UU KEPOLISIAN

21
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa keamanan dalam negeri merupakan syarat utama mendukung terwujudnya masyarakat madani yang adil, makmur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. bahwa pemeliharaan keamanan dalam negeri melalui upaya penyelenggaraan fungsi kepolisian yang meliputi pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dilakukan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia selaku alat negara yang dibantu oleh masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia; c. bahwa telah terjadi perubahan paradigma dalam sistem ketatanegaraan yang menegaskan pemisahan kelembagaan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing; d. bahwa Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1997 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia sudah tidak memadai dan perlu diganti untuk disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan hukum serta ketatanegaraan Republik Indonesia; e. sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c, dan d, perlu dibentuk Undang-Undang tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 30 Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor VI/MPR/2000 tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia; 3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor VII/MPR/2000 tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia; 4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran

Transcript of UU KEPOLISIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 2 TAHUN 2002

TENTANGKEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANGMAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :a. bahwa keamanan dalam negeri merupakan syarat utama

mendukung terwujudnya masyarakat madani yang adil,makmur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. bahwa pemeliharaan keamanan dalam negeri melaluiupaya penyelenggaraan fungsi kepolisian yang

meliputi pemeliharaan keamanan danketertiban masyarakat, penegakan hukum,

perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepadamasyarakat dilakukan oleh Kepolisian Negara RepublikIndonesia selaku alat negara yang dibantu olehmasyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia;

c. bahwa telah terjadi perubahan paradigma dalamsistem ketatanegaraan yang menegaskan pemisahankelembagaan Tentara Nasional Indonesia dan KepolisianNegara Republik Indonesia sesuai dengan peran dan fungsimasing-masing;

d. bahwa Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1997 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia sudah tidak memadai dan perlu diganti untuk disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan hukum serta ketatanegaraan Republik Indonesia;

e. sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c, dan d, perlu dibentuk Undang-Undang tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

Mengingat :1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 30 Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan

Rakyat Nomor VI/MPR/2000 tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian NegaraRepublik Indonesia;

3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor VII/MPR/2000 tentang Peran Tentara Nasional Indonesia danPeran Kepolisian Negara Republik Indonesia;

4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentangPokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3890);

Dengan persetujuan bersama antaraDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DANPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN : Menetapkan :UNDANG-UNDANG TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan :1. Kepolisian adalah segala hal-ihwal yang berkaitan

dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturanperundang-undangan.

2. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia adalahpegawai negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia.

3. Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia adalahanggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yangberdasarkan undang-undang memiliki wewenang umumKepolisian.

4. Peraturan Kepolisian adalah segala peraturan yangdikeluarkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesiadalam rangka memelihara ketertiban dan menjaminkeamanan umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

5. Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatukondisi dinamis masyarakat sebagai salah satuprasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasionaldalam rangka tercapainya tujuan nasional yangditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dantegaknya hukum, serta terbinanya ketenteraman, yangmengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensidan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, danmenanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum danbentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkanmasyarakat.

6. Keamanan dalam negeri adalah suatu keadaan yangditandai dengan terjaminnya keamanan dan

ketertiban masyarakat, tertib dantegaknya hukum, serta terselenggaranya

perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.7. Kepentingan umum adalah kepentingan masyarakat dan/atau

kepentingan bangsa dan negara demi terjaminnya keamanan dalam negeri.

8. Penyelidik adalah pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk melakukan penyelidikan.

9. Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidikuntuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yangdiduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapatatau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diaturdalam undang-undang.

10. Penyidik adalahpejabat Kepolisian Negara RepublikIndonesia yang diberi wewenang oleh undang-

undang untuk melakukan penyidikan.11. Penyidik Pegawai Negeri Sipil adalah pejabat pegawai

negeri sipil tertentu yang berdasarkan peraturanperundang-undangan ditunjuk selaku penyidik danmempunyai wewenang untuk melakukan penyidikan tindakpidana dalam lingkup undang-undang yang menjadi dasarhukumnya masing-masing.

