PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN SENI MELALUI PENERAPAN METODE SOLFEGIO MAHASISWA UPP PGSD...

23
A. JUDUL: PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN SENI MELALUI PENERAPAN METODE SOLFEGIO MAHASISWA UPP PGSD PAREPARE FIP UNM ANGKATAN 2011 KELAS C 73 DI KOTA PAREPARE B. LATAR BELAKANG Musik tercipta dan disampaikan melalui media yang berbeda dari seni-seni yang lain, dimana musik media utamanya adalah gerak, seni rupa medianya adalah garis dan warna, sedang untuk musik sendiri medianya adalah bunyi dan diam. Setelah mengetahui medianya, kemudian diurutkan unsur-unsur yang menjadi persyaratan terbentuknya sebuah musik atau dengan kata lain syarat-syarat kapan bunyi dan diam dianggap sebagai sebuah musik, unsur-unsur dari syarat-syarat yang ditentukan terdiri atas ritme, melodi dan harmoni, Setelah ketiga unsur tersebut terpenuhi maka didalam prakteknya musik harus didukung oleh unsur pendukung lainnya untuk mempertegas keindahan sebuah musik. Unsur-unsur pendukung tersebut terdiri dari, dinamika, ekspresi, dan warna suara. Selanjutnya Unsur-unsur tersebut diramu dengan mengunakan kualitas yang berupa warna bunyi (timbre) dan kekuatan bunyi (reimer) atau intonasi, meskipun telah terjadi beberapa perubahan didalam praktek pelaksanaan musik pada saat sekarang ini, dimana pemenuhan unsur-unsur musik yang disebutkan diatas telah banyak dilanggar dan mengalami perluasan pemahaman akan tetapi secara umum keseluruhan unsur-unsur tersebut masih digunakan sebagai patokan utama didalam penciptaan sebuah karya musik. Pengertian musik

Transcript of PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN SENI MELALUI PENERAPAN METODE SOLFEGIO MAHASISWA UPP PGSD...

A. JUDUL: PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN SENI MELALUIPENERAPAN METODE SOLFEGIO MAHASISWA UPP PGSD PAREPAREFIP UNM ANGKATAN 2011 KELAS C 73 DI KOTA PAREPARE

B. LATAR BELAKANG

Musik tercipta dan disampaikan melalui media yang berbeda dari

seni-seni yang lain, dimana musik media utamanya adalah gerak,

seni rupa medianya adalah garis dan warna, sedang untuk musik

sendiri medianya adalah bunyi dan diam. Setelah mengetahui

medianya, kemudian diurutkan unsur-unsur yang menjadi persyaratan

terbentuknya sebuah musik atau dengan kata lain syarat-syarat

kapan bunyi dan diam dianggap sebagai sebuah musik, unsur-unsur

dari syarat-syarat yang ditentukan terdiri atas ritme, melodi

dan harmoni,

Setelah ketiga unsur tersebut terpenuhi maka didalam

prakteknya musik harus didukung oleh unsur pendukung lainnya

untuk mempertegas keindahan sebuah musik. Unsur-unsur pendukung

tersebut terdiri dari, dinamika, ekspresi, dan warna suara.

Selanjutnya Unsur-unsur tersebut diramu dengan mengunakan

kualitas yang berupa warna bunyi (timbre) dan kekuatan bunyi

(reimer) atau intonasi, meskipun telah terjadi beberapa perubahan

didalam praktek pelaksanaan musik pada saat sekarang ini, dimana

pemenuhan unsur-unsur musik yang disebutkan diatas telah banyak

dilanggar dan mengalami perluasan pemahaman akan tetapi secara

umum keseluruhan unsur-unsur tersebut masih digunakan sebagai

patokan utama didalam penciptaan sebuah karya musik.

Pengertian musik

1. Secara klasik musik dapat diartikan bunyi yang teratur yang

mengandung keseluruhan unsur-unsur pembentuk musik.

2. Sesuai perkembangan zaman, musik dapat diartikan sebagai

sebuah karya seni yang menggunakan bunyi dan diam sebagai

media utama yang dengan sadar dan sengaja diciptakan untuk

memenuhi hasrat estetis dari komposer.

3. Musik juga dapat diartikan sebagai sebuah peristiwa yang

diinginkan terjadinya di dalam ruang dan waktu yang telah

ditentukan dengan menggunakan media bunyi dan diam sebagai

alat penyampai pesannya.

