Memberikan Suntikan Intravena

10
Memberikan Suntikan Intravena Dasar Teori Pemberian obat secara intra vena di anjurkan untuk mempercepat reaksi obat, sehingga obat langsung masuk ke sistem sirkulasi darah. Pemberian obat intra vena ini dapat dilakukan langsung pada vean atau pada pesien yang di pasang infus, obat dapat di beri melalui botol infus atau melalui karet pada selang infus. Tempat penyuntikan yaitu pada vena yang dangkal dan dekat dengan tulang, misalnya: 1. Pada lengan ( vena mediana cubiti / vena cephalica) 2. Pada tungkai ( vena saphenosus )

Transcript of Memberikan Suntikan Intravena

Memberikan Suntikan IntravenaDasar Teori

Pemberian obat secara intra vena di anjurkan untuk mempercepat reaksi obat, sehingga obat langsung masuk ke sistem sirkulasi darah. Pemberian obat intra vena ini dapat dilakukan langsung pada vean atau pada pesien yang di pasang infus, obat dapat di beri melalui botol infus atau melalui karet pada selang infus. Tempat penyuntikan yaitu pada vena yang dangkaldan dekat dengan tulang, misalnya:

1. Pada lengan ( vena mediana cubiti / vena cephalica)

2. Pada tungkai ( vena saphenosus )

3. Pada leher ( vena jugularis ) khusus pada anak

4. Pada kepala ( vena frontalis, atau vena temporalis) khusus pada anak

PETUNJUK

1. Baca dan pelajari lembar kerja2. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan dan susun secara

ergonomis3. Ikuti petunjuk yang ada pada jobsheet4. Bekerja secara hati-hati dan teliti

KESELAMATAN KERJA

1. Patuhi prosedur pekerjaan2. Perhatikan keadaan umum klien pada saat

penyuntikan dan setelah penyuntikan3. Pastikan 5 benar pada prosedur pengobatan (benar

ordernya, benar obatnya, benar cara pemberiannya, benar pasiennya, benar waktu pemberiannya

4. Perhatikan kondisi alat sebelum bekerja untuk menilai kelayakan penggunaannya

5. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematis oleh petugas

6. Dekontaminasi Spuit setelah dipakai dengandiisi larutan chlorin 0,5% untuk mencegah kontaminasi petugas.

PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

1. Sarung tangan satu pasang2. Spuit steril 3 ml atau 5 ml3. Bak instrument4. Kom5. Karet pembendung vena / turniquet6. Perlak dan alasnya7. Bengkok8. Wastafel/ tempat cuci tangan9. Handuk lap tangan10. Kapas alkohol11. Obat injeksi dalam vial atau ampul12. Daftar pemberian obat13. Larutan chlorin 0,5%

DEPARTEMEN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

JURUSAN KEBIDANAN

FORMAT PENILAIAN PRAKTIK

SUNTIKAN INTRAVENA

Tanggal Penilaian

: ........................................

Nama Mahasiswa

: ........................................

NIM : ......................................

..

PENILAIAN:

Nilai 1 (satu) : Perlu Perbaikan

Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar dan

berurutan

Nilai 2 (dua) : Mampu

Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan tetapi

kurang tepat,

pembimbing perlu membantu dan mengingat.

Nilai 3 (tiga) : Mahir

Langkah dikerjakan dengan benar, tepat, dan tanpa

ragu-ragu serta sesuai

dengan prosedur.

No LangkahNilai3 2 1

1 Persiapa alat:

a. Spuit dan jarum steril dalam

tempatnya (3 ml atau 5 ml)

b. Kapas alkohol dalam tempatnya

c. Karetnnya pembendung vena

d. Kain pengalas

e. Bengkok

f. Obat yang diperlukan (dalam vial

atau ampul)

g. Sarung tangan

h. Bak instrumen

i. Kom

j. Westafel

k. Handuk untuk lap tangan

l. Daftar pemberian obat

m. Larutan klorin 0,5%Prosedur Pelaksanaan

1. Memberitahukan dan menjelaskan pada

pasien tindakan yang akan dilakukan

2. Inform Consent

3. Menyiapkan alat, bahan, dan obat

kedekat pasien

4. Memasang sampiran

5. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin

6. Mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir, mengeringkan dengan handuk

bersih

7. Memakai sarung tangan (tidak perlu

steril hanya untuk melindungi patugas

dari infeksi)

