modernisasi sistem pembelajaran pondok pesantren
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
Transcript of modernisasi sistem pembelajaran pondok pesantren
MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN
DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KEILMUAN SANTRI PONDOK
PESANTREN SA’ADATUDDAREN KELURAHAN
TAHTUL YAMAN KOTA JAMBI
SKRIPSI
MUHAMMAD
NIM : TP.161514
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
2020
MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN
DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KEILMUAN SANTRI PONDOK
PESANTREN SA’ADATUDDAREN KELURAHAN
TAHTUL YAMAN KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Strata Satu (satu)
Dalam Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah
MUHAMMAD
NIM : TP.161514
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN
THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
ii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No.
Revisi
Tgl.
Revisi
Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2020 R-0 - 1 dari 2
Hal : Nota Dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
di
Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara;
Nama : Muhammad
NIM : TP.161514
Judul Skripsi : Modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren Dalam
Meningkatkan Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren
Sa‟adatuddaren Tahtul Yaman Kota Jambi
Sudah dapat diajukan kembali kepada FakultasTarbiyah dan Keguruan
Jurusan/Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam
Pendidikan Agama Islam.
Dengan ini kami mengharap agarskripsi/tugas akhir Saudara tersebut di
atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas Perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.
Jambi,
Pembimbing II
Nispi Syahbani, S.Ag, M.Pd,I
NIP.197808202011011005
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No.
Revisi
Tgl.
Revisi
Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2020 R-0 - 1 dari 2
Hal : Nota Dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
di
Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara;
Nama : Muhammad
NIM : TP.161514
Judul Skripsi : Modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren Dalam
Meningkatkan Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren
Sa‟adatuddaren Tahtul Yaman Kota Jambi
Sudah dapat diajukan kembali kepada FakultasTarbiyah dan Keguruan
Jurusan/Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam
Pendidikan Agama Islam.
Dengan ini kami mengharap agarskripsi/tugas akhir Saudara tersebut di
atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas Perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.
Jambi,
Pembimbing I
Drs. Dr. M. Rafiq, M.Ag
NIP.195812311986031054
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No.
Revisi
Tgl.
Revisi
Halama
n
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-07 25-10 2018 R-0 - 1 dari 1
Nomor : B. /D.11 /PP. 009/2020
Skripsi/Tugas akhir dengan judul : Modernisasi Sistem Pembelejaran Pondok
Pesantren Dalam Meningkatkan Wawasan Keilmuan
Santri Pondok Pesantren Kelurahan Tahtul Yaman
Kota Jambi
Yang dipersiapkan dan disusun oleh :
Nama : Muhammad
NIM : TP.161514
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Telah di Munaqasyahkan pada : 17 November 2020
Nilai Munaqasyah : 83,60
Dan dinyatakan telah di terima oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
TIM MUNAQASYAH
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Mukhlis, S.Ag M.Pd Joko Purnomo
NIP. 19671003199703001 NIP. 19660101200031005
Penguji I Penguji II
Drs. H. Kasful Anwar, M.Ag Habib Muhammad, M.Ag NIP. 196403121992031001 NIP. 196911141994011001
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Drs. M. Rafiq, M.Ag Nispi Syahbani, M.Pd.I
NIP. 195812311986031054 NIP.197808202011011005
Jambi, Kamis, 26 November 2020
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
A.N DEKAN
Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
Habib Muhammad, M.Ag
NIP. 196911141994011001
v
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat: FakultasTarbiyah UIN STS Jambi. Jl. Jambi – Ma. Bulian
KM. 16 Simp. Sungai Duren Muara Jambi 36363
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Dari Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya
merupakan hasil karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, danetika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan
hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsure plagiat dalam bagian-
bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
Jambi, 26 November
2020
Muhammad
NIM. TP. 161514
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini di persembahkan kepada :
Kedua orang tua tersayang ayahku Gr. Sayuti Hasan (Alm) ibuku Ramziah.
Untuk kakakku tersayang.
Dan selanjutnya kepada Sahabat danTeman seperjuangan
Yang aku sayangi dan aku banggakan serta
Orang-orang yang mencintai ilmu pengetahuan.
vii
MOTTO
فعليه بلعلم ة وامن ارادا هما فعليه بلعلم من ارادا الدنيا فعليه بلعلم وامن ارادا االخيراة
Artinya : Barang siapa yang mnghendaki dunia maka dengan ilmu, dan barang
siapa yang menghendaki akhirat maka dengan ilmu, dan barang siapa yang
menghendaki keduanya maka dengan ilmu
viii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT.yang telah
mencurahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga skripsi yang berjudul:
“Modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan
Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren Tahtul Yaman Kota
Jambi”. Dapat penulis selesaikan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Shalawat serta salam tidak lupa penulis kirimkan kepada Nabi Besar
Muhammad saw yang telah membimbing umatnya kejalan Islam dan Ilmu
pengetahuan.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyaknya
kekurangan maupun kesalahan, untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk
menyempurnakannya. Selanjutnya penulis mengaturkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tinggi kepada :
1. Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari, M.A, Ph.D, Sebagai Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin.
2. Dr. Hj. Fadlillah, M. Pd, Sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Drs. Dr. M. Rafiq, M. Ag, Sebagai Dosen Pembimbing I dan Nispi Syahbani,
S,Ag,M.Pd.I, selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya
dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
4. Guru Sulaiman Hasan sebagai Mudir Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren yang
telah berkenan memberikan informasi kepada Penulis dalam memperoleh
data di lapangan.
5. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dorongan semangat motivasi
tiada henti hingga menjadi kekuatan bagi Penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
ix
6. Kepada sahabat Pendidikan Agama Islam lokal A, Kuliah Kerja Nyata,
Praktek Pengalaman Lapangan, dan Pemuda-pemuda tobat yang sudah
membantu memberikan kemudahan dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Dan akhirnya semoga Allah Subhanahu Wa Ta‟ala berkenan membalas
segala kebaikan dan amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu
Penulis 17 November 2020
jambi
NIM:TP. 161514
Muhammad
x
ABSTRAK
Nama : Muhammad
Nim : TP.161514
Jurusan/prodi : Pendidikan Agama Islam
Judul : Modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren
Dalam Meningkatkan Wawasan Keilmuan Santri Pondok
Pesantren Sa‟adatuddaren Kelurahan Tahtul Yaman Kota
Jambi
Skripsi ini membahas tentang Modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok
Pesantren Dalam Meningkatkan Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren
Sa‟adatuddaren Kelurahan Tahtul Yaman Kota Jambi, penelitian ini adalah
penelitian diskriftif kualitatif dengan menggunakan data primer dan sekunder.
Untuk memproleh data tersebut peneliti menggunakan metode observasi,
dokumentasi, dan wawancara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana Modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren Dalam
Meningkatkan Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren
Kelurahan Tahtul Yaman Kota Jambi. Hasil penelitian menunjukan bahwa
Modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan
Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren Kelurahan Tahtul
Yaman Kota Jambi. Adapun kendala dalam modernisasi sistem pembelajaran
yaitu kurangnya tenaga pengajar yang untuk mengajarkan ilmu-ilmu umum maka
solusinya yaitu pondok tersebut mengambil tenaga pengajar dari pondok lain dan
dari sekolah Aliyah negeri, dan juga mulai memperkenalkan ilmu teknologi agar
santrinya tidak gaptek. Lemahnya pengawasan Mudabbir didalam waktu
pembelajaaran masih banyak santri yang berkeliaran, Latar belakang pendidikan
guru-gurunya yang mayoritas lulusan pondok pesantren itu sendiri, Kurangnya
Pemberian Sanksi Atau Hukuman,
Kata Kunci : Modernisasi Sistem Pembelajaran, Wawasan Keilmuan
xi
ABSTRACT
Name : Muhammad
Nim : TP.161514
Department/ Major : Pendidikan Agama Islam
Title : Modernization of the Islamic Boarding School Learning
Sistem Im Improving the Scientific Insight of the santri
Islamic Boarding School Sa‟adatuddaren, Tahtul Yaman
Village, Jambi City
This thesis discusses the Modernization of the Islamic Boarding School
Learning Sistem Im Improving the Scientific Insight of the santri Islamic
Boarding School Sa‟adatuddaren, Tahtul Yaman Village, Jambi City.This
Research is a qualitive descriptive study using primary and secondary data. To
obtain the data, the researchers used themethod of observation, documentation and
interviews. The purpose of this study was to determine how the Modernization of
the Islamic Boarding Scool Learning in Improving the Scientific Insights of the
Santri at the Sa‟adatuddaren Islamic Boarding School Tahtul Yaman Village,
Jambi City. The results showed that the Modernization of the Islamic Boarding
School Learning Sistem in Improving the scientific Insight of the Santri at the
Sa‟adatuddaren Islamic Boarding School, Tahtul Yaman Village, Jambi City. The
results showed that the Modernization of the Islamic boarding school Learning
Sistem im Improving the scientific Insight of at the Jambi City, As for the
obstacles in the modernization of the learning sistem, namely the lack of teaching
staff to teach general scienes, the solution is that the lodge takes teaching staff
from other lodges and from state Aliyah School, and also begins to introduce
technologhy so that the student are not clueless. Weak supervision of mudabbir
during the learning process, there are still many students hanging around, The
educational background of the teachers who are mostly graduates of the Islamic
Boarding School itself, Lack of Sanctions or Punishment.
Keyword : Modernization of the learning sistem, scientific insight
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
NOTA DINAS ............................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................... iv
PERSEMBAHAN ........................................................................................ v
MOTTO ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
ABSTRAK .................................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Fokus Permasalahan ........................................................... 4
C. Rumusan Masalah .............................................................. 4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................... 4
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Kajian Teoritik ................................................................... 6
1. Pengertian Pondok Pesantren ....................................... 6
2. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren .......................... 7
3. Element-element Pondok Pesantren ............................. 8
4. Tipologi Pondok Pesantren .......................................... 12
5. Fungsi Dan Tujuan Pondok Pesantren ......................... 14
6. Modernisasi Sistem Pembelajaran ............................... 15
7. Wawasan Keilmuan ..................................................... 17
B. Studi Relevan ..................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Metode Penelitian ................................... 23
xiii
B. Setting dan Subjek Penelitian ............................................ 24
C. Jenis dan Sumber Data ....................................................... 24
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 25
E. Teknik Analisis Data ......................................................... 27
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ............................... 28
G. Jadwal Penelitian ................................................................ 29
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum................................................................... 31
B. Temuan Khusus dan Pembahasan ...................................... 45
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan ........................................................................ 62
2. Saran .................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Jadwal Penelitian................................................................... 29
Tabel 2 : Pengelolaan Kelembagaan………………………………….35
Tabel 3 : Unsur Majelis Guru Beserta Tugasnya .................................. 37
Tabel 4 : Keadaan Sarana Dan Prasarana............................................. 41
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Majelis Guru Pondok Pesantren ............................................ 39
2 : Struktur Organisasi Pondok Pesantren .................................. 44
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Modernisasi berasal dari kata modern yang berarti terbaru, mutakhir,
atau sikap dan cara berpikir yang sesuai dengan tuntutan zaman.Modernisasi di
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai proses pergeseran sikap
dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan tuntutan
masa kini.(KBBI, balai pustaka. 1989).
Jika dikaitkan dengan pembaharuan pondok pesantren sebenarnya
gagasan pembaharuan (modernisasi) pesantren di Indonesia diperkenalkan oleh
kaum modernis dengan gagasan sekolah model belanda. Pembaharuan pada waktu
itu ditentang banyak oleh kaum konservatif (Kyai) dikarenakan model sekolah-
sekolah itu dapat memukul akar kekuasaan Kyai yang terdalam.Namun semangat
kaum modernis tidak dapat dibendung. Kaum modernis dengan hati-hati dalam
programnya mendesak perlunya pengajaran mata pelajaran modern dengan cara –
cara modern. Kaum modernis berupaya memasukkan islam sebagai suatu mata
pelajaran modern dan membuatnya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
kurikulum sekolah.
Sejak pada masa penjajahan negara asing yang berlangsung di Indonesia,
Pondok Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang tumbuh
berkembang di tengah-tengah masyarakat.Eksistensinya telah lama mendapat
pengakuan dari masyarakat hingga kini. Pondok Pesantren ikut terlibat dalam
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, tidak hanya dari segi moril, namun telah
pula ikut serta memberikan sumbangsih yang cukup signifikan dalam
penyelenggaraan pendidikan. (Depag RI, 2003, hlm. 2).
Maksum (2003, hlm. 4), mengemukakan Pondok Pesantren sama halnya
dengan istilah mengaji yang bukan berasal dari bahasa Arab melainkan dari
bahasa India. Hal tersebut dapat dibuktikan dari beberapa persamaan antara
pendidikan Pesantren dan pendidikan milik Hindu-Budha di India, yaitu sistem
2
pendidikannya yang berisi murni ilmu-ilmu agama, kiyai tidak mendapatkan gaji,
penghormatan yang tinggi kepada guru, serta letak Pesantren yang diberikan
beberapa di luar kota.
Pendidikan Pondok Pesantren sering kali disebut dengan pendidikan
tradisional yang Indonesia, karena Pondok Pesantren telah lahir dan mendidik
sebagian bangsa indonesia sejak sebelum lahirnya lembaga-lembaga pendidikan
lain yang cenderung mengikuti pola barat yang modern.
Pesantren memiliki kekuatan yang dahsyat hasil dari motivasi dari para
pendirinya (founding fathers) untuk mencerdaskan bangsa tanpa mengurusi
keuntungan ekonomis semata.Pesantren menjalankan amanat pendidikan
profentik yang digariskan oleh ajaran Islam sebagai penghantar terwujudnya
manusia yang memiliki harkat, derajat dan martabat yang sangat urgen untuk
dimiliki oleh setiap manusia di era modern ini.
Pondok Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berhasil
menyiapkan tenaga yang produktif, profesional dan berkepribadian baik.Dengan
demikian Pondok Pesantren diakui oleh pemerintah sebagai salah satu lembaga
pendidikan yang ideal bagi bangsa kita, karena kemampuannya dalam
mengembangkan sikap dan watak mandiri dalam diri paralulusannya.
Maka dengan demikian, pondok pesantren merupakan lembaga
pendidikan Islam yang terus berkembang dan berakar kuat pada masyarakat
Indonesia hingga kini. Namun, ironisnya lembaga yang merakyat ini ternyata
masih menyisakan masalah dan diragukan kemampuannyadalam menghadapi
tantangan zaman moderen, terutama ketika berhadapan dengan derasnya arus
modernisasi. Misalnya dalam menghadapi kemajuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern. (Sukron Abdullah, 2007, hlm. 5).
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat pada zaman
modern ini sangat jelas sekali pengaruhnya dalam berbagai bidang kehidupan
masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan termasuk dalam pendidikan
Pondok Pesantren.Perkembangan yang sangat deras itu berakibat pula pada
perubahan dan perkembangan tuntutan masyarakat. Masyarakat menghendaki
dalam proses memperoleh sesuatau dengan cepat. Maka siapapun yang tidak
3
menyesuaiakan dengan kebutuhan masyarakat baik swasta maupun pemerintah
akan ditinggalkan oleh masyarakat dan mereka akan mencari yang sesuai dengan
tuntutan kekinian. Maka sudah barang tentu Pondok Pesantren saat ini dengan
teologi yang dianutnya dituntut untuk menyikapi perkembangan zaman modern
dan kemajuan pengetahuan teknologi secara kritis dan bijak .
Pondok Pesantren harus mampu mencari solusi yang benar-benar
mencerahkan. sehingga, pada satu sisi dapat menumbuh kembangkan kaum santri
yang berwawasan luas yang tidak gemang meng hadapi modernitas dan sekaligus
tidak kehilangan identitas dan jati diri, dan pada sisi lain.
Maka, untuk memenuhi tuntutan tersebut, Pondok Pesantren haruslah
bersifat fungsional, sebab lembaga pendidikan Pondok Pesantren merupakan salah
satu wadah dalam masyarakat yang dapat dipakai sebagai pintu gerbang dalam
mengahadapi tuntutan masyarakat, ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang terus
mengalami perkembangan. Untuk itu lembaga pendidikan Pondok Pesantren perlu
mengadakan modernisasi seiring dengan tuntutan masyarakat yang dinilainya.
Atau sudah seharusnya Pondok Pesantren untuk mengajarkan ilmu-ilmu agama
namun bersamaan dengan itu harus juga mengajarkan berbagai macam ilmu
umum lainnya guna mengakhiri nestapa dan ketidak berdayaan kaum muslim
dalam menghadapi kemajuan dunia modern yang diiringi dengan perkembengan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Modernisasi dengan melalui berbagai kiat dan usaha dibidang ekonomi,
pendidikan,dan sebagainya. Adapun salah satu Pondok Pesantren yang melakukan
modernisasi adalah Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren Sebrang Kota Jambi,
Modernisasi yang terjadi di Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren mengacu pada
kehidupan masyarakat yang ada sekarang. Hal semacam itu tidak ditemukan di
lembaga Pesantren salaf biasa, yang hanya menekankan pada penelaahan kitab-
kitab klasik yang didukung dengan penguasaan ilmu gramatika bahasa Arab satu-
satunya seperti nahwu dan shorof. Berdasarkan data dan keterangan tersebut
tampak dengan jelas keberhasilan Pondok Pesantren S‟adatuddaren dalam
melakukan modernisasi sebagai upaya dalam mencetak santri yang berilmu luas
sesuai dengan visi –misi yang dimiliki Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren yaitu
4
menjadikan santri yang agamis, mandiri dan berakhlakul karimah untuk mencapai
kebahagian dunia dan akhirat.
Serta sebagai jawaban dari tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap
lembaga pendidikan sebagai pelayan masyarakat dalambidang keilmuan.
Melihat fenomena ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih
lanjut dengan judul”Modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren
Dalam Meningkatkan Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren
Sa’adatuddaren Kelurahan Tahtul Yaman Kota Jambi.
B. Fokus Masalah
Penelitian ini hanya terfokus pada Modernisasi Sistem Pembelajaran
Pondok Pesantren dalam meningkatkan keilmuaan santri, Seperti pembelajaran
Ilmu-Ilmu umum (Matematika, Ilmu-ilmu Komputer dan ilmu pengetahuan sosial
dan ilmu-ilmu pengetahuan alam)
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana modernisasi sistem pembelajaran di pondok pesantren
Sa‟adatuddaren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri.
2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung modernisasi pondok
pesantren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri
Sa‟adatuddaren
3. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat modernisasi pondok
pesantren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri Pondok
Pesantren Sa‟adatuddaren?
4. Bagaimana upaya Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren dalam mengatasi
hambatan modernisasi sistem pembelajaran?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan kondisi modernisasi yang terjadi di pondok
pesantren Sa‟adatuddaren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung modernisasi
5
pondok pesantren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri
Sa‟adatuddaren
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat modernisasi
Pondok Pesantren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri
4. Untuk mengetahui upaya Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren dalam
mengatasi hambatan modernisasi sistem pembelajaran
Kegunaan Penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara teoritis: penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam dunia pendidikan sehingga dapat diketahui
pentingnya modernisasi Pondok Pesantren dalam meningkatkan
wawasan keilmuansantri.
