managing classroom learning

26
Managing Classroom Learning 201 3 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan bab mata kuliah “Psikologi Pendidikan”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia. Laporan bab ini merupakan salah satu tugas mata kuliah psikologi pendidikan di program studi bimbingan dan konseling fakultas ilmu pendidkan di universitas pendidikan indonesia yang berisi tentang elemen-elemen manajemen kelas yang efektif dalam. Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan laporan bab ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan laporan bab ini. Bandung, Oktober 2013 Penulis

Transcript of managing classroom learning

Managing Classroom Learning 2013

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikannikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dankesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporanbab mata kuliah “Psikologi Pendidikan”. Kemudianshalawat beserta salam kita sampaikan kepada nabi besarkita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidupyakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat didunia.

Laporan bab ini merupakan salah satu tugas matakuliah psikologi pendidikan di program studi bimbingandan konseling fakultas ilmu pendidkan di universitaspendidikan indonesia yang berisi tentang elemen-elemenmanajemen kelas yang efektif dalam.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapatkekurangan-kekurangan dalam penulisan laporan bab ini,maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saranyang konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan laporanbab ini.

Bandung, Oktober2013

Penulis

Managing Classroom Learning 2013

PENDAHULUANA. SUMBER (IDENTITAS BUKU)

Buku yang menjadi sumber dari Laporan Bab ini adalah

buku yang berjudul “Effective Teaching: Teori dan Aplikasi”. Buku

tersebut ditulis oleh Daniel Muijs & David Reynolds

yang kemudian diterjemahkan oleh Drs. Helly Prajitno

Soetjipto, M.A bersama Dra. Sri Mulyantini Soetjipto.

Buku yang mempunyai tebal 472 halaman ini merupakan

buku edisi ke dua yang diterbitkan oleh Sage

Publications, London pada tahun 2008 dan setelah

diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia diterbitkan oleh

Pustaka Pelajar, Yogyakarta pada bulan Februari 2008

sebagai cetakan yang pertama. Buku yang menjadi sumber

dalam pembuatan laporan bab ini terdapat pada bagian

dua bab 6 yang membahas mengenai “Manajemen kelas”.

B. LATAR BELAKANG

Managing Classroom Learning 2013

Pengelolaan belajar adalah hal yang sangat mendasar

yang patut diperhatikan oleh pengajar, sebab baik

ataupun buruknya hasil yang diperoleh sebagai tujuan

pengajaran dapat dilihat dari baik ataupun buruknya

pengelolaan belajar yang terjadi. Proses tersebut harus

dikawal oleh pengajar dengan baik dan untuk

menerapkannya pengajar membutuhkan kedisiplinan dan

ketegasan agar pengelolaan belajar didalam kelas

menjadi efektif.

Anak sebagai agent of change yang mana masa depan

sangat berpangku kepada potensi yang dimiliki generasi

tersebut tentu memerlukan bimbingan yang tepat agar

perubahan yang terjadi dalam diri anak mengarah kepada

hal yang positif. Bimbingan terbaik dalam mendidik anak

selain di lingkungan rumahnya sendiri tidak lain adalah

di sekolah tempat anak menimba ilmu. Proses belajar

didalam kelas merupakan hal yang sangat penting dalam

pendidikan anak. Dengan berbagai kepribadian anak dan

disrupsi yang terjadi didalam kelas, maka sebagai

pengajar dituntut untuk mengelola hal tersebut agar

berdampak seminimal mungkin agar dapat mengoptimalkan

proses belajar didalam kelas yang jelas dapat berdampak

kepada pengembangan potensi anak secara maksimal

sebagai agent of change.

Managing Classroom Learning 2013

Managing Classroom Learning 2013

ISI BAB

A. ELEMEN-ELEMEN MANAJEMEN KELAS YANG EFEKTIF

1. Memulai pelajaran

Memulai pelajaran tepat waktu adalah hal yang sangat

penting namun sering diabaikan didalam pengelolaan

belajar didalam kelas. Meskipun guru dapat membantu

dirinya sendiri untuk mengatasi masalah alasan untuk

terlambat memulai pelajaran, tetapi kebijakan sekolah

untuk memaksimalkan waktu pelajaran juga sangatlah

penting menurut Creemers (1994) dalam buku Effective

Teaching : Teori dan Aplikasi oleh Daniel Muijs dan

David Reynolds (2008).

