-rekening APBD

tertentu (belanja modal dan pembiayaan) ke rekening-rekening aktiva,

hutang dan ekuitas dana.

5.1.4 Sistem Pencatatan Berpasangan

Akuntansi Keuangan Daerah pada dasarnya merupakan proses

pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dalam rangka

pelaksanaan APBD. Oleh karena itu, transaksi yang dicatat akan

digolongkan berdasarkan Persamaan Struktur APBD sebagai berikut :

Persamaan untuk LRA

PENDAPATAN (P)- BELANJA (B)= SURPLUS/DEFISIT

Surplus/Defisit dalam Struktur APBD ditutup oleh Pembiayaan,

artinya jika terjadi Surplus (Pendapatan lebih besar dari pada Belanja)

dialokasikan ke pembiayaan berupa Pengeluaran Daerah (PK) atau

sebaliknya jika terjadi Defisit (Pendapatan lebih kecil dari pada Belanja)

ditutup dari Pos Pembiayaan berupa Penerimaan Pembiayaan daerah

(PT). Dengan demikian Persamaan (1) tersebut, dapat dikembangkan

menjadi Persamaan (2) sebagai berikut :

(1) P-B=-PT+PK

(2) P + PT = B + PK

Dalam Persamaan (3) tersebut ada empat golongan rekening

APBD, yaitu Pendapatan (P), Pembiayaan berupa Penerimaan Daerah

(PT), Belanja (B) dan Pembiayaan berupa Pengeluaran Daerah (PK).

Setiap transaksi dalam rangka pelaksanaan APBD akan dicatat dan

digolongkan pada salah satu dari em pat golongan rekening tersebut.

Akuntansi Keuangan Daerah menggunakan Sistem Pencatatan

Berpasangan (Double Entry System}, artinya pencatatan transaksi

pelaksanaan APBD pada salah satu dari empat golongan rekening

APBD tersebut harus dipasangkan dengan golongan rekening yang

132

lain. Karena pencatatan transaksi pelaksanaan APBD, maka golongan

rekening lain yang menjadi pasangan salah satu dari empat golongan

rekening APBD tersebut adalah rekening Kas.

Dengan demikian, transaksi pelaksanaan APBD yang dicatat

berbasis kas akan digolongkan ke dalam : (1) Salah satu dari em pat

golongan rekening APBD disatu sisi, dan (2) rekening kas pada sisi

yang lain (Sistem Berpasangan).

Persamaan untuk Laporan Neraca :

1: H = u + Equitas

2. H = u + E +/- (SILPA/SIKPA)

Terdapat empat tahapan dalam proses akuntansi, yaitu :

1. Pencatatan,

2. Penggolongan,

3. Peringkasan,

4. Penginterpretasian Laporan (Hasil Pencatatan, Penggolongan dan

Peringkasan Transaksi).

5.2 Laporan Keuangan

Laporan Keuangan disusun dengan menerapkan basis kas untuk

pengakuan pos-pos pendapatan, belanja dan pembiayaan, serta basis akrual

untuk pengakuan pos-pos aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Pengakuan,

pengukuran, dan pengungkapan transaksi-transaksi spesifik dan peristiwa­

peristiwa yang lain, di atur dalam standar akuntansi pemerintahan lainnya.

Lapor<~n Keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen pemerintah

akan digunakan oleh berbagai pihak yang memerlukan laporan akan

menggunakan laporan keuangan untuk berbagai keperluan sesuai dengan

kebutuhan mereka masing-masing.

Adapun secara umum pihak-pihak yang akan menggunakan laporan

keuangan pemerintah daerah dapat dibagi menjadi :

1. Pengguna Internal

(Pimpinan SKPD dan Kepala Daerah).

