mempelajari Keselamatan, kesehatan dan lingkunga kerja

55
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai negera berkembang, Indonesia saat ini terus berupaya untuk meningkatkan kemampuannya dalam berbagai bidang. Hal ini bertujuan agar mampu menyaingi negara lain dalam berbagai aspek kenegaraannya, termasuk dalam segi struktur dan infrastruktur negara. Seiring dengan meningkatkan pembangunan tersebut, membuka lapangan kerja baru bagi berbagai pihak. Perusahan BUMN maupun swasta berlomba menjadi pelaksana dalam pembangunan struktur dan infrakstruktur negara. Selanjutnya akibat kegiatan tersebut mampu merekrut banyak pekerja kasar atau kuli bangunan. Banyak hal yang harus dipenuhi oleh perusahaan sebagai pihak pelaksana dalam menjalankan kegiatan proyek pembangunan, yaitu meliputi aspek teknis dan non-teknis. Aspek teknis yang harus dipenuhi oleh pelaksana ialah standar kelayakkan bangunan, seperti kestabilan lahan, ukuran kolom, usia pemakaian bangunan, dan lainnya. Sedangkan aspek non-teknisnya meliputi kebersihan dan kerapihan proyek pembangunan, keselamatan pekerja, dampak proyek terhadap lingkungan dan lainnya. Pekerja konstruksi menghadapi bahaya kerja 2 hingga 4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja-pekerja lain. Laporan Global Estimates Fatalities in 2002, Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menyatakan bahwa standar keselamatan kerja di Indonesia paling buruk dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara lainnya. Indikatornya adalah selama tujuh bulan pertama 2003, di Indonesia tercatat sedikitnya 51.528 kecelakaan kerja, sedangkan tahun 2002 berjumlah 103.804 kasus (Kompas, 2004). Proyek pembangunan gedung baru RSUD Budhi Asih merupakan salah satu proyek gedung negara yang saat ini dikelola oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk.. Sebagai salah satu gedung negara tipe tidak sederhana, proyek ini memiliki resiko kerja tinggi terhadap para

Transcript of mempelajari Keselamatan, kesehatan dan lingkunga kerja

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sebagai negera berkembang, Indonesia saat ini terusberupaya untuk meningkatkan kemampuannya dalam berbagaibidang. Hal ini bertujuan agar mampu menyaingi negaralain dalam berbagai aspek kenegaraannya, termasuk dalamsegi struktur dan infrastruktur negara. Seiring denganmeningkatkan pembangunan tersebut, membuka lapangankerja baru bagi berbagai pihak. Perusahan BUMN maupunswasta berlomba menjadi pelaksana dalam pembangunanstruktur dan infrakstruktur negara. Selanjutnya akibatkegiatan tersebut mampu merekrut banyak pekerja kasaratau kuli bangunan.

Banyak hal yang harus dipenuhi oleh perusahaansebagai pihak pelaksana dalam menjalankan kegiatanproyek pembangunan, yaitu meliputi aspek teknis dannon-teknis. Aspek teknis yang harus dipenuhi olehpelaksana ialah standar kelayakkan bangunan, sepertikestabilan lahan, ukuran kolom, usia pemakaianbangunan, dan lainnya. Sedangkan aspek non-teknisnyameliputi kebersihan dan kerapihan proyek pembangunan,keselamatan pekerja, dampak proyek terhadap lingkungandan lainnya.

Pekerja konstruksi menghadapi bahaya kerja 2 hingga4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja-pekerjalain. Laporan Global Estimates Fatalities in 2002, OrganisasiPerburuhan Internasional (ILO) menyatakan bahwa standarkeselamatan kerja di Indonesia paling burukdibandingkan dengan negara-negara di kawasan AsiaTenggara lainnya. Indikatornya adalah selama tujuhbulan pertama 2003, di Indonesia tercatat sedikitnya51.528 kecelakaan kerja, sedangkan tahun 2002 berjumlah103.804 kasus (Kompas, 2004).

Proyek pembangunan gedung baru RSUD Budhi Asihmerupakan salah satu proyek gedung negara yang saat inidikelola oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk.. Sebagaisalah satu gedung negara tipe tidak sederhana, proyekini memiliki resiko kerja tinggi terhadap para

2

pekerjanya. Oleh karena itu, penanganan keselamatan dankesehatan kerja perlu menjadi perhatian serius olehpihak pelaksana proyek kontruksi, dan seluruh pihakyang terlibat dalam proyek tersebut.

Tujuan

Secara umum tujuan praktik lapangan dibagi menjadidua, yaitu : 1. Tujuan Instruksional

Tujuan intruksional yakni meningkatkan pengetahuan,sikap, dan keterampilan mahasiswa melalui latihan kerjauntuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh sesuaidengan bidang keahliannya, serta meningkatkan kemampuanmahasiswa dalam mengidentifikasi, merumuskan, danmemecahkan permasalahan sesuai dengan keahliannya dilapangan secara sistematis dan interdisiplin. 2. Tujuan Institusional

Tujuan institusional yakni memperkenalkan danmendekatkan Institut Pertanian Bogor (IPB), khususnyaFakultas Teknologi Pertanian dengan masyarakat danmendapatkan masukan/pertimbangan bagi penyusunankurikulum sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikanyang sesuai dengan kemajuan iptek dan kebutuhanmasyarakat sebagai pengguna.

Secara khusus tujuan praktikum lapangan yaitu untukmempelajari dan menganalisis sistem manajemenkeselamatan dan kesehatan kerja pada proyek pembangunangedung baru RSUD Budhi Asih Jakarta Timur, sertamemperoleh kesempatan turun ke lapangan untukmendapatkan pengalaman kerja sesuai dengan ranah bidangstudi terkait khususnya Teknik Struktur danInfrastruktur.

Waktu dan Tempat

3

Kegiatan praktik lapangan dilaksanakan selama 40hari kerja efektif, mulai tanggal 30 Juni sampai dengan23 Agustus 2014. Praktik lapangan dilaksanakan diproyek pembangunan gedung baru RSUD Budhi Asih JakartaTimur oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk..

Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan dalam Praktik Lapangan iniadalah sebagai berikut: 1. Orientasi

Orientasi bertujuan untuk berkenalan dengan staf-staf perusahaan sebagai pihak yang membantu pelaksanaanpraktik lapangan dan mengenal lingkungan proyek.2. Observasi Lapang

Proses pengamatan langsung terkait aspek yangberhubungan dengan topik, yakni mempelajari danmenganalisis Sistem Keselamatan, Kesehatan Kerja danLingkungan (SMK3L) yang diterapkan oleh PT Adhi Karya(Persero) Tbk. dalam proyek pembangunan gedung baruRSUD Budhi Asih.3. Wawancara dan diskusi dengan pihak terkait

Wawancara dilakukan sebagai upaya pengumpulaninformasi, data aktual, dan klarifikasi permasalahanyang terjadi di lapangan dengan menanyakan langsungdengan pihak yang berkepentingan terkait dengan topikyang telah disusun.4. Latihan Kerja

Latihan dilakukan untuk mendapatkan pengalaman didunia kerja dan perbandingan antara teori perkuliahanterhadap kondisi nyata di lapangan.5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk keperluan akademikmahasiswa dan memberikan masukan kepada perusahaansebagai bahan untuk analisis. Data yang didapat berupadata primer yang kemudian dibandingkan dengan datareferensi untuk pemberian solusi dalam suatupermasalahan dalam suatu proyek.6. Peran Aktif dalam Kegiatan Harian Perusahaan

4

Peran aktif dalam kegiatan harian perusahaanmemberikan pengalaman dunia kerja yang ada diperusahaan. Kegiatan ini diawasi dan memerlukanperizinan oleh pembimbing praktik lapangan.7. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh pembuktiandan alasan-alasan ilmiah dalam melakukan analisisterhadap macam permasalahan yang dihadapi di lapangan.

Aspek yang Dikaji

Aspek yang akan dikaji dalam kegiatan praktiklapangan ini antara lain : 1. Aspek Kajian Umum

Aspek yang dikaji secara umum meliputi latarbelakang dan sejarah perkembangan PT. Adhi Karya(Persero) Tbk., lokasi dan tata letak perusahaan,struktur organisasi perusahaan, ketenagakerjaan, sistemdan kapasitas produksi, dan sistem pemasaran produk. 2. Aspek Kajian Khusus

Aspek yang dikaji secara khusus yaitu berkaitandengan analisis dan kajian tentang sistem manajemenkeselamatan dan kesehatan kerja pada pembangunan RSUDBudhi Asih Jakarta Timur.

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Pertumbuhan industri bisnis jasa konstruksimengalami peningkatan yang cukup pesat dalam kurunwaktu terakhir. Hal ini memberikan peluang bagi PT AdhiKarya (Persero) Tbk. untuk meningkatkan kinerja dalammenjawab tantangan dan dinamika jasa konstruksi high-risebuilding. PT Adhi Karya (Persero) Tbk. merupakan salahsatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memegang komitmen

5

dalam menerapkan visi dan misi perusahaannya yaitumenjadi perusahaan konstruksi terkemuka di kawasan AsiaTenggara dengan didukung oleh proses pembelajaran dalammencapai pertumbuhan.

Seiring dengan pencapaian kinerja PT Adhi Karya(Persero) Tbk. selama tahun 2013 dan pertimbanganpertumbuhan pasar gedung khususnya investasi high-risebuilding baik oleh BUMN maupun swasta, PT Adhi Karya(Persero) Tbk. mengembangkan anak perusahaan baru yangbergerak di bidang pembangunan high-rise building yaitu AdhiPersada Gedung (APG). Didukung dengan pola anakperusahaan, APG diharapkan mampu mengelola diri secaraefisien dan efektif terutama dalam pengelolaan SDMdengan tujuan memperluas jangkauan networking yang tidakterbatas.

APG sebagai anak perusahaan terpisah dari divisikonstruksi pada tahap awal mulai menjalankan proyek-proyek carry over yang memungkinkan dipindahkan dandijalankan dengan selektif person yang ditugaskanmelalui pegawai PT Adhi Karya (Persero) Tbk., disampingupaya untuk memperoleh proyek baru khususnya berasaldari investasi swasta. Kehadiran APG diharapkan dapatmenjadi pilot project dalam kelola bisnis konstruksi yangefektif dan efisien, profesional, dan unggul dalamkemampuan serta keahlian sehingga memiliki daya saingyang kuat dan dapat diperhitungkan sebagai pilihanpelanggan.

Pembangunan gedung baru RSUD Budhi Asih merupakanproyek belanja modal pengadaan atau pembelian bangunanoleh Pemerintah DKI Jakarta melalui sumber dana APBDtahun 2013-2014. Berdasarkan peanggaran tersebut proyekini termasuk multiyears atau tahun jamak dengan anggarantahun 2013 sebesar 6,5 M dan anggaran tahun 2014sebesar 133,4 M. Pihak yang bertindak sebagai pemberitugas yaitu RSUD Budhi Asih yang kemudian menetapkannilai pagu untuk proyek tersebut sebesar Rp.171.188.000.000,00 bersama konsultan perencana PT.Gitarencana Multiplan. Adhi Persada Gedung (APG) adalahpihak yang menjadi pemenang tender dalam proyekpengadaan ini dengan nilai kontrak Rp.

