PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP PERENCANAAN WILAYAH DI KOTA SURAKARTA DILIHAT DARI PERUBAHAN...
Transcript of PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP PERENCANAAN WILAYAH DI KOTA SURAKARTA DILIHAT DARI PERUBAHAN...
BAB 1
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili
pada suatu negara. Sebagian besar negara memberi
hak penduduk untuk memilih tempat tinggalnya dan
menentukan pilihan atas mata pencaharian, serta
bebas berpindah tempat tinggal selama tidak
melanggar peraturan. Hal ini mengakibatkan proses
perpindahan penduduk dapat terjadi dengan leluasa
dengan segala dampaknya. Akhirnya, penyebaran
penduduk tidak merata mengakibatkan tidak
meratanya pertumbuhan penduduk dengan segala
problematiknya. Sehingga sekarang ini perencanaan
wilayah diharapkan lebih menekankan pembahasannya
pada masalah penduduk.
Penduduk merupakan aspek utama perencanaan.
Perencanaan dibuat untuk penduduk karena penduduk
yang akan merasakan akibat dari perencanaan itu
sendiri. Oleh karena itu dalam seluruh lingkup
perencanaan wilayah, penduduk tidak mungkin
diabaikan. Pada wilayah dengan tingkat pertumbuhan
penduduk yang tinggi, tingkat pertumbuhan
1
aktivitasnya pun akan berbeda dengan wilayah yang
tingkat pertumbuhan penduduknya rendah. Karena
pada hakekatnya, yang mengisi aktivitas di dalam
kota adalah penduduk dalam wilayah itu sendiri.
Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh tiga
komponen yaitu: fertilitas, mortalitas dan
migrasi. Masing – masing komponen tersebut
berpengaruh terhadap tinggi rendahnya angka
pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang
tidak terkontrol mengakibatkan berbagai dampak
dalam kaitannya dengan perencanaan wilayah baik
dalam bidang ekonomi, social masyarakat, maupun
spasial. Begitu pula di kota Surakarta juga
terjadi pertumbuhan penduduk yang berdampak pada
banyak aspek, salah satu aspek yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah dampak Pertumbuhan
Penduduk kota Surakarta terhadap perencanaan
wilayah ditinjau dari aspek perubahan Tata Guna
Lahan di kota Surakarta.
II. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap
Perencanaan Wilayah di kota Surakarta dilihat dari
perubahan aspek tata guna lahan?
2
III. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui bagaimana pengaruh pertumbuhan penduduk
terhadap Perencanaan Wilayah di kota Surakarta
dari aspek perubahan tata guna lahan.
IV. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup substansi : dalam makalah ini hanya
membahas mengenai pengaruh pertumbuhan penduduk
terhadap perencanaan wilayah ditinjau dari aspek
tata guna lahan di kota Surakarta.
Ruang lingkup Spasial : batas fungsional kota
Surakarta
BAB 2
3
SUMBER DATA
Sumber data dalam penulisan makalah ini ada dua, yaitu
sumber data kependudukan dan sumber data perencanaan
wilayah.
1. Sumber data Kependudukan berasal dari
a. Survei penduduk dari Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Surakarta tahun 2012
b. Sensus Penduduk kota Surakarta tahun 2010 dari
Badan Pusat Statistik kota Surakarta
2. Sumber data perencanaan wilayah berasal dari RTRW
Kota Surakarta
4
BAB 3
PEMBAHASAN
1. Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap
Perkembangan Suatu Wilayah
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah
penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu
tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Prediksi
jumlah penduduk yang akan datang dapat bermanfaat
untuk mengetahui kebutuhan dasar penduduk, tidak
hanya di bidang sosial dan ekonomi tetapi juga di
bidang pemenuhan kebutuhan akan lahan misalnya
penggunaan lahan (BPS Indonesia, 2000).
Badan Pusat Statistik Indonesia (2000)
menyatakan pertumbuhan penduduk suatu wilayah atau
negara dapat dihitung dengan membandingkan jumlah
penduduk awal (misal P0) dengan jumlah penduduk di
kemudian hari (misal Pt). Tingkat pertumbuhan
penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus
5
geometrik. Dengan rumus pertumbuhan geometrik,
angka pertumbuhan penduduk (rate of growth) sama
untuk setiap tahun, rumusnya:
Pt = P0 (1+r)t
Keterangan:
P0 = jumlah penduduk awal
Pt = jumlah penduduk t tahun kemudian
r = tingkat pertumbuhan penduduk
t = jumlah tahun dari 0 ke t
Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi
menandakan jumlah penduduk yang banyak. Jumlah
penduduk yang banyak pada suatu wilayah akan
mempengaruhi perkembangan suatu wilayah tersebut,
sehingga pemenuhan akan kebutuhan juga akan
meningkat. Salah satu kebutuhan yang harus
dipenuhi kebutuhan akan lahan. Sering dengan
berjalannya waktu maka jumlah penduduk akan
semakin banyak dan kebutuhan lahan juga meningkat,
akibatnya banyak terjadi alih fungsi lahan.