133

2. Pengguna eksternal

Pengguna Eksternal meliputi para pegawai negeri sipil, para pimpinan

disetiap SKPD dan komponen lain dalam pemerintah daerah. Bagi pegawai

negeri sipil memerlukan laporan keuangan karena mereka berkepentingan

untuk melihat hasil kinerja tiap SKPD dan realisasi pencapaiannya. Pimpinan

memerlukan laporan keuangan untuk mampu melakukan kontrol atau kendali

atas kegiatan yang dilaksanakan.

Pengguna Eksternal meliputi masyarakat secara luas antara lain,

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lnstansi Pajak, lnstansi Pemeriksa,

Lembaga Perwakilan Rakyat atau Dewan Perwakilan · Rakyat, Pemerintah

Pus at.

Sesuai amanat undang-undang .nomor 17 tahun 2003 tentang

Keuangan Negara dan undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara, Pemerintah diwajibkan menerapkan basis akuntansi

akrual secara penuh atas pengakuan dan pengukuran pendapatan dan

belanja negara paling lambat tahun anggaran 2008. Sedangkan basis

akuntansi yang sekarang ini diterapkan oleh pemerintah dalam pembuatan

laporan keuangan pemerintah sesuai dengan kerangka konseptual akuntansi

pemerintahan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan adalah Dual Basis.

Yang dimaksud dengan Dual Basis adalah Pengakuan pendapatan, belanja,

dan pembiayaan dalam laporan realisasi anggaran menggunakan basis kaS, sedangkan untuk pengakuan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dalam neraca

menggunakan basis akrual.

Hasil dari proses akuntansi adalah informasi keuangan yang disajikan

dalam bentuk laporan. Laporan keuangan pemerintah daerah menyajikan

informasi keuangan yang terstruktur yang dikeluarkan 2 (dua) kali dalam 1

(satu) tahun anggaran yaitu laporan semesteran yang dimulai pada bulan

Januari s/d Juni dan Laporan tahun Y!'lnQ dimulai pada bulan Juli s/d

Desember mengenai :

1) Laporan Realisasi Anggaran;

2) Neraca;

3) Laporan Arus Kas; dan

4) Catalan alas Laporan Keuangan.

134

Untuk satuan kerja perangkat daerah (SKPD) baik badan, dinas atau

kantor kewajiban yang harus dilaksanakan adalah menyusun komponen

laporan keuangan yang dihasilkan dari proses akuntansi yang dilakukan oleh

PPK- SKPD yang terdiri dari :

a. Neraca

b. Laporan Realisasi Anggaran

c. Catatan atas Laporan Keuangan

5.2.1 Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan realisasi

pendapatan, belanja, dan pembiayaan selama suatu periode. Laporan

Realisasi Anggaran (LRA) mengungkapkan kegiatan keuangan

pemerintah yang menunjukan ketaatan terhadap anggaran yang telah

disusun dengan menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan

sumber daya ekonomi yang dikelola dalam suatu periode pelaporan.

LRA menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan

realisasinya dalam satu periode laporan. LRA menyajikan sekurang­

kurangnya unsur-unsur sebagai berikut :

a. Pendapatan

Pendapatan adalah semua penerimaan rekening kas umum daerah

yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun

anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan

tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

b. Belanja

Belanja adalah semua pengeluaran rekening kas umum daerah

yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun

anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh pemerintah.

c. Transfer

Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang dari suatu

entitas pelaporan dari Kepada entitas pelaporan lain, termasuk

dana perimbangan dan dana bagi hasil.

d. Surplus I Defisit

Surplus I Defisit adalah selisih lebih I kurang antara pendapatan

dan balanja selama satu periode pelaporan.

135

e. Pembiayaan

Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali

danlatau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun

anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya,

yang dalam tenggang pengganggaran pemerintah terutama

dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus

anggaran.

f. Sisa Lebih I Kurang Pembiayaan Anggaran

Sisa Lebih I Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPNSiKPA) adalah

selisih lebih I kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran

APBN I APBD selama satu periode pelaporan.

