OPTIMALISASI PRODUKSI PEMBORAN DAN PELEDAKAN PADA PENAMBANGAN BIJIH EMAS
Transcript of OPTIMALISASI PRODUKSI PEMBORAN DAN PELEDAKAN PADA PENAMBANGAN BIJIH EMAS
OPTIMALISASI PRODUKSI PEMBORAN DAN PELEDAKAN
PADA PENAMBANGAN BIJIH EMAS
PT. NEWMONT NUSA TENGGARA, NTB
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
RINA INDRIANI MUSLIMIN
112040058
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2008
A. JUDUL SKRIPSI
“OPTIMALISASI PRODUKSI PEMBORAN DAN PELEDAKAN PADA
PENAMBANGAN BIJIH EMAS PT. NEWMONT NUSA TENGGARA, NTB”
B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Cadangan bijih emas PT. Newmont Nusa Tenggara di
tambang dengan sistem tambang terbuka (open pit).
Kegiatan utama pada penambangan tersebut terdiri dari
pengupasan lapisan tanah penutup, pembongkaran dengan
peledakan, pemuatan dan pengangkutan dari lokasi
penambangan ke lokasi peremukan (crushing plant) maupun
ke lokasi dumping.
Dalam pekerjaan pada tambang terbuka pada tambang
bijih, peledakan produksi merupakan metode yang dominan
dalam penggalian batuan dan bijih.
Dengan perencanaan yang baik yang mencakup pemilihan
alat bor yang tepat, penentuan geometri peledakan, pola
pemboran, pola peledakan dan pemilihan bahan peledak
serta pelaksanaan di lapangan yang sesuai dengan
prosedur dan pengawasan yang bertanggung jawab akan
sangat menentukan keberhasilan proses pembongkaran
sehingga produksi dari suatu peledakan dapat dihasilkan
secara optimal.
Sebenarnya optimalisasi produksi dari suatu peledakan
tidak saja ditinjau dari aspek teknis saja, tetapi harus
pula mempertimbangkan aspek ekonominya. Adapun sasaran
akhir dari optimalisasi dari operasi peledakan adalah
untuk mendapatkan biaya produksi pada tingkat yang wajar
untuk meraih target yang diinginkan perusahaan.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dilakukannya penelitian ini dimaksudkan untuk
melakukan kajian secara teknis dan ekonomis terhadap
rancangan geometri pemboran dan peledakan pada Metode
Heading agar hasil peledakan dapat sesuai dengan apa yang
diharapkan serta meminimalisasi overbreak dan juga
diharapkan mendapatkan biaya produksi pada tingkat yang
wajar.
D. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang ingin diteliti disini yakni sejauh
mana keefektifan pola tersebut terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi pada area kerja beserta koreksi
yang perlu dilakukan. Demikian juga dengan perubahan
pemakaian tipe mesin bor yang berbeda. Dari sini
diharapkan dapat dihasilkan rancangan pola pemboran dan
peledakan yang paling ideal untuk meningkatkan kelancaran
produksi. Sehingga hasil dari Pemboran dan peledakan
dapat digunakan untuk kelancaran operasional penambangan
bijih maupun alat angkut dan muat yang digunakan.
Serta mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi
perhitungan biaya pemboran dan peledakan Sehingga efisien
dan mendapatkan biaya produksi pada tingkat yang wajar.
E. DASAR TEORI
I. FAKTOR TEKNIS
Berdasarkan arah runtuhan batuan, pola peledakan
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Box Cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan
batuannya ke depan dan membentuk kotak
b. Corner cut (echelon cut) , yaitu pola peledakan yang
arah runtuhan batuannya ke salah satu sudut dari
bidang bebasnya.
c. “V” cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan
batuannya kedepan dan membentuk huruf V.
Berdasarkan Teori Langefors yang diutarakan dalam “The
Modern Technique Of Rock Blasting”, perhitungan Geometri
pemboran adalah sebagai berikut :
1. Konstanta Batuan (Rock Constant)
Adalah Jumlah bahan peledak yang dibutuhkan untuk
membongkar 1 m3 batuan yang dinyatakan dengan kg/m3.
Nilainya diperoleh dari pengukuran empiris dari
peledakan jenjang. Menurut penelitian besarnya adalah
0,3 kg/m3 untuk “Sandstone” dan o,4 kg/m3 untuk batuan
Granit.
