Pembudidyaan Ikan sidat Sebagi alternatif solusi peningkatan gizi masyarakat

44
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Malnutrisi adalah istilah umum untuk suatu kondisi medis yang disebabkan oleh pemberian makan yang tidak tepat atau tidak mencukupi. Harga mahal menjadi faktor utama masyarakat yang menengah kebawah sebagai alasan mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi. Seperti contoh, daging sapi yang sekarang harganya 70 sampai 80 ribu perkilogram atau ikan salmon yang sangat mahal harganya. Ikan sidat yaitu suatu ikan yang sangat bergizi dan memiliki banyak khasiat. Ikan sidat merupakan ikan asli Indonesia yang memiliki gizi tinggi dan memiliki beberapa 1

Transcript of Pembudidyaan Ikan sidat Sebagi alternatif solusi peningkatan gizi masyarakat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Malnutrisi adalah istilah umum untuk

suatu kondisi medis yang disebabkan oleh

pemberian makan yang tidak tepat atau tidak

mencukupi. Harga mahal menjadi faktor utama

masyarakat yang menengah kebawah sebagai

alasan mengalami malnutrisi atau kekurangan

gizi. Seperti contoh, daging sapi yang

sekarang harganya 70 sampai 80 ribu

perkilogram atau ikan salmon yang sangat mahal

harganya.

Ikan sidat yaitu suatu ikan yang sangat

bergizi dan memiliki banyak khasiat. Ikan

sidat merupakan ikan asli Indonesia yang

memiliki gizi tinggi dan memiliki beberapa

1

khasiat untuk menyembuhkan penyakit. Ikan ini

dapat menjadi sumber atau bahan untuk

peningkatan gizi masyarakat Indonesia. Namun,

ikan sidat ini sulit di temukan di alam bebas

dikarenakan eksploitasi alam yang berlebih,

terjadi kerusakan habitat oleh exploitasi alam

tersebut dan sedikitnya pusat-pusat

pembudidayaan ikan sidat tersebut. Disisi lain

masyarakat tidak mengetahui keberadaan ikan

sidat ini dan tidak tahu akan kandungan dan

khasiat tersebut. Hal ini membuat harga ikan

sidat menjadi cukup mahal. Padahal, dengan

mengkonsumsi ikan sidat tersebut secara tidak

langsung masyarakat akan mengalami peningkatan

gizi dan terhindar dari gizi buruk.

Ketertarikan penulis terhadap ikan sidat

sebagai solusi alternatif untuk meningkatkan

gizi masyarakat Indonesia mengantarkan penulis

untuk mencermati permasalahan ini. penulis

2

melakukan pengamatan dan analisis yang

dituangkan pada karya tulis ini dengan judul

“Pembudidayaan Ikan sidat sebagai Alternatif

Solusi untuk Meningkatkan Gizi Masyarakat

Indonesia” semoga langkah kecil ini dapat

menguraikan permasalahan kekurangan gizi pada

masyarakat Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah

Penulis membatasi permasalahan dengan

merumuskannya pada tiga pertanyaan, yaitu:

1. Bagaimana analisis penelitian mengenai

keberadaan ikan sidat di daerah Garut?

2. Bagaimana jumlah penduduk Indonesia,

khusunya penduduk Garut yang mengalami

kekurangan gizi?

3. Bagaimana alternatif solusi yang ditawarkan

untuk meningkatkan gizi masyarakat

Indonesia, khususnya masyarakat Garut?

3

1.3 Tujuan penelitian

Penyusunan karya tulis ini memiliki tujuan

yaitu :

1. Mengetahui hasil analisis keberadaan ikan

sidat di daerah Garut.

2. Mengetahui jumlah penduduk indonesia,

khususnya penduduk Garut yang mengalami

kekurangan gizi.

3. Memberikan alternatif solusi untuk

meningkatkan gizi masyarakat Indonesia.

1.4 Manfaat penelitian

Beberapa manfaat dalam penyusunan karya tulis

ini yaitu :

1. Untuk mendapat apresiasi lebih dari

masyarakat dan pemerintah tentang ikan

sidat.

4

2. Tumbuhnya rasa ingin mengembangkan ikan

sidat untuk menjadikan makanan sehari-hari

seabagai sumber gizi.

3. Dari penulisan karya tulis ini bisa di

jadikan informasi bahwa ikan sidat sangat

bergizi dan berkhasiat.