6

139.888.000.000,00. Pelaksanaan proyek tersebut dimulaibulan desember 2013 dan akan berlangsung selama 12 (DuaBelas) bulan atau 365 hari kalender. Sedangkan untukwaktu pemeliharaan oleh APG yaitu selama 180 (SeratusDelapan Puluh) hari kalender.

Lokasi dan Sarana Proyek

1. Kantor Pusat

PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. – Jalan TB SimatupangNomor 01, Kelurahan Ragunan, Kecamatan Pasar Minggu,Jakarta Selatan.2. Lokasi Proyek

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budhi Asih – JalanDewi Sartika Nomor 200, Kecamatan Cawang, JakartaTimur.

Sarana dan prasarana dalam proyek pembangunanbertujuan untuk mendukung semua pekerjaan kontruksi,yakni meliputi alat berat hingga tempat-tempat kegiatanstaff dan pekerja. Alat berat yang digunakan antaralain Tower Crane (TC), Pasengger House atau lift, pompabeton, pemotong besi, dan lainnya. Sedangkan saranauntuk aktivitas antara lain office atau kantor, ruangrapat, pos penjagaan, toilet, barak, dapur dan tempatibadah. Foto lokasi dan site plan proyek RSUD Budhi Asihdapat dilihat pada Gambar 1.

Kegiatan Proyek

Sesuai dengan penandatanganan kontrak, kegiatanproyek ini meliputi pekerjaan persiapan, pekerjaanstruktur, pekerjaan arsitektur, pekerjaan interiormelekat, pekerjaan mekanikal, elektrikal dan plumbing,pekerjaan sarana dan prasarana, pekerjaan rehabilitasiruang operasi gedung existing, penambahan daya 600 KVA,penyambungan line telepon 10 line dan instalasi PAM.

Gambar 1 Foto lokasi dan site plan proyek RSUD Budhi Asih

7

Berdasarkan kontrak tersebut, maka selama 365 hariseluruh kegiatan proyek merupakan tanggung jawab dariAdhi Persada Gedung (APG), termasuk di dalamnya seluruhmanajemen dampak dari adanya proyek pembangunan gedungterhadap kondisi di sekitarnya, seperti lalu lintaskendaraan di depan proyek, kebersihan lingkungansekitar proyek, serta sisa air yang dihasilkan ketikaselesai pengecoran.

Pada pelaksanaan proyek ini direncanakan dibagimenjadi dua area pekerjaan, yaitu Struktur GedungUtama, Struktur Ramp Darurat dan Jembatan Penghubung.Tujuan pembagian area kerja antara lain :

Jl. Dewi Sartika Cawang III / No.200 JakartaTimur

GedungExistin Lokasi

Proyek

8

a. Pengadaan beton ready mix terkontrol, b. Pengaturan pekerjaan di lapangan lebihterarah dan terkontrol, c. Kontrol mutu pekerjaan akan lebihmaksimal, d. Pengaturan management traffic lebih baik.

Pelaksanaan pekerjaan dengan pembagaian area akanmembantu dalam pekerjaan dilapangan. Di setiap areamemiliki target penyelesaian yang berbeda, tetapisaling berkesinambungan area satu dengan yang lain.

Gambar 2 Ilutrasi zoning pekerjaan

Visi, Misi dan Budaya Perusahaan

PT Adhi Karya (Persero) Tbk. memiliki visi menjadiperusahaan penyedia jasa konstruksi spesialis bangunangedung yang profesional dengan value terbesar diIndonesia pada tahun 2018. Dalam mewujudkan visitersebut misi yang coba diwujudkan yaitu mengkhususkanpada pelaksanaan gedung bertingkat dengan pengutamaanlayanan yang memuaskan, kesesuaian mutu, ketepatan danharga yang bersaing sehingga menjadi pilihan utamapelanggan. Melakukan tata kelola SDM, Financial Engineeringdan Operasi yang terukur. Menerapkan corporate values yang

ZoneZone 1.D

Zone1.C

Zone 1.BZone1.A

Zone 2

Zone 3

9

membumi dan prinsip-prinsip good corporate governance sertamemfokuskan pada market intimacy dan memberikan value addedyang optimal bagi stakeholder utama.

Struktur Organisasi Perusahaan

Adhi Persada Gedung (APG) yang resmi berpisahdengan divisi kontruksi pada tahun 2014 ini, kinimemiliki tanggung jawab langsung pada direktur utama PTAdhi Karya (Persero) Tbk.. Direktur utama memilikiwewenang untuk mengangkat dan menggantikan menejerproyek pada setiap pekerjaan yang digarap oleh PT AdhiKarya (Persero) Tbk.. Pada proyek RSUD Budhi Asihmenejer proyek dibantu oleh Project EngineeringManeger, Project Production Manager dan Project FinanceManager. Struktur organisasi PT Adhi Karya (Persero)Tbk. pada proyek RSUD Budhi Asih dapat dilihat padaLampiran-2.

ANALISIS MANAJEMEN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJADAN LINGKUNGAN PROYEK RSUD BUDHI ASIH

Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) padaProyek RSUD Budhi Asih

Manajemen K3L merupakan suatu rangkaian prosesberbentuk siklus yang dimulai dari kegiatanperencanaan, implementasi, pemantauan dan peninjauankembali yang meninjau tentang keselamatan dan kesehatankerja, serta penanggulangan dampak pada lingkungan.Prinsip dasar manajemen ini yaitu perbaikan melaluisiklus Plan – Do – Check -Action. Rangkaian merupakanrangkaian tertutup yang mengandung spirit perbaikanberkesinambungan. Terdapat empat targetan dalammanajemen K3L proyek yaitu zero accident, wajib helm danAlat Pelindung Diri (APD), material tertata rapi, sertaproyek bersih dan sehat.

10

PT Adhi Karya (Persero) Tbk. juga memiliki targetantertentu dalam menanggulangi resiko terjadinyakecelakaan dalam setiap proyeknya. Sasaran yang ingindicapai yaitu memberikan produk dan layanan kepadapelanggan dan stakeholder lainnya, minimal sesuaidengan ketentuan dan spesifikasi yang diperjanjikanserta mencapai sasaran perusahaan tanpa kecelakaan atauzero fatality accident dan mencegah pencemaran. Tujuan utamaPT Adhi Karya (Persero) Tbk. dalam K3L yaitu :

1. Menghilangkan atau mengurangi bahaya kerja,kecelakaan kerja dan atau mencegah jatuhnya korbanserta penyakit akibat kerja,

2. Melindungi aset dan lingkungan terhadap kerusakanyang diakibatkan oleh adanya aktifitas pekerjaan,

3. Menjamin tidak terjadinya kerusakan padalingkungan di tempat kerja dan kerusakanlingkungan akibat pelaksanaan proyek,

4. Memastikan penerapan SMK3L sesuai persyaratanPermenaker RI PER05/MEN/1996 dan OHSAS 18001:1999serta ISO 14001:1996.

PT Adhi Karya (Persero) Tbk. pada setiap proyeknyamembentuk tim khusus untuk menangani K3L dan tim dalamkondisi darurat. Tim yang menangani K3L atau disebutjuga dengan Health Safety and Enviroment (HSE) merupakanstaff dan pekerja harian yang mengurusi terkaitkeselamatan dan kesehatan kerja serta penanggulangandampak yang ditimbulkan proyek terhadap lingkungan.Sedangkan tim darurat dibentuk untuk menganangi padakondisi-kondisi darurat apabila terjadi kecelakaan padalokasi proyek.

11

Gambar 3 Struktur organisasi untuk keselematan kerjapada proyek RSUD Budhi Asih

Perencanaan K3L meliputi segala proses pekerjaan,mulai dari tahap persiapan hingga tahap pemeliharan.Perencanaan dilakukan melalui pengamatan dan perkiraanpekerjaan yang akan dilakukan. Dari hal tersbut dapatdiketahui dampak dan resiko yang mungkin timbulterhadap pekerja dan lingkungan di sekitarnya.Perencanaan juga tidak akan berjalanan dengan baiktanpa adanya aturan yang mengikat. Hal ini terbuktiberdasarkan perencanaan yang telah dibuat masihbanyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh pekerjanya.Setelah perencanaan tersebut dilaksanakan baru dibuatsebuah evaluasi berbentuk nilai terhadapan penerapanpelaksanaan.

Gambar 4 Perencanaan Keselamatan Kesehatan danLingkungan (K3L) proyek RSUD Budhi Asih

Penerapan danOperasi

PengukuranKinerja

Audit Perencanaan

Policy

12

Standard Operational Procedure (SOP) Pekerjaan dalam ProyekRSUD Budhi Asih

Banyak hal yang harus diperhatikan oleh pekerjaagar hasil yang didapatkan maksimal dan tanpamenimbulkan kerugian bagi pekerja itu sendiri. Hal-haltersebut terangkum dalam Standar Operational Procedure (SOP)pekerjaan proyek, yaitu meliputi aspek teknis saatpersiapan hingga perawatan dari hasil pekerjaantersebut. Pada pekerjaan proyek, SOP merupakan aturanyang harus dipatuhi oleh setiap pekerja. Apabila aturantersebut dilanggar dengan sengaja, maka akan dapatsanksi tertentu oleh pihak pelaksana dalam proyektersebut.

PT Adhi Karya (Persero) Tbk. terus berupaya untukmeningkatkan kualitas hasil pekerjaannya melalui SOPpekerjaan dalam setiap proyek yang dikelolanya. BerikutSOP yang ditetapkan ADHI pada proyek RSUD Budhi Asih :

Pekerjaan Galian TanahPekerjaan galian tanah termasuk pekerjaan awal

dalam proyek pemabangunan. Tantangan pada pekerjaan iniyaitu penggalian dengan menggunakan alat-alat tajam danberat, lumpur jika terjadi hujan, longsoran tanah, danlainnya. Berikut Standar Operational Procedure pada pekerjaangalian tanah:a. Sebelum memulai pekerjaan, pekerja memastikanbahwa alat pelindung diri telah digunakan denganbenar, mulai dari helm sampai dengan sepatu boot.

b. Kemudian pekerja memastikan bahwa kondisi fisikdalam keadaan sehat.

c. Pekerja harian menyediakan akses untuk pekerjagalian naik dan turun ke galian yang dilengkapidengan reling di kiri dan kanan tangga.

d. Jika kondisi galian terendam air pekerja harianharus memastikan bahwa kabel tidak ada yang terkenaair dan menyediakan pompa submersible untukmengeringkan genangan air.

e. Setiap pekerja yang bekerja memiliki ruang yangcukup untuk melakukan penggalian.

13

f. Untuk galian yang lebih dari 1 meter dan memilikipotensi terjadinya longsor harus disediakan ataudipasang dinding penahan tanah.

g. Memasang rambu K3 pada sekitar galian.h. Jika menggunakan alat berat diberi rambu disekitar area swing lengan alat sehingga tidak adaorang tertabrak/tertimpa material.

i. Memastikan peralatan sebelum di gunakan, terutamasafety equipment-nya.

j. Memastikan bahwa alat dalam posisi aman dan kuncitercabut jika akan meninggalkan alat.

k. Memastikan area galian bebas dari area kabelexisting yang ada.

