PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA ...

340
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA BERBASIS VIRTUAL LABORATORY UNTUK MENINGKATKAN HIGH ORDER THINKING SKILL PESERTA DIDIK PADA MATERI ALAT OPTIK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: HANY SYARIFAH NIM 11160163000034 PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021

Transcript of PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA ...

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

HYPERMEDIA BERBASIS VIRTUAL LABORATORY

UNTUK MENINGKATKAN HIGH ORDER THINKING SKILL

PESERTA DIDIK PADA MATERI ALAT OPTIK

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

HANY SYARIFAH

NIM 11160163000034

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021

i

LEMBAR PENGESAHAN

ii

LEMBAR PENGESAHAN

iii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

iv

ABSTRAK

HANY SYARIFAH (1116016300034), Pengembangan Media Pembelajaran

Hypermedia Berbasis Virtual Laboratory Untuk Meningkatkan High Order

Thinking Skill Peserta Didik Pada Materi Alat Optik. Skripsi Program Studi

Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2021.

Penelitian pengembangan media pembelajaran hypermedia berbasis virtual

laboratoryini dilatarbelakangi oleh kesulitan guru dan peserta didik dalam

pelaksanaan praktikum untuk meningkatkat keterampilan berpikir tingkat tinggi

peserta didik pada materi alat optik. Penelitian ini merupakan pengembangan dari

penelitian sebelumnya yang hanya mengembangkan media pembelajaran yang dapat

diakses oleh laptop atau computer serta tidak dapat melakukan praktikum. Penelitian

yang dilakukan lebih dikembangkan dari segi tampilan yang berbentuk 3D agar lebih

mempermudah peserta didik dalam pemvisualisasian saat pembelejaran berlangsung,

dapat diakses oleh smrtphone android, media pembelajaran ini dapat digunakan untuk

praktikum, dan dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta

didik. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran fisika yang

layak, efektif dan praktis digunakan. Metode penelitian yang digunakan adalah

development research dari Jan Van De Akker dengan evaluasi formatif dari Martin

Tessmer. Tahap penelitian terdiri dari empat tahap yaitu tahap penelitian

pendahuluan, prototipe, evaluasi sumatif, serta refleksi sistematik dan dokumentasi.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI dari tiga sekolah: XI MIPA 2 dan 3

SMAN 7 Jakarta, XI MIPA 1 SMAN 27 Jakarta, dan XI MIPA 1SMAN 35 Jakata.

Sampel ditentukan secara purposive. Instrumen yang digunakan berupa tes kognitif

C4, C5, dan C6 dan non tes (angket dan wawancara) yang telah divalidasi. Instrumen

tes diberikan kepada 59 siswa dan angket penilaian diberikan kepada: sembilan orang

v

ahli, 62 siswa (evaluasi satu-satu, evaluasi kelompok kecil, uji lapangan dan evaluasi

sumatif) dan tiga orang guru. Media pembelajaran hypermedia yang dihasilkan

dinyatakan layak (82,5%). efektif (86,5%), dan praktis (91%) digunakan dengan

peningkatan nilai N-Gain siswa 0,7 (kategori tinggi). Media dapat membantu guru

dalam mencapai tujuan pembelajaran serta dapat meningkatkan keterampilan berpikir

tingkat tinggi peserta didik.

Kata kunci: Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory, high

order thingking skill (HOTS),development research,layak, efektif dan praktis.

vi

ABSTRACT

HANY SYARIFAH (1116016300034), Development of Virtual Laboratory-Based

Hypermedia Learning Media to Improve Students' High Order Thinking Skills on

Optical Instrument Material. Thesis of Physics Education Study Program,

Department of Natural Sciences Education. Faculty of Tarbiyah and Teacher

Training, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2021.

The research on the development of hypermedia learning media based on virtual

laboratory is motivated by the difficulties of teachers and students in carrying out

practicals to improve students' higher-order thinking skills on optical instrument

material. This research is a development of previous research which only develops

learning media that can be accessed by a laptop or computer and cannot do

practicum. The research carried out is more developed in terms of a 3D display to

make it easier for students to visualize when learning takes place, can be accessed by

Android smartphones, this learning media can be used for practicum, and can

improve students' higher-order thinking skills. The research aims to develop

appropriate, effective and practical physics learning media to use. The research

method used is development research from Jan Van De Akker with formative

evaluation from Martin Tessmer. The research phase consists of four stages, namely

preliminary research, prototype, summative evaluation, and systematic reflection and

documentation. The subjects in this study were grade XI students from three schools:

XI MIPA 2 and 3 SMAN 7 Jakarta, XI MIPA 1 SMAN 27 Jakarta, and XI MIPA 1

SMAN 35 Jakata. The sample was determined purposively. The instruments used are

cognitive tests C4, C5, and C6 and non-tests (questionnaires and interviews) that

have been validated. The test instrument was given to 64 students and the assessment

questionnaire was given to: nine experts, 62 students (one-on-one evaluation, small

group evaluation, field test and summative evaluation) and three teachers. The

resulting hypermedia learning media was declared feasible (82,5%). effective

(86,5%), and practical (91%) used with an increase in the N-Gain value of students

0.7 (high category). Media can assist teachers in achieving learning objectives and

can improve students' higher order thinking skills.

Kata kunci: Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory, high

order thingking skill (HOTS),development research,layak, efektif dan praktis.

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, taufik dan karunia-

Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media

Pembelajaran HypermediaBerbasis Vitual Laboratoryuntuk Meningkatkan High

Order Thinking SkillPeserta Didik Pada Materi Alat Optik”. Sholawat serta salam

semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, kepada keluarganya, para

sahabatnya dan kita semua selaku umatnya hingga akhir zaman. Aamiin ya

Rabbal’alamiin.

Apresiasi dan terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih tersebut

disampaikan kepada:

1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan

Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Ai Nurlaela, M.Si dan Bapak Taufiq Al Farizi, M.Pfis, selaku dosen

pembimbing satu dan dosen pembibing dua yang telah meluangkan banyak

waktu dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan saran kepada peneliti

selama proses pembuatan skripsi ini.

4. Ibu Fatiah Alatas, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang telah

membimbing dan mengarahkan peneliti selama menjadi mahasiswi pendidikan

fisika.

5. Seluruh dosen, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya jurusan pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Fisika yang telah

viii

memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses

perkuliahan.

6. Seluruh ahli yang telah memberikan kritik dan saran kepada peneliti agar tercipta

media pembelajaran hypermediayang lebih baik.

7. Bapak Satya Budi Aprianto, S.Si. selaku Kepala SMAN 7Jakarta, Bapak Dra.

Fauro selaku Kepala SMAN 35Jakarta dan Ibu Tantin Indratini, S.Pd, MM,

selaku Kepala SMAN 27 Jakarta yang telah memberikan izin melakukan

penelitian di SMA tersebut.

8. Ibu Wati Apriani, S.Si, Bapak Irfan Mahrubi, S.Pd, Gr, Bapak Suprayitno, S.Pd.,

M.Si selaku guru bidang studi fisika yang telah memberikan dukungan dan saran

kepada peneliti selama penelitian berlangsung.

9. Keluarga tercinta, Bapak Muhammad Abdul Haris, M.Pd.I, Bapak Hj. Asmari

(almarhum Abah/Kakek), Ibu Hj. Subah (aalmarhumah Enyik/Nenek), Ibu

Mutmainnah, Adik Binta Lana Qonita, Adik Devi Qatul Ghalby, Adik Balghis

Azzahra Humaira yang selalu memberikan doa, kasih sayang, motivasi dan

dukungan yang luar biasa kepada peneliti.

10. Keluarga Pendidikan Fisika 2016 yang senantiasa menjadi keluarga selama di

perantauan, tempat peneliti berproses untuk menjadi lebih baik, tempat berbagi

penderitaan dan kasih sayang.

11. Ibu Dwi Ning Wahyuni Budi, S.Pd, M.Sc yang telah memberikan dukungan dan

motivasi kepada peneliti.

12. Sahabatku Nisa, Jodi, Ica, Rauf, Syahri, Kak Ali, Kak Ahda, Kak Haris, Kak

Habsi, dan Izza yang telah menemani peneliti dalam suka maupun duka, tempat

peneliti untuk berproses menjadi lebih baik, selalu jadi sahabat terbaik, dan

memberikan dukungan dalam berbagai bentuk kepada peneliti.

13. Izzatut Taqiyyah, S.Pd. yang sudah menemani peneliti, selalu menjadi tempat

berbagi informasi, memberikan doa, waktu, pikiran, tenaga, saran dan dukungan

kepada peneliti.

ix

14. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga segala bentuk bantuan, dorongan, saran dan bimbingan yang diberikan

kepada peneliti mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT. Amin.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat peneliti

harapkan untuk perbaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Amin.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Jakarta, 12 Juli 2021

Peneliti

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI……………………………………………………………………. iii

ABSTRAK .............................................................................................................................. ivv

ABSTRACT ............................................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ viii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………..x

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………………………………………………………….xv

DFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………………………. xvii

BAB I ........................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................................................... 5

C. Batasan Masalah ............................................................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 5

E. Spesifikasi produk yang dihasilkan ................................................................................... 6

F. Tujuan Penelitian .............................................................................................................. 6

G. Manfaat Penelitian ............................................................................................................ 7

BAB II ....................................................................................................................................... 8

LANDASAN TEORI ................................................................................................................ 8

A. Kajian Teoritis .............................................................................................................. 8

xi

1. Media Pembelajaran .................................................................................................. 8

2. Hypermedia Virtual Laboratorium .......................................................................... 11

3. Kemampuan berfikir ............................................................................................... 15

4. Devinisi alat-alat optik ............................................................................................ 23

B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................................... 37

C. Kerangka Berpikir ....................................................................................................... 40

D. Hipotesis Penelitian .................................................................................................... 41

BAB III ................................................................................................................................... 42

METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................................. 42

A. Model Pengembangan ................................................................................................. 42

B. Prosedur Penelitian ..................................................................................................... 42

1. Penelitian Pendahuluan (preliminary research)...................................................... 44

2. Tahap Prototipe (Prototyping Stage) ....................................................................... 44

3. Tahap Evaluasi Sumatif (Summative evaluation) ....................................................... 52

4. Refleksi Sistematik dan Dokumentasi (Systematic reflection and documentation) 53

C. Desain Uji Coba .......................................................................................................... 53

D. Subjek Uji Coba .......................................................................................................... 55

1. Subjek uji coba pada evaluasi formatif ................................................................... 56

2. Subjek uji coba pada evaluasi sumatif .................................................................... 56

E. Instrument Penelitian .................................................................................................. 57

1. Pedoman wawancara ............................................................................................... 57

2. Angket penelitian pendahuluan ............................................................................... 57

3. Angket uji ahli (expert review) ............................................................................... 58

4. Angket respon siswa dan guru ................................................................................ 63

5. Tes (pretest and posttest)......................................................................................... 72

F. Uji Coba Produk ......................................................................................................... 72

G. Teknik Analisis Data ................................................................................................... 73

1. Analisis Data Wawancara Guru .............................................................................. 73

xii

2. Analisis Data Angket Validasi, Angket Respon, Siswa, dan Guru ......................... 73

3. Analisis Uji Evektifitas ........................................................................................... 76

4. Analisis Peningkatan Hasil Belajar ......................................................................... 77

BAB IV ................................................................................................................................... 78

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 78

A. Hasil Penelitian Pengembangan .................................................................................. 78

1. Hasil Penelitian Pendahuluan.................................................................................. 78

2. Hasil Prototyping Stage .......................................................................................... 85

3. Hasil Evaluasi Sumatif .......................................................................................... 128

4. Hasil Refleksi Sistematik Dan Dokumentasi ........................................................ 134

B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................................... 138

BAB V .................................................................................................................................. 152

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................. 152

A. Kesimpulan ............................................................................................................... 152

B. Saran ......................................................................................................................... 152

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 154

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................................... 156

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Proses Pembelajaran........................................................................................... 10

Gambar 2. 2 Bagian-bagian Mata ........................................................................................... 24

Gambar 2. 3 Jangkauan Pengelihatan ..................................................................................... 27

Gambar 2. 4 Sebelum dan Sesudah Menggunakan Lensa Cekung ......................................... 28

Gambar 2. 5 Sebelum dan Sesudah Menggunakan Lensa Cembung ...................................... 29

Gambar 2. 6 Pembentukan Bayangan Pada Lup ..................................................................... 30

Gambar 2. 7 Bagian-bagian Mikroskop .................................................................................. 32

Gambar 2. 8 Diagram Sinar Pembentukan Bayangan Pada Mikroskop Optik ....................... 32

Gambar 2. 9 Bagian-bagian Teropong Bintang ...................................................................... 34

Gambar 2. 10 Pembentukan Bayangan Pada Teropong Bintang ............................................ 34

Gambar 2. 11 Pembentukan Bayangan Pada Terpong Bumi .................................................. 35

Gambar 2. 12 Pembentukan Bayangan Pada Teropong Bumi (Mata Berakomodasi) ............ 35

Gambar 2. 13 Bagian-bagian Kamera ..................................................................................... 36

Gambar 3.1 Model Pengembangan Development Research………………………...43

Gambar 3.2 Pedoman Desain Hypermedia Berbasis Virtual Laborarory…………...46

Gambar 3.3 Gambar Pedoman Desain Software Hypermedia………………………….49

Gambar 3.4 Flowchart Pembutan Hypermedia Berbasis Virtual Laboratory………..51

Gambar 3.5 Digram Tahap Evaluasi Formatif………………………………………52

Gambar 3.6 Garis Kesimpulan………………………………………………………75

Gambar 3.7 Garis Kesimpulan Keseluruhan………………………………………...75

Gambar 4. 1 Grafik Penilaian Keseluruhan Indikator oleh Ahli Media .................................. 99

Gambar 4. 2 Grafik Penilaian Keseluruhan Indikator ........................................................... 102

Gambar 4. 3 Grafik Penilaian Keseluruhan Indikator oleh Ahli Materi Ajar ....................... 106

Gambar 4. 4 Persentase hasil penilaian seluruh aspek pada evaluasi satu-satu .................... 109

xiv

Gambar 4. 5 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator dari aspek materi dalam evaluasi

satu-satu ................................................................................................................................ 110

Gambar 4. 6 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator dari aspek desain pembelajaran

dalam evaluasi satu-satu ....................................................................................................... 111

Gambar 4. 7 Persentase hasil penilaian seluruh aspek pada ................................................. 116

Gambar 4. 8 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek materi dalam evaluasi

kelompok kcil........................................................................................................................ 117

Gambar 4. 9 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek desain pembelajaran

dalam evaluasi kelompok kcil ............................................................................................... 118

Gambar 4. 10 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek implementasi dalam

evaluasi kelompok kcil ......................................................................................................... 119

Gambar 4. 11 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek efisiensi dalam evaluasi

kelompok kcil........................................................................................................................ 120

Gambar 4. 12 Grafik presentase penilaian setiap aspek pada uji lapangan ........................... 123

Gambar 4. 13 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek kemampuan untuk dapat

dilaksanakan (Implementability) dalam uji lapangan ........................................................... 124

Gambar 4. 14 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek kesinambungan

(sustainability) dalam uji lapangan ....................................................................................... 125

Gambar 4. 15 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek kecocokan dengan

lingkungan (appropriateness) dalam uji lapangan ................................................................ 126

Gambar 4. 16 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek penerimaan dan

kemenarikan dalam uji lapangan........................................................................................... 127

Gambar 4. 17 Grafik persentase nilai hypermedia untuk keseluruhan indikator efektivitas

oleh guru pada evaluasi sumatif ............................................................................................ 130

Gambar 4. 18 Grafik persentase nilai hypermedia untuk keseluruhan indikator kepraktisan

oleh guru pada evaluasi sumatif ............................................................................................ 132

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Enam kategori pada dimensi proses kognitif dan proses-proses kognitif terkait ... 21

Tabel 3. 1 Desain Uji Coba Produk…………………………………………………………………………………….54

Tabel 3. 2 kisi-kisi Angket Uji Ahlii Media ........................................................................... 58

Tabel 3. 3 Kisi-kisi Angket Uji Ahli Desain Pembelajaran .................................................... 60

Tabel 3. 4 Kisi-kisi Angket Uji Ahli Materi Pembelajaran FIsika ......................................... 62

Tabel 3. 5 Kisi-kisi Angket Penilaian Evaluasi Satu-satu....................................................... 64

Tabel 3. 6 Kisi-kisi Angket Penilaian Evaluasi Kelompok Kccil ........................................... 67

Tabel 3. 7 Kisi-kisi Angket Uji Lapangan Siswa .................................................................... 68

Tabel 3. 8 kisi-kisi Angket Penilaian Evaluasi Sumatif Guru ................................................ 70

Tabel 3. 9 Kisi-kisi Angket Penilaian Evaluasi Sumatif Siswa .............................................. 71

Tabel 3. 10 Uji Coba Produk .................................................................................................. 73

Tabel 3. 11 Kriteria Rating Scale ............................................................................................ 74

Tabel 3. 12 Kriteria Efektivitas Berdasarkan Hasil Belajar Kognitif ..................................... 76

Tabel 3. 14 Kriteria N-Gain .................................................................................................... 77

Tabel 4. 1 Hasil Transkip Wawancara Guru Pada Preliminary Research Aspek Kurikulum

(Bagian A)………………………………………………………………………………………………………………………….79

Tabel 4. 2 Hasil Transkip Wawancara Guru Pada Preminary Research ................................. 82

Tabel 4. 3 Contoh Hasil Perancangan Display Pada ............................................................... 86

Tabel 4. 4 Contoh Hasil Perancangan Konten ........................................................................ 89

Tabel 4. 5 Hasil Pemilihan Software ...................................................................................... 92

Tabel 4. 6 Tampilan Software yang Digunakan...................................................................... 93

Tabel 4. 7 Hasil proses pembuatan hypermedia...................................................................... 94

Tabel 4. 8 Hasil Penelitian Hypermedia Menurut Ahli Media ............................................... 98

Tabel 4. 9 Hasil Kriteria Keseluruhan Indikator oleh Ahli Media .......................................... 99

Tabel 4. 10 Hasil kriteria keseluruhan indikator untuk ......................................................... 102

Tabel 4. 11 Hasil keseluruhan indikator pada ahli materi aja ............................................... 105

Tabel 4. 12 Hasil Penilaian setiap Aspek Media pada Evaluasi Satu-satu ........................... 108

xvi

Tabel 4. 13 Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest-posttest pada evaluasi

kelompok kecil. ..................................................................................................................... 115

Tabel 4. 14 Hasil uji N-Gain pada evaluasi kelompok kecil ................................................. 115

Tabel 4. 15 Hasil penilaian setiap aspek media pada ............................................................ 115

Tabel 4. 16 Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest-posttest pada evaluasi uji

lapangan. ............................................................................................................................... 121

Tabel 4. 17 hasil uji N-Gain pada evaluasi kelompok kecil ................................................. 122

Tabel 4. 18 Hasil penilaian setiap aspek media pada uji lapangan ....................................... 122

Tabel 4. 19 Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest dan posstest pada evalusi

sumatif .................................................................................................................................. 128

Tabel 4. 20 hasil uji N-Gain pada evaluasi sumatif .............................................................. 129

Tabel 4. 21 Hasil angket penilaian aspek efektivitas guru .................................................... 129

Tabel 4. 22 Hasil angket penilaian aspek kepraktisan oleh guru pada evaluasi sumatif ....... 131

Tabel 4. 23 Hasil angket penilaian aspek kepraktisan oleh siswa pada evaluasi sumatif ..... 133

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Wawancara Guru ...................................................................... 159

Lampiran 2 Angket Siswa Pada Studi Pendahuluan ................................................. 162

Lampiran 3 Lembar Angket Validasi Ahli Media .................................................... 169

Lampiran 4 Hasil Validasi Ahli Media ..................................................................... 177

Lampiran 5 Lembar Angket Validasi Ahli Desain Pembelajaran ............................. 183

Lampiran 6 Hail Validasi Ahli Desain Pembelajaran ............................................... 187

Lampiran 7 Lembar Angkey Validasi Ahli Materi Ajar ........................................... 191

Lampiran 8 Hasil Validasi Ahli Materi Ajar............................................................. 198

Lampiran 9 Angket Evaluasi Satu-satu ..................................................................... 208

Lampiran 10 Angket Evaluasi Kelompok Kecil ....................................................... 219

Lampiran 11 Angket Uji Lapangan........................................................................... 231

Lampiran 12 Hasil Evaluasi Sumatif ....................................................................... 243

Lampiran 13 Story Board Media Pembelajaran Hypermedia Berbasis Virtual

Laboratory ................................................................................................................ 252

Lampiran 14 Instrumen Tes ...................................................................................... 262

Lampiran 15 Saran dan Revisi Media Pembelajaran Hypermedia Berbasis Virtual

Laboratory ................................................................................................................ 275

Lampiran 16 Lembar Kendali ................................................................................... 278

Lampiran 17 Surat Penelitian .................................................................................... 281

Lampiran 18 Uji Referensi ....................................................................................... 284

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran Ilmu Pengentahuan Alam (IPA) bertujuan untuk membantu

siswa agar mampu menguasai pengetahuan tentang keteraturan sains. Pengetahuan

tersebut diperoleh melalui proses ilmiah sehingga siswa memiliki sikap ilmiah yang

dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran IPA tidak hanya meliputi teori, konsep ataupun prinsip saja, ada juga

proses sains yang diajarkan melalui praktikum, tetapi hal ini pun jarang dilakukan

oleh para guru karena beberapa alasan, antara lain tidak ada waktu khusus untuk

praktikum, tidak memadai alat-alat dan bahan praktikum, dan sebagian lagi tidak

menguasai cara kerja di laboratorium. Padahal praktikum memegang peran penting di

dalam pembelajaran IPA.1

Tidak hanya masalah di dalam pembelajaran biologi, masalah yang terjadi

juga terdapat di dalam pembelajaran fisika. Laboratorium merupakan hal yang krusial

dalam pembelajaran fisika, karena melalui kegiatan laboratorium aspek produk,

proses, dan aspek sikap dapat lebih dikembangkan. Kegiatan praktikum fisika juga

dihadapkan pada berbagai masalah, diantaranya mahalnya peralatan laboratorium,

terbatasnya sarana laboratorium yang dimiliki sekolah, serta kesulitan melakukan

praktikum pada berbagai konsep fisika yang abstrak. Pada konsep fisika abstrak,

1 Adisendjaja, Y.H &Romlah, O.2009. Peranan Praktikum Dalam Mengembangkan

Keterampilan Proses dan Kerja Laboratorium. Makalah dipresentasikan pada pertemuan Musyawarah

Guru Mata Pelajaran Biologi Kebupaten Garut, Jawa Barat. p. 1.

2

terdapat kesulitan untuk memvisualisasikan atau menampilkan proses fisis secara

langsung melalui kegiatan laboratorium yang riil. Kegiatan laboratorium juga dapat

dilakukan dengan menggunakan simulasi komputer, kegiatan simulasi ini dinamakan

virtual laboratory. Virtual laboratory merupakan sistem yang dapat digunakan untuk

mendukung sistem praktikum berjalan secara konvensional. Virtul laboratory ini

biasa disebut dengan virtual-lab.2Virtual laboratory (Virtual lab) adalah serangkaian

alat-alat laboratorium yang berbentuk perangkat lunak (software) komputer berbsis

multimedia interaktif, yang dioperasikan dengan komputer dan dapat mensimulasikan

kegiatan dilaboratorium seakan-akan pengguna berada pada laboratorium

sebenarnya3.

Selain itu pembelajaran di kelas guru sering melakukan demonstrasi pada

proses pembelajaran, namun dikarenakan keterbatasan alat, sehingga demonstrasi

hanya dilakukan oleh guru yang mengakibatkan siswa hanya dapat melihat

demonstrasi yang dilakukan oleh guru, yang mengakibatkan siswa cenderung pasif,

tidak berkonsentrasi dan memiliki minat yang rendah dalam melakukan pembelajaran

di dalam kelas.4

Siswa menagalami kesulitan dalam menguasai keterampilan berfikir tingkat

tinggi. Terlihat dari data UN (Ujian Nasional) tahun 2019.5 Nilai fisika yang

diperoleh hanya mencapai rata-rata 46,47 dari nilai maksimal yaitu 100. Rendahnya

keterampilan berpikir tingkat tinggi disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya yaitu

kurangnya latihan soal yang guru berikan kepada siswa, kurangnya konsentrasi siswa,

2 Gunawan, Ahmad Harjono, Hairunnisyah Sahidu. 2015. Studi pendahuluan pada upaya

pengembangan laboratorium virtual bagi calon guru fisika, Jurnal pendiidkan fisika dan teknologi. Vol

1, No. 2 : 9.

3 Imron, M. 2012. Manfaat labboratorium virtual.

http//www.mazguru.wordpress.com/2012/04/19/oyo-manfaatkan-laboratorium-virtual. 4 Muchamad Haikal Al Fajri, dkk. 2016. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media

Laboratorium Virtual Pada Konsep Listrik Dinamis: Universitas Islam Negeri Jakarta

5Kementerian Pendidikan dan Kebudayan, https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un.

3

kurangnya fasilitas untuk praktikum sehingga guru hanya menyampaikan

pembelajaran hanya menggunakan power point, serta kurangnya pemahaman guru

untuk menggunakan alat-alat laboratorium yang sudah ada.

Keterampilan perpikir tingkat tinggi fisika di sekolah SMA Negeri 7 Jakarta

memiliki nilai rata-rata UN yaitu 39,17 dari nilai maksimal yaitu 100. Materi fisika

yang masih tergolong rendah yaitu materi optik yang memiliki nilai rata-rata 28,57

dari nilai maksimal yaitu 100.6 Rendahnya keterampilan berpikir tingkat tinggi ini

disebabkan oleh beberapa faktor. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh guru

fisika di Sekolah SMA Negeri 7 Jakarta bahwa guru kurang memberikan latihan-

latihan soal yang mengasah keretampilan berpikir tingkat tinggi siswa, guru hanya

memberikan video praktek saja kepada siswa sehingga siswa jarang melakukan

praktikum langsung di laboratorium, serta waktu yang dimiliki oleh guru sangatlah

sedikit sehingga mengakibatkan guru-guru hanya menampilkan video praktikum

melalui internet. Siswa perlu meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Jika

tidak, maka akan berdampak pada pemahaman konsep materi fisika dalam waktu

yang relatif singkat sehingga siswa akan cepat lupa terhadap konsep materi yang telah

dipelajari.7

Salah satu solusi untuk mengatasi siswa kesulitan meningkatkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi yaitu media pembelajaran berbasis smartphone yang dapat

mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diingkan dalam

kurikulum 2013. Media pembelajaran berbasis smartphone ini juga dapat

meringankan pengeluaran untuk membeli alat praktikum yang memiliki harga yang

terbilang mahal terutama dimateri optik, serta dapat membantu guru untuk mengatasi

minimnya waktu untuk praktikum. Media pembelajaran berbasis smartphone dapat

6Kementerian Pendidikan dan Kebudayan, https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un. 7 Rini Julistiawati dan Bertha Yonata, Keterampilan Berpikir Level C4, C5, dan C6 Revisi

Taksonomi Bloom Siswa Kelas X-3 Sman 1 Sumenep Pada Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit, UNESA Journal of Chemical Education, Vol. 2

No. 2, 2013, h. 58.

4

dijadikan sebagai media pembelajaran kreatif dan efektif yakni hypermedia berbasis

virtual laboratorium.

Pengembangan media pembelajaran hypermedia yang dapat meningkatkan

kerterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik sangat penting. Melalui konteks

yang tepat dan benar akan mengajarkan kepada peserta didik untuk membiasakan

berpikir secara mendalam, kebiasaan menjalani hidup dengan seimbang, memiliki

pola pikir yang cerdas, dan dapat bertanggung jawab pada kehidupan sehari-hari8

Media pembelajaran hypermedia yang dikembangkan memiliki nilai tambah

dibandingkan dengan hypermedia sebelumnya. Media pembelajaran ini dapat

berlangsung secara efektif dalam tujuan penggunaannya yaitu untuk meningkatkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Selain itu media pembelajaran ini

memiliki karakteristik diantaranya yaitu pada media pembelajaran ini menggunakan

pendekatan saintifik yang bertujuan untuk melatih keterampilan berpikir tingkat

tinggi peserta didik, memberikan soal-soal yang mengukur keterampilanberpikir

tingkat tinggi peserta didik, dapat diakses pada smartphone android sehingga peserta

didik bisa mengkaji pembelajaran serta dapat praktikum dimana saja dan kapan saja,

terdapat banyak animasi dan alat praktikum yang berbentuk 3D sehingga peserta

didik dapat memvisualisasikan pembelajaran dengan mudah, serta menciptakan

pembelajaran yang bermakna untuk peserta didik. Karatkteristik media pembelajaran

ini dapat membantu peserta didik untuk melatih dan memperoleh keterampilan

berpikir tingkat tinggi.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran

Hypermedia Berbasis Virtual Laboratory untuk Meningkatkan High Order Thinking

Skill Peserta Didik pada Materi Alat Optik.

8Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 2014), hal 86

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat diidentifikasi

permasalahan dalam penelitian ini yaitu:

1. Alat labolatorium yang terdapat di sekolah kurang memadai.

2. Siswa mengalami kesulitan pada materi alat optik sehingga keterampilan berpikir

tingkat tinggi siswa masih rendah.

3. Waktu yang dimiliki oleh guru sangatlah sedikit sehingga mengakibatkan guru-

guru hanya menampilkan video praktikum melalui internet.

C. Batasan Masalah

Luas cakupan masalah yang muncul, maka diperlukan pembatasan masalah.

Penelitian ini dibatasi oleh:

1. Pengujian terhadap aspek HOTS yang diteliti menggunakan soal dari C4, C5, dan

C6

2. Pengujian terhadap perangkat lunak dibuat, hanya meliputi pengujian produk,

kesesuaian produk dengan standar atau kriteria kelayakan media pembelajaran.

Tidak diuji pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.

3. Media yang dikembangkan khusus untuk android.

4. Metode penelitian pengembangan yang dilakukan menggunakan penelitian

pengembangan yang mengacu pada penelitian pengembangan Jan Van Den

Akker.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah disebutkan

maka perumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory bisa

dapat dikatakan layak?

6

2. Bagaimana media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory bisa

dapat dikatakan efektif?

3. Bagaimana media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory yang

dikembangkan bisa dapat dikatakan praktis dalam pengimplementasiannya?

4. Bagaimana media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory bisa

dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa?

E. Spesifikasi produk yang dihasilkan

Spesifikasi produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah:

1. Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory yang dikembangkan

dapat ditampilkan pada android.

2. Materi pada program media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory

ini disajikan melalui scientific approach.

3. Program yang digunakan dalam pembuatan media pembelajaran hypermedia

berbasis virtual laboratory adalah Software Unity.

4. Pada media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory terdapat soal-

soal yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

5. Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory dirancang untuk

meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

F. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Mengetahui kelayakan media pembelajaran hypermedia berbasis virtual

laboratory yang dikembangkan.

2. Mengetahui keefektifan media pembelajaran hypermedia berbasis virtual

laboratory yang dikembangkan.

7

3. Mengetahui kepraktisan media pembelajaran hypermedia berbasis virtual

laboratory yang dikembangkan..

4. Mengetahui peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

G. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini, penulis mengharapkan tulisan ini dapat memberikan

manfaat diantara lain yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi siswa penelitian ini dapat menjadikan solusi untuk memudahkan siswa

dalam memahami materi alat optik.

b. Bagi guru penelitian ini dapat meningkatkan kererampilan berpikir tingkat tinggi

siswa pada materi optik.

c. Bagi sekolah penelitian ini dapat menjadikan motivasi dan evaluasi untuk guru-

guru sehingga guru-guru dapat memberikan inovasi dalam pembelajaran.

d. Bagi peneliti lain penelitian ini dapat menjadikan referensi dasar untuk

mengembangkan media pembelajaran pada tahun-tahun berikutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa penelitian ini dapat meningkatkan semangat belajar siswa, serta dapat

meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa,

b. Bagi guru penelitian ini menjadikan solusi dalam pelaksanaan praktikum

sehingga praktikum bisa dilaksanakan di luar labolatorium, dapat menjadikan

media pembelajaran alternatif dalam penyampaian materi, membantu guru untuk

dapat menjalankan tugasnya sebagai guru walaupun sedang berhalangan hadir di

kelas.

c. Bagi sekolah penelitian ini dapat membantu sekolah dalam mengatasi kekurangan

alat-alat praktikum yang ada dilabolatorium.

d. Bagi peneliti lain menjadikan refensi dalam mengembangkan media pembelajaran

hypermedia berbasis virtual laboratory yang lebih baik lagi.

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teoritis

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian media pembelajaran

Terkait dengan pembelajaran, media adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian anak didik untuk

tercapainya tujuan pendidikan. Heinich, Molenda, dan Russell (1993) mendefinisikan

media sebagai alat saluran komunikasi. Istilah media itu sendiri berasal dari bahasa

Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata "medium" yang secara harfiah berarti

"perantara" yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a

receiver)9.

Menurut Sadiman media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar

terjadi.10 Sementara, menurut Arsyad media merupakan alat-alat grafis, photografis,

9Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Smaldino, S.E. 2002. Instructional media and

technology for learning, 7th edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

10 Sadiman, Arief S., R. Raharjo, Anung Haryono, dan Rahardjito. 2008. Media Pendidikan

Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal. 7

9

atau elektronis, untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi

visual atau verbal.11

Media pembelajaran dapat disimpulkan alat elektronis yang dapat digunakan

untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima untuk menangkap informasi lalu

di proses dalam pikiran untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat

serta menyusun kembali informasi visual atau verbal.

b. Fungsi media pembelajaran

Media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu dalam proses belajar dan

pembelajaran di kelas. Dengan adanya media, guru akan memudahkan tugasnya

dalam menyampaikan materi kepada siswa. Tanpa bantuan media, maka materi

pembelajaran sulit untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi

pembelajaran yang rumit dan kompleks. Semakin tingggi tingkat kesukaran suatu

materi, maka semakin sulit untuk dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang

kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan.

Media pembelajaran komputer sebagai alat bantu berupa fisik maupun

nonfisik yang digunakan sebagai perantara antara guru dan peserta didik dalam

memahami materi pembelajaran secara efektif dan efisien.12

Proses dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari

sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk

membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan

11 Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

12 Yusuf, I & Subaer. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Media

Laboratorium Virtual Pada Materi Dualisme Gelombang Partikel Di SMA Tut Wuri Handayani

Makassar. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, vol. 2, no. 2, 189-194.

10

pembelajaran. Fungsi media dalam proses pembelajaran ditunjukkan pada gambar

berikut13

Gambar 2. 1 Proses Pembelajaran

Fungsi media dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan,

fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan

yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan media (Gerlach &

Ely dalam Ibrahim, et.al., 2001) adalah sebagai berikut. Pertama, kemapuan fiksatif,

artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau

kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret,

direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat

ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya. Kedua, kemampuan

manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan

berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah

ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya.

Ketiga, kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar

jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau

Radio.14

13Sudono, Anggani. 2004. Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta

: Grasindo

14Ibrahim, H. 1997. Media pembelajaran: Arti, fungsi, landasan pengunaan, klasifikasi,

11

Hambatan-hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai

berikut. Pertama, verbalisme, artrinya siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak

mengetahui artinya. Hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya dengan

penjelasan lisan (ceramah), siswa cenderung hanya menirukan apa yang dikatakan

guru. Kedua, salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda

oleh siswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan secara lisan

dengan tanpa menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan,

model, dan sebagainya. Ketiga, perhatian tidak berpusat, hal ini dapat terjadi karena

beberapa hal antara lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik

mempengaruhi perhatian siswa, siswa melamun, cara mengajar guru membosankan,

cara menyajikan bahan pelajaran tanpa variasi, kurang adanya pengawasan dan

bimbingan guru. Keempat, tidak terjadinya pemahaman, artinya kurang memiliki

kebermaknaan logis dan psikologis. Apa yang diamati atau dilihat, dialami secara

terpisah. Tidak terjadi proses berpikir yang logis mulai dari kesadaran hingga

timbulnya konsep.

2. Hypermedia Virtual Laboratorium

a. Pengertian hypermedia

Multimedia interaktif (hypermedia) menurut Majid adalah kombinasi dari dua

atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh

penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah atau perilaku alami dari

suatu presentasi.15 Bahan ajar interaktif dalam menyiapkannya diperlukan

pengetahuan dan keterampilan pendukung yang memadai terutama dalam

pemilihan, karakteristik oht, opaque, filmstrip, slide, film, video, Tv, dan penulisan naskah

slide. Bahan sajian program pendidikan akta mengajar III-IV. FIP-IKIP Malang.

15 Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan SK Guru. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

12

pengoperasian peralatan seperti komputer, kamera video, dan kamera foto. Bahan ajar

interaktif biasanya disajikan dalam bentuk compact disk (CD). Multimedia

pembelajaran sebagai salah satu media pembelajaran yang memadukan sebagai jenis

media seperti media gambar, teks, video, audio, animasi maupun simulasi yang dapat

digunakan untuk memvisualisasikan model mekanisme fisis dari suatu fenomena

hingga ke tataran mikro yang tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan alat

peraga ril.16

Hypermedia adalah gabungan berbagai format media yang diatur oleh

hypertext yang berupa tulisan tidak berurutan menggunakan sistem authoring yang

mampu menghubungkan antara file satu dengan yang lain dan menciptakan jalur yang

saling berkaitan (hyperlink).17

b. Pengertian virtual laboratorium

Suatu simulasi komputer yang memungkinkan adanya fungsi percobaan

laboratorium pada suatu komputer dinamakan virtual laboratory. Virtual laboratory

merupakan sistem yang dapat digunakan untuk mendukung sistem praktikum yang

berjalan secara konvensional. Virtual laboratory ini biasa disebut dengan virtual-lab.

Virtual lab merupakan salah satu proses pembelajaran berbasis TIK yang

dapat dijadikan sebagai solusi alternatif pembelajaran dengan metode praktikum.

Praktikum dengan menggunakan komputer disebut dengan virtual laboratory. Virtual

laboratory adalah serangkaian alat labolatorium yang berbentuk perangkat lunak

(software) komputer berbasis multimedia interaktif, yang dioperasikan dengan

komputer dan dapat mensimulasikan kegiatan di laboratorium seakan-akan pengguna

16 Suniati, Ni Made., Wayan Sadia, dan Anggun Suhandana. 2013. Pengaruh Implementasi

Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Multimedia Interaktif Terhadap Penurunan Miskonsepsi. Jurnal.

Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

17 Aqidha Nurul Mutmainnah, Rizki Yulidah, dan Sinta Yuniarti. 2017. Media Bimbingan

Konseling Berbasis Hypermedia. Jurnal. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

13

berada pada laboratorium sebenarnya (Imron, 2012). Menurut (Budhu, 2002) virtual

laboratory objek multimedia interaktif yang kompleks dan termasuk bentuk digital

baru, dengan tujuan pembelajaran implisit atau eksplisit.

Virtual (Lab-Vir) memanfaatkan komputer untuk mensimulasikan sesuatu

yang rumit, perangkat percobaan yang mahal atau mengganti percobaan di

lingkungan berbahaya. Menurut Marti;nez, et. al,. (2011) Lab-Vir memungkinkan

peserta didik menvisualisasikan dan berinteraksi dengan fenomena yang akan meraka

alami jika melakukan percobaan di laboratorium nyata. Selanjutnya, Dobrzanski &

Hpnysz, (2011); Tatli & Ayas, (2012) bahwa Lab-Vir sebgai faktor pendukung untuk

memperkaya pengalaman dan memotivasi peserta didik dalam melakukan percobaan

secara interaktif dan mengembangkan aktivitas keterampilan bereksperimen.

c. Hypermedia dalam pembelajaran

Konsep dasar yang menjadi ciri khusus hypermedia adalah penghubung (link)

dan yang dihubungkan (nodes). Nodes adalah bagian-bagian dari sumber informasi

yang ada dalam hypermedia yang meliputi basis data, seperti video, suara, musik,

teks, animasi, film, grafik, gambar dan data lainnya. Sedangkan link adalah

penghubung atau yang membuat hubungan antara nodes dengan pengguna. Hypertext

dalam hypermedia berfungsi sebagai link. Jadi Nodes tidak berarti dalam hypermedia

tanpa adanya peranan Hypertext sebagai link.18

Hypermedia dapat diartikan sebagai multimedia yang terhubung dan bersifat

non linier, artinya siswa bebas menentukan pilihan dalam mendapatkan konten.

Menurut Ansori (2012) file hypermedia dapat digunakan apabila pengguna, memiliki

sebuah komputer pendukung multimedia yang umumnya terdiri dari : sound card,

18 Ansori, M. Iksan. 2012. Efektivitas Pembelajaran yang Menggunakan Hypermedia dan

Power Point terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Ditinjau dari

Kemampuan Visuospasial di SMA Negeri Se-Kabupaten Nganjuk Tahun Ajaran 2012/2013.

Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.

14

VGA card, loud speaker dan sistem operasi Windows dan Linux. Membuka dokumen

hypermedia di internet dibutuhkan sebuah program yang disebut dengan browser.

Browser biasanya sudah dilengkapi fasilitas pendukung untuk menampilkan grafik,

suara, dan video. World Wide Web (www) merupakan contoh bentuk hypermedia

yang dapat dikenali apabila pengguna mengakses internet.19

d. Kelebihan dan kekurangan hypermedia berbasis virtual laboratorium

Terdapat berbagai kelebihan dan kekurangan hypermedia berbsis virtual

laboratorium, berikut ini kelebihan hypermedia antara lain:

1. Hypermedia memungkinkan mengakses ke sejumlah besar informasi secara non

linear.

2. Pengguna dapat mencari informasi secara lebih mendalam sesuai dengan

keinginan.

3. Interaksi dengan materi pelajaran dapat diulang-ulang.

4. Hypermedia menarik untuk digunakan

5. Hypermedia mempresentasikan cara kerja pikiran manusia.20

6. Mempermudah guru dalam melaksanakan praktikum

7. Meringankan biaya dalam membeli alat laboratorium

Berikut ini adalah kekurangan hypemedia anatara lain:

1. Ketidak efektifan pengguna

2. Kelebihan informasi

3. Disorientasi

4. Perbedaan latar belakang siswa

19 Munir. 2013. Multimedia: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Cetakan Ke-2. Bandung:

Alfabeta.

20Hayatul Mardiah, op.cit., h.

15

e. Pembuatan media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratorium

Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan media pembelajaran antara lain

sebagai berikut:

1. Misi atau tujuan dari mata pelajaran, materi subjek, pendekatan, metode, bentuk

tampilan program, dan pemilihan software yang akan digunakan.

2. Software hypermedia harus memperhatikan urutan presentasi materi dan urutan

kegiatan belajar. Software harus menyediakan fasilitas seperti indeks, peta isi,

keluar masuk setiap saat menuju indeks atau peta, meloncat ke depan atau

belakang dari posisi yang dihadapi, serta menelusuri informasi sepanjang

presentasi.

3. Materi disajikan dalam bentuk multimedia yang meliputi teks, gambar, foto,

animasi dan suara. Animasi yang digunakan, baik pada penjelasan konsep

maupun contoh-contoh, selain berupa animasi statis auto-run (loop) atau

diaktifkan melalui penekanan tombol, juga bisa berupa animasi interaktif. Hal ini

memungkinkan pengguna (siswa) berperan aktif dengan merubah nilai atau posisi

bagian tertentu dari animasi tersebut.

