Miten hegeliläistä filosofiaa suomennettiin 170 vuotta sitten ja sama nyt
penerapan sistem bagi hasil kerja sama nelayan di
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of penerapan sistem bagi hasil kerja sama nelayan di
PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL KERJA SAMA NELAYAN DI
DUSUN TAMAN SEJARAH SERAM BAGIAN BARAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada
Prodi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah Dan Ekonomi Isilam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon
Oleh :
Waiga Sampulawa
Nim: 160101021
PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAG
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) AMBON
2021
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
PENGETAHUAN ADALAH SENJATA YANG PALING HEBAT
UNTUK MENGUBAH DUNIA
DALAM SURAH AL ASHR AYAT 3 DITEGASKAN BAHWA
BERWASIAT KEPADA SESAMA MERUPAKAN CARA
AGAR TERHINDAR DARI GOLONGAN ORANG-ORANG
YANG MERUGI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepda
Bapak dan Mama, Almarhumah mm, Abang dan keluarga
tercinta, keluarga besar hukum ekonomi syariah Dan
teman –teman angkatan 16, teman-teman WCC (wanat
city center)
Dan semua sahabat serta orang-orang yang sudah
memberikan motifasi dan dukungan kepada saya selama
menyusun skripsi
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah Swt, atas segala
limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya yang senantiasa mencurahkan pencerahan
akal dan qalbu, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam
senantiasa terlantun kepada Nabi Allah Muhammad Saw yang senantiasa
istiqomah melangkah dijalan-Nya.
Penulis berharap kedepannya akan dapat dikembangkan lagi hasil kajian
dalam skripsi ini dan dapat dimanfaatkan untuk segala kalangan, khususnya di
dunia pendidikan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan
dan penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan motivasi dari berbagai
pihak, baik materi maupun non materi.
Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Zainal Abidin Rahawarin, M.SI selaku Rektor Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Ambon beserta wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan
Pengembangan Lembaga Prof.Dr. La Jama’a, M.Si, Wakil Rektor II Bidang
Administrasi Umum, dan Perencanaan Keuangan Dr. Husein Watimena,
M.Si dan Wakil Rektor III Bidan Kemahasiswaan dan Kerja Sama Lembaga
Dr. Faqih Seknun,M.pd.I
2. Bapak Dr. Djumadi M.Hi, Selaku Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi
Islam, dan Wakil-wakil Dekan I, II Dan III.
iv
3. Ibu Evi Savitri Gani,, M.H, Selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syariah
dan pak Umar Kelibia M.Si, Selaku Sekertaris Jurusan Hukum Ekonomi
Syariah.
4. Bapak Prof. Dr. Abd Khalik Latuconsina, M.Si, selaku Pembimbing I, dan
Ibu Talhah, S.Ag. M.A, selaku Pembimbing II yang telah sabar
membimbing, mengarahkan, serta memberikan motivasi kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Ibu Dr. Eka Dahlan Uar M.Hi, Selaku Penguji I, dan Ibu Rosita Tehuayo,
MA, Selaku Penguji II, yang telah mengarahkan dan memberi masukan
yang sifatnya membangun.
6. Seluruh staf dosen dan pegawai Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam serta
Civitas Akademika IAIN Ambon yang telah membekali penulis dengan
ilmu dan memberikan pelayanan dengan baik selama mengikuti proses
perkuliahan.
7. Kepala perpustakaan IAIN ambon yang telah menyediakan fasilitas
keperluan studi.
8. Ayahanda tercinta dan Ibunda tersayang yang telah mendidik,
membesarkan, serta memberikan motivasi dan doa yang tiada henti-hentinya
kepada saya.
9. Kepada abangku dan keluarga tercinta yang dengan sabar telah
membimbing, mendoakan, mengarahkan, memberi kepercayaan, bantuan
moril dan materil demi kesuksesan saya. Serta sahabatku yang telah
memberikan motifasi kepada saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
v
10. Keluarga Besar HMJ Hukum Ekonomi Syariah IAIN Ambon.
11. Teman-teman KKN padepokan wanat serta bapak piara mm piara yang
telah menyayangi dan menerima saya selama 1 bulan lebih lamanya saya
berada di rumah.
12. Kepada kepada dusun Taman Sejarah dan staf serta nelayan yang sudah
dengan senang hati sudah mau memberikan informasi kepada saya selama
saya meneliti.
Akhirnya atas segala salah dan khilaf, kepada semua pihak yang sengaja
maupun tidak sengaja, penulis mohon ketulusan hati untuk dimaafkan bantua,
bimbingan, dan petunjuk yang diberikan oleh berbagai pihak, insya Allah
mendapat balasan yang setimpal dari Allah Swt, Amin. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah Swt senantiasa meberikan petunjuk
bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Ambon, 16 Juni, 2021
Penulis,
vii
TRANSLITERASI DAN SINGKATAN
Transliterasi
1. Konsonan
Huruf-huruf Arab ditransliterasi ke dalam huruf Latin sebagai berikut:
b : ب z : ب f : ب
t : ب s : ب q : ق
ts : ب sy : ب k : ك
j : ب sh : ص l : ل
h : ح dh : ض m : م
kh : خ th : ط n : ن
d : د dz : ظ h : ه
dz : أ : ‘ ذ w : و
r : ر g : غ y : ي
Hamzah ( ء ) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi
tanda apapun. Jika hamzah tersebut terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis
dengan tanda ( ‘)
1) Vokal dan Diftong
2) Vokal atau bunyi (a), (i), dan (u) ditulis dengan ketentuan sebagai berikut:
pendek panjang
fathah a ā
kasrah i ī
viii
dhummah u ū
1. Diftong yang sering dijumpai dalam tmransliterasi ialah (ay) dan(aw),
misalnya bayn( بين ) dan qawl ( قول ).
