Penelitian Lapangan, Data dan Fakta Desa Surade Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi

80
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan pembagian wilayah yang paling banyak di dunia. Dengan banyaknya pembagian wilayah itu maka tidak dipungkiri bahwa Indonesia memiliki banyak kebudayaan. Salah satu kebudayaan yang ada di Indonesia adalah kebudayaan Sunda. Kabupaten Sukabumi, Kelurahan Surade merupakan daerah yang memiliki kebudayaan Sunda yang patut dipertahankan. Di wilayah Indonesia bagian barat, memiliki universitas negeri salah satunya yaitu Universitas Padjadjaran. Universitas ini memiliki beberapa fakultas yang terletak di Dipatiukur dan Jatinangor. Universitas Padjadjaran memiliki fakultas yang mempelajari berbagai budaya asing dan budaya asli Indonesia yaitu Fakultas Ilmu Budaya. Ada sembilan jurusan di fakultas ini, salah diantaranya adalah jurusan Sastra Sunda. Jurusan ini menjadi wadah untuk ngamumule budaya Sunda. Program KKL (Kuliah Kerja Lapangan) merupakan bagian dari upaya pelestarian budaya Sunda yang dilaksanakan oleh Jurusan Sunda. Hal ini diperlukan karena melihat kondisi masyarakat yang memang mengenal tetapi kurang mendokumentasikan hasil budaya Sunda (wilayah Surade), maka dengan ini mendorong kami untuk menginventarisir hasil budaya lokal. 1.2 Identifikasi Masalah Khusus mengenai data kebahasaan, sastra (folklor), dan filologi masih perlu dilakukan dan dilaksanakan sebagai langkah untuk menginventarisasi situasi kebudayaan yang terdapat di lingkungan masyarakat Sunda. Oleh karena itu, suatu langkah yang tepat jika mahasiswa melakukan penelitian kebudayaan

Transcript of Penelitian Lapangan, Data dan Fakta Desa Surade Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara dengan pembagian wilayah yang

paling banyak di dunia. Dengan banyaknya pembagian wilayah itu maka tidak

dipungkiri bahwa Indonesia memiliki banyak kebudayaan. Salah satu kebudayaan

yang ada di Indonesia adalah kebudayaan Sunda. Kabupaten Sukabumi,

Kelurahan Surade merupakan daerah yang memiliki kebudayaan Sunda yang patut

dipertahankan.

Di wilayah Indonesia bagian barat, memiliki universitas negeri salah

satunya yaitu Universitas Padjadjaran. Universitas ini memiliki beberapa fakultas

yang terletak di Dipatiukur dan Jatinangor.

Universitas Padjadjaran memiliki fakultas yang mempelajari berbagai

budaya asing dan budaya asli Indonesia yaitu Fakultas Ilmu Budaya. Ada

sembilan jurusan di fakultas ini, salah diantaranya adalah jurusan Sastra Sunda.

Jurusan ini menjadi wadah untuk ngamumule budaya Sunda.

Program KKL (Kuliah Kerja Lapangan) merupakan bagian dari upaya

pelestarian budaya Sunda yang dilaksanakan oleh Jurusan Sunda. Hal ini

diperlukan karena melihat kondisi masyarakat yang memang mengenal tetapi

kurang mendokumentasikan hasil budaya Sunda (wilayah Surade), maka dengan

ini mendorong kami untuk menginventarisir hasil budaya lokal.

1.2 Identifikasi Masalah

Khusus mengenai data kebahasaan, sastra (folklor), dan filologi masih

perlu dilakukan dan dilaksanakan sebagai langkah untuk menginventarisasi

situasi kebudayaan yang terdapat di lingkungan masyarakat Sunda. Oleh karena

itu, suatu langkah yang tepat jika mahasiswa melakukan penelitian kebudayaan

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 2

yang terdapat di Kelurahan Surade, sebab di kelurahan yang satu ini diperkirakan

masih tersimpan banyak hal-hal yang menarik untuk diteliti, terutama dari segi

kebahasaan, sastra, naskah dan cerita-cerita yang berkembang hingga saat ini serta

dipertahankan oleh masyarakat.

Penelitian situasi kebahasaan, sastra, serta pernaskahan yang dilakukan

oleh Kelompok Tangkuban Perahu dilaksanakan di Kelurahan Surade Kabupaten

Sukabumi, dianggap sangat berpotensi dalam pelaksanaan menginventarisasi dan

mendokumentasikan berbagai hal yang bersangkut dengan hal tersebut di atas.

Untuk memudahkan penelitian situasi kebahasaan, sastra, serta

pernaskahkan yang dilaksanakan di desa tersebut, maka ditentukan identifikasi

masalah dalam pertanyaan sebagai berikut;

1) Bagaimana gambaran umum lokasi penelitian?

2) Bagaimanakah situasi kebahasaan yang ada di Kelurahan Surade

Kabupaten Sukabumi saat ini?

3) Apa saja karya-karya sastra lisan dan tulisan yang ada di Kelurahan

Surade?

4) Adakah naskah yang disimpan di Kelurahan Surade Kabupaten Sukabumi?

5) Budaya apa saja yang masih ada di Kelurahan Surade?

1.3 Kerangka Teori

Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori

substantif yang berasal dari data. Hal tersebut dapat terjadi karena: (1) tidak ada

teori yang apriori yang dapat mencakup kenyataan data yang kompleks yang

sedang dihadapi; (2) penelitian ini mempercayai apa yang dilihat, sehingga ia

berusaha untuk sejauh mungkin menjadi netral; (3) teori dasar (grounded theory)

lebih responsif terhadap nilai-nilai konstektual (Djajasudarma, 1993: 13). Oleh

karena itu, teori yang mendasari penelitian ini tidak didasarkan pada satu teori.

Dengan demikian, teori yang digunakan bersifat eklektis. Hal ini dilakukan

dengan pertimbangan bahwa satu teori-teori tersebut saling melengkapi.

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 3

Teori-teori yang melandasi penelitian ini berkaitan dengan pendekatan

semantik diacu pemahaman Lyon (1916), yaitu bahwa setiap unsur bahasa

berhubungan satu sama lain membentuk satu kesatuan yang padu (the whole

unified, Djajasudarma, 1993b). Di samping itu teori yang dijadikan landasan

penelaahan semantik dalam penelitian ini Djajasudarma (1993, 1994). Teori

struktural yang digunakan dalam penelitian ini digunakan teori Samsuri (1988),

Djajasudarma (1989), dan teori sastra digunakan Damono (1996). Untuk naskah

menggunakan teori Filologi yaitu dengan mendeskripsikan naskah.

1.4 Tujuan

Sebagaimana telah dijelaskan, penelitian ini menelaah situasi kebahasaan

sastra dan pernaskahan di Kabupaten Sukabumi khususnya di Kelurahan Surade.

Dengan demikian, penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

(1) Bagaimana gambaran umum lokasi penelitian.

(2) Mengetahui situasi kebahasaan di Kelurahan Surade.

(3) Mengetahui karya sastra lisan maupun tulisan yang masih ada di Desa

(4) Naskah apa saja yang masih tersimpan di Kelurahan Surade.

(5) Mengetahui data budaya yang masih ada di Kelurahan Surade Kabupaten

Sukabumi.

1.5 Metodologi

Di dalam suatu penelitian apapun, pasti tidak akan lepas dari metode apa

yang digunakan di dalam penelitian tersebut. Penelitian ilmiah sekecil apapun

harus menggunakan metode yang tepat, agar penelitian tersebut tepat sasaran dan

memiliki tanggung jawab ilmiah yang dapat dipergunakan. Oleh sebab itu, di

dalam penelitian ini pun digunakan metode-metode yang lazim digunakan di

dalam penelitian ilmiah.

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 4

1.5.1 Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif:

yang diutamakan bukan kuantitatifikasi berdasarkan angka-angka tetapi

kedalaman penghayatan terhadap interaksi antarkonsep yang sedang dikaji secara

empiris.

Penelitian kualitatif dapat menjawab semua masalah humaniora, termasuk

di dalamnya bahasa dan sastra (2004: 11).

Data penelitian ini berupa data lisan dan tulis yang diambil dari berbagai

sumber, yaitu data lisan dari hasil wawancara, sedangkan data tulis diambil dari

naskah berbahasa Sunda. Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk data

tulis yaitu pencatatan. Teknik perekaman dilakukan untuk data lisan.

1.5.2 Metode Kajian

Metode kajian adalah cara kerja yang bersistem di dalam penelitian bahasa

dengan bertolak dari data yang dikumpulkan (secara deskriptif) berdasarkan teori

(pendekatan) linguistik. Metode kajian memerikan bagaimana data dipilah dan

diklasifikasikan berdasarkan pendekatan yang dianut cara kerja ilmiah dalam

memberikan data penelitian (Djajasudarma, 1993: 57). Metode kajian dapat

dibedakan antara metode kajian padan dan distribusional (Djajasudarma, 1993:

58)

Untuk penelaahan karya sastra dan naskah digunakan metode kajian sastra

dan pencatatan naskah-naskah atau inventarisasi naskah yang ada di desa tempat

pelaksanaan penelitian.

1.6 Sumber Data

Data utama yang dikaji dalam penelitian ini berasal dari bahasa Sunda

ragam lisan. Pemilihan data lisan dilakukan dengan mengikuti pertimbangan

Djajasudarma (1993: 17) Keterandalan data dan objektivitasnya dapat dilakukan

melalui informan (dalam penelitian lapangan), melalui penulisan sumber data

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 5

yang diacu kembali di dalam analisis. Di samping data tulis, penelitian ini

menggunakan data lisan.

Data lisan digunakan untuk melengkapi data tertentu yang tidak ditemukan

dalam sumber data tulis. Data lisan diambil dari hasil introspeksi dengan

pertimbangan bahwa peneliti menguasai dan pemakai aktif bahasa yang sedang

diteliti sehingga dengan intuisi kebahasaan yang dimiliki dapat menentukan

bentuk yang berterima dan yang tidak (Djajasudarma, 1993b: 18; baca pula

Duranti, 1997: 98). Dengan demikian, elisitasi dilakukan terhadap informan

dengan kriteria kelahiran Surade, berbahasa ibu Sunda, dan berusia 30 tahun

hingga 70 tahun, yang tentunya dapat berkomunikasi dengan jelas.

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 6

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1. Geografis dan Topografi

Secara geografis Kelurahan Surade Kecamatan Surade mempunyai luas

622,05 Ha, berada di sebelah selatan wilayah Kabupaten Sukabumi yang secara

umum terbagi dua katagori lahan, yaitu sebelah utara dan selatan mayoritas

didominasi oleh lahan kering dan perumahan, perkotaan dan sebelah barat dan

timur didominasi oleh lahan basah pesawahan. Adapun batas-batas administrasi

Kelurahan Surade Kecamatan Surade adalah sebagai berikut:

- Sebelah utara berbatasan dengan Desa Citanglar

- Sebelah timur berbatasan Desa Jagamukti,

- Sebelah selatan berbatasan dengan Buniwangi, Pasiripis

- Sebelah barat berbatasan dengan Desa Kadaleman,

Adapun jarak tempuh perjalanan dari pusat kota adalah sebagai berikut :

- Dari ibukota propinsi : 217,5 Km

- Dari ibukota Kabupaten Sukabumi : 63 Km

- Dari ibukota Bogor : 117,5 Km

Kondisi topografi Kelurahan Surade Kecamatan Surade memiliki

ketinggian 116 meter di atas permukaan laut (dpl) dan secara umum wilayah

Kelurahan Surade Kecamatan Surade memiliki ketinggian berkisar antara 15-300

meter dpl. Rata-rata suhu udara berkisar antara 150C-25

0C, dengan suhu rata-rata

260C. Bentuk permukaan tanah (morfologi) relatif datar di seluruh bagian

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 7

Kelurahan, baik di bagian utara, timur, selatan mapun barat wilayah Kelurahan

Surade.

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 8

Gambar denah kelurahan Surade, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 9

BAB III

DATA KEBAHASAAN

3.1 Fonologi

Fonologi adalah ilmu yang mempelajari fonem, atau cabang ilmu bahasa

yang mempelajari bunyi-bunyi yang berfungsi. Dikatakan bunyi yang berfungsi

sebab tidak semua bunyi dalam ucapan memiliki makana atau menghasilkan

bunyi bahasa (Djajasudarma dan Idat Abdulwahid, 1987 : 1).

Fonologi dibagi lagi menjadi fonemik dan fonetik. Fonemik adalah ilmu

yang mempelajari bunyi ujaran yang berfungsi fonem. Fonetik adalah

mempelajari bunyi ujaran yang terdapat dalam tuturan dan mempelajari

bagaimana bunyi bahasa tersebut dikaitkan dengan alat ucap manusia.