Masalah utama yang menyebabkan beberapa kesulitan

dalam pengelolaan belajar didalam kelas adalah

perpindahan tata tertib yang lebih longgar kedalam tata

tertib didalam kelas yang jelas sangatlah berbeda, oleh

karena itu maka guru dapat menerapkan sejumlah prosedur

yang terkait dengan memulai pelajaran sebelum pelajaran

dimulai agar dapat meminimalkan disrupsi yang ada.

Managing Classroom Learning 2013

2. Penataan tempat duduk yang tepat

Prinsip umum dalam penataan tempat duduk yang tepat

adalah bahwa murid seharusnya memiliki ruang yang cukup

untuk bekerja dengan nyaman sesuai dengan format dan

tujuan pelajaran, karena hal tersebut dapat

mempengaruhi efektivitas tipe-tipe penyampaian

pelajaran yang akan terjadi. Sebagai contoh bila

pelajaran dengan gaya pengajaran langsung akan

digunakan guru untuk berinteraksi langsung dengan

seluruh kelas, maka semua murid harusnya dapat melihat

guru beserta alat-alat yang digunakannya tanpa banyak

kesulitan. Diskusi seluruh-kelas dapat difasilitasi

dengan mendudukkan peserta didik di seputar meja besar

atau mendudukkan mereka dalam bentuk lingkaran atau

setengah lingkaran, karena mendudukkan mereka secara

berbaris-baris akan menghambat proses diskusi. Menurut

Joachim (2002) dalam buku Effective Teaching : Teori

dan Aplikasi oleh Daniel Muijs dan David Reynolds

(2008), menggunakan penataan tempat duduk setengah-

lingkaran dapat mencegah peserta didik yang mencoba

“bersembunyi” dan tidak mau ambil bagian di dalam

interaksi.

Managing Classroom Learning 2013

Guru

Papan tulis, layar OHP atau komputer

Gambar 1 Penataan tempat duduk berbaris-baris – penataan tempat

duduk ini efektif untuk pengajaran seluruh-kelas tetapi tidak

efektif untuk kerja kelompok-kecil atau diskusi kelas.

Managing Classroom Learning 2013

Guru

Papan tulis, layar OHP atau komputer

Gambar 2 Penataan tempat duduk yang cocok untuk kerja kelompok-

kecil tetapi kurang cocok untuk pengajaran seluruh-kelas dan

diskusi kelas.

Guru

Papan tulis, layar OHP atau computer

Managing Classroom Learning 2013

Gambar 3 Penataan tempat duduk yang cocok untuk pengajaran

seluruh-kelas dan diskusi kelas tetapi tidak cocok untuk kerja

kelompok kecil.

3. Mengatasi disrupsi dari luar

Disrupsi dari luar kelas memiliki berbagai bentuk

mulai dari disrupsi kepala sekolah, guru dan juga

peserta didik dengan berbagai kondisi. Meskipun

diharapkan adanya strategi tingkat-sekolah untuk

membatasi interupsi tersebut, beberapa macam interupsi

tidak bisa dihindari. Guru hanya bisa memastikan bahwa

disrupsi tersebut berdampak minimum bagi pelajaran

dengan menetapkan aturan yang jelas tentang perilaku

selama adanya disrupsi tersebut dan mengatasinya dengan

cepat.

4. Menetapkan aturan dan prosedur yang jelas

Menetapkan aturan dan prosedur yang jelas sejak awal

adalah salah satu faktor utama untuk memastikan

pelajaran berjalan dengan lancar. Guru-guru yang

efektif ditemukan menghabiskan waktu dan tenaga yang

cukup banyak untuk menetapkan dan mengklarifikasi

prosedur pada awal tahun ajaran. Agar aturan dan

prosedur dapat bekerja, maka hal tersebut perlu

diajarkan secara aktif kepada peserta didik dan

aturannya harus jelas dimengerti kemudian ditegakkan

Managing Classroom Learning 2013

secara konsisten kepada peserta didik. Bila konsistensi

tidak ditegakkan, maka aturan-aturan tersebut akan

cepat rusak yang menyebabkan guru perlu menerapkan

tindakkan keras untuk menegakkan aturannya. Jelas hal

tersebut akan berdampak kurang baik kepada peserta

didik.

