model pengelolaan lingkungan taman wisata alam gunung ...

12
J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN, Vol. 19, No.3, November,2012,273-284 MODEL PENGELOLAAN LINGKUNGAN TAMAN WISATA ALAM GUNUNG MBJA MANOKWARI PAPUA BARAT Model Environmental Management of Meja Mountain Natarul Manokwuri lYest Papua Natalsen Basna*, Djoko Marsono**, Totok Gunawr[***, Irham**** * Mahasiswa 53 Fakultas Kehutanan UGM ([email protected]) ** Fakultas Kehutanan UGM *** Fakultas Geografi UGM **'r'* Fakultas Pertanian UGM Diterima: 23 Agustus 2012 Disetujui: l0 September 2012 Abstrak Model pengelolaan lingkungan hutan Taman Wisata Alam Gunung Meja mencapai lingkungan keberkelanjutan apabila aspek ekologis, ekonomis, dan sosial budaya yang dinamis diperlukan suatu konsep model lingkungan yang permanen dalam pengelolaannya. Model lingkungan adalah perwakilan sebuah objek dalam bentuk aktual atau situasi rill yang ditentukan secara sadar dan terencana. Penelitian ini bernrjuan (1) menganalisis model sistem blok, (2) mengontruksi model rckayasa stmktur hutan tanaman lokal campuran sebagai pengedalian lingkungan rnasa kini, (3) mengonstuksi model arahan lingkungan pengelolaan wisata alam yang berbasis bisnis konservasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah memadukan sumber informasi lingkungan dari data penginderaan jauh, peta tematik, sistem informasi geografis (SIG), dan survei lapangan. Populasi sampel mengenai kerusakan lingkungan dipilih dari peta satuan lahan sesuai dengan liputan citra lansat thematic mapper (TM) atau enhanced thematic mapper (ETM) seluruh kawasan dan survei lapangan. Hasil penelitian, adalah (1) perumusan model berdasarkan kondisi permasalahan yang terdiri atas model sistem blok berdasarkan blok daerah datar, daerah tangkapan air satu atau daerah dengan kerapatan hutan yang tinggi, blok kerapatan sedang atau daerah tangkapan air dua, blok daerah pemanfaatan dan blok rehabilitasi; (2) mengontruksi model rekayasa struktur hutan tanaman lokal campuran untuk pengendalian lingkungan masa kini berdasarkan stratifikasi tajuk; dan (3) menginstruksi model arahan pengelolaan lingkungan wisata alam yang berbasis bisnis konservasi berdasarkan pada pengembagan jalur pariwisata dan model pengembangan bisnis konservasi. Kata kunci: model pengelolaan, lingkungan, blok, rekayasa struktur, arahan citra satelit, citra quickbird, landsat, TM, ETM Abstrsct Model environmental management of forests Meja Mountain Natural Park has achieved thenvironmental aspects of sustainability where ecological, economic and socio-cultural dynantic. At present a concept model of the environment, that can be pernxanently implied in its management is required. Environment model is representation of an object, in condition of actual or real situation, that is determined consciously. The research objectives are : (l) analyze the system zone clasification, (2) construct engineering ntodels of forest structure, with a mixhre of native trees, as an up to date envirorunental control and (3) construct a model of environmental clirectives, management for nature tourism, and cons ervution-based businesses. . The method used in this study is to integrate environmental information resources from remote sensing data, thematic maps, geographic infonnation systems (GIS) and field surveys. Population samples used for environmental damage, is obtoined from map units of land, in accordance with the coverage of thematic mapper QM) imagery lansat or enhanced thematic mapper @fM throughout the region.

Transcript of model pengelolaan lingkungan taman wisata alam gunung ...

J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN, Vol. 19, No.3, November,2012,273-284

MODEL PENGELOLAANLINGKUNGAN TAMAN WISATA ALAM GUNUNG MBJA MANOKWARI

PAPUA BARATModel Environmental Management of Meja Mountain Natarul

Manokwuri lYest Papua

Natalsen Basna*, Djoko Marsono**, Totok Gunawr[***, Irham***** Mahasiswa 53 Fakultas Kehutanan UGM ([email protected])

** Fakultas Kehutanan UGM*** Fakultas Geografi UGM

**'r'* Fakultas Pertanian UGM

Diterima: 23 Agustus 2012 Disetujui: l0 September 2012

Abstrak

Model pengelolaan lingkungan hutan Taman Wisata Alam Gunung Meja mencapai lingkungankeberkelanjutan apabila aspek ekologis, ekonomis, dan sosial budaya yang dinamis diperlukan suatukonsep model lingkungan yang permanen dalam pengelolaannya. Model lingkungan adalah perwakilansebuah objek dalam bentuk aktual atau situasi rill yang ditentukan secara sadar dan terencana. Penelitianini bernrjuan (1) menganalisis model sistem blok, (2) mengontruksi model rckayasa stmktur hutantanaman lokal campuran sebagai pengedalian lingkungan rnasa kini, (3) mengonstuksi model arahanlingkungan pengelolaan wisata alam yang berbasis bisnis konservasi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah memadukan sumber informasi lingkungan daridata penginderaan jauh, peta tematik, sistem informasi geografis (SIG), dan survei lapangan. Populasisampel mengenai kerusakan lingkungan dipilih dari peta satuan lahan sesuai dengan liputan citra lansatthematic mapper (TM) atau enhanced thematic mapper (ETM) seluruh kawasan dan survei lapangan.

Hasil penelitian, adalah (1) perumusan model berdasarkan kondisi permasalahan yang terdiri atasmodel sistem blok berdasarkan blok daerah datar, daerah tangkapan air satu atau daerah dengan kerapatanhutan yang tinggi, blok kerapatan sedang atau daerah tangkapan air dua, blok daerah pemanfaatan danblok rehabilitasi; (2) mengontruksi model rekayasa struktur hutan tanaman lokal campuran untukpengendalian lingkungan masa kini berdasarkan stratifikasi tajuk; dan (3) menginstruksi model arahanpengelolaan lingkungan wisata alam yang berbasis bisnis konservasi berdasarkan pada pengembaganjalur pariwisata dan model pengembangan bisnis konservasi.

