PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA ...
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
HYPERMEDIA BERBASIS VIRTUAL LABORATORY
UNTUK MENINGKATKAN HIGH ORDER THINKING SKILL
PESERTA DIDIK PADA MATERI ALAT OPTIK
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
HANY SYARIFAH
NIM 11160163000034
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
iv
ABSTRAK
HANY SYARIFAH (1116016300034), Pengembangan Media Pembelajaran
Hypermedia Berbasis Virtual Laboratory Untuk Meningkatkan High Order
Thinking Skill Peserta Didik Pada Materi Alat Optik. Skripsi Program Studi
Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2021.
Penelitian pengembangan media pembelajaran hypermedia berbasis virtual
laboratoryini dilatarbelakangi oleh kesulitan guru dan peserta didik dalam
pelaksanaan praktikum untuk meningkatkat keterampilan berpikir tingkat tinggi
peserta didik pada materi alat optik. Penelitian ini merupakan pengembangan dari
penelitian sebelumnya yang hanya mengembangkan media pembelajaran yang dapat
diakses oleh laptop atau computer serta tidak dapat melakukan praktikum. Penelitian
yang dilakukan lebih dikembangkan dari segi tampilan yang berbentuk 3D agar lebih
mempermudah peserta didik dalam pemvisualisasian saat pembelejaran berlangsung,
dapat diakses oleh smrtphone android, media pembelajaran ini dapat digunakan untuk
praktikum, dan dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta
didik. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran fisika yang
layak, efektif dan praktis digunakan. Metode penelitian yang digunakan adalah
development research dari Jan Van De Akker dengan evaluasi formatif dari Martin
Tessmer. Tahap penelitian terdiri dari empat tahap yaitu tahap penelitian
pendahuluan, prototipe, evaluasi sumatif, serta refleksi sistematik dan dokumentasi.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI dari tiga sekolah: XI MIPA 2 dan 3
SMAN 7 Jakarta, XI MIPA 1 SMAN 27 Jakarta, dan XI MIPA 1SMAN 35 Jakata.
Sampel ditentukan secara purposive. Instrumen yang digunakan berupa tes kognitif
C4, C5, dan C6 dan non tes (angket dan wawancara) yang telah divalidasi. Instrumen
tes diberikan kepada 59 siswa dan angket penilaian diberikan kepada: sembilan orang
v
ahli, 62 siswa (evaluasi satu-satu, evaluasi kelompok kecil, uji lapangan dan evaluasi
sumatif) dan tiga orang guru. Media pembelajaran hypermedia yang dihasilkan
dinyatakan layak (82,5%). efektif (86,5%), dan praktis (91%) digunakan dengan
peningkatan nilai N-Gain siswa 0,7 (kategori tinggi). Media dapat membantu guru
dalam mencapai tujuan pembelajaran serta dapat meningkatkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi peserta didik.
Kata kunci: Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory, high
order thingking skill (HOTS),development research,layak, efektif dan praktis.
vi
ABSTRACT
HANY SYARIFAH (1116016300034), Development of Virtual Laboratory-Based
Hypermedia Learning Media to Improve Students' High Order Thinking Skills on
Optical Instrument Material. Thesis of Physics Education Study Program,
Department of Natural Sciences Education. Faculty of Tarbiyah and Teacher
Training, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2021.
The research on the development of hypermedia learning media based on virtual
laboratory is motivated by the difficulties of teachers and students in carrying out
practicals to improve students' higher-order thinking skills on optical instrument
material. This research is a development of previous research which only develops
learning media that can be accessed by a laptop or computer and cannot do
practicum. The research carried out is more developed in terms of a 3D display to
make it easier for students to visualize when learning takes place, can be accessed by
Android smartphones, this learning media can be used for practicum, and can
improve students' higher-order thinking skills. The research aims to develop
appropriate, effective and practical physics learning media to use. The research
method used is development research from Jan Van De Akker with formative
evaluation from Martin Tessmer. The research phase consists of four stages, namely
preliminary research, prototype, summative evaluation, and systematic reflection and
documentation. The subjects in this study were grade XI students from three schools:
XI MIPA 2 and 3 SMAN 7 Jakarta, XI MIPA 1 SMAN 27 Jakarta, and XI MIPA 1
SMAN 35 Jakata. The sample was determined purposively. The instruments used are
cognitive tests C4, C5, and C6 and non-tests (questionnaires and interviews) that
have been validated. The test instrument was given to 64 students and the assessment
questionnaire was given to: nine experts, 62 students (one-on-one evaluation, small
group evaluation, field test and summative evaluation) and three teachers. The
resulting hypermedia learning media was declared feasible (82,5%). effective
(86,5%), and practical (91%) used with an increase in the N-Gain value of students
0.7 (high category). Media can assist teachers in achieving learning objectives and
can improve students' higher order thinking skills.
Kata kunci: Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory, high
order thingking skill (HOTS),development research,layak, efektif dan praktis.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, taufik dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media
Pembelajaran HypermediaBerbasis Vitual Laboratoryuntuk Meningkatkan High
Order Thinking SkillPeserta Didik Pada Materi Alat Optik”. Sholawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, kepada keluarganya, para
sahabatnya dan kita semua selaku umatnya hingga akhir zaman. Aamiin ya
Rabbal’alamiin.
Apresiasi dan terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih tersebut
disampaikan kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan
Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Ai Nurlaela, M.Si dan Bapak Taufiq Al Farizi, M.Pfis, selaku dosen
pembimbing satu dan dosen pembibing dua yang telah meluangkan banyak
waktu dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan saran kepada peneliti
selama proses pembuatan skripsi ini.
4. Ibu Fatiah Alatas, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing dan mengarahkan peneliti selama menjadi mahasiswi pendidikan
fisika.
5. Seluruh dosen, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya jurusan pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Fisika yang telah
viii
memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses
perkuliahan.
6. Seluruh ahli yang telah memberikan kritik dan saran kepada peneliti agar tercipta
media pembelajaran hypermediayang lebih baik.
7. Bapak Satya Budi Aprianto, S.Si. selaku Kepala SMAN 7Jakarta, Bapak Dra.
Fauro selaku Kepala SMAN 35Jakarta dan Ibu Tantin Indratini, S.Pd, MM,
selaku Kepala SMAN 27 Jakarta yang telah memberikan izin melakukan
penelitian di SMA tersebut.
8. Ibu Wati Apriani, S.Si, Bapak Irfan Mahrubi, S.Pd, Gr, Bapak Suprayitno, S.Pd.,
M.Si selaku guru bidang studi fisika yang telah memberikan dukungan dan saran
kepada peneliti selama penelitian berlangsung.
9. Keluarga tercinta, Bapak Muhammad Abdul Haris, M.Pd.I, Bapak Hj. Asmari
(almarhum Abah/Kakek), Ibu Hj. Subah (aalmarhumah Enyik/Nenek), Ibu
Mutmainnah, Adik Binta Lana Qonita, Adik Devi Qatul Ghalby, Adik Balghis
Azzahra Humaira yang selalu memberikan doa, kasih sayang, motivasi dan
dukungan yang luar biasa kepada peneliti.
10. Keluarga Pendidikan Fisika 2016 yang senantiasa menjadi keluarga selama di
perantauan, tempat peneliti berproses untuk menjadi lebih baik, tempat berbagi
penderitaan dan kasih sayang.
11. Ibu Dwi Ning Wahyuni Budi, S.Pd, M.Sc yang telah memberikan dukungan dan
motivasi kepada peneliti.
12. Sahabatku Nisa, Jodi, Ica, Rauf, Syahri, Kak Ali, Kak Ahda, Kak Haris, Kak
Habsi, dan Izza yang telah menemani peneliti dalam suka maupun duka, tempat
peneliti untuk berproses menjadi lebih baik, selalu jadi sahabat terbaik, dan
memberikan dukungan dalam berbagai bentuk kepada peneliti.
13. Izzatut Taqiyyah, S.Pd. yang sudah menemani peneliti, selalu menjadi tempat
berbagi informasi, memberikan doa, waktu, pikiran, tenaga, saran dan dukungan
kepada peneliti.
ix
14. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga segala bentuk bantuan, dorongan, saran dan bimbingan yang diberikan
kepada peneliti mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT. Amin.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat peneliti
harapkan untuk perbaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Amin.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Jakarta, 12 Juli 2021
Peneliti
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI……………………………………………………………………. iii
ABSTRAK .............................................................................................................................. ivv
ABSTRACT ............................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………..x
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………………………………………………………….xv
DFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………………………. xvii
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................................................... 5
C. Batasan Masalah ............................................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 5
E. Spesifikasi produk yang dihasilkan ................................................................................... 6
F. Tujuan Penelitian .............................................................................................................. 6
G. Manfaat Penelitian ............................................................................................................ 7
BAB II ....................................................................................................................................... 8
LANDASAN TEORI ................................................................................................................ 8
A. Kajian Teoritis .............................................................................................................. 8
xi
1. Media Pembelajaran .................................................................................................. 8
2. Hypermedia Virtual Laboratorium .......................................................................... 11
3. Kemampuan berfikir ............................................................................................... 15
4. Devinisi alat-alat optik ............................................................................................ 23
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................................... 37
C. Kerangka Berpikir ....................................................................................................... 40
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................................... 41
BAB III ................................................................................................................................... 42
METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................................. 42
A. Model Pengembangan ................................................................................................. 42
B. Prosedur Penelitian ..................................................................................................... 42
1. Penelitian Pendahuluan (preliminary research)...................................................... 44
2. Tahap Prototipe (Prototyping Stage) ....................................................................... 44
3. Tahap Evaluasi Sumatif (Summative evaluation) ....................................................... 52
4. Refleksi Sistematik dan Dokumentasi (Systematic reflection and documentation) 53
C. Desain Uji Coba .......................................................................................................... 53
D. Subjek Uji Coba .......................................................................................................... 55
1. Subjek uji coba pada evaluasi formatif ................................................................... 56
2. Subjek uji coba pada evaluasi sumatif .................................................................... 56
E. Instrument Penelitian .................................................................................................. 57
1. Pedoman wawancara ............................................................................................... 57
2. Angket penelitian pendahuluan ............................................................................... 57
3. Angket uji ahli (expert review) ............................................................................... 58
4. Angket respon siswa dan guru ................................................................................ 63
5. Tes (pretest and posttest)......................................................................................... 72
F. Uji Coba Produk ......................................................................................................... 72
G. Teknik Analisis Data ................................................................................................... 73
1. Analisis Data Wawancara Guru .............................................................................. 73
xii
2. Analisis Data Angket Validasi, Angket Respon, Siswa, dan Guru ......................... 73
3. Analisis Uji Evektifitas ........................................................................................... 76
4. Analisis Peningkatan Hasil Belajar ......................................................................... 77
BAB IV ................................................................................................................................... 78
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 78
A. Hasil Penelitian Pengembangan .................................................................................. 78
1. Hasil Penelitian Pendahuluan.................................................................................. 78
2. Hasil Prototyping Stage .......................................................................................... 85
3. Hasil Evaluasi Sumatif .......................................................................................... 128
4. Hasil Refleksi Sistematik Dan Dokumentasi ........................................................ 134
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................................... 138
BAB V .................................................................................................................................. 152
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................. 152
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 152
B. Saran ......................................................................................................................... 152
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 154
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................................... 156
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Proses Pembelajaran........................................................................................... 10
Gambar 2. 2 Bagian-bagian Mata ........................................................................................... 24
Gambar 2. 3 Jangkauan Pengelihatan ..................................................................................... 27
Gambar 2. 4 Sebelum dan Sesudah Menggunakan Lensa Cekung ......................................... 28
Gambar 2. 5 Sebelum dan Sesudah Menggunakan Lensa Cembung ...................................... 29
Gambar 2. 6 Pembentukan Bayangan Pada Lup ..................................................................... 30
Gambar 2. 7 Bagian-bagian Mikroskop .................................................................................. 32
Gambar 2. 8 Diagram Sinar Pembentukan Bayangan Pada Mikroskop Optik ....................... 32
Gambar 2. 9 Bagian-bagian Teropong Bintang ...................................................................... 34
Gambar 2. 10 Pembentukan Bayangan Pada Teropong Bintang ............................................ 34
Gambar 2. 11 Pembentukan Bayangan Pada Terpong Bumi .................................................. 35
Gambar 2. 12 Pembentukan Bayangan Pada Teropong Bumi (Mata Berakomodasi) ............ 35
Gambar 2. 13 Bagian-bagian Kamera ..................................................................................... 36
Gambar 3.1 Model Pengembangan Development Research………………………...43
Gambar 3.2 Pedoman Desain Hypermedia Berbasis Virtual Laborarory…………...46
Gambar 3.3 Gambar Pedoman Desain Software Hypermedia………………………….49
Gambar 3.4 Flowchart Pembutan Hypermedia Berbasis Virtual Laboratory………..51
Gambar 3.5 Digram Tahap Evaluasi Formatif………………………………………52
Gambar 3.6 Garis Kesimpulan………………………………………………………75
Gambar 3.7 Garis Kesimpulan Keseluruhan………………………………………...75
Gambar 4. 1 Grafik Penilaian Keseluruhan Indikator oleh Ahli Media .................................. 99
Gambar 4. 2 Grafik Penilaian Keseluruhan Indikator ........................................................... 102
Gambar 4. 3 Grafik Penilaian Keseluruhan Indikator oleh Ahli Materi Ajar ....................... 106
Gambar 4. 4 Persentase hasil penilaian seluruh aspek pada evaluasi satu-satu .................... 109
xiv
Gambar 4. 5 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator dari aspek materi dalam evaluasi
satu-satu ................................................................................................................................ 110
Gambar 4. 6 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator dari aspek desain pembelajaran
dalam evaluasi satu-satu ....................................................................................................... 111
Gambar 4. 7 Persentase hasil penilaian seluruh aspek pada ................................................. 116
Gambar 4. 8 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek materi dalam evaluasi
kelompok kcil........................................................................................................................ 117
Gambar 4. 9 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek desain pembelajaran
dalam evaluasi kelompok kcil ............................................................................................... 118
Gambar 4. 10 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek implementasi dalam
evaluasi kelompok kcil ......................................................................................................... 119
Gambar 4. 11 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek efisiensi dalam evaluasi
kelompok kcil........................................................................................................................ 120
Gambar 4. 12 Grafik presentase penilaian setiap aspek pada uji lapangan ........................... 123
Gambar 4. 13 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek kemampuan untuk dapat
dilaksanakan (Implementability) dalam uji lapangan ........................................................... 124
Gambar 4. 14 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek kesinambungan
(sustainability) dalam uji lapangan ....................................................................................... 125
Gambar 4. 15 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek kecocokan dengan
lingkungan (appropriateness) dalam uji lapangan ................................................................ 126
Gambar 4. 16 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek penerimaan dan
kemenarikan dalam uji lapangan........................................................................................... 127
Gambar 4. 17 Grafik persentase nilai hypermedia untuk keseluruhan indikator efektivitas
oleh guru pada evaluasi sumatif ............................................................................................ 130
Gambar 4. 18 Grafik persentase nilai hypermedia untuk keseluruhan indikator kepraktisan
oleh guru pada evaluasi sumatif ............................................................................................ 132
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Enam kategori pada dimensi proses kognitif dan proses-proses kognitif terkait ... 21
Tabel 3. 1 Desain Uji Coba Produk…………………………………………………………………………………….54
Tabel 3. 2 kisi-kisi Angket Uji Ahlii Media ........................................................................... 58
Tabel 3. 3 Kisi-kisi Angket Uji Ahli Desain Pembelajaran .................................................... 60
Tabel 3. 4 Kisi-kisi Angket Uji Ahli Materi Pembelajaran FIsika ......................................... 62
Tabel 3. 5 Kisi-kisi Angket Penilaian Evaluasi Satu-satu....................................................... 64
Tabel 3. 6 Kisi-kisi Angket Penilaian Evaluasi Kelompok Kccil ........................................... 67
Tabel 3. 7 Kisi-kisi Angket Uji Lapangan Siswa .................................................................... 68
Tabel 3. 8 kisi-kisi Angket Penilaian Evaluasi Sumatif Guru ................................................ 70
Tabel 3. 9 Kisi-kisi Angket Penilaian Evaluasi Sumatif Siswa .............................................. 71
Tabel 3. 10 Uji Coba Produk .................................................................................................. 73
Tabel 3. 11 Kriteria Rating Scale ............................................................................................ 74
Tabel 3. 12 Kriteria Efektivitas Berdasarkan Hasil Belajar Kognitif ..................................... 76
Tabel 3. 14 Kriteria N-Gain .................................................................................................... 77
Tabel 4. 1 Hasil Transkip Wawancara Guru Pada Preliminary Research Aspek Kurikulum
(Bagian A)………………………………………………………………………………………………………………………….79
Tabel 4. 2 Hasil Transkip Wawancara Guru Pada Preminary Research ................................. 82
Tabel 4. 3 Contoh Hasil Perancangan Display Pada ............................................................... 86
Tabel 4. 4 Contoh Hasil Perancangan Konten ........................................................................ 89
Tabel 4. 5 Hasil Pemilihan Software ...................................................................................... 92
Tabel 4. 6 Tampilan Software yang Digunakan...................................................................... 93
Tabel 4. 7 Hasil proses pembuatan hypermedia...................................................................... 94
Tabel 4. 8 Hasil Penelitian Hypermedia Menurut Ahli Media ............................................... 98
Tabel 4. 9 Hasil Kriteria Keseluruhan Indikator oleh Ahli Media .......................................... 99
Tabel 4. 10 Hasil kriteria keseluruhan indikator untuk ......................................................... 102
Tabel 4. 11 Hasil keseluruhan indikator pada ahli materi aja ............................................... 105
Tabel 4. 12 Hasil Penilaian setiap Aspek Media pada Evaluasi Satu-satu ........................... 108
xvi
Tabel 4. 13 Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest-posttest pada evaluasi
kelompok kecil. ..................................................................................................................... 115
Tabel 4. 14 Hasil uji N-Gain pada evaluasi kelompok kecil ................................................. 115
Tabel 4. 15 Hasil penilaian setiap aspek media pada ............................................................ 115
Tabel 4. 16 Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest-posttest pada evaluasi uji
lapangan. ............................................................................................................................... 121
Tabel 4. 17 hasil uji N-Gain pada evaluasi kelompok kecil ................................................. 122
Tabel 4. 18 Hasil penilaian setiap aspek media pada uji lapangan ....................................... 122
Tabel 4. 19 Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest dan posstest pada evalusi
sumatif .................................................................................................................................. 128
Tabel 4. 20 hasil uji N-Gain pada evaluasi sumatif .............................................................. 129
Tabel 4. 21 Hasil angket penilaian aspek efektivitas guru .................................................... 129
Tabel 4. 22 Hasil angket penilaian aspek kepraktisan oleh guru pada evaluasi sumatif ....... 131
Tabel 4. 23 Hasil angket penilaian aspek kepraktisan oleh siswa pada evaluasi sumatif ..... 133
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Wawancara Guru ...................................................................... 159
Lampiran 2 Angket Siswa Pada Studi Pendahuluan ................................................. 162
Lampiran 3 Lembar Angket Validasi Ahli Media .................................................... 169
Lampiran 4 Hasil Validasi Ahli Media ..................................................................... 177
Lampiran 5 Lembar Angket Validasi Ahli Desain Pembelajaran ............................. 183
Lampiran 6 Hail Validasi Ahli Desain Pembelajaran ............................................... 187
Lampiran 7 Lembar Angkey Validasi Ahli Materi Ajar ........................................... 191
Lampiran 8 Hasil Validasi Ahli Materi Ajar............................................................. 198
Lampiran 9 Angket Evaluasi Satu-satu ..................................................................... 208
Lampiran 10 Angket Evaluasi Kelompok Kecil ....................................................... 219
Lampiran 11 Angket Uji Lapangan........................................................................... 231
Lampiran 12 Hasil Evaluasi Sumatif ....................................................................... 243
Lampiran 13 Story Board Media Pembelajaran Hypermedia Berbasis Virtual
Laboratory ................................................................................................................ 252
Lampiran 14 Instrumen Tes ...................................................................................... 262
Lampiran 15 Saran dan Revisi Media Pembelajaran Hypermedia Berbasis Virtual
Laboratory ................................................................................................................ 275
Lampiran 16 Lembar Kendali ................................................................................... 278
Lampiran 17 Surat Penelitian .................................................................................... 281
Lampiran 18 Uji Referensi ....................................................................................... 284
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran Ilmu Pengentahuan Alam (IPA) bertujuan untuk membantu
siswa agar mampu menguasai pengetahuan tentang keteraturan sains. Pengetahuan
tersebut diperoleh melalui proses ilmiah sehingga siswa memiliki sikap ilmiah yang
dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran IPA tidak hanya meliputi teori, konsep ataupun prinsip saja, ada juga
proses sains yang diajarkan melalui praktikum, tetapi hal ini pun jarang dilakukan
oleh para guru karena beberapa alasan, antara lain tidak ada waktu khusus untuk
praktikum, tidak memadai alat-alat dan bahan praktikum, dan sebagian lagi tidak
menguasai cara kerja di laboratorium. Padahal praktikum memegang peran penting di
dalam pembelajaran IPA.1
Tidak hanya masalah di dalam pembelajaran biologi, masalah yang terjadi
juga terdapat di dalam pembelajaran fisika. Laboratorium merupakan hal yang krusial
dalam pembelajaran fisika, karena melalui kegiatan laboratorium aspek produk,
proses, dan aspek sikap dapat lebih dikembangkan. Kegiatan praktikum fisika juga
dihadapkan pada berbagai masalah, diantaranya mahalnya peralatan laboratorium,
terbatasnya sarana laboratorium yang dimiliki sekolah, serta kesulitan melakukan
praktikum pada berbagai konsep fisika yang abstrak. Pada konsep fisika abstrak,
1 Adisendjaja, Y.H &Romlah, O.2009. Peranan Praktikum Dalam Mengembangkan
Keterampilan Proses dan Kerja Laboratorium. Makalah dipresentasikan pada pertemuan Musyawarah
Guru Mata Pelajaran Biologi Kebupaten Garut, Jawa Barat. p. 1.
2
terdapat kesulitan untuk memvisualisasikan atau menampilkan proses fisis secara
langsung melalui kegiatan laboratorium yang riil. Kegiatan laboratorium juga dapat
dilakukan dengan menggunakan simulasi komputer, kegiatan simulasi ini dinamakan
virtual laboratory. Virtual laboratory merupakan sistem yang dapat digunakan untuk
mendukung sistem praktikum berjalan secara konvensional. Virtul laboratory ini
biasa disebut dengan virtual-lab.2Virtual laboratory (Virtual lab) adalah serangkaian
alat-alat laboratorium yang berbentuk perangkat lunak (software) komputer berbsis
multimedia interaktif, yang dioperasikan dengan komputer dan dapat mensimulasikan
kegiatan dilaboratorium seakan-akan pengguna berada pada laboratorium
sebenarnya3.
Selain itu pembelajaran di kelas guru sering melakukan demonstrasi pada
proses pembelajaran, namun dikarenakan keterbatasan alat, sehingga demonstrasi
hanya dilakukan oleh guru yang mengakibatkan siswa hanya dapat melihat
demonstrasi yang dilakukan oleh guru, yang mengakibatkan siswa cenderung pasif,
tidak berkonsentrasi dan memiliki minat yang rendah dalam melakukan pembelajaran
di dalam kelas.4
Siswa menagalami kesulitan dalam menguasai keterampilan berfikir tingkat
tinggi. Terlihat dari data UN (Ujian Nasional) tahun 2019.5 Nilai fisika yang
diperoleh hanya mencapai rata-rata 46,47 dari nilai maksimal yaitu 100. Rendahnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya yaitu
kurangnya latihan soal yang guru berikan kepada siswa, kurangnya konsentrasi siswa,
2 Gunawan, Ahmad Harjono, Hairunnisyah Sahidu. 2015. Studi pendahuluan pada upaya
pengembangan laboratorium virtual bagi calon guru fisika, Jurnal pendiidkan fisika dan teknologi. Vol
1, No. 2 : 9.
3 Imron, M. 2012. Manfaat labboratorium virtual.
http//www.mazguru.wordpress.com/2012/04/19/oyo-manfaatkan-laboratorium-virtual. 4 Muchamad Haikal Al Fajri, dkk. 2016. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media
Laboratorium Virtual Pada Konsep Listrik Dinamis: Universitas Islam Negeri Jakarta
5Kementerian Pendidikan dan Kebudayan, https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un.
3
kurangnya fasilitas untuk praktikum sehingga guru hanya menyampaikan
pembelajaran hanya menggunakan power point, serta kurangnya pemahaman guru
untuk menggunakan alat-alat laboratorium yang sudah ada.
Keterampilan perpikir tingkat tinggi fisika di sekolah SMA Negeri 7 Jakarta
memiliki nilai rata-rata UN yaitu 39,17 dari nilai maksimal yaitu 100. Materi fisika
yang masih tergolong rendah yaitu materi optik yang memiliki nilai rata-rata 28,57
dari nilai maksimal yaitu 100.6 Rendahnya keterampilan berpikir tingkat tinggi ini
disebabkan oleh beberapa faktor. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh guru
fisika di Sekolah SMA Negeri 7 Jakarta bahwa guru kurang memberikan latihan-
latihan soal yang mengasah keretampilan berpikir tingkat tinggi siswa, guru hanya
memberikan video praktek saja kepada siswa sehingga siswa jarang melakukan
praktikum langsung di laboratorium, serta waktu yang dimiliki oleh guru sangatlah
sedikit sehingga mengakibatkan guru-guru hanya menampilkan video praktikum
melalui internet. Siswa perlu meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Jika
tidak, maka akan berdampak pada pemahaman konsep materi fisika dalam waktu
yang relatif singkat sehingga siswa akan cepat lupa terhadap konsep materi yang telah
dipelajari.7
Salah satu solusi untuk mengatasi siswa kesulitan meningkatkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi yaitu media pembelajaran berbasis smartphone yang dapat
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diingkan dalam
kurikulum 2013. Media pembelajaran berbasis smartphone ini juga dapat
meringankan pengeluaran untuk membeli alat praktikum yang memiliki harga yang
terbilang mahal terutama dimateri optik, serta dapat membantu guru untuk mengatasi
minimnya waktu untuk praktikum. Media pembelajaran berbasis smartphone dapat
6Kementerian Pendidikan dan Kebudayan, https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un. 7 Rini Julistiawati dan Bertha Yonata, Keterampilan Berpikir Level C4, C5, dan C6 Revisi
Taksonomi Bloom Siswa Kelas X-3 Sman 1 Sumenep Pada Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit, UNESA Journal of Chemical Education, Vol. 2
No. 2, 2013, h. 58.
4
dijadikan sebagai media pembelajaran kreatif dan efektif yakni hypermedia berbasis
virtual laboratorium.
Pengembangan media pembelajaran hypermedia yang dapat meningkatkan
kerterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik sangat penting. Melalui konteks
yang tepat dan benar akan mengajarkan kepada peserta didik untuk membiasakan
berpikir secara mendalam, kebiasaan menjalani hidup dengan seimbang, memiliki
pola pikir yang cerdas, dan dapat bertanggung jawab pada kehidupan sehari-hari8
Media pembelajaran hypermedia yang dikembangkan memiliki nilai tambah
dibandingkan dengan hypermedia sebelumnya. Media pembelajaran ini dapat
berlangsung secara efektif dalam tujuan penggunaannya yaitu untuk meningkatkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Selain itu media pembelajaran ini
memiliki karakteristik diantaranya yaitu pada media pembelajaran ini menggunakan
pendekatan saintifik yang bertujuan untuk melatih keterampilan berpikir tingkat
tinggi peserta didik, memberikan soal-soal yang mengukur keterampilanberpikir
tingkat tinggi peserta didik, dapat diakses pada smartphone android sehingga peserta
didik bisa mengkaji pembelajaran serta dapat praktikum dimana saja dan kapan saja,
terdapat banyak animasi dan alat praktikum yang berbentuk 3D sehingga peserta
didik dapat memvisualisasikan pembelajaran dengan mudah, serta menciptakan
pembelajaran yang bermakna untuk peserta didik. Karatkteristik media pembelajaran
ini dapat membantu peserta didik untuk melatih dan memperoleh keterampilan
berpikir tingkat tinggi.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran
Hypermedia Berbasis Virtual Laboratory untuk Meningkatkan High Order Thinking
Skill Peserta Didik pada Materi Alat Optik.
8Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 2014), hal 86
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat diidentifikasi
permasalahan dalam penelitian ini yaitu:
1. Alat labolatorium yang terdapat di sekolah kurang memadai.
2. Siswa mengalami kesulitan pada materi alat optik sehingga keterampilan berpikir
tingkat tinggi siswa masih rendah.
3. Waktu yang dimiliki oleh guru sangatlah sedikit sehingga mengakibatkan guru-
guru hanya menampilkan video praktikum melalui internet.
C. Batasan Masalah
Luas cakupan masalah yang muncul, maka diperlukan pembatasan masalah.
Penelitian ini dibatasi oleh:
1. Pengujian terhadap aspek HOTS yang diteliti menggunakan soal dari C4, C5, dan
C6
2. Pengujian terhadap perangkat lunak dibuat, hanya meliputi pengujian produk,
kesesuaian produk dengan standar atau kriteria kelayakan media pembelajaran.
Tidak diuji pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.
3. Media yang dikembangkan khusus untuk android.
4. Metode penelitian pengembangan yang dilakukan menggunakan penelitian
pengembangan yang mengacu pada penelitian pengembangan Jan Van Den
Akker.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah disebutkan
maka perumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory bisa
dapat dikatakan layak?
6
2. Bagaimana media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory bisa
dapat dikatakan efektif?
3. Bagaimana media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory yang
dikembangkan bisa dapat dikatakan praktis dalam pengimplementasiannya?
4. Bagaimana media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory bisa
dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa?
E. Spesifikasi produk yang dihasilkan
Spesifikasi produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah:
1. Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory yang dikembangkan
dapat ditampilkan pada android.
2. Materi pada program media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory
ini disajikan melalui scientific approach.
3. Program yang digunakan dalam pembuatan media pembelajaran hypermedia
berbasis virtual laboratory adalah Software Unity.
4. Pada media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory terdapat soal-
soal yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
5. Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory dirancang untuk
meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
F. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kelayakan media pembelajaran hypermedia berbasis virtual
laboratory yang dikembangkan.
2. Mengetahui keefektifan media pembelajaran hypermedia berbasis virtual
laboratory yang dikembangkan.
7
3. Mengetahui kepraktisan media pembelajaran hypermedia berbasis virtual
laboratory yang dikembangkan..
4. Mengetahui peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
G. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini, penulis mengharapkan tulisan ini dapat memberikan
manfaat diantara lain yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi siswa penelitian ini dapat menjadikan solusi untuk memudahkan siswa
dalam memahami materi alat optik.
b. Bagi guru penelitian ini dapat meningkatkan kererampilan berpikir tingkat tinggi
siswa pada materi optik.
c. Bagi sekolah penelitian ini dapat menjadikan motivasi dan evaluasi untuk guru-
guru sehingga guru-guru dapat memberikan inovasi dalam pembelajaran.
d. Bagi peneliti lain penelitian ini dapat menjadikan referensi dasar untuk
mengembangkan media pembelajaran pada tahun-tahun berikutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa penelitian ini dapat meningkatkan semangat belajar siswa, serta dapat
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa,
b. Bagi guru penelitian ini menjadikan solusi dalam pelaksanaan praktikum
sehingga praktikum bisa dilaksanakan di luar labolatorium, dapat menjadikan
media pembelajaran alternatif dalam penyampaian materi, membantu guru untuk
dapat menjalankan tugasnya sebagai guru walaupun sedang berhalangan hadir di
kelas.
c. Bagi sekolah penelitian ini dapat membantu sekolah dalam mengatasi kekurangan
alat-alat praktikum yang ada dilabolatorium.
d. Bagi peneliti lain menjadikan refensi dalam mengembangkan media pembelajaran
hypermedia berbasis virtual laboratory yang lebih baik lagi.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teoritis
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian media pembelajaran
Terkait dengan pembelajaran, media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian anak didik untuk
tercapainya tujuan pendidikan. Heinich, Molenda, dan Russell (1993) mendefinisikan
media sebagai alat saluran komunikasi. Istilah media itu sendiri berasal dari bahasa
Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata "medium" yang secara harfiah berarti
"perantara" yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a
receiver)9.
Menurut Sadiman media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar
terjadi.10 Sementara, menurut Arsyad media merupakan alat-alat grafis, photografis,
9Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Smaldino, S.E. 2002. Instructional media and
technology for learning, 7th edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
10 Sadiman, Arief S., R. Raharjo, Anung Haryono, dan Rahardjito. 2008. Media Pendidikan
Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal. 7
9
atau elektronis, untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi
visual atau verbal.11
Media pembelajaran dapat disimpulkan alat elektronis yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima untuk menangkap informasi lalu
di proses dalam pikiran untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat
serta menyusun kembali informasi visual atau verbal.
b. Fungsi media pembelajaran
Media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu dalam proses belajar dan
pembelajaran di kelas. Dengan adanya media, guru akan memudahkan tugasnya
dalam menyampaikan materi kepada siswa. Tanpa bantuan media, maka materi
pembelajaran sulit untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi
pembelajaran yang rumit dan kompleks. Semakin tingggi tingkat kesukaran suatu
materi, maka semakin sulit untuk dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang
kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan.
Media pembelajaran komputer sebagai alat bantu berupa fisik maupun
nonfisik yang digunakan sebagai perantara antara guru dan peserta didik dalam
memahami materi pembelajaran secara efektif dan efisien.12
Proses dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari
sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk
membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan
11 Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
12 Yusuf, I & Subaer. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Media
Laboratorium Virtual Pada Materi Dualisme Gelombang Partikel Di SMA Tut Wuri Handayani
Makassar. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, vol. 2, no. 2, 189-194.
10
pembelajaran. Fungsi media dalam proses pembelajaran ditunjukkan pada gambar
berikut13
Gambar 2. 1 Proses Pembelajaran
Fungsi media dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan,
fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan
yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan media (Gerlach &
Ely dalam Ibrahim, et.al., 2001) adalah sebagai berikut. Pertama, kemapuan fiksatif,
artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau
kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret,
direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat
ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya. Kedua, kemampuan
manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan
berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah
ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya.
Ketiga, kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar
jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau
Radio.14
13Sudono, Anggani. 2004. Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta
: Grasindo
14Ibrahim, H. 1997. Media pembelajaran: Arti, fungsi, landasan pengunaan, klasifikasi,
11
Hambatan-hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai
berikut. Pertama, verbalisme, artrinya siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak
mengetahui artinya. Hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya dengan
penjelasan lisan (ceramah), siswa cenderung hanya menirukan apa yang dikatakan
guru. Kedua, salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda
oleh siswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan secara lisan
dengan tanpa menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan,
model, dan sebagainya. Ketiga, perhatian tidak berpusat, hal ini dapat terjadi karena
beberapa hal antara lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik
mempengaruhi perhatian siswa, siswa melamun, cara mengajar guru membosankan,
cara menyajikan bahan pelajaran tanpa variasi, kurang adanya pengawasan dan
bimbingan guru. Keempat, tidak terjadinya pemahaman, artinya kurang memiliki
kebermaknaan logis dan psikologis. Apa yang diamati atau dilihat, dialami secara
terpisah. Tidak terjadi proses berpikir yang logis mulai dari kesadaran hingga
timbulnya konsep.
2. Hypermedia Virtual Laboratorium
a. Pengertian hypermedia
Multimedia interaktif (hypermedia) menurut Majid adalah kombinasi dari dua
atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh
penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah atau perilaku alami dari
suatu presentasi.15 Bahan ajar interaktif dalam menyiapkannya diperlukan
pengetahuan dan keterampilan pendukung yang memadai terutama dalam
pemilihan, karakteristik oht, opaque, filmstrip, slide, film, video, Tv, dan penulisan naskah
slide. Bahan sajian program pendidikan akta mengajar III-IV. FIP-IKIP Malang.
15 Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan SK Guru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
12
pengoperasian peralatan seperti komputer, kamera video, dan kamera foto. Bahan ajar
interaktif biasanya disajikan dalam bentuk compact disk (CD). Multimedia
pembelajaran sebagai salah satu media pembelajaran yang memadukan sebagai jenis
media seperti media gambar, teks, video, audio, animasi maupun simulasi yang dapat
digunakan untuk memvisualisasikan model mekanisme fisis dari suatu fenomena
hingga ke tataran mikro yang tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan alat
peraga ril.16
Hypermedia adalah gabungan berbagai format media yang diatur oleh
hypertext yang berupa tulisan tidak berurutan menggunakan sistem authoring yang
mampu menghubungkan antara file satu dengan yang lain dan menciptakan jalur yang
saling berkaitan (hyperlink).17
b. Pengertian virtual laboratorium
Suatu simulasi komputer yang memungkinkan adanya fungsi percobaan
laboratorium pada suatu komputer dinamakan virtual laboratory. Virtual laboratory
merupakan sistem yang dapat digunakan untuk mendukung sistem praktikum yang
berjalan secara konvensional. Virtual laboratory ini biasa disebut dengan virtual-lab.
Virtual lab merupakan salah satu proses pembelajaran berbasis TIK yang
dapat dijadikan sebagai solusi alternatif pembelajaran dengan metode praktikum.
Praktikum dengan menggunakan komputer disebut dengan virtual laboratory. Virtual
laboratory adalah serangkaian alat labolatorium yang berbentuk perangkat lunak
(software) komputer berbasis multimedia interaktif, yang dioperasikan dengan
komputer dan dapat mensimulasikan kegiatan di laboratorium seakan-akan pengguna
16 Suniati, Ni Made., Wayan Sadia, dan Anggun Suhandana. 2013. Pengaruh Implementasi
Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Multimedia Interaktif Terhadap Penurunan Miskonsepsi. Jurnal.
Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
17 Aqidha Nurul Mutmainnah, Rizki Yulidah, dan Sinta Yuniarti. 2017. Media Bimbingan
Konseling Berbasis Hypermedia. Jurnal. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
13
berada pada laboratorium sebenarnya (Imron, 2012). Menurut (Budhu, 2002) virtual
laboratory objek multimedia interaktif yang kompleks dan termasuk bentuk digital
baru, dengan tujuan pembelajaran implisit atau eksplisit.
Virtual (Lab-Vir) memanfaatkan komputer untuk mensimulasikan sesuatu
yang rumit, perangkat percobaan yang mahal atau mengganti percobaan di
lingkungan berbahaya. Menurut Marti;nez, et. al,. (2011) Lab-Vir memungkinkan
peserta didik menvisualisasikan dan berinteraksi dengan fenomena yang akan meraka
alami jika melakukan percobaan di laboratorium nyata. Selanjutnya, Dobrzanski &
Hpnysz, (2011); Tatli & Ayas, (2012) bahwa Lab-Vir sebgai faktor pendukung untuk
memperkaya pengalaman dan memotivasi peserta didik dalam melakukan percobaan
secara interaktif dan mengembangkan aktivitas keterampilan bereksperimen.
c. Hypermedia dalam pembelajaran
Konsep dasar yang menjadi ciri khusus hypermedia adalah penghubung (link)
dan yang dihubungkan (nodes). Nodes adalah bagian-bagian dari sumber informasi
yang ada dalam hypermedia yang meliputi basis data, seperti video, suara, musik,
teks, animasi, film, grafik, gambar dan data lainnya. Sedangkan link adalah
penghubung atau yang membuat hubungan antara nodes dengan pengguna. Hypertext
dalam hypermedia berfungsi sebagai link. Jadi Nodes tidak berarti dalam hypermedia
tanpa adanya peranan Hypertext sebagai link.18
Hypermedia dapat diartikan sebagai multimedia yang terhubung dan bersifat
non linier, artinya siswa bebas menentukan pilihan dalam mendapatkan konten.
Menurut Ansori (2012) file hypermedia dapat digunakan apabila pengguna, memiliki
sebuah komputer pendukung multimedia yang umumnya terdiri dari : sound card,
18 Ansori, M. Iksan. 2012. Efektivitas Pembelajaran yang Menggunakan Hypermedia dan
Power Point terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Ditinjau dari
Kemampuan Visuospasial di SMA Negeri Se-Kabupaten Nganjuk Tahun Ajaran 2012/2013.
Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.
14
VGA card, loud speaker dan sistem operasi Windows dan Linux. Membuka dokumen
hypermedia di internet dibutuhkan sebuah program yang disebut dengan browser.
Browser biasanya sudah dilengkapi fasilitas pendukung untuk menampilkan grafik,
suara, dan video. World Wide Web (www) merupakan contoh bentuk hypermedia
yang dapat dikenali apabila pengguna mengakses internet.19
d. Kelebihan dan kekurangan hypermedia berbasis virtual laboratorium
Terdapat berbagai kelebihan dan kekurangan hypermedia berbsis virtual
laboratorium, berikut ini kelebihan hypermedia antara lain:
1. Hypermedia memungkinkan mengakses ke sejumlah besar informasi secara non
linear.
2. Pengguna dapat mencari informasi secara lebih mendalam sesuai dengan
keinginan.
3. Interaksi dengan materi pelajaran dapat diulang-ulang.
4. Hypermedia menarik untuk digunakan
5. Hypermedia mempresentasikan cara kerja pikiran manusia.20
6. Mempermudah guru dalam melaksanakan praktikum
7. Meringankan biaya dalam membeli alat laboratorium
Berikut ini adalah kekurangan hypemedia anatara lain:
1. Ketidak efektifan pengguna
2. Kelebihan informasi
3. Disorientasi
4. Perbedaan latar belakang siswa
19 Munir. 2013. Multimedia: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Cetakan Ke-2. Bandung:
Alfabeta.
20Hayatul Mardiah, op.cit., h.
15
e. Pembuatan media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratorium
Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan media pembelajaran antara lain
sebagai berikut:
1. Misi atau tujuan dari mata pelajaran, materi subjek, pendekatan, metode, bentuk
tampilan program, dan pemilihan software yang akan digunakan.
2. Software hypermedia harus memperhatikan urutan presentasi materi dan urutan
kegiatan belajar. Software harus menyediakan fasilitas seperti indeks, peta isi,
keluar masuk setiap saat menuju indeks atau peta, meloncat ke depan atau
belakang dari posisi yang dihadapi, serta menelusuri informasi sepanjang
presentasi.
3. Materi disajikan dalam bentuk multimedia yang meliputi teks, gambar, foto,
animasi dan suara. Animasi yang digunakan, baik pada penjelasan konsep
maupun contoh-contoh, selain berupa animasi statis auto-run (loop) atau
diaktifkan melalui penekanan tombol, juga bisa berupa animasi interaktif. Hal ini
memungkinkan pengguna (siswa) berperan aktif dengan merubah nilai atau posisi
bagian tertentu dari animasi tersebut.
