Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi Pendidikan

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan. Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Ahira, 2010). Proses pembelajaran dengan mengaplikasikan berbagai model-model pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan minat, motivasi, aktivitas, dan hasil belajar. Hasil belajar siswa dapat diketahui meningkat atau rendah setelah dilaksanakan sebuah evaluasi. Proses evaluasi meliputi pengukuran dan penilaian. Pengukuran bersifat kuantitatif sedangkan penilaian 1

Transcript of Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam

pembangunan. Dengan perkembangan zaman di dunia

pendidikan yang terus berubah dengan signifikan

sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola

pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal

tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan

di Indonesia. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang

sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan Negara (Ahira, 2010).

Proses pembelajaran dengan mengaplikasikan berbagai

model-model pembelajaran yang bertujuan untuk

meningkatkan minat, motivasi, aktivitas, dan hasil

belajar. Hasil belajar siswa dapat diketahui meningkat

atau rendah setelah dilaksanakan sebuah evaluasi.

Proses evaluasi meliputi pengukuran dan penilaian.

Pengukuran bersifat kuantitatif sedangkan penilaian

1

bersifat kualitatif. Proses evaluasi bukan sekedar

mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan

untuk membuat keputusan. Keputusan dan pendapat akan

dipengaruhi oleh kesan pribadi dari yang membuat

keputusan.

Untuk itulah, selain untuk memenuhi tugas mata

kuliah evaluasi Proses pembelajaran, makalah berjudul

“Pengukuran, penilaian dan evaluasi dalam pendidikan”

ini juga dapat memberikan informasi kepada mahasiswa

keguruan dan ilmu pendidikan serta masyarakat pada

umumnya, mengenai evaluasi pendidikan. Besar harapan

penyusun makalah ini dapat bermanfaat bagi pada

pembaca.

1.2 Rurmusan Masalah

Rumusan Masalah makalah ini sebagai berikut

1.2.1 Bagaimana Pengukuran dalam Pendidikan ?

1.2.2 Bagaimana Penilaian dalam Pendidikan ?

1.2.3 Bagaimana Evaluasi dalam Pendidikan ?

1.3 Tujuan

Tujuan makalah ini sebagai berikut

1.3.1 Untuk mengetahui Pengukuran dalam Pendidikan

1.3.2 Untuk mengetahui Penilaian dalam Pendidikan

1.3.3 Untuk mengetahui Evaluasi dalam Pendidikan

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengukuran dalam Pendidikan

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau

kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan

pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada

kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk

3

mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan,

seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan

konsumen.

Pengukuran adalah proses pemberian angka-angka atau

label kepada unit analisis untuk merepresentasikan

atribut-atribut konsep. Proses ini seharusnya cukup

dimengerti orang walau misalnya definisinya tidak

dimengerti. Hal ini karena antara lain kita sering

kali melakukan pengukuran.

Menurut Cangelosi (1995) yang dimaksud dengan

pengukuran (Measurement) adalah suatu proses

pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk

mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang

telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi

siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang

dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar

apa yang mereka katakan, dan menggunakan indera mereka

seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan

merasakan. Menurut Zainul dan Nasution (2001)

pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu: 1)

penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu

aturan atau formula tertentu.

Measurement (pengukuran) merupakan proses yang

mendeskripsikan performance siswa dengan menggunakan

suatu skala kuantitatif (system angka) sedemikian rupa

sehingga sifat kualitatif dari performance siswa

4

tersebut dinyatakan dengan angka-angka (Alwasilah et

al.1996). Pernyataan tersebut diperkuat dengan

pendapat yang menyatakan bahwa pengukuran merupakan

pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakter

tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu

obyek tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi

yang jelas. Aturan atau formulasi tersebut harus

disepakati secara umum oleh para ahli (Zainul &

Nasution, 2001).

Dengan demikian, pengukuran dalam bidang pendidikan

berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta

didik tertentu. Dalam hal ini yang diukur bukan

peserta didik tersebut, akan tetapi karakteristik atau

atributnya. Senada dengan pendapat tersebut, Secara

lebih ringkas, Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan

pengertian pengukuran (measurement) sebagai kegiatan

membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu

sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.

