Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar Siswa

40
Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011 KATA PENGANTAR Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya lah makalah yang berjudul Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kedua, kami memberikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya serta ucapan terima kasih kepada : 1. Dra. FENNO FARCIS, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Profesi Kependidikan yang telah memberikan banyak sekali ilmu, bimbingan dan motivasi. Ibu Dra. FENNO FARCIS, M.Pd. telah membuka cakrawala baru dalam mengantarkan kami menjadi guru profesional yang tidak hanya berkualitas tetapi juga kompetitif dalam memajukan pendidikan di Indonesia. 2. Perpustakaan Universitas Palangka Raya yang telah memberikan akses kami dalam mencari buku-buku referensi, walaupun dengan koleksi yang belum terlalu lengkap. Semoga dikemudian hari, perpustakaan Unversitas Palangka Raya dapat menjadi rumah kedua mahasiswa dalam menjalani aktivitas perkuliahannya dalam menunjang pendidikan. 3. Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya yang telah menyediakan layanan hotspot gratis sehingga 1 | Page

Transcript of Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar Siswa

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur ke

hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan

karunia-Nya lah makalah yang berjudul Perbaikan Mutu

Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dapat

diselesaikan tepat pada waktunya.

Kedua, kami memberikan apresiasi dan penghargaan

yang setinggi-tingginya serta ucapan terima kasih kepada

:

1. Dra. FENNO FARCIS, M.Pd. selaku dosen mata kuliah

Profesi Kependidikan yang telah memberikan banyak

sekali ilmu, bimbingan dan motivasi. Ibu Dra.

FENNO FARCIS, M.Pd. telah membuka cakrawala baru

dalam mengantarkan kami menjadi guru profesional

yang tidak hanya berkualitas tetapi juga

kompetitif dalam memajukan pendidikan di

Indonesia.

2. Perpustakaan Universitas Palangka Raya yang telah

memberikan akses kami dalam mencari buku-buku

referensi, walaupun dengan koleksi yang belum

terlalu lengkap. Semoga dikemudian hari,

perpustakaan Unversitas Palangka Raya dapat

menjadi rumah kedua mahasiswa dalam menjalani

aktivitas perkuliahannya dalam menunjang

pendidikan.

3. Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya yang telah

menyediakan layanan hotspot gratis sehingga1 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

penulis dapat mengakses internet dalam

mengumpulkan materi-materi makalah ini.

4. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika

Angkatan 2010 yang telah menjadi teman, sahabat,

saudara dan rekan seperjuangan dalam menggapai

mimpi dan cita-cita. Semoga suatu saat dapat

menjadi guru yang profesional, berkualitas dan

kompetitif yang tentunya akan menjadi guru yang

dicinta dan dirindu oleh para siswanya kelak.

Tak ada gading yang tak retak, kritik dan saran

yang membangun, kreatif dan inovatif seyogyanya sangat

kami harapkan sebagai keikutsertaan membangun dunia ilmu

pendidikan.

Akhir kata, kami mengucapkan permohonan maaf yang

sebesar-besarnya apabila banyak terdapat kesalahan,

sebab kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa

semata dan terima kasih yang tak terhingga kepada semua

pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Palangka Raya, 9 Desember

2011

Penulis

2 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

3 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

BAB I PENDAHULUAN

1.1.........................................Latar

Belakang................................. 4

1.2.........................................Rumusan

Masalah.................................. 6

1.3.........................................Tujuan

Penulisan................................ 6

1.4.........................................Manfaat

Penulisan................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Guru Sebagai Motivator.................. 7

2.2 Pengertian Motivasi Belajar............. 7

2.3 Macam-macam Motivasi Belajar............ 9

2.4 Fungsi Motivasi Belajar................. 11

BAB III METODE PENULISAN

3.1 Objek Penulisan......................... 13

3.2 Metode Penulisan........................ 13

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Faktor Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar Siswa

14

4.2 Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa..... 18

BAB V PENUTUP4 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

5.1 Kesimpulan.............................. 24

5.2 Saran................................... 25

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan fondasi bagi kemajuan bangsa.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai

pendidikan. Salah satu parameter majunya negara adalah

kualitas pendidikan. Indonesia yang merupakan negara

dengan keadaan geografis kepulauan dengan jumlah

penduduk mencapai 250 juta menyebabkan berbagai

permasalahan. Dimulai dari keadaan geografis, mahalnya

biaya pendidikan, rendahnya kesadaran masyarakat tentang

pentingnya pendidikan, kesejahteraan guru hingga

birokrasi kebijakan yang tidak relevan dengan keadaan

masyarakat Indonesia.

Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia,

pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam

proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang

terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber

daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses

peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka

pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama telah dan

5 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui

berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih

berkualitas antara lain melalui pengembangan dan

perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan

sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi

ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan

lainnya. Tetapi pada kenyataannya upaya pemerintah

tersebut belum cukup berarti dalam meningkatkan kuailtas

pendidikan.

Ada dua faktor yang dapat menjelaskan mengapa upaya

perbaikan mutu pendidikan selama ini kurang atau tidak

berhasil. Pertama strategi pembangunan pendidikan selama

ini lebih bersifat input oriented. Strategi yang demikian

lebih bersandar kepada asumsi bahwa bilamana semua input

pendidikan telah dipenuhi, seperti penyediaan buku-buku

(materi ajar) dan alat belajar lainnya, penyediaan

sarana pendidikan, pelatihan guru dan tenaga

kependidikan lainnya, maka secara otomatis lembaga

pendidikan ( sekolah) akan dapat menghasilkan output

(keluaran) yang bermutu sebagai mana yang diharapkan.