4. Dapat menginformasikan tentang malnutrisi

di Indonesia, khususnya di Kabupaten Garut.

1.5 Metode Penelitian

Penulis menggunakan metode kualitatif,

metode kuantitatif dan metode tinjauan

pustaka. Metode kualitatif yaitu dengan

melakukan wawancara dengan narasumber yang

bersangkutan dengan ikan sidat, metode

kuantitatif dengan menyebarkan kusioner untuk

mengetahui jejak pendapat konsumen ikan dan

metode tinjauan pustaka dengan menggali

informasi mengenai gizi buruk di Indonesia

khususnya dengan Kabupaten Garut.

5

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan karya tuis ini adalah

sebagai berikut

1. BAB I Pendahuluan

1.1Latar belakang

1.2Rumusan masalah dan pembatasan masalah

1.3Tujuan penulisan

1.4Manfaat penelitian

1.5Metode penelitian

1.6Sistematika penulisan

2. BAB II Kajian Teori

2.1 Gizi

2.1.1Harry Oxorn dan Wiliam R. Forte

2.1.2Tuti Sunardi

2.1.3Nirmala Dewi

2.1.4Chairinniza K. Graha

2.1.5Ida Purnomowati, Diana H, Cahyo S

2.1.6Asep Kurnia Nenggala

6

2.1.7Lioni Elis H

2.1.8Joyce James, Colin Baker, Helen

Swain

2.1.9DR. I.K.G. Suandi, SpA

2.2Malnutrisi

2.3Ikan

2.3.1Klasifikasi Ikan

2.3.1.1 Subkelas Pteraspidomorphi

2.3.1.2 Infrafilum Gnathostomata

2.3.1.3 Superkelas Osteichthyes

2.4 Ikan Sidat

2.4.1 Kandungan Ikan Sidat

2.4.2 Manfaat Ikan Sidat

3. BAB III Pembahasan

3.1Hasil Penelitian

3.1.1Hasil Tinjauan Pustaka Mengenai

Malnutrisi di Indonesia Khususnya

Kabupaten Garut

7

3.1.2Hasil Jejak Pendapat dengan Konsumen

Ikan

3.1.3Hasil Wawancara dengan Pedagang

Ikan

3.2Pembudidayaan Ikan Sidat sebagai

Alternatif Solusi untuk Meningkatkan Gizi

Masyarakat Indonesia

4. BAB IV Penutupan

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

5. Daftar Pustaka

8

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1Gizi

Gizi adalah substansi organik yang

dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari

sistem tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan

kesehatan.

Penelitian di bidang nutrisi mempelajari

hubungan antara makanan dan minuman terhadap

kesehatan dan penyakit, khususnya dalam

menentukan diet yang optimal. Pada masa lalu,

9

penelitian mengenai nutrisi hanya terbatas

pada pencegahan penyakit kurang gizi dan

menentukan standard kebutuhan dasar nutrisi

pada makhluk hidup. Angka kebutuhan nutrisi

(zat gizi) dasar ini dikenal di dunia

internasional dengan istilah Recommended Daily

Allowance (RDA).

Seiring dengan perkembangan ilmiah di

bidang medis dan biologi molekular, bukti-

bukti medis menunjukkan bahwa RDA belum

mencukupi untuk menjaga fungsi optimal tubuh

dan mencegah atau membantu penanganan penyakit

kronis. Bukti-bukti medis menunjukkan bahwa

akar dari banyak penyakit kronis adalah stres

oksidatif yang disebabkan oleh berlebihnya

radikal bebas di dalam tubuh. Penggunaan

nutrisi dalam level yang optimal, dikenal

dengan Optimal Daily Allowance (ODA), terbukti

dapat mencegah dan menangani stres oksidatif

sehingga membantu pencegahan penyakit kronis.

10

Level optimal ini dapat dicapai bila jumlah

dan komposisi nutrisi yang digunakan tepat.

Dalam penanganan penyakit, penggunaan nutrisi

sebagai pengobatan komplementer dapat membantu

efektifitas dari pengobatan dan pada saat yang

bersamaan mengatasi efek samping dari

pengobatan. Karena itu, nutrisi / gizi sangat

erat kaitannya dengan kesehatan yang optimal

dan peningkatan kualitas hidup. Hasil ukur

bisa dilakukan dengan metode antropometri.