Fonem-fonem yang terdapat di Desa Wanakerta tidak ada perbedaan

dalam arti sama dengan fonem-fonem dalam bahasa Sunda lulugu, yaitu : /a/, /i/,

/u/, /ε/, /é/, /o/, dan /ö/.

Selain memiliki fonem vokal, bahasa Sunda pun memiliki fonem

konsonan. Fonem konsonan yang terdapat dalam bahasa Sunda sebanyak 10 buah,

yaitu : b, p, m, t, g, n, c, ny, /ń/, k, ng, /ŋ/, l, r, s, h, w, y, x, z.

Tidak berbeda jauh dengan bahasa Sunda lulugu, bahasa Sunda di desa

Wanakerta memiliki fonem vokal dan fonem konsonan disamping diftong yang

merupakan semi vokal atau sub vokal.

3.2 Morfologi

Gambaran tataran morfologis termasuk di dalamnya bentuk-bentuk

afiksasi, morfofonemik, reduplikasi dan komposisi. Morfologi adalah ilmu yang

mempelajari morfem dan bagaimana morfem-morfem tersebut dibentuk menjadi

kata atau morfem kompleks. Morfem sendiri merupakan satuan bunyi bahasa yang

terkecil yang mengandung arti atau ikut mendukung arti. Secara etimologis kata

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 10

morfologi berasal dari bahasa Yunani yaitu morph yang berarti bentuk atau

stuktur dan logos yaitu ilmu. Dapat dikatakan pula morfologi adalah ilmu bentuk

(struktur) kata atau tata bentuk kata (Djajasudarma dan Idat Abdulwahid, 1987

:14).

Morfem dapat dibedakan atas morfem bebas atau morfem terikat, terbagi

lagi menjadi morfem unik dan morfem terikat secara sintaksis dan morfologis

diantaranya :

a. Morfem bebas

Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri dan dapat

dimengerti bila dikatakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya : diuk

„duduk‟, tuang „makan‟, imah „rumah‟.

b. Morfem terikat

Morfem terikat tidak dapat berdiri sendiri, dapat dimengerti apabila

bergabung dengan morfem lain. Morfem terikat dapat berupa afiks (imbuhan).

Contohnya : di payun : di depan, ka bumi : ke rumah, ti desa : dari desa, keur

sare : lagi tidur, dan sebagainya.

c. Morfem unik

Morfem unik adalah morfem yang tak pernah muncul tersendiri, selalu

terikat oleh morfem yang lainnya. Contoh pada kata : dununganana

„saudaranya‟, didaharan „dimakan‟, pikarunyaeun „belas kasihan‟, dan

sebagainya.

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 11

3.3 Sintaksis

Istilah sintaksis dari bahasa Yunani yaitu sun artinya dengan dan tatein

yang artinya menempatkan, secara etimologis istilah itu berarti menempatkan

bersama kata-kata menjadi kalimat (Verhaar,1977 : 70).

Sintaksis adalah bagian atau dahan ilmu bahasa yang membahas seni

bentuk wacana, kalimat, klausa dan frase. Tetapi pada umumnya sintaksis

membahas frase, klausa, dan kalimat.Ringkasnya sintaksis itu adalah studi

penghimpunan dan tautan timbal balik antara kata-kata, frase-frase, klusa-klausa,

dalam kalimat. Kita boleh saja berkesimpulan bahwa kalimat adalah kesatuan

maksimum bagi analisis gramatik. Tetapi kesimpulan ini perlu didampingi satu

catatan bahwa ada kesatuan lebih besar dari pada kalimat : alinea, wacana,

karangan dan sebagainya.

3.3.1 Frase

Frase adalah unsur sintaksis yang terdiri dua atau lebih yang tidak

predikatif. Predikatif ini membedakan frase dari klausa, frase, termasuk unsur

yang membentuk klausa. Unsur-unsur yang membentuk frase bermacam-macam

antara lain preposisi dan posposisi. Contoh:

di kantor desa „di kantor desa‟.

sareng Pa Tatang „bersama Pak Tatang‟.

di bumi bu Sarti „di rumah bu Sarti‟.

3.3.2 Klausa

Klausa adalah unsur bahasa yang terdiri dari dua atau lebih unsur dan sifat

prediktif (Djajsudarma dan Idat Abdulwahid, 1987 : 17). Klausa terdiri dari klausa

bebas dan klausa terikat. Klausa bebas adalah klausa-klausa yang mempunyai

potensi untuk menjadi kalimat tunggal (sederhana) secara tersendiri. Klausa

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 12

terikat adalah klausa-klausa yang tidak dapat berdiri sendiri dalam membentuk

kalimat.

Selain itu pengertian klausa adalah satuan gramatikal yang berupa

kelompok kata, sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat sehingga

berpotensi menjadi kalimat. Klausa dibagi menjadi dua yaitu:

a. klausa intransitif, contohnya: Pa Lurah tuang? „Pak Kades makan?‟.

b. klausa transitif, contohnya : hayu urang tuang! „ayo kita makan!‟.

3.3.3 Kalimat

Kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang

yang disertai nada akhor turun atau naik (Ramlan, 1981 : 6) atau satuan bahasa

yang secara aktual maupun potensi terdiri dari klausa (Kridaklasana, 1982 :17).

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat ialah

satuan gramatikal yang dibatasi intonasi akhir. Kalimat juga dapat disebut bentuk

gramatik maksimal yang berupa bagian paling kecil yang mengandung arti yang

lengkap dari suatu wacana, yang dibatasi dengan berhenti panjang dan memiliki

intonasi akhir naik turun, serta secara relatif bangunan gramatik ini bisa berdiri

sendiri.

Intonasi dalam bahasa Sunda dapat dibedakan, antara bahasa kasar dan

bahasa lemes. Intonasi dalam bahasa Sunda dapat menjadi ciri dialek, yang

dikenal dengan lentong atau lagam. Selain lentong „intonasi‟ ada juga rengkuh

„tingkah laku berbicara‟ dan peta „gerak‟ , rengkuh dan peta dapat dapat dianggap

sebagai body gesture „bahasa isyarat‟.

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 13

3.4 Kosakata Desa

Gorys Keraf menyatakan bahwa tidak ada suatu bahasa di dunia ini yang

tidak memiliki variasi atau diferenisasi. Variasi ini dapat mewujudkan perbedaan

ucapan seseorang dari saat ke saat maupun perbedaan yang terdapat dari satu

tempat ke tempat lain (Keraf , 1984 : 143).

Kosakata bahasa Kelurahan Surade, khususnya Kampung Sukarata pada

umumnya sama dengan kosakata bahasa Sunda lulugu. Namun ada beberapa kata

yang berbeda, walaupun hanya sedikit sekali. Mungkin faktor daerah yang sangat

jauh dan jarang terjamah sehingga menyebabkan ada beberapa dialek yang

berbeda dan menjadikan dialek tersebut menjadi khas daerah tersebut. Ada

beberapa dialek yang menjadi ciri khas Kelurahan Surade, diantaranya : main

pocés (main kelereng).

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 14

BAB IV

DATA SASTRA (FOLKLOR)

4.1 Sastra Lisan

Istilah sastra lisan berarti berbagai jenis karya sastra yang disampaikan

secara lisan atau dari mulut ke mulut.

4.1.1 Puisi Rakyat

4.1.1.1 Mantra

Istilah mantra bukan istilah Sunda asli melainkan berasal dari bahasa

Sansekerta, seperti disebutkan dalam kamus jawa kuno-Indonesia bahwa mantra

berarti jampi pesona atau do‟a ; dimantrai atau dijampi (1978 : 167). Dalam

kamus besar bahasa Indonesia, mantra adalah : perhatian atau ucapan yang dapat

mendatangkan daya gaib, misalnya dapat menyembuhkan atau mendatangkan

celaka, dan sebagainya.

Jadi puisi mantra itu adalah puisi lisan yang sarat dengan rima dan irama

yang mengandung kekuatan gaib yang bertujuan untuk mendatangkan

keselamatan, keuunggulan, keberhasilan, dan mendatangkan kecelakaan.

Berdasarkan sifatnya ada dua jenis mantra yaitu mantra magi bodas „magi

putih‟ dan mantra magi hideung „magi hitam‟. Yang termasuk mantra magi putih

misalnya untuk keselamatan, menyembuhkan, keuunggulan, agar dicintai,

disayangi dan sebagainya. Yang termasuk mantra magi hitam yaitu teluh dan

pipahokan.

Setelah melakukan penelitian dan pendekatan terhadap masyarakat selama

di lapangan, kami menemukan beberapa mantra menurut klasifikasinya masing-

masing. Berdasarkan fungsinya mantra dapat dikelompokan atau diklasifikasikan

menjadi enam golongan yaitu:

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 15

1. Jampe

2. Asihan

3. Ajian

4. Jangjawokan

5. Rajah

6. Singlar

Adapun teknik pengelompokannya sesuai dengan Yus Rusyana dalam

bagian puisi mantra (1970 : 13). Cara pengelompokan ini dilihat dari segi fungsi

pemakainya.

4.1.1.1.1 Jampé

Jampe dipergunakan untuk menyembuhkan orang sakit atau kecelakaan.

Maksudnya untuk menolong, kebaikan, kesembuhan, keselamatan. Misalnya

jampe sakit perut, melahirkan, jatuh, keseleo, dan sebagainya. Semua jampe

termasuk magi putih, tujuanya semua baik. Di lapangan, kami mendapatkan

beberapa jampe,

a. jampé sakit perut

hileud cingceut

hileud hideung

térélek kana kibonténg

ceuk tiis ceup tiis (sambil diusap ke perut anak)

b. jampé mancing

gal bodégal mencit meri di tegal

cadu kudu gagal

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 16

4. 1. 1. 1. 2 Asihan

Asihan dipergunakan untuk menguasai jiwa orang lain yang dicintai agar

mencintainya, menyayangi, menyenangi, dan yang mengucapkanya menjadi lebih

menjadi kecantikanya, kegagahanya, sehingga dicintai, disayangi, dan disenangi.

(Antologi Puisi Sunda).

a. Menyisir

Minyak aing minyak watu

Meunang guguru tina tu

Meunang tatanya ti raja

Mangka welas mangka asih

Asih ka badan awaking

b. Dibedak

Sumping sinit ka dali semar

Sumping semar kadali cehces

Blékék héhéh (3x)

c. Ku aing dipandak gini

Ku aing di pandak gina

Mangka welas mangka asih, siah!!

Asih ka badan awaking

Mun beurang ngabarung sinang

Mun peuting teu genah cicing

Nginum asak tua

Bari dahar asa capang bobo

Leumpang asa ngalongkéwang

Peureum kadeuleu

Beunta karasa

Sir putih cahaya ningratu asih….. asih…. asih…

Maka welas maka asih ka badan awaking

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 17

d. Asihan Buat Perjodohan dan Perdagangan

Bismillah……….

Cahaya panon poé kagungan Gusti

Disuhungkeun cahayana supados masuk ka diri abdi

Cahaya béntang kagungan Gusti

Disuhungkeun cahayana supados masuk ka diri abdi

Cahaya bulan purnama tanggal opat welas kagungan Gusti

Disuhungkeun cahayana supados masuk ka diri abdi

Cahaya katumbiri kuwung-kuwungan nu endah tur masyur

kagungan Gusti numutkeun katerangan Al-Quran aya opat

beureum, bodas, konéng, tur héjo

Disuhungkeun supados masuk ka salira abdi

Duh Gusti jalmi nu ningali ka abdi seupuh anom , istri

pamegeut jadi welas asih reuseup, nya’ah tur bogoh lir ningali

Cahaya panon poé, béntang, bulan, tur katumbiri nu sakitu

ahéng éndahna sareng masyurna kagungan Gusti nu aya

disalira abdi (Kalau untuk asihan disebutkan namanya yang

dimaksud)

e. dagang

Duh gusti rezeki jalan syaré’atna dongkapna tiasa sama abdi

makhluk Gusti hakékatna ti Gusti. Nu ningali icalan boh

dagangan abdi pada resep pada bogoh lir ibarat ningali

cahaya panon poé, béntang. Bulan tur katumbiri kuwungan nu

sakitu ahéng éndahna masyurna kagungan Gusti nu aya

disalira abdi

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 18

f. Asihan Pangabaran

Banyu serek banyu serab

Banyu ka seraben aing

Sipako’ah sipa nuntun

Awaking nangtungna bulan

Nasirah kwung-kwungan

Na pipi katumbirian

Sumanding sajuru panon

Sima guru sima gentur

Sima asak na betina

Burinyay cahaya aing tanding sarangéngé meudal isuk dina

bulna opat welas di juma’ah

Nya aing banténg liling sama gading

Sura seuri pinang jadi

Jadi di girang tampian

Dipipit ku jaya sakti

Di ala ku jaya sabda

Jleg tunggal rinu déwa

Gagah wani kang kawula

Nya kawula nu wisésa ka maraneh kabéh

Lailahailalloh muhammadarosululloh

g. Asihan Nabi Daud

Bismillah……..

