Penjelasan UU Guru dan Dosen Ps 45-62

24
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN BAB V (PASAL 45 PASAL 62) Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ke-PGRI-an Dosen Pembimbing Drs. Yatmin, M. Pd. Disusun oleh : Anggota kelompok 4 1. Dhanu Priyo Nugroho 10.1.01.10.0073 2. Dini Eka Prastiwi 10.1.01.10.0086 3. Dyah Endang Purwati 10.1.01.10.0098 4. Ratna Nur Cahyaningtyas 10.1.01.10.0318 Kelas III B PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2012

Transcript of Penjelasan UU Guru dan Dosen Ps 45-62

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005

TENTANG GURU DAN DOSEN BAB V (PASAL 45 – PASAL 62)

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ke-PGRI-an

Dosen Pembimbing Drs. Yatmin, M. Pd.

Disusun oleh :

Anggota kelompok 4

1. Dhanu Priyo Nugroho 10.1.01.10.0073

2. Dini Eka Prastiwi 10.1.01.10.0086

3. Dyah Endang Purwati 10.1.01.10.0098

4. Ratna Nur Cahyaningtyas 10.1.01.10.0318

Kelas III – B

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

TAHUN 2012

PGSD-UNP KEDIRI/KE-PGRI-AN. Dhanu P./Dini E./Dyah E.P./Ratna Nur C. 2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 3

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 3

1.3 Tujuan Pembahasan ..................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penjelasan pasal 45 – pasal 62 ..................................................... 4

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan ............................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA

PGSD-UNP KEDIRI/KE-PGRI-AN. Dhanu P./Dini E./Dyah E.P./Ratna Nur C. 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dosen adalah pendidik professional dan ilmuwan dengan tugas utama

mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat. Dalam menjalankan tugas

keprofesionalannya, dosen memiliki berbagai kewajiban dan aturan-aturan

yang telah tercantum dalam UU No 40 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

tepatnya pasal 45 hingga pasal 84.

Dosen memiliki kualifikasi, kompetensi, sertifikasi, jabatan akademik,

hak, kewajiban, wajib kerja dan ikatan dinas. Salah satu kualifikasi yang

harus dimiliki oleh dosen yaitu minimal lulusan program magister untuk

program diploma atau program sarjana atau lulusan program doktor untuk

program pascsarjana.

Ketentuan lebih lanjut tentang kompetensi, sertifikasi, jabatan

akademik, hak, kewajiban, wajib kerja dan ikatan dinas akan kami bahas

lebih lanjut dalam BAB II PEMBAHASAN.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah – masalah yang akan kami bahas meliputi :

1. Bagaimanakah kulifikasi, kompetensi, sertifikasi dan jabatan akademik

yang harus dimiliki dosen ?

2. Hak dan kewajiban apa yang dimiliki dosen ?

3. Bagaimanakah ketentuan wajib kerja dan ikatan dinas bagi dosen ?

1.3 Tujuan Pembahasan

Tujuan dari pembahasan kami meliputi :

1. Kualifikasi, kompetensi, sertifikasi dan jabatan akademik yang harus

dimiliki dosen.

2. Hak dan kewajiban yang dimiliki dosen.

3. Wajib kerja dan ikatan dinas bagi dosen.

PGSD-UNP KEDIRI/KE-PGRI-AN. Dhanu P./Dini E./Dyah E.P./Ratna Nur C. 4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penjelasan Pasal 45 – Pasal 62

BAB V

DOSEN

Bagian Kesatu

Kualifikasi, Kompetensi, Sertifikasi, dan Jabatan Akademik

Pasal 45

Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,

sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang

dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Pasal 46

1. Kualifikasi akademik dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45

diperoleh melalui pendidikan tinggi program pascasarjana yang

terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian.

2. Dosen memiliki kualifikasi akademik minimum:

a. lulusan program magister untuk program diploma atau program

sarjana; dan

b. lulusan program doktor untuk program pascasarjana.

3. Setiap orang yang memiliki keahlian dengan prestasi luar biasa dapat

diangkat menjadi dosen.

4. Ketentuan lain mengenai kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dan ayat (2) dan keahlian dengan prestasi luar biasa sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) ditentukan oleh masing-masing senat akademik

satuan pendidikan tinggi.

Dosen harus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,

sehat jasmani dan rohani. Kualifikasi akademik bagi minimum dosen yaitu

lulusan program magister untuk program sarjana dan lulusan doktor untuk

program pascasarjana. Setiap orang dapat diangkat menjadi dosen jika memiliki

keahlian dengan prestasi yang luar biasa. Ketentuan lebih lanjut tentang

kualifikasi akademik dan lain-lain ini ditentukan oleh masing-masing senat

(dewan perwakilan) akademik satuan pendidikan tinggi.

PGSD-UNP KEDIRI/KE-PGRI-AN. Dhanu P./Dini E./Dyah E.P./Ratna Nur C. 5

Pasal 47

1. Sertifikat pendidik untuk dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45

diberikan setelah memenuhi syarat sebagai berikut:

a. memiliki pengalaman kerja sebagai pendidik pada perguruan tinggi

sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;

b. memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya asisten ahli; dan

c. lulus sertifikasi yang dilakukan oleh perguruan tinggi yang

menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan pada

perguruan tinggi yang ditetapkan oleh Pemerintah.

2. Pemerintah menetapkan perguruan tinggi yang terakreditasi untuk

menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan sesuai dengan

kebutuhan.

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikat pendidik untuk dosen

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan penetapan perguruan tinggi yang

terakreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan

Pemerintah.

Sertifikat dosen adalah pemberian sertifikat pendidik untuk dosen.

Sertifikasi dosen diikuti oleh dosen yang memiliki 1. Kualifikasi akademik paling

rendah S2 atau setara, 2. Memiliki pengalaman kerja paling sedikit 2 tahun secara

berturut-turut sebagai dosen tetap pada PT tempat yang bertugas saat diusulkan,

dan 3. Jabatan akademik paling rendah yaitu sebagai Asisten Ahli. Sertifikasi

dosen dilaksanakan melalui uji kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio.

