modernisasi sistem pembelajaran pondok pesantren

94
MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KEILMUAN SANTRI PONDOK PESANTREN SA’ADATUDDAREN KELURAHAN TAHTUL YAMAN KOTA JAMBI SKRIPSI MUHAMMAD NIM : TP.161514 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Transcript of modernisasi sistem pembelajaran pondok pesantren

MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN

DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KEILMUAN SANTRI PONDOK

PESANTREN SA’ADATUDDAREN KELURAHAN

TAHTUL YAMAN KOTA JAMBI

SKRIPSI

MUHAMMAD

NIM : TP.161514

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA

SAIFUDDIN JAMBI

2020

MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN

DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KEILMUAN SANTRI PONDOK

PESANTREN SA’ADATUDDAREN KELURAHAN

TAHTUL YAMAN KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Strata Satu (satu)

Dalam Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah

MUHAMMAD

NIM : TP.161514

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN

THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2020

ii

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No.

Revisi

Tgl.

Revisi

Halaman

In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2020 R-0 - 1 dari 2

Hal : Nota Dinas

Lampiran : -

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

di

Tempat

Assalamu’alaikum wr.wb.

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta

mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat

bahwa skripsi saudara;

Nama : Muhammad

NIM : TP.161514

Judul Skripsi : Modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren Dalam

Meningkatkan Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren

Sa‟adatuddaren Tahtul Yaman Kota Jambi

Sudah dapat diajukan kembali kepada FakultasTarbiyah dan Keguruan

Jurusan/Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam

Pendidikan Agama Islam.

Dengan ini kami mengharap agarskripsi/tugas akhir Saudara tersebut di

atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas Perhatiannya kami ucapkan terima

kasih.

Jambi,

Pembimbing II

Nispi Syahbani, S.Ag, M.Pd,I

NIP.197808202011011005

iii

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No.

Revisi

Tgl.

Revisi

Halaman

In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2020 R-0 - 1 dari 2

Hal : Nota Dinas

Lampiran : -

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

di

Tempat

Assalamu’alaikum wr.wb.

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta

mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat

bahwa skripsi saudara;

Nama : Muhammad

NIM : TP.161514

Judul Skripsi : Modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren Dalam

Meningkatkan Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren

Sa‟adatuddaren Tahtul Yaman Kota Jambi

Sudah dapat diajukan kembali kepada FakultasTarbiyah dan Keguruan

Jurusan/Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam

Pendidikan Agama Islam.

Dengan ini kami mengharap agarskripsi/tugas akhir Saudara tersebut di

atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas Perhatiannya kami ucapkan terima

kasih.

Jambi,

Pembimbing I

Drs. Dr. M. Rafiq, M.Ag

NIP.195812311986031054

iv

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No.

Revisi

Tgl.

Revisi

Halama

n

In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-07 25-10 2018 R-0 - 1 dari 1

Nomor : B. /D.11 /PP. 009/2020

Skripsi/Tugas akhir dengan judul : Modernisasi Sistem Pembelejaran Pondok

Pesantren Dalam Meningkatkan Wawasan Keilmuan

Santri Pondok Pesantren Kelurahan Tahtul Yaman

Kota Jambi

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Nama : Muhammad

NIM : TP.161514

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Telah di Munaqasyahkan pada : 17 November 2020

Nilai Munaqasyah : 83,60

Dan dinyatakan telah di terima oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

TIM MUNAQASYAH

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Mukhlis, S.Ag M.Pd Joko Purnomo

NIP. 19671003199703001 NIP. 19660101200031005

Penguji I Penguji II

Drs. H. Kasful Anwar, M.Ag Habib Muhammad, M.Ag NIP. 196403121992031001 NIP. 196911141994011001

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Drs. M. Rafiq, M.Ag Nispi Syahbani, M.Pd.I

NIP. 195812311986031054 NIP.197808202011011005

Jambi, Kamis, 26 November 2020

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

A.N DEKAN

Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam

Habib Muhammad, M.Ag

NIP. 196911141994011001

v

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Alamat: FakultasTarbiyah UIN STS Jambi. Jl. Jambi – Ma. Bulian

KM. 16 Simp. Sungai Duren Muara Jambi 36363

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Dari Fakultas Tarbiyah Dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya

merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip

dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan

norma, kaidah, danetika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan

hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsure plagiat dalam bagian-

bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan dan

perundang-undangan yang berlaku.

Jambi, 26 November

2020

Muhammad

NIM. TP. 161514

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini di persembahkan kepada :

Kedua orang tua tersayang ayahku Gr. Sayuti Hasan (Alm) ibuku Ramziah.

Untuk kakakku tersayang.

Dan selanjutnya kepada Sahabat danTeman seperjuangan

Yang aku sayangi dan aku banggakan serta

Orang-orang yang mencintai ilmu pengetahuan.

vii

MOTTO

فعليه بلعلم ة وامن ارادا هما فعليه بلعلم من ارادا الدنيا فعليه بلعلم وامن ارادا االخيراة

Artinya : Barang siapa yang mnghendaki dunia maka dengan ilmu, dan barang

siapa yang menghendaki akhirat maka dengan ilmu, dan barang siapa yang

menghendaki keduanya maka dengan ilmu

viii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT.yang telah

mencurahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga skripsi yang berjudul:

“Modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan

Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren Tahtul Yaman Kota

Jambi”. Dapat penulis selesaikan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh

Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Shalawat serta salam tidak lupa penulis kirimkan kepada Nabi Besar

Muhammad saw yang telah membimbing umatnya kejalan Islam dan Ilmu

pengetahuan.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyaknya

kekurangan maupun kesalahan, untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk

menyempurnakannya. Selanjutnya penulis mengaturkan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tinggi kepada :

1. Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari, M.A, Ph.D, Sebagai Rektor UIN Sulthan Thaha

Saifuddin.

2. Dr. Hj. Fadlillah, M. Pd, Sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Drs. Dr. M. Rafiq, M. Ag, Sebagai Dosen Pembimbing I dan Nispi Syahbani,

S,Ag,M.Pd.I, selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya

dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

4. Guru Sulaiman Hasan sebagai Mudir Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren yang

telah berkenan memberikan informasi kepada Penulis dalam memperoleh

data di lapangan.

5. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dorongan semangat motivasi

tiada henti hingga menjadi kekuatan bagi Penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

ix

6. Kepada sahabat Pendidikan Agama Islam lokal A, Kuliah Kerja Nyata,

Praktek Pengalaman Lapangan, dan Pemuda-pemuda tobat yang sudah

membantu memberikan kemudahan dan motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Dan akhirnya semoga Allah Subhanahu Wa Ta‟ala berkenan membalas

segala kebaikan dan amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pengembangan ilmu

Penulis 17 November 2020

jambi

NIM:TP. 161514

Muhammad

x

ABSTRAK

Nama : Muhammad

Nim : TP.161514

Jurusan/prodi : Pendidikan Agama Islam

Judul : Modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren

Dalam Meningkatkan Wawasan Keilmuan Santri Pondok

Pesantren Sa‟adatuddaren Kelurahan Tahtul Yaman Kota

Jambi

Skripsi ini membahas tentang Modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok

Pesantren Dalam Meningkatkan Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren

Sa‟adatuddaren Kelurahan Tahtul Yaman Kota Jambi, penelitian ini adalah

penelitian diskriftif kualitatif dengan menggunakan data primer dan sekunder.

Untuk memproleh data tersebut peneliti menggunakan metode observasi,

dokumentasi, dan wawancara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana Modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren Dalam

Meningkatkan Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren

Kelurahan Tahtul Yaman Kota Jambi. Hasil penelitian menunjukan bahwa

Modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan

Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren Kelurahan Tahtul

Yaman Kota Jambi. Adapun kendala dalam modernisasi sistem pembelajaran

yaitu kurangnya tenaga pengajar yang untuk mengajarkan ilmu-ilmu umum maka

solusinya yaitu pondok tersebut mengambil tenaga pengajar dari pondok lain dan

dari sekolah Aliyah negeri, dan juga mulai memperkenalkan ilmu teknologi agar

santrinya tidak gaptek. Lemahnya pengawasan Mudabbir didalam waktu

pembelajaaran masih banyak santri yang berkeliaran, Latar belakang pendidikan

guru-gurunya yang mayoritas lulusan pondok pesantren itu sendiri, Kurangnya

Pemberian Sanksi Atau Hukuman,

Kata Kunci : Modernisasi Sistem Pembelajaran, Wawasan Keilmuan

xi

ABSTRACT

Name : Muhammad

Nim : TP.161514

Department/ Major : Pendidikan Agama Islam

Title : Modernization of the Islamic Boarding School Learning

Sistem Im Improving the Scientific Insight of the santri

Islamic Boarding School Sa‟adatuddaren, Tahtul Yaman

Village, Jambi City

This thesis discusses the Modernization of the Islamic Boarding School

Learning Sistem Im Improving the Scientific Insight of the santri Islamic

Boarding School Sa‟adatuddaren, Tahtul Yaman Village, Jambi City.This

Research is a qualitive descriptive study using primary and secondary data. To

obtain the data, the researchers used themethod of observation, documentation and

interviews. The purpose of this study was to determine how the Modernization of

the Islamic Boarding Scool Learning in Improving the Scientific Insights of the

Santri at the Sa‟adatuddaren Islamic Boarding School Tahtul Yaman Village,

Jambi City. The results showed that the Modernization of the Islamic Boarding

School Learning Sistem in Improving the scientific Insight of the Santri at the

Sa‟adatuddaren Islamic Boarding School, Tahtul Yaman Village, Jambi City. The

results showed that the Modernization of the Islamic boarding school Learning

Sistem im Improving the scientific Insight of at the Jambi City, As for the

obstacles in the modernization of the learning sistem, namely the lack of teaching

staff to teach general scienes, the solution is that the lodge takes teaching staff

from other lodges and from state Aliyah School, and also begins to introduce

technologhy so that the student are not clueless. Weak supervision of mudabbir

during the learning process, there are still many students hanging around, The

educational background of the teachers who are mostly graduates of the Islamic

Boarding School itself, Lack of Sanctions or Punishment.

Keyword : Modernization of the learning sistem, scientific insight

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

NOTA DINAS ............................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................... iv

PERSEMBAHAN ........................................................................................ v

MOTTO ....................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

ABSTRAK .................................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Fokus Permasalahan ........................................................... 4

C. Rumusan Masalah .............................................................. 4

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................... 4

BAB II KAJIAN TEORITIK

A. Kajian Teoritik ................................................................... 6

1. Pengertian Pondok Pesantren ....................................... 6

2. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren .......................... 7

3. Element-element Pondok Pesantren ............................. 8

4. Tipologi Pondok Pesantren .......................................... 12

5. Fungsi Dan Tujuan Pondok Pesantren ......................... 14

6. Modernisasi Sistem Pembelajaran ............................... 15

7. Wawasan Keilmuan ..................................................... 17

B. Studi Relevan ..................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Metode Penelitian ................................... 23

xiii

B. Setting dan Subjek Penelitian ............................................ 24

C. Jenis dan Sumber Data ....................................................... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 25

E. Teknik Analisis Data ......................................................... 27

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ............................... 28

G. Jadwal Penelitian ................................................................ 29

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum................................................................... 31

B. Temuan Khusus dan Pembahasan ...................................... 45

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan ........................................................................ 62

2. Saran .................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jadwal Penelitian................................................................... 29

Tabel 2 : Pengelolaan Kelembagaan………………………………….35

Tabel 3 : Unsur Majelis Guru Beserta Tugasnya .................................. 37

Tabel 4 : Keadaan Sarana Dan Prasarana............................................. 41

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Majelis Guru Pondok Pesantren ............................................ 39

2 : Struktur Organisasi Pondok Pesantren .................................. 44

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Modernisasi berasal dari kata modern yang berarti terbaru, mutakhir,

atau sikap dan cara berpikir yang sesuai dengan tuntutan zaman.Modernisasi di

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai proses pergeseran sikap

dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan tuntutan

masa kini.(KBBI, balai pustaka. 1989).

Jika dikaitkan dengan pembaharuan pondok pesantren sebenarnya

gagasan pembaharuan (modernisasi) pesantren di Indonesia diperkenalkan oleh

kaum modernis dengan gagasan sekolah model belanda. Pembaharuan pada waktu

itu ditentang banyak oleh kaum konservatif (Kyai) dikarenakan model sekolah-

sekolah itu dapat memukul akar kekuasaan Kyai yang terdalam.Namun semangat

kaum modernis tidak dapat dibendung. Kaum modernis dengan hati-hati dalam

programnya mendesak perlunya pengajaran mata pelajaran modern dengan cara –

cara modern. Kaum modernis berupaya memasukkan islam sebagai suatu mata

pelajaran modern dan membuatnya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari

kurikulum sekolah.

Sejak pada masa penjajahan negara asing yang berlangsung di Indonesia,

Pondok Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang tumbuh

berkembang di tengah-tengah masyarakat.Eksistensinya telah lama mendapat

pengakuan dari masyarakat hingga kini. Pondok Pesantren ikut terlibat dalam

upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, tidak hanya dari segi moril, namun telah

pula ikut serta memberikan sumbangsih yang cukup signifikan dalam

penyelenggaraan pendidikan. (Depag RI, 2003, hlm. 2).

Maksum (2003, hlm. 4), mengemukakan Pondok Pesantren sama halnya

dengan istilah mengaji yang bukan berasal dari bahasa Arab melainkan dari

bahasa India. Hal tersebut dapat dibuktikan dari beberapa persamaan antara

pendidikan Pesantren dan pendidikan milik Hindu-Budha di India, yaitu sistem

2

pendidikannya yang berisi murni ilmu-ilmu agama, kiyai tidak mendapatkan gaji,

penghormatan yang tinggi kepada guru, serta letak Pesantren yang diberikan

beberapa di luar kota.

Pendidikan Pondok Pesantren sering kali disebut dengan pendidikan

tradisional yang Indonesia, karena Pondok Pesantren telah lahir dan mendidik

sebagian bangsa indonesia sejak sebelum lahirnya lembaga-lembaga pendidikan

lain yang cenderung mengikuti pola barat yang modern.

Pesantren memiliki kekuatan yang dahsyat hasil dari motivasi dari para

pendirinya (founding fathers) untuk mencerdaskan bangsa tanpa mengurusi

keuntungan ekonomis semata.Pesantren menjalankan amanat pendidikan

profentik yang digariskan oleh ajaran Islam sebagai penghantar terwujudnya

manusia yang memiliki harkat, derajat dan martabat yang sangat urgen untuk

dimiliki oleh setiap manusia di era modern ini.

Pondok Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berhasil

menyiapkan tenaga yang produktif, profesional dan berkepribadian baik.Dengan

demikian Pondok Pesantren diakui oleh pemerintah sebagai salah satu lembaga

pendidikan yang ideal bagi bangsa kita, karena kemampuannya dalam

mengembangkan sikap dan watak mandiri dalam diri paralulusannya.

Maka dengan demikian, pondok pesantren merupakan lembaga

pendidikan Islam yang terus berkembang dan berakar kuat pada masyarakat

Indonesia hingga kini. Namun, ironisnya lembaga yang merakyat ini ternyata

masih menyisakan masalah dan diragukan kemampuannyadalam menghadapi

tantangan zaman moderen, terutama ketika berhadapan dengan derasnya arus

modernisasi. Misalnya dalam menghadapi kemajuan dan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi modern. (Sukron Abdullah, 2007, hlm. 5).

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat pada zaman

modern ini sangat jelas sekali pengaruhnya dalam berbagai bidang kehidupan

masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan termasuk dalam pendidikan

Pondok Pesantren.Perkembangan yang sangat deras itu berakibat pula pada

perubahan dan perkembangan tuntutan masyarakat. Masyarakat menghendaki

dalam proses memperoleh sesuatau dengan cepat. Maka siapapun yang tidak

3

menyesuaiakan dengan kebutuhan masyarakat baik swasta maupun pemerintah

akan ditinggalkan oleh masyarakat dan mereka akan mencari yang sesuai dengan

tuntutan kekinian. Maka sudah barang tentu Pondok Pesantren saat ini dengan

teologi yang dianutnya dituntut untuk menyikapi perkembangan zaman modern

dan kemajuan pengetahuan teknologi secara kritis dan bijak .

Pondok Pesantren harus mampu mencari solusi yang benar-benar

mencerahkan. sehingga, pada satu sisi dapat menumbuh kembangkan kaum santri

yang berwawasan luas yang tidak gemang meng hadapi modernitas dan sekaligus

tidak kehilangan identitas dan jati diri, dan pada sisi lain.

Maka, untuk memenuhi tuntutan tersebut, Pondok Pesantren haruslah

bersifat fungsional, sebab lembaga pendidikan Pondok Pesantren merupakan salah

satu wadah dalam masyarakat yang dapat dipakai sebagai pintu gerbang dalam

mengahadapi tuntutan masyarakat, ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang terus

mengalami perkembangan. Untuk itu lembaga pendidikan Pondok Pesantren perlu

mengadakan modernisasi seiring dengan tuntutan masyarakat yang dinilainya.

Atau sudah seharusnya Pondok Pesantren untuk mengajarkan ilmu-ilmu agama

namun bersamaan dengan itu harus juga mengajarkan berbagai macam ilmu

umum lainnya guna mengakhiri nestapa dan ketidak berdayaan kaum muslim

dalam menghadapi kemajuan dunia modern yang diiringi dengan perkembengan

ilmu pengetahuan dan teknologi.

Modernisasi dengan melalui berbagai kiat dan usaha dibidang ekonomi,

pendidikan,dan sebagainya. Adapun salah satu Pondok Pesantren yang melakukan

modernisasi adalah Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren Sebrang Kota Jambi,

Modernisasi yang terjadi di Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren mengacu pada

kehidupan masyarakat yang ada sekarang. Hal semacam itu tidak ditemukan di

lembaga Pesantren salaf biasa, yang hanya menekankan pada penelaahan kitab-

kitab klasik yang didukung dengan penguasaan ilmu gramatika bahasa Arab satu-

satunya seperti nahwu dan shorof. Berdasarkan data dan keterangan tersebut

tampak dengan jelas keberhasilan Pondok Pesantren S‟adatuddaren dalam

melakukan modernisasi sebagai upaya dalam mencetak santri yang berilmu luas

sesuai dengan visi –misi yang dimiliki Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren yaitu

4

menjadikan santri yang agamis, mandiri dan berakhlakul karimah untuk mencapai

kebahagian dunia dan akhirat.

Serta sebagai jawaban dari tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap

lembaga pendidikan sebagai pelayan masyarakat dalambidang keilmuan.

Melihat fenomena ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih

lanjut dengan judul”Modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren

Dalam Meningkatkan Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren

Sa’adatuddaren Kelurahan Tahtul Yaman Kota Jambi.

B. Fokus Masalah

Penelitian ini hanya terfokus pada Modernisasi Sistem Pembelajaran

Pondok Pesantren dalam meningkatkan keilmuaan santri, Seperti pembelajaran

Ilmu-Ilmu umum (Matematika, Ilmu-ilmu Komputer dan ilmu pengetahuan sosial

dan ilmu-ilmu pengetahuan alam)

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana modernisasi sistem pembelajaran di pondok pesantren

Sa‟adatuddaren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri.