Ternyata strategi input-output yang diperkenalkan oleh

teori education production function (Hanushek,

1979,1981) tidak berfungsi sepenuhnya di lembaga

pendidikan (sekolah), melainkan hanya terjadi dalam

institusi ekonomi dan industri. Kedua, pengelolaan

pendidikan selama ini lebih bersifat macro-oriented, diatur

oleh jajaran birokrasi di tingkat pusat. Akibatnya,

banyak faktor yang diproyeksikan di tingkat makro

6 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

(pusat) tidak terjadi atau tidak berjalan sebagaimana

mestinya di tingkat mikro (sekolah). Atau dengan singkat

dapat dikatakan bahwa kompleksitasnya cakupan

permasalahan pendidikan, seringkali tidak dapat

terpikirkan secara utuh dan akurat oleh birokrasi pusat.

Paradigma permasalahan pendidikan tidak lagi

berorientasi pada peningkatan kuantitas tetapi pada

kualitas. Kualitas pendidikan kita pun masih terpuruk.

Berdasarkan data hasil penelitian di Singapura

(September 2001) menempatkan sistem pendidikan nasional

pada urutan 12 dari 12 negara Asia bahkan lebih rendah

dari Vietnam. Sementara hasil penelitian program

pembangunan PBB (UNDP) tahun 2000 menunjukkan kualitas

SDM Indonesia berada pada urutan 109 dari 174 negara.

Kondisi lebih memprihatinkan bila melihat laporan

dari International Institute of Management Development

pada tahun 2000 yang menyebutkan, dari 48 negara yang

diukur, daya saing SDM Indonesia menempati urutan ke-47,

sementara Thailand 34, Filipina 32, Malaysia 27,

Singapura 2. Salah satu faktor penting yang menyebabkan

rendahnya peringkat HDI Indonesia adalah angka

partisipasi pendidikan. Data dari Balitbang Depdiknas

menyebutkan angka partisipasi murni (APM) pada jenjang

SD/MI 94,44, SLTP/MTs 54,81, dan SLTA 31,46. Angka yang

diperoleh Indonesia itu masih lebih rendah jika

dibandingkan dengan negara tetangga. Angka partisipasi

kombinasi pendidikan dasar, menengah, dan tinggi

7 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

Indonesia sekitar (64%), Malaysia 65%, Singapura 73%,

Filipina 82%, dan Korea Selatan 90%.

Salah satu permasalahan yang sangat urgent pada

bidang pendidikan khususnya pada proses pembelajaran

yaitu rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran. Hal inilah yang menjadi salah satu biang

keladi terpuruknya pendidikan di Indonesia karena

motivasi belajar akan sangat mempengaruhi hasil belajar

seorang siswa. Oleh karena itu, guru-guru profesional di

Indonesia sangat diharapkan untuk dapat meningkatkan

motivasi belajar siswanya demi peningkatan mutu

pendidikan di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat

diidentifikasi beberapa rumusan masalah antara lain :

1. Apa faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya

motivasi belajar siswa di Indonesia?

2. Bagaimana alternatif solusi dalam menumbuhkan

serta meningkatkan motivasi siswa dalam belajar?

1.3 Tujuan Penulisan

8 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

Adapun tujuan penulisan makalah yang berjudul

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar Siswa

antara lain :

1. Sebagai syarat tugas mata kuliah Profesi

Kependidikan.

2. Menjelaskan faktor-faktor penyebab rendahnya

motivasi belajar siswa.

3. Menjelaskan cara meningkatkan motivasi belajar

siswa bagi guru-guru di Indonesia.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan makalah yang berjudul

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar Siswa

antara lain :

1. Dapat menelaah faktor-faktor yang mempengaruhi

rendahnya motivasi belajar siswa.

2. Dapat memberikan inovasi baru dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa.

3. Sebagai bahan referensi mata kuliah Profesi

kependidikan.

4. Sebagai kajian dalam upaya meningkatkan mutu

pendidikan di Indonesia.

9 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Guru Sebagai Motivator

Sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu

membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak

didiknya. Sebagai seorang motivator, guru adalah

psikolog yang diharapkan mampu menyelami psikologi anak

didiknya, sehingga mengetahui kondisi lahir batinnya.

Dan dari pengetahuan ini, seorang guru akan mencari

model motivasi yang cocok bagi anak didiknya.

Menurut Oemar Hamalik (2008), memotivasi belajar

penting artinya dalam proses belajar siswa, karena

berfungsi mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan

kegiatan belajar. Oleh sebab itu, prinsip-prinsip

motivasi belajar sangat erat kaitannya dengan prinsip-

prinsip belajar itu sendiri.

Menurut Gagne (1975), setidaknya ada empat fungsi

yang harus dilakukan guru kaitannya sebagai motivator.

Pertama, arousal function atau membangkitkan dorongan

siswa untuk belajar. Kedua, expectancy funtion yaitu

menjelaskan secara kongkret kepada siswa apa yang dapat

dilakukan pada akhir pengajaran. Ketiga, incentive

function maksudnya guru memberikan ganjaran untuk

prestasi yang dicapai dalam rangka merangsang pencapaian10 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

prestasi berikutnya dan keempat, disciplinary

function bahwa guru membantu keteraturan tingkah laku

siswa.