Periode Pelaporan

Laporan Realisasi Anggaran disajikan sekurang-kurangnya sekali

dalam setahun. Dalam situasi tertentu tanggal laporan suatu entitas

berubah dan laporan realisasi anggaran tahunan disajikan dengan

suatu periode yang. lebih pc:njang atau pendek dari satu tahun, entitas

mengungkapkan informasi sebagai berikut :

a. Alasan pengguna periode pelaporan tidak satu tahun

b. Fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam laporan realisasi

anggaran dan catatan- catatan terkait tidak dapat diperbandingkan .

. Suatu entitas pelaporan menyajikan laporan realisasi anggaran

selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.

Laporan Realisasi Anggaran minimal mencakup pos-pos sebagai

berikut:

a. Pendapatan

b. Belanja

c. Transfer

d. Surplus I Defisit

e. Penerimaan Pembiayaan

f. Pengeluaran Pembiayaan

g. Pembiayaan Netto

h. Selisih Lebih I Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPNSiKPA)

136

Pas, Judul, dan Sub Jumlah lainnya disajikan dalam laporan

realisasi anggaran . apabila diwajibkan oleh pernyataan standar

akuntansi pemerintahan ini, atau apabila penyajian tersebut diperlukan

untuk menyajikan laporan relisasi anggaran secara wajar.

5.2.2 Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas

pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal

tertentu.

5.2.3 Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas (LAK) adalah laporan yang menyajikan

informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara

kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada

tanggal pelaporan. Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan

berdasarkan aktifitas operasi, investasi aset non keuangan,

pembiayaan, dan non anggaran. Penyajian LAK dan pengungkapan

yang berhubungan dengan arus kas diatur dalam PSAP Nomor 03

tentang laporan arus kas.

Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari

satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan

perundang-undangan wajib menyampaikan laporan

pertanggungjawaban berupa laporan keuangan yang terdiri dari :

a) Pemerintah Pusat

b) Pemerintah daerah dan

c) Satuan Organisasi di Lingkungan Pemerintah Pusat/Oaerah atau

organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-unda;y-·-::.11

satuan organisasi dimaksud wajib membuat laporan arus kas.

Entitas Pelaporan yang wajib menyusun dan menyajikan Iapan:.: 1

arus kas adalah unit organisasi yang mempunyai fungsi

Perbendaharaan, yaitu unit yang ditetapkan sebagai Bendaharawan

Umum Negara/Daerah dan /atau Kuasa Bendaharawan Umum

Negara/Daerah.

137

5.2.4 Catatan Atas Laporan Keuangan

Catalan Alas Laporan Keuangan (CaLK) adalah bagian yang

tak terpisahkan dari Laporan Keuangan yang menyajikan lnformasi

tentang penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka

pengungkapan yang memadai, CaLK ditunjuk agar Laporan Keuangan

dapat dipahami dan dibandingkan dengan Laporan Keuangan Entitas

lainnya. CaLK sekurang-kurangnya disajikan dengan susunan sebagai

berikut:

1. lnformasi tentang kebijakan fiskal I keuangan, ekonomi makro,

pencapaian target undang-undang APBN I Perda APBD, berikut

kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target ;

2. lkhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan selama tahun pelaporan;

3. lnformasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan

kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan alas

transaksi -transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;

4. Pengungkapan lnformasi yang diharuskan oleh PSAP yang belum

disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;

5. Pengungkapan lnformasi untuk pos-pos asset dan kewajiban yang

timbul sehubungan dengan penerapan basis akru<!l atas

pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan

basis kas;

6. lnformasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar,

yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

5.3 Akuntansi Pendapatan

Dalam Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 Tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan disebutkan bahwa pendapatan adalah semua

penerimaan rekening kas umum daerah yang menambah ekuitas dana lancar

dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak

pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 yang telah diubah

dua kali dengan Permendagri No. 21 Tahun 2011, disebutkan bahwa

pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai

penambah nilai kekayaan bersih.