Pengertian tentang musik sendiri secara lepas tentu saja

berbeda menurut pemahaman setiap individu dan dari sudut pandang

mana musik diartikan, hal ini tidaklah menjadi suatu hal yang

penting, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memahami

musik dan menuangkannya ke dalam aktivitas bermusik baik dalam

bentuk pemahaman kebahasaan tentang simbol-simbol yang digunakan

sebagai abjad musik maupun praktek bermain alat musik.

kesulitan mahasiswa Upp PGSD Parepare dalam proses

pembelajaran mata kuliah Studio seni Musik terutama pada praktek

membaca notasi musik. Sebahagian besar mahasiswa kurang memiliki

keterampilan yang baik dalam membunyikan notasi, sehingga

aktivitas musikal yang seharusnya muncul dalam proses

pembelajaran tidak tercapai sebagaimana yang diharapkan. Hal ini

tentu saja juga berimplikasi terhadap rendahnya hasil belajar

mahasiswa pada mata kuliah seni musik.

Berdasarkan pengalaman calon peneliti selama mengampu mata

kuliah seni musik di Upp PGSD Parepare, mahasiswa sangat pasif

dalam proses pembelajaran, kebanyakan dari mahasiswa menganggap

bahwa membaca notasi musik adalah sesuatu yang sulit sehingga

mereka cenderung malas dan kurang bergairah dalm mengikuti proses

pembelajaran. Berbagai metode yang telah di lakukan untuk

meningkatkan aktivitas mahasiswa terkhusus pada teknik membaca

not, antara lain metode yang digunakan adalah metode demonstrasi,

membaca not dengan teknik suku kata, membaca not melalui media

audio visual, dan sebagainya masih saja kurang berhasil dalam hal

meningkatkan aktivitas musikal mahasiswa.

Keinginan peneliti untuk melaksanakan proses pembelajaran

musik bagi mahasiswa UPP PGSD Parepare sebagaimana yang

diharapkan, mendasari usulan penelitian ini dengan menerapkan

metode pembelajaran musik yang berbeda dari metode-metode

pembelajaran yang pernah di lakukan oleh calon peneliti.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan Latar belakang masalah tersebut diatas maka

dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan metode solfegio dapat meningkatkan

aktivitas pembelajaran musik mahasiswa PGSD FIP UNM UPP

Parepare dalam mata kuliah Studio Seni musik?.

2. Apakah penerapan metode solfegio dapat meningkatkan

aktivitas pembelajaran musik mahasiswa PGSD FIP UNM UPP

Parepare dalam mata kuliah Studio Seni musik?.

D. TUJUAN PENELITIAN

Dari rumusan masalah yang telah dijabarkan maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui prosespenerapan metode solfegio dalam

meningkatkan aktivitas pembelajaran musik mahasiswa PGSD FIP

UNM UPP Parepare dalam mata kuliah Studio Seni musik.

2. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas pembelajaran musik

melalui penerapan metode solfegio mahasiswa PGSD FIP UNM

UPP Parepare dalam mata kuliah Studio Seni musik.

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini

adalah :

1. Sebagai pengembangan metode pembelajaran dalam mata kuliah

yang mengutamakan kemampuan psikomotor.

2. Memberi pengetahuan baru bagi dosen pengampu mata kuliah

Seni musik dalam menyajikan materi dengan memaksimalkan

fungsi metode pembelajaran.

3. sebagai tambahan literatur dalam menentukan strategi

pembelajaran untuk mata kuliah Seni musik.

F. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses mental yang mengarah pada

penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebiasaan atau sikap yang

diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan

tingkah laku. Dengan kata lain belajar adalah proses perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. (Winkel,

1984:151).

Menurut Good & Bropy yang dikutip oleh Sumaryanto (2005:39)

menyatakan bahwa belajar adalah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan proses yang diikuti oleh perubahan yang relatif

tetap, dalam pengertian, sikap, pengetahuan, informasi,

kemampuan dan ketrampilan. Belajar merupakan perubahan

perangai atau kemampuan seseorang yang berlangsung lama dan

bukan merupakan akibat dari perubahan.

Ciri-ciri kegiatan belajar adalah: (a) Aktivitas yang

menghasilkan perubahan pada individu yang sedang belajar, baik

aktual maupun potensi, (b) perubahan itu pada pokoknya adalah

didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang

relatif lama, (c) perubahan itu terjadi karena latihan dan

usaha.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dialami oleh

individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

A. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran menurut Hadi Kusuma K. (1996: 15) adalah usaha

oleh guru untuk membantu siswa atau anak didik agar mereka

dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Dalam

pembelajaran, peran guru sebagai fasilitator yaitu menyediakan

fasilitas yang diperlukan dan menciptakan situasi yang

mendukung agar siswa dapat mewujudkan kemampuan belajarnya.