2.2 Penilaian dalam Pendidikan

Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai

cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk

memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar

peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian

kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab

pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi

belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat

5

berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam

kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).

Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau

penentuan nilai kuantitatif tersebut.

Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah

mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat

mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar

(learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan

atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan

pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat

pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari

kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu

dapat dinyatakan dengan nilai.

2.3 Evaluasi dalam Pendidikan

2.3.1 Pengertian dan Prinsip Evaluasi

- Pengertian Evaluasi

Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa

Inggris education; dalam bahasa Arab: At-Taqdir;

dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Dengan

demikian secara harfiyah dapat evaluasi pendidikan

diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan

atau penilaian mengenai hal yang berkaitan dengan

kegiatan pendidikan.

6

Berikut ini beberapa pengertian evaluasi menurut

para ahli : 

Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian

terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan

asesmen. 

Menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu

keputusan tentang nilai berdasarkan hasil

pengukuran. 

Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa

evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses

pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi

yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar,

baik yang menggunakan instrumen tes maupun non

tes.

Menurut Bloom (1971), evaluasi adalah pengumpulan

kenyataan secara sistematis untuk menetapkan

apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam

diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat

perubahan dalam pribadi siswa.

Menurut Stufflebeam (1971), evaluasi adalah proses

menggambarkan, memperoleh, dan menyajikna

informasi yang berguna untuk menilai alternative

keputusan. 

Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi

adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk

mengukur keberhasilan program pendidikan.

7

Tayibnapis (2000) dalam hal ini lebih meninjau

pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan

yaitu sebagai proses menilai sampai sejauhmana

tujuan pendidikan dapat dicapai.

Evaluasi menurut Griffin & Nix (Mardapi: 2012)

adalah judgment terhadap nilai atau implikasi dari

hasil pengukuran. Menurut definisi ini kegiatan

evaluasi selalu didahului dengan kegiatan

pengukuran dan penilaian.

Dalam bukunya Designing Evaluator of Educational and Social

Programme, Cronbach (1982) memberikan uraian

mengenai prinsip-prinsip dasar evaluasi sebagai

berikut:

1.Evaluasi program pendidikan merupakan kegiatan

yang dapat membantu pemerintah dalam mencapai

tujuanya

2.Evaluasi adalah suatu seni. tidak ada satupun

evaluasi yang sempurna, walaupun dilakukan dengan

teknuk yang berbeda – beda.

3.Evaluasi merupakan suatu proses terus menerus

sehingga didalam proses kegiatannya di mungkinkan

untuk merevisi apa bila dirasakan adanya sesuatu

kesalahan.

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi

adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu.

8

Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang

sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan

menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk

membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan

demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang

sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan

sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah

dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002).

- Prinsip Evaluasi

Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan

evaluasi, yaitu adanya triangulasi, atau adanya

hubungan erat antara tiga komponen yaitu :

a)Tujuan pembelajaran

b)Kegiatan pembelajaran atau KBM, dan

c)Evaluasi

Evaluasi sendiri memiliki beberapa prinsip dasar

yaitu ;

a. Evaluasi bertujuan membantu pemerintah dalam

mencapai tujuan pembeljaran bagi masyrakat.

b. Evaluasi adalah seni, tidak ada evaluasi yang

sempurna, meski dilkukan dengan metode yang

berbeda.

c. Pelaku evaluasi atau evaluator tidak memberikan

jawaban atas suatu pertanyaan tertentu. Evaluator

tidak berwennag untuk memberikan rekomendasi

9

terhadap keberlangsungan sebuah program.