138

Komisi, rabat, potongan, atau pendapatan lain dengan nama dan

dalam bentuk apapun yang dapat dinilai dengan uang, baik secara langsung

sebagai akibat dari penjualan, tukar menukar, hibah, asuransi dan I atau

pengadaan barang dan jasa termasuk pendapatan bunga, jasa giro atau

pendapatan lain sebagai akibat penyimpanan dana anggaran pada bank serta

pendapatan dari hasil pemanfaatan barang daerah atas kegiatan lainnya

merupakan pendapatan daerah.

Pendapatan Daerah dirinci menurut organisasi, kelompok, jenis,

obyek dan rincian obyek pendapatan.

5.3.1 Azas Bruto

Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan Az.as Bruto,

yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat

jumlah nettonya (Setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

Akuntansi pendapatan SKPD dilakukan hanya untuk mencatat

pendapatan asli daerah yang dalam wewenang SKPD .

. Pendapatan diakui pada saat diterima pada kas umum daerah.

Dengan demikian apabila terdapat pendapatan yang dipungut oleh I

disetor kepada bendahara penerimaanlpemegang kas belum diakui

sebagai pendapatan. Uang tersebut diperlakukan sebagai pendapatan

yang ditangguhkan.

5.3.2 Dokumen Pendapatan

Dokumen sumber untuk pengakuan pendapatan antara lain

berupa surat tanda setoran, nota kredit, dan bukti penerimaan lainnya

yang dianggap sah.

5.3.3 Transaksi peneriman kas pada SKPD

1. PPK-SKPD menerima STS penerimaan dari bendahara penerimaan

(Penatausahaan penerimaan).

2. Berdasarkan dokumen STS penerimaan dan lampirannya, PPK­

SKPD mencatat transaksi pendapatan dengan menjurnal "Kas di

bendahara Penerimaan" di Debit dan "Akun pendapatan sesuai

jenisnya" dikredit.

139

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Kas Bendahara

Penerimaan Rp ...............

Pajak .......... Rp ..............

Jika terdapat potongan atas penerimaan kas tetap dicatat sebesar

jumlah bruto kas yang diterima.

Akuntansi penda-patan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yailu

dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah

nettonya (Setelah di kompensasikan dengan pengeluaran).

5.3.4 Penyetoran kas ke kasda

1. Bendahara penerimaan menyetorkan kas pendapatan yang diterima

kepada kasda.

2. PPK-SKPD kemudian mencatat transaksi . penyetoran tersebut

dengan menjurnal "RK PPKD" di Debit dan "Kas di Bendahara

Penerimaan" di kredit.

5.3.5 Penerimaan Kas yang berasal dari perijualan aset

Terhadap pendapatan yang berasal dari penjualan aset tetap/lainnya

perlu ada jurnal pendamping untuk mengakui penurunan aset yang

bersangkutan. Jurnal pendamping ini sering disebut jurnal korolari.

5.3.6 Koreksi pengembalian atas kelebihan penerimaan (Recurring-Non

recurring)

Apabila terdapat pengembalian maka harus di analisis terlebih

dahulu sifat pengembalian tersebut, pengembalian yang sifatnya normal

dan berulang (Recurring) atas penerimaan pendapatan pada periode

penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai

pengurang pendapatan. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak

berulang (Non Recurring) atas penerimaan pendapatan yang terjadi

pada periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang

pendapatan pada periode yang sama.

140

5.4 Akuntansi Belanja

Menurut PP No.24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan, belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum

daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran

bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh

pemerintah. Sedangkan menurut peraturan menteri dalam negeri Nomor 13

tahun 2006 yang telah diubah dua kali dengan Permendagri No. 21 Tahun

2011 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, belanja daerah

didefinisikan sebagai kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai

pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja daerah dipergunakan dalam rangka

pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemda.