Kata kunci: model pengelolaan, lingkungan, blok, rekayasa struktur, arahan citra satelit, citra quickbird,landsat, TM, ETM

Abstrsct

Model environmental management of forests Meja Mountain Natural Park has achievedthenvironmental aspects of sustainability where ecological, economic and socio-cultural dynantic. Atpresent a concept model of the environment, that can be pernxanently implied in its management isrequired. Environment model is representation of an object, in condition of actual or real situation, thatis determined consciously. The research objectives are : (l) analyze the system zone clasification, (2)construct engineering ntodels of forest structure, with a mixhre of native trees, as an up to dateenvirorunental control and (3) construct a model of environmental clirectives, management for naturetourism, and cons ervution-based businesses.. The method used in this study is to integrate environmental information resources from remote

sensing data, thematic maps, geographic infonnation systems (GIS) and field surveys. Populationsamples used for environmental damage, is obtoined from map units of land, in accordance with thecoverage of thematic mapper QM) imagery lansat or enhanced thematic mapper @fM throughout theregion.

274 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 19, No. 3

The results of the study is to obtain the formulation of models based on the condition of the problemwhich consists of: (l) model block clasification system, based on the block of flat arees, a single watercatchment area, or areas with high forest density, medium density block or two water catchment areas,utilization of local zones, and zones of rehabilitqtion, (2) construct engineering moclels offorest structure,Iocal crops mixtures, for controlling the current environment, based on stratification of canopy and (3)construct a model of environmental management directives for eco-tourism business based conseryation,based on tourism development paths and developing a business model of conservation.

Keywords: Models, Manogement, Environment,Block, Structure Engineering, Directive Satellile Imagery,Image Quickbird, Landsat, TM and ETM

PENDAHULUAN

Kawasan konservasi hutan Taman WisataAlam Gunung Meja mempunyai ciri khasdengan memiliki keanekaragaman jenis florafauna tinggi. Kawasan tersebut juga berfungsisebagai habitat satwa langka, daerahpenyangga kehidupan, tempat pelestarianpotensi sumber air, tempat wisata alam,

daerah pendidikan dan penelitian, serta

sebagai sumber ekonomi masyarakat disekitamya. Kawasan tersebut seharusnyadikelola secara bijaksana untuk memperkecilkerusakan (Balitbang Manolavari, 2006:Kurniawan, 2005). Potensi yang berdam-pingan langsung dengan permukimanpenduduk tersebut telah berdampak terhadappeningkatan penggunaan lahan untukkepentingan perladangan berpindah danpemukiman penduduk dalam kawasan. Olehkarena itu, perlu ditentukan model sonasi,model rekayasa stuktur hutan tanaman lokalberdasarkan klasifikasi stratum tajuh danpenentuan model penataan, pengembangan,peningkataq serta perlindungan untukmengoptimalkan kawasan menjadi lestari.(Apriani, 2003; Wamrau, 2004; Basna, 2007).Penentuan model lingkungan diperlukanuntuk nilai dan peluang pemanfaatankawasan dalam mengoptimalkan kerusakanlingkungan kembafi ke bentuk awal hutanlestari dengan peranan sebagai "dapur hidup"bagi masyarakat.

Penenfuan model Hutan Taman WisataAlam Gunung Meja merupakan suatukeharusan yang dapat dilakukan untukmengantisipasi kondisi hutan yangberdampingan langsung dengan permukimanpenduduk dan sebagai penyangga kehidupanmasyarakat Kota Manokwari (Maemunah,2003). Kondisi tersebut mendorongmasyarakat dalam meningkatkan pendapatan

tambahan, sehingga memberi peluangteqadinya pcningkatan pemanfaatan sumberdaya tumbuhan dan fisik kawasan secarailegal (Bismark dkk, 2006; Subagio, 2009).Pemanfaatan sumber daya alam yangdilakukan dengan cara tidak bijaksana telahberdampak pada perubahan yang mengarahpada kerusakan ekosistem (Marsono, 2006;Utomo, 2008). Dalam pengelolaan kawasan,sebenarnya masyarakat berkewajibanmenjaga, melindungi, meningkatkan, danmemanfaatkan potensi secara bijaksana untukkepentingan masyarakat tarrpa mengabaikanaspek lingkungan. Tujuan penelitian adalah(1) menganalisis model sistem blok, (2)mengkontruksi model rekayasa stuktur hutantanaman lokal campuran untuk pengedalianlingkungan masa kini, dan (3) mengonstuksimodel arahan lingkungan pengelolaan wisataalam yang berbasis bisnis konservasi.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitianini adalah memadukan sumber informasilingkungan dari data penginderaan jauh, petatematik" dan sistem informasi geografis(SIG). Populasi kerusakan lingkungandipilih seluruh kawasan hutan Taman WisataAlam Gunung Meja sesuai dengan liputancifra lansat thematic n apper (TM) atauenhanced thematic ntapper (ETM) seluruhkawasan. Pengambilan sampel data melaluipengecekan lapangan dilakukan denganmempertimbangkan kondisi luas kawasanyang kecil hanya 451,53 ha sehinggapengecekan lapangan dilakukan sampel 90%.Pengelolaannya mengikuti prosespengelolaan data dengan sistem informasigeografis yang mencakup proses analisis datasampai dengan keluaran dalam bentukcetakan berupa peta, tabel, grafik dan mediakertas.

November 2012 BASNA, N., DKK.: MODEL PENGELOLAAN LINGK

HASIL DAI\ PEMBAHASAN

Penelitian ini, menghasilkan konsep atau

bentuk model pengelolaan lingkungan yang

mencakup rnodel pembagian blok, modelrekayasa struktur hutan tanaman lokalcampuran untuk pengedalian lingkunganmasa kini dan model arahan lingkunganpengelolaan wisata alam yang berbasisbisnis konservasi. Penentuan modelpengelolaan untuk mengoptimalkanlingkungan hutan tetap lestari ke depan,

adalah sebagai berikut.

