Aspek Ontologi amir

35
Aspek Ontologi (Reality Wujud) KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat limpahan karunia, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun makalah ini sehingga selesai pada waktunya. Makalah yang berjudul “Aspekr Ontologi (reality wujud)” ini disusun dan dibuat berdasarkan materi yang sudah ada. Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar filsafat ilmu, pembuatan makalah ini bertujuan agar dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada mulanya ontologi dan metafisika adalah satu, yaitu dibahas dalam kajian metafisika. Kemudian pada abad ke-17 para

Transcript of Aspek Ontologi amir

Aspek Ontologi (Reality Wujud)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karenaberkat limpahan karunia, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapatmenyusun makalah ini sehingga selesai pada waktunya.Makalah yang berjudul “Aspekr Ontologi (reality wujud)” inidisusun dan dibuat berdasarkan materi yang sudah ada. Selainuntuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar filsafat ilmu,pembuatan makalah ini bertujuan agar dapat menambahpengetahuan bagi para  pembaca. Penulis mengharapkan semogamakalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada semuapihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini. Akhirkata, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh darikesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran dari para pembacauntuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

BAB 1PENDAHULUAN

             A.    Latar BelakangPada mulanya ontologi dan metafisika adalah satu, yaitu

dibahas dalam kajian metafisika. Kemudian pada abad ke-17 para

filsuf membedakan antara metafisika dan ontolgi pada pemilahankajian atau objek yang ditelaah. Secara garis besar ontologidan metafisika mempunyai perbedaan arti secara etimologiyaitu; ontologi berasal dari kata ta onta dan logia. Ta ontaberarti segala sesuatu yang ada dan logia berarti ajaran/ilmupengetahuan, jadi ontologi berarti ajaran mengenai yang adaatau segala  sesuatu yang ada. Sedangkan metafisika adalahsesuatu yang ada pada sesudah fisika.Prof. B. Delfgaauw membedakan antar ontologi dan metafisikamelihat dari objeknya. Objek yang bisa ditangkap dengan pancaindra termasuk masalah ontologi, sedangkan objek yang tidakdapat ditangkap denga panca indra termasuk bidang metasifika.

Ontologi secara ringkas membahas realitas atau suatuentitas dengan apa adanya. Pembahasan mengenai ontologiberarti membahas kebenaran suatu fakta. Untuk mendapatkankebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitastersebut dapat diakui kebenarannya. Untuk itu proses tersebutmemerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkanpada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasarpembahasan realitas.Sementara itu penjelasan deskriptifmengenai ontologi dibahas sebagaimana akan diuraikan dimakalahini dari pengertian ontologi, pendapat tokoh-tokoh filsafatterhadap ontologi, objek formal ontologi, aliran-aliran dalamontologi, serta metode-metode yang dipakai dalam ontologi.

            B.     Rumusan Masalah1.     Apakah Arti Ontologi itu?2.     Apa yang menjadi objek dalam ontologi itu?3.     Apa saja pemikiran atau aliran yang terdapat dalam

ontologi?4.     Metode apa saja yang diterapkan oleh ontologi?

  C.   Maksud dan tujuan

1.     Untuk mengetahui pengertian dari Filsafat ontologi.2.     Untuk mengetahui kajian objek suatu ontologi.

3.     Untuk mengetahui aliran-aliran pemikiran ontologi.4.     Untuk mengetahui metode dari ontologi.

BAB 2PEMBAHASAN

      A.    Pengertian Ontologi.Ontologi menurut bahasa Ontologi berasal dari bahasa

Yunani yaitu On/Ontos yang berarti ada, dan Logos yang berartiilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada.Sedangkanmenurut istilah Ontologi adalah ilmu yang membahas tentanghakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yangberbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.

Pengertian paling umum pada ontologi adalah bagian daribidang filsafat yang mencoba mencari hakikat dari sesuatu.Pengertian ini menjadi melebar dan dikaji secara tersendirimenurut lingkup cabang-cabang keilmuan tersendiri. Pengertianontologi ini menjadi sangat beragam dan berubah sesuai denganberjalannya waktu.

Sebuah ontologi memberikan pengertian untuk penjelasansecara eksplisit dari konsep terhadap representasi pengetahuanpada sebuah knowledge base. Sebuah ontologi juga dapatdiartikan sebuah struktur hirarki dari istilah untukmenjelaskan sebuah domain yang dapat digunakan sebagailandasan untuk sebuah knowledge base”. Dengan demikian,ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek,property dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yangmungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan. Ringkasnya,pada tinjauan filsafat, ontologi adalah studi tentang sesuatuyang ada.

Hakekat kenyataan atau realitas memang bisa didekationtologi dengan dua macam sudut pandang:

1.  Kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau jamak?

2.  Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut memiliki kualitas tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki warna kehijauan, bunga mawar yang berbau harum.Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yangmempelajari realitas atau kenyataan konkret secara kritis.Pandangan Para Filsuf Tentang Ontologi.

Tokoh yang membuat istilah pertma ontologi adlah cristianwolff (1679-1714). Istilah ontologi berasal dari bahasayunani, yaitu ta onta berarti “ yang berada”, dan logi berartiilmu pengetahuan atau ajaran. Dengan demikian ontolgi adalahilmu pengetahuan atau ajaran tentang yang ada.

Berikut adalah pendapat tokoh filsafat mengenai ontologidiantaranya:

1.   Aristoteles mengatakan The first Philosophy dan merupakanilmu mengenai esensi benda.

2.   Noeng Muhajir dalam bukunya Filsafat Ilmu mengatakanontology membahas tentang yang ada yang universal dan tidakterikat oleh satu perwujudan tertentu.

3.   Lorens Bagus menjelaskan yang ada yang meliputi semuarealitas dalam semua bentuknya.

4.   Jujun S. Suriasumatri dalam Pengantar ilmu dalam Perspektif  mengatakan, ontologi membahas apa yang kita ingin ketahui,seberapa jauh kita ingin tahu, atau dengan perkataan lain,suatu pengkajian mengenai teori tentang ada.

5.   A. Dardiri  dalam bukunya Humaniora, Filsafat dan Logikamengatakan ontologi adalah menyelidiki sifat dasar dari apayang  nyata secara fundamental dan cara yang berbeda dimanaentitas dari kategori-kategori yang logis yang berlainan(objek-objek fisis, hal universal,abstraksi) dapat dikatakanada.

6.   Sidi Gazalba dalam bukunya Sistematika Filsafat mengatakan,ontologi mempersoalkan sifat dan keadaan terakhir darikenyataan.

7.   Amsal Bakhtiar dalam bukunya Filsafat Agama I mengatakan,ontologi adalah teori/ilmu tetang wujud, tentang hakikat yangada.

8.   Menurut Suriasumantri (1985), Ontologi membahas tentang apayang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau,dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang“ada”. Telaah ontologis akan menjawab pertanyaan-pertanyaan :A.  Apakah obyek ilmu yang akan ditelaah,

B.  Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut, danC. Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkapmanusia (seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yangmembuahkan pengetahuan.

9.  Menurut Soetriono & Hanafie (2007), Ontologi yaitu merupakanazas dalam menerapkan batas atau ruang lingkup wujud yangmenjadi obyek penelaahan (obyek ontologis atau obyek formaldari pengetahuan) serta penafsiran tentang hakikat realita(metafisika) dari obyek ontologi atau obyek formal tersebutdan dapat merupakan landasan ilmu yang menanyakan apa yangdikaji oleh pengetahuan dan biasanya berkaitan dengan alamkenyataan dan keberadaan.

10. Menurut Pandangan The Liang Gie, Ontologi adalah bagian darifilsafat dasar yang mengungkap makna dari sebuah eksistensiyang pembahasannya meliputi persoalan-persoalan :

     Apakah artinya ada, hal ada ?     Apakah golongan-golongan dari hal yang ada ?

     Apakah sifat dasar kenyataan dan hal ada ?

