Pengembangan Custom Made Signage sebagai Sarana ...

15
JURNAL DEKAVE VOL.7, NO.2, 2014 1 Pengembangan Custom Made Signage sebagai Sarana Informasi dalam Struktur Desain Sistem Tanda di Pasar Jrakah Semarang Abi Senoprabowo Muh. Ariffudin Islam Dosen Prodi Desain Komunikasi Visual Dosen Prodi Desain Komunikasi Visual Jurusan Universitas Dian Nuswantoro Semarang Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Surabaya [email protected] [email protected] Abstrak. Recently, the Government of Semarang City has been providing public facilities for society seriously. One of public facilities that is improved namely market of Jrakah. Jrakah market is one of traditional markets in Semarang which is finished renovated for the interest of society. Visually, the development concept of Jrakah market already looks good. The problem arises when the seriousness of government in developing of public facilities only focus on phisical building. Detail of facilities and infrastructures on Jrakah market is not considered seriously.One of problem which visible is the absence of good sign system as information facility for visitors, especially buyers. The Sign system which is not communicative can make them be confused. This research is carried out to understand effectiveness of the existing sign system, and to propose the design of new sign system which more communicative than ones before on Jrakah market. To solve that problem, the sign system design method which will be used is Yongki Safanayong’s ones, that is begun from breakdowning backgrounds, identifying problem, analizing, choosing strategy, executing, and until finishing. The result of this research is design proposal of sign system which can be applied on Jrakah market. Keywords: Developing, Jrakah, Public facility, Sign system, Traditional market. Relevance to Visual Communication Design Practice: The research of this sign system is part of visual communication which applied on public facilities for lower middle class society, that has important role to control their activities. 1. PENDAHULUAN Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Semarang memiliki potensi untuk terus berkembang dan maju. Keseriusan Pemerintah Kota Semarang dalam menyediakan fasilitas terhadap masyarakat dalam beberapa waktu terakhir, memang harus mendapat apresiasi. Walaupun belum sepenuhnya sempurna, namun upaya yang telah dilakukan telah memberikan sinyal positif bahwa ada upaya yang serius untuk memberikan warna kota yang lebih teratur dan menarik. Sebagai contoh, saat ini sedang dikembangkan Bus Rapit Transit (BRT) sebagai transportasi massa yang mudah dan murah, yang membuka jalur transportasi ke seluruh penjuru Kota Semarang. Selain itu, saat ini juga sedang dibangun taman kota di beberapa titik untuk ruang terbuka hijau yang memberikan kesan asri, indah, dan tertib. Selain pada transportasi dan sarana rekreasi kota, pemerintah Kota Semarang juga serius untuk membangun fasilitas pusat belanja tradisional di beberapa tempat di Kota Semarang. Dengan mengetengahkan konsep modern-tradisional, beberapa pasar di Semarang dibangun sangat megah. Tentunya, konsep modern ini dimaksudkan untuk menghilangkan citra negatif yang sudah melekat pada pasar tradisional, yaitu kotor

Transcript of Pengembangan Custom Made Signage sebagai Sarana ...

JURNAL DEKAVE VOL.7, NO.2, 2014 1

Pengembangan Custom Made Signage sebagai Sarana Informasi dalam Struktur Desain Sistem Tanda di Pasar Jrakah Semarang

Abi Senoprabowo Muh. Ariffudin Islam

Dosen Prodi Desain Komunikasi Visual Dosen Prodi Desain Komunikasi Visual Jurusan Universitas Dian Nuswantoro Semarang Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Surabaya

[email protected] [email protected]

Abstrak. Recently, the Government of Semarang City has been providing public facilities for society seriously. One of public facilities that is improved namely market of Jrakah. Jrakah market is one of traditional markets in Semarang which is finished renovated for the interest of society. Visually, the development concept of Jrakah market already looks good. The problem arises when the seriousness of government in developing of public facilities only focus on phisical building. Detail of facilities and infrastructures on Jrakah market is not considered seriously.One of problem which visible is the absence of good sign system as information facility for visitors, especially buyers. The Sign system which is not communicative can make them be confused. This research is carried out to understand effectiveness of the existing sign system, and to propose the design of new sign system which more communicative than ones before on Jrakah market. To solve that problem, the sign system design method which will be used is Yongki Safanayong’s ones, that is begun from breakdowning backgrounds, identifying problem, analizing, choosing strategy, executing, and until finishing. The result of this research is design proposal of sign system which can be applied on Jrakah market. Keywords: Developing, Jrakah, Public facility, Sign system, Traditional market. Relevance to Visual Communication Design Practice: The research of this sign system is part of visual communication which applied on public facilities for lower middle class society, that has important role to control their activities.