Dosen yang lulus akan mendapatkan sertifikat pendidik. Sedangkan dosen yang

tidak lulus dapat melakukan kegiatan pengembangan profesionalisme paling

sedikit 1 tahun dan dapat mengikuti sertifikasi kembali pada program sertifikasi

periode berikutnya.

Sertifikasi dosen diselenggarakan oleh perguruan tinggi terakreditasi yang

ditetapkan oleh menteri. Perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi dosen wajib

memberikan Nomor Pokok Peserta Sertifikasi, wajib melaporkan kepada Direktur

Jendral mengenai jumlah, perubahan jumlah dan kelulusan peserta sertifikasi,

untuk selanjutnya Direktur Jendral menetapkan nomor registrasi dosen

bersertifikat atas dasar laporan tersebut.

Sertifikat pendidik untuk dosen ini berlaku selama yang bersangkutan

melaksanakan tugas sebagai dosen dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 48

1. Status dosen terdiri atas dosen tetap dan dosen tidak tetap.

PGSD-UNP KEDIRI/KE-PGRI-AN. Dhanu P./Dini E./Dyah E.P./Ratna Nur C. 6

2. Jenjang jabatan akademik dosen-tetap terdiri atas asisten ahli, lektor, lektor

kepala, dan profesor.

3. Persyaratan untuk menduduki jabatan akademik profesor harus memiliki

kualifikasi akademik doktor.

4. Pengaturan kewenangan jenjang jabatan akademik dan dosen tidak-tetap

ditetapkan oleh setiap satuan pendidikan tinggi sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Dosen tetap adalah dosen yang bekerja penuh waktu yang berstatus sebagai

tenaga pendidik tetap pada satuan pendidikan tinggi tertentu. Sedangkan dosen

tidak tetap adalah dosen yang tidak bekerja penuh waktu yang berstatus sebagai

tenaga pendidik tidak tetap pada satuan pendidikan tinggi tertentu.

Jabatan Pangkat Golongan

Asisten Ahli Penata Muda III/a

Penata Muda Tk. I III/b

Lektor Penata III/c

Penata Tk.I III/d

Lektor Kepala Pembina IV/a

Pembina Tk. I IV/b

Pembina Utama Muda IV/c

Guru Besar atau Profesor Pembina Utama Madya IV/d

Pembina Utama IV/e

Untuk menjadi seorang profesor, dosen haruslah memiliki kualifikasi

akademik doktor yang dapat diperoleh melalui program pascasarjana.

Pasal 49

1. Profesor merupakan jabatan akademik tertinggi pada satuan pendidikan

tinggi yang mempunyai kewenangan membimbing calon doktor.

Profesor adalah seorang guru senior, dosen dan/atau peneliti yang biasanya

dipekerjakan oleh lembaga-lembaga/institusi pendidikan perguruan tinggi ataupun

universitas.

2. Profesor memiliki kewajiban khusus menulis buku dan karya ilmiah serta

menyebarluaskan gagasannya untuk mencerahkan masyarakat.

Kewajiban khusus bagi profesor (1) menulis buku, (2) menghasilkan karya

ilmiah, (3) menyebarluaskan gagasan.Tugas melaksanakan kewajiban khusus bagi

profesor tidak menambah beban tugas profesor (12 SKS) tetapi merupakan bagian

dari tugas yang wajib dipilih oleh profesor. Kewajiban khusus yang wajib dipilih

PGSD-UNP KEDIRI/KE-PGRI-AN. Dhanu P./Dini E./Dyah E.P./Ratna Nur C. 7

ini paling sedikit sepadan dengan 3 (empat) SKS setiap tahun. Seorang profesor

dalam tiga tahun wajib melaksanakan ketiga kewajiban khususnya.

a. Tugas melakukan pendidikan merupakan tugas di bidang pendidikan dan

pengajaran yang dapat berupa

a) Melaksanakan perkuliahan/tutorial dan menguji serta

menyelenggarakan kegiatan pendidikan di laboratorium, praktik

keguruan, praktik bengkel/studio/kebun percobaan/teknologi

pengajaran;

b) Membimbing seminar Mahasiswa;

c) Membimbing kuliah kerja nyata (KKN), praktik kerja nyata (PKN),

praktik kerja lapangan (PKL);

d) Membimbing tugas akhir penelitian mahasiswa termasuk

membimbing, pembuatan laporan hasil penelitian tugas akhir;

e) Penguji pada ujian akhir

f) Membina kegiatan mahasiswa di bidang akademik dan

kemahasiswaan;

g) Mengembangkan program perkuliahan;

h) Mengembangkan bahan pengajaran;

i) Menyampaikan orasi ilmiah;

j) Membina kegiatan mahasiswa di bidang akademik dan

kemahasiswaan.

k) Membimbing Dosen yang lebih rendah jabatannya;

l) Melaksanakan kegiatan detasering dan pencangkokan dosen.

b. Tugas melakukan penelitian merupakan tugas di bidang penelitian dan

pengembangan karya ilmiah yang dapat berupa

a) Menghasilkan karya penelitian;

b) Menerjemahkan/menyadur buku ilmiah;

c) Mengedit/menyunting karya ilmiah;

d) Membuat rancangan dan karya teknologi;

e) Membuat rancangan karya seni.

c. Tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat dapat berupa

a) Menduduki jabatan pimpinan dalam lembaga pemerintahan/pejabat

negara sehingga harus dibebaskan dari jabatan organiknya;

b) Melaksanakan pengembangan hasil pendidikan dan penelitian yang

dapat dimanfaatkan oleh masyarakat;

c) Memberi latihan/penyuluhan/penataran pada masyarakat;

d) Memberi pelayanan kepada masyarakat atau kegiatan lain yang

menunjang pelaksanaan tugas umum pemerintah dan pembangunan;

e) Membuat/menulis karya pengabdian kepada masyarakat.

d. Tugas penunjang tridharma perguruan tinggi dapat berupa

a) Menjadi anggota dalam suatu panitia/badan pada perguruan tinggi;

b) Menjadi anggota panitia/badan pada lembaga pemerintah;

c) Menjadi anggota organisasi profesi;

d) Mewakili perguruan tinggi/lembaga pemerintah duduk dalam panitia

antar lembaga;

e) Menjadi anggota delegasi nasional ke pertemuan internasional;

PGSD-UNP KEDIRI/KE-PGRI-AN. Dhanu P./Dini E./Dyah E.P./Ratna Nur C. 8

f) Berperan serta aktif dalam pertemuan ilmiah;

g) Mendapat tanda jasa/penghargaan;

h) Menulis buku pelajaran SLTA kebawah;

i) Mempunyai prestasi di bidang olahraga/kesenian/sosial.