Keempat fungsi tersebut, selayaknya diperankan

dengan tepat oleh guru dalam sebuah proses pembelajaran,

sehingga diharapkan motivasi belajar siswa semakin lama

akan semakin meningkat dan tinggi.

2.2 Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang

memiliki pengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar.

Dalam Psikologi, istilah motif sering dibedakan dengan

istilah motivasi. Kata "motif" diartikan sebagai daya

upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Atau seperti dikatakan oleh Sardiman dalam bukunya

Psychology Understanding of Human Behavior yang dikutip

M. Ngalim Purwanto : motif adalah tingkah laku atau

perbuatan suatu tujuan atau perangsang. Sedangkan S.

Nasution, motif adalah segala daya yang mendorog

seseorang untuk melakukan sesuatu.

Dengan demikian motif adalah dorongan atau kekuatan

dari dalam diri seseorang yang dapat menggerakkan

dirinya untuk melakukan sesuatu.

Adapun pengartian motivasi dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia Kontemporer, adalah keinginan atau dorongan

yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar maupun

tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan

11 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

tujuan tertentu. Pendapat-pendapat para ahli tentang

definisi motivasi diantaranya adalah :

M. Alisuf Sabri, motivasi adalah segala sesuatu

yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau

mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.

WS Winkel, motivasi adalah daya penggerak yang

telah menjadi aktif, motif menjadi aktif pada saat

tertentu, bahkan kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat

dirasakan atau dihayati.

Selanjutnya, M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa

motivasi adalah pendorong suatu usaha yang disadari

untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia

menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan

sesuatu sehingga mecapai hasil atau tujuan tertentu.

Menurut MC. Donald, yang dikutip oleh Sardiman A.M,

motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri

eseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan

didahului dengan tanggapan adanya tujuan.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para

ahli bahwa motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat

pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna

mencapai tujuan.

Dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

dengan munculnya perasaan dan didahului dengan adanya

tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur

penting, yaitu :

12 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan

energi pada diri setiap individu manusia,

perkembangan motivasi akan membawa beberapa

perubahan energi di dalam system

"neurophysiological" yang ada pada organisme

manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa "feeling",

afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan

dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan

emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi

motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons

dari suatu aksi yakni tujuan.

Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi

belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan

arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

2.3 Macam-macam Motivasi Belajar

Dilihat dari berbagai sudut pandang, para ahli

psikologi berusaha untuk menggolongkan motif-motif yang

ada pada manusia atau suatu organisme kedalam beberapa

golongan menurut pendapatnya masing-masing. Diantaranya

menurut Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh

Ngalim Purwanto, motif itu ada tiga golongan yaitu :

13 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

a. Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang

berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam

dari tubuh seperti : lapar, haus, kebutuhan

bergerak, beristirahat atau tidur, dan sebagainya.

b. Motif-motif yang timbul yang timbul sekonyong-

konyong (emergency motives) inilah motif yang timbul

bukan karena kemauan individu tetapi karena ada

rangsangan dari luar, contoh : motif melarikan diri

dari bahaya,motif berusaha mengatasi suatu

rintangan.

c. Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau

ditujukan ke suatu objek atau tujuan tertentu di

sekitar kita, timbul karena adanya dorongan dari

dalam diri kita.

Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M,

mengemukakan jenis motivasi dilihat dari dasar

pembentukannya, yaitu : motif bawaan, (motive

psychological drives) dan motif yang dipelajari

(affiliative needs), misalnya dorongan untuk belajar

suatu cabang ilmu pengetahuan dan sebagainya.

Selanjutnya Sartain membagi motif-motif itu menjadi

dua golongan sebagai berikut :

a. Psychological drive adalah dorongan-dorongan yang

bersifat fisiologis atau jasmaniah seperti lapar,

haus dan sebagainya.

b. Sosial Motives adalah dorongan-dorongan yang ada

hubungannya dengan manusia lain dalam masyarakat

14 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

seperti : dorongan selalu ingin berbuat baik (etika)

dan sebagainya.

Adapun bentuk motivasi belajar di Sekolah dibedakan

menjadi dua macam, yaitu :

a. Motivasi Intrinsik

Menurut Syaiful Bahri (2002:115) motivasi

intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar,

karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan

untuk melakukan sesuatu. Sejalan dengan pendapat diatas,

dalam artikelnya Siti Sumarni (2005) menyebutkan

bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul

dari dalam diri seseorang. Sedangkan Sobry Sutikno

(2007) mengartikan motivasi intrinsik sebagai motivasi

yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada

paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan

sendiri. Dalam buku lain motivasi intrinsik adalah

motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau

motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar,

misalnya : ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh

pengetahuan dan sebagainya. Dari beberapa pendapat

tersebut, dapat disimpulkan, motivasi intrinsik adalah

motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang tanpa

memerlukan rangsangan dari luar. Faktor-faktor yang

dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:

1. Adanya kebutuhan

2. Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri

3. Adanya cita-cita atau aspirasi.

15 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

b. Motivasi Ekstrinsik

Menurut A.M. Sardiman (2005:90) motivasi

ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan

berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.

Sedangkan Rosjidan, et al (2001:51) menganggap motivasi

ekstrinsik adalah motivasi yang tujuan-tujuannya

terletak diluar pengetahuan, yakni tidak terkandung

didalam perbuatan itu sendiri. Sobry Sutikno berpendapat

bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul

akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena

ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga

dengan keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat

disimpulkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang

timbul dan berfungsi karena adanya pengaruh dari luar.

Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu

dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan

aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar untuk

memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang

tuanya, pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib

sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan lain-lain

merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik yang

dapat mendorong siswa untuk belajar.

Dalam perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih

signifikan bagi siswa karena lebih murni dan langgeng

serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang

lain.

16 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik

tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar

mengajar tetap penting, karena kemungkinan besar keadaan

siswa itu dinamis berubah-ubah dan juga mungkin

komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada

yang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak

bersemangat dalam melakukan proses belajar mengajar baik

di sekolah maupun di rumah.

Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi

belajarnya, maka

motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat

diberikan secara tepat.

Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi

baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan.

Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan aktifitas dan

inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan memelihara

kerukunan dalam melakukan kegiatan belajar.

2.4 Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang

dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan

jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Makin

tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran

itu.

Maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas

usaha belajar bagi siswa. Adapun fungsi motivasi ada

tiga, yaitu :

17 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

a. Mendorong manusia untuk berbuat, Pada mulanya siswatidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada

sesuatu yang dicari, muncullah minat untuk belajar.

Hal ini sejalan dengan rasa keingintahuan dia yang

akhirnya mendorong siswa untuk belajar. Sikap inilah

yang akhirnya mendasari dan mendorong ke arah sejumlah

perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi

sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang

seharusnya siswa ambil dalam rangka belajar.

b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan

psikologis yang melahirkan sikap terhadap siswa

itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung.

Siswa akan melakukan aktivitas dengan segenap

jiwa dan raga. Akal dan pikiran berproses dengan

sikap raga yang cenderung tunduk dengan kehendak

perbuatan belajar.

c. Menentukan dan menyeleksi perbuatan yakni

menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus

dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu

dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak

bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan

harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan

belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk

bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan

tujuan.

Selain itu ada juga fungsi lain yaitu, motivasi

dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian

prestasi, karena secara konseptual motivasi berkaitan18 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

dengan prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang

baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.

Dengan kata lain, adanya usaha yang tekun dan terutama

didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar

itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas

motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat

pencapaian prestasi belajarnya.

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Objek Penulisan

Objek penulisan dalam makalah yang berjudul Perbaikan

Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar Siswa adalah

mengenai faktor-faktor penyebab dan solusi dalam

19 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

menghadapi permasalahan rendahnya motivasi belaar siswa

di Indonesia.

3.2 Metode Penulisan

Dalam menyusun makalah ini, ada 2 metode

pengumpulan data antara lain :

1. Studi Kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan buku

literatur – literatur yang berkaitan dengan

permasalahan pendidikan di Indonesia.

2. Studi Internet, yaitu pengumpulan literatur –

literatur melalui media internet.

20 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Faktor Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar Siswa

Pencapaian prestasi pada bidang fisika dan

matematika siswa Indonesia di dunia internasional

terbukti sangat rendah. Menurut Trends in Mathematic and

Science Study (TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia hanya

berada di ranking ke-35 dari 44 negara dalam hal

prestasi matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara

dalam hal prestasi sains. Dalam hal ini prestasi siswa

kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai

negara tetangga yang terdekat.

Dalam hal prestasi, 15 September 2004 lalu United

Nations for Development Programme (UNDP) juga telah

mengumumkan hasil studi tentang kualitas manusia secara

serentak di seluruh dunia melalui laporannya yang

berjudul Human Development Report 2004. Di dalam laporan

tahunan ini Indonesia hanya menduduki posisi ke-111 dari

177 negara. Apabila dibanding dengan negara-negara

tetangga saja, posisi Indonesia berada jauh di bawahnya.

Dalam skala internasional, menurut Laporan Bank

Dunia (Greaney,1992), studi IEA (Internasional

Association for the Evaluation of Educational

Achievement) di Asia Timur menunjukan bahwa keterampilan

membaca siswa kelas IV SD berada pada peringkat

terendah. Rata-rata skor tes membaca untuk siswa SD:21 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

75,5 (Hongkong), 74,0 (Singapura), 65,1 (Thailand), 52,6

(Filipina), dan 51,7 (Indonesia).

Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai

30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali

menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan

penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa

menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.

Selain itu, hasil studi The Third International

Mathematic and Science Study-Repeat-TIMSS-R, 1999 (IEA,

1999) memperlihatkan bahwa, diantara 38 negara peserta,

prestasi siswa SLTP kelas 2 Indonesia berada pada urutan

ke-32 untuk IPA, ke-34 untuk Matematika. Dalam dunia

pendidikan tinggi menurut majalah Asia Week dari 77

universitas yang disurvai di asia pasifik ternyata 4

universitas terbaik di Indonesia hanya mampu menempati

peringkat ke-61, ke-68, ke-73 dan ke-75.

Hal ini menunjukkan rendahnya motivasi belajar

siswa di Indonesia yang terlihat pada prestasi dan hasil

belajarnya. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, motivasi

belajar merupakan titiik start siswa dalam mengikuti

proses belajar mengajar, oleh karena itu seorang siswa

dengan start bagus akan memiliki peluang yang besar

dalam mencapai prestasi dan hasil belajar yang maksimal.