1. PENDAHULUAN Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Semarang memiliki potensi untuk terus berkembang dan maju. Keseriusan Pemerintah Kota Semarang dalam menyediakan fasilitas terhadap masyarakat dalam beberapa waktu terakhir, memang harus mendapat apresiasi. Walaupun belum sepenuhnya sempurna, namun upaya yang telah dilakukan telah memberikan sinyal positif bahwa ada upaya yang serius untuk memberikan warna kota yang lebih teratur dan menarik. Sebagai contoh, saat ini sedang dikembangkan Bus Rapit Transit (BRT) sebagai transportasi massa yang mudah dan

murah, yang membuka jalur transportasi ke seluruh penjuru Kota Semarang. Selain itu, saat ini juga sedang dibangun taman kota di beberapa titik untuk ruang terbuka hijau yang memberikan kesan asri, indah, dan tertib. Selain pada transportasi dan sarana rekreasi kota, pemerintah Kota Semarang juga serius untuk membangun fasilitas pusat belanja tradisional di beberapa tempat di Kota Semarang. Dengan mengetengahkan konsep modern-tradisional, beberapa pasar di Semarang dibangun sangat megah. Tentunya, konsep modern ini dimaksudkan untuk menghilangkan citra negatif yang sudah melekat pada pasar tradisional, yaitu kotor

Perancangan Custom Made Signage sebagai Sarana Informasi dalam Struktur Desain Sistem Tanda…

2 JURNAL DEKAVE VOL.7, NO.2, 2014

dan kumuh. Diharapkan seluruh masyarakat, baik penjual maupun pembeli akan merasa aman, dan nyaman saat melakukan aktivitas di pasar tradisional. Pasar Jrakah merupakan salah satu pasar tradisional yang berada di Kota Semarang. Pasar yang baru selesai dibangun ini merupakan fasilitas umum yang disediakan pemerintah untuk menunjang kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Pasar Jrakah yang baru ini menggantikan pasar lama yang berada di lokasi yang sama sebagai wujud renovasi. Secara fisik, renovasi ini menambahkan jumlah lantai, yang semula hanya berlantai 2 (dua), kini menjadi 3 (tiga) lantai. Selain bentuk bangunannya yang lebih modern, bangunan baru Pasar Jrakah memiliki jumlah blok yang lebih banyak, sehingga memberi peluang yang lebih banyak kepada penjual maupun pembeli untuk menjual atau membeli sesuatu. Secara visual, konsep pembangunan di Pasar Jrakah sudah terlihat sangat bagus. Akan tetapi, permasalahan terjadi ketika keseriusan pemerintah dalam membangun fasilitas publik tidak didukung dengan detail prasarana yang ada didalamnya. Bangunan fisik sebagai sarana utama yang sudah berdiri megah, tidak didukung dengan prasarana informasi yang memadai. Dalam hal ini, Pasar Jrakah belum memiliki signage system yang memadai, sehingga dikhawatirkan akan membingungkan para pengunjung. Sebagai contoh, seseorang yang kesulitan untuk mencari toilet ketika berada di tengah-tengah pusat perbelanjaan, yang disebabkan tidak ada prasarana petunjuk lokasi yang memadai. Hal ini bila dibiarkan, akan menjadikan kesan negatif masyarakat terhadap tempat tersebut. Adapun sign system yang dimaksud adalah