3. Profesor yang memiliki karya ilmiah atau karya monumental lainnya yang

sangat istimewa dalam bidangnya dan mendapat pengakuan internasional

dapat diangkat menjadi profesor paripurna.

4. Pengaturan lebih lanjut mengenai profesor paripurna sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh setiap perguruan tinggi sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Sudah jelas bahwa professor yang memiliki karya yang sangat istimewa

dalam bidangnya dan karya tersebut mendapatkan pengakuan internasional bisa

diangkat menjadi profesor paripurna.

Pasal 50

1. Setiap orang yang memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 mempunyai kesempatan yang sama

untuk menjadi dosen.

Kualifikasi Akademik

Dosen harus memiliki kualifikasi akademik yang diperoleh melalui

pendidikan tinggi program pascasarjana yang terakreditasi sesuai dengan bidang

keahlian, minimum :

a. Lulusan program magister untuk program diploma atau program

sarjana

b. Lulusan program doktor untuk program pascasarjana.

Kompetensi Dosen

Dalam proses pencarian dan pengembangan ilmu sendiri, maka dosen juga

dituntut untuk melakukan penelitian dan mempublikasikan hasil penelitiannya,

kecuali itu juga mampu berinteraksi dengan masyarakat dengan kompetensi yang

dimilikinya. Itulah esensi tri dharma perguruan tinggi.

Kompetensi dosen dapat dilihat dari manajemen kompetensi dosen berikut

ini :

a. Perguruan Tinggi akan maju jika didukung oleh dosen-dosen yang

kompeten dalam bidangnya.

b. Kompetensi dapat diartikan ciri-ciri pengetahuan, keterampilan dan

kepribadian yang diperlukan untuk mencapai performansi yang tinggi.

Kompetensi = Kemam-puan bertindak cerdas dan bertanggung-jawab.

c. Kompetensi itu diperoleh dengan mengidentifikasi ciri-ciri dosen yang

berperformansi tinggi untuk dibandingkan dengan ciri-ciri dosen yang

berperformansi rata-rata.

PGSD-UNP KEDIRI/KE-PGRI-AN. Dhanu P./Dini E./Dyah E.P./Ratna Nur C. 9

d. Untuk dapat bersaing PT perlu memiliki ”kompetensi inti” yang dapat

diandalkan (= Kompetensi Inti PT).

e. Kompetensi inti itu harus ditentukan sendiri oleh pimpin-an PT yang

bersangkutan, dengan menterjemahkan visi, misi dan tujuan-tujuan PT

menjadi bentuk-bentuk kompetensi PT.

f. Untuk memelihara dan mengembangkan kompetensi-kompetensi inti,

dibutuhkan SDM yang dapat mendu-kung terwujudnya kompetensi itu.

g. Kompetensi-kompetensi inti PT itu kemudian diter-jemahkan ke dalam

kompetensi individu, yang ”wajib” dimiliki oleh semua dosen PT itu,

sesuai dengan pekerjaan, tugas dan kewajiban masing-masing.

h. Jadi kompetensi individu harus merupakan penjabar-an dari

Kompetensi Inti PT, agar pengembangan SDM dan kompetensi

individu benar-benar relevan dengan kepentingan pencapaian tujuan-

tujuan PT.

2. Setiap orang, yang akan diangkat menjadi dosen sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), wajib mengikuti proses seleksi.

Seleksi Dosen

a. Syarat Umum

a) Warga Negara Indonesia (WNI)

b) Berusia 18 (delapan belas) tahun dan maksimal 35 (tiga puluh lima)

tahun pada tanggal 1 Desember 2012.

c) Bagi pelamar yang berusia lebih dari 35 tahun dan belum berusia 40

tahun harus memiliki masa kerja minimal 5 (lima) tahun pada 17 April

2002 pada instansi pemerintah dan/atau lembaga swasta yang berbadan

hukum yang menunjang kepentingan nasional dan sampai saat ini

masih bekerja secara terus menerus, yang dibuktikan dengan fotokopi

surat keputusan pengangkatan pertama dan surat keterangan bahwa

sampai saat ini masih bertugas (minimal 15 tahun 8 bulan per 1

Desember 2012).

d) Sehat jasmani, rohani dan bebas NARKOBA.

e) Berkelakuan baik dan tidak pernah dihukum penjara atau kurungan

berdasarkan putusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap.

f) Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan

sendiri atau tidak dengan hormat sebagai PNS/ Anggota TNI/Polri atau

diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai swasta. Tidak

berkedudukan sebagai CPNS atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan

tidak sedang menjalani perjanjian /kontrak kerja/ikatan dinas pada

instansi lain.

g) Bagi calon dosen ijazah yang dimiliki antara jenjang S1 ,S2, maupun

S3 harus linier

b. Syarat Khusus

Persyaratan khusus atau persyaratan lain yang berkaitan dengan

pendaftaran CPNS dapat dilihat pada masing-masing Perguruan Tinggi

yang dituju.

PGSD-UNP KEDIRI/KE-PGRI-AN. Dhanu P./Dini E./Dyah E.P./Ratna Nur C. 10

3. Setiap orang dapat diangkat secara langsung menduduki jenjang jabatan

akademik tertentu berdasarkan hasil penilaian terhadap kualifikasi

akademik, kompetensi, dan pengalaman yang dimiliki.

Bahwa setiap orang dapat langsung diangkat dan menduduki jabatan

akademik yaitu asisten ahli, lektor, lektor kepala, guru besar/ profesor

berdasarkan kualifikasi akademik, kompetensi dan pengalaman kerja yang

dimiliki.