Pendapat yang sama dikemukakan oleh Soelaiman ( 1978: 53 )

yang mengatakan bahwa pembelajaran adalah kegiatan yang

dilakukan oleh guru dalam rangka membimbing dan mendorong

siswa untuk memperoleh pengalaman yang berguna bagi

perkembangan dari seluruh potensi (kemampuan) yang dimilikinya

semaksimal mungkin. Pembelajaran merupakan kegiatan yang

memerlukan persiapan matang untuk mentransfer ilmu dari guru

kepada peserta didik. Dalam hal ini Tim MKDK (1996: 11)

berpendapat bahwa: (1) pembelajaran merupakan upaya sadar dan

disengaja, (2) pembelajaran merupakan pemberian bantuan yang

memungkinkan siswa dapat belajar, (3) pembelajaran lebih

menekankan pada pengaktifan siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran adalah upaya guru untuk

menciptakan suatu sistem atau cara yang memungkinkan terjadi

suatu proses belajar siswa dalam rangka mengembangkan semua

aspek dalam dirinya.

Menurut Tim MKDK (1996:46), menyatakan bahwa terdapat

beberapa ciri pembelajaran yaitu:

a.Pembelajaran bertujuan untuk membentuk anak didik dalam

suatu perkembangan tertentu, dengan menempatkan anak didik

sebagai pusat perhatian, sedangkan unsur yang lain sebagai

pengantar dan pendukung.

b.Ada suatu prosedur yang didesain untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan, agar dapat mencapai tujuan secara optimal,

maka diperlukan langkah-langkah sistematik dan relevan.

c. Ditandai dengan aktivitas anak didik baik secara fisik

maupun mental yang aktif. Anak didik merupakan syarat mutlak

bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.

d. Memiliki batas waktu dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak dapat

ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu,

kapan tujuan itu akan tercapai.

e. Ada evaluasi, dari seluruh kegiatan belajar mengajar,

karena evaluasi merupakan bagian penting yang tidak bisa

diabaikan. Setelah guru melaksanakan kegiatan belajar

mengajar, evaluasi harus dilakukan untuk mengetahui

tercapainya tujuan yang sudah ditentukan.

Kesimpulan dari uraian diatas adalah bahwa suatu

pembelajaran dapat dilihat dari tujuan yang akan dicapai

dengan menggunakan prosedur dan langkah-langkah yang

sistematik serta menekankan pada kompetensi siswa dan untuk

mengetahui tercapainya tujuan pengajaran harus ditentukan

jenis evaluasi yang sesuai.

B. Pengertian Vokal

Vokal menurut kamus artinya bunyi ujaran yang keluarnya

melalui alat ucap tanpa hambatan. Dalam musik, unsur vokal

sangat penting terutama dalam hubungannya dengan menyanyi.

Menurut A.T.Mahmud (1995:39) salah satu cara mengungkapkan

musik adalah melalui vokal, yang di ungkapkan dengan cara

bernyanyi. Tingkat kemampuan mengungkapkan isi dan makna

nyanyian tergantung pada cara memelihara suara. Salah satu

cara memelihara suara dengan latihan solfegio.

Pada saat seseorang akan menyanyikan sebuah lagu baru

semestinya harus mengenal dan menguasai notasi lebih dahulu

sehingga lagu akan dapat dinyanyikan dengan baik dan benar,

tentunya semua usaha untuk menguasai notasi tersebut

membutuhkan waktu tertentu. Menurut Kompas, Minggu, 27 Januari

2002, dikatakan bahwa kemampuan berolah vokal tiba-tiba kini

bergeser dari fenomena musikal, menjadi fenomena sosial, dari

pernyataan ini bisa disimpulkan bahwa vokal ternyata bisa

menjadi suatu investasi ke depan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

belajar vokal adalah hasil usaha belajar yang berwujud

pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang telah dicapai dari

usahanya belajar vokal selama waktu tertentu.

