PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN SENI MELALUI PENERAPAN METODE SOLFEGIO MAHASISWA UPP PGSD...
-
Upload
universitasnegerimakassar -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN SENI MELALUI PENERAPAN METODE SOLFEGIO MAHASISWA UPP PGSD...
A. JUDUL: PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN SENI MELALUIPENERAPAN METODE SOLFEGIO MAHASISWA UPP PGSD PAREPAREFIP UNM ANGKATAN 2011 KELAS C 73 DI KOTA PAREPARE
B. LATAR BELAKANG
Musik tercipta dan disampaikan melalui media yang berbeda dari
seni-seni yang lain, dimana musik media utamanya adalah gerak,
seni rupa medianya adalah garis dan warna, sedang untuk musik
sendiri medianya adalah bunyi dan diam. Setelah mengetahui
medianya, kemudian diurutkan unsur-unsur yang menjadi persyaratan
terbentuknya sebuah musik atau dengan kata lain syarat-syarat
kapan bunyi dan diam dianggap sebagai sebuah musik, unsur-unsur
dari syarat-syarat yang ditentukan terdiri atas ritme, melodi
dan harmoni,
Setelah ketiga unsur tersebut terpenuhi maka didalam
prakteknya musik harus didukung oleh unsur pendukung lainnya
untuk mempertegas keindahan sebuah musik. Unsur-unsur pendukung
tersebut terdiri dari, dinamika, ekspresi, dan warna suara.
Selanjutnya Unsur-unsur tersebut diramu dengan mengunakan
kualitas yang berupa warna bunyi (timbre) dan kekuatan bunyi
(reimer) atau intonasi, meskipun telah terjadi beberapa perubahan
didalam praktek pelaksanaan musik pada saat sekarang ini, dimana
pemenuhan unsur-unsur musik yang disebutkan diatas telah banyak
dilanggar dan mengalami perluasan pemahaman akan tetapi secara
umum keseluruhan unsur-unsur tersebut masih digunakan sebagai
patokan utama didalam penciptaan sebuah karya musik.
Pengertian musik
1. Secara klasik musik dapat diartikan bunyi yang teratur yang
mengandung keseluruhan unsur-unsur pembentuk musik.
2. Sesuai perkembangan zaman, musik dapat diartikan sebagai
sebuah karya seni yang menggunakan bunyi dan diam sebagai
media utama yang dengan sadar dan sengaja diciptakan untuk
memenuhi hasrat estetis dari komposer.
3. Musik juga dapat diartikan sebagai sebuah peristiwa yang
diinginkan terjadinya di dalam ruang dan waktu yang telah
ditentukan dengan menggunakan media bunyi dan diam sebagai
alat penyampai pesannya.
Pengertian tentang musik sendiri secara lepas tentu saja
berbeda menurut pemahaman setiap individu dan dari sudut pandang
mana musik diartikan, hal ini tidaklah menjadi suatu hal yang
penting, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memahami
musik dan menuangkannya ke dalam aktivitas bermusik baik dalam
bentuk pemahaman kebahasaan tentang simbol-simbol yang digunakan
sebagai abjad musik maupun praktek bermain alat musik.
kesulitan mahasiswa Upp PGSD Parepare dalam proses
pembelajaran mata kuliah Studio seni Musik terutama pada praktek
membaca notasi musik. Sebahagian besar mahasiswa kurang memiliki
keterampilan yang baik dalam membunyikan notasi, sehingga
aktivitas musikal yang seharusnya muncul dalam proses
pembelajaran tidak tercapai sebagaimana yang diharapkan. Hal ini
tentu saja juga berimplikasi terhadap rendahnya hasil belajar
mahasiswa pada mata kuliah seni musik.
Berdasarkan pengalaman calon peneliti selama mengampu mata
kuliah seni musik di Upp PGSD Parepare, mahasiswa sangat pasif
dalam proses pembelajaran, kebanyakan dari mahasiswa menganggap
bahwa membaca notasi musik adalah sesuatu yang sulit sehingga
mereka cenderung malas dan kurang bergairah dalm mengikuti proses
pembelajaran. Berbagai metode yang telah di lakukan untuk
meningkatkan aktivitas mahasiswa terkhusus pada teknik membaca
not, antara lain metode yang digunakan adalah metode demonstrasi,
membaca not dengan teknik suku kata, membaca not melalui media
audio visual, dan sebagainya masih saja kurang berhasil dalam hal
meningkatkan aktivitas musikal mahasiswa.