Jabatan Pangkat Golongan

Asisten Ahli Penata Muda III/a

Penata Muda Tk. I III/b

Lektor Penata III/c

Penata Tk.I III/d

Lektor Kepala Pembina IV/a

Pembina Tk. I IV/b

Pembina Utama Muda IV/c

Guru Besar atau Profesor Pembina Utama Madya IV/d

Pembina Utama IV/e

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) dan pengangkatan serta penetapan jenjang jabatan akademik tertentu

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditentukan oleh setiap satuan

pendidikan tinggi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Seleksi Dosen

Syarat Umum

1. Warga Negara Indonesia (WNI)

2. Berusia 18 (delapan belas) tahun dan maksimal 35 (tiga puluh

lima) tahun pada tanggal 1 Desember 2012.

3. Bagi pelamar yang berusia lebih dari 35 tahun dan belum berusia

40 tahun harus memiliki masa kerja minimal 5 (lima) tahun pada

17 April 2002 pada instansi pemerintah dan/atau lembaga swasta

yang berbadan hukum yang menunjang kepentingan nasional dan

sampai saat ini masih bekerja secara terus menerus, yang

dibuktikan dengan fotokopi surat keputusan pengangkatan pertama

dan surat keterangan bahwa sampai saat ini masih bertugas

(minimal 15 tahun 8 bulan per 1 Desember 2012).

4. Sehat jasmani, rohani dan be bas NARKOBA.

5. Berkelakuan baik dan tidak pernah dihukum penjara atau kurungan

berdasarkan putusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum

tetap.

PGSD-UNP KEDIRI/KE-PGRI-AN. Dhanu P./Dini E./Dyah E.P./Ratna Nur C. 11

6. Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan

sendiri atau tidak dengan hormat sebagai PNS/ Anggota TNI/Polri

atau diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai

swasta. Tidak berkedudukan sebagai CPNS atau Pegawai Negeri

Sipil (PNS) dan tidak sedang menjalani perjanjian /kontrak

kerja/ikatan dinas pada instansi lain.

7. Bagi calon dosen ijazah yang dimiliki antara jenjang S1 ,S2,

maupun S3 harus linier

Syarat Khusus

Persyaratan khusus atau persyaratan lain yang berkaitan dengan

pendaftaran CPNS dapat dilihat pada masing-masing Perguruan Tinggi

yang dituju.

Bagian Kedua

Hak dan Kewajiban

Pasal 51

1. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dosen berhak:

a. memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan

jaminan kesejahteraan sosial;

b. mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan

prestasi kerja;

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dosen berhak mendapatkan

penghasilan di atas kebutuhan minimum dan jaminan kesejahteraan sosial yang

berupa gaji, promosi seperti kenaikan pangkat/jabatan akademik, dan penghargaan

sesuai tugas dan prestasinya.

Pengahargaan ini diberikan untuk dosen berprestasi, berdedikasi luar biasa,

dan/atau bertugas di daerah khusus. Dosen berprestasi yang dimaksud yaitu dosen

yang :

a. Menghasilkan mahasiswa berprestasi akademik atau non-akademik di

tingkat nasional dan/ atau internasional;

b. Mengarang atau menyusun naskah buku yang diterbitkan oleh

lembaga resmi;

c. Menghasilkan karya kreatif atau inovatif yang diakui bauk pada

tingkat daerah, nasional dan/ atau internasional;

d. Memperoleh hak atas kekayaan intelektual;

e. Memperoleh penghargaan di bidang ilmu pengetahuan,teknologi, seni,

budaya, dan/ atau olahraga;

f. Menghasilkan karya tulis yang diterbitkan di jurnal nasional yang

terakreditasi dan/ atau jurnal yang mempunyai reputasi intternasional;

g. Menjalankan tugas dan kewajiban sebagai dosen dengan dedikasi

yang baik; atau

PGSD-UNP KEDIRI/KE-PGRI-AN. Dhanu P./Dini E./Dyah E.P./Ratna Nur C. 12

h. Menghasilkan capaian kinerja melampaui target yang ditetapkan

Satuan pendidikan Tinggi.

Dosen yang berdedikasi luar biasa adalah dosen yang menjalankan tugasnya

dengan komitmen, pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran yang jauh melampaui

tuntutan tangung jawab yang ditetapkan dalam penugasan.Penghargaan pada

dosen dapat diberikan dalam bentuk tanda jasa bagi dosen yang memiliki

pengabdian dan kesetiaan terhadap NKRI, kenaikan pangkat istimewa bagi dosen

yang berprestasi dan dedikasi luar biasa selama masa kariernya, finansial, piagam,

dan/ atau bentuk penghargaan lain diberikan pada dosen yang memiliki prestasi

yang diakui oleh satuan pendidikan tertinggi, bupati atau walikota, gubernur,

menteri dan presiden.

c. memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas

kekayaan intelektual;

Dosen berhak mendapat perlindungan dalam melaksanakan tugas dalam

bentuk rasa aman jaminan keselamatan dari Pemerintah, pemerintah daerah,

penyelenggara pendidikan tinggi atau satuan pendidikan tinggi, organisasi profesi,

dan/ atau masyarakat sesuai dengan kewenanggannya. Perlindungan yang

dimaksud adalah 1. perlindungan hukum dari tindak kekerasan, ancaman,

perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari pimpinan

perguruan tinggi, mahasiswa, orang tua mahasiswa, mayarakat, birokrasi, dan/

atau pihak lain. 2. Perlindungan profesi terhadap pemutusan hubungan kerja yang

tidak sesuai dengan peraturan perundang- undangan, pemberian imbalan yang

tidakwajar, pembatasan dalam menyampaikan pandangan, pelecehan terhadap

profesi, dan pembatasan atau pelanggaran lain yang dapat menghambat dosen

dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, 3. Perlindungan keselamatan dan

kesehatan kerja dari penyelenggara pendidikan tingi atau satuan pendidikan tinggi

terhadap risiko gangguan keamanan kerja, kecelakan kerja, kebakaran pada waktu

kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, dan/atau risiko lain.