Pekerjaan BegistingPekerjaan begisting merupakan bagian dari pekerjaan

kayu yang memasang cetakan beton untuk membentukdinding, kolom ataupun lantai. Pada umumnya begistingterbuat dari tripleks kemudian dilengkapi dengan alatpemotong kayu dan bor listrik untuk memasang baut ataupaku. Kewaspadaan harus diperhatikan oleh pekerjanyaterutama pemasangan begisting pada lantai-lantai gedungbertingkat. Berikut SOP pekerjaan begisting :a. Memastikan bahwa seluruh pekerja telahmenggunakan alat pelindung diri mulai dari helm,sepatu dan safety belt jika diperlukan,

b. Memastikan bahwa kondisi fisik pekerjanyasehat dan layak bekerja,

c. Konsentrasi dan dilarang bersenda gurau saatbekerja,

d. Pemasangan scaffolding harus sesuai denganprosedur dan fungsi dari masing – masing alattersebut. Untuk pemasangan scaffolding yang lebih dari3 susun scaffolding harus pasang pipa perkuatan,

e. Penempatan material 1 meter dari tepianlantai,

f. Material yang akan diangkat harus terikatdengan baik dan benar serta tidak melebihikapasitas angkut/angkat,

14

g. Untuk pekerja yang bekerja di tepian harusmenggunakan safety belt yang yang harus dikaitkan padatali pengaman tepian,

h. Perkuatan begisting harus diperiksa sebelumdilakukan pembesian dan pengecoran,

i. Pengawasan oleh pelaksana dan safety dilapangan,

j. Menghentikan aktifitas pekerjaan saat anginkencang dan hujan.

Pekerjaan PembobokanPembobokan dilakukan untuk mendapatkan sambungan

tulangan untuk membentuk kerangka bangunan. Pekerjaanini sangat berat karena pada umumnya masih dilakukansecara manual dengan menggunakan palu baja. Apabilapekerjanya kurang konsentrasi dapat melukai pekerjanya,berikut SOP pekerjaan pembobokan : a. Memeriksa alat yang akan digunakan dalam kondisibaik dan aman,

b. Memeriksa kondisi power dan instalasi kabellistrik bekerja,

c. Menggunakan alat pelindung diri dan safety belt,d. Memasang alat proteksi jika material yang akandibobok memiliki potensi menimpa orang yang lalulalang di bawahnya,

e. Menggunakan sabuk pengaman jika melakukanpembobokan di tepi lantai atau di ketinggian.

Pekerjaan PembesianPembesian atau disebut juga dengan penulangan

merupakan pekerjaan yang membutuhkan pekerja ahli.Pekerjaan pembesian juga menggunakan alat-alat beratdan berbahaya, seperti las dan gerigi pemotong besimanual. Selain itu, pekerjaan pemasangan besi jugamemiliki resiko tinggi terutama untuk pembesian padalantai gedung bertingkat. Berikut SOP pekerjaanpembesian : a. Pekerja menggunakan alat pelindung diri( helm dan sepatu ) dan sarung tangan,

15

b. Untuk pembongkaran besi dari mobil,memposisikan mobil pada tempat yang aman,

c. Penempatan besi diatur secara rapi danteratur serta tidak boleh menumpuk terlalu tinggi,

d. Pengangkatan material besi dengan Tower Crane(TC) harus terikat dengan baik dan benar sertaharus dalam pengawasan rigger,

e. Pekerja melakukan pekerjaan pemotongan danpembengkokan besi dengan sangat hati – hati,

f. Penempatan material besi sebelum digelarminimal 1 meter dari tepian lantai,

g. Pekerjaan pada malam hari penerangannya harusmaksimal,

h. Menghentikan pekerjaan saat hujan dan anginkencang,

i. Menggunakan safety belt bagi pekerja yangbekerja di tepian dan ketinggian serta harusdikaitkan pada tambang tepian atau posisi yangkuat.

Pekerjaan PengecoranPengecoran adalah pekerjaan yang membutuhkan waktu

tertentu dan harus didahulukan dari pekerjaan lainapabila bahannya sudah sampai di lokasi proyek. Hal iniuntuk menghindari pengerasan dini pada mobil molen.Pengecoran pada tiap unit yang akan dibentuk memilikiperlakuan yang berbeda, misalnya pengecoran kolommenggunakan TC untuk mengangkut beton atau pengecoranlantai mengunakan pompa untuk mengangkut betonnya. Olehkarena itu, pekerjaan ini juga membutuhkan tenaga ahliyang harus memperhatikan SOP pekerjaannya sebagaiberikut : a. Sebelum dilakukan pengecoran railing tepian dan

void harus sudah terpasang,b. Alat pelindung diri harus selalu digunakan( helm dan sepatu both ),

c. Memarkirkan kendaraan pada posisi yang amandan tidak menggangu lalu lintas,

16

d. Memeriksa peralatan pendukung yang digunakan,khususnya yang menggunakan sumber listrik,

e. Jika pengecoran dengan bucket, pekerja tidakboleh ikut naik dari bawah hingga atas (sistemjemput) dan harus menggunakan safety belt,

f. Untuk penecoran kolom dan core wall harustersedia stagging cor dan pekerja wajib mengunakansafety belt,

g. Pada saat dilakukan pemompaan pertama(tembakan) ujung pipa harus diberi penahan agarbeton tidak loncat jauh,

h. Pada saat tembak bola alat pengaman harusterpasang sehingga bola tidak loncat terlalu jauh,

i. Pekerja kebersihan harus standby di lokasitersebut untuk menjaga agar lokasi pengecoranterjaga kebersihannya.

PengelasanPengelasan dalam pekerjaan kontruksi lebih sering

digunakan untuk membentuk sistem plumbing dan pekerjaanyang menggunakan besi dan baja. Konsentrasi pekerjasangat dituntut dalam pekerjaan ini karena memilikiresiko kebakaran dan luka bakar. Berikut hal-hal yangharus diperhatikan oleh pekerja saat melakukanpengelasan : a. Memeriksa kondisi alat sebelum digunakan dankhususnya mengenai kabel dan sambungannya,

b. Menggunakan alat pelindung diri seperti:kedok dan sarung tangan las,

c. Menyediakan alat pemadam api seperti: APAR /karung goni yang dibasahkan,

d. Jika pengelasan dilakukan di area tepian /ketinggian harus menggunakan safety belt,

e. Memeriksa lingkungan sekitar jika terdapatbahan yang mudah terbakar dan berpotensi untukterjadinya kebakaran,

f. Memasang rambu – rambu keselamatan.

Pembongkaran Begisting

17

Berbeda dengan pemasangan begisting, ketikapembongkoran begisting sangat perlu memerhatikankondisi beton. Pembongkaran begisting baru bisadilakukan apabila beton cetakan sudah berusia 14 hari(beton tanpa campuran zat kimia) atau sampai pada usiamampu menahan beban mati atau beban bergerak. Ketikapembongkarannya pun perlu kewaspadaan terutamapembongkaran begisting lantai. Berikut SOP pekerjaanpembongkaran begisting :a. Sebelum dilakukan proses pembongkaranbegisting harus didahului dengan pengajuan ijinpebongkaran kepada pihak K3 dan QC,

b. Sebelum dilakukan pembongkaran di lakukanbreafing mengenai cara pembongkaran yang benar danaman terhadap seluruh pekerja bongkaran,

c. Menggunakan alat pelindung diri selamapembongkaran seperti: helm, sepatu dan safety beltuntuk di pinggiran dan ketinggian,

d. Melakukan pemasangan safety net di tepiansekitar area yang akan dibongkar sebagai proteksipertama,

e. Pihak K3 melakukan pengawasan selama prosespembongkaran,

f. Setelah pembongkaran material harus segera dirapihkan,

g. Memastikan bahwa safety deck keliling towerdalam keadaan terbuka sebagai proteksi ke 2 jikaada benda jatuh,

h. Untuk daerah yang terdapat void di sekitarnyadiharuskan menutup atau memberikan protek sebelumpembongkaran,

i. Memasang rambu keselamatan di areasekitarnya,

j. Untuk pengangkutan material bongkaran harusmenggunakan terminal baja (Stagging),

k. Pengangkutan material tidak boleh melebihikapasitas angkut dan tinggi railing dari staging,

l. Material tidak boleh diam terlalu lama didalam stagging harus segera diangkat ataudipindahkan.

18

Pemasangan KacaPemasangan kaca termasuk pada pekerjaan finishing

dalam pekerjaan proyek. Pekerjaan ini juga membutuhkantenaga yang ahli di bidangnya dan memerlukankewaspadaan agar kaca tidak pecah atau melukaipekerjanya. Berikut SOP pekerjaan pemasangan kaca :

a. Mengajukan ijin pekerjaan kepada pihak K3untuk pemasangan kaca agar mudah pengawasannya,

b. Pekerja yang terlibat harus dilengkapi denganhelm, sepatu, sarung tangan dan safety belt,

c. Selama proses pemasangan daerah sekitar dibawahnya harus di kosongkan dan pasang rambu –rambu K3 sekitarnya,

d. Memastikan bahwa pemasangan telah terikat /terkunci dengan sempurna,

e. Menggunakan alat bantu berupa hoist untukpengangkatan dan lakukan pengecekan sebelumdigunakan.

Pekerjaan Plester dan AciPemlesteran dan pengacian memang pekerjaan yang

cukup sederhana dalam pekerjaan proyek pembangunan,namun setiap pekerjanya perlu memperhatikan hal-halberikut ini :a. Menggunakan alat pelindung diri,b. Jika menggunakan alat bantu scafolding pekerjanyaharus memastikan bahwa dalam keadaan baik,

c. Menggunakan masker jika prosesnya menyebabkandebu,

d. Membersihkan dan merapihkan lokasi sekitar setiapsetelah bekerja.

Pekerjaan PengecatanPengecatan untuk gedung bangunan bertingkat ada

yang masih menggunakan roll manual dan ada yangmenggunakan pompa sprey. Hal tersebut tergantung bagianyang akan dilakukan pengecatan, pada bagian loteng

19

biasanya pengecatan dilakukan dengan pompa agar mudahpengerjaanya dan tidak memakan waktu yang lama. Namunhal-hal berikut harus diperhatikan oleh pekerja dalampengecatan : a. Menggunakan alat pelindung diri seperti helm,sepatu, kacamata dan masker pada saat bekerja,

b. Memeriksa alat bantu yang digunakan dalamkeadaan baik,

c. Menempatan material cat dikelompokan danditempatkan sesuai dengan MSDS,

d. Memastikan terdapat udara yang bersikulasidan cukup untuk bernafas, jika tidak gunakan alatbantu pernafasan,

e. Memberi tanda atau rambu keselamatan disekitarnya bahwa sedang ada proses pengecatan.