2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung modernisasi pondok

pesantren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri

Sa‟adatuddaren

3. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat modernisasi pondok

pesantren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri Pondok

Pesantren Sa‟adatuddaren?

4. Bagaimana upaya Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren dalam mengatasi

hambatan modernisasi sistem pembelajaran?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan kondisi modernisasi yang terjadi di pondok

pesantren Sa‟adatuddaren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung modernisasi

5

pondok pesantren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri

Sa‟adatuddaren

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat modernisasi

Pondok Pesantren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri

4. Untuk mengetahui upaya Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren dalam

mengatasi hambatan modernisasi sistem pembelajaran

Kegunaan Penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis: penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi dalam dunia pendidikan sehingga dapat diketahui

pentingnya modernisasi Pondok Pesantren dalam meningkatkan

wawasan keilmuansantri.

2. Secara praktis: penelitian ini diharapkan mampu memberikan

informasi dan masukan kepada pemabaca umumnya dan pihak

sekolah agar mereka menyadari betapa pentingnya modernisasai

Pondok Pesantren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri.

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Pengertian pondok pesantren

Hasbullah (1996,hlm.40), memberikan definisi sebuah Pondok Pesantren,

harus kita melihat makna apa pun itu perkataannya. Kata pondok berasal dari kata

funduk yang berarti hotel atau asrama. Pesantren berasal dari kata santri yang

dengan awalan ”pe” dan akhiran ”an” yang berarti tempat tinggal santri. Maka

Pondok Pesantren adalah asrama atau tempat tinggal parasantri Dalam buku yang

berjudul Reorentsi Pendidikan Islam dijelaskan bahwa ”Pesantren atau Pondok

Pesantren berasal dari akar kata cantrik yang merupakan kata benda konkret,

kemudian berkembang menjadi kata abstrak yang diimbuhi awalan ”pe” dan

akhiran ”an” pergeseran tertentu kata cantrik berubah menjadi santri dan ian

berubah menjadi kata en sehingga lahirlah kata Pesantren. Sedangkan Pondok

merupakan penyesuaian ucapan kata funduk dalam bahasa arab yang berartitempat

menginap.

Menurut Abd A‟la (2006, hlm. 6), Pondok Pesantren bukanlah museum purba,

tempat benda-benda unik dan kuno disimpan dan dilesstarikan ia juga bukan

penjara dimana setiap pikiran dan tindakan dikontrolhabis-habisan. Akan tetapi

pondok pesantren adalah bentuk ruang laboratorium di mana setiap pemikiran di

kaji dan di uji ulang.

A. Halim (2005, hlm. 247), mengatakan bahwa Pesantren ”ialah lembaga

pendidikan Islam yang mengajarkan ilmu-ilmu keislaman, dipimpin oleh kiyai

sebagai pemangku/pemiliki ponpes dan dibantu oleh ustadz/guru yang

mengajarkan ilmu-ilmu keislaman kepada santri, melalui metode dan tekhnik yang

khas. Pesantren juga bisa dikatakan sebagai lembaga pendidikan yang disajikan

sebagai wadah untuk memperdalam agama dan sekaligus sebagai pusat

penyebaran agama.Karena di pesantrenlah agama diajarkan dengan semangat dan

7

di Pesantren pulalah ajaran agama disebarkan. Setyorini berpendapat bahwa

”Pesantren merupakan suatu institusi yang sangat penting bagi umat islam yang

memiliki potensi yang besar sebagai lembaga pendidikan dan pengkaderan bagi

generasi muda islam sekaligus membina masyarakata di sekitarnya.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pondok pesantren adalah

suatu lembaga pendidikan yang independent. Bercorak keislaman, memeiliki ciri

khas yang lain dari pada lembaga pendidikan lain didampingi oleh ulama yang

kharismatik, didalamnya diajarkan ilmu-ilmu agama kepada seluruh santrinya, dan

mendapat pengakuan dari masyarakat luas.

2. Sejarah berdirinya pondok pesantren

Pertama pendapat yang menyebutkan bahwa Pondok Pesantren berakar pada

tradisi Islam sendiri, yaitu tradisi tarekat. Pondok Pesantren mempunyai kaitan

yang erat dengan tempat pendidikan yang khas bagi kaum sufi. Pendapat ini

berdasarkan fakta bahwa penyiaran islam di Indonesia pada awalnya lebih

banyak dikenal dengan bentuk kegiatan tarekat. Hai ini ditandai dengan

terbentuknya kelompok organisasi tarekat yang melaksanakan amala-amalan

dzikir dan wirid tertentu. Pemimpin tarekat itu disebut kiyai, yang mewajibkan

pengikuthnya melaksanakan suluk selama 40 hari selama satu tahun dengan cara

tinggal bersama sesama anggota tarekat dalam sebuah masjid untuk melakukan

ibadah- ibadah dalam satu masjid. Untuk keperluan suluk ini para kiyai

dan menyediakan ruangan khusus untuk penginapan.

Dalam perkembangan selanjutnya lembaga pengajian ini tumbuh dan

berkembang menjadi lembaga Pondok Pesantren.kedua, Pondok Pesantren yang

kita kenal ini pada mulanya merupakan pengambilalihan dari sistem Pondok

Pesantren yang diadakan orang-orang Hindu di nusantara. Hal ini didasarkan

pada fakta bahwa jauh sebelum datangnya islam ke Indonesia lembaga pondok

pesantren sudah ada dinegeri ini. (Depag RI, 2003, hlm. 10-12).

Namun fenomena baru yang menjadi kaitan dengan berdirinya suatu pondok

pesantren diantaranya adalah :

Fenomina ini sering terjadi di beberapa wilayah indonesia, sekolah umum

atau madrasah yang bergerak dalam bidang pendidikan formal, karena ingin

mencetak atau menghasilkan lulusan menguasai secara komprehensif ilmu-ilmu

yang diberikan, maka bagi para siswanya dibuatkan suatu asrama khusus dan

lingkungan tersendiri yang menajdikan mereka selalu hidup dalam lingkungan

sekolah atau madrasah. Kemudian untuk mengisi waktu luang yang ada,

diadakanlah pengajian-pengajian keagamaan. Lama kelamaan terbentuklah

madrasah menjadi sepertiPondok Pesantren, dikarenakan pengjiannya yang

berkembang,tidak sekedar membaca al-Quran diskusi atau ceramah saja,

melainkan pula ada pengajian kitab klasik dan penjenjangan pengajiannya.

Adapun yang berperan sebagai kiyai adalah kepalasekolah.tafaqquh fiddin, dan

menyukseskan tujuan bangsa dalam mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan

hal yang patut dihargai. Termasuk dalam pendirian Pondok Pesantren yang jika

menurut pola diatas mungkin memakan waktu lama. Sebagaimana pada sekolah

atau madrasah, untuk upaya pendirian itu maka dibuatlah gedung atau bangunan

masjid, rumah kiyai, rumah dewan guru, gedung atau asrama, gedung ruang

belajar, gedung belajar, aula, ruangan dansebagainya.Pondok Pesantren yang

didirikan oleh komunitas homogen yang berkepentingan untuk menjaga

kesinambungan keilmuan yang mereka miliki dan meningkatkan wawasan

keilmuan.

3. Elemen-elemen Pondok Pesantren

Secara umum Pesantren memiliki elemen Pondok, masjid,pengajian kitab

kuning,santri, kiyai dan ustadz. (Zamakhsyari Dhofir, 1982,44),Berikut ini

pengertian dan fungsi masing-masing elemen- elemen Pondok Pesantren serta

membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya, yaitu:

1. Pondok

Sebuah pesantren pada dasarnya adalah suatu lembaga pendidikan yang

menyediakan, asrama atau pondok (pemondokan) sebagai tempat tinggal bersama

sekaligus tempat pelajar para santri di bawah bimbingan kyai Asrama untuk para

santri ini berada dalam lingkungan komplek Pesantren di mana kyai beserta

keluarganya bertempat tinggal serta adanya masjid sebagai tempat untuk

beribadah dan tempat untuk mengaji bagi para santri. Pada Pesantren yang telah

maju, Pesantren biasanya memiliki kompleks tersendiri yangdikelilingiolehpagar

pembatas untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri serta untuk

memisahkan dengan lingkungan sekitar. Di dalam komplek itu diadakan

pemisahan secara jelas antara perumahankyai dan keluarganya dengan asrama

santri, baik putri maupun putra.Paling tidak terdapat empat alasan utama

Pesantren membangunpondok (asrama) untuk para santrinya. Pertama,

ketertarikan santri-santri untukbelajar kepada seorang kyai dikarenakan

kemasyhuran atau kedalaman serta keluasan ilmunya yang mengharuskannya

untuk meninggalkan kampung halamannya untuk menetap di kediaman kyai itu.

Kedua, kebanyakan Pesantren adalah tumbuh dan berkembang di daerah yang

jauh dari keramaian pemukiman penduduk sehingga tidak terdapat perumahan

yang cukup memadai untuk menampung para santri dengan jumlah banyak.

Ketiga, terdapat sikap timbalbalik antara kyai dan santri yang berupa terciptanya

hubungan kekerabatan seperti halnya hubungan ayah dan anak.Keempat, untuk

memudahkan dalam pengawasan dan pembinaan kepada para santri secara intensif

dan istiqomah. Hal ini dapat dimungkinkan jika tempat tinggal antara guru dan

murid berada dalam satu lingkungan yang sama.

2. Masjid

Elemen penting lainnya dari Pesantren adalah adanya masjid sebagai

tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri baik untuk pelaksanaan shalat

lima waktu, shalat jum‟at ,khutbah maupun untuk pengajaran kitab-kitab kuning.

Kedudukan masjid sebagai pusat pendidikan ini merupakan manifestasi universal

dari system pendidikan Islam sebagaimana yang dilakukanoleh Rasulullah,

sahabat dan orang-orangsesudahnya.

Tradisi yang dipraktikkan Rasulullah ini terus dilestarikan oleh kalangan

Pesantren.Para kyai selalu mengajar murid- muridnya di masjid. Mereka

menganggap masjid sebagai tempat yang paling tepat untuk menanamkan nilai-

nilai kepada para santri, terutama ketaatan dan kedisiplinan.Penanaman sikap

disiplin kepada para santri dilakukan melalui kegiatan shalat berjamaah setiap

waktu di masjid, bangun pagi serta yang lainnya.Oleh karena itu masjid

merupakan bangunan yang pertama kali dibangun sebelum didirikannya sebuah

Pondok Pesantren.

3. Pengajian-pengajian kitab kuning (kitab klasik)

Tujuan utama dari pengajian kitab-kitab kuning adalah untuk mendidik

calon-calon ulama. Sedangkan bagi para santri yang hanya dalam waktu singkat

tinggal di pesantren, mereka bisa di katakan tidak bercita-cita menjadi ulama,

tetapi bertujuan untuk mencari pengalaman dalam hal pendalaman perasaan

keagamaan. Atau bisa juga karena tidak kuat dengan peraturan yang di pondok

pesantren sehingga membuat santri untuk berhenti mondok dalam waktu yang

sangat singkat.

Dalam kegiatan pembelajaran, pesantren umumnya melakukan pemisahan

tempat antara pembelajaran untuk santri putra dan santri putri.Keseluruhan kitab-

kitab kuning yang diajarkan sebagai materi pembelajaran di pesantren secara

sederhana dapat di kelompokkan ke dalam Sembilan kelompok, yaitu : Tajwid,

Ilmu Tafsir, Hadits, Aqidah Akhlak, Tasawuf, fiqh, Nahwu, dan Shorof, Mantiq,

Balaqhah. yaitu yang untuk memahaminya memerlukan keterampilan tertentu

dan tidak cukup hanya dengan menguasai bahasa arab. Ciri lain yang ada pada

kitab kuning adalah penyususnannya yang urut dari yang besar mulai dari

kerangka yang besar kepada kerangkayang paling kecil seperti, babun,

fashlun,dan sebagainya. Serta penyusunan kitab kuning yang lazimnya tidak

menggunakan tanda titik, koma, tanda seru, tanda tanya, subjek dan predikat yang

dipisahkan dengan jumlah mu’taridhah yang cukup panjang dengan tanda-tanda

tertentu. Ciri yang terakhir inilah yang membutuhkan kecerdasan dan

keterampilan agar pembaca memahami makna dan kandungannya bahkan dapat

menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas.

Cara pesantren yang umumnya memiliki, kelemahan tersendiri, secara

garis besar, jenis dan jumlahnya materi serta tingkat pembahasan kitab-kitab

kuning yang umumnya bukan disusun oleh ulama Indonesia itu belum tentu sesuai

degan ketentuan dan kemampuan santri.Karena itu beberapa pesantren yang telah

mlakukan pembaharuan kitab-kitab yang dipelajari oleh para santri tidak

sepenuhnya mengambil dari kitb-kitab utama saja, Melainkan disesuaikan dengan

menggunakan materi-materi yang belum dianggap perlu dan menambahnya dengn

muatan-muatan baru berdasarkan kekhususan dan kebutuhan tertentu.Selain itu

materi pembealjaran di tambah dengan ilmu-ilmu umum serta keterampilan

khusus.

4. Santri

Secara generik santri di Pesantren bermakna seseorang yang mengikuti

pendidikan di Pesantren,dan dapat dikelompokkan pada dua kelompok besar,

yaitu: santri mukim dan santri kalong. Santri mukim adalah para santri yang

datang dari tempat yang jauh sehingga ia tinggal dan menetap di pondok (asrama)

Pesantren.Sedangkan santri kalong adalah para santri yang berasal dari wilayah

sekitar Pesantren sehingga mereka tidak memerlukan untuk tinggal dan menetap

di pondok, mereka bolak- balik dari rumahnya masing-masing.

Pesantren ini dikenal adanya masa penerimaan santri baru serta adanya

seleksi bagi para calon ntri itu serta adanya kesamaan dan keseragaman

(unifikasi) waktu yang ditempuh oleh santri yang satu dengan santri yang lain

pada jenjang pendidikan yang sama. Para santri yang belajar di Pesantren salaf

penyeleksian dilakukan secara alami yakni mereka akanmemilih sendiri kitab-

kitab yang akan dipelajari berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.

Kemampuan individual antara santri yang satu dengan yang lain jelas terlihat pada

sistem pendidikan ini.

Bagi santri yang pandai, ia akan dapat menyelesaikan pembacaan sebuah

kitab dalam waktu yang relatif cepat dibandigkan dengan teman temannya yang

kurang pandai. Sehingga walaupun waktu yang di tempuh antara santri yang satu

dan yang lain sama seumpamanya, akan tetapi pengetahuan yang diperoleh dari

banyaknya kitab yang dibaca oleh para santri itu akan berbeda. Pada dasarnya

pesantren tidak melakukan seleksi khusus kepada para calon santrinya, terutama

seleksi untuk diterima atau ditolak. Para calon santri siapa saja yang dating akn

diterima sebagai santri pada pesantren tersebut kapanpun ia mausepanjang tahun

karena dipesantren tidak dikenal adanya tes penerimaan santri baru serta tahun

pelajaran baru.hal ini berbeda bagi pesantren modern.

5. Kyai dan ustadz

Kyai dan ustadz merupakan komponen penting yang amat menentukan

keberhasilan pendidikan di Pesantren.Selain itu tidak jarang kyai atau ustadz

adalah pendiri dan pemilik Pesantren itu atau keluarga keturunannya.Dengan

demikian perkembangan dan pertumbuhannya suatu Pesantren amat bergantung

pada figur kyai atau ustadz tadi. Sehingga pertimbangan utama seorang santri

yang akanmemasuki suatu Pesantren adalah berdasar pada kebesaran dan

kemasyhuran nama yang disandang oleh Kyai dan ustadznya.

Pada sistem pendidikan Pesantren adakalanya sebuah Pesantren

dikelolaoleh seorang kiyai dan adakalanya dikelola oleh beberapa orang kiyai

yang masih dalam satu keluarga besar dengan dipimpin oleh seorang kiyai sepuh.

Kiyai atau ustadz umumnya dirujuk oleh para santri tidak hanya dari

kelebihan ilmunya tentang islam, melainkan juga dari tindakannya. Jelasnya kiyai

atau ustadz tidak hanya dirujuk sebagai pengajar, tetapi sebagai pendidik yang

dapat memberikan ketauladanan hidup dalam kehidupan.Dengan demikian untuk

dianggap sebagai seorang kiyai atau ustadz diperlukan pemenuhan persyaratan

yang cukup besar.

Dari penjelasan di atas bahwa Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren sudah

memenuhi element-element tersebut mulai dari pondok, masjid, pengajian kitab

kuning,santri, dan kyai atau ustad untuk menunjang proses pembelajaran.

4. Tipologi PondokPesantren

Pondok Pesantren sebagai lembaga penddikan islam mengalami

perkembangan bentuk sesuaia dengan perubahan zaman, terutama sekali adanya

dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhologi. Perubahan bentuk Pesantren

bukan berarti sebagai Pondok Pesantren yang telah hilang ke khasannya. Dalam

hal ini Pondok Pesantren tetap merupakan lembaga pendidikan islam yang

tumbuh dari masyarakat.Secara faktual ada beberapa tipe Pondok Pesantren

yang berkembang dalam masyarakat, yaitu meliputi Pondok Pesantren salafiyah

(tradisional), Pondok Pesantren khalafiyah (modern), dan Pondok

Pesantrenkomprehensif. (Bahri Ghazali, 2003, hlm. 14).

1. Pondok tradisional (salafiyah)

Salaf artinya lama, dahulu, atau tradisional. (Depag RI, 2003, hlm. 29-

30), Pondok Pesantren salafiyah adalah Pondok Pesantren yang

menyelanggarakan pembelajaran dengan pendekatan tradisional, sebagaimana

yang berlangsung sejak awal pertumbuhannya. Pembelajaran ilmu-ilmu Islam

dilakkan secara individual atau kelompok dengan konsentrasi pada kitab-kitab

klasik, berbahasa Arab. Penjenjangan tidak didasarkan pada satuan waktu, tetapi

berdasarkan tamatnya kitab yang dipelajari. Dengan selesainya kitab-kitab

tertentu santri dapat naik jenjang dengan mempelajari kitab yang tingkat

kesukarannya lebih tinggi.

Pola pembelajarannya dengan sistem halaqah, yang dilaksanakan di masjid

atau di surau, hakikat dari sistem halaqah adalah penghafalan yang titik akhirnya

dari segi metedologi cenderung pada terciptanya santri yang menerima dan

memiliki ilmu. Artinya ilmu tidak berkembang pada umpanya ilmu itu

melakukannya hanya terbatas pada apa yang diberikan oelh kiyainya

2. Pondok pesantren modern (khalafiyah)

Khalaf artinya”kemudian” atau ”belakang”. Pondok Pesantren

khalafiyah adalah Pondok Pesantren yang menyelenggrakan kegiatan

pendidikan dengan pendekatan modern, melalui suatu pendidikan formal baik

dalam bentuk madrasah (MI, MTS, MA), tetapi dengan pendekatan klasikal.