Evaluator hanya membantu memberikan alternatif.

d. Penelitian evaluasi adalah tanggung jawab tim

bukan perorangan.

e. Evaluator tidak terikat pada satu sekolah

demikian pula sebaliknya.

f. evaluasi adalah proses, jika diperlukan revisi

maka lakukanlah revisi.

g. Evaluasi memerlukan data yang akurat dan cukup,

hingga perlu pengalaman untuk pendalaman metode

penggalian informasi.

h. Evaluasi akan mntap apabila dilkukan dengan

instrumen dan teknik yang aplicable.

i. Evaluator hendaknya mampu membedakan yang

dimaksud dengan evaluasi formatif, evaluasi

sumatif dan evaluasi program.

j. Evaluasi memberikan gambaran deskriptif yang

jelas mengenai hubungan sebab akibat, bukan

terpaku pada angka soalan tes.

Evaluasi Pendidikan juga harus mengikuti prinsip-

prinsip sbb :

1. Prinsip keterpaduan

Harus ada keterpaduan antara tujuan instruksional

, metoda pembelajaran, materi pelajaran

2. Prinsip keterlibatan siswa

10

Harus memperhatikan segi keterlibatan siswa,

Karena evaluasi merupakan bagi siswa. Siswa perlu

akan informasi mengenai kemajuan dalam program

pembelajaran.

3. Prinsip Koherensi

Evaluasi harus berkaitan dengan materi yang sudah

disajikan dan sesuai dengan kompetensi yang

diharapkan. Sesuai pula dengan alat evaluasi yang

digunakan serta cara penyelenggaraannya

4. Prinsip Pedagogis

Evaluasi diterapkan sebagai upaya perbaikan

sikap, memberi motivasi , dan sebagai reward

ataupun punishment

5. Prinsip Akuntabilitas

Evaluasi pembelajaran sebagai pertanggungjawaban

sekolah kepada orang tua, masyarakat dan

departemen/dinas terkait.

2.3.2 Fungsi dan tujuan Evaluasi Pendidikan

- Fungsi Evaluasi Pendidikan

a.Fungsi evaluasi pendidikan dalam kaitannya dengan pengambilan

keputusan sebagai penyedia informasi

Fungsi Perbaikan. Fungsi perbaikan merupakan salah

satu benang merah yang terabaikan selama ini.

para pengambil kebijakan lebih banyak melihat

kondisi momentum hasil evaluasi dari hasil

11

belajar, namun sangat jarang yang menggunakan

sebagai informasi untuk perbaikan pendidikan.

ujian akhir nasional sebagian besar sekolah

tahun 2003, dibawah 5, bahkan mata pelajaran

tertentu mendapat nilai 2 atau 3. namun yang

langsung di ubah adalah kurikulum tanpa melihat

apa yang sesungguhnya terjadi dan mengapa hal

itu terjadi.  Tidak ada evaluasi yang mendalam

tentang kurikulum yang sedang berlaku. apakah

kurikulum itu sudah dilaksanakan dengan tepat

dan benar, mana yang tidak dikuasai, materi apa

yang dirasa sulit atau apakah guru telah

berfungsi dengan baik sesuai dengan tuntutan

kurikulum? informasi itu perlu disediakan dengan

melakukan evaluasi pendidikan, sehingga apa yang

ingin diperbaiki tergambar dengan jelas.

Fungsi pengendalian proses dan mutu pendidikan.

Melalui evaluasi pendidikan yang terfokus,

terkendali, komprehensif dan terus menerus dapat

tersedia informasi untuk mengendalikan mutu

pendidikan, karena sesuatu yang salah dalam

pelaksanaan dapat diperbaiki dan dibetulkan

dalam penyusunan rencana atau pertemuan

berikutnya.

Fungsi pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

peserta didik. Berdasarkan hasil evaluasi

12

pendidikan dimungkinkan memberikan berbagai

keputusan yang tepat kepada peserta didik,

seperti mengidentifikasikan kondisi dan

kebutuhan tiap peserta didik dan selanjutnya

menyesuaikan perencanaan pembelajaran dengan

kebutuhan mereka, menempatkan mereka dalam

kelompok belajar, penerapan nilai-nilai siswa

untuk tujuan seleksi atau pemahaman siswa dan

kemajuan belajar yang dicapainya.