4. Urutan kegiatan belajar meliputi melihat contoh, mengerjakan soal latihan,

menerima informasi, meminta penjelasan, dan mengerjakan evaluasi. Penggunaan

suara dititik beratkan pada efek-efek atau ilustrasi yang diharapkan akan

memperjelas tampilan.21

3. Kemampuan berpikir

Taksonomi adalah sebuah kerangka berpikir khusus. Dalam taksonomi

pendidikan, kami mengklarifikasi tujuan-tujuan. Sebuah rumusan tujuan berisikan

satu kata kerja dan satu kata benda. Kata kerja umumnya mendeskripsikan proses

21Iwan Permana Suwarna, Model Pembelajaran Fisika Interaktif Melalui Program Macromedia

Flash (Computer Based Instruction) Suatu Alternatif dalam Pembelajaran Fisika, 2015

(http://iwanpermana.blogspot.nl/2007/02/)

16

kognitif yang diharapkan. Kata bendanya jamak mendeskripsikan pengetahuan yang

diharapkan dikuasai atau dikonstruksi oleh siswa. Taksonomi bloom revisi memiliki

dua dimensi yaitu kognitif dan pengetahuan. Interaksi keduanya disebut tabel

taksonomi. Dimensi kognitif berisikan enam kategori: mengingat, memahami,

mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Taksonomi memiliki

kategori-kategori dalam dimensi kognitif sebagai berikut:

a. Kategori-kategori dalam dimensi proses kognitif

Kategori-kategori pada dimensi proses kognitif merupakan

pengklasifikasian proses-proses kognitif siswa secara komprehensif yang terdapat

dalam tujuan-tujuan di bidang pendidikan.38 Kategori-kategori ini merentang dari

proses kognitif yang paling banyak dijumpai dalam tujuan-tujuan di bidang

pendidikan, yaitu mengingat, kemudian memahami dan mengaplikasikan, ke

proses-proses kognitif yang jarang dijumpai, yakni menganalisis, mengevaluasi

dan mencipta. Mengingat berarti mengambil pengetahunan tertentu dari memori

jangka panjang. Memahami adalah mengkonstruksi makna dari materi

pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru.

Mengaplikasikan berarti menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam

keadaan tertentu. Menganalisis berarti memecah-mecah materi jadi bagian-bagian

penyusunya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan

antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. Mengevaluasi

ialah mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan atau standar. Mencipta adalah

memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau

untuk membuat suatu produk yang orisinal.22

Setiap kategori ini terdiri dari dua atau lebih proses kognitif yang lebih

spesifik, yang kesemuanya berjumlah 19 dan dideskripsikan dalam kata kerja

22Anderson, L.W. (Ed.), Krathwohl, D.R.,.Kerangka Landasan untuk Pembelajaran , Pengajaran,dan Asesmen,

(New York: Addison Valley, 2015) h.43.

17

seperti pada tabel berikut:23

23Anderson, Ibid, h. 44-45

18

Kategori proses Proses kognitif dan Contohnya

1. Mengingat – Mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang

1.1 Mengenali

1.2 Mengingat kembali

(Mengingat kembali tanggal

peristiwa-peristiwa penting dalam

sejarah Indonesia)

(Mengingat kembali tanggal

peristiwa-peristiwa penting dalam

sejarah Indonesia)

2. Memahami – Mengkonstruk makna dari materi pembelajaran, termasuk apa

yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru.

2.1 Menafsirkan

2.2 Mencontohkan

2.3 Mengklasifikasikan

2.4 Merangkum

(Memparafrasekan ucapan dan dokumen

penting)

(Memberi contoh tentang aliran-aliran

seni lukis)

(Mengklasifikasikan kelainan-kelainan

mental yang telah diteliti atau dijelaskan)

(Menulis ringkasan pendek tentang

peristiwa- peristiwa yang ditayangkan di

televisi)

(Dalam belajar bahasa asing,

menyimpulkan tata bahasa berdasarkan

contoh-contohnya)

19

2.5 Menyimpulkan

2.6 Membandingkan

2.7 Menjelaskan

(Membandingkan peristiwa-peristiwa

sejarah dengan kedaan sekarang)

(Menjelaskan sebab-sebab terjadinya

peristiwa- peristiwa penting pada abad

ke-18 di Indonesia)

3. Mengaplikasikan – Menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan

tertentu.

3.1 Mengeksekusi

3.2 Mengimplementasikan

(Membagi satu bilangan dengan bilangan

lain, kedua bilangan ini terdiri dari

beberapa digit)

(Menggunakan hukum Newton kedua

pada konteks yang tepat)

4. Menganalisis – Memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan

menentukan hubungan-hubungan antarbagian itu dan hubungan antara bagian-bagian

tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan

4.1 Membedakan (Membedakan antara bilangan yang

relevan dan bilanganyang tidak

relevan dalam soal matematika cerita)

20

4.2 Mengorganisasi

4.3 Mengatribusikan

(Menyusun bukti-bukti dalam cerita

sejarah jadi bukti-bukti yang mendukung

dan menentang suatu penjelasan historis)

(Menunjukkan sudut pandang penulis

suatu esai sesuai dengan pandangan

politik penulis)

5. Mengevaluasi – Mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan/atau standar

5.1 Memeriksa

5.2 Mengkritik

(Memeriksa apakah kesimpulan-

kesimpulan seorang ilmuwan sesuai

dengan data-data amatan atau tidak)

(Menentukan satu metode terbaik dari

dua metode untuk menyelesaikan suatu

masalah)

6. Mencipta – Memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan

koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal

6.1 Merumuskan

(Merumuskan hipotesis tentang sebab-

sebab terjadinya suatu fenomena)

21

Tabel 2. 1 Enam kategori pada dimensi proses kognitif dan proses-proses

kognitif terkait

b. Keterampilan berpikir tingkat tinggi

Keterampilan berpikir ialah istilah yang melibatkan dimensi beberapa proses

kognitif. Keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan suatu kemampuan berpikir

yang tidak hanya membutuhkan kemampuan mengingat saja, namun membutuhkan

kemampuan lain yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir kreatif dan kritis.24

Dalam taksonomi bloom, ranah kognitif secara umum dibedakan menjadi dua

kategori yaitu berpikir tingkat rendah (lower order thinking) dan berpikir tingkat

tinggi (high order thinking). Kemampuan yang termasuk LOT adalah mengingat

(remembering), memahami (understanding), dan menerapkan (applying), sedangkan,

HOT meliputi menganalisis (analyzing), mengevaluasi (evaluating), dan menciptakan

(creating).25

Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang pertama ialah menganalisis.

Menganalisis ialah usaha untuk mengurai suatu materi menjadi bagian penyusunnya

dan menentukan bagian hubungan antara bagian tersebut dengan materi tersebut

secara keseluruhan. Pada kategori ini terdapat tiga sub kategori yaitu membedakan,

24Susan Brookhart,”How to assess Higher Order Thinking Skilss In Your Classroom”,

Alexandria:ASCD.2010) h. 4

25Brookhart, op.cit., h. 5. 43 Anderson, Op.Cit., h. 79

6.2 Merencanakan

6.3 Memproduksi

(Merencanakan proposal penelitian

tentang topik sejarah tertentu)

(Membuat habitat untuk spesies tertentu

demi suatu tujuan)

22

mengorganisasi dan menghubungkan. Membedakan merupakan proses memisahkan

beberapa bagian dari penyusunnya berdasarkan tingkat hubungan dan pentingnya

bagian tersebut. Proses ini terjadi pada saat seseorang mampu memisahakan sesuatu

yang saling berhubungan dan yang tidak atau yang penting dan yang tidak. Kata kerja

operasional yang biasa digunakan pada kategori ini ialah membedakan, memisahkan,

memfokuskan dan memilih. Mengorganisasi adalah proses mengidentifikasi unsur-

unsur pembentuk dan mengenali korelasi antar unsur tersebut. Kemudian disusun

menjadi satu kesatuan secara sistematis. Proses ini biasanya terjadi bersamaan dengan

proses membedakan. Kata kerja operasional yang sering digunakan ialah menemukan

koherensi, mengintegerasi, menggarisbawahi, menguraikan dan menyusun.

Menghubungkan merupakan proses mengaitkan suatu bagian dengan bagian yang

saling terkait dan menentukan maksud dari pertanyaan yang diberikan. Kata kerja

operasional yang sering digunakan ialah menghubungkan, mengaitkan dan

menguraikan.26

Kategori keterampilan berpikir tingkat tinggi kedua ialah mengevaluasi.

Mengevaluasi dapat diartikan sebagai tindakan membuat suatu penilaian yang

didasarkan pada kriteria dan standar tertentu. Pada kategori ini hanya dibagi menjadi

dua sub kategori yaitu memeriksa dan mengkritik. Perbedaan kedua kemampuan ini

didasarkan pada kriteria penilaian yang dibutuhkan, kemampuan memeriksa didasari

pada kriteria penilaian internal, sedangkan kemampuan mengkritik didasari penilaian

eksternal. Memeriksa merupakan proses pengujian hipotesis atau pernyataan yang

berhubungan dengan suatu fenomena. Pengujian ini berupa penyelidikan apakah

suatu data dapat mendukung atau malah bertentangan data yang lain. Kata kerja

operasional pada sub kategori ini adalah mengkoordinasikan, mengatur, mendeteksi,

menguji dan memonitori. Megkritik merupakan kemampuan menilai dan

mengkoreksi suatu peoses berdasarkan kriteria-kriteria eksternal yang ada. Di dalam

proses ini, siswa dapat membedakan mana sifat positif dan sifat negatif pada suatu

26Anderson, op.cit h. 120-124.

23

produk atau kasus. Kata kerja operasional yang biasa digunakan ialah, mengkritik,

menilai, menghakimi, mengkoreksi.27

Kategori kemampuan kognitif tertinggi pada taksonomi Bloom ialah

menciptakan. Menciptakan adalah proses mengumpulkan sejumlah elemen tertentu

menjadi satu kesatuan yang koheren dan fungsional. Pada kemampuan ini terdapat

tiga sub kategori yaitu memunculkan, merencanakan dan menghasilkan.

Memunculkan ialah kemampuan memunculkan suatu kasus dan menentukan semua

hipotesis yang berkaitan dengan kasus tersebut. Kata kerja yang sering digunakan

ialah membuat hipotesis. Merencanakan merupakan proses merencanakan dan

menyusun sebuah solusi yang sesuai dengan kriteria masalah yang ditemukan. Kata

operasional yang sering digunakan ialah merencanakan dan merancang. Kategori

tertinggi pada taksonomi bloom ialah menghasilkan. Kemampuan ini merupakan

proses melaksanakan seluruh perencanaan yang telah dibuat untuk memecahkan

masalah. Kata kerja operasional yang sering digunakan ialah menghasilkan,

menciptakan dan menyusun.28

4. Devinisi alat-alat optik

Alat optik adalah alat-alat yang salah satu atau lebih komponennya

menggunakan benda optik, misalnya cermin, lensa, atau prisma. Alat optik

27Anderson, op.cit h. 125-127

28Anderson, op.cit h. 128-133

24

memanfaatkan prinsip pemantulan dan atau pembiasan cahaya. Ada beberapa alat

optik antara lain kamera, lup, mikroskop, teleskop, proyektor, dan episkop.29

a. Mata

Mata merupakan ciptaan Allah yang berufungsi untuk melihat. Mata memiliki

bagian-bagian beserta fungsinya. Bagian-bagian mata ditunjukkan pada gambar

berikut:

Gambar 2. 2 Bagian-bagian Mata

Bagian-Bagian Mata

a. Sclera

b. Kornea

c. Aqueoushumour

d. Lensa mata

e. Vitreous humour

f. Iris

Drs. Agus Taranggono, Drs. Hari Subagyo, Abdul Khalim, S.Pd., Fisika Untuk SLTP Kelas 2

Kurikulum 1994 Semester 1 dan Semester 2. Bumi Aksara, Jakarta.

25

g. Retina

h. Pembuluh darah (koroid)

i. Otot-otot siliar dan sendi perekat

j. Pupil

Mata terbentuk hampir bulat dengan diameter sekitar 2.5 cm. Agar mata tidak

mudah terluka, mata dibungkus oleh suatu cangkang (sclera) berwarna putih yang

keras. Bagian depan mata sedikit lebih lengkung dibandingkan dengan bagian

belakangnya. Bagian cukup tebal. Selaput ini dinamakan kornea. Indeks bias kornea

sebesar 1,376. Di belakang kornea terdapat semacam cairan yang dinamakan aqueous

humor. Cairan ini memiliki indeks bias sebesar 1,33. Dibelakang cairan ini terdapat

lensa mata.

Dibelakang lensa terdapat cairan yang dinamakan cairan getah bening

(vitreous humour) yang memiliki indeks bias sebesar 1,336. Cairan ini bertindak

sebagai pemberi zat makanan untuk sel-sel mata. Di samping itu, cairan ini juga

memberikan tekanan sehingga membentuk mata tidak akan berubah (tekanan cairan

yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penyakit glukoma yang dapat mengakibatkan

kebutaan). 30

Kornea dan lensa mata membentuk suatu sistem lensa yang berfungsi untuk

pembentukan bayangan. Ketika memasuki mata melalui kornea, cahaya akan

mengalami beberapa proses pembiasan sebelum bayangan terbentuk di permukaan

belakang mata yang dinamakan retina. Pembiasan terjadi ketika sinar masuk dari

udara ke kornea. Setelah memasuki kornea, sinar akan dibiaskan dan masuk ke dalam

cairan aqueous humor. Sinar ini kemudian memasuki lensa mata. Di dalam lensa

mata, sinar juga juga mengalami pembiasan-pembiasan. Lensa mata dapat mengatur

bentuknya sedemikian sehingga sinar yang keluar darinya mempunyai sudut bias

tertentu. Sudut bias dari sinar ini sedemikian rupa sehingga setelah mengalami

30Surya Yohanes. Optika. Tangerang: PT Kandel. 2014, hal. 107

26

pembiasan oleh cairan getah bening, sinar ini akan terfokus tajam di retina yang

bertindak sebagai layar, sehingga terbentuklah bayangan.

Permukaan retina dilapisi oleh lapisan yang terdiri dari jutaan sel-sel yang

dinamakan sel-sel batang dan sel-sel kerucut (sesuai dengan bentuknya). Semua sel-

sel ini bermuara ke saraf optik dan sangat peka terhadap intensitas dan warna cahaya

yang tiba padanya. Cahaya yang tiba di retina dapat merubah sistem sel-sel ini dan

merangsangnya untuk mengirimkan sinyal-sinyal listrik tertentu ke otak melalui

sistem saraf optik. Bayangan tebalik, sejati dan diperkecil yang terbentuk di retina

akan diterjemahkan oleh otak sehingga kita mempunyai kesan melihat benda dalam

keadaan tegak.

Di daerah retina, ada bagian yang hanya terdiri dari sel-sel kerucut saja

(fovea) dan juga ada daerah di mana tidak ada sel-sel kerucut atau sel-sel batang

sehingga bayangan tidak jatuh di titik ini tidak dapat dilihat mata. Titik ini disebut

titik buta dan merupakan ujung saluran saraf optik.

Di muka lensa mata terdapat iris. Warna-warna pada iris menentukan warna

pada mata. Iris bertugas mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk mata. Ini

dilakukan dengan mengubah ukuran pupil/biji mata atau lubang tempat cahaya

masuk. Di tempat gelap atau intensitas cahaya yang masuk mata sedikit, pupil akan

membesar sehingga lebih banyak cahaya yang masuk, sedangkan di tempat yang

sangat terang, pupil mengecil untuk mengurangi jumlah sinar yang masuk sehingga

mata tidak silau. Kemampuan memperbesar dan memperkecil pupil ini dinamakan

kemampuan adaptasi mata.31

1. Titik Dekat dan Titik Jauh Mata

Ketika benda didekatkan dari tempat jauh ke tempat dekat, mata akan

berakomodasi agar bayangan benda dapat jatuh tepat di retina. Letak benda tidak

31Ibid, hal. 108

27

boleh terlalu dekat dengan mata. Ada suatu titik yang menjadi batas mata di mana

jika benda diletakkan lebih dekat dari titik itu, bayangannya akan tampak kabur. Titik

ini dinamakan titik dekat mata. Titik dekat mata adalah titik terdekat yang masih

dapat dilihat mata dengan jelas. Pada mata normal jarak titik dekat dari mata adalah

25 cm.

Jika anda mencoba untuk membaca buku dan menjauhkan buku tersebut, mata

anda akan menyesuaikan diri (lensa mata memipih) sehingga anda tetap dapat melihat

tulisan dengan jelas. Jika jarak mata dan buku terus diperbesar, suatu saat mata tidak

dapat melihat buku dengan jelas, walaupun mata sudah serileks mungkin (tidak

berakomodasi). Titik ini dinamakan titik jauh mata. Titik jauh adalah titik terjauh

yang masih dapat dilihat mata dengan jelas. Pada mata normal letak tiik jauh adalah

di tak hingga. Ketika mata melihat benda di titik jauh, mata tak berakomodasai.32

Gambar 2. 3 Jangkauan Pengelihatan

2. Miopi

Mata normal mampu melihat benda pada jarak 25 cm sampai jarak tak hingga

dan mempunyai kuat lensa mata sekitar 60-64 dioptri. Ada mata yang lensanya terlalu

kuat mengumpulkan sinar sehingga sinar dari benda yang jauh tak hingga akan

difokuskan di depan retina. Mata yang seperti ini kita sebut mata miopi, (disebut juga

rabut jauh atau mata dekat, karena mata hanya dapat melihat dengan jelas benda-

32 Ibid, hal. 109

28

benda dekat). Titik jauh mata ini hanya beberapa meter saja. Mata ini tidak dapat

melihat benda yang jauh dari titik jauhnya.

Untuk mengatasi cacat mata ini, dibutuhkan lensa tambahan yang bersifat

menyebarkan sinar. Lensa ini akan mengurangi daya kumpul lensa mata sehingga

mata menjadi normal lagi. Lensa yang memenuhi syarat ini adalah lensa negatif. Jika

ingin melihat normal maka kuat lensa gabungan (mata miopi + lensa negatif) harus

sama dengan kuat lensa mata normal.33

Gambar 2. 4 Sebelum dan Sesudah Menggunakan Lensa Cekung

3. Hipermetropi

Hipermetropi disebut juga rabun dekat atau mata jauh, karena matanya hanya

dapat melihat dengan jelas benda-benda jauh. Cacat mata ini disebabkan karena lensa

mata terlalu lemah. Kuat lensanya (tanda akomodasi) kurang dari 60 dioptri, misalnya

57 dioptri. Untuk melihat benda di jauh tak hingga (dengan sedikit melotot) ia

mampu menaikkan kuat lensanya dari 57 dioptri menjadi 60 dioptri, sehingga ia

masih dapat melihat titik jauh tak hingga. Namun untuk melihat benda pada jarak 25

cm dibutuhkan 64 dioptri padahal maksimum hanya bisa menambah sampai 54 + 4 =

61 dioptri, ini tidak cukup. Untuk dapat melihat jarak 25 cm ia butuh tambahan 3

33 Ibid, hal. 110-111

29

dioptri lagi yang dapat diperolehnya melalui suatu lensa positif yang diletakkan di

depan mata.34

Gambar 2. 5 Sebelum dan Sesudah Menggunakan Lensa Cembung

4. Presbiopi

Lensa mata kita terdiri dari lapisan-lapisan seperti bawang. Lapisan ini terus

bertambah sesuai dengan umur kita, menjadikan lensa kita bertambah rata (berkurang

kuat lensanya). Akibatnya orang-orang berusia lanjut tidak dapat melihat jarak yang

terlalu jauh. Disamping itu pertambahan umur juga dapat menyebabkan lensa

bertambah keras dan kaku serta otot-otot siliar menjadi lemah, akibatnya daya

akomodasi lensa berkurang, sehingga orang juga sukar untuk melihat benda pada

jarak dekat. Cacat mata seperti ini dinamakan presbiopi.

Untuk mengobati presbiopi orang menggunakan kacamata bifocal, yaitu

kacamata yang mempunyai dua fokus. Setengah bagian lensa yang bagian atas untuk

melihat jauh dan yang bagian bawah untuk melihat dekat.35

5. Asistigmatisma

34 Ibid, hal. 112

35 Ibid, hal. 113

30

Cacat mata ini terjadi karena kornea tidak sferis (tidak berbentuk sebagai

bagian bola), tetapi lebih lengkung di satu sisi dibandingkan dengan sisi lain. Jadi

jarak fokus untuk mata asistigmatisma berbeda untuk sinar-sinar dari sisi yang satu

dan yang lainnya.

Asistigmatisma dapat dikoreksi dengan sebuah lensa silinder. Lensa silinder

adalah lensa yang melengkung pada satu arah tapi tidak pada arah yang tegak lurus.

Lenda ini akan mengumpulkan atau menyebarkan sinar pada satu arah saja tanpa

mempengaruhi arah lain.36

b. Lup

Lup adalah alat optik sederhana yang hanya terdiri dari satu lensa positif.

Lensa positif inilah yang membentuk bayangan lebih besar sehingga mata mendapat

kesan melihat benda besar.37

Gambar 2. 6 Pembentukan Bayangan Pada Lup

Rumus mencari pembesaran yang terdapat pada maata melalui lup

1. Mata berakomodasi maksimum

36 Ibid, hal. 114

37 Ibid, hal. 115

31

Pada waktu mata berakomodasi maksimum, berarti bayangan yang dibentuk

lensa harus pada titik dekatnya.38

𝑀𝛾 = 1 +𝑠𝑝

𝑓

2. Mata berakomodasi pada jarak 𝑥

Pada waktu mata berakomodasi pada jarak 𝑥, berarti bayangan yang dibentuk

lensa harus terletak pada jarak 𝑥 dari mata.

𝑀𝛾 =𝑠𝑝

𝑥+

𝑠𝑝

𝑓

3. Mata tidak berakomodasi

Pada waktu mata tidak berakomodasi (bisannya orang melihat melaui lup

tanpa berakomodasi untuk mencegah kelelahan pada mata), bayangan yang dibentuk

lensa harus terletak pada tiik jauh mata39

𝑀𝛾 =𝑠𝑝

𝑓

Keterangan:

𝑀𝛾 = perbesaran anguler

𝑠𝑝 = titik jarak mata (m)

𝑓 = jarak fokus lensa (m)

𝑥 = jarak akomodasi (m)

c. Mikroskop

Mikroskop merupakan suatu alat optik untuk melihat benda-benda kecil

dengan pembesaran yang lebih besar dari pembesaran lup (dapat mencapai lebih dari

38 Ibid, hal. 117

39 Ibid, hal. 118

32

100 kali). Mikroskop terdiri dari 2 lensa positif. Lensa pertama dinamakan lensa

objektif yang diletakkan dekat dengan benda yang akan diamati. Sedangkan lensa

kedua yang diletakkan dekat mata pengamat dinamakan lensa okuler. Lensa okuler

bertindak sebagai lup.40

Gambar 2. 7 Bagian-bagian Mikroskop

Gambar 2. 8 Diagram Sinar Pembentukan Bayangan Pada Mikroskop Optik

Rumus pembesaran pada mikroskop:

1. Pembesaran obyektif

𝑀𝑜𝑏𝑦 =𝑠 ′

𝑜𝑏𝑦

𝑠𝑜𝑏𝑦

2. Pembesaran okuler

a. Mata berakomodasi maksimum:

40 Ibid, hal. 119

33

𝑀𝑜𝑘 =𝑆𝑛

𝑓𝑜𝑘+ 1

b. Mata tidak berakomodasi:

𝑀𝑜𝑘 =𝑆𝑛

𝑓𝑜𝑘

3. Pembesaran total mikroskop:

𝑀𝑡𝑜𝑡 = 𝑀𝑜𝑏𝑦 × 𝑀𝑜𝑘

4. Panjang mikroskop:

Panjang mikroskop adalah jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler

𝑑 = 𝑠 ′𝑜𝑏𝑦 + 𝑠𝑜𝑘

Panjang mikroskop untuk mata tidak berakomodasi

𝑑 = 𝑠 ′𝑜𝑏𝑦 + 𝑓𝑜𝑘

Keterangan:

𝑀𝑜𝑏𝑦 = perbesaran lensa obyektif

𝑠 ′𝑜𝑏𝑦 = jarak bayangan (m)

𝑠𝑜𝑏𝑦 = jarak benda (m)

𝑀𝑜𝑘 = perbesaran lensa okuler

𝑆𝑛 = jarak titik dekat (m)

𝑓𝑜𝑘 = jarak fokus lensa okuler (m)

d. Teropong

Teropong merupakan alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda

yang sangat jauh sehingga tampak lebih dekat dan lebih jelas. Macam- macam

teropong41

a. Teropong bintang

41 Ibid, hal. 122

34

Gambar 2. 9 Bagian-bagian Teropong Bintang

Gambar 2. 10 Pembentukan Bayangan Pada Teropong Bintang

Sebuah teropong bintang terdiri dari 2 buah lensa: lensa obyektif dan lensa okuler.

Panjang teropong bintang

𝐿 = 𝑓𝑜𝑏𝑦 + 𝑓𝑜𝑘

Pembesaran teropong bintang42

𝑀𝛾 =𝑓𝑜𝑏𝑦

𝑓𝑜𝑘

Keterangan:

𝑓𝑜𝑘 = jarak fokus lensa okuler (m)

𝑓𝑜𝑏𝑦 = jarak fokus lensa obyektif (m)

42 Ibid, hal. 123

35

𝑀 = perbesaran teropong

𝑑 = panjang teropong (cm)

b. Teropong bumi

Teropong bumi digunakan untuk melihat benda-benda jauh di bumi. Teropong

bumi memerlukan suatu lensa pembalik yang membalikkan bayangan sehingga

bayangan menjadi tegak. Lensa pembalik ini terdiri dari suatu lensa positif.

Teropong bumi menggunakan lensa cembung ketiga yang disisipkan di antara lensa

obyektif dan okuler yang akan menghasilkan bayangan akhir yang tegak terhadap

arah benda semula dan lensa cembung ketiga ini disebut lensa pembalik.43

Gambar 2. 11 Pembentukan Bayangan Pada Terpong Bumi

Gambar 2. 12 Pembentukan Bayangan Pada Teropong Bumi (Mata

Berakomodasi)

𝐿 = 𝑓𝑜𝑏𝑦 + 𝑓𝑜𝑘 + 4𝑓𝑝

43 Ibid, hal. 124

36

Keterangan:

𝑓𝑜𝑘 = jarak fokus lensa okuler (m)

𝑓𝑜𝑏𝑦 = jarak fokus lensa obyektif (m)

𝑓𝑝 = jarak fokus lensa pembalik (m)

𝑑 = panjang teropong (m)

e. Kamera

Kamera merupakan suatu alat optik yang digunakan untuk merekam suatu

tempat, situasi atau periswa. Kamera dibuat seperti sebuah mata. Bagian-bagian

kamera mempunyai fungsi seperti bagian-bagian mata, misalnya: lensa kamera =

lensa mata (memfokuskan bayangan), diafragma dan shutter (pembuka/penutup

lensa) = iris dan pupil (mengatur banyak sedikitnya sinar yang masuk), film = retina

(tempat terbentuknya bayangan), gerakan maju mundurnya lensa = akomodasi (untuk

memfokuskan bayangan agar jatuh di retina/film).

Gambar 2. 13 Bagian-bagian Kamera

Pada waktu orang memfoto suatu benda dengan kamera, shutter terbuka dan

sinar memasuki lensa. Lensa ini kemudian membentuk bayangan film. Film

mengandung bahan kimia yang sensitif terhadap cahaya, sehingga ketika cahaya dari

37

benda dengan berbagai intensitas mengenai film, tercetaklah bayangan pada film

itu.44

Seperti halnya mata, bayangan yang dibentuk oleh lensa kamera adalah nyata,

rebalik dan diperkecil. Jika pada mata, retina berfungsi untuk menangkap bayangan

nyata, pada kamera, yang berfungsi untuk menangkap bayangan adalah film. Jika

pada mata intensitas cahaya yang masuk ke mata diatur oleh iris, pada kamera,

intensitas cahaya yang masuk ke kamera diatur oleh diagfragma (aperture)45

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Skripsi Frasidik Habsi yang berjudul “Pengembangan Media pembelajaran

Hypermedia Untuk Meningkatkan High Order Thinking Skill Siswa Pada Materi

Alat Optik” menyimpulkan bahwa Media pembelajaran hypermedia yang

dikembangkan dinyatakan layak (84,5%) Media pembelajaran hypermedia yang

dikembangkan sangat efektif (83.5%) dalam meningkatkan kemampuan berpikir

tingkat tinggi. Media penmbelajaran hypermedia dinyatakan praktis (85%).46

2. Skripsi Yuni Mega Sari yang berjudul “Pengaruh Hypermedia Terhadap Hasil

Belajar Sisiwa Pada Materi Optik Geometri” menyimpulkan bahwa terdapat

pengaruh penggunaan hypermedia terhadap hasil belajar siswa pada materi optika

geometri. Hal tersebut didasarkan pada hasil uji hipotesis menggunakan uji

parametrik yaitu pada uji T terhadap data posttest. Hasilnya nilai Sig.(2- tailed)

sebesar 0.028 dan taraf signifikasi sebesar 0,05, artinya nilai signifikasi < nilai

taraf signifikasi. Hasil posttest siswa kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan

kelas kontrol yaitu pada ranah kognitif C1(kemamipuan mengingat),

C2(kemampuan menahami),C4(kemampuan menganalisis). Pada hasil n-gain

kelas eksperimen di ranah kognitif C1-C4 berada dalam kategori tinggi.

44 Ibid, hal 128

45 Marthen Kanginan, Fisika: untuk SMA/MA Kelas X. (Jakarta: Erlangga. 2013)

46 Frasidik Habsi, “Pengembangan Media Pembelajaran Hypermedia Untuk Meningkatkan High Order

Thinking Skill Siswa Pada Materi Alat Optik”, UIN Jakarta. 2017

38

Sementara hasil n-gain kelas kontrol di ranah kognitif terbagi beberapa kategori

yakni, untuk Cl. C2, C4 terkategori sedang dan terkategori tinggi pada C3.

Respon siswa terhadap penggunaun hypermedia dalam pembelajaran berada pada

kategori baik baik sekali.47

3. Jurnal Masril dkk. yang berjudul “Rangcangan Laboratorium Virtual untuk

Pembelajaran Fisika SMA” menyimpulkan bahwa hasil uji validitas virtual lab

termasuk kategori tinggi dan Virtual lab yang dirancang ini sudah dapat

digunakan untuk pembelajaran fisika kurikulum 2013 di SMA..48

4. Jurnal Gunawan dkk. yang berjudul “Studi Pendahuluan Pada Upaya

Pengembangan Laboratorium Virtual Bagi Calon Guru” menyimpulkan bahwa

eksperimen fisika di sekolah maupun di LPTK belum memadai untuk mendukung

pembelajaran. Model laboratorium perlu dikembangkan sebagai solusi terbatas

atau tidak tersedianya peralatan laboratorium yang memadai. Sebagian besar

responden menyatakan konsep fisika yang abstrak perlu divisualisasikan,

beberapa tema dikembangkan sesuai kebutuhan di sekolah dan LPTK pada

konsep yang belum memiliki software laboratorium virtual.49

5. Jurnal Yanti Sofi Makiyah dkk. yang berjudul “Higher Order Thinking Real and

Virtual Laboratory (HOTRVL) untuk Meningkatkan Keterampilan Abad Ke-21

Mahasiswa Pendidikan Fisika” berkesimpulan bahwa HOTRVL dapat menjadi

pilihan dapat mengembangkan mahasiswa kegiatan melatihkan laboratorium dan

yang keterampilan abad pendidikan fisika pada konsep fisika yang dapat diamati

dan dilakukan secara real juga untuk konsep fisika yang bersifat mikroskopik

visualisasi atau simulasi menggunakan virtual lab. Selain itu, berdasarkan hasil

47 Yuni Mega Sari, ”Pengaruh Hypermedia Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Optik

Geometri”, UIN Jakarta. 2017

48 Masril dkk, “Rancangan Laboratorium Virtual untuk Pembelajaran Fisika SMA”, Jurnal Eksakta

Pendidikan (JEP). 2018, Vol 2 No 1

49 Gunawan dkk, “Studi Pendahuluan Pada Upaya Pengembangan Laboratorium Virtual Bagi Calon

Guru Fisika”, Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi. 2015, Vol 1 No 2

39

dan pembahasan studi literatur maka dapat secara signifikan dapat meningkatkan

keterampilan abad ke-21 meliputi berpikir kritis dan kreatif serta keterampilan

berkomunikasi sehingga HOTRVL ini dapat digunakan dalam pembelajaran

fisika.50

50 Yanti Sofi Makiyah dkk, “Higher Order Thinking Real and Virtual Laboratory (HOTRVL) untuk

Meningkatkan Keterampilan Abad Ke-21 Mahasiswa Pendidikan fisika, Bandung. 2019.

40

C. Kerangka Berpikir

Adapun kerangka berpikir dapat dijelaskan dengan gambar berikut

Masalah Penelitian

Belum adanya pemanfaatan media pembelajaran pada materi alat optik untuk

mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Studi Literatur

Mencari media pembelajaran yang dapat mengukur keterampilan berpikir tingkat

tinggi.

Media pembelajaran

hypermedia berbasis

virtual laboratory

Kelebihan

Dapat membuat pembelajaran lebih

menarik dengan tampilan 3D, dapat

melakukan praktikum seperti di

laboratorium secara rill dan berpengaruh

Membuat Media Pembelajaran Hypermedia berbasis virtual laboratory

Menguji validitas, efektifitas, dan kepraktisan hypermedia berbasis virtual

laboratory

Hasil

Media Pembelajaran hypermedia yang tervalidasi

41

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan, maka

rumusan hipotesis penelitian pada proposal skripsi ini adalah terdapatnya kelayakan,

kepraktisan, dan keefektifan pada pengembangan media pembelajaran Hypermedia

Berbasis Virtual Laboratiorium Untuk Meningkatkan High Order Thinking Skill

(HOTS).

49

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektikfan produk tersebut. Terdapat

dua model penelitian pengembangan, yaitu validation studies merupakan penelitian

pengembangan yang memiliki tujuan untuk menyangkal teori-teori belajar yang

sudah ada dan development studies merupakan penelitian pengembangan yang

memiliki tujuan untuk memecahkan suatu permasalahan yang terdapat dalam

pendidikan menggunakan pengetahuan yang relevan. Penelitian yang digunakan ini

menggunakan model development studies, penelitian ini memiliki tujuan yaitu

menghasilkan suatu produk yang dapat memecahkan masalah yang terdapat di dalam

kelas dengan menggunakan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Tahapan-

tahapan penelitian pengembangan ini menurut akker adalah preliminary research,

prototyping stage, summative evaluation, systematic reflection and documentation.

B. Prosedur Penelitian

Tahapan atau prosedur pengembangan media pembelajaran hypermedia

berbasis virtual laboratory pada penelitian pengembangan ini digambarkan dalam

bagan berikut ini:

43

Gambar 3.1 Model Pengembangan Development Research

Prototyping

Stage

Preliminary

Research

Summative

Evaluatif

Studi Literatur

Survei Lapangan

Perancangan

Pedoman Desain

Pengoptimalan

prototipe

Evaluasi Formatif (uji ahli,

evaluasi satu-satu, evaluasi

kelompok kecil, uji lapangan)

Revisi

Evaluasi Sumatif

Uji Efektivitas Uji Praktibilitas

Pelaporan

Systematic reflection

and documentation

44

1. Penelitian Pendahuluan (preliminary research)

Penelitian pendahuluan meliputi studi literatur yang berisikan tentang

permasalahan yang terdapat di sekolah melalui permasalahan yang relevan yang

berasal dari jurnal-jurnal dan permasalahan yang terdapat pada saaat survei lapangan.

Survei yang dilakukan mencakup permasalahan yang terdapat pada pembelajaran

fisika, alat laboratorium, wawancara guru dan memberikan angket kepada siswa.

Peneliti melakukan survei di Sekolah Menengah Atas Negeri SMAN 7 Jakarta,

SMAN 27 Jakarta dan SMAN 35 Jakarta. Pada tahap survei ini, peneliti melakukan

wawancara kepada tiga orang guru yaitu guru SMAN 7 Jakarta, SMAN 27 Jakarta

dan SMAN 35 Jakarta, serta menyebarkan angket kepada 65 orang siswa dari dua

sekolah.

2. Tahap Prototipe (Prototyping Stage)

Sebelum melakukan tahap selanjutnya, peneliti harus membuat prototipe yang

bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan. Pada tahap ini terdiri dari

perancangan pedoman desain, pengoptimalan prototipe, evaluasi formatif dan revisi.

a. Perancangan pedoman desain

1. Pemilihan materi ajar

Peneliti memilih materi optik dikarenakan rendahnya materi optik pada hasil

Ujian Nasional (UN) tahun 2019, materi optik ini bersifat abstrak sehingga perlu alat

bantu yang bisa mengatasi permasalahan tersebut. Pada kurikulum 2013 revisi

terdapat permasalahan dan terdapatnya potensi untuk meningkatkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi pada materi alat optik, selain itu praktikum juga bagian

terpenting untuk menstimulus siswa meningkatkan keterampilan berpikir tingkat

tinggi yang dimilikinya. Kemudian peneliti mengkaji Kompetensi Dasar (KD) dan

Kompetensi Inti (KI) pada materi optik ini dengan tujuan untuk menghasilkan

pembelajaran yang sesuai. Peneliti membuat media pembelajaran hypermedia

45

berbasis virtual laborarory untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi

sesuai dengan pembelajaran yang sudah ditentukan.

2. Perancangan desain konsep media pembelajaran hypermedia berbasis virtual

laborarory

Hypermedia berbasis virtual laboratory yang dikembangkan memiliki

karakteristik tersendiri dari segi tampilan dan konten. Desain hypermedia yang

dikembangkan pada segi tampilan seperti laboratorium nyata yang terdapat alat dan

bahan yang berbentuk 3D, langkah kerja yang terdapat dipanduan media tersebut,

percakapan tokoh kartun, cerita pada apersepsi, animasi bergerak, penjelasan berupa

video, text, gambar, audio (music dan dubbing), contoh soal, dan soal evaluasi yang

ditampilkan sampai tahap C6. Pada tahap percobaan peneliti menggunakan warna

yang cerah, penjelasan menggunakan video yang menarik dan menggunakan bahasa

yang tidak baku serta mudah dipahami, tokoh kartun yang sesuai keinginan siswa

yang berbentuk 3D, animasi bergerak yang mudah digunakan, serta penggunaan

praktikum yang berbentuk 3D hanya tinggal digeser saja. Hal ini untuk memudahkan

siswa menggunakan media pembelajaran tersebut dan memberikan kenyamanan pada

siswa serta memotivasi siswa untuk belajar melalui media pembelajaran tersebut.

Sedangkan dari segi konten materi, materi yang ditampilkan sesuai dengan kurikulum

2013 revisi. Untuk membentuk keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, media

yang dirancang menggunakan pendekatan saintifik. Untuk melatih keterampilan

berpikir tingkat tinggi peneliti melatih soal-soal evaluasi dan menjadikan

pembelajaran yang bermakna dalam media pembelajaran hypermedia berbasis virtual

laboratory. Adapun desain media yang dikembangkan dapat terlihat pada gambar

dibawah ini

46

Gambar 3.2 Pedoman Desain Hypermedia Berbasis Virtual Laborarory

3. Perancangan desain softwere media

Desain softwere media yang dibuat oleh peneliti memiliki karakteristik

tertentu. Pada saat pengguna akan menjalankan aplikasi media pembelajaran ini,

maka tampilan pertama yang muncul adalah logo UIN Jakarta, setelah itu akan

muncul tombol “mulai” untuk masuk ke halaman selanjutnya. Setelah memencet

tombol “mulai” pengguna diminta mengisikan nama dan kelas, setelah itu akan

muncul halaman utama pada media tersebut.

Halaman utama yang akan muncul adalah tombol-tombol yang akan

digunakan oleh pengguna. Tombol-tombol tersebut meliputi tombol petunjuk

penggunaan media, tujuan pembelajaran, peta konsep, materi alat-alat optik,

Media

Pembelajaran

hypermedia

berbasis virtual

laboratoty

Tampilan

Konten

Apersepsi

Teks, dilengkapi

gambar, animasi 3D

dan video

Materi disajikan dengan

pendekatan saintifik

Soal evaluasi untuk

mengukur HOTS

Pembelajaran bermakna

47

praktikum, profil pembuat media, dan referensi yang digunakan. Tombol petunjuk

penggunaan media berisikan penjelasan butten-butten yang akan digunakan didalam

media tersebut. Tombol tujuan pembelajaran berisikan Kompetensi Inti (KI),

Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pembelajaran, dan Tujuan Pembelajaran. Tombol

peta konsep berisikan peta konsep materi alat optik. Tombol materi alat-alat optik

berisikan materi-materi alat-alat optik, contoh soal materi alat optik, soal-soal

evaluasi materi alat optik sesuai pembelajaran yang akan dicapai. Tombol praktikum

berisikan praktikum yang akan dilakukan. Tombol referensi berisikan referensi yang

dipakai oleh pembuat media, tombol profil pembuat media berisikan profil pembuat

media tersebut.

Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory yang dibuat

menggunakan pendekatan saintifik. Tujuan media ini menggunakan pendekatan

saintifik yaitu untuk menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran

menggunakan media tersebut. Pada saat pengguna menekan tombol materi maka

media akan menampilkan apersepsi. Apersepsi ini dikemas dengan menarik yaitu

dengan percakapan dari dua karakter kartun berbentuk 3D sehingga dapat menjadi

stimulus untuk membangun rasa ingin tahu siswa. Pada saat proses terjadinya

stimulus itu siswa akan masuk pada tahap pertama pendekatan saintifik yaitu

mengamati. Pada tahap pertama ini disajikan sebuah video tentang sub materi yang

akan dipelajari. Kemudian siswa masuk tahap kedua yaitu menanya. Pada tahap ini

siswa diminta untuk menanya terkait video yang telah ditonton. Lalu masuk tahap

ketiga yaitu mengumpulkan informasi. Pada tahap ini siswa akan mengumpulkan

informasi dari apa yang telah dipelajari. Selanjutnya masuk pada tahap keempat yaitu

mengasosiasi. Pada tahap ini siswa akan melihat video penjelasan materi dari peneliti

sehingga siswa dapat menarik kesimpulan bersama peneliti terkait video tersebut,

pada tahap ini juga siswa akan dihadapkan pada contoh soal yang telah disajikan

sehingga dapat menstimulus kemampuan siswa untuk menarik kesimpulan dari

contoh soal yang telah disajikan. Dan yang terakhir siswa akan masuk pada tahap

48

kelima yaitu mengkomunikasikan. Pada tahap ini siswa diminta untuk

mengkomunikasikan informasi yang telah didapat melalui tulisan sehingga siswa

dapat mengkonstruksikan informasi yang telah didapat dalam bentuk rangkuman pada

suatu materi.