Pembelajaran pada Pondok Pesantren khalafiyah dilakukan secara berjenjang

dan berkesinambungan dengan satuan program yang didasarkan pada satuan

waktu, seperti catur wulan, semester, tahun/kelas, dan seterusnya. Pada Pondok

Pesantren khalafiyah ”Pondok” lebih banyak berfungsi sebagai asrama yang

memberikan lingkungan kondusif untuk pendidikan agama. (Depag RI, 2003,

hlm. 30).

3. Pondok pesantren komperehensif

Pondok ini dikatakan kompehensif karena merupakan sistem pendidikan

dan pengajaran gabungan antara yang tradisional dan yang modern. Artinya

didalamnya diterapkan pendidikan dan pengajaran kitab kuning dengan metode

sorogan, bandongan dan wetonan, namun secara reguler sistem persekolahan terus

dikembangkan bahkan pendidikan keterampilan pun tetap.

Diaplikasikan sehingga menjadikannya dari tipologi kesatu dan kedua.

Lebih jauh dari itu pendidikan masyarakatnya pun menjadi garapnya.Dalam arti

yang sedemikian rupa dapat dikatakan bahwa pondok pesantren telah berkiprah

dalam pembangunan sosial kemasyarakatan. (Bahri Ghazali, 2003, hlm. 15).

Wardi bahtiar dan kawan-kawannya membagi Pondok Pesantren menjadi

dua macam, (dilihat dari pengetahuan yang diajarkannya) yaitu: Pesantren salafi

dan pesntren khalafi. Tipologi yang diberikan bahtiar tersebut diberikan untuk

menghindari pemakain istilah Pesantren modern dan tradisonal.Iamenganggap

bahwa penggunaan istilah Pesantren modern dan tradisional kurang tepat

digunakan. Menurut Ahmad Tafsir (2005,hlm. 194), kafrawi membagi pesantren

menjadi empat pola yaitu: Pola I ialah pesantren yang memiliki untuk kegiatan

dan elemen.Pola II sama dengan pola I hanya ditambah pondok bagi santri.Pola

III sama dengan pola II ditambah adanya madrasah dan telah ada pengajian

sistem klasikal.

Dari berbagai macam tipologi di atas di jelaskan Pondok Pesantren

Sa‟adatuddaren adalah termasuk dari tipologi modern atau khalafiyah yaitu yang

menyelenggarakan kegiatan pendidikan dengan pendekatan modern, melalui

pendidikan formal baik dalam bentuk madrasah (MI,MTS,MA) bedanya Pondok

Pesantren Sa‟adatuddaren pembelajarannya di bagi dua waktu yaitu

pembelajaran agamanya dari pagi hari sampai siang dan pembelajaran umumnya

yaitu dilakukan pada malam hari.

5. Fungsi dan tujuan pondok pesantren

Dimensi fungsional Pondok Pesantren tidak bisa dilengkapi dari hakikat

dasarnya bahwa Pondok Pesantren tumbuh berawal dari masyarakat sebagai

lembaga informal desa dalam bentuk yang sangat sederhana. Oleh karena itu

perkembangan masyarakat sekitarnya tentang pemahaman keagamaan (Islam)

lebih jauh mengarah kepada nilai-nilai normatif, edukati danprogresif.

Menurut Azyumardi Azra ada tiga fungsi Pondok Pesantren yaitu: sebagai

transmisi dan transfer ilmu-ilmu islam, pemeliharaan tradisi Islam dan, reproduksi

ulama‟. (Sulthan Masyudi dkk,Jakarta,Diva Pustaka. 2003).

Selain memiliki fungsi, Pondok Pesantren juga memiliki tujuan. Adapun

tujuannya adalah sebagai berikut:

a. Mendidik santri untuk menjadi seorang muslim yang bertaqwa

kepada Allah Swt, berakhlak mulia, memiliki kecerdasan,

keterampilan dan sehat lahir dan batin sebagai warga negara yang

berpancasila.

b. Mendidik santri untuk menjadi ulama dan muballigh yang berjiwa

ikhlas, tabah tangguh, atau profesi lain yang mengamalkan ajaran

islam secara utuh.

c. Mendidik santri yang mampu mengembangkan dirinya dan

bertanggung jawab kepada pembangunan bangsa dan negara.

d. Mendidik tenaga penyuluh pembangunan micro (keluarga) dan

regional (pedesa‟an atau masyarakat sekitar)

e. Mendidik santri untuk menjadi orang yang cakap dalam segala

pembangunan khususnya pembangunan spiritual.

f. Mendidik santri untuk membant meningkatkan masyarakat sekitar

guna membangun masyrakat bangsa. (Mujammil Qamar,2002,

hlm,6-7).

6. Modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren

Pondok Pesantren kini mengalami transformasi kultur, sistem, dan nilai.

Pondok Pesantren yang dikenal salafiyah atau tradisional kini telah berubah

menjadi dengan khalifiyah atau modern. Tranformasi tersebut sebagai jawaban

atas kritik yang diberikan pada pesantren dalam arus transformasi ini, sehingga

dalam system dan kultur pesantren terjadi perubahan yang drastis. Ada beberapa

hal yang harus diperhatikan dalam memodernisasi system pendidikan atau

pembelajran Pondok Pesantren. Diantaranya:

g. Merevitalisasi paradigma Pembelajaran Pesantren.

Merevitalisasi paradigma pendidikan pesantren, paradigma pendidikan

Pesantren diupayakan untuk direvitalisasi agar pesantren tetap eksis dan ikut

mewarnai dinamika perubahan zaman.Setidaknya reviltalisasi menyangkut tiga

ranah penting dalam pendidikan pesantren yaitu reviltalisasi pola pengajaran, pola

kepemimpinan pesantren, dan pola penataan lingkungan pesantren. Tetapi satu hal

penting yang tidak dapat berubah dari pesantren adalah nilai ideologi islamsebagai

basis ruh, sedangkan terkait metodelogi dan teknik sangat mungkin berubah

seiring perubahan lingkungan eksternal pesantren. Pesantren juga harus

mengintegrasikan semua potensi yang ada baik materi pelajaran futuristik,

lingkungan yang kondusif, SDM (sumber daya manusia) guru yang kreatif dan

daya dukung infrastruktur refresentatif.Sehingga menciptakan pembelajran yang

inovatif, integrative, dan futuristik, dengan pelaksanaan fleksibel dan

menyenangkan. Pola pembelajaran tersebut bertujuan untuk menumbuhkan tradisi

keilmuan dan melahirkan generasi pembelajar. (Anis dkk, 2010,hlm,623-624).

h. Menyelaraskan Iptek dan Imtaq

Keikutsertaan pendidikan Islam di Indonesia akan menampilkan Indonesia

dalam bentuk baru. Dengan kata lain, suatu penampilan Islam modern yang

menyerap secara konstruktif dan positif kehidupan modern, namun semuanya

dalam nilai-nilai keislaman. Dalam Bahasa sederhana dan paling populer didengar

adanya keselarasan antara Iptek dan Imtaq. Dengan potensi inilah harapan akan

terwujudnya masyarakat madani dapat dimungkinkan.

Dengan perpaduan kedua komponen penunjang iptek dan imtaq

diupayakan melalui perpaduan dua system pendidikan, tradisional dan modern.

Memasukkan system pendidikan baru dalam dunia pendidikan islam bukan

berarti melepaskan yang lama karena pada institusi pendidikan pesantren itu justru

ada yang perlu ditumbuh kembangkan kembali. (Arifin HM, hlm,24).

i. Mereformasi sistem sorogan dan bandongan menjadi sistem klasikal dan

penjenjangan

Upaya mereformasi system pendidikan klasik di Indonesia, seperti surau

(Minangkabau), Pesantren (Jawa), pada hakikatnya telah digaungkan sejak lama

oleh kalangan reformis pendidikan. Tetapi usaha ini mengalami penolakan

sebagian kalangan dan diikuti oleh sebagian yang lain. Seperti halnya yang terjadi

di Minangkabau, kaum tradisi ini memandang ekspansi system dan kelembagaan

pendidikan modern Islam sebagai ancaman langsung terhadap eksistensi dan

kelangsungan surau. Disisi lain mereka memandang perlunya adopsi beberapa

unsur pendidikan modern khususnya system klasikal dan penjenjangan. Tetapi

penting dicatat adopsi ini dilakukan tanpa merubah secara signifikan isi

pendidikan surau itu sendiri. (Nurcholis Madjid, 1997,hlm,14).

Mengubah sistem klasik (bandongan) menjadi sistem klasikal menurut

penulis lebih sistematis dalam penyampaian ilmu kepada santri. Dengan nya santri

akan dapat lebih mencerna ilmu dan dapat langsung bertanya pada guru yang

mengajar karena adanya pembagian santri dalam setiap kelas yang terbatas.

Berbada halnya dengan system klasik (bandongan) yang hanya menyediakan satu

tempat belajar mengajar dengan hanya satu orang guru.

Akan halnya sistem penjenjangan menurut peneliti juga lebih memotivasi

para santri. Santri akan lebih tahu berapa jauh standart kemampuan yang telah

dicapai dan sejauh mana ilmu yang telah diraih. Berbeda dengan halnya system

sorogan yang terkadang mengharuskan santri belajar dalam masa yang tidak

terbatas.

7. WawasanKeilmuan

a. Pengertian Ilmu

Al-Quran menggunakan kata ’ilm dalam berbagai bentuk dan artinya

sebanyak 854 kali. (Quraish Shihab, 2000, hlm. 62),Al-Qardhawi dalam

penelitianya terhadap kitab al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fazd al-Quranul Karim

melaporkan bahwa ’ilm (ilmu) dalam al-Quran baik dalam bentuknya yang

definitif maupun indefinitif terdapat 80 kali, sedangkan yang berkaitandengannya

seperti ulama (mengajarkan), ya‟lamu (mereka mengetahui), alim (sangat

mengetahui) dan seterusnya disebut berates kali, (Zainuddin, 2003, hlm. 52).

Dalam haditspun juga demikian, kata ’ilm sering disebut. Misalnya dalam

karya bukhari bisa kita dapati 120, dalam kitab al-Fathur Rabbani sebanyak 81

kali, sedangkan dalam kitab at-Targhib Wat Tarhib karya al- Wundziri memuat

130 hadits tentang ilmu.(Ibid, hlm. 53).

Secara linguistik kata ilmu berasal dari akar kata: ain, lam,dan mim

yaitu‟alima, ya’lamu, ‘ilman dengan wazan fa’ila yaf ’alu yang berarti mengerti,

memahami benar-benar. Dalam bahasa Inggris disebut scienceyang lebih dekat

dengan bahasa yunani adalah episteme. Sedangkan ilmu yang terdapat dalam

kamus bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang terdapat

dalam kamus bahasa Indonesia yang disusun secara bersistem menurut metode-

metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan metode-metode

tertentu dan dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dalam

bidang pengetahuan. Dalam kitab ta’limul muta’allim dijelaskan ilmu adalah”

suatu sifat yang dengannya dapat menjadi jelas pengertian suatu hal yangdisebut

Adapun ciri-ciri utama ilmu menurut terminologi adalah:

1. Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat kohern, emprirs, sistematis,

dapat diukur dandibuktikan.

2. Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan

pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu menandakan seluruh

kesatuan ide yang mengacu keobjek (atau alam objek) yang sama dan

saling berkaitan secara logis. Karena itu, koherensi sistematika adalah

hakikatilmu.

3. Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaaan dengan masing-

masing penalaran perorangan, sebab ilmu dapatmemuat didalamnya

dirinya sendiri, hipotesis-hipotesis dan teori-teori yang sepenuhnya

dimantapkan.

4. Dipihak lain, seringkali berkaitan dengan ilmu adalah ide bahwa metode-

metode yang berhasil dan hasil-hasil yang terbukti pada dasarnya harus

terbuka kepada semua pencari ilmu. Kendati demikian rupanya baik

untuk tidak memasukkan persyaratan ini dalam definisi ilmu karena

objektifitas ilmu dan kesamaan hakiki daya persyaratan ini pada

umumnyaterjamin

5. Ciri hakiki lainnya dari ilmu lainnya ialah metodologi, sebab kaitan logis

yang dicari ilmu tidak dicapai dengan penggabungan tidak teratur dan

tidak terarah dari banyak pengamatan da ide yang terpisah-pisah.

Sebaiknya ilmu menuntut pengamatan dan berfikir metodis, tetapi rata.

Alat bantu metodelogis yang penting adalah terminologi ilmiah. Yang

disebut belakangan ini mencoba-cobailmu

Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli diantaranya adalah

1. Mulyadi kartanegara mengatakan bahwa ilmu “adalah any

organized knowledge. Ilmu dan sain menurutnya tidak berbeda

terutama sebelum abad ke-19, tetapi setelah itu sain lebih terbatas

pada bidang-bidang fisik atau indrawi, sedangkan ilmu

melampauinya pada bidang-bidang nonfisik, sepertimetafisika

2. Muhammad Hatta, mendefinisikan ilmu ”adalah pengetahuan yang

tertua tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan

masalah yang sama tabiatnya, maupun kedudukannya tampak dari

luar, maupun bangunannya tanpak daridalam

3. Ralph Ross dan ernest van den haag, mengatakan ilmu ”adalah

yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya

serentak‟‟.

4. Karl Pearson, mengatakan ilmu ”adalah lukisan atau keterangan

yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman

dengan istilah yangsederhana‟‟.

5. Harsojo, guru besar antropolog di universitas pejajaran

Menerangkan bahwa ilmu adalah, Merupakan akumulasi

pengetahuan yang di sematkan dan Suatu pendekatan atau metode

pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang

terikat oleh fakor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya

dapat dapat diamati oleh panca indra manusia

Dalam banyak karangan, sering kita temukan kerancuan antara definisi

ilmu dan pengetahuan. Bahkan terkdang kedua kata tersebut dirangkum menjadi

kata majemuk yang memiliki arti tersendiri, padahal jika dua kata tersebut berdiri

sendiri tampak perbedaan antara keduanya.Sehingga saya rasa sangat perlu untuk

juga menjelaskan definisi pengetahuan dan kemudian membedakannya antara

keduanya.

Amsal Bahtiar dalam bukunya “filsafat ilmu” menjelaskan bahwa dalam

kamus besar Bahasa Indonesia ilmu disamakan artinya dengan pengetahuan. Ilmu

adalah pengetahuan Kata ilmu diambil dari bahasa inggris yaitu science,

sedangkan pengetahuan diambil dari kata knowledge. Definisi berikutnya

menjelaskan pengetauan adalah hasil tahu manusia tentang sesuatu, atau segala

perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu.

Pengetahuan pada dasarnya mempunyai dua sifat yakni, pengetahuan

prailmiah dan pengetahuan ilmiah.Pengetahuan prailmiah adalah pengetahuan

yang belum memenuhi syarat ilmiah dan biasanya disebut ilmu biasa. Sedangkan

ilmu pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang harus memenuhi syarat-syarat

ilmiah yaitu: formal, material dan, runtut. Berdasarkan pada keterangan tersebut

dapat disimpulkan bahwa ilmu berbeda dengan pengetahuan. Perbedaan tersebut

terlihat dari sifat sistematik dan cara memperolehnya. Perbedaan tersebut tidak

lain hanya untuk pengetahuan prailmiah atau pengetahuan biasa, sedangakan

pengetahuan ilmiah dengan ilmu tidak ada bedanya. Atau dengan kata lain

dalam bahasa ilmu dan pengetahuan bersinonim arti, sedangkan dalam material

keduanya mempunyai perbedaan.(Amsal Bahtiar, 2004, hlm. 89-92).

Ilmu merupakan hal yang sangat utama bagi manusia, seperti kebutuhan

manusia akan oksigen untuk bernafas. Dengan ilmu, manusia akan sampai kepada

Allah SWT dan menjadi dekat dengan-Nya. Dengan ilmu hati manusia bisa hidup,

sebab ilmu bisa menghidupkan hati dan menerangi pandangan yang gelap serta

menguatkan badan yang lemah. Karena ilmu pula manusia akan memperoleh

kebahagiaan yang abadi di dunia dan akhirat, serta akan mendapatkan kemuliaan.

Kedudukan ilmu yang mulia dan tinggi itu diungkapkan dalam al-Quran dan

Hadits

Namun sebaliknya, tanpa ilmu manusia takkan mencapai kemuliaan baik

di dunia maupun diakhirat, tidak bisa dekat dengan Rabb-nya, takkan bisa

bergerak untuk menegakkan syari‟at Allah, sia-sia segala amal perbuatannya.

Hidup tanpa ilmu bagaikan berjalan ditengah malam yang gelap gulita tanpa

secercah cahaya.Tanpa ilmu pula manusia akan menjadi kuli, pelayan yang hanya

bisa mengekor kemauan tuannya, menjadi yang tidak berilmu na‟uzubillah.

Sedangkan Al-Gazali secara filosofis membagi ilmu ke dalam ilmu agama

dan non agama, ilmu fardu ain dan fardu kifayah atau ilmu yang terpuji dan ilmu

yang tercela.Dalam referensi lain al-Gazali mengklasifikasikan kedalam ilmu

syar’iyah dan ilmu aqliyah. oleh al- Gazali ilmu yang terakhir ini disebut juga

ilmu ghairu syar’iyah. Begitu juga Qutbh al-Din membagi ilmu menjadi ulum

hikmy dan ulum ghahiru hikmy.Ilmu non filosofis menurutnya dipandang sinonim

dengan ilmu religius, karena menganggap ilmu itu berkembang dalam suatu

peradaban yang memiliki syaria‟ah (hukum wahyu)Penggunaan ghair oleh al-

Gazali dan Qutbh al-Din untuk ilmu intelektual berarti bagi keduanya ilmu

syr’aiyah lebih utama dan lebih berperan sebagai basis (landasan).

B. Studi Relevan

Sebenarnya penelitian yang membahas tentang modernisasi pesantren

bukanlah hal yang baru, sudah banyak para peneliti yang meneliti tentang

modernisasi pesantren, namun penelitian yang saya lakukan tentunya tidaklah

sama dengan para peneliti lainnya, sebab tulisan ini mempunyai fokus tersendiri

yang menjadikannya berbeda dari studi tentang pesantren yang dilakukan oleh

peneliti lain, di antara penelitian tentang modernisasi pesantren adalah :

1. Penelitian Elok Faiqoh yang berjudul “Peluang dan Tantangan

Modernisasi Di Pondok Pesantren Al-Barokah Kebumen”. Jenis

penelitian yang digunakan pada penulisan karya ilmiah tersebut ialah

menggunakan jenis penelitian deskriptif dalam hal ini Elok Faiqoh ingin

menggambarkan secara detail bagaimana peluang dan tantangan yang

dihadapi oleh Pondok Pesantren Al-Barokah Kebumen dalam

memodernisasi sistem pendidikan pesantren namun dalam hal ini lebih

menitik beratkan pada modernisasi di bidang kurikulum, metodologi

pembelajaran dan pengembangan manajemen sumber dayamanusia.