2. Perhitungan Burden dan Jumlah muatan
Jumlah muatan dalam lubang ledak ditentukan oleh
berbagai faktor seperti :
- Volume batuan yang akan dibongkar
- kedalaman lubang tembak
- Kemiringan/arah lubang tembak
- Diameter lubang tembak
Volume batuan yang terbongkar dapat dihitung dengan
melihat bentuk geometris keseluruhan dari “Metode
Cut”yang digunakan, dimana :
Volume setara = Volume batuan / Total kedalaman
Lubang bor , (m3/m)
Sedangkan parameter lainnya ditentukan oleh bentuk
lubang bukaan dan jarak antar “drill drift” yang ada
pada saat ini.
Besarnya maksimum Burden 1 dapat dihitung dengan
formula :
D P .S
B1max =
33 c. f. (S/B)’
Keterangan :
B1max = Burden 1 maximum, m
D = Diameter Lubang tembak, mm
S = “Weight strength” ANFO terhadap LFB dynamite
C = Konstanta Batuan
C = Konstanta Batuan terkoreksi
Keterangan ,
c = c + 0,05 ; Untuk batuan dengan Burden maximum
1,4 – 15 m
C = c + 0,07 untuk burden maximum <1,4
F = Faktor Fiksasi (Degree of Fixation)
S/B = Rasio Spasi Burden
P = Kerapatan ANFO dalam lubang bor (Packing
degree), gr/cm3
Adalah : Berat ANFO / Volume Lubang bor
Setelah nilai B1max diketahui, dihitung nilai Burden
maximum terkoreksi terhadap konstanta lubang tembak
(BC1max) dengan memperhitungkan kemiringan lubang
tembak (R1) dan konsatanta koreksi batuan (R2)
Dimana, BC1max = B1 max x R1 x R2
Kemudian setelah nilai ini diperoleh, maka dapat
diketahui Nilai burden praktis (B1)
B1 = BC1max – E, (m)
Dimana E adalah kesalahan pemboran yang dapat dihitung
dengan,
E = d/1000 + (0,03 x H), m
0,03 x H adalah kesalahan pemboran (Allignment
error) , dimana H adalah kedalaman lubang bor.
D adalah kesalahan colarring (Colarring error)
3. Powder Factor
“Powder Factor adalah perbandingan jumlah bahan
peledak yang dipakai dengan Jumlah batuan yang
terbongkar. Biasanya dinyatakan dengan kg bahan
peledak per ton batuan.
PF = WANFO / WBatuan ,kg/ton
Keterangan :
WANFO = Hb x Q
Hb = H – Ho
Atau :
WANFO = (H – Ho) x Q
WBATUAN = Volume Batuan x bobot isi
H = Kedalaman lubang tembak
Q = Kemampatan ANFO
Hb = Panjang Kolom bermuatan
Ho = Panjang Kolom tak bermuatan
Yang besarnya untuk lubang tembak I adalah = 0,3 B1
dan faktor fiksasi untuk lubang berikutnya disesuaikan
dengan arah kemiringan lubang bor.
4. Blasting Ratio
“Blasting Ratio” adalah perbandingan berat batuan yang
terbongkar dengan berat bahan peledak yang digunakan.
Angka ini Bisa dipakai sebagai salah satu parameter
untuk menentukan tingkat keekonomisan pemakaian suatu
bahan peledak.
Blasting Ratio = WBATUAN / WPELEDAK
Menurut GOUR S.SEN, 1995 dalam buku “Blasting
Technology For Civil and mining “ perhitungan burden dan
spasi peledakan Pada metode Cut Drilling dapat dibuat
dengan persamaan :
B =
Keterangan :
B = burden (m)
Lch = panjang isian bahan peledak (m)
Hb = panjang rata-rata lubang ledak (m)
D = diameter isian (mm)
Qc = densitas bahan peledak pada lubang ledak
(kg/m)
q = powder factor batuan (kg/m3)
q = 1,1 untuk kuat tekan uniaksial >250 Mpa
= 0,6 untuk kuat tekan uniaksial 100 – 200 Mpa.
Nilai Lch dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
Lch = Hb – 0,02 D.
D = diameter peledak atau diameter lubang ledak
(m)
Sedangkan nilai Qc dihitung dengan menggunakan
formula
Qc = (ρ x D2) / 1273
Ρ = densitas bahan peledak (gr/cm3)
Jarak spasi (m) dihitung berdasarkan nisbah S/B yaitu
:
S x B = 1,3 B2
dimana S = 1,3 B.