suatu rambu atau tanda yang memiliki fungsi sebagai informasi petunjuk arah bagi pengunjung yang ingin menuju suatu lokasi atau tempat. Ketika berbicara tentang sign system, maka tidak akan terlepas dari istilah infographics atau infografis. Wiria (2013:15) berpendapat bahwa Infografis merupakan bagian dari ilmu desain grafis yang menampilkan secara visual, baik berupa informasi, data, atau pengetahuan, sehingga terlihat sederhana, singkat, dan mudah dimengerti. Selanjutnya disebutkan bahwa tampilan visual yang digambarkan dalam infografis berupa gambar grafis, motif, ataupun elemen desain yang diatur sedemikian rupa, sehingga lebih mudah dipahami dibandingkan dengan tampilan dalam bentuk kalimat atau teks yang banyak. Sehubungan dengan hal tersebut, infografis dapat digunakan sebagai elemen dasar atau acuan pembuatan sign system. Sebagai bangunan baru, tentu saja Pasar Jrakah sangat membutuhkan desain sign system yang terorganisir dengan baik. Penempatan dan pemilihan desain yang baik, akan mampu mengurangi ketidakterarutan di pasar tradisional. Selain itu, penyusunan sign system yang baik, dapat meningkatkan citra dan image masyarakat terhadap pasar-pasar tradisional pada umumnya. Ketika tidak terdapat sign system di Pasar Jrakah, maka akan menimbulkan kebingungan, baik pedagang maupun pembeli. Terlebih di sini, kebingungan akan nampak bagi para pengunjung yang baru pertama kali datang ke tempat tersebut. Pengunjung atau pembeli dapat tersesat dan salah tempat, sehingga tidak dapat menemukan tempat tujuan yang dimaksud.

Abi Senoprabowo & Muh. Ariffudin Islam

JURNAL DEKAVE VOL.7, NO.2, 2014 3

Dalam mengatasi permasalahan tersebut di atas, maka dibutuhkan sebuah konsep perancangan sign system yang dapat diaplikasikan di berbagai area Pasar Jrakah. Hal ini dianggap sebagai cara yang efektif untuk menyampaikan informasi di Pasar Jrakah Semarang. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penyusunan aplikasi sign system yang komunikatif untuk pasar-pasar yang lain di Semarang. 2. METODE DAN PEMBAHASAN Sign System Signage (rambu-rambu) diartikan sebagai salah satu jenis produk komunikasi visual yang berfungsi sebagai petunjuk arah, penunjuk tempat/lokasi, larangan–larangan, dan aturan-aturan lain padal lokasi tertentu (jalan, kawasan, didalam gedung maupun di luar gedung). Rustan (2009:86) menyebutkan bahwa penerapan identitas meliputi; pedoman identitas, stationery, marketing, websites, humas dan internal, facilities sign, product packaging, kendaraan, seragam, dan gifts. Facilities sign meliputi exterior (dinding toko/gedung/pintu masuk), dan interior (petunjuk arah). Dalam hal ini, sign system yang juga berperan sebagai petunjuk arah, menjadi bagian dari facilities sign. Lebih lanjut disebutkan bahwa Signage bisa berupa gambar, tulisan, atau komposisi diantara keduanya, yang dikondisikan sedemikian sehingga mudah ditangkap oleh masyarakat. Di dalam signage, pictogram adalah gambar yang dipakai untuk menyampaikan pesan. Untuk menghindari kesalahan komunikasi sehubungan dengan signage ini, terdapat tanda yang disepakati sebagai standart internasional yaitu Standard Signage. Rambu-

rambu standart ini diatur dalam warna, ukuran, proporsi, bentuk border outline, serta gambar-gambar yang sama di negara manapun. Hal ini tidak menutup peluang bahwa masih terdapat batasan-batasan lain yang diatur oleh masing-masing area. Di eropa misalnya, menyangkut proporsi, lebar dari tanda gambar pictogram tersebut tidak lebih dari 80% tinggi bidang cetaknya. Pada buku pedoman Transportation Research Board (1996:3) disebutkan bahwa Signage sistem adalah seperangkat grafis standar yang akan memastikan kepatuhan terhadap pedoman dasar, lokasi yang menyalin gaya dan ukuran karakter, standar terminologi, dikenali dan diterima secara meluas simbol; seragam warna dan bentuk untuk standar fungsi; dan konsisten penempatan tanda-tanda di seluruh aspek lingkungan. Dalam hal ini, agar berfungsi dengan baik, piktogram haruslah mudah dikenali dan dimengerti oleh masyarakat. Oleh karena itu, konsistensi gambar harus terjaga dan tidak boleh berubah-ubah bentuk, ukuran, warna, maupun proporsinya. Meskipun kadang signage dihadirkan tanpa tulisan-tulisan, piktogram diharapkan dengan mudah dapat diasosiasikan dengan pesan yang yang dimaksud. Selanjutnya, dalam buku pedoman tersebut, juga disebutkan bahwa fasilitas dan sistem signage harus dirancang secara menyeluruh, dengan menciptakan serangkaian pesan nonverbal yang informatif, sehingga pesan-tanda tersebut dapat dimengerti oleh pengujung yang sedang membutuhkan/memanfaatkan system (Transportation Research Board, 1996:4). Standard signage diciptakan dalam aturan-aturan bentuk outline border yang