Pengoperasian Tower CraneTower Crane (TC) merupakan alat bantu yang

digunakan untuk mengangkat dan mengangkut materialbangunan, seperti baja, hebel, beton, dan lain-lain.Pengoperasian TC memerlukan tenaga yang ahli dan harusselalu dalam kondisi baik untuk digunakan. Apabilakondisi TC rusak atau tidak berfungsi dengan baik, makaakan menghambat pekerjaan lainnya dan dapat menimbulkankecelakaan. Oleh karena itu, pengoperasian TC perlumemperhatikan hal-hal berikut :a. Operator harus yang ahli dan bersetifikasi,b. Sebelum pengoperasian, alat harus dites dandiperiksa terlebih dulu,

c. Operasi pengangkatan harus sesuai dengankemampuan dan fungsi dari pada alat tersebut,

d. Pada saat pengoperasian di lapangan,pengangkatan dan ikatannya harus dimonitor olehrigger yang ahli dan bersertifikasi,

e. Proses pengangkatan material tidak bolehmelewati pagar keliling proyek,

f. Kapasitas benda yang diangkat harus sesuaidengan kemampuannya,

g. Kondisi sling ikat dan segel harus dalamkeadaan baik,

20

h. Fungsi safety device harus dalam keadaan baikdan berfungsi,

i. Melakukan pengecekan secara berkala dan berilabel setiap pengecekan (minggu) dengan warna yangberbeda,

j. Alat di usahakan yang terbaru dan VertikalityTC harus diperiksa periodik paling lama 1 xsebulan,

k. Jembatan penghubung dari lantai ke TC harusstandar.

Erection Passenger HoistPassengger Hoist (PH) merupakan alat yang

memudahkan pekerja untuk mobilisasi antar lantai padabangunan gedung bertingkat. PH dalam pekerjaan proyekberbentuk sangkar segiempat yang ditopang dengan menarabesi dan dioperasikan melalui listrik disekitarnya.Dalam pemasangan PH perlu memerhatikan hal-halberikut :a. Sebelum dilakukan erection harus mengajukan ijinkerja kepada pihak K3,

b. Melakukan breafing mengenai prosedur yang baik danbenar saat erection,

c. Alat keselamatan seperti helm, sepatu dan safety beltharus digunakan selama proses kerja,

d. Pada saat proses diawasi oleh pihak K3,e. Selama proses erection berlangsung alat tidak bolehdigunakan untuk kegiatan lainnya,

f. Setelah kegiatan erection selasai pengecekanterhadap perangkat safety-nya dilakukan kembaliterutama terhadap limit stop-nya.

Pekerjaan LiftPerkerjaan lift pada gedung bertingkat membentuk

struktur dengan ruang kosong yang berlubang dari lantaiatap hingga lantai dasar. Apabila tidak hati-hati,pekerja dapat mengalami jatuh pada lubang tersebut.Oleh karena itu, dalam pekerjaan lift dibuat SOPsebagai berikut :

21

a. Sebelum pemasangan bambu, dipasang terlebih dahuluproteksi benda jatuh di lantai paling atas,

b. Memastikan bahwa seluruh pekerja yang terlibattelah menggunakan alat keselamatan mulai dari helm,sepatu dan safety belt,

c. Memastikan bahwa rangkaian bambu telah kuatsebelum diberikan pembebanan,

d. Memastikan bahwa seluruh alat penunjang telahterpasang dengan kuat dan benar,

e. Memastikan bahwa seluruh sarana elektrikal tidakmengalami kebocoran sebelum disambungkan dengansumber listrik.

Pekerjaan Mekanikal dan ElectricalPekerjaan Mekanikal dan Elektrikal (ME) sangat

berhubungan dengan sistem perpipaan dan sistem kabellistrik pada gedung yang akan dirancang. Tantangandalam pekerjaan ini adalah penempatan posisi pekerjaharus baik, karena lebih sering bekerja pada bagianloteng. Berikut SOP dalam pekerjaan ME:a. Seluruh pekerja harus menggunakan alatpelindung diri yang sesuai dengan kebutuhan kerja (helm, sepatu, safety belt, kacamata, kedok las dll),

b. Sebelum dilakukan penyambungan dengan aruslistrik pastikan bahwa instalasi yang akandisambungkan dlm keadaan baik dan tidak adakebocoran arus,

c. Untuk pekerjaan yang memiliki potensi bahayayang sangat tinggi harus mengajukan ijin kerjakepada pihak K3,

d. Untuk pekerjaan yang sifatnya dalam ruangantertutup atau ada potensi bahaya kebakaran harusmenyediakan alat bantu keselamatan atau alatpemadam kebakaran.

Pemasangan Instalasi ACAir Conditioner (AC) pada gedung bertingkat memiliki

saluran khusus yang terhubung pada setiap lantai.Pemasangan instalasi AC juga membutuhkan tenaga yangahli dan harus sesuai dengan karakteristik gedung yang

22

direncankan. Berikut SOP dalam pemasangan instalasiAC :a. Memastikan bahwa setiap pekerja telahmenggunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja(K3) yang sesuai dan benar,

b. Menempatan material yang rawan untuk rusakpada area yang aman,

c. Jika menggunakan alat bantu kerja pastikanbahwa alat dan kedudukan dalam keadaan baik danbenar.

Pemasangan Pintu dan JendelaPemasangan pintu dan jendela termasuk dalam

pekerjaan akhir dalam sebuah proyek. Pekerjaan inimemang cukup sederhana, namun pekerjanya harusmemperhatikan hal-hal berikut ini :a. Memastikan bahwa pekerja telah menggunakanalat keselamatan sesuai dengan kebutuhan denganbaik dan benar,

b. Untuk alat bantu yang menggunakan sumberlistrik pastikan bahwa sistem kelistrikannya dalamkeadaan baik dan aman,

c. Memastikan bahwa penempatan material dalamposisi yang benar,

d. Setiap setelah bekerja lokasi kerja harusdibersihkan dan dirapihkan.

Pekerjaan AtapPekerjaan atap pada bangungan gedung bertingkat

memiliki resiko kerja yang tinggi. Ancaman terjatuhadalah menjadi tantangan utamanya. Konsentrasi dankewaspadaan perlu diterapkan oleh pekerja pada lantaiatap, serta harus memperhatikan SOP berikut ini :a. Memastikan telah menggunakan alat pelindungdiri seperti: helm, sepatu dan safety belt,

b. Memasang proteksi lingkungan,c. Mengumpulkan material yang sudah tidakterpakai,

d. Memasang rambu – rambu keselamatan sebagaitanda ada pekerjaan di atas.

23

Pekerjaan dalam Ruang TertutupPekerjaan dalam ruang tertutup sering terdapat

dalam pekerjaan gedung bertingkat, seperti pembuatankolam air bersih, WTP, basment, dan lain-lain.Tantangan yang dihadapi ialh terkait masalah aerasiudaranya, apbila kekurangan oksigen, dapat menimbulkansesak nafas bagi pekerjanya. Berikut SOP pekerjaan dalmruang tertutup : a. Pekerjaan didahului dengan pengajuan ijinkerja kepada pihak K3,

b. Melakukan pengecekan mengenai kadar oksigenyang tersedia, sistem fentilasi dan kelayakan oranguntuk bekerja di dalamnya,

c. Menyediakan akses untuk keluar dan masukdarurat,

d. Pekerjaan harus diawasi oleh pengawaslapangan atau pihak K3,

e. Menyediakan sistem penerangan yang cukup,f. Menyediakan blower untuk membantu sirkulasiudara didalam ruangan tersebut.

Penerapan Standar Operational Precedure (SOP) tersebutdiharapkan mampu meminimalisasi terjadinya kecelakaankerja dan mendapatkan hasil yang optimal dalam setiappekerjaan. Namun masih banyak yang perlu diperhatikanoleh pelaksana proyek kontruksi untuk menjaga semuapekerjanya layak untuk bekerja, misalnya pekerja yangtidur di barak pekerja mungkin akan terkena penyakitmalaria dan DBD, sehingga diperlukan untuk menjagakebersihan lingkungan dan foging atau pengasapan.

Lingkungan sekitar proyek juga harus menjadiperhatian oleh pihak pelaksana, karena tentu sajaaktivitas yang dilakukan sangat berdampak padalingkungan, seperti debu, tanah, air limpasan campuranbeton, dan lain-lain. Selain itu, pengadaan fasilitaspenunjang juga perlu diperhatikan kebersihannya sepertisite office, fasilitas MCK dan air bersih.

Bahaya dan Dampak Lingkungan yang Dapat Ditimbulkanoleh Item Pekerjaan

24

Pekerjaan proyek kontruksi merupakan perkerjaanyang berat dan memiliki resiko kerja yang besar.Kewaspadaan perlu direncanakan dari awal saat proyekkerja itu akan dimulai agar tidak menimbulkan suatukejadian yang tidak diinginkan dan proyek berjalansesuai dengan perencanaan. Pihak perencana maupunpelaksana bertanggung jawab atas resiko dan dampak darisetiap pekerjaan yang dilaksanakan. Oleh karena itu,pihak pelaksana sudah harus membuat perkiraan bahayadan dampaknya. Berikut perkiraan resiko kerja dandampak lingkungan yang ditimbulkan oleh proyek RSUDBudhi Asih :

Tabel 1. Resiko dan dampak yang dapat ditumbulkan oleh pekerjaan proyek

No Item Pekerjaan Resiko dan dampak padalingkungan

1. Pekerjaan galiantanah

- Apabila kurang konsentrasi,pekerja dapat melukai dirisendiri dari alat yangdigunakan,

- Apabila terjadi hujan, dapatmenimbulkan genangan air danlumpur,

- Pada tanah yang tidak stabil,pekerjaan memiliki resikoterjadinya longsoran,

- Pengangkutan tanah keluarlokasi proyek, meninggalkanbongkahan tanah pada jalananutama di luar lokasi proyek.

2. Pekerjaanbegisting

- Alat yang digunakan dapatmelukai pekerja jika tidakkonsentrasi,

- Pekerjaan begisting padabagian atas gedung

25

bertingkat, beresikoterjadinya kejatuhan materialdan pekerja,

- Apabila perkuatan begistingtidak kuat, dapat menimbulkanterjadinya roboh pada bagianyang akan dicor,

- Apabila terjadi hujan danangin yang berintensitastinggi, dapat membuatscaffolding tidak stabil danpekerja bisa terjatuh.

3. Pekerjaanpembobokan

- Alat yang digunakan dapatmelukai pekerja jika tidakkonsentrasi,

- Jika pekerjaan di lantai ataspada gedung bertingkat, dapatberesiko terjatuh bagipekerjanya,

- Memiliki bahaya tertimpamaterial bagi orang yangberada di bawahnya.

4. Pekerjaanpembesian

- Alat yang digunakan dapatmelukai pekerja jika tidakkonsentrasi,

- Pengangkatan besi dengan TCharus memperhatikan bebanmaksimal yang mampu ditopang,jika hal tersebut tidakdiperhatikan dapatmenyebabkan kecelakaanserius,

- Penempatan material besi yangtidak rapi atau tertumpuktinggi juga dapatmengakibatkan ancaman bagipekerja di sekitarnya,

- Pembesian pada lantai atas

26

dapat mengancam nyawapekerjanya jika tidakmenggunakan sabuk pengaman.