Sedangkan ilmu gizi adalah ilmu yang

mempelajari tentang hubungan makanan dan

minuman terhadap kesehatan tubuh manusia agar

tidak mengalami penyakit gangguan gizi, dimana

gangguan gizi sendiri adalah sebuah penyakit

yang diakibatkan oleh kurangnya zat-zat

vitamin tertentu sehingga mengakibatkan tubuh

kita mengalami gangguan gizi.

Penyakit gangguan gizi yang pertama kali

ditemukan adalah scorbut pada tahun 1497 atau

11

lebih populer kita kenal dengan penyakit

sariawan. Pada waktu itu Vasco da Gama dalam

pelayarannya menuju Indonesia telah kehilangan

lebih dari separuh anak buahnya yang meninggal

akibat penyakit ini. Baru pada permulaan abad

XX para ahli kedokteran dapat memastikan

bahawa penyakit ini diakibatkan karena

kekurangan vitamin C.

Berikut adalah pengertian dan definisi

mengenai gizi menurut beberrapa ahli:

2.1.1Harry Oxorn dan Wiliam R. Forte

Gizi meliputi pengertian yang luas,

tidak hanya mengenai jenis-jenis

pangan dan gunanya bagi badan melainkan

juga cara-cara memperoleh serta mengolah

dan mempertimbangkan agar tetap sehat.

2.1.2Tuti Sunardi

12

Gizi adalah sesuatu yang

mempengaruhi proses perubahan semua jenis

makanan yang masuk kedalam tubuh, yang

dapat mempertahankan kehidupan.

2.1.3Nirmala Dewi

Gizi merupakan substansi yang

diperoleh dari makanan dan digunakan

untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan

perbaikan jaringan tubuh.

2.1.4Chairinniza K. Graha

Gizi adalah unsur yang terkandung

dalam makanan, dimana unsur-unsur itu

dapat memberikan manfaat bagi tubuh yang

mengkonsumsinya sehingga menjadi sehat.

2.1.5Ida Purnomowati, Diana H, Cahyo S

13

Gizi adalah zat yang dibutuhkan oleh

tubuh kita untuk pertumbuhan,

mempertahankan dan memperbaiki jaringan

tubuh, mengatur proses dalam tubuh, dan

menyediakan energi bagi fungsi tubuh,

atau bisa juga diartikan sebagai komponen

pembangun tubuh manusia.

2.1.6Asep Kurnia Nenggala

Gizi merupakan zat hara dalam

makanan yang bernilai dan diperlukan

makhluk hidup untuk pertumbuhan,

pemeliharaan, dan kegiatan hidupnya.

2.1.7Lioni Elis H

Gizi merupakan komponen penting yang

diperlukan tubuh untuk tumbuh dan

berkembang.

2.1.8Joyce James, Colin Baker, Helen Swain

Gizi adalah komponen kimia dalam

makanan yang digunakan oleh tubuh sebagai

14

sumber energi dan membantu pertumbuhan,

perbaikan, dan perawatan sel-sel tubuh.

2.1.9DR. I.K.G. Suandi, SpA

Gizi merupakan bagian dari proses

kehidupan dan proses tumbuh kembang anak,

sehingga pemenihan kebutuhan gizi secara

akurat turut menentukan kualitas tumbuh

kembang, sebagai sumber daya manusia

dimasa yang akan datang.

2.2 Malnutrisi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Malnutrisi merupakan penyakit yang disebabkan

oleh kekurangan gizi, yang biasanya meliputi

beberapa jenis nutrien, seperti protein,

karbohidrat dan vitamin. Malnutrisi adalah

istilah umum untuk suatu kondisi medis yang

disebabkan oleh pemberian atau cara makan yang

tidak tepat atau tidak mencukupi. Istilah ini

15

seringkali lebih dikaitkan dengan keadaan

undernutrition (gizi kurang) yang diakibatkan

oleh konsumsi makanan yang kurang, penyerapan

yang buruk, atau kehilangan zat gizi secara

berlebihan. Keadaan yang berlangsung lebih

lama lagi dapat menyebabkan terjadinya

kelaparan.