Pentang panah ki Arjuna

Dipentang ku bumi asih

Rasa aing rasa manéh nu keur héés

Mun geus héés pang hudangkeun

Mun geus hudang pang nangtungkeun

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 19

Mun geus nangtung pang inditkeun

Asih ka badan aing ku suwara nabi Daud

ALLOHU AKBAR

Ieu do’a nabi Daud

Bismillah…..

Ya Alloh Ya Muhammad

h. Asihan Saidina Ali

Bismillah……..

Bismillahi Allohumma

Ya Alloh Ya Muhammad

Ya Kaparu Ya Wahabu

Ya Patahu Ya Rozaku

Roya Yahayu siru muni

Ditutup ditumbal ku Saidina Ali Sahid Muhammad

i. Asihan si leugeut teureup

Niat insun kana tapa

Ambu Ing dayang sarimbit

Aing nginuman ku bayu aing

Probo ku rasa anam nabi anam

Nabi anam rasa anam

Carici putih Alhayu Ahdini

Lakada pakanan pakanan pakanan

Cahaya cahaya dipakanan Alloh

LaillahaillallohMuhammadarosululloh

Pakureng paku kijang

Sikijang katukang seuweu

Seuweu ratu mubaligu seuweu

Mana ka banjaran anu hayang paheula-heula

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 20

Anu bogoh parontok-rontok

Mika welas mika asih

Asina ka badan aing

4. 1. 1. 1. 3 Ajian

Ajian dipergunakan untuk mendapatkan kekuatan pribadi, kekuatan

fisik atau lahiriah maupun batiniah, agar tangguh, pemberani, kuat, tahan

pukulan, weduk (tahan akan benda tajam, tidak akan mempan), dapat

mengalahkan lawan, tidak mempan akan guna-guna orang lain. Ada juga

yang dipergunakan untuk kejahatan yaitu yang berhubungan dengan magi

hitam, misalnya teluh(untuk membunuh orang lain). Pada umumnya ajian

ini bertujuan baik untuk keselamatan jiwa, menjaga harta kekayaan tanam-

tanaman dan sebagainya.( Antologi Puisi Sunda).

a. Reumpeut peuteung na jajantung murub mubyar na kalilipa

sadayana makhluk kagungan Gusti sing arasih sing nyara’ah kasalira

abdi, nusirik sing jadi asih nu rék jahat sing jadi welas dijauhkeun

disinglarkeun tijalma-jalma nu rék dolim, hasud, deleka jadi welas asih

raresep nyara’ah ka salira abdi ku ningali cahaya panon poé , béntang

bulan jeung katumbiri kuwung-kuwungan nu sakitu ahéng masyur

éndahna nu aya di salira abdi kagungan Gusti.

b. Ajian Jaran Goyang

Sun amatek ajiku si jaran goyang

Cemetiku sada lanang

Sun sabétaké segara asih

Sun sabétaké gunung jugrug

Sun sabétaké jabang bayiné si………….

Teka wales teka asih mareng aku

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 21

Welas asih kersaning Alloh

*(ajian ini harus melalui ritual tertentu tapi tidak di muat karena ajian ini

takut disalah gunakan karena ini dapat membuat lawan jenis tergila-gila

bila terkena mantra ini, makanya kita harus pertebal keimanan dan

keyakinan kita kepada Alloh sebab segala apapun semua atas izin dan

kehendak Alloh aza wazala)

Baca Ta‟ud

Baca Basmalah

Baca dua kalamat Syahadat

Baca Istighfar

Baca Lahaolawalakuata……dst

Baca Ya Robbi Ya Rosululloh

Baca Allohumma sholi „alaMuhammad

Baca Ya Latief

Terus baca Duh Gusti kulo nyuwun rohmat ipun panjenengan lan kulo

nyuwun karidoan panjenengan sareng kulo nyuwun……..(sebutkan apapun

yang kita inginkan)

4. 1. 1. 1. 4 Jangjawokan

Jangjawokan dipergunakan pada waktu akan melakuan suatu pekerjaan,

agar berhasil dan selamat. Misalnya pada waktu: mau mengambil beras, panen,

mau berpergian, mau tidur, duduk, berjalan, ketawa, pergi ke hutan, tempat yang

angker, dan sebagainya. Semuanya bertujuan untuk kebaikan, keberhasilan,

keuntungan, dan sebagainya.

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 22

4. 1. 1. 1 5 Rajah

Rajah dipergunakan untuk sanduk-sanduk „mohon izin‟ kepada para

makhluk halus yang menjaga hutan, sungai, dan sebagainya, supaya selamat tak

ada suatu rintangan apapun. Rajah ini dipergunakan pada waktu membuka hutan,

membuat kampung, membuat ladang, ngaruat, air bak, hujan angin, yang akan

melahirkan, orang sakit dan sebagainya.

4. 1. 1. 1. 6 Singlar

Singlar dipergunakan untuk mengusir makhluk jahat, jin, setan, hantu,

binatang buas yang mengganggu keselamatan kebun dan menjaga keselamatan

diri. Maksudnya untuk tujuan yang baik, agar dijauhkan dari segala penyakit,

gangguan makhluk halus yang jahat dan binatang-binatang buas atau binatang-

binatang yang suka merusak tanaman di ladang. Singlar yang kami dapatkan dari

hasil penelitian adalah untuk menghindari gangguan makhluk halus dan binatang

buas agar tidak menggagu.

4.1.1.2 Kakawihan (nyanyian orang tua, nyanyian anak)

Puisi kakawihan adalah bentuk nyanyian rakyat, salah satu bentuk folklor

yang terdiri atas kata dan lagu yang berbentuk puisi (Yus Rusyana, 1981: 44-45).

Puisi kakawihan tersebar secara lisan, bersajak bebas, tidak terikat oleh aturan

jumlah suku kata dan yang lainya, merupakan curahan rasa gembira. Puisi

kakawihan disebut juga puisi kakawihan kaulinan barudak, karena biasa

dinyanyikan pada waktu anak-anak bermain.

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 23

4.1.1.3 Sisindiran

Sisindiran berasal dari kata sindir, artinya berkata secara tidak langsung

atau tidak terus terang. Puisi sisindiran adalah suatu bentuk puisi sastra tradisional

sunda yang mempunyai sampiran dan isi. Menurut Sunda yang mempunyai

sampiran dan isi. Puisi sisindiran ini merupakan karya sastra Sunda asli yang

sudah ada sejak dulu. Jauh sebelum islam datang (Haji Hasan Mustapa, 1913).

Menurut Yus Rusyana puisi sisindiran ini lahir sebelum tahun 1600 M bersama

cerita pantun, dongeng, jangjawokan „mantra‟(1969 : 11).

a. Kokocoran kolombéran

Anak hayam réang baé

Kokosodan gogoléran

Ari hayang téang baé

b. kaso pondok kaso panjang

kaso ngaroyong ka jalan

sono mondok sono manjang

sono patepang di jalan

c. hujan deui hujan deui

hujan cai cai kénéh

ujang deui ujang deui

ujang nu nyai nyai kénéh

c. Supa liat dina nyiru

Diwadahan kana ayakan

Nu liwat abdi milu

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 24

Dagoan dina tanjakan

4.1.1.4 Sawer (Panganten, Sunatan, Bayi, Mayit)

Sawer ialah karangan dalam bentuk puisi tradisional sunda yang

ditembangkan dalam upacara nyawer. Nyawer adalah upacara adat di pasundan,

yaitu menebarkan beras, sirih (tektek), kunyit yang diiris tipis-tipis, dan uang ke

arah pengantin. Sekarang kadang-kadang di tambah dengan permen hanya untuk

meramaikan. Puisi sawer merupakan hasil sastra Sunda asli, bukan pengaruh

islam dan bukan pula pengaruh Mataram.

4.1.1.5 Pantun

Pantun merupakan cerita/kesenian yang digelarkan oleh juru pantun

diiringi petikan kacapi pantun. Waktunya dilakukan setelah shalat Isya sampai

menjelang subuh. Cerita pantun oleh penghayatan tertentu dianggap sakral serta

mengandung kekuatan magis.

4.1.1.6 Gondang

Gondang adalah karangan dalam bentuk puisi tradisional Sunda yang

dinyanyikan pada waktu ngagondang. Ngagondang ialah menumbuk padi

bersama-sama yang dilakukan sambil ngawih „bernyanyi‟ dan biasanya dipimpin

oleh seorang dalang. Ngagondang terutama dilaksanakan saat akan mengadakan

hajatan, menuai padi, atau pada acara-acara lainya.

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 25

4.1.1.7 Syair

Syair adalah bentuk puisi pupujian atau syiiran yang bersifat didaktis,

berisi do‟a, nasihat ajaran agama Islam. Disampaikan kepada pendengar dengan

cara dilagukan atau dinyanyikan.

4.1.1.8 Pupujian

Pupujian berasal dari kata puji, muji yang berarti mengucapkan kata-kata

atau kebaikan atau kelebihan (Satjadibrata, 1946 : 295). Jadi kata-kata yang

khusus untuk memuji orang ada pula kata khusus untuk memuji keagungan dan

kebesaran Tuhan.

4.1.1.9 Guguritan

Guguritan ialah karangan bentuk puisi terikat yang disusun menurut

kaidah pupuh, yaitu : jumlah baris pada satu bait, guru lagu, guru wilangan,

pedotan dan karakter pupuh yang digunakan. Guguritan adalah salah satu bentuk

puisi tradisional Sunda. Isi guguritan meliputi; nasihat,keindahan alam, perasaan,

pikiran, pengalaman batin, kehidupan keseharian, ajaran keluhuran budi,

kegembiraan kesedihan, kasih sayang, kebudayaan, pendidikan dan pengajaran.

4.1.1.10 Wawangsalan

Wawangsalan berasal dari wangsalan (Jawa) yang artinya susunan kalimat

yang merupakan teka-teki, yang isi terkaannya tercantum pula pada baris

berikutnya. Walaupun wawangsalan termasuk golongan sindir, tetapi dibedakan

dengan sisindiran. Karena sampiran pada wawangsalan merupakan teka-teki

(wangsal) yang harus di jawab pada baris berikutnya. Kata-kata pada jawaban

teka-teki itu harus bersajak atau mirip dengan kata-kata yang terdapat pada

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 26

sampirannya. Antara teka-teki dan isi jawabannya terdapat hubungan bunyi dan

hubungan arti.

4.1.2 Prosa Rakyat

4.1.2.1 Mite

Mite adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi, serta dianggap

suci oleh yang empu cerita. Mite ditokohi oleh para dewa atau makhluk setengah

dewa. Peristiwanya terjadi di dunia lain atau dunia yang bukan seperti kita kenal

sekarang dan terjadi pada masa lampau (Dananjaya, 1977:50). Salah satu contoh

mite yang ada dan tetap melegenda sampai sekarang diantaranya sebagai berikut :

SASAKALA SURADE

Sakiduleun kota Sukabumi aya hiji tempat anu rada kajojo ku jalma –

jalma anu resep pelesiran. Eta tempat teh ngarana nyaeta SURADE. Reana jalma

nu datang ka eta tempat ku sabab genah tur seger hawana, katambah aya hiji

tempat pikeun pelesiran nyaeta Ujung Genteng. Kumaha asal muasal ngaran eta

tempat teh. Kieu geura : ceuk sakaol carita baheula aya hiji sepuh anu luhung ku

elmu, jembar ku pangabisa, sugih ku pangarti, saciduh metuh saucap nyata. Eta

sepuh teh wastana EYANG MAS ARYA SANTRI DALEM anu katelah namah

EYANG CIGANGSA.

Eyang Cigangsa kagungan saderek istri anu wastana NYI MAS

SURADEWI. Anjeuna kacida nyaah tur deudeuhna sabab kana sagal piwuruk teu

wurung diturut, hirup teu lepas tina aturan, itungan jeung ugeran. Ari

pangawakan Nyi Mas Suradewi, geulis kawanti – wanti, endah kabina – bina,

estu geulis bawa ti ajali endah bawa ti kudratna.

Keuna kana babasaan :

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 27

Rambut galing muntang

Taar teja mantrangan

Halis ngajeler paeh

Soca cureuleuk seukeut

Pangambung kuwung – kuwungan

Damis kadu sapasi

Waos gula gumantung

Taktak taraju emas

Panangan beuntik ngagondewa

Ramo racut mucuk eurih

Angkeng lengkeh lir papanting

Bitis jaksi sajantung

Pakulitan hejo carulang

Mun seung leumpang lir macan teunangan. Kitu kaayaan Nyi Mas

Suradewi. Sok sanajan can rimbitan, Nyi Mas Suradewi geus bubuara di hiji

tempat anu teu pati jauh ti lembur cigangsa. Kabungkus ku pasipatanan, di eta

lembur anjeuna di angkat jadi pamingpin. Dina ngaheuyeuk dayeuh ngolah

nagara estuning pikayungyunen teu cueut kanu hideung teu ponteng kanu koneng

estuning adil, jujur tur bijaksana. Atuh kaayan eta lembur jadi subur makmur

gemah ripah repeh rapih.