2. Penelitian Rizqi Dzulfikar Fahmi yang berjudul “Modernisasi

Pendidikan Islam Indonesia Studi Kasus: Pembaharuan Pendidikan

Pondok Pesantren At-Taqwa Bekasi (1956-2000)”. Jenis penelitian ini

menggunakan jenis penelitian deskriptif analisis. Dalam penelitian yang

dilakukan oleh Sdr. Rizqi mengenai modernisasi pendidikan di Pesantren

At-Taqwa Bekasi lebih memfokuskan padamasalahpembaharuan

kurikulum dan metodologi pendidikan yang ada di Pondok Pesantren At-

Taqwa Bekasi, peneliti berusaha memaparkan bagaimana proses

terjadinya pembaharuan kurikulum dan metodologi pendidikan yang

terjadi di pondok pesantren tersebut, selain itu peneliti juga membahas

tentang tokoh-tokoh pembaharu yang berjasa dalam memodernisasi

pendidikan di Pondok Pesantren At-Taqwa Bekasi.

3. Peneletian Muhammad Rahman yang berjudul “Modernisasi Sistem

Pendidikan Pesantren menurut KH. Abdurrahman Wahid (Telaah

Pemikiran dalam Pendidikan)”. Jenis penelitian ini menggunakan jenis

penelitian Pemikiran Tokoh. Dalam penelitian yang dilakukan Sdr.

Rahman menitikberatkan kepada pemikiran atau gagasan KH.

Abdurrahman Wahid tentang Modernisasi Sistem Pendidikan Pesantren.

Menurutnya Pesantren harus melakukan pembenahan-pembenahan agar

eksistensinya di era modern tetap berlangsung. Di antara pembenahan

tersebut adalah: Pertama, Sistem Kepemimpinan; Kedua, Metode

Pembelajaran; Ketiga, Kurikulum; dan Keempat, Tujuan didirikannya

pesantren.

Semua penelitian dan tulisan tentang modernisasi pesantren sudah banyak

dilakukan, akan tetapi penulis belum menemukan penelitian tentang modernisasi

pondok pesantren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri Pondok

Pesantren Sa‟adatuddaren Oleh karena itu penulis mengasumsikan bahwa

pembahasan dan penelitian terhadap modernisasi pondok pesantren dalam

meningkatkan wawasan keilmuan santri Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren belum

ada yang melakukannya. Di samping itu penulis ingin mendeskripsikan

bagaimana proses modernisasi pondok pesantren dalam meningkatkan wawasan

keilmuan santri Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren seperti model kepemimpinan,

jenjang pendidikan, Kurikulum, metode pembelajaran dan pengembangan

manajemen dan sumber daya manusia dari tenaga pendidik.

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai upaya untuk

memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dibentangkan, karena sifatnya

menggunakan penekatan analisis deskriptif. Dengan kata lain penelitian ini

berupaya menggambarkan, menguraikan suatu keadaan yang sedang berlangsung

beradsarkan fakta dan informasi yang diperoleh dari lapangan dan kemudian

dianalisis beradasarkan variable yang satu dengan lainnya sebagai upaya untuk

memberikan solusi tentang Modernisasi Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan

Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren Kelurahan Tahtul

Yaman Kota Jambi.

Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghadirkan data deskriptif beberapa kata secara

tertulis atau lisan dari orang-orang atau pelaku yang dapat diamati. (Lexy, J.

Moleong, 2006, hlm. 4)

Denzin dan Linclon mendefenisikan metode kualitatif merupakan

penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan

fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode

yang ada. Dengan berbagai karateristik khas yang dimiliki, penelitian kualitatif

memiliki keunikan tersendiri sehingga berbeda dengan penelitian

kuantitatif.(Sukardi, 2003, hlm. 158).

Metode kualitatif bertitik tolak dari fenomenologis yang menekankan pada

pemahaman makna tingkah laku manusia sebagaimana yang dimaksud oleh

pelakunya sendiri. Pandangan fenologis tidak mengakui bahwa peneliti tahu apa

makna sesungguhnya suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh orang-

orang yang sedang diteliti.

B. Setting Dan Subjek Penelitian

1. Setting penelitian

Lokasi penelitian ini di Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren Kelurahan

Tahtul Yaman Kota Jambi, penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran

2019/2020, yaitu bulan Februari sampai dengan April.Peneliti memilih pondok

pesantren ini dengan alasan Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren adalah Pesantren

yang dikenal sebagai salah satu Pesantren yang sudah dikenal di berbagai daerah

sebagai Pesantren yang menerapkan dan mengutamakan ilmu Kitab Kuning.

2. Subjek penelitian

Penelitian kualitatif tidak dikenal konsep keterwakilan contoh/sample

dalam rangka generalisasi yang berlaku bagi populasi.(Sanafiah, Faisal, 1990,

hlm. 38), Untuk memperoleh hasil yang ideal maka penentuan sample dan

informan ditentukan oleh empat faktor; derajat kesimpulan, proposisi yang

dikehendaki dalam penelitian ini, rencana analisa, tenaga, biaya, dan waktu.

Atas berbagai pertimbangan sebagaimana dikemukakan di atas maka yang

akan dijadikan sebagai informan (Subjek penelitian) ini adalah:

a) Ustadz (Pendidik) yang mengajar dan Para Pengurus di Pondok

Pesantren Sa‟adatuddaren.

b) Para Santri di lingkungan pesantren yang dipilih secara acak.

Penentuan subjek didasarkan dengan tekhnik purposive sampling. Purposive sampling

adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang di

perlukan.Dalam bahasa sederhana purposive sampling itu dapat dikatakan secara

sengaja mengambil sampel tertentu (jika orang maka berarti orang-orang tertentu)

sesuai persyaratan (sifat-sifat, karakteristik, ciri, kriteria) sampel. (Lexy J Moleong,

2011,hlm,5), Sebagai subjek utama (Key Informan) yaitu guru dan sebagai

repondennya adalah santri. Adapun sebagai sumber informasi untuk memperoleh

data.

C. Jenis Dan Sumber data

1. Jenis data

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati

dan dicatat untuk pertama kalinya. (Lexy J. Moleong, 2004, hlm. 20). Data primer

yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil

wawancara dan observasi tentang Modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok

Pesantren Dalam Meningkatkan Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren

Sa‟adatuddaren Kelurahan Tahtul Yaman Kota Jambi

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah, koran

keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. (Lexy J. Moleong, 2004, hlm. 91).

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diambil mengenai gambaran

umum tentang keadaan di Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren Kelurahan Tahtul

Yaman Kota Jambiseperti :

1) Historis dan geografis

2) Struktur organisasi

3) Keadaan Ustadz, dan Santri

4) Keadaan sarana dan prasarana

2. Sumber Data

Sumber data adalah dimana data diperoleh.(Amirul Hadi, 1998, hlm, 122),

Sedangkan sumber data dalam penelitian ini terdiri dari orang dan dokumentasi

meliputi:

a. Sumber data berupa manusia, yakni para pengajar (Ustadz) dan pengurus

Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren dan Para Siswa

b. Sumber data berupa suasana, dan kondisi proses belajar-mengajar dan

suasana kehidupan santri di Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren

c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip

dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan Pondok

Pesantren Sa‟adatuddaren baik jumlah santri, dan sistem pembelajaran di

Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Metode observasi atau disebut juga dengan pengematan merupakan

kegiatan pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan seluruh indera.Di

dalam pengertian psikologik, observasi atau disebut pula dengan pengamatan,

meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan

menggunakan alat indera. (Suharsimi Arikunto, 2006: 156)

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang mana secara

langsung dapat mengamati hal-hal yang berhubungan dengan penerapan dan

proses pendidikan di lingkungan sekolah.

Langkah-langkah yang dilakukan:

a) Mengamati jenis-jenis peraturan yang ada di pesantren

b) Mengamati bentuk pelaksanaan pembelajaran kitab kuning yang

diterapkan.

c) Mengamati tingkah laku para santri selama pembelajaran.

d) Memperhatikan kemampuan memahmi ilmu-ilmu umum.

2. Wawancara

“Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari terwawancara.” (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm.

158), Metode ini gunanya untuk memperoleh data melalui wawancara langsung

secara terpimpin antara peneliti dengan orang yang memberikan informasi

dengan menggunakan daftar wawancara.

Adapun datanya meliputi:

a) Cara yang digunakan di dalam lingkungan pesantren supaya para santri

mahir dalam membaca kitab kuning dan pengetahuan umum

b) Sanksi yang diberikan kepada Santri jika melanggar peraturan yang telah

ditetapkan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi sebagai‟‟…cara mencari data mengurai hal-hal atau variabel-

variabel yang merupakan catatan manuskrif, buku, surat kabar, majalah, notulen

rapat, prasasti, legger agenda dan sebagainya.‟‟ (Suharsimi Arikunto, 2006: 231)

Dokumentasi penulis gunakan sebagai Instrumen utama untuk memproleh semua

data-data yang berhubungan dengan gambaran umum Modernisasi Pondok

Pesantren Sa‟adatuddaren Dalam Meningkatkan Wawasan Keilmuan Santri

Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren Kelurahan Tahtul Yaman Kota Jambi:

a. Historisdan geografis

b. Struktur Organisasi

c. Keadaan Santri, dan Santri.

d. Keadaan sarana dan prasarana .

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini yang akan di analisis adalah melalui pendekatan kualitatif

dengan menggunakan cara deduktif. Deduktif adalah suatu proses berfikir dengan

mengemukakan permasalahan yang bersifat umum kemudian dibahas kepada

permasalahan yang bersifat khusus. Analisis data meliputi :

1. Reduksi Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia

dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, observasi, dan dokumentasi, (Jam‟an

Santori, 2009,219), setelah dibaca, dipelajari, maka langkah selanjutnya adalah

reduksi data.

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada

penyerdahanaan, pengabstrakan, dan transformasi data-data kasar yang mucncul

dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan selama

penelitian berlangsung.

2. Penyajian data

Setelah melalui reduksi data langkah selanjutnya dalam analisa data adalah

penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan peneliti

melakukan penarikan kesimpulan.

3. Verifikasi / penarikan kesimpulan

Setelah data terkumpul direduksi yang selanjutnya disajikan.Maka langkah

terakhir dalam penganalisa data adalah menarik kesimpulan atau verifikasi dan

analisanya menggunakan analisa model interaktif, artinya analisa ini dilakukan

dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen utama tersebut.

Analisis ini digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari

lapangan penelitian secara garis besarnya yaitu: mengenai Moderniasi Pondok

Pesantren Dalam Meningkatkan Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren

Sa‟adatuddaren Kelurahan Tahtul Yaman Kota Jambi.

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

1. Diskusi dengan Teman Sejawat.

Hal ini memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang

dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi dari

responden, dan untuk membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti

dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.

2. Perpanjangan Waktu Peneliti.

Dilakukan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang

sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, serta memusatkan

diri pada hal-hal tersebut secara rinci

3. Triangulasi Data

Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagai perbandingan terhadap data itu. Penelitian ini menggunakan triangulasi

dengan sumber membandingkan dan mengecek balik derajat keperayaan/informasi

yang diperoleh melalui waktu penelitian kualitatif.

Triangulasi dengan metode menurut Moleong adalah: pertama,

pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik

pengumpulan data. Kedua, pengecekan derajat kepercayaaan beberapa sumber

data dengan metode yang sama. Triangulasi dengan penyidik memanfaatkan

peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat

kepercayaan data atau dengan cara membandingkan hasil pekerjaan seorang analis

dengan analis lainnya. Sedangkan, triangulasi dengan teori dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu secara induktif dan secara logika. (Lexy J. Moleong,

2004,hlm, 306-307).

Hal ini dapat dicapai dengan jalan:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa

yang dikatakannya secara pribadi

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, dan orang

berpendidikan.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

G. Jadwal Penelitian

Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian dilapangan,

maka penulis menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel

jadwal penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Bulan Ke, Tahun 2019 dan 2020

Februari Maret April Mei Agustus

2020

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan penelitian x

2 Menyusun atau menulis

konsep proposal

x

3 Mengajukan judul ke

Fakultas untuk

persetujuan judul

x

4 Konsultasi dengan dosen

pembimbing

X

5 Seminar proposal dan

perbaikan seminar

proposal

x

6 Izin atau perintah riset x

7 Pelaksanaan riset x x x

8 Penulisan konsep skripsi X

9 Konsultasi kepada dosen

pembimbing

x x

10 Penggandaan skripsi X

11 Munaqasah dan

perbaikan

X

12 Penggandaan skripsi dan

penyampaian skripsi

kepada tim Penguji dan

Fakultas

X

Catatan : Jadwal sewaktu-waktu dapat berubah

31

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Historis

KH.Abdul Majid setelah gugurnya Sultan Thaha Saifuddin, merasa bahwa

keberadaannya di daerah Jambi mulai terancam oleh Belanda, atas saran beberapa

pihak, beliau hijrah ke Mekkah. Di kota suci ini beliau mengajar murid-muridnya

yang berasal dari berbagai suku bangsa. Dari negeri asalnyapun banyak murid-

murid yang menuntut ilmu denga beliau, kelak murid-murid inilah yang

mendirikan Madrasah dan Pondok Pesantren, salah satunya di kawasan Seberang

Kota Jambi.Di antaranya ialah KH. Ahmad Syakur bin Syukur yang mendirikan

Madrasah Sa‟adatuddaren, sedangkan KH. Abdul Majid sendiri sekembalinya dari

Mekkah mendirikan Madrasah Nurul Imam di kelurahan Ulu Gedong

Seperti yang diceritakan tadi, KH.Abdul Majid sukses menghasilkan tokoh-

tokoh keagamaan di Mekkah, salah seorang didikannya yaitu KH. Ahmad Syakur,

setelah cukup lama berada di sana akhirnya kembali ke Indonesia tepatnya di

daerah seberang kota Jambi yang pada masa itu lebih terkenal dengan nama

Iskandaria Tahtul Yaman. Ikatan persaudaraan yang terjalin dari Mekkah tidaklah

putus setelah mereka kembali ke daerah masing-masing bahkan tetap terjalin untuk

menjaga kelestarian ikatan tersebut, mereka membentuk wadah persaudaraan yang

diberi nama: “Tsamaratul Insan” yang bergerak di bidang sosial keagamaan dan

dakwah Wadah inilah yang merupakan cikal bakal timbulnya ide untuk mendirikan

lembaga pendidikan keagamaan di daerah mereka masing-masing, barang kali

terbesit suatu pertanyaan kenapa mereka tidak mendirikan satu lembaga

pendidikan saja? Sehingga seperti yang kita dapati sekarang ini ada beberapa

Pondok Pesantren di dalam satu kawasan, barang kali yang bisa dikemukakan di

sini ialah perbedaan jarak yang cukup jauh antara satu kampung dengan kampung

yang lainnya.

Maka pada tahun 1915 M / 1333 H atas izin Allah Swt didirikanlah

Lembaga Pendidikan Agama Islam yang diberi nama “Sa‟adatuddaren” oleh KH.

Ahmad Syakur bin Syukur, pemberian nama Sa‟adatuddaren ini memiliki nilai

filosofis sebab secara bahasa artinya ialah kebahagiaan di Dua Negeri, pemberian

nama ini menimbulkan kesan bahwa lembaga pendidikan ini tidak berorientasi

pada kehidupan di negeri akhirat saja, tetapi kehidupan dunia tetap mendapat porsi

perhatian yang cukup. Di kalangan penduduk kampung Iskandaria Tahtul Yaman

KH.Ahmad Syakur lebih akrab dipanggil dengan Guru Gemuk, karena sebutan

Kiyai tidaklah begitu populer di kalangan masyarakat Jambi pada masa itu.

KH. Ahmad Syakur merupakan anak seorang saudagar sukses, ibunya

bernama Hamidah dan bapaknya bernama Syukur, beliau pergi ke Tanah Suci

Mekkah dalam usia cukup belia yaitu pada umur belasan tahun, sampai-sampai

sempat dibelikan rumah oleh orang tuanya yang disebut rumah kaleng, dan pada

waktu terakhir beliau sempat membawa istri beliau ketanah suci Mekkah, tetapi

takdir berkata lain, istri beliau meninggal di Tanah Suci Mekkah setelah

melahirkan anak pertama beliau.

KH.Ahmad Syakur mendirikan Pesantren ini tidaklah mempunyai modal

yang cukup. Beliau menjual beberapa ruko warisan orangnya yang ada di pasar

Kota Jambi dan dibantu oleh para kerabat dan masyarakat untuk biaya operasional

Pondok Sa‟adatuddaren pada masa itu beliau setiap tahun pergi keluar negeri

terutama negara tetangga dan negara Islam dan beliau meminta bantuan dari

teman-teman yang berada di negara tersebut. Beliau juga menganjurkan kepada

masyarakat agar dapat mendermakan sebagian hasil usaha, terutama hasil kebun

karet agar dapat diwakafkan dan disumbangkan untuk biaya operasional pesantren.

Beliau sendiri hanya sempat memimpin Pesantren ini lebih kurang 8 tahun.

Pada tahun 1923 M. beliau wafat dalam usia yang terbilang cukup muda yaitu 47

tahun, maka tongkat kepemimpinan dilanjutkan oleh muridnya KH. Abdul

Rahman.

KH. Abdul Rahman memimpin Pesantren ini lebih kurang 2 tahun, dan

setelah sekembalinya menuntut ilmu di negeri Mekkah lebih kurang 6 tahun murid

beliau yang bernama Abu Bakar Syarifuddin meneruskan tampuk kepemimpinan

tahun 1925 M. Di masa itu Pesantren Sa‟adatuddaren mengalami kemajuan yang

sangat pesat jumlah santri sampai melebihi kapasitas penampungan, sehingga

pemondokan santri tersebar di seluruh kampung Tahtul Yaman, bahkan keharuman

nama Sa‟adatuddaren terdengar sampai ke Mancanegara. Kemajuan tersebut di

antaranya seperti pencetakan surat-menyurat pengurus Pesantren Sa‟adatuddaren

harus pergi ke Singapura hingga masa pendudukan Jepang.

Semasa pendudukan Jepang tidak banyak yang dapat dilakukan di Pondok

ini, mengingat keras dan biadabnya pendudukan jepang, guru-guru serta tokoh

masyarakat ditangkap dan dipenjarakan sehingga banyak yang takut untuk

melakukan aktifitas bahkan santri yang ingin belajarpun terhalang dengan kerasnya

penindasan yang dilakukan tentara Jepang. Selama pendudukan Jepang ini aktifitas

Pondok ini boleh dikatakan lumpuh, tercatat dalam sejarah memiliki santri yang

sangat sedikit hanya 3 orang santri dan satu orang guru, inipun masih harus kita

syukuri mengingat pesantren yang lain lumpuh total bahkan tidak ada lagi guru

yang ingin mengajar dan mereka lari kehutan-hutan untuk menghindari teror

tentara Jepang, dan KH. Abu Bakar Syarifuddin sendiri lari ke daerah asalnya Ds.

Teluk Rendah Ma. Tebo dan akhirnya beliau wafat dalam usia 63 tahun. Setelah

Jepang menyerah kepada sekutu pada tahun 1945, Pesantren ini mulai diaktifkan

kembali dan dipimpin oleh KH.Abddullah Syargawi lulusan Mesir dan merupakan

anak dari pendiri Pesantren ini.Kemudian dilanjutkan oleh KH. Muhammad Zuhdi

(Guru Jubah Hitam). Kemudian oleh KH.Abdul Majid menantu dari KH.Ahmad

Syukur Pendiri Pesantren ini lebih kurang selama 3 tahun.Pada tahun 1954 M

sekembalinya KH. Zaini bin Abdul Qodir kepemimpinan Pesantren ini diserahkan

kepada beliau dan beliau memimpin pondok ini lebih kurang selama satu setengah

tahun, dan pada tahun 1956 M sekembalinya KH. Ahmad Jaddawi dari Mekkah

kepemimpinan Pondok ini diserahkan kepada KH. Ahmad Jaddawi.