2. Secara praktis: penelitian ini diharapkan mampu memberikan
informasi dan masukan kepada pemabaca umumnya dan pihak
sekolah agar mereka menyadari betapa pentingnya modernisasai
Pondok Pesantren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Pengertian pondok pesantren
Hasbullah (1996,hlm.40), memberikan definisi sebuah Pondok Pesantren,
harus kita melihat makna apa pun itu perkataannya. Kata pondok berasal dari kata
funduk yang berarti hotel atau asrama. Pesantren berasal dari kata santri yang
dengan awalan ”pe” dan akhiran ”an” yang berarti tempat tinggal santri. Maka
Pondok Pesantren adalah asrama atau tempat tinggal parasantri Dalam buku yang
berjudul Reorentsi Pendidikan Islam dijelaskan bahwa ”Pesantren atau Pondok
Pesantren berasal dari akar kata cantrik yang merupakan kata benda konkret,
kemudian berkembang menjadi kata abstrak yang diimbuhi awalan ”pe” dan
akhiran ”an” pergeseran tertentu kata cantrik berubah menjadi santri dan ian
berubah menjadi kata en sehingga lahirlah kata Pesantren. Sedangkan Pondok
merupakan penyesuaian ucapan kata funduk dalam bahasa arab yang berartitempat
menginap.
Menurut Abd A‟la (2006, hlm. 6), Pondok Pesantren bukanlah museum purba,
tempat benda-benda unik dan kuno disimpan dan dilesstarikan ia juga bukan
penjara dimana setiap pikiran dan tindakan dikontrolhabis-habisan. Akan tetapi
pondok pesantren adalah bentuk ruang laboratorium di mana setiap pemikiran di
kaji dan di uji ulang.
A. Halim (2005, hlm. 247), mengatakan bahwa Pesantren ”ialah lembaga
pendidikan Islam yang mengajarkan ilmu-ilmu keislaman, dipimpin oleh kiyai
sebagai pemangku/pemiliki ponpes dan dibantu oleh ustadz/guru yang
mengajarkan ilmu-ilmu keislaman kepada santri, melalui metode dan tekhnik yang
khas. Pesantren juga bisa dikatakan sebagai lembaga pendidikan yang disajikan
sebagai wadah untuk memperdalam agama dan sekaligus sebagai pusat
penyebaran agama.Karena di pesantrenlah agama diajarkan dengan semangat dan
7
di Pesantren pulalah ajaran agama disebarkan. Setyorini berpendapat bahwa
”Pesantren merupakan suatu institusi yang sangat penting bagi umat islam yang
memiliki potensi yang besar sebagai lembaga pendidikan dan pengkaderan bagi
generasi muda islam sekaligus membina masyarakata di sekitarnya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pondok pesantren adalah
suatu lembaga pendidikan yang independent. Bercorak keislaman, memeiliki ciri
khas yang lain dari pada lembaga pendidikan lain didampingi oleh ulama yang
kharismatik, didalamnya diajarkan ilmu-ilmu agama kepada seluruh santrinya, dan
mendapat pengakuan dari masyarakat luas.
2. Sejarah berdirinya pondok pesantren
Pertama pendapat yang menyebutkan bahwa Pondok Pesantren berakar pada
tradisi Islam sendiri, yaitu tradisi tarekat. Pondok Pesantren mempunyai kaitan
yang erat dengan tempat pendidikan yang khas bagi kaum sufi. Pendapat ini
berdasarkan fakta bahwa penyiaran islam di Indonesia pada awalnya lebih
banyak dikenal dengan bentuk kegiatan tarekat. Hai ini ditandai dengan
terbentuknya kelompok organisasi tarekat yang melaksanakan amala-amalan
dzikir dan wirid tertentu. Pemimpin tarekat itu disebut kiyai, yang mewajibkan
pengikuthnya melaksanakan suluk selama 40 hari selama satu tahun dengan cara
tinggal bersama sesama anggota tarekat dalam sebuah masjid untuk melakukan
ibadah- ibadah dalam satu masjid. Untuk keperluan suluk ini para kiyai
dan menyediakan ruangan khusus untuk penginapan.
Dalam perkembangan selanjutnya lembaga pengajian ini tumbuh dan
berkembang menjadi lembaga Pondok Pesantren.kedua, Pondok Pesantren yang
kita kenal ini pada mulanya merupakan pengambilalihan dari sistem Pondok
Pesantren yang diadakan orang-orang Hindu di nusantara. Hal ini didasarkan
pada fakta bahwa jauh sebelum datangnya islam ke Indonesia lembaga pondok
pesantren sudah ada dinegeri ini. (Depag RI, 2003, hlm. 10-12).
Namun fenomena baru yang menjadi kaitan dengan berdirinya suatu pondok
pesantren diantaranya adalah :
Fenomina ini sering terjadi di beberapa wilayah indonesia, sekolah umum
atau madrasah yang bergerak dalam bidang pendidikan formal, karena ingin
mencetak atau menghasilkan lulusan menguasai secara komprehensif ilmu-ilmu
yang diberikan, maka bagi para siswanya dibuatkan suatu asrama khusus dan
lingkungan tersendiri yang menajdikan mereka selalu hidup dalam lingkungan
sekolah atau madrasah. Kemudian untuk mengisi waktu luang yang ada,
diadakanlah pengajian-pengajian keagamaan. Lama kelamaan terbentuklah
madrasah menjadi sepertiPondok Pesantren, dikarenakan pengjiannya yang
berkembang,tidak sekedar membaca al-Quran diskusi atau ceramah saja,
melainkan pula ada pengajian kitab klasik dan penjenjangan pengajiannya.
Adapun yang berperan sebagai kiyai adalah kepalasekolah.tafaqquh fiddin, dan
menyukseskan tujuan bangsa dalam mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan
hal yang patut dihargai. Termasuk dalam pendirian Pondok Pesantren yang jika
menurut pola diatas mungkin memakan waktu lama. Sebagaimana pada sekolah
atau madrasah, untuk upaya pendirian itu maka dibuatlah gedung atau bangunan
masjid, rumah kiyai, rumah dewan guru, gedung atau asrama, gedung ruang
belajar, gedung belajar, aula, ruangan dansebagainya.Pondok Pesantren yang
didirikan oleh komunitas homogen yang berkepentingan untuk menjaga
kesinambungan keilmuan yang mereka miliki dan meningkatkan wawasan
keilmuan.
3. Elemen-elemen Pondok Pesantren
Secara umum Pesantren memiliki elemen Pondok, masjid,pengajian kitab
kuning,santri, kiyai dan ustadz. (Zamakhsyari Dhofir, 1982,44),Berikut ini
pengertian dan fungsi masing-masing elemen- elemen Pondok Pesantren serta
membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya, yaitu:
1. Pondok
Sebuah pesantren pada dasarnya adalah suatu lembaga pendidikan yang
menyediakan, asrama atau pondok (pemondokan) sebagai tempat tinggal bersama
sekaligus tempat pelajar para santri di bawah bimbingan kyai Asrama untuk para
santri ini berada dalam lingkungan komplek Pesantren di mana kyai beserta
keluarganya bertempat tinggal serta adanya masjid sebagai tempat untuk
beribadah dan tempat untuk mengaji bagi para santri. Pada Pesantren yang telah
maju, Pesantren biasanya memiliki kompleks tersendiri yangdikelilingiolehpagar
pembatas untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri serta untuk
memisahkan dengan lingkungan sekitar. Di dalam komplek itu diadakan
pemisahan secara jelas antara perumahankyai dan keluarganya dengan asrama
santri, baik putri maupun putra.Paling tidak terdapat empat alasan utama
Pesantren membangunpondok (asrama) untuk para santrinya. Pertama,
ketertarikan santri-santri untukbelajar kepada seorang kyai dikarenakan
kemasyhuran atau kedalaman serta keluasan ilmunya yang mengharuskannya
untuk meninggalkan kampung halamannya untuk menetap di kediaman kyai itu.
Kedua, kebanyakan Pesantren adalah tumbuh dan berkembang di daerah yang
jauh dari keramaian pemukiman penduduk sehingga tidak terdapat perumahan
yang cukup memadai untuk menampung para santri dengan jumlah banyak.
Ketiga, terdapat sikap timbalbalik antara kyai dan santri yang berupa terciptanya
hubungan kekerabatan seperti halnya hubungan ayah dan anak.Keempat, untuk
memudahkan dalam pengawasan dan pembinaan kepada para santri secara intensif
dan istiqomah. Hal ini dapat dimungkinkan jika tempat tinggal antara guru dan
murid berada dalam satu lingkungan yang sama.
2. Masjid
Elemen penting lainnya dari Pesantren adalah adanya masjid sebagai
tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri baik untuk pelaksanaan shalat
lima waktu, shalat jum‟at ,khutbah maupun untuk pengajaran kitab-kitab kuning.
Kedudukan masjid sebagai pusat pendidikan ini merupakan manifestasi universal
dari system pendidikan Islam sebagaimana yang dilakukanoleh Rasulullah,
sahabat dan orang-orangsesudahnya.
Tradisi yang dipraktikkan Rasulullah ini terus dilestarikan oleh kalangan
Pesantren.Para kyai selalu mengajar murid- muridnya di masjid. Mereka
menganggap masjid sebagai tempat yang paling tepat untuk menanamkan nilai-
nilai kepada para santri, terutama ketaatan dan kedisiplinan.Penanaman sikap
disiplin kepada para santri dilakukan melalui kegiatan shalat berjamaah setiap
waktu di masjid, bangun pagi serta yang lainnya.Oleh karena itu masjid
merupakan bangunan yang pertama kali dibangun sebelum didirikannya sebuah
Pondok Pesantren.
3. Pengajian-pengajian kitab kuning (kitab klasik)
Tujuan utama dari pengajian kitab-kitab kuning adalah untuk mendidik
calon-calon ulama. Sedangkan bagi para santri yang hanya dalam waktu singkat
tinggal di pesantren, mereka bisa di katakan tidak bercita-cita menjadi ulama,
tetapi bertujuan untuk mencari pengalaman dalam hal pendalaman perasaan
keagamaan. Atau bisa juga karena tidak kuat dengan peraturan yang di pondok
pesantren sehingga membuat santri untuk berhenti mondok dalam waktu yang
sangat singkat.
Dalam kegiatan pembelajaran, pesantren umumnya melakukan pemisahan
tempat antara pembelajaran untuk santri putra dan santri putri.Keseluruhan kitab-
kitab kuning yang diajarkan sebagai materi pembelajaran di pesantren secara
sederhana dapat di kelompokkan ke dalam Sembilan kelompok, yaitu : Tajwid,
Ilmu Tafsir, Hadits, Aqidah Akhlak, Tasawuf, fiqh, Nahwu, dan Shorof, Mantiq,
Balaqhah. yaitu yang untuk memahaminya memerlukan keterampilan tertentu
dan tidak cukup hanya dengan menguasai bahasa arab. Ciri lain yang ada pada
kitab kuning adalah penyususnannya yang urut dari yang besar mulai dari
kerangka yang besar kepada kerangkayang paling kecil seperti, babun,
fashlun,dan sebagainya. Serta penyusunan kitab kuning yang lazimnya tidak
menggunakan tanda titik, koma, tanda seru, tanda tanya, subjek dan predikat yang
dipisahkan dengan jumlah mu’taridhah yang cukup panjang dengan tanda-tanda
tertentu. Ciri yang terakhir inilah yang membutuhkan kecerdasan dan
keterampilan agar pembaca memahami makna dan kandungannya bahkan dapat
menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas.
Cara pesantren yang umumnya memiliki, kelemahan tersendiri, secara
garis besar, jenis dan jumlahnya materi serta tingkat pembahasan kitab-kitab
kuning yang umumnya bukan disusun oleh ulama Indonesia itu belum tentu sesuai
degan ketentuan dan kemampuan santri.Karena itu beberapa pesantren yang telah
mlakukan pembaharuan kitab-kitab yang dipelajari oleh para santri tidak
sepenuhnya mengambil dari kitb-kitab utama saja, Melainkan disesuaikan dengan
menggunakan materi-materi yang belum dianggap perlu dan menambahnya dengn
muatan-muatan baru berdasarkan kekhususan dan kebutuhan tertentu.Selain itu
materi pembealjaran di tambah dengan ilmu-ilmu umum serta keterampilan
khusus.
4. Santri
Secara generik santri di Pesantren bermakna seseorang yang mengikuti
pendidikan di Pesantren,dan dapat dikelompokkan pada dua kelompok besar,
yaitu: santri mukim dan santri kalong. Santri mukim adalah para santri yang
datang dari tempat yang jauh sehingga ia tinggal dan menetap di pondok (asrama)
Pesantren.Sedangkan santri kalong adalah para santri yang berasal dari wilayah
sekitar Pesantren sehingga mereka tidak memerlukan untuk tinggal dan menetap
di pondok, mereka bolak- balik dari rumahnya masing-masing.
Pesantren ini dikenal adanya masa penerimaan santri baru serta adanya
seleksi bagi para calon ntri itu serta adanya kesamaan dan keseragaman
(unifikasi) waktu yang ditempuh oleh santri yang satu dengan santri yang lain
pada jenjang pendidikan yang sama. Para santri yang belajar di Pesantren salaf
penyeleksian dilakukan secara alami yakni mereka akanmemilih sendiri kitab-
kitab yang akan dipelajari berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
Kemampuan individual antara santri yang satu dengan yang lain jelas terlihat pada
sistem pendidikan ini.
Bagi santri yang pandai, ia akan dapat menyelesaikan pembacaan sebuah
kitab dalam waktu yang relatif cepat dibandigkan dengan teman temannya yang
kurang pandai. Sehingga walaupun waktu yang di tempuh antara santri yang satu
dan yang lain sama seumpamanya, akan tetapi pengetahuan yang diperoleh dari
banyaknya kitab yang dibaca oleh para santri itu akan berbeda. Pada dasarnya
pesantren tidak melakukan seleksi khusus kepada para calon santrinya, terutama
seleksi untuk diterima atau ditolak. Para calon santri siapa saja yang dating akn
diterima sebagai santri pada pesantren tersebut kapanpun ia mausepanjang tahun
karena dipesantren tidak dikenal adanya tes penerimaan santri baru serta tahun
pelajaran baru.hal ini berbeda bagi pesantren modern.
5. Kyai dan ustadz
Kyai dan ustadz merupakan komponen penting yang amat menentukan
keberhasilan pendidikan di Pesantren.Selain itu tidak jarang kyai atau ustadz
adalah pendiri dan pemilik Pesantren itu atau keluarga keturunannya.Dengan
demikian perkembangan dan pertumbuhannya suatu Pesantren amat bergantung
pada figur kyai atau ustadz tadi. Sehingga pertimbangan utama seorang santri
yang akanmemasuki suatu Pesantren adalah berdasar pada kebesaran dan
kemasyhuran nama yang disandang oleh Kyai dan ustadznya.
Pada sistem pendidikan Pesantren adakalanya sebuah Pesantren
dikelolaoleh seorang kiyai dan adakalanya dikelola oleh beberapa orang kiyai
yang masih dalam satu keluarga besar dengan dipimpin oleh seorang kiyai sepuh.
Kiyai atau ustadz umumnya dirujuk oleh para santri tidak hanya dari
kelebihan ilmunya tentang islam, melainkan juga dari tindakannya. Jelasnya kiyai
atau ustadz tidak hanya dirujuk sebagai pengajar, tetapi sebagai pendidik yang
dapat memberikan ketauladanan hidup dalam kehidupan.Dengan demikian untuk
dianggap sebagai seorang kiyai atau ustadz diperlukan pemenuhan persyaratan
yang cukup besar.
Dari penjelasan di atas bahwa Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren sudah
memenuhi element-element tersebut mulai dari pondok, masjid, pengajian kitab
kuning,santri, dan kyai atau ustad untuk menunjang proses pembelajaran.
4. Tipologi PondokPesantren
Pondok Pesantren sebagai lembaga penddikan islam mengalami
perkembangan bentuk sesuaia dengan perubahan zaman, terutama sekali adanya
dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhologi. Perubahan bentuk Pesantren
bukan berarti sebagai Pondok Pesantren yang telah hilang ke khasannya. Dalam
hal ini Pondok Pesantren tetap merupakan lembaga pendidikan islam yang
tumbuh dari masyarakat.Secara faktual ada beberapa tipe Pondok Pesantren
yang berkembang dalam masyarakat, yaitu meliputi Pondok Pesantren salafiyah
(tradisional), Pondok Pesantren khalafiyah (modern), dan Pondok
Pesantrenkomprehensif. (Bahri Ghazali, 2003, hlm. 14).
1. Pondok tradisional (salafiyah)
Salaf artinya lama, dahulu, atau tradisional. (Depag RI, 2003, hlm. 29-
30), Pondok Pesantren salafiyah adalah Pondok Pesantren yang
menyelanggarakan pembelajaran dengan pendekatan tradisional, sebagaimana
yang berlangsung sejak awal pertumbuhannya. Pembelajaran ilmu-ilmu Islam
dilakkan secara individual atau kelompok dengan konsentrasi pada kitab-kitab
klasik, berbahasa Arab. Penjenjangan tidak didasarkan pada satuan waktu, tetapi
berdasarkan tamatnya kitab yang dipelajari. Dengan selesainya kitab-kitab
tertentu santri dapat naik jenjang dengan mempelajari kitab yang tingkat
kesukarannya lebih tinggi.
Pola pembelajarannya dengan sistem halaqah, yang dilaksanakan di masjid
atau di surau, hakikat dari sistem halaqah adalah penghafalan yang titik akhirnya
dari segi metedologi cenderung pada terciptanya santri yang menerima dan
memiliki ilmu. Artinya ilmu tidak berkembang pada umpanya ilmu itu
melakukannya hanya terbatas pada apa yang diberikan oelh kiyainya
2. Pondok pesantren modern (khalafiyah)
Khalaf artinya”kemudian” atau ”belakang”. Pondok Pesantren
khalafiyah adalah Pondok Pesantren yang menyelenggrakan kegiatan
pendidikan dengan pendekatan modern, melalui suatu pendidikan formal baik
dalam bentuk madrasah (MI, MTS, MA), tetapi dengan pendekatan klasikal.
Pembelajaran pada Pondok Pesantren khalafiyah dilakukan secara berjenjang
dan berkesinambungan dengan satuan program yang didasarkan pada satuan
waktu, seperti catur wulan, semester, tahun/kelas, dan seterusnya. Pada Pondok
Pesantren khalafiyah ”Pondok” lebih banyak berfungsi sebagai asrama yang
memberikan lingkungan kondusif untuk pendidikan agama. (Depag RI, 2003,
hlm. 30).