12. Penyidik Pembantu adalah pejabat Kepolisian NegaraRepublik Indonesia yang diangkat oleh KepalaKepolisian Negara Republik Indonesia berdasarkansyarat kepangkatan dan diberi wewenang tertentu dalammelakukan tugas penyidikan yang diatur dalam undang-

undang.13. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam

hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undanguntuk mencari serta mengumpulkan bukti yang denganbukti itu membuat terang tentang tindak pidana yangterjadi dan guna menemukan tersangkanya.

14. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yangselanjutnya disebut Kapolri adalah pimpinan KepolisianNegara Republik Indonesia dan penanggung jawabpenyelenggaraan fungsi kepolisian.

Pasal 2Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahannegara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertibanmasyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, danpelayanan kepada masyarakat.

Pasal 3(1) Pengemban fungsi kepolisian adalah Kepolisian Negara

Republik Indonesia yang dibantu oleh :a. kepolisian khusus;b. penyidik pegawai negerisipil; dan/atau c. bentuk-bentuk pengamanan swakarsa.

(2) Pengemban fungsi kepolisian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, b, dan c, melaksanakan fungsi kepolisian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukumnya masing-masing.

Pasal 4Kepolisian Negara Republik Indonesia bertujuan untukmewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputiterpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertibdan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan,pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, sertaterbinanya ketenteraman masyarakat dengan menjunjungtinggi hak asasi manusia.

Pasal 5(1) Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat

negara yang berperan dalam memelihara keamanan danketertiban masyarakat, menegakkanhukum, serta memberikan perlindungan,

pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalamrangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.

(2) Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah Kepolisian Nasional yang merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan peran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

BAB IISUSUNAN DAN KEDUDUKAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pasal 6(1) Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam

melaksanakan peran dan fungsi kepolisian sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2 dan 5 meliputi seluruhwilayah negara Republik Indonesia.

(2) Dalam rangka pelaksanaan peran dan fungsikepolisian, wilayah negara Republik Indonesia dibagidalam daerah hukum menurut kepentingan pelaksanaantugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.

(3) Ketentuan mengenai daerah hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 7Susunan organisasi dan tata kerja Kepolisian NegaraRepublik Indonesia disesuaikan dengan kepentinganpelaksanaan tugas dan wewenangnya yang diatur lebihlanjut dengan Keputusan Presiden.

Pasal 8(1) Kepolisian Negara Republik Indonesia berada di bawah Presiden.(2) Kepolisian Negara Republik Indonesia dipimpin

oleh Kapolri yang dalam pelaksanaan tugasnyabertanggung jawab kepada Presiden sesuai denganperaturan perundang-undangan.

Pasal 9(1) Kapolri menetapkan, menyelenggarakan, dan

mengendalikan kebijakan teknis kepolisian.

(2) Kapolri memimpin Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab atas :a. penyelenggaraan kegiatan operasional kepolisian

dalam rangka pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan

b. penyelenggaraan pembinaan kemampuan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pasal 10(1) Pimpinan Kepolisian Negara Republik Indonesia di

daerah hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat(2), bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas danwewenang kepolisian secara hierarki.

(2) Ketentuan mengenai tanggung jawab secara hierarki sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kapolri.

Pasal 11(1) Kapolri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden

dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.(2) Usul pengangkatan dan pemberhentian Kapolri diajukan

oleh Presiden kepada Dewan Perwakilan Rakyat disertai dengan alasannya.

(3) Persetujuan atau penolakan Dewan Perwakilan Rakyatterhadap usul Presiden sebagaimana dimaksud dalam ayat(2) harus diberikan dalam jangka waktu paling lambat20 (dua puluh) hari terhitung sejak tanggal suratPresiden diterima oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

(4) Dalam hal Dewan Perwakilan Rakyat tidak memberikanjawaban dalam waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat(3), calon yang diajukan oleh Presiden dianggapdisetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

(5) Dalam keadaan mendesak, Presiden dapat memberhentikansementara Kapolri dan mengangkat pelaksana tugasKapolri dan selanjutnya dimintakan persetujuan DewanPerwakilan Rakyat.

(6) Calon Kapolri adalah Perwira Tinggi Kepolisian Negara Republik Indonesia yang masih aktif dengan memperhatikan jenjang kepangkatan dan karier.