Perancangan Custom Made Signage sebagai Sarana Informasi dalam Struktur Desain Sistem Tanda…

4 JURNAL DEKAVE VOL.7, NO.2, 2014

spesifik. Bentuk outline border ini mewakili fungsi-fungsi pesan yang berbeda. Berikut ini beberapa bentuk border outline yang dikenal : 1. Kotak; dipakai untuk menggambarkan

bahwa tanda didalamnya adalah sebuah informasi kepada khalayak. Bentuk kotak banyak ditemui pada tanda-tanda keamanan, informasi publik, dan penanda alat-alat kebakaran. Tanda-tanda ini biasanya merupakan penanda : dimana suatu tempat berada, jenis dan karakter tempat, dan informasi sejenisnya.

2. Lingkaran; dipakai untuk menggambarkan bahwa tanda didalamnya tidak boleh diabaikan atau harus diikuti.

3. Segitiga; dipakai untuk menggambarkan peringatan keras, menunjukkan bahaya dan ancaman, dan mengharuskan khalayak untuk berhati-hati ketika mereka menjumpai tanda-tanda tersebut.

Dalam kasus-kasus tertentu dikenal juga Custom Made Signage, yang karakteristiknya tetap saja merupakan petunjuk arah, penanda tempat, peringatan-peringatan, dan lain-lain, tetapi diterapkan pada satu area tertentu (gedung-gedung pemerintahan, umum, area wisata, mall, dan lain-lain). Biasanya pengelola lebih punya kebebasan membuat sign-system yang disesuaikan dengan citra area / kawasan tersebut. Custom Made Signage mempunyai area disain yang lebih bervariasi, meskipun dalam tanda-tanda tertentu (tanda larangan misalnya) diharapkan tetap mengikuti aturan standar dalam informasi-informasi yang bersifat universal. Sesuai dengan pengertian tersebut, Binggeli (2012:6) menyebutkan bahwa

Interior Sign dan Graphics dapat dikategorikan menjadi 6 (enam) jenis: Brand/Identity Sign dan Graphics, Informational (Operational) Signs, Directional Signs, Identification Signs, Regulatory Signs, Warning Graphics. Beberapa kategori tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Brand/identity sign dan graphics yang di

dalamnya termasuk logo, warna, pola, dan identitas grafis

2. Informational (operational) signs, yang didalamnya termasuk petunjuk lokasi peta

3. Directional signs, sebagai penunjuk arah lokasi keberadaan lantai,

4. Identification signs, sebagai tanda yang mampu membedakan antara objek satu dengan yang lain,

5. Regulatory signs, sebagai tanda larangan maupun anjuran, dan

6. Warning graphics, sebagai tanda peringatan.

Pendapat Bingeli tersebut dapat menjadi landasan bahwa tanda yang berupa penunjuk arah, lokasi, karakter, larangan dan anjuran, serta peringatan, dapat berperan sebagai signage system.

Abi Senoprabowo & Muh. Ariffudin Islam

JURNAL DEKAVE VOL.7, NO.2, 2014 5

Tahapan Penelitian

Gambar 1 Diagram Tahapan Penelitian

Tahapan pada penelitian ini dibagi menjadi enam tahap sebagai berikut: Tahap 1: Pengumpulan Data. Pengumpulan data merupakan tahap awal dalam penelitian ini untuk melihat gambaran kondisi Pasar Jrakah meliputi: bangunan fisik, pengunjung, pengelola, dan sign system yang sudah ada. Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan observasi / pengamatan, wawancara, dokumentasi, dan menyebarkan angket. Pada tahap ini mahasiswa dilibatkan sebagai pembantu dalam melakukan observasi / pengamatan, wawancara, dokumentasi, dan menyebarkan angket. Target luaran dari tahap ini adalah mendapatkan data primer tentang permasalahan sign system yang ada saat ini dan mendapatkan hal-hal yang dibutuhkan untuk pengembangan sign system yang sudah ada. Tahap 2: Identifikasi Masalah. Tahap ini peneliti melakukan identifikasi masalah yang