Fungsi Akuntabilitas Publik. Pendidik secara moral

mendapat mandate dari public untuk membina dan

mengembangkan peserta didik seoptimal mungkin

melalui pendidikan sesuai dengan harkat dan

martabatnya sebagai manusia. Pemerintah sesuai

dengan beban tugas kenegaraannya, menyerahkan

tugas dan tanggungjawabnya kepada pendidik untuk

membantu membina dan mengembangkan warga

masyarakat melalui pendidikan dengan kata lain,

pendidik meaksanakan tugas mendidik dari public

dan pemerintah. Sehubungan dengan itu, pendidik

harus mengevaluasi seberapa jauh tugas yang

diterimanya telah dilaksanakan dan menyampaikan

pertanggungjawaban pelaksanaan tugas tersebut

kepada public.

Fungsi Regulasi Administratif tentang sekolah. Tidak

dapat di abaikan bahwa dengan informasi hasil

13

evaluasi pendidikan akan memberikan regulasi

administrative. Seorang pengambil kebijakan

dalam bidang pendidikan akan dapat mengatakan

bagaimana bagusnya system sekolah A, bagaimana

disiplin guru disekolah B, dan bagaimana

fasilitas disekolah C, dll.

b.Fungsi Evaluasi Pendidikan menurut Bloom:

Fungsi selektif

Dengan cara mengadakan penilain guru mempunyai

cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian

terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri

memiliki beberapa tujuan, antara lain:

1)Untuk memilih siswa yang dapat diterima di

sekolah tertentu

2)Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas

atau tingkat berikutnya.

3)Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat

beasiswa

4)Untuk memilih siswa yang sudah berhak

meninggalkan sekolah dan sebagainya.

Fungsi diagnostik

Apabila alat yang digunakan dalam penilain cukup

memenuhi persyaratan. Maka dengan melihat

hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa.

Di samping itu, diketahui pula sebab-sebab

kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian,

14

sebenarnya guru mengadakan diagnosis kepada

siswa tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan

diketahui sebab-sebab kelemahan ini akan lebih

mudah dicari cara mengatasinya.

Fungsi penempatan

Sistem baru yang kini banyak dipopulerkan di

Negara barat adalah system belajar sendiri.

Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara

mempelajari sebuah paket belajar, baik itu

berbentuk modul maupun paket belajar yang lain.

Sebagai alas an dari timbulnya system ini adalah

adanya pengakuan yang besar terhadap kemampuan

individual. Setiap siswa sejak lahirnya telah

membawa bakat sendiri-sendiri sehingga pelajaran

akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan

pembawaan yang ada. Akan tetapi disebabkan

karena keterbatasan sarana dan tenaga,

pendidikan yang bersifat individual kadang-

kadang sukar sekali dilaksanakan. Pendekatan

yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan

adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat

menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang

siswa harus ditempatkan, digunakan suatu

penilaian. Sekelompok siswa yang mempunyai hasil

penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok

yang sama.

15

Fungsi pengukur keberhasilan modul maupun

Fungsi keempat dari evaluasi ini dimaksudkan

untuk mengetahui sejauh mana suatu program

berhasil diterapkan. Keberhasilan program

ditentukan oleh beberapa factor guru, metode

mengajar, krikulum, sarana, dan system

administrasi.

- Tujuan Evaluasi pendidikan

Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui

proses yang terjadi dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu :

input, transformasi dan output.

Input adalah peserta didik yang telah dinilai

kemampuannya dan siap menjalani proses pembelajaran.

Transformasi adalah segala unsur yang terkait dengan

proses pembelajaran yaitu ; guru, media dan bahan

beljar, metode pengajaran, sarana penunjang dan

sistem administrasi.

Sedangkan output adalah capaian yang dihasilkan dari

proses pembelajaran.