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 28

Dina keur meujeuhna hejo lembok raweuy beuweungeun reumbay alaeun,

sepi paling towong rampog taya begal ngalalana, Nyi Mas Suradewi

ngumpulkeun para abdi katut rahayatna. Anu maksud jeung tujuanana anjeuna

seja nitipkeun kakawasaan keur sawatara heula. Sabab anjeuna bade nyumponan

pangangkir nu jadi dulurna nyaeta Eyang Santri Dalen di cigangsa.

Saur Nyi Mas Suradewi : “Para abdi katut rahayat sakabeh ngahaja ku

kaula dikumpulkeun anu maksud jeung tujuanana, kaula seja nitipkeun

kakawasaan keur sawatara heula, sabab kaula bade nyumponan pangangkir nu

jadi saderek nya eta Eyang Santri Dalem di cigangsa. Kade salila ditinggalkeun

sing carincing pageuh kancing, sing saringset pageuh iket, bisi aya hiji hal nu teu

di piharep.”

Harita keneh anjeuna miang ninggalkeun ka lembur. Takdir teu beunang di

pungkir. Kadar teu beunang di singlar, di satengahing perjalanan waktu keur

meuntas di walungan Cigangsa anjeuna palid kabawa caah nepi kahanteuna

jasadna dipulasara di eta lembur anu teu pati jauh ti cigangsa. Waktu ker

ngadenge yen anu jadi pamingpina geu taya dikieuna, sakabeh rahayatna

ngumpul bari sedih kingkin sarta leuleus tur lungse, lir kapuk ka ibunan lir kapas

kahujanan.Dina keur kaayaan kitu, datang Eyang Cigangsa ka eta lembur

anjeuna biantara.

Saur Eyang Cigangsa : “Para abdi katu rahayat pangeusi ieu lembur,

ngahaja ku Eyang dikumpulkeun, anu lain waktu anu maksud jeung tujuanana,

pamingpin aranjeun geus taya dikieuna, urang ngaranan we ieu tempat teh

SURADE. Nyaeta itung – itung pangeling – ngeling ngalap ngaran hiji pamingpin

anu adil, jujur tur wijaksana. Para abdi katut rahayat pangeusi eta lembur

nyatujuan kana kaputusan eyang Cigangsa.

Tah ti harita ngaran eta tempat teh katelahna SURADE, nyaeta keur

pangeling – ngeling ka hiji pamingpin anu adil, jujur tur wijaksana.

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 29

4.1.2.2 Legenda

Legenda adalah prosa rakyat yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan

mite, yaitu dianggap pernah benar-benar terjadi tetapi tidak dianggap suci.

Berlainan dengan mite, legenda ditokohi oleh manusia, walaupun adakalanya

mempunyai sifat-sifat luar biasa dan sering sekali dibantu oleh makhluk-makhluk

halus. Tempat terjadinya di dunia yang kita kenal ini, Karena waktu terjadinya

belum terlalu lampau. (Dananjaya, 1977:50).

a. Legenda Surade

Kecap Suradé hartina kasura lamun teu hadé. Suradé berasal dari nama

cucu dari Éyang Santri Dalem yang bernama Suradéwi. Éyang Santri Dalem

berasal dari Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat. Éyang Santri Dalem sudah

meninggal dari 560 tahun yang lalu dan sudah memiliki 8 turunan. Makamnya

terletak di Cigangsa.

Suradé berasal dari kata “SURA-RAH-HADIAN” yang artinya berani

mengeluarkan darah demi kesucian, atau darah manusia pemberani. Kata Sura

Rah Hadian merupakan ucapan Rd. Suranangga bersamaan dengan pelepasan

nama gelar bangsawan pada nama diri dan keluarga serta keturunannya. Sebagai

pertanda berdirinya sebuah kampung maka ditanam batu indung lembur dan

pelaksanaan upacara nyebor. Hal ini terjadi pada tanggal 2 bulan Syuro tahun

Wawu (kalender Jawa), atau tanggal 2 Muharam 1179 H atau pada kalamangsa

“Taya Tangan Pangawasa Wisésa” bertepatan dengan hari Anggaran, tanggal 20

Wulan Kapat Purnimanta (Krisnapaksa) sama dengan tanggal 4 Wulan Kalima

Amanta (Sukla Paksa), candra sangkala Nora Hasta Sad Rahayu = 1680 tahun

Saka (kalender Sunda). Bertepatan dengan hari selasa, tanggal 5 Desember 1758

Masehi (perhitungan atau terjemahan Anis Djatisunda).

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 30

Cerita ini terungkap dengan ditemukan sebuah kampung tempat

persinggahan bangsawan Imbanagara Rd. Mas Surabujangga ketika pengejaran

terjadi atasnya oleh Mataram dan kompeni Belanda sampai wafatnya. Tempat ini

pula yang menjadi saksi atas peristiwa sangat tragis yaitu terjadinya perselisihan

antara saudara sebangsanya sehingga memakan korban yang tidak sedikit dari

keduanya. Tempat ini yang menjadi bukti adanya Surade yaitu Sindanglaya.

(Sindang = bahasa Sunda artinya singgah, laya = meninggal).

Tidak hanya itu yang menjadi bukti sejarah adanya Surade. Terdapat

beberapa hal yang perlu kita ketahui dan kaji, diantaranya ditemukan sebuah buku

tulisan kunonya sebut saja buku Hideung (hitam). Buku ini merupakan bagian

bukti sejarah adanya Surade. Karena isi dari buku tersebut salah satunya

mengisyaratkan adanya kekuatan Pangeran Sejati yang memiliki kesaktian serta

disemangati oleh darah perjuangan dan selalu diliputi rasa kasih sayang, pejuang

lahir dari Imbanagara dan pergi ke kesejatian sejati. Isi ceritanya sebagai berikut :

Dikisahkan pada suatu masa di wilayah Surade sekarang hiduplah

seorang sesepuh yang dikenal dengan kesaktian dan ketinggian ilmu nya bernama

Eyang Mas Arya Santri Dalem atau lebih dikenal sebagai Eyang Cigangsa.

Eyang Cigangsa memiliki adik perempuan yang bernama Nyimas Suradewi yang

sangat disayanginya terwujud dari setiap keinginannya yang selalu dituruti oleh

sang kakak. Nyimas Suradewi terkenal dengan kecantikan dan keanggunannya,

terlebih dengan sikap dan sifatnya yang ramah, baik hati, jujur, adil serta

bijaksana.

Oleh karena sifatnya yang luhur itu lah Nyimas Suradewi diangkat secara

aklamasi oleh masyarakat setempat sebagai pemimpin mereka. Hal itu juga

dilatarbelakangi oleh kebiasaan masyarakat Surade saat itu yang begitu

menghargai perempuan hingga dijadikan pemimpin mereka.

Wilayah tersebut setelah dibawah kepemimpinan dia akhirnya menjadi subur

makmur serta masyarakatnya sejahtera, adil dan tenteram. Lahan-lahan

pertanian begitu subur dan hijau penuh dengan tumbuhan.

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 31

Suatu waktu Nyimas Suradewi berinisiatif untuk menemui kakaknya, Eyang

Cigangsa di suatu padepokan di wilayah terpencil yang tidak terlalu jauh dari

wilayah pusat pemerintahan Nyimas Suradewi. Nyimas Suradewi pun

mengumpulkan segenap rakyatnya seraya mentipkan wilayah tersebut agar

selama ditinggalkan mereka masih bisa hidup dengan damai dan sejahtera.

Namun takdir berkata lain. Ditengah perjalanan saat menyeberangi sungai

Cigangsa, tiba-tiba Nyimas Suradewi jatuh dari jembatan dan langsung terbawa

arus. Dia meninggal dan jenazahnya dikuburkan tidak jauh dari lokasi sungai

Cigangsa.

Sontak warga desa dirundung duka mendalam karena harus kehilangan

pemimpin yang sangat dicintainya. Ditengah duka cita tersebut datanglah Eyang

Cigangsa dan menyeru kepada masyarakat agar sebaiknya Nyimas Suradewi

dikenang dengan cara mengubah nama tempat tersebut menjadi Surade.

4.1.2.3 Dongeng

Dongeng adalah prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi oleh

émpu ceritanya dan terikat oleh waktu (Dananjaya, 1977:50). Dongeng termasuk

cerita klasik tradisional, awal mulanya dongeng sampai sekarang belum dapat

diketahui, begitu juga dengan penciptanya. Yang jelas menyebarnya melalui

mulut ke mulut atau secara lisan. Jalan ceritanya sangat mudah dimengerti. Maka

dari itu masyarakat Sunda dari dulu sampai sekarang sangat senang mendongeng.

4.1.2.4 Tatarucingan

Tatarucingan adalah permainan orang Sunda, yang dilakukan dengan cara

tebak-tebakan.

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 32

4.2 Ungkapan Tradisional

Ungkapan yang biasa digunakan sebagai salah satu ciri dari kearifan lokal

yang ada di suatu daerah, dan biasanya dengan makna tertentu.

4.3 Sistem Tanda

4.3.1 Simbol

Simbol dan makna yang digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-

hari. Misalnya: bendera kuning tanda bahwa ada orang meninggal dunia.

4.3.2 Bahasa Isyarat

Bahasa isyarat dan maknanya. Misalnya: menempelkan telunjuk pada bibir

isyarat supaya diam. Menggelengkan kepala berarti tidak dll.

4.4 Teater Rakyat

4.4.1 Sandiwara

Pada zaman dahulu sandiwara ada namun seiring berjalannya waktu sudah

tidak dilestarikan keberadaannya.

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 33

4.5 Kepercayaan Rakyat

4.5.1 Pamali

a. tong calik di lawong panto, bisi nongtot jodo

b. tong dahar bari saré, bisi gedé sirah

c. kuda lumping, jika ada orang yang berpakaian merah kuda lumping

tersebut akan mengejarnya karena dianggap musuh jurig jarangao. Bagi yang

mencari ilmu ke kuda lumping maka biasanya akan dirasuki Jaringao, ketika

sedang berlangsungnya acara kuda lumping.

d. Laut ujung genténg ngamusuh ka urang Bandung.

e. jumlah suara yang dihasilkan tokek dipercaya untuk keberuntung berjudi.

4.5.2 Takwil Mimpi

a. ngimpi di pacok oray = akan mendapatkan jodoh

b. ngimpi ngais orok = mendapatkan rezeki

c. ngimpi datang kahajatan = akan mendapatkan kesusahan

d. ngimpi papanggih jeung nu geus maot = dapat kesusahan

e. ngimpi kena longsor = mendapatkan rezeki

f. ngimpi meunang lauk = mendapatkan rezeki

g. ngimpi kutuan = mendapatkan rezeki

h. ngimpi diudag nu gélo = mendapatkan penghargaan dari tempat bekerja

i. ngimpi kerabat maot = kerabat tersebut panjang umur

j. ngimpi nikah = akan sakit/mendapat kesusahan

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 34

k. ngimpi diudag méong = akan bertemu dengan pemimpin

l. ngimpi dieunteupan méong = akan mendapatkan pekerjaan

m. ngimpi ningali diri = harus introspeksi diri

n. ngimpi cak-cak atawa buhaya = hati-hati ada orang yang akan

mencelakakan

4.6 Permainan Rakyat

4.6.1 Permainan Anak-anak

Permainan anak yang ada dan masih dilakukan diantaranya adalah main

poces (Kelereng), péclé, petak umpet, ucing-ucingan dengan menggunakan

potongan genteng dll.

4.7 Kearifan Lingkungan

4.7.1 Flora

Flora yang ada di Kelurahan Surade sangat terjaga kelestariannya,

alam dan kehidupan masyarakat sangat terlihat begitu seimbang. Sehingga

tercipta ekosistem yang sangat baik. Hal ini terbukti dengan tumbuhnya

beragam macam pohon. Bahkan sangat alami dan kelestariannya begitu

terjaga. Alam yang indah, udara sejuk masih bisa dinikmati di Kelurahan

Surade.

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 35

4.7.2 Fauna

Tak jauh berbeda dengan keadaan flora yang ada di Kelurahan

Surade, Fauna yang ada pun tetap terjaga, hal ini terbukti dengan

beragamnya hewan peliharaan masyarakat yang ada. Dimulai dari ayam,

kambing, sapi, kerbau, burung, dan lain-lain.

