Oleh : H. Ardaman Kusuma NIM : 805011001485 - Repository ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of Oleh : H. Ardaman Kusuma NIM : 805011001485 - Repository ...
PENGARUH KEBIASAAN MEMBACA AL-QUR’AN
TERHADAP AKHLAK SISWA PADA MADRASAH DINIYYAH
AS-SALAM JOGLO - JAKARTA BARAT
Diajukan sebagai salah satu Syarat Penulisan Skripsi
Oleh : H. Ardaman Kusuma NIM : 805011001485
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - 2007
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul : “ PENGARUH KEBIASAAN MEMBACA AL-QUR’AN
TERHADAP AKHLAK SISWA PADA MADRASAH DINIYYAH AS-SALAM
JOGLO-JAKARTA BARAT” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian
Munaqosyah pada tanggal 4 Oktober 2007 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis
berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama.
Jakarta, 4 Oktober 2007
Panitia Ujian Munaqosyah
Ketua Program PTTM. Dra. Hj. Eri Rossatria, M.Ag. NIP. 150 077 519 Penguji I Dr. H. Abdul Majid Khon, MA. NIP. 131 682 377 Penguji II Drs. Sapiuddin Sidiq, M.Ag. NIP. 150 299 477
Tanggal
.....................
......................
.......................
Tanda Tangan
..................................
..................................
....................................
Mengetahui :
Dekan,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta/Ketua Sidang
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.
NIP. 150 231 356
PENGARUH KEBIASAAN MEMBACA AL-QUR’AN TERHADAP AKHLAK SISWA
PADA MADRASAH DINIYYAH AS-SALAM JOGLO - JAKARTA BARAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Madrasah Diniyyah
Jenjang Pendidikan Strata Satu (S-1)
Oleh
H. Ardaman Kusuma NIM : 805011001485
Di bawah bimbingan :
Dra. Hj. Eri Rossatria, M.Ag. NIP. 0150077519
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H/2007 H
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Syukur Alhamdulillah, penulis sanjungkan kehadirat Allah SWT. dengan segala
rahmat dan hidayah-Nya, membukakan jalan kemudahan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KEBIASAAN MEMBACA AL-
QUR’AN TERHADAP AKHLAK SISWA PADA MADRASAH DINIYYAH AS-
SALAM JOGLO“. Sholawat dan salam penulis sampaikan keharibaan baginda Nabi
Muhammad SAW. beserta para keluarganya, sahabatnya sampai kepada kita selaku umatnya,
dan semoga syafaat yang sangat didambakan umat manusia akan kita dapati pada hari yang
sangat menentukan itu.
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Strata I (S-1) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kekhilafan dalam
skripsi ini, baik yang berupa tulisan maupun hasil dari penelitian yang tertuang didalamnya.
Ini semua karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki.
Ada banyak bantuan dan peran dari semua pihak yang sangat berarti di dalam
penulisan skripsi ini, karena peran serta dan bantuan mereka penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Maka, dari itu penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A., Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. H. Abdul Fatah Wibisono, M.A., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Dra. Hj. Eri Rossatria, M.Ag., Dosen Pembimbing Skripsi.
5. Kepada seluruh dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
telah mendidik penulis selama menempuh masa pendidikan.
6. Seluruh Pengurus dan Staf Guru Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo yang telah
membantu sehingga terlaksananya penelitian ini.
7. Orang Tua (Ibu Juriah) dan istri tercinta (Royanih) serta anak-anak (Fikri dan Zahra)
yang telah memberikan dukungannya dan bantuannya sehingga dapat selesai
penulisan skripsi ini tepat pada waktunya.
8. Dan do’a untuk almarhum Musa bin Ridan (Bapak) semoga beliau mendapat ridho
dan ampunan dari Allah SWT. Amin.
9. Kepada seluruh saudara, sahabat dan teman, khususnya teman seperjuangan Program
Pendidikan Tenaga Teknis dan Masyarakat (PTTM), Program Guru Bidang Study
tahun ajaran 2006-2007.
Harapan penulis semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala
bantuannya. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
Jakarta, September 2007
Penulis
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ..............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................ 3
C. Pembatasan Masalah ....................................................... 4
D. Perumusan Masalah ........................................................ 4
E. Tujuan Penelitian ............................................................ 4
F. Manfaat Penelitian .......................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORITIS ................................................................. 6
A. Kebiasaan Membaca Al Qur’an .................................... 6
1. Pengertian Kebiasaan Membaca Al Qur’an ............. 9
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan
Membaca Al Qur’an ................................................. 10
3. Adab Membaca Al Qur’an ....................................... 14
4. Manfaat Membaca Al Qur’an .................................. 18
B. Pembentukan Akhlak ..................................................... 21
1. Pengertian Akhlak .................................................... 21
2. Proses Pembentukan Akhlaqul Karimah .................. 23
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak
...................................................................... 25
C. Kerangka Berfikir .......................................................... 26
D. Hipotesis ........................................................................ 27
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... 28
A. Lokasi Penelitian ........................................................ 28
B. Populasi dan Sampel Penelitian .................................. 28
C. Metode Penelitian ....................................................... 29
D. Variabel Penelitian ...................................................... 29
E. Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data ....... 32
F. Teknik Analisa Data .................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................... 38
B. Gambaran Umum Madrasah Diniyyah
As-Salam Joglo ............................................................ 38
1. Sejarah Berdirinya Madrasah Diniyyah
As-Salam Joglo ..................................................... 38
2. Struktur Organisasi ................................................ 40
3. Keadaan Personil Madrasah Diniyyah ................... 41
4. Keadaan Siswa Madrasah Diniyyah
As-Salam Joglo ...................................................... 41
5. Sarana dan Prasarana Madrasah Diniyyah ............. 42
C. Deskripsi dan Analisa Data .......................................... 42
D. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................... 55
BAB V PENUTUP ............................................................................. 59
A. Kesimpulan ................................................................. 59
B. Saran ........................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL 1. Tabel 1 Variabel Penelitian ....................................................................... 29
2. Tabel 2 Kisi-kisi Angket ........................................................................... 31
3. Tabel 3 Penafsiran Presentase ................................................................... 34
4. Tabel 4 Interpretasi Data ........................................................................... 36
5. Tabel 5 Pengucapan Huruf-huruf Al-Qur’an sesuai dengan Makhroj
yang Benar ................................................................................... 43
6. Tabel 6 Membaca Al-Qur’an sesuai dengan tajwid .................................. 43
7. Tabel 7 Membaca Al-Qur’an dengan Qiro’ah yang benar ....................... 44
8. Tabel 8 Membaca Al-Qur’an satu kali setiap hari .................................... 45
9. Tabel 9 Selalu membaca Al-Qur’an, walaupun badan sedang sakit ......... 45
10. Tabel 10 Membaca Al-Qur’an ketika lagi malas ........................................ 46
11. Tabel 11 Membaca Al-Qur’an bila mau ..................................................... 46
12. Tabel 12 Selalu membaca Al-Qur’an walaupun sedang sibuk ................... 47
13. Tabel 13 Membaca Al-Qur’an jika tidak ada orang ................................... 48
14. Tabel 14 Tidak membaca Al-Qur’an karena tidak ada pengaruh
terhadap dirinya............................................................................ 48
15. Tabel 15 Tidak membaca Al-Qur’an karena perasaan tidak senang .......... 49
16. Tabel 16 Selalu membaca Al-Qur’an, karena jiwa menjadi tenang ........... 50
17. Tabel 17 Selalu membaca Al-Qur’an, karena pikiran menjadi terang ....... 50
18. Tabel 18 Setelah membaca Al-Qur’an, ingin selalu berbuat baik .............. 51
19. Tabel 19 Selalu membaca Al-Qur’an, namun tetap berbohong ................. 51
20. Tabel 20 Setelah membaca Al-Qur’an, tidak berani melawan orang tua ... 52
21. Tabel 21 Setelah terbiasa membaca Al-Qur’an,
takut meninggalkan sholat lima waktu ....................................... 53
22. Tabel 22 Setelah terbiasa membaca Al-Qur’an,
sikap terhadap teman semakin baik............................................. 53
23. Tabel 23 Walaupun selalu membaca Al-Qur’an,
namun masih sering ingkar janji................................................... 54
24. Tabel 24 Setelah rajin membaca Al-Qur’an, sikap malas menjadi hilang .. 55
25. Tabel 25 Tabel Nilai Variabel X .................................................. Lampiran 1
26. Tabel 26 Tabel Nilai Variabel Y .................................................. Lampiran 2
27. Tabel 27 Tabel Kerja Penghitungan Variabel X & Y .................. Lampiran 3
28. Tabel 28 Nilai ‘r’ Product Moment .............................................. Lampiran 4
PENGARUH KEBIASAAN MEMBACA AL-QUR’AN TERHADAP AKHLAK SISWA PADA MADRASAH DINIYYAH
AS-SALAM JOGLO - JAKARTA BARAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Madrasah Diniyyah
Jenjang Pendidikan Strata Satu (S-1)
Oleh
H. Ardaman Kusuma NIM : 805011001485
Di bawah bimbingan :
Dra. Hj. Eri Rossatria, M.Ag. NIP. 0150077519
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H/2007 H
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an adalah mukjizat Nabi Muhammad SAW. yang terbesar, amat dicintai
oleh kaum muslimin karena fashohah dan balaghohnya yang indah dan menarik, juga
mempunyai daya tarik yang menakjubkan, sehingga mampu mempengaruhi jiwa
orang yang goncang menjadi tenang.
Selain itu Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW. sebagai salah satu rahmat yang tiada tara dan bandingannya
bagi alam semesta. Di dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk,
pedoman, dan pelajaran bagi siapa yang mempercayai dan mengamalkannya.
Al-Qur’an adalah kitab suci yang paling penghabisan diturunkan Allah SWT
sehingga isinya mencangkup segala pokok-pokok syari’at yang terdapat di dalam
kitab-kitab suci sebelumnya, karena itu, setiap orang yang mempercayai Al-Qur’an,
akan bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk mempelajarinya
dan memahaminya serta pula untuk mengamalkan dan mengajarkannya, bahkan setiap
terdengar lantunan Al-Qur’an dibacakan, berusaha untuk mendengarkannya, agar
rahmat-Nya sampai merata dirasakan dan dikecap oleh seluruh penghuni alam
semesta.
Setiap orang Mukmin yakin, bahwa membaca dan mendengarkan Al-Qur’an akan
mempengaruhi jiwa dan kepribadiannya, sehingga mampu merubah hati yang keras
menjadi lunak, jiwa yang kasar menjadi lembut, akhlak yang buruk menjadi baik.
Melihat pernyataan diatas, penulis kami berasumsi bahwa kebiasaan membaca Al-
Qur’an mampu memberi pengaruh terhadap pembentukan akhlakul karimah, terutama
kepada anak usia sekolah dasar, karena secara logika apa yang dilihat dan didengar
anak, akan berpengaruh kepada perkembangan jiwa anak, kalau yang dilihat dan
didengarkannya baik, maka jiwanya menjadi baik, sebaliknya, kalau yang dilihat dan
didengarnya tidak baik, maka jiwanya menjadi tidak baik, sedangkan Al-Qur’an
adalah bacaan yang terbaik bagi setiap mukmin, dan siapa orang yang senantiasa
membacanya, akan mendapat syafa’at, sebagaimana Sabda Nabi SAW :
)رواه المسلم ( ن فـإ نــه يـأ تى يو م ا لقـيا مة شـفـيعا ال صحا بـه أ قـر أ ا لقــر أ Artinya : “Bacalah Al-Qur’an karena ia akan datang pada hari Qiamat sebagai
pembela kepada orang selalu mempelajari dan mentaatinya” (HR. Muslim)
Untuk itu bagi setiap Muslim harus sudah membiasakan diri membaca Al-Qur’an
sejak usia dini, agar setelah dewasa nanti bahkan sampai usia lanjut terbiasa membaca
Al-Qur’an setiap hari, sehingga Rahmat Allah SWT. dapat merata ke seluruh jiwa
kaum Muslimin, hal ini telah dijelaskan Allah SWT didalam Al-Qur’an :
نــصتــوا لــعـلــكم تـر حمو ن أن فـا سـتــمعو لــه و و إ ذ ا قــر ى ا لقــر أ
) : االء را ف ( Artinya : “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah (baik-baik) dan
perhatikanlah dengan tenang, agar kamu mendapat Rahmat” (Al-A’araf, 204)
Namun kenyataan yang ada, kebiasaan membaca Al-Qur’an bagi sebagian besar
umat Islam, lebih-lebih bagi anak usia sekolah dasar belum merata. Ini disebabkan
karena ketidakmampuan dalam membaca Al-Qur’an atau kurangnya motivasi dalam
membaca Al-Qur’an.
Adapun kebiasaan membaca Al-Qur’an pada Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo
sudah ditanamkan sejak kelas satu, yaitu lima belas menit sebelum pelajaran dimulai,
walaupun ada mata pelajaran membaca Al-Qur’an, tajwid dan hafalan surat-surat
pendek, dengan tujuan agar siswa dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar
serta terbiasa membacanya baik di sekolah maupun di rumah, sehingga perubahan
akhlak siswa yang sangat diharapkan orang tua, guru dan masyarakat dapat terwujud.
Berdasarkan kenyataan di atas, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian
secara ilmiah, dan menuangkannya dalam skripsi yang berjudul :
“ Pengaruh Kebiasaan Membaca Al-Qur’an Terhadap Akhlak Siswa
Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo-Jakarta Barat”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat diungkapkan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh kebiasaan membaca Al-Qur’an sehingga dapat merubah
tingkah laku siswa usia sekolah dasar menjadi lebih baik.
‘
‘ ˚ ء
١
ء٢٠٤
2. Bagaimana upaya guru memotivasi siswa, sehingga tumbuh keinginan untuk
selalu membaca Al-Qur’an setiap saat.