49

Mulai

Menu Home

Peta Konsep

Menampilkan

Peta Konsep

Tujuan

Pembelajaran

Petunjuk

Penggunaan

Menampilkan

Petunjuk

Penggunaan

Menampilkan

Tujuan

Pembelaajaran 1

Menampilkan

Tujuan

Pembelaajaran 2

Menampilkan

Tujuan

Pembelaajaran 3

Materi 1

Kacamata

Apersepsi

2

Apersepsi

1

Mata

Materi

kacamata

dengan

pendekatan

saintifik

Materi

mata

dengan

pendekatan

saintifik

Soal evaluasi

materi 1

Materi 2

Lup Mikroskop

Apersepsi

3

Apersepsi

4

Materi lup

dengan

pendekatan

saintifik

Materi

mikroskop

dengan

pendekatan

saintifik

Soal evaluasi

materi 2

Materi 3

Teropong Kmamera

Apersepsi

5

Apersepsi

6

Materi

teropong

dengan

pendekatan

saintifik

Materi

kamera

dengan

pendekatan

saintifik

Soal evaluasi

materi 3

Profil

Profil

pembuat

hypermedia

Referensi

Referensi

gambar,

animasi, dll

1

1 1 1

1

Gambar 3.3 Gambar Pedoman Desain Software Hypermedia

50

b. Pengotimalan prototipe desain

Untuk mengoptimalkan desain yang sudah di rancang peneliti memilih

material dan dilanjutkan dengan prosedur pembuatan hypermedia berbasis virtual

laboratory untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Tahapan-

tahapan antara lain:

1. Memilih material

Pemilihan material yang digunakan untuk mengembangkan media

pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory ini adalah perangkat lunak

(software) dan perangkat keras (hardware). Untuk mengembangkan hypermedia

menjadi hypermedia berbasis virtual laboratory ini, peneliti menggunakan software

unity.

2. Prosedur pembuatan media

Tahapan pembuatan hypermedia berbasis virtual laboratory ditunjukkan pada

diagram dibawah ini:

51

Gambar 3.4 Flowchart Pembutan Hypermedia Berbasis Virtual Laboratory

3. Evaluasi formatif (formative evaluation)

Tahap evaluasi formatif ini merupakan tahap prototipe yang sudah dibuat.

Pada tahap ini prototipe akan diuji dalam beberapa tahapan evaluasi formatif dari

Mulai

Membuat tamplate

background

Membuat dubbing suara

karakter kartun

Membuat video

penjelasan

Membuat tombol

hyperlink

1

1

Memasukkan materi , gambar,

audio, video, soal ke unity

Menyambungkan link

dengan nodes

Publish file ke bentuk

aplikasi

Selesai

52

Martin Tessmer terdiri dari uji ahli, evaluasi satu-satu, evaluasi kelompok kecil dan

uji lapangan51

Alur Evaluasi formative sebagai berikut:

Gambar 3.5 Digram Tahap Evaluasi Formatif

3. Tahap Evaluasi Sumatif (Summative evaluation)

Pada tahap evaluasi sumatif ini hasil prototipe media pembelajaran

hypermedia berbasis virtual laboratory ini dievaluasi keefektifan dan kepraktisannya.

Untuk mengetahui keefektifan media pembelajaran ini, peneliti memberikan soal

pretest dan posttest kepada siswa sedangkan untuk mengetahui kepraktisan media ini

siswa diminta mengisi angket respon mengenai kepraktisan media pembelajaran yang

sudah digunakan. Uji keefektifan dan kepraktisan ini juga diberikan kepada guru

berupa angket. Kemudian hasil angket siswa, guru, pretest dan posttest akan diolah

untuk mengetahui keefektifan dan kepraktisan media pembelajaran hypermedia

berbasis virtual laboratory ini.

51 Martin Tessmer, Planning and Conducting Formative Evaluations, (London: Routledge, 1993), pp.

15

Expert

review

One-to-one

evaluation

Small

group

evaluation

Field Test

Martin Tessmer, 1993

Revisi Revisi

53

4. Refleksi Sistematik dan Dokumentasi (Systematic reflection and documentation)

Tahapan ini adalah tahapan terakhir dari prosedur pengembangan. Tahap ini

meliputi penguraian seluruh materi pembelajaran untuk membantu analisis terdahulu,

lalu merincikan prinsip-prinsip desain dan artikulasi hubungannya dengan kerangka

konseptual.52

C. Desain Uji Coba

Uji coba prototipe media pembelajaran hypermedia berbasis virtual

laboratory ini ada dalam tahapan evaluasi formatif. Tahapan-tahapan ini terdiri dari

validasi penilaian ahli, evaluasi satu-satu, evaluasi kelompok kecil, dan uji lapangan.

Uji coba media pembelajaran ini mamiliki tujuan yaitu untuk mengetahui apakah

media pembelajaran ini sudah dapat dikatakan layak atau tidak serta bertujuan untuk

memperbaiki media pembelajaran yang sudah ada dan menyempurnakan perbaikan

media pembelajaran tersebut. Proses selanjutnya peneliti akan melakukan perbaikan-

perbaikan pada media pembelajaran sebelum mengujikannya kepada guru dan peserta

terkait keefektifan dan kepraktisan media pembelajaran yang dikembangkan pada

tahap evaluasi sumatif.

Tahap pertama uji coba media pembelajaran yaitu uji validasi penilaian ahli

dan evaluasi satu-satu. Uji validasi penilaian ahli merupakan penilaian yang

dilakukan oleh para ahli media, desain pembelajaran, dan ahli materi pembelajaran

fisika. Sedangkan evaluasi satu-satu merupakan evaluasi media yang dicobakan

kepaa 3 orang peserta didik kelas XI MIA III SMAN 7 Jakarta yang terdiri dari satu

orang siswa berkemampuan tinggi, satu orang siswa berkemampuan sedang dan satu

orang siswa berkemampuan rendah.. Pada tahap evaluasi satu-satu peserta didik akan

diberikan angket penilaian media yang sedang dikembangkan sebagai pertimbangan

untuk merevisi media pembelajaran tersebut. Setelah tahap ini selesai maka media

akan direvisi, kemudian akan masuk ke tahap selanjutnya.

52 Jan Van De Akker, et.al, op.cit. pp. 154

54

Tahap kedua uji coba media pembelajaran yaitu evaluasi kelompok kecil.

Pada tahap ini media perlu dicobakan kepada 12 orang peserta didik kelas XI MIA I

SMAN 7 Jakarta yang terdiri dari 4 orang siswa berkemampuan tinggi, 4 orang siswa

berkemampuan sedang dan 4 orang peserta didik berkemampuan rendah. Pada tahap

ini peserta didik akan diberikan angket penilaian media, instrument tes yang berupa

pretest dan posttest. Pada tahap ini memiliki tujuan untuk melakukan revisi produk,

menentukan keefektifan media yang sedang dikembangkan. Setelah tahapan ini

selesai maka dilakukan revisi pada media tersebut, lalu masuk kepada tahap

selanjutnya.

Tahap ketiga uji coba media pembelajaran yaitu uji lapangan. Tahap ini

adalah tahap terakhir dari evaluasi formatif. Setelah melakukan dua tahap evaluasi di

atas tentulah media yang telah dibuat sudah mendekati kesempurnaannya. Pada tahap

ini media perlu dicobakan kepada 35 orang siswa kelas XI MIA III SMAN 35

Jakarta. Pada tahap ini peserta didik akan diberikan angket respon siswa dan

instrument tes yang berupa pretest dan posttest. Adapaun desain uji coba produk di

atas digambarkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. 1 Desain Uji Coba Produk

Tahap-tahapan Subjek Instrument

Uji validasi ahli Tiga orang ahli media,

tiga orang ahli materi, dan

tiga orang ahli desain

pembelajaran

Angket uji ahli

Evaluasi satu-satu Terdiri dari tiga orang

siswa kelas XI MIA III

SMAN 7 Jakarta yang

terdiri dari satu orang

siswa berkemampuan

Angket respon siswa

55

tinggi, satu orang siswa

berkemampuan sedang

dan satu orang siswa

bekemampuan rendah.

Evaluasi kelompok kecil Terdiri dari 12 orang

siswa kelas XI MIA I

SMAN 7 Jakarta yang

terdiri dari 4 orang siswa

bekemampuan tinggi, 4

orang siswa

berkemampuan sedang

dan 4 orang siswa

berkemampuan rendah.

Tes dan angket respon

siswa

Uji lapangan Terdiri dari 30 orang

siswa kelas XI MIA III

SMAN 35 Jakarta yang

terdiri dari 10 orang siswa

berkemampuan tinggi, 10

orang siswa

berkemampuan sedang

dan 10 orang siswa

berkemampuan rendah.

Tes dan angket respon

sisiwa

D. Subjek Uji Coba

Subjek uji coba produk media ini terdiri siswa dan tiga guru SMA yang

berbeda yaitu SMAN 7 Jakarta, SMAN 27 Jakarta dan SMAN 35 Jakarta. Populasi

yang digunakan adalah seluruh siswa SMA dari tiga sekolah tersebut. Sampel yang

diambil secara purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan

56

sampel dengan pertimbangan tertentu53. Pertimbangan peneliti mengambil sekolah

tersebut sebagai sempel adalah dikarenakan sekolah tersebut telah menggunakan

kurikulim 2013 revisi, tidak terdapatnya laboratorium, minimnya alat laboratorium,

sekolah memiliki akreditasi (A), dan seluruh siswa memiliki smartphone android.

Adapun sampel penelitian secara rinci sebagai berikut:

1. Subjek uji coba pada evaluasi formatif

Pada tahap uji coba evaluasi formatif terdiri dari evaluasi satu-satu, evaluasi

kelompok kecil dan uji lapangan . pada evaluasi satu-satu melibatkan 3 orang siswa

dari kelas XI MIA III SMAN 7 Jakarta yang teridiri dari 1 orang siswa

berkemampuan tinggi, 1 orang siswa berkemampuan sedang dan 1 orang siswa

berkemampuan rendah. Pada evaluasi kelompok kecil melibatkan 12 orang siswa dari

kelas XI MIA I SMAN 7 Jakarta yang terdiri dari 4 orang siswa berkemampuan

tinggi, 4 orang siswa berkemampuan sedang dan 4 orang siswa berkemampuan

rendah. Sedangkan pada uji lapangan terdiri dari 35 orang siswa dari kelas XI MIA

III SMAN 35 Jakarta.

2. Subjek uji coba pada evaluasi sumatif

Pada tahap uji coba evaluasi sumatif melibatkan 12 orang siswa kelas XI MIA

I SMAN 27 Jakarta. Uji coba ini menggunakan angket tentang keefektifan dan

kepraktisan media yang dikembangkan pada guru fisika di SMAN 35 Jakarta, SMAN

7 Jakarta dan SMAN 27 Jakarta.

53 Sugiyono, statistic untuk penelitian. Bandung: ALFABETA, 2012.hal 68

57

E. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti adalah instrument tes dan

instrument non tes. Instrument ini memiliki tujuan untuk melihat keefektifan, valid

dan ketidak validannya, dan kepraktisan dari media pembelajaran hypermedia

berbasis virtual laboratory ini. Adapun instrumennya sebagai berikut:

1. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara dilakukan oleh peneliti pada penelitian pendahuluan

yang bertujuan untuk mendapatkan informasi perihal ada atau tidak adanya sarana

laboratorium dan alat laboratorium yang terdapat di sekolah serta penggunaan media

pembelajaran di sekolah.

2. Angket penelitian pendahuluan

Angket ini diberikan kepada siswa bertujuan untuk mengetahui kegunaan

smartphone dalam pembelajaran, media yang digunakan saat pembelajaran,

keinginan peserta didik pada media pembelajaran yang akan dikembangkan (berbasis

smartphone), konten yang akan ditambahkan di dalam media pembelajaran berbasis

smartphone ini, dan proses pembelajaran di kelas. Adapun kisi-kisi angket penelitian

pendahuluan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. 2 Kisi-kisi Angket Penelitian Pendahuluan Untuk Siswa

No

.

Sub Variabel Indikator Variabel No. Pertanyaan

(+) (-)

1. Proses pembelajaran Penyajian pembelajaran di dalam

kelas

10 6, 8

Permasalahan yang terdapat di

dalam kelas

2 1, 3, 5, 7

2. Penggunaan Kepemilikan smartphone untuk 9, 15, 16, 18

58

smartphone di dalam

kelas

pembelajaran 17

3. Penggunaan

hypermedia berbasis

virtual laboratory

sebagai media

pembelajaran di kelas

Penyajian yang terdapat di dalam

media pembelajaran

11, 12,

13, 14

4

Jumlah 10 8

3. Angket uji ahli (expert review)

Pada tahap angket uji ahli ini bertujuan mengetahui valid atau tidak media

pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory untuk digunakan dalam

pembelajaran baik dari segi media, konten materi yang disajikan dan desain

pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory ini . Angket ini diajukan kepada

ahli media, ahli materi dan ahli pembelajaran fisika SMA. Angket yang digunakan

peneliti adalah angket skala bertingkat dengan lima kategori penilaian dari yang

tertinggi 4,3,2,1,0. Kisis-kisi yang digunakan pada angket dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 3. 2 kisi-kisi Angket Uji Ahlii Media

No. Aspek Indicator No.

Pertanyaan

Jumlah

1. Rekayasa

Perangkat Lunak

Efektifitas 1 9

Efisien dalam pengembangan

maupun penggunaan media

pembelajaran ditinjau dari segi

waktu

2

Reliable (kehandalan program) 3

59

Usability (mudah digunakan

dan sederhana dalam

pengoperasiannya)

4

Ketepatan pemilihan jenis

aplikasi/softwere/tool untuk

pengembangan (Unity)

5

Compatibility (media

pembelajaran dapat dijalankan

smartphone android)

6

Pemaketan program media

pembelajaran terpadu dan

mudah dalam eksekusi

7

Dokumentasi program media

pembelajaran yang lengkap

meliputi petunjuk instalasi

(jelas, singkat, lengkap, dan

petunjuk penggunaan dapat

mudah dipahami)

8

Reusable (sebagian atau eluruh

program media pembelajaran

dapat dikembangkan dan

dimanfaatkan kembali oleh

peneliti lain)

9

2. Komunikasi

visual

Komunikatif (mudah dipahami) 10 16

Kreatif dalam ide berikut

penuangan gagasan

11

Sederhana dan menarik 12

Visual (layout design, 13

60

background, dan warna)

Ikon navigasi 14

Ketepatan pemilihan font dan

ukuran teks

15

Ketepatan pemilihan warna alat

yang menarik

16

Ketepatan pemilihan audio 17

Kualitas audio (sound effect,

dan musik)

18

Kualitas gambar pada materi: 19

Kualitas animasi bergerak pada

materi :

20

Kualitas audio dan video

pengamatan materi

21

Kualitas audio dan video

penjelasan materi

22

Kualitas penggunaan animasi

bergerak praktikum

23

Kemudahan penggunaan

animasi bergerak praktikum

24

Kemudahan penggunaan media

secara keseluruhan

25

Jumlah 25

Tabel 3. 3 Kisi-kisi Angket Uji Ahli Desain Pembelajaran

No. Aspek Indikator No. Pertanyaan

61

1. Desain pembelajaran Kejelasan tujuan pembelajaran 1

Relevans tujuan pembelajaran

dengan KD/kurikulum

2

Cakupan dan kedalaman tujuan

pembelajaran

3

Kesesuaian materi dengan

tujuan pembelajaran

4

Keterlihatnya kategori

pendekatan saintifik 5M

5

Kesesuaian materi dan

pembahasan contoh soal dengan

tingkat perkembangan

keterampilan berpikir tingkat

tinggi

6

Ketepatan penggunaan strategi

penyajian

7

Interaktivitas melalui tombol

dan animasi

8

Kelengkapan bahan bantuan

(gambar alat dan bahan, langkah

kerja, animasi, musik)

9

Pemberian motivasi belajar

melalui apersepsi yang disajikan

secara menarik dan adanya feed

10

62

back pada soal evaluasi

Kontekstual dan aktualits

melalui video dan animasi

11

Kemudahan materi untuk

dipahami (sistematis, runut, dan

memiliki alur logika yang jelas)

12

Kesesuaian evaluasi dengan

tujuan pembelajaran

13

Keterlihatan stimulus untuk

dapat meningkatkan

keterampilan berpikir tingkat

tinggi melalui soal evaluasi

14

Potensi keaktifan peserta didik

dalam proses pembelajaran

15

Jumlah 15

Tabel 3. 4 Kisi-kisi Angket Uji Ahli Materi Pembelajaran FIsika

No. Aspek Indikator No. Pertanyaan

1. Materi pembelajaran

fisika

Kejelasan dalam menjelaskan

langkah kerja

1

Kesesuaian gambar alat dan

bahan ,animasi, video

pengamatan, dan video

2

63

penjelasan dengan materi

Kejelasan dalam menjelaskan

rumus fisika melalui teks atau

video penjelasan pada meteri

3

Kejelasan contoh soal materi

fisika pada tiap pertemuan

4

Ketepatan jawaban soal evaluasi

pada tiap pertemuan

5

Ketepatan penyajian tersusun

secara sistematis dan tidak

terdapatnya miskonsepsi pada

materi

6

Cakupan kedalaman materi

fisika (termasuk

menghubungkan materi dengan

kehidupan sehari-hari melaui

teks atau video pengamatan dan

video penjelasan)

7

Jumlah 7

4. Angket respon siswa dan guru

Angket respon siswa ini bertujuan untuk melihat tanggapan/respon siswa

terhadap beberapa ketegori media pembelajaran yang sedang dikembangkan serta

melihat seberapa praktis media yang sedang dikembangkan. Hal ini bisa terlihat dari

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

64

Angket respon guru ini bertujuan untuk melihat tanggapan/respon guru

terhadap keefektifan dan kepraktisan media pembelajaran yang sedang

dikembangkan. Hal ini dapat terlihat dari evaluasi sumatif. Pada angket ini berbentuk

skala bertingkat dengan 5 kategori penilaian dari yang tertinggi yaitu: 4,3,2,1,0.

Kisis-kisi yang digunakan pada angket dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3. 5 Kisi-kisi Angket Penilaian Evaluasi Satu-satu

No. Aspek Indikator Variabel No. Pertanyaan

1. Materi Kemudahan dalam memahami

materi pembelajaran

1

Kejelasan pembahasan materi

pembelajaran

2

Kemenarikan penyajian materi

pada media pembelajaran

3

Keterkinian (kebaruan materi) 4

Kontekstual (berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari)

5

2. Desain

Pembelajaran

Keterbacaan teks pada media

pembelajaran

6

Kemenarikan strategi

pembelajaran pada media

(kemenarikan penyampaian

materi)

7

Kejelasan tujuan pembelajaran 8

65

Sistematika materi yang

disusun secara runut pada

media pembelajaran

9

3. Implementation Kemudahan dalam

penggunakan media

pembelajaran

10

Kemudahan penggunaan pada

saat praktikum

11

Kemudahan untuk memilih

objek praktikum

12

Kemudahan menggunakan

item yang tertera pada

praktikum

13

Pemanfaatan media di waktu

yang akan datang

14

Intensitas penggunaan 15

4. Kualitas Teknis Kejelasan cara penggunaan

media pembelajaran

16

Kejelasan cara penggunaan

alat praktikum

17

Kejelasan bentuk bayangan

yang dihasilkan dilayar

praktikum

18

66

Kejelasan skala yang tertera

didalam praktikum

19

Kualitas media pembelajaran 20

Kualitas alat-alat praktikum 21

Pemilihan warna yang

menarik

22

Kualitas gambar yang baik 23

Kejelasan animasi 24

Kualitas audio 25

Kualitas musik yang jelas 26

Kualitas video pendahuluan 27

Kualitas audio pada video

pendahuluan

28

Kualitas video penjelasan 29

Kulitas audio pada video

penjelasan

30

Jumlah 30

67

Tabel 3. 6 Kisi-kisi Angket Penilaian Evaluasi Kelompok Kccil

No. Aspek Indikator Variabel No. Pertanyaan

1. Materi Kemudahan memahami materi

pembelajaran

1

Kejelasan pembahasan materi

pembelajaran

2

Kemenarikan penyajian materi pada

media pembelajaran

3

Keterkinian (keterbaruan materi) 4

Kontekstualitas (penyajian materi

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari)

5

2. Desain

Pembelajaran

Kemenarikan strategi pembelajaran pada

media (kemenarikan penyampaian

materi)

6

Kejelasan tujuan pembelajaran 7

Keterbacaan teks pada media

pembelajaran

8

Sistematis materi yang disusun secara

runut pada media pembelajaran

9

3. Implementation Kemudahan penggunaan media

pembelajaran pada materi

10

Kemudahan penggunaan pada saat 11

68

praktikum

Kemudahan untuk memilih objek

praktikum

12

Kemudahan mengguanakan item yang

tertera pada praktikum

13

Pemanfaatan media di waktu yang akan

mendatang

14

Intensitas penggunaan 15

4. Efisien Keefisienan dalam menggunakan media

pembelajaran (memerlukan waktu yang

sedikit untuk memahami materi)

16

Kemudahan mengelola materi yang telah

disajjikan melalui media pembelajaran

17

Jumlah 17

Tabel 3. 7 Kisi-kisi Angket Uji Lapangan Siswa

No. Aspek Indikator Variabel No. Pertanyaan

(+) (-)

1. implementability Kemudahan dalam penggunaan 1, 3 2

Intensitas dalam penggunaan 4 -

2. Sustainability Perawatan dan pemeliharaan 5 6

69

media pembelajaran

Pengggunaan media

pembelajaran pada waktu

berikutnya

- 7

3. Appropriateness Penggunaan media pembelajaran

di lingkuangan ruang kelas,

rumah, perpustkaan, dan lain-lain

8, 10 -

Hypermedia berbasis virtual

laboratory dapat digunakan di

waktu sore, siang, pagi dan

malam

- 9

Penggunaan media dalam

berbagai situasi gaya belajar

siswa

11 -

4. Penerimaan dan

kemenarikan

Minat belajar siswa 13 12

Penerimaan 14, 15, 16 -

Pembelajaran yang dikemas

dengan menarik dan

menyenangkan

18 17

Jumlah 12 6

70

Tabel 3. 8 kisi-kisi Angket Penilaian Evaluasi Sumatif Guru

No. Aspek Indikator No. Pertanyaan

1. Kepraktisan Kemudahan dalam pemakaian

petunjuk dari aplikasi

1

Pengoperasian saat menggunakan

hypermedia berbasis virtual

laboratory

2

Pengoperasian praktikum yang

telah disajikan didalam media

pembelajaran

3

pengoperasian hypermedia berbasis

virtual laboratory di lingkungan

sekolah, rumah, uang kelas, dan

lain-lain

4

Kemudahan pengoperasian

hypermedia berbasis virtual

laboratory di waktu pagi, siang,

sore, dan malam

5

2. Evektivitas Tercapainya tujuan pembelajaran 6

Kemudahan dalam menjelaskan

materi ajar

7

Kemudahan dalam mengevaluasi

pembelajaran secara cepat

8

71

Kemampuan meningkatkan

berpikir tingkat tinggi siswa

9

Jumlah 9

Tabel 3. 9 Kisi-kisi Angket Penilaian Evaluasi Sumatif Siswa

No. Aspek Indikator No.

Pertanyaan

1. Kepraktisan Kemudahan dalam pemakaian

petunjuk yang telah disediakan di

aplikasi

1

Pengoperasian saat menggunakan

hypermedia berbasis virtual

laboratory

2

Pengoperasian praktikum yang telah

disajikan dalam media

pembelajaran

3

Pengoperasian hypermedia berbasis

virtual laboratory di lingkungan

sekolah, rumah, lab, ruang kelas,

dan lain-lain

4

Kemudahan pengoperasian

hypermedia berbasis virtual

laboratory di waktu pagi, siang,

5

72

sore, dan malam

Jumlah 5

5. Tes (pretest and posttest)

Untuk mengetahui suatu peningkatan hasil belajar siswa diadakannya pretest

dan posttest. Pada saat evaluasi kelompok kecil, uji lapangan dan evaluasi sumatif

siswa mendapatkan soal-soal pretest dan posttest. Soal yang digunakan merupakan

soal HOTS dimulai dari menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Pada kemampuan

menganalisis terdapat 3 kategori kemampuan yang diukur yaitu kemampuan

membedakan, mengorganisasi dan mengartibusikan. Pada kemampuan mengevaluasi

terdapat 2 kategori kemampuan yang diukur yaitu kemampuan memeriksa dan

mengkritik. Pada kemampuan mencipta terdapat 3 kategori kemampuan yang diukur

yaitu kemampuan memproduksi, merumuskan dan merencanakan. Setiap kategori

soal HOTS diwakakili oleh satu soal sehingga terdapat delapan soal yang diujikan

kepada siswa. Soal yang diberikan kepada siswa adalah soal yang sudah di validasi.

F. Uji Coba Produk

Untuk menguji coba produk yang telah diperbaiki akan dilakukan pada tahap

evaluasi sumatif. Pada tahap ini, produk yang sudah direvisi pada evaluasi formatif

akan diujikan pada peserta didik dan guru fisika SMA. Uji coba produk yang diujikan

pada tahap ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan dan kepraktisan produk yang

sedang dikembangkan.

Pada tahap uji coba produk ini melibatkan 12 orang peserta didik XI MIA I

SMAN 27 Jakarta dan tiga orang guru fisika. Dua belas orang peserta didik ini terdiri

dari 4 orang siswa berkemampuan tinggi, 4 orang siswa berkemampuan sedang dan 4

orang siswa berkemampuan rendah. Selain itu, uji coba akan dilakukan pada tiga

orang guru fisika dari SMAN 35 Jakarta, SMAN 7 Jakarta, dan SMAN 27 Jakarta.

73

Tabel 3. 10 Uji Coba Produk

Tahap Subjek Intrumen

Evaluasi sumatif 12 orang peserta didik XI

MIA I SMAN 27 terdiri

dari 4 orang siswa

berkemampuan tinggi, 4

orang siswa

berkemampuan sedang

dan 4 orang siswa

berkemampuan rendah.

Test (pretest dan

posttest), dan angket

repon siswa

Tiga rang guru fisika dari

SMAN 35 Jakarta,

SMAN 7 Jakarta, dan

SMAN 27 Jakarta.

Angket repon guru

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Wawancara Guru

Hasil wawancara terhadap guru akan dikumpulkan menjadi satu dan diambil

kesimpulannya untuk memastikan hasil wawancara secara keseluruhan.

2. Analisis Data Angket Validasi, Angket Respon, Siswa, dan Guru

Data yang dihasilkan dari angket validasi, angket respon siswa dan guru akan

dianalisis menggunakan rating scale (skala bertingkat).

Dengan rating scale data yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan

dalam pengertian kualitatif. Dalam skala model rating scale, responden tidak akan

menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab

salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. angket akan diolah dengan dua

74

cara, yaitu menghitung persentase jawaban dari setiap item pertanyaan dan

menghitung rata-rata jawaban berdasarkan skoring setiap jawaban dari responden.54

Untuk rating scale dengan lima alternatif jawaban dapat dibuat angka 4

sampai 0. Untuk jawaban sangat baik diberi angka 4, baik diberi angka 3, cukup baik

diberi angka 2, kurang baik diberi angka 1 dan sangat tidak baik diberi angka 0. Lebih

jelasnya dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3. 11 Kriteria Rating Scale

Skor Jawaban Siswa

4 Sangat Baik (SB)

3 Baik (B)

2 Cukup Baik (CB)

1 Kurang Baik (KB)

0 Sangat Tidak Baik (STB)

Persentase jawaban dari setiap item pertanyaan dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

∑ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑥 4𝑥100%

54 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 2014),

h. 97-98

Sugiyono, 2014

75

Untuk kesimpulannya dapat digambarkan seperti berikut:

Gambar 3.6 Garis Kesimpulan

Persentase jawaban dari seluruh item pertanyaan dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

∑ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑥 ∑ 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑥 4𝑥100%

Untuk kesimpulannya dapat digambarkan seperti berikut

Gambar 3.7 Garis Kesimpulan Keseluruhan

Untuk angket validasi ahli selain menggunakan rating scale jawaban

kesimpulan dari hasil validasi menggunakan skala Guttman. Skala Guttman akan

menghasilkan jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”. Dalam angket ini digunakan

skala “layak-tidak layak”.

Sugiyono, 2014

Sugiyono, 2014

Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai

SB B CB KB STB

Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai

SB B CB KB STB

Sugiyono, 2014

76

Untuk menarik kesimpulan dari kelayakan media dapat dicari menggunakan

cara sebagai berikut:

∑ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

∑ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑥100%

Keterangan :

0 - 50% = Tidak Layak

51% - 100% = Layak

3. Analisis Uji Evektifitas

Uji efektivitas yang dilakukan peneliti ialah melihat seberapa banyak siswa

yang mendapatkan hasil tes ≥ KKM setelah belajar menggunakan media

pembelajaran hypermedia. Kriteria efektivitas berdasarkan hasil belajar kognitif dapat

dilihat pada tabel berikut:55

Tabel 3. 12 Kriteria Efektivitas Berdasarkan Hasil Belajar Kognitif

Persentase Kriteria Skor

≥ 80% Sangat efektif 5

70% - 79% Efektif 4

60% - 69 % Cukup efektif 3

50% - 59% Kurang efektif 2

< 50% Tidak efektif 1

55 Iwan Permana Suwarna, op, cit.,, h. 56

77

4. Analisis Peningkatan Hasil Belajar

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilakukan analisis dengan

menggunakan Uji Normal Gain. Menurut Herlanti dalam Ariyani, Gain adalah selisih

antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa

setelah pembelajaran dilakukan guru.56 Rumus normal gain menurut Meltzer dalam

Ariyani, yaitu:57

pretestskoridealskor

pretestskorposttestskorgainN

−=−

Adapun untuk kriteria rendah, sedang, dan tinggi mengacu pada kriteria yang

diungkapkan Hake dalam Jannah, yaitu sebagai berikut:58

Tabel 3. 13 Kriteria N-Gain

G Keterangan

g > 0,7 Tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 Sedang

g ≤ 0,3 Rendah

56Fina Ariyani, “Pengaruh Pembelajaran Berbantukan Media OnlineFacebook terhadap Hasil

Belajar Fisika pada Konsep Termodinamika”, Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika UIN Jakarta,

2010, h. 46

57 Fina Ariyani, Ibid., h. 47. 58Miftachul Jannah, dkk., “Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu dengan Pendekatan Sets-

Edutainment Tema Baterai Alami untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar

di SMPN 1 Gondang”, Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa, Vol. 2, 2014, h. 53

78

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Pengembangan

Penelitian pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media

pembelajaran yang menggunakan metode penelitian dari akker. Produk yang

dihasilkan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi

peserta didik. Berikut ini disajikan hasil dari tahapan-tahapan metode penelitian yang

digunakan: penelitian pendahuluan, tahap prototipe, tahap evaluasi sumatif, refleksi

sistematik, dan dokumentasi.

1. Hasil Penelitian Pendahuluan

Pada tahap penelitian pendahuluan terdari dari dua kegiatan. Kegiatan

pertama yaitu melakukan studi literatur dan kegiatan kedua yaitu melakukan studi

lapangan ke tiga sekolah. Studi literatur dilakukan dengan menganalisis jurnal-jurnal

dan beberapa skripsi terkait hypermedia. Hasil analisis jurnal dan skripsi dapat dilihat

pada table di bawah ini:

a. Hasil Studi Literatur

Studi literatur dilakukan melalui analisis dua skripsi dan tiga jurnal terkait

penelitian hypermedia berbasis virtual laboratory. Hasil analisis studi literatur

diperoleh informasi bahwa media pembelajaran hypermedia berbasis virtual

laboratory dapat berpengaruh terhadap ketuntasan hasil belajar dan menjadi media

pembelajaran yang menarik bagi siswa.

79

b. Hasil Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan dengan proses wawancara kepada tiga orang

guru fisika SMA Negeri di Jakarta dan menyebar angket kepada 65 responden

(siswa) dari tiga sekolah SMA Negeri di Jakarta Pusat. Hasil wawancara guru

mengenai media pembelajaran yang digunakan disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. 1 Hasil Transkip Wawancara Guru Pada Preliminary Research

Aspek Kurikulum (Bagian A)

Tabel 4. 2 Hasil Transkip Wawancara Guru Pada Preminary Research

No. Pertanyaan Jawaban Guru Kesimpulan

No. Pertanyaan Tentang

Kurikulum

Jawaban Guru Kesimpulan

Guru SMAN 7

Jakarta

Guru SMAN 35

Jakarta

1. Apakah sekolah ini

sudah menerapkan

kurikulum 2013? Jika

iya, dari tahun berapa

dan kelas berapa

mulai diterapkan?

Iya, sejak tahun

2013 dimulai

dari kelas X

Iya, sejak tahun

2013 dimulai

dari kelas X

Sudah

diterapkan

sejak tahun

2013 dimulai

dari kelas X

2. Berapa jam pelajaran

mata pelajaran fisika

dalam seminggu untuk

kela X dan XI?

Kelas X 3 jam

pelajaran dalam

seminggu

Kelas XI 4 jam

pelajaran dalam

seminggu

Kelas X 4 jam

pelajaran dalam

seminggu

Kelas XI 4 jam

pelajaran dalam

seminggu

Kelas X 3 atau

4 jam pelajaran

dalam

seminggu

Kelas XI 4 jam

pelajaran

dalam

seminggu

)

80

Tentang Materi

Fisika

Guru

SMAN 7

Jakarta

Guru SMAN

35 Jakarta

1. Apakah materi alat

optic tergolong

sulit/sedang/mudah

dipahami oleh

siswa? Mengapa?

Sedang,

karena

sudah

pernah

diajarkan di

smp jadi

tinggal

mengulas

kembali

Sedang, karena

materi ini bisa

untuk meminta

siswa

mempelajarinya

sendiri

Sedang.

2. Menurut bpk/ibu

apakah diperlukan

keterampilan

berpikir tingkat

tinggi dalam

mempelajari

materi alat-alat

otik?

Iya perlu Iya perlu Perlu

3. Menurut Trends in

International

Mathematics and

Sciece Study

(TIMSS) tahun

2011, siswa

Indonesia meraih

nilai yang rendah

dalam

keterampilan

berpikir tingkat

Kurang

latihan soal,

kurang

konsentrasi

peserta

didiknya

Waktu

pembelajaran

terlalu sedikit

untuk peserta

didik praktikum

sehingga

peserta didik

hanya

mendapat

pembelajaran

teori saja,

Kurang

latihan soal,

peserta didik

kurang

konsentrasi

dalam

pembelajaran,

kurang nya

waktu

pembelajaran

sehingga

81

tinggi (HOTS).

Apakah siswa di

sekolah ini

mengalami

permasalahan yang

sama seperti hasil

TIMSS di atas?

Jika iya, menurut

bpk/ibu apa saja

fakor yang

menyebabkan hal

tersebut?

kurang

dilatihkan soal-

soal.

peserta didik

tidak pernah

praktikum.

4. Apakah siswa

dilatihkan dalam

menjawab soal-

soal yang

memerlukan

keterampilan

berpikir tingkat

tinggi (C4-C6)?

Jika iya,

bagaimana

hasilnya? Jika

tidak, mengapa?

Iya pernah,

tapi jarang

itu

dikarenakan

siswa tidak

bisa lama

untuk

konsentrasi

Iya pernah, tapi

karena

kurangnya

waktu jadi

terkendala

Iya pernah

5. Apakah pada

materi alat optic

selalu diberikan

gambar, video, dan

animasi dalam

pengajarannya?

Sangat

diperlukan

Harus diberikan

gambar, video,

dan animasi

Perlu

82

Tabel 4. 2 Hasil Transkip Wawancara Guru Pada Preminary Research

No. Pertanyaan

Tentang Media

Pembelajaran

Jawaban Guru Kesimpulan

Guru SMAN

7 Jakarta

Guru SMAN

35 Jakarta

1. Apa saja media

pembelajaran yang

biasanya

digunakan bpk/ibu

untuk

menyampaikan

materi alat optic?

Video

praktek

Power point Video praktek

dan power

point

2. Apakah bpk/ibu

memiliki media

rill alat optic

seperti teropong,

lup, mikroskop,

atau kit optic yang

dapat digunakan

pada pembelajaran

materi alat optik?

Jika iya, apakah

bpk/ibu

menggunakan

media tersebut?

Jika tidak,

bagaimana

tanggapan bpk/ibu

jika alat optik

tersebut disajikan

dalam bentuk

Ada kit optik.

Jika

menggunakan

media

pembelajaran

dapat

membantu

anak

memahami

materi, tidak

apa jika

media

disajikan

dalam bentuk

smartphone

Hanya lup

dan

mikroskop.

Saya setuju

jika media

pembelajaran

dibuat di

smartphone

Sudah ada

media rill tapi

tidak lengkap

dan jarang

digunakan.

Setuju untuk

dibuatkan

media

pembelajaran

di smartphone

83

media

pembelajaran

smartphone?

3. Apakah bpk/ibu

memiliki media

pembelajaran

berbasis

smartphone yang

dapat

meningkatkan

kemampuan

berpikir tingkat

tinggi ?

tidak Belum ada Tidak punya

4. Menurut bpk/ibu

seberapa penting

media

pembelajaran

untuk dapat

meningkatkan

keterampilan

berpikir tingkat

tinggi siswa?

Mengapa?

Sangat

penting,

karena untuk

melatihkan

siswa

memcahkan

permasalahan

yang

kompleks

Sangat perlu,

karena untuk

bekal siswa

terjun ke

dunia

masyarakat

dan dapat

memecahkan

permasalahan

yang

kompleks

Sangat penting

5. Apakah siswa

diperbolehkan

menggunakan alat

bantu smartphone

saat pelajaran

fisika?

Iya

dibolehkan

Boleh Boleh

6. Apakah bpk/ibu Sudah Belum Sudah dan

84

mengetahui

mengenai

hypermedia

berbasis virtual

laboratory?

belum

7. Apakah bpk/ibu

pernah

menggunakan

hypermedia

berbasis virtual

laboratory untuk

pembelajaran

fisika di kelas?

Jika iya pada

materi apa saja?

Iya. Pada

materi listrik,

tumbukan, dll

Belum Pernah dan

belum

8. Bagaimana

menurut bpk/ibu

jika media

pembelajaran

hypermedia

berbasis virtual

laboratory

digunakan untuk

meningkatkan

keterampilan

berpikir tingkat

tinggi pada materi

alat optik?

Sangat setuju,

karena sangat

membantu

pola piker

siswa

Setuju, untuk

menambah

ilmu peseta

didik

Setuju

Hasil wawancara terhadap guru dapat disimpulkan sebagai berikut: siswa

mengalami kesulitan dalam pembelajaran fisika, waktu pembelajaran yang singkat

85

mengakibatkan siswa tidak pernah praktikum dan hanya diberikan materi melalui

power point serta video praktikum saja, media yang dimiliki disekolah terbatas,

perlunya melatih dan memberi soal-soal untuk meningkatkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi. Kemudian, guru memerlukan media berbasis virtual

laboratory yang dapat melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi pada materi

fisika sehingga siswa dapat fokus dalam pembelajaran, tidak mudah bosan, dan

bisa optimal dalam melakukan pembelajaran.

Selanjutnya peneliti memberikan angket kepada 65 orang siswa dari ketiga

sekolah tersebut. Hasil dari angket tersebut yaitu: dari 65 siswa 40% siswa tidak

menyukai fisika hal ini dikarenakan siswa sulit memahami materi fisika dan

mengalami beberapa kendala saat pembelajaran fisika berlangsung. Nilai rata-rata

siswa memiliki 60-79 (KKM) sedangkan nilai 80-100 hanya sebagian saja yang

mendapatkan nilai diatas KKM. Materi alat-alat optik yang menurut siswa sangat

sulit dipelajari adalah materi materi lup, mikroskop, dan teropong. Karena siswa

merasa kesulitan memahami materi alat optik, siswa berharap ada media

pembelajaran berbasis smartphone yang dapat menampilkan gambar, animasi,

video penjelasan materi, dan soal-soal evaluasi yang dapat membantu mengatasi

permasalahan tersebut.

2. Hasil Prototyping Stage

a. Hasil Perancangan Pedoman Desain

1) Pemilihan Materi Ajar

Pada materi yang terdapat di hypermedia ini menggunakan materi ajar alat

optik kelas XI semester 2 pada kurikulum 2013 revisi. Pemilihan pada materi ajar

ini berdasakan permasalahan yang terdapat pada materi alat optik ini. Hal ini

berdasarkan pada hasil studi pendahuluan dan wawancara dengan guru fisika dari

ketiga sekolah yang ditetapkan oleh peneliti.

2) Perancangan Desain Hypermedia

86

Perancangan desain hypermedia mengacu pada dua komponen, komponen

yang pertama tampilan dan komponen kedua adalah konten materi. Pada

komponen pertama yaitu komponen tampilan. Tampilan yang dirancang

berbentuk 3D terdiri dari halaman utama, apersepsi yang berupa percakapan

kartun, animasi 3D yang dilengkapi teks materi, viedeo, contoh soal, dan soal

evaluasi. Berikut ini contoh hasil perancangan hypermedia dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 4. 3 Contoh Hasil Perancangan Display Pada

No, Display Hasil Perancangan

1. Halaman

utama

2. Apersepsi Contoh bagian percakapan apersepsi pada

materi mata dan kacamta:

87

3. Teks

dilengkapi

animasi

berbentuk

3D

Contoh teks yang dilengkapi gambar

Contoh teks yang dilengkapi animasi

Contoh video penjelasan materi

88

4. Contoh

soal

Contoh soal dan pembahasan

5. Soal

evaluasi

Soal evaluasi:

Umpan balik untuk siswa:

89

Komponen kedua yaitu konten materi. Pada konten materi dirancang

dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta

didik. Media ini disajikan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Peneliti

sebelumnya menyatakan bahwa pendekatan saintifik ini dapat meningkatkan

keterampilan berpikir tingkat peserta didik. Berikut ini contoh hasil perancangan

konten hypermedia dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. 4 Contoh Hasil Perancangan Konten

No. Komponen Hasil Perancangan

1. Menggunakan

pendekatan

saintifik

Proses mengamati:

Proses menanya:

Proses mengumpulkan informasi:

90

Proses mengasosiasi: siswa mengambil

kesimpulan berdasarkan video penjelasan

yang telah disediakan

Proses mengkomunikasikan: siswa

mengkomunikasikan dalam bentuk tulisan

2. Materi

disajikan

Memilih video pada proses mengamati

dengan fenomena kehidupan sehari-hari,

91

dengan

pembelajaran

bermakna

berikut contoh video pada materi kamera dan

teropong:

3. Soal evaluasi

yang dapat

mengukur

keterampilan

berpikir

tingkat tinggi

3) Perancangan Teknis Software Hypermedia

Perancangan hypermedia dirancang dengan memiliki screensplash berupa

logo uin yang menjadi tampilan utama sebelum aplikasi hypermedia ini

dijalankan, setelah itu akan terdapat kolom untuk identitas peserta didik, setelah

identitas peserta didik telah terisi maka akan muncul tampilan utama media

tersebut yang terdiri dari tombol petunjuk penggunaan media, draf media, peta

konsep, materi 1, materi 2, materi 3, praktikum, referensi, dan profil peneliti.