2.3.3 Kegunaan Evaluasi Pendidikan

J. Stanley Ahmann dan Marwin D. Glock (1981)

menyatakan ada empat sub kelompok kegunaan evaluasi

pendidikan yaitu:

1. menaksir pencapain akademik pada tiap – tiap

peserta didik

16

2. mendiagnosis kesukaran – kesukaran belajar tiap –

tiap peserta didik maupun kelas

3. menaksir efektifitas pendidikan dari sisi

kurikulum, prosedur pembelajaran, alat bantu

material pembelajaran dan pengorganisasian atau

pengaturan oerganisasi pembelajaran

4. menilai kemajuan pendidikan dalam populasi yang

luas, seperti menolong memahami masalah–masalah

pendidikan dan mengembangkan kebijakan masyarakat

dalam pendidikan.

2.3.4 Subjek, Objek dan Ruang Lingkup Evaluasi

Pendidikan

- Subjek Evaluasi Pendidikan

Subyek atau pelaku evaluasi pendidikan ialah orang

yang melakukan pekerjaan evaluasi dalam bidang

pendidikan.

Evaluator dalam (orang yang ikut terlibat dalam kegiatan).

Evaluator dalam sangat memahami seluk beluk

kegiatan, tetapi ada kemungkinan dapat dipengaruhi

oleh keinginan untuk dapat dikatakan bahwa

programnya berhasil. dengan kata lain, evaluator

dalam dapat diganggu oleh unsur subjektivitas jika

hal itu terjadi, data yang terkumpul kurang benar

dan kurang akurat meskipun barang kali cukup

lengkap.

17

Evaluator luar ( orang yang tidak ikut terlibat

dalam kegiatan program ). Evaluator luar mungkin

menjumpai kesulitan dalam memperoleh data yang

lengkap karena ada hal-hal yang disembunyikan oleh

para pelaksana program. namun data yang terkumpul

dapat lebih objektif. berdasarkan klasifikasi

tersebut, maka didalam kegiatan belajar mengajar

guru dapat dikategorikan sebagai evaluator dalam,

guru adalah pelaksana sehingga mereka mengetahui

betul apa yang terjadi didalam proses belajar

mengajar. untuk memperbaiki proses pengajaran yang

akan dilaksanakan lain waktu, guru perlu

mengetahui seberapa tinggi tingkat pencapaian dari

tugas yang telah dikerjakan selama kurung waktu

tertentu. dalam hal ini guru tidak dikhawatirkan

akan kurang objektif penilaiannya karena hasil

evaluasinya tidak akan dilaporkan atau diketahui

oleh siapapun.

- Objek Evaluasi Pendidikan

Obyek atau sasaran evaluasi pendidikan ialah segala

sesuatu yang bertalian dengan kegiatan atau proses

pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian

atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator)

ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau

proses pendidikan tersebut. Salah satu cara untuk

mengenal atau mengetahui obyek dari evaluasi

18

pendidikan adalah dengan jalan menyorotinya dari

tiga segi, yaitu dari segi input, transformasi dan

output. Ditilik dari segi input ini maka obyek dari

evaluasi pendidikan meliputi tiga aspek, yaitu:

1. Aspek kemampuan

Untuk dapat diterima sebagai calon peserta didik

dalam rangka mengikuti program pendidikan

tertentu, maka para calon peserta didik harus

memiliki kemampuan yang sesuai atau memadai,

sehingga dalam mengikuti proses pembelajaran pada

program pendidikan tertentu itu nantinya peserta

didik tidak akan mengalami banyak hambatan atau

kesulitan.

Sehubungan dengan itu, maka bekal kemampuan yang

dimiliki calon peserta didik perlu untuk

dievaluasi terlebih dahulu, guna mengetahui

sampai sejauh mana kemampuan yang dimiliki oleh

masing-masing calon peserta didik dalam mengikuti

program tertentu. adapun alat yang biasa

dipergunakan dalam rangka mengevaluasi kemampuan

peserta didik itu adalah tes kemampuan (aptitude

test).

2. Aspek kepribadian

Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada

diri seseorang, dan menampakkan bentuknya dalam

tingkah laku. Sebelum mengikuti program

19

pendidikan tertentu, para calon peserta didik

perlu terlebih dahulu dievaluasi kepribadiannya

masing-masing, sebab baik buruknya kepribadian

mereka secara psikologis akan dapat mempengaruhi

keberhasilan mereka dalam mengikuti program

pendidikan tertentu. evaluasi yang dilakukan

untuk mengetahui atau mengungkapkan kepribadian

seseorang adalah dengan jalan menggunakan tes

kepribadian (personality test).