     Apakah cara-cara yang berbeda dalam mana entitasdari kategori-kategori logis yang berlainan (misalnya objek-objek fisis, pengertian universal, abstraksi dan bilangan)dapat dikatakan ada ?

11. Menurut Ensiklopedi Britannica Yang juga diangkat dariKonsepsi Aristoteles, Ontologi Yaitu teori atau studi tentangbeing / wujud seperti karakteristik dasar dari seluruhrealitas. Ontologi sinonim dengan metafisika yaitu, studifilosofis untuk menentukan sifat nyata yang asli (real nature)dari suatu benda untuk menentukan arti , struktur dan prinsipbenda tersebut. (Filosofi ini didefinisikan oleh Aristotelesabad ke-4 SM).

B.    Objek OntologiOntologi merupakan salah satu dari obyek garapan filsafat

ilmu yang menetapkan batas lingkup dan teori tentang hakikatrealitas yang ada (Being), baik berupa wujud fisik (al-Thobi’ah) maupun metafisik (ma ba’da al-Thobi’ah) selain ituOntology merupakan hakikat ilmu itu sendiri dan apa hakikatkebenaran serta kenyataan yang inheren dengan penetahuanilmiah tidak terlepas dari persepektif filsafat tentang apadan bagaimana yang ada.

Ruang lingkup garapan ontologi itu sendiri meliputifisika dan metafisika dan metafisika masih menjadi perdebatan,terutama di kalangan filosuf barat, yang kemudian dibatasihanya pada obyek-obyek empiris.Maka ilmu yang hanya membahasdaerah-daerah yang berada dalam jangkauan.

Dalam uraian tentang definisi filsafat dijelaskan bahwaobyek filsafat ialah segala sesuatu , meliputi kesemestaan.Scope filsafat yang amat luas  dan tak terbatas obyeknya itu,perlu adanya pembidangan untuk identifikasi penyelidikan. Pembidangan atas sistematika filsafat yang pertama ialahOntologi.

Ontologi kadang-kadang disamakan dengan metafisika.Metafisika ini disebut juga sebagai prote-filosifia ataufilsafat pertama. Sebelum manusia menyelidiki yang lain,manusia berusaha mengerti hakikat sesuatu. Manusia dalamantaraksinya dengan semesta raya, melahirkan pertanyaan-

pertanyaan filosofis. Apakah sesungguhnya hakikat realita yangada ini. Apakah realita yang menampak ini suatu relita  materisaja. Ataukah ada sesuatu di balik realita itu, suatu“rahasia” alam . apakah wujud wujud semesta ini bersifattetap, kekal tanpa perubahan. Ataukah hakikat semesta iniadalah perubahan semata-mata. Apakah realita ini terbentukatas satu unsur, dua unsur (monisme), ataukah lebih dari duaunsur (dualisme), yakni serba banyak (pluralisme).

Pertanyaan-pertanyaan di atas adalah pertanyaan metafisisatau ontologis. Sesuatu realita sebagai suatu perwujudanmenampakkan diri sebagai satu “tubuh”, satu eksistensi.Sesuatu itu endukung satu perwujudan, yakni keseluruhansifatnya. Dan yang utama dari perwujudan itu adalaheksistensinya, dengan perkataan lain, wujud atau adanyasesuatu adalah primer; sedangkan sifat-sifat yang lain,seperti ukuranya, bentuknya, warnanya, beratnya dan sebagainyaadalah sekunder. Ini berarti pula eksistensi suatu realita ituadalah fundamental atau essensial. Sedangkan sifat-sifat lainadalah sesuatu yang accidental, suatu atribut saja. Ontologiatau metafisika terutama bertolak atas penyelidikanya tentanghakikat ada. Secara garis besar ontologi itu antara lain : adamutlak, ada terbatas, ada umum dan ada khusus.

C.  Pandangan Pokok-pokok Pemikiran Ontologi

    1.  Keberadaan ontologi dipandang dari segi jumlaha.    Monoisme, yaitu aliran yang mengatkan bahwa hanya ada satu

kenyataan fundamental. Kenyataan tersebut dapat berupa jiwa,materi, tuhan atau subtansi lainnya yang tidak dapatdiketahui. Tokonya antara lain: thales (625-545 SM), yangberpendapat bahwa kenyataan yang terdalam adalah satusubtansi, yaiut air. Anaximander (610-547 SM)berkeyakina bahwayang merupak kenyataan terdalam adalah aperion, yiut segalasesuatu yang tanpa batas, tidak dapat ditentukan dan tidakmemiliki persamaan dengan salah satu benda yang ada dalamdunia. Anaximenes (585-528 SM), berkeyakina bahwa yangmerupakan unsur kenyataan yang sedalam dalamnya adalah udara.Flisuf modern yang termasuk penganut monoisme adalah B.Spinoza, berpendapat bahwa hanya ada satu satu substansi,

yaitu tuhan. Dealam hal ini tuhan diidentikkan dengan alam(naturans naturata). Dengan demikian monoisme adalah bagianpemahaman ontologi yang mendeskripsikan bahwa hanya ada satuhakikat sebagai sumber asal ini, tyidak ada yang selian selainsatu tersebut.

b.    Dualisme, yaitu aliran yang menganggap adanya dua subtansiyang masin-masing berdiri sendiri. Aliran ini menganggap bahwahakikat asal usul sesutau itu terdiri adri dua subtansi, bukansatu subtansi yang dijelaskan oleh aliran monoisme. Tokoh-tokoh yang termasuk aliran ini adalah plato (428-348 SM), yangmembedakan dua dunia, yaitu dunia indra (dunia bayang-bayang)dan dunia ide (dunia yang terbuka bagi rasio manusia). Renedescartes (1596-1650 M), yang membedakan substansi pikiran dansubstansi keluasan. Leibniz (1646-1716), yang membedakanantara dunia yang sesungguhnya dan dunia yang mungkin.Immanuel Kant (1724-1804), yang membedakan antar dunia gejala(fenomena) dan dunia hakiki (noumena).

c.     Pluralisme, Adalah paham yang menganggap bahwa segenapmacam bentuk merupakan kenyataan dan semuanyanyata.Menyatakan  bahwa kenyataan alam ini tersusun daribanyak unsur. Tokoh masa Yunani kuno aliran ini adalahAnaxagoras dan Ampedocles.Dan tokoh modern adalah WilliamJames (1842-1910 M) yang terkenal sebagai psykolog dan filosofAmerika.

     2.   Keberadaan ontologi dipandang dari segi sifatnyaa.    Materialisme, adalah pandangan yang menyatakan bhwa tidak

ada sesuatu yang nyata kecuali materi. Pikiran dan kesadaranhanyalah penjelmaan dari materi yang adapat dikembalikan padaunsur-unsur fisik. Materi adalah sesuatu yang nampak, dapatdiraba, berbenruk, dan menempati ruang. Hal-hal yang bersiftakerohanian seperti jiwa, keyakinan, rasa sedih, dan rasasenang tidak lain hanyalah ungkapan proses kebendaan. Tokohaliran ini adalah demokritos (460-370 SM), berkeyakinan bahwaalam semesta tersusun atas atom-atom kecil yang memilikibentuk dan badan. Atom ini mempunyai sifat yang sama,perbedaannya hanya tentang besar, bentuk, dan letaknya. Jiwapun menurut demokritos dikatakan terjadi dari atom-atom, hanyasaja atom-atom jiwa itu berbentuk kecil, bulat, dan

bergerak.Thomas Hobbes (1588-1679), berpendapat bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia merupakan gerak dari materi.Termasuk juga pikiran, perasaan adalah gerak materi belakakarena segala sesuatu yang terjadi dari bernda-benda kecil.b.  Spiritualisme

Spiritualisme mengandung beberapa arti, yaitu:1)    Ajaran yang menyatakan bahwa kenyataan yang terdalam adalah

roh ( pneuma, nous, reason, logos), yakni roh yang mengisi danmendasari seluruh alam. Spiritualisme dalam arti inidilawankan dengan materialisme.