Keinginan peneliti untuk melaksanakan proses pembelajaran
musik bagi mahasiswa UPP PGSD Parepare sebagaimana yang
diharapkan, mendasari usulan penelitian ini dengan menerapkan
metode pembelajaran musik yang berbeda dari metode-metode
pembelajaran yang pernah di lakukan oleh calon peneliti.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan Latar belakang masalah tersebut diatas maka
dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan metode solfegio dapat meningkatkan
aktivitas pembelajaran musik mahasiswa PGSD FIP UNM UPP
Parepare dalam mata kuliah Studio Seni musik?.
2. Apakah penerapan metode solfegio dapat meningkatkan
aktivitas pembelajaran musik mahasiswa PGSD FIP UNM UPP
Parepare dalam mata kuliah Studio Seni musik?.
D. TUJUAN PENELITIAN
Dari rumusan masalah yang telah dijabarkan maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prosespenerapan metode solfegio dalam
meningkatkan aktivitas pembelajaran musik mahasiswa PGSD FIP
UNM UPP Parepare dalam mata kuliah Studio Seni musik.
2. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas pembelajaran musik
melalui penerapan metode solfegio mahasiswa PGSD FIP UNM
UPP Parepare dalam mata kuliah Studio Seni musik.
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini
adalah :
1. Sebagai pengembangan metode pembelajaran dalam mata kuliah
yang mengutamakan kemampuan psikomotor.
2. Memberi pengetahuan baru bagi dosen pengampu mata kuliah
Seni musik dalam menyajikan materi dengan memaksimalkan
fungsi metode pembelajaran.
3. sebagai tambahan literatur dalam menentukan strategi
pembelajaran untuk mata kuliah Seni musik.
F. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses mental yang mengarah pada
penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebiasaan atau sikap yang
diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan
tingkah laku. Dengan kata lain belajar adalah proses perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. (Winkel,
1984:151).
Menurut Good & Bropy yang dikutip oleh Sumaryanto (2005:39)
menyatakan bahwa belajar adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan proses yang diikuti oleh perubahan yang relatif
tetap, dalam pengertian, sikap, pengetahuan, informasi,
kemampuan dan ketrampilan. Belajar merupakan perubahan
perangai atau kemampuan seseorang yang berlangsung lama dan
bukan merupakan akibat dari perubahan.
Ciri-ciri kegiatan belajar adalah: (a) Aktivitas yang
menghasilkan perubahan pada individu yang sedang belajar, baik
aktual maupun potensi, (b) perubahan itu pada pokoknya adalah
didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang
relatif lama, (c) perubahan itu terjadi karena latihan dan
usaha.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dialami oleh
individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
A. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran menurut Hadi Kusuma K. (1996: 15) adalah usaha
oleh guru untuk membantu siswa atau anak didik agar mereka
dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Dalam
pembelajaran, peran guru sebagai fasilitator yaitu menyediakan
fasilitas yang diperlukan dan menciptakan situasi yang
mendukung agar siswa dapat mewujudkan kemampuan belajarnya.
Pendapat yang sama dikemukakan oleh Soelaiman ( 1978: 53 )
yang mengatakan bahwa pembelajaran adalah kegiatan yang
dilakukan oleh guru dalam rangka membimbing dan mendorong
siswa untuk memperoleh pengalaman yang berguna bagi
perkembangan dari seluruh potensi (kemampuan) yang dimilikinya
semaksimal mungkin. Pembelajaran merupakan kegiatan yang
memerlukan persiapan matang untuk mentransfer ilmu dari guru
kepada peserta didik. Dalam hal ini Tim MKDK (1996: 11)
berpendapat bahwa: (1) pembelajaran merupakan upaya sadar dan
disengaja, (2) pembelajaran merupakan pemberian bantuan yang
memungkinkan siswa dapat belajar, (3) pembelajaran lebih
menekankan pada pengaktifan siswa.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran adalah upaya guru untuk
menciptakan suatu sistem atau cara yang memungkinkan terjadi
suatu proses belajar siswa dalam rangka mengembangkan semua
aspek dalam dirinya.