KH.Ahmad Jaddawi anak dari KH. Abu Bakar Syarifuddin. Beliau ikut

mengajar di salah satu Universitas yang cukup ternama di negeri Mekkah bahkan

beliau diangkat menjadi Qhodi (Hakim) oleh Pemerintahan Kerajaan Arab Saudi

di negeri Mekkah lebih kurang selama 6 tahun. Akhirnya beliau dipanggil pulang

oleh paman beliau Abdul Roni, adik dari pendiri Pesantren ini.mengingat

kemampuan KH. Ahmad Jaddawi dan beliau menguasai beberapa bahasa

asing.KH. Ahmad Jaddawi memimpin Pesantren ini selama lebih kurang 25 tahun

dari tahun 1956 M sampai dengan tahun 1989 M. Ini merupakan pimpinan yang

terlama selama berdirinya Pesantren ini, dan beliau wafat pada tahun 1991 M

dalam usia 71 tahun kemudian kepemimpinan pondok ini dipegang kembali oleh

KH. Zaini bin Abdul Qodir lebih kurang 6 bulan dikarenakan usia dan kesehatan,

beliau menyerahkan kepemimpinan pondok ini kepada guru Abdul Qodir

Mahyuddin, guru Abdul Qodir Mahyuddin merupakan kemenakan dari guru

Ahmad Syukur beliau memimpin Pondok ini lebih kurang selama 13 tahun dan

mengingat usia beliau yang sudah lanjut, pada tahun 2003 kepemimpinan

dilanjutkan oleh guru H. Helmi Abdul Majid. Setelah guru H. Helmi bin Abdul

Majid meninggal pada tahun 2017, Pimpinan Pondok dilanjutkan olah guru

Sulaiman Hasan hanya beberapa bulan hingga akhir tahun ajaran pondok. Setelah

masuk tahun ajaran baru 2017-2018 berdasarkan musyawarah bersama : Majelis

Guru, Yayasan, LPM, Ketua RT dan Tokoh Masyarakat, maka diangkat guru KH.

Muhammad Daud menjadi Pimpinan Pondok hingga sekarang.(Dokumentasi

sekretaris Sa‟adatudaren, 2020).

Keberadaan sebuah Pondok Pesantren tentulah tidak terlepas dari

komonitas masyarakat yang tinggal disekitarnya.Masyarakat sekitar Pesantren

Sa‟adatuddaren Tahtul Yaman adalah suatu masyarakat yang hitrogen dalam

mata pencarian.Secara umum, masyarakat sangat terbantu dalam bidang

keagamaan misalnya hal-hal yang menyangkut tentang penyelenggaraan

jenazah dan kegiatan hari besar Islam. Peran masyarkat dalam operasioal

kedisiplinan yang diterapkan oleh Pondok amat membantu, dengan cara ikut

berpartisipasi dalam mengawasi para santri di luar lingkungan komplek

Pesantren.Keadaan ekonomi masyarakat cukup baik dan maju dengan tingkat

ekonomi yang demikian, banyak diantara mereka yang telah mampu mengirim

putra-putranya untuk belajar keluar daerah, bahkan keluar negeri. Namun patut

disayangkan minat mereka untuk menyerahkan putranya kepada lembaga

pendidikan di daerah mereka sangat kecil. Ini disebabkan adanya anggapan

bahwa Pesantren tidak menjanjikan peluang kerja, ternyata masih melatar

belakangi pola pikir mereka.Barangkali kurangnya informasi tentang Pesantren

adalah pemicu utama terhadap kerancuhan pola pikir tersebut.Hal inilah yang

menjadi tantangan bagi pengelola pondok untuk meningkatkan mutu

pendidikan sehingga benar-benar menghasil santri berkualitas.

PENGELOLAAN KELEMBAGAAN

Modernisasi yang mengalir di Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren

mengacu pada kehidupan masyarakat yang ada sekarang.Maka dari itu para

santri dibekali berbagai ilmu pengetahuan, baik ilmu Agama maupun ilmu umum

dengan melalui pendidikan formal yang adadi dalamnya. Yaitu Madrasah

Tsanawiyah Sa‟adatuddaren dan Madrasah Aliyah Sa‟adatuddaren, yang mengacu

pada NO Izin Operasional : 510315710002, NPSN : 69951105 Wajardikdas

tingkat Wustha (MTS) dan Pendidikan Diniyah Formal (PDF) tingkat Ulya (MA)

NO Izin Operasional :231157100030, NPSN, 69956436.

Sebagaimana lazimnya suatu lembaga pendidikan agar dapat berjalan

normal dan kontinuitasnya, tentu saja memerlukan suatu sistem yang terpola

dengan baik dan terpadu. Di Pondok Sa‟adatuddaren pada mulanya tidak

terdapat lembaga-lembaga khusus yang membantu dan mengawasi kinerja

Pimpinan Pondok dan staf-stafnya, hingga pada suatu waktu timbullah ide

pembentukan Yayasan Sa‟adatuddaren yang dibentuk pada tahun 1982

diprakarsai oleh KH. Ahmad Jaddawi. Dengan adanya Yayasan ini keberadaan

Sa‟adatuddaren semakin diakui.Adapun tingkat dan jenjang struktur Pondok

Pesantren Sa‟adatuddaren yaitu: (dokumentasi sekretaris Ponpes, 15

maret,2020),

a. BPPWS (Badan Pengembangan Perluasan Wakaf Sa‟adatuddaren)

b. Yayasan Sa‟adatuddaren

c. Mudir / Pimpinan

d. Dewan Guru

e. Ro‟is Mu‟allimin

f. Staf Administrasi

g. Staf TMI (Tarbiyatul Mu‟alliman Al-Islamiyah)

h. Staf Pengasuhan Santri (Ri‟ayatut Tholabah)

i. OPPS (Organisasi Pelajar Pondok Sa‟adatuddaren)

j. HIMAS / HIKSA (Alumni)

2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Sa’adatuddaren

a. Visi

Mewujudkan peserta didik yang berakhlak mulia berkualitas dalam ilmu

pengetahuan dan teknologi serta unggul dalam berpresentasi.

b. Misi

1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwan melalui ajaran agama

2) Melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

menyenangkan dan bermakna

3) Mengembangkan bidang iptek berdasarkan minat, bakat dan potensi

4) Menanamkan kedisiplinan melalui budaya kerja hidup bersih dan

tertib

5) Menumbuhkan kembangkan pola pikir dan tindakan yang

mencerminkan budaya mutu dan akhlak mulia

6) Melaksanakan pembinaan berbagai bidang olahraga guna memiliki

fisik yang sehat dan kuat

7) Menyelenggarakan dan memfasilitasi kegiatan yang mencerminkan

pengembangan seni budaya bangsa dan agama

8) Melaksanakan pendidikan kecakapan hidup guna menciptakan insan

yang religius, mandiri dan kompetitif

3. Pengelola Pondok Pesantren Sa’adatuddaren Tahtul Yaman Kota

Jambi.

a. Struktur Pondok Pesantren Sa’adatuddaren Tahtul Yaman Kota

Jambi 2019-2020 Struktur Organisasi (Dokumentasi Pondok

Pesantren Sa‟adatuddaren 2019-2020.)

b. Unsur Organisasi Pondok Pesantren Sa’adatuddaren beserta tugasnya

Pentang Pengurus Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren, maka struktur Pondok

terdiri dari:

RO’IS MU’ALLIMIN

DZUL „AZMI

SEKRETARIS

ZAINUL HAYAT

BENDAHARA

M ZUHDI, S.Pd.I

YAYASAN

H. QOMARUZZAMAN ADAMA

MUDIR

SULAIMAN HASAN

MUDIR II

H. RUMADI SAIMUN

WAKIL MUDIR I

H. ABDULLAH HASYIM,

Lc. MA

MUDIR III

H. SULHI, Lc MA

DEWAN GURU

1. H.ABDUL KADIR

2. KHUWALID HM

KURIKULUM

A MUBASSIR

KEPALA MDT

H. RUMADI S

KEPALA ULYA

MURSYID

RI’AYAH/PENG SANTRI

A WIDADI, S.Ud

KEPALA WUSTHA

M. ISA, S.Pd.I

OPPS

SANTRI

1) Pelindung, adalah Yayasan Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren yang

bertugas menetapkan garis-garis besar pengelolaan Pondok sehingga

Pondok menjadi bagian yang integral dari sistem akademik Pondok.

2) Pembina, adalah para wakil Mudir (WM) yang bertindak sebagai

supervisor dan evaluator terhadap kinerja pengurus Pondok secara

keseluruhan.

3) Mudir, adalah yang secara spesifik dipandang sebagai orang yang

memiliki kompetensi keilmuan keagamaan dan mendedikasikannya

terhadap peserta didik, serta mempunyai kompetensi dalam manajemen

kepengurusan, yang ditunjuk langsung oleh Yayasan sebagai kepala pusat

Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren,

4) Sekretaris/Staf Bidang Administrasi (ketatausahaan), memiliki fungsi

membantu mudir dalam penyelenggaraan program Pondok dan

melaksanakan fungsi manajerial terutama dalam bidang administrasi,

5) Staf pengelola keuangan (Bendahara) adalah penanggungjawab atas

jalannya sirkulasi keuangan Pondok Pesantren yang memiliki fungsi

membantu mudir dalam pelaksanaan dan pengelolaan keuangan,

6) Staf Rois Mu’allimin berfungsi sebagai penanggung jawab terhadap

pendataan dan perkembangan santri, terhadap pembinaan mentalitas,

kepemimpinan dan keorganisasian.

7) Staf Dewan Guruadalah penanggung jawab atas hal-hal yang berkenaan

dengan aktivitas para asatidz.

8) Staf Kurikulum adalah penanggungjawab atau pengelolaan system

pembelajaran dan mata pelejaran.

9) Staf MDTadalah penanggungjawab atau selaku ketua madrasah ibtida‟yah

di Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren.

10) Staf Wusthaadalah penanggung jawab atau selaku ketua Madrasah

Tsanawiyah.

11) StafUlya adalah penanggung jawab atau selaku ketua Madrasah Aliyah..

12) Staf Ri’ayah atau Pengurus Santri adalah yang berfungsi sebagai

tauladan bagi mudabbir dalam proses pembinaan disiplin dan

pembelajaran di lingkungan pondok tersebut..

13) Staf OPPS berfungsi sebagai pengelola kegiatan ekstra kurikuler santri-

santri di pondok pesantren Sa‟adatuddaren kota jambi.

14) Mudabbir adalah senior pendamping yang telah dikaderkan sejak awal

menjadi santri, sebagai pembinaan lanjutan di setiap Asrama-asrama

santri di Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren.

4. Tenaga Pengajar

Majelis Guru Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren Tahun Ajaran : 2019 -

2020 M. / 1440 - 1441 H.

No

. NAMA USTADZ MAPEL PENDIDIKAN TERAKHIR

1 GR. KH. M DAUD ABD. QODIR Tafsir Makkah

2 GR. SULAIMAN HASAN Tauhid Sa‟adatuddaren

3 GR. H. ABDUL KADIR H. DAHLAN Tafsir Makkah

4 GR. M. KHUWAILID H. MUSTOFA Nahu Sa‟adatuddaren

5 GR. ZAINUL HAYAT MUKTI Tauhid Sa‟adatuddaren

6 GR. H. ABDULLAH HASYIM Lc,MA Mantiq Al- Azhar, Mesir

7 GR. MUHAMMAD ISA M. AYYUB Fiqih Sa‟adatuddaren

8 GR. H. RUMADI SAIMUN Fiqih Sa‟adatuddaren

9 GR. MURSYID H. A. FATHONI Faraid Sa‟adatuddaren

10 GR. HELMI SYARGAWI Muthola‟

ah Sa‟adatuddaren

11 GR. H. AHMAD KARIMUDDN Hadits Sa‟adatuddaren

12 GR. IBROHIM SYUKUR Hadits Sa‟adatuddaren

13 GR. DZUL „AZMI BUJANG Tasauf Sa‟adatuddaren

14 GR. H. M. FATHI H. AHYAT B, Arab Sa‟adatuddaren

15 GR. A. MUNZIR ALI ANANG Nahu Sa‟adatuddaren

16 GR. M. AL MAKKI ISHAK Tauhid Sa‟adatuddaren

17 GR. AHMAD AZMAN SYAMSURI Akhlak Sa‟adatuddaren

18 GR. MAS‟UDI SIMIN Al-

Qur‟an Sa‟adatuddaren

19 GR. M. MUNJIDI H. JEDDAWI Tajhiz Sa‟adatuddaren

20 GR. H. M. ABDUL HAY H. DAHLAN Tauhid Sa‟adatuddaren

21 UST. ABDURRAHMAN FAHRUDIN Sorof Sa‟adatuddaren

22 UST. AHMAD NAUFAL SAYUTI Akhlak Sa‟adatuddaren

23 UST. AHMAD SIDKI H. RUMADI Al-

Azkar Sa‟adatuddaren

24 UST. HAFIZIN MANSUR Sorof Sa‟adatuddaren

25 UST. ABDUL HALIM H. EFENDI Tajwid Sa‟adatuddaren

26 UST. RAHMAT FITRI M FADIL Tarekh Sa‟adatuddaren

27 UST. A MUBASSIR A MUNZIR Balaqho Darul Musthafa, Yaman

28 UST. ABDUL HAKAM ABU BAKAR Al-

Qur‟an Sa‟adatuddaren

29 UST. HARIS FADHILA ABU BAKAR Mafuzot Sa‟adatuddaren

30 UST. ABDUL MAJID H. NURDIN Tajhiz Sa‟adatuddaren

31 UST. DOHARUL AMIN HARAHAP Tauhid Sa‟adatuddaren

32 UST. A. WIDADI TARMIZI Fiqih UIN STS JAMBI

33 UST. MUHAMMAD ZUHDI M. RAZI Tahfiz STAI MA‟ARIF

34 UST. MUHAMMAD IKHLAS SUHAIRI Tajwid Sa‟adatuddaren

35 UST. LARA MUSTIKA RUSLI Shorof Sa‟adatuddaren

36 UST. M. SYACHROFI AMIR AR. Nahu PASCA UIN MALANG

37 UST. ABDURRAHMAN A. WAHID Fiqih Sa‟adatuddaren

38 UST. A. MUSAUWIR HUSNI SABKI Tajwid Sa‟adatuddaren

39 UST. M. SYUKRON NAZORI Mafuzot Sa‟adatuddaren

40 UST. A. YOSSE PRATAMA SULAIMAN Nahu Sa‟adatuddaren

41 UST. ABDURRAHMAN ABD. QODIR Tarekh Sa‟adatuddaren

42 UST. MU‟ALLIMIN FAHRUDIN Al-

Qur‟an STAI MA‟ARIF

43 UST. M ZARWAN ABIZAR Hadits Sa‟adatuddaren

(Dokumentasi sekretaris Pondok Sa‟adatudaren, 2020)

5. Sarana Dan Prasarana

Dalam menunjang kegiatan belajar mengajar serta minat dan bakat Santri

,Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren memiliki beberapa sarana dan prasarana yang

berguna untuk memperlancar kegiatan tersebut sebagai berikut:

Tabel 2.4

Keadaan Sarana Prasarana Pondok Pesantren Sa’adatuddaren

NO INVENTARIS Jumlah INVENTARIS JUMLAH

1 Masjid Jami‟ 1 Tempat Kantor

Wajardikdas 1 Tempat

2 Gedung Kelas Belajar 20 Tempat Laboratorium

Komputer 1 Tempat

3 Komputer 15 Unit Kantor Mudir 1 Tempat

4 Infocus 2 Unit Asrama Santri 25 Tempat

5 Tedmon 5 Unit Dapur Umum 1 Tempat

6 Mesin Air Jetpam 5 Unit Klinik Santri 1 Tempat

7 Mesin Genset 1 Unit Ruangan Tamu 3 Buah

8 Bak Penampungan Air 5 Unit Kantor 1 Gedung

9 Menara Tedmon 1 Unit Koperasi 1 Buah

10 Parkiran 2 Tempat Lapangan

Futsal 1 Buah

11 Lemari File 3 Unit Lapangan

Badminton 1 Buah

12 Auditorium 1 Tempat Lapangan

Tenis Meja 1 Buah

13 Kantor Majlis Guru 2 Tempat Sound System 4 Buah

14 Kantor Ri‟ayah 1 Tempat Bel Kamar 11 Buah

(Dokumentasi, Sekretaris Pondok Pesantren Sa'adatuddaren)

6. Program Pondok Pesantren Sa’adatuddaren Seberang Kota Jambi

A. PROGRAM PENGEMBANGAN

Memasuki era informasi global, tuntutan akan kemajuan dalam aspek

kehidupan selalu menjadi buruan, incaran serta dambaan komunitas dan

institusinya tak terkecuali Sa‟adatuddaren, yang berpijak atas prinsip nilai

assapussoleh dan berorientasi pada perkembangan positif konstruktif.

Sa‟adatuddaren sebagai Lembaga Pendidikan, sejak awal komitmennya

menegakkan syi‟ar Islam dan mempersiapkan kaderisasi Ulama‟ ditengah-tengah

masyarakat. Dinamika tuntutan masyarakat Pondok Sa‟adatuddaren mengingat

ancaman budaya yang semakin liberal dan tata nilai yang semakin cepat,

membuat lembaga pendidikan ini terus melakukan upaya amal baktinya kepada

Allah, Rasul, Negara dan Ummat.Banyak perubahan yang terjadi pada lembaga

pendidikan ini yang semula hanya Madrasah biasa, menjadi Pondok Pesantren

serta penambahan struktur yang semula sangat sederhana dalam lembaga

pendidikan ini, antara lain TMI (Tarbiyatul Mu‟allimin Al-Islamiyah), Ri‟ayah

(Pengasuhan Santri) OPPS (Organisasi Pelajar Pondok Sa‟adatuddaren) yang

dinaungi oleh Yayasan Perguruan Sa‟adatuddaren.

Untuk penambahan wawasan dan ketrampilan para santri agar dapat

mandiri diadakan pelajaran ketrampilan yang akan menunjang skill apabila telah

menyelesaikan pendidikannya disamping menguasai kitab-kitab kuning juga

mempunyai ketrampilan yang khusus agar dapat mandiri, maka diadakan kursus

dan keterampilan :

o Seni Baca Al-Quran

o Kursus Komputer

o Kalighrafi

o Seni Letter

o Galeri Seni

o Latihan Pidato

o Senam Santri

B. PROGRAM UNGGULAN

Seperti yang dijelaskan diatas bahwa berbagai upaya yang dilakukan oleh

pihak pengelola Pondok Sa‟adatuddaren dalam upaya peningkatan kualitas

pendidikan dengan memadukan sistem klasik dengan sistem modern dengan tetap

menstabilkan identitas klasik yaitu kurikulum yang ditetapkan sendiri oleh

Pondok sejak awal berdiri, dengan memperdalam kajian kitab kuning.