2. Syaddah dilambangkan dengan konsonan ganda.
3. Kata sandang al- (alif lām ma’rifah) ditulis dengan huruf kecil,
kecualijika terletak di awal kalimat. Dalam hal ini kata tersebut ditulis
dengan huruf besar (Al-), contohnya :
Menurut pendapat al-Zuhaili, kaedah tersebut….
Al-Zuhaili berpendapat bahwa kaedah tersebut….
1. Tā’ marbuthah( ة ) ditransliterasi dengan t, tetapi jika tā’ marbuthah
terletak di akhir kalimat, maka ia ditransliterasi dengan huruf “h”.
contohnya : Al- risālat al-mudarrisah.
2. Kata atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah istilah arab yang belum
menjadi bagian dari perbendaharaan Bahasa Indonesia. Adapun istilah
yang sudah menjadi bagian dari perbendaharaan Bahasa Indonesia, atau
sudah sering ditulis dalam Bahasa Indonesia, tidak ditulis lagi menurut
cara transliterasi di atas, misalnya perkataan Alquran (dari Al-Qur’an), dan
sunnah.
Bila istilah itu menjadi bagian dari teks yang harus ditransliterasi secara
utuh, misalnya :
Fiy dzilāl al-Qur’ān;
Al-Sunnah qabl al-tadwīn;
Al-‘Ibarat bi ‘umum al-lafzh lā bi khushūsh al-sabab
1. Lafzh al-jalalah ( اهللا ) yang didahului partikel seperti huruf jar dan huruf
lainnya atau berkedudukan sebagai mudhāf ilayh (frasa nominal)
ditransliterasi tanpa huruf hamzah. Contohnya : dinullāh, billāh
ix
Adapun tā’ marbuthah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz al-
jalālah, ditransliterasi dengan huruf t. contohnya :hum fiy rahmatillāh
2. Singkatan
Beberapa singkatan yang dibakukan adalah :
• Swt. = Subhānah wa ta’ālā
• Saw. = Shalla Allāh ‘alayhi wa sallam
• R.a. = Radhy Allah anh
• H. = Hijriah
• M. = Masehi
• H.R… = Hadits Riwayat
• w. = wafat
• Q.S. (…) : 5 = Quran, Surah…, ayat 5.
x
ABSTRAK
Nama : Wa Iga Sampolawa
Nim : 160101021
Judul : Penerapan Sistem Bagi Hasil Kerja Sama Nelayan Di Dusun Taman
Sejarah Seram Bagian Barat
Perkongsian dalam istilah fiqih muamalah dikenal dengan syirkah.
Syirkah berarti ikhtilath (percampuran). Pada dasarnya syirkah atau kerjasama
dalam usaha dibolehkan oleh agama hal ini dapat dilihat dari tujuan syirkah itu
sendiri yakni untuk saling tolong menolong. Dengan kerjasama tentunya dapat
memudahkan segala urusan menyangkut pekerjaan baik berupa usaha berniaga
maupun bernelayan. Penelitian ini bertujuan guna mengkaji lebih dalam tentang:
sistem pembagian hasil dalam kerja sama nelayan di Dusun Taman Sejarah
Kecamatan Waisala Kabupaten Seram Bagian Barat. Tinjauan fiqih muamalah
terhadap penerapan bagi hasil kerja sama nelayan di Dusun Taman Sejarah
Kecamatan Waisala Seram Bagian Barat.
Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan, dengan menggunakan
metode analisis deskripsi. Adapun jenis data kualitatif yang digunakan dalam
penelitian ini. Cara observasi, wawancara dan kepustakaan yang digunakan dalam
penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: sistem bagi hasil yang diterapkan
pada masyarakat Dusun Taman Sejarah terdapat beberapa kelompok yang
menggunakan sistem bagi hasil yang berbeda di mana kelompok pertama
menggunakan sistem bagi dua dalam hal pembagian hasil penangkapan ikan,
dalam prakteknya hanya salah satu pihak saja yang menangguang semua
peralataan serta kerusakan ditangguung sendiri sedangkan pihak lainnya hanya
mengandalkan kemampuannya dan hasilnya dibagi dua atau bagi sama, dari
masing – masing pihak mendapatkan 50% dari hasil penangkapan Ikan. Dan
kelompok kedua menggunakan sistem bagi tiga di mana pemilik peralatan
mendapatkan dua bagian dan pihak pekerja mendapatkan satu bagian dari hasil
penagkapan ikan tersebut. Dalam tinjauan hukum Islam terhadap penerapan bagi
hasil kerja sama nelayan di Dusun Taman Sejarah Kecamatan Waisala Seram
Bagian Barat. belum dapat dikatakan adil sebagaimana pengertian dari kata
syirkah itu sendiri yakni percampuran harta serta sama-sama menggunakan
keterampilan baik kemampuan intelektual maupun fisik sebab hanya salah satu
pihak yang menanggung semua peralatan penangkapan Ikan sedangkan yang
lainya hanya mengandalkan kemampuan. Sementara keduanya sama-sama kerja
dan hasilnyapun dibagi dua. Adapun pada kelompok dua merupakan sistem bagi
hasil yang dibolehkan dalam islam, hal ini diketahui berdasarkan sistem
pembagian hasil yang mana pihak pemilik mendapatkan 2/3 dari hasil
penangkapan ikan, sudah termaksud biaya kerusakan. Sedangkan pihak pekerja
saja mendapatkan 1/3 bagian dari hasil penangkapan Ikan.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
ABSTRAK........................................................................................................ ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 7
C. Batasan Masalah ................................................................................... 7
D. Pengertian Judul .................................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 9
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 9
G. Tinjauan Pustaka................................................................................... 9
H. Sistematika Penulisan ........................................................................... 13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Akad (Perjanjian) ................................................................................... 14
B. Syirkah ................................................................................................... 23
C. Bagi Hasil............................................................................................... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian ...................................................................... 38
B. Metode Penelitian ................................................................................. 38
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 43
D. Teknik Analisis Data ............................................................................ 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..................................................... 45
B. Sistem Pembagian Hasil Dalam Keja Sama Nelayan di Dusun
xii
Taman Sejarah ...................................................................................... 48
C. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penerapan Sistem Hasil Kerja
Sama Nelayan di Dusun Taman Sejarah
Seram Bagian Barat .............................................................................. 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 62
B. Saran. .................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang hidup di tengah-tengah masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selalu membutuhkan pertolongan orang
lain, sehingga manusia dikenal dengan makhluk zoom politicon. hal ini
disebabkan kepentingan dan kebutuhan manusia masing-masing berbeda.