4.7.3 Pelestarian Lingkungan

Pelestarian lingkungan sangat terkelola dengan baik, hal ini dapat

dilihat dari upaya masyarakat untuk tetap menjaga keseimbangan ekosistem

yang ada agar alam tetap terjaga. Dimulai dari upaya penghijauan, sangat

terlihat keadaan hutan, kebun, sawah yang masih ada dan terjaga

kelestariannya, selain itu sistem irigasi di Kelurahan Surade sangat dikelola

dengan baik, air sungai yang tidak tercemar menjadi salah satu bukti konkret

bahwa masyarakat Kelurahan Surade sangat menjaga pelestarian

lingkungan.

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 36

BAB V

NASKAH

5.1 Deskripsi Naskah I

1. Judul

a. Judul Dalam Teks : Suryaningrat dan Suryaningrum (h.I)

b. Judul Luar Teks : Suryaningrat dan Suryaningrum

c. Judul Umum : SURYANINGRAT DAN SURYANINGRUM

2. Nama Pengarang/Penyusun: (?)

3. Bahasa : Sunda

4. Huruf : Pegon

5. Bentuk Karangan : Puisi (wawacan)

6. Kode Koleksi : -

7. Tarikh Penyusunan : (?)

8. Tempat Penyusunan : (?)

9. Pemrakarsa Penyusunan : (?)

10. Tarikh Penyalinan : Bulan Rayagung (Dzulhijah)/± 1965 Masehi

11. Tempat Penyalinan : Kp. Curug Malang Ds. Buniwangi Surade

12. Nama Penyalin : H. Saepudin

13. Pemrakarsa Penyalinan : -

14. Jilid : 1 dari 1

15. Ukuran

a. Sampul : 16 x 21,1 cm

b. Halaman : 15,5 x 21 cm

c. Ruang Tulisan : 13 x 18 cm

16. Bahan Naskah : Kertas dalem negeri

17. Jenis Kertas : Kertas bergaris buatan dalam negeri

18. Cap Kertas : -

19. Tebal Naskah

a. Halaman Kosong : 224 halaman

b. Halaman yang Ditulisi: -

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 37

c. Halaman Bergambar : -

20. Penomoran Halaman : Hal. 1-214 ada nomor

21. Keadaan Fisik : warna kertas kecoklatan, perekat yang digunakan

adalah benang, dengan system dijait hinggal sampul.

22. Keterangan Umum

a. Awal : Penulis menceritakan waktu penulisan naskah

tersebut, dihalaman awal menyebutkan tentang Suryaningrat, naskah

tersebut mulanya berbahasa melayu kemudian diterjemahkan ke dalam

bahasa sunda.

b. Tengah : Menceritakan bahwa Suryaningrat ingin pergi ke

negeri yang jauh atau dekat negeri yang dekat itu bernama Erum namun di

sana sedang ada perang jurit 70 kapal datang ke sana, Suryaningrat bias

menaklukan naga, Suryaningrat menyuruh naga ke laut. Laut tersebut

sangat dalam, di sana ada satu pulau namanya Mesir. Kalau Mesir perang

kapal-kapal berlabuh dan dijaga oleh serdadu.

c. Akhir : Kisah raja-raja pun berakhir.

23. Asal Naskah : Pinjaman dari Pak Sukanta bin Suwar

24. Pemilik Naskah : Pak Sukanta bin Suwar

25. Data Pencatat : Siti Zainab Handayani (180210100035)

Frisca Casuariana (180210100012)

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 38

5.2 Deskripsi Naskah II

1. Judul

a. Judul Dalam Teks : Nabi Medal (Hal. 2)

b. Judul Luar Teks : Nabi Medal

c. Judul Umum : NABI MEDAL

2. Nama Pengarang/Penyusun: (?)

3. Bahasa : Sunda

4. Huruf : Pegon, Latin

5. Bentuk Karangan : Puisi (pupuh)

6. Kode Koleksi : -

7. Tarikh Penyusunan : (?)

8. Tempat Penyusunan : (?)

9. Pemrakarsa Penyusunan : (?)

10. Tarikh Penyalinan : ± 1965 Masehi

11. Tempat Penyalinan : Kp. Curug Malang Ds. Buniwangi Surade

12. Nama Penyalin : H. Saepudin

13. Pemrakarsa Penyalinan : -

14. Jilid : 1 dari 2

15. Ukuran

a. Sampul : 16 x 22,3 cm

b. Halaman : 15,7 x 21,5 cm

c. Ruang Tulisan : 13,3 x 17,7 cm

16. Bahan Naskah : Kertas

17. Jenis Kertas : Kertas buatan dalam negeri

18. Cap Kertas : -

19. Tebal Naskah : 321 Halaman

a. Halaman Kosong : 5 Halaman

b. Halaman yang Ditulisi: 316

c. Halaman Bergambar : -

20. Penomoran Halaman : Hal. 1-316 diberi nomor halaman, menggunakan

huruf latin, tinta merah.

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 39

21. Keadaan Fisik : Warna kertas kecoklatan, tiap baris dalam kalimat

yang menggunakan pupuh itu diberi tanda. Antara tanda baris dengan bait

terdapat perbedaan, yakni baris hanya 1 goresan tanda, bait 2 goresan tanda

merah.

22. Keterangan Umum

a. Awal : Menceritakan rasa syukur kepada Allah SWT.

yang maha Melihat, yang menciptakan

b. Tengah : Menceritakan sejarah Rosul ketika Ia dirrawat di

Negara Hunen. Ketika itu banyak yang iri terhadapnya, Dia dirawat oleh

Baginda Hari dan Siti Halimah.

c. Akhir : Rosul bekerja di tempat Sultan Walid. Sultan

Walid adalah ayah dari Siti Khodijah. Mereka berniat memberikan modal

untuk berdagang kepada Rosul.

23. Asal Naskah : Pinjaman dari Pak Sukanta bin Suwar

24. Pemilik Naskah : Pak Sukanta bin Suwar

25. Data Pencatat : Siti Zainab Handayani (180210100035)

Frisca Casuariana (180210100012)

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 40

5.3 Deskripsi Naskah III

1. Judul

a. Judul Dalam Teks : Lalakon Nabi (h.1)

b. Judul Luar Teks : Lalakon Nabi

c. Judul Umum : LALAKON NABI

2. Nama Pengarang/Penyusun: (?)

3. Bahasa : Sunda

4. Huruf : Pegon, arab

5. Bentuk Karangan : Puisi (pupuh)

6. Kode Koleksi : -

7. Tarikh Penyusunan : (?)

8. Tempat Penyusunan : (?)

9. Pemrakarsa Penyusunan : (?)

10. Tarikh Penyalinan : ± 1965 Masehi

11. Tempat Penyalinan : Kp. Curug Malang Ds. Buniwangi Surade

12. Nama Penyalin : H. Saepudin

13. Pemrakarsa Penyalinan : -

14. Jilid : 2 dari 1

15. Ukuran

a. Sampul : 16,5 x 21,6 cm

b. Halaman : 15,2 x 21,4 cm

c. Ruang Tulisan : 13 x 16,7 cm

16. Bahan Naskah : Kertas

17. Jenis Kertas : HVS, (Fotocopy)

18. Cap Kertas : -

19. Tebal Naskah : 270 Halaman

a. Halaman Kosong : -

b. Halaman yang Ditulisi: 270

c. Halaman Bergambar : -

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 41

20. Penomoran Halaman : Hal. 1-270 dinomori, ada kesalahan penulisan di

halaman 131 – halaman 157 sehingga ada coretan untuk penulisan yang

benar.

21. Keadaan Fisik : Naskah yang ada merupakan copyan dari naskah

aslinya., sehingga keadaan kertasnya cukup baik.

22. Keterangan Umum

a. Awal : Menceritakan isi naskah, yaitu mengenai sejarah

Nabi dari ia dirawat oleh Abi Tolib.

b. Tengah : Menceritakan ada seseorang dari kampung

(lembur) yang mendatangi nabi. Ketika datang, ia bersujud di kaki nabi.

Ia membawa barang-barang atau oleh-oleh berupa barang yang berasal

dari kampung (lembur) untuk nabi.

c. Akhir :

23. Asal Naskah : Pinjaman dari Pak Sukanta bin Suwar

24. Pemilik Naskah : Pak Sukanta bin Suwar

25. Data Pencatat : Siti Zainab Handayani (180210100035)

Frisca Casuariana (180210100012)

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 42

BAB VI

DATA BUDAYA

6.1 Sistem Religi

Seratus persen masyarakat kelurahan Surade beragama Islam. Seperti

layaknya umat muslim lainnya, tidak ada ritual-ritual khusus yang dilakukan.

Mereka melakukan ritual pada umumnya seperti shalat lima waktu, shalat Jum‟at

pada hari Jum‟at. Mengadakan Shalat berjama‟ah di masjid desa pada waktu

Shalat maghrib dan Isya. Ada pula beberapa larangan yang dipercayai oleh warga

sekitar, larangan di sini lebih bersifat tahayul (percaya atau tidak percaya)

misalnya tidak boleh duduk di depan pintu karena akan menahan jodoh.

Sementara itu, walaupun masyarakat di sini beragama islam, tapi mereka

tidak meninggalkan kisah atau kepercayaan nenek moyangnya. Salah satunya

adalah mengenai Nyi Roro Kidul. Masyarkat disni masih ada yang percaya

dengan masalah seperti itu. Bahkan salah satu warga menceritkan tentang

kejadiannya yang ditinggal saudaranya karena di cari Nyi Roro Kidul. Akan tetapi

mereka tidak percaya dengan dukun, mereka lebih memilih pergi ke kiai-kiai

daripada ke dukun, karena dukun yang benar-benar memiliki kekuatan sudah

meninggal semua sedangkan dukun-dukun yang ada sekarang hanyalah dukun

bohongan.

6.2 Sistem Organisasi dan Kemasyarakatan

6.2.1 Kekerabatan

Sistem kekerabatan di Kelurahan Surade melingkupi keluarga kecil yang

terdiri dari apa/abah(ayah), mamah(ibu) dan anak. Sedangkan keluarga besar

terdiri dari aki(kakek), nini(nenek), mamang(paman), dan bibi.

Masyarakat di sini rata-rata masih masyarakat asli Surade sendiri. Tetapi

ada juga yang campuran dari wilayah lain seperti Jakarta dan Bandung, karena

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 43

adanya pernikahan campuran antara masyarakat Surade dan Masyarakat daerah

lain.

Pemilihan jodoh di wilayah ini sudah termasuk modern, yang artinya tidak

ada lagi sistem perjodohan. Masyarakat di sini juga rata-rata warganya memiliki

kebun/sawah.

6.2.2 Organisasi Sosial

Di daerah penelitian kami, yaitu Kelurahan Surade dipimpin oleh seorang

lurah melalui sistem demokrasi. Terdapat pula lembaga-lembaga organisasi yang

dinaungi oleh kantor lurah. Berikut lembaga-lembaga yang ada di Kelurahan

Surade:

1. Lurah

2. Kasi Kesos

3. Sekretaris

4. Kasi Tata Pemerintahan

5. Kasi Trantibum

6. Kasi Pemberdayaan

7. Pelaksana

8. Pelaksana

9. Pelaksana

10. P3N ( TKS )

11. TKS

12. TKS

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 44

6.3 Sistem Pengetahuan

6.3.1 Pendidikan

Penduduk di Kelurahan Surade umumnya menyelesaikan pendidikan

formal hingga tingkat sekolah menengah atas. Tetapi, untuk sekarang sudah

banyak juga warga Kelurahan Surade yang melanjutkan sekolah ketingkat yang

lebih tinggi. Dikarenakan, di kelurahan ini tidak ada bangunan universitas atau

sekolah tinggi maka bagi warga yang ingin melanjutkan sekolah harus ke luar, dan

kebanyakan orang memilih ke Jakarta dan Bandung.

Berikut rincian data pendidikan penduduk Kelurahan Surade :

PAUD

TK

RA

SD Negeri

Madrasah Ibtidaiyah

SLTP Negeri

SLTP Swasta

Madrasah Tsanawiyah

Madrasah Aliyah

SMK Swasta

Madrasah Diniyah

Pondok Pesantren

PT

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 45

6.3.2 Kesehatan

Kelurahan Surade memiliki beberapa tempat bidan, puskesmas, posyandu

dan praktek dokter. Karena wilayah ini sudah termasuk wilayah modern maka

apabila sakit warga langsung pergi ke dokter, bukan dukun lagi.