1. Model Pengelolaan KawasanBerdasarkan Sistem BlokBerdasarkan hasil penelitian citra satelit,

analisis tata guna lahan dan unit lahandidapatkan hasil kerusakan hutan, kerapatanhutan dan analisis faktor-faktor yangmempengaruhi kerusakan hutan dankelestarian hutan, maka diperlukan suatumodel lingkungan yang komprehensif.Untuk mengoptimalkan kondisi ekosistemhutan tetap lestari, penentuan pengendalianlingkungan kawasan hutan berdasarkanmodel sistem blok. Penataan blokberdasarkan potensi dan fungsi kawasandengan memperhatikan aspek ekologi,sosial, ekonomi, dan budaya lokal. Model

275

sistem blok tersebut dilihat pada gambar I dibawah ini.

Gambar 1 Peta pembagian blok tersebutdapat dibagi menjadi tiga blok sebagaiberikut.

Blok tangkapan air I atau blok kerapatantinggi. Blok tangkapan air I atau blokkerapatan tinggi adalah bagian hutan wisatayang mempunyai kondisi alam baik biotikmaupun fisiknya masih asli dan tidak ataubelum terganggu oleh manusia, mutlakdilindungi, berfungsi untuk perlindungan,koleksi keanekaragaman hayati yang aslidan khas.

1. Blok ini adalah blok yang datar.Bentuk puncak gunung yang datar bagaikanmeja tersebut kemudian menjadi dasarpemberian nama hutan menjadi HutanGunung Meja. Blok Hutan Gunung Mejaadalah zona daerah tangkapan air. Hasil airhujan yang terinfiltrasi di sini akan keluarmenjadi sumber air di Fanindi, Brawijaya,Misi, Kampung Ambon, Ayambori, Sweni,Angori, dan Amban. Blok tangkapan air duaadalah daerah yang juga memiliki hutanrapat, namun topografi daerahnya curam,agak curam, dan sangat curam.

Luasan dan fungsi blok. Luasan blokditetapkan berdasarkan luasan hutan yangtidak rusak, yaitu sebesar 137,34 ha (70%)

Oasrah MidngTangkap.n Ai 2

Kerapatan

APCTA PEiIBAGIAI{ ZOTE

G. IiEJA

3I)C C 3OO il.LB

---!Logad :

f OaG.h Catar Tangiaprr lu,iHlhn Kr!f.t.r tnlt)Cd.n tl'r;rt'!.agkrF.. Ai!iHJbF K-.ts|.i S*.ngl

.':iil Orrrlr PrmnlrrrlZsa Pa..rl-trn .

: ., FnulFarFI+ Ru..kI S.rg.t Rsk

Analisis

Gambar I Peta Pengelolan Kawasan Berdasarkan Blok

276 J. MANUSIA DAN LINGKT]NGAN Vol. 19, No. 3

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukandalam blok pemanfaatan ini meliputi (l)perlindungan dan pengamanan; (2)inventarisasi dan monitoring sumber dayaalam hayati dengan ekosistemnya; (3)penelitian dan pengembangan pendidikanserta penunjang budidaya; (4)pengembangan potensi dan daya tarik wisataalam; (5) pembinaan habitat dan populasi;(6) pemanfaatan kondisi atau jasalingkungan; dan (7) pembangunan saranadan prasarana pengelola, penelitian,pendidikan, wisata alam, serta pemanfaatankondisi atau jasa lingkungan.

3. Blok rehabilitasi adalah blok untukmengembalikan ekosistem kawasan yangrusak menjadi kawasan atau kondisiekosistem yang alami. Persyaratanrehabilitasinya adalah (1) dilakukan padadaerah kawasan hutan yang mengalamiperubahan fisik; (2) sifat fisik dan hayatiyang secara ekologi berpengaruh kepadakelestarian ekosistem, pemulihannyamemerlukan campur tangan manusia. Blokrehabilitasi dalam peta blok di atas diberiwarna merah. Blok ini adalah bagian hutanyang rusak dan akan direhabilitasi denganmodel rekayasa struktur hutan tanamancampuran lokal untuk mengoptimalkankondisi hutan menjadi optimal.

2 Model Rekayasa Struktur HutanTanaman Campuran Lokal pada BlokRehabilitasi sebagai PengendalianLingkunganModel yang dilakukan pada blok

rehabilitasi adalah model rekayasa strukturpada stratifikasi tajuk untuk hutan tanamanlokal campuran. Hutan campur tidakterdapat pada hutan tanaman. Hutan campurhanya terdapat pada hutan alam danmodelnya dibuat dengan merekayasastruktur hutan dengan berbagai stratum.Penenfuan model rekayasa hutan tanamanyang dimanipulasi tersebut merupakansistem yang hidup, tumbuh, dan bersifatdinamik. Artinya, model rekayasa strukturmasyarakat hutan terbentuk secaraberangsur-angsur melalui beberapa tahapinvansi oleh tumbuhan-tumbuhan, adaptasi,agregasi, persaingan dan penguasaanrekreasi terhadap tempat tumbuh dan

dan berdasarkan kriterian blok. Fungsi blokini adalah (1) untuk perlindungan ekosistem,(2) pengawetan flora dan fauna kfias besertahabitat yang peka terhadap gangguan danperubahan, (3) sumber plasma nutfah darijenis tumbuhan dan satwa liar, (4) untukkepentingan penelitian, (5) pengembanganilmu pengetahuan, (6) pendidikan, (7)penunjang budaya dan (8) pengembanganekowisata sebagai bisnis konsenrasi.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada

blok ini adalah (1) perlindungan danpengarnan an; (2) inventarisasi dan monitoringsumber daya alam hayati denganekosistemnya; (3) penelitian danpengembangan, ilmu pengetahuan, pendidikandan atau penrurjang budidaya; dan (4)pembangunan sarana dan prasarana yang tidakpermanen dan terbatas untuk kegiatanpenelitian dan pengelolaan. Hasil yang akandicapai pada pembagian blok tangkapan airadalah (1) sebagai laboratorium alami untukkepentingan penelitian dan pendidikan; (2)sebagai daerah penyangga kehidupan kotaManolavari; (3) sebagai daerah tangkapan airbersih yang dimanfaatkan oleh masyarakatkota Manohvari; (4) sumber plasma nutfah;(5) memberikan suplai oksigen bagrmasyarakat kota Manolcrvari; (6) sebagai