Salah satu bentuk kerja sama dalam memenuhi kebutuhan hidup adalah
melalui perkongsian, dengan melalui perkongsian manusia yang mempunyai
kepentingan bersama yang secara bersamaan memperjuangkan suatu tujuan
tertentu, dan dalam hubungan ini mereka mendirikan serikat usaha. Perkongsian
dalam istilah hukum Islam dikenal dengan syirkah. Syirkah berarti ikhtiath
(percampuran).
Syirkah dalam bahasa arabnya berarti pencampuran atau interaksi juga
artinya membagi sesuatu antara dua orang atau lebih menurut hukum kebiasaan
yang ada. Sementara dalam terminology ilmu fiqih, arti syirkah yaitu persekutuan
usaha mengambil hak atau beroperasi.1 Syirkah secara etimologi mempunyai arti
pencampuran (ikhlitath), yakni bercampurnya salah satu dari dua harta dengan
harta lainnya, tanpa dapat dibedakan antara keduannya.
1 Chairimun Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam,
(Jakarta, Sinar Grafika,1998), cet. Ke-1, h. 74
2
Menurut Hanabilah perhimpunan adalah hak (kewenangan) atau
pengolahan harta (tasharuf).2 Menurut Syafi‟i syirkah adalah ketetapan hak pada
sesuatu yang dimiliki dua orang atau lebih dengan cara yang masyhur
(diketahui).3 Menurut Hanafiyah syirkah adalah ungkapan tentang adanya
transaksi atau akad antara dua orang yang bersekutu pada pokok harta dan
keuntungan.4
Syirkah atau musyarakah adalah akad antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana
atau kompetensi expertise (yaitu seseorang yang memiliki kemampuan dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan
resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.5 Sebagai contoh
kongkrit yang sangat sering dilaksanakan tengah masyarakat adalah kerja sama
antara pemilik modal dan pekerja yang awalnya membentuk kerja sama dan
menghasilkan kesepakatan dengan cara bagi hasil. Melalui bagi hasil (syirkah)
kedua belah pihak yang bermitra tidak akan mendapatkan bunga, melainkan
dengan cara bagi hasil atau dikenal dengan privat and los sharing dari proyek
ekonomi yang disepakati bersama.
Secara terminologis menurut kompilasi hukum ekonomi syariah, syirkah
(musyarakah) adalah kerja sama antara dua orang atau lebih dalam hal
permodalan, ketrampilan atau kepercayaan dalam usaha tertentu dengan
2 Ibid.
3 Ibid.
4 Ibid, h. 185
5 Dimyauddin Djuawani, Pengantar Fiqih Muamalah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010), cet-ke2, h. 207
3
pembagian keuntungan berdasarkan nisbah.6 Menurut terminology, ulama fiqih
beragam pendapat dalam mendefinisikan, antara lain: menurut Malikiyah,
perkongsian adalah izin untuk mendaya gunakan (tashauf) harta yang dimiliki dua
orang secara bersama-sama oleh keduanya, yakni keduanya saling mengizinkan
kepada salah satunya untuk mendaya gunakan harta milik keduanya namun
masing-masing memiliki hak untuk ber-tashauf. 7
Disyaratkan dalam modal harus diketahui. Kalau tidak diketahui
jumlahnya, hanya spekulatif, tidaklah sah. Karena modal itu akan menjadi rujukan
ketika kelompok yang bekerja sama dibubarkan, dan hal tidak mungkin dilakukan
tanpa mengetahui jumlah modal. Hendaklah modal itu ril yakni ada pada saat
transaksi pembelian karena dengan itulah kelompok yang bekerja sama ini bisa
terlaksana, sehingga eksistensinya dibutuhkan.
Imam Syafi‟i dan pengikutnya merumuskan syirkah menurut syara adalah
menetapkan adanya hak atas sesuatu diantara dua orang atau lebih terhadap
modal.8 Syirkah sering juga disebut dengan kemitraan. Kemitraan atau kerja sama
terdiri atas persetujuan baik secara lisan, prilaku maupun secara tertulis, serta
untuk akte hubungan yang kuat dilakukan di atas segel.
Yang disebut syirkah abdan (syirkah usaha) yakni kerja sama antara dua
pihak atau lebih dalam usaha yang dilakukan oleh mereka seperti kerja sama
antara dua orang nelayan atau kerja sama tukang jahit atau tukang cukur dalam
6 Mardiani, Fiqih Ekonomi Syariah : Fiqih Muamalah (Jakarta : Kencana, 2012), edisi 1
cet ke-1, h 220.
7 Rachmat Syafi, i Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), cet ke-1, h, 184
8 Afzalur Zakaria Ibn Syarif An-Nawawi, Mughni Al-Muntain, (Libanon: 1997), Juz II h.
211
4
salah satu pekerjaan. Semuanya dibolehkan namun Imam Syafi‟i melarangnya
disebut juga dengan syirkah shani wat taqabbul.