3. Pondok pesantren komperehensif
Pondok ini dikatakan kompehensif karena merupakan sistem pendidikan
dan pengajaran gabungan antara yang tradisional dan yang modern. Artinya
didalamnya diterapkan pendidikan dan pengajaran kitab kuning dengan metode
sorogan, bandongan dan wetonan, namun secara reguler sistem persekolahan terus
dikembangkan bahkan pendidikan keterampilan pun tetap.
Diaplikasikan sehingga menjadikannya dari tipologi kesatu dan kedua.
Lebih jauh dari itu pendidikan masyarakatnya pun menjadi garapnya.Dalam arti
yang sedemikian rupa dapat dikatakan bahwa pondok pesantren telah berkiprah
dalam pembangunan sosial kemasyarakatan. (Bahri Ghazali, 2003, hlm. 15).
Wardi bahtiar dan kawan-kawannya membagi Pondok Pesantren menjadi
dua macam, (dilihat dari pengetahuan yang diajarkannya) yaitu: Pesantren salafi
dan pesntren khalafi. Tipologi yang diberikan bahtiar tersebut diberikan untuk
menghindari pemakain istilah Pesantren modern dan tradisonal.Iamenganggap
bahwa penggunaan istilah Pesantren modern dan tradisional kurang tepat
digunakan. Menurut Ahmad Tafsir (2005,hlm. 194), kafrawi membagi pesantren
menjadi empat pola yaitu: Pola I ialah pesantren yang memiliki untuk kegiatan
dan elemen.Pola II sama dengan pola I hanya ditambah pondok bagi santri.Pola
III sama dengan pola II ditambah adanya madrasah dan telah ada pengajian
sistem klasikal.
Dari berbagai macam tipologi di atas di jelaskan Pondok Pesantren
Sa‟adatuddaren adalah termasuk dari tipologi modern atau khalafiyah yaitu yang
menyelenggarakan kegiatan pendidikan dengan pendekatan modern, melalui
pendidikan formal baik dalam bentuk madrasah (MI,MTS,MA) bedanya Pondok
Pesantren Sa‟adatuddaren pembelajarannya di bagi dua waktu yaitu
pembelajaran agamanya dari pagi hari sampai siang dan pembelajaran umumnya
yaitu dilakukan pada malam hari.
5. Fungsi dan tujuan pondok pesantren
Dimensi fungsional Pondok Pesantren tidak bisa dilengkapi dari hakikat
dasarnya bahwa Pondok Pesantren tumbuh berawal dari masyarakat sebagai
lembaga informal desa dalam bentuk yang sangat sederhana. Oleh karena itu
perkembangan masyarakat sekitarnya tentang pemahaman keagamaan (Islam)
lebih jauh mengarah kepada nilai-nilai normatif, edukati danprogresif.
Menurut Azyumardi Azra ada tiga fungsi Pondok Pesantren yaitu: sebagai
transmisi dan transfer ilmu-ilmu islam, pemeliharaan tradisi Islam dan, reproduksi
ulama‟. (Sulthan Masyudi dkk,Jakarta,Diva Pustaka. 2003).
Selain memiliki fungsi, Pondok Pesantren juga memiliki tujuan. Adapun
tujuannya adalah sebagai berikut:
a. Mendidik santri untuk menjadi seorang muslim yang bertaqwa
kepada Allah Swt, berakhlak mulia, memiliki kecerdasan,
keterampilan dan sehat lahir dan batin sebagai warga negara yang
berpancasila.
b. Mendidik santri untuk menjadi ulama dan muballigh yang berjiwa
ikhlas, tabah tangguh, atau profesi lain yang mengamalkan ajaran
islam secara utuh.
c. Mendidik santri yang mampu mengembangkan dirinya dan
bertanggung jawab kepada pembangunan bangsa dan negara.
d. Mendidik tenaga penyuluh pembangunan micro (keluarga) dan
regional (pedesa‟an atau masyarakat sekitar)
e. Mendidik santri untuk menjadi orang yang cakap dalam segala
pembangunan khususnya pembangunan spiritual.
f. Mendidik santri untuk membant meningkatkan masyarakat sekitar
guna membangun masyrakat bangsa. (Mujammil Qamar,2002,
hlm,6-7).
6. Modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren
Pondok Pesantren kini mengalami transformasi kultur, sistem, dan nilai.
Pondok Pesantren yang dikenal salafiyah atau tradisional kini telah berubah
menjadi dengan khalifiyah atau modern. Tranformasi tersebut sebagai jawaban
atas kritik yang diberikan pada pesantren dalam arus transformasi ini, sehingga
dalam system dan kultur pesantren terjadi perubahan yang drastis. Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam memodernisasi system pendidikan atau
pembelajran Pondok Pesantren. Diantaranya:
g. Merevitalisasi paradigma Pembelajaran Pesantren.
Merevitalisasi paradigma pendidikan pesantren, paradigma pendidikan
Pesantren diupayakan untuk direvitalisasi agar pesantren tetap eksis dan ikut
mewarnai dinamika perubahan zaman.Setidaknya reviltalisasi menyangkut tiga
ranah penting dalam pendidikan pesantren yaitu reviltalisasi pola pengajaran, pola
kepemimpinan pesantren, dan pola penataan lingkungan pesantren. Tetapi satu hal
penting yang tidak dapat berubah dari pesantren adalah nilai ideologi islamsebagai
basis ruh, sedangkan terkait metodelogi dan teknik sangat mungkin berubah
seiring perubahan lingkungan eksternal pesantren. Pesantren juga harus
mengintegrasikan semua potensi yang ada baik materi pelajaran futuristik,
lingkungan yang kondusif, SDM (sumber daya manusia) guru yang kreatif dan
daya dukung infrastruktur refresentatif.Sehingga menciptakan pembelajran yang
inovatif, integrative, dan futuristik, dengan pelaksanaan fleksibel dan
menyenangkan. Pola pembelajaran tersebut bertujuan untuk menumbuhkan tradisi
keilmuan dan melahirkan generasi pembelajar. (Anis dkk, 2010,hlm,623-624).
h. Menyelaraskan Iptek dan Imtaq
Keikutsertaan pendidikan Islam di Indonesia akan menampilkan Indonesia
dalam bentuk baru. Dengan kata lain, suatu penampilan Islam modern yang
menyerap secara konstruktif dan positif kehidupan modern, namun semuanya
dalam nilai-nilai keislaman. Dalam Bahasa sederhana dan paling populer didengar
adanya keselarasan antara Iptek dan Imtaq. Dengan potensi inilah harapan akan
terwujudnya masyarakat madani dapat dimungkinkan.
Dengan perpaduan kedua komponen penunjang iptek dan imtaq
diupayakan melalui perpaduan dua system pendidikan, tradisional dan modern.
Memasukkan system pendidikan baru dalam dunia pendidikan islam bukan
berarti melepaskan yang lama karena pada institusi pendidikan pesantren itu justru
ada yang perlu ditumbuh kembangkan kembali. (Arifin HM, hlm,24).
i. Mereformasi sistem sorogan dan bandongan menjadi sistem klasikal dan
penjenjangan
Upaya mereformasi system pendidikan klasik di Indonesia, seperti surau
(Minangkabau), Pesantren (Jawa), pada hakikatnya telah digaungkan sejak lama
oleh kalangan reformis pendidikan. Tetapi usaha ini mengalami penolakan
sebagian kalangan dan diikuti oleh sebagian yang lain. Seperti halnya yang terjadi
di Minangkabau, kaum tradisi ini memandang ekspansi system dan kelembagaan
pendidikan modern Islam sebagai ancaman langsung terhadap eksistensi dan
kelangsungan surau. Disisi lain mereka memandang perlunya adopsi beberapa
unsur pendidikan modern khususnya system klasikal dan penjenjangan. Tetapi
penting dicatat adopsi ini dilakukan tanpa merubah secara signifikan isi
pendidikan surau itu sendiri. (Nurcholis Madjid, 1997,hlm,14).
Mengubah sistem klasik (bandongan) menjadi sistem klasikal menurut
penulis lebih sistematis dalam penyampaian ilmu kepada santri. Dengan nya santri
akan dapat lebih mencerna ilmu dan dapat langsung bertanya pada guru yang
mengajar karena adanya pembagian santri dalam setiap kelas yang terbatas.
Berbada halnya dengan system klasik (bandongan) yang hanya menyediakan satu
tempat belajar mengajar dengan hanya satu orang guru.
Akan halnya sistem penjenjangan menurut peneliti juga lebih memotivasi
para santri. Santri akan lebih tahu berapa jauh standart kemampuan yang telah
dicapai dan sejauh mana ilmu yang telah diraih. Berbeda dengan halnya system
sorogan yang terkadang mengharuskan santri belajar dalam masa yang tidak
terbatas.
7. WawasanKeilmuan
a. Pengertian Ilmu
Al-Quran menggunakan kata ’ilm dalam berbagai bentuk dan artinya
sebanyak 854 kali. (Quraish Shihab, 2000, hlm. 62),Al-Qardhawi dalam
penelitianya terhadap kitab al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fazd al-Quranul Karim
melaporkan bahwa ’ilm (ilmu) dalam al-Quran baik dalam bentuknya yang
definitif maupun indefinitif terdapat 80 kali, sedangkan yang berkaitandengannya
seperti ulama (mengajarkan), ya‟lamu (mereka mengetahui), alim (sangat
mengetahui) dan seterusnya disebut berates kali, (Zainuddin, 2003, hlm. 52).
Dalam haditspun juga demikian, kata ’ilm sering disebut. Misalnya dalam
karya bukhari bisa kita dapati 120, dalam kitab al-Fathur Rabbani sebanyak 81
kali, sedangkan dalam kitab at-Targhib Wat Tarhib karya al- Wundziri memuat
130 hadits tentang ilmu.(Ibid, hlm. 53).
Secara linguistik kata ilmu berasal dari akar kata: ain, lam,dan mim
yaitu‟alima, ya’lamu, ‘ilman dengan wazan fa’ila yaf ’alu yang berarti mengerti,
memahami benar-benar. Dalam bahasa Inggris disebut scienceyang lebih dekat
dengan bahasa yunani adalah episteme. Sedangkan ilmu yang terdapat dalam
kamus bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang terdapat
dalam kamus bahasa Indonesia yang disusun secara bersistem menurut metode-
metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan metode-metode
tertentu dan dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dalam
bidang pengetahuan. Dalam kitab ta’limul muta’allim dijelaskan ilmu adalah”
suatu sifat yang dengannya dapat menjadi jelas pengertian suatu hal yangdisebut
Adapun ciri-ciri utama ilmu menurut terminologi adalah:
1. Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat kohern, emprirs, sistematis,
dapat diukur dandibuktikan.
2. Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan
pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu menandakan seluruh
kesatuan ide yang mengacu keobjek (atau alam objek) yang sama dan
saling berkaitan secara logis. Karena itu, koherensi sistematika adalah
hakikatilmu.
3. Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaaan dengan masing-
masing penalaran perorangan, sebab ilmu dapatmemuat didalamnya
dirinya sendiri, hipotesis-hipotesis dan teori-teori yang sepenuhnya
dimantapkan.
4. Dipihak lain, seringkali berkaitan dengan ilmu adalah ide bahwa metode-
metode yang berhasil dan hasil-hasil yang terbukti pada dasarnya harus
terbuka kepada semua pencari ilmu. Kendati demikian rupanya baik
untuk tidak memasukkan persyaratan ini dalam definisi ilmu karena
objektifitas ilmu dan kesamaan hakiki daya persyaratan ini pada
umumnyaterjamin
5. Ciri hakiki lainnya dari ilmu lainnya ialah metodologi, sebab kaitan logis
yang dicari ilmu tidak dicapai dengan penggabungan tidak teratur dan
tidak terarah dari banyak pengamatan da ide yang terpisah-pisah.
Sebaiknya ilmu menuntut pengamatan dan berfikir metodis, tetapi rata.
Alat bantu metodelogis yang penting adalah terminologi ilmiah. Yang
disebut belakangan ini mencoba-cobailmu
Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli diantaranya adalah
1. Mulyadi kartanegara mengatakan bahwa ilmu “adalah any
organized knowledge. Ilmu dan sain menurutnya tidak berbeda
terutama sebelum abad ke-19, tetapi setelah itu sain lebih terbatas
pada bidang-bidang fisik atau indrawi, sedangkan ilmu
melampauinya pada bidang-bidang nonfisik, sepertimetafisika
2. Muhammad Hatta, mendefinisikan ilmu ”adalah pengetahuan yang
tertua tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan
masalah yang sama tabiatnya, maupun kedudukannya tampak dari
luar, maupun bangunannya tanpak daridalam
3. Ralph Ross dan ernest van den haag, mengatakan ilmu ”adalah
yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya
serentak‟‟.
4. Karl Pearson, mengatakan ilmu ”adalah lukisan atau keterangan
yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman
dengan istilah yangsederhana‟‟.
5. Harsojo, guru besar antropolog di universitas pejajaran
Menerangkan bahwa ilmu adalah, Merupakan akumulasi
pengetahuan yang di sematkan dan Suatu pendekatan atau metode
pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang
terikat oleh fakor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya
dapat dapat diamati oleh panca indra manusia
Dalam banyak karangan, sering kita temukan kerancuan antara definisi
ilmu dan pengetahuan. Bahkan terkdang kedua kata tersebut dirangkum menjadi
kata majemuk yang memiliki arti tersendiri, padahal jika dua kata tersebut berdiri
sendiri tampak perbedaan antara keduanya.Sehingga saya rasa sangat perlu untuk
juga menjelaskan definisi pengetahuan dan kemudian membedakannya antara
keduanya.
Amsal Bahtiar dalam bukunya “filsafat ilmu” menjelaskan bahwa dalam
kamus besar Bahasa Indonesia ilmu disamakan artinya dengan pengetahuan. Ilmu
adalah pengetahuan Kata ilmu diambil dari bahasa inggris yaitu science,
sedangkan pengetahuan diambil dari kata knowledge. Definisi berikutnya
menjelaskan pengetauan adalah hasil tahu manusia tentang sesuatu, atau segala
perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu.
Pengetahuan pada dasarnya mempunyai dua sifat yakni, pengetahuan
prailmiah dan pengetahuan ilmiah.Pengetahuan prailmiah adalah pengetahuan
yang belum memenuhi syarat ilmiah dan biasanya disebut ilmu biasa. Sedangkan
ilmu pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang harus memenuhi syarat-syarat
ilmiah yaitu: formal, material dan, runtut. Berdasarkan pada keterangan tersebut
dapat disimpulkan bahwa ilmu berbeda dengan pengetahuan. Perbedaan tersebut
terlihat dari sifat sistematik dan cara memperolehnya. Perbedaan tersebut tidak
lain hanya untuk pengetahuan prailmiah atau pengetahuan biasa, sedangakan
pengetahuan ilmiah dengan ilmu tidak ada bedanya. Atau dengan kata lain
dalam bahasa ilmu dan pengetahuan bersinonim arti, sedangkan dalam material
keduanya mempunyai perbedaan.(Amsal Bahtiar, 2004, hlm. 89-92).
Ilmu merupakan hal yang sangat utama bagi manusia, seperti kebutuhan
manusia akan oksigen untuk bernafas. Dengan ilmu, manusia akan sampai kepada
Allah SWT dan menjadi dekat dengan-Nya. Dengan ilmu hati manusia bisa hidup,
sebab ilmu bisa menghidupkan hati dan menerangi pandangan yang gelap serta
menguatkan badan yang lemah. Karena ilmu pula manusia akan memperoleh
kebahagiaan yang abadi di dunia dan akhirat, serta akan mendapatkan kemuliaan.
Kedudukan ilmu yang mulia dan tinggi itu diungkapkan dalam al-Quran dan
Hadits
Namun sebaliknya, tanpa ilmu manusia takkan mencapai kemuliaan baik
di dunia maupun diakhirat, tidak bisa dekat dengan Rabb-nya, takkan bisa
bergerak untuk menegakkan syari‟at Allah, sia-sia segala amal perbuatannya.
Hidup tanpa ilmu bagaikan berjalan ditengah malam yang gelap gulita tanpa
secercah cahaya.Tanpa ilmu pula manusia akan menjadi kuli, pelayan yang hanya
bisa mengekor kemauan tuannya, menjadi yang tidak berilmu na‟uzubillah.
Sedangkan Al-Gazali secara filosofis membagi ilmu ke dalam ilmu agama
dan non agama, ilmu fardu ain dan fardu kifayah atau ilmu yang terpuji dan ilmu
yang tercela.Dalam referensi lain al-Gazali mengklasifikasikan kedalam ilmu
syar’iyah dan ilmu aqliyah. oleh al- Gazali ilmu yang terakhir ini disebut juga
ilmu ghairu syar’iyah. Begitu juga Qutbh al-Din membagi ilmu menjadi ulum
hikmy dan ulum ghahiru hikmy.Ilmu non filosofis menurutnya dipandang sinonim
dengan ilmu religius, karena menganggap ilmu itu berkembang dalam suatu
peradaban yang memiliki syaria‟ah (hukum wahyu)Penggunaan ghair oleh al-
Gazali dan Qutbh al-Din untuk ilmu intelektual berarti bagi keduanya ilmu
syr’aiyah lebih utama dan lebih berperan sebagai basis (landasan).
B. Studi Relevan
Sebenarnya penelitian yang membahas tentang modernisasi pesantren
bukanlah hal yang baru, sudah banyak para peneliti yang meneliti tentang
modernisasi pesantren, namun penelitian yang saya lakukan tentunya tidaklah
sama dengan para peneliti lainnya, sebab tulisan ini mempunyai fokus tersendiri
yang menjadikannya berbeda dari studi tentang pesantren yang dilakukan oleh
peneliti lain, di antara penelitian tentang modernisasi pesantren adalah :
1. Penelitian Elok Faiqoh yang berjudul “Peluang dan Tantangan
Modernisasi Di Pondok Pesantren Al-Barokah Kebumen”. Jenis
penelitian yang digunakan pada penulisan karya ilmiah tersebut ialah
menggunakan jenis penelitian deskriptif dalam hal ini Elok Faiqoh ingin
menggambarkan secara detail bagaimana peluang dan tantangan yang
dihadapi oleh Pondok Pesantren Al-Barokah Kebumen dalam
memodernisasi sistem pendidikan pesantren namun dalam hal ini lebih
menitik beratkan pada modernisasi di bidang kurikulum, metodologi
pembelajaran dan pengembangan manajemen sumber dayamanusia.
2. Penelitian Rizqi Dzulfikar Fahmi yang berjudul “Modernisasi
Pendidikan Islam Indonesia Studi Kasus: Pembaharuan Pendidikan
Pondok Pesantren At-Taqwa Bekasi (1956-2000)”. Jenis penelitian ini
menggunakan jenis penelitian deskriptif analisis. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Sdr. Rizqi mengenai modernisasi pendidikan di Pesantren
At-Taqwa Bekasi lebih memfokuskan padamasalahpembaharuan
kurikulum dan metodologi pendidikan yang ada di Pondok Pesantren At-
Taqwa Bekasi, peneliti berusaha memaparkan bagaimana proses
terjadinya pembaharuan kurikulum dan metodologi pendidikan yang
terjadi di pondok pesantren tersebut, selain itu peneliti juga membahas
tentang tokoh-tokoh pembaharu yang berjasa dalam memodernisasi
pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa Bekasi.