tempat pertrahanan keamanan; dan (7) sebagai

aset warisan nenek moyang kepada anak cucu.2. Blok pemanfatan yaitu blok untuk

mengembangkan pariwisata alam danrelcreasi, jasa lingkungan, pendidikan,penelitian, dan pengembangan yang me-nunjang pemanfaatan kegiatan penunjangbudidaya. Persyaratan penentuannya adalah(l) mempunyai daya tarik alam berupatumbuhan, satwa, atau formasi ekosistemtertentu, serta formasi geologi berupa HutanTaman Wisata Alam Gunung Meja yangindah dan unik; (2) mempunyai luasan yangcukup untuk menjamin kelestarian potensidan daya tarik guna dimanfaatkan bagipariwisata dan rekreasi alam; (3) kondisilingkungan yang mendukung pemanfaatanjasa lingkungan, pengembangan pariwisataalam, penelitian, dan pendidikan; (4)merupakan wilayah yang memungkinkandibangunnya sarana prasarana bagi kegiatanpemanfaatan jasa lingkungan, pariwisataalam, rekreasi, penelitian, dan pendidikan.

November 2012 BASNA, N., DKK.: MODEL PENGELOLAAN LINGK

stabilitas. Proses suksesi model ini akanberlangsung terus sampai mencapaistabilitas atau keseimbangan dinamikdengan lingkungan.

Rehabilitasi hutan dan lahan dimaksud-kan untuk memulihkan, mempertahankandan meningkatkan fungsi Hutan TamanWisata Alam Gunung Meja agar kembalioptimal seperti kondisi awal. Untukmeningkatkan fungsinya sebagai dayadukung produktivitas dan peranannya dalammendukung sistem penyangga tetap terjaga,kegiatan rehabilitasi hutan dan lahandiselenggarakan melalui (1) reboisasi, (2)penghijauan, (3) pemeliharaan, (4)pengayaan tanaman, dan (5) penerapanteknik konservasi tanah secara vegetatif dan

sipil teknis pada lahan kritis dan tidakproduktif.

Pada blok rehabilitasi akan dilakukanrehabilitasi dengan model rekayasa strukturhutan tanaman lokal. Model ini dirancangbertujuan untuk menjawab kondisikerusakan Hutan Taman Wisata AlamGunung Meja Manokwari. Titik-titikkerusakan yang direhabilitasi dapat dilihatpada peta blok yang diblok dengan warnamerah. Rekayasa struktur hutan tanamancampuran yang akan dikembangkanmencalanp hal-hal sebagai berikut.

1) Shatum kesatu adalah jenis yangkarakternya memiliki tajuk dominan, yaitupohon dengan tajuk yang meluas padatingkatan teratas, umunmya dari penutuptajuk, dan menerima cahaya penuh dari atas

dan sebagian dari samping. Berdasarkan haltersebut, jenis tanaman yangdirekomendasikan untuk ditanam adalahtanaman jangka panjang, yaitu jenis matoa(Pometia pinata), jati (Tectona grandis),durian, rambutan, apokat, lansat, mangga,nangka, dan jambu. Jenis-jenis ini dipilihagar dapat memberikan manfaat ganda

kepada masyarakat dan dapatmengendalikan lingkungan menj adi optimal.

2) Stratum kedua adalah sratum hijaudaun. Statum kedua disebut sfratumkodominan, yaitu pohon dengan tajukmembentuk level umum dari atas tepi,sedikit dari samping, biasanya dengan tajuk

277

ukuran medium lebih banyak atau sedikitberdasarkan pada bagian samping. Stratumini merupakan stratum hijau daun dan tidakmenggugurkan daun. Stratum kedua inidirekayasa dengan jenis kopi (Covea sp),

rambutan (Nepaleum lapaceurn), dan jenistanaman coklat (Theobroma cao-cao).

3) Stratum ketiga adalah stratumintermediente, yaitu pohon yang lebihpendek dari pohon stratum terdahulu, tetapitajuknya menyebar ke dalam sebagaipenutup tajuk yang dibentuk oleh pohon-pohon dominan dan codominan. Jenispohon-pohon tersebut menerima sedikitcahaya dari samping. Biasanya, tajuk yangkecil menumpul pada samping-samping.Jenis ini adalah jenis kopi (Covea sp) danjenis tanaman coklat (Theobroma cao-cao).

4) Stratum ke empat adalah stratum yangdirancang untuk tanaman tumbuhan bawahatau taman obat-obatan tradisional yangmampu menahan tanah dan menginfiltrasiair ke dalam tanah. Jenis-jenisnya inisebagai berikut.

a. Lengkuas atau Bangle (Zingiberpurpereun Roxb), yaitu tanaman lokal herbaberumur tahunan. Tanaman tersebutdimanfaatkan sebagai bumbu masak.Lengkuas juga dimanfaatkan olehmasyarakat lokal sebagai obat tradisionaluntuk menyembuhkan luka memar, obatpelangsing, pemulihan penglihatan, obathepatitis, obat gangguan perut, obat demam,obat penawar racun, obat pusing, dan obatcacing. Dalam pengobatan, bagian tanamanyang digunakan adalah bagian rimpang.

b. Daun Gatal (Lapopetalum)dimanfaatkan sebagai obat tradisional yangdapat digosok pada badan yang sakit ataukecapaian. Penjualan obat daun gatal dipasar Papua laku dengan baik (peluang pasarmenjanjikan). Masyarakat Papua sebagianbesar menggunakan daun gatal sebagai obattradisional untuk menyembuhkan berbagaipenyakit, terutama masyarakat Maybratyang tersebar di seluruh Papuamemanfaatkan daun tersebut sebagai obatterbaik.

c. Kencur (Kaempferia galangal, Linn),yaitu tanaman yang dimanfatkan masyarakat

278 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 19, No. 3

penghasil obat tradisional, sere, daunkomani, daun pandan, dan jenis daun sirihyang dinilai bisa direkayasa untukmempertahankan kondisi tanah agr tetapbaik.