Di dalam konsep hukum secara umum, perjanjian kemitraan atau bisa
dilakukan secara lisan, tetapi sebaiknya dilakukan secara tertulis, karena hal
tersebut menyangkut kekuatan hukumya agar semua aspek hubungan kemitraan
diantara mereka bisa terjamin, sehingga dapat menghapuskan ketidak pastian,
kesalah pahaman dan pertikaian. syirkah di syari‟atkan dan ditetapkan dalam kitab
bullah. Diantara firman ALLAH SWT yang menyatakan sebagai berikut:
عام يوة األ لت لك ن به يي آه ىا أوف ىا ب الع ق ىد أ ح يا أيها الذ
يد يحك ن ها ي ر م إ ى للا ر ت ن ح يد وأ ل ي الص ح إ ال ها ي تلى عليك ن غير ه
Terjemahnya: ‟‟hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu
dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan
kepadamu (yang demikian itu) dengan itu menghalalkan buru
ketika kamu sedang mengerjakan haji, sesunguhnya ALLAH
mendaptkan hukum-hukum menurut yang dikehendakinya‟‟. (QS.
Al-Maidah ayat: 1) 9
Sedangkan Imam syafi‟i berpendapat bahwa syirkah yang dibolehkan
hanya satu macam yaitu syirkah inan . sedangkan syirkah abdan dan bentuk
syirkah lainnya tergolong syirkah yang tidak sah (batil). Mereka beralasan bahwa
perserikatan hanya berlaku pada serikat percampuran modal dan harta bukan
bekerja dan bukan pula dalam bidang tanggung jawab. 10
9 Al-qur‟an terjemahan, op. cit, h 89 ( Tahun 25 Maret 2017)
10
Abdurrahman Al-Jaziri, Fiqih Ala Al-Arb‟ah, (Beirut: Dar al Fikr, 1962), jilid III, h. 76
5
Hal yang senada juga disampaikan Abu Ishaq Ibrahim, bahwa syirkah
abdan itu tidak sah (batil) dengan mengutip hadist Rasulullah Saw, yang
diriwayatkan Aisyah Ra beliau berkata „segala persyaratan/perjanjian yang tidak
berdasarkan kitab Allah adalah batil (tidak sah).11
Lebih tegasnya Imam Syafi‟i
mengutarakan bahwa syirkah abdan itu tidak sah karena antara dua orang yang
bersyirkah itu akan memperoleh bagian masing-masing, bisa jadi sama tidak
tertutup kemungkinan berbeda (pembagian hasil), sementara masing-masing
individu mengetahui kompetensi yang dimiliki berbeda, salah satu tidak jarang
akan cenderung memperlihatkan kelebihanya.12
Sementara yang akan menutupi
kekurangan dan ketidak mampuan dirinya dalam bersyirkah sementara itu, yang
dituntut dalam syirkah abdan ini adalah kemampuan diri berbuat nyata. Salah satu
yang di khawatirkan adalah ketidak samaan niat dan tujuan bersyirkah. Tidak
menutup kemungkinan diantara yang bersyirkah ada yang ingin memanfaatkan
kelebihan mitranya sehingga seakan-akan kerja mereka sama.
Pembangunan bidang perikanan dan kelautan di Kabupaten Seram Bagian
Barat adalah peningkatan pembangunan infrastruktur, baik itu pembangunan
infrastruktur yang dilaksanakan dan didanai oleh pemerintah provinsi Maluku
maupun pembangunan yang didanai oleh anggaran pembangunan Kabupaten
Seram Bagian Barat sendiri. Beberapa proyek pembangunan infrastruktur tersebut
antara lain:
11 Abi Ishaq Ibrahim, Al-Muhadzzib Fiqh Al-Imam Al-Syafii, (Beirut : Dar Kutub
Al‟ilmiyah, 1995), juz II, h 158.
12
Imam Abdul Qasim Ibn Muhammad Abdul Karim Al-Syafii, , Al Aziz Syarh Al-Wajiz,
(Bairut : Dar Kutub Al-Ilmiyah, 1957), juz V, h. 191.
6
a. Pembangunan pelabuhan perikanan pantai di Piru. Pembangunan
pelabuhan tersebut baru menyelesaikan tahap pembangunan kantor TPI
b. Pembangunan Hatchery siput-mutiara dan balai benih ikan pantai (BBI)
di Dusun Masika Jaya, Desa Waisala, Kecamatan Huamual Belakang
Bidang lain yang menjadi prioritas adalah pengembangan budidaya
perikanan, baik dalam hal peningkatan sarana-prasarana maupun peningkatan
sumber daya manusianya.13
Pembagian hasil nelayan di Dusun Taman Sejarah dua orang yang bekerja
sama dan yang satunya memiliki semua peralatan penangkapan Ikan yakni
Ketinting dan mesin, tasi, tali, kail dan ia juga ikut bekerja sedangkan pihak yang
satunya hanya memiliki kemampuan dan sesekali ia membeli minyak setelah itu
dua orang yang bekerja tersebut membuat perjanjian bahwa jika mereka
mendapatkan hasil maka cara pembagian hasil tangkapan ikan tersebut dibagi dua
(dua sama), metode yang mereka pakai untuk mengkap ikan tersebut dengan cara
memancing atau dengan bahasa kampungnya (rawe).
Melihat kondisi di atas terdapat kejangalan dalam pendapatan yang
diperoleh antara dua orang yang bekerja sama, dalam prosesnya haruslah
pembagian tidaklah sama sebab salah satu pihak tidak menanggung apa-apa selain
hanya mengadalkan kemampuannya dalam memancing.
13
WWW.SBBKAB.GO.ID
7
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti judul:
“Penerapan Sistem Bagi Hasil Kerja Sama Nelayan Di Dusun Taman Sejarah
Seram Bagian Barat’’
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana sistem pembagian hasil dalam kerja sama nelayan di Dusun
Taman Sejarah Seram Bagian Barat?