Dalam rangka kegiatan akademik, dosen mendapat perlindungan untuk

menggunakan data dan sumber yang dikatagorikan terlarang (dilakukan sesuai

dengan kaidah keilmuan, dengan tetap menjaga kerahasiannya dan tidak

menimbulkan kerugian Negara atau pihak lain) sesuai dengan ketentuan

perundang- undangan. Hak atas kekayaan intelektual meliputi hak cipta, hak

paten, hak merek, hak desain industri, hak rahasia dagang, dan hak desain tata

letak sirkuit terpadu atas segala bentuk karya akademik dan/ atau profesional.

d. memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, akses sumber

belajar, informasi, sarana dan prasarana pembelajaran, serta

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;

Dosen memperoleh kesempatan meningkatkan kompetensi (mendapatkan

pendidikan lanjut, mengikuti pendidikan dan pelatihan, seminar, lokakarya, seta

kegiatan lain yang sejenis), akses ke sumber belajar, akses ke sumber informasi,

akses ke sarana prasarana pembelajaran (menggunakan sumber- sumber informasi

yang belum terbuka untuk umum dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan,

PGSD-UNP KEDIRI/KE-PGRI-AN. Dhanu P./Dini E./Dyah E.P./Ratna Nur C. 13

teknologi, seni, dan/atau olahraga), serta kesempatan melakukan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat (memanfaatkan sumber daya pendidikan) dari

Pemerintah, Pemerintah Daerah, penyelenggara pendidikan tinggi atau satuan

pendidikan tinggi, oranisasi profesi, dan/ atau masyarakat sesuai dngan

kewenangan masing- masing.

e. memiliki kebebasan akademik, mimbar akademik, dan otonomi

keilmuan;

Dosen memiliki kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik

(kebebasan yang dimiliki dosen untuk melaksanakan kegiatan akademik yang

terkait dengan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan/ atau olahraga secara mandiri dan tanggung jawab) yang

memungkinkan dosen menyampaikan pikiran dan pendapat akademik dalam

forum akademik yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan tinggi, sesuai

dengan kaidah keilmuan, norma, dan nilai, dan otonomi keilmuan (kemandirian

dan kebebasan suatu cabang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan/ atau

olahraga yang melekat pada kekhasan atau keunikan cabang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan/ atau olahraga dalam mengungkap, menemukan, dan/

atau mempertahankan kebenaran menurut paradigma keilmuannya untuk

menjamin pertumbuhan ilmu secara berkelanjutan).

f. memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan menentukan

kelulusan peserta didik; dan

Dosen memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian yang dilakukan

dosen secara objektif, transparan, dan akuntabel dan menentukan kelulusan

mahasiswa sesuai dengan kriteria dan prosedur yang ditetapkan oleh perguruan

tinggi dan peratuan perundang- undangan.

g. memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi

profesi/organisasi profesi keilmuan.

Dosen memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi atau

organisasi profesi keilmuan yang tidak mengganggu pelaksanaan tridharma

perguruan tinggi yang menjadi tanggungjawab keprofesionalan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang- undangan.

1. Ketentuan lebih lanjut mengenai hak dosen sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 52

1. Penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 51 ayat (1) huruf a meliputi gaji pokok, tunjangan yang

melekat pada gaji, serta penghasilan lain yang berupa tunjangan profesi,

tunjangan fungsional, tunjangan khusus, tunjangan kehormatan, serta

maslahat tambahan yang terkait dengan tugas sebagai dosen yang

ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi.

PGSD-UNP KEDIRI/KE-PGRI-AN. Dhanu P./Dini E./Dyah E.P./Ratna Nur C. 14

2. Dosen yang diangkat oleh satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan

oleh Pemerintah atau pemerintah daerah diberi gaji sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

3. Dosen yang diangkat oleh satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan

oleh masyarakat diberi gaji berdasarkan perjanjian kerja atau kesepakatan

kerja bersama.

Dosen berhak atas gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta

penghasilan lain yang berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan

khusus, tunjangan kehormatan, serta maslahat tambahan yang terkait dengan tugas

sebagai dosen yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi.

Gaji Pokok adalah hak yang diterima dosen atas pekerjaannya dari penyelenggara

pendidikan tinggi atau satuan pendidikan tinggi dalam bentuk finansial secara

berkala sesuai dengan peraturan perundang-undang.

Pemberian gaji ini berdasarkan pada pengangkatannya. Maksudnya yaitu

gaji untuk dosen yang diangkat oleh satuan pendidikan tinggi yang

diselenggarakan oleh Pemerintah/ pemerintah daerah ditentukan berdasarkan

perundang-undangan, sedangkan gaji dosen yang diangkat oleh satuan pendidikan

tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat diberi gaji berdasarkan perjanjian

kerja atau kesepakatan kerja bersama.

Pasal 53

1. Pemerintah memberikan tunjangan profesi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 52 ayat (1) kepada dosen yang telah memiliki sertifikat pendidik yang

diangkat oleh penyelenggara pendidikan dan/atau satuan pendidikan tinggi

yang diselenggarakan oleh masyarakat.

2. Tunjangan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setara

dengan 1 (satu) kali gaji pokok dosen yang diangkat oleh Pemerintah pada

tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama.

3. Tunjangan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan

dalam anggaran pendapatan dan belanja negara.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tunjangan profesi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemesrintah.

Tunjangan Profesi

1) Tunjangan profesi diberikan kepada dosen yang memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

a. Memiliki sertifikat pendidik yang telah diberi nomor registrasi

dosen oleh Departemen

b. Melaksanakan tridharma perguruan tinggi dengan beban kerja

paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) SKS dan paling

PGSD-UNP KEDIRI/KE-PGRI-AN. Dhanu P./Dini E./Dyah E.P./Ratna Nur C. 15

banyak 16 (enam belas) SKS pada setiap semester sesuai dengan

kualifikasi akademiknya dengan ketentuan:

2) Beban kerja pendidikan dan penelitian paling sedikit sepadan

dengan 9 (sembilan) SKS yang dilaksanakan di perguruan

tinggi yang bersangkutan; dan

3) Beban kerja pengabdian kepada masyarakat dapat dilaksanakan

melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang bersangkutn atau

melalui lembaga lain;

c. Tidak terikat sebagai tenaga tetap pada lembaga lain di luar satuan

pendidikan tinggi tempat yang bersangkutan bertugas;

d. Terdaftar pada Departemen sebagai dosen tetap;dan

e. Berusia aling tinggi:

1) 65 (enam puluh lima); atau

2) 70 (tujuh puluh) tahun bagi dosen dengan jabatan profesor

yang mendapat perpanjangan masa tugas sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang- undangan.