ada pada sign system Pasar Jrakah. Permasalah yang diidentifikasi meliputi perilaku dan latar belakang pengunjung, bentuk visual sign system yang sudah ada, serta ketersediaan jumlah sign system bagi pengunjung. Luaran yang dihasilkan pada tahap ini berupa deskripsi masalah yang jelas tentang sign system Pasar Jrakah dan usulan solusi pemecahannya. Tahap 3: Analisis Data. Pada tahap ini dilakukan analisis data yang sudah ada untuk mencari solusi yang paling tepat dengan permasalahan sign system yang ada. Metode yang digunakan untuk menganalisis data yang adalah dengan menggunakan analisis brainstorming, syntectics, dan cost-benefit. Hasil analisis tersebut akan menghasilkan fungsi signage yang akan dibuat, klasifikasi jenis sign, semiotik sign, dan sasaran target audien dari sign system yang akan dibuat. Tahap 4: Strategi & Konsep Sign System. Pada tahap ini dirancang strategi dan konsep sign system yang akan dibuat sesuai hasil identifikasi masalah dan analisis data. Strategi dan konsep sign system ini mencakup bahasa visual, komunikasi visual, psikologi persepsi visual, dan perilaku target audiens. Luaran dari tahap ini adalah berupa strategi generator bentuk agar mudah dipahami oleh target audiens dan konsep visual sign system baik untuk sign maupun bentuk border, serta konsep kreatif untuk tipografi. Tahap 5: Perancangan Visualisasi Desain. Perancangan visualisasi desain sign system yang akan dilakukan adalah menerjemahkan hasil strategi dan konsep yang ada pada tahap sebelumnya menjadi bentuk visual. Penerjemahan mengunakan teori penyederhaan bentuk (simplifikasi) dari bentuk nyata menjadi bentuk sederhana yang

Perancangan Custom Made Signage sebagai Sarana Informasi dalam Struktur Desain Sistem Tanda…

6 JURNAL DEKAVE VOL.7, NO.2, 2014

mudah dipahami target audiens. Tahap ini akan menghasilkan luaran berupa sketsa dasar, tracing hasil sketsa dasar dari manual ke digital, serta pewarnaan menggunakan software desain berbasis Vector. Tahap 6: Finishing. Tahap finishing adalah tahap dimana hasil perancangan yang dilakukan pada tahap sebelumnya dibuat dalam satu buku pedoman penerapan sign system Pasar Jrakah. Buku Pedoman ini merupakan petunjuk bagi pihak pengelola pasar dalam membuat sign system yang berisi sign system apa saja yang harus ada, peletakan sign system agar mudah dilihat target audiens, bahan yang digunakan dalam membuat sign system.

Metode Analisis Data Ada beberapa metode analisis yang akan dipakai untuk mengeksporasi persoalan-persoalan dalam pemecahan masalah desain. Pilihan metode yang akan kita pakai tergantung dari skala persoalan yang dihadapi. Pada kasus-kasus tertentu dimungkinkan juga penggunaan beberapa metode secara bersamaan untuk lebih mempertajam analisa. Berdasarkan Sarwono dan Lubis (2007: 17-21), metode analisis dalam penelitian ini menggunakan brainstorming. Untuk melaksanakan brainstorming ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :

a. Memilih sekelompok individu yang dianggap berkompeten dan menguasai masalah.

b. Menetapkan aturan bahwa tidak diizinkan mengkritik gagasan yang dikemukakan orang lain, dan gagasan yang paling extrem pun bisa diterima.

c. Secara kuantitas gagasan dibuat sebanyak mungkin dan kemudian seluruh anggota tim diarahkan agar berusaha menggabungkan gagasanyang layak.

d. Seluruh gagasan dirangkum untuk dijadikan kesimpulan

Metode brainstorming bisa diaplikasikan pada tahapan identifikasi masalah dan analisa data untuk mendapatkan kesimpulan yang digunakan untuk tahap selanjutnya.

Tahapan Pengembangan Desain Tahapan pengembangan desain dikembangkan dengan model Proses Desain Signage System (Safanayong, 2007). Tahap yang dilakukan dalam pengembangan desain dilakukan dengan teori penyederhanaan. Adapun tahapan pengembangan desain dapat dijabarkan sebagai berikut :

Gambar 2 Diagram Tahapan Penelitian

Tahapan ini digunakan untuk menyederhanakan bentuk dari bentuk yang realis atau nyata menjadi gambar ikonik yang mudah dipahami. Setelah tahap penyederhanaan selesai maka dilanjutkan dengan proses digitalisasi atau merubahnya dalam bentuk digital mengunakan software desain berbasis vector.