4. Urutan kegiatan belajar meliputi melihat contoh, mengerjakan soal latihan,
menerima informasi, meminta penjelasan, dan mengerjakan evaluasi. Penggunaan
suara dititik beratkan pada efek-efek atau ilustrasi yang diharapkan akan
memperjelas tampilan.21
3. Kemampuan berpikir
Taksonomi adalah sebuah kerangka berpikir khusus. Dalam taksonomi
pendidikan, kami mengklarifikasi tujuan-tujuan. Sebuah rumusan tujuan berisikan
satu kata kerja dan satu kata benda. Kata kerja umumnya mendeskripsikan proses
21Iwan Permana Suwarna, Model Pembelajaran Fisika Interaktif Melalui Program Macromedia
Flash (Computer Based Instruction) Suatu Alternatif dalam Pembelajaran Fisika, 2015
(http://iwanpermana.blogspot.nl/2007/02/)
16
kognitif yang diharapkan. Kata bendanya jamak mendeskripsikan pengetahuan yang
diharapkan dikuasai atau dikonstruksi oleh siswa. Taksonomi bloom revisi memiliki
dua dimensi yaitu kognitif dan pengetahuan. Interaksi keduanya disebut tabel
taksonomi. Dimensi kognitif berisikan enam kategori: mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Taksonomi memiliki
kategori-kategori dalam dimensi kognitif sebagai berikut:
a. Kategori-kategori dalam dimensi proses kognitif
Kategori-kategori pada dimensi proses kognitif merupakan
pengklasifikasian proses-proses kognitif siswa secara komprehensif yang terdapat
dalam tujuan-tujuan di bidang pendidikan.38 Kategori-kategori ini merentang dari
proses kognitif yang paling banyak dijumpai dalam tujuan-tujuan di bidang
pendidikan, yaitu mengingat, kemudian memahami dan mengaplikasikan, ke
proses-proses kognitif yang jarang dijumpai, yakni menganalisis, mengevaluasi
dan mencipta. Mengingat berarti mengambil pengetahunan tertentu dari memori
jangka panjang. Memahami adalah mengkonstruksi makna dari materi
pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru.
Mengaplikasikan berarti menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam
keadaan tertentu. Menganalisis berarti memecah-mecah materi jadi bagian-bagian
penyusunya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan
antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. Mengevaluasi
ialah mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan atau standar. Mencipta adalah
memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau
untuk membuat suatu produk yang orisinal.22
Setiap kategori ini terdiri dari dua atau lebih proses kognitif yang lebih
spesifik, yang kesemuanya berjumlah 19 dan dideskripsikan dalam kata kerja
22Anderson, L.W. (Ed.), Krathwohl, D.R.,.Kerangka Landasan untuk Pembelajaran , Pengajaran,dan Asesmen,
(New York: Addison Valley, 2015) h.43.
18
Kategori proses Proses kognitif dan Contohnya
1. Mengingat – Mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang
1.1 Mengenali
1.2 Mengingat kembali
(Mengingat kembali tanggal
peristiwa-peristiwa penting dalam
sejarah Indonesia)
(Mengingat kembali tanggal
peristiwa-peristiwa penting dalam
sejarah Indonesia)
2. Memahami – Mengkonstruk makna dari materi pembelajaran, termasuk apa
yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru.
2.1 Menafsirkan
2.2 Mencontohkan
2.3 Mengklasifikasikan
2.4 Merangkum
(Memparafrasekan ucapan dan dokumen
penting)
(Memberi contoh tentang aliran-aliran
seni lukis)
(Mengklasifikasikan kelainan-kelainan
mental yang telah diteliti atau dijelaskan)
(Menulis ringkasan pendek tentang
peristiwa- peristiwa yang ditayangkan di
televisi)
(Dalam belajar bahasa asing,
menyimpulkan tata bahasa berdasarkan
contoh-contohnya)
19
2.5 Menyimpulkan
2.6 Membandingkan
2.7 Menjelaskan
(Membandingkan peristiwa-peristiwa
sejarah dengan kedaan sekarang)
(Menjelaskan sebab-sebab terjadinya
peristiwa- peristiwa penting pada abad
ke-18 di Indonesia)
3. Mengaplikasikan – Menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan
tertentu.
3.1 Mengeksekusi
3.2 Mengimplementasikan
(Membagi satu bilangan dengan bilangan
lain, kedua bilangan ini terdiri dari
beberapa digit)
(Menggunakan hukum Newton kedua
pada konteks yang tepat)
4. Menganalisis – Memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan
menentukan hubungan-hubungan antarbagian itu dan hubungan antara bagian-bagian
tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan
4.1 Membedakan (Membedakan antara bilangan yang
relevan dan bilanganyang tidak
relevan dalam soal matematika cerita)
20
4.2 Mengorganisasi
4.3 Mengatribusikan
(Menyusun bukti-bukti dalam cerita
sejarah jadi bukti-bukti yang mendukung
dan menentang suatu penjelasan historis)
(Menunjukkan sudut pandang penulis
suatu esai sesuai dengan pandangan
politik penulis)
5. Mengevaluasi – Mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan/atau standar
5.1 Memeriksa
5.2 Mengkritik
(Memeriksa apakah kesimpulan-
kesimpulan seorang ilmuwan sesuai
dengan data-data amatan atau tidak)
(Menentukan satu metode terbaik dari
dua metode untuk menyelesaikan suatu
masalah)
6. Mencipta – Memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan
koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal
6.1 Merumuskan
(Merumuskan hipotesis tentang sebab-
sebab terjadinya suatu fenomena)
21
Tabel 2. 1 Enam kategori pada dimensi proses kognitif dan proses-proses
kognitif terkait
b. Keterampilan berpikir tingkat tinggi
Keterampilan berpikir ialah istilah yang melibatkan dimensi beberapa proses
kognitif. Keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan suatu kemampuan berpikir
yang tidak hanya membutuhkan kemampuan mengingat saja, namun membutuhkan
kemampuan lain yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir kreatif dan kritis.24
Dalam taksonomi bloom, ranah kognitif secara umum dibedakan menjadi dua
kategori yaitu berpikir tingkat rendah (lower order thinking) dan berpikir tingkat
tinggi (high order thinking). Kemampuan yang termasuk LOT adalah mengingat
(remembering), memahami (understanding), dan menerapkan (applying), sedangkan,
HOT meliputi menganalisis (analyzing), mengevaluasi (evaluating), dan menciptakan
(creating).25
Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang pertama ialah menganalisis.
Menganalisis ialah usaha untuk mengurai suatu materi menjadi bagian penyusunnya
dan menentukan bagian hubungan antara bagian tersebut dengan materi tersebut
secara keseluruhan. Pada kategori ini terdapat tiga sub kategori yaitu membedakan,
24Susan Brookhart,”How to assess Higher Order Thinking Skilss In Your Classroom”,
Alexandria:ASCD.2010) h. 4
25Brookhart, op.cit., h. 5. 43 Anderson, Op.Cit., h. 79
6.2 Merencanakan
6.3 Memproduksi
(Merencanakan proposal penelitian
tentang topik sejarah tertentu)
(Membuat habitat untuk spesies tertentu
demi suatu tujuan)
22
mengorganisasi dan menghubungkan. Membedakan merupakan proses memisahkan
beberapa bagian dari penyusunnya berdasarkan tingkat hubungan dan pentingnya
bagian tersebut. Proses ini terjadi pada saat seseorang mampu memisahakan sesuatu
yang saling berhubungan dan yang tidak atau yang penting dan yang tidak. Kata kerja
operasional yang biasa digunakan pada kategori ini ialah membedakan, memisahkan,
memfokuskan dan memilih. Mengorganisasi adalah proses mengidentifikasi unsur-
unsur pembentuk dan mengenali korelasi antar unsur tersebut. Kemudian disusun
menjadi satu kesatuan secara sistematis. Proses ini biasanya terjadi bersamaan dengan
proses membedakan. Kata kerja operasional yang sering digunakan ialah menemukan
koherensi, mengintegerasi, menggarisbawahi, menguraikan dan menyusun.
Menghubungkan merupakan proses mengaitkan suatu bagian dengan bagian yang
saling terkait dan menentukan maksud dari pertanyaan yang diberikan. Kata kerja
operasional yang sering digunakan ialah menghubungkan, mengaitkan dan
menguraikan.26
Kategori keterampilan berpikir tingkat tinggi kedua ialah mengevaluasi.
Mengevaluasi dapat diartikan sebagai tindakan membuat suatu penilaian yang
didasarkan pada kriteria dan standar tertentu. Pada kategori ini hanya dibagi menjadi
dua sub kategori yaitu memeriksa dan mengkritik. Perbedaan kedua kemampuan ini
didasarkan pada kriteria penilaian yang dibutuhkan, kemampuan memeriksa didasari
pada kriteria penilaian internal, sedangkan kemampuan mengkritik didasari penilaian
eksternal. Memeriksa merupakan proses pengujian hipotesis atau pernyataan yang
berhubungan dengan suatu fenomena. Pengujian ini berupa penyelidikan apakah
suatu data dapat mendukung atau malah bertentangan data yang lain. Kata kerja
operasional pada sub kategori ini adalah mengkoordinasikan, mengatur, mendeteksi,
menguji dan memonitori. Megkritik merupakan kemampuan menilai dan
mengkoreksi suatu peoses berdasarkan kriteria-kriteria eksternal yang ada. Di dalam
proses ini, siswa dapat membedakan mana sifat positif dan sifat negatif pada suatu
26Anderson, op.cit h. 120-124.
23
produk atau kasus. Kata kerja operasional yang biasa digunakan ialah, mengkritik,
menilai, menghakimi, mengkoreksi.27
Kategori kemampuan kognitif tertinggi pada taksonomi Bloom ialah
menciptakan. Menciptakan adalah proses mengumpulkan sejumlah elemen tertentu
menjadi satu kesatuan yang koheren dan fungsional. Pada kemampuan ini terdapat
tiga sub kategori yaitu memunculkan, merencanakan dan menghasilkan.
Memunculkan ialah kemampuan memunculkan suatu kasus dan menentukan semua
hipotesis yang berkaitan dengan kasus tersebut. Kata kerja yang sering digunakan
ialah membuat hipotesis. Merencanakan merupakan proses merencanakan dan
menyusun sebuah solusi yang sesuai dengan kriteria masalah yang ditemukan. Kata
operasional yang sering digunakan ialah merencanakan dan merancang. Kategori
tertinggi pada taksonomi bloom ialah menghasilkan. Kemampuan ini merupakan
proses melaksanakan seluruh perencanaan yang telah dibuat untuk memecahkan
masalah. Kata kerja operasional yang sering digunakan ialah menghasilkan,
menciptakan dan menyusun.28
4. Devinisi alat-alat optik
Alat optik adalah alat-alat yang salah satu atau lebih komponennya
menggunakan benda optik, misalnya cermin, lensa, atau prisma. Alat optik
27Anderson, op.cit h. 125-127
28Anderson, op.cit h. 128-133
24
memanfaatkan prinsip pemantulan dan atau pembiasan cahaya. Ada beberapa alat
optik antara lain kamera, lup, mikroskop, teleskop, proyektor, dan episkop.29
a. Mata
Mata merupakan ciptaan Allah yang berufungsi untuk melihat. Mata memiliki
bagian-bagian beserta fungsinya. Bagian-bagian mata ditunjukkan pada gambar
berikut:
Gambar 2. 2 Bagian-bagian Mata
Bagian-Bagian Mata
a. Sclera
b. Kornea
c. Aqueoushumour
d. Lensa mata
e. Vitreous humour
f. Iris
Drs. Agus Taranggono, Drs. Hari Subagyo, Abdul Khalim, S.Pd., Fisika Untuk SLTP Kelas 2
Kurikulum 1994 Semester 1 dan Semester 2. Bumi Aksara, Jakarta.
25
g. Retina
h. Pembuluh darah (koroid)
i. Otot-otot siliar dan sendi perekat
j. Pupil
Mata terbentuk hampir bulat dengan diameter sekitar 2.5 cm. Agar mata tidak
mudah terluka, mata dibungkus oleh suatu cangkang (sclera) berwarna putih yang
keras. Bagian depan mata sedikit lebih lengkung dibandingkan dengan bagian
belakangnya. Bagian cukup tebal. Selaput ini dinamakan kornea. Indeks bias kornea
sebesar 1,376. Di belakang kornea terdapat semacam cairan yang dinamakan aqueous
humor. Cairan ini memiliki indeks bias sebesar 1,33. Dibelakang cairan ini terdapat
lensa mata.
Dibelakang lensa terdapat cairan yang dinamakan cairan getah bening
(vitreous humour) yang memiliki indeks bias sebesar 1,336. Cairan ini bertindak
sebagai pemberi zat makanan untuk sel-sel mata. Di samping itu, cairan ini juga
memberikan tekanan sehingga membentuk mata tidak akan berubah (tekanan cairan
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penyakit glukoma yang dapat mengakibatkan
kebutaan). 30
Kornea dan lensa mata membentuk suatu sistem lensa yang berfungsi untuk
pembentukan bayangan. Ketika memasuki mata melalui kornea, cahaya akan
mengalami beberapa proses pembiasan sebelum bayangan terbentuk di permukaan
belakang mata yang dinamakan retina. Pembiasan terjadi ketika sinar masuk dari
udara ke kornea. Setelah memasuki kornea, sinar akan dibiaskan dan masuk ke dalam
cairan aqueous humor. Sinar ini kemudian memasuki lensa mata. Di dalam lensa
mata, sinar juga juga mengalami pembiasan-pembiasan. Lensa mata dapat mengatur
bentuknya sedemikian sehingga sinar yang keluar darinya mempunyai sudut bias
tertentu. Sudut bias dari sinar ini sedemikian rupa sehingga setelah mengalami
30Surya Yohanes. Optika. Tangerang: PT Kandel. 2014, hal. 107
26
pembiasan oleh cairan getah bening, sinar ini akan terfokus tajam di retina yang
bertindak sebagai layar, sehingga terbentuklah bayangan.
Permukaan retina dilapisi oleh lapisan yang terdiri dari jutaan sel-sel yang
dinamakan sel-sel batang dan sel-sel kerucut (sesuai dengan bentuknya). Semua sel-
sel ini bermuara ke saraf optik dan sangat peka terhadap intensitas dan warna cahaya
yang tiba padanya. Cahaya yang tiba di retina dapat merubah sistem sel-sel ini dan
merangsangnya untuk mengirimkan sinyal-sinyal listrik tertentu ke otak melalui
sistem saraf optik. Bayangan tebalik, sejati dan diperkecil yang terbentuk di retina
akan diterjemahkan oleh otak sehingga kita mempunyai kesan melihat benda dalam
keadaan tegak.
Di daerah retina, ada bagian yang hanya terdiri dari sel-sel kerucut saja
(fovea) dan juga ada daerah di mana tidak ada sel-sel kerucut atau sel-sel batang
sehingga bayangan tidak jatuh di titik ini tidak dapat dilihat mata. Titik ini disebut
titik buta dan merupakan ujung saluran saraf optik.
Di muka lensa mata terdapat iris. Warna-warna pada iris menentukan warna
pada mata. Iris bertugas mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk mata. Ini
dilakukan dengan mengubah ukuran pupil/biji mata atau lubang tempat cahaya
masuk. Di tempat gelap atau intensitas cahaya yang masuk mata sedikit, pupil akan
membesar sehingga lebih banyak cahaya yang masuk, sedangkan di tempat yang
sangat terang, pupil mengecil untuk mengurangi jumlah sinar yang masuk sehingga
mata tidak silau. Kemampuan memperbesar dan memperkecil pupil ini dinamakan
kemampuan adaptasi mata.31
1. Titik Dekat dan Titik Jauh Mata
Ketika benda didekatkan dari tempat jauh ke tempat dekat, mata akan
berakomodasi agar bayangan benda dapat jatuh tepat di retina. Letak benda tidak
31Ibid, hal. 108
27
boleh terlalu dekat dengan mata. Ada suatu titik yang menjadi batas mata di mana
jika benda diletakkan lebih dekat dari titik itu, bayangannya akan tampak kabur. Titik
ini dinamakan titik dekat mata. Titik dekat mata adalah titik terdekat yang masih
dapat dilihat mata dengan jelas. Pada mata normal jarak titik dekat dari mata adalah
25 cm.
Jika anda mencoba untuk membaca buku dan menjauhkan buku tersebut, mata
anda akan menyesuaikan diri (lensa mata memipih) sehingga anda tetap dapat melihat
tulisan dengan jelas. Jika jarak mata dan buku terus diperbesar, suatu saat mata tidak
dapat melihat buku dengan jelas, walaupun mata sudah serileks mungkin (tidak
berakomodasi). Titik ini dinamakan titik jauh mata. Titik jauh adalah titik terjauh
yang masih dapat dilihat mata dengan jelas. Pada mata normal letak tiik jauh adalah
di tak hingga. Ketika mata melihat benda di titik jauh, mata tak berakomodasai.32
Gambar 2. 3 Jangkauan Pengelihatan
2. Miopi
Mata normal mampu melihat benda pada jarak 25 cm sampai jarak tak hingga
dan mempunyai kuat lensa mata sekitar 60-64 dioptri. Ada mata yang lensanya terlalu
kuat mengumpulkan sinar sehingga sinar dari benda yang jauh tak hingga akan
difokuskan di depan retina. Mata yang seperti ini kita sebut mata miopi, (disebut juga
rabut jauh atau mata dekat, karena mata hanya dapat melihat dengan jelas benda-
32 Ibid, hal. 109
28
benda dekat). Titik jauh mata ini hanya beberapa meter saja. Mata ini tidak dapat
melihat benda yang jauh dari titik jauhnya.
Untuk mengatasi cacat mata ini, dibutuhkan lensa tambahan yang bersifat
menyebarkan sinar. Lensa ini akan mengurangi daya kumpul lensa mata sehingga
mata menjadi normal lagi. Lensa yang memenuhi syarat ini adalah lensa negatif. Jika
ingin melihat normal maka kuat lensa gabungan (mata miopi + lensa negatif) harus
sama dengan kuat lensa mata normal.33
Gambar 2. 4 Sebelum dan Sesudah Menggunakan Lensa Cekung
3. Hipermetropi
Hipermetropi disebut juga rabun dekat atau mata jauh, karena matanya hanya
dapat melihat dengan jelas benda-benda jauh. Cacat mata ini disebabkan karena lensa
mata terlalu lemah. Kuat lensanya (tanda akomodasi) kurang dari 60 dioptri, misalnya
57 dioptri. Untuk melihat benda di jauh tak hingga (dengan sedikit melotot) ia
mampu menaikkan kuat lensanya dari 57 dioptri menjadi 60 dioptri, sehingga ia
masih dapat melihat titik jauh tak hingga. Namun untuk melihat benda pada jarak 25
cm dibutuhkan 64 dioptri padahal maksimum hanya bisa menambah sampai 54 + 4 =
61 dioptri, ini tidak cukup. Untuk dapat melihat jarak 25 cm ia butuh tambahan 3
33 Ibid, hal. 110-111
29
dioptri lagi yang dapat diperolehnya melalui suatu lensa positif yang diletakkan di
depan mata.34
Gambar 2. 5 Sebelum dan Sesudah Menggunakan Lensa Cembung
4. Presbiopi
Lensa mata kita terdiri dari lapisan-lapisan seperti bawang. Lapisan ini terus
bertambah sesuai dengan umur kita, menjadikan lensa kita bertambah rata (berkurang
kuat lensanya). Akibatnya orang-orang berusia lanjut tidak dapat melihat jarak yang
terlalu jauh. Disamping itu pertambahan umur juga dapat menyebabkan lensa
bertambah keras dan kaku serta otot-otot siliar menjadi lemah, akibatnya daya
akomodasi lensa berkurang, sehingga orang juga sukar untuk melihat benda pada
jarak dekat. Cacat mata seperti ini dinamakan presbiopi.
Untuk mengobati presbiopi orang menggunakan kacamata bifocal, yaitu
kacamata yang mempunyai dua fokus. Setengah bagian lensa yang bagian atas untuk
melihat jauh dan yang bagian bawah untuk melihat dekat.35
5. Asistigmatisma
34 Ibid, hal. 112
35 Ibid, hal. 113
30
Cacat mata ini terjadi karena kornea tidak sferis (tidak berbentuk sebagai
bagian bola), tetapi lebih lengkung di satu sisi dibandingkan dengan sisi lain. Jadi
jarak fokus untuk mata asistigmatisma berbeda untuk sinar-sinar dari sisi yang satu
dan yang lainnya.
Asistigmatisma dapat dikoreksi dengan sebuah lensa silinder. Lensa silinder
adalah lensa yang melengkung pada satu arah tapi tidak pada arah yang tegak lurus.
Lenda ini akan mengumpulkan atau menyebarkan sinar pada satu arah saja tanpa
mempengaruhi arah lain.36
b. Lup
Lup adalah alat optik sederhana yang hanya terdiri dari satu lensa positif.
Lensa positif inilah yang membentuk bayangan lebih besar sehingga mata mendapat
kesan melihat benda besar.37
Gambar 2. 6 Pembentukan Bayangan Pada Lup
Rumus mencari pembesaran yang terdapat pada maata melalui lup
1. Mata berakomodasi maksimum
36 Ibid, hal. 114
37 Ibid, hal. 115
31
Pada waktu mata berakomodasi maksimum, berarti bayangan yang dibentuk
lensa harus pada titik dekatnya.38
𝑀𝛾 = 1 +𝑠𝑝
𝑓
2. Mata berakomodasi pada jarak 𝑥
Pada waktu mata berakomodasi pada jarak 𝑥, berarti bayangan yang dibentuk
lensa harus terletak pada jarak 𝑥 dari mata.
𝑀𝛾 =𝑠𝑝
𝑥+
𝑠𝑝
𝑓
3. Mata tidak berakomodasi
Pada waktu mata tidak berakomodasi (bisannya orang melihat melaui lup
tanpa berakomodasi untuk mencegah kelelahan pada mata), bayangan yang dibentuk
lensa harus terletak pada tiik jauh mata39
𝑀𝛾 =𝑠𝑝
𝑓
Keterangan:
𝑀𝛾 = perbesaran anguler
𝑠𝑝 = titik jarak mata (m)
𝑓 = jarak fokus lensa (m)
𝑥 = jarak akomodasi (m)
c. Mikroskop
Mikroskop merupakan suatu alat optik untuk melihat benda-benda kecil
dengan pembesaran yang lebih besar dari pembesaran lup (dapat mencapai lebih dari
38 Ibid, hal. 117
39 Ibid, hal. 118
32
100 kali). Mikroskop terdiri dari 2 lensa positif. Lensa pertama dinamakan lensa
objektif yang diletakkan dekat dengan benda yang akan diamati. Sedangkan lensa
kedua yang diletakkan dekat mata pengamat dinamakan lensa okuler. Lensa okuler
bertindak sebagai lup.40
Gambar 2. 7 Bagian-bagian Mikroskop
Gambar 2. 8 Diagram Sinar Pembentukan Bayangan Pada Mikroskop Optik
Rumus pembesaran pada mikroskop:
1. Pembesaran obyektif
𝑀𝑜𝑏𝑦 =𝑠 ′
𝑜𝑏𝑦
𝑠𝑜𝑏𝑦
2. Pembesaran okuler
a. Mata berakomodasi maksimum:
40 Ibid, hal. 119
33
𝑀𝑜𝑘 =𝑆𝑛
𝑓𝑜𝑘+ 1
b. Mata tidak berakomodasi:
𝑀𝑜𝑘 =𝑆𝑛
𝑓𝑜𝑘
3. Pembesaran total mikroskop:
𝑀𝑡𝑜𝑡 = 𝑀𝑜𝑏𝑦 × 𝑀𝑜𝑘
4. Panjang mikroskop:
Panjang mikroskop adalah jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler
𝑑 = 𝑠 ′𝑜𝑏𝑦 + 𝑠𝑜𝑘
Panjang mikroskop untuk mata tidak berakomodasi
𝑑 = 𝑠 ′𝑜𝑏𝑦 + 𝑓𝑜𝑘
Keterangan:
𝑀𝑜𝑏𝑦 = perbesaran lensa obyektif
𝑠 ′𝑜𝑏𝑦 = jarak bayangan (m)
𝑠𝑜𝑏𝑦 = jarak benda (m)
𝑀𝑜𝑘 = perbesaran lensa okuler
𝑆𝑛 = jarak titik dekat (m)
𝑓𝑜𝑘 = jarak fokus lensa okuler (m)
d. Teropong
Teropong merupakan alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda
yang sangat jauh sehingga tampak lebih dekat dan lebih jelas. Macam- macam
teropong41
a. Teropong bintang
41 Ibid, hal. 122
34
Gambar 2. 9 Bagian-bagian Teropong Bintang
Gambar 2. 10 Pembentukan Bayangan Pada Teropong Bintang
Sebuah teropong bintang terdiri dari 2 buah lensa: lensa obyektif dan lensa okuler.
Panjang teropong bintang
𝐿 = 𝑓𝑜𝑏𝑦 + 𝑓𝑜𝑘
Pembesaran teropong bintang42
𝑀𝛾 =𝑓𝑜𝑏𝑦
𝑓𝑜𝑘
Keterangan:
𝑓𝑜𝑘 = jarak fokus lensa okuler (m)
𝑓𝑜𝑏𝑦 = jarak fokus lensa obyektif (m)
42 Ibid, hal. 123
35
𝑀 = perbesaran teropong
𝑑 = panjang teropong (cm)
b. Teropong bumi
Teropong bumi digunakan untuk melihat benda-benda jauh di bumi. Teropong
bumi memerlukan suatu lensa pembalik yang membalikkan bayangan sehingga
bayangan menjadi tegak. Lensa pembalik ini terdiri dari suatu lensa positif.
Teropong bumi menggunakan lensa cembung ketiga yang disisipkan di antara lensa
obyektif dan okuler yang akan menghasilkan bayangan akhir yang tegak terhadap
arah benda semula dan lensa cembung ketiga ini disebut lensa pembalik.43
Gambar 2. 11 Pembentukan Bayangan Pada Terpong Bumi
Gambar 2. 12 Pembentukan Bayangan Pada Teropong Bumi (Mata
Berakomodasi)
𝐿 = 𝑓𝑜𝑏𝑦 + 𝑓𝑜𝑘 + 4𝑓𝑝
43 Ibid, hal. 124
36
Keterangan:
𝑓𝑜𝑘 = jarak fokus lensa okuler (m)
𝑓𝑜𝑏𝑦 = jarak fokus lensa obyektif (m)
𝑓𝑝 = jarak fokus lensa pembalik (m)
𝑑 = panjang teropong (m)
e. Kamera
Kamera merupakan suatu alat optik yang digunakan untuk merekam suatu
tempat, situasi atau periswa. Kamera dibuat seperti sebuah mata. Bagian-bagian
kamera mempunyai fungsi seperti bagian-bagian mata, misalnya: lensa kamera =
lensa mata (memfokuskan bayangan), diafragma dan shutter (pembuka/penutup
lensa) = iris dan pupil (mengatur banyak sedikitnya sinar yang masuk), film = retina
(tempat terbentuknya bayangan), gerakan maju mundurnya lensa = akomodasi (untuk
memfokuskan bayangan agar jatuh di retina/film).
Gambar 2. 13 Bagian-bagian Kamera
Pada waktu orang memfoto suatu benda dengan kamera, shutter terbuka dan
sinar memasuki lensa. Lensa ini kemudian membentuk bayangan film. Film
mengandung bahan kimia yang sensitif terhadap cahaya, sehingga ketika cahaya dari
37
benda dengan berbagai intensitas mengenai film, tercetaklah bayangan pada film
itu.44
Seperti halnya mata, bayangan yang dibentuk oleh lensa kamera adalah nyata,
rebalik dan diperkecil. Jika pada mata, retina berfungsi untuk menangkap bayangan
nyata, pada kamera, yang berfungsi untuk menangkap bayangan adalah film. Jika
pada mata intensitas cahaya yang masuk ke mata diatur oleh iris, pada kamera,
intensitas cahaya yang masuk ke kamera diatur oleh diagfragma (aperture)45
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Skripsi Frasidik Habsi yang berjudul “Pengembangan Media pembelajaran
Hypermedia Untuk Meningkatkan High Order Thinking Skill Siswa Pada Materi
Alat Optik” menyimpulkan bahwa Media pembelajaran hypermedia yang
dikembangkan dinyatakan layak (84,5%) Media pembelajaran hypermedia yang
dikembangkan sangat efektif (83.5%) dalam meningkatkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Media penmbelajaran hypermedia dinyatakan praktis (85%).46
2. Skripsi Yuni Mega Sari yang berjudul “Pengaruh Hypermedia Terhadap Hasil
Belajar Sisiwa Pada Materi Optik Geometri” menyimpulkan bahwa terdapat
pengaruh penggunaan hypermedia terhadap hasil belajar siswa pada materi optika
geometri. Hal tersebut didasarkan pada hasil uji hipotesis menggunakan uji
parametrik yaitu pada uji T terhadap data posttest. Hasilnya nilai Sig.(2- tailed)
sebesar 0.028 dan taraf signifikasi sebesar 0,05, artinya nilai signifikasi < nilai
taraf signifikasi. Hasil posttest siswa kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan
kelas kontrol yaitu pada ranah kognitif C1(kemamipuan mengingat),
C2(kemampuan menahami),C4(kemampuan menganalisis). Pada hasil n-gain
kelas eksperimen di ranah kognitif C1-C4 berada dalam kategori tinggi.
44 Ibid, hal 128
45 Marthen Kanginan, Fisika: untuk SMA/MA Kelas X. (Jakarta: Erlangga. 2013)
46 Frasidik Habsi, “Pengembangan Media Pembelajaran Hypermedia Untuk Meningkatkan High Order
Thinking Skill Siswa Pada Materi Alat Optik”, UIN Jakarta. 2017
38
Sementara hasil n-gain kelas kontrol di ranah kognitif terbagi beberapa kategori
yakni, untuk Cl. C2, C4 terkategori sedang dan terkategori tinggi pada C3.
Respon siswa terhadap penggunaun hypermedia dalam pembelajaran berada pada
kategori baik baik sekali.47
3. Jurnal Masril dkk. yang berjudul “Rangcangan Laboratorium Virtual untuk
Pembelajaran Fisika SMA” menyimpulkan bahwa hasil uji validitas virtual lab
termasuk kategori tinggi dan Virtual lab yang dirancang ini sudah dapat
digunakan untuk pembelajaran fisika kurikulum 2013 di SMA..48
4. Jurnal Gunawan dkk. yang berjudul “Studi Pendahuluan Pada Upaya
Pengembangan Laboratorium Virtual Bagi Calon Guru” menyimpulkan bahwa
eksperimen fisika di sekolah maupun di LPTK belum memadai untuk mendukung
pembelajaran. Model laboratorium perlu dikembangkan sebagai solusi terbatas
atau tidak tersedianya peralatan laboratorium yang memadai. Sebagian besar
responden menyatakan konsep fisika yang abstrak perlu divisualisasikan,
beberapa tema dikembangkan sesuai kebutuhan di sekolah dan LPTK pada
konsep yang belum memiliki software laboratorium virtual.49
5. Jurnal Yanti Sofi Makiyah dkk. yang berjudul “Higher Order Thinking Real and
Virtual Laboratory (HOTRVL) untuk Meningkatkan Keterampilan Abad Ke-21
Mahasiswa Pendidikan Fisika” berkesimpulan bahwa HOTRVL dapat menjadi
pilihan dapat mengembangkan mahasiswa kegiatan melatihkan laboratorium dan
yang keterampilan abad pendidikan fisika pada konsep fisika yang dapat diamati
dan dilakukan secara real juga untuk konsep fisika yang bersifat mikroskopik
visualisasi atau simulasi menggunakan virtual lab. Selain itu, berdasarkan hasil
47 Yuni Mega Sari, ”Pengaruh Hypermedia Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Optik
Geometri”, UIN Jakarta. 2017
48 Masril dkk, “Rancangan Laboratorium Virtual untuk Pembelajaran Fisika SMA”, Jurnal Eksakta
Pendidikan (JEP). 2018, Vol 2 No 1
49 Gunawan dkk, “Studi Pendahuluan Pada Upaya Pengembangan Laboratorium Virtual Bagi Calon
Guru Fisika”, Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi. 2015, Vol 1 No 2
39
dan pembahasan studi literatur maka dapat secara signifikan dapat meningkatkan
keterampilan abad ke-21 meliputi berpikir kritis dan kreatif serta keterampilan
berkomunikasi sehingga HOTRVL ini dapat digunakan dalam pembelajaran
fisika.50
50 Yanti Sofi Makiyah dkk, “Higher Order Thinking Real and Virtual Laboratory (HOTRVL) untuk
Meningkatkan Keterampilan Abad Ke-21 Mahasiswa Pendidikan fisika, Bandung. 2019.
40
C. Kerangka Berpikir
Adapun kerangka berpikir dapat dijelaskan dengan gambar berikut
Masalah Penelitian
Belum adanya pemanfaatan media pembelajaran pada materi alat optik untuk
mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Studi Literatur
Mencari media pembelajaran yang dapat mengukur keterampilan berpikir tingkat
tinggi.
Media pembelajaran
hypermedia berbasis
virtual laboratory
Kelebihan
Dapat membuat pembelajaran lebih
menarik dengan tampilan 3D, dapat
melakukan praktikum seperti di
laboratorium secara rill dan berpengaruh
Membuat Media Pembelajaran Hypermedia berbasis virtual laboratory
Menguji validitas, efektifitas, dan kepraktisan hypermedia berbasis virtual
laboratory
Hasil
Media Pembelajaran hypermedia yang tervalidasi
41
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan, maka
rumusan hipotesis penelitian pada proposal skripsi ini adalah terdapatnya kelayakan,
kepraktisan, dan keefektifan pada pengembangan media pembelajaran Hypermedia
Berbasis Virtual Laboratiorium Untuk Meningkatkan High Order Thinking Skill
(HOTS).
49
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektikfan produk tersebut. Terdapat
dua model penelitian pengembangan, yaitu validation studies merupakan penelitian
pengembangan yang memiliki tujuan untuk menyangkal teori-teori belajar yang
sudah ada dan development studies merupakan penelitian pengembangan yang
memiliki tujuan untuk memecahkan suatu permasalahan yang terdapat dalam
pendidikan menggunakan pengetahuan yang relevan. Penelitian yang digunakan ini
menggunakan model development studies, penelitian ini memiliki tujuan yaitu
menghasilkan suatu produk yang dapat memecahkan masalah yang terdapat di dalam
kelas dengan menggunakan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Tahapan-
tahapan penelitian pengembangan ini menurut akker adalah preliminary research,
prototyping stage, summative evaluation, systematic reflection and documentation.
B. Prosedur Penelitian
Tahapan atau prosedur pengembangan media pembelajaran hypermedia
berbasis virtual laboratory pada penelitian pengembangan ini digambarkan dalam
bagan berikut ini:
43
Gambar 3.1 Model Pengembangan Development Research
Prototyping
Stage
Preliminary
Research
Summative
Evaluatif
Studi Literatur
Survei Lapangan
Perancangan
Pedoman Desain
Pengoptimalan
prototipe
Evaluasi Formatif (uji ahli,
evaluasi satu-satu, evaluasi
kelompok kecil, uji lapangan)
Revisi
Evaluasi Sumatif
Uji Efektivitas Uji Praktibilitas
Pelaporan
Systematic reflection
and documentation
44
1. Penelitian Pendahuluan (preliminary research)
Penelitian pendahuluan meliputi studi literatur yang berisikan tentang
permasalahan yang terdapat di sekolah melalui permasalahan yang relevan yang
berasal dari jurnal-jurnal dan permasalahan yang terdapat pada saaat survei lapangan.
Survei yang dilakukan mencakup permasalahan yang terdapat pada pembelajaran
fisika, alat laboratorium, wawancara guru dan memberikan angket kepada siswa.
Peneliti melakukan survei di Sekolah Menengah Atas Negeri SMAN 7 Jakarta,
SMAN 27 Jakarta dan SMAN 35 Jakarta. Pada tahap survei ini, peneliti melakukan
wawancara kepada tiga orang guru yaitu guru SMAN 7 Jakarta, SMAN 27 Jakarta
dan SMAN 35 Jakarta, serta menyebarkan angket kepada 65 orang siswa dari dua
sekolah.
2. Tahap Prototipe (Prototyping Stage)
Sebelum melakukan tahap selanjutnya, peneliti harus membuat prototipe yang
bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan. Pada tahap ini terdiri dari
perancangan pedoman desain, pengoptimalan prototipe, evaluasi formatif dan revisi.
a. Perancangan pedoman desain
1. Pemilihan materi ajar
Peneliti memilih materi optik dikarenakan rendahnya materi optik pada hasil
Ujian Nasional (UN) tahun 2019, materi optik ini bersifat abstrak sehingga perlu alat
bantu yang bisa mengatasi permasalahan tersebut. Pada kurikulum 2013 revisi
terdapat permasalahan dan terdapatnya potensi untuk meningkatkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi pada materi alat optik, selain itu praktikum juga bagian
terpenting untuk menstimulus siswa meningkatkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi yang dimilikinya. Kemudian peneliti mengkaji Kompetensi Dasar (KD) dan
Kompetensi Inti (KI) pada materi optik ini dengan tujuan untuk menghasilkan
pembelajaran yang sesuai. Peneliti membuat media pembelajaran hypermedia
45
berbasis virtual laborarory untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi
sesuai dengan pembelajaran yang sudah ditentukan.
2. Perancangan desain konsep media pembelajaran hypermedia berbasis virtual
laborarory
Hypermedia berbasis virtual laboratory yang dikembangkan memiliki
karakteristik tersendiri dari segi tampilan dan konten. Desain hypermedia yang
dikembangkan pada segi tampilan seperti laboratorium nyata yang terdapat alat dan
bahan yang berbentuk 3D, langkah kerja yang terdapat dipanduan media tersebut,
percakapan tokoh kartun, cerita pada apersepsi, animasi bergerak, penjelasan berupa
video, text, gambar, audio (music dan dubbing), contoh soal, dan soal evaluasi yang
ditampilkan sampai tahap C6. Pada tahap percobaan peneliti menggunakan warna
yang cerah, penjelasan menggunakan video yang menarik dan menggunakan bahasa
yang tidak baku serta mudah dipahami, tokoh kartun yang sesuai keinginan siswa
yang berbentuk 3D, animasi bergerak yang mudah digunakan, serta penggunaan
praktikum yang berbentuk 3D hanya tinggal digeser saja. Hal ini untuk memudahkan
siswa menggunakan media pembelajaran tersebut dan memberikan kenyamanan pada
siswa serta memotivasi siswa untuk belajar melalui media pembelajaran tersebut.
Sedangkan dari segi konten materi, materi yang ditampilkan sesuai dengan kurikulum
2013 revisi. Untuk membentuk keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, media
yang dirancang menggunakan pendekatan saintifik. Untuk melatih keterampilan
berpikir tingkat tinggi peneliti melatih soal-soal evaluasi dan menjadikan
pembelajaran yang bermakna dalam media pembelajaran hypermedia berbasis virtual
laboratory. Adapun desain media yang dikembangkan dapat terlihat pada gambar
dibawah ini
46
Gambar 3.2 Pedoman Desain Hypermedia Berbasis Virtual Laborarory
3. Perancangan desain softwere media
Desain softwere media yang dibuat oleh peneliti memiliki karakteristik
tertentu. Pada saat pengguna akan menjalankan aplikasi media pembelajaran ini,
maka tampilan pertama yang muncul adalah logo UIN Jakarta, setelah itu akan
muncul tombol “mulai” untuk masuk ke halaman selanjutnya. Setelah memencet
tombol “mulai” pengguna diminta mengisikan nama dan kelas, setelah itu akan
muncul halaman utama pada media tersebut.
Halaman utama yang akan muncul adalah tombol-tombol yang akan
digunakan oleh pengguna. Tombol-tombol tersebut meliputi tombol petunjuk
penggunaan media, tujuan pembelajaran, peta konsep, materi alat-alat optik,
Media
Pembelajaran
hypermedia
berbasis virtual
laboratoty
Tampilan
Konten
Apersepsi
Teks, dilengkapi
gambar, animasi 3D
dan video
Materi disajikan dengan
pendekatan saintifik
Soal evaluasi untuk
mengukur HOTS
Pembelajaran bermakna
47
praktikum, profil pembuat media, dan referensi yang digunakan. Tombol petunjuk
penggunaan media berisikan penjelasan butten-butten yang akan digunakan didalam
media tersebut. Tombol tujuan pembelajaran berisikan Kompetensi Inti (KI),
Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pembelajaran, dan Tujuan Pembelajaran. Tombol
peta konsep berisikan peta konsep materi alat optik. Tombol materi alat-alat optik
berisikan materi-materi alat-alat optik, contoh soal materi alat optik, soal-soal
evaluasi materi alat optik sesuai pembelajaran yang akan dicapai. Tombol praktikum
berisikan praktikum yang akan dilakukan. Tombol referensi berisikan referensi yang
dipakai oleh pembuat media, tombol profil pembuat media berisikan profil pembuat
media tersebut.
Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory yang dibuat
menggunakan pendekatan saintifik. Tujuan media ini menggunakan pendekatan
saintifik yaitu untuk menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran
menggunakan media tersebut. Pada saat pengguna menekan tombol materi maka
media akan menampilkan apersepsi. Apersepsi ini dikemas dengan menarik yaitu
dengan percakapan dari dua karakter kartun berbentuk 3D sehingga dapat menjadi
stimulus untuk membangun rasa ingin tahu siswa. Pada saat proses terjadinya
stimulus itu siswa akan masuk pada tahap pertama pendekatan saintifik yaitu
mengamati. Pada tahap pertama ini disajikan sebuah video tentang sub materi yang
akan dipelajari. Kemudian siswa masuk tahap kedua yaitu menanya. Pada tahap ini
siswa diminta untuk menanya terkait video yang telah ditonton. Lalu masuk tahap
ketiga yaitu mengumpulkan informasi. Pada tahap ini siswa akan mengumpulkan
informasi dari apa yang telah dipelajari. Selanjutnya masuk pada tahap keempat yaitu
mengasosiasi. Pada tahap ini siswa akan melihat video penjelasan materi dari peneliti
sehingga siswa dapat menarik kesimpulan bersama peneliti terkait video tersebut,
pada tahap ini juga siswa akan dihadapkan pada contoh soal yang telah disajikan
sehingga dapat menstimulus kemampuan siswa untuk menarik kesimpulan dari
contoh soal yang telah disajikan. Dan yang terakhir siswa akan masuk pada tahap
48
kelima yaitu mengkomunikasikan. Pada tahap ini siswa diminta untuk
mengkomunikasikan informasi yang telah didapat melalui tulisan sehingga siswa
dapat mengkonstruksikan informasi yang telah didapat dalam bentuk rangkuman pada
suatu materi.