5. Pekerjaanpengecoran

- Mobil molen yang datang harusdiatur dengan baik, karenalokasi proyek yang sempit danjalanan yang padat,

- Pada pengecoran core wall dankolom, biasanya pekerjaberdiri di stagging cor, kemudiandiangkat menggunakan TC,sehingga berisiko untukterjatuh,

- Pencampuran beton membentukair limpasan di lokasiproyek, sehingga membuatgenangan,

- Pengecoran melalui pompaberesiko menimbulkankecelakaan bagi pekerjakarena memiliki daya isapyang tinggi,

6. Pengelasan - Alat yang digunakan dapatmelukai pekerja jika tidakkonsentrasi,

- Jika terdapat bahan yangmudah terbakar di sekitarnya,maka dapat memunculkanledakan,

- Pengelasan di lantai atasdapat beresiko terjatuh bagipekerjanya.

7. Pembongkaranbegisting

- Pembongkaran pada usia yangbelum layak pembebananberesiko terjadi runtuhan,

- Pekerja yang tidakkonsentrasi dapat mengalami

27

kecelakaan terjatuh,- Material yang tidakdirapihkan akan menimbulkanancaman bagi pekerja disekitarnya,

- Pengangkutan yang melebihibatas maksimal dapatmengalami kejatuhan material.

8. Pemasangan kaca - Pemakaian scaffolding harusdiperhatikan perkuatannyaagar tidak terjadi kerobohan,

- Pemasangan kaca menimbulkanbutiran debu dan puing bekaspekerjaan,

- Pemasangan pada lantai atasdan di tepian beresikoterjatuh.

7. Pekerjaanplester dan aci

- Pemakaian scaffolding harusdiperhatikan perkuatannyaagar tidak terjadi kerobohan,

- Pemplesteran atau pengacian menimbulkan debu,

- Pekerjaan di pinggir lantai beresiko terjatuh bagi pekerja.

8. Pekerjaanpengecatan

- Pemakaian scaffolding harusdiperhatikan perkuatannyaagar tidak terjadi kerobohan,

- Menimbulkan bau yang menyegat,

- Kaleng dan sisa cat merupakanlimbah B3.

9. PengoperasianTower Crane

- Jika beban melebihi maksimal,maka terjadi runtuhanmaterial,

- Akses ke puncak TC melalui

28

tangga manual, dapat beresikojatuh bagi operatornya,

- Rentan terjadi kerusakanmesin dan mekanik,

- Pengoperasian bagi yang bukanahli dapat menimbulkankecelakaan kerja.

10. Erectionpassenger hoist

- Jika beban melebihi maksimal,maka beresiko terjatuh,

- Rentan mengalami kemacetanketika beroperasi.

11. Pekerjaan lift - Pemakaian scaffolding harusdiperhatikan perkuatannyaagar tidak terjadi kerobohan,

- Lubang yang tidak tertutupi akan beresiko bagi pekerja.

12. Pekerjaan Mekanikal dan Electrical

- Sambungan yang tidak baikakan menimbulkan kosletinglistrik,

- Pekerjaan pada ruang tertutupmemiliki kadar oksigen yangrendah,

- Pemakaian scaffolding harusdiperhatikan perkuatannyaagar tidak terjadi kerobohan.

14. Pemasangan instalasi AC

- Pemakaian alat bantu dudukanharus diperhatikanperkuatannya agar tidakterjadi kerobohan,

15. Pemasangan pintudan jendela

- Pemakaian scaffolding harusdiperhatikan perkuatannyaagar tidak terjadi kerobohan,

- Penumpukan material dapatmenimbulkan kecelakaan kerja,

- Kabel listrik yang tidak

29

teratur dapat menimbulkanhubungan arus pendek.

16. Pekerjaan atap - Jika tidak waspada dapatberesiko terjatuh bagipekerjanya,

- Material disusun rapih agartidak terjadi runtuhan.

17. Pekerjaan dalam ruang tertutup

- Resiko terjadi sesak napaskarena kurangnya aerasiudara,

- Kurangnya sistem pencahayaan,

Secara umum, tabel diatas menunjukkan resiko darisetiap pekerjaan yang dilakukan selama proyekberlangsung. Meskipun terkadang masih sering diabaikanoleh pekerja, dengan memprediksi resiko dan dampaktersebut dapat menjadi bahan pertimbangan dalamperencanaan dan pelaksanaan proyek kontruksi.

Safety Plan Proyek RSUD Budhi Asih

Targetan yang ingin dicapai oleh PT. Adhi Karya(Persero) Tbk dalam proyek ini adalah tidak terjadiadanya fatality dalam setiap kegiatan proyeknya. MelaluiStandard Operational Procedure (SOP) dan perkiraan resiko,maka ADHI membentuk perencanaan untuk K3L dalam proyek,antara lain yaitu :a. Safety Induction

Safety induction merupakan pengenalan peraturansafety proyek kepada setiap karyawan dan subkontraktorserta mandor yang terlibat dalam peroyek ini untukpartisipasi dan tanggung jawab terhadap keselamatankerja oleh semua pihak.

b. Tool Box MeetingTool box meeting yaitu memberikan penjelasan

mengenai pentingnya keselamatan kerja dalam bekerja

30

pada bidang konstruksi bangunan dan memberikaninformasi – informasi lapangan kepada pekerja mengenaidaerah bahaya, penanggulangan dan hal lainnya yangberkaitan yang akan diadakan setiap kamis pagi sebelumbekerja.

c. Safety Monthly MeetingSafety monthly meeting merupakan kegiatan

mempersentasikan hasil yang telah dicapai setiapbulannya kepada top management perusahaan dansubkontraktor dan untuk menarik dukungan terhadapkeselamatan kerja dari semua top management setiap 1kali sebulan tiap hari kamis.

d. Safety InspectionSafety inspection adalah melakukan inspeksi pada

setiap kegiatan, lingkungan dan peralatan yangmemungkinkan untuk terjadinya kecelakaan dan melakukantindakan pencegahannya secara langsung serta membuatsistem pelaporan.

e. Safety PatrolSafety patrol yaitu melakukan patrol tiap senin

siang bersama semua top management ke lapangan untukmengetahui permasalahan keselamatan kerja di lapangan.

f. FoggingFogging merupakan penyemprotan nyamuk di lapangan

untuk mencegah penyakit yang dapat ditimbulkan olehserangga dan sejenisnya sebagai salah satu kepeduliankami terhadap kesehatan pekerja tiap hari sabtu sore.

g. General Cleaning And House KeepingGeneral Cleaning And House Keeping adalah upaya

melakukan pembersihan secara masal yang melibatkanseluruh pekerja dan seluruh subkontraktor di lapanganuntuk menciptakan lapangan kerja yang selalu bersih danrapih setiap sabtu siang.

h. Safety Equipment

31

Safety Equipment yakni melakukan pemeriksaanterhadap setiap peralatan yang digunakan di dalamproyek mulai dari kelayakan operasi, safety equipment yangdisyaratkan dan ijin penggunaan yang dilakukan setiapsatu minggu satu kali (kondisi sling hoist yang rantasdan box panel tidak standar).

i. TrainingTraining adalah upaya melakukan pelatihan terhadap

para pekerja yang terlibat dalam proyek yang meliputipemadaman kebakaran, las oxy-acytelene dll.

Selain berbentuk program, safety plan yang diterapkanPT. Adhi Karya Tbk. ialah instrumen yang langsungditerapkan di lapangan kerja proyek. Instrumen tersebutdipasang untuk meminimalisasi terjadinya kecelakaan

Tool BoxMeeting

Safety Patrol

fooging Safety Inpection

Gambar 5 Safety plan Proyek RSUD

32

bagi pekerja maupun tamu proyek. Instrumen tersebutantara lain :

a) RambuPemasangan rambu dalam proyek yang berisikan pesan

berupa larangan, perhatian, ataupun anjuran yangbertujuan untuk menertibkan setiap orang yang berada didalam areal proyek, baik itu pekerja ataupun tamu yangdatang agar tertib dalam K3L.

b) SpandukPemasangan spanduk dalam proyek yang berisikan

informasi berupa informasi tertentu ataupun tata tertibbertujuan untuk menertibkan setiap orang yang berada didalam areal proyek agar tertib dalam K3L.

c) Penempatan Tabung APARTabung apar ditempatkan di setiap lokasi yang

beresiko untuk timbulnya api atau kebakaran agarpenanggulangan dapat segera tertangani, sedangkan untukdi area tower disediakan tabung APAR setiap lantaimulai dari basement dan penempatanya di lokasi – lokasiyang mudah terlihat serta terjangkau. Jenis tabung disesuaikan dengan jenis api yang mungkin timbul danbahan bakar penyebabnya.

d) Penempatan Kotak P3KKotak P3K disediakan di site klinik, di setiap pos

jaga keamanan agar setiap terjadi kecelakaan yangsifatnya kecil dapat segera diberi pertolongan dantercatat.

e) UrinoirSarana MCK di lapangan disediakan untuk fasilitas

sanitari (urinoar ditiap lantai) sebanyak 1 buahdisetiap lantai.

33

f) Ketertiban dan KeamananSecurity internal diaktifkan untuk menjaga ketertiban

dan keamanan lingkungan proyek untuk menertibkanpekerja yang keluar masuk tanpa ID Card dan APD yang disyaratkan, serta melakukan patroli lapangan untukmencegah terjadinya kegiatan kriminal dan tindakan yangtidak aman di dalam lingkungan proyek.

g) Pemeriksaan ID Pekerja dan APDPetugas K3 dan security dilakukan pemeriksaan setiap

pagi di pintu masuk pekerja mulai dari penggunaan APDsampai dengan ID pekerja.

h) Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri)APD diwajibkan mengunakan APD kepada seluruh

pekerja selama bekerja & berada dalam lingkunganproyek.

i) Railing Tepi Lantai Railing tepi lantai dipasangkan sebagai penanda

daerah pinggir dan juga berfungsi sebagai penahan bendajatuh atau sampah yang terbang.

j) Proteksi Tepi LantaiSafety net (kelambu) dipasangkan di setiap pinggir

lantai yang dibutuhkan untuk setiap lantai yang sudahdibongkar scafoldingnya sebagai penahan debu, bendajatuh atau sampah yang terbang.

k) Safety DekSafety Dek di pasang untuk menahan benda jatuh dari

lantai atasnya agar tidak mengenai orang yang berada dibawahnya, safety Dek di pasang 3 lantai dari lantaiteratas agar benda jatuh dapat tertangkap safety Dek.