2)    Kadang-kadang dikenakan pada pandangan idealistis yangmenyatakan adanya roh mutlak. Dunia indra dalam pengertian inidipandang sebagai dunia ide.

3)    Dipakai dalam istilah keagamaan untuk menekankan pengaruhlangsung dari roh suci dalam bidang agama.

4)    Kepercayaan bahwa roh orang mati berkomunikasi dengan yangMasih hidup melalui perantara atau orang tertentu dan lewatbentuk wujud yang lain. Istilah spiritualisme lebih tepatdikenakan kepercayaan semacam ini.

Aliran spiritualisme juga disebut idealisme (serba cita).Tokoh aliran ini antaranya Plato dengan ajrannya tentang Idea(cita) dan jiwa. Idea atau cita adalah gambaran asli segalabenda. Semua yang ada dalam dunia hanyalah penjelmaan ataubayangan saja. Idea atau cita tidak  dapat ditangkap denganindra (dicerap), tetapi dapat dipikirkan, sedangkan yangditangkap oleh indra manusia hanyalah bayang-bayang.

     3.   Keberadaan ontologi dipandang dari segi proses,kejadian, atau perubahan

a.      Mekanisme, adalah aliran yang menyatakan bhwa semua gejaladapat dijelaskan berdasrkan asas-asas mekanik ( mesin). Semuaperistiwa adalah hasil dari materi yang bergerak dan dapatdijelaskan menurut kaidahnya. Aliran ini juga menerangkansemua peristiwa berdasar pada sebab kerja, yang dilawankandengan sebab-tujuan. Alam dianggap seperti sebuah mesin yangkeseluruhan fungsinya ditentukan secara otomatis oleh bagian-bagiannya. Pandangan yang bercorak mekanistik dalam kosmologipertama kali diajukan oleh Leucippus dan Democritos yang

berpendirian bahwa alam dapat diterangkan berdasarkan padaatom-atom yang bergerak dalam ruang kosong. Pandangan inidianut oleh Galileo Galilei (1564-1641) dan filsuf lainnyaabad ke-17 sebagai filsafat mekanik. Rene Descartes menganggapbahwa hakikat materi adalah keluasan (extension), dan semuagejla fisik dapat diterangkan dengan kaidah mekanik. BagiImmauel kant, kepastian dari suatu kejadian sesuai dengankaidah sebab-akibat (cousality) sebagai suatu kaidah alam.

b.     Teleologi (serba-tujuan), adalah aliran yang berpendapatbahwa yang berlaku daalam kejadian alam bukanlah kaidah sebab-akibat, akan tetapi sejak semula memang ada sesuatu kemauanatau kekuatan  yang mengarahkan alam ke suatu tujuan. menurutAristoteles, untuk melihat kenyataan yang ysesungguhnya kitaharus memahami empat sebab, yaitu sebab bahan (materialcause), sebab bentuk (formal cause), sebab kerja (efficientcouse), dan sebab tujuan (final couse).sebab bahan adalahbahan yang menjadikan sesuatu itu ada; sebab bentuk adalahyang menjadikan sesuatu itu berbentuk; sebab kerja adalah yangmenyebabkan bentuk itu bekerja atas bahan; sebab tujuan adalahyang menyebabkan semata-mata karena perubahan tempat ataugerak

c.      Vitalisme, adalah aliran yang memandang bahwa kehidupan tidak sepenuhnya dijelaskan secara fisika-kimiawi, karenahakikatnya berbeda dengan yang tidak hidup. Filsuf vitalismeseperti Henry Bergson (1859-1941) menyebutkan elan vital.Dikatakannya bahwa elan vital meruapakan sumber dari sebabkerja dan perkembangan dalam alam. Asas hidup ini memimpin danmengatur gejala hidup dan menyesuaikannya dengan tujuan hidup.Oleh karena itu, vitalisme sering juga disebit finalisme.

     4.     Aliran Lain yang berkaitan antara ontologi danMetafisika

a.      Nihilisme, Berasal dari bahasa Latin yangberarti nothing atau tidak ada.Adalah sebuah doktrin yang tidakmengakui validitas alternatif yang positif.Istilah inidiperkenalkan oleh Ivan Turgeniev dalam novelnya Fathers andChildern yang ditulis pada tahun 1862 di Rusia. Doktrin ini sudah

ada semenjak zaman Yunani  kuno pada pandangan Georgias (483-360 SM).

b.     Agnostisesme, Adalah paham yang mengingkari kesanggupanmanusia untuk mengetahui hakikat benda.Baik hakikat materimaupun hakikat ruhani.Kata agnosticismeberasal dari bahasa GrikAgnotos yang berarti unknown.A artinya not, Gno artinya know.Aliranini dengan tegas selalu menyangkal adanya suatu kenyataanmuthlak yang bersifat transcendent.Tokoh aliran ini seperti,Soren Kierkegaar (1813-1855 M) Bapak FilsafatEksistensialisme, Heidegger, Sartre, dan Jaspers.

D.     Metode Dalam OntologiLorens Bagus memperkenalkan tiga tingkatan abstraksi

dalam ontologi, yaitu: abstraksi fisik, abstraksi bentuk, danabstraksi metaphisik. Abstraksi fisik menampilkan keseluruhansifat khas sesuatu objek; sedangkan abstraksi bentukmendeskripsikan sifat umum yang menjadi cirri semua sesuatuyang sejenis. Abstraksi metaphisik mengetangahkan prinsip umumyang menjadi dasar dari semua realitas. Abstraksi yangdijangkau oleh ontologi adalah abstraksi metaphisik.

Sedangkan metode pembuktian dalam ontologi oleh LaurensBagus di bedakan menjadi dua, yaitu : pembuktian a priori danpembuktian a posteriori. Pembuktian a priori disusun denganmeletakkan term tengah berada lebih dahulu dari predikat; danpada kesimpulan term tengah menjadi sebab dari kebenarankesimpulan.Contoh :          Sesuatu yang bersifat lahirah itufana            (Tt-P)                        Badan itu sesuatu yang lahiri(S-Tt)                        Jadi, badan itu fana’(S-P)

Sedangkan pembuktian a posteriori secara ontologi, termtengah ada sesudah realitas kesimpulan; dan term tengahmenunjukkan akibat realitas yang dinyatakan dalam kesimpulanhanya saja cara pembuktian a posterioris disusun dengan tatasilogistik sebagai berikut:

Contoh :          Gigi geligi itu gigi geligi rahangdinasaur                  (Tt-S)                        Gigi geligi itu gigi geligi pemakantumbuhan            (Tt-P)                        Jadi, Dinausaurus itu pemakantumbuhan                   (S-P)

Bandingkan tata silogistik pembuktian a priori dengan aposteriori. Yang apriori di berangkatkan dari term tengah dihubungkan dengan predikat dan term tengahj menjadi sebab darikebenaran kesimpulan; sedangkan yang a posteriori diberangkatkan dari term tengah di hubungkan dengan subjek, termtengah menjadi akibat dari realitas dalam kesimpulan.

Sementara Jujun S. Suriasumantri dalam pembahasan tentangontologi memaparkan juga tentang asumsi dan peluang. Sementaradalam tugas ini penulis tidak hendak ingin membahas dua pointtersebut.

BAB 3PENUTUP

A.    Kesimpulan   1.      Ontologi menurut bahasa Ontologi berasal dari bahasa

Yunani yaitu On/Ontos yang berarti ada, dan Logos yang berartiilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada.Sedangkanmenurut istilah Ontologi adalah ilmu yang membahas tentanghakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yangberbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.

   2.      Ruang lingkup garapan ontologi itu sendiri meliputifisika dan metafisika dan metafisika masih menjadi perdebatan,terutama di kalangan filosuf barat, yang kemudian dibatasihanya pada obyek-obyek empiris. Maka ilmu yang hanya membahasdaerah-daerah yang berada dalam jangkauan.