49
Mulai
Menu Home
Peta Konsep
Menampilkan
Peta Konsep
Tujuan
Pembelajaran
Petunjuk
Penggunaan
Menampilkan
Petunjuk
Penggunaan
Menampilkan
Tujuan
Pembelaajaran 1
Menampilkan
Tujuan
Pembelaajaran 2
Menampilkan
Tujuan
Pembelaajaran 3
Materi 1
Kacamata
Apersepsi
2
Apersepsi
1
Mata
Materi
kacamata
dengan
pendekatan
saintifik
Materi
mata
dengan
pendekatan
saintifik
Soal evaluasi
materi 1
Materi 2
Lup Mikroskop
Apersepsi
3
Apersepsi
4
Materi lup
dengan
pendekatan
saintifik
Materi
mikroskop
dengan
pendekatan
saintifik
Soal evaluasi
materi 2
Materi 3
Teropong Kmamera
Apersepsi
5
Apersepsi
6
Materi
teropong
dengan
pendekatan
saintifik
Materi
kamera
dengan
pendekatan
saintifik
Soal evaluasi
materi 3
Profil
Profil
pembuat
hypermedia
Referensi
Referensi
gambar,
animasi, dll
1
1 1 1
1
Gambar 3.3 Gambar Pedoman Desain Software Hypermedia
50
b. Pengotimalan prototipe desain
Untuk mengoptimalkan desain yang sudah di rancang peneliti memilih
material dan dilanjutkan dengan prosedur pembuatan hypermedia berbasis virtual
laboratory untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Tahapan-
tahapan antara lain:
1. Memilih material
Pemilihan material yang digunakan untuk mengembangkan media
pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory ini adalah perangkat lunak
(software) dan perangkat keras (hardware). Untuk mengembangkan hypermedia
menjadi hypermedia berbasis virtual laboratory ini, peneliti menggunakan software
unity.
2. Prosedur pembuatan media
Tahapan pembuatan hypermedia berbasis virtual laboratory ditunjukkan pada
diagram dibawah ini:
51
Gambar 3.4 Flowchart Pembutan Hypermedia Berbasis Virtual Laboratory
3. Evaluasi formatif (formative evaluation)
Tahap evaluasi formatif ini merupakan tahap prototipe yang sudah dibuat.
Pada tahap ini prototipe akan diuji dalam beberapa tahapan evaluasi formatif dari
Mulai
Membuat tamplate
background
Membuat dubbing suara
karakter kartun
Membuat video
penjelasan
Membuat tombol
hyperlink
1
1
Memasukkan materi , gambar,
audio, video, soal ke unity
Menyambungkan link
dengan nodes
Publish file ke bentuk
aplikasi
Selesai
52
Martin Tessmer terdiri dari uji ahli, evaluasi satu-satu, evaluasi kelompok kecil dan
uji lapangan51
Alur Evaluasi formative sebagai berikut:
Gambar 3.5 Digram Tahap Evaluasi Formatif
3. Tahap Evaluasi Sumatif (Summative evaluation)
Pada tahap evaluasi sumatif ini hasil prototipe media pembelajaran
hypermedia berbasis virtual laboratory ini dievaluasi keefektifan dan kepraktisannya.
Untuk mengetahui keefektifan media pembelajaran ini, peneliti memberikan soal
pretest dan posttest kepada siswa sedangkan untuk mengetahui kepraktisan media ini
siswa diminta mengisi angket respon mengenai kepraktisan media pembelajaran yang
sudah digunakan. Uji keefektifan dan kepraktisan ini juga diberikan kepada guru
berupa angket. Kemudian hasil angket siswa, guru, pretest dan posttest akan diolah
untuk mengetahui keefektifan dan kepraktisan media pembelajaran hypermedia
berbasis virtual laboratory ini.
51 Martin Tessmer, Planning and Conducting Formative Evaluations, (London: Routledge, 1993), pp.
15
Expert
review
One-to-one
evaluation
Small
group
evaluation
Field Test
Martin Tessmer, 1993
Revisi Revisi
53
4. Refleksi Sistematik dan Dokumentasi (Systematic reflection and documentation)
Tahapan ini adalah tahapan terakhir dari prosedur pengembangan. Tahap ini
meliputi penguraian seluruh materi pembelajaran untuk membantu analisis terdahulu,
lalu merincikan prinsip-prinsip desain dan artikulasi hubungannya dengan kerangka
konseptual.52
C. Desain Uji Coba
Uji coba prototipe media pembelajaran hypermedia berbasis virtual
laboratory ini ada dalam tahapan evaluasi formatif. Tahapan-tahapan ini terdiri dari
validasi penilaian ahli, evaluasi satu-satu, evaluasi kelompok kecil, dan uji lapangan.
Uji coba media pembelajaran ini mamiliki tujuan yaitu untuk mengetahui apakah
media pembelajaran ini sudah dapat dikatakan layak atau tidak serta bertujuan untuk
memperbaiki media pembelajaran yang sudah ada dan menyempurnakan perbaikan
media pembelajaran tersebut. Proses selanjutnya peneliti akan melakukan perbaikan-
perbaikan pada media pembelajaran sebelum mengujikannya kepada guru dan peserta
terkait keefektifan dan kepraktisan media pembelajaran yang dikembangkan pada
tahap evaluasi sumatif.
Tahap pertama uji coba media pembelajaran yaitu uji validasi penilaian ahli
dan evaluasi satu-satu. Uji validasi penilaian ahli merupakan penilaian yang
dilakukan oleh para ahli media, desain pembelajaran, dan ahli materi pembelajaran
fisika. Sedangkan evaluasi satu-satu merupakan evaluasi media yang dicobakan
kepaa 3 orang peserta didik kelas XI MIA III SMAN 7 Jakarta yang terdiri dari satu
orang siswa berkemampuan tinggi, satu orang siswa berkemampuan sedang dan satu
orang siswa berkemampuan rendah.. Pada tahap evaluasi satu-satu peserta didik akan
diberikan angket penilaian media yang sedang dikembangkan sebagai pertimbangan
untuk merevisi media pembelajaran tersebut. Setelah tahap ini selesai maka media
akan direvisi, kemudian akan masuk ke tahap selanjutnya.
52 Jan Van De Akker, et.al, op.cit. pp. 154
54
Tahap kedua uji coba media pembelajaran yaitu evaluasi kelompok kecil.
Pada tahap ini media perlu dicobakan kepada 12 orang peserta didik kelas XI MIA I
SMAN 7 Jakarta yang terdiri dari 4 orang siswa berkemampuan tinggi, 4 orang siswa
berkemampuan sedang dan 4 orang peserta didik berkemampuan rendah. Pada tahap
ini peserta didik akan diberikan angket penilaian media, instrument tes yang berupa
pretest dan posttest. Pada tahap ini memiliki tujuan untuk melakukan revisi produk,
menentukan keefektifan media yang sedang dikembangkan. Setelah tahapan ini
selesai maka dilakukan revisi pada media tersebut, lalu masuk kepada tahap
selanjutnya.
Tahap ketiga uji coba media pembelajaran yaitu uji lapangan. Tahap ini
adalah tahap terakhir dari evaluasi formatif. Setelah melakukan dua tahap evaluasi di
atas tentulah media yang telah dibuat sudah mendekati kesempurnaannya. Pada tahap
ini media perlu dicobakan kepada 35 orang siswa kelas XI MIA III SMAN 35
Jakarta. Pada tahap ini peserta didik akan diberikan angket respon siswa dan
instrument tes yang berupa pretest dan posttest. Adapaun desain uji coba produk di
atas digambarkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. 1 Desain Uji Coba Produk
Tahap-tahapan Subjek Instrument
Uji validasi ahli Tiga orang ahli media,
tiga orang ahli materi, dan
tiga orang ahli desain
pembelajaran
Angket uji ahli
Evaluasi satu-satu Terdiri dari tiga orang
siswa kelas XI MIA III
SMAN 7 Jakarta yang
terdiri dari satu orang
siswa berkemampuan
Angket respon siswa
55
tinggi, satu orang siswa
berkemampuan sedang
dan satu orang siswa
bekemampuan rendah.
Evaluasi kelompok kecil Terdiri dari 12 orang
siswa kelas XI MIA I
SMAN 7 Jakarta yang
terdiri dari 4 orang siswa
bekemampuan tinggi, 4
orang siswa
berkemampuan sedang
dan 4 orang siswa
berkemampuan rendah.
Tes dan angket respon
siswa
Uji lapangan Terdiri dari 30 orang
siswa kelas XI MIA III
SMAN 35 Jakarta yang
terdiri dari 10 orang siswa
berkemampuan tinggi, 10
orang siswa
berkemampuan sedang
dan 10 orang siswa
berkemampuan rendah.
Tes dan angket respon
sisiwa
D. Subjek Uji Coba
Subjek uji coba produk media ini terdiri siswa dan tiga guru SMA yang
berbeda yaitu SMAN 7 Jakarta, SMAN 27 Jakarta dan SMAN 35 Jakarta. Populasi
yang digunakan adalah seluruh siswa SMA dari tiga sekolah tersebut. Sampel yang
diambil secara purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan
56
sampel dengan pertimbangan tertentu53. Pertimbangan peneliti mengambil sekolah
tersebut sebagai sempel adalah dikarenakan sekolah tersebut telah menggunakan
kurikulim 2013 revisi, tidak terdapatnya laboratorium, minimnya alat laboratorium,
sekolah memiliki akreditasi (A), dan seluruh siswa memiliki smartphone android.
Adapun sampel penelitian secara rinci sebagai berikut:
1. Subjek uji coba pada evaluasi formatif
Pada tahap uji coba evaluasi formatif terdiri dari evaluasi satu-satu, evaluasi
kelompok kecil dan uji lapangan . pada evaluasi satu-satu melibatkan 3 orang siswa
dari kelas XI MIA III SMAN 7 Jakarta yang teridiri dari 1 orang siswa
berkemampuan tinggi, 1 orang siswa berkemampuan sedang dan 1 orang siswa
berkemampuan rendah. Pada evaluasi kelompok kecil melibatkan 12 orang siswa dari
kelas XI MIA I SMAN 7 Jakarta yang terdiri dari 4 orang siswa berkemampuan
tinggi, 4 orang siswa berkemampuan sedang dan 4 orang siswa berkemampuan
rendah. Sedangkan pada uji lapangan terdiri dari 35 orang siswa dari kelas XI MIA
III SMAN 35 Jakarta.
2. Subjek uji coba pada evaluasi sumatif
Pada tahap uji coba evaluasi sumatif melibatkan 12 orang siswa kelas XI MIA
I SMAN 27 Jakarta. Uji coba ini menggunakan angket tentang keefektifan dan
kepraktisan media yang dikembangkan pada guru fisika di SMAN 35 Jakarta, SMAN
7 Jakarta dan SMAN 27 Jakarta.
53 Sugiyono, statistic untuk penelitian. Bandung: ALFABETA, 2012.hal 68
57
E. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan peneliti adalah instrument tes dan
instrument non tes. Instrument ini memiliki tujuan untuk melihat keefektifan, valid
dan ketidak validannya, dan kepraktisan dari media pembelajaran hypermedia
berbasis virtual laboratory ini. Adapun instrumennya sebagai berikut:
1. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara dilakukan oleh peneliti pada penelitian pendahuluan
yang bertujuan untuk mendapatkan informasi perihal ada atau tidak adanya sarana
laboratorium dan alat laboratorium yang terdapat di sekolah serta penggunaan media
pembelajaran di sekolah.
2. Angket penelitian pendahuluan
Angket ini diberikan kepada siswa bertujuan untuk mengetahui kegunaan
smartphone dalam pembelajaran, media yang digunakan saat pembelajaran,
keinginan peserta didik pada media pembelajaran yang akan dikembangkan (berbasis
smartphone), konten yang akan ditambahkan di dalam media pembelajaran berbasis
smartphone ini, dan proses pembelajaran di kelas. Adapun kisi-kisi angket penelitian
pendahuluan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. 2 Kisi-kisi Angket Penelitian Pendahuluan Untuk Siswa
No
.
Sub Variabel Indikator Variabel No. Pertanyaan
(+) (-)
1. Proses pembelajaran Penyajian pembelajaran di dalam
kelas
10 6, 8
Permasalahan yang terdapat di
dalam kelas
2 1, 3, 5, 7
2. Penggunaan Kepemilikan smartphone untuk 9, 15, 16, 18
58
smartphone di dalam
kelas
pembelajaran 17
3. Penggunaan
hypermedia berbasis
virtual laboratory
sebagai media
pembelajaran di kelas
Penyajian yang terdapat di dalam
media pembelajaran
11, 12,
13, 14
4
Jumlah 10 8
3. Angket uji ahli (expert review)
Pada tahap angket uji ahli ini bertujuan mengetahui valid atau tidak media
pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory untuk digunakan dalam
pembelajaran baik dari segi media, konten materi yang disajikan dan desain
pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory ini . Angket ini diajukan kepada
ahli media, ahli materi dan ahli pembelajaran fisika SMA. Angket yang digunakan
peneliti adalah angket skala bertingkat dengan lima kategori penilaian dari yang
tertinggi 4,3,2,1,0. Kisis-kisi yang digunakan pada angket dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 3. 2 kisi-kisi Angket Uji Ahlii Media
No. Aspek Indicator No.
Pertanyaan
Jumlah
1. Rekayasa
Perangkat Lunak
Efektifitas 1 9
Efisien dalam pengembangan
maupun penggunaan media
pembelajaran ditinjau dari segi
waktu
2
Reliable (kehandalan program) 3
59
Usability (mudah digunakan
dan sederhana dalam
pengoperasiannya)
4
Ketepatan pemilihan jenis
aplikasi/softwere/tool untuk
pengembangan (Unity)
5
Compatibility (media
pembelajaran dapat dijalankan
smartphone android)
6
Pemaketan program media
pembelajaran terpadu dan
mudah dalam eksekusi
7
Dokumentasi program media
pembelajaran yang lengkap
meliputi petunjuk instalasi
(jelas, singkat, lengkap, dan
petunjuk penggunaan dapat
mudah dipahami)
8
Reusable (sebagian atau eluruh
program media pembelajaran
dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan kembali oleh
peneliti lain)
9
2. Komunikasi
visual
Komunikatif (mudah dipahami) 10 16
Kreatif dalam ide berikut
penuangan gagasan
11
Sederhana dan menarik 12
Visual (layout design, 13
60
background, dan warna)
Ikon navigasi 14
Ketepatan pemilihan font dan
ukuran teks
15
Ketepatan pemilihan warna alat
yang menarik
16
Ketepatan pemilihan audio 17
Kualitas audio (sound effect,
dan musik)
18
Kualitas gambar pada materi: 19
Kualitas animasi bergerak pada
materi :
20
Kualitas audio dan video
pengamatan materi
21
Kualitas audio dan video
penjelasan materi
22
Kualitas penggunaan animasi
bergerak praktikum
23
Kemudahan penggunaan
animasi bergerak praktikum
24
Kemudahan penggunaan media
secara keseluruhan
25
Jumlah 25
Tabel 3. 3 Kisi-kisi Angket Uji Ahli Desain Pembelajaran
No. Aspek Indikator No. Pertanyaan
61
1. Desain pembelajaran Kejelasan tujuan pembelajaran 1
Relevans tujuan pembelajaran
dengan KD/kurikulum
2
Cakupan dan kedalaman tujuan
pembelajaran
3
Kesesuaian materi dengan
tujuan pembelajaran
4
Keterlihatnya kategori
pendekatan saintifik 5M
5
Kesesuaian materi dan
pembahasan contoh soal dengan
tingkat perkembangan
keterampilan berpikir tingkat
tinggi
6
Ketepatan penggunaan strategi
penyajian
7
Interaktivitas melalui tombol
dan animasi
8
Kelengkapan bahan bantuan
(gambar alat dan bahan, langkah
kerja, animasi, musik)
9
Pemberian motivasi belajar
melalui apersepsi yang disajikan
secara menarik dan adanya feed
10
62
back pada soal evaluasi
Kontekstual dan aktualits
melalui video dan animasi
11
Kemudahan materi untuk
dipahami (sistematis, runut, dan
memiliki alur logika yang jelas)
12
Kesesuaian evaluasi dengan
tujuan pembelajaran
13
Keterlihatan stimulus untuk
dapat meningkatkan
keterampilan berpikir tingkat
tinggi melalui soal evaluasi
14
Potensi keaktifan peserta didik
dalam proses pembelajaran
15
Jumlah 15
Tabel 3. 4 Kisi-kisi Angket Uji Ahli Materi Pembelajaran FIsika
No. Aspek Indikator No. Pertanyaan
1. Materi pembelajaran
fisika
Kejelasan dalam menjelaskan
langkah kerja
1
Kesesuaian gambar alat dan
bahan ,animasi, video
pengamatan, dan video
2
63
penjelasan dengan materi
Kejelasan dalam menjelaskan
rumus fisika melalui teks atau
video penjelasan pada meteri
3
Kejelasan contoh soal materi
fisika pada tiap pertemuan
4
Ketepatan jawaban soal evaluasi
pada tiap pertemuan
5
Ketepatan penyajian tersusun
secara sistematis dan tidak
terdapatnya miskonsepsi pada
materi
6
Cakupan kedalaman materi
fisika (termasuk
menghubungkan materi dengan
kehidupan sehari-hari melaui
teks atau video pengamatan dan
video penjelasan)
7
Jumlah 7
4. Angket respon siswa dan guru
Angket respon siswa ini bertujuan untuk melihat tanggapan/respon siswa
terhadap beberapa ketegori media pembelajaran yang sedang dikembangkan serta
melihat seberapa praktis media yang sedang dikembangkan. Hal ini bisa terlihat dari
evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
64
Angket respon guru ini bertujuan untuk melihat tanggapan/respon guru
terhadap keefektifan dan kepraktisan media pembelajaran yang sedang
dikembangkan. Hal ini dapat terlihat dari evaluasi sumatif. Pada angket ini berbentuk
skala bertingkat dengan 5 kategori penilaian dari yang tertinggi yaitu: 4,3,2,1,0.
Kisis-kisi yang digunakan pada angket dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3. 5 Kisi-kisi Angket Penilaian Evaluasi Satu-satu
No. Aspek Indikator Variabel No. Pertanyaan
1. Materi Kemudahan dalam memahami
materi pembelajaran
1
Kejelasan pembahasan materi
pembelajaran
2
Kemenarikan penyajian materi
pada media pembelajaran
3
Keterkinian (kebaruan materi) 4
Kontekstual (berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari)
5
2. Desain
Pembelajaran
Keterbacaan teks pada media
pembelajaran
6
Kemenarikan strategi
pembelajaran pada media
(kemenarikan penyampaian
materi)
7
Kejelasan tujuan pembelajaran 8
65
Sistematika materi yang
disusun secara runut pada
media pembelajaran
9
3. Implementation Kemudahan dalam
penggunakan media
pembelajaran
10
Kemudahan penggunaan pada
saat praktikum
11
Kemudahan untuk memilih
objek praktikum
12
Kemudahan menggunakan
item yang tertera pada
praktikum
13
Pemanfaatan media di waktu
yang akan datang
14
Intensitas penggunaan 15
4. Kualitas Teknis Kejelasan cara penggunaan
media pembelajaran
16
Kejelasan cara penggunaan
alat praktikum
17
Kejelasan bentuk bayangan
yang dihasilkan dilayar
praktikum
18
66
Kejelasan skala yang tertera
didalam praktikum
19
Kualitas media pembelajaran 20
Kualitas alat-alat praktikum 21
Pemilihan warna yang
menarik
22
Kualitas gambar yang baik 23
Kejelasan animasi 24
Kualitas audio 25
Kualitas musik yang jelas 26
Kualitas video pendahuluan 27
Kualitas audio pada video
pendahuluan
28
Kualitas video penjelasan 29
Kulitas audio pada video
penjelasan
30
Jumlah 30
67
Tabel 3. 6 Kisi-kisi Angket Penilaian Evaluasi Kelompok Kccil
No. Aspek Indikator Variabel No. Pertanyaan
1. Materi Kemudahan memahami materi
pembelajaran
1
Kejelasan pembahasan materi
pembelajaran
2
Kemenarikan penyajian materi pada
media pembelajaran
3
Keterkinian (keterbaruan materi) 4
Kontekstualitas (penyajian materi
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari)
5
2. Desain
Pembelajaran
Kemenarikan strategi pembelajaran pada
media (kemenarikan penyampaian
materi)
6
Kejelasan tujuan pembelajaran 7
Keterbacaan teks pada media
pembelajaran
8
Sistematis materi yang disusun secara
runut pada media pembelajaran
9
3. Implementation Kemudahan penggunaan media
pembelajaran pada materi
10
Kemudahan penggunaan pada saat 11
68
praktikum
Kemudahan untuk memilih objek
praktikum
12
Kemudahan mengguanakan item yang
tertera pada praktikum
13
Pemanfaatan media di waktu yang akan
mendatang
14
Intensitas penggunaan 15
4. Efisien Keefisienan dalam menggunakan media
pembelajaran (memerlukan waktu yang
sedikit untuk memahami materi)
16
Kemudahan mengelola materi yang telah
disajjikan melalui media pembelajaran
17
Jumlah 17
Tabel 3. 7 Kisi-kisi Angket Uji Lapangan Siswa
No. Aspek Indikator Variabel No. Pertanyaan
(+) (-)
1. implementability Kemudahan dalam penggunaan 1, 3 2
Intensitas dalam penggunaan 4 -
2. Sustainability Perawatan dan pemeliharaan 5 6
69
media pembelajaran
Pengggunaan media
pembelajaran pada waktu
berikutnya
- 7
3. Appropriateness Penggunaan media pembelajaran
di lingkuangan ruang kelas,
rumah, perpustkaan, dan lain-lain
8, 10 -
Hypermedia berbasis virtual
laboratory dapat digunakan di
waktu sore, siang, pagi dan
malam
- 9
Penggunaan media dalam
berbagai situasi gaya belajar
siswa
11 -
4. Penerimaan dan
kemenarikan
Minat belajar siswa 13 12
Penerimaan 14, 15, 16 -
Pembelajaran yang dikemas
dengan menarik dan
menyenangkan
18 17
Jumlah 12 6
70
Tabel 3. 8 kisi-kisi Angket Penilaian Evaluasi Sumatif Guru
No. Aspek Indikator No. Pertanyaan
1. Kepraktisan Kemudahan dalam pemakaian
petunjuk dari aplikasi
1
Pengoperasian saat menggunakan
hypermedia berbasis virtual
laboratory
2
Pengoperasian praktikum yang
telah disajikan didalam media
pembelajaran
3
pengoperasian hypermedia berbasis
virtual laboratory di lingkungan
sekolah, rumah, uang kelas, dan
lain-lain
4
Kemudahan pengoperasian
hypermedia berbasis virtual
laboratory di waktu pagi, siang,
sore, dan malam
5
2. Evektivitas Tercapainya tujuan pembelajaran 6
Kemudahan dalam menjelaskan
materi ajar
7
Kemudahan dalam mengevaluasi
pembelajaran secara cepat
8
71
Kemampuan meningkatkan
berpikir tingkat tinggi siswa
9
Jumlah 9
Tabel 3. 9 Kisi-kisi Angket Penilaian Evaluasi Sumatif Siswa
No. Aspek Indikator No.
Pertanyaan
1. Kepraktisan Kemudahan dalam pemakaian
petunjuk yang telah disediakan di
aplikasi
1
Pengoperasian saat menggunakan
hypermedia berbasis virtual
laboratory
2
Pengoperasian praktikum yang telah
disajikan dalam media
pembelajaran
3
Pengoperasian hypermedia berbasis
virtual laboratory di lingkungan
sekolah, rumah, lab, ruang kelas,
dan lain-lain
4
Kemudahan pengoperasian
hypermedia berbasis virtual
laboratory di waktu pagi, siang,
5
72
sore, dan malam
Jumlah 5
5. Tes (pretest and posttest)
Untuk mengetahui suatu peningkatan hasil belajar siswa diadakannya pretest
dan posttest. Pada saat evaluasi kelompok kecil, uji lapangan dan evaluasi sumatif
siswa mendapatkan soal-soal pretest dan posttest. Soal yang digunakan merupakan
soal HOTS dimulai dari menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Pada kemampuan
menganalisis terdapat 3 kategori kemampuan yang diukur yaitu kemampuan
membedakan, mengorganisasi dan mengartibusikan. Pada kemampuan mengevaluasi
terdapat 2 kategori kemampuan yang diukur yaitu kemampuan memeriksa dan
mengkritik. Pada kemampuan mencipta terdapat 3 kategori kemampuan yang diukur
yaitu kemampuan memproduksi, merumuskan dan merencanakan. Setiap kategori
soal HOTS diwakakili oleh satu soal sehingga terdapat delapan soal yang diujikan
kepada siswa. Soal yang diberikan kepada siswa adalah soal yang sudah di validasi.
F. Uji Coba Produk
Untuk menguji coba produk yang telah diperbaiki akan dilakukan pada tahap
evaluasi sumatif. Pada tahap ini, produk yang sudah direvisi pada evaluasi formatif
akan diujikan pada peserta didik dan guru fisika SMA. Uji coba produk yang diujikan
pada tahap ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan dan kepraktisan produk yang
sedang dikembangkan.
Pada tahap uji coba produk ini melibatkan 12 orang peserta didik XI MIA I
SMAN 27 Jakarta dan tiga orang guru fisika. Dua belas orang peserta didik ini terdiri
dari 4 orang siswa berkemampuan tinggi, 4 orang siswa berkemampuan sedang dan 4
orang siswa berkemampuan rendah. Selain itu, uji coba akan dilakukan pada tiga
orang guru fisika dari SMAN 35 Jakarta, SMAN 7 Jakarta, dan SMAN 27 Jakarta.
73
Tabel 3. 10 Uji Coba Produk
Tahap Subjek Intrumen
Evaluasi sumatif 12 orang peserta didik XI
MIA I SMAN 27 terdiri
dari 4 orang siswa
berkemampuan tinggi, 4
orang siswa
berkemampuan sedang
dan 4 orang siswa
berkemampuan rendah.
Test (pretest dan
posttest), dan angket
repon siswa
Tiga rang guru fisika dari
SMAN 35 Jakarta,
SMAN 7 Jakarta, dan
SMAN 27 Jakarta.
Angket repon guru
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Wawancara Guru
Hasil wawancara terhadap guru akan dikumpulkan menjadi satu dan diambil
kesimpulannya untuk memastikan hasil wawancara secara keseluruhan.
2. Analisis Data Angket Validasi, Angket Respon, Siswa, dan Guru
Data yang dihasilkan dari angket validasi, angket respon siswa dan guru akan
dianalisis menggunakan rating scale (skala bertingkat).
Dengan rating scale data yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan
dalam pengertian kualitatif. Dalam skala model rating scale, responden tidak akan
menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab
salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. angket akan diolah dengan dua
74
cara, yaitu menghitung persentase jawaban dari setiap item pertanyaan dan
menghitung rata-rata jawaban berdasarkan skoring setiap jawaban dari responden.54
Untuk rating scale dengan lima alternatif jawaban dapat dibuat angka 4
sampai 0. Untuk jawaban sangat baik diberi angka 4, baik diberi angka 3, cukup baik
diberi angka 2, kurang baik diberi angka 1 dan sangat tidak baik diberi angka 0. Lebih
jelasnya dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3. 11 Kriteria Rating Scale
Skor Jawaban Siswa
4 Sangat Baik (SB)
3 Baik (B)
2 Cukup Baik (CB)
1 Kurang Baik (KB)
0 Sangat Tidak Baik (STB)
Persentase jawaban dari setiap item pertanyaan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
∑ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑥 4𝑥100%
54 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 2014),
h. 97-98
Sugiyono, 2014
75
Untuk kesimpulannya dapat digambarkan seperti berikut:
Gambar 3.6 Garis Kesimpulan
Persentase jawaban dari seluruh item pertanyaan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
∑ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑥 ∑ 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑥 4𝑥100%
Untuk kesimpulannya dapat digambarkan seperti berikut
Gambar 3.7 Garis Kesimpulan Keseluruhan
Untuk angket validasi ahli selain menggunakan rating scale jawaban
kesimpulan dari hasil validasi menggunakan skala Guttman. Skala Guttman akan
menghasilkan jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”. Dalam angket ini digunakan
skala “layak-tidak layak”.
Sugiyono, 2014
Sugiyono, 2014
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
SB B CB KB STB
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
SB B CB KB STB
Sugiyono, 2014
76
Untuk menarik kesimpulan dari kelayakan media dapat dicari menggunakan
cara sebagai berikut:
∑ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
∑ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑥100%
Keterangan :
0 - 50% = Tidak Layak
51% - 100% = Layak
3. Analisis Uji Evektifitas
Uji efektivitas yang dilakukan peneliti ialah melihat seberapa banyak siswa
yang mendapatkan hasil tes ≥ KKM setelah belajar menggunakan media
pembelajaran hypermedia. Kriteria efektivitas berdasarkan hasil belajar kognitif dapat
dilihat pada tabel berikut:55
Tabel 3. 12 Kriteria Efektivitas Berdasarkan Hasil Belajar Kognitif
Persentase Kriteria Skor
≥ 80% Sangat efektif 5
70% - 79% Efektif 4
60% - 69 % Cukup efektif 3
50% - 59% Kurang efektif 2
< 50% Tidak efektif 1
55 Iwan Permana Suwarna, op, cit.,, h. 56
77
4. Analisis Peningkatan Hasil Belajar
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilakukan analisis dengan
menggunakan Uji Normal Gain. Menurut Herlanti dalam Ariyani, Gain adalah selisih
antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa
setelah pembelajaran dilakukan guru.56 Rumus normal gain menurut Meltzer dalam
Ariyani, yaitu:57
pretestskoridealskor
pretestskorposttestskorgainN
−
−=−
Adapun untuk kriteria rendah, sedang, dan tinggi mengacu pada kriteria yang
diungkapkan Hake dalam Jannah, yaitu sebagai berikut:58
Tabel 3. 13 Kriteria N-Gain
G Keterangan
g > 0,7 Tinggi
0,3 < g ≤ 0,7 Sedang
g ≤ 0,3 Rendah
56Fina Ariyani, “Pengaruh Pembelajaran Berbantukan Media OnlineFacebook terhadap Hasil
Belajar Fisika pada Konsep Termodinamika”, Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika UIN Jakarta,
2010, h. 46
57 Fina Ariyani, Ibid., h. 47. 58Miftachul Jannah, dkk., “Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu dengan Pendekatan Sets-
Edutainment Tema Baterai Alami untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar
di SMPN 1 Gondang”, Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa, Vol. 2, 2014, h. 53
78
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media
pembelajaran yang menggunakan metode penelitian dari akker. Produk yang
dihasilkan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi
peserta didik. Berikut ini disajikan hasil dari tahapan-tahapan metode penelitian yang
digunakan: penelitian pendahuluan, tahap prototipe, tahap evaluasi sumatif, refleksi
sistematik, dan dokumentasi.
1. Hasil Penelitian Pendahuluan
Pada tahap penelitian pendahuluan terdari dari dua kegiatan. Kegiatan
pertama yaitu melakukan studi literatur dan kegiatan kedua yaitu melakukan studi
lapangan ke tiga sekolah. Studi literatur dilakukan dengan menganalisis jurnal-jurnal
dan beberapa skripsi terkait hypermedia. Hasil analisis jurnal dan skripsi dapat dilihat
pada table di bawah ini:
a. Hasil Studi Literatur
Studi literatur dilakukan melalui analisis dua skripsi dan tiga jurnal terkait
penelitian hypermedia berbasis virtual laboratory. Hasil analisis studi literatur
diperoleh informasi bahwa media pembelajaran hypermedia berbasis virtual
laboratory dapat berpengaruh terhadap ketuntasan hasil belajar dan menjadi media
pembelajaran yang menarik bagi siswa.
79
b. Hasil Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan dengan proses wawancara kepada tiga orang
guru fisika SMA Negeri di Jakarta dan menyebar angket kepada 65 responden
(siswa) dari tiga sekolah SMA Negeri di Jakarta Pusat. Hasil wawancara guru
mengenai media pembelajaran yang digunakan disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. 1 Hasil Transkip Wawancara Guru Pada Preliminary Research
Aspek Kurikulum (Bagian A)
Tabel 4. 2 Hasil Transkip Wawancara Guru Pada Preminary Research
No. Pertanyaan Jawaban Guru Kesimpulan
No. Pertanyaan Tentang
Kurikulum
Jawaban Guru Kesimpulan
Guru SMAN 7
Jakarta
Guru SMAN 35
Jakarta
1. Apakah sekolah ini
sudah menerapkan
kurikulum 2013? Jika
iya, dari tahun berapa
dan kelas berapa
mulai diterapkan?
Iya, sejak tahun
2013 dimulai
dari kelas X
Iya, sejak tahun
2013 dimulai
dari kelas X
Sudah
diterapkan
sejak tahun
2013 dimulai
dari kelas X
2. Berapa jam pelajaran
mata pelajaran fisika
dalam seminggu untuk
kela X dan XI?
Kelas X 3 jam
pelajaran dalam
seminggu
Kelas XI 4 jam
pelajaran dalam
seminggu
Kelas X 4 jam
pelajaran dalam
seminggu
Kelas XI 4 jam
pelajaran dalam
seminggu
Kelas X 3 atau
4 jam pelajaran
dalam
seminggu
Kelas XI 4 jam
pelajaran
dalam
seminggu
)
80
Tentang Materi
Fisika
Guru
SMAN 7
Jakarta
Guru SMAN
35 Jakarta
1. Apakah materi alat
optic tergolong
sulit/sedang/mudah
dipahami oleh
siswa? Mengapa?
Sedang,
karena
sudah
pernah
diajarkan di
smp jadi
tinggal
mengulas
kembali
Sedang, karena
materi ini bisa
untuk meminta
siswa
mempelajarinya
sendiri
Sedang.
2. Menurut bpk/ibu
apakah diperlukan
keterampilan
berpikir tingkat
tinggi dalam
mempelajari
materi alat-alat
otik?
Iya perlu Iya perlu Perlu
3. Menurut Trends in
International
Mathematics and
Sciece Study
(TIMSS) tahun
2011, siswa
Indonesia meraih
nilai yang rendah
dalam
keterampilan
berpikir tingkat
Kurang
latihan soal,
kurang
konsentrasi
peserta
didiknya
Waktu
pembelajaran
terlalu sedikit
untuk peserta
didik praktikum
sehingga
peserta didik
hanya
mendapat
pembelajaran
teori saja,
Kurang
latihan soal,
peserta didik
kurang
konsentrasi
dalam
pembelajaran,
kurang nya
waktu
pembelajaran
sehingga
81
tinggi (HOTS).
Apakah siswa di
sekolah ini
mengalami
permasalahan yang
sama seperti hasil
TIMSS di atas?
Jika iya, menurut
bpk/ibu apa saja
fakor yang
menyebabkan hal
tersebut?
kurang
dilatihkan soal-
soal.
peserta didik
tidak pernah
praktikum.
4. Apakah siswa
dilatihkan dalam
menjawab soal-
soal yang
memerlukan
keterampilan
berpikir tingkat
tinggi (C4-C6)?
Jika iya,
bagaimana
hasilnya? Jika
tidak, mengapa?
Iya pernah,
tapi jarang
itu
dikarenakan
siswa tidak
bisa lama
untuk
konsentrasi
Iya pernah, tapi
karena
kurangnya
waktu jadi
terkendala
Iya pernah
5. Apakah pada
materi alat optic
selalu diberikan
gambar, video, dan
animasi dalam
pengajarannya?
Sangat
diperlukan
Harus diberikan
gambar, video,
dan animasi
Perlu
82
Tabel 4. 2 Hasil Transkip Wawancara Guru Pada Preminary Research
No. Pertanyaan
Tentang Media
Pembelajaran
Jawaban Guru Kesimpulan
Guru SMAN
7 Jakarta
Guru SMAN
35 Jakarta
1. Apa saja media
pembelajaran yang
biasanya
digunakan bpk/ibu
untuk
menyampaikan
materi alat optic?
Video
praktek
Power point Video praktek
dan power
point
2. Apakah bpk/ibu
memiliki media
rill alat optic
seperti teropong,
lup, mikroskop,
atau kit optic yang
dapat digunakan
pada pembelajaran
materi alat optik?
Jika iya, apakah
bpk/ibu
menggunakan
media tersebut?
Jika tidak,
bagaimana
tanggapan bpk/ibu
jika alat optik
tersebut disajikan
dalam bentuk
Ada kit optik.
Jika
menggunakan
media
pembelajaran
dapat
membantu
anak
memahami
materi, tidak
apa jika
media
disajikan
dalam bentuk
smartphone
Hanya lup
dan
mikroskop.
Saya setuju
jika media
pembelajaran
dibuat di
smartphone
Sudah ada
media rill tapi
tidak lengkap
dan jarang
digunakan.
Setuju untuk
dibuatkan
media
pembelajaran
di smartphone
83
media
pembelajaran
smartphone?
3. Apakah bpk/ibu
memiliki media
pembelajaran
berbasis
smartphone yang
dapat
meningkatkan
kemampuan
berpikir tingkat
tinggi ?
tidak Belum ada Tidak punya
4. Menurut bpk/ibu
seberapa penting
media
pembelajaran
untuk dapat
meningkatkan
keterampilan
berpikir tingkat
tinggi siswa?
Mengapa?
Sangat
penting,
karena untuk
melatihkan
siswa
memcahkan
permasalahan
yang
kompleks
Sangat perlu,
karena untuk
bekal siswa
terjun ke
dunia
masyarakat
dan dapat
memecahkan
permasalahan
yang
kompleks
Sangat penting
5. Apakah siswa
diperbolehkan
menggunakan alat
bantu smartphone
saat pelajaran
fisika?
Iya
dibolehkan
Boleh Boleh
6. Apakah bpk/ibu Sudah Belum Sudah dan
84
mengetahui
mengenai
hypermedia
berbasis virtual
laboratory?
belum
7. Apakah bpk/ibu
pernah
menggunakan
hypermedia
berbasis virtual
laboratory untuk
pembelajaran
fisika di kelas?
Jika iya pada
materi apa saja?
Iya. Pada
materi listrik,
tumbukan, dll
Belum Pernah dan
belum
8. Bagaimana
menurut bpk/ibu
jika media
pembelajaran
hypermedia
berbasis virtual
laboratory
digunakan untuk
meningkatkan
keterampilan
berpikir tingkat
tinggi pada materi
alat optik?
Sangat setuju,
karena sangat
membantu
pola piker
siswa
Setuju, untuk
menambah
ilmu peseta
didik
Setuju
Hasil wawancara terhadap guru dapat disimpulkan sebagai berikut: siswa
mengalami kesulitan dalam pembelajaran fisika, waktu pembelajaran yang singkat
85
mengakibatkan siswa tidak pernah praktikum dan hanya diberikan materi melalui
power point serta video praktikum saja, media yang dimiliki disekolah terbatas,
perlunya melatih dan memberi soal-soal untuk meningkatkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi. Kemudian, guru memerlukan media berbasis virtual
laboratory yang dapat melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi pada materi
fisika sehingga siswa dapat fokus dalam pembelajaran, tidak mudah bosan, dan
bisa optimal dalam melakukan pembelajaran.
Selanjutnya peneliti memberikan angket kepada 65 orang siswa dari ketiga
sekolah tersebut. Hasil dari angket tersebut yaitu: dari 65 siswa 40% siswa tidak
menyukai fisika hal ini dikarenakan siswa sulit memahami materi fisika dan
mengalami beberapa kendala saat pembelajaran fisika berlangsung. Nilai rata-rata
siswa memiliki 60-79 (KKM) sedangkan nilai 80-100 hanya sebagian saja yang
mendapatkan nilai diatas KKM. Materi alat-alat optik yang menurut siswa sangat
sulit dipelajari adalah materi materi lup, mikroskop, dan teropong. Karena siswa
merasa kesulitan memahami materi alat optik, siswa berharap ada media
pembelajaran berbasis smartphone yang dapat menampilkan gambar, animasi,
video penjelasan materi, dan soal-soal evaluasi yang dapat membantu mengatasi
permasalahan tersebut.
2. Hasil Prototyping Stage
a. Hasil Perancangan Pedoman Desain
1) Pemilihan Materi Ajar
Pada materi yang terdapat di hypermedia ini menggunakan materi ajar alat
optik kelas XI semester 2 pada kurikulum 2013 revisi. Pemilihan pada materi ajar
ini berdasakan permasalahan yang terdapat pada materi alat optik ini. Hal ini
berdasarkan pada hasil studi pendahuluan dan wawancara dengan guru fisika dari
ketiga sekolah yang ditetapkan oleh peneliti.
2) Perancangan Desain Hypermedia
86
Perancangan desain hypermedia mengacu pada dua komponen, komponen
yang pertama tampilan dan komponen kedua adalah konten materi. Pada
komponen pertama yaitu komponen tampilan. Tampilan yang dirancang
berbentuk 3D terdiri dari halaman utama, apersepsi yang berupa percakapan
kartun, animasi 3D yang dilengkapi teks materi, viedeo, contoh soal, dan soal
evaluasi. Berikut ini contoh hasil perancangan hypermedia dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Tabel 4. 3 Contoh Hasil Perancangan Display Pada
No, Display Hasil Perancangan
1. Halaman
utama
2. Apersepsi Contoh bagian percakapan apersepsi pada
materi mata dan kacamta:
87
3. Teks
dilengkapi
animasi
berbentuk
3D
Contoh teks yang dilengkapi gambar
Contoh teks yang dilengkapi animasi
Contoh video penjelasan materi
88
4. Contoh
soal
Contoh soal dan pembahasan
5. Soal
evaluasi
Soal evaluasi:
Umpan balik untuk siswa:
89
Komponen kedua yaitu konten materi. Pada konten materi dirancang
dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta
didik. Media ini disajikan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Peneliti
sebelumnya menyatakan bahwa pendekatan saintifik ini dapat meningkatkan
keterampilan berpikir tingkat peserta didik. Berikut ini contoh hasil perancangan
konten hypermedia dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. 4 Contoh Hasil Perancangan Konten
No. Komponen Hasil Perancangan
1. Menggunakan
pendekatan
saintifik
Proses mengamati:
Proses menanya:
Proses mengumpulkan informasi:
90
Proses mengasosiasi: siswa mengambil
kesimpulan berdasarkan video penjelasan
yang telah disediakan
Proses mengkomunikasikan: siswa
mengkomunikasikan dalam bentuk tulisan
2. Materi
disajikan
Memilih video pada proses mengamati
dengan fenomena kehidupan sehari-hari,
91
dengan
pembelajaran
bermakna
berikut contoh video pada materi kamera dan
teropong:
3. Soal evaluasi
yang dapat
mengukur
keterampilan
berpikir
tingkat tinggi
3) Perancangan Teknis Software Hypermedia
Perancangan hypermedia dirancang dengan memiliki screensplash berupa
logo uin yang menjadi tampilan utama sebelum aplikasi hypermedia ini
dijalankan, setelah itu akan terdapat kolom untuk identitas peserta didik, setelah
identitas peserta didik telah terisi maka akan muncul tampilan utama media
tersebut yang terdiri dari tombol petunjuk penggunaan media, draf media, peta
konsep, materi 1, materi 2, materi 3, praktikum, referensi, dan profil peneliti.
92
Tombol petunjuk penggunaan media berisikan petunjuk penggunaan
media. Tombol draf media berisika tujuan pembelajaran, kompetensi dasar,
indikator pembelajaran, dan tujuan pembelajaran tiap per pertemuan. Tombol peta
konsep berisikan peta konsep materi alat-alat optik. Tombol materi 1 berisikan
materi mata dan kacamata, tombol materi 2 berisikan materi lup dan mikroskop,
tombol materi 3 berisikan materi teropong dan kamera. Tombol praktikum
berisikan praktikum pembentukan bayangan menggunakan lensa cekung dan
cembung dengan fokus yang berbeda-beda. Tombol referensi beriskan referensi
yang dipakai oleh peneliti. Tombol profil peneliti berisikan biodata peneliti.