Menurut Tim MKDK (1996:46), menyatakan bahwa terdapat
beberapa ciri pembelajaran yaitu:
a.Pembelajaran bertujuan untuk membentuk anak didik dalam
suatu perkembangan tertentu, dengan menempatkan anak didik
sebagai pusat perhatian, sedangkan unsur yang lain sebagai
pengantar dan pendukung.
b.Ada suatu prosedur yang didesain untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, agar dapat mencapai tujuan secara optimal,
maka diperlukan langkah-langkah sistematik dan relevan.
c. Ditandai dengan aktivitas anak didik baik secara fisik
maupun mental yang aktif. Anak didik merupakan syarat mutlak
bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
d. Memiliki batas waktu dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak dapat
ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu,
kapan tujuan itu akan tercapai.
e. Ada evaluasi, dari seluruh kegiatan belajar mengajar,
karena evaluasi merupakan bagian penting yang tidak bisa
diabaikan. Setelah guru melaksanakan kegiatan belajar
mengajar, evaluasi harus dilakukan untuk mengetahui
tercapainya tujuan yang sudah ditentukan.
Kesimpulan dari uraian diatas adalah bahwa suatu
pembelajaran dapat dilihat dari tujuan yang akan dicapai
dengan menggunakan prosedur dan langkah-langkah yang
sistematik serta menekankan pada kompetensi siswa dan untuk
mengetahui tercapainya tujuan pengajaran harus ditentukan
jenis evaluasi yang sesuai.
B. Pengertian Vokal
Vokal menurut kamus artinya bunyi ujaran yang keluarnya
melalui alat ucap tanpa hambatan. Dalam musik, unsur vokal
sangat penting terutama dalam hubungannya dengan menyanyi.
Menurut A.T.Mahmud (1995:39) salah satu cara mengungkapkan
musik adalah melalui vokal, yang di ungkapkan dengan cara
bernyanyi. Tingkat kemampuan mengungkapkan isi dan makna
nyanyian tergantung pada cara memelihara suara. Salah satu
cara memelihara suara dengan latihan solfegio.
Pada saat seseorang akan menyanyikan sebuah lagu baru
semestinya harus mengenal dan menguasai notasi lebih dahulu
sehingga lagu akan dapat dinyanyikan dengan baik dan benar,
tentunya semua usaha untuk menguasai notasi tersebut
membutuhkan waktu tertentu. Menurut Kompas, Minggu, 27 Januari
2002, dikatakan bahwa kemampuan berolah vokal tiba-tiba kini
bergeser dari fenomena musikal, menjadi fenomena sosial, dari
pernyataan ini bisa disimpulkan bahwa vokal ternyata bisa
menjadi suatu investasi ke depan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
belajar vokal adalah hasil usaha belajar yang berwujud
pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang telah dicapai dari
usahanya belajar vokal selama waktu tertentu.
C. Metode Solfegio
Solfegio adalah latihan kemampuan pendengaran atau ketajaman
pendengaran musik, baik ketepatan ritmik maupun ketepatan
nadanya. Menurut Stanly yang dikutip Sumaryanto (2005:40)
dikatakan Solfegio adalah istilah yang mengacu pada menyanyikan
tangga nada, interval dan latihan melodi dengan sillaby zolmization
yaitu, menyanyikan nada musik dengan menggunakan suku kata.
Dalam perkembangannya solfegio bukan hanya menyanyi saja
tetapi juga mendengar dan membaca nada. Kemampuan membaca nada
disebut dengan Sight Reading, kemampuan mendengar nada disebut
dengan Ear Training, sedangkan kemampuan menyanyi disebut dengan
Sight Singing.
1. Pengertian Sight Reading
Menurut Stanley seperti yang dikutip Sumaryanto(2001:31-
33) Sight reading adalah membaca not tanpa persiapan atau
kesanggupan sekaligus untuk membaca dan memainkan notasi
musik yang belum pernah dikenal sebelumnya (sering disebut
dengan istilah prima vista).