92

Tombol petunjuk penggunaan media berisikan petunjuk penggunaan

media. Tombol draf media berisika tujuan pembelajaran, kompetensi dasar,

indikator pembelajaran, dan tujuan pembelajaran tiap per pertemuan. Tombol peta

konsep berisikan peta konsep materi alat-alat optik. Tombol materi 1 berisikan

materi mata dan kacamata, tombol materi 2 berisikan materi lup dan mikroskop,

tombol materi 3 berisikan materi teropong dan kamera. Tombol praktikum

berisikan praktikum pembentukan bayangan menggunakan lensa cekung dan

cembung dengan fokus yang berbeda-beda. Tombol referensi beriskan referensi

yang dipakai oleh peneliti. Tombol profil peneliti berisikan biodata peneliti.

Berikut ini adalah hasil perancangan hypermedia dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

b. Hasil Pengoptimalan Desain Hypermedia

1) Hasil Pemilihan Software

Tabel 4. 5 Hasil Pemilihan Software

Nama Software Fungsi Waktu

Unity 3D Membuat desain

medianya dan

animasi pendukung

lainnya

Awal sampai akhir

pembuatan media

Visual Studii c# Membuat

coddingan media

Awal sampai akhir

pembuatan media

Photoshop Untuk membuat

tombol

penghubung antara

link dan nodes,

membuat texture

mata, kacamata,

mikroskop,

Setelah

background menu

utama dibuat

93

teropong, lup,

kamera, dan lain-

lain.

Blender 3D Untuk membuat

modeling 3D object

mata, kacamata,

mikroskop,

teropong, lup,

kamera, dan lain-

lain.

Sebelum membuat

objek mata dan

lainnya

Tabel 4. 6 Tampilan Software yang Digunakan

No

.

Software Tampilan Software

1. Unity 3D

2. Visual Studio c#

94

3. Photoshop

4. Blender 3D

2) Hasil Pembuatan Hypermedia

Tabel 4. 7 Hasil proses pembuatan hypermedia

No. Langkah

pembuatan

Tampilan langkah pembuatan

1. Membuat template,

background,

animasi, dan

tomobol yang

diperlukan

Membuat logo UIN

Membuat background untuk menu utama

95

Membuat background untuk menu materi

Membuat animasi materi

Membuat animasi praktikum

Membuat tombol penghubung antara link dan

nodes (termasuk script yang digunakan pada

96

tombol)

2. Membuat atau

menyiapkan file

yang akan

digunakan pada

media

Membuat soal evaluasi

3. Memasukkan

(import) file,

sipiring, video, dan

animasi yang

dibutuhkan

Membuat script pemanggil soal evaluasi

Memasukkan (import)video yang telah

disiapkan

97

4. Mengatur musik,

tombol, srcript,

dan lain-lain agar

menjadi

hypermedia yang

menarik dan baik

5. Publish

hypermedia untuk

dapat dilihat

hasilnya

c. Hasil Evaluasi Formatif

Tahap evaluasi formatif terdiri dari uji para ahli, evaluasi satu-satu,

evaluasi kelompok kecil dan uji lapangan. Adapun hasil evaluasi formatif

didapatkan sebagai berikut:

1) Hasil Penilaian Ahli

98

Pada tahap ini, media pembelajaran hypermedia berbasis virtual

laboratorium di ujikan kepada sembilan orang ahli yang terdiri dari tiga ahli media

pembelajaran, tiga ahli desain pembelajaran, dan tiga ahli materi ajar. Hasil

angket uji ahli dianalisa dengan beberapa tahap yaitu dianalisa dari setiap

indikator pertanyaan, dari setiap aspek pertanyaan dan dianalisa secara

keseluruhan angket para ahli.

a) Hasil Penilaian Menurut Ahli Media

Ahli media yang terlibat pada tahap penelitian ini terdiri dari tiga orang

ahli. Ahli pertama merupakan dosen Teknik Informatika UIN Jakarta, ahli kedua

merupakan dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, dan dosen

ketiga merupakan dosen TIK PNJ. Para ahli menilai media pembelajaran

hypermedia berbasis virtual laboratorium ini dari aspek rekayasa perangkat lunak,

aspek komunkasi, visual, dan media.

Ahli media menyatakan bahwa media pembelajaran hypermedia berbasis

virtual laboratorium ini layak digunakan dalam pembelajaran atau dapat dikatakan

valid. Media pembelajaran ini dikatakan layak dengan skor nilai 286 dari 300

(95,3%). Hasil analisa para ahli terhadap aspek media ini dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 4. 8 Hasil Penelitian Hypermedia Menurut Ahli Media

No. Aspek Jumlah

Nilai

Keterangan

1 Rekayasa Perangkat

Lunak

104 SB

2 Komunikasi, Visual,

Media

182 SB

Jumlah 286 SB

Jumlah nilai maksimum aspek 1 = 108

Jumlah nilai maksimum aspek 2 = 192

99

Jumlah nilai maksimum keseluruhan aspek = 300

Aspek rekayasa perangkat lunak memiliki sembilan indikator, sedangkan

untuk aspek komunikasi, visual, dan media memiliki 16 indikator. Para ahli

menyatakan bahwa media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratorium

pada materi alat optik ini sangat baik digunakan untuk pembelajaran, hal ini

terlihat dari 25 indikator tersebut. Berikut ini adalah rincian penilaian ahli untuk

keseluruhan indikator dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Gambar 4. 1 Grafik Penilaian Keseluruhan Indikator oleh Ahli Media

Hasil analisa tersebut menunjukkan 12% indikator dikategorikan baik

sedangkan 88% indikator penilaian terkategorikan sangat baik. Berikut ini adalah

rincian penilaian ahli untuk setiap indikator dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. 9 Hasil Kriteria Keseluruhan Indikator oleh Ahli Media

No. Indikator Nilai Penilaiai

Ahli

1. Efektifitas 11 Sangat

Baik

2. Efesiensi 12 Sangat

Baik

3. Reliable 12 Sangat

0% 0% 0%12.00%

88.00%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

sangat tidakbaik

kurang baik cukup baik baik sangat baik

100

Baik

4. Usability 12 Sangat

Baik

5. Ketepatan Pemilihan Software 11 Sangat

Baik

6. Compability 12 Sangat

Baik

7. Pemaketan Program 12 Sangat

Baik

8. Dokumentasi Program 11 Sangat

Baik

9. Reusable 11 Sangat

Baik

10. Komunikatif 12 Sangat

Baik

11. Kreatif 11 Sangat

Baik

12. Sederhana dan Menarik 11 Sangat

Baik

13. Visual 11 Sangat

Baik

14. Ikon Navigasi 10 Baik

15. Ketepatan Pemilihan Font dan

Ukuran Teks

10 Baik

16. Ketepatan Pemilihan Warna 12 Sangat

101

Alat yang Menarik Baik

17. Ketepatan Pemilihan Audio 10 Baik

18. Kualitas Audio 11 Sangat

Bik

19. Kualitas Gambar 12 Sangat

Baik

20. Kualitas Animasi 12 Sangat

Baik

21. Kualitas Audio dan Video Pada

Video Pengamatan Materi

12 Sangat

Baik

22. Kualitas Audio dan Video Pada

Video Penjelasan Materi

12 Sangat

Baik

23. Kualitas Penggunaan Animasi

Pada Praktikum

12 Sangat

Baik

24. Kemudahan Penggunaan

Animasi Pada Praktikum

12 Sangat

Baik

25. Kemudahan Penggunaan Media

Secara Keseluruhan

12 Sangat

Baik

Jumlah 286 Sangat

Baik

Nilai maksimum per indikator = 12

Niali maksimum keseluruhan indikator = 300

Ahli media memberikan saran untuk merevisi beberapa bagian dari

hypermedia berbasis virtual laboratorium. Saran yang diberikan oleh para ahli

yaitu: mengubah ukuran tulisan pada media dengan ukuran yang propotional dan

102

tombol percakapan kartun jangan dibuat diklik berkali-kali untuk menjalankan

dialognya.

b) Hasil Penilaian Menurut Ahli Desain Pembelajaran

Ahli media yang terlibat pada tahap penelitian ini terdiri dari tiga orang

ahli. Ahli pertama merupakan Guru SMAN 12 Tangerang Selatan, ahli kedua

merupakan dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, dan dosen

ketiga merupakan Guru Sekolah Al Zahra Indonesia. Ahli desain pembelajaran

menilai 15 indikator dari aspek desain pembelajaran.

Ahli desain pembelajaran menyatakan bahwa media pembelajaran

hypermedia berbasis virtual laboratorium ini layak digunakan dalam pembelajaran

atau dapat dikatakan valid. Media pembelajaran ini dikatakan layak dengan skor

nilai 169 dari 180 (93,8%). Hasil analisa para ahli terhadap keseluruhan indikator

desain pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Gambar 4. 2 Grafik Penilaian Keseluruhan Indikator

Hasil analisa tersebut menunjukkan 13% indikator dikategorikan baik

sedangkan 86% indikator penilaian terkategorikan sangat baik. Berikut ini adalah

rincian penilaian ahli untuk setiap indikator dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. 10 Hasil kriteria keseluruhan indikator untuk

0% 0% 0%

13.00%

86.00%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

sangat tidak baik kurang baik cukup baik baik sangat baik

103

No. Indikator Nilai Penilaian Ahli

1. Kejelasan tujuan pembelajaran: 11,7 Sangat Baik

2. Relevansi tujuan pembelajaran dengan

KI/KD/Kurikulum:

11,7 Sangat Baik

3. Cakupan dan kedalaman tujuan

pembelajaran:

12 Sangat Baik

4. Kesesuaian materi dengan tujuan

pembelajaran:

11,5 Sangat Baik

5. Keterlihatan aspek pendekatan saintifik 5

M:

10,8 Sangat Baik

6. Kesesuaian materi dan pembahasan contoh

soal dengan tingkat perkembangan berpikir

tingkat tinggi:

11,3 Sangat Baik

7. Ketepatan penggunaan strategi penyajian: 12 Sangat Baik

8. Interaktivitas melalui tombol dan animasi. 10 Baik

9. Kelengkapan bahan bantuan (gambar alat

dan bahan, langkah kerja, animasi, musik,

audio, gambar, animasi, dan video)

10 Baik

10. Pemberian motovasi belajar melalui

apersepsi yang disajikan secara menarik dan

adanya feed back pada soal evaluasi:

10,7 Sangat Baik

11. Kontekstualisasi dan akualitas melalui video

dan animasi:

11,4 Sangat Baik

12. Kemudahan materi untuk dipahami

(sistematis, runut, dan memiliki alur logika

yang jelas)

11 Sangat Baik

13. Kesesuaian evaluasi dengan tujuan

pembelajaran:

12 Sangat Baik

104

14. Keterlihatan stimulus untuk dapat

meningkatkan keterampilan berpikir tingkat

tinggi melalui soal evaluasi:

11 Sangat Baik

15. Potensi keaktifan peserta didik dalam proses

pembelajaran.

12 Sangat Baik

Jumlah 169 Sangat Baik

Nilai maksimum setiap indikator = 12

Nilai maksimum aspek = 180

Ahli desain pembelajaran memberikan saran untuk merevisi beberapa

bagian dari hypermedia berbasis virtual laboratorium. Saran yang diberikan oleh

para ahli yaitu: mengubah ukuran tulisan pada media dengan ukuran yang

propotional, tombol percakapan kartun jangan dibuat diklik berkali-kali untuk

menjalankan dialognya, gambar pada media diberikan nomor dan nama.

c) Hasil Penilaian Menurut Ahli Materi Ajar

Ahli materi ajar yang terlibat pada tahap penelitian ini terdiri dari tiga

orang ahli. Ahli pertama merupakan dosen Fakultas Sains dan Teknologi UIN

Jakarta, ahli kedua merupakan guru fisika SMAN 15 Jakarta, dan ahli ketiga

merupakan dosen merupakan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta. Ahli

desain pembelajaran menilai 7 indikator dari aspek materi pelajaran. Untuk aspek

1 memiliki nilai maksimum sebesar 12, aspek 2, 3, 6, dan 7 memiliki nilai

maksimum sebesar 72, sedangkan aspek 4 dan 5 memiliki nilai maksimum

sebesar 36.

Ahli materi ajar menyatakan bahwa media pembelajaran hypermedia

berbasis virtual laboratorium ini layak digunakan dalam pembelajaran atau dapat

dikatakan valid. Media pembelajaran ini dikatakan layak dengan skor nilai 317

dari 372 (85%). Hasil analisa para ahli terhadap keseluruhan indikator desain

pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

105

Tabel 4. 11 Hasil keseluruhan indikator pada ahli materi aja

Nilai maksimum untuk aspek 1 = 12

Nilai maksimum untuk aspek 2, 3, 5, 6, 7 = 72

Nilai maksimum untuk aspek 4 = 36

Nilai maksimum keseluruhan asspek = 372

No. Aspek Jumlah

Nilai

Kesimpulan

1. Kejelasan dalam menjelaskan langkah kerja 11 Sanga Baik

2. Kesesuaian gambar alat dan bahan ,animasi,

video pengamatan, dan video penjelasan

dengan materi:

66 Sanga Baik

3. Kejelasan dalam menjelaskan rumus fisika

melalui teks atau video penjelasan pada

meteri:

60 Baik

4. Kejelasan contoh soal materi fisika pada tiap

pertemuan:

27 Baik

5. Ketepatan jawaban soal evaluasi pada tiap

pertemuan:

27 Baik

6. Ketepatan penyajian tersusun secara sistenatis

dan tidak terdapatnya miskonsepsi pada

materi:

66 Sanga Baik

7. Cakupan kedalaman materi fisika (termasuk

menghubungkan materi dengan kehidupan

sehari-hari melaui teks atau video pengamatan

dan video penjelasan)

60 Baik

Jumlah 317 Baik

r

106

Gambar 4. 3 Grafik Penilaian Keseluruhan Indikator oleh Ahli Materi Ajar

Penillaian hasil keseluruhan aspek juga dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Media pembelajaran ini mendapatkan nilai 317 dari 372 (85%) dengan

kategori baik atau layak. Berikut ini adalah hasil penilaian ahli untuk keseluruhan

indikator pada masing-masing aspek dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

1. Kejelasan dalam menjelaskan

langkah kerja

2. Kesesuaian gambar alat dan

bahan, animasi, video

pengamatan, dan video

penjelasan dengan materi

3. Kejelasan dalam menjelaskan

rumus fisika melalui teks atau

video penjelasan pada meteri

0% 0% 0%

58.00%

42.00%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

sangat tidak baik kurang baik cukup baik baik sangat baik

0% 0% 0% 0%

92.00%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

sangattidakbaik

kurangbaik

cukupbaik

baik sangatbaik

92% 92% 92% 92% 92% 92%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

A B C D E F

107

4. Kejelasan contoh soal materi

fisika pada tiap pertemuan

5. Ketepatan jawaban soal evaluasi

pada tiap pertemuan

6. Ketepatan penyajian tersusun

secara sistenatis dan tidak

terdapatnya miskonsepsi pada

materi

7. Cakupan kedalaman materi fisika

(termasuk menghubungkan

materi dengan kehidupan sehari-

hari melaui teks atau video

pengamatan dan video

penjelasan)

Keterangan:

Grafik 2, 3, 6, dan 7 Grafik 4 dan 5

A =Mata A = Materi 1

B = Kacamata B = Materi 2

C = Lup C = Materi 3

D = Mikroskop

E = Teropong

F = Kamera

83% 83% 83% 83% 83% 83%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

A B C D E F

75% 75% 75%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

A B C F

75% 75% 75%

0%

20%

40%

60%

80%

A B C

92% 92% 92% 92% 92% 92%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

A B C D E F

83% 83% 83% 83% 83% 83%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

A B C D E F

108

Pada gambar grafik di atas menunjukkan hasil dari nilai masing-masing

aspek pada setiap indikator. Aspek 2, 3, 6, dan 7 memiliki 6 indikator yang dinilai

yaitu indikator mata, kacamata, lup, mikroskop, teropong, dan indikator kamera.

Sedangkan pada aspek 4 dan 5 memiliki 3 indikator yang dinilai yaitu indikator

materi 1, materi 2, dan materi 3. Materi yang dinilai yaitu: materi mata dan kacamata

berada pada materi 1, materi lup dan mikroskop berada pada materi 2, materi

teropong dan kamera berada pada materi 3.

Ahli materi ajar pembelajaran memberikan saran untuk merevisi beberapa

bagian dari hypermedia berbasis virtual laboratorium. Saran yang diberikan oleh para

ahli yaitu: mengubah ukuran tulisan pada media dengan ukuran yang propotional,

gambar pada media diberikan nomor dan nama, perlu ditambahkan set alat percobaan

selain pembentukan bayangan sehingga siswa bisa mencoba praktikum jenis lain, dan

jika media ini ingin dipublikasi untuk umum sebaiknya tokoh kartun dalam apersepsi

diubah karena dikhawatirkan akan kena royalty.

2) Hasil Evaluasi Satu-satu

Tahap evaluasi satu-satu dilakukan oleh tiga orang siswa, yang masing-

masing nya merupakan siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Pada tahap

ini dilakukan beberapa analisa yaitu analisa dari setiap aspek, analisa setiap

indikator, dan analisa penilaian media secara keseluruhan. Adapun aspek-aspek yang

dinilai dan dievaluasi adalah aspek materi, aspek desain pembelajaran, aspek

implementasi, dan aspek kualitas teknis. Hasil keseluruhan aspek dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 4. 12 Hasil Penilaian setiap Aspek Media pada Evaluasi Satu-satu

No. Aspek Jumlah Nilai Kategori Persentase

109

1. Materi 54 SB 90%

2. Desain Pembelajaran 40 B 83%

3. Implementasi 54 B 75%

4. Kualitas Teknis 147 B 81,7%

Jumlah 295 B

Jumlah nilai maksimum aspek 1 = 60

Jumlah nilai maksimum aspek 2 = 48

Jumlah nilai maksimum aspek 3 = 72

Jumlah niilai maksimum aspke 4 = 180

Nilai media secara keseluruhan pada berbagai aspek dalam bentuk presentase

dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. 4 Persentase hasil penilaian seluruh aspek pada evaluasi satu-satu

Grafik di atas menunjukkan bahwa aspek materi mendapatkan presentase

tertinggi sebesar 90%. Aspek desain pembelajaran mendapatkan presentae sebesar

83%. Aspek implementasi mendaptkan presentase sebesar 75%. Dan aspek kualitas

teknis mendapatkan presentase sebesar 81,7%.

a) Aspek Materi

90.00%

83%

75%

81.70%

65.00%

70.00%

75.00%

80.00%

85.00%

90.00%

95.00%

Materi Desain Pembelajaran Implementasi Kualitas Teknis

110

Pada aspek materi, media pembejalaran ini termasuk dalam kategori sangat

baik dengan nilai 54 dari 60. Pada indikator kemudahan memahami materi, kejelasan

pembahasan materi, keterkinian (keterbaruan materi), dan kontekstualitas (penyajian

materi berkaitan dangan kehidupan sehari-hari) termasuk dalam kategori sangat baik

sedangkan untuk indikator kemenarikan penyajian pada media termasuk kedalam

kategori baik. Hasil penilaian setiap indikator pada aspek materi dapat dilihat pada

gambar di bawah ini:

Gambar 4. 5 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator dari aspek materi

dalam evaluasi satu-satu

Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator kejelasan pembahasan materi

mendapatkan hasil presentase tertinggi yaitu 100%, sedang indikator kemenarikan

penyajian materi pada media mendapatkan presentase terendah yaitu 75%, indikator

kemudahan memahami materi, keterkinian (keterbaruan materi), dan kontekstualitas

(penyajian materi berkaitan dengan kehidupan sehari-hari) mendapatkan presentase

91,6%.

b) Aspek Desain Pembelajaran

Pada aspek desain pembelajaran, media pembejalaran ini termasuk dalam

kategori baik dengan nilai 40 dari 48. Pada indikator keterbacaan teks pada media

91.60%100%

75%91.60% 91.60%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

120.00%

Kemudahanmemahami

materi

Kejelasanpembahasan

materi

Kemenarikanpenyajian materi

pada media

Keterkinian(keterbaruan

materi)

Kontekstualitas(penyajian

materi berkaitandengan

kehidupansehari-hari)

111

pembelajaran, kejelasan tujuan pembelajaran, sistematika materi yang disusun secara

runut pada media pembelajaran termasuk dalam kategori baik sedangkan indikator

kemenarikan strategi pembelajaran pada media (kemenarikan penyampaian materi)

termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil penilaian setiap indikator pada aspek

materi dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. 6 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator dari aspek desain

pembelajaran dalam evaluasi satu-satu

Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator kemenarikan strategi pembelajaran

pada media (kemenarikan penyampaian materi) mendapatkan hasil presentase

tertinggi yaitu 92%, sedang indikator keterbacaan teks pada media pembelajaran

mendapatkan presentase terendah yaitu 75%, indikator kejelasan tujuan

pembelajaran, sistematika materi yang disusun secara runut pada media pembelajaran

mendapatkan presentase 83%.

c) Aspek Implementasi

Pada aspek implementasi, media pembejalaran ini termasuk dalam kategori

baik dengan nilai 54 dari 72. Pada indikator kemudahan dalam penggunaan media

pembelajaran, kemudahan penggunaan pada saat praktikum, kemudahan untuk

75.00%

92%83% 83.00%

0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%

100.00%

Keterbacaan tekspada media

pembelajaran

Kemenarikanstrategi

pembelajaranpada media

(kemenarikanpenyampaian

materi)

Kejelasan tujuanpembelajaran

Sistematikamateri yang

disusun secararunut pada media

pembelajaran

112

memahami objek praktikum, kemudahan menggunakan item yang tertera pada

praktikum, pemanfaatan media di waktu yang akan datang, dan intensitas penggunaan

termasuk dalam kategori baik. Hasil penilaian setiap indikator pada aspek materi

dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator intensitas penggunaan

mendapatkan hasil presentase tertinggi yaitu 83%, sedang indikator kemudahan

menggunakan item yang tertera pada praktikum mendapatkan presentase terendah

yaitu 66%, indikator kemudahan dalam penggunaan media pembelajaran, kemudahan

penggunaan pada saat praktikum, kemudahan untuk memahami objek praktikum, dan

pemanfaatan media di waktu yang akan datang mendapatkan presentase 75%.

d) Aspek Kualitas Teknis

Pada aspek kualitas teknis, media pembejalaran ini termasuk dalam kategori

baik dengan nilai 147 dari 180. Pada indikator Kejelasan cara penggunaan media

pembelajaran, kejelasan cara penggunaan alat praktikum ,kejelasan bentuk bayangan

yang dihasilkan dilayar praktikum, kejelasan skala yang tertera didalam praktikum,

kualitas media pembelajaran, kualitas alat-alat praktikum, kualitas gambar yang baik,

kualitas video pendahuluan, kualitas audio pada video pendahuluan, dan kualitas

75.00% 75% 75%

66.00%

75.00%83.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

Kemudahandalam

penggunaanmedia

pembelajaran

Kemudahanpenggunaan

pada saatpraktikum

Kemudahanuntuk memilih

objekpraktikum

Kemudahanmenggunakan

item yangtertera pada

praktikum

Pemanfaatanmedia di waktu

yang akandatang

Intensitaspenggunaan

113

audio pada video penjelasan termasuk dalam kategori baik. Hasil penilaian setiap

indikator pada aspek materi dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Keeterangan:

A = Kejelasan cara penggunaan media pembelajaran

B = Kejelasan cara penggunaan alat praktikum

C = Kejelasan bentuk bayangan yang dihasilkan dilayar praktikum

D = Kejelasan skala yang tertera didalam praktikum

E = Kualitas media pembelajaran

F = Kualitas alat-alat praktikum

G = Pemilihan warna yang menarik

H = Kualitas gambar yang baik

I = Kejelasan animasi

J = Kualitas audio

K = Kualitas musik yang jelas

L = Kualitas video pendahuluan

M = Kualitas audio pada video pendahuluan

N = Kualitas video penjelasan

O = Kualitas audio pada video penjelasan

75.00%83% 83%

66.00%66.00%75.00%

91.60%

66%

91.60%100% 100%

75% 75%

91.60%83%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

120.00%

A B C D E F G H I J K L M N O

114

Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator kualitas audio dan kualitas musik

yang jelas mendapatkan hasil presentase tertinggi yaitu 100%, sedang indikator

kejelasan skala yang tertera didalam praktikum, kualitas gambar yang baik dan

kualitas media pembelajaran mendapatkan presentase terendah yaitu 66%, indikator

pemilihan warna yang menarik, kejelasan animasi, dan kualitas video penjelasan

mendapatkan presentase 91,6%, indikator kejelasan cara penggunaan alat praktikum,

kejelasan bentuk bayangan yang dihasilkan dilayar praktikum, dan kualitas audio

pada video penjelasan mendapatkan presentase 83%, indikator kejelasan cara

penggunaan media pembelajaran, kualitas alat-alat praktikum, kualitas video

pendahuluan, kualitas audio pada video pendahuluan mendapatkan presentase 75%

Tiga orang siswa yang menjadi evaluator memberikan komentar dan saran

untuk merevisi media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratorium ini.

Komentar yang diberikan oleh siswa dianataranya yaitu jeda penjelasan materi pada

video materi kacamata jangan terlalu lama durasi jedanya.

3) Hasil Evaluasi Kelompok Kecil

Tahap evaluasi kelompok kecil dilakukan oleh 12 orang siswa, yang masing-

masing nya merupakan siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Pada tahap

ini dilakukan beberapa analisa yaitu analisa dari setiap aspek, analisa setiap

indikator, dan analisa penilaian media secara keseluruhan. Adapun aspek-aspek yang

dinilai dan dievaluasi adalah aspek efektifitas, aspek materi, aspek desain

pembelajaran, aspek implementasi, dan aspek efisiensi. Pada aspek efektivitas dapat

terlihat keefektifitasan media ini berdasarkan hasil posttest siswa yaitu 66,6%. Dari

hasil posttest menunjukkan media pembelajaran ini sudah cukup efektif. Aspek

materi, desain pembelajaran, implementasi, dan efisiensi dari hasil angket siswa

menunjukkan media ini terkategorikan baik dengan nilai 623 dari 816 (76%). Hasil

keseluruhan aspek dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

115

Tabel 4. 13 Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest-posttest pada

evaluasi kelompok kecil.

No. Pemusatan dan Penyebaran

Data

Pretest Posttest

1 Nilai terendah 25 62,5

2 Nilai tertinggi 62,5 87,5

3 Rata-rata 44,8 71,88

4 Median 37,5 87,5

5 Modus 50 75

6 Standar deviasi 7,8 15,14

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. 14 Hasil uji N-Gain pada evaluasi kelompok kecil

N-Gain Nilai

Rata-rata 0,5

Kategori Sedang

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa uji N-Gain pada evaluasi kelompok

kecil mendapat nilai 0,5 dengan kategori sedang. Sedangkan untuk penilaian aspek

materi, desain pembelajaran, implementasi, dan efisiensi dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4. 15 Hasil penilaian setiap aspek media pada

No. Aspek Jumlah Nilai Kategori Presentase

116

Jumlah nilai maksimum aspek 1 = 240

Jumlah nilai maksimum aspek 2 = 192

Jumlah nilai maksimum aspek 3 = 288

Jumlah nilai maksimum aspek 4 = 96

Hasil penilaian keseluruhan aspek dalam bentuk presentase dapat dilihat pada

gambar di bawah ini:

Gambar 4. 7 Persentase hasil penilaian seluruh aspek pada

Grafik di atas menunjukkan bahwa aspek desain pembelajaran memperoleh

presentase tertinggi yaitu 81%, sedangkan aspek implementasi memperoleh

79.16%81%

72%72.96%

66.00%

68.00%

70.00%

72.00%

74.00%

76.00%

78.00%

80.00%

82.00%

Materi Desain Pembelajaran Implementasi Kualitas Teknis

1. Materi 190 Baik 79,16%

2. Desain Pembelajaran 155 Baik 80,73%

3. Implementasi 207 Baik 71,88%

4. Efisiensi 71 Baik 72,96%

Jumlah 623 Baik

117

presentase terendah yaitu 72% dari seluruh aspek. Aspek materi memperoleh

presentase yaitu 79,16% dan aspek kuantitas teknis memperoleh presentase yaitu

72,96%.

a) Aspek Materi

Pada aspek materi, media pembejalaran ini termasuk dalam kategori baik

dengan nilai 190 dari 240. Pada indikator kemudahan memahami materi, kejelasan

pembahasan materi, kemenarikan penyajian materi pada media pembelajaran,

keterkinian (keterbaruan materi) dan kontekstualitas (penyajian materi berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari) termasuk dalam kategori baik. Hasil penilaian setiap

indikator pada aspek materi dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. 8 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek materi

dalam evaluasi kelompok kcil

Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator kontekstualitas (penyajian materi

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari) mendapatkan presentase tertinggi yaitu

85,4% sedang indikator kemudahan memahami materi mendapatkan presentase

terendah yaitu 70,8%, indikator kemudahan kejelasan pembahasan materi

mendapatkan presentase yaitu 81%, indikator kemenarikan penyajian materi pada

70.80%81% 85%

72.90%85.40%

0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%

Kemudahanmemahami

materi

Kejelasanpembahasan

materi

Kemenarikanpenyajian materi

pada media

Keterkinian(keterbaruan

materi)

Kontekstualitas(penyajian

materi berkaitandengan

kehidupansehari-hari)

118

media mendapatkan presentase yaitu 85%, dan indikator keterkinian (keterbaruan

materi) mendapatkan presentase yaitu 72,9%.

b) Aspek Desain Pembelajaran

Pada aspek desain pembelajaran, media pembejalaran ini termasuk dalam

kategori baik dengan nilai 155 dari 192. Pada indikator kemenarikan strategi

pembelajaran pada media (kemenarikan penyampaian materi) termasuk dalam

kategori sangat baik, indikator kejelasan tujuan pembelajaran, keterbacaan teks pada

media pembelajaran, sistematis materi yang disusun secara runut pada media

pembelajaran termasuk kedalam kategori baik. Hasil penilaian setiap indikator pada

aspek desain pembelajaran dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. 9 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek desain

pembelajaran dalam evaluasi kelompok kcil

Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator keterbacaan teks pada media

pembelajaran mendapatkan presentase tertinggi yaitu 91,6% sedang indikator

kejelasan tujuan pembelajaran mendapatkan presentase terendah yaitu 73%, indikator

kemenarikan strategi pembelajaran pada media (kemenarikan penyampaian materi)

91.60%79%

73%79.16%

0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%

100.00%

Keterbacaan tekspada media

pembelajaran

Kemenarikanstrategi

pembelajaranpada media

(kemenarikanpenyampaian

materi)

Kejelasan tujuanpembelajaran

Sistematikamateri yang

disusun secararunut pada media

pembelajaran

119

dan sistematika materi yang disusun secara runut pada media pembelajaran

mendapatkan presentase yaitu 79,16%,

c) Aspek Implementasi

Pada aspek implementasi, media pembejalaran ini termasuk dalam kategori

baik dengan nilai 207 dari 288. Pada indikator kemudahan penggunaan media

pembelajaran pada materi, kemudahan penggunaan pada saat praktikum, kemudahan

untuk memilih objek praktikum, kemudahan mengguanakan item yang tertera pada

praktikum, pemanfaatan media di waktu yang akan mendatang, dan intensitas

penggunaan termasuk kedalam kategori baik. Hasil penilaian setiap indikator pada

aspek implementasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. 10 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek

implementasi dalam evaluasi kelompok kcil

Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator pemanfaatan media di waktu yang

akan mendatang mendapatkan presentase tertinggi yaitu 77,08% sedang indikator

kemudahan penggunaan pada saat praktikum dan kemudahan untuk memilih objek

paktikum mendapatkan presentase terendah yaitu 67%, indikator kemudahan

70.80%

67% 67%

75.00%

77.08%

75.00%

60.00%

62.00%

64.00%

66.00%

68.00%

70.00%

72.00%

74.00%

76.00%

78.00%

Kemudahanpenggunaan

mediapembelajaranpada materi

Kemudahanpenggunaan

pada saatpraktikum

Kemudahanuntuk memilih

objekpraktikum

Kemudahanmengguanakan

item yangtertera pada

praktikum

Pemanfaatanmedia di waktu

yang akanmendatang

Intensitaspenggunaan

120

penggunaan media pembelajaran pada materi mendapatkan presentase yaitu 70,80%,

indikator kemudahan menggunakan item yang tertera pada praktikum dan indikator

intensitas penggunaan mendapatkan presentase 75%.

d) Aspek Efesiensi

Pada aspek efisiensi, media pembejalaran ini termasuk dalam kategori baik

dengan nilai 71 dari 96. Pada keefisienan dalam menggunakan media pembelajaran

(memerlukan waktu yang sedikit untuk memahami materi) dan kemudahan mengelola

materi yang telah disajjikan melalui media pembelajaran termasuk kedalam kategori

baik. Hasil penilaian setiap indikator pada aspek efisiensi dapat dilihat pada gambar

di bawah ini:

Gambar 4. 11 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek efisiensi

dalam evaluasi kelompok kcil

68.75%

79%

62.00%

64.00%

66.00%

68.00%

70.00%

72.00%

74.00%

76.00%

78.00%

80.00%

Keefisienan

dalam

menggunakan

media

pembelajaran

(memerlukan

waktu yang

sedikit untuk

memahami

materi)

Kemudahan

mengelola

materi yang

telah disajjikan

melalui media

pembelajaran

121

Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator kemudahan mengelola materi yang

telah disajikan melalui media pembelajaran mendapatkan presentase tertinggi yaitu

79% sedang indikator keefisienan dalam menggunakan media pembelajaran

(memerlukan waktu yang sedikit untuk memahami materi) mendapatkan presentase

terendah yaitu 68,75%.

4) Uji Lapangan

Tahap uji lapangan dilakukan oleh 35 orang siswa kelas XI IPA 1. Pada tahap

ini dilakukan beberapa analisa yaitu analisa dari setiap aspek, analisa setiap

indikator, dan secara keseluruhan aspek. Adapun aspek-aspek yang dinilai dan

dievaluasi adalah aspek kemampuan untuk dapat dilaksanakan (implementability),

kesinambungan (sustainability), kecocokan dengan lingkungan (appropriateness),

penerimaan dan kemenaarikan. Dari keseluruhan aspek uji lapangan diperoleh nilai

1504 dari 2380 (61%) mendapatkan kriteria baik. Pada aspek efektifitas dapat terlihat

keefektifitasan media ini berdasarkan hasil posttest siswa yaitu 71% mendapatkan

kategori efektif. Hasil keseluruhan aspek dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. 16 Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest-posttest pada

evaluasi uji lapangan.

No. Pemusatan dan Penyebaran

Data

Pretest Posttest

1 Nilai terendah 0 25

2 Nilai tertinggi 87,5 100

3 Rata-rata 42,1 71,8

4 Median 43,8 87,5

122

5 Modus 37,5 75

6 Standar deviasi 7,3 7,8

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. 17 hasil uji N-Gain pada evaluasi kelompok kecil

N-Gain Nilai

Rata-rata 0,5

Kategori Sedang

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa uji N-Gain pada uji lapangan mendapat

nilai 0,5 dengan kategori sedang. Sedangkan untuk penilaian aspek kemampuan

untuk dapat dilaksanakan (implementability), kesinambungan (sustainability),

kecocokan dengan lingkungan (appropriateness), penerimaan dan kemenaarikan

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. 18 Hasil penilaian setiap aspek media pada uji lapangan

No. Aspek Jumlah Nilai Kategori Presentase

1 Kemampuan untuk dapat

dilaksanakan

342 Cukup baik 61%

2 Kesinambungan 309 Baik 74%

3 Kecocokan dengan

lingkungan

357 Baik 64%

4 Penerimaan dan

kemenarikan

496 Baik 59%

Jumlah 1504 Baik

Jumlah nilai maksimum aspek 1 = 560

Jumlah nilai maksimum aspek 2 = 420

123

Jumlah nilai maksimum aspek 3 = 560

Jumlah nilai maksimum aspek 4 = 840

Pada tabel di atas menunjukkan aspek kesinambungan, aspek kecocokan

dengan lingkungan, aspek penerimaan dan kemenarikan mendapatkan kategori baik.

Aspek kemampuan untuk dapat dilaksanakan dan kesinambungan mendapat kategori

cukup baik. Hasil penilaian keseluruhan aspek dalam bentuk presentase dapat dilihat

pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. 12 Grafik presentase penilaian setiap aspek pada uji lapangan

Terlihat dari grafik di atas bahwa aspek kesinambungan mendapatkan

presentase tertinggi yaitu 89% sedang aspek penerimaan dan kemenarikan

mendapatkan presentase terendah yaitu 59%. Aspek kemampuan untuk dapat

dilaksanakan mendapatkan presentase 61%, dan aspek kecocokan dengan lingkungan

mendapatkan presentase 64%.

a) Aspek Implementasi

Pada aspek implementasi, media pembejalaran ini termasuk dalam kategori

cukup baik dengan nilai 342 dari 560. Pada aspek ini mencakup kemudahan

61.00%

74%

64%59.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

Kemampuanuntuk dapatdilaksanakan

Kesinambungan Kecocokandengan

lingkungan

Penerimaan dankemenarikan

124

memahami petunjuk penggunaan hypermedia, kesulitan penggunaan hypermedia,

kemudahan menggunakan alat praktikum, dan intensitas menggunkan hypermedia.

Hasil penilaian setiap indikator pada aspek implementasi dapat dilihat pada gambar di

bawah ini:

Gambar 4. 13 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek

kemampuan untuk dapat dilaksanakan (Implementability) dalam uji lapangan

Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator intensitas menggunakan

hypermedia mendapatkan presentase tertinggi yaitu 73% sedang indikator kesulitan

penggunaan hypermedia mendapatkan presentase terendah yaitu 63%. Indikator

kemudahan memahami petunjuk penggunaan hypermedia dan kemudahan

menggunakan alat praktikum mendapatkan presentase 68%.

b) Aspek Kesinambungan

Pada aspek kesinambungan, media pembejalaran ini termasuk dalam kategori

baik dengan nilai 309 dari 420. Pada aspek ini mencakup ketahanan hypermedia (file

tidak mudah rusak), kemdahan pemeliharaan hypermedia (penyimpanan file

hypermedia), dan penggunaan hypermedia di waktu mendatang (jika diperlukan akan

68.00%

63%

68%

73.00%

58.00%

60.00%

62.00%

64.00%

66.00%

68.00%

70.00%

72.00%

74.00%

kemudahanmemahami

petunjukpenggunaanhypermedia

kesulitanpenggunaanhypermedia

kemudahanmenggunakan alat

praktikum

intensitasmenggunakanhypermedia

125

menggunakan hypermedia). Hasil penilaian setiap indikator pada aspek

kesinambungan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. 14 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek

kesinambungan (sustainability) dalam uji lapangan

Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator ketahanan hypermedia (file tidak

mudah rusak) mendapatkan presentase tertinggi yaitu 79% sedang indikator

penggunaan hypermedia di waktu mendatang (jika diperlukan akan menggunakan

hypermedia) mendapatkan presentase terendah yaitu 69%. Indikator kemdahan

pemeliharaan hypermedia (penyimpanan file hypermedia) mendapatkan presentase

72%.

c) Aspek Kecocokan Dengan Lingkungan

Pada aspek kecocokan dengan lingkungan, media pembejalaran ini termasuk

dalam kategori baik dengan nilai 357 dari 560. Pada aspek ini mencakup hypermedia

tidak dapat digunakan dimana saja, hypermedia dapat digunakan diberbagai waktu,

praktikum dapat dilakukan dimana saja, dan hypermedia ini tidak cocok dengan gaya

belajar siswa. Hasil penilaian setiap indikator pada aspek kecocokan dengan

lingkungan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

79.00%

72%

69%

64.00%

66.00%

68.00%

70.00%

72.00%

74.00%

76.00%

78.00%

80.00%

Ketahanan hypermedia (file

tidak mudah rusak)

Kemudahan pemeliharaan

hypermedia (penyimpanan file

hypermedia)

Penggunaan hypermedia di

waktu mendatang (jika

diperlukan akan menggunakan

hypermedia)

126

Gambar 4. 15 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek kecocokan

dengan lingkungan (appropriateness) dalam uji lapangan

Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator hypermedia dapat digunakan

diberbagai waktu mendapatkan presentase tertinggi yaitu 74% sedang indikator

hypermedia tidak dapat digunakan dimana saja mendapatkan presentase terendah

yaitu 57%. Indikator praktikum dapat dilakukan dimana saja mendapatkan presentase

66%, dan hypermedia ini tidak cocok dengan gaya belajar siswa mendapatkan

presentase 58%.

d) Aspek Penerimaan Dan Kemenarikan

Pada aspek penerimaan dan kemenarikan, media pembejalaran ini termasuk

dalam kategori baik dengan nilai 496 dari 840. Pada aspek ini mencakup kemalasan

siswa mecari tahu lebih lanjut materi alat-alat optik dengan menggunakan

hypermedia ini, kenyamanan siswa mengunakan hypermedia ini, hypermedia ini

dapat membantu mengatasi pemahaman siswa, siswa menginginkan hypermedia di

materi lain, kenyamanan saat menggunakan media ini, dan ketertarikan siswa

57.00%

74%

66%

58.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

Hypermedia ini

tidak dapat saya

gunakan di mana

saja seperti di

ruang kelas,

rumah, lab

komputer, dan

lain-lain.

Hypermedia ini

dapat digunakan

di berbagai waktu

(pagi, siang, sore,

malam)

Saya bisa

melakukan

praktikum di mana

saja (rumah,

sekolah, mall, dan

lain-lainnya)

Hypermedia ini

hanya tidak cocok

dengan gaya

belajar saya

(visual, auditori,

kinestetik)

127

terhadap media ini. Hasil penilaian setiap indikator pada aspek penerimaan dan

kemenarikan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. 16 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek

penerimaan dan kemenarikan dalam uji lapangan

Terlihat dari grafik di atas bahwa siswa menginginkan hypermedia di materi

lain mendapatkan presentase tertinggi yaitu 66% sedang indikator kenyamanan saat

menggunakan media ini, dan ketertarikan siswa terhadap media ini mendapatkan

presentase terendah yaitu 54%. Indikator kemalasan siswa mecari tahu lebih lanjut

materi alat-alat optik dengan menggunakan hypermedia ini mendapatkan presentase

57%, indikator kenyamanan siswa mengunakan hypermedia ini mendapatkan

presentase 60%, dan hypermedia ini dapat membantu mengatasi pemahaman siswa

mendapatkan presentase 62%.

Siswa memberikan saran untuk merevisi beberapa bagian hypermedia. Saran

yang diberikan yaitu untuk membuatkan media pembelajaran ini bisa di akses di

iPhone.