2. Gambaran umum kependudukan kota Surakarta
Kota Surakarta terletak antara 110o45’15” –
110o45’35Bujur Timur dan 7o36’00” – 7o56’00”
6
Lintang Selatan. Wilayah ini merupakan dataran
rendah dengan ketinggian ± 92 meter dari permukaan
laut dan dilalui oleh sungai Pepe, Jenes dan
Bengawan Solo. Kota Surakarta berbatasan
dengan kabupaten lain yaitu:
Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten
Karanganyar dan
Kabupaten Boyolali
Sebelah Timur: berbatasan dengan Kabupaten
Karanganyar
Sebelah Selatan: berbatasan dengan Kabupaten
Sukoharjo dan KabupatenKaranganyar
Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten
Klaten,Kabupaten Karanganyar dan
Kabupaten Sukoharjo .
Jumlah penduduk Kota Surakarta pada tahun 2012
adalah 545.653 jiwa, terdiri dari 266.724 laki-
laki dan 278.929 perempuan. Rasio jenis kelamin
Kota Surakarta 95,62 persen,
Surakarta sebagai salah satu kota di Wilayah
Propinsi Jawa Tengah yang pertumbuhannya sangat
pesat, mengalami perkembangan di seluruh bidang
kegiatan. Baik dalam bidang industri, jasa,
permukiman, pendidikan, perdagangan maupun
transportasi. Seiring dengan perkembangan wilayah
7
perkotaan tersebut, maka terjadi alih fungsi lahan
yang tadinya merupakan lahan pertanian yang tidak
terbangun menjadi daerah terbangun (built up area).
Perubahan ini menyebabkan peningkatan kepadatan
penduduk dan kepadatan permukiman.
Berikut ini tingkat pertumbuhan penduduk kota
Surakarta tahun 2011 ke 2012.
3. Dampak pertumbuhan penduduk di kota Surakarta dan
sekitarnya kaitannya dengan perencanaan wilayah
ditinjau dari aspek penggunaan lahan.
Kota Surakarta merupakan salah satu
pemerintah daerah tingkat II yang ada di Jawa8
Tengah. Pada tahun 2009 dari total luas area
Kota Surakarta terbagi menjadi lahan sawah
teririgasi 18,94 Ha (0,43%), sawah tadah hujan
seluas 126,52 Ha (2,87%) dan luas ladang
(tegalan) seluas 84,73 Ha (1,92%). Kota
Surakarta sebagian besar berupa tanah kering
dengan penggunaan sebagian besar adalah lahan
pemukiman seluas 2.715,61 Ha (61,66%), lahan
untuk usaha lain sebesar 399,44 Ha (9,07%) dan
untuk lahan industri sebesar 101,42 Ha (2,3%).
Meskipun demikian secara periodik telah
terjadi alih fungsi dari lahan sawah menjadi
lahan bukan sawah yang ditunjukkan dengan luas
sawah irigasi pada tahun 2005 seluas 29, 97 ha
dan tanah sawah nonirigasi seluas 136,27 Ha
berubah fungsi sehingga pada tahun 2009
tinggal 18,94 Ha untuk lahan sawah irigasi dan
9
126,52 Ha sawah nonirigasi. Hal ini diduga
disebabkan karena desakan jumlah penduduk yang
terus meningkat sehingga kebutuhan akan tempat
tinggal, fasilitas umum maupun sarana kerja
yang terkait dengan penggunaan lahan di luar
sektor pertanian. Luas lahan kelima kecamatan,
sebagian besar sebagian besar bahkan lebih
dari separuh lahannya digunakan untuk lahan
perumahan. Untuk Kecamatan Jebres lahan untuk
Jasa 14% merupakan lahan untuk jasa dimana
lahan ini digunakan untuk Perguruan Tinggi
UNS, STSI, Solo Techno Park dan Terminal Peti
Kemas. Pada kecamatan ini juga masih terdapat
tanah tegalan 6,5% di Kelurahan Mojosongo,
berupa perkebunan rakyat yang banyak
diusahakan untuk kayu jati.
Perubahan fungsi lahan menjadi suatu
kawasan terbangun memberi dampak terhadap10
lingkungan hidup dan tata ruang bangunan,
sehingga untuk menjaga kualitas lingkungan
hidup di wilayah Kota Surakarta, Badan
Lingkungan Hidup melaksanakan pemantauan
terhadap baku mutu lingkungan antara lain
untuk kualitas air limbah sebagai dampak
pembangunan yang dilaksanakan. Pemantauan ini
dilaksanakan di 22 lokasi yang menghasilkan
data base air sungai dan air minum di sekitar
wilayah Surakarta. Namun terdapat kendala yang
dihadapi dalam kegiatan pemantauan baku mutu
lingkungan ini yaitu keterbatasan biaya untuk
pemeliharaan alat-alat laboratorium yang
digunakan untuk pengujian sampel kualitas air.