8. Membebaskan daerah yang akan disuntik

dari pakaian

9. Mencari daerah jelas dan lurus venanya

10. Memasang pengalas dibawah

daerah/tempat yang akan disuntik

11. Mengikat bagian atas daerah yang

akan disuntik dengan karet

pembendung/tourniquet agar vena mudah

dilihat, menganjurkan pasien

mengempalkan tangannya dengan ibu jari

didalam genggaman.

12. Menghapushamakan / mendisinfeksi

kulit dengan kapas alkohol 70% secara

sirkular dengan diameter ± 5 cm, tunggu

sampai kering

13. Menengangkan kulit dengan tangan

yang tidak dominan (ibu jari dan jari

telunjuk tangan kiri)

14. Tusukkan jarum ke dalam vena dengan

lubang jarum menghadap ke atas, jarum

dan kulit membentuk sudut ± 20º

15. Menarik sedikit penghisap untuk

aspirasi apakah jarum sudah masuk vena

yang ditandai dengan darah masuk ke

dalam tabung spuit (saat aspirasi jika

ada darah berarti jarum telah masuk ke

dalam vena, jika tidak ada darah

masukkan sedikit lagi jarum sampai

terasa masuk vena)

16. Membuka karet pembendung,

menganjurkan pasien membuka tangannya

dan memasukkan obat perlahan-lahan ke

dalam vena.

17. Menarik jarum keluar setelah obat di

masukkan, dengan meletakkan kapas

alkohol diatas jarum dan tarik jarum

keluar (agar darah tidak keluar)

18. Rapikan klien, membereskan alat

(jarum suntik diisi dengan larutan

klorin 0,5% sebelum dibuang), bak alat

suntik, dan bekas tempat obat dengan

benar

19. Melepaskan sarung tangan (sebelumnya

cuci tangan yang menggunakan sarung

tangan dalam larutan klorin 0,5%),

rendam dalam larutan klorin 0,5% selama

10 menit

20. Mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir, mengeringkan dengan handuk

bersih

21. Melakukan dokumentasi tindakan yang

telah di lakukanBahaya-bahaya pemberian suntikan

a. Pasien alergi terhadap obat (misalnya

menggigil urticaria, shock, collap, dan

lain-lain)

b. Sebelum menyiapkan obat suntikan

bacalah dengan teliti petunjuk

pengobatan yang ada dalam catatan medik

atau status pasien, yaitu nama obat,

dosis waktu dan cara pemberiannya

(misal intravena, subkutan, dan lain-

lain)

c. Pada waktu menyiapkan obat bacalah

dengan teliti tabel/etiket dari tiap-

tiap obat. Obta-obatan yang kurnag

jelas etiketnya tidak boleh dioberikan

pada pasien

d. Perhatikan teknik septik dan aseptik

e. Spuit dan jarun suntik tidak boleh

dipergunakan untuk menyuntik pasien

lain sebelum di sterilkan

f. Spuit yang retak atau bocor, dan jarum

suntik yang sudah tumpul, berkarat,

atau ujungnya bengkok tidak boleh

dipakai lagi.

g. Memotong ampul dengan gergaji ampul

harus dilakukan secara hati-hati, agar

tidak melukai tangan dan pecahannya

tidak masuk ke dalam obat.

h. Pasien yang telah mendapatkan suntikan

harus diawasi untuk beberapa waktu,

sebab ada kemungkinan timbul reaksi

alergi dan lain-lain.

i. Bagi pasien yang berpenyakit menular

melalui peredarah darah (misalnya

pasien hepatitis) harus digunakan jarum

dan spuit khusus

j. Setiap selesai menyuntikan peralatan

harus dimasukkan ke dalam larutan

disinfektan, lalu di sterilkan dan

disimpan di dalam tempat khusus.Catatan: (Nilai) Palembang,

.............................................

Dosen Pembimbing/Penguji

.............................................

.............................................

NILAI : JUMLAH NILAI x 100 (

)

33

NIP ...................................