II. FAKTOR EKONOMI
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan
biaya pemboran dan peledakan pada pembuatan terowongan
adalah :
1. Kondisi Batuan.
Kondisi dari batuan akan mempengaruhi terhadap biaya
pemboran dan peledakan, adapun beberapa kondisi yang
mempengaruhi antara lain :
a. Kekerasan dan Abrasiveness
Biaya terhadap komponen pemboran tinggi pada batuan
yang sangat keras dan abrasive. Dan biaya peledakan
besar pada batuan yang keras karena perlu bahan
peledak dengan strength tinggi
b. Struktur Geologi
Dapat mengakibatkan in-aligament pada daerah kontak
perlapisan batuan. Pemborosan bahan peledak mungkin
terjadi karena pengisian celah retakan, rekahan atau
rongga di dalam batuan.
c. Kandungan Mineral dan Tekstur
Mineral-mineral berat bertekstur halus, Bj dan kuat
tekan tinggi memboroskan bit.
d. Breaking Charac
Mempengaruhi distribusi fragmentasi hasil peledakan.
2. Biaya Pemboran
Parameter-parameter yang diperlukan antara lain :
a. Kapasitas Pemboran.
Kapasitas jangka pendek adalah kapasitas per daur
(cycle) pemboran, biasanya dinyatakan dalam meter/
jam. Kapasitas jangka panjang adalah kapasitas per
shift pemboran, biasanya dinyatakan dalam drillmeter
/ shift (drm / shift), m3/ shift atau ton / shift.
b. Investasi Alat Bor
Meliputi : - Pembelian alat bor
- Periode depresiasi
- Bunga dari modal
Penentuan bunga dan periode depresiasi tergantung
pada kebijaksanaan perusahaan yang biasanya
dipengaruhi oleh tingkat suku bunga di bank
Faktor anuitas (A) adalah faktor yang digunakan
untuk menghitung anuitas sepanjang layanan alat.
i A = ( 1 – ( 1 + I )-n )keterangan : A = Faktor anuitas
i = Laju suku bunga, %
n = Periode depresiasi, tahun
c. Biaya Perawatan
Biaya perawatan meliputi : - suku cadang
- material untuk service
- upah mekanikbiaya perawatan tersebut tergantung pada :
- jenis batuan
- prosedur service
- keterampilan mekanik
- produksi lubang
d. Biaya Komponen Bor
faktor-faktor yang berpengaruh adalah :Jumlah batuan yang dibongkar
Sifat abrasi batuan
Rock drillability
Specific drilling
Jumlah meter pemboran
Sirkulasi dari komponen bor
Umur layanan komponen bor
Konsumsi komponen bor
Menghitung konsumsi komponen bor
Persamaan :
MKeperluan bit ; Nb =
----------------------------
( Ab x Y1 )
M
Keperluan batang bor ; Nr =----------------------------
( Ar x Y1 )
M
Keperluan kopling ; Nc =----------------------------
( Ac x Y1 )
M
Keperluan shank adpt ; Ns =----------------------------
( As x Y1 )
keterangan :
M = jumlah batuan yang dibongkar, m3
Y1 = Hasil batuan per meter pemboran, m3 / drm
Ab = Umur layanan bit, drm
Ar = Umur layanan batang bor, drm
Ac = Umur layanan kopling, drm
As = umur layanan shank adaptor, drm
e. Biaya Bahan Bakar
Faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan biaya
untuk bahan bakar alat bor adalah : - efisiensi
kerja alat bor
- keadaan tempat kerja
- jenis batuan
- komponen bor yang dipakai
f. Biaya Tenaga Kerja
Biaya Pemboran Total
= Investasi + Perawatan + Komponen Bor + Bahan bakar + Tenaga kerja
3. Biaya Peledakan
Meliputi biaya-biaya :
- Bahan peledak
- Sistem penembakan
- Alat pengisian
- Tenaga kerja
Estimasi Biaya-Biaya Alat Bor
Meliputi :A. BIAYA PEMILIKAN
1. Depresiasi
a. Harga pembelian
b. Salvage value
c. Biaya angkutan
d. Biaya bongkar muat
e. Harga sampai dilokasi : (a + b + c + d)
f. Periode operasi, jam / tahun
g. Umur ekonomis, jam
Harga sampai dilokasi Depresiasi = ---------------------------- Umur ekonomis
2. Bunga, Pajak, Asuransi dan Sewa Gudang
Pembayaran tetap, % = bunga + pajak + lain-lain
Laju investasi tahunan rata-rata = (n +1) / 2n
Investasi tahunan rata-rata = Harga sampai lokasi
x Laju investasi
Pembayaran tahunan tetap = pembayaran tetap x
investasi tahunan rata-rata
Pembayaran tahunan tetapPembayaran tetap per jam =------------------------------------- Periode operasi
Total Biaya Pemilikan = Depresiasi +
Pembayaran tetap per jam
B. BIAYA OPERASI
1. Bahan Habis Pakai
a. Alat bor, US$ / round
b. Mata bor, US$ / round
c. Komponen bor, US$ / round
d. Total biaya habis pakai, US$ / round
Total biaya habis pakai
Biaya material habis pakai, US$ / jam =---------------------------------
Jam kerja
2. Perawatan dan servis
Biaya perawatan dan servis, US$ / jam
3. Biaya Bahan Bakar
a. Tramming, US$ / jam
b. Pemboran, US$ / jam
Biaya pemboran / jam = Pemboran x waktu pemboran
Biaya Bahan Bakar = Tramming + Biaya
pemboran
4. Biaya Tenaga Kerja
Total Biaya
Operasi
= Biaya material habis pakai + Perawatan dan
servis + Bahan Bakar +
Tenaga Kerja
TOTAL BIAYA, US$ / JAM = BIAYA PEMILIKAN + BIAYA OPERASI
UNIT BIAYA, US$ / METER = TOTAL BIAYA / BERAT BATUAN
F. DATA PENDUKUNG
Yang dimaksud dengan data pendukung adalah data-data
yang dapat mendukung data-data dari lapangan guna
menganalisa permasalahan yang ada untuk mencari
alternatif penyelesaian masalah.
Data pendukung dapat diambil antara lain dari data
hasil pengamatan di lapangan, laporan penelitian
terdahulu dari perusahaan, brosur--brosur dari
perusahaan, data dari instansi yang terkait dan dari
literatur-literatur.
G. ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH
Permasalahan yang ada di lapangan selanjutnya
dipelajari dan dikaji berdasarkan data yang ada, baik
data yang dikumpulkan dari hasil penyelidikan maupun data
penunjang dan didukung berbagai teori yang menunjang
permasalahan tersebut, selanjutnya dicarikan alternatif
penyelesaiannnya.
Adapun rincian dari kajian teknis terhadap metode Heading
yang digunakan untuk kemajuan arah terowongan adalah
sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data-data geometri
pengeboran dan peledakan yang ada dan yang dipakai pada
saat ini dan dasar-dasar teknis penyusunan perancangan
yang digunakan, serta target produksi perusahaan untuk
kemajuan terowongan, jumlah, harga dan spesifikasi dari
alat-alat yang digunakan untuk pemboran dan peledakan.
2. Tahap Penyelidikan pendahuluan
Pengumpulan data-data geologis area kerja yang
mempengaruhi dalam perancangan seperti struktur
batuan, kekuatan batuan (rock strength), berat jenis
dan parameter lainnya.
3. Tahap Penyelidikan Terinci
Tahap penyelidikan terinci dimaksudkan untuk
mendapatkan data-data yang diperlukan untuk
penyelesaian masalah, adapun data-data yang akan
diambil yaitu :
i. Waktu total daur pemboran dari suatu alat bor,
baik waktu untuk bergerak kelubang berikutnya,
mengatur boom dan feed, membor batang bor, menambah
batang bor, melepas batang bor, maupun
memasangpenutup (dummy plug) , sehingga didapatkan
kapasitas pemboran.
ii. pengukuran terhadap geometri pemboran dan
peledakan, berat primer per lubang, berat muatan
column.
iii. Efisiensi kerja dari alat dan tenaga kerja.
iv. pengukuran terhadap hasil peledakan yaitu kemajuan
terowongan dan ada tidaknya over break
Pengamatan dilapangan untuk mengetahui pelaksanaan
pemboran dan peledakan, data dan jumlah bahan peledak
yang dipakai setiap peledakan serta masalah-masalah
yang dihadapi.
Setelah melalui tahap ini maka dilanjutkan dengan :
a. Analisis terhadap rancangan pola pemboran yang ada
saat ini
Disini dilakukan perhitungan teoritis hasil yang
akan dicapai serta pemaparan masalah yang akan
terjadi dengan pola yang digunakan.
b. Perencanaan perubahan terhadap pola pemboran yang
perlu dilakukan
Penentuan rancangan yang paling sesuai serta
perbandingannya terhadap rancangan semula dikaitkan
dengan keefektifan pemboran dan hasil peledakan.
c. Perencanaan peledakan terhadap bentuk terowongan
yang akan dibuat serta panjang terowongan yang akan
dibuat dengan metode Heading.
Membandingkan hasil peledakan terowongan dan panjang
terowongan dengan metode Heading dilapangan dengan
rancangan terowongan yang telah dibuat.
BAB III
PENELITIAN DI LAPANGAN
A. METODOLOGI PENELITIAN
Didalam melaksanakan penelitian permasalahan ini,
penulis menggabungkan antara teori dengan data-data
lapangan,sehingga dari keduanya didapat pendekatan
penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan
penelitian yaitu :
1. Study literatur, brosur-brosur, laporan penelitian
terdahulu dari perusahaan.
2. Pengamatan langsung di lapangan, dilakukan dengan
cara peninjauan lapangan untuk melakukan pengamatan
langsung terhadap semua kegiatan di daerah yang akan
diteliti
3. Pengambilan Data, dengan pengukuran langsung di
lapangan maupun penelitian di laboratorium.
4. Akuisisi Data
a. Pengelompokan data
b. Jumlah data
c. Uji realitas
5. Pengolahan data
6. Analisis hasil Pengolahan data
7. Kesimpulan
B. RENCANA JADWAL PENELITIAN
I II
I
I
I
I
VV
V
I
VI
I
VI
II
I
XX
X
I
XI
I
1. STUDI LITERATUR
2. PENGAMATAN
3. PENGAMBILAN
DATA4. PENGOLAHAN DAN
ANALISIS DATA5. PEMBUATAN
LAPORAN
C. RENCANA DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Bab
I. PENDAHULUAN
II. TINJAUAN UMUM
2.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah
2.2. Keadaan Topografi dan Geologi
2.3. Peralatan yang digunakan
2.4. Sistem Penambangan
III. DASAR TEORI
3.1 Peledakan pada tambang bawah tanah
3.2 Rancangan Metode heading untuk kemajuan
terowongan.
3.3 Sifat-sifat batuan yang mempengaruhi
peledakan
3.3. 1 Kekuatan Batuan
3.3. 2 Densitas, Porositas dan derajat
kejenuhan
3.3. 3 Struktur geologi
3.4 Sistem klasifikasi batuan
3.4. 1 RQD
3.4. 2 Klasifikasi Geomekanik
3.5 Karakteristik bahan peledak untuk
rancangan peledakan
3.5. 1 Bobot isi
3.5. 2 Kecepatan detonasi
3.5. 3 Kepekaan
3.5. 4 Ketahanan terhadap air
3.5. 5 Sifat gas beracun
3.6 Mekanisme Pecahnya Batuan
3.7 Geometri pemboran dan peledakan
3.8 Perilaku Gelombang Ledakan
3.9 Estimasi Biaya Pemboran dan Peledakan
IV. KARAKTERISTIK MASSA BATUAN DAN PELEDAKAN
4.1 Karakteristik massa batuan
4.1.1 Komposisi Mineral
4.1.2 Struktur Batuan
4.1.3 Sifat Fisik Batuan
4.1.4 Sifat Mekanik
4.1.5 Klasifikasi massa batuan
4.2 Karakteristik peledakan
4.2.1Geometri Peledakan
4.2.2 Pola dan Arah peledakan
4.2.3 Volume setara dan Powder factor
4.2.4 Tingkat fragmentasi
4.2.5 Produksi pemboran
V. PEMBAHASAN
5.1 Pemboran
5.2 Peledakan
5.3 Bentuk akhir terowongan hasil peledakan
untuk metode Heading
5.4 Penilaian secara teknik terhadap hasil
peledakan
5.5 Penilaian secara ekonomi terhadap hasil
peledakan
VI. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
D. RENCANA DAFTAR PUSTAKA
1. Hemphill b., Gary, “Blasting Operation”, First
Edition, Mc. Graw Hill Inc., New York
2. Langefors U., and Kihlstrom, B., “The Modern
Technique of Rock Blasting”, Second Edition, A
Heelsted Press Book John Willey & Sons, New
York,1973
3. Moelhim Karthodharmo, Irwandy Arif, Suseno
Kramadibrata., “Teknik Peledakan”, Diktat Kuliah Jilid
I, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi
Mineral, Institut Teknologi Bandung, 1984
4. Made Astawa Rai, “Terowongan”, Laboratorium Geoteknik
Pusat Antara Universitas – Ilmu Rekayasa, Institut
Teknologi Bandung, 1987/1988.
5. Koesnaryo, S., “Bahan Peledak dan Metode Peledakan”,
Jurusan Teknik Pertambangan, UPN “Veteran” Yogyakarta,
1985
6. Samhudi, “ Teknik Peledakan “, Departemen
Pertambangan dan Energi, Direktorat Jenderal
Pertambangan Umum, Pusat Pengembangan Tenaga
Pertambangan, 1994.
7. Yanto Indonesianto, M.Sc, “Persiapan Pembukaan Tambang
Bawah Tanah”, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta, 1999.
8. Ir. Edy Purwanto ME. (2002), Diktat Perencanaan
Tambang Terbuka, Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Teknologi Mineral dan Batubara, Ba