Selain itu dengan berkembangnya pembangunan di
wilayah Kota Surakarta, pemerintah juga
melakukan kegiatan untuk meningkatkan
kesadaran dan peran serta masyarakat dalam
upaya pelestarian hidupnya khususnya untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
kelengkapan perijinan seperti AMDAL (analisis
mengenai dampak lingkungan) dan UKL-UPL (Upaya
Kelola Lingkungan-Upaya Kelola Lingkungan)
untuk pembangunan usaha serta produksi
Dengan berkembangnya pembangunan di
wilayah Kota Surakarta, pemerintah juga
11
melakukan kegiatan untuk meningkatkan
kesadaran dan peran serta masyarakat dalam
upaya pelestarian hidupnya khususnya untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
kelengkapan perijinan seperti AMDAL (analisis
mengenai dampak lingkungan) dan UKL-UPL (Upaya
Kelola Lingkungan-Upaya Kelola Lingkungan)
untuk pembangunan usaha serta produksi bersih.
Contoh lain alih fungsi lahan yang ada di
Surakarta adalah alih fungsi lahan di bantaran
sungai Bengawan Solo menjadi permukiman dan
alih fungsi lahan pertanian menjadi pusat
perbelanjaan di Solo Baru.
a. Alih fungsi lahan di bantaran sungai Bengawan
Solo menjadi permukiman.
Di kota Surakarta dapat dilihat adanya
alih fungsi lahan di bantaran sungai Bengawan
Solo menjadi permukiman-permukiman illegal di
kelurahan puncang sawit. Sungai Bengawan Solo
memiliki peranan dan fungsi yang sangat
strategis sebagai penyangga kehidupan
masyarakat terutama bagi penduduk yang
tinggal di sekitarnya. Pertumbuhan penduduk
dan pembangunan yang pesat yang terjadi di
kota Surakarta dan sekitarnya khususnya
bidang pemukiman, membutuhkan areal yang
12
sangat luas. Hal ini berdampak terjadinya
perubahan penggunaan lahan.
Berikut ini analisa perubahan Tata Guna
lahan di kawasan sungai Bengawan Solo .
Untuk mengatasi permasalahan tersebut
diperlukan perencanaan wilayah yaitu
perencanaan tentang tata guna lahan.
Perencanaan yang dilakukan adalah Relokasi
permukiman kumuh di Bantaran sungai Bengawan
Solo tersebut ke Rusunawa Jurug. Dan
perencanaan tersebut sudah berhasil di
laksanakan.
b. Pengalih fungsian lahan pertanian menjadi
pusat belanja Hartono Mall di kawasan Solo
Baru13
Pertumbuhan penduduk di kota Surakarta
yang semakin meningkat tentunya akan
mengakibatkan kebutuhan yang diperlukan
masyarakat juga akan semakin banyak. Untuk
itu diperlukan fasilitas untuk menunjang
kebutuhan mereka, salah satunya adalah
mendirikan pusat perbelanjaan seperti di Solo
Baru yaitu berdirinya Hartono Mall.
Hartono Mall yang berdiri di Solo Baru
sekarang ini dahulunya adalah lahan
pertanian, karena berkembangnya kondisi dan
kebutuhan yang semakin beraneka ragam maka di
buatlah pusat perbelanjaan di sana.
Berikut ini ada gambaran Hartono Mall
yang dahulu lahan pertanian.
Dalam perencanaan pembangunan pusat
perbelanjaan Hartono Mall tersebut tentunya
14
juga membutuhkan perencanaan. Apakah
pembangunan di lokasi tersebut sudah sesuai
atau belum caranya dengan analisis
perencanaan yang baik sebelum mendirikan
bangunan tersebut.
BAB 4
KESIMPULAN
Bentuk penggunaan lahan suatu wilayah terkait
dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya. Semakin
meningkatnya jumlah penduduk dan semakin intensifnya
aktivitas penduduk di suatu tempat berdampak pada makin
15
meningkatnya perubahan penggunaan lahan. Pertumbuhan
dan aktivitas penduduk yang tinggi terutama terjadi di
daerah perkotaan, sehingga daerah perkotaan pada
umumnya mengalami perubahan penggunaan lahan yang
cepat.
Di Kota Surakarta, pertumbuhan penduduk cukup
tinggi, yaitu sebesar 1.69 % pada tahun 2011-2012. Hal
ini berdampak pada perubahan penggunaan lahan. Terjadi
perubahan guna lahan yang cukup besar terutama untuk
lahan permukiman.
Untuk menanggulangi terjadinya ketimpangan
penggunaan lahan, diperlukan peran perencana untuk
mengatur tata guna lahan. Agar tercipta kehidupan
Wilayah yang sinergis, harmonis, aman dari bencana, dan
menunjang segala aktivitas di atas lahan tersebut.
16
DAFTAR PUSTAKA
BPS Kota Surakarta, 2008, Surakarta dalam Angka, BPS:
Surakarta.
BPS Indonesia, 2000, Tingkat Pertumbuhan Kota Surakarta,
Jakarta: BPS Indonesia.
BPS, 2010, Data Sensus Penduduk kota Surakarta, BPS:
Surakarta.
Carolina Vivien Christianti, 2010, Evaluasi atas kebijakan,
Jakarta: FE UI.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2012, Data
Kependudukan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil: Kota Surakarta.
Sistem Informasi Profil Daerah Kota Surakarta 2009,
Bappeda Kota Surakarta
17