Malnutrisi akibat asupan zat gizi yang

kurang untuk menjaga fungsi tubuh yang sehat

seringkali dikaitkan dengan kemiskinan,

terutama pada negara-negara berkembang. Ketika

berbicara mengenai gizi kurang

(undernutrition), perhatian terbesar akan

ditujukan pada anak, terutama balita. Hal ini

dikarenakan pada usia tersebut, asupan kurang

yang berlangsung dalam jangka waktu yang

panjang, akan memberikan dampak terhadap

proses tumbuh kembang anak dengan segala

akibatnya di kemudian hari. Tidak hanya pada

16

pertumbuhan fisik anak, tetapi juga

perkembangan mentalnya. Satu hal yang akan

berdampak pada produktivitas suatu bangsa.

2.3 Ikan

Ikan adalah anggota vertebrata

poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di

air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan

kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam

dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di

seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan

tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan

kekerabatannya masih diperdebatkan; biasanya

ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas

Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan

hag), ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes,

800 spesies termasuk hiu dan pari), dan

sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas

Osteichthyes). Ikan dalam berbagai bahasa

daerah disebut iwak (jv, bjn), jukut (vkt).

17

Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari

paus hiu yang berukuran 14 meter (45 ft)

hingga stout infantfish yang hanya berukuran 7 mm

(kira-kira 1/4 inci). Ada beberapa hewan air

yang sering dianggap sebagai "ikan", seperti

ikan paus, ikan cumi dan ikan duyung, yang

sebenarnya tidak tergolong sebagai ikan.

Sampai saat ini, ikan pada umumnya

dikonsumsi langsung. Upaya pengolahan belum

banyak dilakukan kecuali ikan asin. Ikan dapat

diolah menjadi berbagai produk seperti ikan

kering, dendeng ikan, abon ikan, kerupuk ikan,

ikan asin, kemplang, bakso ikan dan tepung

darah ikan sebagai pupuk tanaman dan pakan

ikan.

2.3.1Klasifikasi Ikan

Ikan adalah kelompok parafiletik yang

berarti, setiap kelas yang memuat semua

ikan akan mencakup pula tetrapoda yang

bukan ikan. Atas dasar ini, pengelompokan

18

seperti Kelas Pisces, seperti pada masa

lalu, tidak layak digunakan lagi.

Berikut adalah unit-unit yang

mencakup semua vertebrata yang biasa

disebut sebagai ikan:

2.3.1.1 Subkelas Pteraspidomorphi

- Thelodonti

- Anaspida

- Cephalaspidomorphi

- Hyperoartia

- Petromyzontidae

- Galeaspida

- Pituriaspida

- Osteostraci

2.3.1.2 Infrafilum Gnathostomata

- Placodermi

- Chondrichthyes

- Acanthodii

2.3.1.3 Superkelas Osteichthyes

19

- Actinopterygii

- Sarcopterygii

Subkelas Coelacanthimorpha

Subkelas Dipnoi

2.4 Ikan sidat

Ikan sidat (angulia bicolor), termasuk famili

anguillidae, ordo Apodes. Di Indonesia terdapat

12 spesies dari 18 spesies di dunia dan hal

ini dianggap sebagai daerah asal usul ikan

sidat dari jenis anguillidae atau ikan sidat

dunia. Ikan sidat termasuk ordo Anguilliformes

terdiri atas 4 subordo, 19 famili, 110 genera,

dan 400 spesies.

20

2.4.1Kandungan Ikan Sidat

Penelitian kedokteran moderen

menemukan bahwa kandungan vitamin dan

mikronutrien dalam ikan sidat sangat

tinggi di antaranya:

1. Vitamin B1, 25 kali lipat susu sapi

2. Vitamin B2, 5 kali lipat susu sapi

3. Vitamin A, 45 kali lipat susu sapi

4. Kandungan zinc (emas otak) 9 kali

lipat susu sapi.

5. Mempunyai rentang salinitas sangat

tinggi

6. kandungan asam lemak Omega 3 tinggi,

yakni sekitar 10,9 gram per 100 gram

2.4.2Manfaat Ikan Sidat

1. Mengandung berbagai asam lemak tak

jenuh yang tinggi yang tak ada pada

21

hewan lainnya, sehingga dapat

merupakan makanan utama yang

memenuhi nafsu makan manusia, tanpa

perlu kuatir badan akan menjadi

gemuk. Rasa ikan sidat harum dan

enak.