5. Peralihan yang mulus antarsegmen pelajaran

Cara utama untuk memastikan waktu maksimum untuk

mengerjakan tugas adalah dengan tidak terlalu banyak

waktu yang dihabiskan untuk beralih dari satu bagian

pelajaran ke bagian pelajaran berikutnya. Transisi atau

peralihan perlu dilakukan secepat dan selancar mungkin.

Ketertiban yang diarahkan guru sebelum peralihan

antarsegmen pelajaran adalah sangat dibutuhkan dengan

memberikan instruksi yang jelas kepada peserta didik.

Teknik Cueing adalah teknik member peringatan kepada

murid-murid untuk siap menghadapi transisi pelajaran

yang akan segera terjadi. Sebagai contohnya adalah

dengan mengatakan kepada peserta didik bahwa mereka

punya waktu 5 menit untuk meninggalkan pekerjaannya dan

mengulanginya lagi satu menit sebelum seatwork itu

berakhir. Cueing dapat membantu mencegah masalah peserta

didik yang terus mengerjakan kegiatan sebelumnya ketika

mereka sudah harus pindah ke kegiatan berikutnya.

Managing Classroom Learning 2013

6. Peserta didik yang berbicara selama pelajaran

Peserta didik yang berbicara di saat yang kurang

tepat dapat mendisrupsi pelajaran, selain meninggalkan

tugasnya sendiri, peserta didik tersebut juga dapat

mengganggu peserta didik lain. Mengoreksi perilaku-

buruk ini akan memperlambat pelajaran dan akan membuat

iklim di kelas menjadi kurang menyenangkan. Oleh sebab

itu, aturan yang jelas tentang boleh atau tidaknya

peserta didik berbicara perlu ditetapkan. Ini juga

bukan berarti bahwa peserta didik sama sekali tidak

pernah boleh berbicara selama pelajaran.

7. Memberikan pekerjaan rumah

Memberikan pekerjaan rumah dapat menjadi salah satu

bagian yang lebih sulit dari pelajaran, karena tidak

semua peserta didik mau mengerjakan dengan ringan hati.

Untuk meminimalkan hal ini, maka guru perlu menjelaskan

bahwa pekerjaan rumah tersebut penting dan bukan

sekedar pengisi wajib.

8. Mempertahankan momentum selama pelajaran

Salah satu cara berfaedah untuk mencegah perilaku

buruk murid selama pelajaran adalah dengan memastikan

kelancaran jalannya pelajaran. Kounin(1970) dalam buku

Effective Teaching : Teori dan Aplikasi oleh Daniel

Managing Classroom Learning 2013

Muijs dan David Reynolds (2008) mendeskripsikan

sejumlah cara dimana guru itu sendiri dapat

memperlambat momentum pelajarannya. Dangle terjadi bila

guru mulai mengerjakan sebuah kegiatan, tetapi kemudian

menghentikannya di tengah jalan dan membiarkannya

“menggantung di udara”, flip-flop adalah dimana guru

memulai sebuah kegiatan tetapi kemudian pindah ke

kegiatan lain sebelum menyelesaikan kegiatan

sebelumnya, dan setelah itu sekali lagi kembali ke

kegiatan yang pertama, overdwelling terjadi bila guru

terus menjelaskan berbagai instruksi kepada peserta

didik setelah mereka sebenarnya benar-benar telah

menangkap apa yang harus mereka kerjakan, fragmentation

terjadi bila guru memecah kegiatan menjadi berbagai

langkah yang jumlahnya terlalu banyak.

9. Downtime

Downtime terjadi ketika salah seorang murid atau

lebih harus mengisi waktu karena mereka telah

mengerjakan tugas lebih awal atau juga menunggu sesuatu

tanpa ada pekerjaan yang harus dikerjakan. Dikarenakan

situasi tersebut dapat dengan mudah menyebabkan

disrupsi bila tidak ada prosedur yang jelas untuk

mengatasinya, maka cara terbaik untuk menghindari

masalah tersebut adalah membatasi kemunculannya, karena

lebih baik memiliki lebih banyak latihan yang dapat

Managing Classroom Learning 2013

dikerjakan peserta didik selama waktu tersedia daripada

menyisakan waktu yang tidak produktif.