Fungsi sight reading selain untuk meningkatkan kemampuan
membaca dan menambah pengetahuan tentang bahasa musik juga
berfungsi untuk menemukan hal–hal baru dalam musik dan
memberikan kenikmatan dalam bermusik bagi pemain atau
penyaji musik hingga pada tingkat ketrampilan mahir.
Ada dua pendekatan dalam melatih sight reading, yaitu (1)
dengan memainkan lagu yang mudah dengan tempo yang
sebenarnya, atau (2) dengan lagu yang sulit dalam tempo
yang sangat lambat. Richman dalamSumaryanto (2001:33).
Melalui sight reading diharapkan siswa dapat membaca notasi
musik dengan cepat dan tepat.
Florentinus membagi kemampuan membaca not (sight
reading) dalam tiga indikator, yaitu : (1) kemampuan
membaca ritme/irama, (2) 18 kemampuan membaca
melodi/rangkaian nada, dan (3) kemampuan membaca kord/
keselarasan gabungan nada.
2. Pengertian Ear Training
Ear Training adalah latihan kemampuan mendengar, menurut
Kodiyat (1983:68), Ear Training adalah latihan pendengaran
secara sistematis, latihan vokal tanpa perkataan dan hanya
dengan suku kata terbuka. Latihan pendengaran tersebut
dilakukan dengan cara menselaraskan dengan not- not yang
dihadapi. Dengan terbiasanya siswa mendengar secara
bertahap, maka bayangan nada/not dari suatu lagu yang
didengar akan dapat dibayangkan besar kecilnya dan tepat
tidaknya lompatan nada.
Manusia normal sejak lahir sudah dibebani dengan
kemampuan reaksi terhadap bunyi atau musik, sehingga tanpa
kegiatan mendengar manusia tidak dapat memberikan reaksi
terhadap rangsangan yang membentuk bunyi ( Jamalus,
1981:49)
Latihan pendengaran musik biasanya dilakukan dalam
bentuk dikte yang berupa nada yang dinyanyikan kemudian
ditirukan, yang sebelumnya didahului dengan latihan
pendengaran dan latihan daya ingat. Dikte tersebut berupa
melodi, kord, dan ritme. Latihan pendengaran ini
membutuhkan konsentrasi yang sungguh- sungguh agar kesan
musik dapat dimengerti dan bila dilakukan secara berulang-
ulang dapat dijadikan dasar menuju tahap pelajaran membaca
notasi.
Florentinus (1997:62) membagi lebih lanjut kemampuan
mendengar not (Ear Training) ke dalam tiga indikator
kemampuan, yaitu: (1) kemampuan mendengar dan mengingat
ritme/irama, menuliskan serta menyuarakan kembali, (2)
kemampuan mendengar dan mengingat melodi/rangkaian nada,
menuliskan serta menyuarakan kembali, dan (3) kemampuan
mendengar dan mengingat kord/keselarasan gabungan nada.
Menurut Benward yang dikutip oleh Sumaryanto(2001:35),
kemampuan pendengaran merupakan gabungan dari faktor
kebiasaan dan pembawaan. Faktor kebiasaan dapat
dikembangkan melalui latihan teratur, sedangkan faktor
pembawaan murni berasal dari kemampuan diri yang berupa
bakat musikalitas.
Dalam proses mempelajari sebuah lagu perlu ditanamkan
pengertian tentang rasa irama/ritme, agar siswa dapat
memnyanyikan sebuah lagu dengan dalam irama yang sesuai.
Selain itu perlu ditanamkan juga pengertian tentang
bayangan /memori nada, interval, dan melodi sehingga tidak
mengalami kesulitan dalam menyanyikan sebuah lagu dengan
benar. Dari penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa
kemampuan mendengar not (Ear Training) adalah tingkat
kepekaan siswa dalam mendengarkan, mengingat, menuliskan
dan menyuarakan kembali unsur–unsur musical dalam bentuk
notasi musik secara langsung, baik pada melodi, ritme
maupun kord.