Faktor – faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi

belajar siswa di Indonesia antara lain :

1. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik

Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah

dan perguruan tinggi yang gedungnya rusak, kepemilikan

22 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan

tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar,

pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan

sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak

memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan,

tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.

Data Balitbang Depdiknas (2003) menyebutkan untuk

satuan SD terdapat 146.052 lembaga yang menampung

25.918.898 siswa serta memiliki 865.258 ruang kelas.

Dari seluruh ruang kelas tersebut sebanyak 364.440 atau

42,12% berkondisi baik, 299.581 atau 34,62% mengalami

kerusakan ringan dan sebanyak 201.237 atau 23,26%

mengalami kerusakan berat. Kalau kondisi MI

diperhitungkan angka kerusakannya lebih tinggi karena

kondisi MI lebih buruk daripada SD pada umumnya. Keadaan

ini juga terjadi di SMP, MTs, SMA, MA, dan SMK meskipun

dengan persentase yang tidak sama.

Dalam sudut pandang siswa sudah pasti kesan pertama

adalah tempat belajar, jika tempat belajar dan sarana

(media pembelajaran) tersedia dan memadai, siswa akan

dengan mudah terpacu semangatnya dalam mengikuti proses

belajar mengajar.

2. Rendahnya Kualitas Guru

Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan.

Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang

memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut

dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil

23 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan

pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian

masyarakat.

Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan

dinyatakan tidak layak mengajar. Persentase guru menurut

kelayakan mengajar dalam tahun 2002-2003 di berbagai

satuan pendidikan sbb: untuk SD yang layak mengajar

hanya 21,07% (negeri) dan 28,94% (swasta), untuk SMP

54,12% (negeri) dan 60,99% (swasta), untuk SMA 65,29%

(negeri) dan 64,73% (swasta), serta untuk SMK yang layak

mengajar 55,49% (negeri) dan 58,26% (swasta).

Kelayakan mengajar itu jelas berhubungan dengan

tingkat pendidikan guru itu sendiri. Data Balitbang

Depdiknas (1998) menunjukkan dari sekitar 1,2 juta guru

SD/MI hanya 13,8% yang berpendidikan diploma D2-

Kependidikan ke atas. Selain itu, dari sekitar 680.000

guru SLTP/MTs baru 38,8% yang berpendidikan diploma D3-

Kependidikan ke atas. Di tingkat sekolah menengah, dari

337.503 guru, baru 57,8% yang memiliki pendidikan S1 ke

atas. Di tingkat pendidikan tinggi, dari 181.544 dosen,

baru 18,86% yang berpendidikan S2 ke atas (3,48%

berpendidikan S3).

Dalam hal perencanaan pembelajaran, seorang guru

akan dituntut merancang kegiatan belajar mengajar dari

fase awal hingga akhir, dalam hal ini fase memotivasi

siswa sangat penting bagi keseluruhan proses belajar,

oleh karena itu jika seorang guru gagal memotivasi

24 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

siswanya, maka sudah dipastikan siswa akan semakin berat

dalam mengikuti proses belajar mengajar.

Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya

faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi,

pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan

kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar

memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan

yang menjadi tanggung jawabnya. Kualitas guru dan

pengajar yang rendah juga dipengaruhi oleh masih

rendahnya tingkat kesejahteraan guru.

3. Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan

Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas

pada tingkat Sekolah Dasar. Data Balitbang Departemen

Pendidikan Nasional dan Direktorat Jenderal Binbaga

Departemen Agama tahun 2000 menunjukan Angka Partisipasi

Murni (APM) untuk anak usia SD pada tahun 1999 mencapai

94,4% (28,3 juta siswa). Pencapaian APM ini termasuk

kategori tinggi. Angka Partisipasi Murni Pendidikan di

SLTP masih rendah yaitu 54, 8% (9,4 juta siswa).

Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat

terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya

tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia

secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan

dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk

mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.

Sejalan dengan kualitas sarana fisik yang rendah

pada sekolah yang kurang diperhatikan, siswa pada

25 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

sekolah tersebut akan memiliki tingkat motivasi yang

rendah.

4. Metode Pembelajaran Kurang Menarik

Seorang guru harus mengenal bermacam-macam metode

pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar berjalan

secara variatif, sehingga guru dan siswa bersemangat

dalam menjalani proses pembelajaran. Hal ini juga

berhubungan dengan kualitas seorang guru yang harus

memiliki pengetahuan luas tentang bidang pendidikan

khususnya dalam proses belajar mengajar. Beberapa metode

pembelajaran antara lain:

a. Metode eramah

b. Metode diskusi

c. Metode demonstrasi

d. Metode ceramah plus

e. Metode resitasi

f. Metode eksperimen (percobaan)

g. Metode karya wisata

h. Metode penemuan (discovery)

i. Metode Inquiry

Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai

dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, oleh karena

itu seorang pendidik perlu mengetahui, mempelajari, dan

mempraktikkan metode belajar yang beragam berdasarkan

materi ajar yang juga beragam.

5. Anggapan Siswa yang Kurang Tepat

Sebagian siswa mudah terpengaruh oleh pernyataan

belajar bidang tertentu akan sulit. Secara tidak

26 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

disadari, ini telah menanamkan sifat pesimis yang akan

menghambat motivasi yang diberikan oleh guru profesional

sekalipun. Ini berkaitan dengan motivasi intrinsik siswa

yang telah dipengaruhi sifat pesimis tersebut.