(7) Tata cara pengusulan atas pengangkatan dan pemberhentian Kapolri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), (2), dan (6) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden.

(8) Ketentuan mengenai pengangkatan dan pemberhentian dalam jabatan selain yang dimaksud dalam ayat (1) diaturlebih lanjut dengan Keputusan Kapolri.

Pasal 12(1) Jabatan penyidik dan penyidik pembantu adalah jabatan

fungsional yang pejabatnya diangkat dengan Keputusan Kapolri.

(2) Jabatan fungsional lainnya di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia ditentukan dengan Keputusan Kapolri.

BAB IIITUGAS DAN WEWENANG

Pasal 13Tugas pokok Kepolisian Negara RepublikIndonesia adalah: a. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;b. menegakkan hukum; danc. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

Pasal 14

(1) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas :a. melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan

patroli terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan;

b. menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di jalan;

c. membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasimasyarakat, kesadaran hukum masyarakat sertaketaatan warga masyarakat terhadap hukum danperaturan perundang-undangan;

d. turut serta dalam pembinaan hukum nasional;e. memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum;f. melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan

teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa;

g. melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya;

h. menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, laboratorium forensik dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian;

i. melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda,masyarakat, dan lingkungan hidup dari gangguanketertiban dan/atau bencana termasuk memberikanbantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hakasasi manusia;

j. melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh instansi dan/atau pihak yang berwenang;

k. memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingannya dalam lingkup tugas kepolisian; serta

l. melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Tata cara pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf f diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 15(1) Dalam rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 13 dan 14 Kepolisian Negara Republik Indonesia secara umum berwenang:a. menerima laporan dan/atau pengaduan;b. membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat

yang dapat mengganggu ketertiban umum;c. mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat;d. mengawasi aliran yang dapat menimbulkan

perpecahanatau mengancam persatuan dan kesatuan bangsa;

e. mengeluarkan peraturan kepolisian dalamlingkup kewenangan administratif

kepolisian;f. melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari

tindakan kepolisian dalam rangka pencegahan;g. melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;h. mengambil sidik jari dan identitas lainnyaserta memotret seseorang; i. mencari keterangan dan barang bukti;j. menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional;k. mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan

yang diperlukan dalam rangka pelayanan masyarakat;l. memberikan bantuan pengamanan dalam

sidang dan pelaksanaan putusan pengadilan,kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat;

m. menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.(2) Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan

peraturan perundang-undangan lainnya berwenang :a. memberikan izin dan mengawasi kegiatan keramaian

umum dan kegiatan masyarakat lainnya;b. menyelenggarakan registrasi dan

identifikasi kendaraan bermotor; c. memberikan surat izin mengemudi kendaraan bermotor;d. menerima pemberitahuan tentang kegiatan politik;e. memberikan izin dan melakukan pengawasan senjata

api, bahan peledak, dan senjata tajam;f. memberikan izin operasional dan melakukan pengawasan

terhadap badan usaha di bidang jasa pengamanan;g. memberikan petunjuk, mendidik, dan melatih aparat

kepolisian khusus dan petugas pengamanan swakarsa dalam bidang teknis kepolisian;

h. melakukan kerja sama dengan kepolisian negara lain dalam menyidik dan memberantas kejahatan internasional;

i. melakukan pengawasan fungsional kepolisian terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia dengan koordinasi instansi terkait;

j. mewakili pemerintah RepublikIndonesia dalam organisasi kepolisian

internasional;k. melaksanakan kewenangan lain yang termasuk dalam lingkup tugaskepolisian.

(3) Tata cara pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a dan d diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 16(1) Dalam rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 13 dan 14 di bidang proses pidana, Kepolisian Negara Republik Indonesia berwenang untuk :a. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan;b. melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki

tempat kejadian perkara untuk kepentingan penyidikan;c. membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan;d. menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan

menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri;e. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan

dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara;

h. mengadakan penghentian penyidikan;i. menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum;j. mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat

imigrasi yang berwenang di tempat pemeriksaanimigrasi dalam keadaan mendesak atau mendadak untukmencegah atau menangkal orang yang disangka melakukantindak pidana;

k. memberi petunjuk dan bantuan penyidikan kepadapenyidik pegawai negeri sipil serta menerima hasilpenyidikan penyidik pegawai negeri sipil untukdiserahkan kepada penuntut umum; dan

l. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.(2) Tindakan lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

huruf l adalah tindakan penyelidikan dan penyidikanyang dilaksanakan jika memenuhi syarat sebagaiberikut :a. tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;b. selaras dengan kewajiban hukum yang

mengharuskan tindakan tersebut dilakukan;c. harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatannya; d. pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa; dan e. menghormati hak asasi manusia.