3. Peneletian Muhammad Rahman yang berjudul “Modernisasi Sistem
Pendidikan Pesantren menurut KH. Abdurrahman Wahid (Telaah
Pemikiran dalam Pendidikan)”. Jenis penelitian ini menggunakan jenis
penelitian Pemikiran Tokoh. Dalam penelitian yang dilakukan Sdr.
Rahman menitikberatkan kepada pemikiran atau gagasan KH.
Abdurrahman Wahid tentang Modernisasi Sistem Pendidikan Pesantren.
Menurutnya Pesantren harus melakukan pembenahan-pembenahan agar
eksistensinya di era modern tetap berlangsung. Di antara pembenahan
tersebut adalah: Pertama, Sistem Kepemimpinan; Kedua, Metode
Pembelajaran; Ketiga, Kurikulum; dan Keempat, Tujuan didirikannya
pesantren.
Semua penelitian dan tulisan tentang modernisasi pesantren sudah banyak
dilakukan, akan tetapi penulis belum menemukan penelitian tentang modernisasi
pondok pesantren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri Pondok
Pesantren Sa‟adatuddaren Oleh karena itu penulis mengasumsikan bahwa
pembahasan dan penelitian terhadap modernisasi pondok pesantren dalam
meningkatkan wawasan keilmuan santri Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren belum
ada yang melakukannya. Di samping itu penulis ingin mendeskripsikan
bagaimana proses modernisasi pondok pesantren dalam meningkatkan wawasan
keilmuan santri Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren seperti model kepemimpinan,
jenjang pendidikan, Kurikulum, metode pembelajaran dan pengembangan
manajemen dan sumber daya manusia dari tenaga pendidik.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai upaya untuk
memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dibentangkan, karena sifatnya
menggunakan penekatan analisis deskriptif. Dengan kata lain penelitian ini
berupaya menggambarkan, menguraikan suatu keadaan yang sedang berlangsung
beradsarkan fakta dan informasi yang diperoleh dari lapangan dan kemudian
dianalisis beradasarkan variable yang satu dengan lainnya sebagai upaya untuk
memberikan solusi tentang Modernisasi Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan
Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren Kelurahan Tahtul
Yaman Kota Jambi.
Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghadirkan data deskriptif beberapa kata secara
tertulis atau lisan dari orang-orang atau pelaku yang dapat diamati. (Lexy, J.
Moleong, 2006, hlm. 4)
Denzin dan Linclon mendefenisikan metode kualitatif merupakan
penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode
yang ada. Dengan berbagai karateristik khas yang dimiliki, penelitian kualitatif
memiliki keunikan tersendiri sehingga berbeda dengan penelitian
kuantitatif.(Sukardi, 2003, hlm. 158).
Metode kualitatif bertitik tolak dari fenomenologis yang menekankan pada
pemahaman makna tingkah laku manusia sebagaimana yang dimaksud oleh
pelakunya sendiri. Pandangan fenologis tidak mengakui bahwa peneliti tahu apa
makna sesungguhnya suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh orang-
orang yang sedang diteliti.
B. Setting Dan Subjek Penelitian
1. Setting penelitian
Lokasi penelitian ini di Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren Kelurahan
Tahtul Yaman Kota Jambi, penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran
2019/2020, yaitu bulan Februari sampai dengan April.Peneliti memilih pondok
pesantren ini dengan alasan Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren adalah Pesantren
yang dikenal sebagai salah satu Pesantren yang sudah dikenal di berbagai daerah
sebagai Pesantren yang menerapkan dan mengutamakan ilmu Kitab Kuning.
2. Subjek penelitian
Penelitian kualitatif tidak dikenal konsep keterwakilan contoh/sample
dalam rangka generalisasi yang berlaku bagi populasi.(Sanafiah, Faisal, 1990,
hlm. 38), Untuk memperoleh hasil yang ideal maka penentuan sample dan
informan ditentukan oleh empat faktor; derajat kesimpulan, proposisi yang
dikehendaki dalam penelitian ini, rencana analisa, tenaga, biaya, dan waktu.
Atas berbagai pertimbangan sebagaimana dikemukakan di atas maka yang
akan dijadikan sebagai informan (Subjek penelitian) ini adalah:
a) Ustadz (Pendidik) yang mengajar dan Para Pengurus di Pondok
Pesantren Sa‟adatuddaren.
b) Para Santri di lingkungan pesantren yang dipilih secara acak.
Penentuan subjek didasarkan dengan tekhnik purposive sampling. Purposive sampling
adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang di
perlukan.Dalam bahasa sederhana purposive sampling itu dapat dikatakan secara
sengaja mengambil sampel tertentu (jika orang maka berarti orang-orang tertentu)
sesuai persyaratan (sifat-sifat, karakteristik, ciri, kriteria) sampel. (Lexy J Moleong,
2011,hlm,5), Sebagai subjek utama (Key Informan) yaitu guru dan sebagai
repondennya adalah santri. Adapun sebagai sumber informasi untuk memperoleh
data.
C. Jenis Dan Sumber data
1. Jenis data
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati
dan dicatat untuk pertama kalinya. (Lexy J. Moleong, 2004, hlm. 20). Data primer
yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil
wawancara dan observasi tentang Modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok
Pesantren Dalam Meningkatkan Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren
Sa‟adatuddaren Kelurahan Tahtul Yaman Kota Jambi
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah, koran
keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. (Lexy J. Moleong, 2004, hlm. 91).
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diambil mengenai gambaran
umum tentang keadaan di Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren Kelurahan Tahtul
Yaman Kota Jambiseperti :
1) Historis dan geografis
2) Struktur organisasi
3) Keadaan Ustadz, dan Santri
4) Keadaan sarana dan prasarana
2. Sumber Data
Sumber data adalah dimana data diperoleh.(Amirul Hadi, 1998, hlm, 122),
Sedangkan sumber data dalam penelitian ini terdiri dari orang dan dokumentasi
meliputi:
a. Sumber data berupa manusia, yakni para pengajar (Ustadz) dan pengurus
Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren dan Para Siswa
b. Sumber data berupa suasana, dan kondisi proses belajar-mengajar dan
suasana kehidupan santri di Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren
c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip
dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan Pondok
Pesantren Sa‟adatuddaren baik jumlah santri, dan sistem pembelajaran di
Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Metode observasi atau disebut juga dengan pengematan merupakan
kegiatan pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan seluruh indera.Di
dalam pengertian psikologik, observasi atau disebut pula dengan pengamatan,
meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan
menggunakan alat indera. (Suharsimi Arikunto, 2006: 156)
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang mana secara
langsung dapat mengamati hal-hal yang berhubungan dengan penerapan dan
proses pendidikan di lingkungan sekolah.
Langkah-langkah yang dilakukan:
a) Mengamati jenis-jenis peraturan yang ada di pesantren
b) Mengamati bentuk pelaksanaan pembelajaran kitab kuning yang
diterapkan.
c) Mengamati tingkah laku para santri selama pembelajaran.
d) Memperhatikan kemampuan memahmi ilmu-ilmu umum.
2. Wawancara
“Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara.” (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm.
158), Metode ini gunanya untuk memperoleh data melalui wawancara langsung
secara terpimpin antara peneliti dengan orang yang memberikan informasi
dengan menggunakan daftar wawancara.
Adapun datanya meliputi:
a) Cara yang digunakan di dalam lingkungan pesantren supaya para santri
mahir dalam membaca kitab kuning dan pengetahuan umum
b) Sanksi yang diberikan kepada Santri jika melanggar peraturan yang telah
ditetapkan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi sebagai‟‟…cara mencari data mengurai hal-hal atau variabel-
variabel yang merupakan catatan manuskrif, buku, surat kabar, majalah, notulen
rapat, prasasti, legger agenda dan sebagainya.‟‟ (Suharsimi Arikunto, 2006: 231)
Dokumentasi penulis gunakan sebagai Instrumen utama untuk memproleh semua
data-data yang berhubungan dengan gambaran umum Modernisasi Pondok
Pesantren Sa‟adatuddaren Dalam Meningkatkan Wawasan Keilmuan Santri
Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren Kelurahan Tahtul Yaman Kota Jambi:
a. Historisdan geografis
b. Struktur Organisasi
c. Keadaan Santri, dan Santri.
d. Keadaan sarana dan prasarana .
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini yang akan di analisis adalah melalui pendekatan kualitatif
dengan menggunakan cara deduktif. Deduktif adalah suatu proses berfikir dengan
mengemukakan permasalahan yang bersifat umum kemudian dibahas kepada
permasalahan yang bersifat khusus. Analisis data meliputi :
1. Reduksi Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, observasi, dan dokumentasi, (Jam‟an
Santori, 2009,219), setelah dibaca, dipelajari, maka langkah selanjutnya adalah
reduksi data.
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada
penyerdahanaan, pengabstrakan, dan transformasi data-data kasar yang mucncul
dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan selama
penelitian berlangsung.
2. Penyajian data
Setelah melalui reduksi data langkah selanjutnya dalam analisa data adalah
penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan peneliti
melakukan penarikan kesimpulan.
3. Verifikasi / penarikan kesimpulan
Setelah data terkumpul direduksi yang selanjutnya disajikan.Maka langkah
terakhir dalam penganalisa data adalah menarik kesimpulan atau verifikasi dan
analisanya menggunakan analisa model interaktif, artinya analisa ini dilakukan
dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen utama tersebut.
Analisis ini digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari
lapangan penelitian secara garis besarnya yaitu: mengenai Moderniasi Pondok
Pesantren Dalam Meningkatkan Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren
Sa‟adatuddaren Kelurahan Tahtul Yaman Kota Jambi.
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
1. Diskusi dengan Teman Sejawat.
Hal ini memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang
dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi dari
responden, dan untuk membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti
dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
2. Perpanjangan Waktu Peneliti.
Dilakukan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang
sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, serta memusatkan
diri pada hal-hal tersebut secara rinci
3. Triangulasi Data
Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai perbandingan terhadap data itu. Penelitian ini menggunakan triangulasi
dengan sumber membandingkan dan mengecek balik derajat keperayaan/informasi
yang diperoleh melalui waktu penelitian kualitatif.
Triangulasi dengan metode menurut Moleong adalah: pertama,
pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik
pengumpulan data. Kedua, pengecekan derajat kepercayaaan beberapa sumber
data dengan metode yang sama. Triangulasi dengan penyidik memanfaatkan
peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat
kepercayaan data atau dengan cara membandingkan hasil pekerjaan seorang analis
dengan analis lainnya. Sedangkan, triangulasi dengan teori dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu secara induktif dan secara logika. (Lexy J. Moleong,
2004,hlm, 306-307).
Hal ini dapat dicapai dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, dan orang
berpendidikan.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
G. Jadwal Penelitian
Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian dilapangan,
maka penulis menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel
jadwal penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan Ke, Tahun 2019 dan 2020
Februari Maret April Mei Agustus
2020
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan penelitian x
2 Menyusun atau menulis
konsep proposal
x
3 Mengajukan judul ke
Fakultas untuk
persetujuan judul
x
4 Konsultasi dengan dosen
pembimbing
X
5 Seminar proposal dan
perbaikan seminar
proposal
x
6 Izin atau perintah riset x
7 Pelaksanaan riset x x x
8 Penulisan konsep skripsi X
9 Konsultasi kepada dosen
pembimbing
x x
10 Penggandaan skripsi X
11 Munaqasah dan
perbaikan
X
12 Penggandaan skripsi dan
penyampaian skripsi
kepada tim Penguji dan
Fakultas
X
Catatan : Jadwal sewaktu-waktu dapat berubah
31
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Historis
KH.Abdul Majid setelah gugurnya Sultan Thaha Saifuddin, merasa bahwa
keberadaannya di daerah Jambi mulai terancam oleh Belanda, atas saran beberapa
pihak, beliau hijrah ke Mekkah. Di kota suci ini beliau mengajar murid-muridnya
yang berasal dari berbagai suku bangsa. Dari negeri asalnyapun banyak murid-
murid yang menuntut ilmu denga beliau, kelak murid-murid inilah yang
mendirikan Madrasah dan Pondok Pesantren, salah satunya di kawasan Seberang
Kota Jambi.Di antaranya ialah KH. Ahmad Syakur bin Syukur yang mendirikan
Madrasah Sa‟adatuddaren, sedangkan KH. Abdul Majid sendiri sekembalinya dari
Mekkah mendirikan Madrasah Nurul Imam di kelurahan Ulu Gedong
Seperti yang diceritakan tadi, KH.Abdul Majid sukses menghasilkan tokoh-
tokoh keagamaan di Mekkah, salah seorang didikannya yaitu KH. Ahmad Syakur,
setelah cukup lama berada di sana akhirnya kembali ke Indonesia tepatnya di
daerah seberang kota Jambi yang pada masa itu lebih terkenal dengan nama
Iskandaria Tahtul Yaman. Ikatan persaudaraan yang terjalin dari Mekkah tidaklah
putus setelah mereka kembali ke daerah masing-masing bahkan tetap terjalin untuk
menjaga kelestarian ikatan tersebut, mereka membentuk wadah persaudaraan yang
diberi nama: “Tsamaratul Insan” yang bergerak di bidang sosial keagamaan dan
dakwah Wadah inilah yang merupakan cikal bakal timbulnya ide untuk mendirikan
lembaga pendidikan keagamaan di daerah mereka masing-masing, barang kali
terbesit suatu pertanyaan kenapa mereka tidak mendirikan satu lembaga
pendidikan saja? Sehingga seperti yang kita dapati sekarang ini ada beberapa
Pondok Pesantren di dalam satu kawasan, barang kali yang bisa dikemukakan di
sini ialah perbedaan jarak yang cukup jauh antara satu kampung dengan kampung
yang lainnya.
Maka pada tahun 1915 M / 1333 H atas izin Allah Swt didirikanlah
Lembaga Pendidikan Agama Islam yang diberi nama “Sa‟adatuddaren” oleh KH.
Ahmad Syakur bin Syukur, pemberian nama Sa‟adatuddaren ini memiliki nilai
filosofis sebab secara bahasa artinya ialah kebahagiaan di Dua Negeri, pemberian
nama ini menimbulkan kesan bahwa lembaga pendidikan ini tidak berorientasi
pada kehidupan di negeri akhirat saja, tetapi kehidupan dunia tetap mendapat porsi
perhatian yang cukup. Di kalangan penduduk kampung Iskandaria Tahtul Yaman
KH.Ahmad Syakur lebih akrab dipanggil dengan Guru Gemuk, karena sebutan
Kiyai tidaklah begitu populer di kalangan masyarakat Jambi pada masa itu.
KH. Ahmad Syakur merupakan anak seorang saudagar sukses, ibunya
bernama Hamidah dan bapaknya bernama Syukur, beliau pergi ke Tanah Suci
Mekkah dalam usia cukup belia yaitu pada umur belasan tahun, sampai-sampai
sempat dibelikan rumah oleh orang tuanya yang disebut rumah kaleng, dan pada
waktu terakhir beliau sempat membawa istri beliau ketanah suci Mekkah, tetapi
takdir berkata lain, istri beliau meninggal di Tanah Suci Mekkah setelah
melahirkan anak pertama beliau.
KH.Ahmad Syakur mendirikan Pesantren ini tidaklah mempunyai modal
yang cukup. Beliau menjual beberapa ruko warisan orangnya yang ada di pasar
Kota Jambi dan dibantu oleh para kerabat dan masyarakat untuk biaya operasional
Pondok Sa‟adatuddaren pada masa itu beliau setiap tahun pergi keluar negeri
terutama negara tetangga dan negara Islam dan beliau meminta bantuan dari
teman-teman yang berada di negara tersebut. Beliau juga menganjurkan kepada
masyarakat agar dapat mendermakan sebagian hasil usaha, terutama hasil kebun
karet agar dapat diwakafkan dan disumbangkan untuk biaya operasional pesantren.
Beliau sendiri hanya sempat memimpin Pesantren ini lebih kurang 8 tahun.
Pada tahun 1923 M. beliau wafat dalam usia yang terbilang cukup muda yaitu 47
tahun, maka tongkat kepemimpinan dilanjutkan oleh muridnya KH. Abdul
Rahman.
KH. Abdul Rahman memimpin Pesantren ini lebih kurang 2 tahun, dan
setelah sekembalinya menuntut ilmu di negeri Mekkah lebih kurang 6 tahun murid
beliau yang bernama Abu Bakar Syarifuddin meneruskan tampuk kepemimpinan
tahun 1925 M. Di masa itu Pesantren Sa‟adatuddaren mengalami kemajuan yang
sangat pesat jumlah santri sampai melebihi kapasitas penampungan, sehingga
pemondokan santri tersebar di seluruh kampung Tahtul Yaman, bahkan keharuman
nama Sa‟adatuddaren terdengar sampai ke Mancanegara. Kemajuan tersebut di
antaranya seperti pencetakan surat-menyurat pengurus Pesantren Sa‟adatuddaren
harus pergi ke Singapura hingga masa pendudukan Jepang.
Semasa pendudukan Jepang tidak banyak yang dapat dilakukan di Pondok
ini, mengingat keras dan biadabnya pendudukan jepang, guru-guru serta tokoh
masyarakat ditangkap dan dipenjarakan sehingga banyak yang takut untuk
melakukan aktifitas bahkan santri yang ingin belajarpun terhalang dengan kerasnya
penindasan yang dilakukan tentara Jepang. Selama pendudukan Jepang ini aktifitas
Pondok ini boleh dikatakan lumpuh, tercatat dalam sejarah memiliki santri yang
sangat sedikit hanya 3 orang santri dan satu orang guru, inipun masih harus kita
syukuri mengingat pesantren yang lain lumpuh total bahkan tidak ada lagi guru
yang ingin mengajar dan mereka lari kehutan-hutan untuk menghindari teror
tentara Jepang, dan KH. Abu Bakar Syarifuddin sendiri lari ke daerah asalnya Ds.
Teluk Rendah Ma. Tebo dan akhirnya beliau wafat dalam usia 63 tahun. Setelah
Jepang menyerah kepada sekutu pada tahun 1945, Pesantren ini mulai diaktifkan
kembali dan dipimpin oleh KH.Abddullah Syargawi lulusan Mesir dan merupakan
anak dari pendiri Pesantren ini.Kemudian dilanjutkan oleh KH. Muhammad Zuhdi
(Guru Jubah Hitam). Kemudian oleh KH.Abdul Majid menantu dari KH.Ahmad
Syukur Pendiri Pesantren ini lebih kurang selama 3 tahun.Pada tahun 1954 M
sekembalinya KH. Zaini bin Abdul Qodir kepemimpinan Pesantren ini diserahkan
kepada beliau dan beliau memimpin pondok ini lebih kurang selama satu setengah
tahun, dan pada tahun 1956 M sekembalinya KH. Ahmad Jaddawi dari Mekkah
kepemimpinan Pondok ini diserahkan kepada KH. Ahmad Jaddawi.