57.00%60% 62%

66.00%

54.00% 54%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

Saya malas

mencari tahu

lebih jauh

tentang materi

alat-alat optik

melalui

hypermedia ini

Saya sangat

nyaman belajar

dengan

hypermedia

seperti ini

Hypermedia ini

dapat

membantu saya

dalam

memahami

materi alat-alat

optik secara

mendalam

Saya

menginginkan

hypermedia

lain pada

materi fisika

yang lainnya

Hypermedia ini

membuat saya

bosan belajar

fisika

Hypermedia ini

tidak menarik

perhatian saya

untuk belajar

lebih baik lagi

128

3. Hasil Evaluasi Sumatif

Tahap evaluasi sumatif dilakukan oleh 12 orang siswa dan 3 orang guru fisika

dari masing-masing sekolah. Sebelum lanjut pada tahap ini, peneliti telah melakukan

tahapan formatif dan telah melakukan revisi media secara bertahap. Hasil revisi pada

tahap formatif kemudian diujikan keefektifan dan kepraktisannya pada tahap ini yaitu

tahap evaluasi sumatif. Hasil penelitian yang telah dilakukan meliputi keefektifan,

dan kepraktisan berdasarkan angket siwa dan angket guru fisika dari masing-masing

sekolah tersebut.

a. Hasil Uji Efektivitas Hypermedia

Keefektifan hypermedia berbasis virtual laboratorium ini berdasarkan hasil

dari posstest siswa dan berdasarkan pada penilaian guru. Hasil posstest siswa

menyatakan bahwa 11 dari 12 orang siswa dinyatakan lulus dengan presentase 92%

yang menghasilkan kategori sangat efektif digunakan untuk pembelajaran. Hasil

ukuran pemusatan data dan penyebaran data pretest dan posstest dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 4. 19 Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest dan posstest

pada evalusi sumatif

No. Pemusatan dan Penyebaran

Data

Pretest Posttest

1 Nilai terendah 25 62,5

2 Nilai tertinggi 87,5 100

3 Rata-rata 47,9

83,3

4 Median 37,5

87,5

5 Modus 50 87,5

129

6 Standar deviasi 6,8 9,5

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. 20 hasil uji N-Gain pada evaluasi sumatif

N-Gain Nilai

Rata-rata 0,7

Kategori Tinggi

Terlihat pada tabel di atas bahwa uji N-Gain pada evaluasi sumatif 0,7 dengan

kategori tinggi. Untuk menentukan keefektifan media ini bukan hanya dari siswa saja

melaikan dari guru juga. Penentuan keefektifan dari guru dilihat dari angket penilaian

untuk guru yang peneliti berikan. Hasil angket tersebut menyatakan bahwa media

pembelajaran ini efektif untuk digunakan. Hal tersebut dikarenakan ketiga guru

menyatakan bahwa media pembelajaran ini efektif untuk digunakan sebagai media

pembelajaran dengan tingkat keefektifan sangat baik dengan nilai 43 dari 48 (90%)

nilai keseluruhan indikator uji efektifitas guru. Hasil angket penilaian guru

berdasarkan indikator aspek efektifitas hypermedia berbasis virtual laboratorium

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. 21 Hasil angket penilaian aspek efektivitas guru

No. Indikator Jumlah Nilai Kategori

1 Tercapainya tujuan pembelajaran 12 Sangat Baik

2 Kemudahan dalam menjelaskan

materi ajar

11 Sangat Baik

130

3 Kemudahan dalam mengevaluasi

pembelajaran secara cepat

10 Baik

4 Kemampuan meningkatkan berpikir

tingkat tinggi siswa

10 Baik

Jumlah 43 Sangat Baik

Jumlah nilai maksimum setiap indikator = 12

Jumlah nilai maksimum aspek = 48

Terlihat dari tabel di atas menunjukkan bahawa keempat indikator dari aspek

efektifitas berada pada kategori sangat baik dengan presentase 90%. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa media pembelajaran ini terkagorikan sangat efektitf. Nilai

hypermedia untuk keseluruhan indikator pada aspek efektifitas guru dapat dilihat

pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. 17 Grafik persentase nilai hypermedia untuk keseluruhan indikator

efektivitas oleh guru pada evaluasi sumatif

100%92%

83% 83%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Tercapainya

tujuan

pembelajaran

Kemudahan

dalam

menjelaskan

materi ajar

Kemudahan

dalam

mengevaluasi

pembelajaran

secara cepat

Kemampuan

meningkatkan

berpikir tingkat

tinggi siswa

131

Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator tercapainya tujuan pembelajaran

mendapatkan presentase tertinggi yaitu 100% sedang indikator kemudahan dalam

mengevaluasi pembelajaran secara cepat, dan kemampuan meningkatkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi siswa mendapatkan presentase terendah yaitu 83%. Indikator

kemudahan dalam menjelaskan materi ajar mendapatkan presentase 92%.

b. Hasil Uji Kepraktisan Hypermedia

Kepraktisan pada tahap evaluasi sumatif dilihat dari penilaian tiga orang guru

dan 12 orang siswa. Mereka menyatakan bahwa media pembelajaran ini

terkategorikan praktis digunakan dalam pembelajaran dengan tingkat kepraktisan

sangat baik. Berdasarkan penilaian kepraktisan guru diperoleh nilai 55 dari 60 (92%)

dengan kategori sangat baik, sedangkan penilaian kepraktisan siswa diperoleh nilai

217 dari 240 (90%) dengan kategori sangat baik. Hasil angket guru dan siswa

berdasarkan indikator aspek kepraktisan dapat dilihat pada tebel di bwah ini:

Tabel 4. 22 Hasil angket penilaian aspek kepraktisan oleh guru pada evaluasi

sumatif

No. Indikator Jumlah Nilai Kategori

1 Kemudahan dalam pemakaian

petunjuk dari aplikasi

12 Sangat Baik

2 Pengoperasian saat

menggunakan hypermedia

berbasis virtual laboratory

12 Sangat Baik

3 Pengoperasian praktikum

yang telah disajikan didalam

media pembelajaran

11 Sangat Baik

4 Pengoperasian hypermedia 9 Baik

132

berbasis virtual laboratory di

lingkungan sekolah, rumah,

uang kelas, dan lain-lain

5 Kemudahan pengoperasian

hypermedia berbasis virtual

laboratory di waktu pagi,

siang, sore, dan malam

11 Sangat Baik

Jumlah 55 Sangat Baik

Jumlah nilai maksimum setiap indikator = 12

Jumlah nilai maksimum aspek = 60

Nilai hypermedia untuk keseluruhan indikator pada aspek kepraktisan guru

dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. 18 Grafik persentase nilai hypermedia untuk keseluruhan indikator

kepraktisan oleh guru pada evaluasi sumatif

100% 100%92%

75%

92%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Kemudahan

dalam

pemakaian

petunjuk dari

aplikasi

Pengoperasian

saat

menggunakan

hypermedia

berbasis virtual

laboratory

Pengoperasian

praktikum yang

telah disajikan

didalam media

pembelajaran

Pengoperasian

hypermedia

berbasis virtual

laboratory di

lingkungan

sekolah, rumah,

uang kelas, dan

lain-lain

Kemudahan

pengoperasian

hypermedia

berbasis virtual

laboratory di

waktu pagi,

siang, sore, dan

malam

133

Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator kemudahan dalam pemakaian

petunjuk dari aplikasi dan indikator pengoperasian saat menggunakan hypermedia

berbasis virtual laboratory mendapatkan presentase tertinggi yaitu 100% sedang

indikator pengoperasian hypermedia berbasis virtual laboratory di lingkungan

sekolah, rumah, uang kelas, dan lain-lain mendapatkan presentase terendah yaitu

75%. Indikator pengoperasian praktikum yang telah disajikan didalam media

pembelajaran dan indikator kemudahan pengoperasian hypermedia berbasis virtual

laboratory di waktu pagi, siang, sore, dan malam mendapatkan presentase 92%.

Tabel 4. 23 Hasil angket penilaian aspek kepraktisan oleh siswa pada evaluasi

sumatif

No. Indikator Jumlah Nilai Kategori

1 Kemudahan dalam pemakaian

petunjuk yang telah disediakan

di aplikasi

43 Sangat Baik

2 Pengoperasian saat

menggunakan hypermedia

berbasis virtual laboratory

42 Sangat Baik

3 Pengoperasian praktikum yang

telah disajikan dalam media

pembelajaran

44 Sangat Baik

4 Pengoperasian hypermedia

berbasis virtual laboratory di

lingkungan sekolah, rumah,

lab, ruang kelas, dan lain-lain

44 Sangat Baik

5 Kemudahan pengoperasian

hypermedia berbasis virtual

laboratory di waktu pagi,

44 Sangat Baik

134

siang, sore, dan malam

Jumlah 217 Sangat Baik

Jumlah nilai maksimum setiap indikator = 48

Jumlah nilai maksimum aspek = 240

Nilai hypermedia untuk keseluruhan indikator dalam bentuk presentase dapat

dilihat pada gambar di bawah ini:

Kedua tabel dan grafik di atas memperlihatkan bahwa hasil penilaian guru dan

siswa terhadap kepraktisan hypermedia berbasis virtual laboratorium berada pada

kategori sangat baik atau kategori praktis dalam penggunaanya.

4. Hasil Refleksi Sistematik Dan Dokumentasi

a. Tahap Evalusai Satu-satu

Pada tahap evaluasi satu-satu dilakukan dengan memberikan hypermedia

berbasis virtual laboratorium kepada 3 orang siswa dengan menggunakan link drive

untuk men-download media tersebut. Siswa tidak diajarkan menggunakan media

tersebut untuk mengetahui aspek cara penggunaan petunjuk yang sudah disajikan

90%

88%

92% 92% 92%

86%

87%

88%

89%

90%

91%

92%

93%

Kemudahan

dalam

pemakaian

petunjuk yang

telah disediakan

di aplikasi

Pengoperasian

saat

menggunakan

hypermedia

berbasis virtual

laboratory

Pengoperasian

praktikum yang

telah disajikan

dalam media

pembelajaran

Pengoperasian

hypermedia

berbasis virtual

laboratory di

lingkungan

sekolah, rumah,

lab, ruang

kelas, dan lain-

lain

Kemudahan

pengoperasian

hypermedia

berbasis virtual

laboratory di

waktu pagi,

siang, sore, dan

malam

135

dimedia tersebut. Satu hari sebelum dilaksanakan penelitian siswa sudah diberikan

link tersebut untuk mendownloadnya dirumah, penelitian ini dilakukan secara offline

(siswa ke sekolah). Setelah mereka men-download media tersebut di rumah, siswa

diminta untuk mengisi angket pada saat pelaksanaan penilitian ditahap ini. Berikut ini

gambar siswa saat menggunakan media dan mengisi angket pada tahap evaluasi satu-

satu:

Gambar 4.19. Kegiatan Pengisian Angket dan Penggunaan Media Pada Tahap

Evaluasi Satu-satu.

b. Tahap Evaluasi Kelompok Kecil, Uji Lapangan, dan Evaluasi Sumatif

Pada tahap evaluasi kelompok kecil, uji lapangan, dan evaluasi sumatif

dimulai dari siswa diberikan soal pretest yang bertujuan untuk mengetahui

kemampuan awal mereka sebelum diberikannya media pembelajaran yang akan

dipakai pada penelitian tahap ini. Pelaksanaan penelitian dilakukan diluar KBM. Pada

tahap evaluasi kelompok kecil dilakukan secara offline sementara uji lapangan dan

evaluasi sumatif dilakukan secara online dengan menggunakan bantuan google meet

serta menggunakan google form yang dapat diakses secara online. Hal ini

dikarenakan kondisi pada saat penelitian tahun 2021 ini masih adanya virus corona

sehingga mengakibatkan tidak semua sekolah mengizinkan offline (datang ke

sekolah). Kegiatan saat siswa mengerjakan pretest dapat dilihat pada gambar berikut

ini:

136

Gambar 4.20, Kegiatan Pretest Pada Tahap Evaluasi Kelompok Kecil

Gambar 4.21. Kegiatan Pretest Pada Tahap Uji Lapangan

Gambar 4.22. Kegiatan Pretest Pada Tahap Evaluasi Sumatif

137

Setelah melakukan pretest, siswa diberikan hypermedia berbasis virtual

laboratorium untuk digunakan. Berikut ini adalah gambar siswa pada saat

menggunakan hypermedia berbasis virtual laboratorium:

Gambar 4.23. Kegiatan Penggunaan Hypermedia Berbasis Virtual Laboratorium

Pada Tahap Evaluasi Sumatif

Setelah satu pertemuan siswa menggunakan media, kegiatan yang dilakukan

selanjutnya adalah pemberian soal posstest untuk melihat evektifitas dan siswa

diminta untuk mengisi angket penilaian terhadap hypermedia berbasis virtual

laboratorium tersebut. Berikut ini gambar kegiatan siswa saat mengerjakan soal

posstets pada tahap ini:

Gambar 4.24. Kegiatan Posstest Pada Tahap Evaluasi Kelompok Kecil

138

Gambar 4.25. Kegiatan Posstest Pada Tahap Uji Lapangan

Gambar 4.26. Kegiatan Posstest Pada Tahap Evaluasi Sumatif

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian pengembangan pada penelitian kali ini adalah hypermedia

berbasis virtual laboratorium dapat mengatasi permasalahan peserta didik dalam

memahami konsep alat optik dan dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat

tinggi peserta didik. Hal ini berdasarkan hasil penilaian produk dan hasil penilaian

respon peserta didik terhadap media pembelajaran hypermedia ini. Media

pembelajaran ini dikembangkan sudah sesuai dengan alur pengembangan yaitu

berdasarkan penilaian kelayakan, kepraktisan, dan keefektifan serta media

pembelajaran ini mendapatkan respon positif dari peserta didik dan juga guru fisika

diketiga sekolah tersebut. Model penelitian pengembangan yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan model development study dari Van Den Akker. Model ini

139

memiliki empat alur penelitian yaitu penelitian pendahuluan, pembuatan prototipe,

evaluasi sumatif, refleksi sistematik dan dokumentasi. Pada tahap pembuatan

prototipe memiliki tiga alur yaitu dimulai dari pembuatan media pembelajaran

hypermedia berbasis virtual laboratorium, evalusi formatif, dan penyempurnaan

media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratorium. Untuk evaluasi

formatif terdiri dari empat alur penelitian yaitu uji ahli, evaluasi satu-satu, evaluasi

kelompok kecil, dan uji lapangan. Dari keseluruhan tahapan-tahapan diatas peneliti

memberikan angket penilaian dan uji coba media pembelajaran kepada validator,

peserta didik dan guru.

Tahap pertama yaitu penelitian pendahuluan bertujuan untuk mengetahui

permasalahan dan mencari solusi dari permasalahan tersebut. Permasalahan tersebut

dicari berdasarkan tahap studi literature dan studi lapangan. Setelah melakukan tahap

tersebut penelitian mengetahui bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta

didik masih rendah pada materi optik dilihat berdasarkan hasil nilai ujian nasional

memiliki nilai rata-rata 28,57 dari nilai maksimal yaitu 10059, alat laboratorium

disekolah masih kurang memadai untuk dilakukannya praktikum, dan berdasarkan

wawancara guru bahwa guru bahwa guru kurang memberikan latihan-latihan soal

yang mengasah keretampilan berpikir tingkat tinggi siswa, guru hanya memberikan

video praktek saja kepada siswa sehingga siswa jarang melakukan praktikum

langsung di laboratorium, siswa seringkali kurang berkonsentrasi dalam proses

pembelajaran, serta waktu yang dimiliki oleh guru sangatlah sedikit sehingga

mengakibatkan guru-guru hanya menampilkan video praktikum melalui internet.

Berdasarkan informasi tersebut peneliti melakukan penelitian pengembangan media

pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratorium untuk meningkatkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik pada materi alat optik. Media yang

dikembangkan menggunakan pendekatan saintifik (5M) yaitu mengamati, menanya,

59Kementerian Pendidikan dan Kebudayan, https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un.

140

mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasi, serta melatihkan soal

berpikir tingkat tinggi dan memberikan pembelajaran yang bermakna.

Tahap kedua yaitu pembuatan prototipe. Pada tahap ini terdiri dari

perancangan prototipe, pengoptimalan hasil perancangan prototipe, evaluasi formatif

yang terdiri dari evaluasi satu-satu, evaluasi kelompok kecil, dan uji lapangan. Pada

tahap ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan untuk mengetahui tanggapan

peserta didik terhadap media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratorium

ini. Kemudian peneliti merevisi media pembelajaran berdasarkan tanggapan para ahli

dan tanggapan dari peserta didik sehingga media pembelajaran ini bisa lebih baik

lagi.

Tahapan ketiga yaitu evaluasi sumatif. Pada tahap ini bertujuan untuk menguji

keefektifan dan kepraktisan dari media yang telah direvisi. Hasil keefektifan dilihat

dari besar presentase nilai yang didapatkan oleh peserta didik yang melebihi nilai

kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan juga dilihat dari tanggapan guru terhadap

keefektifan media pembelajara ini. Sedangkan kepraktisan dilihat dari tanggapan guru

dan peserta didik terhadap media pembelajaran yang sudah diberikan.

Tahap keempat yaitu refleksi sistematik dan dokumentasi. Tahap ini adalah

tahap terakhir dari penelitian pengembangan. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan

bukti hasil pencapaian penelitian dengan mengumpulkan dokumentasi dari

keseluruhan tahapan penelitian yang sudah dilakukan.

Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratorium ini dinyatakan

layak oleh sembilan orang para ahli, yang masing-masing terdiri dari tiga orang ahli

media pembelajaran, tiga orang ahli desain pembelajaran, dan tiga orang ahli materi

ajar. Menurut ahli media, media pembelajaran ini tergolong kedalam kategori sangat

baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah nilai hasil kedua aspek yaitu 286 dari nilai

maksimum yaitu 300 (95%). Ahli media menilai dua aspek yaitu aspek rekayasa

perangkat lunak dan aspek komunikasi visual media.

141

Pada aspek rekayasa perangkat lunak mendapatkan kategori sangat baik yaitu

dengan perolehan nilai 104 dari nilai maksimum yaitu 108 (96%). Pada aspek

rekayasa perangkat lunak memiliki sembilan indicator yaitu efesiensi, reliable,

maintainable, usability, ketetapan pemilihan software, compability, pemaketan

program, dokumentasi program, dan reusable. Indikator pada aspek rekayasa

perangkat lunak ini yang mendapat nilai tertinggi yaitu 12 dari nilai maksimum yaitu

12 (100%) adalah indikator reliable, maintainable, usability, compability, dan

pemaketan program. Nilai indikator reliable mendapatkan nilai tertinggi karena

media berfungsi dengan normal dan dapat melaksanakan program pembelajaran

dengan teliti (tidak terjadi eror atau kesalahan saat pengoperasian media hypermedia

tersebut). Nilai indikator maintainable mendapatkan nilai tertinggi karena

hypermedia ini dapat dipelihara atau dikelola dengan mudah. Nilai indikator usability

mendapatkan nilai tertinggi karena mudah digunakan dan sederhana dalam

pengoperasaiannya serta ketepatan pemilihan jenis aplikasi/software/untuk dapat

dikembangkan dalam pencapaian pembelajaran yang baik dan sesuai keinginan

kurikulum. Nilai indikator compability mendapatkan nilai tertinggi karena aplikasi

dapat dijalankan atau diinstal di berbagai jenis smartphone android. Nilai indikator

pemaketan program mendapatkan nilai tertinggi karena hypermedia berbasis virtual

laboratory ini dapat diinstal dengan waktu yang cepat serta tidak memakan waktu

yang lama saat membuka aplikasi tersebut. Hal ini sejalan dengan pernyataan Kemp

dan Dayton dalam Arsyad (2011:20-23) yaitu penggunaan media sebagai bagian

integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung dapat

menunjukkan dampak positif salah satunya adalah lama waktu pembelajaran yang

diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu

singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah cukup

banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.60

60Arsyad, Azhar.(2011).Media Pembelajaran.Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada.

142

Pada aspek komunikasi visual media mendapatkan kategori sangat baik yaitu

dengan perolehan nilai 182 dari nilai maksimum yaitu 192 (95%). Pada aspke

komunikasi visual media memiliki 16 indikator yaitu komunikatif, kreatif dalam ide,

sederhana dan memikat, visual, ikon navigasi, ketetapan pemilihan font dan ukuran

teks, ketetapan pemilihan warna alat yang menarik, ketetapan pemilihan audio,

kualitas audio, kualitas gambar, kualitas animasi, kualitas audio dan video

pengamatan, kualitas audio dan video penjelasan, kualitas penggunaan animasi

praktikum, kemudahan penggunaan animasi praktikum, dan kemudahan penggunaan

media secara keseluruhan. Indikator pada aspek rekayasa perangkat lunak ini yang

mendapat nilai tertinggi yaitu 12 dari nilai maksimum yaitu 12 (100%) adalah

komunikatif, ketetapan pemilihan warna alat yang menarik, kualitas gambar, kualitas

animasi, kualitas audio dan video pengamatan, kualitas penggunaan animasi

praktikum, kemudahan penggunaan animasi praktikum, dan kemudahan penggunaan

media secara keseluruhan. Nilai indikator komunikatif mendapatkan nilai tertinggi

karena mudah dipahami oleh peserta didik saat pengoperasian hypermedia berbasis

virtual laboratory. Nilai indikator ketetapan pemilihan warna alat yang menarik dan

kualitas gambar mendapatkan nilai tertinggi karena warna yang digunakan tidak

terlalu mencolok dengan background media serta kulitas gambar jelas saat

pengoperasian hypermedia. Nilai indikator kualitas animasi mendapatkan nilai

tertinggi karena animasi yang digunakan berbentuk 3D sehingga pemvisualisasian

pembelajaran tampak lebih jelas. Nilai indikator kualitas audio dan video pengamatan

mendapatkan nilai tertinggi karena suara video jelas terdengar, mudah dipahami, dan

singkat penjelasannya. Nilai indikator kualitas penggunaan animasi praktikum dan

kemudahan penggunaan animasi praktikum mendapatkan nilai tertinggi karena

praktikum yang dilakukan mudah dan simple serta petunjuk penggunaan praktikum

yang tertera pada lembar kerja siswa mudah dipahami dan mudah dirangkai oleh

peserta didik. Nilai indikator kemudahan penggunaan media secara keseluruhan

mendapatkan nilai tertinggi karena petunjuk pengoperasian pada media mudah

dipahami, penggunaan media simple, pembahasannya mudah dipahami oleh peserta

143

didik, serta praktikum yang dijalankan mudah dilaksanakan oleh peserta didik.

Indikator yang memperoleh nilai terendah yaitu indikator ikon navigasi, ketetapan

pemilihan font dan ukuran teks, dan ketetapan pemilihan audio dengan perolehan

nilai 10 dari nilai maksimum 12 (83%). Nilai indikator ikon navigasi mendapatkan

nilai terendah karena beberapa tools pada media ada yang loncat ke bagian materi

sebelumnya. Nilai indikator ketetapan pemilihan font dan ukuran teks mendapatkan

nilai terendah karena font dan ukuran teks tidak dapat diubah oleh programmer hal

ini dikarenakan materi tulisan terlalu banyak disetiap per pertemuannya. Nilai

indikator ketetapan pemilihan audio mendapatkan nilai terendah karena pengaturan

suara antara materi dengan percakapan kartun yang diatur dengan manual sehingga

peserta didik kurang mengetahui cara mengatur suara antara materi dengan

percakapan kartun.

Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratorium ini dinyatakan

layak oleh tiga orang ahli desain pembelajaran. Menurut ahli desain pembelajaran,

media pembelajaran ini tergolong kedalam kategori sangat baik. Hal ini dapat dilihat

dari jumlah nilai keseluruhan indikator yaitu 169 dari nilai maksimum yaitu 180

(94%). Ahli desain pembelajaran menilai 15 indikator, indikator tersebut yaitu

indikator kejelasan tujuan pembelajaran, indikator relevansi tujuan pembelajaran

dengan KI/KD/Kurikulum, indikator cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran,

indikator kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran, indikator kelihatan aspek

pendekatan saintifik 5M, indikator kesesuaian materi dan pembahasan contoh soal

dengan tingkat pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi, indikator

ketepatan penggunaan strategi penyajian, indikator interaktivitas melalui tombol dan

animasi, indikator kelengkapan bahan bantuan (gambar alat dan bahan, langkah kerja,

animasi, musik, audio, gambar, animasi, dan video), indikator pemberian motivasi

belajar melalui apersepsi yang disajikan secara menarik dan adanya feed back pada

soal evaluasi, indikator kontekstualitas dan aktualitas melalui video dan animasi,

indikator kemudahan materi untuk dipahami (sistematis, runut, dan memiliki alur

144

logika yang jelas), indikator kesesuaian evaluasi dengan tujuan pembelajaran,

indikator keterlihatan stimulus untuk dapat meningkatkan keterampilan berpikir

tingkat tinggi melalui soal evaluasi, dan indikator potensi keaktifan peserta didik

dalam proses pembelajaran.

Indikator yang memperoleh nilai tertinggi yaitu 12 dari nilai maksimum 12

(100%) yaitu indikator cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran, indikator

ketepatan penggunaan strategi penyajian, indikator kesesuaian evaluasi dengan tujuan

pembelajaran, dan indikator potensi keaktifan peserta didik dalam proses

pembelajaran. Nilai indikator cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran

mendapatkan nilai tertinggi karena tujuan pembelajaran yang tercantum dalam media

pembelajaran hypermedia berbasis vitual laboratory mengacu pada Kompetensi

Dasar Kurikulum 2013 revisi, serta tujuan pembelajaran yang tercantum pada media

pembelajaran hypermedia berbasis vitual laboratory sangat jelas sesuai dengan

komponen dari penyusunan tujuan pembelajaran.. Nilai indikator ketepatan

penggunaan strategi penyajian mendapatkan nilai tertinggi karena strategi yang

digunakan berhasil menarik minat belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat

Hamalik yang dikutip Arsyad (2011:15) mengemukakan bahwa “pemakaian media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan

minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan

bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa.”61 Nilai indikator

kesesuaian evaluasi dengan tujuan pembelajaran, dan indikator potensi keaktifan

peserta didik dalam proses pembelajaran. mendapatkan nilai tertinggi karena soal

evaluasi dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan serta

menurut Sadiman(2011:17-18), secara umum media pendidikan mempunyai

kegunaan-kegunaan yaitu penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi

61Arsyad, ibid, hal. 15

145

dapat mengatasi sikap pasif anak didik.62. Indikator yang memperoleh nilai terendah

yaitu indikator interaktivitas melalui tombol dan animasi, dan indikator kelengkapan

bahan bantuan (gambar alat dan bahan, langkah kerja, animasi, musik, audio, gambar,

animasi, dan video) dengan perolehan nilai 10 dari nilai maksimum 12 (83%). Nilai

indikator interaktivitas melalui tombol dan animasi mendapatkan nilai terendah

karena tombol yang ditampilkan belum menuntun pengguna sehingga masih

mengalami keterhambatan dalam menggunakan media tersebut. Nilai indikator

kelengkapan bahan bantuan (gambar alat dan bahan, langkah kerja, animasi, musik,

audio, gambar, animasi, dan video) mendapatkan nilai terendah karena suara video

penjelasan materi dengan percakapan kartun pengaturannya dibuat secara manual

sehingga peserta didik harus mengatur volume dengan cermat dan tepat sesuai

kebutuhan.

Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratorium ini dinyatakan

layak oleh tiga orang ahli materi ajar. Menurut ahli materi ajar, media pembelajaran

ini tergolong kedalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah nilai

keseluruhan aspek yaitu 317 dari nilai maksimum yaitu 372 (85%). Aspek yang

memperoleh nilai tertinggi yaitu aspek kejelasan dalam menjelaskan langkah kerja

dengan perolehan nilai 11 dari nilai maksimal 12 (92%) dengan ketegori sangat baik,

aspek kesesuaian gambar alat dan bahan ,animasi, video pengamatan, dan video

penjelasan dengan materi memperoleh nilai 66 dari nilai maksimum 72 (92%) dengan

ketegori sangat baik, dan aspek ketepatan penyajian tersusun secara sistematis dan

tidak terdapatnya miskonsepsi pada materi dengan perolehan nilai 66 dari nilai

maksimum 72 (92%) dengan ketegori sangat baik. Sedangkan aspek yang

memperoleh nilai terendah yaitu aspek kejelasan dalam menjelaskan rumus fisika

melalui teks atau video penjelasan pada meteri dengan perolehan nilai 60 dari nilai

maksimum 72 (83%) dengan ketegori baik, aspek kejelasan contoh soal materi fisika

62 Sadiman, S. Arief. et al. (2011). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan.

Jakarta:Pustekkom Dikbud dan PT. Grafindo Persada

146

pada tiap pertemuan dan aspek ketepatan jawaban soal evaluasi pada tiap pertemuan

dengan perolehan nilai 27 dari nilai maksimum 36 (75%) dengan ketegori baik, dan

aspek cakupan kedalaman materi fisika (termasuk menghubungkan materi dengan

kehidupan sehari-hari melaui teks atau video pengamatan dan video penjelasan)

dengan perolehan nilai 60 dari nilai maksimum 72 (83%) dengan ketegori baik.

Pada tahap evaluasi satu-satu penilaian yang dilakukan dengan memberikan

angket penilaian perserta didik terkait kelayakan media pembelajaran hypermedia

berbasis virtual laboratory. Pada tahap ini media pembelajaran dinilai oleh tiga orang

peserta didik dengan mendapatkan kategori baik dengan perolehan nilai 295 dari 360

(81,9%). Aspek yang dinilai pada evaluasi satu-satu yaitu aspek materi, desain

pembelajaran, implementasi, dan aspek kualitas teknis. Pada aspek pertama yaitu

aspek materi mendapat kategori sangat baik, pada aspek kedua yaitu aspek desain

pembelajaran, aspke ketiga yaitu aspek implemenatsi, dan aspek keempat yaitu aspek

kualitas teknis mendapat kategori baik.

Pada aspek pertama yaitu aspek materi mendapatkan kategori sangat baik

dengan perolehan nilai 54 dari 60 (90%). Pada aspek ini terdiri dari lima indikator

yaitu indikator Kemudahan dalam memahami materi, Kejelasan pembahasan materi,

Kemenarikan penyajian materi, Keterkinian materi, dan Kontekstual dengan

kehidupan sehari-hari. indikator yang mendapatkan nilai tertinggi yaitu 12 dari 12

(100%) dengan kategori sangat baik yaitu indikator Kejelasan pembahasan materi, hal

ini dikarenakan materi yang disajikan mudah dipahami dan ringkas untuk dibaca oleh

peserta didik. Sedangkan indikator yang mendapatkan nilai terendah yaitu 9 dari 12

(75%) dengan kategori baik yaitu indikator Kemenarikan penyajian materi, hal ini

dikarenakan percakapan kartun masih dibuat “klik” manual sehingga peserta didik

harus mengklik berulang kali untuk masuk ke materi, video pengamatan durasinya

lama, serta ukuran teks tidak propotional.

147

Pada aspek kedua yaitu aspek Desain Pembelajaran mendapatkan kategori

baik dengan perolehan nilai 40 dari 48 (83%). Pada aspek ini terdiri dari empat

indikator yaitu indikator Kerterbacaan teks, Kemenarikan strategi pembelajaran,

Kejelasan tujuan pembelajaran, dan Sistematika materi. indikator yang mendapatkan

nilai tertinggi yaitu 11 dari 12 (91,6%) dengan kategori sangat baik yaitu indikator

Kemenarikan strategi pembelajaran, hal ini dikarenakan materi yang disajikan

menggunakan tampilan yang menarik, penyajian materi yang mudah dipahami

peserta didik, dan pengaksesan media mudah di akses dimana saja dan kapan saja.

Sedangkan indikator yang mendapatkan nilai terendah yaitu 9 dari 12 (75%) dengan

kategori baik yaitu indikator Kerterbacaan teks, hal ini dikarenakan ukuran teks tidak

propotional.

Pada aspek ketiga yaitu aspek implementasi mendapatkan kategori baik

dengan perolehan nilai 54 dari 72 (75%). Pada aspek ini terdiri dari enam indikator

yaitu Kemudahan penggunaan, Kemudahan penggunaan saat praktikum, Kemudahan

dalam memilih objek praktikum, Kemudahan menggunakan item yang tertera pada

praktikum, Pemanfaatan media di waktu yang akan datang, dan Intensitas

penggunaan. indikator yang mendapatkan nilai tertinggi yaitu 10 dari 12 (83%)

dengan kategori baik yaitu indikator Intensitas penggunaan, hal ini dikarenakan

media pembelajaran sering digunakan oleh peserta didik serta dapat digunakan

dimana saja dan kapan saja. Sedangkan indikator yang mendapatkan nilai terendah

yaitu 8 dari 12 (66%) dengan kategori baik yaitu indikator Kemudahan menggunakan

item yang tertera pada praktikum, hal ini dikarenakan petunjuk penggunaan dan item

praktikum dibuat secara terpisah.

Pada aspek keempat yaitu aspek kualitas teknis mendapatkan kategori baik

dengan perolehan nilai 147 dari 180 (81,7%). Pada aspek ini terdiri dari 15 indikator

yaitu Kejelasan dalam penggunaan media, Kejelasan cara penggunaan alat praktikum,

Kejelasan bentuk bayangan yang dihasilkan, Kejelasan skala yang tertera dalam

praktikum, Kualitas media, Kualitas alat praktikum, Pemilihan warna yang menarik,

148

Kualitas gambar yang baik, Kejelasan animasi, Kualitas audio, Kualitas musik,

Kejelasan video pendahuluan, Kualitas audio pada video pendahuluan, Kualitas video

pejelasan, dan Kualitas audio pada video penjelasan.. indikator yang mendapatkan

nilai tertinggi yaitu 12 dari 12 (100%) dengan kategori dangat baik yaitu indikator

Kualitas audio dan Kualitas music, hal ini dikarenakan volume dapat disesuaikan

sesuai kebutuhan peserta didik. Sedangkan indikator yang mendapatkan nilai

terendah yaitu 8 dari 12 (66%) dengan kategori baik yaitu indikator Kualitas media,

Kualitas alat praktikum, dan Kejelasan animasi, hal ini dikarenakan hanya ada 1 jenis

praktikum yaitu praktikum pembentukan bayangan pada lensa cekung dan lensa

cembung.

Pada tahap evaluasi kelompok kecil penilaian yang dilakukan dengan

memberikan angket penilaian perserta didik terkait kelayakan dan keefektifan media

pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory. Kelayakaan media

pembelajaran dinilai oleh 12 orang peserta didik dengan mendapatkan kategori baik

dengan perolehan nilai 623 dari 816 (76,35%). Aspek yang dinilai pada evaluasi

kelompok kecil aspek materi, desain pembelajaran, implementasi, dan efisiensi. Pada

aspek pertama, kedua, ketiga, dan keemapat mendapat kategori baik. Pada penilaian

keefektifan, hasil uji efektifitas menunjukkan bahwa media pembelajaran hypermedia

berbasis virtual laboratory cukup efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir

tingkat tinggi. Rata-rata nilai pretest peserta didik adalah 44,8. Setelah diberikan

pretest peserta didik diberikan media pembelajaran hypermedia berbasis vitual

laboratory untuk dipelajari isi materi yang telah disajikan didalam media dengan

durasi waktu 120 menit. Setelah mempelajari materi, peserta didik diberikan posttest.

Nilai posttest terjadi kenaikan nilai yaitu dengan rata-rata 71,88 dengan kategori

cukup efektif (66,6%).

Pada tahap uji lapangan penilaian yang dilakukan dengan memberikan angket

penilaian perserta didik terkait kelayakan dan keefektifan media pembelajaran

hypermedia berbasis virtual laboratory. Tahap ini adalah tahap uji coba produk akhir

149

media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory yang akan diuji cobakan

keefektifan dan kepraktisannya. Kelayakan media pembelajaran dinilai oleh 35 orang

peserta didik dengan mendapatkan kategori baik dengan perolehan nilai 1504 dari

2380 (61%). Aspek yang dinilai pada uji lapangan yaitu aspek Kemampuan untuk

dapat dilaksanakan, Kesinambungan, Kecocokan dengan lingkungan, dan Penerimaan

dan kemenarikan. Pada aspek pertama, kedua, ketiga, dan keempat mendapat kategori

baik. Pada penilaian keefektifan, hasil uji efektifitas bahwa media pembelajaran

hypermedia berbasis virtual laboratory efektif dalam meningkatkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi dengan hasil rata-rata posttest siswa sebesar 71,8 dengan 71%

siswa memperoleh nilai ≥ KKM. Pada tahap kelompok kecil media pembelajaran

hypermedia berbasis virtual laboratory berada pada kategori cukup efektif, tetapi

setelah melakukan perbaikan-perbaikan pada media pembelajaran hypermedia

berbasis virtual laboratory serta perbaikan secara teknis pelaksaan, nilai efektifitas

media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory terjadi peningkatan pada

hasil uji lapangan.

Tahap selanjutnya adalah tahap evaluasi sumatif. Setelah melakukan revisi-revisi dari

tahapan di atas, selanjutnya melakukan tahap evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif dilakukan

oleh 12 orang peserta didik. Pada tahap ini dilakukan uji keefektifan dan kepraktisan media

pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory. Keefektifan media pembelajaran

hypermedia berbasis virtual laboratory. dilihat berdasarkan presentase siswa yang memiliki

nilai 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) serta dilihat dari tanggapan

guru terhadap keefetifan media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory.

Kepraktisan media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory dilihat dari

tanggapan siswa dan tanggapan guru setelah media pembelajaran hypermedia berbasis virtual

laboratory diberikan.

Media pembelajaran ini dinyatakan efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir

tingkat tinggi peserta didik dilihat dari hasil penilaian respon guru dan peserta didik. Hasil

jumlah keseluruhan aspek efektifitas guru memiliki nilai 43 dari nilai maksimum yaitu 48

(90%). Sedangkan hasil jumlah keseluruhan aspek efektifitas siswa dilihat dari nilai posstest

150

memiliki presentase 90%. Efektifitas siswa dapat dilihat dari banyak siswa yang

mendapatkan nilai lebih besar dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Menurut Fred

Persifal dalam Walqurani (2012) sumber belajar yang cocok untuk dimanfaatkan, ada tiga

persyaratan sumber belajar yaitu sebagai berikut: 1. Harus tersedia dengan cepat 2. Harus

memungkinkan siswa untuk memacu diri sendiri 3. Harus bersifat individual misalnya harus

dapat memenuhi berbagai kebutuhan para siswa dalam belajar mandiri.63Berdasarkan pada

persyaratan tersebut maka sumber belajar harus berorientasi pada siswa secara individu,

berbeda dengan sumber belajar tradisional yang dibuat berdasarkan pada pendekatan yang

berorientasi pada guru atau lembaga pendidikan. Sumber belajar menurut Walqurani (2012)

bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan proses belajar-mengajar

melalui pengembangan 26 sistem instruksional. Hal ini dilaksanakan dengan menyediakan

berbagai macam pilihan untuk menunjang kegiatan kelas dan untuk mendorong penggunaan

cara-cara yang baru yang paling sesuai untuk mencapai tujuan program akademis.64 Dengan

demikian keefektifitasan siswa dapat meningkat dengan adanya sarana atau sumber yang

dapat memfasilitasi para siswa dalam pembelajaran.

Media pembelajaran ini dinyatakan praktis untuk digunakan oleh guru dan

peserta didik dilihat dari hasil penilaian respon guru dan peserta didik. Hasil jumlah

keseluruhan aspek kepraktisan guru memiliki nilai 55 dari nilai maksimum yaitu 60

(92%). Sedangkan hasil jumlah keseluruhan aspek kepraktisan siswa nilai 217 dari

nilai maksimum 240 (90%). Media dapat digunakan dimana saja (sekolah, ruang

kelas, kantin, lab, dan lainnya), kapan saja (waktu pagi, siang, sore, dan malam),

pengoperasian media mudah dijalankan, petunjuk penggunaan mudah dipahami oleh

pengguna, praktikum mudah dioperasikan, dapat melakukan praktikum dimana saja

(sekolah, ruang kelas, kantin, lab, dan lainnya), dan kapan saja (waktu pagi, siang,

sore, dan malam).

63Walqurani, Nurdini. (2012). Mengenal Sumber Belajar. Diakses dari

http://blog.um.ac.id/dininurdiniwalqurani/2012/01/06/mengenal-sumber-belajar/ pada tanggal 26 Juni

2021, Jam 12:29 WIB. 64Walqurani, Nurdini. (2012). Mengenal Sumber Belajar. Diakses dari

http://blog.um.ac.id/dininurdiniwalqurani/2012/01/06/mengenal-sumber-belajar/ pada tanggal 26 Juni

2021, Jam 12:29 WIB.

151

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian yang sudah dilakukan antara lain sebagai berikut:

1. Prosedur yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran hypermedia

berbasis virtual laboratory adalah dengan menggunakan penelitian pengembangan

dari Akker yang terdiri dari empat tahap yaitu penelitian pendahuluan

(preliminary resarch), prototipe (prototyping stage), evaluasi sumatif (summative

evaluation), refleksi sistematik dan dokumentasi (reflection systematic and

documentation). Tahap penelitian pendahuluan terdiri dari: studi literatur dan

studi lapangan. Tahap prototipe terdiri dari tahap perancangan pedoman desain,

pengoptimalan desain, evaluasi formatif (penilaian ahli, evaluasi satu-satu,

evaluasi kelompok kecil, dan uji lapangan). Tahap evaluasi sumatif terdiri dari uji

efektivitas dan praktibilitas.

2. Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory yang sedang

dikembangkan dinyatakan baik dan layak digunakan berdasarkan hasil analisis

data sembilan ahli yang terdiri dari tiga orang ahli media pembelajaran, tiga orang

ahli desain pembelajaran, tiga orang ahli materi ajar, dan siswa dengan hasil rata-

rata persentse secara keseluruhan adalah (82,5%). Ahli media menyatakan bahwa

media pembelajaran ini layak digunakan dalam pembelajaran atau dapat

dikatakan valid. Media pembelajaran ini dikatakan layak dengan skor nilai 286

dari 300 (95,3%). Ahli desain pembelajaran menyatakan bahwa media

pembelajaran ini layak digunakan dalam pembelajaran atau dapat dikatakan valid.

Media pembelajaran ini dikatakan layak dengan skor nilai 169 dari 180 (93,8%).

Ahli materi ajar menyatakan bahwa media pembelajaran

152

ini layak digunakan dalam pembelajaran atau dapat dikatakan valid. Media

pembelajaran ini dikatakan layak dengan skor nilai 317 dari 372 (85%). Hasil

kelayakan siswa pada tahap evaluasi satu-satu diperoleh sangat baik dengan

jumlah skor 295 dari 360 (82%). Hasil kelayakan siswa pada tahap evaluasi

kelompok kecil diperoleh baik dengan jumlah skor 623 dari 816 (76%). Hasil

kelayakan siswa pada tahap uji lapangan diperoleh baik dengan jumlah skor 1504

dari 2380 (63%).

3. Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory dinyatakan efektif

dengan perolehan presentase (86,5%) dalam meningkatkan keterampilan berpikir

tingkat tinggi berdasarkan penilaian guru dan hasil posttest siswa. Penilaian tiga

guru pada tahap evalusi sumatif menyatakan media pembelajaran hypermedia

berbasis virtual laboratory dinyatakan efektif dengan jumlah skor 43 dari 48

(90%) dalam meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hasil postest

siswa pada tahap evaluasi sumatif memperoleh persentase rata-rata media

pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory sebesar 83% dengan

kategori efektif. Nilai N-gain yang diperoleh siswa pada penelitian ini sebesar 0,7

(kategori tinggi).

4. Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory dinyatakan praktis

(91%). Penilaian guru menyatakan media pembelajaran hypermedia berbasis

virtual laboratory sangat praktis dengan jumlah skor 55 dari 66 (92%) sedangkan

penilaian siswa pada media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory

dinyatakan praktis dengan jumlah skor 217 dari 240 (90%).