Pasal 17Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia menjalankantugas dan wewenangnya di seluruh wilayah negara RepublikIndonesia, khususnya di daerah hukum pejabat yangbersangkutan ditugaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 18(1) Untuk kepentingan umum pejabat Kepolisian Negara

Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dapat bertindak menurut penilaiannya sendiri.

(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) hanya dapat dilakukan dalam keadaan yang sangatperlu dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan, serta Kode Etik Profesi Kepolisian NegaraRepublik Indonesia.

Pasal 19(1) Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, pejabat

Kepolisian Negara Republik Indonesia senantiasabertindak berdasarkan norma hukum dan mengindahkannorma agama, kesopanan, kesusilaan, serta menjunjungtinggi hak asasi manusia.

(2) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Kepolisian Negara Republik Indonesia mengutamakan tindakan pencegahan.

BAB IVANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pasal 20(1) Pegawai Negeri pada Kepolisian Negara

Republik Indonesia terdiri atas : a. anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan

b. Pegawai Negeri Sipil.(2) Terhadap Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) huruf b berlaku ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.

Pasal 21(1) Untuk diangkat menjadi anggota Kepolisian Negara

Republik Indonesia seorang calon harus memenuhi syarat sekurang-kurangnya sebagai berikut :a. warga negara Indonesia;b. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;c. setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

d. berpendidikan paling rendah Sekolah Menengah Umum atau yang sederajat; e. berumur paling rendah18 (delapan belas) tahun;f. sehat jasmani dan rohani;

g. tidak pernah dipidana karenamelakukan suatu kejahatan; h.

berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuantidak tercela; dan

i. lulus pendidikan dan pelatihan pembentukan anggota kepolisian.(2) Ketentuan mengenai pembinaan anggota Kepolisian

Negara Republik Indonesia diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kapolri.

Pasal 22(1) Sebelum diangkat sebagai anggota Kepolisian Negara

Republik Indonesia, seorang calon anggota yang telahlulus pendidikan pembentukan wajib mengucapkan sumpahatau janji menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

(2) Ketentuan mengenai tata cara pengambilan sumpah atau janji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kapolri.

Pasal 23Lafal sumpah atau janji sebagaimana diatur dalam Pasal 22 adalah sebagai berikut : "Demi Allah, saya bersumpah/berjanji :bahwa saya, untuk diangkat menjadi anggota KepolisianNegara Republik Indonesia, akan setia dan taatsepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945, Tri Brata, CaturPrasatya, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia sertaPemerintah yang sah;bahwa saya, akan menaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan kedinasan diKepolisian Negara Republik Indonesia yang dipercayakankepada saya dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung

jawab;bahwa saya, akan senantiasa menjunjung tinggi kehormatannegara, Pemerintah, dan martabat anggota Kepolisian

Negara Republik Indonesia, serta akan senantiasamengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negaradaripada kepentingan saya sendiri, seseorang atau golongan;bahwa saya, akan memegang rahasia sesuatu yang menurutsifatnya atau menurut perintah harus saya rahasiakan;bahwa saya, akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tidak akan menerima pemberian berupa hadiah dan/atau janji-janji baik langsung maupuntidak langsung yang ada kaitannya dengan pekerjaan saya".

Pasal 24(1) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia menjalani

dinas keanggotaan dengan ikatan dinas.(2) Ketentuan mengenai ikatan dinas sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden.

Pasal 25(1) Setiap anggota Kepolisian Negara Republik

Indonesia diberi pangkat yang mencerminkanperan, fungsi dan kemampuan, serta sebagai keabsahanwewenang dan tanggung jawab dalam penugasannya.