Berdasarkan peraturan menteri dalam negeri Nomor 13 tahun 2006 yang telah

diubah dua kali dengan Permendagri No. 21 Tahun 2011. Pengklasifikasian

belanja daerah dibagi menurut fungsi, urusan pemerintahan, program,

kegiatan, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja.

Akuntansi belanja disusun untuk memenuhi kebutuhan

pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan. Akuntansi belanja juga dapat

dikembangkan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen dengan cara

yang memungkinkan pengukuran kegiatan belanja tersebut.

Akuntansi belanja pada satuan kerja dilakukan oleh PPK-SKPD.

Akuntansi belanja pada satuan kerja ini meliputi akuntansi belanja UP (Uang

Persediaan) I GU (Ganti Uang) I TU (Tambah Uang) dan Akuntansi belanja LS

(Langsung).

5.4.1 Akuntansi Belanja UPIGU/TU

1. PPK-SKPD menerima SP2D dari Kuasa BUD melalui pengguna

anggaran

2. Berdasarkan SP2D PPK-SKPD mencatat transaksi penerimaan

uang persediaan tersebut dengan menjurnal " Kas di bendahara

Pengeluaran" di Debit dan " RK-PPKD" di Kredit.

141

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Kas Bendahara Rp ...............

Pengeluaran

RIK PPKD Rp ..............

3. Secara berkala, PPK-SKPD menerima SPJ dari bendahara

pengeluaran. SPJ tersebut dilampiri dengan bukti transaksi.

Tgl

mencatat transaksi-transaksi belanja sebelumnya dengan

menjurnal "belanja sesuai jenisnya" di Debit dan "Kas di bendahara

pengeluaran " di Kredit.

Uraian Ref Debit Kredit

Belanja ...... Rp ...............

Kas di Bendahara Rp ..............

Pengeluaran

4. Setiap periode, jurnal tersebut akan diposting ke buku besar sesuai

dengan kode rekening belanja.

5. Diakhir bulan, PPK-SKPD memindahkan saldo-saldo yang ada di

tiap buku besar ke dalam neraca saldo.

5.4.2 Akuntansi Belanja Langsung (LS)

Belanja LS yang maksud adalah belanja LS gaji dan Tunjangan

dan belanja LS barang dan jasa. Dalam konteks belanja LS, akuntansi

mempunyai asumsi bahwa dan,a SP2D dari BUD langsung diterima oleh

pihak ke tiga/pihak lain yang telah ditetapkan.

Langkah penanganan belanja LS

PPK-SKPD menerima SP2D dari kuasa BUD melalui pengguna

anggaran. Berdasarkan SP2D terkait, PPK-SKPD mencatat iransaksi

belanja dengan menjurnal " Belanja sesuai jenisnya" di Debit dan "RK­

PPKD" di Kredit.

142

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Belanja Rp ...............

R/K PPKD Rp ..............

(Catatan : Pada saat terjadi pembayaran belanja LS melalui

rekening kas daerah, PPK-SKPKD akan mencatat transaksi tersebut

dengan menjumal "RK- Satker sesuai dengan nama Satkemya" di Debit

dan " kas di kas daerah "di Kredit'?

Dalam kasus LS gaji dan tunjangan. Meskipun dana yang

diterima oleh pegawai adalah jumlah netto (setelah dikurangi potongan),

namun PPK-SKPD tetap mencatat belanja gaji dan tunjangan dalam

jumlah bruto. PPK-SKPD tidak perlu mencatat potongan tersebut karena

pencatatannya sudah dilakukan oleh BUD dalam sub sistem akuntansi

PPKD.

(catatan : Pada saat transfer gaji dan tunjangan dari rekening

kas daerah, PPK-SKPKD akan mencatat potongan terhadap gaji dan

tunjangan dengan menjuma/ " Kas di Kas daerah" di Debit dan " hutang

PFK" di Kredit. Sewaktu, potongan tersebut di transfer ke rekening yang

terkait, maka transaksi tersebut akan di jumal " Hutang PFK" di Debit dan

"Kas di Kas daerah" di Kredit).