  3.      A.  Keberadaan ontologi dipandang dari segi jumlah1.    Monoisme2.    Dualisme3.    Pluralisme

                      B.   Keberadaan ontologi dipandang darisegi jumlah

1.    Monoisme2.    Dualisme3.    PluralismeC. Keberadaan ontologi dipandang dari segi proses,

kejadian, atau perubahan1.      Mekanisme2.     Teleologi (serba-tujuan)3.      Vitalisme 4. abstraksi fisik, abstraksi bentuk, dan abstraksi

metaphisik.

DAFTAR PUSTAKA

Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah PengantarPopuler,Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996.

Louis O. Kattsouff, Pengantar filsafat, Tiara Wacana,Yogjakarta.

NoorSyam, Muhammad. Filsafat Pendidikan dan Dasar Pendidikan. Usaha Nasional. Surabaya-Indonesia,1986.

Suhartono, Suparlan. 2000. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta :Ar-Ruzz.

Surajito, Drs. 2005. Pengantar ilmu filsafat.jakarta: SinarGrafika Offset.

                 http://hilda08.wordpress.com/filsafat-ilmu_ontologi-pengetahuan/

                 http://id.wikipedia.org/wiki/Metafisikahttp://amrull4h99.wordpress.com/2009/10/01/ontologi-

metafisika-asumsi-dan-peluang/

Ontologi

BAB IPENDAHULUAN

1.1              Latar BelakangPada mulanya ontologi dan metafisika adalah satu, yaitu

dibahas dalam kajian metafisika. Kemudian pada abad ke-17 parafilsuf membedakan antara metafisika dan ontolgi pada pemilahankajian atau objek yang ditelaah. Secara garis besar ontologidan metafisika mempunyai perbedaan arti secara etimologiyaitu; ontologi berasal dari kata ta onta dan logia. Ta ontaberarti segala sesuatu yang ada dan logia berarti ajaran/ilmupengetahuan, jadi ontologi berarti ajaran mengenai yang adaatau segala  sesuatu yang ada. Sedangkan metafisika adalahsesuatu yang ada pada sesudah fisika. Prof. B. Delfgaauwmembedakan antar ontologi dan metafisika melihat dariobjeknya. Objek yang bisa ditangkap dengan panca indratermasuk masalah ontologi, sedangkan objek yang tidak dapatditangkap denga panca indra termasuk bidangmetasifika. Ontologi secara ringkas membahas realitas atausuatu entitas dengan apa adanya. Pembahasan mengenai ontologiberarti membahas kebenaran suatu fakta. Untuk mendapatkankebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitastersebut dapat diakui kebenarannya. Untuk itu proses tersebutmemerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkanpada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasarpembahasan realitas. Sementara itu penjelasan deskriptifmengenai ontologi dibahas sebagaimana akan diuraikan dimakalahini dari pengertian ontologi, pendapat tokoh-tokoh filsafatterhadap ontologi, objek formal ontologi, aliran-aliran dalamontologi, serta metode-metode yang dipakai dalamontologi. Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat. Studitersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifatkonkret.Ontologi membahas realitas atau suatu entitas denganapa adanya. Pembahasan mengenai ontologi berarti membahaskebenaran suatu fakta. Untuk mendapatkan kebenaran itu,ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapatdiakui kebenarannya. Untuk itu proses tersebut memerlukandasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkan padabagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasanrealitas.  Ilmu merupakan kegiatan untuk mencari suatu

pengetahuan dengan jalan melakukan pengamatan atau punpenelitian, kemudian peneliti atau pengamat tersebut berusahamembuat penjelasan mengenai hasil pengamatan ataupenelitiannya tersebut. Dengan demikian, ilmu merupakan suatukegiatan yang sifatnya operasional.

1.2              Rumusan Masalah         Apakah Arti Ontologi itu?         Bagaimanakah sejarah perkembangan ontologi itu ?         Berbagai jenis aliran dari ontology ?

1.3    Tujuan         Memahami apa itu ontology ?         Perkembangan dari ontology ?         Kelebihan dan Kelemahan Ontology

BAB IIPEMBAHASAN

2.1  Pengertian OntologiKata ontologi berasal dari perkataan Yunani, yaitu :

Ontos : being, dan Logos. Logis Jadi ontology adalah the theory ofbeing qua being ( teori tentang keberadaan sebagaikeberadaan ). Atau bisa juga ilmu tentang yang ada. Secaraistilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikatyang ada yang merupakan realiti baik berbentuk jasmani ataukongkrit maupun rohani atau abstrak.

Istilah ontologi pertama kali diperkenalkan oleh rudolfGoclenius pada tahun 1936 M, untuk menamai hakekak yang adabersifat metafisis. Dalam perkembangannya Christian Wolf(1679-1754) membagi metafisika menjadi dua, yaitu metafisikaumum dan khusus.Metafisika umum adalah istilah lain dari ontologi. Dengandemikian, metafiska atau otologi adalah cabang filsafat yang

membahas tentang prinsip yang paling dasar atau paling dalamdari segala sesuatu yang ada. Sedangkan metafisika khususmasih terbagi menjadi Kosmologi, Psikologi dan Teologi.

2.2   Sejarah Ontologi

Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang palingkuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut membahaskeberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yangmemiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal sepertiThales, Plato, dan Aristoteles . Pada masanya, kebanyakanorang belum membedaan antara penampakan dengan kenyataan.Thales terkenal sebagai filsuf yang pernah sampai padakesimpulan bahwa air merupakan substansi terdalam yangmerupakan asal mula segala sesuatu. Namun yang lebih pentingialah pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu ituberasal dari satu substansi belaka (sehingga sesuatu itu tidakbisa dianggap ada berdiri sendiri). Hakekat kenyataan ataurealitas memang bisa didekati ontologi dengan dua macam sudutpandang: kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakahkenyataan itu tunggal atau jamak?

Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan(realitas) tersebut memiliki kualitas tertentu, sepertimisalnya daun yang memiliki warna kehijauan, bunga mawar yangberbau harum. Secara sederhana ontologi bisa dirumuskansebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan konkretsecara kritis. Beberapa aliran dalam bidang ontologi, yaknirealisme, naturalisme, empirisme Istilah istilah terpentingyang terkait dengan ontologi adalah:

         yang-ada (being)         kenyataan/realitas (reality)         eksistensi (existence)         esensi (essence)         substansi (substance)         perubahan (change)         tunggal (one)         jamak (many)

Ontologi ini pantas dipelajari bagi orang yang inginmemahami secara menyeluruh tentang dunia ini dan berguna bagistudi ilmu-ilmu empiris (misalnya antropologi, sosiologi, ilmukedokteran, ilmu budaya, fisika, ilmu teknik dan sebagainya).

2.3              Aliran-aliran OntologyDalam mempelajari ontologi muncul beberapa pertanyaan yang

kemudian melahirkan aliran-aliran dalam filsafat. Dari masing-masing pertanyaan menimbulkan beberapa sudut pandang mengenaiontologi. Pertanyaan itu berupa “Apakah yang ada itu? (What isbeing?)”, “Bagaimanakah yang ada itu? (How is being?)”, dan“Dimanakah yang ada itu? (What is being?)”.

\1.    Apakah yang ada itu? (What is being?)

Dalam memberikan jawaban masalah ini lahir aliran filsafat, yaitu sebagaiberikut :a). Aliran MonoismeAliran ini berpendapat bahwa yang ada itu hanya satu, tidakmungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber yangasal, baik yang asal berupa materi ataupun berupa ruhani.Tidak mungkin ada hakikat masing-masing bebas dan berdirisendiri. Haruslah salah satunya merupakan sumber yang pokokdan dominan menentukan perkembangan yang lainnya. Plato adalahtokoh filsuf yang bisa dikelompokkan dalam aliran ini, karenaia menyatakan bahwa alam ide merupakan kenyataan yangsebenarnya. Istilah monisme oleh Thomas Davidson disebutdengan Block Universe. Paham ini kemudian terbagi ke dalam duaaliran .