3. Pengertian Sight Singing
Yang dimaksud dengan Sight Singing adalah latihan
menyanyikan nada sesuai dengan melodi. Ada dua sistem yang
dapat digunakan dalam latihan ini, yaitu sistem fixed do dan
sistem movable do. Kedua system tersebut dijabarkan sebagai
berikut:
a. Sistem fixed do
Adalah latihan nada-nada dinyanyikan dengan apa
adanya, misalkan nada C akan tetap dibaca do meskipun
dalam tangga nada yang berbeda-beda. Contoh lain, siswa
menyanyikan lagu dalam tangga nada F mayor (1 mol) maka
nada F tidak dibaca do melainkan fa.
b. Sistem Movable do
Sistem movable do adalah do yang bisa berubah-ubah,
jadi nama do bisa terletak pada nada c, d, e, f, g, dan
seterusnya sesuai nada dasar yang digunakan.
Florentinus membagi kemampuan menyanyikan not atau
sight singing dalam tiga indikator, yaitu : (1) Kemampuan
menyanyikan melodi atau rangkaian nada, (2) Kemampuan
menyanyikan interval nada, dan (3) Kemampuan menyanyikan
tangga nada.(Sumaryanto,2001:40-42)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan menyanyikan nada (sight Singing) adalah tingkat
kelancaran siswa untuk mengubah bentuk notasi menjadi
suara atau vokal tanpa persiapan sebelumnya.
Pada pelaksanaan pembelajaran vokal di kelas IV, sight
singing, ear training, dan sight reading diterapkan secara
bervariasi disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran
Menurut Suryabrata (1985:146) mengatakan, ada beberapa
faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran yang berasal dari
dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Faktor tersebut
antara lain:
1. Faktor dari dalam (internal), yaitu faktor yang berasal dari
individu itu sendiri, yang meliputi :
a. Faktor fisiologi yang meliputi kondisi fisik anak secara
umum, kondisi panca indera terutama penglihatan,
pendengaran, jenis kelamin dan organ tubuh lainnya.
b. Faktor psikologis yang meliputi : kecerdasan , bakat,
motivasi, minat, dan emosi.
2. Faktor dari luar (eksternal) yaitu faktor yang berasal dari
luar individu yang meliputi:
a. Lingkungan alam, seperti: suhu, kelembaban udara, cuaca.
b. Lingkungan sosial yaitu lingkungan dimana tempat
interaksi lembaga pendidikan itu berada.
G. KERANGKA PIKIR
ss
Penerapanmetode
aktivitaspembelajaran musik
keaktifan dalamproses
pembelajaran
1.sight reading: mahasiswa membaca ritme yg belum pernah dipelajari
2. Ear Training adalah latihan pendengaran secara sistematis, latihan vokal tanpa perkataan dan hanya dengansuku kata terbuka
hasilpembelajaran
1. meningkatkan kemampuan baca not mahasiswa
2. menyanyikan lagu sebagaimananotnya tertulis
3. meningkatkan kepekaan dalam mengapresiasi unsur-unsur musik dalam sebuah lagu.
H. METODE PENELITIAN
a. sasaran penelitian
sasaran penelitian ini adalah mahasiswa upp PGSD parepare
Semester VI tahun akademik 2014. Ada tiga tahapan utama dalam
pelaksanaan penelitian ini yakni perencanaan, kegiatan inti dan
penilaian.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa data kualitatif
.
b. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group
pretest-posttest design. Dalam desain ini sampel penelitian dikenakan
perlakuan dengan dua kali pengukuran. Pengukuran pertama
dilakukan sebelum perlakuan dan pengukuran kedua dilakukan
sesudah perlakuan dilaksanakan (Nasir, 1999:279).
b. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasinal Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah Variabel bebas (independent
variable) adalah penerpan metode solfegio. Sedangkan variabel
terikat (dependent variable) adalah peningkatan aktifitas belajar
mahasiswa pada mata kuliah studio seni musik.
c. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan unjuk kerja , format observasi
dan kamera digital untuk menjaring data yang dibutuhkan
berdasarkan kerangka pikir dan desain penelitian.
d. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UPP
PGSD Parepare FIP UNM sedangkan sampel dalam penelitian ini
diambil berdasarkan sampel kelompok (cluster sample) yaitu mahasiswa
yang saat ini sedang memprogramkan mata kuliah Studi Seni Musik
Tahun Akademik 2014.
e. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data test dikumpulkan dengan melakukan
tiga tahap yang diilustrasikan berikut ini:
1. Peretest
Pada tahap ini mahasiswa ditugaskan mendeskripsikan karya-
karya musik nusantara secara kelompok dan memperagakan salah satu
ragam musik yang mereka kenal. Aktivitas ini dilakukan dalam
waktu 30 menit.