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap penerapan bagi hasil kerja
sama nelayan di Dusun Taman Sejarah Seram Bagian Barat?
C. Batasan masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan terhindar dari kesalah-pahaman,
penulis merasa penting untuk membatasi masalah penelitian ini pada penerapan
sistem bagi hasil dalam kerja sama nelayan di Dusun Taman Sejarah dan tanjauan
hukum Islam terhadap sistem bagi hasil.
C. Pengertian judul
Agar lebih mudah untuk memahami judul, ini terutama arah dan sasaran
yang akan dicapai, perlu dijelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul ini
antara lain:
8
Syirkah adalah persekutuan, perhimpunan, perkumpulan, bergabung atau
mendirikan sesuatu bersama-sama.14
Sistem adalah sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan
menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu.15
Bagi hasil adalah suatu system yang meliputi tata cara pembagian hasil
usaha antara penyedia dana dan pengelola dana yaitu merupakan system
dimana dilakukannya perjanjian atau ikatan bersama di dalam melakukan
kegiatan usaha.16
Kerja sama (syirkah) adalah kerjasama dua orang atau lebih yang sepakat
menggabungkan dua atau lebih kekuatan (asset modal, keahlian dan
tenaga) untuk digunakan sebagai modal usaha, misalnya perdagangan,
nelayan, atau yang lainnya dengan tujuan mencari keuntungan.17
Nelayan adalah istilah bagi orang-orang yang sehari-harinya bekerja
menangkap ikan atau biota lainnya yang hidup di dasar, kolom laut
permukaan perairan. Perairan yang menjadi daerah aktivitas nelayan ini
dapat merupakan perairan tawar, maupun laut.18
Yang dimaksud penulis dengan penerapan system bagi hasil dalam kerja
sama para nelayan ditinjau dari hukum Islam adalah kerja sama antara dua orang
14 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka,
2002), h. 1115.
15
M. Jakfar Puteh, System Sosial Budaya Dan Adat Masyarat Aceh, (Yogyakarta:
Grafindo Litera Media, 2012) h, 5.
16
Ahmad Rofiq, Fiqih Kontekstual Dari Normative Ke Pemaknaan Sosial, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004), h. 153
17
Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syariah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cet. 1, 2009, h.
241
18
http://id.m.wikipedia.org
9
atau lebih guna melakukan usaha tertentu yang mana modal berupa keterampilan
di antara sesama.19
D. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana cara pembagian hasil dalam kerja sama
nelayan di Dusun Taman Sejarah
2. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap penerapan
system bagi hasil kerja sama nelayan di Dusun Taman Sejarah.
E. Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian:
a. Menambah ilmu pengetahuan dan pustaka tentang penerapan system
bagi hasil dalam kerja sama para nelayan ditinjau dari hukum Islam.
b. Upaya untuk memberikan pemahan kepada masyarakat bagaimana
system bagi hasil dalam Islam yang ditinjau dari hukum Islam.
G. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka ini pada dasarnya adalah untuk mendapatkan gambaran
tentang hubungan topik yang akan diteliti dengan penelitian sejenis yang pernah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya, sehingga tidak ada pengulangan dalam
penelusuran awal. Masalah penerapan sistem bagi hasil dalam kerja sama para
nelayan ditinjaun dari hukum islam (studi kasus Seram Bagian Barat Kecamatan
Waisala Dusun Taman Sejarah), namun masih banyak masalah yang masih
diperdebatkan.
19 Maulana Hasanudin & Jain Mubarok, Perkembangan Akad Musyarakah, (Jakarta :
Kencana , 2012), h.20
10
Skipsi Maria Arfiana (Fakultas Syariah : 2103247/MU) yang berjudul
“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Mudharabah Hasil Penangkapan
Ikan di Desa Morodemak Kecamatan Bonang Kabupaten Demak”.20
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dalam kerjasama bagi hasil penangkapan hasil
akad perjanjian antara nelayan dan juragan adalah dilakukan secara lisan, dengan
mengikuti adat kebiasaan yang berlaku didaerah setempat. Dan dalam
pelaksanaan kerjasama bagi hasil tersebut adalah hanya sebatas kerja dan
mendapatkan hasil. Dan dilihat dari besar kecilnya bagian masing-masing pihak
maka dapat dikatakan bahwa pembagian tersebut sudah cukup adil, meskipun
terdapat ketidak adilan tentang kerugian dalam kerjasama bagi hasil, dalam hal ini
adanya hutang yang dibebankan kepada juragan.
Skripsi Resvi Yolanda (Fakultas Syari‟ah Dan Hukum: 09360002) yang
berjudul “Bagi Hasil Penangkapan Nelayan Di Desa Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Kab. Agam Sumatra Barat (Studi Komparasi Antara Hukum Adat dan Hukum
Islam)”.21
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perjanjian bagi hasil dalam
hukum antara pemilik dan anak buah dibagi dua. Sedangkan untuk kerugian
ditanggung bersama. Berbeda dalam hukum Islam atau mudharabah masalah
kerugian ditanggung oleh pemilik modal.
20
Maria Arfiana, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Mudharabah Hasil
Penangkapan Ikan di Desa Morodemak Kecamatan Bonang Kabupaten Demak”, Skripsi diajukan
pada Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2008. 21
Resvi Yolanda, “Bagi Hasil Penangkapan Nelayan di Desa Tiku, Kec. Tanjung
Mutiara Kab, Agam Sumatra Barat (Studi Komparasi Antara Hukum Adat dan Hukum Islam)”,
Skripsi diajukan pada Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2014.