B. Saran

Berikut ini beberapa saran yang diajukan peneliti, yaitu:

1. Media bisa dikembangkan untuk digunkakan pada iPhone

2. Media hypermedia berbasis virtual laboratory dapat dikembangkan lebih lanjut

pada materi fisika yang lain seperti gelombang bunyi dan cahaya, listrik,

153

momentum dan impuls karena materi tersebut butuh pemvisualisasi untuk

memudahkan peserta didik memahami materi serta untuk membantu guru

melakukan praktikum

3. Penelitian ini tidak dapat menjelaskan pengaruh hypermedia berbasis virtual

laboratory terhadap hasil belajar peserta didik. Perlu dilakukan penelitian yang

mengukur pengaruh media tersebut.

4. Modul dan LKS disimpan didalam media pembelajaran agar mempermudah siswa

untuk melaksanakan praktikum.

154

DAFTAR PUSTAKA

Adisendjaja, Y.H & Romlah, O.2009. peranan praktikum dakan mengembangkan

keterampilan proses dan kerja laboratorium. p. 1.

Akker, Jan van den, et al, Educational Design Research. New York Routledee, 2006.

Anderson, L. W. (Ed), Krathwohl, D R, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,

Pengajaran, dan Asesmen New York: Addison Valley, 2015.

Ansori, M. Iksan. 2012. Efektivitas Pembelajaran yang Menggunakan Hypermedia

dan Power Point terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Islam Ditinjau dari Kemampuan Visuospasial di SMA Negeri Se-Kabupaten

Nganjuk Tahun Ajaran 2012/2013. Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana

Universitas Sebelas Maret.

Ansori, M. Iksan, dkk, "Efektivitas pembelajaran Hypemedia dan Slide Powerpoint

Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari Kemampuan Visuospasial",

Jurnal Teknologi Pendidikan dan pembelajaran. 1, 2013.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Aqidha Nurul Mutmainnah, Rizki Yulidah, dan Sinta Yuniarti. 2017. Media

Bimbingan Konseling Berbasis Hypermedia. Jurnal. Semarang: Universitas

Negeri Semarang.

Brookhart, Susan"How to assess Higher Order Thinking Skilss In Your Classroom",

Alexandria: ASCD, 2010

Drs. Agus Taranggono, Drs. Hari Subagyo, Abdul Khalim, S.Pd., Fisika Untuk SLTP

Kelas 2 Kurikulum 1994 Semester 1 dan Semester 2. Bumi Aksara, Jakarta.

Frasidik Habsi, “Pengembangan Media Pembelajaran Hypermedia Untuk

Meningkatkan

High Order Thinking Skill Siswa Pada Materi Alat Optik”, UIN Jakarta. 2017

Fina Ariyani, “Pengaruh Pembelajaran Berbantukan Media OnlineFacebook terhadap

155

Hasil Belajar Fisika pada Konsep Termodinamika”, Skripsi Program Studi

Pendidikan Fisika UIN Jakarta, 2010, h. 46

Gunawan dkk, “Studi Pendahuluan Pada Upaya Pengembangan Laboratorium Virtual

Bagi Calon Guru Fisika”, Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi. 2015,

Vol 1 No 2

Hayatul Mandiah Pengaruh hpermedia terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI

Pada Kemep Gerak Lurus, Skripsi UIN Syarif Hidayatallah Jakarta 2015,

hal. 21

Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Smaldino, S.E. 2002. Instructional media

and technology for learning, 7th edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc

Ibrahim, H. 1997. Media pembelajaran: Arti, fungsi, landasan pengunaan,

klasifikasi, pemilihan, karakteristik oht, opaque, filmstrip, slide, film, video,

Tv, dan penulisan naskah slide. Bahan sajian program pendidikan akta

mengajar III-IV. FIP-IKIP Malang.

Imron, M. 2012. Manfaat labboratorium virtual.

http//www.mazguru.wordpress.com/2012/04/19/oyo-manfaatkan-laboratorium

virtual.

Iwan Permana Suwarna, Model Pembelajaran Fisika Interaktif Melalui

ProgramMacromedia Flash (Computer Based Instruction) Suatu Alternatif

dalam Pembelajaran Fisika, 2015 (http://iwanpermana.blogspot.nl/2007/02/)

Kanginan, Manthen FISIKA untuk SMAALA Kelas X. Jakarta Erlangga,2013

Kementerian Pendidikan dan Kebudayan,

https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un

Kemendikbud. Permendikbud No 21 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan

Menengah Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan" 2016

Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan SK Guru.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

156

Martin Tessmer, Planning and Conducting Formative Evaluations, (London:

Routledge, 1993), pp. 15

Masril dkk, “Rancangan Laboratorium Virtual untuk Pembelajaran Fisika SMA”,

Jurnal Eksakta Pendidikan (JEP). 2018, Vol 2 No 1

Miftachul Jannah, dkk., “Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu dengan Pendekatan

Sets Edutainment Tema Baterai Alami untuk Meningkatkan Keterampilan

Proses Sains Dan Hasil Belajar di SMPN 1 Gondang”, Jurnal Pendidikan

Sains e-Pensa, Vol. 2, 2014, h. 53

Muchamad Haikal Al Fajri, dkk. 2016. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Menggunakan Media Laboratorium Virtual Pada Konsep Listrik Dinamis:

Universitas Islam Negeri Jakarta

Munir. 2013. Multimedia: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Cetakan Ke-2.

Bandung: Alfabeta.

Rini Julistiawati dan Bertha Yonata, Keterampilan Berpikir Level C4, C5,dan C6

Revisi Taksonomi Bloom Siswa Kelas X-3 Sman 1 Sumenep Pada Penerapan

Model Pembelajaran Inkuiri Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan Non

Elektrolit, UNESA Journal of Chemical Education, Vol. 2 No. 2, 2013, h. 58.

Rustaman, Nuryani Y, dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang:

Universitas Negeri Malang

Sadiman, Arief S., R. Raharjo, Anung Haryono, dan Rahardjito. 2008. Media

Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, hal. 7

Sugıyono, Statistik unnuk Penelitian, (Bandung. ALFABETA, 2012),h. 68

157

Suniati, Ni Made., Wayan Sadia, dan Anggun Suhandana. 2013. Pengaruh

Implementasi Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Multimedia Interaktif

Terhadap Penurunan Miskonsepsi. Jurnal. Singaraja: Universitas Pendidikan

Ganesha

Susan Brookhart,”How to assess Higher Order Thinking Skilss In Your Classroom”,

Alexandria:ASCD.2010) h. 4

Surya Yohanes. Optika. Tangerang: PT Kandel. 2014, hal. 107

Tessmer, Martin. Planning and Conducting Formative Evaluations. London:

Routledge, 1993

Walqurani, Nurdini. (2012). Mengenal Sumber Belajar. Diakses dari

http://blog.um.ac.id/dininurdiniwalqurani/2012/01/06/mengenal-sumber-

belajar/ pada tanggal 26 Juni 2021, Jam 12:29 WIB.

Yanti Sofi Makiyah, dkk., “Higher Order Thinking Real and Virtial Laboratory

(HOTRVL) untuk Meningkatkan Abad Ke-21 Mahasiswa

Pendidikan Fisika”, Jurnal Keterampilan Fisika. 2019, hal.34.

Yuni Mega Sari, ”Pengaruh Hypermedia Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi

Optik Geometri”, UIN Jakarta. 2017

Yusuf, I & Subaer. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis

Media Laboratorium Virtual Pada Materi Dualisme Gelombang Partikel Di

SMA Tut Wuri Handayani Makassar. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia,

vol. 2, no. 2, 189-194.

158

LAMPIRAN-LAMPIRAN

159

Lampiran 1 Lembar Wawancara Guru

160

161

162

Lampiran 2 Angket Siswa Pada Studi Pendahuluan

A. Kisi-kisi Angket Siswa Pada studi Pendahuluan

No. Sub Variabel Indikator Variabel No. Pertanyaan

(+) (-)

1. Proses pembelajaran Penyajian pembelajaran di dalam

kelas

10 6, 8

Permasalahan yang terdapat di

dalam kelas

2 1, 3, 5, 7

2. Penggunaan smartphone

di dalam kelas

Kepemilikan smartphone untuk

pembelajaran

9, 15, 16,

17

18

3. Penggunaan hypermedia

berbasis virtual

laboratory sebagai media

pembelajaran di kelas

Penyajian yang terdapat di dalam

media pembelajaran

11, 12, 13,

14

4

Jumlah 10 8

163

B. Lembar Angket Siswa

FORMAT KUESIONER PESERTA DIDIK

(Kegiatan Pendahuluan Observasi)

Nama :

Kelas :

Sekolah :

Petunjuk : Berilah tanda ceklist jawaban yang anda anggap benar !

No Bentuk Pertanyaan Jawaban

1 Apakah anda menyukai pelajaran fisika?

o Ya

o Tidak

2 Mengapa anda tidak menyukai pelajaran

fisika?

(Beri alasan jawaban)

o Sulit

o Tidak faham

o Suka sedikit

......................................................................

......................................................................

......................................................................

3 Selama ini apa yang membuat anda

kesulitan dalam belajar fisika?

(Beri alasan jawaban)

o Sulit memahami materi

o Sulit memahami soal

......................................................................

......................................................................

......................................................................

164

4 Berapa rata-rata nilai fisika anda ? o 80 – 100

o 60 – 79

o 40 – 59

o 20 – 39

o 0 – 19

5 Materi alat optik apa yang menurut anda

sulit ?

o Mata

o kacamata

o lup

o mikroskop

o teropong

o kamera

6 Apakah kamu merasa ingin tahu ketika guru

memberikan fenomena yang terkait materi

fisika?

(Beri alasan mengapa menjawab Ya/Tidak)

o Iya

o Tidak

......................................................................

......................................................................

......................................................................

7 Apakah guru mata pelajaran Fisika sudah

mengajar sesuai keinginan Anda?

(Beri alasan mengapa menjawab Ya/Tidak)

o Iya

o Tidak

. ......................................................................

......................................................................

......................................................................

165

8 Apakah kalian menyukai cara belajar hanya

di dalam kelas dengan memperhatikan guru

dan mencatat materi yang diajarkan

(Beri alasan mengapa menjawab Ya/Tidak)

o Ya

o Tidak

......................................................................

......................................................................

......................................................................

9 Apakah anda memanfaatkan gadget untuk

membantu proses pembelajaran ?

(Beri alasan mengapa menjawab Ya/Tidak)

o Iya

o Tidak

o Kadang-kadang

......................................................................

......................................................................

......................................................................

10 Saya menginginkan media pembelajaran

berbasis smartphone yang dapat menampilkan

gambar, animasi, video penjelasan materi, dan

soal-soal evaluasi pada materi pelajaran fisika.

o Ya

o Tidak

11 Jika kamu diminta untuk memberikan warna

kepada gambar, warna apa yang paling kamu

sukai?

12. Jika kamu diminta untuk membuat animasi,

tokoh kartun apa yang paling kamu sukai untuk

dijadikan animasi?

13. Jika kamu disuruh memilih media yang berbasis

full teks atau simulasi beserta penjelasan, mana

yang kamu pilih? Jelaskan alasannya!

14. Jenis animasi apa yang membuat kamu tertarik?

15. Saya biasa memanfaatkan smartphone di rumah

untuk mengerjakan tugas.

o Iya

o Tidak

16. Saya menggunakan smartphone setiap hari. o Iya

o Tidak

166

17. Saya memiliki banyak aplikasi di smartphone

saya yang berkaitan dengan pembelajaran.

o Iya

o Tidak

18. Saya lebih banyak mneggunakan smartphone

untuk hiburan (media sosial, bermain game,

menonton film) dibandingkan untuk kepentingan

pelajaran.

o Iya

o Tidak

167

C. Contoh Hasil Angket Siswa

168

169

Lampiran 3 Lembar Angket Validasi Ahli Media

170

171

LEMBAR VALIDASI AHLI MEDIA

MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA BERBASIS VIRTUAL LABORATORY

PADA MATERI ALAT OPTIK

Nama Ahli :

Asal Instansi :

Judul : PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA BERBASIS

VIRTUAL LABORATORY UNTUK MENINGKATKAN HIGH ORDER THINKING SKILL PESERTA

DIDIK PADA MATERI ALAT OPTIK

Peneliti : Hany Syarifah

Pembimbing : Ai Nurlaela, M.Si

Taufiq Al Farizi, M.PFis

Petunjuk Pengisian

1. Isilah nama dan asal instansi Bapak/Ibu pada kolom yang telah disediakan.

2. Berikan pendapat Bapak/Ibu dengan sejujurnya dan sebenarnya.

3. Berikan tanda cek (√) pada kolom nilai sesuai penilaian. Berikut keterangan mengenai skala

peniliaian:

4 = sangat baik 1 = kurang baik

3 = baik 0 = sangat tidak baik

2 = cukup baik

4. Isilah kolom keterangan untuk melengkapi skor yang Bapak/Ibu berikan pada beberapa indicator

yang memerlukan perhatian peneliti.

172

A. Aspek Rekayasa Perangkat Lunak

No. Indikator Skor Keterangan

0 1 2 3 4

1. Efektifitas (media dapat merespon

dengan cepat)

2. Efisien dalam pengembangan

maupun penggunaan media

pembelajaran ditinjau dari segi

waktu

3. Reliable (kehandalan program)

4. Usability (mudah digunakan dan

sederhana dalam

pengoperasiannya)

5. Ketepatan pemilihan jenis

aplikasi/softwere/tool untuk

pengembangan (Unity)

6. Compatibility (media

pembelajaran dapat dijalankan

smartphone android)

7. Pemaketan program media

pembelajaran terpadu dan mudah

dalam eksekusi

8. Dokumentasi program media

pembelajaran yang lengkap

meliputi petunjuk instalasi (jelas,

singkat, lengkap, dan petunjuk

penggunaan dapat mudah

dipahami)

173

B. Aspek Komunikasi, Visual, dan Media

No. Indikator Skor keterangan

0 1 2 3 4

1. Komunikatif (mudah dipahami)

2. Kreatif dalam ide berikut

penuangan gagasan

3. Sederhana dan menarik

4. Visual (layout design,

background, dan warna)

5. Ikon navigasi

6. Ketepatan pemilihan font dan

ukuran teks

7. Ketepatan pemilihan warna alat

yang menarik

8. Ketepatan pemilihan audio

9. Kualitas audio (sound effect, dan

musik)

10. Kualitas gambar pada materi:

a. Mata

b. Kacamata

c. Lup

d. Mikroskop

e. Teropong

f. Kamera

11. Kualitas animasi bergerak pada materi:

a. Mata

b. Kacamata

9. Reusable (sebagian atau seluruh

program media pembelajaran

dapat dikembangkan dan

dimanfaatkan kembali oleh

peneliti lain)

174

c. Lup

d. Mikroskop

e. Teropong

f. Kamera

12. Kualitas audio dan video pada video pengamatan materi:

a. Mata

b. Kacamata

c. Lup

d. Mikroskop

e. Teropong

f. Kamera

13. Kualitas audio dan video pada video penjelasan materi:

a. Mata

b. Kacamata

c. Lup

d. Mikroskop

e. Teropong

f. Kamera

14. Kualitas penggunaan animasi

bergerak praktikum.

15. Kemudahan penggunaan animasi

bergerak praktikum.

16. Kemudahan penggunaan media

secara keseluruhan.

C. Komentar dan Saran

………………………………………………………………………………………………......

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

175

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

.........................

D. Kesimpulan

Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory ini:

□ Layak digunakan dalam penelitian skripsi

□ Tidak layak digunakan dalam penelitian skripsi

…………….., ……………………… 2021

Validator

176

177

Lampiran 4 Hasil Validasi Ahli Media

1. VALIDASI AHLI MEDIA PEMBELAJARAN

No. Aspek Jumlah Nilai Keterangan

1 Rekayasa Perangkat Lunak 104 SB

2 Komunikasi, Visual, Media 182 SB

Jumlah 286 SB

Garis bilangan keseluruhan indicator aspek

rekayasa perangkat lunak

Nilai 104 termasuk dalam kategori interval “baik

dan sangat baik” tetapi lebih mendekati sangat

baik

Garis bilangan keseluruhan indicator aspek

komunikasi visual

Nilai 182 termasuk dalam kategori interval “baik

dan sangat baik” tetapi lebih mendekati sangat

baik

Garis bilangan keseluruhan aspek oleh ahli

media

Nilai 286 termasuk dalam kategori interval “baik

dan sangat baik” tetapi lebih mendekati sangat

baik

Aspek Rekayasa Perangkat Lunak

No. Nama Asal

Intastansi

No. Pertanyaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Hendra Bayu

Suseno, M.Kom

Prodi

Teknik

Informatika

4 4 4 4 3 4 4 4 4

2 Iwan Permana

Suwarna, M.Pd

UIN

Jakarata

3 4 4 4 4 4 4 4 4

3 Muhammad

Abdul Hadi S.Si,

M.Ti

UIN Jakarta 4 4 4 4 4 4 4 3 3

Jumlah Nilai 11 12 12 12 11 12 12 11 11

Kategori S

B

S

B

S

B

SB SB S

B

S

B

S

B

S

B

TB KB CB B SB

0 27 54 81 108 104

TB KB CB B SB

0 48 96 144 192 182

TB KB CB B SB

0 75 150 225 300 286

178

Garis Bilangan per Indikator

1. Efiseiensi

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

2. Reliable

Nilai 12 termasuk dalam kategori interval

“sangat baik”

3. Maintanable

Nilai 12 termasuk dalam kategori interval

“sangat baik”

4. Usability

Nilai 12 termasuk dalam kategori interval

“sangat baik”

5. Ketetetapan pemilihan software

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

6. Compability

Nilai 12 termasuk dalam kategori interval

“sangat baik”

7. Pemaketan program

Nilai 12 termasuk dalam kategori interval

“sangat baik”

8. Dokumentasi program

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

9. Reusable

11

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

11

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

11

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11

179

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

Aspek Komunikasi, Visual, Media

No. Nama Asal

Intastansi

No. Pertanyaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Hendra Bayu

Suseno, M.Kom

Prodi

Teknik

Informatika

4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4

2 Iwan Permana

Suwarna, M.Pd

UIN Jakarta 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 Muhammad

Abdul Hadi S.Si,

M.Ti

UIN Jakarta 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4

Jumlah Nilai 12 11 11 11 10 10 12 10 11 12 12 12 12 12 12 12

Kategori S

B

S

B

S

B

SB B B S

B

B S

B

S

B

S

B

S

B

S

B

S

B

S

B

S

B

Garis Bilangan per Indikator

1. Komunikatif

Nilai 12 termasuk dalam kategori interval

“sangat baik”

2. Kreatif dalam ide

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

3. Sederhana dan memikat

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

4. Visual

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

180

5. Ikon navigasi

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

6. Ketetapan pemilihan font dan ukuran

teks

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

7. Ketetapan pemilihan warna alat yang

menarik

Nilai 12 termasuk dalam kategori interval

“sangat baik

8. Ketetapan pemilihan audio

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

9. Kualitas audio

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

10. Kualitas gambar

Nilai 12 termasuk dalam kategori interval

“sangat baik”

11. Kualitas animasi

Nilai 12 termasuk dalam kategori interval

“sangat baik”

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

10

10

10

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

181

12. Kualitas audio dan video pengamatan

Nilai 12 termasuk dalam kategori interval “sangat baik”

13. Kualitas audio dan video penjelasan

Nilai 12 termasuk dalam kategori interval “sangat baik”

14. Kualitas penggunaan animasi praktikum

Nilai 12 termasuk dalam kategori interval “sangat baik”

15. emudahan pengguanaan animasi praktikum

Nilai 12 termasuk dalam kategori interval “sangat baik”

16. Kemudahan penggunaan media secara keselurahan

Nilai 12 termasuk dalam kategori interval “sangat baik”

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

182

Garis bilangan kelayakan media pada aspek media

Nilai 3 termasuk dalam kategori layak

Tidak Layak Layak

0 1,5 3

183

Lampiran 5 Lembar Angket Validasi Ahli Desain Pembelajaran

184

185

186

187

Lampiran 6 Hasil Validasi Ahli Desain Pembelajaran

VALIDASI AHLI DESAIN PEMBELAJARAN

No. Indikator Jumlah Nilai

1. Kejelasan tujuan pembelajaran: 11,7

2. Relevansi tujuan pembelajaran dengan KI/KD/Kurikulum: 11,7

3. Cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran: 12

4. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran: 11,5

5. Keterlihatan aspek pendekatan saintifik 5 M: 10,8

6. Kesesuaian materi dan pembahasan contoh soal dengan tingkat

perkembangan berpikir tingkat tinggi:

11,3

7. Ketepatan penggunaan strategi penyajian: 12

8. Interaktivitas melalui tombol dan animasi. 10

9. Kelengkapan bahan bantuan (gambar alat dan bahan, langkah

kerja, animasi, musik, audio, gambar, animasi, dan video)

10

10. Pemberian motovasi belajar melalui apersepsi yang disajikan

secara menarik dan adanya feed back pada soal evaluasi:

10,7

11. Kontekstualisasi dan akualitas melalui video dan animasi: 11,4

12. Kemudahan materi untuk dipahami (sistematis, runut, dan

memiliki alur logika yang jelas)

11

13. Kesesuaian evaluasi dengan tujuan pembelajaran: 12

14. Keterlihatan stimulus untuk dapat meningkatkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi melalui soal evaluasi:

11

15. Potensi keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. 12

Jumlah 169

Kategori SB

Garis Bilangan Keseluruhan Aspek Desain Pembelajaran

Nilai 169 termasuk dalam kategori interval “baik dan sangat baik”. Tetapi lebih mendekati sangat

baik

TB KB CB B SB

0 45 90 135 180 169

188

Lembar Validasi Per Indikator

No. Nama Asal

Instansi

No. Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Deri Aldian,

M.Pd

SMAN 12

Tangsel

3,7 3,7 4 3,

8

4 3,3 4 4 4 3,7 3,7 4 4 4 4

2 Dr. Sujiyo

Miranti,

M.Pd

UIN

Jakarta

4 4 4 4 3,2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4

3 Moch. Feby

Sumantri,

M.Pd

Sekolah

Al Zahra

Indonesia

4 4 4 3,

7

3,6 4 4 3 3 4 3,7 3 4 4 4

Jumlah Nilai 11,

7

11,

7

12 1

1,

5

10,

8

11,

3

12 10 1

0

10,

7

11,

4

11 12 11 12

Kategori SB SB SB S

B

SB SB S

B

B B SB SB S

B

S

B

S

B

S

B

Garis Bilangan Per Indikator

1) Kejelasan tujuan pembelajaran

Nilai 11,7 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

2) Relevansi tujuan pembelajaran dengan

KI/KD/Kurikulum

Nilai 11,7 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

3) Cakupan dan kedalaman tujuan

pembelajaran

Nilai 12 termasuk dalam kategori interval

“sangat baik”

4) Kesesuaian materi dengan tujuan

pembelajaran

Nilai 11,5 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

5) Keterlihatan aspek pendekatan saintifik

5 M

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11,7

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11,7

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11,5

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 10,8

189

Nilai 10,8 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

6) Kesesuaian materi dan pembahasan

contoh soal dengan tingkat

perkembangan berpikir tingkat tinggi

Nilai 11,3 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

7) Ketepatan penggunaan strategi

penyajian

Nilai 12 termasuk dalam kategori interval

“sangat baik”

8) Interaktivitas melalui tombol dan

animasi.

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

9) Kelengkapan bahan bantuan (gambar

alat dan bahan, langkah kerja, animasi,

musik, audio, gambar, animasi, dan

video)

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

10) Pemberian motovasi belajar melalui

apersepsi yang disajikan secara menarik

dan adanya feed back pada soal evaluasi

Nilai 10,7 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

11) Kontekstualisasi dan akualitas melalui

video dan animasi

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11,4

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11,3

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 10

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 10,7

10

190

Nilai 11,4 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

12) Kemudahan materi untuk dipahami

(sistematis, runut, dan memiliki alur

logika yang jelas)

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

13) Kesesuaian evaluasi dengan tujuan

pembelajaran

Nilai 12 termasuk dalam kategori interval

“sangat baik”

14) Keterlihatan stimulus untuk dapat

meningkatkan keterampilan berpikir

tingkat tinggi melalui soal evaluasi

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

15) Potensi keaktifan peserta didik dalam

proses pembelajaran.

Nilai 12 termasuk dalam kategori interval

“sangat baik”

Garis Bilangan Kelayakan Media pada

Aspek Desain Pembelajaran

Nilai 3 termasuk dalam kategori laya

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

11

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

Tidak Layak Layak

0 1,5 3

11

191

Lampiran 7 Lembar Angket Validasi Ahli Materi Ajar

LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI PEMBELAJARAN

MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA BERBASIS VIRTUAL LABORATORY

PADA MATERI ALAT OPTIK

Nama Ahli : Ryan Rizaldy, M.Si.

Asal Instansi : Prodi Fisika FST UIN Syarif Hidayatullah

Judul : PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA BERBASIS

VIRTUAL LABORATORY UNTUK MENINGKATKAN HIGH ORDER THINKING SKILL

PESERTA DIDIK PADA MATERI ALAT OPTIK

Peneliti : Hany Syarifah

Pembimbing : Ai Nurlaela, M.Si

Taufiq Al Farizi, M.PFis

Petunjuk Pengisian

1. Isilah nama dan asal instansi Bapak/Ibu pada kolom yang telah disediakan.

2. Berikan pendapat Bapak/Ibu dengan sejujurnya dan sebenarnya.

3. Berikan tanda cek (√) pada kolom nilai sesuai penilaian. Berikut keterangan mengenai

skala peniliaian:

4 = sangat baik 1 = kurang baik

3 = baik 0 = sangat tidak baik

2 = cukup baik

4. Isilah kolom keterangan untuk melengkapi skor yang Bapak/Ibu berikan pada beberapa

indicator yang memerlukan perhatian peneliti.

192

A. Aspek Materi Pembelajaran

No. Indikator Skor Keterangan

0 1 2 3 4

1. Kejelasan dalam menjelaskan

langkah kerja

2. Kesesuaian gambar alat dan bahan, animasi, video pengamatan, dan video

penjelasan dengan materi:

a. Mata √

b. Kacamata √

c. Lup √

d. Mikroskop √

e. Teropong √

f. Kamera √

3. Kejelasan dalam menjelaskan rumus fisika melalui teks atau video penjelasan

pada materi:

a. Mata √

b. Kacamata √

c. Lup √

d. Mikroskop √

e. Teropong √

f. Kamera √

4. Kejelasan contoh soal materi fisika pada tiap pertemuan:

a. Pertemuan 1 √

b. Pertemuan 2 √

c. Pertemuan 3 √

5. Ketepatan jawaban soal evaluasi pada tiap pertemuan:

a. Pertemuan 1 √

b. Pertemuan 2 √

c. Pertemuan 3 √

193

6. Ketepatan penyajian tersusun secara sistenatis dan tidak terdapatnya miskonsepsi

pada materi:

a. Mata √

b. Kacamata √

c. Lup √

d. Mikroskop √

e. Teropong √

f. Kamera √

7. Cakupan kedalaman materi fisika (termasuk menghubungkan materi dengan

kehidupan sehari-hari melaui teks atau video pengamatan dan video penjelasan)

a. Mata √

b. Kacamata √

c. Lup √

d. Mikroskop √

e. Teropong √

f. Kamera √

B. Komentar dan Saran

Jika media pembelajaran ini ingin dipublikasi untuk khalayak umum, lebih baik ganti

karakternya, karena memakai karakter Doraemon dan Nobita dikhawatirkan akan

kena royalti.

C. Kesimpulan

Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory ini:

□ Layak digunakan dalam penelitian skripsi √

□ Tidak layak digunakan dalam penelitian skripsi

Jakarta, 20 April 2021

Validator

(…………………………………………..)

194

LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI PEMBELAJARAN

MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA BERBASIS VIRTUAL LABORATORY

PADA MATERI ALAT OPTIK

Nama Ahli : Intan Irawati, S.Pd., M.Si

Asal Instansi : MAN 15 Jakarta

Judul : PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA BERBASIS

VIRTUAL LABORATORY UNTUK MENINGKATKAN HIGH ORDER THINKING SKILL

PESERTA DIDIK PADA MATERI ALAT OPTIK

Peneliti : Hany Syarifah

Pembimbing : Ai Nurlaela, M.Si

Taufiq Al Farizi, M.PFis

Petunjuk Pengisian

5. Isilah nama dan asal instansi Bapak/Ibu pada kolom yang telah disediakan.

6. Berikan pendapat Bapak/Ibu dengan sejujurnya dan sebenarnya.

7. Berikan tanda cek (√) pada kolom nilai sesuai penilaian. Berikut keterangan mengenai

skala peniliaian:

4 = sangat baik 1 = kurang baik

3 = baik 0 = sangat tidak baik

2 = cukup baik

8. Isilah kolom keterangan untuk melengkapi skor yang Bapak/Ibu berikan pada beberapa

indicator yang memerlukan perhatian peneliti.

195

D. Aspek Materi Pembelajaran

No. Indikator Skor Keterangan

0 1 2 3 4

1. Kejelasan dalam menjelaskan

langkah kerja

2. Kesesuaian gambar alat dan bahan ,animasi, video pengamatan, dan video

penjelasan dengan materi:

g. Mata √

h. Kacamata √

i. Lup √

j. Mikroskop √

k. Teropong √

l. Kamera √

3. Kejelasan dalam menjelaskan rumus fisika melalui teks atau video penjelasan

pada meteri:

g. Mata √

h. Kacamata √

i. Lup √

j. Mikroskop √

k. Teropong √

l. Kamera √

4. Kejelasan contoh soal materi fisika pada tiap pertemuan:

d. Pertemuan 1 √

e. Pertemuan 2 √

f. Pertemuan 3 √

5. Ketepatan jawaban soal evaluasi pada tiap pertemuan:

d. Pertemuan 1 √

e. Pertemuan 2 √

f. Pertemuan 3 √

196

6. Ketepatan penyajian tersusun secara sistenatis dan tidak terdapatnya miskonsepsi

pada materi:

g. Mata √

h. Kacamata √

i. Lup √

j. Mikroskop √

k. Teropong √

l. Kamera √

7. Cakupan kedalaman materi fisika (termasuk menghubungkan materi dengan

kehidupan sehari-hari melaui teks atau video pengamatan dan video penjelasan)

g. Mata √

h. Kacamata √

i. Lup √

j. Mikroskop √

k. Teropong √

l. Kamera √

E. Komentar dan Saran

Alhamdulillah media yang disusun sudah baik dan memadai. Bagus untuk diterapkan

secara virtual, mempermudah siswa untuk memahami materi pembelajaran.

Sedikit saran, perlu ditambah set alat percobaan selain pembentukan bayangan

sehingga siswa bisa mencoba praktikum jenis

lain...................................................................................................................................

F. Kesimpulan

Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory ini:

□√ Layak digunakan dalam penelitian skripsi

□ Tidak layak digunakan dalam penelitian skripsi

Jakarta,15 April 2021

Validator

(Intan Irawati, S.Pd., M.Si..)

197

198

Lampiran 8 Hasil Validasi Ahli Materi Ajar

VALIDASI AHLI MATERI PEMBELAJARAN

No. Aspek Jumlah

Nilai

Kesimpulan

1. Kejelasan dalam menjelaskan langkah kerja 11 SB

2. Kesesuaian gambar alat dan bahan ,animasi, video

pengamatan, dan video penjelasan dengan materi:

66 SB

3. Kejelasan dalam menjelaskan rumus fisika melalui

teks atau video penjelasan pada meteri:

60 B

4. Kejelasan contoh soal materi fisika pada tiap

pertemuan:

27 B

5. Ketepatan jawaban soal evaluasi pada tiap

pertemuan:

27 B

6. Ketepatan penyajian tersusun secara sistenatis dan

tidak terdapatnya miskonsepsi pada materi:

66 SB

7. Cakupan kedalaman materi fisika (termasuk

menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-

hari melaui teks atau video pengamatan dan video

penjelasan)

60 B

Jumlah 317 B

Garis bilangan keseluruhan indicator pada

aspek kejelasan dalam menjelaskan langkah

kerja

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

Garis bilangan keseluruhan indicator pada

aspek Kesesuaian gambar alat dan bahan

,animasi, video pengamatan, dan video

penjelasan dengan materi:

Nilai 66 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

Garis bilangan keseluruhan indicator pada

aspek Kejelasan dalam menjelaskan rumus

fisika melalui teks atau video penjelasan

pada meteri:

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 18 36 54 72

TB KB CB B SB

0 18 36 54 72 60

11

66

199

Nilai 60 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

Garis bilangan keseluruhan indicator pada aspek Kejelasan contoh soal materi fisika pada tiap

pertemuan

Nilai 27 termasuk dalam kategori interval “baik

Garis bilangan keseluruhan indicator pada aspek Ketepatan jawaban soal evaluasi pada tiap

pertemuan

Nilai 27 termasuk dalam kategori interval “baik”

Garis bilangan keseluruhan indicator pada aspek Ketepatan penyajian tersusun secara sistenatis

dan tidak terdapatnya miskonsepsi pada materi:

Nilai 66 termasuk dalam kategori interval “baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati sangat

baik

TB KB CB B SB

0 9 18 27 36

66

TB KB CB B SB

0 18 36 54 72

TB KB CB B SB

0 18 36 54 72 60

TB KB CB B SB

0 9 18 27 36

200

Garis bilangan keseluruhan indicator pada aspek Cakupan kedalaman materi fisika (termasuk

menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari melaui teks atau video pengamatan dan

video penjelasan)

Nilai 60 termasuk dalam kategori interval “baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati baik

Garis bilangan keseluruhan aspek

Nilai 317 termasuk dalam kategori interval “baik dan sangat baik”. Tetapi lebih mendekati baik

1. Aspek kejelasan dalam menjelaskan langkah kerja

No. Nama Asal

Instansi

No. Pernyataan

1

1 Ryan Rizaldy, M.Si FST UIN

Jakarta

3

2 Intan Irawati, S.Pd., M.Si MAN 15

Jakarta

4

3 Saipudin, M.Si FST UIN

Jakarta

4

Jumlah Nilai 11

Kategori SB

Garis bilangan indicator pada aspek kejelasan dalam menjelaskan langkah kerja

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval “baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati sangat

baik

TB KB CB B SB

0 18 36 54 72 60

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11

TB KB CB B SB

0 93 186 279 372 317

201

2. Aspek kesesuaian gambar alat dan bahan ,animasi, video pengamatan, dan video penjelasan

dengan materi:

No. Nama Asal

Instansi

No. Pernyataan

a b C d e f

1 Ryan Rizaldy,

M.Si

FST

UIN

Jakarta

3 3 3 3 3 3

2 Intan Irawati,

S.Pd., M.Si

MAN

15

Jakarta

4 4 4 4 4 4

3 Saipudin, M.Si FST

UIN

Jakarta

4 4 4 4 4 4

Jumlah Nilai 11 11 11 11 11 11

Kategori S

B

S

B

S

B

SB SB S

B

Garis bilangan per indicator

a. Mata

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

b. Kacamata

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

c. Lup

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

d. Mikroskop

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

e. Teropong

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

11

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11

202

f. Kamera

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

3. Aspek kejelasan dalam menjelaskan rumus fisika melalui teks atau video penjelasan

pada meteri

No. Nama Asal

Instansi

No. Pernyataan

a b C d e f

1 Ryan Rizaldy,

M.Si

FST

UIN

Jakarta

3 3 3 3 3 3

2 Intan Irawati,

S.Pd., M.Si

MAN

15

Jakarta

3 3 3 3 3 3

3 Saipudin, M.Si FST

UIN

Jakarta

4 4 4 4 4 4

Jumlah Nilai 10 10 10 10 10 10

Kategori B B B B B B

Garis bilangan per indicator

a. Mata

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

b. Kacamata

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

c. Lup

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

d. Mikroskop

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 10

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 10

10

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 10

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

203

e. Teropong

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

f. Kamera

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

4. Aspek kejelasan contoh soal materi fisika pada tiap pertemuan:

No. Nama Asal

Instansi

No.

Pernyataan

a b C

1 Ryan Rizaldy,

M.Si

FST

UIN

Jakarta

2 2 2

2 Intan Irawati,

S.Pd., M.Si

MAN

15

Jakarta

3 3 3

3 Saipudin, M.Si FST

UIN

Jakarta

4 4 4

Jumlah Nilai 9 9 9

Kategori B B B

a. Pertemuan 1

Nilai 9 termasuk dalam kategori interval

“baik”

b. Pertemuan 2

Nilai 9 termasuk dalam kategori interval

“baik”

c. Pertemuan 3

Nilai 9 termasuk dalam kategori interval

“baik”

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 10

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 10

204

5. Aspek ketepatan jawaban soal evaluasi pada tiap pertemuan

No. Nama Asal

Instansi

No.

Pernyataan

a b C

1 Ryan Rizaldy,

M.Si

FST

UIN

Jakarta

2 2 2

2 Intan Irawati,

S.Pd., M.Si

MAN

15

Jakarta

3 3 3

3 Saipudin, M.Si FST

UIN

Jakarta

4 4 4

Jumlah Nilai 9 9 9

Kategori B B B

a. Pertemuan 1

Nilai 9 termasuk dalam kategori interval

“baik”

b. Pertemuan 2

Nilai 9 termasuk dalam kategori interval

“baik”

c. Pertemuan 3

Nilai 9 termasuk dalam kategori interval

“baik”

6. Aspek ketepatan penyajian tersusun secara sistenatis dan tidak terdapatnya miskonsepsi pada

materi

No. Nama Asal

Instansi

No. Pernyataan

A b C d e f

1 Ryan Rizaldy,

M.Si

FST

UIN

Jakarta

3 3 3 3 3 3

2 Intan Irawati,

S.Pd., M.Si

MAN

15

Jakarta

4 4 4 4 4 4

3 Saipudin, M.Si FST

UIN

Jakarta

4 4 4 4 4 4

Jumlah Nilai 11 11 11 11 11 11

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

205

Kategori S

B

S

B

S

B

SB SB S

B

Garis bilangan per indicator

a. Mata

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

b. Kacamata

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

c. Lup

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

d. Mikroskop

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

e. Teropong

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

f. Kamera

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11

11

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

206

7. Aspek Cakupan kedalaman materi fisika (termasuk menghubungkan materi dengan

kehidupan sehari-hari melaui teks atau video pengamatan dan video penjelasan)

No. Nama Asal

Instansi

No. Pernyataan

A b C d E f

1 Ryan Rizaldy,

M.Si

FST

UIN

Jakarta

2 2 2 2 2 2

2 Intan Irawati,

S.Pd., M.Si

MAN

15

Jakarta

4 4 4 4 4 4

3 Saipudin, M.Si FST

UIN

Jakarta

4 4 4 4 4 4

Jumlah Nilai 10 10 10 10 10 10

Kategori B B B B B B

a. Mata

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

b. Kacamata

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

c. Lup

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

d. Mikroskop

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval “baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati baik

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 10

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 10

10

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 10

207

e. Teropong

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval “baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati baik

f. Kamera

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval “baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati baik

Garis bilangan kelayakan media pada aspek media

Nilai 3 termasuk dalam kategori layak

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 10

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 10

Tidak Layak Layak

0 1,5 3

208

Lampiran 9 Angket Evaluasi Satu-satu

LEMBAR PENILAIAN

EVALUASI SATU-SATU (ONE-TO-ONE EVALUATION)

MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA BERBASIS VIRTUAL LABORATORY

PADA MATERI ALAT-ALAT OPTIK

Nama : .........................................................................

Tanggal : .................................................................................

Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia berikut sesuai dengan pendapat anda berdasarkan

keterangan pada setiap jawaban. Berikut keterangan mengenai skala peniliaian:

4 = sangat baik 1 = kurang baik

3 = baik 0 = sangat tidak baik

2 = cukup baik

No. Aspek Indikator Validasi Jawaban

0 1 2 3 4

1. Materi (content) Kemudahan dalam memahami materi

pembelajaran

Kejelasan pembahasan materi

pembelajaran

Kemenarikan penyajian materi pada

media pembelajaran

Keterkinian (kebaruan materi)

Kontekstual (berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari)

209

2. Desain Pembelajaran Keterbacaan teks pada media

pembelajaran

Kemenarikan strategi pembelajaran

pada media (kemenarikan

penyampaian materi)

Kejelasan tujuan pembelajaran

Sistematika materi yang disusun secara

runut pada media pembelajaran

3. Implementasi

(implementation)

Kemudahan dalam penggunaan media

pembelajaran

Kemudahan penggunaan pada saat

praktikum

Kemudahan untuk memilih objek

praktikum

Kemudahan menggunakan item yang

tertera pada praktikum

Pemanfaatan media di waktu yang

akan datang

Intensitas penggunaan

210

4. Kualitas Teknis Kejelasan cara penggunaan media

pembelajaran

Kejelasan cara penggunaan alat

praktikum

Kejelasan bentuk bayangan yang

dihasilkan dilayar praktikum

Kejelasan skala yang tertera didalam

praktikum

Kualitas media pembelajaran

Kualitas alat-alat praktikum

Pemilihan warna yang menarik

Kualitas gambar yang baik

Kejelasan animasi

Kualitas audio

Kualitas musik yang jelas

Kualitas video pendahuluan

Kualitas audio pada video

pendahuluan

Kualitas video penjelasan

Kulitas audio pada video penjelasan

Komentar dan Saran

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

Jakarta,

( )

211

A. Hasil Angket Evaluasi Satu-satu

EVALUASI SATU-SATU

A. Hasil Anggket Evaluasi Satu-satu

1. Rekapitulasi Hasil

No. Aspek Jumlah Nilai Kategori Persentase

1. Materi 54 SB 90%

2. Desain Pembelajaran 40 B 83%

3. Implementasi 54 B 75%

4. Kualitas Teknis 147 B 81,7%

Jumlah 295 B

Garis Bilangan Keseluruhan Indikator pada

Aspek Materi

Nilai 54 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =54

60× 100% = 90%

Garis Bilangan Keseluruhan Indikator pada

Aspek Desain Pembelajaran

Nilai 40 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =40

48× 100% = 83%

Garis Bilangan Keseluruhan Indikator pada

Aspek Implementasi

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik”

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =54

72× 100% = 75%

Garis Bilangan Keseluruhan Indikator pada

Aspek Kualitas Teknis

Nilai 147 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =147

180× 100% = 81,7%

212

Garis Bilangan Keseluruhan Aspek

Nilai 295 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =295

360× 100% = 81,9%

2. Hasil per Indikator

a. Aspek Materi

No. Evaluator Kelas Sekolah 1 2 3 4 5

1. E01 XI MIPA

2

SMAN 7 Jakarta 3 4 3 4 4

2. E02 XI MIPA

2

SMAN 7 Jakarta 4 4 3 4 4

3. E03 XI MIPA

2

SMAN 7 Jakarta 4 4 3 3 3

Jumlah 11 12 9 11 11

Kategori SB SB B SB SB

Garis Bilangan dan Persentase per Indikator

1. Kemudahan dalam memahami materi

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =11

12× 100% = 91,6%

2. Kejelasan pembahasan materi

Nilai 12 termasuk dalam kategori interval

“sangat baik”

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =12

12× 100% = 100%

3. Kemenarikan penyajian materi

Nilai 9 termasuk dalam kategori interval

“baik”

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =9

12× 100% = 75%

4. Keterkinian materi

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =11

12× 100% = 91,6%

213

5. Kontekstual dengan kehidupan sehari-hari

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =11

12× 100% = 91,6%

b. Aspek Desain Pembelajaran

No. Evaluator Kelas Sekolah 6 7 8 9

1. E01 XI MIPA

2

SMAN 7 Jakarta 3 4 4 3

2. E02 XI MIPA

2

SMAN 7 Jakarta 4 4 4 4

3. E03 XI MIPA

2

SMAN 7 Jakarta 2 3 2 3

Jumlah 9 11 10 10

Kategori B SB B B

Garis Bilangan dan Presentase per Indikator

1. Kerterbacaan teks

Nilai 9 termasuk dalam kategori interval

“baik”

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =9

12× 100% = 75%

2. Kemenarikan strategi pembelajaran

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati

sangat baik

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =11

12× 100% = 91,6%

3. 3. Kejelasan tujuan pembelajaran

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati

baik

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =10

12× 100% = 83%

4. 4. Sistematika materi

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

214

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati

baik

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =10

12× 100% = 83%

c. Aspek Implementasi

No. Evaluator Kelas Sekolah 10 11 12 13 14 15

1. E01 XI

MIPA 2

SMAN 7 Jakarta 4 4 4 4 3 4

2. E02 XI

MIPA 2

SMAN 7 Jakarta 4 3 3 3 3 3

3. E03 XI

MIPA 2

SMAN 7 Jakarta 1 2 2 1 3 3

Jumlah 9 9 9 8 9 10

Kategori B B B B B B

Garis Bilangan dan Presentase per Indikator

1. Kemudahan penggunaan

Nilai 9 termasuk dalam kategori interval

“baik”

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =9

12× 100% = 75%

2. Kemudahan penggunaan saat praktikum

Nilai 9 termasuk dalam kategori interval

“baik”

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =9

12× 100% = 75%

3. Kemudahan dalam memilih objek praktikum

Nilai 9 termasuk dalam kategori interval

“baik”

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =9

12× 100% = 75%

4. Kemudahan menggunakan item yang tertera

pada praktikum

Nilai 8 termasuk dalam kategori interval

“cukup baik dan baik” tetapi lebih

mendekati baik

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

8

215

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =8

12× 100% = 66%

5. Pemanfaatan media di waktu yang akan

datang

Nilai 9 termasuk dalam kategori interval

“baik”

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =9

12× 100% = 75%

6. Intensitas penggunaan

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =10

12× 100% = 83%

d. Aspek Kualitas Teknis

No. Evaluator Kelas Sekolah 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1. E01 XI

MIPA

2

SMAN

7

Jakarta

3 4 3 3 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3

2. E02 XI

MIPA

2

SMAN

7

Jakarta

3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4

3. E03 XI

MIPA

2

SMAN

7

Jakarta

3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 4 2 1 3 3

Jumlah 9 10 10 8 8 9 11 8 11 12 12 9 9 11 10

Kategori B B B B B B SB B SB SB SB B B SB B

Garis Bilangan dan Presentase per Indikator

1. Kejelasan dalam penggunaan media

Nilai 9 termasuk dalam kategori interval

“baik”

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =9

12× 100% = 75%

2. Kejelasan cara penggunaan alat praktikum

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =10

12× 100% = 83%

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 10

10

216

3. Kejelasan bentuk bayangan yang dihasilkan

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =10

12× 100% = 83%

4. Kejelasan skala yang tertera dalam

praktikum

Nilai 8 termasuk dalam kategori interval

“cukup baik dan baik” tetapi lebih

mendekati baik

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =8

12× 100% = 66%

5. Kualitas media

Nilai 8 termasuk dalam kategori interval

“cukup baik dan baik” tetapi lebih

mendekati baik

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =8

12× 100% = 66%

6. Kualitas alat praktikum

Nilai 9 termasuk dalam kategori interval

“baik”

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =9

12× 100% = 75%

7. Pemilihan warna yang menarik

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =11

12× 100% = 91,6%

8. Kualitas gambar yang baik

Nilai 8 termasuk dalam kategori interval

“cukup baik dan baik” tetapi lebih

mendekati baik

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =8

12× 100% = 66%

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 10

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 8

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 8

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 8

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11

217

9. Kejelasan animasi

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =11

12× 100% = 91,6%

10. Kualitas audio

Nilai 12 termasuk dalam kategori interval

“sangat baik”

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =12

12× 100% = 100%

11. Kualitas musik

Nilai 12 termasuk dalam kategori interval

“sangat baik”

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =12

12× 100% = 100%

12. Kejelasan video pendahuluan

Nilai 9 termasuk dalam kategori interval

“baik”

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =9

12× 100% = 75%

13. Kualitas audio pada video pendahuluan

Nilai 9 termasuk dalam kategori interval

“baik”

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =9

12× 100% = 75%

14. Kualitas video pejelasan

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =11

12× 100% = 91,6%

15. Kualitas audio pada video penjelasan

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 10

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11

218

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =10

12× 100% = 83

219

Lampiran 10 Angket Evaluasi Kelompok Kecil

A. Angket Evaluasi Kelompok Kecil

LEMBAR PENILAIAN

EVALUASI KELOMPOK KECIL (SMALL GROUP EVALUATION)

MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA BERBASIS VIRTUAL LABORATORY

PADA MATERI ALAT-ALAT OPTIK

Nama : .........................................................................

Tanggal : …………………………………………………..

Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia berikut sesuai dengan pendapat anda

berdasarkan keterangan pada setiap jawaban. Berikut keterangan mengenai skala

peniliaian:

4 = sangat baik 1 = kurang baik

3 = baik 0 = sangat tidak baik

2 = cukup baik

No. Aspek Indikator Validasi Jawaban

0 1 2 3 4

1. Materi (content) Kemudahan memahami materi

pembelajaran

Kejelasan pembahasan materi

pembelajaran

Kemenarikan penyajian materi paa

media pembelajaran

Keterkaitan (keterbaruan materi)

Kontekstualitas (penyajian materi

berkaitan dengan kehidupan sehari-

hari)

220

2. Desain Pembelajaran Kemenarikan strategi pembelajaran

pada media (kemenarikan

penyampaian materi)

Kejelasan tujuan pembelajaran

Keterbacaan teks pada media

pembelajaran

Sistematis materi yang disusun secara

runut pada media pembelajaran

3. Implementasi

(implementation)

Kemudahan penggunaan media

pembelajaran pada materi

Kemudahan penggunaan pada saat

praktikum

Kemudahan untuk memilih objek

praktikum

Kemudahan mengguanakan item yang

tertera pada praktikum

Pemanfaatan media di waktu yang

akan mendatang

Intensitas penggunaan

4. Efisiensi Keefisienan dalam menggunakan

media pembelajaran (memerlukan

waktu yang sedikit untuk memahami

materi)

Kemudahan mengelola materi yang

telah disajjikan melalui media

pembelajaran

Komentar dan Saran

...............................................................................................................................................

Jakarta,

( )

221

B. Hasil Angket Evaluasi Kelompok Kecil

Analisis Kelompok Kecil

1. Rekapitulasi Hasil per Aspek

No. Aspek Jumlah Nilai Kategori Presentase

1. Materi 190 Baik 79,16%

2. Desain Pembelajaran 155 Baik 80,73%

3. Implementasi 207 Baik 71,88%

4. Efisiensi 71 Baik 72,96%

Jumlah 623 Baik

Garis bilangan keseluruhan indicator pada

aspek materi

Nilai 190 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =190

240× 100% = 79,16%

Garis bilangan keseluruhan indicator pada

aspek desain pembelajaran

Nilai 155 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =155

192× 100% = 80,73%

Garis bilangan keseluruhan indicator pada

aspek implementasi

Nilai 207 termasuk dalam kategori interval

“cukup baik dan baik” tetapi lebih

mendekati baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =207

288× 100% = 71,88%

TB KB CB B SB

0 60 120 180 240 190

TB KB CB B SB

0 48 96 144 192 155

TB KB CB B SB

0 72 144 216 288 207

222

Garis bilangan keseluruhan indicator pada

aspek efisiensi

Nilai 71 termasuk dalam kategori interval

“cukup baik dan baik” tetapi lebih

mendekati baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =71

96× 100% = 72,96%

Garis bilangan keseluruhan aspek

Nilai 623 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =623

816× 100% = 76,35%

1. Hasil per Indikator

a. Aspek materi

No

.

Evaluato

r

Kelas Sekolah No. indikator

1 2 3 4 5

1. E01 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

3 3 4 3 4

2. E02 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

2 2 3 3 3

3. E03 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

1 2 3 1 2

4. E04 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

3 3 3 3 3

5. E05 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

3 3 3 3 3

6. E06 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

3 4 4 3 4

7. E07 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

3 4 4 3 4

8. E08 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

3 4 4 4 4

TB KB CB B SB

0 24 48 72 96 71

TB KB CB B SB

0 204 408 612 816 623

223

9. E09 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

3 3 3 3 3

10. E10 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

3 3 3 4 3

11. E11 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

3 4 4 2 4

12. E12 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

4 4 3 3 4

Jumlah 34 39 41 35 41

Kategorii B B B B B

Garis bilangan dan presentase per indicator

1. Kemudahan memahami materi

Nilai 34 termasuk dalam kategori interval

“cukup baik dan baik” tetapi lebih

mendekati baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =34

48× 100% = 70,8%

2. Kejelasan pembahasan materi

Nilai 39 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =39

48× 100% = 81,25%

3. Kemenarikan penyajian materi

Nilai 41 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =41

48× 100% = 85,42%

TB KB CB B SB

0 12 24 36 48 34

TB KB CB B SB

0 12 24 36 48 39

TB KB CB B SB

0 12 24 36 48 41

224

4. Keterkinian (keterbaruan materi)

Nilai 35 termasuk dalam kategori interval

“cukup baik dan baik” tetapi lebih

mendekati baik

Preentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =35

48× 100% = 72,92%

5. Kontekstualitas (penyajian materi

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari)

Nilai 41 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =41

48× 100% = 85,42%

b. Aspek desain pembelajaran

No

.

Evaluato

r

Kelas Sekolah No. indicator

1 2 3 4

1. E01 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

4 3 3 3

2. E02 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

3 3 2 2

3. E03 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

2 1 2 3

4. E04 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

4 3 4 4

5. E05 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

4 3 2 3

6. E06 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

4 3 3 3

7. E07 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

4 4 3 4

8. E08 XI

MIPA 3

SMAN

7

Jakarta

4 4 4 4

9. E09 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

4 3 3 4

TB KB CB B SB

0 12 24 36 48 35

TB KB CB B SB

0 12 24 36 48 41

225

10. E10 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

3 4 4 3

11. E11 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

4 3 2 2

12. E12 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

4 4 3 3

Jumlah 44 38 35 38

Kategorii SB B B B

Garis bilangan dan presentase per indicator

1. Kemenarikan srategi pembelajaran pada

media

Nilai 44 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati sangat baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =44

48× 100% = 91,66%

2. Kejelasan tujuan pembelajaran

Nilai 38 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =38

48× 100% = 79,16%

3. Keterbacaan teks pada media pembelajaran

Nilai 35 termasuk dalam kategori interval

“cukup baik dan baik” tetapi lebih

mendekati baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =35

48× 100% = 72,92%

TB KB CB B SB

0 12 24 36 48 44

TB KB CB B SB

0 12 24 36 48 38

TB KB CB B SB

0 12 24 36 48 35

226

4. Keterkinian (keterbaruan materi)

Nilai 38 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

Preentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =38

48× 100% = 79,16%

c. Aspek implementasi

No

.

Evaluato

r

Kelas Sekolah No. indicator

1 2 3 4 5 6

1. E01 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

4 3 2 2 3 3

2. E02 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

1 1 2 2 3 3

3. E03 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

2 2 2 2 2 2

4. E04 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

2 3 3 3 3 3

5. E05 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

2 3 3 2 3 2

6. E06 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

3 3 3 3 4 4

7. E07 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

4 3 2 4 3 3

8. E08 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

4 3 3 4 4 4

9. E09 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

3 3 3 4 3 3

10. E10 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

2 2 3 3 3 3

11. E11 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

4 3 3 3 2 2

12. E12 XI

MIPA 3

SMAN

7

JAkarta

3 3 3 4 4 4

Jumlah 34 32 32 36 37 36

TB KB CB B SB

0 12 24 36 48 38

227

Kategorii B B B B B B

Garis bilangan dan presentase per indicator

1. Kemudahan penggunaan media

pembelajaran pada materi

Nilai 34 termasuk dalam kategori interval

“cukup baik dan baik” tetapi lebih

mendekati baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =34

48× 100% = 70,8%

2. Kemudahan penggunaan pada saat

praktikum

Nilai 32 termasuk dalam kategori interval

“cukup baik dan baik” tetapi lebih

mendekati baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =32

48× 100% = 66,66%

3. Kemudahan untuk mememilih objek

praktikum

Nilai 32 termasuk dalam kategori interval

“cukup baik dan baik” tetapi lebih

mendekati baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =32

48× 100% = 66,66%

4. Kemudahan menggunakan item yang tertera

pada praktikum

Nilai 36 termasuk dalam kategori interval

“baik”

Preentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =36

48× 100% = 75%

TB KB CB B SB

0 12 24 36 48 34

TB KB CB B SB

0 12 24 36 48 32

TB KB CB B SB

0 12 24 36 48

TB KB CB B SB

0 12 24 36 48 32

228

5. Kontekstualitas (penyajian materi berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari)

Nilai 37 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =37

48× 100% = 77,08%

6. Intensitas penggunaaan

Nilai 36 termasuk dalam kategori interval

“baik”

Preentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =36

48× 100% = 75%

d. Aspek efisiensi

No

.

Evaluato

r

Kelas Sekolah No.

indikator

1 2

1. E01 XI

MIPA 3

SMAN

7

Jakarta

2 3

2. E02 XI

MIPA 3

SMAN

7

Jakarta

3 2

3. E03 XI

MIPA 3

SMAN

7

Jakarta

2 2

4. E04 XI

MIPA 3

SMAN

7

Jakarta

3 3

5. E05 XI

MIPA 3

SMAN

7

Jakarta

2 3

6. E06 XI

MIPA 3

SMAN

7

Jakarta

1 3

7. E07 XI

MIPA 3

SMAN

7

Jakarta

4 3

8. E08 XI

MIPA 3

SMAN

7

Jakarta

4 4

9. E09 XI

MIPA 3

SMAN

7

Jakarta

3 4

TB KB CB B SB

0 12 24 36 48 37

TB KB CB B SB

0 12 24 36 48

229

10. E10 XI

MIPA 3

SMAN

7

Jakarta

3 3

11. E11 XI

MIPA 3

SMAN

7

Jakarta

3 4

12. E12 XI

MIPA 3

SMAN

7

Jakarta

3 4

Jumlah 33 38

Kategorii B B

garis bilangan dan presentase per indicator

1. Keefisienan dalam mengggunakan media

pembelajaran

Nilai 33 termasuk dalam kategori interval

“cukup baik dan baik” tetapi lebih

mendekati baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =33

48× 100% = 68,75%

2. Kemudahan mengelola materi

Nilai 38 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih

mendekati baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =38

48× 100% = 79,16%

TB KB CB B SB

0 12 24 36 48 33

TB KB CB B SB

0 12 24 36 48 38

230

e. Aspek efektivitas

No. Evaluator Kelas Sekolah Nilai Ketuntasan G Kriteria

N-Gain

Pretest Posttest

1. E01 XI

MIPA

3

SMAN

7

JAkarta

25 62,5 Tidak

Tuntas

0,5 Sedang

2. E02 XI

MIPA

3

SMAN

7

JAkarta

50 62,5 Tidak

Tuntas

0,25 Rendah

3. E03 XI

MIPA

3

SMAN

7

JAkarta

50 75 Tuntas 0,5 Sedang

4. E04 XI

MIPA

3

SMAN

7

JAkarta

62,5 75 Tuntas 0,3 Sedang

5. E05 XI

MIPA

3

SMAN

7

JAkarta

50 75 Tuntas 0,5 Sedang

6. E06 XI

MIPA

3

SMAN

7

JAkarta

37,5 87,5 Tuntas 0,8 Tinggi

7. E07 XI

MIPA

3

SMAN

7

JAkarta

37,5 62,5 Tidak

Tuntas

0,4 Sedang

8. E08 XI

MIPA

3

SMAN

7

JAkarta

50 87,5 Tuntas 0,75 Tinggi

9. E09 XI

MIPA

3

SMAN

7

JAkarta

50 62,5 Tidak

Tuntas

0,25 Renddah

10. E10 XI

MIPA

3

SMAN

7

JAkarta

50 75 Tuntas 0,5 Sedang

11. E11 XI

MIPA

3

SMAN

7

JAkarta

37,5 75 Tuntas 0,6 Sedang

12. E12 XI

MIPA

3

SMAN

7

JAkarta

62,5 75 Tuntas 0,3 Sedang

Rata-rata 44,8 71,88 Tuntas 0,5 Sedang

𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎× 100%

𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 =8

12× 100%

𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 66,6% (𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓)

231

Lampiran 11 Angket Uji Lapangan

A. Angket Uji Lapangan

LEMBAR ANGKET PENELITIAN UNTUK GURU

PENELITIAN LAPANGAN (FIELD TEST)

Nama :

Tanggal :

Jabatan :

Asal Sekolah :

Jenis Kelamin : L/P*

Penguna Smartphone : Ya/Bukan*

Petunjuk : Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia berikut sesuai dengan

pendapat anda berdasarkan keterangan pada setiap jawaban. Berikut keterangan mengenai skala

peniliaian:

4 = sangat baik 1 = kurang baik

3 = baik 0 = sangat tidak baik

2 = cukup baik

*Lingkari pilihan yang sesuai

A. Kemampuan untuk dapat dilaksanakan (implementability)

No Pernyataan Jawaban

0 1 2 3 4

1. Petunjuk penggunaan hypermedia ini mudah

dipahami oleh saya

2. Pengoperasian hypermedia sulit digunakan

3. Saya akan sering menggunakan hypermedia ini.

232

B. Kesinambungan (sustainability)

No Pernyataan Jawaban

0 1 2 3 4

1. Hypermedia ini tidak sesuai dengan kebutuhan

siswa di lapangan.

2. Saya akan menggunakan hypermedia di waktu

mendatang saat berhalangan hadir dalam

mengajar.

3. Hypermedia beserta kontennya tidak sesuai

dengan tuntutan kurikulum saat ini

4. Hypermedia ini mudah dirawat.

5. Hypermedia ini akan mudah rusak (terkarawang

virus).

C. Efektivitas (Efectivity)

No Pernyataan Jawaban

0 1 2 3 4

1. Hypermedia ini akan dapat membantu saya

dalam mencapai tujuan pembelajaran

2. Hypermedia ini tidak dapat membantu saya

dalam mengevaluasi pembelajaran secara cepat

3. Hypermedia ini dapat menjelaskan materi

dengan jelas.

4. Hypermedia ini dapat meningkatkan kemampuan

berpikir tingkat tinggi siswa

233

D. Kecocokan dengan lingkungan (appropriateness)

No Pernyataan Jawaban

0 1 2 3 4

1. Hypermedia ini dapat saya gunakan di berbagai

tempat seperti di ruang kelas, lab komputer,

rumah, dan lain-lain

2. Hypermedia ini sesuai dengan berbagai gaya

belajar siswa.

E. Penerimaan dan Kemenarikan

No Pernyataan Jawaban

0 1 2 3 4

1. Hypermedia ini tidak dapat menjadi solusi untuk

mengajarkan konsep alat-alat optik

2. Saya tidak memerlukan hypermedia ini untuk

menyampaikan materi alat-alat optik

3. Hypermedia ini tidak menarik bagi saya

Jakarta,

Guru Mata Pelajaran Fisika

( )

234

B. Hasil Angket Uji Lapangan

ANALISIS UJI LAPANGAN

1. Rekapitulasi Hasil Per Aspek

No. Aspek Jumlah Nilai Kategori Presentase

1 Kemampuan untuk dapat

dilaksanakan

342 Cukup baik 61%

2 Kesinambungan 309 Baik 74%

3 Kecocokan dengan

lingkungan

357 Baik 64%

4 Penerimaan dan

kemenarikan

496 Baik 59%

Jumlah 1504 Baik

Garis bilangan pada aspek kemampuan untuk dapat

dilaksanakan

Nilai 76 termasuk dalam kategori interval

“cukup baik dan baik” tetapi lebih mendekati

cukup baik

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =342

560× 100% = 61%

Garis bilangan pada aspek kesinambungan

Nilai 76 termasuk dalam kategori interval

“cukup baik dan baik” tetapi lebih mendekati

baik

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =309

420× 100% = 74%

Garis bilangan pada aspek kecocokan dengan

lingkungan

Nilai 76 termasuk dalam kategori interval

“cukup baik dan baik” tetapi lebih mendekati

baik

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =357

560× 100% = 64%

Garis bilangan pada aspek penerimaan dan

kemenarikan

Nilai 76 termasuk dalam kategori interval “baik

dan sangat baik” tetapi lebih mendekati baik

TB KB CB B SB

0 140 280 420 560 342

TB KB CB B SB

0 105 210 315 420 309

TB KB CB B SB

0 140 280 420 560 357

TB KB CB B SB

0 210 420 630 840 496

235

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =496

840× 100% = 59%

Garis bilangan keseluruhan aspek

Nilai 76 termasuk dalam kategori interval

“cukup baik dan baik” tetapi lebih mendekati

baik

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =1504

2380× 100% = 61%

2. Hasil Per Indikator

No. Evaluator Kelas Asal

Sekolah

NO PERTANYAAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 jumlah

1 E01 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

3 2 3 2 4 3 2 2 3 4 2 2 2 3 2 2 2

43

2 E02 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

3 2 3 3 3 2 4 3 3 2 1 1 3 3 3 1 1

41

3 E03 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

3 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 0 4 4 4 0 0

49

4 E04 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2

37

5 E05 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3

55

6 E06 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

4 0 2 2 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 3 1 1

34

7 E07 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

68

8 E08 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

2 2 2 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 3

38

9 E09 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

4 3 2 4 4 3 4 2 4 3 2 3 3 3 4 2 3

53

10 E10 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3

59

11 E11 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

3 2 3 3 3 4 3 1 3 3 2 2 2 3 2 3 1

43

12 E12 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2

39

13 E13 XI

IPA

SMAN 27

JAKARTA

3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 53

TB KB CB B SB

0 595 1190 1785 2380 1504

236

1

14 E14 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

68

15 E15 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

2 1 2 1 3 4 1 1 3 1 1 2 1 1 2 2 2

30

16 E16 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2

30

17 E17 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

35

18 E18 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

3 1 1 2 3 2 2 2 3 3 1 2 1 2 2 1 3

34

19 E19 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2

42

20 E20 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

2 2 2 2 3 3 1 1 2 3 4 1 1 2 2 2 2

35

21 E21 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

2 2 3 2 3 3 4 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1

40

22 E22 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

2 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3 2 2

52

23 E23 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

3 2 2 2 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3

43

24 E24 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 1

39

25 E25 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

2 1 0 1 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3

38

26 E26 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

16

27 E27 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

0 3 1 1 2 3 1 3 1 1 1 2 2 1 1 2 1

26

28 E28 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

4 1 4 4 4 1 3 1 4 4 0 3 3 3 4 2 1

46

29 E29 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

3 2 1 1 4 4 2 1 3 1 4 2 0 1 3 2 3

37

30 E30 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

68

237

31 E31 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3

64

32 E32 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

3 2 3 3 3 2 4 3 3 2 1 1 3 3 3 1 1

41

33 E33 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

2 1 0 2 4 1 3 0 4 4 2 2 1 0 1 2 2

31

34 E34 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

3 2 1 1 4 4 2 1 3 1 4 2 0 1 3 2 3

37

35 E35 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

3 2 1 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2

40

Jumlah 96 76 82 88 111 101 97 80 103 93 81 80 84 87 93 76 76 1504

Garis Bilangan dan Presentase per Indikator

A. Aspek kemampuan untuk dapat dilaksanakan

1. Kemampuan memahami petunjuk penggunaan

Nilai 96 termasuk dalam kategori interval “cukup

baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =96

140× 100% = 68%

2. Kemudahan mengoperasikan media hypermedia

berbasis virtual lab

Nilai 76 termasuk dalam kategori interval “cukup

baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =76

140× 100% = 63%

3. Kemampuan merasakan kemudahan saat praktikum

Nilai 82 termasuk dalam kategori interval “cukup

baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =82

140× 100% = 68,3%

4. Intensitas penggunaan

Nilai 88 termasuk dalam kategori interval “cukup

baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =88

140× 100% = 73%

TB KB CB B SB

0 35 70 150 140 96

TB KB CB B SB

0 35 70 150 140 76

TB KB CB B SB

0 35 70 150 140 82

TB KB CB B SB

0 35 70 150 140 88

238

B. Aspek kesinambungan

1. Ketahanan hypermedia berbasis virtual lab

Nilai 111 termasuk dalam kategori interval “cukup

baik dan baik” tetapi lebih mendekati baik

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =111

140× 100% = 79%

2. Kemudahan pemeliharaan hypermedia berbasis

virtual lab

Nilai 101 termasuk dalam kategori interval “cukup

baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =101

140× 100% = 72%

3. Penggunaan hypermedia berbasis virtual lab

Nilai 97 termasuk dalam kategori interval “cukup

baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =97

140× 100% = 69%

C. Aspek kecocokan dengan lingkungan

1. Kemudahan penggunaan hypermedia berbasis virtual

lab di berbagai variabel lingkungan

Nilai 80 termasuk dalam kategori interval “cukup

baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =80

140× 100% = 57%

2. Kemudahan penggunaan hypermedia di berbagai

variabel waktu

Nilai 103 termasuk dalam kategori interval “cukup

baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =103

140× 100% = 74%

3. Kemudahan pengunaan praktikum di berbagai

variabel lingkungan

Nilai 93 termasuk dalam kategori interval “cukup

baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =93

140× 100% = 66%

TB KB CB B SB

0 35 70 150 140 111

TB KB CB B SB

0 35 70 150 140 101

TB KB CB B SB

0 35 70 150 140 97

TB KB CB B SB

0 35 70 150 140 80

TB KB CB B SB

0 35 70 150 140 103

TB KB CB B SB

0 35 70 150 140 93

239

4. Kecocokan gaya belajar dengan hypermedia berbasis

virtual lab

Nilai 81 termasuk dalam kategori interval “cukup

baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =81

140× 100% = 58%

D. Aspek penerimaan dan kemenarikan

1. Ketertarikan pada materi alat optik

Nilai 80 termasuk dalam kategori interval “cukup

baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =80

140× 100% = 57%

2. Kenyamanan belajar menggunakan hypermedia

berbasis virtual lab

Nilai 84 termasuk dalam kategori interval “cukup

baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =84

140× 100% = 60%

3. Kemudahan memahami materi melalui hypermedia

berbasis virtual lab

Nilai 87 termasuk dalam kategori interval “cukup

baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =87

140× 100% = 62%

4. Keinginan adanya hypermedia pada materi lain

Nilai 93 termasuk dalam kategori interval “cukup

baik dan baik” tetapi lebih mendekati cuku[ baik

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =93

140× 100% = 66%

5. Ketertarikan pada saat belajar fisika

Nilai 76 termasuk dalam kategori interval “cukup

baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =76

140× 100% = 54%

6. Ketertarikan untuk belajar lebih baik lagi

Nilai 76 termasuk dalam kategori interval “cukup

baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik

TB KB CB B SB

0 35 70 150 140 81

TB KB CB B SB

0 35 70 150 140 80

TB KB CB B SB

0 35 70 150 140 84

TB KB CB B SB

0 35 70 150 140 87

TB KB CB B SB

0 35 70 150 140 93

TB KB CB B SB

0 35 70 150 140 76

TB KB CB B SB

0 35 70 150 140 76

240

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =76

140× 100% = 54%

241

Aspek Efektifitas

No. Evaluator Kelas Sekolah Nilai Ketuntasan G Kriteria n-gain

Pretest Posttest

1 E01 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

50 75 Lulus

0.5

Sedang

2 E02 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

37,5 75 Lulus

0.6

Sedang

3 E03 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

25 75 Lulus

0.7

Sedang

4 E04 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

50 75 Lulus

0.5

Sedang

5 E05 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

37,5 75 Lulus

0.6

Sedang

6 E06 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

37,5 75 Lulus

0.6

Sedang

7 E07 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

37,5 87,5 Lulus

0.8

Tinggi

8 E08 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

37,5 62,5 Tidak Lulus

0.4

Sedang

9 E09 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

62,5 75 Lulus

0.3

Rendah

10 E10 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

50 75 Lulus

0.5

Sedang

11 E11 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

25 50 Tidak Lulus

0.3

Rendah

12 E12 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

25 75 Lulus

0.7

Sedang

13 E13 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

37,5 62,5 Tidak Lulus

0.4

Sedang

14 E14 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

37,5 75 Lulus

0.6

Sedang

15 E15 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

12,5 37,5 Tidak Lulus

0.3

Rendah

16 E16 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

25 50 Tidak Lulus

0.3

Rendah

17 E17 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

25 75 Lulus

0.7

Sedang

18 E18 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

62,5 100 Lulus

1.0

Rendah

242

19 E19 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

37,5 62,5 Tidak Lulus

0.4

Sedang

20 E20 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

62,5 75 Lulus

0.3

Rendah

21 E21 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

50 75 Lulus

0.5

Sedang

22 E22 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

37,5 62,5 Tidak Lulus

0.4

Sedang

23 E23 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

37,5 75 Lulus

0.6

Sedang

24 E24 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

37,5 62,5 Tidak Lulus

0.4

Sedang

25 E25 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

25 75 Lulus

0.7

Sedang

26 E26 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

25 75 Lulus

0.7

Sedang

27 E27 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

0 25 Tidak Lulus

0.3

Rendah

28 E28 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

25 87,5 Lulus

0.8

Tinggi

29 E29 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

12,5 50 Tidak Lulus

0.4

Sedang

30 E30 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

87,5 100 Lulus

1.0

Rendah

31 E31 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

50 75 Lulus

0.5

Sedang

32 E32 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

75 75 Lulus

0.0

Rendah

33 E33 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

75 75 Lulus

0.0

Rendah

34 E34 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

75 87,5 Lulus

0.5

Sedang

35 E35 XI

IPA

1

SMAN 27

JAKARTA

87,5 100 Lulus

1.0

Rendah

Rata-rata 42,1 71,8 0.5 Sedang

𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎× 100%

𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 =25

35× 100%

𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 = 71% (𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓)

243

Lampiran 12 Hasil Evaluasi Sumatif

A. Angket Penilaian Evaluasi Sumatif

LEMBAR ANGKET PENILAIAN GURU

EVALUASI SUMATIF (SUMMATIVE EVALUATION)

MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA BERBASIS VIRTUAL LABORATORY

PADA MATERI ALAT-ALAT OPTIK

Nama : .........................................................................

Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia berikut sesuai dengan pendapat anda berdasarkan

keterangan pada setiap bobot skor. Berikut keterangan mengenai skala peniliaian:

5 = sangat baik 2 = kurang baik

4 = baik 1 = sangat tidak baik

3 = cukup baik

1. Aspek Praktis (practicality)

No. Indikator Validasi Jawaban

Keterangan 5 4 3 2 1

1. Kemudahan dalam pemakaian

petunjuk dari aplikasi

2. Pengoperasian saat

menggunakan hypermedia

berbasis virtual laboratory

3. Pengoperasian praktikum yang

telah disajikan didalam media

pembelajaran

4. Pengoperasian hypermedia

berbasis virtual laboratory di

lingkungan sekolah, rumah,

uang kelas, dan lain-lain

244

5. Kemudahan pengoperasian

hypermedia berbasis virtual

laboratory di waktu pagi, siang,

sore, dan malam

Kesimpulan

Media pembelajaran augmented reality berbasis Android ini:

Praktis digunakan dalam lapangan

Tidak praktis digunakan dalam lapangan

2. Aspek Efektivitas (efectivity)

No. Indikator Validasi Jawaban

Keterangan 5 4 3 2 1

1. Tercapainya tujuan

pembelajaran

2. Kemudahan dalam menjelaskan

materi ajar

3. Kemudahan dalam

mengevaluasi pembelajaran

secara cepat

4. Kemampuan meningkatkan

berpikir tingkat tinggi siswa

Kesimpulan

Media pembelajaran hypermedia ini:

Efektif digunakan dalam lapangan

Tidak Efektif digunakan dalam lapangan

Jakarta, ........................... 2021

Guru Fisika SMAN......

(.............................................)

245

B. Hasil Evaluasi Sumatif

HASIL EVALUASI SUMATIF

1. Uji Efektivitas

a. Uji efektivitas guru

No. Nama Asal Sekolah No. Indikator

Aspek Efektivitas

1 2 3 4 Jumlah Kesimpilan

1. Wati Apriani,

S.Si

SMAN 7

Jakarta

4 3 3 4 14 1

2. Suprayitno,

S.Pd., M.Si

SMAN 27

Jakarta

4 4 4 3 15 1

3. Irfan Mahrubi,

S.Pd, Gr

SMAN 35

Jakarta

4 4 3 3 14 1

Jumlah 12 11 10 10 43 3

Kesimpulan SB SB B B SB Efektif

Garis bilangan dan presentase indikator

ketercapaian tujuan pembelajaran

Nilai 12 termasuk dalam kategori interval

sangat baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =12

12× 100% = 100%

Garis bilangan dan presentase indikator

kemudahan dalam menjelaskan materi ajar

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati

sangat baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =11

12× 100% = 92%

Garis bilangan dan presentase indikator

kemudahan dalam mengevaluasi pembelajaran

secara cepat

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati

baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =10

12× 100% = 83%

Garis bilangan dan presentase indikator

kemampuan meningkatkan berpikir tingkat

tinggi siswa

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 10

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 10

246

Nilai 10 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati

baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =10

12× 100% = 83%

Garis bilangan dan presentase keseluruhan

indikator untuk uji efektivitas

Nilai 43 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati

sangat baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =43

48× 100% = 90%

Garis bilangan keefektivan media

pembelajaran hypermedia

Nilai 3 termasuk dalam kategori efektif

b. Uji efektivitas siswa

No. Evaluator Nilai Ketuntasan G Kriteria n-gain

Pretest Posttest

1. E01 87,5 87,5 Tuntas 0,0 Rendah

2. E02 50 87,5 Tuntas 0,8 Tinggi

3. E03 62,5 100 Tuntas 1,0 Tinggi

4. E04

25 62,5

Tidak

Tuntas 0,5

Sedang

5. E05 25 87,5 Tuntas 0,8 Tinggi

6. E06 37,5 87,5 Tuntas 0,8 Tinggi

7. E07 37,5 87,5 Tuntas 0,8 Tinggi

8. E08 50 75 Tuntas 0,5 Sedang

9. E09 62,5 87,5 Tuntas 0,7 Tinggi

10. E10 50 75 Tuntas 0,5 Sedang

11. E11 37,5 75 Tuntas 0,6 Sedang

12. E12 50 87,5 Tuntas 0,8 Tinggi

Rata-Rata 47,9 83,3 - 0,7 Tinggi

Efektivitas =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎× 100%

Efektivitas =11

12× 100% = 92% (𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝑆𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑖𝑓)

Uji efektivitas siswa mendapat kategori sangat baik dan jika dikonversikan ke dalam

ratting scale maka dalam skala 4

c. Uji efektivitas keseluruhan

Efektivitas total = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑔𝑢𝑟𝑢 + 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

Efektivitas total = 4 + 4

Efektivitas total = 8

TB KB CB B SB

0 12 24 36 48 43

Tidak Layak Layak

0 1,5 3

247

Garis bilangan dan presentase keseluruhan indikator untuk uji efektivitas

Nilai 8 termasuk dalam kategori sangat baik

2. Uji Kepraktisan

a. Uji kepraktisan guru

No. Nama Asal

Sekolah

No.Indikator

Aspek Efektif

1 2 3 4 5 Jumlah Kesimpulan

1. Wati Apriani,

S.Si

SMAN

7

Jakarta

4 4 3 3 4 18 1

2. Suprayitno,

S.Pd., M.Si

SMAN

27

Jakarta

4 4 4 3 4 19 1

3. Irfan Mahrubi,

S.Pd, Gr

SMAN

35

Jakarta

4 4 4 3 3 18 1

Jumlah 12 12 11 9 11 55 3

Kesimpulan SB SB SB B SB SB Praktis

Garis bilangan dan presentase indikator

kemudahan dalam pemakaian petunjuk dari

aplikasi

Nilai 12 termasuk dalam kategori interval

sangat baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =12

12× 100% = 100%

Garis bilangan dan presentase indikator

kemudahan pengoperasian saat menggunakan

hypermedia

Nilai 12 termasuk dalam kategori interval

sangat baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =12

12× 100% = 100%

TB KB CB B SB

0 2 4 6 8

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

248

Garis bilangan dan presentase indikator

kemudahan pengoperasian praktikum

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati

sangat baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =11

12× 100% = 92%

Garis bilangan dan presentase indikator

kemudahan pengoperasian hypermedia

berbasis virtual laboratory di lingkungan

sekolah, rumah, uang kelas, dan lain-lain

Nilai 9 termasuk dalam kategori interval baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =9

12× 100% = 75%

Garis bilangan dan presentase indikator

Kemudahan pengoperasian hypermedia

berbasis virtual laboratory di waktu pagi,

siang, sore, dan malam

Nilai 11 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati

sangat baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =11

12× 100% = 92%

Garis bilangan dan presentase keseluruhan

indikator untuk uji efektivitas

Nilai 55 termasuk dalam kategori interval

“baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati

sangat baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =55

60× 100% = 92%

b. Uji kepraktisan oleh siswa

No. Evaluator Kelas Sekolah No. Pertanyaan Jumlah Kesimplan

1 2 3 4 5

1 E01 XI

MIPA

!

SMAN

35

Jakarta

3 4 4 3 3

17

1

2 E02 XI

MIPA

!

SMAN

35

Jakarta

4 4 4 4 4

20

1

3 E03 XI SMAN 3 3 3 3 3 15 1

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12

TB KB CB B SB

0 15 30 45 60 55

TB KB CB B SB

0 3 6 9 12 11

249

MIPA

!

35

Jakarta

4 E04 XI

MIPA

!

SMAN

35

Jakarta

3 3 4 3 3

16

1

5 E05 XI

MIPA

!

SMAN

35

Jakarta

4 4 4 4 4

20

1

6 E06 XI

MIPA

!

SMAN

35

Jakarta

4 3 3 4 4

18

1

7 E07 XI

MIPA

!

SMAN

35

Jakarta

4 4 3 4 4

19

1

8 E08 XI

MIPA

!

SMAN

35

Jakarta

3 2 3 4 4

16

1

9 E09 XI

MIPA

!

SMAN

35

Jakarta

4 3 4 3 3

17

1

10 E10 XI

MIPA

!

SMAN

35

Jakarta

4 4 4 4 4

20

1

11 E11 XI

MIPA

!

SMAN

35

Jakarta

3 4 4 4 4

19

1

12 E12 XI

MIPA

!

SMAN

35

Jakarta

4 4 4 4 4

20

1

Jumlah 43 42 44 44 44 217 12

Kategori SB SB SB SB SB SB Praktis

250

Garis bilangan dan presentase indikator

kemudahan penggunaan petunjuk hypermedia

Nilai 43 termasuk dalam kategori interval “baik

dan sangat baik” tetapi lebih mendekati sangat

baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =43

48× 100% = 90%

Garis bilangan dan presentase indikator

kemudahan pengoperasian hypermedia

Nilai 42 termasuk dalam kategori interval “baik

dan sangat baik” tetapi lebih mendekati sangat

baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =42

48× 100% = 88%

Garis bilangan dan presentase indikator

kemudahan pengoperasian praktikum

hypermedia

Nilai 44 termasuk dalam kategori interval “baik

dan sangat baik” tetapi lebih mendekati sangat

baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =44

48× 100% = 92%

Garis bilangan dan presentase indikator

kemudahan pengoperasian hypermedia di

berbagai variasi lingkungan (sekolah, rumah,

lab, ruang kelas, dan lain-lain)

Nilai 44 termasuk dalam kategori interval “baik

dan sangat baik” tetapi lebih mendekati sangat

baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =44

48× 100% = 92%

Garis bilangan dan presentase indikator

kemudahan pengoperasian hypermedia di

berbagai variasi waktu (pagi, siang, sore, dan

malam)

Nilai 44 termasuk dalam kategori interval “baik

dan sangat baik” tetapi lebih mendekati sangat

baik

TB KB CB B SB

0 12 24 36 48 43

TB KB CB B SB

0 12 24 36 48 42

TB KB CB B SB

0 12 24 36 48 44

TB KB CB B SB

0 12 24 36 48 44

TB KB CB B SB

0 12 24 36 48 44

251

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =44

48× 100% = 92%

Garis bilangan keseluruhan indikator untuk uji

kepraktisan siswa

Nilai 43 termasuk dalam kategori interval “baik

dan sangat baik” tetapi lebih mendekati sangat

baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =217

240× 100% = 90%

Garis bilangan kepraktisan media pembelajaran

hypermedia

Nilai 12 termasuk dalam kategori praktis

c. Uji kepraktisan guru dan siswa

Garis bilangan uji kepraktisan (guru dan

siswa) keseluruhan indikator

Nilai 272 termasuk dalam kategori interval “baik

dan sangat baik” tetapi lebih mendekati sangat

baik

Presentase

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =272

300× 100% = 91%

Garis bilangan uji kepraktisan (guru dan siswa)

keseluruhan indikator

Nilai 15 termasuk dalam kategori praktis

TB KB CB B SB

0 60 120 180 240 217

Tidak Praktis Praktis

0 6 12

TB KB CB B SB

0 75 150 225 300 272

Tidak Praktis Praktis

0 7,5 15

252

Lampiran 13 Story Board Media Pembelajaran Hypermedia Berbasis Virtual Laboratory

No Keterangan Visual Audio

1 Opening

Animasi logo UIN Jakarta

-

2 Tittle

Judul materi alat optic

-

3 Button

-

253

4 Penjelasan

dan fungsi

Button

Button yang ada di hypermedia

Button 1 untuk menyeting volume suara

backsound dan suara narasi

Button 2 untuk kembali ke menu awal

Button 3 untuk menutup aplikasi

Button 4 untuk mengaktifkan kacamata

dalam simulasi pembentukan bayangan

mata

Button 5 untuk melanjutkan ke sesi atau

halaman selanjutnya

Button 6 untuk menuju sesi atau halaman

sebelumnya

Button 7 untuk mereset posisi simulasi

atau untuk mereset percakapan

Button 8 untuk memainkan suara narasi

Button 9 untuk menyimpan pernyataan

-

4 Menu utama

Tampilan menu utama dari hypermedia

-

254

Tampilan peta konsep materi alat optik

dengan dibagi berdasarkan bagian-bagain

alat optik, dan pembentukan bayangan

dengan keadaan tertentu (mata

berakomodasi, berakomodasi maksimum,

dan tidak berakomodasi)

-

5 Apersepsi

Tampilan apersepsi tentang mata,

kacamata, lup, mikroskop, teropong,

kamera dengan bantuan percakapan dua

animasi kartun untuk membuat siswa siap

sebelum belajar.

Narasi :

Percakapan

tentang mata,

kacamata, lup,

mikroskop,

teropong,

kamera.

255

6 Materi

dengan

pendekatan

saintifik

Tampilan hypermedia dengan pendekatan

saintifik.