Berikut ini adalah hasil perancangan hypermedia dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
b. Hasil Pengoptimalan Desain Hypermedia
1) Hasil Pemilihan Software
Tabel 4. 5 Hasil Pemilihan Software
Nama Software Fungsi Waktu
Unity 3D Membuat desain
medianya dan
animasi pendukung
lainnya
Awal sampai akhir
pembuatan media
Visual Studii c# Membuat
coddingan media
Awal sampai akhir
pembuatan media
Photoshop Untuk membuat
tombol
penghubung antara
link dan nodes,
membuat texture
mata, kacamata,
mikroskop,
Setelah
background menu
utama dibuat
93
teropong, lup,
kamera, dan lain-
lain.
Blender 3D Untuk membuat
modeling 3D object
mata, kacamata,
mikroskop,
teropong, lup,
kamera, dan lain-
lain.
Sebelum membuat
objek mata dan
lainnya
Tabel 4. 6 Tampilan Software yang Digunakan
No
.
Software Tampilan Software
1. Unity 3D
2. Visual Studio c#
94
3. Photoshop
4. Blender 3D
2) Hasil Pembuatan Hypermedia
Tabel 4. 7 Hasil proses pembuatan hypermedia
No. Langkah
pembuatan
Tampilan langkah pembuatan
1. Membuat template,
background,
animasi, dan
tomobol yang
diperlukan
Membuat logo UIN
Membuat background untuk menu utama
95
Membuat background untuk menu materi
Membuat animasi materi
Membuat animasi praktikum
Membuat tombol penghubung antara link dan
nodes (termasuk script yang digunakan pada
96
tombol)
2. Membuat atau
menyiapkan file
yang akan
digunakan pada
media
Membuat soal evaluasi
3. Memasukkan
(import) file,
sipiring, video, dan
animasi yang
dibutuhkan
Membuat script pemanggil soal evaluasi
Memasukkan (import)video yang telah
disiapkan
97
4. Mengatur musik,
tombol, srcript,
dan lain-lain agar
menjadi
hypermedia yang
menarik dan baik
5. Publish
hypermedia untuk
dapat dilihat
hasilnya
c. Hasil Evaluasi Formatif
Tahap evaluasi formatif terdiri dari uji para ahli, evaluasi satu-satu,
evaluasi kelompok kecil dan uji lapangan. Adapun hasil evaluasi formatif
didapatkan sebagai berikut:
1) Hasil Penilaian Ahli
98
Pada tahap ini, media pembelajaran hypermedia berbasis virtual
laboratorium di ujikan kepada sembilan orang ahli yang terdiri dari tiga ahli media
pembelajaran, tiga ahli desain pembelajaran, dan tiga ahli materi ajar. Hasil
angket uji ahli dianalisa dengan beberapa tahap yaitu dianalisa dari setiap
indikator pertanyaan, dari setiap aspek pertanyaan dan dianalisa secara
keseluruhan angket para ahli.
a) Hasil Penilaian Menurut Ahli Media
Ahli media yang terlibat pada tahap penelitian ini terdiri dari tiga orang
ahli. Ahli pertama merupakan dosen Teknik Informatika UIN Jakarta, ahli kedua
merupakan dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, dan dosen
ketiga merupakan dosen TIK PNJ. Para ahli menilai media pembelajaran
hypermedia berbasis virtual laboratorium ini dari aspek rekayasa perangkat lunak,
aspek komunkasi, visual, dan media.
Ahli media menyatakan bahwa media pembelajaran hypermedia berbasis
virtual laboratorium ini layak digunakan dalam pembelajaran atau dapat dikatakan
valid. Media pembelajaran ini dikatakan layak dengan skor nilai 286 dari 300
(95,3%). Hasil analisa para ahli terhadap aspek media ini dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Tabel 4. 8 Hasil Penelitian Hypermedia Menurut Ahli Media
No. Aspek Jumlah
Nilai
Keterangan
1 Rekayasa Perangkat
Lunak
104 SB
2 Komunikasi, Visual,
Media
182 SB
Jumlah 286 SB
Jumlah nilai maksimum aspek 1 = 108
Jumlah nilai maksimum aspek 2 = 192
99
Jumlah nilai maksimum keseluruhan aspek = 300
Aspek rekayasa perangkat lunak memiliki sembilan indikator, sedangkan
untuk aspek komunikasi, visual, dan media memiliki 16 indikator. Para ahli
menyatakan bahwa media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratorium
pada materi alat optik ini sangat baik digunakan untuk pembelajaran, hal ini
terlihat dari 25 indikator tersebut. Berikut ini adalah rincian penilaian ahli untuk
keseluruhan indikator dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 4. 1 Grafik Penilaian Keseluruhan Indikator oleh Ahli Media
Hasil analisa tersebut menunjukkan 12% indikator dikategorikan baik
sedangkan 88% indikator penilaian terkategorikan sangat baik. Berikut ini adalah
rincian penilaian ahli untuk setiap indikator dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. 9 Hasil Kriteria Keseluruhan Indikator oleh Ahli Media
No. Indikator Nilai Penilaiai
Ahli
1. Efektifitas 11 Sangat
Baik
2. Efesiensi 12 Sangat
Baik
3. Reliable 12 Sangat
0% 0% 0%12.00%
88.00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
sangat tidakbaik
kurang baik cukup baik baik sangat baik
100
Baik
4. Usability 12 Sangat
Baik
5. Ketepatan Pemilihan Software 11 Sangat
Baik
6. Compability 12 Sangat
Baik
7. Pemaketan Program 12 Sangat
Baik
8. Dokumentasi Program 11 Sangat
Baik
9. Reusable 11 Sangat
Baik
10. Komunikatif 12 Sangat
Baik
11. Kreatif 11 Sangat
Baik
12. Sederhana dan Menarik 11 Sangat
Baik
13. Visual 11 Sangat
Baik
14. Ikon Navigasi 10 Baik
15. Ketepatan Pemilihan Font dan
Ukuran Teks
10 Baik
16. Ketepatan Pemilihan Warna 12 Sangat
101
Alat yang Menarik Baik
17. Ketepatan Pemilihan Audio 10 Baik
18. Kualitas Audio 11 Sangat
Bik
19. Kualitas Gambar 12 Sangat
Baik
20. Kualitas Animasi 12 Sangat
Baik
21. Kualitas Audio dan Video Pada
Video Pengamatan Materi
12 Sangat
Baik
22. Kualitas Audio dan Video Pada
Video Penjelasan Materi
12 Sangat
Baik
23. Kualitas Penggunaan Animasi
Pada Praktikum
12 Sangat
Baik
24. Kemudahan Penggunaan
Animasi Pada Praktikum
12 Sangat
Baik
25. Kemudahan Penggunaan Media
Secara Keseluruhan
12 Sangat
Baik
Jumlah 286 Sangat
Baik
Nilai maksimum per indikator = 12
Niali maksimum keseluruhan indikator = 300
Ahli media memberikan saran untuk merevisi beberapa bagian dari
hypermedia berbasis virtual laboratorium. Saran yang diberikan oleh para ahli
yaitu: mengubah ukuran tulisan pada media dengan ukuran yang propotional dan
102
tombol percakapan kartun jangan dibuat diklik berkali-kali untuk menjalankan
dialognya.
b) Hasil Penilaian Menurut Ahli Desain Pembelajaran
Ahli media yang terlibat pada tahap penelitian ini terdiri dari tiga orang
ahli. Ahli pertama merupakan Guru SMAN 12 Tangerang Selatan, ahli kedua
merupakan dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, dan dosen
ketiga merupakan Guru Sekolah Al Zahra Indonesia. Ahli desain pembelajaran
menilai 15 indikator dari aspek desain pembelajaran.
Ahli desain pembelajaran menyatakan bahwa media pembelajaran
hypermedia berbasis virtual laboratorium ini layak digunakan dalam pembelajaran
atau dapat dikatakan valid. Media pembelajaran ini dikatakan layak dengan skor
nilai 169 dari 180 (93,8%). Hasil analisa para ahli terhadap keseluruhan indikator
desain pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Gambar 4. 2 Grafik Penilaian Keseluruhan Indikator
Hasil analisa tersebut menunjukkan 13% indikator dikategorikan baik
sedangkan 86% indikator penilaian terkategorikan sangat baik. Berikut ini adalah
rincian penilaian ahli untuk setiap indikator dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. 10 Hasil kriteria keseluruhan indikator untuk
0% 0% 0%
13.00%
86.00%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
sangat tidak baik kurang baik cukup baik baik sangat baik
103
No. Indikator Nilai Penilaian Ahli
1. Kejelasan tujuan pembelajaran: 11,7 Sangat Baik
2. Relevansi tujuan pembelajaran dengan
KI/KD/Kurikulum:
11,7 Sangat Baik
3. Cakupan dan kedalaman tujuan
pembelajaran:
12 Sangat Baik
4. Kesesuaian materi dengan tujuan
pembelajaran:
11,5 Sangat Baik
5. Keterlihatan aspek pendekatan saintifik 5
M:
10,8 Sangat Baik
6. Kesesuaian materi dan pembahasan contoh
soal dengan tingkat perkembangan berpikir
tingkat tinggi:
11,3 Sangat Baik
7. Ketepatan penggunaan strategi penyajian: 12 Sangat Baik
8. Interaktivitas melalui tombol dan animasi. 10 Baik
9. Kelengkapan bahan bantuan (gambar alat
dan bahan, langkah kerja, animasi, musik,
audio, gambar, animasi, dan video)
10 Baik
10. Pemberian motovasi belajar melalui
apersepsi yang disajikan secara menarik dan
adanya feed back pada soal evaluasi:
10,7 Sangat Baik
11. Kontekstualisasi dan akualitas melalui video
dan animasi:
11,4 Sangat Baik
12. Kemudahan materi untuk dipahami
(sistematis, runut, dan memiliki alur logika
yang jelas)
11 Sangat Baik
13. Kesesuaian evaluasi dengan tujuan
pembelajaran:
12 Sangat Baik
104
14. Keterlihatan stimulus untuk dapat
meningkatkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi melalui soal evaluasi:
11 Sangat Baik
15. Potensi keaktifan peserta didik dalam proses
pembelajaran.
12 Sangat Baik
Jumlah 169 Sangat Baik
Nilai maksimum setiap indikator = 12
Nilai maksimum aspek = 180
Ahli desain pembelajaran memberikan saran untuk merevisi beberapa
bagian dari hypermedia berbasis virtual laboratorium. Saran yang diberikan oleh
para ahli yaitu: mengubah ukuran tulisan pada media dengan ukuran yang
propotional, tombol percakapan kartun jangan dibuat diklik berkali-kali untuk
menjalankan dialognya, gambar pada media diberikan nomor dan nama.
c) Hasil Penilaian Menurut Ahli Materi Ajar
Ahli materi ajar yang terlibat pada tahap penelitian ini terdiri dari tiga
orang ahli. Ahli pertama merupakan dosen Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Jakarta, ahli kedua merupakan guru fisika SMAN 15 Jakarta, dan ahli ketiga
merupakan dosen merupakan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta. Ahli
desain pembelajaran menilai 7 indikator dari aspek materi pelajaran. Untuk aspek
1 memiliki nilai maksimum sebesar 12, aspek 2, 3, 6, dan 7 memiliki nilai
maksimum sebesar 72, sedangkan aspek 4 dan 5 memiliki nilai maksimum
sebesar 36.
Ahli materi ajar menyatakan bahwa media pembelajaran hypermedia
berbasis virtual laboratorium ini layak digunakan dalam pembelajaran atau dapat
dikatakan valid. Media pembelajaran ini dikatakan layak dengan skor nilai 317
dari 372 (85%). Hasil analisa para ahli terhadap keseluruhan indikator desain
pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
105
Tabel 4. 11 Hasil keseluruhan indikator pada ahli materi aja
Nilai maksimum untuk aspek 1 = 12
Nilai maksimum untuk aspek 2, 3, 5, 6, 7 = 72
Nilai maksimum untuk aspek 4 = 36
Nilai maksimum keseluruhan asspek = 372
No. Aspek Jumlah
Nilai
Kesimpulan
1. Kejelasan dalam menjelaskan langkah kerja 11 Sanga Baik
2. Kesesuaian gambar alat dan bahan ,animasi,
video pengamatan, dan video penjelasan
dengan materi:
66 Sanga Baik
3. Kejelasan dalam menjelaskan rumus fisika
melalui teks atau video penjelasan pada
meteri:
60 Baik
4. Kejelasan contoh soal materi fisika pada tiap
pertemuan:
27 Baik
5. Ketepatan jawaban soal evaluasi pada tiap
pertemuan:
27 Baik
6. Ketepatan penyajian tersusun secara sistenatis
dan tidak terdapatnya miskonsepsi pada
materi:
66 Sanga Baik
7. Cakupan kedalaman materi fisika (termasuk
menghubungkan materi dengan kehidupan
sehari-hari melaui teks atau video pengamatan
dan video penjelasan)
60 Baik
Jumlah 317 Baik
r
106
Gambar 4. 3 Grafik Penilaian Keseluruhan Indikator oleh Ahli Materi Ajar
Penillaian hasil keseluruhan aspek juga dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Media pembelajaran ini mendapatkan nilai 317 dari 372 (85%) dengan
kategori baik atau layak. Berikut ini adalah hasil penilaian ahli untuk keseluruhan
indikator pada masing-masing aspek dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
1. Kejelasan dalam menjelaskan
langkah kerja
2. Kesesuaian gambar alat dan
bahan, animasi, video
pengamatan, dan video
penjelasan dengan materi
3. Kejelasan dalam menjelaskan
rumus fisika melalui teks atau
video penjelasan pada meteri
0% 0% 0%
58.00%
42.00%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
sangat tidak baik kurang baik cukup baik baik sangat baik
0% 0% 0% 0%
92.00%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
sangattidakbaik
kurangbaik
cukupbaik
baik sangatbaik
92% 92% 92% 92% 92% 92%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
A B C D E F
107
4. Kejelasan contoh soal materi
fisika pada tiap pertemuan
5. Ketepatan jawaban soal evaluasi
pada tiap pertemuan
6. Ketepatan penyajian tersusun
secara sistenatis dan tidak
terdapatnya miskonsepsi pada
materi
7. Cakupan kedalaman materi fisika
(termasuk menghubungkan
materi dengan kehidupan sehari-
hari melaui teks atau video
pengamatan dan video
penjelasan)
Keterangan:
Grafik 2, 3, 6, dan 7 Grafik 4 dan 5
A =Mata A = Materi 1
B = Kacamata B = Materi 2
C = Lup C = Materi 3
D = Mikroskop
E = Teropong
F = Kamera
83% 83% 83% 83% 83% 83%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
A B C D E F
75% 75% 75%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
A B C F
75% 75% 75%
0%
20%
40%
60%
80%
A B C
92% 92% 92% 92% 92% 92%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
A B C D E F
83% 83% 83% 83% 83% 83%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
A B C D E F
108
Pada gambar grafik di atas menunjukkan hasil dari nilai masing-masing
aspek pada setiap indikator. Aspek 2, 3, 6, dan 7 memiliki 6 indikator yang dinilai
yaitu indikator mata, kacamata, lup, mikroskop, teropong, dan indikator kamera.
Sedangkan pada aspek 4 dan 5 memiliki 3 indikator yang dinilai yaitu indikator
materi 1, materi 2, dan materi 3. Materi yang dinilai yaitu: materi mata dan kacamata
berada pada materi 1, materi lup dan mikroskop berada pada materi 2, materi
teropong dan kamera berada pada materi 3.
Ahli materi ajar pembelajaran memberikan saran untuk merevisi beberapa
bagian dari hypermedia berbasis virtual laboratorium. Saran yang diberikan oleh para
ahli yaitu: mengubah ukuran tulisan pada media dengan ukuran yang propotional,
gambar pada media diberikan nomor dan nama, perlu ditambahkan set alat percobaan
selain pembentukan bayangan sehingga siswa bisa mencoba praktikum jenis lain, dan
jika media ini ingin dipublikasi untuk umum sebaiknya tokoh kartun dalam apersepsi
diubah karena dikhawatirkan akan kena royalty.
2) Hasil Evaluasi Satu-satu
Tahap evaluasi satu-satu dilakukan oleh tiga orang siswa, yang masing-
masing nya merupakan siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Pada tahap
ini dilakukan beberapa analisa yaitu analisa dari setiap aspek, analisa setiap
indikator, dan analisa penilaian media secara keseluruhan. Adapun aspek-aspek yang
dinilai dan dievaluasi adalah aspek materi, aspek desain pembelajaran, aspek
implementasi, dan aspek kualitas teknis. Hasil keseluruhan aspek dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4. 12 Hasil Penilaian setiap Aspek Media pada Evaluasi Satu-satu
No. Aspek Jumlah Nilai Kategori Persentase
109
1. Materi 54 SB 90%
2. Desain Pembelajaran 40 B 83%
3. Implementasi 54 B 75%
4. Kualitas Teknis 147 B 81,7%
Jumlah 295 B
Jumlah nilai maksimum aspek 1 = 60
Jumlah nilai maksimum aspek 2 = 48
Jumlah nilai maksimum aspek 3 = 72
Jumlah niilai maksimum aspke 4 = 180
Nilai media secara keseluruhan pada berbagai aspek dalam bentuk presentase
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4. 4 Persentase hasil penilaian seluruh aspek pada evaluasi satu-satu
Grafik di atas menunjukkan bahwa aspek materi mendapatkan presentase
tertinggi sebesar 90%. Aspek desain pembelajaran mendapatkan presentae sebesar
83%. Aspek implementasi mendaptkan presentase sebesar 75%. Dan aspek kualitas
teknis mendapatkan presentase sebesar 81,7%.
a) Aspek Materi
90.00%
83%
75%
81.70%
65.00%
70.00%
75.00%
80.00%
85.00%
90.00%
95.00%
Materi Desain Pembelajaran Implementasi Kualitas Teknis
110
Pada aspek materi, media pembejalaran ini termasuk dalam kategori sangat
baik dengan nilai 54 dari 60. Pada indikator kemudahan memahami materi, kejelasan
pembahasan materi, keterkinian (keterbaruan materi), dan kontekstualitas (penyajian
materi berkaitan dangan kehidupan sehari-hari) termasuk dalam kategori sangat baik
sedangkan untuk indikator kemenarikan penyajian pada media termasuk kedalam
kategori baik. Hasil penilaian setiap indikator pada aspek materi dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Gambar 4. 5 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator dari aspek materi
dalam evaluasi satu-satu
Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator kejelasan pembahasan materi
mendapatkan hasil presentase tertinggi yaitu 100%, sedang indikator kemenarikan
penyajian materi pada media mendapatkan presentase terendah yaitu 75%, indikator
kemudahan memahami materi, keterkinian (keterbaruan materi), dan kontekstualitas
(penyajian materi berkaitan dengan kehidupan sehari-hari) mendapatkan presentase
91,6%.
b) Aspek Desain Pembelajaran
Pada aspek desain pembelajaran, media pembejalaran ini termasuk dalam
kategori baik dengan nilai 40 dari 48. Pada indikator keterbacaan teks pada media
91.60%100%
75%91.60% 91.60%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
Kemudahanmemahami
materi
Kejelasanpembahasan
materi
Kemenarikanpenyajian materi
pada media
Keterkinian(keterbaruan
materi)
Kontekstualitas(penyajian
materi berkaitandengan
kehidupansehari-hari)
111
pembelajaran, kejelasan tujuan pembelajaran, sistematika materi yang disusun secara
runut pada media pembelajaran termasuk dalam kategori baik sedangkan indikator
kemenarikan strategi pembelajaran pada media (kemenarikan penyampaian materi)
termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil penilaian setiap indikator pada aspek
materi dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4. 6 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator dari aspek desain
pembelajaran dalam evaluasi satu-satu
Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator kemenarikan strategi pembelajaran
pada media (kemenarikan penyampaian materi) mendapatkan hasil presentase
tertinggi yaitu 92%, sedang indikator keterbacaan teks pada media pembelajaran
mendapatkan presentase terendah yaitu 75%, indikator kejelasan tujuan
pembelajaran, sistematika materi yang disusun secara runut pada media pembelajaran
mendapatkan presentase 83%.
c) Aspek Implementasi
Pada aspek implementasi, media pembejalaran ini termasuk dalam kategori
baik dengan nilai 54 dari 72. Pada indikator kemudahan dalam penggunaan media
pembelajaran, kemudahan penggunaan pada saat praktikum, kemudahan untuk
75.00%
92%83% 83.00%
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%
100.00%
Keterbacaan tekspada media
pembelajaran
Kemenarikanstrategi
pembelajaranpada media
(kemenarikanpenyampaian
materi)
Kejelasan tujuanpembelajaran
Sistematikamateri yang
disusun secararunut pada media
pembelajaran
112
memahami objek praktikum, kemudahan menggunakan item yang tertera pada
praktikum, pemanfaatan media di waktu yang akan datang, dan intensitas penggunaan
termasuk dalam kategori baik. Hasil penilaian setiap indikator pada aspek materi
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator intensitas penggunaan
mendapatkan hasil presentase tertinggi yaitu 83%, sedang indikator kemudahan
menggunakan item yang tertera pada praktikum mendapatkan presentase terendah
yaitu 66%, indikator kemudahan dalam penggunaan media pembelajaran, kemudahan
penggunaan pada saat praktikum, kemudahan untuk memahami objek praktikum, dan
pemanfaatan media di waktu yang akan datang mendapatkan presentase 75%.
d) Aspek Kualitas Teknis
Pada aspek kualitas teknis, media pembejalaran ini termasuk dalam kategori
baik dengan nilai 147 dari 180. Pada indikator Kejelasan cara penggunaan media
pembelajaran, kejelasan cara penggunaan alat praktikum ,kejelasan bentuk bayangan
yang dihasilkan dilayar praktikum, kejelasan skala yang tertera didalam praktikum,
kualitas media pembelajaran, kualitas alat-alat praktikum, kualitas gambar yang baik,
kualitas video pendahuluan, kualitas audio pada video pendahuluan, dan kualitas
75.00% 75% 75%
66.00%
75.00%83.00%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
Kemudahandalam
penggunaanmedia
pembelajaran
Kemudahanpenggunaan
pada saatpraktikum
Kemudahanuntuk memilih
objekpraktikum
Kemudahanmenggunakan
item yangtertera pada
praktikum
Pemanfaatanmedia di waktu
yang akandatang
Intensitaspenggunaan
113
audio pada video penjelasan termasuk dalam kategori baik. Hasil penilaian setiap
indikator pada aspek materi dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Keeterangan:
A = Kejelasan cara penggunaan media pembelajaran
B = Kejelasan cara penggunaan alat praktikum
C = Kejelasan bentuk bayangan yang dihasilkan dilayar praktikum
D = Kejelasan skala yang tertera didalam praktikum
E = Kualitas media pembelajaran
F = Kualitas alat-alat praktikum
G = Pemilihan warna yang menarik
H = Kualitas gambar yang baik
I = Kejelasan animasi
J = Kualitas audio
K = Kualitas musik yang jelas
L = Kualitas video pendahuluan
M = Kualitas audio pada video pendahuluan
N = Kualitas video penjelasan
O = Kualitas audio pada video penjelasan
75.00%83% 83%
66.00%66.00%75.00%
91.60%
66%
91.60%100% 100%
75% 75%
91.60%83%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
A B C D E F G H I J K L M N O
114
Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator kualitas audio dan kualitas musik
yang jelas mendapatkan hasil presentase tertinggi yaitu 100%, sedang indikator
kejelasan skala yang tertera didalam praktikum, kualitas gambar yang baik dan
kualitas media pembelajaran mendapatkan presentase terendah yaitu 66%, indikator
pemilihan warna yang menarik, kejelasan animasi, dan kualitas video penjelasan
mendapatkan presentase 91,6%, indikator kejelasan cara penggunaan alat praktikum,
kejelasan bentuk bayangan yang dihasilkan dilayar praktikum, dan kualitas audio
pada video penjelasan mendapatkan presentase 83%, indikator kejelasan cara
penggunaan media pembelajaran, kualitas alat-alat praktikum, kualitas video
pendahuluan, kualitas audio pada video pendahuluan mendapatkan presentase 75%
Tiga orang siswa yang menjadi evaluator memberikan komentar dan saran
untuk merevisi media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratorium ini.
Komentar yang diberikan oleh siswa dianataranya yaitu jeda penjelasan materi pada
video materi kacamata jangan terlalu lama durasi jedanya.
3) Hasil Evaluasi Kelompok Kecil
Tahap evaluasi kelompok kecil dilakukan oleh 12 orang siswa, yang masing-
masing nya merupakan siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Pada tahap
ini dilakukan beberapa analisa yaitu analisa dari setiap aspek, analisa setiap
indikator, dan analisa penilaian media secara keseluruhan. Adapun aspek-aspek yang
dinilai dan dievaluasi adalah aspek efektifitas, aspek materi, aspek desain
pembelajaran, aspek implementasi, dan aspek efisiensi. Pada aspek efektivitas dapat
terlihat keefektifitasan media ini berdasarkan hasil posttest siswa yaitu 66,6%. Dari
hasil posttest menunjukkan media pembelajaran ini sudah cukup efektif. Aspek
materi, desain pembelajaran, implementasi, dan efisiensi dari hasil angket siswa
menunjukkan media ini terkategorikan baik dengan nilai 623 dari 816 (76%). Hasil
keseluruhan aspek dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
115
Tabel 4. 13 Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest-posttest pada
evaluasi kelompok kecil.
No. Pemusatan dan Penyebaran
Data
Pretest Posttest
1 Nilai terendah 25 62,5
2 Nilai tertinggi 62,5 87,5
3 Rata-rata 44,8 71,88
4 Median 37,5 87,5
5 Modus 50 75
6 Standar deviasi 7,8 15,14
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. 14 Hasil uji N-Gain pada evaluasi kelompok kecil
N-Gain Nilai
Rata-rata 0,5
Kategori Sedang
Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa uji N-Gain pada evaluasi kelompok
kecil mendapat nilai 0,5 dengan kategori sedang. Sedangkan untuk penilaian aspek
materi, desain pembelajaran, implementasi, dan efisiensi dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4. 15 Hasil penilaian setiap aspek media pada
No. Aspek Jumlah Nilai Kategori Presentase
116
Jumlah nilai maksimum aspek 1 = 240
Jumlah nilai maksimum aspek 2 = 192
Jumlah nilai maksimum aspek 3 = 288
Jumlah nilai maksimum aspek 4 = 96
Hasil penilaian keseluruhan aspek dalam bentuk presentase dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Gambar 4. 7 Persentase hasil penilaian seluruh aspek pada
Grafik di atas menunjukkan bahwa aspek desain pembelajaran memperoleh
presentase tertinggi yaitu 81%, sedangkan aspek implementasi memperoleh
79.16%81%
72%72.96%
66.00%
68.00%
70.00%
72.00%
74.00%
76.00%
78.00%
80.00%
82.00%
Materi Desain Pembelajaran Implementasi Kualitas Teknis
1. Materi 190 Baik 79,16%
2. Desain Pembelajaran 155 Baik 80,73%
3. Implementasi 207 Baik 71,88%
4. Efisiensi 71 Baik 72,96%
Jumlah 623 Baik
117
presentase terendah yaitu 72% dari seluruh aspek. Aspek materi memperoleh
presentase yaitu 79,16% dan aspek kuantitas teknis memperoleh presentase yaitu
72,96%.
a) Aspek Materi
Pada aspek materi, media pembejalaran ini termasuk dalam kategori baik
dengan nilai 190 dari 240. Pada indikator kemudahan memahami materi, kejelasan
pembahasan materi, kemenarikan penyajian materi pada media pembelajaran,
keterkinian (keterbaruan materi) dan kontekstualitas (penyajian materi berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari) termasuk dalam kategori baik. Hasil penilaian setiap
indikator pada aspek materi dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4. 8 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek materi
dalam evaluasi kelompok kcil
Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator kontekstualitas (penyajian materi
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari) mendapatkan presentase tertinggi yaitu
85,4% sedang indikator kemudahan memahami materi mendapatkan presentase
terendah yaitu 70,8%, indikator kemudahan kejelasan pembahasan materi
mendapatkan presentase yaitu 81%, indikator kemenarikan penyajian materi pada
70.80%81% 85%
72.90%85.40%
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%
Kemudahanmemahami
materi
Kejelasanpembahasan
materi
Kemenarikanpenyajian materi
pada media
Keterkinian(keterbaruan
materi)
Kontekstualitas(penyajian
materi berkaitandengan
kehidupansehari-hari)
118
media mendapatkan presentase yaitu 85%, dan indikator keterkinian (keterbaruan
materi) mendapatkan presentase yaitu 72,9%.
b) Aspek Desain Pembelajaran
Pada aspek desain pembelajaran, media pembejalaran ini termasuk dalam
kategori baik dengan nilai 155 dari 192. Pada indikator kemenarikan strategi
pembelajaran pada media (kemenarikan penyampaian materi) termasuk dalam
kategori sangat baik, indikator kejelasan tujuan pembelajaran, keterbacaan teks pada
media pembelajaran, sistematis materi yang disusun secara runut pada media
pembelajaran termasuk kedalam kategori baik. Hasil penilaian setiap indikator pada
aspek desain pembelajaran dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4. 9 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek desain
pembelajaran dalam evaluasi kelompok kcil
Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator keterbacaan teks pada media
pembelajaran mendapatkan presentase tertinggi yaitu 91,6% sedang indikator
kejelasan tujuan pembelajaran mendapatkan presentase terendah yaitu 73%, indikator
kemenarikan strategi pembelajaran pada media (kemenarikan penyampaian materi)
91.60%79%
73%79.16%
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%
100.00%
Keterbacaan tekspada media
pembelajaran
Kemenarikanstrategi
pembelajaranpada media
(kemenarikanpenyampaian
materi)
Kejelasan tujuanpembelajaran
Sistematikamateri yang
disusun secararunut pada media
pembelajaran
119
dan sistematika materi yang disusun secara runut pada media pembelajaran
mendapatkan presentase yaitu 79,16%,
c) Aspek Implementasi
Pada aspek implementasi, media pembejalaran ini termasuk dalam kategori
baik dengan nilai 207 dari 288. Pada indikator kemudahan penggunaan media
pembelajaran pada materi, kemudahan penggunaan pada saat praktikum, kemudahan
untuk memilih objek praktikum, kemudahan mengguanakan item yang tertera pada
praktikum, pemanfaatan media di waktu yang akan mendatang, dan intensitas
penggunaan termasuk kedalam kategori baik. Hasil penilaian setiap indikator pada
aspek implementasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4. 10 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek
implementasi dalam evaluasi kelompok kcil
Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator pemanfaatan media di waktu yang
akan mendatang mendapatkan presentase tertinggi yaitu 77,08% sedang indikator
kemudahan penggunaan pada saat praktikum dan kemudahan untuk memilih objek
paktikum mendapatkan presentase terendah yaitu 67%, indikator kemudahan
70.80%
67% 67%
75.00%
77.08%
75.00%
60.00%
62.00%
64.00%
66.00%
68.00%
70.00%
72.00%
74.00%
76.00%
78.00%
Kemudahanpenggunaan
mediapembelajaranpada materi
Kemudahanpenggunaan
pada saatpraktikum
Kemudahanuntuk memilih
objekpraktikum
Kemudahanmengguanakan
item yangtertera pada
praktikum
Pemanfaatanmedia di waktu
yang akanmendatang
Intensitaspenggunaan
120
penggunaan media pembelajaran pada materi mendapatkan presentase yaitu 70,80%,
indikator kemudahan menggunakan item yang tertera pada praktikum dan indikator
intensitas penggunaan mendapatkan presentase 75%.
d) Aspek Efesiensi
Pada aspek efisiensi, media pembejalaran ini termasuk dalam kategori baik
dengan nilai 71 dari 96. Pada keefisienan dalam menggunakan media pembelajaran
(memerlukan waktu yang sedikit untuk memahami materi) dan kemudahan mengelola
materi yang telah disajjikan melalui media pembelajaran termasuk kedalam kategori
baik. Hasil penilaian setiap indikator pada aspek efisiensi dapat dilihat pada gambar
di bawah ini:
Gambar 4. 11 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek efisiensi
dalam evaluasi kelompok kcil
68.75%
79%
62.00%
64.00%
66.00%
68.00%
70.00%
72.00%
74.00%
76.00%
78.00%
80.00%
Keefisienan
dalam
menggunakan
media
pembelajaran
(memerlukan
waktu yang
sedikit untuk
memahami
materi)
Kemudahan
mengelola
materi yang
telah disajjikan
melalui media
pembelajaran
121
Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator kemudahan mengelola materi yang
telah disajikan melalui media pembelajaran mendapatkan presentase tertinggi yaitu
79% sedang indikator keefisienan dalam menggunakan media pembelajaran
(memerlukan waktu yang sedikit untuk memahami materi) mendapatkan presentase
terendah yaitu 68,75%.
4) Uji Lapangan
Tahap uji lapangan dilakukan oleh 35 orang siswa kelas XI IPA 1. Pada tahap
ini dilakukan beberapa analisa yaitu analisa dari setiap aspek, analisa setiap
indikator, dan secara keseluruhan aspek. Adapun aspek-aspek yang dinilai dan
dievaluasi adalah aspek kemampuan untuk dapat dilaksanakan (implementability),
kesinambungan (sustainability), kecocokan dengan lingkungan (appropriateness),
penerimaan dan kemenaarikan. Dari keseluruhan aspek uji lapangan diperoleh nilai
1504 dari 2380 (61%) mendapatkan kriteria baik. Pada aspek efektifitas dapat terlihat
keefektifitasan media ini berdasarkan hasil posttest siswa yaitu 71% mendapatkan
kategori efektif. Hasil keseluruhan aspek dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. 16 Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest-posttest pada
evaluasi uji lapangan.
No. Pemusatan dan Penyebaran
Data
Pretest Posttest
1 Nilai terendah 0 25
2 Nilai tertinggi 87,5 100
3 Rata-rata 42,1 71,8
4 Median 43,8 87,5
122
5 Modus 37,5 75
6 Standar deviasi 7,3 7,8
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. 17 hasil uji N-Gain pada evaluasi kelompok kecil
N-Gain Nilai
Rata-rata 0,5
Kategori Sedang
Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa uji N-Gain pada uji lapangan mendapat
nilai 0,5 dengan kategori sedang. Sedangkan untuk penilaian aspek kemampuan
untuk dapat dilaksanakan (implementability), kesinambungan (sustainability),
kecocokan dengan lingkungan (appropriateness), penerimaan dan kemenaarikan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. 18 Hasil penilaian setiap aspek media pada uji lapangan
No. Aspek Jumlah Nilai Kategori Presentase
1 Kemampuan untuk dapat
dilaksanakan
342 Cukup baik 61%
2 Kesinambungan 309 Baik 74%
3 Kecocokan dengan
lingkungan
357 Baik 64%
4 Penerimaan dan
kemenarikan
496 Baik 59%
Jumlah 1504 Baik
Jumlah nilai maksimum aspek 1 = 560
Jumlah nilai maksimum aspek 2 = 420
123
Jumlah nilai maksimum aspek 3 = 560
Jumlah nilai maksimum aspek 4 = 840
Pada tabel di atas menunjukkan aspek kesinambungan, aspek kecocokan
dengan lingkungan, aspek penerimaan dan kemenarikan mendapatkan kategori baik.
Aspek kemampuan untuk dapat dilaksanakan dan kesinambungan mendapat kategori
cukup baik. Hasil penilaian keseluruhan aspek dalam bentuk presentase dapat dilihat
pada gambar di bawah ini:
Gambar 4. 12 Grafik presentase penilaian setiap aspek pada uji lapangan
Terlihat dari grafik di atas bahwa aspek kesinambungan mendapatkan
presentase tertinggi yaitu 89% sedang aspek penerimaan dan kemenarikan
mendapatkan presentase terendah yaitu 59%. Aspek kemampuan untuk dapat
dilaksanakan mendapatkan presentase 61%, dan aspek kecocokan dengan lingkungan
mendapatkan presentase 64%.
a) Aspek Implementasi
Pada aspek implementasi, media pembejalaran ini termasuk dalam kategori
cukup baik dengan nilai 342 dari 560. Pada aspek ini mencakup kemudahan
61.00%
74%
64%59.00%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
Kemampuanuntuk dapatdilaksanakan
Kesinambungan Kecocokandengan
lingkungan
Penerimaan dankemenarikan
124
memahami petunjuk penggunaan hypermedia, kesulitan penggunaan hypermedia,
kemudahan menggunakan alat praktikum, dan intensitas menggunkan hypermedia.
Hasil penilaian setiap indikator pada aspek implementasi dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
Gambar 4. 13 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek
kemampuan untuk dapat dilaksanakan (Implementability) dalam uji lapangan
Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator intensitas menggunakan
hypermedia mendapatkan presentase tertinggi yaitu 73% sedang indikator kesulitan
penggunaan hypermedia mendapatkan presentase terendah yaitu 63%. Indikator
kemudahan memahami petunjuk penggunaan hypermedia dan kemudahan
menggunakan alat praktikum mendapatkan presentase 68%.
b) Aspek Kesinambungan
Pada aspek kesinambungan, media pembejalaran ini termasuk dalam kategori
baik dengan nilai 309 dari 420. Pada aspek ini mencakup ketahanan hypermedia (file
tidak mudah rusak), kemdahan pemeliharaan hypermedia (penyimpanan file
hypermedia), dan penggunaan hypermedia di waktu mendatang (jika diperlukan akan
68.00%
63%
68%
73.00%
58.00%
60.00%
62.00%
64.00%
66.00%
68.00%
70.00%
72.00%
74.00%
kemudahanmemahami
petunjukpenggunaanhypermedia
kesulitanpenggunaanhypermedia
kemudahanmenggunakan alat
praktikum
intensitasmenggunakanhypermedia
125
menggunakan hypermedia). Hasil penilaian setiap indikator pada aspek
kesinambungan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4. 14 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek
kesinambungan (sustainability) dalam uji lapangan
Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator ketahanan hypermedia (file tidak
mudah rusak) mendapatkan presentase tertinggi yaitu 79% sedang indikator
penggunaan hypermedia di waktu mendatang (jika diperlukan akan menggunakan
hypermedia) mendapatkan presentase terendah yaitu 69%. Indikator kemdahan
pemeliharaan hypermedia (penyimpanan file hypermedia) mendapatkan presentase
72%.
c) Aspek Kecocokan Dengan Lingkungan
Pada aspek kecocokan dengan lingkungan, media pembejalaran ini termasuk
dalam kategori baik dengan nilai 357 dari 560. Pada aspek ini mencakup hypermedia
tidak dapat digunakan dimana saja, hypermedia dapat digunakan diberbagai waktu,
praktikum dapat dilakukan dimana saja, dan hypermedia ini tidak cocok dengan gaya
belajar siswa. Hasil penilaian setiap indikator pada aspek kecocokan dengan
lingkungan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
79.00%
72%
69%
64.00%
66.00%
68.00%
70.00%
72.00%
74.00%
76.00%
78.00%
80.00%
Ketahanan hypermedia (file
tidak mudah rusak)
Kemudahan pemeliharaan
hypermedia (penyimpanan file
hypermedia)
Penggunaan hypermedia di
waktu mendatang (jika
diperlukan akan menggunakan
hypermedia)
126
Gambar 4. 15 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek kecocokan
dengan lingkungan (appropriateness) dalam uji lapangan
Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator hypermedia dapat digunakan
diberbagai waktu mendapatkan presentase tertinggi yaitu 74% sedang indikator
hypermedia tidak dapat digunakan dimana saja mendapatkan presentase terendah
yaitu 57%. Indikator praktikum dapat dilakukan dimana saja mendapatkan presentase
66%, dan hypermedia ini tidak cocok dengan gaya belajar siswa mendapatkan
presentase 58%.
d) Aspek Penerimaan Dan Kemenarikan
Pada aspek penerimaan dan kemenarikan, media pembejalaran ini termasuk
dalam kategori baik dengan nilai 496 dari 840. Pada aspek ini mencakup kemalasan
siswa mecari tahu lebih lanjut materi alat-alat optik dengan menggunakan
hypermedia ini, kenyamanan siswa mengunakan hypermedia ini, hypermedia ini
dapat membantu mengatasi pemahaman siswa, siswa menginginkan hypermedia di
materi lain, kenyamanan saat menggunakan media ini, dan ketertarikan siswa
57.00%
74%
66%
58.00%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
Hypermedia ini
tidak dapat saya
gunakan di mana
saja seperti di
ruang kelas,
rumah, lab
komputer, dan
lain-lain.
Hypermedia ini
dapat digunakan
di berbagai waktu
(pagi, siang, sore,
malam)
Saya bisa
melakukan
praktikum di mana
saja (rumah,
sekolah, mall, dan
lain-lainnya)
Hypermedia ini
hanya tidak cocok
dengan gaya
belajar saya
(visual, auditori,
kinestetik)
127
terhadap media ini. Hasil penilaian setiap indikator pada aspek penerimaan dan
kemenarikan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4. 16 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek
penerimaan dan kemenarikan dalam uji lapangan
Terlihat dari grafik di atas bahwa siswa menginginkan hypermedia di materi
lain mendapatkan presentase tertinggi yaitu 66% sedang indikator kenyamanan saat
menggunakan media ini, dan ketertarikan siswa terhadap media ini mendapatkan
presentase terendah yaitu 54%. Indikator kemalasan siswa mecari tahu lebih lanjut
materi alat-alat optik dengan menggunakan hypermedia ini mendapatkan presentase
57%, indikator kenyamanan siswa mengunakan hypermedia ini mendapatkan
presentase 60%, dan hypermedia ini dapat membantu mengatasi pemahaman siswa
mendapatkan presentase 62%.
Siswa memberikan saran untuk merevisi beberapa bagian hypermedia. Saran
yang diberikan yaitu untuk membuatkan media pembelajaran ini bisa di akses di
iPhone.