3.Aspek sikap

Sikap pada dasarnya adalah merupakan bagian dari

tingkah laku manusia, sebagai gejala atau

gambaran kepribadian yang memancar keluar. Karena

sikap ini merupakan sesuatu yang sangat

dibutuhkan dalam pergaulan, maka memperoleh

informasi mengenai sikap sseorng adalah hal yang

sangat penting. Karena itu maka aspek sikap perlu

dinilai atau di evaluasi terlebih dahulu bagi

calon peserta didik sebelum mengikuti program

pendidikan tertentu.

Selanjutnya apabila disoroti dari segi

transformasi maka obyek dari evaluasi pendidikan

itu meliputi :

a. Kurikulum atau materi pelajaran

b. Metode mengajar dan teknik penilaian

c. Sarana atau media pendidikan.

20

d. System administrasi

e. Guru dan unsur-unsur personal lainnya.

Adapun dari segi output, yang menjadi sasaran

evaluasi pendidikan adalah tingkat pencapaian

atau prestasi belajar yang berhasil diraih oleh

masing-masing peserta didik, setelah mereka

terlibat dalam proses pendidikan selama jangka

waktu yang telah ditentukan.

- Ruang Lingkup Evaluasi Pendidikan

Ruang lingkup evaluasi pendidikan mencakup : materi

yang diberikan dan satuan pelajaran yang disusun,

peserta didik, pendidik dan sumber belajar, proses

pendidikan, media belajar, dan hasil belajar.

dengan demikian, evaluasi pendidikan mencakup

evaluasi konteks, evaluasi komponen – komponen

proses belajar-mengajar, evaluasi proses dan

eavaluasi hasil. disamping itu evaluasi pendidikan

juga harus dikaitkan dengan program muatan local

atau program tambahan yang lain yang merupakan

bagian dari evaluasi pendidikan secara keseluruhan.

21

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau

kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan

pengukuran. Penilaian (assessment) adalah penerapan

berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian

untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil

belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi

(rangkaian kemampuan) peserta didik.

Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis

untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh

mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh

siswa. Prinsip Evaluasi Pendidikan terdiri dari

Prinsip keterpaduan, Prinsip keterlibatan, Prinsip

Koherensi, Prinsip Pedagogis dan Prinsip

22

Akuntabilitas. Fungsi Evaluasi Pendidikan terdiri dari

Fungsi selektif, Fungsi diagnostik, Fungsi penempatan

dan Fungsi pengukur keberhasilan modul maupun. Tujuan

evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses

yang terjadi dalam proses pembelajaran. Proses

pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu : input,

transformasi dan output. Subjek Evaluasi Pendidikan

ialah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi dalam

bidang pendidikan. Subjek Evaluasi Pendidikan terdiri

dari Evaluator dalam (orang yang ikut terlibat dalam kegiatan) dan

Evaluator luar ( orang yang tidak ikut terlibat dalam

kegiatan program). obyek dari evaluasi pendidikan

meliputi tiga aspek, yaitu: Aspek kemampuan, Aspek

kepribadian dan Aspek sikap. Ruang lingkup evaluasi

pendidikan mencakup : materi yang diberikan dan satuan

pelajaran yang disusun, peserta didik, pendidik dan

sumber belajar, proses pendidikan, media belajar, dan

hasil belajar

DAFTAR PUSTAKA

23

Mardapi Djemari. 2012. Pengukuran, Penilaian dan evaluasi

pendidikan. Yogyakarta: Nuha Medika

http://anshar-mtk.blogspot.com/2013/02/pengertian-

objek-subjek-dan-alat-alat.html# di akses tanggal 23

September 2014 pukul 21:10

http://detektiphoshiora.blogspot.com/2012/05/tujuan-

prinsip-dan-fungsi-evaluasi.html di akses tanggal 23

Sep. 14 pukul 21:25

24