Dalam kasus LS barang dan Jasa, seringkali terdapat potongan

pajak sehingga dana yang diterima oleh pihak ke tiga adalah jumlah

netto (setelah dikurangi potongan pajak, namun PPK-SKPD tetap

mencatat belanja tersebut dalam jumlah bruto. PPK-SKPD kemudian

mencatat potongan tersebut sebagai hutang di jurnal umum.

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Kas Bendahara Rp ............

Pengeluaran

Hutang Rp ..............

Ketika bukti surat setoran pajak (SSP) telah diterima, dilakukan

penghapusan hutang pajak tersebut dengan jurnal sebagai berikut :

143

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Hutang Rp .........

Kas di Bendahara Rp ..............

Pengeluaran

Khusus untuk transaksi belanja yang menghasilkan aset tetap,

PPK-SKPD juga mengakui penambahan aset dengan menjurnal " Aset '·

sesu2l jenisnyall di Debit dan "d! !r.vestas!kan da!am aset tetap " dl

Kredit.

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Belanja Modal Rp ............

Kas di Bendahara Rp ..............

Pengeluaran

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Aset.. ...... Rp ............

Ekuitas-Diinve~.tasikan Rp ..............

dalam Aset tetap

Setiap periode, jurnal tersebut akan di posting ke Buku Besar

sesuai dengan kode rekening belanja. Diakhir bulan, PPK-SKPD

memindahkan saldo-saldo yang ada di tiap Buku Besar ke dalam neraca

saldo.

5.5 Akuntansi Selain Kas

Menurut Permendagri Nomor 13 tahun 2006 pasal-pasal 259 dan 283

Permendagri No. 13 Tahun 2006 pengertian akuntansi selain kas adalah:

Serangkaian proses mulai pencatatan, penggolongan, dan peringkasan

transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan transaksi

dan/atau kejadian keuangan selain kas pada SKPD dan/atau SKPKD yang

dapat dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.

144

5.5.1 Pihak-pihak yang terkait

Pihak-pihak yang terkait dengan akuntansi selain kas antara lain :

1. Ditingkat satuan kerja perangkat daerah adalah PPKD

2. Ditingkat SKPKD adalah Fungsi akuntansi

5.5.2 Peristiwa akuntansi selain kas

Peristiwa ataupun transaksi yang menyebabkan terjadinya event

akuntansi selain kas pada SKPD ataupun di SKPKD meliputi

setidaknya:

1. Koreksi kesalahan pencatatan

Tgl

Merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat jurnal

yang telah di posting ke dalam Buku Besar.

Contoh:

26 Januari 2011 dilakukan koreksi atas kesalahan pencatatan

belanja yang dilakukan pada tanggal 8 Januari 2011. Pada tanggal

tersebut dilakukan belanja ATK senilai Rp. 5 juta, namun dicatat ke

kode rekening 5.2.2.01.02 (belanja dokumen).

1. Jurnal Awalnya

Uraian Ref Debit Kredit

8/1/06 Belanja Dokumen Rp. 5

Kas di Bendahara Rp. 5

Pengeluaran

2.Jurnal Koreksinya

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Belanja ATK Rp. 5·

Belanja Dokumen Rp. 5

5.5.3 Pengakuan Asset, Hutang, dan Ekuitas

Merupakan pengakuan terhadap perolehan aset yang dilakukan oleh

SKPD. Pengakuan asset sangat terkait dengan belanja modal yang

dilakukan oleh SKPD.

145

I

Contoh:

28 Mei 2011 SKPD Setda menerima hibah satu unit mobil kendaraan

dinas seharga 120 juta.