57.00%60% 62%
66.00%
54.00% 54%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
Saya malas
mencari tahu
lebih jauh
tentang materi
alat-alat optik
melalui
hypermedia ini
Saya sangat
nyaman belajar
dengan
hypermedia
seperti ini
Hypermedia ini
dapat
membantu saya
dalam
memahami
materi alat-alat
optik secara
mendalam
Saya
menginginkan
hypermedia
lain pada
materi fisika
yang lainnya
Hypermedia ini
membuat saya
bosan belajar
fisika
Hypermedia ini
tidak menarik
perhatian saya
untuk belajar
lebih baik lagi
128
3. Hasil Evaluasi Sumatif
Tahap evaluasi sumatif dilakukan oleh 12 orang siswa dan 3 orang guru fisika
dari masing-masing sekolah. Sebelum lanjut pada tahap ini, peneliti telah melakukan
tahapan formatif dan telah melakukan revisi media secara bertahap. Hasil revisi pada
tahap formatif kemudian diujikan keefektifan dan kepraktisannya pada tahap ini yaitu
tahap evaluasi sumatif. Hasil penelitian yang telah dilakukan meliputi keefektifan,
dan kepraktisan berdasarkan angket siwa dan angket guru fisika dari masing-masing
sekolah tersebut.
a. Hasil Uji Efektivitas Hypermedia
Keefektifan hypermedia berbasis virtual laboratorium ini berdasarkan hasil
dari posstest siswa dan berdasarkan pada penilaian guru. Hasil posstest siswa
menyatakan bahwa 11 dari 12 orang siswa dinyatakan lulus dengan presentase 92%
yang menghasilkan kategori sangat efektif digunakan untuk pembelajaran. Hasil
ukuran pemusatan data dan penyebaran data pretest dan posstest dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4. 19 Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest dan posstest
pada evalusi sumatif
No. Pemusatan dan Penyebaran
Data
Pretest Posttest
1 Nilai terendah 25 62,5
2 Nilai tertinggi 87,5 100
3 Rata-rata 47,9
83,3
4 Median 37,5
87,5
5 Modus 50 87,5
129
6 Standar deviasi 6,8 9,5
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. 20 hasil uji N-Gain pada evaluasi sumatif
N-Gain Nilai
Rata-rata 0,7
Kategori Tinggi
Terlihat pada tabel di atas bahwa uji N-Gain pada evaluasi sumatif 0,7 dengan
kategori tinggi. Untuk menentukan keefektifan media ini bukan hanya dari siswa saja
melaikan dari guru juga. Penentuan keefektifan dari guru dilihat dari angket penilaian
untuk guru yang peneliti berikan. Hasil angket tersebut menyatakan bahwa media
pembelajaran ini efektif untuk digunakan. Hal tersebut dikarenakan ketiga guru
menyatakan bahwa media pembelajaran ini efektif untuk digunakan sebagai media
pembelajaran dengan tingkat keefektifan sangat baik dengan nilai 43 dari 48 (90%)
nilai keseluruhan indikator uji efektifitas guru. Hasil angket penilaian guru
berdasarkan indikator aspek efektifitas hypermedia berbasis virtual laboratorium
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. 21 Hasil angket penilaian aspek efektivitas guru
No. Indikator Jumlah Nilai Kategori
1 Tercapainya tujuan pembelajaran 12 Sangat Baik
2 Kemudahan dalam menjelaskan
materi ajar
11 Sangat Baik
130
3 Kemudahan dalam mengevaluasi
pembelajaran secara cepat
10 Baik
4 Kemampuan meningkatkan berpikir
tingkat tinggi siswa
10 Baik
Jumlah 43 Sangat Baik
Jumlah nilai maksimum setiap indikator = 12
Jumlah nilai maksimum aspek = 48
Terlihat dari tabel di atas menunjukkan bahawa keempat indikator dari aspek
efektifitas berada pada kategori sangat baik dengan presentase 90%. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran ini terkagorikan sangat efektitf. Nilai
hypermedia untuk keseluruhan indikator pada aspek efektifitas guru dapat dilihat
pada gambar di bawah ini:
Gambar 4. 17 Grafik persentase nilai hypermedia untuk keseluruhan indikator
efektivitas oleh guru pada evaluasi sumatif
100%92%
83% 83%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Tercapainya
tujuan
pembelajaran
Kemudahan
dalam
menjelaskan
materi ajar
Kemudahan
dalam
mengevaluasi
pembelajaran
secara cepat
Kemampuan
meningkatkan
berpikir tingkat
tinggi siswa
131
Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator tercapainya tujuan pembelajaran
mendapatkan presentase tertinggi yaitu 100% sedang indikator kemudahan dalam
mengevaluasi pembelajaran secara cepat, dan kemampuan meningkatkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi siswa mendapatkan presentase terendah yaitu 83%. Indikator
kemudahan dalam menjelaskan materi ajar mendapatkan presentase 92%.
b. Hasil Uji Kepraktisan Hypermedia
Kepraktisan pada tahap evaluasi sumatif dilihat dari penilaian tiga orang guru
dan 12 orang siswa. Mereka menyatakan bahwa media pembelajaran ini
terkategorikan praktis digunakan dalam pembelajaran dengan tingkat kepraktisan
sangat baik. Berdasarkan penilaian kepraktisan guru diperoleh nilai 55 dari 60 (92%)
dengan kategori sangat baik, sedangkan penilaian kepraktisan siswa diperoleh nilai
217 dari 240 (90%) dengan kategori sangat baik. Hasil angket guru dan siswa
berdasarkan indikator aspek kepraktisan dapat dilihat pada tebel di bwah ini:
Tabel 4. 22 Hasil angket penilaian aspek kepraktisan oleh guru pada evaluasi
sumatif
No. Indikator Jumlah Nilai Kategori
1 Kemudahan dalam pemakaian
petunjuk dari aplikasi
12 Sangat Baik
2 Pengoperasian saat
menggunakan hypermedia
berbasis virtual laboratory
12 Sangat Baik
3 Pengoperasian praktikum
yang telah disajikan didalam
media pembelajaran
11 Sangat Baik
4 Pengoperasian hypermedia 9 Baik
132
berbasis virtual laboratory di
lingkungan sekolah, rumah,
uang kelas, dan lain-lain
5 Kemudahan pengoperasian
hypermedia berbasis virtual
laboratory di waktu pagi,
siang, sore, dan malam
11 Sangat Baik
Jumlah 55 Sangat Baik
Jumlah nilai maksimum setiap indikator = 12
Jumlah nilai maksimum aspek = 60
Nilai hypermedia untuk keseluruhan indikator pada aspek kepraktisan guru
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4. 18 Grafik persentase nilai hypermedia untuk keseluruhan indikator
kepraktisan oleh guru pada evaluasi sumatif
100% 100%92%
75%
92%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Kemudahan
dalam
pemakaian
petunjuk dari
aplikasi
Pengoperasian
saat
menggunakan
hypermedia
berbasis virtual
laboratory
Pengoperasian
praktikum yang
telah disajikan
didalam media
pembelajaran
Pengoperasian
hypermedia
berbasis virtual
laboratory di
lingkungan
sekolah, rumah,
uang kelas, dan
lain-lain
Kemudahan
pengoperasian
hypermedia
berbasis virtual
laboratory di
waktu pagi,
siang, sore, dan
malam
133
Terlihat dari grafik di atas bahwa indikator kemudahan dalam pemakaian
petunjuk dari aplikasi dan indikator pengoperasian saat menggunakan hypermedia
berbasis virtual laboratory mendapatkan presentase tertinggi yaitu 100% sedang
indikator pengoperasian hypermedia berbasis virtual laboratory di lingkungan
sekolah, rumah, uang kelas, dan lain-lain mendapatkan presentase terendah yaitu
75%. Indikator pengoperasian praktikum yang telah disajikan didalam media
pembelajaran dan indikator kemudahan pengoperasian hypermedia berbasis virtual
laboratory di waktu pagi, siang, sore, dan malam mendapatkan presentase 92%.
Tabel 4. 23 Hasil angket penilaian aspek kepraktisan oleh siswa pada evaluasi
sumatif
No. Indikator Jumlah Nilai Kategori
1 Kemudahan dalam pemakaian
petunjuk yang telah disediakan
di aplikasi
43 Sangat Baik
2 Pengoperasian saat
menggunakan hypermedia
berbasis virtual laboratory
42 Sangat Baik
3 Pengoperasian praktikum yang
telah disajikan dalam media
pembelajaran
44 Sangat Baik
4 Pengoperasian hypermedia
berbasis virtual laboratory di
lingkungan sekolah, rumah,
lab, ruang kelas, dan lain-lain
44 Sangat Baik
5 Kemudahan pengoperasian
hypermedia berbasis virtual
laboratory di waktu pagi,
44 Sangat Baik
134
siang, sore, dan malam
Jumlah 217 Sangat Baik
Jumlah nilai maksimum setiap indikator = 48
Jumlah nilai maksimum aspek = 240
Nilai hypermedia untuk keseluruhan indikator dalam bentuk presentase dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:
Kedua tabel dan grafik di atas memperlihatkan bahwa hasil penilaian guru dan
siswa terhadap kepraktisan hypermedia berbasis virtual laboratorium berada pada
kategori sangat baik atau kategori praktis dalam penggunaanya.
4. Hasil Refleksi Sistematik Dan Dokumentasi
a. Tahap Evalusai Satu-satu
Pada tahap evaluasi satu-satu dilakukan dengan memberikan hypermedia
berbasis virtual laboratorium kepada 3 orang siswa dengan menggunakan link drive
untuk men-download media tersebut. Siswa tidak diajarkan menggunakan media
tersebut untuk mengetahui aspek cara penggunaan petunjuk yang sudah disajikan
90%
88%
92% 92% 92%
86%
87%
88%
89%
90%
91%
92%
93%
Kemudahan
dalam
pemakaian
petunjuk yang
telah disediakan
di aplikasi
Pengoperasian
saat
menggunakan
hypermedia
berbasis virtual
laboratory
Pengoperasian
praktikum yang
telah disajikan
dalam media
pembelajaran
Pengoperasian
hypermedia
berbasis virtual
laboratory di
lingkungan
sekolah, rumah,
lab, ruang
kelas, dan lain-
lain
Kemudahan
pengoperasian
hypermedia
berbasis virtual
laboratory di
waktu pagi,
siang, sore, dan
malam
135
dimedia tersebut. Satu hari sebelum dilaksanakan penelitian siswa sudah diberikan
link tersebut untuk mendownloadnya dirumah, penelitian ini dilakukan secara offline
(siswa ke sekolah). Setelah mereka men-download media tersebut di rumah, siswa
diminta untuk mengisi angket pada saat pelaksanaan penilitian ditahap ini. Berikut ini
gambar siswa saat menggunakan media dan mengisi angket pada tahap evaluasi satu-
satu:
Gambar 4.19. Kegiatan Pengisian Angket dan Penggunaan Media Pada Tahap
Evaluasi Satu-satu.
b. Tahap Evaluasi Kelompok Kecil, Uji Lapangan, dan Evaluasi Sumatif
Pada tahap evaluasi kelompok kecil, uji lapangan, dan evaluasi sumatif
dimulai dari siswa diberikan soal pretest yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan awal mereka sebelum diberikannya media pembelajaran yang akan
dipakai pada penelitian tahap ini. Pelaksanaan penelitian dilakukan diluar KBM. Pada
tahap evaluasi kelompok kecil dilakukan secara offline sementara uji lapangan dan
evaluasi sumatif dilakukan secara online dengan menggunakan bantuan google meet
serta menggunakan google form yang dapat diakses secara online. Hal ini
dikarenakan kondisi pada saat penelitian tahun 2021 ini masih adanya virus corona
sehingga mengakibatkan tidak semua sekolah mengizinkan offline (datang ke
sekolah). Kegiatan saat siswa mengerjakan pretest dapat dilihat pada gambar berikut
ini:
136
Gambar 4.20, Kegiatan Pretest Pada Tahap Evaluasi Kelompok Kecil
Gambar 4.21. Kegiatan Pretest Pada Tahap Uji Lapangan
Gambar 4.22. Kegiatan Pretest Pada Tahap Evaluasi Sumatif
137
Setelah melakukan pretest, siswa diberikan hypermedia berbasis virtual
laboratorium untuk digunakan. Berikut ini adalah gambar siswa pada saat
menggunakan hypermedia berbasis virtual laboratorium:
Gambar 4.23. Kegiatan Penggunaan Hypermedia Berbasis Virtual Laboratorium
Pada Tahap Evaluasi Sumatif
Setelah satu pertemuan siswa menggunakan media, kegiatan yang dilakukan
selanjutnya adalah pemberian soal posstest untuk melihat evektifitas dan siswa
diminta untuk mengisi angket penilaian terhadap hypermedia berbasis virtual
laboratorium tersebut. Berikut ini gambar kegiatan siswa saat mengerjakan soal
posstets pada tahap ini:
Gambar 4.24. Kegiatan Posstest Pada Tahap Evaluasi Kelompok Kecil
138
Gambar 4.25. Kegiatan Posstest Pada Tahap Uji Lapangan
Gambar 4.26. Kegiatan Posstest Pada Tahap Evaluasi Sumatif
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian pengembangan pada penelitian kali ini adalah hypermedia
berbasis virtual laboratorium dapat mengatasi permasalahan peserta didik dalam
memahami konsep alat optik dan dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi peserta didik. Hal ini berdasarkan hasil penilaian produk dan hasil penilaian
respon peserta didik terhadap media pembelajaran hypermedia ini. Media
pembelajaran ini dikembangkan sudah sesuai dengan alur pengembangan yaitu
berdasarkan penilaian kelayakan, kepraktisan, dan keefektifan serta media
pembelajaran ini mendapatkan respon positif dari peserta didik dan juga guru fisika
diketiga sekolah tersebut. Model penelitian pengembangan yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan model development study dari Van Den Akker. Model ini
139
memiliki empat alur penelitian yaitu penelitian pendahuluan, pembuatan prototipe,
evaluasi sumatif, refleksi sistematik dan dokumentasi. Pada tahap pembuatan
prototipe memiliki tiga alur yaitu dimulai dari pembuatan media pembelajaran
hypermedia berbasis virtual laboratorium, evalusi formatif, dan penyempurnaan
media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratorium. Untuk evaluasi
formatif terdiri dari empat alur penelitian yaitu uji ahli, evaluasi satu-satu, evaluasi
kelompok kecil, dan uji lapangan. Dari keseluruhan tahapan-tahapan diatas peneliti
memberikan angket penilaian dan uji coba media pembelajaran kepada validator,
peserta didik dan guru.
Tahap pertama yaitu penelitian pendahuluan bertujuan untuk mengetahui
permasalahan dan mencari solusi dari permasalahan tersebut. Permasalahan tersebut
dicari berdasarkan tahap studi literature dan studi lapangan. Setelah melakukan tahap
tersebut penelitian mengetahui bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta
didik masih rendah pada materi optik dilihat berdasarkan hasil nilai ujian nasional
memiliki nilai rata-rata 28,57 dari nilai maksimal yaitu 10059, alat laboratorium
disekolah masih kurang memadai untuk dilakukannya praktikum, dan berdasarkan
wawancara guru bahwa guru bahwa guru kurang memberikan latihan-latihan soal
yang mengasah keretampilan berpikir tingkat tinggi siswa, guru hanya memberikan
video praktek saja kepada siswa sehingga siswa jarang melakukan praktikum
langsung di laboratorium, siswa seringkali kurang berkonsentrasi dalam proses
pembelajaran, serta waktu yang dimiliki oleh guru sangatlah sedikit sehingga
mengakibatkan guru-guru hanya menampilkan video praktikum melalui internet.
Berdasarkan informasi tersebut peneliti melakukan penelitian pengembangan media
pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratorium untuk meningkatkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik pada materi alat optik. Media yang
dikembangkan menggunakan pendekatan saintifik (5M) yaitu mengamati, menanya,
59Kementerian Pendidikan dan Kebudayan, https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un.
140
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasi, serta melatihkan soal
berpikir tingkat tinggi dan memberikan pembelajaran yang bermakna.
Tahap kedua yaitu pembuatan prototipe. Pada tahap ini terdiri dari
perancangan prototipe, pengoptimalan hasil perancangan prototipe, evaluasi formatif
yang terdiri dari evaluasi satu-satu, evaluasi kelompok kecil, dan uji lapangan. Pada
tahap ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan untuk mengetahui tanggapan
peserta didik terhadap media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratorium
ini. Kemudian peneliti merevisi media pembelajaran berdasarkan tanggapan para ahli
dan tanggapan dari peserta didik sehingga media pembelajaran ini bisa lebih baik
lagi.
Tahapan ketiga yaitu evaluasi sumatif. Pada tahap ini bertujuan untuk menguji
keefektifan dan kepraktisan dari media yang telah direvisi. Hasil keefektifan dilihat
dari besar presentase nilai yang didapatkan oleh peserta didik yang melebihi nilai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan juga dilihat dari tanggapan guru terhadap
keefektifan media pembelajara ini. Sedangkan kepraktisan dilihat dari tanggapan guru
dan peserta didik terhadap media pembelajaran yang sudah diberikan.
Tahap keempat yaitu refleksi sistematik dan dokumentasi. Tahap ini adalah
tahap terakhir dari penelitian pengembangan. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan
bukti hasil pencapaian penelitian dengan mengumpulkan dokumentasi dari
keseluruhan tahapan penelitian yang sudah dilakukan.
Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratorium ini dinyatakan
layak oleh sembilan orang para ahli, yang masing-masing terdiri dari tiga orang ahli
media pembelajaran, tiga orang ahli desain pembelajaran, dan tiga orang ahli materi
ajar. Menurut ahli media, media pembelajaran ini tergolong kedalam kategori sangat
baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah nilai hasil kedua aspek yaitu 286 dari nilai
maksimum yaitu 300 (95%). Ahli media menilai dua aspek yaitu aspek rekayasa
perangkat lunak dan aspek komunikasi visual media.
141
Pada aspek rekayasa perangkat lunak mendapatkan kategori sangat baik yaitu
dengan perolehan nilai 104 dari nilai maksimum yaitu 108 (96%). Pada aspek
rekayasa perangkat lunak memiliki sembilan indicator yaitu efesiensi, reliable,
maintainable, usability, ketetapan pemilihan software, compability, pemaketan
program, dokumentasi program, dan reusable. Indikator pada aspek rekayasa
perangkat lunak ini yang mendapat nilai tertinggi yaitu 12 dari nilai maksimum yaitu
12 (100%) adalah indikator reliable, maintainable, usability, compability, dan
pemaketan program. Nilai indikator reliable mendapatkan nilai tertinggi karena
media berfungsi dengan normal dan dapat melaksanakan program pembelajaran
dengan teliti (tidak terjadi eror atau kesalahan saat pengoperasian media hypermedia
tersebut). Nilai indikator maintainable mendapatkan nilai tertinggi karena
hypermedia ini dapat dipelihara atau dikelola dengan mudah. Nilai indikator usability
mendapatkan nilai tertinggi karena mudah digunakan dan sederhana dalam
pengoperasaiannya serta ketepatan pemilihan jenis aplikasi/software/untuk dapat
dikembangkan dalam pencapaian pembelajaran yang baik dan sesuai keinginan
kurikulum. Nilai indikator compability mendapatkan nilai tertinggi karena aplikasi
dapat dijalankan atau diinstal di berbagai jenis smartphone android. Nilai indikator
pemaketan program mendapatkan nilai tertinggi karena hypermedia berbasis virtual
laboratory ini dapat diinstal dengan waktu yang cepat serta tidak memakan waktu
yang lama saat membuka aplikasi tersebut. Hal ini sejalan dengan pernyataan Kemp
dan Dayton dalam Arsyad (2011:20-23) yaitu penggunaan media sebagai bagian
integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung dapat
menunjukkan dampak positif salah satunya adalah lama waktu pembelajaran yang
diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu
singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah cukup
banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.60
60Arsyad, Azhar.(2011).Media Pembelajaran.Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada.
142
Pada aspek komunikasi visual media mendapatkan kategori sangat baik yaitu
dengan perolehan nilai 182 dari nilai maksimum yaitu 192 (95%). Pada aspke
komunikasi visual media memiliki 16 indikator yaitu komunikatif, kreatif dalam ide,
sederhana dan memikat, visual, ikon navigasi, ketetapan pemilihan font dan ukuran
teks, ketetapan pemilihan warna alat yang menarik, ketetapan pemilihan audio,
kualitas audio, kualitas gambar, kualitas animasi, kualitas audio dan video
pengamatan, kualitas audio dan video penjelasan, kualitas penggunaan animasi
praktikum, kemudahan penggunaan animasi praktikum, dan kemudahan penggunaan
media secara keseluruhan. Indikator pada aspek rekayasa perangkat lunak ini yang
mendapat nilai tertinggi yaitu 12 dari nilai maksimum yaitu 12 (100%) adalah
komunikatif, ketetapan pemilihan warna alat yang menarik, kualitas gambar, kualitas
animasi, kualitas audio dan video pengamatan, kualitas penggunaan animasi
praktikum, kemudahan penggunaan animasi praktikum, dan kemudahan penggunaan
media secara keseluruhan. Nilai indikator komunikatif mendapatkan nilai tertinggi
karena mudah dipahami oleh peserta didik saat pengoperasian hypermedia berbasis
virtual laboratory. Nilai indikator ketetapan pemilihan warna alat yang menarik dan
kualitas gambar mendapatkan nilai tertinggi karena warna yang digunakan tidak
terlalu mencolok dengan background media serta kulitas gambar jelas saat
pengoperasian hypermedia. Nilai indikator kualitas animasi mendapatkan nilai
tertinggi karena animasi yang digunakan berbentuk 3D sehingga pemvisualisasian
pembelajaran tampak lebih jelas. Nilai indikator kualitas audio dan video pengamatan
mendapatkan nilai tertinggi karena suara video jelas terdengar, mudah dipahami, dan
singkat penjelasannya. Nilai indikator kualitas penggunaan animasi praktikum dan
kemudahan penggunaan animasi praktikum mendapatkan nilai tertinggi karena
praktikum yang dilakukan mudah dan simple serta petunjuk penggunaan praktikum
yang tertera pada lembar kerja siswa mudah dipahami dan mudah dirangkai oleh
peserta didik. Nilai indikator kemudahan penggunaan media secara keseluruhan
mendapatkan nilai tertinggi karena petunjuk pengoperasian pada media mudah
dipahami, penggunaan media simple, pembahasannya mudah dipahami oleh peserta
143
didik, serta praktikum yang dijalankan mudah dilaksanakan oleh peserta didik.
Indikator yang memperoleh nilai terendah yaitu indikator ikon navigasi, ketetapan
pemilihan font dan ukuran teks, dan ketetapan pemilihan audio dengan perolehan
nilai 10 dari nilai maksimum 12 (83%). Nilai indikator ikon navigasi mendapatkan
nilai terendah karena beberapa tools pada media ada yang loncat ke bagian materi
sebelumnya. Nilai indikator ketetapan pemilihan font dan ukuran teks mendapatkan
nilai terendah karena font dan ukuran teks tidak dapat diubah oleh programmer hal
ini dikarenakan materi tulisan terlalu banyak disetiap per pertemuannya. Nilai
indikator ketetapan pemilihan audio mendapatkan nilai terendah karena pengaturan
suara antara materi dengan percakapan kartun yang diatur dengan manual sehingga
peserta didik kurang mengetahui cara mengatur suara antara materi dengan
percakapan kartun.
Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratorium ini dinyatakan
layak oleh tiga orang ahli desain pembelajaran. Menurut ahli desain pembelajaran,
media pembelajaran ini tergolong kedalam kategori sangat baik. Hal ini dapat dilihat
dari jumlah nilai keseluruhan indikator yaitu 169 dari nilai maksimum yaitu 180
(94%). Ahli desain pembelajaran menilai 15 indikator, indikator tersebut yaitu
indikator kejelasan tujuan pembelajaran, indikator relevansi tujuan pembelajaran
dengan KI/KD/Kurikulum, indikator cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran,
indikator kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran, indikator kelihatan aspek
pendekatan saintifik 5M, indikator kesesuaian materi dan pembahasan contoh soal
dengan tingkat pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi, indikator
ketepatan penggunaan strategi penyajian, indikator interaktivitas melalui tombol dan
animasi, indikator kelengkapan bahan bantuan (gambar alat dan bahan, langkah kerja,
animasi, musik, audio, gambar, animasi, dan video), indikator pemberian motivasi
belajar melalui apersepsi yang disajikan secara menarik dan adanya feed back pada
soal evaluasi, indikator kontekstualitas dan aktualitas melalui video dan animasi,
indikator kemudahan materi untuk dipahami (sistematis, runut, dan memiliki alur
144
logika yang jelas), indikator kesesuaian evaluasi dengan tujuan pembelajaran,
indikator keterlihatan stimulus untuk dapat meningkatkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi melalui soal evaluasi, dan indikator potensi keaktifan peserta didik
dalam proses pembelajaran.
Indikator yang memperoleh nilai tertinggi yaitu 12 dari nilai maksimum 12
(100%) yaitu indikator cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran, indikator
ketepatan penggunaan strategi penyajian, indikator kesesuaian evaluasi dengan tujuan
pembelajaran, dan indikator potensi keaktifan peserta didik dalam proses
pembelajaran. Nilai indikator cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran
mendapatkan nilai tertinggi karena tujuan pembelajaran yang tercantum dalam media
pembelajaran hypermedia berbasis vitual laboratory mengacu pada Kompetensi
Dasar Kurikulum 2013 revisi, serta tujuan pembelajaran yang tercantum pada media
pembelajaran hypermedia berbasis vitual laboratory sangat jelas sesuai dengan
komponen dari penyusunan tujuan pembelajaran.. Nilai indikator ketepatan
penggunaan strategi penyajian mendapatkan nilai tertinggi karena strategi yang
digunakan berhasil menarik minat belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat
Hamalik yang dikutip Arsyad (2011:15) mengemukakan bahwa “pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa.”61 Nilai indikator
kesesuaian evaluasi dengan tujuan pembelajaran, dan indikator potensi keaktifan
peserta didik dalam proses pembelajaran. mendapatkan nilai tertinggi karena soal
evaluasi dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan serta
menurut Sadiman(2011:17-18), secara umum media pendidikan mempunyai
kegunaan-kegunaan yaitu penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi
61Arsyad, ibid, hal. 15
145
dapat mengatasi sikap pasif anak didik.62. Indikator yang memperoleh nilai terendah
yaitu indikator interaktivitas melalui tombol dan animasi, dan indikator kelengkapan
bahan bantuan (gambar alat dan bahan, langkah kerja, animasi, musik, audio, gambar,
animasi, dan video) dengan perolehan nilai 10 dari nilai maksimum 12 (83%). Nilai
indikator interaktivitas melalui tombol dan animasi mendapatkan nilai terendah
karena tombol yang ditampilkan belum menuntun pengguna sehingga masih
mengalami keterhambatan dalam menggunakan media tersebut. Nilai indikator
kelengkapan bahan bantuan (gambar alat dan bahan, langkah kerja, animasi, musik,
audio, gambar, animasi, dan video) mendapatkan nilai terendah karena suara video
penjelasan materi dengan percakapan kartun pengaturannya dibuat secara manual
sehingga peserta didik harus mengatur volume dengan cermat dan tepat sesuai
kebutuhan.
Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratorium ini dinyatakan
layak oleh tiga orang ahli materi ajar. Menurut ahli materi ajar, media pembelajaran
ini tergolong kedalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah nilai
keseluruhan aspek yaitu 317 dari nilai maksimum yaitu 372 (85%). Aspek yang
memperoleh nilai tertinggi yaitu aspek kejelasan dalam menjelaskan langkah kerja
dengan perolehan nilai 11 dari nilai maksimal 12 (92%) dengan ketegori sangat baik,
aspek kesesuaian gambar alat dan bahan ,animasi, video pengamatan, dan video
penjelasan dengan materi memperoleh nilai 66 dari nilai maksimum 72 (92%) dengan
ketegori sangat baik, dan aspek ketepatan penyajian tersusun secara sistematis dan
tidak terdapatnya miskonsepsi pada materi dengan perolehan nilai 66 dari nilai
maksimum 72 (92%) dengan ketegori sangat baik. Sedangkan aspek yang
memperoleh nilai terendah yaitu aspek kejelasan dalam menjelaskan rumus fisika
melalui teks atau video penjelasan pada meteri dengan perolehan nilai 60 dari nilai
maksimum 72 (83%) dengan ketegori baik, aspek kejelasan contoh soal materi fisika
62 Sadiman, S. Arief. et al. (2011). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan.
Jakarta:Pustekkom Dikbud dan PT. Grafindo Persada
146
pada tiap pertemuan dan aspek ketepatan jawaban soal evaluasi pada tiap pertemuan
dengan perolehan nilai 27 dari nilai maksimum 36 (75%) dengan ketegori baik, dan
aspek cakupan kedalaman materi fisika (termasuk menghubungkan materi dengan
kehidupan sehari-hari melaui teks atau video pengamatan dan video penjelasan)
dengan perolehan nilai 60 dari nilai maksimum 72 (83%) dengan ketegori baik.
Pada tahap evaluasi satu-satu penilaian yang dilakukan dengan memberikan
angket penilaian perserta didik terkait kelayakan media pembelajaran hypermedia
berbasis virtual laboratory. Pada tahap ini media pembelajaran dinilai oleh tiga orang
peserta didik dengan mendapatkan kategori baik dengan perolehan nilai 295 dari 360
(81,9%). Aspek yang dinilai pada evaluasi satu-satu yaitu aspek materi, desain
pembelajaran, implementasi, dan aspek kualitas teknis. Pada aspek pertama yaitu
aspek materi mendapat kategori sangat baik, pada aspek kedua yaitu aspek desain
pembelajaran, aspke ketiga yaitu aspek implemenatsi, dan aspek keempat yaitu aspek
kualitas teknis mendapat kategori baik.
Pada aspek pertama yaitu aspek materi mendapatkan kategori sangat baik
dengan perolehan nilai 54 dari 60 (90%). Pada aspek ini terdiri dari lima indikator
yaitu indikator Kemudahan dalam memahami materi, Kejelasan pembahasan materi,
Kemenarikan penyajian materi, Keterkinian materi, dan Kontekstual dengan
kehidupan sehari-hari. indikator yang mendapatkan nilai tertinggi yaitu 12 dari 12
(100%) dengan kategori sangat baik yaitu indikator Kejelasan pembahasan materi, hal
ini dikarenakan materi yang disajikan mudah dipahami dan ringkas untuk dibaca oleh
peserta didik. Sedangkan indikator yang mendapatkan nilai terendah yaitu 9 dari 12
(75%) dengan kategori baik yaitu indikator Kemenarikan penyajian materi, hal ini
dikarenakan percakapan kartun masih dibuat “klik” manual sehingga peserta didik
harus mengklik berulang kali untuk masuk ke materi, video pengamatan durasinya
lama, serta ukuran teks tidak propotional.
147
Pada aspek kedua yaitu aspek Desain Pembelajaran mendapatkan kategori
baik dengan perolehan nilai 40 dari 48 (83%). Pada aspek ini terdiri dari empat
indikator yaitu indikator Kerterbacaan teks, Kemenarikan strategi pembelajaran,
Kejelasan tujuan pembelajaran, dan Sistematika materi. indikator yang mendapatkan
nilai tertinggi yaitu 11 dari 12 (91,6%) dengan kategori sangat baik yaitu indikator
Kemenarikan strategi pembelajaran, hal ini dikarenakan materi yang disajikan
menggunakan tampilan yang menarik, penyajian materi yang mudah dipahami
peserta didik, dan pengaksesan media mudah di akses dimana saja dan kapan saja.
Sedangkan indikator yang mendapatkan nilai terendah yaitu 9 dari 12 (75%) dengan
kategori baik yaitu indikator Kerterbacaan teks, hal ini dikarenakan ukuran teks tidak
propotional.
Pada aspek ketiga yaitu aspek implementasi mendapatkan kategori baik
dengan perolehan nilai 54 dari 72 (75%). Pada aspek ini terdiri dari enam indikator
yaitu Kemudahan penggunaan, Kemudahan penggunaan saat praktikum, Kemudahan
dalam memilih objek praktikum, Kemudahan menggunakan item yang tertera pada
praktikum, Pemanfaatan media di waktu yang akan datang, dan Intensitas
penggunaan. indikator yang mendapatkan nilai tertinggi yaitu 10 dari 12 (83%)
dengan kategori baik yaitu indikator Intensitas penggunaan, hal ini dikarenakan
media pembelajaran sering digunakan oleh peserta didik serta dapat digunakan
dimana saja dan kapan saja. Sedangkan indikator yang mendapatkan nilai terendah
yaitu 8 dari 12 (66%) dengan kategori baik yaitu indikator Kemudahan menggunakan
item yang tertera pada praktikum, hal ini dikarenakan petunjuk penggunaan dan item
praktikum dibuat secara terpisah.
Pada aspek keempat yaitu aspek kualitas teknis mendapatkan kategori baik
dengan perolehan nilai 147 dari 180 (81,7%). Pada aspek ini terdiri dari 15 indikator
yaitu Kejelasan dalam penggunaan media, Kejelasan cara penggunaan alat praktikum,
Kejelasan bentuk bayangan yang dihasilkan, Kejelasan skala yang tertera dalam
praktikum, Kualitas media, Kualitas alat praktikum, Pemilihan warna yang menarik,
148
Kualitas gambar yang baik, Kejelasan animasi, Kualitas audio, Kualitas musik,
Kejelasan video pendahuluan, Kualitas audio pada video pendahuluan, Kualitas video
pejelasan, dan Kualitas audio pada video penjelasan.. indikator yang mendapatkan
nilai tertinggi yaitu 12 dari 12 (100%) dengan kategori dangat baik yaitu indikator
Kualitas audio dan Kualitas music, hal ini dikarenakan volume dapat disesuaikan
sesuai kebutuhan peserta didik. Sedangkan indikator yang mendapatkan nilai
terendah yaitu 8 dari 12 (66%) dengan kategori baik yaitu indikator Kualitas media,
Kualitas alat praktikum, dan Kejelasan animasi, hal ini dikarenakan hanya ada 1 jenis
praktikum yaitu praktikum pembentukan bayangan pada lensa cekung dan lensa
cembung.
Pada tahap evaluasi kelompok kecil penilaian yang dilakukan dengan
memberikan angket penilaian perserta didik terkait kelayakan dan keefektifan media
pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory. Kelayakaan media
pembelajaran dinilai oleh 12 orang peserta didik dengan mendapatkan kategori baik
dengan perolehan nilai 623 dari 816 (76,35%). Aspek yang dinilai pada evaluasi
kelompok kecil aspek materi, desain pembelajaran, implementasi, dan efisiensi. Pada
aspek pertama, kedua, ketiga, dan keemapat mendapat kategori baik. Pada penilaian
keefektifan, hasil uji efektifitas menunjukkan bahwa media pembelajaran hypermedia
berbasis virtual laboratory cukup efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi. Rata-rata nilai pretest peserta didik adalah 44,8. Setelah diberikan
pretest peserta didik diberikan media pembelajaran hypermedia berbasis vitual
laboratory untuk dipelajari isi materi yang telah disajikan didalam media dengan
durasi waktu 120 menit. Setelah mempelajari materi, peserta didik diberikan posttest.
Nilai posttest terjadi kenaikan nilai yaitu dengan rata-rata 71,88 dengan kategori
cukup efektif (66,6%).
Pada tahap uji lapangan penilaian yang dilakukan dengan memberikan angket
penilaian perserta didik terkait kelayakan dan keefektifan media pembelajaran
hypermedia berbasis virtual laboratory. Tahap ini adalah tahap uji coba produk akhir
149
media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory yang akan diuji cobakan
keefektifan dan kepraktisannya. Kelayakan media pembelajaran dinilai oleh 35 orang
peserta didik dengan mendapatkan kategori baik dengan perolehan nilai 1504 dari
2380 (61%). Aspek yang dinilai pada uji lapangan yaitu aspek Kemampuan untuk
dapat dilaksanakan, Kesinambungan, Kecocokan dengan lingkungan, dan Penerimaan
dan kemenarikan. Pada aspek pertama, kedua, ketiga, dan keempat mendapat kategori
baik. Pada penilaian keefektifan, hasil uji efektifitas bahwa media pembelajaran
hypermedia berbasis virtual laboratory efektif dalam meningkatkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi dengan hasil rata-rata posttest siswa sebesar 71,8 dengan 71%
siswa memperoleh nilai ≥ KKM. Pada tahap kelompok kecil media pembelajaran
hypermedia berbasis virtual laboratory berada pada kategori cukup efektif, tetapi
setelah melakukan perbaikan-perbaikan pada media pembelajaran hypermedia
berbasis virtual laboratory serta perbaikan secara teknis pelaksaan, nilai efektifitas
media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory terjadi peningkatan pada
hasil uji lapangan.
Tahap selanjutnya adalah tahap evaluasi sumatif. Setelah melakukan revisi-revisi dari
tahapan di atas, selanjutnya melakukan tahap evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif dilakukan
oleh 12 orang peserta didik. Pada tahap ini dilakukan uji keefektifan dan kepraktisan media
pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory. Keefektifan media pembelajaran
hypermedia berbasis virtual laboratory. dilihat berdasarkan presentase siswa yang memiliki
nilai 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) serta dilihat dari tanggapan
guru terhadap keefetifan media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory.
Kepraktisan media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory dilihat dari
tanggapan siswa dan tanggapan guru setelah media pembelajaran hypermedia berbasis virtual
laboratory diberikan.
Media pembelajaran ini dinyatakan efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi peserta didik dilihat dari hasil penilaian respon guru dan peserta didik. Hasil
jumlah keseluruhan aspek efektifitas guru memiliki nilai 43 dari nilai maksimum yaitu 48
(90%). Sedangkan hasil jumlah keseluruhan aspek efektifitas siswa dilihat dari nilai posstest
150
memiliki presentase 90%. Efektifitas siswa dapat dilihat dari banyak siswa yang
mendapatkan nilai lebih besar dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Menurut Fred
Persifal dalam Walqurani (2012) sumber belajar yang cocok untuk dimanfaatkan, ada tiga
persyaratan sumber belajar yaitu sebagai berikut: 1. Harus tersedia dengan cepat 2. Harus
memungkinkan siswa untuk memacu diri sendiri 3. Harus bersifat individual misalnya harus
dapat memenuhi berbagai kebutuhan para siswa dalam belajar mandiri.63Berdasarkan pada
persyaratan tersebut maka sumber belajar harus berorientasi pada siswa secara individu,
berbeda dengan sumber belajar tradisional yang dibuat berdasarkan pada pendekatan yang
berorientasi pada guru atau lembaga pendidikan. Sumber belajar menurut Walqurani (2012)
bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan proses belajar-mengajar
melalui pengembangan 26 sistem instruksional. Hal ini dilaksanakan dengan menyediakan
berbagai macam pilihan untuk menunjang kegiatan kelas dan untuk mendorong penggunaan
cara-cara yang baru yang paling sesuai untuk mencapai tujuan program akademis.64 Dengan
demikian keefektifitasan siswa dapat meningkat dengan adanya sarana atau sumber yang
dapat memfasilitasi para siswa dalam pembelajaran.
Media pembelajaran ini dinyatakan praktis untuk digunakan oleh guru dan
peserta didik dilihat dari hasil penilaian respon guru dan peserta didik. Hasil jumlah
keseluruhan aspek kepraktisan guru memiliki nilai 55 dari nilai maksimum yaitu 60
(92%). Sedangkan hasil jumlah keseluruhan aspek kepraktisan siswa nilai 217 dari
nilai maksimum 240 (90%). Media dapat digunakan dimana saja (sekolah, ruang
kelas, kantin, lab, dan lainnya), kapan saja (waktu pagi, siang, sore, dan malam),
pengoperasian media mudah dijalankan, petunjuk penggunaan mudah dipahami oleh
pengguna, praktikum mudah dioperasikan, dapat melakukan praktikum dimana saja
(sekolah, ruang kelas, kantin, lab, dan lainnya), dan kapan saja (waktu pagi, siang,
sore, dan malam).
63Walqurani, Nurdini. (2012). Mengenal Sumber Belajar. Diakses dari
http://blog.um.ac.id/dininurdiniwalqurani/2012/01/06/mengenal-sumber-belajar/ pada tanggal 26 Juni
2021, Jam 12:29 WIB. 64Walqurani, Nurdini. (2012). Mengenal Sumber Belajar. Diakses dari
http://blog.um.ac.id/dininurdiniwalqurani/2012/01/06/mengenal-sumber-belajar/ pada tanggal 26 Juni
2021, Jam 12:29 WIB.
151
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian yang sudah dilakukan antara lain sebagai berikut:
1. Prosedur yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran hypermedia
berbasis virtual laboratory adalah dengan menggunakan penelitian pengembangan
dari Akker yang terdiri dari empat tahap yaitu penelitian pendahuluan
(preliminary resarch), prototipe (prototyping stage), evaluasi sumatif (summative
evaluation), refleksi sistematik dan dokumentasi (reflection systematic and
documentation). Tahap penelitian pendahuluan terdiri dari: studi literatur dan
studi lapangan. Tahap prototipe terdiri dari tahap perancangan pedoman desain,
pengoptimalan desain, evaluasi formatif (penilaian ahli, evaluasi satu-satu,
evaluasi kelompok kecil, dan uji lapangan). Tahap evaluasi sumatif terdiri dari uji
efektivitas dan praktibilitas.
2. Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory yang sedang
dikembangkan dinyatakan baik dan layak digunakan berdasarkan hasil analisis
data sembilan ahli yang terdiri dari tiga orang ahli media pembelajaran, tiga orang
ahli desain pembelajaran, tiga orang ahli materi ajar, dan siswa dengan hasil rata-
rata persentse secara keseluruhan adalah (82,5%). Ahli media menyatakan bahwa
media pembelajaran ini layak digunakan dalam pembelajaran atau dapat
dikatakan valid. Media pembelajaran ini dikatakan layak dengan skor nilai 286
dari 300 (95,3%). Ahli desain pembelajaran menyatakan bahwa media
pembelajaran ini layak digunakan dalam pembelajaran atau dapat dikatakan valid.
Media pembelajaran ini dikatakan layak dengan skor nilai 169 dari 180 (93,8%).
Ahli materi ajar menyatakan bahwa media pembelajaran
152
ini layak digunakan dalam pembelajaran atau dapat dikatakan valid. Media
pembelajaran ini dikatakan layak dengan skor nilai 317 dari 372 (85%). Hasil
kelayakan siswa pada tahap evaluasi satu-satu diperoleh sangat baik dengan
jumlah skor 295 dari 360 (82%). Hasil kelayakan siswa pada tahap evaluasi
kelompok kecil diperoleh baik dengan jumlah skor 623 dari 816 (76%). Hasil
kelayakan siswa pada tahap uji lapangan diperoleh baik dengan jumlah skor 1504
dari 2380 (63%).
3. Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory dinyatakan efektif
dengan perolehan presentase (86,5%) dalam meningkatkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi berdasarkan penilaian guru dan hasil posttest siswa. Penilaian tiga
guru pada tahap evalusi sumatif menyatakan media pembelajaran hypermedia
berbasis virtual laboratory dinyatakan efektif dengan jumlah skor 43 dari 48
(90%) dalam meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hasil postest
siswa pada tahap evaluasi sumatif memperoleh persentase rata-rata media
pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory sebesar 83% dengan
kategori efektif. Nilai N-gain yang diperoleh siswa pada penelitian ini sebesar 0,7
(kategori tinggi).
4. Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory dinyatakan praktis
(91%). Penilaian guru menyatakan media pembelajaran hypermedia berbasis
virtual laboratory sangat praktis dengan jumlah skor 55 dari 66 (92%) sedangkan
penilaian siswa pada media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory
dinyatakan praktis dengan jumlah skor 217 dari 240 (90%).