2. Treatment
Pada tahap ini mahasiswa juga ditugaskan mendeskripsikan
karya-karya musik nusantara secara kelompok dan memperagakan
salah satu ragam musik, namun sebelumnya mereka menonton beberapa
musik nusantara melalui pengajaran dengan menggunakan media audio
visual. Pada bagian ini mahasiswa diharuskan menyimak dan
memahami ragam dan gerak musik melalui CD yang diputarkan.
3. Posttest
Pada tahap ini mahasiswa kembali ditugaskan menyimak dan
memahami ragam dan gerak musik melalui CD yang diputarkan. .
Aktivitas ini bertujuan untuk melihat peningkatan minat mahasiswa
setelah mendapatkan perlakuan.
f. Teknik analisis data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik reduksi data dan pengelompokan data berdasarkan poin-poin
inti dalam kerangka pikir yang mengacu pada rumusan masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2007. Kompetensi Kepribadian Guru. Bandar Lampung: Universitas`lampung Press.
Alexon dan Nana Syaodih Sukmadinata.2010. Pengembangan ModelPembelajaran Terpadu Berbasis Budaya Untuk Meningkatkan Apresiasi
Siswa Terhadap Budaya Lokal. Bengkulu: Jurnal CakrawalaPendidikan, Juni 2010, Th. XXIX, No. 2
Arifah Bintarti ,Udin S. Winataputra, Nila Kusuma W.,Mani FestatiBroto,Yulia Budiwati.2011. Pengembangan Model PembelajaranMelek Media Televisi. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume12, Nomor 2, September 2011, 77-91
Borg, Welter R. Dan Meredith D. Gall. 1983. Education Research: AnIntroduction. New York dan London: Logman.
Daryanto, Rahardjo mulyo.2012. Model Pembelajaran Inovatif.Yogyakarta: Gava Media
Emzir.Prof.Dr.2012. Metodologi Penelitian Pendidikan:Kualittif danKuantitatif.Penerbit: Rajawali pers Divisi Buku PerguruanTinggi.
Hartono. 2007. Pengembangan Model Pembelajaran Seni Berbasis KompetensiPada Anak Usia Dini. Bandung :Harmonia Jurnal PengetahuanDan Pemikiran Seni Vol. VIII No. 1 / Januari – April .
Jamalus, Mahmud.A.T. 1981. Musik 4 untuk SPG.Departemen PendidikanDan Kebudayaan.
Jazuli, M. 2008. Paradigma Kontekstual Pendidikan Seni. Surabaya: UnesaUniversity Press.
Martiyono. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta: AswajaPressindo
Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.
---------------. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru.Bandunh: PT. Remaja rosda Karya.
Nana Syaodih Sukmadinata. (2007). Metode penelitian pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Pekerti,widia.2000.Pendidikan Seni Musik Tari Dan Drama,Materi PokokPGSD.Jakarta: Universitas Terbuka
Salam, Sofyan. 2004. Pendidikan Seni Tingtaktas. Orasi Ilmiah DiesNatalis ke 43 UNM.
Sotedja,Zakarias.2009.Pendidikan Seni.Konsorsium Program PJJ S1 PGSD.Penerbit: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,departemen Pendidikan Nasional.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. TentangSistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro Hukum danOrganisasi.
Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 Tentang Guru danDosen Bandung: Penerbit Citra Umbara.
Yuyus suherman, oom sitti homdijah.2010.Pengembangan ModelPembelajaran Diversitas Dan Ekuitas Berbasis Aktivitas Budaya UntukMewujudkan Kelas Dan Sekolah Inklusif. Bandung: LembagaPenelitian UPI Bandung.