Gambar 6 Rambu, tabung APAR, urinoir pada ProyekRSUD Budhi Asih

34

Dan Fixes Safety Dek untuk lantai terbawah untukmencegah benda jatuh dari kegiatan finishing.

l) Pengaman VoidTiap void ditutup untuk mengamankan dari benda

jatuh dengan menggunakan palay wood / jaring pengamanuntuk menangkap benda jatuh dari pekerjaan pembongkarandi lantai atasnya dan dilakukan setiap 5 lantai mulaidari lantai 1.

m) PembersihanAktifitas pembersihan dan perapihan dilakukan di

dalam dan area sekitar proyek serta barak untukmenunjang kebersihan proyek

n) Pekerjaan Tepi LantaiTemporari hand rail dipasang untuk pekerjaan pembesian

di tepian lantai dari tambang kuning sebagai pengamanpekerja.

o) Pengaman Bongkaran Tepi LantaiPekerjaan pembongkaran di daerah tepi lantai harus

mengajukan Ijin (Permit) dan menggunakan jaring pengamanyang mengkofer seluruh daerah bongkaran khusunya daerahtepian agar tidak ada benda jatuh sebagai pengamanpertama dan safety dek sebagai pengaman ke dua apabilamasih memungkinkan adanya benda jatuh.

p) Pemeriksaan Kesehatan Staff & PekerjaPelaksanaan pemeriksaan kesehatan oleh dokter

jamsostek dalam 6 bulan sekali.

Gambar 7 Proteksi Tepi Lantai danSafety Dek

35

q) Acces KerjaAkses kerja disediakan bagi para pekerja yang

hendak naik ataupun turun dengan menggunakan tanggascafolding temporari atau dengan passenger hoist yangdilengkapi dengan shelter tempat orang menunggu sehinggaaman.

r) TerminalTerminal di pasang untuk menaikan atau menurunkan

material selama proses struktur dan finishing agarpengangkutan dan penurunan dengan material dapatberjalan dengan aman dan lancar.

Semua program dan instrumen tersebut merupakanperencanaan yang diterapkan oleh ADHI dalam setiapproyeknya. Namun tentunya perencanaan tersebut tidakmungkin dapat terealisasikan begitu saja denganmudahnya. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebutterkendala di lapangan. Oleh karena itu, dibutuhkanevaluasi terhadap perencanaan safety plan tersebut agarmenjadi lebih baik lagi pada masa yang akan datang.

PEMBAHASANPenerapan Safety Plan ADHI dalam Proyek RSUD Budhi Asih

Safety plan atau perencanaan keselamatan kerjamerupakan dokumen yang wajib disediakan oleh pihakpelaksana sebelum memenangi tender untuk suatu proyek.

Gambar 8 Terminal dan

36

Hal tersebut menjadi perhatian utama karena pekerjaanproyek memiliki resiko kerja yang cukup tinggi,terutama untuk pekerjaan gedung bertingkat. Safety Plantersebut juga senada dengan Peraturan Mentri TenagaKerja (Permenaker) No. 01/Men/1980, Tentang Keselamatandan Kesehatan Kerja (K3) pada Konstruksi Bangunan.Dalam peraturan itu ditetapkan berbagai prosedur K3yang dilaksanakan di sektor kegiatan konstruksi, antaralain :1. Adanya kewajiban melapor keadaan proyek konstruksikepemerintah dengan syarat untuk dilakukan langkah-langkah antisipasi di bidang K3,

2. Adanya kewajiban membentuk organisasi/kepanitianK3 dalam proyek a.l. dalam bentuk P2K3 (PanitiaPembina K3) perusahaan atau bentuk kepanitiaanlainnya,

3. Adanya kewajiban melakukan identifikasi K3 sebelumproyek dimulai dan segera disiapkan syarat-syaratK3 sesuai ketentuan,

4. Membudayakan sistem manajemen K3 yang terintegrasimanajemen proyek yang selanjutnya difungsikandengan proyek, sebagaimana seharusnya (SMK3 – OHSAS18001, dll),

5. Dibuatkan Akte Pengawasan K3 Proyek Konstruksi,untuk melihat hasil-hasil temuan bidang K3 olehpengurus maupun Ahli K3 perusahaan,

6. Diadakan pelatihan bagi para teknisi sebagai AhliMuda K3, Ahli Madya K3 dan Ahli Utama K3 BidangKonstruksi untuk Petugas K3 di proyek yangbersangkutan.

7. Disiapkan bahan pedoman K3 yang meliputi :a. Catatan identifikasi kecelakaan kerja yangada,

b. Rekomendasi persyaratan K3 atas temuanidentifikasi di atas

c. Dibuatkan Prosedur Kerja Aman yang menyangkutseluruh jenis kegiatan,

d. Dibuatkan Instruksi Kerja Aman untuk langkahlangkah kegiatan yang bersifat khusus,

37

e. Dibuat rencana kerja K3 yang komprehensifterkendali oleh pimpinan proyek,

f. Dibuatkan Pedoman Teknis K3 yang khususmelaksanakan untuk pekerjaan K3 untuk pekerjaanyang bersifat spesifik,

g. Dilakukan inspeksi oleh Ahli K3 khususnyaoleh Pegawai Pengawas K3 (Pemerintah),

h. Dilakukan audit oleh ahli-ahli auditindependen,

i. Dan seterusnya.

Permenaker No. 01/Men/1980 Tentang Keselamatan danKesehatan Kerja (K3) pada Konstruksi Bangunan masihmenjadi dasar bagi pengelolaan proyek di Indonesia.Bagi PT Adhi Karya (Persero) Tbk. prosedur K3 yangtercantum dalam peraturan tersebut sudah terpenuhimelalui safety plan proyek dan pengorganisasian K3 mulaikantor pusat ADHI hingga pada setiap lokasi proyek yangdikelolanya. Bahkan ADHI sebagai salah satu perusahanyang bergerak di bidang kontruksi telah mendapatsertifikasi internasional dari United Registrar ofSystems (URS), karena telah berhasil memenuhipersyaratan manajemen K3 yang ditetapkan dalam ISO 9001: 2008.

Penerapan perencanaan K3 di lapangan masih menjadikendala yang berkepanjangan, meskipun suatu perusahaantelah tersertifikasi pada skala internasional.Penyediaan program dan alat K3 terkendala olehkurangnya kerja sama antar berbagai pihak dalam proyektersebut, misalnya terkadang tidak adanya teguran olehmandor bagi pekerjanya yang tidak mememakai APD karenaitu dianggap tugas dari bagian K3. Selain itu, faktorkesadaran dan kebiasaan pekerja mendukungketidaksesuaiannya program-program yang dibuat ADHIdengan hasil yang diharapkan. Berikut evaluasi programsafety plan Adhi Persada Gedung pada proyek RSUD BudhiAsih Jakarta Timur :

Tabel 2. Evaluasi Safety Plan proyek RSUD Budhi Asih

38

No.

Program Safety Plan Evaluasi

1 Safety Induction Program ini berjalandengan baik, yaitu berupapengenalan lingkunganproyek dan arahanpemakaian alatperlindungan diri bagitamu, siswa/mahasiswapraktik lapang, maupunsubkontraktor yang akanmemulai pekerjaan.

2 Tool Box Meeting Program ini sebenarnyatidak memiliki waktu yangkhusus, tetapi lebihsering disisipkan dalamrapat rutinan karyawansetiap minggu ataupundalam rapat produksi.

3 Safety MonthlyMeeting

Kegiatan pengarahan iniseharusnya dilaksanakansatu kali dalam seminggu,hanya saja ketika dalambulan Ramadhan upacarapagi seluruh pekerja initidak pernah dilakukan.

4 Safety Inspection Inspeksi ini seringdilakukan oleh SafetyOfficer Adhi PersadaGedung dan sekali-kalioleh Safety Manager,hasilnya berupaperingatan dan denda bagipekerja yang melanggaraturan keselamatan kerja.

5 Safety Patrol Safety Patrol sering

39

dilakukan bersama olehseluruh manejer proyekdalam bentuk Site Visituntuk memonitoringseluruh kegiatan proyekpembangunan.

6. Fogging Dalam rentang waktukegiatan PraktikLapangan, pem-fogging-anpernah dilakukan satukali. Kemudian terjadikendala kerusakan alat,sehingga tidak berjalanoptimal dalam melakukanpengusiran nyamuk.

7. General Cleaning AndHouse Kepping

Program ini seharusnyadilakukan bersama baikoleh pihak pelaksanamaupun subkontraktor danpengawas, namun menjadikendala ialah kesibukankerja masing-masing dalammenyelesaikan pekerjaan.

8. Safety Equipment Pemeriksaan peralatanpendukung pekerjaanproyek sering dilakukanoleh safety officer,setiap hari petugastersebut memantaukebersihan sekaligusmemeriksa peralatanproyek, seperti pengamanvoid, tanggascaffolding,dll.

9. Training Pelatihan khusus bagipekerja dalam keadaandarurat belum pernah

40

dilakukan dalam proyekini, karena selainmembutuhkan biaya lagijuga memerlukan waktukhusus, sedangkan masaproyek harus memenuhitarget pada bulanoktober.

Secara umum safety plan yang dirancang PT Adhi Karya(Persero) Tbk. telah memenuhi standar kelayakanmanajemen K3 dalam suatu proyek. Namun perencanaantersebut akan jauh lebih berhasil apabila semua orangpeduli akan pentingnya perencanaan keselamatantersebut. Oleh karena itu, dalam setiap perencanaandibutuhkan kerja sama dari semua pihak yang terlibatdalam proyek, mulai dari pekerja, mandor,subkontraktor, manejer, pelaksana, pengawas dan pemilikproyek.

Selain program, dalam safety plan peralatan dankelengkapan proyek juga harus dievaluasi, karenaapabila terjadi kekurangan pada perlatan tersebut, makabesar kemungkinaan akan terjadi keterlambatan kerjadalam proyek. Peralatan (equipment) menjadi kebutuhandasar dalam memulai aktivitas pada proyek, misalnyatanpa alat pelindung diri (APD) sangat beresiko bagipekerja mengalami kecelakaan atau tanpa railingkegamangan pekerja pada ketinggian tentu lebih tinggi.Oleh karena itu, perlu juga perhatian serius bagi pihakpelaksa terhadap peralatan K3 tersebut agar perencanaanproyek sesuai dengan target yang diinginkan.

Ketersedian fasilitas dan kelengkapan keamanankerja di lingkungan proyek, ADHI pun sudah mampumemenuhinya dengan baik. Namun dengan berbagai kendaladi lapangan, penyediaan peralatan K3 itu ternyata masihbelum mampu mencapai target zero accident. Berikutevaluasi kelengkapan keamanan kerja di lingkungan kerjaproyek RSUD Budhi Asih Jakarta Timur :

41

Tabel 3. Evaluasi Equipment K3L proyek RSUD Budhi Asih

No Perlengkapan Evaluasi

1 Rambu Rambu pada proyekditempel pada pintumasuk dan dibawahjembatan koneksi untukmenunjukkan adanyabahaya di lingkungankerja tersebut. Selamamasa praktik lapangan,rambu terpasanng denganbaik di lingkungan kerjaproyek.

2 Spanduk Pesan pada spanduk jugaterpasang jelas ketikaakan memasuki lapangankerja proyek, berisihimbauan mengutamakankeselamatan diri atauucapan dirgahayu dalamperayaan harikemerdekaan.

3 Penempatan Tabung APAR Tabung APAR tersediacukup banyak dilingkungan proyek, hanyasaja penempatan tabungtersebut masih belummerata karena pekerjaandi beberapa lantai masihbelum selesai.

4 Penempatan Kotak P3K Ketersediaan kotak P3Kmemang ada di pospenjagaan dan kantorHSE, namun yang menjadi

42

kendalanya ialahketersediaan kelengkapanobat dan peralatan lainyang dibutuhkan jika adapenanganan cepat.

5 Urinoir Urinoir sudah terdapatpada setiap lantai dibagian atas, sedangkanpada bagian bawah lebihdiutamakan memakaitoilet umum.

6 Pemeriksaan ID Pekerjadan APD

Kegiatan ini yang masihsulit dilakukan olehpihak Safety Officer danSecurity, karena haltersebut akan memakanwaktu yang lama. Hallainnya yaitu disebabkankedekatan pertemanansehingga menghilangkanrasa atau sikapkeprofesionalan.

7 Ketertiban Dan Keamanan Patroli keamanan danketertiban oleh securitysudah seringdilaksanakan, terkadangmemang harus menegurpekerja yang tidakmemakai APD.

8 Penggunaan APD (AlatPelindung Diri)

Pemakaian APD masihbelum menjadi perhatianutama oleh pekerja,sebaliknya mereka lebihfokus pada pekerjaanharus selesai sesuaitarget yang diinginkan.

9 Safety Dek Safety Dek terpasang

43

pada pintu lift setiapketinggian tiga hinggaempat lantai untukmengurangi kejatuhanbenda langsung ke lantaibasement.

10 Proteksi Tepi Lantai Proteksi tepi lantaidipergunkan kelambuuntuk mengurangiterbangan debu, dalamproyek juga terpasang ditangga excafolding untukmenghindari pekerjadalam kegamanganketinggian.

11 Railing Tepi Lantai Railing terpasang diempat lantai dari lantaiatap untuk mengurangikejatuhan benda dariatap.

12 Pengaman Void Penutupan lubang jugadilakukan untukmengurangi kecelakaankerja, pengaman inimengunakan kayu atautripleks

13 Pembersihan Pembersihan seringdilakukan oleh pekerjaharian dari bagian HSE,serta dilakukanpengangkutan puingsetiap harinya.

14 Pekerjaan Tepi Lantai Pengamanan pekerjaantepi lantai menggunakanbaja yang diikatkansementara dengan kawatserta dilengkapi jaring

44

net sebagai pagar

15 Pengaman Bongkaran TepiLantai

Pekerjaan bongkaran tepilantai dalam proyek initidak terlalu sering,hanya saja ketikamelakukan pembongkaranperlu koordinasi denganpekerjaan dibawahnya.

16 Acces Kerja Pengamanan untuk daerahkerja sudah diterapkan,yaitu dengan membuatlobi khusus pada pintumasuk kantor untukmengurangi timpaan bendadari atas.

17 Terminal Terminal terpasang disetiap lantai untukmemudahkan pemasokanbarang-barang untukpekerjaan setiap lantai

18 Pemeriksaan KesehatanStaff dan Pekerja

Pemeriksaan kesehatanyang jarang dilakukan,karena akan membutuhkanbiaya dan waktu yangcukup banyak

Evaluasi tersebut menggambarkan hubungan

perencanaan dengan kenyataannya di lapangan. Meskipunbeberapa tidak sesuai dengan perencanaan sedangkantidak juga mempengaruhi hasil kerja, namun pihakpelaksana tetap wajib memenuhi standar kelayakan K3dalam pekerjaan tersebut, misalnya seorang pekerja yangtidak menggunakan APD ketika bekerja, namun tidakmempengaruhi hasil kerjanya dan tidak mengalamikecelakaan kerja karena sudah berpengalaman. Dalam haltersebut pihak pelaksana tetap harus menegur dan

45

memberi sanksi terhadap pekerja meskipun ia telah ahlidan berpengalaman.

Fokus Utama Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan(K3L) pada Proyek RSUD Budhi Asih

Perencanaan dan hasil penerapan safety plan olehADHI pada proyek RSUD Budhi Asih memberikan banyakpelajaran dalam manajemen K3 jika akan kembali memulaiproyek kontruksi. Evaluasi kerja dibutuhkan untukmembuat pekerjaan tersebut menjadi lebih baik lagi padamasa yang akan datang. Dari evaluasi safety plan ADHIpada proyek RSUD Budhi Asih, terdapat beberapa hal yangperlu menjadi fokus utama dalam manajemen K3 dan dampaklingkungan yang timbul akibat proyek. Hal tersebutantara lain yaitu :

a) Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Alat pelindung diri (APD) sebenarnya telah menjadi

kebutuhan yang wajib dipenuhi oleh setiap karyawan danpekerja, bahkan ADHI sebagai pihak pelaksana telahmenyediakan APD secara cuma-cuma bagi semua orang yangberaktivitas dalam lokasi kerja proyek tersebut.Penggunaan APD diharapkan mampu mengurangi resikoterjadinya kecelakaan, seperti penggunaan helm oelhsemua orang dalam lokasi proyek untuk menghindarijatuhan material, sepatu both agar pekerja tidak lukaketika menginjak benda-benda tajam di lokasi proyek,dan lain-lainnya.

Standar APD bagi seorang pekerja terdiri darihelm, sepatu both atau lapang, sarung tangan bagipekerja baja, sefety belt bagi pekerja lantai atas,kacamata dan alat proteksi bagi pekerja pengelasan, danearplug bagi pekerja yang menghasilkan dentuman keras.Apabila alat-alat tersebut tidak digunakan oleh pekerjadalam beraktivitas, berdasarkan aturan K3 mereka akanmendapat sanksi atau hukuman. Namun dengan berbagaikendala, penerapan sanksi tersebut masih sulit untukditerapkan.

46

Penggunaan APD memang menjadi sulit dipahamkanuntuk beberapa orang pekerja, terutama bagi pekerjakasar yang telah lama bekerja sebagai kuli bangunan.Pengalaman menjadi alasan bagi mereka untuk tidakmengutamakan menggunakan APD. Selain itu ada jugamenganggap bahwa penggunaan APD membuat mereka tidakbebas dan menghambat pekerjaan yang akan dilakukan.Kemudia dengan modal nekat dan kepercayaan diri yangtinggi, mereka memulai pekerjaannya dengan sikapseperti seorang yang ahli.

APG pada proyek Budhi Asih dalam periode juli-agustus, pernah melaksanakan sanksi bagi pelanggar APD,namun hal tersebut belum membuat pekerja takut dan jeraterhadap sanksi. Oleh karena itu, untuk menghindari halyang tidak diinginkan perlu dilaksanakan pengawasansecara rutin oleh pihak K3 dan menejer proyek danmenegur langsung pekerja yang tidak menggunakan alatpelindung diri ketika bekerja.

b) Pengendalian Kebersihan Jalan Akses ProyekJalan akses proyek merupakan kebutuhan mendasar

dalam mencapai lokasi proyek, terutama dalam antar-jemput material-material proyek. Kebersihan jalan aksespun juga sangat perlu diperhatikan, terutama lokasiproyek yang berada dekat dengan pemukiman. Apabila halini tidak diperhitungkan, maka proyek tersebut bisasaja mendapat penolakkan oleh warga sekitar lokasi

Pekerja Tidak Pakai Helm

47

proyek. Biasanya dampak yang ditimbulkan sepertijalanan berdebu, bongkahan tanah yang tercecer, airlimpasan ketika pengecoran, dan lainnya.

Penanganan terhadap permasalahan tersebut perlumenjadi perencanaan sejak awal pekerjaan proyek. Padaproyek RSUD Budhi Asih, jalan akses yang ditempuh mobilatau truk menuju lokasi ialah jalan Dewi Sartika yangterdiri dari dua lajur searah. Pintu masuk menujulokasi proyek pada awalnya hanya satu, namun ketikapengerjaan basement telah selesai, pintu masuk proyeklainnya dapat melawati basement pada gedung existing disebelahnya. Lokasi ini tidak memiliki lapangan yangcukup luas, sehingga terkadang bongkar muat materialmemakan bahu jalan raya di depan lokasi proyek.

Gambar 10 Akses menuju lokasi proyek

Pembongkaran pada proyek RSUD Budhi Asih seringmenimbulkan kemacetan sementara, terutama juga terjadipenumpukan material yang akan diangkat. Selain itu,ketika pengecoran mobil molen parkir tepat di pintugerbang, sehingga air limpasan pengecoran punmengenangi setengah bahu jalan. Pada awal proyek mulaidilaksnakan, bahkan APG mendapat protes dari dinaskebersihan kota karena ketika pengangkutan tanah keluardari proyek meninggalkan bongkahan tanah di jalanansekitar proyek.

Akses Temporary Imenuju area stokmaterial, direksi

Akses Temporary IImenuju Basement 2

dan untuk pekerjaan

48

Hal tersebut kemudian menjadi tanggung jawab bagiADHI agar proyek tidak mempengaruhi aktivitas oranglain di luar proyek. Dalam penganganan masalah tersebutdilakukan pencucian jalanan sebelum jam 06.00 pagi olehpetugas harian karena waktu seperti itu jalanandianggap masih sepi. Pembersihan meliputi pengangkatansisa tanah dan perbaikan selokan air perkotaan, bahkanjika diperlukan menggunakan mobil pompa atau sedot airdan lumpur. Selain itu, untuk menghindari pengotoranjalanan, setiap mobil yang keluar dari proyek harusdicuci terlebih dahulu.

c) Penanggulangan Cuaca EkstrimCuaca merupakan salah satu tantangan yang sulit

dihindari dalam pekerjaan proyek. Cuaca buruk ataubadai sering melanda Indonesia, sehingga banyak daerahyang menjadi korban karena peristiwa tersebut. Jakartatermasuk daerah yang rawan dalam bencana terkait cuaca,terutama pada musim hujan. Keadaan lingkungan jugamendukung terjadinya bencana tersebut, sepertipendangkalan sungai, penumpukkan sampah, produksi gasrumah kaca, dan lain-lain. Apabila cuaca buruk tentusaja pekerja tidak leluasa menyelesaikan pekerjaannyadan menimbulkan permasalahan baru di lokasi proyek,yaitu genangan air dan lumpur.

Gambar 11 Pembersihan jalan akses proyek

49

Perencanaan pengendalian curah hujan oleh ADHI padaproyek RSUD Budhi Asih yaitu dengan membuatkan sumpitkemudian dikeringkan menggunakan pompa sumersible 5unit. Namun pada saat kegiatan pratik lapangan pompatersebut belum berjalan dengan baik dan air hujan yangmasuk ke dalam lokasi proyek dibiarkan menggenang dalamsumpit tersebut, sehingga apabila dibiarkan menggenanglama akan menimbulkan masalah baru yaitu munculnyajentik-jentik nyamuk. Oleh karena itu, sumpitpembuangan limpasan hujan perlu diperiksa secara rutinoleh petugas harian dan memompa air yang mennggenangdalam lokasi proyek.

d) Pengecekan Rutin Peralatan Penunjang KerjaPenyediaan peralatan dalam pekerjaan proyek

termasuk dalam anggaran perencanaan atau Bill of Quantity(BOQ), karena peralatan proyek pada umumnya menggunakansistem penyewaan, baik yang dimiliki secara pribadioleh pihak pelaksana maupun yang disewakan dari pihaksubkontraktor. Biasanya peralatan yang digunakan dalamkegiatan proyek bukan merupakan barang baru, melainkanpernah digunakan pada proyek sebelumnya. Oleh karenaitu, perlu adanya pengecekan ulang pada setiap alatproyek untuk memenuhi standar kelayakannya.

Pada proyek RSUD Budhi Asih, ADHI menggunakanbeberapa peralatan kerja yang perlu diperhatikanstandar pemakaiannya. Misalnya terminal material pada

Gambar 12 Perencanaan limpasan hujan dan

50

setiap lantai di bagian atas gedung. Terminal tersebutsering digunakan sebagai pemberhentian sementaramaterial yang diangkat Tower Crane (TC) untukdidistribusikan pada lantai tempat terminal tersebutterpasang. Pemasangan terminal tersebut menggunakankawat baja yang terikat pada lantai bagian atasnya.Pemasangan terminal tersebut harus memenuhi standar danmemperhitungkan beban dan gaya yang akan bekerja. Jikahal ini kurang diperhatikan dapat menimbulkan bahayakeselamatan jiwa pekerja.

e) Kedisiplinan Pekerja dan Staff ProyekSalah satu yang sering menjadi penyebab kecelakaan

di berbagai proyek ialah kurannya nilai kedisiplinanpekerja dalam menaati peraturan. Meskipun SOP dansanksi diberlakukan namun masih belum mampu membuatpekerja taat pada peraturan yang berlaku. Misalnyadalam proyek RSUD Budhi Asih ini yaitu masih seringdijumpai pekerja yang merokok bukan pada tempatnya,bahkan bukan hanya pekerja kasar saja, juga termasukmandor, staff, dan subkontraktor dalam proyek tersebut,sehingga pelanggaran tersebut dianggap menjadi suatukebiasaan. Padahal merokok pada tempat yang tidak tepatbisa menyebabkan kebakaran atau menganggu kesehatanorang lain yang bekerja di sekitarnya.

Gambar 13 Terminal yang diikat oleh kabel baja perlumempertimbangkan beban yang ditumpu

51

Faktor-faktor Penyebab Belum Optimalnya Perencanaan K3L

Secara umum sistem manajemen K3 oleh ADHI dalamproyek RSUD Budhi Asih sudah memenuhi standar, mulaidari penyediaan fasilitas keamanan hingga peringatanaturan kerja. Namun yang menjadi sebab utama belumoptimalnya penerapan tersebut ialah pada kesadaranpekerja dalam beraktivitas, sehingga beberapa kalimasih sering terjadi kecelakaan kerja. Memang sejauhini masih belum menyebabkan kecelakaan fatal sepertikematian, tetapi selama periode juli-agustus terjadidua kali kecelakaan kerja, yakni tertimpa bantinganbaja dan terjatuh pada lantai yang sama pada saatpembongkaran begisting.

Banyak hal yang menyebabkan pekerja tidak terlalumementingkan perlindungan diri saat bekerja. Dari studilapang yang dilakukan berikut alasan pekerja tidakterlalu mementingkan faktor ancaman bahaya saatbekerja, yaitu :

1. Penggunaan peralatan keamanaan dianggap terlalumempersulit dan menambah waktu pengerjaan,

2. Sudah terbiasa melalukan pekerjaan tersebut dantidak mengalami kecelakaan, sehingga menganggapdiri sudah ahli dalam pekerjaan tersebut,

3. Ketersediaan alat keamanan yang tidak langsung adadi lapangan, sehingga pekerja yang bekerja dilantai atas harus meminta dulu ke kantor K3 yangberada di basement,

4. Adanya tuntutan kerja yang tinggi dan targetpekerjaan harus diselesaikan dalam waktu yangsingkat,

Gambar 14. Pekerja merokok ketika berada di lokasi

52

5. Kurangnya arahan keselamatan dan kedisiplinan bagipekerja dalam pelaksanaan pekerjaan oleh mandoratau pihak yang bertanggung jawab dalam proyektersebut,

6. Pekerja lepas merupakan warga tingkat pendidikanyang rendah, sehingga yang menjadi patokan utamaialah uang hasil dari pekerjaannya tersebut,

7. Kurang melekatnya aturan dan jera dari denda yangditerapkan bagi pekerja yang melanggar aturan.

Perlu adanya kerja sama semua pihak yang terlibatdalam proyek dalam menghadapi persoalan seperti itu,.Peraturan bukan hanya menjadi tanggung jawab bagimanajer K3 saja, tetapi seluruh yang beraktivitas dalamproyek berhak menegur bagi pekerja dan staff yangmelanggar aturan. Sehingga dengan saling mengingatkanakan membentuk suatu ikatan kerja dan kemungkinankecelakaan dapat dikurangi.

Penanggulangan Pelanggaran SOP dan K3 dalam ProyekKontruksi

Penanggulangan pelanggaran setidaknya membawakondisi yang lebih baik bagi pekerja dan jauh dariancaman kecelakaan saat bekerja. Menurut Christina,dkk. (2012), Setidaknya ada pendekatan yang cukupmampu untuk menanggulangi terjadinya pelanggaran StandarOperational Procedure (SOP), yaitu komitmen top management,peraturan dan prosedur K3, faktor komunikasi pekerja,kompetensi pekerja, lingkungan pekerja, danketerlibatan pekerja.

Hasil penelitian melalui uji validitas danrealibilitas menunjukkan bahwa faktor Komitmen topmanagement terhadap K3 memiliki pengaruh siginifikanyang paling kecil terhadap Kinerja Proyek Konstruksi.Besar kontribusinya adalah sebesar 0,293. Hal tersebutjuga menunjukkan bahwa top management memiliki pengaruhyang cukup tinggi bagi pekerja dibawahnya, apabilamereka mampu menunjukkan pelaksanaan K3 dengan baik,

53

maka staff dan pekerja dibawahya juga akan mengikutipelaksanaan K3 dengan baik pula.

Faktor peraturan dan prosedur K3 juga memilikipengaruh cukup signifikan terhadap kinerja konstruksi.Besar kontribusinya adalah 0,357. Ketersediaan alat danprosedur yang sederhana akan memudahkan pekerja untukmelaksanakan aktivitasnya. Selain itu denganmensosialisasikan semua peraturan yang dibuat olehmanajemen mengenai masalah K3 dengan bahasa yang mudahdimengerti oleh para pekerja akan mempermudah pekerjauntuk melaksanakan peraturan dan prosedur tersebut.

Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwakompetensi pekerja memiliki pengaruh paling signifikanterhadap kinerja proyek konstruksi. Besar kontribusinyaadalah 0,478. Kompetensi kerja pekerja berbeda satusama lainnya, sehingga perlu menjadi perhatian khusus.Namun meskipun kompetensi kerja seseorang bagus, tidakmenjadikannya bebas dari aturan K3. Aspek yang palingberpengaruh adalah pekerja mengerti sepenuhnya resikodari pekerjaannya, dimana dengan mengerti akan tanggungjawab dan resiko dari pekerjaannya, para pekerja dapatmelakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh dan tidakragu-ragu dalam bekerja (Davies, 2001).

Lingkungan pekerja berpengaruh terhadap kinerjaproyek konstruksi. Besar kontribusinya adalah 0,436.Aspek yang paling berpengaruh dalam hal ini adalahpekerja tidak bosan melakukan pekerjaannya yangberulang-ulang, dimana dengan melakukan pekerjaannyaberulang-ulang diharapkan para pekerja menjadi ahlidibidangnya. Apalagi dengan lingkungannya yang sudahterbiasa menarapkan prinsip K3, sehingga mendorongorang lain yang belum terbiasa menggunakan APD menjadisering menggunakan APD.

Keterlibatan pekerja juga berpengaruh terhadapkinerja proyek kontruksi. Kontribusinya adalah sebesar0,348. Aspek yang paling berpengaruh adalah pekerjamelaporkan jika terjadi kecelakaan kerja atau situasiyang bahaya, dimana dengan adanya pencatatan diharapkanadanya perhatian khusus dan prosedur baru pada suatu

54

pekerjaan untuk menghindari tidak terjadi kecelakaanyang sama.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan praktik lapangan yang telahdilakukan banyak pengalaman dan pengetahuan baru yangdidapatkan. Dari uraian yang telah dipaparkan dapatdisimpulkan sebagai berikut :1) Proyek RSUD Budhi Asih merupakan proyek milikdinas kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakartayang dikelola oleh PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.sebagai pihak pelaksana dengan nilai kontraksebesar Rp. 139.888.000.000,00. Pelaksanaan proyektersebut dimulai bulan desember 2013 dan akanberlangsung selama 12 (Dua Belas) bulan atau 365hari kalender, sehingga termasuk proyek multiyearsatau tahun jamak,

2) Pelaksanaan manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerjadan Lingkungan oleh ADHI mengacu pada persyaratanPermenaker RI PER05/MEN/1996, OHSAS 18001:1999 danISO 14001:1996. Berdasarkan peraturan-peraturantersebut ADHI menyusun program perencanaan K3Lmelalui safety plan proyek RSUD Budhi Asih,

3) Penarapan safety plan di lapangan kerja masihterkendala dengan berbagai hal, diantaranyakurangnya kepedulian pekerja dan staff untukmengingatkan pentingnya menjaga keselamatan danfaktor pengalaman pekerja yang sudah lam menekunipekerjaan kuli bangunan,

4) Penanggulangan pelanggaran K3L dapat dilakukandengan beberapa pendekatan yaitu komitmen TopManagement, peraturan dan prosedur K3, faktorkomunikasi pekerja, kompetensi pekerja, lingkunganpekerja, dan keterlibatan pekerja.

55

Saran

Penerapan K3L oleh ADHI dalam proyek RSUD BudhiAsih masih menanggungjawabkan utama pada bagian K3.Padahal seharusnya penerapan K3L menjadi tanggung jawabsemua pihak yang terlibat dalam proyek. Oleh karenaitu, perlu adanya kerja sama berbagai pihak untukmembuat aturan K3 menjadi mudah dan terbiasa diterapkanketika bekerja.

DAFTAR PUSTAKA

Christina, W.Y., Djakfar, L., Thoyib, A.. 2012.Pengaruh Budaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)Terhadap Kinerja Proyek Konstruksi. Jurusan TeknikSipil, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang

Davies, F., R. Spencer, K. Dooley. 2001. Summary Guide toSafety Climate Tool. HSE.

[ILO] International Labour Organization. 2004. StandarKeselamatan Kerja di Indonesia Paling Buruk diKawasan Asia Tenggara [internet). [diacu 2014September 10]. Tersedia dari : http ://www.kompas-cetak/0405/01/ekonomi/1000007.html.

Kementrian Tenaga Kerja dan Transimigrasi. 1980.Peraturan Mentri Tenaga Kerja Nomor 01 Tahun 1980Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) padaKonstruksi Bangunan.