C. Metode Solfegio

Solfegio adalah latihan kemampuan pendengaran atau ketajaman

pendengaran musik, baik ketepatan ritmik maupun ketepatan

nadanya. Menurut Stanly yang dikutip Sumaryanto (2005:40)

dikatakan Solfegio adalah istilah yang mengacu pada menyanyikan

tangga nada, interval dan latihan melodi dengan sillaby zolmization

yaitu, menyanyikan nada musik dengan menggunakan suku kata.

Dalam perkembangannya solfegio bukan hanya menyanyi saja

tetapi juga mendengar dan membaca nada. Kemampuan membaca nada

disebut dengan Sight Reading, kemampuan mendengar nada disebut

dengan Ear Training, sedangkan kemampuan menyanyi disebut dengan

Sight Singing.

1. Pengertian Sight Reading

Menurut Stanley seperti yang dikutip Sumaryanto(2001:31-

33) Sight reading adalah membaca not tanpa persiapan atau

kesanggupan sekaligus untuk membaca dan memainkan notasi

musik yang belum pernah dikenal sebelumnya (sering disebut

dengan istilah prima vista).

Fungsi sight reading selain untuk meningkatkan kemampuan

membaca dan menambah pengetahuan tentang bahasa musik juga

berfungsi untuk menemukan hal–hal baru dalam musik dan

memberikan kenikmatan dalam bermusik bagi pemain atau

penyaji musik hingga pada tingkat ketrampilan mahir.

Ada dua pendekatan dalam melatih sight reading, yaitu (1)

dengan memainkan lagu yang mudah dengan tempo yang

sebenarnya, atau (2) dengan lagu yang sulit dalam tempo

yang sangat lambat. Richman dalamSumaryanto (2001:33).

Melalui sight reading diharapkan siswa dapat membaca notasi

musik dengan cepat dan tepat.

Florentinus membagi kemampuan membaca not (sight

reading) dalam tiga indikator, yaitu : (1) kemampuan

membaca ritme/irama, (2) 18 kemampuan membaca

melodi/rangkaian nada, dan (3) kemampuan membaca kord/

keselarasan gabungan nada.

2. Pengertian Ear Training

Ear Training adalah latihan kemampuan mendengar, menurut

Kodiyat (1983:68), Ear Training adalah latihan pendengaran

secara sistematis, latihan vokal tanpa perkataan dan hanya

dengan suku kata terbuka. Latihan pendengaran tersebut

dilakukan dengan cara menselaraskan dengan not- not yang

dihadapi. Dengan terbiasanya siswa mendengar secara

bertahap, maka bayangan nada/not dari suatu lagu yang

didengar akan dapat dibayangkan besar kecilnya dan tepat

tidaknya lompatan nada.

Manusia normal sejak lahir sudah dibebani dengan

kemampuan reaksi terhadap bunyi atau musik, sehingga tanpa

kegiatan mendengar manusia tidak dapat memberikan reaksi

terhadap rangsangan yang membentuk bunyi ( Jamalus,

1981:49)

Latihan pendengaran musik biasanya dilakukan dalam

bentuk dikte yang berupa nada yang dinyanyikan kemudian

ditirukan, yang sebelumnya didahului dengan latihan

pendengaran dan latihan daya ingat. Dikte tersebut berupa

melodi, kord, dan ritme. Latihan pendengaran ini

membutuhkan konsentrasi yang sungguh- sungguh agar kesan

musik dapat dimengerti dan bila dilakukan secara berulang-

ulang dapat dijadikan dasar menuju tahap pelajaran membaca

notasi.

Florentinus (1997:62) membagi lebih lanjut kemampuan

mendengar not (Ear Training) ke dalam tiga indikator

kemampuan, yaitu: (1) kemampuan mendengar dan mengingat

ritme/irama, menuliskan serta menyuarakan kembali, (2)

kemampuan mendengar dan mengingat melodi/rangkaian nada,

menuliskan serta menyuarakan kembali, dan (3) kemampuan

mendengar dan mengingat kord/keselarasan gabungan nada.

Menurut Benward yang dikutip oleh Sumaryanto(2001:35),

kemampuan pendengaran merupakan gabungan dari faktor

kebiasaan dan pembawaan. Faktor kebiasaan dapat

dikembangkan melalui latihan teratur, sedangkan faktor

pembawaan murni berasal dari kemampuan diri yang berupa

bakat musikalitas.

Dalam proses mempelajari sebuah lagu perlu ditanamkan

pengertian tentang rasa irama/ritme, agar siswa dapat

memnyanyikan sebuah lagu dengan dalam irama yang sesuai.