1. Jurnal pengakuan atas perolehan aset

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Aset Kendaraan Roda Rp. 120

l=mn<>t -···,....-· Ekuitas - Diinvestasikan Rp. 120

dalam Aset tetap

2. Jurnal Depresi~si

Merupakan Jurnal Depresiasi terhadap aset yang dimiliki oleh SKPD

Contoh:

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Ekuitas - Diinvestasikan Rp. 5

dalam Aset tetap

Akumulasi Depresiasi Rp. 5

5.5.4 Jurnal Terkait dengan Transaksi yang bersifat accrual dan

repayment

Merupakan jurnal yang dilakukan dikarenakan adanya transaksi

yang sudah dilakukan SKPD namun pengeluaran kas belum dilakukan

(accrual) atau terjadi transaksi pengeluaran kas untuk belanja di masa

yang akan datang (prepayment).

Contoh:

Pada akhir tahun 2011 SKPD Setda masih belum dapat membayar

biaya listrik bulan Desember sebesar 1 0 juta pad a PLN.

146

1. Pengakuan Kewajiban (accrual)

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Hutang Belanja Listrik Rp. 120

EDL - Dana Utang jangka Rp. 120

pendek

5.5.5 Dokumen akuntansi selain kas

Sukti t;ansak:;i yang digunakan dah:un prosedur akuniansi seiain kas

memorial yang dilampiri dengan bukti-bukti transaksi jika tersedia.

5.5.6 Langkah-Langkah Penyusunan Jurnal Akuntansi selain Kas

1. PPK-SKPD bedasarkan bukti transaksi dan/atau kejadian selain

kas membuat bukti memorial. Bukti memorial tersebut sekurang­

kurangnya memuat informasi mengenai tanggal transaksi dan/atau

kejadian, kode rekening, uraian transaksi dan/alau kejadian, dan

jumlah rupiah.

2. PPK-SKPD mencatat bukti memorial ke dalam Buku Jurnal Umum.

Secara periodik jurnal atas transaksi dan/atau kejadian selain kas

di posting ke dalam Buku Besar sesuai kode rekening yang

bersangkutan.

3. Setiap akhir periode semua Buku Besar ditutup sebagai dasar

penyusunan Laporan Keuangan SKPD.

5.6 Akuntansi Aset

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih

dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan atau dimanfaatkan oleh

masyarakat umum. Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan. Apabila

penilaian asset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak

memungkinkan, maka nilai asset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat

perolehan. Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh asset tetap

dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik asset tersebut. Biaya

perolehan asset tetap yang di bangun dengan cara swakelola meliputi biaya

langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak !angsung termasuk

biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa

147

peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan

pembangunan aset tetap tersebut.

Aset tetap terdiri dari :

1. Tanah

2. Peralatan dan mesin

3. Gedung dan Bangunan

4. Jalan, lrigasi, dan Jaringan

5. Aset tetap lainnya

6. Konstruksi dalam Pengerjaan.

Perkiraan pasangan (balancing account) aset tetap dalam neraca adalah

diinvestasikan dalam investasi aset tetap.

Prosedur akuntansi aset pada SKPD meliputi pencatatan dan pelaporan

akuntansi atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi, dan

penyusutan terhadap aset tetap yang dikuasai/digunakan SKPD. Transaksi­

transaksi tersebut secara garis besar digolongkan dalam dua kelompok besar

transaksi, yaitu :

1. Penambahan nilai aset

2. Pengurangan nilai aset

5.6.1 Langkah-Langkah Penyusunan Jurnal Aset :

1. Berdasarkan bukti transaksi yang berupa :

a. Berita acara penerimaan barang, dan/atau

b. Berita acara Serah Terima Barang, dan/ atau

c. .Serita Acara Penyelesaian Pekerjaan

PPK-SKPD membuat bukti memorial. Bukti memorial tersebut dapat

dikembangkan dalam format yang sesuai dengan kebutuhan yang

sekurang-kurangnya memuat informasi mengenai :