KH.Ahmad Jaddawi anak dari KH. Abu Bakar Syarifuddin. Beliau ikut
mengajar di salah satu Universitas yang cukup ternama di negeri Mekkah bahkan
beliau diangkat menjadi Qhodi (Hakim) oleh Pemerintahan Kerajaan Arab Saudi
di negeri Mekkah lebih kurang selama 6 tahun. Akhirnya beliau dipanggil pulang
oleh paman beliau Abdul Roni, adik dari pendiri Pesantren ini.mengingat
kemampuan KH. Ahmad Jaddawi dan beliau menguasai beberapa bahasa
asing.KH. Ahmad Jaddawi memimpin Pesantren ini selama lebih kurang 25 tahun
dari tahun 1956 M sampai dengan tahun 1989 M. Ini merupakan pimpinan yang
terlama selama berdirinya Pesantren ini, dan beliau wafat pada tahun 1991 M
dalam usia 71 tahun kemudian kepemimpinan pondok ini dipegang kembali oleh
KH. Zaini bin Abdul Qodir lebih kurang 6 bulan dikarenakan usia dan kesehatan,
beliau menyerahkan kepemimpinan pondok ini kepada guru Abdul Qodir
Mahyuddin, guru Abdul Qodir Mahyuddin merupakan kemenakan dari guru
Ahmad Syukur beliau memimpin Pondok ini lebih kurang selama 13 tahun dan
mengingat usia beliau yang sudah lanjut, pada tahun 2003 kepemimpinan
dilanjutkan oleh guru H. Helmi Abdul Majid. Setelah guru H. Helmi bin Abdul
Majid meninggal pada tahun 2017, Pimpinan Pondok dilanjutkan olah guru
Sulaiman Hasan hanya beberapa bulan hingga akhir tahun ajaran pondok. Setelah
masuk tahun ajaran baru 2017-2018 berdasarkan musyawarah bersama : Majelis
Guru, Yayasan, LPM, Ketua RT dan Tokoh Masyarakat, maka diangkat guru KH.
Muhammad Daud menjadi Pimpinan Pondok hingga sekarang.(Dokumentasi
sekretaris Sa‟adatudaren, 2020).
Keberadaan sebuah Pondok Pesantren tentulah tidak terlepas dari
komonitas masyarakat yang tinggal disekitarnya.Masyarakat sekitar Pesantren
Sa‟adatuddaren Tahtul Yaman adalah suatu masyarakat yang hitrogen dalam
mata pencarian.Secara umum, masyarakat sangat terbantu dalam bidang
keagamaan misalnya hal-hal yang menyangkut tentang penyelenggaraan
jenazah dan kegiatan hari besar Islam. Peran masyarkat dalam operasioal
kedisiplinan yang diterapkan oleh Pondok amat membantu, dengan cara ikut
berpartisipasi dalam mengawasi para santri di luar lingkungan komplek
Pesantren.Keadaan ekonomi masyarakat cukup baik dan maju dengan tingkat
ekonomi yang demikian, banyak diantara mereka yang telah mampu mengirim
putra-putranya untuk belajar keluar daerah, bahkan keluar negeri. Namun patut
disayangkan minat mereka untuk menyerahkan putranya kepada lembaga
pendidikan di daerah mereka sangat kecil. Ini disebabkan adanya anggapan
bahwa Pesantren tidak menjanjikan peluang kerja, ternyata masih melatar
belakangi pola pikir mereka.Barangkali kurangnya informasi tentang Pesantren
adalah pemicu utama terhadap kerancuhan pola pikir tersebut.Hal inilah yang
menjadi tantangan bagi pengelola pondok untuk meningkatkan mutu
pendidikan sehingga benar-benar menghasil santri berkualitas.
PENGELOLAAN KELEMBAGAAN
Modernisasi yang mengalir di Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren
mengacu pada kehidupan masyarakat yang ada sekarang.Maka dari itu para
santri dibekali berbagai ilmu pengetahuan, baik ilmu Agama maupun ilmu umum
dengan melalui pendidikan formal yang adadi dalamnya. Yaitu Madrasah
Tsanawiyah Sa‟adatuddaren dan Madrasah Aliyah Sa‟adatuddaren, yang mengacu
pada NO Izin Operasional : 510315710002, NPSN : 69951105 Wajardikdas
tingkat Wustha (MTS) dan Pendidikan Diniyah Formal (PDF) tingkat Ulya (MA)
NO Izin Operasional :231157100030, NPSN, 69956436.
Sebagaimana lazimnya suatu lembaga pendidikan agar dapat berjalan
normal dan kontinuitasnya, tentu saja memerlukan suatu sistem yang terpola
dengan baik dan terpadu. Di Pondok Sa‟adatuddaren pada mulanya tidak
terdapat lembaga-lembaga khusus yang membantu dan mengawasi kinerja
Pimpinan Pondok dan staf-stafnya, hingga pada suatu waktu timbullah ide
pembentukan Yayasan Sa‟adatuddaren yang dibentuk pada tahun 1982
diprakarsai oleh KH. Ahmad Jaddawi. Dengan adanya Yayasan ini keberadaan
Sa‟adatuddaren semakin diakui.Adapun tingkat dan jenjang struktur Pondok
Pesantren Sa‟adatuddaren yaitu: (dokumentasi sekretaris Ponpes, 15
maret,2020),
a. BPPWS (Badan Pengembangan Perluasan Wakaf Sa‟adatuddaren)
b. Yayasan Sa‟adatuddaren
c. Mudir / Pimpinan
d. Dewan Guru
e. Ro‟is Mu‟allimin
f. Staf Administrasi
g. Staf TMI (Tarbiyatul Mu‟alliman Al-Islamiyah)
h. Staf Pengasuhan Santri (Ri‟ayatut Tholabah)
i. OPPS (Organisasi Pelajar Pondok Sa‟adatuddaren)
j. HIMAS / HIKSA (Alumni)
2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Sa’adatuddaren
a. Visi
Mewujudkan peserta didik yang berakhlak mulia berkualitas dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi serta unggul dalam berpresentasi.
b. Misi
1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwan melalui ajaran agama
2) Melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
menyenangkan dan bermakna
3) Mengembangkan bidang iptek berdasarkan minat, bakat dan potensi
4) Menanamkan kedisiplinan melalui budaya kerja hidup bersih dan
tertib
5) Menumbuhkan kembangkan pola pikir dan tindakan yang
mencerminkan budaya mutu dan akhlak mulia
6) Melaksanakan pembinaan berbagai bidang olahraga guna memiliki
fisik yang sehat dan kuat
7) Menyelenggarakan dan memfasilitasi kegiatan yang mencerminkan
pengembangan seni budaya bangsa dan agama
8) Melaksanakan pendidikan kecakapan hidup guna menciptakan insan
yang religius, mandiri dan kompetitif
3. Pengelola Pondok Pesantren Sa’adatuddaren Tahtul Yaman Kota
Jambi.
a. Struktur Pondok Pesantren Sa’adatuddaren Tahtul Yaman Kota
Jambi 2019-2020 Struktur Organisasi (Dokumentasi Pondok
Pesantren Sa‟adatuddaren 2019-2020.)
b. Unsur Organisasi Pondok Pesantren Sa’adatuddaren beserta tugasnya
Pentang Pengurus Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren, maka struktur Pondok
terdiri dari:
RO’IS MU’ALLIMIN
DZUL „AZMI
SEKRETARIS
ZAINUL HAYAT
BENDAHARA
M ZUHDI, S.Pd.I
YAYASAN
H. QOMARUZZAMAN ADAMA
MUDIR
SULAIMAN HASAN
MUDIR II
H. RUMADI SAIMUN
WAKIL MUDIR I
H. ABDULLAH HASYIM,
Lc. MA
MUDIR III
H. SULHI, Lc MA
DEWAN GURU
1. H.ABDUL KADIR
2. KHUWALID HM
KURIKULUM
A MUBASSIR
KEPALA MDT
H. RUMADI S
KEPALA ULYA
MURSYID
RI’AYAH/PENG SANTRI
A WIDADI, S.Ud
KEPALA WUSTHA
M. ISA, S.Pd.I
OPPS
SANTRI
1) Pelindung, adalah Yayasan Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren yang
bertugas menetapkan garis-garis besar pengelolaan Pondok sehingga
Pondok menjadi bagian yang integral dari sistem akademik Pondok.
2) Pembina, adalah para wakil Mudir (WM) yang bertindak sebagai
supervisor dan evaluator terhadap kinerja pengurus Pondok secara
keseluruhan.
3) Mudir, adalah yang secara spesifik dipandang sebagai orang yang
memiliki kompetensi keilmuan keagamaan dan mendedikasikannya
terhadap peserta didik, serta mempunyai kompetensi dalam manajemen
kepengurusan, yang ditunjuk langsung oleh Yayasan sebagai kepala pusat
Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren,
4) Sekretaris/Staf Bidang Administrasi (ketatausahaan), memiliki fungsi
membantu mudir dalam penyelenggaraan program Pondok dan
melaksanakan fungsi manajerial terutama dalam bidang administrasi,
5) Staf pengelola keuangan (Bendahara) adalah penanggungjawab atas
jalannya sirkulasi keuangan Pondok Pesantren yang memiliki fungsi
membantu mudir dalam pelaksanaan dan pengelolaan keuangan,
6) Staf Rois Mu’allimin berfungsi sebagai penanggung jawab terhadap
pendataan dan perkembangan santri, terhadap pembinaan mentalitas,
kepemimpinan dan keorganisasian.
7) Staf Dewan Guruadalah penanggung jawab atas hal-hal yang berkenaan
dengan aktivitas para asatidz.
8) Staf Kurikulum adalah penanggungjawab atau pengelolaan system
pembelajaran dan mata pelejaran.
9) Staf MDTadalah penanggungjawab atau selaku ketua madrasah ibtida‟yah
di Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren.
10) Staf Wusthaadalah penanggung jawab atau selaku ketua Madrasah
Tsanawiyah.
11) StafUlya adalah penanggung jawab atau selaku ketua Madrasah Aliyah..
12) Staf Ri’ayah atau Pengurus Santri adalah yang berfungsi sebagai
tauladan bagi mudabbir dalam proses pembinaan disiplin dan
pembelajaran di lingkungan pondok tersebut..
13) Staf OPPS berfungsi sebagai pengelola kegiatan ekstra kurikuler santri-
santri di pondok pesantren Sa‟adatuddaren kota jambi.
14) Mudabbir adalah senior pendamping yang telah dikaderkan sejak awal
menjadi santri, sebagai pembinaan lanjutan di setiap Asrama-asrama
santri di Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren.
4. Tenaga Pengajar
Majelis Guru Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren Tahun Ajaran : 2019 -
2020 M. / 1440 - 1441 H.
No
. NAMA USTADZ MAPEL PENDIDIKAN TERAKHIR
1 GR. KH. M DAUD ABD. QODIR Tafsir Makkah
2 GR. SULAIMAN HASAN Tauhid Sa‟adatuddaren
3 GR. H. ABDUL KADIR H. DAHLAN Tafsir Makkah
4 GR. M. KHUWAILID H. MUSTOFA Nahu Sa‟adatuddaren
5 GR. ZAINUL HAYAT MUKTI Tauhid Sa‟adatuddaren
6 GR. H. ABDULLAH HASYIM Lc,MA Mantiq Al- Azhar, Mesir
7 GR. MUHAMMAD ISA M. AYYUB Fiqih Sa‟adatuddaren
8 GR. H. RUMADI SAIMUN Fiqih Sa‟adatuddaren
9 GR. MURSYID H. A. FATHONI Faraid Sa‟adatuddaren
10 GR. HELMI SYARGAWI Muthola‟
ah Sa‟adatuddaren
11 GR. H. AHMAD KARIMUDDN Hadits Sa‟adatuddaren
12 GR. IBROHIM SYUKUR Hadits Sa‟adatuddaren
13 GR. DZUL „AZMI BUJANG Tasauf Sa‟adatuddaren
14 GR. H. M. FATHI H. AHYAT B, Arab Sa‟adatuddaren
15 GR. A. MUNZIR ALI ANANG Nahu Sa‟adatuddaren
16 GR. M. AL MAKKI ISHAK Tauhid Sa‟adatuddaren
17 GR. AHMAD AZMAN SYAMSURI Akhlak Sa‟adatuddaren
18 GR. MAS‟UDI SIMIN Al-
Qur‟an Sa‟adatuddaren
19 GR. M. MUNJIDI H. JEDDAWI Tajhiz Sa‟adatuddaren
20 GR. H. M. ABDUL HAY H. DAHLAN Tauhid Sa‟adatuddaren
21 UST. ABDURRAHMAN FAHRUDIN Sorof Sa‟adatuddaren
22 UST. AHMAD NAUFAL SAYUTI Akhlak Sa‟adatuddaren
23 UST. AHMAD SIDKI H. RUMADI Al-
Azkar Sa‟adatuddaren
24 UST. HAFIZIN MANSUR Sorof Sa‟adatuddaren
25 UST. ABDUL HALIM H. EFENDI Tajwid Sa‟adatuddaren
26 UST. RAHMAT FITRI M FADIL Tarekh Sa‟adatuddaren
27 UST. A MUBASSIR A MUNZIR Balaqho Darul Musthafa, Yaman
28 UST. ABDUL HAKAM ABU BAKAR Al-
Qur‟an Sa‟adatuddaren
29 UST. HARIS FADHILA ABU BAKAR Mafuzot Sa‟adatuddaren
30 UST. ABDUL MAJID H. NURDIN Tajhiz Sa‟adatuddaren
31 UST. DOHARUL AMIN HARAHAP Tauhid Sa‟adatuddaren
32 UST. A. WIDADI TARMIZI Fiqih UIN STS JAMBI
33 UST. MUHAMMAD ZUHDI M. RAZI Tahfiz STAI MA‟ARIF
34 UST. MUHAMMAD IKHLAS SUHAIRI Tajwid Sa‟adatuddaren
35 UST. LARA MUSTIKA RUSLI Shorof Sa‟adatuddaren
36 UST. M. SYACHROFI AMIR AR. Nahu PASCA UIN MALANG
37 UST. ABDURRAHMAN A. WAHID Fiqih Sa‟adatuddaren
38 UST. A. MUSAUWIR HUSNI SABKI Tajwid Sa‟adatuddaren
39 UST. M. SYUKRON NAZORI Mafuzot Sa‟adatuddaren
40 UST. A. YOSSE PRATAMA SULAIMAN Nahu Sa‟adatuddaren
41 UST. ABDURRAHMAN ABD. QODIR Tarekh Sa‟adatuddaren
42 UST. MU‟ALLIMIN FAHRUDIN Al-
Qur‟an STAI MA‟ARIF
43 UST. M ZARWAN ABIZAR Hadits Sa‟adatuddaren
(Dokumentasi sekretaris Pondok Sa‟adatudaren, 2020)
5. Sarana Dan Prasarana
Dalam menunjang kegiatan belajar mengajar serta minat dan bakat Santri
,Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren memiliki beberapa sarana dan prasarana yang
berguna untuk memperlancar kegiatan tersebut sebagai berikut:
Tabel 2.4
Keadaan Sarana Prasarana Pondok Pesantren Sa’adatuddaren
NO INVENTARIS Jumlah INVENTARIS JUMLAH
1 Masjid Jami‟ 1 Tempat Kantor
Wajardikdas 1 Tempat
2 Gedung Kelas Belajar 20 Tempat Laboratorium
Komputer 1 Tempat
3 Komputer 15 Unit Kantor Mudir 1 Tempat
4 Infocus 2 Unit Asrama Santri 25 Tempat
5 Tedmon 5 Unit Dapur Umum 1 Tempat
6 Mesin Air Jetpam 5 Unit Klinik Santri 1 Tempat
7 Mesin Genset 1 Unit Ruangan Tamu 3 Buah
8 Bak Penampungan Air 5 Unit Kantor 1 Gedung
9 Menara Tedmon 1 Unit Koperasi 1 Buah
10 Parkiran 2 Tempat Lapangan
Futsal 1 Buah
11 Lemari File 3 Unit Lapangan
Badminton 1 Buah
12 Auditorium 1 Tempat Lapangan
Tenis Meja 1 Buah
13 Kantor Majlis Guru 2 Tempat Sound System 4 Buah
14 Kantor Ri‟ayah 1 Tempat Bel Kamar 11 Buah
(Dokumentasi, Sekretaris Pondok Pesantren Sa'adatuddaren)
6. Program Pondok Pesantren Sa’adatuddaren Seberang Kota Jambi
A. PROGRAM PENGEMBANGAN
Memasuki era informasi global, tuntutan akan kemajuan dalam aspek
kehidupan selalu menjadi buruan, incaran serta dambaan komunitas dan
institusinya tak terkecuali Sa‟adatuddaren, yang berpijak atas prinsip nilai
assapussoleh dan berorientasi pada perkembangan positif konstruktif.
Sa‟adatuddaren sebagai Lembaga Pendidikan, sejak awal komitmennya
menegakkan syi‟ar Islam dan mempersiapkan kaderisasi Ulama‟ ditengah-tengah
masyarakat. Dinamika tuntutan masyarakat Pondok Sa‟adatuddaren mengingat
ancaman budaya yang semakin liberal dan tata nilai yang semakin cepat,
membuat lembaga pendidikan ini terus melakukan upaya amal baktinya kepada
Allah, Rasul, Negara dan Ummat.Banyak perubahan yang terjadi pada lembaga
pendidikan ini yang semula hanya Madrasah biasa, menjadi Pondok Pesantren
serta penambahan struktur yang semula sangat sederhana dalam lembaga
pendidikan ini, antara lain TMI (Tarbiyatul Mu‟allimin Al-Islamiyah), Ri‟ayah
(Pengasuhan Santri) OPPS (Organisasi Pelajar Pondok Sa‟adatuddaren) yang
dinaungi oleh Yayasan Perguruan Sa‟adatuddaren.
Untuk penambahan wawasan dan ketrampilan para santri agar dapat
mandiri diadakan pelajaran ketrampilan yang akan menunjang skill apabila telah
menyelesaikan pendidikannya disamping menguasai kitab-kitab kuning juga
mempunyai ketrampilan yang khusus agar dapat mandiri, maka diadakan kursus
dan keterampilan :
o Seni Baca Al-Quran
o Kursus Komputer
o Kalighrafi
o Seni Letter
o Galeri Seni
o Latihan Pidato
o Senam Santri
B. PROGRAM UNGGULAN
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa berbagai upaya yang dilakukan oleh
pihak pengelola Pondok Sa‟adatuddaren dalam upaya peningkatan kualitas
pendidikan dengan memadukan sistem klasik dengan sistem modern dengan tetap
menstabilkan identitas klasik yaitu kurikulum yang ditetapkan sendiri oleh
Pondok sejak awal berdiri, dengan memperdalam kajian kitab kuning.