Selain itu perlu ditanamkan juga pengertian tentang

bayangan /memori nada, interval, dan melodi sehingga tidak

mengalami kesulitan dalam menyanyikan sebuah lagu dengan

benar. Dari penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa

kemampuan mendengar not (Ear Training) adalah tingkat

kepekaan siswa dalam mendengarkan, mengingat, menuliskan

dan menyuarakan kembali unsur–unsur musical dalam bentuk

notasi musik secara langsung, baik pada melodi, ritme

maupun kord.

3. Pengertian Sight Singing

Yang dimaksud dengan Sight Singing adalah latihan

menyanyikan nada sesuai dengan melodi. Ada dua sistem yang

dapat digunakan dalam latihan ini, yaitu sistem fixed do dan

sistem movable do. Kedua system tersebut dijabarkan sebagai

berikut:

a. Sistem fixed do

Adalah latihan nada-nada dinyanyikan dengan apa

adanya, misalkan nada C akan tetap dibaca do meskipun

dalam tangga nada yang berbeda-beda. Contoh lain, siswa

menyanyikan lagu dalam tangga nada F mayor (1 mol) maka

nada F tidak dibaca do melainkan fa.

b. Sistem Movable do

Sistem movable do adalah do yang bisa berubah-ubah,

jadi nama do bisa terletak pada nada c, d, e, f, g, dan

seterusnya sesuai nada dasar yang digunakan.

Florentinus membagi kemampuan menyanyikan not atau

sight singing dalam tiga indikator, yaitu : (1) Kemampuan

menyanyikan melodi atau rangkaian nada, (2) Kemampuan

menyanyikan interval nada, dan (3) Kemampuan menyanyikan

tangga nada.(Sumaryanto,2001:40-42)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

kemampuan menyanyikan nada (sight Singing) adalah tingkat

kelancaran siswa untuk mengubah bentuk notasi menjadi

suara atau vokal tanpa persiapan sebelumnya.

Pada pelaksanaan pembelajaran vokal di kelas IV, sight

singing, ear training, dan sight reading diterapkan secara

bervariasi disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran

Menurut Suryabrata (1985:146) mengatakan, ada beberapa

faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran yang berasal dari

dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Faktor tersebut

antara lain:

1. Faktor dari dalam (internal), yaitu faktor yang berasal dari

individu itu sendiri, yang meliputi :

a. Faktor fisiologi yang meliputi kondisi fisik anak secara

umum, kondisi panca indera terutama penglihatan,

pendengaran, jenis kelamin dan organ tubuh lainnya.

b. Faktor psikologis yang meliputi : kecerdasan , bakat,

motivasi, minat, dan emosi.

2. Faktor dari luar (eksternal) yaitu faktor yang berasal dari

luar individu yang meliputi:

a. Lingkungan alam, seperti: suhu, kelembaban udara, cuaca.

b. Lingkungan sosial yaitu lingkungan dimana tempat

interaksi lembaga pendidikan itu berada.

G. KERANGKA PIKIR

ss

Penerapanmetode

aktivitaspembelajaran musik

keaktifan dalamproses

pembelajaran

1.sight reading: mahasiswa membaca ritme yg belum pernah dipelajari

2. Ear Training adalah latihan pendengaran secara sistematis, latihan vokal tanpa perkataan dan hanya dengansuku kata terbuka

hasilpembelajaran

1. meningkatkan kemampuan baca not mahasiswa

2. menyanyikan lagu sebagaimananotnya tertulis

3. meningkatkan kepekaan dalam mengapresiasi unsur-unsur musik dalam sebuah lagu.

H. METODE PENELITIAN

a. sasaran penelitian

sasaran penelitian ini adalah mahasiswa upp PGSD parepare

Semester VI tahun akademik 2014. Ada tiga tahapan utama dalam

pelaksanaan penelitian ini yakni perencanaan, kegiatan inti dan

penilaian.