Keunggulan lain adalah santri dapat membaca serta memahami kitab-

kitab kuning seperti: Tasfsir, Hadits, Fiqh dan kitab kuning lainnya mencakup:

1. Ilmu Bahasa Arab, Meliputi: Ilmu Tata Bahasa Arab (Ilmu Nahu) kitab

yang digunakan: Qowaiddunnahwiyah, Matan Al-Jurumiyah, Mukhtasar

Jiddan, Kawakibud Durriyah, Qotrunnada, Alfiyah Ibnu Malik dan Sarah

Ibnu Aqil.

Ilmu Tasrif, kitab yang digunakan: Amtsilatul Jadidah, Matnul Bina‟,

Matnul Izzi, Matnul MaNksud dan Kitabul Marrah Arwah.

Ilmu Balaghah, meliputi kitab Qawaidul Lughoh, Jawharul Maknun,

Balaghotun Wadihah, dan Jawahirul Balaghah.

2. Ilmu Diniyah Meliputi: Fiqih, Usul Fiqh, Hadits, Usul Hadits, Tafsir, Usul

Tafsir, Tauhid & Tasawwuf.

3. Ghoiri Diniyah Meliputi: Mantiq, Tarekh, „Arud, Falak dan Bahasa Inggris.

Data pengurus Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren Tahtul Yaman Kota Jambi

2019/2020(Dokumentasi, Sekretaris Umum OPPS)

STRUKTUR KEPENGURUSAN OPPS

Periode : 2020 M / 1441 - 1442 H

PENGURUS HARIAN

KETUA UMUM : FADIL A HAFIZ BIN M SOLEH

WAKIL KETUA : MISBAHUDDIN BIN SUWARNI

SEKRETARIS : NURUL HUDA BIN TAJUDIN

BENDAHARA : WES AGORNI BIN SYUKRI

KEAMANAN

Ket M ADLAN

Wak ABDULLAH

Sekr M AYYUB

BendAYATULLAH

KHUMAINI

ARYA ISNANDI

M ILHAM

ABDUL AZIM

RIGO RUSDI IV A

M JASMAN IV C

PENGAJARAN

Ket M ERDI SAPUTRA

Wak ADB ALI NAFIAH

Sekr RISKI DAILAMI

Bend FERDIANSYAH

ULIN NUHA

M SYARIF HIDAYAT

WAIS ALQORNI

M ROBI‟

SAMSUL MA‟ARIF IV A

ERAN IV A

PENGGERAK BAHASA

Ket FIKI ALVIN

Wak PAZLAN

Sekr SALMAN AL FARISI

Bend AHMAD TORIK

MIZAN ASRORI

M FACHRI HIDAYAT

M ARWANI

ENGGAR

FATHURRAHMAN

RIAN RAHMADI IV B

AL QODAR IV B

PENERANGAN

Ket ARI SEPTIAN

Wak FATTURROZI

Sekr ALAMSYAH

Bend RIDWAN SAPUTRA

NUR SYAHID

M DWI PADHLAN IV B

RIFALDI AZIZI IV A

KESEHATAN–KEBERSIHAN

Ket HAMZAH

Wak AGUNG GUNAWAN

Sekr FADLI IV

Bend M JORDAN SALIHAN

MUJAYYIN

AL ANSORI

AIDIL NOVITRA

BICAEL ZALDI

RIZKON FAHLEVI

M AKBAR IV B

M QOSIM IV A

OLAHRAGA

Ket DODY PRANATA

Wak M SOLEHAN

Sekr DIMAS ANANDA P

Bend ANDRE SURYA L

FAJAR

HERDIANSYAH

ILHAM KHODAWI

M RAFIDH

SULTHANI

AL‟ASARI IV A

PENERIMAAN TAMU

Ket M SABIKUL KHOIR

Wak SHOLAHUDDIN

Sekr YUBI PRANATA

Bend AKMAL MUSTOFA

AMIRUL MUKMININ

RIDHO AFFANDI

PERPUSTAKAAN/

GALLERY

Ket SHOHIBUL WAHIB

Wak M ALMUJADIDI

Sekr QODRY

Bend ANDRI AL FATONI

LAILAN TAHAWI

PENATU / LAUNDRY

Ket ALAM W ANGGORO

Wak WILDIAN

FEBRIANSYAH IV

Sekr ASRULLAH IV A

Bend RAYHAN AL

MUNAWAR IV

(Dokumentasi, Sekretaris Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren)

B. Temuan Khusus Dan Pembahasan

1. Modernisasi sistem pembelajaran di pondok pesantren

Sa’adatuddaren dalam meningkatkan wawasan keilmuansantri.

Pada zaman modern ini banyak tantangan dan permasalahan yang harus

dihadapi oleh bangsa indonesia. Kehidupan yang glamour, hidonis dan

individualis merupakan gaya hidup pada era modern ini. Perubahan demi

perubahan begitu cepat terjadi. Kemajuan bidang IPTEK pun juga demikian.

Teknologi komputer dan internet misalnya semakin menjamur dalam

kehidupan kita tanpa mengenal batas bangsa, negara dan budaya. Hasil-hasil

kemajuan IPTEK di satu sisi harus diakui telah mempengaruhi dan memperbaiki

taraf serta mutu kehidupan ini. Di zaman modern ini atau yang sering dikenal

dengan zaman post modern, kelemahan kita terletak dalam hal penguasaan IPTEK

dan ini disebabkan oleh SDM. Hal ini merupakan ancaman nyata dan sekaligus

sebagai tantangan bangsa Indonesia dalam perjuangann merebut masa depan.

Upaya kita dalam menjawab tantangan tersebut dan sebagai upaya untuk

melahirkan SDM yang berkualitas ini ditempuh melalui pendidikan.ini

diharapkan bisa menguasai berbagai bidang keilmuan. Demikian pula dalam

peningkatan iman dan taqwa sangatlah diperlukan, karena nilai-nilai agama di

masa yang serba canggih ini nilai-nilai agama sudah mulai ditinggalkan

pemeluknnya.Inilah urgensi pendidikan. Dalam hal inilah Pondok Pesantren yang

merupakan lembaga pendidikan islam dianggap sebagai solusi alternatif untuk

dapat melahirkan manusia sebagaimana diungkap diatas, sehingga kelak akan

dapat mengikuti perkembangan zaman tanpa melupakan nila-nilai agama dalam

kehidupan sehari-hari.Pondok Pesantren merupakan sistem pendidikan khas

Indonesia. Ini merupakan wacana yang selalu hidup dan dinamis dimana serta

kapan memperbincangkannya akan selalu menarik dan aktual. Setiap orang

mengetahui bahwa Pondok Pesantren merupakan sistem pendidikan klasikal dan

tradisional di negeri ini. Namun walaupun demikian, tidak dapat dipungkiri

bahwa Pondok Pesantren tetap bertahan bertahun-tahun Demikian juga dengan

Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren Kota Jambi merupakan salah satu dari jumlah

Pesantren yang turut serta dalam upaya mengantarkan umat manusia yang

memiliki wawasan luas atau memiliki kompetensi IMTAQ dan IPTEK yang

seimbang. Pesantren ini merupakan Pesantren yang yang memodernisasikan

dirinya dengan merubah dari bentuk Pesantren salaf kepada bentuk Pesantren

khalaf. Lembaga pendidikan yang ada di Pesantren ini mempunyai potensi dan

peranan penting untuk turut serta mencerdaskan bangsa Indonesia. Hal in sesuai

dengan nama Pondok Pesantren tersebut yaitu Sa‟adatuddaren yang artinya

kebahagiaan di dua negeri yaitu negeri dunia dan akhirat artinya santri

Sa‟adatuddaren tidak hanya memahami atau menguasai ilmu agama saja tetapi

santri Sa‟adatuddaren juga menguasai ilmu dunia. Mencetak pirbadi yang unggul

dan berkualitas menuju terbentuknya khoiro ummah (masyarakat terbaik) yang

pernah tampil di atas panggung sejarah dunia” dan Misi khususnya

mempersiapkan kader-kader ulama‟ dan pemimpin umat (mandzirul qoum yang

tafqquh fiddin), baik sebagai pakar/ ilmuan/ akademis ataupun sebagai praktisi

yang mau dan mampu melaksanakan tugas indzarul qoum yaitu da’wah ilal

khair, amAr ma’ruf dan nahi munkar.” Untuk mencapai keseluruhan tersebut

Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren memodenisasi dirinya baik dalam fisik,

kurikulum maupun penekanan pendidikannya yaitu penekanan terhadap ilmu

dunia.

Modernisasi dilaksanakan bukan untuk coba-coba. Akan tetapi

dilaksanakan dengan memiliki prinsip yang jelas dan tujuan yang jelas pula.

Yaitu untuk dapat menciptakan santri yang unggul yang siap bersaing dengan

memiliki daya saing yang kuat. Berkaitan dengan hal tersebut peneliti

mengadakan wawancara kepada Wakil Mudir Ponpes Sa‟adatuddaren. Inilah hasil

wawancaranya: Modernisasi dilaksanakan atas dasar prinsip menyesuiakan

dengan perkembangan zaman ya......sesuai dengan fungsi tadi yaitu menciptakan

anak agar mempunya daya saing yang kuat. Kita yang ada disini berusaha untuk

memelihara apa-apa terdahulu yang di amanahkan oleh Kyai dulu dan mengambil

apa-apa yang ada sekarang yang baik selagi tidak bertentangan dengan syari‟at

islam .Sedangkan fungsinya agar santri yang mondok di sini bisa bersaing dan

mempunyai daya saing yang kuat. Artinya santri Sa‟adatuddaren tidak hanya

berfokus ke ilmu agama saja agar tujuannya tidak ketinggalan dengan

perkembangan yang ada di luar. Dan itu sekaligus juga termasuk tujuan

modernisasi yang ada di pondok ini”.(Hasil wawancara dengan Wakil Mudir

Pondok Pesantren Sa’adatuddaren, 15 Maret 2020).

Mencermati perkembangan fisik yang tersedia di Ponpes Sa‟adatuddaren

Berdasarkan hasil observasi, maka ponpes ini selain memiliki masjid,

asrama/pondok, madrasah formal terdapat pula bangunan fisik lainnya seperti

BLK / LAB,dapur umum, koperasi, penginapan tamu, dan ruang keterampilan.

Sedangkan aktifitas yang dilakukan di Ponpes ini adalah termasuk sintesa dari

Pesantren salaf yang menganut sistem tradisional dan Pesantren khalaf yang

menganut pada sistem modern. Artinya tetap menjaga khazanah-khazanah yang

baik serta tidak menutup diri untuk mengikuti perkembangan zaman dalam

koridor nilai-nilai Islam yang ada sesuai dengan nama pondok. Sehingga akan

ditemukan suatu yang lebih baik. Begitu pula dalam kurikulum yang dijalankan,

Pesantren ini tidak hanya menganut kurikulum salaf melainkan juga kurikulum

Kemenag, yang kemudian diintegrasikan dengan kurikulum Pesantren modern

beda nya Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren dengan pondok modern yang lain,

Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren membagi dua waktu antara pembelajaran

agama dan umum. Dengan demikian, maka Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren

merupakan salah satu Pondok Pesantren yang telah dimodernisasi dari bentuk

Pesantren salaf kepada bentuk Pesantren khalaf.

Santri Pondok Pesantren Sa‟adtuddaren sebagaimana santri di Pondok

Pesantren lainnya yang merupakan tumpuan harapan agama, bangsa dan negara.

Mereka selalu dituntut untuk mempersiapkan dirinya dengan ilmu pengetahuan

yang dapat mendasari dan bimbingan mereka dalam melaksanakan berbagai

kegiatan yang diperlukan oleh masyarakat yang sedang membangun.Sebagai

santri Sa‟adatuddaren, mareka harus dibina dengan benar sehingga mampu

menguasai keadaan masyarakat, kebutuhan serta masalah yang ada dalam

masyarakat yang senantiasa berkembang. Dengan ilmu pengetahuan baik umum

maupun agama, sikap peka dan peran santri Sa‟adatuddaren akan mampu

berfungsi dan berperan sebagai kader dan penerus pembangunan insal kamil

seutuhnya menuju masyarakat yang adil, makmur sejahtera lahir batin yang

didasari nilai keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Harapan

yang ditumpukan oleh masyarakat merupakan tugas yang amat berat di tengah-

tengah kehidupan masyarakat yang serba modern dan maju seperti sekarang.

Sehingga dibutuhkan sasaran dan bentuk-bentuk kegiatan yang dapat

meningkatkan wawasan keilmuan setiap santri. Berdasarkan pada hasil observasi

dilapangan, maka ada beberapa upaya yang dilakukan Pondok Pesantren dalam

meningkatkan wawasan keilmuan santri. Upaya tersebut dikemas secara rapi

dalam bentuk kegiatan intra- kurikurel, ko-kurikuler, dan ekstra kurkuler.

Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan Pondok

Pesantren Sa‟adatuddaren.Masa studinya ilmu pengetahuan adalah 6 tahun.Tiga

untuk menyelesaikan Madrasah Tsanawiyah dan tiga tahun untuk menyelesaikan

tingkat Madrasah Aliyah. Namun walaupun demikian Pondok Pesantren

Sa‟adatuddaren tetap memberikan kesempatan kepada santri yang telah

menyelesaikan tingkat Madrsah Tsanawiyah untuk melanjutkan pendidikannya

kelembagan lain. Kurikulum yang diterapkan adalah kurikulum terpadu yang

berpedoman pada kurikulum Kemenag dan kurikulum Pondok Pesantren.Sarana

pendukung yang digunakan dalam pelaksanaan kurikulum ini adalah:

laboratorium dan masjid yang dimiliki oleh Pondok. Untuk pelaksanaan untuk

ujian semester sesuai denga rekomendasi Kementerian Agama mengenai

evaluasi belajar, maka untuk mengetahui kemampuan menyerap pelajaran,

santri Sa‟adatuddaren dan untuk meningkatkan wawasan keilmuan santri setiap

6 bulan Ujian semester dengan sistem ujian tahriri dan safawi.

Kegiatan ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren memiliki

bobot yang sama dengan kegiatan intra kurikuler dan wajib diikuti oleh semua

santri. Adapun kegiatan tersebut diantaranya:

a. Muhadharah

Untuk membekali kemampuan santri dalam berdakwah dan

berkomunikasi maka Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren menyelenggarakan

kegiatan muhadharah (latihan pidato) dua bahasa (bahasa Arab dan bahasa

Indonesia). Muhadharah diadakan setiap minggu sekali setelah kegiatan belajar

pada hari minggu, yaitu pada jam 10-12 di adakan latihan pidato..

b. Kursus komputer

Era globalisasai menuntut semua manusia bisa mengoprasionalkan

teknolagi canggih yang salah satunya adalah komputer. Kursus komputer ini

memberikan keterampilan kepada santri berbagai program dan aplikasi komputer

agar santri tidak ketinggalan dengan perkembangan teknologi atau tidak gaptek.

Sehubungan dengan tersebut peneliti juga mengadakan wawancara

dengan pengasuh Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren mengenai upaya yang

dilakukan dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri. Inilah hasil

wawancaranyan

Dalam meningkatkan keilmuan santri saya upayakan dengan

mengikuti perkembangan-perkembangan yang ada terutama dalam bidang

kurikulum Kemenag. (Hasil wawancara dengan Pengasuh Santri Pondok

Pesantren Sa’adatuddaren, 15 Maret2020)

Selain itu peneliti juga mewawncarai Guru Abdullah Hasyim Lc, Ma,

selaku Mudir I . Inilah hasil wawancaranya:

Sependek dan sedangkal pengetahuan saya, saya kira dalam hal ini

Pengasuh sudah melakukan hal-hal yang mengacu pada nama Pondok Pesantren

Sa‟adatuddaren secara keseluruhan yaitu bagaimana peningkatan wawasan

keilmuan ini berkorelasi positif terhadap pencapaian predikat Abdullah dan

Khalifatullah. Karena sebagaimana kita ketahui sebutan Abdullah (hamba Allah)

dan Khalifatullah fil ardhi (wakil Allah di muka bumi) itu bukan label yang begitu

saja disandang oleh setiap manusia. Ia bukanlah suatu jabatan yang sudah given

sejak kita terlahir menjadi manusia. Sama sekali tidak.Abdullah dan Khalifatullah

adalah sebuah kualitas prestatif yang harus diraih dan diusahakan dan bukan

sebuah hadiah yang diberikan begitu saja tanpa proses pendidikan dan

perjuangan. Oleh karenanya, semua proses aktivitas santri di Pondok ini

diorientasikan kepadanama pondok ini, yaitu dalam rangka peningkatan kualitas

secara vertikal sebagai abdullah dan peningkatan kualitas secara horizontal

dengan peran sebagai khalifatullah. Banyak hal yang telah dilakukan dalam hal

ini, dan akan lebih terperinci lagi kalau ditanyakan langsung kepada beliau.

Namun secara pribadi kalau saya memposisikan diri sebagai Wakil Mudir I

Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren, saya ingin mengatakan bahwa kualitas

abdullah dalam sistem kelembagaan Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren

diterjemahkan sebagai abdullah yang memiliki kualitas ulil albab yang

disebutkan di dalam al-Qur‟an sebanyak 16 kali. (Hasil wawancara dengan Wakil

Mudir I, 25, Maret, 2020).

Pada umumnya, upaya modern dalam meningatkan wawasan keilmuan

santri tidak hanya dilakukan oleh pengasuh maupun kepala sekolah saja, akan

tetapi bisa juga dilaksanakan oleh para asatidz di lembaga tersebut.

Selain itu peneliti juga mewawancarai Sekretaris Pondok Pesantren,

Guru Zainul Hayat.Inilah hasil wawancaranya:

Sebenarnya semua program di Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren ini,

telah menjadi upaya para elemen Pondok Pesantren untuk meningkatkan kualitas

dan kuantitas santriwati dalam meningkatkan wawasan keilmuwan mereka, tetapi

yang lebih menonjol dari semua program tersebut adalah peningkatan wawasan

keilmuan artinya Pondok Pesantren bukan hanya berfokus ke ilmu agama saja

tetapi sama halnya dengan ilmu umum juga, untuk mendukung dengan di

adakannya kurikulum dari Kemenag yaitu Wajardikdas tingkat wustha (MTS) dan

Pendidikan Diniyah Formal (PDF) tingkat Ulya atau Aliyah., (Hasil wawancara

dengan Guru Zainul Hayat selaku Sek Pondpes, 31 Maret 2020)

Dalam meningkatkan wawasan ilmiyah atau meningkatkan kulitas

kognitif santri maka tidak menutup kemungkinan akan timbul suatu kasus, seperti

halnya santri mengalami kesulitan belajar. Sehingga santri malas belajar, berusaha

mupun berlatih yang memungkinkan terciptanya santri yang tidak berilmu atau

jahlun.Berkaitan dengan hal tersebut maka alternative pemecahan kesulitan

belajar santri yang telah diterapkan oleh pihak Pesantren adalah dengan

melakukan pendekatan/perhatian khusus bagi santri yang demikian. Contohnya

dengan memanggil yang bersangkutan dengan mamberi bimbingan,dan arahan.