6.4 Sistem Mata Pencaharian

Di Kelurahan Surade sebagian besar penduduk bermata pencaharian

sebagai petani. Dan yang di olah tidak hanya padi ada juga yang mengolah kebun-

kebun tanam lain. Berikut ini rincian data mata pencaharian penduduk Kelurahan

Surade:

a. Petani : 60%

b. Pegawai Negeri : 15%

c. Pedagang : 20 %

d. Buruh : 5%

6.5 Kesenian

Dalam kehidupan banyak sekali kebutuhan yang harus dipenuhi oleh

manusia. Bukan hanya kebutuhan akan sandang, pangan, papan sebagai

kebutuhan primer saja yang mesti dipenuhi, tetapi kebutuhan akan hiburan untuk

melengkapi kebutuhan rohaniah juga perlu. Seperti kebutuhan akan agama,

hiburan dan segala macam hal yang bersangkutan dengan psikologis manusia.

Dalam hal ini akan disinggung tentang kesenian yang menjadi kebutuhan

psikologis manusia.

Sadar ataupun tidak sadar, manusia membutuhkan kesenian untuk

melengkapi kebutuhan rohaniahnya. Dan bentuk kesenian yang dibutuhkan pun

bergantung pada selera manusia itu sendiri. Bentuk kesenian bisa digarisbesarkan

menjadi tiga bagian. Seperti, seni suara, seni tari, dan seni lakon(teater). Tetapi

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 46

jika diuraikan kesenian itu akan menjadi sangat bermacam ragam. Apalagi dengan

berkembangnya zaman, kesenian-kesenian barupun akan terlahir merujuk pada

kebutuhan manusia itu sendiri.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa kesenian itu bermacam-

macam ragam, baik dalam segi bentuk, cara mendapatkan, dan lain sebagainya.

Kesenian juga terdapat pengelompokan dalam hal penyesuaian dengan waktu.

Maka, terdapatlah apa yang disebut kesenian modern dan kesenian lampau.

Kesenian modern adalah kesenian yang terlahir dengan adanya peyesuain akan

zaman. Sedangkan kesenian lampau biasanya identik dengan kesenian daerah

atau kesenian yang ada di daerah dan biasanya juga kesenian ini masih murni dan

belum tersentuh oleh arus globalisasi.

Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan di daerah Kelurahan

Surade Kabupaten Sukabumi terdapat kesenian pencak silat. Kesenian ini masih

dilestarikan di wilayah ini dan sering kali di pertontonkan di Kelurahannya. Ini

menandakan bahwa Kelurahan Surade masih mempertahankan dan banyak yang

masih melestarikannya.

Terdapat pula upacara yang dilakukan di wilayah ini, yaitu seperti upacara

nelayan. Biasanya sebelum upacara dimulai harus disiapkan bahan-bahan sebagai

sesajen, yaitu tumpeng, kepala sapi, dan sesajen lainnya. Semua itu dibuang ke

laut.

6.6 Teknologi dan Peralatan

Peralatan dapur tradisional yang masih digunakan di sebagian rumah

penduduk adalah seeng , boboko dan aseupan, namun sebagian masyarakat sudah

menggunakan peralatan yang canggih. Karena memang wilayah ini sudah

termasuk wilayah modern makan peralatan untuk pengobatan dan transportasinya

pun sudah modern. Seperti angkot yang berlalu lalang di keluarahan ini dan

angkutan lainnya.

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 47

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Kelurahan Surade mempunyai luas 622,05 Ha, berada di sebelah Selatan

wilayah Kabupaten Sukabumi yang secara umum terbagi dua katagori lahan, yaitu

sebelah Utara dan Selatan mayoritas didominasi oleh lahan kering dan perumahan,

perkotaan dan sebelah Barat dan Timur didominasi oleh lahan basah pesawahan.

Pada Bulan Maret 2010 ini penduduk Kelurahan Surade Kecamatan

Surade berjumlah 9.071 Jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 2.720

KK. Mata pencaharian penduduk Kelurahan Surade Kecamatan Surade sebagian

besar bekerja sebagai petani, buruh tani, sektor perdagangan dan jasa.

Dari segi kebahasaan tidak terlalu berbeda dengan bahasa lulugu, baik dari

segi Fonologi, Morfologi dan Sintaksis. Ada beberapa kosakata yang menjadi

dialek bahsa setempat diantaranya: daang „makan‟, umi „ibu‟, jolok „jauh‟

belewuk „kotor‟.

Data Sastra yang diperoleh dari Kelurahan Surade diantaranya adalah

asihan, jampe, ajian, dan ada beberapa versi mengenai legenda/mitologi dari nama

Surade itu sendiri.

Untuk data mengenai naskah penyusun mendapatkan 4 buah naskah yang

masing-masing judulnya menceritakan nabi medal, lalakon nabi, dan naskah

suryaningrat-suryaningrum.

Secara keseluruhan, masyarakat Kelurahan Surade masih memegang teguh

kearifan lokal yang ada, hal ini dapat dilihat dari situasi demografis Kelurahan

Surade itu sendiri, walau sudah bergeser menuju moderenitas, namun dari

beberapa kalangan warga, masih memiliki adat istiadat dan tradisi yang

dipertahankan dan masih bisa ditemui.

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 48

7.2 Saran

Hasil dari studi Kuliah Kerja Lapangan diharapkan bisa dijadikan sebagai

salah satu studi yang sifatnya berkala. Penyusun menyadari masih banyak hal

yang masih bisa terungkap dalam kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini, namun

karena keterbatasan waktulah yang menjadi salah satu kendala penyusun untuk

meneliti data yang ada di lapangan. Semoga laporan hasil Kuliah kerja lapangan

ini dapat diajadikan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 49

DAFTAR PUSTAKA

Ayatrohaedi. 1978. Dialektologi sebuah pengantar. Jakarta : Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

Djajasudarma, T. Fatimah, dkk. 1994. Tata Bahasa Acuan Bahasa Sunda.

Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Danandjaja, James. 1991. Foklor Indonesia : Ilmu Gosip, Dongeng, dll.

Jakarta : Grafti (cet 3).

Djajasudarma, T. Fatimah. Gramatika Sunda / Tatabasa Sunda. 1987.

Bandung : Paramaartha.

Lembaga Basa dan Sastra Sunda. 1995. Kamus Umum Basa Sunda. Tarate.

Bandung.

Suhamihardja, Agraha Suhandi, Drs. 2004. Pola Hidup Masyarakat

Indonesia. Bandung : Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran.

Keraf, Gorys. 1984. Linguistik Bandingan Historis. Jakarta : Gramedia.

Ekadjati, Edi S. 1995. Kebudayaan Sunda. Jakarta : Pustaka Jaya.

Suryani, Elis. 2010. Pengantar Filologi. Bandung : Dzulmariaz Print.

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 50

LAMPIRAN I

Data Demografi Kelurahan Surade

Secara demografi, jumlah penduduk Kelurahan Surade Kecamatan Surade

cenderung tetap dengan mutasi lahir mati, pindah datang dan pindah pergi. Pada

bulan Maret 2010 ini penduduk Kelurahan Surade Kecamatan Surade berjumlah

9.071 Jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 2.720 KK. Mata pencaharian

penduduk Kelurahan Surade Kecamatan Surade sebagian besar bekerja sebagai

petani, buruh tani, sektor perdagangan dan jasa. Untuk lebih jelasnya, jumlah

penduduk Kelurahan Surade Kecamatan Surade per Maret 2010 dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

TABEL 1

Jumlah Penduduk Kelurahan Surade Bulan Maret 2010

No KELURAHAN JUMLAH PENDUDUK

L P JML JML KK

1 SURADE 4.736 4.738 9.474 2.784

JUMLAH 4.736 4.738 9.474 2.784

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 51

2.3. Infrastruktur Dasar

Secara umum infrastruktur dasar di Kelurahan Surade Kecamatan Surade

sudah cukup memadai dan terpelihara cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan

akses jalan yang menghubungkan ke-14 RW dan 47 RT di wilayah Kelurahan

Surade Kecamatan Surade secara umum baik, begitupun sarana Pendidikan dan

Kesehatan cukup tersedia seperti pada data yang terlihat sebagai berikut :

a. PRASARANA PERHUBUNGAN

JALAN : - Jalan Negara : - Km

- Jalan Propinsi : 02 Km

- Jalan Kabupaten : 09 Km

- Jalan lingkungan : 07 Km

JEMBATAN : - Jembatan Beton : 2 Bh

- Jembatan Besi : - Bh

b. PRASARANA PENDIDIKAN

- PAUD : 08 Bh

- TK : 02 Bh

- RA : 10 Bh

- SD Negeri : 06 Bh

- Madrasah Ibtidaiyah : 00 Bh

- SLTP Negeri : 00 Bh

- SLTP Swasta : 00 Bh

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 52

- Madrasah Tsanawiyah : 01 Bh

- Madrasah Aliyah : 01 Bh

- SMK Swasta : 02 Bh

- Madrasah Diniyah : 06 Bh

- Pondok Pesantren : 07 Bh

- PT : 01 Bh

c. PRASARANA KESEHATAN

- Puskesmas : 01 Bh

- Puskesmas Pembantu : 00 Bh

- Pos Yandu : 12 Bh

- Praktek dokter : 03 Bh

- Poskesdes/Kel : 00 Bh

2.4. Sosial Ekonomi Budaya

a. PRASARANA PEREKONOMIAN

- Toko/Kios/Warung : 198 Bh

- Pasar : 01 Bh

- Koperasi : 02 Bh

- Rumah Makan/Warung Makan : 15 Bh

- Industri Besar : 00 Bh

- Industri Kecil : 10 Bh

- Hotel/penginapan : 04 Bh

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 53

b. PRASARANA PERIBADATAN

- Masjid Jami : 28 Bh

- Mushola : 46 Bh

- Gereja : - Bh

2.5. Pemerintahan

Berdasarkan wilayah administrasi, Kelurahan Surade Kecamatan Surade

terdiri atas 14 RW dan 49 RT, dengan perincian sebagai berikut :

TABEL 2

Data RT, RW dalam Wilayah Kelurahan Surade

NO KELURAHAN JUMLAH

RW RT

1 SURADE 14 49

JUMLAH 14 49

Saat ini lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada di Kelurahan Surade

Kecamatan Surade telah terbentuk dan ditetapkan dengan

Surat Keputusan Lurah Surade.

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 54

2.6. Aspek Organisasi, Kepegawaian dan Kearsipan, Sarana dan Prasarana

Struktur organisasi pemerintah Kelurahan Surade Kecamatan Surade

berpedoman kepada Peraturan Bupati Sukabumi nomor 87 Tahun 2012 tentang

Organisasi Tata Kerja Kelurahan.

Secara lengkap daftar nominatif pegawai di Kantor Kelurahan Surade

Kecamatan Surade dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3

Daftar Nominatif Pegawai Kelurahan Surade Kecamatan Surade

No N a m a / NIP Gol. Pendidikan Jabatan

1

UKAT SUKAYAT, SE

NIP. 19630406 199202 1

001

III/C S-1 Lurah

2

DIDI SUPRIADI

NIP. 19620403 198602 1

006

III/C SLTA Kasi Kesos

3

H. RIMBAYANA,S.IP

NIP. 19710416 200701 1

008

III/B S-1 Sekretaris

4

ENDUN S

NIP. 19640507 199401 1

001

III/B SLTA Kasi Tata

Pemerintahan

5

DUSEP SADELI

NIP. 19780814 201001 1

007

III/A S-I Kasi Trantibum

6

ZAMZAM NURSIDIK,

S.IP

NIP. 19790524 201101 1

001

III/A S-I Kasi Pemberdayaan

7.

LALA LESMANA, S.IP

NIP. 19771017 200801 1

003

II/B S-I Pelaksana

8.

DUDIH SISWAJI, S.IP

NIP. 19750511 200801 1

001

II/B S-I Pelaksana

9. JAENUDIN

NIP. 196109072007011001 II/A SLTA Pelaksana

10. ASEP RAHMAT D, S.IP S-1 P3N ( TKS )

11. ANAS AGUSTIAN S, S.IP S-1 TKS

12. ALDIE MARDIAN. S SLTA TKS

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 55

Unsur pelaksana yang membantu para Pejabat Struktural eselon IV/B

sampai dengan saat ini baru terisi 3 (tiga) orang atas nama Lala Lesmana, S.IP

NIP.19771017 200801 1 003 ditugaskan sebagai Pengelola Kepegawaian, Dudih

Siswaji, S.IP NIP. 19750511 200801 1 001 ditugaskan sebagai Pengelola

Kearsipan, Jaenudin NIP. 196109072007011001 ditugaskan sebagai Pembantu

Bendahara Pengeluaran dan ditambah 2 orang Tenaga Kerja Sukarela ( TKS ).

Keadaan sarana perkantoran saat ini masih perlu penambahan berupa meja

kerja, meja dan kursi rapat, lemari arsip/filling cabinet, komputer dan mesin tik.