(2) Ketentuan mengenai susunan, sebutan, dan keselarasan pangkat-pangkat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diaturlebih lanjut dengan Keputusan Kapolri.

Pasal 26(1) Setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

memperoleh gaji dan hak-hak lainnya yang adil dan layak.(2) Ketentuan mengenai gaji dan hak-hak lainnya

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 27(1) Untuk membina persatuan dan kesatuan serta

meningkatkan semangat kerja dan moril, diadakan peraturan disiplin anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.

(2) Ketentuan mengenai peraturan disiplin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 28(1) Kepolisian Negara Republik Indonesia bersikap netral

dalam kehidupan politik dan tidak melibatkan diri pada kegiatan politik praktis.

(2) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia tidak menggunakan hak memilih dan dipilih.

(3) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat menduduki jabatan di luar kepolisian setelah mengundurkandiri atau pensiun dari dinas kepolisian.

Pasal 29(1) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia tunduk

pada kekuasaan peradilan umum.(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur

lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 30(1) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat

diberhentikan dengan hormat atau tidak dengan hormat.(2) Usia pensiun maksimum anggota Kepolisian Negara

Republik Indonesia 58 (lima puluh delapan) tahun danbagi anggota yang memiliki keahlian khusus dan sangatdibutuhkan dalam tugas kepolisian dapat dipertahankansampai dengan 60 (enam puluh) tahun.

(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) dan (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

BAB V PEMBINAAN PROFESI

Pasal 31Pejabat Kepolisian Negara Republik

Indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya harus memiliki kemampuan profesi.

Pasal 32(1) Pembinaan kemampuan profesi pejabat Kepolisian

Negara Republik Indonesia diselenggarakan melaluipembinaan etika profesi dan pengembangan pengetahuanserta pengalamannya di bidang teknis kepolisianmelalui pendidikan, pelatihan, dan penugasan secaraberjenjang dan berlanjut.

(2) Pembinaan kemampuan profesi sebagaimana dimaksud dalamayat (1) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kapolri.

Pasal 33Guna menunjang pembinaan profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 dilakukan pengkajian, penelitian, serta pengembangan ilmu dan teknologi kepolisian.

Pasal 34(1) Sikap dan perilaku pejabat Kepolisian Negara Republik

Indonesia terikat pada Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia.

(2) Kode Etik Profesi Kepolisian Negara RepublikIndonesia dapat menjadi pedoman bagi pengemban fungsikepolisian lainnya dalam melaksanakan tugas sesuaidengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dilingkungannya.

(3) Ketentuan mengenai Kode Etik Profesi Kepolisian NegaraRepublik Indonesia diatur dengan Keputusan Kapolri.

Pasal 35(1) Pelanggaran terhadap Kode Etik Profesi Kepolisian

Negara Republik Indonesia oleh pejabat Kepolisian NegaraRepublik Indonesia diselesaikan oleh Komisi Kode EtikKepolisian Negara Republik Indonesia.

(2) Ketentuan mengenai susunan organisasi dan tata kerja Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia diatur dengan Keputusan Kapolri.

Pasal 36(1) Setiap pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia

dan pengemban fungsi kepolisian lainnya wajibmenunjukkan tanda pengenal sebagai keabsahan wewenangdan tanggung jawab dalam mengemban fungsinya.

(2) Ketentuan mengenai bentuk, ukuran, pengeluaran, pemakaian, dan penggunaan tanda pengenal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Keputusan Kapolri.

BAB VILEMBAGA KEPOLISIAN NASIONAL

Pasal 37(1) Lembaga kepolisian nasional yang disebut dengan

Komisi Kepolisian Nasional berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

(2) Komisi Kepolisian Nasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibentuk dengan Keputusan Presiden.