      Materialisme

Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalahmateri, bukan ruhani. Aliran ini sering juga disebutdengan naturalisme. Menurutnya bahwa zat mati merupakankenyataan dan satu-satunya fakta. Aliran pemikiran ini dipelopori oleh bapak filsafat yaitu Thales (624-546 SM). Iaberpendapat bahwa unsur asal adalah air, karena pentingnyabagi kehidupan. Anaximander (585-528 SM) berpendapat bahwaunsur asal itu adalah udara, dengan alasan bahwa udaramerupakan sumber dari segala kehidupan. Demokritos (460-370SM) berpendapat bahwa hakikat alam ini merupakan atom-atomyang banyak jumlahnya, tak dapat dihitung dan amat halus.Atom-atom itulah yang merupakan asal kejadian alam.

           Idealisme

Idealisme diambil dari kata “idea” yaitu sesuatu yang hadir dalamjiwa.  Aliran ini menganggap bahwa dibalik realitas fisik pasti ada sesuatuyang tidak tampak. Bagi aliran ini, sejatinya sesuatu justru terletakdibalik yang fisik. Ia berada dalam ide-ide, yang fisik bagi aliran inidianggap hanya merupakan bayang-bayang, sifatnya sementara, dan selalumenipu. Eksistensi benda fisik akan rusak dan tidak akan pernah membawaorang pada kebenaran sejati. Dalam perkembangannya, aliran ini ditemuidalam ajaran Plato (428-348 SM) dengan teori idenya. Menurutnya, tiap-tiapyang ada di dalam mesti ada idenya yaitu konsep universal dari tiapsesuatu. Alam nyata yang menempati ruangan ini hanyalah berupa bayangansaja dari alam ide itu. Jadi, idelah yang menjadi hakikat sesuatu, menjadidasar wujud sesuatu.

b). Aliran Dualisme

Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macamhakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi danhakikat rohani, benda dan roh, jasad dan spirit. Kedua macamhakikat itu masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-samaazali dan abadi. Hubungan keduanya menciptakan kehidupan dalamalam ini. Tokoh paham ini adalah Descartes (1596-1650 M) yangdianggap sebagai bapak filsafat modern. Ia menamakan keduahakikat itu dengan istilah dunia kesadaran (rohani) dan duniaruang (kebendaan). Ini tercantum dalam bukunya Discours de laMethode (1637) dan Meditations de Prima Philosophia (1641). Dalambukunya ini pula, Ia menerangkan metodenya yang terkenaldengan Cogito Descartes (metode keraguan Descartes/CartesianDoubt). Disamping Descartes, ada juga Benedictus de Spinoza(1632-1677 M), dan Gitifried Wilhelm von Leibniz (1646-1716M).

c). Aliran Pluralisme

Aliran ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakankenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakuibahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata. Pluralismedalam Dictionary of Philosophy and Religiondikatakan sebagai paham yangmenyatakan bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyakunsur, lebih dari satu atau dua entitas. Tokoh aliran ini padamasa Yunani Kuno adalah Anaxagoras dan Empedocles, yangmenyatakan bahwa substansi yang ada itu terbentuk dan terdiridari empat unsur, yaitu tanah, air, api, dan udara. Tokohmodern aliran ini adalah William James (1842-1910 M), yang

mengemukakan bahwa tiada kebenaran yang mutlak, yang berlakuumum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri, dan lepasdari akal yang mengenal.

a)      Aliran NihilismeNihilisme berasal dari bahasa Latin yang berarti nothing atau tidak ada.Sebuah doktrin yang tidak mengakui validitas alternatif yang positif.Istilah nihilisme diperkenalkan oleh Ivan Turgeniev pada tahun 1862 diRusia. Doktrin tentang nihilisme sebenarnya sudah ada semenjak zaman YunaniKuno, yaitu pada pandangan Gorgias (485-360 SM) yang memberikan tigaproposisi tentang realitas. Pertama, tidak ada sesuatupun yang eksis. Kedua,bila sesuatu itu ada, ia tidak dapat diketahui. Ketiga, sekalipun realitasitu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada oranglain. Tokoh lain aliran ini adalah Friedrich Nietzche (1844-1900 M). Dalampandangannya dunia terbuka untuk kebebasan dan kreativitas manusia. Matamanusia tidak lagi diarahkan pada suatu dunia di belakang atau di atasdunia di mana ia hidup.

b)     Aliran AgnostisismePaham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda.Baik hakikat materi maupun hakikat ruhani. Kata agnostisisme berasal daribahasa Grik Agnostos, yang berarti unknown. A artinya not, gno artinya know.Timbulnya aliran ini dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampumenerangkan secara konkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dandapat kita kenal. Aliran ini dapat kita temui dalam filsafat eksistensidengan tokoh-tokohnya seperti, Soren Kierkegaar (1813-1855 M) yang terkenaldengan julukan sebagai Bapak Filsafat Eksistensialisme, yang menyatakanbahwa manusia tidak pernah hidup sebagai suatu aku umum, tetapi sebagai akuindividual yang sama sekali unik dan tidak dapat dijabarkan ke dalam sesuatuorang lain. Berbeda dengan pendapat Martin Heidegger (1889-1976 M), yangmengatakan bahwa satu-satunya yang ada itu ialah manusia, karena hanyamanusialah yang dapat memahami dirinya sendiri. Tokoh lainnya adalah, JeanPaul Sartre (1905-1980 M), yang mengatakan bahwa manusia selalu menyangkal.Hakikat beradanya manusia bukan entre (ada), melainkan aentre (akan atausedang). Jadi, agnostisisme adalah paham pengingkaran/penyangkalan terhadapkemampuan manusia mengetahui hakikat benda, baik materi maupun ruhani.

2.4    Ontologi menurut Tokoh – tokoh FilsafatMenurut  bahasa, Ontologi  berasal dari  bahasa  Yunani 

yaitu : On/Ontos = ada, dan Logos = ilmu. Jadi, ontologiadalah ilmu tentang yang ada. Sedangkan menurut istilahOntologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada,yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk

jasmani/konkret maupun rohani/abstrak. B.    Ontologi menurutTokoh-tokoh filsafat

Tokoh yang membuat istilah pertma ontologi adlah cristianwolff (1679-1714). Istilah ontologi berasal dari bahasayunani, yaitu ta onta berarti “ yang berada”, dan logi berartiilmu pengetahuan atau ajaran. Dengan demikian ontolgi adalahilmu pengetahuan atau ajaran tentang yang ada.

Berikut adalah pendapat tokoh filsafat mengenai ontologidiantaranya:

a.    Aristoteles mengatakan The first Philosophy dan merupakanilmu mengenai esensi benda.

b.    Noeng Muhajir dalam bukunya Filsafat Ilmu mengatakanontology membahas tentang yang ada yang universal dan tidakterikat oleh satu perwujudan tertentu.

c.    Lorens Bagus menjelaskan yang ada yang meliputi semuarealitas dalam semua bentuknya.

d.   Jujun S. Suriasumatri dalam Pengantar ilmu dalam Perspektif  mengatakan, ontologi membahas apa yang kita ingin ketahui,seberapa jauh kita ingin tahu, atau dengan perkataan lain,suatu pengkajian mengenai teori tentang ada.

e.    A. Dardiri  dalam bukunya Humaniora, Filsafat dan Logikamengatakan ontologi adalah menyelidiki sifat dasar dari apayang  nyata secara fundamental dan cara yang berbeda dimanaentitas dari kategori-kategori yang logis yang berlainan(objek-objek fisis, hal universal,abstraksi) dapat dikatakanada.

f.     Sidi Gazalba dalam bukunya Sistematika Filsafat mengatakan,ontologi mempersoalkan sifat dan keadaan terakhir darikenyataan.