Dan jika ada santri yang berani melanggar dengan semua kegiatan yang

telah kita tetapkan maka solusi yang diberikan adalah dengan menghukumnya

dengan hukuman yang bersifat edukatif. Misalnya jika melanggar kegiatan bagian

bahasa maka santri wajib menghafalkan mufradat/ membuat karangan dengan

bahasa arab sesuai dengan kadar pelangagarannya. Begitu pula dengan bagian

OPPS yang lain Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa Pondok

Pesantren Sa‟adatuddaren benar-benar melakukan beberapa upaya dalam

meningkatkan wawasan keilmuan santri. Upaya tersebut dikemas secara rapi

yang diwujudkan dalam bentuk yang bersifat kegiatan intra dan ekstar-

kurikuler.Bagi yang melanggarnya tidak lain hanyalah hukuman baginya. Selain

itu peneliti juga menyimpulkan bahwa program yang dikembangkan adalah untuk

menyalurkan asprirasi minat dan bakat dalam berorganisasi, berfikir, berlatih dan

berkarya demi terciptanya santri yang berwawasan luas dalam segala bidang

keilmuwan.

Tidak semua masyarakat Pondok Pesantren berhasil atau mampu

mengubah lembaganya dari Tradisional menjadi modern. Namun berkat

semangat, usaha dan keuletan semua masyarakat Ponpes yang ada di Pondok

Pesantren Sa‟adatuddaren akhirnya Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren ini berhasil

dirubah dari pondok Tradisional menjadi Pondok Ala Modern, hal tersebut

yang kemudian peneliti anggap sebagai modernisasi Pesantren Modernisasi

Pesantren dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan wawasan keilmuan para

santri yang ada di pondok tersebut. Atau menjadikan santri Pondok Pesantren

Sa‟adatuddaren santri yang siap bersaing dengan memiliki segudang pengetahuan

baik dari segi ilmu agama, umum maupun keterampilan hidup (life skill).

Berkaitan dengan hal tersebut peneliti melakukan wawancara kepada Ka.

MTS, Ponpes. Inilah hasil wawancaranya:

Adanya modernisasi di Ponpes ini menurut saya merupakan media

belajar yang sangat mendukung bagi seluruh santri untuk meningkatkan

wawasannya.Santri juga bisa mengimbangi kemampuannya dengan anak- anak

yang sekolah diluar pondok pesantren bahkan melebihinya dengan memiliki

nilaian plus pada materi agamanya. . (Hasil wawancara dengan Ka. OPPS, 26

Maret2020).

Selain itu peneliti juga mewawancarai santri-santri lain guna

mendapatkan hasil data yang maksimal dan valid tentang modernisasi dan

pengaruhnya terhadap keilmuan para santri yang selama ini telah mengetahui

dan menikmatai modernisasi Pesantren yang mengalir di Ponpes

Sa‟adatuddaren. Inilah hasil wawancaranyadengan mereka:

Modernisasi yang terjadi sangat bagus dan lancar, hingga saat ini

modernisasi tetap di laksanakan. Modernisasi yang terjadi di pondok ini

sangat berpengaruh terhadap wawasan keilmuan saya, jangankan modernisasi

secara keseluruhan, adanya fasilitas modern itupun juga dapat menambah

wawsan keilmuan saya salah satu contohnya adanya BLK atau LAB dan

adanya belajar umum seperti IPA,PKN dan sebagainya. (Hasil wawancara

dengan santri Pondok Pesantren Sa’adatuddaren, 26 Maret 2020).

Modernisasi yang terjadi d pondok ini sangatlah bagus.Dan hal itu

sangat berpengaruh pada wawasan keilmuan saya.Dengan modernisasi

Pesantren saya memilki kesempatan unuk mengantongi ilmu lebih banyak

dan bervariasi. (Hasil wawancara dengan santri Pondok Pesantren

Sa’adatuddaren, 26 Maret 2020).

Modernisasi yang terjadi di pondok ini bagus sekali, dari tahun ketahun

terus ditingkatkan.Kalau pada dulu-dulunya santri hanya diajari ilmu agama

sekarang tidak lagi.Semua santri sekarang juga diajari ilmu- ilmu umum dengan

fasilitas yang semakin hari semakin memadai. (Hasil wawancara dengan santri

Pondok Pesantren Sa’adatuddaren, 26 Maret 2020).

Modernisasi di Pondok dilaksanakan dan terus dilaksanakan sejak

awal beridinya hingga sekarang.Semua itu memberikan keuntungan dan

keistimewaan bagi alumnus Pondok Pesantren ini. Sebab dengan begitu para

alumnus mampu bersaing dengan orang-orang yang ada di luar dan menurut

saya sangat baguslah untuk mengembangkan wawasn keilmuan santri-

santri ini. (Hasil wawancara dengan ketua OPPS , 26 Maret 2020).

Modernisasi dengan segala perangkat yang sudah ada nampaknya

sangat mendukung terhadap pola pembelajaran dan peningkatan wawasan

keilmuan dari para santri di Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren. (Hasil

wawancara dengan Waka Kurikulum Ponpes, 31 Maret 2020).

Diungkapkan pula oleh Ust, Zainul Hayat sebagai berikut:

Sebagai Pondok Pesantren, Sa‟adatuddaren terus memodifikasi

dirinya secara terus menerus, terutama dalam hal trend modernisasi.

Penerapan modernisasi di Pondok Pesantren ini menurut saya cukup

terlaksana dengan adanya dukungan-dukungan dari semua pihak, terutama

dari kalangan santri sendiri, mereka selalu menginginkan sebuah revolusi

dalam kehidupan mereka, maka dari sinilah sebuah modernisasi akan muncul

dengan sendirinya seiring dengan hal-hal baru yang tumbuh dan berkembang

di masyarakat, tetapi kita selaku pembimbing mereka juga harus ingat

dengan syari‟at-syari‟at agama yang telah diterapkan sebelumnya, jadi

penerapan modernisasi di Pondok ini akan terus berjalan seiring dengan

revolusi yang diinginkan dan tentunya tak pernah lepas dari syari‟at yang

telah ditentukan oleh Agama Islam.hal tersebut tentunya sangat memberikan

sumbangsih terhadap keilmuan setiap para santri. (Hasil wawancara dengan

Sek Pondpes, 31 Maret 2020)

Sehubungan dengan hal tersebut peneliti juga melakukan wawancara

kepada waka kurikulum. Inilah hasil wawancaranya:

Peningkatan kualitas santri yang sesuai dengan perkembangan zaman

dan tidak bertolak belakang dengan nilai-nilai Islami. Artinya proses modernisasi

ini berjalan sinergis dengan peningkatan keimanan dan ketaqwaan serta

peningkatan tekhnologi. (Hasil wawancara dengan Waka kurikulum Ponpes, 31

Maret2020)

Dengan demikian maka peneliti menyimpulkan bahwa Ponpes

Sa‟adatuddaren telah mengalami perkembangan (modernisasi) pada arah

perkembangan yang lebih positif dalam bidang keilmuan dengan

memperhatikan prinsip-prinsip ilmiah yang berlandaskan pada landasan nilai-

nilai islami.

Berdasarkan pada hasil wawancara peneliti sebagaimana yang terlampir

dalam lampiran skripsi maka dapat disismpulkan bahwa modernisasi sistem

pembelajaran di pondok pesantren sa‟adatuddaren sudah terlaksana dengan baik.

Berdasarkan data dan keterangan tersebut tampak dengan jelas

keberhasilan Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren dalam melakukan modernisasi

Pesantren sesuai dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat modern secara

umum dan lebih khusus lagi. Secara praktik elemen Pondok Pesantren

Sa‟adatuddaren telah melakukan beberapa upaya dalam meningkatkan wawasan

keilmuan santri. Upaya tersebut dilaksanakan dengan memperbarui

(memodernisasi) sistem pendidikan Pesantren atau kegiatan pendidikan santri

seperti misalnya kurikulum, sarana prasarana dan sistem eveluasi yang mana

keseluruhannya disesuaikan dengan tuntutan masa kini. Melihat pada krikulum

yang ada di Pesantren Sa‟adatuddaren maka kurikulumnya merupakan perpaduan

antara kurikulum Kemenag dan kurikulum Pesantren. Hal yang demikian

dijadikan sebagai wahana dalam meningkatkan wawasan keilmuan para santri

yang ada di dalamnya. Modernisasi pada kurikulum Pesantren Sa‟adatuddaren

dapat kita perhatikan sebagai berikut.

a) Pengenalan komputer untuk menggali dan mengembangkan informasi dan

IPTEK.

b) Pengenalan berbagai macam keterampilan yang tentunya sangat

memberikan kontribusi terhadap pengembangan dirisantri.

c) Pengembangan sikap mandiri dan disiplin dalam setiap aktifitas santri

melalui keorganiasian santri atau OPPS (Organisasi Pondok Pesantren

Sa‟adatuddaren).

d) Pemahaman seni serta keterampilan teknis santri, melalui kegiatan ekstra

kurikuler Pesantren.

e) Pemehaman ilmu umum, malalui sekolah formal (MA dan MTS) yang ada

didalamnya.

Keterpaduan Pesantren dalam mengajarkan ilmu Agama dengan ilmu

umum dan teknologi merupakan langkah Pesantren Sa‟adatuddaren untuk

meningkatkan wawasan keilmuan para santrinya. Sehingga santri tidak

gumang dalam menghadapi era modern yang penuh tantangan dan persaingan

dalam berbagai dimensi kehidupan. Upaya yang pertama hingga kelima

merupakan kegiatan ekstra kurikuler yang wajib ditaati oleh santri, sedangkan

untuk yang terakhir merupakan kegiatan intra kurikuler yang ada di Pondok

Pesantren Sa‟adatuddaren. Kurikulum memiliki peranan yang sangat penting

dalam keselruhan aspek kehidupan manusia.

Hal ini disebabkan karena kurikulum berpengaruh langsung terhadap

pengembangan manusia.

Kurikulum dalam pandangan lama adalah kumpulan mata pelajaran yang

harus disampaikan oleh guru, atau dipelajari oleh santri. Sedangkan dalam

pandangna baru kurikulum adalah the commonly accepted definition of the

curriculum has changed from conten of courses of study and list of subjects and

courses to all the experiences which area offered to learnes under the auspices or

direction of the school. Definisi tersebut tidak hanya menunjukkan adanya

perubahan penekanan dari isi kepada proses, tetapi juga menunjukkan adanya

perubahan lingkup dari konsep yang sangat sempit kepada yang lebih luas.

Pengalaman tersebut dapat berlangsung di sekolah, rumah, masyarakat baik

dengan guru atau pun tanpa guru, berkenaan langsung dengan pelajaran atau

tidak.

2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung modernisasi Sistem

Pembelajaran Pondok Pesantren dalam meningkatkan wawasan

keilmuan santri Sa’adatuddaren

Pada dasarnya, setiap kegiatan dan usaha yang dilakukan oleh setiap

orang pasti ada yang namanya faktor pendukung dan faktor penghambat.

Begitu juga dalam modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren dalam

meningkatkan wawasan keilmuan santri Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren.

Adapun faktor pendukung dari modernisasi Pondok Pesantren dalam

meningkatkan wawasan keilmuan santri Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren di

pengaruhi oleh beberapa faktor pendukung.

Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti melakukan wawancara

dengan pengasuh Pesantren. Inilah hasil wawancaranya:

Faktor pendukung modernisasi di pondok ini, kepercayaan

masyarakat, dedikasi guru, dedikasi dan loyalitas pengurus OPPS.Sehinggga

kita bisa melaksanakan modernisasi yang baik kalau sudah pengurusnya

punya dedikasi yang tinggi seperti itu. Kalau masalah dana bisa kita tutupi

dan itu tidak seberapa berpengaruh dibandingkan dedikasi dan loyalitas

semua komponen/elemen pondok. (Guru Ponpes, 4 April2020)

Selain itu, peneliti juga mewawancarai wakil mudir I Pondok

Pesantren Sa‟adatuddaren . Inilah hasil wawancaranya:

Faktor pendukung utama terjadinya proses modernisasi ini adalah

culture dan character building yang ada di dalamnya. Tanpa tradisi dan kultur

serta karakter yang kuat, baik dari lembaga, stakeholders dan santri di Pondok

ini maka proses modernisasi ini tidak akan berjalan. Contohnya saja, kalau

kita menginginkan lulusan atau alumnus Pondok ini cerdas tentu hal ini

berkorelasi positif dengan input santri yang akan masuk di dalamnya. Kalau

inputnya tidak bagus, maka proses pencerdasannya tidak akan berjalan secara

cepat. Itu contoh kecil. Namun pastinya semua elemen yang ada di Pondok

Pesantren Sa‟adatuddaren ini sangat menentukan bagi proses modernisasi

Pondok Pesantren .(Hasil wawancara dengan wakil mudir I, 4 April2020)

Hal yang senada diungkapkan pula oleh kepala MTS Pondok

Pesantren Sa‟adatuddaren. Berikut ungkapannya:

Faktor pendukungnya barangkali dari lingkungan. Karena sesuatu

akan maju kalau didukung oleh lingkungan yang maju. Karena memang

selain fasilitas yang lengkap juga didukung oleh lingkungan yang maju.

(Hasil wawancara dengan Kep Sek MTs ,4 April 2020)

Faktor pendung dari santrinya yaitu :

Kami menyambut baik dengan adanya modernisasi sekarang yang

mana dulunya kami hanya berfokus kepada ilmu agama tetapi kami sekarang

juga mempelajari ilmu-ilmu umum dan juga kami di perkenalkan dengan

teknologi informasi dan yang mana kami sekarang sudah mempunyai izajah

negeri sendiri, kalau dulu para santri jika ingin ijazah negeri mereka mencari

ijazah sendiri ke luar seperti mengikuti ujian paket C dan mereka terkadang

ikut ujian di sekolah lain. (Hasil Wawancara degan santri, 4 April, 2020).

Begitu pula dengan Ro‟is Muallimin, ia mengungkapkan sebagai

berikut:

Yang menjadi faktor pendukung modernisasi Pesantren ini adalah

adanya sup-port serta keinginan eksternal dan internal serta adanya peraturan

dan lengkapnya sarana walaupun penggunaannya belum maksimal.(Hasil

wawancara dengan Ro’is Muallimin,8 April 2020)

Hal tersebut diungkapkan pula oleh sekretaris Pondok. Berikut

pernyataannya:

Faktor pendukung paling besar dalam modernisasi ini adalah dari

santri Pondok Pesantren Sa‟adtuddaren sendiri. Karena mereka juga ingin

merasakan agar meraka juga bisa bersaing di era modern sekarang, (Hasil

wawancara dengan Sekretaris Pondok 8 April 2020)

Sedangkan menurut para santri sebagai berikut:

Faktor pendukungnya, adanya usaha keras dan kemaun untuk

menjadikan pondok ini terus sesuai dengan tuntutan zaman sekarang ini,

ironisanya untuk menjadi pondok modernlah.penghambatnya adanya tanggapan

yang kurang benar dari masyarakat. (Hasil wawancara dengan Santri Pondok

Pesantren Sa’adatuddaren 12 April 2020)

Faktor pendukungnya, fasilitas yang memadai dan designe bangunannya

yang modern. Faktor penghambatnya, kurangnya dukungan dari sebagaian pihak,

misalnya masyarakat sekitar.(Hasil wawancara dengan santri Pondok Pesantren

Sa’adatuddaren 12 April 2020)

Faktor pedukungnya, rasa semangat yang ada pada para elemen Pondok

Pesantren untuk menjadikan podok ini pondok yang modern.Faktor pendukung

lainnya adalah manajemen Pesantren yang sudah bagus.(Hasil wawancara dengan

santri Pondok Pesantren Sa’adatuddaren, 12 April 2020)

Dari pernyataan di atas, peneliti menyimpulkan bahwasanya banyak

sekali faktor pendorong modernisasi Pesantren dalam meningkatkan wawasan

santri. Diantaranyaadalah:

1. Faktor personal, misalnya dedikasi guru, dedikasi dan loyalitas pengurus

OPPS serta Kemauan dan kesadaran untuk maju yang dimiliki oleh setiap

person yang ada di Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren. Dengan adanya

dedikasi tersebut modernisasi Pesantren dapat terlaksana.

2. Karakteristik lokal yaitu, yang ada di dalamnya. Tanpa tradisi dan kultur

serta karakter yang kuat baik dari lembaga, keterkaitan dan santri di

Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren maka proses modernisasi Pesantren

tidak akan terlaksana.

3. Karakteristik perubahan tuntutan kebutuhan masyarakat. Dengan

banyaknya tuntutan masyarakat modern semua elemen Pesantren

termotivasi untuk memodernisasi Pesantren agar apa yang diinginkan

dapat tercapai.

4. Faktor eksternal yang berasal dari lingkungan sekitar. Sebagaimana

yang diungkapkan oleh pengasuh Ponpes bahwa awal berdirinya

sekolah formal MA /MTS berawal dari permintaan masyarakat sekitar

yang kemudian direspon secara baik oleh perintis Pesantren ini.

3. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat modernisasi Pondok

Pesantren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri Pondok

Pesantren Sa’adatuddaren

Selain faktor pendorong yang ada, masih banyak lagi faktor penghambat

modernisasi sistem pembelajaran Pondok Pesantren dalam meningkatkan

wawasan keilmuan santri Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren.sebagaimana yang

diutarakan oleh elemen Pesantren Sa‟adatuddaren

Sementara penghambatnya adalah dari masyarakat sendiri yang kurang

paham apa itu modern. Mereka mengatakan kalau modern orienasinya hanya pada

pelajaran umum saja sedangkan untuk agama dikurangi atau bahkan

ditinggalakna. Itu merupakan paradigma yang salah. (Hasil wawancara dengan

Kep Sek MTs, 16 April 2020)

faktor penghambat saya rasa tidak ada, hanya mungkin modernisasi ini

harus selalu terkontrol dengan adanya hukum-hukum agama Islam sehingga

modernisasi ini tidak terlalu melampaui batas dan keluar dari ajaran agama

Islam.(Hasil wawancara dengan Sek.Ponpes,16 April2020)

Faktor penghambatnya adanya tanggapan yang kurang benar dari

masyarakat yang belum mengerti apa itu modernisasi masyarakat menilai kalau

melakukan modernisasi pondok pesantren tersebut bakal menjadikan seperti

sekolah umum dan menomor dua kan pembelajaran agama nya. (Hasil

wawancara dengan guru, 16 April 2020)

Sedangkan penghambatnya juga dari sebagian santri yang kurang aktif

dalam proses pembelajaran dan belum terbiasa. (Hasil wawancara dengan santri

Pondok Pesantren Sa’adatuddaren, 16 April2020)

Yang menjadi faktor penghambat modernisasi Pesantren adalah

kurangnya disiplin para Santri dan ada sebagaian santri menganggap remeh

tentang pembelajaran umum nya. (Hasil wawancara dengan santri Pondok

Pesantren Sa’adatuddaren, 16 April 2020)

Faktor penghambatnya adalah adanya sebagian santri yang kurang patuh

dalam mentaati peraturan yang telah ditetapkan bersama.(Hasil wawancara

dengan KA OPPS , 16 April 2020)

Faktor penhambatnya adalah kurangnya kesadaran dari sebagian pihak

yang terkait atau elemen Pondok Pesantren sendiri dan juga masyarakat

sekitar.(Hasil wawancara dengan santri,16April 2020).