6. Kurikulum yang Kurang Relevan

Kurikulum yang ditentukan kurang sinergis dengan

kebutuhan dan minat siswa sehingga siswa kurang

termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran.

7. Latar Belakang Ekonomi dan Sosial Budaya

Sebagian besar siswa yang berekonomi lemah tidak

mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar dan

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Contohnya siswa yang berasal dari pesisir pantai

misalnya lebih memilih langsung bekerja melaut dari pada

bersekolah. Hal yang sama akan terjadi pada siswa yang

hidup pada lingkungan yang menjunjung tinggi budaya yang

kurang mementingkan pendidikan.

8. Kemajuan Teknologi dan Informasi

Sebagian siswa akan sulit mengikuti proses belajar

mengajar yang mereka anggap kuno karena hanya sebatas

belajar di kelas dengan media yang terbatas. Dalam hal

ini, guru diharapkan sigap mengetahui harapan siswanya

sehingga tercipta suasana pembelajaran yang kondusif.

9. Masalah Pribadi Siswa

Setiap siswa memiliki kehidupannya di rumah dan

lingkungan sekitarnya, oleh karena itu guru diharapkan

peka terhadap siswanya yang sedang bermasalah dengan

kehidupan pribadinya. 27 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

4.2 Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar siswa merupakan  hal yang amat

penting bagi pencapaian kinerja atau prestasi belajar

siswa. Sebagai komponen yang secara langsung berhubungan

dengan permasalahan rendahnya motivasi belajar siswa,

maka guru harus mengetahui beberapa hal yang bisa

dilakukannya untuk memelihara dan meningkatkan motivasi

belajar siswa. Menurut pemikiran dari  USAID DBE3 Life Skills

for Youth, berikut ini beberapa ide yang dapat digunakan

oleh guru untuk memotivasi siswa di dalam kelas,

diantaranya adalah :

1. Menggunakan Metode dan Kegiatan Pembelajaran yang

Variatif.

Melakukan hal yang sama secara terus menerus bisa

menimbulkan kebosanan dan menurunkan semangat belajar.

Siswa yang bosan cenderung akan mengganggu proses

belajar. Variasi akan membuat siswa tetap konsentrasi

dan termotivasi. Sesekali mencoba sesuatu yang berbeda

dengan menggunakan metode belajar yang bervariasi di

dalam kelas. Mencoba membuat pembagian peran, debat,

transfer pengetahuan secara singkat, diskusi, simulasi,

studi kasus, presentasi dengan audio-visual dan kerja

kelompok kecil.

2. Menjadikan Siswa sebagai Peserta Aktif

Pada usia muda, seorang siswa lebih menyukai

melakukan kegiatan, berkreasi, menulis, berpetualang,

28 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

mendesain, menciptakan sesuatu dan menyelesaikan suatu

masalah. Hindarilah menjadikan siswa peserta pasif di

kelas karena dapat menurunkan minat dan mengurangi rasa

keingintahuannya. Sebaiknya menggunakan metode belajar

yang aktif dengan memberikan siswa tugas berupa simulasi

penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi

dalam belajar. Jangan memberikan jawaban apabila tugas

tersebut dirasa sanggup dilakukan oleh siswa.

3. Memberikan Tugas yang Menantang namun Realistis dan

Sesuai

Menyiapkan rencana pembelajaran yang cocok dengan

siswa dan sesuai minat mereka sehingga menarik karena

mereka dapat melihat tujuan dari belajar. Kemudian

memberikan tugas yang menantang namun realistis.

Realistis dalam pengertian bahwa standar tugas cukup

berbobot untuk memotivasi siswa dalam menyelesaikan

tugas sebaik mungkin, namun tidak terlalu sulit agar

jangan banyak siswa yang gagal dan berakibat turunnya

semangat untuk belajar.

4. Menciptakan Suasana Kelas yang Kondusif

Kelas yang aman, tidak mendikte dan cenderung

mendukung siswa untuk berusaha dan belajar sesuai

minatnya akan menumbuhkan motivasi untuk belajar.

Apabila siswa belajar di suatu kelas yang menghargai dan

menghormati mereka dan tidak hanya memandang kemampuan

29 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

akademis mereka maka mereka cenderung terdorong untuk

terus mengikuti proses belajar.

5. Memberikan Tugas Secara Proporsional

Segala tugas di kelas dan pekerjaan rumah tidak

selalu bisa disetarakan dengan nilai. Hal tersebut dapat

menurunkan semangat siswa yang kurang mampu memenuhi

standar dan berakibat siswa yang bersangkutan merasa

dirinya gagal. Gunakan mekanisme nilai seperlunya, dan

cobalah untuk memberikan komentar atas hasil kerja siswa

mulai dari kelebihan mereka dan kekurangan mereka serta

apa yang bisa mereka tingkatkan. Memberikan komentar

yang membangun secara jelas dapat sangat berpengaruh

terhadap semangat belajarnya. Berikan kesempatan bagi

siswa untuk memperbaiki tugas mereka apabila mereka

merasa belum cukup. Jangan mengandalkan nilai untuk

merombak sesuatu yang tidak sesuai dengan pribadi

sendiri.

6. Melibatkan Diri untuk Membantu Siswa Mencapai Hasil

Mengarahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan

dalam proses belajar mengajar, jangan hanya terpaku pada

hasil ujian atau tugas. Membantu siswa dalam mencapai

tujuan pribadinya akan meningkatkan semangat belajarnya

dan juga perlu memantau perkembangan mereka.