Abi Senoprabowo & Muh. Ariffudin Islam

JURNAL DEKAVE VOL.7, NO.2, 2014 7

Data Kuantitatif 3. Data Pertanyaan Kategori Pertama Pengambilan data yang pertama dilakukan menggunakan angket. Angket ini dibagi menjadi 2 kategori. Kategori pertama yaitu

pertanyaan mengenai pendapat pengunjung seputar fungsi sign system yang ada di Pasar Jrakah. Berikut hasil tabulasi angket kategori pertama,

Tabel 1 Hasil Tabulasi Kategori Pertama

4. Data Pertanyaan Kategori Kedua Pertanyaan kedua berisi tentang pertanyaan-pertanyaan seputar pendapat pengunjung mengenai sign system yang sudah ada di Pasar Jrakah. Pertanyaan yang disusun untuk mengetahui pendapat pengunjung tentang bagaimanakah sign system yang dianggap cocok untuk diaplikasikan di area Pasar Jrakah. Berikut hasil tabulasi angket kategori kedua,

Perancangan Custom Made Signage sebagai Sarana Informasi dalam Struktur Desain Sistem Tanda…

8 JURNAL DEKAVE VOL.7, NO.2, 2014

Tabel 2 Hasil Tabulasi Kategori kedua

Data Kualitatif 5. Hasil Dokumentasi Dan Observasi Sign

System Pasar Jrakah Data kualitatif yang ambil pertama kali adalah observasi dan dokumentasi mengenai sign system yang sudah ada Pasar Jrakah. Sebagian besar dari pengunjung yang datang di areal Pasar Jrakah mencari informasi mengenai denah lokasi maupun mengetahui larangan dan himbauan dengan memahami sign system sederhana yang dibuat oleh pengelola. Setelah

melakukan observasi, hanya sedikit pengunjung yang terbantu dengan sign system yang telah diterapkan. Banyak pengunjung yang belum terbantu dengan sign system yang sudah ada. Sign system yang terdapat di Pasar Jrakah masih sedikit dan hanya berupa teks atau tipografi. Hal ini yang menyebabkan pengunjung Pasar Jrakah kurang dapat memahami informasi karena memahami teks lebih lama dibandingkan memahami gambar atau gambar dan teks. Selain itu, sign system

Abi Senoprabowo & Muh. Ariffudin Islam

JURNAL DEKAVE VOL.7, NO.2, 2014 9

di Pasar Jrakah tidak memiliki standar desain yang sama. Sign system yang ada dibuat seadanya dan terkesan asal-asalan. Sign system yang dibuat berupa tulisan yang ditulis di tembok atau tulisan ayng dicetak di kertas lalu ditempelkan di dinding. Sign system yang berbeda-beda membuat pengunjung susah membedakan mana yang sign system dan mana yang bukan sign system. Salah satu ciri sign system yang baik adalah sign system yang terintregasi menjadi satu kesatuan aturan dan desain.

Gambar 3 Dokumentasi sign system yang sudah ada

di Pasar Jrakah (Sumber : dokumentasi penulis)

6. Dokumentasi Area Yang Dirujuk Untuk Rencana Sign System Yang Dibutuhkan

Data kualitatif yang ambil kedua adalah observasi dan dokumentasi mengenai area atau lokasi atau fasilitas atau aktivitas yang berhubungan dengan pengunjung Pasar Jrakah. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan data yang dirujuk sehubungan dengan rencana pembuatan sign system yang berupa petunjuk atau larangan atau himbauan atau informasi yang dibutuhkan oleh pengunjung ketika berada di Pasar Jrakah.

Gambar 4 Dokumentasi area yang ada di Pasar

Jrakah (Sumber: dokumentasi penulis)

Pasar Jrakah merupakan salah satu pasar tradisional yang ada di Semarang, sedang pasar sendiri merupakan tempat transaksi jual beli antara pedagang dan pembeli. Pengunjung yang berniat untuk berbelanja atau melakukan aktivitas jual beli akan menuju ke tempat atau lapak pedagang yang dituju sesuai dengan barang yang diinginkanya. Dengan luasnya Pasar Jrakah dan banyaknya pedagang yang berjualan berbagai macam dagangan, masih banyak tempat atau area yang belum memiliki sign system. Padahal sebuah sign system akan membantu para calon pembeli dalam mencari lapak-lapak dagangan pedagang yang ingin dituju. Masih banyak juga fasilitas-fasilitas yang ada di Pasar Jrakah yang belum memliki sign system seperti tempat sampah, area merokok, gudang, kantor pengelola, dan lain sebagainya. Selain itu, masih banyak tanda larangan juga tidak tersedia, seperti larangan merokok, awas licin, awas atap rendah, jagalah kebersihan, dan lain sebagainya.