2. Disebut sebagai “ginseng air”,

fungsinya dalam memperpanjang umur

dan melawan kelemahan dan penuaan

tak ternilai. Sidat memiliki

kandungan nutrisi protein,

karbohidrat, serta omega 3 yang

tinggi. Sehingga menguatkan fungsi

otak dan memperlambat terjadinya

kepikunan. Ikan sidat mempunyai

kandungan asam lemak Omega 3 tinggi,

yakni sekitar 10,9 gram per 100

gram. Omega 3 ini dipercaya mampu

meningkatkan fungsi mental, memori,

dan konsentrasi manusia. Zat yang

22

banyak terdapat dalam lemak sidat

ini juga terbukti mampu mengobati

depresi, gejala penyakit kejiwaan

atau schizophrenia. Mengkonsumsi

ikan sidat dapat mengatur imunitas

tubuh manusia, sebagai anti oksidan,

menghilankan racun tubuh, serta

memperlambat penuaan.

3. Sudah banyak terbukti, mengkonsumsi

ikan sidat secara teratur dapat

mendorong terbentuknya lemak fosfat

dan perkembangan otak besar,

bermanfaat untuk meningkatkan daya

ingat. Juga memperbaiki sikulasi

kapiler, mempertahankan tekanan

darah normal, mengobati pembuluh

darah otak.

4. Sudah banyak terbukti, mengkonsumsi

ikan sidat secara teratur dapat

mendorong terbentuknya lemak fosfat

23

dan perkembangan otak besar,

bermanfaat untuk meningkatkan daya

ingat. Juga memperbaiki sikulasi

kapiler, mempertahankan tekanan

darah normal, mengobati pembuluh

darah otak.

5. Banyak orang merasakan manfaat

mengkonsumsi ikan sidat untuk

penyakit rabun jauh, rabun dekat,

glukoma dan penyakit mata kering di

sebabkan karena mata terlalu lelah.

6. Minyak Ikan sidat dibuat dari

ekstrak sum-sum ikan sidat segar,

mengandung tiga jenis nutrient

penting yaitu: asam lemak omega 3

(DHA & EPA) , Phospholipids dan

antioksidan Vitamin E.

24

BAB III

25

PEMBAHASAN

3.1 Hasil penelitian

Penelitian yang telah dilakukan dengan

tinjauan pustaka mengenai malnutrisi atau

kurang gizi di Indonesia khususnya di

Kabupaten Garut, penyebaran kuisioner untuk

mengetahui jejak pendapat konsumen ikan, dan

wawancara kepada pedagang ikan. Informasi akan

dipaparkan dalam tiga sub-bab

3.1.1Hasil Tinjauan Pustaka Mengenai

Malnutrisi di Indonesia Khususnya

Kabupaten Garut

Masalah malnutrisi masih ditemukan

pada banyak tempat di Indonesia. Daerah

yang mengalami rawan pangan dan kelompok

dengan kemampuan ekonomi yang kurang

memadai amat rentan terhadap terjadinya

malnutrisi dalam bentuk gizi kurang.

26

Organisasi pangan dunia (FAO) mencatat

pada kurun waktu 2001-2003 di Indonesia

terdapat sekitar 13,8 juta penduduk yang

kekurangan gizi. Sementara berdasarkan

data Survei Sosial Ekonomi Nasional 2005,

angka gizi buruk dan gizi kurang adalah

28 % dari jumlah anak Indonesia.

Di Kabupaten Garut sampai saat ini

masih terdapat 1.216 anak berusia di

bawah lima tahun (balita) yang bergizi

buruk. Mereka tersebar di seluruh wilayah

Kabupaten Garut, terutama di wilayah

Garut Selatan. Terdiri 40 balita di Desa

Sukakarya, 34 balita di Desa Sukarasa, 52

balita di Desa Tanjungkarya, 14 balita di

Desa Sukalaksana, 24 balita di Desa

Parakan, serta 36 balita di Desa Cisarua.

Untuk menekan kasus gizi buruk di

Garut, Pemkab Garut berupaya menjalankan

27

program pemberian makanan tambahan (PMT)

untuk 1.216 balita penderita gizi buruk.

Namun hal ini belum maksimal dalam

pengerjaannya.

3.1.2Hasil Jejak Pendapat dengan Konsumen Ikan

28

PNS25%

Ibu Rumah Tangga30%

Wiraswasta25%

Pelajar SMA20%

Diagram 1 Profesi Responden

Penelitian ini dilakukan dengan

cara menyebarkan kuisioner kepada 20

orang responden yang terdiri dari 10

orang pria dan 10 orang wanita. Setiap

responden memiliki profesi masing-masing

yaitu 20% pelajar SMA, 25% PNS, 25%

Wiraswasta, dan 30% Ibu rumah tangga.