Terdapat beberapa komponen yaitu :

1 Video pada aspek mengamati

2 Tempat untuk mengajukan pertanyaan

pada aspek menanya

3 Teks, gambar, animasi, pada aspek

mengumpulkan informasi

4 Video penjelasan dan latihan soal

pada aspek mengasosiasi

5 Tugas untuk membuat rangkuman

mata pada aspek mengkomunikasikan

-

7 Penjelasan

bagian-

bagian mata

Bagian-bagian mata.

Terdapat beberapa komponen visual,

yaitu:

1. Kornea

2. Pupil

3. Iris

4. Retina

5. Lensa

6. Otot mata

7. Saraf optik

8. Bintik buta

9. Aqueous humor

10. Bintik kuning

11. Vitrous humor

-

256

8 Penjelasan

animasi

pembentukan

bayangan

pada mata

normal

Animasi pembentukan bayangan pada

mata. Terdapat beberapa komponen

visual, yaitu:

1. Objek

2. Lensa

3. Sumbu Utama

4. Garis Hitam

5. Retina

6. Teks penjelasan

7. Bayangan nyata, terbalik dan diperkecil

-

9 Macam-

macam cacat

mata dan cara

mengatasinya

Penjelasan tentang cacat mata dan cara

mengatasinya. Terdapat beberapa

komponen visual, yaitu:

1. Teks penjelasan

2. Animasi berbagai cacat mata

3. Animasi mata normal

4. Animasi rabun dekat

5. Animasi rabun dekat dengan kacamata

6. Animasi rabun jauh

7. Animasi rabun jauh dengan kacamata

-

257

10 Penjelasan

tentang lup

Penjelasan tentang lup. Terdapat beberapa

komponen visual, yaitu:

1. Teks penjelasan

2. Animasi lup

3. Animasi cara manusia melihat benda

dekat dan jauh

4. Animasi lup dengan mata

berakomodasi

5. Animasi lup dengan mata tidak

berakomodasi

4. Animasi lup dengan mata

berakomodasi maksimum

-

258

11 Penjelasan

tentang

mikroskop

Penjelasan tentang mikroskop. Terdapat

beberapa komponen visual, yaitu:

1. Teks penjelasan tentang mikroskop

2. Gambar bagian-bagian mikrsokop

3. Animasi mikroskop dengan mata

berakomodasi maksimum

4. Animasi mikroskop dengan mata tidak

berakomodasi

-

12 Penjelasan

tentang

teropong

Penjelasan tentang teropong. Terdapat

beberapa komponen visual, yaitu:

1. Teks penjelasan tentang teropong

2. Gambar teropong pantul dan bias

3. Animasi pembentukan bayangan pada

teropong bintang dan bumi

-

259

13 Penjelasan

tentang

kamera

Penjelasan tentang kamera. Terdapat

beberapa komponen visual, yaitu:

1. Teks penjelasan tentang kamera

2. Gambar penjelasan kamera

3. Animasi pembentukan bayangan pada

kamera

-

14 Video

penjelasan

Video penjelasan tentang mata, kacamata,

lup, mikroskop, teropong, dan kamera

yang sudah direkam peneliti

Narasi:

Penjelasan

mengenai materi

alat optik

.

260

14 Soal evaluasi

Soal evaluasi. Terdapat pilihan jawaban

yang harus di isi dengan mengklik kolom

pada setiap pilihan jawaban, menggeser

pilihan jawaban atau menjodohkan

jawaban.

-

15

Feedback yang akan muncul berupa

jawaban anda salah atau jawaban anda

benar

-

261

16 Praktikum

Praktikm pembentukan bayangan pada

lensa cekung dan cembung.

-

262

Lampiran 14 Instrumen Tes

Materi Pokok : Alat Optik

Kelas : X

Jenis Tes : Pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban

Jumlah Soal : 8

A. Kisi-Kisi Instrumen Tes

No Aspek HOTS

(Indikator HOTS

Kata Kerja

Operasional

(KKO)

Indikator Soal Aspek Kognitif

Jumlah

Soal

C4 C5 C6

1. Menganalisis

(Mengorganisasi) Memilih

Disajikan gambar 3 buah alat optik terkait cacat

mata, siswa dapat memilih alat optik yang tepat

sesuai kebutuhan.

1 1

2. Menganalisis

(Mengatribusikan) Menganalisis

Disajikan penyataan mengenai cacat mata, siswa

dapat memberikan pendapat mengenai tujuan dari

pernyataan.

2 1

3. Mencipta

(Merencanakan)

Mengkombinasik

an

Disajikan tabel jenis lensa objektif, dan okuler

lengkap dengan spesifikasinya, siswa dapat

mengkombinasikan lensa objektif dan okuler

mikroskop yang sesuai keinginan.

3 1

4. Mengevaluasi

(Memeriksa) Memprediksi

Disajikan gambar orang yang sedang memotret

bunga pada jarak tertentu, siswa dapat memprediksi

pemecahan dari masalah yang diberikan saat jarak

benda berubah dari kamera.

4 1

5. Mencipta

(Merumuskan)

Menentukan

hubungan

Disajikan tabel kekuatan lensa, dan jarak fokus

berbagai jenis kacamata, siswa dapat menentukan

hubungan dari informasi yang diperoleh dengan

mengolah informasi untuk mengetahui pola dan

hubungannya

5 1

263

6. Mengevaluasi

(Mengkritik) Menilai

Disajikan tabel teropong I dan II dengan spesifikasi

tertentu, siswa dapat menilai teropong yang terbaik

untuk digunakan.

6 1

7. Mencipta

(Memproduksi) Merancang

Disajikan tabel beberapa alat optik dengan spesifikasi

tertentu, siswa dapat merancang mikroskop yang

tepat agar menghasilkan perbesaran sesuai keinginan.

7 1

8. Menganalisis

(Membedakan) Menyimpulkan

Disajikan dua buah gambar mengenai pembentukan

bayangan pada lup dengan mata berakomodasi

maksimum dan berakomodasi minimum, siswa dapat

menyimpulkan dari kedua gambar tersebut.

8 1

Jumlah 3 2 3 8

Persentase

37,

5

%

25

%

37,

5

%

100%

264

B. Instrumen Tes

No. Taraf

Kognitif/Aspek

HOTS

Soal Kunci Jawaban Pembahasan

1. Menganalisis

(Mengorganisasi)

Perhatikan tiga buah kacamata yang diletakan di atas meja !

No. Jenis Kacamata

1 Kacamata lensa

cembung

2 Kacamata lensa cekung

3 Kacamata lensa

rangkap

Jika Hany mengalami cacat mata miopi. Kacamata yang

dipilih oleh Hany adalah …

a. Hany akan memilih kacamata lensa cekung, karena lensa

cekung dapat mengumpulkan sinar sebelum mengenai

mata hany, sehingga hany dapat melihat benda yang jauh

dengan jelas.

b. Hany akan memilih kacamata lensa cembung, karena

lensa cembung dapat digunakan untuk penderita cacat

mata miopi.

c. Hany akan memilih kacamata lensa cekung, karena lensa

cekung dapat memencarkan sinar sebelum mengenai

mata hany, sehingga bayangan akan jatuh di retina dan

hany dapat melihat benda yang jauh dengan jelas.

d. Hany akan memilih kacamata lensa cembung, karena

lensa cembung dapat mengumpulkan sinar sebelum

mengenai mata, sehingga bayangan akan jatuh tepat di

c. Hany akan memilih

kacamata lensa cekung,

karena lensa cekung

dapat memencarkan

sinar sebelum mengenai

mata hany, sehingga

bayangan akan jatuh di

retina dan hany dapat

melihat benda yang

jauh dengan jelas.

1. Rabun jauh

(miopi)

menggunakan

lensa cekung

bersifat divergen

atau

menyebarkan

sinar cahaya,

bayangan jatuh

didepan retina

𝑃𝑃 < 25

𝑃𝑅 < ~

𝑠 = ~

𝑠′ = −𝑃𝑅

2. Rabun dekat

(hipermetropi)

menggu nakan

lensa cembung

bersifat

konvergen atau

mengumpulkan

sinar cahaya,

bayangan jatuh

dibelakang

retina

𝑃𝑃 > 25

𝑃𝑅 = ~

𝑠 = 25

𝑠′ = −𝑃𝑃

264

retina dan hany dapat melihat benda yang jauh dengan

jelas.

e. Hany akan memilih kacamata lensa cekung, karena lensa

cekung dapat mengumpulkan sinar sebelum mengenai

mata hany, sehingga bayangan akan jatuh tepat di retina

dan hany dapat melihat benda yang jauh dengan jelas.

266

2. Menganalisis

(Mengatribusikan)

Suatu hari Nisa pergi ke dokter mata, setelah diperiksa,

dokter mata tersebut menyarankan Nisa untuk menggunakan

kacamata lensa cekung.

Menurut analisis Anda, argumentasi dokter meminta Nisaaa

menggunakan kacamata lensa tersebut adalah...

a. Tujuan dokter adalah agar Nisa dapat melihat benda

dekat dengan jelas, karena Nisa menderita cacat mata

rabun dekat.

b. Tujuan dokter adalah agar Nisa dapat melihat benda jauh

dengan jelas, karena Nisa menderita hipermetropi.

c. Tujuan dokter adalah agar Nisa dapat melihat benda jauh

dan dekat dengan jelas, karena kacamata lensa cekung

digunakan untuk mata rabun jauh dan dekat.

d. Tujuan dokter adalah agar Nisa dapat melihat benda jauh

dengan jelas, karena Nisa menderita cacat mata rabun

jauh.

e. Tujuan dokter adalah agar Nisa dapat melihat benda jauh

dengan jelas, karena bayangan yang dilihat Nisa saat

melihat jauh berada di belakang retina.

d. Tujuan dokter

adalah agar Nisa

dapat melihat benda

jauh dengan jelas,

karena Nisa

menderita cacat mata

rabun jauh.

1. Rabun jauh

(miopi)

menggunakan lensa

cekung bersifat

divergen atau

menyebarkan sinar

cahaya, bayangan

jatuh didepan retina

𝑃𝑃 < 25

𝑃𝑅 < ~

𝑠 = ~

𝑠′ = −𝑃𝑅

2. Rabun dekat

(hipermetropi)

menggunakan lensa

cembung bersifat

konvergen atau

mengumpulkan

sinar cahaya,

bayangan jatuh

dibelakang retina

𝑃𝑃 > 25

𝑃𝑅 = ~

𝑠 = 25

𝑠′ = −𝑃𝑃

267

3. Mencipta

(Merencanakan)

Binta ingin melihat sebuah benda yang berukuran sangat

kecil melalui bantuan sebuah mikroskop dengan jelas.

Bayangan dari lensa objektif mikroskop harus terbentuk

nyata sejauh 160 mm. Jika di laboratorium tersedia dua buah

lensa objektif dan dua buah lensa okuler seperti pada tabel

berikut:

Tabel jenis lensa dan spesifikasinya.

Jenis Lensa Spesifikasi

Lensa

Objektif

Objektif 1 Objektif 2

fob = 16 mm fob = 1,6 mm

Lensa

Okuler

Okuler 1 Okuler 2

M = 5 kali M = 10 kali

Kombinasi lensa objektif dan okuler yang harus digunakan

pada mikroskop tersebut adalah ...

a. Mikroskop dengan kombinasi lensa objektif 1 dan okuler

1 karena akan menghasilkan perbesaran total terbesar.

b. Mikroskop dengan kombinasi lensa objektif 1 dan okuler

2 karena akan menghasilkan perbesaran total terbesar.

c. Mikroskop dengan kombinasi lensa objektif 1 dan okuler

2 karena keduanya akan menghasilkan perbesaran linier

terbesar.

d. Mikroskop dengan kombinasi lensa objektif 2 dan okuler

1 karena memiliki perbesaran angular terbesar.

e. Mikroskop dengan kombinasi lensa objektif 2 dan okuler

2 karena akan menghasilkan perbesaran total terbesar.

e. Mikroskop

dengan kombinasi

lensa objektif 2

dan okuler 2

karena akan

menghasilkan

perbesaran total

terbesar.

Dik:

𝑠𝑜𝑏′ = 160𝑚𝑚 =

= 0,16𝑚

𝑓𝑜𝑏1 = 0,016 𝑚

𝑓𝑜𝑏2 = 1,6 × 10−3 𝑚

𝑀𝑜𝑘1 = 5

𝑀𝑜𝑘2 = 10 1

𝑠𝑜𝑏1=

1

𝑓𝑜𝑏1−

1

𝑠𝑜𝑏′

1

𝑠𝑜𝑏1=

1

0,016−

1

0,16

𝑠𝑜𝑏1 =160

9= 17,8

1

𝑠𝑜𝑏2=

1

𝑓𝑜𝑏2−

1

𝑠𝑜𝑏′

1

𝑠𝑜𝑏2

=1

0,0016−

1

0,16

𝑠𝑜𝑏2 =1600

99= 16,1

𝑀𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =𝑠𝑜𝑏

𝑠𝑜𝑏1×

𝑃𝑃

𝑓𝑜𝑘1

𝑀𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =0,16

16,1×

25

2,5

𝑀𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 0,0994

268

4. Mengevaluasi

(Memeriksa)

Perhatikan gambar Pak Joni yang sedang melakukan

pemotretan bunga pada jarak 1 m dengan menggunakan

kamera berikut ini!

Jika Pak Joni ingin memotret objek yang sangat jauh.

Prediksi Anda terhadap keadaan lensa kamera tersebut

adalah ...

a. Jarak antara lensa dan film akan lebih pendek

dibandingkan keadaan semula dan lensa akan bergerak

0,26 cm mendekati film.

b. Jarak antara lensa dan film akan lebih pendek

dibandingkan keadaan semula dan lensa akan bergerak 1

cm mendekati film.

c. Jarak antara lensa dan film akan lebih panjang

dibandingkan keadaan semula dan lensa akan bergerak 5

cm menjauhi film.

d. Jarak antara lensa dan film akan lebih panjang

dibandingkan keadaan semula dan lensa akan bergerak

2,75 cm menjauhi film.

e. Jarak antara lensa dan film akan sama saja karena

perubahan posisi obyek tidak akan berpengaruh terhadap

jarak lensa dan film.

a. Jarak antara lensa

dan film akan

lebih pendek

dibandingkan

keadaan semula

dan lensa akan

bergerak 0,26 cm

mendekati film

Dik:

𝑓 = 5 𝑐𝑚= 0,05 𝑚

𝑠2 = 1 𝑚

𝑠1 = ~ 1

𝑓=

1

𝑠+

1

𝑠′

1

0,05=

1

𝑠1′

𝑠1′ = 0,05

1

𝑓=

1

𝑠+

1

𝑠′

1

0,05−

1

1=

1

𝑠1′

𝑠2′ =

0,05

0,95= 0,0526

𝑑 = 𝑠2′ − 𝑠1

𝑑 = 0,0526 − 0,05

𝑑 = 2,6 × 10−3 𝑚

𝑑 = 0,26 𝑐𝑚

269

5. Mencipta

(Merumuskan)

Saiful pergi ke sebuah toko optik Pandu, dia melihat

kacamata dengan ukuran berbeda seperti pada tabel berikut:

Kacamata

Kekuatan

Lensa

(dioptri)

Jarak

Fokus (m)

A 3 0,33

B 12 0,083

C 4 0,25

D 11 0,09

E 7 0,14

Hubungan antara kekuatan lensa dengan jarak fokus adalah

...

a. Semakin besar kekuatan lensa, semakin besar jarak

fokusnya karena besarnya kekuatan lensa berbanding

lurus dengan jarak fokus.

b. Semakin besar kekuatan lensa, semakin kecil jarak

fokusnya karena besarnya kekuatan lensa berbanding

lurus dengan jarak fokus.

c. Semakin kecil kekuatan lensa, semakin besar jarak

fokusnya karena besarnya kekuatan lensa berbanding

lurus dengan jarak fokus.

d. Semakin kecil kekuatan lensa, semakin kecil jarak

fokusnya karena besarnya kekuatan lensa lurus dengan

jarak fokus.

e. Semakin besar kekuatan lensa, semakin kecil jarak

fokusnya karena besarnya kekuatan lensa berbanding

terbalik dengan jarak fokus.

e. Semakin besar

kekuatan lensa,

semakin kecil

jarak fokusnya

karena besarnya

kekuatan lensa

berbanding

terbalik dengan

jarak fokus

𝑃 =1

𝑓

270

6. Mengevaluasi

(Mengkritik)

Untuk membuat teropong bintang, diperlukan minimal dua

buah lensa, yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Kedua jenis

lensa tersebut kemudian disusun menjadi:

Tabel teropong dan spesifikasinya

Teropong Spesifikasi

I fob > fok

II fok > fob

Menurut penilaianmu, teropong yang lebih baik digunakan

untuk melihat benda langit lebih jelas adalah ...

a. Teropong I, karena teropong I memiliki jarak fokus

objektif yang lebih besar daripada jarak fokus okulernya

sehingga mata tidak cepat lelah melihat benda yang

dekat.

b. Teropong I, karena teropong I memiliki jarak fokus

objektif yang lebih besar daripada jarak fokus okulernya

sehingga akan mendapatkan perbesaran yang lebih besar

dari teropong II.

c. Teropong II, karena teropong II memiliki jarak fokus

okuler yang lebih besar daripada jarak fokus objektifnya

sehingga akan mendapatkan perbesaran yang lebih besar

dari teropong I.

d. Teropong II, karena teropong II sangat memungkinkan

untuk dibuat dibandingkan dengan teropong I (tidak ada

teropong yang memiliki spesifikasi seperti teropong I).

e. Teropong II, karena teropong I memiliki jarak fokus

objektif yang lebih besar daripada jarak fokus okuler

sehingga teropong I lebih cocok digunakan untuk

mikroskop.

b. Teropong I, karena

teropong I memiliki

jarak fokus objektif

yang lebih besar

daripada jarak

fokus okulernya

sehingga akan

mendapatkan

perbesaran yang

lebih besar dari

teropong II.

Syarat

1. teropong

𝑓𝑜𝑏 > 𝑓𝑜𝑘

2. mikroskop

𝑓𝑜𝑏 < 𝑓𝑜𝑘

271

7. Mencipta

(Memproduksi)

Jika di sebuah lab tersedia beberapa buah alat optik seperti

pada tabel berikut ini:

Nama alat

Perbesaran

objektif

(kali)

Fokus

okuler (cm)

Mikroskop A 25 4

Mikroskop B 100 1

Teropong A 24 2

Teropong B 50 5

Rancangan sebuah alat yang dapat digunakan untuk melihat

benda yang sangat kecil yang terletak 2 cm di depan lensa

objektif dengan perbesaran 150 kali dan titik dekat mata 30

cm adalah...

a. Cukup menggunakan mikroskop A karena mikroskop A

sudah memiliki perbesaran 150 kali.

b. Membuat mikroskop baru dengan spesifikasi lensa

objektif dari mikroskop A dan lensa okuler dari

mikroskop B.

c. Membuat mikroskop baru dengan spesifikasi lensa

objektif dari mikroskop A dan lensa okuler dari teropong

B.

d. Membuat mikroskop baru dengan spesifikasi lensa

objektif dari mikroskop B dan lensa okuler dari teropong

A.

e. Membuat mikroskop baru dengan spesifikasi lensa

objektif dari teropong A dan lensa okuler dari teropong

B.

c. Membuat

mikroskop baru

dengan spesifikasi

lensa objektif dari

mikroskop A dan

lensa okuler dari

teropong B.

Dik:

𝑠𝑜𝑏 = 2 𝑐𝑚

𝑀𝑜𝑏 = 150

𝑃𝑃 = 30 𝑐𝑚

𝑓𝑜𝑘1 = 4

𝑓𝑜𝑘2 = 1

𝑓𝑜𝑘3 = 2

𝑓𝑜𝑘4 = 5

𝑀𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =𝑠𝑜𝑏

𝑠𝑜𝑏1×

𝑃𝑃

𝑓𝑜𝑘

𝑀𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =50

30

5

𝑀𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 150

272

8. Menganalisis

(Membedakan)

Perhatikan gambar pembentukan bayangan pada lup di

bawah ini!

Berdasarkan hasil analisis terhadap kedua gambar

tersebut, kesimpulan Anda adalah ...

a. Gambar (a) merupakan proses pembentukan bayangan

lup oleh mata berakomodasi karena bayangan berada di

titik punctum proximum sedangkan gambar (b)

merupakan proses pembentukan lup oleh mata

berakomodasi maksimum karena bayangan terbentuk di

tak berhingga.

b. Gambar (a) merupakan proses pembentukan bayangan

lup oleh mata berakomodasi maksimum karena bayangan

berada di titik jauh mata sedangkan gambar (b)

merupakan proses pembentukan lup oleh mata tidak

berakomodasi karena bayangan berada di tak berhingga.

c. Gambar (a) merupakan proses pembentukan bayangan

lup oleh mata berakomodasi maksimum karena bayangan

berada di titik dekat mata sedangkan gambar (b)

merupakan proses pembentukan lup oleh mata tidak

berakomodasi karena bayangan berada di tak berhingga.

d. Gambar (a) merupakan proses pembentukan lup oleh

mata berakomodasi maksimum karena bayangan berada

di punctum remotum sedangkan gambar (b) merupakan

proses pembentukan bayangan lup oleh mata

c. Gambar (a)

merupakan proses

pembentukan

bayangan lup oleh

mata berakomodasi

maksimum karena

bayangan berada di

titik dekat mata

sedangkan gambar

(b) merupakan

proses

pembentukan lup

oleh mata tidak

berakomodasi

karena bayangan

berada di tak

berhingga.

Syarat

Akomodasi max:

𝑠′ = −𝑃𝑃

Akomodasi min:

𝑠′ = ~

272

berakomodasi minimum karena bayangan berada di tak

berhingga.

e. Gambar (a) merupakan proses pembentukan lup oleh

mata berakomodasi minimum karena benda berada di

punctum proximum sedangkan gambar (b) merupakan

proses pembentukan bayangan lup oleh mata tidak

berakomodasi karena benda berada di tak berhingga.

274

C. Hasil Uji Coba Instrumen Tes

No. Sumber Soal

No soal

pada

sumber

Validitas Reliabilitas Daya Pembeda Taraf Kesukaran Taraf Kognitif

1. Nur Rahma

Fitriani Paket B, 1 0,694 0,751

0,6250

(sangat baik)

0,4219

(sedang)

Menganalisis

(Membedakan)

2. Nur Rahma

Fitriani Paket C, 3 0,496 0,751

0,5417

(sangat baik)

0,3958

(sedang)

Menganalisis

(Mengatribusikan)

3. Nur Rahma

Fitriani Paket B, 4 0,599 0,751

0,3750

(baik)

0,2875

(sukar)

Mencipta

(Merencanakan)

4. Rizky K 12 0,747 0,849

6

0,295

(cukup)

0,284

(sukar)

Mengevaluasi

(Memeriksa)

5. Daris 16 0,492 0,88

0,208

(cukup)

0,458

(sedang)

Mencipta

(Merumuskan)

6. Nur Rahma

Fitriani B, 6 0,644 0,751

0,3036

(cukup)

0,2232

(sukar)

Mengevaluasi

(Mengkritik)

7. Nur Rahma

Fitriani C, 2 0,705 0,751

0,5417

(Sangat baik)

0,3542

(sedang)

Mencipta

(Memproduksi)

8. Nur Rahma

Fitriani A, 1 0,422 0,751

0,3333

(baik)

0,2917

(sukar)

Menganalisis

(Mengorganisasi)

275

Lampiran 15 Saran dan Revisi Media Pembelajaran Hypermedia Berbasis Virtual Laboratory

A. Saran dan Keputusan Revisi

Saran Keputusan

Mengubah ukuran tulisan pada media

dengan ukuran yang propotional

Sudah diubah ukuran tulisannya menjaadi

propotional

Tombol percakapan kartun jangan

dibuat diklik berkali-kali untuk

menjalankan dialognya

Sudah diubah bentuk percakapan kartunnya

menjadi sekali “klik”

Gambar pada media diberikan nomor

dan nama

Sudah diberikan nomor dan nama pada gambar

di dalam media tersebut

Perlu ditambahkan set alat percobaan

selain pembentukan bayangan sehingga

siswa bisa mencoba praktikum jenis lain

Tidak ditambahkan set praktikum lain, hal ini

untuk dikembangkan pada penelitian selanjutnya

Jika media ini ingin dipublikasi untuk

umum sebaiknya tokoh kartun dalam

apersepsi diubah karena dikhawatirkan

akan kena royalty

Media ini tiidak untuk dipublikasikan

Jeda penjelasan materi pada video

materi kacamata jangan terlalu lama

durasi jedanya

Sudah diubah tampilan video materi pada media

tersebut agar jedanya durasi tidak terlalu lama

Untuk membuatkan media pembelajaran

ini bisa di akses di iPhone.

Hal ini dapat dilakukan oleh peneliti lain untuk

dikembangkan menjadi media pembelajaran

yang dapat diakses oleh iPhone

276

B. Hasil Revisi Media

No Keterangan Sebelum Sesudah

1. Memperbaiki font dan

size tulisan sesuai dengan

font dan size yang

propotional

2. Memperbaiki tombol

percakapan kartun dibuat

diklik sekali untuk

menjalankan dialognya

3. Memberikan nomor dan

nama pada gambar yang

ada didalam media

Tidak ada

277

4. Memperbaiki jeda

penjelasan materi pada

video materi agar jeda

durasinya tidak lama

278

Lampiran 16 Lembar Kendali

LEMBAR KENDALI

MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA

Pertemuan 1

Nama :

Kelas :

Sekolah :

Pertanyaan Jawaban

1. Apakah Anda sudah

membaca seluruh materi pada

pertemuan pertama?

a. Iya

b. Tidak

2. Apakah Anda sudah

membaca seluruh materi

mata?

a. Iya

b. Tidak

3. Menu apa saja yang Anda

lihat pada materi mata?

.......................................................

.......................................................

.......................................................

4. Ada berapa jumlah bagian-

bagian mata yang dibahas?

.......................................................

.......................................................

.......................................................

5. Apakah Anda sudah

membaca seluruh materi

kacamata (cacat mata)?

a. Iya

b. Tidak

6. Ada berapa cacat mata yang

dibahas?

.......................................................

.......................................................

.......................................................

7. Apa warna cahaya pada

animasi cacat mata?

.......................................................

.......................................................

.......................................................

279

LEMBAR KENDALI

MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA

Pertemuan 2

Nama :

Kelas :

Sekolah :

Pertanyaan Jawaban

1. Apakah Anda sudah membaca

seluruh materi pada pertemuan

kedua?

c. Iya

d. Tidak

2. Apakah Anda sudah membaca

seluruh materi lup?

c. Iya

d. Tidak

3. Apa saja keadaan mata saat

menggunakan lup yang dibahas?

.......................................................

.......................................................

.......................................................

4. Apa warna cahaya pada animasi

lup?

.......................................................

.......................................................

.......................................................

5. Apakah Anda sudah membaca

seluruh materi mikroskop?

a. Iya

b. Tidak

6. Ada berapa jumlah bagian-

bagian mikroskop yang dibahas?

.......................................................

.......................................................

.......................................................

7. Berapa jumlah lensa pada

mikroskop? Sebutkan!

.......................................................

.......................................................

.......................................................

280

LEMBAR KENDALI

MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA

Pertemuan 3

Nama :

Kelas :

Sekolah :

Pertanyaan Jawaban

1. Apakah Anda sudah membaca

seluruh materi pada pertemuan

ketiga?

a. Iya

b. Tidak

2. Apakah Anda sudah membaca

seluruh materi teropong?

a. Iya

b. Tidak

3. Ada berapa jenis teropong?

Sebutkan!

.......................................................

.......................................................

.......................................................

4. Animasi apa saja yang dibahas

pada teropong? Sebutkan!

.......................................................

.......................................................

.......................................................

.......................................................

.......................................................

.......................................................

5. Apakah Anda sudah membaca

seluruh materi kamera?

c. Iya

d. Tidak

6. Apa saja gambar yang ada di

materi kamera?

.......................................................

.......................................................

.......................................................

7. Tuliskan jenis lensa yang

digunakan kamera!

.......................................................

.......................................................

.......................................................

281

Lampiran 17 Surat Penelitian

282

283

284

Lampiran 18 Uji Referensi

UJI REFERENSI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA BERBASIS VIRTUAL LABORATORY UNTUK

MENINGKATKAN HIGH ORDER THINKING SKILL PESERTA DIDIK PADA MATERI ALAT OPTIK

N

o. Footnote

Paraf

Pembimbing I

Paraf

Pembimbin

g II

BAB I

1. Adisendjaja, Y.H & Romlah, O.2009. Peranan Praktikum Dalam Mengembangkan Keterampilan Proses dan

Kerja Laboratorium. Makalah dipresentasikan pada pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Biologi

Kebupaten Garut, Jawa Barat. p. 1

https://drive.google.com/file/d/1RJjRWbAtWleueMKKPHwpeo_gU2uAxot4/view?usp=sharing

2. Gunawan, Ahmad Harjono, Hairunnisyah Sahidu. 2015. Studi pendahuluan pada upaya pengembangan

laboratorium virtual bagi calon guru fisika, Jurnal pendiidkan fisika dan teknologi. Vol 1, No. 2 : 9.

https://drive.google.com/file/d/1oRS33VDKj5-TeLOaGsXdCm-8v13WO6zF/view?usp=sharing

3. Imron, M. 2012. Manfaat labboratorium virtual. http//www.mazguru.wordpress.com/2012/04/19/oyo-

manfaatkan-laboratorium-virtual. https://drive.google.com/file/d/1sL1gIUtuwom-AEu_UgqQ6xPmczHQafPW/view?usp=sharing

285

4. Muchamad Haikal Al Fajri, dkk. 2016. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Laboratorium Virtual

Pada Konsep Listrik Dinamis: Universitas Islam Negeri Jakarta

https://onesearch.id/Record/IOS3796.123456789-34018

5. Rustaman, Nuryani Y, dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : Universitas Negeri Malang https://onesearch.id/Record/IOS3796.123456789-34018

6. Kementerian Pendidikan dan Kebudayan, https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un.

7. Kementerian Pendidikan dan Kebudayan, https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un.

8. Kementerian Pendidikan dan Kebudayan, https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un.

9. Rini Julistiawati dan Bertha Yonata, Keterampilan Berpikir Level C4, C5, dan C6 Revisi Taksonomi Bloom

Siswa Kelas X-3 Sman 1 Sumenep Pada Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Pokok Bahasan Larutan

Elektrolit dan Non Elektrolit, UNESA Journal of Chemical Education, Vol. 2 No. 2, 2013, h. 58.

https://drive.google.com/file/d/1EODgR2B5aJN2tdZpGqUje5H1OzJXgb2T/view?usp=sharing

10

.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 2014), hal 86

286

BAB II

1. Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Smaldino, S.E. 2002. Instructional media and technology for

learning, 7th edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

https://drive.google.com/file/d/1Oy1ktfdCxecvHOxa20ffqtwsNUZrJ6si/view?usp=sharing

2. Sadiman, Arief S., R. Raharjo, Anung Haryono, dan Rahardjito. 2008. Media Pendidikan Pengertian,

Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal. 7

https://drive.google.com/file/d/1Rwd6_OFFwwvlI1YAinNglW5J1a9ZkVd3/view?usp=sharing

3. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

https://drive.google.com/file/d/1pEnZkWfVm4iTITmTCR6InW3fhywjlg6b/view?usp=sharing

4. Yusuf, I & Subaer. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Media Laboratorium Virtual

Pada Materi Dualisme Gelombang Partikel Di SMA Tut Wuri Handayani Makassar. Jurnal Pendidikan IPA

Indonesia, vol. 2, no. 2, 189-194.

https://drive.google.com/file/d/1AkP8HYB6tFcF1qkRbCvlv4rr6O2vOfXV/view?usp=sharing

5. Sudono, Anggani. 2004. Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta : Grasindo

https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=ZLHtwVzHuaoC&oi=fnd&pg=PP8&dq=Sudono,+Anggani.+20

04.+Sumber+Belajar+dan+Alat+Permainan+untuk+Pendidikan+Usia+Dini.+Jakarta+:+Grasindo&ots=an227oK

QfD&sig=V3NsClG0KKv8kH01dcpUd3XRmSg&redir_esc=y#v=onepage&q=Sudono%2C%20Anggani.%2020

04.%20Sumber%20Belajar%20dan%20Alat%20Permainan%20untuk%20Pendidikan%20Usia%20Dini.%20Jaka

rta%20%3A%20Grasindo&f=false

287

6. Ibrahim, H. 1997. Media pembelajaran: Arti, fungsi, landasan pengunaan, klasifikasi, pemilihan,

karakteristik oht, opaque, filmstrip, slide, film, video, Tv, dan penulisan naskah slide. Bahan sajian program

pendidikan akta mengajar III-IV. FIP-IKIP Malang.

https://drive.google.com/file/d/1TUMQaXw9k1PE_ipbKxOrLMXAwYvM-Abz/view?usp=sharing

7. Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan SK Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

https://drive.google.com/file/d/1uJ4mFfC0prjhh8W2S8GkcaH2RTDXqX8R/view?usp=sharing

8. Suniati, Ni Made., Wayan Sadia, dan Anggun Suhandana. 2013. Pengaruh Implementasi Pembelajaran

Kontekstual Berbantuan Multimedia Interaktif Terhadap Penurunan Miskonsepsi. Jurnal. Singaraja: Universitas

Pendidikan Ganesha.

https://drive.google.com/file/d/1xZrFw9ZSqavOwPEqNFgUAy_8zqiXz8di/view?usp=sharing

9. Aqidha Nurul Mutmainnah, Rizki Yulidah, dan Sinta Yuniarti. 2017. Media Bimbingan Konseling Berbasis

Hypermedia. Jurnal. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

https://drive.google.com/file/d/1875NItmVJt45oLls1hamnXKD6kmmLgPT/view?usp=sharing

10

.

Ansori, M. Iksan. 2012. Efektivitas Pembelajaran yang Menggunakan Hypermedia dan Power Point terhadap

Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Ditinjau dari Kemampuan Visuospasial di SMA Negeri

Se-Kabupaten Nganjuk Tahun Ajaran 2012/2013. Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas

Maret.

https://drive.google.com/file/d/1nNRSYzWxMfRh4pjiH_eUXg3Zs55-3gQv/view?usp=sharing

288

11

.

Munir. 2013. Multimedia: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Cetakan Ke-2. Bandung: Alfabeta.

https://drive.google.com/file/d/1umhycBGlVzyJHpArd7M4K-bZkLZd5o7l/view?usp=sharing

12

. Hayatul Mardiah, “Pengaruh Hypermedia Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI Pada Konsep Gerak

Lurus”, Skripsi UIN Syrif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2015, h. 21

https://drive.google.com/file/d/1vFtkd1tAIJh_q7oJKDVKbcgCtouQvACt/view?usp=sharing

13

.

Iwan Permana Suwarna, Model Pembelajaran Fisika Interaktif Melalui Program Macromedia Flash (Computer

Based Instruction) Suatu Alternatif dalam Pembelajaran Fisika, 2015

(http://iwanpermana.blogspot.nl/2007/02/)

14

.

Anderson, L.W. (Ed.), Krathwohl, D.R.,.Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen,

(New York: Addison Valley, 2015) h.43.

https://drive.google.com/file/d/1FNX38tuDuS2H-W6WL1iJmCEXCOOvlSJi/view?usp=sharing

15

. Anderson, Ibid, h. 44-45

https://drive.google.com/file/d/1FNX38tuDuS2H-W6WL1iJmCEXCOOvlSJi/view?usp=sharing

16

.

Susan Brookhart,”How to assess Higher Order Thinking Skilss In Your Classroom”, Alexandria:ASCD.2010)h. 4

https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=AFIxeGsV6SMC&oi=fnd&pg=PA1&dq=Susan+Brookhart,%E

2%80%9DHow+to+assess+Higher+Order+Thinking+Skilss+In+Your+Classroom%E2%80%9D,+Alexandria:AS

CD.2010)+h.+4+&ots=W8ar0GefV9&sig=B4XCEXWrREGaUJcuV_SMoeRgFu4&redir_esc=y#v=onepage&q

&f=false

289

17

.

Brookhart, op.cit., h. 5. 43 Anderson, Op.Cit., h. 79

https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=AFIxeGsV6SMC&oi=fnd&pg=PA1&dq=Susan+Brookhart,%E

2%80%9DHow+to+assess+Higher+Order+Thinking+Skilss+In+Your+Classroom%E2%80%9D,+Alexandria:AS

CD.2010)+h.+4+&ots=W8ar0GefV9&sig=B4XCEXWrREGaUJcuV_SMoeRgFu4&redir_esc=y#v=onepage&q

&f=false

18

.

Anderson, op.cit h. 120-124

https://drive.google.com/file/d/1K6vaV1oArE23EppnnxoWm9m2FIUNcPAp/view?usp=sharing

19

.

Anderson, op.cit h. 125-127

https://drive.google.com/file/d/1K6vaV1oArE23EppnnxoWm9m2FIUNcPAp/view?usp=sharing

20

.

Anderson, op.cit h. 128-133

https://drive.google.com/file/d/1K6vaV1oArE23EppnnxoWm9m2FIUNcPAp/view?usp=sharing

21

.

Drs. Agus Taranggono, Drs. Hari Subagyo, Abdul Khalim, S.Pd., Fisika Untuk SLTP Kelas 2 Kurikulum 1994

Semester 1 dan Semester 2. Bumi Aksara, Jakarta.

http://rijal2016.blogspot.com/2016/12/alat-optik.html

22

.

Surya Yohanes. Optika. Tangerang: PT Kandel. 2014, hal. 107

https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing

290

23

.

Ibid, hal. 108

https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing

24

.

Ibid, hal. 109

https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing

25

.

Ibid, hal. 110-111

https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing

26

.

Ibid, hal. 112

https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing

27

.

Ibid, hal. 113

https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing

28

.

Ibid, hal. 114

https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing

291

29

.

Ibid, hal. 115

https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing

30

.

Ibid, hal. 117

https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing

31

.

Ibid, hal. 118

https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing

32

.

Ibid, hal. 119

https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing

33

.

Ibid, hal. 122

https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing

34 Ibid, hal. 123

https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing

292

35

.

Ibid, hal. 124

https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing

36

.

Ibid, hal 128

https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing

37

.

Marthen Kanginan, Fisika: untuk SMA/MA Kelas X. (Jakarta: Erlangga. 2013), hal. 549-550

https://drive.google.com/file/d/1SDqWHdf-olXtQJ1yWRAfc0VjZyILqcJk/view?usp=sharing

38

.

Frasidik Habsi, “Pengembangan Media Pembelajaran Hypermedia Untuk Meningkatkan High Order Thinking

Skill Siswa Pada Materi Alat Optik”, UIN Jakarta. 2017

https://drive.google.com/file/d/1lE7wX7qShgPbr-0bg-io-LyKATnQinws/view?usp=sharing

39

.

Yuni Mega Sari, ”Pengaruh Hypermedia Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Optik Geometri”, UIN

Jakarta. 2017

https://drive.google.com/file/d/1pU04q1sj8o8_2qeweve0O-fWb5fncXaQ/view?usp=sharing

40

.

Masril dkk, “Rancangan Laboratorium Virtual untuk Pembelajaran Fisika SMA”, Jurnal Eksakta Pendidikan

(JEP). 2018, Vol 2 No 1

https://drive.google.com/file/d/1W4u3fZLhVQyRENFYpI0XK4d1gpmtYfWG/view?usp=sharing

293

41

.

Gunawan dkk, “Studi Pendahuluan Pada Upaya Pengembangan Laboratorium Virtual Bagi Calon Guru Fisika”,

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi. 2015, Vol 1 No 2

https://drive.google.com/file/d/1LbyW15XbymF39M9DmqNm7X4SgQ4FGtvW/view?usp=sharing

42

.

Yanti Sofi Makiyah dkk, “Higher Order Thinking Real and Virtual Laboratory (HOTRVL) untuk Meningkatkan

Keterampilan Abad Ke-21 Mahasiswa Pendidikan fisika, Bandung. 2019.

https://drive.google.com/file/d/1d-OByAzQ7YEtdAtcJOBeLewwcLESalUy/view?usp=sharing

BAB III

1. Martin Tessmer, Planning and Conducting Formative Evaluations, (London: Routledge, 1993), pp. 15

https://drive.google.com/file/d/1T7P1cyOzvoJtL5t2GM0fXwZan-OLAly1/view?usp=sharing

2. Jan Van De Akker, et.al, op.cit. pp. 154

https://drive.google.com/file/d/1ycx_uLeQl3QlAneWzaXZ9Vs_1r7K6h-U/view?usp=sharing

3. Sugiyono, statistic untuk penelitian. Bandung: ALFABETA, 2012.hal 85

https://drive.google.com/file/d/19fA4ELeN_Y7dkDUPCQENF8qGygS7kGBc/view?usp=sharing

294

4. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 2014), h. 97-98

https://drive.google.com/file/d/19fA4ELeN_Y7dkDUPCQENF8qGygS7kGBc/view?usp=sharing

5. Iwan Permana Suwarna, op, cit.,, h. 56

http://iwanpermana.blogspot.nl/2007/02/

6. Fina Ariyani, “Pengaruh Pembelajaran Berbantukan Media OnlineFacebook terhadap Hasil Belajar Fisika pada

Konsep Termodinamika”, Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika UIN Jakarta, 2010, h. 46

https://drive.google.com/file/d/1PzADOatYwFZKcW3jyHB3zspZUCqAFu0w/view?usp=sharing

7. Fina Ariyani, Ibid., h. 47.

https://drive.google.com/file/d/1PzADOatYwFZKcW3jyHB3zspZUCqAFu0w/view?usp=sharing

8. Miftachul Jannah, dkk., “Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu dengan Pendekatan Sets-Edutainment Tema

Baterai Alami untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar di SMPN 1 Gondang”, Jurnal

Pendidikan Sains e-Pensa, Vol. 2, 2014, h. 53

https://dokumen.tips/documents/penerapan-pembelajaran-ipa-terpadu-dengan-pendekatan-sets-edutainment-

tema.html

BAB IV

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayan, https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un.

295

2. Arsyad, Azhar.(2011).Media Pembelajaran.Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada

https://drive.google.com/file/d/1RWipiQzw4AqLrVGLZ0ZnwMWXWHy8bijD/view?usp=sharing

3. Arsyad, ibid, hal. 15

https://drive.google.com/file/d/1RWipiQzw4AqLrVGLZ0ZnwMWXWHy8bijD/view?usp=sharing

4. Sadiman, S. Arief. et al. (2011). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan.

Jakarta:Pustekkom Dikbud dan PT. Grafindo Persada, hal. 17-18

https://drive.google.com/file/d/1VYXjugXWYsZoHUEfTVFnmL3XmcCgMPaZ/view?usp=sharing

5. Walqurani, Nurdini. (2012). Mengenal Sumber Belajar. Diakses dari

http://blog.um.ac.id/dininurdiniwalqurani/2012/01/06/mengenal-sumber-belajar/ pada tanggal 26 Juni 2021, Jam

12:29 WIB.

https://drive.google.com/file/d/14gtMeIMxk4gTqJYaSweshQc3f-ejaNJO/view?usp=sharing

6. Walqurani, Nurdini. (2012). Mengenal Sumber Belajar. Diakses dari

http://blog.um.ac.id/dininurdiniwalqurani/2012/01/06/mengenal-sumber-belajar/ pada tanggal 26 Juni 2021, Jam

12:29 WIB.

https://drive.google.com/file/d/14gtMeIMxk4gTqJYaSweshQc3f-ejaNJO/view?usp=sharing