Perancangan Custom Made Signage sebagai Sarana Informasi dalam Struktur Desain Sistem Tanda…

10 JURNAL DEKAVE VOL.7, NO.2, 2014

7. DENAH PASAR JRAKAH Pasar Jrakah terdiri dari bangunan tiga lantai. Berikut ini adalah denah Pasar Jrakah digunakan sebagai acuan untuk meletakkan sign system yang akan dibuat,

Gambar 5 Denah Pasar Jrakah

(Sumber: dokumentasi penulis)

Hasil Analisis Brainstroming 1. Desain sign system Berdasarkan data yang sudah diperoleh baik dari pilihan pengunjung maupun observasi dan dokumentasi yang telah dilakukan, maka proses yang dilakukan adalah dengan melakukan proses analisis brainstorming. Proses brainstroming dilakukan dengan carfa mengumpulkan anggota kelompok untuk memberikan pendapat atas data yang tersaji dengan kemudian diambil kesimpulan mengenai data tersebut. Kesimpulan tersebut akan digunakan sebagai dasar perancangan sign system Pasar Jrakah ini. Adapun hasil brainstorming adalah sebagai berikut:

a. bingkai Pada pernyataan ini, 54% responden memilih border atau bingkai campuran dari sudut tumpul dan lancip. Hal ini mungkin didasari tampilannya yang dinamis, namun juga tegas. Selain itu juga border yang custom dapat menjadi ciri khas Pasar Jrakah. Untuk jawaban yang lain tidak dipertimbangkan karena persentasenya sedikit.

b. karakter Untuk karakter bentuk visual objek dalam signage dipilih pilihan B (57%) yang memiliki cirri bentuk rounded atau tidak tumpul. Responden memilih ini dikarenakan tampilannya yang tidak kaku dan dinamis. Untuk jawaban yang lain tidak dipertimbangkan karena persentasenya sedikit.

Abi Senoprabowo & Muh. Ariffudin Islam

JURNAL DEKAVE VOL.7, NO.2, 2014 11

c. warna Untuk paduan warna yang paling banyak dipilih adalah paduan warna jawaban A (49%). Pada pertanyaan ini, sebenarnya jawaban A (49%) dan B (40%) hampir sama jumlah responden yang menjawab. Dengan mempertimbangkan paduan warna yang sesuai dengan prinsip desain, maka dipilih paduan warna jawaban A.

d. jenis huruf Untuk pemilihan jenis huruf, sebenarnya ada dua jawaban responden yang jumlahnya hampir sama, yaitu San Serif (39%) dan Dekoratif (38%). Dalam proses brainstorming, dipilih San Serif karena mempertimbangkan tingkat keterbacaan huruf apabila dibaca dalam jangka waktu yang cepat. Huruf San Serif juga lebih mudah dibaca dari jarak jauh dibanding jenis huruf yang lain.

DIN 1451 Engschrift 2. Sign system yang akan dibuat Berikut ini adalah daftar hasil observasi sign system yang sudah ada dan yang belum ada di area Pasar Jrakah,