29

Jarang Ada di Pasar35%

Tidak Pernah Di beritahu oleh pihak manapun

25%

Jarang diberitakan di media masa maupun elektronik30%

lainnya10%

Diagram 2 Alasan Responden Tidak

Mengetahui Ikan Sidat

Dari ke 20 responden tersebut hanya 15%

mengetahui tentang ikan sidat yang sangat

berkhasiat ini. Responden tidak

mengetahui ikan sidat karena jarang di

beritakan di media masa ataupun media

elektronik (30%), jarang terdapat di

pasar (35%), Tidak pernah diberi tahu

oleh pihak manapun (25%) dan alasan

lainnya (10%).

30

Para responden lebih sering

mengkonsumsi ikan seperti ikan gurame,

nila, kakap, mas, lele, dan lainnya.

Nila

Gurame Ma

sLele

Kakap

Lainnya

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Diagram 3 Jenis Ikan

G.2 Jenis Ikan

Dari hasil penelitian yang penulis

lakukan, ikan nila menyandang peringkat

31

pertama, ikan mas menyandang peringkat

kedua, dan ikan gurame peringkat ketiga.

Sering dijumpai di Pasar

35%

Rasanya yang enak25%

Harganya terjangkau

15%

Lainnya 25%

Diagram 4 Alasan Responden Sering Mengkonsumsi Ikan

Tersebut

Para responden lebih sering mengkonsumsi

ikan-ikan tersebut dikarenakan ikan-ikan

tersebut sering dijumpai di pasar,

rasanya yang enak, harganya yang

terjangkau dan lainnya.

32

3.1.3Hasil Wawancara dengan Pedagang Ikan

Narasumber yang penulis wawancara

ada dua orang yang berprofesi sebagai

pedagang ikan dan sekaligus sebagai

nelayan.

Pertanyaan pertama yaitu di

dapatkan bahwa alasan mereka tidak

menjual ikan sidat. Ikan sidat keluarnya

hanya musiman dengan waktu yang tidak

tentu, di daerah Garut Selatan sangat

berpotensi menghasilkan ikan sidat yang

sangat banyak jika dilestarikan

lingkungannya.

33

Pertanyaan kedua mengenai bagaimana

tentang harga ikan sidat tersebut. Harga

ikan sidat ini berkisar Rp 45.000,00

rupiah per kilogram. Ikan ini memiliki

harga tersebut dikarenakan jarang di

temukan, waktu mencarinya tidak tentu,

berkhasiat tinggi, rasanya yang enak.

Dengan harga tersebut pembeli mengurung

niatnya untuk membeli ikan sidat walaupun

rasanya yang enak dan berkhasiat tinggi.

3.2 Pembudidayaan Ikan Sidat sebagai Alternatif

Solusi untuk Meningkatkan Gizi Masyarakat

Indonesia

34

Solusi yang penulis sarankan ini memang

bukan cara untuk mengatasi seutuhnya,

setidaknya bisa membantu untuk meminimalisasi

malnutrisi atau kekurangan gizi di indonesia

khususnya daerah Garut.

Solusi yang penulis sarankan yaitu PRODI

PADAT ( Program Pembudidayaan dan Pemasyarakatan

Ikan Sidat ). Prodi padat adalah suatu program

pemerintah yaitu melaksanakan proyek untuk

membudidayakan ikan sidat dan setelah itu ikan

sidat dipasarkan dengan harga yang sangat

terjangkau supaya masyarakat membelinya.

Program ini seperti program pemerintah yaitu

program raskin (beras miskin). Dimana, beras

dari pemerintah dijual dengan harga yang

sangat terjangkau.

Adapun langkah-langkah untuk melakukan

PRODI PADAT tersebut, yaitu :

35

1. Menggunakan lahan milik pemerintah untuk

dijadikan tambak pebudidayaan ikan sidat.

2. Melakukan pembudidayaan ikan sidat oleh

pekerja yang menganggur sebelumnya yang

dibina oleh pengusaha ikan sidat dan oleh

tenaga ahli.

3. Promosi, yaitu dengan mempromosikan ikan

sidat dalam televisi sebagaimana program

pemerintah yang lainya.

4. Ikan sidat di didistribusikan khususnya

kepada daerah-daerah yang terdapat kasus

malnutrisi dan daerah lain untuk

pencegahan kasus malnutrisi.

5. Perluasan tambak ikan sidat, setelah

berjalan dengan baik maka perlu perluasan

supaya pendistribusian ikan sidat ini

merata di setiap daerahnya.

36

PRODI PADAT ini juga sebagai lahan

percontohan untuk para peternak supaya

melakukan budidaya ikan sidat.

Dengan kuantitas yang banyak, maka

ikan sidat harganya akan murah. Yang

tadinya harga 1 kg berkisar dengan Rp

45.000.00 akan menjadi Rp 5000.00 per

kilogramnya. Hal ini dapat terjadi karena

menurut hukum penawaran yaitu “jika

semaikn banyak penawaran barang, maka

harga barang akan turun juga”. Kemudian,

pemerintah memberikan subsidi secara

berkala terhadap ikan sidat tersebut, maka

semakin terjangkaulah ikan sidat tersebut.

BAB IV

PENUTUPAN

4.1 Kesimpulan

37

Banyaknya kasus kekurangan gizi di

Indonesia khususnya daerah Garut, dikarenakan

kurangnnya asupan gizi seperti protein,

kalsium, vitamin, dan lain sebagainya. Masalah

ini harus segera diatasi supaya kasus ini

tidak menyebar lagi.

Setelah penelitian dilakukan dengan

metode kualitatif yaitu dengan wawancara

dengan pedagang ikan dan dengan metode

kuantitatif yaitu menyebarkan kuisioner kepada

20 orang responden konsumen ikan serta

melakukan tinjauan pustaka.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut

dianjurkan menggunakan PRODI PADAT atau

Program Pembudidayaan dan Pemasyarakatan Ikan

Sidat. Dengan menggalakan program ini maka,

harga ikan sidat akan menjadi terjangkau dan

mudah didapat. Dengan ini sedikit demi sedikit

kasus malnutrisi atau kekurangan gizi akan

hilang.

38

4.2 Saran

Malnutrisi merupakan suatu penyakit

dimana penyakit tersebut timbul karena

kekurangan asupan gizi. Melalui karya tulis

ini, penulis hendak menghimbau bahwa Indonesia

memiliki banyak flora yang bisa dimanfaatkan

untuk mencegah malnutrisi tersebut, yaitu

dengan mengkonsumsi ikan sidat yang sangat

berkhasiat dan memiliki nilai gizi yang sangat

baik.

Solusi yang kami sarankan yaitu PRODI

PADAT dapat direalisasikan dalam upaya

meminimalisasi malnutrisi tersebut. Memang

PRODI PADAT belum cukup membantu dalam

pencegahan malnutrisi, tetapi setidaknya ikan

39

sidat bisa mendapatkan apresiasi lebih dari

masyarakat, pemerintah, peternak dan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://AnneAhira.com

http://carabudidaya.com/cara-budidaya-ikan-sidat/

http://garut.go.id

http://garutnews.com

http://google.com

http://haluanrakyat.com

40

http://kompas.com

http://peperonity.com

http://pikiran-rakyat.com

http://Terbaca.com

http://wikipedia.com

http://www.artikelwirausaha.com/category/database/

sidat/

Lampiran I

KUISIONER

1. Apakah Anda pernah makan ikan ?a. Ya b. Tidak

2. Ikan apa yang sering Anda makan ?........................................................ (boleh lebih dari satu)

41

3. Apakah Anda tahu tentang ikan sidat ?a. Ya b. Tidak

4. Dari mana Anda tahu ikan sidata. Internet b. Orang tuac. Masyarakat sekitard. .................

5. Kenapa Anda tidak tahu ikan Sidat?a. Tidak pernah diberi tahub. Jarang ada di pasarc. Jarang diberitakan di media masa ataupun

media elektronikd. Lainya.............

6. Jika pernah, dari mana Anda mendapatkannya ?a. Pasar Tradisionalb. Pedagang Kelilingc. Memancing d. .................

7. Bagaimana rasa ikan sidat tersebut ?a. Enak b. Tidak enak

8. Apakah Anda tahu kandungan ikan sidat tersebut?a. Ya b. Tidak

9. Apakah Anda mengetahui tempat pembudidayaan ikan sidat ?a. Ya b. Tidak

10. Jika tahu tempatnya, dimana ? ..................

42

Lampiran II

43

Lampiran III

44