murung raya

14
Nama Resmi : Kabupaten Murung Raya Ibukota : Puruk Cahu Provinsi : Kalimantan Tengah Batas Wilayah : Utara: Provinsi Kalimantan Barat Selatan: Laut Jawa Barat: Kabupaten Kotawaringin Barat Timur: Kabupaten Kotawaringin Timur Luas Wilayah : 23.700,00 Km 2 Jumlah Penduduk : 108.281 Jiwa Wilayah Administras : Kecamatan : 10, Kelurahan : 9, Desa : 116 Sejarah Sejarah Kabupaten Murung Raya Dibangunnya District Barito Hulu oleh Pemerintah Kolonial Belanda atau sekarang yang kita kenal dengan nama " Kompi Senapan C 631/Antang" di Puruk Cahu yaitu dibangun ± pada tahun 1939 atau 1940 dan dipergunakan oleh serdadu Belanda sebagai basis pertahanan untuk menangkal setiap serangan musuh baik dari orang-orang indonesia atau orang pribumi maupun terhadap serangan dari bangsa asing. Keadaan ini mengambarkan bahwa kendatipun secara defacto merupakan penghujung kekuasaan Pemerintah Kolonial Belanda, namun kenyataanya pada daerah-daerah pedalaman Pulau Kalimantan termasuk diantaranya wilayah Districk Barito Hulu dan sekitarnya bahwa pemerintah Kolonial Hindia Belanda masih ingin menguasai dan mempertahankan daerah jajahannya. Distric Barito Hulu oleh Kolonial Hindia belanda dibagi menjadi 4 (empat) wilayah administratif yang disebut "Onder District" yaitu sebagai berikut : 1. Onderdistrict Murung dengan ibukota Puruk Cahu ; 2. Onderdistrict Laung dan Tuhup dengan Ibukota Muara Laung ; 3. Onderdistrict Siangland dengan ibukota Saripoi ; 4. Onderdistrict Barito Brongeheid dengan Ibukota Muara Joloi I

Transcript of murung raya

Nama Resmi :Kabupaten Murung RayaIbukota :Puruk CahuProvinsi  :Kalimantan TengahBatas Wilayah

:Utara: Provinsi Kalimantan BaratSelatan: Laut JawaBarat: Kabupaten Kotawaringin Barat Timur: Kabupaten Kotawaringin Timur

Luas Wilayah

:23.700,00 Km2

Jumlah Penduduk

:108.281 Jiwa

Wilayah Administras :Kecamatan : 10, Kelurahan : 9, Desa : 116

Sejarah

Sejarah Kabupaten Murung Raya

Dibangunnya District Barito Hulu oleh Pemerintah KolonialBelanda atau sekarang yang kita kenal dengan nama " KompiSenapan C 631/Antang" di Puruk Cahu yaitu dibangun ± padatahun 1939 atau 1940 dan dipergunakan oleh serdadu Belandasebagai basis pertahanan untuk menangkal setiap serangan musuhbaik dari orang-orang indonesia atau orang pribumi maupunterhadap serangan dari bangsa asing.

Keadaan ini mengambarkan bahwa kendatipun secara defacto merupakan penghujung kekuasaan Pemerintah Kolonial Belanda, namun kenyataanya pada daerah-daerah pedalaman Pulau Kalimantan termasuk diantaranya wilayah Districk Barito Hulu dan sekitarnya bahwa pemerintah Kolonial Hindia Belanda masih ingin menguasai dan mempertahankan daerah jajahannya.