B. Saran
Berikut ini beberapa saran yang diajukan peneliti, yaitu:
1. Media bisa dikembangkan untuk digunkakan pada iPhone
2. Media hypermedia berbasis virtual laboratory dapat dikembangkan lebih lanjut
pada materi fisika yang lain seperti gelombang bunyi dan cahaya, listrik,
153
momentum dan impuls karena materi tersebut butuh pemvisualisasi untuk
memudahkan peserta didik memahami materi serta untuk membantu guru
melakukan praktikum
3. Penelitian ini tidak dapat menjelaskan pengaruh hypermedia berbasis virtual
laboratory terhadap hasil belajar peserta didik. Perlu dilakukan penelitian yang
mengukur pengaruh media tersebut.
4. Modul dan LKS disimpan didalam media pembelajaran agar mempermudah siswa
untuk melaksanakan praktikum.
154
DAFTAR PUSTAKA
Adisendjaja, Y.H & Romlah, O.2009. peranan praktikum dakan mengembangkan
keterampilan proses dan kerja laboratorium. p. 1.
Akker, Jan van den, et al, Educational Design Research. New York Routledee, 2006.
Anderson, L. W. (Ed), Krathwohl, D R, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen New York: Addison Valley, 2015.
Ansori, M. Iksan. 2012. Efektivitas Pembelajaran yang Menggunakan Hypermedia
dan Power Point terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam Ditinjau dari Kemampuan Visuospasial di SMA Negeri Se-Kabupaten
Nganjuk Tahun Ajaran 2012/2013. Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret.
Ansori, M. Iksan, dkk, "Efektivitas pembelajaran Hypemedia dan Slide Powerpoint
Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari Kemampuan Visuospasial",
Jurnal Teknologi Pendidikan dan pembelajaran. 1, 2013.
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Aqidha Nurul Mutmainnah, Rizki Yulidah, dan Sinta Yuniarti. 2017. Media
Bimbingan Konseling Berbasis Hypermedia. Jurnal. Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
Brookhart, Susan"How to assess Higher Order Thinking Skilss In Your Classroom",
Alexandria: ASCD, 2010
Drs. Agus Taranggono, Drs. Hari Subagyo, Abdul Khalim, S.Pd., Fisika Untuk SLTP
Kelas 2 Kurikulum 1994 Semester 1 dan Semester 2. Bumi Aksara, Jakarta.
Frasidik Habsi, “Pengembangan Media Pembelajaran Hypermedia Untuk
Meningkatkan
High Order Thinking Skill Siswa Pada Materi Alat Optik”, UIN Jakarta. 2017
Fina Ariyani, “Pengaruh Pembelajaran Berbantukan Media OnlineFacebook terhadap
155
Hasil Belajar Fisika pada Konsep Termodinamika”, Skripsi Program Studi
Pendidikan Fisika UIN Jakarta, 2010, h. 46
Gunawan dkk, “Studi Pendahuluan Pada Upaya Pengembangan Laboratorium Virtual
Bagi Calon Guru Fisika”, Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi. 2015,
Vol 1 No 2
Hayatul Mandiah Pengaruh hpermedia terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI
Pada Kemep Gerak Lurus, Skripsi UIN Syarif Hidayatallah Jakarta 2015,
hal. 21
Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Smaldino, S.E. 2002. Instructional media
and technology for learning, 7th edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc
Ibrahim, H. 1997. Media pembelajaran: Arti, fungsi, landasan pengunaan,
klasifikasi, pemilihan, karakteristik oht, opaque, filmstrip, slide, film, video,
Tv, dan penulisan naskah slide. Bahan sajian program pendidikan akta
mengajar III-IV. FIP-IKIP Malang.
Imron, M. 2012. Manfaat labboratorium virtual.
http//www.mazguru.wordpress.com/2012/04/19/oyo-manfaatkan-laboratorium
virtual.
Iwan Permana Suwarna, Model Pembelajaran Fisika Interaktif Melalui
ProgramMacromedia Flash (Computer Based Instruction) Suatu Alternatif
dalam Pembelajaran Fisika, 2015 (http://iwanpermana.blogspot.nl/2007/02/)
Kanginan, Manthen FISIKA untuk SMAALA Kelas X. Jakarta Erlangga,2013
Kementerian Pendidikan dan Kebudayan,
https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un
Kemendikbud. Permendikbud No 21 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan" 2016
Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan SK Guru.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
156
Martin Tessmer, Planning and Conducting Formative Evaluations, (London:
Routledge, 1993), pp. 15
Masril dkk, “Rancangan Laboratorium Virtual untuk Pembelajaran Fisika SMA”,
Jurnal Eksakta Pendidikan (JEP). 2018, Vol 2 No 1
Miftachul Jannah, dkk., “Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu dengan Pendekatan
Sets Edutainment Tema Baterai Alami untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses Sains Dan Hasil Belajar di SMPN 1 Gondang”, Jurnal Pendidikan
Sains e-Pensa, Vol. 2, 2014, h. 53
Muchamad Haikal Al Fajri, dkk. 2016. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Menggunakan Media Laboratorium Virtual Pada Konsep Listrik Dinamis:
Universitas Islam Negeri Jakarta
Munir. 2013. Multimedia: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Cetakan Ke-2.
Bandung: Alfabeta.
Rini Julistiawati dan Bertha Yonata, Keterampilan Berpikir Level C4, C5,dan C6
Revisi Taksonomi Bloom Siswa Kelas X-3 Sman 1 Sumenep Pada Penerapan
Model Pembelajaran Inkuiri Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan Non
Elektrolit, UNESA Journal of Chemical Education, Vol. 2 No. 2, 2013, h. 58.
Rustaman, Nuryani Y, dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang:
Universitas Negeri Malang
Sadiman, Arief S., R. Raharjo, Anung Haryono, dan Rahardjito. 2008. Media
Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, hal. 7
Sugıyono, Statistik unnuk Penelitian, (Bandung. ALFABETA, 2012),h. 68
157
Suniati, Ni Made., Wayan Sadia, dan Anggun Suhandana. 2013. Pengaruh
Implementasi Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Multimedia Interaktif
Terhadap Penurunan Miskonsepsi. Jurnal. Singaraja: Universitas Pendidikan
Ganesha
Susan Brookhart,”How to assess Higher Order Thinking Skilss In Your Classroom”,
Alexandria:ASCD.2010) h. 4
Surya Yohanes. Optika. Tangerang: PT Kandel. 2014, hal. 107
Tessmer, Martin. Planning and Conducting Formative Evaluations. London:
Routledge, 1993
Walqurani, Nurdini. (2012). Mengenal Sumber Belajar. Diakses dari
http://blog.um.ac.id/dininurdiniwalqurani/2012/01/06/mengenal-sumber-
belajar/ pada tanggal 26 Juni 2021, Jam 12:29 WIB.
Yanti Sofi Makiyah, dkk., “Higher Order Thinking Real and Virtial Laboratory
(HOTRVL) untuk Meningkatkan Abad Ke-21 Mahasiswa
Pendidikan Fisika”, Jurnal Keterampilan Fisika. 2019, hal.34.
Yuni Mega Sari, ”Pengaruh Hypermedia Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Optik Geometri”, UIN Jakarta. 2017
Yusuf, I & Subaer. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis
Media Laboratorium Virtual Pada Materi Dualisme Gelombang Partikel Di
SMA Tut Wuri Handayani Makassar. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia,
vol. 2, no. 2, 189-194.
162
Lampiran 2 Angket Siswa Pada Studi Pendahuluan
A. Kisi-kisi Angket Siswa Pada studi Pendahuluan
No. Sub Variabel Indikator Variabel No. Pertanyaan
(+) (-)
1. Proses pembelajaran Penyajian pembelajaran di dalam
kelas
10 6, 8
Permasalahan yang terdapat di
dalam kelas
2 1, 3, 5, 7
2. Penggunaan smartphone
di dalam kelas
Kepemilikan smartphone untuk
pembelajaran
9, 15, 16,
17
18
3. Penggunaan hypermedia
berbasis virtual
laboratory sebagai media
pembelajaran di kelas
Penyajian yang terdapat di dalam
media pembelajaran
11, 12, 13,
14
4
Jumlah 10 8
163
B. Lembar Angket Siswa
FORMAT KUESIONER PESERTA DIDIK
(Kegiatan Pendahuluan Observasi)
Nama :
Kelas :
Sekolah :
Petunjuk : Berilah tanda ceklist jawaban yang anda anggap benar !
No Bentuk Pertanyaan Jawaban
1 Apakah anda menyukai pelajaran fisika?
o Ya
o Tidak
2 Mengapa anda tidak menyukai pelajaran
fisika?
(Beri alasan jawaban)
o Sulit
o Tidak faham
o Suka sedikit
......................................................................
......................................................................
......................................................................
3 Selama ini apa yang membuat anda
kesulitan dalam belajar fisika?
(Beri alasan jawaban)
o Sulit memahami materi
o Sulit memahami soal
......................................................................
......................................................................
......................................................................
164
4 Berapa rata-rata nilai fisika anda ? o 80 – 100
o 60 – 79
o 40 – 59
o 20 – 39
o 0 – 19
5 Materi alat optik apa yang menurut anda
sulit ?
o Mata
o kacamata
o lup
o mikroskop
o teropong
o kamera
6 Apakah kamu merasa ingin tahu ketika guru
memberikan fenomena yang terkait materi
fisika?
(Beri alasan mengapa menjawab Ya/Tidak)
o Iya
o Tidak
......................................................................
......................................................................
......................................................................
7 Apakah guru mata pelajaran Fisika sudah
mengajar sesuai keinginan Anda?
(Beri alasan mengapa menjawab Ya/Tidak)
o Iya
o Tidak
. ......................................................................
......................................................................
......................................................................
165
8 Apakah kalian menyukai cara belajar hanya
di dalam kelas dengan memperhatikan guru
dan mencatat materi yang diajarkan
(Beri alasan mengapa menjawab Ya/Tidak)
o Ya
o Tidak
......................................................................
......................................................................
......................................................................
9 Apakah anda memanfaatkan gadget untuk
membantu proses pembelajaran ?
(Beri alasan mengapa menjawab Ya/Tidak)
o Iya
o Tidak
o Kadang-kadang
......................................................................
......................................................................
......................................................................
10 Saya menginginkan media pembelajaran
berbasis smartphone yang dapat menampilkan
gambar, animasi, video penjelasan materi, dan
soal-soal evaluasi pada materi pelajaran fisika.
o Ya
o Tidak
11 Jika kamu diminta untuk memberikan warna
kepada gambar, warna apa yang paling kamu
sukai?
12. Jika kamu diminta untuk membuat animasi,
tokoh kartun apa yang paling kamu sukai untuk
dijadikan animasi?
13. Jika kamu disuruh memilih media yang berbasis
full teks atau simulasi beserta penjelasan, mana
yang kamu pilih? Jelaskan alasannya!
14. Jenis animasi apa yang membuat kamu tertarik?
15. Saya biasa memanfaatkan smartphone di rumah
untuk mengerjakan tugas.
o Iya
o Tidak
16. Saya menggunakan smartphone setiap hari. o Iya
o Tidak
166
17. Saya memiliki banyak aplikasi di smartphone
saya yang berkaitan dengan pembelajaran.
o Iya
o Tidak
18. Saya lebih banyak mneggunakan smartphone
untuk hiburan (media sosial, bermain game,
menonton film) dibandingkan untuk kepentingan
pelajaran.
o Iya
o Tidak
171
LEMBAR VALIDASI AHLI MEDIA
MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA BERBASIS VIRTUAL LABORATORY
PADA MATERI ALAT OPTIK
Nama Ahli :
Asal Instansi :
Judul : PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA BERBASIS
VIRTUAL LABORATORY UNTUK MENINGKATKAN HIGH ORDER THINKING SKILL PESERTA
DIDIK PADA MATERI ALAT OPTIK
Peneliti : Hany Syarifah
Pembimbing : Ai Nurlaela, M.Si
Taufiq Al Farizi, M.PFis
Petunjuk Pengisian
1. Isilah nama dan asal instansi Bapak/Ibu pada kolom yang telah disediakan.
2. Berikan pendapat Bapak/Ibu dengan sejujurnya dan sebenarnya.
3. Berikan tanda cek (√) pada kolom nilai sesuai penilaian. Berikut keterangan mengenai skala
peniliaian:
4 = sangat baik 1 = kurang baik
3 = baik 0 = sangat tidak baik
2 = cukup baik
4. Isilah kolom keterangan untuk melengkapi skor yang Bapak/Ibu berikan pada beberapa indicator
yang memerlukan perhatian peneliti.
172
A. Aspek Rekayasa Perangkat Lunak
No. Indikator Skor Keterangan
0 1 2 3 4
1. Efektifitas (media dapat merespon
dengan cepat)
2. Efisien dalam pengembangan
maupun penggunaan media
pembelajaran ditinjau dari segi
waktu
3. Reliable (kehandalan program)
4. Usability (mudah digunakan dan
sederhana dalam
pengoperasiannya)
5. Ketepatan pemilihan jenis
aplikasi/softwere/tool untuk
pengembangan (Unity)
6. Compatibility (media
pembelajaran dapat dijalankan
smartphone android)
7. Pemaketan program media
pembelajaran terpadu dan mudah
dalam eksekusi
8. Dokumentasi program media
pembelajaran yang lengkap
meliputi petunjuk instalasi (jelas,
singkat, lengkap, dan petunjuk
penggunaan dapat mudah
dipahami)
173
B. Aspek Komunikasi, Visual, dan Media
No. Indikator Skor keterangan
0 1 2 3 4
1. Komunikatif (mudah dipahami)
2. Kreatif dalam ide berikut
penuangan gagasan
3. Sederhana dan menarik
4. Visual (layout design,
background, dan warna)
5. Ikon navigasi
6. Ketepatan pemilihan font dan
ukuran teks
7. Ketepatan pemilihan warna alat
yang menarik
8. Ketepatan pemilihan audio
9. Kualitas audio (sound effect, dan
musik)
10. Kualitas gambar pada materi:
a. Mata
b. Kacamata
c. Lup
d. Mikroskop
e. Teropong
f. Kamera
11. Kualitas animasi bergerak pada materi:
a. Mata
b. Kacamata
9. Reusable (sebagian atau seluruh
program media pembelajaran
dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan kembali oleh
peneliti lain)
174
c. Lup
d. Mikroskop
e. Teropong
f. Kamera
12. Kualitas audio dan video pada video pengamatan materi:
a. Mata
b. Kacamata
c. Lup
d. Mikroskop
e. Teropong
f. Kamera
13. Kualitas audio dan video pada video penjelasan materi:
a. Mata
b. Kacamata
c. Lup
d. Mikroskop
e. Teropong
f. Kamera
14. Kualitas penggunaan animasi
bergerak praktikum.
15. Kemudahan penggunaan animasi
bergerak praktikum.
16. Kemudahan penggunaan media
secara keseluruhan.
C. Komentar dan Saran
………………………………………………………………………………………………......
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
175
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.........................
D. Kesimpulan
Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory ini:
□ Layak digunakan dalam penelitian skripsi
□ Tidak layak digunakan dalam penelitian skripsi
…………….., ……………………… 2021
Validator
177
Lampiran 4 Hasil Validasi Ahli Media
1. VALIDASI AHLI MEDIA PEMBELAJARAN
No. Aspek Jumlah Nilai Keterangan
1 Rekayasa Perangkat Lunak 104 SB
2 Komunikasi, Visual, Media 182 SB
Jumlah 286 SB
Garis bilangan keseluruhan indicator aspek
rekayasa perangkat lunak
Nilai 104 termasuk dalam kategori interval “baik
dan sangat baik” tetapi lebih mendekati sangat
baik
Garis bilangan keseluruhan indicator aspek
komunikasi visual
Nilai 182 termasuk dalam kategori interval “baik
dan sangat baik” tetapi lebih mendekati sangat
baik
Garis bilangan keseluruhan aspek oleh ahli
media
Nilai 286 termasuk dalam kategori interval “baik
dan sangat baik” tetapi lebih mendekati sangat
baik
Aspek Rekayasa Perangkat Lunak
No. Nama Asal
Intastansi
No. Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Hendra Bayu
Suseno, M.Kom
Prodi
Teknik
Informatika
4 4 4 4 3 4 4 4 4
2 Iwan Permana
Suwarna, M.Pd
UIN
Jakarata
3 4 4 4 4 4 4 4 4
3 Muhammad
Abdul Hadi S.Si,
M.Ti
UIN Jakarta 4 4 4 4 4 4 4 3 3
Jumlah Nilai 11 12 12 12 11 12 12 11 11
Kategori S
B
S
B
S
B
SB SB S
B
S
B
S
B
S
B
TB KB CB B SB
0 27 54 81 108 104
TB KB CB B SB
0 48 96 144 192 182
TB KB CB B SB
0 75 150 225 300 286
178
Garis Bilangan per Indikator
1. Efiseiensi
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
2. Reliable
Nilai 12 termasuk dalam kategori interval
“sangat baik”
3. Maintanable
Nilai 12 termasuk dalam kategori interval
“sangat baik”
4. Usability
Nilai 12 termasuk dalam kategori interval
“sangat baik”
5. Ketetetapan pemilihan software
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
6. Compability
Nilai 12 termasuk dalam kategori interval
“sangat baik”
7. Pemaketan program
Nilai 12 termasuk dalam kategori interval
“sangat baik”
8. Dokumentasi program
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
9. Reusable
11
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
11
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
11
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11
179
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
Aspek Komunikasi, Visual, Media
No. Nama Asal
Intastansi
No. Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Hendra Bayu
Suseno, M.Kom
Prodi
Teknik
Informatika
4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
2 Iwan Permana
Suwarna, M.Pd
UIN Jakarta 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 Muhammad
Abdul Hadi S.Si,
M.Ti
UIN Jakarta 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
Jumlah Nilai 12 11 11 11 10 10 12 10 11 12 12 12 12 12 12 12
Kategori S
B
S
B
S
B
SB B B S
B
B S
B
S
B
S
B
S
B
S
B
S
B
S
B
S
B
Garis Bilangan per Indikator
1. Komunikatif
Nilai 12 termasuk dalam kategori interval
“sangat baik”
2. Kreatif dalam ide
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
3. Sederhana dan memikat
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
4. Visual
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
180
5. Ikon navigasi
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
6. Ketetapan pemilihan font dan ukuran
teks
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
7. Ketetapan pemilihan warna alat yang
menarik
Nilai 12 termasuk dalam kategori interval
“sangat baik
8. Ketetapan pemilihan audio
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
9. Kualitas audio
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
10. Kualitas gambar
Nilai 12 termasuk dalam kategori interval
“sangat baik”
11. Kualitas animasi
Nilai 12 termasuk dalam kategori interval
“sangat baik”
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
10
10
10
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
181
12. Kualitas audio dan video pengamatan
Nilai 12 termasuk dalam kategori interval “sangat baik”
13. Kualitas audio dan video penjelasan
Nilai 12 termasuk dalam kategori interval “sangat baik”
14. Kualitas penggunaan animasi praktikum
Nilai 12 termasuk dalam kategori interval “sangat baik”
15. emudahan pengguanaan animasi praktikum
Nilai 12 termasuk dalam kategori interval “sangat baik”
16. Kemudahan penggunaan media secara keselurahan
Nilai 12 termasuk dalam kategori interval “sangat baik”
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
182
Garis bilangan kelayakan media pada aspek media
Nilai 3 termasuk dalam kategori layak
Tidak Layak Layak
0 1,5 3
187
Lampiran 6 Hasil Validasi Ahli Desain Pembelajaran
VALIDASI AHLI DESAIN PEMBELAJARAN
No. Indikator Jumlah Nilai
1. Kejelasan tujuan pembelajaran: 11,7
2. Relevansi tujuan pembelajaran dengan KI/KD/Kurikulum: 11,7
3. Cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran: 12
4. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran: 11,5
5. Keterlihatan aspek pendekatan saintifik 5 M: 10,8
6. Kesesuaian materi dan pembahasan contoh soal dengan tingkat
perkembangan berpikir tingkat tinggi:
11,3
7. Ketepatan penggunaan strategi penyajian: 12
8. Interaktivitas melalui tombol dan animasi. 10
9. Kelengkapan bahan bantuan (gambar alat dan bahan, langkah
kerja, animasi, musik, audio, gambar, animasi, dan video)
10
10. Pemberian motovasi belajar melalui apersepsi yang disajikan
secara menarik dan adanya feed back pada soal evaluasi:
10,7
11. Kontekstualisasi dan akualitas melalui video dan animasi: 11,4
12. Kemudahan materi untuk dipahami (sistematis, runut, dan
memiliki alur logika yang jelas)
11
13. Kesesuaian evaluasi dengan tujuan pembelajaran: 12
14. Keterlihatan stimulus untuk dapat meningkatkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi melalui soal evaluasi:
11
15. Potensi keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. 12
Jumlah 169
Kategori SB
Garis Bilangan Keseluruhan Aspek Desain Pembelajaran
Nilai 169 termasuk dalam kategori interval “baik dan sangat baik”. Tetapi lebih mendekati sangat
baik
TB KB CB B SB
0 45 90 135 180 169
188
Lembar Validasi Per Indikator
No. Nama Asal
Instansi
No. Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Deri Aldian,
M.Pd
SMAN 12
Tangsel
3,7 3,7 4 3,
8
4 3,3 4 4 4 3,7 3,7 4 4 4 4
2 Dr. Sujiyo
Miranti,
M.Pd
UIN
Jakarta
4 4 4 4 3,2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4
3 Moch. Feby
Sumantri,
M.Pd
Sekolah
Al Zahra
Indonesia
4 4 4 3,
7
3,6 4 4 3 3 4 3,7 3 4 4 4
Jumlah Nilai 11,
7
11,
7
12 1
1,
5
10,
8
11,
3
12 10 1
0
10,
7
11,
4
11 12 11 12
Kategori SB SB SB S
B
SB SB S
B
B B SB SB S
B
S
B
S
B
S
B
Garis Bilangan Per Indikator
1) Kejelasan tujuan pembelajaran
Nilai 11,7 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
2) Relevansi tujuan pembelajaran dengan
KI/KD/Kurikulum
Nilai 11,7 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
3) Cakupan dan kedalaman tujuan
pembelajaran
Nilai 12 termasuk dalam kategori interval
“sangat baik”
4) Kesesuaian materi dengan tujuan
pembelajaran
Nilai 11,5 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
5) Keterlihatan aspek pendekatan saintifik
5 M
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11,7
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11,7
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11,5
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 10,8
189
Nilai 10,8 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
6) Kesesuaian materi dan pembahasan
contoh soal dengan tingkat
perkembangan berpikir tingkat tinggi
Nilai 11,3 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
7) Ketepatan penggunaan strategi
penyajian
Nilai 12 termasuk dalam kategori interval
“sangat baik”
8) Interaktivitas melalui tombol dan
animasi.
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
9) Kelengkapan bahan bantuan (gambar
alat dan bahan, langkah kerja, animasi,
musik, audio, gambar, animasi, dan
video)
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
10) Pemberian motovasi belajar melalui
apersepsi yang disajikan secara menarik
dan adanya feed back pada soal evaluasi
Nilai 10,7 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
11) Kontekstualisasi dan akualitas melalui
video dan animasi
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11,4
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11,3
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 10
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 10,7
10
190
Nilai 11,4 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
12) Kemudahan materi untuk dipahami
(sistematis, runut, dan memiliki alur
logika yang jelas)
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
13) Kesesuaian evaluasi dengan tujuan
pembelajaran
Nilai 12 termasuk dalam kategori interval
“sangat baik”
14) Keterlihatan stimulus untuk dapat
meningkatkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi melalui soal evaluasi
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
15) Potensi keaktifan peserta didik dalam
proses pembelajaran.
Nilai 12 termasuk dalam kategori interval
“sangat baik”
Garis Bilangan Kelayakan Media pada
Aspek Desain Pembelajaran
Nilai 3 termasuk dalam kategori laya
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
11
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
Tidak Layak Layak
0 1,5 3
11
191
Lampiran 7 Lembar Angket Validasi Ahli Materi Ajar
LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI PEMBELAJARAN
MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA BERBASIS VIRTUAL LABORATORY
PADA MATERI ALAT OPTIK
Nama Ahli : Ryan Rizaldy, M.Si.
Asal Instansi : Prodi Fisika FST UIN Syarif Hidayatullah
Judul : PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA BERBASIS
VIRTUAL LABORATORY UNTUK MENINGKATKAN HIGH ORDER THINKING SKILL
PESERTA DIDIK PADA MATERI ALAT OPTIK
Peneliti : Hany Syarifah
Pembimbing : Ai Nurlaela, M.Si
Taufiq Al Farizi, M.PFis
Petunjuk Pengisian
1. Isilah nama dan asal instansi Bapak/Ibu pada kolom yang telah disediakan.
2. Berikan pendapat Bapak/Ibu dengan sejujurnya dan sebenarnya.
3. Berikan tanda cek (√) pada kolom nilai sesuai penilaian. Berikut keterangan mengenai
skala peniliaian:
4 = sangat baik 1 = kurang baik
3 = baik 0 = sangat tidak baik
2 = cukup baik
4. Isilah kolom keterangan untuk melengkapi skor yang Bapak/Ibu berikan pada beberapa
indicator yang memerlukan perhatian peneliti.
192
A. Aspek Materi Pembelajaran
No. Indikator Skor Keterangan
0 1 2 3 4
1. Kejelasan dalam menjelaskan
langkah kerja
√
2. Kesesuaian gambar alat dan bahan, animasi, video pengamatan, dan video
penjelasan dengan materi:
a. Mata √
b. Kacamata √
c. Lup √
d. Mikroskop √
e. Teropong √
f. Kamera √
3. Kejelasan dalam menjelaskan rumus fisika melalui teks atau video penjelasan
pada materi:
a. Mata √
b. Kacamata √
c. Lup √
d. Mikroskop √
e. Teropong √
f. Kamera √
4. Kejelasan contoh soal materi fisika pada tiap pertemuan:
a. Pertemuan 1 √
b. Pertemuan 2 √
c. Pertemuan 3 √
5. Ketepatan jawaban soal evaluasi pada tiap pertemuan:
a. Pertemuan 1 √
b. Pertemuan 2 √
c. Pertemuan 3 √
193
6. Ketepatan penyajian tersusun secara sistenatis dan tidak terdapatnya miskonsepsi
pada materi:
a. Mata √
b. Kacamata √
c. Lup √
d. Mikroskop √
e. Teropong √
f. Kamera √
7. Cakupan kedalaman materi fisika (termasuk menghubungkan materi dengan
kehidupan sehari-hari melaui teks atau video pengamatan dan video penjelasan)
a. Mata √
b. Kacamata √
c. Lup √
d. Mikroskop √
e. Teropong √
f. Kamera √
B. Komentar dan Saran
Jika media pembelajaran ini ingin dipublikasi untuk khalayak umum, lebih baik ganti
karakternya, karena memakai karakter Doraemon dan Nobita dikhawatirkan akan
kena royalti.
C. Kesimpulan
Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory ini:
□ Layak digunakan dalam penelitian skripsi √
□ Tidak layak digunakan dalam penelitian skripsi
Jakarta, 20 April 2021
Validator
(…………………………………………..)
194
LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI PEMBELAJARAN
MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA BERBASIS VIRTUAL LABORATORY
PADA MATERI ALAT OPTIK
Nama Ahli : Intan Irawati, S.Pd., M.Si
Asal Instansi : MAN 15 Jakarta
Judul : PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA BERBASIS
VIRTUAL LABORATORY UNTUK MENINGKATKAN HIGH ORDER THINKING SKILL
PESERTA DIDIK PADA MATERI ALAT OPTIK
Peneliti : Hany Syarifah
Pembimbing : Ai Nurlaela, M.Si
Taufiq Al Farizi, M.PFis
Petunjuk Pengisian
5. Isilah nama dan asal instansi Bapak/Ibu pada kolom yang telah disediakan.
6. Berikan pendapat Bapak/Ibu dengan sejujurnya dan sebenarnya.
7. Berikan tanda cek (√) pada kolom nilai sesuai penilaian. Berikut keterangan mengenai
skala peniliaian:
4 = sangat baik 1 = kurang baik
3 = baik 0 = sangat tidak baik
2 = cukup baik
8. Isilah kolom keterangan untuk melengkapi skor yang Bapak/Ibu berikan pada beberapa
indicator yang memerlukan perhatian peneliti.
195
D. Aspek Materi Pembelajaran
No. Indikator Skor Keterangan
0 1 2 3 4
1. Kejelasan dalam menjelaskan
langkah kerja
√
2. Kesesuaian gambar alat dan bahan ,animasi, video pengamatan, dan video
penjelasan dengan materi:
g. Mata √
h. Kacamata √
i. Lup √
j. Mikroskop √
k. Teropong √
l. Kamera √
3. Kejelasan dalam menjelaskan rumus fisika melalui teks atau video penjelasan
pada meteri:
g. Mata √
h. Kacamata √
i. Lup √
j. Mikroskop √
k. Teropong √
l. Kamera √
4. Kejelasan contoh soal materi fisika pada tiap pertemuan:
d. Pertemuan 1 √
e. Pertemuan 2 √
f. Pertemuan 3 √
5. Ketepatan jawaban soal evaluasi pada tiap pertemuan:
d. Pertemuan 1 √
e. Pertemuan 2 √
f. Pertemuan 3 √
196
6. Ketepatan penyajian tersusun secara sistenatis dan tidak terdapatnya miskonsepsi
pada materi:
g. Mata √
h. Kacamata √
i. Lup √
j. Mikroskop √
k. Teropong √
l. Kamera √
7. Cakupan kedalaman materi fisika (termasuk menghubungkan materi dengan
kehidupan sehari-hari melaui teks atau video pengamatan dan video penjelasan)
g. Mata √
h. Kacamata √
i. Lup √
j. Mikroskop √
k. Teropong √
l. Kamera √
E. Komentar dan Saran
Alhamdulillah media yang disusun sudah baik dan memadai. Bagus untuk diterapkan
secara virtual, mempermudah siswa untuk memahami materi pembelajaran.
Sedikit saran, perlu ditambah set alat percobaan selain pembentukan bayangan
sehingga siswa bisa mencoba praktikum jenis
lain...................................................................................................................................
F. Kesimpulan
Media pembelajaran hypermedia berbasis virtual laboratory ini:
□√ Layak digunakan dalam penelitian skripsi
□ Tidak layak digunakan dalam penelitian skripsi
Jakarta,15 April 2021
Validator
(Intan Irawati, S.Pd., M.Si..)
198
Lampiran 8 Hasil Validasi Ahli Materi Ajar
VALIDASI AHLI MATERI PEMBELAJARAN
No. Aspek Jumlah
Nilai
Kesimpulan
1. Kejelasan dalam menjelaskan langkah kerja 11 SB
2. Kesesuaian gambar alat dan bahan ,animasi, video
pengamatan, dan video penjelasan dengan materi:
66 SB
3. Kejelasan dalam menjelaskan rumus fisika melalui
teks atau video penjelasan pada meteri:
60 B
4. Kejelasan contoh soal materi fisika pada tiap
pertemuan:
27 B
5. Ketepatan jawaban soal evaluasi pada tiap
pertemuan:
27 B
6. Ketepatan penyajian tersusun secara sistenatis dan
tidak terdapatnya miskonsepsi pada materi:
66 SB
7. Cakupan kedalaman materi fisika (termasuk
menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-
hari melaui teks atau video pengamatan dan video
penjelasan)
60 B
Jumlah 317 B
Garis bilangan keseluruhan indicator pada
aspek kejelasan dalam menjelaskan langkah
kerja
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
Garis bilangan keseluruhan indicator pada
aspek Kesesuaian gambar alat dan bahan
,animasi, video pengamatan, dan video
penjelasan dengan materi:
Nilai 66 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
Garis bilangan keseluruhan indicator pada
aspek Kejelasan dalam menjelaskan rumus
fisika melalui teks atau video penjelasan
pada meteri:
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 18 36 54 72
TB KB CB B SB
0 18 36 54 72 60
11
66
199
Nilai 60 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
Garis bilangan keseluruhan indicator pada aspek Kejelasan contoh soal materi fisika pada tiap
pertemuan
Nilai 27 termasuk dalam kategori interval “baik
Garis bilangan keseluruhan indicator pada aspek Ketepatan jawaban soal evaluasi pada tiap
pertemuan
Nilai 27 termasuk dalam kategori interval “baik”
Garis bilangan keseluruhan indicator pada aspek Ketepatan penyajian tersusun secara sistenatis
dan tidak terdapatnya miskonsepsi pada materi:
Nilai 66 termasuk dalam kategori interval “baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati sangat
baik
TB KB CB B SB
0 9 18 27 36
66
TB KB CB B SB
0 18 36 54 72
TB KB CB B SB
0 18 36 54 72 60
TB KB CB B SB
0 9 18 27 36
200
Garis bilangan keseluruhan indicator pada aspek Cakupan kedalaman materi fisika (termasuk
menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari melaui teks atau video pengamatan dan
video penjelasan)
Nilai 60 termasuk dalam kategori interval “baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati baik
Garis bilangan keseluruhan aspek
Nilai 317 termasuk dalam kategori interval “baik dan sangat baik”. Tetapi lebih mendekati baik
1. Aspek kejelasan dalam menjelaskan langkah kerja
No. Nama Asal
Instansi
No. Pernyataan
1
1 Ryan Rizaldy, M.Si FST UIN
Jakarta
3
2 Intan Irawati, S.Pd., M.Si MAN 15
Jakarta
4
3 Saipudin, M.Si FST UIN
Jakarta
4
Jumlah Nilai 11
Kategori SB
Garis bilangan indicator pada aspek kejelasan dalam menjelaskan langkah kerja
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval “baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati sangat
baik
TB KB CB B SB
0 18 36 54 72 60
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11
TB KB CB B SB
0 93 186 279 372 317
201
2. Aspek kesesuaian gambar alat dan bahan ,animasi, video pengamatan, dan video penjelasan
dengan materi:
No. Nama Asal
Instansi
No. Pernyataan
a b C d e f
1 Ryan Rizaldy,
M.Si
FST
UIN
Jakarta
3 3 3 3 3 3
2 Intan Irawati,
S.Pd., M.Si
MAN
15
Jakarta
4 4 4 4 4 4
3 Saipudin, M.Si FST
UIN
Jakarta
4 4 4 4 4 4
Jumlah Nilai 11 11 11 11 11 11
Kategori S
B
S
B
S
B
SB SB S
B
Garis bilangan per indicator
a. Mata
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
b. Kacamata
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
c. Lup
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
d. Mikroskop
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
e. Teropong
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
11
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11
202
f. Kamera
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
3. Aspek kejelasan dalam menjelaskan rumus fisika melalui teks atau video penjelasan
pada meteri
No. Nama Asal
Instansi
No. Pernyataan
a b C d e f
1 Ryan Rizaldy,
M.Si
FST
UIN
Jakarta
3 3 3 3 3 3
2 Intan Irawati,
S.Pd., M.Si
MAN
15
Jakarta
3 3 3 3 3 3
3 Saipudin, M.Si FST
UIN
Jakarta
4 4 4 4 4 4
Jumlah Nilai 10 10 10 10 10 10
Kategori B B B B B B
Garis bilangan per indicator
a. Mata
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
b. Kacamata
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
c. Lup
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
d. Mikroskop
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 10
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 10
10
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 10
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
203
e. Teropong
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
f. Kamera
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
4. Aspek kejelasan contoh soal materi fisika pada tiap pertemuan:
No. Nama Asal
Instansi
No.
Pernyataan
a b C
1 Ryan Rizaldy,
M.Si
FST
UIN
Jakarta
2 2 2
2 Intan Irawati,
S.Pd., M.Si
MAN
15
Jakarta
3 3 3
3 Saipudin, M.Si FST
UIN
Jakarta
4 4 4
Jumlah Nilai 9 9 9
Kategori B B B
a. Pertemuan 1
Nilai 9 termasuk dalam kategori interval
“baik”
b. Pertemuan 2
Nilai 9 termasuk dalam kategori interval
“baik”
c. Pertemuan 3
Nilai 9 termasuk dalam kategori interval
“baik”
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 10
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 10
204
5. Aspek ketepatan jawaban soal evaluasi pada tiap pertemuan
No. Nama Asal
Instansi
No.
Pernyataan
a b C
1 Ryan Rizaldy,
M.Si
FST
UIN
Jakarta
2 2 2
2 Intan Irawati,
S.Pd., M.Si
MAN
15
Jakarta
3 3 3
3 Saipudin, M.Si FST
UIN
Jakarta
4 4 4
Jumlah Nilai 9 9 9
Kategori B B B
a. Pertemuan 1
Nilai 9 termasuk dalam kategori interval
“baik”
b. Pertemuan 2
Nilai 9 termasuk dalam kategori interval
“baik”
c. Pertemuan 3
Nilai 9 termasuk dalam kategori interval
“baik”
6. Aspek ketepatan penyajian tersusun secara sistenatis dan tidak terdapatnya miskonsepsi pada
materi
No. Nama Asal
Instansi
No. Pernyataan
A b C d e f
1 Ryan Rizaldy,
M.Si
FST
UIN
Jakarta
3 3 3 3 3 3
2 Intan Irawati,
S.Pd., M.Si
MAN
15
Jakarta
4 4 4 4 4 4
3 Saipudin, M.Si FST
UIN
Jakarta
4 4 4 4 4 4
Jumlah Nilai 11 11 11 11 11 11
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
205
Kategori S
B
S
B
S
B
SB SB S
B
Garis bilangan per indicator
a. Mata
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
b. Kacamata
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
c. Lup
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
d. Mikroskop
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
e. Teropong
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
f. Kamera
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11
11
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
206
7. Aspek Cakupan kedalaman materi fisika (termasuk menghubungkan materi dengan
kehidupan sehari-hari melaui teks atau video pengamatan dan video penjelasan)
No. Nama Asal
Instansi
No. Pernyataan
A b C d E f
1 Ryan Rizaldy,
M.Si
FST
UIN
Jakarta
2 2 2 2 2 2
2 Intan Irawati,
S.Pd., M.Si
MAN
15
Jakarta
4 4 4 4 4 4
3 Saipudin, M.Si FST
UIN
Jakarta
4 4 4 4 4 4
Jumlah Nilai 10 10 10 10 10 10
Kategori B B B B B B
a. Mata
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
b. Kacamata
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
c. Lup
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
d. Mikroskop
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval “baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati baik
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 10
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 10
10
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 10
207
e. Teropong
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval “baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati baik
f. Kamera
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval “baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati baik
Garis bilangan kelayakan media pada aspek media
Nilai 3 termasuk dalam kategori layak
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 10
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 10
Tidak Layak Layak
0 1,5 3
208
Lampiran 9 Angket Evaluasi Satu-satu
LEMBAR PENILAIAN
EVALUASI SATU-SATU (ONE-TO-ONE EVALUATION)
MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA BERBASIS VIRTUAL LABORATORY
PADA MATERI ALAT-ALAT OPTIK
Nama : .........................................................................
Tanggal : .................................................................................
Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia berikut sesuai dengan pendapat anda berdasarkan
keterangan pada setiap jawaban. Berikut keterangan mengenai skala peniliaian:
4 = sangat baik 1 = kurang baik
3 = baik 0 = sangat tidak baik
2 = cukup baik
No. Aspek Indikator Validasi Jawaban
0 1 2 3 4
1. Materi (content) Kemudahan dalam memahami materi
pembelajaran
Kejelasan pembahasan materi
pembelajaran
Kemenarikan penyajian materi pada
media pembelajaran
Keterkinian (kebaruan materi)
Kontekstual (berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari)
209
2. Desain Pembelajaran Keterbacaan teks pada media
pembelajaran
Kemenarikan strategi pembelajaran
pada media (kemenarikan
penyampaian materi)
Kejelasan tujuan pembelajaran
Sistematika materi yang disusun secara
runut pada media pembelajaran
3. Implementasi
(implementation)
Kemudahan dalam penggunaan media
pembelajaran
Kemudahan penggunaan pada saat
praktikum
Kemudahan untuk memilih objek
praktikum
Kemudahan menggunakan item yang
tertera pada praktikum
Pemanfaatan media di waktu yang
akan datang
Intensitas penggunaan
210
4. Kualitas Teknis Kejelasan cara penggunaan media
pembelajaran
Kejelasan cara penggunaan alat
praktikum
Kejelasan bentuk bayangan yang
dihasilkan dilayar praktikum
Kejelasan skala yang tertera didalam
praktikum
Kualitas media pembelajaran
Kualitas alat-alat praktikum
Pemilihan warna yang menarik
Kualitas gambar yang baik
Kejelasan animasi
Kualitas audio
Kualitas musik yang jelas
Kualitas video pendahuluan
Kualitas audio pada video
pendahuluan
Kualitas video penjelasan
Kulitas audio pada video penjelasan
Komentar dan Saran
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
Jakarta,
( )
211
A. Hasil Angket Evaluasi Satu-satu
EVALUASI SATU-SATU
A. Hasil Anggket Evaluasi Satu-satu
1. Rekapitulasi Hasil
No. Aspek Jumlah Nilai Kategori Persentase
1. Materi 54 SB 90%
2. Desain Pembelajaran 40 B 83%
3. Implementasi 54 B 75%
4. Kualitas Teknis 147 B 81,7%
Jumlah 295 B
Garis Bilangan Keseluruhan Indikator pada
Aspek Materi
Nilai 54 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =54
60× 100% = 90%
Garis Bilangan Keseluruhan Indikator pada
Aspek Desain Pembelajaran
Nilai 40 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =40
48× 100% = 83%
Garis Bilangan Keseluruhan Indikator pada
Aspek Implementasi
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik”
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =54
72× 100% = 75%
Garis Bilangan Keseluruhan Indikator pada
Aspek Kualitas Teknis
Nilai 147 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =147
180× 100% = 81,7%
212
Garis Bilangan Keseluruhan Aspek
Nilai 295 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =295
360× 100% = 81,9%
2. Hasil per Indikator
a. Aspek Materi
No. Evaluator Kelas Sekolah 1 2 3 4 5
1. E01 XI MIPA
2
SMAN 7 Jakarta 3 4 3 4 4
2. E02 XI MIPA
2
SMAN 7 Jakarta 4 4 3 4 4
3. E03 XI MIPA
2
SMAN 7 Jakarta 4 4 3 3 3
Jumlah 11 12 9 11 11
Kategori SB SB B SB SB
Garis Bilangan dan Persentase per Indikator
1. Kemudahan dalam memahami materi
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =11
12× 100% = 91,6%
2. Kejelasan pembahasan materi
Nilai 12 termasuk dalam kategori interval
“sangat baik”
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =12
12× 100% = 100%
3. Kemenarikan penyajian materi
Nilai 9 termasuk dalam kategori interval
“baik”
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =9
12× 100% = 75%
4. Keterkinian materi
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =11
12× 100% = 91,6%
213
5. Kontekstual dengan kehidupan sehari-hari
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =11
12× 100% = 91,6%
b. Aspek Desain Pembelajaran
No. Evaluator Kelas Sekolah 6 7 8 9
1. E01 XI MIPA
2
SMAN 7 Jakarta 3 4 4 3
2. E02 XI MIPA
2
SMAN 7 Jakarta 4 4 4 4
3. E03 XI MIPA
2
SMAN 7 Jakarta 2 3 2 3
Jumlah 9 11 10 10
Kategori B SB B B
Garis Bilangan dan Presentase per Indikator
1. Kerterbacaan teks
Nilai 9 termasuk dalam kategori interval
“baik”
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =9
12× 100% = 75%
2. Kemenarikan strategi pembelajaran
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati
sangat baik
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =11
12× 100% = 91,6%
3. 3. Kejelasan tujuan pembelajaran
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati
baik
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =10
12× 100% = 83%
4. 4. Sistematika materi
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
214
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati
baik
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =10
12× 100% = 83%
c. Aspek Implementasi
No. Evaluator Kelas Sekolah 10 11 12 13 14 15
1. E01 XI
MIPA 2
SMAN 7 Jakarta 4 4 4 4 3 4
2. E02 XI
MIPA 2
SMAN 7 Jakarta 4 3 3 3 3 3
3. E03 XI
MIPA 2
SMAN 7 Jakarta 1 2 2 1 3 3
Jumlah 9 9 9 8 9 10
Kategori B B B B B B
Garis Bilangan dan Presentase per Indikator
1. Kemudahan penggunaan
Nilai 9 termasuk dalam kategori interval
“baik”
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =9
12× 100% = 75%
2. Kemudahan penggunaan saat praktikum
Nilai 9 termasuk dalam kategori interval
“baik”
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =9
12× 100% = 75%
3. Kemudahan dalam memilih objek praktikum
Nilai 9 termasuk dalam kategori interval
“baik”
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =9
12× 100% = 75%
4. Kemudahan menggunakan item yang tertera
pada praktikum
Nilai 8 termasuk dalam kategori interval
“cukup baik dan baik” tetapi lebih
mendekati baik
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
8
215
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =8
12× 100% = 66%
5. Pemanfaatan media di waktu yang akan
datang
Nilai 9 termasuk dalam kategori interval
“baik”
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =9
12× 100% = 75%
6. Intensitas penggunaan
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =10
12× 100% = 83%
d. Aspek Kualitas Teknis
No. Evaluator Kelas Sekolah 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1. E01 XI
MIPA
2
SMAN
7
Jakarta
3 4 3 3 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3
2. E02 XI
MIPA
2
SMAN
7
Jakarta
3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4
3. E03 XI
MIPA
2
SMAN
7
Jakarta
3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 4 2 1 3 3
Jumlah 9 10 10 8 8 9 11 8 11 12 12 9 9 11 10
Kategori B B B B B B SB B SB SB SB B B SB B
Garis Bilangan dan Presentase per Indikator
1. Kejelasan dalam penggunaan media
Nilai 9 termasuk dalam kategori interval
“baik”
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =9
12× 100% = 75%
2. Kejelasan cara penggunaan alat praktikum
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =10
12× 100% = 83%
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 10
10
216
3. Kejelasan bentuk bayangan yang dihasilkan
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =10
12× 100% = 83%
4. Kejelasan skala yang tertera dalam
praktikum
Nilai 8 termasuk dalam kategori interval
“cukup baik dan baik” tetapi lebih
mendekati baik
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =8
12× 100% = 66%
5. Kualitas media
Nilai 8 termasuk dalam kategori interval
“cukup baik dan baik” tetapi lebih
mendekati baik
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =8
12× 100% = 66%
6. Kualitas alat praktikum
Nilai 9 termasuk dalam kategori interval
“baik”
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =9
12× 100% = 75%
7. Pemilihan warna yang menarik
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =11
12× 100% = 91,6%
8. Kualitas gambar yang baik
Nilai 8 termasuk dalam kategori interval
“cukup baik dan baik” tetapi lebih
mendekati baik
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =8
12× 100% = 66%
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 10
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 8
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 8
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 8
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11
217
9. Kejelasan animasi
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =11
12× 100% = 91,6%
10. Kualitas audio
Nilai 12 termasuk dalam kategori interval
“sangat baik”
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =12
12× 100% = 100%
11. Kualitas musik
Nilai 12 termasuk dalam kategori interval
“sangat baik”
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =12
12× 100% = 100%
12. Kejelasan video pendahuluan
Nilai 9 termasuk dalam kategori interval
“baik”
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =9
12× 100% = 75%
13. Kualitas audio pada video pendahuluan
Nilai 9 termasuk dalam kategori interval
“baik”
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =9
12× 100% = 75%
14. Kualitas video pejelasan
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =11
12× 100% = 91,6%
15. Kualitas audio pada video penjelasan
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 10
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11
218
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =10
12× 100% = 83
219
Lampiran 10 Angket Evaluasi Kelompok Kecil
A. Angket Evaluasi Kelompok Kecil
LEMBAR PENILAIAN
EVALUASI KELOMPOK KECIL (SMALL GROUP EVALUATION)
MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA BERBASIS VIRTUAL LABORATORY
PADA MATERI ALAT-ALAT OPTIK
Nama : .........................................................................
Tanggal : …………………………………………………..
Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia berikut sesuai dengan pendapat anda
berdasarkan keterangan pada setiap jawaban. Berikut keterangan mengenai skala
peniliaian:
4 = sangat baik 1 = kurang baik
3 = baik 0 = sangat tidak baik
2 = cukup baik
No. Aspek Indikator Validasi Jawaban
0 1 2 3 4
1. Materi (content) Kemudahan memahami materi
pembelajaran
Kejelasan pembahasan materi
pembelajaran
Kemenarikan penyajian materi paa
media pembelajaran
Keterkaitan (keterbaruan materi)
Kontekstualitas (penyajian materi
berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari)
220
2. Desain Pembelajaran Kemenarikan strategi pembelajaran
pada media (kemenarikan
penyampaian materi)
Kejelasan tujuan pembelajaran
Keterbacaan teks pada media
pembelajaran
Sistematis materi yang disusun secara
runut pada media pembelajaran
3. Implementasi
(implementation)
Kemudahan penggunaan media
pembelajaran pada materi
Kemudahan penggunaan pada saat
praktikum
Kemudahan untuk memilih objek
praktikum
Kemudahan mengguanakan item yang
tertera pada praktikum
Pemanfaatan media di waktu yang
akan mendatang
Intensitas penggunaan
4. Efisiensi Keefisienan dalam menggunakan
media pembelajaran (memerlukan
waktu yang sedikit untuk memahami
materi)
Kemudahan mengelola materi yang
telah disajjikan melalui media
pembelajaran
Komentar dan Saran
...............................................................................................................................................
Jakarta,
( )
221
B. Hasil Angket Evaluasi Kelompok Kecil
Analisis Kelompok Kecil
1. Rekapitulasi Hasil per Aspek
No. Aspek Jumlah Nilai Kategori Presentase
1. Materi 190 Baik 79,16%
2. Desain Pembelajaran 155 Baik 80,73%
3. Implementasi 207 Baik 71,88%
4. Efisiensi 71 Baik 72,96%
Jumlah 623 Baik
Garis bilangan keseluruhan indicator pada
aspek materi
Nilai 190 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =190
240× 100% = 79,16%
Garis bilangan keseluruhan indicator pada
aspek desain pembelajaran
Nilai 155 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =155
192× 100% = 80,73%
Garis bilangan keseluruhan indicator pada
aspek implementasi
Nilai 207 termasuk dalam kategori interval
“cukup baik dan baik” tetapi lebih
mendekati baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =207
288× 100% = 71,88%
TB KB CB B SB
0 60 120 180 240 190
TB KB CB B SB
0 48 96 144 192 155
TB KB CB B SB
0 72 144 216 288 207
222
Garis bilangan keseluruhan indicator pada
aspek efisiensi
Nilai 71 termasuk dalam kategori interval
“cukup baik dan baik” tetapi lebih
mendekati baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =71
96× 100% = 72,96%
Garis bilangan keseluruhan aspek
Nilai 623 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =623
816× 100% = 76,35%
1. Hasil per Indikator
a. Aspek materi
No
.
Evaluato
r
Kelas Sekolah No. indikator
1 2 3 4 5
1. E01 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
3 3 4 3 4
2. E02 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
2 2 3 3 3
3. E03 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
1 2 3 1 2
4. E04 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
3 3 3 3 3
5. E05 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
3 3 3 3 3
6. E06 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
3 4 4 3 4
7. E07 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
3 4 4 3 4
8. E08 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
3 4 4 4 4
TB KB CB B SB
0 24 48 72 96 71
TB KB CB B SB
0 204 408 612 816 623
223
9. E09 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
3 3 3 3 3
10. E10 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
3 3 3 4 3
11. E11 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
3 4 4 2 4
12. E12 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
4 4 3 3 4
Jumlah 34 39 41 35 41
Kategorii B B B B B
Garis bilangan dan presentase per indicator
1. Kemudahan memahami materi
Nilai 34 termasuk dalam kategori interval
“cukup baik dan baik” tetapi lebih
mendekati baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =34
48× 100% = 70,8%
2. Kejelasan pembahasan materi
Nilai 39 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =39
48× 100% = 81,25%
3. Kemenarikan penyajian materi
Nilai 41 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =41
48× 100% = 85,42%
TB KB CB B SB
0 12 24 36 48 34
TB KB CB B SB
0 12 24 36 48 39
TB KB CB B SB
0 12 24 36 48 41
224
4. Keterkinian (keterbaruan materi)
Nilai 35 termasuk dalam kategori interval
“cukup baik dan baik” tetapi lebih
mendekati baik
Preentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =35
48× 100% = 72,92%
5. Kontekstualitas (penyajian materi
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari)
Nilai 41 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =41
48× 100% = 85,42%
b. Aspek desain pembelajaran
No
.
Evaluato
r
Kelas Sekolah No. indicator
1 2 3 4
1. E01 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
4 3 3 3
2. E02 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
3 3 2 2
3. E03 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
2 1 2 3
4. E04 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
4 3 4 4
5. E05 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
4 3 2 3
6. E06 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
4 3 3 3
7. E07 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
4 4 3 4
8. E08 XI
MIPA 3
SMAN
7
Jakarta
4 4 4 4
9. E09 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
4 3 3 4
TB KB CB B SB
0 12 24 36 48 35
TB KB CB B SB
0 12 24 36 48 41
225
10. E10 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
3 4 4 3
11. E11 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
4 3 2 2
12. E12 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
4 4 3 3
Jumlah 44 38 35 38
Kategorii SB B B B
Garis bilangan dan presentase per indicator
1. Kemenarikan srategi pembelajaran pada
media
Nilai 44 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati sangat baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =44
48× 100% = 91,66%
2. Kejelasan tujuan pembelajaran
Nilai 38 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =38
48× 100% = 79,16%
3. Keterbacaan teks pada media pembelajaran
Nilai 35 termasuk dalam kategori interval
“cukup baik dan baik” tetapi lebih
mendekati baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =35
48× 100% = 72,92%
TB KB CB B SB
0 12 24 36 48 44
TB KB CB B SB
0 12 24 36 48 38
TB KB CB B SB
0 12 24 36 48 35
226
4. Keterkinian (keterbaruan materi)
Nilai 38 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
Preentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =38
48× 100% = 79,16%
c. Aspek implementasi
No
.
Evaluato
r
Kelas Sekolah No. indicator
1 2 3 4 5 6
1. E01 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
4 3 2 2 3 3
2. E02 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
1 1 2 2 3 3
3. E03 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
2 2 2 2 2 2
4. E04 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
2 3 3 3 3 3
5. E05 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
2 3 3 2 3 2
6. E06 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
3 3 3 3 4 4
7. E07 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
4 3 2 4 3 3
8. E08 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
4 3 3 4 4 4
9. E09 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
3 3 3 4 3 3
10. E10 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
2 2 3 3 3 3
11. E11 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
4 3 3 3 2 2
12. E12 XI
MIPA 3
SMAN
7
JAkarta
3 3 3 4 4 4
Jumlah 34 32 32 36 37 36
TB KB CB B SB
0 12 24 36 48 38
227
Kategorii B B B B B B
Garis bilangan dan presentase per indicator
1. Kemudahan penggunaan media
pembelajaran pada materi
Nilai 34 termasuk dalam kategori interval
“cukup baik dan baik” tetapi lebih
mendekati baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =34
48× 100% = 70,8%
2. Kemudahan penggunaan pada saat
praktikum
Nilai 32 termasuk dalam kategori interval
“cukup baik dan baik” tetapi lebih
mendekati baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =32
48× 100% = 66,66%
3. Kemudahan untuk mememilih objek
praktikum
Nilai 32 termasuk dalam kategori interval
“cukup baik dan baik” tetapi lebih
mendekati baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =32
48× 100% = 66,66%
4. Kemudahan menggunakan item yang tertera
pada praktikum
Nilai 36 termasuk dalam kategori interval
“baik”
Preentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =36
48× 100% = 75%
TB KB CB B SB
0 12 24 36 48 34
TB KB CB B SB
0 12 24 36 48 32
TB KB CB B SB
0 12 24 36 48
TB KB CB B SB
0 12 24 36 48 32
228
5. Kontekstualitas (penyajian materi berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari)
Nilai 37 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =37
48× 100% = 77,08%
6. Intensitas penggunaaan
Nilai 36 termasuk dalam kategori interval
“baik”
Preentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =36
48× 100% = 75%
d. Aspek efisiensi
No
.
Evaluato
r
Kelas Sekolah No.
indikator
1 2
1. E01 XI
MIPA 3
SMAN
7
Jakarta
2 3
2. E02 XI
MIPA 3
SMAN
7
Jakarta
3 2
3. E03 XI
MIPA 3
SMAN
7
Jakarta
2 2
4. E04 XI
MIPA 3
SMAN
7
Jakarta
3 3
5. E05 XI
MIPA 3
SMAN
7
Jakarta
2 3
6. E06 XI
MIPA 3
SMAN
7
Jakarta
1 3
7. E07 XI
MIPA 3
SMAN
7
Jakarta
4 3
8. E08 XI
MIPA 3
SMAN
7
Jakarta
4 4
9. E09 XI
MIPA 3
SMAN
7
Jakarta
3 4
TB KB CB B SB
0 12 24 36 48 37
TB KB CB B SB
0 12 24 36 48
229
10. E10 XI
MIPA 3
SMAN
7
Jakarta
3 3
11. E11 XI
MIPA 3
SMAN
7
Jakarta
3 4
12. E12 XI
MIPA 3
SMAN
7
Jakarta
3 4
Jumlah 33 38
Kategorii B B
garis bilangan dan presentase per indicator
1. Keefisienan dalam mengggunakan media
pembelajaran
Nilai 33 termasuk dalam kategori interval
“cukup baik dan baik” tetapi lebih
mendekati baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =33
48× 100% = 68,75%
2. Kemudahan mengelola materi
Nilai 38 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih
mendekati baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =38
48× 100% = 79,16%
TB KB CB B SB
0 12 24 36 48 33
TB KB CB B SB
0 12 24 36 48 38
230
e. Aspek efektivitas
No. Evaluator Kelas Sekolah Nilai Ketuntasan G Kriteria
N-Gain
Pretest Posttest
1. E01 XI
MIPA
3
SMAN
7
JAkarta
25 62,5 Tidak
Tuntas
0,5 Sedang
2. E02 XI
MIPA
3
SMAN
7
JAkarta
50 62,5 Tidak
Tuntas
0,25 Rendah
3. E03 XI
MIPA
3
SMAN
7
JAkarta
50 75 Tuntas 0,5 Sedang
4. E04 XI
MIPA
3
SMAN
7
JAkarta
62,5 75 Tuntas 0,3 Sedang
5. E05 XI
MIPA
3
SMAN
7
JAkarta
50 75 Tuntas 0,5 Sedang
6. E06 XI
MIPA
3
SMAN
7
JAkarta
37,5 87,5 Tuntas 0,8 Tinggi
7. E07 XI
MIPA
3
SMAN
7
JAkarta
37,5 62,5 Tidak
Tuntas
0,4 Sedang
8. E08 XI
MIPA
3
SMAN
7
JAkarta
50 87,5 Tuntas 0,75 Tinggi
9. E09 XI
MIPA
3
SMAN
7
JAkarta
50 62,5 Tidak
Tuntas
0,25 Renddah
10. E10 XI
MIPA
3
SMAN
7
JAkarta
50 75 Tuntas 0,5 Sedang
11. E11 XI
MIPA
3
SMAN
7
JAkarta
37,5 75 Tuntas 0,6 Sedang
12. E12 XI
MIPA
3
SMAN
7
JAkarta
62,5 75 Tuntas 0,3 Sedang
Rata-rata 44,8 71,88 Tuntas 0,5 Sedang
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎× 100%
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 =8
12× 100%
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 66,6% (𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓)
231
Lampiran 11 Angket Uji Lapangan
A. Angket Uji Lapangan
LEMBAR ANGKET PENELITIAN UNTUK GURU
PENELITIAN LAPANGAN (FIELD TEST)
Nama :
Tanggal :
Jabatan :
Asal Sekolah :
Jenis Kelamin : L/P*
Penguna Smartphone : Ya/Bukan*
Petunjuk : Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia berikut sesuai dengan
pendapat anda berdasarkan keterangan pada setiap jawaban. Berikut keterangan mengenai skala
peniliaian:
4 = sangat baik 1 = kurang baik
3 = baik 0 = sangat tidak baik
2 = cukup baik
*Lingkari pilihan yang sesuai
A. Kemampuan untuk dapat dilaksanakan (implementability)
No Pernyataan Jawaban
0 1 2 3 4
1. Petunjuk penggunaan hypermedia ini mudah
dipahami oleh saya
2. Pengoperasian hypermedia sulit digunakan
3. Saya akan sering menggunakan hypermedia ini.
232
B. Kesinambungan (sustainability)
No Pernyataan Jawaban
0 1 2 3 4
1. Hypermedia ini tidak sesuai dengan kebutuhan
siswa di lapangan.
2. Saya akan menggunakan hypermedia di waktu
mendatang saat berhalangan hadir dalam
mengajar.
3. Hypermedia beserta kontennya tidak sesuai
dengan tuntutan kurikulum saat ini
4. Hypermedia ini mudah dirawat.
5. Hypermedia ini akan mudah rusak (terkarawang
virus).
C. Efektivitas (Efectivity)
No Pernyataan Jawaban
0 1 2 3 4
1. Hypermedia ini akan dapat membantu saya
dalam mencapai tujuan pembelajaran
2. Hypermedia ini tidak dapat membantu saya
dalam mengevaluasi pembelajaran secara cepat
3. Hypermedia ini dapat menjelaskan materi
dengan jelas.
4. Hypermedia ini dapat meningkatkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa
233
D. Kecocokan dengan lingkungan (appropriateness)
No Pernyataan Jawaban
0 1 2 3 4
1. Hypermedia ini dapat saya gunakan di berbagai
tempat seperti di ruang kelas, lab komputer,
rumah, dan lain-lain
2. Hypermedia ini sesuai dengan berbagai gaya
belajar siswa.
E. Penerimaan dan Kemenarikan
No Pernyataan Jawaban
0 1 2 3 4
1. Hypermedia ini tidak dapat menjadi solusi untuk
mengajarkan konsep alat-alat optik
2. Saya tidak memerlukan hypermedia ini untuk
menyampaikan materi alat-alat optik
3. Hypermedia ini tidak menarik bagi saya
Jakarta,
Guru Mata Pelajaran Fisika
( )
234
B. Hasil Angket Uji Lapangan
ANALISIS UJI LAPANGAN
1. Rekapitulasi Hasil Per Aspek
No. Aspek Jumlah Nilai Kategori Presentase
1 Kemampuan untuk dapat
dilaksanakan
342 Cukup baik 61%
2 Kesinambungan 309 Baik 74%
3 Kecocokan dengan
lingkungan
357 Baik 64%
4 Penerimaan dan
kemenarikan
496 Baik 59%
Jumlah 1504 Baik
Garis bilangan pada aspek kemampuan untuk dapat
dilaksanakan
Nilai 76 termasuk dalam kategori interval
“cukup baik dan baik” tetapi lebih mendekati
cukup baik
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =342
560× 100% = 61%
Garis bilangan pada aspek kesinambungan
Nilai 76 termasuk dalam kategori interval
“cukup baik dan baik” tetapi lebih mendekati
baik
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =309
420× 100% = 74%
Garis bilangan pada aspek kecocokan dengan
lingkungan
Nilai 76 termasuk dalam kategori interval
“cukup baik dan baik” tetapi lebih mendekati
baik
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =357
560× 100% = 64%
Garis bilangan pada aspek penerimaan dan
kemenarikan
Nilai 76 termasuk dalam kategori interval “baik
dan sangat baik” tetapi lebih mendekati baik
TB KB CB B SB
0 140 280 420 560 342
TB KB CB B SB
0 105 210 315 420 309
TB KB CB B SB
0 140 280 420 560 357
TB KB CB B SB
0 210 420 630 840 496
235
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =496
840× 100% = 59%
Garis bilangan keseluruhan aspek
Nilai 76 termasuk dalam kategori interval
“cukup baik dan baik” tetapi lebih mendekati
baik
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =1504
2380× 100% = 61%
2. Hasil Per Indikator
No. Evaluator Kelas Asal
Sekolah
NO PERTANYAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 jumlah
1 E01 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
3 2 3 2 4 3 2 2 3 4 2 2 2 3 2 2 2
43
2 E02 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
3 2 3 3 3 2 4 3 3 2 1 1 3 3 3 1 1
41
3 E03 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
3 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 0 4 4 4 0 0
49
4 E04 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2
37
5 E05 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3
55
6 E06 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
4 0 2 2 3 2 2 2 3 3 1 1 2 2 3 1 1
34
7 E07 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
68
8 E08 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
2 2 2 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 3
38
9 E09 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
4 3 2 4 4 3 4 2 4 3 2 3 3 3 4 2 3
53
10 E10 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3
59
11 E11 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
3 2 3 3 3 4 3 1 3 3 2 2 2 3 2 3 1
43
12 E12 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
39
13 E13 XI
IPA
SMAN 27
JAKARTA
3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 53
TB KB CB B SB
0 595 1190 1785 2380 1504
236
1
14 E14 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
68
15 E15 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
2 1 2 1 3 4 1 1 3 1 1 2 1 1 2 2 2
30
16 E16 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2
30
17 E17 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
35
18 E18 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
3 1 1 2 3 2 2 2 3 3 1 2 1 2 2 1 3
34
19 E19 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2
42
20 E20 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
2 2 2 2 3 3 1 1 2 3 4 1 1 2 2 2 2
35
21 E21 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
2 2 3 2 3 3 4 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1
40
22 E22 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
2 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3 2 2
52
23 E23 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
3 2 2 2 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3
43
24 E24 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 1
39
25 E25 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
2 1 0 1 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3
38
26 E26 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16
27 E27 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
0 3 1 1 2 3 1 3 1 1 1 2 2 1 1 2 1
26
28 E28 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
4 1 4 4 4 1 3 1 4 4 0 3 3 3 4 2 1
46
29 E29 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
3 2 1 1 4 4 2 1 3 1 4 2 0 1 3 2 3
37
30 E30 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
68
237
31 E31 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3
64
32 E32 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
3 2 3 3 3 2 4 3 3 2 1 1 3 3 3 1 1
41
33 E33 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
2 1 0 2 4 1 3 0 4 4 2 2 1 0 1 2 2
31
34 E34 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
3 2 1 1 4 4 2 1 3 1 4 2 0 1 3 2 3
37
35 E35 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
3 2 1 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2
40
Jumlah 96 76 82 88 111 101 97 80 103 93 81 80 84 87 93 76 76 1504
Garis Bilangan dan Presentase per Indikator
A. Aspek kemampuan untuk dapat dilaksanakan
1. Kemampuan memahami petunjuk penggunaan
Nilai 96 termasuk dalam kategori interval “cukup
baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =96
140× 100% = 68%
2. Kemudahan mengoperasikan media hypermedia
berbasis virtual lab
Nilai 76 termasuk dalam kategori interval “cukup
baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =76
140× 100% = 63%
3. Kemampuan merasakan kemudahan saat praktikum
Nilai 82 termasuk dalam kategori interval “cukup
baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =82
140× 100% = 68,3%
4. Intensitas penggunaan
Nilai 88 termasuk dalam kategori interval “cukup
baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =88
140× 100% = 73%
TB KB CB B SB
0 35 70 150 140 96
TB KB CB B SB
0 35 70 150 140 76
TB KB CB B SB
0 35 70 150 140 82
TB KB CB B SB
0 35 70 150 140 88
238
B. Aspek kesinambungan
1. Ketahanan hypermedia berbasis virtual lab
Nilai 111 termasuk dalam kategori interval “cukup
baik dan baik” tetapi lebih mendekati baik
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =111
140× 100% = 79%
2. Kemudahan pemeliharaan hypermedia berbasis
virtual lab
Nilai 101 termasuk dalam kategori interval “cukup
baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =101
140× 100% = 72%
3. Penggunaan hypermedia berbasis virtual lab
Nilai 97 termasuk dalam kategori interval “cukup
baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =97
140× 100% = 69%
C. Aspek kecocokan dengan lingkungan
1. Kemudahan penggunaan hypermedia berbasis virtual
lab di berbagai variabel lingkungan
Nilai 80 termasuk dalam kategori interval “cukup
baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =80
140× 100% = 57%
2. Kemudahan penggunaan hypermedia di berbagai
variabel waktu
Nilai 103 termasuk dalam kategori interval “cukup
baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =103
140× 100% = 74%
3. Kemudahan pengunaan praktikum di berbagai
variabel lingkungan
Nilai 93 termasuk dalam kategori interval “cukup
baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =93
140× 100% = 66%
TB KB CB B SB
0 35 70 150 140 111
TB KB CB B SB
0 35 70 150 140 101
TB KB CB B SB
0 35 70 150 140 97
TB KB CB B SB
0 35 70 150 140 80
TB KB CB B SB
0 35 70 150 140 103
TB KB CB B SB
0 35 70 150 140 93
239
4. Kecocokan gaya belajar dengan hypermedia berbasis
virtual lab
Nilai 81 termasuk dalam kategori interval “cukup
baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =81
140× 100% = 58%
D. Aspek penerimaan dan kemenarikan
1. Ketertarikan pada materi alat optik
Nilai 80 termasuk dalam kategori interval “cukup
baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =80
140× 100% = 57%
2. Kenyamanan belajar menggunakan hypermedia
berbasis virtual lab
Nilai 84 termasuk dalam kategori interval “cukup
baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =84
140× 100% = 60%
3. Kemudahan memahami materi melalui hypermedia
berbasis virtual lab
Nilai 87 termasuk dalam kategori interval “cukup
baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =87
140× 100% = 62%
4. Keinginan adanya hypermedia pada materi lain
Nilai 93 termasuk dalam kategori interval “cukup
baik dan baik” tetapi lebih mendekati cuku[ baik
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =93
140× 100% = 66%
5. Ketertarikan pada saat belajar fisika
Nilai 76 termasuk dalam kategori interval “cukup
baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =76
140× 100% = 54%
6. Ketertarikan untuk belajar lebih baik lagi
Nilai 76 termasuk dalam kategori interval “cukup
baik dan baik” tetapi lebih mendekati cukup baik
TB KB CB B SB
0 35 70 150 140 81
TB KB CB B SB
0 35 70 150 140 80
TB KB CB B SB
0 35 70 150 140 84
TB KB CB B SB
0 35 70 150 140 87
TB KB CB B SB
0 35 70 150 140 93
TB KB CB B SB
0 35 70 150 140 76
TB KB CB B SB
0 35 70 150 140 76
241
Aspek Efektifitas
No. Evaluator Kelas Sekolah Nilai Ketuntasan G Kriteria n-gain
Pretest Posttest
1 E01 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
50 75 Lulus
0.5
Sedang
2 E02 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
37,5 75 Lulus
0.6
Sedang
3 E03 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
25 75 Lulus
0.7
Sedang
4 E04 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
50 75 Lulus
0.5
Sedang
5 E05 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
37,5 75 Lulus
0.6
Sedang
6 E06 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
37,5 75 Lulus
0.6
Sedang
7 E07 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
37,5 87,5 Lulus
0.8
Tinggi
8 E08 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
37,5 62,5 Tidak Lulus
0.4
Sedang
9 E09 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
62,5 75 Lulus
0.3
Rendah
10 E10 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
50 75 Lulus
0.5
Sedang
11 E11 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
25 50 Tidak Lulus
0.3
Rendah
12 E12 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
25 75 Lulus
0.7
Sedang
13 E13 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
37,5 62,5 Tidak Lulus
0.4
Sedang
14 E14 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
37,5 75 Lulus
0.6
Sedang
15 E15 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
12,5 37,5 Tidak Lulus
0.3
Rendah
16 E16 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
25 50 Tidak Lulus
0.3
Rendah
17 E17 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
25 75 Lulus
0.7
Sedang
18 E18 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
62,5 100 Lulus
1.0
Rendah
242
19 E19 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
37,5 62,5 Tidak Lulus
0.4
Sedang
20 E20 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
62,5 75 Lulus
0.3
Rendah
21 E21 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
50 75 Lulus
0.5
Sedang
22 E22 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
37,5 62,5 Tidak Lulus
0.4
Sedang
23 E23 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
37,5 75 Lulus
0.6
Sedang
24 E24 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
37,5 62,5 Tidak Lulus
0.4
Sedang
25 E25 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
25 75 Lulus
0.7
Sedang
26 E26 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
25 75 Lulus
0.7
Sedang
27 E27 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
0 25 Tidak Lulus
0.3
Rendah
28 E28 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
25 87,5 Lulus
0.8
Tinggi
29 E29 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
12,5 50 Tidak Lulus
0.4
Sedang
30 E30 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
87,5 100 Lulus
1.0
Rendah
31 E31 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
50 75 Lulus
0.5
Sedang
32 E32 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
75 75 Lulus
0.0
Rendah
33 E33 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
75 75 Lulus
0.0
Rendah
34 E34 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
75 87,5 Lulus
0.5
Sedang
35 E35 XI
IPA
1
SMAN 27
JAKARTA
87,5 100 Lulus
1.0
Rendah
Rata-rata 42,1 71,8 0.5 Sedang
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎× 100%
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 =25
35× 100%
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 = 71% (𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓)
243
Lampiran 12 Hasil Evaluasi Sumatif
A. Angket Penilaian Evaluasi Sumatif
LEMBAR ANGKET PENILAIAN GURU
EVALUASI SUMATIF (SUMMATIVE EVALUATION)
MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA BERBASIS VIRTUAL LABORATORY
PADA MATERI ALAT-ALAT OPTIK
Nama : .........................................................................
Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia berikut sesuai dengan pendapat anda berdasarkan
keterangan pada setiap bobot skor. Berikut keterangan mengenai skala peniliaian:
5 = sangat baik 2 = kurang baik
4 = baik 1 = sangat tidak baik
3 = cukup baik
1. Aspek Praktis (practicality)
No. Indikator Validasi Jawaban
Keterangan 5 4 3 2 1
1. Kemudahan dalam pemakaian
petunjuk dari aplikasi
2. Pengoperasian saat
menggunakan hypermedia
berbasis virtual laboratory
3. Pengoperasian praktikum yang
telah disajikan didalam media
pembelajaran
4. Pengoperasian hypermedia
berbasis virtual laboratory di
lingkungan sekolah, rumah,
uang kelas, dan lain-lain
244
5. Kemudahan pengoperasian
hypermedia berbasis virtual
laboratory di waktu pagi, siang,
sore, dan malam
Kesimpulan
Media pembelajaran augmented reality berbasis Android ini:
Praktis digunakan dalam lapangan
Tidak praktis digunakan dalam lapangan
2. Aspek Efektivitas (efectivity)
No. Indikator Validasi Jawaban
Keterangan 5 4 3 2 1
1. Tercapainya tujuan
pembelajaran
2. Kemudahan dalam menjelaskan
materi ajar
3. Kemudahan dalam
mengevaluasi pembelajaran
secara cepat
4. Kemampuan meningkatkan
berpikir tingkat tinggi siswa
Kesimpulan
Media pembelajaran hypermedia ini:
Efektif digunakan dalam lapangan
Tidak Efektif digunakan dalam lapangan
Jakarta, ........................... 2021
Guru Fisika SMAN......
(.............................................)
245
B. Hasil Evaluasi Sumatif
HASIL EVALUASI SUMATIF
1. Uji Efektivitas
a. Uji efektivitas guru
No. Nama Asal Sekolah No. Indikator
Aspek Efektivitas
1 2 3 4 Jumlah Kesimpilan
1. Wati Apriani,
S.Si
SMAN 7
Jakarta
4 3 3 4 14 1
2. Suprayitno,
S.Pd., M.Si
SMAN 27
Jakarta
4 4 4 3 15 1
3. Irfan Mahrubi,
S.Pd, Gr
SMAN 35
Jakarta
4 4 3 3 14 1
Jumlah 12 11 10 10 43 3
Kesimpulan SB SB B B SB Efektif
Garis bilangan dan presentase indikator
ketercapaian tujuan pembelajaran
Nilai 12 termasuk dalam kategori interval
sangat baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =12
12× 100% = 100%
Garis bilangan dan presentase indikator
kemudahan dalam menjelaskan materi ajar
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati
sangat baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =11
12× 100% = 92%
Garis bilangan dan presentase indikator
kemudahan dalam mengevaluasi pembelajaran
secara cepat
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati
baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =10
12× 100% = 83%
Garis bilangan dan presentase indikator
kemampuan meningkatkan berpikir tingkat
tinggi siswa
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 10
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 10
246
Nilai 10 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati
baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =10
12× 100% = 83%
Garis bilangan dan presentase keseluruhan
indikator untuk uji efektivitas
Nilai 43 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati
sangat baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =43
48× 100% = 90%
Garis bilangan keefektivan media
pembelajaran hypermedia
Nilai 3 termasuk dalam kategori efektif
b. Uji efektivitas siswa
No. Evaluator Nilai Ketuntasan G Kriteria n-gain
Pretest Posttest
1. E01 87,5 87,5 Tuntas 0,0 Rendah
2. E02 50 87,5 Tuntas 0,8 Tinggi
3. E03 62,5 100 Tuntas 1,0 Tinggi
4. E04
25 62,5
Tidak
Tuntas 0,5
Sedang
5. E05 25 87,5 Tuntas 0,8 Tinggi
6. E06 37,5 87,5 Tuntas 0,8 Tinggi
7. E07 37,5 87,5 Tuntas 0,8 Tinggi
8. E08 50 75 Tuntas 0,5 Sedang
9. E09 62,5 87,5 Tuntas 0,7 Tinggi
10. E10 50 75 Tuntas 0,5 Sedang
11. E11 37,5 75 Tuntas 0,6 Sedang
12. E12 50 87,5 Tuntas 0,8 Tinggi
Rata-Rata 47,9 83,3 - 0,7 Tinggi
Efektivitas =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎× 100%
Efektivitas =11
12× 100% = 92% (𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝑆𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑖𝑓)
Uji efektivitas siswa mendapat kategori sangat baik dan jika dikonversikan ke dalam
ratting scale maka dalam skala 4
c. Uji efektivitas keseluruhan
Efektivitas total = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑔𝑢𝑟𝑢 + 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Efektivitas total = 4 + 4
Efektivitas total = 8
TB KB CB B SB
0 12 24 36 48 43
Tidak Layak Layak
0 1,5 3
247
Garis bilangan dan presentase keseluruhan indikator untuk uji efektivitas
Nilai 8 termasuk dalam kategori sangat baik
2. Uji Kepraktisan
a. Uji kepraktisan guru
No. Nama Asal
Sekolah
No.Indikator
Aspek Efektif
1 2 3 4 5 Jumlah Kesimpulan
1. Wati Apriani,
S.Si
SMAN
7
Jakarta
4 4 3 3 4 18 1
2. Suprayitno,
S.Pd., M.Si
SMAN
27
Jakarta
4 4 4 3 4 19 1
3. Irfan Mahrubi,
S.Pd, Gr
SMAN
35
Jakarta
4 4 4 3 3 18 1
Jumlah 12 12 11 9 11 55 3
Kesimpulan SB SB SB B SB SB Praktis
Garis bilangan dan presentase indikator
kemudahan dalam pemakaian petunjuk dari
aplikasi
Nilai 12 termasuk dalam kategori interval
sangat baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =12
12× 100% = 100%
Garis bilangan dan presentase indikator
kemudahan pengoperasian saat menggunakan
hypermedia
Nilai 12 termasuk dalam kategori interval
sangat baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =12
12× 100% = 100%
TB KB CB B SB
0 2 4 6 8
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
248
Garis bilangan dan presentase indikator
kemudahan pengoperasian praktikum
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati
sangat baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =11
12× 100% = 92%
Garis bilangan dan presentase indikator
kemudahan pengoperasian hypermedia
berbasis virtual laboratory di lingkungan
sekolah, rumah, uang kelas, dan lain-lain
Nilai 9 termasuk dalam kategori interval baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =9
12× 100% = 75%
Garis bilangan dan presentase indikator
Kemudahan pengoperasian hypermedia
berbasis virtual laboratory di waktu pagi,
siang, sore, dan malam
Nilai 11 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati
sangat baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =11
12× 100% = 92%
Garis bilangan dan presentase keseluruhan
indikator untuk uji efektivitas
Nilai 55 termasuk dalam kategori interval
“baik dan sangat baik” tetapi lebih mendekati
sangat baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =55
60× 100% = 92%
b. Uji kepraktisan oleh siswa
No. Evaluator Kelas Sekolah No. Pertanyaan Jumlah Kesimplan
1 2 3 4 5
1 E01 XI
MIPA
!
SMAN
35
Jakarta
3 4 4 3 3
17
1
2 E02 XI
MIPA
!
SMAN
35
Jakarta
4 4 4 4 4
20
1
3 E03 XI SMAN 3 3 3 3 3 15 1
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12
TB KB CB B SB
0 15 30 45 60 55
TB KB CB B SB
0 3 6 9 12 11
249
MIPA
!
35
Jakarta
4 E04 XI
MIPA
!
SMAN
35
Jakarta
3 3 4 3 3
16
1
5 E05 XI
MIPA
!
SMAN
35
Jakarta
4 4 4 4 4
20
1
6 E06 XI
MIPA
!
SMAN
35
Jakarta
4 3 3 4 4
18
1
7 E07 XI
MIPA
!
SMAN
35
Jakarta
4 4 3 4 4
19
1
8 E08 XI
MIPA
!
SMAN
35
Jakarta
3 2 3 4 4
16
1
9 E09 XI
MIPA
!
SMAN
35
Jakarta
4 3 4 3 3
17
1
10 E10 XI
MIPA
!
SMAN
35
Jakarta
4 4 4 4 4
20
1
11 E11 XI
MIPA
!
SMAN
35
Jakarta
3 4 4 4 4
19
1
12 E12 XI
MIPA
!
SMAN
35
Jakarta
4 4 4 4 4
20
1
Jumlah 43 42 44 44 44 217 12
Kategori SB SB SB SB SB SB Praktis
250
Garis bilangan dan presentase indikator
kemudahan penggunaan petunjuk hypermedia
Nilai 43 termasuk dalam kategori interval “baik
dan sangat baik” tetapi lebih mendekati sangat
baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =43
48× 100% = 90%
Garis bilangan dan presentase indikator
kemudahan pengoperasian hypermedia
Nilai 42 termasuk dalam kategori interval “baik
dan sangat baik” tetapi lebih mendekati sangat
baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =42
48× 100% = 88%
Garis bilangan dan presentase indikator
kemudahan pengoperasian praktikum
hypermedia
Nilai 44 termasuk dalam kategori interval “baik
dan sangat baik” tetapi lebih mendekati sangat
baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =44
48× 100% = 92%
Garis bilangan dan presentase indikator
kemudahan pengoperasian hypermedia di
berbagai variasi lingkungan (sekolah, rumah,
lab, ruang kelas, dan lain-lain)
Nilai 44 termasuk dalam kategori interval “baik
dan sangat baik” tetapi lebih mendekati sangat
baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =44
48× 100% = 92%
Garis bilangan dan presentase indikator
kemudahan pengoperasian hypermedia di
berbagai variasi waktu (pagi, siang, sore, dan
malam)
Nilai 44 termasuk dalam kategori interval “baik
dan sangat baik” tetapi lebih mendekati sangat
baik
TB KB CB B SB
0 12 24 36 48 43
TB KB CB B SB
0 12 24 36 48 42
TB KB CB B SB
0 12 24 36 48 44
TB KB CB B SB
0 12 24 36 48 44
TB KB CB B SB
0 12 24 36 48 44
251
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =44
48× 100% = 92%
Garis bilangan keseluruhan indikator untuk uji
kepraktisan siswa
Nilai 43 termasuk dalam kategori interval “baik
dan sangat baik” tetapi lebih mendekati sangat
baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =217
240× 100% = 90%
Garis bilangan kepraktisan media pembelajaran
hypermedia
Nilai 12 termasuk dalam kategori praktis
c. Uji kepraktisan guru dan siswa
Garis bilangan uji kepraktisan (guru dan
siswa) keseluruhan indikator
Nilai 272 termasuk dalam kategori interval “baik
dan sangat baik” tetapi lebih mendekati sangat
baik
Presentase
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =272
300× 100% = 91%
Garis bilangan uji kepraktisan (guru dan siswa)
keseluruhan indikator
Nilai 15 termasuk dalam kategori praktis
TB KB CB B SB
0 60 120 180 240 217
Tidak Praktis Praktis
0 6 12
TB KB CB B SB
0 75 150 225 300 272
Tidak Praktis Praktis
0 7,5 15
252
Lampiran 13 Story Board Media Pembelajaran Hypermedia Berbasis Virtual Laboratory
No Keterangan Visual Audio
1 Opening
Animasi logo UIN Jakarta
-
2 Tittle
Judul materi alat optic
-
3 Button
-
253
4 Penjelasan
dan fungsi
Button
Button yang ada di hypermedia
Button 1 untuk menyeting volume suara
backsound dan suara narasi
Button 2 untuk kembali ke menu awal
Button 3 untuk menutup aplikasi
Button 4 untuk mengaktifkan kacamata
dalam simulasi pembentukan bayangan
mata
Button 5 untuk melanjutkan ke sesi atau
halaman selanjutnya
Button 6 untuk menuju sesi atau halaman
sebelumnya
Button 7 untuk mereset posisi simulasi
atau untuk mereset percakapan
Button 8 untuk memainkan suara narasi
Button 9 untuk menyimpan pernyataan
-
4 Menu utama
Tampilan menu utama dari hypermedia
-
254
Tampilan peta konsep materi alat optik
dengan dibagi berdasarkan bagian-bagain
alat optik, dan pembentukan bayangan
dengan keadaan tertentu (mata
berakomodasi, berakomodasi maksimum,
dan tidak berakomodasi)
-
5 Apersepsi
Tampilan apersepsi tentang mata,
kacamata, lup, mikroskop, teropong,
kamera dengan bantuan percakapan dua
animasi kartun untuk membuat siswa siap
sebelum belajar.
Narasi :
Percakapan
tentang mata,
kacamata, lup,
mikroskop,
teropong,
kamera.
255
6 Materi
dengan
pendekatan
saintifik
Tampilan hypermedia dengan pendekatan
saintifik.