11
Skripsi Azriadian El Haq (Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas
Agama Islam: 1000124044) yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap
Praktik Bagi Hasil Tangkapan Ikan di Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar
Kabupaten Banyuwangi”.22
Hasil penelitian menunjukkan bahwa akad dalam bagi
hasil tangkapan ikan di desa Kedungrejo kecamatan Muncar kabupaten
Banyuwangi menggunakan akad mudharabah perjanjiannya dilakukan secara lisan
dan pembagian bagi hasil tangkapan ikan bermacam-macam menurut perahu yang
digunakan.
Skripsi Zid Hartsa Firdausi (Jurusan Hukum Ekonomi Syariah
(Muamalah) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta:
13380057) yang berjudul “Kerjasama Bagi Hasil Dalam Penangkapan Ikan Di
Desa Margolinduk (Studi Perbandingan Antara Fiqh Muamalah Dan Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 1964 Tentang Bagi Hasil Perikanan)”.23
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa masyarakat setempat dalam melaksanakan
perjanjian bagi hasil lebih memilih untuk menerapkan kebiasaan yang telah
dilakukan secara turun temurun, yang mana para nelayan melakukan perjanjian
secara lisan, apabila mendapatkan keuntungan maka keuntungan tersebut dibagi
dua, yaitu 50 %- 50 % dari hasil bersih. Dan akadnya menggunakan akad
mudharabah.
22
Azriadian El Haq, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Bagi Hasil Tangkapan
Ikan Nelayan di Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi”, Skripsi diajukan
pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2016. 23
Zid Hartsa Firdausi, “Kerjasama Bagi Hasil Dalam Produksi Penangkapan Ikan Di
Desa Margolinduk (Studi Perbandingan Antara Fiqh Muamalat Dengan Undang-undang Nomor
16 Tahun 1964 Tentang Bagi Hasil Perikanan)”, Skripsi diajukan pada Fakultas Syari‟ah Dan
Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017.
12
Skripsi Imilda Khotim (Fakultas Syariah UIN Malang 2007) yang berjudul
“Bagi Hasil Antara Pemilik Perahu, Pemilik Modal Dan Buruh Nelayan Menurut
Hukum Islam di Desa Kalibuntu Kraksaan Probolinggo”.24
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sistem pembagian hasil yang tidak adil bila dilihat dari
perspektif hukum Islam yakni tidak memenuhi rasa keadilan baik pemilik modal
maupun pemilik perahu yang cenderung mengeksploitasi dan menguasai para
nelayan buruh. Kecenderungan untuk menguasai ini menjadi semakin kuat karena
ketidakberdayaan kaum buruh yang disebabkan oleh rendahnya tingkat
pendidikan, rendahnya taraf ekonomi dan pinjaman yang bersifat mengikat,
tingkat pengetahuan hukum (hukum Islam dan hukum positif) yang rendah
sehingga kehilangan power terutama dalam memperoleh pembagian hakhaknya
sebagai buruh.
Dari beberapa hasil penelitian di atas memang ada kemiripan pembahasan
dengan penelitian yang akan penulis teliti, berupa substansi permasalahan yang
menitik beratkan pada pembahasan tentang akad mudharabah. Akan tetapi yang
paling utama yang memberdayakan antara penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah objek penelitian, objek penelitian ini berlokasi di Dusun
Taman Sejarah Kecammatan Waisalah Kabupaten Seram Bagian Barat. selain itu
yang membedakan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
penelitian sebelumnya lebih membahas tentang hukum Islam, Sedangkan
penelitian ini lebih memfokuskan membahas tentang pelaksanaan sistem bagi
24
Imilda Khotim “Bagi Hasil Antara Pemilik Perahu, Pemilik Modal Dan Buruh Nelayan
Menurut Hukum Islam Di Desa Kalibuntu Kraksaan Probolinggo”, Skripsi diajukan pada Fakultas
Syariah, Universitas Islam Negeri Malang, 2007.
13
hasil yang diterapkan di Dusun Taman Sejarah. Oleh karena itu menurut penulis
sangat relevan jika dilakukan penelitian terhadap persoalan tersebut.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis pada penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif
adalah jenis penelitian digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif Kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.60
Metode Penelitian
Kualitatif dinamakan sebagai metode baru. Metode ini disebut juga sebagai
metode artistik, dan disebut sebagai metode interpretive karena hasil penelitian
lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan dilapangan.
B. Metode Penelitan
Metode penelitian adalah suatu cara untuk mencari, mendapatkan,
mengumpulkan, mencatat data, baik primer maupun sekunder yang dapat
digunakan untuk keperluan menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisis
faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga akan
didapat suatu kebenaran atau data yang diperoleh.
60
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2018).h. 12
39
Dalam penyususan skripsi ini digunakan beberapa metode penelitian yaitu
sebagai berikut:
1. Metode Pendekatan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Alasan menggunakan metode deskriptif ini penulis dapat mendeskripsikan
atau memberikan gambaran tentang suatu satuan analisis secara utuh
sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi. Dengan demikian yang
dimaksud penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan,
yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.61
Dalam hal ini
penulis akan menggambarkan sistem pembagian hasil yang digunakan Di
Dusun Taman Sejarah.
Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian.
Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang
merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah (cara)
sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan
masalah-masalah tertentu.62
Dalam penulisan skripsi ini peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif dimana dalam penelitian ini lebih
menekankan pada makna dan proses dari pada hasil suatu aktivitas. Untuk
melakukan penelitian seseorang dapat menggunakan metode penelitian
tersebut. Sesuai dengan masalah, tujuan, kegunaan dan kemampuan yang
61
Suharsimi Arikunto, Prosedur Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,2010), 24. 62
Husen Umar, Desain Penlitian Manajemen Strategik (Jakarta: Rajawali Pres, 2010), h.3
40
dimilikinya. Menurut Bagman dan Taylor mendefinisikan metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati. Sedangkan Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian
kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam
bahasannya dan peristilahannya.63
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya
adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis
data bersifat induktif Kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.64
Metode Penelitian Kualitatif
dinamakan sebagai metode baru. Metode ini disebut juga sebagai metode
artistik, dan disebut sebagai metode interpretive karena hasil penelitian
lebih berkenaan denga interpretasi terhadap data yang ditemukan
dilapangan.