2) Menteri dapat menetapkan ketentuan batas usia lebih ttinggi dari 65

(enam puluh lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e

angka 1) untuk dosen yang:

a. Bertugas pada satuan pendidikan tinggi di daerah khusus;

b. Berkeahlian khusus; atau

c. Dibutuhkan atas dasar pertimbanagan kepentingan nasional.

3) Dosen tetap yang mendapat penugasan sebagai pimpinan perguruan

tinggi yang bersangkutan sampai dengan tingkat jurusan tetap

memperoleh tunjangan profesi sepanjang yang bersangkutan

melaksanakan darma pendidikan paling sedikit sepadan dengan 3 (tiga)

SKS di perguruan tinggi yang bersangkutan.

4) Menteri dapat menetapkan persyaratan pemberian tunjangan profesi

yang brbeda dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (3), untuk pemegang sertifikat pendidik yang bertugas:

a. Pada program pendidikan di daerah khusus; atau

b. Sebagai pengampu bidang keahlian khusus.

5) Tunjangan profesi bagi dosen dialokasikan melalui Anggaran

Pendapatan Belanja Negara.

Pasal 54

1. Pemerintah memberikan tunjangan fungsional sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 52 ayat (1) kepada dosen yang diangkat oleh Pemerintah.

PGSD-UNP KEDIRI/KE-PGRI-AN. Dhanu P./Dini E./Dyah E.P./Ratna Nur C. 16

2. Pemerintah memberikan subsidi tunjangan fungsional sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 52 ayat (1) kepada dosen yang diangkat oleh satuan

pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

3. Tunjangan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan

dalam anggaran pendapatan dan belanja negara.

Tunjangan Fungsional diberikan kepada dosen yang diangkat oleh

pemerintah, dan memberikan subsidi tunjangan fungsional kepada dosen

yang diangkat oleh satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh

masyarakat. Tunjangan ini dialokasikan dalam anggaran pendapatan

Negara.

Pasal 55

1. Pemerintah memberikan tunjangan khusus sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 52 ayat (1) kepada dosen yang bertugas di daerah khusus.

2. Tunjangan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setara

dengan 1 (satu) kali gaji pokok dosen yang diangkat oleh Pemerintah atau

pemerintah daerah pada tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama.

3. Tunjangan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan

dalam anggaran pendapatan dan belanja negara.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tunjangan khusus sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Tunjangan Khusus

1) Dosen yang diangkat oleh pemerintah atau penyelenggara pendidikan

tinggi atau satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan masyarakat

dan ditugaskan oleh Pemerintah pada perguruan tinggi di daerah

khusus berhak memperoleh tunjangan khusus yang ditanggung oleh

Pemerintah

2) Tunjangan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan

melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

3) Tunjangan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan

kepada dosen hanya apabila yang bersangkutan melaksanakan

kewajibannya sebagai dosen sesuai dengan ketentusn peraturan

perundang-undangan.

4) Penetapan dan rincian kewajiban sebagai dosen, serta evaluasi secara

periodik mengenai tunjangan khusus di daerah khusus diatur dengan

Peraturan Menteri.

PGSD-UNP KEDIRI/KE-PGRI-AN. Dhanu P./Dini E./Dyah E.P./Ratna Nur C. 17

Pasal 56

1. Pemerintah memberikan tunjangan kehormatan kepada profesor yang

diangkat oleh penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan tinggi

setara 2 (dua) kali gaji pokok profesor yang diangkat oleh Pemerintah pada

tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama.

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai tunjangan kehormatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Tunjangan Kehormatan tunjangan khusus yang ditanggung oleh

Pemerintah.

1) Pemerintah memberikan tunjangan kehormatan kepada prosedur yang

diangkat oleh penyelenggara pendidikan tinggi atau satuan pendidikan

tinggi setara 2 (dua) kali gaji pokok profesor yang diangkat oleh

Pemerintah pada tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama.

2) Penyelenggra pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat(1)

mencangkup Pemerintah dan masyarakat.

3) Satuan pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mencangkup satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh

Pemerintah dan satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh

masyarakat.

4) Tunjangan kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan

kepada profesor yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Memiliki sertifikat pendidik yang telah diberi nomor registrasi

dosen Departemen;

b. Melaksanakan tri dharma perguruan tinggi dengan beban kerja

paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) SKS dan paling

banyak 16 (enam belas) SKS pada setiap semester sesuai dengan

kualifikasi akademiknya dengan ketentuan:

1) Beban kerja pendidikan dan penelitian paling sedikit sepadan

dengan 9 (sembilan) SKS yang dilaksanakan di perguruan

tinggi yang bersangkutan; dan

2) Beban kerja pengabdian kepada masyarakat dapat dilaksanakan

melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang

diselngarakan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan atau

melalui lembaga lain;

c. tidak terikat sebagai tenaga tetap pada lembaga lain di luar satuan

pendidikan tinggi tempat yang bersangkutan bertugas;

d. terdaftar pada Departemen sebagai dosen tetap; dan

e. berusia paling tinggi:

1) 65 (enam puluh lima) tahun; atau

PGSD-UNP KEDIRI/KE-PGRI-AN. Dhanu P./Dini E./Dyah E.P./Ratna Nur C. 18

2) 70 (tujuh puluh) tahun bagi dosen dengan jabatan profesor

yang mendapat perpanjangan masa tugas sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Profesor yang mendapat penugasan sebagai pimpinan perguruan tinggi

yang besangkutan sampai dengan tingkat jurusan, program studi, atau

nama lain yang sejenis, memperoleh tunjangan kehormatan sepanjang

yang bersangkutan melaksanakan dharma pendidikan paling sedikit

sepadan dengan 3 (tiga) SKS di perguruan tinggi yang bersangkutan.