7. Memberikan Petunjuk pada Siswa agar Sukses dalam

Belajar

30 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

Membiarkan siswa berjuang sendiri dalam belajar

akan membuat siswa berat dalam melakukannya. Sampaikan

pada mereka apa yang perlu dilakukan. Buatlah mereka

yakin bahwa mereka bisa sukses dan bagaimana cara

mencapainya. Dalam hal ini guru berfungsi sebagai

motivator.

8. Menghindari Kompetisi Antar Pribadi

Kompetisi bisa menimbulkan kekhawatiran, yang bisa

berdampak buruk bagi proses belajar dan sebagian siswa

akan cenderung bertindak curang. Kurangi peluang dan

kecendrungan untuk membanding-bandingkan antara siswa

satu dengan yang lain dan membuat perpecahan diantara

para siswa. Menciptakan metode mengajar dimana para

siswa bisa saling bekerja sama akan sangat membantu

guru.

9. Memberikan Komentar

Berikan masukan para siswa dalam mengerjakan tugas

mereka. Gunakan kata-kata yang positif dalam memberikan

komentar. Para siswa akan lebih termotivasi terhadap

kata-kata positif dibanding ungkapan negatif. Komentar

positif akan membangun kepercayaan diri. Ciptakan

situasi dimana guru percaya bahwa seorang siswa bisa

maju dan sukses di masa datang.

10. Menghargai Kesuksesan dan Keteladanan

31 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

Hindari komentar negatif terhadap kelakuan buruk

dan performa rendah yang ditunjukan siswa, akan lebih

baik bila guru memberikan apresiasi bagi siswa yang

menunjukan kelakuan dan kinerja yang baik. Ungkapan

positif dan dorongan sukses bagi siswa Anda merupakan

penggerak yang sangat berpengaruh dan memberikan

aspirasi bagi siswa yang lain untuk berprestasi.

11. Antusias dalam Mengajar

Antusiasme seorang guru dalam mengajar merupakan

faktor yang penting untuk menumbuhkan motivasi dalam

diri siswa. Bila guru terlihat bosan dan kurang antusias

maka para siswa akan menunjukkan hal serupa. Upayakan

untuk selalu tampil baik, percaya diri dan antusias di

depan kelas.

12. Menentukan Standar yang Tinggi (namun

realisitis) bagi Seluruh Siswa

Standar yang diharapkan oleh para guru terhadap

siswanya memiliki dampak yang signifikan terhadap

performa dan kepercayaan diri mereka. Bila Anda

mengharapkan seluruh siswa untuk termotivasi, giat

belajar dan memiliki minat yang tinggi, mereka cenderung

akan bertindak mengikuti kehendak Anda. Anda harus yakin

bahwa Anda mampu memberikan motivasi tinggi pada siswa.

Pada awal tahun ajaran baru Anda harus menggunakan

kesempatan agar seluruh siswa memiliki motivasi yang

tinggi.32 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

13. Memberikan Penghargaan untuk Memotivasi

Pemberian penghargaan seperti nilai, hadiah dsb,

mungkin efektif bagi sebagian siswa (biasanya bagi anak

kecil) namun metode ini harus digunakan secara hati-hati

karena berpotensi menciptakan kompetisi. Namun demikian,

penggunaan metode ini dapat melahirkan motivasi

internal.

14. Menciptakan Aktifitas yang Melibatkan Seluruh

Siswa dalam Kelas

Buatlah aktifitas yang melibatkan siswa dengan

kawan-kawan mereka dalam satu kelas. Hal ini akan

membagi pengetahuan, gagasan dan penyelesaian tugas-

tugas individu siswa dengan seluruh siswa di kelas

tersebut.

15. Menghindari Penggunaan Ancaman

Hindari mengancam siswa dengan kekerasan, hukuman

ataupun nilai rendah. Bagi sebagian siswa ancaman untuk

memberi nilai rendah mungkin efektif, namun hal tersebut

bisa memicu mereka mengambil jalan pintas (mencontek).

16. Menghindari Komentar Buruk

Gunakanlah komentar yang positif dan perilaku yang

baik. Banyak siswa yang percaya diri akan performa dan

33 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

kemampuan mereka. Jangan membuat pernyataan yang negatif

kepada para siswa di kelas berkaitan dengan perilaku dan

kemampuan mereka. Guru harus selektif dalam menggunakan

kata-kata dan berbicara dalam kelas. Apabila tidak hati-

hati, kepercayaan diri siswa akan mudah jatuh.

17. Mengenali Minat Siswa-siswa

Para siswa mungkin berada dalam satu kelas, namun

mereka memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Pahamilah

siswa, bagaimana tanggapan mereka terhadap materi dan

apa minat, cita-cita, harapan dan kekhawatiran mereka.

Pergunakanlah berbagai contoh dalam pembelajaran yang

ada kaitannya dengan minat mereka untuk membuat mereka

tetap termotivasi dalam belajar.

18. Peduli dengan Siswa-siswa

Para siswa akan menunjukkan minat dan motivasi pada

para guru yang memiliki perhatian.  Perlihatkan bahwa

guru memandang para siswa sebagai layaknya manusia

normal dan perhatikan bahwa mereka mendapatkan proses

pembelajaran dan bukan hanya sekedar nilai karena hal

tersebut tercermin pada kemampuan Anda sebagai seorang

guru. Cobalah membangun hubungan yang positif dengan

para siswa dan coba kenali mereka sebagaimana guru

memperkrnalkan diri pada mereka. Sebagai contoh,

menceritakan pengalaman guru ketika masih menjadi siswa.