63
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), h. 63-
64 64
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2018).h. 12
41
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan Penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian
naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah
(Natural setting), disebut juga sebagai metode etnograhi karena pada
awalnya, metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang
antropology budaya, disebut sebagai metode kualitatif karena data yang
terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.65
Secara umum penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami
(understanding) dunia makna yang disimbolkan dalam perilaku
masyarakat menurut perspektif masyarakat itu sendiri66
. Penelitian
deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat
ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat,
analisis dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi atau
ada. Dengan kata lain penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk
memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan yang ada67
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan
peristilahannya.68
Bahwasanya penelitian deskriptif kualitatif dirancang untuk
mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang yang
65
Beni Ahmad Saebani, Pedoman Aplikatif Metode Penelitian Dalam Penyusunan Karya
Ilmiah, Skripsi, Tesis Dan Disertasi (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2014), h. 121 66
Tobroni Imam Suprayogo, Metode Penelitian Sosial Agama (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 1 67
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara), h. 26 68
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), h. 63-
64
42
sementara berlangsung.69
Pada hakikatnya penelitian deskriptif kualitatif
adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu
objek dengan tujuan membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau fenomena yang
diselidiki.70
Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa-
apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan,
mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini
terjadi atau ada. Dengan kata lain penelitian deskriptif kualitatif ini
bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan yang
ada.71
C. Sumber Data Penelitian
Ada pun sumber data yang ingin penulis analisis dalam penelitian adalah:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan
mengadakan observasi langsung pada pelaku usaha nelayan sebagai
objek penelitian.
69
dkk Convelo G. Cevilla, Pengantar Metode Penelitian (Jakarta: Universitas Indonesia),
h. 71 70
Convelo G. Cevilla, h. 73 71
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara). h. 26
43
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung, baik
berupa keterangan maupun literatur yang ada hubungannya dengan
penelitian yang sifatnya melengkapi atau mendukung data primer.72
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian lapangan (Field Research) yaitu metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara.
a. Observasi yaitu teknik penelitian yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan atau peninjauan secara langsung pada lokasi penelitian. Hal
ini dimaksudkan untuk memperoleh data dalam penelitian lapangan.73
b. Interview yaitu teknik penelitian yang dilakukan dengan mengadakan
wawancara secara langsung dengan pelaku usaha nelayan: Bapak La
Ramzi, Hama, Bapak La samsul Wali.
c. Dokumentasi yaitu suatu metode pengumpulan data dengan jalan
mencatat secara langsung documen yang didapat di lokasi penelitian. 74
72
Joko Subagio, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek,(Jakarta: Rineka Cipta,
2006), h. 28
74
Suharsimi Arikanto, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta,2004), h. 231
44
E. Analisis Data Penelitian
Untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya
maka digunakan metode analisis deskriptif untuk melihat penerapan sistem bagi
hasil kerja sama nelayan Di Dusun Taman Sejarah Seram Bagian Barat.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Sistem bagi hasil yang digunakan oleh masyarakat di Dusun Taman
Sejarah adalah dengan menggunakan dua bentuk sistem bagi hasil
sebagaimana yang disepakati, terdapat dua kelompok nelayan yang
menggunaka sistem bagi hasil yang berbeda. Kelompok satu menggunaka
sistem bagi dua yakni pihak pekerja dan pihak pemilik semua peralatan
sekaligus pekerja mendapatkan bagian yang sama dan kelompok dua
menggunakan sistem bagi tiga yang mana pihak pekerja mendapatkan
bagian satu 1/3 dan pihak pemilik semua peralatan yang juga merupakan
pekerja mendapatkan 2/3 sudah termasuk sebagai bagian dari biaya
kerusakan.
2. Tinjauan hukum Islam terhadap sistem pembagian hasil nelayan yang
dilakukan dengan bentuk kerja sama (syirkah) terdapat beberapa kelompok
nelayan yang menggunakan sistem bagi hasil yang berbeda. Berdasarkan
pembagian yang digunakan oleh dua kelompok tersebut maka hukum
islam memandang bahwa:
- Sistem bagi hasil yang digunakan pada kelompok satu merupakan
sistem yang tidak dibolehkan sebab dalam Islam mengajurkan
kerjasama untuk tolong menolong bukan untuk membebani satu pihak
apalagi merugikan pihak tertentu.
63
- Sistem bagi hasil yang dilakukan oleh kelompok dua merupakan
sistem bagi hasil yang dibolehkan dalam islam, hal ini diketahui
berdasarkan sistem pembagian hasil yang mana pihak pemilik
mendapatkan 2/3 dari hasil penangkapan ikan dan sudah termaksud
biaya kerusakan. Sedangkan pihak pekerja saja mendapatkan 1/3
bagian dari hasil penangkapan Ikan.
B. Saran
Berkenaan dengan masalah yang terjadi pada masyarakat di Dusun Taman
Sejarah tentang sistem pembagian hasil perkongsian dari para nelayan, penulis
dapat memberikan saran yakni sebagai berikut:
1. Sebaiknya pihak yang memiliki semua peralatan sebelum mengajak untuk
melakukan kesepakatan dalam hal perkongsian, pemilik terlebih dahulu
mengajak serta menawarkan kerja sama dengan betuk pembagian yang
tidak merugikan diri sendiri yang mana harus ada harga kerusakan yang
ditetapkan yakni apabila hasilnya 100% maka 20 persen untuk biaya
kerusakan sedangkan untuk masing-masing pekerja mendapatkan 40%
dari sisa pembagiannya.