(3) Tunjangan kehormatan profesor sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tunjangan kehormatan profesor diatur

dengan Peraturan Menteri.

Pasal 57

1. Maslahat tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (1)

merupakan tambahan kesejahteraan yang diperoleh dalam bentuk

tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, dan penghargaan

bagi dosen, serta kemudahan untuk memperoleh pendidikan bagi putra dan

putri dosen, pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain.

2. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menjamin terwujudnya maslahat

tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai maslahat tambahan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Serta Maslahat tambahan yang terkait dengan tugas sebagai dosen yang

ditetapkan dengan prinsip penghargan atas dasar prestasi.

(1) Pemerintah menjamin terwujudnya maslahat tambahan kepada dosen

yang diangkat oleh Pemerintah, penyelenggara pendidikan tinggi atau

satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan masyarakat.

(2) Maslahat tambahan sebagaimana dimaksud pad ayat (1) diberikan

dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi.

(3) Prestasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi keunggulan

dalam:

a. Menghasilkan mahasiswa berprestasi akademik atau nonakademik

di tingkat nasional dan/ atau internasional;

b. Mengarang atau menyusun naskah buku yang diterbitkan oleh

lembaga resmi;

PGSD-UNP KEDIRI/KE-PGRI-AN. Dhanu P./Dini E./Dyah E.P./Ratna Nur C. 19

c. Menghasilkan karya kreatif atau inovatif yang diakui bauk pada

tingkat daerah, nasional dan/ atau internasional;

d. Memperoleh hak atas kekayaan intelektual;

e. Memperoleh penghargaan di bidang ilmu pengetahuan,teknologi,

seni, budaya, dan/ atau olahraga;

f. Menghasilkan karya tulis yang diterbitkan di jurnal nasional yang

terakreditasi dan/ atau jurnal yang mempunyai reputasi

intternasional;

g. Menjalankan tugas dan kewajiban sebagai dosen dengan dedikasi

yang baik; atau

h. Menghasilkan capaian kinerja melampaui targetyang ditetapkan

Satuan pendidikan Tinggi.

(4) Pemberian setiapbentuk maslahat tambahan diprioritaskan kepada

dosen yang belum memperoleh maslahat tambahan.

(5) Maslahat tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

dapat diberikan kepada dosen yang memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

a. Memilii sertifikat pendidik yang telah diberi nomor registrasi

dosen oeh dpartemen;

b. Melaksanakan tridharma perguruan tinggi dengan beban kerja aling

sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) SKS dan paling banyak 16

(enam belas) SKS pada setiap semestersesuai dengan kualifikasi

akademiknyadengan ketentuan:

1) Beban kerja pendidikan dan penelitian paling sedikit sepadan

dengan 9 (sembilan) SKS yang dilaksanakan di perguruan

tinggi yang bersangkutan; dan

2) Beban kerja pengabdian kepada masyarakat dapat dilaksanakan

melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan atau

melalui lembaga lain.

c. Tidak terikat sebagai tenaga tetap pada lembaga lain di luar satuan

pendidikan tinggi tempat yang bersangkutan bertugas; dan

d. Berusia aling tinggi:

1) 65 (enam puluh lima) tahun; atau

2) 70 (tujuh puluh) tahun bagi dosen dengan jabatan profesoryang

mendapat perpanjangan masa tugas.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan penilaian prestasi dosen

sebagaimana dimaksud ada ayat (3) ditetapkan oleh satuan pendidikan

tinggi sesuai dngan ketentuan peraturan perundang- undangan.

PGSD-UNP KEDIRI/KE-PGRI-AN. Dhanu P./Dini E./Dyah E.P./Ratna Nur C. 20

Pasal 58

Dosen yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan atau satuan

pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat berhak memperoleh

jaminan sosial tenaga kerja sesuai peraturan perundang-undangan.

Jaminan sosial tenaga kerja ini merupakan suatu perlindungan sosial yang

mejadi hak setiap pekerja utamanya dosen. Jaminan sosial yang diterima oleh

dosen contohnya yaitu Taspen (Tabungan Pensiun) yang sesuai dengan Undang-

undang Nomor 11 tahun 1956 tentang Pembelanjaan Pensiun, Undang-undang

Nomor 11 tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda,

Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, dan

Undang-undang Nomor 43 tahun 1999 tentang Perubahan atas UU Nomor 8 tahun

1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian. Contoh yang lain yaitu Askes (Asuransi

Kesehatan).

Pasal 59

1. Dosen yang mendalami dan mengembangkan bidang ilmu langka berhak

memperoleh dana dan fasilitas khusus dari Pemerintah dan/atau

pemerintah daerah.

Contoh nyata dari ayat ini yaitu saat dosen melakukan penelitian tentang

pemanfaatan limbah smpah untuk dijadikan sumber listrik. Pada penelitian

tersebut, dosen berhak memanfaatkan fasilitas

2. Dosen yang diangkat oleh Pemerintah di daerah khusus, berhak atas rumah

dinas yang disediakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai

dengan kewenangan.

Dosen yang ditempatkan di daerah khusus berhak mendapatkan hak

berupa rumah dinas yang disediakan oleh pemerintah.

Pasal 60

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dosen berkewajiban:

a. melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;

Dosen berkewajiban untuk melakukan usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa aktif

mengembangkan potensinya,baik dari segi agama, pengendalian, kecerdasan

hingga keterampilan. Doswn juga wajib meneliti perkembangan pendidikan yang

ada di sekitarnya, seperti apa yang dilakukan dosen kita beberapa waktu yang lalu

yang melakukan penelitian terhadap suatu Sekolah Dasar. Dosen juga

berkewajiban untuk melakukan pengabdian terhadap masyarakat, misalnya dalam

mendiskusikan perkembangan pendidikan di wilayah tertentu dengan ikut

memikirkan peecahan masalah-masalah pendidikan.