Data inventaris vital sarana perkantoran yang ada saat ini sebagai berikut ;

- Kendaraan Roda 4 : 0 buah

- Kendaraan Roda 2 : 04 buah (3 buah kondisi baik, 1 buah rusak)

- Mesin Tik : 02 buah (1 baik, 1 rusak)

- Komputer : 04 Unit (3 buah kondisi Sedang, 2 buah rusak)

- Radio Telekomunikasi : 00 buah (minimal 1)

- Telp/Fax : 01 buah (baik)

- Kursi Tamu / Sofa : 02 buah (kurang 1 stel)

- Papan Monografi : 01 stel (dua buah)

- Papan Data Kepedudukan : 01 buah

- Meja Kerja / Tulis : 07 buah (kurang 5 buah)

- Meja Rapat : 00 buah (minimal 2 buah)

- Lemari Kayu : 01 buah (kurang 4 buah)

- Kursi putar : 02 buah (1 baik, 1 rusak)

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 56

- Kursi Rapat plastik : 60 buah (swadaya)

- Kursi Rapat/ Kerja lipat : 00 buah (minimal 100 buah)

- Filling Cabinet : 2 buah (1 baik, 1 rusak berat)

- Wireless : 01 buah (Bantuan BAZ Kabupaten Sukabumi)

- Scaner : 01 buah

- Kamera Digital : 01 buah

Sedangkan prasarana penunjang lainnya seperti lahan dan bangunan kantor

serta rumah dinas Lurah adalah sebagai berikut :

A. LAHAN/TANAH KANTOR DAN RUMAH DINAS

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi nomor 31 Tahun 2008,

asset Pemerintah Daerah berupa tanah yang berada di wilayah Kelurahan Surade

adalah sebagai berikut :

- Sawah bengkok di blok Nagrak seluas 5.800 m2

- Tanah darat dan bangunan kantor kelurahan di blok Surade seluas 510 m2.

- Tanah darat di blok Dangdeur seluas 1.590 m2

- Tanah darat di blok Terminal seluas 975 m2

- Tanah darat di blok Rancaucing seluas 8.500 m2

- Tanah lapang Lodaya seluas 10.009 m2

- Tanah Bondongan seluas 4.000 m2

- Tanah Pemakaman Umum Cikangkung seluas 18.101 m2.

B. GEDUNG KANTOR

Luas bangunan : 195 m2

Dibangun tahun : 2009

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 57

Keadaan : perlu rehab lanjutan

RUMAH DINAS LURAH

Luas bangunan : 00 M2

Dibangun tahun : --

Keadaan : --

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 58

LAMPIRAN II

WAWANCARA NASKAH

1. Wawancara dilakukan pada tanggal: 17 dan 18 Mei 2013

Judul : Naskah 1. Suryaningrat dan Suryaningrum

Naskah 2. Nabi Medal

Naskah 3. Lalakon Nabi

2. Pemilik/Pemegang naskah:

a. Nama : Bpk. Sukanta bin Suwar

b. Umur : 83 tahun

c. Pekerjaan: Pemulung

d. Alamat: Kp. Sindanglaya rt 01/ rw 02 Kel. Surade Kec. Surade

e. Pendidikan: -

f. Jumlah naskah yang dimiliki: 3

3. Asal-usul naskah, berturut-turut diperoleh:

a. Dari: H. Saepudin (Uwa Pak Sukanta)

b. Tahun: -

c. Cara diperoleh: Diwariskan

d. Alamat: Kp. Curug Malang Ds. Buniwangi, Kec. Surade

e. Kerabat: Uwa

f. Kepada siapa diberikan selanjutnya? -

4. Status naskah:

a. Asli: -

b. Salinan: ya

c. Salinan ke-: 1

d. Penyalin: H. Saepudin

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 59

e. Pekerjaan Penyalin: -

f. Tempat penyalinan: Kp. Curug Malang Ds. Buniwangi, Kec. Surade

g. Waktu penyalinan: ± 1965 Masehi

h. Tujuan Penyalinan: Keinginan Sendiri

5. Pemeliharaan dan perawatan

a. Tempat naskah: Lemari pakaian

b. Cara penyimpanan naskah: Dibungkus pakai pelastik

c. Keadaan tempat naskah: Memprihatinkan

d. Cara pemeliharaan tempat naskah: -

e. Apakah naskahnya banyak? Ya, 3 buah

f. Cara merawat bagian yang rusak: -

6. Pemakaian naskah

a. Tujuan menyimpan/memiliki naskah: Melestarikan warisan

b. Sebagai benda: Pusaka

c. Isi : Sejarah-sejarah

d. Naskah itu suka dibaca atau tidak? suka

e. Kapan dibacanya? Ketika ada panggilan untuk tampil dalam acara hajatan

f. Tempat pembacaan naskah: Panggung

g. Berapa kali membacanya? 1 kali

h. Tujuan pembacaan naskah: Hiburan dan pengetahuan

i. Pernah dipinjamkan atau tidak? Pernah

j. Berapa kali? 1 kali

k. Untuk apa? Penelitian

l. Disewa atau gratis? Gratis

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 60

LAMPIRAN III

DESKRIPSI NASKAH I

26. Judul

d. Judul Dalam Teks : Suryaningrat dan Suryaningrum (h.I)

e. Judul Luar Teks : Suryaningrat dan Suryaningrum

f. Judul Umum : SURYANINGRAT DAN SURYANINGRUM

27. Nama Pengarang/Penyusun: (?)

28. Bahasa : Sunda

29. Huruf : Pegon

30. Bentuk Karangan : Puisi (wawacan)

31. Kode Koleksi : -

32. Tarikh Penyusunan : (?)

33. Tempat Penyusunan : (?)

34. Pemrakarsa Penyusunan : (?)

35. Tarikh Penyalinan : Bulan Rayagung (Dzulhijah)/± 1965 Masehi

36. Tempat Penyalinan : Kp. Curug Malang Ds. Buniwangi Surade

37. Nama Penyalin : H. Saepudin

38. Pemrakarsa Penyalinan : -

39. Jilid : 1 dari 1

40. Ukuran

d. Sampul : 16 x 21,1 cm

e. Halaman : 15,5 x 21 cm

f. Ruang Tulisan : 13 x 18 cm

41. Bahan Naskah : Kertas dalem negeri

42. Jenis Kertas : Kertas bergaris buatan dalam negeri

43. Cap Kertas : -

44. Tebal Naskah

d. Halaman Kosong : 224 halaman

e. Halaman yang Ditulisi: -

f. Halaman Bergambar : -

45. Penomoran Halaman : Hal. 1-214 ada nomor

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 61

46. Keadaan Fisik : warna kertas kecoklatan, perekat yang digunakan

adalah benang, dengan system dijait hinggal sampul.

47. Keterangan Umum

d. Awal : Penulis menceritakan waktu penulisan naskah

tersebut, dihalaman awal menyebutkan tentang Suryaningrat, naskah

tersebut mulanya berbahasa melayu kemudian diterjemahkan ke dalam

bahasa sunda.

e. Tengah : Menceritakan bahwa Suryaningrat ingin pergi ke

negeri yang jauh atau dekat negeri yang dekat itu bernama Erum namun di

sana sedang ada perang jurit 70 kapal datang ke sana, Suryaningrat bias

menaklukan naga, Suryaningrat menyuruh naga ke laut. Laut tersebut

sangat dalam, di sana ada satu pulau namanya Mesir. Kalau Mesir perang

kapal-kapal berlabuh dan dijaga oleh serdadu.

f. Akhir : Kisah raja-raja pun berakhir.

48. Asal Naskah : Pinjaman dari Pak Sukanta bin Suwar

49. Pemilik Naskah : Pak Sukanta bin Suwar

50. Data Pencatat : Siti Zainab Handayani (180210100035)

Frisca Casuariana (180210100012)

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 62

DESKRIPSI NASKAH

26. Judul

d. Judul Dalam Teks : Nabi Medal (Hal. 2)

e. Judul Luar Teks : Nabi Medal

f. Judul Umum : NABI MEDAL

27. Nama Pengarang/Penyusun: (?)

28. Bahasa : Sunda

29. Huruf : Pegon, Latin

30. Bentuk Karangan : Puisi (pupuh)

31. Kode Koleksi : -

32. Tarikh Penyusunan : (?)

33. Tempat Penyusunan : (?)

34. Pemrakarsa Penyusunan : (?)

35. Tarikh Penyalinan : ± 1965 Masehi

36. Tempat Penyalinan : Kp. Curug Malang Ds. Buniwangi Surade

37. Nama Penyalin : H. Saepudin

38. Pemrakarsa Penyalinan : -

39. Jilid : 1 dari 2

40. Ukuran

d. Sampul : 16 x 22,3 cm

e. Halaman : 15,7 x 21,5 cm

f. Ruang Tulisan : 13,3 x 17,7 cm

41. Bahan Naskah : Kertas

42. Jenis Kertas : Kertas buatan dalam negeri

43. Cap Kertas : -

44. Tebal Naskah : 321 Halaman

d. Halaman Kosong : 5 Halaman

e. Halaman yang Ditulisi: 316

f. Halaman Bergambar : -

45. Penomoran Halaman : Hal. 1-316 diberi nomor halaman, menggunakan

huruf latin, tinta merah.

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 63

46. Keadaan Fisik : Warna kertas kecoklatan, tiap baris dalam kalimat

yang menggunakan pupuh itu diberi tanda. Antara tanda baris dengan bait

terdapat perbedaan, yakni baris hanya 1 goresan tanda, bait 2 goresan tanda

merah.

47. Keterangan Umum

d. Awal : Menceritakan rasa syukur kepada Allah SWT.

yang maha Melihat, yang menciptakan

e. Tengah : Menceritakan sejarah Rosul ketika Ia dirrawat di

Negara Hunen. Ketika itu banyak yang iri terhadapnya, Dia dirawat oleh

Baginda Hari dan Siti Halimah.

f. Akhir : Rosul bekerja di tempat Sultan Walid. Sultan

Walid adalah ayah dari Siti Khodijah. Mereka berniat memberikan modal

untuk berdagang kepada Rosul.

48. Asal Naskah : Pinjaman dari Pak Sukanta bin Suwar

49. Pemilik Naskah : Pak Sukanta bin Suwar

50. Data Pencatat : Siti Zainab Handayani (180210100035)

Frisca Casuariana (180210100012)

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 64

DESKRIPSI NASKAH

26. Judul

d. Judul Dalam Teks : Lalakon Nabi (h.1)

e. Judul Luar Teks : Lalakon Nabi

f. Judul Umum : LALAKON NABI

27. Nama Pengarang/Penyusun: (?)

28. Bahasa : Sunda

29. Huruf : Pegon, arab

30. Bentuk Karangan : Puisi (pupuh)

31. Kode Koleksi : -

32. Tarikh Penyusunan : (?)

33. Tempat Penyusunan : (?)

34. Pemrakarsa Penyusunan : (?)

35. Tarikh Penyalinan : ± 1965 Masehi

36. Tempat Penyalinan : Kp. Curug Malang Ds. Buniwangi Surade

37. Nama Penyalin : H. Saepudin

38. Pemrakarsa Penyalinan : -

39. Jilid : 2 dari 1

40. Ukuran

d. Sampul : 16,5 x 21,6 cm

e. Halaman : 15,2 x 21,4 cm

f. Ruang Tulisan : 13 x 16,7 cm

41. Bahan Naskah : Kertas

42. Jenis Kertas : HVS, (Fotocopy)

43. Cap Kertas : -

44. Tebal Naskah : 270 Halaman

d. Halaman Kosong : -

e. Halaman yang Ditulisi: 270

f. Halaman Bergambar : -

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 65

45. Penomoran Halaman : Hal. 1-270 dinomori, ada kesalahan penulisan di

halaman 131 – halaman 157 sehingga ada coretan untuk penulisan yang

benar.

46. Keadaan Fisik : Naskah yang ada merupakan copyan dari naskah

aslinya., sehingga keadaan kertasnya cukup baik.

47. Keterangan Umum

d. Awal : Menceritakan isi naskah, yaitu mengenai sejarah

Nabi dari ia dirawat oleh Abi Tolib.

e. Tengah : Menceritakan ada seseorang dari kampung

(lembur) yang mendatangi nabi. Ketika datang, ia bersujud di kaki nabi.