g.    Amsal Bakhtiar dalam bukunya Filsafat Agama I mengatakan,ontologi adalah teori/ilmu tetang wujud, tentang hakikat yangada.

h.     Menurut Suriasumantri (1985),Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui,seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengan kata lain suatupengkajian mengenai teori tentang “ada”. Telaah ontologis akanmenjawab pertanyaan-pertanyaan :

a) apakah obyek ilmu yang akan ditelaah,

b) bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut, danc) bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkapmanusia (seperti    berpikir, merasa, dan mengindera) yangmembuahkan pengetahuan.

i.      Menurut Soetriono & Hanafie (2007)Ontologi yaitu merupakan azas dalam menerapkan batas atauruang lingkup wujud yang menjadi obyek penelaahan (obyekontologis atau obyek formal dari pengetahuan) serta penafsirantentang hakikat realita (metafisika) dari obyek ontologi atauobyek formal tersebut dan dapat merupakan landasan ilmu yangmenanyakan apa yang dikaji oleh pengetahuan dan biasanyaberkaitan dengan alam kenyataan dan keberadaan.

j.      Menurut Pandangan The Liang GieOntologi adalah bagian dari filsafat dasar yang mengungkapmakna dari sebuah eksistensi yang pembahasannya meliputipersoalan-persoalan:·    Apakah artinya ada, hal ada?·    Apakah golongan-golongan dari hal yang ada?·    Apakah sifat dasar kenyataan dan hal ada?·   Apakah cara-cara yang berbeda dalam mana entitas dari

kategori-kategori logis yang berlainan (misalnya objek-objekfisis, pengertian universal, abstraksi dan bilangan) dapatdikatakan ada .

k.    Menurut Ensiklopedi Britannica Yang juga diangkat dariKonsepsi AristotelesOntologi Yaitu teori atau studi tentang being / wujud sepertikarakteristik dasar dari seluruh realitas. Ontologi sinonimdengan metafisika yaitu, studi filosofis untuk menentukansifat nyata yang asli (real nature) dari suatu benda untukmenentukan arti , struktur dan prinsip benda tersebut.(Filosofi ini didefinisikan oleh Aristoteles abad ke-4 SM).

2.5  Keunggulan dan Kekurangan dari Ontology2.5.1  Keunggulan (kelebihan) Ontology

  Membantu untuk mengembangkan dan mengkritisi berbagai bangunansistem pemikiran yang ada.

  Membantu memecahkan masalah pola relasi antar berbagai eksistendan eksistensi.

  Bisa mengeksplorasi secara mendalam dan jauh pada berbagairanah keilmuan maupun masalah, baik itu sains hingga etika.

  Membantu membentuk pola pikir yang maju dari zaman ke zamannya.

 2.5.2  Kelemahan (kekurangan) ontology :  Memerlukan penguasaan yang baik karna mengunakan pemahaman.  Sulit untuk di pahami karna hanya menggunakan teori dalam

pengerjaannya.  Hanya terdapat teori di dalamnya .  Terdapat keterbatasan dalam konteks teorinya.

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan :  Kata ontologi berasal dari perkataan Yunani, yaitu : Ontos :

being, dan Logos. Logic Jadi ontology adalah the theory of being quabeing ( teori tentang keberadaan sebagai keberadaan ). Atau bisajuga ilmu tentang yang ada. Secara istilah ontologi adalahilmu yang membahas tentang hakikat yang ada yang merupakanrealiti baik berbentuk jasmani atau kongkrit maupun rohaniatau abstrak.

  Istilah ontologi pertama kali diperkenalkan oleh rudolfGoclenius pada tahun 1936 M, untuk menamai hakekak yang adabersifat metafisis. Dalam perkembangannya Christian Wolf(1679-1754) membagi metafisika menjadi dua, yaitu metafisikaumum dan khusus.

  1. Keunggulan (kelebihan) Ontology : Membantu untukmengembangkan dan mengkritisi berbagai bangunan sistempemikiran yang ada

2.      Kelemahan (kekurangan) ontology : Sulit untuk di pahamikarna hanya menggunakan teori dalam pengerjaannya.

DAFTAR PUSTAKAAdisusilo, Sutarjo. 1983. Problematika Perkembangan IlmuPengetahuan.   Yogyakarta. KanisiusBakhtiar A. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta. PT. Raja GrafindoPersadaMangunwijaya YB. 1999. Pasca Indonesia Pasca Einstein; Eseiesei TentangKebudayaan IndonesiaAbad ke-21.  Yogyakarta. Kanisius

Pasca Sarjana Universitas SriwijayaRabu, 25 September 2013

Makalah Ontologi " Filsafat Ilmu"

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Setiap manusia yang berakal sehat pasti memiliki pengetahuan,baik berupa fakta, konsep, prinsip, maupun prosedur tentang suatuobjek. Pengetahuan dapat dimiliki berkat adanya pengalaman ataumelalui interaksi antar manusia dan lingkungannya. Salah satu wujudpengetahuan yang dimiliki manusia adalah pengetahuan ilmiah yanglazim dikatakan sebagai “ilmu”. Ilmu adalah bagian pengetahuan,namun tidak semua pengetahuan dapat dikatakan ilmu. Seandainyaseseorang berkata kepada kita bahwa dia tahu bagaimana cara bermaingitar, maka seorang lainnya mungkin bertanya : apakah pengetahuananda itu merupakan ilmu ? tentu saja dengan mudah dia dapatmenjawabnya bahwa pengetahuan bermain gitar bukanah ilmu, melainkanseni. Prof. Jujun menyatakan bahwa ilmu adalah satu buah pemikiranmanusia dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan. Kata sifat ilmu adalah“keilmuan”. Keilmuan memiliki memiliki tugas membantu menusia dalammemecahkan masalah.

Pengetahuan manusia pada hakekatnya merupakan segenap apa yangkita ketahui tentang suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakankhazanah kekayaan mental yang secara langsung atau tak langsungturut memperkaya kehidupan ita. Sukar dibayangkan bagimana kehidupanmanusia seandainya manusia itu tidak ada, sebab pengetahuanmerupakan sumber jawaban bagi berbagai pertanyaan yang muncul padakehidupan. Tiap jenis pengetahuan pada dasarnya menjawab jenispertanyaan yang diajukan. Oleh sebab itu agar kita dapatmemanfaatkan segenap pengetahuan kita secara maksimal maka haruskita ketahui jawaban apa saja yang mungkin bisa kita berikan olehsuatu pengetahuan tertentu. Atau dengan kata lain, perlu kitaketahui kepada pengetahuan mana suatu pertanyaan tertentu harus kitaajukan.

1.2  Rumusan Masalah

Bagaimanakah hakikat ilmu pengetahuan dari aspek ontologi ?

1.3  Tujuan

Tujuan makalah ini untuk mengetahui dan memahami hakikat ilmupengetahuan dari aspek ontologi.

1.4  Manfaat

Manfaat yang dapat  diperoleh dengan penulisan makalah iniadalah sebagai berikut :

1.      Mengetahui hakikat ilmu pengetahuan dari aspek ontologi.

2.      Sebagai bahan bacaan yang berkaitan dengan onologi.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1    Ontologi

Dalam persoalan ontologi orang menghadapipersoalan  bagaimanakah kita menerangkan hakikat dari segala yang ada ini ?pertama kali orang dihadapkan pada adanya dua macam kenyataan. Yangpertama, kenyataan yang berupa materi (kebenaran) dak kedua,kenyataan yang berupa rohani (kejiwaan).

Pembicaraan tentang hakikat sangatla luas sekali, yaitu segalayang ada dan mungkin ada. Hakikat adalah realitas; realita adalahke-real-an, Riil artnya kenyataan yang sebenarnya. Jadi kahikatadalah kenyataan sebenarnya sesuatu, bukan kenyataan sementara ataukeadaan yang menipu, juga bukan kenyataan yang berubah.