Tabel 3 Daftar sign system yang ada dan belum ada di Pasar Jrakah

a. Signage Yang Sudah Tersedia Parkir motor Toilet Tempat

Konveksi Arah keluar Mushola

b. Signage Yang Belum Tersedia • Himbauan dan larangan

Dilarang Merokok

Sedang dalam Perbaikan

Perhatikan Barang Bawaan

Alas Kaki Dilepas

Awas Atap Awas Listrik

Hati-hati Licin Awas Licin Jagalah Kebersihan

• Petunjuk Arah Arah keluar Arah ke Tangga Arah ke Toilet

Arah ke Mushola

Arah ke Tempat Parkir Motor

Arah ke Tempat Parkir Mobil

Arah ke Pintu Masuk

• Fasilitas Parkir Mobil Lantai 1 Pedagang

Bumbon Parkir Motor Lantai 2 Pedagang Buah

Pos Parkir Lantai 3 Pedagang Daging

Pos Pasar Gudang Pedagang Ikan Kantor

Pengelola Selasar Pedagang

Kelontong Ruang Kepala

Pasar Tangga Pedagang

Kompos Ruang Staff Papan Informasi Pedagang Roti

Ruang Tunggu Saklar Listrik Pedagang Sayur Pintu Masuk Uang Kas

Kebersihan Pedagang Tahu

dan Tempe Mushola Tempat Wudhlu Pedagang Telur Warung Makan

Tempat Pembuangan

Sampah

Hasil Custom Made Sign System Pasar Jrakah 1. Signage yang sudah ada Berikut ini adalah hasil redesign signage yang sudah ada di area Pasar Jrakah setelah melewati proses brainstroming,

Perancangan Custom Made Signage sebagai Sarana Informasi dalam Struktur Desain Sistem Tanda…

12 JURNAL DEKAVE VOL.7, NO.2, 2014

Tabel 4 Hasil redesign signage yang sudah ada di Pasar Jrakah

2. Signage yang belum ada Berikut ini adalah hasil design signage yang perlu ditambahkan di area Pasar Jrakah setelah melewati proses brainstroming,

Tabel 5 Hasil design signage yang perlu ditambahkan di Pasar Jrakah

Himbauan dan larangan

Petunjuk Arah

Abi Senoprabowo & Muh. Ariffudin Islam

JURNAL DEKAVE VOL.7, NO.2, 2014 13

Fasilitas

Perancangan Custom Made Signage sebagai Sarana Informasi dalam Struktur Desain Sistem Tanda…

14 JURNAL DEKAVE VOL.7, NO.2, 2014

Abi Senoprabowo & Muh. Ariffudin Islam

JURNAL DEKAVE VOL.7, NO.2, 2014 15

3. KESIMPULAN Kesimpulan Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa Pemerintah Kota Semarang mulai memberikan yang terbaik dalam menyediakan fasilitas terhadap masyarakat. Salah satu fasilitas umum yang pemerintah Kota Semarang serius bangun adalah pasar tradisional di beberapa tempat di Kota Semarang. Pasar tersebut dibangun dengan konsep modern-tradisional dan dibangun dengan megah. Akan tetapi, permasalahan terjadi ketika keseriusan pemerintah dalam membangun fasilitas publik tidak didukung dengan detail prasarana yang ada didalamnya, salah satunya mengenai sign system. Setelah melakukan penelitian di Pasar Jrakah didapatkan bahwa sign system masih belum memadai sehingga membuat pengunjung bingung untuk mencapai tempat yang diinginkan. Desain yang peneliti buat dapat membantu apa yang dibutuhkan pengunjung Pasar Jrakah.

Saran Untuk penelitian berikutnya diharapkan dapat sampai tahap pembuataan sign system yang sudah dirancang pada penelitian ini. Penelitian berikutnya dapat memperkirakan material apa yang cocok untuk sign system Pasar jrakah, letak penempatan sign system, serta estimasi biaya yang dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA [1] Binggeli, Corky. 2012. Interior graphic

standards 2nd ed. New Jersey: Published by John Wiley & Sons, Inc.

[2] Budiman, Kris. 2011. Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas. Yogyakarta: Jalasutra.

[3] Cenadi, Christine S. 1999. Jurnal Nirmana: Elemen-elemen dalam Desain Komunikasi Visual. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

[4] Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit Andi.

[5] Rustan, Surianto. 2009. Mendesain Logo. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

[6] Safanayong, Yongky. 2006. Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta: Arte Intermedia.

[7] Sarwono, Jonathan & Lubis, Hary. 2007. Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit Andi.

[8] Sutopo, A. H. 2002. Analisis dan Desain Berorientasi Obyek. Yogyakarta: J & J Learning.

[9] Tinarbuko, Sumbo. 2008. Semiotika Komunikasi Visual. Metode Analisis Tanda dan Makna Pada Karya Desain Komunikasi Visual. Yoyakarta: Jalasutra.

[10] Transportation Research Board, 1996. Guidelines for Transit Facility Signing and Graphics. Washington D.C: Publised by Transit Cooperative Research Program.

[11] Wiria, Roslyn N. 2013. Pemanfaatan Infografis Pada Desain Kemasan. FGD Magz. Jakarta: R&W Publishing.