Ia membawa barang-barang atau oleh-oleh berupa barang yang berasal

dari kampung (lembur) untuk nabi.

f. Akhir :

48. Asal Naskah : Pinjaman dari Pak Sukanta bin Suwar

49. Pemilik Naskah : Pak Sukanta bin Suwar

50. Data Pencatat : Siti Zainab Handayani (180210100035)

Frisca Casuariana (180210100012)

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 66

Foto Naskah

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 67

LAMPIRAN IV

DAFTAR KOSAKATA SWADESH I

No. Bahasa

Indonesia

Bahasa Sunda

Lulugu

Bahasa Dialek

1. Abu Lebu Lebu

2. Air Cai Cai

3. Akar Akar Akar

4. aku kuring Abdi

5. alir (me-) kocor (ng-) Ngocor

6. anak anak Putra, anak

7. Angin angin Angina

8. Anjing Anjing Anying

9. Apa Naon Naon

10. Api Seuneu Seneu

11. Apung Ambang Ambang

12. Asap Haseup Haseup

13. Awan halimun Reueuk

14. Bagaimana Kumaha Kumaha

15. Baik hadé Hadé

16. Bakar duruk, beuleum,

huru

Beuleum, duruk

17. balik balik Malik

18. Banyak loba Loba

19. Bapak bapa Bapa

20. Baring Kedeng Nangkarak

21. baru anyar Anyar

22. Basah Baseuh Baseuh

23. Batu Batu Batu

24. Beberapa sababaraha Sababaraha

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 68

25. belah (me-) beulah (meulah) Beulah

26. benar bener Bener

27. Benih binih Binih

28. Bengkak Bareuh Bareuh

29. Berenang Ngojay Ngebak

30. Berjalan Leumpang Leumpang

31. Berat Beurat Beurat

32. Beri béré Béré

33. Besar gedé Gedé

34. Bilamana Iraha Iraha

35. Binatang Sato Sato

36. Bintang Béntang Béntang

37. Buah Buah Buah

38. Bulan Bulan Bulan

39. Bulu Bulu Bulu

40. Bunga Kembang Kembang

41. Bunuh paéhan Maéhan

42. buru (ber-) boro (moro) Moro

43. Buruk Butut Butut

44. Burung Manuk Manuk

45. Busuk buruk Buruk

46. Cacing Cacing Cacing

47. Cium Cium Nyium

48. Cuci kumbah Nyeuseuh

49. Daging Daging Daging

50. Dan Jeung Sareng

51. Danau situ Situ

52. Darah Getih Getih

53. Datang Datang Sumping

54. Daun Daun Daun

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 69

55. Debu kekebul Kekebul

56. Dekat deukeut Caket

57. Dengan Reujeung Jeung

58. dengar déngé Déngé

59. di dalam di jero Di jero

60. di, pada di, dina Dina

61. di mana di mana Dimana

62. Dingin Tiris Tiis

63. diri (ber-) tangtung

(nangtung)

Nangtung

64. di sini di dieu Didieu

65. di situ di dinya Di dinya

66. Dorong surung Surung

67. Dua Dua Dua

68. Duduk diuk Calik

69. Ekor Buntut Buntut

70. Empat Opat Opat

71. Engkau manéh Maneh

72. Gali kali Kali

73. Garam Uyah Uyah

74. Garuk Garo Garo

75. Gemuk Lintuh Lintuh, montok

76. Gigi Huntu Huntu

77. Gigit Gégél Gégél

78. Gosok Kosok Gosrok

79. Gunung Gunung Gunung

80. Hantam teunggar Tinggang

81. Hapus pupus Pupus

82. Hati Haté Haté

83. Hidung irung Irung

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 70

84. Hidup Hirup Hirup

85. Hijau Héjo Héjo

86. Hisap Seuseup Seuseup

87. Hitam Hideung Hideung

88. Hitung itung Ngétang

89. Hujan Hujan Hujan

90. Hutan leuweung Leuweung

91. Ia Manéhna Manéhna

92. Ibu indung (ema) Ibu

93. Ikan Lauk Lauk

94. Ikat beungkeut Beungkeut

95. Ini Ieu Ieu

96. Isteri pamajikan Pamajikan

97. Itu éta, itu Éta

98. Jahit Kaput Ngaput

99. Jalan Jalan Jalan

100. Jantung Jajantung Jantung

101. jatuh labuh Geubis

102. Jauh Jauh Tebih

103. Kabut pepedut Halimun

104. Kaki suku Suku

105. Kalau Lamun Lamun

106. kami, kita urang Urang

107. Kamu Manéh Maneh

108. Kanan Katuhu Katuhu

109. Karena Karana Sabab

110. kata (ber-) Ngomong Nyarios

111. Kecil leutik Leutik

112. kelahi (ber-) Gelut Gelut

113. Kepala Hulu Sirah

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 71

114. Kering Garing Garing

115. Kiri Kénca Kénca

116. Kotor kotor Kotor

117. Kuku Kuku Kuku

118. Kulit Kulit Kulit

119. Kuning Konéng Konéng

120. Kutu Kutu Kutu

121. Lain lian, séjén Séjén

122. Langit Langit Langit

123. Laut Laut Laut

124. Lebar rubak Lega

125. Leher Beuheung Beuheung

126. Lelaki Lalaki Lalaki

127. Lempar alung Alung

128. Licin leueur Leueur

129. Lidah Létah Ilat

130. Lihat ténjo Nényo

131. Lima Lima Lima

132. Ludah Ciduh Ciduh

133. Lurus Lempeng Lempeng

134. Lutut Tuur Tuur

135. Main Ulin Ulin

136. Makan dahar Dahar, daang

137. Malam Peuting Wengi, peuting

138. Mata mata Mata

139. Matahari Panonpoé Panonpoé

140. Mati paéh Pupus

141. Merah Beureum Beureum

142. Mereka Maranéhna Maranéhna

143. Minum Nginum Eueut

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 72

144. Mulut sungut Baham

145. Muntah Utah Utah

146. Nama Ngaran Nami

147. Napas Ambekan Amekan

148. Nyanyi Nyanyi Ngalagu

149. Orang jelema, jalma Jelema

150. Panas Panas Panas

151. Panjang Panjang Panyang

152. Pasir keusik Keusik

153. Pegang Cekel Cepeng

154. Pendek Pondok Ponok

155. Peras peres, peureut Peureut

156. Perempuan Awéwé Istri

157. Perut Beuteung Beuteung

158. Pikir Pikir Pikir

159. Pohon Tangkal Tangkal

160. Potong Potong Potong

161. Punggung Tonggong Tonggong

162. pusar bujal Bujal

163. Putih Bodas Bodas

164. Rambut Buuk Buuk

165. Rumput Jukut Jukut

166. Satu Hiji Hiji

167. Sayap Jangjang Jangjang

168. Sedikit Saeutik Saeutik

169. Siang Beurang Beurang

170. Siapa Saha Saha

171. Sempit Heureut Heurin

172. Semua Kabéh Sadayana

173. Suami Salaki Salaki

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 73

174. Sungai walungan Wahangan

175. Tajam Seukeut Seukeut

176. Tahu Nyaho Hapal

177. Tahun Taun Taun

178. Takut Sieun Sieun

179. Tali Tali Tali

180. Tanah Taneuh Taneuh

181. Tangan Leungeun Leungeun

182. tarik bedol Betot

183. Tebal Kandel Kanel

184. Telinga Ceuli Ceuli

185. Telur Endog Endog

186. Terbang ngapung, hiber Ngapung

187. Tertawa Seuri Seuri

188. Tetek susu Susu

189. Tidak henteu, teu Teu

190. Tidur Saré Saré

191. Tiga Tilu Tilu

192. Tikam Tewek Kepung

193. Tipis Ipis Ipis

194. Tiup Tiup Tiup

195. Tongkat Iteuk Iteuk

196. Tua kolot Sepuh

197. Tulang Tulang Tulang

198. Tumpul mintul Mintul

199. Ular Oray Oray

200. Usus Peujit Peujit

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 74

LAMPIRAN V

DAFTAR KOSAKATA SWADESH II

No. Bahasa

Indonesia

Bahasa Sunda

Lulugu

Bahasa Dialek

1. Ambil cokot Candak

2. Atas Luhur Luhur

3. Ayam Hayam Hayam

4. Babi Babi Bagong

5. Bambu Awi Awi

6. Bangau Bango Bango

7. Bangun Hudang Hudang

8. Barat Kulon Kulon

9. Bawah Handap Handap

10. Berani Wani Wani

11. Beras Béas Béas

12. Berhenti Eureun Eureun

13. Bersih Beresih Resik

14. Beri Béré Béré

15. Bibir Biwir Lambey

16. Bodoh Bodo Belet

17. Buang Piceun Piceun

18. Buka Buka Buka

19. Bukit Pasir Pasir

20. Buluh Buluh Buluh

21. Busur Gondéwa Panah

22. Buta Lolong Lolong

23. Cepat Gancang Gancang

24. Darat Darat Darat

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 75

25. Dayung Welah Boseh

26. Delapan Dalapan Dalapan

27. di luar di luar Di luar

28. di sana di ditu Di ditu

29. Enam Genep Genep

30. Enau Kawung Kawung

31. Gantung Gantung Gantung

32. Gurita Balakutak Gurita

33. Hiu Hiu Hiu

34. Ingat Inget Inget, émut

35. Jagung Jagong Jagong

36. Kasar karadak Korodok

37. Kapak Kampak Kampak

38. Keringat Késang Késang

39. Kursus Kursus Kursus

40. laba-laba Lancah Lancah

41. Ladang Huma Huma

42. Lalat Laleur Laleur

43. Lama Lila Lila

44. Lambat Laun Laun

45. Langau Piteuk Rametuk

46. Layar Layar Layar

47. Lepas Leupas Leupas

48. Lontar balang Lontar

49. Lupa Poho Poho

50. Mabuk Weureu Weureu

51. Mentimun Bonténg Bonteng

52. musim hujan Ngijih Hujan

53. musim panas Halodo Panas

54. Naik Naék Naék

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 76

55. Nyamuk Reungit Reungit

56. Nyiur Kalapa Kalapa

57. Padi Paré Paré

58. Pahit Pait Pait

59. Panah jamparing, paser Sumpit

60. Pandan Pandan Pandan

61. Panggil gero Gero

62. Pari Pari Pari

63. Penyu Penyu Penyu

64. Perahu Parahu Parahu

65. Pergi Indit Angkat

66. Perisai Taméng Taméng

67. Pintar Pinter Pinter

68. Pisang Cau Cau

69. putus pegat Pegat

70. Ratus Ratus Ratus

71. Ribu Rébu Rebu

72. Ringan hampang Hampang

73. Rumah Imah Imah, saung

74. Ruas Ruas Buku

75. Sakit Gering Gering

76. Salah Salah Lepat

77. Sayur Angeun Sayur

78. Selam Teuleum Teuleum

79. Sembilan Salapan Salapan

80. Sepuluh Sapuluh Sapuluh

81. Tanam pelak, tandur Melak

82. Tadi Tadi Tadi

83. Tanduk Tanduk Tanduk

84. Tebal Kandel Kanel

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 77

85. Tebu Tiwu Tiwu

86. telur kutu Lisa Lisa

87. Tempat Tempat Tempat

88. Terima Tarima Ditampi

89. Tiang Tihang Tihang

90. Tikus beurit Beurit

91. Timur Wétan Wétan

92. Tombak Tumbak Tumbak

93. Tuba tua Tua

94. Tujuh Tujuh Tujuh

95. Tuli Torék Bongé

96. Tuna Tuna Tuna

97. Turun Turun Udun

98. Tusuk tojos Cocog, Tubles

99. Ubi Hui Hui

100. Udang Hurang Hurang

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 78

DAFTAR KOSAKATA SWADESH III

(TAMBAHAN)

No. Bahasa

Indonesia

Bahasa Sunda

Lulugu

Bahasa Dialek

1 Tinggal Calik

2 Kamar Enggon

3 Tirai Garden

4 Ping Pear

5 Ungu Kasuma

6 Kemasukan Kasarumahan

7 Terus Hayoh

8 Pil Pél

9 Datang Néang

10 Rencana Rancana

11 Sembarangan Gagabah

12 Bercerita Kokolowokan

13 Kelereng Poncés

14 Sawi Sécin

15 Rumah tangga Rumah tanggi

16 Ketemu Katangén

17 Tukar Tuker

18 Pulang Balik

19 Tercebur Dikeclap

20 Cabai Céngék

21 Ken baé Kenaé

22 Heug baé Hegaé

23 Palem Kirai

24 Jangjawokan Jéngjéwokan

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 79

25 Diberi Dihaturanan

26 Macan Méong

Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 80

LAMPIRAN VI

Data Narasumber

Nama : Bapak Endang

Tempat Lahir : Sukabumi

Tanggal Lahir : 01 Januari 1954

Agama : Islam

Alamat : Desa Surade RT. 10 / RW. 03 Kec. Surade

Kab. Sukabumi

Nama : Emay Sumarna,S.Ag

Tempat Lahir : Sukabumi

Tanggal Lahir : 29 Juni 1949

Agama : Islam

Alamat : Desa Surade RT. 10 / RW. 03 Kec. Surade

Kab. Sukabumi

Nama : Sukanah

Tempat Lahir : Cipeundeuy

Tanggal Lahir : 13 November 1955

Agama : Islam

Alamat : Cipeundeuy