2. Untuk pihak pekerja juga harusnya tidak memikirkan tentang diri sendiri
sebab ini merupakan bentuk dari pada kerja sama yang menguntungkan
diri sendiri dan tetntunya berpaling dari pada akad syirkah itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jaziri, Abdurrahman. Fiqih Ala Al-Arb’ah, (Beirut: Dar al Fikr, 1962), jilid III
Alwi, Hasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002)
Al-qur’an terjemahan, op. cit, ( Tahun 25 Maret 2017)
Anshori, Abdul Ghafur Hukum Perjanjian Islam di Indonesia (Konsep, Regulasi,
dan Implementasi), Yogyakarta: Gadjah Mada University
Alwi, Hasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002)
A. Mas’adi, Ghufron, Fiqh Muamalah Kontekstual, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2002)
Ashshidieqy, T. M Hasbi. Tafsir Al-Qur’anul Masjid An-Nur IV, (Semarang:
Pustaka Rizki, 2000)
A. Karim, Adiwarman Fiqh Ekonomi.
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: Raja Grafindo, 2008)
Alwi, Hasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002)
Ahmad, Mustaq. Etika Bisnis dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001),
Arfiana, Maria. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Mudharabah
Hasil Penangkapan Ikan di Desa Morodemak Kecamatan Bonang
Kabupaten Demak”, Skripsi diajukan pada Fakultas Syariah, (Institut
Agama Islam Negeri Walisongo, 2008).
Bryan Lowes, Cristopher pass. Kamus Lengkap Ekonomi, Ed. 2, (Jakarta:
Erlangga, 1994),
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Jakarta: Kencana,
2013)
Djuawani, Dimyauddin. Pengantar Fiqih Muamalah, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010), cet-ke2,
Dar Kutub Al-Ilmiyah, 1957), juz V,.
Djauwaini, Dimyauddin. Pengantar Fiqh Muamalah, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2008)
El Haq, Azriadian. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Bagi Hasil
Tangkapan Ikan Nelayan di Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar
Kabupaten Banyuwangi”, Skripsi diajukan pada Program Studi Hukum
Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam, (Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2016).
Firdausi, Zid Hartsa. “Kerjasama Bagi Hasil Dalam Produksi Penangkapan Ikan
Di Desa Margolinduk (Studi Perbandingan Antara Fiqh Muamalat
Dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1964 Tentang Bagi Hasil
Perikanan)”, Skripsi diajukan pada Fakultas Syari’ah Dan Hukum,
(Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017).
Ghazaly, Abdul Rahman. et al. Fiqh Muamalat, (Jakarta : Kencana, 2015)
Hasan, Ali. Manajemen Bisnis Syariah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cet. 1,
2009)
Huda, Nur. Fiqh Muamalah, (Semarang : CV Karya Abadi Jaya, 2015)
Ibn Syarif An-Nawawi, Afzalur Zakaria . Mughni Al-Muntain, (Libanon: 1997)
Juz II
Ibrahim, Abi Ishaq. Al-Muhadzzib Fiqh Al-Imam Al-Syafii, (Beirut : Dar Kutub
Al’ilmiyah, 1995), juz II
Ibn Muhammad Abdul Karim Al-Syafii, Abdul Qasim, Imam., Al Aziz Syarh Al-
Wajiz, (Bairut: Dar Kutub Al-Ilmiyah, 1957), juz V,
Jain Mubarok, & Maulana Hasanudin. Perkembangan Akad Musyarakah, (Jakarta
: Kencana , 2012)
Lubis, Ibrahim. Ekonomi Islam Suatu Pengantar 2, (Jakarta: Kalam Mulia, 1995)
Kasiran, Moh. Metodologi Penelitian Kualitatif Kuantitatif,(Malang: UIN Maliki
Press, 2010)
Khotim, Imilda. “Bagi Hasil Antara Pemilik Perahu, Pemilik Modal Dan Buruh
Nelayan Menurut Hukum Islam Di Desa Kalibuntu Kraksaan
Probolinggo”, Skripsi diajukan pada Fakultas Syariah, (Universitas Islam
Negeri Malang, 2007).
Mardiani, Fiqih Ekonomi Syariah : Fiqih Muamalah (Jakarta : Kencana, 2012),
edisi 1 cet ke-1,
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Edisi Revisi,
Muhamad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Pricing di Bank Syariah,
Mustofa, Imam. Fiqih Muamalah Konteporer,(Jakarta: Rajawali Pers, 2016)
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Edisi Revisi, (Yogyakarta: UPP AMP
YKPN, 2005)
Muhamad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Pricing di Bank Syariah,
(Yogyakarta: UII Press, 2004)
Moloeng, Lexy j. Metodelagi Penelitian Kualitatif,
Puteh, M. Jakfar. System Sosial Budaya Dan Adat Masyarat Aceh, (Yogyakarta:
Grafindo Litera Media, 2012)
Rofiq, Ahmad. Fiqih Kontekstual Dari Normative Ke Pemaknaan Sosial,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004)
Suhrawardi K. Lubis, dan Chairimun Pasaribu. Hukum Perjanjian Dalam Islam,
(Jakarta, Sinar, Grafika,1998), cet. Ke-1
Syafi, I, Rachmat. Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), cet ke-1,
Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah, (Jakarta; Rajawali Pers, 2010).
Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2009)
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2009),
Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian,
Sudjana, Nana. Tuntunan Penyusunan Karia Ilmiah, (Bandung: Sinar Baru, 2011)
Yolanda, Resvi. “Bagi Hasil Penangkapan Nelayan di Desa Tiku, Kec. Tanjung
Mutiara Kab, Agam Sumatra Barat (Studi Komparasi Antara Hukum Adat
dan Hukum Islam)”, Skripsi diajukan pada Fakultas Syariah dan Hukum,
(Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014).
WWW.SBBKAB.GO.ID
http://id.m.wikipedia.org