1) Jenis/Nama aset tetap

2) Kode Rekening Terkait

3) Klasifikasi Aset Tetap

4) Nilai Aset Tetap

5) Tanggal Transaksi

6) Lokasi Aset Tetap

148

2. Dalam kasus penambahan nilai asset, berdasarkan bukti memorial

tersebut, PPK-SKPD mengakui penambahan aset dengan menjurnal

"Aset sesuai jenisnya" di Debit dan "diinvestasikan dalam aset tetap"

di Kredit. Penambahan aset atau perolehan aset dapat melalui

berbagai cara :

a. Perolehan pembelian

b. Hibah/Donasi

c. Membangun sendiri.

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Aset .......... Rp .........

Ekuitas - Diinvestasikan Rp ...........

dalam Aset tetap

Dalam Hal membangun sendiri dan sebelum selesai maka bangunan

tidak bisa langsung diakui sebagai asset bangunan/gedung tapi diakui

sebagai konstruksi dalam pengerjaan. Diakui sebesar jumlah SP2D

yang telah dikeluarkan dengan jurnal :

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Konstruksi dalam Pengerjaan Rp ..........

Ekuitas - Diinvestasikan Rp ...........

dalam Aset tetap

(Catatan _ :_ setelah selesai pembangunan 100% maka jurnal di atas

dihapus bukukan dengan membalik jurnal. Semula Debit menjadi Kredit

dan sebaliknya. Kemudian melakukan jurnal pengakuan aset yang 100%

seperti jurnal asset normal, seperti terlihat di bawah ini).

149

Tgl Urai::m Ref Debit Kredit

Ekuitas - Diinvestasikan dalam Rp . ... .....

Aset tetap

Konstruksi dalam Rp . ...... ...

Pengerjaan

Jurnal untuk mengakui aset yang telah selesai dibangun

I Tal I Uraian I Ref I Debit ~

Kredit

Aset .......... Rp . ... .....

Ekuitas - Diinvestasikan Rp . ...... ...

dalam Aset tetap

3. Dalam kasus pengurangan aset, berdasarkan bukti memorial, PPK­

SKPD mengakui pengurangah aset dengan menjurnal

Diinvestasikan dalam aset tetap" diDebit dan "Aset sesuai jenisnya"

di Kredit.

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Ekuitas - Diinvestasikan Rp . ... .....

dalam Aset tetap

Aset ............. Rp . ...... ...

4. Pelepasan aset tetap

Pelepasan Aset dengan cara di lelang akan menghasilkan uang

masuk atau penerimaan kas. Uang hasil penjualan lelang aset

tersebut akan dicatat sebagai lain-lain PAD yang sah.

Jurnal untuk mengakui penghapusan aset

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Ekuitas - Diinvestasikan Rp. ........

dalam Aset tetap

Aset ............. Rp. . ........

150

WWMNNN¥j

Jurnal untuk mengakui kas yang diterima

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Kas di Bendahara Rp . ... .....

Penerimaan

Lain-lain PAD yang sah Rp . .........

5. Bilamana pemerintah daerah sudah menerapkan Depresiasi

(Penyusutan) maka jumlahnya :

Tgl Uraian Ref Debit Kredit

Ekuitas - Diinvestasikan Rp . ... .....

dalam Aset tetap

Akumulasi Rp. ... ······

Penyusutan Aset

(Selain tanah konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap dapat

disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut. Jurnal

penyusutan aset tetap ini di buat di akhir tahun)

6. Secara periodik, Buku Jurnal atas Transaksi aset tetap tersebut di

posting ke dalam Buku Besar rekening berkenaan.

Setiap akhir periode semua Buku Besar ditutup sebagai dasar

penyusunan laporan keuangan SKPD.

BUPATI JAYAPURA

ttd

MATHIUS AWOITAUW, SE, M.Si

Untuk salinan yang sah sesuai dengan aslinya, a.n. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JAYAPURA KERN.A BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN

151