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa data kualitatif

.

b. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group

pretest-posttest design. Dalam desain ini sampel penelitian dikenakan

perlakuan dengan dua kali pengukuran. Pengukuran pertama

dilakukan sebelum perlakuan dan pengukuran kedua dilakukan

sesudah perlakuan dilaksanakan (Nasir, 1999:279).

b. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasinal Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah Variabel bebas (independent

variable) adalah penerpan metode solfegio. Sedangkan variabel

terikat (dependent variable) adalah peningkatan aktifitas belajar

mahasiswa pada mata kuliah studio seni musik.

c. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan unjuk kerja , format observasi

dan kamera digital untuk menjaring data yang dibutuhkan

berdasarkan kerangka pikir dan desain penelitian.

d. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UPP

PGSD Parepare FIP UNM sedangkan sampel dalam penelitian ini

diambil berdasarkan sampel kelompok (cluster sample) yaitu mahasiswa

yang saat ini sedang memprogramkan mata kuliah Studi Seni Musik

Tahun Akademik 2014.

e. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini data test dikumpulkan dengan melakukan

tiga tahap yang diilustrasikan berikut ini:

1. Peretest

Pada tahap ini mahasiswa ditugaskan mendeskripsikan karya-

karya musik nusantara secara kelompok dan memperagakan salah satu

ragam musik yang mereka kenal. Aktivitas ini dilakukan dalam

waktu 30 menit.

2. Treatment

Pada tahap ini mahasiswa juga ditugaskan mendeskripsikan

karya-karya musik nusantara secara kelompok dan memperagakan

salah satu ragam musik, namun sebelumnya mereka menonton beberapa

musik nusantara melalui pengajaran dengan menggunakan media audio

visual. Pada bagian ini mahasiswa diharuskan menyimak dan

memahami ragam dan gerak musik melalui CD yang diputarkan.

3. Posttest

Pada tahap ini mahasiswa kembali ditugaskan menyimak dan

memahami ragam dan gerak musik melalui CD yang diputarkan. .

Aktivitas ini bertujuan untuk melihat peningkatan minat mahasiswa

setelah mendapatkan perlakuan.

f. Teknik analisis data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik reduksi data dan pengelompokan data berdasarkan poin-poin

inti dalam kerangka pikir yang mengacu pada rumusan masalah.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 2007. Kompetensi Kepribadian Guru. Bandar Lampung: Universitas`lampung Press.

Alexon dan Nana Syaodih Sukmadinata.2010. Pengembangan ModelPembelajaran Terpadu Berbasis Budaya Untuk Meningkatkan Apresiasi

Siswa Terhadap Budaya Lokal. Bengkulu: Jurnal CakrawalaPendidikan, Juni 2010, Th. XXIX, No. 2

Arifah Bintarti ,Udin S. Winataputra, Nila Kusuma W.,Mani FestatiBroto,Yulia Budiwati.2011. Pengembangan Model PembelajaranMelek Media Televisi. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume12, Nomor 2, September 2011, 77-91

Borg, Welter R. Dan Meredith D. Gall. 1983. Education Research: AnIntroduction. New York dan London: Logman.

Daryanto, Rahardjo mulyo.2012. Model Pembelajaran Inovatif.Yogyakarta: Gava Media

Emzir.Prof.Dr.2012. Metodologi Penelitian Pendidikan:Kualittif danKuantitatif.Penerbit: Rajawali pers Divisi Buku PerguruanTinggi.

Hartono. 2007. Pengembangan Model Pembelajaran Seni Berbasis KompetensiPada Anak Usia Dini. Bandung :Harmonia Jurnal PengetahuanDan Pemikiran Seni Vol. VIII No. 1 / Januari – April .

Jamalus, Mahmud.A.T. 1981. Musik 4 untuk SPG.Departemen PendidikanDan Kebudayaan.

Jazuli, M. 2008. Paradigma Kontekstual Pendidikan Seni. Surabaya: UnesaUniversity Press.

Martiyono. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta: AswajaPressindo

Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

---------------. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru.Bandunh: PT. Remaja rosda Karya.

Nana Syaodih Sukmadinata. (2007). Metode penelitian pendidikan.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Pekerti,widia.2000.Pendidikan Seni Musik Tari Dan Drama,Materi PokokPGSD.Jakarta: Universitas Terbuka

Salam, Sofyan. 2004. Pendidikan Seni Tingtaktas. Orasi Ilmiah DiesNatalis ke 43 UNM.

Sotedja,Zakarias.2009.Pendidikan Seni.Konsorsium Program PJJ S1 PGSD.Penerbit: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,departemen Pendidikan Nasional.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. TentangSistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro Hukum danOrganisasi.

Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 Tentang Guru danDosen Bandung: Penerbit Citra Umbara.

Yuyus suherman, oom sitti homdijah.2010.Pengembangan ModelPembelajaran Diversitas Dan Ekuitas Berbasis Aktivitas Budaya UntukMewujudkan Kelas Dan Sekolah Inklusif. Bandung: LembagaPenelitian UPI Bandung.