3. Perubahan tingkah laku seperti apa yang dapat dipengaruhi oleh kebiasaan
membaca Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
4. Bagaimana kebiasaan siswa dalam membaca Al-Qur’an dan keinginan untuk
mendalami isi kandungan Al-Qur’an.
5. Adakah motivasi yang diberikan oleh orang tua yang cukup signifikan dalam
mempengaruhi minat anak dalam membaca Al-Qur’an.
C. Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah dalam melaksanakan penelitian, penulis membatasi masalah
yang diteliti, yaitu pada:
1. Bagaimana pengaruh kebiasaan membaca Al-Qur’an terhadap akhlak siswa pada
Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo.
2. Bagaimana kebiasaan membaca Al-Qur’an siswa pada Madrasah Diniyyah As-
Salam Joglo.
3. Bagaimana akhlak siswa pada Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo setelah
terbiasa membaca Al-Qur’an.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
Apakah kebiasaan membaca Al-Qur’an mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap akhlak siswa.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui pengaruh kebiasaan membaca Al-Qur’an terhadap akhlak
siswa pada Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo.
2. Untuk mengetahui kebiasaan membaca Al-Qur’an siswa pada Madrasah Diniyyah
As-Salam Joglo.
3. Untuk mengetahui akhlak siswa pada Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo setelah
terbiasa membaca Al-Qur’an setiap hari.
F. Manfaat Penelitian
a. Secara praktis hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi
mengenai hubungan kebiasaan membaca Al-Qur’an terhadap tingkah laku siswa.
b. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperlengkap khazanah
kajian ilmu pendidikan khususnya mengenai pengaruh kebiasaan membaca Al-
Qur’an terhadap akhlak siswa.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Kebiasaan Membaca Al-Qur’an
1. Pengertian
Sebelum membahas tentang pengertian kebiasaan membaca Al-Qur’an, penulis
akan mengemukakan terlebih dahulu pengertian masing-masing kata.
a. Kebiasaan
Menurut Denis Child, “kebiasaan merupakan reaksi stimulus tertentu yang
umumnya diperoleh dengan mengulang perbuatan tersebut secara berturut-
turut“1.
Sedangkan Menurut Dali Gulo, kebiasaan adalah “tingkah laku yang
diperoleh dan dimanifestasikan secara konsisten dan mapan serta relatif otomatis
1 Denis Child, Psychology and Teacher, (London: Holot Rinehart and Wiston, 1979) hlm.7.
melalui pengulangan yang terus menerus”2. Sedangkan menurut Witherington,
arti “kebiasaan merupakan cara bertindak yang telah dikuasai dan bersifat tahan
uji (persistent), seragam dan otomatis”3. Otomatis berarti “perbuatan yang
dilakukan berlangsung sendirinya, seperti mesin”4.
Kebiasaan merupakan perbuatan yang konsisten, artinya dilakukan dengan
pola yang sama. Tingkah laku ini menjadi mapan menyatu dalam diri karena
sering dilakukan.
Berdasarkan definisi yang dikemukakan diatas, maka yang dimaksud dengan
kebiasaan adalah cara bertindak seseorang yang bersifat menetap secara
otomatis dengan tanpa melakukan pemikiran terlebih dahulu dalam
melakukannya. Hal ini disebabkan karena proses penyusutan kecenderungan
dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Karena proses penyusutan
inilah muncul suatu pola tingkah laku baru yang menetap dan otomatis.
Kebiasaan dapat timbul melalui dua cara, cara pertama adalah
kecenderungan pada setiap orang untuk mengikuti jalan dengan jumlah
rintangan terkecil. Cara yang kedua adalah dengan sengaja melakukan sesuatu
dalam cara tertentu, supaya dengan demikian terbentuklah semacam pola
sambutan otomatis. Cara kedua ini biasanya dipergunakan bila seseorang
berusaha membentuk suatu kebiasaan baru untuk menggantikan kebiasaan lama
yang harus dibuang.5
b. Pengertian Membaca Al-Qur’an
Menurut bahasa, kata membaca dalam bahasa Indonesia sama artinya
dengan kata Qora’a ( قراء ) dalam bahasa Arab. Kata membaca merupakan fi’il
madhi dan masdarnya adalah Qira’ah ( قراءة ) yang berarti bacaan.
Menurut W. J. S. Purwadarminta, membaca adalah : “Melihat serta
memahami isi dari apa yang tertulis”6. Jika dikaitkan dengan penggunaan kata
2 Dali Gulo, Kamus Psikologi, (Bandung: Penerbit Tonis, 1982) hlm.99 3Witherington, Education of Psychology, Terjemahan oleh M. Buchori, (Jakarta, Angkasa Baru, 1983)
hlm.15 4 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1976) hlm.689D 5 H.C. Witherington, etal, Teknik-Teknik Belajar dan Mengajar (Bandung : Jemmars, 1994), hlm.13 6Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, 1988) hlm.62
membaca Al-Qur’an, maka arti membaca adalah mengeja atau melafalkan apa
yang tertulis.
Menurut Prof. Dr. T.M. Hasby Ash Shiddiqy, mentilawat (membaca) Al-
Qur’an adalah : “Memahamkan makna-makna Al-Qur’an, mempelajari segala
maknanya, supaya dapat mengambil pelajaran-pelajaran dan peringatan yang
lengkap daripadanya”.7
Sedangkan dalam buku sejarah dan pengantar ilmu Al-Qur’an/Tafsir, arti
membaca Al-Qur’an adalah : “Perbedaan lafadz-lafadz wahyu mengenai huruf
dan cara-cara membunyikannya, seperti tidak mentasydidkan, mentasydidkan
dan lain sebagainya”.8
Para ulama dahulu dan sekarang, menaruh perhatian besar terhadap tilawah
Qur’an (membaca Al-Qur’an) sehingga pengucapan lafadz-lafadz Qur’an
menjadi baik dan benar. Cara membaca ini, dikalangan mereka dikenal dengan
Tajwidul Qur’an, yang berarti : “memberikan kepada huruf-huruf akan hak-hak
dan tertibnya, mengembalikan huruf kepada makhraj dan asalnya, serta
menghaluskan pengucapannya dengan cara yang sempurna tanpa berlebihan,
kasar, tergesa-gesa dan dipaksa-paksakan”.9
Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa pengertian membaca Al-
Qur’an adalah suatu aktifitas lisan dalam melafadzkan konteks ayat Al-Qur’an
berdasarkan kaidah ilmu tajwid.
Bacaan Al-Qur’an mengandung kesan yang tersirat, tersurat, bahkan sampai
kepada getaran jiwa yang mampu bangkit dari keterpurukan, berkata Amrubnul
Ash :
ال يو حى إ لـيهجـنــبيـه إ ال ا نــه بــين ا د ر جـت النــبو ة نمن قــر أ ا لقــر أBarang siapa membaca Al-Qur’an, niscaya masuklah nubuwwah (kenabian)
diantara kedua lambungnya, hanya tidak diturunkan wahyu kepadanya.10
7 Hasby Ash-Shiddieqy, Al-Islam, (Jakarta, Bulan Bintang, 1970) Cet.I, hlm. 533 8 Hasby Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an/Tafsyir, (Jakarta, Bulan Bintang, 1977) Cet
I, hlm. 23 9 Manna Kholil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Terjemahan dari Mabahis fi Ulumil Qur’an, oleh
Mudzakir AS (Bogor, Pustaka Litera Antar Nusa, 2004) Cet. 8, hlm. 265 10 Imam Al Ghazali, Ihya Ulumuddin, (Singapura, Daru Sulaiman Maro’i, Juz I) hlm. 274
‘١
c. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’anul Karim adalah mukjizat Islam yag kekal dan mukjizatnya
selalu diperkuat oleh kemajuan Ilmu Pengetahuan. Tujuan Allah SWT.
menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW. adalah untuk
mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta
membimbing mereka ke jalan yang lurus.
Al-Qur’an secara harfiah berarti “bacaan yang sempurna”11. “Qur’an”
menurut pendapat yang lebih kuat seperti yang dikemukakan oleh Dr. Subhi Al-
Salih berarti “bacaan”, asal kata qara’a. Kata Al-Qur’an itu berbentuk masdar
dengan arti isim maf’ul yaitu maqru yang berarti dibaca12. Al-Qur’an merupakan
suatu nama pilihan Allah SWT. yang sangat tepat, karena tiada ada satu bacaan
pun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat
menandingi Al-Qur’anul Karim.
Sedangkan arti Al-Qur’an menurut Terminologi adalah kalam Allah SWT.
yang merupakan mukjizat diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. dan
ditulis di mushaf, diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah
ibadah13.
Al-Qur’an layaknya sebuah permata yang mancarkan cahaya yang
berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang masing-masing. Tiada bacaan seperti
Al-Qur’an yang diatur tata cara membacanya, mana yang dipendekkan dan
mana yang dipanjangkan, dipertebal, atau diperhalus ucapannya, dimana tempat
yang terlarang, atau boleh, atau harus memulai dan berhenti, bahkan diatur lagu
dan iramanya sampai kepada etika membacanya.
d. Pengertian Kebiasaan Membaca Al-Qur’an
Dari penjelasan yang dikemukakan di atas, maka yang dimaksud dengan
kebiasaan membaca Al-Qur’an adalah cara atau teknik yang sering dilakukan
oleh siswa dalam membaca Al-Qur’an. Teknik atau cara yang dilakukan tersebut
11 Manna’ Kholil Al-Qattan, Study ..., hlm.1
12 Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Departemen Agama Republik Indonesia,1971) hlm.16
13 Manna’ Kholil Al-Qattan, Study ..., hlm.1
bersifat otomatis, menyatu dalam diri dan sering tidak disadari. Kebiasaan
membaca Al-Qur’an yang dilakukan siswa menguasai perilakunya pada setiap
kali perbuatan tersebut dilakukan.
Kebiasaan berhubungan dengan kesenangan yang bersifat individual, artinya
cara yang disenangi seseorang berbeda dengan yang disenangi oleh orang lain.
Karena berhubungan dengan kesenangan, maka dalam melakukannya akan
cenderung diulangi lagi, akhirnya akan menyatu pada dirinya.
Kebiasaan membaca Al-Qur’an seperti yang diuraikan di atas dapat
dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa secara
konsisten dalam upaya memahami isi kandungan Al-Qur’an. Setiap siswa yang
telah berusaha membiasakan dirinya untuk membaca Al-Qur’an, akan
mengalami perubahan tingkah laku. Menurut Brudghardt (1973), “kebiasaan itu
timbul karena penyusutan kecendrungan respons dengan menggunakan
stimulasi yang berulang-ulang”14. Pembiasaan juga meliputi pengurangan
perilaku yang tidak diperlukan, karena proses penyusutan atau pengurangan
inilah, muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap dan
otomatis.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Membaca Al-Qur’an
Untuk membiasakan diri membaca Al-Qur’an secara teratur memerlukan
keinginan yang kuat. Banyak kendala yang dapat mengganggu usaha ini. Kendala
itu ada yang berasal dari dalam diri sendiri dan adapula yang berasal dari luar diri
sendiri.
Adapun kendala yang berasal dari dalam diri sendiri meliputi faktor fisik dan
psikis. 14Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung : PT. Remaja Roda Karya, 1995), h. 117
A. Faktor Fisik
Fisik atau tubuh manusia merupakan “sistem organ yang kompleks dan sangat
mengagumkan”15. Keadaan tubuh yang sehat merupakan kondisi yang
memungkinkan seseorang untuk dapat membaca Al-Qur’an dengan baik.
Kondisi organ-organ khusus siswa seperti tingkat kesehatan, indera pendengar
dan indera penglihatan juga sangat mempengaruhi kebiasaan siswa dalam
membaca Al-Qur’an.
Seseorang siswa yang sering sakit biasanya mengalami kesulitan dalam
membaca Al-Qur’an, misalnya cepat lelah, tidak bisa konsentrasi dan merasa
malas.
B. Faktor Psikis
Kata psikis berasal dari bahasa Yunani Kuno, psyche yang berarti jiwa. Apa
yang dimaksud dengan jiwa tidak seorang pun tahu dengan sesungguhnya. “Jiwa
adalah sangat abstrak dan tidak dapat diikuti oleh panca indera”.16
Adapun faktor kendala kebiasaan membaca Al-Qur’an yang termasuk psikis
adalah :
1. Minat
Yang dimaksud dengan minat adalah “ motif pokok dari semua makhluk,
bagi manusia tidak semata-mata merupakan keinginan, untuk tetap hidup
(tidak sakit atau mati), tetapi merupakan juga keinginan untuk hidup dalam
hubungannya yang aktif dengan lingkungannya”.17
Sikap dan minat merupakan faktor psikologis yang akan mempengaruhi
kebiasaan siswa dalam membaca Al-Qur’an.
Dalam hal ini sikap yang menunjang kebiasaan siswa dalam membaca Al-
Qur’an ialah sikap positif (menerima atau suka) terhadap bahan pelajaran
Al-Qur’an, terhadap guru dan lingkungan tempat ia belajar. Bila sikap dan
15 Syamsu Yusuf, Psikolgi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya) Cet. 4,
Maret 2004, hlm. 101 16 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2006) Cet. 21, hlm. 65 17 Sururin, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2004) Cet. IV, hlm. 2
minat tidak dimiliki oleh siswa dalam membaca Al-Qur’an, maka ia akan
bermalas-malasan dan sulit untuk membiasakan diri membaca Al-Qur’an.
2. Motivasi
Yang dimaksud dengan motivasi adalah “segala sesuatu yang mendorong
seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu”.18
Motivasi sangat berperan dalam segala hal. Dengan motivasi inilah siswa
tekun membaca Al-Qur’an, dan dengan motivasi ini pulalah kebiasaan siswa
dalam membaca Al-Qur’an dapat terwujud.
Motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan
siswa19. Kekurangan atau ketiadaan motivasi dalam membaca Al-Qur’an
akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa untuk membiasakan
dirinya dalam membaca Al-Qur’an baik di sekolah maupun di rumah.
3. Disiplin
Disiplin adalah “langkah-langkah yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur
yang sudah digariskan”.20
Seseorang siswa yang ingin terbiasa membaca Al-Qur’an harus berusaha
secara teratur, mulai dari waktu, kegiatan dan istirahat. Oleh karena itu
pembagian waktu sangat penting untuk di atur sedemikian rupa, sehingga
tidak terjadi pembagian waktu secara percuma.
Banyak siswa yang mengeluh karena kekurangan waktu untuk membaca Al-
Qur’an, tetapi sebenarnya mereka tidak kekurangan waktu melainkan tidak
dapat mengatur waktu atau menyia-nyiakan waktu yang tersedia.
Disiplin dalam membiasakan diri membaca Al-Qur’an sangat diperlukan.
siswa yang dapat mendisiplinkan diri maka ia akan hidup teratur dan dapat
mengerjakan semua tugas tepat pada waktunya sehingga tidak akan
mengalami kesulitan-kesulitan yang berarti ketika dihadapkan pada suatu
permasalahan.
18 Ngalim Purwanto, Psikologi ..., hlm. 65 19 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta, PT. Rineka Cipta,
2000) Cet. I, hlm. 45 20 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta, PT. Rineka Cipta) Cet.
I, hlm. 16
Dalam menumbuhkan kebiasaan membaca Al-Qur’an terdapat pula kendala-
kendala, kendala-kendala tersebut ada yang berasal dari dalam diri anak
seperti : kecenderungan bermalas-malasan, keluh kesah dan kebiasaan
melamun, hal ini hanya dapat diatasi oleh sikap disiplin oleh sikap disiplin
siswa itu sendiri.
Adapun kendala-kendala yang menghambat dari luar diri siswa meliputi :
1. Faktor keluarga
Keluarga merupakan “lingkungan pertama dan utama bagi anak. Oleh
karena itu kedudukan keluarga dalam pengembangan kepribadian anak
sangatlah dominan”.21
Karena faktor keluarga ini sangat luas, maka dibagi dalam beberapa
aspek, yaitu :
a. Aspek orang tua
Orang tua merupakan “pendidik utama dan pertama bagi anak-anak
mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima
pendidikan”.22
Yang dimaksud faktor orang tua adalah cara orang tua mendidik
anaknya tidak mapan, hubungan antara orang tua dengan anaknya
yang tidak lancar, dan contoh sikap orang tua yang kurang baik. Hal
tersebut dapat mempengaruhi kebiasaan anak-anak dalam membaca
Al-Qur’an.
b. Suasana rumah
Suasana rumah yang ramai, selalu tegang, sering cekcok dan
sebagainya akan dapat mengganggu kebiasaan anak membaca Al-
Qur’an.
c. Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga yang kurang dapat mempengaruhi
kebiasaan anak membaca Al-Qur’an, seperti tidak adanya kitab suci
Al-Qur’an, tempat membaca Al-Qur’an, dan lampu penerang yang
21 Syamsu Yusuf, Psikolgi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2004)
Cet. 4, hlm. 138 22 Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta, Bumi Aksara, 2004) Cet. 5, hlm. 35
memadai, akan menjadi penyebab anak kurang bersemangat untuk
membaca Al-Qur’an.
3. Adab Membaca Al-Qur’an
Sebagaimana dimaklumi bahwa Al-Qur’an adalah “Kitab Suci yang diturunkan
Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai salah satu rahmat yang tak ada
taranya bagi alam semesta”23. Sehubungan dengan itu, Dr. Subhi Al-Salih
merumuskan bahwa Al-Qur’an adalah “Firman Allah yang bersifat atau berfungsi
sebagai mukjizat (sebagai bukti kebenaran atas kenabian Muhammad SAW.) yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad, yang tertulis di dalam mushaf-mushaf yang
diriwayatkan dengan jalan mutawatir, dipandang beribadah membacanya”.24
Oleh karena itu membaca Al-Qur’an mempunyai adab-adab tertentu. Menurut
Imam Al Ghozali dalam bukunya Ihya Ulumuddin, adab membaca Al-Qur’an itu
terbagi dua, yaitu adab secara bathin dan adab secara zhohir.25
Adapun adab membaca Al-Qur’an secara bathin dapat disimpulkan menjadi :
1. Memahami asal kalimat, yang ada di dalam Al-Qur’an
2. Cara hati membesarkan kalimat Allah
3. Menghadirkan hati dikala membaca sampai ketingkat memperluas, memperluas
perasaan dan membersihkan jiwa.26
Dengan demikian kandungan Al-Qur’an yang dibaca dengan perantaraan lidah,
dapat bersemi ke dalam jiwa dan meresap ke dalam hati sanubari. Kesemua ini
adalah adab yang berhubungan dengan bathin, yaitu dengan hati dan jiwa.
Adapun cara hati membesarkan kalimat Allah, ialah bagi pembaca Al-Qur’an
ketika dia memulainya, maka terlebih dahulu ia harus menghadirkan dalam hatinya,
betapa kebesaran Allah SWT. yang mempunyai kalimat-kalimat itu. Dia harus yakin
di dalam hatinya, bahwa yang dibacanya itu bukanlah kalam manusia tetapi Kalam
Allah SWT. Yang Maha Mulia dan Tinggi tidak ada kalam yang lebih tinggi dari
23 Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen ..., hlm 121 24 Masyfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur’an, (Surabaya, PT Bina Ilmu, 1980) hlm. 1 25Imam Al-Ghazali, Menghidupkan kembali Ilmu-Ilmu Agama, Terjemahan dari Ihya Ulumuddin, Jilid II,
oleh Isma’il Ya’kub, (Surabaya, CV. Fauzan, 1989) Cet. V, hlm. 223 26 Imam Al Ghazali, Menghidupkan kembali ..., hlm. 113
kalamNya, itulah keagungan Kalam Allah dan keistimewaannya dibandingkan
dengan kalam-kalam makhluk lain.
Sedangkan adab membaca Al-Qur’an secara zhohir menurut Imam Al Ghozali
dapat disimpulkan menjadi :
1. Disunatkan berwudhu sebelum membaca Al-Qur’an, karena yang dibacanya
ialah kitab suci, Kalam Allah SWT dan wahyuNya Yang Suci dan Mulia.
2. Disunatkan di tempat yang bersih dalam membacanya, seperti di masjid,
mushala, rumah, dan tempat lain yang dianggap bersih.
3. Membacanya menghadap kiblat, dengan penuh perhatian, khusyu, dan tenang
serta berpakaian yang rapi dan sopan.
4. Mulut dan gigi sebaiknya dibersihkan, sebelum membaca Al-Qur’an.
5. Di dalam membaca Al-Qur’an, disunatkan membaca ta’awwudz terlebih
dahulu, kemudian diiringi bacaan basmalah dan diakhiri dengan membaca : صــد
.Disamping berdoa yang telah kami uraikan di atas. ق اهللا الــعـظـيم
6. Disunatkan membacanya dengan tartil, yakni dengan membaca yang pelan-
pelan dan tenang. Sebagaimana Firman Allah SWT. di dalam surat Al-
Muzammil ayat 4 : عـلـيه ور تــل الــقـر أ ن تـر تـيـالو ز دأ
Artinya : “Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan tartil.” (Al-Muzammil,4)
7. Membacanya dengan penuh perhatian dan pemikiran tentang ayat-ayat yang
dibacanya dan bagi yang sudah mengerti arti dan maksudnya, sangat dianjurkan
untuk merenungkan dan memikirkan akan hikmah dan rahasia pada ayat-ayat
yang dibacanya, yaitu dengan lidahnya bergerak membaca, hatinya turut
memperhatikan arti dan maksud serta hikmah dan rahasia yang dikandungnya.
8. Dilarang dalam membaca Al-Qur’an dengan bermain-main dan tertawa-tawa
serta yang semacamnya. Karena perbuatan yang semacam itu tidak layak
dilakukan sewaktu membaca kitab suci yang sangat mulia dan agung yang
datang dari Allah Yang Maha Suci.
Menurut Manna Kholil Al Qottan dalam buku Mabahis fi Ulumil Qur’an yang
telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Mudzakir AS
menyempurnakan adab membaca Al-Qur’an menjadi :
1. Membacanya dengan khusyu’, tenang dan penuh hormat
2. Membaguskan suaranya, karena Al-Qur’an hiasan bagi suara dan suara yang
bagus lagi merdu akan lebih berpengaruh dan meresap ke dalam jiwa. Dalam
sebuah Hadits Rosulullah SAW bersabda :
)روا ه الحا آم ( صوا تـكم ز يــنــوا ا لقــر أ ن بــا “ Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu yang merdu” (Hadits Al-Hakim)27
3. Mengeraskan bacaan Al-Qur’an, karena membacanya dengan suara jahar
lebih utama, karena dapat membangkitkan semangat dan gelora jiwa untuk
lebih banyak beraktifitas, memalingkan pendengaran kepada bacaan Al-
Qur’an, dan membawa manfaat bagi para pendengar serta
mengkosentrasikan segenap perasaan untuk lebih jauh memikirkan,
memperhatikan dan merenungkan ayat-ayat yang dibaca itu. Tetapi bila
dengan suara jahar itu dikhawatirkan timbul rasa riya, atau akan
mengganggu orang lain, seperti mengganggu orang yang sedang sholat,
maka membaca Al-Qur’an dengan suara indah adalah lebih utama.28
Sedangkan di dalam tafsir Al-Qur’an dan terjemahannya milik Departemen
Agama Republik Indonesia menjelaskan tentang adab membaca Al-Qur’an
adalah sebagai berikut : membaca ta’awwudz, yang berbunyi ا للــه ا عو ذ ب
سم اهللا الـر حـمـن الـر حـيـم بــ Sesudah itu barulah dibaca. مـن لشـــيـطــا ن الر جــيم Maksudnya diminta lebih dahulu perlindungan Allah SWT, supaya terjauh
dari tipu daya syetan, sehingga hati dan pikiran tetap tenang di waktu
membaca Al-Qur’an. Dan biasa juga sebelum atau sesudah membaca
ta’awwudz berdo’a kepada Allah SWT agar hatinya menjadi tenang. Do’a
itu berbunyi :
ـكـر حمــت. ا للــهم افــتـح لـنــا حكـمـتــك وا نــشـر عـلـيــنـا
حمـين اـك يآ ا رحم الر من خــز آ ءن ر حمـتـ“Ya Allah, bukakanlah kiranya kepada kami hikmat-Mu dan taburkankanlah
kepada kami rahmat dari khazanah-Mu, Ya Allah Yang Maha Pengasih Lagi
Maha Penyayang”29
27 Manna Kholil Al-Qattan, Study Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Terjemahan dari Mabahis fi Ulumil Qur’an oleh
Mudzakir AS (Bogor, Pustaka Litera Antar Nusa, 2004) Cet. 8, hlm. 273 28 Manna Kholil Al-Qattan, Study ..., hlm. 274 29 Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen ..., hlm. 126
ء
١
١
١
Itulah adab-adab membaca Al-Qur’an yang harus di jaga dan diperhatikan serta
diamalkan, sehingga dengan demikian keagungan, kemuliaan, dan kesucian Al-
Qur’an dapat terpelihara dengan sebaik-baiknya serta akan lebih berkesan ke dalam
jiwa bagi yang membaca dan mendengarkannya.
4. Manfaat Membaca Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an bagi setiap orang mukmin hendaklah sudah menjadi
kebiasaannya sehari-hari, baik diwaktu malam maupun diwaktu siang, dikala senang
maupun dikala susah, dikala gembira maupun dikala sedih, dikala luas maupun
dikala sempit. Pokoknya setiap saat dan waktu, kapan dan dimana saja hendaknya
setiap orang-orang mukmin membiasakan dirinya untuk membaca Al-Qur’an,
walaupun hanya beberapa ayat, karena dengan membaca Al-Qur’an akan
mendatangkan rahmat, petunjuk dan ketenangan. Sebagaimana dinyatakan Allah
SWT didalam FirmanNya :
ن يهـد ى للــتى هي ا قـو م ويبشــرا لمؤ منـين اا لقـر أإ ن هـذ
) :اال سراء ( الــذ ين يعـلـمو ن الصـلحـت ا ن لـهم اجـرا آــبــيرا
Artinya : “Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang
lebih lurus dan memberi kabar bagi orang-orang mukmin yang mengerjakan amal
saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (Surat Al-Isra’: 2)
لــما فى الصـد وريآ يهـاالنــاس قـد جآ ء تـكـم مو عظــة مـن ر بــكـم و شفـآء
) :يو نس( لــمؤ مـنـين ـ و هـد ى ورحمـة لArtinya : Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) didalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Surat Yunus : 57).
Demikianlah diantara hikmah-hikmah bagi orang yang mau membaca Al-
Qur’an dan mengamalkan segala isi kandungannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Kaum Mukminin sejak dari zaman Rasulullah SAW. sampai zaman yang modern
ini bahkan sampai hari Qiamat, tetapi akan selalu membaca, mempelajari dan
menghapal kitab sucinya serta mengamalkan di dalam kehidupannya sehari-hari
akan segala isi kandungannya.
١ ١ ١ ٢
۵٧
Setiap orang mukmin yakin bahwa membaca Al-Qur’an adalah suatu perbuatan
yang sangat mulia dan akan mendapat ganjaran dari Allah SWT. dengan ganjaran
yang berlipat ganda serta akan mendapat rahmat dan petunjuk bagi yang membaca.
Itulah sebabnya Al-Qur’an adalah sebaik-baiknya bacaan dan pelajaran bagi setiap
orang mukmin.
Oleh sebab itu hendaknya Al-Qur’an harus ada ditiap-tiap hati orang mukmin.
Rasulullah SAW. sangat sangat mencela orang yang dihatinya kosong dari ayat-ayat
suci Al-Qur’anul Karim, dengan sabdanya :
:قـال رسو ل اهللا صلـى اهللا عـلـيه وسـلـم : و عن ابن عبا س رضي اهللا عنـهما قـال
)روا ه التر مذي( فه شيـى مــن ا لقـر أ ن آـا لـبيـت ا لخـر ب إ ن الـذى فى جو Artinya : Ibnu Abbas ra berkata : Bersabda Rasulullah SAW : “Sesungguhnya
seseorang yang di dalam hatinya (dadanya) tidak ada Al-Qur’an adalah bagaikan
rumah yang rusak lagi kosong”30. (HR. Attirmidzi)
Dan Rasulullah SAW. sangat memuliakan bagi orang-orang yang selalu
membaca dan mempelajari serta mengajarkan Al-Qur’an, sebagaimana beliau
bersabda :
قـا ل ر سو ل اهللا: و عن عـثــما ن ا بن عـفـا ن رضي اهللا عنـه قـا ل
)البخاري هروا( م من تــعـلـم ا لقـر أ ن و عـلــمـهخـير آـ :صلـى اهللا عـلـيه وسـلـم Artinya : Usman ra berkata : Bersabda Rasulullah SAW : “Sebaik-baik kamu ialah
yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.”31 (HR. Bukhari) Jadi belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya adalah tugas pokok dan kewajiban
yang suci dan mulia bagi setiap orang mukmin. Adalah kewajiban bagi orang yang
berilmu untuk memberitahukan kepada orang yang belum berilmu dan kewajiban
bagi orang yang belum tahu belajar kepada orang yang sudah tahu, agar ilmu
pengetahuan dapat dinikmati oleh seluruh umat manusia. Oleh karena itu tidak ada
alasan, bagi orang yang belum pandai membaca Al-Qur’an, untuk belajar agar
pandai membaca Al-Qur’an dan kewajiban orang tua-lah untuk mendidik anaknya
agar pandai membaca Al-Qur’an. Dan kewajiban setiap orang mukminlah untuk
belajar dan mengajar Al-Qur’an, agar tidak ada diantara umat Islam yang tidak
30Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf An Nawawy, Taman Orang-orang yang Sholeh, Terjemahan dari
Riyadhus Sholihn Jilid II, oleh Salim Bahreisy (Bandung, PT. Al-Ma’arif, 1979) Cet. V, hlm. 126 31 Imam Abu Zakariya, Riyadhus ..., Jilid II, hlm. 123
ء
pandai membaca Al-Qur’an, apalagi yang buta akan huruf Al-Qur’an, karena
membaca Al-Qur’an bagi setiap orang mukmin adalah suatu perbuatan yang sangat
mulia lagi agung dan akan mendapat ganjaran atau pahala yang berlipat ganda dari
Allah SWT, disamping itu akan menambah ilmu pengetahuannya.
Dalam rangka mendorong orang untuk membaca, mempelajari dan menghapal
Al-Qur’an, maka kepadanya diberikan kedudukan yang baik dan posisi yang
penting, seperti menjadi mufti. Seseorang yang hapal Al-Qur’an diberi gelar Qurro,
karena mereka itu membaca Al-Qur’an dan tahu persis ayat-ayat yang nasikh dan
mansukh, ayat-ayat yang mengenai Muhkam dan lain sebagainya, serta mengerti
pula akan maksud dan arti tiap-tiap kata, kalimat serta ayat. Hal ini tidak
mengherankan, karena bangsa Arab sebelum Islam adalah kebanyakan bangsa
yang buta huruf, tidak tahu tulis baca. Maka setelah Islam datang, menganjurkan
mereka giat belajar membaca, menulis, mempelajari syari’at Islam dan menggali
hukum-hukum agama dari Al-Qur’an. Selanjutnya mereka merumuskan hukum-
hukum fiqh Islam dan pelajaran “Qurro” tadi diganti dengan nama Fuqoha dan
‘Ulama.32
Al-Qur’an adalah jiwanya kaum Muslimin karena Al-Qur’an adalah pokok
perjuangannya dalam arti kata yang luas, dan keadaan orang Islam yang berpegang
teguh kepada Al-Qur’an dan membacanya pada tiap waktu, dikatakan “Liwa’ul
Islam”, yaitu panji-panj Islam.33
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa Al-Qur’an adalah bacaan dan
pelajaran yang sebaik-baiknya bagi setiap orang Mukmin dan hendaknya pada tiap-
tiap rumah orang Mukmin ada menyimpan sebuah atau beberapa buah Kitab Suci
Al-Qur’an, untuk dibaca pada setiap saat dan waktu. Dan hendaknya seluruh
keluarga dan masyarakat Islam tidak ada yang tidak pandai membaca Al-Qur’an dan
kewajiban orang tualah untuk menjadikan anggota keluarganya yang demikian, agar
rahmat Al-Qur’an tersebar secara merata pada setiap orang Islam.
32 Muhammad ‘Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Terjemah, Bustami A. Gani
Djohar Bahry L.I.S., (Bulan Bintang, 1969) hlm. 64 33 Abu Bakar, Sejarah Al-Qur’an, (Jakarta, Martaco CV, 1951) hlm. 304
B. Pembentukan Akhlak
1. Pengertian Akhlak
Perkataan akhlak adalah bentuk jamak dari kata khuluk ( خلق ), kata khuluk (
di dalam kamus Al-Munjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau ( خلق
tabiat.34
Di dalam Dairatul Ma’arif yang dikutip oleh Asmaran AS kata akhlak berarti :
ـية هي صفـا ت ا ال نـسا ن ا ال د بـاال خـال ق Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik.35
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak adalah sifat-sifat yang
dibawa oleh manusia sejak lahir, yang tertanam di dalam jiwanya dan selalu ada
padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik, disebut akhlakul karimah atau
perbuatan buruk, disebut akhlakul mazmumah.
Adapun pengertian akhlak secara Terminologi adalah suatu daya yang telah
bersemi dalam jiwa seseorang sehingga dapat menimbulkan perbuatan-perbuatan
dengan mudah tanpa pikir dan direnungkan lagi.36 Tentang akhlak terpuji ada empat
sendi yang cukup mendasar dan menjadi induk seluruh akhlak, induk-induk akhlak
yang baik itu seperti disebut oleh Imam Al-Ghazali, adalah sebagai berikut :
a. Kekuatan ilmu wujudnya adalah hikmah (kebijaksanaan), yaitu keadaan jiwa
yang dapat menemukan hal-hal yang benar diantara yang salah dalam urusan
ikhtiaria (perbuatan yang dilaksanakan dengan pikiran dan kemauan sendiri).
b. Kekuatan marah wujudnya adalah syaja’ah (berani), yaitu keadaan marah yang
tunduk kepada akal pada waktu dilakukan atau dikekang.
c. Kekuatan nafsu syahwat wujudnya adalah iffah (perwira), yaitu keadaan
syahwat yang terdidik oleh akal dan syari’at agama.
d. Kekuatan keseimbangan diantara kekuatan yang tiga diatas, wujudnya adalah
adil, yaitu kekuatan jiwa yang dapat menuntun amarah dan syahwat sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh hikmah.
34 Luis Ma’luf, Kamus Al-Munjid (Bairut, Al-Maktabah Al-Katulikiyah, t.t) hlm.194
35 Asmaran AS., Pengantar Study Akhlak, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1994) cet.2 hlm.1 36 Suhardi Sadili, Bimbingan Akhlak Yang Mulia, (Tasik Malaya, Widya Graha, 1986) cet.1 hlm.5
ء ء
Dari empat sendi akhlak yang terpuji itu, akan lahirlah perbuatan-perbuatan baik seperti: jujur, suka memberi kepada sesama, tawadhu, tabah, tinggi cita-cita, pemaaf, kasih sayang terhadap sesama, berani dalam kebenaran, menghormati orang lain, sabar, malu, pemurah, memelihara rahasia, qonaah, dan sebagainya.
2. Proses Pembentukan Akhlakul Karimah
Pembentukan akhlak yang mulia adalah jiwa Pendidikan Islam dari sinilah Al-
Ghazali menyarankan agar murid sebagai langkah pertama dalam belajarnya
mensucikan jiwa dari perilaku buruk dan jahat.
Al-Qur’an adalah akhlaknya Rasulullah demikian penjelasan Siti Aisyah RA
ketika ditanya, bagaimana akhlak Rasulullah SAW. maka beliau menjawab bahwa
akhlaknya Rasulullah SAW. adalah Al-Qur’an, maka dengan Al-Qur’an tercantum
petunjuk dan pedoman untuk membentuk akhlakul karimah.
Bacaan Al-Qur’an adalah bacaan yang mengandung kekuatan yang sangat
dahsyat untuk membentuk pribadi seseorang, sebagaimana dijelaskan Allah SWT.
dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 21.
دعامـن خـشيـة اهللاــه خـا شعا مـتــصـ لـر أيـتلـو أ نـز لـنا هـذ ا لقـر أ ن على جبـل
: )ا لحشر ( ـفــكــر و نـا ل نـضـر بها للنـاس لـعـلــهم يـتـ وتـلــك ا ال مث Artinya : Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung,
pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah.
Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka
berpikir. (QS. Al-Hasyr ; 21)
Karena kehebatan dan kedahsyatan bacaan Al-Qur’an, sehingga jin pun
terpesona dan takjub kemudian mereka beriman. Setelah mereka mendengar Al-
Qur’an dibaca oleh Nabi Muhammad SAW, mula-mula mereka takjub, merasa
heran, dan tercengang, sehingga tidak ada jalan buat membantah dan menolak maka
kami pun beriman kepadaNya, kata sekelompok jin. Hal ini dijelaskan dalam Al-
Qur’an surat Jin ayat 1 dan 2.
ناوا إ نـا سمـعـنا قـر أفـقـالـ. ـمع نـفــرمـن ا لجـن نـه اسـتقـل أ وحي إ لـي أ
: )الجن ( ر بــنا احداـنـا بــه و لـن نـشر ك بـ مشـد فـأ عجـبا يهـدى إ لـى الر Katakanlah : telah diwahyukan kepadaku bahwasanya telah mendengar
sekumpulan dari jin, lalu mereka berkata ; “sesungguhnya kami tlah mendengar Al-
Qur’an yang menakjubkan itu.” Memberi petunjuk kepada jalan yang bijaksana,
١ ١
‘
٢١
‘
١
١ ٢-١
maka kami pun berimanlah kepadaNya, dan sekali-kali tidak kami akan
mempersekutukan sesuatupun dengan Tuhan kami. (QS. Al-Jin; 1-2)
Mendengarkan bacaan Al-Qur’an dengan baik, dapat menghibur perasaan sedih,
menenangkan jiwa yang gelisah, dan melunakkan hati yang keras, serta
mendatangkan petunjuk. Itulah yng dimaksud dengan Rahmat yang diberikan
kepada orang yang mendengarkan bacaan Al-Qur’an dengan baik. Demikian besar
mukjizat Al-Qur’an sebagai wahyu Ilahi, yang tak bosan-bosan orang membaca dan
mendengarkannya. Malahan semakin sering orang membaca dan mendengarkannya,
maka semakin terpikat hatinya kepada Al-Qur’an, bila Al-Qur’an dibaca dengan
lidah yang fasih, dengan suara yang baik dan merdu akan lebih memberi pengaruh
kepada jiwa orang yang mendengarkannya dan bertambah imannya. Hal ini telah
dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 2, sebagai berikut :
ـمـيـت علـيها تـلمؤ منون الــذ ين إ ذ ا ذ آر اهللا وجـلـت قـلـو بهـم و إ ذ إنـمـا ا ل
: )االنفال ( ـم يتـو آــلـو ن بـه يا تــه زا د تــهم إ يما نـا و عـلى ر أ Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila
disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka
ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka (karenaNya) dan kepada Tuhanlah
mereka bertawakal. (QS. Al-Anfal ayat 2)
Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa bacaan Al-Qur’an dapat
berpengaruh dalam diri dan jiwa seseorang termasuk siswa. Anak yang sering
membaca Al-Qur’an maka tyingkah laku dan akhlaknya lebih baik dibandingkan
dengan anak yang tidak membaca Al-Qur’an. Begitu pula anak yang suka
mendengarkan bacaan Al-Qur’an akan lebih baik budi pekertinya dibandingkan
dengan anak yang hanya lebih suka mendengarkan musik dan lagu-lagu.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlakul Karimah
Bacaan Al-Qur’an akan dapat mempengaruhi pembentukan akhlakul karimah
pada siswa jika telah memenuhi empat faktor :
a. Mempunyai perhatian yang besar terhadap Al-Qur’an
Apabila seseorang mencurahkan perhatiannya terhadap bacaan Al-Qur’an maka
ia akan menyadari, bahwa hanya bacaan Al-Qur’an lah yang paling disadari,
١
١
٢
meskipun hal-hal lain menarik perhatiannya, agar perhatian seseorang mencapai
hasil yang optimal ada tiga hal yang perlu diperhatikan :
1. Segala ransangan yang tidak ada hubungannya dengan objek yang kita
perhatikan harus kita kesampingkan. Inhibisi yaitu membatasi atau
melingkungi aktivitas kejiwaan.
2. Objek yang kita perhatikan itu ada hubungannya atau dihubungkan dengan
sesuatu yang pernah kita ketahui, maka perhatian kita akan berlangsung
lebih baik.
3. Harus ada penyesuaian diri dengan objek yang kita perhatikan.37
b. Adanya kesenangan untuk membaca Al-Qur’an Anak akan senang dan selalu membaca Al-Qur’an bila ia mampu membacanya dan ia semakin cinta kepada Al-Qur’an kalau selalu membacanya karena Al-Qur’an semakin sering dibaca akan semakin terasa manfaat dan pengaruh bagi dirinya.
c. Selalu ingin membaca dan mempelajari Al-Qur’an
Keinginan itu datangnya dari dorongan atau nafsu. Apabila yang dituju itu
sesuatu yang nyata atau kongkrit maka nafsu itu disebut keinginan. Dengan
demikian dapat diartikan sebagai dorongan atau nafsu yang tertuju pada suatu
benda tertentu atau kepada sesuatu yang kongkrit. Lawan dari keinginan adalah
kesenangan atau kebencian. Anak yang berminat untuk membaca Al-Qur’an,
terbukti dari keinginannya untuk belajar membaca Al-Qur’an dengan baik dan
benar.
d. Adanya kemauan untuk membaca Al-Qur’an
Kemauan adalah kekuatan yang sadar dan hidup pada diri seseorang untuk
berbuat atau menciptakan sesuatu berdasarkan perasaan dan pikiran. Kemauan
ini jelasnya adalah merupakan dorongan atau gejala kehendak yang diarahkan
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang dikendalikan oleh akal dan budi.38
37 M. Alisuf Jabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan (Jakarta, Pedoman Ilmu Jaya, 1997)
cet.2 hlm.43-44 38 M.Alisuf Jabri, Pengantar Psikologi ..., hlm.123
Anak yang berminat biasanya selalu membaca Al-Qur’an dengan jumlah yang
lebih banyak dibandingkan dengan anak yang tidak berminat, begitu juga
dengan pelajaran-pelajaran yang mendukung dalam pembelajaran Al-Qur’an
seperti tajwid dan qiraah.
C. Kerangka Berfikir Pada dasarnya kebiasaan membaca Al-Qur’an mampu memberikan pengaruh dalam membentuk tingkah laku dan kepribadian
anak menjadi akhlakul karimah, hal ini disebabkan kehebatan dan kedahsyatan daya tarik Al-Qur’an yang merupakan mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW.
Salah satu hal penting yang menimbulkan masalah adalah masih banyak anak yang belum mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, sehingga terasa berat bagi mereka untuk membiasakan diri membaca Al-Qur’an, akhirnya Al-Qur’an hanya merupakan hiasan belaka yang kurang berpengaruh dalam diri dan jiwa mereka, disinilah peranan guru dan orang tua sangat dibutuhkan. Ini dapat terjadi, jika siswa terbiasa membaca Al-Qur’an setiap hari, dengan menerapkan adab membaca Al-Qur’an, baik secara zahir maupun bathin, serta didukung dengan keluarga yang sakinah, lingkungan yang baik dan sekolah yang agamis.
Al-Qur’an adalah Kitab Suci umat Islam yang harus dibaca, dipelajari, dikaji, dan
diamalkan agar pancaran Rahmat dan Hidayah Allah merata sampai kepada setiap
orang mukmin, maka seharusnya tidak boleh ada lagi anak yang tidak mampu membaca
Al-Qur’an. Disinilah kewajiban kita bersama, termasuk pemerintah. Pelajaran membaca
Al-Qur’an sangat penting, terutama pada materi tajwid, sebagai landasan dasar agar
siswa mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Setelah siswa mengerti dan
bisa menerapkan cara membaca Al-qur’an dengan baik dan benar, maka siswa akan
rajin untuk selalu membaca Al-Qur’an setiap hari.
Berdasarkan teori dan konsep yang telah diuraikan, bahwa bacaan Al-Qur’an
memberi pengaruh dalam membentuk akhlakul karimah, maka setelah siswa membaca
dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an dengan baik dan khusyu, ada perubahan tingkah
laku dan kepribadian yang baik. Setelah siswa rajin membaca Al-Qur’an, menyenangi,
membiasakan dan mengulang-ngulangnya setiap saat, serta dilakukan secara istiqomah,
maka siswa akan terbiasa bahkan dapat memahami isi kandungan Al-Qur’an yang pada
akhirnya dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
D. Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti data yang terkumpul.
Ha : Ada (terdapat) pengaruh positif yang signifikan antara kebiasaan membaca Al-
Qur’an dengan tingkah laku atau kepribadian siswa (akhlakul karimah).
Ho : Tidak ada (terdapat) pengaruh positif yang signifikan diantara kebiasaan membaca
Al-Qur’an dengan tingkah laku atau kepribadian siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada sekolah Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo Jakarta
Barat. Tepatnya jalan Masjid As-Salam, RT 002/04 Kelurahan Joglo Kecamatan
Kembangan Kotamadya Jakarta Barat 11640. Alasan memilih lokasi pada sekolah ini,
karena tempatnya sangat strategis dan sangat menunjang terlaksananya penelitian,
karena peneliti adalah salah seorang guru pada sekolah tersebut serta mendapat tugas
untuk membina siswa agar mempunyai akhlak yang mulia, sehingga penelitian ini
sangat berguna bagi penulis dan umumnya bagi mereka yang membutuhkan.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu ruang lingkup
dan waktu yang ditentukan39. Dalam buku “Pengantar Metodologi Penelitian” yang
dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari
manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan peristiwa sebagai sumber data yang
memilki karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian40.
Populasi dalam penelitian ini yang digunakan oleh penulis adalah siswa kelas tiga,
empat dan lima pada sekolah Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo Tahun ajaran
2006/2007 dengan jumlah populasi 40 orang. Dengan demikian seluruh populasi
menjadi responden penelitian.
C. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis melalui
penelitian lapangan (Field Reaserch). Metode ini dimaksudkan agar dapat memberikan
gambaran dan analisis secara objektid tentang pengaruh bacaan Al-Qur’an dalam
39 S. Margono, Metodologi Penenlitian Pendidikan, (Jakarta, Rineka Cipta, 2004) cet.IV hlm.118 40 Hermawan Rasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1992) hlm.49
membentuk akhlakul karimah pada siswa di Madrasah Diniyyah As-Salam, Joglo,
Jakarta Barat ; khususnya pada siswa kelas III, IV, DAN V.
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang dijadikan acuan pengamalan. Pertama
adalah variabel bebas, yaitu kebiasaan membaca Al-Qur’an. Dan yang kedua adalah
variabel terikat yaitu akhlakul karimah pada siswa.
TABEL 1 VARIABEL PENELITIAN
NO VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
1. Kebiasaan Membaca
Al-Qur’an
1. Pemahaman tentang
membaca Al-Qur’an
4. Faktor pendorong untuk
selalu membaca Al-
Qur’an
a. Membaca
dengan tajwid
b. Membaca
dengan
lagu/Qiro’ah
c. Kebiasaan
membaca Al-
Qur’an
a. Kondisi fisik dan
psikis yang sehat
b. Adanya minat
dan motivasi
yang kuat
c. Terciptanya
situasi dan
kondisi yang
3. Faktor penghambat
untuk selalu membaca
Al-Qur’an
tenang
a. Tidak
tersedianya
sarana dan
prasarana yang
memadai
b. Tidak
mengetahui
manfaat
membaca Al-
Qur’an
c. Tidak dapat
membaca Al-
Qur’an dengan
baik dan benar
2. Akhlakul Karimah 1. Membentuk
kepribadian menjadi
akhlak yang mulia
a. Membentuk
pribadi yang
jujur
b. Berbakti kepada
orang tua
c. Taat beribadah
TABEL 2 KISI-KISI ANGKET
NO VARIABEL INDIKATOR Jumlah
Item
No.
Item
1.
Pemahaman tentang
membaca Al-
Qur’an
a. Membaca dengan tajwid
b. Membaca dengan
lagu/Qiro’ah
c. Kebiasaan membaca Al-
2
1
1
1
3
4
2
Qur’an
2.
Faktor-faktor
pendorong untuk
selalu membaca Al-
Qur’an
a. Kondisi fisik dan psikis
yang sehat
b. Adanya minat dan
motivasi yang kuat
c. Terciptanya situasi dan
kondisi yang
2
1
1
5
7
8
6
3.
Faktor penghambat
untuk selalu
membaca Al-
Qur’an
a. Tidak tersedianya sarana
dan prasarana yang
memadai
b. Tidak mengetahui
manfaat membaca Al-
Qur’an
c. Tidak dapat membaca
Al-Qur’an dengan baik
dan benar
1
1
9
10
11
4.
Hubungan
kebiasaan membaca
Al-Qur’an dengan
akhlak siswa
a. Memberikan ketenangan
jiwa
b. Menerangkan pikiran
yang gelap
c. Mendorong untuk
berbuat baik
1
1
1
12
13
14
5.
Akhlakul Karimah
a. Membentuk pribadi
yang jujur
b. Berbakti kepada orang
1
1
15
16
tua
c. Ta’at beribadah
1
17
6
Sikap Siswa
a. Perhatian pada Al-
Qur’an
b. Respon siswa terhadap
Al-Qur’an
c. Mengetahui manfaat
membaca Al-Qur’an
1
1
1
18
19
20
C. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
Untuk memperoleh data-data yang berkenaan dengan judul penelitian, penulis
menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
a) Library Research (penelitian kepustakaan), yaitu mengadakan kajian dengan
mencari dan membaca buku-buku untuk mendalami teori yang berkenaan
dengan masalah yang diteliti.
b) Field Research (penelitian lapangan), yaitu penulis mengadakan penelitian
dengan data langsung ke lapangan/objek penelitian di Madrasah Diniyyah As-
Salam jalan Masjid As-Salam, RT 002/04 Kelurahan Joglo Kecamatan
Kembangan Kotamadya Jakarta Barat 11640.
Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data antara lain :
a) Observasi
Dilakukan dengan mengunjungi sekolah yang diteliti untuk mengamati kondisi
sekolah, keadaan siswa, guru dan karyawan.
b) Angket atau Kuisioner
Alat penelitian yang disebarkan kepada responden yaitu para siswa kelas III,
IV, dan V Madrasah Diniyah As-Salam Joglo untuk mendapatkan informasi
tentang pengaruh kebiasaan membaca Al-Qur’an dalam membentuk akhlakul
karimah.
c) Wawancara
Tanya jawab dengan beberapa siswa kelas III, IV dan V untuk memperkuat
data yang dikumpulkan melalui angket serta wawancara dengan guru kelas
dan kepala sekolah untuk mendapatkan informasi tentang gambaran umum
lokasi penelitian serta tentang tingkah laku anak.
D. Teknik Analisa Data
Data yang diuji adalah data yang akan diperoleh dari hasil angket, pengujian pada
angket adalah dengan cara mengklarifikasikan seluruh jawaban yang telah diberikan
oleh responden, yaitu oleh siswa Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo kelas III, IV, dan
V sehingga jawaban itu akan menunjukkan perbedaan dalam hal frekuensinya.
Pengolahan data angket ini menggunakan tabel teknik deskriftif presentase sebagai
berikut :
P =
Keterangan :
P adalah presentase
F adalah frekuensi yang dihasilkan
N adalah jumlah populasi yang ada (responden)
Data yang didapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat satu tabel yang
didalamnya langsung dibuat frekuensi dan presentase.
Adapun ketentuan skala presentase yang digunakan adalah sebagai berikut :
TABEL 3
Penafsiran presentase
No Prosentase Penafsiran
Fx100% N
01 0 – 25 % Wajar
02 26 – 50 % Perlu dapat perhatian
03 51 – 75 % Sangat perlu dapat perhatian
04 76 – 100 % Perlu dapat perhatian khusus
Berdasarkan sifat dan jenis data dalam penelitian ini, maka penulis menganalisa
data dengan menggunakan teknik analisa korelasional. Teknik analisa korelasional
adalah teknik analisa statistik mengenai hubungan antara dua variabel.41
Adapun rumus yang digunakan oleh penulis untuk menganalisa data yang telah
didapat adalah rumus product moment secara operasional analisis dilakukan melalui
tahap-tahap sebagai berikut :
1) Mencari angka korelasi dengan mempergunakan rumus :
N∑xy – (∑x) (∑y)
√ {N∑x2 – (∑x)2 } {N∑ y2 – (∑y)2 }
Keterangan : rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment N : Jumlah responden ∑xy : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y ∑x : Jumlah skor x ∑y : Jumlah skor y ∑x2 : Jumlah kuadrat seluruh skor x ∑y2 : Jumlah kuadrat seluruh skor y42
2) Memberikan interpretasi terhadap rxy angka indeks korelasi “r” Product
Moment dengan cara kasar (sederhana).
41 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1994) Cet. 5, hlm.
178 42 Sanafiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial Dasar Aplikasi, (Jakarta, Rajawali Press, 1992) Cet. 2
hlm. 236
rxy =
Interpretasi kasar atau sederhana yaitu dengan mencocokkan hasil penelitian
dengan angka indeks korelasi “r” Product Moment seperti di bawah ini :43
TABEL 4
Interpretasi Data
Besarnya “r”
Product Moment
Interpretasi
0,00 – 0,20
0,20 – 0,40
0,40 – 0,70
0,70 – 0,90
0,90 – 1,00
Antara variabel X dan variabel Y memang
terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu
sangat lemah atau sangat rendah sehingga
pengaruh itu diabaikan.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang lemah dan rendah.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sedang dan cukup.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang kuat dan tinggi.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sangat kuat.
3) Memberi interpretasi terhadap angka indeks “r” Product Moment, dengan jalan
berkonsultasi pada Tabel Nilai “r” Product Moment.
Untuk memudahkan penulis dalam pemberian interpretasi terhadap angka
indeks korelasi “r” Product Moment dengan jalan berkonsultasi pada tabel nilai
“r” Product Moment, prosedurnya adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan Hipotesis alternatif (Ha) dan Hipotesis nihil (Ho).
43 Anas Sudjiono, Pengantar ..., hlm. 180
b. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang telah penulis
ajukan, dengan jalan membandingkan besarnya “r” yang telah diperoleh
dalam proses perhitungan atau “r” observasi (ro) dengan besarnya “r” yang
tercantum dalam tabel nilai (rt) baik pada taraf signifikasi 1% maupun
pada taraf signifikasi 5% dengan terlebih dahulu mencari derajat bebas
(db) atau Degrees of Freedom-nya (df) dengan rumus sebagai berikut :
Df = N – nr
Keterangan : df = Degrees of Freedom
N = Number of Cases
Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan
Jika “ro” sama dengan atau lebih besar dari pada “rt”, maka Hipotesis alternatif
(Ha) disetujui atau terbukti kebenarannya. Sebaliknya, Hipotesis nihil (Ho)
tidak dapat disetujui atau tidak terbuki kebenarannya, ini berarti bahwa
Hipotesis nihil yang menyatakan tidak adanya korelasi antara variabel X dan
variabel Y itu salah.
Jika “ro” kurang dari “rt”, maka Hipotesis nihil disetujui atau diterima atau
terbuki kebenarannya. Sebaliknya, Hipotesis alternatif tidak dapat disetujui
atau tidak dapat diterima atau tidak terbukti kebenarannya. Ini berarti
Hipotesis alternatif yang menyatakan adanya korelasi antara variabel X dan
variabel Y itu tidak terbukti kebenarannya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Sejarah berdirinya Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo
Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo, berdiri sejak tahun 1978. Pada awalnya
sekolah ini baru merupakan pengajian biasa, tanpa kurikulum dan belum
menggunakan sistem klasikal, sehingga siswa yang masuk pada pengajian ini tidak
melalui seleksi umur. Tujuan didirikannya pengajian ini pada awalnya adalah hanya
untuk memberi kemampuan baca tulis Al-Qur’an yang ketika itu masih banyak anak-
anak bahkan orang tua yang belum mampu membaca Al-Qur’an apalagi menulisnya.
Materi pelajaran yang diajarkan pada waktu itu hanya membaca Al-Qur’an dan do’a
sehari-hari.
Pada tahun 1979 didirikanlah Masjid As-Salam di lokasi pengajian itu berada,
sambil membangun masjid, pengajian itu pun tetap berjalan sebagaimana biasa. Dua
tahun kemudian selesailah masjid itu dibangun, tepatnya pada tahun 1981. Maka pada
tahun itu pula pengajian pindah ke Masjid As-Salam, kemudian dikenal dengan
pengajian As-Salam.
Pengajian As-Salam sangat banyak diminati oleh warga sekitar masjid, sehingga
jumlah santri yang terdaftar pada waktu itu mencapai 80 santri. Melihat
perkembangan pengajian itu sangat pesat, maka didirikanlah dua lokal untuk
dijadikan kelas, maka 80 santri itu di pilih menjadi dua kelas, kelas A bagi mereka
yang telah lancar membaca Al-Qur’an dan sudah mampu menulisnya, sedangkan
kelas B adalah bagi mereka yang belum mampu membaca Al-Qur’an dan menulisnya.
Kemudian pada tahun 1985 pengajian As-Salam dirubah menjadi Madrasah Diniyyah
As-Salam, dengan Kepala Sekolah Bapak H. Wahyudin Lathief merangkap sebagai
guru dibantu dengan Bapak Dadang. Kurikulum yang digunakan pada waktu itu
adalah Kurikulum Diniyyah Departemen Agama Republik Indonesia, walaupun
sekolah tersebut belum terdaftar pada Kantor Departemen Agama.
Pada tahun 1990 Madrasah Diniyyah As-Salam mendaftarkan diri sebagai salah
satu sekolah di bawah bimbingan Sekolah Pendidikan Islam Al-Azhar (PIA) yang
berpusat di Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Mulai saat itulah Kurikulum Madrasah
Diniyyah As-Salam mengikuti Kurikulum Pendidikan Islam Al-Azhar, yang meliputi
:
1. Ejaan Al-Qur’an
2. Tajwid
3. Tadarus Al-Qur’an
4. Ibadah/Fiqh
5. Keimanan/Aqidah
6. Akhlak
7. Tarikh Islam/Sejarah Islam
8. Hafalan Surat Pendek
9. Hafalan Do’a-do’a
10. Khot/Menulis Arab
11. Bahasa Arab
12. Arab Indonesia/Arab Melayu
13. Praktek Ibadah
Setelah ini siswa yang masuk pada Madrasah Diniyyah As-Salam di seleksi
umur dan kemampuannya membaca dan menulis Al-Qur’an, bagi siswa yang belum
mampu membaca dan menulis Al-Qur’an dikelompokkan di kelas I (satu) sedangkan
bagi siswa yang sudah mampu membaca dan menulis Al-Qur’an dikelompokkan di
kelas II (dua). Mulai tahun 1988 Madrasah Diniyyah As-Salam mempunyai lima
kelas, sesuai dengan jenjang pendidikan yang ada pada Sekolah Pendidikan Islam Al-
Azhar.
2. Struktur Organisasi Madrasah Diniyyah As-Salam
Setiap lembaga yang bergerak di semua bidang, pasti mempunyai struktur
organisasi dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi, agar
tidak terjadi tumpang tindih dalam pembagian tugasnya, begitu pula dengan Madrasah
Diniyyah As-Salam Joglo, mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :
a) Ketua Seksi Pendidikan Madrasah Diniyyah As-Salam
Yayasan As-Salam mempunyai beberapa seksi pendidikan yaitu :
1. Seksi Pendidikan Taman Kanak-kanak/TK
2. Seksi Taman Pendidikan Al-Qur’an/TPA
3. Seksi Pendidikan Madrasah Diniyyah As-Salam/MDA
b) Kepala Sekolah
Kepala Sekolah Madrasah Diniyyah As-Salam bertanggung jawab terhadap
jalannya pendidikan dan pengajaran setiap hari
c) Wakil Kepala Sekolah
Wakil Kepala Sekolah bertugas mendampingi Kepala Sekolah dalam
menjalankan tugasnya, agar pendidikan dan pengajaran tetap berjalan lancar
walaupun Kepala Sekolah tidak ada
d) Bendahara Sekolah
Tugas bendahara sekolah adalah bertanggung jawab dan mengetahui segala
pemasukan dan pengeluaran serta biaya yang diperlukan
e) Tata Usaha
Tata Usaha bertanggung jawab atas kelancaran jalannya administrasi sekolah
f) Guru
Tugas Guru disamping mendidik dan mengajar anak didik, juga bertanggung
jawab atas terlaksananya tata tertib sekolah dan memberikan bimbingan serta
penyuluhan terhadap anak didiknya.
3. Keadaan Personil Madrasah Diniyyah As-Salam
No Nama Personil L/
P
Pendidikan
Terakhir
Jabatan
1 Hj. Lusfinah Ibrohim P SMEA 1969 Ka. Seksi
2 H. Wahyudin Lathief L PGA 1975 Kepala Sekolah
3 H. Ardaman Kusuma L Sarmud IAIN 1984 Wakil Kepala
Sekolah/Guru
Kelas V
4 Prayitno L D2-PAI 2004 Guru Kelas
II/TU
5 Dahlia P PGA 1990 Guru Kelas I
6 Syamsunisa P Aliyah 2003 Guru Kelas III
7 Maryam P D1 1995 Guru Kelas IV
8 Hj. Suprapti
Bambang
P SPG 1970 Bendahara
4. Keadaan Siswa
Keadaan Siswa Madrasah Diniyyah As-Salam 8 tahun terakhir
No Th. Akademik Kls
I
Kls
II
Kls
III
Kls
IV
Kls
V
Jumlah
1 2000 - 2001 17 21 20 18 11 87
2 2001 – 2002 18 20 20 17 10 85
3 2002 – 2003 14 20 18 17 11 80
4 2003 – 2004 15 21 20 18 10 84
5 2004 – 2005 16 20 20 17 13 86
6 2005 – 2006 15 20 20 18 15 88
7 2006 – 2007 11 20 20 17 10 78
8 2007 - 2008 8 21 16 15 9 68
Perkembangan Madrasah Diniyyah As-Salam tidak begitu pesat, namun
kepercayaan masyarakat cukup tinggi, terbukti dengan banyak siswa yang
mendaftarkan diri dari luar wilayah Joglo. Ini disebabkan telah banyak bermunculan
Taman Pendidikan Al-Qur’an di sekitar Masjid As-Salam.
5. Sarana dan Prasarana
Demi kelancaran proses belajar mengajar, maka sarana dan prasarana mutlak
harus ada. Sarana dan prasarana yang telah dimiliki oleh Madrasah Diniyyah As-
Salam meliputi :
No Ruangan Jumlah
1 Ruang Guru 1 lokal
2 Ruang Kelas 5 kelas
3 Tempat Wudhu/WC Putra 1 lokal
4 Tempat Wudhu/WC Putri 1 lokal
5 Tempat Sholat/Ruang Praktek 1 lokal
6 Halaman Bermain Halaman Masjid/sekolah
B. Deskripsi dan Analisa Data
Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini
yaitu dengan menggunakan angket untuk memperoleh data tentang pengaruh kebiasaan
membaca Al-Qur’an terhadap akhlak siswa pada Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo.
Adapun pembahasan mengenai hasil angket dengan menggunakan tabulasi yang
merupakan proses mengubah data dari instrumen pengumpulan data (angket) menjadi
tabel angka (prosentase) dapat dilihat pada tabel berikut :
Mengenai kemampuan membaca Al-Qur’an siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini :
TABEL 5
Pengucapan huruf-huruf Al-Qur’an sesuai dengan makhroj yang benar
No Item Alternatif Jawaban F %
1 Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
20
20
-
-
50
50
-
-
40 100
Berdasarkan tabel di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa : sebagian siswa
(50%) dapat mengucapkan huruf-huruf Al-Qur’an sesuai dengan makhroj yang benar,
sedangkan sebagian siswa lagi (50%) tidak selalu dapat mengucapkan huruf-huruf Al-
Qur’an sesuai dengan makhroj yang benar. Dari sini dapat disimpulkan bahwa hanya
sebagian siswa yang dapat mengucapkan huruf-huruf Al-Qur’an sesuai dengan
makhroj yang benar, sedangkan sebagiannya lagi masih belum dapat mengucapkan
huruf-huruf Al-Qur’an sesuai dengan makhroj yang benar.
TABEL 6
Membaca Al-Qur’an sesuai dengan tajwid
No Item Alternatif Jawaban F %
2 Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
20
18
2
-
50
45
5
-
40 100
Dari tabel di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa : sebagian siswa (50%) dapat
membaca Al-Qur’an sesuai dengan tajwid yang benar, sedangkan hampir sebagian
(45%) tidak selalu dapat membaca Al-Qur’an sesuai dengan tajwid yang benar, dan
sedikit sekali (5%) belum mampu membaca Al-Qur’an sesuai dengan tajwid yang
benar. Dari sini dapat disimpulkan bahwa : tidak semua siswa dapat membaca Al-
Qur’an dengan tajwid yang benar, hanya sebagian yang dapat, sedangkan hampir
sebagian lagi belum dapat selalu membaca Al-Qur’an sesuai dengan tajwid yang benar,
bahkan ada yang belum dapat sama sekali.
TABEL 7
Membaca Al-Qur’an dengan Qiro’ah yang benar
No Item Alternatif Jawaban F %
3 Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
15
16
8
1
37,5
40
20
2,5
40 100
Dari tabel di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa : hampir sebagian siswa
(37,5%) dapat membaca Al-Qur’an dengan Qiro’ah yang benar, sedangkan hampir
sebagian siswa lagi (40%) belum sepenuhnya benar dan sedikit (20%) siswa yang
belum mampu dan sedikit sekali (2,5%) yang tidak mampu membaca Al-Qur’an
dengan Qiro’ah yang baik dan benar. Dari sini dapat disimpulkan bahwa siswa sudah
dapat membaca Al-Qur’an dengan Qiro’ah walaupun hanya sederhana.
TABEL 8
Membaca Al-Qur’an satu kali setiap hari
No Item Alternatif Jawaban F %
4 Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
16
12
7
5
40
30
17,5
12,5
40 100
Dari tabel di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa : hampir sebagian siswa
(40%) dapat membaca Al-Qur’an satu kali setiap hari dan sebagian kecil (30%) tidak
selalu setiap hari, sedangkan sedikit (17,5%) belum dapat setiap hari selalu membaca
Al-Qur’an serta sedikit sekali (12,5%) tidak dapat melaksanakannya. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar anak belum dapat selalu membaca Al-Qur’an setiap
hari. TABEL 9
Selalu membaca Al-Qur’an, walaupun badan sedang sakit
No Item Alternatif Jawaban F %
5 Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
16
16
7
1
40
40
17,5
2,5
40 100
Berdasarkan tabel di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa : hampir sebagian
siswa (40%) selalu membaca Al-Qur’an walaupun dia sedang sakit, sedangkan hampir
sebagian lagi (40%) tidak selalu membacanya, dan sedikit (17,5%) belum dapat
melaksanakannya serta sedikit sekali (2,5%) tidak dapat membacanya. Ini artinya
bahwa hampir sebagian besar siswa selalu membaca Al-Qur’an, walaupun mereka
sedang sakit.
TABEL 10
Membaca Al-Qur’an ketika lagi malas
No Item Alternatif Jawaban F %
6 Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
1
-
17
22
2,5
-
42,5
55
40 100
Berdasarkan tabel di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa : lebih dari sebagian
siswa (55%) tetap membaca Al-Qur’an walaupun mereka sedang malas, dan hampir
sebagian (42,5%) kurang setuju ketika malas tidak membaca Al-Qur’an, sedangkan
sedikit sekali (2,5%) sangat setuju ketika malas tidak membaca Al-Qur’an. Ini
maksudnya bahwa sebagian besar siswa tetap akan selalu membaca Al-Qur’an
walaupun mereka sedang malas.
TABEL 11
Membaca Al-Qur’an bila mau
No Item Alternatif Jawaban F %
7 Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
11
11
9
9
27,5
27,5
22,5
22,5
40 100
Berdasarkan tabel di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa : sebagian kecil siswa
(27,5%) membaca Al-Qur’an jika mereka mau, dan sebagian kecil pula (27,5%) setuju
kalau mereka membaca Al-Qur’an ketika mau saja, sedangkan sedikit (22,5%) mereka
kurang setuju kalau mereka membaca Al-Qur’an ketika mau saja, ini sama dengan
mereka yang tidak setuju (22,5%). Dari sini penulis dapat menyimpulkan bahwa lebih
dari sebagian siswa membaca Al-Qur’an ketika mereka mau, ketika mereka tidak mau,
sebagian mereka tidak membacanya.
TABEL 12
Selalu membaca Al-Qur’an walaupun sedang sibuk
No Item Alternatif Jawaban F %
8 Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
20
15
4
1
50
37,5
10
2,5
40 100
Berdasarkan tabel di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa : sebagian siswa
(50%) selalu membaca Al-Qur’an walaupun mereka lagi sibuk, dan hampir sebagian
siswa (37,5%) setuju tetap selalu membaca Al-Qur’an walaupun lagi sibuk, sedangkan
sedikit sekali (10%) kurang setuju kalau lagi sibuk tetap membaca Al-Qur’an serta
hanya (2,5%) yang tidak setuju membaca Al-Qur’an ketika lagi sibuk. Ini artinya bahwa
hampir seluruhnya siswa akan tetap selalu membaca Al-Qur’an, walaupun mereka
sedang sibuk.
TABEL 13
Membaca Al-Qur’an jika tidak ada orang
No Item Alternatif Jawaban F %
9 Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
3
2
21
14
7,5
5
52,5
35
40 100
Berdasarkan tabel di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa : lebih dari sebagian
siswa (52,5%) kurang setuju kalau mereka membaca Al-Qur’an jika tidak ada orang,
dan sebagian kecil (35%) tidak setuju sedangkan yang setuju adalah sedikit sekali (5%)
hampir sama dengan mereka yang sangat setuju (7,5%). Ini artinya behwa sebagian
besar siswa akan tetap membaca Al-Qur’an walaupun tidak ada orang yang melihatnya.
TABEL 14
Tidak membaca Al-Qur’an karena tidak ada pengaruh terhadap dirinya
No Item Alternatif Jawaban F %
10 Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
-
4
17
19
-
10
42,5
47,5
40 100
Berdasarkan tabel di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa : hampir sebagian
siswa (47,5%) ada pengaruh terhadap dirinya ketika membaca Al-Qur’an, bahkan
mereka (42,5%) kurang setuju kalau mereka tidak membaca Al-Qur’an karena tidak ada
pengaruh dalam dirinya dan hanya sedikit sekali (10%) yang setuju bahwa mereka tidak
membaca Al-Qur’an karena tidak ada pengaruh terhadap dirinya. Ini artinya bahwa
hampir seluruhnya para siswa merasakan pengaruh bacaan Al-Qur’an terhadap dirinya.
TABEL 15
Tidak membaca Al-Qur’an karena perasaan tidak senang
No Item Alternatif Jawaban F %
11 Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
2
8
12
18
5
20
30
45
40 100
Dari tabel di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa : hampir sebagian siswa
(45%) tidak setuju, mereka tidak membaca Al-Qur’an karena perasaannya tidak senang,
dan sebagian kecil (30%) kurang setuju, namun ada (20%) yang setuju bahkan ada yang
sangat setuju bahwa mereka tidak membaca Al-Qur’an karena perasaannya tidak
senang. Dari sini dapat disimpulkan bahwa lebih dari sebagian siswa tetap membaca Al-
Qur’an, walaupun perasaan mereka tidak senang.
TABEL 16
Selalu membaca Al-Qur’an, karena jiwa menjadi tenang
No Item Alternatif Jawaban F %
12 Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
36
3
1
-
90
7,5
2,5
-
40 100
Dari tabel di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa : hampir seluruh siswa (90%)
jiwanya menjadi tenang setelah membaca Al-Qur’an dan sedikit sekali (7,5%) itupun
setuju dan hanya (2,5%) yang kurang setuju bahkan tidak ada (0%) yang tidak setuju.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh siswa jiwanya menjadi tenang
setelah membaca Al-Qur’an.
TABEL 17
Selalu membaca Al-Qur’an, karena pikiran menjadi terang
No Item Alternatif Jawaban F %
13 Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
33
6
1
-
82,5
15
2,5
-
40 100
Dari tabel di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa : hampir seluruh siswa
(82,5%) merasa pikirannya menjadi terang setelah mereka membaca Al-Qur’an dan ada
(15%) yang setuju serta hanya (2,5%) yang kurang setuju. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa hampir seluruh siswa merasa pikirannya menjadi terang setelah mereka
membaca Al-Qur’an.
TABEL 18
Setelah membaca Al-Qur’an, ingin selalu berbuat baik
No Item Alternatif Jawaban F %
14 Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
34
6
-
-
85
15
-
-
40 100
Berdasarkan tabel di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa : hampir seluruh
siswa (85%) selalu ingin berbuat baik setelah mereka membaca Al-Qur’an dan sedikit
sekali (15%) tidak selalu setelah membaca Al-Qur’an ingin berbuat baik. Sedangkan
yang kurang setuju dan tidak setuju tidak ada satu siswa pun yang memilihnya. Ini
artinya hampir seluruh siswa merasakan ingin berbuat baik setelah membaca Al-Qur’an.
TABEL 19
Selalu membaca Al-Qur’an, namun tetap berbohong
No Item Alternatif Jawaban F %
15 Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
6
4
6
24
15
10
15
60
40 100
Dari tabel di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa lebih dari sebagian siswa
(60%) tidak setuju jika setelah membaca Al-Qur’an masih ingin berbohong dan ada
(15%) yang kurang setuju, namun ada 10% setuju bahkan ada (15%) sangat setuju. Ini
artinya sebagian besar pada siswa ada keinginan untuk tidak berbohong lagi setelah
membaca Al-Qur’an, walaupun ada sebagian kecil yang tetap berbuat bohong. Ini
mungkin ada faktor lain yang menyebabkan hati mereka tidak berubah.
TABEL 20
Setelah membaca Al-Qur’an, tidak berani melawan orang tua
No Item Alternatif Jawaban F %
16 Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
31
8
-
1
77,5
20
-
2,5
40 100
Berdasarkan tabel di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa : hampir seluruh
(77,5%) tidak lagi berani melawan orang tua, setelah mereka membaca Al-Qur’an ada
sedikit (20%) yang kadang-kadang masih berani melawan orang tua walaupun mereka
telah terbiasa membaca Al-Qur’an serta hanya sedikit sekali (2,5%) yang masih tetap
melawannya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh siswa merasakan
pengaruh bacaan Al-Qur’an pada dirinya, untuk tidak lagi berani melawan orang tuanya
setelah terbiasa membaca Al-Qur’an, walaupun masih ada yang tetap berani
melawannya. Ini tentu ada faktor lain yang menyebabkan seperti itu.
TABEL 21
Setelah terbiasa membaca Al-Qur’an, takut meninggalkan sholat lima waktu
No Item Alternatif Jawaban F %
17 Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
16
10
9
5
40
25
22,5
12,5
40 100
Berdasarkan tabel di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa : hampir sebagian
siswa (40%) takut meninggalkan sholat lima waktu, setelah mereka terbiasa membaca
Al-Qur’an dan ada sebagian kecil (25%) yang tidak selalu takut meninggalkan sholat
walaupun telah terbiasa membaca Al-Qur’an serta ada (22,5%) kurang takut, bahkan
ada (12,5%) yang tidak takut meninggalkan sholat, walaupun mereka telah terbiasa
membaca Al-Qur’an. Dari sini dapat disimpulkan bahwa lebih dari sebagian siswa tidak
berani meninggalkan sholat, setelah mereka terbiasa membaca Al-Qur’an walaupun
masih ada yang tetap berani.
TABEL 22
Setelah terbiasa membaca Al-Qur’an, sikap terhadap teman semakin baik
No Item Alternatif Jawaban F %
18 Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
23
16
1
-
57,5
40
2,5
-
40 100
Berdasarkan tabel di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa : lebih dari sebagian
besar siswa (57,5%) setelah terbiasa membaca Al-Qur’an, sikapnya terhadap teman
lebih baik dan hampir sebagian (40%) setuju dan hanya sedikit sekali yang kurang
setuju sedangkan tidak setuju tidak ada. Ini artinya sebagian besar siswa sikapnya
berubah menjadi lebih baik terhadap temannya, setelah mereka terbiasa membaca Al-
Qur’an.
TABEL 23
Walaupun selalu membaca Al-Qur’an, namun masih sering ingkar janji
No Item Alternatif Jawaban F %
19 Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
2
4
20
14
5
10
50
35
40 100
Berdasarkan tabel di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa : sebagian siswa
(50%) kurang setuju jika terbiasa membaca Al-Qur’an namun masih ingkar janji bahkan
ada (35%) yang tidak setuju walaupun ada (10%) yang setuju dan ada (5%) sangat
setuju. Ini artinya bahwa lebih dari sebagian siswa tidak lagi ingkar janji setelah mereka
terbiasa membaca Al-Qur’an, walaupun masih ada yang tetap melakukannya.
TABEL 24
Setelah rajin membaca Al-Qur’an, sikap malas menjadi hilang
No Item Alternatif Jawaban F %
20 Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
24
13
3
-
60
37,5
7,5
-
40 100
Berdasarkan tabel di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa : lebih dari sebagian
siswa (60%) merasakan setelah mereka membaca Al-Qur’an timbul semangat dan
hilang rasa malasnya dan ada hampir sebagian (37,5%) setuju dengan pernyataan
tersebut dan hanya sedikit sekali (7,5%) yang kurang setuju, sedangkan yang tidak
setuju tidak ada. Dan ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa hilang rasa
malasnya dan timbul rasa semangatnya setelah mereka terbiasa membaca Al-Qur’an.
C. Interpretasi Siswa/Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan yang signifikan antara
variabel X (pengaruh kebiasaan membaca Al-Quran) dan variabel Y (akhlak siswa).
Sebelum penulis melakukan penghitungan untuk memperoleh indeks korelasi (rxy),
terlebih dahulu penulis mengemukakan Hipotesis nihil dan Hipotesis alternatif.
1. Hipotesis nihil (Ho). Tidak terdapat pengaruh atau hubungan yang signifikan antara
pengaruh kebiasaan membaca Al-Qur’an siswa kelas III, IV, dan V Madrasah
Diniyyah As-Salam Joglo.
2. Hipotesis alternatif (Ha). Terdapat pengaruh atau hubungan yang signifikan antara
pengaruh kebiasaan membaca Al-Qur’an pada siswa kelas III, IV, dan V Madrasah
Diniyyah As-Salam Joglo.
Penelitian ini terdiri dari dua variabel. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui
apakah ada hubungan atau pengaruh antara dua variabel tersebut. Maka dalam
perhitungannya penulis menggunakan korelasi “r” Product Moment
N∑xy – (∑x) (∑y)
√ {N∑x2 – (∑x)2 } {N∑ y2 – (∑y)2 }
Keterangan :
rxy =
rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment
N : Jumlah responden
∑xy : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
∑x : Jumlah skor x
∑y : Jumlah skor y
∑x2 : Jumlah kuadrat seluruh skor x
∑y2 : Jumlah kuadrat seluruh skor y
Untuk mencari angka indeks korelasi “r” Product Moment, maka langkah yang ditempuh
adalah :
1. Menghitung skor tentang pengaruh kebiasaan membaca Al-Qur’an untuk variabel X
(lihat tabel 25 pada lampiran 1)
2. Menghitung skor tentang akhlak untuk variabel Y (lihat tabel 26 pada lampiran 2)
3. Skoring diteliti jumlahnya dan memasukkannya ke dalam tabel kerja, yang terdiri dari
6 kolom, yaitu :
a. Kolom 1 = Subyek peneliti
b. Kolom 2 = Skor variabel X
c. Kolom 3 = Skor variabel Y
d. Kolom 4 = Hasil perkalian antara variabel X dan variabel Y (XY)
e. Kolom 5 = Hasil pengkuadratan skor variabel X (X2)
f. Kolom 6 = Hasil pengkuadratan skor variabel Y (Y2) lihat pada tabel 27 pada
lampiran 3
4. Kemudian hasil penjumlahan tersebut dimasukkan ke dalam rumus “r” Product
Moment sebagaimana terlampir dengan hasil 0,269.
5. Memberikan interpretasi sederhana terhadap rxy yaitu dengan mencocokkan hasil
perhitungan dengan angka korelasi “r” Product Moment.
Interpretasi sederhana dari perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variabel
X dan variabel Y tidak bertanda negatif, jadi terdapat pengaruh positif sebesar 0,269
antara pengaruh kebiasaan membaca Al-Qur’an dengan akhlak pada siswa. Dengan
memperhatikan besarnya rxy sebesar 0,269 ternyata terletak antara 0,20 – 0,40, maka
ini menunjukkan bahwa antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
lemah atau rendah (lihat tabel 28 pada lampiran 4).
6. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks koefisien (rxy) dengan
membandingkan hasil besarnya rxy dengan rtabel (rt).
Untuk melihat apakah koefisien korelasi hasil perhitungan tersebut signifikan (dapat
digeneralisasikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan rtabel (rt) Product
Moment dengan terlebih dahulu mencari derajat bebas (db), karena dalam penelitian
ini sampelnya berjumlah 40 dan variabel yang dicari korelasinya ada dua, yaitu
variabel X dan variabel Y, maka derajat bebasnya dapat dihitung dengan langkah
sebagai berikut :
db = N – nr
= 40 – 2
= 38
Setelah diketahui db sebesar 38 diperoleh “r” Product Moment pada taraf signifikasi
5% diperoleh rtabel = 0,320 dan pada taraf signifikasi 1% diperoleh rtabel = 0,413.
selanjutnya kita bandingkan “rxy” dengan “rt” seperti yang diketahui rxy yang diperoleh
adalah 0,269 sedangkan rt masing-masing 0,320 dan 0,413. dengan demikian ternyata rxy
adalah lebih kecil daripada rt baik pada taraf signifikasi 5% maupun 1% karena rxy atau ro
lebih kecil daripada rt (baik pada taraf signifikasi 5% maupun pada taraf signifikasi 1%)
maka Hipotesis alternatif ditolak, sedangkan Hipotesis diterima atau disetujui.
Kesimpulan yang dapat penulis tarik dari ini adalah adanya korelasi atau pengaruh
positif, namun sangat lemah antara pengaruh kebiasaan membaca Al-Qur’an dengan
akhlak pada siswa kelas III, IV, dan V Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo. Hal ini
berarti semakin terbiasa anak membaca Al-Qur’an belum tentu akan menjamin semakin
baik akhlaknya
Karena ada banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi pada diri akhlak siswa
selain adanya pengaruh kebiasaan membaca Al-Qur’an. Faktor-faktor lain yang
mempengaruhinya antara lain : pergaulan, lingkungan masyarakat dan sekolah. Meskipun
pengaruh kebiasaan membaca Al-Qur’an begitu positif pada diri siswa, namun pergaulan,
lingkungan masyarakat bahkan kegiatan di sekolah tidak mendukung, maka pengaruh
kebiasaan membaca Al-Qur’an yang baik itu akan sirna. Itulah sebabnya perlu adanya
kerjasama antara guru, orang tua, dan tokoh masyarakat dalam membina akhlak anak
bangsa ini.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan keseluruhan bab dalam skripsi ini penulis membuat kesimpulan sebagai
berikut :
1. Adanya pengaruh yang kurang signifikan antara kebiasaan membaca Al-Qur’an
dengan akhlak siswa, sehingga sangat lemah. Sebagaimana ditunjukkan oleh nilai
keseluruhan angket yang dihasilkan, kebiasaan membaca Al-Qur’an menunjukkan
pengaruh yang positif namun bersifat rendah terhadap akhlak siswa. Itu berarti
pengaruh kebiasaan membaca Al-Qur’an kurang menentukan untuk perubahan akhlak
pada siswa karena disebabkan beberapa faktor yang telah penulis sebutkan.
2. Berdasarkan hasil perhitungan penelitian yang penulis lakukan yaitu : melakukan
interpretasi sederhana dan melakukan interpretasi dengan membandingkan nilai rxy
dengan rtabel ternyata terdapat korelasi terhadap pengaruh kebiasaan membaca Al-
Qur’an yaitu korelasi yang lemah atau rendah. Pada interpretasi sederhana hasil
perhitungan dari sebesar 0,269 ini berada pada kisaran 0,20 – 0,40, itu menunjukkan
terdapatnya korelasi yang lemah atau rendah. Sedangkan hasil perhitungan rxy
dibandingkan dengan rt, ternyata rxy adalah lebih kecil daripada rt, baik pada taraf
signifikasi 5% maupun 1%. Karena perolehan rxy 0,269 sedangkan rtabel pada taraf
signifikasi 5% = 0,320 dan pada taraf signifikasi 1% = 0,413. Dari sini bisa diketahui
terdapat korelasi positif, akan tetapi korelasi yang lemah atau rendah antara pengaruh
kebiasaan membaca Al-Qur’an dengan akhlak siswa. Karena rxy atau ro lebih kecil
daripada rt (baik pada taraf signifikasi 5% maupun 1%), maka Hipotesis alternatif
ditolak sedangkan Hipotesis nihil diterima atau disetujui. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan, bahwa besar kecilnya pengaruh kebiasaan membaca Al-Qur’an terlalu
kecil dalam mempengaruhi perubahan akhlak pada diri siswa membaca Al-Qur’an.
B. SARAN
1. Hendaknya lembaga pendidikan manapun selalu memperhatikan kegiatan siswa
dalam membaca Al-Qur’an, terutama lembaga-lembaga pendidikan Islam, dan lebih
khusus lagi adalah bagi para guru. Guru tersebut harus selalu memotivasi siswanya
dengan melalui berbagai macam cara. Salah satunya yaitu dengan cara memberikan
tugas di rumah untuk selalu membaca Al-Qur’an. Dengan cara memberikan lembaran
tugas membaca Al-Qur’an yang harus disetorkan kepada guru, namun sebelumnya
ditandatangani orang tua terlebih dahulu. Semoga dari hal yang bersifat wajib ini
siswa akan terbiasa dan tidak merasa tertekan atau terpaksa dalam melaksanakannya.
Atau bisa juga sekolah membuat tadarusan, kurang lebih 10 menit sebelum jam
pelajaran dimulai. Maka hal itu semua akan bisa memacu dan membiasakan siswa
untuk lebih rajin lagi membaca Al-Qur’an.
2. Madrasah Diniyyah As-Salam sebaiknya memberikan semangat kepada siswa, agar
mereka lebih giat lagi untuk membaca Al-Qur’an. Apakah dengan cara memberikan
hadiah bagi siswa yang telah menghatamkan bacaannya dalam jangka waktu yang
ditentukan sekolah. Atau dengan cara memberikan hafalan beberapa surat Al-Qur’an
yang wajib disetorkan kepada guru dalam tempo 1 minggu sekali ataupun 2 minggu
sekali. Dengan adanya tuntutan hafalan ini siswa senantiasa akan membaca Al-
Qur’an, walau hanya surat yang diwajibkan, kapanpun dan di manapun mereka
berada.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Syekh M., Sabilul Muhtadin, Jilid I, Indonesia : Darul Ihyaul Kutubil Arabiyah
Ash-Shiddieqy, Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tafsir/Al-Qur’an, Jakarta : Bulan
Bintang, 1997.
Bakar, Abu, Sejarah Al-Qur’an, Jakarta : CV. Mantaco, 1951.
Bukhori, Shohih Bukhori, Terjemahan Zainuddin Hamidi, et.al Jakarta : Wijaya, 1969.
Darajat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2004.
Dahlan, Sayyid Ahmad Zaini, Syarah Muhtashan Jiddan, Jakarta : Saba’ul Munawwar, 1968.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : Depag RI, 1971).
Departemen P dan K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1988), Cet. 1.
Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 2000.
Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, Terjemahan Isma’il Ya’kub, Jilid II, Surabaya : CV. Faizan,
1969.
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jakarta : Pustaka Panji Mas, 1983.
Jabni, Alisuf, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta : CV. Pedoman Ilmu
Jaya, 1997.
Kholil, Munawar, Al-Qur’an Dari Masa ke Masa, Jakarta : JB. Wolter, 1954.
Ma’luf, Luis, Kamus Al-Munjid, Bairut : Al-Maktabah Al-Katulikiyah
Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, Cet. IV, 2004.
Muslim, Shohih Muslim, Terjemahan Razak dan Rais Lathief, Jakarta : Pustaka Al-Husna,
1978.
An-Nawawy, A. Zakariya, Riyadussholihiin, Terjemahan Salim Bahreisi, Bandung : PT. Al-
Ma’arif, 1981.
Rasito, Hermawan, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,
1992.
Sadili, Suhandi, Bimbingan Akhlak Yang Mulia, Tasikmalaya : CV. Widya Graha, 1986.
Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Qur’an, Bandung : CV. Mizan, 1996.
Surjana, Nana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung : Sinar Baru, 1989.
Al-Qattan, Manna Kholil, Mabahis Fi’ulumul Qur’an, Terjemahan Mudzakir, Bogor :
Pustaka Litera Antar Nusa, 2004.
Yusuf, Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2004.
Zuhdi, Masyfuk, Pengantar Ulumul Qur’an, Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1980.
Lampiran 4 Perhitungan Product Moment
N∑xy – (∑x) (∑y)
√ {N∑x2 – (∑x)2 } {N∑ y2 – (∑y)2 } Ket : N = 40
∑x = 1085
∑y = 1224
∑xy = 33296
∑x2 = 29741
∑y2 = 37854
40.33296 – ( 1085 ) ( 1224 ) √ {40.29741 – (1085)2 } { 40.37854 – (1224)2 } 1331840 – 1328040 √ { 1189640 – 1177225 }{ 1514160 – 1498176 }
3800 √ ( 12415 ) ( 15984 )
3800 √ 198441360
3800 14086,92159 0,269754
rxy =
rxy =
=
=
=
=
=
LAMPIRAN 1
TABEL 25 VARIABEL X
KLASIFIKASI NILAI VARIABEL X NO NAMA KELAS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X
1 M. Kadafi III 4 2 4 1 3 1 2 4 1 2 24 2 Bunga Oktaviani D. III 4 4 4 1 4 1 1 4 1 1 25 3 Ananda Syifa Eka P. III 4 4 4 1 4 1 4 4 1 1 28 4 Fariz Fadillah III 4 4 4 4 2 1 3 4 4 1 31 5 Retno Yuni Asih III 3 2 4 2 1 2 2 4 2 1 23 6 Kusdianto III 3 3 2 4 3 1 2 4 2 2 26 7 Desi F. P. III 4 2 3 2 3 2 4 2 2 3 27 8 M. Ghifari III 4 3 4 4 3 2 1 4 2 1 28 9 Aldi M. III 4 3 3 4 4 1 3 4 3 1 30 10 Hanafi III 4 3 4 4 4 1 2 4 2 2 30 11 M. Aditya R. III 4 3 4 2 3 2 4 3 4 1 30 12 Indra Prasetyo III 4 3 3 4 4 1 4 3 2 1 29 13 M. Rafli III 4 4 3 4 4 2 4 4 2 2 33 14 Prasetyo Bayu III 4 4 3 4 4 1 4 4 1 1 30 15 Rahmat A. III 4 4 3 3 4 2 4 3 1 1 29 16 M. Ibnu Syifa III 4 4 3 3 3 1 1 4 1 1 25 17 Tiyaz Ulfah S. IV 3 2 3 4 4 1 1 1 1 1 21 18 Maulana Malik Ibrahim IV 3 4 2 3 2 2 4 3 2 4 29 19 Aries S. IV 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 27 20 Syifa Urrahmah IV 3 4 4 3 4 4 3 3 1 3 32 21 Saras Surobilsimti IV 4 4 3 3 2 2 3 2 1 2 26 22 M. Yonino Khatami IV 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 26 23 Siska Permata Dewi IV 2 4 4 1 3 2 1 4 2 1 24
24 Riyan Fajar Ramadhan IV 3 4 1 3 3 2 2 3 1 2 24
25 Nadila Riska A. IV 4 4 3 3 2 2 3 3 2 2 28 26 Melliana Pancarani IV 3 4 4 1 2 2 4 3 4 2 29 27 Sapto Hadi W. IV 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 27 28 Dedian V. R. IV 4 4 4 2 4 1 1 4 2 2 28 29 M. Hafidz Azhari IV 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 27 30 Trikuniko IV 3 3 3 2 4 1 1 4 1 1 23 31 Riezka Triwardhani IV 3 3 3 4 4 1 1 4 1 1 25 32 M. Rafif R. V 4 3 2 3 3 1 2 2 1 1 22 33 Larasati Dwi Yowani V 3 3 2 3 4 1 3 3 2 3 27
34 Hilwa Kamal V 3 3 2 3 4 1 3 3 2 3 27 35 M. Khairuddin V 4 4 4 4 3 1 2 4 2 2 30 36 Fauzi Rizki V 4 4 4 4 4 1 1 4 2 1 29 37 Wulan Amelia V 3 4 4 4 2 2 4 2 3 2 30 38 Puspita Sari V 3 3 2 4 3 1 2 4 1 2 25 39 Lukman S. V 3 4 2 4 2 1 4 4 2 2 28 40 M. Tharekh V 3 3 2 3 3 1 2 3 2 1 23 1085
TABEL 26 VARIABEL Y
No Nama Kelas X Y XY XX YY 1 M. Kadafi III 24 32 768 576 1024 2 Bunga Oktaviani D. III 25 34 850 625 1156 3 Ananda Syifa Eka P. III 28 34 952 784 1156 4 Fariz Fadillah III 31 28 868 961 784 5 Retno Yuni Asih III 23 28 644 529 784 6 Kusdianto III 26 30 780 676 900 7 Desi F. P. III 27 27 729 729 729 8 M. Ghifari III 28 30 840 784 900 9 Aldi M. III 30 27 810 900 729 10 Hanafi III 30 32 960 900 1024 11 M. Aditya R. III 30 31 930 900 961 12 Indra Prasetyo III 29 36 1044 841 1296 13 M. Rafli III 33 37 1221 1089 1369 14 Prasetyo Bayu III 30 30 900 900 900 15 Rahmat A. III 29 31 899 841 961 16 M. Ibnu Syifa III 25 29 725 625 841 17 Tiyaz Ulfah S. IV 21 27 567 441 729 18 Maulana Malik Ibrahim IV 29 26 754 841 676 19 Aries S. IV 27 25 675 729 625 20 Syifa Urrahmah IV 32 25 800 1024 625 21 Saras Surobilsimti IV 26 31 806 676 961 22 M. Yonino Khatami IV 26 26 676 676 676 23 Siska Permata Dewi IV 24 28 672 576 784 24 Riyan Fajar Ramadhan IV 24 30 720 576 900 25 Nadila Riska A. IV 28 31 868 784 961 26 Melliana Pancarani IV 29 37 1073 841 1369 27 Sapto Hadi W. IV 27 30 810 729 900 28 Dedian V. R. IV 28 33 924 784 1089 29 M. Hafidz Azhari IV 27 34 918 729 1156 30 Trikuniko IV 23 31 713 529 961 31 Riezka Triwardhani IV 25 29 725 625 841 32 M. Rafif R. V 22 29 638 484 841 33 Larasati Dwi Yowani V 27 31 837 729 961 34 Hilwa Kamal V 27 32 864 729 1024 35 M. Khairuddin V 30 37 1110 900 1369 36 Fauzi Rizki V 29 29 841 841 841 37 Wulan Amelia V 30 35 1050 900 1225 38 Puspita Sari V 25 32 800 625 1024 39 Lukman S. V 28 31 868 784 961 40 M. Tharekh V 23 29 667 529 841