Penelitian Lapangan, Data dan Fakta Desa Surade Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
8 -
download
0
Transcript of Penelitian Lapangan, Data dan Fakta Desa Surade Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara dengan pembagian wilayah yang
paling banyak di dunia. Dengan banyaknya pembagian wilayah itu maka tidak
dipungkiri bahwa Indonesia memiliki banyak kebudayaan. Salah satu kebudayaan
yang ada di Indonesia adalah kebudayaan Sunda. Kabupaten Sukabumi,
Kelurahan Surade merupakan daerah yang memiliki kebudayaan Sunda yang patut
dipertahankan.
Di wilayah Indonesia bagian barat, memiliki universitas negeri salah
satunya yaitu Universitas Padjadjaran. Universitas ini memiliki beberapa fakultas
yang terletak di Dipatiukur dan Jatinangor.
Universitas Padjadjaran memiliki fakultas yang mempelajari berbagai
budaya asing dan budaya asli Indonesia yaitu Fakultas Ilmu Budaya. Ada
sembilan jurusan di fakultas ini, salah diantaranya adalah jurusan Sastra Sunda.
Jurusan ini menjadi wadah untuk ngamumule budaya Sunda.
Program KKL (Kuliah Kerja Lapangan) merupakan bagian dari upaya
pelestarian budaya Sunda yang dilaksanakan oleh Jurusan Sunda. Hal ini
diperlukan karena melihat kondisi masyarakat yang memang mengenal tetapi
kurang mendokumentasikan hasil budaya Sunda (wilayah Surade), maka dengan
ini mendorong kami untuk menginventarisir hasil budaya lokal.
1.2 Identifikasi Masalah
Khusus mengenai data kebahasaan, sastra (folklor), dan filologi masih
perlu dilakukan dan dilaksanakan sebagai langkah untuk menginventarisasi
situasi kebudayaan yang terdapat di lingkungan masyarakat Sunda. Oleh karena
itu, suatu langkah yang tepat jika mahasiswa melakukan penelitian kebudayaan
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 2
yang terdapat di Kelurahan Surade, sebab di kelurahan yang satu ini diperkirakan
masih tersimpan banyak hal-hal yang menarik untuk diteliti, terutama dari segi
kebahasaan, sastra, naskah dan cerita-cerita yang berkembang hingga saat ini serta
dipertahankan oleh masyarakat.
Penelitian situasi kebahasaan, sastra, serta pernaskahan yang dilakukan
oleh Kelompok Tangkuban Perahu dilaksanakan di Kelurahan Surade Kabupaten
Sukabumi, dianggap sangat berpotensi dalam pelaksanaan menginventarisasi dan
mendokumentasikan berbagai hal yang bersangkut dengan hal tersebut di atas.
Untuk memudahkan penelitian situasi kebahasaan, sastra, serta
pernaskahkan yang dilaksanakan di desa tersebut, maka ditentukan identifikasi
masalah dalam pertanyaan sebagai berikut;
1) Bagaimana gambaran umum lokasi penelitian?
2) Bagaimanakah situasi kebahasaan yang ada di Kelurahan Surade
Kabupaten Sukabumi saat ini?
3) Apa saja karya-karya sastra lisan dan tulisan yang ada di Kelurahan
Surade?
4) Adakah naskah yang disimpan di Kelurahan Surade Kabupaten Sukabumi?
5) Budaya apa saja yang masih ada di Kelurahan Surade?
1.3 Kerangka Teori
Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori
substantif yang berasal dari data. Hal tersebut dapat terjadi karena: (1) tidak ada
teori yang apriori yang dapat mencakup kenyataan data yang kompleks yang
sedang dihadapi; (2) penelitian ini mempercayai apa yang dilihat, sehingga ia
berusaha untuk sejauh mungkin menjadi netral; (3) teori dasar (grounded theory)
lebih responsif terhadap nilai-nilai konstektual (Djajasudarma, 1993: 13). Oleh
karena itu, teori yang mendasari penelitian ini tidak didasarkan pada satu teori.
Dengan demikian, teori yang digunakan bersifat eklektis. Hal ini dilakukan
dengan pertimbangan bahwa satu teori-teori tersebut saling melengkapi.
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 3
Teori-teori yang melandasi penelitian ini berkaitan dengan pendekatan
semantik diacu pemahaman Lyon (1916), yaitu bahwa setiap unsur bahasa
berhubungan satu sama lain membentuk satu kesatuan yang padu (the whole
unified, Djajasudarma, 1993b). Di samping itu teori yang dijadikan landasan
penelaahan semantik dalam penelitian ini Djajasudarma (1993, 1994). Teori
struktural yang digunakan dalam penelitian ini digunakan teori Samsuri (1988),
Djajasudarma (1989), dan teori sastra digunakan Damono (1996). Untuk naskah
menggunakan teori Filologi yaitu dengan mendeskripsikan naskah.
1.4 Tujuan
Sebagaimana telah dijelaskan, penelitian ini menelaah situasi kebahasaan
sastra dan pernaskahan di Kabupaten Sukabumi khususnya di Kelurahan Surade.
Dengan demikian, penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
(1) Bagaimana gambaran umum lokasi penelitian.
(2) Mengetahui situasi kebahasaan di Kelurahan Surade.
(3) Mengetahui karya sastra lisan maupun tulisan yang masih ada di Desa
(4) Naskah apa saja yang masih tersimpan di Kelurahan Surade.
(5) Mengetahui data budaya yang masih ada di Kelurahan Surade Kabupaten
Sukabumi.
1.5 Metodologi
Di dalam suatu penelitian apapun, pasti tidak akan lepas dari metode apa
yang digunakan di dalam penelitian tersebut. Penelitian ilmiah sekecil apapun
harus menggunakan metode yang tepat, agar penelitian tersebut tepat sasaran dan
memiliki tanggung jawab ilmiah yang dapat dipergunakan. Oleh sebab itu, di
dalam penelitian ini pun digunakan metode-metode yang lazim digunakan di
dalam penelitian ilmiah.
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 4
1.5.1 Metode Penelitian
Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif:
yang diutamakan bukan kuantitatifikasi berdasarkan angka-angka tetapi
kedalaman penghayatan terhadap interaksi antarkonsep yang sedang dikaji secara
empiris.
Penelitian kualitatif dapat menjawab semua masalah humaniora, termasuk
di dalamnya bahasa dan sastra (2004: 11).
Data penelitian ini berupa data lisan dan tulis yang diambil dari berbagai
sumber, yaitu data lisan dari hasil wawancara, sedangkan data tulis diambil dari
naskah berbahasa Sunda. Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk data
tulis yaitu pencatatan. Teknik perekaman dilakukan untuk data lisan.
1.5.2 Metode Kajian
Metode kajian adalah cara kerja yang bersistem di dalam penelitian bahasa
dengan bertolak dari data yang dikumpulkan (secara deskriptif) berdasarkan teori
(pendekatan) linguistik. Metode kajian memerikan bagaimana data dipilah dan
diklasifikasikan berdasarkan pendekatan yang dianut cara kerja ilmiah dalam
memberikan data penelitian (Djajasudarma, 1993: 57). Metode kajian dapat
dibedakan antara metode kajian padan dan distribusional (Djajasudarma, 1993:
58)
Untuk penelaahan karya sastra dan naskah digunakan metode kajian sastra
dan pencatatan naskah-naskah atau inventarisasi naskah yang ada di desa tempat
pelaksanaan penelitian.
1.6 Sumber Data
Data utama yang dikaji dalam penelitian ini berasal dari bahasa Sunda
ragam lisan. Pemilihan data lisan dilakukan dengan mengikuti pertimbangan
Djajasudarma (1993: 17) Keterandalan data dan objektivitasnya dapat dilakukan
melalui informan (dalam penelitian lapangan), melalui penulisan sumber data
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 5
yang diacu kembali di dalam analisis. Di samping data tulis, penelitian ini
menggunakan data lisan.
Data lisan digunakan untuk melengkapi data tertentu yang tidak ditemukan
dalam sumber data tulis. Data lisan diambil dari hasil introspeksi dengan
pertimbangan bahwa peneliti menguasai dan pemakai aktif bahasa yang sedang
diteliti sehingga dengan intuisi kebahasaan yang dimiliki dapat menentukan
bentuk yang berterima dan yang tidak (Djajasudarma, 1993b: 18; baca pula
Duranti, 1997: 98). Dengan demikian, elisitasi dilakukan terhadap informan
dengan kriteria kelahiran Surade, berbahasa ibu Sunda, dan berusia 30 tahun
hingga 70 tahun, yang tentunya dapat berkomunikasi dengan jelas.
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 6
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
2.1. Geografis dan Topografi
Secara geografis Kelurahan Surade Kecamatan Surade mempunyai luas
622,05 Ha, berada di sebelah selatan wilayah Kabupaten Sukabumi yang secara
umum terbagi dua katagori lahan, yaitu sebelah utara dan selatan mayoritas
didominasi oleh lahan kering dan perumahan, perkotaan dan sebelah barat dan
timur didominasi oleh lahan basah pesawahan. Adapun batas-batas administrasi
Kelurahan Surade Kecamatan Surade adalah sebagai berikut:
- Sebelah utara berbatasan dengan Desa Citanglar
- Sebelah timur berbatasan Desa Jagamukti,
- Sebelah selatan berbatasan dengan Buniwangi, Pasiripis
- Sebelah barat berbatasan dengan Desa Kadaleman,
Adapun jarak tempuh perjalanan dari pusat kota adalah sebagai berikut :
- Dari ibukota propinsi : 217,5 Km
- Dari ibukota Kabupaten Sukabumi : 63 Km
- Dari ibukota Bogor : 117,5 Km
Kondisi topografi Kelurahan Surade Kecamatan Surade memiliki
ketinggian 116 meter di atas permukaan laut (dpl) dan secara umum wilayah
Kelurahan Surade Kecamatan Surade memiliki ketinggian berkisar antara 15-300
meter dpl. Rata-rata suhu udara berkisar antara 150C-25
0C, dengan suhu rata-rata
260C. Bentuk permukaan tanah (morfologi) relatif datar di seluruh bagian
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 7
Kelurahan, baik di bagian utara, timur, selatan mapun barat wilayah Kelurahan
Surade.
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 8
Gambar denah kelurahan Surade, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 9
BAB III
DATA KEBAHASAAN
3.1 Fonologi
Fonologi adalah ilmu yang mempelajari fonem, atau cabang ilmu bahasa
yang mempelajari bunyi-bunyi yang berfungsi. Dikatakan bunyi yang berfungsi
sebab tidak semua bunyi dalam ucapan memiliki makana atau menghasilkan
bunyi bahasa (Djajasudarma dan Idat Abdulwahid, 1987 : 1).
Fonologi dibagi lagi menjadi fonemik dan fonetik. Fonemik adalah ilmu
yang mempelajari bunyi ujaran yang berfungsi fonem. Fonetik adalah
mempelajari bunyi ujaran yang terdapat dalam tuturan dan mempelajari
bagaimana bunyi bahasa tersebut dikaitkan dengan alat ucap manusia.
Fonem-fonem yang terdapat di Desa Wanakerta tidak ada perbedaan
dalam arti sama dengan fonem-fonem dalam bahasa Sunda lulugu, yaitu : /a/, /i/,
/u/, /ε/, /é/, /o/, dan /ö/.
Selain memiliki fonem vokal, bahasa Sunda pun memiliki fonem
konsonan. Fonem konsonan yang terdapat dalam bahasa Sunda sebanyak 10 buah,
yaitu : b, p, m, t, g, n, c, ny, /ń/, k, ng, /ŋ/, l, r, s, h, w, y, x, z.
Tidak berbeda jauh dengan bahasa Sunda lulugu, bahasa Sunda di desa
Wanakerta memiliki fonem vokal dan fonem konsonan disamping diftong yang
merupakan semi vokal atau sub vokal.
3.2 Morfologi
Gambaran tataran morfologis termasuk di dalamnya bentuk-bentuk
afiksasi, morfofonemik, reduplikasi dan komposisi. Morfologi adalah ilmu yang
mempelajari morfem dan bagaimana morfem-morfem tersebut dibentuk menjadi
kata atau morfem kompleks. Morfem sendiri merupakan satuan bunyi bahasa yang
terkecil yang mengandung arti atau ikut mendukung arti. Secara etimologis kata
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 10
morfologi berasal dari bahasa Yunani yaitu morph yang berarti bentuk atau
stuktur dan logos yaitu ilmu. Dapat dikatakan pula morfologi adalah ilmu bentuk
(struktur) kata atau tata bentuk kata (Djajasudarma dan Idat Abdulwahid, 1987
:14).