Distric Barito Hulu oleh Kolonial Hindia belanda dibagi menjadi 4 (empat) wilayah administratif yang disebut "Onder District" yaitu sebagai berikut :

1. Onderdistrict Murung dengan ibukota Puruk Cahu ;2. Onderdistrict Laung dan Tuhup dengan Ibukota Muara Laung ;3. Onderdistrict Siangland dengan ibukota Saripoi ;4. Onderdistrict Barito Brongeheid dengan Ibukota Muara Joloi I

II. MASA PENDUDUKAN JEPANG

 Pada masa pendudukan Jepang keadaan wilayah administratifuntuk District Barito Hulu tidak terlalu banyak mengalamiperubahan termasuk dalam penyelenggaraan tugas dibidangpemerintahan, kecuali peristilahan dan nama jabatan atausejenisnya yang mengunakan bahasa jepang, antara lain untuknama jabatan Wedana disebut " Guncho" dan untuk jabatanAsisten Wedana disebut " Fuku Guncho" hal ini karenapemerintahan jepang hanya berkuasa selama + 3,5 ( tigasetegnah tahun), namun kurun waktu tersebut cukup membuatBangsa Indonesia dan khususnya masyarakat puruk cahu menderitabaik fisik dan fisikis. 

III. MASA PEMERINTAHAN NICA

Jika pada masa sebelumnya Perang Dunia II District Barito Huludipimpin oleh Controluer seorang pejabat dari kalangan militeryang merangkap sebagai komandan kompi yang berkembangsaan Belanda, dalam arti bahwa militer yang berkuasa saat itu, sedangkan pada masa pemerintahan NICA yang konon katanya telahdibonceng oleh belanda, dimana jabatan tersebut dipegang oleh seorang sipil berkebangsaan belanda dengan sebutan "Het Hoof van Plaartslijk Besteur", setelah jabatan tersebut diganti dalam arti diserahkan dari Pemerintah Kolonial Belanda kepada Bangsa Indonesia, maka jabatan tersebut dirubah kedalam bahasaindonesia yaitu "Kepala Pemerintahan Negeri" atau dengan sebutan lain adalah "Kiai Kepala".

IV. MASA KEMERDEKAANMelalui perkembangan yang terungkap dalam catatan sejarah dan setelah penyerahan kedaulatan dari bangsa asing dan khususnya Pemerintah Hindia Belanda, Jepang dan NICA kepada pemerintah Republik Indonesia yang puncaknya pada Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 telah terjadi beberapa kali pergantian dan penggunaan istilah dalam sistem pemerintahan dan khusunya mengenai pemerintahan daerah antara lain :

1. Kewedanaan.Setelah penyerahan kadaulatan dari kaum penjajah kepada Pemerintah RI, maka istilah dalam pemerintahan daerah yang

bersifat administratif yang menjadi bagian dari wilayah kerja district, dirubah dan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku dalam penyelenggaraan pemerintahan didaerah dengan istilah kewedanaan, perubahan ini juga terjadi pada Distict Barito Hulu di Puruk Cahu diganti dengan istilah Kewedanaan Barito Hulu. Perubahan status Distict Barito Hulu menjadi kewedanaan barito hulu telah dituangkan dalam surat keputusan gubernur kepala daerah tingkat I Kalimantan Tengah nomor : 10/Pem.594 tanggal 22 Nopember 1963 dan disamping itu Wadena barito Hulu diserahi tugas menjadi Deputy Kepala Daerah Tingkat II barito Utara dan berkedudukan di Puruk Cahu yang dipimpin secara berurutan oleh para wedana, sebagai berikut :1. Mutafa Idehan ;2. Donis Samad ;3. W. Coenraad ;4. Sjahrani Wahab ;5. Tundjung Silam ;

2. Kabupaten Administratif Murung RayaSelanjutnya perubahan status kewedanaan barito hulu menjadi kabupaten administratif dan selanjutnya mengalami beberapa kali perubahan, namun perubahan tersebut tidak berarti meningkatkan status daerah ini, tetapi hanya bersifat pergantian nama saja, berdasarkan :

1. Surat Keputusan Gubernur kepala Daerah Tingkat I KalimantanTengah Nomor : 3/Pem.112-C-2-3 tanggal 1 Maret 1964 tentang pembentukan Darah Persiapan Tingkat II Administratif Barito Hulu .2. Surat Keputusan Gubernur kepala Daerah Tingkat I KalimantanTengah Nomor : 17/Pem.112-C-2-4 tanggal 10 Oktober 1964 tentang perubahan status Daerah persiapan Tingkat II Administratif Barito Hulu menjadi Kantor Pembantu Daerah Tingkat II Murung Raya.3. Surat Keputusan Gubernur kepala Daerah Tingkat I KalimantanTengah Nomor : 6/Pem.290-C-2-4 tanggal 24 April 1965 tentang perubahan Status Kantor Persiapan Pembentuk Daerah Tingkat II menjadi Kabupaten Administratif Murung Raya, yaitu terhitung pada tanggal 1 mei 1965 .

Dalam kurun waktu Murung Raya berstatus sebagai Kabupaten

Administratif, maka kepala kantor kabupaten administratif secara berurutan dijabat oleh :1. Tundjung Silam ;2. J.H Tundan ;3. Drs. E. Hosang ;4. Drs. E.D Patianom ;5. A. Elbaar.

3. Pembantu Bupati Barito Utara wilayah Murung Raya.Perubahan status kabupaten adminsitratif Murung Raya menjadi Pembantu Bupati Barito Utara wilayah Murung Raya dan perubahan(penghapusan) pembantu Bupati Barito Utara wilayah Murung Raya, adalah berdasrkan :1. Undang-undang Nomor : 5 Tahun 1974, tentang Pokok-pokok Pemerintahan Di daerah ;2. Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantantengah Nomor : 146/PKTS/1979 tanggal 26 Juni 1979 dan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 64 Tahun 1979 tentang Perubahan Status Kabupaten Administratif Murung Raya menjadi Pembantu Bupati Barito Utara wilayah Murung Raya, dan3. Undang-undang Nomor : 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, dengan dikeluarkannya undang-undang ini maka dihapuslah insitusi yang merupakan perpanjangan tangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan diantaranya adalah pembantu Buaptu Barito Utara wilayah Murung Raya

Wilayah kerja Pembantu Bupati Barito Utara wilayah Murung Rayameliputi 5 (lima) wilayah Kecamatan yaitu sebagai berikut :1. Kecamatan Murung Ibukotanya Puruk Cahu ;2. Kecamatan Tanah Siang Ibukotanya Saripoi ;3. Kecamatan Laung Tuhup Ibukotanya Muara Laung ;4. Kecamatan Permata Intan ibukotanya Tumbang Lahung ;5. Kecamatan Sumber Barito Ibukotnya Tumbang Kunyi..

Dalam kurun waktu Murung Raya berstatus sebagai Pembantu Bupati Barito wilayah Murung Raya, maka yang menjabat sebagai Pembantu Bupatinya berturut-turut, sebagai berikut :1. M. Yusran Gambeng ;2. W. Ng. Mangkin ;3. Alexander Waning, BA ;4. Tahat Djinu, BA5. Drs. H. Holdy Butjun ;

6. H. Masiuni Akhmad, BA ;7. Drs. Duan T Silam.

V. PERJUANGAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN STATUS MURUNG RAYAMENJADI SEBUAH KABUPATEN DEFENITIFKeinginan masyarkat Murung Raya untuk meningkatkan status wilayah Murung Raya untuk menajdi sebuah kabupaten sudah dilakukan sejak perubahan status dari district barito hulu menjadi Kewedanaan Barito hulu, dimana warga masyarakat mengharapakan perubahan status tersebut merupakan upaya untuk peningkatan status Murung Raya, namun kenyataanya berkata lain. Sehingga apa yang menjadi harapan pada waktu itu masih belum membuahkan hasil.

Begita pula dengan perubahan stauts District Barito Hulu menjadi kewedanaan barito hulu. Sebagaimana dituangkan dalam Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingakt I Kalimantan Tengah Nomor : 10 /Pem. 594 tanggal 22 Nopember 1963, warga masyarakat Murung Raya mengharapakan perubahan tersebut menjadi peningkatan status Murung Raya, tetapi ternyata hanya merupakan pergantian saja yang tidak mempunyai kewenangan setingkat Kabupaten.

Selanjutnya pada perubahan status kewedanaan barito hulu menjadi daerah persiapan Tingakt II Administratif Barito Hulu,berdasarkan SK. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah No. 3/Pem.190-C-2-3 tanggal 1 maret 1964 dan perubahan status Daerah Persiapan Tingakt II Barito Hulu menjadi kantor Pembentuk Daerah Tingkat II Murung Raya sesuai dengan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan tengah No. 17/Pem.1124-C-2-3 tanggal 10 Oktober 1964 serta perubahan status Kantor Persiapan Pembentuk Daerah Tingakt II Murugn Raya menajdi Kabuapten Administratif Murung Raya berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah Nomor 6 /Pem.290-C-2-4 tanggal 24 April 1965

Perubahan Status Kabupaten Administratif Murung Raya menjadi Pembantu Bupati Barito Utara wilayah Murung Raya berdasarkan Undang-undang Nomor : 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok Pemerintahan Di daerah dan SK Gubernur Kepala Daerah Tingakt Ikalimantan tengah Nomor 146/PKTS/1979 tanggal 26 Juni 1979 juga tidak berarti status Murung Raya Meningkat, tetapi hanya

bersifat perubahan atau pergantian saja dan bahkan keadaan yang paling menyedihkan pada awal berlakunya undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dimana Pembantu Bupati dan termasuknya wilayah Pembantu Bupati BaritoUtara untuk Wilayah Murung Raya telah dihapuskan dan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan ditangani oleh Kecamatan Murung termasuk personil pegawainya.

Oleh karena itu dan merasa bahwa Murung Raya berdasarkan hasilpenilaian para tokoh Masyarakat Murung Raya dari segi luas wilayah, potensi SDA dan SDM Puruk Cahu dianggap cukup mampu manakala ditingkatkan statusnya menajdi sebuah kabupaten defenitif, maka pada tanggal 16 Oktober 1999 atas prakarsa danpemikiran para tokoh dan anggota masyarakat Murugn Raya di Puruk Cahu melakukan rapat untuk membentuk panitia atau tim yang dinamakan "Komite Pembentukan Kabupaten Murung Raya" dan telah berhasil pula menyusun komposisi pengurus, sebagai berikut :

Pelindung / Panasehat :1. Bupati Barito Utara  (Ir. Badaruddin)2. Pembantu Bupati Barito Utara Wilayah Murung Raya (Drs, DuanT Silam)3. Camat se Wilayah Murung Raya

Dewan Pembina / Pendiri ;1. Letjen (TNI) Purn Z.A Maulani2. DR(Hc) H. Sulaiman HB3. W. A Gara4. Suprianto5. Barsihan6. H. Marjuan7. H. A Bachtiar8. Tunjung Silam9. Ir. Godlin10. Masdar M11. Odong12. Handerlen13. Yohanson S14. Enoes15. H. Syarkani K16. Tarmizi Adidy

17. Edison S Hamad18. H. Fardinand19. H Suryadi20. Irwansyah21. Anggota DPRD Asal Murung Raya22. Komponen Masyarakat Murung Raya

Komite pembentukan Kabupaten Murung Raya di Puruk Cahu ini memiliki jaringan dan anggota yang tersebar di berbagai kota disamping Murung Raya dan sekitarnya antara lain di jakarta, di Palangkaraya Banjarmasin dan Muara Teweh.

Perjuangan komite dan masyarakat Murung Raya ini mendapat sambutan positif dari bebragai kalangan dalam masyarakat, kabupaten Barito Utara sebagai kabupaten Induk, Provinsi Kalimantan tengah dan Pemerintah Pusat, sehingga pada tanggal 2 Juli 2002 Murugn Raya diresmikan menjadi Kabupaten Defenitifsesuai Undang-undang No. 05 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten murugn Raya dan Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah dan berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negri No. 131.42-188 Tahun 2002 tanggal 16 Mei 2002 tetang diangkatnya dan dilantiknya Drs. H Romansyah Bagan sebagai Pejabat Bupati Murung Raya pada tanggal 8 Juli 2002 dengan tugas antara lain adalah mempersiapakn lembaga legislatif dan membentuk Dinas, Badan dan Kantor Pemerintah diPuruk Cahu.

Setelah terbentuknya anggota Legislatif Kabupaten Murung Raya maka anggota dewan pada tanggal 18 Juni 2003 menyelenggarakan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Murugn Raya serta terpilihnya Ir Willy M Yoseph dan Drs. Abdul Thalib sebagai Bupati dan Wakil Bupati Murung Raya untuk Periode 2003 - 2008 yang pelantikannya pada tanggal 21 Juli 2003 oleh Gubernur Propinsi Kalimantan Tengah di Palangkaraya bersamaan dengan dilantiknya 7 (tujuh) Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Pemekaran lainnya.

 

Arti Logo

Lambang Daerah terdiri dari :

Tulisan MURUNG RAYA menyatakan nama Daerah dan Wilayah sebagaiDaerah Otonom;

BINTANG bersudut LIMA, melambangkan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagaimana sila pertama dari Pancasila yang dalam membangun Daerah dan Masyarakat selalu diikuti Iman dan Taqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran dari agama yang dianut masing-masing;

GUNUNG dan PUNCAK; melambangkan cita-cita yang tinggi setinggigunung dalam membangun sumber daya yang ada baik sumber daya manusia yang berkualitas dan berbudi luhur maupun sumberdaya alam yang ada, yang kedua sumber daya ini saling bersinergis dan lestari agar terjaga lingkungan yang bersih dan mampu bersaing diera globalisasi ini;

HUTAN: melambangkan potensi alam yang harus dipelihara dan dijaga kelestariannya guna menjaga keseimbangan ekosistem alamdan sebagai sumber kehidupan;

SUNGAI: melambangkan aliran kehidupan yang senantiasa mengalirmenuju masyarakat yang adil dan makmur dan madani;

PADI dan KAPAS : melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan daerah dan seluruh masyarakat yang selalu bekerjasama dalam mewujudkan masyarakat secara adil dan merata yang dilambangkan:

Padi dengan jumlah 45 butir melambangkan Proklamasi Kemerdekaan RI;

Kapas dengan 17 biji merupakan tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI pada Bulan Agustus 1945;

Tangkai Padi dan Kapas disimpulkan oleh 2 simpul ikatan yang melambangkan tanggal peresmian Kabupaten Murung Raya tanggal 2Juli 2002;

Daun Padi 4 helai dan daun kapas 3 helai menunjukan bulan pembentukan Daerah Kabupaten Murung Raya Juli 2002;

PERISAI :melambangkan kekuatan dan keteguhan dimana seluruh komponen masyarakat siap menghadapi berbagai bentuk rintangan dan teguh dalam memperjuangkan kejayaan dan kemakmuran Kabupaten Murung Raya;

MANDAU : adalah senjata khas etnik dayak, dimana masyarakat senantiasa selalu siap dan berani dan waspada menghadapi bentuk ancaman dan gangguan yang ingain merusak persatuan dan kesatuan bangsa ;

SUMPITAN : adalah salah satu senjata etnik dayak, yang umumnyadigunakan sebagai alat berburu, dengan menggunakan peluru (damek) dengan jarak capai cukup jauh melalui tiupan yang kuatdan lobang yang lurus dan tidak untuk membunuh sesama manusia : melambangkan kejujuran, ketulusan hati serta perdamaian berdasarkan pemikiran yang jauh dan tepat ;

RUMAH BETANG : adalah tempat tinggal / rumah suku dayak dimanadidalamnya dihuni oleh beberapa keluarga, melambangkan budaya betang adalah perekat Persatuan dan Kesatuan dengan tidak memandang suku dan agama, dapat rukun satu sama lainnya dengantidak lupa menghormati “Pemilik Betang” ( selalu menjunjung tinggi nilai adat dan budaya masyarakat setempat “ dimana bumidipijak disitu langit dijunjung “ ;

BELANGGA : Melambangkan barang pusaka yang nilainya tinggi, yang melambangkan potensi kekayaan alam Kabupaten Murung Raya dan status sosial yang bermartabat ;

GONG : Melambangkan Persatuan Budaya Daerah :

Slogan dalam Bahasa Dayak yang bertulis “ TIRA TANGKA BALANG “meruupakan rangkaian kata filosofi bahasa Kandan Siang, MurungOt Danum yang dalam bahasa harfiah artinya kalau sudah membuattangga untuk menebang sebatang pohon yang sangat besar maka pohon tersebut harus tuntas sampai tumbang. Sehingga Slogan Daerah Murung Raya mengandung makna “Kalau sudah bekerja jangan setengah hati, harus selesai tuntas mencapai tujuan“;

RUMAH BETANG

Rumah Betang adalah rumah adat khas Kalimantan yang terdapat di berbagai penjuru Kalimantan, terutama di daerah hulu sungai yang biasanya menjadi pusat pemukiman suku Dayak, dimana sungai merupakanjalur transportasi utama bagi suku Dayak untuk melakukan berbagai mobilitas kehidupan sehari-hari seperti pergi bekerja ke ladang dimana ladang suku Dayak biasanya jauh dari pemukiman penduduk, ataumelakukan aktifitas perdagangan (jaman dulu suku Dayak biasanya berdagang dengan menggunakan system barter yaitu dengan saling menukarkan hasil ladang, kebun maupun ternak).

Bentuk dan besar rumah Betang ini bervariasi di berbagai tempat. Ada rumah Betang yang mencapai panjang 150 meter dan lebar hingga 30 meter. Umumnya rumah Betang di bangun dalam bentuk panggung dengan ketinggian tiga sampai lima meter dari

tanah. Tingginya bangunan rumah Betang ini saya perkirakan untuk menghindari datangnya banjir pada musim penghujan yang mengancam daerah-daerah di hulu sungai di Kalimantan. Beberapaunit pemukiman bisa memiliki rumah Betang lebih dari satu buahtergantung dari besarnya rumah tangga anggota komunitas huniantersebut. Setiap rumah tangga (keluarga) menempati bilik (ruangan) yang di sekat-sekat dari rumah Betang yang besar tersebut, di samping itu pada umumnya suku Dayak juga memilikirumah-rumah tunggal yang dibangun sementara waktu untuk melakukan aktivitas perladangan, hal ini disebabkan karena jauhnya jarak antara ladang dengan tempat pemukiman penduduk.

Lebih dari bangunan untuk tempat tinggal suku dayak, sebenarnya rumah Betang adalah jantung dari struktur sosial kehidupan orang Dayak. Budaya Betang merupakan cerminan mengenai kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari orang Dayak. Di dalam rumah Betang ini setiap kehidupan individu dalam rumah tangga dan masyarakat secara sistematis diatur melalui kesepakatan bersama yang dituangkan dalam hukum adat. Keamananbersama, baik dari gangguan kriminal atau berbagi makanan, suka-duka maupun mobilisasi tenaga untuk mengerjakan ladang. Nilai utama yang menonjol dalam kehidupan di rumah Betang adalah nilai kebersamaan (komunalisme) di antara para warga yang menghuninya, terlepas dari perbedaan-perbedaan yang mereka miliki. Dari sini kita mengetahui bahwa suku Dayak adalah suku yang menghargai suatu perbedaan. Suku Dayak menghargai perbedaan etnik, agama ataupun latar belakang sosial.

Tari Manasai – Kal Teng

Tari Manasai merupakan tari yang melambangkan kegembiraan. Tari ini biasanya juga diadakan untuk menyambut tamu-tamu pemerintahan yang

ke sana. Intinya tarian “selamat datang” untuk tamu-tamu yang berkunjung ke Kalimantan. Tari ini juga biasanya dipentaskan pada acara festival budaya Isen Mulang yaitu acara tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan dibantu oleh dinas pariwisata dan dinas-dinas yang terkait, tujuannya adalah menarik minat wisatawan untuk berkunjung serta memperkenalkan dan melestarikan budaya daerah sehingga masyarakat luar juga mengetahui budaya dari daerah lain. Hal tersebut akan memperkaya budaya nasional bangsa kita.

Tari manasai selain dipentaskan pada festival budaya jug dapatditemuai pada keseharian kehidupan masyarakatnya. Dalam acara pernikahan adat, misalnya. Tari manasai biasanya digemari olehkalangan muda sampai kalangan tua.

Tarian ini dilakukan oleh beberapa orang peserta, pria dan wanita yang berdiri berselang-seling antara pria dan wanita dalam satu lingkaran. Dimulai dengan semua menghadap kedalam lingkaran, kemudian berputar kearah kanan, sambil melakukan gerak maju bergerak berlawanan arah jarum jam. kemudian menghadap kearah luar lingkaran, berputar lagi kearah kiri sambil melakukan gerak maju. Begitu seterusnya sambil berputarterus berlawanan arah jarum jam dengan mengikuti irama lagu pergaulan yang berjudul sama, lagu manasai. Setiap gerakan kaki dalam tarian ini, mirip dengan gerakan dalam irama Cha-Cha. Tidak ada batasan usia dalam tarian ini. siapapun dan dalam usia berapapun boleh bergabung. Bergabung kedalam lingkaran tari dapat dilakukan kapan saja, mengikuti irama lagu. Dengan bertambahnya peserta yang ikut bergabung, maka lingkaran tari pun akan semakin membesar. Dan semakin banyak peserta tari, irama musik pun bisa semakin dipercepat, dan suasana gembira serta meriah pun akan terbentuk dan tercipta.

Mandau

Kalimantan adalah salah satu dari 5 pulau besar yang ada diIndonesia. Sebenarnya pulau ini tidak hanya merupakan “daerahasal” orang Dayak semata karena di sana ada orang Banjar(Kalimantan Selatan) dan orang Melayu. Di kalangan orang Dayaksendiri, satu dengan lainnya menumbuh-kembangkan kebudayaantersendiri. Namun demikian, satu dengan lainnya mengenal ataumemiliki senjata khas Dayak yang disebut sebagai mandau. Dalamkehidupan sehari-hari senjata ini tidak lepas dari pemiliknya.Artinya, kemanapun sang pemilik pergi mandau akan selaludibawa karena berfungsi sebagai simbol kehormatan atau jatidiri.

Zaman dahulu mandau dianggap memiliki unsur magis dan hanyadigunakan dalam acara ritual tertentu seperti perang,pengayauan, perlengkapan tarian adat, dan perlengkapanupacara.

Mandau dipercayai memiliki tingkat-tingkat keampuhan ataukesaktian. Kekuatan saktinya itu tidak hanya diperoleh dariproses pembuatannya yang melalui ritual-ritual tertentu,tetapi juga dalam tradisi pengayauan (pemenggalan kepalalawan). Ketika itu (sebelum abad ke-20) semakin banyak orangyang berhasil di-kayau, maka mandau yang digunakannya semakinsakti. Biasanya sebagian rambutnya digunakan untuk menghiasgagang mandau. Mereka percaya bahwa orang yang mati karena di-kayau, rohnya akan mendiami mandau tersebut sehingga menjadisakti. Namun, saat ini fungsi mandau sudah berubah, yaitusebagai benda seni dan budaya, cinderamata, barang koleksiserta senjata untuk berburu, memangkas semak belukar danbertani.