Stratum keempat ini dapat memperkuattanah dan menahan erosi yang besar. Suatuvegetasi penutup tanah yang baik, sepertirumput yang lebat atau rimba yang lebatakan menghilangkan pengaruh hujan,topografi terhadap erosi, dan mengurangi airpermukaan. Berdasarkan hal tersebut,masyarakat diarahkan dalam usahapenanaman tanaman bawah yang dapatmemberikan manfaat ekonomi nyata danmampu memainkan peranan penting dalampencegahan erosi, mengurangi airpermukaan, dan meningkatkan infiltrasi airdalam tanah untuk kepentingan pemanfaatanair tanah.

Berikut ini tahapan-tahapan dari modelrekayasa hutan tanaman.

(1) Menanam tanaman pagar. Tanamanpagar adalah tanaman yang ditanam diantara barisan taman yang sudah ditanam.Tujuannya untuk membasmi tanamanpengganggu dan mengeringkan tanahberdrainase buruk. Jenis yangdirekomendasikan adalah jenis pinang, sirihdan bambu. Jenis pinang dan sirih adalahjenis makanan khas Papua yang banyakdiminati semua orang Papua. Dengan katalain, jenis tersebut bisa memberikan hasilproduksi yang menjanjikan kepadamasyarakat sekitar Hutan Taman WisataAlam Gunung Meja untuk mendapatkanpendapatan tambahan.

(2) Tanaman tepi merupakan tanamanyang ditanam di bagian tepi sebagaipenyangga dan penahan erosi, dan jugasebagai penunjang dalam stratum untukdapat menahan kondisi tanah dengan stabil.Tumbuhan tepi pada perkebunan dapatmelindungi tanah. Kegiatan yang dilakukanadalah menanam jenis kopi, coklat dan jenisbambu-bambu untuk kepentingan hari-haribesar, untuk kepentingan umbul-umbul, dankepentingan rumah tangga agar masyaralr,atmemanfaatkan bambu sebagai penggantikayu.

(3) Tanaman-tanaman pengisi merupakantanaman yang ditanam sebagai tanaman

Papua sebagai bumbu masak yang sangat

baik karena memiliki bau yangmenakjubkan. Kencur tumbuh mendatarbersamaan dengan tanah. Tumbuhan iniefektif digunakan sebagai stratum dasaryang tepat sebagai penahan air terahirsebelum air terinfiltrasi ke dalam tanah.

Tumbuhan kencur sangat efektif membuatpori-pori tanah yang baik danmempennudah infiltrasi air ke dalam tanah.

Kencur dimanfaatkan sebagai obathadisional untuk menyembuhkan berbagaipenyakit.

d. Temu Lawal: (Curcuma xanthowhizaRoxb) merupakan tanaman ternak tahunanyang hanya digunakan untuk bumbu masakoleh masyarakat secara umum. Tumbuhanini efektif memperkuat tanah danmemperrnudah infiltrasi air ke dalam tanah.Tumbuhan ini merumpun dan tersusun daripelepah daun yang begitu indah. Aromanyatajam dan rasanya sangat pahit. Dalampengobatan bagian Temu Lawak yangdimanfaatkan adalah rimpangnya.Kegunannya adalah untuk mengembalikantubuh, menyembuhkan demam akibatmalaria, memperbanyak air susu ibu,membersihkan darah, menyembuhkanpenyakit kuning, memperbaiki pencernaan,

merontokkan lemak, mengatasi gangguanperut, menghilangl:an flek dan jerawat, danmenghilangkan bau badan yang tidak sedap.

Temulawak memiliki peran yang besarsebagai obat tradisional dalam penyembuhanberbagi penyakit.

e. Alang-alang (Imperata cylindrica)yang sudah tumbuh di daerah bekasperladangan dipertahankan sebagaitumbuhan bawah yang akan dimanfaatkan.Kegunaan alang-alang dalam pengobatantradisional adalah sebagai tanaman yangdimanfaatkan akarnya, yang rasanya manissejuk untuk digunakan sebagai penurunpanas, obat muntah darah, obat pendarahan,obat kencing nanah, obat hepatitis, dan obatradang ginjal. Alang-alang banyak tumbuhdi daerah-daerah perladangan berpindah danmasih diabaikan oleh masyarakat karenamereka belum banyak mengetahui informasitentang kegunan alang-alang tersebut.

f. Selain jenis di atas, jenis-jenis lainyang perlu dibudidayakan adalah rumput

November 2012 BASNA, N., DKK.: MODEL PENGELOLAAN LINGK

pengisi atau tanaman penunjang dalamstratum dua dan stratum ketiga yang

direkayasa dengan menanam tanaman kopi(Covea sp), coklat (Theobroma cao-cao dan

Rambutan (Nepaleum lapaceum).(4) Tumbuhan bawah (undergrowth),

yaitu tumbuhan-tumbuhan yang digunakansebagai rumput alami dan tanaman obat-obatan. Rumput yang digunakan sebagai

obat tradisional tersebut merupakan tanamanstratum keempat.

Jenis yang dipilih pada stratum satu dan

stratum dua memperhatikan aspek ekologi,ekosistem, dan juga aspek peningkatanproduksi. Untuk meningkatkan aspekproduksi penyederhanaan secara genetis

dilakukan pada jenis tersebut.Penyederhanaan genetis dilakukan padajenis-jenis urggulan, misalnya durianunggul, jati unggul, matoa unggul, rambutanunggul, mangga unggul, jambu unggul,apokat unggul, nangka unggul, lansatunggul, coklat unggul, dan kopi unggul.Jenis-jenis unggul dipilih dari pohon indukunggul yang berkualitas baik agff hasilproduksi akan lebih baik.

Tujuan dari model rekayasa strukturhutan tanaman pada blok rehabilitasi atau

blok kerusakan hutan maupun daerah

terbuka berdasarkan hasil penelitian citrasatelit dan pengecekan lapangan adalah (1)tumbuhan dari berbagai stratum akanmemperkecil aliran permukaan danmencegah pengumpulan air secara cepat; (2)prospek infiltrasi semakin besar karenainfiltrasi merupakan peristiwa masuknya airke dalam tanah. Kondisi ini disebutperkolasi yang merupakan peristiwabergeraknya air ke oawah dalam profil tanahsehingga mengurangi atau melemahkan airpermukaan bahkan menghalangi agar tidakte{adi aliran permukaan. Selanjutnya, yang(3) adalah peranan rekayasa vegetasi hutantanaman terhadap aliran permukaan danerosi yaitu (a) intersepsi hutan oleh tajuktanaman yang direkayasa strukturnya dan (b)mengurangi kecepatan aliran permukaan dankelaratan perusak air. Artinya, aliranpermukaan semakin kecil karena adanyatumbuhan yang direkayasa dengan rapat,

279

dengan berbagai stratum yang mampumemperlambat aliran tepi dan jugamencegah pengumpulan air secara cepat. (c)Pengaruh akar dan kegiatan-kegiatan biologiyang berhubungan dengan pertumbuhanvegetatif dan pengaruhnya terhadapstabilitas strukfur dan porositas tanah, dan(d) transpirasi yang mengakibatkankandungan air tanah berkurang.

Output yang akan dicapai dari modelrekayasa struktur hutan tanaman ini adalah(1) masyaral<at sejahtera dan hutan lestari;(2) ketersediaan sumber air bersih; (3) tidakterjadinya banjir pada musim hujan dantidak terjadinya kekeringan pada musimkemarau; (4) sebagai penyaring intrusi airlaut; (5) mempertahankan nilai estetika; (6)sebagai daerah pelestarian plasma nutfah;(7) mengoptimalkan kerusakan, (8)meningkatkan potensi carbon, (9)meningkatkan nilai manfaat langsung,misalnya hasil buah dijual dan dikonsumsi;( 10) nilai manfaat tidak langsung bertambah;(11) peningkatan nilai pilihan, dan (12)peningkatan nilai keberadaan.

3 Model Arahan PengelolaanLingkungan Berbasis Ekowisata AlamModel konservasi pengelolaan ekowisata

yang dikembangkan di llutan Taman WisataAlam Gunung Meja merupakan daerahstrategis yang berdampingan langsungdengan ibu kota Provinsi Papua Baratsehingga sangat strategis untukdikembangkan sebagai model bisniskonservasi. Model bisnis konservasimerupakan tuntutan zaman sekarang dansangat tepat dikembagkan di daerah tersebutkarena daerah tersebut memiliki kesamaandan perbedaan potensi daya tarik objekwisata yang cukup baik dan nilai budayaserta ciri klras daerah yang unik. Keunikandilihat dari hutan alam warisan nenekmoyang berusia ratusan tahun dan beradapada posisi tengah-tengah Ibu KotaManokwari yang juga Ibu Kota ProvinsiPapua Barat. Keunikan lain adalahmasyarakat pribumi yang memandang hutantersebut sebagai "dapur hidup" untukmemberikan kehidupan.

280 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 19, No. 3

budaya yang terkandung di Manolnvari secarakhusus dan Papua pada umumnya. Adapunaspek-aspek sosial lain yang perludikembangkan pada kawasan tersebut adalahupaya peningkatan pendapatan masyarakatmelalui kesempatan keda serta pemberdayaanmasyarakat yang berdaya guna danmelestarikan linghrngan. Tujuan model bisniskonservasi deirgan konsep ekowisata yangdikemukakan di Hutan Taman Wisatra AlamGunurg Meja adalah sebagai salah satu modelporgembangan ekowisata alami, lestari, indah,menarik dan bermakna serta bertanggrurgjawab terhadap nilai ekonomis, sosial, budayadan nilai ekologis.

Untuk mempertahankan nilai ekonomis,sosial, budaya dan ekologis sehingga modelarahan Hutan Taman Wisata Alam GunungMeja dilakukan untuk mengetahui secarapasti daerah kegiatan pariwisata alam agartidak terjadi tumpang tindih pengelolaan.Berdasarkan kondisi daerah kajian, kegiatanperdagangan dan kegiatan pariwisata alamdikembangkan mengelilingi kawasan agarmengikuti arah jalur jalan-jalan yang sudahtersedia dan sesuai dengan kondisi topografidaerah yang mendukung prosespengembangan. Kawasan pengembanganjasa atau perdagangan, kawasan hijau ataukebun, dan kawasan hutan atau pariwisataalam ditampilkan dalam gambar peta arahanjalur pengembangan jasa atau perdagangandan kegiatan wisata. Pengembangan dalampeta adalah jalur merah tebal mengelilingikawasan.

Kawasan pengembangan jalur wisataalam yang dimaksudkan sebagai berilcut. (l)Pengembangan mengikuti jalan masukdalam kawasan yang sudah diaspal darikediaman bupati sampai perumahan dosenyang tinggal dikembangkan menjadi sasaranutama untuk kepentingan perdagangan ataujasa dan kegiatan pariwisata alam. (2)Pengembangan mengikuti jalur jalankediaman, Ayambori, Sweni, sampaiLitbang, sedangkan yang sudah diaspallangsung dikembangkan sebagai jalur pasarwisata. (3) Pengembangan mengikuti jalurdari Litbang, Arboretum Fakultas KehutananUNIPA sampai Anggori (sudah diaspaltinggal dikembangkan sebagai pusatpenjualan jasa wisata alam). (4)

Pandangan hutan sebagai dapur hidupoleh masyaralcat pribumi yang membuathutan tersebut pantas diperebutkan untukkepentingan pariwisata alam yangmenjanjikan. Selain hal tersebut, kawasanini juga merupakan daerah sffategispengembangan berbagai daya tarikekowisata yang menarik, mengesankan,bermakna, bertanggung jawab dan berke-lanjutan. Hutan tersebut juga merupakansarana konservasi dan preservasi terhadappotensi daya tarik, ekologi, dan ekosistemlingltungan. Model pengelolaan ekowisatahutan ini akan dimanfaatkan untukkepentingan stakcholders, maka perludiserahkan kepada pihak investor yangmelibatkan masyarakat dalam pembagianpendapatan, dan perencanaan agarpengelolaannya jelas dan terukur melaluikesejahteraan sosial, ekonomi sertakelestarian hutan.

Pengelolaan yang dilakukan kerja sama

kepada pihak investor akan memanfaatkandaya tarik bentang alam, pemandangan kepegunungan Arfak, potensi pemandangan kelaut, pemandangan melihat kota Manohvari,keindahan alam, hutan lindung, cagarbudaya dan upacara adat khas masyarakatpribumi Manolovari maupun upacara kJras

Papua yang secara umum bisadikembangkan secara optimal.

Model bisnis konservasi pengelolaanekowisata alam Gunung Meja meman-faatkan daya tarik peninggalan sejarah TuguJepang, potensi Goa alam, bentang alam,cagar alam, keindahan alam, mengamatiburung, pemandangan ke pegununganArfak, pemandangan untuk melihat kotaManokwari, joging, pemandangan melihatkeindahan laut, pemandangan melihat pulauMansinam dan Pulau Lemon, wisatapendidikan, wisata pengenalan alam dannilai-nilai eksotik budaya lokal yang bisadikembangkan untuk mendatangkan penda-patan bagi masyarakat, pengelola (instasiyang berkepentingan), dan pihak investor.

Program pengelolaan pemanfaatan

ekowisata alam di Hutan Taman Wisata Alamberorientasi meugarah pada aspekpertumbuhan ekonomi daerah, ekonomikerakyatan, konservasi dan preservasi terhadapsumber Mya alanr, lingkungan, dan nilai

A

3OO 0 300nat.ri

---/\ / Jd.nlokc

N -

^dr Jdw Pongqnbagon wi36ra

Sunrbcr :

Anelisie

Sumber: Analisis Cina Lansat, Cita Quicberd dan Survei Lapangan

November 2012 BASNA, N., DKK,: MODEL PENGELOLAAN LINGK

Gambar 2 Model Arahan Jalur Pengembangan Jasa dan Pariwisata Alam

Pengembangan jalur yang lain dimulai daripal batas fuiggori sampai pentmahan dosen

atau pemancar Radio Matoa FM (jalur iniperlu diaspal mengikuti pal batas dan

dikembangkan menjadi daerah pusatkeramaian, penjualan souvenir ataucinderamata, produk khas lokal Papua,ukiran, makanan, dan minuman. (5)Pengembangan jalur dari daerah Manggoapi,Makalo, Brawijaya, Misi sampai KediamanBupati perlu digusur mengikuti pal bataskawasan dan dikembangkan sebagai jalurkeramaian pasar wisata alam danperdagangan wisata. (6) Pengembangan jalurdari kediaman bupati harus memutariKampung Ambon kemudian naik sampaiAyambori (perlu diaspal), dan (7)Pengembangan jalur yang menghubungkanhutan dengan Pantai Pasir Putih lewat jalanGunung Meja-Ayamboro dan Ayamboritembus Pasir Putih.

Jalur lain yang perlu dimanfaatkan adalahJalan Pasir Putih Litbang yang ada sekarang

281

untuk kelancaran pariwisata. Daerahkawasan hijau dimanfaatkan sebagai daerahterbuka untuk penghijauan kembali danmeningkatkan daerah hijau yang sudah adadi daerah Makalo, Brawijaya, Misi,Kampung Ambon, dan Ayambori,sedangkan aktivitas perkebunan atauperladangan berpindah dihentikan.

Pontensi Hutan Taman Wisata AlamGunung Meja sangat besar dan didukungdengan potensi wisata yang lain, misalnyawisata Pantai Pasir Putih, tempat WisataRohani Pulau Mansinam, tempat wisatapemangilan ikan di Pantai Bakaro, danwisata Amban Pante. Tempat-tempattersebut merupakan potensi wisata yangsangat potensial dan mendukung ekowisataalam Gunung Meja untuk mendatangkanincome yang besar tanpa mengorbankanekologi dan ekositem hutan dan lingkunganGunung Meja. Sasaran pengembangandaerah wisata yang mengelilingi pal batasdiharapkan agar aktivitas wisata alam tidak

282 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 19, No. 3

ditentukan daerah tangkapan air I ataudaerah kerapatan tinggi yang berwarna hijautua, yaitu daerah yang permukaannya datarseperti meja dan ditentukan sebagai daerahtangkapan air untuk kepentingan pendudukkota Manokwari dan sebagai laboratoriumuntuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Daerah tangkapan air II atau blok hijaumuda adalah blok yang daerahnya tertutuphutan, namun bertopografi berat, yaitu agakcuram sampai sangat curam. Blok ini adalahblok berbatu dan berkarang, jadi tidak begitudiandalkan dalam kegiatan pariwisata alamkarena risikonya besar. Blok pemanfaatandibagi dalam berbagai macam bagian, yaituuntuk pengendalian, pen ataan, pemanfaatan,pemeliharaan, wisata berburu, danpariwisata.

Kegiatan pariwisata dikembangkanmengikuti jalan masuk kawasan, sedangkanjalan yang mengelilingi kawasandikembangkan untuk pusat jasa danperdagangan pariwisata alam. Di dalamkawasan juga akan dikembangkan satu titikpengembangan pariwisata di tempatbersejarah Tugu Jepang. Kegiatan tersebutdilakukan sebagai pengembangan konsepekowisata alam yang dikemukakan di HutanTaman Wisata Alam Gunung Meja sebagaisalah satu model pengembangan ekowisatasejarah yang alami, lestari, indah, menarik,bermakna pendidikan dan sebagailaboratorium alami yang bertanggung jawabterhadap nilai ekonomis, sosial, budaya, dannilai ekologis untuk kepentinganstakeholders.

Model pengelolaan kelembagaan,masyarakat, dan lingkungan adalahmasyarakat sekitar hutan sejahtera dan hutantetap lestari. Dalam hal pencapai masyarakatsejahtera dan hutan lestari, semua komponenyang saling berkaitan dengan modelpengelolaan dilakukan secara seimbang.Model pengelolaan kelembagaan,masyarakat dan lingkungan yang dikerjakansecara seimbang mencakup (l) pengelolaanpemberdayaan masyarakat yang dilakukanmelalui (a) modal manusia (hwnan capita[),(b) modal fisik Qthysical capital), (c) modalsosial (social capital), (d) bantuan modalusaha, (e) pemberdayaan berdasarkanpotensi sumber daya alam, dan (f)

akan mengganggu produktivitas ekosistemhutan dalam kawasan.

Daerah hutan dalam kawasandikembangkan untuk kepentingan ilmupengetahuan, penelitian, pendidikan, sebagaigudang obat-obatan tadisional, tempatpersinggahan burung, tempat wisatapengamatan burung, tempat foto, dan tempatiklan. Pengembangan bangunan tempat-tempat wisata diarahkan mengikuti jalurjalan dalam kawasan dan jalur jalan yangmengelilingi kawasan, kecuali daerah TuguJepang.

Daerah Tugu Jepang diperluas dua hektartanpa menebang poiron-pohon yang ada agardaerah tersebut dijadikan sebagai daerahpusat pengembangan pariwisata alam.Pemanfaatan wilayah sebesar satu hektartersebut adalah sebagai pusat daerahkemping, tempat pertemuan, tempatkegiatan kerohanian, pertemuan kegiatanadat, dan kegiatan pemerintahan yang bisadigelar dalam kawasan.

Arahan pengembangan jalur jasa danpariwisata alam mengikuti jalur ataupunmengelilingi kawasan, sedangkan daerahperdagangan jasa dan pariwisata menurutrencana tata ruang wilayah tidakdiperkenankan karena kepentinganperdagangan dan jasa sangat sulitdikembangkan pada daerah tersebut. Daerahtersebut akan dikirususkan untuk daerahpenataan, pengembangan tanaman jangkapanjang, pengendalian dengan sistemrekayasa struktur hutan tanaman campuran,perlindungan dan pemanfaatan sumber buahserta sumber air karena daerah tersebutadalah pusat-pusat keluarnya sumber mataair yang dimanfaatkan masyarakat KotaManokwari. Berdasarkan hal tersebut, pusatperdagangan dan jasa dilalcukan berdasarkanblok jalur jalan pengembangan pariwisatayang sudah diusulkan di atas. Untukmenjawab persoalan tersebut diusulkankonsep model penggunaan seperti padagambar 3 berikut.

4, Model PengelolaanModel blok pemanfaatan ditentukan

berdasarkan hasil analisis tanah, topografi(lereng), kerusakan, tata guna lahan, unitlahan, dan analisis vegetasi. Kemudian,

November 2012

pengelolaan kelembagaan yang dilakukandengan meningkatkan kemampuan pelakupemberd ayaan, Selanj utny a, (2) pengelolaanlingkungan terdiri atas (a) pengelolaanberdasarkan sistem blok, (b) rekayasastruktur hutan tanaman lokal; dan (c) modelarahan pengelolaan lingkungan berbasisbisnis konservasi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapatdisimpulkan bahwa model pengelolaanlingkungan yang diterapkan di kawasanHutan Taman Wis:ta Alam Gunung Mejayang sesuai dengan permasalahan dankarakteristik wilayah adalah: (l) modelsistem blok berdasarkan blok daerah datar,daerah tangkapan air I atau daerah dengankerapatan hutan yang tinggi; (2)mengonstruksi model rekayasa stuktur hutantanaman lokal campuran untuk pengedalianlingkungan masa kini berdasarkanstratifikasi tajuk; dan (3) mengonstruksimodel arahan pengelolaan lingkunganwisata alam yang berbasis bisnis konservasi

283

berdasarkan pengembangan jalur pariwisatadan model pengembangan bisnis konservasi.

DAFTAR PUSTAKA

Apriani, 2003. "Intensitas Kerusakan HutanGunung Meja". Skripsi KehutanantiNIPA Manokwari.

Balitbang Manokwari, 2006. "Potensi FisikKawasan Hutan Taman Wisata AlamGunung Meja Manokwari". LaporanPotensi Hutan Gunung Meja.

Basna, N. 2007. "Kajian Pengelolaan HutanWisata Alam Gunung Meja Manokwari".Tesis Fakultas Kehutanan UGMYogyakarta.

Bismark, Dkk, 20A6. "Pengembangan danPengelolaan Daerah Penyangga KawasanKonservasi". Jurnal Penelitian Sumberdaya Alam. Pusat Litbang Hutan danKonservasi Alam Bogor.

Subagio, H.2009. "Studi PenyusunanKawasan Lindung Abadi KabupatenJepara". Jurnal Studi Lingkungan Vol.lMei 2009 :57-64.

BASNA, N., DKK.: MODEL PENGELOLAAN LINGK

Gambar 3 Model Pengelolaan Hutan Taman Wisata Alam Gunung Meja

^PETA ARAHAiI PEIIIAI'IFAATANG. IIEJA

300 0 300 M€lcrc

---:l;:; F"t...idrnri5ri

.ii tsitrii.itts.erir.ir: ur.{r o.r.4Fr,.[!rt r a rrrFri

il crni r6t rrt[rri ^r: qii*itr

Sumber:Analisis Citra Landsat, Citra Quicberd Resolusi Tinggi dan Survei Lapangan

2t4 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 19, No. 3

di Das Serang Kulongprogo Yogyakarta.Tesis Fakultas Geografi UGMYogyakarta.

Utomo, B. 2008. "Dampak PerambahanHutan Taman Nasional Gunung Leuserterhadap Aspek Sosial EkonomiMasyarakat", Vol, III, No.1 Hal 001-l 10.

Wamrau. G,2004. Kajian Kerusakan HutanAlam Gunung Meja KabupatenManokwari. Tesis Fakultas GeografiUniversitas Gadjah Mada.

Maemunah, 2003. 'Model PengelolaanEkowisata DAS Mai'Ting KabupatenTanah Toraja". Jurnal Model PengelolaanEkowisata. Analisis Volume I Nomor ISeptember 2003.

Marsono 2006. Bahan Ajar KonservasiSumber daya AIam dan Lingkungan.

Kurniawan, G. 2005. Kajian Linglunganuntuk pemodelan Pemanfatan LahanOptimal pada Lahan Kritis denganMengunakan Sistem Informasi Geografi s