Terdapat beberapa komponen yaitu :
1 Video pada aspek mengamati
2 Tempat untuk mengajukan pertanyaan
pada aspek menanya
3 Teks, gambar, animasi, pada aspek
mengumpulkan informasi
4 Video penjelasan dan latihan soal
pada aspek mengasosiasi
5 Tugas untuk membuat rangkuman
mata pada aspek mengkomunikasikan
-
7 Penjelasan
bagian-
bagian mata
Bagian-bagian mata.
Terdapat beberapa komponen visual,
yaitu:
1. Kornea
2. Pupil
3. Iris
4. Retina
5. Lensa
6. Otot mata
7. Saraf optik
8. Bintik buta
9. Aqueous humor
10. Bintik kuning
11. Vitrous humor
-
256
8 Penjelasan
animasi
pembentukan
bayangan
pada mata
normal
Animasi pembentukan bayangan pada
mata. Terdapat beberapa komponen
visual, yaitu:
1. Objek
2. Lensa
3. Sumbu Utama
4. Garis Hitam
5. Retina
6. Teks penjelasan
7. Bayangan nyata, terbalik dan diperkecil
-
9 Macam-
macam cacat
mata dan cara
mengatasinya
Penjelasan tentang cacat mata dan cara
mengatasinya. Terdapat beberapa
komponen visual, yaitu:
1. Teks penjelasan
2. Animasi berbagai cacat mata
3. Animasi mata normal
4. Animasi rabun dekat
5. Animasi rabun dekat dengan kacamata
6. Animasi rabun jauh
7. Animasi rabun jauh dengan kacamata
-
257
10 Penjelasan
tentang lup
Penjelasan tentang lup. Terdapat beberapa
komponen visual, yaitu:
1. Teks penjelasan
2. Animasi lup
3. Animasi cara manusia melihat benda
dekat dan jauh
4. Animasi lup dengan mata
berakomodasi
5. Animasi lup dengan mata tidak
berakomodasi
4. Animasi lup dengan mata
berakomodasi maksimum
-
258
11 Penjelasan
tentang
mikroskop
Penjelasan tentang mikroskop. Terdapat
beberapa komponen visual, yaitu:
1. Teks penjelasan tentang mikroskop
2. Gambar bagian-bagian mikrsokop
3. Animasi mikroskop dengan mata
berakomodasi maksimum
4. Animasi mikroskop dengan mata tidak
berakomodasi
-
12 Penjelasan
tentang
teropong
Penjelasan tentang teropong. Terdapat
beberapa komponen visual, yaitu:
1. Teks penjelasan tentang teropong
2. Gambar teropong pantul dan bias
3. Animasi pembentukan bayangan pada
teropong bintang dan bumi
-
259
13 Penjelasan
tentang
kamera
Penjelasan tentang kamera. Terdapat
beberapa komponen visual, yaitu:
1. Teks penjelasan tentang kamera
2. Gambar penjelasan kamera
3. Animasi pembentukan bayangan pada
kamera
-
14 Video
penjelasan
Video penjelasan tentang mata, kacamata,
lup, mikroskop, teropong, dan kamera
yang sudah direkam peneliti
Narasi:
Penjelasan
mengenai materi
alat optik
.
260
14 Soal evaluasi
Soal evaluasi. Terdapat pilihan jawaban
yang harus di isi dengan mengklik kolom
pada setiap pilihan jawaban, menggeser
pilihan jawaban atau menjodohkan
jawaban.
-
15
Feedback yang akan muncul berupa
jawaban anda salah atau jawaban anda
benar
-
262
Lampiran 14 Instrumen Tes
Materi Pokok : Alat Optik
Kelas : X
Jenis Tes : Pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban
Jumlah Soal : 8
A. Kisi-Kisi Instrumen Tes
No Aspek HOTS
(Indikator HOTS
Kata Kerja
Operasional
(KKO)
Indikator Soal Aspek Kognitif
Jumlah
Soal
C4 C5 C6
1. Menganalisis
(Mengorganisasi) Memilih
Disajikan gambar 3 buah alat optik terkait cacat
mata, siswa dapat memilih alat optik yang tepat
sesuai kebutuhan.
1 1
2. Menganalisis
(Mengatribusikan) Menganalisis
Disajikan penyataan mengenai cacat mata, siswa
dapat memberikan pendapat mengenai tujuan dari
pernyataan.
2 1
3. Mencipta
(Merencanakan)
Mengkombinasik
an
Disajikan tabel jenis lensa objektif, dan okuler
lengkap dengan spesifikasinya, siswa dapat
mengkombinasikan lensa objektif dan okuler
mikroskop yang sesuai keinginan.
3 1
4. Mengevaluasi
(Memeriksa) Memprediksi
Disajikan gambar orang yang sedang memotret
bunga pada jarak tertentu, siswa dapat memprediksi
pemecahan dari masalah yang diberikan saat jarak
benda berubah dari kamera.
4 1
5. Mencipta
(Merumuskan)
Menentukan
hubungan
Disajikan tabel kekuatan lensa, dan jarak fokus
berbagai jenis kacamata, siswa dapat menentukan
hubungan dari informasi yang diperoleh dengan
mengolah informasi untuk mengetahui pola dan
hubungannya
5 1
263
6. Mengevaluasi
(Mengkritik) Menilai
Disajikan tabel teropong I dan II dengan spesifikasi
tertentu, siswa dapat menilai teropong yang terbaik
untuk digunakan.
6 1
7. Mencipta
(Memproduksi) Merancang
Disajikan tabel beberapa alat optik dengan spesifikasi
tertentu, siswa dapat merancang mikroskop yang
tepat agar menghasilkan perbesaran sesuai keinginan.
7 1
8. Menganalisis
(Membedakan) Menyimpulkan
Disajikan dua buah gambar mengenai pembentukan
bayangan pada lup dengan mata berakomodasi
maksimum dan berakomodasi minimum, siswa dapat
menyimpulkan dari kedua gambar tersebut.
8 1
Jumlah 3 2 3 8
Persentase
37,
5
%
25
%
37,
5
%
100%
264
B. Instrumen Tes
No. Taraf
Kognitif/Aspek
HOTS
Soal Kunci Jawaban Pembahasan
1. Menganalisis
(Mengorganisasi)
Perhatikan tiga buah kacamata yang diletakan di atas meja !
No. Jenis Kacamata
1 Kacamata lensa
cembung
2 Kacamata lensa cekung
3 Kacamata lensa
rangkap
Jika Hany mengalami cacat mata miopi. Kacamata yang
dipilih oleh Hany adalah …
a. Hany akan memilih kacamata lensa cekung, karena lensa
cekung dapat mengumpulkan sinar sebelum mengenai
mata hany, sehingga hany dapat melihat benda yang jauh
dengan jelas.
b. Hany akan memilih kacamata lensa cembung, karena
lensa cembung dapat digunakan untuk penderita cacat
mata miopi.
c. Hany akan memilih kacamata lensa cekung, karena lensa
cekung dapat memencarkan sinar sebelum mengenai
mata hany, sehingga bayangan akan jatuh di retina dan
hany dapat melihat benda yang jauh dengan jelas.
d. Hany akan memilih kacamata lensa cembung, karena
lensa cembung dapat mengumpulkan sinar sebelum
mengenai mata, sehingga bayangan akan jatuh tepat di
c. Hany akan memilih
kacamata lensa cekung,
karena lensa cekung
dapat memencarkan
sinar sebelum mengenai
mata hany, sehingga
bayangan akan jatuh di
retina dan hany dapat
melihat benda yang
jauh dengan jelas.
1. Rabun jauh
(miopi)
menggunakan
lensa cekung
bersifat divergen
atau
menyebarkan
sinar cahaya,
bayangan jatuh
didepan retina
𝑃𝑃 < 25
𝑃𝑅 < ~
𝑠 = ~
𝑠′ = −𝑃𝑅
2. Rabun dekat
(hipermetropi)
menggu nakan
lensa cembung
bersifat
konvergen atau
mengumpulkan
sinar cahaya,
bayangan jatuh
dibelakang
retina
𝑃𝑃 > 25
𝑃𝑅 = ~
𝑠 = 25
𝑠′ = −𝑃𝑃
264
retina dan hany dapat melihat benda yang jauh dengan
jelas.
e. Hany akan memilih kacamata lensa cekung, karena lensa
cekung dapat mengumpulkan sinar sebelum mengenai
mata hany, sehingga bayangan akan jatuh tepat di retina
dan hany dapat melihat benda yang jauh dengan jelas.
266
2. Menganalisis
(Mengatribusikan)
Suatu hari Nisa pergi ke dokter mata, setelah diperiksa,
dokter mata tersebut menyarankan Nisa untuk menggunakan
kacamata lensa cekung.
Menurut analisis Anda, argumentasi dokter meminta Nisaaa
menggunakan kacamata lensa tersebut adalah...
a. Tujuan dokter adalah agar Nisa dapat melihat benda
dekat dengan jelas, karena Nisa menderita cacat mata
rabun dekat.
b. Tujuan dokter adalah agar Nisa dapat melihat benda jauh
dengan jelas, karena Nisa menderita hipermetropi.
c. Tujuan dokter adalah agar Nisa dapat melihat benda jauh
dan dekat dengan jelas, karena kacamata lensa cekung
digunakan untuk mata rabun jauh dan dekat.
d. Tujuan dokter adalah agar Nisa dapat melihat benda jauh
dengan jelas, karena Nisa menderita cacat mata rabun
jauh.
e. Tujuan dokter adalah agar Nisa dapat melihat benda jauh
dengan jelas, karena bayangan yang dilihat Nisa saat
melihat jauh berada di belakang retina.
d. Tujuan dokter
adalah agar Nisa
dapat melihat benda
jauh dengan jelas,
karena Nisa
menderita cacat mata
rabun jauh.
1. Rabun jauh
(miopi)
menggunakan lensa
cekung bersifat
divergen atau
menyebarkan sinar
cahaya, bayangan
jatuh didepan retina
𝑃𝑃 < 25
𝑃𝑅 < ~
𝑠 = ~
𝑠′ = −𝑃𝑅
2. Rabun dekat
(hipermetropi)
menggunakan lensa
cembung bersifat
konvergen atau
mengumpulkan
sinar cahaya,
bayangan jatuh
dibelakang retina
𝑃𝑃 > 25
𝑃𝑅 = ~
𝑠 = 25
𝑠′ = −𝑃𝑃
267
3. Mencipta
(Merencanakan)
Binta ingin melihat sebuah benda yang berukuran sangat
kecil melalui bantuan sebuah mikroskop dengan jelas.
Bayangan dari lensa objektif mikroskop harus terbentuk
nyata sejauh 160 mm. Jika di laboratorium tersedia dua buah
lensa objektif dan dua buah lensa okuler seperti pada tabel
berikut:
Tabel jenis lensa dan spesifikasinya.
Jenis Lensa Spesifikasi
Lensa
Objektif
Objektif 1 Objektif 2
fob = 16 mm fob = 1,6 mm
Lensa
Okuler
Okuler 1 Okuler 2
M = 5 kali M = 10 kali
Kombinasi lensa objektif dan okuler yang harus digunakan
pada mikroskop tersebut adalah ...
a. Mikroskop dengan kombinasi lensa objektif 1 dan okuler
1 karena akan menghasilkan perbesaran total terbesar.
b. Mikroskop dengan kombinasi lensa objektif 1 dan okuler
2 karena akan menghasilkan perbesaran total terbesar.
c. Mikroskop dengan kombinasi lensa objektif 1 dan okuler
2 karena keduanya akan menghasilkan perbesaran linier
terbesar.
d. Mikroskop dengan kombinasi lensa objektif 2 dan okuler
1 karena memiliki perbesaran angular terbesar.
e. Mikroskop dengan kombinasi lensa objektif 2 dan okuler
2 karena akan menghasilkan perbesaran total terbesar.
e. Mikroskop
dengan kombinasi
lensa objektif 2
dan okuler 2
karena akan
menghasilkan
perbesaran total
terbesar.
Dik:
𝑠𝑜𝑏′ = 160𝑚𝑚 =
= 0,16𝑚
𝑓𝑜𝑏1 = 0,016 𝑚
𝑓𝑜𝑏2 = 1,6 × 10−3 𝑚
𝑀𝑜𝑘1 = 5
𝑀𝑜𝑘2 = 10 1
𝑠𝑜𝑏1=
1
𝑓𝑜𝑏1−
1
𝑠𝑜𝑏′
1
𝑠𝑜𝑏1=
1
0,016−
1
0,16
𝑠𝑜𝑏1 =160
9= 17,8
1
𝑠𝑜𝑏2=
1
𝑓𝑜𝑏2−
1
𝑠𝑜𝑏′
1
𝑠𝑜𝑏2
=1
0,0016−
1
0,16
𝑠𝑜𝑏2 =1600
99= 16,1
𝑀𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =𝑠𝑜𝑏
′
𝑠𝑜𝑏1×
𝑃𝑃
𝑓𝑜𝑘1
𝑀𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =0,16
16,1×
25
2,5
𝑀𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 0,0994
268
4. Mengevaluasi
(Memeriksa)
Perhatikan gambar Pak Joni yang sedang melakukan
pemotretan bunga pada jarak 1 m dengan menggunakan
kamera berikut ini!
Jika Pak Joni ingin memotret objek yang sangat jauh.
Prediksi Anda terhadap keadaan lensa kamera tersebut
adalah ...
a. Jarak antara lensa dan film akan lebih pendek
dibandingkan keadaan semula dan lensa akan bergerak
0,26 cm mendekati film.
b. Jarak antara lensa dan film akan lebih pendek
dibandingkan keadaan semula dan lensa akan bergerak 1
cm mendekati film.
c. Jarak antara lensa dan film akan lebih panjang
dibandingkan keadaan semula dan lensa akan bergerak 5
cm menjauhi film.
d. Jarak antara lensa dan film akan lebih panjang
dibandingkan keadaan semula dan lensa akan bergerak
2,75 cm menjauhi film.
e. Jarak antara lensa dan film akan sama saja karena
perubahan posisi obyek tidak akan berpengaruh terhadap
jarak lensa dan film.
a. Jarak antara lensa
dan film akan
lebih pendek
dibandingkan
keadaan semula
dan lensa akan
bergerak 0,26 cm
mendekati film
Dik:
𝑓 = 5 𝑐𝑚= 0,05 𝑚
𝑠2 = 1 𝑚
𝑠1 = ~ 1
𝑓=
1
𝑠+
1
𝑠′
1
0,05=
1
𝑠1′
𝑠1′ = 0,05
1
𝑓=
1
𝑠+
1
𝑠′
1
0,05−
1
1=
1
𝑠1′
𝑠2′ =
0,05
0,95= 0,0526
𝑑 = 𝑠2′ − 𝑠1
′
𝑑 = 0,0526 − 0,05
𝑑 = 2,6 × 10−3 𝑚
𝑑 = 0,26 𝑐𝑚
269
5. Mencipta
(Merumuskan)
Saiful pergi ke sebuah toko optik Pandu, dia melihat
kacamata dengan ukuran berbeda seperti pada tabel berikut:
Kacamata
Kekuatan
Lensa
(dioptri)
Jarak
Fokus (m)
A 3 0,33
B 12 0,083
C 4 0,25
D 11 0,09
E 7 0,14
Hubungan antara kekuatan lensa dengan jarak fokus adalah
...
a. Semakin besar kekuatan lensa, semakin besar jarak
fokusnya karena besarnya kekuatan lensa berbanding
lurus dengan jarak fokus.
b. Semakin besar kekuatan lensa, semakin kecil jarak
fokusnya karena besarnya kekuatan lensa berbanding
lurus dengan jarak fokus.
c. Semakin kecil kekuatan lensa, semakin besar jarak
fokusnya karena besarnya kekuatan lensa berbanding
lurus dengan jarak fokus.
d. Semakin kecil kekuatan lensa, semakin kecil jarak
fokusnya karena besarnya kekuatan lensa lurus dengan
jarak fokus.
e. Semakin besar kekuatan lensa, semakin kecil jarak
fokusnya karena besarnya kekuatan lensa berbanding
terbalik dengan jarak fokus.
e. Semakin besar
kekuatan lensa,
semakin kecil
jarak fokusnya
karena besarnya
kekuatan lensa
berbanding
terbalik dengan
jarak fokus
𝑃 =1
𝑓
270
6. Mengevaluasi
(Mengkritik)
Untuk membuat teropong bintang, diperlukan minimal dua
buah lensa, yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Kedua jenis
lensa tersebut kemudian disusun menjadi:
Tabel teropong dan spesifikasinya
Teropong Spesifikasi
I fob > fok
II fok > fob
Menurut penilaianmu, teropong yang lebih baik digunakan
untuk melihat benda langit lebih jelas adalah ...
a. Teropong I, karena teropong I memiliki jarak fokus
objektif yang lebih besar daripada jarak fokus okulernya
sehingga mata tidak cepat lelah melihat benda yang
dekat.
b. Teropong I, karena teropong I memiliki jarak fokus
objektif yang lebih besar daripada jarak fokus okulernya
sehingga akan mendapatkan perbesaran yang lebih besar
dari teropong II.
c. Teropong II, karena teropong II memiliki jarak fokus
okuler yang lebih besar daripada jarak fokus objektifnya
sehingga akan mendapatkan perbesaran yang lebih besar
dari teropong I.
d. Teropong II, karena teropong II sangat memungkinkan
untuk dibuat dibandingkan dengan teropong I (tidak ada
teropong yang memiliki spesifikasi seperti teropong I).
e. Teropong II, karena teropong I memiliki jarak fokus
objektif yang lebih besar daripada jarak fokus okuler
sehingga teropong I lebih cocok digunakan untuk
mikroskop.
b. Teropong I, karena
teropong I memiliki
jarak fokus objektif
yang lebih besar
daripada jarak
fokus okulernya
sehingga akan
mendapatkan
perbesaran yang
lebih besar dari
teropong II.
Syarat
1. teropong
𝑓𝑜𝑏 > 𝑓𝑜𝑘
2. mikroskop
𝑓𝑜𝑏 < 𝑓𝑜𝑘
271
7. Mencipta
(Memproduksi)
Jika di sebuah lab tersedia beberapa buah alat optik seperti
pada tabel berikut ini:
Nama alat
Perbesaran
objektif
(kali)
Fokus
okuler (cm)
Mikroskop A 25 4
Mikroskop B 100 1
Teropong A 24 2
Teropong B 50 5
Rancangan sebuah alat yang dapat digunakan untuk melihat
benda yang sangat kecil yang terletak 2 cm di depan lensa
objektif dengan perbesaran 150 kali dan titik dekat mata 30
cm adalah...
a. Cukup menggunakan mikroskop A karena mikroskop A
sudah memiliki perbesaran 150 kali.
b. Membuat mikroskop baru dengan spesifikasi lensa
objektif dari mikroskop A dan lensa okuler dari
mikroskop B.
c. Membuat mikroskop baru dengan spesifikasi lensa
objektif dari mikroskop A dan lensa okuler dari teropong
B.
d. Membuat mikroskop baru dengan spesifikasi lensa
objektif dari mikroskop B dan lensa okuler dari teropong
A.
e. Membuat mikroskop baru dengan spesifikasi lensa
objektif dari teropong A dan lensa okuler dari teropong
B.
c. Membuat
mikroskop baru
dengan spesifikasi
lensa objektif dari
mikroskop A dan
lensa okuler dari
teropong B.
Dik:
𝑠𝑜𝑏 = 2 𝑐𝑚
𝑀𝑜𝑏 = 150
𝑃𝑃 = 30 𝑐𝑚
𝑓𝑜𝑘1 = 4
𝑓𝑜𝑘2 = 1
𝑓𝑜𝑘3 = 2
𝑓𝑜𝑘4 = 5
𝑀𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =𝑠𝑜𝑏
′
𝑠𝑜𝑏1×
𝑃𝑃
𝑓𝑜𝑘
𝑀𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =50
2×
30
5
𝑀𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 150
272
8. Menganalisis
(Membedakan)
Perhatikan gambar pembentukan bayangan pada lup di
bawah ini!
Berdasarkan hasil analisis terhadap kedua gambar
tersebut, kesimpulan Anda adalah ...
a. Gambar (a) merupakan proses pembentukan bayangan
lup oleh mata berakomodasi karena bayangan berada di
titik punctum proximum sedangkan gambar (b)
merupakan proses pembentukan lup oleh mata
berakomodasi maksimum karena bayangan terbentuk di
tak berhingga.
b. Gambar (a) merupakan proses pembentukan bayangan
lup oleh mata berakomodasi maksimum karena bayangan
berada di titik jauh mata sedangkan gambar (b)
merupakan proses pembentukan lup oleh mata tidak
berakomodasi karena bayangan berada di tak berhingga.
c. Gambar (a) merupakan proses pembentukan bayangan
lup oleh mata berakomodasi maksimum karena bayangan
berada di titik dekat mata sedangkan gambar (b)
merupakan proses pembentukan lup oleh mata tidak
berakomodasi karena bayangan berada di tak berhingga.
d. Gambar (a) merupakan proses pembentukan lup oleh
mata berakomodasi maksimum karena bayangan berada
di punctum remotum sedangkan gambar (b) merupakan
proses pembentukan bayangan lup oleh mata
c. Gambar (a)
merupakan proses
pembentukan
bayangan lup oleh
mata berakomodasi
maksimum karena
bayangan berada di
titik dekat mata
sedangkan gambar
(b) merupakan
proses
pembentukan lup
oleh mata tidak
berakomodasi
karena bayangan
berada di tak
berhingga.
Syarat
Akomodasi max:
𝑠′ = −𝑃𝑃
Akomodasi min:
𝑠′ = ~
272
berakomodasi minimum karena bayangan berada di tak
berhingga.
e. Gambar (a) merupakan proses pembentukan lup oleh
mata berakomodasi minimum karena benda berada di
punctum proximum sedangkan gambar (b) merupakan
proses pembentukan bayangan lup oleh mata tidak
berakomodasi karena benda berada di tak berhingga.
274
C. Hasil Uji Coba Instrumen Tes
No. Sumber Soal
No soal
pada
sumber
Validitas Reliabilitas Daya Pembeda Taraf Kesukaran Taraf Kognitif
1. Nur Rahma
Fitriani Paket B, 1 0,694 0,751
0,6250
(sangat baik)
0,4219
(sedang)
Menganalisis
(Membedakan)
2. Nur Rahma
Fitriani Paket C, 3 0,496 0,751
0,5417
(sangat baik)
0,3958
(sedang)
Menganalisis
(Mengatribusikan)
3. Nur Rahma
Fitriani Paket B, 4 0,599 0,751
0,3750
(baik)
0,2875
(sukar)
Mencipta
(Merencanakan)
4. Rizky K 12 0,747 0,849
6
0,295
(cukup)
0,284
(sukar)
Mengevaluasi
(Memeriksa)
5. Daris 16 0,492 0,88
0,208
(cukup)
0,458
(sedang)
Mencipta
(Merumuskan)
6. Nur Rahma
Fitriani B, 6 0,644 0,751
0,3036
(cukup)
0,2232
(sukar)
Mengevaluasi
(Mengkritik)
7. Nur Rahma
Fitriani C, 2 0,705 0,751
0,5417
(Sangat baik)
0,3542
(sedang)
Mencipta
(Memproduksi)
8. Nur Rahma
Fitriani A, 1 0,422 0,751
0,3333
(baik)
0,2917
(sukar)
Menganalisis
(Mengorganisasi)
275
Lampiran 15 Saran dan Revisi Media Pembelajaran Hypermedia Berbasis Virtual Laboratory
A. Saran dan Keputusan Revisi
Saran Keputusan
Mengubah ukuran tulisan pada media
dengan ukuran yang propotional
Sudah diubah ukuran tulisannya menjaadi
propotional
Tombol percakapan kartun jangan
dibuat diklik berkali-kali untuk
menjalankan dialognya
Sudah diubah bentuk percakapan kartunnya
menjadi sekali “klik”
Gambar pada media diberikan nomor
dan nama
Sudah diberikan nomor dan nama pada gambar
di dalam media tersebut
Perlu ditambahkan set alat percobaan
selain pembentukan bayangan sehingga
siswa bisa mencoba praktikum jenis lain
Tidak ditambahkan set praktikum lain, hal ini
untuk dikembangkan pada penelitian selanjutnya
Jika media ini ingin dipublikasi untuk
umum sebaiknya tokoh kartun dalam
apersepsi diubah karena dikhawatirkan
akan kena royalty
Media ini tiidak untuk dipublikasikan
Jeda penjelasan materi pada video
materi kacamata jangan terlalu lama
durasi jedanya
Sudah diubah tampilan video materi pada media
tersebut agar jedanya durasi tidak terlalu lama
Untuk membuatkan media pembelajaran
ini bisa di akses di iPhone.
Hal ini dapat dilakukan oleh peneliti lain untuk
dikembangkan menjadi media pembelajaran
yang dapat diakses oleh iPhone
276
B. Hasil Revisi Media
No Keterangan Sebelum Sesudah
1. Memperbaiki font dan
size tulisan sesuai dengan
font dan size yang
propotional
2. Memperbaiki tombol
percakapan kartun dibuat
diklik sekali untuk
menjalankan dialognya
3. Memberikan nomor dan
nama pada gambar yang
ada didalam media
Tidak ada
278
Lampiran 16 Lembar Kendali
LEMBAR KENDALI
MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA
Pertemuan 1
Nama :
Kelas :
Sekolah :
Pertanyaan Jawaban
1. Apakah Anda sudah
membaca seluruh materi pada
pertemuan pertama?
a. Iya
b. Tidak
2. Apakah Anda sudah
membaca seluruh materi
mata?
a. Iya
b. Tidak
3. Menu apa saja yang Anda
lihat pada materi mata?
.......................................................
.......................................................
.......................................................
4. Ada berapa jumlah bagian-
bagian mata yang dibahas?
.......................................................
.......................................................
.......................................................
5. Apakah Anda sudah
membaca seluruh materi
kacamata (cacat mata)?
a. Iya
b. Tidak
6. Ada berapa cacat mata yang
dibahas?
.......................................................
.......................................................
.......................................................
7. Apa warna cahaya pada
animasi cacat mata?
.......................................................
.......................................................
.......................................................
279
LEMBAR KENDALI
MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA
Pertemuan 2
Nama :
Kelas :
Sekolah :
Pertanyaan Jawaban
1. Apakah Anda sudah membaca
seluruh materi pada pertemuan
kedua?
c. Iya
d. Tidak
2. Apakah Anda sudah membaca
seluruh materi lup?
c. Iya
d. Tidak
3. Apa saja keadaan mata saat
menggunakan lup yang dibahas?
.......................................................
.......................................................
.......................................................
4. Apa warna cahaya pada animasi
lup?
.......................................................
.......................................................
.......................................................
5. Apakah Anda sudah membaca
seluruh materi mikroskop?
a. Iya
b. Tidak
6. Ada berapa jumlah bagian-
bagian mikroskop yang dibahas?
.......................................................
.......................................................
.......................................................
7. Berapa jumlah lensa pada
mikroskop? Sebutkan!
.......................................................
.......................................................
.......................................................
280
LEMBAR KENDALI
MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA
Pertemuan 3
Nama :
Kelas :
Sekolah :
Pertanyaan Jawaban
1. Apakah Anda sudah membaca
seluruh materi pada pertemuan
ketiga?
a. Iya
b. Tidak
2. Apakah Anda sudah membaca
seluruh materi teropong?
a. Iya
b. Tidak
3. Ada berapa jenis teropong?
Sebutkan!
.......................................................
.......................................................
.......................................................
4. Animasi apa saja yang dibahas
pada teropong? Sebutkan!
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
5. Apakah Anda sudah membaca
seluruh materi kamera?
c. Iya
d. Tidak
6. Apa saja gambar yang ada di
materi kamera?
.......................................................
.......................................................
.......................................................
7. Tuliskan jenis lensa yang
digunakan kamera!
.......................................................
.......................................................
.......................................................
284
Lampiran 18 Uji Referensi
UJI REFERENSI
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HYPERMEDIA BERBASIS VIRTUAL LABORATORY UNTUK
MENINGKATKAN HIGH ORDER THINKING SKILL PESERTA DIDIK PADA MATERI ALAT OPTIK
N
o. Footnote
Paraf
Pembimbing I
Paraf
Pembimbin
g II
BAB I
1. Adisendjaja, Y.H & Romlah, O.2009. Peranan Praktikum Dalam Mengembangkan Keterampilan Proses dan
Kerja Laboratorium. Makalah dipresentasikan pada pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Biologi
Kebupaten Garut, Jawa Barat. p. 1
https://drive.google.com/file/d/1RJjRWbAtWleueMKKPHwpeo_gU2uAxot4/view?usp=sharing
2. Gunawan, Ahmad Harjono, Hairunnisyah Sahidu. 2015. Studi pendahuluan pada upaya pengembangan
laboratorium virtual bagi calon guru fisika, Jurnal pendiidkan fisika dan teknologi. Vol 1, No. 2 : 9.
https://drive.google.com/file/d/1oRS33VDKj5-TeLOaGsXdCm-8v13WO6zF/view?usp=sharing
3. Imron, M. 2012. Manfaat labboratorium virtual. http//www.mazguru.wordpress.com/2012/04/19/oyo-
manfaatkan-laboratorium-virtual. https://drive.google.com/file/d/1sL1gIUtuwom-AEu_UgqQ6xPmczHQafPW/view?usp=sharing
285
4. Muchamad Haikal Al Fajri, dkk. 2016. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Laboratorium Virtual
Pada Konsep Listrik Dinamis: Universitas Islam Negeri Jakarta
https://onesearch.id/Record/IOS3796.123456789-34018
5. Rustaman, Nuryani Y, dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : Universitas Negeri Malang https://onesearch.id/Record/IOS3796.123456789-34018
6. Kementerian Pendidikan dan Kebudayan, https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un.
7. Kementerian Pendidikan dan Kebudayan, https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un.
8. Kementerian Pendidikan dan Kebudayan, https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un.
9. Rini Julistiawati dan Bertha Yonata, Keterampilan Berpikir Level C4, C5, dan C6 Revisi Taksonomi Bloom
Siswa Kelas X-3 Sman 1 Sumenep Pada Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Pokok Bahasan Larutan
Elektrolit dan Non Elektrolit, UNESA Journal of Chemical Education, Vol. 2 No. 2, 2013, h. 58.
https://drive.google.com/file/d/1EODgR2B5aJN2tdZpGqUje5H1OzJXgb2T/view?usp=sharing
10
.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 2014), hal 86
286
BAB II
1. Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Smaldino, S.E. 2002. Instructional media and technology for
learning, 7th edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
https://drive.google.com/file/d/1Oy1ktfdCxecvHOxa20ffqtwsNUZrJ6si/view?usp=sharing
2. Sadiman, Arief S., R. Raharjo, Anung Haryono, dan Rahardjito. 2008. Media Pendidikan Pengertian,
Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal. 7
https://drive.google.com/file/d/1Rwd6_OFFwwvlI1YAinNglW5J1a9ZkVd3/view?usp=sharing
3. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
https://drive.google.com/file/d/1pEnZkWfVm4iTITmTCR6InW3fhywjlg6b/view?usp=sharing
4. Yusuf, I & Subaer. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Media Laboratorium Virtual
Pada Materi Dualisme Gelombang Partikel Di SMA Tut Wuri Handayani Makassar. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia, vol. 2, no. 2, 189-194.
https://drive.google.com/file/d/1AkP8HYB6tFcF1qkRbCvlv4rr6O2vOfXV/view?usp=sharing
5. Sudono, Anggani. 2004. Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta : Grasindo
https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=ZLHtwVzHuaoC&oi=fnd&pg=PP8&dq=Sudono,+Anggani.+20
04.+Sumber+Belajar+dan+Alat+Permainan+untuk+Pendidikan+Usia+Dini.+Jakarta+:+Grasindo&ots=an227oK
QfD&sig=V3NsClG0KKv8kH01dcpUd3XRmSg&redir_esc=y#v=onepage&q=Sudono%2C%20Anggani.%2020
04.%20Sumber%20Belajar%20dan%20Alat%20Permainan%20untuk%20Pendidikan%20Usia%20Dini.%20Jaka
rta%20%3A%20Grasindo&f=false
287
6. Ibrahim, H. 1997. Media pembelajaran: Arti, fungsi, landasan pengunaan, klasifikasi, pemilihan,
karakteristik oht, opaque, filmstrip, slide, film, video, Tv, dan penulisan naskah slide. Bahan sajian program
pendidikan akta mengajar III-IV. FIP-IKIP Malang.
https://drive.google.com/file/d/1TUMQaXw9k1PE_ipbKxOrLMXAwYvM-Abz/view?usp=sharing
7. Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan SK Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
https://drive.google.com/file/d/1uJ4mFfC0prjhh8W2S8GkcaH2RTDXqX8R/view?usp=sharing
8. Suniati, Ni Made., Wayan Sadia, dan Anggun Suhandana. 2013. Pengaruh Implementasi Pembelajaran
Kontekstual Berbantuan Multimedia Interaktif Terhadap Penurunan Miskonsepsi. Jurnal. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha.
https://drive.google.com/file/d/1xZrFw9ZSqavOwPEqNFgUAy_8zqiXz8di/view?usp=sharing
9. Aqidha Nurul Mutmainnah, Rizki Yulidah, dan Sinta Yuniarti. 2017. Media Bimbingan Konseling Berbasis
Hypermedia. Jurnal. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
https://drive.google.com/file/d/1875NItmVJt45oLls1hamnXKD6kmmLgPT/view?usp=sharing
10
.
Ansori, M. Iksan. 2012. Efektivitas Pembelajaran yang Menggunakan Hypermedia dan Power Point terhadap
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Ditinjau dari Kemampuan Visuospasial di SMA Negeri
Se-Kabupaten Nganjuk Tahun Ajaran 2012/2013. Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas
Maret.
https://drive.google.com/file/d/1nNRSYzWxMfRh4pjiH_eUXg3Zs55-3gQv/view?usp=sharing
288
11
.
Munir. 2013. Multimedia: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Cetakan Ke-2. Bandung: Alfabeta.
https://drive.google.com/file/d/1umhycBGlVzyJHpArd7M4K-bZkLZd5o7l/view?usp=sharing
12
. Hayatul Mardiah, “Pengaruh Hypermedia Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI Pada Konsep Gerak
Lurus”, Skripsi UIN Syrif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2015, h. 21
https://drive.google.com/file/d/1vFtkd1tAIJh_q7oJKDVKbcgCtouQvACt/view?usp=sharing
13
.
Iwan Permana Suwarna, Model Pembelajaran Fisika Interaktif Melalui Program Macromedia Flash (Computer
Based Instruction) Suatu Alternatif dalam Pembelajaran Fisika, 2015
(http://iwanpermana.blogspot.nl/2007/02/)
14
.
Anderson, L.W. (Ed.), Krathwohl, D.R.,.Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen,
(New York: Addison Valley, 2015) h.43.
https://drive.google.com/file/d/1FNX38tuDuS2H-W6WL1iJmCEXCOOvlSJi/view?usp=sharing
15
. Anderson, Ibid, h. 44-45
https://drive.google.com/file/d/1FNX38tuDuS2H-W6WL1iJmCEXCOOvlSJi/view?usp=sharing
16
.
Susan Brookhart,”How to assess Higher Order Thinking Skilss In Your Classroom”, Alexandria:ASCD.2010)h. 4
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=AFIxeGsV6SMC&oi=fnd&pg=PA1&dq=Susan+Brookhart,%E
2%80%9DHow+to+assess+Higher+Order+Thinking+Skilss+In+Your+Classroom%E2%80%9D,+Alexandria:AS
CD.2010)+h.+4+&ots=W8ar0GefV9&sig=B4XCEXWrREGaUJcuV_SMoeRgFu4&redir_esc=y#v=onepage&q
&f=false
289
17
.
Brookhart, op.cit., h. 5. 43 Anderson, Op.Cit., h. 79
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=AFIxeGsV6SMC&oi=fnd&pg=PA1&dq=Susan+Brookhart,%E
2%80%9DHow+to+assess+Higher+Order+Thinking+Skilss+In+Your+Classroom%E2%80%9D,+Alexandria:AS
CD.2010)+h.+4+&ots=W8ar0GefV9&sig=B4XCEXWrREGaUJcuV_SMoeRgFu4&redir_esc=y#v=onepage&q
&f=false
18
.
Anderson, op.cit h. 120-124
https://drive.google.com/file/d/1K6vaV1oArE23EppnnxoWm9m2FIUNcPAp/view?usp=sharing
19
.
Anderson, op.cit h. 125-127
https://drive.google.com/file/d/1K6vaV1oArE23EppnnxoWm9m2FIUNcPAp/view?usp=sharing
20
.
Anderson, op.cit h. 128-133
https://drive.google.com/file/d/1K6vaV1oArE23EppnnxoWm9m2FIUNcPAp/view?usp=sharing
21
.
Drs. Agus Taranggono, Drs. Hari Subagyo, Abdul Khalim, S.Pd., Fisika Untuk SLTP Kelas 2 Kurikulum 1994
Semester 1 dan Semester 2. Bumi Aksara, Jakarta.
http://rijal2016.blogspot.com/2016/12/alat-optik.html
22
.
Surya Yohanes. Optika. Tangerang: PT Kandel. 2014, hal. 107
https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing
290
23
.
Ibid, hal. 108
https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing
24
.
Ibid, hal. 109
https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing
25
.
Ibid, hal. 110-111
https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing
26
.
Ibid, hal. 112
https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing
27
.
Ibid, hal. 113
https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing
28
.
Ibid, hal. 114
https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing
291
29
.
Ibid, hal. 115
https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing
30
.
Ibid, hal. 117
https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing
31
.
Ibid, hal. 118
https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing
32
.
Ibid, hal. 119
https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing
33
.
Ibid, hal. 122
https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing
34 Ibid, hal. 123
https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing
292
35
.
Ibid, hal. 124
https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing
36
.
Ibid, hal 128
https://drive.google.com/file/d/1Q18ZZU8sB-QGNfPxNw4X4f3HCKmTFmgY/view?usp=sharing
37
.
Marthen Kanginan, Fisika: untuk SMA/MA Kelas X. (Jakarta: Erlangga. 2013), hal. 549-550
https://drive.google.com/file/d/1SDqWHdf-olXtQJ1yWRAfc0VjZyILqcJk/view?usp=sharing
38
.
Frasidik Habsi, “Pengembangan Media Pembelajaran Hypermedia Untuk Meningkatkan High Order Thinking
Skill Siswa Pada Materi Alat Optik”, UIN Jakarta. 2017
https://drive.google.com/file/d/1lE7wX7qShgPbr-0bg-io-LyKATnQinws/view?usp=sharing
39
.
Yuni Mega Sari, ”Pengaruh Hypermedia Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Optik Geometri”, UIN
Jakarta. 2017
https://drive.google.com/file/d/1pU04q1sj8o8_2qeweve0O-fWb5fncXaQ/view?usp=sharing
40
.
Masril dkk, “Rancangan Laboratorium Virtual untuk Pembelajaran Fisika SMA”, Jurnal Eksakta Pendidikan
(JEP). 2018, Vol 2 No 1
https://drive.google.com/file/d/1W4u3fZLhVQyRENFYpI0XK4d1gpmtYfWG/view?usp=sharing
293
41
.
Gunawan dkk, “Studi Pendahuluan Pada Upaya Pengembangan Laboratorium Virtual Bagi Calon Guru Fisika”,
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi. 2015, Vol 1 No 2
https://drive.google.com/file/d/1LbyW15XbymF39M9DmqNm7X4SgQ4FGtvW/view?usp=sharing
42
.
Yanti Sofi Makiyah dkk, “Higher Order Thinking Real and Virtual Laboratory (HOTRVL) untuk Meningkatkan
Keterampilan Abad Ke-21 Mahasiswa Pendidikan fisika, Bandung. 2019.
https://drive.google.com/file/d/1d-OByAzQ7YEtdAtcJOBeLewwcLESalUy/view?usp=sharing
BAB III
1. Martin Tessmer, Planning and Conducting Formative Evaluations, (London: Routledge, 1993), pp. 15
https://drive.google.com/file/d/1T7P1cyOzvoJtL5t2GM0fXwZan-OLAly1/view?usp=sharing
2. Jan Van De Akker, et.al, op.cit. pp. 154
https://drive.google.com/file/d/1ycx_uLeQl3QlAneWzaXZ9Vs_1r7K6h-U/view?usp=sharing
3. Sugiyono, statistic untuk penelitian. Bandung: ALFABETA, 2012.hal 85
https://drive.google.com/file/d/19fA4ELeN_Y7dkDUPCQENF8qGygS7kGBc/view?usp=sharing
294
4. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 2014), h. 97-98
https://drive.google.com/file/d/19fA4ELeN_Y7dkDUPCQENF8qGygS7kGBc/view?usp=sharing
5. Iwan Permana Suwarna, op, cit.,, h. 56
http://iwanpermana.blogspot.nl/2007/02/
6. Fina Ariyani, “Pengaruh Pembelajaran Berbantukan Media OnlineFacebook terhadap Hasil Belajar Fisika pada
Konsep Termodinamika”, Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika UIN Jakarta, 2010, h. 46
https://drive.google.com/file/d/1PzADOatYwFZKcW3jyHB3zspZUCqAFu0w/view?usp=sharing
7. Fina Ariyani, Ibid., h. 47.
https://drive.google.com/file/d/1PzADOatYwFZKcW3jyHB3zspZUCqAFu0w/view?usp=sharing
8. Miftachul Jannah, dkk., “Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu dengan Pendekatan Sets-Edutainment Tema
Baterai Alami untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar di SMPN 1 Gondang”, Jurnal
Pendidikan Sains e-Pensa, Vol. 2, 2014, h. 53
https://dokumen.tips/documents/penerapan-pembelajaran-ipa-terpadu-dengan-pendekatan-sets-edutainment-
tema.html
BAB IV
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayan, https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un.
295
2. Arsyad, Azhar.(2011).Media Pembelajaran.Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada
https://drive.google.com/file/d/1RWipiQzw4AqLrVGLZ0ZnwMWXWHy8bijD/view?usp=sharing
3. Arsyad, ibid, hal. 15
https://drive.google.com/file/d/1RWipiQzw4AqLrVGLZ0ZnwMWXWHy8bijD/view?usp=sharing
4. Sadiman, S. Arief. et al. (2011). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan.
Jakarta:Pustekkom Dikbud dan PT. Grafindo Persada, hal. 17-18
https://drive.google.com/file/d/1VYXjugXWYsZoHUEfTVFnmL3XmcCgMPaZ/view?usp=sharing
5. Walqurani, Nurdini. (2012). Mengenal Sumber Belajar. Diakses dari
http://blog.um.ac.id/dininurdiniwalqurani/2012/01/06/mengenal-sumber-belajar/ pada tanggal 26 Juni 2021, Jam
12:29 WIB.
https://drive.google.com/file/d/14gtMeIMxk4gTqJYaSweshQc3f-ejaNJO/view?usp=sharing
6. Walqurani, Nurdini. (2012). Mengenal Sumber Belajar. Diakses dari
http://blog.um.ac.id/dininurdiniwalqurani/2012/01/06/mengenal-sumber-belajar/ pada tanggal 26 Juni 2021, Jam
12:29 WIB.
https://drive.google.com/file/d/14gtMeIMxk4gTqJYaSweshQc3f-ejaNJO/view?usp=sharing