34 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

Selain itu, orang tua siswa juga perlu mengetahui

beberapa hal yang bisa dilakukannya untuk menumbuhkan

motivasi belajar siswa, diantaranya adalah :

a. Mengontrol perkembangan belajar anak. Orang tua

perlu menyediakan waktu untuk mengontrol kegiatan

anak.

b. Mengungkap harapan-harapan yang realistis terhadap

anak

c. Menanamkan pemahaman agama yang baik khususnya yang

terkait dengan motivasi

d. Melatih anak untuk memecahkan masalahnya sendiri,

orang tua melakukan pembimbingan seperlunya

e. Tanyakanlah keinginan dan cita-cita mereka. Berikan

dukungan terhadap keingginan dan cita-cita mereka.

Arahkan mereka untuk meraih cita-cita itu dengan

benar.

f. Menggunakan hasil evaluasi yang diberikan oleh guru

untuk menumbuhkan motivasi belajar selanjutnya.

Ketika permasalahan rendahnya motivasi sudah menjadi

permasalahan yang serius yang tidak bisa diantispasi

oleh guru sendiri atau oleh orang tua sendiri, maka

kerja sama antara guru dan orang tua harus segera

dilakukan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan di

ataranya :

a. Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada siswa,

cari faktor penyebab yang mengakibatkan rendahnya

motivasi belajar siswa, identifikasi masalahnya.

35 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

b. Mencari solusi-solusi untuk memecahkan masalah yang

terjadi pada anak. Cari masalah yang bisa diatasi

oleh guru, atau masalah yang bisa diatasi oleh

orang tua

c. Memberikan perlakuan yang tepat terhadap anak,

mereka sedang mengalami permasalahan, maka orang

tua dan guru harus mempunyai komitemen  yang tinggi

untuk tidak menambah beban mereka dengan

menyalahkan, mencemooh anak-anak.

d. Libatkan siswa untuk memecahkan permasalahannya.

Orang tua, guru dan siswa perlu duduk bersama untuk

menyelesaikan permasalahannya.

BAB V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

36 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

Dari pembahasan makalah Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui

Peningkatan Motivasi Belajar maka dapat disimpulkan antara lain

:

1. Faktor-faktor penyebab rendahnya motivasi belajar

siswa di Indonesia adalah sebagai berikut :

Rendahnya Kualitas Sarana Fisik

Rendahnya Kualitas Guru

Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan

Metode Pembelajaran Kurang Menarik

Anggapan Siswa yang Kurang Tepat

Kurikulum yang Kurang Relevan

Latar Belakang Ekonomi dan Sosial Budaya

Kemajuan Teknologi dan Informasi

Masalah Pribadi Siswa

2. Solusi bagi guru dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa adalah sebagai berikut :

Menggunakan Metode dan Kegiatan Pembelajaran yang

Variatif.

Menjadikan Siswa sebagai Peserta Aktif

Memberikan Tugas yang Menantang namun Realistis dan

Sesuai

Menciptakan Suasana Kelas yang Kondusif

Memberikan Tugas Secara Proporsional

Melibatkan Diri untuk Membantu Siswa Mencapai Hasil

Memberikan Petunjuk pada Siswa agar Sukses dalam

Belajar

Menghindari Kompetisi Antar Pribadi

37 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

Memberikan Komentar

Menghargai Kesuksesan dan Keteladanan

Antusias dalam Mengajar

Menentukan Standar yang Tinggi (namun realisitis)

bagi Seluruh Siswa

Memberikan Penghargaan untuk Memotivasi

Menciptakan Aktifitas yang Melibatkan Seluruh Siswa

dalam Kelas

Menghindari Penggunaan Ancaman

Menghindari Komentar Buruk

Mengenali Minat Siswa-siswa

Peduli dengan Siswa-siswa

4.2 Saran

Semua guru dan calon guru sebaiknya dapat

merefleksikan betapa pentingnya proses motivasi demi

kelangsungan proses belajar mengajar. Proses motivasi

inilah yang akan memperbesar peluang siswa dalam

memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Dengan

terselesaikannya masalah rendahnya motivasi siswa maka

kemajuan pendidikan dapat membawa kemajuan SDM bangsa

menuju Indonesia sejahtera.

38 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Tips Menjadi Guru Inspiratif,

Kreatif, dan Inovatif. Jogjakarta: Diva Press.

Kasim, Melani. Tanpa Tahun. Makalah Masalah Pendidikan

di Indonesia (online).

Nur, Mohamad. 2008. Pemotivasian Siswa Untuk Belajar.

Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Pusat Sains dan

Matematika Sekolah.

39 | P a g e

Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Peningkatan Motivasi Belajar

Oleh M. Ikhwan Najmi ACB 110 044

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Palangka Raya, 2011

Wardiyati, Agustin. 2006. Skripsi Hubungan Antara

Motivasi Dengan Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

(online). diakses pada tanggal 9 Desember 2011

http://belajarpsikologi.com/

http://irvanhabibali.wordpress.com/2011/06/03/meningkatkan-

motivasi-siswa-dalam-belajar/

http://muhfida.com/cara-cara-menumbuhkan-motivasi-

belajar-siswa/

http://penadeni.com/2011/06/13/159/

(Halaman diakses pada tanggal 9 Desember 2011)

40 | P a g e