Dan salah satu faktor penghambatnya yaitu kurang nya tenaga pengajar

untuk menerapkan pembelajaran umum seperti Ipa Ips dan sebagainya tersebut di

karenakan mayoritas guru nya yang lulusan dari pondok pesantren tersebut

walaupun sudah ada sebagaian yang lulusan dari S1 dan S2 ( Hasil wawancara

dengan guru, 18 April 2020)

Dari semua pernyataan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwasannya

ada faktor yang menjadi faktor penghambat modernisasi Sistem Pembelajaran

Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan Wawasan Keilmuan Pondok Pesantren

Sa‟adatuddaren diantaranya adalah:

1) Hambatan ekonomi. Modernisasi Pesantren yang tidak berhasil

disebabkan karena lambatnya material yang diterima, seperti

masalah keuangan.

2) Hambatan personal, seperti pribadi santri yang tidak patuh

dengan

peraturanyangadaataudedikasigurudanpengurusyangrendah.

3) Hambatan sosial, adanya penolakan modernisasi Pesantren dari

sebagian masyarakat. Hal tersebut dapat menghambat lajunya

modernisasi Pesantren.

Selain ketiga faktor tersebut terdapat pula faktor penghambat yaitu

faktor SDM seperti pribadi guru dan siswa yang tidak bisa menerima

perubahan atau tidak mampu memenuhi apa yang diinginkan akibat

perubahan zaman. Disebabkan karena guru-guru yang ada di Pondok

Pesantren Sa‟adatuddaren hampir semuanya berasal dari pondok Salaf yang

belum banyak menerima ilmu-ilmu umum.

4. Bagaimana Upaya Pondok Pesantren Sa’adatuddaren Dalam

Mengatasi Hambatan Modernisasi Sistem Pembelajaran

Setelah faktor pendukung dan penghambat yaitu sampai saat ini

upaya pondok pesantren dalam mengatasi hambatan modernisasi

Sampai saat ini baru memasuki tahap dengan mengambil tenaga

pengajar dari pondok pesantren lain yang sudah modern atau dari guru yang

mengajar di Madrasah Aliyah Negeri untuk menunjang proses modernisasi

dan proses pembelajaran umumnya (Hasil Wawancara dengan waka

kurikulum, 19 April 2020.)

Peneliti juga mewancarai waka kurikulum :

Era globalisasi menuntut semua manusia bisa mengoperasikan

teknologi canggih yang salah satunya adalah komputer, kursus komputer ini

memberikan keterampilan kepada santri kami berbagai program dan aplikasi

komputer agar santri tidak ketinggalan dengan perkembangan teknologi atau

tidak gaptek (Hasil Wawancara dengan waka kurikulum, 19, April 2020).

Sehubungan tersebut, peneliti juga mewancarai pengasuh Pondok

Pesantren Sa‟adatuddaren, upaya yang dilakukan adalah:

Dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri saya upayakan

dengan mengikuti perkembangan-perkembangan yang ada terutama dalam

bidang kurikulum kemenag dan kurikulum madrasah (Hasil Wawancara

dengan pengasuh pondok , 19 April 2020).

Selain itu peneliti juga mewancarai Wakil Mudir I, inilah hasil

wawancaraya :

Untuk mengatasi hambatan modernisasi sistem pembelajaran

pimpinan pondok juga memberikan beasiswa bagi santri yang mengabdi dan

yang berprestasi untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke luar negeri seperti

di Hadramaut Yaman, Al- Azhar mesir dan ke pulau jawa, supaya ketika

sudah lulus di sana di tarik kembali untuk mengajar di pondok ini kembali

agar tenaga pendidiknya bisa membawa perubahan yang lebih baik lagi,

(Hasil Wawancara dengan Wakil Mudir I, 22 April 2020).

Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa Pondok Pesanrtren

Sa‟adatuddaren benar-benar sudah melakukan beberapa upaya dalam

mengatasi hambatan modernisasi , upaya tersebut dikemas secara rapi yang di

wujudkan dalam bentuk perubahan, dan program yang dikembangkan adalah

pengetahuan yang berbentuk modern agar santrinya berwawasan luas biak itu

ilmu agama maupun ilmu umum sesuai dengan nama Pondok Pesantren

tersebut yaitu Sa‟adatuddaren yang artinya kebahagiaan dua negeri yaitu

negeri dunia dan akhirat.

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan serta temuan yang sudah dilakukan serta rumusan

masalah maka dapat diambilkesimpulan:

1. Modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan

Wawasan Keilmuan Santri pondok pesantren sa‟adatudaren. Modernisasis

sistem pendidikan Pesantren dari sitem salaf ke sistem modern merupakan

upaya pendidikan lembaga Pesantren pondok pesantren sa‟adatudaren untuk

meningkatkan wawasan keilmuan para santri yang diserahkan kepadanya.

Dalam hal ini faktor yang mempengaruhi Pondok Pesantren untuk

mangadakan modernisasi adalah adanya perubahan sosial yang disebut

dengan era globalisasi yang menuntut setiap lembaga pendidikan bersaing

mencetak lulusan yang berkualitas (unggul). Menurut k. Aminn Noor umat

Islam diharapkan menciptakan suatu sistem pendidikan Pondok Pesantren

yang mampu melahirkan santri yang berkualitas dengan memiliki khazanah

keilmuan yang luas. Sebagaimana para ulama terdahulu yang tidak hanya

jago dalam ilmu Agama, melainkan juga jago dalam ilmu umum. Bahkan

kalau kita perhatikan ilmu umum yang berkembang saat ini adalah lahir dari

para ulama terdahulu.Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan wawasan

keilmuan santri adalah dengan mengadakan modernisasi pendidikan

Pesantren. Dengan modernisasi tersebut Pesantren dapat mencapai

kemajuan serta dapat bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan lain

untuk mencetak generasi yang berkualitas yang memiliki keahliandalam

berbagai bidang keilmuan yang disertai dengan kematangan spiritual.

2. Faktor Pendukung Modernisasi Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan

Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren

a. Faktor pendukung

1. Adanya dedikasi guru, dedikasi pengurus OPPSserta loyalitas

pengurus OPPSyang tinggi serta Kemauan dan kesadaran untuk

maju yang dimiliki oleh setiap elemen Pondok Pesantren

Sa‟adatuddaren.

2. Karakteristik lokalyang ada didalamnya.

3. Karakteristik perubahan tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap

kualitaspendidikan.

4. Semangat masyarakat untuk mengembangkan dan memajukan

lembaga pendidikanPesantren.

3. Faktor penghambat Modernisasi Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan

Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren

b. Faktor penghambat

1. Minimnya dana yang diterima oleh Pondok Pesantren membuat

Pesantren lambat untuk terus memodernisasi.

2. SDM Guru Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren yang minoritas

paham-paham ilmu umum yang masih belum bisa

mengembangkan modernisasi Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren.

3. Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren, terletak di seberang kota jambi

tahtul yaman yang masyarakatnya terkenal sangat agamis yang

kadang kala kurang setuju dan kurang paham dengan adanya

suatu modernisasi. Hal ini, akan bisa menjadi salah penghambat

modernisasi Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren.

4. Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren dikelola secara kolektif oleh

pengasuh asatidz dan pengurus OPPS. Maka apapun yang akan

dilaksanakan/diadakan di Pesantren harus selalu

dimusyawarahkan bersama dengan latar belakang SDM yang

berbeda, sehingga dalam hal ini kadangkala terdapat figur yang

kurang bisa menerima perubahan pembaharuan.

4. Upaya Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren Dalam Mengatasi Hambatan

Modernisasi Sistem Pembelajaran

d. Upaya Pondok

1. Dengan minimnya tenaga pengajar yang mengetahui ilmu umum

maka di pondok pesantren tersebut mengmbil tenaga pengajar

dari pondok modern dan dari Madrasah Aliyah Negeri

2. Mulai memperkenalkan kepada santrinya untuk mempelajari

teknologi informasi agar santrinya tidak gaptek dan bisa bersaing

ketika sudah lulus dari pondok tersebut

3. Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren merevisi kurikulumnya dan

sudah bisa menerima dan mengambil kurikulum dari Kemenag

4. Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren memberikan beasiswa kepada

santrinya yang berprestasi agar santrinya lebih giat dan

bersemangat untuk belajar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penellitian tentang modernisas Pondok Pesantren

Sa‟adatudaren Tahtul Yaman, maka peneliti menyampaikan beberapa saran

sebgaiberikut:

a. Modernitas yang dikembangkan di barat sangat tidak cocok bila

diterapkan dalam Pesantren. Walau bagaimanapun Pesantren harus tetap

memegang tradisinya. Ini tidak berarti Pesantren tidak peduli dengan

perubahan, tetapi bagaimana melakukan penyesuaian

yangtidakmengorbankan esesnsi tipe Pesantren.

b. Bagi dunia pendidikan Pesantren hendaaklah terus mengadakan perbaikan

dan pembaharuan dalam lembaganya, agar nantinya dapat mencetak

lulusan yang berkualitas yang mampu bersaing dalam dunia pendidikan

era globalisasi ini.

2. Kiyai, para asatidz, dan santri (pengurus OPPS atau bukan) merupakan

komponen penting Pesantren. Oleh karena itu, penting sekali adanya

kekompakan dan kerjasama yang baik diantara sesama. Mereka dituntut

kesadarannya untuk selalu kreatif dan inovatif dalam rangka

meningkatkan kualitas pendidikan Pesantren.

3. Di samping itu perlu adanya sebuah upaya penyadaran kepada seluruh

warga Pesantren, termasuk wali santri, bahwa keberhasilan pendidikan

Pesantren adalah tanggung jaswab kolektif, sehingga mereka juga harus

memberikan kontribusi yang nyata terhadap berbagai program yang

dilakukan olehPesantren.

66

DAFTAR PUSTAKA

___2002, Pola Pengembangan Pondok Pesantren, Surabaya; Direktorat Jenderal

Kelembagaan Agama Islam.

A‟la Abd.(Ed) 2006, Pembaruan Pesantren.Yogyakarta: Pustaka Pesantren.

Abdillah, sukron.Pesantren (online), Vol.3, No.5 (http//Rorom,Press. Com,

diakses, 2007/ 10/28).

Agenda Santri , Tanpa Tahun, jambi Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren

Agustina, Ella. Merancang Konsep Pendidikan. (Online) Vol, 3 No,4,

(http//euglena. Word Press.Com.Merancang-Konsep-Pendidikan/, diakses

2008/02/29).

Ahmad Jaiz, Hartono, Penghambat Modernisasi Pendidikan Pesantren.(online),

Vol 3, No, 1, ( http//idrussalih85:wordpress.com. 07,05,26 usulan-usulan

pembaharuan Depag, diakses 2008:04:10)

Al- attas M. Naquib.2003, filsafat dan praktek pendidikan islam.Bandung Mizan.

Al- Ghazali. Makassar ikhya’ Ulmuddin, Terj. Al Hamid, Zaid Husein. 1995,

Jakarta.Pustaka amarni.

Alzamuji, Etika Belajar Bagi Penuntut Ilmu, (Terj), Asrori, Ma‟ruf. 1996,

Surabaya: Pelita Dunia.

Arikonto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Jakarta PT: Rineka

Cipta.

Bahri, Ghazali, 2003, Pesantren Berwawasan Lingkungan, Jakarta: CV Prasati.

Bakhtiar, Amsal. 2004, Filsafat Ilmu. Bandung: PT Raja Grafndo.

Depag RI. 2003, Pondok Pesantren Dan Madrasah Diniyah, Jakarta : Direktorat

jenderal Kelembagaam Agama Islam.

Dhofir, Zamahsyari. 1982. Tradisi Pesantren , Jakarta: Lp3es.Dikotomi Ilmu,

Awal Kerancuan Muslim, (Online) Vol. 1, No 5, id=188 & itemi= 86,

diakses 2008/02/29)

Efendi, Masrur , 2006, Modernisasi Pendidikan Pesantren Dalam Prespektif

Azyumardi Azro”,

Faisal, jusuf Amir, 1995, Reorentasi Pendidikan Islam, Jakarta: Gema Insani

Press

Lampiran 1.

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)

Judul Skripsi : Moderniasi Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren Dalam

Meningkatkan Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren

Sa’adatuddaren Kelurahan Tahtul Yaman Kota Jambi

A. Wawancara

1. Ustazd

a) Bagaimana modernisasi sistem pembelajaran di pondok pesantren

Sa‟adatuddaren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri

b) Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung modernisasi pondok

pesantren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri

Sa‟adatuddaren

c) Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat modernisasi pondok

pesantren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri

Sa‟adatuddaren

d) Bagaimana upaya Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren dalam mengatasi

hambatan modernisasi sistem pembelajaran

2. Mudabbir

a) Bagaimana modernisasi sistem pembelajaran di pondok pesantren

sa‟adatuddaren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri

b) Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung modernisasi pondok

pesantren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri

sa‟adatuddaren

c) Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat modernisasi pondok

pesantren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri

sa‟adatuddaren

d) Bagaimana upaya pondok pesantren sa‟adatuddaren dalam mengatasi

hambatan modernisasi sistem pembelajaran

3. santri

a) Bagaimana modernisasi sistem pembelajaran pondok pesantren

sa‟adatuddaren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri

b) Faktor apa saja yang menjadi pendukung modernisasi pondok pesantren

dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri sa‟adatuddaren

c) Faktor apa saja yang menjadi penghambat modernisasi pondok

pesantren dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri

sa‟adatuddaren

d) Bagaimana upaya pondok pesantren sa‟adatuddaren dalam mengatasi

hambatan modernisasi sistem pembelajaran

B. Observasi

1. Modernisasi sistem pembelajaran pondok pesantren sa‟adatuddaren

dalam meningkatkan wawasan keilmuan santri

2. Faktor yang menjadi pendukung modernisasi pondok pesantren dalam

meningkatkan wawasan keilmuan santri sa‟adatuddaren

3. Faktor yang menjadi penghambat modernisasi pondok pesantren dalam

meningkatkan wawasan keilmuan santri sa‟adatuddaren

4. Upaya yang dilakukan pondok pesantren sa‟datuddaren dalam mengatasi

hambatan modernisasi sistem pembelajaran

C. Dokumentasi

1. Historis dan geografis Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren

2. Struktur organisasi Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren

3. Keadaan ustazd Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren

4. Keadaan sarana dan prasarana Pondok Pesantren Sa‟adatuddaren

Lampiran 2.

DAFTAR INFORMAN

No Nama Keterangan

1. Abdullah Hasyim Lc, MA Wakil Mudir

2. Ahmad Widadi, S,ud Waka Kurikulum

3 Abdul Halim Pengasuh Santri

4 Zainul Hayat Sekretaris

Lampiran 3.

DAFTAR RESPONDEN

no Nama Keterangan

1 Fadil ahmad hafiz Ketua OPPS

2 Fiki Alvin Penggerak bahasa

3 M.Adlan Bidang Keamanan

4 Nurul Huda Sekretaris Umum

5 M. Erdi Saputra Bidang pengajaran

Lampiran. 4

FOTO KEGIATAN

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. Jambi-Ma.Bulian Km.16 Simp.Sungai Duren Kab.Muaro Jambi 36363

KARTU BIMBINGAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

Kode Dokumen

Kode Formulir

Berlaku

Tanggal

No

Revisi

Tanggal

Revisi

Halaman

In. 08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2020 R-0 - 1 dari 2

Nama : Muhammad

NIM : TP. 161514

Pembimbing : Dr.Drs. M. Rafiq, M.Ag

Judul : Modernisasi Sistem Pembelajaran Pondok Pesantren Dalam

Meningkatkan Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren

Sa'adatuddaren Kelurahan Tahtul Yaman Kota Jambi

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan/Program Studi : Pendidikan agama is.lam

No Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan

Pembimbing

1. 30 - januari- 2020 Penyerahan surat penunjukan dosen

pembimbing

2. 15- februari -2020 Bimbingan Bab I,II, dan III

3. 15- 16 februari-

20120 Perbaikan Proposal

4. 16 - februari- 2020 ACC Proposal untuk Diseminarkan

5. 25 - februari – 2020 Seminar Proposal

6. 06 -maret- 2020 Perbaikan Proposal Sesuai Hasil

Seminar

7. 13 –maret -2020 ACC Riset

8. 27 - juli- 2020 Bimbingan Bab I, II, III,IV dan V

9. 27 - 28 -juli- 2020 Perbaikan Skripsi dan Daftar

Pustaka

10. 28 – 29 juli-2020 Perbaikan Sikripsi Lengkap

11. 30 – juli- 2020 ACC Skripsi

Jambi, November 2020

Pembimbing I

Dr.Drs. M. Rafiq, M.Ag

NIP. 195812311986031054

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. Jambi-Ma.Bulian Km.16 Simp.Sungai Duren Kab.Muaro Jambi 36363

KARTU BIMBINGAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

Kode Dokumen

Kode Formulir

Berlaku

Tanggal

No

Revisi

Tanggal

Revisi

Halaman

In. 08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2020 R-0 - 1 dari 2

Nama : Muhammad

NIM : TP. 161514

Pembimbing : Nispi Syahbani, M.Pd.I

Judul : Modernisasi Sitem Pembelajaran Pondok Pesantren Dalam

Meningkatkan Wawasan Keilmuan Santri Pondok Pesantren

Sa'adatuddaren Kelurahan Tahtul Yaman Kota Jambi

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan/Program Studi : Pendidikan agama islam

No Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan

Pembimbing

1. 30 - januari- 2020 Penyerahan surat penunjukan

dosen pembimbing

2. 15- februari -2020 Bimbingan Bab I,II, dan III

3. 15- 16 februari-

20120 Perbaikan Proposal

4. 16 - februari-

2020

ACC Proposal untuk

Diseminarkabn

5. 25 - februari -

2020 Seminar Proposal

6. 06 -maret- 2020 Perbaikan Proposal Sesuai

Hasil Seminar

7. 13 –maret -2020 ACC Riset

8. 27 - juli- 2020 Bimbingan Bab I, II, III,IV dan

V

9. 27 - 28 -juli- 2020 Perbaikan Skripsi dan Daftar

Pustaka

10. 28 – 29 juli-2020 Perbaikan Sikripsi Lengkap

11. 30 – juli- 2020 ACC Skripsi

Jambi, November 2020

Pembimbing II

Nispi Syahbani, M.Pd.I

NIP. 197808202011011005

DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE

Nama : Muhammad Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat tgl Lahir : Jambi, 08 Desember 1998 Alamat : Tahtul Yaman, Kec Pelayangan Kota Jambi Alamat Email : [email protected] No Kontak : 089629413211

Pendidikan Formal

1.SDN 10 Kota Jambi

2.Pondok Pesantren Sa'adatuddaren

3.Pondok Pesantren Sa'adatuddaren

4.Universitas Islam Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Pengalaman Organisasi

1.Anggota Karang Taruna Tahtul Yaman

2. Hmj PAI UIN STS Jambi

Motto Hidup :. Man Jadda Wajada. Jambi,23 November2020 Muhammad NIM. TP. 161514