Ontologi, dalam bahasa Inggris “ontology”, berakar dari bahasaYunani “on” berartiada, dan “ontos” berarti keberadaan. Sedangkan“logos” berarti pemikiran (Lorens Bagus:2000). Jadi, ontologi adalahpemikiran mengenai yang ada dan keberadaannya. Sedangkan menurutJujun S .Suriasumantri dalam Pengantar Ilmu dalam Perspektifmengatakan,ontology membahas apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kitaingin tahu, atau dengan perkataan lain, suatu pengkajian mengenaiteori tentang “ada”.

Sidi gazalba dalam bukunya Sistematika Filsafat mengatakan, ontologimempersoalkan sifat dan keadaan terakhir dari kenyataan. Karena ituia disebut ilmu hakikat yang bergantung pada pengetahuan. Dalamagama antologi memikirkan tentang Tuhan.

Dari beberapa pengetahuan di atas dapat disimpulkan bahwa :

1.      Menurut bahasa, anologi ialah berasal dari bahasa Yunani yaitu,On/Ontos = ada, dan logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentangyang ada.

2.      Menurut istilah, Ontologi adalah ilmu yang membahas tentanghakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentukjasmani/konkret maupun rohani/abstrak.

Teori ontology pertama kali diperkenalkan oleh RudolfGoclenius pada tahun 1939 M. untuk menamai teori tentang hakikatyang ada yang bersifat metafisis. Dalam perkembangannya ChirtianWolff (1679-1954) membagi metafisika menjadi dua, yaitu metafisikaumum dan metafisika khusus. Metafisika umum yang dimaksudkan sebagaiistilah lain dari ontology.

Dengan demikian, metafisika umum atau ontologi adalah cabangfilsafat yang membicarakan prinsip paling dasar atau paling Dalamdari segala sesuatu yang ada. Sedang metafisika khusus masih dibagilagi menjadi kosmologi, psikologi, dan teologi.

Kosmologi adalah cabang filsafat yang secara khususmembicarakan tentang alam semesta. Psikologi adalah cabang filsafatyang secara khusus membicarakn tentang jiwa manusia. Teologi adalahcabang filsafat yang secara khusus membicarakan Tuhan

2.2    Objek ontologi

1.      Objek Materi

Secara antologis, artinya metafisis umum, objek materi yangdipelajari dalam plural ilmu pengetahuan, bersifat monistik padatingkat yang paling abstrak. Seluruh objek materi pluralitas ilmupengetahuan, seperti manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan zatkebendaan berada pada tingkat abstrak tertinggi, yaitu dalamkesatuan dan kesamaannya sebagai makhluk. Kenyataan itu mendasaridan menentukan kesatuan pluralitas ilmu pengetahuan. Dengan kata

lain, prulalitas ilmu pengetahuan berhakikat satu, yaitu dalamkesatuan objek materinya.

Kesatuan ilmu pengetahuan tersebut menjadi semakin jelas jikaditinjau dari sumber asal seluruh perbedaan objek materi itu. Semuamakhluk, sebagai objek materi pluralitas ilmu pengetahuan, secarasistematis berhubungan dengan proses kausalistik. Keberasaan manusiadidahului  dengan keberadaan binatang; keberadaan binatang didahuluikeberadaan tumbuh-tumbuhan; dan keberadaan tumbuh-tumbuhan didahuluioleh zat kebendaan. Secara sistematis, masing-masing berada dalamsistem saling bergantung ( interdependence ), dan zat kebendaan terkecil (atom ) secara eksistensial berfungsi sebagai sumber ketergantunganmakhluk-makhluk lain sesudahnya. Tetapi secara substansial,keberadaan atom sebagai zat kebendaan terkecil itu bukanlah dalamtingkat kesempurnaan (berdiri sendiri), melainkan berada padatingkat aksidental, artinya berada dengan cara ditentukan.Keberadaan zat kebendaan demikian ditentukan oleh penyebabterdahulu, sekaligus sebagai penyebab pertama dan terakhir, yangdisebut ‘causa prima’. Oleh karena itu, pada tingkat substansitertinggi, seluruh pluralitas ilmu pengetahuan, sebagai akibatprulalitas objeknya, berada dalam satu kesatuan di dalam diri causaprima-nya.

2.      Obek Forma

Objek forma ini sering dipahami sebagai sudut atau titikpandang, yang selanjutnya menenentukan ruang lingkup. Berdasarkanruang lingkup studi inilah selanjutnya ilmu pengetahuan berkembangmenjadi prular, berbeda-beda dan cenderung saling terpisah antarasatu dengan yang lain.

Dibandingkan dengan pengetahuan pada umumnya atau filsafat.Ilmu pengetahuan pada umumnya atau filsafat, ilmu pengetahuanmempersoalkan kebenaran secara khusus, konkret dan objektif, yangselanjutnya desebut kebenaran objektif, yang selanjutnya disebutkebenaran objektif. Kebenaran demikian tingkat kepastiannya lebihkuat, karena didukung oleh fakta-fakta konkret dan empirik objektif.

Dalam hubunganya dengan perilaku, kebernaran objektif memberikanlandasan stabil dan establish sehingga suatu perilaku dapat diukurnilai kebenarannya, dan bisa dipakai sebagai pedoman bagi semuapihak. Sedangkan objektifitas suatu objek materi, apapun jenisnya,bukan terletak pada keseluruhan tetapi pada bagian-bagian kecil dariobjek itu. Mengingat di dalam diri objek materi terdapat bagian-bagian yang prular, dan mengingat keterbatasan subjek, maka dalamkegiatan ilmiah, subjek prular memilah-milah objek studi ke dalambagian-bagian, dan kemudian memilih salah satu bagian sebagailapangan studi. Lapangan studi inilah yang dimaksud dengan objekforma.

2.3    Aliran-aliran

Di dalam pemahaman ontologi dapat diketemukan pandangan-pandanganpokok pemikiran sebagai berikut:

1.      Monoisme

Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruhkenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin ada dua. Haruslasatu hakikat saja sebagai sumber yang asal, baik yang asal berupamateri ataupun berupa rohani. Tidak mungkin ada hakikat masing-masing bebas dan berdiri sendiri. Haruslah salah satunya merupakansumber yang pokok dan dominan menentukan perkembangan yang lainnya.Istilah monism oleh Thomas Davidson disebut Block Universe. Paham inikemudian terbagi ke dalam dua aliran:

a.       Materialisme

Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalahmateri, bukan rohani. Aliran ini sering juga disebut dengannaturalism. Menurutnya bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu-satunya fakta. Yang ada hanyalah materi, yang lainnya jiwa atau ruhitu hanyalah merupakan akibat saja dari proses gerakan kebenarandengan salah satu cara tertentu.

Kalau dikatakan bahwa materialisme sering disebut naturalism,sebenarnya ada sedikit perbedaan diantara dua paham itu. Namun

begitu, materlialisme dapat dianggap seatu penampakan diri darinaturalism. Naturlisme berpendapat bahwa alam saja yang ada, yanglainnya diluar alam tidak ada. Yang dimaksud alam disini ialahsegala-galanya, meliputi benda dan ruh. Jadi bnda dan ruh samanilainya dianggap sebagai alam yang satu. Sebaliknya, materlialismemenganggap ruh adalah kejadian dari benda. Jadi tidak sama nilaibenda dan ruh seperti dalam naturalisme.