Pasal38 (1) Komisi Kepolisian Nasionalbertugas :

a. membantu Presiden dalam menetapkan arah

kebijakan Kepolisian Negara Republik Indonesia; danb. memberikan pertimbangan kepada Presiden

dalam pengangkatan dan pemberhentian Kapolri.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimanadimaksud dalamayat (1), Komisi Kepolisian

Nasional berwenang untuk :a. mengumpulkan dan menganalisis data sebagai bahan

pemberian saran kepada Presiden yang berkaitan dengananggaran Kepolisian Negara Republik Indonesia,pengembangan sumber daya manusia Kepolisian NegaraRepublik Indonesia, dan pengembangan sarana danprasarana Kepolisian Negara Republik Indonesia;

b. memberikan saran dan pertimbangan lain kepadaPresiden dalam upaya mewujudkan Kepolisian NegaraRepublik Indonesia yang profesional dan mandiri;dan

c. menerima saran dan keluhan dari masyarakat mengenai kinerja kepolisian dan menyampaikannya kepadaPresiden.

Pasal 39(1) Keanggotaan Komisi Kepolisian Nasional terdiri atas

seorang Ketua merangkap anggota, seorang Wakil Ketuamerangkap anggota, seorang Sekretaris merangkap anggotadan 6 (enam) orang anggota.

(2) Keanggotaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berasal dari unsur-unsur pemerintah, pakar kepolisian, dan tokoh masyarakat.

(3) Ketentuan mengenai susunan organisasi, tata kerja, pengangkatan dan pemberhentian anggota Komisi Kepolisian Nasional diatur dengan Keputusan Presiden.

Pasal 40Segala pembiayaan yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tugas Komisi Kepolisian Nasional dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

BAB VIIBANTUAN, HUBUNGAN, DAN KERJA SAMA

Pasal 41(1) Dalam rangka melaksanakan tugas keamanan, Kepolisian

Negara Republik Indonesia dapat meminta bantuan TentaraNasional Indonesia yang diatur lebih lanjut denganPeraturan Pemerintah.

(2) Dalam keadaan darurat militer dan keadaan perang,Kepolisian Negara Republik Indonesia memberikan bantuankepada Tentara Nasional Indonesia sesuai denganperaturan perundangan-undangan.

(3) Kepolisian Negara Republik Indonesia membantu secara aktif tugas pemeliharaan perdamaian dunia di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pasal 42(1) Hubungan dan kerja sama Kepolisian Negara Republik

Indonesia dengan badan, lembaga, serta instansi didalam dan di luar negeri didasarkan atas sendi-sendihubungan fungsional, saling menghormati, saling

membantu, mengutamakan kepentingan umum, sertamemperhatikan hierarki.

(2) Hubungan dan kerja sama di dalam negeri dilakukanterutama dengan unsur-unsur pemerintah daerah, penegakhukum, badan, lembaga, instansi lain, serta masyarakatdengan mengembangkan asas partisipasi dan subsidiaritas.

(3) Hubungan dan kerja sama luar negeri dilakukan terutama dengan badan-badan kepolisian dan penegak hukum lain melalui kerja sama bilateral atau multilateral dan badan pencegahan kejahatan baik dalam rangka tugas operasional maupun kerja sama teknik dan pendidikan serta pelatihan.

(4) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat(1), (2), dan (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN

Pasal43 Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku :a. semua peraturan perundang-undangan yang

merupakan pelaksanaan mengenaiKepolisian Negara Republik Indonesia dinyatakan tetapberlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini.

b. tindak pidana yang dilakukan oleh anggota KepolisianNegara Republik Indonesia yang sedang diperiksa baik ditingkat penyidikan maupun pemeriksaan di pengadilanmiliter dan belum mendapat putusan pengadilan yangmempunyai kekuatan hukum tetap berlaku ketentuanperaturan perundang-undangan peradilan militer.

c. tindak pidana yang dilakukan oleh anggota KepolisianNegara Republik Indonesia yang belum diperiksa baik ditingkat penyidikan maupun pemeriksaan di pengadilanmiliter berlaku ketentuan peraturan perundang-undangandi lingkungan peradilan umum.

BAB IX KETENTUAN PENUTUP

Pasal 44Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang-UndangNomor 28 Tahun 1997 tentang Kepolisian Negara RepublikIndonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3710) dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 45 Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakartapada tanggal 8 Januari 2002 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttdMEGAWATI SOEKARNOPUTRI

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 8 Januari 2002SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, ttdBAMBANG KESOWO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2002 NOMOR 2