PGSD-UNP KEDIRI/KE-PGRI-AN. Dhanu P./Dini E./Dyah E.P./Ratna Nur C. 21

b. merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan

mengevaluasi hasil pembelajaran;

Dosen berkewajiban membuat perencanaan pembelajaran sejenis RPP,

melaksanakan rencana tersebut sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan

kemudian menilai atau mengevaluasi hasil dari pelaksaan pembelajaran yang telah

ditempuh.

c. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi

secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni;

Dosen wajib meningkatkan dan mengembangkan standar akademik,

kompetensi dari mahasiswanya dengan perkembangan pengetahuan, teknologi dan

seni. Hal ini seperti yang telah dilakukan oleh para dosen kita yang selalu update

terhadap pengetahuan, seni dengan adanya materi tari yang disertai praktek

langsung.

d. bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis

kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu, atau latar belakang

sosioekonomi peserta didik dalam pembelajaran;

Dosen haruslah memberikan penilaian yang obyektif kepada mahasiswanya

dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik maupun

latar belakang dari mahasiswa yang dinilai.

e. menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik,

serta nilai-nilai agama dan etika; dan

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai dosen, dosen harus menjeunjung

tinggi peraturan yang ada, dengan melaksanakannya dan tidak melanggar aturan-

aturan yang telah ditetapkan.

f. memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Dosen dalam melaksanakan pembelajaran, juga diwajibkan untuk

menanamkan nilai persatuan dan persatuan bangsa kepada mahasiswanya, dengan

memberikan atau meminta siswa berpikir kritis terhadap suatu masalah yang

menjadikan siswa dewasa dalam memberikan tanggapan ataupun bertindak

Bagian Ketiga

Wajib Kerja dan Ikatan Dinas

Pasal 61

1. Dalam keadaan darurat, Pemerintah dapat memberlakukan ketentuan wajib

kerja kepada dosen dan/atau warga negara Indonesia lain yang memenuhi

kualifikasi akademik dan kompetensi untuk melaksanakan tugas sebagai

dosen di daerah khusus.

PGSD-UNP KEDIRI/KE-PGRI-AN. Dhanu P./Dini E./Dyah E.P./Ratna Nur C. 22

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai penugasan warga negara Indonesia

sebagai dosen dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Keadaan darurat di sini adalah situasi yang luar biasa yang mengakibatkan

kelangkaan dosen di daerah khusus sehingga proses penyelenggaraan tridharma

perguruan tinggi tidak dapat terlaksana secara normal sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Dosen/ warga Negara Indonesia yang wajib kerja

yang dimaksud pada pasal ini adalah warga yang memiliki kualifikasi akademik

magister atau doktor atau yang memiliki keahlian dengan prestasi akademiknya

yang ditetapkan oleh penyelenggara pendidikan tinggi penerima.

Ketentuan lanjut yang dimaksud pasal ini yaitu wajib kerja yang dimaksud

(ditugaskan) merupakan pelaksanakan tugas sebagai dosen paling lama 2 tahun.

Penugasan dalam rangka wajib kerja ini ditetapkan oleh Menteri. Selain itu warga

negara yang menjalani tugas wajib kerja ini memperoleh hak yang berupa 1.

tunjangan wajib kerja yang setara dengan tunjangan profesi, 2 tunjangan

fungsional atau subsidi tunjangan fungsional, 3 tunjangan khusus, 4 dan/atau

tunjangan kehormatan bagi profesor selama menjalankan tugas sebagai dosen.

Pasal 62

1. Pemerintah dapat menetapkan pola ikatan dinas bagi calon dosen untuk

memenuhi kepentingan pembangunan pendidikan nasional, atau untuk

memenuhi kepentingan pembangunan daerah.

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai pola ikatan dinas bagi calon dosen

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Ikatan dinas yang dimaksud adalah untuk memenuhi kebutuhan dosen pada

satuan pendidikan tinggi dalam rangka memenuhi Standar Nasional Pendidikan

dan peningkatan mutu penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi. Kebutuhan

calon dosen penerima ikatan dinas didasarkan pada kebutuhan tenaga dosen

menurut bidang keilmuan atau bidang keprofesian secara nasional. Ikatan dinas ini

diberikan kepada mahasiswa program magister atau program doktor sebagai calon

dosen yang memperoleh bantuan biaya pendidikan yang meliputi : uang kuliah,

uang buku, sarana belajar, uang penelitian, biaya hidup, dan asuransi kesehatan.

Persyaratan penerima ikatan dinas bagi calon dosen meliputi persyaratan

akademik dan nonakademik, prosedur rekruitmennnya yaitu melalui seleksi dan

penetapan calon penerima ikatan dinas.

Calon ikatan dinas diharuskan menandatangani pernyataan tentang

kesediaannya untuk diangkat menjadi PNS dan ditempatkan di wilayah NKRI dan

perjanjian ikatan dinas.

PGSD-UNP KEDIRI/KE-PGRI-AN. Dhanu P./Dini E./Dyah E.P./Ratna Nur C. 23

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dosen adalah pendidik professional dan ilmuwan dengan tugas utama

mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat. Dosen haruslah memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

sertifikasi, dan jabatan akademik. Dosen juga memiliki hak dan kewajiban yang

harus terpenuhi. Dalam dosen juga terdapat wajib kerja dan ikatan dinas yang

semuanya telah diatur dalam undang – undang.

PGSD-UNP KEDIRI/KE-PGRI-AN. Dhanu P./Dini E./Dyah E.P./Ratna Nur C. 24

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan pemerintah nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen

Peraturan menteri pendidikan nasional Republik Indonesia No 47 Tahun 2009

tentang Sertifikasi Pendidik untuk Dosen

Peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 41 tahun 2009 tentang

Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen,

serta Tunjangan Kehormatan Profesor.

Undang - undang nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

http://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/17403/Perpres0082012.pdf

http://www.kopertis12.or.id/2010/08/02/kumpulan-info-penting-untuk-dosen.html

http://sps.usu.ac.id/2012-02-13-06-41-45/peraturan-dirjen-dikti-tentang-

kualifikasi-pendidikan-dosen.html