10. Mengakhiri pelajaran

Guru-guru yang efektif mengalami lebih sedikit

masalah dengan mengakhiri pelajaran dibanding guru-guru

yang kurang efektif, melalui penggunaan metode-metode

seperti merencanakan dan mengatur kecepatan pelajaran

untuk menyisakan cukup waktu untuk kegiatan-kegiatan di

akhir pelajaran, memberikan pekerjaan rumah lebih awal

sehingga tidak terjadi kebingungan, menetapkan sejumlah

aturan untuk meninggalkan kelas dan member tanda kepada

murid agar mereka tahu berapa lama lagi pelajaran akan

berakhir akan meminimalisasi masalah manajemen waktu

untuk menjelaskan pekerjaan rumah atau juga memberikan

rangkuman pada akhir sesi agar tidak dipersingkat atau

bahkan ditiadakan.

PEMBAHASAN

Managing Classroom Learning 2013

A. PERLUNYA STRATEGI PENGELOLAAN KELAS

Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila

proses belajar mengajar yang diselenggarakan di kelas

benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai

kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang

diharapkan. Karena pada dasarnya proses belajar

mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara

keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu

faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses

belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru

dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya,

guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan

lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu

mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada

pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey (dalam Usman,

2003) mengemukakan peranan guru dalam proses belajar

mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai

demonstrator, (b) guru sebagai pengelola kelas, (c)

guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru

sebagai evaluator. Sebagai tenaga profesional, seorang

guru dituntut mampu mengelola kelas yaitu menciptakan

dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi

tercapainya tujuan pengajaran. Menurut Amatembun (dalam

Supriyanto, 1991:22) “Pengelolaan kelas adalah upaya

yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan dan

mempertahankan serta mengembang tumbuhkan motivasi

Managing Classroom Learning 2013

belajar untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan”.

Sedangkan menurut Usman (2003:97) “Pengelolaan kelas

yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya

proses belajar mengajar yang efektif”. Pengelolaan

dipandang sebagai salah satu aspek penyelenggaraan

sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian

macam tugas guru di dalamkelas. Berdasarkan uraian di

atas, maka fungsi pengelolaan kelas sangat mendasar

sekali karena kegiatan guru dalam mengelola kelas

meliputi kegiatan mengelola tingkah laku siswa dalam

kelas, menciptakan iklim sosio emosional dan mengelola

proses kelompok, sehingga keberhasilan guru dalam

menciptakan kondisi yang memungkinkan, indikatornya

proses belajar mengajar berlangsung secara efektif.

B. PERAN GURU DALAM STRATEGI PENGELOLAAN KELAS

Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti

dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya

guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam

menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam

kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan

peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih

mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan

akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil

belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam

Managing Classroom Learning 2013

dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru

dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:

(a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai

pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan

fasilitator dan (d) guru sebagai Evaluator.

1. Guru Sebagai Demonstrator

Guru menjadi sosok yang ideal bagi siswanya hal ini

dibuktikan apabila ada orang tua yang memberikan

argumen yang berbeda dengan gurunya maka siswa tersebut

akan menyalahkan argumen si orangtua dan membenarkan

seorang guru. Guru adalah acuan bagi peserta didiknya

oleh karena itu segala tingkah laku yang dilakukannya

sebagian besar akan ditiru oleh siswanya. Guru sebagai

demonstrator dapat diasumsikan guru sebagai tauladan

bagi siswanya dan contoh bagi peserta didik.

2. Guru Sebagai Evaluator

Evaluator atau menilai sangat penting adalah

rangkaian pembelajaran karena setiap pembelajaran pada

akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif

maupun kualitatif. Rangkaian evaluasi meliputi

persiapan, pelaksanaan, evaluasi. Tingkat pemikiran ada

beberapa tingkatan antara lain :

- Mengetahui - Mengerti - Mengaplikasikan - Analisis -

Sintesis (analisis dalam berbagai sudut) - Evaluasi

Managing Classroom Learning 2013

Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik

untuk siswa sehingga hasil nilai ini bukan hanya suatu

point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari

kelemahan di pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal-hal

yang paling penting dalam melaksanakan evaluasi. Harus

dilakukan oleh semua aspek baik efektif, kognitif dan

psikomotorik. Evaluasi dilakukan secara terus menerus

dengan pola hasil evaluasi dan proses evaluasi. Evalusi

dilakuakan dengan berbagai proses instrument harus

terbuka.