Keunggulan lain adalah santri dapat membaca serta memahami kitab-
kitab kuning seperti: Tasfsir, Hadits, Fiqh dan kitab kuning lainnya mencakup:
1. Ilmu Bahasa Arab, Meliputi: Ilmu Tata Bahasa Arab (Ilmu Nahu) kitab
yang digunakan: Qowaiddunnahwiyah, Matan Al-Jurumiyah, Mukhtasar
Jiddan, Kawakibud Durriyah, Qotrunnada, Alfiyah Ibnu Malik dan Sarah
Ibnu Aqil.
Ilmu Tasrif, kitab yang digunakan: Amtsilatul Jadidah, Matnul Bina‟,
Matnul Izzi, Matnul MaNksud dan Kitabul Marrah Arwah.
Ilmu Balaghah, meliputi kitab Qawaidul Lughoh, Jawharul Maknun,
Balaghotun Wadihah, dan Jawahirul Balaghah.
2. Ilmu Diniyah Meliputi: Fiqih, Usul Fiqh, Hadits, Usul Hadits, Tafsir, Usul
Tafsir, Tauhid & Tasawwuf.
3. Ghoiri Diniyah Meliputi: Mantiq, Tarekh, „Arud, Falak dan Bahasa Inggris.
Data pengurus Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren Tahtul Yaman Kota Jambi
2019/2020(Dokumentasi, Sekretaris Umum OPPS)
STRUKTUR KEPENGURUSAN OPPS
Periode : 2020 M / 1441 - 1442 H
PENGURUS HARIAN
KETUA UMUM : FADIL A HAFIZ BIN M SOLEH
WAKIL KETUA : MISBAHUDDIN BIN SUWARNI
SEKRETARIS : NURUL HUDA BIN TAJUDIN
BENDAHARA : WES AGORNI BIN SYUKRI
KEAMANAN
Ket M ADLAN
Wak ABDULLAH
Sekr M AYYUB
BendAYATULLAH
KHUMAINI
ARYA ISNANDI
M ILHAM
ABDUL AZIM
RIGO RUSDI IV A
M JASMAN IV C
PENGAJARAN
Ket M ERDI SAPUTRA
Wak ADB ALI NAFIAH
Sekr RISKI DAILAMI
Bend FERDIANSYAH
ULIN NUHA
M SYARIF HIDAYAT
WAIS ALQORNI
M ROBI‟
SAMSUL MA‟ARIF IV A
ERAN IV A
PENGGERAK BAHASA
Ket FIKI ALVIN
Wak PAZLAN
Sekr SALMAN AL FARISI
Bend AHMAD TORIK
MIZAN ASRORI
M FACHRI HIDAYAT
M ARWANI
ENGGAR
FATHURRAHMAN
RIAN RAHMADI IV B
AL QODAR IV B
PENERANGAN
Ket ARI SEPTIAN
Wak FATTURROZI
Sekr ALAMSYAH
Bend RIDWAN SAPUTRA
NUR SYAHID
M DWI PADHLAN IV B
RIFALDI AZIZI IV A
KESEHATAN–KEBERSIHAN
Ket HAMZAH
Wak AGUNG GUNAWAN
Sekr FADLI IV
Bend M JORDAN SALIHAN
MUJAYYIN
AL ANSORI
AIDIL NOVITRA
BICAEL ZALDI
RIZKON FAHLEVI
M AKBAR IV B
M QOSIM IV A
OLAHRAGA
Ket DODY PRANATA
Wak M SOLEHAN
Sekr DIMAS ANANDA P
Bend ANDRE SURYA L
FAJAR
HERDIANSYAH
ILHAM KHODAWI
M RAFIDH
SULTHANI
AL‟ASARI IV A
PENERIMAAN TAMU
Ket M SABIKUL KHOIR
Wak SHOLAHUDDIN
Sekr YUBI PRANATA
Bend AKMAL MUSTOFA
AMIRUL MUKMININ
RIDHO AFFANDI
PERPUSTAKAAN/
GALLERY
Ket SHOHIBUL WAHIB
Wak M ALMUJADIDI
Sekr QODRY
Bend ANDRI AL FATONI
LAILAN TAHAWI
PENATU / LAUNDRY
Ket ALAM W ANGGORO
Wak WILDIAN
FEBRIANSYAH IV
Sekr ASRULLAH IV A
Bend RAYHAN AL
MUNAWAR IV
(Dokumentasi, Sekretaris Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren)
B. Temuan Khusus Dan Pembahasan
1. Modernisasi sistem pembelajaran di pondok pesantren
Sa’adatuddaren dalam meningkatkan wawasan keilmuansantri.
Pada zaman modern ini banyak tantangan dan permasalahan yang harus
dihadapi oleh bangsa indonesia. Kehidupan yang glamour, hidonis dan
individualis merupakan gaya hidup pada era modern ini. Perubahan demi
perubahan begitu cepat terjadi. Kemajuan bidang IPTEK pun juga demikian.
Teknologi komputer dan internet misalnya semakin menjamur dalam
kehidupan kita tanpa mengenal batas bangsa, negara dan budaya. Hasil-hasil
kemajuan IPTEK di satu sisi harus diakui telah mempengaruhi dan memperbaiki
taraf serta mutu kehidupan ini. Di zaman modern ini atau yang sering dikenal
dengan zaman post modern, kelemahan kita terletak dalam hal penguasaan IPTEK
dan ini disebabkan oleh SDM. Hal ini merupakan ancaman nyata dan sekaligus
sebagai tantangan bangsa Indonesia dalam perjuangann merebut masa depan.
Upaya kita dalam menjawab tantangan tersebut dan sebagai upaya untuk
melahirkan SDM yang berkualitas ini ditempuh melalui pendidikan.ini
diharapkan bisa menguasai berbagai bidang keilmuan. Demikian pula dalam
peningkatan iman dan taqwa sangatlah diperlukan, karena nilai-nilai agama di
masa yang serba canggih ini nilai-nilai agama sudah mulai ditinggalkan
pemeluknnya.Inilah urgensi pendidikan. Dalam hal inilah Pondok Pesantren yang
merupakan lembaga pendidikan islam dianggap sebagai solusi alternatif untuk
dapat melahirkan manusia sebagaimana diungkap diatas, sehingga kelak akan
dapat mengikuti perkembangan zaman tanpa melupakan nila-nilai agama dalam
kehidupan sehari-hari.Pondok Pesantren merupakan sistem pendidikan khas
Indonesia. Ini merupakan wacana yang selalu hidup dan dinamis dimana serta
kapan memperbincangkannya akan selalu menarik dan aktual. Setiap orang
mengetahui bahwa Pondok Pesantren merupakan sistem pendidikan klasikal dan
tradisional di negeri ini. Namun walaupun demikian, tidak dapat dipungkiri
bahwa Pondok Pesantren tetap bertahan bertahun-tahun Demikian juga dengan
Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren Kota Jambi merupakan salah satu dari jumlah
Pesantren yang turut serta dalam upaya mengantarkan umat manusia yang
memiliki wawasan luas atau memiliki kompetensi IMTAQ dan IPTEK yang
seimbang. Pesantren ini merupakan Pesantren yang yang memodernisasikan
dirinya dengan merubah dari bentuk Pesantren salaf kepada bentuk Pesantren
khalaf. Lembaga pendidikan yang ada di Pesantren ini mempunyai potensi dan
peranan penting untuk turut serta mencerdaskan bangsa Indonesia. Hal in sesuai
dengan nama Pondok Pesantren tersebut yaitu Sa‟adatuddaren yang artinya
kebahagiaan di dua negeri yaitu negeri dunia dan akhirat artinya santri
Sa‟adatuddaren tidak hanya memahami atau menguasai ilmu agama saja tetapi
santri Sa‟adatuddaren juga menguasai ilmu dunia. Mencetak pirbadi yang unggul
dan berkualitas menuju terbentuknya khoiro ummah (masyarakat terbaik) yang
pernah tampil di atas panggung sejarah dunia” dan Misi khususnya
mempersiapkan kader-kader ulama‟ dan pemimpin umat (mandzirul qoum yang
tafqquh fiddin), baik sebagai pakar/ ilmuan/ akademis ataupun sebagai praktisi
yang mau dan mampu melaksanakan tugas indzarul qoum yaitu da’wah ilal
khair, amAr ma’ruf dan nahi munkar.” Untuk mencapai keseluruhan tersebut
Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren memodenisasi dirinya baik dalam fisik,
kurikulum maupun penekanan pendidikannya yaitu penekanan terhadap ilmu
dunia.
Modernisasi dilaksanakan bukan untuk coba-coba. Akan tetapi
dilaksanakan dengan memiliki prinsip yang jelas dan tujuan yang jelas pula.
Yaitu untuk dapat menciptakan santri yang unggul yang siap bersaing dengan
memiliki daya saing yang kuat. Berkaitan dengan hal tersebut peneliti
mengadakan wawancara kepada Wakil Mudir Ponpes Sa‟adatuddaren. Inilah hasil
wawancaranya: Modernisasi dilaksanakan atas dasar prinsip menyesuiakan
dengan perkembangan zaman ya......sesuai dengan fungsi tadi yaitu menciptakan
anak agar mempunya daya saing yang kuat. Kita yang ada disini berusaha untuk
memelihara apa-apa terdahulu yang di amanahkan oleh Kyai dulu dan mengambil
apa-apa yang ada sekarang yang baik selagi tidak bertentangan dengan syari‟at
islam .Sedangkan fungsinya agar santri yang mondok di sini bisa bersaing dan
mempunyai daya saing yang kuat. Artinya santri Sa‟adatuddaren tidak hanya
berfokus ke ilmu agama saja agar tujuannya tidak ketinggalan dengan
perkembangan yang ada di luar. Dan itu sekaligus juga termasuk tujuan
modernisasi yang ada di pondok ini”.(Hasil wawancara dengan Wakil Mudir
Pondok Pesantren Sa’adatuddaren, 15 Maret 2020).
Mencermati perkembangan fisik yang tersedia di Ponpes Sa‟adatuddaren
Berdasarkan hasil observasi, maka ponpes ini selain memiliki masjid,
asrama/pondok, madrasah formal terdapat pula bangunan fisik lainnya seperti
BLK / LAB,dapur umum, koperasi, penginapan tamu, dan ruang keterampilan.
Sedangkan aktifitas yang dilakukan di Ponpes ini adalah termasuk sintesa dari
Pesantren salaf yang menganut sistem tradisional dan Pesantren khalaf yang
menganut pada sistem modern. Artinya tetap menjaga khazanah-khazanah yang
baik serta tidak menutup diri untuk mengikuti perkembangan zaman dalam
koridor nilai-nilai Islam yang ada sesuai dengan nama pondok. Sehingga akan
ditemukan suatu yang lebih baik. Begitu pula dalam kurikulum yang dijalankan,
Pesantren ini tidak hanya menganut kurikulum salaf melainkan juga kurikulum
Kemenag, yang kemudian diintegrasikan dengan kurikulum Pesantren modern
beda nya Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren dengan pondok modern yang lain,
Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren membagi dua waktu antara pembelajaran
agama dan umum. Dengan demikian, maka Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren
merupakan salah satu Pondok Pesantren yang telah dimodernisasi dari bentuk
Pesantren salaf kepada bentuk Pesantren khalaf.
Santri Pondok Pesantren Sa‟adtuddaren sebagaimana santri di Pondok
Pesantren lainnya yang merupakan tumpuan harapan agama, bangsa dan negara.
Mereka selalu dituntut untuk mempersiapkan dirinya dengan ilmu pengetahuan
yang dapat mendasari dan bimbingan mereka dalam melaksanakan berbagai
kegiatan yang diperlukan oleh masyarakat yang sedang membangun.Sebagai
santri Sa‟adatuddaren, mareka harus dibina dengan benar sehingga mampu
menguasai keadaan masyarakat, kebutuhan serta masalah yang ada dalam
masyarakat yang senantiasa berkembang. Dengan ilmu pengetahuan baik umum
maupun agama, sikap peka dan peran santri Sa‟adatuddaren akan mampu
berfungsi dan berperan sebagai kader dan penerus pembangunan insal kamil
seutuhnya menuju masyarakat yang adil, makmur sejahtera lahir batin yang
didasari nilai keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Harapan
yang ditumpukan oleh masyarakat merupakan tugas yang amat berat di tengah-
tengah kehidupan masyarakat yang serba modern dan maju seperti sekarang.
Sehingga dibutuhkan sasaran dan bentuk-bentuk kegiatan yang dapat
meningkatkan wawasan keilmuan setiap santri. Berdasarkan pada hasil observasi
dilapangan, maka ada beberapa upaya yang dilakukan Pondok Pesantren dalam
meningkatkan wawasan keilmuan santri. Upaya tersebut dikemas secara rapi
dalam bentuk kegiatan intra- kurikurel, ko-kurikuler, dan ekstra kurkuler.
Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan Pondok
Pesantren Sa‟adatuddaren.Masa studinya ilmu pengetahuan adalah 6 tahun.Tiga
untuk menyelesaikan Madrasah Tsanawiyah dan tiga tahun untuk menyelesaikan
tingkat Madrasah Aliyah. Namun walaupun demikian Pondok Pesantren
Sa‟adatuddaren tetap memberikan kesempatan kepada santri yang telah
menyelesaikan tingkat Madrsah Tsanawiyah untuk melanjutkan pendidikannya
kelembagan lain. Kurikulum yang diterapkan adalah kurikulum terpadu yang
berpedoman pada kurikulum Kemenag dan kurikulum Pondok Pesantren.Sarana
pendukung yang digunakan dalam pelaksanaan kurikulum ini adalah:
laboratorium dan masjid yang dimiliki oleh Pondok. Untuk pelaksanaan untuk
ujian semester sesuai denga rekomendasi Kementerian Agama mengenai
evaluasi belajar, maka untuk mengetahui kemampuan menyerap pelajaran,
santri Sa‟adatuddaren dan untuk meningkatkan wawasan keilmuan santri setiap
6 bulan Ujian semester dengan sistem ujian tahriri dan safawi.
Kegiatan ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren memiliki
bobot yang sama dengan kegiatan intra kurikuler dan wajib diikuti oleh semua
santri. Adapun kegiatan tersebut diantaranya:
a. Muhadharah
Untuk membekali kemampuan santri dalam berdakwah dan
berkomunikasi maka Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren menyelenggarakan
kegiatan muhadharah (latihan pidato) dua bahasa (bahasa Arab dan bahasa
Indonesia). Muhadharah diadakan setiap minggu sekali setelah kegiatan belajar
pada hari minggu, yaitu pada jam 10-12 di adakan latihan pidato..
b. Kursus komputer
Era globalisasai menuntut semua manusia bisa mengoprasionalkan
teknolagi canggih yang salah satunya adalah komputer. Kursus komputer ini
memberikan keterampilan kepada santri berbagai program dan aplikasi komputer
agar santri tidak ketinggalan dengan perkembangan teknologi atau tidak gaptek.
Sehubungan dengan tersebut peneliti juga mengadakan wawancara
dengan pengasuh Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren mengenai upaya yang
dilakukan dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri. Inilah hasil
wawancaranyan
Dalam meningkatkan keilmuan santri saya upayakan dengan
mengikuti perkembangan-perkembangan yang ada terutama dalam bidang
kurikulum Kemenag. (Hasil wawancara dengan Pengasuh Santri Pondok
Pesantren Sa’adatuddaren, 15 Maret2020)
Selain itu peneliti juga mewawncarai Guru Abdullah Hasyim Lc, Ma,
selaku Mudir I . Inilah hasil wawancaranya:
Sependek dan sedangkal pengetahuan saya, saya kira dalam hal ini
Pengasuh sudah melakukan hal-hal yang mengacu pada nama Pondok Pesantren
Sa‟adatuddaren secara keseluruhan yaitu bagaimana peningkatan wawasan
keilmuan ini berkorelasi positif terhadap pencapaian predikat Abdullah dan
Khalifatullah. Karena sebagaimana kita ketahui sebutan Abdullah (hamba Allah)
dan Khalifatullah fil ardhi (wakil Allah di muka bumi) itu bukan label yang begitu
saja disandang oleh setiap manusia. Ia bukanlah suatu jabatan yang sudah given
sejak kita terlahir menjadi manusia. Sama sekali tidak.Abdullah dan Khalifatullah
adalah sebuah kualitas prestatif yang harus diraih dan diusahakan dan bukan
sebuah hadiah yang diberikan begitu saja tanpa proses pendidikan dan
perjuangan. Oleh karenanya, semua proses aktivitas santri di Pondok ini
diorientasikan kepadanama pondok ini, yaitu dalam rangka peningkatan kualitas
secara vertikal sebagai abdullah dan peningkatan kualitas secara horizontal
dengan peran sebagai khalifatullah. Banyak hal yang telah dilakukan dalam hal
ini, dan akan lebih terperinci lagi kalau ditanyakan langsung kepada beliau.
Namun secara pribadi kalau saya memposisikan diri sebagai Wakil Mudir I
Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren, saya ingin mengatakan bahwa kualitas
abdullah dalam sistem kelembagaan Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren
diterjemahkan sebagai abdullah yang memiliki kualitas ulil albab yang
disebutkan di dalam al-Qur‟an sebanyak 16 kali. (Hasil wawancara dengan Wakil
Mudir I, 25, Maret, 2020).
Pada umumnya, upaya modern dalam meningatkan wawasan keilmuan
santri tidak hanya dilakukan oleh pengasuh maupun kepala sekolah saja, akan
tetapi bisa juga dilaksanakan oleh para asatidz di lembaga tersebut.
Selain itu peneliti juga mewawancarai Sekretaris Pondok Pesantren,
Guru Zainul Hayat.Inilah hasil wawancaranya:
Sebenarnya semua program di Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren ini,
telah menjadi upaya para elemen Pondok Pesantren untuk meningkatkan kualitas
dan kuantitas santriwati dalam meningkatkan wawasan keilmuwan mereka, tetapi
yang lebih menonjol dari semua program tersebut adalah peningkatan wawasan
keilmuan artinya Pondok Pesantren bukan hanya berfokus ke ilmu agama saja
tetapi sama halnya dengan ilmu umum juga, untuk mendukung dengan di
adakannya kurikulum dari Kemenag yaitu Wajardikdas tingkat wustha (MTS) dan
Pendidikan Diniyah Formal (PDF) tingkat Ulya atau Aliyah., (Hasil wawancara
dengan Guru Zainul Hayat selaku Sek Pondpes, 31 Maret 2020)
Dalam meningkatkan wawasan ilmiyah atau meningkatkan kulitas
kognitif santri maka tidak menutup kemungkinan akan timbul suatu kasus, seperti
halnya santri mengalami kesulitan belajar. Sehingga santri malas belajar, berusaha
mupun berlatih yang memungkinkan terciptanya santri yang tidak berilmu atau
jahlun.Berkaitan dengan hal tersebut maka alternative pemecahan kesulitan
belajar santri yang telah diterapkan oleh pihak Pesantren adalah dengan
melakukan pendekatan/perhatian khusus bagi santri yang demikian. Contohnya
dengan memanggil yang bersangkutan dengan mamberi bimbingan,dan arahan.