Morfem dapat dibedakan atas morfem bebas atau morfem terikat, terbagi
lagi menjadi morfem unik dan morfem terikat secara sintaksis dan morfologis
diantaranya :
a. Morfem bebas
Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri dan dapat
dimengerti bila dikatakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya : diuk
„duduk‟, tuang „makan‟, imah „rumah‟.
b. Morfem terikat
Morfem terikat tidak dapat berdiri sendiri, dapat dimengerti apabila
bergabung dengan morfem lain. Morfem terikat dapat berupa afiks (imbuhan).
Contohnya : di payun : di depan, ka bumi : ke rumah, ti desa : dari desa, keur
sare : lagi tidur, dan sebagainya.
c. Morfem unik
Morfem unik adalah morfem yang tak pernah muncul tersendiri, selalu
terikat oleh morfem yang lainnya. Contoh pada kata : dununganana
„saudaranya‟, didaharan „dimakan‟, pikarunyaeun „belas kasihan‟, dan
sebagainya.
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 11
3.3 Sintaksis
Istilah sintaksis dari bahasa Yunani yaitu sun artinya dengan dan tatein
yang artinya menempatkan, secara etimologis istilah itu berarti menempatkan
bersama kata-kata menjadi kalimat (Verhaar,1977 : 70).
Sintaksis adalah bagian atau dahan ilmu bahasa yang membahas seni
bentuk wacana, kalimat, klausa dan frase. Tetapi pada umumnya sintaksis
membahas frase, klausa, dan kalimat.Ringkasnya sintaksis itu adalah studi
penghimpunan dan tautan timbal balik antara kata-kata, frase-frase, klusa-klausa,
dalam kalimat. Kita boleh saja berkesimpulan bahwa kalimat adalah kesatuan
maksimum bagi analisis gramatik. Tetapi kesimpulan ini perlu didampingi satu
catatan bahwa ada kesatuan lebih besar dari pada kalimat : alinea, wacana,
karangan dan sebagainya.
3.3.1 Frase
Frase adalah unsur sintaksis yang terdiri dua atau lebih yang tidak
predikatif. Predikatif ini membedakan frase dari klausa, frase, termasuk unsur
yang membentuk klausa. Unsur-unsur yang membentuk frase bermacam-macam
antara lain preposisi dan posposisi. Contoh:
di kantor desa „di kantor desa‟.
sareng Pa Tatang „bersama Pak Tatang‟.
di bumi bu Sarti „di rumah bu Sarti‟.
3.3.2 Klausa
Klausa adalah unsur bahasa yang terdiri dari dua atau lebih unsur dan sifat
prediktif (Djajsudarma dan Idat Abdulwahid, 1987 : 17). Klausa terdiri dari klausa
bebas dan klausa terikat. Klausa bebas adalah klausa-klausa yang mempunyai
potensi untuk menjadi kalimat tunggal (sederhana) secara tersendiri. Klausa
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 12
terikat adalah klausa-klausa yang tidak dapat berdiri sendiri dalam membentuk
kalimat.
Selain itu pengertian klausa adalah satuan gramatikal yang berupa
kelompok kata, sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat sehingga
berpotensi menjadi kalimat. Klausa dibagi menjadi dua yaitu:
a. klausa intransitif, contohnya: Pa Lurah tuang? „Pak Kades makan?‟.
b. klausa transitif, contohnya : hayu urang tuang! „ayo kita makan!‟.
3.3.3 Kalimat
Kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang
yang disertai nada akhor turun atau naik (Ramlan, 1981 : 6) atau satuan bahasa
yang secara aktual maupun potensi terdiri dari klausa (Kridaklasana, 1982 :17).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat ialah
satuan gramatikal yang dibatasi intonasi akhir. Kalimat juga dapat disebut bentuk
gramatik maksimal yang berupa bagian paling kecil yang mengandung arti yang
lengkap dari suatu wacana, yang dibatasi dengan berhenti panjang dan memiliki
intonasi akhir naik turun, serta secara relatif bangunan gramatik ini bisa berdiri
sendiri.
Intonasi dalam bahasa Sunda dapat dibedakan, antara bahasa kasar dan
bahasa lemes. Intonasi dalam bahasa Sunda dapat menjadi ciri dialek, yang
dikenal dengan lentong atau lagam. Selain lentong „intonasi‟ ada juga rengkuh
„tingkah laku berbicara‟ dan peta „gerak‟ , rengkuh dan peta dapat dapat dianggap
sebagai body gesture „bahasa isyarat‟.
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 13
3.4 Kosakata Desa
Gorys Keraf menyatakan bahwa tidak ada suatu bahasa di dunia ini yang
tidak memiliki variasi atau diferenisasi. Variasi ini dapat mewujudkan perbedaan
ucapan seseorang dari saat ke saat maupun perbedaan yang terdapat dari satu
tempat ke tempat lain (Keraf , 1984 : 143).
Kosakata bahasa Kelurahan Surade, khususnya Kampung Sukarata pada
umumnya sama dengan kosakata bahasa Sunda lulugu. Namun ada beberapa kata
yang berbeda, walaupun hanya sedikit sekali. Mungkin faktor daerah yang sangat
jauh dan jarang terjamah sehingga menyebabkan ada beberapa dialek yang
berbeda dan menjadikan dialek tersebut menjadi khas daerah tersebut. Ada
beberapa dialek yang menjadi ciri khas Kelurahan Surade, diantaranya : main
pocés (main kelereng).
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 14
BAB IV
DATA SASTRA (FOLKLOR)
4.1 Sastra Lisan
Istilah sastra lisan berarti berbagai jenis karya sastra yang disampaikan
secara lisan atau dari mulut ke mulut.
4.1.1 Puisi Rakyat
4.1.1.1 Mantra
Istilah mantra bukan istilah Sunda asli melainkan berasal dari bahasa
Sansekerta, seperti disebutkan dalam kamus jawa kuno-Indonesia bahwa mantra
berarti jampi pesona atau do‟a ; dimantrai atau dijampi (1978 : 167). Dalam
kamus besar bahasa Indonesia, mantra adalah : perhatian atau ucapan yang dapat
mendatangkan daya gaib, misalnya dapat menyembuhkan atau mendatangkan
celaka, dan sebagainya.
Jadi puisi mantra itu adalah puisi lisan yang sarat dengan rima dan irama
yang mengandung kekuatan gaib yang bertujuan untuk mendatangkan
keselamatan, keuunggulan, keberhasilan, dan mendatangkan kecelakaan.
Berdasarkan sifatnya ada dua jenis mantra yaitu mantra magi bodas „magi
putih‟ dan mantra magi hideung „magi hitam‟. Yang termasuk mantra magi putih
misalnya untuk keselamatan, menyembuhkan, keuunggulan, agar dicintai,
disayangi dan sebagainya. Yang termasuk mantra magi hitam yaitu teluh dan
pipahokan.
Setelah melakukan penelitian dan pendekatan terhadap masyarakat selama
di lapangan, kami menemukan beberapa mantra menurut klasifikasinya masing-
masing. Berdasarkan fungsinya mantra dapat dikelompokan atau diklasifikasikan
menjadi enam golongan yaitu:
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 15
1. Jampe
2. Asihan
3. Ajian
4. Jangjawokan
5. Rajah
6. Singlar
Adapun teknik pengelompokannya sesuai dengan Yus Rusyana dalam
bagian puisi mantra (1970 : 13). Cara pengelompokan ini dilihat dari segi fungsi
pemakainya.
4.1.1.1.1 Jampé
Jampe dipergunakan untuk menyembuhkan orang sakit atau kecelakaan.
Maksudnya untuk menolong, kebaikan, kesembuhan, keselamatan. Misalnya
jampe sakit perut, melahirkan, jatuh, keseleo, dan sebagainya. Semua jampe
termasuk magi putih, tujuanya semua baik. Di lapangan, kami mendapatkan
beberapa jampe,
a. jampé sakit perut
hileud cingceut
hileud hideung
térélek kana kibonténg
ceuk tiis ceup tiis (sambil diusap ke perut anak)
b. jampé mancing
gal bodégal mencit meri di tegal
cadu kudu gagal
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 16
4. 1. 1. 1. 2 Asihan
Asihan dipergunakan untuk menguasai jiwa orang lain yang dicintai agar
mencintainya, menyayangi, menyenangi, dan yang mengucapkanya menjadi lebih
menjadi kecantikanya, kegagahanya, sehingga dicintai, disayangi, dan disenangi.
(Antologi Puisi Sunda).
a. Menyisir
Minyak aing minyak watu
Meunang guguru tina tu
Meunang tatanya ti raja
Mangka welas mangka asih
Asih ka badan awaking
b. Dibedak
Sumping sinit ka dali semar
Sumping semar kadali cehces
Blékék héhéh (3x)
c. Ku aing dipandak gini
Ku aing di pandak gina
Mangka welas mangka asih, siah!!
Asih ka badan awaking
Mun beurang ngabarung sinang
Mun peuting teu genah cicing
Nginum asak tua
Bari dahar asa capang bobo
Leumpang asa ngalongkéwang
Peureum kadeuleu
Beunta karasa
Sir putih cahaya ningratu asih….. asih…. asih…
Maka welas maka asih ka badan awaking
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 17
d. Asihan Buat Perjodohan dan Perdagangan
Bismillah……….
Cahaya panon poé kagungan Gusti
Disuhungkeun cahayana supados masuk ka diri abdi
Cahaya béntang kagungan Gusti
Disuhungkeun cahayana supados masuk ka diri abdi
Cahaya bulan purnama tanggal opat welas kagungan Gusti
Disuhungkeun cahayana supados masuk ka diri abdi
Cahaya katumbiri kuwung-kuwungan nu endah tur masyur
kagungan Gusti numutkeun katerangan Al-Quran aya opat
beureum, bodas, konéng, tur héjo
Disuhungkeun supados masuk ka salira abdi
Duh Gusti jalmi nu ningali ka abdi seupuh anom , istri
pamegeut jadi welas asih reuseup, nya’ah tur bogoh lir ningali
Cahaya panon poé, béntang, bulan, tur katumbiri nu sakitu
ahéng éndahna sareng masyurna kagungan Gusti nu aya
disalira abdi (Kalau untuk asihan disebutkan namanya yang
dimaksud)
e. dagang
Duh gusti rezeki jalan syaré’atna dongkapna tiasa sama abdi
makhluk Gusti hakékatna ti Gusti. Nu ningali icalan boh
dagangan abdi pada resep pada bogoh lir ibarat ningali
cahaya panon poé, béntang. Bulan tur katumbiri kuwungan nu
sakitu ahéng éndahna masyurna kagungan Gusti nu aya
disalira abdi
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 18
f. Asihan Pangabaran
Banyu serek banyu serab
Banyu ka seraben aing
Sipako’ah sipa nuntun
Awaking nangtungna bulan
Nasirah kwung-kwungan
Na pipi katumbirian
Sumanding sajuru panon
Sima guru sima gentur
Sima asak na betina
Burinyay cahaya aing tanding sarangéngé meudal isuk dina
bulna opat welas di juma’ah
Nya aing banténg liling sama gading
Sura seuri pinang jadi
Jadi di girang tampian
Dipipit ku jaya sakti
Di ala ku jaya sabda
Jleg tunggal rinu déwa
Gagah wani kang kawula
Nya kawula nu wisésa ka maraneh kabéh
Lailahailalloh muhammadarosululloh
g. Asihan Nabi Daud
Bismillah……..
Pentang panah ki Arjuna
Dipentang ku bumi asih
Rasa aing rasa manéh nu keur héés
Mun geus héés pang hudangkeun
Mun geus hudang pang nangtungkeun
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 19
Mun geus nangtung pang inditkeun
Asih ka badan aing ku suwara nabi Daud
ALLOHU AKBAR
Ieu do’a nabi Daud
Bismillah…..
Ya Alloh Ya Muhammad
h. Asihan Saidina Ali
Bismillah……..
Bismillahi Allohumma
Ya Alloh Ya Muhammad
Ya Kaparu Ya Wahabu
Ya Patahu Ya Rozaku
Roya Yahayu siru muni
Ditutup ditumbal ku Saidina Ali Sahid Muhammad
i. Asihan si leugeut teureup
Niat insun kana tapa
Ambu Ing dayang sarimbit
Aing nginuman ku bayu aing
Probo ku rasa anam nabi anam
Nabi anam rasa anam
Carici putih Alhayu Ahdini
Lakada pakanan pakanan pakanan
Cahaya cahaya dipakanan Alloh
LaillahaillallohMuhammadarosululloh
Pakureng paku kijang
Sikijang katukang seuweu
Seuweu ratu mubaligu seuweu
Mana ka banjaran anu hayang paheula-heula
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 20
Anu bogoh parontok-rontok
Mika welas mika asih
Asina ka badan aing
4. 1. 1. 1. 3 Ajian
Ajian dipergunakan untuk mendapatkan kekuatan pribadi, kekuatan
fisik atau lahiriah maupun batiniah, agar tangguh, pemberani, kuat, tahan
pukulan, weduk (tahan akan benda tajam, tidak akan mempan), dapat
mengalahkan lawan, tidak mempan akan guna-guna orang lain. Ada juga
yang dipergunakan untuk kejahatan yaitu yang berhubungan dengan magi
hitam, misalnya teluh(untuk membunuh orang lain). Pada umumnya ajian
ini bertujuan baik untuk keselamatan jiwa, menjaga harta kekayaan tanam-
tanaman dan sebagainya.( Antologi Puisi Sunda).
a. Reumpeut peuteung na jajantung murub mubyar na kalilipa
sadayana makhluk kagungan Gusti sing arasih sing nyara’ah kasalira
abdi, nusirik sing jadi asih nu rék jahat sing jadi welas dijauhkeun
disinglarkeun tijalma-jalma nu rék dolim, hasud, deleka jadi welas asih
raresep nyara’ah ka salira abdi ku ningali cahaya panon poé , béntang
bulan jeung katumbiri kuwung-kuwungan nu sakitu ahéng masyur
éndahna nu aya di salira abdi kagungan Gusti.
b. Ajian Jaran Goyang
Sun amatek ajiku si jaran goyang
Cemetiku sada lanang
Sun sabétaké segara asih
Sun sabétaké gunung jugrug
Sun sabétaké jabang bayiné si………….
Teka wales teka asih mareng aku
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 21
Welas asih kersaning Alloh
*(ajian ini harus melalui ritual tertentu tapi tidak di muat karena ajian ini
takut disalah gunakan karena ini dapat membuat lawan jenis tergila-gila
bila terkena mantra ini, makanya kita harus pertebal keimanan dan
keyakinan kita kepada Alloh sebab segala apapun semua atas izin dan
kehendak Alloh aza wazala)
Baca Ta‟ud
Baca Basmalah
Baca dua kalamat Syahadat
Baca Istighfar
Baca Lahaolawalakuata……dst
Baca Ya Robbi Ya Rosululloh
Baca Allohumma sholi „alaMuhammad
Baca Ya Latief
Terus baca Duh Gusti kulo nyuwun rohmat ipun panjenengan lan kulo
nyuwun karidoan panjenengan sareng kulo nyuwun……..(sebutkan apapun
yang kita inginkan)
4. 1. 1. 1. 4 Jangjawokan
Jangjawokan dipergunakan pada waktu akan melakuan suatu pekerjaan,
agar berhasil dan selamat. Misalnya pada waktu: mau mengambil beras, panen,
mau berpergian, mau tidur, duduk, berjalan, ketawa, pergi ke hutan, tempat yang
angker, dan sebagainya. Semuanya bertujuan untuk kebaikan, keberhasilan,
keuntungan, dan sebagainya.
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 22
4. 1. 1. 1 5 Rajah
Rajah dipergunakan untuk sanduk-sanduk „mohon izin‟ kepada para
makhluk halus yang menjaga hutan, sungai, dan sebagainya, supaya selamat tak
ada suatu rintangan apapun. Rajah ini dipergunakan pada waktu membuka hutan,
membuat kampung, membuat ladang, ngaruat, air bak, hujan angin, yang akan
melahirkan, orang sakit dan sebagainya.
4. 1. 1. 1. 6 Singlar
Singlar dipergunakan untuk mengusir makhluk jahat, jin, setan, hantu,
binatang buas yang mengganggu keselamatan kebun dan menjaga keselamatan
diri. Maksudnya untuk tujuan yang baik, agar dijauhkan dari segala penyakit,
gangguan makhluk halus yang jahat dan binatang-binatang buas atau binatang-
binatang yang suka merusak tanaman di ladang. Singlar yang kami dapatkan dari
hasil penelitian adalah untuk menghindari gangguan makhluk halus dan binatang
buas agar tidak menggagu.
4.1.1.2 Kakawihan (nyanyian orang tua, nyanyian anak)
Puisi kakawihan adalah bentuk nyanyian rakyat, salah satu bentuk folklor
yang terdiri atas kata dan lagu yang berbentuk puisi (Yus Rusyana, 1981: 44-45).
Puisi kakawihan tersebar secara lisan, bersajak bebas, tidak terikat oleh aturan
jumlah suku kata dan yang lainya, merupakan curahan rasa gembira. Puisi
kakawihan disebut juga puisi kakawihan kaulinan barudak, karena biasa
dinyanyikan pada waktu anak-anak bermain.
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 23
4.1.1.3 Sisindiran
Sisindiran berasal dari kata sindir, artinya berkata secara tidak langsung
atau tidak terus terang. Puisi sisindiran adalah suatu bentuk puisi sastra tradisional
sunda yang mempunyai sampiran dan isi. Menurut Sunda yang mempunyai
sampiran dan isi. Puisi sisindiran ini merupakan karya sastra Sunda asli yang
sudah ada sejak dulu. Jauh sebelum islam datang (Haji Hasan Mustapa, 1913).
Menurut Yus Rusyana puisi sisindiran ini lahir sebelum tahun 1600 M bersama
cerita pantun, dongeng, jangjawokan „mantra‟(1969 : 11).
a. Kokocoran kolombéran
Anak hayam réang baé
Kokosodan gogoléran
Ari hayang téang baé
b. kaso pondok kaso panjang
kaso ngaroyong ka jalan
sono mondok sono manjang
sono patepang di jalan
c. hujan deui hujan deui
hujan cai cai kénéh
ujang deui ujang deui
ujang nu nyai nyai kénéh
c. Supa liat dina nyiru
Diwadahan kana ayakan
Nu liwat abdi milu
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 24
Dagoan dina tanjakan
4.1.1.4 Sawer (Panganten, Sunatan, Bayi, Mayit)
Sawer ialah karangan dalam bentuk puisi tradisional sunda yang
ditembangkan dalam upacara nyawer. Nyawer adalah upacara adat di pasundan,
yaitu menebarkan beras, sirih (tektek), kunyit yang diiris tipis-tipis, dan uang ke
arah pengantin. Sekarang kadang-kadang di tambah dengan permen hanya untuk
meramaikan. Puisi sawer merupakan hasil sastra Sunda asli, bukan pengaruh
islam dan bukan pula pengaruh Mataram.
4.1.1.5 Pantun
Pantun merupakan cerita/kesenian yang digelarkan oleh juru pantun
diiringi petikan kacapi pantun. Waktunya dilakukan setelah shalat Isya sampai
menjelang subuh. Cerita pantun oleh penghayatan tertentu dianggap sakral serta
mengandung kekuatan magis.
4.1.1.6 Gondang
Gondang adalah karangan dalam bentuk puisi tradisional Sunda yang
dinyanyikan pada waktu ngagondang. Ngagondang ialah menumbuk padi
bersama-sama yang dilakukan sambil ngawih „bernyanyi‟ dan biasanya dipimpin
oleh seorang dalang. Ngagondang terutama dilaksanakan saat akan mengadakan
hajatan, menuai padi, atau pada acara-acara lainya.
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 25
4.1.1.7 Syair
Syair adalah bentuk puisi pupujian atau syiiran yang bersifat didaktis,
berisi do‟a, nasihat ajaran agama Islam. Disampaikan kepada pendengar dengan
cara dilagukan atau dinyanyikan.
4.1.1.8 Pupujian
Pupujian berasal dari kata puji, muji yang berarti mengucapkan kata-kata
atau kebaikan atau kelebihan (Satjadibrata, 1946 : 295). Jadi kata-kata yang
khusus untuk memuji orang ada pula kata khusus untuk memuji keagungan dan
kebesaran Tuhan.
4.1.1.9 Guguritan
Guguritan ialah karangan bentuk puisi terikat yang disusun menurut
kaidah pupuh, yaitu : jumlah baris pada satu bait, guru lagu, guru wilangan,
pedotan dan karakter pupuh yang digunakan. Guguritan adalah salah satu bentuk
puisi tradisional Sunda. Isi guguritan meliputi; nasihat,keindahan alam, perasaan,
pikiran, pengalaman batin, kehidupan keseharian, ajaran keluhuran budi,
kegembiraan kesedihan, kasih sayang, kebudayaan, pendidikan dan pengajaran.
4.1.1.10 Wawangsalan
Wawangsalan berasal dari wangsalan (Jawa) yang artinya susunan kalimat
yang merupakan teka-teki, yang isi terkaannya tercantum pula pada baris
berikutnya. Walaupun wawangsalan termasuk golongan sindir, tetapi dibedakan
dengan sisindiran. Karena sampiran pada wawangsalan merupakan teka-teki
(wangsal) yang harus di jawab pada baris berikutnya. Kata-kata pada jawaban
teka-teki itu harus bersajak atau mirip dengan kata-kata yang terdapat pada
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 26
sampirannya. Antara teka-teki dan isi jawabannya terdapat hubungan bunyi dan
hubungan arti.
4.1.2 Prosa Rakyat
4.1.2.1 Mite
Mite adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi, serta dianggap
suci oleh yang empu cerita. Mite ditokohi oleh para dewa atau makhluk setengah
dewa. Peristiwanya terjadi di dunia lain atau dunia yang bukan seperti kita kenal
sekarang dan terjadi pada masa lampau (Dananjaya, 1977:50). Salah satu contoh
mite yang ada dan tetap melegenda sampai sekarang diantaranya sebagai berikut :
SASAKALA SURADE
Sakiduleun kota Sukabumi aya hiji tempat anu rada kajojo ku jalma –
jalma anu resep pelesiran. Eta tempat teh ngarana nyaeta SURADE. Reana jalma
nu datang ka eta tempat ku sabab genah tur seger hawana, katambah aya hiji
tempat pikeun pelesiran nyaeta Ujung Genteng. Kumaha asal muasal ngaran eta
tempat teh. Kieu geura : ceuk sakaol carita baheula aya hiji sepuh anu luhung ku
elmu, jembar ku pangabisa, sugih ku pangarti, saciduh metuh saucap nyata. Eta
sepuh teh wastana EYANG MAS ARYA SANTRI DALEM anu katelah namah
EYANG CIGANGSA.
Eyang Cigangsa kagungan saderek istri anu wastana NYI MAS
SURADEWI. Anjeuna kacida nyaah tur deudeuhna sabab kana sagal piwuruk teu
wurung diturut, hirup teu lepas tina aturan, itungan jeung ugeran. Ari
pangawakan Nyi Mas Suradewi, geulis kawanti – wanti, endah kabina – bina,
estu geulis bawa ti ajali endah bawa ti kudratna.
Keuna kana babasaan :
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 27
Rambut galing muntang
Taar teja mantrangan
Halis ngajeler paeh
Soca cureuleuk seukeut
Pangambung kuwung – kuwungan
Damis kadu sapasi
Waos gula gumantung
Taktak taraju emas
Panangan beuntik ngagondewa
Ramo racut mucuk eurih
Angkeng lengkeh lir papanting
Bitis jaksi sajantung
Pakulitan hejo carulang
Mun seung leumpang lir macan teunangan. Kitu kaayaan Nyi Mas
Suradewi. Sok sanajan can rimbitan, Nyi Mas Suradewi geus bubuara di hiji
tempat anu teu pati jauh ti lembur cigangsa. Kabungkus ku pasipatanan, di eta
lembur anjeuna di angkat jadi pamingpin. Dina ngaheuyeuk dayeuh ngolah
nagara estuning pikayungyunen teu cueut kanu hideung teu ponteng kanu koneng
estuning adil, jujur tur bijaksana. Atuh kaayan eta lembur jadi subur makmur
gemah ripah repeh rapih.
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 28
Dina keur meujeuhna hejo lembok raweuy beuweungeun reumbay alaeun,
sepi paling towong rampog taya begal ngalalana, Nyi Mas Suradewi
ngumpulkeun para abdi katut rahayatna. Anu maksud jeung tujuanana anjeuna
seja nitipkeun kakawasaan keur sawatara heula. Sabab anjeuna bade nyumponan
pangangkir nu jadi dulurna nyaeta Eyang Santri Dalen di cigangsa.
Saur Nyi Mas Suradewi : “Para abdi katut rahayat sakabeh ngahaja ku
kaula dikumpulkeun anu maksud jeung tujuanana, kaula seja nitipkeun
kakawasaan keur sawatara heula, sabab kaula bade nyumponan pangangkir nu
jadi saderek nya eta Eyang Santri Dalem di cigangsa. Kade salila ditinggalkeun
sing carincing pageuh kancing, sing saringset pageuh iket, bisi aya hiji hal nu teu
di piharep.”
Harita keneh anjeuna miang ninggalkeun ka lembur. Takdir teu beunang di
pungkir. Kadar teu beunang di singlar, di satengahing perjalanan waktu keur
meuntas di walungan Cigangsa anjeuna palid kabawa caah nepi kahanteuna
jasadna dipulasara di eta lembur anu teu pati jauh ti cigangsa. Waktu ker
ngadenge yen anu jadi pamingpina geu taya dikieuna, sakabeh rahayatna
ngumpul bari sedih kingkin sarta leuleus tur lungse, lir kapuk ka ibunan lir kapas
kahujanan.Dina keur kaayaan kitu, datang Eyang Cigangsa ka eta lembur
anjeuna biantara.
Saur Eyang Cigangsa : “Para abdi katu rahayat pangeusi ieu lembur,
ngahaja ku Eyang dikumpulkeun, anu lain waktu anu maksud jeung tujuanana,
pamingpin aranjeun geus taya dikieuna, urang ngaranan we ieu tempat teh
SURADE. Nyaeta itung – itung pangeling – ngeling ngalap ngaran hiji pamingpin
anu adil, jujur tur wijaksana. Para abdi katut rahayat pangeusi eta lembur
nyatujuan kana kaputusan eyang Cigangsa.
Tah ti harita ngaran eta tempat teh katelahna SURADE, nyaeta keur
pangeling – ngeling ka hiji pamingpin anu adil, jujur tur wijaksana.
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 29
4.1.2.2 Legenda
Legenda adalah prosa rakyat yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan
mite, yaitu dianggap pernah benar-benar terjadi tetapi tidak dianggap suci.
Berlainan dengan mite, legenda ditokohi oleh manusia, walaupun adakalanya
mempunyai sifat-sifat luar biasa dan sering sekali dibantu oleh makhluk-makhluk
halus. Tempat terjadinya di dunia yang kita kenal ini, Karena waktu terjadinya
belum terlalu lampau. (Dananjaya, 1977:50).
a. Legenda Surade
Kecap Suradé hartina kasura lamun teu hadé. Suradé berasal dari nama
cucu dari Éyang Santri Dalem yang bernama Suradéwi. Éyang Santri Dalem
berasal dari Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat. Éyang Santri Dalem sudah
meninggal dari 560 tahun yang lalu dan sudah memiliki 8 turunan. Makamnya
terletak di Cigangsa.
Suradé berasal dari kata “SURA-RAH-HADIAN” yang artinya berani
mengeluarkan darah demi kesucian, atau darah manusia pemberani. Kata Sura
Rah Hadian merupakan ucapan Rd. Suranangga bersamaan dengan pelepasan
nama gelar bangsawan pada nama diri dan keluarga serta keturunannya. Sebagai
pertanda berdirinya sebuah kampung maka ditanam batu indung lembur dan
pelaksanaan upacara nyebor. Hal ini terjadi pada tanggal 2 bulan Syuro tahun
Wawu (kalender Jawa), atau tanggal 2 Muharam 1179 H atau pada kalamangsa
“Taya Tangan Pangawasa Wisésa” bertepatan dengan hari Anggaran, tanggal 20
Wulan Kapat Purnimanta (Krisnapaksa) sama dengan tanggal 4 Wulan Kalima
Amanta (Sukla Paksa), candra sangkala Nora Hasta Sad Rahayu = 1680 tahun
Saka (kalender Sunda). Bertepatan dengan hari selasa, tanggal 5 Desember 1758
Masehi (perhitungan atau terjemahan Anis Djatisunda).
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 30
Cerita ini terungkap dengan ditemukan sebuah kampung tempat
persinggahan bangsawan Imbanagara Rd. Mas Surabujangga ketika pengejaran
terjadi atasnya oleh Mataram dan kompeni Belanda sampai wafatnya. Tempat ini
pula yang menjadi saksi atas peristiwa sangat tragis yaitu terjadinya perselisihan
antara saudara sebangsanya sehingga memakan korban yang tidak sedikit dari
keduanya. Tempat ini yang menjadi bukti adanya Surade yaitu Sindanglaya.
(Sindang = bahasa Sunda artinya singgah, laya = meninggal).
Tidak hanya itu yang menjadi bukti sejarah adanya Surade. Terdapat
beberapa hal yang perlu kita ketahui dan kaji, diantaranya ditemukan sebuah buku
tulisan kunonya sebut saja buku Hideung (hitam). Buku ini merupakan bagian
bukti sejarah adanya Surade. Karena isi dari buku tersebut salah satunya
mengisyaratkan adanya kekuatan Pangeran Sejati yang memiliki kesaktian serta
disemangati oleh darah perjuangan dan selalu diliputi rasa kasih sayang, pejuang
lahir dari Imbanagara dan pergi ke kesejatian sejati. Isi ceritanya sebagai berikut :
Dikisahkan pada suatu masa di wilayah Surade sekarang hiduplah
seorang sesepuh yang dikenal dengan kesaktian dan ketinggian ilmu nya bernama
Eyang Mas Arya Santri Dalem atau lebih dikenal sebagai Eyang Cigangsa.
Eyang Cigangsa memiliki adik perempuan yang bernama Nyimas Suradewi yang
sangat disayanginya terwujud dari setiap keinginannya yang selalu dituruti oleh
sang kakak. Nyimas Suradewi terkenal dengan kecantikan dan keanggunannya,
terlebih dengan sikap dan sifatnya yang ramah, baik hati, jujur, adil serta
bijaksana.
Oleh karena sifatnya yang luhur itu lah Nyimas Suradewi diangkat secara
aklamasi oleh masyarakat setempat sebagai pemimpin mereka. Hal itu juga
dilatarbelakangi oleh kebiasaan masyarakat Surade saat itu yang begitu
menghargai perempuan hingga dijadikan pemimpin mereka.
Wilayah tersebut setelah dibawah kepemimpinan dia akhirnya menjadi subur
makmur serta masyarakatnya sejahtera, adil dan tenteram. Lahan-lahan
pertanian begitu subur dan hijau penuh dengan tumbuhan.
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 31
Suatu waktu Nyimas Suradewi berinisiatif untuk menemui kakaknya, Eyang
Cigangsa di suatu padepokan di wilayah terpencil yang tidak terlalu jauh dari
wilayah pusat pemerintahan Nyimas Suradewi. Nyimas Suradewi pun
mengumpulkan segenap rakyatnya seraya mentipkan wilayah tersebut agar
selama ditinggalkan mereka masih bisa hidup dengan damai dan sejahtera.
Namun takdir berkata lain. Ditengah perjalanan saat menyeberangi sungai
Cigangsa, tiba-tiba Nyimas Suradewi jatuh dari jembatan dan langsung terbawa
arus. Dia meninggal dan jenazahnya dikuburkan tidak jauh dari lokasi sungai
Cigangsa.
Sontak warga desa dirundung duka mendalam karena harus kehilangan
pemimpin yang sangat dicintainya. Ditengah duka cita tersebut datanglah Eyang
Cigangsa dan menyeru kepada masyarakat agar sebaiknya Nyimas Suradewi
dikenang dengan cara mengubah nama tempat tersebut menjadi Surade.
4.1.2.3 Dongeng
Dongeng adalah prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi oleh
émpu ceritanya dan terikat oleh waktu (Dananjaya, 1977:50). Dongeng termasuk
cerita klasik tradisional, awal mulanya dongeng sampai sekarang belum dapat
diketahui, begitu juga dengan penciptanya. Yang jelas menyebarnya melalui
mulut ke mulut atau secara lisan. Jalan ceritanya sangat mudah dimengerti. Maka
dari itu masyarakat Sunda dari dulu sampai sekarang sangat senang mendongeng.
4.1.2.4 Tatarucingan
Tatarucingan adalah permainan orang Sunda, yang dilakukan dengan cara
tebak-tebakan.
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 32
4.2 Ungkapan Tradisional
Ungkapan yang biasa digunakan sebagai salah satu ciri dari kearifan lokal
yang ada di suatu daerah, dan biasanya dengan makna tertentu.
4.3 Sistem Tanda
4.3.1 Simbol
Simbol dan makna yang digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-
hari. Misalnya: bendera kuning tanda bahwa ada orang meninggal dunia.
4.3.2 Bahasa Isyarat
Bahasa isyarat dan maknanya. Misalnya: menempelkan telunjuk pada bibir
isyarat supaya diam. Menggelengkan kepala berarti tidak dll.
4.4 Teater Rakyat
4.4.1 Sandiwara
Pada zaman dahulu sandiwara ada namun seiring berjalannya waktu sudah
tidak dilestarikan keberadaannya.
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 33
4.5 Kepercayaan Rakyat
4.5.1 Pamali
a. tong calik di lawong panto, bisi nongtot jodo
b. tong dahar bari saré, bisi gedé sirah
c. kuda lumping, jika ada orang yang berpakaian merah kuda lumping
tersebut akan mengejarnya karena dianggap musuh jurig jarangao. Bagi yang
mencari ilmu ke kuda lumping maka biasanya akan dirasuki Jaringao, ketika
sedang berlangsungnya acara kuda lumping.
d. Laut ujung genténg ngamusuh ka urang Bandung.
e. jumlah suara yang dihasilkan tokek dipercaya untuk keberuntung berjudi.
4.5.2 Takwil Mimpi
a. ngimpi di pacok oray = akan mendapatkan jodoh
b. ngimpi ngais orok = mendapatkan rezeki
c. ngimpi datang kahajatan = akan mendapatkan kesusahan
d. ngimpi papanggih jeung nu geus maot = dapat kesusahan
e. ngimpi kena longsor = mendapatkan rezeki
f. ngimpi meunang lauk = mendapatkan rezeki
g. ngimpi kutuan = mendapatkan rezeki
h. ngimpi diudag nu gélo = mendapatkan penghargaan dari tempat bekerja
i. ngimpi kerabat maot = kerabat tersebut panjang umur
j. ngimpi nikah = akan sakit/mendapat kesusahan
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 34
k. ngimpi diudag méong = akan bertemu dengan pemimpin
l. ngimpi dieunteupan méong = akan mendapatkan pekerjaan
m. ngimpi ningali diri = harus introspeksi diri
n. ngimpi cak-cak atawa buhaya = hati-hati ada orang yang akan
mencelakakan
4.6 Permainan Rakyat
4.6.1 Permainan Anak-anak
Permainan anak yang ada dan masih dilakukan diantaranya adalah main
poces (Kelereng), péclé, petak umpet, ucing-ucingan dengan menggunakan
potongan genteng dll.
4.7 Kearifan Lingkungan
4.7.1 Flora
Flora yang ada di Kelurahan Surade sangat terjaga kelestariannya,
alam dan kehidupan masyarakat sangat terlihat begitu seimbang. Sehingga
tercipta ekosistem yang sangat baik. Hal ini terbukti dengan tumbuhnya
beragam macam pohon. Bahkan sangat alami dan kelestariannya begitu
terjaga. Alam yang indah, udara sejuk masih bisa dinikmati di Kelurahan
Surade.
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 35
4.7.2 Fauna
Tak jauh berbeda dengan keadaan flora yang ada di Kelurahan
Surade, Fauna yang ada pun tetap terjaga, hal ini terbukti dengan
beragamnya hewan peliharaan masyarakat yang ada. Dimulai dari ayam,
kambing, sapi, kerbau, burung, dan lain-lain.
4.7.3 Pelestarian Lingkungan
Pelestarian lingkungan sangat terkelola dengan baik, hal ini dapat
dilihat dari upaya masyarakat untuk tetap menjaga keseimbangan ekosistem
yang ada agar alam tetap terjaga. Dimulai dari upaya penghijauan, sangat
terlihat keadaan hutan, kebun, sawah yang masih ada dan terjaga
kelestariannya, selain itu sistem irigasi di Kelurahan Surade sangat dikelola
dengan baik, air sungai yang tidak tercemar menjadi salah satu bukti konkret
bahwa masyarakat Kelurahan Surade sangat menjaga pelestarian
lingkungan.
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 36
BAB V
NASKAH
5.1 Deskripsi Naskah I
1. Judul
a. Judul Dalam Teks : Suryaningrat dan Suryaningrum (h.I)
b. Judul Luar Teks : Suryaningrat dan Suryaningrum
c. Judul Umum : SURYANINGRAT DAN SURYANINGRUM
2. Nama Pengarang/Penyusun: (?)
3. Bahasa : Sunda
4. Huruf : Pegon
5. Bentuk Karangan : Puisi (wawacan)
6. Kode Koleksi : -
7. Tarikh Penyusunan : (?)
8. Tempat Penyusunan : (?)
9. Pemrakarsa Penyusunan : (?)
10. Tarikh Penyalinan : Bulan Rayagung (Dzulhijah)/± 1965 Masehi
11. Tempat Penyalinan : Kp. Curug Malang Ds. Buniwangi Surade
12. Nama Penyalin : H. Saepudin
13. Pemrakarsa Penyalinan : -
14. Jilid : 1 dari 1
15. Ukuran
a. Sampul : 16 x 21,1 cm
b. Halaman : 15,5 x 21 cm
c. Ruang Tulisan : 13 x 18 cm
16. Bahan Naskah : Kertas dalem negeri
17. Jenis Kertas : Kertas bergaris buatan dalam negeri
18. Cap Kertas : -
19. Tebal Naskah
a. Halaman Kosong : 224 halaman
b. Halaman yang Ditulisi: -
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 37
c. Halaman Bergambar : -
20. Penomoran Halaman : Hal. 1-214 ada nomor
21. Keadaan Fisik : warna kertas kecoklatan, perekat yang digunakan
adalah benang, dengan system dijait hinggal sampul.
22. Keterangan Umum
a. Awal : Penulis menceritakan waktu penulisan naskah
tersebut, dihalaman awal menyebutkan tentang Suryaningrat, naskah
tersebut mulanya berbahasa melayu kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa sunda.
b. Tengah : Menceritakan bahwa Suryaningrat ingin pergi ke
negeri yang jauh atau dekat negeri yang dekat itu bernama Erum namun di
sana sedang ada perang jurit 70 kapal datang ke sana, Suryaningrat bias
menaklukan naga, Suryaningrat menyuruh naga ke laut. Laut tersebut
sangat dalam, di sana ada satu pulau namanya Mesir. Kalau Mesir perang
kapal-kapal berlabuh dan dijaga oleh serdadu.
c. Akhir : Kisah raja-raja pun berakhir.
23. Asal Naskah : Pinjaman dari Pak Sukanta bin Suwar
24. Pemilik Naskah : Pak Sukanta bin Suwar
25. Data Pencatat : Siti Zainab Handayani (180210100035)
Frisca Casuariana (180210100012)
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 38
5.2 Deskripsi Naskah II
1. Judul
a. Judul Dalam Teks : Nabi Medal (Hal. 2)
b. Judul Luar Teks : Nabi Medal
c. Judul Umum : NABI MEDAL
2. Nama Pengarang/Penyusun: (?)
3. Bahasa : Sunda
4. Huruf : Pegon, Latin
5. Bentuk Karangan : Puisi (pupuh)
6. Kode Koleksi : -
7. Tarikh Penyusunan : (?)
8. Tempat Penyusunan : (?)
9. Pemrakarsa Penyusunan : (?)
10. Tarikh Penyalinan : ± 1965 Masehi
11. Tempat Penyalinan : Kp. Curug Malang Ds. Buniwangi Surade
12. Nama Penyalin : H. Saepudin
13. Pemrakarsa Penyalinan : -
14. Jilid : 1 dari 2
15. Ukuran
a. Sampul : 16 x 22,3 cm
b. Halaman : 15,7 x 21,5 cm
c. Ruang Tulisan : 13,3 x 17,7 cm
16. Bahan Naskah : Kertas
17. Jenis Kertas : Kertas buatan dalam negeri
18. Cap Kertas : -
19. Tebal Naskah : 321 Halaman
a. Halaman Kosong : 5 Halaman
b. Halaman yang Ditulisi: 316
c. Halaman Bergambar : -
20. Penomoran Halaman : Hal. 1-316 diberi nomor halaman, menggunakan
huruf latin, tinta merah.
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 39
21. Keadaan Fisik : Warna kertas kecoklatan, tiap baris dalam kalimat
yang menggunakan pupuh itu diberi tanda. Antara tanda baris dengan bait
terdapat perbedaan, yakni baris hanya 1 goresan tanda, bait 2 goresan tanda
merah.
22. Keterangan Umum
a. Awal : Menceritakan rasa syukur kepada Allah SWT.
yang maha Melihat, yang menciptakan
b. Tengah : Menceritakan sejarah Rosul ketika Ia dirrawat di
Negara Hunen. Ketika itu banyak yang iri terhadapnya, Dia dirawat oleh
Baginda Hari dan Siti Halimah.
c. Akhir : Rosul bekerja di tempat Sultan Walid. Sultan
Walid adalah ayah dari Siti Khodijah. Mereka berniat memberikan modal
untuk berdagang kepada Rosul.
23. Asal Naskah : Pinjaman dari Pak Sukanta bin Suwar
24. Pemilik Naskah : Pak Sukanta bin Suwar
25. Data Pencatat : Siti Zainab Handayani (180210100035)
Frisca Casuariana (180210100012)
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 40
5.3 Deskripsi Naskah III
1. Judul
a. Judul Dalam Teks : Lalakon Nabi (h.1)
b. Judul Luar Teks : Lalakon Nabi
c. Judul Umum : LALAKON NABI
2. Nama Pengarang/Penyusun: (?)
3. Bahasa : Sunda
4. Huruf : Pegon, arab
5. Bentuk Karangan : Puisi (pupuh)
6. Kode Koleksi : -
7. Tarikh Penyusunan : (?)
8. Tempat Penyusunan : (?)
9. Pemrakarsa Penyusunan : (?)
10. Tarikh Penyalinan : ± 1965 Masehi
11. Tempat Penyalinan : Kp. Curug Malang Ds. Buniwangi Surade
12. Nama Penyalin : H. Saepudin
13. Pemrakarsa Penyalinan : -
14. Jilid : 2 dari 1
15. Ukuran
a. Sampul : 16,5 x 21,6 cm
b. Halaman : 15,2 x 21,4 cm
c. Ruang Tulisan : 13 x 16,7 cm
16. Bahan Naskah : Kertas
17. Jenis Kertas : HVS, (Fotocopy)
18. Cap Kertas : -
19. Tebal Naskah : 270 Halaman
a. Halaman Kosong : -
b. Halaman yang Ditulisi: 270
c. Halaman Bergambar : -
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 41
20. Penomoran Halaman : Hal. 1-270 dinomori, ada kesalahan penulisan di
halaman 131 – halaman 157 sehingga ada coretan untuk penulisan yang
benar.
21. Keadaan Fisik : Naskah yang ada merupakan copyan dari naskah
aslinya., sehingga keadaan kertasnya cukup baik.
22. Keterangan Umum
a. Awal : Menceritakan isi naskah, yaitu mengenai sejarah
Nabi dari ia dirawat oleh Abi Tolib.
b. Tengah : Menceritakan ada seseorang dari kampung
(lembur) yang mendatangi nabi. Ketika datang, ia bersujud di kaki nabi.
Ia membawa barang-barang atau oleh-oleh berupa barang yang berasal
dari kampung (lembur) untuk nabi.
c. Akhir :
23. Asal Naskah : Pinjaman dari Pak Sukanta bin Suwar
24. Pemilik Naskah : Pak Sukanta bin Suwar
25. Data Pencatat : Siti Zainab Handayani (180210100035)
Frisca Casuariana (180210100012)
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 42
BAB VI
DATA BUDAYA
6.1 Sistem Religi
Seratus persen masyarakat kelurahan Surade beragama Islam. Seperti
layaknya umat muslim lainnya, tidak ada ritual-ritual khusus yang dilakukan.
Mereka melakukan ritual pada umumnya seperti shalat lima waktu, shalat Jum‟at
pada hari Jum‟at. Mengadakan Shalat berjama‟ah di masjid desa pada waktu
Shalat maghrib dan Isya. Ada pula beberapa larangan yang dipercayai oleh warga
sekitar, larangan di sini lebih bersifat tahayul (percaya atau tidak percaya)
misalnya tidak boleh duduk di depan pintu karena akan menahan jodoh.
Sementara itu, walaupun masyarakat di sini beragama islam, tapi mereka
tidak meninggalkan kisah atau kepercayaan nenek moyangnya. Salah satunya
adalah mengenai Nyi Roro Kidul. Masyarkat disni masih ada yang percaya
dengan masalah seperti itu. Bahkan salah satu warga menceritkan tentang
kejadiannya yang ditinggal saudaranya karena di cari Nyi Roro Kidul. Akan tetapi
mereka tidak percaya dengan dukun, mereka lebih memilih pergi ke kiai-kiai
daripada ke dukun, karena dukun yang benar-benar memiliki kekuatan sudah
meninggal semua sedangkan dukun-dukun yang ada sekarang hanyalah dukun
bohongan.
6.2 Sistem Organisasi dan Kemasyarakatan
6.2.1 Kekerabatan
Sistem kekerabatan di Kelurahan Surade melingkupi keluarga kecil yang
terdiri dari apa/abah(ayah), mamah(ibu) dan anak. Sedangkan keluarga besar
terdiri dari aki(kakek), nini(nenek), mamang(paman), dan bibi.
Masyarakat di sini rata-rata masih masyarakat asli Surade sendiri. Tetapi
ada juga yang campuran dari wilayah lain seperti Jakarta dan Bandung, karena
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 43
adanya pernikahan campuran antara masyarakat Surade dan Masyarakat daerah
lain.
Pemilihan jodoh di wilayah ini sudah termasuk modern, yang artinya tidak
ada lagi sistem perjodohan. Masyarakat di sini juga rata-rata warganya memiliki
kebun/sawah.
6.2.2 Organisasi Sosial
Di daerah penelitian kami, yaitu Kelurahan Surade dipimpin oleh seorang
lurah melalui sistem demokrasi. Terdapat pula lembaga-lembaga organisasi yang
dinaungi oleh kantor lurah. Berikut lembaga-lembaga yang ada di Kelurahan
Surade:
1. Lurah
2. Kasi Kesos
3. Sekretaris
4. Kasi Tata Pemerintahan
5. Kasi Trantibum
6. Kasi Pemberdayaan
7. Pelaksana
8. Pelaksana
9. Pelaksana
10. P3N ( TKS )
11. TKS
12. TKS
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 44
6.3 Sistem Pengetahuan
6.3.1 Pendidikan
Penduduk di Kelurahan Surade umumnya menyelesaikan pendidikan
formal hingga tingkat sekolah menengah atas. Tetapi, untuk sekarang sudah
banyak juga warga Kelurahan Surade yang melanjutkan sekolah ketingkat yang
lebih tinggi. Dikarenakan, di kelurahan ini tidak ada bangunan universitas atau
sekolah tinggi maka bagi warga yang ingin melanjutkan sekolah harus ke luar, dan
kebanyakan orang memilih ke Jakarta dan Bandung.
Berikut rincian data pendidikan penduduk Kelurahan Surade :
PAUD
TK
RA
SD Negeri
Madrasah Ibtidaiyah
SLTP Negeri
SLTP Swasta
Madrasah Tsanawiyah
Madrasah Aliyah
SMK Swasta
Madrasah Diniyah
Pondok Pesantren
PT
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 45
6.3.2 Kesehatan
Kelurahan Surade memiliki beberapa tempat bidan, puskesmas, posyandu
dan praktek dokter. Karena wilayah ini sudah termasuk wilayah modern maka
apabila sakit warga langsung pergi ke dokter, bukan dukun lagi.
6.4 Sistem Mata Pencaharian
Di Kelurahan Surade sebagian besar penduduk bermata pencaharian
sebagai petani. Dan yang di olah tidak hanya padi ada juga yang mengolah kebun-
kebun tanam lain. Berikut ini rincian data mata pencaharian penduduk Kelurahan
Surade:
a. Petani : 60%
b. Pegawai Negeri : 15%
c. Pedagang : 20 %
d. Buruh : 5%
6.5 Kesenian
Dalam kehidupan banyak sekali kebutuhan yang harus dipenuhi oleh
manusia. Bukan hanya kebutuhan akan sandang, pangan, papan sebagai
kebutuhan primer saja yang mesti dipenuhi, tetapi kebutuhan akan hiburan untuk
melengkapi kebutuhan rohaniah juga perlu. Seperti kebutuhan akan agama,
hiburan dan segala macam hal yang bersangkutan dengan psikologis manusia.
Dalam hal ini akan disinggung tentang kesenian yang menjadi kebutuhan
psikologis manusia.
Sadar ataupun tidak sadar, manusia membutuhkan kesenian untuk
melengkapi kebutuhan rohaniahnya. Dan bentuk kesenian yang dibutuhkan pun
bergantung pada selera manusia itu sendiri. Bentuk kesenian bisa digarisbesarkan
menjadi tiga bagian. Seperti, seni suara, seni tari, dan seni lakon(teater). Tetapi
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 46
jika diuraikan kesenian itu akan menjadi sangat bermacam ragam. Apalagi dengan
berkembangnya zaman, kesenian-kesenian barupun akan terlahir merujuk pada
kebutuhan manusia itu sendiri.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa kesenian itu bermacam-
macam ragam, baik dalam segi bentuk, cara mendapatkan, dan lain sebagainya.
Kesenian juga terdapat pengelompokan dalam hal penyesuaian dengan waktu.
Maka, terdapatlah apa yang disebut kesenian modern dan kesenian lampau.
Kesenian modern adalah kesenian yang terlahir dengan adanya peyesuain akan
zaman. Sedangkan kesenian lampau biasanya identik dengan kesenian daerah
atau kesenian yang ada di daerah dan biasanya juga kesenian ini masih murni dan
belum tersentuh oleh arus globalisasi.
Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan di daerah Kelurahan
Surade Kabupaten Sukabumi terdapat kesenian pencak silat. Kesenian ini masih
dilestarikan di wilayah ini dan sering kali di pertontonkan di Kelurahannya. Ini
menandakan bahwa Kelurahan Surade masih mempertahankan dan banyak yang
masih melestarikannya.
Terdapat pula upacara yang dilakukan di wilayah ini, yaitu seperti upacara
nelayan. Biasanya sebelum upacara dimulai harus disiapkan bahan-bahan sebagai
sesajen, yaitu tumpeng, kepala sapi, dan sesajen lainnya. Semua itu dibuang ke
laut.
6.6 Teknologi dan Peralatan
Peralatan dapur tradisional yang masih digunakan di sebagian rumah
penduduk adalah seeng , boboko dan aseupan, namun sebagian masyarakat sudah
menggunakan peralatan yang canggih. Karena memang wilayah ini sudah
termasuk wilayah modern makan peralatan untuk pengobatan dan transportasinya
pun sudah modern. Seperti angkot yang berlalu lalang di keluarahan ini dan
angkutan lainnya.
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 47
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Kelurahan Surade mempunyai luas 622,05 Ha, berada di sebelah Selatan
wilayah Kabupaten Sukabumi yang secara umum terbagi dua katagori lahan, yaitu
sebelah Utara dan Selatan mayoritas didominasi oleh lahan kering dan perumahan,
perkotaan dan sebelah Barat dan Timur didominasi oleh lahan basah pesawahan.
Pada Bulan Maret 2010 ini penduduk Kelurahan Surade Kecamatan
Surade berjumlah 9.071 Jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 2.720
KK. Mata pencaharian penduduk Kelurahan Surade Kecamatan Surade sebagian
besar bekerja sebagai petani, buruh tani, sektor perdagangan dan jasa.
Dari segi kebahasaan tidak terlalu berbeda dengan bahasa lulugu, baik dari
segi Fonologi, Morfologi dan Sintaksis. Ada beberapa kosakata yang menjadi
dialek bahsa setempat diantaranya: daang „makan‟, umi „ibu‟, jolok „jauh‟
belewuk „kotor‟.
Data Sastra yang diperoleh dari Kelurahan Surade diantaranya adalah
asihan, jampe, ajian, dan ada beberapa versi mengenai legenda/mitologi dari nama
Surade itu sendiri.
Untuk data mengenai naskah penyusun mendapatkan 4 buah naskah yang
masing-masing judulnya menceritakan nabi medal, lalakon nabi, dan naskah
suryaningrat-suryaningrum.
Secara keseluruhan, masyarakat Kelurahan Surade masih memegang teguh
kearifan lokal yang ada, hal ini dapat dilihat dari situasi demografis Kelurahan
Surade itu sendiri, walau sudah bergeser menuju moderenitas, namun dari
beberapa kalangan warga, masih memiliki adat istiadat dan tradisi yang
dipertahankan dan masih bisa ditemui.
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 48
7.2 Saran
Hasil dari studi Kuliah Kerja Lapangan diharapkan bisa dijadikan sebagai
salah satu studi yang sifatnya berkala. Penyusun menyadari masih banyak hal
yang masih bisa terungkap dalam kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini, namun
karena keterbatasan waktulah yang menjadi salah satu kendala penyusun untuk
meneliti data yang ada di lapangan. Semoga laporan hasil Kuliah kerja lapangan
ini dapat diajadikan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya.
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 49
DAFTAR PUSTAKA
Ayatrohaedi. 1978. Dialektologi sebuah pengantar. Jakarta : Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Djajasudarma, T. Fatimah, dkk. 1994. Tata Bahasa Acuan Bahasa Sunda.
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Danandjaja, James. 1991. Foklor Indonesia : Ilmu Gosip, Dongeng, dll.
Jakarta : Grafti (cet 3).
Djajasudarma, T. Fatimah. Gramatika Sunda / Tatabasa Sunda. 1987.
Bandung : Paramaartha.
Lembaga Basa dan Sastra Sunda. 1995. Kamus Umum Basa Sunda. Tarate.
Bandung.
Suhamihardja, Agraha Suhandi, Drs. 2004. Pola Hidup Masyarakat
Indonesia. Bandung : Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran.
Keraf, Gorys. 1984. Linguistik Bandingan Historis. Jakarta : Gramedia.
Ekadjati, Edi S. 1995. Kebudayaan Sunda. Jakarta : Pustaka Jaya.
Suryani, Elis. 2010. Pengantar Filologi. Bandung : Dzulmariaz Print.
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 50
LAMPIRAN I
Data Demografi Kelurahan Surade
Secara demografi, jumlah penduduk Kelurahan Surade Kecamatan Surade
cenderung tetap dengan mutasi lahir mati, pindah datang dan pindah pergi. Pada
bulan Maret 2010 ini penduduk Kelurahan Surade Kecamatan Surade berjumlah
9.071 Jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 2.720 KK. Mata pencaharian
penduduk Kelurahan Surade Kecamatan Surade sebagian besar bekerja sebagai
petani, buruh tani, sektor perdagangan dan jasa. Untuk lebih jelasnya, jumlah
penduduk Kelurahan Surade Kecamatan Surade per Maret 2010 dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
TABEL 1
Jumlah Penduduk Kelurahan Surade Bulan Maret 2010
No KELURAHAN JUMLAH PENDUDUK
L P JML JML KK
1 SURADE 4.736 4.738 9.474 2.784
JUMLAH 4.736 4.738 9.474 2.784
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 51
2.3. Infrastruktur Dasar
Secara umum infrastruktur dasar di Kelurahan Surade Kecamatan Surade
sudah cukup memadai dan terpelihara cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan
akses jalan yang menghubungkan ke-14 RW dan 47 RT di wilayah Kelurahan
Surade Kecamatan Surade secara umum baik, begitupun sarana Pendidikan dan
Kesehatan cukup tersedia seperti pada data yang terlihat sebagai berikut :
a. PRASARANA PERHUBUNGAN
JALAN : - Jalan Negara : - Km
- Jalan Propinsi : 02 Km
- Jalan Kabupaten : 09 Km
- Jalan lingkungan : 07 Km
JEMBATAN : - Jembatan Beton : 2 Bh
- Jembatan Besi : - Bh
b. PRASARANA PENDIDIKAN
- PAUD : 08 Bh
- TK : 02 Bh
- RA : 10 Bh
- SD Negeri : 06 Bh
- Madrasah Ibtidaiyah : 00 Bh
- SLTP Negeri : 00 Bh
- SLTP Swasta : 00 Bh
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 52
- Madrasah Tsanawiyah : 01 Bh
- Madrasah Aliyah : 01 Bh
- SMK Swasta : 02 Bh
- Madrasah Diniyah : 06 Bh
- Pondok Pesantren : 07 Bh
- PT : 01 Bh
c. PRASARANA KESEHATAN
- Puskesmas : 01 Bh
- Puskesmas Pembantu : 00 Bh
- Pos Yandu : 12 Bh
- Praktek dokter : 03 Bh
- Poskesdes/Kel : 00 Bh
2.4. Sosial Ekonomi Budaya
a. PRASARANA PEREKONOMIAN
- Toko/Kios/Warung : 198 Bh
- Pasar : 01 Bh
- Koperasi : 02 Bh
- Rumah Makan/Warung Makan : 15 Bh
- Industri Besar : 00 Bh
- Industri Kecil : 10 Bh
- Hotel/penginapan : 04 Bh
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 53
b. PRASARANA PERIBADATAN
- Masjid Jami : 28 Bh
- Mushola : 46 Bh
- Gereja : - Bh
2.5. Pemerintahan
Berdasarkan wilayah administrasi, Kelurahan Surade Kecamatan Surade
terdiri atas 14 RW dan 49 RT, dengan perincian sebagai berikut :
TABEL 2
Data RT, RW dalam Wilayah Kelurahan Surade
NO KELURAHAN JUMLAH
RW RT
1 SURADE 14 49
JUMLAH 14 49
Saat ini lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada di Kelurahan Surade
Kecamatan Surade telah terbentuk dan ditetapkan dengan
Surat Keputusan Lurah Surade.
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 54
2.6. Aspek Organisasi, Kepegawaian dan Kearsipan, Sarana dan Prasarana
Struktur organisasi pemerintah Kelurahan Surade Kecamatan Surade
berpedoman kepada Peraturan Bupati Sukabumi nomor 87 Tahun 2012 tentang
Organisasi Tata Kerja Kelurahan.
Secara lengkap daftar nominatif pegawai di Kantor Kelurahan Surade
Kecamatan Surade dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3
Daftar Nominatif Pegawai Kelurahan Surade Kecamatan Surade
No N a m a / NIP Gol. Pendidikan Jabatan
1
UKAT SUKAYAT, SE
NIP. 19630406 199202 1
001
III/C S-1 Lurah
2
DIDI SUPRIADI
NIP. 19620403 198602 1
006
III/C SLTA Kasi Kesos
3
H. RIMBAYANA,S.IP
NIP. 19710416 200701 1
008
III/B S-1 Sekretaris
4
ENDUN S
NIP. 19640507 199401 1
001
III/B SLTA Kasi Tata
Pemerintahan
5
DUSEP SADELI
NIP. 19780814 201001 1
007
III/A S-I Kasi Trantibum
6
ZAMZAM NURSIDIK,
S.IP
NIP. 19790524 201101 1
001
III/A S-I Kasi Pemberdayaan
7.
LALA LESMANA, S.IP
NIP. 19771017 200801 1
003
II/B S-I Pelaksana
8.
DUDIH SISWAJI, S.IP
NIP. 19750511 200801 1
001
II/B S-I Pelaksana
9. JAENUDIN
NIP. 196109072007011001 II/A SLTA Pelaksana
10. ASEP RAHMAT D, S.IP S-1 P3N ( TKS )
11. ANAS AGUSTIAN S, S.IP S-1 TKS
12. ALDIE MARDIAN. S SLTA TKS
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 55
Unsur pelaksana yang membantu para Pejabat Struktural eselon IV/B
sampai dengan saat ini baru terisi 3 (tiga) orang atas nama Lala Lesmana, S.IP
NIP.19771017 200801 1 003 ditugaskan sebagai Pengelola Kepegawaian, Dudih
Siswaji, S.IP NIP. 19750511 200801 1 001 ditugaskan sebagai Pengelola
Kearsipan, Jaenudin NIP. 196109072007011001 ditugaskan sebagai Pembantu
Bendahara Pengeluaran dan ditambah 2 orang Tenaga Kerja Sukarela ( TKS ).
Keadaan sarana perkantoran saat ini masih perlu penambahan berupa meja
kerja, meja dan kursi rapat, lemari arsip/filling cabinet, komputer dan mesin tik.
Data inventaris vital sarana perkantoran yang ada saat ini sebagai berikut ;
- Kendaraan Roda 4 : 0 buah
- Kendaraan Roda 2 : 04 buah (3 buah kondisi baik, 1 buah rusak)
- Mesin Tik : 02 buah (1 baik, 1 rusak)
- Komputer : 04 Unit (3 buah kondisi Sedang, 2 buah rusak)
- Radio Telekomunikasi : 00 buah (minimal 1)
- Telp/Fax : 01 buah (baik)
- Kursi Tamu / Sofa : 02 buah (kurang 1 stel)
- Papan Monografi : 01 stel (dua buah)
- Papan Data Kepedudukan : 01 buah
- Meja Kerja / Tulis : 07 buah (kurang 5 buah)
- Meja Rapat : 00 buah (minimal 2 buah)
- Lemari Kayu : 01 buah (kurang 4 buah)
- Kursi putar : 02 buah (1 baik, 1 rusak)
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 56
- Kursi Rapat plastik : 60 buah (swadaya)
- Kursi Rapat/ Kerja lipat : 00 buah (minimal 100 buah)
- Filling Cabinet : 2 buah (1 baik, 1 rusak berat)
- Wireless : 01 buah (Bantuan BAZ Kabupaten Sukabumi)
- Scaner : 01 buah
- Kamera Digital : 01 buah
Sedangkan prasarana penunjang lainnya seperti lahan dan bangunan kantor
serta rumah dinas Lurah adalah sebagai berikut :
A. LAHAN/TANAH KANTOR DAN RUMAH DINAS
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi nomor 31 Tahun 2008,
asset Pemerintah Daerah berupa tanah yang berada di wilayah Kelurahan Surade
adalah sebagai berikut :
- Sawah bengkok di blok Nagrak seluas 5.800 m2
- Tanah darat dan bangunan kantor kelurahan di blok Surade seluas 510 m2.
- Tanah darat di blok Dangdeur seluas 1.590 m2
- Tanah darat di blok Terminal seluas 975 m2
- Tanah darat di blok Rancaucing seluas 8.500 m2
- Tanah lapang Lodaya seluas 10.009 m2
- Tanah Bondongan seluas 4.000 m2
- Tanah Pemakaman Umum Cikangkung seluas 18.101 m2.
B. GEDUNG KANTOR
Luas bangunan : 195 m2
Dibangun tahun : 2009
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 57
Keadaan : perlu rehab lanjutan
RUMAH DINAS LURAH
Luas bangunan : 00 M2
Dibangun tahun : --
Keadaan : --
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 58
LAMPIRAN II
WAWANCARA NASKAH
1. Wawancara dilakukan pada tanggal: 17 dan 18 Mei 2013
Judul : Naskah 1. Suryaningrat dan Suryaningrum
Naskah 2. Nabi Medal
Naskah 3. Lalakon Nabi
2. Pemilik/Pemegang naskah:
a. Nama : Bpk. Sukanta bin Suwar
b. Umur : 83 tahun
c. Pekerjaan: Pemulung
d. Alamat: Kp. Sindanglaya rt 01/ rw 02 Kel. Surade Kec. Surade
e. Pendidikan: -
f. Jumlah naskah yang dimiliki: 3
3. Asal-usul naskah, berturut-turut diperoleh:
a. Dari: H. Saepudin (Uwa Pak Sukanta)
b. Tahun: -
c. Cara diperoleh: Diwariskan
d. Alamat: Kp. Curug Malang Ds. Buniwangi, Kec. Surade
e. Kerabat: Uwa
f. Kepada siapa diberikan selanjutnya? -
4. Status naskah:
a. Asli: -
b. Salinan: ya
c. Salinan ke-: 1
d. Penyalin: H. Saepudin
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 59
e. Pekerjaan Penyalin: -
f. Tempat penyalinan: Kp. Curug Malang Ds. Buniwangi, Kec. Surade
g. Waktu penyalinan: ± 1965 Masehi
h. Tujuan Penyalinan: Keinginan Sendiri
5. Pemeliharaan dan perawatan
a. Tempat naskah: Lemari pakaian
b. Cara penyimpanan naskah: Dibungkus pakai pelastik
c. Keadaan tempat naskah: Memprihatinkan
d. Cara pemeliharaan tempat naskah: -
e. Apakah naskahnya banyak? Ya, 3 buah
f. Cara merawat bagian yang rusak: -
6. Pemakaian naskah
a. Tujuan menyimpan/memiliki naskah: Melestarikan warisan
b. Sebagai benda: Pusaka
c. Isi : Sejarah-sejarah
d. Naskah itu suka dibaca atau tidak? suka
e. Kapan dibacanya? Ketika ada panggilan untuk tampil dalam acara hajatan
f. Tempat pembacaan naskah: Panggung
g. Berapa kali membacanya? 1 kali
h. Tujuan pembacaan naskah: Hiburan dan pengetahuan
i. Pernah dipinjamkan atau tidak? Pernah
j. Berapa kali? 1 kali
k. Untuk apa? Penelitian
l. Disewa atau gratis? Gratis
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 60
LAMPIRAN III
DESKRIPSI NASKAH I
26. Judul
d. Judul Dalam Teks : Suryaningrat dan Suryaningrum (h.I)
e. Judul Luar Teks : Suryaningrat dan Suryaningrum
f. Judul Umum : SURYANINGRAT DAN SURYANINGRUM
27. Nama Pengarang/Penyusun: (?)
28. Bahasa : Sunda
29. Huruf : Pegon
30. Bentuk Karangan : Puisi (wawacan)
31. Kode Koleksi : -
32. Tarikh Penyusunan : (?)
33. Tempat Penyusunan : (?)
34. Pemrakarsa Penyusunan : (?)
35. Tarikh Penyalinan : Bulan Rayagung (Dzulhijah)/± 1965 Masehi
36. Tempat Penyalinan : Kp. Curug Malang Ds. Buniwangi Surade
37. Nama Penyalin : H. Saepudin
38. Pemrakarsa Penyalinan : -
39. Jilid : 1 dari 1
40. Ukuran
d. Sampul : 16 x 21,1 cm
e. Halaman : 15,5 x 21 cm
f. Ruang Tulisan : 13 x 18 cm
41. Bahan Naskah : Kertas dalem negeri
42. Jenis Kertas : Kertas bergaris buatan dalam negeri
43. Cap Kertas : -
44. Tebal Naskah
d. Halaman Kosong : 224 halaman
e. Halaman yang Ditulisi: -
f. Halaman Bergambar : -
45. Penomoran Halaman : Hal. 1-214 ada nomor
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 61
46. Keadaan Fisik : warna kertas kecoklatan, perekat yang digunakan
adalah benang, dengan system dijait hinggal sampul.
47. Keterangan Umum
d. Awal : Penulis menceritakan waktu penulisan naskah
tersebut, dihalaman awal menyebutkan tentang Suryaningrat, naskah
tersebut mulanya berbahasa melayu kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa sunda.
e. Tengah : Menceritakan bahwa Suryaningrat ingin pergi ke
negeri yang jauh atau dekat negeri yang dekat itu bernama Erum namun di
sana sedang ada perang jurit 70 kapal datang ke sana, Suryaningrat bias
menaklukan naga, Suryaningrat menyuruh naga ke laut. Laut tersebut
sangat dalam, di sana ada satu pulau namanya Mesir. Kalau Mesir perang
kapal-kapal berlabuh dan dijaga oleh serdadu.
f. Akhir : Kisah raja-raja pun berakhir.
48. Asal Naskah : Pinjaman dari Pak Sukanta bin Suwar
49. Pemilik Naskah : Pak Sukanta bin Suwar
50. Data Pencatat : Siti Zainab Handayani (180210100035)
Frisca Casuariana (180210100012)
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 62
DESKRIPSI NASKAH
26. Judul
d. Judul Dalam Teks : Nabi Medal (Hal. 2)
e. Judul Luar Teks : Nabi Medal
f. Judul Umum : NABI MEDAL
27. Nama Pengarang/Penyusun: (?)
28. Bahasa : Sunda
29. Huruf : Pegon, Latin
30. Bentuk Karangan : Puisi (pupuh)
31. Kode Koleksi : -
32. Tarikh Penyusunan : (?)
33. Tempat Penyusunan : (?)
34. Pemrakarsa Penyusunan : (?)
35. Tarikh Penyalinan : ± 1965 Masehi
36. Tempat Penyalinan : Kp. Curug Malang Ds. Buniwangi Surade
37. Nama Penyalin : H. Saepudin
38. Pemrakarsa Penyalinan : -
39. Jilid : 1 dari 2
40. Ukuran
d. Sampul : 16 x 22,3 cm
e. Halaman : 15,7 x 21,5 cm
f. Ruang Tulisan : 13,3 x 17,7 cm
41. Bahan Naskah : Kertas
42. Jenis Kertas : Kertas buatan dalam negeri
43. Cap Kertas : -
44. Tebal Naskah : 321 Halaman
d. Halaman Kosong : 5 Halaman
e. Halaman yang Ditulisi: 316
f. Halaman Bergambar : -
45. Penomoran Halaman : Hal. 1-316 diberi nomor halaman, menggunakan
huruf latin, tinta merah.
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 63
46. Keadaan Fisik : Warna kertas kecoklatan, tiap baris dalam kalimat
yang menggunakan pupuh itu diberi tanda. Antara tanda baris dengan bait
terdapat perbedaan, yakni baris hanya 1 goresan tanda, bait 2 goresan tanda
merah.
47. Keterangan Umum
d. Awal : Menceritakan rasa syukur kepada Allah SWT.
yang maha Melihat, yang menciptakan
e. Tengah : Menceritakan sejarah Rosul ketika Ia dirrawat di
Negara Hunen. Ketika itu banyak yang iri terhadapnya, Dia dirawat oleh
Baginda Hari dan Siti Halimah.
f. Akhir : Rosul bekerja di tempat Sultan Walid. Sultan
Walid adalah ayah dari Siti Khodijah. Mereka berniat memberikan modal
untuk berdagang kepada Rosul.
48. Asal Naskah : Pinjaman dari Pak Sukanta bin Suwar
49. Pemilik Naskah : Pak Sukanta bin Suwar
50. Data Pencatat : Siti Zainab Handayani (180210100035)
Frisca Casuariana (180210100012)
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 64
DESKRIPSI NASKAH
26. Judul
d. Judul Dalam Teks : Lalakon Nabi (h.1)
e. Judul Luar Teks : Lalakon Nabi
f. Judul Umum : LALAKON NABI
27. Nama Pengarang/Penyusun: (?)
28. Bahasa : Sunda
29. Huruf : Pegon, arab
30. Bentuk Karangan : Puisi (pupuh)
31. Kode Koleksi : -
32. Tarikh Penyusunan : (?)
33. Tempat Penyusunan : (?)
34. Pemrakarsa Penyusunan : (?)
35. Tarikh Penyalinan : ± 1965 Masehi
36. Tempat Penyalinan : Kp. Curug Malang Ds. Buniwangi Surade
37. Nama Penyalin : H. Saepudin
38. Pemrakarsa Penyalinan : -
39. Jilid : 2 dari 1
40. Ukuran
d. Sampul : 16,5 x 21,6 cm
e. Halaman : 15,2 x 21,4 cm
f. Ruang Tulisan : 13 x 16,7 cm
41. Bahan Naskah : Kertas
42. Jenis Kertas : HVS, (Fotocopy)
43. Cap Kertas : -
44. Tebal Naskah : 270 Halaman
d. Halaman Kosong : -
e. Halaman yang Ditulisi: 270
f. Halaman Bergambar : -
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 65
45. Penomoran Halaman : Hal. 1-270 dinomori, ada kesalahan penulisan di
halaman 131 – halaman 157 sehingga ada coretan untuk penulisan yang
benar.
46. Keadaan Fisik : Naskah yang ada merupakan copyan dari naskah
aslinya., sehingga keadaan kertasnya cukup baik.
47. Keterangan Umum
d. Awal : Menceritakan isi naskah, yaitu mengenai sejarah
Nabi dari ia dirawat oleh Abi Tolib.
e. Tengah : Menceritakan ada seseorang dari kampung
(lembur) yang mendatangi nabi. Ketika datang, ia bersujud di kaki nabi.
Ia membawa barang-barang atau oleh-oleh berupa barang yang berasal
dari kampung (lembur) untuk nabi.
f. Akhir :
48. Asal Naskah : Pinjaman dari Pak Sukanta bin Suwar
49. Pemilik Naskah : Pak Sukanta bin Suwar
50. Data Pencatat : Siti Zainab Handayani (180210100035)
Frisca Casuariana (180210100012)
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 67
LAMPIRAN IV
DAFTAR KOSAKATA SWADESH I
No. Bahasa
Indonesia
Bahasa Sunda
Lulugu
Bahasa Dialek
1. Abu Lebu Lebu
2. Air Cai Cai
3. Akar Akar Akar
4. aku kuring Abdi
5. alir (me-) kocor (ng-) Ngocor
6. anak anak Putra, anak
7. Angin angin Angina
8. Anjing Anjing Anying
9. Apa Naon Naon
10. Api Seuneu Seneu
11. Apung Ambang Ambang
12. Asap Haseup Haseup
13. Awan halimun Reueuk
14. Bagaimana Kumaha Kumaha
15. Baik hadé Hadé
16. Bakar duruk, beuleum,
huru
Beuleum, duruk
17. balik balik Malik
18. Banyak loba Loba
19. Bapak bapa Bapa
20. Baring Kedeng Nangkarak
21. baru anyar Anyar
22. Basah Baseuh Baseuh
23. Batu Batu Batu
24. Beberapa sababaraha Sababaraha
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 68
25. belah (me-) beulah (meulah) Beulah
26. benar bener Bener
27. Benih binih Binih
28. Bengkak Bareuh Bareuh
29. Berenang Ngojay Ngebak
30. Berjalan Leumpang Leumpang
31. Berat Beurat Beurat
32. Beri béré Béré
33. Besar gedé Gedé
34. Bilamana Iraha Iraha
35. Binatang Sato Sato
36. Bintang Béntang Béntang
37. Buah Buah Buah
38. Bulan Bulan Bulan
39. Bulu Bulu Bulu
40. Bunga Kembang Kembang
41. Bunuh paéhan Maéhan
42. buru (ber-) boro (moro) Moro
43. Buruk Butut Butut
44. Burung Manuk Manuk
45. Busuk buruk Buruk
46. Cacing Cacing Cacing
47. Cium Cium Nyium
48. Cuci kumbah Nyeuseuh
49. Daging Daging Daging
50. Dan Jeung Sareng
51. Danau situ Situ
52. Darah Getih Getih
53. Datang Datang Sumping
54. Daun Daun Daun
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 69
55. Debu kekebul Kekebul
56. Dekat deukeut Caket
57. Dengan Reujeung Jeung
58. dengar déngé Déngé
59. di dalam di jero Di jero
60. di, pada di, dina Dina
61. di mana di mana Dimana
62. Dingin Tiris Tiis
63. diri (ber-) tangtung
(nangtung)
Nangtung
64. di sini di dieu Didieu
65. di situ di dinya Di dinya
66. Dorong surung Surung
67. Dua Dua Dua
68. Duduk diuk Calik
69. Ekor Buntut Buntut
70. Empat Opat Opat
71. Engkau manéh Maneh
72. Gali kali Kali
73. Garam Uyah Uyah
74. Garuk Garo Garo
75. Gemuk Lintuh Lintuh, montok
76. Gigi Huntu Huntu
77. Gigit Gégél Gégél
78. Gosok Kosok Gosrok
79. Gunung Gunung Gunung
80. Hantam teunggar Tinggang
81. Hapus pupus Pupus
82. Hati Haté Haté
83. Hidung irung Irung
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 70
84. Hidup Hirup Hirup
85. Hijau Héjo Héjo
86. Hisap Seuseup Seuseup
87. Hitam Hideung Hideung
88. Hitung itung Ngétang
89. Hujan Hujan Hujan
90. Hutan leuweung Leuweung
91. Ia Manéhna Manéhna
92. Ibu indung (ema) Ibu
93. Ikan Lauk Lauk
94. Ikat beungkeut Beungkeut
95. Ini Ieu Ieu
96. Isteri pamajikan Pamajikan
97. Itu éta, itu Éta
98. Jahit Kaput Ngaput
99. Jalan Jalan Jalan
100. Jantung Jajantung Jantung
101. jatuh labuh Geubis
102. Jauh Jauh Tebih
103. Kabut pepedut Halimun
104. Kaki suku Suku
105. Kalau Lamun Lamun
106. kami, kita urang Urang
107. Kamu Manéh Maneh
108. Kanan Katuhu Katuhu
109. Karena Karana Sabab
110. kata (ber-) Ngomong Nyarios
111. Kecil leutik Leutik
112. kelahi (ber-) Gelut Gelut
113. Kepala Hulu Sirah
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 71
114. Kering Garing Garing
115. Kiri Kénca Kénca
116. Kotor kotor Kotor
117. Kuku Kuku Kuku
118. Kulit Kulit Kulit
119. Kuning Konéng Konéng
120. Kutu Kutu Kutu
121. Lain lian, séjén Séjén
122. Langit Langit Langit
123. Laut Laut Laut
124. Lebar rubak Lega
125. Leher Beuheung Beuheung
126. Lelaki Lalaki Lalaki
127. Lempar alung Alung
128. Licin leueur Leueur
129. Lidah Létah Ilat
130. Lihat ténjo Nényo
131. Lima Lima Lima
132. Ludah Ciduh Ciduh
133. Lurus Lempeng Lempeng
134. Lutut Tuur Tuur
135. Main Ulin Ulin
136. Makan dahar Dahar, daang
137. Malam Peuting Wengi, peuting
138. Mata mata Mata
139. Matahari Panonpoé Panonpoé
140. Mati paéh Pupus
141. Merah Beureum Beureum
142. Mereka Maranéhna Maranéhna
143. Minum Nginum Eueut
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 72
144. Mulut sungut Baham
145. Muntah Utah Utah
146. Nama Ngaran Nami
147. Napas Ambekan Amekan
148. Nyanyi Nyanyi Ngalagu
149. Orang jelema, jalma Jelema
150. Panas Panas Panas
151. Panjang Panjang Panyang
152. Pasir keusik Keusik
153. Pegang Cekel Cepeng
154. Pendek Pondok Ponok
155. Peras peres, peureut Peureut
156. Perempuan Awéwé Istri
157. Perut Beuteung Beuteung
158. Pikir Pikir Pikir
159. Pohon Tangkal Tangkal
160. Potong Potong Potong
161. Punggung Tonggong Tonggong
162. pusar bujal Bujal
163. Putih Bodas Bodas
164. Rambut Buuk Buuk
165. Rumput Jukut Jukut
166. Satu Hiji Hiji
167. Sayap Jangjang Jangjang
168. Sedikit Saeutik Saeutik
169. Siang Beurang Beurang
170. Siapa Saha Saha
171. Sempit Heureut Heurin
172. Semua Kabéh Sadayana
173. Suami Salaki Salaki
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 73
174. Sungai walungan Wahangan
175. Tajam Seukeut Seukeut
176. Tahu Nyaho Hapal
177. Tahun Taun Taun
178. Takut Sieun Sieun
179. Tali Tali Tali
180. Tanah Taneuh Taneuh
181. Tangan Leungeun Leungeun
182. tarik bedol Betot
183. Tebal Kandel Kanel
184. Telinga Ceuli Ceuli
185. Telur Endog Endog
186. Terbang ngapung, hiber Ngapung
187. Tertawa Seuri Seuri
188. Tetek susu Susu
189. Tidak henteu, teu Teu
190. Tidur Saré Saré
191. Tiga Tilu Tilu
192. Tikam Tewek Kepung
193. Tipis Ipis Ipis
194. Tiup Tiup Tiup
195. Tongkat Iteuk Iteuk
196. Tua kolot Sepuh
197. Tulang Tulang Tulang
198. Tumpul mintul Mintul
199. Ular Oray Oray
200. Usus Peujit Peujit
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 74
LAMPIRAN V
DAFTAR KOSAKATA SWADESH II
No. Bahasa
Indonesia
Bahasa Sunda
Lulugu
Bahasa Dialek
1. Ambil cokot Candak
2. Atas Luhur Luhur
3. Ayam Hayam Hayam
4. Babi Babi Bagong
5. Bambu Awi Awi
6. Bangau Bango Bango
7. Bangun Hudang Hudang
8. Barat Kulon Kulon
9. Bawah Handap Handap
10. Berani Wani Wani
11. Beras Béas Béas
12. Berhenti Eureun Eureun
13. Bersih Beresih Resik
14. Beri Béré Béré
15. Bibir Biwir Lambey
16. Bodoh Bodo Belet
17. Buang Piceun Piceun
18. Buka Buka Buka
19. Bukit Pasir Pasir
20. Buluh Buluh Buluh
21. Busur Gondéwa Panah
22. Buta Lolong Lolong
23. Cepat Gancang Gancang
24. Darat Darat Darat
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 75
25. Dayung Welah Boseh
26. Delapan Dalapan Dalapan
27. di luar di luar Di luar
28. di sana di ditu Di ditu
29. Enam Genep Genep
30. Enau Kawung Kawung
31. Gantung Gantung Gantung
32. Gurita Balakutak Gurita
33. Hiu Hiu Hiu
34. Ingat Inget Inget, émut
35. Jagung Jagong Jagong
36. Kasar karadak Korodok
37. Kapak Kampak Kampak
38. Keringat Késang Késang
39. Kursus Kursus Kursus
40. laba-laba Lancah Lancah
41. Ladang Huma Huma
42. Lalat Laleur Laleur
43. Lama Lila Lila
44. Lambat Laun Laun
45. Langau Piteuk Rametuk
46. Layar Layar Layar
47. Lepas Leupas Leupas
48. Lontar balang Lontar
49. Lupa Poho Poho
50. Mabuk Weureu Weureu
51. Mentimun Bonténg Bonteng
52. musim hujan Ngijih Hujan
53. musim panas Halodo Panas
54. Naik Naék Naék
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 76
55. Nyamuk Reungit Reungit
56. Nyiur Kalapa Kalapa
57. Padi Paré Paré
58. Pahit Pait Pait
59. Panah jamparing, paser Sumpit
60. Pandan Pandan Pandan
61. Panggil gero Gero
62. Pari Pari Pari
63. Penyu Penyu Penyu
64. Perahu Parahu Parahu
65. Pergi Indit Angkat
66. Perisai Taméng Taméng
67. Pintar Pinter Pinter
68. Pisang Cau Cau
69. putus pegat Pegat
70. Ratus Ratus Ratus
71. Ribu Rébu Rebu
72. Ringan hampang Hampang
73. Rumah Imah Imah, saung
74. Ruas Ruas Buku
75. Sakit Gering Gering
76. Salah Salah Lepat
77. Sayur Angeun Sayur
78. Selam Teuleum Teuleum
79. Sembilan Salapan Salapan
80. Sepuluh Sapuluh Sapuluh
81. Tanam pelak, tandur Melak
82. Tadi Tadi Tadi
83. Tanduk Tanduk Tanduk
84. Tebal Kandel Kanel
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 77
85. Tebu Tiwu Tiwu
86. telur kutu Lisa Lisa
87. Tempat Tempat Tempat
88. Terima Tarima Ditampi
89. Tiang Tihang Tihang
90. Tikus beurit Beurit
91. Timur Wétan Wétan
92. Tombak Tumbak Tumbak
93. Tuba tua Tua
94. Tujuh Tujuh Tujuh
95. Tuli Torék Bongé
96. Tuna Tuna Tuna
97. Turun Turun Udun
98. Tusuk tojos Cocog, Tubles
99. Ubi Hui Hui
100. Udang Hurang Hurang
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 78
DAFTAR KOSAKATA SWADESH III
(TAMBAHAN)
No. Bahasa
Indonesia
Bahasa Sunda
Lulugu
Bahasa Dialek
1 Tinggal Calik
2 Kamar Enggon
3 Tirai Garden
4 Ping Pear
5 Ungu Kasuma
6 Kemasukan Kasarumahan
7 Terus Hayoh
8 Pil Pél
9 Datang Néang
10 Rencana Rancana
11 Sembarangan Gagabah
12 Bercerita Kokolowokan
13 Kelereng Poncés
14 Sawi Sécin
15 Rumah tangga Rumah tanggi
16 Ketemu Katangén
17 Tukar Tuker
18 Pulang Balik
19 Tercebur Dikeclap
20 Cabai Céngék
21 Ken baé Kenaé
22 Heug baé Hegaé
23 Palem Kirai
24 Jangjawokan Jéngjéwokan
Laporan KKL Kampung Sukarata, Kelurahan Surade (Sukabumi) 80
LAMPIRAN VI
Data Narasumber
Nama : Bapak Endang
Tempat Lahir : Sukabumi
Tanggal Lahir : 01 Januari 1954
Agama : Islam
Alamat : Desa Surade RT. 10 / RW. 03 Kec. Surade
Kab. Sukabumi
Nama : Emay Sumarna,S.Ag
Tempat Lahir : Sukabumi
Tanggal Lahir : 29 Juni 1949
Agama : Islam
Alamat : Desa Surade RT. 10 / RW. 03 Kec. Surade
Kab. Sukabumi
Nama : Sukanah
Tempat Lahir : Cipeundeuy
Tanggal Lahir : 13 November 1955
Agama : Islam
Alamat : Cipeundeuy