3. Guru Sebagai Pengelola Kelas

Manager memenage kelas, tanpa kemampuan ini maka

performence dan karisma guru akan menurun, bahkan

kegiatan pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru

Sebagai Pengelola Kelas, agar anak didik betah tinggal

di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa

belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai

pengelola kelas : Merancang tujuan pembelajaran

mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran Memotivasi,

mendorong, dan menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam

memotivasi belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau

dengan reaward Mengawasi segala sesuatu apakah berjalan

dengan lancar apa belum dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran.

Managing Classroom Learning 2013

4. Guru Sebagai Fasilitator

Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag

akan diajarkan juga media yang akan digunakan bahkan

lingkungan sendiri juga termasuk sebagai sember belajar

yang harus dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa

mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi berbeda-

beda oleh karena itu pendidik harus pandai dalam

merancang media untuk membantu siswa agar mudah

memahami pelajaran. Keterampilan untuk merancang media

pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus dikuasai,

sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat

diserap dengan mudah oleh peserta didik. Media

pembelajaran didalam kelas sangat banyak sekali

macamnya misalkan torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT,

dll.

C. PENGATURAN KELAS

Tugas utama guru adalah menciptakan suasana didalam

kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang

dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan

bersungguh-sungguh. Dalam kegiatan belajar mengajar

terdapat dua hal yang turut menentukan berhasil

tidaknya pengajaran, dalam arti tercapainya tujuan-

tujuan intruksional, sangat bergantung kepada kemampuan

mengatur kelas. Untuk menciptakan suasana yang dapat

Managing Classroom Learning 2013

menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan prestasi

belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan

bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam belajar,

diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai.

Pengorganisasian kelas adalah suatu rentetan kegiatan

guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi

kelas yang efektif, misalnya :

a) Pengaturan penggunaan waktu yang tersedia untuk

setiap pelajaran.

b) Pengaturan ruangan dan perabotan pelajaran dikelas

agar tercipta suasana yang menggairahkan dalam

belajar.

c) Pengelompokan siswa dalam belajar disesuaikan dengan

minat dan kebutuhan siswa itu sendiri.

D. PENERAPAN SUATU SISTEM DALAM MENGELOLA KELAS

Mengelola kelas itu merupakan pembuatan  keputusan-

keputusan yang direncanakan bukan keputusan-keputusan

spontan yang diambil dalam keadaan darurat jika seorang

guru, dalam keadaan marah dan prustasi menyuruh

terhadap siswa kepada kepala sekolah dan disitu

ditegur, mungkin  si guru telah tenang kembali merasa

bahwa hukuman tersebut terlalu berat apabila telah

terjadi lagi pelanggaran serupa oleh siswa lain

haruskah guru berbuat seperti itu lagi? Jika demikian,

ia bertindak tidak adil tetapi tidak bertindak demikian

Managing Classroom Learning 2013

, ia tidak konsisten biasanya antisipasi terhadap

timbulnya masalah-masalah dikelas akan menolong guru

dari dilema-lema  seperti itu. Dasar dari pendekatan

yaitu bahwa perilaku yang baik dikelas sebagian dapat

dibentuk dengan cara memberikan ganjaran atau tidak.

1. Teknik mendekati

Bila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik

yang biasanya efektif yaitu teknik mendekatinya.

Kehadiran guru bisa membuatnya takut, dan karena itu

dapat menghentikannya dari perbuatan yang disruptif ,

tanpa perlu menegur andai kata siswa mulai menampakan

kecenderungan berbuat nakal, memindahkan tempat

duduknya ke meja guru dapat berefek preventif.

2. Teknik memberikan isyarat

Apabila siswa berbuat penakalan kecil, guru dapat

memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi isyarat

tersebut dapat berupa petikan jari, pandangan tajam,

atau lambaian tangan.

3. Teknik mengadakan humor

Jika insiden itu kecil, setidaknya guru memandang

efek saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru

akan dapat mempertahankan suasana baik, serta

memberikan peringatan kepada si pelanggar bahwa ia tahu

tentang apa yang akan terjadi.

Managing Classroom Learning 2013

4. Teknik tidak mengacuhkan

Untuk menerapkan  cara ini guru harus lues dan tidak

perlu menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya.

Dalam kasus-kasus tertentu, tidak mengacuhkan kenakalan

justru dapat membawa siswa untuk di perhatikan.

5. Teknik yang keras

Guru dapat menggunakan teknik-teknik yang keras

apabila ia di hadapkan pada perilaku disruptif yang

jelas tidak terkendalikan. Contohnya mengeluarkannya

dalam kelas.