Dan jika ada santri yang berani melanggar dengan semua kegiatan yang
telah kita tetapkan maka solusi yang diberikan adalah dengan menghukumnya
dengan hukuman yang bersifat edukatif. Misalnya jika melanggar kegiatan bagian
bahasa maka santri wajib menghafalkan mufradat/ membuat karangan dengan
bahasa arab sesuai dengan kadar pelangagarannya. Begitu pula dengan bagian
OPPS yang lain Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa Pondok
Pesantren Sa‟adatuddaren benar-benar melakukan beberapa upaya dalam
meningkatkan wawasan keilmuan santri. Upaya tersebut dikemas secara rapi
yang diwujudkan dalam bentuk yang bersifat kegiatan intra dan ekstar-
kurikuler.Bagi yang melanggarnya tidak lain hanyalah hukuman baginya. Selain
itu peneliti juga menyimpulkan bahwa program yang dikembangkan adalah untuk
menyalurkan asprirasi minat dan bakat dalam berorganisasi, berfikir, berlatih dan
berkarya demi terciptanya santri yang berwawasan luas dalam segala bidang
keilmuwan.
Tidak semua masyarakat Pondok Pesantren berhasil atau mampu
mengubah lembaganya dari Tradisional menjadi modern. Namun berkat
semangat, usaha dan keuletan semua masyarakat Ponpes yang ada di Pondok
Pesantren Sa‟adatuddaren akhirnya Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren ini berhasil
dirubah dari pondok Tradisional menjadi Pondok Ala Modern, hal tersebut
yang kemudian peneliti anggap sebagai modernisasi Pesantren Modernisasi
Pesantren dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan wawasan keilmuan para
santri yang ada di pondok tersebut. Atau menjadikan santri Pondok Pesantren
Sa‟adatuddaren santri yang siap bersaing dengan memiliki segudang pengetahuan
baik dari segi ilmu agama, umum maupun keterampilan hidup (life skill).
Berkaitan dengan hal tersebut peneliti melakukan wawancara kepada Ka.
MTS, Ponpes. Inilah hasil wawancaranya:
Adanya modernisasi di Ponpes ini menurut saya merupakan media
belajar yang sangat mendukung bagi seluruh santri untuk meningkatkan
wawasannya.Santri juga bisa mengimbangi kemampuannya dengan anak- anak
yang sekolah diluar pondok pesantren bahkan melebihinya dengan memiliki
nilaian plus pada materi agamanya. . (Hasil wawancara dengan Ka. OPPS, 26
Maret2020).
Selain itu peneliti juga mewawancarai santri-santri lain guna
mendapatkan hasil data yang maksimal dan valid tentang modernisasi dan
pengaruhnya terhadap keilmuan para santri yang selama ini telah mengetahui
dan menikmatai modernisasi Pesantren yang mengalir di Ponpes
Sa‟adatuddaren. Inilah hasil wawancaranyadengan mereka:
Modernisasi yang terjadi sangat bagus dan lancar, hingga saat ini
modernisasi tetap di laksanakan. Modernisasi yang terjadi di pondok ini
sangat berpengaruh terhadap wawasan keilmuan saya, jangankan modernisasi
secara keseluruhan, adanya fasilitas modern itupun juga dapat menambah
wawsan keilmuan saya salah satu contohnya adanya BLK atau LAB dan
adanya belajar umum seperti IPA,PKN dan sebagainya. (Hasil wawancara
dengan santri Pondok Pesantren Sa’adatuddaren, 26 Maret 2020).
Modernisasi yang terjadi d pondok ini sangatlah bagus.Dan hal itu
sangat berpengaruh pada wawasan keilmuan saya.Dengan modernisasi
Pesantren saya memilki kesempatan unuk mengantongi ilmu lebih banyak
dan bervariasi. (Hasil wawancara dengan santri Pondok Pesantren
Sa’adatuddaren, 26 Maret 2020).
Modernisasi yang terjadi di pondok ini bagus sekali, dari tahun ketahun
terus ditingkatkan.Kalau pada dulu-dulunya santri hanya diajari ilmu agama
sekarang tidak lagi.Semua santri sekarang juga diajari ilmu- ilmu umum dengan
fasilitas yang semakin hari semakin memadai. (Hasil wawancara dengan santri
Pondok Pesantren Sa’adatuddaren, 26 Maret 2020).
Modernisasi di Pondok dilaksanakan dan terus dilaksanakan sejak
awal beridinya hingga sekarang.Semua itu memberikan keuntungan dan
keistimewaan bagi alumnus Pondok Pesantren ini. Sebab dengan begitu para
alumnus mampu bersaing dengan orang-orang yang ada di luar dan menurut
saya sangat baguslah untuk mengembangkan wawasn keilmuan santri-
santri ini. (Hasil wawancara dengan ketua OPPS , 26 Maret 2020).
Modernisasi dengan segala perangkat yang sudah ada nampaknya
sangat mendukung terhadap pola pembelajaran dan peningkatan wawasan
keilmuan dari para santri di Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren. (Hasil
wawancara dengan Waka Kurikulum Ponpes, 31 Maret 2020).
Diungkapkan pula oleh Ust, Zainul Hayat sebagai berikut:
Sebagai Pondok Pesantren, Sa‟adatuddaren terus memodifikasi
dirinya secara terus menerus, terutama dalam hal trend modernisasi.
Penerapan modernisasi di Pondok Pesantren ini menurut saya cukup
terlaksana dengan adanya dukungan-dukungan dari semua pihak, terutama
dari kalangan santri sendiri, mereka selalu menginginkan sebuah revolusi
dalam kehidupan mereka, maka dari sinilah sebuah modernisasi akan muncul
dengan sendirinya seiring dengan hal-hal baru yang tumbuh dan berkembang
di masyarakat, tetapi kita selaku pembimbing mereka juga harus ingat
dengan syari‟at-syari‟at agama yang telah diterapkan sebelumnya, jadi
penerapan modernisasi di Pondok ini akan terus berjalan seiring dengan
revolusi yang diinginkan dan tentunya tak pernah lepas dari syari‟at yang
telah ditentukan oleh Agama Islam.hal tersebut tentunya sangat memberikan
sumbangsih terhadap keilmuan setiap para santri. (Hasil wawancara dengan
Sek Pondpes, 31 Maret 2020)
Sehubungan dengan hal tersebut peneliti juga melakukan wawancara
kepada waka kurikulum. Inilah hasil wawancaranya:
Peningkatan kualitas santri yang sesuai dengan perkembangan zaman
dan tidak bertolak belakang dengan nilai-nilai Islami. Artinya proses modernisasi
ini berjalan sinergis dengan peningkatan keimanan dan ketaqwaan serta
peningkatan tekhnologi. (Hasil wawancara dengan Waka kurikulum Ponpes, 31
Maret2020)
Dengan demikian maka peneliti menyimpulkan bahwa Ponpes
Sa‟adatuddaren telah mengalami perkembangan (modernisasi) pada arah
perkembangan yang lebih positif dalam bidang keilmuan dengan
memperhatikan prinsip-prinsip ilmiah yang berlandaskan pada landasan nilai-
nilai islami.
Berdasarkan pada hasil wawancara peneliti sebagaimana yang terlampir
dalam lampiran skripsi maka dapat disismpulkan bahwa modernisasi sistem
pembelajaran di pondok pesantren sa‟adatuddaren sudah terlaksana dengan baik.
Berdasarkan data dan keterangan tersebut tampak dengan jelas
keberhasilan Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren dalam melakukan modernisasi
Pesantren sesuai dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat modern secara
umum dan lebih khusus lagi. Secara praktik elemen Pondok Pesantren
Sa‟adatuddaren telah melakukan beberapa upaya dalam meningkatkan wawasan
keilmuan santri. Upaya tersebut dilaksanakan dengan memperbarui
(memodernisasi) sistem pendidikan Pesantren atau kegiatan pendidikan santri
seperti misalnya kurikulum, sarana prasarana dan sistem eveluasi yang mana
keseluruhannya disesuaikan dengan tuntutan masa kini. Melihat pada krikulum
yang ada di Pesantren Sa‟adatuddaren maka kurikulumnya merupakan perpaduan
antara kurikulum Kemenag dan kurikulum Pesantren. Hal yang demikian
dijadikan sebagai wahana dalam meningkatkan wawasan keilmuan para santri
yang ada di dalamnya. Modernisasi pada kurikulum Pesantren Sa‟adatuddaren
dapat kita perhatikan sebagai berikut.
a) Pengenalan komputer untuk menggali dan mengembangkan informasi dan
IPTEK.
b) Pengenalan berbagai macam keterampilan yang tentunya sangat
memberikan kontribusi terhadap pengembangan dirisantri.
c) Pengembangan sikap mandiri dan disiplin dalam setiap aktifitas santri
melalui keorganiasian santri atau OPPS (Organisasi Pondok Pesantren
Sa‟adatuddaren).
d) Pemahaman seni serta keterampilan teknis santri, melalui kegiatan ekstra
kurikuler Pesantren.
e) Pemehaman ilmu umum, malalui sekolah formal (MA dan MTS) yang ada
didalamnya.
Keterpaduan Pesantren dalam mengajarkan ilmu Agama dengan ilmu
umum dan teknologi merupakan langkah Pesantren Sa‟adatuddaren untuk
meningkatkan wawasan keilmuan para santrinya. Sehingga santri tidak
gumang dalam menghadapi era modern yang penuh tantangan dan persaingan
dalam berbagai dimensi kehidupan. Upaya yang pertama hingga kelima
merupakan kegiatan ekstra kurikuler yang wajib ditaati oleh santri, sedangkan
untuk yang terakhir merupakan kegiatan intra kurikuler yang ada di Pondok
Pesantren Sa‟adatuddaren. Kurikulum memiliki peranan yang sangat penting
dalam keselruhan aspek kehidupan manusia.
Hal ini disebabkan karena kurikulum berpengaruh langsung terhadap
pengembangan manusia.
Kurikulum dalam pandangan lama adalah kumpulan mata pelajaran yang
harus disampaikan oleh guru, atau dipelajari oleh santri. Sedangkan dalam
pandangna baru kurikulum adalah the commonly accepted definition of the
curriculum has changed from conten of courses of study and list of subjects and
courses to all the experiences which area offered to learnes under the auspices or
direction of the school. Definisi tersebut tidak hanya menunjukkan adanya
perubahan penekanan dari isi kepada proses, tetapi juga menunjukkan adanya
perubahan lingkup dari konsep yang sangat sempit kepada yang lebih luas.
Pengalaman tersebut dapat berlangsung di sekolah, rumah, masyarakat baik
dengan guru atau pun tanpa guru, berkenaan langsung dengan pelajaran atau
tidak.
2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung modernisasi Sistem
Pembelajaran Pondok Pesantren dalam meningkatkan wawasan
keilmuan santri Sa’adatuddaren
Pada dasarnya, setiap kegiatan dan usaha yang dilakukan oleh setiap
orang pasti ada yang namanya faktor pendukung dan faktor penghambat.
Begitu juga dalam modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren dalam
meningkatkan wawasan keilmuan santri Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren.
Adapun faktor pendukung dari modernisasi Pondok Pesantren dalam
meningkatkan wawasan keilmuan santri Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren di
pengaruhi oleh beberapa faktor pendukung.
Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti melakukan wawancara
dengan pengasuh Pesantren. Inilah hasil wawancaranya:
Faktor pendukung modernisasi di pondok ini, kepercayaan
masyarakat, dedikasi guru, dedikasi dan loyalitas pengurus OPPS.Sehinggga
kita bisa melaksanakan modernisasi yang baik kalau sudah pengurusnya
punya dedikasi yang tinggi seperti itu. Kalau masalah dana bisa kita tutupi
dan itu tidak seberapa berpengaruh dibandingkan dedikasi dan loyalitas
semua komponen/elemen pondok. (Guru Ponpes, 4 April2020)
Selain itu, peneliti juga mewawancarai wakil mudir I Pondok
Pesantren Sa‟adatuddaren . Inilah hasil wawancaranya:
Faktor pendukung utama terjadinya proses modernisasi ini adalah
culture dan character building yang ada di dalamnya. Tanpa tradisi dan kultur
serta karakter yang kuat, baik dari lembaga, stakeholders dan santri di Pondok
ini maka proses modernisasi ini tidak akan berjalan. Contohnya saja, kalau
kita menginginkan lulusan atau alumnus Pondok ini cerdas tentu hal ini
berkorelasi positif dengan input santri yang akan masuk di dalamnya. Kalau
inputnya tidak bagus, maka proses pencerdasannya tidak akan berjalan secara
cepat. Itu contoh kecil. Namun pastinya semua elemen yang ada di Pondok
Pesantren Sa‟adatuddaren ini sangat menentukan bagi proses modernisasi
Pondok Pesantren .(Hasil wawancara dengan wakil mudir I, 4 April2020)
Hal yang senada diungkapkan pula oleh kepala MTS Pondok
Pesantren Sa‟adatuddaren. Berikut ungkapannya:
Faktor pendukungnya barangkali dari lingkungan. Karena sesuatu
akan maju kalau didukung oleh lingkungan yang maju. Karena memang
selain fasilitas yang lengkap juga didukung oleh lingkungan yang maju.
(Hasil wawancara dengan Kep Sek MTs ,4 April 2020)
Faktor pendung dari santrinya yaitu :
Kami menyambut baik dengan adanya modernisasi sekarang yang
mana dulunya kami hanya berfokus kepada ilmu agama tetapi kami sekarang
juga mempelajari ilmu-ilmu umum dan juga kami di perkenalkan dengan
teknologi informasi dan yang mana kami sekarang sudah mempunyai izajah
negeri sendiri, kalau dulu para santri jika ingin ijazah negeri mereka mencari
ijazah sendiri ke luar seperti mengikuti ujian paket C dan mereka terkadang
ikut ujian di sekolah lain. (Hasil Wawancara degan santri, 4 April, 2020).
Begitu pula dengan Ro‟is Muallimin, ia mengungkapkan sebagai
berikut:
Yang menjadi faktor pendukung modernisasi Pesantren ini adalah
adanya sup-port serta keinginan eksternal dan internal serta adanya peraturan
dan lengkapnya sarana walaupun penggunaannya belum maksimal.(Hasil
wawancara dengan Ro’is Muallimin,8 April 2020)
Hal tersebut diungkapkan pula oleh sekretaris Pondok. Berikut
pernyataannya:
Faktor pendukung paling besar dalam modernisasi ini adalah dari
santri Pondok Pesantren Sa‟adtuddaren sendiri. Karena mereka juga ingin
merasakan agar meraka juga bisa bersaing di era modern sekarang, (Hasil
wawancara dengan Sekretaris Pondok 8 April 2020)
Sedangkan menurut para santri sebagai berikut:
Faktor pendukungnya, adanya usaha keras dan kemaun untuk
menjadikan pondok ini terus sesuai dengan tuntutan zaman sekarang ini,
ironisanya untuk menjadi pondok modernlah.penghambatnya adanya tanggapan
yang kurang benar dari masyarakat. (Hasil wawancara dengan Santri Pondok
Pesantren Sa’adatuddaren 12 April 2020)
Faktor pendukungnya, fasilitas yang memadai dan designe bangunannya
yang modern. Faktor penghambatnya, kurangnya dukungan dari sebagaian pihak,
misalnya masyarakat sekitar.(Hasil wawancara dengan santri Pondok Pesantren
Sa’adatuddaren 12 April 2020)
Faktor pedukungnya, rasa semangat yang ada pada para elemen Pondok
Pesantren untuk menjadikan podok ini pondok yang modern.Faktor pendukung
lainnya adalah manajemen Pesantren yang sudah bagus.(Hasil wawancara dengan
santri Pondok Pesantren Sa’adatuddaren, 12 April 2020)
Dari pernyataan di atas, peneliti menyimpulkan bahwasanya banyak
sekali faktor pendorong modernisasi Pesantren dalam meningkatkan wawasan
santri. Diantaranyaadalah:
1. Faktor personal, misalnya dedikasi guru, dedikasi dan loyalitas pengurus
OPPS serta Kemauan dan kesadaran untuk maju yang dimiliki oleh setiap
person yang ada di Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren. Dengan adanya
dedikasi tersebut modernisasi Pesantren dapat terlaksana.
2. Karakteristik lokal yaitu, yang ada di dalamnya. Tanpa tradisi dan kultur
serta karakter yang kuat baik dari lembaga, keterkaitan dan santri di
Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren maka proses modernisasi Pesantren
tidak akan terlaksana.
3. Karakteristik perubahan tuntutan kebutuhan masyarakat. Dengan
banyaknya tuntutan masyarakat modern semua elemen Pesantren
termotivasi untuk memodernisasi Pesantren agar apa yang diinginkan
dapat tercapai.
4. Faktor eksternal yang berasal dari lingkungan sekitar. Sebagaimana
yang diungkapkan oleh pengasuh Ponpes bahwa awal berdirinya
sekolah formal MA /MTS berawal dari permintaan masyarakat sekitar
yang kemudian direspon secara baik oleh perintis Pesantren ini.
3. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat modernisasi Pondok
Pesantren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri Pondok
Pesantren Sa’adatuddaren
Selain faktor pendorong yang ada, masih banyak lagi faktor penghambat
modernisasi sistem pembelajaran Pondok Pesantren dalam meningkatkan
wawasan keilmuan santri Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren.sebagaimana yang
diutarakan oleh elemen Pesantren Sa‟adatuddaren
Sementara penghambatnya adalah dari masyarakat sendiri yang kurang
paham apa itu modern. Mereka mengatakan kalau modern orienasinya hanya pada
pelajaran umum saja sedangkan untuk agama dikurangi atau bahkan
ditinggalakna. Itu merupakan paradigma yang salah. (Hasil wawancara dengan
Kep Sek MTs, 16 April 2020)
faktor penghambat saya rasa tidak ada, hanya mungkin modernisasi ini
harus selalu terkontrol dengan adanya hukum-hukum agama Islam sehingga
modernisasi ini tidak terlalu melampaui batas dan keluar dari ajaran agama
Islam.(Hasil wawancara dengan Sek.Ponpes,16 April2020)
Faktor penghambatnya adanya tanggapan yang kurang benar dari
masyarakat yang belum mengerti apa itu modernisasi masyarakat menilai kalau
melakukan modernisasi pondok pesantren tersebut bakal menjadikan seperti
sekolah umum dan menomor dua kan pembelajaran agama nya. (Hasil
wawancara dengan guru, 16 April 2020)
Sedangkan penghambatnya juga dari sebagian santri yang kurang aktif
dalam proses pembelajaran dan belum terbiasa. (Hasil wawancara dengan santri
Pondok Pesantren Sa’adatuddaren, 16 April2020)
Yang menjadi faktor penghambat modernisasi Pesantren adalah
kurangnya disiplin para Santri dan ada sebagaian santri menganggap remeh
tentang pembelajaran umum nya. (Hasil wawancara dengan santri Pondok
Pesantren Sa’adatuddaren, 16 April 2020)
Faktor penghambatnya adalah adanya sebagian santri yang kurang patuh
dalam mentaati peraturan yang telah ditetapkan bersama.(Hasil wawancara
dengan KA OPPS , 16 April 2020)
Faktor penhambatnya adalah kurangnya kesadaran dari sebagian pihak
yang terkait atau elemen Pondok Pesantren sendiri dan juga masyarakat
sekitar.(Hasil wawancara dengan santri,16April 2020).
Dan salah satu faktor penghambatnya yaitu kurang nya tenaga pengajar
untuk menerapkan pembelajaran umum seperti Ipa Ips dan sebagainya tersebut di
karenakan mayoritas guru nya yang lulusan dari pondok pesantren tersebut
walaupun sudah ada sebagaian yang lulusan dari S1 dan S2 ( Hasil wawancara
dengan guru, 18 April 2020)
Dari semua pernyataan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwasannya
ada faktor yang menjadi faktor penghambat modernisasi Sistem Pembelajaran
Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan Wawasan Keilmuan Pondok Pesantren
Sa‟adatuddaren diantaranya adalah:
1) Hambatan ekonomi. Modernisasi Pesantren yang tidak berhasil
disebabkan karena lambatnya material yang diterima, seperti
masalah keuangan.
2) Hambatan personal, seperti pribadi santri yang tidak patuh
dengan
peraturanyangadaataudedikasigurudanpengurusyangrendah.
3) Hambatan sosial, adanya penolakan modernisasi Pesantren dari
sebagian masyarakat. Hal tersebut dapat menghambat lajunya
modernisasi Pesantren.
Selain ketiga faktor tersebut terdapat pula faktor penghambat yaitu
faktor SDM seperti pribadi guru dan siswa yang tidak bisa menerima
perubahan atau tidak mampu memenuhi apa yang diinginkan akibat
perubahan zaman. Disebabkan karena guru-guru yang ada di Pondok
Pesantren Sa‟adatuddaren hampir semuanya berasal dari pondok Salaf yang
belum banyak menerima ilmu-ilmu umum.
4. Bagaimana Upaya Pondok Pesantren Sa’adatuddaren Dalam
Mengatasi Hambatan Modernisasi Sistem Pembelajaran
Setelah faktor pendukung dan penghambat yaitu sampai saat ini
upaya pondok pesantren dalam mengatasi hambatan modernisasi
Sampai saat ini baru memasuki tahap dengan mengambil tenaga
pengajar dari pondok pesantren lain yang sudah modern atau dari guru yang
mengajar di Madrasah Aliyah Negeri untuk menunjang proses modernisasi
dan proses pembelajaran umumnya (Hasil Wawancara dengan waka
kurikulum, 19 April 2020.)
Peneliti juga mewancarai waka kurikulum :
Era globalisasi menuntut semua manusia bisa mengoperasikan
teknologi canggih yang salah satunya adalah komputer, kursus komputer ini
memberikan keterampilan kepada santri kami berbagai program dan aplikasi
komputer agar santri tidak ketinggalan dengan perkembangan teknologi atau
tidak gaptek (Hasil Wawancara dengan waka kurikulum, 19, April 2020).
Sehubungan tersebut, peneliti juga mewancarai pengasuh Pondok
Pesantren Sa‟adatuddaren, upaya yang dilakukan adalah:
Dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri saya upayakan
dengan mengikuti perkembangan-perkembangan yang ada terutama dalam
bidang kurikulum kemenag dan kurikulum madrasah (Hasil Wawancara
dengan pengasuh pondok , 19 April 2020).
Selain itu peneliti juga mewancarai Wakil Mudir I, inilah hasil
wawancaraya :
Untuk mengatasi hambatan modernisasi sistem pembelajaran
pimpinan pondok juga memberikan beasiswa bagi santri yang mengabdi dan
yang berprestasi untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke luar negeri seperti
di Hadramaut Yaman, Al- Azhar mesir dan ke pulau jawa, supaya ketika
sudah lulus di sana di tarik kembali untuk mengajar di pondok ini kembali
agar tenaga pendidiknya bisa membawa perubahan yang lebih baik lagi,
(Hasil Wawancara dengan Wakil Mudir I, 22 April 2020).
Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa Pondok Pesanrtren
Sa‟adatuddaren benar-benar sudah melakukan beberapa upaya dalam
mengatasi hambatan modernisasi , upaya tersebut dikemas secara rapi yang di
wujudkan dalam bentuk perubahan, dan program yang dikembangkan adalah
pengetahuan yang berbentuk modern agar santrinya berwawasan luas biak itu
ilmu agama maupun ilmu umum sesuai dengan nama Pondok Pesantren
tersebut yaitu Sa‟adatuddaren yang artinya kebahagiaan dua negeri yaitu
negeri dunia dan akhirat.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan serta temuan yang sudah dilakukan serta rumusan
masalah maka dapat diambilkesimpulan:
1. Modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan
Wawasan Keilmuan Santri pondok pesantren sa‟adatudaren. Modernisasis
sistem pendidikan Pesantren dari sitem salaf ke sistem modern merupakan
upaya pendidikan lembaga Pesantren pondok pesantren sa‟adatudaren untuk
meningkatkan wawasan keilmuan para santri yang diserahkan kepadanya.
Dalam hal ini faktor yang mempengaruhi Pondok Pesantren untuk
mangadakan modernisasi adalah adanya perubahan sosial yang disebut
dengan era globalisasi yang menuntut setiap lembaga pendidikan bersaing
mencetak lulusan yang berkualitas (unggul). Menurut k. Aminn Noor umat
Islam diharapkan menciptakan suatu sistem pendidikan Pondok Pesantren
yang mampu melahirkan santri yang berkualitas dengan memiliki khazanah
keilmuan yang luas. Sebagaimana para ulama terdahulu yang tidak hanya
jago dalam ilmu Agama, melainkan juga jago dalam ilmu umum. Bahkan
kalau kita perhatikan ilmu umum yang berkembang saat ini adalah lahir dari
para ulama terdahulu.Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan wawasan
keilmuan santri adalah dengan mengadakan modernisasi pendidikan
Pesantren. Dengan modernisasi tersebut Pesantren dapat mencapai
kemajuan serta dapat bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan lain
untuk mencetak generasi yang berkualitas yang memiliki keahliandalam
berbagai bidang keilmuan yang disertai dengan kematangan spiritual.
2. Faktor Pendukung Modernisasi Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan
Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren
a. Faktor pendukung
1. Adanya dedikasi guru, dedikasi pengurus OPPSserta loyalitas
pengurus OPPSyang tinggi serta Kemauan dan kesadaran untuk
maju yang dimiliki oleh setiap elemen Pondok Pesantren
Sa‟adatuddaren.
2. Karakteristik lokalyang ada didalamnya.
3. Karakteristik perubahan tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap
kualitaspendidikan.
4. Semangat masyarakat untuk mengembangkan dan memajukan
lembaga pendidikanPesantren.
3. Faktor penghambat Modernisasi Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan
Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren
b. Faktor penghambat
1. Minimnya dana yang diterima oleh Pondok Pesantren membuat
Pesantren lambat untuk terus memodernisasi.
2. SDM Guru Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren yang minoritas
paham-paham ilmu umum yang masih belum bisa
mengembangkan modernisasi Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren.
3. Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren, terletak di seberang kota jambi
tahtul yaman yang masyarakatnya terkenal sangat agamis yang
kadang kala kurang setuju dan kurang paham dengan adanya
suatu modernisasi. Hal ini, akan bisa menjadi salah penghambat
modernisasi Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren.
4. Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren dikelola secara kolektif oleh
pengasuh asatidz dan pengurus OPPS. Maka apapun yang akan
dilaksanakan/diadakan di Pesantren harus selalu
dimusyawarahkan bersama dengan latar belakang SDM yang
berbeda, sehingga dalam hal ini kadangkala terdapat figur yang
kurang bisa menerima perubahan pembaharuan.
4. Upaya Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren Dalam Mengatasi Hambatan
Modernisasi Sistem Pembelajaran
d. Upaya Pondok
1. Dengan minimnya tenaga pengajar yang mengetahui ilmu umum
maka di pondok pesantren tersebut mengmbil tenaga pengajar
dari pondok modern dan dari Madrasah Aliyah Negeri
2. Mulai memperkenalkan kepada santrinya untuk mempelajari
teknologi informasi agar santrinya tidak gaptek dan bisa bersaing
ketika sudah lulus dari pondok tersebut
3. Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren merevisi kurikulumnya dan
sudah bisa menerima dan mengambil kurikulum dari Kemenag
4. Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren memberikan beasiswa kepada
santrinya yang berprestasi agar santrinya lebih giat dan
bersemangat untuk belajar.
B. Saran
Berdasarkan hasil penellitian tentang modernisas Pondok Pesantren
Sa‟adatudaren Tahtul Yaman, maka peneliti menyampaikan beberapa saran
sebgaiberikut:
a. Modernitas yang dikembangkan di barat sangat tidak cocok bila
diterapkan dalam Pesantren. Walau bagaimanapun Pesantren harus tetap
memegang tradisinya. Ini tidak berarti Pesantren tidak peduli dengan
perubahan, tetapi bagaimana melakukan penyesuaian
yangtidakmengorbankan esesnsi tipe Pesantren.
b. Bagi dunia pendidikan Pesantren hendaaklah terus mengadakan perbaikan
dan pembaharuan dalam lembaganya, agar nantinya dapat mencetak
lulusan yang berkualitas yang mampu bersaing dalam dunia pendidikan
era globalisasi ini.
2. Kiyai, para asatidz, dan santri (pengurus OPPS atau bukan) merupakan
komponen penting Pesantren. Oleh karena itu, penting sekali adanya
kekompakan dan kerjasama yang baik diantara sesama. Mereka dituntut
kesadarannya untuk selalu kreatif dan inovatif dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan Pesantren.
3. Di samping itu perlu adanya sebuah upaya penyadaran kepada seluruh
warga Pesantren, termasuk wali santri, bahwa keberhasilan pendidikan
Pesantren adalah tanggung jaswab kolektif, sehingga mereka juga harus
memberikan kontribusi yang nyata terhadap berbagai program yang
dilakukan olehPesantren.
66
DAFTAR PUSTAKA
___2002, Pola Pengembangan Pondok Pesantren, Surabaya; Direktorat Jenderal
Kelembagaan Agama Islam.
A‟la Abd.(Ed) 2006, Pembaruan Pesantren.Yogyakarta: Pustaka Pesantren.
Abdillah, sukron.Pesantren (online), Vol.3, No.5 (http//Rorom,Press. Com,
diakses, 2007/ 10/28).
Agenda Santri , Tanpa Tahun, jambi Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren
Agustina, Ella. Merancang Konsep Pendidikan. (Online) Vol, 3 No,4,
(http//euglena. Word Press.Com.Merancang-Konsep-Pendidikan/, diakses
2008/02/29).
Ahmad Jaiz, Hartono, Penghambat Modernisasi Pendidikan Pesantren.(online),
Vol 3, No, 1, ( http//idrussalih85:wordpress.com. 07,05,26 usulan-usulan
pembaharuan Depag, diakses 2008:04:10)
Al- attas M. Naquib.2003, filsafat dan praktek pendidikan islam.Bandung Mizan.
Al- Ghazali. Makassar ikhya’ Ulmuddin, Terj. Al Hamid, Zaid Husein. 1995,
Jakarta.Pustaka amarni.
Alzamuji, Etika Belajar Bagi Penuntut Ilmu, (Terj), Asrori, Ma‟ruf. 1996,
Surabaya: Pelita Dunia.
Arikonto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Jakarta PT: Rineka
Cipta.
Bahri, Ghazali, 2003, Pesantren Berwawasan Lingkungan, Jakarta: CV Prasati.
Bakhtiar, Amsal. 2004, Filsafat Ilmu. Bandung: PT Raja Grafndo.
Depag RI. 2003, Pondok Pesantren Dan Madrasah Diniyah, Jakarta : Direktorat
jenderal Kelembagaam Agama Islam.
Dhofir, Zamahsyari. 1982. Tradisi Pesantren , Jakarta: Lp3es.Dikotomi Ilmu,
Awal Kerancuan Muslim, (Online) Vol. 1, No 5, id=188 & itemi= 86,
diakses 2008/02/29)
Efendi, Masrur , 2006, Modernisasi Pendidikan Pesantren Dalam Prespektif
Azyumardi Azro”,
Faisal, jusuf Amir, 1995, Reorentasi Pendidikan Islam, Jakarta: Gema Insani
Press
Lampiran 1.
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
Judul Skripsi : Moderniasi Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren Dalam
Meningkatkan Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren
Sa’adatuddaren Kelurahan Tahtul Yaman Kota Jambi
A. Wawancara
1. Ustazd
a) Bagaimana modernisasi sistem pembelajaran di pondok pesantren
Sa‟adatuddaren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri
b) Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung modernisasi pondok
pesantren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri
Sa‟adatuddaren
c) Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat modernisasi pondok
pesantren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri
Sa‟adatuddaren
d) Bagaimana upaya Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren dalam mengatasi
hambatan modernisasi sistem pembelajaran
2. Mudabbir
a) Bagaimana modernisasi sistem pembelajaran di pondok pesantren
sa‟adatuddaren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri
b) Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung modernisasi pondok
pesantren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri
sa‟adatuddaren
c) Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat modernisasi pondok
pesantren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri
sa‟adatuddaren
d) Bagaimana upaya pondok pesantren sa‟adatuddaren dalam mengatasi
hambatan modernisasi sistem pembelajaran
3. santri
a) Bagaimana modernisasi sistem pembelajaran pondok pesantren
sa‟adatuddaren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri
b) Faktor apa saja yang menjadi pendukung modernisasi pondok pesantren
dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri sa‟adatuddaren
c) Faktor apa saja yang menjadi penghambat modernisasi pondok
pesantren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri
sa‟adatuddaren
d) Bagaimana upaya pondok pesantren sa‟adatuddaren dalam mengatasi
hambatan modernisasi sistem pembelajaran
B. Observasi
1. Modernisasi sistem pembelajaran pondok pesantren sa‟adatuddaren
dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri
2. Faktor yang menjadi pendukung modernisasi pondok pesantren dalam
meningkatkan wawasan keilmuan santri sa‟adatuddaren
3. Faktor yang menjadi penghambat modernisasi pondok pesantren dalam
meningkatkan wawasan keilmuan santri sa‟adatuddaren
4. Upaya yang dilakukan pondok pesantren sa‟datuddaren dalam mengatasi
hambatan modernisasi sistem pembelajaran
C. Dokumentasi
1. Historis dan geografis Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren
2. Struktur organisasi Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren
3. Keadaan ustazd Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren
4. Keadaan sarana dan prasarana Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren
Lampiran 2.
DAFTAR INFORMAN
No Nama Keterangan
1. Abdullah Hasyim Lc, MA Wakil Mudir
2. Ahmad Widadi, S,ud Waka Kurikulum
3 Abdul Halim Pengasuh Santri
4 Zainul Hayat Sekretaris
Lampiran 3.
DAFTAR RESPONDEN
no Nama Keterangan
1 Fadil ahmad hafiz Ketua OPPS
2 Fiki Alvin Penggerak bahasa
3 M.Adlan Bidang Keamanan
4 Nurul Huda Sekretaris Umum
5 M. Erdi Saputra Bidang pengajaran
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. Jambi-Ma.Bulian Km.16 Simp.Sungai Duren Kab.Muaro Jambi 36363
KARTU BIMBINGAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen
Kode Formulir
Berlaku
Tanggal
No
Revisi
Tanggal
Revisi
Halaman
In. 08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2020 R-0 - 1 dari 2
Nama : Muhammad
NIM : TP. 161514
Pembimbing : Dr.Drs. M. Rafiq, M.Ag
Judul : Modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren Dalam
Meningkatkan Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren
Sa'adatuddaren Kelurahan Tahtul Yaman Kota Jambi
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan/Program Studi : Pendidikan agama is.lam
No Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan
Pembimbing
1. 30 - januari- 2020 Penyerahan surat penunjukan dosen
pembimbing
2. 15- februari -2020 Bimbingan Bab I,II, dan III
3. 15- 16 februari-
20120 Perbaikan Proposal
4. 16 - februari- 2020 ACC Proposal untuk Diseminarkan
5. 25 - februari – 2020 Seminar Proposal
6. 06 -maret- 2020 Perbaikan Proposal Sesuai Hasil
Seminar
7. 13 –maret -2020 ACC Riset
8. 27 - juli- 2020 Bimbingan Bab I, II, III,IV dan V
9. 27 - 28 -juli- 2020 Perbaikan Skripsi dan Daftar
Pustaka
10. 28 – 29 juli-2020 Perbaikan Sikripsi Lengkap
11. 30 – juli- 2020 ACC Skripsi
Jambi, November 2020
Pembimbing I
Dr.Drs. M. Rafiq, M.Ag
NIP. 195812311986031054
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. Jambi-Ma.Bulian Km.16 Simp.Sungai Duren Kab.Muaro Jambi 36363
KARTU BIMBINGAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen
Kode Formulir
Berlaku
Tanggal
No
Revisi
Tanggal
Revisi
Halaman
In. 08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2020 R-0 - 1 dari 2
Nama : Muhammad
NIM : TP. 161514
Pembimbing : Nispi Syahbani, M.Pd.I
Judul : Modernisasi Sitem Pembelajaran Pondok Pesantren Dalam
Meningkatkan Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren
Sa'adatuddaren Kelurahan Tahtul Yaman Kota Jambi
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan/Program Studi : Pendidikan agama islam
No Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan
Pembimbing
1. 30 - januari- 2020 Penyerahan surat penunjukan
dosen pembimbing
2. 15- februari -2020 Bimbingan Bab I,II, dan III
3. 15- 16 februari-
20120 Perbaikan Proposal
4. 16 - februari-
2020
ACC Proposal untuk
Diseminarkabn
5. 25 - februari -
2020 Seminar Proposal
6. 06 -maret- 2020 Perbaikan Proposal Sesuai
Hasil Seminar
7. 13 –maret -2020 ACC Riset
8. 27 - juli- 2020 Bimbingan Bab I, II, III,IV dan
V
9. 27 - 28 -juli- 2020 Perbaikan Skripsi dan Daftar
Pustaka
10. 28 – 29 juli-2020 Perbaikan Sikripsi Lengkap
11. 30 – juli- 2020 ACC Skripsi
Jambi, November 2020
Pembimbing II
Nispi Syahbani, M.Pd.I
NIP. 197808202011011005
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE
Nama : Muhammad Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat tgl Lahir : Jambi, 08 Desember 1998 Alamat : Tahtul Yaman, Kec Pelayangan Kota Jambi Alamat Email : [email protected] No Kontak : 089629413211
Pendidikan Formal
1.SDN 10 Kota Jambi
2.Pondok Pesantren Sa'adatuddaren
3.Pondok Pesantren Sa'adatuddaren
4.Universitas Islam Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Pengalaman Organisasi
1.Anggota Karang Taruna Tahtul Yaman
2. Hmj PAI UIN STS Jambi
Motto Hidup :. Man Jadda Wajada. Jambi,23 November2020 Muhammad NIM. TP. 161514