Dalam perkembangannya, sebagai aliran yg paling tua, paham initimbum dan tenggelam seiring roda kehidupan manusia yang selaludiwarnai dengan filsafat dan agama. Alasan mengapa aliran iniberkembang sehingga memperkuat dugaan bahwa yang merupakan hakikatadalah:

a.       Pada pikiran yang masih sederhana, apa yang kelihatan yang dapatdiraba, biasanya dijadikan kebenaran terakhir. Pikiran sederhanatidak mampu memikirkan sesuatu di luar ruang yang abstrak.

b.      Penemuan-penemuan menunjukkan betapa bergantungnya jiwa padabadan. Oleh sebab itu, peristiwa jiwa selalu dilihatsebagai  peristiwa jasmani. Jasmani lebih menonjol dalam peristiwaini.

c.       Dalam sejarahnya manusia memang bergantung pada benda sepertipadi. Dewi Sri dan Tuhan muncul disitu. Kesemuanya ini memperkatdugaan bahwa yang memperkuat hakikat adalah benda.

b.      Idealisme

Sebagai lawan materialism adalah aliran idealism yangdinamakan juga spiritualisme. Idealisme berarti serba cita,sedang  spiritualisme berarti serba ruh.

Idealism diambil dari kata “Idea”, yaitu sesuatu yang hadirdalam jiwa. Aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yangberaneka ragam itu semua berasal dari ruh (sukma) atau sejenis

dengannya, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menepati ruang.Materi atau zat itu hanyalah suatu jenis dari penjelasan ruhani.

Alasan aliran ini yang menyatakan bahwa hakikat benda adalahruhani, spirit atau sebangsanya adalah :

a.       Nilai ruh lebih tinggi dari pada badan, lebih tinggi nilainyadari materi bagi kehidupan manusia. Ruh ini dianggap sebagai hakikatyang sebenarnya. Sehingga materi hanyalah badannya, bayangan ataupenjelmaan saja.

b.      Manusia lebih dapat memahami dirinya daripada dunia diluardirinya.

c.       Materi ialah kumpulan energy yang menempati ruang. Benda tidakada, yang ada energy itu saja.

Materi bagi penganut idealism sebenarnya tidak ada. Segalakenyataan ini termasuk kenyataan manusia adalah ruh. Ruh itu tidakhanya menguasai kenyataan manusia adalah ruh. Ruh itu tidak hanyamenguasai manusia perorangan, tetapi juga kebudayaan. Jadikebudayaan adalah perwujudan dari alam cita-cita itu adalah ruhani.Karenanya aliran ini dapat disebut idealism dan dapat disebutspiritualisme.

Aristoteles (284-322 SM) memberikan sifat keruhanian denganajarannya yang menggambarkan alam ide itu sebagai sesuatu tenagayang berada dalam benda-benda itu sendiri dan menjalankanpengaruhnya dari benda itu.

2.      Dualisme

Setelah kita memahami bahwa hakikat itu satu (monisme) baikmateri ataupun ruhani, ada juga pandangan yang mengatakan bahwahakikat itu ada dua aliran ini disebut dualisme. Aliran iniberpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asalsumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani, benda dan ruh,jasad dan spirit. Materi bukan muncul dari ruh, dan ruh bukan munculdari benda. Sama-sama hakikat. Kedua macam hakikat itu masing-masing

bebas dan berdiri sendiri, sama-sama azali dan abadi. Ubungankeduanya menciptakan kehidupan dalam ala mini. Contoh yang palingjelas tentang adanya kerja sama kedua hakikat ini ialah dalam dirimanusia.

Umumnya manusia tidak akam mengalami kesulitan untuk menerimaprinsip dualism ini, kerana setiap kenyataan lahir dapat segeraditangkap oleh pancaindera kita, sedang kenyataan batin dapat segeradiakui adanya oleh akal dan perasaan hidup.

3.      Pluralisme

Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakankenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwasegenap macam bentuk itu semuanya nyata. Pluralisme ddalam Dictionaryof Philosophy and Religion dikatakan sebagai paham yang menyatakan bahwakenyataan alam ini  tersusun dari banyak unsure, lebih dari satuatau dua entitas. Tokoh aliran ini pada masa Yunani Kuno adalahsubstansi yang ada itu terbentuk dari 4 unsur, yaitu tanah, air,api, dan udara.

Tokoh modern aliran ini William James (1842-1910 M). kelahiranNew York dan terkenal sebagai seorang psiolog dan filosof Amerika.Dalam bukunya The Meaning of Truth james mengemukakan, tiada kebenaranyang mutlak, yang berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdirisendiri, lepas dari akal yang mengenal. Sebab sebab pengalaman kitaberjalan terus, dan segala yang kita anggap benar dalam perkembanganpengalaman itu senantiasa berubah, karena dalam praktiknya apa yangkita anggap benar dapat dikoreksi oleh pengalaman berikutnya. Olehkarena itu, tiada kebenaran yang mutlak, yang ada adalah kebenaran-kebenaran, yaitu apa yang benar dalam pengalaman-pengalaman yangkhusus, yang setiap kali dapat diubah oleh pengalaman berikutnya.Kenyataan terdiri dari banyak kawasan yang berdiri sendiri.

4.      Nihilisme

Nihilisme berasal dari Bahasa Latin yang berate nothing atautidak ada. Sebuah dokrin yang tidak mengakui validitas alternativeyang positif.

Dokrin tentang nihilism sebenarnya sudah ada semenjak zamanYunani Kuno, yaitu pada pandangan Gorgias (483-360 SM) yangmemberikan tiga proposisi tentang realitas. Pertama, tidak adasesuatu pun yang eksis. Realitas itu sebenarnya tidak ada. BukankahZeno juga perna sampai pada kesimpulan bahwa hasil pemikiran ituselalu tiba pada paradox. Kita harus menyatakan bahwa realitas itutunggal dan banyak, terbatas dan tak terbatas, dicipta dan takdicipta. Karena kontradiksi tidak dapat diterima, maka pemikiranlebih baik tid menyatakan apa-apa tentag realitas. Kedua, bilasesuatu itu ada, ia dapat diketahui. Ini disebabkan olehpenginderaan itu tidak dapat dipercaya, penginderaan itu sumberilusi. Akal juga tidak mampu menyakinkan kita tentang alam semestaini karena kita telah dikukung oleh dilemma subjektif. Kita berfikirdengan kemauan, ide kita, yang kita terapkan pada fenomena. Ketiga,sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kitaberitahukan kepada orang lain.

5.      Agnotisisme

Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahuihakikat benda. Baik hakikat materi ataupun hakikat ruhani. Timbulnyaaliran ini dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampumenerangkan secara konkret akan adanya kenyataan yang berdirisendiri dan dapat kita kenal. Aliran ini dengan tegas selalumenyangkal adanya suatu kenyataan mutlak yangbersifat trancedent. Agnostisisme adalah  paham pengingkaran ataupenyangkalan manusia mengetahui hakikat benda baik materi ataupunruhani. Aliran ini mirip dengan skeptisisme yang berpendapat bahwamanusia diragukan kemampuannya mengetahui hakikat. Namun tampaknyaagnotisisme lebih baik dari itu karena menyarah sama sekali.

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Menurut bahasa, anologi ialah berasal dari bahasa Yunaniyaitu, On/Ontos = ada, dan logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmutentang yang ada. Menurut istilah, Ontologi adalah ilmu yangmembahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate realitybaikyang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak. metafisikaumum atau ontologi adalah cabang filsafat yang membicarakan prinsippaling dasar atau paling dalam dari segala sesuatu yang ada.  Objekanologi terbagi menjadi dua yaitu pertama objek materi, Kesatuanilmu pengetahuan tersebut menjadi semakin jelas jika ditinjau darisumber asal seluruh perbedaan objek materi itu. Semua makhluk,sebagai objek materi  pluralitas ilmu pengetahuan, secara sistematisberhubungan dengan proses kausalistik. Kedua objek Forma, Objekforma ini sering dipahami sebagai sudut atau titik pandang, yangselanjutnya menenentukan ruang lingkup. Berdasarkan ruang lingkupstudi inilah selanjutnya ilmu pengetahuan berkembang menjadi prular,berbeda-beda dan cenderung saling terpisah antara satu dengan yanglain. Pandangan-pandangan ontologi yaitu monoisme,dualisme,pluralisme, nihilismeagnotisisme.

DAFTAR PUTAKA

Noor, J. (2013) Metodelogi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.