6. Teknik mengadakan diskusi secara terbuka

Bila kenakalan di kelas mulai bertambah, sering guru

menjadi heran. ia lalu menilai kembali tindakan dan

pengajarannya. untuk menjelaskan perbuatan-perbuaatan

siswa-siswanya. Dan menciptakan suasana belajar yang

sedikit lebih sesuai daripada sebelumnya.

7. Teknik memberikan penjelasan tentang prosedur

Kadang-kadang masalah kedisiplinan ada hubungannya

yang langsung dengan ketidakmampuan siswa melaksanakan

tugas yang diberikan kepadanya. Kesulitan ini terjadi

apbila guru berasumsi bahwa siswa memiliki

keterampilan, padahal sebenarnya tidak. masalah yang

hampir sama yaitu masalah-masalah perilaku yang

Managing Classroom Learning 2013

lazimnya berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang

tidak biasa dikelas.

8. Mengadakan analisis

Kadang-kadang terjadi hampir terus menerus berbuat

kenakalan, guru dapat mengetahui masalah yang akan di

hadapinya dan mengurangi keresahan siswanya.

9. Mengadakan perubahan kegiatan

Apabila gangguan dikelas meningkat jumlahnya,

tindakan yang harus segera di ambil yaitu mengubah apa

yang sedang anda lakukan. Jika biasanya diskusi, maka

ubahlah dengan memberikan ringkasan-ringkasan untuk

dibaca atau menyuruh mereka membaca buku-buku pilihan

mereka.

10. Teknik menghimbau

Kadang-kadang guru sering mengatakan, “harap

tenang”. Ucapan tersebut adakalanya membawa hasil;

siswa memperhatikannya. Tetapi apabila himbauan sering

digunakan mereka cenderung untuk tidak menggubrisnya.

Managing Classroom Learning 2013

APLIKASI DALAM LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor adalah

guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang,

dan hak secara penuh dalam kegiatan pelayanan bimbingan

dan konseling terhadap sejumlah siswa.

Layanan bimbingan dan konseling adalah kegiatan Guru

Bimbingan dan Konseling atau Konselor dalam menyusun

rencana pelayanan bimbingan dan konseling, melaksanakan

pelayanan bimbingan dan konseling, mengevaluasi proses

dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling serta

melakukan perbaikan tindak lanjut memanfaatkan hasil

evaluasi.

Dalam pengelolaan belajar dalam kelas, guru

bimbingan dan konseling dituntut untuk dapat

Managing Classroom Learning 2013

mengefektifitaskan proses belajar dan mengajar didalam

kelas. Pengarahan terhadap guru mata pelajaran dan

peserta didik secara terpisah dan personal diperlukan

untuk menambah efektifitas pembelajaran didalam kelas.

Pengarahan terhadap guru mata pelajaran dapat berupa

pengertian tentang semua elemen-elemen manajemen kelas

yang efektif, pengarahan terhadap peserta didik dapat

berupa pengertian tentang disiplin dan cara menempatkan

diri dalam situasi pembelajaran yang dapat berubah-ubah

setiap waktu.

KESIMPULAN

Pengelolaan belajar dalam kelas adalah tentang

perencanaan dalam proses pembelajaran yang akan

dilakukan, perencanaan tersebut harus disusun secara

sistematis untuk mendapatkan efektifitas pembelajaran

didalam kelas.

Managing Classroom Learning 2013

Elemen-elemen manajeman kelas adalah hal yang

menentukan dalam efektifitas belajar didalam kelas.

Pengetahuan tentang elemen-elemen tersebut sangatlah

dibutuhkan oleh guru yang menginginkan pembelajaran

yang efektif didalam kelasnya.

Guru yang sukses dalam mengelola pembelajaran

didalam kelas menghabiskan cukup banyak waktunya untuk

mempersiapkan perencanaan belajar yang akan dilakukanya

pada awal tahun ajaran, sebab pada masa tersebut adalah

masa yang paling menentukan. Guru yang tidak begitu

memperdulikan masa tersebut cenderung kurang efektif

dalam mengelola pembelajaran didalam kelas pada

pertengahan sampai dengan akhir tahun ajaran yang jelas

akan berdampak pada ketidakefektifan proses belajar

didalam kelas tersebut.

Managing Classroom Learning 2013

DAFTAR PUSTAKA

Muijs,Daniel & Reynolds,David.2008.Effective Teaching.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar